• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengetahuan Masyarakat Mandailing Dalam Mengolah Pakkat (Studi Enofood Pada Masyarakat Mandailing di JL Letda Sujono Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengetahuan Masyarakat Mandailing Dalam Mengolah Pakkat (Studi Enofood Pada Masyarakat Mandailing di JL Letda Sujono Medan)"

Copied!
149
0
0

Teks penuh

(1)

Daftar Informan

NO NAMA USIA PEKERJAAN

1 Hamidi Dalimunte 22 tahun Mahasiswa dan Pedagang

2 Ibu Baidah Siregar 43 Tahun Pedagang dan Ibu Rumah Tangga 3 Ibu Zagra Pohan 37 Tahun Ibu Rumah Tangga

4 Bapak Amal Solih Harahap

56 Tahun Pedagang

5 Fitri Hariyanti Nasution

20 Tahun Mahasiswa

6 Bapak Hanafi

Hasibuan

57 Tahun Wira Swasta

7 Ibu Indra Susanti 33 Tahun Ibu rumah Tangga

8 Bang Iken 29 Tahun Honorer

9 Bapak Husni Daulay 57 Tahun Wira Swasta 10 Ibu Rosmayanti Siregar 50 Tahun Ibu Rumah Tangga 11 Bapak Darwis Harahap 57 Tahun PNS

13 Bapak Aminuddin Dalimunte

(2)

Daftar Dokumentasi Pribadi

Foto 1: PAKKAT YANG SUDAH DI BAKAR

(3)

Foto 3 Tempat Membakar Pakkat

(4)
(5)
(6)

Foto 7 Proses memotong Pakkat

(7)

DAFTAR PUSTAKA

Bambang Hudayana, Pujo Semedi, Sjafri Sirin. Pengantar ANtropologi Ekonomi, Pustaka Pelajar, 1, Maret, 2002.

Cut Nuraini. Permukiman Suku Batak Mandailing. Gadjah Mada University Press. Yoghakarta 2004

Dra. Marwati, M.Pd, Pengetahuan Masakan Indonesia, ADI CITA KARYA NUSA, September 2000

DR. Zainil Daulay, S.H, M.H. Pengetahuan Tradisional. Jakarta rajawali press2011 Foster Anderson. Antropologi Kesehatan. Jakarta universitas Indonesia UI Press

1986

Hanum Marimbi Sosiologi Dan Antropologi Kesehatan,Nuha Medika Yogyakarta. 2009

Koentjaraningrat. Pengantar Antropologi, Tineka Cipta Jakarta, 2005

Nurcahyo Tri Arianto. Pola Mkan MIE instan. Universitas airlangga. Surabaya 2011 jurnal.

Sumber lain

Azhari Iklas Siregar, Pulut Kuning, stsudi Etnofood pada masyarakat melayu hamparan perak, 2015, diakses tanggal 22 agustus 2016.

Jurnal ANtropologi, pengetahuan local dalam system pengelolaah sumber daya alam berkelanjutan, Zulkifli B. Lubis

Jurnal Antropologi Gizi, Makanan pada komuniti adat Jae, Farns Apomfire, Universitas Cenderawasih

Jurnal Antropologi, Teori Teori Tentang Budaya, Roger M Keesing.

Jurnal studi kehutanan oleh Hafnita Wirawati Harahap, Analisis financial dan permasaran pakkat dikecamatan simangambat kabupaten padang lawas utara.

Jurnal Roger M, Keesing Teori Tentang Kebudayaan Sumber Internet

www.wikipedia.com ,Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, diakses pada tanggal 06 juni 2016.

http://kpshk.org/fokus/perubahan-iklim/read/2010/10/08/1150/menilik-sejarah-rotan-indonesia.kpshk

(8)

https://id.wikipedia.org/wiki/Nutrisi, pengertian Nutrisi, diakses pada tanggal 23 april 2016

Pusat Informasi dan documentasi mandailing (PIDM) selasa 5januari 2011. http://banuamandailing.blogspot.com2011/07/mandailing-tano-sere.html

http:/Wikipedia.org/wiki/medan http:/pemkomedan.go.id

www.kerajinan-dari-anyaman-rotan

(9)

BAB III

ROTAN

3.1 Asal mula tanaman rotan

Rotan adalah tumbuhan sejenis palma (kayu) yang memiliki habitat yang memanjang, dan terdiri atas enam ratus jenis rotan yang tersebar di berbagai wilayah tropis, rotan ini pun memiliki bentuk batang yang berukuran dua sampai lima centimeter, yang memiliki ruas – ruas panjang, serta tidak memiliki rongga. Rattan juga memiliki duri yang berfungsi sebagai pelindung guna melindungi dirinya dari herbivore, serta fungsi lain dari duri ini juga dapat membantu orang untuk memanjatnya.selain itu satu batang rotan juga dapat tumbuh hingga ratusan meter, dan apabila rotan di di tebas maka rotan akan mengeluarkan air dan air tersebut dapat diminum, karena air dari rotan yang tadinya di tebas dapat bermanfaat sebagai pengganti air minum dan membantu manusia untuk bertahan hidup didalam hutan.

(10)

\

Gambar 3.1 Pohon rotan Dari HTTP://FotoLepas.com DIAKSES PADA TANGGAL 15 AGUSTUS 20016

Rotan di Indonesia sendiri memiliki sejarah yang panjang akan kehadiran dari rotan ini, keberadaan dari rotan ini sudah ada berab- abad lamanya, pada zaman dahulu rotang sangat di anggap sebagai barang yang mewah, yang memiliki makna politis – ekonomis.sehingga sering dibawa sebagai seserahan oleh raja –raja di negeri seberang. Misalnya pemberian ―sepikul rotan‖ di masa kerajaan sriwijaaya, kepada kerajaan yang ada di india, ― baju perang rotan‖ yang

menandakan hubungan baik antara kerajaan majapahit dengan china, ―rotan putih‖ yang menjadi symbol pengikat bagi kerajaan- kerajaan di semenanjung sumatera (kerajaan pasai ) yang di mana pada saat itu banyak munculnya kerajaan islam-india . pada masa penjajahan, rotan memiliki komoditi dagang yang bernilai ekonomis tinggi, buktinya orang belanda yan masuk kedalam kerajaan kutai mulai membeli rotan dengan cara barter, mereka menukarkan bahan bahan pokok, kain, dan lain lainnya.

Menurut catatan sejarah yang dibuat oleh K. Heyne dalam ―De

(11)

dibudidayakan di Indonesia adalah jenis rotan Sega. Pembudidayaan dilakukan sebagai antisipasi kelangkaan rotan karena pada saat itu jenis rotan Sega semakin lama semakin sulit dicari apalagi letaknya makin jauh dari pinggir desa dan pinggir sungai. Kebun rotan yang pertama kali yang didirikan dan secara

otomatis menjadi perintis dalam pembudidayaan rotan di Indonesia, terletak di wilayah sekitar desa Mengkatip dekat kota Buntok, dan daerah sekitar desa Dadahup, Kapuas, keduanya berada di Provinsi Kalimantan Tengah. Kegiatan pembudidayaannya telah mulai dilakukan sekitar tahun 1850. Di daerah Palembang pembudidayaan rotan mulai dilakukan sejak tahun 1905. Saat itu terdapat banyak ladang-ladang bekas perladangan berpindah yang setelah dipanen lebih dari 2–3 kali menjadi tak subur lagi sehingga ditanami dengan tanaman karet dan tanaman rotan. Selain itu kawasan hutan negara masih luas dan penduduknya masih cenderung sedikit sehingga petani banyak membuka lahan baru untuk ditanami rotan.

(12)

Sega senilai dengan 1 liter bensin atau 1 kg beras. Petani mengalami masa keemasan saat itu. Apalagi dengan tidak adanya komoditas yang mampu menyaingi rotan saat itu, rotan semakin merajai pasar.

setelah tahun 1987 hingga sekarang harga rotan menjadi tidak sebanding lagi. Hal ini akibat dari ditutupnya keran ekspor rotan ke luar negri dan kebijakan Pemerintah tentang ekspor rotan yang berganti-ganti setiap berganti kepemimpinan dan cenderung menguntungkan pihak-pihak tertentu yang tentunya bukan petani. Rotan yang pernah mengalami masa keemasannya.

3.2 Jenis – Jenis Rotan Dan Persebarannya 12

Jenis jenis rotan di Indonesia amatlah banyak ragamnya, total jenis rotan yang tumbuh di Indonesia mencapa 312 jenis, di Indonesia terdapat delapan jenis marga dari total tiga belas jenis marga yang ada di seluruh dunia.

Berikut ini adalah daftar jenis rotan yang tumbuh di Indonesia. Dari 312 jenis tersebut sebagian telah dimanfaatkan batangnya baik untuk diperjualbelikan bagi industri kerajinan, maupun hanya digunakan secara lokal. Inilah beberapa

jenis rotan di Indonesia yang dilengkapi dengan nama umum, nama latin tumbuhan, nama-nama dalam penyebutan lokal, maupun daerah sebarannya di Indonesia.

