• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008.

USU Repository © 2009

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STRATA-1 MEDAN

ANALISIS PEMBENTUKAN DISONANSI KOGNITIF

KONSUMEN PEMILIK MOBIL ISUZU PANTHER

PADA PT ISUINDOMAS PUTRA MEDAN

DRAFT SKRIPSI OLEH:

MUHAMMAD NOVAR NASUTION 040502184

MANAJEMEN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara Medan

(2)

Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008.

USU Repository © 2009

ABSTRAK

Muhammad Novar Nasution (2008). Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT Isuindomas Putra Medan. Ketua Departemen Manajemen: Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, Msi. Dra. Haida Jasin, Msi selaku dosen pembimbing. Para penguji yang terdiri atas Drs. Bongsu Hutagalung, Msi dan Dra Setri Hiyanti, Msi.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang membentuk disonansi kognitif konsumen pemilik mobil Isuzu Panther pada PT Isuindomas Putra Medan dan juga untuk mengetahui faktor-faktor utama yang membentuk disonansi kognitif konsumen pemilik mobil Isuzu Panther pada PT Isuindomas Putra Medan.

Disonansi kognitif memiliki tiga dimensi yaitu, emosional, kebijaksanaan pembelian, perhatian setelah transaksi. Faktor-faktor dimensi emosional terdri atas 15 faktor yaitu setelah melakukan pembelian konsumen merasa: telah membuat sesuatu yang salah (1), putus asa (2), menyesal (3) , kecewa dengan diri anda sendiri (4), takut (5), hampa (6), marah (7), cemas atau khawatir (8), kesal atau jengkel (9), frustasi (10), sakit hati (11), depresi (12), marah dengan diri sendiri (13), muak (14) dan mendapat masalah (15). Faktor-faktor dari dimensi kebijaksanaan pembelian terdiri atas 4 (empat) yaitu telah melakukan hal yang tidak tepat untuk membeli mobil Isuzu Panther (16), tidak membutuhkan mobil merek Isuzu Panther (17), tidak perlu membeli Isuzu Panther (18) dan telah membuat pilihan yang tidak tepat (19). Faktor-faktor dari dimensi perhatian setelah transaksi terdiri atas 3 (tiga) faktor yaitu telah melakukan kesalahan dengan persetujuan yang telah dibuat (20), merasa telah melakukan suatu ketololan (21) dan tenaga penjual telah membuat bingung (21). Ke-22 faktor itulah yang dapat membentuk disonansi kognitif.

Dalam penelitian ini data primer diperoleh dari penyebaran kuesioner yang pengukurannya menggunakan skala likert dan diolah secara deskriptif dan statistik melalui analisis faktor yang menggunakan program SPSS versi 14 for windo ws.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa ke-22 faktor dari dimensi emosional, kebijaksanaan pembelian dan perhatian setelah transaksi mempunyai pengaruh negatif terhadap pembentukan disonansi kognitif konsumen pemilik mobil Isuzu Panther pada PT Isuindomas Putra Medan. Ditinjau dari hasil penelitian yang dilakukan dengan analisis faktor dapat disimpulkan bahwa disonansi kognitif konsumen pemilik mobil Isuzu Panther rendah sedangkan dari 22 faktor dapat direduksi menjadi 5 (lima) faktor utama yaitu pilihan tepat, harapan tepat, perasaan tepat, keputusan tepat dan persetujuan tepat.

(3)

Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008.

USU Repository © 2009

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan hidayah Nya kepada kita semua khususnya pada peneliti hingga mampu menyelesaikan kuliah dan diakhiri dengan penyelesaian skripsi yang berjudul

Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu

Panther Pada PT Isuindomas Putra Medan. Tidak lupa shalawat beriring

salam peneliti haturkan kepada junjungan Nabi Besar Rasullah Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat beliau.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan dan keterbatasan, oleh karena itu peneliti dengan segala kerendahan hati akan menerima saran dan kritik yang membangun. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti sendiri dan berbagai pihak yang terkait. Pada kesempatan ini pula dengan setulus hati dan sepenuh jiwa peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. John Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah memimpin Fakultas Ekonomi dengan banyaknya melakukan pembaharuan dan kemajuan diberbagai bidang.

(4)

Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008.

USU Repository © 2009

Manajemen agar gigih untuk menempuh bangku perkuliahan demi mencapai cita-cita dan mengharumkan nama alumni.

3. Ibu Dra. Nisrul Irawaty, MBA selaku Sekretaris Departemen Manajeman Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dra. Haida Jasin, MSi selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak membantu, membimbing dan memotivasi peneliti untuk dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.

5. Bapak Drs. Bongsu Hutagalung, MSi dan Ibu Dra. Setri Hiyanti, MSi selaku Dosen Penguji yang telah banyak memberikan saran dan kritik membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

6. Para dosen dan pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah bekerja membantu para tunas bangsa untuk dapat mengejar dan meraih impiannya

7. Bapak Asan Harun selaku General Manager dan Bang Sabirin Bintang selaku Karyawan PT Isuindomas Putra yang telah banyak membantu dengan menyediakan segala kebutuhan dan keinginan peneliti demi kelancaran penyelasaian skripsi ini di PT Isuindomas Putra Medan.

(5)

Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008.

USU Repository © 2009

9. Kepada Kak Anya, Kak Inad dan Bang Tommy yang merupakan kakak dan abang peneliti. Terima kasih peneliti ucapkan karena telah banyak memberikan dorongan semangat, nasehat dan doa kepada peneliti untuk dapat segera menyelesaikan skripsi ini.

10. Kepada keluarga besar seperti: Nenek, Alang, Bou-bou, Encik, Nunun, Om-om, Tante-tante, Wak-wak, Sepupu-sepupu dan Ikep serta anggota keluarga lainnya yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu, peneliti ucapkan terima kasih atas segala doa dan dorongan demi selesainya skripsi ini

11. Para sahabat dan rekan mahasiswa/i Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Departemen Manajemen angkatan 2004 yang telah banyak membantu, memberi semangat dan doa kepada penulis agar dapat menyelesaikan skripsi ini.

12. Para senior dan junior yang khususnya angkatan 2003 dan 2006 yang telah banayak membantu dalam proses peneyelesaian skripsi ini.

13. Terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu dalam penyususnan skripsi ini yang tidak dapat peneliti sebutkan namanya satu persatu.

Medan, ... Juni 2008 Penulis

(6)

Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008.

USU Repository © 2009

DAFTAR ISI

ABSTRAK

KATA PENGANTAR ...i

DAFTAR ISI ...iv

DAFTAR TABEL ...vii

DAFTAR GAMBAR ...ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Perumusan Masalah ...4

C. Kerangka Konseptual ...4

D. Hipotesis ...5

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...6

1. Tujuan Penelitian ...6

2. Manfaat Penelitian ...6

F. Metode Penelitian ...7

1. Batasan Operasional ...7

2. Definisi Operasional Variabel ...8

3. Skala Pengukuran Variabel ...10

4. Tempat dan Waktu Penelitian ...10

5. Populasi dan Sampel ...11

6. Jenis dan Sumber Data ...12

(7)

Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008.

USU Repository © 2009

8. Teknik Analisis Data ...13

BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu ...17

B. Pengertian Produk ...18

1. Atribut Produk ...18

2. Pengembangan Produk ...19

3. Diferensiasi Produk ...19

C. Perilaku Pembelian ...20

D. Disonansi Kognitif ...22

E. Dimensi Disonansi Kognitif ...23

F. Disonansi Pascapembelian ...24

BAB III GAMBARAN UMUM PT ISUINDOMAS PUTRA MEDAN DAN PROFIL ISUZU A. Sejarah PT Isuindomas Putra Medan ...25

B. Profil Isuzu ...29

1. Profil Isuzu Panther ...30

2. Proses Produksi Isuzu Panther ...32

BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI DATA A. Analisis ...34

1. Deskriptif Sampel ...34

a. Karakteristik Sampel Berdasarkan Umur ...35

b. Karakteristik Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin ...35

(8)

Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008.

USU Repository © 2009

e. Karakteristik Sampel Berdasarkan Jenis Kendaraan ...37

2. Analisis Deskriptif ...38

a. Variabel Emosional ...38

b. Variabel Kebijaksanaan Pembelian ...43

c. Variabel Perhatian Setelah Transaksi ...44

B. Evaluasi ...45

1. Uji Validitas dan Reliabilitas ...45

a. Uji Validitas ...46

b. Uji Reliabilitas ...47

2. Analisis Faktor ...48

a. Variabel Emosional ...49

b. Variabel Kebijaksanaan Pembelian ...58

c. Variabel Perhatian Setelah Transaksi ...60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...63

B. Saran ...64

DAFTAR PUSTAKA

(9)

Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008.

