• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Proses Keputusan Pembelian dan Kepuasan Konsumen Restoran Bumbu Desa Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Proses Keputusan Pembelian dan Kepuasan Konsumen Restoran Bumbu Desa Bogor"

Copied!
142
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN

DAN KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN

BUMBU DESA BOGOR

SKRIPSI

DWI ANTORO H34076054

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

RINGKASAN

DWI ANTORO. Analisis Proses Keputusan Pembelian dan Kepuasan Konsumen Restoran Bumbu Desa Bogor. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan FEBRIANTINA DEWI).

Pembangunan sektor restoran memiliki peran dalam perekonomian Indonesia. Data Badan Pusat Statistik tahun 2009 menunjukan bahwa kontribusi sektor restoran terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2009 meningkat. Kontribusi sektor restoran tersebut di dukung oleh perubahan gaya hidup masyarakat khususnya yang berada di perkotaan. Mobilitas masyarakat perkotaan yang tinggi mempengaruhi perubahan perilaku dalam mengkonsumsi makanan. Mereka semakin meningkatkan penghargaan terhadap waktu dan membentuk pola konsumsi praktis. Salah satu pola konsumsi tersebut adalah makan di luar rumah melalui restoran. Kota Bogor merupakan kota strategis untuk perkembangan dan pertumbuhan ekonomi. Penduduk Kota Bogor didominasi penduduk pada fase pertumbuhan yang berpotensi meningkatkan konsumsi. Konsumsi makanan rata-rata perkapita masyarakat Kota Bogor dari tahun 2005 hingga tahun 2008 meningkat. Namun disisi lain persaingan semakin ketat. Perkembangan jumlah restoran di Kota Bogor dari tahun 2004 sampai dengan 2007, tahun 2008 menurun dan tahun 2009 meningkat sebesar 5 persen. Restoran Bumbu Desa Bogor berada di Kota Bogor dengan konsep restoran tradisional sunda. Restoran ini berada dilokasi yang strategis di pusat Kota Bogor dan telah mendapatkan penghargaan restoran sunda terbaik tahun 2006, 2007 serta 2008 dari majalah JavaKini. Namun jumlah konsumen tahun 2009 dan tahun 2010 mengalami penurunan. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis perilaku konsumen.

(3)

dan di analisis dengan analisis deskriptif, Importance Performance Analysis (IPA) dan Customer Satisfaction Index (CSI) untuk mengetahui karakteristik, proses keputusan pembelian dan tingkat kepuasan konsumen Restoran Bumbu Desa Bogor.

Hasil penelitian berdasarkan analisis deskriptif bahwa konsumen Restoran Bumbu Desa Bogor dengan jumlah perempuan lebih banyak (56%), sebagian besar konsumen berusia antara 25-34 tahun (40%), pegawai swasta (53%), belum menikah (55%), jumlah anggota keluarga 2-4 orang (25%), berdomisili di Bogor (61%), suku bangsa Sunda (45%), berpendidikan Sarjana (59%) dan berpendapatan lebih dari Rp 4.000.000 (31%). Tujuan pembelian adalah mengkonsumsi masakan Sunda. Sebagian besar sumber informasi pembelian berasal dari diri sendiri dan informasi lisan teman. Hal yang memutuskan konsumen melakukan pembelian di Restoran Bumbu Desa Bogor karena rasa masakan sesuai dengan selera mereka. Responden berpendapat bahwa Restoran Saung Kuring merupakan pesaing restoran ini. Sebagian besar sudah pernah melakukan pembelian sebanyak dua kali. Sebagian besar memutuskan ke Restoran Bumbu Desa Bogor secara mendadak, bersama keluarga, pada akhir pekan dan pada siang hari serta menggunakan mobil pribadi. Sarana yang perlu diperhatikan adalah area parkir. Mereka sebagian besar menyatakan akan melakukan pembelian ulang di Restoran Bumbu Desa Bogor.

Dari hasil Importance Performance Analysis (IPA) atribut yang memiliki kinerja baik dan mampu memberikan kepuasan adalah kesesuaian pesanan dengan yang disajikan, kecepatan pramusaji mengantarkan pesanan, kebersihan makanan restoran, keramahan pramusaji restoran, keamanan restoran dan kebersihan restoran. Kemudian atribut yang dinilai penting namun kinerja masih rendah adalah ketanggapan restoran merespon keluhan, area parkir dan promosi Restoran Bumbu Desa Bogor. Sedangkan atribut yang memiliki tingkat kepentingan rendah namun dinilai konsumen terlalu berlebih dan memiliki kinerja tinggi adalah penampilan fesyen pramusaji dan dekorasi ruang etnik. Hasil Customer Satisfaction Index (CSI) sebesar 74 persen yang berada pada rentang skala 60 % < CSI ≤ 80 %. Ini artinya konsumen Restoran Bumbu Desa Bogor secara keseluruhan menunjukan bahwa indeks kepuasan konsumen Restoran Bumbu Desa Bogor terhadap atribut-atribut yang dianalsis adalah puas.

Berdasarkan analisis tersebut diperoleh beberapa rekomendasi bagi Restoran Bumbu Desa Bogor antara lain program potongan harga bagi komunitas tertentu dan jika mereka melakukan pembelian minimal sejumlah anggota tertentu dengan menunjukan kartu keanggotaan. Program potongan harga apabila membawa semua anggota keluarga atau sejumlah keluarga sesuai kebijakan restoran, mengelola area parkir agar lebih kondusif seperti membagi lokasi parkir ditempat lain, mengadakan personal live music performance berupa penampilan musik tradisional Sunda, mempercepat proses penanganan keluhan dengan cara memperbaiki sistem Guest Comment. Memperbaharui informasi website dan akun situs jejaring sosial facebook Restoran Bumbu Desa Bogor, aktivasi promosi layanan informasi publik twitter, melakukan kajian kembali mengenai kontrol persediaan bahan baku dan menyeleksi menu makanan yang sering mendapat permintaan atau jika persediaan bahan baku produk tersebut sulit didapatkan maka restoran dapat menghilangkan menu produk tersebut. Kemudian bila perlu dapat menambah papan reklame Restoran Bumbu Desa Bogor.

(4)

ANALISIS PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN

DAN KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN

BUMBU DESA BOGOR

DWI ANTORO H34076054

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(5)

Judul Skripsi : Analisis Proses Keputusan Pembelian dan Kepuasan

Konsumen Restoran Bumbu Desa Bogor

Nama : Dwi Antoro

NIM : H34076054

Disetujui,

Pembimbing

Febriantina Dewi, MM, M.Sc

NIP. 19690205 199603 2 001

Diketahui

Ketua Departemen Agribisnis

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP. 19580908 198403 1 002

(6)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Proses

Keputusan Pembelian dan Kepuasan Konsumen Restoran Bumbu Desa Bogor”

adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan

tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang

diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks

dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Mei 2011

Dwi Antoro

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Cilacap pada tanggal 09 Juni 1986. Penulis adalah

putra pertama dari dua bersaudara pasangan Bapak Sudarto dan Ibu Subarti.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri Penyarang 5, Cilacap pada

tahun 1998 dan pendidikan menengah pertama di SLTP Negeri 1 Sidareja,

Cilacap pada tahun 2001. Pendidikan lanjutan menengah atas di SMU Negeri 5 Purwokerto, Banyumas diselesaikan pada tahun 2004.

Penulis diterima di Program Studi Diploma Manajemen Bisnis dan

Koperasi, Departemen Sosal Ekonomi Fakultas Pertanian, Institut Pertanian

Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada tahun 2004 dan

melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi pada Program Sarjana Agribisnis,

Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor pada tahun 2007.

Selama masa perkuliahan, penulis merupakan anggota muda Korp

Sukarelawan Remaja Palang Merah Indonesia Unit I Institut Pertanian Bogor

tahun 2005 sampai dengan 2006. Pada saat mengikuti pendidikan, penulis bekerja

(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karunia

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Analisis Proses

Keputusan Pembelian dan Kepuasan Konsumen Restoran Bumbu Desa Bogor”.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perilaku konsumen Restoran Bumbu

Desa Bogor dengan mengidentifikasi karakteristik umum responden dan

menganalisis keputusan pembelian. Selain itu, penelitian ini juga menganalisis

kepuasan konsumen dengan menilai tingkat kepentingan dan tingkat kinerja dari

atribut Restoran Bumbu Desa Bogor. Hasil ini diharapkan mampu memberi

masukan bagi pihak manajemen Restoran Bumbu Desa Bogor.

Skripsi ini sangat bermanfaat bagi penulis sebagai salah satu mahasiswa

yang sedang menyelesaikan tugas akhir pada Program Sarjana Agribisnis,

Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Skripsi ini

merupakan hasil maksimal yang dapat diselesaikan oleh penulis selama mengikuti

pembelajaran dalam kegiatan kuliah maupun tugas akhir ini. Penulis menyadari

bahwa masih terdapat keterbatasan dan kendala yang dihadapi dalam skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang

memang membutuhkan. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Bogor, Mei 2011

(9)

UCAPAN TERIMA KASIH

Penyelesaian skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak.

Sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan, Penulis ingin menyampaikan terima

kasih dan penghargaan kepada :

1. Febriantina Dewi, MM, MSc sebagai dosen pembimbing, yang telah banyak

memberikan bimbingan, saran dan pengarahan, dengan penuh kesabaran

selama proses penyusunan skripsi ini. Ditengah kesibukan yang luar biasa,

beliau selalu menyempatkan diri untuk membagikan ilmunya kepada penulis. 2. Dr. Ir. Rita Nurmalina, MS sebagai dosen penguji utama yang telah

meluangkan waktunya serta memberikan kritik dan saran yang sangat

bermanfaat untuk kesempurnaan skripsi ini.

3. Ir. Juniar Atmakusumah MS yang telah bersedia menjadi dosen evaluator

pada kolokium, dengan segala saran dan kritik yang sangat membantu pada

penyusunan skripsi ini.

4. Arif Karyadi, SP selaku perwakilan dari komisi akademik yang telah

memberikan berbagai saran dan masukan untuk penulis dalam upaya memaksimalkan penulisan skripsi ini

5. Ayahanda tercinta atas segala didikan dan nasehatnya kepada penulis serta

Ibunda atas perhatian, kepercayaan, kasih sayang dan doa tulus yang selalu

membuat penulis menjadi lebih baik. Terima kasih kepada kakakku tersayang

Sukanti atas doa dan dukungan dan bantuan yang diberikan. Semoga ini

menjadi salah satu persembahan terbaik.

6. Pihak Restoran Bumbu Desa Bogor yaitu khususnya Bapak Andi selaku

manajer outlet dan seluruh pihak manajemen restoran atas kesempatan,

informasi, saran dan bantuan yang diberikan dalam penelitian.

7. Apryanto Sialagan yang telah bersedia menjadi pembahas pada seminar hasil

penulis, dengan segala kritik dan saran yang sangat bermanfaat untuk

kesempurnaan skripsi ini.

8. Teman-teman dalam berbagi dan bertukar informasi yang tergabung dalam

Beta House yaitu Benri, Didit, Hussen, Wilmar, Mugi, Dana, Saud, Aa, Budi,

(10)

9. Benri Albertus, SE, Jhonson Simanjuntak SE, Dini Bayu Subagio SE,

Artayati Harnasari, SE dan Panji Pratama SE atas segala bantuan, informasi

dan saran yang telah diberikan dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Teman-teman Jurusan Agribisnis atas semangat, bantuan dan kebersamaan

selama kuliah dan penyelesaian skripsi ini, semoga kebersamaan ini menjadi

kenangan yang indah.

11. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas

bantuannya dalam penyusunan skripsi ini.

Bogor, Mei 2011

Dwi Antoro

(11)
(12)

5.5 Keunikan Restoran ... 49

6.1 Karakteristik Umum Responden Restoran Bumbu Desa Bogor ... 60

6.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .. 60

6.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 61

6.1.3 Karateristik Responden Berdasarkan Status Pernikahan ... 62

6.1.4 Karateristik Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga ... 62

6.1.5 Karateristik Responden Berdasarkan Domisili ... 63

6.1.6 Karateristik Responden Berdasarkan Tingkat Suku Bangsa ... 64

6.1.7 Karateristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 64

6.1.8 Karateristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 65

6.1.9 Karateristik Responden Berdasarkan Pendapatan Per Bulan ... 65

6.3 Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja Responden Terhadap Atribu-Atribut Restoran Bumbu Desa Bogor ... 78

6.3.1 Produk ... 80

6.3.2 Pelayanan ... 82

6.3.3 Citra ... 92

(13)

6.6 Indeks Kepuasan Konsumen

(Customer Satisfaction Index) ... 105

6.7 Matriks Hasil Analisis Proses Keputusan Pembelian dan Kepuasan Konsumen Restoran Bumbu Desa Bogor ... 107

VII KESIMPULAN DAN SARAN ... 110

7.1 Kesimpulan ... 110

7.2 Saran ... 111

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(14)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman 1. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut

Lapangan Usaha Sektor Restoran Tahun 2004-2009 ... 1

2. Konsumsi Makanan Rata-rata Perkapita Masyarakat Kota Bogor Selama Sebulan Tahun 2005 – 2008 ... 2

3. Perkembangan Jumlah Restoran di Kota Bogor Tahun 2004 – 2009 ... 2

4. Perkembangan Jumlah Konsumen Restoran Bumbu Desa Bogor Tahun 2007 – 2010 ... 4

5. Variabel dan Atribut yang Dianalisa di Restoran Bumbu Desa Bogor ... 27

6. Skor dan Respon Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja Atribut Restoran Bumbu Desa Bogor ... 34

7. Indikator Tingkat Kepentingan Atribut Restoran Bumbu Desa Bogor ... 34

8. Indikator Tingkat Kinerja Atribut Restoran Bumbu Desa Bogor ... 37

9. Karyawan Restoran Bumbu Desa Bogor ……… 56

10. Sebaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ………... 60

11. Sebaran Responden Berdasarkan Usia ……… 62

12. Sebaran Responden Berdasarkan Status Pernikahan ………….. 62

13. Sebaran Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga …. 63 14. Sebaran Responden Berdasarkan Domisili ………. 63

15. Sebaran Responden Berdasarkan Suku Bangsa ……….. 64

16. Sebaran Responden Berdasarkan Pendidikan ………. 64

17. Sebaran Responden Berdasarkan Pekerjaan ………... 65

18. Sebaran Responden Berdasarkan Pendapatan Per Bulan ……… 66

19. Sebaran Responden Berdasarkan Tujuan Utama Pembelian ke Restoran Tradisional Sunda ... 67

20. Sebaran Responden Berdasarkan Sumber Utama Mendapatkan Informasi ke Restoran Tradisional Sunda ... 68

21. Sebaran Responden Berdasarkan Sumber Utama yang Mempengaruhi Pembelian ke Restoran Tradisional Sunda ... 69

22. Sebaran Responden Berdasarkan Sumber Memperoleh Informasi Harga dan Produk Restoran Tradisional Sunda ... 69

23. Sebaran Responden Berdasarkan Hal Apa Yang Memutuskan Konsumen Membeli di Restoran Bumbu Desa Bogor ... 70

(15)

Nomor Halaman

25. Sebaran Responden Berdasarkan Frekuensi Pembelian

ke Restoran Bumbu Desa Bogor ... 72 26. Sebaran Responden Berdasarkan Cara Memutuskan Pembelian

ke Restoran Bumbu Desa Bogor ... 72 27. Sebaran Responden Berdasarkan dengan Siapa Mereka

Membeli di Restoran Bumbu Desa Bogor ... 73 28. Sebaran Responden Berdasarkan Waktu Pembelian

ke Restoran Bumbu Desa Bogor ... 73 29. Sebaran Responden Berdasarkan Frekuensi Waktu Pembelian

ke Restoran Bumbu Desa Bogor ... 74 30. Sebaran Responden Berdasarkan Cara Konsumen Datang

Ke Restoran Bumbu Desa Bogor ... 74 31. Sebaran Responden Berdasarkan Sarana yang Perlu

Mendapatkan Perhatiaan dari Restoran Bumbu Desa Bogor ... 76 32. Sebaran Responden Berdasarkan Niat untuk Melakukan

Pembelian Ulang ke Restoran Bumbu Desa Bogor ... 77 33. Jawaban Responden Terhadap Tahap Proses Keputusan

Pembelian ke Restoran Bumbu Desa Bogor ... 78 34. Sebaran Responden Berdasarkan Penilaian Terhadap Tingkat

Kepentingan Atribut-Atribut Restoran Bumbu Desa Bogor ... 79 35. Sebaran Responden Berdasarkan Penilaian Terhadap Tingkat

Kinerja Atribut-Atribut Restoran Bumbu Desa Bogor ... 80 36. Tingkat Kepentingan dan Kinerja Atribut Restoran

Bumbu Desa Bogor Berdasarkan Variabel Produk ... 81 37. Tingkat Kepentingan dan Kinerja Atribut Restoran

Bumbu Desa Bogor Berdasarkan Variabel Pelayanan ... 83 38. Tingkat Kepentingan dan Kinerja Atribut Restoran

Bumbu Desa Bogor Berdasarkan Dimensi Keandalan ... 84 39. Tingkat Kepentingan dan Kinerja Atribut Restoran

Bumbu Desa Bogor Berdasarkan Dimensi Ketanggapan ... 85 40. Tingkat Kepentingan dan Kinerja Atribut Restoran

Bumbu Desa Bogor Berdasarkan Dimensi Jaminan ... 86 41. Tingkat Kepentingan dan Kinerja Atribut Restoran

Bumbu Desa Bogor Berdasarkan Dimensi Empati ... 89 42. Tingkat Kepentingan dan Kinerja Atribut Restoran

Bumbu Desa Bogor Berdasarkan Dimensi Kasat mata ... 90 43. Tingkat Kepentingan dan Kinerja Atribut Restoran

