• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Sistim Informasi Terintegrasi Terhadap Kinerja Guru Akuntansi Dengan Motivasi Sebagai Variabel Moderating Pada SMK Swasta Di Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Sistim Informasi Terintegrasi Terhadap Kinerja Guru Akuntansi Dengan Motivasi Sebagai Variabel Moderating Pada SMK Swasta Di Medan"

Copied!
126
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH SISTIM INFORMASI TERINTEGRASI TERHADAP KINERJA GURU AKUNTANSI DENGAN MOTIVASI SEBAGAI

VARIABEL MODERATING PADA SMK SWASTA DI MEDAN

TESIS

Oleh

PIRMATUA SIRAIT 087017025/Akt

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PENGARUH SISTIM INFORMASI TERINTEGRASI TERHADAP KINERJA GURU AKUNTANSI DENGAN MOTIVASI SEBAGAI

VARIABEL MODERATING PADA SMK SWASTA DI MEDAN

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains Dalam Program Studi Ilmu Akuntansi Pada Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara

Oleh

PIRMATUA SIRAIT 087017025/Akt

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Judul Tesis :

PENGARUH SISTIM INFORMASI TERINTEGRASI TERHADAP KINERJA GURU AKUNTANSI DENGAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA SMK SWASTA DI MEDAN

Nama Mahasiswa : Pirmatua Sirait Nomor Pokok : 087017025 Program Studi : Akuntansi

Menyetujui Komisi Pembimbing,

(

Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS,MBA,Ak

)

(Drs.Arifin Akhmad,MSi,Ak

)

Ketua, Anggota

Ketua Program Studi, Direktur,

(Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS,MBA,Ak) (Prof.Dr.Ir.T. Chairun Nisa B., MSc)

(4)

Telah diuji pada

Tanggal : 11 Februari 2010

PANITIA PENGUJI TESIS :

Ketua : Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS,MBA,Ak

Anggota : 1. Drs.Arifin Akhmad,MSi,Ak

2. Dra. Tapi Anda Sari Lubis, MSi,Ak

3. Drs. Rasdianto,MA,Ak

(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan Tesis yang berjudul :

PENGARUH SISTIM INFORMASI TERINTEGRASI TERHADAP KINERJA GURU AKUNTANSI DENGAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA SMK SWASTA DI MEDAN .

Adalah benar hasil kerja saya sendiri dan menurut sepengatahuan saya belum dipublikasikan oleh siapapun sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara benar dan jelas.

Medan, 11 Februari 2010 Yang membuat pernyataan :

PIRMATUA SIRAIT

(6)

ABSTRAK

Kinerja Guru merupakan suatu wujud dan ukuran yang menggambarkan prestasi seorang guru dalam memelajarkan siswa di sekolah. Diyakini banyak faktor yang mempengaruhi tingkat kinerja guru. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh bukti empiris tentang pengaruh sistim informasi terintegrasi dan motivasi terhadap kinerja guru akuntansi pada SMK Swasta Bisnis Manajemen di kota Medan tanpa memperhatikan variabel lain.

Sampel penelitian yang digunakan sebanyak 124 guru akuntansi yang mengajar di kota Medan dengan menggunakan purposive sampling. Cara pengumpulan data dengan menggunakan media kuesioner untuk mengumpul data primer. Responden penelitian ini adalah guru-guru akuntansi SMK Swasta Bisnis Manajemen di Medan tahun 2009. Variabel yang digunakan adalah sistim informasi terintegrasi sebagai variabel independen, motivasi sebagai variabel moderating dan kinerja guru akuntansi sebagai variabel dependen. Untuk menentukan pengaruh sistim informasi terintegrasi dan motivasi terhadap kinerja guru akuntansi, baik secara simultan maupun parsial, digunakan analisis regresi berganda pada tingkat signifikansi 5%.

Dari hasil pengujian diperoleh bahwa Sistim Informasi Terintegrasi dan Motivasi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru akuntansi, namun secara parsial Motivasi tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru akuntansi. Motivasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja Guru Akuntansi SMK Swasta Bisnis Manajemen di Medan, apabila Motivasi berinteraksi dengan Sistim Informasi Terintegrasi. Jadi secara signifikan sistim informasi terintegrasi dan motivasi memengaruhi kinerja guru akuntansi, dan motivasi signifikan sebagai variabel moderating.

(7)

ABSTRACT

Teacher Performance is a form and measurement which describe a teacher’s accomplishment in teaching in schools. It is believed that many factors that affect the level of teacher performance. This research is done to get the empirical evidence about the influence of integrated information system and motivation to the accountancy teachers at SMK Swasta-Bisnis Manajemen in Medan, without paying attention to other variables.

The sampel of research is used as many accountancy teacher teaching in Medan by using purposive sampling. The method of collecting data is used questionnaire media for collecting the primary data. The research of respondents are teachers of accountancy of SMK Swasta- Bisnis Manajemen in Medan 2009. The variable that used is integrated information system as independen variable, motivation is as moderating variable and the performance of accountancy teachers as dependent variable. To indicate the influence of integrated information system and motivation to the performance of teachers accountancy, either simultaneously or partially, is used multi regression analysis(MRA).

(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa dengan anugerah yang

diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini yang berjudul

“Pengaruh Sistim Informasi Terintegrasi terhadap Kinerja Guru Akuntansi dengan

Motivasi sebagai Variabel Moderating” untuk memenuhi salah satu persyaratan

mendapat gelar Magister Sains, pada Program Magister Akuntansi Sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Dalam menyelesaikan tesis ini tentu saja penulis banyak menemui kesulitan,

akan tetapi berkat bantuan bimbingan, petunjuk dan masukan dari berbagai pihak

lainnya penulis dapat menyelesaikannya. Untuk itu dengan segala kerendahan hati,

tulus dan ikhlas penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof.Chairuddin P.Lubis, DTM&H,Sp.A.(K), Selaku Rektor Universitas

Sumatera Utara yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas untuk

mengikuti dan menyelesaikan Sekolah Pascasarjana.

2. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa, B., M.Sc, Selaku Direktur Sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, yang senantiasa dengan sabar dan

secara berkesinambungan meningkatkan layanan pendidikan di Sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Prof.Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak., Selaku Ketua Program

Studi Ilmu Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara,

sekaligus sebagai Ketua Komisi Dosen Pembimbing yang telah banyak

memberikan saran dan kritik yang konstruktif dalam membimbing penulis sejak

awal hingga selesainya tesis ini

4. Bapak Drs.Arifin Akhmad,MSi,Ak., selaku dosen pembimbing kedua yang

telah memberikan arahan, kritikan, yang sangat membantu sehingga tesis ini

(9)

5. Ibu Dra.Tapi Anda Sari Lubis, M.Si., Ak selaku Anggota Komisi Dosen

Pembanding yang telah banyak memberikan saran dan kritik yang konstruktif

dalam membimbing penulis sejak awal hingga selesainya tesis ini.

6. Bapak Drs.Rasdianto,MSi,Ak, selaku Anggota Komisi Dosen Pembanding yang

telah banyak memberikan saran dan kritik yang konstruktif dalam membimbing

penulis sejak awal hingga selesainya tesis ini.

7. Bapak Iskandar Muda,SE, MSi, Ak, selaku Anggota Komisi Dosen Pembanding

yang telah banyak memberikan saran dan kritik yang konstruktif dalam

membimbing penulis sejak awal hingga selesainya tesis ini.

8. Teristimewa buat istri tersayang Erince Rosaulina BSc dan anak-anakku tercinta

Christian Rade Parish Sirait, Anggara Maratur Sirait, Dian Intan Nirmalasari

Sirait dan Sandi Noventy Sirait terima kasih atas doa yang dipanjatkan serta

ketulusan hatinya sehingga saya dapat menyelesaikan jenjang Strata Dua.

9. Rekan-rekan mahasiswa Angkatan XIV terima kasih buat bantuannya,

perhatiannya dan kebersamaannya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis

ini.

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna baik dari segi

penyajian maupun dari segi penyusunannya. Untuk itu penulis sangat mengharapkan

kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca guna penyempurnaan

penelitian ini pada masa yang akan datang.

Akhir kata penulis mengucapkan semoga tesis ini bermanfaat bagi para

pembaca, khususnya bagi rekan mahasiswa dan mahasiswi.

