• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinajuan Atas prosedur Penagihan Piutang Usaha Pada PT. Bhanda Ghaira Reksa (Persero) Cabang Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tinajuan Atas prosedur Penagihan Piutang Usaha Pada PT. Bhanda Ghaira Reksa (Persero) Cabang Bandung"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

1

1.1Latar Belakang Masalah

Globalisasi perekonomian di dunia menyebabkan peningkatan perkembangan

dunia usaha di Indonesia, banyak sekali perusahaan didirikan termasuk di kota

Bandung. Perusahaan adalah suatu organisasi yang melakukan kegiatan yang

menghasilkan barang atau jasa dengan tujuan untuk dijual dan untuk memperoleh laba

dari hasil kegiatan tersebut. Atas dasar kegiatan produksinya dan produk yang

dihasilkan, perusahaan dapat di golongkan 3 jenis yaitu perusahaan jasa, perusahaan

dagang, dan perusahaan manufaktur.

Perusahaan jasa adalah jenis perusahaan yang bergerak dalam pelayanan yang

memberikan kemudahan, kenyamanan, dan kepuasan kepada masyarakat yang

memerlukan sebagai contoh adalah jasa transportasi, jasa profesi, jasa hiburan, jasa

reparasi dan pemeliharaan. Perusahaan dagang adalah perusahaann yang bergerak dalam

bidang jual beli atau kegiatanya melakukan pembelian barang dagangan atau suatu

produk untuk mengisi persediaan dan selanjutnya dijual kembali. Sebagai contoh yaitu

agen tunggal, pedagang grosir, mini market, departemen store. Perusahaan manufaktur

adalah perusahaan yang melakukan kegiatan produksi (suatu kegiatan yang dilakukan

untuk menambah nila guna suatu benda sehingga bermanfaat dalam memenuhi

(2)

contoh yaitu pabrik industry. untuk mempertahankan konsumen yang telah ada dan

menarik konsumen baru, perusahaan pada umumnya melakukan penjualan secara kredit

sehingga menimbulkan piutang. Piutang merupakan salah satu unsur aktiva lancar yang

timbul akibat adanya penjualan barang dan jasa secara kredit yang pembayaran pada

umumnya diberikan dalam tempo 30 hari sampai dengan 90 hari.

Dalam arti luas piutang merupakan tuntutan terhadap pihak lain berupa uang,

barang dan jasa yang dijual secar kredit. Piutang di klasifikasikan menjadi piutang

usaha dan piutang lain-lain. Piutang usaha merupakan piutang akibat hasil penjualan

hasil bidang usaha utama perusahaan. Piutang lain-lain adalah piutang yang tidak

berasal dari hasil bidang usaha utama perusahaan seperti piutang bunga, piutang

deviden, uang muka pegawai, uang muka perusahaan cabang.

Piutang usaha adalah tagihan yang tidak didukung dengan janji tertulis yang

hanya dilengkapi dengan surat jalan, faktur atau tanda terima lainya yang telah ditanda

tangani oleh debitur sehingga pernyataan telah menerima barang atau jasa didalam

surat-surat tersebut. Selain itu pengertian piutang usaha pada umumnya digolongkan

dalam aktiva lancar yang berarti bahwa tagihan-tagihan pada pihak lain yang nantinya

akan menimbulakn pembayaran dalam jangka waktu yang tidak lam (kurang dari satu

tahun) yang biasanya digolongkan dalam piutang usaha jangka pendek yang disajiakan

dalam neraca sebagia aktiva lancar, tapi apabila telah lebih dari satu tahun maka akan

dilaporkan sebagai aktiva tidak lancar.

Masalah umum yang terjadi pada perusahaan adalah sering terjadinya piutang

usaha yang telah jatuh tempo tidak dapat tertagih seluruhnya. oleh karena itu masalah

(3)

dihindari sekecil mungkin. Dalam hal ini manajemen perusahaan harus aktif dalam

mengelola penagihan piutang usaha, agar piutang usaha yang telah jatuh tempo tidak

menghambat kegiatan perusahaan. Manajemen piutang usaha merupakan hal yang

sangat penting bagi perusahaan terutama dalam menyangkut masalah pengendalian

jumlah piutang usaha, pengendalian pembelian, pengumpulan piutang usaha. Piutang

pada pihak lain dapat ditagih pada saat jatuh tempo. Semakin lama jangka waktu

pelunasan maka semakin besar resiko tidak dibayar atau tak tertagih.

PT. Bhanda Ghara Reksa (Persero) cabang Bandung yang selanjutnya disebut

dengan PT. BGR adalah salah satu perusahaan jasa yang berstatus BUMN yang

melakukan kegiatan dibidang jasa pergudangan dan logistik yang menekuni bisnis

penyediaan, penyewaan, dan pengelolaan ruangan gudang baik yang tertutup maupun

terbuka, serta jasa pergudangan lainnya yang mencakup stock management dan

collateral management. Pendapatan PT. BGR bersumber dari penerimaan pendapatan pergudangan, handling barang, bagging, pengurusan transportasi dan pendapatan penerimaan jasa lainya.

Dalam kegiatanya PT. BGR melakukan transaksi jasanya dengan dua cara yaitu

secara tunai yang akan langsung masuk kedalam kas perusahaan dan sewa dibayar

setelah adanya transaksi (secara kredit) yang akan menimbulkan piutang usaha.

Penagihan piutang usaha dilakukan dengan cara yaitu penagih melakukan konfirmasi

via telepon dan penagih membuat surat tagihan yang diajukan ke perusahaan yang

bersangkutan (rekanan). Walaupun prosedur penagihan telah ditetapkan, namun

pelaksanaan penagihan piutang ini tidak luput dari berbagai macam masalah baik dari

(4)

1. Rekanan sering kali tidak tepat waktu atau mengulur-ulur waktu yang

sudah jatuh tempo dalam melakukan kewajibanya, hal ini dapat

mengakibatkan jumlah piutang tak tertagih pada PT. BGR setiap

bulanya menjadi besar.

2. Hutang rekanan yang terlalu besar, sehingga dalam pembayarannya

seringkali mengalami kemacetan.

3. Dalam penagihannya, rekanan sering kali tidak memberitahukan surat

pemberitahuan apakah kewajibannya telah dibayar ataupun belum

terhadap perusahaan, sehingga PT.BGR harus meminta konfirmasinya

langsung (mendatangi) ke rekanan hal ini dapat memperlambat

masuknya uang ke kas perusahaan.

4. Adanya keterlambatan yang dilakukan PT.BGR dalam melengkapi

dokumen-dokumen penagihan, sehingga penagihan pun menjadi

terhambat.

