LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI
APOTEK KIMIA FARMA No. 107 MEDAN
Syarifah Fadlina, S.Farm. 063202129
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEK KIMIA FARMA No. 107 MEDAN
Disusun Oleh: Syarifah Fadlina, S.Farm.
063202129
Disetujui Oleh: Pembimbing,
Muhardiman, S.Si., Apt. Manajer Apotek Pelayanan Apotek Kimia Farma No. 107Medan
KATA PENGANTAR
Penulis memanjatkan syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT atas
berkah, rahmah dan karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan Laporan Praktek
Kerja Profesi Apoteker di Apotek Kimia Farma No.107 Medan. Praktek Kerja
Profesi ini merupakan salah satu syarat dalam mengikuti Program Pendidikan
Profesi Apoteker di Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.
Penulis telah banyak menerima bantuan dari berbagai pihak berupa
bimbingan dan arahan selama melaksanakan Praktek Kerja Profesi ini. Penulis
dengan segala kerendahan hati mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Bapak Drs. Hendra Farma Johar, M.Si, Apt. selaku Manajer Bisnis PT.
Kimia Farma Apotek dan Bapak Muhardiman, S.Si, Apt., selaku Manajer
Apotek Pelayanan Kimia Farma No.107 Medan beserta staf.
2. Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt. selaku Dekan Fakultas
Farmasi USU.
3. Bapak Drs. Wiryanto M.S., Apt. selaku Koordinator Program Pendidikan
Profesi Apoteker Fakultas Farmasi USU.
Penulis berharap semoga laporan ini dapat memberi manfaat bagi ilmu
pengetahuan, khususnya di bidang farmasi.
Medan, Januari 2008
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN... i
KATA PENGANTAR... ii
DAFTAR ISI... iii
DAFTAR TABEL... v
BAB I KIMIA FARMA ... 1
1.1. Sejarah Kimia Farma ... 1
1.2. PT. Kimia Farma Apotek Bisnis Manager Medan ... 3
1.3. Tinjauan Apotek Kimia Farma No. 107 Medan ... 4
II KONSELING DAN PSIKOTERAPI... 5
2.1. Perkembangan Konseling Sebagai Profesi... 5
2.2. Ilmu Lain Yang Mendasari Konseling... 6
2.3. Pengertian, Perumusan Dan Tujuan Konseling. ... 7
2.4. Karakteristik Konseling ... 8
2.5. Konseling Dan Psikoterapi... 8
2.6. Pelaksanaan Konseling ... 9
2.7. Teknik Konseling ... 10
2.8. Pandangan Umum Mengenai Psikoterapi ... 11
2.9. Pendekatan Psikoanalitik ... 13
2.10. Pendekatan Afektif... 14
2.11. Pendekatan Behavioristik ... 15
2.12. Pendekatan Kognitif ... 16
2.13. Psikoterapi Jangka Pendek... 16
III KASUS RESEP DAN SWAMEDIKASI... 17
3.1. Resep ... 17
IV PEMBAHASAN... 41
V KESIMPULAN DAN SARAN... 43
5.1. Kesimpulan ... 43
5.2. Saran... 43
DAFTAR TABEL
TABEL Halaman
2.1. perbandingan 3 pendekatan tradisional dalam konseling... 11
3.1. Spesialite Obat Resep 1... 18
3.2. Spesialite Obat Resep 2... 21
3.3. Spesialite Obat Resep 3... 23
3.4. Spesialite Obat Resep 4... 26
3.5. Spesialite Obat Resep 5... 29
3.6. Spesialite Obat Swamedikasi 1 ... 31
3.7. Spesialite Obat Swamedikasi 2 ... 32
3.8. Spesialite Obat Swamedikasi 3 ... 33
3.9. Spesialite Obat Swamedikasi 4 ... 34
3.10. Spesialite Obat Swamedikasi 5 ... 35
3.11. Spesialite Obat Swamedikasi 6 ... 36
3.12. Spesialite Obat Swamedikasi 7 ... 37
3.13. Spesialite Obat Swamedikasi 8 ... 38
3.14. Spesialite Obat Swamedikasi 9 ... 39
3.15. Spesialite Obat Swamedikasi 10 ... 40
BAB I KIMIA FARMA
1.1. Sejarah Kimia Farma
Sejarah Kimia Farma adalah perjalanan panjang sebuah industri kesehatan
di Indonesia. Cikal bakal perusahaan terlacak sejak 1917 ketika NV Chemicalien
Handle Rathkamp & co didirikan. Pada 1958 pemerintah Indonesia melebur
sejumlah perusahaan farmasi menjadi PNF Bhineka Kimia Farma, selanjutnya
pada 16 Agustus 1971 terbentuk sebagai PT Kimia Farma. Sejak 4 Juli 2001,
Kimia Farma mencatat diri sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Jakarta dan
Bursa Efek Surabaya.
Perkembangan perusahaan, membuat Kimia Farma menjadi perusahaan
yang menguasai industri kesehatan dari hulu sampai hilir. Ada enam portofolio
bisnis yang saat ini dimiliki Kimia Farma. Yaitu : industri, pemasaran, distribusi,
ritel, laboratorium klinik dan klinik kesehatan. Dibidang industri, dikelola oleh
perusahaan induk dengan dukungan kuat tim riset dan pengembangan untuk
menghasilkan obat jadi, obat tradisional, yodium, kina dan produk-produk
turunannya. Dalam melaksanakan kegiatan usahanya P.T Kimia Farma memiliki
unit-unit usaha di bidang produksi bahan baku (Manufaktur) maupun obat jadi
(Formulasi) dan unit usaha pelayanan distribusi farmasi, baik Perdagangan Besar
Farmasi maupun Perapotekan yang tersebar luas di seluruh Indonesia. Unit usaha
produksi terdiri dari: Unit Produksi Formulasi (UPF) yang meliputi UPF Jakarta,
UPF Bandung dan Sub Unit Produksi Formulasi Tanjung Morawa Medan, serta
Unit Produksi Manufaktur (UPM) yang meliputi UPM Bandung, UPM lodium
dan Aether Watudakon Mojokerto dan Pabrik Minyak Lemak Semarang.
Sebaran pusat industri ini, selain masing-masing memiliki kemampuan
industri yang berbeda, juga telah mendapatkan sertifikat Cara Pembuatan Obat
yang baik (CPOB) dan standar mutu internasional seperti ISO-9002. Sementara
untuk bidang pemasaran, Kimia Farma melakukan kegiatan baik secara langsung
maupun tidak untuk melayani pasar di dalam maupun luar negeri untuk
permintaan obat-obat etikal, generik, dan OTC. Saat ini produk Kimia Farma di
Produksi-produksi yang merupakan andalan PT. Kimia Farma antara lain:
• Produk Etikal yang penjualannya melalui Apotek dan Rumah Sakit.
• Produk OTC yang dapat dijual bebas di Toko Obat, Supermarket, dan lain-lain.
• Produk Generik Berlogo yang pada saat ini sedang digalakkan penggunaannya
oleh pemerintah.
• Produk Lisensi yang merupakan produk hasil kerjasama dengan beberapa Pabrik Farmasi terkemuka di luar negeri.
• Produk Bahan Baku, antara lain: Kalium Iodat yang merupakan produk
stategis untuk menanggulangi kekurangan Iodium dan garam-garam kina
untuk komoditi ekspor.
• Produk Konstrasepsi Keluarga Berencana: AKDR, Cooper T
Disamping produk di atas, terdapat produk-produk yang merupakan penugasan
dari Pemerintah yaitu obat-obat Narkotik.
