PERBANDINGAN METODE
ANALYTIC HIERARCHY PROCESS
(AHP) DENGAN
SIMPLE MULTI ATTRIBUTE RATING
TECHNIQUE
(SMART) DALAM MENENTUKAN
PERUSAHAAN ASURANSI TERBAIK
SKRIPSI
YOHANA BR SITEPU
131421087
PROGRAM STUDI EKSTENSI S1 ILMU KOMPUTER
FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERBANDINGAN METODE
ANALYTIC HIERARCHY PROCESS
(AHP) DENGAN
SIMPLE MULTI ATTRIBUTE RATING
TECHNIQUE
(SMART) DALAM MENENTUKAN
PERUSAHAAN ASURANSI TERBAIK
SKRIPSI
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh ijazah Sarjana Ilmu Komputer
YOHANA BR SITEPU 131421087
PROGRAM STUDI EKSTENSI S1 ILMU KOMPUTER
FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERSETUJUAN
Judul : PERBANDINGAN METODE ANALYTIC HIERARCHY
PROCESS (AHP) DENGAN SIMPLE MULTI
ATTRIBUTE RATING TECHNIQUE (SMART)
DALAM MENENTUKAN PERUSAHAAN
ASURANSI TERBAIK
Kategori : SKRIPSI
Nama : YOHANA BR SITEPU
Nomor Induk Mahasiswa : 131421087
Program Studi : EKSTENSI S1 ILMU KOMPUTER
Fakultas : ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Diluluskan di
Medan, 2015
Komisi Pembimbing :
Pembimbing 2 Pembimbing 1
Handrizal, S.Si, M.Comp.Sc Dr. Poltak Sihombing, M.Kom
NIP. - NIP. 19620317 199103 1 001
Diketahui/Disetujui oleh
Program Studi S1 Ilmu Komputer Ketua,
PERNYATAAN
PERBANDINGAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) DENGAN
SIMPLE MULTI ATTRIBUTE RATING TECHNIQUE (SMART) DALAM
MENENTUKAN PERUSAHAAN ASURANSI TERBAIK
SKRIPSI
Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Medan, 2015
PENGHARGAAN
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena senantiasa
memberikan rahmat dan kasih karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penelitian dan penyusunan skripsi yang berjudul ” Perbandingan Metode Analytic
Hierarchy Process (AHP) Dengan Simple Multi Attribute Rating Technique (SMART)
Dalam Menentukan Perusahaan Asuransi Terbaik”. Tulisan ini masih jauh dari
sempurna, hal ini disebabkan oleh keterbatasan dan kemampuan penulis.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis banyak mendapatkan masukan dan
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Subhillar, Ph.D selaku Pejabat Rektor Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Dr. Muhammad Zarlis selaku Dekan Fakultas Ilmu Komputer dan
Teknologi Informasi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Dr. Poltak Sihombing, M.Kom selaku Ketua Program Studi S1 Ilmu
Komputer Universitas Sumatera Utara dan selaku Dosen Pembimbing I yang
telah banyak memberikan ilmu, bimbingan, saran, dan masukan kepada
penulis dalam pengerjaan skripsi ini.
4. Ibu Maya Silvi Lydia, B.Sc., M.Sc selaku Sekretaris Program Studi S1 Ilmu
Komputer Universitas Sumatera Utara.
5. Bapak Handrizal, S.Si, M.Comp.Sc selaku Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan ilmu, bimbingan, saran, dan masukan kepada penulis dalam
pengerjaan skripsi ini.
6. Bapak Prof. Dr. Iryanto, M.Si selaku Dosen Pembanding I yang telah
memberikan kritik dan saran dalam penyempurnaan skripsi ini.
7. Bapak Drs. Marihat Situmorang, M.Kom selaku Dosen Pembanding II yang
telah memberikan kritik dan saran dalam penyempurnaan skripsi ini.
8. Seluruh Dosen dan pegawai di Program Studi S1 Ilmu Komputer Fakultas
9. Teristimewa kepada kedua Orang tua saya yang sangat saya sayangi, yang
telah mencurahkan kasih sayang dan jerih payah serta selalu mendoakan
penulis hingga sekarang, kepada Ayananda tercinta Ngapuli Sitepu dan Ibunda
tercinta Lianna Br Ginting.
10. Kepada kakanda Sri Hati Sitepu dan Seteisya Sitepu serta kepada semua
keluarga atas perhatian, nasehat dan semangat serta dukungan doa yang telah
diberikan kepada penulis.
11. Sahabatku Lely Dahlyana dan Sherly Melisa Sembiring yang selalu menghibur
dan memberi semangat kepada penulis.
12. Teman-teman Ekstensi S1 Ilmu Komputer stambuk 2013 tanpa terkecuali,
terima kasih buat kebersamaannya di kala suka maupun duka.
13. Serta semua pihak yang telah ikut membantu penulis namun tidak tercantum
namanya.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan maupun penyajian dalam tulisan ini
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis
menerima kritik dan saran yang bersifat membangun. Kiranya skripsi ini dapat
memberi manfaat bagi para pembaca.
Medan, 2015
Penulis,
ABSTRAK
Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak, yaitu perusahaan asuransi dan pemegang polis. Asuransi memiliki manfaat utama yaitu menempatkan posisi keuangan tertanggung kembali kepada saat sebelum terjadi kerugian. Saat ini masih ada calon nasabah yang tidak mengetahui informasi tentang produk asuransi yang dibelinya sehingga mengakibatkan adanya resiko di masa yang akan datang. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk membantu para calon nasabah untuk menentukan perusahaan asuransi yang terbaik dengan membuat sebuah sistem pendukung keputusan dalam menentukan perusahaan asuransi terbaik. Metode yang digunakan dalam membuat sistem pendukung keputusan ini adalah metode Analytic Hierarchy Process (AHP) dan metode Simple Multi Attribute Rating Technique (SMART). Dalam menentukan alternatif yang terbaik, sistem pendukung keputusan ini akan memberikan hasil keputusan yang terbaik dengan meranking kesepuluh alternatif yang telah dimiliki dan menilai setiap alternatif berdasarkan 5 kriteria yang telah ditetapkan, yaitu manfaat asuransi, premi, masa pertanggungan asuransi, usia masuk tertanggung dan cara pembayaran premi. Parameter yang dibandingkan dalam penelitian ini adalah kecepatan waktu dan kompleksitas waktu dari kedua algoritma yang digunakan. Dengan mengimplementasikan metode AHP dan metode SMART diperoleh perusahaan asuransi yang terbaik adalah Prudential. Kecepatan waktu proses menggunakan metode SMART lebih cepat dibandingkan dengan metode AHP. Kecepatan waktu menggunakan metode AHP dengan pengujian 10 data diperoleh sebesar 15187 millisecond, sedangkan menggunakan metode SMART diperoleh sebesar 415 millisecond. Kompleksitas waktu yang dibutuhkan untuk memanggil fungsi algoritma AHP adalah θ (n), sedangkan kompleksitas waktu yang dibutuhkan untuk memanggil fungsi algoritma SMART adalah θ (n).
Kata Kunci : Sistem Pendukung Keputusan, Analytic Hierarchy Process, Simple
Multi Attribute Rating Technique, Pemilihan Perusahaan Asuransi
COMPARISON OF THE METHOD OF ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) WITH SIMPLE MULTI ATTRIBUTE RATING TECHNIQUE
(SMART) IN DETERMINING THE BEST INSURANCE COMPANY
ABSTRACT
Insurance is an agreement between two parties, i.e., the insurance company and the policy holder. The main benefit of having insurance, namely placing financial position back to the time before the insured had losses. Currently there are still potential borrowers who don't know the information about insurance products bought resulting in risks in the future. Therefore, this study aims to help the prospective customer to determine the best insurance company by creating a decision support system in determining the best insurance company. The methods used in making this decision support system is a method of Analytic Hierarchy Process (AHP) and the method of Simple Multi Attribute Rating Technique (SMART). In determining the best alternative, a decision support system will provide the best results with the rank of tenth alternatives that have been owned and assess every alternative based on 5 criteria established, i.e. the insurance benefits, premiums, the insurance risk, the entry age for insured and premium payment method. Parameters are compared in this study is the running time and time complexity of both algorithms are used. By implementing the method of AHP and SMART method obtained the best insurance company is Prudential. The running time process of using the SMART method is faster than compared to the method of AHP. The running time using method of AHP by testing 10 data obtained 15187 millisecond, while using the SMART method obtained 415 millisecond. The time complexity that required to call the function AHP algorithm is θ (n), while the time complexity that required to call the function SMART algorithm is θ (n).
