• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI PENGGUNAAN FENITOIN PADA PASIEN EPILEPSI (Penelitian Dilakukan di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Saiful Anwar Malang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI PENGGUNAAN FENITOIN PADA PASIEN EPILEPSI (Penelitian Dilakukan di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Saiful Anwar Malang)"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Prevalensi epilepsi di seluruh dunia semakin meningkat, khususnya di negara-negara berkembang. Di dunia ada sekitar 1 % dari jumlah penduduk menderita epilepsi, gangguan neurologis nomor 2 terbesar setelah stroke (Porter & Meldrum, 2002), 50 juta orang di dunia mengalami penyakit ini dan 80 % dari kasus epilepsi ditemukan di negara berkembang. Dari penelitian yang telah dilakukan, prevalensi epilepsi yaitu antara 4 sampai 10 diantara 1000 orang. Namun beberapa penelitian di negara berkembang menunjukkan angka prevalensi sebesar 6 sampai 10 dari 1000 orang. Sedangkan di negara maju, kasus baru ditemukan bahwa ada sekitar 40 sampai 70 dari 100.000 populasi disana sebagai penyandang epilepsi (WHO, 2012). Sedangkan di Indonesia sendiri dari jumlah penduduk yang hampir 200 juta, 1 sampai 2 juta diantaranya adalah penderita epilepsi (Harsono, 2011).

Epilepsi adalah suatu kecenderungan terjadinya muatan listrik yang spontan dan tidak teratur secara berulang di otak, dengan manifestasi perubahan fungsi motorik, sensoris dan psikologis atau tingkah laku (Davey, 2002). Epilepsi juga biasa disebut sawan atau penyakit ayan yaitu suatu gangguan saraf yang timbul secara tiba-tiba dan berkala, biasanya diikuti dengan perubahan kesadaran (Tjay & Rahardja, 2007).

Serangan adalah manifestasi paroksismal (serangan berulang) dari sifat listrik di bagian korteks otak (Ikawati, 2011). Serangan yang terjadi menunjukkan adanya kerusakan pada membran sel neuron atau akibat ketidakseimbangan neurotransmitter di otak sehingga dapat memicu masuknya ion Ca2+ ke dalam sel yang memicu timbulnya ledakan lepas muatan listrik (Natriana, 2001).

(2)

2

(antidepresan trisiklik atau obat sedatif secara mendadak seperti: barbiturat), mengkonsumsi alkohol atau penghentian minum alkohol secara tiba-tiba, perubahan hormonal (stres, kehamilan), terlalu lelah, fotosensitif (sebagian kecil penyandang epilepsi peka terhadap kilatan sinar pada kisaran 10-15 Hz, misalnya ruangan yang terlalu terang atau menonton televisi) (Harsono, 2011).

Serangan yang terjadi pada pasien epilepsi harus dapat dikendalikan yakni dengan cara memperhatikan faktor pencetus atau menurunkan frekuensi serangan dengan cara terapi obat antiepilepsi (Harsono, 2011). Tujuan terapi obat antiepilepsi adalah pasien terbebas dari serangan sedini mungkin tanpa mengganggu fungsi normal susunan saraf pusat, sehingga pasien dapat meningkatkan kualitas hidup tanpa adanya hambatan (Eka, 2007). Terapi farmakologi yang biasa digunakan dalam menangani serangan epilepsi antara lain: fenitoin, karbamazepin, asam valproat, fenobarbital, primidon, etosuksimid (Ikawati, 2011).