USU Repository © 2009

DAFTAR TABEL

No. Uraian Halaman

Tabel 1.1 Volume Penjualan Nasional Mobil Diesel Periode Januari –

Agustus 2007 ...3

Tabel 1.2 Definisi Operasional Variabel ...9

Tabel 1.3 Volume Penjualan Mobil Isuzu Panther Periode 2006 dan 2007...11

Tabel 3.1 Kendaraan-Kendaraan Yang Dijual PT Isuindomas Putra Area Sumut ...27

Tabel 3.2 Rekap Penjualan Kendaraan PT Isuindomas Putra Area Sumut (Unit) ...28

Tabel 4.1 Karakteristik Sampel Berdasarkan Umur ...35

Tabel 4.2 Karakteristik Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin ...36

Tabel 4.3 Karakteristik Sampel Berdasarkan Pekerjaan ...36

Tabel 4.4 Karakteristik Sampel Berdasarkan Tahun Pembelian Mobil ...37

Tabel 4.5 Karakteristik Sampel Berdasarkan Jenis Kendaraan ...37

Tabel 4.6 Distribusi Pendapat Sampel Terhadap Variabel Emosional ...39

Tabel 4.7 Distribusi Pendapat Sampel Terhadap Variabel Kebijaksanaan Pembelian ...43

Tabel 4.8 Distribusi Pendapat Sampel Terhadap Variabel Perhatian Setelah Transaksi ...44

Tabel 4.9 Validitas Tiap Pertanyaan ...46

(10)

Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008.

USU Repository © 2009

Tabel 4.11 KMO and Bartlett’s Test ...50

Tabel 4.12 Anti-images Matrices ...51

Tabel 4.13 Total Variance Explained ...52

Tabel 4.14 Component Matrix(a) ...53

Tabel 4.15 Rotated Component Matrix ...55

Tabel 4.16 KMO and Bartlett’s Test ...58

Tabel 4.17 Anti-images Matrices ...59

Tabel 4.18 Total Variance Explained ...60

Tabel 4.19 KMO and Bartlett’s Test ...61

Tabel 4.20 Anti-images Matrices ...61

(11)

Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008.

USU Repository © 2009

DAFTAR GAMBAR

No. Uraian Halaman

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual ...5

Gambar 3.1 Logo Isuzu ...30

Gambar 3.2 Mobil Isuzu Panther ...32

(12)

Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008.

USU Repository © 2009

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Seorang konsumen dapat merasakan apakah ia merasa nyaman setelah melakukan suatu pembelian atau tidak. Kalau konsumen merasakan ketidak-nyamanan pasca melakukan transaksi pembelian berarti konsumen telah mengalami kondisi disonansi kognitif. Menurut Kotler dan Armstrong (2003: 228): “disonansi kognitif adalah ketidak-nyamanan pembeli karena konflik setelah pembelian.” Kondisi disonansi kognitif pembeli dapat diukur dengan tiga dimensi yakni emosional, kebijaksanaan pembelian dan perhatian setelah transaksi. Seorang konsumen akan mengalami disonansi kognitif pasca melakukan pembelian suatu produk, terutama sekali produk yang mahal salah satu contohnya adalah produk otomotif seperti mobil.

Dunia perindustrian di Indonesia terus berkembang. Salah satu industri yang mengalami perkembangan dewasa ini adalah industri otomotif. Namun di tengah perkembangannya, industri otomotif tanah air dihadapkan pada suatu dilema yang cukup kompleks. Yakni naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) sehingga mempengaruhi daya beli masyarakat.

(13)

Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008.

USU Repository © 2009

Dengan menggunakan mobil bermesin diesel, masyarakat berharap agar biaya yang dikeluarkan untuk konsumsi BBM akan lebih sedikit jika dibandingkan dengan penggunanan mobil non-diesel. BBM bersubsidi yang ditujukan bagi masyarakat pengguna kendaraan bermesin diesel hanya dipatok Rp 5.500,00 per liter sedangkan untuk pengguna kendaraan non-diesel harus rela membayar lebih, yaitu sebesar Rp 6.000,00 untuk setiap liternya. Hal ini akan menghemat biaya sekitar Rp 500,00 untuk setiap liter yang dikeluarkan.

Namun dibalik itu, mobil mesin diesel juga memiliki sejumlah kekurangan seperti biaya perawatan mesin yang relatif besar, dapat menimbulkan polusi udara dan suara, serta harganya yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan mobil non-diesel.

(14)

Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008.

USU Repository © 2009

Tabel 1.1

Volume Penjualan Nasional Mobil Diesel Periode Januari - Agustus 2007

Sumber:

PT Isunindomas Putra merupakan salah satu main dealer kendaraan Isuzu di Medan, salah satu produk unggulannya adalah Isuzu Panther. Sebagai main dealer produk Isuzu di Medan, membuat perusahaan ini menjadi pilihan masyarakat Medan dan sekitarnya sebagai tempat untuk melakukan pembelian produk Isuzu khususnya produk Isuzu Panther.

Setelah melakukan pembelian produk Isuzu Panther, konsumen pasti mengetahui apakah ia mengalami disonansi kognitif atau tidak. Untuk mengetahui hal tersebut maka peneliti melakukan penelitian pendahuluan. Dari hasil penelitian pendahuluan yang peneliti lakukan pada beberapa pemilik mobil Isuzu Panther, ternyata diketahui bahwa mereka mengalami disonansi kognitif walaupun dalam tingkat rendah. Disonansi kognitif tersebut terjadi karena pemilik mendapatkan kekurangan dari mobil Isuzu Panther dan kehilangan sejumlah manfaat dari mobil merek lain yang tidak dibeli (pesaing). Hal inilah yang menimbulkan disonansi kognitif.

Berdasarkan fenomena di atas, peneliti tertarik untuk meneliti tentang disonansi kognitif konsumen pemilik mobil Isuzu Panther yang melakukan pembelian pada PT Isuindomas Putra dengan menuangkannya dalam bentuk skripsi, dengan judul “Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen

Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT Isuindomas Putra Medan.” No. Merek Mobil Volume Penjualan

(unit)

Persentase Penjualan (%)

1. Isuzu Panther 3786 80,4

2. Mitsubishi L300 663 14,1

3. Toyota Innova 243 5,2

(15)

Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008.

USU Repository © 2009

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka peneliti merumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut: Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pembentukan disonansi kognitif konsumen pemilik mobil Isuzu Panther pada PT Isuindomas Putra Medan?

C. Kerangka Konseptual

Menurut East (dalam Japarianto, 2006:83):

Disonansi kognitif dideskripsikan sebagai suatu kondisi yang membingungkan, yang terjadi pada seseorang ketika kepercayaan mereka tidak sejalan bersama. Kondisi ini mendorong mereka untuk merubah pikiran, perasaan, dan tindakan mereka agar sesuai dengan pembaharuan. Disonansi dirasakan ketika seseorang berkomitmen pada dirinya sendiri dengan melakukan suatu tindakan yang tidak konsisten. Menurut Sweeney, Hausknecht dan Soutar (dalam Japarianto, 2006:83): “Cognitive Dissonance dapat diukur dengan tiga dimensi yaitu: Emotional, Wisdom of Purchase dan Concern Over the Deal.” Ketiga dimensi tersebut dapat diartikan sebagai berikut: emotional sebagai emosional, wisdom of purchase sebagai kebijaksanaan pembelian dan concern over the deal dapat diartikan sebagai perhatian setelah transaksi.

Berdasarkan teori tersebut, maka dapat dibuat kerangka konseptual penelitian, yaitu:

Sumber: Japarianto, 2006 (Diolah Peneliti, 2008)

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual

Dimensi Disonansi Kognitif: 1. Emosional.

2. Kebijaksanaan Pembelian. 3. Perhatian Setelah Transaksi

Transaksi.

(16)

Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008.

USU Repository © 2009

D. Hipotesis

“Hipotesis adalah suatu perumusan sementara mengenai suatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu dan juga dapat menuntun/mengarahkan ke penyelidikan selanjutnya” (Umar, 2003:104)

(17)

Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008.

USU Repository © 2009

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini ialah:

a. Mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan disonansi kognitif konsumen pemilik mobil Isuzu Panther pada PT Isuindomas Putra Medan.

b. Mengetahui dan menganalisis faktor-faktor utama yang membentuk disonansi kognitif konsumen pemilik mobil Isuzu Panther pada PT Isuindomas Putra Medan.

