• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Stres Kerja dan Iklim Organisasi terhadap Kepuasan Kerja dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan di PT. Infomedia Call Center Telkomsel Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Pengaruh Stres Kerja dan Iklim Organisasi terhadap Kepuasan Kerja dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan di PT. Infomedia Call Center Telkomsel Medan"

Copied!
172
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH STRES KERJA DAN IKLIM ORGANISASI

TERHADAP KEPUASAN KERJA DALAM MENINGKATKAN

KINERJA KARYAWAN DI PT. INFOMEDIA CALL

CENTER TELKOMSEL MEDAN

 

TESIS

Oleh

YULITA DEWI S. LUBIS 087019120 / IM

S

E K O L AH

P A

S C

A S A R JA

NA

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ANALISIS PENGARUH STRES KERJA DAN IKLIM ORGANISASI

TERHADAP KEPUASAN KERJA DALAM MENINGKATKAN

KINERJA KARYAWAN DI PT. INFOMEDIA CALL

CENTER TELKOMSEL MEDAN

TESIS

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Manajemen pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

YULITA DEWI S. LUBIS 087019120 / IM

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

Judul Tesis : ANALISIS PENGARUH STRES KERJA DAN IKLIM ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA DALAM

MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN DI PT. INFOMEDIA CALL CENTER TELKOMSEL MEDAN

Nama Mahasiswa : YULITA DEWI S. LUBIS Nomor Pokok : 087019120

Program Studi : Ilmu Manajemen

Menyetujui, Komisi Pembimbing:

(Dr. Prihatin Lumbanraja, SE., M.Si.) (Drs. Syahyunan, M.Si.) Ketua Anggota

Ketua Program Studi, Direktur,

(Prof. Dr. Paham Ginting, MS.) (Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE.)

(4)

Telah diuji pada:

Tanggal 2011

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Dr. Prihatin Lumbanraja, SE., M.Si. Anggota : 1. Drs. Syahyunan, M.Si.

(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa Tesis saya yang berjudul :

Analisis Pengaruh Stres Kerja dan Iklim Organisasi terhadap Kepuasan Kerja dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan di PT. Infomedia Call Center Telkomsel Medan”

Adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum pernah dipublikasikan oleh

siapapun juga sebelumnya. Sumber-sumber data yang diperoleh dan digunakan telah

dinyatakan secara jelas dan benar.

Medan, Agustus 2011 Yang membuat pernyataan

(6)

ABSTRAK

Yulita Dewi S. Lubis, 2011, Analisis Pengaruh Stres Kerja dan Iklim Organisasi terhadap Kepuasan Kerja dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan di PT. Infomedia Call Center Telkomsel Medan, di bawah bimbingan Dr. Prihatin Lumbanraja, SE., M.Si., dan Drs. Syahyunan, M.Si

Sumber daya manusia adalah asset yang sangat berharga bagi setiap organisasi dan memberikan kontribusi besar kepada organisasi. PT. Telkomsel

dengan PT. Infomedia sebagai perusahaan outsourcingnya merupakan salah satu

perusahaan telekomunikasi yang memiliki persaingan yang cukup tinggi di bidang telekomunikasi. Salah satu upaya yang dilakukan PT. Telkomsel adalah dengan

membentuk layanan pelanggan atau disebut dengan call center. Agar kepuasan

pelanggan meningkat maka perusahaan harus memperhatikan kinerja karyawannya dengan cara meningkatkan kepuasan kerja karyawan, misalnya dengan mengurangi tingkat stres kerja karyawan dan meningkatkan iklim organisasi perusahaan.

Teori yang digunakan adalah manajemen sumber daya manusia yang berkaitan dengan stres kerja, iklim organisasi, kepuasan kerja dan kinerja. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey, jenis penelitian ini adalah

desktiptif kuantitatif dan sifat penelitian ini adalah eksplanatory (penjelasan). Metode

pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, daftar pertanyaan, dan studi dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda.

Populasi adalah seluruh karyawan PT. Infomedia Call Center Telkomsel Medan yang

berjumlah 860 orang. Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin dengan menggunakan taraf kepercayaan sebesar 90 persen, dan jumlah sampel sebanyak 90 orang karyawan.

Hasil penelitian uji Hipotesis Pertama diperoleh bahwa variabel stres kerja dan iklim organisasi berpengaruh sangat signifikan terhadap variabel kepuasan kerja

karyawan PT. Infomedia Call Center Telkomsel Medan. Secara parsial variabel stres

kerja berpengaruh lebih dominan daripada variabel iklim organisasi. Selanjutnya pengujian Hipotesis Kedua diperoleh hasil bahwa kepuasan kerja berpengaruh

signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT. Infomedia Call Center Telkomsel

Medan.

(7)

ABSTRACT

Yulita Dewi S. Lubis, 2011, An Analysis of the Influence of Work Stress and Organization Atmosphere on Work Satisfaction in order to Increase Workers Performance at PT. Infomedia Call Center Telkomsel Medan, under the guidance of Dr. Prihatin Lumbanraja, SE., M.Si., and Drs. Syahyunan, M.Si

Human resources is a very valuable assest for every organization and it gives an important contribution to the organization. PT. Infomedia as its outsourcing corporation is a telecommunication company which has many competitors in the field of telecommunication. One of the efforts made by PT. Telkomsel is that to establish call center. In order to increase clien satisfaction a company has to pay attention to its employee performance by improving employees work performance for example by reducing the rate of work stress and to improve the atmosphere of organization.

The theory applied deals with human resources management which is concerned with work stress, organization atmosphere, work satisfaction and work performance. The method used in this research is survey while the type of this research is descriptive-quantitative. This research belongs to explanatory research. The data were collected by interview, questionnaire, and documentation study. The method of analysis used is multiple linier regression. The population is all the employees of PT. Infomedia Call Center Telkomsel Medan which consist of 860. The number of sample was determine by using the formula of Slovin of ninety percent label of confinience and the number of sample is ninety employees.

The result of first hypothesis test shows that the variables of work stress and organization atmosphere are very significantly influential on the variable of employees work satisfaction at PT. Infomedia Call Center Telkomsel Medan. Partially the variable of work stress is more dominantly influential than the variable of organization atmosphere. Than the second test of hypothesis shows that work satisfaction is significantly influential on work performance of employees at PT. Infomedia Call Center Telkomsel Medan. It means that the higher the work satisfaction of employees is the better the employees performance at PT. Infomedia Call Center Telkomsel Medan.

Key words : Work Stress, Organization Atmosphere, Work Satisfaction, Work

(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT karena atas segala

berkat, dan karunia-Nya peneliti dapat menyelesaikan penulisan tesis ini dengan baik.

Penelitian ini merupakan tugas akhir pada Program Studi Magister Ilmu Manajemen

Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Judul penelitian yang dilakukan

peneliti adalah : “Analisis Pengaruh Stres Kerja dan Iklim Organisasi terhadap

Kepuasan Kerja dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan di PT. Infomedia Call

Center Telkomsel Medan”.

Peneliti selama masa perkuliahan hingga penulisan tesis ini, telah banyak

mendapat bimbingan, nasehat, dan dorongan dari berbagai pihak. Pada kesempatan

ini, peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah

membantu peneliti dalam menyelesaikan tesis ini:

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM & H, MSc, (CTM), Sp.A(K), selaku

Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE, selaku Direktur Sekolah

Pascasarjana Universitas Suamtera Utara.

3. Bapak Prof. Dr. Paham Ginting MS., selaku Ketua Program Studi Ilmu

Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara dan juga selaku

Komisi Pembanding yang telah memberikan banyak bimbingan dan pengarahan

kepada peneliti dalam menyelesaikan tesis ini.

4. Ibu Dr. Prihatin Lumban Raja, SE. M.Si., selaku Ketua Komisi Pembimbing

yang telah memberikan banyak bimbingan, arahan, saran, dan masukan kepada

(9)

5. Bapak Drs. Syahyunan, M.Si., selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah

memberikan banyak bimbingan, saran, masukan dan pengarahan demi

kesempurnaan tesis ini.

6. Ibu Dr. Arlina Nurbaiti Lubis, MBA., selaku Sekretaris Program Studi Ilmu

Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

7. Ibu Dr. Elisabeth Siahaan, M.Ec., selaku Komisi Pembanding yang telah

memberikan banyak masukan kepada peneliti dalam menyelesaikan tesis ini.

8. Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA., selaku Komisi Pembanding yang telah

memberikan banyak saran dan masukan kepada peneliti dalam menyelesaikan

tesis ini.

9. Seluruh Staf Pengajar (Dosen) Program Studi Ilmu Manajemen Sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu

pengetahuan yang bermanfaat bagi peneliti dan seluruh Staf Pegawai

Administrasi Magister Ilmu Ekonomi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera

Utara.

10. Ibu Vika Jauhari, SE di PT. Infomedia Call Center Telkomsel Medan yang telah

memberikan banyak masukan dan bantuan dalam penulisan tesis ini.