Golongan hidantoin (mefenitoin, etotoin, fenitoin) merupakan obat antiepilepsi lama yang telah digunakan sejak 60 tahun yang lalu hingga sekarang, tersedia dalam berbagai bentuk sediaan yaitu oral (padat, cair, sustained release) ataupun parenteral (intravena, intramuscular), sehingga dapat digunakan pada kondisi darurat (Gidal & Garnett, 2005). Fenitoin efektif untuk semua jenis serangan parsial dan tonik-klonik tetapi tidak efektif untuk serangan lena (Wibowo & Gofir, 2011), dapat memodifikasi serangan yaitu pada fase tonik dapat dihilangkan secara maksimal (McNamara, 2003). Fenitoin adalah salah satu obat antiepilepsi yang paling sering digunakan karena efektivitasnya yang tinggi dan masa kerja obat yang bertahan lama (Woodley & Whelan, 1995). Fenitoin dapat menstabilkan membran neuron dengan cara meningkatkan inaktivasi kanal Na+, menurunkan kemampuan saraf untuk menghantarkan muatan listrik sehingga tidak terjadi aksi potensial dan menurunkan serangan ulang (Wibowo & Gofir, 2011).

Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Milligan et aldengan judul “Efikasi

(3)

3

operasi serta menurunkan resiko pencetus epilepsi (Milligan et al, 2008). Studi lain yang dilakukan oleh Tiamkao et al dengan judul “Efikasi Asam Valproat dan Fenitoin secara Intravena sebagai Lini Pertama untuk Terapi Status Epilepsi” yaitu dengan meneliti pasien dengan diagnosa status epilepsi yang terjadi sejak 2003 hingga 2010 dengan usia pasien diatas 15 tahun, 37 pasien diberi terapi fenitoin dan 17 pasien diberi asam valproat, dimana semua pasien telah mendapat terapi diazepam 10 mg secara intravena sebelum mendapat obat antiepilepsi. Dari hasil studi tersebut tidak didapatkan perbedaan yang signifikan pada dua kelompok yang mendapat terapi fenitoin dan asam valproat, sehingga keduanya dapat digunakan sebagai terapi lini pertama untuk pasien dengan diagnosa status epilepsi dengan tidak adanya kelainan kardiovaskuler (Tiamkao et al, 2013).

Berdasarkan data diatas dapat dilakukan sebuah studi mengenai pola penggunaan fenitoin meliputi dosis, cara penggunaan dan aturan pemakaian pada penderita epilepsi di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Saiful Anwar Malang.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana pola penggunaan fenitoin pada pasien epilepsi di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Saiful Anwar Malang ?

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Melalui penelitian ini diharapkan dapat mengetahui pola penggunaan fenitoin pada pasien epilepsi di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Saiful Anwar Malang, sehingga dapat memberikan informasi mengenai penggunaan fenitoin bagi klinisi yang memerlukan.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengetahui profil penggunaan fenitoin meliputi kesesuaian dosis, cara penggunaan dan aturan pemakaian.

(4)

4

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Bagi RSUD Dr. Saiful Anwar Malang

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai pola penggunaan fenitoin pada pasien epilepsi sehingga mampu memberikan masukan kepada instalasi terkait di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Saiful Anwar Malang.

1.4.2 Manfaat Bagi Ilmu Pengetahuan

(5)

SKRIPSI

WIWIN YULIANTI NINGSIH

STUDI PENGGUNAAN FENITOIN

PADA PASIEN EPILEPSI

(Penelitian Dilakukan di Instalasi Rawat Inap

RSUD Dr. Saiful Anwar Malang)

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(6)

Lembar Pengesahan

STUDI PENGGUNAAN FENITOIN

PADA PASIEN EPILEPSI

(Penelitian di Instalasi Rawat Inap

RSUD Dr. Saiful Anwar Malang)

SKRIPSI

Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang 2014

Oleh :

WIWIN YULIANTI NINGSIH NIM : 201010410311048

(7)

KATA PENGANTAR

Alhamdulilahirobilalamin, puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul STUDI PENGGUNAAN FENITOIN PADA PASIEN EPILEPSI (Penelitian Dilakukan

di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Saiful Anwar Malang).

