ANALISIS KATA ﻦﺴﺣ/ḥasan/, ﺮﻴﺧ /khair/, dan ﺐﻴﻁ/ṭayyib/
DALAM ALQURAN DITINJAU DARI SEGI MAKNA GRAMATIKAL
SKRIPSI SARJANA
O
L
E
H
SUGIHARDI
100704011
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU BUDAYA
PROGRAM STUDI SASTRA ARAB
MEDAN
ANALISIS KATA ﻦﺴﺣ/ḥasan/, ﺮﻴﺧ /khair/, dan ﺐﻴﻁ/ṭayyib/
DALAM ALQURAN DITINJAU DARI SEGI MAKNA GRAMATIKAL
SKRIPSI SARJANA DISUSUN
O L E H
SUGIHARDI NIM. 100704011
Pembimbing I
U
Dra. Pujiati, M.Soc.Sc, Ph.D. NIP.19621204 198703 2 001
Pembimbing II
U
Dra. Fauziah, M.A. NIP.196501121990032001
Skripsi ini diajukan kepada panitia ujian
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan Untuk melengkapi salah satu syarat ujian SARJANA SASTRA dalam Bidang Ilmu Bahasa Arab
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU BUDAYA
PROGRAM STUDI SASTRA ARAB MEDAN
Disetujui oleh:
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
PROGRAM STUDI SASTRA ARAB
Ketua,
NIP.19621204 198703 2 001 Dra. Pujiati, M.Soc.Sc, Ph.D.
Sekretaris,
PENGESAHAN:
Diterima oleh:
Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Untuk melengkapi salah satu syarat ujian SARJANA SASTRA dalam Ilmu Bahasa pada Fakultas Ilmu Budaya USU Medan, pada:
Tanggal : Hari :
Fakultas Ilmu Budaya USU Dekan,
NIP. 19511013 197603 1001 Dr. Syahron Lubis, M.A
No. Nama Tanda Tangan Panitia Ujian
1. Dra. Pujiati, M.Soc.Sc, Ph.D. (...)
2. Dra. Fauziah, M.A. (...)
3. Dr. Khairina Nasution, M.S. (...)
4. Drs. Bahrum Saleh, M.Ag. (...)
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini tidak pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah dituliskan atau diterbitkan oleh orang lain kecuali yang tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan di dalam daftar pustaka.
Apabila pernyataan yang saya perbuat tidak benar, saya bersedia menerima sanksi berupa pembatalan gelar kesarjanaan yang saya peroleh.
Medan, Februari 2015
Peneliti
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Rabbil’alamin ke hadirat Allah SWT atas segala karunia
dan rahmat-Nya, peneliti dapat menyelesaikan penelitian skripsi ini. Shalawat dan
salam juga peneliti sampaikan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW,
seorang panutan dan suri tauladan, yang telah membawa umat manusia dari
zaman kebodohan menuju zaman yang terang benderang dengan ilmu
pengetahuan.
Salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Sastra (S.S) pada
Program Studi Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara
adalah membuat suatu karya ilmiah yang berupa skripsi. Oleh karena itu untuk
memenuhi syarat tersebut peneliti menyusun sebuah skripsi yang berjudul :
Analisis Kata
ﻦﺴﺣ
/ḥasan/,ﺮﻴﺧ
/khair/, danﺐﻴﻁ
/ṭayyib/ Dalam Alquran Ditinjau Dari Makna GramatikalPeneliti menyadari bahwa dalam penelitian ini masih banyak terdapat
kesalahan, kekeliruan, dan kekurangan yang disebabkan kurangnya pengalaman
peneliti akan memahami dan menyampaikan sesuatu dan keterbatasan ilmu
pengetahuan. Oleh karena itu peneliti dengan sepenuh hati memohon saran dan
kritik yang membangun dari semua pihak atas tulisan ini.
Peneliti berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi peneliti khususnya
dan bagi pembaca maupun masyarakat pada umumnya yang ingin mendalami
ilmu bahasa Arab.
Medan, Februari 2015
Peneliti
Sugihardi
UCAPAN TERIMA KASIH
Syukur Alhamdulillah segala puji hanya tertuju kepada sang Khaliq, Allah
SWT, berkat taufik dan hidayahNya penelitian skripsi ini dapat terselesaikan atas
ijin-Nya. Selawat bermutiarakan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada
nabi Muhammad SAW,pembawa risalah yang membimbing umatnya dari zaman
kegelapan menuju zaman yang terang benderang dengan ilmu pengetahuan.
Dalam kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tak
terhingga kepada kedua orang tua peneliti, yaitu: Sulahman dan Tumini yang
telah rela merawat, membesarkan serta mendidik peneliti dengan penuh kasih
sayang tanpa pamrih.Doa yang senantiasa mereka munajatkan untuk anaknya,
mampu menguatkan jiwa dan batin ini dalam menapaki kerasnya dunia hingga
menempah mental baja dalam diri ini. Semoga Allah Swt senantiasa memberikan
kebahagiaan dan keberkatan di dunia dan akhirat kepada mereka. Aamiin ya
Rabbal ‘alamiin.
Dalam kesempatan ini pula, peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada
1. Bapak Dr.Syahron Lubis, M.A. selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sumatera Utara beserta Bapak Dr.Husnan Lubis, M.A. selaku
Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara,
Bapak Drs.Samsul Tarigan selaku Pembantu Dekan II Fakultas Ilmu
Budaya Universitas Sumatera Utara, Bapak Drs. Yuddi Adrian,M.A.
selaku Pembantu Dekan III Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera
Utara.
2. Ibu Dra. Pujiati, M.Soc.Sc., Ph.D. selaku KetuaDepartemen Sastra Arab
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara beserta Ibu Dra.
Fauziah, M.A. selaku Sekretaris Departemen Sastra Arab Fakultas Ilmu
Budaya Universitas Sumatera Utara sekaligus juga sebagai dosen
pembimbing dalam penelitian skripsi ini yang telah rela meluangkan
waktunya untuk membimbing dan dengan sabar mengarahkan dan
penyusunan skripsi ini. Semoga Allah SWT menambah dan mengabadikan
ilmu pengetahuan mereka.
3. Staf pengajar di Departemen Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sumatera Utara, yang telah memberi banyak pengetahuan dan
wawasan yang sangat bermanfaat, semoga dengan ilmu yang diberikan
tersebut dapat peneliti terapkan dalam lingkungan bermasyarakat.Bapak
Drs Husnan Lubis M.A selaku dosen Penasehat Akademik yang selalu
memotivasi dalam penyelesaian skripsi, serta bang Andika yang telah
banyak membantu peneliti dalam bidang administrasi penyelesaian
skripsi.
4. Saudara-saudariku tercinta kakakku Sumarni, Sunarni, Sulastri, Suryani,
abangku Sumardi, Susanto dan adikku Suhartono atas bantuan dan doanya.
5. Syukrankatsiran untuk sosok hebat dibalik suksesku. Sang bidadariku Adik Nuryta yang selalu setia menemani, membantu, memberikan
semangat dan motivasi, serta doa yang tulus kepada peneliti.
6. Keluarga besar Bapak Siamto (Ibu Nurasiah, adek Nurita, dek Siswanto,
dan adek Hermanto) yang telah memotivasi serta doa yang tulus kepada
peneliti untuk mengerjakan dan menyelesaikan skripsi ini.
7. Sahabat-sahabatku seperjuangan Andi ‘kolonk’, wahyu ‘laek’, Munawir,
Hermansyah, yusup Arifin ‘mpek’, Syaidina fa’ji, Habibi, Rika, Nurul,
Nuradida, Rani, Inem, Irma, Yuyun, Sakinah, Ayusanusi, Ayusmi,
Yusnaini, Terima kasih atas doa, motivasi, masukan dan bantuannya.
8. Adik-adik 2011 Maulana ‘Molen’, Nuriza, Andi, Tomi, Fadda, Maudana,
rizkan fadillah, mahfuza, alfi, ratih, dahlia, dll yang tidak sempat
disebutkan namanya satu persatu.
9. Abang Zulfan, abang Haris, abang Zoelfikar, abang Aman ‘abang yang
tampan’, abang Juhri ‘putra mahkota, the Legend, Prof Juh’, abang Ibnu
‘abang asuh yang Oke’ terima kasih atas doa dan bantuannya semoga
Allah Swt senantiasa membalas budi baik mereka.
ini, smoga Allah membalas antum dengan menjadikan keluarga yang
sakinah.
11.Teman-teman di Ikatan Mahasiswa Bahasa Arab (IMBA) Fakultas Ilmu
Budaya Universitas Sumatera Utara, (IMBA FIB USU) periode
2013-2015.
12.Dan trimakasih sebanyak-banyaknya kepada pak Adi sebagai guru
nonformal (Coach) yang selalu memberikan masukan-masukan yang
membangun, dan segenap rekan-rekan di PT. Pratita yang telah
mengijinkan peneliti memakai fasilitas kantor dalam penulisan skripsi ini.
13.Dan seluruh pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada
peneliti yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga kebaikan yang
kalian berikan kepada peneliti dibalas oleh Allah SWT. Aamiin ya rabbal
‘alamiin.