DAFTAR ISI
Halaman
Persetujuan iii
Pernyataan iv
Penghargaan v
Abstrak vii
Abstract viii
Daftar Isi ix
Daftar Tabel xii
Daftar Gambar xv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Rumusan Masalah 3
1.3. Batasan Masalah 3
1.4. Tujuan Penelitian 4
1.5. Manfaat Penelitian 4
1.6. Metodologi Penelitian 4
1.7. Sistematika Penulisan 5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Asuransi Jiwa 7
2.2. Sistem Pendukung Keputusan 9
2.2.1 Sistem 9
2.2.2 Pengambilan Keputusan 9
2.2.3 Sistem Pendukung Keputusan 10
2.2.4 Karakteristik Sistem Pendukung Keputusan 10
2.2.5 Langkah-Langkah Pemodelan dalam Sistem Pendukung Keputusan (SPK)
12
2.3. Algoritma 13
2.3.1 Ciri-Ciri Algoritma 13
2.3.2 Sifat Algoritma 14
2.3.3 Struktur Algoritma 14
2.3.4 Time Complexity 15
2.4. Fuzzy Multiple Attribute Decision Making Methods (FMADM) 15
2.4.1 Analytical Hierarchy Process (AHP) 16
2.4.2 Simple Multi Attribute Rating Technique (SMART) 20
2.4.2.1 Kelebihan Metode SMART 21
2.4.2.2 Langkah – Langkah Dalam Metode SMART 22
2.5. Penelitian Terkait 24
BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
3.1. Analisis Masalah 26
3.2. Analisis Kebutuhan Sistem 27
3.3. Analisis Proses 28
3.3.1. Analisis Proses Dengan Menggunakan Metode Analytic Hieararchy Process (AHP)
28
3.3.2. Analisis Proses Dengan Menggunakan Metode Simple Multi Attribute Rating Technique (SMART)
66
3.4. Pemodelan Sistem 71
3.4.1. Use Case Diagram 71
3.4.2 Activity Diagram 72
3.4.3 Sequence Diagram 73
3.5. Perancangan Sistem 75
3.5.1. Pembuatan Algoritma Program 75
3.5.2. Alur Proses Sistem Secara Umum 75
3.6. Perancangan Struktur Tabel 78
3.7. Perancangan Antarmuka Sistem (Interface) 83
3.7.1. Halaman Login 83
3.7.2. Halaman Utama 84
3.7.3. Halaman Data Kriteria 86
3.7.4. Halaman Data Alternatif 87
3.7.5. Halaman Metode AHP 88
3.7.6. Halaman Metode SMART 89
3.7.7. Halaman Data Admin 90
3.7.8. Halaman Perbandingan 91
3.7.9. Halaman Penilaian 92
BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM
4.1. Implementasi Sistem 95
4.1.1. Form Login 95
4.1.2. Halaman Utama Pengguna 96
4.1.3 Halaman Utama Admin 96
4.1.4. Sub Menu Data Kriteria 97
4.1.5. Sub Menu Data Alternatif 98
4.1.6. Sub Menu Data Admin 98
4.1.7. Sub Menu Perbandingan 99
4.1.8. Sub Menu Penilaian 100
4.1.9 Sub Menu Metode AHP 100
4.2. Pengujian Sistem 102
4.3. Analisis Perbandingan Algoritma 106
4.3.1. Perhitungan Kompleksitas Waktu 106
4.3.2. Perhitungan Kompleksitas Waktu Algoritma AHP 106 4.3.3. Perhitungan Kompleksitas Waktu Algoritma SMART 109
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan 110
5.2. Saran 111
DAFTAR PUSTAKA 112
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Skala Nilai Perbandingan Berpasangan 18
Tabel 2.2. Daftar Indeks Random Konsistensi 20
Tabel 3.1. Matriks Berpasangan Kriteria Untuk Menentukan Perusahaan Asuransi Terbaik
28
Tabel 3.2. Matriks Berpasangan Alternatif 29
Tabel 3.3. Nilai Perbandingan Kriteria 30
Tabel 3.4. Matriks Pembobotan Untuk Semua Kriteria Disederhanakan 30
Tabel 3.5 Perbandingan Elemen Kriteria 31
Tabel 3.6. Matriks Eigenvector 32
Tabel 3.7. Matriks Alternatif Berpasangan Berdasarkan Kriteria Manfaat 33 Tabel 3.8. Matriks Alternatif Berpasangan Berdasarkan Kriteria Manfaat yang
Disederhanakan
34
Tabel 3.9. Perbandingan Alternatif 34
Tabel 3.10. Perhitungan Eigenvector 39
Tabel 3.11. Matriks Alternatif Berpasangan Berdasarkan Kriteria Premi 40 Tabel 3.12. Matriks Alternatif Berpasangan Berdasarkan Kriteria Premi yang
Disederhanakan
40
Tabel 3.13. Perbandingan Alternatif 41
Tabel 3.14. Perhitungan Eigenvector 45
Tabel 3.15. Matriks Alternatif Berpasangan Berdasarkan Kriteria Masa Pertanggungan
46
Tabel 3.16. Matriks Alternatif Berpasangan Berdasarkan Kriteria Masa Pertanggungan yang Disederhanakan
47
Tabel 3.17. Perbandingan Alternatif 47
Tabel 3.18. Perhitungan Eigenvector 52
Tabel 3.19. Matriks Alternatif Berpasangan Berdasarkan Kriteria Usia Masuk Tertanggung
52
Tabel 3.20. Matriks Alternatif Berpasangan Berdasarkan Kriteria Usia Masuk Tertanggung yang Disederhanakan
53
Tabel 3.21. Perbandingan Alternatif 53
Tabel 3.22. Perhitungan Eigenvector 58
Tabel 3.23. Matriks Alternatif Berpasangan Berdasarkan Kriteria Cara Pembayaran Premi
59
Tabel 3.24. Matriks Alternatif Berpasangan Berdasarkan Kriteria Cara Pembayaran Premi yang Disederhanakan
59
Tabel 3.25. Perbandingan Alternatif 60
Tabel 3.27. Perhitungan Matriks Global Untuk Menentukan Perusahaan Asuransi Terbaik
65
Tabel 3.28. Hasil Perankingan Menentukan Perusahaan Asuransi Terbaik Menggunakan Metode AHP
66
Tabel 3.29. Indeks Penilaian 66
Tabel 3.30. Nilai Utilitas Untuk Setiap Alternatif 67
Tabel 3.31. Kepentingan Kriteria 67
Tabel 3.32. Perbandingan Bobot Kriteria Manfaat dengan Kriteria Lainnya 67 Tabel 3.33. Normalisasi Bobot Kriteria Manfaat dengan Kriteria Lainnya 68 Tabel 3.34. Perbandingan Bobot Kriteria Cara Pembayaran Premi dengan
Kriteria Lainnya
68
Tabel 3.35. Normalisasi Bobot Kriteria Cara Pembayaran Premi dengan Kriteria Lainnya
69
Tabel 3.36. Bobot Rata-Rata dari Kedua Normalisasi 69
Tabel 3.37. Perhitungan Nilai Utilitas Setiap Alternatif Menggunakan Metode SMART
70
Tabel 3.38. Hasil Perankingan Alternatif Menggunakan Metode SMART 70
Tabel 3.39. Struktur Tabel admin 78
Tabel 3.40. Struktur Tabel asuransi 78
Tabel 3.41. Struktur Tabel bobot_ahp 78
Tabel 3.42. Struktur Tabel bobot_eigen 78
Tabel 3.43. Struktur Tabel bobot_perbandingan 79
Tabel 3.44. Struktur Tabel bobot_rata-rata 79
Tabel 3.45. Struktur Tabel eigenfactor 79
Tabel 3.46. Struktur Tabel hasil_ahp 79
Tabel 3.47. Struktur Tabel hasil_smart 80
Tabel 3.48. Struktur Tabel kriteria 80
Tabel 3.49. Struktur Table matrix_ahp 80
Tabel 3.50. Struktur Tabel matrix_asuransi 80
Tabel 3.51. Struktur Tabel matrix_kecocokan 81
Tabel 3.52. Struktur Tabel normalisasi_bobot 81
Tabel 3.53. Struktur Tabel penilaian 81
Tabel 3.54. Struktur Tabel total_bagi 82
Tabel 3.55. Struktur Tabel total_bobot 82
Tabel 3.56. Struktur Tabel total_eigen 82
Tabel 3.57. Struktur Tabel total perbandingan 82
Tabel 3.58. Keterangan Bagian-Bagian Halaman Login 83
Tabel 3.65. Keterangan Bagian-Bagian Halaman Sub Menu Data Admin 91 Tabel 3.66. Keterangan Bagian-Bagian Halaman Sub Menu Perbandingan 92 Tabel 3.67. Keterangan Bagian-Bagian Halaman Sub Menu Penilaian 93 Tabel 4.1. Hasil Pengujian Kecepatan Waktu Metode AHP dan Metode
SMART
105
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Fase Proses Pengambilan Keputusan 13
Gambar 2.2. Struktur Hirarki AHP (Nasibu, I. Z, 2009) 17
Gambar 3.1. Diagram Ishikawa 26
Gambar 3.2. Use Case Diagram Sistem 71
Gambar 3.3. Activity Diagram Metode AHP 72
Gambar 3.4. Activity Diagram Metode SMART 73
Gambar 3.5. Sequence Diagram Metode AHP 74
Gambar 3.6. Sequence Diagram Metode SMART 75
Gambar 3.7. Flowchart Metode AHP 76
Gambar 3.8. Flowchart Metode SMART 77
Gambar 3.9. Halaman Login 83
Gambar 3.10. Halaman Utama Pengguna 84
Gambar 3.11. Halaman Utama Admin 85
