PENGARUH SISTIM INFORMASI TERINTEGRASI TERHADAP KINERJA GURU AKUNTANSI DENGAN MOTIVASI SEBAGAI
VARIABEL MODERATING PADA SMK SWASTA DI MEDAN
TESIS
Oleh
PIRMATUA SIRAIT 087017025/Akt
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PENGARUH SISTIM INFORMASI TERINTEGRASI TERHADAP KINERJA GURU AKUNTANSI DENGAN MOTIVASI SEBAGAI
VARIABEL MODERATING PADA SMK SWASTA DI MEDAN
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains Dalam Program Studi Ilmu Akuntansi Pada Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara
Oleh
PIRMATUA SIRAIT 087017025/Akt
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Judul Tesis :
PENGARUH SISTIM INFORMASI TERINTEGRASI TERHADAP KINERJA GURU AKUNTANSI DENGAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA SMK SWASTA DI MEDAN
Nama Mahasiswa : Pirmatua Sirait Nomor Pokok : 087017025 Program Studi : Akuntansi
Menyetujui Komisi Pembimbing,
(
Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS,MBA,Ak)
(Drs.Arifin Akhmad,MSi,Ak)
Ketua, AnggotaKetua Program Studi, Direktur,
(Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS,MBA,Ak) (Prof.Dr.Ir.T. Chairun Nisa B., MSc)
Telah diuji pada
Tanggal : 11 Februari 2010
PANITIA PENGUJI TESIS :
Ketua : Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS,MBA,Ak
Anggota : 1. Drs.Arifin Akhmad,MSi,Ak
2. Dra. Tapi Anda Sari Lubis, MSi,Ak
3. Drs. Rasdianto,MA,Ak
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan Tesis yang berjudul :
PENGARUH SISTIM INFORMASI TERINTEGRASI TERHADAP KINERJA GURU AKUNTANSI DENGAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA SMK SWASTA DI MEDAN .
Adalah benar hasil kerja saya sendiri dan menurut sepengatahuan saya belum dipublikasikan oleh siapapun sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara benar dan jelas.
Medan, 11 Februari 2010 Yang membuat pernyataan :
PIRMATUA SIRAIT
ABSTRAK
Kinerja Guru merupakan suatu wujud dan ukuran yang menggambarkan prestasi seorang guru dalam memelajarkan siswa di sekolah. Diyakini banyak faktor yang mempengaruhi tingkat kinerja guru. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh bukti empiris tentang pengaruh sistim informasi terintegrasi dan motivasi terhadap kinerja guru akuntansi pada SMK Swasta Bisnis Manajemen di kota Medan tanpa memperhatikan variabel lain.
Sampel penelitian yang digunakan sebanyak 124 guru akuntansi yang mengajar di kota Medan dengan menggunakan purposive sampling. Cara pengumpulan data dengan menggunakan media kuesioner untuk mengumpul data primer. Responden penelitian ini adalah guru-guru akuntansi SMK Swasta Bisnis Manajemen di Medan tahun 2009. Variabel yang digunakan adalah sistim informasi terintegrasi sebagai variabel independen, motivasi sebagai variabel moderating dan kinerja guru akuntansi sebagai variabel dependen. Untuk menentukan pengaruh sistim informasi terintegrasi dan motivasi terhadap kinerja guru akuntansi, baik secara simultan maupun parsial, digunakan analisis regresi berganda pada tingkat signifikansi 5%.
Dari hasil pengujian diperoleh bahwa Sistim Informasi Terintegrasi dan Motivasi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru akuntansi, namun secara parsial Motivasi tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru akuntansi. Motivasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja Guru Akuntansi SMK Swasta Bisnis Manajemen di Medan, apabila Motivasi berinteraksi dengan Sistim Informasi Terintegrasi. Jadi secara signifikan sistim informasi terintegrasi dan motivasi memengaruhi kinerja guru akuntansi, dan motivasi signifikan sebagai variabel moderating.
ABSTRACT
Teacher Performance is a form and measurement which describe a teacher’s accomplishment in teaching in schools. It is believed that many factors that affect the level of teacher performance. This research is done to get the empirical evidence about the influence of integrated information system and motivation to the accountancy teachers at SMK Swasta-Bisnis Manajemen in Medan, without paying attention to other variables.
The sampel of research is used as many accountancy teacher teaching in Medan by using purposive sampling. The method of collecting data is used questionnaire media for collecting the primary data. The research of respondents are teachers of accountancy of SMK Swasta- Bisnis Manajemen in Medan 2009. The variable that used is integrated information system as independen variable, motivation is as moderating variable and the performance of accountancy teachers as dependent variable. To indicate the influence of integrated information system and motivation to the performance of teachers accountancy, either simultaneously or partially, is used multi regression analysis(MRA).
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa dengan anugerah yang
diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini yang berjudul
“Pengaruh Sistim Informasi Terintegrasi terhadap Kinerja Guru Akuntansi dengan
Motivasi sebagai Variabel Moderating” untuk memenuhi salah satu persyaratan
mendapat gelar Magister Sains, pada Program Magister Akuntansi Sekolah
Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
Dalam menyelesaikan tesis ini tentu saja penulis banyak menemui kesulitan,
akan tetapi berkat bantuan bimbingan, petunjuk dan masukan dari berbagai pihak
lainnya penulis dapat menyelesaikannya. Untuk itu dengan segala kerendahan hati,
tulus dan ikhlas penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof.Chairuddin P.Lubis, DTM&H,Sp.A.(K), Selaku Rektor Universitas
Sumatera Utara yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas untuk
mengikuti dan menyelesaikan Sekolah Pascasarjana.
2. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa, B., M.Sc, Selaku Direktur Sekolah
Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, yang senantiasa dengan sabar dan
secara berkesinambungan meningkatkan layanan pendidikan di Sekolah
Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Prof.Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak., Selaku Ketua Program
Studi Ilmu Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara,
sekaligus sebagai Ketua Komisi Dosen Pembimbing yang telah banyak
memberikan saran dan kritik yang konstruktif dalam membimbing penulis sejak
awal hingga selesainya tesis ini
4. Bapak Drs.Arifin Akhmad,MSi,Ak., selaku dosen pembimbing kedua yang
telah memberikan arahan, kritikan, yang sangat membantu sehingga tesis ini
5. Ibu Dra.Tapi Anda Sari Lubis, M.Si., Ak selaku Anggota Komisi Dosen
Pembanding yang telah banyak memberikan saran dan kritik yang konstruktif
dalam membimbing penulis sejak awal hingga selesainya tesis ini.
6. Bapak Drs.Rasdianto,MSi,Ak, selaku Anggota Komisi Dosen Pembanding yang
telah banyak memberikan saran dan kritik yang konstruktif dalam membimbing
penulis sejak awal hingga selesainya tesis ini.
7. Bapak Iskandar Muda,SE, MSi, Ak, selaku Anggota Komisi Dosen Pembanding
yang telah banyak memberikan saran dan kritik yang konstruktif dalam
membimbing penulis sejak awal hingga selesainya tesis ini.
8. Teristimewa buat istri tersayang Erince Rosaulina BSc dan anak-anakku tercinta
Christian Rade Parish Sirait, Anggara Maratur Sirait, Dian Intan Nirmalasari
Sirait dan Sandi Noventy Sirait terima kasih atas doa yang dipanjatkan serta
ketulusan hatinya sehingga saya dapat menyelesaikan jenjang Strata Dua.
9. Rekan-rekan mahasiswa Angkatan XIV terima kasih buat bantuannya,
perhatiannya dan kebersamaannya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis
ini.
Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna baik dari segi
penyajian maupun dari segi penyusunannya. Untuk itu penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca guna penyempurnaan
penelitian ini pada masa yang akan datang.
Akhir kata penulis mengucapkan semoga tesis ini bermanfaat bagi para
pembaca, khususnya bagi rekan mahasiswa dan mahasiswi.
