• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL P R O B L E M B A S E D LEARNING DENGAN K O O P E R A T I F T I P E STAD PADA MATERI HIDROLISIS GARAM.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL P R O B L E M B A S E D LEARNING DENGAN K O O P E R A T I F T I P E STAD PADA MATERI HIDROLISIS GARAM."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh :

Khaidir Wijaya NIM 4121131010

Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

PERBEDAAN HASILBELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL P R O B LEM B A S E D LEARNING DENGAN KOOPERATIF

TIPE STADPADA MATERI HIDROLISIS GARAM

Khaidir Wijaya (NIM 4121131010) Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran problem based learning dan kooperatif tipe student teams achivement division pada pokok bahasan hidrolisis garam. Populasi dalam penelitian ini adalah kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 dengan jumlah total siswa setiap kelasnya sebanyak 72 orang. Dua kelas ini dibagi menjadi kelas I dan kelas II. Kelas pertama dijadikan sebagai kelas eksperimen I yang dibelajarkan menggunakan model problem based learning dan kelas kedua dijadikan sebagai kelas eksperimen II yang dibelajarkan menggunakan model kooperatif tipe STAD. Masing - masing kelas terdiri atas 36 orang siswa Jenis penelitian ini adalah penelitian ekperimental. Instrumen tes yang valid sebanyak 22 soal dan dinyatakan reliabel w 0,694. Hasil penelitian menunjukkan, untuk kelas eksperimen I diperoleh nilai rata-rata pretest sebesar 28,89; dan rata-rata nilai postest adalah 83,61 sedangkan untuk kelas eksperimen II diperoleh rata-rata nilai pretest sebesar 35,56 dan rata-rata nilai postest adalah 80,42. Sebagai prasyarat uji hipotesis, data hasil belajar siswa kedua kelompok sampel diuji normalitas dan homogenitasnya dan diperoleh data kedua kelompok sampel yang berdistribusi normal dan homogen. Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t-test uji dua pihak. Hasil uji t data hasil belajar siswa diperoleh thitung w 2,019 sedangkan ttabel w 1,668 untuk α w 0.05 dan db w 70 sehingga rhitung > rtabel berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga ditarik kesimpulan bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pada materi hidrolisis garam.

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkah dan ridho-Nya yang memberikan kesehatan dan kesempatan kepada penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan.

Skripsi berjudul “Perbedaan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Problem Based Learning dan Kooperatif Tipe STAD Pada Materi Hidrolisis Garam”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unimed.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada : Bapak Drs. Amser Simanjuntak, M.Pd, sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Ibu Dr. Ida Duma Riris, M.Si, Bapak Dr. Simson Tarigan, M.Pd dan Ibu Junifa Layla Sihombing, S.Si, M.Sc yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai selesai penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih disampaikan kepada Bapak Prof. Drs. Manihar Situmorang, M.Sc., Ph. D selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah banyak memberikan motivasi kepada penulis dan kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Kimia FMIPA UNIMED yang juga berperan dalam proses penyelesaian penelitian dan penulisan skripsi ini.

Ucapan terima kasih kepada guru-guru sekolah yang telah mendidik penulis sehingga penulis dapat memperoleh gelar sarjana. Ucapan terima kasih kepada Bapak Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Batang Kuis, Drs. Ramlan. M.Pd, wakil-wakil kepala sekolah, dan guru kimia (Ibu Asnidar Koto) serta siswa/i kelas XI IPA-1 dan XI IPA-2 SMA Negeri 1 Batang Kuis yang telah banyak membantu penulis selama proses penelitian berlangsung.

(5)

mendidik dan menyekolahkan saya dengan segala jerih payah kucuran keringat yang tak pernah kalian perlihatkan di mata penulis, hanya bisa penulis balas dengan senyuman kecil indah ketika anak kalian ini bisa menyandang gelar sarjana. Semua ini adalah persembahan abadi penulis untuk kedua orang tua ayah dan ibu penulis tercinta.

Teristimewa juga kepada sahabat-sahabat saya yang terikat dalam tali kisah persahabatan Ilahi : Dedi Irwanto, Dimas Nuari Surya, Risky Kurniawan, Najamuddin, Muhammad Adil, Asmianur, Erra Fazira, Salsabila Firdausyah, Suri Hartati, Nurhalimah Sitorus, dan Irma Sariani yang selalu memberikan motivasi, memberi saran, dan menghibur penulis untuk menghilangkan kejenuhan dalam penyusunan skripsi. Terima kasih kepada rekan-rekan PPLT SMA Negeri 1 Batang Kuis dan keluarga besar Kimia Dik A 2012 yang memberi semangat dan sudah penulis anggap sebagai keluarga terbaik selama studi 4 tahun di UNIMED.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini dapat bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, Juli 2016