Gambar 3.12. Halaman Sub Menu Data Kriteria 86
Gambar 3.13. Halaman Sub Menu Data Alternatif 87
Gambar 3.14. Halaman Sub Menu Metode AHP 88
Gambar 3.15. Halaman Sub Menu Metode SMART 89
Gambar 3.16. Halaman Sub Menu Data Admin 90
Gambar 3.17. Halaman Sub Menu Perbandingan 91
Gambar 3.18. Halaman Sub Menu Penilaian 93
Gambar 4.1. Form Login 95
Gambar 4.2. Halaman Utama Pengguna 96
Gambar 4.3. Halaman Utama Admin 97
Gambar 4.4. Halaman Sub Menu Data Kriteria 97
Gambar 4.5. Halaman Sub Menu Data Alternatif 98
Gambar 4.6. Halaman Sub Menu Data Admin 99
Gambar 4.7. Halaman Sub Menu Perbandingan 99
Gambar 4.8. Halaman Sub Menu Penilaian 100
Gambar 4.9. Halaman Sub Menu Metode AHP 101
Gambar 4.10. Halaman Sub Menu Metode SMART 101
Gambar 4.11. Hasil Pengujian Pertama Metode AHP 102
Gambar 4.12. Hasil Pengujian Pertama Metode SMART 103
Gambar 4.13. Hasil Pengujian Keuda Metode AHP 103
Gambar 4.14. Hasil Pengujian Kedua Metode SMART 104
Gambar 4.15. Hasil Pengujian Ketiga Metode AHP 104
Gambar 4.16. Hasil Pengujian Ketiga Metode SMART 105
ABSTRAK
Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak, yaitu perusahaan asuransi dan pemegang polis. Asuransi memiliki manfaat utama yaitu menempatkan posisi keuangan tertanggung kembali kepada saat sebelum terjadi kerugian. Saat ini masih ada calon nasabah yang tidak mengetahui informasi tentang produk asuransi yang dibelinya sehingga mengakibatkan adanya resiko di masa yang akan datang. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk membantu para calon nasabah untuk menentukan perusahaan asuransi yang terbaik dengan membuat sebuah sistem pendukung keputusan dalam menentukan perusahaan asuransi terbaik. Metode yang digunakan dalam membuat sistem pendukung keputusan ini adalah metode Analytic Hierarchy Process (AHP) dan metode Simple Multi Attribute Rating Technique (SMART). Dalam menentukan alternatif yang terbaik, sistem pendukung keputusan ini akan memberikan hasil keputusan yang terbaik dengan meranking kesepuluh alternatif yang telah dimiliki dan menilai setiap alternatif berdasarkan 5 kriteria yang telah ditetapkan, yaitu manfaat asuransi, premi, masa pertanggungan asuransi, usia masuk tertanggung dan cara pembayaran premi. Parameter yang dibandingkan dalam penelitian ini adalah kecepatan waktu dan kompleksitas waktu dari kedua algoritma yang digunakan. Dengan mengimplementasikan metode AHP dan metode SMART diperoleh perusahaan asuransi yang terbaik adalah Prudential. Kecepatan waktu proses menggunakan metode SMART lebih cepat dibandingkan dengan metode AHP. Kecepatan waktu menggunakan metode AHP dengan pengujian 10 data diperoleh sebesar 15187 millisecond, sedangkan menggunakan metode SMART diperoleh sebesar 415 millisecond. Kompleksitas waktu yang dibutuhkan untuk memanggil fungsi algoritma AHP adalah θ (n), sedangkan kompleksitas waktu yang dibutuhkan untuk memanggil fungsi algoritma SMART adalah θ (n).
Kata Kunci : Sistem Pendukung Keputusan, Analytic Hierarchy Process, Simple
Multi Attribute Rating Technique, Pemilihan Perusahaan Asuransi
COMPARISON OF THE METHOD OF ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) WITH SIMPLE MULTI ATTRIBUTE RATING TECHNIQUE
(SMART) IN DETERMINING THE BEST INSURANCE COMPANY
ABSTRACT
Insurance is an agreement between two parties, i.e., the insurance company and the policy holder. The main benefit of having insurance, namely placing financial position back to the time before the insured had losses. Currently there are still potential borrowers who don't know the information about insurance products bought resulting in risks in the future. Therefore, this study aims to help the prospective customer to determine the best insurance company by creating a decision support system in determining the best insurance company. The methods used in making this decision support system is a method of Analytic Hierarchy Process (AHP) and the method of Simple Multi Attribute Rating Technique (SMART). In determining the best alternative, a decision support system will provide the best results with the rank of tenth alternatives that have been owned and assess every alternative based on 5 criteria established, i.e. the insurance benefits, premiums, the insurance risk, the entry age for insured and premium payment method. Parameters are compared in this study is the running time and time complexity of both algorithms are used. By implementing the method of AHP and SMART method obtained the best insurance company is Prudential. The running time process of using the SMART method is faster than compared to the method of AHP. The running time using method of AHP by testing 10 data obtained 15187 millisecond, while using the SMART method obtained 415 millisecond. The time complexity that required to call the function AHP algorithm is θ (n), while the time complexity that required to call the function SMART algorithm is θ (n).
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Asuransi adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada tindakan, sistem, atau
bisnis di mana perlindungan finansial (atau ganti rugi secara finansial) untuk jiwa,
properti, kesehatan dan lain sebagainya mendapatkan penggantian dari
kejadian-kejadian yang tidak dapat diduga yang dapat terjadi seperti kematian, kehilangan,
kerusakan atau sakit, di mana melibatkan pembayaran premi secara teratur dalam
jangka waktu tertentu sebagai ganti polis yang menjamin perlindungan tersebut.
Asuransi memiliki manfaat utama yaitu menempatkan posisi keuangan tertanggung
kembali kepada saat sebelum terjadi kerugian.
Keluarga atau seseorang pasti pernah berpikir tentang adanya resiko di masa
mendatang. Resiko tersebut seperti resiko kematian, resiko terserang penyakit, resiko
atas kerusakan atau hilang barang. Keluarga atau seseorang yang tidak memiliki
asuransi, jika terjadi resiko mereka harus mengeluarkan uang mereka/mengambilnya
dari tabungan, menjual asset, atau mungkin juga meminjam dari saudara dan teman.
Berbeda halnya jika sesorang memiliki asuransi, apabila terjadi resiko maka resiko
akan dialihkan kepada perusahaan asuransi. Sebelum bergabung ke dalam perusahaan
asuransi, seseorang/keluarga yang ingin memiliki asuransi harus mendapatkan
informasi secara detail tentang perusahaan asuransi tersebut. Karena apabila salah
memilih perusahaan asuransi bisa juga memengaruhi persoalan di masa mendatang,
salah satu persoalannya adalah terjadinya kebangkrutan pada perusahaan asuransi
tempat nasabah bergabung, disebabkan karena kurangnya pengetahuan nasabah
tentang kekuatan finansial perusahaan asuransi tempatnya bergabung dan informasi
seseorang sebelum bergabung ke dalam sebuah perusahaan asuransi dan membeli
produk asuransi jiwa adalah biaya/premi, manfaat asuransi, masa pertanggungan
asuransi, usia masuk tertanggung, dan cara pembayaran premi dalam menentukan
pilihan perusahaan asuransi untuk dipilihnya.