12

www.catalogueoflife.org

Jasni, dkk. 2012. Atlas Rotan Indonesia Jilid 1. Bogor: Pusat Litbang Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan

(13)

NO NAMA DAERAH PERSEBARAN

1 Rotan Balubuk Jawa

2 Rotan Taman Kalimantan dan Sumatera

3 Rotan Korod Jawa

4 Rotan Tobiti Sulawesi dan Maluku

5 Rotan Lilin Kalimantan dan Sumatera

6 Rotan Manau Sumatera dan Kalimantan

7 Rotan Buyung Sulawesi, Kalimantan, Dan Sumatera.

8 Rotan Sauti Sumatera, Kalimantan, Dan Jawa.

9 Rotan Sigisi Sulawesi

10 Rotan Sanjat Kalimantan, semenanjung Malaysia, dan

Palawan

11 Rotan Inun Sumatera, Kalimantan, Dan Sulawesi

12 Rotan Dandan Sumatera dan Kalimantan

13 Rotan Semambu Sumatera, Kalimantan, Dan Jawa

14 Rotan Irit Kalimantan

15 Rotan Manau Tikus Sumatera

16 Rotan Batang Sulawesi, Dan Maluku

17 Rotan Jamang Sumatera, Dan Semenanjung Malaysia

18 Rotan Seel Sumatera, Jawa, Malaysia, dan Thailand.

19 Rotan Batang Susu Sulawesi Dan Maluku

20 Rotan Getah Jawa, Dan Sumatera

21 Rotan udang Jawa, Sumatera, Bengkulu, Kalimantan,

Dan Semenanjung Malaysia

22 Rotan Kapuas Kalimantan

23 Rotan Dahanan Sumatera, Kalimantan, Dan Semenanjung

Malaysia

24 Rotan Sampang Jawa, Dan SUMATERA

25 RotanCabang Jawa, Sumatera, Semenanjung Malaysia,

Palawan, Kalimantan, Dan Thailand

26 Rotan Babui Jawa, Sumatera, Dan Kalimantan

27 Rotan Langgane Kalimantan, Dan Semenanjung Malaysia

28 Rotan Maldo Sumatera, Kalimantan, Semenanjung

Malaysia, Dan Thailand Selatan

29 Rotan Samare Kalimantan, Sumatera, Dan Semenanjung

Malaysia

(14)
(15)

ini juga memiliki manfaat lain yaitu sebagai bahan pewarna didalam dunia industry, selain itu dalam farmasi buah rotan ini digunakan sebagai pembuat kertas, pasta gigi, dan zat tannin yang terkandung didalamnya guna pengobatan medis.

Banyak sekali manfaat yang dihasilkan dari tanaman rotan inibaik dari dunia industry, farmasi, dan kesehatan. Apa lagi nilai jual ekonomis dari rotan ini yang cukup murah sehingga masyarakat mudah sekali membelinya. Selain harganya yang mudah kita juga dapat mencari sendiri rotan tersebut, karena rotan tersebut sangat mudah dijumpai seperti dihutan, tepi rawa, dan sungai. Seperti hasil wawan cara saya dengan salah satu informan yang mengatakan bahwa rotan yang dijualnya diambil didaerah sekitaran rawa –rawa, lalu dikirimkan kemedan Dan sorenya ia bias menjualnya kepada konsumen. Olehkarena itu banyak sekali manfaat yang dihasilkan dari tanaman ini, masyarakat lebih sering menggunakan prabotan yang berbahandasarkan rotan, sedangkan bagi masyarakat mandailing rotan bagi mereka bukan hanya menjadi sebagai barang barang prabotan rumah tangga, ataupun furnicer, melainkan sebagian dari mereka memanfaatkan rotan ini sebagai bisnis sampingan yang biasanya mereka lakukan di bulan ramadhan dengan menjual pucuk rotan sebagai santapan berbuka puasa, selain itu rotan itu sendiripun dikonsumsi sebagai makanan bagi mereka ataupun lalapan, karena menurut mereka sangat bagus bagi kesehatan dan juga dapat memulihkan tenaga.

(16)

dipilih tadi dipotong dan dibersihkan pelepahnya hingga sampai proses pengangkutan rotan itu sendiri.

3.3 Manfaat Rotan

Selain mengetahui Jenis- jenis rotan tersebut, setiap bagian bagian dari rotan itu sendiri pun memiliki manfaat yang berguna yang di manfaatkan oleh manusia, karena dalam sejarahnya rotan dikenal bukan hanya sebagai tanaman yang tumbuh dihutan, melainkan rotan juga dapat dibudidayakan juga, karena rotan sendiri memiliki banyak sekali manfaatnya yang di perguanakan oleh manusia dimulai dari segi kerajinan, kesehatan, religi, dan masih banyak lagi segi manfaat rotan berkut adalah manfaat dari rotan yang digunakan oleh manusia.

3.3.1 Batang Rotan Sebagai Kerajinan Tangan 13

Dalam kegiatan kerajinan rotan banyak sekali digunakan sebagai bahan baku kerajinan tangan yang diolah oleh manusia, karena rotan mudah sekali ditemukan, rotan mudah untuk diolah dan rotan mudah bersahabat dengan zat – zat pengawet. Sehingga banyak kerajinan tangan menggunakan bahan dasar rotan. Seperti membuat tikar, membuat kursi, membuat keranjang, membuat tas, dan masih banyak lagi yang dapat dihasilkan dari rotan.

Rotan yang menjadi bahan kerajinan tangan memeiliki beberapa proses dimulai dari proses pengolahan rotan hingga menjadi kerajinan tangan. Berikut adalah proses pengolahan rotan sebelum menjadi kerajinan tangan.

13

(17)

Pertama kayu rotan digoreng terlebih dahulu, kemudian rotan yang sudah digoreng selanjutnya memasuki proses pengeringan, kemudian rotan yang tadi sudah dikeringkan masuklah pada proses pelurusan, selanjutnya kayu rotan yang sudah diluruskan kemudian memasuki proses tahap akhir yakni pemutihan kayu rotan, dan selanjutnya kayu rotan yang sudah diproses pemutihan tadi selanjutnya masuklah proses pengawetan kayu rotan.

Gambar 3.2 furnicer dari rotan di akses dari www. Kerajinan- dari- anyaman- rotan diakses pada 24 juli 2016

(18)

3.3.2 Buah Rotan Sebagai Pewarna Dan Kemenyan 14

Selain sebagai kerajinan tangan seperti kursi dan tas seperti pada gambar diatas,buah rotan juga digunakan sebagai bahan kerajinan seperti dupa sebab buah dari rotan ini memiliki aroma yang wangi maka buah rotan pun digunakan sebagai pembuatan dupa atau yang biasanya disebut sebagai kemenyan. Namun jarang sekali orang menggunakan buah rotan ini sebagai kemenyan, sebab kemenyan yang terbuat dari bua rotan ini sendiri memiliki harga yang cukup mahal dibandingkan dengan kemenyan pada umumnya..

Gambar 3.4 buah rotan atau yang sering disebut jenang diakses dariiolah dari pakkat ini.http://jokowarino.id/manfaat-jernang-buah-rotan dialses pada 5

agustus2016

Selain sebagai bahan baku pembuatan dupa buah rotan juga memiliki manfaat sebagai pewarna. Karena warna yang dihasilkan dari buah rotan ini adalah warna merah dengan aksen kecoklatan, oleh sebab itu buah dari rotan ini

14

(19)

digunakan sebagai pewarna. Ada pun pewarna yang biasanya digunakan dari buah rotan ini seperti, digunakan untuk mewarnai kerajinan tangan seperti tikar, kursi, dan masih banyak lagi. Selain sebagai pewarna bahan kerajinan tangan buah rotan ini juga digunakan juga sebagai pewarna tubuh (ornamental body).

3.3.3 Umbut Rotan sebagai Sayuran

Selama ini rotan hanya dikenal sebagai bahan pembuatan furnicer saja, namun adapun bagian dan jenis rotan yang dapat dikonsumsi, seperti pata bagian dagingnya, dan rotan yang dapat dikonsumsi itu sendiri juga bukanlah jenis rotan yang memiliki usia tua. Melainkan rotan yang dapat dikonsumsi biasanya memiliki usia yang masih muda sehingga dapat dikonsumsi. Banyak sekali sayuran yang berbahan dasarkan rotan seperti gulai, dun ubi, lalapan dan lain lain. Di setiap daerah ataupun masyarakat rotan juga menjadi farina makanan bagi beberapa masyarakat seperti pada masyarakat Kalimantan, aceh, masyarakat baduy Bengkulu, dan masyarakat mandailing.

(20)

20016

Gambar 3.6 lalapan pakkat khas mandailing diakses dari www.istana.comdiakses pada tangga 5 agustus 2016

3.3.3 Kulit Rotan Sebagai Anyaman Dan Tali

sebagai bahan dasar pembuatan berbagai jenis anyaman. Pengggunaannya didasarkan pada elastisitas, tingkat keawetan dan kehalusan hasil dan ada tidaknya cacat pada kulit rotan yang akan digunakan sebagai anyaman. Selain sebagai anyaman kulit rotan juga dimanfaat sebagian orang sebagai bahan pengikat misalnya nelayan, pedagang pakkat menggunakan kulit rotan sebaga pengikat pakkat dimana kulitnya digunakan untuk menggantikan tali. Selain sebagai pengikat pada pakkat kulit Rotan juga dimanfaatkan oleh nelayan sebagai tali jala oleh nelayan. Masih banyak lagi manfaat dari kulit Rotan ini seperti sebagai pembuatan keranjang, lampit dan lain lain.

(21)

BAB IV

PAKKAT

4.1Pakkat

Pakkat adalah makanan khas masyarakat mandailing biasanya banyak diminati pada saat bulan puasa, selain pada saat bulan puasa pakkat ini pun hadir juga diberbagai acara adat pada masyarakat mandailing. Biasanya pakkat ini dijual pada hari hari tertentu saja seperti pada saat bulan ramadhan, dan hadir pada saat hari pecan saja seperti hari kamis, pada hari kamis sendiri khususnya di tapan uli selatan pakkat dijual di pasar pasar tradisional yang dimana pakkat ini hanya hadir pada hari kamis saja. Sedangkan untuk kota medan sendiri pakkat dijual kebanyakan hanya bulan ramadhan, serta banyak juga kita temui dirumah makan khas tapanuli selatan, mereka juga menyediakan pakkat.

Selain itu pakkat biasanya dikonsumsi hanya pada kalangan orang tua saja, dikarenakan banyak yang beranggapan bahwasalnya pakkat ini dapat menyembuhkan atau dapat membantu mengurangi penyakit yang dialami oleh orang yang mengkonsumsinya. Bukan itu saja pakkat juga diyakini banyak mengandung manfaat bagi manusia khusnya pada saat bulan ramadhan.

