• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Batu Bara Tahun 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Batu Bara Tahun 2017"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

PROYEKSI PERTUMBUHAN PENDUDUK KABUPATEN BARU BARA TAHUN 2017

TUGAS AKHIR

DARMAJI

112407097

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PROYEKSI PERTUMBUHAN PENDUDUK KABUPATEN BARU BARA TAHUN 2017

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh gelar Ahli Madya

DARMAJI

112407097

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

PERSETUJUAN

Judul: PROYEKSI PERTUMBUHAN PENDUDUK

KABUPATEN BARU BARA TAHUN 2017 Katego: TUGAS AKHIR

Nama : DARMAJI

Nomor Induk Mahasiswa : 112407097

Program Studi : D3 STATISTIKA

Departemen : MATEMATIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Disetujui di Medan, Juni 2014

Disetujui oleh

Departemen Matematika FMIPA USU Pembimbing Ketua

(4)

PERNYATAAN

PROYEKSI PERTUMBUHAN PENDUDUK KABUPATEN BARU BARA TAHUN 2017

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juni 2014

(5)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha

Penyayang, dengan limpah karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan

Tugas Akhir dengan judul PROYEKSI PERTUMBUHAN PENDUDUK

KABUPATEN BATU BARA TAHUN 2017.

Terima Kasih Penulis sampaikan kepadaIbu Dr. Mardiningsih, M.Si

selaku pembimbing dan Sekretaris departemen Matematika FMIPA USU Medan

yang telah meluangkan waktunya selama penyusunan tugas akhir ini. Terima

kasih kepada bapak Dr. Faigiziduhu Bu’ulölö, M.Si dan Bapak Dr. Suwarno

Arriswoyo, M.Si selaku ketua dan sekretaris Program Studi D3 Statistika FMIPA

USU, Bapak Prof. Dr. Tulus, M.Si selaku ketua Departemen Matematika FMIPA

USU Medan, Bapak Dr. Sutarman, M.Sc selaku Dekan FMIPA USU Medan,

seluruh staff dan Dosen Program Studi D3 Statistika FMIPA USU, pegawai

FMIPA USU dan rekan-rekan kuliah. Akhirnya tidak terlupakan kepada Bapak

Sudirman dan Ibu Tumiati Handayani dan seluruh keluarga yang selama ini

memberikan bantuan dan dukungan yang diperlukan, semoga Tuhan Yang Maha

Esa akan membalasnya.

(6)

DAFTAR ISI

` 3.2 Tugas, Fungsi dan Kewenangan Badan Pusat Statistik 24

(7)

BAB 4 ANALISIS PEMBAHASAN 31

4.1 Keadaan Penduduk Kabupaten Batu Bara 31

4.1.1 Angka beban ketergantungan 33

4.1.2 Angka Kelahiran Kasar Dan Angka Kematian Kasar 36

4.1.3 Kepadatan penduduk 37

4.2 Proyeksi Jumlah Penduduk di Kabupaten Batu Bara 38 4.2.1 Pertumbuhan Penduduk Menurut Jenis Kelamin 39

Di kabupaten Batu Bara

4.2.2 Proyeksi jumlah penduduk menurut jenis kelamin 41 di kabupaten batu bara

4.2.3 pertumbuhan penduduk di kabupaten batu bara 46

(8)

DAFTAR TABEL

4.1 Tabel Penduduk Batu Bara Menurut Jenis Kelamin 32 Tahun 2007-2012

4.2 Tabel Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur 34 Dan jenis kelamin Di Kabupaten Batu Bara Tahun 2012

4.3 Tabel Hasil Proyeksi Jumlah Penduduk Kabupaten Batu Bara 44 Menurut Jenis Kelamin Tahun 2013-2017

(9)

DAFTAR GAMBAR

3.1 Gambar Struktur Organisasi BPS Provinsi 29

3.2 Gambar Logo BPS 30

4.1 Gambar penduduk Kabupaten Batu BaraMenurut 33 Jenis Kelamin Tahun 2007-2012

4.2 Gambar Hasil Proyeksi Jumlah Penduduk Menurut 45 Jenis Kelamin Tahun 2013-2017

4.3 Gambar Hasil Proyeksi Jumlah Penduduk 49

Tahun 2013-2017

5.1 Gambar Mengaktifkan Microsoft Excel 51

5.2 Gambar Membuka Lembar Kerja Baru 52

5.3 Gambar Pengisian Data 53

5.4 Gambar Pembuatan Grafik 54

(10)

ABSTRAK

1. Proyeksi pertumbuhan penduduk di kabupaten batu bara pada tahun 2017 Metode yang digunakan denganmetode eksponensial secara geometris

2. Besarnya angka ketergantungan di kabupaten batu bara 100 orang yang produktif harus menanggung 50 orang yang tidak produktif. Tingginya

angka beban tanggungan merupakan faktor penghambat pembangunan

ekonomi

3. Jumblah penduduk laki-laki sebesar 195.738 jiwa. jumlah penduduk perempuan sebesar 190.992 jiwa. Secara keseluruhan sebesar 386.730

(11)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1LATAR BELAKANG

Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis antara

kekuatan-kekuatan yang menambah dan kekuatan-kekuatan-kekuatan-kekuatan yang mengurangi jumlah

penduduk secara terus menerus, penduduk yang akan di pengaruhi oleh jumlah

bayi yang lahir (fertilitas), tetapi secara bersamaan pula akan dikurangi oleh

jumlah kematian (mortalitas) yang terjadi pada semua golongan umur, serta

perpindahan penduduk (mobilitas) juga akan mempengaruhi bertambah atau

berkurangnya jumlah penduduk disuatu daerah atau negara

Perkembanggan penduduk tanpa di sertai dengan control untuk mengukur

jumlah penduduk yang diinginkan, hanya akan menimbulkan masalah sosial

ekonomi dengan segala akibatnya. Pertumbuhan penduduk yang tinggi dari tahun

ketahun memerlukan tambahan investasi dan sarana di bidang pendidikan dalam

(12)

Dalam hal ini penulis mengambil laju pertumbuhan penduduk geometrik

(LPPG). Tingkat pertumbuhan penduduk geometris adalah pertumbuhan

penduduk bertahap (discreate), yaitu dengan memperhitungkan pertumbuhan

penduduk hanya pada akhir tahun dari suatu periode. Pertumbuhan ini juga

disebut bunga berganda.

Dari hal diatas, maka penulis mengadakan penelitian terhadap

pertumbuhan penduduk dikabupaten batu bara. Kabupaten Batu Bara adalah salah

satu kabupaten di Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. DPR menyetujui

Rancangan Undang-Undang pembentukannya tanggal 8 Desember 2006.