Upaya penagihan piutang usaha ini harus ditanggapi dengan serius, oleh karena

itu untuk menanggapi masalah-masalah tersebut PT. BGR harus menggunakan suatu

metode yang berdaya guna demi terwujudnya tujuan perusahaan. Agar perusahaan

tidak mengalami kendala dalam melakukan penagihan piutang dan memperkecil resiko

yang ada. Dari latar belakang tersebut maka penulis mengambil judul “ Tinjauan atas

Prosedur Penagihan Piutang Usaha pada PT. Bhanda Ghara Reksa (Persero)

cabang Bandung

1.2 Maksud dan Tujuan Kerja Praktek

(5)

Adapun maksud penulis untuk melakukan penelitian dan pembuatan

Laporan Kerja Praktek ini adalah untuk mengetahui Prosedur Penagihan Piutang

Usaha yang dilaksanakan oleh PT. Bhanda Ghara Reksa.

1.2.2 Tujuan Kerja Praktek

1. Untuk mengetahui Prosedur Penagihan Piutnag Usaha pada PT. Bhanda

Ghara Reksa

2. Untuk mengetahui kendala-kendala (hambatan) pada saat penagihan

piutang dilaksanakan

3. Untuk mengetahui langkah-langkah untuk mengatasi hambatan

1.3 Kegunaan Kerja Praktek

Adapun kegunaan dari kerja praktek ini adalah sebagai berikut:

1.3.1 Kegunaan Teoritis

1. Bagi Penulis

Menambah pengetahuan mengenai prosedur penagihan piutang usaha

pada PT. Bhanda Ghara Reksa.

2. Penulis Selanjutnya

Laporan kerja praktek ini dapat dijadikan referensi mengenai prosedur

penagihan piutang usaha.

1.3.2 Kegunaan secara praktis

1. Bagi Perusahaan

perusahaan dapat memperoleh masukan baru mengenai prosedur

penagihan piutang usaha.

(6)

Dalam menyusun laporan kerka praktek ini penulis menggunakan metode Block Release, yaitu metode pelaksanaan kerja praktek dalam satu periode tertentu. Tekhnik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data yang relevan

berkaitan dengan judul yang diambil, adalah sebagai berikut:

1. Studi lapangan (field research)

Data yang diperoleh didapatkan langsung dari perusahaan melalui survey dalam

bentuk wawancara dengan pihak yang berkaitan dengan objek kerja praktek.

Adapun studi lapangan yang dilakuakan dengan berbagai cara yaitu:

1.1 Wawancara

Dalam melakukan kerja praktek penulis melakukan pengamatan secara

langsung terhadap prosedur penagihan piutang usaha.

1.2 Observasi

Penulis melakukan kerja praktek dengan mengamati dan meninjau terhadap

objek peneliti, guna mendapatkan gambaran mengenai proses yang

berlangsung penagihan piutang usaha

1.3 Studi Kepustakaan (Library Research)

Teori kerja praktek ini berguna dalam menggunakan landasan teoritis yang

berhubungan dengan judul penulisan laporan kerja praktek. Untuk memperoleh

data secara teoritis penulis menggunakan buku-buku ekonomi akuntansi

khususnya tentang piutang usaha serta sumber lainnya yaitu internet yang

dijadikan dasar perbandingan yang dirasa relevan dengan kerja praktek yang

(7)

1.4 Lokasi dan Jadwal Kerja Praktek

a. Lokasi

Penulis melaksanakan kerja praktek di sebuah instansi pemerintah PT.

BHANDA GHARA REKSA (Persero) cabang Bandung Jl. Soekarno- Hatta

No.503 B Telp. (022) 7315595-7315678-7315906 Bandung 40265 Fax (022)

7315580

b. Waktu

Penulis melakukan kerja praktek selama 1 (satu) bulan yang dimulai pada

tanggal 16 Juli sampai dengan 16 Agustus 2010.

berikut tabel jadwal pelaksanaan kerja praktek

Tabel 1.4

(8)

No

Kegiatan

Bulan dan Tahun

Juni

„10 Juli „10 Agst „10 Sept „10 Okt „10 Nov „10 Des „10 1 Persiapan

Permohonan izin KP Realisasi izinKP Menentukan tempat KP

Mendapat surat penerimaan Mendapat absen

2 Pelaksanaan Aktivitas KP Bimbingan di tempat KP

3 Pelaporan Konsultasi Mulai bimbingan Pembuatan laporan Ujian KP

(9)

9

2.1 Sejarah Perusahaan

PT. Bhanda Ghara Reksa didirikan pada tanggal 11 April 1977 berdasarkan

peraturan pemerintah No. 126/1976. PT. Bhanda Gahara Reksa adalah sebuah Badan Usaha

Milik Negara (BUMN) yang mengemban misi untuk turut menunjang kebijaksanaan dan

program pemerintah dibidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya,

khususnya dibidang penyelenggaraan jasa persewaan dan pengelolaan ruangan serta

pengurusan transportasi dengan memperhatikan prinsip-prinsip pengelolaan usaha yang

sehat dan Undang Undang Perseroan Terbatas. Dalam melaksanakan misi tersebut, visi

yang dicanangkan PT. Bhanda Ghara Reksa adalah menjadi perusahaan pergudangan

modern terpadu dalam pola total logistic manajemen yang terkemuka di Indonesia. a. Tempat dan kedudukan perusahaan

Lingkup bisnis PT. Bhanda Ghara Reksa menyediakan jasa logistic dengan jasa

pergudangan dan jasa transportasi serta usaha lain terkait yang menjadi peganganya.

b. Visi dan Misi Perusahan

Visi Perusahaan

Menjadi perusahaan jasa logistik terkemuka di Indonesia dan mampu bersaing di

(10)

Misi Perusahaan

Misi perusahaan dimasa yang akan datang secara umum dapat dinyatakan dalam

dua kegiatan utama yaitu:

 Menjadi mitra (partnership) pelaku bisnis dan industry dalam

pengiriman dan atau penyimpanan barang baik dalam skal nasional

maupun internasional

 Mendukung program pembangunan disektor jasa logistik.

c. Bentuk Badan Hukum Perusahaan

PT. Bhanda Ghara Reksa (Persero) didirikan berdasarkan:

PP No : 26/1976, tentang Penyertaan Modal Negara Untuk pendirian

perusahaan perseroan (Persero) yang bergerak dibidang jasa perguudangan.