Dibidang distribusi, Kimia Fama mengembangkan satu unit usaha mandiri
dengan nama PT Kimia Farma Trading & Distribution, dimana 90% produk yang
dipasarkan adalah produk Kimia Farma. Unit usaha ini, memasok pelanggan yang
terdiri dari hampir 9000 apotek, 2500 toko obat, 1800 Pedagang Besar Farmasi,
896 rumah sakit dan 449 toko swalayan. Unit ini didukung fasilitas pergudangan
yang besar, perangkat transfomasi dengan sistem informasi yang terintergrasi,
serta melayani permintaan kebutuhan obat-obatan dan pemerintah.
Usaha ritel, Kimia Farma. memposisikan diri sebagai pimpinan pasar di
bidang perapotekan dengan penguasaan pangsa pasar mencapai 19% dan total
penjualan Apotek di Indonesia. Saat ini Kimia Farma memiliki 326 apotek di
Seluruh Indonesia. Sejak 2003 diintegrasikan dalam satu payung dengan
pengelolaan mandiri dan profesional dengan nama PT. Kimia Farma Apotek.
Sebagai usaha peningkatan pelayanan kepada masyarakat, PT. Kimia Farma
Apotek terus berusaha menambah jumlah apotek dan daerah penyebarannya di
seluruh Indonesia dengan membuka outlet-outlet baru. Tetapi bukan hanya jumlah
apotek yang ditingkatkan melainkan juga kualitas pelayanan yang dilakukan
2. Penempatan personalia yang terampil dan ramah
3. Penempatan harga yang bersaing
4. Kecepatan pelayanan dan kelengkapan obat
Sementara bidang laboratorium klinik, merupakan respon atas
perkembangan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kesehatan. Unit usaha
baru ini, ditujukan untuk melayani khusus dibidang laboratorium klinik dan
pemeriksaan mikrobilogi industri. Untuk bidang klinik kesehatan, Kimia Farma
membentuk PT. Kimia Farma Healthcare yang melayani kesehatan, konsultasi dan
pengobatan. Unit ini memberikan layanan tambahan, berupa medical check-up,
program K3 perusahaan, pengelolaan medical record, dan perencanaan kesehatan
karyawan perusahaan.
1.2. PT. Kimia Farma Apotek Bisnis Manager Medan
Kimia Farma merupakan leader dalam sektor pemasaran obat-obatan
dengan penjualan mencapai 19% dari total penjualan obat di seluruh Indonesia.
PT. Kimia Farma Apotek bergerak di bidang ritel farmasi dan jasa layanan
kesehatan. Fokus utama layanan PT. Kimia Farma Apotek Bisnis Manager Medan
meliputi:
• Apotek
• Klinik umum/gigi, spesialis
• Laboratorium klinik
• Optik
• Praktek dokter bersama
PT. Kimia Farma Apotek merupakan apotek jaringan dengan status kepemilikan
yang berbeda-beda, meliputi:
• Milik sendiri
• Sewa/kontrak bangunan
• KSO (Kerja Sama Operasi)
PT. Kimia Farma Apotek merupakan apotek pelayanan yang menggunakan sistem
grouping. Di mana proses pengadaan, pemesanan (pembelian), pembayaran dan
pelaporan dari tiap outlet digabungkan di Bisnis Manager untuk selanjutnya
1.3. Tinjauan Apotek Kimia Farma No. 107 Medan
Apotek Kimia Farma No. 107 berlokasi di Jalan Gatot Subroto No. 72 C
Medan. Apotek Kimia Farma No. 107 memiliki ruang tunggu dengan fasilitas TV,
bagian penjualan obat bebas/kasir yang menyatu dengan ruang peracikan, praktek
dokter dan kamar mandi/WC, serta ruang shalat untuk pasien dan petugas.
Lokasi apotek Kimia Farma No. 107 tergolong strategis karena merupakan
daerah dekat perbelanjaan, pemukiman penduduk yang ramai, letaknya di tepi
jalan yang sangat ramai dilalui oleh kendaraan umum dan mudah dijangkau,
selain itu lingkungan sekitar apotik terdapat beberapa tempat praktek dokter,
klinik dan apotek swasta.
Apotek Kimia Farma No. 107 dipimpin oleh seorang Apoteker Pengelola
Apotek (APA) Muhardiman S.Si, Apt dan dibantu oleh beberapa orang karyawan,
antara lain 3 orang asisten apoteker dan 1 orang non asisten apoteker (1 orang
BAB II
KONSELING DAN PSIKOTERAPI
2.1. Perkembangan Konseling Sebagai Profesi
Konseling sebagai profesi dalam kenyataannya berkembang luas di
Amerika lebih dari pada dinegara-negara lain. Meskipun tidak tercatat kapan
dimulainya kegiatan konseling, namun sejarah mencatat nama Jesse B.Davis
sebagai orang pertama yang memulai kegiatan ini, ketika ia menjadi konselor
disekolah menengah pada tahun 1898 dikota Detroit. Pada waktu itu kegiatan
banyak ditujukan kepada murid-murid untuk menghadapi dan membantu
menyelesaikan masalah-masalah pendidikan dan jurusan yang dipilih, disesuaikan
dengan pekerjaan dan jabatan yang ingin dilakukan setelah menyelesaikan studi
lanjutan dengan memberi bimbingan dan penasehatan.
Tokoh lain sebagai pelopor kegiatan yang menjadi cikal bakal kegiatan
konseling sekarang ini adalah Frank Parsons yang mendirikan biro konsultasi
untuk memilih dan menentukan suatu jurusan dalam pekerjaan dan jabatan, pada
tahun 1908 Diboston.
Kegiatan konseling sebagai kegiatan profesional yang mencakup juga
kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan kesehatan dan kesejahteraan mental,
mulai mempengaruhi gerakan konseling secara keseluruhan dan dimulai ketika
pada tahun 1908.
Perkembangan selanjutnya ialah pengakuan secara resmi terhadap
konseling sebagai profesi pada sekitar tahun 1918 dan antara tahun 1920 sampai
tahun 1930 perhatian besar diarahkan terhadap pendidikan kejuruan sehingga
dibentuk bagian yang menangani khusus mengenai bimbingan dan penyuluhan
(yang kemudian hari lebih dikenal dengan konseling) di departemen pendidikan.
Kegiatan konseling pada hakikatnya banyak dilakukan dimana-mana, baik
secara resmi sesuai dengan jabatannya dan lembaga atau badan yang
menyelenggarakan, maupun secara tidak resmi bahkan sering kali secara tidak
disadari, seseorang karena keinginannya membantu orang lain, sebenarnya telah
2.2. Ilmu Lain Yang Mendasari Konseling
Banyak ahli sependapat bahwa didalam pribadi yang sehat terdapat aspek
yang berinteraksi secara terpadu. Dilihat dari sudut ini, hakikat dan falsafah tujuan
konseling adalah membantu seseorang agar mencapai prestasi, hasil dengan
kemampuan yang dimiliki secara maksimal. Untuk membantu hal ini perlu dilatar
belakangi oleh falsafat untuk konseling, bahwa ada kepercayaan terhadap
martabat dan harga diri seseorang, bahwa ada pengakuan terhadap kebebasan diri
seseorang untuk menentukan nilai dan keinginannya dan hak seseorang untuk
menentukan gaya dan corak kehidupan sendiri.
Pada tahun 1966, Blocher mengemukakan 3 kelompok sistem falsafah
yang mendasari konseling, yaitu:
1. Esensialism
Ada 3 aspek dalam kelompok ini, yakni: rasionalism, idealism dan realism.
