1 BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Combustio (luka bakar) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh karena kontak dengan sumber panas sehingga menyebabkan kerusakan pada kulit mukosa dan jaringan yang lebih dalam (Baoezier, 2008). Di Amerika serikat dilaporkan ada sekitar 2,5 juta penderita luka bakar setiap tahun dengan jumlah kematian 12 ribu, sedangkan di Indonesia belum ada laporan tertulis. Di Rumah Sakit Cipto Mangun Kusumo Jakarta pada tahun 1998 dilaporkan 107 kasus luka bakar yang dirawat, dengan angka kematian 37,38%, sedangkan di Rumah Sakit Dr. Soetomo Surabaya pada tahun 2000 dirawat 106 kasus luka bakar dengan angka kematian 26,41%. Selanjutnya di Rumah Sakit Pusat Pertamina pada tahun 2007, terdapat pasien luka bakar rata – rata sebanyak 40 penderita pertahun yang dirawat di unit luka bakar, dengan kategori luka bakar berat sekitar 21% dengan angka kematian berkisar 40-50% (Prayogi and Majid, 2013).
Pasien pada kasus luka bakar (combustio) mempunyai frekuensi yang tinggi untuk mengalami stress ulcer. Luka bakar dengan luas area permukaan tubuh yang terbakar lebih dari 35% mengalami erosi mukosa usus dan berkembang menjadi stress ulcer (Moenadjat, 2001). Stress ulcer merupakan defek atau kerusakan mukosa saluran cerna bagian atas, yaitu lambung dan usus halus bagian atas yang terjadi secara akut karena adanya ketidakseimbangan antara faktor agresif dan defensive lambung. Stress ulcer pada kasus luka bakar di Inggris dilaporkan terjadinya kerusakan mukosa lambung pada 75% - 100% pasien yang masuk rumah sakit dalam waktu 24 – 48 jam. Jumlah pasien dengan perdarahan saluran cerna bagian atas juga mencapai 2500 tiap tahunnya. Angka insidensi kondisi ini berkisar 47 – 116 pasien per 100.000 populasi (Spirt and Stanley, 2006).
2
sekitar 2% - 6%, dan pasien yang mengalami perdarahan serta dapat mengalami kematian sekitar 40% - 77% (Galindo and Pfeffer, 2007).
Pada kasus luka bakar hampir selalu diikuti kondisi hipovolemic shock. Kondisi tersebut menyebabkan terjadinya iskemia jaringan termasuk mukosa lambung dan diikuti peningkatan permeabilitas mukosa. Peningkatan permeabilitas mukosa akan menyebabkan terjadinya peningkatan difusi balik dan pelepasan pepsin yang berakibat pada kerusakan jaringan terutama pada pembuluh darah. Selanjutnya terjadi pelepasan histamin yang merangsang sekresi asam dan pepsin lebih lanjut serta meningkatan permeabilitas kapiler terhadap protein disertai peningkatan vasodilatasi. Selanjutnya mukosa mengalami edema dan sejumlah protein plasma hilang. Hal tersebut mengakibatkan mukosa kapiler dapat rusak yang akan mengakibatkan hemoragi interstitial dan perdarahan sehingga menyebabkan terjadinya kerusakan mukosa dan pembentukan ulkus (Price and Wilson, 2006).
Tujuan pemberian obat H2-Antagonis pada pasien luka bakar adalah
sebagai upaya menetralisir asam lambung yang dicurigai terjadi pada kondisi stress. H2-Antagonis diberikan dalam dosis besar secara kontinu, dengan bekerja
menghambat sekresi asam lambung yang berikatan secara kompetitif dengan reseptor histamine tipe 2 yang terdapat pada membrane basolateral dari sel parietal, Oleh sebab itu pemberian obat H2-Antagonis sangatlah penting pada
kasus luka bakar (Moenadjat, 2001 ; Oviedo and Wolfe, 2005).
3
(80,8%), ras kulit putih 29 orang (7,4%), hispanic 19 orang (4,8%), Asia 11 orang (2,8%), dan ras kulit lainnya 16 orang (4,0%). Sehingga disimpulkan bahwa pemberian PPI (Proton Pump Inhibitor) dianggap sesuai untuk mengobati stress ulcer profilaksis dengan tidak ada indikasi sepsis, peumonia, sindrom koroner akut, urinary tract infection, Chronic Obstruction Pulmonary Disease, asma, deep vein thrombosis, dan pulmonary embolism (Perwaiz, 2010).
Sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Cook et al, (1996). Dilakukan penelitian uji coba terkontrol secara acak atau random pada 2814 orang dengan perlakuan analysis A diberikan ranitidin, analysis B diberikan sukralfat, analysis C diberikan ranitidin dan plasebo, analysis D diberikan sukralfat dan placebo, dan analysis E diberikan ranitidin dan sukralfat.
