• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Pelayanan Ground Handling PT. Jas Di Kualanamu Internasional Airport

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Sistem Pelayanan Ground Handling PT. Jas Di Kualanamu Internasional Airport"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM PELAYANAN GROUND HANDLING PT. JAS DI

KUALANAMU INTERNATIONAL AIRPORT

KERTAS KARYA

OLEH

FADEL YOHANSYAH

122204015

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

PROGRAM STUDI PARIWISATA

BIDANG KEAHLIAN USAHA WISATA

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Kertas Karya: SISTEM PELAYANAN GROUND HANDLING PT. JAS DI KUALANAMU INTERNASIONAL AIRPORT

Oleh : FADEL YOHANSYAH NIM : 122204015

FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Dekan,

NIP. 19511013 197603 1 001 Dr. Syahron Lubis, M.A

PROGRAM STUDI D-III PARIWISATA Ketua,

(3)

LEMBAR PERSETUJUAN

SISTEM PELAYANAN GROUND HANDLING PT. JAS DI

KUALANAMU INTERNASIONAL AIRPORT

OLEH

FADEL YOHANSYAH

122204015

Dosen Pembimbing, Dosen Pembaca,

Henry W.D Taufik.H

(4)

ABSTRAK

Kemajuan sektor transportasi udara di Indonesia dapat dilihat dengan berkembangnya perusahan-perusahan penerbangan. Sekarang bepergian melalui udara banyak diminati oleh masyarakat karena menghemat waktu dan pelayanan yang ditawarkan oleh perusahaan sangat beragam dengan harga tiket pesawat yang relatif murah sehingga masyarakat dapat melakukan perjalanan melalui jalur penerbangan udara. Kegiatan penanganan penumpang di Bandara udara dan penanganan pesawat selama di Bandara udara dilakukan oleh suatu perusahaan Ground Handling dimana kegiatan Ground Handling adalah menangani dan melayani segala keperluan pesawat udara selama berada di darat serta prosedur penanganan penumpang nulai dari proses check-in, penanganan dokumen penumpang, bagasi, dan boarding; penanganan kedatangan penumpang serta penanganan penumpang yang memerlukan penanganan khusus. PT. JAS sebagai salah satu perusahaan Ground Handling di Bandara Kualanamu International Airport, berusaha memberikan pelayanan terhadap penumpang. PT. JAS beroperasi sejak tahun 1985 di Bandara Soekarno-Hatta Jakarta, dengan menangani Ground Handling Services pesawat-pesawat Singapore Airlines, Cathay Pasific, Lutfhansa, dan Malaysia Airlines, dan PT. JAS mempunyai kontribusi yang sudah tidak diragukan lagi dedikasinya. Hal ini bisa dinilai dari kepercayaan pihak airlines seperti Singapore Airlines, Cathay Pasific, Lutfhansa, dan Malaysia Airlines.

(5)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT dengan segala

hidayah,rahmat,nikmat iman dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan kertas karya yang berjudul : “Sistem Pelayanan Ground Handling PT. JAS Di

Kualanamu International Airport” .

Penulis kertas karya ini merupakan salah satu tugas yang wajib dikerjakan oleh mahasiswa

Program Studi Diploma III Pariwisata untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Ahli

Madya Pariwisata Bidang Keahlian Usaha Wisata di Fakultas Ilmu Budaya Universitas

Sumatera Utara.

Penulis menyadari akan keterbatasan yang dimiliki dalam menyelesaikan kertas karya

ini dan dalam penulisan kertas karya ini penulis banyak mendapat bantuan berbagai pihak.

Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih yang

tulus kepada :

1. Dr. Syahron Lubis, M.A. selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera

Utara.

2. Arwina Sufika, S.E., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pariwisata, Fakultas Ilmu

Budaya Universitas Sumatera Utara.

3. Solahuddin Nasution, S.E., MSP . Selaku Koordinator Praktek Bidang Keahlian

Usaha Wisata Jurusan Pariwisata Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

4. Henry W.D Taufik. H. Selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia meluangkan

waktu dan memberikan bimbingan dan petunjuk kepada penulis dalam

menyelesaikan kertas karya ini.

5. Drs. Haris S. Lubis, MSP. Selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia

meluangkan waktu dan memberikan bimbingan dan petunjuk kepada penulis dalam

(6)

6. Seluruh staf pengajar dan staf pegawai Program Studi Pariwisata, Fakultas Ilmu

Budaya Sumatera Utara.

7. Teristimewa dan tersayang kepada Ibunda Dra. Febriani Efendi Murni yang selalu

memberikan semangat serta kasih sayangnya kepada penulis, sehingga penulis dapat

menyelesaikan tugas akhir ini.

8. Terima kasih yang tak terhingga buat adinda tercinta Alex Ganda Subrata, dan Geri

martin yang memberikan perhatian, dorongan dan nasehat selama ini sehingga

penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

9. Buat sahabat-sahabat seperjuangan Erwin, Indra Lesmana Sinaga, Wahyu Prasetyo,

Adelina Arevi Hasibuan, Eva Fransiska Sianipar, Jemmy Nova Sormin, Silvia

Novita, Asmaul Husna, Humaira Radhiatul Mardiah, dan Putri Rosi Silalahi. Terima

kasih atas dukungan dan semangat teman-teman. Semoga kita semua sukses, terima

kasih buat semuanya.

10.Terima kasih juga buat Usman Harianto, Ridho Tambunan, Rico Julifer Simanjorang,

dan Ramadhan Sinambela, yang memberikan semangat kepada penulis dari sekolah

sampai selesai kuliah.

(7)

DAFTAR ISI

1.1 Alasan Pemilihan Judul……… 1

1.2 Rumusan Masalah ……… 1

2.2 Bandar Udara Kualanamu International Airport ……… 7

BAB III GAMBARAN UMUM PT. JASA ANGKASA SEMESTA CABANG MEDAN 3.1 Sejarah Perusahaan ………. 12

3.2 Visi dan Misi PT. Jasa Angkasa Semesta ………... 14

3.3 Struktur Organisasi ………. 15

3.4 Uraian Tugas ……….. 16

BAB IV SISTEM PELAYANAN GROUND HANDLING PT. JAS KUALANAMU INTERNATIONAL AIRPORT 4.1 Pengertian Ground Handling ………. 17

(8)

4.3 Ruang Lingkup Ground Handling ……… 18

4.4 Passenger Handling ……….. 19

4.5 Cargo Handling ……….... 33

4.6 Baggage Handling ……… 35

4.7 Aviation Security ………. 36

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ……….. 39

5.2 Saran ……….... 40

(9)

ABSTRAK

Kemajuan sektor transportasi udara di Indonesia dapat dilihat dengan berkembangnya perusahan-perusahan penerbangan. Sekarang bepergian melalui udara banyak diminati oleh masyarakat karena menghemat waktu dan pelayanan yang ditawarkan oleh perusahaan sangat beragam dengan harga tiket pesawat yang relatif murah sehingga masyarakat dapat melakukan perjalanan melalui jalur penerbangan udara. Kegiatan penanganan penumpang di Bandara udara dan penanganan pesawat selama di Bandara udara dilakukan oleh suatu perusahaan Ground Handling dimana kegiatan Ground Handling adalah menangani dan melayani segala keperluan pesawat udara selama berada di darat serta prosedur penanganan penumpang nulai dari proses check-in, penanganan dokumen penumpang, bagasi, dan boarding; penanganan kedatangan penumpang serta penanganan penumpang yang memerlukan penanganan khusus. PT. JAS sebagai salah satu perusahaan Ground Handling di Bandara Kualanamu International Airport, berusaha memberikan pelayanan terhadap penumpang. PT. JAS beroperasi sejak tahun 1985 di Bandara Soekarno-Hatta Jakarta, dengan menangani Ground Handling Services pesawat-pesawat Singapore Airlines, Cathay Pasific, Lutfhansa, dan Malaysia Airlines, dan PT. JAS mempunyai kontribusi yang sudah tidak diragukan lagi dedikasinya. Hal ini bisa dinilai dari kepercayaan pihak airlines seperti Singapore Airlines, Cathay Pasific, Lutfhansa, dan Malaysia Airlines.

