PENGARUH TEKANAN DAN SUHU TERHADAP KADAR MINYAK PADA BUAH HASIL REBUSAN STERILIZER
DI PABRIK KELAPA SAWIT PULU RAJA PTP - NUSANTARA IV
KARYA ILMIAH
NINA SUHENDAR
092401084
PROGRAM STUDI D3 KIMIA INDUSTRI
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2012
PENGARUH TEKANAN DAN SUHU TERHADAP KADAR MINYAK PADA BUAH HASIL REBUSAN STERILIZER
DiajukanuntukmelengkapitugasdanmemenuhisyaratmencapaigelarAhliMadya
NINA SUHENDAR 092401084
PROGRAM STUDI D3 KIMIA INDUSTRI DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERSETUJUAN
Judul : PENGARUH TEKANAN DAN SUHU
TERHADAPKADAR MINYAK PADA BUAH HASIL REBUSAN STERILIZER DI PABRIK KELAPA SAWIT PULU RAJA PTP-NUSANTARA IV
Kategori : KARYA ILMIAH
Nama : NINA SUHENDAR
Nomor Induk Mahasiswa : 092401084
Program Studi : D3 KIMIA INDUSTRI
Departemen : KIMIA
Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Disetujui di Medan,
Disetujui Oleh
Program Studi Diploma-3 Kimia Industri Pembimbing Ketua,
Dra. Emma Zaidar, M.Si Prof. Dr. Harry Agusnar,M.Sc, M.Phill NIP. 195512181987012001 NIP. 195308171983031002
NIP. 195408301985032001
PERNYATAAN
PENGARUHTEKANAN DAN SUHU TERHADAP KADAR MINYAK PADA BUAH HASIL REBUSAN STERILIZER
DI PABRIK KELAPA SAWIT PULU RAJA PTPNUSANTARA IV
KARYA ILMIAH
Sayamengakuibahwakaryailmiahiniadalahhasilkerjasayasendiri,
kecualibeberapakutipandanringkasanmasing-masingdisebutkansumbernya.
Medan, Juli 2012
PENGHARGAAN
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillahi-rabbil’alaminpenulispanjatkanpujidansyukurkehadirat Allah SWT
yangtelahmelimpahkanrahmatdanhidayah-Nyasertakasihsayang-Nyakepadakitasemuasertasalawatberangkaikansalamkitaucapkankepadajunjungankita NabiMuhammad SAW.
Sehinggapenulisdapatmenyelesaikantugasakhirinisebagaisalahsatusyaratuntuk meraihgelarAhliMadyapada program Diploma 3 Kimia Industri di FakultasMatematikadanIlmuPengetahuanAlamUniversitas Sumatera Utara. membacakhususnyadanlingkunganUniversitas Sumatera Utara padaumumnya.
Selamapenulisantugasakhirinidariawalsampaiselesai,Penulisbanyakmendapatd orongan, bantuan, motivasidanpetunjukdariberbagaipihak.Maka padakesempatanini, dengansegalakerendahanhati. Penulismenyampaikanpenghargaandan rasa terimakasih yang sebesar-besarnyakepada :
1. Kedua Orang TuaSaya, Bapak Zakaria Tarigan dan Ibu Rostianna P, serta nenek saya Hj.P.Sinulingga yang sangatpenulissayangi, yang telahmemberikandukungan, doa, kasihsayang, danmaterikepadapenulis.
2. Kakaksaya Enda Kirana Tarigan,dan adik-adik penulis Saddam Husen T,Sika SR.T, MUH.Ali Iqbal T , dan ALI Rahman H.T, yang sangatpenulissayangi, yang telahmemberikandukungan, doa, danmotivasikepadapenulis.
3. Bapak Prof.DR.Harry Agusnar,M.Sc,M.Phill selakudosenpembimbing yang telahsabardantelitimembimbingpenulis.
4. Bapak Dr.Sutarman,M.Sc, selaku Dekan
FakultasMatematikadanIlmuPengetahuanAlam.
5. Ibu Dr. RumondangBulan,MS,sebagaiketuaJurusan Kimia
FakultasMatematikadanIlmuPengetahuanAlam.
6. IbuDra. Emma Zaidar, M.Si, selakuketuaJurusan D3 Kimia Industri.
7. BapakPimpinandanseluruhkaryawandankaryawati PTP-Nusantara IV Pulu Raja.
8. BapakdanIbupengajar di Universitas Sumatera Utara yang telahmemberikanbimbingandanarahanselamapenulismengikutiperkuliahan.
9. Seluruhteman-teman yang telahmembantuPenulismenyelesaikantugasakhirini, khususnyat Mitra, Astya, dan Fitri dansemuateman-temankimiaindustrystambuk 2009.
mudah-baiknya.Apabilaadakekurangan, kesalahan, kritikdan saran penulisterimadengansenanghati.
Akhir kata Penulismengucapkanterimakasihkarenatugasakhirinidapatselesai.