Kabupaten ini diresmikan pada tanggal 15 Juni 2007, bersamaan dengan

dilantiknya Penjabat Bupati Batubara, Drs. H. Sofyan Nasution, S.H. Kabupaten

ini merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Asahan dan beribu kota di

Kecamatan Lima puluh. Kabupaten Batu Bara adalah salah satu dari 16 kabupaten

dan kota baru yang dimekarkan pada dalam kurun tahun 2006. Kabupaten Batu

Bara merupakan pemekaran dari Kabupaten Asahan dimana tujuh kecamatan di

Kabupaten Asahan dikurangi dan dipindahkan wilayahnya menjadi wilayah

Kabupaten Batu Bara. Batu Bara berada di kawasan Pantai Timur Sumatera Utara

yang berbatasan dengan Selat Malaka. Kabupaten Batu Bara menempati area

seluas 90.496 Ha yang terdiri dari 7 Kecamatan serta 100 Desa/ Kelurahan

Definitif. Berdasarkan luas daerah menurut kecamatan, daerah Lima Puluh

merupakan kecamatan terluas dengan luas wilayah mencapai 239,55 Km² atau

(13)

merupakan wilayah terkecil dengan luas 65,47 Km² atau 7,23 persen dari luas

total Batu Bara

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29152/4/Chapter%20II.pdf

Untuk mengetahui banyaknya penduduk suatu daerah atau negara pada

waktu tertentu maka dilaksakannya sensus penduduk atau perhitungan cacah atau

survei, serta catatan-catatan untuk di analisis disusun menjadi angka. Data inilah

yang akan dipergunakan sebagai bahan untuk perencanaan ataupun sasaran

pembangunan di masa yang akan datang.

Dengan Latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “PROYEKSI PERTUMBUHAN PENDUDUK

KABUPATEN BATU BARA TAHUN 2017”. Dengan tujuan agar dapat diketahui sebesar apa pertumbuhan penduduk pertahun dan memproyeksikanya

pada tahun berikutnya.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Pertumbuhan penduduk yang tinggi dalam keadaan jumlah penduduk yang besar

(14)

penduduk yang padat akan mengalami kesulitan untuk memacu pertumbuhan dan

perbaikan ekonomi, karena itu penyebaran penduduk yang tidak merata

merupakan masalah kependudukan yang perlu diketahui berapa jumlah penduduk

keseluruhan di Kabupaten Batu Bara tahun 2017 berdasarkan data tahun

2007-2012.

1.3 BATASAN MASALAH

Sebagaipembatasmasalahiniadalahpenganalisaan data

denganmenggunakanmetode eksponensial secara geometris dan data

diolahmenggunakanprogram Microsoft excel. Data yang di analisaadalah data

pertumbuhanpenduduk kabupaten Batu Baradaritahun 2007-2012.

1.4 TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penulisan ini adalah untuk menaksir jumlah penduduk kabupaten Batu

(15)

1.5 MANFAAT PENELITIAN

Manfaat yang diambildaripenelitianiniadalah:

a. Sebagaisarana untuk menetahui seberapa besar pertambahan dan

jumlah penduduk di kabupaten Batu Bara dan memproyeksikannya

pada tahun-tahun berikutnya.

b. Sebagai sarana meningkatkan pengetahuan dan wawasan penulis

dalam menganalisa data.

1.6 TINJUAN PUSTAKA

Untuk penulisan tugas akhir ini penulis menggunakan beberapa buku panduan

seperti buku demografi umum oleh prof. Ida bagus mantra. Edisi kedua tahun

2003. dimana dalam buku ini dijelaskan mengenai laju pertumbuhan pada suatu

komponen baik itu pertumbuhan secara eksponensial maupun pertumbuhan secara

geometris.

Adapun rumus geometrik rate of growth tersebut adalah sebagai berikut

(16)

= jumlah penduduk pada tahun t

= jumlah penduduk pada tahun awal

r = angka pertumbuhan penduduk

t = jangka waktu dalam tahun

kepadatan penduduk ( man land ratio)

kepadatan penduduk (KP) adalah jumlah penduduk persatuan unit wilayah,atau

dapat ditulis dengan rumus:

KP = × 100

Angka beban ketergantungan dapat digunakan sebagai indikator ekonomi

suatu negara, apakah tergolong negara maju atau tidak. Besarnya angka

ketergantungan di kabupaten batu bara dapat dihitung menggunakan rumus:

ABK= k

ABK = angka beban ketergantungan

(17)

1.7 METODOLOGI PENELITIAN

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah:

1. Studi kepustakaan

Yaitu metode pengumpulan data untuk memperoleh data dan informasi dari

perpustakaan, dengan membaca buku-buku, refrensi den bahan-bahan yang

bersifat teoritis yang ada kaitanya dengan kependudukan kabupaten Batu Bara

yang mendukung penulisan tugas akhir ini.

2. Metode pengumpulan data

Pengumpulan data untuk keperluan riset ini penulis lakukan dengan mengunakan

data sekunder yang diperoleh dari badan pusat statistik (BPS) medan. Data yang

dikumpulkan tersebut, kemudian diatur, disusun dalam bentuk angka-angka

dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang sekumpulan data

tersebut.

(18)

Data penelitian dianalisis dengan menggunakan metode proyeksi secara

Geometrik Rate Of Growth (pertumbuhan geometrik). Pertumbuhan penduduk

secara geometrik adalah pertumbuhan penduduk yang mengunakan dasar bunga

(bunga majemuk). Jadi pertumbuhan penduduk (rate of growth) adalah sama

untuk setiap tahun.

1.8 SISTEMATIKA PENULISAN

Adapunsistematikadalampenulisanadalahsebagaiberikut:

Bab 1 : PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi latar belakang masalah, tujuan

penelelitian, manfaat penelitian, rumusan masalah,

batasan masalah, metode penelitian dan sistematika

penulisan.

Bab 2 : LANDASAN TEORI

Pada bab ini berisi tentang hal-hal yang berhubungan

dengan masalah yang diteliti dalam menyelesaikan

tugas akhir ini.

Bab 3 : SEJARAH SINGKAT BADAN PUSAT STATISTIK

Pada bab ini menguraikan tentang sejarah berdirinya

(19)

Bab 4 : ANALISA PEMBAHASAN

Pada babini berisi tentang pengolahan data yang telah

ditentukan dengaan menggunakan rumus yang telah

ditentukan

Bab 5 : IMPLEMENTASI SISTEM

Pada bab ini dijelaskan tentang cara pengaktifan

jendela excel, pengisian data dan cara pembuatan

grafik.

Bab 6 : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini, penulis memberikan beberapa kesimpulan

dan beberapa saran kepada pembaca sesuai hasil analisa

yang telah diperoleh.

(20)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Masalah Kependudukan

Masalah kependudukan di indonesia dikategorikan sebagai suatu masalah nasional

yang besar dan memerlukan pemecahan segera. Hal ini mencangkup lima masalah

pokok yang terkait satu sama lainya, yaitu:

1. Jumlah penduduk yang besar

2. Tingkat pertumbuhan yang tinggi

3. Penyebaran penduduk yang tidak merata

4. Komposisi umur penduduk yang timpang

5. Masalah mobilitas penduduk.

Paket masalah kependudukan telah menjadi induk dari berbagai masalah lain.

Apabila tidak segerah tanggulangi tidak mustahil akan mendangkankan efek yang

(21)

2.2 Pengertian-Pengertian

Ada beberapa pengertian yang secara singkat perlu diketahui untuk mendukung

tulisan ini dan merupakan bahan acuan dalam mengembangkan aplikasi yang ada.