(10)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Alasan Pemilihan Judul

Transportasi udara dalam kegiatan operasinya sangat berperan penting dalam

memberikan pelayanan, sehingga kebanyakan orang cenderung memilih memanfaatkan jasa

layanan angkutan udara, terutama untuk perjalanan jauh. Begitu pula kalau hendak

mengadakan tour atau perjalanan wisata ke luar kota dengan waktu yang amat singkat,

pesawat udara adalah sarana yang mutlak diperlukan semua orang.

Dibalik kelancaran perjalanan transportasi udara, ada suatu proses yang dilakukan agar

pesawat safety, sebab airlines/maskapai penerbangan tidak bisa menangani dengan

sendirinya, walaupun ada yang menangani pengoperasian dengan sendirinya sebelum

pesawat take off .

Berkenaan dengan hal tersebut penulis tertarik untuk menulis kertas karya dengan judul

“Sistem pelayanan ground handling PT. JAS di Kualanmu International Airport” yang akan

menguraikan gambaran Umum PT. JAS yang mempunyai kegiatan dibidang Ground

Handling dalam operasi lalu lintas udara dan jasa.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam kegiatan perjalanan transportasi udara, penumpang cenderung menyoroti

pelayanan dari pihak airlines/maskapai penerbangan, yang tanpa didasari ada pihak yang

sangat penting di dalam pengoperasian airlines, karena tidak semua airlines bisa mengurus

pengoperasian dengan sendirinya. PT JAS siap melayani pengoperasian dari masalah Cargo

dan Ground Handling. sehingga penulis tertarik untuk menginformasikan sistem pelayanan

Ground Handling di Kualanamu Internasional Airport dalam melayani penumpang dan

(11)

Kertas karya ini mempunyai tujuan sebagai berikut:

1. Memenuhi salah satu syarat untuk meraih gelar Ahli Madya Pariwisata Program

Diploma III, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

2. Memperkenalkan Sistem pelayanan Ground Handling PT. JAS di Kualanamu

International Airport.

3. Untuk menambah wawasan penulis dan menerapkan serta mengembangkan ilmu

pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah.

1.4 Metode Penelitian

Untuk memperoleh dan mengumpulkan data yang diperlukan dalam penulisan kertas

karya ini, penulis menggunakan dua metode penulisan, yaitu:

1. Penelitian Pustaka (Library Research)

Penulis mengumpulkan data secara teoretis dari pustaka berupa buku-buku,referensi dan

internet yang ada hubungannya dengan pembahasan judul kertas karya ini.

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian yang dilakukan untuk memperoleh data dengan cara penelitian langsung ke

lapangan, yang dilakukan dengan mewawancarai pihak-pihak yang terkait, yang dapat

membantu melengkapi isi kertas karya ini.

1.5 Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembahasan isi kertas karya ini, maka penulis membaginya

kedalam lima bab yaitu sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Dalam bab ini penulis menguraikan tentang alasan pemilihan judul, rumusan

masalah, tujuan penulisan, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

(12)

Dalam bab ini penulis menguraikan tentang pengertian bandara, dari sisi udara,

sisi darat bandar udara Kualanamu International Airport serta penerbangan

Internasional yang ada di Kualanamu International Airport.

BAB III Gambaran Umum PT. JAS Kualanamu International Airport

Dalam Bab ini berisi tentang sejarah singkat perusahaan/instansi yang diuraikan

mulai masa pembangunan sampai dengan sekarang, struktur organisasi, visi

misi perusahaan.

BAB IV Sistem Pelayanan Ground HandlingPT. JAS di Kualanamu International

Airport

Dalam bab ini menjelaskan tentang pelayanan PT JAS (Jasa Angkasa Semesta)

serta menguraikan informasi tentang Ground Handling , Ruang Lingkup Ground

Handling dan Tujuan Ground Handling.

BAB V Penutup

Merupakan rangkuman dari seluruh isi kertas karya ini yang dibuat dalam

(13)

BAB II

URAIAN TEORETIS

2.1 Pengertian Bandara

Bandara atau bandar udara yang juga populer disebut dengan istilah

airportmerupakan sebuah fasilitas di mana pesawat terbang seperti pesawat udara

danhelikopter dapat lepas landas dan mendarat. Suatu bandar udara yang palingsederhana

minimal memiliki sebuah landasan pacu atau helipad (untuk pendaratanhelikopter),

sedangkan untuk bandara-bandara besar biasanya dilengkapi berbagaifasilitas lain, baik untuk

operator layanan penerbangan maupun bagi penggunanyaseperti bangunan terminal dan

hanggar. Menurut Annex 14 dari ICAO(International Civil Aviation Organization) : Bandar

udara adalah area tertentu didaratan atau perairan (termasuk bangunan, instalasi dan

peralatan) yangdiperuntukkan baik secara keseluruhan atau sebagian untuk

kedatangan,keberangkatan dan pergerakan pesawat.

2.1.1 Sisi Udara (Air Side)

a.

pacu biasanya tergantung dari besarnya pesawat yang dilayani. Untuk bandar

udara perintis yang melayani pesawat kecil, landasan cukup

dari

umumnya 1.200 meter dengan lebar 20 meter, misal melayani Twin Otter,

Cessna, dll. pesawat kecil berbaling-baling dua (umumnya cukup 600-800

meter saja). Sedangkan untuk bandar udara yang agak ramai dipakai

konstruksi

yang dilayani adalah jenis turbo-prop atau jet kecil seperti Fokker-27, Tetuko

(14)

konstruksi beton dengan panjang 3.600 meter dan lebar 45-60 meter. Pesawat

yang dilayani adalah jet sedang seperti Fokker-100, DC-10, B-747, Hercules.

Bandar udara International terdapat lebih dari satu landasan untuk antisipasi

ramainya lalu lintas.

b.

sedangkan

umumnya beton bertulang, karena memikul beban besar yang statis dari

pesawat.

c. Untuk keamanan dan pengaturan, terdapat

menara khusus pemantau yang dilengkapi radio control dan radar.

d. Karena dalam bandar udara sering terjadi kecelakaan, maka disediakan unit

penanggulangan kecelakaan (air rescue service) berupa peleton penolong dan

pemadam kebakaran, mobil pemadam kebakaran, tabung pemadam kebakaran,

ambulans, dan peralatan penolong lainnya.

e. Juga ada fuel service untuk mengisi bahan bakar avtur.

