SISTEM PELAYANAN GROUND HANDLING PT. JAS DI
KUALANAMU INTERNATIONAL AIRPORT
KERTAS KARYA
OLEH
FADEL YOHANSYAH
122204015
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU BUDAYA
PROGRAM STUDI PARIWISATA
BIDANG KEAHLIAN USAHA WISATA
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Kertas Karya: SISTEM PELAYANAN GROUND HANDLING PT. JAS DI KUALANAMU INTERNASIONAL AIRPORT
Oleh : FADEL YOHANSYAH NIM : 122204015
FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Dekan,
NIP. 19511013 197603 1 001 Dr. Syahron Lubis, M.A
PROGRAM STUDI D-III PARIWISATA Ketua,
LEMBAR PERSETUJUAN
SISTEM PELAYANAN GROUND HANDLING PT. JAS DI
KUALANAMU INTERNASIONAL AIRPORT
OLEH
FADEL YOHANSYAH
122204015
Dosen Pembimbing, Dosen Pembaca,
Henry W.D Taufik.H
ABSTRAK
Kemajuan sektor transportasi udara di Indonesia dapat dilihat dengan berkembangnya perusahan-perusahan penerbangan. Sekarang bepergian melalui udara banyak diminati oleh masyarakat karena menghemat waktu dan pelayanan yang ditawarkan oleh perusahaan sangat beragam dengan harga tiket pesawat yang relatif murah sehingga masyarakat dapat melakukan perjalanan melalui jalur penerbangan udara. Kegiatan penanganan penumpang di Bandara udara dan penanganan pesawat selama di Bandara udara dilakukan oleh suatu perusahaan Ground Handling dimana kegiatan Ground Handling adalah menangani dan melayani segala keperluan pesawat udara selama berada di darat serta prosedur penanganan penumpang nulai dari proses check-in, penanganan dokumen penumpang, bagasi, dan boarding; penanganan kedatangan penumpang serta penanganan penumpang yang memerlukan penanganan khusus. PT. JAS sebagai salah satu perusahaan Ground Handling di Bandara Kualanamu International Airport, berusaha memberikan pelayanan terhadap penumpang. PT. JAS beroperasi sejak tahun 1985 di Bandara Soekarno-Hatta Jakarta, dengan menangani Ground Handling Services pesawat-pesawat Singapore Airlines, Cathay Pasific, Lutfhansa, dan Malaysia Airlines, dan PT. JAS mempunyai kontribusi yang sudah tidak diragukan lagi dedikasinya. Hal ini bisa dinilai dari kepercayaan pihak airlines seperti Singapore Airlines, Cathay Pasific, Lutfhansa, dan Malaysia Airlines.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT dengan segala
hidayah,rahmat,nikmat iman dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan kertas karya yang berjudul : “Sistem Pelayanan Ground Handling PT. JAS Di
Kualanamu International Airport” .
Penulis kertas karya ini merupakan salah satu tugas yang wajib dikerjakan oleh mahasiswa
Program Studi Diploma III Pariwisata untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Ahli
Madya Pariwisata Bidang Keahlian Usaha Wisata di Fakultas Ilmu Budaya Universitas
Sumatera Utara.
Penulis menyadari akan keterbatasan yang dimiliki dalam menyelesaikan kertas karya
ini dan dalam penulisan kertas karya ini penulis banyak mendapat bantuan berbagai pihak.
Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih yang
tulus kepada :
1. Dr. Syahron Lubis, M.A. selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera
Utara.
2. Arwina Sufika, S.E., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pariwisata, Fakultas Ilmu
Budaya Universitas Sumatera Utara.
3. Solahuddin Nasution, S.E., MSP . Selaku Koordinator Praktek Bidang Keahlian
Usaha Wisata Jurusan Pariwisata Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.
4. Henry W.D Taufik. H. Selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia meluangkan
waktu dan memberikan bimbingan dan petunjuk kepada penulis dalam
menyelesaikan kertas karya ini.
5. Drs. Haris S. Lubis, MSP. Selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia
meluangkan waktu dan memberikan bimbingan dan petunjuk kepada penulis dalam
6. Seluruh staf pengajar dan staf pegawai Program Studi Pariwisata, Fakultas Ilmu
Budaya Sumatera Utara.
7. Teristimewa dan tersayang kepada Ibunda Dra. Febriani Efendi Murni yang selalu
memberikan semangat serta kasih sayangnya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir ini.
8. Terima kasih yang tak terhingga buat adinda tercinta Alex Ganda Subrata, dan Geri
martin yang memberikan perhatian, dorongan dan nasehat selama ini sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
9. Buat sahabat-sahabat seperjuangan Erwin, Indra Lesmana Sinaga, Wahyu Prasetyo,
Adelina Arevi Hasibuan, Eva Fransiska Sianipar, Jemmy Nova Sormin, Silvia
Novita, Asmaul Husna, Humaira Radhiatul Mardiah, dan Putri Rosi Silalahi. Terima
kasih atas dukungan dan semangat teman-teman. Semoga kita semua sukses, terima
kasih buat semuanya.
10.Terima kasih juga buat Usman Harianto, Ridho Tambunan, Rico Julifer Simanjorang,
dan Ramadhan Sinambela, yang memberikan semangat kepada penulis dari sekolah
sampai selesai kuliah.
DAFTAR ISI
1.1 Alasan Pemilihan Judul……… 1
1.2 Rumusan Masalah ……… 1
2.2 Bandar Udara Kualanamu International Airport ……… 7
BAB III GAMBARAN UMUM PT. JASA ANGKASA SEMESTA CABANG MEDAN 3.1 Sejarah Perusahaan ………. 12
3.2 Visi dan Misi PT. Jasa Angkasa Semesta ………... 14
3.3 Struktur Organisasi ………. 15
3.4 Uraian Tugas ……….. 16
BAB IV SISTEM PELAYANAN GROUND HANDLING PT. JAS KUALANAMU INTERNATIONAL AIRPORT 4.1 Pengertian Ground Handling ………. 17
4.3 Ruang Lingkup Ground Handling ……… 18
4.4 Passenger Handling ……….. 19
4.5 Cargo Handling ……….... 33
4.6 Baggage Handling ……… 35
4.7 Aviation Security ………. 36
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ……….. 39
5.2 Saran ……….... 40
ABSTRAK
Kemajuan sektor transportasi udara di Indonesia dapat dilihat dengan berkembangnya perusahan-perusahan penerbangan. Sekarang bepergian melalui udara banyak diminati oleh masyarakat karena menghemat waktu dan pelayanan yang ditawarkan oleh perusahaan sangat beragam dengan harga tiket pesawat yang relatif murah sehingga masyarakat dapat melakukan perjalanan melalui jalur penerbangan udara. Kegiatan penanganan penumpang di Bandara udara dan penanganan pesawat selama di Bandara udara dilakukan oleh suatu perusahaan Ground Handling dimana kegiatan Ground Handling adalah menangani dan melayani segala keperluan pesawat udara selama berada di darat serta prosedur penanganan penumpang nulai dari proses check-in, penanganan dokumen penumpang, bagasi, dan boarding; penanganan kedatangan penumpang serta penanganan penumpang yang memerlukan penanganan khusus. PT. JAS sebagai salah satu perusahaan Ground Handling di Bandara Kualanamu International Airport, berusaha memberikan pelayanan terhadap penumpang. PT. JAS beroperasi sejak tahun 1985 di Bandara Soekarno-Hatta Jakarta, dengan menangani Ground Handling Services pesawat-pesawat Singapore Airlines, Cathay Pasific, Lutfhansa, dan Malaysia Airlines, dan PT. JAS mempunyai kontribusi yang sudah tidak diragukan lagi dedikasinya. Hal ini bisa dinilai dari kepercayaan pihak airlines seperti Singapore Airlines, Cathay Pasific, Lutfhansa, dan Malaysia Airlines.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Alasan Pemilihan Judul
Transportasi udara dalam kegiatan operasinya sangat berperan penting dalam
memberikan pelayanan, sehingga kebanyakan orang cenderung memilih memanfaatkan jasa
layanan angkutan udara, terutama untuk perjalanan jauh. Begitu pula kalau hendak
mengadakan tour atau perjalanan wisata ke luar kota dengan waktu yang amat singkat,
pesawat udara adalah sarana yang mutlak diperlukan semua orang.