Penulis,

(6)

vi

DAFTAR ISI

Halaman Lembar Pengesahan

Riwayat Hidup Abstrak

Kata Pengantar Daftar Isi

i ii iii iv vi

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xi

TAT I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang 1

1.2 Identifikasi Masalah 6

1.3 Rumusan Masalah 6

1.4 Batasan Masalah 7

1.5 Tujuan Penelitian 7

1.6 Manfaat Penelitian 7

1.7 Definisi Operasional 8

TAT II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Belajar

2.1.1. Pengertian Belajar

2.1.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar

9 9 10 2.2 Hakikat Belajar Kimia

2.3 Hasil Belajar

2.4 Model Pembelajaran

11 12 14 2.5 Model Problem Based Learning

2.5.1 Pengertian Pembelajaran Problem Based Learning 2.5.2 Ciri-Diri Model Pembelajaran Problem Based Learning

(7)

2.5.3 Fase Dalam Sintaks Pembelajaran Problem Based Learning 2.5.4 Kelebihan Pembelajaran Problem Based Learning

2.5.5 Kekurangan Pembelajaran Problem Based Learning

17 18 18 2.6 Model Pembelajaran Kooperatif

2.6.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif

2.6.2 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif 2.6.3 Kelebihan Pembelajaran Kooperatif

2.6.4 Kekurangan Pembelajaran Kooperatif 2.6.5 Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

19 19 20 21 22 23 2.7 Media Pembelajaran

2.7.1 Pengertian Media Pembelajaran 2.7.2 Media Pembelajaran Power Point

25 25 27 2.8 Hidrolisis Garam

2.8.1 Konsep Hidrolisis Garam 2.8.2 Sifat Larutan Garam

28 28 28

2.9 Kerangka Berfikir 34

2.10 Hipotesis Penelitian 35

TAT III TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 36

3.1.1 Lokasi Penelitian 36

3.1.2 Waktu Penelitian 36

3.2 Populasi dan Sampel 36

3.2.1 Populasi Penelitian 36

3.2.2 Sampel Penelitian 36

3.3 Variabel Penelitian 36

3.3.1 Variabel Bebas 36

3.3.2 Variabel Terikat 36

3.3.3 Variabel Kontrol 37

3.4 Instrumen Penelitian 37

(8)

viii

3.4.2 Validitas Tes 3.4.3 Reabilitas Tes 3.4.4 Tingkat Kesukaran 3.4.5 Daya Pembeda Soal 3.5 RanDangan Penelitian 3.6 Prosedur Penelitian 3.7 Teknik Pengolahan Data 3.7.1 Uji Normalitas

3.7.2 Uji Homogenitas 3.7.3 Uji Hipotesis

38 39 39 40 41 42 45 45 46 46

TAT IV HASIL DAN PEMTAHASAN

4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Analisis Data Instrument Penelitian

4.1.1.1. Analisis Instrumen Tes 4.1.2. Data Hasil Penelitian

4.2. Analisis Data Hasil Penelitian 4.2.1.Uji Normalitas Postest 4.2.2. Uji Homogenitas Postest 4.3. Pengujian Hipotesis 4.4 Pembahasan

48 48 48 49 50 51 52 53 53

TAT V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

5.2. Saran

58 58

(9)

DAFTAR ISI

Halaman Lembar Pengesahan

Riwayat Hidup Abstrak

Kata Pengantar Daftar Isi

i ii iii iv vi

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xi

TAT I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang 1

1.2 Identifikasi Masalah 6

1.3 Rumusan Masalah 6

1.4 Batasan Masalah 7

1.5 Tujuan Penelitian 7

1.6 Manfaat Penelitian 7

1.7 Definisi Operasional 8

TAT II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Belajar

2.1.1. Pengertian Belajar

2.1.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar

9 9 10 2.2 Hakikat Belajar Kimia

2.3 Hasil Belajar

2.4 Model Pembelajaran

11 12 14 2.5 Model Problem Based Learning

2.5.1 Pengertian Pembelajaran Problem Based Learning 2.5.2 Ciri-Diri Model Pembelajaran Problem Based Learning

(10)

vii

2.5.3 Fase Dalam Sintaks Pembelajaran Problem Based Learning 2.5.4 Kelebihan Pembelajaran Problem Based Learning

2.5.5 Kekurangan Pembelajaran Problem Based Learning

17 18 18 2.6 Model Pembelajaran Kooperatif

2.6.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif

2.6.2 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif 2.6.3 Kelebihan Pembelajaran Kooperatif

2.6.4 Kekurangan Pembelajaran Kooperatif 2.6.5 Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

19 19 20 21 22 23 2.7 Media Pembelajaran

2.7.1 Pengertian Media Pembelajaran 2.7.2 Media Pembelajaran Power Point

25 25 27 2.8 Hidrolisis Garam

2.8.1 Konsep Hidrolisis Garam 2.8.2 Sifat Larutan Garam

28 28 28

2.9 Kerangka Berfikir 34

2.10 Hipotesis Penelitian 35

TAT III TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 36

3.1.1 Lokasi Penelitian 36

3.1.2 Waktu Penelitian 36

3.2 Populasi dan Sampel 36

3.2.1 Populasi Penelitian 36

3.2.2 Sampel Penelitian 36

3.3 Variabel Penelitian 36

3.3.1 Variabel Bebas 36

3.3.2 Variabel Terikat 36

3.3.3 Variabel Kontrol 37

3.4 Instrumen Penelitian 37

(11)

