• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aspek Allelopati Pada Ekosistem Pertanian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Aspek Allelopati Pada Ekosistem Pertanian"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

ASPEK ALLELOPATI PADA EKOSISTEM PERTANIAN

Oleh

Ratna Rosanty Lahay

NIP 131836670

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Medan

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkatNya yang

telah memperkenankan penulis menyelesaikan tulisan ini sebagai suatu karya tulis hasil

studi literatur.

Tulisan ini dengan judul “Aspek Allelopati pada Ekosistem Pertanian”. Salah

satu sifat dari ekosistem adalah interaksi biotik antar populasi, baik yang bersifat positif,

netral maupun negatif. Allelopati merupakan contoh dari interaksi negatif. Selama ini

allelopati selalu dikaitkan dengan gangguan gulma terhadap tanaman budidaya, padahal

interaksi allelopati dapat terjadi juga antara tanaman sejenis, antara tanaman tak sejenis

serta yang lebih ekstrim lagi adalah allelopati tanaman budidaya terhadap gulma. Penulis

menyadari bahwa tulisan singkat ini cukup terbatas dalam penyajiannya. Namun

demikian penulis berharap kiranya tulisan ini dapat bermanfaat sebagai sumber informasi

pelengkap bagi pembaca.

Medan, Juli 2009

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... iii

PENDAHULUAN ... 1

ALLELOPATI GULMA TERHADAP TANAMAN BUDIDAYA ... 2

ALLELOPATI TERHADAP TANAMAN SEJENIS ... 4

ALLELOPATI TERHADAP TANAMAN TAK SEJENIS ... 7

ALLELOPATI TANAMAN BUDIDAYA TERHADAP GULMA ... 9

KESIMPULAN ... 12

DAFTAR PUSTAKA ... 13

(4)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Persentase kecambah, kecambah normal, panjang daun dan panjang akar relatif padi gogo akibat pemberian ekstrak

beberapa jenis gulma ... 2

2. Persentase anakan, bobot kering jerami, gabah hampa dan hasil gabah relatif padi gogo akibat pemberian ekstrak beberapa jenis

gulma ... 3

3. Pengaruh eksudat akar cabe merah pada perkecambahan dan

pertumbuhan cabe merah ... 4

4. Pengaruh kacang beludru terhadap pertumbuhan selada dan kacang

merah pada percobaan sistem stairstep ... 5

5. Pertumbuhan tanaman setelah pemasukan daun kacang beludru

ke dalam tanah ... 8

6. Pertumbuhan tanaman setelah pemasukan daun kacang beludru

ke dalam tanah ... 10

7. Pengaruh L-DOPA pada pertumbuhan radikula beberapa jenis gulma 11

(5)

PENDAHULUAN

Istilah allelopati dipopulerkan oleh Molisch pada tahun 1937 sebagai pengaruh

negatif satu jenis tumbuhan terhadap perkecambahan, pertumbuhan dan pembuahan jenis

tumbuhan lainnya yaitu dengan adanya pelepasan senyawa kimia. Terdapat dua jenis

allelopati yaitu : 1) allelopati sebenarnya, yaitu pelepasan senyawa beracun dari

tumbuhan ke lingkungan sekitarnya dalam bentuk senyawa asli yang dihasilkan, 2)

allelopati fungsional, yaitu pelepasan senyawa-senyawa kimia oleh tumbuhan ke

lingkungan sekitarnya yang kemudian bersifat sebagai racun setelah mengalami

perubahan yang disebabkan oleh mikroba tanah (Sastroutomo, 1990).

Senyawa-senyawa kimia yang mempunyai potensi allelopati dapat ditemukan di

semua jaringan tumbuh-tumbuhan termasuk daun, batang, akar, rizoma, bunga, buah dan

biji. Senyawa kimia tersebut dibebaskan melalui pencucian, eksudasi akar, volatilisasi

dan dekomposisi bahan. Senyawa allelopati berpengaruh negatif terhadap penyerapan

unsur hara, pembelahan sel, penghambatan pertumbuhan, penghambatan aktivitas

fotosintesis, berpengaruh terhadap respirasi, sintesis protein, perubahan ketegangan

membran, serta penghambatan aktivitas enzim (Duke, 1985).