11. Ayahanda yang tercinta Dr. Syahron Lubis, M.A, Ibunda yang tersayang Risna

Sari dan Saudaraku Winda, Sadat, Andrew yang merupakan sumber inspirasi dan

senantiasa memberikan kasih sayang, motivasi, nasehat, serta doa yang selalu

(10)

12. Suami tercinta Darmansyah Putra Saragih, SE yang telah memberikan kasih

sayang dan selalu memberikan perhatian, motivasi, dukungan serta semangat

kepada peneliti dalam menyelesaikan tesis ini.

13. Ibu mertua Hasnawaty Ritonga, dan adik-adik iparku : Tika, Hamid, Marwan,

Rahma dan Ahmad, yang turut mendoakan peneliti dalam penyelesaian tesis ini.

14. Rekan-rekan sekerja Herlina, T. Anita, Elfrida, Dian, Nova yang telah

memberikan dukungan dalam menyelesaikan studi pada Sekolah Pascasarjana.

15. Teman-teman Angkatan XV Program Studi Ilmu Manajemen Sekolah

Pascasarjana (Rebecca, Tri Melda, Anna, Epta) dan teman-teman lainnya yang

tidak dapat peneliti sebutkan namanya satu persatu. Terimakasih atas motivasi,

semangat, perhatian yang diberikan kepada peneliti.

Semoga Allah SWT selalu memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada

semua pihak yang telah memberikan bantuan dan perhatian kepada peneliti semasa

kuliah dan saat penulisan tesis ini. Peneliti menyadari tesis ini belum sempurna,

namun diharapkan dapat berguna bagi semua pihak khususnya bagi pengembangan

serta penelitian dalam bidang Ilmu Manajemen Sumber Daya Manusia.

Medan, Agustus 2011

Peneliti

(11)

RIWAYAT HIDUP

Nama Yulita Dewi S. Lubis, Lahir di Kota Medan pada Tanggal 04

September 1982, Anak kedua dari pasangan Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A dan Ibu

Risna Sari, Alamat Jl. Letda Sudjono Gg : Hasan Basri No.5 Medan dan sudah

menikah dengan Darmansyah Putra Saragih pada Tahun 2010.

Pendidikan Sekolah Dasar di SD Sutomo Medan tamat dan lulus pada Tahun

1994, Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri XII Medan tamat dan lulus pada

Tahun 1997, Sekolah Menengah Umum di SMU Josua I Medan tamat dan lulus pada

Tahun 2000, Sarjana (S1) di Universitas Sumatera Utara Jurusan Teknik Industri

masuk tamat dan lulus pada Tahun 2006.

Tahun 2006 pernah bekerja di PT. Persaels sebagai karyawan Call Center

Telkomsel Medan dan sejak Tahun 2007 sampai dengan saat ini bekerja di Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Pemerintah Kota (Pemko) Medan.

Medan, Agustus 2011

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR... iii

RIWAYAT HIDUP ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 10

1.3. Tujuan Penelitian ... 10

1.4. Manfaat Penelitian ... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 12

2.1. Penelitian Terdahulu ... 12

2.2. Teori Tentang Stres Kerja ... 13

2.2.1. Pengertian Stres Kerja... 13

2.2.2. Gejala Stres Kerja ... 15

2.2.3. Sumber-sumber Stres Kerja ... 17

2.2.4. Penyebab Stres Kerja ... 18

2.2.5. Pendekatan Stres Kerja ... 21

(13)

2.3. Teori Tentang Iklim Organisasi ... 24

2.4.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja... 31

2.5. Teori Tentang Kinerja ... 35

3.6. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel... 48

(14)

3.9. Pengujian Asumsi Klasik ... 58

4.1.1. Gambaran Umum PT.Infomedia Call Center Telkomsel Medan... 62

4.1.1.1. Sejarah Singkat PT.Infomedia Call Center Telkomsel Medan... 62

4.1.1.2. Visi dan Misi PT. Infomedia Call Center Telkomsel Medan... 64

4.1.1.3. Struktur Organisasi PT. Infomedia Call Center Telkomsel Medan ... 65

4.1.1.4. Jenis Produk PT. Infomedia Call Center Telkomsel Medan... 68

4.1.2. Karakteristik Responden ... 69

4.1.2.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia... 69

4.1.2.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 70

4.1.2.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja... 70

4.1.2.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan... 71

4.1.2.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pernikahan... 72

(15)

4.1.3.1. Penjelasan Responden atas Variabel Stres

Kerja... 73

4.1.3.2. Penjelasan Responden atas Variabel Iklim Organisasi... 80

4.1.3.3. Penjelasan Responden atas Variabel Kepuasan Kerja... 86

4.1.3.4. Penjelasan Responden atas Variabel Kinerja.... 93

4.1.4. Hasil Pengujian Hipotesis Pertama ... 101

4.1.4.1. Pengujian Asumsi Klasik Hipotesis Pertama.... 101

4.1.4.2. Hasil UjiKoefisien Regresi Hipotesis Pertama 103

4.1.4.3. Koefisien Determinasi (R-Square)... 104

4.1.4.4. Uji Serempak Hipotesis Pertama ... 105

4.1.4.5. Uji Secara Parsial ... 106

4.1.5. Hasil Pengujian Hipotesis Kedua... 107

4.1.5.1. Hasil Regresi Sederhana Hipotesis Kedua... 107

4.1.5.2. Koefisien Determinasi... 108

4.1.5.3. Uji Secara Parsial ... 108

4.2. Pembahasan... 110

4.2.1. Pengaruh Stres Kerja dan Iklim Organisasi terhadap Kepuasan Kerja ... 110

4.2.2. Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Kinerja ... 113

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 114

5.1. Kesimpulan ... 114

5.2. Saran... 114

DAFTAR PUSTAKA ... 116

(16)

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

1.1. Jadwal Kerja Karyawan PT. Infomedia Call Center Telkomsel Medan... 3

1.2. Performansi Kinerja Jasa Layanan Call Center Telkomsel Medan ... 7

1.3. Jumlah Absensi Karyawan PT. Infomedia Call Center Telkomsel Medan... 9

3.2. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Stres Kerja... 49

3.3. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Iklim Organisasi ... 50

3.4. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Kepuasan Kerja ... 51

3.5. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel Kinerja ... 51

3.6. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel ... 53

4.1. Karakteristik Responden BerdasarkanUsia... 69

4.2. Karakteristik Responden BerdasarkanJenis Kelamin ... 70

4.3. Karakteristik Responden BerdasarkanMasa Kerja... 70

4.4. Karakteristik Responden BerdasarkanTingkat Pendidikan... 71

4.5. Karakteristik Responden BerdasarkanStatus Pernikahan ... 72

4.6. Penjelasan Responden atas Seluruh Karyawan Memiliki Kemampuan yang Sama dalam Menyelesaikan Pekerjaan ... 73

4.7. Penjelasan Responden atas Seluruh Karyawan Memiliki Status yang Sama di dalam Menyelesaikan Pekerjaan ... 74

4.8. Penjelasan Responden atasBanyaknya Pekerjaan Sesuai dengan Kemampuan Karyawan... 75

4.9. Penjelasan Responden atasTarget Kerja yang Ditetapkan Perusahaan Sesuai dengan Kemampuan Karyawan... 76

(17)

4.11. Penjelasan Responden atas Waktu Istirahat yang Diberikan Sesuai

dengan Kebutuhan Karyawan ... 78

4.12. Penjelasan Responden atasHubungan antara Karyawan dan Pimpinan

Terbina dengan Baik ... 79

4.13. Penjelasan Responden atasSuasana Kerja di Perusahaan Tercipta

dengan Baik... 80

4.14. Penjelasan Responden atasFasilitas Kerja di Perusahaan Mendukung

Aktivitas Karyawan... 81

4.15. Penjelasan Responden atasStandar Kerja yang Diterapkan di

Perusahaan Sesuai dengan Peraturan yang Berlaku... 82

4.16. Penjelasan Responden atasTahapan Pekerjaan yang Dilakukan

Karyawan Sesuai dengan Peraturan yang Berlaku di Perusahaan ... 83

4.17. Penjelasan Responden atasSetiap Karyawan Dapat Melakukan

Kerjasama dalam Menyelesaikan Pekerjaan... 84

4.18. Penjelasan Responden atasPerusahaan Telah Memberikan

Penghargaan terhadap Kretivitas Karyawan ... 85

4.19. Penjelasan Responden atasPerusahaan Telah Memberikan

Kesempatan Belajar dengan Baik kepada Karyawannya... 86

4.20. Penjelasan Responden atasPerusahaan Telah Melakukan Pengawasan

Kerja dengan Baik... 87

4.21. Penjelasan Responden atasHubungan antar Sesama Karyawan

Terbina dengan Baik ... 88

4.22. Penjelasan Responden atasSetiap Karyawan Diberikan Wewenang

yang Sesuai Terhadap Pekerjaannya... 89

4.23. Penjelasan Responden atasSetiap Karyawan Mendapatkan

Kesempatan untuk Mengembangkan Karier... 90

4.24. Penjelasan Responden atas Gaji yang Diterima Karyawan Sesuai

(18)