2. Manfaat Penelitian

Selain tujuan yang ingin dicapai, penelitian ini diharapkan juga bermanfaat, baik bagi peneliti, perusahaan yang bersangkutan dan juga bagi peneliti lain.

a. Bagi Peneliti

(18)

Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008.

USU Repository © 2009

b. Bagi Perusahaan

Memberikan informasi bagi perusahaan dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya terkait dengan disonansi kognitif yang dialami konsumen, sehingga dapat dicari upaya untuk menghindari atau mengurangi tingkat disonansi kognitif tersebut.

c. Bagi Peneliti Lain

Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti mengenai perilaku konsumen pasca pembelian khususnya yang terkait dengan disonansi kognitif konsumen.

F. Metode Penelitian

1. Batasan Operasional

Batasan operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Mobil yang diteliti adalah mobil merek Isuzu Panther.

b. Variabel yang diteliti terdiri atas variabel emosional, kebijaksanaan pembelian dan perhatian setelah transaksi.

c. Responden pada penelitian ini adalah konsumen pemilik mobil Isuzu Panther, yang melakukan pembelian selama periode 2006 dan 2007 pada PT Isuindomas Putra Medan.

(19)

Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008.

USU Repository © 2009

2. Definisi Operasional Variabel

Penguraian definisi operasional variabel-variabel yang akan diteliti merupakan suatu cara untuk mempermudah pengukuran variabel penelitian. Selain itu juga memberi batasan-batasan pada obyek yang akan diteliti.

a. Emosional

Emosional adalah ketidaknyamanan psikologis yang dialami seseorang terhadap keputusan pembelian.

b. Kebijaksanaan pembelian

Kebijaksanaan pembelian adalah ketidaknyamanan yang dialami seseorang setelah transaksi pembelian, di mana mereka bertanya-tanya apakah mereka sangat membutuhkan produk tersebut atau apakah mereka telah memilih produk yang sesuai.

c. Perhatian setelah transaksi

Perhatian setelah transaksi adalah ketidaknyamanan yang dialami seseorang setelah transaksi pembelian di mana mereka bertanya-tanya apakah mereka telah dipengaruhi oleh tenaga penjual yang bertentangan dengan kemauan atau kepercayaan mereka.

(20)

Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008.

USU Repository © 2009

Tabel 1.2

Definisi Operasional Variabel

Sumber: Japarianto, 2006 (Diolah Peneliti, 2008)

Variabel Definisi Variabel Indikator Alat

Ukur

1.Emosional Ketidaknyamanan

psikologis yang dialami seseorang terhadap keputusan pembelian.

Pasca pembelian, seseorang merasa mengalami:

1.Membuat suatu kesalahan pembelian.

2.putus asa. 3.Penyesalan.

4.Kekecewaan terhadap diri sendiri.

13.Marah terhadap diri sendiri. 14.Muak.

15.Tengah dihadapkan pada suatu permasalahan. dialami seseorang setelah transaksi pembelian, dimana mereka bertanya-tanya apakah mereka merasa butuh atau telah membeli produk yang sesuai.

1.Merasa telah melakukan hal yang tidak tepat untuk melakukan pembelian.

2.Merasa tidak membutuhkan. 3.Merasa tidak perlu membeli. 4.Merasa telah membuat

pilihan yang tidak tepat.

Skala dialami seseorang setelah transaksi pembelian di mana mereka bertanya-tanya apakah mereka telah dipengaruhi oleh tenaga penjual yang bertentangan dengan kemauan atau kepercayaan mereka.

1.Merasa terkejut karena telah membuat kesalahan dengan melakukan suatu persetujuan pembelian.

2.Merasa telah membuat ketololan dengan melakukan suatu persetujuan pembelian. 3.Merasa terkejut karena tenaga

penjual telah membuat bingung anda.

(21)

Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008.

USU Repository © 2009

3. Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran pada masing-masing variabel dalam penelitian ini

menggunakan skala likert. “Skala likert sebagai alat untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam melakukan penelitian terhadap variabel-variabel yang akan diuji, pada setiap jawaban akan diberikan skor” (Sugiyono, 2005:86).

Pengukuran dengan skala likert dilakukan dengan pembagian: 1. Sangat Setuju (SS) diberi skor 5

2. Setuju (S) diberi skor 4 3. Netral (N) diberi skor 3

4. Tidak Setuju (TS) diberi skor 2

5. Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1

Pada penelitian ini, responden diharuskan memilih salah satu dari kelima alternatif jawaban yang tersedia, kemudian setiap jawaban yang diberikan akan diberikan nilai tertentu (1,2,3,4 dan 5). Nilai yang diperoleh akan dijumlahkan dan jumlah tersebut menjadi nilai total. Nilai total inilah yang ditafsirkan sebagai posisi responden dalam Skala Likert.

4. Tempat dan Waktu Penelitian

(22)

Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008.

USU Repository © 2009

5. Populasi dan Sampel

a. Populasi

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas; obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono, 2000:55). Populasi pada penelitian ini adalah seluruh konsumen pemilik mobil Isuzu Panther yang melakukan pembelian di PT Isuindomas Putra Medan selama periode 2006 dan 2007. Lihat Tabel 1.3 di bawah ini:

Tabel 1.3

Volume Penjualan Mobil Isuzu Panther Periode 2006 dan 2007

Sumber: PT Isuindomas Putra (Diolah Peneliti, 2008) Sehingga diperoleh jumlah populasi sebesar 468 orang. b. Sampel

Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengambilan sampel non-probabilitas dengan teknik sampel purposif. Sampel purposif adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Adapun yang menjadi bahan pertimbangan dalam pemilihan sampel pada penelitian ini adalah: konsumen pemilik mobil Isuzu Panther yang melakukan transaksi pembelian di PT Isuindomas Putra Medan selama periode 2006 dan 2007, setiap pembeli yang melakukan transaksi pembelian Isuzu Panther selama periode 2006 dan 2007 akan diberikan 1 (satu) suara meskipun ia membeli lebih dari 1 (satu) mobil Isuzu Panther

No Tahun Volume Penjualan (unit)

1. 2006 236

(23)

Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008.

USU Repository © 2009

pada kurun waktu tersebut. Mobil Isuzu Panther yang dibeli digunakan sebagai kendaraan pribadi, dinas atau niaga.

Menurut Gay dan Diehl (dalam Kuncoro, 2003:111): ”untuk studi deskriptif, sampel 10 % dari populasi dianggap merupakan jumlah amat minimal.” Sehingga diperoleh jumlah sampel sebesar 46,8 sehingga dibulatkan menjadi 47 responden.

6. Jenis dan Sumber Data

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan dua jenis sumber data, yaitu: a. Data Primer

Dalam penelitian ini data primer diperoleh dari survei lapangan berupa penyebaran daftar pertanyaan (angket) kepada seluruh konsumen pemilik mobil Isuzu Panther.

b. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari buku-buku, jurnal penelitian, informasi dari perusahaan dan internet yang berhubungan dengan disonansi kognitif.

7. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah: a. Angket (Questionaire)

(24)

Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008.

USU Repository © 2009

jawaban atas pertanyaan yang terkait dengan disonansi kognitif dan faktor-faktor pembentuknya.

b. Wawancara (Interview)

Wawancara diartikan sebagai metode pengumpulan data atau informasi dengan cara tanya-jawab sepihak, dikerjakan secara sistematik dan berlandaskan kepada tujuan penyelidikan. “Tujuan dari interview (wawancara) itu adalah untuk mengumpulkan data atau informasi (keadaan, gagasan/pendapat, sikap/tanggapan, keterangan, dan sebagainya) dari satu pihak tertentu” (Ginting, 2006:56).

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara langsung dengan pemilik Isuzu Panther dan karyawan PT Isuindomas Putra Medan. Tanya-jawab yang dilakukan seputar disonansi kognitif yang dialami setelah melakukan pembelian Isuzu Panther di PT Isuindomas Putra Medan. c. Studi Kepustakaan

Teknik studi kepustakaan adalah suatu metode pengumpulan data dengan cara mempelajari data-data yang diperoleh dari kepustakaan dan sumber-sumber lain yang dianggap dapat memberikan informasi yang relevan mengenai disonansi kognitif.

8. Teknik Analisis Data

a. Uji Validitas dan Reliabilitas

(25)

Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008.

USU Repository © 2009

Instrumen yang valid berarti angket yang digunakan untuk mengumpulkan data itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Sedangkan instrumen yang reliabel berarti instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2000:267).

