1
1.1Latar Belakang Masalah
Globalisasi perekonomian di dunia menyebabkan peningkatan perkembangan
dunia usaha di Indonesia, banyak sekali perusahaan didirikan termasuk di kota
Bandung. Perusahaan adalah suatu organisasi yang melakukan kegiatan yang
menghasilkan barang atau jasa dengan tujuan untuk dijual dan untuk memperoleh laba
dari hasil kegiatan tersebut. Atas dasar kegiatan produksinya dan produk yang
dihasilkan, perusahaan dapat di golongkan 3 jenis yaitu perusahaan jasa, perusahaan
dagang, dan perusahaan manufaktur.
Perusahaan jasa adalah jenis perusahaan yang bergerak dalam pelayanan yang
memberikan kemudahan, kenyamanan, dan kepuasan kepada masyarakat yang
memerlukan sebagai contoh adalah jasa transportasi, jasa profesi, jasa hiburan, jasa
reparasi dan pemeliharaan. Perusahaan dagang adalah perusahaann yang bergerak dalam
bidang jual beli atau kegiatanya melakukan pembelian barang dagangan atau suatu
produk untuk mengisi persediaan dan selanjutnya dijual kembali. Sebagai contoh yaitu
agen tunggal, pedagang grosir, mini market, departemen store. Perusahaan manufaktur
adalah perusahaan yang melakukan kegiatan produksi (suatu kegiatan yang dilakukan
untuk menambah nila guna suatu benda sehingga bermanfaat dalam memenuhi
contoh yaitu pabrik industry. untuk mempertahankan konsumen yang telah ada dan
menarik konsumen baru, perusahaan pada umumnya melakukan penjualan secara kredit
sehingga menimbulkan piutang. Piutang merupakan salah satu unsur aktiva lancar yang
timbul akibat adanya penjualan barang dan jasa secara kredit yang pembayaran pada
umumnya diberikan dalam tempo 30 hari sampai dengan 90 hari.
Dalam arti luas piutang merupakan tuntutan terhadap pihak lain berupa uang,
barang dan jasa yang dijual secar kredit. Piutang di klasifikasikan menjadi piutang
usaha dan piutang lain-lain. Piutang usaha merupakan piutang akibat hasil penjualan
hasil bidang usaha utama perusahaan. Piutang lain-lain adalah piutang yang tidak
berasal dari hasil bidang usaha utama perusahaan seperti piutang bunga, piutang
deviden, uang muka pegawai, uang muka perusahaan cabang.
Piutang usaha adalah tagihan yang tidak didukung dengan janji tertulis yang
hanya dilengkapi dengan surat jalan, faktur atau tanda terima lainya yang telah ditanda
tangani oleh debitur sehingga pernyataan telah menerima barang atau jasa didalam
surat-surat tersebut. Selain itu pengertian piutang usaha pada umumnya digolongkan
dalam aktiva lancar yang berarti bahwa tagihan-tagihan pada pihak lain yang nantinya
akan menimbulakn pembayaran dalam jangka waktu yang tidak lam (kurang dari satu
tahun) yang biasanya digolongkan dalam piutang usaha jangka pendek yang disajiakan
dalam neraca sebagia aktiva lancar, tapi apabila telah lebih dari satu tahun maka akan
dilaporkan sebagai aktiva tidak lancar.
Masalah umum yang terjadi pada perusahaan adalah sering terjadinya piutang
usaha yang telah jatuh tempo tidak dapat tertagih seluruhnya. oleh karena itu masalah
dihindari sekecil mungkin. Dalam hal ini manajemen perusahaan harus aktif dalam
mengelola penagihan piutang usaha, agar piutang usaha yang telah jatuh tempo tidak
menghambat kegiatan perusahaan. Manajemen piutang usaha merupakan hal yang
sangat penting bagi perusahaan terutama dalam menyangkut masalah pengendalian
jumlah piutang usaha, pengendalian pembelian, pengumpulan piutang usaha. Piutang
pada pihak lain dapat ditagih pada saat jatuh tempo. Semakin lama jangka waktu
pelunasan maka semakin besar resiko tidak dibayar atau tak tertagih.
PT. Bhanda Ghara Reksa (Persero) cabang Bandung yang selanjutnya disebut
dengan PT. BGR adalah salah satu perusahaan jasa yang berstatus BUMN yang
melakukan kegiatan dibidang jasa pergudangan dan logistik yang menekuni bisnis
penyediaan, penyewaan, dan pengelolaan ruangan gudang baik yang tertutup maupun
terbuka, serta jasa pergudangan lainnya yang mencakup stock management dan
collateral management. Pendapatan PT. BGR bersumber dari penerimaan pendapatan pergudangan, handling barang, bagging, pengurusan transportasi dan pendapatan penerimaan jasa lainya.
Dalam kegiatanya PT. BGR melakukan transaksi jasanya dengan dua cara yaitu
secara tunai yang akan langsung masuk kedalam kas perusahaan dan sewa dibayar
setelah adanya transaksi (secara kredit) yang akan menimbulkan piutang usaha.
Penagihan piutang usaha dilakukan dengan cara yaitu penagih melakukan konfirmasi
via telepon dan penagih membuat surat tagihan yang diajukan ke perusahaan yang
bersangkutan (rekanan). Walaupun prosedur penagihan telah ditetapkan, namun
pelaksanaan penagihan piutang ini tidak luput dari berbagai macam masalah baik dari
1. Rekanan sering kali tidak tepat waktu atau mengulur-ulur waktu yang
sudah jatuh tempo dalam melakukan kewajibanya, hal ini dapat
mengakibatkan jumlah piutang tak tertagih pada PT. BGR setiap
bulanya menjadi besar.
2. Hutang rekanan yang terlalu besar, sehingga dalam pembayarannya
seringkali mengalami kemacetan.
3. Dalam penagihannya, rekanan sering kali tidak memberitahukan surat
pemberitahuan apakah kewajibannya telah dibayar ataupun belum
terhadap perusahaan, sehingga PT.BGR harus meminta konfirmasinya
langsung (mendatangi) ke rekanan hal ini dapat memperlambat
masuknya uang ke kas perusahaan.
4. Adanya keterlambatan yang dilakukan PT.BGR dalam melengkapi
dokumen-dokumen penagihan, sehingga penagihan pun menjadi
terhambat.