3.4.2 Validitas Tes 3.4.3 Reabilitas Tes 3.4.4 Tingkat Kesukaran 3.4.5 Daya Pembeda Soal 3.5 RanDangan Penelitian 3.6 Prosedur Penelitian 3.7 Teknik Pengolahan Data 3.7.1 Uji Normalitas

3.7.2 Uji Homogenitas 3.7.3 Uji Hipotesis

38 39 39 40 41 42 45 45 46 46

TAT IV HASIL DAN PEMTAHASAN

4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Analisis Data Instrument Penelitian

4.1.1.1. Analisis Instrumen Tes 4.1.2. Data Hasil Penelitian

4.2. Analisis Data Hasil Penelitian 4.2.1.Uji Normalitas Postest 4.2.2. Uji Homogenitas Postest 4.3. Pengujian Hipotesis 4.4 Pembahasan

48 48 48 49 50 51 52 53 53

TAT V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

5.2. Saran

58 58

(12)

ix

DAFTAR GAMTAR

Gambar 3.1 Desain Penelitian 44

(13)

DAFTAR TATEL

Tabel 2.1 Sintaks Pembelajaran Problem Base Learning 17 Tabel 2.2 Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif 21 Tabel 3.1 Kategori Tingkat Kesukaran Butir Tes 40 Tabel 3.2 RanDangan Penelitian 41 Tabel 4.1 Hasil Perolehan Rata-Rata Postest 50 Tabel 4.2 Uji Normalitas Data Postest 51 Tabel 4.3 Uji Homogenitas Data Postest 52

(14)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Silabus Pembelajaran 62 Lampiran 2 RenDana Pelaksanaan Pembelajaran 64 Lampiran 3 Kisi-Kisi Instrumen Tes 99 Lampiran 4a Instrumen Penelitian Sebelum Validasi 113 Lampiran 4b Instrumen Penelitian Setelah Validasi 122 Lampiran 5a KunDi Jawaban Instumen Tes (Sebelum Validasi) 126 Lampiran 5b KunDi Jawaban Instumen Tes (Setelah Validasi) 127 Lampiran 6a Media PowerPoint Hidrolisis Garam Sebelum Validasi 128 Lampiran 6b Media PowerPoint Hidrolisis Garam Setelah Validasi 137 Lampiran 7a Lembar Analisis Masalah Eksperimen 1 Pertemuan I 143 Lampiran 7b Lembar Analisis Masalah Eksperimen 2 Pertemuan I 148 Lampiran 8a Lembar Analisis Masalah Eksperimen 1 Pertemuan II 153 Lampiran 8b Lembar Analisis Masalah Eksperimen 2 Pertemuan II 156 Lampiran 9a Lembar Analisis Masalah Eksperimen 1 Pertemuan III 159 Lampiran 9b Lembar Analisis Masalah Eksperimen 2 Pertemuan III 162 Lampiran 10 KunDi Jawaban Lembar Jawaban Analisis Masalah 165 Lampiran 11 Perhitungan Validitas Tes 170

Lampiran 12 Tabel Validisi 172

Lampiran 13 Perhitungan Reliabilitas Tes 173 Lampiran 14 Tabel Reliabilitas 174 Lampiran 15 Perhitungan Tingkat Kesukaran 175 Lampiran 16 Tabel Tingkat Kesukaran 176 Lampiran 17 Perhitungan Daya Pembeda 177 Lampiran 18 Tabel Daya Pembeda 179 Lampiran 19 Tabel Kesimpulan Analisis Instrumen Tes 180 Lampiran 20 Tabulasi Data Nilai Siswa 181

Lampiran 21 Standar Deviasi 183

(15)

Lampiran 25 Tabel Nilai-Nilai r-ProduDt Moment 193 Lampiran 26 Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi Kuadrat (X2) 194 Lampiran 27 Niali Kritis Distribusi F (Tabel F) 195 Lampiran 28 Nilai-Nilai Dalamm Distribusi t (Tabel t) 196

Lampiran 29 Jadwal Penelitian 197

(16)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Sintaks Pembelajaran Problem Base Learning 17 Tabel 2.2 Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif 21 Tabel 3.1 Kategori Tingkat Kesukaran Butir Tes 40