(22)

dijumpai disungai, hutan, dan rawa – rawa. Karena pakkat ini sangat mudah untuk dicari dan tidak perlu untuk dibudidayakan, selain itu untuk kisaran harga pakkat tidaklah terlalu mahal biasanya satu batang pakkat dihargai dua atau tiga ribu rupiah perbatangnya.

Dalam proses pengolahan pakkat pada saat ini terbilang sudah sangat sangat mudah, dikarenakan pakkat saat ini sudah bias dibeli dalam bentuk yang sudah dibakar dan sudah dipotong hingga kecil- kecil, dan kemudian barulah pakkat dapat diolah menjadi berbagai aneka variasi masakan dimulai dari lalapan, sayur daun ubi, gulai, holat dan masih banyak lagi jenis masakan dari pakkat ini.

4.2 Sejarah pakkat

(23)

Menurut cerita yang berkembang sejarah pakkat itu berasal dari zaman penjajahan belanda, dimana pada zaman dahulu masyarakat Indonesia di paksa untuk membangun jalan raya khusnya di daerah – daerah, masyarakat pada saat itu yang sedang membangun jalan raya, pada saat itu kekurangan makanan, maka mereka mencoba mencari kedalam hutan buah – buahan, atau hewan hutan yang bias diburu dan dijadikan makanan. Namun mereka taidak dengaja menemukan tumbuhan sejenis kayu yang tumbuh dihutan, lalu mereka mengambil pucuk dari tumbuhan tersebut, kemudian mereka mengupas kulitnya dan melihat daging tumbuhan tersebut dan memakannya. Menurut mereka setelah mereka memakannya mereka merasa kenyang dan awalnya mereka takut untuk memakannya namun setelah di coba tidak terjadi apa – apa pada diri mereka.

(24)

ibadah puasa, untuk mengembalikan stamina dan tenaga masyarakat pun mengonsumsi pucuk rotan ini pada saat berbuka puasa dan pada saat sahur. Itu lah yang menyebabkan pakkat rata rata banyak diminati pada bulan puasa.

Dapat dikatakan bahwa ciri ciri yang dialami pada mula masyarakat mengenal pucuk rotan, dapat dikatakan sebuah kebudayaan karena mengandung beberapa unsure dari sebuah kebudayaan. Dalam antropologi kebudayaan adalah sebagai berikut,kebudayaan adalah seluruh sistim, gagasan, dan rasa. Tindakan, serta karya yang dihasilkan oleh manusiadalam kehidupan bermasyarakat, yang dijadikan miliknya dengan belajar.‖ Koendjaraningrat,

:72, 2005. Selain dari definisi tadi telah ada unsure kebudayaan maka kebudayaan tersebut juga akan muncul menjadi tiga wujud kebudayaan diantaranya, ide, gagasan, dan artefak.dalam sebuah unsur kebudayaan juga dapat menghasilkan wujud dari kebudayaan seperti sistem pengetahuan, dimana sistem pengetahuan pakkat ini menghasilkan sebuah wujud mengganti bahan makanan dengan pakkat,dengan dimulainya sejarah kemunculan pakkat tadi yang menceritakan pakkat tadi ditemukan oleh masyarakat dihutan dan mereka mencobanya dengan mengupas kulitnya kemudian memakannya, kemudian seiring berjalanya waktu ide mengkonsumsi pakkat tadi berkembang menjadi sebuah tindakan masyarakat untuk mengolah pucuk rotan tadi yang tadinya hanya dimakan biasa saja kni mereka mulai mengembangkannya menjadi berbagai macam olahan.

(25)

mereka mengenal pakkat dari keluarga, dimana keluarga selalu menjadikan pakkat sebagai manakanan yang selalu ada di meja makan guna untuk di konsumsi. Selain untuk dikonsumsi pakkat juga biasanya dinikmati oleh kalangan kalangan orang tua dimana tidak banyak anak muda juga menyukai pakkat seperti wawancara saya dengan beberapa informan

Hamidi Dhalimunte berusia 22 tahun seorang mahasiswa dan sebagai pedagang. Ia mengenal pakkat dari lingkungan keluarga, dimana keluarganya adalah seorang pedagang pakkat hingga saat ini, dan ia juga mengatakan bahwa ia sering mengkonsumsi pakkat dirumah bersama dengan keluarganya

saya tau pakkat dari keluarga kak, dimana dulu dirumah setiap bulanpuasa mamak selalu sajikan pakkat kadangpun kalau diluar dari bulan

puasa kami beli pakkat dirumah makan walaupun kami sendiri juga menjual pakkat‖

Seperti yang juga dialami bang Iken dimana ia awalmulanya menyukai pakkat juga berawal dari keluarga yang suka memakan pakkat pada saat dikampungnya, sehinga membuat ia menjadi ikut ikutan untuk memakannya, dari keluarga dan ikut ikuttan memakan pakkat dan akhirnya membuat ia menyukai pakkat dan mengkonsumsi pakkat sampai saat ini

saya awalnya suka pakkat udah lama dek, waktu saya dikampung dulu kan keluarga suka makan pakkat jadi saya juga ikut ikutan sampai sekarang saya

pun masih makan pakkat, karena pakkat enak dan gurih kayak makan daging

(26)

Sedangkan menurut Ibu Rosmayanti adalah seorang IBU Rumah Tngga berusia 50 tahun. Beliau mengatakan kepada saya mengenai bagai mana beliau mengenal pakkat pada awalnya, dan ia berkata ia mengenal pakkat dari keluarga juga dimana setiap bulan puasa ibunya sering menyajikan pakkat, dan dari kebiasaaan sang ibu yang menyajikan pakkat hingga saat ini beliau juga meniru kebiasaan sang ibu setiap bulan puasa selalu menyajikan pakkat untuk keluarga

dahulu orang tua yang selalu memakannya, pada saat bulan ramadha, dan sampai sekarang saya juga mengkonsumsi pakkat pada bulan ramadhan.‖

Adapun pendapat yang sama dari informan saya yang lain seperti Pak Darwis Harahap seorang PNS berusia 57 tahun ia mengatakan awalmulanya mengenal pakkat di kampong halamannya di sidimpuan, karena pada saat ia mengenal pakkat mulanya dari keluar ga dimana banyak keluarga terutama para orang tua banyak yang memakan pakkat sehingga sampai saat ini beliau masih mengkonsumsi pakkat.

awalnya saya tau tentang pakkat pas waktu masih dikampung karena dulu orang tua orang tua banyak yang memakan pakkat sehingga saya pun ikut

memakannya karena menurut kepercayaan kalau memakan pakkat bias sehat.‖

(27)

dulu waktu kecil saya udah sering makan pakkat karena dulu keluarga juga sering makan pakkat apa lagi pada saat bulan puasa, makanya saya sudah

terbiasa dengan rasa pakkat inikarena dari kecil saya sudah kenal dengan pakkat‖

Ibu Zahra Pohan adalah seorang ibu rumah tangga yang berusia 37 tahun Menurut Ibu Zahra pertama kalinya beliau mengenal pakkat dari keluarga, dimana sang ibu sering sekali membeli pakkat pada saat bulan puasa pada waktu beliau masih dikampung halamannaya.

dulu waktu masih muda ibu saya sering belikkan pakkat untu buka puasa, awalnya yang memakan pakkat itu dirumah adalah nenek, ibu, serta ayah saya.

Namun seiring berjalannya waktu saya mencoba pakkat itu karena rasa penasaran saya bagai mana rasa dari pakkat tersebut.‖

Dan dapat dikatakan bahwa peran keluarga dalam memperkenalkan makanan sangatlah kuat dimana makanan yang biasanya disajikan didalam menu makanan keluarga dapat berperan penting bagi anggota keluarganya sehingga makanan yang disajikan dapat menjadi sebuah informasi dan menjadi sebuah makanan yang dapat digemari dan dapat menjadi makanan yang biasanya disajikan dalam setiap moment.

(28)

Fitri Hariyanti Nasution seorang mahasiswa berusia 20 tahun menjelaskan awalmulanya ia mengenal pakkat dari dimulai dari lingkungan luar dimana setiap bulan puasa di pasar tradisional disidimpuan banyak sekali yang menjual pakkat dari pasar ini lah ia mengetahui pakkat ini dapat dikonsumsi, selain itu sang ibu juga sering membeli pakkat di pasar sehingga mendorong ia untuk mengetahui apa itu pakkat

dari pasar kak Fitri taunya dipasar padang sidimpuan dikampung Fitri tau apa itu pakkat, apa lagi pas bulan puasa dikampung banyak sekali yang menjual pakkat, ditambah lagi ibu sering sekali membeli pakkat dari pasar.‖

Sedangkan menurut Pak Amal Solih Harahap seorang pedagang pakkat berusia 56 tahun bercerita awalmulanya pakkat

―pakkat itu berasal dari zaman penjajahan belanda, dimana pada zaman dahulu masyarakat Indonesia di paksa untuk membangun jalan raya khusnya

di daerah – daerah, masyarakat pada saat itu yang sedang membangun jalan

raya, pada saat itu kekurangan makanan, maka mereka mencoba mencari

kedalam hutan buah – buahan, atau hewan hutan yang bias diburu dan

dijadikan makanan. Namun mereka taidak dengaja menemukan tumbuhan

sejenis kayu yang tumbuh dihutan, lalu mereka mengambil pucuk dari

tumbuhan tersebut, kemudian mereka mengupas kulitnya dan melihat daging

tumbuhan tersebut dan memakannya. Menurut mereka setelah mereka

memakannya mereka merasa kenyang dan awalnya mereka takut untuk

memakannya namun setelah di coba tidak terjadi apa –apa pada diri mereka.‖

(29)

bahwa pakkat dikonsumsi pada zaman dahulu berfungsi sebagai pengganti makanan pada masa lampau.Karena banyak kepercayaan yang menjadikannya banyak dikonsumsi oleh suku mandailing, selain itu kebudayaan bukan hanya di wariskan dari generasi ke generasi saja, melainkan kebudayaan juga dapat dipelajari oleh lain suku atau masyarakat diluar suku tersebut.

kebudayaan dari sebuah masyarakat dapat juga kebudayaan tersebut dipandang sebagai pengetahuan, dimana pengetahuan ini dapat berasal dari proses kegiatan yang sebelumnya belum pernah dilakukan oleh orang lain, namun dengan berbagai macam percobaan maka didapatlah sebuah kesimpulan dimana percobaan tersebut menghasilkan sebuah pengetahuan baru yang dapat disebarluaskan baik didalam kelompoknya, maupun diluar kelompok masyarakat tersebut. Adapun pandangan dari Ward Goodenough yang mengatakan kebudayaan di pandang sebagai sistem pengetahuan.