Skripsi ini diajukan untuk memenuhi syarat untuk mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang. Dalam penyusunan skripsi ini penulis tidak terlepas dari peranan pembimbing dan bantuan dari seluruh pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Allah SWT, tuhan semesta alam, atas limpahan rahmat, ridho, dan hidayah kepada umatnya, Rasulullah SAW yang menuntun kita menuju ke jalan yang lurus dan terang benderang.

2. Bapak Yoyok Bekti Prasetyo, S.Kep, M.Kep., Sp.Kom. selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis belajar di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Bapak Drs. Didik Hasmono, M.S., Apt. selaku dosen pembimbing I, dan Ibu Hidajah Rachmawati, S.Si., Apt., Sp. FRS. selaku dosen pembimbing II, disela kesibukan beliau dapat meluangkan waktu untuk membimbing, memberi pengarahan dan motivasi sampai terselesaikannya skripsi ini.

4. Ibu Dra. Lilik Yusetyani, Apt., Sp. FRS. selaku dosen penguji I dan Ibu Naylis

Syifa’, S.Farm., M.Sc., Apt. selaku dosen penguji II yang telah memberikan

banyak saran dan masukan demi kesempurnaan skripsi ini.

5. Ibu Nailis Syifa’, S.Farm., M.Sc., Apt. selaku Ketua Program Studi Farmasi yang telah memberikan motivasi dan kesempatan penulis belajar di Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang.

(8)

7. Staf pegawai Rekam Medik RSUD dr. Saiful Anwar Malang yang banyak membantu dalam proses pengambilan data skripsi.

8. Bapak Ahmad Shobrun Jamil, S.Si., M.P. selaku dosen pembimbing akademik. Terima kasih banyak atas arahan dan motivasi yang bapak berikan selama ini. 9. Untuk semua Dosen Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang yang sudah

memberikan waktunya untuk mengajarkan ilmu-ilmu yang sangat bermanfaat. Terutama untuk Ibu Arina Swastika Maulita, S.Farm., Apt. dan Ibu Sendy Lia Yunita, S.Farm., Apt. selaku biro skripsi yang bersedia membantu jalannya ujian skripsi sehingga kami dapat melaksanakan ujian dengan baik.

10.Untuk semua anggota tata usaha Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang, yang telah banyak membantu untuk kebutuhan administrasi kelengkapan skripsi.

11.Untuk orang tuaku tercinta, ibu Mistin yang tiada hentinya memberikan motivasi dalam segala hal, yang terus menerus mendoakan untuk kesuksesan anak-anaknya, terima kasih untuk segala didikan, pengorbanan, dan kerja keras demi ingin melihat putrinya bahagia serta mendapat ilmu yang bermanfaat, untuk ayah tercinta di surga Bpk. Sudarto (Alm) terima kasih atas pelajaran hidup serta didikan yang pernah diberikan dan selalu mendoakan saya disana. Skripsi ini saya persembahkan spesial untuk Bapak dan ibu.

12.Kakak, adiku tersayang Siti Nur Prehatiningsih, S.K.M dan Metri Harti Ningsih terima kasih selalu memberi motivasi, semangat dan doanya sehingga skripsi ini bisa selesai tepat waktu.

13.Untuk seseorang yang istimewa RH terima kasih telah memberikan semangat, motivasi, perhatian dan doa selama 4 tahun perkuliahan farmasi dan penyusunan skripsi ini.

14.Teman seperjuangan skripsi epilepsi, Nunu, Risa dan Sahabat daun Lia, Rara, emak Fitri, Vina, Rian terima kasih telah banyak membantu dan memberi warna selama di perkuliahan farmasi.

(9)

16.Sahabatku di aspuri kutai timur Novia Aswita, terima kasih atas bantuan, doa serta motivasi selama penyusunan skripsi dan kuliah di malang.

17.Untuk semua pihak yang belum disebutkan namanya, penulis mohon maaf dan terima kasih yang sebesar-besarnya. Semua keberhasilan ini tak luput dari bantuan, doa yang telah kalian semua berikan.