Medan, Februari 2015
Peneliti
Sugihardi
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
UCAPAN TERIMA KASIH ... ii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR SINGKATAN ... ix
ABSTRAK ... x
PEDOMAN TRANSLITERASI... . xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 5
1.3 Tujuan Penelitian ... 5
1.4 Manfaat Penelitian ... 6
1.5 Metode Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8
2.1 Penelitian Terdahulu ... 8
2.2 Konsep dan Jenis-Jenis Makna ... 8
2.2.1 Makna Gramatikal Afiksasi ... 10
2.2.2 Afiksasi Arab ... 11
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN... 20
3.1 Jumlah Kata ﻦﺴﺣ /ḥasan/, ﺮﻴﺧ /khair/, dan ﺐﻴﻁ /ṭayyib/ mengalami afiksasiyang Terdapat Dalam Alquran ... 20
3.1.1 Jumlah Kata ﻦﺴﺣ /ḥasan/ yang mengalami proses afiksasi di Dalam Alquran ... 21
3.1.2 Jumlah Kata ﺮﻴﺧ /khair/ yang mengalami proses afiksasi di Dalam Alquran /... ... ... 21
3.2 Makna Gramatikal Afiksasi Kata ﻦﺴﺣ /ḥasan/, ﺮﻴﺧ /khair/, dan ﺐﻴﻁ
/ṭayyib/ yang Terdapat Dalam Alquran... 23
3.2.1 Makna Gramatikal Afiksasi Kata ﻦﺴﺣ /ḥasan/ yang Terdapat Dalam Alquran ... ... 24
3.2.1.1 Makna Gramatikal Afiksasi Prefiks (as-sābiq) (--ﺃ ) /a--/ Kata
ﺮﻴﺧ
/khair/ yang Terdapat Dalam Alquran... 243.2.1.2 Makna Gramatikal Afiksasi infiks (az-ziyādah) (--ﺍ--) /--ā--/ Kata
ﻦﺴﺣ
/ḥasan/ yang Terdapat Dalam Alquran ... ... 303.2.1.3
Makna
Gramatikal Kataﻦﺴﺣ
/ḥasan/ yang mendapat Sufiks (al-lāḥiqah) (ﻦﻳ--) /--aini/, /--īna/ ... 313.2.1.4Makna Gramatikal Afiksasi Sufiks (al-lāḥiqah) (
ﺕﺍ
--) /--āti/ Kata ﻦﺴﺣ /ḥasan/ yang Terdapat Dalam Alquran ... ... 313.2.2 Makna Gramatikal Afiksasi Kata ﺮﻴﺧ /khair/ yang Terdapat Dalam Alquran... 33
3.2.2.1 Makna Gramatikal Afiksasi Prefiks (as-sābiq) (--ﺃ) /a--/ Kata
ﺮﻴﺧ
/khair/ yang Terdapat Dalam Alquran ... .... 333.2.2.2 Makna Gramatikal Kata ﺮﻴﺧ /khair/, yang Mengalami Proses Afiksasi Sufiks (al-lāḥiqah) (ﺕﺍ--) /--āti/ ... 34
3.2.3 Makna Gramatikal Afiksasi Kata ﺐﻴﻁ /ṭayyib/ yang Terdapat Dalam Alquran …..………... ... 38
3.2.3.1 Makna Gramatikal Kata ﺐﻴﻁ /ṭayyib/ yang mendapat Sufiks (al-lāḥiqah) (ﻥﻭ--) /--ūna/ ... .. 38
3.2.3.2 Makna Gramatikal Kata ﺐﻴﻁ /ṭayyib/ yang mendapat Sufiks (al-lāḥiqah) (ﻦﻳ--) /--aini/, /--īna/ ... .. 39
3.2.3.3 Makna Gramatikal Kata ﺐﻴﻁ /ṭayyib/ yang mendapat Sufiks (al-lāḥiqah) (ﺕﺍ--) /--āti/ ... . 40
3.3 Penggunaan Kata ﻦﺴﺣ /ḥasan/, ﺮﻴﺧ /khair/, dan ﺐﻴﻁ /ṭayyib/ dalam Alquran ... .. 49
3.3.1 Penggunaan Kata ﻦﺴﺣ /ḥasan/ ... ... 50
3.3.2 Penggunaan Kata ﺮﻴﺧ /khair/ ... 58
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 65
4.1 Kesimpulan ... 65
4.2 Saran ... 66
DAFTAR TABEL
Halaman
Jumlah Kata ﻦﺴﺣ /ḥasan/, ﺮﻴﺧ /khair/, dan ﺐﻴﻁ /ṭayyib/ Mengalami Afiksasi
Terdapat Dalam Alquran ... 20
Jumlah Kata
ﻦﺴﺣ
/ḥasan/ Mengalami Proses Afiksasi ... 21Jumlah Kata
ﺮﻴﺧ
/khair/ Mengalami Proses Afiksasi ... 22Jumlah Kata ﺐﻴﻁ /ṭayyib/ Mengalami Proses Afiksasi ... 22
Makna Gramatikal Afiksasi Kata ﻦﺴﺣ /ḥasan/, ﺮﻴﺧ /khair/, dan ﺐﻴﻁ /ṭayyib/ yang Terdapat Dalam Alquran ... 23
Makna Gramatikal Afiksasi Prefiks (as-sābiq) (--ﺃ) /a--/ Kata ﻦﺴﺣ /ḥasan/ yang Terdapat Dalam Alquran ... 28
Makna Gramatikal Afiksasi Prefiks (as-sābiq) (--ﺃ) /a--/ Kata ﻦﺴﺣ /ḥasan/ yang Terdapat Dalam Alquran ... 37
Makna Gramatikal Kata ﺐﻴﻁ /ṭayyib/ yang mendapat Sufiks (al-lāḥiqah) (ﺕﺍ--) /--āti/... ... 47
Penggunaan Kata
ﻦﺴﺣ
/ḥasan/,ﲑﺧ
/khair/, danﺐﻴﻃ
/ṭayyib/ dalam Alquran ... 49Penggunaan Kata
ﻦﺴﺣ
/
ḥasan/... ... 57Penggunaan Kata
ﺮﻴﺧ
/khair/... ... 60DAFTAR SINGKATAN
1. CD : Compact Disc
2. IMBA : Ikatan Mahasiswa Bahasa Arab
3. FIB : Fakultas Ilmu Budaya
4. Mendikbud : Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
5. No. : Nomor
6. Qs. : Quran surat
7. RI : Republik Indonesia
8. SAW. : Sallallahu ̒ Alaihi Wassalam
9. SKB : Surat Keputusan Bersama
10.SWT. : Subahana Wa Ta ̒ ala
11.USU : Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Sugihardi 100704011. Analisis Kata Kata ﻦﺴﺣ /ḥasan/, ﺮﻴﺧ /khair/, dan ﺐﻴﻁ/ṭayyib/ Ditinjau Dari Segi Makna Gramatikal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa jumlah kata ﻦﺴﺣ /ḥasan/, ﺮﻴﺧ /khair/, dan ﺐﻴﻁ /ṭayyib/ dalam Alquran yang mengalami proses afiksasi, untuk mengetahui makna gramatikal
kata ﻦﺴﺣ /ḥasan/, ﺮﻴﺧ /khair/, dan ﺐﻴﻁ /ṭayyib/ dalam Alquran yang mengalami proses afiksasi dan untuk mengetahui penggunaan kata ﻦﺴﺣ /ḥasan/, ﺮﻴﺧ /khair/, dan ﺐﻴﻁ /ṭayyib/ dalam Alquran yang mengalami proses afiksasi.Adapun peneliti menggunakan pendapat Chaer sebagai landasan teori. Penelitian ini berdasarkan
teori kepustakaan (library research) dengan metodelogi kualitatif dan analisis
deskriptif. Hasil penelitian yaitu: kata ﻦﺴﺣ /ḥasan/, ﺮﻴﺧ /khair/, dan ﺐﻴﻁ /ṭayyib/
dalam Alquran yang mengalami proses afiksasi berjumlah 83 (delapan puluh tiga)
kata. Yang terdiri dari 47 kata ﻦﺴﺣ /ḥasan/, 12 kata ﺮﻴﺧ /khair/, dan 24 kata ﺐﻴﻁ /ṭayyib/. Makna gramatikal kata ﻦﺴﺣ /ḥasan/, ﺮﻴﺧ /khair/, dan ﺐﻴﻁ /ṭayyib/ dalam Alquran yang mengalami proses afiksasi yaitu: menunjukkan pelaku,
menunjukkan perintah, Menunjukkan jamak, Menunjukkan kata kerja aktif,
menunjukkan pelaku jamak, makna ‘paling’, makna yang menunjukkan dua,
ﺔﻳﺪﻳﺮﲡ ةر ﻮﺻ
:
يدﺮﻫ ﻲﻏﻮﺳ
١٠٠٧٠٤٠١١
تﺎﻤﻠﻜﻟا ﻦﻋ ﻞﻴﻠﲢ
و ﻦﺴﺣ
ﲑﺧ
و
ﺐﻴﻃ
ﱘﺮﻜﻟا نآﺮﻘﻟا ﰲ
ﻦﻌﻣ ةﺮﻈﻧ
ﺔﻳﻮﺤﻨﻟا
.
و ﺎﻈﻔﻟ ﻢّﻠﺳ و ﻪﻴﻠﻋ ﷲ ﻰﻠﺻ ﺪﻤﳏ ءﺎﻴﺒﻧﻷا ﰎﺎﺧ ﻰﻠﻋ لﺰﻨﳌا ﻞﺟ و ﺰﻋ ﷲ بﺎﺘﻛ ﱘﺮﻜﻟا ناﺮﻘﻟا و
ﲎﻌﻣ
لوا ﻦﻣ ﻒﺣﺎﺼﳌا ﰲ بﻮﺘﻜﳌا ﲔﻘﻴﻟا و ﻊﻄﻘﻟﺎﺑ ﺪﻴﻔﻣ ﺮﺗﻮﺘﻟﺎﺑ لﻮﻘﻨﳌا
.