Upaya penagihan piutang usaha ini harus ditanggapi dengan serius, oleh karena
itu untuk menanggapi masalah-masalah tersebut PT. BGR harus menggunakan suatu
metode yang berdaya guna demi terwujudnya tujuan perusahaan. Agar perusahaan
tidak mengalami kendala dalam melakukan penagihan piutang dan memperkecil resiko
yang ada. Dari latar belakang tersebut maka penulis mengambil judul “ Tinjauan atas
Prosedur Penagihan Piutang Usaha pada PT. Bhanda Ghara Reksa (Persero)
cabang Bandung”
1.2 Maksud dan Tujuan Kerja Praktek
Adapun maksud penulis untuk melakukan penelitian dan pembuatan
Laporan Kerja Praktek ini adalah untuk mengetahui Prosedur Penagihan Piutang
Usaha yang dilaksanakan oleh PT. Bhanda Ghara Reksa.
1.2.2 Tujuan Kerja Praktek
1. Untuk mengetahui Prosedur Penagihan Piutnag Usaha pada PT. Bhanda
Ghara Reksa
2. Untuk mengetahui kendala-kendala (hambatan) pada saat penagihan
piutang dilaksanakan
3. Untuk mengetahui langkah-langkah untuk mengatasi hambatan
1.3 Kegunaan Kerja Praktek
Adapun kegunaan dari kerja praktek ini adalah sebagai berikut:
1.3.1 Kegunaan Teoritis
1. Bagi Penulis
Menambah pengetahuan mengenai prosedur penagihan piutang usaha
pada PT. Bhanda Ghara Reksa.
2. Penulis Selanjutnya
Laporan kerja praktek ini dapat dijadikan referensi mengenai prosedur
penagihan piutang usaha.
1.3.2 Kegunaan secara praktis
1. Bagi Perusahaan
perusahaan dapat memperoleh masukan baru mengenai prosedur
penagihan piutang usaha.
Dalam menyusun laporan kerka praktek ini penulis menggunakan metode Block Release, yaitu metode pelaksanaan kerja praktek dalam satu periode tertentu. Tekhnik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data yang relevan
berkaitan dengan judul yang diambil, adalah sebagai berikut:
1. Studi lapangan (field research)
Data yang diperoleh didapatkan langsung dari perusahaan melalui survey dalam
bentuk wawancara dengan pihak yang berkaitan dengan objek kerja praktek.
Adapun studi lapangan yang dilakuakan dengan berbagai cara yaitu:
1.1 Wawancara
Dalam melakukan kerja praktek penulis melakukan pengamatan secara
langsung terhadap prosedur penagihan piutang usaha.
1.2 Observasi
Penulis melakukan kerja praktek dengan mengamati dan meninjau terhadap
objek peneliti, guna mendapatkan gambaran mengenai proses yang
berlangsung penagihan piutang usaha
1.3 Studi Kepustakaan (Library Research)
Teori kerja praktek ini berguna dalam menggunakan landasan teoritis yang
berhubungan dengan judul penulisan laporan kerja praktek. Untuk memperoleh
data secara teoritis penulis menggunakan buku-buku ekonomi akuntansi
khususnya tentang piutang usaha serta sumber lainnya yaitu internet yang
dijadikan dasar perbandingan yang dirasa relevan dengan kerja praktek yang
1.4 Lokasi dan Jadwal Kerja Praktek
a. Lokasi
Penulis melaksanakan kerja praktek di sebuah instansi pemerintah PT.
BHANDA GHARA REKSA (Persero) cabang Bandung Jl. Soekarno- Hatta
No.503 B Telp. (022) 7315595-7315678-7315906 Bandung 40265 Fax (022)
7315580
b. Waktu
Penulis melakukan kerja praktek selama 1 (satu) bulan yang dimulai pada
tanggal 16 Juli sampai dengan 16 Agustus 2010.
berikut tabel jadwal pelaksanaan kerja praktek
Tabel 1.4
No
Kegiatan
Bulan dan Tahun
Juni
„10 Juli „10 Agst „10 Sept „10 Okt „10 Nov „10 Des „10 1 Persiapan
Permohonan izin KP Realisasi izinKP Menentukan tempat KP
Mendapat surat penerimaan Mendapat absen
2 Pelaksanaan Aktivitas KP Bimbingan di tempat KP
3 Pelaporan Konsultasi Mulai bimbingan Pembuatan laporan Ujian KP
9
2.1 Sejarah Perusahaan
PT. Bhanda Ghara Reksa didirikan pada tanggal 11 April 1977 berdasarkan
peraturan pemerintah No. 126/1976. PT. Bhanda Gahara Reksa adalah sebuah Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) yang mengemban misi untuk turut menunjang kebijaksanaan dan
program pemerintah dibidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya,
khususnya dibidang penyelenggaraan jasa persewaan dan pengelolaan ruangan serta
pengurusan transportasi dengan memperhatikan prinsip-prinsip pengelolaan usaha yang
sehat dan Undang Undang Perseroan Terbatas. Dalam melaksanakan misi tersebut, visi
yang dicanangkan PT. Bhanda Ghara Reksa adalah menjadi perusahaan pergudangan
modern terpadu dalam pola total logistic manajemen yang terkemuka di Indonesia. a. Tempat dan kedudukan perusahaan
Lingkup bisnis PT. Bhanda Ghara Reksa menyediakan jasa logistic dengan jasa
pergudangan dan jasa transportasi serta usaha lain terkait yang menjadi peganganya.
b. Visi dan Misi Perusahan
Visi Perusahaan
Menjadi perusahaan jasa logistik terkemuka di Indonesia dan mampu bersaing di
Misi Perusahaan
Misi perusahaan dimasa yang akan datang secara umum dapat dinyatakan dalam
dua kegiatan utama yaitu:
Menjadi mitra (partnership) pelaku bisnis dan industry dalam
pengiriman dan atau penyimpanan barang baik dalam skal nasional
maupun internasional
Mendukung program pembangunan disektor jasa logistik.
c. Bentuk Badan Hukum Perusahaan
PT. Bhanda Ghara Reksa (Persero) didirikan berdasarkan:
PP No : 26/1976, tentang Penyertaan Modal Negara Untuk pendirian
perusahaan perseroan (Persero) yang bergerak dibidang jasa perguudangan.