Dibalik kelancaran perjalanan transportasi udara, ada suatu proses yang dilakukan agar
pesawat safety, sebab airlines/maskapai penerbangan tidak bisa menangani dengan
sendirinya, walaupun ada yang menangani pengoperasian dengan sendirinya sebelum
pesawat take off .
Berkenaan dengan hal tersebut penulis tertarik untuk menulis kertas karya dengan judul
“Sistem pelayanan ground handling PT. JAS di Kualanmu International Airport” yang akan
menguraikan gambaran Umum PT. JAS yang mempunyai kegiatan dibidang Ground
Handling dalam operasi lalu lintas udara dan jasa.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam kegiatan perjalanan transportasi udara, penumpang cenderung menyoroti
pelayanan dari pihak airlines/maskapai penerbangan, yang tanpa didasari ada pihak yang
sangat penting di dalam pengoperasian airlines, karena tidak semua airlines bisa mengurus
pengoperasian dengan sendirinya. PT JAS siap melayani pengoperasian dari masalah Cargo
dan Ground Handling. sehingga penulis tertarik untuk menginformasikan sistem pelayanan
Ground Handling di Kualanamu Internasional Airport dalam melayani penumpang dan
Kertas karya ini mempunyai tujuan sebagai berikut:
1. Memenuhi salah satu syarat untuk meraih gelar Ahli Madya Pariwisata Program
Diploma III, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.
2. Memperkenalkan Sistem pelayanan Ground Handling PT. JAS di Kualanamu
International Airport.
3. Untuk menambah wawasan penulis dan menerapkan serta mengembangkan ilmu
pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah.
1.4 Metode Penelitian
Untuk memperoleh dan mengumpulkan data yang diperlukan dalam penulisan kertas
karya ini, penulis menggunakan dua metode penulisan, yaitu:
1. Penelitian Pustaka (Library Research)
Penulis mengumpulkan data secara teoretis dari pustaka berupa buku-buku,referensi dan
internet yang ada hubungannya dengan pembahasan judul kertas karya ini.
2. Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian yang dilakukan untuk memperoleh data dengan cara penelitian langsung ke
lapangan, yang dilakukan dengan mewawancarai pihak-pihak yang terkait, yang dapat
membantu melengkapi isi kertas karya ini.
1.5 Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pembahasan isi kertas karya ini, maka penulis membaginya
kedalam lima bab yaitu sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Dalam bab ini penulis menguraikan tentang alasan pemilihan judul, rumusan
masalah, tujuan penulisan, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
Dalam bab ini penulis menguraikan tentang pengertian bandara, dari sisi udara,
sisi darat bandar udara Kualanamu International Airport serta penerbangan
Internasional yang ada di Kualanamu International Airport.
BAB III Gambaran Umum PT. JAS Kualanamu International Airport
Dalam Bab ini berisi tentang sejarah singkat perusahaan/instansi yang diuraikan
mulai masa pembangunan sampai dengan sekarang, struktur organisasi, visi
misi perusahaan.
BAB IV Sistem Pelayanan Ground HandlingPT. JAS di Kualanamu International
Airport
Dalam bab ini menjelaskan tentang pelayanan PT JAS (Jasa Angkasa Semesta)
serta menguraikan informasi tentang Ground Handling , Ruang Lingkup Ground
Handling dan Tujuan Ground Handling.
BAB V Penutup
Merupakan rangkuman dari seluruh isi kertas karya ini yang dibuat dalam
BAB II
URAIAN TEORETIS
2.1 Pengertian Bandara
Bandara atau bandar udara yang juga populer disebut dengan istilah
airportmerupakan sebuah fasilitas di mana pesawat terbang seperti pesawat udara
danhelikopter dapat lepas landas dan mendarat. Suatu bandar udara yang palingsederhana
minimal memiliki sebuah landasan pacu atau helipad (untuk pendaratanhelikopter),
sedangkan untuk bandara-bandara besar biasanya dilengkapi berbagaifasilitas lain, baik untuk
operator layanan penerbangan maupun bagi penggunanyaseperti bangunan terminal dan
hanggar. Menurut Annex 14 dari ICAO(International Civil Aviation Organization) : Bandar
udara adalah area tertentu didaratan atau perairan (termasuk bangunan, instalasi dan
peralatan) yangdiperuntukkan baik secara keseluruhan atau sebagian untuk
kedatangan,keberangkatan dan pergerakan pesawat.
2.1.1 Sisi Udara (Air Side)
a.
pacu biasanya tergantung dari besarnya pesawat yang dilayani. Untuk bandar
udara perintis yang melayani pesawat kecil, landasan cukup
dari
umumnya 1.200 meter dengan lebar 20 meter, misal melayani Twin Otter,
Cessna, dll. pesawat kecil berbaling-baling dua (umumnya cukup 600-800
meter saja). Sedangkan untuk bandar udara yang agak ramai dipakai
konstruksi
yang dilayani adalah jenis turbo-prop atau jet kecil seperti Fokker-27, Tetuko
konstruksi beton dengan panjang 3.600 meter dan lebar 45-60 meter. Pesawat
yang dilayani adalah jet sedang seperti Fokker-100, DC-10, B-747, Hercules.
Bandar udara International terdapat lebih dari satu landasan untuk antisipasi
ramainya lalu lintas.
b.
sedangkan
umumnya beton bertulang, karena memikul beban besar yang statis dari
pesawat.
c. Untuk keamanan dan pengaturan, terdapat
menara khusus pemantau yang dilengkapi radio control dan radar.
d. Karena dalam bandar udara sering terjadi kecelakaan, maka disediakan unit
penanggulangan kecelakaan (air rescue service) berupa peleton penolong dan
pemadam kebakaran, mobil pemadam kebakaran, tabung pemadam kebakaran,
ambulans, dan peralatan penolong lainnya.
e. Juga ada fuel service untuk mengisi bahan bakar avtur.
