• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Karakteristik Dan Pengetahuan Ibu Postpartum Dengan Kecemasan Pada Masa Persalinan Di Klinik Bersalin Sumiariani Dan Marianim Medan Johor Tahun 2009

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Hubungan Karakteristik Dan Pengetahuan Ibu Postpartum Dengan Kecemasan Pada Masa Persalinan Di Klinik Bersalin Sumiariani Dan Marianim Medan Johor Tahun 2009"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

1

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN PENGETAHUAN IBU POSTPARTUM DENGAN KECEMASAN PADA MASA

PERSALINAN DI KLINIK BERSALIN SUMIARIANI DAN MARIANIM MEDAN JOHOR

TAHUN 2009

DESI HANDAYANI LUBIS NIM. 085102032

KARYA TULIS ILMIAH PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK

(2)

D-IV Bidan Pendidik FK USU Karya Tulis Ilmiah, Juni 2009 Nama : Desi Handayani Lubis NIM : 085102032

Hubungan Karakteristik Dan Pengetahuan Ibu Postpartum Dengan Kecemasan Pada Masa Persalinan Di Klinik Bersalin Sumiariani Dan Marianim

Medan Johor Tahun 2009 Abstrak

viii + 42 halaman + 9 tabel + 1 skema + 3 lampiran

Pada kehamilan trimester tiga ibu hamil sudah mulai merasakan cemas, apalagi menjelang persalinan. Perasaan cemas dapat timbul disebabkan karena takut tidak dapat melahirkan normal, nyeri persalinan, takut akan terjadi sesuatu pada saat melahirkan, dan takut akan keselamatan bayi. Kecemasan adalah ketakutan yang tidak nyata sebagai tanggapan terhadap sesuatu yang akan dihadapi. Kecemasan dapat menimbulkan kelelahan, gelisah, dan ketidaknyamanan. Kecemasan dapat timbul dan meningkat menjadi lebih berat pada ibu pada masa persalinan dengan usia <20 tahun dan >35 tahun dan ibu primigravida atau yang belum pernah melahirkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan karakteristik dan pengetahuan ibu postpartum dengan kecemasan pada masa persalinan. Desain pada penelitian ini adalah deskriftif dengan pendekatan studi korelasi. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 60 orang. Teknik Pengambilan sampel menggunakan accidental sampling. Penelitian ini dilaksanakan di klinik bersalin Sumiariani dan Marianim Medan Johor. Hasil penelitian diperoleh ibu postpartum yang mengalami kecemasan sedang 41 orang dan yang mengalami kecemasan berat 19 orang pada masa persalinan. Hasil uji chi-square pada hubungan usia ibu postpartum dengan kecemasan didapat nilai p (0,000) < 0,05, maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara usia ibu dengan kecemasan pada masa persalinan. Hasil uji chi-square pada hubungan paritas ibu postpartum dengan kecemasan didapat nilai p (1,000) > 0,05, maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan paritas ibu dengan kecemasan pada masa persalinan. Hasil uji chi-square pada hubungan pengetahuan ibu postpartum dengan kecemasan didapat nilai p (0,722) > 0,05, maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan pengetahuan ibu dengan kecemasan pada masa persalinan. Untuk mengurangi kecemasan pada masa persalinan diharapkan pada bidan di klinik bersalin supaya meningkatkan penyuluhan dan pendidikan kesehatan kepada ibu tentang persalinan dimulai sejak awal pemeriksaan kehamilan.

Daftar Pustaka : 39 (1990-2008)

Kata kunci : Karakteristik, Pengetahuan, Kecemasan

(3)

3

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan karya tulis ilmiah ini dengan judul “Hubungan Karakteristik dan Pengetahuan Ibu Postpartum Dengan Kecemasan Pada Masa Persalinan di Klinik Sumiariani dan Marianim Medan Johor Tahun 2009”.

Dalam penyelesaikan karya tulis ilmiah ini penulis banyak mengalami kesulitan, akan tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini tepat pada waktunya. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Gontar A. Siregar, SpPD – KGEH selaku Dekan FK USU

2. dr. Murniati Manik, MSc, SpKK selaku ketua program studi DIV Bidan Pendidik FK USU, dan selaku dosen penguji II yang juga membimbing dalam penyelesaian karya tulis ini.

3. Idau Ginting, M.Kes selaku dosen pembimbing dalam penulisan karya tulis ilmiah ini yang telah banyak memberikan petunjuk dan saran-saran.

4. dr. Juliandi Harahap MA selaku dosen penguji I yang juga membimbing dalam penyelesaian karya tulis ini.

5. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi program studi DIV bidan Pendidik FK USU.

(4)

7. Teman-teman D-IV yang tidak dapat saya tuliskan seluruhnya, yang telah memberikan bantuan dan dukungan menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

8. Semua pihak yang mendukung, membantu, dan mendoakan penulis dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan baik isi maupun susunan bahasanya, untuk itu penulis mengharapkan saran dan bimbingan dari pembaca yang dapat membangun kesempurnaan karya tulis ilmiah ini.

Semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Juni 2009

(5)

5

D. Kecemasan Menghadapi dan Pada Saat Persalinan ... 13

(6)

G. Prosedur Pengumpulan Data ... 26

H. Analisis Data ... 27

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 28

A. Hasil Penelitian ... 28

B. Pembahasan ... 33

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 41

A. Kesimpulan ... 41

B. Saran ... 42 DAFTAR PUSTAKA

(7)

7

DAFTAR TABEL

Defenisi Operasional………...21 Tabel 4.1. Kisi-kisi kuesioner pengetahuan………...25 Tabel 5.1. Distribusi kecemasan ibu postpartum pada masa persalinan di klinik bersalin

Sumiariani dan Marianim Medan Johor Tahun 2009...………...28

Tabel 5.2. Distribusi usia ibu postpartum pada masa persalinan di klinik bersalin

Sumiariani dan Marianim Medan Johor Tahun 2009...………...29 Tabel 5.3. Distribusi paritas ibu postpartum pada masa persalinan di klinik bersalin

Sumiariani dan Marianim Medan Johor Tahun 2009...………...29 Tabel 5.4. Distribusi pengetahuan ibu postpartum pada masa persalinan di klinik

bersalin Sumiariani dan Marianim Medan Johor Tahun 2009……...……...30 Tabel 5.5. Hubungan usia ibu postpartum dengan kecemasan pada masa persalinan

di klinik bersalin Sumiariani dan Marianim Medan Johor Tahun 2009..……31 Tabel 5.6. Hubungan paritas ibu postpartum dengan kecemasan pada masa persalinan

di klinik bersalin Sumiariani dan Marianim Medan Johor Tahun 2009..……32 Tabel 5.7. Hubungan pengetahuan ibu postpartum dengan kecemasan pada masa

persalinan di klinik bersalin Sumiariani dan Marianim Medan Johor

(8)

DAFTAR SKEMA

(9)

9

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar persetujuan menjadi responden Lampiran 2 : Kuesioner penelitian

(10)

D-IV Bidan Pendidik FK USU Karya Tulis Ilmiah, Juni 2009 Nama : Desi Handayani Lubis NIM : 085102032

Hubungan Karakteristik Dan Pengetahuan Ibu Postpartum Dengan Kecemasan Pada Masa Persalinan Di Klinik Bersalin Sumiariani Dan Marianim

Medan Johor Tahun 2009 Abstrak

viii + 42 halaman + 9 tabel + 1 skema + 3 lampiran

Pada kehamilan trimester tiga ibu hamil sudah mulai merasakan cemas, apalagi menjelang persalinan. Perasaan cemas dapat timbul disebabkan karena takut tidak dapat melahirkan normal, nyeri persalinan, takut akan terjadi sesuatu pada saat melahirkan, dan takut akan keselamatan bayi. Kecemasan adalah ketakutan yang tidak nyata sebagai tanggapan terhadap sesuatu yang akan dihadapi. Kecemasan dapat menimbulkan kelelahan, gelisah, dan ketidaknyamanan. Kecemasan dapat timbul dan meningkat menjadi lebih berat pada ibu pada masa persalinan dengan usia <20 tahun dan >35 tahun dan ibu primigravida atau yang belum pernah melahirkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan karakteristik dan pengetahuan ibu postpartum dengan kecemasan pada masa persalinan. Desain pada penelitian ini adalah deskriftif dengan pendekatan studi korelasi. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 60 orang. Teknik Pengambilan sampel menggunakan accidental sampling. Penelitian ini dilaksanakan di klinik bersalin Sumiariani dan Marianim Medan Johor. Hasil penelitian diperoleh ibu postpartum yang mengalami kecemasan sedang 41 orang dan yang mengalami kecemasan berat 19 orang pada masa persalinan. Hasil uji chi-square pada hubungan usia ibu postpartum dengan kecemasan didapat nilai p (0,000) < 0,05, maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara usia ibu dengan kecemasan pada masa persalinan. Hasil uji chi-square pada hubungan paritas ibu postpartum dengan kecemasan didapat nilai p (1,000) > 0,05, maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan paritas ibu dengan kecemasan pada masa persalinan. Hasil uji chi-square pada hubungan pengetahuan ibu postpartum dengan kecemasan didapat nilai p (0,722) > 0,05, maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan pengetahuan ibu dengan kecemasan pada masa persalinan. Untuk mengurangi kecemasan pada masa persalinan diharapkan pada bidan di klinik bersalin supaya meningkatkan penyuluhan dan pendidikan kesehatan kepada ibu tentang persalinan dimulai sejak awal pemeriksaan kehamilan.