Allelopati mempunyai spektrum kerja yang luas. Menurut Rice (1984), ada

empat hubungan yang saling mempengaruhi yaitu : gulma terhadap tanaman budidaya,

antar tanaman sejenis, antar tanaman tidak sejenis dan tanaman budidaya terhadap gulma.

Tulisan di bawah ini akan mengulas beberapa hasil penelitian yang mencakup keempat

(6)

ALLELOPATI GULMA TERHADAP TANAMAN BUDIDAYA

Arjulis (1992) telah melakukan penelitian tentang pengaruh allelopati beberapa

jenis gulma terhadap padi gogo di rumah kaca Sitiung, Laboratorium Sukarami pada

musim hujan 1988/1989. Jenis gulma yang dipergunakan untuk perlakuan adalah gulma

yang dominan di Sitiung. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa ekstrak D. ciliaris

dan C. dactylon mengurangi daya kecambah benih padi gogo. Ekstrak E. indica, P.

scrobiculatum, C. dactylon mengakibatkan pertumbuhan kecambah tidak normal.

Ekstrak semua gulma yang diuji (kecuali S. glauca) meningkatkan kecambah abnormal.

Kenyataan ini menunjukkan metabolit sekunder yang terkandung dalam ekstrak gulma

bersifat menghambat pertumbuhan tanaman (Tabel 1).

Tabel 1. Persentase kecambah, kecambah normal, panjang daun dan panjang akar relatif padi gogo akibat pemberian ekstrak beberapa jenis gulma

Ekstrak Daya

(7)

Terhadap pertumbuhan dan hasil maka ekstrak B. alata dan C. dactylon

meningkatkan bobot jerami, tetapi gabah hampa tidak dipengaruhi. Sedangkan ekstrak A.

compressus, P. scrobioculatum. E. indica dan C. dactylon menurunkan hasil padi gogo

berturut-turut sebesar 42, 34, 32 dan 30 % (Tabel 2).

Tabel 2. Persentase anakan, bobot kering jerami, gabah hampa dan hasil gabah relatif padi gogo akibat pemberian ekstrak beberapa jenis gulma

Ekstrak Anakan aktif Bobot jerami Gabah hampa Hasil gabah

E. indica 71.4 n 96.3 tn 111.0 tn 66.7 sn

Akuades (kontrol) 100.0 100.0 100.0 100.0

Dari penelitian oleh Arjulis tersebut terlihat bahwa gulma dapat mempengaruhi

perkecambahan, pertumbuhan dan hasil tanaman melalui pengaruh allelopati yang

ditimbulkannya. Derajat gangguan yang diakibatkannya tergantung jenis gulma. Oleh

karena itu pada pengendalian gulma harus diperhatikan mana jenis-jenis gulma yang kuat

menghambat tanaman budidaya melalui allelopati yang dihasilkannya tanpa

(8)

ALLELOPATI TERHADAP TANAMAN SEJENIS

Penelitian tentang potensi allelopati pada cabe merah telah dilakukan oleh

Tsuchiya, Lee dan Hoshina (1994) setelah memperhatikan bahwa hasil dan kualitas cabe

merah di Korea menurun bila lahan terus menerus ditanami cabe merah. Ketiga peneliti

mengasumsikan bahwa allelopati mungkin salah satu penyebab dari penurunan itu

disamping penyakit late blight, antraknosa dan mosaik.

Dengan menggunakan sistem trapping diperoleh bahwa bila eksudat akar cabe

merah digunakan sebagai donor, maka perkecambahan dan pertumbuhan tanaman cabe

merah akan berkurang (Tabel 3) dibandingkan kontrol. Berdasarkan analisis ekstrak

mempergunakan HPLC (High Performance Liquid Chromatography) didapatkan bahwa

akar tanaman cabe mengandung paling banyak senyawa asam fenolik seperti asam

p-hidroksibensoik dan asam vanilik.

(9)

Dari hasil peenelitian tersebut di atas terlihat bahwa allelopati dapat saja

mengganggu pertumbuhan tanaman cabe merah melalui pengurangan laju

perkecambahan, tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun serta bobot kering akar dan

tajuk.

Hasil penelitian Fuji et al. (1991) juga menunjukkan hal yang sama (Tabel 4).