ﻦﻟا ةرﻮﺳ ﺮﺧا ﱃا ﺔﲢﺎﻔﻟا ةرﻮﺳ
ا
س
.
أ
ﻦﺴﺣ تﺎﻤﻠﻜﻟا دﺪﻋ ﺔﻓﺮﻌﳌ ﺚﺤﺒﻟا اﺬﻫ فﺪﻫ
لا ﺐّﻴﻃ وﲑﺧ
,
ﰐ
ﺔﻴﻠﻤﻋ ﺎﻬﻴﻓ
ةدﺎﻳﺰﻟا فﺮﺣ
ﺔﻳﻮﺤﻨﻟا ﲎﻌﻣ ﻰﻠﻋ
ناﺮﻘﻟا ﰲ ﺎﳍﺎﻤﻌﺘﺳﻻاو
ﱘﺮﻜﻟا
.
تﺎﻧﺎﻴﺒﻟا نﻷ ﻲﻔﻴﻜﻟا ﺞﺤﻨﻣ ﻮﻫ ﺚﺤﺒﻟا اﺬﻫ ﰲ ﺖﻣاﺪﺨﺘﺳا ىﺬﻟا ﺞﻬﻨﳌا ﺎّﻣاو
ت ﺎﻧﺎﻴﺒﻟا ﻲﻫ
يأر ﺚﺣﺎﺒﻟا رﺎﺘﺧا و ﻖﻄﻨﻤﻴﺳ ﻮﻫ ﺚﺤﺒﻟا اﺬﻫ ﰲ لﻮﺧﺪﳌا و ﻲﻔﺻﻮﻟا
ا ﻦﻣ
ﲑﳋ
)
Chaer
(
ﺔﻳﺮﻈﻨﻟا سﺎﺳﻷ ﻰﻠﻋ
.
ﻮﻫ ﺚﺤﺒﻟا ﺞﺋﺎﺘﻧ
:
ةدﺎﻳﺰﻟا فﺮﺣ
تﺎﻤﻠﻜﻟا ﻦﻣ
ناﺮﻘﻟا ﰲ ﺐّﻴﻃ وﲑﺧ
,
ﻦﺴﺣ
"
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB – LATIN
Pedoman transliterasi yang digunakan adalah Sistem Transliterasi
Arab-Latin Berdasarkan SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
RI No. 158/1987 dan No. 0543 b/U/1987 tertanggal 22 Januari 1988.
A. Konsonan Tunggal
Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan
ﺍ
Alif - Tidak dilambangkanﺏ
Ba B Beﺕ
Ta T Teﺙ
Sa ṡ es (dengan titik di atas)ﺝ
Jim J Jeﺡ
Ha ḥ Ha (dengan titik di bawah)ﺥ
Kha Kh Ka dan haﺩ
Dal D Deﺫ
Zal Ż Zet (dengan titik di atas)ﺭ
Ra R Erﺯ
Zai Z Zetﺱ
Sin S Esﺵ
Syin Sy Es dan yeﺹ
Sad
ṣ
Es (dengan titik di bawah)
ﺽ
Dad ḍ de (dengan titik dibawah)ﻅ
Za
ẓ
zet (dengan titik di bawah)
ﻉ
`ain ‘ Koma terbalik (di atas)ﻍ
Gain G Geﻑ
Fa F Efﻕ
Qaf Q Kiﻙ
Kaf K Kaﻝ
Lam L Elﻡ
Mim M Emﻥ
Nun N Enﻭ
Waw W Weﻩ
Ha H Haء
Hamzah ` Apostrofﻱ
Ya Y YeB. Konsonan Rangkap
Konsonan rangkap, termasuk tanda syaddah, ditulis rangkap.
Contoh
:
ﺔﻤﻠﺴﻣ
ditulis Musallamah.C. Tā`marbutah di akhir kata
1. Bila dimatikan ditulis h, kecuali untuk kata-kata Arab yang sudah terserap
menjadi bahasa Indonesia, seperti salat, zakat, dan sebagainya.
2. Bila dihidupkan ditulis t
Contoh :
ﺔﻣﺮﻜﻤﻟﺍ ﺔﻜﻣ
ditulis Makkatul Mukarrmah.D. Vokal Pendek
fathah ditulis a, contoh :
ﺐﻨﻛ
ditulis katabakasrah ditulis i, contoh :
ﺐﺴﺣ
ditulis ḥasiba dammah ditulis u, contoh :ﻦﺴﺣ
ditulis ḥasunaE. Vokal Panjang
a panjang ditulis ā, contoh :
ءﺎﺟ
ditulis ja ā i pajang ditulis ī, contoh :ﻢﻴﻠﻋ
ditulis ‘al īmunu panjang ditulis ū, contoh :
ﺏﻮﻴﻋ
ditulis ‘uy ūbunF. Vokal Rangkap
Vokal rangkap
ﻱ
(Fathah dan ya) ditulis aiContoh :
ﺔﻠﻴﻟ
ditulis lailatunVokal rangkap
ﻭ
(Fathah dan waw) ditulis auContoh :
ﻥﻮﻟ
ditulis laununG. Vokal-vokal pendek yang berurutan dalam satu kata
Dipisah dengan apostrof (`)
ﻢﺘﻧﺃﺃ
ditulis a`antumH. Kata Sandang Alif + Lām
1. Bila diikuti huruf qamariyah ditulis al-
2. Bila diikuti huruf syamsiah, huruf pertama diganti dengan huruf syamsiah yang mengikutinya.
ﺓﺩﺎﻬﺸﻟﺍ
ditulis as-syahādahI. Huruf Besar
Penelitian huruf besar disesuaikan dengan EYD.
J. Kata dalam Rangkaian Frasa atau Kalimat
1. Ditulis kata per kata, atau ditulis menurut bunyi atau pengucapannya dalam
rangkaian tersebut.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Bahasa merupakan sesuatu yang kḥas, yang hanya dimiliki oleh manusia. Ernest Cassier dalam hal ini menyebutkan manusia sebagai animal symbolicum,
yakni makhluk yang menggunakan media berupa simbol kebahasaan dalam
memberikan arti dan mengisi kehidupan. Oleh Cassier, keberadaan manusia
sebagai animal symbolic itu dianggap lebih berarti dari pada keberadaan manusia sebagai makhluk berpikir karena adanya simbol, manusia tidak akan mampu
melangsungkan kegiatan berpikirnya. Selain itu, dengan adanya simbol itu juga
memungkinkan manusia untuk bukan hanya sekedar berpikir, melainkan juga
mengadakan kontak dengan realitas kehidupan di luar diri serta mengabdikan
hasil berpikir dan kontak itu kepada dunia. Aminuddin (2001 : 17).
Kemampuan manusia dalam menggunakan bahasa merupakan ciri yang
membedakan manusia dengan makhluk lain. Dengan bahasa, manusia dapat
berfikir dan mengkomunikasikan pikirannya. Manusia berinteraksi dengan
sesamanya juga dengan menggunakan bahasa. Ilmu pengetahuan, kebudayaan,
dan keberadaban pun pada dasarnya dipelajari dan diwariskan dari generasi
kegenerasi dengan menggunakan bahasa (Asrori,2004:4).
Menurut Sudaryat (2008 : 2 ) bahasa ialah sebuah sistem lambang bunyi
yang Arbiter yang digunakan oleh masyarakat untuk tujuan komunikasi. Sebagai
sebuah system, bahasa bersifat sistematis. Dikatakan sistematis karena bahasa
memiliki kaidah atau aturan tertentu. Bahasa juga bersifat sistematis karena
memiliki subsistem, yakni : subsistem fonologi, subsistem gramatikal, dan
subsistem leksikal. Ketiga subsistem tersebut bertemu dalam dunia bunyi dan
dunia makna.
Kajian makna dalam bahasa indonesia disebut kajian semantik. Menurut
mengatakan “ Dalam pemakaian sehari-hari kata makna digunakan dalam
berbagai bidang maupun konteks pemakaian. Apakah pengertian khusus kata
makna tersebut serta perbedaannya dengan ide, misalnya, tidak begitu
diperhatikan. Sebab itu, sudah sewajarnya bila makna juga disejajarkan
pengertiannya dengan arti, gagasan, konsep, pernyataan, pesan, informasi, firasat,
dan pikiran.
Menurut Kridalaksana ( 1982 : 15 ) dalam Aminuddin ( 1985 : 50 ) dari
sekian banyak pengertian yang diberikan itu, hanya arti yang paling dekat dengan
pengertiannya dengan makna. Meskipun demikian, bukan berarti keduanya
sinonim mutlak. Disebut demikian karena arti adalah kata yang telah mencakup
makna pengertian.