Pada analysis A diberikan ranitidin 50 mg iv setiap 6 jam, ranitidin 6,25 mg/hr diberikan secara infus terus menerus, pada analysis B diberikan sukralfat 1 g menggunakan selang nasogastric setiap 4 jam, pada analysis C diberikan ranitidin 50 mg iv setiap 6 jam, ranitidin 6,25 mg/hr diberikan secara infus terus menerus, ranitidin 50 mg tid iv, pada analysis D diberikan sukralfat 1 g secara oral setiap 6 jam, sukralfat 2 g menggunakan selang nasogastric setiap 8 jam, dan pada analalysis E diberikan ranitidin 50 mg iv setiap 6 jam, ranitidin 6,25 mg/hr diberikan secara infus terus menerus, ranitidin 0,25 mg/kg/hr dengan rentang dosis 0,5 mg/kg, ranitidin 50 mg iv setiap 4 jam, ranitidin 50 mg iv setiap 8 jam, ranitidin 100 mg iv setiap 8 jam. Didapatkan hasil penelitian 398 orang pada meta analysis A terjadi resiko perdarahan, 54 orang pada analysis B terjadi resiko perdarahan, 311 orang pada analysis C terjadi resiko pneumonia nasokomial, 226 orang pada analysis D terjadi resiko pneumonia nasokomial, dan 1825 orang pada analysis E terjadi resiko peumonia. Sehingga disimpulkan bahwa ranitidin meningkatkan resiko pneumonia dan perdarahan serta tidak efektif dalam pencegahan perdarahan gastrointestinal (Messori, 2000).
Berdasarkan latar belakang diatas maka diperlukan sebuah studi untuk mengetahui pola penggunaan obat tukak lambung H2-Antagonis pada penderita
4
terapinya dikaitkan dengan data klinik dan data laboratorium. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi masukan bagi klinisi dan khususnya farmasis dibagian klinik, mengenai pola penggunaan obat tukak lambung pada penderita luka bakar dan sebagai bahan evaluasi lebih lanjut mengenai manajemen terapi luka bakar, serta meningkatkan keberhasilan terapi pasien luka bakar dalam mencegah terjadinya stress ulcer.
1.2Rumusan Masalah
Bagaimana pola penggunaan obat tukak lambung pada pasien luka bakar di Instalasi Rawat Inap (IRNA) RSU Dr. Saiful Anwar Malang.
1.3Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Mempelajari bagaimana pola penggunaan obat tukak lambung pada pasien luka bakar di Instalasi Rawat Inap (IRNA) RSU Dr. Saiful Anwar Malang serta efek samping obat yang mungkin terjadi pada pasien periode 1 Januari 2012 - 31 Desember 2012.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui pola penggunaan tukak lambung pada pasien luka bakar meliputi dosis yang diberikan, rute pemberian, lama pemberian dan waktu pemberian.
2. Mengkaji hubungan terapi obat tukak lambung pada pasien luka bakar dikaitkan dengan data klinik dan data laboratorium.
1.4Manfaat Penelitian
1. Penelitian ini diharapkan menjadi bahan informasi kepada para praktisi kesehatan dan masyarakat umum mengenai kesesuaian penggunaan obat tukak lambung pada kasus luka bakar.
5
i
SKRIPSI
FANJI SETIA PRATAMA
STUDI PENGGUNAAN OBAT TUKAK
LAMBUNG H
2-ANTAGONIS PADA PASIEN
COMBUSTIO
(Penelitian di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Saiful Anwar Malang)
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
ii
Lembar Pengesahan
STUDI PENGGUNAAN OBAT TUKAK
LAMBUNG H
2-ANTAGONIS PADA PASIEN
COMBUSTIO
(Penelitian di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Saiful Anwar Malang)
SKRIPSI
Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang 2014
Oleh:
FANJI SETIA PRATAMA NIM : 09040090
Disetujui oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
iii
Lembar Pengujian
STUDI PENGGUNAAN OBAT TUKAK
LAMBUNG H
2-ANTAGONIS PADA PASIEN
COMBUSTIO
(Penelitian di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Saiful Anwar Malang)
SKRIPSI
Telah Diuji dan Dipertahankan di Depan Tim Penguji pada Tanggal 22 Februari 2014
Oleh:
FANJI SETIA PRATAMA NIM : 09040090
Disetujui oleh :
Penguji I Penguji II
Drs. Didik Hasmono, MS., Apt Dra. Lilik Yusetiani, Sp.FRS.,Apt NIP. 195809111986011001 NIP. UMM. 114.0704.0450
Penguji III Penguji IV
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kepada ALLAH SWT berkat rahmat dan ridho-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Studi Penggunaan Obat Tukak Lambung H2-Antagonis Pada Pasien Combustio (Penelitian di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Saiful Anwar)”. Skripsi ini diajukan sebagai syarat untuk mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini tidak mungkin dapat diselesaikan dan berhasil tanpa bimbingan dan bantuan dari banyak pihak, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. ALLAH SWT, yang telah memberikan rahmat, nikmat dan hidayah-Nya, Rasulullah SAW, yang sudah menuntun kita menuju jalan yang lurus.