Medan, Juli 2012
ABSTRAK
EFFECT OF PRESSURE AND TEMPERATURE ON OIL CONTENT IN THE FRUITS OF THE PLANT DECOCTION IN PALM OIL STERILIZER AT
PULU RAJA PTPN-NUSANTARA IV
ABSTRACT
Boilingisthe first inthe processing ofoil palmtogetpalm oilwiththe
specifiedqualitystandards. Inthe boiling processthe things thatare
veryinfluentialamong others,pressureandtemperatureused in thesterilizer. Determination ofoptimal conditionsofpressureandboilingtemperaturethat affectthe oil
contentof thefruit ofthe stew.Highpressurewill result inhightemperaturesarecausinglossesof highlevels ofoil content in thefruitandthe
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN xii
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1.LatarBelakang 1
1.2.Permasalahan 3
1.3.Tujuan 4
1.4.Manfaat 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 6
2.1. Asal Usul kelapa sawit 8
2.2.Varietas Kelapa sawit
2.3. Minyak Kelapa Sawit 11
2.3.1. Komposisi Minyak Kelapa Sawit
2.3.2. Sifat Fisika Dan Kimia Minyak Kelapa sawit 11
2.4. Pengolahan Minyak sawit 14
2.4.1. Rebusan (sterilizer) 14
2.4.2. Tujuan Perebusan 15
2.4.3. Proses perebusan 16
2.4.4. Operasional dan Perawatan Perebusan 18
BAB 3 BAHAN DAN METODE 20
3.1. Alat - alat 20
3.2. Bahan 20
3.3. Prosedur Percobaan 20
3.2.1. Penentuan Daging Buah 21
3.2.2. Penentuan Kadar Minyak Daging Buah 21
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 23
4.1. Hasil 23
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 27
5.1. Kesimpulan 27
5.2. Saran 27
DAFTAR PUSTAKA 29
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Varietas Kelapa Sawit Berdasarkan Ketebalan 9 Tempurung dan Daging Buah
Tabel 2.2. Varietas Kelapa Sawit Berdasarkan Warna Kulit Buah 10 Tabel 2.3. Komposisi asam Lemak Minyak Kelapa Sawit dan 12
Minyak Inti sawit
Tabel 2.4. Sifat Fisika – Kimia Minyak Sawit dan Minyak Inti Sawit 13 Tabel 2.5. Sifat Minyak Kelapa Sawit Sebelum dan Sesudah Dimurnikan 14
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Analisa MPD ( Material Passing Digester ) 30
Lampiran 2. Analisa Kadar Minyak pada Buah Hasil Rebusan 31
ABSTRAK
EFFECT OF PRESSURE AND TEMPERATURE ON OIL CONTENT IN THE FRUITS OF THE PLANT DECOCTION IN PALM OIL STERILIZER AT
PULU RAJA PTPN-NUSANTARA IV
ABSTRACT
Boilingisthe first inthe processing ofoil palmtogetpalm oilwiththe
specifiedqualitystandards. Inthe boiling processthe things thatare
veryinfluentialamong others,pressureandtemperatureused in thesterilizer. Determination ofoptimal conditionsofpressureandboilingtemperaturethat affectthe oil
contentof thefruit ofthe stew.Highpressurewill result inhightemperaturesarecausinglossesof highlevels ofoil content in thefruitandthe
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Penggolahan kelapa sawit merupakan salah satu faktor yang menentukan
keberhasilan suatu usaha perkebunan kelapa sawit.Minyak sawit dapat dimanfaatkan
di berbagai industri karena Memiliki susunan dan kandungan gizi yang cukup
lengkap.Industri yang banyak menggunakan minyak sawit sebagai bahan baku adalah
industri pangan serta industri nonpangan seperti kosmetik dan farmasi.
Bahkan,minyak sawit telah dikembangkan sebagai salah satu bahan bakar
nabati(biodiesel).Hal utama yang sering diperoleh dari hasil penggo lahan kelapa sawit
adalah minyak sawit (CPO) dan inti sawit (PKO). Dan hasil sampingan yang
diperoleh dari proses penggolahan kelapa sawit ini adalah berupa cangkang,serat dan
janjang kosong (JJK).Dalam pengolahan kelapa sawit terdiri dari unit penggolahan
yang saling berkitan antara proses penggolahan dilakukan secara bertahap.Rangkaian
proses ini tidak lain bertujuan untuk memperoleh minyak sawit (CPO) dan minyak inti
sawit (PKO) yang bermutu baik,rendemen (hasil) yang tinggi dan menghasilkan daya
saing di pasaran(Yan,Fauzi.,2012).
Tahap pertama dalam proses penggolahan kelapa sawit adalah terdapat pada proses
dimasukkan ke dalam bejana silindris bertekanan dengan menggunakan uap air jenuh
(steam) yang disebut dengan ketel rebusan (sterilizer).
Uap yang digunakan dalam perebusan ini,berasal dari BPV yang dihasilkan
dari boiler. Proses perebusan ini,berlangsung selama 90-120 menit dengan tekanan
uap 1,5-2,8 kg/cm3 dan suhu perebusan maksimal 130-140oC tergantung pada
tekanan uap yang digunakan.Sistem perebusan dalam proses penggolahan yang baik
adalah dengan menggunakan sistem perebusan tiga puncak (triple peak).Perebusan
dilakukan dengan mengalirkan steam ke ketel perebusan (sterilizer) sesuai dengan
sistem puncak yang digunakan,apabila tekanan yang digunakan semakin tinggi,maka
uap yang digunakan,apabila tekanan yang digunakan semakin tinggi,maka uap yang
digunakan akan semakin tinggi pula (Pahan, I., 2011).