2.2.1 Penduduk

Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah republik indonesia

selama enam bulan atau lebih dan atau mereka yang bedomisili kurang dari enam

bulan tetapi bertujuan untuk menetap.

2.1.2 Laju Pertumbuhan Penduduk

Laju pertumbuhan penduduk adalah perubahan penduduk yang terjadi jika

dibandingkan dengan tahun sebelumnya dan dinyatakan dalam persentase. Jumlah

(22)

1. Fertilitas

Fertilitas disebut juga dengan kelahiran hidup (live birth), yaitu terlepasnya bayi

dari rahim seorang perempuan dengan adanya tanda-tanda kehidupan.Seperti

bernafas, berteriak, jantung berdenyut dan sebagainya.Apabila pada waktu lahir

tidak ada tanda-tanda kehidupan disebut lahir mati (still birth) yang didalam

demografi tidak dianggap sebagai peristiwa kelahiran.Disamping istilah fertilitas

ada juga istilah ferkunditas (fecundity) sebagai petunjuk kepada kemampuan

fisiologis dan biologis seorang perempuan untuk menghasilkan anak lahir

hidup.Seorang perempuan secara biologissubur (fecund) tidak selalu melahirkan

anak, misalnya dia mengatur kelahiran dengan abstinensi atau menggunakan

alat-alat kontrasepsi.Kemampuan biologis seorang perempuan untuk melahirkan

sangat sulit diukur.Ahli demografi hanya menggunakan penggukuran terhadap

kelahiran hidup (live berth). Pengukuran fertilitas lebih kompleks dibanding

pengukuran mortalitas, karena seorang perempuan hanya meninggal satu kali,

tetapi ia dapat melahirkan lebih dari seorang bayi. Disaamping itu seorang yang

mninggal pada hari dan waktu tertentu brarti mulai saat itu orang tersebut tidak

mempunyai resiko kematian lagi.Sebaliknya seorang perempuan yang telah

melahirkan serang anak tidak berartiresiko melahirkan dari perempuan tersebut

(23)

Kompleksnya pengukuran fertilitas karena melahirkan melibatkan dua

orang (suami dan istri), sedangkan hanya sedangkan hanya melibatkan satu orang

saja (orang meninggal). Masalah yang lain yang dapat dijumpai dalam

pengukuran fertilitas adalah tidak semua perempuan mengalami resiko melahirkan

karena ada kemungkinan beberapa dari mereka tidak mendapatkan pasangan

untuk berumah tangga. Juga ada beberapa perempuan yang bercerai,

menjanda.Mempehatikan masalah-masalah tersebut, terdapat variasi pengukuran

fertilitas yang dapat diterapkan, masing-masing mempunyai keuntungan dan

kelemahan.Memperhatikan perbedaan antara keadaan kelahiran dan kematian,

memungkinkan untuk melaksanakan dua macam pengukuran fertilitas yaitu

pengukuran fertilitas tahunan dan pengukuran fertilitas kumulatif.

2. Mortalitas

Mortalitas atau kematian adalah salah satu dari tiga komponen demografi yang

berpengaruh terhadap struktur dan jumlah penduduk.Tinggi rendahnya tingkat

mortalitas penduduk suatu daerah tidak hanya mempengaruhi pertumbuhan

penduduk, tetapi juga merupakan barometer dari tinggi rendahnya tingkat

kesehatan masyarakatdi daerah tersebut.Mortalitas adalah peristiwa

menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen yang bisa terjadi

(24)

mati selalui didahului oleh keadaan hidup.Sedangkan hidup selalu dimulai dengan

lahir hidup (live birth).

3. Mobilitas

Mobilitas penduduk dapat dibedakan antara mobilitas penduduk vertikal dan

mobilitas penduduk horizontal.Mobilitas penduduk vertikal ini sering disebut

dengan peerubahan setatus, dan salah satu contohnya adalah perubahan setatus

pekerjaan.Seseorang yang mula-mula bekerja dalam sektor pertanian sekarang

bekerja dalam sektor pertanian.

Mobilitas penduduk horizontal atau mobilitas penduduk geografis adalah

gerak penduduk yang melintasi batas wilayah menuju ke wilayah yang lain dalam

periode tertentu. Mobilitas penduduk dapat pula dibagi menjadi dua yaitu,

penduduk permanen atau migrasi dan mobilitas penduduk non permanen. Jadi,

migrasi adalah perpindahan penduduk yang melintas batas wilayah asal menuju

wilayah lain melampaui batas politik/negara ataupun batas administratif atau batas

bagian dalam suatu negara dengan tujuan menetap. Menurut Everett S. Lee ada

empat faktor yang menyebabkan orang mengambil keputusan untuk melakukan

(25)

1. Faktor-faktor yang terdapat di daerah asal

2. Faktor-faktor yang terdapat di tempat tujuan

3. Faktor-faktor yang menghambat

4. Faktor-faktor pribadi.

2.2.3 Susunan Penduduk

Data penduduk yang didapatkan dari hasil registrasi, sensus penduduk dan survei

susunanya masih belum teratur sehingga sulit untuk dibaca apalagi diinterpretasi

untuk keperluan maka seluruh data tersebut perlu

disederhanakan.Menyederhanakan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca

dan di interpretasikan disebut menganalisa data. Dalam proses ini sering kali

digunakan statistik adalah menyederhanakan data.

Membagi penduduk atas kelompok-kelompok tertentu atau dapat pula

dikatakan atas koposisi penduduk tertentu merupakan salah satu dari bentuk

analisis penduduk. Koposisi penduduk mengambarkan susunan penduduk yang

dibuat berdasarkan pengelompokan penduduk menurut karakteristik-karakteristik

yang sama. Bermacam-macam komposisi penduduk dapat digolongkan

berdasarkan umur, jenis kelamin, status kawin, tingkat pendidikan, lapangan

(26)

2.2.4 Komposisi Penduduk

Komposisi penduduk dalam arti demografi adalah komposisi penduduk menurut

umur dan jenis kelamin. Kedua variabel ini sangat mempengaruhi pertumbuhan

penduduk dimasa yang akan datang. Misalnya dalam suatu negara terdapat

penduduk umur tua (50 tahun keatas) lebih banyak, maka diharapkan negara

tersebut mempunyai angka kelahiran yang rendah.Demikian pula

ketidakseimbangan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan, bisa

mengakibatkan rendahnya fertilitas dan rendahnya angka pertumbuhan.

Ketidak seimbangan itu akan mempengaruhi pula keadaan sosial, ekonomi

dan keluarga. Komposisi penduduk umur tua digambarkan dalam piramida

penduduk yang dapat mencerminkan apakah negara tersebut mempunyai ciri

penduduk tua dan muda.Sedangkan pada penduduk umur muda dapat dipakai

sebagai ukuran perbandingan beban tanggungan yaitu angka yang menyatakan

perbandingan antara banyaknya orang yang tidak produktif (umur dibawah 15

tahun dan 65 tahun keatas) dengan banyaknya produktif (umur 16-64 tahun).

(27)

Kepadatan penduduk merupakan indikator dari pada tekanan penduduk disuatu

daerah.Kepadatan disuatu daerah dibandingkan dengan luas tanah yang ditempati

dinyatakan dengan banyaknya penduduk perkilometer persegi.