Medan, 11 Februari 2010
RIWAYAT HIDUP
1. Nama : Pirmatua Sirait
2. Tempat / Tanggal Lahir : Ajibata / 12 Mei 1962
3. Pekerjaan : Dosen Swasta
4. Agama : Kristen Protestan
5. Orang Tua
a. Ayah : Dapot Sirait (Alm)
b. Ibu : E br Sidabutar(Alm)
6. Alamat : Jl. Pintu Air Gang Gabetua No 43 Medan
7. Telepon/ HP : 77878396
8. Pendidikan :
a. SD : SD Negeri Ajibata lulus tahun 1968
b. SLTP : SMP Negeri Parapat lulus tahun 1971
c. SLTA : SMA Negeri Parapat lulus tahun 1980
d. Perguruan Tinggi : IKIP Negeri Medan lulus tahun 1988(Akt)
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 49
5.1. Deskriptif Data ... 49
5.1.1. Deskripsi Lokasi ... 49
5.1.2. Karakteristik Penelitian ... 49
5.1.3. Statistik Deskriftif ... 49
5.2. Analisis Data ... 55
5.2.1. Uji Kualitas Instrumen ... 55
5.2.2. Uji Asumsi Klasik ... ... 60
5.2.3. Pengujian Hipotesis ... 63
5.3. Pembahasan Hasil Penelitian ... 69
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 74
6.1. Kesimpulan ... 74
6.2. Keterbatasan ... 75
6.3. Saran ... 75
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
2.1. : Ikhtisar Kinerja Guru Sejalan Kinerja Manajerial ………. 15
2.2. : Review Peneliti Terdahulu ………. 26
4.1. : Definisi Operasional Variabel Dan Metode Pengukuran…... 39
5.1. : Gambaran Responden ………... 49
5.2. : Deskripsi Variabel ………. 50
5.3. : Deskripsi Faktor Variabel Sistim Informasi Terintegrasi... 51
5.4. : Deskripsi Faktor Variabel Motivasi ... ...…. 51
5.5. : Deskripsi Faktor Variabel Kinerja Guru Akuntansi ....……. 52
5.6. : Uji Validitas Kinerja Guru Akuntansi .………. 56
5.7. : Uji Validitas Sistim Informasi Terintegrasi ..……… 57
5.8. : Uji Validitas Motivasi …....………. 57
5.9. : Uji Reliabilitas Kinerja Guru Akuntansi... 58
5.10. : Uji Reliabilitas Sistim Informasi Terintegrasi... 59
5.11. : Uji Reliabilitas Motivasi ……....………. 59
5.12. : Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov ... 60
5.13. : Analisis Multikolinieritas ... 61
5.14. : Koefisien Determinasi Hipotesis Satu. ... 63
5.15. : Uji F Hipotesis Satu ... 64
5.16. : Uji t Hipotesis Satu ... 65
5.17. : Koefisien Determinasi Hipotesis Dua. ... 66
5.18. : Uji- F Hipotesis Dua ... 67
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
3.1. : Kerangka Konsep Pengujian Hipotesis Satu... 27
3.2. : Kerangka Konsep Pengujian Hipotesis Dua ... 28
5.1. : Histogram Sistim Informasi Terintegrasi………... 53
5.2. : Historam Motivasi ...…………... 54
5.3. : Histogram Kinerja Guru Akuntansi ………... 55
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
I : Statistics ...………... 81
II : Analisis Faktor Variabel Sistim Informasi Terintegrasi 85 III : Analisis Faktor Variabel Motivasi ...…………. 86
IV : Analisis Faktor Variabel Kinerja Guru Akuntansi.…… 87
V : Uji Validitas dan Reliabilitas Kinerja Guru Akuntansi.. 88
VI : Uji Validitas dan Reliabilitas Sistim Informasi Terintegrasi 91 VII : Uji Validitas dan Reliabilitas Motivasi ...………… 92
VIII : Uji Multikoliniearitas ... 95
IX : Analisis Regresi Berganda………... 96
X : Moderation Regretion Analysis ...…………... 97
XI : Daftar Ftabel ... 99
XII : Daftar ttabel ... 100
XIII : Daftar Ukuran Sampel ... 101
XIV : Daftar Populasi ...……….. 102
XV : Daftar Seleksi Sampel ...……….. 104
XVI : Hasil Angket/Kuesioner.……….. 110
XVII : Kuesioner Penelitian ... 119
ABSTRAK
Kinerja Guru merupakan suatu wujud dan ukuran yang menggambarkan prestasi seorang guru dalam memelajarkan siswa di sekolah. Diyakini banyak faktor yang mempengaruhi tingkat kinerja guru. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh bukti empiris tentang pengaruh sistim informasi terintegrasi dan motivasi terhadap kinerja guru akuntansi pada SMK Swasta Bisnis Manajemen di kota Medan tanpa memperhatikan variabel lain.
Sampel penelitian yang digunakan sebanyak 124 guru akuntansi yang mengajar di kota Medan dengan menggunakan purposive sampling. Cara pengumpulan data dengan menggunakan media kuesioner untuk mengumpul data primer. Responden penelitian ini adalah guru-guru akuntansi SMK Swasta Bisnis Manajemen di Medan tahun 2009. Variabel yang digunakan adalah sistim informasi terintegrasi sebagai variabel independen, motivasi sebagai variabel moderating dan kinerja guru akuntansi sebagai variabel dependen. Untuk menentukan pengaruh sistim informasi terintegrasi dan motivasi terhadap kinerja guru akuntansi, baik secara simultan maupun parsial, digunakan analisis regresi berganda pada tingkat signifikansi 5%.
Dari hasil pengujian diperoleh bahwa Sistim Informasi Terintegrasi dan Motivasi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru akuntansi, namun secara parsial Motivasi tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru akuntansi. Motivasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja Guru Akuntansi SMK Swasta Bisnis Manajemen di Medan, apabila Motivasi berinteraksi dengan Sistim Informasi Terintegrasi. Jadi secara signifikan sistim informasi terintegrasi dan motivasi memengaruhi kinerja guru akuntansi, dan motivasi signifikan sebagai variabel moderating.
ABSTRACT
Teacher Performance is a form and measurement which describe a teacher’s accomplishment in teaching in schools. It is believed that many factors that affect the level of teacher performance. This research is done to get the empirical evidence about the influence of integrated information system and motivation to the accountancy teachers at SMK Swasta-Bisnis Manajemen in Medan, without paying attention to other variables.
The sampel of research is used as many accountancy teacher teaching in Medan by using purposive sampling. The method of collecting data is used questionnaire media for collecting the primary data. The research of respondents are teachers of accountancy of SMK Swasta- Bisnis Manajemen in Medan 2009. The variable that used is integrated information system as independen variable, motivation is as moderating variable and the performance of accountancy teachers as dependent variable. To indicate the influence of integrated information system and motivation to the performance of teachers accountancy, either simultaneously or partially, is used multi regression analysis(MRA).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja,
teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku
yang diinginkan. Sekolah sebagai lembaga formal merupakan sarana dalam rangka
pencapaian tujuan pendidikan tersebut. Melalui sekolah, siswa belajar berbagai
macam hal. Proses belajar di sekolah adalah proses yang sifatnya kompleks dan
menyeluruh dalam rangka meraih ilmu pengetahuan.
Efektivitas pendidikan diukur dengan tercapainya tujuan. Berarti sebuah
pendidikan harus dilakukan secara teratur,berurutan melalui tahap perencanaan,
pengembangan, pelaksanaan, penilaian dan penyempurnaan, serta sensitif terhadap
kebutuhan akan tugas belajar dan kebutuhan pemelajar, jelas akan tujuan dan
bertolak dari kemampuan atau kekuatan sumber daya.
Kenyataannya, dalam proses belajar mengajar di sekolah sering ditemukan
siswa tidak dapat meraih prestasi belajar yang setara dengan yang diinginkan. Sistim
belajar di sekolah hanya sekedar mencari lulus dari ujian tertentu. Kenapa bisa
terjadi seperti ini ?. Bagaimana kualitas sumber daya manusia pada masa mendatang
untuk mengendalikan pemerintahan negara. Siapa saja yang terlibat langsung dan
bertanggung jawab dengan keadaan ini. Demi kepentingan negara, masyarakat dan
suatu agenda reformasi yang didorong oleh keinginan untuk meningkatkan kualitas
pendidikan di Indonesia.