Bumbu Desa Bogor Berdasarkan Variabel Citra ... 92 44. Urutan Hasil Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja Atribut

Restoran Bumbu Desa Bogor ... 93

(16)

Nomor Halaman

45. Perhitungan Customer Satisfaction Index

Restoran Bumbu Desa Bogor ... 106 46. Matriks Hasil Analisis Proses Keputusan Pembelian dan

Kepuasan Konsumen Restoran Bumbu Desa Bogor ………….. 107

(17)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Pembagian atas Sektor Masukan, Usahatani

dan Pasar Produk ... 8

2. Model Perilaku Pengambilan Keputusan Konsumen dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya ... 19

3. Tahapan Pengambilan Keputusan Pembelian ……… 19

4. Kerangka Pemikiran Operasional ……….. 24

5. Diagram Importance/Performance ………. 42

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

(19)

1

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan sektor restoran memiliki peran dalam perekonomian

Indonesia. Data Badan Pusat Statistik tahun 2009 menunjukan bahwa kontribusi

sektor restoran terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dari tahun 2004 sampai

dengan tahun 2009 meningkat. Kontribusi sektor restoran tersebut di dukung oleh

perubahan gaya hidup masyarakat khususnya yang berada di perkotaan. Mobilitas

masyarakat perkotaan yang tinggi mempengaruhi perubahan perilaku dalam

mengkonsumsi makanan. Mereka semakin meningkatkan penghargaan terhadap

waktu dan membentuk pola konsumsi praktis. Salah satu pola konsumsi tersebut

adalah makan di luar rumah melalui restoran. Nilai PDB menurut lapangan usaha

Sektor Restoran tahun 2009 dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Sektor RestoranTahun 2004-2009

Tahun PDB

(Milyar Rupiah)

Persentase (%)

2004 68.317,0 0

2005 78.806,1 15,35

2006 92.420,8 17,28

2007 106.249,4 14,96

2008* 121.243,5 14,11

2009** 137.528,4 13,43

*angka sementara, **angka sangat sementara Sumber : Badan Pusat Statistik, 2009

Kota Bogor merupakan salah satu kota di wilayah Jawa Barat yang

strategis untuk perkembangan dan pertumbuhan ekonomi. Badan Pusat Statistik

Kota Bogor menyatakan bahwa nilai sektor restoran terhadap Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB) Kota Bogor tahun 2008 mengalami peningkatan sebesar

23 persen. Kota ini juga berada pada posisi strategis yang menjadi jalur lintas kota

Sukabumi, Bandung, Cianjur dan Jakarta. Kota Bogor memiliki asset wisata ilmiah bersifat internasional yaitu Kebun Raya Bogor.

Jumlah wisatawan nusantara yang tercatat dalam Dinas Informasi,

(20)

2 orang. Hal ini menunjukan lalulintas wisatawan cukup padat sehingga berpotensi

sebagai konsumen disektor bisnis lainnya. Data demografi Badan Pusat Statistik

Kota Bogor menunjukan penduduk usia 15 sampai dengan 34 tahun (40,93

persen) kemudian usia 0 hingga 14 tahun (28,39 persen), usia 35 hingga 54 (22,66

persen) dan usia lebih dari 55 tahun (8,01 persen). Ini berarti penduduk Kota

Bogor didominasi penduduk pada fase pertumbuhan yang berpotensi untuk

meningkatkan konsumsi. Konsumsi makanan rata-rata perkapita masyarakat Kota

Bogor dari tahun 2005 hingga tahun 2008 meningkat. Tahun 2006 meningkat

sebesar 18,45 persen, tahun 2007 sebesar 8,95 persen dan tahun 2008 meningkat

sebesar 17,17 persen. Kondisi tersebut menjadi potensi bagi kegiatan bisnis

disektor makanan seperti bisnis dibidang restoran.

Tabel 2. Konsumsi Makanan Rata-rata Perkapita Masyarakat Kota Bogor Selama Sebulan Tahun 2005 – 2008

Tahun Makanan (Rp) Persentase (%)

2005 170.751 0

2006 202.248 18,45

2007 220.357 8,95

2008 258.182 17,17

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Bogor, 2009 (diolah)

Perkembangan jumlah restoran di Kota Bogor dari tahun 2004 sampai

dengan 2007 meningkat yaitu tahun 2005 sebesar 16 persen, tahun 2006 sebesar

12 persen dan tahun 2007 sebesar 8 persen. Sedangkan ditahun 2008 menurun

sebesar 21 persen. Kemudian tahun 2009 mengalami peningkatan kembali sebesar

5 persen. Bertambahnya jumlah restoran mengakibatkan persaingan semakin

ketat.

Tabel 3. Perkembangan Jumlah Restoran di Kota Bogor Tahun 2004 – 2009

Tahun Jumlah Restoran Selisih Persentase (%)

2004 192 0 0

2005 222 30 16

2006 248 26 12

2007 268 20 8

2008 211 -57 -21

2009 225 14 7

Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor, 2009

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan bahwa kontribusi sektor restoran

(21)

3 2009 meningkat, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Bogor tahun

2008 meningkat sebesar 23 persen, jumlah wisatawan nusantara yang tercatat

tahun 2009 jumlahnya cukup tinggi sebanyak 2.729.672 orang, penduduk Kota

Bogor didominasi usia 15 sampai dengan 34 tahun (40,93 persen) dan konsumsi

makanan rata-rata perkapita masyarakat Kota Bogor dari tahun 2005 hingga tahun

2008 meningkat. Namun disisi lain persaingan semakin ketat. Perkembangan

jumlah restoran di Kota Bogor dari tahun 2004 sampai dengan 2007 meningkat

yaitu tahun 2005 sebesar 16 persen, tahun 2006 sebesar 12 persen dan tahun 2007

sebesar 8 persen. Sedangkan tahun 2008 menurun sebesar 21 persen. Kemudian

tahun 2009 mengalami peningkatan kembali sebesar 5 persen.

Restoran Bumbu Desa Bogor merupakan salah satu restoran yang berada

di Kota Bogor dengan konsep restoran tradisional sunda. Restoran ini berada

dilokasi yang strategis di pusat Kota Bogor. Restoran Bumbu Desa Bogor telah

mendapatkan penghargaan restoran sunda terbaik tahun 2006, 2007 dan 2008 dari

majalah JavaKini. Namun jumlah konsumen tahun 2009 dan tahun 2010

mengalami penurunan. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis perilaku

konsumen.

1.2 Perumusan Masalah

Keberadaan usaha restoran banyak di minati oleh masyarakat. Wisata

kuliner menjadi target konsumen sejalan dengan perubahan pola konsumsi dan

penghargaan atas waktu. Potensi ini dimanfaatkan oleh pebisnis sehingga usaha

restoran sekarang berkembang pesat. Kondisi ini mengakibatkan konsumen

dihadapkan pada berbagai pilihan jenis restoran. Oleh karena itu, untuk menarik

perhatian konsumen maka setiap restoran menyajikan keunggulan produk dan pelayanan. Restoran Bumbu Desa menawarkan konsep sajian prasmanan. Daya

tarik restoran ini adalah konsumen dapat menikmati berbagai menu istimewa

dengan suasana restoran kampung sunda.

Restoran Bumbu Desa berada di Jl. Pajajaran No.18 Bogor. Berdasarkan

data rata-rata jumlah konsumen dari tahun 2007 sampai dengan 2010 mengalami

(22)

4 berubah, variasi sambal kurang beragam, kebersihan tempat makanan (keranjang)

dan kualitas pelayanan perlu ditingkatkan.

Tabel 4. Perkembangan Jumlah Konsumen Restoran Bumbu Desa Tahun 2007 – 2010 Sumber : Restoran Bumbu Desa, 2010

Kondisi ini diduga disebabkan oleh pelayanan yang kurang optimal

kepada konsumen. Terindikasi dari keluhan-keluhan yang muncul dalam laporan

kritik dan saran konsumen. Kemudian dari faktor eksternal menunjukan

persaingan semakin ketat terlihat dari bertambahnya jumlah restoran. Berdasarkan

kondisi tersebut maka Restoran Bumbu Desa Bogor perlu melakukan upaya agar

dapat mempertahankan dan memperluas pangsa pasarnya. Upaya tersebut dapat

dilakukan dengan cara menganalisis kepuasan konsumen. Berdasarkan kondisi

pada Restoran Bumbu Desa Bogor tersebut maka dapat dirumuskan permasalahan

yang akan dikaji dalam penelitian ini yaitu :

1. Bagaimana karakteristik dan proses keputusan pembelian di Restoran Bumbu

Desa Bogor ?

2. Bagaimana tingkat kepuasan konsumen Restoran Bumbu Desa Bogor ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan yang ingin dicapai

melalui penelitian ini adalah :

1. Menganalisis karakteristik dan proses keputusan pembelian di Restoran

Bumbu Desa Bogor.