Kepadatan penduduk dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

KP = × 100

Jumlah penduduk yang digunakan sebagai pembilang dapat berupa jumlah seluruh

penduduk di wilayah tersebut atau bagian-bagian penduduk tertentu seperti:

penduduk daerah pedesaan atau penduduk yang bekerja di sektor pertanian,

sedangkan sebagai penyebut dapat berupa luas wilayah, luas daerah pertanian atau

luas daerah perdesaan.

Kepadatan penduduk disuatu wilayah dapat dibagi menjadi empat bagian:

1. Kepadatan penduduk kasar atau sering pula disebut dengan kepadatan

penduduk aridmatika

2. Kepadatan penduduk fisiologis

3. Kepadatan penduduk agraris

4. Kepadatan penduduk ekonomi.

(28)

Proyeksi adalah perhitungan untuk meramalkan atau untuk mengetahui

perkembangan di masa yang akan datang dengan menggunakan beberapa asumsi

yang disasarkan atas data tahun dasar.

Kualitas hasil proyeksi sangat ditentukan oleh proses plaksanaan

penyusunanya. Proyeksi yang baik adalah proyeksi yang menghasilkan

penyimpangan antara hasil ramalan dengan kenyataan sekecil mungkin.Manfaat

atau kegunaan proyeksi adalah untuk meramalkan atau memperkirakan kejadian

atau hal-hal yang mungkin terjadi, sebagai alat perencana yang tujuannya untuk

menyediakan jasa sebagai response terhadap penduduk yang telah diproyeksikan

dan merubah trend penduduk menuju ke perkembangan demografi sosial dan

ekonomi.

2.3.1 Proyeksi Penduduk

Semua perencanaan pembangunan sangat membutuhkan data penduduk tidak saja

data pada saat merencanakan pembangunan tetapi juga pada masa-masa

(29)

Jumlah penduduk dapat mempengaruhi kesejahteraan daerah atau negara

yang bersangkutan.Perhitungan proyeksi penduduk penulis lakukan dengan

memproyeksikan penduduk berdasarkan tingkat pertumbuhan penduduk pada

periode 2007-2012. Hal tersebut ditempuh karena informasi mengenai salah satu

komposisi kependudukan yaitu migrasi tidak tersedia untuk tingkat kabupaten

atau kota.

Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan dalam perhitungan proyeksi ini

adalah sebagai berikut:

1. Perhitungan tingkat pertumbuhan penduduk kabupaten batu bara menurut

jenis kelamin untuk periode 2007-2012 dengan cara geometrik

2. Memproyeksikan penduduk kabupaten batu bara menurut jenis kelamin

tingkat pertumbuhan 2007-2012 dengan metode geometrik.

Adapun rumus geometric rate of growth tersebut adalah sebagai berikut:

=

Dengan:

= jumlah penduduk pada tahun t

= jumlah penduduk pada tahun awal

(30)

BAB 3

SEJARAH DAN STRUKTUR BPS

3.1 Sejarah Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik (BPS) adalah Lembaga Negara Non Departemen.BPS

melakukan kegiatan yang ditugaskan oleh pemerintah antara bidang pertanian,

agrarian, pertambangan, kependudukan, sosial, ketenagakerjaan, keuangan,

pendapatan, dan keagamaan.Selain hal-hal diatas BPS juga bertugas untuk

melaksanakan koordinasi di lapangan, kegiatan statistik dari segenap instansi baik

dipusat maupun didaerah dengan tujuan mencegah dilakukannya pekerjaan yang

serupa oleh dua atau lebih instansi, memajukan keseragaman dalam penggunaan

defenisi, klasifikasi dan ukuran-ukuran lainnya. Berikut ini beberapa masa

peralihan di BPS yaitu:

(31)

Kegiatan Statistik di Indonesia sudah dilaksanakan sejak masa Pemerintahan

Hindia Belanda. Lembaga yang menangani kegiatan tersebut didirikan bulan

Februari 1920 oleh Direktur Pertanian, Kerajinan, dan Perdagangan (Directeur

van Landbouw Nijverheid en Handel) di Bogor yang bertugas mengolah dan

mempublikasikan data Statistik.

Pada tanggal 24 September 1924, pusat kegiatan kantor Statistik ini

dipindahkan ke Jakarta dengan nama Centraal Kantoor voor de Statistiek (CKS)

atau Kantor Pusat Statistik. Kegiatannya pada waktu itu diutamakan untuk

mendukung kebijakan Pemerintah Hindia Belanda.Produk perundang-undangan

Kantor Pusat Statistik adalah Volkstelling Ordonnantie 1930 (Staatsblad1930

Nomor 128) yang mengatur sensus penduduk dan Statistiek Ordonnantie 1934

(Staatsblad Nomor 508) tentang kegiatan perstatistikan.Pada tahun 1930 lembaga

ini mengerjakan suatu kegiatan monumental, yaitu Sensus Penduduk yang

pertama dilakukan di Indonesia.

3.1.2 Masa Pemerintahan Jepang

Pada tahun 1942-1945 Pemerintah Jepang yang berkuasa di Indonesia mengaktif

kan kembali kegiatan statistik terutama diarahkan untuk memenuhi kebutuhan

perang/militer. Kantor Statistik di masa Pemerintahan Jepang ini bernaung di

bawah Gubernur Militer (Gunseikanbu) dengan namaShomubu Chosasitsu

(32)

3.1.3 Masa Indonesia Merdeka, 1945 - sekarang

Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) pada tanggal 17

Agustus 1945, kegiatan statistik tidak lag! di bawah Shomubu Chosasitsu

Gunseikanbu berganti dengan nama Kantor Penyelidikan Perangkaan Umum

Republik Indonesia (KAPPURI). Pada awal Tahun 1946, bersamaan dengan

hijrahnya kegiatan Pemerintahan RI dari Jakarta ke Yogyakarta, kegiatan

KAPPURI dipindahkan ke Yogyakarta. Sementara itu Pemerintah Federal

Belanda (NICA) di Jakarta mengaktif kan kembali CKSKetika pihak Belanda

mengakui kedaulatan RI, pusat kegiatan Pemerintahan RI pun kembali ke Jakarta.

Berdasarkan Surat Edaran Kementerian Kemakmuran Nomor 219/5.C. tanggal 12

Juni 1950, kedua lembaga yaitu KAPPURI dan CKS, diintegrasikan menjadi

Kantor Pusat Statistik (KPS).Kegiatan KPS berada di bawah tanggung jawab

Menteri Kemakmuran.

Perkembangan berikutnya, pada tanggal 1 Maret 1952, Menteri

Perekonomian mengeluarkan Keputusan Nomor P/44 yang menyatakan KP5

berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Perekonomian.