Dengan menggunakan sistem stairstep diperoleh bahwa tanaman selada dan kacang

merah sebagai tanaman penerima akan berkurang luas daun dan bobot kering akar dan

tajuknya bila menerima atau diberi perlakuan eksudat akar dari tanaman donor yang

sejenis. Dengan perlakuan eksudat akar dari tanaman sejenis, luas daun, bobot kering

tajuk dan akar pada kacang merah berkurang 3, 4 dan 21%. Sedangkan pada selada, luas

daun dan bobot kering tajuk berkurang 11 dan 4 % dibanding kontrol, sebaliknya bobot

kering akar bertambah 1 %.

Tabel 4. Pengaruh kacang beludru terhadap pertumbuhan selada dan kacang merah pada percobaan sistem stairstep

Keterangan: Garis bawah menunjukkan penghambatan yang kuat

(10)

Fenomena penghambatan oleh allelopati pada tanaman sejenis memberi hikmah

bahwa dalam melakukan teknik budidaya, peranan allelopati perlu diperhatikan terutama

dalam : 1) mengatur populasi pertanaman monokultur agar tidak ada kompetisi (termasuk

allelopati), 2) menganekaragamkan pergiliran tanaman serta 3) mengusahakan agar

kalaupun akan menggunakan mulsa dari tanaman sejenis yang ditanam pada pertanaman

(11)

ALLELOPATI TERHADAP TANAMAN TAK SEJENIS

Pergiliran tanaman dan tumpangsari serta penggunaan mulsa dari pertanaman

sebelumnya sudah biasa dilakukan petani. Tetapi dengan memperhatikan dua hasil

penelitian yang dilakukan di Jepang ini, seharusnya perlu diperhatikan dan dijadikan

bahan pertimbangan dalam melakukan ketiga tindak teknik budidaya di atas.

Dengan memberikan potongan daun dari kacang beludru (Mucuna pruriens (L.)

DC var. utilis ke dalam tanah yang ditanami berbagai tanaman budidaya, Fuji et al.

(1992) memperoleh hasil bahwa daun segar kacang beludru dapat menurunkan tinggi dan

bobot kering tajuk serta akar dari tanaman jagung, buncis dan mentimun. Tetapi bila

daun kacang beludru kering oven yang dipakai maka tanggap tanaman budidaya untuk

masing-masing peubah amat beragam (Tabel 5).

Sebelumnya, pada tahun 1991 Fuji dan kawan-kawannya melakukan percobaan

dengan sistem stairstep tentang pengaruh kacang beludru terhadap pertumbuhan selada

dan kacang merah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa luas daun, bobot kering akar

dan tajuk tanaman selada berturut-turut berkurang 37, 30 dan 52 % bila memperoleh

donor dari kacang beludru. Sedang pada kacang merah berkurang masing-masing

sebesar 10, 4 dan 19 % (lihat kembali Tabel 4). Terlihat bahwa pengaruh penghambatan

allelopati oleh kacang beludru terhadap selada adalah lebih besar dibandingkan terhadap

(12)

Tabel 5. Pertumbuhan tanaman setelah pemasukan daun kacang beludru ke dalam tanah

Dengan memperhatikan bahwa suatu tanaman akan menghambat pertumbuhan

tanaman jenis lainnya melalui allelopati kimia yang dikeluarkannya, maka perlu menjadi

pertimbangan bila kan melakukan ; 1) pemilihan jenis-jenis tanaman bila akan melakukan

tumpangsari, 2) pemilihan jenis-jenis tanaman yang akan digilir-tanamkan serta 3)

mengusahakan mulsa yang berasal dari tanaman tak sejenis agar sudah terdekomposisi

(13)

ALLELOPATI TANAMAN BUDIDAYA TERHADAP GULMA

Selama ini allelopati selalu dikaitkan dengan gangguan gulma terhadap tanaman

budidaya, jarang orang berpikir sebaliknya. Padahal terdapat beberapa jenis tanaman

yang dapat mengendalikan gulma melalui senyawa allelokimia yang dikandungnya.

Yang sudah mencapai tahapan komersial adalah pembuatan bioherbisida dari tanaman

Chrysanthemum cineriaefolium yang mengandung pyrethrin yang dapat membasmi

gulma. Masih banyak tanaman lain yang mengandung senyawa allelokimia ini, satu di

antaranya adalah jagung walaupun kadarnya rendah (Martin, Mc Coy and Dick, 1990).