15―Kebudayaan suatu masyarakat terdiri atas segala sesuatu yang harus

diketahui atau yang di percayai seseorang agar dia dapat berperilaku dalam

cara yang dapat diterima oleh anggota anggota masyarakat tersebut. Budaya

bukanlah suatu fenomena material, dia tidak berdiri atas benda – benda,

manusia, tingkah laku, atau emosi –emosi, budaya lebihmerupakan organisasi

15

(30)

dari hal – hal tersebut. Budaya adalah dalam bentuk hal – hal yang ada dalam

pikiran manusia, model – model yang dipunyai untuk menerima,

menghubungkan, dan kemudian menafsirkan mengenai fenomena diatas.‖

dalam teori ini adalah budaya bukanlah berasal dari material ataupun sebagai sebuah fenomena, melainkan budaya merupakan sebuah pola pemikiran yang ada didalam pikiran manusia , kemudian kebudayaan direalisasikan kedalam kehidupan nyata.Selanjutnya Goodenough juga mengatakan mengenai kebudayaan dimana kebudayaan dipandang sebagai pengetahuan dimana kebudayaan itu menentukan apa yang dapat menjadi, apa yang dapat dirasakan, serta apa yang bagaimana cara untuk berbuat sesuatu.Proses dari kebudayaan tersebut itu biasanya berawal dari pengetahuan masyarakat bagai mana cara mereka untuk dapat bertahan hidup dengan memanfaatkan alam disekitarnya, hingga bagai mana mereka dapat memenuhi kebutuhan mereka dalam kesehariannya.‖ Misalnya dalam sejarah tadi dikatakan mereka mengenal pakkat dikarenakan pada masa itu mereka kekurangan bahan makanan, lalu mereka mencoba mencari bahan makanan di hutan lalu mereka menemukan tumbuhan sejenis kayu mereka pun dengan rasa rasa ragu mencobanya, namun tidak terjadi apa apa setelah memakan pucuk rotan tersebut‖.Maka daapat disimpulkan bahwa fenomena tersebut merupakan

(31)

Karena proses kebudayaan tersebut biasanya diawali dari tujuh usur kebudayaan yakni 16―sistim bahasa, sistim pengetahuan, sistim kekerabatan dan organisasi social, sistim peralatan hidup dan teknologi, sistim ekonomi mata pencaharian hidup, dan sistim religi.‖

Salah satu faktor yang muncul dalam kasus sejarah dari pakkat dalam sebuah kebudayaan adalah ―sistim pengetahuannya‖ dimana sistim pengetahuan dalam kebudayaan berkaitan dengan sistim peralatan hidup dan teknologi, karena sistem pengetahuan itu sendiri bersifat abstrak dan berwujud membentuk sebuah ide, dan ide tersebut lah di tuangkan menjadi sebuah tindakan. Dari tindakan tadilah masyarakat pada saat itu mencoba mengkonsusmsi pakkat tersebut dan dari tindakan tersebutlah banyak masyarakat yang mengikuti tindakan tersebut dalam mengkonsumsi pakkat. Selain dari tindakan penyebaran informasilah yang mempengaruhi masyarakat mulai mengkonsumsi pakkat.

Sejak saat itu lah pakkat banyak diminati di kalangan masyarakat mandailing. Selain factor pengetahuan ada factor lain yang menyebabkan berkembangnya pakkat tersebut. Dimana terjadinya migrasi masyarakat yang tinggal di tapanuli selatan pergi merantau ke wilayah lain dengan membawa pengetahuan dan kebudayaannya ketempat yang lain. Bahlan kebudayaan dalam berdagang pun diwariskan kepada generasi berikutnya, misalnya menurut seorang informan saya dia berjualan pakkat dari tiga puluh tahun yang

16

(32)

lalu keluarganya ini berjualan pakkat hingga ia pun diwariskan untuk melanjutkan usaha keluarganya untuk menjual pakkat pada saat bulan ramadhan.

17

Unsure kebudayaan tadilah kemudian dikembangkan masyarakat menjadi sebuah kebudayaan yang berkembang hingga saat ini, kebudayaan juga bukan hanya diwariskan dari generasi ke generasi, melainkan kebudayaan juga dapat dipelajari oleh suku lain. Bahkan saat ini yang mengkonsumsi pakkat ini juga bukan dari kalangan masyarakat mandailing saja melainkan dari berbagai jenis suku juga mulai ikut mengkonsumsinya.

Biasanya dalam setiap kebudayaan yang dilakukan manusia bukan sekedar menjadikannya sebagai symbol bahwa kebudayaan ini hanya dijalankan oleh masyarakat tertentu saja, melainkan masyarakat diluar dari kebudayaan tersebut tidak bias mempelajarinya tau menguasainya. Apabila sebuah kebudayaan tidak dilestarikan maka kebudayaan tersebut justru akan hilang di telan zaman, seperti saat ini perkembangan zaman sangatlah pesat dimana setiap masyarakat luas hamper melupakan kebudayaan mereka masing – masing dikarenakan masuknya dan berkembangnya budaya asing, misalnya diambil contoh dari kuliner, dahulu masih banyak sekali kuliner tradisional

17

(33)

yang di konsumsi dan di perjualbelikan, namun saat ini para pedagang makanan tradisional tersebut kini tergantikan dengan berbagai makanan cepat saji yang di tawarkan oleh berbagai merek.sehingga menjadikan makanan tradisional pada saat ini mulai tergeserkan oleh makanan instan tersebut. Padahal makanan yang tersedia pada masa lalu jauh dari berbagai jenis zat ataupun bahan pengawet, yang menjadikan makanan tersebut memiliki nutrisi dan sehat bagi masyarakat. Bahkan makanan tradisional pada saat itu bias dimanfaatkan sebagai alternative penyembuhan misalnya pakkat, pakkat ini pada masyarakat mandailing bukan hanya dijadikan sayur ataupun lalapan tetapi bagi masyarakat mandailing pakkat ini bias dijadikan obat alternative bagi berbagai macam penyakit.

18

Seperti yang dijelaskan oleh Foster dan Anderson dalam buku Antropologi kesehatan ia menjelaskan mengenai makanan dalam konteks budaya.― dalam bidang antropologi makanan merupakan bagian dari sebuah kegiatan yang konpleks, dimana terdapat sebuah unsure – unsure dari sebuah kearifan localnya, kepercayaan – kepercayaannya, dan tahayul – tahayul, yang berkaitan dengan produksi, konsumsi, dan penyajian makanannya. Foster Dan Anderson, Antropologi Kesehatan:1986‖Namun tidak semua makanan treadisional hilang tertelan oleh zaman, masih ada beberapa makanan

18

(34)

tradisional yang masih bias dijumpai walaupun hanya terbatas saja kehadirannya namun masih di jual sampai saat ini. Seperti bulan ramadhan kehadiran pakkat banyak diminati dikarena kan banyak yang mencarinya dan banyak yang meyakini dari mengkonsumsi pakkat, sehingga pakkat tidak terhapus oleh zaman karena masih tingginya peminat akan konsumsi makanan ini.

4.3 Produksi Pakkat

Maka dalam proses pembuatan pakkat pun memiliki berbagai proses juga seperti proses produksi, kemudian distribusi, dan lalu konsumsi. Biasanya yang kita tahu pakkat ini hanya lah proses distribusinya saja namun dibalik proses tersebut masih ada dua proses lagi yakni produksi dan konsumsi. Karena tanpa kita tahu bagai mana proses adanya pakkat ini, karena pakkat ini biasanya hanya tersedia dibulan puasa bagi para pedagang musiman, namun selai dibulan ramadhan kita juga masih bias menemukan pakkat namun kita hanya dapat menemukannya di rumah makan khas tapanuli selatan saja.

(35)

Setelah proses pembersihan lokasi kemudian para petani pun memili batng rotan yang siap untuk dipanen biasanya batang rotan yang dapat dipanen memiliki usia sekitar dua sampai tiga bulan, dan memiliki panjang yang mencapai tiga meter. Biasanya rotan muda yang sudah di panen adalah bagian ujungnya yang berukuran kurang lebih satu meter. Setelah proses pemilihan batang rotan kemudian masuklah proses pembersihan duri dari batang rotan atau pakkat, batang rotan yang sudah dipanen tadi ialah ujung batang rotan yang memiliki ukuran kurang lebih satu meter, tadi selanjutnya barulah dilakukan proses pembersihan duri dari batang rotan tadi dengan menggunakan parang yang tajam, agar dapat mempermuda proses pemanenan dan proses pengangkutan rotan atau pakkat. Selanjutnya dilakukan proses pengangkutan pakkat, setelah pakkat tado di panen dan dibersihkan lalu masuklah proses pengangkutan dimana setelah pakkat tadi terkumpul sebanyak dua ratus batang lalu kemudian pakkat tersebut diangkut kerumah dengan berjalan kaku dengan cara menjunjung tmpukan pakkat tadi diatas kepala sambil berjalan kaki hingga sampai rumah.Selanjutnya setelah proses pembersihan lokasi pakkat, penebangan rotan, pembersihan duru 0 duri lalu kemudian dibawa pulang kerumah untuk diserahkan kepada sang distribustor dimana pakkat yang tadi sudah dipanen akan didistribusikan kepada para pemesan, seperti pedagang pengecer, dan rumah makan.