Selanjutnya dengan Keputusan Menteri Perekonomian Nomor 18.099/M tanggal

24 Desember 1953, kegiatan KPS dibagi dalam dua bagian, yaitu Afdeling A

merupakan Bagian Riset dan Af deling B merupakan Bagian Penyelenggaraan dan

Tata Usaha.Berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 131 Tahun 1957,

(33)

Kementerian Perindustrian. Kemudian dengan Keppres Nomor 172 tahun 1957

tanggal 1 Juni 1957, KPS diubah menjadi Biro Pusat Statistik (BPS) dengan

tanggung jawab dan wewenangnya berada di bawah Perdana Menteri.Berdasarkan

Keppres ini secara formal nama Biro Pusat Statistik dipergunakan. Selain dari itu,

pada dekade ini telah diundangkan dua buah Undang-undang (UU), yaitu UU

Nomor 6 Tahun 1960 tentang Sensus yang diundangkan pada tanggal 24

September 1960 sebagai pengganti Volkstelling Ordonnantie 1930

(Staatsblad1930 Nomor 128) dan UU Nomor 7 Tahun 1960 tentang Statistik yang

diundangkan pada tanggal 26 September 1960 sebagai pengganti Statistiek

Ordonnantie 1934 (Staatsblad 1934 Nomor 508).Berdasarkan Keputusan Perdana

Menteri Nomor 26/P.M/1958 tanggal 16 Januari 1958 tentang pemberian tugas

kepada BPS untuk menyelenggarakan pekerjaan persiapan sensus penduduk dan

sesuai dengan Pasal 2 UU Nomor 6, Tahun 1960, BPS memperoleh tugas besar

menyelenggarakan sensus penduduk yang pertama setelah kemerdekaan.

Pelaksanaan sensus penduduk tersebut dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia

pada tahun 1961.

Selanjutnya Pasal 4 ayat (2) UU Nomor 7 Tahun 1960 menyatakan bahwa

BPS setelah mengadakan hubungan dan perundingan dengan instansi Pemerintah

lain di Pusat dan di Daerah, berwenang menyerahkan sebagian dari pekerjaan

statistik kepada instansi tersebut. Untuk itu, dalam pelaksanaan sensus penduduk

di tingkat provinsi dilaksanakan oleh Kantor Gubernur dan di tingkat

kabupaten/kota dilaksanakan oleh Kantor Bupati/ Walikota.Sedangkan pada

(34)

1964 tentang Susunan dan Organises! BPS yang ditetapkan pada tanggal 20

Januari 1964. Dengan Keputusan Presidium Kabinet Nomor Aa/C/9 Tahun 1965

tanggal 19 Februari 1965 dinyatakan bahwa Bagian Sensus di Kantor Gubernur

dan Kantor Kabupaten/Kota ditetapkan menjadi Kantor Cabang BPS dengan nama

Kantor Sensus dan Statistik Daerah.Memasuki Orde Baru yang dimulai pada

tahun 1966, Pemerintah melihat semakin pentingnya data statistik untuk

memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi pembangunan. Untuk

melaksanakan tugas BPS seperti sensus, Pemerintah telah mengundangkan tiga

buah Peraturan Pemerintah (PP) tentang Sensus, yaitu PP Nomor 21 Tahun 1979

tentang Pelaksanaan Sensus Penduduk yang diundangkan pada tanggal 2 Juli

1979, PP Nomor 2 Tahun 1983 tentang Sensus Pertanian yang diundangkan pada

tanggal 21 Januari 1983, dan PP Nomor 29 Tahun 1985 tentang Sensus Ekonomi

yang diundangkan pada tanggal 10 Juni 1985.Sedangkan untuk organisasi BPS,

Pemerintah telah mengundangkan PP Nomor 16 Tahun 1968 tentang Status dan

Organisasi BPS yang diundangkan pada tanggal 29 Mei 1968. Dengan makin

meningkatnya peran dan tugas BPS, PP Nomor 16 Tahun 1968 inipun

disempurnakan dengan PP Nomor 6 Tahun 1980 tentang Organisasi BPS yang

diundangkan pada tanggal 20 Pebruari 1980. Dua belas tahun kemudian PP

Nomor 6 Tahun 1980 disempurnakan dengan PP Nomor 2 Tahun 1992 tentang

Organisasi BPS yang diundangkan pada tanggal 9 Januari 1992. Sebagai

pelaksanaan dari PP Nomor 2 Tahun 1992 ini, ditetapkan Keppres Nomor 6

Tahun 1992 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata

Kerja BPS yang ditetapkan pada tanggal 9 Januari 1992.UU Nomor 6 Tahun 1960

(35)

lagi dan tidak dapat menampung berbagai perkembangan keadaan, tuntutan

masyarakat, dan kebutuhan pembangunan nasional. Kondisi kehidupan bangsa

dan tingkat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, saat kedua UU

tersebut diundangkan sangat jauh berbeda dengan keadaan sekarang, sehingga

perlu diganti.Sebagai pengganti kedua UU tersebut ditetapkan UU Nomor 16

Tahun 1997 tentang Statistik yang diundangkan pada tanggal 19 Mei 1997.

Nomenklatur kelembagaan disesuaikan dengan UU Nomor 16 Tahun 1997 dan

berdasarkan UU ini yang ditindaklanjuti dengan peraturan perundangan

dibawahnya, secara formal nama Biro Pusat Statistik diganti menjadi Badan Pusat

Statistik.

3.2 Tugas, Fungsi dan Kewenangan Badan Pusat Statistik

Menurut Keputusan Kepala BPS Nomor 121 tahun 2001 tentang organisasi dan

tata kerja perwakilan BPS di daerah.

3.2.1 Tugas

BPS memunyai tugas pemerintahan di bidang kegiatan statistik sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(36)

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, BPS menyelenggarakan

fungsi:

1. Pengkajian, penyusunan, dan perumusan kebijakan di bidang statistik.

2. Pengkoordinasian kegiatan statistik nasional dan regional.

3. Penetapan dan penyelenggaraan statistik dasar.

4. Pembinaan dan fasilitasi terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang

kegiatan statistik; dan

5. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang

perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi, tata laksana, kepegawaian,

keuangan, kearsipan, kehumasan, hukum, perlengkapan, dan rumah tangga.

3.2.3 Kewenangan

Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud, BPS memunyai

kewenangan:

1. Penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya;

2. Perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara

makro.

3. Penetapan sistem informasi di bidangnya;

4. Penetapan dan penyelenggaraan statistik nasional;

5. Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

yang berlaku

(37)

Adapun visi dam misi dari Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara adalah:

3.3.1 Visi

Pelopor data statistik terpercaya untuk semua.

3.3.2 Misi

1. Memperkuat landasan konstitusional dan operasional lembaga statistik untuk

penyelenggaraan statistik yang efektif dan efisien.

2. Menciptakan insan statistik yang kompeten dan profesional, didukung

pemanfaatan teknologi informasi mutakhir untuk kemajuan perstatistikan

Indonesia.

3. Meningkatkan penerapan standar klasifikasi, konsep dan definisi, pengukuran,

dan kode etik statistik yang bersifat universal dalam setiap penyelenggaraan

statistik.

(38)

5. Meningkatkan koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi kegiatan statistik yang

diselenggarakan pemerintah dan swasta, dalam kerangka Sistem

StatistikNasional (SSN) yang efektif dan efisien.

3.4 Struktur Organisasi BPS

Sehubungan dengan semakin meningkatnya beban tugas dan pentingnya peranan

BPS dalam menunjang kegiatan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan

maka diperlukan struktur organisasi yang dapat menunjang kelancaran tugas dari

masing-masing bagian.