Proses perebusan ini juga sangat dipengaruhi oleh waktu perebusan yang
digunakan. Semakin tinggi tekanan perebusan maka semakin cepat pula waktu
perebusan. Tekanan yang tinggi dengan sendirinya memberikan temperatur yang
tinggi, Temperatur yang terlalu tinggi dapat merusak kualitas minyak dan inti sawit.
Pada minyak sawit juga harus diperhatikan tingkat pemucatannya. Oleh karena itu inti
sawit yang diperoleh harus berwarna putih.
Perebusan yang dilakukan dengan tekanan uap 2,8 – 3,0 kg/cm3dan waktu
antara 80-90 menit merupakan yang paling optimal karena menghasilkan minyak dan
inti yang memuaskan. Selain itu, Pada proses perebusan juga perlu dilakukan
pengurasan udara agar udara bisa keluar dan digantikan oleh uap air sebagai media
perebusan. Pengurasan udara dilakukan pada saat awal peroses perebusan, dimana uap
dimasukkan melalui kran pemasukan (inlet valve), sedangkan kran pengeluaran
Proses perebusan juga sangat berpengaruh terhadap keadaan bahan baku
yang akan diolah (TBS). Apabila keadaan TBS (Tandan Buah Segar) kurang baik,
maka waktu perebusan yang digunakan akan semakin cepat. Hal ini dilakukan untuk
menghindari kadar kehilangan minyak yang dihasilkan pada air rebusan tidak tinggi.
Keadaan TBS (Tandan Buah Segar) yang kurang baik ini, dapat disebabkan oleh
benturan yang terjadi pada saat mendorong buah dari Veron menuju Loading Ramp.
Maka atas dasar tersebut penulis membuat tugas akhir dengan judul”
Pengaruh Tekanan dan Suhu terhadap Kadar Minyak pada Buah Hasil Rebusan Sterilizer Pabrik Kelapa Sawit Pulu Raja di PTPN IV ”.
1.2. Permasalahan
Proses pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit umumnya bertujuan untuk
memperoleh minyak dengan kualitas yang baik. Untuk menghasilkan kualitas minyak
yang baik, sangat banyak tahap proses yang harus dilakukan dan selalu dijaga atau di
pantau supaya proses dan hasil yang diharapkan selalu maksimal.
Karena keterbatasan waktu dalam melaksanakan Praktek Kerja Lapangan,
maka dalam hal ini, perlu diambil suatu pembatasan masalah sehingga dalam
pengumpulan data, analisa permasalahan lebih searah sesuai dengan yang diinginkan.
Adapun pembatasan masalah tersebut adalah:
1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah:
- Untuk mengetahui jumlah kadar minyak yang dihasilkan buah pada hasil
rebusan pada suhu dan tekanan yang berbeda
- Untuk mengetahui jumlah kadar air yang terdapat pada condensant (air
rebusan) pada suhu dan tekanan yang berbeda
1.4. Manfaat
Adapun manfaat penullisan karya ilmiah ini adalah:
- Menerapkan teori dan pengatahuan yang telah diperoleh selama kuliah
terhadap proses industri dalam skala besar
- Mengetahui lebih dalam proses penggolahan kelapa sawit
- Meningkatkan pencapaian sasaran mutu produk yang terbaik
- Memberikan masukan kepada pihak pabrik,khususnya suhu dan tekanan
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Asal Usul Kelapa Sawit
Mengenal daerah asal kelapa sawit terdapat beberapa pendapat.Pendapat
pertama menyatakan bahwa kelapa sawit berasal dari Afrika,sedangkan pendapat
kedua menyatakan berasal dari Amerika Selatan sebagai daerah asal.Pendapat pertama
didukung oleh alasan-alasan yang sangat kuat.Penyelidikan Zeven (192) terdapat fosil
tepung sari (pollen) yang terdapat dalam lapisan-lapisan arkeologis dari zaman
Miocene maupun lapisan-lapisan yang lebih muda. Memberikan indikasi bahwa
kelapa sawit telah tumbuh sejak lama sekali di kawasan Afrika.Selanjutnya
catatan-catatan sejarah penjelajahan orang-orang Eropa ke benua Afrika pada abad ke 15 dan
16 turut memperkuat pendapat tersebut.
Pendapat yang kedua,yang menyatakan bahwa kelapa sawit berasal dari
Amerika Selatan,di dukung antara lain oleh Cook,yang menggemukakan dua alasan
sebagai berikut:
Tetapi alasan-alasan ini di anggap kurang meyakinkan.
Hingga kini belum dicapai kata sepakat mengenai daerah asal kelapa
sawit,namun secara umum para ahli cenderung beranggapan bahwa kelapa sawit
(elaeis guineensis berasal dari Afrika.Di samping itu ada pula ahli berpendapat bahwa
mungkin kelapa sawit terbentuk pada saat Amerika Selatan masih menyatu dengan
Afrika,sebelum terjadi pergeseran benua (continental drift).Jika itu benar,persoalan
daerah asal kelapa sawit tidak menjadi masalah lagi (Mangoensoekarjo,S.,2003).