2. Menganalisis tingkat kepuasan konsumen terhadap Restoran Bumbu Desa

(23)

5 1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah memberikan informasi

kepuasan konsumen bagi perusahaan sehingga dapat menjadi pertimbangan

perusahaan dalam menentukan kebijakan. Bagi peneliti dan pembaca untuk dapat

memperdalam wawasan serta pengetahuan.

1.5 Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Restoran Bumbu Desa Bogor dengan

menitikberatkan pada perilaku konsumen Restoran Bumbu Desa Bogor. Penelitian

dengan mempelajari karakteristik dan proses keputusan pembelian serta mengukur

kepuasan konsumen Restoran Bumbu Desa Bogor. Penelitian dilakukan untuk

konsumen yang telah berusia lebih dari atau sama dengan 15 tahun dan sudah

pernah melakukan pembelian di Restoran Bumbu Desa Bogor. Hal ini

dimaksudkan bahwa konsumen dianggap telah memahami atribut yang ada dan

(24)

6

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Restoran

Restoran berasal dari bahasa Prancis yaitu restaurer. Kemudian kata tersebut di serap ke dalam bahasa Inggris menjadi restaurant yang berarti memulihkan atau tempat peristirahatan. Menurut Marsum (2005), restoran adalah

tempat atau bangunan yang diorganisir secara komersial, yang menyelenggarakan

pelayanan dengan baik kepada tamunya baik berupa makanan atau minuman.

Pelayanan restoran terdapat empat macam tipe dasar yaitu :

1. Table Service adalah suatu pelayanan restoran dimana para tamu duduk dikursi menghadap meja makan kemudian makanan maupun minuman diantarkan dan

disajikan kepada para tamu. Dalam hal ini yang menyajikan makanan bisa

waiter maupun waiters.

2. Counter Service adalah suatu sistem pelayanan restoran dimana para tamu datang duduk di counter. Counter adalah meja panjang yang membatasi dua ruangan yaitu ruangan dapur dan ruangan restoran. Apabila makanan dan minuman yang dipesannya sudah siap makan akan disajikan kepada tamu tadi

di atas counter.

3. Self Service atau disebut dengan buffet service adalah suatu sistem pelayanan

restoran dimana semua makanan secara lengkap (dari hidangan pembuka, soup, hidangan utama, hidangan penutup dan sebagaianya) telah ditata dan diatur

dengan rapi diatas meja hidangan atau meja prasmanan. Para tamu secara bebas

mengambil sendiri hidangannya sesuai dengan selera maupaun kesukaannya.

Sedangkan minuman panas pada umunya disajikan oleh petugas.

4. Carry Out Service disebut juga take out service adalah sistem pelayanan restoran dimana tamu datang untuk membeli makanan yang telah siap terlebuh

dahulu, dibungkus dalam boks (kotak) untuk dibawa pergi. Jadi makanan tidak

(25)

7 2.2 Jenis Restoran

Ada beberapa macam-macam restoran menurut Marsum (2005) yaitu : 1. Coffe Shop adalah suatu restoran yang pada umumnya berhubungan dengan

hotel, suatu tempat dimana tamu dapat memperoleh makan pagi, makan siang

dan makan malam secara cepat dengan harga yang cukupan.

2. Cafetaria adalah suatu restoran kecil yang mengutamakan penjualan cake, sandwich, kopi dan the dan pilihan makanannya terbatas serta tidak menjual alkohol.

3. Canteen adalah restoran yang berhubungan dengan kantor, pabrik atau sekolah, tempat dimana para pekerja dan para pelajar mendapatkan makan

siang dan cofee break.

4. Dischotheque adalah suatu restoran yang pada prinsipnya berarti juga tempat dansa sambil menikmati alunan musik, kadang-kadang menampilkan live band, bar adalah salah satu fasilitas utama untuk sebuah diskotik dan hidangan yang tersedia pada umumnya berupa snack.

5. Night Club adalah suatu restoran yang pada umumnya mulai dibuka menjelang larut malam, menyediakan makan malam bagi tamu-tamu yang

ingin santai, dekorasi mewah dan pelayanan megah.

6. Special Restorant adalah restoran yang suasana dan dekorasi seluruhnya disesuikan dengan tipe khas makanan yang disajikan atau temanya.

7. Terace Restaurant adalah suatu restoran yang terletak diluar bangunan namun pada umumnya masih berhubungan dengan hotel maupun restoran

induk.

8. Gourmet Restorant adalah suatu restoran yang menyelenggarakan makan dan minum untuk orang-orang yang berpengalaman luas dalam bidang rasa

masakan dan minuman, pelayanan medah, lezat dan harganya cukup mahal. 9. Family Type Restoran adalah suatu restoran sederhana yang menghidangkan

makanan dan minuman dengan harga tidak terlalu mahal, terutama disedikan

untuk tamu-tamu keluarga dan rombongan.

10. Main Dining Room adalah suatu restoran yang pada umumnya terdapat di hotel-hotel besar, penyajian makana resmi, pelan tapi pasti terikat oleh suatu

(26)

8 2.3 Restoran dalam Sistem Agribisnis

Agribisnis merupakan suatu kesatuan kegiatan usaha yang meliputi salah

satu atau keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan hasil dan pemasaran

yang ada hubungannya dengan pertanian dalam arti luas. Pertanian dalam arti luas

adalah kegiatan usaha yang menunjang kegiatan pertanian dan kegiatan usaha

yang ditunjang oleh pertanian (Firdaus 2008). Downey D dan Erickson SP (1987)

memberikan pandangan tentang agribisnis dianggap tepat semakin meluas.

Agribisnis meliputi seluruh sektor bahan masukan, usahatani, produk yang

memasok bahan masukan usahatani kemudian terlibat dalam produksi dan pada

akhirnya menangani pemrosesan, penyebaran, penjualan secara borongan dan

penjualan eceran produk kepada konsumen akhir. Mereka menguraikan dengan

penjelasan seperti pada Gambar 1.

Gambar 1. Pembagian atas Sektor Masukan, Usahatani dan Pasar Produk Sumber : Downey D dan Erickson SP (1987)

Sistem agribisnis adalah rangkaian kegiatan dari beberapa subsistem yang

saling terkait yang saling mempengaruhi satu sama lain. Restoran adalah bagian

dari sistem agribisnis. Restoran merupakan kegiatan bisnis dengan menawarkan

hasil dari olahan produk kepada konsumen, baik berupa produk makanan maupun

minuman. Dalam kaitannya dengan sistem agribisnis maka restoran termasuk Perbekalan Pertanian

Makanan Ternak

Bahan bakar

Pengangkutan Bibit Lainnya Pupuk Mesin dan

Peralatan

Industrial Eceran Lainnya

Pasar swalayan Restoran Lembaga Pemrosesan

Usahatani

(27)

9 dalam lingkup subsistem pengolahan. Restoran juga menjadi perusahaan

agribisnis hilir yang berfungsi melakukan pengolahan lanjut untuk mengurangi

susut nilai atau meningkatkan mutu produk agar dapat memenuhi kebutuhan dan

selera konsumen.

2.4 Kajian Penelitian Terdahulu

Berdasarkan kajian penelitian terdahulu, peneliti mengambil beberapa

penelitian dengan topik penelitian perilaku konsumen. Peneliti juga mengkaji

penelitian terdahulu dengan melihat alat analisis yang digunakan, seperti

Importance Performance Analysis (IPA), Customer Satisfaction Index (CSI), statistik deskriptif dan alat analisis lainnya yang berhubungan dengan perilaku

konsumen. Hal tersebut bertujuan untuk dapat melihat perbandingan antara

penelitian terdahulu dengan penelitian ini sehingga dapat menunjukan adanya

persamaan, keunggulan dan perbedaan pada penelitian ini.

Urmatul (2009) menganalisis tentang kepuasan konsumen Restoran Papa

Ron’s Pizza Bogor. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi karakteristik konsumen dan proses keputusan pembelian serta merumuskan saran perbaikan

pada perusahaan. Atribut yang digunakan terbagi atas atribut produk (rasa,

ukuran, kehalalan, keragaman menu, harga produk, paket promosi) dan atribut

pelayanan (keandalan, daya tangkap, jaminan, kepedulian, berwujud). Alat

analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif tabulasi frekuensi sederhana,

Importance Performance Analysis (IPA), Customer Satisfaction Index (CSI) dan analisis kesenjangan (Gap).

Hasil analisis karakteristik diperoleh responden terbanyak berkunjung

adalah laki-laki, tempat tinggal di Bogor, belum menikah dengan usia 22-28

tahun,suku Jawa, beragama Islam, pendidikan akhir Sarjana, bekerja sebagai

pelajar/mahasiswa dan pegawai swasta dan pendapatan per bulan Rp 500.000 –

Rp 1.500.000 dan di atas Rp 4.500.000. Analisis proses pengambilan keputusan

konsumen dalam pengenalan kebutuhan adalah kecepatan penyajian dan sebagai

makanan selingan. Atribut yang dipertahankan adalah kehalalan, kesigapan

pramusaji, keramahan dan kesopanan, keamanan dan kenyamanan restoran,

kemampuan pramusaji berkomunikasi dengan konsumen serta kebersihan dan

(28)

10 persen. Hal ini menunjukan secara keseluruhan konsumen merasa puas terhadap

atribut Restoran Papa Ron’s Pizza. Saran yang diberikan kepada perusahaan

adalah memberikan perhatian khusus pada rasa masakan, kecepatan pelayanan,

kecepatan merespon keluhan konsumen dan toilet.