Akte Notaris No: 21 tanggal 11 April 1997 dan terakhir telah diperbaharui

dengan Akte Notaris No: 36 tanggal 6 Mei 1998

Susunan permodalan PT. Bhanda Ghara Reksa (Persero) ditunjukan pada tabel

(11)

Tabel 2.1 Permodalan PT. Bhanda Ghara Reksa (Persero)

No URAIAN JUMLAH

1 Modal dasar perusahaan Rp 100.000.000.000

2 Modal yang belum disetor Rp 60.000.000.000

3 Modal yang disetor Rp 40.000.000.000

2.2 Struktur Organisasi Dinas Tenaga Kerja

Struktur organisasi PT. Bhanda Ghara Reksa (Persero) yang berlaku saat ini

ditetpkan dengan SDK.Nomor SK.DUT/035/HRU/III.2009 yang meliputi Kantor Cabang

Bandung yaitu :

1. Kepala Bagian Keu.Akt.Umum&SDM

2. Kepala Seksi Keuangan

Pelaksana/ Petugas Keuangan

3. Kepala Seksi Akuntansi

Pelaksana/ Petugas Akuntansi

4. Kepala Seksi HRD/SDM

Pelaksana/ petugas HRD/SDM

5. Kepala Seksi UMUM

(12)

2.3Deskripsi Jabatan

Tugas, fungsi dan tanggung jawab bidang pekerjaan pekerjan/ deskripsi jabatan di

PT. Bhanda Ghara Reksa disusun berdasarkan uraian kerja dan koordinasi serta

wewenang jabatan.

1. Kepala Bagian Keu.Akt.Umum&SDM

a. Fungsi Jabatan

1. Penanggung jawab pengelolaan likuiditas, keuangan dan akuntansi,

SDM serta pelayanan umum cabang.

2. Koordinator pengelolaan keuangan dan akuntansi, SDM, serta pelayanan

umum cabang.

3. Koordinator pelaksanaan kewajiban perpajakan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

b. Sasaran dan Tanggung Jawab Jabatan.

1. Tercapainyan target RKA cabang dan sub cabang dalam bidang

keuangan dan akuntansi, SDM serta pelayanan umum.

2. Bertanggung jawab penuh terhadap likuiditas, sumber dan pengguna

dana, penyelenggaraan akuntansi, SDM serta pelayanan umum cabang

sesuia dengan ketentuan perusahaan dan peraturan perundang-undangan

(13)

c. Uraian Kerja

No Tugas-tugas Uraian tugas 1 Penyusunan rencana

kerja dan anggaran (RKA) cabang bagian keuangan dan

akuntansi, SDM, dan pelayanan umum.

a. Mengkoordinir penyusunan strategi RKAC, bagian keuangan dan akuntansi.

b. Menyampaikan dan membahas RKAC bagian keuangan dan akuntansi kepada atasan langsung. 2 Pelaksanaan rencana

kerja anggaran cabang bagian keuangan dan akuntansi, sdm dan pelayanan umum

a. Mengkoordinir pelaksanaan strategi dan program RKAC bagian

keuangan dan akuntansi, SDM dan pelayanan umum.

b. Memantau dan mengevaluasi efektifitas pelayanan RKAC bagian keuangan dan akuntansi, SDM dan pelayanan umum cabang dan sub cabang/ unit yang berada

dibawahnya. 3 Pengelolaan likuiditas

dan sumber pengguna dana, akuntansi keuangan, SDM, dan pelayanan umum

a. Mengkoordinir penyusunan dan menyampaikan rencana arus kas bulanan secara akurat dan tepat waktu ke bidang keuanagn kantor pusat

b. Bersama kabag SDM dan umum menyiapkan proposal investasi c. Memantau dan mendorong

(14)

efektif.

d. Mengendalikan pengeluatran dana sesuai dengan skala prioritas dan kebijakan teknis keuangan perusahaan.

4 Penyusunan laporan cabang

a. Mengkoordinir pelaksanaan penyusunan dan menyampaikan laporan cabang ke kantor pusat secara periodic

b. Mengkoordinir pembuatan dan menyampaikan laporan realisasi proposal.

c. Mengkoordinir pelaksanaan penyusunan laporan seksie SDM dan umm sesuai dengan ketentuan perusahaan

5 Pembinaan a. Internal

Membina mengarahkan dan

memotivasi SDM

bawahanya di Cabang Dan Sub Cabang.

(15)

perusahaan. b. Eksternal

Menjaga hubungan baik dengan pelanggan.

Melakukan pendekatan dengan aparat Pemerintah Daerah dan pihak lainya yang berkaitan dengan usaha perusahaan.

d. Koordinasi dan Wewenang Jabatan

No Obyek pekerjaan Koordinasi Kewenang

1 Penyusunan RKAC bagian keuangan dan keuangan dan akuntansi, SDM dan pelayanan umuj ke atasan langsung.

2 Pengelolaan dana Fungsi terkait di cabang dan sub cabang

Mengusulkan kebutuhan dana rutin dan dana non rutin ke atasan langsung.

3 Pengelolaan AKP Fungsi terkait di cabang dan sub cabang

Mengusulkan pertambahan pos/ rekening AKP ke GM cabang untuk di teruskan ke kantor pusat.

4 Pengembangan SDM Fungsi terkait di cabang dan sub cabang

(16)

2. Kepala Seksi Keuangan

a. Fungsi Jabatan

1. Pelaksana pengelola likuiditas dan administrasi cabang.

2. Pelaksana perpajakan sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan

yang berlaku,

3. Penanggung jawab kas/bank yang ada di cabang

b. Sasaran dan Tanggung Jawab

1. Tercapainya target RKA seksie keuangan cabang

2. Bertanggung jawab penuh terhadap likuiditas, sumber dan penggunaan dana

serta kewajiban perpajakan cabang, sesuai dengan ketentuan keuangan

perusahaan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

c. Uraian kerja

No Tugas- tugas Uraian tugas

1 Penyusunan RKAC Seksi Keuangan

a. Menyusun Program/RKAC Seksi Keuangan.

b. Menyampaikan dan membahas RKAC Seksi Keuangan, kepada atasan Langsung.

2 pelaksanaan RKA Seksi Keuangan Cabang

a. Melaksanakan Program/RKAC Seksi Keuangan.

b. Mengevaluasi efektifitas pelaksanaan RKAC Seks Keuangan Cabang.

(17)

Cabang & Sub Cabang.

b. Menyampaikan laporan non rutin lainya, yang berhubungan dengan kemungkinan terjadinya kerugian perusahaan.