Guru turut serta memberikan sumbangan dalam prestasi belajar siswa.
Persepsi siswa tentang kinerja guru dalam rangka peningkatan prestasi belajar
sekitar 22,3% (Maidasari,2006). Tanggung jawab untuk memastikan guru memenuhi
harapan kinerja yang tinggi terletak pada banyak hal, sementara guru harus
memberikan program persiapan guru yang memadai kepada yayasan, pembangunan
berkelanjutan harus memperdalam ketrampilan profesional guru. Namun, kenyataan
langkah menjamin fasilitas setiap guru belum memberikan arah yang benar-benar
serius.
Sulit untuk membuat sistem evaluasi, namun sistim berbasis kinerja adalah
upaya memperoleh pendidikan dengan menerapkan manajemen mutu. Akuntabilitas
individu, untuk guru dan staf sekolah harus terus diusahakan secara kolektif
sebagai tanggung jawab bersama. Menurut Miarso (2008), komponen yang harus
ada dan saling berkaitan dalam pengelolaan pendidikan adalah:1)tujuan(aims), 2)
pelanggan (customers), 3)persediaan (supplies), 4)masukan (input), 5) proses
(process), 6) keluaran (output) dan 7) ukuran kualitas (quality measurement). Kata
kunci kualitas dalam proses pendidikan adalah sesuai dengan standar(fitness to
standard), sesuai penggunaan pasar/pelanggan(fitness to use), sesuai perkembangan
kebutuhan akhir (fitness to latest requirements), dan sesuai lingkungan global
Dalam Undang-undang tentang Guru dan Dosen pasal 1,dinyatakan bahwa:
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan
menengah. Kualitas profesionalisme ditunjukkan oleh lima untuk kerja yaitu:
(1)keinginan untuk selalu menampilkan perilaku yang mendekati standar ideal,(2)
meningkatkan dan memelihara citra profesi dan (3) keinginan untuk senantiasa
mengejar kesempatan pengembangan profesional yang dapat meningkatkan dan
memperbaiki kualitas pengetahuan dan ketrampilannya,(4) mengejar kualitas dan
cita-cita dalam profesi dan (5) memiliki kebanggaan terhadap profesinya. Keamanan
pendidikan terletak pada tiga ukuran, yaitu orang, proses dan teknologi.
Guru sebagai orang yang melaksanakan kegiatan langsung pendidikan harus
mempunyai motivasi dan diberikan motivasi. Kurangnya gairah guru dalam
melakukan tugasnya akan mengakibatkan tujuan tak tercapai. Motivasi adalah
kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi ke arah tujuan organisasi,
yang dikondisikan oleh kemampuan upaya tersebut untuk memenuhi sesuatu
kebutuhan individu ( Gibbsons, 1998 ). Dalam hal ini motivasi terdiri dari 3 unsur
tama yaitu, upaya, tujuan organisasi dan kebutuhan. Motivasi dapat timbul dari
rangsangan luar dan adanya rangsangan dari luar individu. Setiap kegiatan tidak
akan memberikan hasil yang baik tanpa adanya motivasi( Uno, 2007).
Guru dalam melakukan aktivitasnya memerlukan banyak informasi yang
sejauh mana tingkat infrastruktur teknologi informasinya saling berhubungan, saling
berbagi, dan membentuk struktur organisasi. Mc Nair dalam Nair(2002),
menyatakan: mengetahui nilai bukanlah sasarannya, namun mengubahnya. Pada
akhirnya bukanlah informasi yang menjadi kunci, namun akurasi, ketepatan waktu
dan daya serap keputusan yang dibuat darinya. Sistem informasi berkaitan dengan
penyediaan informasi untuk manajer yaitu orang-orang dalam organisasi yang
mengarahkan dan mengendalikan operasi organisasi.
Informasi akuntansi manajemen adalah informasi yang disediakan untuk
manajer, untuk melaksanakan dan mengendalikan operasional perusahaan (Garrison
dan Norren, 2006). Sistem informasi akuntansi manajemen menyediakan berbagai
jenis laporan. Sebagian laporan berfokus pada bagaimana kinerja seseorang manejer
atau kinerja sebuah unit bisnis dengan membandingkan hasil aktual dengan yang
direncanakan. Sebagian laporan lagi disediakan secara rutin dan berkala, dengan
frekuensi tertentu memperbaharui berbagai indikator kunci dari pelaksanaan
operasional perusahaan operasional perusahaan. Mereka menyatakan bahwa
semakin prefesional sebuah tim manajemen, maka tim tersebut akan lebih
mengandalkan sistem manajemen dalam pengambilan keputusan pengalokasian
sumber daya dan evaluasi kinerja. Sistem informasi yang mapan dalam suatu
institusi akan menghasilkan informasi yang lengkap, relevan dan akurat.
Informasi yang teritegrasi (integrated information) yang dihasilkan sistem
informasi terintegrasi sangat penting karena pengaruhnya terhadap pencapaian suatu
yang digunakan untuk membantu koordinasi dalam proses pembelajaran. Disini
diargumentasikan bahwa dengan peningkatan kompleksitas dan keterkaitan antara
peran kerja manajer, ketersediaan informasi terintegrasi yang berguna, akan sangat
membantu para manajer untuk lebih memahami peran yang diharapkan dari mereka
(para manajer), yang pada gilirannya akan meningkatkan kinerja profesional. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk membuktikan secara empiris pengaruh langsung
keberadaan sistim informasi terintegrasi terhadap kinerja profesional.
Dengan penelitian ini dapat diketahui secara pasti bahwa sistim informasi
terintegrasi merupakan hal yang mempengaruhi kinerja profesional guru secara
holistic. Dengan demikian dalam rangka meningkatkan kualitas guru dalam
pendidikan formal khususnya sekolah menengah kejuruan ekonomi perlu dipikirkan
dan diterapkan sistim informasi terintegrasi. Tentu hal ini akan dapat menjadi
pedoman bagi pemerintah maupun swasta dalam penyelenggaraan pengembangan
pendidikan terutama di sektor sekolah menengah atas.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan penelitian sebelumnya, peneliti
merumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut:
1. Apakah sistim informasi terintegrasi dan motivasi berpengaruh terhadap tingkat
kinerja guru akuntansi?.
2. Apakah motivasi berpengaruh terhadap hubungan sistim informasi terintegrasi
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah sistim informasi terintegrasi dan motivasi secara
simultan dan parsial berpengaruh terhadap tingkat kinerja guru akuntansi.
2. Untuk mengetahui apakah motivasi berpengaruh terhadap hubungan antara
sistim informasi terintegrasi dengan kinerja guru akuntansi .
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini :
1. Hasil yang dibuktikan dari penelitian ini dapat memberikan kontribusi kepada
bidang akuntansi pendidikan, dengan menguatkan teori-teori yang telah ada.
2. Bagi para manajer dan guru di pendidikan, hasil penelitian ini dapat dijadikan
pembuka wawasan mengenai peran informasi terintegrasi dalam pencapaian
tujuan institusi pendidikan.
3. Bagi para akademis khususnya penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk
melaksanakan penelitian sejenis atau penelitian-penelitian di bidang yang sama,
misalnya elemen apa saja yang menjadi kontribusi sistim informasi terintegrasi
dalam meningkatkan kinerja manajerial guru.