Daftar Pustaka : 39 (1990-2008)

Kata kunci : Karakteristik, Pengetahuan, Kecemasan

(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan adalah hal yang luar biasa karena menyangkut perubahan yang fisiologis, biologis, dan psikis yang mengubah hidup seorang wanita. (Maulana, 2008). Kehamilan juga merupakan suatu perubahan hormonal, yang merupakan bagian dari respon ibu terhadap kehamilan yang dapat menimbulkan stres, dapat menjadi perubahan mood, hampir sama seperti saat mereka akan menstruasi atau selama menopause (Bobak, Lowdermilk & Jensen, 2005).

Pada kehamilan trimester tiga ibu hamil sudah mulai merasakan perasaan cemas, apalagi menjelang persalinan pertama. Perasaan cemas yang akan timbul misalnya seperti pertanyaan dan bayangan apakah dapat melahirkan normal, cara mengejan, nyeri persalinan, apakah akan terjadi sesuatu pada saat melahirkan, dan apakah bayi yang akan lahir selamat dan normal (Mellyna, 2001 dan Novaria, 2008).

(12)

Menurut Sternbach (1968) dalam pengkajiannya di beberapa studi yang meneliti tentang hubungan kecemasan dengan nyeri, menyimpulkan bahwa peningkatan kecemasan meningkatkan nyeri dan penurunan kecemasan dapat menurunkan nyeri. Connolly, et al (1978) juga mengatakan hal yang serupa bahwa tingkat nyeri dan kecemasan meningkat selama persalinan (Niven, 2002).

Banyak wanita mempersiapkan diri untuk menghadapi persalinan, mereka membaca buku dan berkomunikasi dengan wanita lain untuk menambah pengetahuannya tentang persalinan. Wanita mempunyai pengalaman yang berbeda dalam kehamilan dan bersalin maka perasaan cemas dan kekhawatiran yang timbul pada ibu nullipara atau ibu multipara juga berbeda, karena tidak ada kehamilan dan persalinan yang sama bagi setiap wanita (Curtis, 2000).

Kehamilan atau persalinan pada ibu dengan paritas lima atau lebih dengan kondisi umur kurang baik, dimana umur biasanya lebih dari 35 tahun sangat meningkatkan terjadinya resiko baik pada saat persalinan atau kondisi anak yang dilahirkan, hal ini juga dapat menimbulkan kecemasan pada saat persalinan (Tara, 2002 dan Curtis, 2000).

Ketakutan, kecemasan, stress atau kemarahan yang berlebihan dapat menimbulkan kemajuan persalinan yang lambat. Perasaan lelah, takut, dan putus asa merupakan akibat dari pra persalinan atau fase laten yang memanjang. Wanita yang tidak didukung secara emosional, atau memiliki kesulitan dalam persalinan yang lalu dapat merasa cemasa dan takut mengahadapi persalinan, sehingga menyebabkan persalinan tanpa kemajuan yang berarti dan persalinan yang sangat nyeri (Simkin, et.al, 2005).

(13)

3

persalinan. Pada ibu primipara mengatakan cemas karena belum pernah mengalami dan khawatir akan keselamatan janin, sedangkan pada ibu multipara cemas karena merasa berbeda dengan persalinan yang telah lalu.

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik dan berminat untuk mengadakan penelitian mengenai hubungan karakteristik dan pengetahuan ibu postpartum dengan kecemasan pada masa persalinan.

B. Perumusan Masalah

Dalam penelitian ini, rumusan masalah adalah bagaimanakah hubungan karakteristik dan pengetahuan ibu postpartum dengan kecemasan pada masa persalinan di klinik bersalin Sumiariani dan Marianim Medan Johor tahun 2009.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan karakteristik dan pengetahuan ibu postpartum dengan kecemasan pada masa persalinan di klinik bersalin Sumiariani dan Marianim Medan Johor tahun 2009.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui hubungan umur ibu postpartum dengan kecemasan pada masa persalinan di klinik bersalin Sumiariani dan Marianim Medan Johor tahun 2009.

(14)

c. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu postpartum dengan kecemasan pada masa persalinan di klinik bersalin Sumiariani dan Marianim Medan Johor tahun 2009.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi pelayanan kesehatan

Dapat menambah pengetahuan bagi pemberi pelayanan kesehatan khususnya dalam pelayanan asuhan kebidanan.

2. Bagi pendidikan kebidanan

Sebagai sarana informasi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan informasi bagi tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kebidanan

3. Bagi peneliti

Untuk menambah wawasan peneliti tentang keadaan psikologis ibu bersalin pada saat persalinan.

4. Bagi peneliti Lanjut

(15)

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan 1. Defenisi

Ilmu dan pengetahuan adalah dua buah kelebihan manusia dibanding dengan makhluk lain ciptaan Allah. Dengan pengetahuan (knowledge) maka manusia dapat mengetahui apa saja tentang alam dan yang lainnya. Manusia dapat mengajukan pertanyaan “Why dan How”, untuk menjawabnya dapat digunakan ilmu (science). Menurut Sigit (1999) fungsi ilmu adalah untuk:

Mengerti dan memahami (to understand) suatu masalah yang sedang dihadapi. Menerangkan atau menjelaskan (to explain) masalah atau fenomena yang sedang terjadi. Meramal (to predict) suatu kondisi yang akan terjadi bila masalah tidak dicegah atau diatasi dengan sebaik-baiknya. Menguasai (to control) bidang profesi sehingga dapat berkontribusi untuk kesejahteraan manusia. Keberhasilan (to be success) dalam menjalankan tugas (Suyanto, 2008).

(16)

Pengetahuan merupakab proses belajar dengan menggunakan panca indra yang dilakukan seseorang terhadap objek tertentu untuk dapat menghasilkan pengetahuan dan keterampilan (Hidayat, 2005).

Orang yang tahu disebut mempunyai pengetahuan. Jadi pengetahuan merupakan tak lain dari hasil tahu. Ada dua macam pengetahuan, yaitu :

a. Pengetahuan khusus yaitu mengenai yang satu saja.

b. Pengetahuan umum yaitu yang berlaku bagi seluruh macam dan masing – masing macamnya.

Baik pengetahuan umum, maupun pengetahuan khusus, keduanya menjadi milik manusia berlandaskan pengalaman sendiri ataupun pengalaman orang lain (Poedjawijatna, 2004).

2. Tingkat pengetahuan

Pengetahuan yang dicakup didalam domain kognitif mempunyai 6 (enam) tingkat, yaitu :

a. Tahu (Know)

Tahu yang diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. Oleh karena itu, “tahu” merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

b. Memahami (Comprehension)

(17)

7

dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

c. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya (rill).

d. Analisa (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen – kompenen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sam lain.

e. Sentesis (Synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suat kemampuan untuk meletakkan atau menghubungi bagian – bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain, sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulassi baru dari fomulasi – formulasi yang sudah ada.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian – penilaian ini berdasarkan suatu kriteria yang tertentu sendiri atau menggunakan kriteria – kriteria yang telah ada.

(18)

B. Persalinan 1. Defenisi

Persalinan adalah akhir kehamilan dan titik dimulainya kehidupan di luar rahim bagi bayi baru lahir (Bobak, Lowdermilk & Jensen, 2005). Persalinan merupakan proses untuk mendorong keluar (ekspulsi) hasil pembuahan dari dalam uterus lewat vagina ke dunia luar. Normalnya, proses ini berlangsung pada suatu saat ketika uterus tidak dapat tumbuh lebih besar lagi, ketika janin sudah cukup matang untuk dapat hidup lahir rahim (Farrer, 2001).

Persalinan juga merupakan suatu proses yang terjadi pada beberapa jam terakhir kehamilan ditandai dengan kontraksi uterus yang menyebabkan dilatasi serviks dan mendorong janin melalui jalan lahir. Proses ini mempunyai tahap-tahap untuk melahirkan bayi sampai ibu kembali seperti keadaan semula (Cunningham, 2006).