(36)

digunakan dalam proses pengangkutan pakkat biasanya menggunakan mobil pik up yang dimana proses pengiriman pakkat ini menggunakan tenaga mesin dan biasanya yang membawa mobil pik up tadi adalah orang – orang dari distributor itu sendiri.Selanjutnya setelah pakkat tadi tiba di medan kemudian sang distributor pun mengantarnya ketujuan dan setelah sampai di tujuannya pakkat tersebut diturnkan dari mobil kemudian dipisahkan dari pakkat yanglain sesuai dengan pesanan si pengecer. Dan siangnya pakkat tadi dibawa ke tempat jualan dan pakat siap untuk dijual kepada masyarakat.

Biasanya setiap para pedagang pengecer memesan pakkat dari distributornya memiliki jumlah kebutuhan yang berbeda – beda, dimana setiap pedagang ada yang memesan dalam jumlah besar, guna persediaan, ataupun dalam jumlah yang sedikit, hanya untuk dijual pada hari ini saja.

4.4 Nilai Ekonomi Pakkat

Nilai ekonomi adalah salah satu dari macam macam nilai yang mendasari perbuatan seseorang atau sekelompok orang atas dasar pertimbangan ada tidaknya keuntungan financial sebagai akibat dari perbuatannya itu.Nilai ekonomi ini biasanya dikontraskan dengan nilai seni.

(37)

misalnya di pasar didalam pasar manusia melakukan kegiatan jual beli, tawar menawar,dan kegiatan bersosialisa satu dengan yang lainnya.

Setiap kegiatan ekonomi yang dilakukan dipasar biasanya memiliki nilai ekonomi, misalnya pedagang pakaiandi pasar mereka menjual sayuran dan sayuran mereka kemudia dibeli oleh konsumen, mengapa sayuran mereka dibeli oleh konsumen? Karena sayuran yang mereka jual memiliki nilai ekonomi dimana si pedagang mendapatkan uang dari menjual sayur sedangkan si pembeli mendapatkan sayur yang ia butuhkan. Jadi dalam kegiatan ini yang dimaksud nilai ekonomi itu sendiri adalah nilai dari sebuah barang yang diperjualbelikan dari satu orang atau pun satu kelompok yang lain, dimana barang tersebut memiliki keuntungan bagi mereka. 19

Dalam studi antropologi ekonomi yang mengkaji mengenai gejala pertukaran tradisional, ―sedangkan dalam studi antropologi ekonomi pertukaran merupakan

sebuah gejala dari kebudayaanyang keberadaannya berdimensiluas, tidak sekedar berdimendi ekonomi, melainkan agama, teknologi, ekologi, politik, dan organisasi social.‖(Dalton 1961:12).

Maka dapat dikatakan bahwa kegiatan pertukaran yang biasa dilakukan oleh masyarakat bukan hanya sebagai kebutuhan ekonomi semata saja, melainkan merupakan sebuah gejala yang ditimbulkan dari kebudayaan.

19

(38)

Misalnya pakkat, pakkat merupakan makanan yang biasanya dijual oelh pedagang dibulan puasa, mengapa dijual?Karena pakkat banyak dicari olehmasyarakat karena sudah seperti kebudayaan yang sudah biasa mereka lakukan setiap tahunnya bagi para penggemar pakkat.Karena adanya permintaan maka ada jugalah barang yang di perjualbelikan, sehingga setiap harinya banyak pedagang yang menjual pakkat sebelum bebrbuka puasa, sebab pakkat biasanya dikonsumsi pada saat buka puasa dan sahur saja.

Karena adanya kegiatan permintaan tadi maka muncullah sebuah kegiatan yangdisebut resiprositas, dimana kegiatan ini biasanya meliputi satu atau dua orang yang saling melakukan pertukaran sesuai dengan kebutuhan yang ingin mereka tukarkan.

Jiak pada pedagang pakkat terjadi kegiantan ini setiap harinya dibulan puasa hingga akhir bulan puasa, terjadi sebuah pertukaran seperti aktifitas perdagangan yang dilakukan para pedagang pakkat setiap sorenya yang mengundang datangnya para konsumen, disini konsumen membutuhkan pakkat sedangkan sang pedagang sendiripun membutuhkan uang disinalah yang disebut sebagai resiprositas.

Dimana mereka sama – sama mendapatkan keuntungan, keuntungan yang didapatkan si pedagang ia mendapatkan uang, sedangkan keuntungan yang didapatkan si pembeli adalah ia mendapatkan pakkat.

(39)

bagi si para pelaku, sama – sama mendapatkan keuntungan, tidak ada yang merasa dibbani dan tidak ada yang merasa dirugikan.

Mengapa karena dalam pertukaran diatas tadi kedua pelaku tadi sama – sama mendapatkan keuntungan, dimana si penjual pakkat tadi mendapatkan keuntungan uang karena telah memberikan pakkatnya, sedangkan sikonsumen mendapatkan pakkat karena ia telah memberikan uanganya kepada si pedagang, uang yang diberikan tadi bertujuan sebagai alat transaksi di masa sekarang ini.

Dalam kegiatan resiprositas tadi berarti dapat disimpulkan bahwa barang yang di perjual belikan merupakan barang yang memiliki nilai jual ekonomi, karena barang tersebut dapat memberikan keuntungan bagi si pedagang atau pun sikonsumen.

Maka dapat dikatakan pakkat tersebut memiliki nilai ekonomi karena memiliki manfaat bagi para konsumen dan pedagang, menurut informan saya pak Amal soleh mengatakan bahwa pakkat yang ia jual memiliki nilai ekonomi yang lumayan cukup sebagai pendapatan sebagai usaha sampingannya, dalam satu hari ia bias menjual dua ratus batang pakkat setiap harinya selama bulan puasa, dan ia pun menjual satu batangnya seharga dua ribu rupiah per batangnya, dengan pakkat yang sudah dikupas kulitnya, dan sudah dipotong kecil – kecil. Dan bias dibwa pulang. Terkadang menurutnya para pembeli biasanya membeli pakkat darinya hanya sebanyak sepuluh ribu rupiah setiap membeli.

(40)

yang ia jual biasanya dihargai perbatangnya sekitar dua ribu rupiah dapat dibawa pulang dan sudah di kupas kulitnya dan sudah di potong – potong kecil – kecil sudah bias di bawa pulang.

Yang berbedanya disini antara pak Amal dan Hamidi sendiri adalah tenaga kerjanya , kalau di tempat pak Amal biasanya yang bekerja adalah beliau sendiri dimulai dari membakar pakkat, mengupas pakkat, sampai memotong pakkat.ia sendiri yang melakukannya. Sedangkan Hamidi sendiri ia memiliki beberapa pegawai dimana setiap anggotanya memiliki tugas masing – masing ada yang membakar pakkat, ada yang mengupas kulit pakkat, dan ada juga yang bertugas sebagai memotong kecil – kecil, serta ada juga bertugas sebagai juru bayar. Disini setiap orang memiliki perannya masing – masing dimulai dari yang berat sampai yang ringan di tempat ia ini banyak yang bekerja sehingga pekerjaannya menjadi ringan dan cepat selesai.

4.5 Proses Mengolah Pakkat

Sebagai mana telah diketahui bahwa makanan tidak hanya penting tidak hanya untuk pemenuhan gizi dan untuk mempertahankan kesehatan secara optimal, akan tetapi makanan juga memiliki fungsi social, budaya, politik, serta ekonomi. Berbagai macam aneka ragam makanan yang dikonsumsi masyarakat tidak hanya dipengaruhi oleh factor lingkungan kehidupan, tetapi juga oleh factor social – budayanya. Seperti adat istiadat,agama, suku bangsa, maupun kepercayaan.

(41)

makanan tidak hanya sebagai saranan untuk mempertahankan hbungan antar manusia, tetapi dapat juga dijual dan dipromosikan untuk meningkatkan devisa Negara.

Sejak dahulu masyarakat Indonesia telah memiliki kebudayaan yang tinggi. Salah satunya aspek kebudayaan adalah kebiasaan mengkonsumsi makanan tradisional khas masyarakat. Makanan tradisional itu merupakan jenis – jenis makanan yang paling cocok dengan kondisi daerah serta menjadi makanan sehari – hari bagi masyarakat daerah setempat.

Oleh karena itu, makanan merupakan bagian budaya yang sangat penting. Hal ini sering tidak kita sadari bahwa proses sosialisasi kita bermula dari makanan. Makanan tradisional memiliki pengertian sebagai suatu makanan rakyat yang dikonsumsi sehari – hari, baik yang berupa makanan pokok, makanan selingan atau sajian khusu yang sudah turun temurun dari zaman nenek moyang.

Adapun yang mempengaruhi makanan tradisional Indonesia itu sendiri yakni, adanya cirri – cirri tofografis Indonesia yang dihuni oleh berbagai jenis suku dengan keanekaragaman budayanya yang di pengaruhi oleh berbagai kepercayaan dan agama. Selain itu adanya kontak budaya yang berlangsung selama berabad – abad dengan berbagai bangsa seperti cina, india, portugis, belanda, dan jepang. Telah menciptakan keanekaragaman sejarah, tradisi budaya termasuk makanan dan tata hidangan pada suatu daerah.

(42)

jika diolah dan disajikan secara sempurna akan menghasilkan makanan yang tidak kalah nikmatnya serta penuh daya tarik untuk dihidangkan bagi para wisatawan ataupun masyarakat lain.