Artayati (2009) menganalisis proses keputusan pembelian dan kepuasan

konsumen Cimory Yoghurt Drink di Cimory Shop Bogor. Penelitian ini menggunakan alat analisis deskriptif, Importance Performance Analysis (IPA) dan Customer Satisfaction Index (CSI). Indikasi penelitian ini agar perusahaan dapat bertahan di persaingan, mencapai target penjulan dan meningkatkan pangsa

pasar. Hasil analisis tingkat kepentingan dan kinerja menunjukan atribut yang

memiliki peringkat kinerja tertinggi adalah pilihan rasa (3,20) dan atribut yang

memiliki tingkat kinerja terendah adalah volume (2,75). Atribut yang perlu

dipertahankan adalah pilihan rasa, kandungan nutrisi dan informasi produk (label

halal, izin BPOM RI dan tanggal kadaluarsa). Hasil CSI menunjukan nilai

kepusan pelanggan adalah 72,23 persen dan berada pada kriteria puas. Kepuasan

tertinggi dimiliki oleh atribut informasi pada produk (8,5%) dan kepuasan atribut

terendah adalah atribut volume (6,625%). Strategi pemasaran yang

direkomendasikan antara lain membuat age group dengan segmentasi tepat yaitu

kalangan muda aktif dan produktif sebagai pasar potensial. Produk dengan tetap

mempertahankan manfaat kesehatan dan penetapan harga yang terjangkau dengan

didukung promosi iklan dan kehumasan.

Dimas (2009) menganalisis tingkat kepuasan konsumen Restoran Lasagna

Gulung Bogor. Penelitian bertujuan mengidentifikasi proses keputusan pembelian

konsumen dan menganalisis tingkat kepuasan konsumen terhadap atribut restoran.

Analisis deskriptif sederhana, Importance Performance Analysis (IPA) dan Customer Satisfaction Index (CSI) digunakan sebagai alat analisis penelitian ini. Analisis deskriptif sederhana digunakan untuk mendiskripsikan dan

menggambarkan karakteristik konsumen serta proses keputusan pembelian

konsumen. Sedangkan IPA digunakan untuk menganalisi tingkat kepentingan dan

pelaksanaan perusahaan terhadap atribut yang ada. Untuk menentukan urutan

prioritas atribut dari kinerja dilakukan pengukuran dengan menggunakan CSI.

(29)

11 citarasa masakan, variasi menu dan lokasi. Pada kuadran IV terdapat atribut

personal penjulan, pelayanan yang diberikan dan pelayanan sesudah transaksi.

Nilai CSI sebesar 75,00 persen yang berada pada nilai 0,66-0,80. Hal ini

menunjukan pada kriteria puas tehadap atribut yang ada pada Restoran Lasagna

Gulung Bogor.

Marojie (2008) menganalisis tingkat pendapatan dan tingkat kepuasan

peternak terhadap pelaksanaan kemitraan ayam broiler. Penelitian yang dilakukan

oleh Marojie bertujuan menggambarkan mekanisme pelaksanaan kemitraan yang

sedang dijalankan antara mitra dengan peternak dan menganalisis pendapatan

peternak serta menganalisis tingkat kepuasan peternak terhadap pelaksanaan

kemitraan yang sedang dijalankan peternak plasma. Penelitian ini menggunakan

alat analisis deskriptif untuk menganalisis data kualitatif. Sedangkan data

kuantitaif di analisis dengan mengguanakan analisis pendapatan, R/C Ratio, IPA

dan CSI. Hasil penelitian menunjukan tingkat pendapatan yang diperoleh peternak

mitra lebih kecil dibandingkan dengan peternak mandiri tetapi cukup sepadan bagi

peternak yang tidak memiliki modal. Berdasarkan hasil IPA dan CSI diketahui

nilai sebesar 74 persen. Hal ini menandakan bahwa secara keseluruhan peternak

mitra merasa puas terhadap kinerja atribut kemitraan yang dilaksanakan

perusahaan inti.

Karina (2009) menganalisa kepuasan konsumen Restoran Ayam Geprek

Bogor. Tujuan penelitian ini adalah menganalisa kepuasan konsumen dan

faktor-faktor yang mempengaruhinya serta memberikan implikasi strategi yang dapat

dilakukan oleh Restoran Ayam Geprek Bogor. Alat analisis yang digunakan

adalah Structural Equation Model (SEM). Variabel yang diteliti sebanyak tujuh yaitu kandungan, rempah, rasa gurih, garing, empuk, harga produk, kebersihan

dan kemudahan mencapai lokasi. Berdasarkan hasil SEM, variabel kualitas harga

dan produk dapat diterima menjadi indikator yang menghasilkan kepuasan.

Sedangkan service quality dan kemudahan tidak mempengaruhi kepuasan konsumen. Implikasi strategi yang diberikan untuk meningkatkan kinerja restoran

serta kepuasan konsumen adalah menjaga kualitas produk ayam geprek agar

(30)

12 memberi potongan harga kepada konsumen yang melakukan pembelian produk

dalam jumlah yang besar.

Kajian penelitian terdahulu berguna sebagai acuan bagi peneliti dalam

pemetaan permasalahan yang menjadi latar belakang topik penelitian. Persamaan

penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah penilaian konsumen dalam

atribut menjadi dasar dalam menganalisa kepuasan konsumen. Kemudian alat

analisi yang digunakan sama dengan yang digunakan oleh Urmatul, Artayati dan

Dimas yaitu analisis deskriptif, Importance Performance Analysis (IPA), dan Customer Satisfaction Index (CSI). Sedangakan perbedaan penelitian ini dengan penelitian Marojie dan Karina adalah perbedaan pada beberapa alat analisis yang

digunakan. Penelitian ini menggunakan variabel produk, variabel pelayanan dan

variabel citra. Atribut dalam variabel produk meliputi harga dan Ayam Bumbu

Desa. Atribut dalam variabel pelayanan yaitu keragaman makanan Restoran

Bumbu Desa Bogor, kesesuaian pesanan dengan yang disajikan, kecepatan

pramusaji mengantarkan pesanan, ketanggapan restoran merespon keluhan

konsumen, kebersihan makanan restoran, keramahan pramusaji restoran,

keamanan restoran, kemampuan komunikasi pramusaji, kemudahan menghubungi

Restoran Bumbu Desa Bogor, penampilan fesyen pramusaji, dekorasi ruang etnik, kebersihan restoran dan area parkir. Kemudian atribut citra yaitu promosi

(31)

13

III KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

Kerangka pemikiran untuk menguraikan nalar dan pola pikir dalam upaya

menjawab tujuan penelitian. Uraian pemaparan mengenai hal yang berkaitan dan

relevan dengan penelitian. Kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini

membahas perilaku konsumen, karakteristik konsumen, model keputusan

konsumen, variabel pengukuran, kepuasan konsumen dan alat hitung penelitian

yaitu Importance Performance Analysis (IPA) dan Customer Satisfaction Index (CSI).

3.1.1 Perilaku Konsumen

Menurut Sumarwan (2002) istilah konsumen sering diartikan sebagai dua

jenis konsumen yaitu konsumen individu dan konsumen organisasi. Konsumen

individu membeli barang dan jasa untuk digunakan sendiri, sedangkan konsumen

organisasi meliputi organisasi bisnis, lembaga sosial, kantor pemerintah, dan

lembaga lainnya. Semua organisasi ini harus membeli produk peralatan dan jasa-jasa lainnya untuk menjalankan seluruh kegiatan organisasinya.

Menurut Engel et.al (1994), perilaku konsumen sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk

dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusul tindakan ini.

Perilaku konsumen memiliki kepentingan yang khusus bagi perusahaan.

Kepentingan tersebut adalah komponen dasar dalam penentuan kebijakan untuk

mempertahankan dan memperluas pasar. Perusahaan mempelajari perilaku

konsumen memanfaatkan produk untuk memuaskan kebutuhan mereka.