Medan, 11 Februari 2010

(10)

RIWAYAT HIDUP

1. Nama : Pirmatua Sirait

2. Tempat / Tanggal Lahir : Ajibata / 12 Mei 1962

3. Pekerjaan : Dosen Swasta

4. Agama : Kristen Protestan

5. Orang Tua

a. Ayah : Dapot Sirait (Alm)

b. Ibu : E br Sidabutar(Alm)

6. Alamat : Jl. Pintu Air Gang Gabetua No 43 Medan

7. Telepon/ HP : 77878396

8. Pendidikan :

a. SD : SD Negeri Ajibata lulus tahun 1968

b. SLTP : SMP Negeri Parapat lulus tahun 1971

c. SLTA : SMA Negeri Parapat lulus tahun 1980

d. Perguruan Tinggi : IKIP Negeri Medan lulus tahun 1988(Akt)

(11)
(12)

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 49

5.1. Deskriptif Data ... 49

5.1.1. Deskripsi Lokasi ... 49

5.1.2. Karakteristik Penelitian ... 49

5.1.3. Statistik Deskriftif ... 49

5.2. Analisis Data ... 55

5.2.1. Uji Kualitas Instrumen ... 55

5.2.2. Uji Asumsi Klasik ... ... 60

5.2.3. Pengujian Hipotesis ... 63

5.3. Pembahasan Hasil Penelitian ... 69

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 74

6.1. Kesimpulan ... 74

6.2. Keterbatasan ... 75

6.3. Saran ... 75

(13)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1. : Ikhtisar Kinerja Guru Sejalan Kinerja Manajerial ………. 15

2.2. : Review Peneliti Terdahulu ………. 26

4.1. : Definisi Operasional Variabel Dan Metode Pengukuran…... 39

5.1. : Gambaran Responden ………... 49

5.2. : Deskripsi Variabel ………. 50

5.3. : Deskripsi Faktor Variabel Sistim Informasi Terintegrasi... 51

5.4. : Deskripsi Faktor Variabel Motivasi ... ...…. 51

5.5. : Deskripsi Faktor Variabel Kinerja Guru Akuntansi ....……. 52

5.6. : Uji Validitas Kinerja Guru Akuntansi .………. 56

5.7. : Uji Validitas Sistim Informasi Terintegrasi ..……… 57

5.8. : Uji Validitas Motivasi …....………. 57

5.9. : Uji Reliabilitas Kinerja Guru Akuntansi... 58

5.10. : Uji Reliabilitas Sistim Informasi Terintegrasi... 59

5.11. : Uji Reliabilitas Motivasi ……....………. 59

5.12. : Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov ... 60

5.13. : Analisis Multikolinieritas ... 61

5.14. : Koefisien Determinasi Hipotesis Satu. ... 63

5.15. : Uji F Hipotesis Satu ... 64

5.16. : Uji t Hipotesis Satu ... 65

5.17. : Koefisien Determinasi Hipotesis Dua. ... 66

5.18. : Uji- F Hipotesis Dua ... 67

(14)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

3.1. : Kerangka Konsep Pengujian Hipotesis Satu... 27

3.2. : Kerangka Konsep Pengujian Hipotesis Dua ... 28

5.1. : Histogram Sistim Informasi Terintegrasi………... 53

5.2. : Historam Motivasi ...…………... 54

5.3. : Histogram Kinerja Guru Akuntansi ………... 55

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

I : Statistics ...………... 81

II : Analisis Faktor Variabel Sistim Informasi Terintegrasi 85 III : Analisis Faktor Variabel Motivasi ...…………. 86

IV : Analisis Faktor Variabel Kinerja Guru Akuntansi.…… 87

V : Uji Validitas dan Reliabilitas Kinerja Guru Akuntansi.. 88

VI : Uji Validitas dan Reliabilitas Sistim Informasi Terintegrasi 91 VII : Uji Validitas dan Reliabilitas Motivasi ...………… 92

VIII : Uji Multikoliniearitas ... 95

IX : Analisis Regresi Berganda………... 96

X : Moderation Regretion Analysis ...…………... 97

XI : Daftar Ftabel ... 99

XII : Daftar ttabel ... 100

XIII : Daftar Ukuran Sampel ... 101

XIV : Daftar Populasi ...……….. 102

XV : Daftar Seleksi Sampel ...……….. 104

XVI : Hasil Angket/Kuesioner.……….. 110

XVII : Kuesioner Penelitian ... 119

(16)

ABSTRAK

Kinerja Guru merupakan suatu wujud dan ukuran yang menggambarkan prestasi seorang guru dalam memelajarkan siswa di sekolah. Diyakini banyak faktor yang mempengaruhi tingkat kinerja guru. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh bukti empiris tentang pengaruh sistim informasi terintegrasi dan motivasi terhadap kinerja guru akuntansi pada SMK Swasta Bisnis Manajemen di kota Medan tanpa memperhatikan variabel lain.

Sampel penelitian yang digunakan sebanyak 124 guru akuntansi yang mengajar di kota Medan dengan menggunakan purposive sampling. Cara pengumpulan data dengan menggunakan media kuesioner untuk mengumpul data primer. Responden penelitian ini adalah guru-guru akuntansi SMK Swasta Bisnis Manajemen di Medan tahun 2009. Variabel yang digunakan adalah sistim informasi terintegrasi sebagai variabel independen, motivasi sebagai variabel moderating dan kinerja guru akuntansi sebagai variabel dependen. Untuk menentukan pengaruh sistim informasi terintegrasi dan motivasi terhadap kinerja guru akuntansi, baik secara simultan maupun parsial, digunakan analisis regresi berganda pada tingkat signifikansi 5%.

Dari hasil pengujian diperoleh bahwa Sistim Informasi Terintegrasi dan Motivasi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru akuntansi, namun secara parsial Motivasi tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru akuntansi. Motivasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja Guru Akuntansi SMK Swasta Bisnis Manajemen di Medan, apabila Motivasi berinteraksi dengan Sistim Informasi Terintegrasi. Jadi secara signifikan sistim informasi terintegrasi dan motivasi memengaruhi kinerja guru akuntansi, dan motivasi signifikan sebagai variabel moderating.

(17)

ABSTRACT

Teacher Performance is a form and measurement which describe a teacher’s accomplishment in teaching in schools. It is believed that many factors that affect the level of teacher performance. This research is done to get the empirical evidence about the influence of integrated information system and motivation to the accountancy teachers at SMK Swasta-Bisnis Manajemen in Medan, without paying attention to other variables.

The sampel of research is used as many accountancy teacher teaching in Medan by using purposive sampling. The method of collecting data is used questionnaire media for collecting the primary data. The research of respondents are teachers of accountancy of SMK Swasta- Bisnis Manajemen in Medan 2009. The variable that used is integrated information system as independen variable, motivation is as moderating variable and the performance of accountancy teachers as dependent variable. To indicate the influence of integrated information system and motivation to the performance of teachers accountancy, either simultaneously or partially, is used multi regression analysis(MRA).

(18)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja,

teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku

yang diinginkan. Sekolah sebagai lembaga formal merupakan sarana dalam rangka

pencapaian tujuan pendidikan tersebut. Melalui sekolah, siswa belajar berbagai

macam hal. Proses belajar di sekolah adalah proses yang sifatnya kompleks dan

menyeluruh dalam rangka meraih ilmu pengetahuan.

Efektivitas pendidikan diukur dengan tercapainya tujuan. Berarti sebuah

pendidikan harus dilakukan secara teratur,berurutan melalui tahap perencanaan,

pengembangan, pelaksanaan, penilaian dan penyempurnaan, serta sensitif terhadap

kebutuhan akan tugas belajar dan kebutuhan pemelajar, jelas akan tujuan dan

bertolak dari kemampuan atau kekuatan sumber daya.

Kenyataannya, dalam proses belajar mengajar di sekolah sering ditemukan

siswa tidak dapat meraih prestasi belajar yang setara dengan yang diinginkan. Sistim

belajar di sekolah hanya sekedar mencari lulus dari ujian tertentu. Kenapa bisa

terjadi seperti ini ?. Bagaimana kualitas sumber daya manusia pada masa mendatang

untuk mengendalikan pemerintahan negara. Siapa saja yang terlibat langsung dan

bertanggung jawab dengan keadaan ini. Demi kepentingan negara, masyarakat dan

(19)

suatu agenda reformasi yang didorong oleh keinginan untuk meningkatkan kualitas

pendidikan di Indonesia.

Guru turut serta memberikan sumbangan dalam prestasi belajar siswa.