2. Yoyok Bekti Prasetyo M.Kep.,Sp.Kom. selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan kesempatan penulis belajar di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
3. Dr. dr. Basuki Bambang Purnomo, Sp.U selaku Direktur RSUD Dr. Saiful Anwar Malang.
4. Dr. dr. Pudji Rahaju, SpTHT-KI (K) selaku Ketua Komisi Etik Penelitian Kesehatan yang telah memberikan izin dan kelayakan etik sehingga penulis bisa melakukan penelitian di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang.
5. drg. Asri Kusuma Djati, MMR., selaku Kepala Bidang Pendidikan dan Penelitian RSUD Dr. Saiful Anwar Malang .
6. Sri Erna Utami, SKM., M.Kes. (MARS) selaku Kepala Bidang Rekam Medik dan Evaluasi Pelaporan di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang.
v
8. Bapak Ahmad Sobrun Jamil, S.Si,MP selaku sekretaris Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang yang telah membagikan pengetahuan motivasi.
9. Bapak Drs. Didik Hasmono, MS.,Apt, selaku Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan waktu dengan penuh kesabaran dalam membimbing, mengarahkan, serta mendorong penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 10. Ibunda Dra. Lilik Yusetyani, Apt.,Sp.FRS., selaku Dosen Pembimbing II
yang dengan tulus dan ikhlas penuh kesabaran, membimbing, mengarahkan, memberikan kemudahan dan banyak saran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
11. Ibunda Ika Ratna Hidayati, S.Farm.,M.Sc.,Apt., selaku Dosen Penguji I yang telah banyak memberikan saran dan masukan demi kesempurnaan skripsi ini. 12. Ibunda Dra. Uswatun Chasanah, M.Kes.,Apt., selaku Ketua Program Studi
Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang, sekaligus Dosen Penguji II. Yang telah banyak memberikan saran dan motivasi demi kesempurnaan skripsi ini, serta memberi motivasi dan kesempatan penulis belajar di Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang.
13. Ibunda Siti Rofida, S.Si.,Apt.,M.Farm., selaku Dosen Pembimbing Akademik. Terima kasih banyak atas arahan dan motivasi Bunda selama ini. 14. Ibunda Arina Swastika Maulita, S.Farm., Apt., selaku Dosen Farmasi
Universitas Muhammadiyah Malang yang telah susah payah membantu jalannya ujian skripsi sehingga kami dapat melaksanakan ujian skripsi dengan baik.
15. Orangtua saya tercinta, Bapak Toto Sumarto dan Ibu Tati Marlianti yang tiada hentinya memberi dukungan dan semangat dalam segala hal, dengan sabar mendoakan untuk kebaikan dan kesuksesan anaknya. Terima kasih banyak atas didikan dan kerja keras untuk membuat anaknya mendapatkan ilmu yang bemanfaat.
vi
17. Untuk semua pihak yang belum disebutkan namanya, penulis mohon maaf dan terima kasih yang sebesar-besarnya. Keberhasilan ini tidak luput dari bantuan dan doa yang telah anda semua berikan.
Jasa dari semua pihak yang telah membantu dalam penelitian ini, penulis tidak mampu membalas dengan apapun. Semoga amal baik semua pihak mendapat imbalan dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kebaikan skripsi ini. Semoga penulisan ini dapat memberikan manfaat.
Malang, 22 Februari 2014 Penulis
vii
RINGKASAN
STUDI PENGGUNAAN OBAT TUKAK LAMBUNG
H
2-ANTAGONIS PADA PASIEN COMBUSTIO
(Penelitian di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Saiful Anwar Malang)
FANJI SETIA PRATAMA
Combustio (luka bakar) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh karena kontak dengan sumber panas sehingga menyebabkan kerusakan pada kulit mukosa dan jaringan yang lebih dalam.
Tujuan pemberian obat H2-Antagonis pada pasien luka bakar adalah sebagai
upaya menetralisir asam lambung yang dicurigai terjadi pada kondisi stress. H2
-Antagonis diberikan dalam dosis besar secara kontinu, dengan bekerja menghambat sekresi asam lambung yang berikatan secara kompetitif dengan reseptor histamine tipe 2 yang terdapat pada membrane basolateral dari sel parietal, Oleh sebab itu pemberian obat H2-Antagonis sangatlah penting pada
kasus luka bakar.
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana pola penggunaan H2-Antagonis pada pasien luka bakar di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr.