1.5. Originalitas
Penelitian ini merupakan pengembangan dengan menghubungkan peneliti
terdahulu yaitu Sjarifuddin(2006), dengan peneliti lainnya seperti dalam daftar
Adapun pengembangan itu adalah sebagai berikut:
a. Variabel yang diuji dibedakan, pada penelitian terdahulu menguji variabel
independen informasi akuntansi manajemen terintegrasi, sedangkan pada
penelitian ini mengambil variabel independen lebih luas yaitu sistem informasi
terintegrasi. Hal ini diambil sesuai dengan hasil penelitian terdahulu, bahwa
informasi yang dibutuhkan untuk kinerja manajerial tidak saja berasal dari
akuntansi manajemen dan tidak semua informasi akuntansi manajemen dapat
digunakan secara totalitas. Kinerja manajerial hanya dapat dijelaskan informasi
akuntansi manajemen terintegrasi 23,9%, sisanya 76,1% dijelaskan oleh variabel
lain.
b. Objek penelitian dibedakan, pada penelitian terdahulu mengambil objek
penelitian adalah menejer-menejer level bawah dan menengah dari
perusahaan-perusahaan yang ada di Medan, sedangkan dalam penelitian ini pada objek
pendidikan yaitu guru-guru akuntansi SMK Swasta di Kota Medan.
c. Variabel moderating yang diambil adalah motivasi, sedangkan peneliti
sebelumnya memakai variabel intervening role ambiguity. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa role ambiguity hanya berpengaruh terhadap informasi
akuntansi manajemen 46%. Jadi lebih banyak memengaruhi diluar role
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Teoritis
Seperti telah dijelaskan sebelumnya , motivasi sangat memengaruhi kinerja
guru. Bekerja tanpa motivasi sama artinya bekerja tanpa kendali dan tujuan. Oleh
karena itu dalam mendapatkan kinerja yang baik motivasi perlu diperhatikan sebagai
syarat seorang guru , dengan memperhatikan hal-hal yang memengaruhinya.
2.1.1. Kinerja guru akuntansi
Menurut Setiawan (2008), jenis audit guru ada 2 macam yang perlu
dikembangkan yaitu: 1) audit untuk pengujian kepatuhan dan pelaksanaan praktik
yang sehat, serta (2) audit pengujian substantive atas laporan kinerja guru. Uji
kepatuhan dan pelaksanaan praktek yang sehat adalah merupakan pengujian
terhadap guru dalam melaksanakan tugas profesinya sesuai dengan peraturan yang
berlaku selama kurun waktu tertentu. Setiap guru membuat laporan kinerja guru dan
diaudit.
Kinerja selalu dikaitkan dengan hasil kerja yang dicapai oleh seseorang
pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya. Kinerja seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan,
usaha dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya.
Mozer (1991), mengungkapkan kinerja(performance) adalah suatu perbuatan
pada saat itu. Dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah tingkat pelaksanaan tugas
yang dicapai oleh seseorang, unit atau divisi dengan menggunakan kemampuan yang
ada dan batasan-batasan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan perusahaan.
Masalah kinerja selalu mendapat perhatian dalam manajemen karena sangat
berkaitan dengan produktivitas organisasi/lembaga pendidikan. Faktor utama dari
kinerja adalah kemampuan dan kemauan. Masalah peningkatan prestasi siswa
berkaitan dengan peningkatan kemampuan dan kemauan guru. Kualitas dan
kuantitas dari suatu hasil kerja yang ditampilkan individu maupun kelompok
dalam suatu aktifitas tertentu yang diakibatkan oleh kemampuan alami atau
kemampuan yang diperoleh dari proses belajar serta keinginan untuk berprestasi.
Kinerja adalah pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut dari seorang atau suatu
perbuatan, suatu prestasi, suatu pemeranan keterampilan secara umum.
Kinerja guru bukanlah terjadi begitu saja, tetapi terdiri dari beberapa
karakteristik yang berbeda. Dalam wawasan internasional menurut Beard(2008)
kualitas guru terdiri dari:1) Pengetahuan dan ketrampilan (Knowledge and skill), 2)
Kepribadian Sosial(Social inclusion),3) Pengetahuan pedagogis (Pedagogical
knowledge), 4)Akuntabilitas publik(Public accountability), 5)Profesionalisasi
(Professionalisation). Profesionalisme guru merupakan konsep baru yaitu
menemukan dan memecahkan tantangan dalam setiap peralihan.
Profesionalisme guru sering dikaitkan dengan kompetensi guru, sertifikasi
guru dan tunjangan profesi guru, karena disinyalir berkaitan erat dengan kualitas
16 Tahun 2007 pasal 1, menyebutkan bahwa setiap guru wajib memenuhi standar
kualifikasi akademik dan kompetensi guru yang berlaku secara nasional. Kinerja
guru SMK terletak pada kompetensi pedagogik,kompetensi kepribadian, kompetensi
sosial dan kompetensi profesional.
Kompetensi pedagogik adalah kemampuan yang harus dimiliki guru
berkenaan dengan melihat karakteristik siswa dari berbagai aspek untuk mengelola
pemelajaran siswa, yang meliputi:
a. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional dan intelektual.
b. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik. c. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang
diampu.
d. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.
e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran.
f. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktuali- sasikan berbagai potensi yang dimiliki.
g. Berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan peserta didik. h. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.
i. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pem-belajaran.
j. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pemelajaran.
Kompetensi profesional adalah kemampuan guru dalam perencanaan dan
pelaksanaan proses pemelajaran yang memungkinkan membimbing siswa untuk
memenuhi standar kompetensi, yang terdiri dari:
a. Menguasai materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.
b. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu.
c. Mengembangkan materi yang diampu secara kreatif.
d. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan
e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri.
Kompetensi kepribadian adalah prilaku mantap yang ditampilkan guru dalam
setiap pekerjaannya, perasaan bangga akan tugas yang dipercayakan kepadanya
untuk mempersiapkan generasi bangsa berkualitas, yang terdiri dari:
a. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum,sosial,dan kebudayaan nasional Indonesia.
b. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia dan teladan bagi perserta didik dan masyarakat.
c. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa.
d. Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri.
e. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.
Kompetensi sosial adalah kemampuan sikap positif guru, panutan yang perlu
dicontoh, mampu bermasyarakat dalam setiap pekerjaannya, yang terdiri dari:
a. Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras,kondisi fisik, latar belakang keluarga dan status sosial ekonomi.
b. Berkomunikasi secara efektif, empatik,dan santun dengan sesama
pendidik, tenaga kependidikan, orang tua dan masyarakat.
c. Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya.
d. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.
Kompetensi teridentifikasi diatas menunjukkan bahwa guru berperan sebagai
manajer untuk mengarahkan dan menentukan tujuan yang ingin dicapai melalui
fungsi-fungsi berikut:
a. Perencanaan, yaitu merencanakan pelaksanaan pembelajaran sebagai persiapan mengajar.
c. Administratur, yaitu menjalankan administrasi sekolah dengan baik, sehingga administrasi sekolah tidak semua tertumpu kepada kepala sekolah dan tata usaha.
d. Komunikator, yaitu menyampaikan informasi kepada yang memerlukan dengan baik untuk mengembangkan ketrampilan diri sendiri maupun siswa bahkan masyarakat.
e. Demonstrator, yaitu proses pemeranan sesuatu untuk memperkaya ilmu pengetahuan.
f. Pengelolaan Kelas, yaitu pengaturan dan pengawasan kegiatan proses belajar mengajar agar terarah dalam mencapai tujuan pendidikan.
g. Evaluator, yaitu aktivitas menilai apakah tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai, apakah materi yang disampaikan telah dikuasai pihak siswa maupun pendidik.
Menurut Stoner (1992) dalam Juniarti dan Evelyne (2002), kinerja manajerial
adalah ukuran seberapa efektif dan efisien manajer telah bekerja untuk mencapai
tujuan organisasi. Manusia berupaya untuk memanfaatkan semua sumber daya yang
dimilikinya untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Semua fungsi dalam
manajemen tersebut akan dilakukan tergantung dengan kebutuhan, apakah akan
dilakukan secara sederhana atau dengan tingkat kesulitan yang tinggi, dan dapat
menggunakan hanya beberapa fungsi saja.
Gambaran kondisi-kondisi yang ingin dikendalikan merupakan tujuan dari
manajer. Kondisi yang akan dikendalikan oleh manajer ini dipahami seluruhnya
berdasarkan persepsi manajer. Berdasarkan persepsinya atas kondisi, maka manajer
akan melakukan tindakan agar manajer dapat mengendalikan kondisi untuk
mencapai tujuan . Dalam perjalanannya , terdapat beberapa situasi yang tidak
diharapkan, yang dapat mengganggu tindakan manajer dalam mencapai tujuan, dan
akhirnya manajer diharapkan tetap dapat mengendalikan kondisi yang dipengaruhi
variabel ditargetkan dari aspek tertentu dari organisasi. Para manajer secara
terus-menerus membandingkan persepsi mereka dari variabel ditargetkan dengan tujuan
mereka. Bila ada pertentangan diperlukan ada tindakan. Tindakan manajerial terbaik
dipandang sebagai intervensi di dalam rencana pencapaian dari organisasi.