4.25. Penjelasan Responden atas Gaji yang Diterima Karyawan Sesuai

dengan Ketentuan Upah Minimum Provinsi yang Berlaku ... 92

4.26. Penjelasan Responden atas Setiap Karyawan Dapat Melakukan

Pekerjaan Melebihi Target yang Telah Ditetapkan... 93

4.27. Penjelasan Responden atas Setiap Karyawan Dapat Menyelesaikan

Pekerjaan Sesuai dengan Waktu yang Ditentukan... 94

4.28. Penjelasan Responden atas Setiap Karyawan Dapat Melakukan

Pekerjaan dengan Baik Sesuai dengan Standar Perusahaan ... 95

4.29. Penjelasan Responden atas Setiap Karyawan Dapat Menyelesaikan

Pekerjaan Sesuai dengan Kemampuan yang Dimiliki ... 96

4.30. Penjelasan Responden atas Komunikasi antar Sesama Karyawan

Terjalin dengan Baik ... 97

4.31. Penjelasan Responden atas Setiap Karyawan Memiliki Kemampuan

yang Baik dalam Berhubungan Secara Lisan dengan Orang Lain... 98

4.32. Penjelasan Responden atas Setiap Karyawan Memiliki Informasi

tentang Pekerjaan yang Baik untuk Mendukung Pelaksanaan

Pekerjaannya ... 99

4.33. Penjelasan Responden atas Setiap Karyawan Memiliki Motivasi Kerja

(19)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman

2.1. Kerangka Berpikir... 45

4.1. Struktur Organisasi PT. Infomedia Call Center Telkomsel Medan ... 64

4.2. Hasil Uji Normalitas Hipotesis Pertama ... 101

(20)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Halaman

1. Kuesioner ... 120

2. Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 126

3. Deskriptif Variabel... 131

(21)

ABSTRAK

Yulita Dewi S. Lubis, 2011, Analisis Pengaruh Stres Kerja dan Iklim Organisasi terhadap Kepuasan Kerja dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan di PT. Infomedia Call Center Telkomsel Medan, di bawah bimbingan Dr. Prihatin Lumbanraja, SE., M.Si., dan Drs. Syahyunan, M.Si

Sumber daya manusia adalah asset yang sangat berharga bagi setiap organisasi dan memberikan kontribusi besar kepada organisasi. PT. Telkomsel

dengan PT. Infomedia sebagai perusahaan outsourcingnya merupakan salah satu

perusahaan telekomunikasi yang memiliki persaingan yang cukup tinggi di bidang telekomunikasi. Salah satu upaya yang dilakukan PT. Telkomsel adalah dengan

membentuk layanan pelanggan atau disebut dengan call center. Agar kepuasan

pelanggan meningkat maka perusahaan harus memperhatikan kinerja karyawannya dengan cara meningkatkan kepuasan kerja karyawan, misalnya dengan mengurangi tingkat stres kerja karyawan dan meningkatkan iklim organisasi perusahaan.

Teori yang digunakan adalah manajemen sumber daya manusia yang berkaitan dengan stres kerja, iklim organisasi, kepuasan kerja dan kinerja. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey, jenis penelitian ini adalah

desktiptif kuantitatif dan sifat penelitian ini adalah eksplanatory (penjelasan). Metode

pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, daftar pertanyaan, dan studi dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda.

Populasi adalah seluruh karyawan PT. Infomedia Call Center Telkomsel Medan yang

berjumlah 860 orang. Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin dengan menggunakan taraf kepercayaan sebesar 90 persen, dan jumlah sampel sebanyak 90 orang karyawan.

Hasil penelitian uji Hipotesis Pertama diperoleh bahwa variabel stres kerja dan iklim organisasi berpengaruh sangat signifikan terhadap variabel kepuasan kerja

karyawan PT. Infomedia Call Center Telkomsel Medan. Secara parsial variabel stres

kerja berpengaruh lebih dominan daripada variabel iklim organisasi. Selanjutnya pengujian Hipotesis Kedua diperoleh hasil bahwa kepuasan kerja berpengaruh

signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT. Infomedia Call Center Telkomsel

Medan.

(22)

ABSTRACT

Yulita Dewi S. Lubis, 2011, An Analysis of the Influence of Work Stress and Organization Atmosphere on Work Satisfaction in order to Increase Workers Performance at PT. Infomedia Call Center Telkomsel Medan, under the guidance of Dr. Prihatin Lumbanraja, SE., M.Si., and Drs. Syahyunan, M.Si

Human resources is a very valuable assest for every organization and it gives an important contribution to the organization. PT. Infomedia as its outsourcing corporation is a telecommunication company which has many competitors in the field of telecommunication. One of the efforts made by PT. Telkomsel is that to establish call center. In order to increase clien satisfaction a company has to pay attention to its employee performance by improving employees work performance for example by reducing the rate of work stress and to improve the atmosphere of organization.

The theory applied deals with human resources management which is concerned with work stress, organization atmosphere, work satisfaction and work performance. The method used in this research is survey while the type of this research is descriptive-quantitative. This research belongs to explanatory research. The data were collected by interview, questionnaire, and documentation study. The method of analysis used is multiple linier regression. The population is all the employees of PT. Infomedia Call Center Telkomsel Medan which consist of 860. The number of sample was determine by using the formula of Slovin of ninety percent label of confinience and the number of sample is ninety employees.

The result of first hypothesis test shows that the variables of work stress and organization atmosphere are very significantly influential on the variable of employees work satisfaction at PT. Infomedia Call Center Telkomsel Medan. Partially the variable of work stress is more dominantly influential than the variable of organization atmosphere. Than the second test of hypothesis shows that work satisfaction is significantly influential on work performance of employees at PT. Infomedia Call Center Telkomsel Medan. It means that the higher the work satisfaction of employees is the better the employees performance at PT. Infomedia Call Center Telkomsel Medan.

Key words : Work Stress, Organization Atmosphere, Work Satisfaction, Work

(23)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam dunia kerja, kepuasan kerja merupakan hal yang sangat penting bagi

setiap karyawan. Seorang karyawan yang merasa puas dalam pekerjaannya akan

membawa dampak yang positif dalam banyak hal, salah satunya adalah

meningkatnya kinerja karyawan dan menurunnya keinginan karyawan untuk

meninggalkan perusahaan, Oleh karena itu, setiap organisasi harus dapat mengelola

karyawannya dengan baik agar karyawannya merasa puas dalam melaksanakan

pekerjaannya sehingga mampu berkontribusi untuk kinerja dan kemajuan perusahaan.

Kepuasan kerja merupakan dambaan setiap individu yang sudah bekerja.

Masing-masing karyawan memiliki tingkat kepuasan kerja yang berbeda dengan nilai

yang dianutnya. Semakin banyak aspek-aspek dalam pekerjaan yang sesuai dengan

keinginan dan kebutuhan karyawan maka semakin tinggi tingkat kepuasan kerja yang

dirasakan dan demikian sebaliknya. Kepuasan kerja berhubungan dengan hubungan

kerja dan hasil-hasil umum seperti kinerja pekerjaan, komitmen organisasi,

keleluasaan beraktivitas seperti tingkah laku anggota organisasi dan kepuasan hidup.

PT. Infomedia Call Center Telkomsel Medan merupakan perusahaan

outsourcing dari PT. Telkomsel Medan. PT. Infomedia Call Center Telkomsel

(24)

mempekerjakan karyawan call center Telkomsel Medan. Karyawan yang bekerja

sebagai call center disebut caroline officer. Call Center Telkomsel merupakan suatu

layanan yang berfungsi untuk melayani keluhan pelanggan dan memberikan

informasi terkait produk PT. Telkomsel. Jika pelanggan PT. Telkomsel mengalami

masalah atau gangguan terhadap produk PT. Telkomsel maka langkah pertama yang

dilakukan para pelanggan adalah dapat melakukan panggilan ke Call Center. Oleh

karena itu, kepuasan kerja karyawan call center harus selalu diperhatikan karena

karyawan call center berhubungan langsung dengan pelanggan.

PT. Infomedia mengharapkan para karyawannya dalam melaksanakan

pekerjaannya harus bekerja secara optimal, yaitu memberikan pelayanan terbaik

kepada para pelanggan baik dari segi pelayanan dan dari segi pengetahuan produk,

sehingga pelanggan akan merasa puas atas kinerja karyawan call center, namun hal

ini tidak didukung dengan apa yang diberikan perusahaan kepada karyawan call

center.

