i
MANAJERIAL
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh : Nopita Helmi 1111082000007
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
vi
I. IDENTITAS DIRI
1. Nama Lengkap : Nopita Helmi
2. Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 9 November 1992
3. Alamat : Jl. Pejaten Timur Rt. 003 Rw. 007 No. 30
Pasar Minggu-Jakarta Selatan 12510
4. Telepon : 08990000771
5. E-Mail : nopitahelmi@yahoo.co.id
II. PENDIDIKAN
1. SD Negeri 011 Pejaten Timur Tahun1999-2005
2. SMP Negeri 227 Jakarta Tahun 2005-2008
3. SMA Islam Al Azhar 2 Jakarta Tahun 2008-2011
4. S1 Ekonomi Akuntansi UIN Jakarta Tahun 2011-2016
III. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Zulhelmi (alm)
2. Ibu : Rosnaini
vii
ABSTRACT
The purpose of this research was to analyze about the influence of budget participation, budget goal clarity, and feedback on managerial performance budget. This research used primary data by the questionnaires. Questionnaires were distributed to the head master, vice principal, teacher, administrative work in Senior High School public and private in southern Jakarta and Tangerang south. The sampling process was done using convenience sampling. Questionnaire distributed were 120 and only 114 questionnaire returned and were able to be processed. The analyzing method to examine hypothesis was multiple regression with SPSS 22.0 software.
The result of this research showed that the direct effect of budget participation, budget goal clarity,and feedback on managerial performance budget were significantly.
Keyword: participation, budget goal clarity, feedback on managerial performance budget
viii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh partisipasi anggaran, kejelasan sasaran anggaran, umpan balik anggaran terhadap kinerja manajerial. Penelitian ini menggunakan data primer melalui kuesioner. Kuesioner disebar kepada kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru, dan bagian tata usaha/adminstrasi yang bekerja di SMA Negeri dan Swasta di Jakarta Selatan dan Tangerang Selatan. Pengambilan sampel dilakukan dengan convenience sampling. Kuesioner yang disebar berjumlah 120 kuesioner. Jumlah kuesioner yang kembali sebanyak 114 kuesioner. Metode analisis yang digunakan unutk menguji hipotesis adalah analisis regresi berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh partisipasi anggaran, kejelasan sasaran anggaran, umpan balik anggaran dan kinerja manajerial menunjukkan hasil yang signifikan.
ix
Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Partisipasi Anggaran, Kejelasan Sasaran Anggaran, dan Umpan Balik Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial ”. Shalawat serta salam senantiasa penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah membimbing umatnya menuju jalan kebenaran.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, syukur Alhamdulillah penulis hanturkan atas kekuatan Allah SWT yang telah menganugerahkannya. Selain itu, penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:
1. Kedua orang tuaku, ibunda Rosnaini tercinta atas segala kasih sayang, cinta, perhatian, semangat, dukungan, dan doa yang tiada pernah henti, serta ayahanda Zulhelmi (alm) tersayang yang merupakan motivator terbesar yang semangatnya tiada pernah padam di hati penulis sekaligus guru kehidupan penulis, semoga beliau diberi tempat terbaik di sisi Allah SWT.
2. Abangku Joko dan Kakakku Riska Helmi tersayang yang telah memberikan semangat, motivasi, inspirasi, serta doaterabiknya kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga kita dapat menjadi anak-anak yang membanggakan bagi kedua orang tua baik di dunia maupun di akhirat kelak. 3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
x
menyusun skripsi. Terima kasih atas segala masukan, motivasi dan nasihat yang telah diberikan selama ini.
7. Ibu Atiqah,SE., MS.Ak. selaku dosen Pembimbing Skripsi II yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing, berdiskusi, dan memberikan pengaruh kepada penulis. Terimakasih atas semua saran dan bimbingan yang ibu berikan selama proses penulisan skripsi sampai terlaksananya sidang skripsi.
8. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang kepada penulis selama perkuliahan, semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan menjadi amal kebaikan bagi kita semua.
9. Seluruh Staf Tata Usaha serta karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu peneliti dalam mengurus segala kebutuhan administrasi dan lain-lain.
10.Akuntansi A 2011 dan teman-teman seperjuangan Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2011,
11.Seluruh pihak yang turut berperan dalam penelitian ini namun tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarnakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukkan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, Mei 2016
xi
Judul ... i
Lembar Pengesahan Skripsi ... ii
Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif ... iii
Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ... iv
Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ... v
Daftar Riwayat Hidup ... vi
Abstract ... vii
Abstrak ... viii
Kata Pengantar ... ix
Daftar Isi ... xi
Daftar Tabel ... xiv
Daftar Gambar ... xvi
Daftar Lampiran ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Perumusan Masalah ... 16
C. Tujuan Penelitian ... 17
D. Manfaat Penelitian... 18
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 20
A. Tinjauan Literatur ... 20
1. Anggaran ... 20
2. Partisipasi Anggaran ... 25
3. Kejelasan Sasaran Anggaran ... 27
4. Umpan Balik Anggaran ... 29
5. Kinerja Manajerial ... 30
B. Penelitian Sebelumnya... 34
xii
A. Ruang Lingkup Penelitian ... 53
B. Metode Penentuan Sampel ... 53
C. Metode Pengumpulan Data ... 54
D. Metode Analisis Data ... 55
1. Statistik Deskriptif... ... 55
2. Uji Kualitas Data ... 55
a. Uji Validitas ... 56
b. Uji Realibitas ... 56
3. Uji Asumsi Klasik ... 57
a. Uji Normalitas ... 57
b. Uji Heterokedastisitas ... 58
c. Uji Multikolonieritas... 58
4. Uji Koefisien Determinasi ... 59
5. Uji Hipotesis ... 60
a. Analisis Regresi Berganda ... 60
b. Uji Statistik F ... 60
c. Uji Statistik t ... 61
E. Operasional Variabel Penelitian ... 61
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 69
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ... 69
1. Tempat dan Waktu Penelitian ... 69
2. Karakteristik Profil Responden ... 71
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian ... 74
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 74
2. Uji Kualitas Data ... 75
a. Uji Validitas ... 75
xiii
b. Hasil Uji Heterokedastisitas ... 95
c. Hasil Uji Multikolonieritas ... 101
4. Hasil Uji Koefisien Determinasi SMA Negeri ... 104
a. Hasil Uji Statistik F SMA Negeri ... 106
b. Hasil Uji Statistik t SMA Negeri... 107
5. Hasil Uji Koefisien Determinasi SMA Swasta ... 108
a. Hasil Uji Statistik F SMA Swasta ... 109
b. Hasil Uji Statistik t SMA Swasta ... 110
6. Hasil Uji Koefisien Determinasi SMA Jakarta Selatan .. 111
a. Hasil Uji Statistik F SMA Jakarta Selatan ... . 112
b. Hasil Uji Statistik t SMA Jakarta Selatan ... 113
7. Hasil Uji Koefisien Determinasi SMA Tangerang Selatan 114 a. Hasil Uji Statistik F SMA Tangerang Selatan... 115
b. Hasil Uji Statistik t SMA Tangerang Selatan ... 116
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 125
A. Kesimpulan ... 125
B. Saran ... 127
DAFTAR PUSTAKA ... 129
xiv
No. Keterangan Halaman
2.1 Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu ... 35
3.1 Operasionalisasi Variabel dan Pengukuran ... 66
4.1 Data Distribusi Sampel Penelitian ... 70
4.2 Data Sampel Penelitian ... 71
4.3 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin . 71 4.4 Hasil Uji Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Umur ... 72