Persepsi siswa tentang kinerja guru dalam rangka peningkatan prestasi belajar

sekitar 22,3% (Maidasari,2006). Tanggung jawab untuk memastikan guru memenuhi

harapan kinerja yang tinggi terletak pada banyak hal, sementara guru harus

memberikan program persiapan guru yang memadai kepada yayasan, pembangunan

berkelanjutan harus memperdalam ketrampilan profesional guru. Namun, kenyataan

langkah menjamin fasilitas setiap guru belum memberikan arah yang benar-benar

serius.

Sulit untuk membuat sistem evaluasi, namun sistim berbasis kinerja adalah

upaya memperoleh pendidikan dengan menerapkan manajemen mutu. Akuntabilitas

individu, untuk guru dan staf sekolah harus terus diusahakan secara kolektif

sebagai tanggung jawab bersama. Menurut Miarso (2008), komponen yang harus

ada dan saling berkaitan dalam pengelolaan pendidikan adalah:1)tujuan(aims), 2)

pelanggan (customers), 3)persediaan (supplies), 4)masukan (input), 5) proses

(process), 6) keluaran (output) dan 7) ukuran kualitas (quality measurement). Kata

kunci kualitas dalam proses pendidikan adalah sesuai dengan standar(fitness to

standard), sesuai penggunaan pasar/pelanggan(fitness to use), sesuai perkembangan

kebutuhan akhir (fitness to latest requirements), dan sesuai lingkungan global

(20)

Dalam Undang-undang tentang Guru dan Dosen pasal 1,dinyatakan bahwa:

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada

pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan

menengah. Kualitas profesionalisme ditunjukkan oleh lima untuk kerja yaitu:

(1)keinginan untuk selalu menampilkan perilaku yang mendekati standar ideal,(2)

meningkatkan dan memelihara citra profesi dan (3) keinginan untuk senantiasa

mengejar kesempatan pengembangan profesional yang dapat meningkatkan dan

memperbaiki kualitas pengetahuan dan ketrampilannya,(4) mengejar kualitas dan

cita-cita dalam profesi dan (5) memiliki kebanggaan terhadap profesinya. Keamanan

pendidikan terletak pada tiga ukuran, yaitu orang, proses dan teknologi.

Guru sebagai orang yang melaksanakan kegiatan langsung pendidikan harus

mempunyai motivasi dan diberikan motivasi. Kurangnya gairah guru dalam

melakukan tugasnya akan mengakibatkan tujuan tak tercapai. Motivasi adalah

kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi ke arah tujuan organisasi,

yang dikondisikan oleh kemampuan upaya tersebut untuk memenuhi sesuatu

kebutuhan individu ( Gibbsons, 1998 ). Dalam hal ini motivasi terdiri dari 3 unsur

tama yaitu, upaya, tujuan organisasi dan kebutuhan. Motivasi dapat timbul dari

rangsangan luar dan adanya rangsangan dari luar individu. Setiap kegiatan tidak

akan memberikan hasil yang baik tanpa adanya motivasi( Uno, 2007).

Guru dalam melakukan aktivitasnya memerlukan banyak informasi yang

(21)

sejauh mana tingkat infrastruktur teknologi informasinya saling berhubungan, saling

berbagi, dan membentuk struktur organisasi. Mc Nair dalam Nair(2002),

menyatakan: mengetahui nilai bukanlah sasarannya, namun mengubahnya. Pada

akhirnya bukanlah informasi yang menjadi kunci, namun akurasi, ketepatan waktu

dan daya serap keputusan yang dibuat darinya. Sistem informasi berkaitan dengan

penyediaan informasi untuk manajer yaitu orang-orang dalam organisasi yang

mengarahkan dan mengendalikan operasi organisasi.

Informasi akuntansi manajemen adalah informasi yang disediakan untuk

manajer, untuk melaksanakan dan mengendalikan operasional perusahaan (Garrison

dan Norren, 2006). Sistem informasi akuntansi manajemen menyediakan berbagai

jenis laporan. Sebagian laporan berfokus pada bagaimana kinerja seseorang manejer

atau kinerja sebuah unit bisnis dengan membandingkan hasil aktual dengan yang

direncanakan. Sebagian laporan lagi disediakan secara rutin dan berkala, dengan

frekuensi tertentu memperbaharui berbagai indikator kunci dari pelaksanaan

operasional perusahaan operasional perusahaan. Mereka menyatakan bahwa

semakin prefesional sebuah tim manajemen, maka tim tersebut akan lebih

mengandalkan sistem manajemen dalam pengambilan keputusan pengalokasian

sumber daya dan evaluasi kinerja. Sistem informasi yang mapan dalam suatu

institusi akan menghasilkan informasi yang lengkap, relevan dan akurat.

Informasi yang teritegrasi (integrated information) yang dihasilkan sistem

informasi terintegrasi sangat penting karena pengaruhnya terhadap pencapaian suatu

(22)

yang digunakan untuk membantu koordinasi dalam proses pembelajaran. Disini

diargumentasikan bahwa dengan peningkatan kompleksitas dan keterkaitan antara

peran kerja manajer, ketersediaan informasi terintegrasi yang berguna, akan sangat

membantu para manajer untuk lebih memahami peran yang diharapkan dari mereka

(para manajer), yang pada gilirannya akan meningkatkan kinerja profesional. Tujuan

dari penelitian ini adalah untuk membuktikan secara empiris pengaruh langsung

keberadaan sistim informasi terintegrasi terhadap kinerja profesional.

Dengan penelitian ini dapat diketahui secara pasti bahwa sistim informasi

terintegrasi merupakan hal yang mempengaruhi kinerja profesional guru secara

holistic. Dengan demikian dalam rangka meningkatkan kualitas guru dalam

pendidikan formal khususnya sekolah menengah kejuruan ekonomi perlu dipikirkan

dan diterapkan sistim informasi terintegrasi. Tentu hal ini akan dapat menjadi

pedoman bagi pemerintah maupun swasta dalam penyelenggaraan pengembangan

pendidikan terutama di sektor sekolah menengah atas.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan penelitian sebelumnya, peneliti

merumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut:

1. Apakah sistim informasi terintegrasi dan motivasi berpengaruh terhadap tingkat

kinerja guru akuntansi?.

2. Apakah motivasi berpengaruh terhadap hubungan sistim informasi terintegrasi

(23)

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui apakah sistim informasi terintegrasi dan motivasi secara

simultan dan parsial berpengaruh terhadap tingkat kinerja guru akuntansi.

2. Untuk mengetahui apakah motivasi berpengaruh terhadap hubungan antara

sistim informasi terintegrasi dengan kinerja guru akuntansi .

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini :

1. Hasil yang dibuktikan dari penelitian ini dapat memberikan kontribusi kepada

bidang akuntansi pendidikan, dengan menguatkan teori-teori yang telah ada.

2. Bagi para manajer dan guru di pendidikan, hasil penelitian ini dapat dijadikan

pembuka wawasan mengenai peran informasi terintegrasi dalam pencapaian

tujuan institusi pendidikan.

3. Bagi para akademis khususnya penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk

melaksanakan penelitian sejenis atau penelitian-penelitian di bidang yang sama,

misalnya elemen apa saja yang menjadi kontribusi sistim informasi terintegrasi

dalam meningkatkan kinerja manajerial guru.

1.5. Originalitas

Penelitian ini merupakan pengembangan dengan menghubungkan peneliti

terdahulu yaitu Sjarifuddin(2006), dengan peneliti lainnya seperti dalam daftar

(24)

Adapun pengembangan itu adalah sebagai berikut:

a. Variabel yang diuji dibedakan, pada penelitian terdahulu menguji variabel

independen informasi akuntansi manajemen terintegrasi, sedangkan pada

penelitian ini mengambil variabel independen lebih luas yaitu sistem informasi

terintegrasi. Hal ini diambil sesuai dengan hasil penelitian terdahulu, bahwa

informasi yang dibutuhkan untuk kinerja manajerial tidak saja berasal dari

akuntansi manajemen dan tidak semua informasi akuntansi manajemen dapat

digunakan secara totalitas. Kinerja manajerial hanya dapat dijelaskan informasi

akuntansi manajemen terintegrasi 23,9%, sisanya 76,1% dijelaskan oleh variabel

lain.

b. Objek penelitian dibedakan, pada penelitian terdahulu mengambil objek

penelitian adalah menejer-menejer level bawah dan menengah dari

perusahaan-perusahaan yang ada di Medan, sedangkan dalam penelitian ini pada objek

pendidikan yaitu guru-guru akuntansi SMK Swasta di Kota Medan.

c. Variabel moderating yang diambil adalah motivasi, sedangkan peneliti

sebelumnya memakai variabel intervening role ambiguity. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa role ambiguity hanya berpengaruh terhadap informasi

akuntansi manajemen 46%. Jadi lebih banyak memengaruhi diluar role

(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Teoritis

Seperti telah dijelaskan sebelumnya , motivasi sangat memengaruhi kinerja

guru. Bekerja tanpa motivasi sama artinya bekerja tanpa kendali dan tujuan. Oleh

karena itu dalam mendapatkan kinerja yang baik motivasi perlu diperhatikan sebagai

syarat seorang guru , dengan memperhatikan hal-hal yang memengaruhinya.