Filsafat esensialitik menerima asumsi bahwa manusia adalah makhluk
satu-satunya di dunia ini yang memiliki akal dan karena itu fungsi utama
mempergunakan akal adalah untuk mengetahui dunianya dimana ia hidup.
2. Progresivism
Filsafat progresivistik ini muncul sebagai akibat dari melunturnya
kepercayaan terhadap konsep-konsep yang absolut. Para ahli tidak lagi
menitikberatkan pada teori atau teori umum tentang pengetahuan, melainkan
memperhatikan hal-hal yang langsung dan khusus yanbg dapat dilihat sebagai
realitas dan objek yang dapat dilihat, yang realistis dan membutuhkan
pemecahan persoalan secara langsung.
3. Eksistensialism
Konsep dasar filsafat Eksistensialistik sebagai kelompok ketiga menurut
Blocher adalah kerinduan manusia untuk mencari sesuatu yang penting,
sesuatu yang bermakna dalam dirinya. Konseling dari sudut filsafat
Eksistensialistik ialah keterlibatan konselor untuk mengalami bersama apa
yang dialami klien, suatu respons empatik (emphatic response) yang
diperlihatkan konselor dalam usaha merekonstruksi struktur pribadi yang
2.3.Pengertian, Perumusan Dan Tujuan Konseling.
Dilihat dari sejarahnya, konseling berkaitan erat dengan pemberian
nasehat. Suatu keinginan membantu orang lain dengan memberikan nasehat,
namun kenyataanya tidak sesederhana sebagai mana diperkirakan. Stewart (1986)
menyusun secara kronologis berbagai perumusan mengenai konseling, beberapa
diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Rogers (1942) yaitu Suatu hubungan yang bisa dan berstruktur yang
membiarkan klien memperoleh pengertian sendiri, yang membimbingnya
untuk menentukan langkah-langkah positif kearah orientasi baru.
2. Blocher (1966) yaitu Membantu seseorang agar menyadari reaksi-reaksi
pribadi terhadap pengaruh perilaku dari lingkungan dan membantu seseorang
membentuk makna dari perilakunya. Konseling juga membantu klien
membentuk dan memperjelas rangkaian dari tujuan dan nilai-nilai untuk
perilaku selanjutnya.
3. Bernard & Fullmer (1977) yaitu Usaha untuk mengubah pandangan seseorang
terhadap diri sendiri, orang lain atau lingkungan fisik. Sebagai akibatnya,
seseorang dibantu untuk mencapai identitas sebagai pribadi dan menentukan
langkah-langkah untuk memupuk perasaan berharga, perasaan berarti dan
bertanggung jawab.
Pada tahun 1958, English & English merumuskan konseling adalah
hubungan dimana seseorang berusaha membantu orang lain untuk memahami dan
memecahkan masalah penyesuaian. Misalnya konseling dalam bidang pendidikan,
jabatan dan sosial. Konseling ditandai oleh adanya hubungan profesional antara
konselor yang terlatih dengan klien. Dengan memahami uraian diatas mengenai
pengertian dan perumusan konseling, akan mempermudah untuk memahami
tujuan konseling.
Konseling bertujuan untuk membantu klien agar : Mengetahui apa yang harus dan akan dilakukan dalam berbagai bidang
kehidupan.
Merasa lebih baik, jauh dari ketegangan dan tekanan terus menerus karena ada
persoalan.
Mencapai sesuatu yang lebih baik karena bersikap positif dan optimistik.
Bisa hidup lebih efektif sesuai dengan kemampuan yang dimiliki dan
menyesuaikan diri sesuai dengan tuntutan lingkungan.
2.4. Karakteristik Konseling
Konseling diakui sebagai salah satu bantuan profesional yang bisa
diberikan dalam bidang pekerjaan dan kesejahteraan sosial, pendidikan, psikologi
klinis-konseling, psikiatri dan kesehatan masyarakat. Pengertian bantuan bisa
menimbulkan interprestasi karena banyak ragamnya, antara lain bantuan non
profesional seperti : bantuan sesaat, bantuan yang berdasarkan belas kasihan atau
kasih sayang, bantuan materi, bantuan tenaga, bantuan moril, bantuan nasehat dan
bantuan profesional dengan teknik konseling.
Wawancara merupakan bagian dari proses konseling dan berperan penting
untuk keberhasilan atau sebaliknya kegagalan pada konseling itu sendiri.
Melakukan wawancara membutuhkan keterampilan tersendiri dan tentunya
pengalaman-pengalaman praktis disamping juga menyenangi profesinya.
Wawancara bisa dilakukan secara berstruktur dengan daftar pertanyaan yang
tersedia atau dilakukan secara bebas.
Dalam kegiatan konseling, konselor berhadapan dan bertatap muka secara
langsung dengan klien dan kegiatan selanjutnya tergantung bagaimana corak dan
bentuk komunikasi tercipta. Selain komunikasi secara verbal melalui wawancara,
tetapi ternyata ada komunikasi dalam bentuk lain, yakni komunikasi non verbal
yang juga memegang peranan penting dalam kegiatan konseling. Dalam kegiatan
konseling, perilaku non verbal yang diperlihatkan klien penting sekali
diperhatikan, seperti : bahasa tubuh, nada suara, kontak mata dan susunan kata.
2.5. Konseling Dan Psikoterapi
Upaya untuk membentuk konseling dengan psikoterapi telah lama
dilakukan berbagai pihak, namun tidak pernah berhasil dengan memuaskan.
Karena itu bagi sekelompok ahli, upaya membedakan konseling dan psikoterapi
dirasakan tidak perlu dilakukan lagi dan sebaiknya keduanya diterima sebagai
kegiatan yang sinonim, banyak kesamaan dan sama-sama pula bertujuan mulia,
Ada beberapa hal yang bisa dipakai sebagai usaha untuk memahami kedua
terminologi ini yang berkaitan dengan kegiatan khusus keduanya, yaitu :
1. Konseling bertujuan membantu seseorang dalam menghadapi tugas-tugas
perkembangan agar bisa berlangsung lancar. Hahn & Maclen (1955)
mengemukakan tujuan konseling menitikberatkan pada upaya pencegahan
agar penyimpangan yang merusak dirinya tidak timbul, sedangkan psikoterapi
terlebih dahulu menangani penyimpangan yang merusak dan baru kemudian
menangani usaha pencegahannya.
2. Psikoterapi lebih banyak dilakukan di lembaga yang berhubungan dengan
kesehatan, seperti rumah sakit atau praktik pribadi. Sedangkan konseling
dilakukan di sekolah atau lembaga pendidikan yang lain dan dengan kegiatan
tertentu juga bisa dilakukan di lembaga kesehatan.
3. Konseling ditandai dengan jangka waktu yang lebih singkat dan lebih sedikit
waktu pertemuannya. Sedangkan psikoterapi memerlukan proses jangka
panjang.
2.6. Pelaksanaan Konseling
Salah satu faktor penting yang berpengaruh terhadap proses konseling
sehingga mempengaruhi hasilnya adalah tempat dilakukannya konseling itu.
Meskipun dalam konseling yang penting adalah kualitas dan intensitas hubungan
antara konselor dan klien, namun masalah tempat yang menimbulkan suasana
tersendiri harus tetap diperhatikan.