4.5 Hasil Uji Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 72
4.6 Hasil Uji Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja ... 73
1.7 Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 74
1.8 Hasil Uji Validitas Partisipasi Anggaran ... . 77
1.9 Hasil Uji Validitas Kejelasan Sasaran Anggaran ... 79
1.10 Hasil Uji Validitas Umpan Balik Anggaran ... 81
1.11 Hasil Uji Validitas Kinerja Manajerial ... 83
1.12 Hasil Uji Reliabilitas Partisipasi Anggaran ... .. 85
1.13 Hasil Uji Reliabilitas Kejelasan Sasaran Anggaran ... . 86
1.14 Hasil Uji Reliabilitas Umpan Balik Anggaran ... 87
1.15 Hasil Uji Reliabilitas Kinerja Manajerial ... 88
1.16 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov- Smirnov Test SMA Negeri ... 93
4.17 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov- Smirnov Test SMA Swasta ... 94
xv
4.21 Hasil Uji Heterokedastisitas SMA Swasta ... 99
4.22 Hasil Uji Heterokedastisitas SMA Jakarta Selatan ... 100
4.23 Hasil Uji Heterokedastisitas SMA Tangerang Selatan .... ... 101
4.24 Hasil Uji Multikolonieritas SMA Negeri ... 102
4.25 Hasil Uji Multikolonieritas SMA Swasta ... 102
4.26 Hasil Uji Multikolonieritas SMA Jakarta Selatan ... 103
4.27 Hasil Uji Multikolonieritas SMA Tangerang Selatan ... 103
4.28 Hasil Uji Koefisien Determinasi SMA Negeri ... 104
4.29 Hasil Uji Statistik F SMA Negeri ... 106
4.30 Hasil Uji Statistik t SMA Negeri ... 107
4.31 Hasil Uji Koefisien Determinasi SMA Swasta ... 108
4.32 Hasil Uji Statistik F SMA Swasta ... 109
4.33 Hasil Uji Statistik t SMA Swasta ... 110
4.34 Hasil Uji Koefisien Determinasi SMA Jakarta Selatan ... 111
4.35 Hasil Uji Statistik F SMA Jakarta Selatan ………... .... 112
4.36 Hasil Uji Statistik t SMA Jakarta Selatan ... 113
4.37 Hasil Uji Koefisien Determinasi SMA Tangerang Selatan.. 114
4.38 Hasil Uji Statistik F SMA Tangerang Selatan ... ... 115
xvi
No. Keterangan Halaman
2.1 Skema Kerangka Penelitian ... 51
4.1 Hasil Uji Normalitas SMA Negeri ... 90
4.2 Hasil Uji Normalitas SMA Swasta ... 91
4.3 Hasil Uji Normalitas SMA Jakarta Selatan ... 91
4.4 Hasil Uji Normalitas SMA Tangerang Selatan ... 92
4.5 Hasil Uji Heterokedastisitas Grafik Scatterplot SMA Negeri 95 4.6 Hasil Uji Heterokedastisitas Grafik Scatterplot SMA Swasta 96 4.7 Hasil Uji Heterokedastisitas Grafik Scatterplot SMA Jakarta Selatan ... 97
xvii
No. Keterangan Halaman
1 Surat Penelitian Skripsi ... 133
2 Kuisioner Penelitian ... 134
3 Jawaban Responden ... 142
1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Globalisasi telah melanda dunia sebagai konsekuensinya
perdagangan bebas melanda dunia. Produk dan jasa bebas keluar masuk
suatu negara. Adanya globalisasi memicu persaingan antar perusahaan
semakin ketat yang merupakan faktor lingkungan yang sulit untuk
diprediksikan. Dalam kondisi yang tidak menentu, kejadian di masa
mendatang sulit untuk diprediksikan sehingga proses perencanaan untuk
mencapai tujuan organisasi menjadi masalah (Chenhall dan Morris, 1986
dalam Azis, 2011). Para manajer membutuhkan alat untuk
mengkoordinasikan, merencanakan sumber daya terbatas agar mampu
bersaing dalam kondisi lingkungan yang selalu berubah (Azis, 2011).
Salah satu fungsi manajerial yang dilaksanakan manajemen untuk
menjamin pencapaian tujuan perusahaan adalah fungsi pengendalian,
melalui suatu sistem yang disebut sistem pengendalian manjemen. Untuk
menjalankan fungsi pengendalian tersebut, manajemen memerlukan suatu
alat yang dapat membantunya dalam mengevaluasi kinerja manajer-manajer
pada berbagai tingkat pusat pertanggungjawaban yang lebih rendah. Alat
tersebut dikenal dengan anggaran. Anggaran merupakan elemen sistem
pengendalian manajemen yang berfungsi sebagai alat perencanaan dan
2 lebih efektif dan efisien. Sebagai alat perencanaan, anggaran merupakan
rencana kegiatan yang terdiri dari sejumlah target yang akan dicapai oleh
manajer departemen suatu perusahaan dalam melaksanakan serangkaian
kegiatan tertentu pada masa yang akan datang. Fungsi anggaran selain
sebagai alat pengendalian juga sebagai alat untuk mengkoordiansikan,
mengkomunikasikan, memotivasi, dan mengevaluasi prestasi (Sarjana,dkk
2012:64).
Siegel (1989) dalam Indarto dan ayu (2011:11) menyatakan bahwa
anggaran mempunyai dampak langsung terhadap manusia terutama bagi
yang terlibat langsung dalam penyusunan anggaran. Adanya partisipasi
dalam penyusunan anggaran menyebabkan sikap respek bawahan terhadap
pekerjaan dan perusahaan (Milani,1975 dalam Indarto dan Ayu, 2011:11).
Dengan demikian akan mendorong bawahan yang berpartisipasi untuk
membantu atasan dengan memberikan informasi yang dimilikinya sehingga
anggaran yang disusun lebih akurat (Baiman, 1982 dalam Indarto dan Ayu
2011:11). Keakuratan anggaran diharapkan akan mampu meningkatkan
kinerja manajerial (Indarto dan Ayu, 2011:11).
Menurut Brownell dan McInnes (1986) dalam Azis (2011) manajer
yang berpartisipasi dalam penyusunan anggaran akan menginternalisasikan
standar dan tujuan yang ditetapkan dan mendorong kepuasan pribadi dari
pekerjaan pencapaian anggaran sehingga akan mendorong peningkatan
3 Berdasarkan UU 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara, Pasal 3
ayat (1) mengenai ketentuan pengelolaan keuangan negara dinyatakan
bahwa pada prinsipnya pengelolaan keuangan negara oleh pemerintah
(pusat dan/daerah) harus dikelola secara tertib taat pada peraturan
perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan
bertanggungjawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.
Sebelum berlakunya UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, sistem pendidikan nasional mengacu pada UU No. 2
tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dimana pendanaan tidak
diatur secara khusus. Menurut UU No. 20 tahun 2003 tersebut Pendanaan
Pendidikan sudah diatur secara khusus dalam Bab XIII, yang substansinya
antara lain:
1. Pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara
Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan Masyarakat.
2. Sumber pendanaan pendidikan ditentukan berdasarkan prinsip keadilan,
kecukupan, dan keberlanjutan.
3. Pengelolaan dana pendidikan berdasarkan prinsip keadilan, efisiensi,
transparansi, dan akuntabilitas publik.
4. Pengalokasian dana pendidikan.
Pengelolaan dana baik dari pemerintah maupun dari masyarakat,
4 pengelolaan dana yang transparan, masyarakat dapat mengetahui kemana
saja dana sekolah itu dibelanjakan.
Selama ini sekolah hanya memilki laporan-laporan dan surat-surat
pertanggungjawaban sebagai bentuk transparansi pengelolaan keuangan
sekolah. Sekolah diharapkan memiliki laporan pertanggungjawaban
termasuk laporan keuangan sekolah yang terdiri dari neraca, laporan
surplus, defisit, laporan arus kas, serta perhitungan biaya yang dihabiskan
tiap siswa, sehingga pemerintah maupun stakeholders dapat mengetahui dengan lebih mudah berapa besar kebutuhan tiap murid dalam setiap bulan,
semester atau tahunnya (Bastian 2007 dalam Sutedjo 2009).
Bastian (2007) dalam Sutedjo (2009) mengatakan bahwa dalam
perspektif administrasi publik, tujuan manajemen keuangan pendidikan
adalah membantu pengelolaan sumber keuangan organisasi pendidikan serta
menciptakan mekanisme pengendalian yang tepat, bagi pengambilan
keputusan keuangan dalam pencapaian tujuan organisasi pendidikan yang
transparan, akuntabel dan efektif.
Pengendalian yang baik terhadap administrasi manajemen keuangan
pendidikan akan memberikan pertanggungjawaban sosial yang baik kepada
berbagai pihak yang berkepentingan (stakeholders). Tetapi kenyataan yang terjadi di lapangan terkait pengelolaan keuangan sekolah, masih ditemukan
5 1. Dalam proses pengambilan kebijakan strategis pengelolaan keuangan
sekolah, kepala sekolah belum melibatkan stakeholders, sehingga masih terjadi pengalokasian anggaran yang tidak mencerminkan prioritas, sifat
dan kebutuhan siswa.