Saiful Anwar Malang. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pola penggunaan H2-Antagonis pada pasien luka bakar terkait jenis, dosis, dan lama
pemakaian H2-Antagonis. Manfaat penelitian ini adalah untuk mengetahui
kesesuaian penggunaan obat tukak lambung pada kasus luka bakar, sumber informasi untuk penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan luka bakar, bahan pertimbangan bagi pihak-pihak yang terkait dalam menentukan kebijakan tentang penggunaan obat tukak lambung pada kasus luka bakar, dan masukan dalam meningkatkan pelayanan kefarmasian dan mempermudah perencanaan obat kepada penderita luka bakar.
Metode penelitian yang digunakan yaitu observasional dengan rancangan deskriptif dan pengumpulan data secara retrospektif menggunakan data rekam medik. Sampel kriteria inklusi penelitian ini yaitu pasien dengan diagnosis luka bakar yang mendapat terapi H2-Antagonis di instalasi rawat inap RSUD Dr. Saiful
Anwar Malang pada periode 1 Januari – 31 Desember 2012 yang dirawat selama
≥ 3 hari di rumah sakit dengan data rekam medik yang mendukung.
Dari 146 sampel diperoleh 51 sampel yang sesuai dengan kriteria inklusi yaitu perempuan (33,3%) dan laki-laki (66,6%), usia paling banyak pada rentang 1-20 tahun (45%). Terapi H2-Antagonis yang digunakan adalah ranitidin (100%)
viii
ABSTRACT
DRUG UTILIZATION STUDY OF
H
2-ANTAGONIS ON COMBUSTIO PATIENT
(Research on Hospitalized Patients in Public Hospital Dr. Saiful Anwar Malang)
Background: Burns often lead to death. Patients with burn cases usually have a high opportunity to suffer from stress ulcer. Without administration of H2 blocker, stress ulcer can develop into bleeding and even death H2-antagonists. H2-antagonists has the effect of preventing the occurrence of lesions and sores on the mucous membrane.
Objectives : To know the pattern about use of H2-Antagonis related type, dose,
and duration in patients combustio of RSUD Dr. Saiful Anwar Malang.
Method : Descriptive-observational study with retrospective method using combustio patient records in the inpatient period 1 January to 31 December 2012. Results and Conclusions : 146 samples obtained from 51 samples in accordance with the inclusion criteria. Women (33.3%) and men (66.6%), the age range is 1-20 years (45%). Therapy of H2-Antagonis was ranitidin (100%) p.o (1,9%), and
(98%) was range dose 20mg - 2g iv daily. Prolonged use of ranitidin at most that 1-5 days. The use of H2-Antagonis dose and duration of ranitidin is appropriate.
ix
ABSTRAK
STUDI PENGGUNAAN OBAT TUKAK LAMBUNG
H
2-ANTAGONIS PADA PASIEN COMBUSTIO
(Penelitian di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Saiful Anwar Malang)
Latar Belakang: Luka bakar seringkali mengakibatkan kematian. Pada kasus luka bakar memiliki frekuensi yang tinggi untuk mengalami stress ulcer. Pasien tanpa pemberian obat tukak lambung pada kasus luka bakar dapat mengalami perdarahan dan kematian. H2-Antagonis dalam hal ini memiliki efek untuk
mencegah terjadinya lesi dan luka pada membrane mukosa.
Tujuan: Mengetahui pola penggunaan H2-Antagonis pada pasien luka bakar
terkait jenis, dosis, dan lama pemakaian H2-Antagonis RSUD Dr. Saiful Anwar.
Metode Penelitian: Penelitian ini bersifat observasional-deskriptif dengan metode retrospektif mengguanakan rekam medik pasien luka bakar di instalasi rawat inap periode 1 Januari-31 Desember 2012.
Hasil dan Kesimpulan : Dari 146 sampel diperoleh 51 sampel yang sesuai dengan kriteria inklusi yaitu perempuan (33,3%) dan laki-laki (66,6%), usia paling banyak terjadi pada rentang 1-20 tahun (45%). Terapi H2-Antagonis yang
digunakan adalah ranitidin (100%) yang diberikan melalui rute oral (1,9%), dan iv (98%) dengan rentang dosis 20mg - 2g/hari. Lama penggunaan ranitidin paling banyak 1-5 hari. Penggunaan dosis H2-Antagonis dan lama pemberian H2
-Antagonis sudah sesuai.