3.1.2 Karakteristik Konsumen.

Sumarwan (2002) menjelaskan karakteristik konsumen menjadi tiga

bagian yaitu karakteristik berdasarkan demografi, ekonomi, dan sosial. 1. Karakteristik Demografi

Karakteristik ini akan menggambarkan karakteristik suatu penduduk. Usia

konsumen penting karena konsumen yang berbeda usia akan mengkonsumsi

produk dan jasa yang berbeda. Perbedaan ini akan mengakibatkan perbedaan

(32)

14 karakteristik yang saling berhubungan. Pendidikan akan menentukan jenis

pekerjaan yang dilakukan seorang konsumen. Tingkat pendidikan seseorang akan

mempengaruhi nilai-nilai yang dianut, cara berfikir, cara pandang bahkan

persepsinya terhadap suatu masalah. Konsumen yang memiliki pendidikan yang

lebih baik akan sangat responsif terhadap informasi. Pendidikan juga

mempengaruhi konsumen dalam pilihan produk maupun merek. Lokasi geografik

seorang konsumen tinggal akan mempengaruhi pola konsumsinya. Para pemasar

harus memahami tempat tinggal konsumen agar dapat memfokuskan lokasi

produk yang akan dijual. 2. Karakteristik Ekonomi

Pendapatan merupakan imbalan yang diterima oleh seorang konsumen dari

pekerjaannya yang dilakukan untuk mencari nafkah. Pendapatan adalah sumber

daya material yang sangat penting bagi konsumen karena dengan pendapatan

konsumen mampu membiayai kegiatan konsumsinya. Jumlah pendapatan akan

menggambarkan besarnya daya beli dari seorang konsumen. Seorang pemasar

perlu mengetahui pendapatan konsumen yang menjadi sasaran pasarnya karena

pendapatan konsumen akan menjadi indikator penting dalam mengetahui besarnya

jumlah produk yang bisa dibeli konsumen.

3. Karakteristik Sosial

Kelas sosial adalah bentuk lain dari pengelompokan masyarakat ke dalam

kelas atau kelompok yang berbeda. Kelas sosial akan mempengaruhi jenis produk,

jenis jasa dan merek yang dikonsumsi konsumen. Kelas sosial juga

mempengaruhi pemilihan toko, tempat pendidikan, dan tempat berlibur seorang

konsumen. Konsumen juga sering memiliki persepsi mengenai kaitan antara satu

jenis produk atau sebuah merek dengan kelas sosial konsumen. Perbedaan kelas

akan menggambarkan perbedaan pendidikan, pendapatan, pemilikan harta benda,

gaya hidup dan nilai-nilai yang dianut. Perbedaan tersebut akan mempengaruhi

perilaku konsumsi seseorang atau keluarga.

Pengetahuan dan pengalaman konsumen juga menjadi bagian yang

penting. Pengetahuan memberikan referensi informasi tentang produk dan

pengalaman memberikan wacana serta pertimbangan atas kejadian yang telah

(33)

15 konsumen mampu memberikan kontribusi dalam membaca suasana pasar yang

ada.

3.1.3 Model Keputusan Konsumen

Keputusan konsumen terbentuk dari komponen-komponen yang telah

dipertimbangkan dan mendapat perhatian sebelumnya. Keputusan ini yang

menjadi langkah awal untuk melakukan pembelian. Ada beberapa faktor yang

membentuk proses keputusan pembelian (Engel et al. 1994) yaitu : 1. Pengaruh Lingkungan

Menurut Engel et al. (1994), konsumen hidup dalam lingkungan yang kompleks. Perilaku proses keputusan mereka dipengaruhi oleh budaya, kelas

sosial, pengaruh pribadi, keluarga dan situasi.

Budaya adalah kompleks nilai, gagasan, sikap dan simbol lain yang

bermakna yang melayani manusia untuk berkomunikasi, membuat tafsiran dan

mengevaluasi sebagai anggota masyarakat. Budaya dan nilai-nilai diteruskan dari

generasi ke generasi lainnya. Budaya memberikan tiga pengaruh utama dalam

proses keputusan pembeli yaitu budaya mempengaruhi struktur konsumsi, budaya

mempengaruhi pengambilan keputusan individu dan budaya adalah variabel

utama dalam penciptaan dan komunikasi produk (Engel et al. 1994).

Kelas sosial adalah pengelompokan orang yang relatif permanen dan

homogen didalam masyarakat yang memungkinkan kelompok orang untuk

dibandingkan dengan kelompok lain. Perkembangan kelas sosial penting dalam

memahami konsumsi karena konsumen menggunakan gaya hidup yang

diisyaratkan didalam kelas orisinil mereka. Gaya hidup kelas menengah atas

cenderung merembes turun dan menjadi diterima secara umum oleh masyarakat

selebihnya (Engel et al. 1994).

Pengaruh pribadi memainkan peran penting dalam pengambilan

keputusan konsumen. Pengaruh tersebut diekspresikan dalam bentuk kelompok

acuan dan komunikasi lisan. Kelompok acuan merupakan kelompok yang

berfungsi sebagai referensi bagi seseorang dalam keputusan pembelian dan

konsumsi. Pemasar dapat memanfaatkan pengaruh pribadi dengan memonitor

(34)

16

Keluarga adalah kelompok yang terdiri atas dua orang atau lebih yang

dihubungkan melalui darah, perkawinan atau adopsi dan tinggal bersama. Banyak

produk dibeli oleh konsumen ganda yang bertindak sebagai unit keluarga dan

keputusan individu sangat dipengaruhi oleh anggota lain dalam keluarganya.

Siklus hidup keluarga menggambarkan tahap-tahap yang dijalani oleh sebuah

keluarga dengan semakin meningkatnya usia anggota keluarga. Setiap tahap

keluarga akan menggambarkan kebutuhan yang berbeda sehingga keluarga akan

membutuhkan produk dan jasa yang berbeda (Engel et al. 1994).

Situasi adalah keadaan pada saat tertentu dengan komponen

pembangunnya. Pengaruh situasi dapat dipandang sebagai pengaruh yang timbul

dari faktor yang khusus untuk waktu dan tempat yang spesifik, lepas dari

karaktersitik konsumen dan karaktersitik objek. Situasi berguna untuk

mempertimbangkan dampak potensial dari komunikasi, pembelian serta situasi

pemakaian. Keefektifan pesan pemasaran tergantung pada latar komunikasi dan

situasi pembelian. Hal ini mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen.

Mereka juga sering mengubah pola pembelian karena bergantung pada situasi

pemakaian (Engel et al. 1994). 2. Perbedaan Individu

Faktor internal yang mempengaruhi konsumen dalam perilaku konsumen

adalah adanya perbedaan individu. Lima komponen yang mendasari individu

berbeda dalam proses pengambilan keputusan yaitu sumberdaya konsumen,

keterlibatan dan motivasi, pengetahuan, sikap dan kepribadian & gaya hidup

(Engel et al.1994).

Sumberdaya konsumen yang digunakan dalam proses pertukaran yaitu

ekonomi (uang), temporal (waktu) dan kognitif (perhatian). Keputusan konsumen

terhadap produk dan merek sangat dipengaruhi oleh jumlah sumberdaya ekonomi

yang dimiliki sekarang maupun masa akan datang. Pembelian sangat dipengaruhi

oleh pendapatan, karena untuk menjadi konsumen memerlukan uang. Harapan

konsumen mengenai pendapatan masa akan datang menjadi penting dalam

meramalkan perilaku konsumen. Waktu menjadi variabel penting dalam

memahami perilaku konsumen karena konsumen mengalami kemiskinan akan

(35)

17 bisa dimanfaatkan oleh pemasar. Perhatian dalam mengelola informasi juga harus

selektif (Engel et al. 1994).

Keterlibatan dan motivasi, keterlibatan adalah faktor penting dalam

mengerti motivasi. Motivasi muncul karena adanya kebutuhan yang dirasakan

oleh konsumen. Kemudian kebutuhan muncul karena adanya ketidaknyamanan

antara yang seharusnya dirasakan dengan yang sesungguhnya dirasakan. Lalu

kebutuhan yang dirasakan tersebut mendorong seseorang untuk melakukan

tindakan pemenuhan kebutuhan yang disebut dengan motivasi (Engel et al.1994).

Pengetahuan adalah pemahaman yang dimiliki oleh konsumen.

Pengetahuan konsumen adalah himpunan bagian dari informasi total yang relevan

dengan fungsi konsumen didalam pasar. Informasi yang dipegang oleh konsumen

mengenai produk akan sangat mempengaruhi pola pembelian mereka. Analisis

kesadaran dan citra sangat berguna untuk menjajaki sifat pengetahuan produk.

Pemasar mempertimbangkan pengetahuan pembelian terkait dengan kepercayaan

konsumen mengenai waktu dan lokasi terjadinya pembelian (Engel et al.1994).

Sikap adalah bentuk evaluasi dari seseorang. Intensitas, dukungan dan

kepercayaan adalah sifat penting dari sikap. Sikap membantu mengevaluasi

tindakan pemasaran sebelum dilaksanakan didalam pasar. Sikap juga membentuk

pangsa pasar dan memilih pangsa target (Engel et al.1994).

Kepribadian dan gaya hidup merupakan sistem penting yang

memperlihatkan perbedaan dalam konsumsi produk dan preferensi merek.