2. Makin mahalnya pungutan pada masyarakat oleh sekolah negeri,
sehingga akses orang miskin untuk memperoleh pendidikan menengah
yang baik semakin tertutup.
3. Komite sekolah tidak memiliki akses yang memadahi terhadap sumber–
sumber dana yang diperoleh sekolah.
4. Manfaat informasi yang dihasilkan oleh laporan keuangan sekolah belum
maksimal untuk bahan pengambilan keputusan entitas sekolah.
5. Kuatnya dominasi Kepala Sekolah dalam setiap pengambilan keputusan
sekolah, menyebabkan rendahnya keinginan Kepala Sekolah untuk
mempertanggungjawabkan keuangan sekolah dan melemahkan fungsi
pengawasan melalui komite sekolah, sehingga membuka peluang bagi
penyalahgunaan kewenangan dalam pengelolaan keuangan sekolah.
6. Masih adanya berbagai macam persepsi diantara stakeholders tentang pengelolaan keuangan sekolah.
Penelitian yang membahas mengenai partisipasi dalam penyusunan
anggaran terhadap kinerja manajerial telah banyak dilakukan dan
menunjukan hasil yang bertentangan. Saat ini beberapa hasil penelitian
6 dan Levitt (1963), Schuler dan Kim (1979), Brownell (1982), Brownell dan
Mc Innes (1986), Chenhall dan Brownell (1988), Frucot Shearon (1991),
Erly (1985), Steers (1975), Indiantoro (1993) menunjukan hasil positif dan
signifikan antara partisipasi anggaran terhadap partisipasi anggaran terhadap
kinerja manjerial (Cahyaning, 2000;Suriyono,2004; Indarto dan Ayu,2011).
Penelitian yang dilakukan Latham dan Marshall (1982), Latham dan Yuki
(1976) menunjukan hubungan positif yang tidak signifikan (Supriyono,
2004; Indarto dan Ayu, 2011).
Penelitian yang dilakukan oleh Azis (2011) berdasarkan hasil
analisis data bahwa partisipasi penyusunan anggaran dapat dibuktikan
secara signifikan mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja manajerial
melalui dampak positif.
Penelitian mengenai pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja
masih menunjukan hasil yang bertentangan, hal ini dibuktikan melalui hasil
penelitian Anggraeni (2009) dalam Edwin (2014) yang dalam hasil
penelitian mereka menyebutkan bahwa partisipasi anggaran tidak
berpengaruh terhadap kinerja.
Kejelasan sasaran anggaran merupakan sejauh mana tujuan anggaran
ditetapkan secara jelas dan spesifik dengan tujuan agar anggaran tersebut
dapat dimengerti oleh orang yang bertanggung jawab atas pencapaian
7 Permasalahan rendahnya daya serap anggaran setiap tahun menjadi
masalah rutin setiap tahunnya. Dalam Nota Keuangan dan RAPBN 2011
disebutkan bahwa daya serap anggaran belanja kementerian dan lembaga
dalam lima tahun terakhir rata-rata hanya 90% dari pagu anggaran yang
ditetapkan dalam APBN setiap tahun. Penyerapan dana tidak efektif
tercermin dalam Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) yang menurut
oleh Deputi Pengawasan Bidang Penyelenggaraan Keuangan Daerah BPKP,
bahwa rata-rata SILPA Pemda secara nasional per tahunnya melebihi Rp 50
Trilyun. Jumlah SILPA yang besar tersebut terjadi bukan karena
semata-mata efisiensi dalam pengelolaan belanja daerah tetapi lebih menunjukkan
bahwa pengelolaan keuangan daerah belum efektif karena didalamnya,
antara lain ada program/kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan pada tahun
anggaran yang bersangkutan. Hal senada juga diungkapkan oleh Ketua DPR
RI Marzuki Alie, bahwa serapan anggaran yang tidak optimal menunjukkan
adanya permasalahan dalam pengelolaannya, karenanya beberapa aspek
yang perlu dievaluasi. Antara lain, lemahnya perencanaan program dan
kegiatan, lemahnya koordinasi antara unit perencana dan unit pelaksana
kegiatan, dan lemahnya pelaksanaan kegiatan. Dengan
kelemahan-kelemahan tersebut mengakibatkan sering dilakukannya revisi anggaran.
Fakta secara nasional tersebut menjadi salah satu dasar ketertarikan
penulis untuk menganalisis secara khusus anggaran dan realisasi kegiatan
keuangan pada Dinas Pendidikan Kabupaten Kapuas, bahwa kinerja
8 kerja pemerintah daerah dapat mencapai tujuan kerja dengan alokasi
anggaran yang tersedia. Dinas Pendidikan Kabupaten Kapuas merupakan
salah satu organ Pemerintahan Kabupaten di Provinsi Kalimantan Tengah
yang merupakan satuan organisasi dari Pemerintahan Kabupaten Kapuas,
dengan tugas pokok melaksanakan sebagian urusan rumah tangga daerah
dalam bidang pendidikan dengan tujuan terwujudnya proses pendidikan
yang demokratis dengan memperhatikan keragaman kebutuhan daerah dan
peserta didik, serta mendorong peningkatan partisipasi masyarakat dalam
pembangunan pendidikan. Dengan tanggung jawab pokok sebagaimana
instansi pemerintah lainnya yaitu menciptakan pelayanan yang memadai
dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang mencakup fungsi
penyelenggaran pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pembinaan
kemasyarakatan.
Pengalaman yang terjadi selama ini menunjukkan bahwa masih
belum optimalnya pengelolaan keuangan pemerintahan khususnya pada
Dinas Pendidikan Kabupaten Kapuas sehingga terlihat bahwa antara
anggaran dan realisasi yang dicapai tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Faktor sumberdaya manusia merupakan modal dasar dalam
pelaksanaan pembuatan suatu anggaran, namun karena dalam sistem
pemerintahan bahwa pegawai yang menduduki suatu jabatan tidak selalu
orang yang memiliki kemampuan dan pendidikan yang sesuai dengan
pelaksanaan pekerjaannya maka hasil yang dicapaipun kurang optimal. Hal
9 dibuat untuk masa satu tahun berjalan menjadi kelemahan dari fungsi
anggaran itu sendiri bahwa dalam masa satu tahun tersebut mungkin saja
banyak hal yang bisa berubah baik itu perubahan harga satuan barang yang
direncanakan awal tahun namun pada saat akan dilakukan realisasi belanja,
harga barang-barang tersebut naik sehingga anggaran yang telah ditetapkan
kurang untuk pelaksanaan kegiatan tersebut.
Anggaran dilaksanakan pada periode satu tahun ke depan yang
tentunya mengacu kepada anggaran dan realisasi yang dicapai pada tahun
sebelumnya yang dipergunakan sebagai tolak ukur pembuatan anggaran
berikutnya. Tanpa adanya suatu kejelian dalam menganalisa anggaran yang
akan dibuat maka tidak akan didapat realisasi yang sesuai dalam anggaran
keuangan pada Dinas Pendidikan Kabupaten Kapuas yang tentunya akan
berimbas pada kurang optimalnya hasil pencapaian kinerja (Yudhi dan
Viani, 2012).
Terdapat penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Putra (2013)
yang menunjukkan bahwa kejelasan sasaran anggaran berpengaruh
signifikan positif tehadap kinerja manajerial SKPD. Adanya kejelasan
sasaran anggaran mengacu pada anggaran yang telah dibuat dan dapat
dimengerti secara jelas dan spesifik sesuai dengan apa yang telah
direncanakan sebelumnya berdampak baik terhadap kinerja atau aktivitas
manajerial dari aparat itu sendiri. Fakta yang ditemukan dilapangan
menunjukan hubungan yang sesuai satu sama lain dimana dengan adanya
10 mencapai anggaran tersebut, dan merumuskan apa saja yang akan dilakukan
sehingga apa yang telah ditargetkan pada awalnya dapat terealisasi dengan
baik.
Namun berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Azis (2011)
berdasarkan hasil analisis pengaruh tidak langsung yang menunjukkan
kejelasan sasaran anggaran tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
kinerja manajerial. Oleh Argyris (1952) serta Hansen dan Mowen (2000)
dalam Azis (2011) Manajemen puncak hanya secara formal menerima
anggaran dari manajer di bawahnya dan tidak mempelajari masukan yang
diberikan, dengan demikian manfaat perilaku yang diharapkan dari
partisipasi tidak akan terwujud. Akibatnya dengan kejelasan sasaran
anggaran pada tingkat manajer fungsional hanyalah pada tingkat
perencanaan.