Sistem Pendukung Keputusan merupakan suatu sistem interaktif yang
mendukung keputusan dalam proses pengambilan keputusan melalui
alternatif-alternatif yang diperoleh dari hasil pengolahan data, informasi dan rancangan model.
Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam sistem pendukung keputusan,
salah satunya adalah Analytic Hierarchy Process (AHP) dan Simple Multi Attribute
Rating Technique (SMART). AHP menguraikan masalah multi faktor atau multi
kriteria yang kompleks menjadi suatu hirarki. AHP memiliki banyak keunggulan
dalam menjelaskan proses pengambilan keputusan. Salah satunya adalah dapat
digambarkan secara grafis sehingga mudah dipahami oleh semua pihak yang terlibat
dalam pengambilan keputusan (Kusrini, 2007). Sedangkan SMART merupakan
metode pengambilan keputusan multi kriteria yang dikembangkan oleh Edward pada
tahun 1977. Teknik pengambilan keputusan multi kriteria ini didasarkan pada teori
bahwa setiap alternatif terdiri dari sejumlah kriteria yang memiliki nilai-nilai dan
setiap kriteria memiliki bobot yang menggambarkan seberapa penting ia dibandingkan
dengan kriteria lain. SMART merupakan metode pengambilan keputusan yang
fleksibel. SMART lebih banyak digunakan karena kesederhanaanya dalam merespon
kebutuhan pembuat keputusan dan caranya menganalisa respon (Handy Theorema P,
2011). Alasan penulis menggunakan kedua metode ini karena metode ini memiliki
kelebihannya masing-masing dan dari referensi yang penulis dapat dari penelitian
yang sebelumnya juga menggunakan metode AHP dan SMART. Oleh karena itu,
penulis berniat membandingkan metode AHP dan SMART untuk menentukan
perusahaan asuransi yang terbaik.
Berdasarkan yang telah diuraikan diatas maka penulis memilih judul
”PERBANDINGAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)
DENGAN SIMPLE MULTI ATTRIBUTE RATING TECHNIQUE (SMART)
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah bagaimana menentukan perusahaan asuransi terbaik dengan
membandingkan metode Analytic Hierarchy Process (AHP) dan Simple Multi
Attribute Rating Technique (SMART).
1.3. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas batasan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Dalam penelitian ini metode Analytic Hierarchy Process (AHP) dan metode
Simple Multi Attribute Rating Technique (SMART) dibandingkan.
2. Asuransi yang diteliti dalam penelitian ini adalah asuransi jiwa tradisional
yang memiliki unsur asuransi jiwa seumur hidup.
3. Sample yang digunakan dalam penelitian ini ada 10 perusahaan asuransi jiwa
di kota medan yang tergabung dalam Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI)
yaitu PT. ACE Life Assurance, PT. AIA Financial, PT. Axa Mandiri Financial Services, PT. BNI Life Insurance, PT. Asuransi Jiwa BRIngin Life, PT. Indolife Pesniontama, PT. Asuransi Jiwasraya, PT. Asuransi Jiwa Mega Life, PT. Asuransi Jiwa Sequis Life, PT. Prudential Life Assurance.
4. Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya adalah biaya/premi,
usia masuk tertanggung, cara pembayaran premi, masa pertanggungan,
manfaat asuransi.
5. Parameter yang dibandingkan adalah kecepatan waktu dan kompleksitas waktu
(BigƟ) dari setiap metode.
6. Aplikasi yang dirancang dalam penelitian ini menggunakan bahasa
pemrograman Microsoft Visual Studio .Net 2010 dan Database Mangement
1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kecepatan waktu dan kompleksitas
waktu dari metode Analytic Hierarchy Process (AHP) dan Simple Multi Attribute
Rating Technique (SMART).
1.5. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui hasil perbandingan metode Analytic Hierarchy Process (AHP)
dengan Simple Multi Attribute Rating Technique (SMART) dalam menentukan
perusahaan asuransi terbaik.
2. Memberi kemudahan kepada nasabah dalam memilih perusahaan asuransi
yang terbaik.
3. Sebagai sumber informasi bagi para pembaca mengenai perusahaan asuransi
yang terbaik dan sebagai bahan acuan dalam pengembangan selanjutnya.
1.6. Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai
berikut:
1. Studi Literatur
Penulis mengumpulkan bahan dan data referensi dengan melakukan studi
kepustakaan melalui membaca buku-buku, skripsi, dan jurnal yang dapat
mendukung penulisan skripsi ini yang relevan mengenai metode sistem
pendukung keputusan Analytic Hierarchy Process (AHP) dan Simple Multi
Attribute Rating Technique (SMART).
2. Pengumpulan Data
Pada tahap ini penulis melakukan riset lapangan untuk memperoleh data secara
langsung dari perusahaan asuransi.
3. Analisis dan Perancangan Sistem
Tahap ini digunakan untuk mengolah data dari hasil studi literatur dan data
sesuai dengan kebutuhan pengguna menggunakan metode AHP dan metode
SMART.
4. Implementasi Sistem
Metode ini dilaksanakan dengan mengimplementasikan rancangan sistem yang
telah dibuat pada analisis dan perancangan sistem ke dalam program komputer
dengan menggunakan bahasa pemrograman Microsoft Visual Studio .Net 2010
dan Database Mangement System yang digunakan adalah MySql.
5. Pengujian Sistem
Metode ini dilaksanakan dengan mengimplementasikan metode AHP dan
metode SMART ke dalam perancangan aplikasi pemilihan perusahan asuransi
terbaik. Hasil program kemudian akan diuji dan dianalisis perbandingan
kecepatan waktu sistem dan tingkat keakurasiannya.
6. Dokumentasi
Metode ini berisi laporan dan kesimpulan akhir dari hasil analisa data dan
pengujian dalam bentuk skripsi.
1.7. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :
BAB 1 : PENDAHULUAN
Bab ini membahas mengenai latar belakang dalam pemilihan judul
skripsi ini yaitu “Perbandingan Metode Analytic Hierarchy Process
(AHP) dengan Simple Multi Attribute Rating Technique (SMART)
Dalam Menentukan Perusahaan Asuransi Terbaik”, rumusan masalah,
batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi
penelitian dan sistematika penulisan.
BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini membahas mengenai teori-teori yang berkaitan dengan judul
skripsi ini, baik itu menegenai asuransi, sistem pendukung keputusan,
metode AHP, metode SMART dan teori yang berkaitan lainnya.
BAB 3 : ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
Bab ini membahas analisis yang dilakukan terhadap permasalahan
sistem yang akan dibangun dengan mengimplementasikan metode
AHP dan SMART.
BAB 4 : IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM
Bab ini berisi implementasi dari hasil analisis dan perancangan sistem
yang telah dibahas di bab sebelumnya, pengujian sistem yang telah
dibuat, kemudian melihat apakah sistem masih memiliki kekurangan
atau sudah sesuai dengan kebutuhan.
BAB 5 : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan dari uraian bab-bab yang sebelumnya dan
saran-saran yang diharapkan bermanfaat dalam membantu
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Asuransi Jiwa
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2014 Tentang
Perasuransian, pada Bab 1 Ketentuan Umum yang dimaksud dengan :
1. Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak, yaitu perusahaan asuransi dan
pemegang polis, yang menjadi dasar bagi penerimaan premi oleh perusahaan
asuransi sebagai imbalan untuk:
a. memberikan penggantian kepada tertanggung atau pemegang polis karena
kerugian, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan, atau
tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita
tertanggung atau pemegang polis karena terjadinya suatu peristiwa yang
tidak pasti; atau
b. memberikan pembayaran yang didasarkan pada meninggalnya tertanggung
atau pembayaran yang didasarkan pada hidupnya tertanggung dengan
manfaat yang besarnya telah ditetapkan dan/atau didasarkan pada hasil
pengelolaan dana (Pasal 1 No 1).
2. Usaha Asuransi Jiwa adalah usaha yang menyelenggarakan jasa penanggulangan
risiko yang memberikan pembayaran kepada pemegang polis, tertanggung, atau
pihak lain yang berhak dalam hal tertanggung meninggal dunia atau tetap hidup,
atau pembayaran lain kepada pemegang polis, tertanggung, atau pihak lain yang
berhak pada waktu tertentu yang diatur dalam peranjian, yang besarnya telah
ditetapkan dan/atau didasarkan pada hasil pengelolaan dana (Pasal 1 No. 6).