Dalam hal ini karyawan call center bekerja dengan sistem shift. Shift yang

berlaku saat ini di PT. Infomedia call center Telkomsel ada tiga belas (13) shift. Pada

Tabel 1.1 berikut ini dapat dilihat jadwal pembagian shift karyawan PT. Infomedia

(25)

Tabel 1.1

Jadwal Kerja Karyawan PT. Infomedia Call Center Telkomsel Medan

Shift Jam Kerja (WIB)

A 05.30 – 14.45

B 05.45 – 15.00

C 06.00 – 15.15

D 06.15 – 16.30

E 07.15 – 16.30

F 12.45 – 22.00

G 14.45 – 01.00

H 14.45 – 01.00

I 15.00 – 01.15

J 15.15 – 01.30

K 15.30 – 01.45

L 15.30 – 02.45

M 02.00 – 07.15

Sumber : PT. Infomedia Call Center Telkomsel 2010 (Data diolah)

Pada Tabel 1.1 dapat dilihat jadwal shift karyawan PT. Infomedia Call Center

Telkomsel Medan, dimana shift pertama dimulai pada pukul 05.30 WIB, karyawan

sering mengeluhkan jadwal shift yang terlalu pagi, dimana pada pagi hari perusahaan

tidak menyediakan transportasi (pengangkutan) kepada karyawan, perusahaan hanya

memberikan transportasi bagi karyawan yang pulang malam hari.

Dari Tabel 1.1 di atas juga dapat dilihat jam kerja karyawan berdekatan antara

(26)

jumlah karyawan yang bekerja hal ini tentu saja tidak sesuai, karyawan sering merasa

pengap sehingga karyawan cepat mengalami kelelahan ditambah dengan air

conditioner (AC) yang sering nyala dan mati, disamping itu perangkat kerja sering

bermasalah misalnya komputer yang lambat, headset yang tidak berfungsi dengan

baik hal ini tentu saja dapat mengurangi kepuasan kerja sehingga dapat

mempengaruhi kualitas kerja karyawan.

Karyawan PT. Infomedia Call Center Telkomsel Medan melayani pelanggan

dari wilayah Nangroe Aceh Darussalam (Aceh) sampai Lampung. Jika pelanggan

Telkomsel yang berada di daerah Nangroe Aceh Darussalam (Aceh) sampai

Lampung membutuhkan informasi atau memiliki keluhan atas produk Telkomsel

dapat melakukan panggilan ke call center Telkomsel Medan. Karyawan PT.

Infomedia Call Center Telkomsel Medan menangani dua jenis pelanggan yaitu

pelanggan prepaid (pelanggan kartu Simpati dan As) dan pelanggan kartu postpaid

(pelanggan kartu Halo). Pelanggan prepaid dapat melakukan panggilan ke 116, dan

pelanggan postpaid dapat melakukan panggilan ke 111. Beban kerja yang dialami

karyawan juga berbeda antara karyawan yang melayani pelanggan kartu prepaid dan

postpaid. Banyaknya pelanggan prepaid Telkomsel saat ini membuat beban kerja

karyawan call center Telkomsel yang menangani pelanggan prepaid lebih besar.

Panggilan ke 116 (pelanggan prepaid) tidak pernah terputus, oleh karena itu waktu

(27)

Besarnya waktu kerja yang dialami karyawan call center yang menangani

masalah prepaid tidak sesuai dengan apa yang diberikan perusahaan kepada para

karyawan, misalnya perusahaan lebih memberikan gaji dan fasilitas yang lebih besar

kepada karyawan yang menangani pelanggan postpaid, menurut pertimbangan

perusahaan hal ini dikarenakan pelanggan postpaid merupakan pelanggan istimewa

bagi perusahaan dan harus diutamakan.

Besarnya beban kerja dan waktu kerja yang dialami karyawan call center

yang menangani masalah prepaid membuat waktu istirahat karyawan call center yang

menangani masalah prepaid harus ditentukan, misalnya perusahaan menentukan

jadwal makan karyawan per shift dan perusahaan juga menentukan jadwal beribadah

karyawan per shift.

Disamping hal tersebut di atas, masalah kebijakan perusahaan yang

menyebabkan menurunnya kepuasan kerja karyawan adalah masalah cuti setiap

karyawan, dimana tidak diperbolehkan mengambil cuti seluruhnya dan cuti juga

harus sesuai dengan pertimbangan perusahaan, dan juga perubahan jadwal kerja yang

tidak dikonfirmasikan terlebih dahulu dengan karyawan, hal ini juga menyebabkan

tidak adanya kepuasan kerja karyawan atas kebijaksanaan-kebijaksanaan perusahaan.

Penilaian kerja di PT. Infomedia Call Center Telkomsel Medan juga

menyebabkan menurunnya kepuasan kerja karyawan call center. Hal ini disebabkan

karena perusahaan memonitoring karyawan berdasarkan sampel yang dipilih secara

(28)

baik, karena bisa saja sampel yang diambil pada saat karyawan melayani pelanggan

kurang baik tetapi pada sampel yang lain karyawan sudah bekerja dengan

sungguh-sungguh.

Dari uraian di atas, rendahnya kepuasan kerja karyawan akan menyebabkan

stres kerja karyawan call center dan iklim organisasi perusahaan yang kurang

mendukung. Stres kerja karyawan ini disebabkan karena beban kerja yang berlebihan

dengan waktu kerja 10 jam dimana jam istirahat hanya 1,5 jam. Iklim organisasi di

perusahaan yang kurang mendukung ditandai dengan fasilitas yang tidak memadai,

kurang harmonisnya hubungan antara pimpinan dengan karyawan, hal ini disebabkan

karena kebijakan perusahaan yang sering berubah-ubah.

Disamping itu kemajuan karir karyawan call center di perusahaan tidak jelas,

perusahaan tidak mengumumkan kepada karyawan bagaimana penilaian kinerja

karyawan call center agar nantinya karir karyawan call center dapat meningkat

misalnya menjadi seorang team leader, trainer. Perusahaan melakukan penilaian

kinerja (KPI) berdasarkan 3 (tiga) kriteria, yaitu :

1. PNP (Product Knowledge and Procedure)

PNP (Product Knowledge and Procedure) adalah penilaian perusahaan akan

kemampuan karyawan terhadap produk Telkomsel, misalnya apakah informasi

yang diberikan karyawan benar atau tidak kepada pelanggan Telkomsel, solusi

(29)

2. QA Score (Quality Assurance Score)

QA Score (Quality Assurance Score) adalah karyawan wajib memenuhi standar

mutu layanan dengan kesepakatan service level agreement atau SLA termasuk

kualitas pelayanan pelanggannya. Aspek pelayanan pelanggan yang termaktub di

rancangan regulasi tersebut seperti : Call Center, billing, penanganan keluhan

pelanggan dan aktivasi. Untuk QA Score perusahaan menetapkan nilai 95.

3. Mystery Calling Index

Mystery Calling Index adalah penilaian yang dilakukan perusahaan dimana setiap

bulannya pihak perusahaan melakukan panggilan ke call center untuk menilai

karyawan call center. Mystery Calling Index nilai yang ditetapkan adalah 93.

Pada Tabel 1.2 berikut ini dapat dilihat besarnya performansi atau kinerja call

center pada Tahun 2010.

Tabel 1.2

Performansi Kinerja Jasa Layanan Call Center Telkomsel Medan

Periode Tahun 2010 Target Realisasi

Januari 90% 90%

(30)

Berdasarkan Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa performansi kinerja karyawan PT.

Infomedia Call Center Telkomsel Medan ini mencapat target yang ditentukan oleh

perusahaan yaitu sebesar 90%, namun ada beberapa bulan yang tidak mencapai

target. Target yang ditetapkan perusahaan 90%, namun ada beberapa bulan yang

tidak mencapai target. Target yang ditetapkan perusahaan 90% artinya penilaian

kinerja berdasarkan KPI harus mencapai 90% dari jumlah populasi. Misalnya jumlah

populasi 860 karyawan maka jumlah karyawan yang harus mendapat nilai sesuai

penilaian KPI sebanyak 774 karyawan. Penurunan performansi kinerja karyawan PT.

Infomedia Call Center Telkomsel Medan ini disebabkan oleh beberapa faktor antara

lain tingginya tingkat ketidakhadiran karyawan PT. Infomedia Call Center

Telkomsel, waktu menangani pelanggan lama, rendahnya kemampuan product

knowledge karyawan. Jika dibiarkan maka tidak tertutup kemungkinan pada tahun

yang akan datang performansi kinerja tidak mencapai target yang telah ditentukan.

Waktu menangani pelanggan lama disebabkan karena kurangnya keinginan

karyawan untuk menangani masalah pelanggan dengan serius, hal ini disebabkan

karena karyawan merasa bahwa dengan bekerja secara optimal juga tidak

memberikan keuntungan bagi karyawan PT. Infomedia Call Center Telkomsel,

karena rendahnya kepuasan gaji karyawan dan kepuasan penilaian kerja karyawan.

Kemampuan Product Knowledge karyawan PT. Infomedia Call Center

(31)

mengeluarkan produk baru, maka sebelum produk diluncurkan karyawan call center

Telkomsel harus terlebih dahulu mengetahui produk tersebut.