Adapun tujuan dari struktur organisasi ini dan staf di Kantor Badan Pusat

Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara adalah:

1. Pengkoordinasian yaitu yang memungkinkan komunikasi integrasi

berbagai departemen dan kegiatan - kegiatan yang saling berhubungan satu

sama lain.

2. Pemberian saran yaitu memberikan saran atau membuat rekomendasi bagi

manajemen.

3. Pembuatan keputusan yaitu membuat keputusan - keputusan dan

mengamati bagaimana pelaksanaan dari keputusan tersebut.

Adapun bagan struktur organisasi Badan Pusat Staistik Provinsi Sumatera

Utara adalah sebagi berikut:

1. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor: 86 tahun 1998 ditetapkan

(39)

Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara dipimpin oleh seorang

Kepala Kantor.

2. Kepala Kantor dibantu tata usaha yang terdiri dari:

Sub Bagian Urusan Dalam, Sub Bagian Perlengkapan, Sub Bagian

Keuangan, Sub Bagian Bina Potensi/Bina Program.

3. Bidang Penunjang Statistik terdiri dari 5 (lima) bidang yaitu:

a. Bidang Statistik Produksi

Bidang Statistik Produksi mempunyai tugas melaksanakan kegiatan

statistik pertanian, industri, konstruksi pertambangan, dan energi.

b. Bidang Statistik Distribusi

Bidang Statistik Distribusi mempunyai tugas melaksanakan kegiatan

statistik konsumen, perdagangan besar, statistik keuangan dan harga

produsen serta niaga dan jasa.

c. Bidang Statistik Kependudukan

Bidang Statistik Kependudukan mempunyai tugas melaksanakan

kegiatan statistik demografi dan rumah tangga, statistik tenaga kerja,

serta statistik kesehjahteraan.

d. Bidang Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik (IPDS)

Bidang IPDS mempunyai tugas untuk penyiapan data, penyusunan

sistem, dan program serta operasional pengolahan data dengan

program komputer.

(40)

Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik mempunyai tugas untuk

penyusunan neraca produksi, neraca konsumsi, dan akumulasi

penyajian analisis serta kegiatan penerapan statistik.

Gambar 3.1 Struktur organisasi BPS Provinsi

Organisasi merupakan suatu fungsi manajemen yang mempunyai peranaan

dan kegiatan langsung dengan instansi sosial yang terjadi diantara individu –

individu dalam rangka kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Struktur organisasi perusahaan merupakan salah satu faktor penting yang

mempengaruhi tingkat keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan

K E P A L A

Bagian Tat a Usaha

Bidang I nt egrasi Pengolahan & Disem inasi St at ist ik Konst ruksi, Pert am

-bangan & Energi Layanan St at ist ik

(41)

yang ditetepkan. Dengan adanya struktur organisasi maka akan jelaslah

pemisahan tugas dari para pegawai / staf tersebut.

Struktur organisasi yang diterapkan di Kantor Badan Pusat Statistik adalah

struktur organisasi lini dan staf. Struktur ini mengandung unsur – unsur

spesialisasi kerja, standarisasi kegiatan, sentralisasi dan desentralisasi dalam

pembuatan keputusan yang menunjukan lokasi kekuasaan, pembuatan keputusan

dan ukuran satuan yang menunjukkan suatu kelompok kerja.

3.5 Logo BPS

Logo BPS adalah sebagai berikut:

Gambar 3.2 Logo BPS

 

(42)

 

 

 

BAB 4

ANALISA PEMBAHASAN

4.1 Keadaan Penduduk Kabupaten Batu Bara

Daerah kabupaten Batu Bara merupakan salah satu kabupaten di provinsi sumatra

utara yang baru terbentuk pada tahun 2007, yang merupaka pemekaran dari

kabupaten asahan. Luas wilayah kabupaten Batu Bara adalah 904.96 km atau

90.496 dari propinsi sumatra utara. Dan secara geografis terletak diantara

30’00”- 26’00” lintang utara dan 99 01’ - 00’ bujur timur.

Daerah kabupaten Batu Bara terletak pada ketinggian 0-50 meter dari

permukaan laut. Keadaan penduduk kabupaten Batu Bara setiap tahunnya

menunjukan peningkatan yang perlu mendapatkan perhatian.Pesatnya

perkembangan jumlah penduduk di samping masih tingginya angka kelahiran juga

disebabkan oleh urbanisasi, migrasi pencari kerja dan melanjutkan pendidikan

(43)

Batas-batas wilayah kabupaten Batu Bara adalah:

1. Sebelah utara berbatasan dengan kabupaten serdang bedagai.

2. Sebelah selatan berbatasan dengan kabupaten asahan.

3. Sebelah barat berbatasan dengan kabupaten simalungun.

4. Sebelah timur berbatasan dengan selat malaka.

Adapun keadaan jumlah penduduk daerah kabupaten Batu Bara adalah sebagai

berikut:

Tebel 4.1 Penduduk Kabupaten Batu Bara Menurut Jenis Kelamin Tahun 2007-2012

TAHUN

JENIS KELAMIN

TOTAL LAKI-LAKI WANITA

2007 186.527 187.309 373.838

2008 186.862 193.708 380.570

2009 194.520 194.990 389.510

2010 189.328 186.557 375.885

2011 191.067 188.333 379.400

2012 191.652 189.371 381.023

(44)

Gambar : 4.1 Penduduk Kabupaten Batu Bara Menurut Jenis Kelamin Tahun 2007-2012

4.1.1 Angka Beban Ketergantungan

Angka beban ketergantunggan adalah angka yang menyatakan perbandingan

antara banyaknya orang yang tidak produktif (umur di bawah 15 tahun dan 65

tahun keatas) dengan banyaknya orang yang produktif (umur antara 16-64).

Angka beban ketergantungan dapat digunakan sebagai indikator ekonomi

suatu negara, apakah tergolong negara maju atau tidak.Negara-negara yang

(45)

sedang berkembang dengan fersilitas yang lebih tinggi yang mempunyai angka

beban ketergantungan yang lebih tinggi pula, disebabkan besarnya proporsi

anak-anak di dalam komposisi penduduk tersebut. Besarnya angka ketergantungan di

kabupaten batu bara dpat dihitung dengan menggunakan rumus:

Angka ketergantungan adalah:

ABK = k

ABK = angka beban ketergantungan

K = konstanta dengan nilai 100

Tabel 4.2 Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur Dan Jenis Kelamin Di Kabupaten Batu Bara Tahun 2012

NOMOR

KELOMPOK

UMUR

LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

(46)

7 30-34 14.044 13.930 27.974

Dari tabel diatas di dapat angka-angka sebagai berikut:

= 126.762 jiwa

= 5.419 jiwa

= 248.842 jiwa

Bila angka-angka diatas didistribusikan ke dalam rumus, didapat besarnya angka

beban tanggungan sebagai berikut:

Angka beban ketergantungan (ABT) =

= . .

(47)

= .

.