Alquran merupakan kalam Allah S.W.T yang merupakan mukzijat yang
diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad SAW dan membacanya adalah
ibadah. (Depag R.I, 1977:16). Alquran Al-karim adalah kitab Allah yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW mengandung hal-hal yang
berhubungan dengan keimanan, ilmu pengetahuan kisah-kisah, falsafah,
peraturan-peraturan yang mengatur tingkah laku dan tata cara hidup manusia baik
sebagai makhluk individu maupun sosial, sehingga berbahagialah hidup di dunia
dan akhirat. (Depag R.I, 1977:27)
Alquran juga diturunkan dengan bahasa Arab. Sebagai kitab suci umat
Islam, selayaknyalah bagi umatnya untuk mempelajari bahasa Arab dan
mengetahui makna serta ajaran yang terkandung di dalamnya.
Dalam firman-Nya :
Allah menyuruh manusia menghayati kandungan ayat Alquran,
sebagaimana yang disebutkan dalam Alquran pada surah An-Nisa ayat : 82
/afalā yatadabbarūnal-qurāna walau kāna min ‘indi gairillahi lawajadū fihi
ikhtilāfān kaśīran/.’Maka apakah mereka tidak memperhatikan Alquran? Kalau kiranya Alquran bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya’. (An-Nisa’ : 82)
Kata
ﻦﺴﺣ
/ḥasan/,ﲑﺧ
/khair/, danﺐﻴﻃ
/ṭayyib/ dalam kamus (Yunus:2007) di artikan “baik, kebaikan, yang baik”. Maka dengan kata lain ketiga kata tersebut termasuk dalam jenis isim sifat (ﺖﻌﻧ
/
ﺔﻔﺻ
). Ada memiliki kesamaan dalam arti, namun dari segi penggunaanya dalam kalimat tidak bisa digantikan dengan salah satu kata tersebut.Alasan peneliti memilih judul ialah dalam kehidupan kita sehari-hari kata
ﻦﺴﺣ
/ḥasan/,ﲑﺧ
/khair/, danﺐﻴﻃ
/ṭayyib/ sering kita dengar dan sudah tidak asinglagi di telinga kita, yang mana kita telah mengetahui arti dari kata tersebut adalah
“baik / yang baik”. Kita juga selalu menganggap ketiga kata tersebut adalah
persamaan kata, dengan kata lain disebut sinonim. Namun apakah dalam
penggunaan kata tersebut selalu sama, atau apakah setiap kita menggunakan salah
satu suku kata tersebut selalu dapat kita gantikan dengan yang lain?. Ternyata
tidak. Misalnya : ketika kita menanyakan kabar, “ Bagaimana kabarmu ?”
ﻚﻠﺣ ﻒﻴﻛ
؟
/ kaifa ḥaluka? /, dan akan dijawab “baik”, “ﲑﲞ
“/ Khair /. Dan kitatidak pernah mendengar orang menjawab pertanyaan tersebut dengan kata
ﻦﺴﺣ
ḥasan , Atau
ﺐﻴﻃ
/ thoiyib /. Dan kita tahu juga bahwa Alquran adalah sumberdaripada ilmu, termasuk ilmu tatabahasa arab. Kemudian di dalam Alquran juga
Contoh di dalam Al-Qur’an (QS, Al-Mu’minun : 96)
/idfa’u billatῑ hiya `asanussai`ata naḥnu a’lamu bimā yaṣifūna/.’ Tolaklah perbuatan buruk mereka dengan (cara) yang lebih baik, Kami lebih Mengetahui apa yang mereka sifatkan (kepada Allah)’. (QS, Al-Mu’minun : 96)
Dari ayat di atas kata
ﻦَﺴْﺣ
/ahsan/ atau asal katanyaﻦﺴﺣ
/ḥasan/ diartikansebagai cara yang baik-baik. Nah bagaimana dengan kata ﺐﻴﻃ /ḥayyib/, dan ﲑﺧ /khair/. Berikut ayatnya :
/yā`yyuhā ar-rasulu kulū minaṭṭayibāti wa‘malū ṣāliḥā `innῑ bimā ta’malūna ‘alῑmun/.’ Allah Berfirman, “Wahai para rasul! Makanlah dari (makanan) yang baik-baik,dan kerjakanlah kebajikan. Sungguh, Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan’. (QS, Al-Mu’minun : 51).
Ayat di atas mengartikan kata
ﺐﻴﻃ
/ṭayyib/ makanan yang baik-baik, dengankata lain menerangkan sifat suatu benda. Selanjutnya kata
ﲑﺧ
/khair/ di dalamAlquran :
/nusāri’u lahum fῑlkhairāti bal lā yasy’urūna/’ Kami segera Memberikan
Ayat ini menerangkan kata
ﲑﺧ
/khair diartikan sebagaikebaikan-kebaikan, namun dari konteksnya “baik” disini dimaksudkan untuk suatu
keadaan, yaitu keadaan yang baik.
Dari pernyataan dan contoh di atas timbul rasa ingin tahu peneliti untuk
mengetahui lebih lanjut makna sebenarnya kata
ﻦﺴﺣ
/ḥasan/,ﲑﺧ
/khair/, danﺐﻴﻃ
/ṭayyib/. Terlebih lagi belum ada yang meneliti kata-kata tersebut di Departemen Sastra Arab FIB USU ini, sehingga peneliti tertarik untuk meneliti apasebenarnya arti / makna kata
ﻦﺴﺣ
/ḥasan/,ﲑﺧ
/khair/, danﺐﻴﻃ
/ṭayyib/. Dan dalam penelitian ini peneliti membatasi penelitian hanya dalam makna gramatikalafiksasi saja dengan mengambil contoh-contoh di dalam Alquran. Maka dari itu
peneliti mengambil judul “Analisis kata
ﻦﺴﺣ
/ḥasan/,ﲑﺧ
/khair/, danﺐﻴﻃ
/ṭayyib/dalam Alquran Ditinjau Dari Segi Makna Gramatikal. Peneliti menggunakan
terjemahan Alquran Departemen Agama RI ”.
1.2Perumusan Masalah
Agar pembahasan ini tidak menyimpang dari pembahasan yang dikehendaki
maka peneliti membuat batasan masalah yang meliputi :
1. Berapa jumlah kata
ﻦﺴﺣ
/ḥasan/,ﲑﺧ
/khair/, danﺐﻴﻃ
/ṭayyib/ yangmengalami proses afiksasi dalam Alquran?
2. Apa saja makna gramatikal afiksasi
ﻦﺴﺣ
/ḥasan/,ﲑﺧ
/khair/, danﺐﻴﻃ
/ṭayyib/ dalam Alquran?
3. Kapan saja penggunaan kata
ﻦﺴﺣ
/ḥasan/,ﲑﺧ
/khair/, danﺐﻴﻃ
/ṭayyib/yang mengalami proses afiksasi dalam Alquran?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui berapa jumlah kata
ﻦﺴﺣ
/ḥasan/,ﲑﺧ
/khair/, danﺐﻴﻃ
/ṭayyib/yang mengalami proses afiksasidalam Alquran.
2. Mengetahui makna gramatikal afiksasi kata
ﻦﺴﺣ
/ḥasan/,ﲑﺧ
/khair/, danﺐﻴﻃ
/ṭayyib/ dalam Alquran.3. Mengetahui kapan saja penggunaan kata
ﻦﺴﺣ
/ḥasan/,ﲑﺧ
/khair/, danﺐﻴﻃ
/ṭayyib/ yang mengalami proses afiksasi dalam Alquran.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Menambah pengetahuan peneliti maupun pembaca mengenai berapa
jumlah kata
ﻦﺴﺣ
/ḥasan/,ﲑﺧ
/khair/, danﺐﻴﻃ
/ṭayyib/ yang mengalamiproses afiksasi dalam Alquran.
2. Penelitian ini dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan bagi
peneliti selanjutnya dan dapat menjadi refrensi pengetahuan khususnya di
bidang Bahasa Arab terkait tentang makna gramatikal afiksasi serta
penggunaan kata
ﻦﺴﺣ
/ḥasan/,ﲑﺧ
/khair/, danﺐﻴﻃ
/ṭayyib/ dalam Alquran.1.5 Metode Penelitian
Metode berasal dari bahasa Yunani, methods- secara sederhana adalah suatu cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran yang
bersangkutan (Suyanto dan sutinah:2007)
Menurut Suyanto dan Sutinah (2007) penelitian (research) sosial pada
hakikatnya adalah kegiatan spionase untuk mencari, menata-menati dan
menemukan pengetahuan dari “lapangan” yang dipertanggungjawabkan menurut
kaidah ilmiah tertentu-bukan mencari kebenaran-kebenaran normatif yang
Jadi dapat disimpulkan metode penelitian ada cara yang digunakan
seseorang untuk meneliti/ mencari, menata-menati dan menemukan pengetahuan
yang dapat diprtanggungjawabkan menurut kaidah ilmiah yang semata-mata
hanya dituntun oleh cara berpikir dedukatif.
Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (Library Research).
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.
Deskripsi kualitatif merupakan gambaran ciri-ciri data yang akurat sesuai sifatnya
alamiah itu sendiri, data disini berupa kata-kata atau gambaran sesuatu.
(Djajasudarma:1993)
Data yang akan dijadikan bahan penelitian ini adalah data yang bersumber dari
Alquran yang berupa kata
ﻦﺴﺣ
/ḥasan/,ﲑﺧ
/khair/, danﺐﻴﻃ
/ṭayyib/. Adapuntahap-tahap pengumpulan data penganalisaan data dilakukan oleh peneliti dalam
hal ini adalah :
1. Mengumpulkan bahan rujukan atau buku referensi yang berkaitan dengan
pembahasan masalah yang dikaji.