Pengukuran kinerja individu sangat bermanfaat bagi dinamika pertumbuhan
organisasi secara keseluruhan dan melalui penilaian tersebut maka dapat diketahui
kondisi sebenarnya tentang bagaimana kinerja karyawan. Menurut Artley(2001)
dalam Kartikasari(2003) pengukuran kinerja adalah pemonitoran berlanjut terhadap
pencapaian suatu program. Pengukuran kinerja diarahkan secara teratur oleh
manajemen dan aktivitas yang ada berhubungan dengan program, output dari
program, baik berupa produk secara langsung maupun jasa serta outcome dari
produk atau jasa tersebut. Meminjam rumus return, maka dengan mengaitkan hal
diatas dapat diukur prestasi demi prestasi kinerja guru secara periodik dengan cara
mengukur secara rutin, yaitu Prestasi = (Kinerjat – Kinerjat-1)/Kinerjat-1. Jadi tujuan
penilaian kinerja dikategorikan sebagai suatu yang bersifat evaluation dan
development. Yang bersifat evaluation harus menyelesaikan : (1) hasil penilaian
digunakan sebagai dasar pemberian kompensasi, (2) hasil penilaian digunakan
sebagai staffing decision , (3) hasil penilaian digunakan sebagai dasar mengevaluasi
sistem seleksi. Sedangkan yang bersifat development penilai harus menyelesaikan :
(1) prestasi riil yang dicapai individu, (2) kelemahan- kelemahan individu yang
menghambat kinerja, (3) prestasi-pestasi yang dikembangkan. Faktor-faktor yang
motivasi, (3) dukungan yang diterima, (4) keberadaan pekerjaan yang mereka
lakukan, dan (5) hubungan mereka dengan organisasi.
Ukuran kinerja memberikan kemudahan untuk mengerti, mengatur, dan
mengembangkan apa yang sedang dilakukan. Dalam Kartikasari(2003) dapat
dikelompokkan atas 6 kategori yaitu:1)Effectivity, proses yang menunjukkan tingkat
ketepatan output proses terhadap kebutuhan yang akan dipenuhi, (2)Efficiency,
proses yang menunjukkan tingkat produksi suatu proses dalam menghasilkan output
biaya minimum,(3)Quality, suatu tingkatan yang berkaitan dengan suatu produk atau
jasa dimana memenuhi permintaan dan harapan pelanggan,(4)Timeliness, mengukur
apakah sejumlah satuan kerja bekerja dengan benar dan tepat waktu. Kriteria
biasanya didasarkan pada permintaan pelanggan,(5)Productivity, nilai output dari
proses dibagi dengan nilai-nilai input yang digunakan dan(6)Safety, mengukur
kesehatan perusahaan dan lingkungan kerja para karyawan secara keseluruhan.
Mahoney,et.al(1963) dalam Chenhall dan Morris(1986) mengukur kinerja
manajerial berdasarkan delapan fungsi manajer yaitu perencanaan, investigasi,
koordinasi, evaluasi, supervisi, staffing, negosiasi dan perwakilan. Antic(2004)
menyatakan bahwa proses manajemen terdiri dari: planning, controling, organizing,
communicating, dan motivating. Bila dibandingkan dengan elemen kinerja guru
diatas, tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Jadi kinerja guru sama dengan
kinerja manajerial. Hal ini didukung oleh School Teacher Performance
Management(2006) yang mengatakan bahwa kinerja manajerial guru merupakan
seseorang melalui sekolah dengan menetapkan standar sifat profesional,
pengetahuan, pemahaman dan keahlian pada setiap jenjang karir.
Ikhtisar kinerja guru sejalan dengan kinerja manajerial pada
perusahaan-perusahaan. Dengan demikian dasar konsep mempersamakan kinerja guru
disekolah dengan kinerja manajerial pada perusahaan-perusahaan dalam penelitian
ini dapat disejajarkan. Adapun kesejalanan kinerja guru dengan kinerja manajerial
pada perusahaan adalah seperti pada Tabel 2.1. berikut:
Tabel. 2.1. Ikhtisar Kinerja Guru Sejalan Kinerja Manajerial
Indikator Kinerja sebagai harapan
A. Perencanaan Mampu untuk menetapkan tujuan, mengembangkan program
dan tindakan penyesuaian terhadap suatu perubahan.
B. Pengorganisasian Mampu menghubungkan struktur dan mengalokasikan sumber daya untuk mencapai tujuan.
C. Pengarahan Mampu memimpin dan memotivasi orang lain dengan
pendelegasian efektif dan pengembangan lainnya.
D. Pengendalian Mampu untuk menetapkan kinerja standar, menilai kinerja dan
bertindak untuk meningkatkan kinerja.
E. Peng.Keputusan Mampu mengidentifikasikan setiap permasalahan, mengem- bangkan,dan mencari solusi dan memilih alternatif yang terbaik.
F. Komunikasi Mampu mempengaruhi dan menginformasikan kepada yang
lain dengan ungkapan gagasan yang jelas bersih baik secara lisan atau tertulis.
G. Kerjasama Siap menyediakan sumber daya dan waktu kepada pekerjaan
dan mampu bekerja dibawah tekanan.
H. Team Kerja Mampu untuk bekerja sebagai suatu anggota team manajemen.
2.1.2. Sistim informasi terintegrasi
Kodner and Kyriacou (2000) dalam Hew (2009), menyatakan bahwa
model tersendiri untuk menciptakandan pemeliharaan hubungan, penjajaran adan
kolaborasi diantara bagian yang ada.
Menurut Suwardi dan Permatasari(2007), integrasi(integrated) berarti ketika
data ditambahkan di satu daerah, informasi di semua wilayah dan fungsi terkait
berubah. Jadi informasi mencerminkan kompleksitas dan saling keterkaitan antara
bagian satu dan bagian lain. Integrasi sistem akan dilakukan jika setiap fungsi dari
sistem didefenisikan dengan baik, dan setiap unsur telah diidentifikasi. Informasi
terintegrasi berperan sebagai koordinator dalam mengendalikan pengambilan
keputusan yang beraneka ragam.
Peneliti melihat masih terdapat beberapa masalah sistem informasi dalam
sekolah antara lain:
a. Absensi guru,siswa dan karyawan.
b. Analisis kehadiran guru, sehingga mempersulit pemberian reward dan
punishment.
c. Pemantauan kegiatan guru di kelas.
d. Info sekolah masih bersifat browser.
e. Kontrol disiplin siswa masih menggunakan daftar kelas.
f. Izin keluar siswa, guru belum tercatat dalam database.
g. Info IPTEK bagi guru untuk semua bidang.
Menurut Giribone (1996), empat ukuran-ukuran penting dalam sistem:
2. Evolution capability, peningkatan tentang komponen alat dan dasar informasi. Maka dapat menyesuaikan diri dengan - suatu konteks manajemen baru ( berubah dalam metoda manajemen, peralatan, peningkatan teknologi)
3. Interaction capability: manajer harus mampu menata suatu dialog yang mudah dioperasikan dan efisien, yang sering tidak benar-benar dikenal baik oleh lingkungan computer sekalipun begitu sederhananya dan dengan cepat mendapatkan informasi yang diperlukan.
4. Communication capability, harus mampu menukar informasi dengan
lingkungannya . Terutama sekali, harus mampu menukar data dengan sistem database manajemen eksternal, sistem harus beradaptasi dengan perubahan organisasi.
Chenhall and Morris (1983) dalam Gaidiene and Skyrius (2006), integrated
information memiliki karakteristik: 1) Informasi memiliki pengaruh untuk seluruh
departemen atas keputusan yang diambil dan berpengaruh juga bagi keputusan
manajer lain di lingkungan pertanggungjawaban, 2) tepat sasaran untuk kegiatan
dari semua bagian dalam departemen yang bersangkutan dan ,3) informasi
menghubungkan dampak keputusan yang diambil dengan kinerja departemen. Lebih
terinci lagi Chenhall and Morris (1986) dalam Laksmana (2002), menyatakan
4(empat) karakteristik informasi terintegrasi yaitu sebagai berikut:
1). Scope.