3. Perusahaan Asuransi adalah perusahaan asuransi umum dan perusahaan asuransi
4. Pernegang Polis adalah Pihak yang mengikatkan diri berdasarkan perjanjian
dengan Perusahaan Asuransi, Perusahaan Asuransi Syariah, perusahaan
reasuransi, atau peru sahaan reasuransi syariah untuk mendapatkan pelindungan
atau pengelolaan atas risiko bagi dirinya, tertanggung, atau peserta lain (Pasal 1
No. 22).
5. Tertanggung adalah Pihak yang menghadapi risiko sebagaimana diatur dalam
peranjian Asuransi atau perjanjian reasuransi (Pasal 1 No. 23).
6. Objek Asuransi adalah jiwa dan raga, kesehatan manusia, tanggung jawab hukum,
benda dan jasa, serta semua kepentingan lainnya yang dapat hilang, rusak, rugi,
dan/atau berkurang nilainya (Pasal 1 No. 25).
7. Premi adalah sejumlah uang yang ditetapkan oleh Perusahaan Asuransi atau
perusahaan reasuransi dan disetujui oleh Pemegang Polis untuk dibayarkan
berdasarkan perjanjian Asuransi atau peranjian reasuransi, atau sejumlah uang
yang ditetapkan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
mendasari program asuransi wajib untuk memperoleh manfaat (Pasal 1 No. 29).
Beberapa istilah asuransi yang terdapat pada penulisan skripsi ini, diantaranya adalah :
1. Polis : Perjanjian asuransi antara penanggung dan pemegang polis serta dokumen
lainnya yang tidak terpisahkan dengan perjanjian asuransi tersebut. Polis asuransi
juga sering disebut kontrak polis atau kontrak.
2. Premi
Nilai yang tercantum dalam polis yang disetujui oleh pemegang polis, untuk
dibayarkan kepada perusahaan asuransi agar polis tetap aktif.
3. Tertanggung
Orang yang jiwanya diasuransikan (pihak yang ditanggung oleh polis asuransi
jiwa)
4. Nilai Tunai
Nilai polis pada satu saat tertentu yang besarnya tidak sama dengan jumlah premi
yang telah dibayar. Biasanya selalu lebih kecil dari jumlah premi yang dibayar.
5. Manfaat Asuransi
Jenis-jenis dan besarnya manfaat produk asuransi ini sebagaimana dicantumkan
6. Masa Pertanggungan
Masa berlakunya perlindungan asuransi, yaitu sejak tanggal berlakunya polis
sampai dengan tanggal berakhirnya polis.
2.2. Sistem Pendukung Keputusan
2.2.1. Sistem
Sistem adalah suatu kumpulan atau susunan dari sesuatu atau benda, yang
berhubungan sedemikian rupa sehingga membentuk satu kesatuan atau keseluruhan
(Ginting, 2014).
Struktur dari sebuah sistem meliputi masukan, proses, keluaran, umpan balik,
lingkungan dan batasan sistem. Masukan merupakan elemen yang akan
mempengaruhi kinerja sebuah sistem. Proses merupakan seluruh elemen untuk
mentransformasikan masukan menjadi keluaran. Keluaran menunjukkan produk akhir
atau konsekuensi dari suatu sistem. Umpan balik merupakan aliran informasi dari
komponen keluaran ke pembuat keputusan tentang performansi dari sistem.
Lingkungan terdiri dari beberapa elemen yang berada diluar sistem, dalam arti bukan
masukan, proses dan keluran. Batasan sistem merupakan sebuah pemisah antara suatu
subsistem dengan subsistem lainnya atau dengan sistem dengan lingkungannya
(Kosasi, 2002).
Ciri-ciri sistem terdiri dari :
1. Seperangkat elemen atau komponen
2. Saling berinteraksi antara satu komponen dengan komponen lainnya
3. Membentuk satu kesatuan untuk mencapai satu tujuan tertentu
4. Memiliki atribut (Ginting, 2014).
2.2.2. Pengambilan Keputusan
Persoalan pengambilan keputusan, pada dasarnya adalah bentuk pemilihan dari
berbagai alternatif tindakan yang mungkin dipilih yang prosesnya melalui mekanisme
tertentu, dengan harapan akan menghasilkan sebuah keputusan yang terbaik.
Penyusunan model keputusan adalah suatu cara untuk mengembangkan
yang mencerminkan hubungan yang terjadi diantara faktor-faktor yang terlibat.
(Suryadi & Ramdhani, 1998).
Guna membantu mempercepat dan mempermudah proses pengambilan
keputusan, diperlukan suatu bentuk Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support
System). Tujuannya adalah untuk membantu pengambil keputusan memilih berbagai
alternatif keputusan yang merupakan hasil pengolahan informasi-informasi yang
diperoleh/tersedia dengan menggunakan model-model pengambilan keputusan. Ciri
utama, sekaligus keunggulan dari Sistem Pendukung Keputusan (SPK) tersebut adalah
kemampuannya untuk menyelesaikan masalah-masalah yang tidak terstruktur
(Suryadi & Ramdhani, 1998).
2.2.3. Sistem Pendukung Keputusan
Sistem pendukung keputusan pertama kali dikenalkan pertama kali pada awal tahun
1970 oleh Michael S. Scott dengan istilah Management Decision System yang
merupakan suatu sistem berbasis komputer yang membantu pengambilan keputusan
dengan memanfaatkan data dan model-model untuk menyelesaikan masalah-masalah
yang tidak terstruktur (Turban et al. 2007).
Jenis informasi yang dibutuhkan untuk mengambil keputusan ada tiga :
1. Informasi untuk pengendalian dan pemanfaatan sumber daya yang dimiliki.
2. Laporan efisiensi pelaksanaan dan pengelolaan.
3. Laporan efektivitas pencapaian tujuan sebagai fungsi penggunaan sumber
(Ginting, 2014).
2.2.4 Karakteristik Sistem Pendukung Keputusan
Sistem Pendukung Keputusan merupakan pasangan sumber-sumber intelektual dari
individu-individu dengan komputer untuk memperbaiki kualitas dari suatu keputusan.
1. Memfokuskan diri dari pada keputusan-keputusan yang tidak terstruktur dan semi
terstruktur.
2. Fleksibel pada perubahan-perubahan keperluan.
3. Mudah untuk dipergunakan.
4. Komputer harus mendukung manajer, tetapi tidak menggantikan
5. Dukungan utama diberikan untuk masalah yang tidak terstruktur, masalah dapat
dianalisis secara matematis oleh komputer, tetapi kebijaksanaan manajer juga
diperlukan untuk proses kontrol.
6. Pemecahan masalah yang efektif lebih interaktif dan saling berdialog antara
pemakai dan sistem.
7. Fleksibel terhadap spesifikasi keperluan keluaran.
8. Mudah untuk dikembangkan dan digunakan untuk para non professional.
9. Memberikan respon yang cepat.
10. Mempunyai tempat yang tinggi untuk kontrol pemakai dan instruksinya.
11. Difokuskan pada Top Management.
12. Lebih difokuskan pada efektifitas daripada efisiensi (Ginting, 2014).
Sistem Pendukung Keputusan dapat memberikan berbagai manfaat atau
keuntungan bagi pemakainya. Keuntungan yang dimaksud di antaranya meliputi :
1. Sitem Pendukung Keputusan memperluas kemampuan pengambil keputusan
dalam memproses data/informasi bagi pemakainya.
2. Sistem Pendukung Keputusan membantu pengambil keputusan dalam hal
penghematan waktu yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah terutama
berbagai masalah yang sangat kompleks dan tidak terstruktur.
3. Sistem Pendukung Keputusan dapat menghasilkan solusi dengan lebih cepat serta
hasilnya dapat diandalkan.
4. Walaupun suatu Sistem Pendukung Keputusan, mungkin saja tidak mampu
memecahkan masalah yang dihadapi oleh pengambil keputusan, namun ia dapat
menjadi stimulan bagi pengambil keputusan dalam memahami persoalannya.
Karena sistem pendukung keputusan mampu menyajikan berbagai alternatif.
Sistem Pendukung keputusan dapat menyediakan bukti tambahan untuk
memberikan pembenaran sehingga dapat memperkuat posisi pengambil
keputusan (Daihani, 2001).
Di samping berbagai keuntungan dan manfaat seperti dikemukakan
1. Ada beberapa kemampuan manajemen dan bakat manusia yang tidak dapat
dimodelkan, sehingga model yang ada dalam sistem tidak semuanya
mencerminkan persoalan sebenarnya.