Fuji et al. (1992) telah melakukan penelitian tentang diskriminasi dan identifikasi

L-DOPA pada kacang beludru (Mucuna pruriens) dan kemungkinannya sebagai calon

bahan allelopati untuk pengendalian gulma. Kacang beludru merupakan tanaman

leguminosa tropika yang dimanfaatkan sebagai tanaman penutup tanah dan tanaman

pakan ternak. Kacang beludru dapat menghambat dan mencekik (smother) pertumbuhan

dari gulma-gulma ganas seperti teki (Cyperus spp) dan alang-alang (Imperata cylindrica).

Beberapa seri penelitian telah dilakukan dengan bioassay untuk men-screening allelopati

yang terkandung pada berbagai tanaman budidaya. Hasil dari penelitian menunjukkan

bahwa kacang beludru adalah tanaman yang paling menjanjikan sebagai calon bahan

pembuatan bioherbisida, dibandingkan tanaman budidaya lainnya seperti tomat, terung,

padi gogo. Tabel 6 memperlihatkan populasi gulma di musim semi pada lahan yang

terus-menerus ditanami. Plot yang ditanami kacang beludru menunjukkan populasi

gulma dominan Cerastium glomeratum yang lebih rendah dibandingkan plot lain yang

(14)

Tabel 6. Pertumbuhan tanaman setelah pemasukan daun kacang beludru ke dalam tanah

Tanaman Perlakuan a) Populasi Gulma

(g BK/m2)

Spesies Gulma yang ada b)

Padi gogo 3 th.t 5.11 (49.4)c) 1,3,5,6,7,8,9,19,11

Terung 3 th.t 16.82 (40.1) 1,2,3,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14

Tomat 3 th.t 4.92 (64.9) 1,5,6,9,12,13,17

Kacang beludru 2 th.t 0.00 (0.0) Tidak tumbuh

Kacang beludru 1 th.t, 1 th.b 3.05 (74.8) 1,10,12,13,16,18

Bera 3 th.b 0.97 (37.3) 1,2,6,10,12,13,15,16

a)

3 th.t : ditanami terus untuk 3 tahun; 2 th.t : ditanami terus untuk 2 tahun; 1 th.t, 1th.b : ditanami untuk 1 tahun, diikuti bera selama 1 tahun; 3 th.b : diberakan selama 3 tahun tanpa pemupukan.

b)

Spesies gulma yang hadir : 1. Cerastium glomeratum, 2. Cerastium vulgatum, 3. Erigenon annuus, 4. Erigenon philadelphicus, 5. Stellaria alsine, 6. Alopececurus geniculatus, 7. Vicia angustifolia, 8. Cardamine flexuosa, 9. Rorippa atrovirens, 10. Taraxacum officinale, 11. Artemisia princes, 12. Erigeron Canadensis, 13. Gnaphalium affine, 14. Imperata cylindrical, 15. Poa annua, 16. Oxaliscorniculata, 17. Capsella bursa-pastoris, 18. Sonchus asper.

c)

angka di dalam kurung menunjukkan persentase Cerastium glomeratum, spesies yang dominan.

Analisis bahan efektif dengan menggunakan cara HPLC menunjukkan bahwa

kacang beludru mengandung konsentrasi L-DOPA (L-3,4-dihidroksifenilalanin) yang

tinggi (6-9%). Konsentrasi tersebut cukup untuk mengurangi pertumbuhan tanaman

tetangganya. Bila kacang beludru dapat memproduksi 20 – 30 ton daun dan batang segar

per tahun, kira-kira 200- 300 kg L-DOPA dapat ditambahkan ke tanah setiap tahunnya.

Beberapa pengaruh L-DOPA pada pertumbuhan radikula gulma disarikan pada

(15)

arvensis, juga kuat menghambat pertumbuhan Linum usitassium, menghambat moderat

pada famili Compositae seperti Solidago altissima, Taraxacum officinale serta hanya

sedikit menghambat pada famili Graminae seperti Miscanthus sinensis, Setaria faberi.