Sebelum proses konseling dilakukan, konselor telah memperoleh data
mengenai klien yang diambil melalui wawancara pendahuluan (intake interview)
yang bisa dilakukan oleh konselor atau orang lain yang ditugaskan dan terlatih
melakukan hal itu. Pada wawancara pendahuluan ini diperoleh data pribadi atau
hasil-hasil pemeriksaan.
Proses konseling selanjutnya dilakukan dengan wawancara permulaan
(initial interview), suatu pertemuan yang didahului dengan percakapan
berbasa-basi untuk meredakan ketegangan dan mempersiapkan klien memasuki suasana
konseling yang lebih serius.
Wawancara permulaan yang kemudian disusul dengan memasuki masa
menentukan keberhasilan atau kegagalan pada keseluruhan konseling yang
direncanakan.
2.7. Teknik Konseling
Dari sejumlah teknik konseling, dalam pembicaraan ini akan diangkat
suatu teknik konseling secara umum yang dikenal dengan 3 pendekatan
tradisional dalam konseling, yaitu :
1. Pendekatan langsung (directive approach)
Pendekatan langsung juga disebut sebagai Pendekatan terpusat pada konselor
(counselor-centered approach) untuk menunjukkan bahwa dalam interaksi ini,
konselor lebih banyak berperan untuk menentukan sesuatu. Teknik pendekatan
langsung baik sekali un tuk diterapkan pada klien yang tidak memiliki
sumber-sumber untuk mengatasi persoalan atau tidak bermotivasi atau
motivasinya terbendung. Dalam rangka pendekatan langsung yang diberikan
kepada klien dengan memberikan nasihat, dorongan, saran, bujukan kepada
klien sebagai teknik pendekatan langsung, maka proses konselingnya pada
umumnya tidak membutuhkan waktu lama.
2. Pendekatan tidak langsung (nondirective approach)
Pendekatan tidak langsung sebagai teknik konseling dikemukakan oleh Carl
R. Rogers. Pendekatan tidak langsung bertumpu pada data yang dikemukakan
oleh klien, bersangkut paut dengan isi kehidupan emosi, lebih banyak terpusat
pada seni hubungan antar manusia, terutama berhubungan dengan hal-hal
perorangan atau kelompok menitikberatkan pada proses wawancara.
3. Pendekatan Eklektis
Pendekatan Eklektis tidak hanya meliputi dua pendekatan yang sering dipakai
dalam konseling, yakni pendekatan langsung dan pendekatan tidak langsung,
namun lebih luas dari itu yaitu pendekatan-pendekatan lain dalam bidang
psikoterapi. Bagi para pendukung pendekatan eklektis ini konsepnya jelas,
yakni menitik beratkan pada pemakaian macam-macam teknik yang diambil
dari banyak sumber tanpa terlalu menitik beratkan kasamaan dasar-dasar
Gambaran mengenai perbandingan ketiga pendekatan yang telah
dibicarakan pada bab ini, dikutip apa yang dikemukan oleh Demos & Grant
(1973) adalah sebagai berikut :
Tabel 2.1. perbandingan 3 pendekatan tradisional dalam konseling
No Pendekatan langsung Pendekatan tidak langsung Pendekatan Eklektis
1 Bertumpu pada data yang dikumpulkan oleh konselor
Bertumpu pada data yang dikemukakan oleh klien
Bertumpu pada data yang dikumpulkan oleh konselor dan dikemukakan oleh klien
2 bersangkut paut dengan isi intelek
bersangkut paut dengan isi kehidupan emosi
bersangkut paut dengan isi intelek dan kehidupan emosi
3 Lebih banyak
terpusat pada hal yang ilmiah
Lebih banyak terpusat pada seni dan hubungan antar manusia
Melibatkan pendekatan ilmiah atau seni hubungan antar manusia
4 Terutama
berhubungan dengan bidang pendidikan dan jabatan atau jurusan
Terutama berhubungan dengan hal-hal perorangan atau kelompok
Meliputi pendidikan dan jabatan atau jurusan dan bidang perorangan / sosial
5 Menitik beratkan pada masalah yang dihadapi klien
Menitik beratkan pada proses wawancara
Menitik beratkan pada masalah dan proses
2.8. Pandangan Umum Mengenai Psikoterapi
Sejarah perkembangan psikoterapi ketika memasuki priode awal tahun
60-an, ditandai oleh berkembangnya psikologi-klinis dan psikologi-konseling,
sebagai salah satu reaksi dari perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat,
setelah perang dunia kedua. Muncul tokoh lain, tokoh besar yang dianggap
sebagai pembaharu, juga merupakan revolusi dalam dunia psikoterapi yakni Carl
Rogers dengan konseling tidak langsungnya (nondirective counseling) dan
pendekatan terpusat pada klien (client-centered approach, kemudian menjadi
person-centered approach).
Psikoterapi bertitiktolak dari suatu paham bahwa manusia pada hakikatnya
bisa dan mungkin untuk dipengaruhi dan diubah melalui intervensi psikologik
yang dilakukan atau direncanakan oleh orang lain. Psikoterapi yang lahir pada
sederhana, yakni ”psyche” yang artinya jelas, yaitu ”mind” atau sederhananya :
jiwa dan ”therapy” dari bahasa yunani yang berarti ”merawat” atau ”mengasuh”,
sehingga psikoterapi dalam arti sempitnya adalah ”perawatan terhadap aspek
kejiwaan” seseorang. Dalam Oxford English Dictionary, perkataan
”psychotherapy” tidak tercantum, tetapi ada perkataan ”psychotherapeutic” yang
artinya sebagai perawatan terhadap sesuatu penyakit dengan mempergunakan
teknik psikologis untuk melakukan intervensi psikis. Dengan demikian perawatan
melalui teknik psikoterapi adalah perawatan yang secara umum mempergunakan
intervensi psikis dengan pendekatan psikologi terhadap pasien yang mengalami
gangguan psikis atau hambatan kepribadian. Sebagaimana diketahui, bahwa
perawatan terhadap penderita seperti tersebut ini, juga bisa dilakukan dengan
pendekatan dari bidang kedokteran, antara lain dengan farmakoterapi. Karena
begitu banyak dan beraneka ragam kegiatan intervensi psikologik, maka dicoba
untuk memberikan beberapa perumusan yang cukup memadai.
1. Menurut Watson & Morse (1977, psikoterapi dirumuskan sebagai : bentuk
khusus dari interaksi antara dua orang, pasien dan terapis, pada saat pasien
memulai interaksi karena ia mencari bantuan psikologik dan terapis menyusun
interaksi dengan mempergunakan dasar psikologik untuk membantu pasien
meningkatkan kemampuan mengendalikan diri dalam kehidupannya dengan
mengubah pikiran, perasaan dan tindakannya.
2. Corsini merumuskan psikoterapi sebagai berikut : psikoterapi adalah proses
formal dari interaksi antara dua pihak, setiap pihak biasanya terdiri dari satu
orang, tetapi ada kemungkinan terdiri dari dua orang atau lebih pada setiap
pihak, dengan tujuan memperbaiki keadaan yang tidak menyenangkan
(distress) pada salah satu dari kedua pihak karena ketidak mampuan atau
malafungsi pada salah satu dari bidang-bidang berikut : fungsi kognitif
(kelainan pada fungsi berpikir), fungsi afektif (penderitaan atau kehidupan
emosi yang tidak menyenangkan) atau fungsi perilaku (ketidak tepatan
perilaku) ; dengan terapis yang memiliki teori tentang asal usul kepribadian,
perkembangan, mempertahankan dan mengubah bersama-sama dengan
Berikut ini akan diuraikan mengenai tujuan dari psikoterapi secara khusus
dari beberapa metode dan teknik psikoterapi yang banyak peminatnya, dari dua
orang tokoh yakni Ivey, et al (1987) dan Corey (1991), diantaranya :
Tujuan psikoterapi dengan pendekatan psikodinamik menurut Ivey, et al
(1987) adalah membuat sesuatu yang tidak sadar menjadi sesuatu yang disadari.