Data untuk pengujian validitas dan reliabilitas diambil dari instrumen angket yang disebarkan pada 47 orang responden pemilik mobil Isuzu Panther. Untuk melakukan uji validitas dan reliabilitas angket penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS versi 14 for windows.

b. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif merupakan salah satu bentuk analisis yang dilakukan dengan cara pengumpulan, penyusunan, penganalisisan dan penginterpretasian data sehingga diperoleh gambaran permasalahan yang dihadapi mengenai disonansi kognitif oleh pemilik Isuzu Panther.

c. Analisis Faktor

Analisis faktor digunakan untuk mereduksi faktor sehingga di dapat faktor-faktor utama yang membentuk disonansi kognitif konsumen pemilik mobil Isuzu Panther. Dalam penelitian ini, analisis faktor menggunakan bantuan program SPSS versi 14 for windows.

Proses dasar dari analisis faktor, adalah:

(26)

Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008.

USU Repository © 2009

depresi (12), marah dengan diri sendiri (13), muak (14), mendapat masalah (15). Variabel kebijaksanaan pembelian terdiri atas 4 (empat) faktor yaitu merasa bahwa telah melakukan hal yang tidak tepat untuk membeli Isuzu Panther (16), merasa tidak membutuhkan mobil Isuzu Panther (17), merasa tidak perlu membeli mobil Isuzu Panther (18) dan merasa bahwa telah membuat pilihan yang tidak tepat (19). Variabel perhatian setelah transaksi terdiri atas 3 (tiga) faktor yaitu terkejut bahwa telah melakukan suatu kesalahan dengan persetujuan yang dibuat (20), telah melakukan suatu ketololan (21) dan terkejut bahwa tenaga penjual telah membuat bingung (22).

2. Menguji variabel-variabel yang telah ditentukan dengan menggunakan metode Bartletts’s test of Sphericity serta pengukuran MSA (Measure of Sampling Adequacy).

Hipotesis untuk signifikansi adalah:

H0 = Sampel (variabel) belum memadai untuk dianalisis lebih lanjut. Ha = Sampel (variabel) sudah memadai untuk dianalisis lebih lanjut.

Kriteria dengan melihat probabilitas (signifikan): H0 diterima jika probabilitas > 0,05

Ha diterima jika probabilitas < 0,05

Angka MSA berkisar antara 0 (nol) hingga 1 (satu), dengan kriteria: MSA = 1 (satu) maka variabel tersebut dapat diprediksi tanpa kesalahan.

(27)

Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008.

USU Repository © 2009

MSA < 0,05 maka variabel tersebut tidak dapat diprediksi dan tidak dapat dianalisis lebih lanjut sehingga variabel tersebut harus dibuang. Dasar MSA ini akan digunakan untuk menganalisis setiap variabel. 3. Hasil Anti-image Matrices perlu diperhatikan, khususnya pada angka

korelasi yang bertanda a (arah diagonal dari kiri atas ke kanan bawah). Dengan kriteria angka MSA seperti dibahas di atas, maka apabila terlihat MSA variabel tidak memenuhi batas 0,05 maka variabel tersebut dikeluarkan atau dibuang kemudian pengujian diulang lagi. Misal ada lebih dari satu variabel yang mempunyai MSA lebih di bawah 0,05 maka yang dikeluarkan adalah variabel dengan MSA terkecil dan tentunya proses pengujian tetap diulang.

4. Melakukan proses inti pada analisis faktor, yaitu factoring atau melakukan ekstraksi terhadap sekumpulan variabel yang ada, sehingga terbentuk satu atau lebih faktor. Banyak metode untuk melakukan proses ekstrasi, namun metode yang digunkan pada penelitian ini adalah metode yang paling populer digunakan yaitu Principal Component Analysis.

(28)

Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008.

USU Repository © 2009

BAB II

URAIAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian diadaptasi oleh peneliti melalui penelitian terdahulu yang diperoleh dari jurnal penelitian yang berjudul “Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Toyota Avanza” yang diteliti oleh Edwin Japarianto pada tahun 2006. Edwin Japarianto merupakan staf pengajar di Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Petra, Surabaya. Penelitian ini mencoba untuk melihat pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen sesudah mereka membeli mobil Toyota Avanza.

(29)

Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008.

USU Repository © 2009

besar konsumen Toyota Avanza tidak mengalami disonansi kognitif sesudah melakukan pembelian.

B. Pengertian Produk

Menurut Kotler dan Armstrong (2003:8): “Produk adalah segala yang bisa ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan, atau dikonsumsi yang bisa memuaskan kebutuhan atau keinginan. Itu mencakup obyek fisik, jasa, orang, tempat, organisasi, dan ide.” Produk yang dihasilkan harus memiliki sejumlah manfaat, yang diharapkan mampu untuk memenuhi segala kebutuhan dan keinginan konsumen sehingga akan menimbulkan kepuasan bagi dirinya.

Dalam suatu pasar, pasti banyak ditemukan produk-produk yang sejenis. Agar dapat membedakan satu produk dengan produk yang lain dari para pesaing maka perusahaan perlu membuat sejumlah karakteristik tertentu pada produk yang dibuatnya, karakteristik produk tersebut harus digambarkan dengan jelas, yang menekankan apa yang menjadikan produk tersebut lebih diminati daripada produk sejenis yang ditawarkan oleh para pesaing. Dengan menjelaskan keunggulan yang dimiliki produk, maka konsumen akan merasa telah membuat keputusan yang tepat dengan memilih produk tersebut dan menolak produk pesaing sehingga akan menimbulkan kepuasan.

1. Atribut Produk

(30)

Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008.

USU Repository © 2009

(Kotler, 1997:127). Dan yang termasuk dalam atribut produk adalah: kualitas, fitur, serta gaya dan desain.

2. Pengembangan Produk

Pengertian pengembangan produk oleh Kotler dan Armstrong (2003:398): “strategi untuk pertumbuhan perusahaan dengan menawarkan produk modifikasi atau produk baru ke segmen pasar yang ada sekarang.” Pengembangan konsep produk menjadi produk fisik dalam upaya memastikan bahwa ide produk dapat diubah menjadi produk yang bisa diwujudkan secara efektif.

3. Diferensiasi Produk

Agar produk dapat dibedakan dengan produk sejenis lainnya, kebanyakan perusahaan akan melakukan diferensiasi pada setiap produk yang dihasilkannya. “Diferensiasi adalah aktifitas untuk mendesain produk agar memiliki ciri khas yang membedakannya dengan produk pesaing” (Kotler, 2000:329).

“Perusahaan umumnya mencoba mengenali kebutuhan khusus pelanggannya agar dapat membedakan produknya (atau jasa) untuk memuaskan kebutuhan” (Madura, 2001:159). Dengan memuaskan kebutuhan konsumen maka perusahaan diharapkan akan mampu meningkatkan atau setidaknya mempertahankan pasar.

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan dalam mendiferensiasikan produk: Menurut Kotler (dalam Japarianto, 2006:82):

(31)

Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008.

USU Repository © 2009

a. Bentuk

b. Keistimewaan (Feature) c. Mutu Kinerja

d. Daya Tahan (Durability) e. Keandalan (Reliability) f. Mudah Diperbaiki g. Gaya (Style)

h. Rancangan (Design)

C. Perilaku Pembelian (Buying Behavior)

Perilaku pembelian konsumen berbeda-beda, tergantung pada karakteristiknya masing-masing. Kotler dan Armstrong melihat adanya pengaruh karakteristik pembeli terhadap perilaku pembeliannya, sebagai berikut:

Perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh empat karakteristik pembeli yaitu: budaya, sosial, pribadi, dan psikologi. Walaupun banyak dari faktor itu tidak dapat dipengaruhi oleh pemasar, faktor-faktor itu berguna untuk mengidentifikasi pembeli yang tertarik dan untuk membentuk produk dan bujukan guna memenuhi kebutuhan konsumen secara lebih baik (Kotler dan Armstrong, 2003:235).

Berdasarkan teori yang disajikan, maka diketahui bahwa ada empat faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian pembeli yaitu:

1. Faktor budaya meliputi nilai, persepsi, preferensi dan perilaku dasar yang dipelajari seseorang melalui keluarga atau institusi penting lainnya merupakan penentu paling dasar keinginan dan perilaku seseorang.

2. Faktor sosial juga mempengaruhi perilaku pembeli, kelompok acuan seseorang/keluarga, teman, organisasi sosial dan asosiasi profesional secara kuat mempengaruhi pilihan produk dan merek.

(32)

Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008.

USU Repository © 2009

4. Faktor psikologi seperti motivasi, persepsi, pembelajaran dan sikap juga dapat mempengaruhi perilaku pembelian konsumen.