Didalam sistem informasi ,broad scope mengacu kepada dimensi fokus, kuantifikasi dan horison waktu(Gorry dan Morton 1971;Larcker, 1981;Gordon dan Narayanan, 1984). SAM tradisional memberikan informasi
yang terfokus pada peristiwa-peristiwa dalam organisasi, yang
dikuantifikasikan dalam ukuran moneter, dan yang berhubungan dengan data historis. Lingkup SAM yang luas memberikan informasi yang berhubungan dengan lingkungan eksternal yang mungkin bersifat ekonomi. Lingkup SAM yang luas mencakup ukuran non moneter terhadap karakteristik lingkungan ekstern(Gordon dan Millier,1976)
2). Timeliness.
untuk memberikan umpan balik secara tepat terhadap keputusan yang telah dibuat. Jadi timeliness mencakup frekwensi pelaporan dan kecepatan pelaporan. Chia (1995) menyatakan bahwa timing informasi menunjuk kepada jarak waktu antara permintaan dan tersedianya informasi dari SAM ke pihak yang meminta.
3) Aggregation.
SAM memberikan informasi dalam berbagai bentuk aggregasi yang berkisar dari pemberian bahan dasar, data yang tidak diproses hingga berbagai aggregasi berdasarkan periode waktu atau area tertentu. Dalam perkembangan terakhir , aggregasi informasi merupakan penggabungan informasi fungsional dan temporal.
4). Integration.
Aspek pengendalian suatu organisasi yang penting adalah koordinasi berbagai segmen dalam sub-sub organisasi. Chia(1965) menyatakan bahwa informasi yang terintegrasi dari SAM dapat digunakan sebagai alat koordinasi antar segmen dari sub-unit dan antar sub-unit.
Berarti aspek dari kinerja sistem informasi dapat menjelaskan penggunaan
informasi. Pertama, informasi memuat kemungkinan pengaruh intensitas
penggunaan informasi dan peran informasi dalam pengelolaan proses pengendalian.
Kedua, kualitas informasi dapat mempengaruhi kinerja dimana informasi akan
digunakan. Ketiga, isi laporan kinerja dapat mempengaruhi sejauh mana dokumen
benar-benar digunakan.
Sistim informasi terintegrasi menghubungkan sumber-sumber data yang
heterogen.Tugas pokok mempertanyakan sumber data, menggabungkan dan
menyajikannya sesuai dengan pemakai oleh sistem informasi. Menurut penelitian
Santoso,dkk,(2008)dalam penelitiannya menyatakan bahwa sistem informasi
customer hanya mampu memberikan informasi kepada customer,oleh karena itu
dibutuhkan sistem informasi terintegrasi untuk menangani seluruh transaksi dan
Bleiholder and Naumann(2006), proses integrasi sebuah data dilakukan melalui 3
tahap yaitu:(1)pemetaan bagan untuk mengubah data sumber menjadi suatu
gambaran umum,(2) penjelasan dan pelurusan sumber data dalam objek yang
berbeda dan(3)pemaduan data sesuai dengan kebutuhan.
Laudon and Laudon dalam Becker,et.al.(1994), konsep Sistim Informasi
Terintegrasi terdiri dari:1) Information Technology,2) Management of Information
Systems, dan 3) Information Resources Management. Teknologi informasi
menyangkut sistem database, software engineering dan data komunikasi. Teknologi
informasi merupakan perpaduan antara teknologi komputer dengan teknologi
jaringan memungkinkan guru untuk memperoleh tidak hanya informasi internal,
tetapi juga informasi eksternal. MIS merupakan sistem berbasis komputer yang
membuat informasi tersedia bagi pengguna yang bertujuan sama, menyangkut
ketentuan perilaku ilmiah dan pengaruh penggunaan sistem informasi. Trend baru
pengembangan integrasi dalam MIS terdiri dari integrasi data, integrasi dari
teknologi informasi dan intergrasi dalam Web dan internet (Nedeva,2004). IRM
menyangkut ketentuan dari teori ekonomi dan organisasi. Menurut Byrd dan Turner
(2001) dalam Laksmana dan Muslichah (2002) menemukan bahwa teknologi
informasi meningkatkan kecepatan penyampaian informasi kepada konsumen dan
memudahkan pengumpulan informasi tentang data konsumen dan pasar. Dengan
aplikasi teknologi informasi, SAM dapat menyediakan informasi sesuai dengan
Sistim Informasi Terintegrasi telah lama dipraktekkan dalam lembaga
pendidikan dengan cara membuat banyak sistem modular. Dari uraian diatas, maka
fitur sistem informasi sekolah dapat dibuat dalam beberapa modular yaitu:
a. Modul piket/operasional.
b. Modul akademik.
c. Modul administrasi pengajaran.
d. Modul keuangan
e. Modul tata usaha
f. Modul perpustakaan.
Setiap unit membangun sistem sendiri tanpa mempertimbangkan bagaimana
mengintegrasikannya, kemudian diintegrasikan kembali. Investasi dalam lembaga
pendidikan termasuk terbesar. Keuangan, sumber daya manusia, akademik dan
informasi lainnya memberikan fondasi kedudukan lembaga. Oleh karena itu sudah
saatnya lembaga pendidikan membangun sistem informasi yang sangat membantu
dalam pengambilan keputusan. Suwardi dan Permatasari(2007), menyatakan model
integrasi merupakan model baru sistem informasi dalam lembaga pendidikan, karena
lembaga pendidikan khususnya pendidikan tinggi kegiatan utamanya adalah
pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat.
Sistim informasi terintegrasi merupakan fasilitas yang efektif dalam
pengambilan keputusan. Sebuah sistem informasi berguna dan dapat ditandai dari
(2007):a)Relevancy, informasi berhubungan secara khusus pada masalah yang
dihadapi,b)Accuracy, semua informasi harus akurat,c)Timeliness, informasi harus
tersedia untuk pemecahan masalah sebelum situasi krisis mengembang atau peluang
hilang,d)Completeness, informasi menyajikan gambaran lengkap dari suatu masalah
atau solusi.
2.1.3. Motivasi
Dalam ensiklopedia wikipedia, disebutkan bahwa motivation adalah
kumpulan alasan yang menentukan untuk melakukan satu perilaku tertentu. Menurut
Uno (2007), motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan seseorang yang dapat
menimbulkan tingkat persistensi dan entusiasmenya dalam melaksanakan suatu
kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi
intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik). Seberapa kuat motivasi
yang dimiliki individu akan banyak menentukan terhadap kualitas perilaku yang
ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam kehidupan
lainnya
Beberapa teori motivasi oleh ahli motivasi adalah sebagai berikut:
1. Teori Kebutuhan
Menurut Maslow(1943) motivasi manusia pada intinya mempunyai lima
tingkat atau hierarki kebutuhan, yaitu:1) physiological needs/ kebutuhan fisiologikal,
2) safety needs/ kebutuhan rasa aman, 3) love needs/ kebutuhan akan kasih sayang,4)
esteem needs/kebutuhan akan harga diri, dan 5) self actualization/ aktualisasi diri.
pendekatan kuantitatif menjadi pendekatan kualitatif dalam pemuasannya.Berbagai
kebutuhan tersebut tidak akan mencapai titik jenuh dalam arti tibanya suatu kondisi
dalam mana seseorang tidak lagi dapat berbuat sesuatu dalam pemenuhan kebutuhan
itu.