x
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
LEMBAR PENGUJIAN ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
RINGKASAN ... viii
ABSTRACT ... x
ABSTRAK ... xi
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
DAFTAR SINGKATAN ... xix
DAFTAR ISTILAH ... xxi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 4
1.3 Tujuan Penelitian... 4
1.3.1 Tujuan Umum ... 4
1.3.2 Tujuan Khusus... 4
1.4 Manfaat Penelitian... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6
2.1 Tinjauan Tentang Luka Bakar ... 6
2.1.1 Anatomi Kulit ... 6
2.1.2 Luka Bakar ... 8
2.1.3 Etiologi Luka Bakar ... 8
2.1.4 Klasifikasi Luka Bakar berdasarkan kedalamannya ... 8
2.1.5 Klasifikasi Luka Bakar menurut luas dan dalamnya ... 13
2.1.6 Patofisologi Luka Bakar ... 14
xi
2.2 Tinjauan tentang Stress Ulcer ... 19
2.2.1 Definisi Stress Ulcer ... 19
2.2.2 Epidemiologi Stress Ulcer ... 19
2.2.3 Faktor Resiko dari Stress Ulcer ... 20
2.2.4 Penatalaksanaan pemeriksaan dan Diagnosis ... 20
2.2.5 Etiologi Stress Ulcer ... 21
2.2.6 Patofisiologi Stress Ulcer ... 21
2.2.7 Manifestasi Klinik Stress Ulcer ... 22
2.2.8 Penatalaksanaan Terapi Stress Ulcer ... 22
2.3 Tinjauan tentang Obat Stress Ulcer ... 26
2.3.1 Golongan - Antagonis ... 26
2.3.2 Golongan Proton Pump Inhibitor (PPI) ... 32
2.3.3 Sukralfat ... 37
2.3.4 Efek Samping Penggunaan Obat Profilaksis Stress Ulcer.... 38
2.3.4.1 Pneumonia ... 38
2.4 Tinjauan tentang Sawar Mukosa Lambung ... 39
2.4.1 Anatomi dan Fungsi Sawar Mukosa Lambung ... 39
2.4.2 Mekanisme Pertahanan Mukosa Lambung ... 41
2.4.3 Destruksi Sawar Mukosa Lambung ... 43
2.5 Tinjauan Tentang Asam Lambung ... 46
2.6 Tinjauan Tentang Pasien Luka Bakar Dengan Stress Ulcer ... 47
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ... 49
BAB IV METODE PENELITIAN ... 52
4.1 Rancangan Penelitian ... 52
4.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 52
4.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 52
4.3.1 Populasi Penelitian ... 52
4.3.2 Sampel Penelitian ... 52
4.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi ... 52
4.4.1 Kriteria Inklusi ... 52
xii
4.5 Bahan Penelitian ... 53
4.6 Definisi Operasional ... 53
4.7 Instrumen Penelitian ... 54
4.8 Metode Pengumpulan Data ... 54
4.9 Analisis Data ... 55
BAB V HASIL PENELITIAN ... 56
5.1 Karakteristik Subyek Penelitian ... 56
5.1.1. Distribusi Berdasarkan Tipe Combustio ... 56
5.1.2. Distribusi Berdasarkan Jenis Kelamin ... 57
5.1.3 Distribusi Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin ... 57
5.1.4 Diagnosis Penyerta ... 57
5.2 Profil Terapi Pasien Combustio ... 58
5.3 Profil Penggunaan H2-Antagonis pada Pasien Combustio ... 58
5.3.1 Jenis H2-Antagonis ... 58
5.3.2 Rute Penggunaan H2-Antagonis ... 59
5.3.3 Jumlah Terapi Kombinasi ... 59
5.3.4 Terapi Kombinasi Tunggal ... 59
5.3.5 Terapi Kombinasi (2) ... 59
5.3.6 Terapi Kombinasi (3) ... 60
5.3.7 Regimentasi Dosis H2-Antagonis ... 60
5.3.8 Lama Pemakaian H2-Antagonis ... 61
5.4 Lama Masuk Rumah Sakit (MRS) ... 61
5.5 Status Pasien ... 61
5.6 Kondisi Keluar Rumah Sakit (KRS) ... 62
5.7 Kasus Pasien Meninggal Saat Keluar Rumah Sakit ... 62
BAB VI PEMBAHASAN ... 63
BAB VII KESIMPULAN ... 85
7.1. Kesimpulan... 85
7.2. Saran ... 85
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman 2.1 Obat-obat golongan H2-antagonis... 29
2.2 Obat – obat Golongan PPI ... 35 2.3 Sukralfat ... 38 2.4 Perbedaan Gambaran Ulkus Duodenum, Ulkus Peptikum dan Ulkus
Stress ... 44 5.1 Tipe combustio di instalasi rawat inap RSUD Dr. Saiful Anwar
Malang tahun 2012. ... 56 5.2 Distribusi jenis kelamin pasien combustio di instalasi rawat inap
RSUD Dr. Saiful Anwar Malang tahun 2012. ... 57 5.3 Distribusi usia dan jenis kelamin pasien combustio di instalasi rawat
inap RSUD Dr. Saiful Anwar Malang tahun 2012. ... 57 5.4 Distribusi diagnosis penyerta pasien combustio di instalasi rawat inap