4 Pembinaan a. Internal

Membina mengarahkan dan memotivasi SDM bawahanya di Cabang Dan Sub Cabang Meningkatkan kemampuan/ Pemahaman bawahanya dicabang dan sub cabang terhadap seluruh SOP Seksi Keuangan sesuai dengan ketentuan perusahaan dan perundang-undangan yang berlaku.

b. Eksternal

Melakukan pendampingan dan pendekatan dengan pihak-pihak terkait dengan pemeriksaan. Menjaga hubungan baik dengan pelanggan.

c. Koordinasi dan wewenang jabatan

No Objek Pekerjaan Koordinasi Kewenangan

Mengusulkan RKAC Seksi Keuangan,

ke atasan langsung

2 Pengelolaan dana Fungsi terkait di

cabang dan sub

cabang

Mengusulkan kebutuhan dana rutin dan

(18)

3. Kepala Seksi Akuntansi cabang Bandung

a. Fungsi Jabatan

1. Pelaksana pengelola Akuntansi Keuangan Perusahaan (AKP) Cabang.

2. Kordinator Penyusunan Laporan Cabang ke Kantor Pusat

3. Penanggung Jawab aplikasi AKP dan Laporan Cabang

b. Sasaran dan Tanggung Jawab Jabatan

1. Tercapainya Target RKAC Seksi Akuntansi

2. Terselenggaranya pelaksanaan AKP Cabang

3. Bertanggung Jawab penuh terhadap penyelenggaraan AKP cabang,

sesuai dengan ketentuan akuntansi keuangan perusahaan.

c. Uraian Kerja

No Tugas- tugas Uraian tugas

1 Penyusunan RKAC Seksi Akuntansi

a. Menyusun Program/RKAC Seksi Akuntansi.

b. Menyampaikan dan membahas RKAC Seksi Akuntansi, kepada atasan Langsung.

2 pelaksanaan RKA Seksi Akuntansi Cabang

a. Melaksanakan Program/RKAC Seksi Akuntansi.

b. Mengevaluasi efektifitas pelaksanaan RKAC Seksi Akuntansi Cabang.

3 Pelaksanaan Aplikasi Program AKP

(19)

akuntansi

b. Melakuakn kegiatan entry data akuntansi keadaan system/program AKP

c. Melakukan print out untuk kepentingan pelaporan

d. Melakukan rekonsiliasi:

Rekening Koran kantor Pusat

Rekening Koran Sub Cabang

Piutang Usaha(dengan fungsi keuangan dan operasi)

Biaya Operasi dalam Proses (dengan Fungsi Operasi) Persediaan/ Inventaris Kantor (dengan Fungsi Umum)

4 Penyusunan Laporan Cabang a. Melaksanakan penyusunan dan menyampaikan “ laporan Cabang ke Kantor Pusat” secara periodic ke atasan langsung termasuk Sub Cabang / Unit yang berada dibawahnya, sesuai dengan peraturan Penyusunan Laporan Cabang & Sub Cabang.

(20)

lainya, yang berhubungan dengan kemungkinan terjadinya kerugian perusahaan.

5 Pembinaan a. Internal

Membina mengarahkan dan memotivasi SDM bawahanya di Cabang Dan Sub Cabang

Meningkatkan kemampuan/ Pemahaman bawahanya dicabang dan sub cabang terhadap seluruh SOP Seksi Akuntansi sesuai dengan ketentuan perusahaan dan perundang-undangan yang berlaku.

b. Eksternal

Melakukan pendampingan dan pendekatan dengan pihak-pihak terkait dengan pemeriksaan.

d. Koordinasi dan Wewenang Jabatan

No Objek Pekerjaan Koordinasi Kewenangan

1 Penyusunan RKAC Seksi Akuntansi

Fungsi terkait di Cabang dan Sub Cabang

(21)

2 Pengelolaan AKP Fungsi terkait di

Mengusulkan : pendidiakn, pelatihan, promosi, rotasi, demosi, dan rekrutmen serta PHK bagi bawahanya ke atasan langsung.

3. Kepala Seksi SDM

a. Uraian kerja

No Tugas-tugas Uraian Tugas

1 Penulisan rencana kerja dan anggaran (RKA) cabang seksi SDM

a. mengkoordinir penulisan strategi dan rencana kerja dan anggaran cabang (RKAC), seksi SDM 2 Pelaksanaan rencana kerja

anggaran cabang seksi SDM

a. Melaksanakan strategi dan program RKAC seksi SDM b. Memantau dan mengevaluasi

efektifitas pelaksanaan RKAC seksi SDM cabang dan sub

3 Pengelolaan sumber daya manusia a. Melaksanakan beban kerja dan analisis beban kerja dan analisis jabatan serta menyusun rencana kebutuhan, jrenjang karier dan mutasi/ promosi SDM cabang. b. Mengevaluasi dan mengkompilasi

kebutuhan SDM (kuantitas, kualitas dan komposisi SDM)

cabang dengan

(22)

c. Menjalankan proses rekrutmen dan seleksi terhadap calon pekerja, sesuai rencana dan prosedur yang berlaku, dengan persetujuan kantor pusat.

d. Melaksanakan penyiapan perjanjian kerja dan penempatan kerja baru dengan persetujuan kantor pusat.

e. Membuat berikut anggaranya sesuai jasil analisis kebutuhan pengembangan SDM kepada atasan langsung.

f. Melaksanakan program pelatihan dan pengembangan SDM sesuai dengan program dan anggaran yang telah disetujui.

g. Mengkoordinir pelaksanaan pelaksanaan penilaian karya yang dilakukan oleh masing masing fungsi organisasi cabang.

h. Membuat rekapitulasi dan mengolah hasil penilaian karya seluruh pekerja cabang serta menyerahkan kepada atasan langsung.

i. Melaksanakan administrasi database SDM secara up to date dan menyimpan serta mengamankan seluruh file dokumen penting SDM

j. Melaksanakan pengumpilan dan mengkompilasi data untuk laporan SDM cabang dan sub cabang

4 Evaluasi perhitungan imbalan jasa kesejahteraan pekerja

(23)

b. Melaksanankan penetapan dan data/ daftar imbal jasa serta kesejahteraan pekerja cabang. 5 Penulisan laporan SDM a. Mengkoordinir penulisan dan

menyampaikan laporan SDM secara periodic ke atasan langsung termasuk sub cabang/ unit yang berada dibawahnya, sesuai dengan ketentuan perusahaan.

b. Mengkoordinir pembuatan dan menyampaikan laporan realisasi proposal.

c. Menyampaikan laporan non rutin lainya, yang berhubungan dengan kemungkinan terjadinya kerugian perusahaan.

6 Pembinaan a. Internal

(24)

b. Koordiansi dan Wewenang Jabatan

No Objek Pekerjaan Koordinasi Kewenangan

1 Penyusunan SDM ke atasan langsung 3 Pengembangan rotasi, demosi, rekrutmen serta PHK bagi bawahanya ke atasan langsung

4. Kepala seksi umum

a. Uraian kerja

No Tugas- tugas Uraian tugas

1 Penyusunan RKAC Seksi Umum

a. Menyusun Program/RKAC Seksi Umum.

b. Menyampaikan dan membahas RKAC Seksi Umum, kepada atasan Langsung.