2.1.2 Sisi Darat ( Land Side)

a.

datang atau pergi. Di dalamnya terdapat pemindai bagasi sinar X, counter

check-in, (CIQ, Customs - Imigration - Quarantine) untuk bandar udara

internasional, dan ruang tunggu (boarding lounge) serta berbagai fasilitas

untuk kenyamanan penumpang. Di bandar udara besar, penumpang masuk ke

pesawat melalui garbarata atau avio bridge. Di bandar udara kecil, penumpang

(15)

b. Curb, adalah tempat penumpang naik-turun dari kendaraan darat ke dalam

bangunan terminal.

c. Parkir kendaraan, untuk parkir para penumpang dan pengantar/penjemput,

termasuk taksi.

2.2 Bandar Udara Kualanamu International Airport

Bandar Udara Internasional Kualanamu

bandar udara internasional yang melayani kota

km dari kota Medan. Bandara ini adalah bandara terbesar kedua di Indonesia setelah

PT Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa yang terletak di

menggantika

Bandara Kualanamu diharapkan dapat menjadi bandara pangkalan transit internasional untuk

kawasan

ada fasilitas yang belum sepenuhnya selesai dikerjakan.

Pemindahan bandara ke Kualanamu telah direncanakan sejak tahun

kunjungan kerja ke Medan oleh

demi keselamatan penerbangan, bandara akan dipindah ke luar kota.

Persiapan pembangunan diawali pada

dimulai pada tahun yang sama kemudian memaksa rencana pembangunan ditunda. Sejak saat

itu kabar mengenai bandara ini jarang terdengar lagi, hingga

(16)

wilayah bandara tewas akibat letak bandara yang terlalu dekat dengan pemukiman. Hal ini

menyebabkan munculnya kembali seruan agar bandara udara di Medan segera dipindahkan

ke tempat yang lebih sesuai. Selain itu, kapasitas Polonia yang telah melebihi batasnya juga

merupakan salah satu faktor direncanakannya pemindahan bandara.

Rencana pembangunan selama bertahun-tahun terhambat masalah pembebasan lahan.

Pada

yang dihuni 71 kepala keluarga lainnya masih sedang dinegosiasikan. Pada

dilaporkan bahwa

Pada 1

pada tahun akhir 2012 yang termasuk jalan raya nontol, jalur kereta api & jalan raya tol yang

akan dibangun setelahnya.Pada awal tahun 2013, perkembangannya telah mencapai 95%.

Pada

ini dibuka pada 25 Juli 2013.Pada

oleh

bangunan.

Maskapai

Berikut ini adalah maskapai yang melakukan penerbangan langsung dari Bandar

Udara Kualanamu Internasional Airport :

Maskapai Tujuan

AirAsia Kuala Lumpur, Penang

Batik Air Jakarta-Halim Perdanakusuma, Jakarta-Soekarno-Hatta

(17)

Garuda Indonesia Jakarta-Soekarno-Hatta, Jeddah, Makasaar, Surabaya

Indonesia AirAsia Bangkok-Don Mueng, Jakarta-Soekarno-Hatta, Kuala

Lumpur, Palembang, Penang, Yogyakarta

Jetstar Asia Airways Singapura

Lion Air Banda Aceh, Bandung, Batam, Denpasar/Bali, Jakarta-

Soekarno-Hatta, Padang, Pekanbaru, Penang, Pontianak,

Surabaya

Malaysia Airlines Kuala Lumpur

Nam Air Batam

Saudia Jeddah

SilkAir Singapura

SriLanka Airlines Kolombo

Sriwijaya Air Alor Setar Ipoh, Jakarta-Soekarno-Hatta, Kuala

Terengganu, Padang, Penang

Susi Air Blangpidie, Kutacane, Meulaboh, Padang Sidempuan,

Pasir Pngaraian, Sibolga, Silangit, Simeulu, Singkil,

Takengon, Tapaktuan.

Wings Air Gunung Sitoli, Lhokseumawe, Meulaboh, Sibolga,

(18)

Angkutan Umum

Kereta api Airport Railink Services

Pembangunan Tahap I disertai pula oleh pembangunan jalur kereta api dari Stasiun

Araskabu di kecamatan Beringin ke bandara yang berjarak sekitar 450 meter. Stasiun

Araskabu sendiri terhubung ke Stasiun Medan dengan jarak 22,96 kilometer. Jarak tempuh

dari Medan hingga Kuala Namu berkisar 30-47 menit (kereta menuju bandara diprioritaskan

dalam penggunaan rel tunggal Medan-Kualanamu). Stasiun di bandara sudah jadi dan telah

dioperasikan sejak 25 Juli 2013. Harga tiket kereta api Kualanamu-Medan PP adalah

Rp80.000.00. Frekuensi perjalanan terus ditingkatkan, dari awalnya 13 kali per arah pada awal

pengoperasian, meningkat menjadi 17-18 perjalanan, dan mulai Mei 2014, 20 kali per arah.

Pada awalnya kereta api yang dipakai adalah KRDE buatan INKA, lalu pada November 2013

kereta baru dari Korea Selatan yang dilengkapi Wi-Fi mulai digunakan menggantikan KRDE

INKA. Layanan kereta api ini dioperasikan oleh PT Railink yang merupakan perusahaan

patungan PT Angkasa Pura II dan PT Kereta Api Indonesia. Kereta api ini merupakan kereta

api bandara pertama di Indonesia.

Bus

Bandara ini terhubung melalui angkutan bus dengan kota

Medan,

Operator Rute Lokasi

Damri Plaza Medan Fair

Almasar Jalan Cemara

(19)

ALS Binjai Super Mall

Paradep Jalan Sutomo

Almasar Kabanjahe

(20)

BAB III

GAMBARAN UMUM PT. JASA ANGKASA SEMESTA CABANG MEDAN 3.1 Sejarah Perusahaan

PT. Jasa Angkasa Semesta, didirikan pada tanggal 8 Juni 1984 berdasarkan akta

Notaris Soeleman Ardjasasmita, SH, No. 12, dan telah mendapat pengesahan dari Menteri

Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-7650.HT.01.01.Th86

tanggal 31 Oktober 1986 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 99

tanggal 12 Desember 1986 tambahan No. 1562. Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami

beberapa kali perubahan berkaitan dengan perubahan modal dasar dan peruahan status

perusahaan menjadi perusahaan terbuka. Perubahan terakhir berkaitan dengan dengan

penggabungan usaha perseroan dengan Akta No. 7 tanggal 17 Februari 2003 dari notaris A.

Partomuan Pohan, SH, LLM, telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman dan Hak

Azazi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C-03775.HT.01.04.TH 2003

tanggal 21 Februari 2003. PT. Jasa Angkasa Semesta berkantor pusat di Jakarta yaitu di jalan

Protokol Halim Perdana Kusumah, Jakarta 13560, telepon 021-80883388, fax 021-80886688.

Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar, Perseroan bergerak dalam bidang usaha

penunjang Jasa Angkutan Udara. Adapun kegiatan usaha Perseroan pertama kali dilakukan

pada tahun 1985 di Bandara Soekarno-Hatta Jakarta, dengan menangani Ground Handling

Services pesawat-pesawat Singapore Airlines, Cathay Pasific, Lutfhansa, dan Malaysia

Airlines. Pada tahun 1989 Perseroan melakukan expansi dengan membuka kegiatan operasi

di bandara udara seperti Ngurah Rai Bali, Juanda Surabaya, Manado, Medan, dan Makassar.