RSUD Dr. Saiful Anwar Malang tahun 2012. ... 57 5.5 Distribusi terapi utama pada pasien combustio di instalasi rawat inap
RSUD Dr. Saiful Anwar Malang tahun 2012. ... 58 5.6 Jenis H2-Antagonis yang digunakan pada pasien Combustio di
instalasi rawat inap RSUD Dr. Saiful Anwar Malang tahun 2012. ... 58 5.7 Rute pemberian H2-Antagonis yang digunakan pada pasien
Combustio di instalasi rawat inap RSUD Dr. Saiful Anwar Malang tahun 2012. ... 59 5.8 Jumlah terapi dari masing-masing obat yang diberikan secara
kombinasi ataupun tunggal terkait tukak lambung pada pasien Combustio di instalasi rawat inap RSUD Dr. Saiful Anwar Malang tahun 2012. ... 59 5.9 Terapi kombinasi satu obat yang diberikan terkait tukak lambung pada
xiv
5.10 Terapi kombinasi dua obat yang diberikan terkait tukak lambung pada pasien Combustio di instalasi rawat inap RSUD Dr. Saiful Anwar Malang tahun 2012. ... 59 5.11 Terapi kombinasi tiga obat yang diberikan terkait tukak lambung pada
pasien Combustio di instalasi rawat inap RSUD Dr. Saiful Anwar Malang tahun 2012. ... 60 5.12 Perubahan dosis H2-Antagonis pada pasien combustio di instalasi
rawat inap RSUD Dr. Saiful Anwar Malang tahun 2012. ... 60 5.13 Lama pemakaian H2-Antagonis pada pasien combustio di instalasi
rawat inap RSUD Dr. Saiful Anwar Malang tahun 2012. ... 61 5.14 Distribusi lama MRS pasien combustio di instalasi rawat inap RSUD
Dr. Saiful Anwar Malang tahun 2012... 61 5.15 Distribusi status pasien combustio di instalasi rawat inap RSUD Dr.
Saiful Anwar Malang tahun 2012. ... 61 5.16 Distribusi kondisi keluar rumah sakit (KRS) pasien combustio di
instalasi rawat inap RSUD Dr. Saiful Anwar Malang tahun 2012. ... 62 5.17 Pasien combustio meninggal dunia di instalasi rawat inap RSUD Dr.
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1. Anatomi Kulit ... 7
2.2 Luka bakar derajat I ... 9
2.3. Luka bakar derajat II ... 10
2.4. Luka bakar derajat III ... 11
2.5 Pembagian tubuh manusia berdasarkan ‘Rule of Nine’ dari ABA ... 13
2.6 Patofisiologi Luka Bakar ... 18
2.7 Patofisiologi Terkait Stress Ulcer (Metz, 2005)... 23
2.8 Rumus Struktur - Antagonis beserta Histamin ... 27
2.9 Rumus Struktur PPI B : Konversi PPI menjadi Sulfenamida di Sel Parietal ... 33
2.10 Anatomi Lambung ... 40
2.11 Fisiologikal dan Farmakologikal Regulasi Sekresi Gastrin : Dasar Terapi Kelainan Asam – Peptik ... 47
3.1 Skema kerangka konseptual ... 50
3.2 Skema kerangka operasional ... 51
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Daftar Riwayat Hidup ... 89
2. Surat Pernyataan ... 90
3. Keterangan Kelayakan Etik ... 91
4. Surat Ijin Penelitian Skripsi ... 92
5. Surat Permohonan Penelitian ... 93
6. Daftar Nilai Normal Data Klinik dan Data Laboratorium ... 94
7. Tabel Data Induk ... 97
xvii
DAFTAR SINGKATAN
AHA : American Heart Association
APTT : Activated Partial Thromboplastin Time AVM : Arteriovenous Malformation
BE ecf : Base Excess in Extracellular Fluid CBF : Cerebral Blood Flow
CT scan : Computed Tomoghraphy Scan Cth : Cochlear Theae / Sendok Teh
Depkes RI : Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Dkk : dan kawan-kawan
DM : Diabetes Mellitus EKG : Elektrokardiogram GCS : Glasgow Coma Scale
GDA : Gula Darah Acak / Gula Darah Sesaat
GDP : Gula Darah Puasa
GD2PP : Gula Darah 2 Jam Post Prandial
Hb : Hemoglobin
Hct : Hematokrit
HMG-CoA : 3-hydroxy-3-methylglutaryl-coenzyme A
HT : Hipertensi
ICH : Intracerebral Hemorrhage KRS : Keluar Rumah Sakit
KU : Kondisi Umum
LED : Laju Endap Darah LDL : Low Density Lipoprotein LPD : Lembar Pengumpul Data MCH : Mean Corpuscular Hemoglobin
MCHC : Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration MCV : Mean Corpuscular Volume
xviii
mg : miligram
ml : mililiter
mmHg : milimeter mrkuri MPV : Mean Platelet Volume
MRS : Masuk Rumah Sakit
NCEP : National Cholesterol Education Program NIHSS : National Institutes of Health Stroke Scale PCT : Procalcitonin