Tingginya tingkat ketidakhadiran karyawan dapat menurunkan kinerja

karyawan karena banyak pelanggan yang melakukan panggilan ke call center tetapi

karyawan yang menangani berkurang jumlahnya. Hal ini tentu saja menyebabkan

tingginya waktu tunggu panggilan pelanggan ke call center.

Pada Tabel 1.3 berikut ini dapat dilihat data absensi (ketidakhadiran)

karyawan PT. Infomedia Call Center Telkomsel Medan Periode Tahun 2010.

Tabel 1.3

Jumlah Absensi Karyawan PT. Infomedia Call Center, Telkomsel Medan

Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sep Okt Nov Des Jlh

Sumber : PT. Infomedia Call Center Telkomsel, (Data diolah)

Pada Tabel 1.3 di atas dapat dilihat angka absensi (ketidakhadiran) karyawan

PT. Infomedia Call Center Telkomsel pada tahun 2010 cukup tinggi mencapai angka

4,2%. Tingginya tingkat absensi (ketidakhadiran) karyawan PT. Infomedia Call

Center Telkomsel karena banyak karyawan yang mangkir (sengaja tidak masuk

bekerja tanpa alasan).

Banyak faktor yang menyebabkan mengapa para karyawan sengaja tidak

datang bekerja tanpa alasan (mangkir), salah satu penyebabnya karena tingginya stres

(32)

sehingga membuat karyawan merasa bosan, kebijakan perusahaan yang sering

berubah-ubah atau karyawan ingin mencari pekerjaan lain yang dianggap akan

memberikan kepuasan bagi para karyawan.

Untuk itu seharusnya PT. Infomedia memperhatikan keinginan para karyawan

Call Center Telkomsel sehingga tidak menimbulkan keluhan-keluhan, agar tercapai

kepuasan kerja karyawan dengan cara mengurangi stres kerja karyawan, dan

memperhatikan iklim organisasi perusahaan dan akhirnya dapat meningkatkan kinerja

karyawan PT. Infomedia Call Center Telkomsel.

1.2. Perumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan

permasalahan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh stres kerja dan iklim organisasi terhadap kepuasan kerja

karyawan pada PT. Infomedia Call Center Telkomsel Medan?

2. Bagaimana pengaruh kepuasan kerja karyawan terhadap kinerja karyawan pada

PT. Infomedia Call Center Telkomsel Medan?

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui dan menganalisis pengaruh stres kerja dan iklim organisasi terhadap

(33)

2. Mengetahui dan menganalisis pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja

karyawan PT. Infomedia Call Center Telkomsel Medan.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Bagi PT. Infomedia Call Center Telkomsel Medan, sebagai sumbangan atau

masukan pemikiran dalam usaha untuk meningkatkan kepuasan kerja karyawan.

2. Bagi Program Studi Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas

Sumatera Utara, sebagai bahan referensi yang dapat memberikan kontribusi

dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan meningkatkan wawasan serta

pengetahuan dalam bidang manajemen sumber daya manusia.

3. Bagi peneliti, sebagai pengalaman praktis yang dapat digunakan untuk

menambah pengalaman dalam kegiatan ilmiah dan mengaplikasikannya di

lapangan.

4. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan referensi dan tambahan perbendaharaan

kajian ilmiah selanjutnya di bidang sumber daya manusia khususnya berkenaan

(34)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Fadillah (2010) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Stres

Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Dengan Dukungan Sosial Sebagai Variabel

Moderating di PT. Coca Cola Amatil Jawa Tengah”. Jumlah sampel dalam penelitian

ini sebanyak 78 sampel yang dipilih melalui metode purposive sampling. Metode

pengumpulan data yang digunakan adalah menggunakan kuesioner. Metode analisis

data yang digunakan yaitu analisis regresi sederhana. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa variabel stres kerja berpengaruh negatif terhadap kepuasan

kerja karyawan, dan variabel antara hubungan stres kerja dengan dukungan sosial

berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja.

Andriani (2009) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Iklim

Organisasi dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan di PT. Bank Mandiri

(Persero) Cabang Malang”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

secara langsung antara iklim organisasi dan kepuasan kerja terhadap kinerja

karyawan dan untuk menguji pengaruh iklim organisasi terhadap kinerja karyawan

secara tidak langsung melalui kepuasan kerja. Penelitian ini dilakukan di beberapa

PT. Bank Mandiri Malang. Pemilihan sampel menggunakan metode purposive

(35)

tahun. Jumlah Sampel sebanyak 100 responden. Metode pengumpulan datanya adalah

menggunakan kuesioner. Metode analisis data yang digunakan adalah regresi

berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa iklim organisasi dan kepuasan kerja

berpengaruh langsung secara positif terhadap kinerja.

2.2. Teori Tentang Stres Kerja 2.2.1. Pengertian Stres Kerja

Rivai (2005) menyatakan bahwa “Stres kerja adalah suatu kondisi ketegangan

yang menciptakan adanya ketidakseimbangan fisik dan psikis yang mempengaruhi

emosi, proses berfikir, dan kondisi seorang karyawan”.

Luthans (2002) menyatakan bahwa “Stres kerja adalah suatu kondisi yang

menyimpang yang dialami individu di lingkungan kerja dimana terjadi

ketidakseimbangan antara kemampuan individu dengan tuntutan pekerjaan yang

dirasakan melebihi kemampuannya

Menurut Handoko (2001) stres adalah “Suatu kondisi ketegangan yang

mempengaruhi emosi, proses berfikir dan kondisi seseorang. Hasilnya, stres yang

terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungan,

yang akhirnya mengganggu pelaksanaan tugas-tugasnya berarti mengganggu prestasi

kerjanya. Biasanya stres semakin kuat apabila menghadapi masalah yang datangnya

bertubi-tubi. Hal ini merupakan indikasi bahwa begitu banyak stres yang dialami para

pekerja, tidak seharusnya terjadi dan dapat dicegah. Pengendalian terhadap stres yang

(36)

alasan di atas memberikan pemahaman bahwa stres yang dialami oleh

individu-individu yang terlibat dalam suatu organisasi ternyata dapat membawa dampak yang

cukup besar bagi orang yang bersangkutan. Karena itu perlu dipahami sumber stres

yang potensial dalam suatu organisasi agar dapat diupayakan pencegahan yang

diperlukan.

Menurut Munandar (2008), stres ditentukan pula oleh individunya sendiri.

Bentuk perilaku terhadap stres adalah hasil dari interaksi situasi dengan individunya,

mencakup cirri-ciri kepribadian yang khusus dan pola-pola perilaku yang didasarkan

pada sikap, kebutuhan, nilai-nilai, pengalaman lalu, keadaan lingkungan, dan

kecakapan. Tuntutan peran ganda umumnya dialami oleh wanita yang melibatkan diri

dalam lingkungan organisasi, yaitu sebagai wanita karir dan ibu rumah tangga

sehingga lebih rentan mengalami stres yang dapat menyebabkan penderitaan psikis

berupa kecemasan dibandingkan dengan pria. Tuntutan pekerjaan, rumah tangga, dan

ekonomi keluarga sangat berpotensi menyebabkan wanita karir rentan mengalami

stres.

Interaksi karyawan dengan pekerjaan dan lingkungan kerjanya menghasilkan

barang atau jasa mendapatkan imbalan yang berdampak pada motivasi dan kepuasan

kerjanya. Berdasarkan unjuk kerjanya, karyawan sebagai hasil atau akibat lain dari

proses bekerja, karyawan dapat mengalami stres, yang dapat berkembang menjadikan

karyawan sakit, fisik dan mental, sehingga tidak dapat bekerja lagi secara optimal

(37)

2.2.2. Gejala Stres Kerja

Robbins (2006), mengelompokkan gejala stress kerja ke dalam 3 (tiga) aspek,

yaitu :

a. Gejala Fisiologikal

Yang termasuk dalam simptom-simptom ini yaitu :

1) Sakit perut

2) Detak jantung meningkat dan sesak nafas

3) Tekanan darah meningkat

4) Sakit kepala

5) Serangan jantung

Simptom-simptom pada fisiologikal memang tidak banyak ditampilkan, karena

menurut Robbins (2006) pada kenyataannya selain hal ini menjadi kontribusi

terhadap kesukaran untuk mengukur stres kerja secara objektif. Hal yang lebih

menarik lagi adalah simptom fisiologikal hanya mempunyai sedikit keterkaitan untuk

mempelajari perilaku organisasi. Berikut ini ada 2 (dua) kategori simptom dari stres

kerja yang lebih penting, yaitu :

b. Gejala Psikologikal

Adapun simptom-simptomnya sebagai berikut :

1) Kecemasan

2) Ketegangan

(38)

4) Ketidakpuasan dalam bekerja

5) Irritabilitas

6) Menunda-nunda

Gejala-gejala psikis tersebut merupakan gejala yang paling sering dijumpai,

dan diprediksikan dari terjadinya ketidakpuasan kerja. Pegawai kadang-kadang sudah

berusaha untuk mengurangi gejala yang timbul, namun menemui kegagalan sehingga

menimbulkan keputusasaan yang seolah-olah terus dipelajari, yang biasanya disebut

dengan learned helplessness yang dapat mengarah pada gejala depresi

Bodner&Mikuliner (dalam Robbins, 2006).

c. Gejala Perilaku

Yang termasuk dalam simptom-simptom perilaku adalah :

1) Meningkatnya ketergantungan pada alcohol dan konsumsi rokok.