Hal ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Nobel (2015)
bahwa kejelasan sasaran anggaran tidak berpengaruh signifikan terhadap
peningkatan kinerja aparat pemerintah daerah. Dengan demikian, kejelasan
sasaran anggaran berpengaruh terhadap kinerja aparat pemerintah ditolak.
Umpan balik pada urnumnya memberikan informasi kepada para
pelaksana anggaran tentang kekurangan yang dapat mendatangkan perasaan
tidak senang, bahkan dapat membuat masalah semakin buruk. Akan tetapi,
untuk tujuan peningkatan prestasi, umpan balik tentang keberhasilan aparat
11 yang tinggi dapat berdampak negatif apabila kegagalan diungkapkan
(Arifin, 2010 dalam Nobel, 2015).
Umpan balik terhadap sasaran anggaran merupakan variabel penting
yang memberikan motivasi kepada manajer. Dengan adanya umpan balik
yang diperoleh dari pencapaian sasaran anggaran dan dilakukannya evaluasi
terhadap pelaksanaan kegiatan yang telah diprogramkan, maka karyawan
akan termotivasi untuk meningkatkan kinerja untuk meminimalkan
terjadinya penyimpangan terhadap anggaran (Murthi dan Sujana, 2008
dalam Nobel, 2015).
Upaya pemerintah dalam menuntaskan pemenuhan kebutuhan
masyarakat dalam bidang pendidikan dapat dilihat pada UUD RI 1945
dalam perubahan keempatnya tentang pendidikan dan kebudayaan pada
pasal 31 ayat (3) bahwa “pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang” tidak sepenuhnya berjalan
dengan efektif karena masih banyak masyarakat yang kekurangan dalam
mengenyam pendidikan yang lebih baik.
Salah satu program pemerintah yang tertera dalam undang-undang
tersebut adalah program Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Bantuan
12 menyediakan bantuan bagi sekolah dengan tujuan membebaskan biaya
pendidikan bagi seluruh siswa.
Kebijakan yang dikeluarkan pemerintah ternyata tidak semuanya
berjalan dengan apa yang diharapkan, karena dalam pemanfaatan dana
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) masih banyak sekolah-sekolah yang
serba kekurangan dalam melengkapi alat-alat keperluan belajar mengajar.
Dapat dilihat pada contoh kasus penyalahgunaan dana Bantuan Operasional
Sekolah (BOS) yang terjadi di salah satu daerah Kabupaten Karo misalnya.
Menurut Surbakti (dalam Koran Sinar Indonesia Baru 2012) telah terjadi
penyalahgunaan pemanfaatan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan
beasiswa di Kecamatan Laubaleng, Kecamatan Mardinding, Tiganderket
dan umumnya terjadi di setiap kecamatan di Kabupaten Karo. Salah satunya
di SMPN 3 Lau Solu Kecamatan Mardinding, diungkapkan bahwa bantuan
beasiswa kepada siswa yang kurang mampu dipotong oknum kepala sekolah
sekitar Rp 100.000 per siswa dan penyaluran dan pemanfaatan dana
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) tidak dimusyawarahkan dengan komite
sekolah, orang tua siswa ataupun para guru yang bersangkutan. Termasuk
berapa dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang diterima pun sama
sekolah tidak diketahui (Surbakti, 2012).
Selain itu dapat dilihat juga kasus yang terjadi penyalahgunaan dana
BOS yang terjadi di sejumlah sekolah di Aceh. Menurut bakri, telah terjadi
penyalahgunaan dana BOS sebesar Rp. 1.569.409.000 dana BOS untuk 133
13 mesin absen finger print (sidik jari), komputer jinjing (laptop), dan printer
(Bakri, 2016).
Menurut Bustami Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten
(DPRK), sejak direalisasikan dana operasional itu pertengahan tahun 2015
lalu, jasa pengadaan barang kerap menjadi lahan empuk pejabat untuk
mencari keuntungan pribadi, dengan menekan bawahan (kepala sekolah).
Kepala dinas sering mengondisikan agar setiap kepala sekolah menerima
barang yang dibeli pihak Disdik dengan memotong dana Bos
masing-masing sekolah. “Padahal, dalam penggunaan dana BOS ini seharusnya
diputuskan oleh Kepsek bersama komite sekolah (Bakri, 2016).
Selain itu juga terjadi kasus korupsi dana BOS di Bekasi yang
dilalukan oleh mantan Kepsek Sekolah Dasar Mustikajaya 01 Bekasi.
Selama tiga tahun, Kepsek diduga menggunakan uang tersebut untuk
kepentingan pribadi kurang lebih 1 miliar lebih (Carina, 2015).
Menurut Kepala Seksi Pidana Khusus Kejaksaan Negeri Kota
Bekasi Eri Syarifah menyebutkan jumlah dana bantuan yang diterima
selama tiga tahun adalah Rp. 1.161.361.000. Dari dana tersebut, sebayak
400 juta diduga digunakan untuk keperluan pribadi (Carina, 2015).
Terdapat penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nobel (2015)
bahwa umpan balik anggaran berpengaruh signifikan terhadap peningkatan
kinerja aparat pemerintah daerah. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi
14 sebaliknya jika umpan balik anggaran sedikit akan melemahkan kinerja
aparat Pemda juga akan turun.
Namun berbeda dengan penelitian Redemptus (2012) yang
menunjukkan umpan balik anggaran tidak berpengaruh terhadap kinerja
pelaksanaan anggaran pemerintah. Umpan balik anggaran merupakan
variabel motivasi yang menggambarkan informasi mengenai pencapaian
kinerja yang telah dilaksanakan. Umpan balik anggaran merupakan variabel
motivasi yang menggambarkan informasi mengenai pencapaian kinerja
yang telah dilaksanakan.
Menurut Wijayanti (2012), kinerja manajerial merupakan seberapa
jauh seorang manajer melaksanakan fungsi-fungsi manajemen. Kinerja
manajerial didasarkan pada fungsi-fungsi manajemen yang meliputi
perencanaan, investigasi, pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan,
pemilihan staf, negosiasi, dan perwakilan. (Mondy, 2010 dalam Wijayanti
2012).
Berdasarkan uraian di atas, dan dari hasil penelitian yang telah
dilakukan oleh peneliti terdahulu, maka penulis tertarik untuk membahas
dan melakukan penelitian dengan berusaha menguji pengaruh partisipasi
anggaran, kejelasan sasaran anggaran, umpan balik anggaran terhadap
15 Oleh karena itu peneliti membuat ke dalam karya tulis ilmiah yang
berbentuk skripsi dengan judul: “Pengaruh Partisipasi Anggaran, Kejelasan
Sasaran Anggaran, Umpan Balik Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Noor Azis (2011). Perbedaan antara penelitian ini dengan
penelitian sebelumnya adalah sebagai berikut:
1. Variabel yang digunakan oleh Noor Azis (2011) adalah Partisipasi
Penyusunan Anggaran, Kejelasan Anggaran dan Umpan Balik
Terhadap Peningkatan Kinerja Manajerial Melalui Kepuasan Kerja
dan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating.
Sedangkan sebagai pembeda dari penelitian sebelumnya, peneliti tidak
menggunakan variabel kepuasan kerja dan variabel ketidakpastian
lingkungan sebagai variabel moderating.
2. Obyek Penelitian yang dilakukan oleh oleh Noor Azis (2011) adalah
pada manajer atau kepala bagian setingkat manajer di perusahaan
manufakture sebagai unit analisis yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta
(BEJ). Sedangkan obyek dalam penelitian ini adalah kepada kepala
sekolah, wakil kepala sekolah, guru, dan bagian tata
usaha/administrasi yang berada di Sekolah Menengah Atas Negeri dan
Swasta di Jakarta Selatan dan Tangerang Selatan.
3. Pengujian hipotesis yang digunakan oleh Noor Azis (2011) adalah
16
Equation Modelling, SEM). Sedangkan dalam penelitian ini menggunakan metode Regresi Berganda.