Perilaku pembelian konsumen juga dapat dikelompokkan dalam empat tipe, keempat tipe tersebut akan dijelaskan pada teori berikut ini:

Menurut Kotler dan Armstrong (2003:221):

Perilaku pembelian dapat dibagi ke dalam empat tipe yaitu: 1. Perilaku Pembelian Kompleks (Complex Decision Making)

Perilaku pembelian konsumen dalam situasi yang bercirikan adanya keterlibatan konsumen yang sangat tinggi dalam membeli dan adanya persepsi yang signifikan mengenai perbedaan di antara merek. Pembeli akan melalui serangkaian proses pembelajaran, yang dimulai dengan mengembangkan keyakinan akan produk, kemudian sikap, dan terakhir melakukan pilihan pembelian dengan melakukan pertimbangan-pertimbangan tertentu.

2. Perilaku Pembelian Pengurangan Disonansi (Dissonance-Reducing Buying Behavior)

Perilaku pembelian dalam situasi dimana pembeli mempunyai keterlibatan yang tinggi tetapi melihat hanya sedikit perbedaan antar merek. Setelah melakukan pembelian, konsumen akan mengalami disonansi pasca pembelian ketika mereka menyadari kekurangan tertentu dari produk yang telah dibeli atau mendengar hal yang lebih baik dari merek yang tidak dibelinya. Untuk meredam disonansi tersebut, pemasar sebaiknya mengkomunikasikan bukti dan dukungan yang membuat konsumen tidak merasa telah membeli merek yang tidak tepat.

3. Perilaku Pembelian Kebiasaan (Habitual Buying Behavior)

Suatu situasi dimana konsumen mempunyai keterlibatan rendah dan perbedaan yang tidak jauh antar merek. Konsumen mempunyai keterlibatan yang rendah terhadap kategori produk tertentu, mereka hanya pergi ke toko kemudian mengambil satu merek. Jika mereka mencari merek yang sama, itu hanyalah karena kebiasaan bukan karena kesetiaan terhadap merek tertentu. Konsumen tampaknya mempunyai keterlibatan yang rendah terhadap produk yang harganya rendah dan yang secara teratur dikonsumsi.

(33)

Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008.

USU Repository © 2009

kebosanan atau semata-mata ingin mencoba sesuatu yang berbeda dan bukan karena ketidakpuasan. Atau dengan kata lain konsumen akan sekali-kali berganti merek.

Keempat tipe tersebut berbeda satu dengan yang lainnya. Sehingga memerlukan penanganan yang berbeda-beda pula. Oleh karena itu para pemasar dituntut untuk menguasai berbagai strategi agar dapat menghadapi berbagai macam tipe perilaku konsumen yang berbeda-beda tersebut.

D. Disonansi Kognitif (Cognitive Dissonance)

Pendefinisian disonansi kognitif menurut pendapat para ahli antara lain: 1. Menurut Festinger (dalam Robbins, 2002:168):

Disonansi kognitif mengacu pada setiap ketidaksesuaian yang mungkin dipersepsikan oleh seorang individu antara dua sikapnya atau lebih, atau antara perilaku dan sikapnya. Festinger berargumen bahwa setiap bentuk inkonsistensi tidak menyamankan dan bahwa individu-individu akan berupaya mengurangi disonansi itu dan, dari situ, mengurangi ketidaknyamanan. Oleh karena itu, individu akan mengusahakan keadaan sebaik mungkin di mana disonansi minimum.

2. Menurut Kotler dan Armstrong (2003:228):

Disonansi Kognitif adalah ketidak-nyamanan pembeli karena konflik setelah pembelian. Hampir seluruh pembelian penting menghasilkan Disonansi Kognitif. Setelah pembelian, konsumen merasa puas dengan manfaat merek yang telah dipilih dan senang untuk menghindari kekurangan dari merek yang tidak dibeli. Namun, setiap pembelian melibatkan kompromi, konsumen mengalami ketidak-nyamanan akibat mendapatkan kekurangan produk yang dibeli dan kehilangan sejumlah manfaat produk yang tidak dibeli. Oleh karena itu, konsumen merasakan paling setidak-tidaknya ada disonansi setelah pembelian pada setiap pembelian.

3. Menurut Setiadi (2003:245):

Teknik ini menggunakan teori gejala-gejala hidup dari manusia. Dimana teori ini mengemukakan bahwa manusia sering perilakunya tidak sesuai dengan pendapat serta sikapnya atau apa yang dilakukan sering bertentangan dengan keyakinannya atau hati nuraninya sendiri. Orang atau komunikan yang demikian biasanya lebih cepat menerima komunikasi (persuasi) yang seolah-olah membenarkan perilakunya meskipun hati nuraninya sendiri tetap tidak dapat dibenarkannya.

(34)

Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008.

USU Repository © 2009

Cognitive Dissonance dideskripsikan sebagai suatu kondisi yang membingungkan, yang terjadi pada seseorang ketika kepercayaan mereka tidak sejalan bersama. Kondisi ini mendorong mereka untuk merubah pikiran, perasaan, dan tindakan mereka agar sesuai dengan pembaharuan. Disonansi dirasakan ketika seseorang berkomitmen pada dirinya sendiri dalam melakukan tindakan yang tidak konsisten dengan perilaku dan kepercayaan mereka yang lainnya.

5. Menurut Solomon (dalam Japarianto, 2006:83):

Teori Disonansi Kognitif mengemukakan bahwa orang termotivasi untuk mengurangi keadaan negatif dengan cara membuat keadaan sesuai satu dengan yang lainnya. Elemen kognitif adalah sesuatu yang dipercayai oleh seseorang bisa berupa dirinya sendiri, tingkah lakunya atau juga pengamatan terhadap sekelilingnya. Pengurangan disonansi dapat timbul baik dengan menghilangkan, menambah, atau mengurangi elemen kognitif.

Teori yang mengemukakan tentang disonansi kognitif dibentuk dalam tiga konsep, ketiga konsep tersebut akan dijelaskan pada teori berikut:

Leon Festinger (dalam Robbins, 2002:168):

Menyatakan teori disonansi kognitif dibentuk dalam tiga konsep yaitu: 1. Seseorang lebih menyukai untuk konsekuen dengan kognisi mereka

dan tidak menyukai menjadi inkonsisten dalam pemikiran, kepercayaan, emosi, nilai dan sikap.

2. Disonansi terbentuk dari ketidaksesuaian psikologikal, lebih dari ketidaksesuaian logikal, dimana dengan meningkatkan ketidaksesuaian akan meningkatkan disonansi yang lebih tinggi.

3. Disonansi adalah konsep psikologikal yang mendorong seseorang untuk melakukan tindakan dan mengharapkan dampak yang bisa diukur.

E. Dimensi Disonansi Kognitif

(35)

Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008.

USU Repository © 2009

Ketiga dimensi di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Emosional (Emotional), berkaitan dengan situasi psikologi konsumen setelah melakukan pembelian, dalam hal ini kondisi psikologi konsumen secara alami mempertanyakan apakah tindakan yang dilakukannya telah tepat.

2. Kebijaksanaan Pembelian (Wisdom of Purchase), berkaitan dengan keputusan yang telah dilakukan, disini konsumen mempertanyakan apakah dia telah membeli suatu produk yang benar-benar sesuai dengan apa yang dibutuhkan.

3. Perhatian Setelah Transaksi (Concern Over the Deal), berkaitan dengan kekecewaan konsumen dimana pada kondisi ini konsumen cenderung kurang yakin dengan keputusan yang telah dibuatnya.

Ketiga dimensi itu bukan hal yang baru untuk mengukur disonansi kognitif karena pernah digunakan oleh Soutar dan Sweeney di penelitian sebelumnya.

F. Disonansi Pascapembelian (Postpurchase Dissonance)

(36)

Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008.

USU Repository © 2009

2006:83): “Cognitive Dissonance yang timbul setelah terjadinya pembelian disebut Postpurchase Dissonance.”

Kosumen memiliki perasaan yang tidak nyaman mengenai kepercayaan mereka maka telah terjadi disonansi pasca pembelian, perasaan yang cenderung untuk memecahkannya dengan melakukan perubahan atas sikap mereka agar sesuai dengan perilaku mereka.

BAB III

GAMBARAN UMUM PT ISUINDOMAS PUTRA MEDAN DAN PROFIL ISUZU

A. SEJARAH PT ISUINDOMAS PUTRA MEDAN

PT Isuindomas Putra merupakan bagian dari Capella Group yang merupakan salah satu perusahaan besar di Medan. Capella Group bergerak diberbagai sektor bisnis seperti industri pertambangan, perkebunan dan industri otomotif. Dibidang otomotif, Capella Group membawahi merek Isuzu dan Daihatsu.

(37)

Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008.

USU Repository © 2009

Manajemen perusahaan dipimpin oleh Asan Harun. Jumlah tenaga kerja sebanyak 230 orang.