2.1.2 Sisi Darat ( Land Side)
a.
datang atau pergi. Di dalamnya terdapat pemindai bagasi sinar X, counter
check-in, (CIQ, Customs - Imigration - Quarantine) untuk bandar udara
internasional, dan ruang tunggu (boarding lounge) serta berbagai fasilitas
untuk kenyamanan penumpang. Di bandar udara besar, penumpang masuk ke
pesawat melalui garbarata atau avio bridge. Di bandar udara kecil, penumpang
b. Curb, adalah tempat penumpang naik-turun dari kendaraan darat ke dalam
bangunan terminal.
c. Parkir kendaraan, untuk parkir para penumpang dan pengantar/penjemput,
termasuk taksi.
2.2 Bandar Udara Kualanamu International Airport
Bandar Udara Internasional Kualanamu
bandar udara internasional yang melayani kota
km dari kota Medan. Bandara ini adalah bandara terbesar kedua di Indonesia setelah
PT Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa yang terletak di
menggantika
Bandara Kualanamu diharapkan dapat menjadi bandara pangkalan transit internasional untuk
kawasan
ada fasilitas yang belum sepenuhnya selesai dikerjakan.
Pemindahan bandara ke Kualanamu telah direncanakan sejak tahun
kunjungan kerja ke Medan oleh
demi keselamatan penerbangan, bandara akan dipindah ke luar kota.
Persiapan pembangunan diawali pada
dimulai pada tahun yang sama kemudian memaksa rencana pembangunan ditunda. Sejak saat
itu kabar mengenai bandara ini jarang terdengar lagi, hingga
wilayah bandara tewas akibat letak bandara yang terlalu dekat dengan pemukiman. Hal ini
menyebabkan munculnya kembali seruan agar bandara udara di Medan segera dipindahkan
ke tempat yang lebih sesuai. Selain itu, kapasitas Polonia yang telah melebihi batasnya juga
merupakan salah satu faktor direncanakannya pemindahan bandara.
Rencana pembangunan selama bertahun-tahun terhambat masalah pembebasan lahan.
Pada
yang dihuni 71 kepala keluarga lainnya masih sedang dinegosiasikan. Pada
dilaporkan bahwa
Pada 1
pada tahun akhir 2012 yang termasuk jalan raya nontol, jalur kereta api & jalan raya tol yang
akan dibangun setelahnya.Pada awal tahun 2013, perkembangannya telah mencapai 95%.
Pada
ini dibuka pada 25 Juli 2013.Pada
oleh
bangunan.
Maskapai
Berikut ini adalah maskapai yang melakukan penerbangan langsung dari Bandar
Udara Kualanamu Internasional Airport :
Maskapai Tujuan
AirAsia Kuala Lumpur, Penang
Batik Air Jakarta-Halim Perdanakusuma, Jakarta-Soekarno-Hatta
Garuda Indonesia Jakarta-Soekarno-Hatta, Jeddah, Makasaar, Surabaya
Indonesia AirAsia Bangkok-Don Mueng, Jakarta-Soekarno-Hatta, Kuala
Lumpur, Palembang, Penang, Yogyakarta
Jetstar Asia Airways Singapura
Lion Air Banda Aceh, Bandung, Batam, Denpasar/Bali, Jakarta-
Soekarno-Hatta, Padang, Pekanbaru, Penang, Pontianak,
Surabaya
Malaysia Airlines Kuala Lumpur
Nam Air Batam
Saudia Jeddah
SilkAir Singapura
SriLanka Airlines Kolombo
Sriwijaya Air Alor Setar Ipoh, Jakarta-Soekarno-Hatta, Kuala
Terengganu, Padang, Penang
Susi Air Blangpidie, Kutacane, Meulaboh, Padang Sidempuan,
Pasir Pngaraian, Sibolga, Silangit, Simeulu, Singkil,
Takengon, Tapaktuan.
Wings Air Gunung Sitoli, Lhokseumawe, Meulaboh, Sibolga,
Angkutan Umum
Kereta api Airport Railink Services
Pembangunan Tahap I disertai pula oleh pembangunan jalur kereta api dari Stasiun
Araskabu di kecamatan Beringin ke bandara yang berjarak sekitar 450 meter. Stasiun
Araskabu sendiri terhubung ke Stasiun Medan dengan jarak 22,96 kilometer. Jarak tempuh
dari Medan hingga Kuala Namu berkisar 30-47 menit (kereta menuju bandara diprioritaskan
dalam penggunaan rel tunggal Medan-Kualanamu). Stasiun di bandara sudah jadi dan telah
dioperasikan sejak 25 Juli 2013. Harga tiket kereta api Kualanamu-Medan PP adalah
Rp80.000.00. Frekuensi perjalanan terus ditingkatkan, dari awalnya 13 kali per arah pada awal
pengoperasian, meningkat menjadi 17-18 perjalanan, dan mulai Mei 2014, 20 kali per arah.
Pada awalnya kereta api yang dipakai adalah KRDE buatan INKA, lalu pada November 2013
kereta baru dari Korea Selatan yang dilengkapi Wi-Fi mulai digunakan menggantikan KRDE
INKA. Layanan kereta api ini dioperasikan oleh PT Railink yang merupakan perusahaan
patungan PT Angkasa Pura II dan PT Kereta Api Indonesia. Kereta api ini merupakan kereta
api bandara pertama di Indonesia.
Bus
Bandara ini terhubung melalui angkutan bus dengan kota
Medan,
Operator Rute Lokasi
Damri Plaza Medan Fair
Almasar Jalan Cemara
ALS Binjai Super Mall
Paradep Jalan Sutomo
Almasar Kabanjahe
BAB III
GAMBARAN UMUM PT. JASA ANGKASA SEMESTA CABANG MEDAN 3.1 Sejarah Perusahaan
PT. Jasa Angkasa Semesta, didirikan pada tanggal 8 Juni 1984 berdasarkan akta
Notaris Soeleman Ardjasasmita, SH, No. 12, dan telah mendapat pengesahan dari Menteri
Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-7650.HT.01.01.Th86
tanggal 31 Oktober 1986 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 99
tanggal 12 Desember 1986 tambahan No. 1562. Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami
beberapa kali perubahan berkaitan dengan perubahan modal dasar dan peruahan status
perusahaan menjadi perusahaan terbuka. Perubahan terakhir berkaitan dengan dengan
penggabungan usaha perseroan dengan Akta No. 7 tanggal 17 Februari 2003 dari notaris A.
Partomuan Pohan, SH, LLM, telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman dan Hak
Azazi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C-03775.HT.01.04.TH 2003
tanggal 21 Februari 2003. PT. Jasa Angkasa Semesta berkantor pusat di Jakarta yaitu di jalan
Protokol Halim Perdana Kusumah, Jakarta 13560, telepon 021-80883388, fax 021-80886688.
Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar, Perseroan bergerak dalam bidang usaha
penunjang Jasa Angkutan Udara. Adapun kegiatan usaha Perseroan pertama kali dilakukan
pada tahun 1985 di Bandara Soekarno-Hatta Jakarta, dengan menangani Ground Handling
Services pesawat-pesawat Singapore Airlines, Cathay Pasific, Lutfhansa, dan Malaysia
Airlines. Pada tahun 1989 Perseroan melakukan expansi dengan membuka kegiatan operasi
di bandara udara seperti Ngurah Rai Bali, Juanda Surabaya, Manado, Medan, dan Makassar.