2. Tanda-tanda Persalinan

(19)

9

3. Persalinan normal

Menurut WHO (World Health Organization) persalinan normal dapat didefinisikan sebagai awitan spontan, berisiko rendah pada awal persalinan dan tetap demikian sepanjang persalinan dan pelahiran. Janin lahir spontan dalam posisi verteks pada usia kehamilan antara 37 sampai 42 minggu. Setelah kelahiran, ibu dan bayi dalam kondisi yang baik (Burhan, 2003).

a. Tahap-tahap di dalam persalinan adalah sebagai berikut:

Tahap pertama dalam persalinan ditetapkan sebagai tahap yang berlangsung sejak terjadi kontraksi uterus yang teratur sampai dilatasi serviks lengkap (10 cm). Tahap kedua persalinan berlangsung sejak dilatasi serviks lengkap sampai janin lahir. Tahap ketiga persalinan berlangsung sejak janin lahir sampai plasenta lahir. Tahap keempat persalinan ditetapkan berlangsung kira-kira dua jam setelah plasenta lahir (Bobak, Lowdermilk & Jensen, 2005).

b. Nyeri persalinan

Sebagian besar wanita melahirkan mengalami nyeri persalinan. Rasa sakit terjadi karena adanya aktivitas besar di dalam tubuh guna mengeluarkan bayi. Otot-otot rahim berkontraksi mendorong bayi keluar. Otot-otot rahim menegang selama kontraksi, kandung kemih, rektum, tulang belakang, dan tulang pubic menerima tekanan kuat dari rahim. Berat kepala bayi ketika bergerak ke bawah menuju jalan lahir juga menyebabkan tekanan sehingga terasa menyakitkan (Farrer, 2001).

(20)

terjadi secara teratur yang kadang-kadang disertai nyeri dapat menimbulkan ketidaknyamanan (Danuatmaja dan Meiliasari, 2004).

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi rasa nyeri pada persalinan seperti intensitas dan lamanya kontraksi, besarnya pembukaan mulut rahim, regangan jalan lahir bagian bawah, umur, banyaknya persalinan, keadaan umum pasien, dan kelelahan. Nyeri dapat meningkat secara psikologis apabila ibu sendirian, keletihan, haus, lapar, berpikir tentang nyeri, stres, cemas, takut dan mengasihani diri sendiri. Nyeri juga dapat berkurang jika ibu ditemani dan didukung oleh orang yang dicintai, cukup istirahat, tetap makan dan minum pada saat persalinan, menggunakan teknik relaksasi diantara waktu kontraksi, tidak mengkhawatirkan sesuatu dan berpikir tentang beruntungnya mendapatkan hadiah dari persalinan yang akan segera muncul (Maulana, 2008)

c. Keadaan emosional ibu di dalam tahap-tahap persalinan:

Pada tahap pertama persalinan secara emosional ibu merasa cemas, tidak pasti, takut, gembira, lega, atau siap. Ada juga ibu yang merasa tegang menghadapi persalinan. Pada tahap kedua persalinan secara emosional ibu merasa gelisah, makin sulit tenang dan santai, makin tegang, tidak dapat berkonsentrasi, makin terpengaruh dengan kondisi yang sedang terjadi, rasa percaya dirinya mulai goyah, dan merasa sepertinya persalinan tidak selesai. Tetapi ada juga ibu yang merasa jadi bersemangat karena sudah diperbolehkan mengejan. Tahap ketiga secara emosi ibu sudah mulai merasakan lega, karena persalinan sudah hampir selesai, dan pada tahap akhir sudah mulai merasakan haru dan gembira karena persalinan sudah usai, dan merasa bertambah dekat dengan pasangannya karena bayi yang baru dilahirkan (Danuatmaja dan meiliasari, 2006).

(21)

11

C. Kecemasan 1. Defenisi

Kecemasan adalah ketakutan yang tidak nyata, suatu perasaan terancam sebagai tanggapan terhadap sesuatu yang akan dihadapi. Kecemasan untuk perasaan ketakutan dapat disertai dengan keadaan reaksi kejiwaan (Calhoun dan Acocella, 1990).

Cemas atau takut biasanya merupakan reaksi individu terhadap ancaman ketidaksenangan dan pengrusakan yang belum dihadapinya. Kecemasan dan ketakutan mempunyai fungsi dapat memperingatkan orang akan datangnya bahaya (Suryabrata, 1998).

Kecemasan sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik. Kondisi dialami secara subjektif dan dikomunikasikan dalam hubungan interpersonal. Kecemasan berbeda dengan rasa takut, yang merupakan penilaian intelektual terhadap sesuatu yang berbahaya. Cemas adalah respons emosional terhadap penilaian tersebut. Kapasitas untuk menjadi cemas diperlukan untuk bertahan hidup, tetapi tingkat kecemasan yang parah tidak sejalan dengan kehidupan (Stuart dan sundeen, 1998).

2.Tanda-tanda umum kecemasan

(22)

menegangkan, gangguan konsentrasi dan daya ingat, keluhan-keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang, pendengaran berdenging, berdebar-debar, sesak nafas, gangguan pencernaan, gangguan perkemihan, sakit kepala dan lain sebagainya (Hawari, 2006).

3. Tingkat kecemasan

Menurut Peplau (1953) kecemasan dapat diekspresikan secara langsung melalui perubahan fisiologis dan perilaku. Intensitas perilaku mengikat sejalan dengan peningkatan tingkat kecemasan. Berikut adalah tingkat kecemasan :

a. Cemas tingkat ringan: cemas yang normal menjadi bagin dari bagian sehari-hari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan persepsinya. Kecemasan ini dapat memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas.

b. Cemas tingkat sedang: cemas yang memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal yang penting dan mengesampingkan yang lain. Sehingga seseorang mengalami perhatian yang selektif namun dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah.

c. Cemas tingkat berat: cemas ini sangat mengurangi lahan persepsi seorang. Individu cenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik dan tidak dapat berfikir tenteng hal yang lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Individu ini memerlukan banyak pengarahan untuk dapat memusatkan pada suatu area lain.

(23)

13

dari proporsinya., karena mengalami kehilangan kendali. Orang yang mengalami panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan. Panik melibatkan disorganisasi kepribadian. Dengan panik, terjadi peningkatan sktifitas motorik, menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, persepsi yang menyimpang, dan kehilangan pemikiran yang rasional. Tingkat kecemasan ini tidak sejalan dengan kehidupan, dan jika berlangsung terus dalam waktu yang lama, dapat terjadi kelelahan yang sangat bahkan kematian (stuart dan sundeen, 1998).

D. Kecemasan menghadapi dan pada saat persalinan

1. Respon psikologi ibu dalam kehamilan dan persalinan

Smith (1992) berargumen bahwa banyak penelitian psikologis memandang kehamilan dari perspektif yang positif. Penelitian ini mengambil pengalaman pribadi wanita selama masa kehamilan, dan berfokus pada kehamilan sebagai suatu transisi kehidupan, bukan sebagai peristiwa atau penyakit medis. Wanita yang mengaitkan kecemasan dan kekhawatiran pada saat hamil dapat berlanjut sampai pascanatal (Henderson dan Jones, 2006).

(24)

persalinan sehingga ibu dapat takut dan cemas menghadapi persalinan (Nolan, 2004 dan Sani, 2001).

Wanita dapat mempersiapkan diri dalam menghadapi persalinan khususnya wanita nulipara. Para ibu sebaiknya mempelajari apa yang diperlukan untuk mendukung kesehatannya selama masa kehamilan dan persalinan. Mereka membaca buku, menghadiri kelas untuk orang tua, dan berkomunikasi dengan wanita lain. Mereka juga dapat mencari orang terbaik untuk memberi nasehat, arahan dan perawatan (Bobak, Lowdermilk & Jensen, 2005, Maulana, 2008).

2. Beberapa faktor penyebab kecemasan ibu bersalin a. Cemas akan keselamatan janin

Pada fase terakhir pertumbuhan janin berlangsung pada periode tiga bulan terakhir, calon ibu merasa cemas, mudah tersinggung, tertekan dan gelisah kemudian pada saat-saat menghadapi persalinan. Calon ibu semakin merasa cemas akan keselamatan janin (Dagun, 2002).

Kebanyakan pada akhir kehamilan atau saat-saat bersalin ibu khususnya primigravida dilanda kecemasan tentang melahirkan bayi yang tidak normal atau meninggal dunia. Kehamilan kadangkala juga berakhir dengan suatu tragedi, seperti lahir mati. (Nolan, 2004).

(25)

15

Hasil penelitian Huliana dalam Dariyo (1997) mengatakan bahwa ibu yang akan menghadapi persalinan dan yang sedang bersalin mengalami kecemasan pada tingkat cemas sedang, disebabkan karena khawatir dan cemas tentang keselamatan janin yang dilahirkan, nyeri persalinan atau kekuatan pada saat mengejan pada masa persalinan.

b. Cemas anak lahir cacat

Hampir setiap calon orang tua, khususnya ibu, dihantui dengan kekhawatiran – kekhawatiran tentang janinnya, terutama di saat-saat bersalin. Perasaan cemas tentang apa bayi yang dilahirkan normal atau cacat. Ketakutan akan menghasilkan bayi yang cacat adalah normal saja, selama ketakutannya tidak berlebihan. Hampir semua janin yang menunjukkan cacat yang berat, meninggal pada waktu dilahirkan (Hall, 2002).