4. Tahun penelitian yang dilakukan sebelumnya adalah tahun 2011,
sedangkan tahun penelitian sekarang adalah tahun 2016.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang
penelitian, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah partisipasi anggaran, kejelasan sasaran anggaran, umpan balik
anggaran secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja
manajerial di SMA Negeri Jakarta Selatan dan Tangerang Selatan?
2. Apakah partisipasi anggaran, kejelasan sasaran anggaran, umpan balik
anggaran secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja
manajerial di SMA Swasta Jakarta Selatan dan Tangerang Selatan?
3. Apakah partisipasi anggaran, kejelasan sasaran anggaran, umpan balik
anggaran secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja
manajerial di SMA Jakarta Selatan?
4. Apakah partisipasi anggaran, kejelasan sasaran anggaran, umpan balik
anggaran secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja
manajerial di SMA Tangerang Selatan?
5. Apakah partisipasi anggaran berpengaruh signifikan terhadap kinerja
manajerial di SMA Negeri, Swasta, Jakarta Selatan dan Tangerang
17 6. Apakah kejelasan sasaran anggaran berpengaruh signifikan terhadap
kinerja manajerial di SMA Negeri, Swasta, Jakarta Selatan dan
Tangerang Selatan?
7. Apakah umpan balik anggaran berpengaruh signifikan terhadap
kinerja manajerial di SMA Negeri, Swasta, Jakarta Selatan dan
Tangerang Selatan?
C. Tujuan penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bahwa partisipasi anggaran, kejelasan sasaran
anggaran, umpan balik anggaran secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap kinerja manajerial di SMA Negeri Jakarta Selatan
dan Tangerang Selatan.
2. Untuk mengetahui bahwa partisipasi anggaran, kejelasan sasaran
anggaran, umpan balik anggaran secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap kinerja manajerial di SMA Swasta Jakarta Selatan
dan Tangerang Selatan.
3. Untuk mengetahui bahwa partisipasi anggaran, kejelasan sasaran
anggaran, umpan balik anggaran secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap kinerja manajerial di SMA Jakarta Selatan.
4. Untuk mengetahui bahwa partisipasi anggaran, kejelasan sasaran
anggaran, umpan balik anggaran secara simultan berpengaruh
18 5. Untuk mengetahui bahwa partisipasi anggaran, berpengaruh signifikan
terhadap kinerja manajerial di SMA Negeri, Swasta, Jakarta Selatan
dan Tangerang Selatan.
6. Untuk mengetahui bahwa kejelasan sasaran anggaran berpengaruh
signifikan terhadap kinerja manajerial di SMA Negeri, Swasta, Jakarta
Selatan dan Tangerang Selatan.
7. Untuk mengetahui bahwa umpan balik anggaran berpengaruh
signifikan terhadap kinerja manajerial di SMA Negeri, Swasta,
Jakarta Selatan dan Tangerang Selatan.
D. Kegunaan Penelitian atau Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka peneitian ini diharapkan
dapat memberikan manfaat bagi:
1. Bagi penulis
Sebagai tambahan pengetahuan dan dapat mengetahaui serta
mempelajari masalah-masalah yang terkait dengan partisipasi
anggaran dalam hubungannya dengan kinerja manajerial yang
melibatkan juga komitmen organisasi dan persepsi inovasi.
2. Bagi pembaca
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan tambahan pengetahuan
bagi pembaca dan menyediakan informasi terkait partisipasi angaran
dalam hubungannya dengan kinerja manajerial khususnya pada
19 3. Bagi akademisi
Diharapkan penelitian ini dapat memperkaya bahan kepustakaan dan
mampu memberikan kontribusi pada pengembangan teori, terutama
yang berkaitan dengan akuntansi manajemen dan akuntansi sektor
publik, khususnya untuk memahami partisipasi anggaran dalam proses
penyusunan anggaran.
4. Bagi organisasi sektor publik atau pihak yang terkait
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi praktis untuk
menerapkan sistem anggaran yang efektif sebagai alat bantu
20
TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Literatur
1. Anggaran
a. Definisi Anggaran
Menurut Carter (2012:13) “Anggaran adalah pernyataan
yang terkuantifikasi dan tertulis dari rencana manajemen seluruh
tingkatan manajemen sebaiknya terlibat dalam perubahannya”.
Definisi anggaran menurut Bustami dan Nurlela (2009:53):
“Anggaran adalah pernyataan-pernyataan dalam kuantitas yang
dinyatakan secara formal, disusun secara sistematis, dinyatakan
dalam unit moneter dan berlaku untuk jangka waktu tertentu
dimasa yang akan datang”.
Menurut Institute Biaya dan Akuntansi Manajemen (2014)
secara terminologi: “Anggaran adalah Sebuah pernyataan
keuangan dan / atau kuantitatif disusun dan disetujui sebelum
jangka waktu tertentu dari kebijakan yang akan ditempuh selama
periode untuk memperoleh sasaran. (Maitland, 2000 dalam Abata
2014).
Menurut Hansen dan Mowen (2011:423) Anggaran bisa
menjadi salah satu alat yang paling penting untuk pengambilan
keputusan dalam organisasi. Dalam beberapa organisasi atau
21 batas anggaran. Beberapa studi telah menekankan bahwa hubungan
antara alokasi dan strategi anggaran harus memadai. Dengan
demikian, jika ada perubahan baik anggaran atau strategi, penilaian
untuk sistem terkait diperlukan agar perubahan tersebut memiliki
efek yang diinginkan mereka.
Menurut Azis (2011) Para manajer membutuhkan alat
untuk mengkoordinasikan, merencanakan sumber daya terbatas
agar mampu bersaing dalam kondisi lingkungan yang selalu
berubah. Salah satu alat yang dapat membantu perencanaan,
koordinasi dan komunikasi antara atasan dengan bawahan adalah
anggaran.
b. Fungsi Anggaran
Mardiasmo (2009) menjelaskan fungsi-fungsi anggaran
dalam 8 aspek:
1) Sebagai alat perencanaan. Anggaran merupakan alat
perencanaan manajemen untuk mencapai tujuan organisasi.
2) Anggaran sebagai alat Pengendalian (control tool).
3) Anggaran sebagai alat kebijakan fiskal. Digunakan pemerintah
untuk menstabilkan ekonomi dan mendorong pertumbuhan
ekonomi.
4) Anggaran sebagai alat politik.
22 6) Anggaran sebagai alat penilaian kinerja.
7) Anggaran sebagai alat motivasi.
8) Anggaran sebagai alat untuk menciptakan ruang politik.
c. Manfaat Anggaran
Hansen dan Mowen (2011:424) mengungkapkan bahwa
sebuah anggaran dapat memberikan beberapa manfaat bagi suatu
organisasi, antara lain:
1) Anggaran mendorong para manajer untuk mengembangkan
arah organisasi secara menyeluruh, mengantisipasi masalah,
dan mengembangkan kebijakan masa depan.
2) Anggaran dapat memperbaiki pengambilan keputusan.
3) Anggaran memberikan standar yang dapat mengendalikan
penggunaan berbagai sumber daya perusahaan dan
memotivasi karyawan. Pengendalian ini dicapai dengan
membandingkan hasil aktual dengan hasil yang dianggarkan
secara periodik.
4) Secara formal, anggaran membantu mengomunikasikan
rencana organisasi pada setiap karyawan. Jadi, setiap
karyawan dapat menyadari peranannya dalam pencapaian
23 5) Penyusunan anggaran juga membantu koordinasi dalam
perusahaan karena penyusunan anggaran mengharuskan kerja
sama antara berbagai area dan aktivitas dalam organisasi
sehingga koordinasi sangat dianjurkan agar anggaran sesuai
dengan tujuan organisasi.
d. Proses Penyusunan Anggaran
Proses penyusunan anggaran pada dasarnya merupakan
proses penetapan peran, dimana setiap manajer dalam organisasi
diberi peran untuk melaksanakan kegiatan dalam pencapaian
sasaran yang ditetapkan dalam anggaran. Proses penyusunan
anggaran dapat dilakukan dengan menggunakan tiga pendekatan
yaitu:
1) Top-Down Approach (pendekatan dari atas ke bawah)
Dalam pendekatan ini, proses penyusunan anggaran dimulai
dari manajer puncak. Anggaran disusun dan ditetapkan oleh
pimpinan dan anggaran harus dilaksanakan bawahan.