Melalui berbagai macam usaha guna memperkenalkan makanan Indonesia tidak disangsikan lagi bahwa hidangan masakan tradisional Indonesia termasuk salah satu makanan yang banyak diminati selain masakan – masakan bangsa lain. Kebanyakan makanan tradisional Indonesia tidak terlalu rumit, tetapi dapat menimbulkan selera untuk dapat menikmatinya, hal itu bukan berarti bahwa makanan tradisional Indonesia harus disajikan dalam keadaan panas dan pedas, tetapi dapat hadir dalam kombinasi rasa manias, gurih, pedas, asam, dan asin. Kenyataan tersebut secara keseluruhan menyadarkan kita bahwa hidangan makanan Indonesia pada umumnya dan makanan tradisional Indonesia pada khusunya tidak semata mata hanya untuk memenuhi kebutuhan makanan dan minuman belaka. Tetapi juga merupakan suatu ungkapan seni keterampilan yaitu seni boga.

20

Indonesia terdiri atas berbagai suku atau kelompok, maka kebiasaan makan masing masing suku atau kelompok sangat beragam. Menurut Guithe dan mead, kebiasaan makanan adalah suatu perilaku dari seseorang atau kelompok orang akibat adanya tekanan cultural, pilihan makanan, konsumsi makanan, dan

20

(43)

dengan memanfaatkan keberadaan jenis jenis makanan yang berada ditempat atau lokasi tersebut. ( Roestamsjah dkk 1988 )

Pada dasarnya makanan yang biasanya kita konsumsi sehari – hari biasanya membutuhkan proses yang sangat panjang sebelum kita santap. Lalu dalam proses yang amat panjang itu biasanya meliputi dari segi bahan baku dimulai dari jenis sayur apa yang akan kita masak nantinya, kemudian peralatannya, apa saja peralatan yang harus digunakan, kemudian bahan bakar seperti api untuk membakar ataupun membantu proses pematangan makanan baru lah makanan tersebut dapat di konsumsi.

Dalam Ilmu antropologi yang membahas mengenai makanan yakni etnofood, proses pembuatan makanan juga termasuk salah satu materi yang terkandung dalam etnografi makanan. Karena bukan mengenai asal usu makanan, symbol, dan kearifan lokalnya saja melainkan dalam bidang kajian etnofoot juga membahas bagai mana proses dalam penyajian makanan. Yang meliputi kegiatan dari produksi dan distribusi. Adapun teori yang menyebutkan mengenai etnofood itu sendiri yakni menurut Skowriski 2007:362 mengatakan bahwa

21―Budaya makanan adalah satu set p

raktik, kebiasaan, norma dan teknik,

diterapkan untuk makanan dan makan; itu meliputi produksi pangan, distribusi dan konsumsi, juga termasuk bahan makanan dan bahan lain artefak .‖

Didalam teori ini menjelaskan bahwa dalam makanan memiliki sejumlah proses dalam penyajian akhirnya di mulai dari produksi, lalu dilanjutkan

21

(44)

dengan pendistribusiannya, dan kemudian masuk lah tahap akhir yakni konsumsi. Dimana fase ini merupakan fasek terakhir dalam penyajian makanan.

Maka dalam proses pembuatan pakkat itu sendiri pun memiliki berbagai proses juga seperti proses produksi, kemudian distribusi, dan lalu konsumsi. Biasanya yang kita tahu pakkat ini hanya lah proses distribusinya saja namun dibalik proses tersebut masih ada dua proses lagi yakni produksi dan konsumsi. Karena tanpa kita tahu bagai mana proses adanya pakkat ini, karena pakkat ini biasanya hanya tersedia dibulan puasa bagi para pedagang musiman, namun selai dibulan ramadhan kita juga masih bias menemukan pakkat namun kita hanya dapat menemukannya di rumah makan khas tapanuli selatan saja.

Setelah melalui proses yang begitu panjang dimulai dari proses pemanennan, kemudian masuk kepada proses pengiriman, dan kini masuk proses pengolahan. Dimana pakkat yang tadi sudah dikirim dan dibershkan siap untu di olah menjadi bahan yang bias dimakan, salah satunya dengan mula mula proses pembaranan pakkat.

Setelah dibersihkan dan pakkat dikeluarkan dari goni sebelum proses pembakaran pakkat itu sendiri dilakukan sejumlah persiapan terlebih dahulu yakni dengan cara mempersiapkan bahan untuk membakar pakkat tadi seperti arang, korek api, dan minyak. Dimana masing masing dari ketiga bahan tadi digunakan untuk proses membakarnya.

(45)

hingga api tadi mengecil, kemudian api yang tadinya sudah agak mengecil, kemudian pakkat tadi yang sudah dikeluarkan dari goni diambiluntuk dimasukkan kedalam bara api sebelum di bakar tali yang mengikat pakkat tadi dilepaskan terlebih dahulu, kemudian diambillah sepuluh batang lalu dimasukkan kedalam paanggangan tadi dan pakkat tadi pun di kipas agar apinya tidak membesar dan membakar hangus pakkat tadi.

Dalam proses pembakaran pakkat biasanya memakan waktu selama lima belas menit, agar pakkat yang dihasilkan menjadi hangat saat dibeli oleh para konsumen,. Pak amal sendiri pun selalu membakar pakkatnya apabila ada yang membelinya karena pakkat dalam kondisi hangat sangat enak untuk dikonsumsi. Bukan cumin pak amal saja Hamidi pun juga demikian setiap ada pelanggan yang membeli ia langsung membakar pakkatnya agar saat dibeli masih dalam kondisi hangat.

Setelah dilakukan proses pembakaran tadi pakkat pun mulai berubah warna hingga menjadi hitam, nampaknya pakkat taersebut terlihat gosong, tetapi didalam pakkat tersebut sudah matang dagingnya dan siap untuk dilakukan proses pemotongan. setelah dilakukan proses pembakaran selanjutnya Hamidi pun melakukan proses selanjutnya adalah pembelahan kulit pakkat dimana proses ini menggunakan peralatan sebagai berikut parang, Fungsi dari parang ini adalah untuk membantu mengupas kulit rotan yang tadi sudah siap dibakar,

(46)

membutuhkan waktu tiga menit sesuai dengan jumlah pakkat yang dibakar tadi. Setelah dilakukan proses pemotongan kulit pakkat kemudian dilakukanlah proses selanjutnya yakni proses pemotongan kecil – kecil dimana proses ini digunakan sebagai bentuk proses akhir dari pembakaran pakkat itu sendiri. Alat yang digunakan hanyalah pisau, dan plastic. Pisau digunakan untuk memotong pakkat yang sudah dikupas tadi kulitnya, kemudian kegunaaan dari plasti sendiri adalah tempat untuk menaruh pakkat yang sudah di potong tadi.

Proses pemotongan pakkat itu sendiri biasanya dilakukan satu atau dua orang saja sesuai denga karyawan yang ada disana. Digambar diatas ada dua karyawan Hamidi yang sedang mengupas kulit pakkat dan yang satu lagi siap memotong batang pakkat tadi yang sudah di kupas tadi kulitnya, ukuran dari pakkat itusendiri rata rata mereka mengukurnya sepanjang sepuluh centimeter saja setiap satu batang. Dua kali empat puluh centimeter saja satu batang rotan tersebut dapat dibagi lebih dari dua, karena setiap potongannya memiliki diameter empat puluh centimeter saja.

(47)

segitiga makanan dimana teori ini menjelaskan bagai mana proses pengolahan makanan dari mentah menjadi bahan matang yang dapat dikonsumsi.

Seperti proses yang dilakukan dalam pengolahan pakkat tadi dimana sebelum pakkat tersebut mengalami proses akhir, pakkat itu sendiri mengalami sejumlah proses yang amat panjang dimana proses tersebut dari pemanenan pakkat, pendistribusian pakkat, penjualan pakkat, pengolahan pakkat yang meliputi proses, pembakaran, pengupasan, dan pemotongan. Hal ini juga sama seperti yang tertera didalam teori segitiga kuliner dimana perlengkapan yang digunakan masih sederhana, hanya saja saat proses pendistribusian sudah menggunak teknologi saat ini yakni dengan menggunaka mobil pick up yang membawa pakkat dari ranto menuju medan.

Sebelum pakkat dapat dikonsumsi terlebih dahulu pakkat diolah terlebih dahulu, dalam bentuk olahan pakkat dapat diolah menjadiberbagai jenis masakan sesuai dengan selera masing masing setiap orang. Dalam penelitian ini peneliti menemukan bahwasalnya pakkat banyak diolah sebagai lalapan saja, dikarenakan proses mengolahnya memakan waktu yang sigkat dan bahan bahan yang digunakan sebagai pendukung lalapan sangat mudah dijumpai. Bukan berarti kebanyakan dari informan peneliti menceritakan mengenai bagai mana mengolah pakkat sebagai lalapan, namun ada beberapa informan juga menjelaskan bagaimana ia mengolah pakkat menjadi berbagai aneka hidangan seperti Hollat, gulai dan tumis. Berikut adalah penuturan dari beberapa informan peneliti.

(48)

makanan seperti gulai,ataupun tumisan yang lain. Dikarenakan lebih mudah dancepat mengolah pakkat ini sebagai lalapan dibandingkan sebagai gulai. Dalam wawancara saya dengan ibu Baidah Siregar

―kami lebih suka di lalap dek karena lebih cepat dan mudah. Apa lagi

kamikan juga seorang pedagang jadi lebih mencari yang cepat dan praktis aja.‖

Selain sebagai lalapan ibu Baidah juga mengatakan selain sebagai lalapan beliau juga mengolah pakkat ini menjadi gulai walaupun tidak sesering mengolah pakkat menjadi lalapan. Dalam wawancara saya dengan beliau mengatakan bahwa. ―pakkat ini biasanya diolah menjadi gulai kalau saya, terkadang juga kami jadikan lalapan pakkat ini kami campur dengan sambal, sehingga bisa terasa enak dimakan.‖

Sebelim diolah maka terlebih dahulu dipersiapkan bahan – bahan dan alat – alat yang akan digunakan seperti,

1. Pakkat (Pucuk Rotan) 2. Gula asir

3. Garam 4. Cabai merah 5. Cabai hijau 6. Minyak goring 7. Pala bubuk 8. Bawang merah 9. Merica

(49)

11.tomat

Selanjutnya adalah alat alat yang digunakan dalam mengolah gulai pakkat seperti,

1. Wajan

2. Sutil ( sendok untuk masak0 3. Kompor

4. Piring 5. serbet

selanjutnya adapun takaran – takaran dari masing – masing bahan baku tadi diantaranya adalah.