2. Mengumpulkan data yang akan dijadikan bahan penelitian dengan
menggunakan kitab Almu’jamul Mufarras Li’alfazil Qur’an serta Al-Kalam Digital Versi 1.0 ©2009 Penerbit Diponegoro dan tetap berpedoman pada Alquran
3. Membaca, mempelajari, dan mencatat data-data yang telah terkumpul.
4. Mengklasifikasikan data-data yang telah terkumpul
5. Menganalisis data yang terkumpul dan menyusunnya secara sistematis
dalam bentuk laporan ilmiah berupa skripsi
Adapun data yang akan dijadikan bahan penelitian ini adalah data yang bersumber
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Adapun penelitian tentang makna kata dalam Alquran sudah pernah diteliti
oleh peneliti-peneliti sebelumnya antara lain seperti; Analisis semantik Kata
Faradah, katabah dan kutiba Dalam Alquran. Oleh Halomoan Lubis (940704020). hasilnya adalah kata faradah terdapat pada 4 surah dan memiliki arti
fardukan, menetapkan, mengerjakan, memerlukan dan mewajibkan dengan makna
leksikalnya fardukan dan mewajibkan dan selebihnya makna gramatikal. Kata
katabah terdapat pada 8 surah memiliki arti, ditetapkan, dihalalkan, ditentukan,
mewajibkan, dituliskan, menanamkan, diperlukan dengan makna leksikalnya
dituliskan dan selebihnya makna gramatikal. Kata kutiba terdapat pada 12 surah
dan memiliki arti diwajibkan, ditetapkan, diperlukan, ditentukan, dituliskan,
diputuskan, diperintahkan, dan ditakdirkan, dengan makna leksikalnya dituliskan
dan selebihnya makna gramatikal.
Selain itu penelitian seperti ini juga telah dilakukan oleh Helwati
(990704006) dengan judul “Analisis Kata Al-Dinu Dalam Alquran”. hasilnya kata
Al-dinu terdapat dalam Alquran sebanyak 94 kata, tersebar pada 40 surah dan
berbagai sigah dan ayat, dan memiliki banyak makna diantaranya : agama 65 kali,
hari pembalasan 17 kali, ketaatan 10 kali, dikuasai 1 kali dan undang-undang 1
kali. Kedua peneliti diatas sudah tentu akan berbeda dengan penelitian ini yakni :
Analisis Kata
ﻦﺴﺣ
/ḥasan/,ﲑﺧ
/khair/, danﺐﻴﻃ
/ṭayyib/ Ditinjau Dari Segi MaknaLeksikal dan Gramatikal. Dalam penelitian ini peneliti mengkaji objek yang
berbeda, yang tentu saja hasilnya akan berbeda pula.
Semantik adalah ilmu yang mempelajari sistem tanda dalam bahasa.
Dalam bahasa Arab disebut `ilm ad-dalalah. `ilm-ad-dalalah ini terdiri atas dua
kata: `ilm yang berarti ilmu pengetahuan, dan al-dilalah yang berarti penunjukkan
atau makna. Jadi, ‘ilm al-dilalah menurut bahasa adalah ilmu pengetahuan yang
mengetahui tentang makna. Secara terminologis, ilm- ad-dalalah sebagai salah
satu cabang linguistik (`ilm al-lughoh) yang telah berdiri sendiri yaitu ilmu yang
mempelajari tentang makna suatu bahasa, baik pada tataran makna mufrodat
(kosa kata) maupun pada makna dalam tataran tarokib (struktur atau gramatikal
bahasa).(http://www.falaaḥ isme.blogspot.com/2013/04/pengertian-ilmu-semantik-atau-ilmu-ad.html).
Menurut Umar, (1998:11) ‘ilm ad-dilalah adalah sebagai berikut:
َﺔَﻳِﺮْﻈَﻧ ُلَوﺎَﻨَـﺘَـﻳ ْيِﺬّﻟا ﺔَﻐّﻠﻟا ِﻢْﻠِﻋ ْﻦِﻣ ُعْﺮَﻔﻟا َﻚِﻟَذ ْوَا َﲎْﻌَﻤْﻟا ُسُرْﺪَﻳ ْيِﺬّﻟا ُﻢْﻠِﻌْﻟَا ْوَا َﲎْﻌَﻤْﻟا ُﺔَﺳاَرِد ُﻪﱠﻧَﺎِﺑ ْﻢُﻬُﻀْﻌَـﺑ ُﻪُﻓﱠﺮَﻌًـﻳ
َﲎْﻌَﳌا
/yu‘arrifuhu ba‘duhum bi`annahu dirāsatu al-ma‘nā au al-‘ilmu al-lażī yadrusu al-ma`nā au żalika al-far‘u min ‘ilmi al-lugati al-lażī yatanāwalu na‘riyata
alma‘nā/ “didefenisikan sebagian mereka dengan studi tentang makna atau ilmu yang memepelajari tentang makna, atau merupakan cabang linguistik yang mengkaji tentang teori makna”
Istilah makna (meaning) merupakan kata dan istilah yang menarik. Bentuk
makna diperhitungkan sebagai istilah sebab bentuk ini mempunyai konsep dalam
bidang ilmu tertentu yakni dalam bidang linguistik. Ada tiga hal yang coba
dijelaskan oleh para filsuf dan linguis sehubungan dengan usaha menjelaskan
istilah makna. Ketiga hal itu, yakni (i)menjelaskan kata secara alamiah,(ii)
mendeskripsikan kalimat secara alamiah dan (iii) menjelaskan makna dalam
proses komunikasi(Kempson,1977:11). Dalam hubungan ini kempson
berpendapat untuk menjelaskan istilah makna harus dilihat dari segi: (i) kata; (ii)
kalimat; dan (iii) apa yang dibutuhkan oleh pembicara untuk berkomunikasi.
2.2.1 Makna Gramatikal Afiksasi
Makna gramatikal afiksasi adalah proses pembubuhan afiks pada bentuk
dasar. Dalam bahasa indonesia afiksasi merupakan satu proses penting dalam
pembentukan dan penyampaian makna. Jenis afiks dan makna gramatikal yang
dihasilkan cukup banyak dan beragam. Satu hal yang jelas makna afiks yang
dihasilkan mempunyai kaitan dengan fitur semantik bentuk dasarnya.
Umpamanya dalam prefiksasi dengan prefiks ber- pada bentuk dasar nomina yang
berfitur makna [+pakaian] atau [+perhiasan] akan melahirkan makna gramatika
‘mengenakan’ atau ‘memakai’. Misalnya pada kata berdasi, bersepatu, berbedak,
dan berpita. Pada bentuk dasar yang berfitur semantik [+kendaraan] akan
melahirkan makna ‘mengendarai’,’naik’ atau ‘menumpang’. Misalnya pada
besepeda, berkereta, berkuda dan berbemo. (Chaer : 2003)
Bahasa Arab terkenal dengan kekayaan kosakatanya. Kekayaan
kosakatanya ini antara lain disebabkan adanya bentuk tunggal, dual, jamak serta
didapati jenis maskulin dan feminim. Diantara kajian yang dilakukan para ahli
dalam menyatukan persepsi tentang bahasa ini adalah menyatukan kesamaan
pembentukan kata dalam kalimat yang ditinjau dari aspek morfologis. Salah satu
aspeknya adalah afiksasi atau pengimbuhan yang dilekatkan pada kata dasar.
Pengimbuhan pada kata dasar ini mampu memberikan makna yang beragam
sehingga dapat memperkaya kosa-kata dalam suatu bahasa.
Afiks adalah morfem terikat yang dilekatkan pada morfem dasar atau akar (Chaer,
1994 : 29).
Afiksasi adalah Imbuhan atau bentuk terikat yang apabila ditambahkan
pada kata dasar atau bentuk dasar dapat merubah makna gramatikal (KBBI, 1995 :
10). Penambahan morfem asi, afiksasi adalah proses atau hasil penambahan afiks
pada akar atau kata dasar,seperti morfem ber pada kata bertiga, morfem er pada
di temukan dalam setiap buku linguistik umum dan morfologi. Namun demikian,
pembahasan pada buku-buku tersebut masih bersifat kurang menyeluruh dan
berbeda-beda.
2.2.2 Afiksasi Bahasa Arab
Menurut Nāşif (1994 : 8) dalam Rasyid (2009 : 2). Dalam bahasa Arab
afiks dapat diistilahkan dengan
ةدﺎﻳﺰﻟا فﺮﺣ
/harf-l-ziyādah/, yaitu huruf-huruf tambahan yang masuk dalam sebuah kalimat bahasa Arab sehingga daripenambahan tersebut akan muncul berbagai makna yang berbeda. Kata
ﻦﺴﺣ
/ḥasan/,
ﲑﺧ
/khair/, danﺐﻴﻃ
/ṭayyib/ dilihat dari kelas kata merupakan isim sifat (adjektiva), berikut ini jenis-jenis afiksasi dari bentuk dasar isim adjektiva.1. Prefiks (as-sābiq) (--ﺃ ) /a--/:
Menurut Hamalāwī (1953 : 81) dalam Rasyid (2009 : 5) Prefiks (as-sābiq) (--
ﺃ
) /a--/ ini berlaku padaﻞﻴﻀﻔﺗ ﻢﺳا
/ism tafdhīl/ yang menunjukkan perbandingan dua benda dimana salah satu dari yang dibandingkan itumemiliki kelebihan.