Anggaran top-down approach mempunyai kelemahan antara lain: kurangnya komitmen bawahan, seringkali tidak dapat
dilaksanakan, dan sulit berhasil mencapai tujuan.
2) Bottom-Up Approach (pendekatan dari bawah ke atas)
Dalam pendekatan ini, anggaran disusun berdasarkan hasil
24 sampai ke atasan. Bawahan diserahkan sepenuhnya untuk
menyusun anggaran yang akan dicapai di masa mendatang.
Metode ini digunakan jika karyawan sudah memiliki
kemampuan menyusun anggaran dan tidak dikhawatirkan
menimbulkan proses yang lama dan berlarut. Meskipun dapat
menciptakan komitmen manajemen bawah, namun anggaran
bottom-up mempunyai kelemahan sebagai berikut: seringkali
tidak mempertimbangkan keselarasan tujuan, kurang
terkendali, tujuan yang ingin dicapai terlalu mudah.
3) Participative Budget (anggaran partisipasi)
Pendekatan penganggaran yang melibatkan manajer level
menengah dalam pembuatan estimasi anggaran disebut
participative budget. Anggaran partisipasi merupakan anggaran yang dibuat dengan kerjasama penuh dari manajer
pada semua tingkatan. Keberhasilan program anggaran
terutama akan ditentukan oleh cara pembuatan anggaran itu
sendiri. Proses penyusunan anggaran bisa dari atas ke bawah,
bisa juga sebaliknya, dan ada juga yang menggunakan
gabungan dari keduanya. Anggaran yang disusun secara
25
2. Partisipasi Anggaran
a. Definisi Partisipasi Anggaran
Bangun (2009) dalam Edwin (2014) mengemukakan
partisipasi sebagai suatu proses pengambilan keputusan bersama
oleh dua pihak atau lebih yang mempunyai dampak masa depan
bagi pembuat dan penerima keputusan dan mengarah pada
seberapa besar tingkat keterlibatan aparat pemerintah daerah dalam
menyusun anggaran daerah serta pelaksanaannya untuk mencapai
target anggaran tersebut.
Milani (1973) dalam Indarto dan Ayu (2011:34)
menyatakan bahwa partisipasi anggaran merupakan tingkat
pengaruh dan keterlibatan yang dirasakan individu dalam proses
perancangan anggaran, serta pengaruh bawahan terhadap
pembuatan keputusan dalam proses penyusunan anggaran
merupakan faktor utama yang membedakan antara anggaran
partisipatif dengan non partisipatif, dengan adanya anggaran
partisipatif menyebabkan sikap respektif bawahan terhadap
pekerjaan dan perusahaan, serta terhadap sistem anggaran yang
diberlakukan oleh perusahaan (Collins, 1978 dalam Indarto dan
Ayu, 2011:34).
Menurut Brownell dan McInnes (1986) dalam Azis (2011)
manajer yang berpartisipasi dalam penyusunan anggaran akan
26 mendorong kepuasan pribadi dari pekerjaan pencapaian anggaran
sehingga akan mendorong peningkatan kinerja manajerial.
Partisipasi anggaran merupakan sarana bagi karyawan
untuk dapat lebih mengerti terhadap apa yang mereka kerjakan
(Syafrial, 2009 dalam Sartono dan Heni, 2014). Mediaty (2010)
dalam Sartono dan Heni (2014) menguraikan bahwa Partisipasi
anggaran juga merupakan pendekatan yang secara umum dapatkan
meningkatkan kinerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan
efektivitas organisasi.
b. Keuntungan dari adanya partisipasi
Partisipasi yang baik membawa beberapa keuntungan sebagai
berikut:
1) memberi pengaruh yang sehat terhadap adanya inisiatif,
moralisme dan antusiasme,
2) memberikan suatu hasil yang lebih baik dari sebuah rencana
karena adanya kombinasi pengetahuan dari beberapa
individu,
3) dapat meningkatkan kerja sama antar departemen, dan
4) para karyawan dapat lebih menyadari situasi di masa yang
akan datang yang berkaitan dengan sasaran dan pertimbangan
27
3. Kejelasan Sasaran Anggaran
a. Pengertian Kejelasan Sasaran Anggaran
Menurut Kenis (1979) dalam Putra (2013) kejelasan sasaran
anggaran merupakan sejauhmana tujuan anggaran ditetapkan
secara jelas dan spesifik dengan tujuan agar anggaran tersebut
dapat dimengerti oleh orang yang bertanggungjawab atas
pencapaian anggaran tersebut.
Locke (1968) dalam Philipus (2011) dan Nur, dkk (2013)
menyatakan bahwa menentukan sasaran tertentu adalah lebih
produktif dibandingkan tidak menentukan tujuan dan mendesak
pegawai untuk melakukan hal terbaik yang bisa mereka lakukan.
Locke (1968) dalam Kenis 1979 dan Azis (2011) juga menyatakan
bahwa kejelasan sasaran anggaran akan mendorong manajer lebih
produktif dan melakukan yang terbaik dibandingkan dengan
sasaran anggaran yang tidak jelas.
Menurut Putra (2013) dengan adanya kejelasan sasaran
anggaran kinerja suatu unit kerja organisasi dinilai baik secara
finansial. Sasaran anggaran yang jelas akan memudahkan aparat
untuk menyusun target-target anggaran. Selanjutnya target-target
anggaran yang disusun akan sesuai dengan sasaran akan dicapai
oleh pemerintah daerah, sebaliknya apabila tidak adanya kejelasan
28 keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan organisasi untuk
mencapai tujuan dan target-target telah ditetapkan sebelumnya.
b. Pengukuran sasaran yang Efektif
Menurut Locke dan Latham dalam Putra (2013), agar
pengukuran sasaran efektif ada tujuh indikator yang di perlukan,
yaitu :
1) Tujuan, membuat secara terperinci tujuan umum, dan
tugas-tugas yang harus di kerjakan.
2) Kinerja, menetapkan kinerja dalam bentuk pertanyaan yang
dapat di ukur.
3) Standar, menetapkan standar dan target yang di capai.
4) Jangka waktu, menetapkan jangka waktu yang di butuhkan
untuk pengerjaan.
5) Sasaran prioritas, menetapkan sasaran berdasarkan
prioritasnya.
6) Tingkat kesulitan, menetapkan sasaran berdasarkan tingkat
kesulitannya.
7) Koordinasi, menetapkan kebutuhan koordinasi.
Keterlibatan manajer dalam penyusunan anggaran akan
membuatnya lebih memahami sasaran-sasaran yang akan dicapai
oleh anggaran tersebut, serta bagaimana akan mencapainya dengan
29 suatu organisasi sektor publik. Selanjutnya targe-target anggaran
yang di susun akan sesuai dengan sasaran yang akan dicapai.
4. Umpan Balik Anggaran
Umpan balik pada urnumnya memberikan informasi kepada para
pelaksana anggaran tentang kekurangan yang dapat mendatangkan
perasaan tidak senang, bahkan dapat membuat masalah semakin buruk.
Akan tetapi, untuk tujuan peningkatan prestasi, umpan balik tentang
keberhasilan aparat adalah sangat penting meskipun dalam beberapa hal
rasa tanggungjawab yang tinggi dapat berdampak negatif apabila
kegagalan diungkapkan (Arifin, 2010 dalam Nobel 2015).
Umpan balik terhadap sasaran anggaran merupakan variabel
penting yang memberikan motivasi kepada manajer. Dengan adanya
umpan balik yang diperoleh dari pencapaian sasaran anggaran dan
dilakukannya evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan yang telah
diprogramkan, maka karyawan akan termotivasi untuk meningkatkan
kinerja untuk meminimalkan terjadinya penyimpangan terhadap
anggaran (Murthi dan Sujana 2008 dalam Nobel 2015).
Laporan umpan balik (feedback) diperlukan untuk mengukur
aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan dalam rangka meningkatkan
kinerja dan akuntabilitas pada pelaksanan suatu rencana atau waktu
mengimplementasikan suat anggaran, sehingga manajeman dapat
30 anggaran yang ditetapkan. (Kusumaningrum, 2010 dalam Nuraini dan
Dian, 2012).