Akte Notaris No: 21 tanggal 11 April 1997 dan terakhir telah diperbaharui
dengan Akte Notaris No: 36 tanggal 6 Mei 1998
Susunan permodalan PT. Bhanda Ghara Reksa (Persero) ditunjukan pada tabel
Tabel 2.1 Permodalan PT. Bhanda Ghara Reksa (Persero)
No URAIAN JUMLAH
1 Modal dasar perusahaan Rp 100.000.000.000
2 Modal yang belum disetor Rp 60.000.000.000
3 Modal yang disetor Rp 40.000.000.000
2.2 Struktur Organisasi Dinas Tenaga Kerja
Struktur organisasi PT. Bhanda Ghara Reksa (Persero) yang berlaku saat ini
ditetpkan dengan SDK.Nomor SK.DUT/035/HRU/III.2009 yang meliputi Kantor Cabang
Bandung yaitu :
1. Kepala Bagian Keu.Akt.Umum&SDM
2. Kepala Seksi Keuangan
Pelaksana/ Petugas Keuangan
3. Kepala Seksi Akuntansi
Pelaksana/ Petugas Akuntansi
4. Kepala Seksi HRD/SDM
Pelaksana/ petugas HRD/SDM
5. Kepala Seksi UMUM
2.3Deskripsi Jabatan
Tugas, fungsi dan tanggung jawab bidang pekerjaan pekerjan/ deskripsi jabatan di
PT. Bhanda Ghara Reksa disusun berdasarkan uraian kerja dan koordinasi serta
wewenang jabatan.
1. Kepala Bagian Keu.Akt.Umum&SDM
a. Fungsi Jabatan
1. Penanggung jawab pengelolaan likuiditas, keuangan dan akuntansi,
SDM serta pelayanan umum cabang.
2. Koordinator pengelolaan keuangan dan akuntansi, SDM, serta pelayanan
umum cabang.
3. Koordinator pelaksanaan kewajiban perpajakan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
b. Sasaran dan Tanggung Jawab Jabatan.
1. Tercapainyan target RKA cabang dan sub cabang dalam bidang
keuangan dan akuntansi, SDM serta pelayanan umum.
2. Bertanggung jawab penuh terhadap likuiditas, sumber dan pengguna
dana, penyelenggaraan akuntansi, SDM serta pelayanan umum cabang
sesuia dengan ketentuan perusahaan dan peraturan perundang-undangan
c. Uraian Kerja
No Tugas-tugas Uraian tugas 1 Penyusunan rencana
kerja dan anggaran (RKA) cabang bagian keuangan dan
akuntansi, SDM, dan pelayanan umum.
a. Mengkoordinir penyusunan strategi RKAC, bagian keuangan dan akuntansi.
b. Menyampaikan dan membahas RKAC bagian keuangan dan akuntansi kepada atasan langsung. 2 Pelaksanaan rencana
kerja anggaran cabang bagian keuangan dan akuntansi, sdm dan pelayanan umum
a. Mengkoordinir pelaksanaan strategi dan program RKAC bagian
keuangan dan akuntansi, SDM dan pelayanan umum.
b. Memantau dan mengevaluasi efektifitas pelayanan RKAC bagian keuangan dan akuntansi, SDM dan pelayanan umum cabang dan sub cabang/ unit yang berada
dibawahnya. 3 Pengelolaan likuiditas
dan sumber pengguna dana, akuntansi keuangan, SDM, dan pelayanan umum
a. Mengkoordinir penyusunan dan menyampaikan rencana arus kas bulanan secara akurat dan tepat waktu ke bidang keuanagn kantor pusat
b. Bersama kabag SDM dan umum menyiapkan proposal investasi c. Memantau dan mendorong
efektif.
d. Mengendalikan pengeluatran dana sesuai dengan skala prioritas dan kebijakan teknis keuangan perusahaan.
4 Penyusunan laporan cabang
a. Mengkoordinir pelaksanaan penyusunan dan menyampaikan laporan cabang ke kantor pusat secara periodic
b. Mengkoordinir pembuatan dan menyampaikan laporan realisasi proposal.
c. Mengkoordinir pelaksanaan penyusunan laporan seksie SDM dan umm sesuai dengan ketentuan perusahaan
5 Pembinaan a. Internal
Membina mengarahkan dan
memotivasi SDM
bawahanya di Cabang Dan Sub Cabang.
perusahaan. b. Eksternal
Menjaga hubungan baik dengan pelanggan.
Melakukan pendekatan dengan aparat Pemerintah Daerah dan pihak lainya yang berkaitan dengan usaha perusahaan.
d. Koordinasi dan Wewenang Jabatan
No Obyek pekerjaan Koordinasi Kewenang
1 Penyusunan RKAC bagian keuangan dan keuangan dan akuntansi, SDM dan pelayanan umuj ke atasan langsung.
2 Pengelolaan dana Fungsi terkait di cabang dan sub cabang
Mengusulkan kebutuhan dana rutin dan dana non rutin ke atasan langsung.
3 Pengelolaan AKP Fungsi terkait di cabang dan sub cabang
Mengusulkan pertambahan pos/ rekening AKP ke GM cabang untuk di teruskan ke kantor pusat.
4 Pengembangan SDM Fungsi terkait di cabang dan sub cabang
2. Kepala Seksi Keuangan
a. Fungsi Jabatan
1. Pelaksana pengelola likuiditas dan administrasi cabang.
2. Pelaksana perpajakan sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan
yang berlaku,
3. Penanggung jawab kas/bank yang ada di cabang
b. Sasaran dan Tanggung Jawab
1. Tercapainya target RKA seksie keuangan cabang
2. Bertanggung jawab penuh terhadap likuiditas, sumber dan penggunaan dana
serta kewajiban perpajakan cabang, sesuai dengan ketentuan keuangan
perusahaan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
c. Uraian kerja
No Tugas- tugas Uraian tugas
1 Penyusunan RKAC Seksi Keuangan
a. Menyusun Program/RKAC Seksi Keuangan.
b. Menyampaikan dan membahas RKAC Seksi Keuangan, kepada atasan Langsung.
2 pelaksanaan RKA Seksi Keuangan Cabang
a. Melaksanakan Program/RKAC Seksi Keuangan.
b. Mengevaluasi efektifitas pelaksanaan RKAC Seks Keuangan Cabang.
Cabang & Sub Cabang.
b. Menyampaikan laporan non rutin lainya, yang berhubungan dengan kemungkinan terjadinya kerugian perusahaan.