Contoh: Hamzah + (Adj) = N
أ
+
ﲑﺒﻛ
=
ﱪﻛأ
Prefiks hamzah + /kabīrun/’ besar’ = /akbaru/’ yang lebih besar’
Penambahan morfem hamzah di awal kalimat
ﲑﺒﻛ
/kabīrun/’ besar’ menjadiﱪﻛأ
/akbaru/’ yang memiliki makna sangat besar’.Contoh makna gramatikal afiksasi dalam Alquran yang sementara ini
/ṣibgata allahi wa man aḥsanu mina allahi ṣibgatan wa nahnu lahū
‘ābadūna/ “Sibghah Allah.” Siapa yang lebih baik sibghah-nya daripada Allah? Dan kepada-Nya kami menyembah. “(Qs, Al Baqarah : 138)
Pada ayat Alquran di atas terdapat kata
ﻦﺴﺣ
/ḥasan/ yang mengalami proses gramatikal afiksasi. Proses afiksasi disini adalah penambahan prefiks alifpada bentuk dasar
ﻦﺴﺣ
/ḥasan/ sehingga menjadiﻦﺴﺣأ
/aḥsanu/ bermakna gramatikal ‘lebih baik’.
/Wainnahum ‘indanā laminal muśţafainal akhyāri/. “Dan sungguh, di sisi Kami mereka termasuk orang-orang pilihan yang paling baik.” (QS, Shād : 47)
Pada ayat Alquran di atas terdapat kata
ﲑﺧ
/khair/, yang mengalami prosesgramatikal afiksasi. Proses afiksasi disini adalah prefiks alif pada bentuk dasar
ﲑﺧ
/khair/ sehingga menjadi
رﺎَﻴْﺧَْﻷا
/akhyār/ bermakna gramatikal ‘paling baik’.Dari kedua ayat tersebut terdapat perbedaan bahwa kata
ﻦﺴﺣأ
/aḥsanu/ di artikan “lebih baik” atau dengan kata lain menyatakan perbandingan dua,sementara kata
رﺎَﻴْﺧَْﻷا
/akhyār/ diartikan “paling baik” atau dengan kata lainmenyatakan “paling” dan memang didalam alquran kata-kata
رﺎَﻴْﺧَْﻷا
/akhyār/ tidak ada diartikan lebih baik namun hanya di artikan “paling baik” saja dapatdilihat nanti analisis berikutnya di bab III. Sementara peneliti tidak menemukan
2. Infiks ( az-ziyādah) (--ﺍ--) /--ā--/:
Infiks ( az-ziyādah) (--
ﺍ
--) /--ā--/ berlaku pada ism yang termasuk dalam kategoriﺔﺑﺎﺎﳌا
ﺔﻔﺻ
/şifah musyabbahah/ yang terdiri dari beberapa wazan.Salah satu dari wazan dari şifah musyabbahah ini ada yang mendapat
tambahan huruf (az-ziyādah) (--
ﺍ
--) /--ā--/.Contoh :
(Adj)+Alif + = N
ﱭﺟ
+
ا
=
نﺎـﺒﺟ
/jabana/ ‘takut’ + infiks (--ﺍ
--) /--ā--/: = /jabānun/ ‘penakut’penambahan morfem alif di tengah kalimat
ﱭﺟ
/jabana/’ takut’ menjadiنﺎـﺒﺟ
/jabānun/ yang memiliki makna penakut.
Contoh Dalam Qs. Ar-Rahmān : 70 terdapat kata
ﻦﺴﺣ
/ḥasan/ yang mendapatinfiks ( az-ziyādah) (--ﺍ--) /--ā--/
/fihinna khairātun ḥisānun/“di dalam syurga itu ada bidadari-bidadari yang baik- baik lagi cantik-cantik” (Qs. Ar-Rahmān : 70 )
/muttaki`īna ‘alā rafrafin khuḍrin wa ‘abqariyyin ḥisānin/“mereka bertelekan pada bantal-bantal yang hijau dan permadani-permadani yang indah.”
Kata
نﺎﺴﺣ
/ḥasān/ dalam ayat Alquran di atas mendapat pengaruh sintaksisAr-Rahmān: 70) bermakna gramatikal menunjukkan makna jamak dan pada Qs. Ar-Rahmān: 76 diterjemahkan dengan yang indah bermakna gramatikal menunjukkan makna menerangkan sifat yang baik. Untuk sementara peneliti tidak
menemukan kata
ﲑﺧ
/khair/, danﺐﻴﻃ
/ṭayyib/ yang mengalami prosese afiksasiInfiks ( az-ziyādah) (--
ﺍ
--) /--ā--/ ini.3. Sufiks (al-lāḥiqah)(ﻥﺍ --) /--āni/
Menurut Yāsīn (1996 : 47) dalam Rasyid (2009 : 5) konfiks ini ditambahkan pada bentuk dasar nomina (ism) tunggal, maka tambahan alif dan
nun tersebut akan menjadi dual (
ﲎﺜﻣ
/ muśannā), yaitu ism (nomina)yangmenunjukkan dua. Proses afiksasinya dilakukan di akhir ism tunggal tersebut.
Contoh:
بﺎﺘﻛ
+
ا
ن
=
نﺎﺑﺎﺘﻛ
/kitābun/’ sebuah buku’ + Sufiks (
ﻥﺍ
--) /--āni/= /kitābāni/’ dua buah buku’Penambahan morfem alif dan nun pada akhir kalimat
بﺎﺘﻛ
/kitābun/’buku’menjadi
نﺎﺑﺎﺘﻛ
/kitābāni/’ yang mengandung makna dua buah buku.’ Peneliti tidakmenemukan contohnya pada kata dalam Alquran Kata
ﻦﺴﺣ
/ḥasan/,ﲑﺧ
/khair/,dan
ﺐﻴﻃ
/ṭayyib/ yang mengalami proses afiksasi ini.4. Sufiks (al-lāḥiqah) (ﻥﻭ--) /--ūna/
Menurut Yāsīn (1996 : 47-48) dalam Rasyid (2009 : 5) dalam bahasa Arab
pembentukan jamak ada tiga, pertama
ﱂﺎﺴﻟاﺮﻛﺬﻣ ﻊﲨ
/jama’mużakkar-l- sālim/’perempuan’, ketiga,
ﲑﺴﻜﺗ ﻊﲨ
/jama’ taksīr/. Adapun jamak mużakkar–l-sālim adalah jamak yang menunjukkan jamak untuk laki-laki dengan menambahkan(
ﻥﻭ
--) /--ūna/ pada akhir ism (nomina) tunggalnya.Contoh:
ﻢـﺋﺎﺻ
+
و
ن
=
نﻮـﻤﺋﺎﺻ
/şāimun/’seorang laki-laki yang berpuasa’ + Sufiks (
ﻥﻭ
--) /--ūna/= /şāimūna/ ‘beberapa laki-laki yang berpuasa’. Penambahan morfem waw dan nun padakalimat ﻢـﺋﺎﺻ /şāimun/’seorang laki-laki yang berpuasa’ menjadi
نﻮـﻤﺋﺎﺻ
/şāimūna/beberapa orang laki-laki yang berpuasa.
Contoh dalam Qs. An-Nūr: 26 terdapat kata
ﺐﻴﻃ
/ṭayyib/ yang mendapat sufiks (al-lāḥiqah) (ﻥﻭ--) /--ūna/
/alkhabīṡātu lilkhabīṡīna wa al-khabīṡūna lil khabīṡāti, wa aṭ-ṭayyibātu liṭṭayyibātu liṭṭayyibīna wa aṭ-ṭayyibūna liṭṭayyibāti, `ulā`ika mubarra`ūna
mimma yaqūlūna, lahum magfiiratun warizqun karīmun/ “wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki- laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia (surga)”
Kata
ﻥﻮﺒﻴﻁ
/ṭayyibūna/ dalam ayat Alquran di atas diterjemahkan denganmenunjukkan jamak. Sedangkan peneliti tidak menemukan kata
ﻦﺴﺣ
/ḥasan/,ﲑﺧ
/khair/ dalam Alquran mengalami proses afiksasi Sufiks (al-lāḥiqah) (ﻥﻭ--) /--ūna/,5. Sufiks (al-lāḥiqah) (ﻦﻳ--) /--aini/, /--īna/.
Menurut Yāsīn (1996 : 50) dalam Rasyid (2009 : 5) proses afiksasi ya’ dan nun ini belaku juga pada ism (nomina) yang menunjukkan mušannā dalam status nasab dan kasrah (posisi tempat ‘irab yang mewajibkan baris kasrah atau fathah.
Selain pada mušannā , konfiks ya dan nun juga berlaku pada
ﱂﺎﺳ ﺮﻛﺬﻣ ﻊﲨ
/jamakmużakkar sālim/ yang berada dalam status nasab dan kasrah seperti pada mušannā. Namun bedanya kalau pada mušannā sebelum huruf ya’ berbaris fathah
sedangkan pada
ﱂﺎﺳ ﺮﻛﺬﻣ ﻊﲨ
/jamak mużakkar sālim/ sebelum huruf ya’ berbariskasrah.
Contoh :
ﺐﺗﺎﻛ
+
ي
–
ن
=
ﻦـﻴَﺒﺗﺎﻛ
/kātibun/’ seorang penulis laki-laki’ + konfiks ya’dan nun = / katibaini/’dua orang
penulis laki-laki’ Penambahan morfem ya’dan nun pada kalimat ﺐﺗﺎﻛ /kātibun/’
seorang penulis laki-laki’ menjadi
ﻦـﻴَﺒﺗﺎﻛ
/katibaini/ yang mengandung makna duaorang penulis laki-laki.