2 Pelaksanaan RKA Seksi Umum Cabang

a. Melaksanakan Program/RKAC Seksi Umum.

b. Mengevaluasi efektifitas pelaksanaan RKAC Seksi Umum Cabang.

(25)

Cabang / Unit yang berada dibawahnya, sesuai dengan peraturan Penyusunan Laporan Cabang & Sub Cabang.

b. Menyampaikan laporan non rutin lainya, yang berhubungan dengan kemungkinan terjadinya kerugian perusahaan.

5 Pembinaan e. Internal

Membina mengarahkan dan memotivasi SDM bawahanya di Cabang Dan Sub Cabang Meningkatkan kemampuan/ Pemahaman bawahanya dicabang dan sub cabang terhadap seluruh SOP Seksi Umum sesuai dengan ketentuan perusahaan dan perundang-undangan yang berlaku. f. Eksternal

(26)

b. Koordinasi dan Wewenang Jabatan

No Objek Pekerjaan Koordinasi Kewenangan

1 Penyusunan

RKAC Seksi

Umum

Fungsi terkait di

Cabang dan Sub

Cabang

Mengusulkan RKAC Seksi Umum, ke

atasan langsung

2 Pengelolaan dana Fungsi terkait di

Cabang dan Sub

Cabang

Mengusulkan kebutuhan dana rutin

dan dana non rutin ke atasan langsung

2.4 Aspek Kegiatan

Jenis kegiatan perusahaan yang semula bergerak pada jasa pergudangan,

transportasi dan aneka jasa tersendiri, saat ini pada lokasi-lokasi tertentu secara bertahap

dilakukan integrasi atas jasa- jasa perusahaan tersebut menjadi usaha logistic, dengan

menitik beratkan kepada kepentingan pelanggan dengan pola win-win solution yang

didasari denagn sikap profesioanlisme, sehinga diharapkan keusahaan perusahaan memiliki

daya saing tinggi dan dapat ntuk membangun prinsip kemitraan dengan pelanggan ,

menjadi loyal pada binis perusahaan.

Secara garis besar, aktifitas perusahaan dapat dibagi menjadi dua kegiatan pokok :

1. Umum

Menyelenggarakan dan menyediakan gudang untuk disewakan dan pengelolaan

(27)

2. Khusus

Menyediakan dan menyelenggarakan jasa-jasa :

a. Pergudangan :

Penyewaan ruangan gudang

Pengelolaan gudang ( Warehouse Management )

Collateral Management

b. Jasa Pengurusan Transportasi Nasional/Internasional :

Angkutan darat / laut dan udara

Pengurusan dan penyelesaian dokumen pelabuhan, pabean dan lain-lain

(EMKL, EMKU).

Container Freight Station / Container Depo.

c. Pemeliharaan barang dan jasa lainnya :

Termite Control

Surveyor

Fumigasi

(28)

28

3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek

Bidang pelaksanaan kerja praktek yang diambil oleh penulis pada PT. Bhanda

Ghara Reksa (Persero) cabang Bandung, yaitu bagian keuangan.

3.1.1 Pengertian Piutang

Menurut Donald E. Kieso, Jerry J. Weygandt, Terry D. Warfield,

pengertian piutang: “Piutang (receivable) adalah klaim uang, barang, atau jasa

kepada pelanggan atau pihak-pihak lainnya”.(2002:386)

Oleh karena itu, sejumlah uang yang ada pada pelanggan sebagai akibat dari

penjualan secara kredit merupakan piutang perusahaan terhadap pelanggan.

Lukman Syamsudin mengemukakan bahwa: “piutang adalah penagihan

yang timbul karena adanya transaksi secara kredit kepada langganannya”.

(2007:255)

Piutang terjadi karena adanya penjualan secara kredit yang dilakukan

perusahaan sebagai upaya memberikan kemudahan dalam pembayaran. Besarnya

piutang akan mempengaruhi kedalam menghasilkan keuntungan perusahaan karena

piutang merupakan elemen dalam keuntungan perusahaan.

Piutang dapat diklasifikasikan menjadi piutang dagang dan non dagang.

Menurut Donald E. Kieso, Jerry J. Weygandt, Terry D. Warfield“Piutang dagang

(29)

dan jasa yang telah kdiberikan sebagai bagian dari operasi bisnis normal”.

(2002:386)

Sedangkan piutang non dagang menurut Donald E. Kieso, Jerry J.

Weygandt, Terry D. Warfield(2002:386)

“Piutang non dagang (nontrade receivable) berasal dari berbagai transaksi dan

dapat berupa janji tertulis untuk membayar atau mengirimkan sesuatu. Sejumlah

contoh piutang nondagang adalah :

1. Uang muka kepada karyawan dan staf

2. Uang muka kepada anak perusahaan

3. Deposito untuk menutup kemungkinan kerugian dan kerusakan

4. Deposito sebagai jaminan penyediaan jasa atau pembayaran

5. Piutang deviden atau bunga

6. Klaim terhadap :

(a) Perusahaan asuransi untuk kerugian yang dipertanggung jawabkan

(b) Terdakwa dalam suatu perkara hukum

(c) Badan-badan pemerintah untuk pengembalian pajak.

(d) Perusahaan pengangkutan untuk barang yang rusak ataui hilang

(e) Kreditor untuk barang yang dikembalikan, rusak, atau hilang

(f) Pelanggan untuk barang-barang yang dapat dikembalikan (krat container,

dan sebagainya).

Jumlah atau nilai piutang dalam suatu perusahaan harus mendapatkan

perhatian yang khusus karena jika jumlah piutang sangat besar terlebih lagi piutang

(30)

perusahaan. Dengan adanya jumlah piutang tak tertagih yang besar, kegiatan

perusahaan akan terhambat karena tidak adannya atau berkurangnya dana yang akan

digunakan untuk biaya operasi perusahaan.

3.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah piutang

Dibawah ini dikemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah piutang

oleh Bambang Riayanto (2001:85-87) :

1. Volume penjualan kredit

2. Syarat pembayaran penjualan kredit

3. Ketentuan tentang pembatasan kredit

4. Kebijakan dalam pengumpulan piutang

5. Kebiasaan membayar dari pelanggan

Semakin besar proporsi penjualan kredit dari keseluruhan penjualan

memperbesar jumlah investasi dalam piutang. Dengan semakin besarnya volume

penjualan kredit setiap tahunnya hal ini menunjukan bahwa perusahaan harus

menyediakan investasi yang lebih besar lagi dalam piutang. Semakin besar jumlah

piutang berarti semakin besar risikonya.