2.1.1. Kinerja guru akuntansi

Menurut Setiawan (2008), jenis audit guru ada 2 macam yang perlu

dikembangkan yaitu: 1) audit untuk pengujian kepatuhan dan pelaksanaan praktik

yang sehat, serta (2) audit pengujian substantive atas laporan kinerja guru. Uji

kepatuhan dan pelaksanaan praktek yang sehat adalah merupakan pengujian

terhadap guru dalam melaksanakan tugas profesinya sesuai dengan peraturan yang

berlaku selama kurun waktu tertentu. Setiap guru membuat laporan kinerja guru dan

diaudit.

Kinerja selalu dikaitkan dengan hasil kerja yang dicapai oleh seseorang

pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang

diberikan kepadanya. Kinerja seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan,

usaha dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya.

Mozer (1991), mengungkapkan kinerja(performance) adalah suatu perbuatan

(26)

pada saat itu. Dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah tingkat pelaksanaan tugas

yang dicapai oleh seseorang, unit atau divisi dengan menggunakan kemampuan yang

ada dan batasan-batasan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan perusahaan.

Masalah kinerja selalu mendapat perhatian dalam manajemen karena sangat

berkaitan dengan produktivitas organisasi/lembaga pendidikan. Faktor utama dari

kinerja adalah kemampuan dan kemauan. Masalah peningkatan prestasi siswa

berkaitan dengan peningkatan kemampuan dan kemauan guru. Kualitas dan

kuantitas dari suatu hasil kerja yang ditampilkan individu maupun kelompok

dalam suatu aktifitas tertentu yang diakibatkan oleh kemampuan alami atau

kemampuan yang diperoleh dari proses belajar serta keinginan untuk berprestasi.

Kinerja adalah pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut dari seorang atau suatu

perbuatan, suatu prestasi, suatu pemeranan keterampilan secara umum.

Kinerja guru bukanlah terjadi begitu saja, tetapi terdiri dari beberapa

karakteristik yang berbeda. Dalam wawasan internasional menurut Beard(2008)

kualitas guru terdiri dari:1) Pengetahuan dan ketrampilan (Knowledge and skill), 2)

Kepribadian Sosial(Social inclusion),3) Pengetahuan pedagogis (Pedagogical

knowledge), 4)Akuntabilitas publik(Public accountability), 5)Profesionalisasi

(Professionalisation). Profesionalisme guru merupakan konsep baru yaitu

menemukan dan memecahkan tantangan dalam setiap peralihan.

Profesionalisme guru sering dikaitkan dengan kompetensi guru, sertifikasi

guru dan tunjangan profesi guru, karena disinyalir berkaitan erat dengan kualitas

(27)

16 Tahun 2007 pasal 1, menyebutkan bahwa setiap guru wajib memenuhi standar

kualifikasi akademik dan kompetensi guru yang berlaku secara nasional. Kinerja

guru SMK terletak pada kompetensi pedagogik,kompetensi kepribadian, kompetensi

sosial dan kompetensi profesional.

Kompetensi pedagogik adalah kemampuan yang harus dimiliki guru

berkenaan dengan melihat karakteristik siswa dari berbagai aspek untuk mengelola

pemelajaran siswa, yang meliputi:

a. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional dan intelektual.

b. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik. c. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang

diampu.

d. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.

e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran.

f. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktuali- sasikan berbagai potensi yang dimiliki.

g. Berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan peserta didik. h. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.

i. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pem-belajaran.

j. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pemelajaran.

Kompetensi profesional adalah kemampuan guru dalam perencanaan dan

pelaksanaan proses pemelajaran yang memungkinkan membimbing siswa untuk

memenuhi standar kompetensi, yang terdiri dari:

a. Menguasai materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

b. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu.

c. Mengembangkan materi yang diampu secara kreatif.

d. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan

(28)

e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri.

Kompetensi kepribadian adalah prilaku mantap yang ditampilkan guru dalam

setiap pekerjaannya, perasaan bangga akan tugas yang dipercayakan kepadanya

untuk mempersiapkan generasi bangsa berkualitas, yang terdiri dari:

a. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum,sosial,dan kebudayaan nasional Indonesia.

b. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia dan teladan bagi perserta didik dan masyarakat.

c. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa.

d. Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri.

e. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.

Kompetensi sosial adalah kemampuan sikap positif guru, panutan yang perlu

dicontoh, mampu bermasyarakat dalam setiap pekerjaannya, yang terdiri dari:

a. Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras,kondisi fisik, latar belakang keluarga dan status sosial ekonomi.

b. Berkomunikasi secara efektif, empatik,dan santun dengan sesama

pendidik, tenaga kependidikan, orang tua dan masyarakat.

c. Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya.

d. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.

Kompetensi teridentifikasi diatas menunjukkan bahwa guru berperan sebagai

manajer untuk mengarahkan dan menentukan tujuan yang ingin dicapai melalui

fungsi-fungsi berikut:

a. Perencanaan, yaitu merencanakan pelaksanaan pembelajaran sebagai persiapan mengajar.

(29)

c. Administratur, yaitu menjalankan administrasi sekolah dengan baik, sehingga administrasi sekolah tidak semua tertumpu kepada kepala sekolah dan tata usaha.

d. Komunikator, yaitu menyampaikan informasi kepada yang memerlukan dengan baik untuk mengembangkan ketrampilan diri sendiri maupun siswa bahkan masyarakat.

e. Demonstrator, yaitu proses pemeranan sesuatu untuk memperkaya ilmu pengetahuan.

f. Pengelolaan Kelas, yaitu pengaturan dan pengawasan kegiatan proses belajar mengajar agar terarah dalam mencapai tujuan pendidikan.

g. Evaluator, yaitu aktivitas menilai apakah tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai, apakah materi yang disampaikan telah dikuasai pihak siswa maupun pendidik.

Menurut Stoner (1992) dalam Juniarti dan Evelyne (2002), kinerja manajerial

adalah ukuran seberapa efektif dan efisien manajer telah bekerja untuk mencapai

tujuan organisasi. Manusia berupaya untuk memanfaatkan semua sumber daya yang

dimilikinya untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Semua fungsi dalam

manajemen tersebut akan dilakukan tergantung dengan kebutuhan, apakah akan

dilakukan secara sederhana atau dengan tingkat kesulitan yang tinggi, dan dapat

menggunakan hanya beberapa fungsi saja.

Gambaran kondisi-kondisi yang ingin dikendalikan merupakan tujuan dari

manajer. Kondisi yang akan dikendalikan oleh manajer ini dipahami seluruhnya

berdasarkan persepsi manajer. Berdasarkan persepsinya atas kondisi, maka manajer

akan melakukan tindakan agar manajer dapat mengendalikan kondisi untuk

mencapai tujuan . Dalam perjalanannya , terdapat beberapa situasi yang tidak

diharapkan, yang dapat mengganggu tindakan manajer dalam mencapai tujuan, dan

akhirnya manajer diharapkan tetap dapat mengendalikan kondisi yang dipengaruhi

(30)

variabel ditargetkan dari aspek tertentu dari organisasi. Para manajer secara

terus-menerus membandingkan persepsi mereka dari variabel ditargetkan dengan tujuan

mereka. Bila ada pertentangan diperlukan ada tindakan. Tindakan manajerial terbaik

dipandang sebagai intervensi di dalam rencana pencapaian dari organisasi.