Contoh dalam Qs. At-Taubah : 5 terdapat kata
ﻦﺴﺣ
/ḥasan/ dan dalam Qs. An-Nūr: 26 terdapat kataﺐﻴﻃ
/ṭayyib/ yang mendapat Sufiks (al-lāḥiqah) (ﻦﻳ
--) /--aini/.
/qul hal tarabbaṣūna binā illā iḥdā al- ḥusnayaini.../Katakanlah: "tidak ada yang kamu tunggu-tunggu bagi Kami, kecuali salah satu dari dua kebaikan...( Qs. At-Taubah : 5)
/alkhabīṡātu lilkhabīṡīna wa al-khabīṡūna lil khabīṡāti, wa aṭ-ṭayyibātu
liṭṭayyibīna wa aṭ-ṭayyibūna liṭṭayyibāti, `ulā`ika mubarra`ūna mimma yaqūlūna,
lahum magfiiratun warizqun karīmun/ “wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki- laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia (surga)” (Qs. An-Nūr: 26)
Dari contoh di atas kata
ﻦﺴﺣ
/ḥasan/ mengalami proses afiksasi menjadi bentuk mušannā yang artinya “dua kebaikan” sementara kataﺐﻴﻃ
/ṭayyib/ menjadi bentukﱂﺎﺳ ﺮﻛﺬﻣ ﻊﲨ
/jamak mużakkar sālim/ yang diartikan “laki-lakiyang baik”. Dan peneliti tidak menemukan kata
ﲑﺧ
/khair/ dalam Alquran yangmengalami proses afiksasi ini.
6. Sufiks (al-lāḥiqah) (ﺕﺍ--) /--āti/.
Menurut Qabsy (1979 : 45) dalam Rasyid (2009 : 6) sufiks (
ﺕﺍ
--) /--āti/Contoh Dalam Qs. Hūd: 114 terdapat kata
ﻦﺴﺣ
/ḥasan/, Qs. Al-Baqarah : 148 terdapat kataﲑﺧ
/khair/, dan dalam Qs. Al-Baqarah: 57 terdapat kataﺐﻴﻃ
/ṭayyib/yang mengalami proses sufiks (al-lāḥiqah) (
ﺕﺍ
--) /--āti/:
/Aqimi aṣṣalāta tara fī an-nahāri wa zulafan minallaili, inna al-ḥasanātiyużhibna as-sayyi`āti, żālika żikrāliżżākirīna/ dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.(Qs. Hūd: 114)
...
/wa likulli wijhatun huwa muwallīhā fastabiqū alkhairāt/“dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan.” (Qs. Al-Baqarah : 148)
/ waẓallalnā 'alaykumu alghamāma wa-anzalnā 'alaykumu almanna wa
alssalwākulū minṭayyibāti mārazaqnākum wamāzhalamuunāwalākin kānuu
baik-baik yang telah Kami berikan kepadamu; dan tidaklah mereka Menganiaya kami; akan tetapi merekalah yang Menganiaya diri mereka sendiri”. (Qs. Al-Baqarah: 57)
Dari 3 contoh di atas semuanya menunjukkan jamak karena berbentuk
ﻊﲨ
ﱂﺎﺴﻟا ﺚﻧﺆﻣ
/jama’ muannaś –l-sālim/. Namun dari segi penggunaannya terdapatperbedaan seperti kata
ﻦﺴﺣ
/ḥasan/ diartikan “perbuatan-perbuatan” yang baik lebih nampak pada prosesnya, dan kataﲑﺧ
/khair/ diartikan “kebaikan” lebih kepada hasil. Misalnya seperti pernyataan ini “Dengan kita melakukanperbuatan-perbuatan yang baik maka yang dihasilkan adalah kebaikan”. Kebaikan jadi disini
lebih kepada hasilnya atau suatu keadaan yang baik. Sementara kata
ﺐﻴﻃ
/ṭayyib/tampak jelas perbedaannya dimana kata
ﺐﻴﻃ
/ṭayyib/ diartikan “makanan-makanan yang baik” dia lebih kepada sifat suatu benda atau sifat makanan.Peneliti menggunakan teori (Chaer : 2003) Makna gramatikal afiksasi
adalah proses pembubuhan afiks pada bentuk dasar. Dalam bahasa indonesia
afiksasi merupakan satu proses penting dalam pembentukan dan penyampaian
makna. Jenis afiks dan makna gramatikal yang dihasilkan cukup banyak dan
beragam. Satu hal yang jelas makna afiks yang dihasilkan mempunyai kaitan
dengan fitur semantik bentuk dasarnya.
untuk istilah dan teori afiksasi arab peneliti mengambil teori (Rasyid
:2009). Dalam bahasa Arab afiks dapat diistilahkan dengan ﺓﺩﺎﻳﺰﻟﺍ ﻑﺮﺣ
/harf-l-ziyādah/, yaitu huruf-huruf tambahan yang masuk dalam sebuah kalimat bahasa Arab sehingga dari penambahan tersebut akan muncul berbagai makna yang
berbeda. jenis-jenis afiksasi dari bentuk adjektiva yaitu : Prefiks (as-sābiq) (--ﺃ)
/a--/, infiks ( az-ziyādah) (--ﺍ--) /--ā--/, sufiks ( al-lāḥiqah) (
ﻥﺍ
--) /--āni/ sufiks (al-lāḥiqah) (ﻥﻭ--) /--ūna/, sufiks (al-lāḥiqah) (ﻦﻳ--) /--aini/, /--īna/, sufiks (al-lāḥiqah)BAB III
hasil DAN PEMBahasaN
3.1 Jumlah Kata ﻦﺴﺣ/ḥasan/, ﺮﻴﺧ /khair/, dan ﺐﻴﻁ/ṭayyib/ Mengalami Afiksasi Terdapat Dalam Alquran
Berdasarkan penelitian menggunakan kitab miftāh Al-Rahmān: 2012 kata
ﻦﺴﺣ
/ḥasan/,ﲑﺧ
/khair/, danﺐﻴﻃ
/ṭayyib/ yang terdapat dalam Alquran yangmengalami proses afiksasi berjumlah 83 (delapan puluh tiga), yaitu yang
mengalami proses afiksasi, prefiks (as-sābiq) (--ﺃ) /a--/, infiks ( az-ziyādah) (--ﺍ--)
/--ā--/, sufiks ( al-lāḥiqah) (
ﻥﺍ
--) /--āni/, sufiks (al-lāḥiqah) (ﻥﻭ--) /--ūna/, sufiks (al-lāḥiqah) (ﻦﻳ--) /--aini/, /--īna/,sufiks (al-lāḥiqah) (ﺕﺍ
--) /--āti/.Adapun peneliti sudah merangkaumnya dalam sebuah tabel untuk memudahkan pembaca memahaminya sebagai berikut :
No Proses Afiksasi
Jumlah kata ﻦﺴﺣ
/ḥasan/
Jumlah kata ﲑﺧ /khair/
Jumlah kata ﺐﻴﻃ
/ṭayyib/
Total
1 prefiks (as-sābiq) (--ﺃ)
/a--/
41 2 - 43
2 infiks ( az-ziyādah)
(--ﺍ--) /--ā--/
2 - - 2
4 Sufiks (al-lāḥiqah) (
ﻥﻭ
--)/--ūna/ - - 1 1
5 Sufiks (al-lāḥiqah) (
ﻦﻳ
--)/--aini/, /--īna/ 1 - 2 3
6 Sufiks (al-lāḥiqah) (
ﺕﺍ
--)/--āti/ 3 10 21
34
Total 47 12 24 83
3.1.1 Jumlah Kata ﻦﺴﺣ/ḥasan/ Yang Mengalami Proses Afiksasi di Dalam Alquran
Kata
ﻦﺴﺣ
/ḥasan/ mengalami proses afiksasi yang terdapat di dalam Alquran sebanyak 46, yang terdiri dari 41 katamengalami proses afiksasi prefiks (as-sābiq) (--ﺃ) /a--/, 2 kata
mengalami proses afiksasi infiks ( az-ziyādah) (--ﺍ--) /--ā--/, dan 3 kata mengalami proses afiksasi sufiks (al-lāḥiqah) sufiks (al-lāḥiqah) (ﺕﺍ--) /--āti/ serta 1 kata mengalami proses afiksasi sufiks (al-lāḥiqah) ( ﻦﻳ--) /--aini/, /--īna/. Dan sejauh penelitian, Kata
ﻦﺴﺣ
/ḥasan/ tdak ada yang mengalami proses Afiksasi : sufiks (al-lāḥiqah) (ﻥﺍ--) /--āni/, Sufiks (al-lāḥiqah) (ﻥﻭ--) /--ūna/. Peneliti sudah merangkumnya dalam tabel berikut:Jumlah Kata
ﻦﺴﺣ
/ḥasan/ Mengalami Proses AfiksasiNo. 1 2 3 4 5 6 7
Proses Afiksasi
prefiks (as-sābiq) (--ﺃ) /a--/
infiks ( az-ziyādah) (--ﺍ--) /--ā--/
sufiks ( al-lāḥiqah)(ﻥﺍ --) /--āni/
Sufiks (al-lāḥiqah) (ﻥﻭ--)
/--ūna/
Sufiks (al-lāḥiqah) (ﻦﻳ--)
aini/,