4 Pembinaan a. Internal
Membina mengarahkan dan memotivasi SDM bawahanya di Cabang Dan Sub Cabang Meningkatkan kemampuan/ Pemahaman bawahanya dicabang dan sub cabang terhadap seluruh SOP Seksi Keuangan sesuai dengan ketentuan perusahaan dan perundang-undangan yang berlaku.
b. Eksternal
Melakukan pendampingan dan pendekatan dengan pihak-pihak terkait dengan pemeriksaan. Menjaga hubungan baik dengan pelanggan.
c. Koordinasi dan wewenang jabatan
No Objek Pekerjaan Koordinasi Kewenangan
Mengusulkan RKAC Seksi Keuangan,
ke atasan langsung
2 Pengelolaan dana Fungsi terkait di
cabang dan sub
cabang
Mengusulkan kebutuhan dana rutin dan
3. Kepala Seksi Akuntansi cabang Bandung
a. Fungsi Jabatan
1. Pelaksana pengelola Akuntansi Keuangan Perusahaan (AKP) Cabang.
2. Kordinator Penyusunan Laporan Cabang ke Kantor Pusat
3. Penanggung Jawab aplikasi AKP dan Laporan Cabang
b. Sasaran dan Tanggung Jawab Jabatan
1. Tercapainya Target RKAC Seksi Akuntansi
2. Terselenggaranya pelaksanaan AKP Cabang
3. Bertanggung Jawab penuh terhadap penyelenggaraan AKP cabang,
sesuai dengan ketentuan akuntansi keuangan perusahaan.
c. Uraian Kerja
No Tugas- tugas Uraian tugas
1 Penyusunan RKAC Seksi Akuntansi
a. Menyusun Program/RKAC Seksi Akuntansi.
b. Menyampaikan dan membahas RKAC Seksi Akuntansi, kepada atasan Langsung.
2 pelaksanaan RKA Seksi Akuntansi Cabang
a. Melaksanakan Program/RKAC Seksi Akuntansi.
b. Mengevaluasi efektifitas pelaksanaan RKAC Seksi Akuntansi Cabang.
3 Pelaksanaan Aplikasi Program AKP
akuntansi
b. Melakuakn kegiatan entry data akuntansi keadaan system/program AKP
c. Melakukan print out untuk kepentingan pelaporan
d. Melakukan rekonsiliasi:
Rekening Koran kantor Pusat
Rekening Koran Sub Cabang
Piutang Usaha(dengan fungsi keuangan dan operasi)
Biaya Operasi dalam Proses (dengan Fungsi Operasi) Persediaan/ Inventaris Kantor (dengan Fungsi Umum)
4 Penyusunan Laporan Cabang a. Melaksanakan penyusunan dan menyampaikan “ laporan Cabang ke Kantor Pusat” secara periodic ke atasan langsung termasuk Sub Cabang / Unit yang berada dibawahnya, sesuai dengan peraturan Penyusunan Laporan Cabang & Sub Cabang.
lainya, yang berhubungan dengan kemungkinan terjadinya kerugian perusahaan.
5 Pembinaan a. Internal
Membina mengarahkan dan memotivasi SDM bawahanya di Cabang Dan Sub Cabang
Meningkatkan kemampuan/ Pemahaman bawahanya dicabang dan sub cabang terhadap seluruh SOP Seksi Akuntansi sesuai dengan ketentuan perusahaan dan perundang-undangan yang berlaku.
b. Eksternal
Melakukan pendampingan dan pendekatan dengan pihak-pihak terkait dengan pemeriksaan.
d. Koordinasi dan Wewenang Jabatan
No Objek Pekerjaan Koordinasi Kewenangan
1 Penyusunan RKAC Seksi Akuntansi
Fungsi terkait di Cabang dan Sub Cabang
2 Pengelolaan AKP Fungsi terkait di
Mengusulkan : pendidiakn, pelatihan, promosi, rotasi, demosi, dan rekrutmen serta PHK bagi bawahanya ke atasan langsung.
3. Kepala Seksi SDM
a. Uraian kerja
No Tugas-tugas Uraian Tugas
1 Penulisan rencana kerja dan anggaran (RKA) cabang seksi SDM
a. mengkoordinir penulisan strategi dan rencana kerja dan anggaran cabang (RKAC), seksi SDM 2 Pelaksanaan rencana kerja
anggaran cabang seksi SDM
a. Melaksanakan strategi dan program RKAC seksi SDM b. Memantau dan mengevaluasi
efektifitas pelaksanaan RKAC seksi SDM cabang dan sub
3 Pengelolaan sumber daya manusia a. Melaksanakan beban kerja dan analisis beban kerja dan analisis jabatan serta menyusun rencana kebutuhan, jrenjang karier dan mutasi/ promosi SDM cabang. b. Mengevaluasi dan mengkompilasi
kebutuhan SDM (kuantitas, kualitas dan komposisi SDM)
cabang dengan
c. Menjalankan proses rekrutmen dan seleksi terhadap calon pekerja, sesuai rencana dan prosedur yang berlaku, dengan persetujuan kantor pusat.
d. Melaksanakan penyiapan perjanjian kerja dan penempatan kerja baru dengan persetujuan kantor pusat.
e. Membuat berikut anggaranya sesuai jasil analisis kebutuhan pengembangan SDM kepada atasan langsung.
f. Melaksanakan program pelatihan dan pengembangan SDM sesuai dengan program dan anggaran yang telah disetujui.
g. Mengkoordinir pelaksanaan pelaksanaan penilaian karya yang dilakukan oleh masing masing fungsi organisasi cabang.
h. Membuat rekapitulasi dan mengolah hasil penilaian karya seluruh pekerja cabang serta menyerahkan kepada atasan langsung.
i. Melaksanakan administrasi database SDM secara up to date dan menyimpan serta mengamankan seluruh file dokumen penting SDM
j. Melaksanakan pengumpilan dan mengkompilasi data untuk laporan SDM cabang dan sub cabang
4 Evaluasi perhitungan imbalan jasa kesejahteraan pekerja
b. Melaksanankan penetapan dan data/ daftar imbal jasa serta kesejahteraan pekerja cabang. 5 Penulisan laporan SDM a. Mengkoordinir penulisan dan
menyampaikan laporan SDM secara periodic ke atasan langsung termasuk sub cabang/ unit yang berada dibawahnya, sesuai dengan ketentuan perusahaan.
b. Mengkoordinir pembuatan dan menyampaikan laporan realisasi proposal.
c. Menyampaikan laporan non rutin lainya, yang berhubungan dengan kemungkinan terjadinya kerugian perusahaan.