2) Melakukan sabotase dalam pekerjaan

3) Makan yang berlebihan ataupun mengurangi makan yang tidak wajar sebagai

perilaku menarik diri.

4) Tingkat absensi meningkat dan performansi kerja menurun

5) Gelisah dan mengalami gangguan tidur

6) Berbicara cepat

Robbins (2006) mengatakan bahwa gejala psikologikal akibat stress kerja

adalah ketidakpuasan kerja yang lebih ditunjukkan dengan kecemasan, ketegangan,

(39)

2.2.3. Sumber-sumber Stres Kerja

Menurut Siagian (2005), pada dasarnya berbagai sumber stres dapat

digolongkan yang berasal dari pekerjaan dan dari luar pekerjaan seseorang.

1. Sumber stres yang berasal dari pekerjaan

Berbagai hal yang dapat menjadi sumber stres yang berasal dari pekerjaan dapat

beraneka ragam, seperti beban tugas yang terlalu berat, desakan waktu,

penyeliaan yang kurang baik, iklim kerja yang menimbulkan rasa tidak aman,

kurangnya informasi dari umpan balik tentang prestasi kerja seseorang,

ketidakseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab, ketidakjelasan peranan

karyawan dalam keseluruhan kegiatan organisasi, frustasi yang ditimbulkan oleh

intervensi pihak lain yang terlalu sering sehingga seseorang merasa terganggu

konsentrasinya, konflik antar karyawan dengan pihak lain di dalam dan diluar

kelompok kerjanya, perbedaan sistem nilai yang dianut oleh karyawan dan yang

dianut oleh organisasi, dan perubahan yang terjadi yang pada umumnya memang

menimbulkan rasa ketidakpastian.

2. Sumber stres yang berasal dari lingkungan luar pekerjaan

Situasi lingkungan di luar pekerjaan dapat menjadi sumber stres. Berbagai

masalah yang dihadapi oleh seseorang, seperti masalah keuangan, perilaku negatif

anak-anak, kehidupan keluarga yang tidak atau kurang harmonis, pindah tempat

tinggal, ada anggota keluarga yang meninggal, kecelakaan, penyakit gawat adalah

(40)

2.2.4. Penyebab Stres Kerja

Luthans (2002) menyebutkan bahwa penyebab stres (stressor) terdiri dari 4

(empat) hal utama, yakni :

1. Extra organizational stressors, yang terdiri dari perubahan sosial/teknologi,

keluarga, relokasi, keadaan ekonomi dan keuangan, ras dan kelas, dan keadaan

komunitas/tempat tinggal.

2. Organizational stressor, yang terdiri dari kebijakan organisasi, struktur

organisasi, keadaan fisik dalam organisasi, dan proses yang terjadi dalam

organisasi.

3. Group stressors, yang terdiri dari kurangnya kebersamaan dalam grup, kurangnya

dukungan sosial, serta adanya konflik antar individu, interpersonal dan intergrup.

4. Individual stressors, yang terdiri dari terjadinya konflik dan ketidakjelasan peran,

serta disposisi individu seperti pola kepribadian Tipe A, kontrol personal, learned

helplessness, self-efficacy, dan daya tahan psikologis.

Sedangkan menurut Greenberg (2002), faktor-faktor yang menyebabkan stres

kerja adalah sebagai berikut :

1. Faktor stres kerja yang bersumber pada pekerjaan antara lain

a. Sumber intrinsik pada pekerjaan, yaitu meliputi kondisi kerja yang sangat

sedikit menggunakan aktivitas fisik, beban kerja yang berlebihan, waktu kerja

(41)

b. Peran di dalam organisasi, yaitu antara lain peran ambigu, konflik peran,

tanggungjawab kepada orang lain, konflik batasan-batasan re-organisasi

(conflicts reorganizational boundaries) baik secara internal maupun eksternal.

c. Perkembangan karir, dapat terdiri dari promosi ke jenjang yang lebih tinggi

atau penurunan tingkat, tingkat keamanan kerja yang kurang, ambisi

perkembangan karir yang mengalami hambatan.

d. Hubungan relasi di tempat kerja, meliputi antara lain kurangnya hubungan

relasi dengan pimpinan, rekan sekerja, atau dengan bawahan, serta kesulitan

dalam mendelegasikan tanggungjawab.

e. Struktur organisasi dan iklim kerja, yaitu antara lain karena terlalu sedikit atau

bahkan tidak ada partisipasi dalam pembuatan keputusan/kebijakan, hambatan

dalam perilaku (misalnya karena anggaran), politik di tempat kerja, kurang

efektifnya konsultasi yang terjadi.

2. Faktor stres kerja yang bersumber pada karakteristik individu antara lain :

a. Tingkat kecemasan

b. Tingkat neurotisme individu

c. Toleransi terhadap hal yang ambiguitas/ketidakjelasan

d. Pola tingkah laku tipe A

3. Faktor stres kerja yang bersumber di luar organisasi, meliputi :

a. Masalah-masalah di dalam keluarga

b. Peristiwa krisis dalam kehidupan

(42)

Menurut Cooper dan Alison (2003) terdapat 9 (sembilan) hal yang menjadi

faktor stres kerja, yaitu :

1. Keterkaitan pekerjaan dengan kehidupan sosial atau keluarga, yaitu faktor

yang berhubungan dengan hubungan sosial dan keluarga pekerja, misalnya

resiko kegagalan hubungan, sikap pasangan terhadap pekerjaan, kurangnya

kualitas hubungan dengan anak, tidak dapat menjalankan peran dalam

keluarga dengan baik, tegangnya kehidupan sosial.

2. Karir dan penghargaan, yaitu faktor yang berhubungan dengan kemajuan

pekerjaan individu, misalnya kurangnya promosi, kemampuan tidak

dihargai/dikembangkan, kehilangan kesempatan, kurangnya dukungan sosial

kekhawatiran penurunan pendapatan dan tingkat pembayaran.

3. Keamanan, yaitu faktor yang berhubungan dengan keselamatan kerja

misalnya terjadi bencana, masalah fasilitas medis, perasaan tidak nyaman,

kondisi kerja, resiko kesalahan, permasalahan konsentrasi, dan kesesuaian

pekerjaan.

4. Persoalan manajemen dan hubungan dengan rekan kerja, yaitu persoalan

hubungan dalam organisasi atau tempat kerja, misalnya apakah kerjasama,

konselor, hubungan dengan atasan, ketidakpahaman instruksi, kesulitan untuk

(43)

5. Lingkungan fisik tempat kerja, yaitu faktor yang berhubungan dengan

keadaan fisik lingkungan kerja, misalnya ketidaknyamanan lingkungan kerja

akibat panas, getaran atau suara.

6. Lingkungan tempat tinggal, yaitu faktor yang berhubungan dengan kondisi

tempat tinggal, misalnya buruknya kualitas sirkulasi udara, terganggunya

masa istirahat, tinggal dengan orang lain, gangguan akomodasi tempat tinggal,

dan berkurangnya ruang pribadi.

7. Peran manajerial, yaitu faktor yang berhubungan dengan kebijakan

manajemen, misalnya dipromosikan terlalu tinggi, iklim dan semangat

organisasi, dan keharusan mengerjakan atau mengawasi pekerjaan lain.

8. Ergonomi, yaitu faktor yang berhubungan dengan masalah-masalah ergonomi,

misalnya sering mengangkat benda-benda berat, berlari cepat, atau bekerja

dalam waktu lama.

9. Struktur organisasi, yaitu faktor yang berhubungan dengan struktur dari

organisasi tempat pekerja berada, misalnya pembagian waktu kerja, waktu

libur, dan kurangnya kebebasan.

2.2.5. Pendekatan Stres kerja

Terdapat dua pendekatan stres kerja, yaitu pendekatan individu dan

perusahaan. Bagi individu penting dilakukan pendekatan karena stres dapat

mempengaruhi kehidupan, kesehatan, produktivitas dan penghasilan. Bagi

(44)

terhadap prestasi semua aspek dan efektivitas dari perusahaan secara keseluruhan.

Perbedaan pendekatan individu dengan pendekatan organisasi tidak dibedakan secara

tegas, pengurangan stres dapat dilakukan pada tingkat individu, organisasi maupun

kedua-duanya (Rivai, 2005).