/--īna/
Sufiks (al-lāḥiqah) (ﺕﺍ
--) /--āti/ Total
Jumlah 41 2 1 3 47
Kata ﺮﻴﺧ /khair/ dalam Alquran yang mengalami proses afiksasi sebanyak 12
kata, dimana terdiri dari 2 kata mengalami proses afiksasi prefiks (as-sābiq) (--ﺃ)
/a--/, dan 10 kata mengalami proses afiksasi sufiks (al-lāḥiqah) (ﺕﺍ--) /--āti/. Dan tidak ada mengalami infiks ( az-ziyādah) (--ﺍ--) /--ā--/, sufiks ( al-lāḥiqah) (ﻥﺍ --) /--āni/, sufiks (al-lāḥiqah) (ﻦﻳ--) /--aini/, /--īna/ dan sufiks (al-lāḥiqah) (ﻥﻭ--)
/--ūna/. Peneliti sudah merangkumnya dalam tabel berikut:
Jumlah Kata
ﺮﻴﺧ
/khair/ Mengalami Proses AfiksasiNo. 1 2 3 4 5 6 7
Proses Afiksasi
prefiks (as-sābiq) (--ﺃ) /a--/
infiks ( az-ziyādah) (--ﺍ--) /--ā--/
sufiks ( al-lāḥiqah)(ﻥﺍ --) /--āni/
Sufiks (al-lāḥiqah) (ﻥﻭ--)
/--ūna/
Sufiks (al-lāḥiqah) (ﻦﻳ--)
aini/,
/--īna/
Sufiks (al-lāḥiqah) (ﺕﺍ
--) /--āti/ Total
Jumlah 2 10 12
3.1.3 Jumlah kata ﺐﻴﻁ/ṭayyib/ Yang Mengalami Proses Afiksasi di Dalam Alquran
Kata
ﺐﻴﻁ
/ṭayyib/ dalam Alquran yang mengalami proses afiksasi sebanyak 24 kata, dimana terdiri dari 1 kata mengalami proses afiksasi Sufiks(al-lāḥiqah) (ﻥﻭ--) /--ūna/, 2 kata mengalami proses sufiks (al-lāḥiqah) (ﻦﻳ--) /--aini/, /--īna/, dan 21 kata mengalami proses afiksasi sufiks (al-lāḥiqah) (ﺕﺍ--)
/--āti/. Dan tidak ada mengalami proses infiks ( az-ziyādah) (--ﺍ--) /--ā--/, dan sufiks ( al-lāḥiqah) (ﻥﺍ --) /--āni/. Peneliti sudah merangkumnya dalam tabel berikut:
Jumlah Kata ﺐﻴﻁ/ṭayyib/ Mengalami Proses Afiksasi
No. 1 2 3 4 5 6 7
Proses Afiksasi
prefiks (as-sābiq) (--ﺃ) /a--/
infiks ( az-ziyādah) ( --ﺍ--) /--ā--/
sufiks ( al-lāḥiqah)(ﻥﺍ --) /--āni/
Sufiks (al-lāḥiqah) (ﻥﻭ--) /--ūna/
Sufiks (al-lāḥiqah) (ﻦﻳ--) aini/, /--īna/
Sufiks (al-lāḥiqah) (ﺕﺍ
--) /--āti/ Total
3.2 Makna Gramatikal Afiksasi Kata ﻦﺴﺣ/ḥasan/, ﺮﻴﺧ /khair/, dan ﺐﻴﻁ/ṭayyib/
yang Terdapat Dalam Alquran
Makna gramatikal afiksasi adalah makna yang timbul diakibatkan proses
afiksasi yang dialami sebuah kata. Ada 5 proses afiksasi yang dialami kata ﻦﺴﺣ
/ḥasan/, ﺮﻴﺧ /khair/, dan ﺐﻴﻁ /ṭayyib/ yang terdapat dalam Alquran yaitu prefiks
(as-sābiq) (--ﺃ) /a--/, infiks ( az-ziyādah) (--ﺍ--) /--ā--/, sufiks (al-lāḥiqah) (ﻥﻭ--)
/--ūna/, sufiks (al-lāḥiqah) (ﻦﻳ--) /--aini/, /--īna/,sufiks (al-lāḥiqah) (
ﺕﺍ
--) /--āti/dari ke lima proses afiksasi tersebut memiliki makna gramatikal yang berbeda.No Proses Afiksasi Makna kata ﻦﺴﺣ/ḥasan/ Makna kata ﺮﻴﺧ /khair/ Makna kata ﺐﻴﻁ /ṭayyib/
1 Prefiks (as-sābiq) (--
ﺃ
) /a--/1. Orang berbuat kebaikan (menunjukkan Pelaku) 2. Paling baik (menyatakan
tingkatan paling tinggi) 3. Lebih baik (menyatakan
tingkatan kedua)
4. Yang baik (sifat sesuatu) 5. Dibaguskannya
(menyatakan kata kerja aktif)
6. Orang yang berbuat kebaikan (menyatakan pelaku jamak)
1. Paling baik
(menyatakan
tingkatan paling
tinggi)
2 infiks ( az-ziyādah) (--ﺍ--) /--ā--/
1. Cantik-cantik, Indah-indah (sifat jamak)
3 sufiks ( al-lāḥiqah) (
ﻥﺍ
--) /--āni/4 Sufiks (al-lāḥiqah) (
ﻥﻭ
--) /--ūna/1. Laki-laki yang baik
(menyatakan pelaku jamak)
5 Sufiks (al-lāḥiqah) (
ﻦﻳ
--) /--aini/, /--īna/1. Dua kebaikan
(menunjukkan makna dual)
1. Laki-laki yang baik
(menunjukkan pelaku jamak) 2. Keadaan baik
(
ﺕﺍ
--) /--āti/ 2. Yang baik-baik (sifatjamak)
3. Perbuatan-perbuatan yang baik (sifat jamak)
(perbuatan)
2. Berbuat kebajikan 3. Kebaikan-kebaikan (menyatakan jamak) 4. Perbuatan-perbuatan
yang baik
(menyatakan sifat jamak peminim) 5. Bidadari-bidadari
yang baik
(menyatakan jamak)
baik-baik (menunjukkan jamak)
2. Yang baik-baik (menunjukkan jamak)
3. Segala yang baik
(menunjukkan jamak)
4. Wanita-wanita yang baik (menunjukkan jamak)
Adapun analisis dan keterangan dari data di tabel tersebut dapat dilihat di halaman
24-49
3.2.1 Makna Gramatikal Afiksasi Kata ﻦﺴﺣ /ḥasan/ yang Terdapat Dalam Alquran
Kata
ﻦﺴﺣ
/ḥasan/ mengalami proses afiksasi yang terdapat di dalam Alquran sebanyak 45, yang terdiri dari 40 kata mengalami proses afiksasi prefiks(as-sābiq) (--ﺃ) /a--/, 2 kata mengalami proses afiksasi infiks ( az-ziyādah) (--ﺍ--)
/--ā--/, dan 3 kata mengalami proses afiksasi sufiks (al-lāḥiqah) (ﺕﺍ--) /--āti/.
Berikut peneliti akan menguraikan makna kata
ﻦﺴﺣ
/ḥasan/ yang terdapat dalam Alquran sesuai dengan proses afiksasinya.3.2.1.1 Makna Gramatikal Afiksasi Prefiks (as-sābiq) (--ﺃ) /a--/ Kata ﻦﺴﺣ
/ḥasan/ yang Terdapat Dalam Alquran
Kata
ﻦﺴﺣ
/ḥasan/ mengalami proses afiksasi prefiks (as-sābiq) (--ﺃ) /a--/, yang terdapat di dalam sebanyak 40 kata, dalam 40 kata tersebut memilikiberbagai makna diantaranya yaitu :
1. Orang yang berbuat kebaikan (menujukkan pelaku) terdapat dalam surah
al-an’am ayat 154 :
/ṡumma 'Ātaynā Mūsá Al-Kitāba Tamāmāan `AláAl-Lażī Aḥsana Wa Tafşīlāan Likulli Shay'in WaHudáan Wa Raḥmatan La`allahum Biliqā'iRabbihim Yu'uminūna/ kemudian Kami telah memberikan Al kitab (Taurat) kepada Musa untuk menyempurnakan (nikmat Kami) kepada orang yang berbuat kebaikan, dan untuk menjelaskan segala sesuatu dan sebagai petunjuk dan rahmat, agar mereka beriman (bahwa) mereka akan menemui Tuhan mereka.
Dari ayat diatas asal kata
ﻦﺴﺣ
/ḥasan/ mendapat tambahan alif menjadi kataﻦﺴﺣﺃ
/aḥsana/ yang mana dalam hal ini kataﻦﺴﺣ
/ḥasan/ mengalami proses afiksasi prefiks (as-sābiq) (--ﺃ) /a--/, sehingga artinya menjadi “orang yangberbuat kebaikan”. Dengan kata lain kata ḥasan disini menunjukkan pelaku yang berbuat kebaikan.
2. Paling baik ( menyatakan tingkatan yang paling tinggi) terdapat di
beberapa ayat diantaranya yaitu pada surah yusuf ayat 3 :
/ Naḥnu Naquşşu `Alayka Aḥsana Al-Qaşaşi Bimā'Awḥaynā'Ilayka Hāżā Al-Qur'āna Wa 'In Kunta Min Qablihi Lamina Al-gāfilīna/ Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik denga