6 Pembinaan a. Internal
b. Koordiansi dan Wewenang Jabatan
No Objek Pekerjaan Koordinasi Kewenangan
1 Penyusunan SDM ke atasan langsung 3 Pengembangan rotasi, demosi, rekrutmen serta PHK bagi bawahanya ke atasan langsung
4. Kepala seksi umum
a. Uraian kerja
No Tugas- tugas Uraian tugas
1 Penyusunan RKAC Seksi Umum
a. Menyusun Program/RKAC Seksi Umum.
b. Menyampaikan dan membahas RKAC Seksi Umum, kepada atasan Langsung.
2 Pelaksanaan RKA Seksi Umum Cabang
a. Melaksanakan Program/RKAC Seksi Umum.
b. Mengevaluasi efektifitas pelaksanaan RKAC Seksi Umum Cabang.
Cabang / Unit yang berada dibawahnya, sesuai dengan peraturan Penyusunan Laporan Cabang & Sub Cabang.
b. Menyampaikan laporan non rutin lainya, yang berhubungan dengan kemungkinan terjadinya kerugian perusahaan.
5 Pembinaan e. Internal
Membina mengarahkan dan memotivasi SDM bawahanya di Cabang Dan Sub Cabang Meningkatkan kemampuan/ Pemahaman bawahanya dicabang dan sub cabang terhadap seluruh SOP Seksi Umum sesuai dengan ketentuan perusahaan dan perundang-undangan yang berlaku. f. Eksternal
b. Koordinasi dan Wewenang Jabatan
No Objek Pekerjaan Koordinasi Kewenangan
1 Penyusunan
RKAC Seksi
Umum
Fungsi terkait di
Cabang dan Sub
Cabang
Mengusulkan RKAC Seksi Umum, ke
atasan langsung
2 Pengelolaan dana Fungsi terkait di
Cabang dan Sub
Cabang
Mengusulkan kebutuhan dana rutin
dan dana non rutin ke atasan langsung
2.4 Aspek Kegiatan
Jenis kegiatan perusahaan yang semula bergerak pada jasa pergudangan,
transportasi dan aneka jasa tersendiri, saat ini pada lokasi-lokasi tertentu secara bertahap
dilakukan integrasi atas jasa- jasa perusahaan tersebut menjadi usaha logistic, dengan
menitik beratkan kepada kepentingan pelanggan dengan pola win-win solution yang
didasari denagn sikap profesioanlisme, sehinga diharapkan keusahaan perusahaan memiliki
daya saing tinggi dan dapat ntuk membangun prinsip kemitraan dengan pelanggan ,
menjadi loyal pada binis perusahaan.
Secara garis besar, aktifitas perusahaan dapat dibagi menjadi dua kegiatan pokok :
1. Umum
Menyelenggarakan dan menyediakan gudang untuk disewakan dan pengelolaan
2. Khusus
Menyediakan dan menyelenggarakan jasa-jasa :
a. Pergudangan :
Penyewaan ruangan gudang
Pengelolaan gudang ( Warehouse Management )
Collateral Management
b. Jasa Pengurusan Transportasi Nasional/Internasional :
Angkutan darat / laut dan udara
Pengurusan dan penyelesaian dokumen pelabuhan, pabean dan lain-lain
(EMKL, EMKU).
Container Freight Station / Container Depo.
c. Pemeliharaan barang dan jasa lainnya :
Termite Control
Surveyor
Fumigasi
28
3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek
Bidang pelaksanaan kerja praktek yang diambil oleh penulis pada PT. Bhanda
Ghara Reksa (Persero) cabang Bandung, yaitu bagian keuangan.
3.1.1 Pengertian Piutang
Menurut Donald E. Kieso, Jerry J. Weygandt, Terry D. Warfield,
pengertian piutang: “Piutang (receivable) adalah klaim uang, barang, atau jasa
kepada pelanggan atau pihak-pihak lainnya”.(2002:386)
Oleh karena itu, sejumlah uang yang ada pada pelanggan sebagai akibat dari
penjualan secara kredit merupakan piutang perusahaan terhadap pelanggan.
Lukman Syamsudin mengemukakan bahwa: “piutang adalah penagihan
yang timbul karena adanya transaksi secara kredit kepada langganannya”.
(2007:255)
Piutang terjadi karena adanya penjualan secara kredit yang dilakukan
perusahaan sebagai upaya memberikan kemudahan dalam pembayaran. Besarnya
piutang akan mempengaruhi kedalam menghasilkan keuntungan perusahaan karena
piutang merupakan elemen dalam keuntungan perusahaan.
Piutang dapat diklasifikasikan menjadi piutang dagang dan non dagang.
Menurut Donald E. Kieso, Jerry J. Weygandt, Terry D. Warfield“Piutang dagang
dan jasa yang telah kdiberikan sebagai bagian dari operasi bisnis normal”.
(2002:386)
Sedangkan piutang non dagang menurut Donald E. Kieso, Jerry J.
Weygandt, Terry D. Warfield(2002:386)
“Piutang non dagang (nontrade receivable) berasal dari berbagai transaksi dan
dapat berupa janji tertulis untuk membayar atau mengirimkan sesuatu. Sejumlah
contoh piutang nondagang adalah :
1. Uang muka kepada karyawan dan staf
2. Uang muka kepada anak perusahaan
3. Deposito untuk menutup kemungkinan kerugian dan kerusakan
4. Deposito sebagai jaminan penyediaan jasa atau pembayaran
5. Piutang deviden atau bunga
6. Klaim terhadap :
(a) Perusahaan asuransi untuk kerugian yang dipertanggung jawabkan
(b) Terdakwa dalam suatu perkara hukum
(c) Badan-badan pemerintah untuk pengembalian pajak.
(d) Perusahaan pengangkutan untuk barang yang rusak ataui hilang
(e) Kreditor untuk barang yang dikembalikan, rusak, atau hilang
(f) Pelanggan untuk barang-barang yang dapat dikembalikan (krat container,
dan sebagainya).
Jumlah atau nilai piutang dalam suatu perusahaan harus mendapatkan
perhatian yang khusus karena jika jumlah piutang sangat besar terlebih lagi piutang
perusahaan. Dengan adanya jumlah piutang tak tertagih yang besar, kegiatan
perusahaan akan terhambat karena tidak adannya atau berkurangnya dana yang akan
digunakan untuk biaya operasi perusahaan.