Hingga saat ini, perseroan melayani 12 bandar udara utama diseluruh Indonesia dengan

sejumlah pelanggan internasional sebanyak 27 airlines dan pelanggan domestik sebanyak 4

(21)

Pada awalnya perseroan bergerak dalam bidang usaha jasa penunjang kegiatan

penerbangan (Ground Handling Services) di Bandar Udara, kecuali usaha Cargo dan

pergudangan. Kemudian dalam perjalanannya, perseroan berkembang cukup pesat sehingga

perseroan mulai menjajaki usaha lain yang masih terkait dengan bisnis utama perseroan.

Dalam tahun 2000 perseroan telah melakukan penggabungan kegiatan usaha Ground

Handling Services dengan kegiatan usaha Kargo dan Pergudangan yang dimiliki oleh PT.

Cardig Air, yang semula sebagai Holding Company Perseroan. Dengan adanya

penggabungan ini maka jenis pelayanan yang diberikan oleh perseroan kepada pelanggan

menjadi lebih lengkap.Pada tahun 2000 Perseroan mengalami perubahan status menjadi

perusahaan terbuka, dan telah memperoleh pernyataan efektif sebagai perusahaan public dari

Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) dengan suratnya

No.S-1420/PM/2002.Selanjutnya pada tanggal 15 Juli 2000 saham-saham perseroan telah tercatat

secara efektif pada BES (Bursa Efek Surabaya).

Pada tahun Februari 2004, Singapore Airport Terminal Services Limited (SATS)

masuk sebagai pemegang saham perseroan.Perseroan melakukan penjualan saham perseroan

dalam anak-anak perusahaan (JAB, PMAD, CEN, UPS, GoTrans &JAE) dan asset perseroan

(22)

3.2 Visi dan Misi PT. Jasa Angkasa Semesta VISI

Untuk menjadi pilihan terbaik dalam solusi layanan bandara dan mewujudkan

mutu pelayanan sesuai dengan standart IATA, sehingga perusahaan dapat berdiri

sejajar dengan perusahaan besar yang berskala Internasional.

MISI

(23)

3.3 Struktur Organisasi

3.4 Uraian Tugas

Tugas masing-masing tim PT.JAS :

Station Head : Sebagai station head/ketua perwakilan PT. JAS. Tugasnya

memonitori kegiatan baik di lapangan maupun di luar lapangan.

Leader Terminal : Sebagai leader yang berada di terminal baik itu operation

maupun lost and found ataupun check-in. dari semua itu dialah seorang ZAKI

STATION HEAD PT. JAS

YUDI

LEADER TERMINAL PT. JAS

OII SYAHPUTRA

LEADER OPERATION PT. JAS

TAUFIK & AISYIAH LEADER LL & CHECK-IN

(24)

leadernya. Bertugas memonitori dan memantau keadaan yang ada di check-in

dan lost and found.

Leader Operation : Leader yang berada di operation, tugasnya membantu tim

baik di ramp maupun sebagai headshet man, dan memonitori keadaan yang ada

di lapangan.

Leader LL dan Check-in : Taufik sebagai leader Lost and Found yang

memonitori keadaan di kedatangan bagasi. Sedangkan Aisyiah memonitori

keadaan di Check-in.

Leader Cargo : Tugasnya memonitori keadaan yang ada di Cargo baik Ekspor

maupun impor. Tugasnya memantau Cargo masuk dan keluar, serta membantu

(25)

BAB IV

SISTEM PELAYANAN GROUND HANDLING PT. JAS KUALANAMU INTERNATIONAL AIRPORT

4.1 Pengertian Ground Handling

Ground Handling” berasal dari kata “Ground” dan “Handling”. Ground artinya

darat atau di darat, yang dalam hal ini di Bandara (Airport).Handling berasal dari kata Hand

atau Handle yang artinya tangan atau tangani. To Handle berarti Menangani, Melakukan

suatu pekerrjaan tertentu dengan dengan penuh kesadaran. Handling berarti Penanganan atau

pelayanan (Service ot To Service, sehingga pada banyak kesempatan, kita sering menjumpai

pemakaian kata “Ground Service”. Dan dalam banyak kasus. Kita juga sering menemukan

kata “Ground Operation”, Baik “Ground Handling”, “Ground Service”, “Ground Operation”

maupun “Airport Service”, pada dasarnya mengandung maksud dan pengertian yang sama,

yaitu merujuk kepada “Suatu aktifitas perusahaan penerbangan yang berkaitan dengan

penanganan atau pelayanan terhadap para penumpang berikut bagasinya, kargo, pos,

peralatan pembantu pergerakan pesawat di darat dan pesawat terbang itu sendiri selama

berada di Bandara, untuk keberangkatan (Departure) maupun untuk kedatangan atau ketibaan

(Arrival)”. Secara sederhana “Ground Handling” atau “Tata Operasi Darat” adalah

pengetahuan dan keterampilan tentang penanganan pesawat di Apron, penanganan

penumpang dan bagasinya di terminal dan kargo serta pos di cargoarea

4.2 Tujuan Ground Handling

Ground Handling mempunyai tujuan, yakni:

1. Flight Safety.

2. On Time Perfomance.

3. Costumer Satisfaction.

(26)

4.3 Ruang Lingkup Ground Handling

Ruang lingkup atau batasan pekerjaan Ground Handling, yaitu pada fase atau tahap

:

1. Pre-Flight

Kegiatan penanganan terhadap penumpang berikut bagasinya dan kargo serta

pos dan pesawat sebelum keberangkatan (di Bandara asal/Origin Station)

2. Post Flight

Kegiatan penanganan terhadap penumpang beserta bagasinya dan kargo serta

pos dan pesawat setelah penerbangan (di Bandara tujuan/Destination) atau dengan

kata lain penanganan penumpang dan pesawat selama berada di Bandara. Secara

teknis operasional, aktifitas “Ground Handling” dimulai pada saat pesawat “ taxi”

(Parking Stand), mesin pesawat sudah dimatikan, roda pesawat sudah diganjal

(Block On) dan pintu pesawat sudah dibuka (Open The Door) dan para

penumpang sudah dipersilahkanuntuk turun atau keluar dari pesawat, maka pada

saat itu para staff udara sudah memiliki kewenangan untuk mengambil alih

pekerjaan dari “Pilot In Command (PIC)” beserta cabin crew-nya. Dengan

demikian, fase ini kita namakan “Arrival Handling”.Dan sebaliknya, kegiatan atau

pekerjaan orang-orang darat berakhir ketika pesawat siap-siap untuk lepas landas,

yaitu pada saat pintu pesawat ditutup, mesin dihidupkan dan ganjal roda pesawat

sudah dilepas (Block Off). Tanggung jawab pada fase ini (In-Flight) berada di

tangan “Pilot In Command” beserta para awak kabinnya. Fase ini dikenal dengan

istilah “Departure Handling”.

4.4 Passenger Handling

(27)

penumpang di suatu penerbangan mulai dari proses reservasi atau pemesanan tempat hingga

penumpang tiba di tempat tujuan. Dimana menrut F.X Widadi rangkaian tata laksana

penanganan atau pelayanan penumpang dapat diuraikan berdasarkan urutan berikut :

1. Reservation yaitu proses pemesanan tempat.

2. Fare calculation yaitu sistem penghitungan tarif.

3. Ticketing yaitu proses pembuatan dan penjualan tiket

4. Departure yaitu proses pelayanan keberangkatan penumpang di Bandara Udara.

5. Inflight Service yaitu proses pelayanan penumpang selama di perjalanan/di dalam

Pesawat.