2. Kemampuan suatu SPK terbatas pada pembendaharaan pengetahuan yang
dimilikinya (pengetahuan dasar serta model dasar).
3. Proses-proses yang dapat dilakukan oleh SPK biasanya tergantung juga pada
kemampuan perangkat lunak yang digunakannya.
4. SPK tidak memiliki kemampuan intuisi seperti yang dimiliki oleh manusia.
Karena walau bagaimana pun canggihnya suatu SPK, dia hanyalah suatu
kumpulan perangkat keras, perangkat lunak dan sistem operasi yang tidak
dilengkapi dengan kemampuan berpikir (Daihani, 2001).
2.2.5. Langkah-Langkah Pemodelan dalam Sistem Pendukung Keputusan (SPK)
Saat melakukan pemodelan dalam pembangunan Sistem Pendukung Keputusan
dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Studi Kelayakan (Intelligence)
Pada langkah ini, sasaran ditentukan dan dilakukan pencarian prosedur,
pengumpulan data, identifikasi masalah, identifikasi kepemilikan masalah,
klasifikasi masalah, hingga akhirnya terbentuk sebuah pernyataan masalah.
Kepemilikan masalah berkaitan dengan bagian apa yang akan dibangun oleh SPK
dan apa tugas dari bagian tersebut sehingga model tersebut bisa relevan dengan
kebutuhan si pemilik masalah.
2. Perancangan (Design)
Pada tahapan ini akan diformulasikan model yang akan digunakan dan
kriteria-kriteria yang ditentukan. Setelah itu, dicari alternatif model yang bisa
menyelesaikan permasalahan tersebut. Langkah selanjutnya adalah memprediksi
keluaran yang mungkin. Kemudian, ditentukan variabel-variabel model.
3. Pemilihan (Choice)
Setelah pada tahap design ditentukan berbagai alternatif model beserta
variabel-variabelnya, pada tahapan ini akan dilakukan pemilihan modelnya, termasuk
solusi dari model tersebut. Selanjutnya, dilakukan analisis sensitivitas, yakni
4. Membuat SPK
Setelah melakukan modelnya, berikutnya adalah mengimplementasikannya dalam
aplikasi SPK (Kusrini, 2007).
Fase Proses Pengambilan Keputusan dapat dilihat pada gambar 2.1.
Gambar 2.1. Fase Proses Pengambilan Keputusan
2.3. Algoritma
Definisi algoritma :
1. Teknik penyusunan langkah-langkah penyelesaian masalah dalam bentuk
kalimat dengan jumlah kata terbatas, tetapi tersusun secara logis dan
sistematis.
2. Suatu prosedur yang jelas untuk menyelesaikan suatu persoalan dengan
menggunakan langkah-langkah tertentu dan terbatas jumlahnya (Suarga,
2006).
2.3.1. Ciri-Ciri Algoritma
Donald E. Knuth, seorang penulis beberapa buku algoritma abad XX, menyatakan
bahwa ada beberapa ciri algoritma, yaitu :
1. Algoritma mempunyai awal dan akhir. Suatu algoritma harus berhenti setelah
mengerjakan serangkaian tugas atau dengan kata lain suatu algoritma memiliki
langkah yang terbatas.
2. Setiap langkah harus didefinisikan dengan tepat sehingga tidak memiliki arti
ganda (non ambigous).
Sistem Informasi Manajemen/ Pengolahan Data Elektronik
Ilmu Manajemen/Operation Research
INTELLIGENCE
DESIGN
CHOICE
3. Memiliki masukan (input) atau kondisi awal.
4. Memiliki keluaran (output) atau kondisi akhir.
5. Algoritma harus efektif, bila diikuti benar-benar akan menyelesaikan persoalan
(Suarga, 2006).
2.3.2. Sifat Algoritma
Berdasarkan ciri algoritma yang dipaparkan oleh Donal Knuth dan definisi algoritma
maka dapat disimpulkan sifat suatu algoritma, yaitu sebagai berikut :
1. input : Suatu algoritma memiliki input atau kondisi awal sebelum algoritma
dilaksanakan dan bisa berupa nilai-nilai pengubah yang diambil dari himpunan
khusus.
2. output : Suatu algoritma akan menghasilkan output setelah dilaksanakan, atau
algoritma akan mengubah kondisi awal menjadi kondisi akhir, dimana nilai
output diperoleh dari nilai input yang telah diproses melalui algoritma.
3. definiteness : Langkah-langkah yang dituliskan dalam algoritma terdefinisi
dengan jelas sehingga mudah dilaksanakan oleh pengguna algoritma.
4. finiteness : Suatu algoritma harus memberi kondisi akhir atau output setelah
melakukan sejumlah langkah yang terbatas jumlahnya untuk setiap kondisi
awal atau input yang diberikan.
5. effectiveness : Setiap langkah dalam algoritma bisa dilaksanakan dalam selang
waktu tertentu sehingga pada akhirnya memberi solusi sesuai yang diharapkan.
6. generality : Langkah-langkah algoritma berlaku untuk setiap himpunan input
yang sesuai dengan persoalan yang akan diberikan , tidak hanya untuk
himpunan tertentu (Suarga, 2006).
2.3.3. Struktur Algoritma
Agar algoritma dapat ditulis lebih teratur maka sebaiknya dibagi kedalam beberapa
bagian. Salah satu struktur yang sering dijadikan patokan adalah berikut :
1. Bagian Kepala (Header) : memuat nama algoritma serta informasi atau
keterangan tentang algoritma yang ditulis.
2. Bagian Deklarasi/Definisi Variabel : memuat definisi tentang nama variabel,
nama tetapan, nama prosedur, nama fungsi, tipe data yang akan digunakan
3. Bagian Deskripsi/Rincian Langkah : memuat langkah-langkah penyelesaian
masalah, termasuk beberapa perintah seperti baca data, tampilkan, ulangi, yang
mengubah data input menjadi output, dan sebagainya (Suarga, 2006).
2.3.4 Time Complexity
Time Complexity (Kompleksitas waktu) adalah hubungan waktu komputasi dan
jumlah input.
Big Ɵ (Big Theta) adalah bagian dari kompleksitas waktu dari sebuah
algoritma. Big Ɵ (Big Theta) didefinisikan bahwa f(n) merupakan Tetta dari g(n) dan
dinotasikan f(n) = Ɵ(g(n) jika dan hanya jika terdapat tiga konstanta positif n0, c1 dan
c2 sedemikian berlaku (Asma, 2014) :
| C1 g(n) | <= | f(n) | <= |C2 g(n) |; ∀n > n0. (2.1)
2.4. Fuzzy Multiple Attribute Decision Making Methods (FMADM)
Multiple Criteria Decision Making (MCDM) adalah suatu metode pengambilan
keputusan untuk menetapkan alternatif terbaik dari sejumlah alternative berdasarkan
beberapa kriteria tertentu. Kriteria biasanya berupa ukuran-ukuran, aturan-aturan atau
standar yang digunakan dalam pengambilan keputusan. Berdasarkan tujuannya,
MCDM dapat dibagi menjadi 2 model : Multi Attribute Decision Making (MADM)
dan Multi Objective Decision Making (MODM).
MADM digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah dalam ruang
diskret. Oleh karena itu, pada MADM biasanya digunakan untuk melakukan penilaian
atau seleksi terhadap beberapa alternatif dalam jumlah yang terbatas. Sedangkan
MODM digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah pada ruang kontinyu
(seperti permasalahan pada pemrograman matematis).
Pada dasarnya, proses MADM dilakukan melalui 3 tahap, yaitu penyusunan
komponen-komponen situasi, analisis, dan sintesis informasi. Sebagian besar
pendekatan MADM dilakukan melalui 2 langkah, yaitu : pertama, melakukan agregasi
terhadap keputusan-keputusan yang tanggap terhadap semua tujuan pada setiap
alternatif; kedua, melakukan perankingan alternatif-alternatif keputusan tersebut
perankingan untuk mendapatkan alternatif terbaik yang diperoleh berdasarkan nilai
keseluruhan preferensi yang diberikan.
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah
MADM, antara lain :
1. Simple Additive Weighting Method (SAW)
2. Weighted Product (WP)
3. ELECTRE
4. Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS)
5. Analythic Hierarchy Process (AHP) (Kusumadewi, 2006).
2.4.1 Analytical Hierarchy Process (AHP)
Proses pengambilan keputusan pada dasarnya adalah memilih suatu alternatif.