Visi perusahaan:

1. Isuindomas Putra menjadi dealer resmi Isuzu nomor 1 (satu) di Indonesia. 2. Meraih pencapaian-pencapaian yang akan membentuk kinerja serta

performa yang baik dari hari-ke hari sehingga semakin terbangun citra Isuindomas Putra sebagai yang terbaik.

Misi Perusahaan:

1. Terciptanya rasa kekeluargaan, keselarasan, serta sinergi yang terus menerus di antara seluruh direksi maupun karyawan yang akan mendorong kemajuan Isuindomas Putra.

2. Terciptanya iklim yang kondusif dan nyaman bagi seluruh direksi dan karyawan untuk menunjukkan kontribusi dan dedikasi terbaiknya kepada Isuindomas Putra.

Perhargaan yang pernah diraih antara lain:

1. Juara Harapan II (dua) lomba Vehicle Delivery Quality Improvement (VDQI) yang diadakan oleh Isuzu Astra Motor pada tahun 2003.

2. Juara II (dua) lomba Vehicle Delivery Quality Improvement (VDQI) yang diadakan oleh Isuzu Astra Motor pada tahun 2004.

(38)

Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008.

USU Repository © 2009

Berikut ini peneliti tampilkan jenis-jenis kendaraan beserta harganya yang dijual di PT Isuindomas Putra area Sumatera Utara, terdapat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1

Kendaraan-Kendaraan Yang Dijual PT Isuindomas Putra Area Sumut

TYPE JENIS OTR (Rp) PICK UP TURBO K/CHS

118.450.000

LV ADVENTURE 25 MT FF-F LS TURBO 25 MT FF-F

TOURING MT FF-G

GRAND TOURING MT-FF-G

179.900.000

MICROBUS STANDARD (ANGKOT) MICROBUS STANDARD (NON ANGKOT) MICROBUS STANDARD-FULL

(39)

Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008.

USU Repository © 2009

NKR 55 (EURO-2)

C/C (CHASIS) C/Q

MICROBUS STANDARD (ANGKOT) MICROBUS STANDARD (NON ANGKOT) MICROBUS STANDARD-FULL

HATCHBACK (NON ANGKOT) MICROBUS DELUXE-AC DOUBLE CABIN-LS RODEO

224.100.000 292.800.000 321.000.000 Sumber: PT Isuindomas Putra (Diolah Peneliti, 2008)

Berikut ini peneliti juga tampilkan rekap penjualan kendaraan di PT Isuindomas Putra Area Sumatera Utara beberapa tahun terakhir.

Tabel 3.2

Rekap Penjualan Kendaraan PT Isuindomas Putra Area Sumut (Unit)

Sumber: PT Isuindomas Putra (Diolah Peneliti, 2008)

PT Isuindomas Putra dalam posisi yang mantap siap menyongsong masa depan, Melalui manajemen yang agresif, perluasan jaringan, komitmen dan dedikasi yang tinggi.

PT ISUINDOMAS PUTRA

Head Office dan Showroom: Jl. Rahmadsyah No. 57 Medan

(40)

Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008.

USU Repository © 2009

Telepon: (061) 711300 Faksimili: (061) 741093 E-mail: ip@capellagroup.com Homepage

B.Profil Isuzu

Isuzu Panther merupakan produk otomotif yang diproduksi oleh PT Isuzu Astra Motor yang merupakan salah satu unit operasional PT Astra International Tbk. Selain Isuzu, PT Astra International Tbk juga turut membawahi produk otomotif seperti BMW, Daihatsu, Peugeot, Nissan Diesel, Toyota dan Sepeda Motor merek Honda.

PT Isuzu Astra Motor selaku distributor Isuzu didirikan pada tahun 1989. Perusahaan ini beralamat di Gedung Astra Jl. Danau Sunter Utara Blok 0 – 3 Kav 30. Pengelolaan dan pengendalian investasi Isuzu dilakukan oleh PT Arya Kharisma. Sedangkan hak atas ATPM (Agen Tunggal Pemegang Merek) di berikan kepada PT Pantja Motor. Produk Isuzu terdri atas beberapa tipe yaitu: minibus (termasuk juga multifunction purposes vehicles yang lazim disebut MPV), pick up dan truck.

(41)

Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008.

USU Repository © 2009

didominasi oleh minibus sebesar 6.919 unit, pick up 5.303 unit dan truck 5.319 unit.

Berdasarkan hasil survei yang dilaksanakan oleh CSI JD Power, Isuzu mengalami kenaikan ranking dan nilai CSI. Dalam bidang penjualan, Isuzu naik dari rangking 9 (sembilan) menjadi 5 (lima). Sedangkan dalam bidang service, rangking Isuzu berada diposisi 12 menjadi 6 (enam) . Prestasi lain pada tahun 2007, mekanik Isuzu Indonesia merebut juara ketiga dalam ajang The 2nd Isuzu Asia Oceania Technical Competition di Jepang.

Saat ini Isuzu memiliki 71 outlet penjualan (27 cabang Astra dan 44 dealer resmi), 102 jaringan service (27 cabang Astra, 32 dealer dan 43 Authorized Workshop) dan 1.664 spareparts channel yang tersebar di seluruh Indonesia.

Sumber

Gambar 3.1 Logo Isuzu

1. Profil Isuzu Panther

(42)

Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008.

USU Repository © 2009

keistimewaan yang ditawarkan bagi konsumen Isuzu Panther antara lain mobil ini menggunakan mesin diesel yang ramah lingkungan, tangguh dan melalui penggunaan mesin diesel terbaru mampu meningkatkan efisiensi BBM hingga 20%, keiritan ini telah terbukti pada laga ajang Pantura 2 (dua), di mana Isuzu Panther mampu mencapai angka 1 (satu) liter untuk 33 Km. Ajang tersebut juga telah membuktikan ketangguhan mesin Isuzu Panther untuk bekerja 6 x 24 jam non stop.

Isuzu Panther juga melakukan diferensiasi atas produknya sehingga dapat dibedakan dengan produk pesaing, diferensiasi yang dilakukannya antara lain mesin Isuzu Panther lebih bertenaga dan lebih efisien BBM serta ramah lingkungan. Kabinnya juga lebih lega serta desain yang menarik. Isuzu Panther juga terus berinovasi, inovasi yang dilakukan terhadap Isuzu Panther generasi terbaru dibandingkan generasi sebelumnya yaitu dilihat dari segi desain interior Isuzu Panther generasi terbaru dilengkapi dengan fitur audio stereo dan video (penambahan fitur tersebut adalah yang pertama sebagai kelengkapan standar pada kelas MPV medium) sehingga terkesan lebih mewah. Sedangkan dari segi eksterior sesuai dengan perkembangan pasar serta ditambah dengan engine hood ornament, grill ornament dan fog lamp. Mesin diesel yang ramah lingkungan dan dilengkapi dengan turbo direct injection. Juga tersedia Isuzu Panther dengan transmisi automatic dan manual. Dan Isuzu Panther lah pelopor mobil diesel bertransmisi automatic pertama di Indonesia.

(43)

Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008.

USU Repository © 2009

Sedangkan minibus terbagi atas LM (standar varian) dan paling lengkap (LV, LS dan Touring) serta tersedia dengan transmisi manual atau automatic untuk tipe LS dan Touring.

Dilihat dari segi harga, Isuzu Panther memiliki harga yang bersaing dengan kompetitor. Bahkan dihitung dengan berbagai keuntungan yang diperoleh jika menggunakan Isuzu Panther maka harga nya jauh lebih murah dibanding pesaing sekelasnya. Dan tidak hanya itu, semua produk Isuzu dijamin (warranty) oleh ATPM yaitu PT Pantja Motor. Untuk memudahkan perawatan (service) kendaraan, Isuzu menyediakan fasilitas “red carpet” yang sangat membantu pengguna Isuzu. Selain itu fasilitas bengkel Isuzu berjalan akan selalu siaga mengatasi keluhan yang mungkin terjadi dengan nama Emergency Roadside Asistance yang bersiaga selama 24 jam sehari.

Sumber:

Gambar 3.2 Mobil Isuzu Panther

2. Proses Produksi Isuzu Panther

(44)

Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008.

USU Repository © 2009

sebesar 36.000 unit per tahun. Sedangkan body press mobil Isuzu Panther dilakukan oleh PT Inti Pantja Press Industry, dengan kemampuan kapasitas produksi berkisar 42.000 unit per tahun. Kegiatan perakitan (assambling) dan pemesinan (machining) Isuzu automobiles berada dalam pengawasan PT Mesin Isuzu Indonesia, dengan kapasitas produksi mesin berkisar 43.000 unit per tahun.