6. Transit/Transfer yaitu proses pelayanan penumpang di kota persinggahan.

7. Arrival yaitu proses penanganan penumpang di Bandar udara kota tujuan.

Pembahasan tentang pelayanan penumpang (passenger handling) pada intinya ada dua

yaitu:

1. Pelayanan pada saat keberangkatan (Departure section).

2. Pelayanan pada saat kedatangan (Arrival section).

Syarat pengangkutan penumpang beserta bagasi yang dibawa telah diatur dalam

konvensi warsawa, tertuang dalam bentuk naskah the IATA General Condition of Carriage.

Condition of Contract adalah naskah kontrak antara penumpang dengan perusahaan

penerbangan, naskah ini tercantum di dalam semua tiket penerbangan komersial Internasional

dan ini hanya berlaku untuk penerbangan Internasional. Sementara itu, untuk penerbangan

domestik berlaku peraturan tersendiri sesuai dengan kebijakan negara bersangkutan.

4.4.1 Proses Check-in

Check-in adalah suatu proses kegiatan penanganan dan pelayanan penumpang yang

akan melakukan penumpang di Bandar udara untuk mendapatkan nomor tempat duduk di

(28)

udara yang merupakan proses bagi calon penumpang yang akan berangkat ketujuan sebelum

naik ke pesawat. Chek-in counter dibuka dua jam sebelum keberangkatan pesawat. Prosedur

chek-in penumpang yang diberikan oleh PT. JAS :

1. Menyapa dengan sopan dan senyum kepada penumpang yang datang dengan

selamat pagi/siang/sore/malam.

2. Memeriksa tiket dan tujuan penumpang yang akan berangkat.

3. Memeriksa tanggal keberangkatan dan status pemesanan.

4. Memeriksa kelas dan harga (jenis tiket) anak-anak, dewasa atau bayi.

5. Selanjutnya petugas memasuki tahap pemeriksaan penumpang (travel

documents).

a. Last Minute Change (LMC)

Adalah penumpang yang datang ketika check-in counter sudah tutup atau penumpang

yang diterima pada saat-saat terakhir. Sebelum menerima penumpang tersebut sebagai LMC,

maka perlu mempertimbangkan hal-hal berikut ini :

1. Calon penumpang tidak membawa koper/bagasi, sehingga tidak

menyebabkan keterlambatan karena masih harus memasukkan ke perut

pesawat.

2. Calon penumpang masih cukup mempunyai waktu untuk mengurus imigrasi

dan berjalan menuju ke pesawat.

3. Masih ada persediaan makanan di pesawat untuk calon penumpang tersebut.

b. Upgrading/downgrading

Adalah pemeberian kelas yang lebih tinggi atau kelas yang lebih rendah kepada

penumpang apabila pesawat kelebihan penumpang (overbook), misalnya di kelas ekonomi,

(29)

penumpang diturunkan kelasnya (downgrading), misalnya dari kelas bisnis ke kelas ekonomi.

Apabila hal ini terjadi maka penumpang akan diberi penggantian harga selisih kelas.

c. Inadmissable and depeortee passenger

Adalah penumpang yang ditolak memasuki suatu negara sewaktu mendarat di

lapangan terbang. Bisa juga terjadi di bagian keimigrasian penumpang ditolak memasuki

negara tersebut, dengan alasan :

1. Dokumen perjalanan tidak lengkap, misalnya : passpor habis masa

berlakunya, tidak ada visa, paspor palsu, tidak mempunyai cukup dana, dan

sebaginya.

2. Terkena daftar hitam, misalnya : teroris, kriminal, pembawa penyakit

berbahaya dan menular.

3. Alasan politik.

Cara mengangai inadmissable passenger :

1. Memeriksa asal penerbangan penumpang.

2. Mencocokan namanya dengan daftar penumpang.

3. Mencatat nama, kebangasaan, nomor passpor penumpang yang

ditolak dari bagian imigrasi tersebut.

4. Menyiapkan bagasinya.

5. Mengembalikan ke negara asal atau negara ketiga dengan kesempatan

penerbangan pertama.

6. Mengantar penumpang tersebut ke ruang tunggu keberangkatan.

7. Menyerahkan passpor penumpang kepada pramugara/pramugari

(cabin crew) dalam amplop tertutup.

8. Mengirim telex ke Bandara tujuan tentang penumpang tersebut.

(30)

Travel Documents adalah semua surat-surat yang dikeluarkan oleh instansi tertentu

yang dapat digunakan untuk kemudahan dan diperlukan dalam suatu perjalanan berdasarkan

peraturan yang berlaku di negara keberangkatan, negara yang dilalui/negara transit, maupun

negara tujuan.

Berikut ini adalah beberapa surat-surat yang diperlukan ketika akan melakukan

perjalanan keluar negeri :

a. Paspor

paspor adalah suatu dokumen resmi yang dikeluarkan oleh instansi pemerintah bagi

warga negaranya atau orang asing yang tidak memliki status kewarganegaraan, namun

berdomisili di negara dimana paspor itu dikeluarkan.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemeriksaan paspor :

• Memeriksa apakah nama yang tertera di paspor sama dengan yang tertera di

tiket.

• Foto pemegang paspor sama dengan yang membawa paspor/pemilik.

• Masa berlaku paspor untuk negara yang di tuju.

• Paspor dalam keadaan baik, tidak robek atau halaman yang hilang.

• Tanda tangan dan cap instansi yang mengeluarkan paspor.

b. Visa

Visa adalah surta izin untuk mengunjungi atau memasuki suatu negara yang diberikan

oleh kedutaan negara tersebut atau yang mewakilinya dimana asal dari orang yang memohon

visa tersebut. Bentuknya adalah cap saja pada lembaran paspor, distempel, ditanda tangani

oleh DUBES/KONSUL negara tersebut.

(31)

Masa berlaku visa.

Jenis visa yang disesuaikan dengan sifat dari perjalanan.

c. Surat Keterangan Kesehatan Internasional (International Health Certificate)

Hal-hal yang diperhatikan petugas dalam pemeriksaan surat keterangan kesehatan

adalah :

• Kalau memenag negara yang dituju memerlukan surat kesehatan, maka surat

kesehatan terssebut harus masih berlaku.

• Harus ditulis dalam bahasa inggris atau perancis.

• Ada cap dan tanda tangan dokter yang memberikan vaksi nasi.

• Surat keterangan kesehatan internasional harus dikeluarkan oleh badan yang

telah disetujui oleh WHO.

• Tanggal, bulan dan tahun vaksi nasi harus ditulis dengan huruf bukan angka.

d. Exit Permite

Adalah izin bertolak yang sah dan berlaku, yang diberikan oleh dan atas nama

pemerintah bagi warga negaranya atau warga negara asing untuk meninggalkan negara dimana

ia tinggal/berdomisili.

Bentuk dari exit permite ini adalah cap yang diterakan kedalam passpor

bersangkutan/penumpang. Yang harus diperhatikan oleh petugas dalam hal ini :

Masa berlaku exit permite, dimana masa berlakunya enam bulan sejak

(32)

4.4.3 Penangan Bagasi Penumpang

Bagasi adalah barang yang dibawa penumpang pada waktu penerbangan yang isinya

berupa barang-barang milik pribadi untuk keperluan sehari-hari yang dibutuhkan selama

perjalanan.