Jasa dari semua pihak yang telah membantu dalam penelitian ini, penulis tidak mampu membalas dengan apapun. Semoga amal baik semua pihak mendapat imbalan dari Alah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kebaikan skripsi ini. Semoga penulisan ini dapat berguna bagi penelitian berikutnya, amin.

Malang, 30 Juni 2014

Penyusun

(10)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PENGUJIAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

RINGKASAN ... vii

ABSTRACT… ... ix

DAFTAR ISI… ... xi

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

DAFTAR SINGKATAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.3.1 Tujuan Umum ... 3

1.3.2 Tujuan Khusus ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

1.4.1 Manfaat Bagi RSUD Dr.Saiful Anwar Malang ... 4

1.4.2 Manfaat Bagi Ilmu Pengetahuan ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Tinjauan Tentang Sistem Saraf Pusat ... 5

2.1.1 Anatomi Sistem Saraf Pusat ... 5

2.1.2 Mikroanatomi Otak ... 6

2.1.3 Sistem Neurotransmitter Pada Sistem Saraf Pusat ... 7

2.2 Tinjauan Tentang Epilepsi ... 8

2.2.1 Definisi Epilepsi ... 8

(11)

2.2.3 Klasifikasi Epilepsi ... 10

2.2.4 Etiologi Epilepsi ... 12

2.2.4.1 Epilepsi Idiopatik (Primer) ... 12

2.2.4.2 Epilepsi Simptomatik (Sekunder) ... 12

2.2.5 Patofisiologi Epilepsi ... 13

2.3 Pemeriksaan Penderita Epilepsi ... 15

2.3.1 Anamnesis ... 15

2.3.2 Pemeriksaan Laboratorium ... 15

2.3.3 Pemeriksaan Diagnositik Lain ... 15

2.4 Prinsip Terapi Farmakologi Pada Pasien Epilepsi ... 16

2.5 Tujuan Terapi pada Pasien Epilepsi ... 17

2.6 Terapi Pada Pasien Epilepsi ... 18

2.6.1 Terapi Non-Farmakologi ... 18

2.6.1.1 Diet Ketogenik ... 18

2.6.1.2 Stimulasi Nervus Vagus ... 18

2.6.1.3 Pembedahan Lobus Temporalis ... 18

2.6.2 Terapi Farmakologi ... 18

2.6.2.1 Fenobarbital... 19

2.6.2.2 Primidon ... 20

2.6.2.3 Karbamazepin ... 20

2.6.2.4 Etosuksimid ... 20

2.6.2.5 Asam Valproat ... 20

2.6.2.6 Fenitoin ... 21

2.6.3 Tinjauan tentang Fenitoin ... 21

2.6.3.1 Sejarah Fenitoin ... 21

2.6.3.2 Struktur Kimia ... 21

2.6.3.3 Efek Farmakologis ... 22

2.6.3.4 Mekanisme Kerja ... 22

2.6.3.5 Farmakokinetika ... 23

(12)