Rekonstruksi kepribadiannya dilakukan terhadap kejadian-kejadian yang sudah
lewat dan menyusun sintesis yang baru dari konflik-konflik yang lama.
Tujuan psikoterapi dengan pendekatan psikoanalisis menurut Corey
(1991) dirumuskan sebagai : membuat sesuatu yang tidak sadar menjadi sesuatu
yang disadari. Membantu klien dalam menghidupkan kembali
pengalaman-pengalaman yang sudah lewat dan bekerja melalui konflik-konflik yang ditekan
melalui pemahaman intelektual.
Tujuan psikoterapi dengan pendekatan Rogerian, terpusat pada pribadi,
menurut Ivey, et al (1987) adalah : untuk memberikan jalan terhadap potensi yang
dimiliki seseorang menemukan sendiri arahnya secara wajar dan menemukan
dirinya sendiri yang nyata atau yang ideal dan mengeksplorasi emosi yang
majemuk serta memberi jalan bagi pertumbuhan dirinya yang unik.
2.9. Pendekatan Psikoanalitik
Psikoanalisis memandang kejiwaan manusia sebagai ekspresi dari adanya
dorongan yang menimbulkan konflik. Konflik timbul karena ada
dorongan-dorongan yang saling bertentangan, sebagai manifestasi dari kenyataan bahwa
manusia adalah makhluk sosial disamping biologis.
Psikoanalisis sebagai teori dari psikoterapi berasal dari uraian Freud gejala
neurotik pada seseorang timbul karena tertahannya ketegangan emosi yang ada,
ketegangan yang ada kaitannya dengan ingatan yang ditekan, ingatan mengenai
hal-hal yang traumatik dari pengalaman seksual pada masa kecil.
Teknik dasar untuk melaksanakan psikoanalisis ialah dengan meminta
pasien berbaring di dipan khusus (couch) dan psikoanalis duduk dibelakangnya,
jadi posisi pasien menghadap ke arah lain, tidak bertatapan dengan dengan
psikoanalisis.
Proses selanjutnya berlangsung seperti format psikoterapi biasa yang
mengenai pasien, antara lain melalui wawancara pendahuluan yang dilakukan
secara tatap muka.
2.10. Pendekatan Afektif
Pendekatan afektif adalah pendekatan untuk melakukan perubahan
terhadap cara pasien merasakan diri sendiri. Pendekatan afektif banyak
dipengaruhi oleh pendekatan eksistensialistik-humanistik, sehingga kelompok
pendekatan ini juga bisa disebut sebagai kelompok atau gerakan yang menitik
beratkan kemanusiaan dan hakikat kemampuannya yang dimiliki seseorang yang
perlu berkembang dan diperkembangkan (Human Potential Movement). Termasuk
pada kelompok pendekatan afektif ini adalah : pendekatan terpusat pada pribadi
(Rogers) : Logoterapi (Frankl) dan terapi gestalt (Fritz Perls). Pendekatan terpusat
pada pribadi telah banyak diuraikan pada bagian sebelumnya, sedangkan
Logoterapi masih belum banyak dipergunakan, demikian pula dengan pendekatan
eksistensialistik-humanistik. Pada bagian ini hanya dibicarakan terapi Gestalt saja.
Pemakaian perkataan Gestalt pada terapi Gestalt menunjukan bahwa arti
Gestalt menjadi landasan utama teknik dan tujuan terapi ini. Perkataan Gestalt
(bentuk jamaknya adalah : Gestalten), berasal dari bahasa Jerman yang artinya :
bentuk ; konfigurasi atau keseluruhan.
Pandangan teori dan terapi Gestalt terhadap manusia, sama halnya dengan
eksistensialistik-humanistik, ialah positif, bahwa manusia memiliki kemampuan
untuk menjadi sesuatu dan manusia adalah makhluk yang mampu mengurus diri
sendiri. Dalam kaitan dengan dasar inilah Perls (1969) mengatakan bahwa tujuan
terapi Gestalt adalah membantu orang agar ia mampu mengembangkan dirinya
sendiri, mencapai kematangan dan melibatkan diri dalam kehidupan dan
bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri.
Sasaran utama terapi Gestalt adalah memperkuat penyadaran (Awareness)
yang akan meningkatkan kehidupannya secara penuh, disini dan sekarang (
here-and-now). Mengenai tujuan terapi Gestalt, Ivey, et al (1987) mengatakan : agar
seseorang lebih menyadari kehidupannya dan bertanggung jawab terhadap arah
kehidupannya. Corey (1991) mengatakan mengenai tujuan terapi Gestalt : untuk
Gestalt pada dasarnya adalah penanganan perorangan, namun bisa juga
dipergunakan dalam kelompok.
2.11. Pendekatan Behavioristik
Terapi perilaku (behavior therapy) dan pengubahan perilaku (behavior
Modification) atau pendekatan behavioristik dalam psikoterapi, adalah salah satu
dari beberapa ”revolusi” dalam dunia pengetahuan psikologi, khususnya
psikoterapi. Pendekatan behavioristik yang dewasa ini banyak dipergunakan
dalam rangka melakukan kegiatan psikoterapi dalam arti luas atau konseling
dalam arti sempitnya, bersumber pada aliran behaviorisme. Aliran ini pada
mulanya tumbuh subur di Amerika dengan tokohnya yang terkenal ekstrim, yakni
John Broadus Watson, suatu aliran yang menitik beratkan peranan lingkungan,
peranan dunia luar sebagai faktor penting dimana seseorang dipengaruhi,
seseorang belajar.
Tujuan umum dari suatu terapi perilaku ialah membentuk kondisi baru
untuk belajar, karena melalui proses belajar dapat mengatasi masalah yang ada.
Tujuan terapi perilaku dengan orientasi kearah kegiatan konseling, menurut
George & Cristiani (1981) adalah :
1. mengubah perilaku yang tidak sesuai pada klien.
2. Membantu klien belajar dalam proses pengambilan keputusan secara lebih
efisien.
3. Mencegah munculnya masalah dikemudian hari.
4. Memecahkan masalah perilaku khusus yang diminta oleh klien.
5. Mencapai perubahan perilaku yang dapat dipakai dalam kegiatan
kehidupannya.
Timbulnya masalah perilaku karena ada sesuatu gejala didalam
kepribadian seseorang yang mempengaruhi pribadinya, sehingga menimbulkan
berbagai kesulitan, antara lain kesulitan untuk menyesuaikan diri, tidak bisa
menerima keadaan, baik di dalam maupun di luar dirinya. Dalam melakukan
berbagai teknik terapi perilaku, keadaan relaks yang dilakukan melalui berbagai
prosedur relaksasi, dianggap sebagai dasar penting yang harus dilakukan terlebih
2.12. Pendekatan Kognitif
Terapi kognitif adalah terapi yang mempergunakan pendekatan terstruktur,
aktif, direktif dan berjangka waktu singkat, untuk menghadapi berbagai hambatan
dalam kepribadian, misalnya ansietas atau depresi. Terapi ini didasarkan pada
teori bahwa afek (keadaan emosi, perasaan) dan tindakan seseorang, sebagian
besar ditentukan oleh bagaimana seseorang tersebut membentuk dunianya.