Hal-hal yang menyangkut bagasi adalah :

1. Checked baggage atau bagasi yang dilaporkan dan dimasukkan melalui

check-in yang berisi barang-barang milik pribadi.

2. Uncheck baggage atau barang bawaan yang dibawa bersama penumpang

kedalam pesawat (cabin) dengan batas tertentu. Berdasarkan peraturan IATA

(International Air Transport Association) free articles atau barang-barang

yang boleh di bawa masuk ke dalam kabin adalah :

Tas tangan wanita, buku bacaan saku, dompet.

Payung atau tongkat untuk jalan.

Baju tebal atau selimut.

Makanan bayi untuk persediaan selama penerbangan.

Kamera kecil atau teropong.

3. Unaccompained Baggage atau bagasi yang dikirim melalui kargo.

Batas berat bagasi yang dibebaskan dari biaya disesuaikan dengan kelas tiket,

misalnya untuk kelas bisnis 40 kg, sedangkan kelas ekonomi 20 kg per

penumpang. Apabila melebihi batas tersebut maka akan dikenakan biaya tambahan

yang disebut excess baggage atau biaya kelebihan berat bagasi dimana setiap

kelebihan 1 kg dikenakan biaya sebesar 1% dari harga tiket satu jalan.

(33)

Apabila penumpang check-in, petugas akan memberikan Boarding Card dapat

memasuki pesawat. Pada saat boarding, penumpang yang akan berangkat akan diperiksa

kembali dengan memberikan boarding pass kepada petugas dan petugas akan merobek

separuh dari boarding card tersebut untuk pertinggal bagi petugas sehingga memudahkan

petugas untuk mengecek kembali jumlah penumpang yang telah check-in, jika jumlahnya

telah selesai maka dapat segera diberangkatkan.

Sebelum melakukan proses boarding, ada beberapa hal yang harus dipersiapkan oleh

petugas, yaitu :

1. Petugas pasasi memeriksa posisi atau letak parkir pesawat sehingga calon

penumpang lebih mudah untuk boarding.

2. Melaporkan ke bagian penerangan agar boarding dapat segera dilakukan.

3. Petugas mempersiapkan daftar lampiran penumpang yang berisikan

nama-nama penumpang agar tidak terjadi kekeliruan.

4. Petugas memeriksa berita telex yang tiba mengenai penerbangan yang

dimaksud.

5. Petugas harus menghindari dari daerah yang berbahaya seperti daerah basah di

Apron, baling-baling pesawat, semburan pesawat, dan lalu lintas perlengkapan

bandara.

6. Mempersiapkan makanan (catering) sesuai dengan jumlah penumpang yang

akan berangkat.

Ada beberapa tahap yang harus dilakukan oleh petugas pasasi agar proses boarding

dapat berjalan dengan baik dan lancar :

a. Menentukan urutan boarding penumpang dengan cara :

• Terlebih dahulu menaikkan penumpang yang memerlukan penanganan khusu

(34)

• Menaikkan penumpang kelas ekonomi.

• Menaikkan penumpang kelas bisnis.

b. Mempersiapkan sarana transportasi bagi penumpang menuju pesawat

• Memberitahukan kepada penumpang khusus untuk naik terlebih dahulu ke

dalam bus.

• Menyediakan sebuah khusus untuk penumpang kelas bisnis.

• Petugas pasasi yang bersama dalam bus harus dapat memastikan bahwa semua

penumpang sudah naik ke dalam bus dan penumpang tidak berdesakan.

• Petugas juga harus menjaga agar semua penumpang berada dalam bus sebelum

memberi isyarat dalam menutup bus.

4.4.5 Penanganan Kedatangan Penumpang

Petugas dibagian kedatangan pesawat/penumpang haruslah mengetahui waktu

kedatangan pesawat sehingga mereka dapat mempersiapkan diri untuk memberikan pelayanan

kepada penumpang yang datang.

Dalam memberikan pelayanan tersebut maka yang harus dipersiapkan oleh petugas

Ground Handling adalah :

a. Petugas harus mengetahui apakah ada penumpang yang transit yaitu

penumpang yang pindah pesawat untuk menuju ke kota/negara lain atau

penumpang yang turun di bandara tersebut.

b. Memeriksa ciri-ciri penumpang khusus yang akan turun.

c. Memeriksa kedatangan dan parkir pesawat.

d. Memastikan jumlah petugas yang ditetapkan untuk menangani penumpang

(35)

e. Untuk masalah pemakaian bus di terminal, pastikan bahwa bus-bus tersebut

tersedia untuk penumpang yang akan tiba.

Setelah persiapan tersebut selesai, maka hal lain yang harus dilakukan dalam

penanganan penumpang saat kedatangan, yaitu :

a. Penumpang yang melakukan transit (singgah) akan diberikan kartu singgah

(transit card) dan petugas perusahaan penerbangan akan segera membantu

dalam pengurusan yang berhubungan dengan tempat duduk, bagasi, dan lain

sebagainya.

b. Menyambut dan menuntun penumpang tersebut menuju ke ruang kedatangan.

c. Memberikan bantuan kepada ibu bersama bayi dan anak kecil serta penumpang

yang memerlukan penanganan khusus.

d. Memberikan bantuan dalam pengurusan imigrasi kepada penumpang yang

belum mengerti prosedur keimigrasian.

4.4.6 Penanganan Penumpang Yang Memerlukan Penanganan Khusus

Dalam memberikan pelayanan yang maksimal kepada penumpang, perusahaan

penerbangan menerapkan suatu sistem penanganan yang manusiawi kepada berbagai

penumpang. Pelayanan secara khusus bagi penumpang dalam dunia penerbangan dikenal

dengan isitilah special handling. Dalam memberikan pelayanan pada penumpang ini, petugas

harus memberikan pelayanan atas permintaan khusus dari penumpang tersebut dengan

penyediaan fasilitas yang diperlukan oleh penumpang, penumpang yang memerlukan

penanganan khusus adalah :

(36)

Penumpang cacat/tidak mampu adalah penumpang yang menurut analisa

medis, secara fisik atau mental memerlukan bantuan khusus. Penumpang

yang memerlukan bantuan khusus adalah penumpang yang memerlukan

kursi roda.

Jenis kursi roda berbeda-beda, yaitu :

a. WCHC/Wheelchair cabin : Penumpang yang memerlukan kursi roda

sewaktu didalam cabin, tentu saja dia juga tidak dapat naik/turun pesawat.

b. WCHR/Wheelchair : Penumpang dapat naik/turun pesawat, tetapi

tidak mampu berjalan terlalu jauh.

c. WCHS : Penumpang tidak dapat naik/turun pesawat

menggunakan tangga atau step, tapi mampu berjalan di cabin.

Penumpang yang digolongkan dalam Handicappet Passenger adalah :

a. Yang memerlukan ambulan.

b. Penumpang buta.

c. Penumpang tuli.

d. Penumpang bisu.

e. Penumpang yang lumpuh.

Penanganan yang diberikan kepada penumpang yang cacat atau tidak

mampu meliputi :

1. Setiap penumpang yang memerlukan kursi roda melaporkannya

kepada petugas pasasi pada waktu check-in.

2. Menyediakan kursi roda pada penumpang dengan segera serta

meliohat kondisi penumpang tersebut.

(37)

4. Memberikan bantuan kepada penumpang dalam hal fiskal dan

passport stamping.