2. Teori Kebutuhan Berprestasi
McClelland (1961) menyatakan bahwa motivasi berbeda-beda, sesuai dengan
kekuatan kebutuhan seseorang akan prestasi. Kebutuhan akan prestasi tersebut
sebagai keinginan melaksanakan sesuatu tugas atau pekerjaan yang sulit, menguasai,
memanipulasi, atau mengorganisasi obyek-obyek fisik, manusia, atau ide-ide
melaksanakan hal-hal tersebut secepat mungkin dan seindependen mungkin, sesuai
kondisi yang berlaku. Karakteristik orang yang berprestasi tinggi memiliki tiga ciri
umum yaitu : (1) sebuah preferensi untuk mengerjakan tugas-tugas dengan derajat
kesulitan moderat; (2) menyukai situasi-situasi di mana kinerja mereka timbul
karena upaya-upaya mereka sendiri, dan bukan karena faktor-faktor lain, seperti
kemujuran misalnya; dan (3) menginginkan umpan balik tentang keberhasilan dan
kegagalan mereka, dibandingkan dengan mereka yang berprestasi rendah.
3. Teori Hubungan Kebutuhan dan Pertumbuhan
Aldefer(1972) menunujukkan bahwa,(1)makin tidak terpenuhinya suatu
kebutuhan tertentu, makin besar pula keinginan untuk memuaskannya, (2)kuatnya
keinginan memuaskan kebutuhan yang “lebih tinggi” semakin besar apabila
memuaskan kebutuhan yang tingkatnya lebih tinggi, semakin besar keinginan untuk
memuaskan kebutuhan yang lebih mendasar.
4. Teori Motivasional dan Pemeliharaan
Menurut Herzberg(1966) mengatakan motivasi terdiri dari model dua faktor
yaitu faktor motivasional dan faktor pemeliharaan. Faktor motivasional adalah
hal-hal pendorong berprestasi yang sifatnya intrinsik, yang berarti bersumber dalam diri
seseorang, sedangkan faktor pemeliharaan adalah faktor-faktor bersifat ekstrinsik,
berarti bersumber dari luar diri yang turut menentukan perilaku seseorang.
Faktor-faktor pemeliharaan mencakup antara lain status seseorang dalam organisasi,
hubungan seorang individu dengan atasannya, hubungan seseorang dengan
rekan-rekan sekerjanya, teknik penyeliaan yang diterapkan oleh para penyelia, kebijakan
organisasi, sistem administrasi dalam organisasi, kondisi kerja dan sistem imbalan
yang berlaku.
5. Teori Keadilan
Taylor(1947) mengatakan bahwa manusia terdorong untuk menghilangkan
kesenjangan antara usaha yang dibuat bagi kepentingan organisasi dengan imbalan
yang diterima. Artinya, apabila seorang pegawai mempunyai persepsi bahwa
imbalan yang diterimanya tidak memadai, dua kemungkinan dapat terjadi, yaitu
seorang akan berusaha memperoleh imbalan yang lebih besar, atau mengurangi
intensitas usaha yang dibuat dalam melaksanakan tugas yang menjadi tanggung
6. Teori Harapan
Vroom(1964) mengatakan bahwa motivasi merupakan akibat suatu hasil
dari yang ingin dicapai oleh seorang. Jika seseorang menginginkan sesuatu dan
harapan untuk memperoleh sesuatu itu cukup besar, yang bersangkutan akan sangat
terdorong untuk memperoleh hal yang diinginkannya itu. Sesuatu pekerjaan
dilakukan dengan baik tergantung kepada motivasinya.
7. Teori Penguatan dan Modifikasi Perilaku
Schein (1980) mengatakan kehidupan organisasional disadari dan diakui
bahwa kehendak seseorang ditentukan pula oleh berbagai konsekwensi eksternal
dari perilaku dan tindakannya. Manusia cenderung untuk mengulangi perilaku yang
mempunyai konsekwensi menguntungkan dirinya dan mengelakkan perilaku yang
mengakibatkan timbulnya kerugian.
8. Teori Kaitan Imbalan dengan Prestasi.
Porter dan Lawler (1986) mengaitkan imbalan dengan prestasi seseorang
individu. Motivasi seorang individu sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik
yang bersifat internal maupun eksternal.
Motivasi dapat dibedakan atas intrinsic motivation dan extrinsic motivation.
Motivasi intrinsik(intrinsic motivation) timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa
ada paksaan dorongan orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri. Motivasi pada
dasarnya memang sudah ada di dalam diri setiap orang. Motivasi intrinsik timbul
karena rasa ingin tau dan akan punya banyak kreatifitas, ide untuk mewujudkan
motivasi intrinsik. Motivasi intrinsik lebih efektif dalam jangka panjang, karena
dengan motivasi itu orang nyata dalam melakukan sesuatu yang dia suka. Jika
seorang guru ingin membuat nyata minat siswa, ia harus terlibat dalam topik mereka
dengan menciptakan suatu lingkungan yang hidup dan interaktif dalam kasus studi,
para siswa harus melihat topik yang menarik dan berguna dalam hidup mereka.
Menurut Deci, et al (1994), motivasi intrinsik terdiri dari beberapa faktor, yaitu:1)
enjoyment/ kenikmatan,2) perceived competence/ kompetensi,3)effort/usaha,4)
pressure/ tekanan,5) perceived choice/ pilihan,6) usefulness /kegunaan, dan 7)
relatedness/ hubungan.
Motivasi ekstrinsik(extrinsic motivation) timbul sebagai akibat pengaruh dari
luar individu. Faktor eksternal dimotivasi imbalan uang atau nilai. Motivator
ekstrinsik dapat dilakukan secara positif dan negatif. Motivator positif seperti
imbalan moneter atau negatif seperti ancaman atau penyuapan, tetapi jangan
counterproductive, karena meremehkan motivasi intrinsik. Insentif lemah hanya
menguatkan dalam jangka pendek dan negatif untuk jangka panjang. Jika seorang
karyawan harus didorong oleh imbalan intrinsik, maka ini berarti pekerjaan yang
dipilihnya menarik baginya. Jadi, motivasi ekstrinsik terdiri dari imbalan dan
ancaman, dibedakan atas empat indikator yaitu: a) kebutuhan, b)pujian, c)insentif
dan,d) perhatian. Pekerjaan guru akan lebih baik apabila motivasi makin diperkuat
2.2. Review Peneliti Terdahulu (Theoretical Mapping)
Sebelumnya variabel-variabel motivasi hubungannya dengan kinerja dan
sistem informasi terintegrasi hubungannya dengan kinerja telah diadakan penelitian,
namun penelitian tersebut fokus pada perusahaan. Dalam hal ini peneliti melakukan
penelitian pada bidang pendidikan, dimana ada upaya mengkaitkan sistem informasi
terintegrasi dengan motivasi terhadap kinerja guru.
Beberapa penelitian terdahulu sebagai dasar dilakukannya penelitian ini
dapat dilihat pada Tabel 2.2 berikut:
Tabel 2.2. Review Peneliti Terdahulu
No Nama Peneliti Dan Tahun
Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian
1. John Isaac
Kapasitas secara kontrak manajemen, penilaian terhadap pekerja serta pemberian imbalan se-suai Dihasilkan Oleh SIAM Terhadap Kinerja Mana-berupa integrasi terhadap kinerja mana-jerial dengan kemapuan manajer membuat pe-rencanaan, target informasi baru dan teknologi sistem informasi baru terhadap peningkatan kinerja indi-vidu positif
4. M.Sjarifuddin (2006)
Analisis Pengaruh IAM Terintegrasi Terhadap Kerja Terhadap Kerja Individual Dengan Self Esteem dan Self
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
3.1. Kerangka Konsep
Menurut Soekanto, (1982) dalam Lubis (2008), kerangka konsepsional
adalah kerangka yang menggambarkan hubungan antara konsep-konsep khusus yang
akan diteliti. Konsep bukan merupakan gejala/fakta yang akan diteliti melainkan
abstraksi dari gejala tersebut. Konsep merupakan suatu unsur dari teori yang lebih
konkrit. Jadi memerlukan penjabaran lebih lanjut.