Kelapa sawit (Elaes guineensis Jacq) merupakan tanaman industri penghasil
minyak masak, minyak industri dan bahan bakar (biodiesel). Selain itu, kelapa sawit
merupakan bahan baku untuk industri sabun, industri lilin, industri pembuatan
lembaran-lembaran timah dan industri kosmetik. Produktivitas dari perkebunan kelapa
sawit menghasilkan keuntungan besar sehingga banyak hutan dan perkebunan yang
sudah lama terbengkalai dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit.
Usaha perkebunan kelapa sawit merupakan potensi bisnis perkebunan yang
sangat menguntungkan. Kelapa sawit sangat bermanfaat mulai dari industri makanan
hingga industri kimia diantaranya industri mentega, shortening, cokelat, bahan aditif,
es krim, pakan ternak, minyak goreng, produk obat-obatan, dan kosmetik, krim,
sampo, lotion, pomade, vitamin, dan beta karoten.
Selain itu, industri kulit juga memerlukan bahan baku kelapa sawit untuk
membuat kulit halus dan lentur serta tahan terhadap tekanan tinggi atau temperatur
andfluxing agent. Pada industri logam juga menggunakan bahan kelapa sawit sebagai
bahan pemisah daari material kobalt dan tembaga (Rustam,L.,2011).
2.2.Varietas Kelapa Sawit
Berikut ini beberapa jenis varietas yang banyak di gunakan oleh para petani
dan perusahaan perkebunan kelapa sawit di Indonesia.
1.Varietas Berdasarkan Ketebalan Tempurung Dan dagng Buah
Berdasarkan ketebalan tempurung dan daging buah, beberapa varietas kelapa
Tabel 2.1. Varietas kelapa sawit berdasarkan ketebalan tempurung dan daging buah
-Tidak terdapat lingkaran serabut pada bagian luar tempurung
-Daging buah relative tipis,yaitu 35-50% terdapat buah
-Kernel(daging biji) besar dengan kandungan minyak rendah
-Dalam persilangan, dipakai sebagai induk betina
-Ketebalan tempurung sangat tipis, bahkan hampir tidak ada
-Daging buah tebal,lebih tebal dari daging buah dura
-Daging biji sangat tipis
-Tidak dapat diperbanyak tanpa menyilangkan dengan jenis
yang lain dan dipakai sebagai pohon induk jantan
-Hasil dari persilangan dura dengan Pisifera
-Tempurung tipis (0,5-4mm)
-Terdapat lingkaran serabut di sekeliling tempurung
-Daging buah sangat tebal (60-96% dari buah)
-Tandan buah lebih banyak,tetapi ukurannya relative lebih
kecil
-Tebal tempurung (5mm)
-Daging buah sangat tipis
-Terdapat dua lapis daging buah
-jarang dan kurang begitu dikenal di Indonesia
Perbedaan ketebalan daging buah kelapa sawit menyebabkan perbedaan
jumlah rendemen minyak sawit yang dikandunganya.Rendemen minyak paling tinngi
terdapat pada varietas Tenera yaitu mencapai 22-24 %,sedangkan pada varietas Dura
hanya 16-18 %.
2.Varietas Berdasarkan Warna Kulit Buah
Berdasarkan warna kulit buah,beberapa varietas kelapa sawit di antaranya
varietas Nigrescens,Virescens dan Albescens.
Tabel 2.2.Varietas kelapa sawit berdasarkan warna kulit buah
Varietas Warna buah muda Warna buah masak
Nigrecens
mempunya daya gabung berdasarkan hasil pengujian progeny dengan mengikuti
prosedur seleksi Reciprocad Recurrent Selection (RRS).Tetua yang digunakan dalam
proses persilangan adalah Dura dan Pesifera.Varietas Dura sebagai induk betina dan
Pesifera sebagai induk jantan.Hasil persilangan tersebut telah terbukti memiliki
kualitas dan kuantitas yang lebih baik dibandingkan dengan varietas lain. (Yan Fauzi
,2011).
2.3.Minyak Kelapa Sawit
Salah satu dari beberapa tanaman golonngan palm yang dapat menghasilkan
minyak adalah kelapa sawit (elaeis guinensis). Minyak kelapa sawit dapat dihasilkan
dari inti kelapa sawit yang dinamakan minyak inti kelapa sawit (Palm Kernel Oil) dan
sebagai hasil samping ialah bungkil inti sawit (Palm Kernel Meal atau Pellet).
2.3.1.Komposisi Minyak Kelapa Sawit
Kelapa sawit mengandung lebih kurang 80 % perikarp dan 20 % buah yang
dilapisi kulit yang tipis,dimana kadar minyak dalam perikarp tersebut sekitar 34-40 %.
Minyak kelapa sawit merupakan lemak jenis semi padat dimana komposisinya tetap.