Dalam beberapa tahun yang silam para ahli berkesimpulan cacat pada bayi dapat disebabkan oleh faktor keturunan dan kebanyakan cacat ini dapat disebabkan oleh berbagai keadaan selama sembilan bulan. Misalnya saja, banyak bayi yang dilahirkan dalam keadaan cacat karena si ibu menderita penyakti campak (rubella), dan cacat yang diwarisi dari kedua orangtuanya terjadi apabila ada kelainan plasma pembawa sifat, yang mengatur perkembangan bagian-bagian tubuh (Sani, 2001).

(26)

c. Cemas menghadapi nyeri persalinan

Sebagian besar wanita hamil mencemaskan nyeri persalinan, wanita bertanya akan seperti apa nyerinya, akan seburuk apa keadaannya dan apakah ia dapat menahannya. Untuk persalinan pertama, timbulnya kecemasan tentang nyeri persalinan sangat wajar karena sesuatunya adalah pengalaman baru, dan jika rasa nyeri tidak terasa malah dapat menimbulkan masalah.

Dari sudut pandang evolusi, tampaknya nyeri persalinan bukanlah sesuatu yang berada di luar kemampuan seorang wanita. Alam menggunakan nyeri untuk beberapa tujuan yang sangat penting. Nyeri kontraksi yang pertama mengatakan kepada calon ibu persalinannya sudah dimulai (Nolan, 2004).

3. Efek cemas

Ketakutan, kecemasan, kesendirian, stres atau kemarahan yang berlebihan dapat menyebabkan pembentukan katekolamin dan menimbulkan kemajuan persalinan melambat. Wanita yang tidak didukung secara emosional, atau mengalami kesulitan dalam persalinan yang lalu, dan pengalaman traumatik akan menjumpai persalinan yang sangat nyeri (Simkin dan Ancheta, 2005).

(27)

17

Menurut Maher (1966) cemas dapat menyebabkan orang merasa amat sangat, yang membuat ketakutan amat luas, mempengaruhi untuk berpikir jernih dan memecahkan masalah (Calhoun dan Acocella, 1990).

4. Kecemasan ibu bersalin

Perasaan takut dan cemas menghadapi persalinan tidak saja terdapat pada diri seorang wanita yang baru pertama melahirkan tetapi juga yang sudah melahirkan. Kedua unsur ini dapat menimbulkan ketegangan-ketegangan fisik dan psikis, sehingga persalinan dapat berjalan tidak lancar (Sani, 2001).

Banyak wanita nullipara secara aktif mempersiapkan diri untuk mengatasi kekhawatirannya menghadapi persalinan. Rubin (1975) Sedangkan wanita multipara memiliki pengalaman tersendiri dalam melahirkan dan bersalin, rasa cemas dapat timbul akibat kekhawatiran akan proses kelahiran yang aman untuk dirinya dan anaknya. Merilo (1988) rasa khawatir mungkin juga bisa timbul karena memiliki perasaan yang belum diselesaikan pada persalinan pertamanya. Wuitchik (1990) mengatakan bahwa rasa cemas dan khawatir juga dapat timbul pada fase akhir persalinan (Bobak, Lowdermilk dan Jensen, 2005).

(28)

kecemasan yang mengakibatkan persalinan yang lebih sulit dan lama (Kasdu, 2005 dan Curtis, 2000).

Umumnya ibu bersalin mempunyai pertimbangan, mengapa mereka tidak mempunyai persiapan menghadapi persalinan, misalnya ibu dengan usia di atas 35 tahun mempunyai resiko tinggi untuk melahirkan. Kecendrungan memiliki anak berturut-turut dan kehadiran anak ke dua dan ketiga yang terlalu dekat menyebabkan ibu cemas dan khawatir tidak siap menghadapi persalinan karena jarak yang terlalu dekat (Musbikin, 2007).

Paritas adalah banyaknya frekuensi ibu melahirkan. Kehamilan atau persalinan pada ibu dengan paritas lima atau lebih dengan kondisi keadaan umur yang kurang baik, dimana umur biasanya lebih dari 35 tahun sangat meningkatkan untuk terjadinya resiko, baik pada saat persalinan atau keadaan dan kondisi anak yang dilahirkan (Tara, 2002). Menurut Lowe ”Self Cofidence Key” (2001) kecemasan yang disebabkan karena ketidaktahuan tentang persalinan pada ibu primigravida sering terjadi pada masa persalinan.

Ibu yang melahirkan untuk kedua kalinya mempunyai kecemasan dan kekhawatiran yang berbeda. Untuk setiap persalinan tidak ada dua persalinan yang sama, tidak juga bagi wanita yang sama, karena persalinan berbeda bagi setiap wanita. Tidak seorang pun dapat memperkirakan akan seperti apa jadinya persalinan (Curtis, 2000).

(29)

19

Ketakutan, kecemasan, stress atau kemarahan yang berlebihan dapat menimbulkan kemajuan persalinan yang lambat. Perasaan lelah, takut, dan putus asa merupakan akibat dari pra persalinan atau fase laten yang memanjang. Wanita yang tidak didukung secara emosional, atau memiliki kesulitan dalam persalinan yang lalu dapat merasa cemas dan takut mengahadapi persalinan, sehingga menyebabakan persalinan tanpa kemajuan yang berarti dan persalinan yang sangat nyeri (Simkin, et.al, 2005). Cemas yang terus-menerus juga dapat menyebabkan stres sehingga dapat mengganggu proses persalinan seperti pendapat Jameson (2002).

(30)

BAB III

KERANGKA KONSEP, DEFENISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati dan diatur melalui penelitian-penelitian yang akan dilakukan (Notoadmodjo, 2003). Kebanyakan pada akhir kehamilan atau saat-saat bersalin ibu mengalami kecemasan. Kecemasan terbagi dalam tiga tingkatan cemas yaitu ringan, sedang, dan berat. Usia, paritas, dan pengetahuan ibu juga bisa berhubungan dengan kecemasan yang dihadapi pada masa persalinan, sehingga dalam kerangka konsep penelitian yang menjadi variabel independen adalah karakteristik (usia dan paritas) dan pengetahuan, dengan variabel dependen kecemasan, untuk lebih jelas dapat dilihat pada skema di bawah ini.

Skema 1. Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Pengetahuan

Kecemasan Karakteristik ibu bersalin

(31)

21

B. Defenisi Operasional

No Variabel Defenisi

Operasinal

Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala 1. Kecemasan Kecemasan ibu

pada saat

2. Usia Usia responden yang dihitung

Kuesioner Wawancara 1. Usia <20 thn 2. Usia 20-35 thn 3. Usia > 35 thn

Ordinal

3. Paritas Frekuensi ibu melahirkan sampai penelitian ini dilaksanakan

(32)

No Variabel Defenisi Operasinal

Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala 3. Kurang, jika

jawaban benar

≤55%

(menjawab benar ≤8 pertanyaan) C. Hipotesis

(33)

23

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini, menggunakan desain penelitian deskriftif dengan pendekatan studi korelasi yang bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik dan pengetahuan ibu postpartum dengan kecemasan pada masa persalinan.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan dari objek penelitian atau yang akan diteliti (Suyanto, 2008). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu-ibu postpartum yang bersalin di klinik bersalin Sumiariani dan Marianim Medan Johor sebanyak 60 orang.

2. Sampel

(34)

C. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di klinik bersalin Sumiariani dan Marianim Medan Johor. Alasan memilih lokasi tersebut karena klinik bersalin Sumiariani dan Marianim memiliki jumlah persalinan yang cukup sehingga populasi dan sampel yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh sesuai dengan kebutuhan penelitian. Klinik bersalin Sumiariani dan Marianim juga merupakan klinik yang menerapkan prinsip asuhan sayang ibu dan anak.

D. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan mulai bulan Oktober 2008 sampai dengan Juni 2009

E. Etika Penelitian

Penelitian ini dilakukan setelah peneliti mendapat persetujuan dari institusi pendidikan yaitu Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran USU dan izin dari ibu Klinik Bersalin Sumiariani dan Marianim. Dalam penelitian ini terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan permasalahan etik, yaitu: memberikan penjelasan kepada calon responden penelitian tentang tujuan dan prosedur pelaksana penelitian.

(35)

25

inisial. Data-data yang diperoleh dari responden juga hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.

F. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dalam bentuk kuesioner meliputi pernyataan-pernyataan yang berhubungan dengan data demografi dan pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang persalinan sebanyak 15 pertanyaan, apabila ibu menjawab benar nilainya = 1, dan salah nilainya = 0. Kuesioner pengetahuan disusun oleh peneliti berdasarkan literatur, dengan kisi-kisi sebagai berikut:

Defenisi persalinan normal Tanda-tanda persalinan Nyeri persalinan

Keadaan ibu saat persalinan

1

Untuk mengukur derajat tingkat kecemasan menurut Taylor (1953) bisa menggunakan kuesioner, dan menggunakan alat ukur Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A). Kuesioner kecemasan menggunakan pernyataan-pernyataan yang meliputi 15 pernyataan, apabila menjawab “tidak” mendapat nilai 0, dan apabila menjawab “ya” mendapat nilai 1 = cemas ringan, 2 = cemas sedang, 3 = cemas berat.

(36)

keabsahan instrumen sebelum kuesioner dibagikan pada responden (Suyanto, 2008 dan Sugiyono, 2007).

Uji validitas telah dilakukan dengan menyebar kuesioner kepada 20 responden yang mempunyai karakteristik yang sama dengan responden penelitian. Uji validitas ini menggunakan rumus korelasi Pearson Product Moment yang diolah melalui komputerisasi. Hasil yang didapat bahwa setiap item dari kuesioner dinyatakan valid karena rhitung > rtabel ( hasil terlampir), dimana rtabel 0,468 pada signifikan 0,05 dengan uji 2 sisi dan df = (n-2) = (20-2) = 18.

Sedangkan uji reliabilitas instrumen penelitian dilakukan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat ukur bisa diandalkan. Uji reliabilitas dengan menggunakan rumus Alpha Croanbach, diolah dengan sistem komputerisasi. Hasil yang didapatkan bahwa kuesioner dinyatakan reliabel karena αhitung lebih besar dari rtabel (hasil terlampir).

Menurut Burn dan Grove (2001) suatu instrumen yang menggunakan pengukuran yang sudah berkembang dikatakan reliabel bila koefisiennya lebih dari 0,80, sedangkan untuk instrumen baru dikatakan reliabel jika koefisiennya lebih dari 0,70. Hasil uji reliabilitas untuk kecemasan didapat hasil 0,891, sedangkan untuk pengetahuan hasil reliabilitasnya adalah 0,961, maka disimpulkan bahwa kuesioner kecemasan dan pengetahuan, koefisiennya lebih dari 0,80 jadi telah reliabel.

G. Prosedur Pengumpulan Data

(37)

27

Sumiariani dan Marianim. Setelah mendapat persetujuan, peneliti melakukan pengumpulan data responden yang lengkap sesuai dengan kriteria penelitian. Setelah itu, peneliti melakukan pendekatan kepada masing-masing responden dan menjelaskan tentang tujuan penelitian serta menanyakan kesediaan masing-masing responden. Setelah responden bersedia, maka diminta untuk menandatangani surat persetujuan atau menyetujui secara lisan. Peneliti mempersilahkan responden untuk menjawab pertanyaan dan memilih pernyataan.

H. Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan menggunakan bantuan sistem komputerisasi dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Univariat

Analisis ini digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik masing-masing variabel yang diteliti, dimana data yang bersifat kategorik digunakan analisis univariat untuk mengetahui distribusi frekuensi.

2. Bivariat

(38)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan penelitian mengenai Hubungan Karakteristik Dan Pengetahuan Ibu Postpartum Dengan Kecemasan Pada Masa Persalinan Di Klinik Bersalin Sumiariani Dan Marianim Medan Johor Tahun 2009 dengan jumlah responden 60 orang. Karakteristik yang diteliti di dalam penelitian ini adalah usia dan paritas ibu.

A. Hasil Penelitian

1. Kecemasan Ibu Postpartum

Kecemasan ibu postpartum pada masa persalinan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 5.1

Distribusi Kecemasan Ibu Postpartum pada Masa Persalinan di Klinik Bersalin Sumiariani dan Marianim Medan Johor tahun 2009

No Kecemasan ibu post partum

Frekuensi Persentase

1 Sedang 41 68,3

2 Berat 19 31,7

Jumlah 60 100

(39)

29

dan sebagian kecil ibu postpartum mengalami kecemasan berat pada masa persalinan sebanyak 19 (31,7%).

2. Usia Ibu Postpartum

Usia merupakan salah satu karakteristik ibu postpartum yang diteliti dalam penelitian ini, usia ibu postpartum dapat dilihat lebih jelas pada tabel di bawah ini.

Tabel 5.2

Distribusi Usia Ibu Postpartum pada Masa Persalinan di Klinik Bersalin Sumiariani dan Marianim Medan Johor Tahun 2009

No Usia ibu postpartum Frekuensi Persentase

1 <20 tahun 12 20

2 20-35 tahun 38 63,3

3 >35 tahun 10 16,7

Jumlah 60 100

Dari tabel 5.2 di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar usia ibu postpartum pada masa persalinan adalah usia 20-35 tahun yaitu 38 orang (63,3%), dan sebagian kecil usia ibu postpartum pada masa persalinan adalah usia >35 tahun sebanyak 10 orang (16,7%).

3. Paritas Ibu Postpartum

Paritas ibu postpartum pada penelitian ini dibagi menjadi dua kategori yaitu paritas 1 dan paritas >1. Paritas ibu postpartum pada masa persalinan dapat dilihat lebih jelas pada tabel di berikut.

Tabel 5.3

Distribusi Paritas Ibu Postpartum pada Masa Persalinan di Klinik Bersalin Sumiariani dan Marianim Medan Johor Tahun 2009

No Paritas ibu postpartum Frekuensi Persentase

1 Paritas 1 23 38,3

2 Paritas >1 37 61,7

(40)

Dari tabel 5.3 di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar paritas ibu postpartum pada masa persalinan adalah paritas >1 sebanyak 37 orang (61,7%), dan sebagian kecil paritas ibu postpartum pada masa persalinan adalah paritas 1 sebanyak 23 orang (38,3%).

4. Pengetahuan Ibu Postpartum

Pengetahuan ibu postpartum mengenai persalinan dibagi menjadi tiga kategori yaitu baik, cukup, dan kurang. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, kategori pengetahuan ibu hanya kategori cukup dan baik, dan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 5.4

Distribusi Pengetahuan Ibu Postpartum Mengenai Persalinan di Klinik Bersalin Sumiariani dan Marianim Medan Johor tahun 2009

No Pengetahuan ibu post partum

Frekuensi Persentase

1 Cukup 16 26,7

2 Baik 44 73,3

Jumlah 60 100

Dari tabel 5.4 di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar pengetahuan ibu postpartum mengenai persalinan adalah berpengetahuan baik sebanyak 44 orang (73,3%), dan sebagian kecil berpengetahuan cukup sebanyak 14 orang (26,7%).

(41)

31

Tabel 5.5

Hubungan Usia Ibu Postpartum Dengan Kecemasan pada Masa Persalinan di Klinik Bersalin Sumiariani dan Marianim

Medan Johor tahun 2009

Usia Ibu Kecemasan Jumlah *p

Sedang Berat

f % f % f %

<20 tahun 4 33,3 8 66,7 12 100 0,000 20-35 tahun 34 89,5 4 10,5 38 100

>35 tahun 3 30 7 70 10 100

Jumlah 41 68,3 19 31,7 60 100

Berdasarkan tabel 5.5 di atas menunjukkan bahwa pada masa persalinan ibu postpartum yang berusia <20 tahun mengalami kecemasan sedang sebanyak 4 orang (33,3%) dan yang mengalami kecemasan berat sebanyak 8 orang ( 66,7%). Ibu postpartum yang berusia 20-35 tahun mengalami kecemasan sedang sebanyak 34 orang (89,5%) dan yang mengalami kecemasan berat sebanyak 4 orang (10,5%), sedangkan ibu postpartum yang berusia >35 tahun yang mengalami kecemasan sedang sebanyak 3 orang (30%) dan yang mengalami kecemasan berat sebanyak 7 orang (70%).

Nilai chi-square diperoleh dengan p value 0,000, diambil dari nilai pearson chi-square. Taraf signifikansi 95% (α = 0,05) maka nilai probabilitas (p) 0,000 < 0,05

maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan usia ibu postpartum dengan kecemasan pada masa persalinan.

6. Hubungan Paritas Ibu Postpartum dengan Kecemasan pada Masa Persalinan

(42)

Tabel 5.6

Hubungan Paritas Ibu Postpartum dengan Kecemasan pada Masa Persalinan di Klinik Bersalin Sumiariani dan Marianim

Medan Johor tahun 2009

Paritas Ibu Kecemasan Jumlah *p

Sedang Berat

f % F % f %

Paritas 1 16 69,6 7 30,4 23 100 1,000

Paritas >1 25 67,6 12 32,4 37 100

Jumlah 41 68,3 19 31,7 60 100

Berdasarkan tabel 5.6 di atas menunjukkan bahwa pada masa persalinan ibu postpartum dengan paritas 1 mengalami kecemasan sedang sebanyak 16 orang (69,6%) dan yang mengalami kecemasan berat sebanyak 7 orang ( 30,4%). Ibu postpartum dengan paritas >1 mengalami kecemasan sedang sebanyak 25 orang (67,6%) dan yang mengalami kecemasan berat sebanyak 12 orang (32,4%).