Pengukuran kinerja individu sangat bermanfaat bagi dinamika pertumbuhan

organisasi secara keseluruhan dan melalui penilaian tersebut maka dapat diketahui

kondisi sebenarnya tentang bagaimana kinerja karyawan. Menurut Artley(2001)

dalam Kartikasari(2003) pengukuran kinerja adalah pemonitoran berlanjut terhadap

pencapaian suatu program. Pengukuran kinerja diarahkan secara teratur oleh

manajemen dan aktivitas yang ada berhubungan dengan program, output dari

program, baik berupa produk secara langsung maupun jasa serta outcome dari

produk atau jasa tersebut. Meminjam rumus return, maka dengan mengaitkan hal

diatas dapat diukur prestasi demi prestasi kinerja guru secara periodik dengan cara

mengukur secara rutin, yaitu Prestasi = (Kinerjat – Kinerjat-1)/Kinerjat-1. Jadi tujuan

penilaian kinerja dikategorikan sebagai suatu yang bersifat evaluation dan

development. Yang bersifat evaluation harus menyelesaikan : (1) hasil penilaian

digunakan sebagai dasar pemberian kompensasi, (2) hasil penilaian digunakan

sebagai staffing decision , (3) hasil penilaian digunakan sebagai dasar mengevaluasi

sistem seleksi. Sedangkan yang bersifat development penilai harus menyelesaikan :

(1) prestasi riil yang dicapai individu, (2) kelemahan- kelemahan individu yang

menghambat kinerja, (3) prestasi-pestasi yang dikembangkan. Faktor-faktor yang

(31)

motivasi, (3) dukungan yang diterima, (4) keberadaan pekerjaan yang mereka

lakukan, dan (5) hubungan mereka dengan organisasi.

Ukuran kinerja memberikan kemudahan untuk mengerti, mengatur, dan

mengembangkan apa yang sedang dilakukan. Dalam Kartikasari(2003) dapat

dikelompokkan atas 6 kategori yaitu:1)Effectivity, proses yang menunjukkan tingkat

ketepatan output proses terhadap kebutuhan yang akan dipenuhi, (2)Efficiency,

proses yang menunjukkan tingkat produksi suatu proses dalam menghasilkan output

biaya minimum,(3)Quality, suatu tingkatan yang berkaitan dengan suatu produk atau

jasa dimana memenuhi permintaan dan harapan pelanggan,(4)Timeliness, mengukur

apakah sejumlah satuan kerja bekerja dengan benar dan tepat waktu. Kriteria

biasanya didasarkan pada permintaan pelanggan,(5)Productivity, nilai output dari

proses dibagi dengan nilai-nilai input yang digunakan dan(6)Safety, mengukur

kesehatan perusahaan dan lingkungan kerja para karyawan secara keseluruhan.

Mahoney,et.al(1963) dalam Chenhall dan Morris(1986) mengukur kinerja

manajerial berdasarkan delapan fungsi manajer yaitu perencanaan, investigasi,

koordinasi, evaluasi, supervisi, staffing, negosiasi dan perwakilan. Antic(2004)

menyatakan bahwa proses manajemen terdiri dari: planning, controling, organizing,

communicating, dan motivating. Bila dibandingkan dengan elemen kinerja guru

diatas, tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Jadi kinerja guru sama dengan

kinerja manajerial. Hal ini didukung oleh School Teacher Performance

Management(2006) yang mengatakan bahwa kinerja manajerial guru merupakan

(32)

seseorang melalui sekolah dengan menetapkan standar sifat profesional,

pengetahuan, pemahaman dan keahlian pada setiap jenjang karir.

Ikhtisar kinerja guru sejalan dengan kinerja manajerial pada

perusahaan-perusahaan. Dengan demikian dasar konsep mempersamakan kinerja guru

disekolah dengan kinerja manajerial pada perusahaan-perusahaan dalam penelitian

ini dapat disejajarkan. Adapun kesejalanan kinerja guru dengan kinerja manajerial

pada perusahaan adalah seperti pada Tabel 2.1. berikut:

Tabel. 2.1. Ikhtisar Kinerja Guru Sejalan Kinerja Manajerial

Indikator Kinerja sebagai harapan

A. Perencanaan Mampu untuk menetapkan tujuan, mengembangkan program

dan tindakan penyesuaian terhadap suatu perubahan.

B. Pengorganisasian Mampu menghubungkan struktur dan mengalokasikan sumber daya untuk mencapai tujuan.

C. Pengarahan Mampu memimpin dan memotivasi orang lain dengan

pendelegasian efektif dan pengembangan lainnya.

D. Pengendalian Mampu untuk menetapkan kinerja standar, menilai kinerja dan

bertindak untuk meningkatkan kinerja.

E. Peng.Keputusan Mampu mengidentifikasikan setiap permasalahan, mengem- bangkan,dan mencari solusi dan memilih alternatif yang terbaik.

F. Komunikasi Mampu mempengaruhi dan menginformasikan kepada yang

lain dengan ungkapan gagasan yang jelas bersih baik secara lisan atau tertulis.

G. Kerjasama Siap menyediakan sumber daya dan waktu kepada pekerjaan

dan mampu bekerja dibawah tekanan.

H. Team Kerja Mampu untuk bekerja sebagai suatu anggota team manajemen.

2.1.2. Sistim informasi terintegrasi

Kodner and Kyriacou (2000) dalam Hew (2009), menyatakan bahwa

(33)

model tersendiri untuk menciptakandan pemeliharaan hubungan, penjajaran adan

kolaborasi diantara bagian yang ada.

Menurut Suwardi dan Permatasari(2007), integrasi(integrated) berarti ketika

data ditambahkan di satu daerah, informasi di semua wilayah dan fungsi terkait

berubah. Jadi informasi mencerminkan kompleksitas dan saling keterkaitan antara

bagian satu dan bagian lain. Integrasi sistem akan dilakukan jika setiap fungsi dari

sistem didefenisikan dengan baik, dan setiap unsur telah diidentifikasi. Informasi

terintegrasi berperan sebagai koordinator dalam mengendalikan pengambilan

keputusan yang beraneka ragam.

Peneliti melihat masih terdapat beberapa masalah sistem informasi dalam

sekolah antara lain:

a. Absensi guru,siswa dan karyawan.

b. Analisis kehadiran guru, sehingga mempersulit pemberian reward dan

punishment.

c. Pemantauan kegiatan guru di kelas.

d. Info sekolah masih bersifat browser.

e. Kontrol disiplin siswa masih menggunakan daftar kelas.

f. Izin keluar siswa, guru belum tercatat dalam database.

g. Info IPTEK bagi guru untuk semua bidang.

Menurut Giribone (1996), empat ukuran-ukuran penting dalam sistem:

(34)

2. Evolution capability, peningkatan tentang komponen alat dan dasar informasi. Maka dapat menyesuaikan diri dengan - suatu konteks manajemen baru ( berubah dalam metoda manajemen, peralatan, peningkatan teknologi)

3. Interaction capability: manajer harus mampu menata suatu dialog yang mudah dioperasikan dan efisien, yang sering tidak benar-benar dikenal baik oleh lingkungan computer sekalipun begitu sederhananya dan dengan cepat mendapatkan informasi yang diperlukan.

4. Communication capability, harus mampu menukar informasi dengan

lingkungannya . Terutama sekali, harus mampu menukar data dengan sistem database manajemen eksternal, sistem harus beradaptasi dengan perubahan organisasi.

Chenhall and Morris (1983) dalam Gaidiene and Skyrius (2006), integrated

information memiliki karakteristik: 1) Informasi memiliki pengaruh untuk seluruh

departemen atas keputusan yang diambil dan berpengaruh juga bagi keputusan

manajer lain di lingkungan pertanggungjawaban, 2) tepat sasaran untuk kegiatan

dari semua bagian dalam departemen yang bersangkutan dan ,3) informasi

menghubungkan dampak keputusan yang diambil dengan kinerja departemen. Lebih

terinci lagi Chenhall and Morris (1986) dalam Laksmana (2002), menyatakan

4(empat) karakteristik informasi terintegrasi yaitu sebagai berikut:

1). Scope.

Didalam sistem informasi ,broad scope mengacu kepada dimensi fokus, kuantifikasi dan horison waktu(Gorry dan Morton 1971;Larcker, 1981;Gordon dan Narayanan, 1984). SAM tradisional memberikan informasi

yang terfokus pada peristiwa-peristiwa dalam organisasi, yang

dikuantifikasikan dalam ukuran moneter, dan yang berhubungan dengan data historis. Lingkup SAM yang luas memberikan informasi yang berhubungan dengan lingkungan eksternal yang mungkin bersifat ekonomi. Lingkup SAM yang luas mencakup ukuran non moneter terhadap karakteristik lingkungan ekstern(Gordon dan Millier,1976)

2). Timeliness.