Tabel 3.2 Rancangan Penelitian 41

Tabel 4.1 Hasil Perolehan Rata-Rata Postest 50

Tabel 4.2 Uji Normalitas Data Postest 51

Tabel 4.3 Uji Homogenitas Data Postest 52

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Silabus Pembelajaran 62

Lampiran 2 RenSana Pelaksanaan Pembelajaran 6l

Lampiran 3 Kisi-Kisi Instrumen Tes 99

Lampiran la Instrumen Penelitian Sebelum Validasi 113

Lampiran lb Instrumen Penelitian Setelae Validasi 122

Lampiran 5a KunSi Jawaban Instumen Tes (Sebelum Validasi) 126

Lampiran 5b KunSi Jawaban Instumen Tes (Setelae Validasi) 127

Lampiran 6a Media PowerPoint Hidrolisis Garam Sebelum Validasi 128

Lampiran 6b Media PowerPoint Hidrolisis Garam Setelae Validasi 137

Lampiran 7a Lembar Analisis Masalae Eksperimen 1 Pertemuan I 1l3

Lampiran 7b Lembar Analisis Masalae Eksperimen 2 Pertemuan I 1l8

Lampiran 8a Lembar Analisis Masalae Eksperimen 1 Pertemuan II 153

Lampiran 8b Lembar Analisis Masalae Eksperimen 2 Pertemuan II 156

Lampiran 9a Lembar Analisis Masalae Eksperimen 1 Pertemuan III 159

Lampiran 9b Lembar Analisis Masalae Eksperimen 2 Pertemuan III 162

Lampiran 10 KunSi Jawaban Lembar Jawaban Analisis Masalae 165

Lampiran 11 Pereitungan Validitas Tes 170

Lampiran 12 Tabel Validisi 172

Lampiran 13 Pereitungan Reliabilitas Tes 173

Lampiran 1l Tabel Reliabilitas 17l

Lampiran 15 Pereitungan Tingkat Kesukaran 175

Lampiran 16 Tabel Tingkat Kesukaran 176

Lampiran 17 Pereitungan Daya Pembeda 177

Lampiran 18 Tabel Daya Pembeda 179

Lampiran 19 Tabel Kesimpulan Analisis Instrumen Tes 180

Lampiran 20 Tabulasi Data Nilai Siswa 181

Lampiran 21 Standar Deviasi 183

Lampiran 22 Pereitungan Uji Normalitas 185

Lampiran 23 Pereitungan Uji Homogenitas 189

(18)

xii

Lampiran 25 Tabel Nilai-Nilai r-ProduSt Moment 193

Lampiran 26 Tabel Nilai Kritis Distribusi Cei Kuadrat (X2) 19l

Lampiran 27 Niali Kritis Distribusi F (Tabel F) 195

Lampiran 28 Nilai-Nilai Dalamm Distribusi t (Tabel t) 196

Lampiran 29 Jadwal Penelitian 197

(19)

BABBIB PENDAHULUANB

B

1.1. LatarBBelakangBMasalahB

Pembelajaran berbasis masalah merupakan kegiatan belajar yang menuntut aktivitas mental siswa untuk memahami suatu konsep pembelajaran melalui situasi masalah yang disajikan dengan tujuan untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan pemecahan masalah (Hosnan, 2014). Model PBL dapat memberikan kesempatan pada siswa yang mengharuskan mereka untuk secara aktif mengartikulasikan, memahami, dan memecahkan masalah, sehingga siswa mampu untuk berpikir kritis, menganalisis, sistematis dan logis dalam menemukan alternatif pemecahan masalah (Ardana, dkk, 2013). Model Problem Based leareieg adalah model pembelajaran yang menuntut siswa mengembangkan keterampilan berpikir, memusatkan pembelajaran pada pemahaman melalui permasalahan yang harus diselesaikan siswa dan keterampilan intelektual, menumbuhkan kemampuan kerja sama, dan mengembangkan sikap sosial, sehingga siswa tertantang dan tidak bosan (Wahyudi, dkk, 2014).

Kelebihan pembelajaran berbasis masalah di antaranya yaitu peserta didik tertantang terhadap pemecahan masalah yang diberikan dan membangkitkan kemampuan berpikir kritis siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan suatu pengetahuan baru, lebih menyenangkan bagi siswa , dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, dan dapat memberikan kesempatan siswa untuk menerapkan pengetahuan yang mereka miliki ke dalam dunia nyata untuk memecahkan masalah serta siswa tidak cenderung bosan (Wasonowati, dkk, 2014).

(20)

2

Dalam STAD, peserta didik dibagi dalam tim belajar yang terdiri atas empat orang yang berbeda-beda tingkat kemampuannya, jenis kelamin, dan latar belakang etniknya. Dalam proses pembelajaran, guru menyampaikan pelajaran dan siswa bekerja dalam tim mereka untuk memastikan bahwa semua anggota tim telah menguasai materi yang diajarkan. Selanjutnya, semua siswa mengerjakan kuis mengenai materi secara sendiri-sendiri diamana siswa tidak dperbolehkan untuk saling membantu (Slavin, 2005). Pembelajaran kooperatif tipe STAD membuat siswa aktif mencari penyelesaian masalah dan mengkomunikasikan pengetahuan yang dimilikinya kepada orang lain, sehingga masing-masing siswa lebih menguasai materi (Hidayati, dkk, 2013).

Penggunaan pembelajaran kooperatif dapat membuat siswa lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila mereka saling mendiskusikan konsep-konsep tersebut dengan teman sebayanya (Perdana, dkk, 2014). Selain itu, belajar dengan model pembelajaran kooperatif STAD mempunyai beberapa keuntungan, yaitu setiap siswa mempunyai kesempatan yang sama untuk menerima reward setelah menyelesaikan suatu materi pembelajaran, reward yang diberikan mampu memotivasi siswa untuk dapat menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber dan belajar dengan kelompoknya serta setiap siswa memiliki kemungkinan untuk mencapai hasil belajar yang tinggi (Slavin, 2005).