Peralatan utama Analytical Hierarchy Process (AHP) adalah sebuah hirarki
fungsional dengan input utamanya persepsi manusia. Dengan hirarki, suatu masalah
kompleks dan tidak terstruktur dipecahkan ke dalam kelompok-kelompoknya.
Kemudian kelompok-kelompok tersebut diatur menjadi suatu bentuk hirarki.
Kelebihan AHP dibandingkan dengan yang lainnya adalah :
1. Struktur yang berhirarki, sebagai konsekuensi dari kriteria yang dipilih, sampai
pada sub-sub kriteria yang paling dalam.
2. Memperhitungkan validitas sampai dengan batas toleransi inkonsistensi berbagai
kriteria dan alternatif yang dipilih oleh para pengambil keputusan.
3. Memperhitungkan daya tahan atau ketahanan output analisis sensitivitas
pengambilan keputusan.
Selain itu, AHP mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah yang
multi-objektif dan multi-kriteria yang berdasar pada perbandingan preferensi dari
setiap elemen dalam hirarki (Suryadi & Ramdhani, 1998).
2.4.1.1 Prinsip Kerja Analytical Hierarchy Process (AHP)
Prinsip kerja AHP adalah penyederhanaan suatu persoalan kompleks yang tidak
terstruktur, strategik, dan dinamik menjadi bagian-bagiannya, serta menata dalam
suatu hirarki. Kemudian tingkat kepentingan setiap variabel diberi nilai numerik
secara subjektif tentang arti penting variabel tersebut secara relatif dibandingkan
untuk menetapkan variabel yang memiliki prioritas tinggi dan berperan untuk
mempengaruhi hasil pada sistem tersebut. Gambar Struktur Hirarki AHP dapat dilihat
pada gambar 2.2 (Nasibu, 2009).
Gambar 2.2. Struktur Hirarki AHP (Nasibu, I. Z, 2009)
Dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan dengan AHP ada beberapa prinsip
yang harus dipahami, diantaranya adalah :
1. Membuat hierarki
Sistem yang kompleks bisa dipahami dengan memecahnya menjadi
elemen-elemen pendukung, menyusun elemen-elemen secara hierarki, dan menggabungkannya
atau mensintesisnya.
2. Penilaian kriteria dan alternatif
Kriteria dan alternatif dilakukan dengan perbandingan berpasangan, untuk
berbagai persoalan, skala 1 sampai 9 adalah skala terbaik untuk
mengekspresikan pendapat. Nilai dan definisi pendapat kualitatif dari skala
perbandingan Saaty bisa diukur menggunakan tabel analisis seperti
ditunjukkan pada Tabel 2.1. Sasaran
Kriteria
Sub kriteria
Tabel 2.1. Skala Nilai Perbandingan Berpasangan
Intensitas
Kepentingan Keterangan
1 Kedua elemen sama penting nya
3 Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yang lainnya
5 Elemen yang satu lebih penting daripada elemen lainnya
7 Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada elemen lainnya
9 Satu elemen mutlak penting daripada elemen lainnya
2, 4, 6, 8 Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan yang berdekatan
Kebalikan Jika aktivitas i mendapat satu angka dibandingkan dengan aktivitas j, maka j memiliki nilai kebalikannya dibandingkan i
3. Synthesis of priority (menentukan prioritas)
Untuk setiap kriteria dan alternatif, perlu dilakukan perbandingan berpasangan
(pairwise comparisons). Nilai-nilai perbandingan relatif dari seluruh alternatif
kriteria bisa disesuaikan dengan judgement yang telah ditentukan untuk
menghasilkan bobot dan prioritas. Bobot dan prioritas dihitung dengan
memanipulasi matriks atau melalui penyelesaian persamaan matematika.
4. Logical Consistency (Konsistensi Logis)
Konsistensi memiliki dua makna. Pertama, objek-objek yang serupa bisa
dikelompokkan sesuai dengan keseragaman dan relevansi. Kedua, meyangkut
tingkat hubungan antarobjek yang didasarkan pada kriteria tertentu (Kusrini,
2007).
Pada dasarnya langkah-langkah dalam metode AHP meliputi :
1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan, lalu
menyusun hierarki dari permasalahan yang dihadapi.
Penyusunan hierarki adalah dengan menetapkan tujuan yang merupakan
2. Menentukan prioritas elemen
a. Langkah pertama dalam menentukan prioritas elemen adalah membuat
perbandingan berpasangan sesuai kriteria yang diberikan.
b. Matriks perbandingan berpasangan diisi menggunakan bilangan untuk
merepresentasikan kepentingan relatif dari suatu elemen terhadap elemen
yang lainnya.
3. Sintesis
Pertimbangan-pertimbangan terhadap perbandingan berpasangan disintesis
untuk memperoleh keseluruhan prioritas. Hal-hal yang dilakukan dalam
langkah ini adalah :
a. Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolom pada matriks
b. Membagi setiap nilai dari kolom dengan total kolom yang bersangkutan
untuk memperoleh normalisasi matriks
c. Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris dan membaginya dengan jumlah
elemen untuk mendapatkan nilai rata-rata
4. Mengukur Konsistensi
Dalam pembuatan keputusan, penting untuk mengetahui seberapa baik
konsistensi yang ada karena kita tidak mengiginkan keputusan berdasarkan
pertimbangan dengan konsistensi yang rendah. Hal-hal yang dilakukan dalam
langkah ini adalah :
a. Kalikan setiap nilai pada kolom pertama dengan prioritas relatif elemen
pertama, nilai pada kolom kedua dengan prioritas relatif elemen kedua, dan
seterusnya.
b. Jumlahkan setiap baris
c. Hasil dari penjumlahan baris dibagi dengan elemen prioritas relatif yang
bersangkutan
d. Jumlahkan hasil bagi di atas dengan banyaknya elemen yang ada, hasilnya
disebut
5. Hitung Consistency Index (CI) dengan rumus :
= ( − )/ − 1 (2.2)
6. Memeriksa konsistensi hierarki. Jika nilainya lebih dari 10%, maka penilaian
data judgment harus diperbaiki. Namun jika rasio konsistensi (CI/CR) kurang
atau sama dengan 0,1, maka hasil perhitungan bisa dinyatakan benar.
Daftar Indeks Random Konsistensi (IR) bisa dilihat dalam Tabel 2.2 (Kusrini,
2007).
Tabel 2.2 Daftar Indeks Random Konsistensi
Ukuran Matriks Nilai IR
1,2 0,00
3 0,38
4 0,90
5 1,12
6 1,24
7 1,32
8 1,41
9 1,45
10 1,49
11 1,51
12 1,48
13 1,56
14 1,57
15 1,59
2.4.2. Simple Multi Attribute Rating Technique (SMART)
Simple Multi Attribute Rating Technique merupakan metode pengambilan keputusan
yang multi kriteria yang dikembangkan oleh Edward pada tahun 1977. Teknik
pengambilan keputusan multi kriteria ini didasarkan pada teori bahwa setiap alternatif
terdiri dari sejumlah kriteria yang memiliki nilai-nilai dan setiap kriteria memiliki
bobot yang menggambarkan seberapa penting ia dibandingkan dengan kriteria lain.
Pembobotan ini digunakan untuk menilai setiap alternatif agar diperoleh alternatif
terbaik.
SMART menggunakan linear additive model untuk meramal nilai setiap
alternatif. SMART merupakan metode pengambilan keputusan yang fleksibel.
pembuat keputusan dan caranya menganalisa respon. Analisa yang terlibat adalah
transparan sehingga metode ini memberikan pemahaman masalah yang tinggi dan
dapat diterima oleh pembuat keputusan.
Model fungsi utiliti linear yang digunakan dalam SMART adalah :
= , ∀ = 1, … , (2.3)
Keterangan:
− : nilai pembobotan kriteria ke-j dari k kriteria
− : nilai utility alternatif i pada kriteria j
− Pemilihan keputusan adalah mengidentifikasi mana dari n alternatif
yang mempunyai nilai fungsi terbesar.
− Nilai fungsi ini juga dapat digunakan untuk meranking n alternatif.
(Handy Theorema P, 2011)
2.4.2.1 Kelebihan Metode SMART
SMART memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan metode pengambilan
keputusan yang lain yaitu :
1. Mungkin melakukan penambahan/pengurangan alternatif
Pada metode SMART penambahan atau pengurangan alternatif tidak akan
mempengaruhi perhitungan pembobotan karena setiap penilaian alternatif
tidak saling bergantung.