Syarat pembayaran penjualan kredit dapat bersifat ketat atau lunak. Apabila

perusahaan menetapkan syarat pembayaran yang ketat berarti perusahaan lebih

mengutamakan keselamatan kredit dibandingkan profitabilitas. Syarat yang ketat

misalnya dalam bentuk jangka waktu pelunasan yang pendek, pembebanan bunga

yang tinggi pada pembayaran piutang yang terlambat.

Dalam penjualan kredit perusahaan dapat menetapkan batas maksimum bagi kredit

(31)

semakin besar juga dana yang diinvestasikan dalam piutang. Demikian juga dengan

ketentuan mengenai siapa yang diberikan kredit, disatu sisi hal ini merugikan karena

membatasi pelanggan tetapi hal ini juga memiliki nilai positif yaitu mengurangi risiko

tidak tertagihnya piutang.

Perusahaan dapat menjalankan kebijaksanaan dalam pengumpulan piutang

dalam 2 cara yaitu aktif atau pasif. Perusahaan yang menjalankan kebijaksanaan secara

aktif dalam pengumpulan piutang akan mempunyai pengeluaran uang yang lebih besar

untuk membiayqai aktivitas pengumpulan piutang tersebut dibandingkan dengan

perusahaan lain yang menjalankan kebijaksanaannya secara pasif. Perusahaan yang

disebutkan terdahulu kemungkinan akan mempunyai investasi dalam piutang lyang

lebih kecil daripada perusahaan yang disebutkan kemudian. Tetapi biasannya

perusahaan akan hanya mengadakan usaha tambahan dalam pengumpulan piutang

apabila biaya usaha tambahan tersebut tidak melampaui besarnya tambahan yang

diperoleh karena adannya usaha tersebut. Jadi perusahaan tidak akan mengeluarkan

uang sebesar Rp2000,00 untuk dapat mengumpulkan piutang sebesar Rp 500,00.

Semua piutang yang diperkirakan akan terealisasikan menjadi kas dalam

setahun di neraca disajikan pada bagian aktiva lancar.

Dari definisi-definisi diatas penulis menyimpulkan penagihan piutang adalah

proses dalam meminta pemenuhan janji dalam pelunasan piutang.

3.2 Teknik Pelaksanaan Kerja Praktek

Dalam melaksanakan Kuliah Kerja Praktek ini penulis ditempatkan di bagian

(32)

Kegiatan penulis selama kerja praktek pada PT. Bhanda Ghara Reksa adalah

sebagai berikut :

1. Perkenalan PT. Bhanda Ghara Reksa dengan sejarah singkat dan struktur

organisasinya pada minggu pertama.

2. Perkenalan bagian akuntansi beserta aspek kegiatan pada minggu kedua.

3. Menginput data yang diberikan pada minggu ketiga.

4. Review pada minggu keempat.

3.2.1 Prosedur Penagihan Piutang Usaha Pada PT. Bhand Ghara Reksa

Proses Penagihan Piutang Usaha dimulai dengan adanya Purchases Order atau

surat pesanan yang diterbitkan pelanggan ke bagian operasional untuk diterbitkan

dokumen piutang usaha dalam 5 rangkap, lalu bagian operasional melakukan

verifikasi dan memberikan paraf debet nota dan menyerahkan kepada fungsional

keuangan paling lambat satu hari setelah penerbitan debet nota.

Karena PT. Bhanda Ghara Reksa adalah PKP (Pengusaha Kena Pajak) maka PT.

Bhanda Ghara Reksa di wajibkan memungut PPn 10% dari setiap nilai bruto untuk

semua transaksi dengan para pelangganya. Sehingga Bagian keuangan membuat

Faktur PPN serta Kwitansi Tagihan, dan Surat Pengantar Tagihan masing-masing

dalam 5 rangkap dan melakukan verifikasi serta memberikan paraf sebelum

ditandatangani oleh Pimpinan Tertinggi Cabang/ Sub Cabang/ Unit Operasional dan

menyerahkan semua dokumen tagihan tersebut paling lambat satu hari setelah

dokumen Piutang Usaha di paraf kepada Sekretaris/secretariat Pimpinan Tertinggi

Cabang/Sub Cabang/Unit Operasional untuk ditanda tangani oleh Pimpinan

(33)

Setelah semua dokumen lengkap Sekretaris/secretariat Pimpinan Tertinggi

Cabang/ Sub cabang mengupayakan tanda tangan pada semua dokumen tagihan dan

melakukan distribusi dokumen tagihan kepada : Pelanggan via Petugas Pelanggan,

Fungsional Keuangan, Fungsional Operasi, serta Fungsional Akuntansi. Berikut

penjelasanya dalam bentuk tabel

Tabel 3.1 distribusi dokumen

Kepada Dokumen Lembar Jumlah

(34)

4. Fungsional

Untuk lebih jelasnya mengenai proses penagihan piutang usaha ini dapat dilihat

pada gambar berikut.

Gambar 3.1 proses penagihan piutang usaha

Pelaksanaan penagihan piutang usaha dilakukan oleh :

1. Petugas penagihan yang ditunjuk dengan surat penunjukan yaitu di kantor

cabang utama dan cabang, petugas penagihan ditunjuk secara tertulis oleh

pimpinan tertinggi fungsional keuangan.

(35)

a. Melakuakan penagihan sesuai dengan jadwal dan melaporkan hasil

tagihan dan informasi penting lain yang terkait dengan kondisi kepada

atasan langsung dan pimpinan tertinggi kantor cabang/ sub cabang/ unit

operasional.

b. Menyetorkan seluruh hasil penagihan yang diperoleh ke kasir peusahaan.

3. Tindakan lanjutan penagihan piutang usaha :

a. Terhadap pelanggan yang tidak melakuakan kewajiban piutang usaha

sesuai dengan surat perjanjian/kontrak pada kesempatan pertama, agar

manajemen cabang/ sub cabang:

1. Melakuakan pendekatan secara aktif dan intens dan atau persuasive,

serta penjadwalan kembali pembayaran piutang.

2. Memberikan surat pemberitahuan perihal kewajiban pembayaran

piutang.

b. Pelanggan yang tidak beritikad baik atau berindikasi tidak

berkemampuan atau tidak berkeinginan untuk membayar kewajibanya,

agar kantor cabang/ sub cabang :

1. Melakukan penahanan (retensi) barang atau dokumen barang,

minimal senilai tagihan atau lebih

2. Melakukan pelelangan barang (jika diatur dalam kontrak) dan

dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

(36)

a. Pemindahbukuan atau mentransfer langsung ke rekening Bank Mandiri atas

nama PT. Bhanda Ghara Reksa atau

b. membayar dengan cek atau giro bilyet atas nama PT. Bhanda Ghara Reksa atau

c. membayar langsung secara tunai di kasir cabang/sub cabang. Pelaksanaan

Penagihan Piutang usaha ini dilakukan oleh petugas penagihan yang ditunjuk

secara tertulis oleh Pimpinan Tertinggi.