Pada uji chi-square ini menggunakan tabel 2x2 dan tidak terdapat cell yang nilai E nya < 5, maka dari tabel chi-square akan menggunakan uji Continuity Correction dengan hasil p value yaitu 1,000. Taraf signifikansi 95% (α = 0,05), maka nilai probabilitas (p) 1,000 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan paritas dengan kecemasan ibu postpartum pada masa persalinan.

7. Hubungan Pengetahuan Ibu Postpartum dengan Kecemasan pada Masa Persalinan

(43)

33

Tabel 5.7

Hubungan Pengetahuan Ibu Postpartum dengan Kecemasan pada Masa Persalinan di Klinik Bersalin Sumiariani dan Marianim

Medan Johor tahun 2009 Pengetahuan

Ibu

Kecemasan Jumlah *p

Sedang Berat

f % F % f %

Cukup 12 75 4 25 16 100 0,722

Baik 29 65,9 15 34,1 44 100

Jumlah 41 68,3 19 31,7 60 100

Berdasarkan tabel 5.7 di atas menunjukkan bahwa ibu postpartum yang berpengetahuan cukup mengalami kecemasan sedang sebanyak 12 orang (75%) dan yang mengalami kecemasan berat sebanyak 4 orang ( 25%). Ibu postpartum yang berpengetahuan baik yang mengalami kecemasan sedang sebanyak 29 orang (65,9%) dan yang mengalami kecemasan berat sebanyak 15 orang (34,1%).

Pada uji chi-square ini menggunakan tabel 2x2 dan tidak terdapat cell yang nilai E nya < 5, maka dari tabel chi-square akan menggunakan uji Continuity Correction dengan hasil p value yaitu 0,722. Taraf signifikansi 95% (α = 0,05), maka nilai probabilitas (p) 0,722 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan pengetahuan ibu postpartum dengan kecemasan pada masa persalinan.

B. Pembahasan

1. Kecemasan Ibu Postpartum pada Masa Persalinan

(44)

melahirkan, seperti yang didapat pada hasil penelitian ini ibu postpartum dengan paritas 1 dan paritas >1 mengalami kecemasan. Kecemasan yang dialami ibu postpartum lebih banyak pada kecemasan sedang, yaitu pada paritas 1 (69,6%), dan paritas >1 (67,6%).

Berdasarkan hasil penelitian distribusi kecemasan menunjukkan bahwa ibu postpartum lebih banyak yang mengalami kecemasan sedang (68,3%) daripada kecemasan berat (31,7%) pada masa persalinan. Dilihat berdasarkan usia ibu postpartum pada masa persalinan, ibu dengan usia <20 (20%) dan >35 tahun (16,7%) lebih banyak mengalami kecemasan berat dan usia 20-35 tahun (63,3%) tahun lebih banyak mengalami kecemasan sedang pada masa persalinan. Hal ini sejalan dengan pendapat Priantono (2003) bahwa kecemasan dapat timbul dan meningkat menjadi lebih berat pada ibu post partum pada masa persalinan dengan usia <20 tahun dan >35 tahun.

Priantono (2003) juga berpendapat kecemasan yang dapat timbul dan meningkat dapat disebabkan karena ketidaktahuan atau kurangya pengetahuan tentang persalinan dan belum adanya pengalaman bersalin. Hasil penelitian ini menunjukkan semakin baik pengetahuan ibu semakin berkurang kecemasan yang dialami ibu. Ibu berpengetahuan baik yang mengalami kecemasan sedang (65,9%) dan yang mengalami kecemasan berat (34,1%).

(45)

35

2. Hubungan Usia Ibu dengan Kecemasan pada Masa Persalinan

Menurut Kasdu ( 2005) usia perempuan yang baik untuk hamil dan melahirkan adalah 20-35 tahun, sedangkan usia <20 tahun memiliki resiko yang sama tingginya dengan usia>35 tahun sehingga dapat menimbulkan resiko.

Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh Nilai chi-square p value 0,000 berarti p value < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan usia ibu postpartum dengan kecemasan pada masa persalinan. Hal ini menunjukkan bahwa usia 20-35 tahun lebih sedikit yang mengalami kecemasan berat, sedangkan usia <20 tahun dengan usia >35 tahun yaitu lebih banyak mengalami kecemasan berat.

Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Priantono (2003) bahwa kecemasan dapat timbul dan meningkat menjadi lebih berat pada ibu post partum pada masa persalinan dengan usia <20 tahun dan >35 tahun. Hal ini dapat disebabkan karena belum adanya pengalaman bersalin. Hal ini juga sejalan dengan pendapat Curtis (2000) yang mengatakan Usia berkaitan dengan masalah kesehatan, resiko akan meningkat sejalan dengan usia. Persalinan pada ibu usia tua dapat menimbulkan kecemasan yang mengakibatkan persalinan yang lebih sulit dan lama.

Usia di atas 35 tahun mempunyai resiko tinggi untuk melahirkan. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan pendapat Musbikin (2005) yang mengatakan kecendrungan memiliki anak berturut-turut dan kehadiran anak ke dua dan ketiga yang terlalu dekat menyebabkan ibu khawatir dan cemas.

(46)

kecemasan dimonitor selama persalinan, ini berarti jika kecemasan meningkat maka dapat meningkatkan nyeri selama persalinan yang dapat mengganggu proses persalinan.

Menurut Maher (1966) dalam Calhoun dan Acocella (1990) cemas dapat menyebabkan orang merasa amat sangat, yang membuat ketakutan amat luas, mempengaruhi untuk berpikir jernih dan memecahkan masalah, cemas yang terus-menerus juga dapat menyebabkan stres sehingga dapat mengganggu proses persalinan seperti pendapat Jameson (2002).

Menurut asumsi penulis, berdasarkan hasil penelitian tersebut sejalan dengan pendapat Priantono. Hasil penelitian terlihat bahwa ibu postpartum dengan usia <20 dan >35 tahun lebih banyak mengalami kecemasan berat, kecemasan ini dapat disebabkan karena belum adanya pengalaman pada ibu tentang persalinan bagi ibu yang baru pertama melahirkan. Sedangkan pada ibu >35 tahun bisa meningkat kecemasannya karena pengalaman yang telah lalu. Sehingga dapat menimbulkan kecemasan yang dapat mengganggu proses persalinan.

Berdasarkan hasil penelitian ini penulis berharap sebaiknya pemberian penyuluhan dan pendidikan kesehatan tentang persalinan lebih ditingkatkan khususnya pada saat pemeriksaan kehamilan.

3. Hubungan Paritas Ibu dengan Kecemasan pada Masa Persalinan

(47)

37

Nilai chi-square diperoleh p value 1,000 berarti p value > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan paritas ibu postpartum dengan kecemasan pada masa persalinan.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan pendapat Nolan (2004) kebanyakan pada akhir kehamilan atau saat-saat bersalin ibu khususnya primigravida dilanda kecemasan. Pada paritas 1 didapat hasil kecemasan sedang lebih banyak dari pada kecemasan berat, padahal menurut Priantono (2003) bahwa kecemasan dapat timbul dan meningkat menjadi lebih berat pada ibu post partum pada masa persalinan pada ibu primigravida atau yang belum pernah melahirkan yang dapat disebabkan karena ketidaktahuan atau kurangya pengetahuan tentang persalinan dan belum adanya pengalaman bersalin.

Menurut Rubin (1975) banyak wanita nullipara secara aktif mempersiapkan diri untuk mengatasi kekhawatirannya menghadapi persalinan sehingga dapat mengurangi kekhawatiran dan cemasnya pada masa persalinan. Sedangkan wanita multipara memiliki pengalaman tersendiri dalam melahirkan dan bersalin, rasa cemas dapat timbul akibat kekhawatiran akan proses kelahiran yang aman untuk dirinya dan anaknya. Menurut Lowe ”Self Cofidence Key” (2001) kecemasan yang disebabkan karena ketidaktahuan tentang persalinan pada ibu primigravida sering terjadi pada masa persalinan.

(48)

Pendapat Priantono (2003) yang mengatakan paritas >1 lebih meningkat kecemasannya karena lebih berpengalaman sehingga ibu lebih bertambah pengetahuannya dari pada yang belum pernah melahirkan, atau disebabkan karena rasa cemas yang timbul karena memiliki perasaan yang belum diselesaikan pada persalinan pertamanya dan cemas yang dapat timbul pada fase akhir persalinan, seperti yang dikatakan Merillo (1988) dan Wuitchik (1990) dalam Bobak, Lowdermilk, dan Jensen (2005).