1. 500 gram pakkat, dipotong persegi 2. 5 butir bawang merah di iris 3. 2 buah cabai merah diirs serong 4. 2 buah cabai kecil diiris serong 5. 1 buah tomat dipotong – potong 6. Minyak secukupnya untuk menumis 7. 250 mil air

(50)

Selanjutnya setelah bahan baku dan peralatan sudah tersedia, berikutnya bahan baku tadi seperti cabai merah, cabai hijau, bawang merah, tomat. Terlebih dahulu dibersihkan dengan air bersih, hingga kotoran yang menempel dibahan tersebut kemudian hilang, proses selanjutnya setelah tomat, cabai merah, cabai hijau, bawang merah, dan bawang putih. Tadi dibersihkan kemudian ditiriskan airnya hingga kering, lalu bahan bahan ini dipotong potong sesuai dengan keinginan masing masing orang. Setelah itu panaskan minyak goring diatas wajan, lalu masukkan cabai merah, cabai hijau, bawang merah, bawang putih, dan tomat. Tumis hingga harusm. Lalu masukkan pucuk rotan yang tadi juga sudah dipotong persegi kedalam tumisan tadi, kemudian masukkan gula, garam, pala bubuk, merica. Kemudian aduklah bahan tersebut hingga rata. Setelah diaduk dan ditunggu hingga mendidih (sampai mengeluarkan gelembung) kemudian gulai tadi siap untuk di sajikan. Biasanya dari 500 gram pakkat tadi yang telah diolah akan menghasilkan tiga porsi gulai dalam satu kali penyajian.

Hamidi Dhalimunte mahasiswa berusia 22 tahun ia juga mengatakan bahwa biasanya pakkat diolah dalam bentuk tumisan atau gulai, terkadang juga sebagai lalapan jika ingin memakan waktu yang singkat.

kalau dirumah sering dibuat tumisan atau gulai kak, tapi kalu belik dirumah makan kami biasanya hanya memesan dalam bentuk lalap aja.‖

(51)

penjelasan dari Hamidi mengenai proses pembakaran pakkat dalam wawancara saya dengan beliau.

―Pertama pakkat ini dibakarhingga warna kulit pakkat ini sampai terlihat gosong, waktu membakar pakkat ini pun cukup singkat hanya memakan waktu

sekitar 5 sampai 10 menit saja, selama proses pembakaran api harus dikipas kipas

agar tidak membakar hangus pakkat yang dibakar, setelah proses pembakaran

pakkat tadi diangkat keatas medja dan kulitnya dikupas, setelah kulitnya dikupas

sudah terlihat daging pakkat nya lalu daging pakkat kemudian di potong dengan diameter 5cm‖

Fitri Harianti Nasution berusia 20 tahun seorang mahasiswa disini ia mengatakan bahwa sang ibu tidak pernah mengolah pakkat menjadi gulai, holat atau pun tumisan. Tapi disini sang ibu menurutnya mengolah pakkat hanya sebagai lalapan saja yang dapat langsung dicampurkan dengan nasi dan ditambah dengan irisanbawang merah adan cabai. Berikut keterangan dari Fitri sendir.

ibu saya biasanya tidak mengolah pakkat atau memasaknya kak, ia hanya mencampurkan pakkat dengan nasi dan langsung dimakan, atau biasanya ditambahkan dengan irisan bawang merah dan cabai kak.‖

Hanafi Hasibuan berusia 37 tahun seorang wira swasta Menurut pak Hanafi ia biasanya mendapatkan pakkat dari para pedagang pakkat dimana sudah tersedia dalam bentuk sudah di potong dan di bakar. Kemudian beliau pun menceritakan kepada saya bagai mana pproses pembakaran pakkat sebeluam akhirnya dia bawa pulang kerumah dan diolah menjadi tumisan atau pun rebusan. Dalam wawancara saya dengan Pak Hanafi

(52)

pun tau bagai mana proses membakar pakkat hingga disajikan untuk dimakan,

pertama pakkat dipotong potong lebih kurang satu meter, kemudian pakkat

dibakar, lalu kulitnya dikupas, dan setelah dikupas direbus dan siap untuk disajikan.‖

Begitulah menurut beliau kepada saya dalam wawancara saya dengan Pak Hanafi dimana ia lebih sering menjadikan pakkat sebagai makanan yang diolah sebagai rebusan dan tumisan.

ibu Indra Susanti umur 33 tahun seorang iburumah tangga menjelaskan kepada saya bagai mana pengetahuan nya mengenai cara mengolah pakkat yang dimulai dari sesi pembakaran hingga sesi akhir dimana pakkat diolah menjadi tumisan dan tauco karena menurut ibu Indra pakkat yang ia beli lebih sering di tumis dan di tauco

awalnya pakkat di bakar kemudian dikupas, setelah dikupas pakkat diambil dagingnya dan kemudian saya mengolahnya dengan cara menumisnya

dengan mencampurkan mencampurkan minyak goring, kemudian, bawang merah,

lalu masukkan pakkat yang sudah di potong kecil kecil lalu masukkan cabai

merah, kemudian masukkan air secukupnya, dan terakhir campurkan sedikit garam. Dan tumis pakkat siap untuk disajikan.‖

Bang Iken adalah seorang pekerja honorer yang juga memakan pakkat ia berusia 29 tahun Kalau dari cara mengolah nya menurut beliau biasanya sebelum di olah menjadi makanan pakkat dibakar seperti biasanya kemudian di kupas kulitnya, dan dipotong kecil kecil, lalu pakkat siap untuk disajikan. Selain itu mengolah pakkat biasanya disajikan pada acar acara adat di sipirok nama acaranya

(53)

biasanya pakkat sebelum diolah dibakar terlebih dahulu ditaru diatas api kemudian dikupas kulitnya dan dipotong lalu di sajikan dalam bentuk lalapan.

Tapi kalau di sipirokbiasanya kalau ada pesta adat MANGUPA biasanya pakkat dicampur dengan ikan mas.‖

pak Husni Daulau berusia 57 tahun Dalam proses mengolah pakkat beliau juga menceritakan bagai mana proses membakar pakkat dan bagai mana mengolahnya menjadi olahan makanan. Biasanya beliau mengolah pakkat menjadi lalapan yang di campur bawang, cabai, dan kecap.

sebelum pakkat dijadikan lalapan terlebih dahulu pakkat dibakar terlebih dahulu spertama panaskan arang terlebih dahulu kemudian setelah arang sudah

panas taruh lah pakkat diatas api kemudian setelah pakkat sudah terlihat gosong

kemudian pakkat diangkat dan kulitnya dikupas, setelah kulitnya dikupas

kemudian dagingnya dipotong kecil kecil setelah dipotong pakkat siap untuk di

sajikan dengan bumbu colek yang terbuat dari bawang merah, cabai, merah. Dan kecap.‖

Ibu Rosmayanti Siregar adalah ibu rumah tangga yang beursia 50 tahun menceritakan kepada saya bagai mana cara mengolah pakkat dan beliau pun menerngkan sebelum pakkat diolah menjadi sayur asam dan sambal terlebih dahulu pakkat dibakar, kemudian dikupas dan yang terakhir diambil isinya dan barulah pakkat dapat saya oleha menjadi damabal dan sayur asam.

cara membakar pakkat yang saya lihat dibakar diatas drum terus kalau sudah warnanya menjadi hitam itu tandanya pakkat sudah matang setelah itu

pakkat dikupas kulitnya dan pakkat bias dibawa pulang sesampainya dirumah

saya mengolahnya menjadi sambal pakka dimana bahan bahannya adalah pakkat,

cabai merah, cabai kecil, bawang merah, minyak goring air, dan garam. Pertama

panaskan minyak goring terlebih dahulu kemudian blender cabai merah, cabai

(54)

wajan yang sudah di pansakan minyakgoreng tadi lalu tunggu hingga matang

setelah itu masukkan garam dan gula secukupnya sesuai selera, dan yang terakhir

masukkan pakkat tadi yang sudah dipotong kecil kecil. Dan sambal pakkat pun siap untuk disajikan.‖

Pak Darwis Harahap Sebelum pakkat di makan terlebih dahulu pakkat iini diolah dan menurut beliau pakkat sering sekali diolah menjadi lalapan saja, karena menurt beliau pakkat lebih enak dimakan apa bila menjadi lalapan. Awalmulanya menjadi lalapan menurut beliau pakkat dibakar terlebih dahulu, kemudian pakkat dipotong dan diambil isinya dan siaplah untuk disajikan dengan nasi.

pertama pakkat dibakar diatas api kemudian pakkat dikupas kulitnya dan yang diambil isinya. Lalu pakkat siap untuk disantap bersama dengan nasi‖

Pak Aminuddin Dalimunte pakkat biasanya beliau oleha dalam beberapa masakan yakni dari gulai dicampur ikan asap, sup, dan lalapan. Selain itu diolah menjadi sup biasanya bahan bahan yang disebiakan adalah pakkat, wortel, kentang, garam, serta penyedap, dan aiur secukupnya. Seblum diolah menjadi sup terlebih dahulu pakkat dibakar dengan api yang menyala, kemudian setelah terlihat matang umbutnya lalu pakkat diangkat dan di potong kulitnya kemudian di campur dengan kuah sup yang sudah dimasak. Dan sup pakkat pun siap untuk disajaikan.