= 0.495017

= 49.5

= 50

Ini berarti setiap 100 orang yang produktif harus menanggung 50 orang yang tidak

produktif.Tingginya angka beban tanggungan merupakan faktor penghambat

pembangunan ekonomi, karena sebagian dari pendapatan yang diperoleh oleh

golongan produktif, terpaksa harus dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan

mereka yang belum produktif.

4.1.1 Angka Kelahiran Kasar Dan Angka Kematian Kasar

Kelahiran dan kematian merupakan sebagian dari komponen perubahan

penduduk. Angka kelahiran kasar adalah banyaknya kelahiran yang terjadi per

1000 penduduk pada satu tahun tertentu, sedangkan angka kematian kasar adalah

banyaknya kematian yang terjadi per 1000 penduduk pada satu tahun tertentu.

Angka kelahiran dan angka kematian pada waktu tertentu mempunyai sifat-sifat

(48)

4.1.2 Kepadatan Penduduk

Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, kepadataan penduduk

merupakan indikator dari tekanan penduduk suatu daerah. Kepadatan penduduk

suatu daerah adalah perbandingan antara jumlah penduduk dengan luas daerah

dalam kilometer persegi. Kepadatan penduduk yang berbeda-beda disebabkan

oleh beberapa faktor seperti lokasi daerah, keadaan alamnya serta sejarahnya.

Kepadatan penduduk di kabupaten Batu Bara tahun 2012 dihitung dengan

menggunakan rumus:

KP = × 100

KP = .

. × 100

KP = 42.104 jiwa

Kepadatan penduduk kabupaten Batu Bara pada tahun 2012 mencapai

(49)

4.2 Proyeksi Jumlah Penduduk Di Kabupaten Batu Bara

Salah satu cara untuk mengetahui jumlah penduduk pada tahun-tahun tertentu

pada masa yang akan datang yaitu dengan cara memproyeksikannya. Berdasarkan

data yang tertera pada tabel 4.1, pada tahun 2007 jumlah penduduk 373.838 jiwa

yaitu jumlah penduduk laki-laki sebesar 186.527 jiwa dan jumlah penduduk

perempuan sebesar 187.309 jiwa. Sedangkan pada tahun 2012 jumlah penduduk

sebesar 381.023 jiwa yaitu jumlah penduduk laki-laki sebesar 191.652 jiwa dan

jumlah penduduk perempuan sebesar 189.371 jiwa.

Dari data dengan rentang lima tahun tersebut, maka besarnya tingkat

pertumbuhan penduduk dapat dihitung dengan menggunakan rumus geometrik,

yaitu sebagai berikut:

=

Dengan:

= jumlah penduduk pada tahun t

= jumlah penduduk pada tahun awal

r = angka pertumbuhan penduduk

(50)

4.2.1 Pertumbuhan Penduduk Menurut Jenis Kelamin Di Kabupaten Batu Bara

a. untuk jenis kelamin laki-laki

t = 5

=

=

191.652 = 186 527

Log = . .

Log = . ,

Log = ,

log = 0,00235433

= antilog 0,002354326

= 1,004227

r = 1,004227-1

r = 0,004227

(51)

b. Untuk jenis kelamin perempuan

t = 5

=

=

189,371 = 187 309

Log = , ,

Log = , ,

Log = ,

log = 0,000950966

= antilog 0,000950966

= 1,001705

r = 1,001705-1

r = 0,001705

(52)

4.2.2 Proyeksi Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Di Kabupaten Batu Bara

Dengan diperolehnya pertumbuhan penduduk kabupaten Batu Bara maka proyeksi

atau taksiran jumlah penduduk dapat ditentukan dengan menggunakan persentase

perubahan jumlah penduduk kabupaten Batu Bara tahun 2007-2012 dengan

menggunakan rumus:

=

1. Taksiran jumlah penduduk kabupaten Batu Bara tahun 2013

a. Untuk laki-laki

=

= 191.652 (1+ 0.004228

= 192.464 jiwa

b. Untuk perempuan

=

= 189.371 (1+ 0.001706

(53)

2. Taksiran jumlah penduduk kabupaten Batu Bara tahun 2014

a. Untuk laki-laki

=

= 191.652 (1+ 0.004228

= 191.652 (1.008473875)

= 193.278 jiwa

b. Untuk perempuan

=

= 189.371 (1+ 0.001706

= 189.371 (1.00341492)

= 190.018 jiwa

3. taksiran jumlah pendudukkabupaten Batu Bara tahun 2015

a. Untuk laki-laki

=

= 191.652 (1+ 0.004228

= 191.652 (1.01273771)

(54)

b. Untuk perempuan

=

= 189.371 (1+ 0.001706

= 189.371 (1.00512673)

= 190.342 jiwa

4. taksiran jumlah pendudukkabupaten Batu Bara tahun 2016

a. Untuk laki-laki

=

= 191.652 (1+ 0.004228

= 191.652 (1.01701955)

= 194.914 jiwa

b. Untuk perempuan

=

= 189.371 (1+ 0.001706

= 189.371 (1.00684149)

(55)

5. taksiran jumlah pendudukkabupaten Batu Bara tahun 2017

a. Untuk laki-laki

=

= 191.652 (1+ 0.004228

= 191.652 (1.02131952)

= 195.738 jiwa

b. Untuk perempuan

=

= 189.371 (1+ 0.001706

= 189.371 (1.00684149)

= 190.992 jiwa

Tabel 4.3 Hasil Proyeksi Jumlah Penduduk Kabupaten Batu Bara Menurut Jenis Kelamin Tahun 2013-2017

Nomor Tahun Laki-laki perempuan

1 2013 192.464 189.695

2 2014 193.278 190.018

(56)

4 2016 194.914 190.667

5 2017 195.738 190.992

Gambar 4.2 Hasil Proyeksi Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Tahun 2013-2017

Dari hasil proyeksi yang diproleh kita ketahui bahwa setiap tahunnya penduduk

menurut jenis kelamin mengalami kenaikan.faktor pertambahan ini dapat saja

terjadi dikarenakan oleh semangkin cepatnya tingkat kelahiran bayi. karena

kurang sadarnya masyarakat di kabupaten batu bara yang sudah menikah

menggunakan alat kontraspsi atau KB.

0 50000 100000 150000 200000 250000

1 2 3 4 5

nomor

tahun

(57)

4.2.3 Pertumbuhan Penduduk Di Kabupaten Batu Bara

Untuk t = 5

=

=

381 023 = 373 838

Log = . .

Log = . .

Log = .

log = 0.00165355

= antilog 0.00165353

= 1.002967

r = 1.002967-1

r = 0.002967

(58)

1. Taksiran jumlah penduduk kabupaten Batu Bara tahun 2013

=

= 381.023 (1+ 0.002967

= 381.023 (1.002967)

= 382.153 jiwa

2. Taksiran jumlah penduduk kabupaten Batu Bara tahun 2014

=

= 381.023 (1+ 0.002967

= 381.023 (1.005945)

= 383.287 jiwa

3. Taksiran jumlah penduduk kabupaten Batu Bara tahun 2015

=

= 381.023 (1+ 0.002968

= 381.023 (1.008931)

= 384.424 jiwa

4. Taksiran jumlah penduduk kabupaten Batu Bara tahun 2016

(59)

= 381.023 (1+ 0.002968

= 381.023 (1.011925)

= 385.565 jiwa

5. Taksiran jumlah penduduk kabupaten Batu Bara tahun 2017

=

= 381.023 (1+ 0.002968

= 381.709 (1.014929)

= 386.709 jiwa

Tabel 4.3 Hasil Proyeksi Jumlah Penduduk Kabupaten Batu Bara Tahun

2013-2017

Nomor Tahun Jumlah

1 2013 382.153

2 2014 383.287

3 2015 384.424

4 2016 385.565

(60)
(61)

BAB 5

IMPLEMENTASI SISTEM

5.1 Tahapan Implementasi

Tahap implementasi merupakan tahapan hasil desain tertulis kedalam

Programming (ciding).