2.6.3.7 Sediaan Fenitoin Di Indonesia ... 25

2.6.3.8 Interaksi Obat ... 25

2.6.3.9 Toksisitas ... 26

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ... 28

3.1 Kerangka Konseptual ... 28

3.2 Kerangka Operasional ... 29

BAB IV METODE PENELITIAN ... 30

4.1 Rancangan Penelitian ... 30

4.2 Sampel Penelitian ... 30

4.2.1 Kriteria Inklusi ... 30

4.2.2 Kriteria Eksklusi ... 30

4.3 Metode Penelitian Sampel... 30

4.4 Tempat dan Waktu Penelitian ... 31

4.5 Definisi Operasional... 31

4.6 Cara Pengumpulan Data ... 32

4.7 Pengkajian Data ... 32

BAB V HASIL PENELITIAN ... 33

5.1 Data Demografi Pasien ... 34

5.1.1 Jenis Kelamin ... 34

5.1.2 Usia ... 34

5.1.3 Status Pasien ... 35

5.2 Klasifikasi Kejang Epilepsi ... 35

5.3 Diagnosis Penyerta Pasien Epilepsi ... 36

5.4 Penggunaan Obat Antiepilepsi pada Pasien Epilepsi ... 37

5.5 Dosis dan Rute Fenitoin pada Pasien Epilepsi ... 39

5.6 Distribusi Pola Terapi Lain pada Pasien Epilepsi ... 41

5.7 Lama Masuk Rumah Sakit ... 43

5.8 Kondisi Keluar Rumah Sakit Pasien Epilepsi ... 44

(13)

BAB VI PEMBAHASAN ... 46

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 67

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Daftar Riwayat Hidup ... 72

2 Surat Pernyataan... 73

3 Surat Izin Penelitian ... 74

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Agrawal, D., & Gowda, N.K., 2007. Piracetam in postconcuccussion syndrome: preliminary results of a randomized study using SPECT. The Indian Journal of Neurotrauma, Vol. 4 No. 2, pp. 109-114.

Ariani, T.A., 2012. Sistem Neurobehaviour. Jakarta: Salemba Medika, hal 2-11. Astuti, N.T., 2008. Konsep Dasar Epilepsi. Semarang: Penelitian Ilmiah Politeknik

Kesehatan Bakti Husada.

Boucher, B.A., 2012. Fosphenytoin is a Phenytoin Prodrug. The Journal of Human Pharmacology and Drug Therapy, Vo. 16 No. 5, pp. 777-791. Brashers, V.L., 2007. Aplikasi Klinis Patofisiologi Pemeriksaan dan Managemen,

Ed.2nd. Jakarta: Buku Kedokteran EGC, hal 309-311.

Bresler, M.J., Sternbach, G.L., & Eliastam, M., 1998. Manual of Emergency Medisine, Ed.5th. London: Mosby Year Book.

Campbell N., Reece L., & Mitchell. 2004. Biologi. Jakarta: Erlangga, hal 222-225.

Corwin, E.J., 2007. Buku Saku Patofisiologi, Ed. 3. Jakarta: Buku Kedokteran EGC, hal 208-209.

Davey, P., 2002. Medicine at a Glance. London: Blackwell Science Limited., pp. 358-359.

Deliana, M., 2002. Tata Laksana Kejang Demam pada Anak. Sari Pediatri, Vol. 4 No. 2, pp. 59-62.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2010. Analisis Data Jamkesmas, Jakarta.

Dewanto, G., Suwono, W.J., Riyanto, B., & Turana, Y., 2007. Panduan Praktis Diagnosis & Tata Laksana Penyakit Saraf. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Dewi, K., 2003. Pemantauan Kadar Obat dalam Terapi. Bandung: Project Report Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha.

Eka, A.Y., 2007. Penggunaan Fenitoin pada Epilepsi. Jakarta: Tugas Akhir Program Sarjana Farmasi.

Engram, B., 1998. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah, Vol.3. Jakarta: EGC, hal 626-630.

(16)

Ferdinand, F., & Ariebowo, M., 2009. Praktis Belajar Biologi. Jakarta: PT. Grafindo Media Pratama, hal 159-160.

Gidal, B.E., & Garnett, W.R., 2005. Epilepsy. In : DiPiro, J.T., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G., Posey, L.M., Pharmacotherapy : A Pathophysoilogic Approach, Ed. 6th, New York: McGrawhill Co., pp. 1023-1048.

Ginsberg, L., 2008. Lecture Notes Neurologi, Ed.8th. Jakarta: Erlangga Medical Series, pp. 124-125.

Gurnida, D.A., & Qurbani, S.N., 2013. Tatalaksana Diet Ketogenik pada Penderita Epilepsi Anak Intractable. Bandung: Penelitian Ilmiah Universitas Padjadjaran.