Hingga saat ini, perseroan melayani 12 bandar udara utama diseluruh Indonesia dengan
sejumlah pelanggan internasional sebanyak 27 airlines dan pelanggan domestik sebanyak 4
Pada awalnya perseroan bergerak dalam bidang usaha jasa penunjang kegiatan
penerbangan (Ground Handling Services) di Bandar Udara, kecuali usaha Cargo dan
pergudangan. Kemudian dalam perjalanannya, perseroan berkembang cukup pesat sehingga
perseroan mulai menjajaki usaha lain yang masih terkait dengan bisnis utama perseroan.
Dalam tahun 2000 perseroan telah melakukan penggabungan kegiatan usaha Ground
Handling Services dengan kegiatan usaha Kargo dan Pergudangan yang dimiliki oleh PT.
Cardig Air, yang semula sebagai Holding Company Perseroan. Dengan adanya
penggabungan ini maka jenis pelayanan yang diberikan oleh perseroan kepada pelanggan
menjadi lebih lengkap.Pada tahun 2000 Perseroan mengalami perubahan status menjadi
perusahaan terbuka, dan telah memperoleh pernyataan efektif sebagai perusahaan public dari
Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) dengan suratnya
No.S-1420/PM/2002.Selanjutnya pada tanggal 15 Juli 2000 saham-saham perseroan telah tercatat
secara efektif pada BES (Bursa Efek Surabaya).
Pada tahun Februari 2004, Singapore Airport Terminal Services Limited (SATS)
masuk sebagai pemegang saham perseroan.Perseroan melakukan penjualan saham perseroan
dalam anak-anak perusahaan (JAB, PMAD, CEN, UPS, GoTrans &JAE) dan asset perseroan
3.2 Visi dan Misi PT. Jasa Angkasa Semesta VISI
Untuk menjadi pilihan terbaik dalam solusi layanan bandara dan mewujudkan
mutu pelayanan sesuai dengan standart IATA, sehingga perusahaan dapat berdiri
sejajar dengan perusahaan besar yang berskala Internasional.
MISI
3.3 Struktur Organisasi
3.4 Uraian Tugas
Tugas masing-masing tim PT.JAS :
• Station Head : Sebagai station head/ketua perwakilan PT. JAS. Tugasnya
memonitori kegiatan baik di lapangan maupun di luar lapangan.
• Leader Terminal : Sebagai leader yang berada di terminal baik itu operation
maupun lost and found ataupun check-in. dari semua itu dialah seorang ZAKI
STATION HEAD PT. JAS
YUDI
LEADER TERMINAL PT. JAS
OII SYAHPUTRA
LEADER OPERATION PT. JAS
TAUFIK & AISYIAH LEADER LL & CHECK-IN
leadernya. Bertugas memonitori dan memantau keadaan yang ada di check-in
dan lost and found.
• Leader Operation : Leader yang berada di operation, tugasnya membantu tim
baik di ramp maupun sebagai headshet man, dan memonitori keadaan yang ada
di lapangan.
• Leader LL dan Check-in : Taufik sebagai leader Lost and Found yang
memonitori keadaan di kedatangan bagasi. Sedangkan Aisyiah memonitori
keadaan di Check-in.
• Leader Cargo : Tugasnya memonitori keadaan yang ada di Cargo baik Ekspor
maupun impor. Tugasnya memantau Cargo masuk dan keluar, serta membantu
BAB IV
SISTEM PELAYANAN GROUND HANDLING PT. JAS KUALANAMU INTERNATIONAL AIRPORT
4.1 Pengertian Ground Handling
Ground Handling” berasal dari kata “Ground” dan “Handling”. Ground artinya
darat atau di darat, yang dalam hal ini di Bandara (Airport).Handling berasal dari kata Hand
atau Handle yang artinya tangan atau tangani. To Handle berarti Menangani, Melakukan
suatu pekerrjaan tertentu dengan dengan penuh kesadaran. Handling berarti Penanganan atau
pelayanan (Service ot To Service, sehingga pada banyak kesempatan, kita sering menjumpai
pemakaian kata “Ground Service”. Dan dalam banyak kasus. Kita juga sering menemukan
kata “Ground Operation”, Baik “Ground Handling”, “Ground Service”, “Ground Operation”
maupun “Airport Service”, pada dasarnya mengandung maksud dan pengertian yang sama,
yaitu merujuk kepada “Suatu aktifitas perusahaan penerbangan yang berkaitan dengan
penanganan atau pelayanan terhadap para penumpang berikut bagasinya, kargo, pos,
peralatan pembantu pergerakan pesawat di darat dan pesawat terbang itu sendiri selama
berada di Bandara, untuk keberangkatan (Departure) maupun untuk kedatangan atau ketibaan
(Arrival)”. Secara sederhana “Ground Handling” atau “Tata Operasi Darat” adalah
pengetahuan dan keterampilan tentang penanganan pesawat di Apron, penanganan
penumpang dan bagasinya di terminal dan kargo serta pos di cargoarea
4.2 Tujuan Ground Handling
Ground Handling mempunyai tujuan, yakni:
1. Flight Safety.
2. On Time Perfomance.
3. Costumer Satisfaction.
4.3 Ruang Lingkup Ground Handling
Ruang lingkup atau batasan pekerjaan Ground Handling, yaitu pada fase atau tahap
:
1. Pre-Flight
Kegiatan penanganan terhadap penumpang berikut bagasinya dan kargo serta
pos dan pesawat sebelum keberangkatan (di Bandara asal/Origin Station)
2. Post Flight
Kegiatan penanganan terhadap penumpang beserta bagasinya dan kargo serta
pos dan pesawat setelah penerbangan (di Bandara tujuan/Destination) atau dengan
kata lain penanganan penumpang dan pesawat selama berada di Bandara. Secara
teknis operasional, aktifitas “Ground Handling” dimulai pada saat pesawat “ taxi”
(Parking Stand), mesin pesawat sudah dimatikan, roda pesawat sudah diganjal
(Block On) dan pintu pesawat sudah dibuka (Open The Door) dan para
penumpang sudah dipersilahkanuntuk turun atau keluar dari pesawat, maka pada
saat itu para staff udara sudah memiliki kewenangan untuk mengambil alih
pekerjaan dari “Pilot In Command (PIC)” beserta cabin crew-nya. Dengan
demikian, fase ini kita namakan “Arrival Handling”.Dan sebaliknya, kegiatan atau
pekerjaan orang-orang darat berakhir ketika pesawat siap-siap untuk lepas landas,
yaitu pada saat pintu pesawat ditutup, mesin dihidupkan dan ganjal roda pesawat
sudah dilepas (Block Off). Tanggung jawab pada fase ini (In-Flight) berada di
tangan “Pilot In Command” beserta para awak kabinnya. Fase ini dikenal dengan
istilah “Departure Handling”.