(21)

lebih memudahkan siswa belajar dan berinteraksi lebih positif, sehingga mampu meningkatkan hasil belajarnya (Tamara dan Munoto, 2015).

Berbagai penelitian tentang manfaat media pembelajaran menunjukkan bahwa bahan ajar yang dikemas dalam bentuk media powerpoint dapat meningkatkan kualitas pengajaran (Setyawan, 2014). Namun demikian, media pembelajaran menggunakan powerpoint masih belum banyak diterapkan guru secara maksimal dalam pembelajaran. Oleh karena itu, kesadaran untuk lebih memberikan perhatian pada peningkatan kualitas media pembelajaran powerpoint perlu ditumbuhkembangkan.

Microsoft Powerpoint merupakan program aplikasi presentasi yang populer paling banyak digunakan untuk kepentingn presentasi, baik pembelajaran, presentasi produk, meeting, seminar, lokakarya dan sebagainya karena powerpoint memiliki fasilitas dan kelebiahan yang memberikan kemudahan dalam membuat suatu presentasi yang efektif, profesional dan menarik (Susilana, dkk, 2009). Media powerpoint dapat menarik perhatian siswa karena dapat menyajikan teks dan gambar disertai dengan animasi. Penyajian media powerpoint yang menarik dapat menjadikan anak lebih terangsang untuk mengetahui lebih jauh informasi tentang bahan ajar yang tersaji (Muharoma dan Wulandari 2014). Media powerpointmampu menyajikan konsep konsep teori secara ringkas dan jelas yang dapat mempermudah siswa untuk mengerti dan memahami konsep dari materi yang diajarkan (Listyorini dan Sudarisman 2010).

Pemberian pembelajaran dengan media power point memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar sesuai dengan cara masing-masing sehingga dapat mengatasi kesulitan belajar dan permasalahan prestasi siswa (Ghufroni, dkk, 2013). Media powerpoint merupakan media yang dapat menarik keinginan siswa untuk lebih fokus terhadap materi yang diajarkan dan tepat digunakan untuk menghemat durasi dalam pemberian materi awal serta mampu menyajikan teori secara ringkas dan jelas yang dapat mempermudah siswa untuk mengerti dan memahami konsep (Sirait, 2015).

(22)

4

ilmu kimia bersumber pada kesulitan dalam memahami konsep, istilah dalam kimia, dan perhitungan (Kurnianto, dkk, 2016). Selanjutnya pemahaman konsep kimia melibatkan kajian aspek makroskopis, submikroskopis, dan simbolis yang merupakan bagian tak terpisahkan dalam pembelajaran kimia. Kesulitan mengintegrasikan ketiga aspek tersebut dalam pembelajaran mengakibatkan pembelajaran kimia terkesan sulit, tidak kontekstual, dan sangat abstrak (Pratiwi, dkk, 2014).

Hidrolisis garam merupakan materi pelajaran kelas XI semester II SMA yang banyak mengkaji konsep-konsep tentang sifat larutan garam yang membutuhkan pemahaman lebih matang sehingga mempengaruhi penerapannya ke dalam rumus-rumus tentang sifat larutan garam dalam penyelesaiannya (Ditama, dkk, 2015). Materi yang berisi konsep dan rumus ini Materi yang berisi konsep dan rumus-rumus mencari mol, konsentrasi, pH, serta tetapan hidrolisis garam dan melibatkan keterampilan berhitung siswa untuk menyelesaikan masalah dianggap siswa masih sulit untuk dipahami sehingga perlu diberikan suatu model/metode pembelajaran yang cocok untuk menyampaikan materi tersebut (Selvianti, dkk, 2013).

Beberapa penelitian tentang penerapan model problem based learning diteliti oleh Rosita, dkk (2014) menunjukkan pembelajaran berbasis masalah efektif diterapkan pada materi hidrolisis garam kelas XI SMA yang dilihat dari ketercapaian pembelajaran melalui peningkatan rata-rata hasil belajar dari saat pretest ke posttest yaitu 13,05% menjadi 86,96%. Berarti terjadi kenaikan sebesar 73,91% peserta didik mencapai keberhasilan peningkatan hasil belajar pada materi hidrolisis garam dan terjadi peningkatan soft skill konservasi siswa yang berkriteria tinggi sebanyak 35,48% sedangkan yang berkriteria sedang 64,52%. Hasil ini menunjukkan bahwa model PBL memberikan kesempatan pada siswa bereksplorasi untuk memecahkan masalah, sehingga siswa mampu untuk berpikir kritis, analitis, sistematis dan logis dalam menemukan alternatif pemecahan masalah.

(23)

siswa dari rata-rata 66,3 pada siklus I menjadi 73,1 pada siklus II dan 79,5 pada siklus III. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan aktifitas siswa dimana pada siklus I yang tergolong aktif dari 38 siswa adalah 71,1%, meningkat menjadi 76% pada siklus II dan 81% pada siklus III. Sehingga berdampak pada keberhasilan ketuntasan dimana ketuntasan minimal meningkat dari 45% menjadi 89%., sedangkan indikator keberhasilan ketuntasan kelas pada penelitian ini minimal sebesar 85%. Hal ini sejalan dengan penelitan Hidayati, dkk, (2013) yang menunjukkan peningkatan hasil belajar kimia melalui hasil tes kognitif siklus 1 dan siklus 2. Pada siklus 1 ketuntasan belajar siswa sebesar 40 % yang kemudian meningkat menjadi 70 % pada siklus 2. Dilihat dari aspek afektif siswa, pada siklus 1 afektif siswa sebesar 15 %, kemudian meningkat pada siklus 2 sebesar 25%.