3.2.2 Kendala Pada Saat Penagihan Piutang usaha

Dalam proses penagihan piutang walaupun telah dilaksanakan sesuai dengan

prosedur dan manajemen piutangnya telah dikelola secara manajerial tetap saja

sesekali ditemukan kendala/hambatan dalam pelaksanaannya. Kendala yang muncul

dapat dilihat dari dua segi yaitu segi intern dan ekstern. Kendala yang muncul dilihat dari segi intern antara lain keterlambatan penyelesaian pekerjaan, keterlambatan proses pembuatan debit nota oleh bagian operasional dan kurang lengkapnya dokumen

penagihan yang . Adapun kendala-kendala yang sering muncul dilihat dari segi ekstern

antara lain rekanan mengulur-ulur waktu yang sudah jatuh tempo dalam melakukan

kewajibanya serta hutang rekanan yang terlalu besar sehingga dalam pembayaranya

sering kali mengalami kemacetan.

3.2.3 Langkah Untuk Mengatasi Hambatan

Salah satu hambatan dari segi intern yang dihadapi PT. Bhanda Ghara Reksa adalah keterlamabatan dalam penyelesaian pekerjaan oleh karena itu PT. Bhanda

Ghara Reksa selalu berupaya untuk mengatasi hal ini dengan mengadakan

pelatihan-pelatihan kepada para pegawainya, hal ini bertujuan untuk memperbaiki kualitas SDM

(37)

diminimalkan. Sedangkan dari segi ekstern yaitu adanya keterlambatan pelunasan

maka PT. Bhanda Ghara Reksa berupaya untuk lebih selektif dalam memilih rekanan

serta melakukan pendekatan secara aktif dan intens dan penjadwalan kembali

pembayaran piutang usaha kepada rekanan yang mengalami keterlambatan

pembayaran

3.3 Pembahasan Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek

Piutang timbul akibat adanya transaksi penjualan secara kredit, maka secara

tidak langsung mengharuskan PT. Bhanda Ghara Reksa untuk melaksanakan proses

penagihan piutang-piutang yang muncul demi kelangsungan usahanya.

PT. Bhanda Ghara Reksa memberikan kredit pada rekananya berdasarkan

dengan pertimbangan yang penuh dengan kebijaksanaan. Karena bila tanpa

kebijaksanaan kredit yang matang maka tidak menutup kemungkinan PT.Bhanda

Ghara Reksa akan mendapatkan kerugian. Sementara tujuan utama dari memberikan

kredit kepada rekananya tidak lain adalah untuk meningkatkan volume penjualan dan

memperoleh keuntungan dari penjualan tersebut.

3.3.1 Analisis Prosedur Penagihan Piutang Usaha Pada PT. Bhanda Ghara Reksa

Dalam Prosedur penagihan piutang usaha pada PT. Bhanda Ghara Reksa

dimulai dari adanya purchases order atau surat pesanan yang di tujukan kepada bagian

operasional, setelah diterima bagian operasional segera menerbitkan debit nota atau

nota tagihan dalam 5 rangkap yang kemudian di paraf oleh pimpinan unit kerja

operasional dan selanjutnya diserahkan ke fungsional keuangan. Di bagian keuangan

dari debet nota tersebut lalu dibuatkan kwitansi tagihan, faktur ppn, dan surat

(38)

melakukan verifikasi dan paraf sebelum ditanda tangani oleh pimpinana tertinggi

cabang/ sub cabang/ unit operasional. Lalu segera menyerahkan seluruh dokumen

tagihan tersebut kepada sekretaris/secretariat pimpinana tertinggi untuk selanjutnya

ditanda tangani oleh pimpinan tertinggi cabang/ sub cabang / unit operasional.

Sekretaris/ secretariat pimpinan tertinggi mengupayakan tanda tanagan pimpinan

tertinggi pada semua dokumen tagihan yang selanjutnya dokumen tersebut di

distribusikan kepada pelanggan via petugas penagihan, fungsional keuangan,

fungsional operasi dan fungsional keuangan. Dari prosedur tersebut dapat dilihat PT.

Bhanda Ghara Reksa telah menjalankan prosedurnya dengan baik karena sesuai

dengan peraturan yang berlaku.

3.3.2 Analisis Kendala Pada Saat Penagihan Piutang Usaha

PT. Bhanda Ghara Reksa mengalami beberapa kendala pada saat penagihan

piutang usahanya. Kendala-kendala tersebut diantaranya adalah dari pihak intern

(perusahaan) dan dari pihak ekstern (rekanan/pelanggan). Dari pihak intern seperti

keterlambatan penerbitan debit nota, kurang lengkapnya dokumen serta keterlambatan

lainya. Sedangkan dari pihak ekstern seperti rekanan yang sering mengulur-ulur waktu

dalam pembayaran piutangnya yang telah jatuh tempo, piutang rekanan yang terlalu

besar sehingga pembayaranya pun menjadi macet, serta ketatnya verifikasi dokumen

dari pihak rekanan.

3.3.3 Analisis Langkah-Langkah untuk Mengatasi Hambatan

Ada 2 langkah yang dilaksanakan oleh PT. Bhanda Ghara Reksa dalam

menghadapi kendala pada saat penagihan piutang yaitu dari segi intern mengadakan

(39)

tidak terjadi keterlambatan-keterlambatan dalam penyelesaian semua pekerjaan

sedangkan dari segi ekstern PT. Bhanda Ghara Reksa lebih selektif dalam memilih

rekanan serta melakukan pendekatan-pendekatan secara aktif dan intens dan

penjadwalan kembali pembayaran piutang usaha kepada rekanan yang mengalami

(40)

4.1 Kesimpulan

Dari hasil pembahasan yang penulis paparkan pada bab-bab sebelumnya, maka

penulis menarik kesimpulan

1. Prosedur Piutang Usaha

a. Dimulai dengan adanya purchases order dari rekanan yang diterima oleh

fungsional operasi

b. Dibuatkan debet nota oleh bagian operasional yang kemudian diserahkan kepada

fungsional keuangan.

c. Bagian keuangan membuat kwitansi tagihan, faktur ppn, dan surat tagihan yang

kemudian diserahkan kepada pimpinan tertinggi.

d. Penandatanganan oleh pimpinan tertinggi terhadap semua dokumen tagihan yang

kemudian di distribusikan kepada rekanan, fungsional keuangan, fungsional

operasi serta fungsional akuntansi.