2. Sederhana
Perhitungan pada metode SMART lebih sederhana sehingga tidak diperlukan
perhitungan matematis yang rumit dengan pemahaman matematika yang kuat.
3. Transparan
Proses dalam menganalisa alternatif dan kriteria dalam SMART dapat dilihat
oleh user sehingga user dapat memahami bagaimana alternatif itu dipilih.
Alasan-alasan bagaimana alternatif itu dipilih dapat dilihat dari
prosedur-prosedur yang dilakukan dalam SMART mulai dari penentuan kriteria,
4. Fleksibelitas Pembobotan
Pembobotan yang dipakai didalam metode SMART ada 3 jenis yaitu
pembobotan secara langsung (direct weighting), pembobotan swing (swing
weighting), pembobotan centroid (centroid weighting) (Yunitarini, 2013).
2.4.2.2. Langkah – Langkah Dalam Metode SMART
Edwards mendefinisikan ada sepuluh langkah dalam penyelesaian metode SMART
yaitu :
1. Mengidentifikasi masalah keputusan
Pendefinisian masalah harus dilakukan untuk mencari akar masalah dan
batasan-batasan yang ada. Keputusan seperti apa yang akan diambil harus
didefinisikan terlebih dahulu, sehingga proses pengambilan keputusan dapat
terarah dan tidak menyimpang dari tujuan yang akan dicapai. Pendefinisian
pembuat keputusan (decision maker) dilakukan agar pemberian nilai terhadap
kriteria dapat sesuai dengan kepentingan kriteria tersebut terhadap alternatif.
2. Mengidentifikasi kriteria-kriteria yang digunakan dalam membuat keputusan
3. Mengidentifikasi alternatif-alternatif yang akan dievaluasi. Pada tahap ini akan
dilakukan proses pengumpulan data
4. Mengidentifikasi batasan kriteria yang relevan untuk penilaian alternatif
Perlu untuk membatasi nilai. Ini dapat dicapai dengan menghilangkan tujuan
yang kurang penting. Edwards berpendapat bahwa tidak perlu memiliki daftar
lengkap suatu tujuan. Lima belas dianggap terlalu banyak dan delapan
dianggap cukup besar
5. Melakukan peringkat terhadap kedudukan kepentingan kriteria. Dalam hal ini
dinilai cukup mudah dibandingkan dengan pengembangan bobot. Hal ini perlu
dilakukan untuk dapat memberikan bobot pada setiap kriteria. Karena bobot
yang diberikan pada kriteria akan bergantung pada perankingan kriteria
6. Memberi bobot pada setiap kriteria
Pemberian bobot diberikan dengan nilai yang dapat ditentukan oleh user
sendiri. Dalam hal ini akan dilakukan dua kali pembobotan yaitu berdasarkan
kriteria yang dianggap paling penting dan berdasarkan kriteria yang dianggap
paling tidak penting. Kriteria yang dianggap paling penting diberikan nilai
menggambarkan perbandingan kepentingan relatif ke dimensi paling tidak
penting. Proses ini akan diteruskan sampai pemberian bobot ke kriteria yang
dianggap paling tidak penting diperoleh.
Langkah yang sama juga akan dilakukan dengan membandingkan kriteria yang
paling tidak penting yang diberikan nilai 10. Kriteria yang paling penting
berikutnya diberikan sebuah nilai yang menggambarkan perbandingan
kepentingan relatif ke dimensi paling penting. Proses ini akan diteruskan
sampai pemberian bobot ke kriteria yang dianggap paling penting diperoleh.
7. Menghitung normalisasi bobot kriteria
Bobot yang diperoleh akan dinormalkan dimana bobot setiap kriteria yang
diperoleh akan dibagikan dengan hasil jumlah setiap bobot kriteria.
Normalisasi juga akan dilakukan berdasarkan kriteria yang paling penting dan
kriteria yang paling tidak penting. Nilai dari dua normalisasi yang diperoleh
akan dicari nilai rata-ratanya.
8. Mengembangkan single-attribute utilities yang mencerminkan seberapa baik
setiap alternatif dilihat dari setiap kriteria. Tahap ini adalah memberikan suatu
nilai pada semua kriteria untuk setiap alternatif. Dalam bidang ini seorang ahli
memperkirakan nilai alternatif dalam skala 0-100. Dimana 0 sebagai nilai
minimum dan 100 sebagai nilai maksimum.
9. Menghitung penilaian/utilitas terhadap setiap alternatif
Perhitungan dilakukan menggunakan fungsi yang telah ada yaitu :
(2.4)
Dimana adalah nilai pembobotan kriteria ke-j dari k kriteria dan adalah
nilai utility alternatif i pada kriteria j. Nilai diperoleh dari langkah dan nilai
diperoleh dari langkah 8.
10.Memutuskan.
Nilai utilitas dari setiap alternatif akan diperoleh dari langkah 9. Jika suatu
alternatif tunggal yang akan dipilih, maka pilih alternatif dengan nilai utilitas
2.5. Penelitian Terkait
Beberapa penelitian yang terkait dengan skripsi ini adalah :
1. Judul : PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK
PEMILIHAN SUPPLIER BATIK MENGGUNAKAN ALGORITMA
ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP).
Dalam penelitian ini membahas mengenai pemilihan supplier bahan baku
batik. Bahan baku utama tersebut didapat dengan cara memesan ke
supplier-supplier bahan baku yang sebelumnya telah dipilih oleh IKM batik sesuai
dengan kriteria masing-masing IKM. Akan tetapi dalam melakukan
pemilihan supplier terdapat permasalahan yaitu tidak terdapatnya metode
yang pasti untuk pengambilan keputusan pemilihan supplier bahan baku
batik, yang mengakibatkan IKM rentan melakukan kesalahan dalam
penentuan supplier. Oleh karena itu, dalam penelitian tugas akhir ini, penulis
akan membuat sebuah sistem pendukung keputusan yang dapat membantu
IKM batik dalam menentukan supplier yang memenuhi kriteria dari
masing-masing IKM. Model pengambilan keputusan dalam SPK ini menggunakan
Algoritma Analytical Hierarchy Process (AHP). Sistem Pendukung
Keputusan ini dibuat berbasis web dengan bahasa pemrogaram PHP dan
menggunakan MySql sebagai database management system (Mardiansyah et
al. 2014).
2. Judul : PENERAPAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS
DALAM SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN
ASURANSI.
Dalam penelitian ini membahas mengenai pemillihan produk asuransi. Dalam
pemilihan produk asuransi membutuhkan proses pengambilan keputusan
yang cukup rumit karena melibatkan banyak kriteria seperti brand image
perusahaan, besar premi yang harus dibayarkan, kemudahan prosedur klaim,
dan lain sebagainya. Dalam penelitian ini, metode pengambilan keputusan
yang digunakan adalah metode Analytic Hierarchy Process (AHP). Sistem
ini dikembangkan menggunakan bahasa pemrograman Java Server Pages
3. Judul : SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN MOBIL
MENGGUNAKAN METODE SIMPLE MULTI ATTRIBUTE RATING
TECHNIQUE (SMART).
Dalam penelitian ini membahas mengenai pemilihan mobil yang tepat sesuai
dengan kriteria yang diinginkan. Masalah dalam penelitian ini tergolong ke
dalam masalah yang bersifat multiobjective (banyak tujuan yang ingin
dicapai) dan multicriterias (ada banyak kriteria yang menentukan dalam
mencapai keputusan tersebut). Penelitian ini diharapkan dapat membantu
menyelesaikan permasalahan dalam pemilihan mobil. Metode pengambilan
keputusan untuk menyelesaikan penentuan pemilihan mobil dalam penelitian
BAB 3
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
3.1 Analisis Masalah
Masalah utama dalam penelitian ini adalah bagaimana mengimplementasikan
algoritma Analytic Hierarchy Process (AHP) dan Simple Multi Attribute Rating
Technique (SMART) dalam menentukan perusahaan asuransi terbaik.
Diagram Ishikawa dapat digunakan untuk menganalisis masalah, bagian
kepala atau segiempat yang berada disebelah kanan merupakan masalah, sedangkan
pada bagian tulang merupakan penyebab seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.1.
Gambar 3.1 Diagram Ishikawa
Bagaimana Menentukan Perusahaan Asuransi Terbaik Menggunakan Metode AHP dan SMART
HUMAN MATERIAL
METHOD MACHINE
Pengolahan Data Kriteria
Pengolahan Data Alternatif
Metode AHP
Metode SMART User sulit mengambil keputusan
VB. Net dan MySQL