Rata-rata komposisi asam lemak minyak kelapa sawit dapat dilihat seperti yang tertera
Dibawah ini,yakni:
Tabel 2.3. Komposisi asam lemak minyak kelapa sawit dan minyak inti sawit
Asam lemak Minyak kelapa sawit Minyak inti sawit
Asam kaproat 3-7
Selain dari kandungan kimia di atas,minyak kelapa sawit juga mengandung
karoten yang kandungannya dapat mencapai 1000 ppm atau lebih, akan tetapi untuk
minyak kelapa sawit dengan jenis tenera kandungan karotennya lebih kurang 500-700
ppm, sedangkan untuk kandungan tokofenol jenisnya bervariasi dan juga dipengaruhi
oleh penanganan bududaya selama masa produksi.
2.3.2.Sifat Fisika Dan Kimia Minyak Kelapa Sawit
Sifat fisika dan kimia minyak kelapa sawit meliputi warna, bau, dan flavor,
kelarutan, titik cair dan polymorphis, titik didih (boiling point), slipping point,shot
melting point, bobot jenis, indeks bias, titik kekeruhan (turbidity point), titik asap, titik
nyala dan titik api.
Tabel 2.4. Sifat fisika-kimia minyak sawit dan minyak inti sawit
Sifat Minyak sawit Minyak inti sawit
Indeks bias D 40 0C
Warna minyak ditentukan oleh adanya pigmen yang masih tersisa setelah
proses pemucatan, karena asam-asam lemak dan gliserida tidak berwarna. Warna
orange atau kuning disebabkan adanya pigmen karotene yang larut dalam minyak.
Bau dan flavor dalam minyak terdapat secara alami,juga terjadi akibat adanya
asam-asam lemak berantai pendek akibat kerusakan minyak. Sedangkan bau khas
minyak kelapa sawit ditimbulkan oleh persenyawaan beta ionone.
Titik cairan minyak sawit berada dalam nilai kisaran suhu, karena minyak
kelapa sawit mengandung beberapa macam asam lemak yang mempunyai titik cairan
yang berbeda-beda.
Tabel 2.5. Sifat minyak kelapa sawit sebelum dan sesudah dimurnikan
Sifat Minyak sawit kasar Minyak sawit murni
Bilangan reichert Meissl
2.4 .Pengolahan Minyak Sawit
2.4.1.Rebusan (Sterilizer)
Rebusan merupakan mempermudah brondolan lepas dari tandan pada waktu
proses penebahan di Thresher dan menghentikan proses peningkatan Asam Lemak
bebas(ALB). PKS berkapasitas olah 30 TBS/jam adalah 66 unit lori dengan
perhitungan masing-masing 20 unit didalam dan dibelakang ketel rebusan, 10 unit
didepan ketel rebusan (berisi buah masak), 10 unit dibawah loading ramp untuk
pengisian TBS dan 10 % dari lori total rebusan dan jika PKS berkapasitas olah 60 ton
TBS/jam = 132 unit lori dengan perhitungan masing-masing 40 unit didalam dan
dibelakang ketel rebusan, 20 unit didepan ketel rebusan (berisi buah masak), 20 unit
dibawah loading ramp untuk pengisian TBS dan 10% dari total lori untuk
pemeliharaan. Jumlah rebusan PKS berkapasitas 30 ton/jam : 3 unit rebusan @ 10 lori
(2 unit di operasikan dan 1 unit stanby siap operasi). 60 ton/jam : 5 unit rebusan @ 10
2.4.2. Tujuan Perebusan
Setiap PKS tentunya menginginkan hasil minyak dengan kualitas yang
baik,tingkat kesamaan yang rendah, dan minyak yang mudah dipucatkan (bleaching).
perebusan sangat menentukan kualitas kecil pengolahan pabrik kelapa sawit. Tujuan
dari proses perebusan tan dan buah segar yaitu untuk menghentikan perkembangan
asam lemak bebas (ALB) atau free fatty acid (FFA), memudahkan pemipilan,
penyempurnaan dalam pengolahan serta penyempurnaan dalam proses pengolahan inti
sawit.
1. Menghentikan perkembangan asam lemak bebas (ALB) atau free fatty acid
(FFA)
Perkembangan asam lemak bebas terjadi akibat kegiatan enzim yang
menghidrolisis minyak. Menghentikan kegiatan enzim tersebut sebenarnya cukup
dengan perebusan hingga temperature 50 selama beberapa menit. Namun, jika
ditinjau dari proses pengolahan selanjutnya, perebusan harus dilakukan dengan
temperature yang lebih tinggi.
2. Memudahkan pemipilan
Untuk melepaskan brondolan (spikelets fruit) dan tandan secara manual,
sebenarnya cukup dengan merebus dalam air mendidih. Namun, cara ini tidak
memadai. Oleh karenanya, diperlukan uap jenuh bertekanan agar diperoleh
3. Penyempurnaan dalam pengolahan
Selama proses perebusan,kadar air dalam buah akan berkurang karena proses
penguapan. Dengan berkurangnya air,susunan daging buah (pericarp) berubah.
Perubahan tersebut memberikan efek positif, yaitu mempermudah pengambilan
minyak selama proses pengempaan dan mempermudah pemisahan minyak dari zat
nonlemak (non-oil solid). Pada saat yang sama, sel-sel minyak akan pecah dan berada
dalam keadaan bebas pada saat pengeluaran uap perebusan (puncak ketiga). Dalam hal
ini, senyawa protein merupakan cairan emulasi yang berbeda sehingga lapisan minyak
lebih mudah dipisahkan saat proses pemurnian. Secara keseluruhan, akibat penguapan
sebagian air dari daging buah-kemungkinan kehilangan minyak dalam serabut
maupun dalam lumpur buangan (sludge) pada proses permunian-dapat ditekan.