2. Kendala yang dihadapi

a. Intern

Adanya keterlambatan penerbitan debit nota dan keterlambatan

dokumen-dokumen.

b. Ekstern

(41)

4.2Saran

Karena piutang merupakan investasi yang cukup besar dalam kegiatan perusahaan

maka dperlukan cara untuk meminimalkan kendala dan memperlancar pelaksanaan proses

penagihan piutang, maka dalam hal ini penulis mempunyai beberapa saran yang

mudah-mudahan dapat menjadi masukan yang bermanfaat bagi perusahaan,antara lain:

1. Dalam pelaksanaan proses penagihan piutang ini pihak-pihak yang terlibat

didalamnya hendaklah orang yang benar-benar professional dan mempunyai rasa

tanggung jawab yang besar dalam menunaikan kewajibannya dalam hal ini adalah

yang berkaitan dengan pelaksanaan proses penagihan piutang.

2. Memberikan sanksi yang tegas kepada pihak-pihak yang sering melakukan kelalaian

dalam pelaksanaan pekerjaanya.

(42)

Laporan Kerja Praktek

Diajukan sebagai salah satu syarat Mata Kuliah Kerja Praktek Studi D-III

Program Studi Akuntasi

Disusun oleh :

ISNI AISYAH

21308002

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(43)

iv

LEMBAR PENGESAHAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Maksud dan Tujuan Kerja Praktek ... 4

1.2.1 Maksud Kerja Praktek ... 4

1.2.2 Tujuan Kerja Praktek ... 5

1.3 Kegunaan Keja Praktek ... 5

1.3.1 kegunaan teoritis ... 5

1.3.2 kegunaan praktis ... 5

1.4 Metode Kerja Praktek... 6

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI 2.1 Sejarah Perusahaan... 9

2.2 Struktur Organisasi... 11

2.3 Deskripsi Jabatan ... 12

(44)

v

3.1.2 faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah piutang ... 30

3.2 Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek ... 31

3.2.1 Prosedur Penagihan Piutang Usaha pada PT. Bhanda Ghara Reksa ... 32

3.2.2 Kendala Pada saat Penagihan Piutang Usaha ... 36

3.2.3 Langkah Untuk Mengatasi Hambatan ... 36

3.3 Pembahasan Hasil Kerja Praktek ... 37

3.3.1 Analisis Prosedur Penagihan Piutang Usaha Pada PT. Bhanda Ghara Reksa... 37

3.3.2 Analisis Kendala Pada Saat Penagihan Piutang Usaha ... 38

3.3.3 Analisis Langkah-langkah untuk Mengatasi Hambatan ... 38

BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan ... 40

4.2 Saran ... 40

DAFTAR PUSTAKA ... 42

LAMPIRAN – LAMPIRAN ... 43

(45)

44

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama Lengkap : Isni Aisyah

Tempat tanggal lahir : Bandung, 28 Januari 1990

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Jl. Dago Pojok No 5/159d

DATA PENDIDIKAN

TK NURUL JAMIL 1995-1996

SDN NEGERI COBLONG 1 1996-2002

SMP NEGERI 19 BDG 2002-2005

SMA NEGERI 19 BDG 2005-2008

(46)

42 Cetakan Ketujuh, Yogyakarta: BPFE.

Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt, dan Terry D. Warfeild, 2002. Akuntansi Internediete, Terjemaham Emil alim, Jilid 1, Edisi kesepuluh, Jakarta: Erlangga.

Lukman Syamsudin, 2007, Manajemen Keuangan Perusahaan, Edisi Keenam, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

(47)

ii

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan

Kerja Praktek ini dengan judul: “TINJAUAN ATAS PROSEDUR PENAGIHAN

PIUTANG USAHA PADA PT. BHANDA GHARA REKSA (PERSERO) CABANG BANDUNG”.

Penulis berusaha menyajikan Laporan Kerja Praktek ini sebaik mungkin, namun

demikian penulis menyadari bahwa Laporan Kerja Praktek ini jauh dari sempurna dan

banyak kekurangan, mengingat terbatasnya pengetahuan penulis dan kemampuan

penulis, namun demikian penulis berusaha dalam penyusunannya memenuhi

persyaratan yang telah ditetapkan. Oleh karena kritik dan saran yang membangun bagi

semua pihak akan merupakan masukan yang berharga bagi penulis guna memperbaiki

dan menyempurnakan Laporan Kerja Praktek di masa yang akan datang.

Dalam penyusunan Laporan Kerja Praktek ini, penulis banyak mendapat bantuan

dan saran serta dorongan dari berbagai pihak, maka dari itu sudah sepantasnya pada

kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada :

1. Dr.Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Prof. Dr. Umi Narimawati, Dra.,M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Komputer Indonesia.

3. Ibu Sri Dewi Anggadini, SE. M.Si., selaku Ketua Program Studi Akuntansi

(48)

iii perusahaan

7. Kedua Orang Tua yang telah memberikan doa, dukungan, dan semangat.

8. Teman-teman AK-5 khususnya Wilda dan Nabila.

9. Dan untuk semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan laporan

kerja praktek ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Semoga allah SWT memberikan seluruh kebaikan yang telah diberikan dan

mudah-mudahan Laporan Kerja Praktek ini bermanfaat bagi semua pihak yang

(49)

Gambar

Tabel 2.1 Permodalan PT. Bhanda Ghara Reksa (Persero)
Tabel 3.1 distribusi dokumen
Gambar 3.1 proses penagihan piutang usaha

Referensi

Dokumen terkait

Proses dalam penyaluran kredit di Bank Sumut Cabang Pembantu USU telah berjalan sesuai dengan standard dan ketentuan yang berlaku sehingga kemungkinan piutang yang tidak

[r]

Cabang Karawang melakukan pemberian kredit dengan disertai pengendalian intern yang sudah ditetapkan dan tidak hanya mengandalkan pelemparan dana maka pihak bank akan memperoleh

PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat Area Bandung Rayon Bandung Utara yang dengan sabar membimbing dan membantu selama masa kerja praktek berlangsung. Kepada kedua

Untuk menjadi perusahaan yang besar dan berkemampulabaan yang berkelanjutan ( sustainable ) sesuai dengan tujuan PT Bahana Sejahtera Tour and Travel Bandung maka kinerja perusahaan

bagian akuntansi UPT berupa laporan buku besar harian dan laporan tersebut. dilaporkan kepada divisi regional PT.Pos Indonesia sesuai

judul Laporan Akhir ini adalah “ Analisis Sistem Pengendalian Intern atas Prosedur Penagihan Piutang Usaha pada PT Diva Cash & Credit Palembang”.. Masalah yang

8. Bapak dan ibu dosen serta staf Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Sriwijaya yang telah ikhlas memberikan ilmu dan masukan kepada penulis. Bapak dan Ibu Dosen