5. Segera setelah boarding announcement, penumpang yang

menggunakan kursi roda akan dibantu oleh petugas pasasi untuk

boarding (pesawat).

6. Pada saat terik matahari dan hujan, petugas pasasi akan membantu

penumpang yang menggunakan kursi roda dengan memayungi

penumpang tersebut menuju pesawat dan menuntun penumpang

tersebut menuju tempat duduk yang telah disediakan.

4.4.7 Penumpang Lanjut Usia (Elderly Passenger)

Penumpang lanjut usia adalah penumpang yang karena usianya sudah lanjut sehingga

tidak dapat melanjutkan perjalanan seperti penumpang lain pada umumnya. Penumpang yang

lanjut usia yang memerlukan kursi roda dianggap tidak mampu untuk berjalan cepat tidak

digolongkan kedalam penumpang cacat.

4.4.8 Orang Yang Sakit Dan Memerlukan Tempat Berbaring/Tandu (Strecher Case) Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh penumpang ini agar dapat melakukan

penerbangan, yaitu :

a. Harus memiliki surat keterangan dari dokter bahwa dia bisa untuk naik

pesawat terbang sampai ke tujuan.

b. Harus ada persetujuan dari dokter perusahaan penerbangan yang bersangkutan.

c. Biaya tempat berbaring di pesawat biasanya tiga kali harga tiket normal

dimana penumpang naik.

d. Harus ada yang menenmani penumpang (dokter pribadinya).

(38)

a. Orang buta dengan anjingnya harus berangkat dengan kelas satu.

b. Mulut anjing itu harus brongsong.

c. Harus memiliki alas yang menyerap air.

d. Semua peraturan pemerintah untuk membawa anjing harus di taati.

e. Hanya satu anjing penuntun orang buta yang di perkenankan untuk setiap

penerbangan.

f. Penumpang buta yang membawa anjing penuntun harus diberangkatkan lebih

dahulu dari penumpang lainnya.

4.4.10 Ibu Yang Sedang Mengandung (Expectant Mother)

Ibu yang sedang mengandung dalam keadaan sehat diperbolehkan terbang sampai

minggu ke-35, dengan syarat : harus ada surat keterangan dari dokter, yang menyatakan

bahwa ibu tersebut diperkirakan akan melahirkan paling cepat 5 minggu lagi, dan ibu dalam

keadaan sehat dan kuat untuk terbang sampai tujuan.

4.4.11 Penumpang Orang Penting (VIP)

Yang dimaksud VIP antara lain : Presiden, Perdana Menteri, Menteri, Duta Besar,

Gubernur, Kepala Staff Angkatan Bersenjata Dalam, Tugas/Dinas, dan sebagainya. Untuk

VIP, penanganan yang dilakukan oleh petugas adalah :

a. Penumpang tersebut akan langsung melalui pintu VIP.

b. Semua urusan check-in diurus oleh petugas, dia cukup menunggu di VIP

room atau ruang tunggu VIP yang telah disediakan.

c. Memberitahukan dengan telex ke Bandara berikutnya yang akan disinggahi

oleh pesawat tersebut.

(39)

Yang dimaksud disini adalah anak yang berumur 7-12 tahun dan tidak ditemani oleh

saudaranya atau penumpang lain yang sudah berumur 18 tahun. Yang perlu diperhatikan

petugas adalah :

a. Harus ada pemesanan tempat terlebih dahulu.

b. UM yang bisu dan tuli tidak boleh diterima.

c. Perusahaan penerbangan hanya bertanggung jawab pada UM dari bandara dia

berangkatkan sampai di bandara yang ia tuju.

4.5 Cargo Handling

Cargo adalah semua barang yang dikirim melalui udara (pesawat terbang), laut (kapal)

atau darat (truk kontainer) untuk diperdagangkan, baik antar wilayah atau kota di dalam negeri

maupun antar negara (Internasional) yang dikenal dengan istilah ekspor-impor. Apapun

jenisnya, semua barang kiriman kecuali benda-benda pos dan bagasi penumpang baik yang

diperdagangkan (ekspor-impor) maupun untuk keperluan lainnya (non komersial)

dikategorikan sebagai kargo.

Pengertian kargo menurut IATA (2005) adalah semua barang yang diangkut atau yang

akan diangkut dengan pesawat udara dengan menggunakan Air Way Bill/SMU tetapi tidak

termasuk pos atau barang lain yang dimuat dalam perjanjian konvensi pos internasional dan

bagasi yang disertai tiket penumpang atau check baggage. Perkembangan pengiriman barang

via udara ataupun laut yang lebih dikenal dengan sebutan Cargo.

Tambahan terminologi Cargo menurut Standart Operation Procedure Cargo Handling

PT. JAS (2004:27) antara lain:

a. Storage adalah proses penemptan kargo di dalam gudang sesuai dengan sifat

dan jenis dan masing-masing barang tersebut menunggu proses build up untuk

(40)

b. Rebuild Up adalah proses penempatan cargo di dalam ULD (pallet,kontainer)

atau gerobak atau cart sesuai dengan SOP masing-masing.

c. ULD (Unit Load Device) adalah semua tipe pallet, kontainer yang digunakan

sebagai alat untuk mempermudah pengiriman barang walaupun tidak semua

pesawat bisa dimuati oleh kontainer.

d. Cargo Delivery atau Cargo Movement adalah proses pemindahan cargo dari

warehouse atau storage ke area shipside atau antar rampside.

e. Unloading adalah proses menurunkan atau membongkar cargo dari pesawat

untuk selanjutnya di letakkan di rampside atau dibawa ke gudang sebagai

transit cargo atau inbound cargo.

f. Cargo Manifestadalah daftar muatan angkutan yang berisi jumlah koli, berat,

jenis komoditi dan tujuan sesuai dengan yang tertera di SMU atau AWB.

g. B.C 1.2 adalah dokumen Bea dan Cukai yang digunakan sebagai pelindung

barang import atau transit yang diangkut lanjut melalui daerah pabean

(domestik).

h. Berak Down adalah proses pembongkaran atau penurunan cargo dari ULD atau

cart yang di sesuaikan dengan manifest atau AWB dan SMU untuk mengecek

kesesuaian jumlah koli, berat, jenis isi.

i. PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang) adalah dokumen pabean yang digunakan

untuk pemberitahuan pelaksanaan ekspor yang dibuat sesuai BC 3.0 yang dapat

berupa tulisan di atas formulir atau pesan elektronik (EDI).

j. DPEB (Daftar Pemberitahuan Barang Ekspor) adalah daftar muatan barang

ekspor yang digunakan untuk memberitahukan barang ekspor yang diangkut

lanjut atau barang ekspor yang diangkut terus pada saat kedatangan sarana

(41)

4.6 Baggage Handling

Baggage Handling yaitu proses pelayanan bagasi penumpang di stasiun

asal/keberangkatan pada saat penumpang melakukan proses check-in, kemudian memuat

bagasi tersebut ke container (gerobak bagasi), melaksanakan baggagesorting dan transit

baggage, menarik bagasi ke pesawat dan sebaliknya hingga sampai kepada penyerahan bagasi

tersebut ke penumpang yang bersangkutan pada saat penumpang tiba di tujuan. Penanganan

cabin baggage/unchecked baggage :

a) Check-in counter

Pada saat melakukan labelling checked baggage milik penumpang, disarankan

untuk menanyakan seberapa banyak dan memeriksa secara cermat seberapa

besar cabin baggage yang akan dibawa oleh penumpang yang bersangkutan.