Berdasarkan pengertian diatas, latar belakang, rumusan masalah didukung
oleh tinjauan teoritis dan tinjauan penelitian terdahulu, maka skhematis kerangka
konseptual dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 3.1. Kerangka Konsep Pengujian Hipotesis Satu
SISTIM INFORMASI TERINTEGRASI
(X1) KINERJA GURU
AKUNTANSI (Y) MOTIVASI
Gambar 3.2. Kerangka Konsep Pengujian Hipotesis Dua
3.1.1. Hubungan sistim informasi terintegrasi dengan kinerja guru akuntansi
Informasi merupakan komoditas bagi para manajer, dapat mempengaruhi
keputusan manajer. Informasi akuntansi manajerial signifikan mempengaruhi
keadaan peristiwa dalam suatu organisasi. Literatur empiris yang menjelaskan
hubungan antara IAM dan kinerja sebelumnya cenderung lebih banyak membahas
mengenai dimensi informasi dalam scope yang luas. Pada penelitiannya pertama,
Gul(1991), dalam Sjarifuddin(2006) menguji efek moderating ketidakpastian
lingkungan atas hubungan antara kegunaan dari IAM yang telah canggih (termasuk
di dalamnya informasi yang terintegrasi) dengan kinerja manajerial. Pada penelitian
kedua, Salmon dan Joiner (2004) dalam Sjarifuddin(2006), menyatakan bahwa
informasi akuntansi manajemen menurunkan role ambiguity dalam meningkatkan
kinerja. Dari penelitian tersebut terbukti bahwa pada lingkungan dengan
ketidakpastian yang tinggi, sistem akuntansi manajemen memiliki efek yang positif,
tetapi sebaliknya memiliki efek negatif. Secara teoritis, diargumentasikan bahwa
ketersediaan informasi integrative yang berguna dalam konteks meningkatnya
kompleksitas dan saling ketergantungan dari tugas tugas manajerial adalah
MOTIVASI (X2)
SISTIM INFORMASI TERINTEGRASI
(X1)
KINERJA GURU AKUNTANSI
cenderung meningkatnya kinerja manajerial, khususnya perencanaan, koordinasi dan
pengen-dalian tugas dari kinerja manajerial.
Menurut Jumaili(2005), data dalam sistem informasi sebaiknya merupakan
data yang terintegrasi dari seluruh unit perusahaan/organisasi sehingga dapat
digunakan untuk berbagai kebutuhan tugas dalam perusahaan. Jadi informasi
terintegrasi merupakan hasil dari sistim informasi terintegrasi.
Nurmala dan Yuda(2005) dalam Almilia(2008) menyatakan, instrumen
EUCS (end user computer satisfaction) yang terdiri dari faktor isi, akurasi, format,
kemudahan penggunaan dan ketepatan waktu masih merupakan alat ukur yang valid
dan reliabel meskipun ada sedikit revisi yang diperlukan. Semakin tinggi aplikasi
teknologi informasi akan semakin meningkatkan kemampuan suatu sistem untuk
menyajikan informasi sesuai dengan kebutuhan manajer dalam pengambilan
keputusan. Menurut Daniel(2002), pengembangan profesional secara internasional
jika kehidupan profesional guru dimulai dengan penggunaan teknologi informasi
dan komunikasi, melalui model: a) rangkaian dari pendekatan pengembangan
teknologi informasi dan komunikasi, dan b) stage dari pengajaran dan pemelajaran
dengan teknologi informasi dan komunikasi.
3.1.2. Hubungan motivasi dengan kinerja guru akuntansi
Menurut Mithcell(1978) dalam Dharma(2008), kualitas kinerja guru adalah
performance = motivation x ability. Motivasi yang terjadi dalam hubungan
kerjasama antar individu dan organisasi memfasilitasi organisasi, komitmen
(2006) dimana sampel penelitiannya adalah dosen menyatakan bahwa ada hubungan
yang signifikan antara kepuasan kerja dan kinerja individual. Keadilan organisasi,
yang merujuk kepada persepsi dari keadilan atau proses hasil kerja, sering kali
dianggap sesuatu yang mendahului kepercayaan organisasi. Keadilan prosedural
merupakan peramalan yang kuat dari keadilan organisasi dan kepercayaan
manajerial, pembagian keadilan hanya prediksi kepercayaan yang baik. Ada faktor
motivasi yang mendorong anggota organisasi untuk terus bekerja keras untuk sebuah
perusahaan, yaitu jika mereka dibayar cukup untuk hidup. Menurut Mozer (1991),
mengatakan bila sistem penilaian kinerja telah menunjukkan hasil kinerja karyawan
sesuai dengan kenyataan sebenarnya, maka atas dasar hasil penilaian kinerja inilah
dapat diberikan imbalan yang sesuai dengan tingkat kinerja masing-masing.
Dalam motivasi yang kuat akan mendorong kinerja guru yang optimal,
sehingga tercapai tujuan, bahkan melibihi harapan. Motivasi intrinsik berhubungan
dengan kontinuitas kinerja manajerial khususnya dalam jangka panjang, motivasi
ekstrinsik berhubungan dengan kinerja manajerial guru dalam jangka pendek dan
sebagai penguat motivasi intrinsik.
3.1.3. Hubungan sistim informasi terintegrasi, motivasi dan kinerja guru akuntansi
Informasi akuntansi manajemen merupakan informasi untuk menyatukan
proses implementasi fungsi manajemen sehingga dapat mencapai kinerja manajerial
yang optimal termasuk kinerja manajerial guru dalam melaksanakan tugas
informasi yang lengkap berhubungan dengan tugas kependidikannya. Kinerja ini
akan lebih optimal jika setiap guru ada motivasi. Namun motivasi yang diterapkan
bisa saja tidak bermanfaat atau pemborosan bila tidak sesuai dengan
penempatannya. Untuk memilih bentuk motivasi yang cocok berdaya guna perlu
adanya informasi dan kajian akuntansi manajemen.
Informasi yang disajikan oleh akuntansi manajemen membantu para manajer
merencanakan, mengorganisir dan mengendalikan operasi untuk tujuan dan di-set
secara serempak bertindak bermakna untuk memotivasi karyawan dalam
perusahaan. Di dalam akuntansi manajemen, sebagai bagian dari sistim informasi
akuntansi, sumber informasi mendukung ke sistem motivasi perusahaan adalah
akuntansi pertanggung jawaban.
Masalah perusahaan adalah standardisasi dari sistem informasi akuntansi
pelaporan manajemen. Teori harapan menekankan penggunaan dari beberapa hal
penting yang saling berhubungan pada akhirnya akan mempengaruhi motivasi untuk
menggunakan sistem informasi. Persepsi bahwa motivasi akan meningkatkan
performa kerja penting. Tentunya, rendahnya kualitas sistem atau pengguna yang tak
terlatih akan membuat usaha kurang produktif dan dengan demikian mengurangi
masa depan motivasi .
3.1.4. Pengaruh motivasi terhadap hubungan sistim informasi terintegrasi dan kinerja guru akuntansi
Perkembangan sistim informasi perlu didukung banyak faktor yang
tercermin melalui kepuasan pemakai informasi. Lau(2003) dalam Jumaili(2005)
mengatakan bahwa suatu sistim informasi akan sukses apabila didukung oleh
beberapa faktor pendukungnya, diantaranya partisipasi pemakai. Dian(2004) dalam
Jumaili (2005) mengatakan organisasi yang memiliki kebijakan dan aturan yang
memberikan keleluasaan bagi kreatifitas individu akan mendorong seseorang untuk
lebih memaksimalkan kesuksesan pengembangan sistim informasi.
Hasil penelitian Mwita(2002) terhadap staff-staff manajer pada British Local
Authorities menyatakan bahwa membuat suatu perhitungan merupakan suatu
motivator dan memberikan dampak terhadap kinerja manajer berupa: (1) upah sesuai
dengan semangat kerja, (2)gaji yang tinggi untuk job preference puncak,dan (3)
memberikan kecukupan bagi pelaksana terdepan sistim informasi. Motivasi
membantu pengembangan sistim informasi atau penghambat pengembangan sistim
informasi dalam mencapai kinerja guru akuntansi. Interaksi motivasi boleh jadi
meningkatkan atau mungkin menurunkan tingkat kinerja guru akuntansi.
3.2. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka konsep diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis
penelitian ini sebagai berikut:
H1: Sistim informasi terintegrasi dan motivasi berpengaruh terhadap tingkat
kinerja guru akuntansi SMK Swasta Bisnis Manajemen di Medan secara
simultan dan parsial.
H2: Motivasi berpengaruh terhadap hubungan antara sistim informasi terintegrasi