4.4 Passenger Handling
penumpang di suatu penerbangan mulai dari proses reservasi atau pemesanan tempat hingga
penumpang tiba di tempat tujuan. Dimana menrut F.X Widadi rangkaian tata laksana
penanganan atau pelayanan penumpang dapat diuraikan berdasarkan urutan berikut :
1. Reservation yaitu proses pemesanan tempat.
2. Fare calculation yaitu sistem penghitungan tarif.
3. Ticketing yaitu proses pembuatan dan penjualan tiket
4. Departure yaitu proses pelayanan keberangkatan penumpang di Bandara Udara.
5. Inflight Service yaitu proses pelayanan penumpang selama di perjalanan/di dalam
Pesawat.
6. Transit/Transfer yaitu proses pelayanan penumpang di kota persinggahan.
7. Arrival yaitu proses penanganan penumpang di Bandar udara kota tujuan.
Pembahasan tentang pelayanan penumpang (passenger handling) pada intinya ada dua
yaitu:
1. Pelayanan pada saat keberangkatan (Departure section).
2. Pelayanan pada saat kedatangan (Arrival section).
Syarat pengangkutan penumpang beserta bagasi yang dibawa telah diatur dalam
konvensi warsawa, tertuang dalam bentuk naskah the IATA General Condition of Carriage.
Condition of Contract adalah naskah kontrak antara penumpang dengan perusahaan
penerbangan, naskah ini tercantum di dalam semua tiket penerbangan komersial Internasional
dan ini hanya berlaku untuk penerbangan Internasional. Sementara itu, untuk penerbangan
domestik berlaku peraturan tersendiri sesuai dengan kebijakan negara bersangkutan.
4.4.1 Proses Check-in
Check-in adalah suatu proses kegiatan penanganan dan pelayanan penumpang yang
akan melakukan penumpang di Bandar udara untuk mendapatkan nomor tempat duduk di
udara yang merupakan proses bagi calon penumpang yang akan berangkat ketujuan sebelum
naik ke pesawat. Chek-in counter dibuka dua jam sebelum keberangkatan pesawat. Prosedur
chek-in penumpang yang diberikan oleh PT. JAS :
1. Menyapa dengan sopan dan senyum kepada penumpang yang datang dengan
selamat pagi/siang/sore/malam.
2. Memeriksa tiket dan tujuan penumpang yang akan berangkat.
3. Memeriksa tanggal keberangkatan dan status pemesanan.
4. Memeriksa kelas dan harga (jenis tiket) anak-anak, dewasa atau bayi.
5. Selanjutnya petugas memasuki tahap pemeriksaan penumpang (travel
documents).
a. Last Minute Change (LMC)
Adalah penumpang yang datang ketika check-in counter sudah tutup atau penumpang
yang diterima pada saat-saat terakhir. Sebelum menerima penumpang tersebut sebagai LMC,
maka perlu mempertimbangkan hal-hal berikut ini :
1. Calon penumpang tidak membawa koper/bagasi, sehingga tidak
menyebabkan keterlambatan karena masih harus memasukkan ke perut
pesawat.
2. Calon penumpang masih cukup mempunyai waktu untuk mengurus imigrasi
dan berjalan menuju ke pesawat.
3. Masih ada persediaan makanan di pesawat untuk calon penumpang tersebut.
b. Upgrading/downgrading
Adalah pemeberian kelas yang lebih tinggi atau kelas yang lebih rendah kepada
penumpang apabila pesawat kelebihan penumpang (overbook), misalnya di kelas ekonomi,
penumpang diturunkan kelasnya (downgrading), misalnya dari kelas bisnis ke kelas ekonomi.
Apabila hal ini terjadi maka penumpang akan diberi penggantian harga selisih kelas.
c. Inadmissable and depeortee passenger
Adalah penumpang yang ditolak memasuki suatu negara sewaktu mendarat di
lapangan terbang. Bisa juga terjadi di bagian keimigrasian penumpang ditolak memasuki
negara tersebut, dengan alasan :
1. Dokumen perjalanan tidak lengkap, misalnya : passpor habis masa
berlakunya, tidak ada visa, paspor palsu, tidak mempunyai cukup dana, dan
sebaginya.
2. Terkena daftar hitam, misalnya : teroris, kriminal, pembawa penyakit
berbahaya dan menular.
3. Alasan politik.
Cara mengangai inadmissable passenger :
1. Memeriksa asal penerbangan penumpang.
2. Mencocokan namanya dengan daftar penumpang.
3. Mencatat nama, kebangasaan, nomor passpor penumpang yang
ditolak dari bagian imigrasi tersebut.
4. Menyiapkan bagasinya.
5. Mengembalikan ke negara asal atau negara ketiga dengan kesempatan
penerbangan pertama.
6. Mengantar penumpang tersebut ke ruang tunggu keberangkatan.
7. Menyerahkan passpor penumpang kepada pramugara/pramugari
(cabin crew) dalam amplop tertutup.
8. Mengirim telex ke Bandara tujuan tentang penumpang tersebut.
Travel Documents adalah semua surat-surat yang dikeluarkan oleh instansi tertentu
yang dapat digunakan untuk kemudahan dan diperlukan dalam suatu perjalanan berdasarkan
peraturan yang berlaku di negara keberangkatan, negara yang dilalui/negara transit, maupun
negara tujuan.
Berikut ini adalah beberapa surat-surat yang diperlukan ketika akan melakukan
perjalanan keluar negeri :
a. Paspor
paspor adalah suatu dokumen resmi yang dikeluarkan oleh instansi pemerintah bagi
warga negaranya atau orang asing yang tidak memliki status kewarganegaraan, namun
berdomisili di negara dimana paspor itu dikeluarkan.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemeriksaan paspor :
• Memeriksa apakah nama yang tertera di paspor sama dengan yang tertera di
tiket.
• Foto pemegang paspor sama dengan yang membawa paspor/pemilik.
• Masa berlaku paspor untuk negara yang di tuju.
• Paspor dalam keadaan baik, tidak robek atau halaman yang hilang.
• Tanda tangan dan cap instansi yang mengeluarkan paspor.
b. Visa
Visa adalah surta izin untuk mengunjungi atau memasuki suatu negara yang diberikan
oleh kedutaan negara tersebut atau yang mewakilinya dimana asal dari orang yang memohon
visa tersebut. Bentuknya adalah cap saja pada lembaran paspor, distempel, ditanda tangani
oleh DUBES/KONSUL negara tersebut.
• Masa berlaku visa.
• Jenis visa yang disesuaikan dengan sifat dari perjalanan.
c. Surat Keterangan Kesehatan Internasional (International Health Certificate)
Hal-hal yang diperhatikan petugas dalam pemeriksaan surat keterangan kesehatan
adalah :
• Kalau memenag negara yang dituju memerlukan surat kesehatan, maka surat
kesehatan terssebut harus masih berlaku.
• Harus ditulis dalam bahasa inggris atau perancis.
• Ada cap dan tanda tangan dokter yang memberikan vaksi nasi.
• Surat keterangan kesehatan internasional harus dikeluarkan oleh badan yang
telah disetujui oleh WHO.