3.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah piutang
Dibawah ini dikemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah piutang
oleh Bambang Riayanto (2001:85-87) :
1. Volume penjualan kredit
2. Syarat pembayaran penjualan kredit
3. Ketentuan tentang pembatasan kredit
4. Kebijakan dalam pengumpulan piutang
5. Kebiasaan membayar dari pelanggan
Semakin besar proporsi penjualan kredit dari keseluruhan penjualan
memperbesar jumlah investasi dalam piutang. Dengan semakin besarnya volume
penjualan kredit setiap tahunnya hal ini menunjukan bahwa perusahaan harus
menyediakan investasi yang lebih besar lagi dalam piutang. Semakin besar jumlah
piutang berarti semakin besar risikonya.
Syarat pembayaran penjualan kredit dapat bersifat ketat atau lunak. Apabila
perusahaan menetapkan syarat pembayaran yang ketat berarti perusahaan lebih
mengutamakan keselamatan kredit dibandingkan profitabilitas. Syarat yang ketat
misalnya dalam bentuk jangka waktu pelunasan yang pendek, pembebanan bunga
yang tinggi pada pembayaran piutang yang terlambat.
Dalam penjualan kredit perusahaan dapat menetapkan batas maksimum bagi kredit
semakin besar juga dana yang diinvestasikan dalam piutang. Demikian juga dengan
ketentuan mengenai siapa yang diberikan kredit, disatu sisi hal ini merugikan karena
membatasi pelanggan tetapi hal ini juga memiliki nilai positif yaitu mengurangi risiko
tidak tertagihnya piutang.
Perusahaan dapat menjalankan kebijaksanaan dalam pengumpulan piutang
dalam 2 cara yaitu aktif atau pasif. Perusahaan yang menjalankan kebijaksanaan secara
aktif dalam pengumpulan piutang akan mempunyai pengeluaran uang yang lebih besar
untuk membiayqai aktivitas pengumpulan piutang tersebut dibandingkan dengan
perusahaan lain yang menjalankan kebijaksanaannya secara pasif. Perusahaan yang
disebutkan terdahulu kemungkinan akan mempunyai investasi dalam piutang lyang
lebih kecil daripada perusahaan yang disebutkan kemudian. Tetapi biasannya
perusahaan akan hanya mengadakan usaha tambahan dalam pengumpulan piutang
apabila biaya usaha tambahan tersebut tidak melampaui besarnya tambahan yang
diperoleh karena adannya usaha tersebut. Jadi perusahaan tidak akan mengeluarkan
uang sebesar Rp2000,00 untuk dapat mengumpulkan piutang sebesar Rp 500,00.
Semua piutang yang diperkirakan akan terealisasikan menjadi kas dalam
setahun di neraca disajikan pada bagian aktiva lancar.
Dari definisi-definisi diatas penulis menyimpulkan penagihan piutang adalah
proses dalam meminta pemenuhan janji dalam pelunasan piutang.
3.2 Teknik Pelaksanaan Kerja Praktek
Dalam melaksanakan Kuliah Kerja Praktek ini penulis ditempatkan di bagian
Kegiatan penulis selama kerja praktek pada PT. Bhanda Ghara Reksa adalah
sebagai berikut :
1. Perkenalan PT. Bhanda Ghara Reksa dengan sejarah singkat dan struktur
organisasinya pada minggu pertama.
2. Perkenalan bagian akuntansi beserta aspek kegiatan pada minggu kedua.
3. Menginput data yang diberikan pada minggu ketiga.
4. Review pada minggu keempat.
3.2.1 Prosedur Penagihan Piutang Usaha Pada PT. Bhand Ghara Reksa
Proses Penagihan Piutang Usaha dimulai dengan adanya Purchases Order atau
surat pesanan yang diterbitkan pelanggan ke bagian operasional untuk diterbitkan
dokumen piutang usaha dalam 5 rangkap, lalu bagian operasional melakukan
verifikasi dan memberikan paraf debet nota dan menyerahkan kepada fungsional
keuangan paling lambat satu hari setelah penerbitan debet nota.
Karena PT. Bhanda Ghara Reksa adalah PKP (Pengusaha Kena Pajak) maka PT.
Bhanda Ghara Reksa di wajibkan memungut PPn 10% dari setiap nilai bruto untuk
semua transaksi dengan para pelangganya. Sehingga Bagian keuangan membuat
Faktur PPN serta Kwitansi Tagihan, dan Surat Pengantar Tagihan masing-masing
dalam 5 rangkap dan melakukan verifikasi serta memberikan paraf sebelum
ditandatangani oleh Pimpinan Tertinggi Cabang/ Sub Cabang/ Unit Operasional dan
menyerahkan semua dokumen tagihan tersebut paling lambat satu hari setelah
dokumen Piutang Usaha di paraf kepada Sekretaris/secretariat Pimpinan Tertinggi
Cabang/Sub Cabang/Unit Operasional untuk ditanda tangani oleh Pimpinan
Setelah semua dokumen lengkap Sekretaris/secretariat Pimpinan Tertinggi
Cabang/ Sub cabang mengupayakan tanda tangan pada semua dokumen tagihan dan
melakukan distribusi dokumen tagihan kepada : Pelanggan via Petugas Pelanggan,
Fungsional Keuangan, Fungsional Operasi, serta Fungsional Akuntansi. Berikut
penjelasanya dalam bentuk tabel
Tabel 3.1 distribusi dokumen
Kepada Dokumen Lembar Jumlah
4. Fungsional
Untuk lebih jelasnya mengenai proses penagihan piutang usaha ini dapat dilihat
pada gambar berikut.
Gambar 3.1 proses penagihan piutang usaha
Pelaksanaan penagihan piutang usaha dilakukan oleh :
1. Petugas penagihan yang ditunjuk dengan surat penunjukan yaitu di kantor
cabang utama dan cabang, petugas penagihan ditunjuk secara tertulis oleh
pimpinan tertinggi fungsional keuangan.
a. Melakuakan penagihan sesuai dengan jadwal dan melaporkan hasil
tagihan dan informasi penting lain yang terkait dengan kondisi kepada
atasan langsung dan pimpinan tertinggi kantor cabang/ sub cabang/ unit
operasional.
b. Menyetorkan seluruh hasil penagihan yang diperoleh ke kasir peusahaan.