5. Kinerja Manajerial
a. Pengertian Kinerja Manajerial
Menurut Wijayanti (2012), kinerja manajerial merupakan
seberapa jauh seorang manajer melaksanakan fungsi-fungsi
manajemen. Kinerja manajerial didasarkan pada fungsi-fungsi
manajemen yang meliputi perencanaan, investigasi,
pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan, pemilihan staf, negosiasi,
dan perwakilan. Kinerja seorang manajer berorientasi pada proses
yang diarahkan dan dipastikan untuk memaksimalkan produktivitas
karyawan, tim, dan organisasi (Mondy, 2010 dalam Wijayanti
2012).
b. Pengukuran Kinerja Manajerial
Kinerja manajerial merupakan seberapa jauh manajer
melaksanakan fungsi-fungsi manajemen. Kinerja manajerial ini
diukur dengan mempergunakan indikator (Mahoney et.al, 1963). Menurut Mahoney et. al (1963) dalam Natalia (2010) dan Putra (2013) kinerja manajerial adalah kinerja para individu anggota
organisasi dalam kegiatan manajerial, yang diukur dengan
menggunakan indikator :
1) Perencanaan adalah penentuan kebijakan dan sekumpulan
31 mempertimbangkan kondisi waktu sekarang dan yang akan
datang. Perencanaan bertujuan untuk memberikan pedoman
dan tata cara pelaksanaan tujuan, kebijakan, prosedur,
penganggaran dan program kerja sehingga terlaksana sesuai
dengan sasaran yang telah ditetapkan.
2) Investigasi merupakan kegiatan untuk melakukan
pemeriksaan melalui pengumpulan dan penyampaian
informasi sebagai bahan pencatatan, pembuatan laporan,
sehingga mempermudah dilaksanakannya pengukuran hasil
dan analisis terhadap pekerjaan yang telah dilakukan.
3) Koordinasi, menyelaraskan tindakan yang meliputi
pertukaran informasi dengan orang-orang dalam unit
organisasi lainya, guna dapat berhubungan dan menyesuaikan
program yang akan dijalankan.
4) Evaluasi adalah penilaian yang dilakukan oleh pimpinan
terhadap rencana yang telah dibuat, dan ditujukan untuk
menilai pegawai dan catatan hasil kerja sehingga dari hasil
penilaian tersebut dapat diambil keputusan yang diperlukan.
5) Pengawasan, yaitu penilaian atas usulan kinerja yang diamati
dan dilaporkan atau kemampuan untuk mengarahkan,
memimpin, membimbing, menjelaskan segala aturan yang
berlaku, memberikan dan menagani keluhan pelaksanaan
32 6) Pemilihan Staff yaitu memelihara dan mempertahankan
bawahan dalam suatu unit kerja, menyeleksi pekerjaan baru,
menempatkan dan mempromosikan pekerjaan tersebut dalam
unitnya atau unit kerja lainnya.
7) Negoisasi, yaitu usaha untuk memperoleh kesepakatan dalam
hal pembelian, penjualan atau kontrak untuk barang-barang
dan jasa.
8) Perwakilan, yaitu menyampaikan informasi tentang visi,
misi, dan kegiatan-kegiatan organisasi dengan menghadiri
pertemuan kelompok bisnis dan konsultasi dengan
kantor-kantor lain.
Parker (1993:3) dalam Sadjiarto Arja (2000) dan Istiyani
(2009) menyebutkan lima manfaat adanya pengukuran/penilaian
kinerja suatu entitas pemerintahan yaitu:
1) Peningkatan kinerja meningkatkan mutu pengambilan
keputusan. Seringkali keputusan yang diambil pemerintah
dilakukan dalam keterbatasan data dan berbagai
pertimbangan politik serta tekanan dari pihak-pihak yang
berkepentingan. Proses pengembangan pengukuran kinerja
ini akan memungkinkan pemerintah untuk menentukan misi
dan menetapkan tujuan pencapaian hasil tertentu. Di samping
itu dapat juga dipilih metode pengukuran kinerja untuk
33 pengukuran kinerja membuat pihak legislatif dapat
memfokuskan perhatian pada hasil yang didapat, memberikan
evaluasi yang benar tehadap pelaksanaan anggaran serta
melakukan diskusi mengenai usulan-usulan program baru.
2) Pengukuran kinerja meningkatkan akuntabilitas internal.
Dengan adanya pengukuran kinerja ini, secara otomatis akan
tercipta akuntabilitas di seluruh lini pemerintahan, dari lini
terbawah sampai teratas. Lini teratas pun kemudian akan
bertanggungjawab kepada pihak legislatif. Dalam hal ini
disarankan pemakaian sistem pengukuran standar seperti
halnya management by objectives untuk pengukuran outputs
dan outcomes.
3) Pengukuran kinerja meningkatkan akuntabilitas publik.
Meskipun bagi sebagian pihak, pelaporan evaluasi kinerja
pemerintah kepada masyarakat dirasakan cukup menakutkan,
namun publikasi laporan ini sangat penting dalam
keberhasilan sistem pengukuran kinerja yang baik.
Keterlibatan masyarakat terhadap pengambilan kebijakan
pemerintah menjadi semakin besar dan kualitas hasil suatu
program juga semakin diperhatikan.
4) Pengukuran kinerja mendukung perencanaan strategi dan
penetapan tujuan. Proses perencanaan strategi dan tujuan
34 mengukur kinerja dan kemajuan suatu program. Tanpa
ukuran-ukuran ini, kesuksesan suatu program juga tidak
pernah akan dinilai dengan obyektif.
5) Pengukuran kinerja memungkinkan suatu entitas untuk
menentukan penggunaan sumber daya secara efektif.
Masyarakat semakin kritis untuk menilai program-program
pokok pemerintah sehubungan dengan meningkatnya pajak
yang dikenakan kepada mereka. Evaluasi yang dilakukan
cenderung mengarah kepada penilaian apakah pemerintah
memang dapat memberikan pelayanan yang terbaik kepada
masyarakat. Dalam hal ini pemerintah juga mempunyai
kesempatan untuk menyerahkan sebagian pelayanan publik
kepada sektor swasta dengan tetap bertujuan untuk
memberikan pelayanan yang terbaik.
B. Penelitian Sebelumnya
Adapun hasil-hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan
35
Tabel 2.1
Penelitian Sebelumnya
“Mengenai Partisipasi Anggaran (X1), Kejelasan Sasaran Anggaran (X2), Umpan Balik Anggaran (X3) terhadap Kinerja Manajerial (Y)”
No. Peneliti/Judul Metode Penelitian
X Kepuasan Kerja dan Ketidakpastian Lingkungan sebagai Variabel Moderating/ Analisis Manajemen Vol. 5 No. 1 Juli 2011.
a. Jenis penelitian: kuantitatif b. Sumber data: kuesioner c. Sampel: 142 Perusahaan
Manufaktur yang terdaftar dalam Bursa Efek Jakarta d. Tahun data: 2008
e. Metode Analisis: SEM f. Variabel lainnya: Kepuasan
kerja dan Ketidakpastian
Lingkungan sebagai
Variabel Moderating
v v v v 1) Hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi penyusunan anggaran dapat dibuktikan secara signifikan mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja
manajerial melalui dampak positif dan signifikan dari kepuasan dan ketidakpastian lingkungan,
2) Demikian juga untuk umpan balik anggaran dapat dibuktikan secara signifikan mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja manajerial
36
Tabel 2.1
Penelitian Sebelumnya
“Mengenai Partisipasi Anggaran (X1), Kejelasan Sasaran Anggaran (X2), Umpan Balik Anggaran (X3) terhadap Kinerja Manajerial (Y)”
No. Peneliti / Judul /
Sumber Metode Penelitian
X 1
X 2
X 3
Y
Hasil Penelitian
v v V v melalui dampak positif dan signifikan dari ketidakpastian lingkungan,
3) Sedangkan pengaruh tidak langsung variabel karakteristik sistem penganggaran yang lain, yaitu partisipasi penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran dan umpan balik anggaran dari ketiganya hanya variabel partisipasi penyusunan anggaran berhasil ditunjukkan secara signifikan pengaruhnya terhadap meningkatnya kinerja manajerial melalui dampak positif dari variabel kepuasan kerja dan ketidakpastian lingkungan.