• Tanggal, bulan dan tahun vaksi nasi harus ditulis dengan huruf bukan angka.
d. Exit Permite
Adalah izin bertolak yang sah dan berlaku, yang diberikan oleh dan atas nama
pemerintah bagi warga negaranya atau warga negara asing untuk meninggalkan negara dimana
ia tinggal/berdomisili.
Bentuk dari exit permite ini adalah cap yang diterakan kedalam passpor
bersangkutan/penumpang. Yang harus diperhatikan oleh petugas dalam hal ini :
• Masa berlaku exit permite, dimana masa berlakunya enam bulan sejak
4.4.3 Penangan Bagasi Penumpang
Bagasi adalah barang yang dibawa penumpang pada waktu penerbangan yang isinya
berupa barang-barang milik pribadi untuk keperluan sehari-hari yang dibutuhkan selama
perjalanan.
Hal-hal yang menyangkut bagasi adalah :
1. Checked baggage atau bagasi yang dilaporkan dan dimasukkan melalui
check-in yang berisi barang-barang milik pribadi.
2. Uncheck baggage atau barang bawaan yang dibawa bersama penumpang
kedalam pesawat (cabin) dengan batas tertentu. Berdasarkan peraturan IATA
(International Air Transport Association) free articles atau barang-barang
yang boleh di bawa masuk ke dalam kabin adalah :
• Tas tangan wanita, buku bacaan saku, dompet.
• Payung atau tongkat untuk jalan.
• Baju tebal atau selimut.
• Makanan bayi untuk persediaan selama penerbangan.
• Kamera kecil atau teropong.
3. Unaccompained Baggage atau bagasi yang dikirim melalui kargo.
Batas berat bagasi yang dibebaskan dari biaya disesuaikan dengan kelas tiket,
misalnya untuk kelas bisnis 40 kg, sedangkan kelas ekonomi 20 kg per
penumpang. Apabila melebihi batas tersebut maka akan dikenakan biaya tambahan
yang disebut excess baggage atau biaya kelebihan berat bagasi dimana setiap
kelebihan 1 kg dikenakan biaya sebesar 1% dari harga tiket satu jalan.
Apabila penumpang check-in, petugas akan memberikan Boarding Card dapat
memasuki pesawat. Pada saat boarding, penumpang yang akan berangkat akan diperiksa
kembali dengan memberikan boarding pass kepada petugas dan petugas akan merobek
separuh dari boarding card tersebut untuk pertinggal bagi petugas sehingga memudahkan
petugas untuk mengecek kembali jumlah penumpang yang telah check-in, jika jumlahnya
telah selesai maka dapat segera diberangkatkan.
Sebelum melakukan proses boarding, ada beberapa hal yang harus dipersiapkan oleh
petugas, yaitu :
1. Petugas pasasi memeriksa posisi atau letak parkir pesawat sehingga calon
penumpang lebih mudah untuk boarding.
2. Melaporkan ke bagian penerangan agar boarding dapat segera dilakukan.
3. Petugas mempersiapkan daftar lampiran penumpang yang berisikan
nama-nama penumpang agar tidak terjadi kekeliruan.
4. Petugas memeriksa berita telex yang tiba mengenai penerbangan yang
dimaksud.
5. Petugas harus menghindari dari daerah yang berbahaya seperti daerah basah di
Apron, baling-baling pesawat, semburan pesawat, dan lalu lintas perlengkapan
bandara.
6. Mempersiapkan makanan (catering) sesuai dengan jumlah penumpang yang
akan berangkat.
Ada beberapa tahap yang harus dilakukan oleh petugas pasasi agar proses boarding
dapat berjalan dengan baik dan lancar :
a. Menentukan urutan boarding penumpang dengan cara :
• Terlebih dahulu menaikkan penumpang yang memerlukan penanganan khusu
• Menaikkan penumpang kelas ekonomi.
• Menaikkan penumpang kelas bisnis.
b. Mempersiapkan sarana transportasi bagi penumpang menuju pesawat
• Memberitahukan kepada penumpang khusus untuk naik terlebih dahulu ke
dalam bus.
• Menyediakan sebuah khusus untuk penumpang kelas bisnis.
• Petugas pasasi yang bersama dalam bus harus dapat memastikan bahwa semua
penumpang sudah naik ke dalam bus dan penumpang tidak berdesakan.
• Petugas juga harus menjaga agar semua penumpang berada dalam bus sebelum
memberi isyarat dalam menutup bus.
4.4.5 Penanganan Kedatangan Penumpang
Petugas dibagian kedatangan pesawat/penumpang haruslah mengetahui waktu
kedatangan pesawat sehingga mereka dapat mempersiapkan diri untuk memberikan pelayanan
kepada penumpang yang datang.
Dalam memberikan pelayanan tersebut maka yang harus dipersiapkan oleh petugas
Ground Handling adalah :
a. Petugas harus mengetahui apakah ada penumpang yang transit yaitu
penumpang yang pindah pesawat untuk menuju ke kota/negara lain atau
penumpang yang turun di bandara tersebut.
b. Memeriksa ciri-ciri penumpang khusus yang akan turun.
c. Memeriksa kedatangan dan parkir pesawat.
d. Memastikan jumlah petugas yang ditetapkan untuk menangani penumpang
e. Untuk masalah pemakaian bus di terminal, pastikan bahwa bus-bus tersebut
tersedia untuk penumpang yang akan tiba.
Setelah persiapan tersebut selesai, maka hal lain yang harus dilakukan dalam
penanganan penumpang saat kedatangan, yaitu :
a. Penumpang yang melakukan transit (singgah) akan diberikan kartu singgah
(transit card) dan petugas perusahaan penerbangan akan segera membantu
dalam pengurusan yang berhubungan dengan tempat duduk, bagasi, dan lain
sebagainya.
b. Menyambut dan menuntun penumpang tersebut menuju ke ruang kedatangan.
c. Memberikan bantuan kepada ibu bersama bayi dan anak kecil serta penumpang
yang memerlukan penanganan khusus.
d. Memberikan bantuan dalam pengurusan imigrasi kepada penumpang yang
belum mengerti prosedur keimigrasian.
4.4.6 Penanganan Penumpang Yang Memerlukan Penanganan Khusus
Dalam memberikan pelayanan yang maksimal kepada penumpang, perusahaan
penerbangan menerapkan suatu sistem penanganan yang manusiawi kepada berbagai
penumpang. Pelayanan secara khusus bagi penumpang dalam dunia penerbangan dikenal
dengan isitilah special handling. Dalam memberikan pelayanan pada penumpang ini, petugas
harus memberikan pelayanan atas permintaan khusus dari penumpang tersebut dengan
penyediaan fasilitas yang diperlukan oleh penumpang, penumpang yang memerlukan
penanganan khusus adalah :
Penumpang cacat/tidak mampu adalah penumpang yang menurut analisa
medis, secara fisik atau mental memerlukan bantuan khusus. Penumpang
yang memerlukan bantuan khusus adalah penumpang yang memerlukan
kursi roda.
Jenis kursi roda berbeda-beda, yaitu :
a. WCHC/Wheelchair cabin : Penumpang yang memerlukan kursi roda
sewaktu didalam cabin, tentu saja dia juga tidak dapat naik/turun pesawat.
b. WCHR/Wheelchair : Penumpang dapat naik/turun pesawat, tetapi
tidak mampu berjalan terlalu jauh.
c. WCHS : Penumpang tidak dapat naik/turun pesawat
menggunakan tangga atau step, tapi mampu berjalan di cabin.