3. Tindakan lanjutan penagihan piutang usaha :
a. Terhadap pelanggan yang tidak melakuakan kewajiban piutang usaha
sesuai dengan surat perjanjian/kontrak pada kesempatan pertama, agar
manajemen cabang/ sub cabang:
1. Melakuakan pendekatan secara aktif dan intens dan atau persuasive,
serta penjadwalan kembali pembayaran piutang.
2. Memberikan surat pemberitahuan perihal kewajiban pembayaran
piutang.
b. Pelanggan yang tidak beritikad baik atau berindikasi tidak
berkemampuan atau tidak berkeinginan untuk membayar kewajibanya,
agar kantor cabang/ sub cabang :
1. Melakukan penahanan (retensi) barang atau dokumen barang,
minimal senilai tagihan atau lebih
2. Melakukan pelelangan barang (jika diatur dalam kontrak) dan
dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
a. Pemindahbukuan atau mentransfer langsung ke rekening Bank Mandiri atas
nama PT. Bhanda Ghara Reksa atau
b. membayar dengan cek atau giro bilyet atas nama PT. Bhanda Ghara Reksa atau
c. membayar langsung secara tunai di kasir cabang/sub cabang. Pelaksanaan
Penagihan Piutang usaha ini dilakukan oleh petugas penagihan yang ditunjuk
secara tertulis oleh Pimpinan Tertinggi.
3.2.2 Kendala Pada Saat Penagihan Piutang usaha
Dalam proses penagihan piutang walaupun telah dilaksanakan sesuai dengan
prosedur dan manajemen piutangnya telah dikelola secara manajerial tetap saja
sesekali ditemukan kendala/hambatan dalam pelaksanaannya. Kendala yang muncul
dapat dilihat dari dua segi yaitu segi intern dan ekstern. Kendala yang muncul dilihat dari segi intern antara lain keterlambatan penyelesaian pekerjaan, keterlambatan proses pembuatan debit nota oleh bagian operasional dan kurang lengkapnya dokumen
penagihan yang . Adapun kendala-kendala yang sering muncul dilihat dari segi ekstern
antara lain rekanan mengulur-ulur waktu yang sudah jatuh tempo dalam melakukan
kewajibanya serta hutang rekanan yang terlalu besar sehingga dalam pembayaranya
sering kali mengalami kemacetan.
3.2.3 Langkah Untuk Mengatasi Hambatan
Salah satu hambatan dari segi intern yang dihadapi PT. Bhanda Ghara Reksa adalah keterlamabatan dalam penyelesaian pekerjaan oleh karena itu PT. Bhanda
Ghara Reksa selalu berupaya untuk mengatasi hal ini dengan mengadakan
pelatihan-pelatihan kepada para pegawainya, hal ini bertujuan untuk memperbaiki kualitas SDM
diminimalkan. Sedangkan dari segi ekstern yaitu adanya keterlambatan pelunasan
maka PT. Bhanda Ghara Reksa berupaya untuk lebih selektif dalam memilih rekanan
serta melakukan pendekatan secara aktif dan intens dan penjadwalan kembali
pembayaran piutang usaha kepada rekanan yang mengalami keterlambatan
pembayaran
3.3 Pembahasan Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek
Piutang timbul akibat adanya transaksi penjualan secara kredit, maka secara
tidak langsung mengharuskan PT. Bhanda Ghara Reksa untuk melaksanakan proses
penagihan piutang-piutang yang muncul demi kelangsungan usahanya.
PT. Bhanda Ghara Reksa memberikan kredit pada rekananya berdasarkan
dengan pertimbangan yang penuh dengan kebijaksanaan. Karena bila tanpa
kebijaksanaan kredit yang matang maka tidak menutup kemungkinan PT.Bhanda
Ghara Reksa akan mendapatkan kerugian. Sementara tujuan utama dari memberikan
kredit kepada rekananya tidak lain adalah untuk meningkatkan volume penjualan dan
memperoleh keuntungan dari penjualan tersebut.
3.3.1 Analisis Prosedur Penagihan Piutang Usaha Pada PT. Bhanda Ghara Reksa
Dalam Prosedur penagihan piutang usaha pada PT. Bhanda Ghara Reksa
dimulai dari adanya purchases order atau surat pesanan yang di tujukan kepada bagian
operasional, setelah diterima bagian operasional segera menerbitkan debit nota atau
nota tagihan dalam 5 rangkap yang kemudian di paraf oleh pimpinan unit kerja
operasional dan selanjutnya diserahkan ke fungsional keuangan. Di bagian keuangan
dari debet nota tersebut lalu dibuatkan kwitansi tagihan, faktur ppn, dan surat
melakukan verifikasi dan paraf sebelum ditanda tangani oleh pimpinana tertinggi
cabang/ sub cabang/ unit operasional. Lalu segera menyerahkan seluruh dokumen
tagihan tersebut kepada sekretaris/secretariat pimpinana tertinggi untuk selanjutnya
ditanda tangani oleh pimpinan tertinggi cabang/ sub cabang / unit operasional.
Sekretaris/ secretariat pimpinan tertinggi mengupayakan tanda tanagan pimpinan
tertinggi pada semua dokumen tagihan yang selanjutnya dokumen tersebut di
distribusikan kepada pelanggan via petugas penagihan, fungsional keuangan,
fungsional operasi dan fungsional keuangan. Dari prosedur tersebut dapat dilihat PT.
Bhanda Ghara Reksa telah menjalankan prosedurnya dengan baik karena sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
3.3.2 Analisis Kendala Pada Saat Penagihan Piutang Usaha
PT. Bhanda Ghara Reksa mengalami beberapa kendala pada saat penagihan
piutang usahanya. Kendala-kendala tersebut diantaranya adalah dari pihak intern
(perusahaan) dan dari pihak ekstern (rekanan/pelanggan). Dari pihak intern seperti
keterlambatan penerbitan debit nota, kurang lengkapnya dokumen serta keterlambatan
lainya. Sedangkan dari pihak ekstern seperti rekanan yang sering mengulur-ulur waktu
dalam pembayaran piutangnya yang telah jatuh tempo, piutang rekanan yang terlalu
besar sehingga pembayaranya pun menjadi macet, serta ketatnya verifikasi dokumen
dari pihak rekanan.