Penelitian yang dilakukan oleh Ghufroni, dkk (2013) menunjukkan bahwa pembelajaran dengan metode problem posieg dilengkapi media power poiet dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam aspek kognitif dan afektif. Untuk penilaian aspek kognitif, ketuntasan belajar siswa meningkat dari 37,14% menjadi 71,43%. Sedangkan untuk penilaian Aspek afektif menghasilkan capaian indikator yang meningkat dari 67,91% menjadi 72,83%. Hasil ini menunjukkan bahwa dengan penggunaan media powerpoiet pelajaran yang disampaikan menjadi lebih menarik dengan adanya objek yang ditampilkan sehingga siswa lebih tertarik dan senang dalam proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan aktivitas belajar.

(24)

6

Sedangkan nilai kinerja ilmiah untuk model pembelajaran kooperatif tipe STAD 68,97 berada pada kriteria 55 - 69, termasuk kategori cukup. Hasil ini menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan kinerja ilmiah siswa, sehingga siswa mampu berekplorasi untuk memecahkan masalah masalah-masalah yang nyata, aktual dan bersifat ill-structure.

Berdasarkan pengalaman dan pengamatan peneliti selama pelaksanaan program pengalaman lapangan terpadu (PPLT) 2015 di SMAN 1 Batang Kuis, guru masih mengajar dengan menggunakan metode konvensional atau ceramah. Pada metode ini kegiatan pembelajaran didominasi oleh guru. Metode ceramah menghasilkan prestasi belajar siswa yang belum memuaskan dengan alasan metode ceramah adalah metode teacher-ceetered yang tidak menarik sehingga siswa tidak bersemangat dalam mempelajari materi dan mengakibatkan hasil belajar belum sesuai yang diharapkan (Pratiwi, dkk, 2014).

Berdasarkan uraian di atas, penulis mengajukan penelitian dengan judul “

PerbedaanB HasilB BelajarB SiswaB MenggunakanB ModelB Problem Based

eearning DenganBKooperatifBTipeBSTADBPadaBMateriBHidrolisisBGaram”.

1.2. IdentifikasiBMasalahB

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diungkapkan di atas, diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

1. Hasil belajar kimia siswa masih rendah.

2. Proses pembelajaran hanya berpusat pada guru saja.

3. Model pembelajaran yang digunakan masih menggunakan model konvensional.

4. Siswa mudah merasa bosan dan jenuh dalam mengikuti pembelajaran.

1.3. RumusanBMasalahB

(25)

1. Adakah perbedaan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran Problem Based Leareieg dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi hidrolisis garam?

1.4. BatasanBMasalahB

Adapun yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini ialah:

1. Objek penelitian adalah siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Batang Kuis T.P 2015/2016 pada semester genap.

2. Perbandingan model PBL dan STAD menggunakan media Power Poiet 3. Pokok bahasan yang diajarkan adalah Hidrolisis Garam.

1.5. TujuanBPenelitianB

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui adakah perbedaan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran Problem Based Leareieg dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi hidrolisis garam.

1.6. ManfaatBPenelitianB

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini secara umum dijabarkan sebagai berikut:

1. Bagi guru kimia, sebagai model dan media pembelajaran alternatif pada proses pembelajaran

2. Bagi siswa, penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan dan pengalaman cara belajar siswa.

3. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa di sekolah sehingga dapat memperbaiki kualitas pembelajaran kimia di SMA Negeri 1 Batang Kuis.

(26)

8

1.7.DefenisiBOperasionalB

Beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini didefenisikan secara operasional sebagai berikut:

1. Menurut Abdurrahman, (2012), hasil belajar pada hakikatnya adalah perubahan yang terjadi di dalam diri seseorang setelah berakhirnya melakukan aktivitas belajar. mengklarifikasi hasil belajar dalam tiga ranah yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.

2. Menurut Wahyudi, dkk, (2014), model Problem Based leareieg adalah model pembelajaran yang menuntut siswa mengembangkan keterampilan berpikir, memusatkan pembelajaran pada pemahaman melalui permasalahan yang harus diselesaikan siswa dan keterampilan intelektual, menumbuhkan kemampuan kerja sama, dan mengembangkan sikap sosial, sehingga siswa tertantang dan tidak bosan.

3. Menurut Trianto, (2011), model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen. Tujuan pembelajaran kooperatif tipe studeet teams achivemeet divisioe adalah untuk memotivasi siswa supaya aktif dan saling bekerjasama yaitu membantu satu sama lain dalam menguasai materi yang diajarkan oleh guru.