(35)

untuk memberikan umpan balik secara tepat terhadap keputusan yang telah dibuat. Jadi timeliness mencakup frekwensi pelaporan dan kecepatan pelaporan. Chia (1995) menyatakan bahwa timing informasi menunjuk kepada jarak waktu antara permintaan dan tersedianya informasi dari SAM ke pihak yang meminta.

3) Aggregation.

SAM memberikan informasi dalam berbagai bentuk aggregasi yang berkisar dari pemberian bahan dasar, data yang tidak diproses hingga berbagai aggregasi berdasarkan periode waktu atau area tertentu. Dalam perkembangan terakhir , aggregasi informasi merupakan penggabungan informasi fungsional dan temporal.

4). Integration.

Aspek pengendalian suatu organisasi yang penting adalah koordinasi berbagai segmen dalam sub-sub organisasi. Chia(1965) menyatakan bahwa informasi yang terintegrasi dari SAM dapat digunakan sebagai alat koordinasi antar segmen dari sub-unit dan antar sub-unit.

Berarti aspek dari kinerja sistem informasi dapat menjelaskan penggunaan

informasi. Pertama, informasi memuat kemungkinan pengaruh intensitas

penggunaan informasi dan peran informasi dalam pengelolaan proses pengendalian.

Kedua, kualitas informasi dapat mempengaruhi kinerja dimana informasi akan

digunakan. Ketiga, isi laporan kinerja dapat mempengaruhi sejauh mana dokumen

benar-benar digunakan.

Sistim informasi terintegrasi menghubungkan sumber-sumber data yang

heterogen.Tugas pokok mempertanyakan sumber data, menggabungkan dan

menyajikannya sesuai dengan pemakai oleh sistem informasi. Menurut penelitian

Santoso,dkk,(2008)dalam penelitiannya menyatakan bahwa sistem informasi

customer hanya mampu memberikan informasi kepada customer,oleh karena itu

dibutuhkan sistem informasi terintegrasi untuk menangani seluruh transaksi dan

(36)

Bleiholder and Naumann(2006), proses integrasi sebuah data dilakukan melalui 3

tahap yaitu:(1)pemetaan bagan untuk mengubah data sumber menjadi suatu

gambaran umum,(2) penjelasan dan pelurusan sumber data dalam objek yang

berbeda dan(3)pemaduan data sesuai dengan kebutuhan.

Laudon and Laudon dalam Becker,et.al.(1994), konsep Sistim Informasi

Terintegrasi terdiri dari:1) Information Technology,2) Management of Information

Systems, dan 3) Information Resources Management. Teknologi informasi

menyangkut sistem database, software engineering dan data komunikasi. Teknologi

informasi merupakan perpaduan antara teknologi komputer dengan teknologi

jaringan memungkinkan guru untuk memperoleh tidak hanya informasi internal,

tetapi juga informasi eksternal. MIS merupakan sistem berbasis komputer yang

membuat informasi tersedia bagi pengguna yang bertujuan sama, menyangkut

ketentuan perilaku ilmiah dan pengaruh penggunaan sistem informasi. Trend baru

pengembangan integrasi dalam MIS terdiri dari integrasi data, integrasi dari

teknologi informasi dan intergrasi dalam Web dan internet (Nedeva,2004). IRM

menyangkut ketentuan dari teori ekonomi dan organisasi. Menurut Byrd dan Turner

(2001) dalam Laksmana dan Muslichah (2002) menemukan bahwa teknologi

informasi meningkatkan kecepatan penyampaian informasi kepada konsumen dan

memudahkan pengumpulan informasi tentang data konsumen dan pasar. Dengan

aplikasi teknologi informasi, SAM dapat menyediakan informasi sesuai dengan

(37)

Sistim Informasi Terintegrasi telah lama dipraktekkan dalam lembaga

pendidikan dengan cara membuat banyak sistem modular. Dari uraian diatas, maka

fitur sistem informasi sekolah dapat dibuat dalam beberapa modular yaitu:

a. Modul piket/operasional.

b. Modul akademik.

c. Modul administrasi pengajaran.

d. Modul keuangan

e. Modul tata usaha

f. Modul perpustakaan.

Setiap unit membangun sistem sendiri tanpa mempertimbangkan bagaimana

mengintegrasikannya, kemudian diintegrasikan kembali. Investasi dalam lembaga

pendidikan termasuk terbesar. Keuangan, sumber daya manusia, akademik dan

informasi lainnya memberikan fondasi kedudukan lembaga. Oleh karena itu sudah

saatnya lembaga pendidikan membangun sistem informasi yang sangat membantu

dalam pengambilan keputusan. Suwardi dan Permatasari(2007), menyatakan model

integrasi merupakan model baru sistem informasi dalam lembaga pendidikan, karena

lembaga pendidikan khususnya pendidikan tinggi kegiatan utamanya adalah

pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat.

Sistim informasi terintegrasi merupakan fasilitas yang efektif dalam

pengambilan keputusan. Sebuah sistem informasi berguna dan dapat ditandai dari

(38)

(2007):a)Relevancy, informasi berhubungan secara khusus pada masalah yang

dihadapi,b)Accuracy, semua informasi harus akurat,c)Timeliness, informasi harus

tersedia untuk pemecahan masalah sebelum situasi krisis mengembang atau peluang

hilang,d)Completeness, informasi menyajikan gambaran lengkap dari suatu masalah

atau solusi.

2.1.3. Motivasi

Dalam ensiklopedia wikipedia, disebutkan bahwa motivation adalah

kumpulan alasan yang menentukan untuk melakukan satu perilaku tertentu. Menurut

Uno (2007), motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan seseorang yang dapat

menimbulkan tingkat persistensi dan entusiasmenya dalam melaksanakan suatu

kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi

intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik). Seberapa kuat motivasi

yang dimiliki individu akan banyak menentukan terhadap kualitas perilaku yang

ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam kehidupan

lainnya

Beberapa teori motivasi oleh ahli motivasi adalah sebagai berikut:

1. Teori Kebutuhan

Menurut Maslow(1943) motivasi manusia pada intinya mempunyai lima

tingkat atau hierarki kebutuhan, yaitu:1) physiological needs/ kebutuhan fisiologikal,

2) safety needs/ kebutuhan rasa aman, 3) love needs/ kebutuhan akan kasih sayang,4)

esteem needs/kebutuhan akan harga diri, dan 5) self actualization/ aktualisasi diri.

(39)

pendekatan kuantitatif menjadi pendekatan kualitatif dalam pemuasannya.Berbagai

kebutuhan tersebut tidak akan mencapai titik jenuh dalam arti tibanya suatu kondisi

dalam mana seseorang tidak lagi dapat berbuat sesuatu dalam pemenuhan kebutuhan

itu.

2. Teori Kebutuhan Berprestasi

McClelland (1961) menyatakan bahwa motivasi berbeda-beda, sesuai dengan

kekuatan kebutuhan seseorang akan prestasi. Kebutuhan akan prestasi tersebut

sebagai keinginan melaksanakan sesuatu tugas atau pekerjaan yang sulit, menguasai,

memanipulasi, atau mengorganisasi obyek-obyek fisik, manusia, atau ide-ide

melaksanakan hal-hal tersebut secepat mungkin dan seindependen mungkin, sesuai

kondisi yang berlaku. Karakteristik orang yang berprestasi tinggi memiliki tiga ciri

umum yaitu : (1) sebuah preferensi untuk mengerjakan tugas-tugas dengan derajat

kesulitan moderat; (2) menyukai situasi-situasi di mana kinerja mereka timbul

karena upaya-upaya mereka sendiri, dan bukan karena faktor-faktor lain, seperti

kemujuran misalnya; dan (3) menginginkan umpan balik tentang keberhasilan dan

kegagalan mereka, dibandingkan dengan mereka yang berprestasi rendah.

3. Teori Hubungan Kebutuhan dan Pertumbuhan

Aldefer(1972) menunujukkan bahwa,(1)makin tidak terpenuhinya suatu

kebutuhan tertentu, makin besar pula keinginan untuk memuaskannya, (2)kuatnya

keinginan memuaskan kebutuhan yang “lebih tinggi” semakin besar apabila

(40)

memuaskan kebutuhan yang tingkatnya lebih tinggi, semakin besar keinginan untuk

memuaskan kebutuhan yang lebih mendasar.