Terapis dengan pendekatan kognitif mengajar pasien atau klien agar berpikir lebih
realistik dan sesuai sehingga dengan demikian akan menghilangkan atau
mengurangi gejala berkelainan yang ada.
2.13. Psikoterapi Jangka Pendek
Psikoterapi jangka pendek bermula dari reaksi terhadap psikoanalisis.
Psikoterapi jangka pendek bertujuan secara umum membantu pasien mengatasi
persoalan atau sesuatu yang tidak menyenangkan yang mendorongnya mencari
bantuan. Pasien dibantu dalam mengembangkan kemampuannya agar lebih dapat
mengatasi persoalan dan mencegah munculnya persoalan di kemudian hari secara
BAB III
KASUS RESEP DAN SWAMEDIKASI
Resep 1
Dr. ALISYAHBANA SRG., Sp.THT
R/ Methylprednisolon 4 mg No. XV
S3dd tab I
Berdasarkan komposisi obat yang ada pada resep : Methylprednisolon,
Celtamic dan Liflox, maka diduga bahwa pasien menderita infeksi saluran
pernafasan.
2. Spesialite Obat
Tabel 3.1. Spesialite Obat Resep 1 No. Nama Obat
(Pabrik)
Komposisi Produk Lain (Pabrik) rasa sakit, nyeri dan demam
3 Liflox®
(Mecosin)
Ofloksasin 400 mg Tarivid® (Kalbe Farma)
Tariflox® (Lapi)
K Mengobati infeksi saluran pernafasan
4. Pelayanan Informasi A. Methyl prednisolon®
Kegunaan: Kondisi alergi dan Inflamasi, bentuk sediaan: tablet, cara pemakaian: 3 kali sehari 1 Tablet, efek samping: efek samping terlihat pada pemberian jangka panjang atau dosis besar, misalnya gangguan elektrolit dan
anak-anak, pemakaian jangka panjang dapat menurunkan daya tahan tubuh
terhadap penyakit infeksi.
B. Celtamic®
Kegunaan: menghilangkan rasa sakit, nyeri dan demam, bentuk sediaan: tablet,
cara pemakaian: 2 kali sehari 1 tablet, efek samping: konstipasi atau diare, hal-hal yang perlu diinformasikan: hati-hati penggunaan pada wanita hamil dan menyusui.
A. C. Liflox®
Resep 2
DRG. FITRI KURNIATI
R/ Flamar 50 mg No. X
Berdasarkan komposisi obat yang ada pada resep : Flamar dan Mefinal,
maka diduga bahwa pasien mengalami sakit gigi.
2. Spesialite Obat
Tabel 3.2. Spesialite Obat Resep 2 No. Nama Obat
(Pabrik)
Komposisi Produk Lain (Pabrik)
Gol Khasiat
1 Flamar®
(Sanbe Farma)
Natrium
diklofenak 50 mg
Klotaren® (Kimia Farma)
K Mengurangi rasa
sakit dan rasa sakit, nyeri dan demam
4. Pelayanan Informasi A. Flamar®
Kegunaan: mengurangi rasa sakit dan peradangan, bentuk sediaan: tablet, cara pemakaian: 3 kali sehari 1 tablet, efek samping: sakit kepala, gangguan saluran cerna, mual, muntah, dll, hal-hal yang perlu diinformasikan: hati–hati penggunaan pada penderita penyakit ginjal.
B. Mefinal®
Kegunaan: menghilangkan rasa sakit, nyeri dan demam, bentuk sediaan: tablet,
Resep 3
Berdasarkan komposisi obat yang ada pada resep : New diatabs dan
Imodium, maka diduga bahwa pasien mengalami diare non spesifik.
2. Kelengkapan resep
Resep dianggap tidak lengkap karena tidak ada nama dokter dan paraf
dokter yang menulis resep.
3. Spesialite Obat
Tabel 3.3. Spesialite Obat Resep 3 No. Nama Obat
(Pabrik)
Komposisi Produk Lain (Pabrik) pada diare non spesifik pada diare akut dan kronik
4. Pelayanan Informasi A. New diatabs®
Kegunaan: pengobatan simptomatik pada diare non spesifik, bentuk sediaan: tablet, cara pemakaian: 2 kali sehari 2 tablet, efek samping: konstipasi, hal-hal yang perlu diinformasikan: minumlah oralit untuk mencegah dan mengatasi keadaan dehidrasi dan kehilangan garam dalam tubuh, jagalah kebersihan
makanan dan lingkungan, bila diare tidak berkurang selama 2 hari, segera hubungi
B. Imodium®
Kegunaan: pengobatan simptomatik pada diare akut dan kronik, bentuk sediaan: tablet, cara pemakaian: 2 kali sehari 2 tablet, efek samping: kembung, mual, muntah dan konstipasi, hal-hal yang perlu diinformasikan: obat diminum pada saat makan atau setelah makan, hati-hati penggunaan pada wanita hamil dan
Resep 4
Dr. FADJRIR Sp.OG
R/ Ferofort No XXX
S1dd I
R/ Gravimin DHA No XXX
S1dd I
Pro: Ny. Susanti
1. Kasus
Berdasarkan komposisi obat yang ada pada resep : Ferofort dan Gravimin
DHA, maka diduga bahwa pasien sedang mengandung dan membutuhkan
tambahan multivitamin selama masa kehamilan.
2. Spesialite Obat
Tabel 3.4. Spesialite Obat Resep 4 No. Nama Obat
(Pabrik)
4. Pelayanan Informasi A. Ferofort®
Kegunaan: suplemen untuk pencegahan anemia akibat kekurangan zat besi, terutama pada wanita hamil dan menyusui, bentuk sediaan: kaplet, cara pemakaian: 1 kali sehari 1 kaplet, efek samping: gangguan pencernaan seperti mual dan konstipasi, hal-hal yang perlu diinformasikan: obat diminum bersama makanan atau setelah makan, zat besi dapat menyebabkan feses berwarna hitam,
tetapi tidak berbahaya dan hilang bila pemakaian dihentikan.
B. Gravimin DHA ®
Resep 5
Dr. ZULHELMI BUSTAMI, SpPD - KHG
R/ Doloneurobion No. XXX
S2dd tab I
R/ Cimetidin tab No XXX
S2dd tab I
R/ Neciblok tab No. XV
S2dd tab I
Pro: G. Sembiring
1. Kasus
Berdasarkan komposisi obat yang ada pada resep : Doloneurobion,
Cimetidin dan Neciblok, maka diduga bahwa pasien menderita tukak lambung.
2. Spesialite Obat
Tabel 3.5. Spesialite Obat Resep 5 No. Nama Obat
(Pabrik)
Komposisi Produk Lain (Pabrik)
Go l
Khasiat
1 Dolo-neurobion ®
(Merck)
- Parasetamol 500 mg - Vit B12 100 mcg rasa sakit yang disebabkan oleh neuritis dan neuralgia
2 Cimetidin®
(Soho)
Simetidin 200 mg Cimet® (Phapros)
4. Pelayanan Informasi A. Dolo-neurobion ®
Kegunaan: meringankan rasa sakit yang disebabkan oleh neuritis dan neuralgia,
bentuk sediaan: tablet, cara pemakaian: 2 kali sehari 1 tablet, efek samping: dosis besar dan jangka lama dapat menyebabkan kerusakan fungsi hati, reaksi
hipersensitif, hal-hal yang perlu diinformasikan: hati–hati penggunaan pada penderita penyakit ginjal, tidak untuk mengobati sakit otot pada gejala-gejala flu
dan tidak untuk mengobati rematik dan sakit punggung, penggunaan obat ini pada
penderita yang mengkonsumsi alkohol, dapat meningkatkan resiko kerusakan
fungsi hati.