Hardjosaputra, P., Purwanto, l., Kemalasari, T., Kunardi, L., Indriyantoro., & Indiyani, N., 2008. Data Obat di Indonesia. Jakarta: PT. Muliapurna Jayaterbit, hal 678-680.

Harsono., 2011. Buku Ajar Neurologi Klinis. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, hal 135-155.

Hendrayastuti., 2014. Faktor yang Mempengaruhi Munculnya Gangguan Penyerta Epilepsi. Health Guide. Selasa, 10 Mei 2014.

http://passionmagz.com/read/title/psi%3F. Diakses tanggal 13 Mei 2014.

Husam., 2008. Perbedaan Usia dan Jenis Kelamin pada Jenis Epilepsi di RSUP Dr. Kariadi. Semarang: Tulisan Karya Ilmiah Pendidikan Kedokteran

Universitas Diponegoro.

Ikawati, Z., 2011. Farmakoterapi Penyakit Sistem Saraf Pusat. Yogyakarta: Bursa Ilmu, hal 1-96.

Insley, J. 2008. A Paediatric Vade-Macum, 13/E. United Birmingham Hospitals Trust Fund: The Special Trustees, p. 89.

Isselbacher, K., Braunwald, E., Wilson, J., Martin, J., Fauci, A., & Kasper, D., 2000. Horison’s Principles of Internal Medicine Vo.1 Ed.13th. Singapore: McGraw-Hill, pp.456.

Istiantoro, Y.H., & Ganiswarna, V.H., 2009. Farmakologi dan Terapi, Vol. 5th . Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, hal 664-707.

Ivanka, S., 2014. Sex Differences in Human Epilepsy. Neurology, Vol. 14 No.10, pp.111-3.

Karimullah, R., 2011. Gangguan Keseimbangan Elektrolit. Mojokerto: Karya Tulis Ilmiah Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dian Husada.

Kasim, F., Trisna, Y., Fitriani, E., & Lusianti, M., 2010. Informasi Spesialite Obat Indonesia Vol. 45. Jakarta: Glaxo Smith Kline, hal 89-93.

(17)

Lacy C., Amstrong L., Goldman, M., & Lanco L., 2008. Drug Information Handbook, Ed.17th Vol.II. Amerika: Lexi-comp.

Levitt, H., & Weiner, L., 2001. Neurology, Ed. 5th . Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

McNamara, J.O., 2003. Dasar Farmakologi Terapi, Ed.10th Vol.1. Jakarta: Buku Kedokteran EGC, hal 506-529.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2012. Tatalaksana Standar Pneumonia, Jakarta.

Milligan, T.A., Hurwitz, S., & Bromfiels, E.B., 2008. Efficacy and tolerability of levetiracetam versus phenytoin after supratentorial neurosurgery. Neurology., Vol. 71 No.9, pp. 665-669.

Mutsclhler, E., 1999. Dinamika Obat, Ed 5th. Bandung: ITB, hal 115-120.

Muttaqin, A., 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan. Jakarta: Salemba Medika.

Nadia, I., & Panusunan, C., 2011. Penanganan Demam pada Anak. Sari Pediatri, Vol.12 No.6, pp. 409-418.

Natriana, T., 2001. Perbedaan Pengaruh Pengobatan Monoterapi Fenitoin dan Karbamazepin Terhadap Memori Penderita Epilepsi Grandmal. Semarang: Karya Ilmiah Akhir Program Pendidikan Dokter Spesialis Universitas Diponegoro.

Neal, M.J., 2005. Medical Pharmacologyat a Glance, Ed 5th. Jakarta: Erlangga. Nelson, Behrman, Kliegman, & Arvin., 2000. Nelson Textbook of Pediatrics,

Ed.15th, Vol.3, Philadelphia: Saunders Company.