4. Teori Motivasional dan Pemeliharaan

Menurut Herzberg(1966) mengatakan motivasi terdiri dari model dua faktor

yaitu faktor motivasional dan faktor pemeliharaan. Faktor motivasional adalah

hal-hal pendorong berprestasi yang sifatnya intrinsik, yang berarti bersumber dalam diri

seseorang, sedangkan faktor pemeliharaan adalah faktor-faktor bersifat ekstrinsik,

berarti bersumber dari luar diri yang turut menentukan perilaku seseorang.

Faktor-faktor pemeliharaan mencakup antara lain status seseorang dalam organisasi,

hubungan seorang individu dengan atasannya, hubungan seseorang dengan

rekan-rekan sekerjanya, teknik penyeliaan yang diterapkan oleh para penyelia, kebijakan

organisasi, sistem administrasi dalam organisasi, kondisi kerja dan sistem imbalan

yang berlaku.

5. Teori Keadilan

Taylor(1947) mengatakan bahwa manusia terdorong untuk menghilangkan

kesenjangan antara usaha yang dibuat bagi kepentingan organisasi dengan imbalan

yang diterima. Artinya, apabila seorang pegawai mempunyai persepsi bahwa

imbalan yang diterimanya tidak memadai, dua kemungkinan dapat terjadi, yaitu

seorang akan berusaha memperoleh imbalan yang lebih besar, atau mengurangi

intensitas usaha yang dibuat dalam melaksanakan tugas yang menjadi tanggung

(41)

6. Teori Harapan

Vroom(1964) mengatakan bahwa motivasi merupakan akibat suatu hasil

dari yang ingin dicapai oleh seorang. Jika seseorang menginginkan sesuatu dan

harapan untuk memperoleh sesuatu itu cukup besar, yang bersangkutan akan sangat

terdorong untuk memperoleh hal yang diinginkannya itu. Sesuatu pekerjaan

dilakukan dengan baik tergantung kepada motivasinya.

7. Teori Penguatan dan Modifikasi Perilaku

Schein (1980) mengatakan kehidupan organisasional disadari dan diakui

bahwa kehendak seseorang ditentukan pula oleh berbagai konsekwensi eksternal

dari perilaku dan tindakannya. Manusia cenderung untuk mengulangi perilaku yang

mempunyai konsekwensi menguntungkan dirinya dan mengelakkan perilaku yang

mengakibatkan timbulnya kerugian.

8. Teori Kaitan Imbalan dengan Prestasi.

Porter dan Lawler (1986) mengaitkan imbalan dengan prestasi seseorang

individu. Motivasi seorang individu sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik

yang bersifat internal maupun eksternal.

Motivasi dapat dibedakan atas intrinsic motivation dan extrinsic motivation.

Motivasi intrinsik(intrinsic motivation) timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa

ada paksaan dorongan orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri. Motivasi pada

dasarnya memang sudah ada di dalam diri setiap orang. Motivasi intrinsik timbul

karena rasa ingin tau dan akan punya banyak kreatifitas, ide untuk mewujudkan

(42)

motivasi intrinsik. Motivasi intrinsik lebih efektif dalam jangka panjang, karena

dengan motivasi itu orang nyata dalam melakukan sesuatu yang dia suka. Jika

seorang guru ingin membuat nyata minat siswa, ia harus terlibat dalam topik mereka

dengan menciptakan suatu lingkungan yang hidup dan interaktif dalam kasus studi,

para siswa harus melihat topik yang menarik dan berguna dalam hidup mereka.

Menurut Deci, et al (1994), motivasi intrinsik terdiri dari beberapa faktor, yaitu:1)

enjoyment/ kenikmatan,2) perceived competence/ kompetensi,3)effort/usaha,4)

pressure/ tekanan,5) perceived choice/ pilihan,6) usefulness /kegunaan, dan 7)

relatedness/ hubungan.

Motivasi ekstrinsik(extrinsic motivation) timbul sebagai akibat pengaruh dari

luar individu. Faktor eksternal dimotivasi imbalan uang atau nilai. Motivator

ekstrinsik dapat dilakukan secara positif dan negatif. Motivator positif seperti

imbalan moneter atau negatif seperti ancaman atau penyuapan, tetapi jangan

counterproductive, karena meremehkan motivasi intrinsik. Insentif lemah hanya

menguatkan dalam jangka pendek dan negatif untuk jangka panjang. Jika seorang

karyawan harus didorong oleh imbalan intrinsik, maka ini berarti pekerjaan yang

dipilihnya menarik baginya. Jadi, motivasi ekstrinsik terdiri dari imbalan dan

ancaman, dibedakan atas empat indikator yaitu: a) kebutuhan, b)pujian, c)insentif

dan,d) perhatian. Pekerjaan guru akan lebih baik apabila motivasi makin diperkuat

(43)

2.2. Review Peneliti Terdahulu (Theoretical Mapping)

Sebelumnya variabel-variabel motivasi hubungannya dengan kinerja dan

sistem informasi terintegrasi hubungannya dengan kinerja telah diadakan penelitian,

namun penelitian tersebut fokus pada perusahaan. Dalam hal ini peneliti melakukan

penelitian pada bidang pendidikan, dimana ada upaya mengkaitkan sistem informasi

terintegrasi dengan motivasi terhadap kinerja guru.

Beberapa penelitian terdahulu sebagai dasar dilakukannya penelitian ini

dapat dilihat pada Tabel 2.2 berikut:

Tabel 2.2. Review Peneliti Terdahulu

No Nama Peneliti Dan Tahun

Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian

1. John Isaac

Kapasitas secara kontrak manajemen, penilaian terhadap pekerja serta pemberian imbalan se-suai Dihasilkan Oleh SIAM Terhadap Kinerja Mana-berupa integrasi terhadap kinerja mana-jerial dengan kemapuan manajer membuat pe-rencanaan, target informasi baru dan teknologi sistem informasi baru terhadap peningkatan kinerja indi-vidu positif

4. M.Sjarifuddin (2006)

Analisis Pengaruh IAM Terintegrasi Terhadap Kerja Terhadap Kerja Individual Dengan Self Esteem dan Self

(44)

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1. Kerangka Konsep

Menurut Soekanto, (1982) dalam Lubis (2008), kerangka konsepsional

adalah kerangka yang menggambarkan hubungan antara konsep-konsep khusus yang

akan diteliti. Konsep bukan merupakan gejala/fakta yang akan diteliti melainkan

abstraksi dari gejala tersebut. Konsep merupakan suatu unsur dari teori yang lebih

konkrit. Jadi memerlukan penjabaran lebih lanjut.

Berdasarkan pengertian diatas, latar belakang, rumusan masalah didukung

oleh tinjauan teoritis dan tinjauan penelitian terdahulu, maka skhematis kerangka

konseptual dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Pengujian Hipotesis Satu

SISTIM INFORMASI TERINTEGRASI

(X1) KINERJA GURU

AKUNTANSI (Y) MOTIVASI

(45)

Gambar 3.2. Kerangka Konsep Pengujian Hipotesis Dua

3.1.1. Hubungan sistim informasi terintegrasi dengan kinerja guru akuntansi

Informasi merupakan komoditas bagi para manajer, dapat mempengaruhi

keputusan manajer. Informasi akuntansi manajerial signifikan mempengaruhi

keadaan peristiwa dalam suatu organisasi. Literatur empiris yang menjelaskan

hubungan antara IAM dan kinerja sebelumnya cenderung lebih banyak membahas

mengenai dimensi informasi dalam scope yang luas. Pada penelitiannya pertama,

Gul(1991), dalam Sjarifuddin(2006) menguji efek moderating ketidakpastian

lingkungan atas hubungan antara kegunaan dari IAM yang telah canggih (termasuk

di dalamnya informasi yang terintegrasi) dengan kinerja manajerial. Pada penelitian

kedua, Salmon dan Joiner (2004) dalam Sjarifuddin(2006), menyatakan bahwa

informasi akuntansi manajemen menurunkan role ambiguity dalam meningkatkan

kinerja. Dari penelitian tersebut terbukti bahwa pada lingkungan dengan

ketidakpastian yang tinggi, sistem akuntansi manajemen memiliki efek yang positif,

tetapi sebaliknya memiliki efek negatif. Secara teoritis, diargumentasikan bahwa

ketersediaan informasi integrative yang berguna dalam konteks meningkatnya

kompleksitas dan saling ketergantungan dari tugas tugas manajerial adalah

MOTIVASI (X2)

SISTIM INFORMASI TERINTEGRASI

(X1)

KINERJA GURU AKUNTANSI

(46)

cenderung meningkatnya kinerja manajerial, khususnya perencanaan, koordinasi dan

pengen-dalian tugas dari kinerja manajerial.