Pengawas tugas operasional/group leader disarankan saat mobile di area

check-in turut memperhatikan antrian sambil melihat apakah ada penumpang

yang membawa cabin baggage/unchecked baggage yang tidak sesuai dengan

ketentuan

Apabila menemukannya agar dilakukan pengecekan melalui test unit cabin

baggage berada di area check-in counter dan corridor

Cabin baggage/unchecked baggage yang diperkenankan untuk dibawa, seperti

2 potong untuk 1 orang penumpang kelas bisnis dan 1 potong untuk 1orang

penumpang kelas ekonomi, tidak melebihi ukuran, berat maksimum 7 kg.

 Jika melebihi dari ketentuan itu, menyarankan penumpang supaya

melaporkannya sebagai cheched bagasi. Hal ini untuk mengurangi terjadinya

oversizescabin baggage/unchecked baggage di boarding gate.

(42)

 Menginformasikan kepada pihak loading tentang adanya penambahan bagasi

hasil sweeping oversize cabin baggage/unchecked baggage di bording gate.

Mengawasi dan memantau pengambilan serta penyerahannya dari boarding

gate.

Melaporkan ke lost dan found setelah pesawat block off.

Menginformasikan kepada petugas ramp handling mengenai sweeping

oversizecabin baggage/unchehcked baggage yang ada.

 Memantau dengan seksama penyerahan dan pemuatannya ke dalam pesawat.

Mengirimkan telex ke stasiun tujuan transit tentang sweeping oversize cabin

baggage/unchecked baggage tersebut dengan menyebutkan jumlah, nomor

limited release dengan copy telex ke lost dan found stasiun keberangkatan.

4.7 Aviation Security

Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 54 tahun 2004 tanggal 21

Mei 2004, Aviation security adalah gabungan sumber daya manusia, fasilitas dan materi serta

prosedur untuk melindungi penerbangan sipil dari tindakan gangguan melawan hukum,

sedangkan pengertian AVSEC di Indonesia sendiri pengamanan Bandara Udara (Aviation

Security) adalah sebuah unit kerja yang dibentuk oleh PT. Angkasa Pura dalam memenuhi

aturan-aturan Internasional dan nasional sebagai pengelola dan penyedia jasa keamanan

bandara.

Sejarah AVSEC (Aviation Security) telah dikenal sejak awal abad ke 20 ketika terjadi

pembajakan pesawat udara di Peru tahun 1931. Kejadian ini merupakan tindakan kejahatan

(melawan hukum) di udara yang pertama terhadap penerbangan sipil yang kemudian terjadi

berulang-ulang menimpa berbagai penerbangan sipil.

(43)

memberikan perlindungan keamanan, terhadapa awak pesawat udara, pesawat udara

penumpang, instalasi Bandar Udara, para petugas di darat, masyarakat dan pengguna jasa

penerbangan lainnya dari tindakan melawan hukum. Surat keputusan Direktur Jenderal

Perhubungan Udara No. Skep/40/II/ 1995 Petunjuk Pelaksanaan keputusan mentei

perhubunngan No: 14 tahun 1989 Tentang Penertiban Penumpang Barang dan Cargo yang

diangkut pesawat udara sipil :

a. Pokok-pokok yang di atur:

b. Pemeriksaan dokumen.

c. Pemeriksaan penumpang, bagasi, dan bagasi kabin.

d. Pelaporan (check-in).

e. Pemeriksaan awak pesawat.

f. Pemeriksaan penumpang transit dan transfer.

g. Penanganan senjata.

h. Penanganan bagasi kabin dan bagasi.

i. Penanganan penumpang khusus.

j. Pemeriksaan jamaah haji, bagasi kabin dan bagasinya.

k. Pengawasan jalur dari check-in ke ruang tunggu dan ke sisi udara.

l. Penertiban cargo.

m. Penggolongan.

n. Pengemasan.

o. Pengiriman

p. Pengawasan.

q. Penanganan bahan dan/atau barang berbahaya.

r. Kiriman pos.

(44)

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan

Dari uraian bab demi bab dalam kertas karya ini, maka penulis menyimpulkan bahwa

pada dasarnya dewasa ini peran transportasi udara semakin nyata, ini terbukti dengan

meningkatnya perjalanan manusia menggunakan pesawat udara dan banyaknya bermunculan

berbagai maskapai penerbangan dengan berbagai macam daerah/kota tujuan.

Salah satu faktor penting untuk menunjang kegiatan transportasi udara ini adalah

adanya Ground Handling. Ground Handling atau dalam bahasa Indonesia biasa disebut

dengan Tata Operasi Darat adalah aktivitas perusahaan penerbangan yang berkaitan dengan

penanganan atau pelayanan terhadap para penumpang berikut bagasinya, kargo, pos, peralatan

pembantu pergerakan pesawat di darat dan pesawat terbang itu sendiri selama berada di

Bandara, sejak pesawat udara tersebut mendarat sampai lepas landas. Ground Handling

tersebut menangani pre-flight services dan post-flight service.

Ground Handling sendiri dapat dijadikan media pembelajaran bagi seseorang yang

ingin mempelajari dan mendalami dunia pekerjaan dalam bidang ini. Dan hal tersebut banyak

dimanfaatkan pelajar. Mahasiswa untuk melakukan kegiatan praktek kerja lapangan di

perusahaan penyedia jasa Ground Handling, salah satunya adalah PT. JAS.

Dan setelah mempelajari dunia penerbangan khususnya Ground Handling di PT. JAS

kita memperoleh pengetahuan yang paling utama tentang proses dan prosedur penanganan

pesawat, penumpang, bagasi, cargo dan mail untuk masuk dan keluar dari pesawat.

5.2 Saran

Untuk mencapai tujuan PT. JAS dalam proses Ground Handling di Bandara

(45)

dukung tenaga-tenaga profesional yang handal, sehingga maskapai penerbangan yang

(46)

DAFTAR PUSTAKA

Felix R, Mulyonto Hadi 1999. “GROUND HANDLING” Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian ini didapati 52 orang (52%) petugas ground handling memiliki keluhan telinga berdengung, rata-rata waktu kerja petugas ground handling di bandara

Agar tidak terjadi delay di Terminal 1 Bandara Internasional Juanda maka dilakukan pengaturan penggunaan ground handling dengan cara setiap kendaraan ground handling

Menurut Gunawan (2005), Passenger Service Charge (PSC) adalah biaya yang dibebankan oleh pengelola bandara kepada penumpang pesawat udara yang.. menggunakan pelayanan bandar udara

Berdasarkan pengukuran yang dilakukan petugas kesehatan terhadap petugas ground handling yang datang ke pos Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Medan wilayah kerja Bandara

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Ambang Dengar Pada Tenaga Kerja Ground Handling Bandar Udara Sam Ratulangi Manado.. Manado: Universitas

PT JAS berfungsi sebagai perusahaan ground handling yang memiliki tugas pelayanan darat terhadap pesawat yang masuk atau keluar dari bandara, penumpang, dan cargo. Dari

Agar tidak terjadi delay di Terminal 1 Bandara Internasional Juanda maka dilakukan pengaturan penggunaan ground handling dengan cara setiap kendaraan ground handling

Berkaitan dengan hal tersebut di butuhkan prosedur-prosedur penanganan yang perlu di lakukan oleh perusahaan ground handling, ada beberapa kategori penumpang yang perlu