Kepribadian menggambarkan hal yang konsisten. Sedangkan gaya hidup diartikan

sebagai pola orang hidup menggunakan uang dan waktunya mencakup variabel

pribadi, sosial dan demografi. Para pemasar berusaha mengetahui kepribadian

konsumen dan pengaruhnya terhadap perilaku konsumen. Pemahaman tersebut

sangat penting agar dapat merancang komunikasi yang sesuai dengan sasaran

konsumen yang dituju sehingga konsumen bisa menerima produk dan jasa

tersebut. Pemasar mengharapkan konsumen menilai bahwa produk tersebut

sebagai suatu yang cocok bagi kepribadiannya sehingga mereka menyukai,

(36)

18 3. Proses Psikologis

Tiga proses sentral psikologis yang membentuk semua aspek motivasi dan

perilaku konsumen terdiri dari pemrosesan informasi, pembelajaran dan

perubahan sikap dan perilaku (Engel et al.1995).

Pemrosesan Informasi adalah mencakup tahap pemaparan, perhatian,

pemahaman, penerimaan kembali dan retensi. Stimulus pembelian menjadi sangat

penting tergantung pada stimulus tersebut diproses karena akan membentuk sikap

dan perilaku. Pemaparan yang berhasil akan memunculkan perhatian yang tinggi

pada diri konsumen. Konsumen sangat selektif terhadap hal yang mereka

perhatikan, sehingga upaya mendapatkan perhatian konsumen menjadi penting.

Pemahaman dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan, motivasi dan harapan

konsumen. Penerimaan akan bergantung pada respon pikiran yang muncul selama

tahap pemahaman dan emosi yang dihasilkan oleh sebuah stimulus. Kemudian

retensi merupakan pemindahan tafsiran stimulus dalam ingatan jangka panjang

(Engel et al.1995).

Pembelajaran adalah proses dimana pengalaman menyebabkan perubahan

dalam pengetahuan sikap dan atau perilaku. Mencakup pembelajaran kognitif,

pengkondisian klasik, pengkondisian operant dan pembelajaran viqarious.

Pembelajaran kognitif berkenaan dengan aktivitas yang berkisar dari

pembelajaran informasi hingga pemecahan masalah. Pengkondisian klasik

digunakan untuk mempengaruhi preferensi konsumen. Pengkondisian operant

menekankan pentingnya pengukuhan sebagai alat untuk mempengaruhi perilaku

konsumen. Pembelajaran viqarious merujuk pada suatu proses yang berusaha

mengubah suatu perilaku dengan meminta individu mengamati tindakan orang

lain (Engel et al.1995).

Sikap dan perilaku dapat dipengaruhi oleh komunikasi persuasif. Selain

komunikasi persuasif, sikap dan perilaku konsumen dapat dipengaruhi melalui

salah satu teknik modifikasi perilaku. Permintaan dorongan dapat menjadi alat

yang efektif untuk membentuk perilaku. Karakteristik konsumen maupun produk

(37)

19 Kemudian Engel et al. (1994), menggambarkan penjelasan model dasar dari proses keputusan konsumen dengan lengkap sebagai berikut :

Gambar 2. Model Perilaku Pengambilan Keputusan Konsumen dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya

Sumber : Engel et al.(1994)

Menurut Engel et al. (1994), terdapat lima tahapan proses keputusan konsumen yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif

pembelian dan hasil. Pengenalan kebutuhan, konsumen mempersepsikan perbedaan antara keadaan yang diinginkan dan situasi aktual yang memadai untuk

membangkitkan dan mengaktifkan proses keputusan. Pencarian informasi, konsumen mencari informasi yang disimpan dalam ingatan atau mendapatkan

informasi yang relevan dengan keputusan dari lingkungan. Evaluasi alternatif, konsumen mengevaluasi pilihan berkaitan dengan manfaat dan menyempitkan

pilihan hingga alternatif yang dipilih. Pembelian, konsumen memperoleh alternatif yang dipilih atau pengganti yang dapat diterima bila perlu. Hasil, konsumen mengevaluasi apakah alternatif yang dipilih memenuhi kebutuhan dan

harapan segera sesudah digunakan. Konsumen akan merasa puas jika hasilnya sesuai harapan mereka. Alur proses pembelian disajikan pada Gambar 3.

(38)

20 3.1.4 Variabel Pengukuran

Nazir (2005) mendefinisikan variabel adalah konsep yang mempunyai

bermacam-macam nilai. Stevans diacu dalam Nazir (2005) mengartikan

pengukuran adalah penetapan atau pemberian angka terhadap objek atau

fenomena menurut aturan tertentu. Swasta dan Sukotjo (1998) mendefinisikan

barang atau produk adalah suatu sifat yang kompleks baik dapat diraba maupun

tidak dapat diraba, termasuk bungkus, warna, harga, prestise perusahaan dan

pengecer, pelayanan perusahaan dan pengecer yang diterima oleh pembeli untuk

memuasakan keinginan atau kebutuhannya. Kemudian Kotler (2000) mengartikan

produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke suatu pasar untuk memenuhi

keinginan atau kebutuhan. Kotler (2005) menyatakan mutu total adalah kunci

untuk penciptaan nilai dan kepuasan pelanggan. Mutu adalah keseluruhan fitur

dan sifat produk atau pelayanan yang mempengaruhi kemampuannya untuk

memuaskan kebutuhan yang dinyatakan maupun yang tersirat. Nilai dan kepuasan

pelanggan berasal dari sumber produk, pelayanan dan citra. 1. Variabel Produk

Atribut produk adalah sifat-sifat atau aspek-aspek yang terkandung dalam

suatu produk dan yang akan menjadi penentu serta pertimbangan konsumen untuk

menyenangi dan kemudian membeli produk tersebut1. Sumarwan (2002)

berpendapat bahwa seorang konsumen akan melihat produk berdasarkan kepada

karakteristik atau ciri atau atribut dari produk tersebut. Atribut dibedakan menjadi

atribut fisik dan atribut abstrak. Atribut fisik menggambarkan ciri-ciri fisik dari

suatu produk. Sedangkan atribut abstrak menggambarkan karakteristik subjektif

dari suatu produk berdasarkan persepsi konsumen. Atribut produk terdiri dari dua

jenis yaitu :

a. Atribut yang berwujud (tangible) meliputi ciri produk seperti harga, keragaman dan kebersihan produk.

b. Atribut yang tidak berwujud (intangible) meliputi ciri produk yang tidak berwujud seperti nama baik, popularitas perusahaan penghasil produk serta

pandangan atau image konsumen terhadap merek produk.

1

(39)

21 2. Variabel Pelayanan

Menurut Rangkuti (2006) bahwa salah satu yang menentukan kepuasan

pelanggan adalah persepsi pelanggan mengenai kualitas jasa. Sehingga kualitas

jasa menjadi salah satu penilaian kepuasan konsumen. Ciri kualitas jasa dapat

dievaluasi dalam lima dimensi yaitu keandalan, daya tanggap, jaminan, empati

dan kasat mata (Parasuraman, Zeithaml dan Berry diacu dalamRangkuti 2006).

Keandalan adalah kemampuan untuk melakukan pelayanan sesuai yang

dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan. Ketanggapan yaitu respon atas

kesigapan perusahaan dalam membantu dan memberikan pelayanan dengan

tanggap. Jaminan meliputi kemampuan karyawan atas pengetahuan terhadap

produk secara tepat, kualitas keramahtamahan, perhatian dan kesopanan dalam

memberi pelayanan, ketrampilan memberikan keamanan dalam memanfaatkan

jasa yang ditawarkan serta kemampuan menanamkan kepercayaan pelanggan

terhadap perusahaan. Empati merupakan perhatian secara individual yang

diberikan perusahaan kepada pelanggan seperti kemudahan untuk menghubungi,

kemampuan karyawan berkomunikasi dan kemampuan memahami kebutuhan

pelanggan. Kasat mata menyajikan penampilan fasilitas fisik seperti gedung,

ruang, area parkir, kerapian, kenyamanan ruangan dan penampilan karyawan.

3. Variabel Citra

Menurut Kotler (2005) mendefinisikan citra adalah cara masyarakat

mempersepsikan (memikirkan) perusahaan atau produk-produknya. Citra

disampaikan melalui setiap sarana komunikasi dan kontak merek yang tersedia

sehingga citra tersebut dapat berfungsi. Citra ditampilkan dalam bentuk media

yang menyampaikan cerita, suasana, brosur, katalog, kemasan maupun dalam

suatu bentuk pemasaran. Rangkuti (2006) memberikan pendapat bahwa citra yang

buruk menimbulkan persepsi produk tidak berkualitas, sehingga pelanggan mudah

marah untuk kesalahan sekecil apapun sedangkan citra yang baik menimbulkan

persepsi produk yang berkualitas sehingga pelanggan memanfaatkan suatu

(40)

22 3.1.5 Kepuasan Konsumen

Mengukur kepuasan pelanggan sangat bermanfaat bagi perusahaan dalam

rangka mengevaluasi posisi perusahaan saat ini dibandingkan dengan pesaing dan

pengguna akhir serta menemukan bagian mana yang membutuhkan peningkatan.