Niantiarno, F.H., 2012. Prediktor Kejadian Kejang Pasca Operasi Bedah Epilepsi Lobus Temporal pada penderita Epilepsi Lobus Temporal. Semarang: Laporan Hasil Karya Tulis Ilmiah Pendidikan Sarjana Kedokteran Universitas Diponegoro.

Novy, C., 2002. Epilepsi. Padang: Tugas Akhir Asuhan Keperawatan Kebidanan. Paretta, L., & Berg, O. V., 2013. Nutrisi untuk Otak. Jakarta: Buku Kedokteran

EGC.

Piper, J.D., Hawcutt, D.B., Verghese, G.K., Spinty, S., Newland, P., & Appleton, R., 2014. Phenytoin dosing and serum concentrations in pediatric patients requiring 20 mg/kg intravenous loading. Archives of Disease in Childhood, Vol.99 No.6, pp. 585-586.

(18)

Radhi, F., 2012. Fluconazole Sebagai Pengobatan Meningitis. Makassar: Tulisan Ilmiah Pendidikan Dokter Universitas Hasanudin.

Raharjo, T.B., 2007. Risk Factors of Epilepsy on Children Below 6 Years Age. Semarang: Tesis Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Penyakit Saraf Universitas Diponegoro.

Redjeki, S., 2013. Kejang Demam. Banyuwangi: Penelitian Ilmiah RSUD Blambangan.

Sachcer, R.A., & McPherson, R.A., 2004. Widmann’s Clinical Interpretation of Laboratory Tests. Philadelphia : Davis Company.

Saharso, D., 2008. Pedoman Dignosis dan Terapi, Ed. 3. Surabaya: Rumah Sakit Umum Dr. Soetomo, pp. 56-57.

Satyanegara., Hasan, R.Y., Abubakar, S., Maulana, A.J., Sutarnap, E., Benhadi, I., Mulyadi, S., Sionno, J., Chandra, I.Y., & Saputra, A., 2010. Ilmu Bedah Saraf, Ed. IV. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, hal 325.

Shorvon, S., 2014. The Management of Status Epilepticus. J Neurol Neurosurg Pscychiatry,Vol. 70, pp. 1122-1127.

Silbernagl, S., 2000. Color Atlas of Pathophysiology. New York: Thieme.

Sjahrir, M.I., Ekowahono., Kusumastuti, K., & Basuki, M., 2006. Pedoman Dignosis dan Terapi, Ed. 3. Surabaya: Rumah Sakit Umum Dr. Soetomo, pp. 63-66.

Sloane, E., 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: Buku Kedokteran EGC, hal 166-168.

Snell, R.S., 2002. Neuroanatomi Otak. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Sukandar, E.Y., Andrajati, R., Sigit, J.I., Adnyana, I.K., Setiadi, A.P., & Kusnandar., 2008. Iso Farmakoterapi. Jakarta: PT.ISFI, hal 497-516.

Sunaryo, U., 2006. Diagnosis Epilepsi. Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No. 1, pp. 1-68.

Tatro, D.S., 2003. A to Z Drug Facts. Books-ovid.

Tiamkao, S., Sawanyawisuth, K., & Chanchoreon, A., 2013. The efficacy of intravenous sodium valproate and phenytoin as the first-line treatment in status epilepticus. BMC Neurology., Vol.13 No.98, pp.1471-2377.

Tjay, T.H. & Rahardja, K., 2007. Obat-Obat Penting, Ed 6th. Jakarta: Elex Media Komputindo, hal 415-426.

(19)

Utomo, T.D., 2011. Dossage and duration of phenytoin administration as a risk factor for gingival hyperplasia in patients with epilepsy. Semarang: Tesis Universitas Diponegoro.

WHO., 2012. Epilepsy. Geneva: World Heath Organization.

http://www.who.int/mental_health/neurology/epilepsy/en/index.html. Diakses tanggal 3 oktober 2013.

Wibowo, S., & Gofir, A., 2001. Farmakoterapi Dalam Neurologi. Jakarta: Salemba Medika, hal 1-44.