Tabel 7. Pengaruh L-DOPA pada pertumbuhan radikula beberapa jenis gulma

Nama gulma EC 50 (mM)

Ceratium glomeratum (Ca) 0.10

Spergula arvensis (Ca) 0.20

Linum usitassium (Li) 0.20

Solidago altissima (Co) 0.46

Taraxacum officinale (Co) 1.30

Amaranthus lividus (Am) 0.76

Miscanthus sinensis(Gr) 0.86

Setaria faberi (Gr) 1.60

Berdasarkan hasil penelitian Fujii et al. tersebut maka kacang beludru dapat

dimanfaatkan sebagai bioherbisida. Diharapkan masih banyak lagi tanaman atau

tumbuhan lain yang mempunyai potensi sebagai bioherbisida sebagaimana

(16)

KESIMPULAN

Dengan memahami keempat macam hubungan yang melibatkan aspek allelopati

tersebut dapat diperoleh masukan bagaimana seharusnya melakukan pengendalian gulma,

mengatur populasi tanam, melakukan pergiliran tanaman, memilih jenis tanaman yang

ditumpangsarikan, memberikan mulsa, mengelola lahan gambut serta kemungkinan

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Arjulis, R. 1992. Pengaruh Allelopati Beberapa Jenis Gulma terhadap Padi Gogo. Pemberitaan Penelitian Sukarami No. 17 : 3-5.

Duke, S.O. 1985. Weed Physiokogy. Vol.I. Reproduction and Ecophysiology. CRC Press, Inc., Boca Raton Florida.

Fuji, Y., T. Shibuya and T. Yasuda. 1991. Discrimination of Allelopathy of Velvetbean (Mucuna pruriens) with Stairstep Experimental Rotary Greenhouse Experiments. Japan J. Soil. Plant Nutr., 62 : 258-264.

Fuji, Y., T. Shibuya and T. Yasuda. 1992. Allelopathy of Velvetbean : Its Discrimination and Identification of L-DOPA as A Candidate of Allelopathy Substances. JARQ 25 : 238-247.

Martin, V.L., E.L.McCoy and W.A. Dick. 1990. Allelopathy of Crop Residues Influences Corn Seed Germination and Early Growth. Agron. J. 82 : 555-560

Rice, E.L. 1984. Allelopathy. Academic Press, Inc., New York.

Sastroutomo, S.S. 1990. Ekologi Gulma. Gramedia Pustaka Utama.

Gambar

Tabel 1.  Persentase kecambah, kecambah normal, panjang daun dan panjang akar relatif padi gogo akibat pemberian ekstrak beberapa jenis gulma
Tabel 2.  Persentase anakan, bobot kering jerami, gabah hampa dan hasil gabah relatif padi gogo akibat pemberian ekstrak beberapa jenis gulma
Tabel 4.  Pengaruh kacang beludru terhadap pertumbuhan selada dan kacang merah pada percobaan sistem stairstep
Tabel 5.  Pertumbuhan tanaman setelah pemasukan daun kacang beludru ke dalam tanah
+3

Referensi

Dokumen terkait

Dengan berpedoman pada ukuran pencegahan yang efisien dari Ted Honderich, secara politik criminal pengenaan pidana mati bagi pelaku yang memproduksi dan mengedarkan dalam

Pemberian Vitamin E diberikan sebelum menstruasi pada siklus kedua dapat mengurangi nyeri haid, melalui hambatan terhadap biosintesis prostaglandin di mana Vitamin E akan

Manusia menjadi sumber infeksi bagi “sand fly” untuk masa yang lama, agen penyebab dapat muncul dalam darah beberapa minggu hingga hitungan tahun setelah muncul gejala klinis..

Swap transaction adalah transaksi sejumlah mata uang negara yang berbeda dengan cara kedua pihak melakukan kombinasi terhadap dua mata uang yang bersangkutan secara tunai

Hasil penelitian yang telah dilakukan pada Bank BUMN (BRI, BNI, BTN, dan Mandiri) periode 2009-2014 menunjukkan bahwa CAR (Capital Adequency Rasio) , Ho diterima dan

Dari beberapa penelitian di atas, peneliti ingin melalui pembelajaran aktif tipe learning tournament dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika dan

Sistem struktur gedung Kampus “FJR” di kota Palu direncanakan menggunakan Metode Sistem Dinding Geser dengan pembagian gaya gempa yang diterima dinding geser maksimal

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan oleh penulis mengenai pengaruh kompetensi fiskus terhadap kepuasan Wajib Pajak dengan kualitas pelayanan