PDW : Platelet Distribution Width
PLT : Platelet
po : Per Oral
PPT : Plasma Protein Time RBC : Red Blood Cell
RDW : Red Distribution Width RMK : Rekam Medik Kesehatan RR : Respiration Rate
RSSA : Rumah Sakit Saiful Anwar RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah SAH : Subarachnoid Hemorrhage
SGOT : Serum Glutamic-Oxaloacetic Transaminase SGPT : Serum Glutamic-Piruvic Transaminase SREBP : Sterol Regulatory Binding Element Proteins SSP : Sistem Saraf Pusat
TD : Tekanan Darah
xix
DAFTAR ISTILAH
Aneurisma: arteri yang ditandai dengan benjolan yang khas seperti balon sangat lemah dan mudah pecah
Anoksia: kekurangan oksigen absolut
Aphasia: Ketidakmampuan untuk berbicara atau mengerti bahasa lisan, atau keduanya
Aritmia: ritme jantung yang tidak normal, brakikardia (terlalu lambat) takikardia (terlalu cepat)
Aspirasi: masuknya benda asing ke dalam sistem nafas (tidak sengaja mengisap makanan, cairan, muntah, atau material asing lainnya ke alam paru)
Ateroma: Deposit patologis fokal di luar sel terdiri dari lipid dalam jaringan, terutama dalam dinding arteri
Aterosklerosis: (athere: lemak, sklerosis: pengerasan); penebalan dan pengerasan dinding arteri disebabkan ateroma
Autoregulasi: mengatur dirinya sendiri
AVM: arteriovenous malformation, malformasi pembuluh darah yang ditandai dengan jaringan arteri dan vena yang abnormal, kompleks dan kusut.
Disartia: pelemahan otot-otot muka, otot lidah dan tenggorokan sehingga menyulitkan berbicara
Disfagia: ketidakmampuan untuk menelan Hemiparesis: kelemahan di salah satu sisi tubuh Hemiplegia: kelumpuhan di salah satu sisi tubuh
Hematoma: darah yang berkumpul atau penimbunan darah Hemoragik: perdarahan
Herniasi: pergeseran organ otak ke tempat yang tidak seharusnya Hidrosefalus: terkumpulnya cairan serebrospinal dalam kepala
xx Hipoksia: kekurangan oksigen relative Infark: kumpulan sel (jaringan) mati
Iskemia: kurang atau tidak adanya suplai darah
Kardiovaskular: berkaitan dengan jantung dan pembuluh darah Mialgia: rasa sakit di otot atau di dalam jaringan otot Miopati: penyakit otot yang tidak diketahui sebabnya
Obat Generik: obat yang penamaannya didasarkan pada zat aktif yang terdapat dalam obat tersebut dan tidak mempergunakan merek dagang Obat paten: obat yang mengguakan merek atau nama dagang tertentu Paralisis: hilangnya (kinerja motorik)
Penumbra: sel saraf yang mengalami iskemik namun strukturnya masih baik
Plak: kumpulan substansi agak keras termasuk kolesterol di dinding dalam pembuluh darah yang bisa menyebabkan terbentuknya gumpalan darah, serangan jantung dan stroke
Pleiotropic: memproduksi atau mempunyai efek multiple, bisa menyebabkan efek yang berbeda-beda
Rabdomiolisis: kondisi saat otot skeletal putus kemudian melepaskan enzim otot dan elektrolit dari dalam sel otot.
Serebrovaskular: berkaitan dengan otak dan pembuluh darah
Vasospasme: kontraksi pembuluh darah arteri, sehingga lumen atau diameter pembuluh darah menjadi sempit
Combustio: luka bakar
Debridement: proses pengangkatan avital atau jaringan mati dari suatu luka
xxi
DAFTAR PUSTAKA
Anonim., 2009. British National Formulary : BNF 58 September 2009. London : BMJ Group and RPS Publishing.
Anonim, 2010. Peptic Ulcer Symptoms in Women. 20 Juni 2010. http://www.buzzle.com/articles/ulcer-symptoms-in-women.html. Diakses tanggal 20 Juni 2013.
Ahmad, A., 2012. Peranan Omeprazole Injeksi, (online), (http://issuu.com/bedahunhas/docs/peranan_omeprazole_injeksi_dalam_m engatasi_stress_, diakses tanggal 22 Juni 2013).
Assova, 2013. Anatomi Kulit. 20 Oktober 2013.
http://www.buzzle.com/articles/ulcer-symptoms-in-women.html. Diakses tanggal 24 Januari 2014.
Ayu, 2009. Patofisiologi Luka Bakar. 19 November 2009.
http://ayoechocholate.wordpress.com/2009/11/19/patofisiologi-luka-bakar/. Diakses tanggal 26 Juni 2013.