―biasanya kalau pakkat diolah dalam tiga olahan sup, gulai campur ikan asap, dan terakhir lalapan.‖

(55)

―selain pakkat itu digulai biasanya pakkat itu setau saya dibuat holat, dimana dicampur dengan ikan mas. Biasanya holat banyak itu dijual dirumah

makan khas tapanuli selatan, rasanya pun enak dan gurih terasa pahit pahit begitu, itu dikarenakan adanya pakkat tadi, dan aromanya pun sangat enak.‖

Selanjutnya saya akan menjelaskan bagai mana cara membuat holat tersebut, sebagai berikut. Sebelum proses memasak terlebih dahulu bahan baku dan alat alat dipersiapkan terlebih dahulu seperti berikut.

Bahan baku.

1. Jahe 2. Ikan mas 3. Garam 4. Jeruk nipis 5. Asam gelugur 6. Batang belakka 7. Cabai rawit 8. Beras.

9. Bawang merah 10.Air

11.Minyak goring.

Selanjutnya peralatan yang digunakan adalah

1. Wajan

(56)

4. Kompor 5. serbet

selanjutnya sebelum kita melakukan proses memasak terlebih dahulu kita harus membersihkan dahulu bahan bahan yang akan kita pakai seperti ikan mas, sebelum di masak terlebih dahulu ikan mas dibersihkan dengan air insangnya dibuang, dan darahnya dibersihkan hingga bersih. Kemudian setelah ikan mas dibersihkan lalu ikan mas tersebut ditiriskan hingga kering, selanjutnya masuklah prses mencuci jahe, cabai rawit, dan bawang merah. Kemudian bahan ini pun dibersihkan hingga bersih. Lalu berikutnya beras yang sudah disediakan juga ikut dibersihkan hingga air bilasan beras tadi bening tidak keruh maka beras tersebut sudah dapat digunakan.

Selanjutnya setelah bahan baku tadi dibersihkan selanjutnya peralatan yang akan digunakan juga harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum digunakan, peralatan yang dibersihkan seperti wajan, sendok untuk masa, dan piring untuk tempat menyajikannya.

(57)

Pisahkan terlebih dahulu kulit batang belaka, lalu serutlah batang belaka, sebelum diseut pisahkan terlebih dahulu kulit luarnya sehingga tersisa isinya saja.

Iris bawang dan jahe, campurkan dengan kulit belaka hingga merata.

Siapkan tungku tanah liat, kemudian sangria beras hingga harum, kemudian tumbuk beras yang telah disangrai hingga halus, lalu saring beras dan campurkan dengan serutan belak.

Berikutnya tambahkan garam secukupnya, kemudian campurkan air mendidih kedalam adonan tanpa direbus.

Selanjutnya campur dan aduk adonan hingga merata, setelah tercampur semua adonan masukkan ikan mas yang telah dipotong dan di panggang tadi kedalam adonan.

Dan yang terakhir diamkan hingga dingin, dan kemudian siapkan perasan jeruk nipis, cabai rawit yang telah ditumbuk sebelumnya, atau tambahkan kecap manis sebagai tambahan untuk menyantap HOLAT.

Dan yang terakhir HOLAT siap untuk dihidangkan bersama nasi yang masih hangat.

4.5 Proses Memakan Pakkat

(58)

1. Lingkungan keluarga 2. Lingkungan masyarakat 3. Keinginan dari dalam diri

Lingkungan keluarga mengajarkan untuk menyukai makanan tertentu sesuai dengan ragam makanan yang disajikan oleh keluarga. Kemampuan ini didukung oleh banyak kemampuan pengetahuan mengenai kualitas, kuantitas, variasi, dan ragam pangan yang diselaraskan oleh konsep pangan. Selanjutnya factor yang mempengaruhi konsep makan ini adalah lingkungan diluar rumah, lingkungan diluar rumah berperan kuat dalam kecenderungan dalam pemilihan pangan. Orang tidak dapat melepaskan diri dari kontak social, budaya, ataupun masyarakat sekitarnya. Berbagai budaya terkait, dapat membentuk pola konsumsi pangan penduduk pada masyarakat tertentu. Selain itu adapun factor yang mempengaruhi kita untu makan selain factor lingkungan keluarga, ataupun lingkungan social yakni factor yang berasal dari dalam diri kita sendiri, dimana keinginan yang terdapat didalam dirikita dapat membuat kita melakukan kegiatan makan, karena factor dari dalam diri seperti pada saat lapar, ataupun ingin memakan sesuatu. Biasanya itu muncul pada diri setiap individu tanpa adanya campur tangan dari pihak keluarga ataupun lingkungan social.

(59)

―saya awalnya memakan pakkat ini dari keluarga, karena setiap bulan puasa juga keluarga apa lagi umak saya memasak pakkat, apa lagi kami

berdagang pakkat juga kan makanya itu saya sudah akrab dengan pakkat ini dari dulu.‖

Kebanyakn dari para informan saya sendiri ini rata rata mereka mengkonsumsi pakkat ini berawal dari keluarganya masing – masing, yang diturunkan kegenerasi yang saat ini, sehingga generasi saat ini terutama para pedagang pakkat itu sendiri bukan hanya sekedar menjual saja tetapi mereka juga iku serta dalam mengkonsumsinya.

Dalam proses mengkonsumsi pakkat itu sendiri biasanya terdapat berbagai jenis olahan sehingga pakkat ini sendiri banyak dikonsumsi oleh masyarakat mandailing. Terutama para pedgang pakkat yang mengetahui bagai mana rasa dari pakkat ini, dalam bentuk olahan apa pakkat ini dikonsumsi, apa saja khasiat dari pakkat ini, serta berapa banyak dalam satu hari mengkonsumsi pakkat ini.dalam wawancara saya kepada informan yang bernama Hamidi dalimunthe, berusia 22 tahun, pekerjaannya berdagang pakkat, mengatakan bahwa.

―biasanya saya kak memakan pakkat ini dijadikan lalapan,, itu saya makan

pada saat buka puasa dan pas makan sahur. Kalau buka puasa biasanya saya

makannya hanya sedikit, kira kira hanya 8 bijik saja sebagai lalapan, dan terkadang saya campur dengan gulai daun ubi.‖

(60)

pakkat itu sendiri. Pucuk rotan mengandung zat tannin dimana zat ini sendiri terdapat pada daging rotan, yang memiliki rasa pahit dan kelat, sehingga apa bila kita memakannya untuk pertama kalinya maka kita akan kaget dengan rasa yang dihasilkan oleh pakkat ini.seperti yang saya lakukan wawancara dengan informan saya yakni Hamidi dhalimunte berusia 22 tahun. Ia mengatakan pengalaman ia pertama kalinya memakan pakat hingga saat ini dalam wawancara saya sebagai berikut.

―pertama kali saya makan ini saya kaget kak, rasanya pahit kali sehingga saya setiap makan ini hanya satu biji – satu bijik aja kak, tapi seiring waktu

saya mulai menambah porsi saya yang tadinay hanya satu saya naikkan

menjadi dua dan seterusnya sehingga saat ini saya sudah terbiasa makan

pakkat ini. Selain itu kak kalau untuk pemula ataupun yang baru baru saja

mengenal pakkat pasti akan kaget dengan rasa pahit dan kelat yang dimiliki

oleh pakat, tapi kalau terus – terusan di konsumsi tidak terasa lagi akan rasa pahit dan kelatnya. Malah akan terasa gurih jadinya kak.‖

Selain Rasanya yang mereka rasakan pakkat ini sendiripun selain dimakan sebagai lalapan biasanya pakkat ini juga dijadikan berbagai aneka sayur lainnya seperti Holat, lalapan, gulai, gulai ikan mas, campuran daun ubi tumbuk, dan masih banyak lagi.

bahkan adapun menurut mereka mengenai khasiat yang dimiliki pakkat ini sendiri sebagai

Gambar

Gambar 3.1  Pohon rotan Dari HTTP://FotoLepas.com DIAKSES PADA
Tabel 3. 1 jenis jenis rotan di Indonesia diakses dari web www.catalogueoflife.org pada tanggal 5 agustus 2016
Gambar 3.2  furnicer dari rotan di akses dari www. Kerajinan- dari- anyaman- rotan diakses pada 24 juli 2016
Gambar 3.4  buah rotan atau yang sering disebut jenang diakses dariiolah dari pakkat ini.http://jokowarino.id/manfaat-jernang-buah-rotan dialses pada 5 agustus2016
+4

Referensi

Dokumen terkait

If you’re using MILO and ARC, but you’re not booting the installation program from the CD-ROM, you’ll need to make three disks:.. The correct MILO disk for the class of machine

Conclusion, significance and impact study: Currently, the Rawa Kucing SWF has applied controlled landfill method, so the effort to develop the landfill method

menggunakan server yang terkoneksi melalui data center (Sub Domain) Jumlah pengunjung website. Jumlah SKPD lingkup kantor gubernur Kegiatan

Methodology and results: The measurement industrial noise was measured using a Sound Level Meter at 45 sampling points spread across two gas processing zones is

Dinas kesehatan kota Semarang khususnya seksi kesehatan keluarga (KESGA) dan Bapermas & KB telah melakukan berbagai upaya dalam meningkatkan mutu

Temuan dari penelitian ini menunjukan bahwa dukhul sebagai alasan pambatalan ikrar talak di tinjau dari pemikiran hakim adalah sesuai pendapat hukum atau aturan

Berdasarkan aktivitas mengamati, pertanyaan yang diharapkan muncul dari siswa adalah sebagai berikut: “apabila suatu garis dikatakan tegak lurus terhadap sumbu y,

Pembiayaan musyarakah dilakukan antara nasabah dan Bank Muamalat dalam suatu usaha dimana masing-masing pihak berdasarkan kesepakatan memberikan kontribusi sesuai kebutuhan