Penyempurnaan dalam proses pengolahan inti sawit hal utama yang dihadapi
pada proses pengolahan inti sawit yaitu sifat lekat dari inti sawit terhadap
cangkangnya. Dengan proses perebusan, kadar air dalam biji akan berkurang sehingga
daya lekat inti terhadapap cangkangnya menjadi berkurang.
2.4.3. Proses Perebusan
a. Deaerasi
Deaerasi atau pembuangan udara dari sterilizer dilakukan dengan cara
membuka pipa inlet, deaeration valve atau condesat valve.Udara dibuang dengan cara
memasukkan uap secara cepat sehingga terjadi pencampuran antara uap dan udara.
deaeration valve atau melalui pipa kondensat.Deaeration akan berlangsung pada saat
pembuangan air kondensat selama sistem perebusan masih berlangsung.
b. Pembuangan air kondensat dan pembuangan uap bekas
Frekuensi pembuangan air kondensat air dan pembuangan uap bekas selama
proses perebusan tergantung pada siklus perebusan. Puncak pertama dicapai dengan
membuka pipa uap (inlet pipe) selama 7 menit (umumnya tekanan dicapai 1,5
kg/ ) . Kemudian pipa uap masuk ditutup dan pipa kondensat, exhause pipe dibuka
dengan tiba-tiba sehingga tekanan turun sampai 0,5 kg/ (3 menit), kemudian pipa
kondensat ditutup. Puncak kedua dicapai pipa uap masuk dibuka selama 10 menit
(tekanan 2 – 2,5 kg/ ), kemudian pipa uap masuk dibuka hingga tekanan 1 kg/
(3 menit).
c. Pemasakan buah
Setelah melalui satu puncak atau dua puncak awal maka pemasakan dapat
dilanjutkan dengan membuka pipa uap masuk dan pipa kondensat untuk membuang
air kondensat. Masa pemasakan atau sebagai masa penahanan dihitung setelah
mencapai puncak tertinggi hingga pembuangan uap terakhir.
d. Pembuangan uap akhir
Setelah pemasakan uap selesai maka uap yang berada dalam strerilizer
dibuang dengan cara mula-mula dibuka kran pipa kondensat kemudian setelah tekanan
menjadi 2,5 kg/ maka pipa pembuangan uap yang berada diatas sterilizer dibuka
dengan tiba-tiba untuk mempermudah pemipilan buah. Setelah tekanan sama dengan
e. Pengeluaran lori dari rebusan
Buah yang telah masak dikeluarkan dari dalam sterilizier dengan membuka
pintu secara perlahan – lahan untuk mengurangi kerusakan “packing doo” lori
kemudian ditarik dengan tali bersamaan dengan pemasukan buah yang akan direbus
(Mangoensoekarjo, S., 2003).
2.4.4. Operasional dan perawatan rebusan
Rebusan merupakan sebuah bejana tekan yang bekerja dengan tingkat risiko
tinggi. Oleh karena itu, rebusan dan unit pendukungnya harus diperiksa sebelum
dioperasikan. Hal-hal yang perlu diperiksa antara lain packing pintu, alat penunjuk
tekanan (manometer), pelat penyaring kondensat, katup pengaman, cantilever, dan
pompa kondensat.
- Packing pintu
Kerusakan packing pintu biasanya terjadi pada bagian bawah pintu rebusan
karena adanya genangan air kondensat. Kebocoran packing harus benar-benar
diperiksa. Jika ada yang bocor, harus segera dilakukan penggantian.
- Alat penunjuk tekanan (manometer)
Manometer terdapat dibagian atas pintu depan dan belakang rebusan.
Fungsinya untuk menunjukkan apakah tekanan dalam rebusan masih ada atau tidak.
Operator harus memperhatikan apakah masih ada tekanan atau tidak pada saat hendak
- Pelat penyaring kondensat
Penyaring kondensat terdapat pada lantai dalam rebusan. Saringan ini harus
sering diperiksa, jangan sampai tersumbat. Jika seringan ini tersumbat, air kondensat
akan tergenang di lantai rebusan dan mempercepat rusaknya packing pintu rebusan.
- Katup pengaman
Periksalah mekanisme katup pengaman,apakah masih berfungsi dengan baik
atau tidak. Katup pengaman berfungsi sebagai pencegah terjadinya tekanan berlebihan
didalam rebusan.
- Cantilever
Cantilever berfungsi sebagai rel untuk jalan keluar masuk lori ke dalam
rebusan. Cantilever harus dalam keadaan baik dan tidak baling (twisted) agar lori yang
keluar-masuk rebusan tidak terguling atau jatuh.
- Pompa kondensat
Lantai di sekitar rebusan tidak boleh digenangi oleh air kondensa karena
temperatur air kondensat tinggi dan masih mengandung minyak yang menyebabkan
lantai menjadi licin. Bagian dalam setiap bagian rebusan harus dibersihkan minimal
dua minggu serta dilakukan pemeriksaan, perawatan, dan perbaikan yang diperlukan.