Baoezier, F., Anggraeni, R., Susilo, H. Sjahrir, M. I. Islam, M. I. 2008. Pedoman Diagnosis dan Terapi Lab/SMF Ilmu Bedah Plastik. Edisi ke-3, Cetakan ke-1, Surabaya: RSU Dr Sutomo, hal 14-18.
Collins, D., Worthley, G., 2001. Acute Gastrointestinal Bleeding : Part I. Critical Care and Resuscitation, pp 105 – 116.
Cook, J. D., Fuller, D.H., Guyatt, H. G., Marshall, C, J., Risk Factors for Gastrointestinal Bleeding in Critically Ill Patients. The New England Journal of Medicine Volume 330. pp. 377-381.
Gallindo, M.S., and Pfeffer, M.A., 2007. Prevention of Complications in Hospitalized Patients Part III : Upper Gastrointestinal Stress Ulcers, (Online),
(http://www.med.ucla.edu/modules/wfsection/article.php?articleid=331, diakses tanggal 24 Juni 2013).
Ganong W.F., 2003. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Cetakan ke-1, Jakarta: Buku Kedokteran EGC, hal 461.
xxii
Kumar, V., Abbas, K., Fausto, N., 2005. Robbins and Contran Pathologic Basic of Disease, 7th Edition, New York : Arrangement with Elsivier Inc, pp. 798-876.
Kepmenkes, 2010. Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan. Jakarta.
McPhee, S.J., and Ganong, W.F., 2006. Pathophysiologic of Disease. USA : The McGraw-Hill Companies, Inc. pp. 13.
McQuaid, R.K., 2007. Basic and Clinical Pharmacology. 10th Edition, San Francisco : McGraw-Hill Inc, pp. 63.
Moenadjat, Y., 2001. Luka Bakar Pengetahuan Klinis Praktis. Edisi ke-2, Cetakan ke-1, Jakarta: Balai Penerbit FKUI, hal 1-84.
Messori, A., Trippolli, S., Vaiani, M., Gorini, M., Corrado, A., 2000. Bleeding and Pneumonia in Intensive Care Patients Given Ranitidine and Pneumonia in Intensive Care Patients Given Ranitidine and Sucralfate for Prevention of Stress Ulcer: Meta-Analysis of Randomised Controlled Trials. BMJ Volume 321., pp. 1-7.
Metz, C., 2005. Preventing the Gastrointestinal Consequences of
Stress-Related Mucosal. 21 Januari 2005.
http://www.medscape.com/viewarticle/500029 3. Diakses tanggal 25 Juni 2013.
Mardiyah, H., 2013. Asuhan Keperawatan Kritis II Pada Pasien Dengan Luka Bakar. 10 Oktober 2013.
http://mardhiyah-hayati-fkp12.web.unair.ac.id/artikel_detail-85147-
Askep-ASKEP%20Luka%20Bakar.html. Diakses tanggal 20 November 2013. Nugroho, T., 2012. Mengungkap Tentang Luka Bakar & Artristis Reumatoid.
Cetakan ke-1, Yogyakarta: Nuha Medika, hal 5.
Oviedo, J., and Wolfe, M.M., 2005. Management of Stress-Related Erosive Syndrome
Ed, Hamilton, ON : BC Decker Inc.
Perwaiz, MK., Posner, G., Hammoudeh, F., Schmidt, F., Neupane, N., Enriquez, D., Gulati, N., 2010. Inappropriate Use of Intravenous PPI for Stress Ulcer Prophylaxis in an Inner City Community Hospital. J Clin Med Res. pp. 215-219.
xxiii
Prayogi, As., and Majid, A., 2013. Perawatan Pasien Luka Bakar. Cetakan ke-1, Yogyakarta: Gosyen Publishing, hal 1-29.
Price, S.A., and Wilson, L.M., 2006. Patofisiologi Konsep-Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Cetakan ke-1, Jakarta: Buku Kedokteran EGC, hal 417-435.
Silbernagl, S., and Lang, F., 2000. Color Atlas of Pathophysiology. New York : Stutgard P.
Spirt, M.J., and Stanley, S., 2006. Update on Stress Ulcer Prophylaxis in Critically III Patients. Critical Care Nurse. Vol 26, pp. 18-28.
Stollman, N., and Metz, D., 2005. Pathophysiology and Prophylaxis of Stress Ulcer in Intensive Care Unit Patients. Journal of Critical Care. pp. 35-45.
Setiabudy, R., 2007. Farmakologi dan Terapi. Edisi 5, Jakarta : Balai Penerbit FKUI, hal 281-285.
Sloane, E., 2004. Anatomi dan Fisiologi. Cetakan ke-1, Jakarta: Buku Kedokteran EGC, hal 281-282.