Tara (2002) juga mengatakan bahwa kehamilan atau persalinan pada ibu dengan paritas lima atau lebih dengan kondisi keadaan umur yang kurang baik, dimana umur biasanya lebih dari 35 tahun sangat meningkatkan untuk terjadinya resiko, baik pada saat persalinan atau keadaan dan kondisi anak yang dilahirkan, sehingga dapat menimbulkan kecemasan dan dapat meningkat menjadi lebih berat pada masa persalinan seperti yang dikatakan Priantono (2003).

4. Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Kecemasan pada Masa Persalinan Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan juga merupakan hasil “tahu”, dan terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Engindraan terjadi melalui panca indra manusia, yaitu: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia merupakan hal yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.

(49)

39

dapat berupa pengetahuan umum maupun pengetahuan khusus, keduanya menjadi milik manusia berlandaskan pengalaman sendiri ataupun pengalaman orang lain.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh menunjukkan bahwa pengetahuan ibu postpartum mengenai persalinan sebagian besar berpengetahuan baik yaitu sebanyak 29 orang (65,9%) mengalami kacemasan sedang dan 15 orang (34,1%) mengalami kecemasan berat pada masa persalinan. Ibu postpartum yang berpengetahuan cukup 12 orang (75%) mengalami kecemasan sedang dan 4 orang (25%) mengalami kecemasan berat pada masa persalinan.

Nilai chi-square diperoleh hasil p value 0,722, berarti 0,722 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan pengetahuan ibu postpartum dengan kecemasan pada masa persalinan.

Hasil penelitian ini menunjukkan semakin baik pengetahuan ibu semakin berkurang kecemasan yang dialami ibu. Hal ini sejalan dengan pendapat Hidayat (2005) dan Poedjawijatna (2004) yang mengatakan pengetahuan merupakan proses belajar dengan menggunakan panca indra yang dilakukan seseorang terhadap objek tertentu untuk dapat menghasilkan pengetahuan dan keterampilan. Pengetahuan itu dapat berupa pengetahuan umum maupun pengetahuan khusus, keduanya menjadi milik manusia berlandaskan pengalaman sendiri ataupun pengalaman orang lain.

(50)

persalinan atau takut merasa tidak mampu dan tidak mempunyai kekuatan saat mengejan pada masa persalinan.

Maulana (2008) juga berpendapat bahwa para ibu sebaiknya mempelajari apa yang diperlukan untuk mendukung kesehatannya selama kehamilan dan persalinan. Rubin (1975) dalam Bobak, Lowdermilk, dan Jensen (2005) mengatakan banyak wanita nullipara secara aktif mempersiapkan diri untuk mengatasi kekhawatirannya menghadapi persalinan. Mereka membaca buku, menghadiri kelas untuk orang tua, dan berkomunikasi dengan wanita lain. Mereka juga dapat mencari orang terbaik untuk memberi nasehat, arahan dan perawatan, Sedangkan wanita multipara memiliki pengalaman tersendiri dalam melahirkan dan bersalin.

(51)

41

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian Hubungan Karakteristik Dan Pengetahuan Ibu Postpartum Dengan Kecemasan Pada Masa Persalinan Di Klinik Bersalin Sumiariani Dan Marianim Medan Johor Tahun 2009 dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Ada hubungan usia ibu postpartum dengan kecemasan pada masa persalinan, Pada uji chi-square menggunakan pearson chi-square dengan nilai p value yaitu

0,000. Taraf signifikansi 95% (α = 0,05), maka nilai probabilitas (p) 0,000 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan usia ibu postpartum dengan

kecemasan pada masa persalinan.

2. Tidak ada hubungan paritas ibu postpartum dengan kecemasan pada masa persalinan, Pada uji chi-square menggunakan tabel 2x2 dan tidak terdapat cell yang nilai E nya < 5, maka dari tabel chi-square akan menggunakan uji Cotinuity Correction dengan hasil p value yaitu 1,000. Taraf signifikansi 95% (α = 0,05), maka nilai probabilitas (p) 1,000 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan paritas ibu postpartum dengan kecemasan pada masa persalinan.

(52)

Continuity Correction dengan hasil p value yaitu 0,722. Taraf signifikansi 95% (α = 0,05), maka nilai probabilitas (p) 0,722 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan pengetahuan ibu postpartum dengan kecemasan pada masa persalinan.

B. Saran

Saran-saran berdasarkan hasil penelitian ini disampaikan kepada beberapa pihak, yaitu:

1. Bidan di klinik bersalin

Diharapkan untuk meningkatkan penyuluhan / pendidikan kesehatan kepada ibu tentang persalinan yang dimulai sejak awal pemeriksaan kehamilan, supaya dapat mengurangi kecemasan ibu pada saat akan menghadapi atau pada masa persalinan sehingga tidak mengganggu proses persalinan.

2. Peneliti selanjutnya

Kepada mahasiswa D-IV Bidan Pendidik, disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut penelitian ini dengan menggunakan variabel penelitian dan tempat yang berbeda.

(53)

43

DAFTAR PUSTAKA

Bobak, et.al, 2005, Keperawatan Maternitas, Jakarta, EGC

Burhan, 2003, Perawatan Dalam Kelahiran Normal, Jakarta, EGC

Burn, Grove, 2001, The Practise Of Nurshing Research Conduct, Critique, & Utilization (4th edition), USA:WB< Saunders Company

Calhoun J, Acocella R, 1990, Psikologi Tentang Penyesuaian dan Hubungan Kemanusiaan, Amerika Serikat, Trump Medium

Cunningham M, 2006, Obstetri William, Edisi Ke-21, Jakarta, EGC

Curtis G, 1999, Kehamilan Apa Yang Anda Hadapi Minggu per Minggu, Jakarta, Arcan. _______, 2000, Kehamilan Di Atas 30, Jakarta, Arcan

Dagun S, 2002, Psikologi Keluarga, Jakarta, Rineka Cipta

Danuatmaja B, Meliasari M, 2004, Persalinan Normal Tanpa Rasa Sakit, Jakarta, Puspaswara

Dariyo A, 1997, Hubungan antara Percaya Diri Dengan Kecemasan Menghadapi Kelahiran Bayi pada Wanita Hamil Pertama, Skripsi, tidak diterbitkan, Yogyakarta, Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada

Farrer H, 2001, Perawatan Maternitas, Jakarta, EGC

Hall R, 2002, Petunjuk Medis Bagi Wanita Hamil, Jakarta, PT. Pustaka Delapratasa Hastono S, 2001, Analisa Data, Jakarta, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas

Indonesia

Hawari D, 2006, Manajemen Stress, Cemas, Depresi, Jakarta, FKUI

Hidayat A.A, 2007, Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data, Jakarta, Salemba Medika

Iqbal H, 2004, Analisis Data Penelitian dengan Statistik, Jakarta, PT. Bumi Aksara

(54)

Lowe, 2001, Self-Confidence Key to Easier Childbirth-BriefArticle, USA Today (Society for the Advancement of Education)

Maulana M, 2008, Cara Cerdas Menghadapi Kehamilan dan Mengasuh Bayi, Yogyakarta, Katahati

Musbikin I, 2005, Ibu Hamil dan Melahirkan, Yogyakarta, Mitra Pustaka Mellyna H, 2001, Panduan Menjalani Kehamilan, Jakarta, Puspaswara Niven N, 2002, Psikologi Kesehatan, Jakarta, EGC

Nazir M, 2005, Metode Penelitian, Bogor, Ghalia Indonesia Nolan M, 2004, Kehamilan dan Melahirkan, Jakarta, Arcan

Notoatmodjo S, 2003, Metodelogi Penelitian Kesehatan, Jakarta, Rineka Cipta Novaria A, Budi T, 2008, Tip Cerdas Kehamilan, Jakarta, Oryza

Poedjawijadna, 2004, Tahu dan Pengehuan, Jakarta, Rineka Cipta Priyatno D, 2008, SPSS, Jakarta, PT. Buku Kita

Sani R, 2001, Menuju Kelahira Alami, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada

Sastroasmoro S, 2006, Dasar-dasar Metodelogi Penelitian Klinis, Jakarta, Sagung Seto

Simkin, et.al, 2005, Buku Satu Persalinan, Jakarta, EGC Stuart G, Sundeen S, 1998, Keperawatan Jiwa, Jakarta, EGC Sugiyono, 2007, Statistik Untuk Penelitian, Bandung, Alfabeta

Sulaiman W, 2005, Statistik Non Parametrik, Yogyakarta, Andi Yogyakarta Suryabrata S, 1998, Psikologi Kesehatan, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada Suyanto, 2008, Riset Kebidanan, Yogyakarta, Mitra Cendikia

Tara E, 2002, Kesehatan Kehamilan, Jakarta, Ladang Pustaka dan Intimedia

(55)

45

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bernama Desi Handayani Lubis / 085102032 adalah mahasiswa Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Saat ini sedang melakukan penelitian tentang Hubungan Karakteristik dan Pengetahuan Ibu Postpartum Dengan Kecemasan Pada Masa Persalinan Di Klinik Bersalin Sumiariani dan Marianim Medan Johor Tahun 2009”. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan ibu-ibu untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Selanjutnya saya mohon mengisi kuesioner dan lembar ceklist dengan jujur dan apa adanya. Jika bersedia, silahkan menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan ibu.