Semua peralatan rebusan memerlukan perhatian. Pipa-pipa uap dan kondensat harus
segera diperbaiki/diganti jika ada kebocoran karena akan mengganggu proses
perebusan (pemborosan uap) dan mengotori sekitar stasiun rebusan. Setiap kebocoran
agar segera dilas keesokan harinya pada saat rebusan dingin. Untuk pengelasan,
Katup pengaman harus diperiksa setiap bulan. Penyetelan-penyetelan terhadap
setiap bulan. Penyetelan-penyetelan terhadap pegas dari katup pengaman tidak boleh
dilakukan oleh sembarang orang, tetapi oleh mekanik atau teknisi yang telah
berpengalaman dan di bawah pengawasan seorang staf. Setelah melakukan
perbaikan,katup pengalaman harus dipasang segel. Untuk membuka segel
BAB 3
BAHAN DAN METODE
3.1.Alat-alat
- Neraca analitik
- Pisau
- Martil dan landasan
- Heating mantle
- Cawan penguap
- Soxhlet apparatus
- Extraction Thimble dan kapas
- Oven
- Crusible tongs
- Desikator
3.2.Bahan
- Daging buah yang telah direbus
- N-Hexan
3.3.1.Penentuan Daging Buah
- Ditimbang berat masing-masing komposisi menggunakan neraca
- Digabungkan brondolan yang diperoleh dengan putik abnormal kemudian
dipisahkan daging buah dari bijinya dengan cara memijit memakai tangan
dilanjutkan dengan menggunakan pisau
- Dipisahkan biji yang diperoleh dari cangkangnya
- Dipecahkan biji dengan menggunakan martil dan landasan
- Ditimbang berat inti dengan menggunakan neraca
Berat cangkang adalah berat biji – berat inti
- Dikumpulkan daging buah dari berondolan dan putih abnormal yang
diperoleh kedalam wadah yang bersih (thimbel) dan ditutup dengan kapas
untuk di analisa kandungan air dan minyaknya.
- Dicatat hasilnya
3.3.2. Penentuan Kadar Minyak Daging Buah
- Bersihkan sisa minyak pada cawan penguap dengan kapas dan ditutup
timble dengan kapas tersebut
- Dimasukkan timble berisi sampel kedalam soxhlet extractor
- Ditimbang labu ekstrasi memakai neraca anlitik kemudian diisi dengan
pelarut N-Hexan sebanyak 200 ml
- Dihubungkan labu ekstrasi dengan extractor dan cooler kemudian
ekstrasi diatas heating mantle pada suhu70 selama 5-6 jam
- Disuling/destilasi N-Hexan pada labu ekstraksi hingga hampir habis
- Dimasukkan labu berisi minyak kedalam oven 103 hingga semua
N-Hexan habis menguap
- Dikeluarkan labu ekstraksi dari oven menggunakan crusible tongs dan
didinginkan ke dalam desikator selama 15 menit
- Dikeluarkan labu ekstraksi dari desikator
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.Hasil
4.1.1.Data Percobaan
Tabel 4.1. Merupakan data percobaan hasil analisa pengaruh tekanan
dan suhu terhadap kadar minyak yang terdapat pada buah hasil rebusan
(sterilizer) yang di analisa di Laboratorium PKS Pulu Raja :
Tabel 4.1 Data Percobaan
Tekanan
Dari data diatas serta tabel pada lampiran B, kadar minyak yang
Berat minyak
% Kadar Minyak Contoh = x 100%
Berat sampel basah
Contoh Perhitungan:
Untuk tekanan 2,74 kg/cm2 dengan suhu 134oC diperoleh kadar minyak
sebesar:
Berat thimble kosong + sampel basah = 14,5671
Berat thimble kosong =
Berat sampel basah = 10,5431 gram
4,0240 -
Setelah penguapan didalam oven selama 3 jam dengan suhu 105 :
Berat thimble kosong + sampel kering = 12,0561
Berat thimble kosong =
Berat sampel basah = 8,0321 gram
4,0240 -
Maka, berat minyak yang diperoleh setelah ekstraksi adalah:
Berat labu alas + minyak = 116,0011
Berat labu alas kosong =
Berat minyak = 6,5630 gram
109,4381 -
Maka % minyak contoh basah:
4.2.Pembahasan
Dari data hasil analisa di laboratorium, dapat disimpulkan bahwa kadar
minyak pada buah hasil rebusan (sterilizer) diperoleh paling tinggi pada
tekanan 2,74 kg/cm2 dan suhu 134oC yaitu 62,25% atau 6,5630 gram dari berat
sampel.
Tinggi rendahnya kadar minyak pada buah hasil rebusan yang
diperoleh dari proses rebusan, dapat juga disebabkan oleh faktor keadaan buah
yang sebagian kurang bagus (adanya campuran antara buah bagus dengan buah
yang kurang bagus) biasanya buah ini berasal dari pihak ketiga dan
dikarenakan terkena gesekan, benturan atau faktor mekanis lainnya, sehingga
menghasilkan kadar minyak yang rendah. Apabila keadaan buah bagus maka
kadar minyak yang dihasilkan akan tinggi dan teratur.