37
Tabel 2.1
Penelitian Sebelumnya
“Mengenai Partisipasi Anggaran (X1), Kejelasan Sasaran Anggaran (X2), Umpan Balik Anggaran (X3) terhadap Kinerja Manajerial (Y)”
No. Peneliti/Judul/Sumber Metode Penelitian
X
2. Fladimir Edwin Mbon/ Pengaruh Partisipasi Pemerintah Daerah/ Skripsi Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
a. Sumber data: kuesioner
b. Sampel: seluruh pejabat setingkat kepala bagian/bidang/sub dinas dan kepala subbagian/sub bidang/seksi dari kantor dinas Pemerintah daerah di Kabupaten Manggarai Barat
c. Tahun data: 2013
d. Metode Analisis: analisis regresi berganda
e. Variabel lainnya: Akuntabilitas Publik
v v v Hasil penelitian
menunjukkan bahwa secara parsial partisipasi
penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran, berpengaruh positif
terhadap kinerja aparat pemerintah daerah.
38
Tabel 2.1
Penelitian Sebelumnya
“Mengenai Partisipasi Anggaran (X1), Kejelasan Sasaran Anggaran (X2), Umpan Balik Anggaran (X3) terhadap Kinerja Manajerial (Y)”
No. Peneliti/Judul/Sumber Metode Penelitian
X
Pengaruh Akuntabilitas Publik dan Kejelasan Sasaran Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial
Satuan Kerja Perangkat Daerah (Studi Empiris pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Padang)/
Skripsi Univeraitas Negeri Padang.
a. Jenis penelitian: kausatif b. Sumber data: kuesioner c. Sampel: seluruh SKPD
yang ada di kota Padang yang terdiri dari 45 SKPD.
d. Tahun data: 2013
e. Metode Analisis: regresi berganda
f. Variabel lainnya: Pengaruh Akuntabilitas Publik
v v Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kejelasan Sasaran Anggaran
berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja manajerial Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).
39
Tabel 2.1
Penelitian Sebelumnya
“Mengenai Partisipasi Anggaran (X1), Kejelasan Sasaran Anggaran (X2), Umpan Balik Anggaran (X3) terhadap Kinerja Manajerial (Y)”
Bersambung kehalaman berikutnya
No. Peneliti/Judul/Sumber Metode Penelitian
X
4. M. Nobel Darmansyah/ Pengaruh Karakteristik Tujuan Anggaran
Terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah Kabupaten Indragiri Hulu/ Jom. FEKON Vol 2. No 2 Oktober 2015.
a. Sumber data: kuesioner b. Sampel: kepala dinas dan
sekretariat dinas yang terdiri dari Kasubag umum dan kepegawaian, Kasubag
keuangan dan
perlengkapan, dan Kasubag
perencanaan dan
pengendalian. c. Tahun data: 2013
d. Metode Analisis: analisis regresi berganda
e. Variabel lainnya: Evaluasi Anggaran dan Kesulitan Tujuan Anggaran
v v v v Dari hasil penelitian yang dilakukan ada beberapa variabel yang berpengaruh signifikan dan ada yang tidak berpengaruh signifikan. Variabel yang berpengaruh
40
Tabel 2.1
Penelitian Sebelumnya
“Mengenai Partisipasi Anggaran (X1), Kejelasan Sasaran Anggaran (X2), Umpan Balik Anggaran (X3) terhadap Kinerja Manajerial (Y)”
Bersambung kehalaman berikutnya
No. Peneliti/Judul/Sumber Metode Penelitian
X
5. Alfons Redemptus Benedik Suluh/
Pengaruh Karakteristik Penganggaran Terhadap Kinerja Pelaksanaan Anggaran Pemerintah (Studi Pada Satuan Kerja Lingkup Wilayah Kerja KPPN Malang)/
a. Jenis penelitian: kuantitatif b. Sumber data: sekunder
c. Sampel: sebanyak 62 sampel penelitian dari populasi yang akan diteliti sebanyak 160 satuan kerja yang menggunakan dana APBN baik instansi vertikal
pemerintah pusat maupun instansi pemerintah daerah pada KPPN Malang
d. Tahun data: 2012
e. Metode Analisis: analisis regresi berganda
f. Variabel lainnya: Evaluasi Anggaran dan Kesulitan Sasaran Anggaran
v v V v 1) Penelitian ini gagal untuk membuktikan bahwa partisipasi penganggaran memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja pelaksanaan anggaran pemerintahan.
2) Penelitian menunjukkan bahwa kejelasan sasaran anggaran berpengaruh signifikan terhadap kinerja pelaksanaan anggaran pemerintah.
41
Tabel 2.1
Penelitian Sebelumnya
“Mengenai Partisipasi Anggaran (X1), Kejelasan Sasaran Anggaran (X2), Umpan Balik Anggaran (X3) terhadap Kinerja Manajerial (Y)”
Bersambung kehalaman berikutnya
No. Peneliti/Judul/Sumber Metode Penelitian
X
6. Stefani Lily Indarto, Stephana Dyah Ayu/ Pengaruh Partisipasi Angggaran, dan Job Relevant Information (JRI)/ Seri Kajian Ilmiah, Volume 14, Nomor 1, Januari 2011.
a. Sumber data: kuesioner b. Sampel: para manajer tingkat
menengah atau manajer fungsional yang bekerja di perusahaan manufaktur berskala besar di Jawa Tengah
c. Tahun data: 2007
d. Metode Analisis: path analysis e. Variabel lainnya: Kecukupan
Anggaran, Komitmen Organisasi, Komitmen Tujuan Angggaran, dan Job Relevant Information (JRI)
42
Tabel 2.1
Penelitian Sebelumnya
“Mengenai Partisipasi Anggaran (X1), Kejelasan Sasaran Anggaran (X2), Umpan Balik Anggaran (X3) terhadap Kinerja Manajerial (Y)”
Bersambung kehalaman berikutnya
No. Peneliti/Judul/Sumber Metode Penelitian
X
7. Istiyani/Pengaruh
Karakteristik tujuan
Anggaran Terhadap
Kinerja Aparat Pemerintah Daerah (Studi Empiris
Pada Pemerintah
Kabupaten Temanggung./ Tesis Universitas Sebelas Maret: Surakarta. (Tidak dipublikasikan).
a. Sumber data: kuisioner
b. Sampel:Pemerintah Kabupaten Temanggung
c. Tahun data: 2009
d. Metode Analisis: analisis regresi berganda
e. Variabel lainnya: Evaluasi Anggaran dan Kesulitan Tujuan Anggaran
v v v V 1) Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan variabel partisipasi anggaran terhadap variabel kinerja aparat Pemda. 2) Demikian juga terdapat pengaruh
yang positif dan signifikan variabel kejelasan tujuan anggaran terhadap variabel kinerja aparat Pemda. 3) penelitian ini menunjukkan bahwa
43
Tabel 2.1
Penelitian Sebelumnya
“Mengenai Partisipasi Anggaran (X1), Kejelasan Sasaran Anggaran (X2), Umpan Balik Anggaran (X3) terhadap Kinerja Manajerial (Y)”
Bersambung kehalaman berikutnya
No. Peneliti/Judul/Sumber Metode Penelitian
X
Participative Budgeting and Managerial Performance in the Nigerian Food Products Sector /
Global Journal of
Contemporary Research in Accounting, Auditing and Business Ethics (GJCRA) An Online International Research Journal (ISSN: 2311-3162) 2014 Vol: 1 Issue 3
a. Sumber data: kuisioner b. Sampel: tingkat manajer
yang berbeda-beda c. Tahun data: 2013
d. Metode Analisis: analisis regresi dan statistik deskriptif
44
Tabel 2.1
Penelitian Sebelumnya
“Mengenai Partisipasi Anggaran (X1), Kejelasan Sasaran Anggaran (X2), Umpan Balik Anggaran (X3) terhadap Kinerja Manajerial (Y)”
No. Peneliti/Judul/Sumber Metode Penelitian
X Khadash, Mohammed Idris and Abdulhadi Ramadan /
The Impact of Budgetary Participation on
Managerial Performance: Evidence from Jordanian University Executives / Journal of Applied Finance & Banking, vol. 3, no. 3, 2013, 133-156
ISSN: 1792-6580 (print version), 1792-6599 (online)
Scienpress Ltd, 2013
a. Jenis penelitian: objektif b. Sumber data: kuisioner,
dokumen arsip,
pengamatan, dan laporan c. Sampel: 131 university
executives, of whom 77, in five private universities, replied.
d. Tahun data: 2013
e. Metode Analisis: analisis regresi