Partisipasi ibu-ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga bebas mengundurkan diri setiap saat tanpa sanksi apapun. Identitas pribadi dan semua informasi yang ibu berikan akan dirahasiakan dan hanya digunakan untuk keperluan penelitian ini.

Terima kasih atas partipasi ibu dalam penelitian ini.

Medan, Januari 2009 Peneliti Responden

(56)

LEMBAR KUESIONER

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN PENGETAHUAN IBU POSTPARTUM DENGAN KECEMASAN PADA MASA PERSALINAN DI KLINIK BERSALIN

SUMIARIANI DAN MARIANIM MEDAN JOHOR TAHUN 2009

Nomor Responden : Tanggal : A. Karakteristik ibu :

1. Usia :  < 20 tahun

B. Kuesioner tingkat kecemasan

Berilah tanda checklist () pada salah satu pernyataan sesuai dengan pilihan anda, bila ada pernyataan yang kurang dimengerti dapat ditanyakan pada peneliti.

1. Ibu merasa khawatir menghadapi persalinan  Ya  Tidak

2. Ibu merasa tidak bisa istirahat selama masa persalinan  Ya  Tidak

3. Ibu merasa tidak bersemangat menghadapi persalinan  Ya  Tidak

4. Ibu khawatir tidak bisa melahirkan normal  Ya  Tidak

5. Ibu takut tidak sanggup menahan rasa sakit  Ya  Tidak

6. Ibu merasa gelisah pada saat rasa sakit berhenti  Ya  Tidak

(57)

47

8. Ibu merasa sesak bernafas pada saat mengedan  Ya  Tidak

9. Ibu takut persalinannya tidak maju  Ya  Tidak

10.Ibu merasakan nyeri yang terlalu selama masa persalinan  Ya  Tidak

11.Ibu merasakan sakit pada seluruh tubuh karena menahan nyeri persalinan  Ya  Tidak

12.Ibu takut anak yang dilahirkan tidak selamat  Ya  Tidak

13.Ibu merasa lemas dan lesu selama masa persalinan  Ya  Tidak

14.Ibu merasa tidak sanggup lagi menjalani persalinan  Ya  Tidak

15.Ibu merasa nafasnya cepat pada saat mengetahui bayinya akan lahir  Ya  Tidak

C. Kuesioner pengetahuan

Jawablah pertanyaan di bawah ini sesuai dengan pengetahuan ibu, berilah tanda silang (X) pada salah satu pilihan jawaban yang ibu anggap benar.

1. Persalinan adalah …

a. Kehamilan terakhir di luar rahim

b. Proses pengeluaran bayi melalui jalan lahir c. Proses akhir kehamilan dan kehidupan 2. Persalinan normal adalah ...

a. Persalinan yang terjadi pada kehamilan cukup bulan, bayi lahir spontan, tanpa komplikasi, setelah kelahiran ibu dan bayi dalam kondisi yang baik.

b. Persalinan yang dibantu dengan obat agar bayi bisa lahir dengan selamat.

c. Persalinan lewat waktu, dengan beberapa resiko di sepanjang persalinan, ibu dan bayi dalam keadaan kondisi yang baik,

3. Yang merupakan tanda-tanda akan melahirkan adalah … a. Perasaan ibu terganggu dan ibu tidak merasakan sakit

(58)

4. Pecah ketuban, terasa sakit di punggung dan perut adalah … a. Tanda-tanda bahaya persalinan

b. Tanda-tanda bayi lahir c. Tanda-tanda persalinan

5. Rasa sakit pada persalinan adalah…

a. Rasa sakit pada perut dan sekitar pinggang ibu pada saat ibu mau melahirkan b. Rasa sakit karena ibu emosi

c. Perasaan ibu karena ibu sedang sakit

6. Rasa sakit yang ibu alami menandakan bahwa … a. Adanya masalah dalam persalinan

b. Adanya kemajuan persalinan c. Adanya gangguan dalam persalinan

7. Perasaan ibu yang dapat menambah rasa sakit selama melahirkan adalah… a. Rasa takut dan cemas

b. Ibu dalam suasana haru c. Rasa takut dan senang

8. Ibu merasa terganggu pada bagian tubuh saat melahirkan bayi yaitu pada bagian… a. Punggung dan perut

b. Perut dan tangan c. Tangan dan punggung

9. Saat melahirkan kehadiran pendamping bermanfaat untuk ....

a. Memberikan semangat dan menghilangkan rasa cemas pada ibu b. Dapat meningkatkan ketakutan ibu saat melahirkan

c. Ibu merasa tegang saat melahirkan

10.Jika ibu merasa khawatir, cemas dan takut pada saat persalinan dapat mengakibatkan…

a. Persalinan tidak baik dan merasakan nyeri yang terlalu b. Bayi lahir cacat

c. Bayi tidak segera menangis saat lahir

11.Apa saja yang perlu disiapkan ibu dalam menghadapi persalinan ?

a. Mencari pengetahuan dari ibu yang sudah menghadapi persalinan dan mencemaskan keadaan pada saat persalinan.

(59)

49

c. Membaca buku tentang persalinan dan mengkhawatirkan apa yang akan dihadapi ibu pada saat bersalin.

12.Tindakan apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi nyeri saat persalinan berlangsung adalah …

a. Tidur sambil menjerit kesakitan

b. Berjalan-jalan di sekitar ruangan bersalin sambil didampingi keluarga c. Ketakutan sambil menangis

13.Posisi yang baik untuk mengurangi rasa nyeri saat persalinan adalah … a. Mengedan kuat-kuat

b. Badan telentang sambil menangis c. Berbaring miring kiri dan kanan

14.Hal yang dapat membuat ibu nyaman selama persalinan adalah … a. Suasana, tempat, dan penolong persalinan yang akrab pada ibu

b. Suasana, tempat yang tidak nyaman dan penolong persalinan yang baik c. Kehadiran pendamping saat persalinan dan suasana yang tidak nyaman 15.Menurut ibu umur yang baik untuk hamil dan melahirkan adalah ..

(60)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Desi Handayani Lubis

Tempat / tanggal lahir : Banda Aceh / 6 Desember 1984 Status perkawinan : Belum menikah

Alamat : Jl. Pukat III No. 35 Bantan Timur Medan

Riwayat Pendidikan

1. Tahun 1990-1996 : SD Negeri 77 Banda Aceh 2. Tahun 1996-1999 : SMP Negeri 1 Banda Aceh 3. Tahun 1999-2002 : SMU Negeri 3 Rantau Prapat

4. Tahun 2003-2006 : D-III Politeknik Kesehatan Medan Jurusan Kebidanan 5. Tahun 2008-2009 : Mengikuti Pendidikan di D-IV Bidan Pendidik Fakultas

Gambar

Tabel 4.1.  Kisi-kisi Kuesioner Pengetahuan
Tabel 5.1 Distribusi Kecemasan Ibu Postpartum pada Masa Persalinan di Klinik Bersalin
Tabel 5.2
Tabel 5.4 Distribusi Pengetahuan Ibu Postpartum Mengenai Persalinan di Klinik Bersalin
+4

Referensi

Dokumen terkait

Perwakilan peserta wajib mengikuti technical meeting, jika tidak hadir dianggap menyetujui seluruh ketentuan lomba.. Peserta melakukan registrasi ulang 15 menit

The uniqueness of the study lies in the creation of baseline geo-spatial data on vegetation types using multi-temporal satellite remote sensing data (IRS LISS III), deriving

Demikian pernyataan ini dibuat dengan melampirkan hasil penilaian kinerja dan bukti fisik masing-masing, untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.. Cianjur, Desember 2012 Kepala

This paper presented an overview of volunteering building information and a preliminary data capture application for determining simple room geometry.. Conflation of

disampaikan kepada UPP Tingkat Pemerintah Daerah dalam hal materi laporan Pengaduan tida-k terkait dengan tugas dan fungsi SKPD.. (2) Laporan pengaduan tidak langsung

mengandung nilai musikal yang tinggi dan memiliki keunikan yang khas. Lagu dangdut memiliki struktur bentuk musik yang terdiri dari bentuk lagu, motif, frase, kalimat dan

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung untuk Memenuhi salah satu persyaratan dalam menyeleseikan Program Sarjana Strata Satu Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.

Upaya meningkatkan prestasi belajar Sejarah Kebudayaan Islam dengan menggunakan model make a macth pada siswa kelas V MIN Rejotangan, (Tulungagung: skirpsi