Semakin tinggi tekanan dan suhu yang digunakan pada proses
perebusan maka kadar minyak yang dihasilkan dari buahsemakin rendah. Hal
ini dikarenakan meningkatnya kadar kehilangan minyak atau losess di air
rebusan. Sebaliknya semakin rendah tekanan dan suhu yang digunakan
menyebabkan buah tidak masak secara sempurna (sebagian masih mentah)
sehingga kadar minyak yang dihasilkan akan rendah. Oleh karena itu
dibutuhkan tekanan dan suhu yang optimum agar diperoleh kadar minyak yang
tinggi.
Apabila tekanan uap dan suhu yang digunakan tidak sejalan dengan
hal demikian, diharapkan komunikasi yang baik antara pekerja setiap stasiun
agar proses pengolahan berjalan dengan baik. Misalnya dalam proses
perebusan, komunikasi antara pekerja stasiun sortasi buah (penerima buah)
dengan pekerja stasiun rebusan sangat dibutuhkan untuk mengetahui keadaan
buah yang akan diproses dalam perebusan. Sehingga melalui hal inilah
nantinya pekerja stasiun perebusan buah dapat menentukan proses perebusan
yang tepat dan maksimal terhadap faktor keadaan buah yang akan diolah.
Jadi secara umum penetapan tekanan uap dan suhu pada stasiun
sterilizer buah kelapa sawit sangat tergantung pada bahan baku yang akan
diolah. Penetapan tekanan uap dan suhu pada setiap pabrik kelapa sawit
tergantung kepada kebijaksanaan perusahaan tersebut, meskipun parameter
kadar minyak telah ditentukan oleh perusahaan, namun dalam prakteknya
untuk mencapai parameter tersebut perlu diperhatikan adalah kualitas bahan
baku yang akan diolah dan juga peralatan operasi harus bekerja dengan baik,
serta keterampilan pekerja dalam menangani peralatan tersebut. Dengan
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.Kesimpulan
1. Keadaan optimum dalam sterilizer dimana diperoleh kadar minyak paling tinggi berdasarkan analisa di laboratorium adalah pada tekanan 2,74 Kg/cm3 dan suhu
134oC yaitu diperoleh kadar minyak dari buah hasil rebusan stilizer sebesar
6,5630 gram dari berat sampel atau sekitar 62,25%
2. Kadar minyak yang terkandung dalam buah hasil rebusan sterilizer tidak hanya dipengaruhi oleh tekanan serta suhu yang digunakan selama perebusan namun
juga jenis buah serta fraksi-fraksi buah yang direbus sangat berpengaruh. Jenis
buah yang kurang bagus serta fraksi dalam keadaan mentah atau terlalu matang
akan menyebabkan kadar minyak dalam buah menurun, sedangkan buah yang
bagus serta fraksi tepat matang akan menghasilkan kadar minyak yang tinggi
pula. Dan apabila jenis buah yang masuk dalam perebusan kurang bagus, maka
pengaruh tekanan dan suhu perebusan terhadap minyak akan meningkatkan
kadar air yang mengandung minyak (losses) akan tinggi.
5.2.Saran
1. Diharapkan agar keadaan buah yang kurang bagus (lecet) akibat dorongan
2. Diharapkan kepada setiap mandor per-stasiun agar melakukan komunikasi yang
baik sehingga memudahkan dalam mencapai mutu produksi pabrik yang
diinginkan
3. Diharapkan kepada mahasiswa/i selanjutnya agar meneliti yang lainnya selain
yang terdapat pada karya ilmiah yang berhubungan dengan proses pengolahan
DAFTAR PUSTAKA
Fauzi, Y. , 2012. Kelapa Sawit. Edisi Revisi. Penebar Swadanya. Jakarta
Ketaren, S. , 2008. Pengantar Minyak dan Lemak Pangan. Edisi ke -1, UI Press :
Jakarta
Mangoensoekarjo, S. , 2003. Manajemen Agrobisnis Kelapa Sawit. Pusat Penelitian
Kelapa Sawit : Medan
Pahan, I. , 2011. Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis dan Hulu Hingga Hilir. Cetakan
Pertama. Penebar Swadanya. Jakarta
PTPN. W. (Persero). , 2009. Buku Pedoman Operasional Kelapa Sawit Bagian
LA LAMPIRAN 2.Analisa Kadar Minyak pada Buah Hasil Rebusan
Keterangan :
% Minyak contoh = Berat Minyak x 100%
Berat Contoh Basah
URAIAN Buah Hasil Rebusan
1 2 3 4 5
10,2611 10,0091 10,5431 10,2242 10,4101
2.Gls/Thimble+contoh
Gelas Thimble
Berat Zat Kering
12,0280 12,1252 12,0561 12,0102 11,9209
4,0240 4,0240 4,0240 4,0240 4,0240
115,2992 115,4075 116,0011 115,4708 115,4759
109,4381 109,4381 109,4381 109,4381 109,4381
5,8611 5,9694 6,5630 6,0327 6,0378
LAMPIRAN 3.Flowsheet TBS sampai ke Sterilizer
oooooSS
TT
Sortasi TBS Veron Loading Ramp Lori
Sterilizer