B. Cimetidin®
Kegunaan: pengobatan jangka pendek tukak lambung dan usus 12 jari, bentuk sediaan: tablet, cara pemakaian: 2 kali sehari 1 tablet, efek samping: Diare, sakit kepala, mengantuk, dll, hal-hal yang perlu diinformasikan: tidak boleh diberikan pada anak-anak dibawah 16 tahun kecuali atas pertimbangan dokter,
hati-hati penggunaan pada wanita hamil dan menyusui.
B. C. Neciblok®
Kegunaan: pengobatan jangka pendek pada ulkus gaster, ulkus duodeni dan gastritis kronik, bentuk sediaan: tablet, cara pemakaian: 2 kali sehari 1 tablet,
3.2. Swamedikasi Swamedikasi1
Seorang pria datang ke apotek dengan keluhan batuk tidak berdahak dan
gatal pada tenggorokan. Berdasarkan keluhan tersebut, maka obat yang diberikan
adalah Vicks formula 44®.
1. Spesialite Obat
Tabel 3.6. Spesialite Obat Swamedikasi1 No. Nama Obat
(Pabrik)
Komposisi Produk Lain (Pabrik)
2. Pelayanan Informasi
Kegunaan: antitussiv dan antihistamin, bentuk obat: sirup, cara pakai: 3 kali sehari 10 ml, hal-hal yang perlu diinformasikan: obat ini dapat menyebabkan kantuk, jangan mengemudikan kendaraan bermotor atau menjalankan mesin, sirup
Swamedikasi2
Seorang wanita datang ke apotek dengan keluhan mata merah dan gatal.
Berdasarkan keluhan tersebut, maka obat yang dianjurkan adalah Insto®.
1. Spesialite Obat
Tabel 3.7. Spesialite Obat Swamedikasi2 No. Nama Obat
(Pabrik)
Komposisi Produk Lain (Pabrik)
Gol Khasiat
1 Insto®
(Sterling)
Tetrahidrozolin HCl 0,05%
Visine® (Pfizer) Braito® (Konimex)
T Mengurangi mata merah, mata lelah, mata perih dan gatal
2. Pelayanan Informasi
Kegunaan: Mata lelah, mata merah, mata perih, dan mata gatal karena iritasi debu, asap, angin serta iritasi ringan lainnya, bentuk obat: tetes mata, cara pakai: teteskan pada mata 3-4 tetes, hal-hal yang perlu diinformasikan: cuci tangan dahulu sebelum menggunakan obat, jangan digunakan lebih dari satu bulan
Swamedikasi3
Seorang wanita datang ke apotek dengan keluhan nyeri pada bagian perut
terutama jika terlambat makan, perut kembung. Berdasarkan keluhan tersebut,
maka obat yang dianjurkan adalah Mylanta ®.
1. Spesialite Obat
Tabel 3.8. Spesialite Obat Swamedikasi3 No. Nama Obat
(Pabrik)
Komposisi Produk Lain (Pabrik)
2. Pelayanan Informasi
Kegunaan: mengurangi gejala yang berhubungan dengan kelebihan asam lambung, tukak lambung dan usus dua belas jari, perut kembung karena gas dalam
perut, bentuk obat: tablet, cara pakai: 1 tablet sesudah makan dan sebelum tidur,
hal-hal yang perlu diinformasikan : sebaiknya dimakan 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan dan menjelang tidur, jangan sampai menunda jadwal
Swamedikasi4
Seorang ibu datang ke apotek dengan keluhan anaknya yang berusia 3
tahun sudah dua hari demam dan rewel. Berdasarkan keluhan tersebut, maka obat
yang dianjurkan adalah Tempra Sirup®.
1. Spesialite Obat
Tabel 3.9. Spesialite Obat Swamedikasi4 No. Nama Obat
(Pabrik)
Komposisi Produk Lain (Pabrik) karena flu dan imunisasi.
2. Pelayanan Informasi
Swamedikasi5
Seorang pria datang ke apotek dengan keluhan bercak-bercak putih
dipunggung dan lehernya, terasa gatal bila berkeringat. Berdasarkan keluhan
tersebut maka obat yang diberikan adalah Canesten cream®.
1. Spesialite Obat
Tabel 3.10. Spesialite Obat Swamedikasi5 No. Nama Obat
(Pabrik)
Komposisi Produk Lain (Pabrik)
2. Pelayanan Informasi
Kegunaan: untuk mengobati infeksi jamur pada kulit dan kuku, seperti jamur pada tubuh (panu dan kadas), pada lipatan-lipatan kulit (di kaki dan paha),
bentuk obat: krim, cara pakai: 2 sampai 3 kali sehari dioleskan pada bagian yang sakit sampai infeksi hilang, hal-hal yang perlu diinformasikan: hindari kontak mata dan membran mucosa, hanya untuk pemakaian luar, gunakan obat ini
secukupnya sehingga menutupi daerah yang terinfeksi dan gosoklah pelan-pelan,
hubungi dokter bila timbul gejala-gejala iritasi kulit, seperti terbakar dan
Swamedikasi6
Seorang pria berusia 28 tahun datang ke apotek dengan keluhan mencret.
Berdasarkan keluhan tersebut maka obat yang diberikan adalah Diapet NR ®.
1. Spesialite Obat
Tabel 3.11. Spesialite Obat Swamedikasi6 No. Nama Obat
(Pabrik)
Komposisi Produk Lain (Pabrik)
Gol Khasiat
1 Diapet NR
®
(Soho)
Attapulgit karbon aktif
Ekstrak psidii foilum Ekstrak curcuma domesticae rhizoma Colcis semen
Ekstrak Chebulae Fructus Ekstrak Granati
Pericarpium
- B Anti diare
2. Pelayanan Informasi
Swamedikasi7
Seorang Bapak mengeluh tangannya kebas dan kesemutan. Berdasarkan
keluhan pasien, maka obat yang dianjurkan adalah Neurobion 5000 tablet ®.
1. Spesialite Obat
Tabel 3.12. Spesialite Obat Swamedikasi7 No. Nama Obat
(Pabrik)
Produk Lain (Pabrik)
Komposisi Gol Khasiat
1 Neurobion 5000®
(Merck)
Tiap tablet:
Vitamin B1 100mg. Vitamin B6 100mg Vitamin B12 5000 mcg
Neuro Sanbe (Sanbe Farma)
B mengobati kekurangan Vitamin B1, B6 dan B12
2. Pelayanan Informasi
Swamedikasi8
Seorang ibu akan melakukan perjalanan, dengan kendaraan bermotor. Ia
mengeluh sering mual dan muntah jika melakukan perjalanan yang cukup jauh.
Berdasarkan keluhan tersebut, obat yang akan diberikan adalah Antimo®.
1. Spesialite Obat
Tabel 3.13. Spesialite Obat Swamedikasi8 No. Nama Obat
(Pabrik)
Komposisi Produk Lain (Pabrik)
Gol Khasiat
1 Antimo®
(Phapros)
Antimab® (Zenith) Dramamine® (Searle)
Dimenhydrinat 50 mg
T Antiemetikum
2. Pelayanan Informasi
Kegunaan: antiemetikum, bentuk obat: tablet, cara pakai: 1 tablet, 30 menit sebelum bepergian, hal-hal yang perlu diinformasikan: obat diminum 30 menit sebelum perjalanan, bila perlu dapat diulang tiap 4 jam 1 tablet, obat ini
menyebabkan kantuk, jangan mengemudikan kendaraan dan menjalankan mesin
Swamedikasi9
Seorang pria dewasa datang keapotik dengan nyeri pada sendi, maka obat
yang dianjurkan adalah Neo rheumacyl ®.