Menurut Jumaili(2005), data dalam sistem informasi sebaiknya merupakan

data yang terintegrasi dari seluruh unit perusahaan/organisasi sehingga dapat

digunakan untuk berbagai kebutuhan tugas dalam perusahaan. Jadi informasi

terintegrasi merupakan hasil dari sistim informasi terintegrasi.

Nurmala dan Yuda(2005) dalam Almilia(2008) menyatakan, instrumen

EUCS (end user computer satisfaction) yang terdiri dari faktor isi, akurasi, format,

kemudahan penggunaan dan ketepatan waktu masih merupakan alat ukur yang valid

dan reliabel meskipun ada sedikit revisi yang diperlukan. Semakin tinggi aplikasi

teknologi informasi akan semakin meningkatkan kemampuan suatu sistem untuk

menyajikan informasi sesuai dengan kebutuhan manajer dalam pengambilan

keputusan. Menurut Daniel(2002), pengembangan profesional secara internasional

jika kehidupan profesional guru dimulai dengan penggunaan teknologi informasi

dan komunikasi, melalui model: a) rangkaian dari pendekatan pengembangan

teknologi informasi dan komunikasi, dan b) stage dari pengajaran dan pemelajaran

dengan teknologi informasi dan komunikasi.

3.1.2. Hubungan motivasi dengan kinerja guru akuntansi

Menurut Mithcell(1978) dalam Dharma(2008), kualitas kinerja guru adalah

performance = motivation x ability. Motivasi yang terjadi dalam hubungan

kerjasama antar individu dan organisasi memfasilitasi organisasi, komitmen

(47)

(2006) dimana sampel penelitiannya adalah dosen menyatakan bahwa ada hubungan

yang signifikan antara kepuasan kerja dan kinerja individual. Keadilan organisasi,

yang merujuk kepada persepsi dari keadilan atau proses hasil kerja, sering kali

dianggap sesuatu yang mendahului kepercayaan organisasi. Keadilan prosedural

merupakan peramalan yang kuat dari keadilan organisasi dan kepercayaan

manajerial, pembagian keadilan hanya prediksi kepercayaan yang baik. Ada faktor

motivasi yang mendorong anggota organisasi untuk terus bekerja keras untuk sebuah

perusahaan, yaitu jika mereka dibayar cukup untuk hidup. Menurut Mozer (1991),

mengatakan bila sistem penilaian kinerja telah menunjukkan hasil kinerja karyawan

sesuai dengan kenyataan sebenarnya, maka atas dasar hasil penilaian kinerja inilah

dapat diberikan imbalan yang sesuai dengan tingkat kinerja masing-masing.

Dalam motivasi yang kuat akan mendorong kinerja guru yang optimal,

sehingga tercapai tujuan, bahkan melibihi harapan. Motivasi intrinsik berhubungan

dengan kontinuitas kinerja manajerial khususnya dalam jangka panjang, motivasi

ekstrinsik berhubungan dengan kinerja manajerial guru dalam jangka pendek dan

sebagai penguat motivasi intrinsik.

3.1.3. Hubungan sistim informasi terintegrasi, motivasi dan kinerja guru akuntansi

Informasi akuntansi manajemen merupakan informasi untuk menyatukan

proses implementasi fungsi manajemen sehingga dapat mencapai kinerja manajerial

yang optimal termasuk kinerja manajerial guru dalam melaksanakan tugas

(48)

informasi yang lengkap berhubungan dengan tugas kependidikannya. Kinerja ini

akan lebih optimal jika setiap guru ada motivasi. Namun motivasi yang diterapkan

bisa saja tidak bermanfaat atau pemborosan bila tidak sesuai dengan

penempatannya. Untuk memilih bentuk motivasi yang cocok berdaya guna perlu

adanya informasi dan kajian akuntansi manajemen.

Informasi yang disajikan oleh akuntansi manajemen membantu para manajer

merencanakan, mengorganisir dan mengendalikan operasi untuk tujuan dan di-set

secara serempak bertindak bermakna untuk memotivasi karyawan dalam

perusahaan. Di dalam akuntansi manajemen, sebagai bagian dari sistim informasi

akuntansi, sumber informasi mendukung ke sistem motivasi perusahaan adalah

akuntansi pertanggung jawaban.

Masalah perusahaan adalah standardisasi dari sistem informasi akuntansi

pelaporan manajemen. Teori harapan menekankan penggunaan dari beberapa hal

penting yang saling berhubungan pada akhirnya akan mempengaruhi motivasi untuk

menggunakan sistem informasi. Persepsi bahwa motivasi akan meningkatkan

performa kerja penting. Tentunya, rendahnya kualitas sistem atau pengguna yang tak

terlatih akan membuat usaha kurang produktif dan dengan demikian mengurangi

masa depan motivasi .

3.1.4. Pengaruh motivasi terhadap hubungan sistim informasi terintegrasi dan kinerja guru akuntansi

Perkembangan sistim informasi perlu didukung banyak faktor yang

(49)

tercermin melalui kepuasan pemakai informasi. Lau(2003) dalam Jumaili(2005)

mengatakan bahwa suatu sistim informasi akan sukses apabila didukung oleh

beberapa faktor pendukungnya, diantaranya partisipasi pemakai. Dian(2004) dalam

Jumaili (2005) mengatakan organisasi yang memiliki kebijakan dan aturan yang

memberikan keleluasaan bagi kreatifitas individu akan mendorong seseorang untuk

lebih memaksimalkan kesuksesan pengembangan sistim informasi.

Hasil penelitian Mwita(2002) terhadap staff-staff manajer pada British Local

Authorities menyatakan bahwa membuat suatu perhitungan merupakan suatu

motivator dan memberikan dampak terhadap kinerja manajer berupa: (1) upah sesuai

dengan semangat kerja, (2)gaji yang tinggi untuk job preference puncak,dan (3)

memberikan kecukupan bagi pelaksana terdepan sistim informasi. Motivasi

membantu pengembangan sistim informasi atau penghambat pengembangan sistim

informasi dalam mencapai kinerja guru akuntansi. Interaksi motivasi boleh jadi

meningkatkan atau mungkin menurunkan tingkat kinerja guru akuntansi.

3.2. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka konsep diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis

penelitian ini sebagai berikut:

H1: Sistim informasi terintegrasi dan motivasi berpengaruh terhadap tingkat

kinerja guru akuntansi SMK Swasta Bisnis Manajemen di Medan secara

simultan dan parsial.

H2: Motivasi berpengaruh terhadap hubungan antara sistim informasi terintegrasi

Gambar

Tabel 2.2. Review Peneliti Terdahulu
Gambar 3.2.  Kerangka Konsep Pengujian Hipotesis Dua
Tabel 4.1. Defenisi Operasional Variabel Dan Metode Pengukuran
Tabel 5.1.Gambaran responden
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada Tugas Akhir ini dibuat Pengendalian Kursi Roda Elektrik Menggunakan Sinyal Electromyography dengan Metode Transformasi Fourier Khusus.. Sinyal EMG yang keluar dari

Sebuah fungsi gelombang yang tetapan pengalinya ditentukan dari persamaan (2.31) disebut ternormalisasi secara tepat, yang dapat digunakan untuk melakukan

Untuk menguji dan menganalisis pengaruh citra merek secara tidak langsung terhadap loyalitas konsumen sabun Sunlight cair melalui kepuasan konsumen di Kabupaten Aceh Tamiang.

Alamat : Kantor Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Belitung Timur Komplek Perkantoran Terpadu Pemkab Belitung Timur Telp. Manggar , tanggal seperti

Dengan kata lain OR gate tersebut bekerja sedemikian rupa sehingga outputnya tinggi (berlogika 1) jika salah satu input A atau B atau dua- duanya berada pada level logika 1.. Output

Dapat dilihat pada Tabel 4.8 bahwa terdapat error yang besar pada siang hari yakni pada pukul 12.00 WIB sampai dengan pukul 13.00 WIB karena suhu dan kelembapan yang dideteksi

Peneliti merekomendasikan bagi sekolah SMA Negeri 14 Bandung agar lebih meningkatkan pembinaan keagamaan untuk membangun tingkat religiusitas siswanya sehingga dapat

Informasi ini penting karena memberi gambaran tentang posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu. Berdasarkan informasi keuangan yang terdapat di neraca, perusahaan