4. Menurut Ghufroni, dkk (2013), media Power Point adalah media elektronik digunakan untuk merancang dan mempresentasikan suatu media dalam bentuk slide yang didalamnya terdapat gambar, grafik, animasi, suara dan objek lain yang dapat dibuat guru relevan dengan tujuan, materi dan karakteristik siswa.

(27)

BABBVB

KESIMPULANBDANBSARANB B

B

5.1.B KesimpulanB

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan yaitu :

1. Ada perbedaan hasil belajar kimia siswa dimana siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran problem based learning menunjukkan hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi hidrolisis garam.

5.2.B SaranB

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas maka peneliti menyarankan hal-hal berikut :

1. Bagi guru dan calon guru diharapkan dapat menerapkan model pembelajaran

problem based learning sebagai model alternatif dalam upaya meningkatkan hasil belajar kimia siswa, terkhusus pada materi pokok hidrolisis garam. 2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk pokok bahasan yang berbeda yang

dapat digunakan sebagai langkah dalam meningkatkan mutu pendidikan khususnya dalam bidang studi kimia.

3. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan melibatkan variabel-variabel afektif lainnya, seperti motivasi, gaya belajar, intelegensia, kinerja ilmiah, maupun variabel-variabel afektif lainnya.

(28)

59

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M., (2012), Anak Berkesulitan Belajar, Rineka Cipta, Jakarta. Adesoji, F.A., dan Ibraheem, T.L., (2009), Effects of Student Teams-Achievement

Divisions Strategy and Mathematics Knowlegde on Learning Outcomes in Chemical Kinetics, The Journal Of International Social Research 2(6):16-25.

Ardana, I.K., Arnyana, I.B.P., dan Setiawan, I.G.A.N., (2013), Studi Komparatif penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis dan Kinerja Ilmiah Biologi SMA, E-Journal Program

Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi IPA 3:

1-13.

Arikunto, S., (2012), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2, Bumi Aksara, Jakarta.

Daryanto dan Rahardjo, M., (2012), Model Pembelajaran Inovatif, Gava Media, Yogyakarta.

Ditama, V., Saputro, S., dan S, A.N.C., (2015), Pengembangan Multimedia Interaktif Dengan Menggunakan Program Adobe Flash Untuk Pembelajaran Kimia Materi Hidrolisis Garam SMA Kelas XI, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK)4(2):23-31.

Fakhriyah, F., (2014, Penerapan Problem Based Learning Dalam Upaya Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa, Jurnal

Pendidikan IPA Indonesia (JPII) 3 (1):95-101.

Hidayati, I.N.A., Redjeki, T., dan Hastuti, B., (2013), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division (STAD) Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Prestasi Belajar Kimia Pada Materi Pokok Kesetimbangan Kimia Siswa Kelas XI MAN Klaten Tahun Pelajaran 2011/2012, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK)2(2): 92-99. Hilmi, M., Ikawati, A., Nurhayati, S., dan Widodo, T.A., Penerapan Model

Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Aktivitas dan

Ketercapaian Kompetensi Siswa, Chemistry in Education(CiE) 4(2): 42-49.

Hosnan, M., (2014), Pendekatan Saintifik dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad 21, Ghalia Indonesia, Bogor.

Ghufroni, M.Y., Haryono, dan Hastuti, B., (2013), Upaya Peningkatan Prestasi Belajar dan Interaksi Sosial Siswa Melalui Penerapan Metode Pembelajaran Problem Posing Dilengkapi Media Power Point Pada Materi Pokok Stoikiometri Kelas X SMA Batik 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK)2(3):114- 121. Gusbandono, T., Sukardjo, J.S., dan Utomo, S.B., (2013), Pengaruh Metode

Pembelajaran Kooperatif Student Team Achievment Division (STAD) Dilengkapi Media Animasi Macromedia Flash Dan Plastisi Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Ikatan Kimia Kelas X Semester 1 SMA Negeri 1 Sambungmacan Tahun Pelajaran 2012/2013,

(29)

Kalim, N., Sukardi, dan W, S.A., (2013), Model Pembelajaran Kooperatif Stad Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Matematika, Jurnal Pendidikan Matematika 1(1):75-82.

Khotim, H.N., Nurhayati, S., dan Hadisaputro, S., (2015) Pengembangan Modul Kimia Berbasis Masalah Pada Materi Asam Basa, Chemistry in Education (CiE)4(2): 64-69.

Listyorini, S., dan Sudarisman, S., (2010), Perbedaan Pengaruh Penggunaan Media Power Point dan Media Animasi Pada Pembelajaran Remedial Biologi Terhadap Ketuntasan Belajar Siswa, Seminar Nasional VIII Pendidikan Biologi UNS Solo: 238-246.

Muharoma, Y,P., dan Wulandari, (2014), Penerapan Model Problem Based Learning Dengan Media Powerpoint Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPA, Joyful Learning Journal3(2):33-40.

Perdana, D.D., Utomo, S.B, dan Yamtinah, S., (2014), Upaya Peningkatan Minat Dan Prestasi Belajar Materi Hidrokarbon Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division (STAD) Berbantuan Kartu Soal Pada Siswa Kelas X Semester Genap SMA N 8 Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK)3(1):74-79.