3.3.3 Analisis Langkah-Langkah untuk Mengatasi Hambatan
Ada 2 langkah yang dilaksanakan oleh PT. Bhanda Ghara Reksa dalam
menghadapi kendala pada saat penagihan piutang yaitu dari segi intern mengadakan
tidak terjadi keterlambatan-keterlambatan dalam penyelesaian semua pekerjaan
sedangkan dari segi ekstern PT. Bhanda Ghara Reksa lebih selektif dalam memilih
rekanan serta melakukan pendekatan-pendekatan secara aktif dan intens dan
penjadwalan kembali pembayaran piutang usaha kepada rekanan yang mengalami
4.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan yang penulis paparkan pada bab-bab sebelumnya, maka
penulis menarik kesimpulan
1. Prosedur Piutang Usaha
a. Dimulai dengan adanya purchases order dari rekanan yang diterima oleh
fungsional operasi
b. Dibuatkan debet nota oleh bagian operasional yang kemudian diserahkan kepada
fungsional keuangan.
c. Bagian keuangan membuat kwitansi tagihan, faktur ppn, dan surat tagihan yang
kemudian diserahkan kepada pimpinan tertinggi.
d. Penandatanganan oleh pimpinan tertinggi terhadap semua dokumen tagihan yang
kemudian di distribusikan kepada rekanan, fungsional keuangan, fungsional
operasi serta fungsional akuntansi.
2. Kendala yang dihadapi
a. Intern
Adanya keterlambatan penerbitan debit nota dan keterlambatan
dokumen-dokumen.
b. Ekstern
4.2Saran
Karena piutang merupakan investasi yang cukup besar dalam kegiatan perusahaan
maka dperlukan cara untuk meminimalkan kendala dan memperlancar pelaksanaan proses
penagihan piutang, maka dalam hal ini penulis mempunyai beberapa saran yang
mudah-mudahan dapat menjadi masukan yang bermanfaat bagi perusahaan,antara lain:
1. Dalam pelaksanaan proses penagihan piutang ini pihak-pihak yang terlibat
didalamnya hendaklah orang yang benar-benar professional dan mempunyai rasa
tanggung jawab yang besar dalam menunaikan kewajibannya dalam hal ini adalah
yang berkaitan dengan pelaksanaan proses penagihan piutang.
2. Memberikan sanksi yang tegas kepada pihak-pihak yang sering melakukan kelalaian
dalam pelaksanaan pekerjaanya.
Laporan Kerja Praktek
Diajukan sebagai salah satu syarat Mata Kuliah Kerja Praktek Studi D-III
Program Studi Akuntasi
Disusun oleh :
ISNI AISYAH
21308002
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
iv
LEMBAR PENGESAHAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Maksud dan Tujuan Kerja Praktek ... 4
1.2.1 Maksud Kerja Praktek ... 4
1.2.2 Tujuan Kerja Praktek ... 5
1.3 Kegunaan Keja Praktek ... 5
1.3.1 kegunaan teoritis ... 5
1.3.2 kegunaan praktis ... 5
1.4 Metode Kerja Praktek... 6
BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI 2.1 Sejarah Perusahaan... 9
2.2 Struktur Organisasi... 11
2.3 Deskripsi Jabatan ... 12
v
3.1.2 faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah piutang ... 30
3.2 Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek ... 31
3.2.1 Prosedur Penagihan Piutang Usaha pada PT. Bhanda Ghara Reksa ... 32
3.2.2 Kendala Pada saat Penagihan Piutang Usaha ... 36
3.2.3 Langkah Untuk Mengatasi Hambatan ... 36
3.3 Pembahasan Hasil Kerja Praktek ... 37
3.3.1 Analisis Prosedur Penagihan Piutang Usaha Pada PT. Bhanda Ghara Reksa... 37
3.3.2 Analisis Kendala Pada Saat Penagihan Piutang Usaha ... 38
3.3.3 Analisis Langkah-langkah untuk Mengatasi Hambatan ... 38
BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan ... 40
4.2 Saran ... 40
DAFTAR PUSTAKA ... 42
LAMPIRAN – LAMPIRAN ... 43
44
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
Nama Lengkap : Isni Aisyah
Tempat tanggal lahir : Bandung, 28 Januari 1990
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Jl. Dago Pojok No 5/159d
DATA PENDIDIKAN
TK NURUL JAMIL 1995-1996
SDN NEGERI COBLONG 1 1996-2002
SMP NEGERI 19 BDG 2002-2005
SMA NEGERI 19 BDG 2005-2008
42 Cetakan Ketujuh, Yogyakarta: BPFE.
Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt, dan Terry D. Warfeild, 2002. Akuntansi Internediete, Terjemaham Emil alim, Jilid 1, Edisi kesepuluh, Jakarta: Erlangga.
Lukman Syamsudin, 2007, Manajemen Keuangan Perusahaan, Edisi Keenam, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
ii
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan
Kerja Praktek ini dengan judul: “TINJAUAN ATAS PROSEDUR PENAGIHAN
PIUTANG USAHA PADA PT. BHANDA GHARA REKSA (PERSERO) CABANG BANDUNG”.
Penulis berusaha menyajikan Laporan Kerja Praktek ini sebaik mungkin, namun
demikian penulis menyadari bahwa Laporan Kerja Praktek ini jauh dari sempurna dan
banyak kekurangan, mengingat terbatasnya pengetahuan penulis dan kemampuan
penulis, namun demikian penulis berusaha dalam penyusunannya memenuhi
persyaratan yang telah ditetapkan. Oleh karena kritik dan saran yang membangun bagi
semua pihak akan merupakan masukan yang berharga bagi penulis guna memperbaiki
dan menyempurnakan Laporan Kerja Praktek di masa yang akan datang.
Dalam penyusunan Laporan Kerja Praktek ini, penulis banyak mendapat bantuan
dan saran serta dorongan dari berbagai pihak, maka dari itu sudah sepantasnya pada
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Dr.Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.
2. Prof. Dr. Umi Narimawati, Dra.,M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Komputer Indonesia.
3. Ibu Sri Dewi Anggadini, SE. M.Si., selaku Ketua Program Studi Akuntansi
iii perusahaan
7. Kedua Orang Tua yang telah memberikan doa, dukungan, dan semangat.
8. Teman-teman AK-5 khususnya Wilda dan Nabila.
9. Dan untuk semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan laporan
kerja praktek ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Semoga allah SWT memberikan seluruh kebaikan yang telah diberikan dan
mudah-mudahan Laporan Kerja Praktek ini bermanfaat bagi semua pihak yang