Wibowo, S., & Gofir, A., 2008. Penggunaan Obat Antiepilepsi dalam Klinik. Yogyakarta: Guru Besar dan Pengajar Bagian Ilmu Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran UGM & RS. Dr. Sardjito Yogyakarta.

Wilder, B.J., Ramsay, E.R., Willmore, & L.J.,Feussner., 2004. Efficacy of intravenous phenytoin in the treatment of status epilepticus: Kinetics of central nervous system penetration. Annals of Neurology, Vol. 1 No. 6, pp.551-558.

Wong, D.L., Eaton, M.H., Wilson, D., Winkelstein, M.L., & Schwartz, P., 2009. Wong’s Essentials of Pediatric Nursing, Ed. 6th, Vol.1, Mosby Inc, pp. 435.

Woodley, M., & Whelan, S., 1995. Manual of Medical Therapeutics. Washington University., pp. 724-726.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil Penelitian : Ada hubungan tipe kepribadian dengan stres kerja perawat ICU di RSUD Margono Soekarjo Purwokerto (p=0.046).. Kesimpulan : Ada hubungan tipe kepribadian

Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Adakah hubungan tingkat nyeri hecting perineum terhadap mobilisasi dini ibu

Adapun perlakuan untuk p1 yang berbeda nyata dengan p5 diduga karena peningkatan rasio pati kering sebanyak 50% menyebabkan penurunan kadar abu sebesar 0,61..

اﺮﺑ ﺰﻴﻧ رﺎﻛ ﺮﻴﻏ ﺪﻣآرد رادﺎﻨﻌﻣ و ﻲﻔﻨﻣ يﺮﺛا نﺎﻧز مﺎﻤﺗ ي ﺖﻛرﺎﺸﻣ ﺮﺑ نآ ﺎﻫ رﺎﻛ رازﺎﺑ رد و ﺖﺳا ﻪﺘﺷاﺬﮔ نﺎﻤﻫ رﻮـﻃ نﺎﻴﺑ ﺰﻴﻧ يرﻮﺌﺗ ﻪﻛ ﻲﻣ ﺪﻨﻛ ، ﺮـﻴﻐﺘﻣ ﻦـﻳا ﺶﻳاﺰﻓا ﺐﺒـﺳ لﺎـﻘﺘﻧا ﻪﺟدﻮﺑ

ﻨﺑ رﺎﺘﻓر ﻖﻴﻘﺤﺗ ﻦﻳا رد هﺎـﮕ ﺎـﻫ رد لﺎـﻌﻓ يدﺎـﺼﺘﻗا ي ﺶﺨﺑ ﻚﺴﻳر ﺮﻈﻧ ﻪﻄﻘﻧ زا رﻮﺸﻛ ﺖﻌﻨﺻ ﮓﺴﻳر و يﺮﻳﺬﭘ ﻪـﺘﻓﺮﮔراﺮﻗ ﻪﺴﻳﺎﻘﻣ و ﻲﺳرﺮﺑ درﻮﻣ يﺰﻳﺮﮔ هدﺎﻬﻧ ود ﺐﻴﻛﺮﺗ ﺮﺑ نآ ﺮﻴﺛﺄﺗ ﻲﮕﻧﻮﮕﭼ و ﻪﻳﺎﻣﺮﺳ و

[r]

The purpose of the study is to study and investigate the potential power produce by using the vehicle vibrations energy harvesting using technique from piezoelectric. This

The aim of the thesis is to design graphene-based nano-pach antenna operating at microwave frequency (8-16GHz), identify the effect of changing the shape of graphene

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI... PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN

For contribution and moving towards sustainable development, packaging needs to be effective in achieving its functional requirements with minimal environmental and social

Pada grafik tersebut terlihat gula yang terbentuk mengalami peningkatan dari pati awal yang memiliki konsentrasi gula pereduksi 0,1280 mg/mL hingga mencapai maksimum 0,1635