Pratiwi, Y., Redjeki, T., dan Masykuri, M., (2014), Pelaksanaan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Pada Materi Redoks Kelas X SMA Negeri 5 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK) 3 (3):40-48.

Rosita, A., Sudarmin, Marwoto, P., (2014), Perangkat Pembelajaran Problem Based Learning Berorientasi Green Chemistry Materi Hidrolisis Garam Untuk Mengembangkan Soft Skill Konservasi Siswa, Jurnal Pendidikan IPA Indonesia3(2): 134-139.

Rusman, (2011), Model–Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Rajawali, Jakarta.

Sadiman, S.A., Rahardjo, R., Haryono, A., dan Rahardjito, (2010), Media Pendidikan, Rajawali Pers, Jakarta.

Sanjaya, W., (2007), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Sawitri, R.N., S, W.A.E., dan Mulyani, B., (2015), Upaya Peningkatan Kemampuan Analisis Dan Prestasi Belajar Siswa Melalui Strategi Problem Based Learning (PBL) Dengan Media Laboratorium Pada Materi Pokok Stoikiometri Kelas X-MIA 3 SMA Negeri 5 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK) 4(4) :103-108.

Selvianti, Ramdani, dan Jusniar, (2013), Efektivitas Metode Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Keterampilan Generik Sains Siswa Kelas XI IA 2 SMA Negeri 8 Makassar (Studi Pada Materi Pokok Hidrolisis Garam), Jurnal Chemica14(1):55-65.

(30)

61

Situmorang, M., (2010), Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Untuk Mata Pelajaran

(Dengan Suplemen), Universitas Negeri Medan, Medan.

Sirait, T., (2015), Pengaruh Model Pembelajaran Based Learning (PBL) Dengan Media Powerpoint Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa SMA Pada Pokok Bahasan Konsep Redoks , Skripsi, FMIPA, UNIMED, Medan. Siregar, A.D., (2015), Perbandingan Model Pembelajaran Problem Based

Learning dan Think Pair Share Dengan Media Powerpoint Terhadap

Hasil Belajar Siswa Pada Materi Konsep Mol di SMANegeri 7 Medan,

Skripsi, UNIMED, Medan.

Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Ron Rineka Cipta, Jakarta.

Slavin, R.E., (2005), Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, Nusa Media, Bandung.

Sudarman., (2007), Problem-Based-Learning: Suatu Model Pembelajaran Untuk Mengembangkan dan Meningkatkan Kemampuan Memecahkan MAsalah, Jurnal Pendidikan Inovatif, Vol 3 No.2

Sudjana., (2002), Metoda Statistika, PT Tarsito, Bandung.

Susilana, R., dan Riyana, C., (2009), Media Pembelajaran,CV Wacana Prima, Bandung.

Sugiharti, G., (2014), Evaluasi dan Penilaian Hasil Belajar Kimia, UNIMED PRESS, Medan.

Sumiati, dan Asra, (2013), Metode Pembelajaran, CV Wacana Prima, Bandung. Sutresna, N., (2007), Cerdas Belajar Kimia Untuk Kelas XI Sekolah Menengah

Atas/Madrasah Aliyah Program Ilmu Penegtahuan Alam, Grafindo,

Bandung.

Tamara, N.A., dan Munoto, (2015), Pengaruh Model Pembelajaran PBL dan MPK Tipe STAD Serta Kemampuan Metakognitif Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Dasar dan Pengukuran Listrik, Jurnal Pendidikan Teknik Elektro4(3):653-659.

Tosaglu, A.,K., dan Bakac, M., (2014), The Effect of Problem Based Learning Approach on Conceptual Understanding in Teaching of Magnetism Topics, Eurasian Journal Phyisics & Chemistry Education 6(2):110-122. Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana,

Jakarta.

Wahyudi, B.S., Hariyadi, S., dan Hariani, S.A., (2014), Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Model Problem Based Learning Pada Pokok Bahasan Pencemaran Lingkungan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri Grujugan Bondowoso, Pancaran 3(3):83-92.

Gambar

Gambar 3.1 Desain Penelitian
Tabel 2.1 Sintaks Pembelajaran Problem Base Learning
Tabel 2.1 Sintaks Pembelajaran Problem Base Learning

Referensi

Dokumen terkait

Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui perbedaan hasil belajar dan aktivitas siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran investigasi kelompok dengan inkuiri

Hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan metode praktikum lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan

Adanya perbedaan antara hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Problem Based Learning dan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair

Karena Fhitung > Ftabel maka Ha diterima dan Ho ditolak, dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan dengan model

Penerapan pembelajaran Student Centered Learning (SCL) melalui model pembelajaran kooperatif Tipe STAD) dapat diterapkan untuk meningkatkan hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah

terdapat perbedaan antara hasil belajar siswa yang dibelajarkan yang menggunakan model pembelajaran problem based learning dengan metode eksperimen terhadap hasil belajar

Menerapkan sistem pembelajaran dengan Program Magic Learning Technologies yang akan memudahkan siswa dalam mempelajari apapun dengan metode. belajar ASYIK yang membuat siswa

A process-oriented approach is based on the prem ise that through learning, and as a result of learning, the student not only gains knowledge of his ability and com petence to control