Isuzu Panther merupakan produk otomotif yang diproduksi di Indonesia dan dijual di dalam maupun luar negeri. Untuk pasar domestik 2007, produk Isuzu Panther terjual sebesar 4000 unit. Sedangkan untuk pasar ekspor, produk Isuzu telah terjual sebesar 2600 unit. Untuk ekspor sendiri hanya dilakukan di tiga negara saja yaitu India, Filipina dan Thailand. India merupakan pangsa pasar produk Isuzu Panther terbesar bagi pasar internasional. Dan pada tahun 2008 ini perusahaan Isuzu menargetkan penjualan produk Isuzu sebesar 20.000 unit.

Sumber:

(45)

Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008.

USU Repository © 2009

BAB IV

ANALISIS DAN EVALUASI DATA

A.Analisis

Analisis data pada penelitian ini menggunakan uji validitas dan reliabilitas, analisis deskriptif dan analisis faktor. Uji validitas dan reliabilitas dalam peneltian ini digunakan untuk melihat apakah angket yang disebarkan layak dilakukan sebagai instrumen penelitian, jika instrumen tersebut valid dan reliabel maka instrumen penelitian tersebut layak untuk diukur. Metode analisis deskriptif dalam penelitian ini merupakan uraian atau penjelasan dari hasil pengumpulan data primer berupa angket yang telah diisi oleh responden. Sedangkan, metode analisis faktor digunakan untuk mereduksi faktor-faktor sehingga masing-masing variabel dapat diwakili oleh beberapa faktor saja. Berikut ini adalah analisis dan evaluasi data penelitian menggunakan uji validitas dan reliabilitas, analisis deskriptif dan analisis faktor.

1. Deskriptif Sampel

(46)

Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008.

USU Repository © 2009

tersebut maka dapat ditarik sampel sebesar 10% dari jumlah total populasi sehingga diperoleh jumlah sampel sebesar 46,8 dan dibulatkan menjadi 47 orang.

Kriteria yang ditetapkan pada sampel antara lain konsumen pemilik mobil Isuzu Panther yang melakukan pembelian di PT Isuindomas Putra Medan selama periode 2006 dan 2007, setiap sampel diberikan 1 (satu) suara meskipun ia melakukan pembelian lebih dari 1 (satu) mobil Isuzu Panther pada kurun waktu tersebut dengan alasan hasil yang diperoleh akan homogen, serta mobil Isuzu Panther tersebut digunakan sebagai kendaraan pribadi, dinas atau niaga.

Gambar karakteristik sampel dalam penelitian ini dapat dilihat pada uraian berikut:

a. Karakteristik Sampel Berdasarkan Umur

Tabel 4.1 memberikan gambaran mengenai umur sampel berdasarkan hasil penelitian melalui angket.

Tabel 4.1

Karakteristik Sampel Berdasarkan Umur

Usia (Tahun) Frekuensi (Orang) Persentase (%)

29 – 35 14 30

36 – 42 20 43

43 – 49 7 15

50 – 56 4 8

57 Keatas 2 4

Jumlah 47 100

Sumber: Data Primer (Diolah Peneliti, 2008)

(47)

Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008.

USU Repository © 2009

b. Karakteristik Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.2 memberikan gambaran mengenai jenis kelamin sampel berdasarkan hasil penelitian melalui angket.

Tabel 4.2

Karakteristik Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi (Orang) Persentase (%)

Laki-laki 43 91

Perempuan 4 9

Jumlah 47 100

Sumber: Data Primer (Diolah Peneliti, 2008)

Pada Tabel 4.2 tersebut diketahui bahwa jenis kelamin yang paling banyak diteliti adalah laki-laki yaitu sebanyak 43 orang atau 91%. Sedangkan perempuan hanya diwakilkan oleh 4 (empat) orang saja atau 9%.

c. Karakteristik Sampel Berdasarkan Pekerjaan

Tabel 4.3 memberi gambaran mengenai pekerjaan sampel berdasarkan hasil penelitian melalui angket.

Tabel 4.3

Karakteristik Sampel Berdasarkan Pekerjaan

Profesi Frekuensi (Orang) Persentase (%)

Pegawai BUMN 3 6

Pegawai Negeri 4 9

Pegawai Swasta 22 47

Wiraswasta 18 38

Jumlah 47 100

Sumber: Data Primer (Diolah Peneliti, 2008)

(48)

Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008.

USU Repository © 2009

dengan pekerjaan sebagai wiraswasta yang diwakili oleh 18 orang sampel atau 38%.

d. Karakteristik Sampel Berdasarkan Tahun Pembelian Mobil

Tabel 4.4 memberikan gambaran mengenai tahun pembelian mobil berdasarkan hasil penelitian melalui angket.

Tabel 4.4

Karakteristik Sampel Berdasarkan Tahun Pembelian Mobil

Tahun Pembelian Frekuensi (Orang) Persentase (%)

2006 18 38

2007 29 62

Jumlah 47 100

Sumber: Data Primer (Diolah Peneliti, 2008)

Pada Tabel 4.4 tersebut diketahui bahwa konsumen yang melakukan pembelian mobil pada tahun 2007 adalah yang terbesar dengan 29 orang atau 62%. Sedangkan pembelian Isuzu Panther tahun 2006 hanya diwakilkan oleh 18 orang atau 38%.

e. Karakteristik Sampel Berdasarkan Jenis Kendaraan

Tabel 4.5 memberikan gambaran mengenai jenis kendaraan yang digunakan oleh sampel berdasarkan hasil penelitian melalui angket.

Tabel 4.5

Karakteristik Sampel Berdasarkan Jenis Kendaraan

Jenis Kendaraan Frekuensi (Orang) Persentase (%)

Pribadi 46 98

Dinas 1 2

Niaga 0 0

Jumlah 47 100

(49)

Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008.

USU Repository © 2009

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa sampel adalah pemilik mobil pribadi dengan 46 orang atau 98% sedangkan sisanya hanya untuk sampel mobil dinas yang hanya diwakili oleh 1 (satu) orang saja atau 2%.

2. Analisis Deskriptif

Berdasarkan angket penelitian “Analisis Pembentukan Disonansi

Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT Isuindomas Putra

Medan” yang telah disebarkan kepada 47 orang sampel, maka telah diperoleh

hasil dan tiap-tiap jawaban yang diperoleh akan diberikan skor sesuai dengan penilaian sebagai berikut:

1. Sangat Setuju (SS) diberi skor 5 2. Setuju (S) diberi skor 4

3. Netral (N) diberi skor 3

4. Tidak Setuju (TS) diberi skor 2

5. Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1

a. Variabel Emosional

(50)

Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008.

USU Repository © 2009

cemas (8), kesal (9), frustasi (10), sakit hati (11), depresi (12), marah dengan diri sendiri (13), muak (14) dan mendapat masalah (15). Tanggapan dari konsumen pemilik mobil Isuzu Panther adalah sebagai berikut:

Tabel 4.6

Distribusi Pendapat Sampel Terhadap Variabel Emosional

Indikator Sumber: Data Primer (Diolah Peneliti, 2008)

(51)

Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008.

USU Repository © 2009

tanggapan setuju frekuensi 3 (tiga) orang atau 7% sedangkan tanggapan sangat setuju 0 (nol).

Tanggapan sampel terhadap pertanyaan merasa putus asa (2) mendapat tanggapan sangat tidak setuju 0 (nol), tanggapan tidak setuju frekuensi 35 orang atau 75%, tanggapan netral 12 orang atau 25%, tanggapan setuju 0 (nol) sedangkan tanggapan sangat setuju 0 (nol).

Tanggapan sampel terhadap pertanyaan merasa menyesal (3) mendapat tanggapan sangat tidak setuju frekuensi 6 (enam) orang atau 13%, tanggapan tidak setuju frekuensi 31 orang atau 66%, tanggapan netral 7 (tujuh) orang atau 15%, tanggapan setuju frekuensi 3 (tiga) orang atau 6% sedangkan tanggapan sangat setuju 0 (nol).

Tanggapan sampel terhadap pertanyaan merasa kecewa dengan diri sendiri (4) mendapat tanggapan sangat tidak setuju frekuensi 7 (tujuh) orang atau 15%, tanggapan tidak setuju frekuensi 36 orang atau 77%, tanggapan netral 2 (dua) orang atau 4%, tanggapan setuju frekuensi 2 (dua) orang atau 4% sedangkan tanggapan sangat setuju 0 (nol).