Pelanggan yang puas akan datang kembali dan bahkan akan membawa seluruh

keluarga dan teman-temannya (Rangkuti 2006). Ini artinya bahwa pelanggan yang

puas akan berbagi kepuasan dengan produsen atau penyedia jasa. Bahkan akan

berbagai rasa dan pengalaman dengan pelanggan lain. Kepuasan pelanggan

terhadap suatu produk ditentukan oleh tingkat kepentingan pelanggan sebelum

menggunakan produk dibandingkan dengan hasil persepsi pelanggan terhadap

produk tersebut setelah pelanggan merasakan pelaksanaan produk tersebut.

3.1.6 Alat Analisis

Analisis menggunakan dua alat yaitu Importance Performance Analysis (IPA) digunakan untuk mengukur tingkat kinerja dan kepentingan atribut yang

mempengaruhi kepuasan responden. Rangkuti (2006) menjelaskan tingkat

kepentingan pelanggan diukur dalam kaitannya dengan hal yang seharusnya

dikerjakan oleh perusahaan agar menghasilkan produk dan jasa yang berkualitas

tinggi. Berbagai persepsi tingkat kepentingan dari pelanggan dapat dirumuskan

tingkat kepentingan yang paling dominan. Memakai konsep tingkat kepentingan

ini diharapkan dapat menangkap persepsi yang lebih jelas mengenai pentingnya

variabel dimata pelanggan. Kemudian mengaitkan pentingnya variabel-variabel

tersebut dengan kenyataan yang dirasakan oleh pelanggan dalam bentuk kinerja

variabel.

Sedangkan Customer Satisfaction Index (CSI) digunakan untuk menentukan tingkat kepuasan pelanggan secara menyeluruh dengan pendekatan

penilaian kinerja dan kepentingan dari konsumen yang terbatas pada penilaian

atribut yang tidak mencerminkan kepuasan pelanggan secara langsung. Indeks

kepuasan pelanggan mencerminkan tingkat kepuasan pelanggan yang dihitung

dari bobot setiap nilai rata-rata tingkat kepentingan dan tingkat kinerja atribut

(41)

23 3.2 Kerangka Pemikiran Operasional

Restoran Bumbu Desa Bogor merupakan restoran tradisional Sunda yang

beroperasi sejak tanggal 08 September 2007. Restoran ini menawarkan beragam

masakan tradisional Sunda. Berdasarkan perkembangan rata-rata jumlah

konsumen Restoran Bumbu Desa Bogor per catur wulan dari tahun 2007 sampai

dengan 2010 mengalami penurunan. Kondisi ini harus segera diperbaiki agar tidak

mengalami kerugian. Dalam kondisi persaingan bisnis yang ketat, agar dapat

mempertahankan dan memperluas pasar maka perlu dilakukan penilaian mengenai

kepuasan konsumen. Analisis konsumen dengan mengidentifikasi karakteristik

umum konsumen dan tahapan proses keputusan pembelian serta mengukur

kepuasan konsumen. Identifikasi karakteristik umum konsumen yang terdiri dari

jenis kelamin, usia, status pernikahan, jumlah anggota keluarga, domisili, suku

bangsa, pendidikan, pekerjaan dan pendapatan dilakukan dengan analisis

deskriptif. Proses pengambilan keputusan pembelian di Restoran Bumbu Desa

Bogor merupakan suatu proses yang dimulai dari pengenalan kebutuhan,

pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian dan hasil pembelian. Input

variabel diatas diperoleh dengan cara membagikan kuesioner kepada konsumen

Restoran Bumbu Desa Bogor. Analisis kepuasan konsumen menggunakan

pengukuran tiga variabel yaitu variabel produk meliputi harga dan Ayam Bumbu

Desa. Atribut variabel pelayanan yaitu keragaman makanan Restoran Bumbu

Desa Bogor, kesesuaian pesanan dengan yang disajikan, kecepatan pramusaji

mengantarkan pesanan, ketanggapan restoran merespon keluhan konsumen,

kebersihan makanan restoran, keramahan pramusaji restoran, keamanan restoran,

kemampuan komunikasi pramusaji, kemudahan menghubungi Restoran Bumbu

Desa Bogor, penampilan fesyen pramusaji, dekorasi ruang etnik, kebersihan restoran dan area parkir. Kemudian variabel citra yaitu atribut promosi Restoran

Bumbu Desa Bogor. Metode ImportancePerformanceAnalysis (IPA) sebagai alat analisis untuk mengetahui kepuasan konsumen terhadap atribut yang ada dan

Customer Satisfaction Index (CSI) digunakan untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen di Restoran Bumbu Desa Bogor. Menganalisis proses keputusan

pembelian dan kepuasan konsumen diharapkan mampu membantu perusahaan

(42)

24 Gambar 4. Kerangka Pemikiran Operasional

Analisis Kepuasan Konsumen Restoran Bumbu Desa Bogor

Kontribusi restoran terhadap PDB tahun 2004- 2009 meningkat, PDRB Kota Bogor tahun 2008 meningkat, jumlah wisatawan nusantara tahun 2009 jumlahnya cukup tinggi, penduduk

Kota Bogor didominasi usia 15 sampai dengan 34 tahun, konsumsi makanan rata-rata perkapita masyarakat Kota Bogor tahun 2005 - 2008 meningkat, jumlah restoran di Kota Bogor dari tahun 2004 sampai dengan 2007 dan 2009 meningkat, Restoran Bumbu Desa Bogor telah mendapatkan penghargaan restoran sunda terbaik tahun 2006, 2007 dan 2008 dari

majalah JavaKini. Namun jumlah konsumen tahun 2009 dan tahun 2010 mengalami penurunan.

Rata-rata jumlah konsumen Restoran Bumbu Desa Bogor per catur wulan dari tahun 2007 sampai dengan 2010 mengalami penurunan. 12.Penampilan fesyen pramusaji 13.Dekorasi ruang etnik

(43)

25

IV METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Restoran Bumbu Desa Bogor yang berlokasi

di Jln. Pajajaram No. 18 Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara

sengaja (purposive). Restoran tradisional sunda ini menerapkan sistem prasmanan dalam menyajikan produk dan telah mendapatkan penghargaan restoran sunda

terbaik tahun 2006, 2007 dan 2008 dari majalah JavaKini. Restoran Bumbu Desa

juga mendapat penghargaan kategori Restoran Sunda Terbaik ke tiga dalam

Penghargaan Indonesia Tourism Award (ITA) 2010 yang diselenggarakan oleh Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia2, namun selama

beroperasi dari mulai tahun 2007 jumlah konsumen yang datang berfluktuatif.

Penelitian dilakukan selama bulan April sampai Mei 2010.

4.2 Metode Penentuan Sampel

Sampel adalah bagian dari keseluruhan objek penelitian dan sampel yang baik adalah yang mampu mewakili populasinya3. Metode penelitian sampel yang

dipilih adalah non-probability sampling. Metode ini dipilih karena tidak semua anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi responden

(Simamora diacu dalam Albertus 2010). Selain itu, teknik ini tidak memerlukan

kerangka pemikiran (sampling frame) sehingga mampu menghemat biaya dan waktu. Teknik non-probability sampling yang digunakan adalah convenience sampling. Teknik convenience sampling merupakan teknik dimana elemen populasi dipilih berdasarkan kemudahan dan kesediaan untuk menjadi sampel.

2

Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia.2010.

http://www.indonesia.travel/id/news/detail/236/penghargaan-indonesia-tourism-award-ita-2010. [Desember 2010]

3

Gambar

Gambar 1. Pembagian atas Sektor Masukan, Usahatani dan Pasar Produk
Gambar 2. Model Perilaku Pengambilan Keputusan Konsumen dan Faktor-faktor
Gambar 4. Kerangka Pemikiran Operasional
Tabel 7. Indikator Tingkat Kepentingan Atribut Restoran Bumbu Desa Bogor
+7

Referensi

Dokumen terkait

Alternatif strategi pemasaran 7P yang dapat diterapkan oleh pihak Restoran dbc &amp; spageti adalah meningkatkan variasi produk minuman, atribut penerangan, menyediakan fasilitas

Skripsi ini berjudul &#34;Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Proses Keputusan Pembelian Fast Food Di Restoran Waralaba Kotamadya Bogor&#34;, yang bertujuan agar dapat

Variabel indikator yang digunakan untuk mengukur loyalitas konsumen Restoran Pujasega adalah sikap responden jika terjadi kenaikan harga akan tetap melakukan kunjungan (Y11)

Tingginya tingkat kepentingan atribut kehalalan ini menandakan bahwa responden sangat menginginkan bahan-bahan yang digunakan oleh Restoran Dapur Nusantara dalam

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 100 responden, pada sumber informasi yang paling mempengaruhi responden dalam memilih minuman isotonik terjadi pergeseran dari

Berdasarkan metode Importance Perfor- mance Analysis (IPA), diperoleh bahwa atribut- atribut unggulan mutu produk dari restoran khas Padang di Kota Bogor adalah cita

Yang berarti kebanyakan responden sangat setuju dengan pernyataan kebersihan produk makanan adalah hal yang penting, terdapat label halal pada restoran Jepang adalah

Penelitian yang dilakukan penulis bertempat di Restoran Gurih 7 Bogor dengan mengkaji aspek kepuasan pelanggannya..