1. Spesialite Obat
Tabel 3.14. Spesialite Obat Swamedikasi9 No. Nama Obat
(Pabrik)
Komposisi Produk Lain (Pabrik)
Gol Khasiat
1 Neo rheumacyl® (Bode, Tempo Scan Pacific)
Ibuprofen 200 mg Paracetamol 350 mg
- T Meringankan
nyeri ringan sampai sedang pada otot dan sendi.
2. Pelayanan Informasi
Kegunaan: meringankan nyeri ringan sampai sedang pada otot dan sendi, bentuk obat: tablet, cara pakai: 3 kali sehari 1 tablet, hal-hal yang perlu diinformasikan: obat diminum setiap 8 jam sesudah makan, bila setelah 5 hari rasa nyeri tidak berkurang, segera hubungi dokter, penggunaan obat pada dosis
Swamedikasi10
Seorang pria datang ke apotek dengan keluhan sakit kepala dan demam,
maka obat yang dianjurkan adalah Panadol ®.
1. Spesialite Obat
Tabel 3.15. Spesialite Obat Swamedikasi10 No. Nama Obat
(Pabrik)
Komposisi Produk Lain (Pabrik)
Gol Khasiat
1 Panadol®
(PT.Sterling Products Indonesia)
Parasetamol 500 mg
Paramex® (Konimex)
B Antipiretik
2. Pelayanan Informasi
Kegunaan: untuk meredakan rasa sakit dan demam, bentuk obat: kaplet, cara pakai: 3 kali sehari 1 kaplet, hal-hal yang perlu diinformasikan: penggunaan obat ini jangan melebihi 8 tablet sehari, bila setelah 5 hari rasa nyeri tidak
BAB IV PEMBAHASAN
Apotek Kimia Farma No.107 memberikan pelayanan yang meliputi
pelayanan atas resep dokter dan pelayanan swamedikasi. Pelayanan obat yang
diberikan di apotek Kimia Farma No.107 berjalan dengan baik, karena pelayanan
dilakukan oleh karyawan-karyawan yang bersahabat, menyenangkan, sopan dan
sigap melayani konsumen dalam memberikan informasi dan solusi mengenai obat
yang dibeli.
Menurut hasil pengamatan saya selama melakukan latihan kerja profesi
di apotek Kimia Farma No.107, saya melihat di apotek Kimia Farma No.107
belum dilaksanakan kegiatan konseling. Namun demikian karyawan apotek Kimia
Farma No.107 yang sebagian besar adalah asisten apoteker (AA) yang
berpengalaman selalu memberikan pelayanan informasi yang dibutuhkan oleh
pasien, sehingga pasien tidak merasa cemas dan ragu untuk menggunakan obat.
Meskipun informasi yang diberikan asisten apoteker tidak mendetail seperti yang
informasi yang diberikan apoteker (konseling).
Menurut English & English (1958), konseling adalah hubungan dimana
seseorang berusaha membantu orang lain untuk memahami dan memecahkan
masalahnya. Konseling ditandai oleh adanya hubungan profesional antara
konselor yang terlatih dengan klien. Pemberian informasi obat pada pasien
merupakan salah satu tugas seorang apoteker di apotek. Dalam pemberian
informasi, apoteker sebaiknya menggunakan bahasa yang mudah dimengerti. Hal
ini berguna agar pasien mendapat kepuasan dan kepercayaan sehingga dapat lebih
cepat sembuh. Disamping itu juga, hal ini akan berpengaruh pada peningkatan
omzet karena pasien merasakan pelayanan yang memuaskan sehingga ia akan
kembali ke apotek yang sama.
Pemberian informasi (konseling) dapat dilakukan dimana saja, tetapi
alangkah baiknya konseling dilakukan diruang khusus konseling untuk menjaga
kerahasiaan klien. Terutama dalam pemberian informasi obat, pasien akan lebih
terbuka mengenai penyakitnya jika konseling dilakukan diruang khusus
konseling atau meja khusus konseling, sehingga pemberian informasi dilakukan
dimeja pengambilan obat.
Selama melakukan latihan kerja profesi, saya juga mencoba untuk
memberikan pelayanan informasi obat kepada pasien. Namun dikarenakan belum
adanya pengalaman untuk beinteraksi dengan pasien, rasa takut dan gugup dalam
menghadapi pasien membuat saya hanya menerangkan aturan pakai obat dan
kegunaan obat tersebut kepada pasien. Hal seperti inilah yang mungkin menjadi
kendala bagi calon-calon apoteker dalam melakukan konseling.
Pengamatan lain yang saya lihat di Apotek kimia farma No.107 bahwa
semakin banyak masyarakat yang datang ke apotek dengan berbagai pertanyaan
baik mengenai keluhan-keluhan kesehatan yang dialaminya dan pengobatannya,
ataupun mengenai obat-obat dalam resep yang diterimanya dari dokter. Hal ini
merupakan salah satu nilai tambah yang ada di apotek tersebut, dimana selain
pelayanan berjalan dengan baik, keberadaan apoteker juga sangat dibutuhkan di
apotek untuk menumbuhkan kepercayaan masyarakat terhadap peran apoteker
dalam apotek tersebut. Disamping itu juga menambah kepercayaan diri dan suatu
kepuasan tersendiri bagi apoteker untuk dapat memberikan sesuatu yang
bermanfaat bagi peningkatan kesehatan masyarakat.
Apotek Kimia Farma sudah memiliki citra tersendiri di mata masyarakat,
yaitu lokasi apotek yang strategis, pelayanan yang baik, barang yang terjamin
mutu dan kualitasnya karena dipesan dari PBF yang resmi, suasana apotek yang
menarik dan mendorong konsumen untuk kembali membeli ke Apotek Kimia
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Apotek Kimia Farma No.107 memberikan pelayanan yang meliputi
pelayanan atas resep dokter dan pelayanan swamedikasi.
2. Pelayanan yang diberikan di Apotek Kimia Farma No.107 sudah cukup
baik, namun pelayanan pemberian informasi obat oleh apoteker masih
belum dilaksanakan.
3. Semakin banyak masyarakat yang datang ke apotek dengan berbagai
keluhan kesehatan yang dialaminya dan pengobatannya, ataupun mengenai
obat-obat dalam resep yang diterimanya dari dokter menunjukkan bahwa
keberadaan apoteker sangat dibutuhkan di apotek untuk memberikan
informasi yang dibutuhkan oleh pasien.
5.2 Saran
1. Untuk menciptakan suasana nyaman bagi pasien yang ingin berkonsultasi,
sebaiknya disediakan ruangan khusus konseling.
2. Untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap peran apoteker
DAFTAR PUSTAKA
1. Djuanda, A, dkk, (2006), MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi, Edisi VI 2006/2007, PT. InfoMaster Lisensi CMPMedica, Jakarta.
2. Gunarsa, Singgih D, Prof. Dr, (1992), Konseling Dan Terapi, Cetakan I, PT. BPK Gunung Mulia, Jakarta.
3. www.KimiaFarma.co.id. PT. Kimia Farma Tbk, (diakses tanggal 9 Januari 2008)