Penumpang yang digolongkan dalam Handicappet Passenger adalah :
a. Yang memerlukan ambulan.
b. Penumpang buta.
c. Penumpang tuli.
d. Penumpang bisu.
e. Penumpang yang lumpuh.
Penanganan yang diberikan kepada penumpang yang cacat atau tidak
mampu meliputi :
1. Setiap penumpang yang memerlukan kursi roda melaporkannya
kepada petugas pasasi pada waktu check-in.
2. Menyediakan kursi roda pada penumpang dengan segera serta
meliohat kondisi penumpang tersebut.
4. Memberikan bantuan kepada penumpang dalam hal fiskal dan
passport stamping.
5. Segera setelah boarding announcement, penumpang yang
menggunakan kursi roda akan dibantu oleh petugas pasasi untuk
boarding (pesawat).
6. Pada saat terik matahari dan hujan, petugas pasasi akan membantu
penumpang yang menggunakan kursi roda dengan memayungi
penumpang tersebut menuju pesawat dan menuntun penumpang
tersebut menuju tempat duduk yang telah disediakan.
4.4.7 Penumpang Lanjut Usia (Elderly Passenger)
Penumpang lanjut usia adalah penumpang yang karena usianya sudah lanjut sehingga
tidak dapat melanjutkan perjalanan seperti penumpang lain pada umumnya. Penumpang yang
lanjut usia yang memerlukan kursi roda dianggap tidak mampu untuk berjalan cepat tidak
digolongkan kedalam penumpang cacat.
4.4.8 Orang Yang Sakit Dan Memerlukan Tempat Berbaring/Tandu (Strecher Case) Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh penumpang ini agar dapat melakukan
penerbangan, yaitu :
a. Harus memiliki surat keterangan dari dokter bahwa dia bisa untuk naik
pesawat terbang sampai ke tujuan.
b. Harus ada persetujuan dari dokter perusahaan penerbangan yang bersangkutan.
c. Biaya tempat berbaring di pesawat biasanya tiga kali harga tiket normal
dimana penumpang naik.
d. Harus ada yang menenmani penumpang (dokter pribadinya).
a. Orang buta dengan anjingnya harus berangkat dengan kelas satu.
b. Mulut anjing itu harus brongsong.
c. Harus memiliki alas yang menyerap air.
d. Semua peraturan pemerintah untuk membawa anjing harus di taati.
e. Hanya satu anjing penuntun orang buta yang di perkenankan untuk setiap
penerbangan.
f. Penumpang buta yang membawa anjing penuntun harus diberangkatkan lebih
dahulu dari penumpang lainnya.
4.4.10 Ibu Yang Sedang Mengandung (Expectant Mother)
Ibu yang sedang mengandung dalam keadaan sehat diperbolehkan terbang sampai
minggu ke-35, dengan syarat : harus ada surat keterangan dari dokter, yang menyatakan
bahwa ibu tersebut diperkirakan akan melahirkan paling cepat 5 minggu lagi, dan ibu dalam
keadaan sehat dan kuat untuk terbang sampai tujuan.
4.4.11 Penumpang Orang Penting (VIP)
Yang dimaksud VIP antara lain : Presiden, Perdana Menteri, Menteri, Duta Besar,
Gubernur, Kepala Staff Angkatan Bersenjata Dalam, Tugas/Dinas, dan sebagainya. Untuk
VIP, penanganan yang dilakukan oleh petugas adalah :
a. Penumpang tersebut akan langsung melalui pintu VIP.
b. Semua urusan check-in diurus oleh petugas, dia cukup menunggu di VIP
room atau ruang tunggu VIP yang telah disediakan.
c. Memberitahukan dengan telex ke Bandara berikutnya yang akan disinggahi
oleh pesawat tersebut.
Yang dimaksud disini adalah anak yang berumur 7-12 tahun dan tidak ditemani oleh
saudaranya atau penumpang lain yang sudah berumur 18 tahun. Yang perlu diperhatikan
petugas adalah :
a. Harus ada pemesanan tempat terlebih dahulu.
b. UM yang bisu dan tuli tidak boleh diterima.
c. Perusahaan penerbangan hanya bertanggung jawab pada UM dari bandara dia
berangkatkan sampai di bandara yang ia tuju.
4.5 Cargo Handling
Cargo adalah semua barang yang dikirim melalui udara (pesawat terbang), laut (kapal)
atau darat (truk kontainer) untuk diperdagangkan, baik antar wilayah atau kota di dalam negeri
maupun antar negara (Internasional) yang dikenal dengan istilah ekspor-impor. Apapun
jenisnya, semua barang kiriman kecuali benda-benda pos dan bagasi penumpang baik yang
diperdagangkan (ekspor-impor) maupun untuk keperluan lainnya (non komersial)
dikategorikan sebagai kargo.
Pengertian kargo menurut IATA (2005) adalah semua barang yang diangkut atau yang
akan diangkut dengan pesawat udara dengan menggunakan Air Way Bill/SMU tetapi tidak
termasuk pos atau barang lain yang dimuat dalam perjanjian konvensi pos internasional dan
bagasi yang disertai tiket penumpang atau check baggage. Perkembangan pengiriman barang
via udara ataupun laut yang lebih dikenal dengan sebutan Cargo.
Tambahan terminologi Cargo menurut Standart Operation Procedure Cargo Handling
PT. JAS (2004:27) antara lain:
a. Storage adalah proses penemptan kargo di dalam gudang sesuai dengan sifat
dan jenis dan masing-masing barang tersebut menunggu proses build up untuk
b. Rebuild Up adalah proses penempatan cargo di dalam ULD (pallet,kontainer)
atau gerobak atau cart sesuai dengan SOP masing-masing.
c. ULD (Unit Load Device) adalah semua tipe pallet, kontainer yang digunakan
sebagai alat untuk mempermudah pengiriman barang walaupun tidak semua
pesawat bisa dimuati oleh kontainer.
d. Cargo Delivery atau Cargo Movement adalah proses pemindahan cargo dari
warehouse atau storage ke area shipside atau antar rampside.
e. Unloading adalah proses menurunkan atau membongkar cargo dari pesawat
untuk selanjutnya di letakkan di rampside atau dibawa ke gudang sebagai
transit cargo atau inbound cargo.
f. Cargo Manifestadalah daftar muatan angkutan yang berisi jumlah koli, berat,
jenis komoditi dan tujuan sesuai dengan yang tertera di SMU atau AWB.
g. B.C 1.2 adalah dokumen Bea dan Cukai yang digunakan sebagai pelindung
barang import atau transit yang diangkut lanjut melalui daerah pabean
(domestik).
h. Berak Down adalah proses pembongkaran atau penurunan cargo dari ULD atau
cart yang di sesuaikan dengan manifest atau AWB dan SMU untuk mengecek
kesesuaian jumlah koli, berat, jenis isi.
i. PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang) adalah dokumen pabean yang digunakan
untuk pemberitahuan pelaksanaan ekspor yang dibuat sesuai BC 3.0 yang dapat
berupa tulisan di atas formulir atau pesan elektronik (EDI).
j. DPEB (Daftar Pemberitahuan Barang Ekspor) adalah daftar muatan barang
ekspor yang digunakan untuk memberitahukan barang ekspor yang diangkut
lanjut atau barang ekspor yang diangkut terus pada saat kedatangan sarana
4.6 Baggage Handling
Baggage Handling yaitu proses pelayanan bagasi penumpang di stasiun
asal/keberangkatan pada saat penumpang melakukan proses check-in, kemudian memuat
bagasi tersebut ke container (gerobak bagasi), melaksanakan baggagesorting dan transit
baggage, menarik bagasi ke pesawat dan sebaliknya hingga sampai kepada penyerahan bagasi
tersebut ke penumpang yang bersangkutan pada saat penumpang tiba di tujuan. Penanganan
cabin baggage/unchecked baggage :
a) Check-in counter
Pada saat melakukan labelling checked baggage milik penumpang, disarankan
untuk menanyakan seberapa banyak dan memeriksa secara cermat seberapa
besar cabin baggage yang akan dibawa oleh penumpang yang bersangkutan.
Pengawas tugas operasional/group leader disarankan saat mobile di area
check-in turut memperhatikan antrian sambil melihat apakah ada penumpang
yang membawa cabin baggage/unchecked baggage yang tidak sesuai dengan
ketentuan
Apabila menemukannya agar dilakukan pengecekan melalui test unit cabin
baggage berada di area check-in counter dan corridor
Cabin baggage/unchecked baggage yang diperkenankan untuk dibawa, seperti
2 potong untuk 1 orang penumpang kelas bisnis dan 1 potong untuk 1orang
penumpang kelas ekonomi, tidak melebihi ukuran, berat maksimum 7 kg.
Jika melebihi dari ketentuan itu, menyarankan penumpang supaya
melaporkannya sebagai cheched bagasi. Hal ini untuk mengurangi terjadinya
oversizescabin baggage/unchecked baggage di boarding gate.
Menginformasikan kepada pihak loading tentang adanya penambahan bagasi
hasil sweeping oversize cabin baggage/unchecked baggage di bording gate.
Mengawasi dan memantau pengambilan serta penyerahannya dari boarding
gate.
Melaporkan ke lost dan found setelah pesawat block off.
Menginformasikan kepada petugas ramp handling mengenai sweeping
oversizecabin baggage/unchehcked baggage yang ada.
Memantau dengan seksama penyerahan dan pemuatannya ke dalam pesawat.
Mengirimkan telex ke stasiun tujuan transit tentang sweeping oversize cabin
baggage/unchecked baggage tersebut dengan menyebutkan jumlah, nomor
limited release dengan copy telex ke lost dan found stasiun keberangkatan.
4.7 Aviation Security
Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 54 tahun 2004 tanggal 21
Mei 2004, Aviation security adalah gabungan sumber daya manusia, fasilitas dan materi serta
prosedur untuk melindungi penerbangan sipil dari tindakan gangguan melawan hukum,
sedangkan pengertian AVSEC di Indonesia sendiri pengamanan Bandara Udara (Aviation
Security) adalah sebuah unit kerja yang dibentuk oleh PT. Angkasa Pura dalam memenuhi
aturan-aturan Internasional dan nasional sebagai pengelola dan penyedia jasa keamanan
bandara.
Sejarah AVSEC (Aviation Security) telah dikenal sejak awal abad ke 20 ketika terjadi
pembajakan pesawat udara di Peru tahun 1931. Kejadian ini merupakan tindakan kejahatan
(melawan hukum) di udara yang pertama terhadap penerbangan sipil yang kemudian terjadi
berulang-ulang menimpa berbagai penerbangan sipil.
memberikan perlindungan keamanan, terhadapa awak pesawat udara, pesawat udara
penumpang, instalasi Bandar Udara, para petugas di darat, masyarakat dan pengguna jasa
penerbangan lainnya dari tindakan melawan hukum. Surat keputusan Direktur Jenderal
Perhubungan Udara No. Skep/40/II/ 1995 Petunjuk Pelaksanaan keputusan mentei
perhubunngan No: 14 tahun 1989 Tentang Penertiban Penumpang Barang dan Cargo yang
diangkut pesawat udara sipil :
a. Pokok-pokok yang di atur:
b. Pemeriksaan dokumen.
c. Pemeriksaan penumpang, bagasi, dan bagasi kabin.
d. Pelaporan (check-in).
e. Pemeriksaan awak pesawat.
f. Pemeriksaan penumpang transit dan transfer.
g. Penanganan senjata.
h. Penanganan bagasi kabin dan bagasi.
i. Penanganan penumpang khusus.
j. Pemeriksaan jamaah haji, bagasi kabin dan bagasinya.
k. Pengawasan jalur dari check-in ke ruang tunggu dan ke sisi udara.
l. Penertiban cargo.
m. Penggolongan.
n. Pengemasan.
o. Pengiriman
p. Pengawasan.
q. Penanganan bahan dan/atau barang berbahaya.
r. Kiriman pos.
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan
Dari uraian bab demi bab dalam kertas karya ini, maka penulis menyimpulkan bahwa
pada dasarnya dewasa ini peran transportasi udara semakin nyata, ini terbukti dengan
meningkatnya perjalanan manusia menggunakan pesawat udara dan banyaknya bermunculan
berbagai maskapai penerbangan dengan berbagai macam daerah/kota tujuan.
Salah satu faktor penting untuk menunjang kegiatan transportasi udara ini adalah
adanya Ground Handling. Ground Handling atau dalam bahasa Indonesia biasa disebut
dengan Tata Operasi Darat adalah aktivitas perusahaan penerbangan yang berkaitan dengan
penanganan atau pelayanan terhadap para penumpang berikut bagasinya, kargo, pos, peralatan
pembantu pergerakan pesawat di darat dan pesawat terbang itu sendiri selama berada di
Bandara, sejak pesawat udara tersebut mendarat sampai lepas landas. Ground Handling
tersebut menangani pre-flight services dan post-flight service.
Ground Handling sendiri dapat dijadikan media pembelajaran bagi seseorang yang
ingin mempelajari dan mendalami dunia pekerjaan dalam bidang ini. Dan hal tersebut banyak
dimanfaatkan pelajar. Mahasiswa untuk melakukan kegiatan praktek kerja lapangan di
perusahaan penyedia jasa Ground Handling, salah satunya adalah PT. JAS.
Dan setelah mempelajari dunia penerbangan khususnya Ground Handling di PT. JAS
kita memperoleh pengetahuan yang paling utama tentang proses dan prosedur penanganan
pesawat, penumpang, bagasi, cargo dan mail untuk masuk dan keluar dari pesawat.
5.2 Saran
Untuk mencapai tujuan PT. JAS dalam proses Ground Handling di Bandara
dukung tenaga-tenaga profesional yang handal, sehingga maskapai penerbangan yang
DAFTAR PUSTAKA
Felix R, Mulyonto Hadi 1999. “GROUND HANDLING” Jakarta : Gramedia Pustaka Utama