Pada tahap inilah seluruh hasil desain dihitungkan kedalam bahasa pemrograman

tertentu untuk menghasilkan sebuah sistem informasi yang sesuai dengan hasil

desain tertulis. Tahapan implementasi harus dapat menentukan basis apa yang

akan diterapkan dalam menuangkan hasil desa

5.2 Mengaktifkan Microsoft Excel

Sebelum mengoprasikan softwaare ini, pastikan bahwa pada komputer terpasang

(62)

b. Pilih microsoft excel 2007

Gmbar 5.1 Mengaktifkan Microsoft Excel

5.3 Mengaktifkan Lembar Kerja Baru

Setelah mengaktifkan, akan tampil lembar kerja excel yang sudah siap untuk

dipergunakan. Lembar kerja adalah kumpulan kolom dan baris, dimana kolom

berurutan dari atas kebawah sedangkan baris berurutan dari kiri kekanan yang

(63)

Pada setiap kolom dan baris terdapat sel dan ini diidentifikasikan dengan

alamat yang merupakan kombinasi antar abjad untuk kolom dan angka untuk

baris, disamping itu lembar kerja excel terdapat banyak elemen yang memiliki

fungsi tersendiri.

n

Gambar 5.2 Membuka Lembar Kerja Baru

5.4 Pengisian data

Pengisian data ke dalam lembar kerja excel adalah sama dengan memasukan atau

mengaktifkan data kedalamnya. Ada dua pilihan cara pengisian data, yaitu

(64)

excel. Dalam pengisian data kedalam lembar kerja dengan keyboard, diperlukan

langka-langah sebagai berikut:

a. Letakan pointer pada sel yang ingin diisi data.

b. Ketik data yang diinginkan..

c. Tekan enter atau klik tombol kiri mouse pada sel lain untuk komfirmasi

atau mengakhiriny.

Gambar 5.3 pengisian data

Sedangkan pilihan kedua dalam mengisi data adalah menggunakan

submenu pada menu adit di exel. Dengan pilihan ini, maka memiliki lebuh banyak

(65)

5.5 Pembuatan Grafik

Grafik pada excel dapat dibuat menjadi satu dengan data atau terpisah pada

lembar kerja sendiri, namun masih berada dalam file yang sama. Untuk membuat

grafik pada excel, biasa menggunakan icon chart wizard yang dapat pada toolbar.

Adapun langka-langkah yang diperlukan adalah:

a. Sorot sel atau range yang ingin dibuat grafik.

b. Klik icon insert, maka akan tampil kotak dialog chart type.

c. Klik tipe grafik yang diinginkan

(66)
(67)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa dan evaluasi dari perhitungan jumlah penduduk

kabupaten Batu Bara berdasarkan tahun 2007-2012, maka dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Dengan menggunakan rumus pertumbuhan geometrik dapat dicari taksiran

perubahan jumlah penduduk laki-laki, taksiran perubahan jumlah

perempuan, serta perubahan jumlah penduduk secara keseluruhan

(laki-laki dan perempuan ) sehingga dapat diramalkan jumlah penduduk di

kabupaten batu bara.

2. Diperkirakan jumlah penduduk kabupaten batu bara menurut jenis kelamin

laki-laki pada tahun 2017 adalah 195.738 jiwa, jenis kelamin perempuan

sebesar 190.992 jiwa, secaara keseluruhan (jenis laki-laki dan perempuan)

(68)

6.2 SARAN

Berdasarkan data yang diamati, penulis memberi saran dari hasil analisa

jumlah pertumbuhan penduduk di kabupaten batu bara yaitu sebagai berikut:

1. Menurut jumlah penduduk setiap tahun, diharapkan pemerintah dapat

mengambil tindakan untuk lebih memperhatikan lagi tingkat kualitas

kesehatan penduduk di kabupaten Batu Bara.

2. Pemerintah harus bener benar-benar memperhatikan faktor-faktor apa

saja yang mempengaruhi perubahan jumlah penduduk yang terjadi di

kabaupaten Batu Bara setiap tahunya.

3. Memeratakan penyebaran penduduk, misalnya dengan mengadakan

transmigrasi dan pemerataan pembangunan yang berwawasan

lingkungan demi lingkungan demi terciptanya kesejahteraan rakyat.

(69)

DAFTAR PUSTAKA

Barclay W Geogle, “teknik Analisa Kependudukan”, penerbit rineka cipta,

jakarta, 1990

Batu bara Dalam Angka 2008. BPS, SUMUT

Batu bara Dalam Angka 2009. BPS, SUMUT

Batu bara Dalam Angka 2010. BPS, SUMUT

Batu bara Dalam Angka 2011. BPS, SUMUT

Batu bara Dalam Angka 2012. BPS, SUMUT

Batu bara Dalam Angka 2013. BPS, SUMUT

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29152/4/Chapter%20II.pdf

Gambar

Gambar 3.1 Struktur organisasi BPS  Provinsi
Gambar 3.2 Logo BPS
Gambar : 4.1 Penduduk Kabupaten Batu Bara Menurut Jenis Kelamin
Tabel 4.2 Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur Dan Jenis
+7

Referensi

Dokumen terkait

Judul : PROYEKSI PERTUMBUHAN PENDUDUK KABUPATEN TAPANULI UTARA TAHUN 2014 BERDASARKAN DATA TAHUN 2005-2010.. Kategori :

Dengan menggunakan rumus pertumbuhan eksponensial dapat dicari persentase perubahan jumlah penduduk laki-laki, persentase perubahan jumlah penduduk perempuan, serta

Juli Maria Dona Rajagukguk : Proyeksi Penduduk Di Kabupaten Toba Samosir Menurut Umur Tahun 2007 – 2011 Dengan Metode Eksponensial, 2008.. USU Repository ©

JudulTugasAkhir : Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Humbang Hasundutan tahun 2015-2018 berdasarkan data tahun 2003-2014.. Telah melaksanakan test program Tugas Akhir

PERAMALAN JUMLAH PENDUDUK KABUPATEN LABUHANBATU TAHUN 2015-2017 DENGAN MENGGUNAKAN

PERAMALAN JUMLAH PENDUDUK KABUPATEN LABUHANBATU TAHUN 2015-2017 DENGAN MENGGUNAKAN

Pengolahan data untuk meramalkan jumlah Perkara Pidana dan Perdata di Kabupaten Batu Bara pada Tahun 2020 adalah dengan menggunakan Metode Pemulusan

Komposisi penduduk dalam arti demografi adalah komposisi penduduk menurut. umur dan