1. Pendekatan individu meliputi :

a. Meningkatkan keimanan

b. Melakukan meditasi dan pernafasan

c. Melakukan kegiatan olah raga

d. Melakukan relaksasi

e. Dukungan sosial dari teman-teman dan keluarga

f. Menghindari kebiasaan rutin yang membosankan

2. Pendekatan perusahaan meliputi :

a. Melakukan perbaikan iklim organisasi

b. Melakukan perbaikan terhadap lingkungan fisik

c. Menyediakan sarana olagraga

d. Melakukan analisis dan kejelasan tugas

e. Meningkatkan partisipasi dalam proses pengambilan keputusan

f. Melakukan restrukturisasi tugas

(45)

2.2.6. Cara Mengatasi Stres Kerja

Menurut Mangkunegara (2005), ada 3 (tiga) pola dalam mengatasi stres kerja,

yaitu :

1. Pola Sehat

Pola sehat adalah pola menghadapi stres yang terbaik yaitu dengan kemampuan

mengelola perilaku dan tindakan sehingga adanya stres tidak menimbulkan

gangguan, akan tetapi menjadi lebih sehat dan berkembang. Pegawai yang

tergolong kelompok ini biasanya mampu mengelola waktu dan kesibukan dengan

cara yang baik dan teratur sehingga ia tidak perlu merasa ada sesuatu yang

menekan, meskipun sebenarnya tantangan dan tekanan cukup banyak.

2. Pola Harmonis

Pola harmonis adalah menghadapi stres dengan kemampuan mengelola waktu dan

kegiatan secara harmonis dan tidak menimbulkan berbagai hambatan. Dalam pola

ini, individu mampu mengendalikan berbagai kesibukan dan tantangan dengan

cara mengatur waktu secara teratur. Ia pun selalu menghadapi tugas secara tepat,

dan kalau perlu ia mendelegasikan tugas-tugas tertentu kepada orang lain dengan

memberikan kepercayaan penuh. Dengan demikian, akan terjadi keharmonisan

dan keseimbangan antara tekanan yang diterima dengan reaksi yang diberikan.

(46)

3. Pola Patologis

Pola patologis adalah pola menghadapi stres dengan berdampak berbagai

gangguan fisik maupun sosial-psikologis. Dalam pola ini, individu akan

menghadapi berbagai tantangan dengan cara-cara yang tidak memiliki

kemampuan dan keteraturan mengelola tugas dan waktu. Cara ini dapat

menimbulkan reaksi-reaksi yang berbahaya karena bisa menimbulkan berbagai

masalah-masalah yang buruk.

2.3. Teori Tentang Iklim Organisasi 2.3.1. Pengertian Iklim Organisasi

Wirawan (2007) menyatakan bahwa “Iklim organisasi merupakan kualitas

lingkungan internal yang secara relatif terus berlangsung, dialami oleh anggota

organisasi, mempengaruhi perilaku setiap anggotanya”.

Vardi (2001) mendefinisikan bahwa iklim organisasi sebagai suatu konsep

atau gagasan multi faktor yang merupakan pencerminan dari fungsi-fungsi kunci

organisasi atau tujuan-tujuan organisasi, seperti iklim yang kondusif atau iklim

pelayanan. Sedangkan menurut Forehand dan Glimer dalam Srivastav (2006) iklim

organisasi adalah perpaduan dari karaktristik-karaktristik organisasi yang terintegrasi

secara konseptual. Karaktristik organisasi dijabarkan dalam keperibadian organisasi

dan pengaruhnya terhadap motivasi dan tingkah laku dari anggota dalam suatu

(47)

Definisi lain dikemukakan oleh Moran Volkwein dalam McMurray, et al

(2004) mendefinisikan bahwa iklim organisasi sebagai sebagai persepsi kolektif

anggota organisasi tentang organisasinya dengan memperhatikan dimensi-dimensi

seperti otonomi, kepercayaan (trust), kekompakan (cohesiveness), dukungan

(support), pengenalan (recognition), inovasi dan kewajaran (fairness).

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dinyatakan bahwa iklim

organisasi merupakan suatu konsep yang melukiskan sifat sebjektif atau kualitas

lingkungan organisasi.

2.3.2. Dimensi Iklim Organisasi

Dimensi iklim organisasi adalah unsur, faktor, sifat atau karakteristik variabel

iklim organisasi. Dimensi iklim organisasi terdiri atas beragam jenis dan berbeda

pada setiap organisasi. Studi yang dilakukan oleh para pakar iklim organisasi

menunjukkan paling tidak 460 jenis lingkungan kerja dengan iklim organisasinya

sendiri-sendiri (Wirawan, 2007).

Menurut Wirawan (2007), iklim kerja sebuah organisasi dapat diukur melalui

7 (tujuh) dimensi sebagai berikut :

a. Keadaan lingkungan fisik tempat kerja, yaitu meliputi seperti tempat kerja, alat

produksi.

b. Keadaan lingkungan sosial, yaitu meliputi hubungan atasan dan bawahan,

(48)

kebersamaan, kerjasama dalam melaksanakan tugas, penghargaan terhadap

kreativitas, saling mempercayai, dan humor.

c. Pelaksanaan sistem manajemen, yaitu meliputi strategi organisasi, karakteristik

organisasi, struktur organisasi, sistem birokrasi organisasi, distribusi kekuasaan,

delegasi kekuasaan, proses pengambilan keputusan, alokasi sumber daya, standar

kerja, prosedur kerja, karakteristik pekerjaan, karakteristik peran, sistem imbalan,

pengembangan karir, manajemen konflik.

d. Produk, yaitu meliputi proses produksi, jenis barang dan prosedur layanan

konsumen, jenis jasa dan prosedur penyajiannya.

e. Konsumen, klien, dan nasabah yang dilayani, yaitu meliputi jenis konsumen,

perilaku konsumen, hubungan anggota organisasi dengan konsumen, sistem

layanan.

f. Kondisi fisik dan kejiwaan anggota organisasi, yaitu meliputi keenergetikan,

kesehatan, komitmen, moral, kebersamaan, etos kerja, dan semangat kerja.

g. Budaya organisasi, yaitu meliputi pelaksanaan nilai-nilai, pelaksanaan norma,

kepercayaan dan filsafat, pelaksanaan kode etik, pelaksanaan seremoni, dan

sejarah organisasi

Iklim organisasi mempengaruhi praktik dan kebijakan SDM yang diterima

oleh anggota organisasi. Perlu diketahui bahwa setiap organisasi akan memiliki iklim

organisasi yang berbeda. Keanekaragaman pekerjaan yang dirancang di dalam

(49)

Semua organisasi tentu memiliki strategi dalam mengelola SDM. Iklim organisasi

yang terbuka memacu pegawai untuk mengutarakan kepentingan dan ketidakpuasan

tanpa adanya rasa takut akan tindakan balasan dan perhatian. Ketidakpuasan seperti

itu ditangani dengan cara yang positif dan bijaksana.

Kelneer dalam Lila (2002) menyebutkan 6 (enam) dimensi iklim organisasi

sebagai berikut :

1. Flexibility conformity

Fleksibilitas dan comfomity merupakan kondisi organisasi yang untuk

memberikan keleluasaan bertindak bagi karyawan serta melakukan penyesuaian

diri terhadap tugas-tugas yang diberikan. Hal ini berkaitan dengan aturan yang

ditetapkan organisasi, kebijakan dan prosedur yang ada. Penerimaan terhadap

ide-ide yang baru merupakan nilai pendukung di dalam mengembangkan iklim

organisasi yang kondusif demi tercapainya tujuan organisasi.

2. Responsibility

Hal ini berkaitan dengan perasaan karyawan pelaksanaan tugas organisasi yang

diemban, karena mereka terlibat di dalam proses yang sedang berjalan.

3. Standards

Perasaan karyawan tentang kondisi organisasi dimana manajemen memberikan

perhatian kepada pelaksanaan tugas dengan baik, tujuan yang telah ditentukan

serta toleransi terhadap kesalahan atau hal-hal yang kurang sesuai atau kurang

(50)

4. Reward

Hal ini berkaitan dengan perasaan karyawan tentang penghargaan dan pengakuan

atas kerja baik.

5. Clarity

Terkait dengan perasaan pegawai bahwa mereka mengetahui apa yang

diharapkan dari mereka dengan pekerjaan, peranan dan tujuan organisasi.

6. Tema Commitment

Berkaitan dengan perasaan karyawan mengenai perasaan bangga mereka

memiliki organisasi dan kesediaan untuk berusaha lebih saat dibutuhkan.

2.4. Teori Tentang Kepuasan Kerja 2.4.1. Pengertian Kepuasan Kerja

Dalam dunia kerja, kepuasan kerja merupakan hal yang sangat penting bagi

setiap pekerja. Seorang pekerja yang merasa puas dalam pekerjaannya akan

membawa dampak yang positif dalam banyak hal, salah satunya adalah menurunnya

keinginan untuk meninggalkan perusahaan.