Tanggapan sampel terhadap pertanyaan merasa takut (5) mendapat tanggapan sangat tidak setuju 0 (nol), tanggapan tidak setuju frekuensi 36 orang atau 77%, tanggapan netral 11 orang atau 24%, tanggapan setuju frekuensi 0 (nol) sedangkan tanggapan sangat setuju 0 (nol).

(52)

Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008.

USU Repository © 2009

setuju frekuensi 29 orang atau 62%, tanggapan netral 11 orang atau 23%, tanggapan setuju frekuensi 2 (dua) orang atau 4% sedangkan tanggapan sangat setuju 0 (nol).

Tanggapan sampel terhadap pertanyaan merasa marah (7) mendapat tanggapan sangat tidak setuju frekuensi 8 (delapan) orang atau 17%, tanggapan tidak setuju frekuensi 30 orang atau 64%, tanggapan netral 6 (enam) orang atau 13%, tanggapan setuju frekuensi 3 (tiga) orang atau 6% sedangkan tanggapan sangat setuju 0 (nol).

Tanggapan sampel terhadap pertanyaan merasa cemas (8) mendapat tanggapan sangat tidak setuju frekuensi 6 (enam) orang atau 13%, tanggapan tidak setuju frekuensi 29 orang atau 61%, tanggapan netral 7 (tujuh) orang atau 15%, tanggapan setuju frekuensi 5 (lima) orang atau 11% sedangkan tanggapan sangat setuju 0 (nol).

Tanggapan sampel terhadap pertanyaan merasa kesal (9) mendapat tanggapan sangat tidak setuju frekuensi 7 (tujuh) orang atau 15%, tanggapan tidak setuju frekuensi 32 orang atau 68%, tanggapan netral 6 (enam) orang atau 13%, tanggapan setuju frekuensi 2 (dua) orang atau 4% sedangkan tanggapan sangat setuju 0 (nol).

(53)

Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008.

USU Repository © 2009

Tanggapan sampel terhadap pertanyaan merasa sakit hati (11) mendapat tanggapan sangat tidak setuju frekuensi 9 (sembilan) orang atau 20%, tanggapan tidak setuju frekuensi 34 orang atau 72%, tanggapan netral 2 (dua) orang atau 4%, tanggapan setuju frekuensi 2 (dua) orang atau 4% sedangkan tanggapan sangat setuju 0 (nol).

Tanggapan sampel terhadap pertanyaan merasa depresi (12) mendapat tanggapan sangat tidak setuju frekuensi 12 orang atau 26%, tanggapan tidak setuju frekuensi 29 orang atau 62%, tanggapan netral 5 (lima) orang atau 11%, tanggapan setuju frekuensi 1 (satu) orang atau 2% sedangkan tanggapan sangat setuju 0 (nol).

Tanggapan sampel terhadap pertanyaan merasa marah pada diri sendiri (13) mendapat tanggapan sangat tidak setuju frekuensi 12 orang atau 26%, tanggapan tidak setuju frekuensi 23 orang atau 49%, tanggapan netral 11 orang atau 23%, tanggapan setuju frekuensi 1 (satu) orang atau 2% sedangkan tanggapan sangat setuju 0 (nol).

Tanggapan sampel terhadap pertanyaan merasa muak (14) mendapat tanggapan sangat tidak setuju frekuensi 9 (sembilan) orang atau 19%, tanggapan tidak setuju frekuensi 28 orang atau 60%, tanggapan netral 7 (tujuh) orang atau 15%, tanggapan setuju frekuensi 3 (tiga) orang atau 6% sedangkan tanggapan sangat setuju 0 (nol).

(54)

Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008.

USU Repository © 2009

atau 19%, tanggapan setuju frekuensi 5 (lima) orang atau 11% sedangkan tanggapan sangat setuju 0 (nol).

b. Variabel Kebijaksanaan Pembelian

Kebijaksanaan pembelian adalah ketidaknyamanan yang dialami seseorang setelah transaksi pembelian, dimana mereka bertanya-tanya apakah mereka merasa butuh atau telah membeli produk yang sesuai. Indikatornya yaitu telah melakukan hal yang tidak tepat untuk membeli mobil Isuzu Panther (16), merasa tidak membutuhkan mobil Isuzu Panther (17), merasa seharusnya tidak perlu membeli Isuzu Panther (18) dan telah membuat pilihan yang tidak tepat (19).

Tanggapan dari konsumen pemilik mobil Isuzu Panther adalah sebagai berikut:

Tabel 4.7

Distribusi Pendapat Sampel Terhadap Variabel Kebijaksanaan Pembelian

Indikator Sumber: Data Primer (Diolah Peneliti, 2008)

(55)

Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008.

USU Repository © 2009

netral 5 (lima) orang atau 11%, tanggapan setuju frekuensi 7 (tujuh) orang atau 14% sedangkan tanggapan sangat setuju 0 (nol).

Tanggapan sampel terhadap pertanyaan merasa tidak membutuhkan mobil Isuzu Panther (17) mendapat tanggapan sangat tidak setuju frekuensi 8 (delapan) orang atau 17%, tanggapan tidak setuju frekuensi 26 orang atau 55%, tanggapan netral 9 (sembilan) orang atau 19%, tanggapan setuju frekuensi 4 (empat) orang atau 9% sedangkan tanggapan sangat setuju 0 (nol).

Tanggapan sampel terhadap pertanyaan merasa seharusnya tidak perlu membeli Isuzu Panther (18) mendapat tanggapan sangat tidak setuju frekuensi 4 (empat) orang atau 9%, tanggapan tidak setuju frekuensi 30 orang atau 64%, tanggapan netral 6 (enam) orang atau 13%, tanggapan setuju frekuensi 7 (tujuh) orang atau 14% sedangkan tanggapan sangat setuju 0 (nol).

Tanggapan sampel terhadap pertanyaan telah membuat pilihan yang tidak tepat (19) mendapat tanggapan sangat tidak setuju frekuensi 5 (lima) orang atau 11%, tanggapan tidak setuju frekuensi 26 orang atau 55%, tanggapan netral 9 (sembilan) orang atau 19%, tanggapan setuju frekuensi 7 (tujuh) orang atau 15% sedangkan tanggapan sangat setuju 0 (nol).

c. Variabel Perhatian Setelah Transaksi

(56)

Muhammad Novar Nasution : Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Isuzu Panther Pada PT. ISUINDOMAS PUTRA Medan, 2008.

USU Repository © 2009

dan tenaga penjual telah membuat bingung (22). Tanggapan dari konsumen pemilik mobil Isuzu Panther adalah sebagai berikut:

Tabel 4.8

Distribusi Pendapat Sampel Terhadap Variabel Perhatian Setelah Transaksi

Indikator

Sumber: Data Primer (Diolah Peneliti, 2008)

Berdasarkan data dari Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa tanggapan sampel terhadap pertanyaan merasa persetujuan salah (20) mendapat tanggapan sangat tidak setuju frekuensi 8 (delapan) orang atau 17%, tanggapan tidak setuju frekuensi 30 orang atau 64%, tanggapan netral 6 (enam) orang atau 13%, tanggapan setuju frekuensi 3 (tiga) orang atau 6% sedangkan tanggapan sangat setuju 0 (nol).

Tanggapan sampel terhadap pertanyaan merasa melakukan ketololan (21) mendapat tanggapan sangat tidak setuju frekuensi 14 orang atau 30%, tanggapan tidak setuju frekuensi 27 orang atau 57%, tanggapan netral 5 (lima) orang atau 11%, tanggapan setuju frekuensi 1 (satu) orang atau 2% sedangkan tanggapan sangat setuju 0 (nol).

Gambar

Tabel 4.11
Gambar 3.3  Mobil Isuzu Panther ......................................................................33
Tabel 1.1 Volume Penjualan Nasional Mobil Diesel Periode Januari - Agustus 2007
Gambar 1.1 Kerangka KonseptualSumber: Japarianto, 2006 (Diolah Peneliti, 2008)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang masalah, perumusan masalah, dan kerangka konseptual maka hipotesis dalam penelitian ini adalah faktor kualitas pelayanan yaitu meliputi variabel

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat dirumuskan perumusan masalah sebagai berikut: “Apakah strategi terhadap persaingan yang

Masalah Penelitiannya adalah apakah variabel modifikasi produk seperti mutu, fitur dan gaya berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian mobil New Avanza

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor- faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen terhadap keputusan pembelian mobil datsun pada

Dari analisa deskriptif dapat disimpulkan bahwa sebagian besar konsumen dari sisi emosional menyatakan telah melakukan langkah yang tepat dan membuat pilihan yang tepat

Hipotesis Berdasarkan hasil perumusan masalah, penjabaran teori dan konsep diatas, maka hipotesis dari penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Ho: Tidak ada pengaruh