Robbins (2007) mendefinisikan kepuasan kerja sebagai sikap umum individu

terhadap pekerjaannya. Penilaian karyawan atas seberapa puas atau tidak puas dirinya

dengan pekerjaannya adalah perhitungan rumit dari sejumlah elemen pekerjaan yang

sensitif. Sikap seseorang terhadap pekerjaan menggambarkan pengalaman yang

(51)

Jurges (2003) berpendapat bahwa kepuasan kerja adalah hasil yang penting

dalam aktivitas pasar tenaga kerja. Upah hanya merupakan suatu dimensi yang

menjadi pilihan individu-individu selain keadilan pekerjaan mereka. Kepuasan kerja

merupakan hal yang bersifat individual. Setiap individu mempunyai tingkat kepuasan

yang berbeda-beda. Kepuasan kerja sebagai efektivitas atau respons emosional

terhadap aspek pekerjaan. Defenisi ini mengandung pengertian bahwa kepuasan kerja

bukanlah suatu konsep tunggal, sebaliknya seseorang dapat relatif puas dengan suatu

aspek dari pekerjaannya dan tidak puas dengan salah satu atau beberapa aspek

lainnya.

Kepuasan kerja adalah konsep atau gagasan sentral dalam psikologi

organisasi. Kepuasan kerja berhubungan dengan hubungan kerja dan hasil-hasil

umum seperti kinerja pekerjaan, komitmen organisasi, keleluasaan beraktivitas

seperti tingkah laku kewargaan organisasi dan kepuasan hidup. Menurut Cohrs et al

(2006) pendekatan situasional kepuasan kerja disebabkan atau merupakan refleksi

dari karaktristik suatu pekerjaan dan karaktristik pekerjaan yang lebih baik

menjadikan kepuasan kerja yang lebih tinggi.

Robbins (2007) mengemukakan bahwa pendekatan yang paling banyak

digunakan adalah peringkat global tunggal (single global rating) dan skor

perhitungan (summary score) yang terdiri dari sejumlah aspek pekerjaan. Metode

peringkat global tunggal tidak lebih dari sekedar menanyai karyawan untuk

menanggapi pertanyaan. Pendekatan lainnya adalah dengan mengidentifikasi

(52)

tersebut. Faktor-faktor yang umumnya disertakan adalah suasana pekerjaan,

pengawasan, tingkat upah saat ini, peluang promosi, dan hubungan dengan mitra

kerja.

2.4.2. Konsep Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja merupakan dambaan setiap individu yang sudah bekerja.

Masing-masing karyawan memiliki tingkat kepuasan kerja yang berbeda dengan nilai

yang dianutnya. Semakin banyak aspek-aspek dalam pekerjaan yang sesuai dengan

keinginan dan kebutuhan karyawan maka semakin tinggi pula tingkat kepuasan kerja

yang dirasakan dan demikian sebaliknya.

Locke dalam Luthans (2006) memberikan definisi komprehensif dari

kepuasan kerja yang meliputi reaksi atau sifat kognitif, afektif, dan evaluatif dan

menyatakan bahwa kepuasan kerja adalah “keadaan emosi yang senang atau emosi

positif yang berasal dari penilaian pekerjaan atau pengalaman kerja seseorang”.

Kepuasan kerja adalah hasil dari persepsi karyawan mengenai seberapa baik

pekerjaan mereka memberikan hal yang dinilai penting. Secara umum, kepuasan

kerja adalah sikap yang paling penting dan sering dipelajari. Dari definisi tersebut

dapat diartikan bahwa kepuasan kerja adalah perasaan emosi yang menyenangkan

(53)

Menurut Luthans (2006) ada tiga dimensi kepuasan kerja, yaitu :

1. Kepuasan kerja merupakan suatu tanggapan emosional terhadap situasi kerja.

2. Kepuasan kerja seringkali menentukan seberapa besar hasil yang akan dicapai

atau diharapkan.

3. Kepuasan kerja mencerminkan sikap yang berhubungan dengan pekerjaan itu

sendiri.

2.4.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja tidak hanya dipengaruhi oleh pekerjaan semata, melainkan

juga faktor-faktor sosial dan diri individu karyawan itu sendiri. Kepuasan kerja

karyawan akan meningkatkan produktivitas. Adanya ketidakpuasan pada para

karyawan dalam bekerja akan membawa akibat-akibat yang kurang menguntungkan

baik bagi perusahaan maupun bagi karyawan itu sendiri.

Ketidakpuasan karyawan menurut Robbins (2007) dapat diungkapkan dalam

sejumlah cara atau dimensi sebagai berikut :

1. Keluar dari pekerjaannya dan mencari pekerjaan di tempat lain.

2. Bekerja dengan seenaknya (misalnya terlambat datang, tidak masuk kerja,

membuat kesalahan yang disengaja).

3. Membicarakan ketidakpuasannya kepada atasan dengan tujuan agar kondisi

tersebut dapat berubah.

4. Menunggu dengan optimis dan percaya bahwa organisasi dan manajemennya

(54)

Dalam hubungan dengan stres, ketidakpuasan adalah sebagai akibat jangka

pendek dari stres (Williams, 2000). Sebab umum dan yang utama yang menyebabkan

stres kerja dan ketidakpuasan karyawan adalah pancaran dari pekerjaan itu sendiri,

yang mana hubungan antar karyawan yang bersifat alami dan antar karyawan dengan

supervisor (Barnet dan Brennan dalam Madlock, 2008). Korte dan Wyne (1996)

dalam Madlock (2008) berpendapat bahwa terjadinya kemerosotan hubungan dalam

organisasi disebabkan karena menurunnya komunikasi antar karyawan (anggota

organisasi), antar sesama pekerja dan supervisor yang mempunyai hubungan negatif

dengan kepuasan kerja dan kadang dapat menyebabkan karyawan meninggalkan

pekerjaan.

Kepuasan merupakan sebuah hasil yang dirasakan oleh karyawan. Jika

karyawan puas dengan pekerjaannya, maka karyawan akan betah bekerja pada

organisasi tersebut. Dengan mengerti output yang dihasilkan, maka perlu kita ketahui

penyebab yang bisa mempengaruhi kepuasan tersebut. Ada 5 (lima) faktor penentu

kepuasan kerja yang disebut dengan Job Descriptive Index (JDI) (Luthans dan

Spector dalam Robbins, 2007), yaitu :

1. Pekerjaan itu sendiri

Tingkat dimana sebuah pekerjaan menyediakan tugas yang menyenangkan,

kesempatan belajar dan kesempatan untuk mendapatkan tanggung jawab. Hal ini

menjadi sumber mayoritas kepuasan kerja. Menurut Locke, ciri-ciri intrinsik

(55)

tanggung jawab, otonomi, kendali terhadap metode kerja, kemajemukan, dan

krativitas.

2. Gaji

Menurut penelitian Theriault, kepuasan kerja merupakan fungsi dari jumlah

absolute dari gaji yang diterima, derajat sejauhmana gaji memenuhi

harapan-harapan tenaga kerja dan bagaimana gaji diberikan. Upah dan gaji diakui

merupakan faktor yang signifikan terhadap kepuasan kerja.

3. Kesempatan atau promosi

Karyawan memiliki kesempatan untuk mengembangkan diri dan memperluas

pengalaman kerja, dengan terbukanya kesempatan untuk kenaikan jabatan.

4. Supervisor

Kemampuan supervisor untuk menyediakan bantuan teknis dan perilaku

dukungan. Menurut Locke, hubungan fungsional dan hubungan keseluruhan

yang positif memberikan tingkat kepuasan kerja yang paling besar dengan atasan.

5. Rekan kerja

Kebutuhan dasar manusia untuk melakukan hubungan sosial akan terpenuhi

dengan adanya rekan kerja yang mendukung karyawan. Jika terjadi konflik

dengan rekan kerja, maka akan berpengaruh pada tingkat kepuasan karyawan

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 1.3 Jumlah Absensi Karyawan PT. Infomedia
Gambar 2.1. Kerangka Konseptual
Tabel 3.2. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Stres Kerja Corrected
+7

Referensi

Dokumen terkait

Motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja sehingga untuk meningkatan prestasi kerja karyawan artinya harus juga meningkatkan motivasi yang diberikan

Motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja sehingga untuk meningkatan prestasi kerja karyawan artinya harus juga meningkatkan motivasi yang diberikan

Prestasi kerja yang baik sangatlah diharapkan oleh perusahaan dari..

Dalam skripsi pengaruh pemberian motivasi kerja terhadap peningkatan prestasi kinerja karyawan PT. Carefour Medan

Analisis Pengaruh Kepribadian Terhadap Kinerja Karyawan Pada Carrefour Citra Garden Padang Bulan Medan Dependen: Kinerja Karyawan Independen: ekstraversi, ramah, teliti,

Infomedia Nusantara Divisi Call Center Medan selalu berupaya untuk menjaga kualitas pelayanan dari karyawan yang biasa disebut caroline officer agar selalu dapat

Mencermati uraian di atas, untuk penelitian ini, ditetapkan judul “Pengaruh Pengalaman Kerja dan Kemampuan Kerja terhadap Kinerja Karyawan pada Kakiku Family Reflexology Center Medan ”

Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa kinerja karyawan adalah perbandingan hasil kerja nyata karyawan dengan standar kerja yang telah ditetapkan oleh perusahaan Kerangka