• Tidak ada hasil yang ditemukan

Klasifikasi Formula Jamu Berdasarkan Khasiat Menggunakan Oblique Decision Tree dengan Optimasi Menggunakan Algoritme Genetika

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Klasifikasi Formula Jamu Berdasarkan Khasiat Menggunakan Oblique Decision Tree dengan Optimasi Menggunakan Algoritme Genetika"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

KLASIFIKASI FORMULA JAMU BERDASARKAN KHASIAT

MENGGUNAKAN

OBLIQUE DECISION TREE

DENGAN

OPTIMASI MENGGUNAKAN ALGORITME GENETIKA

DELLY FAHLEVI MEIDIKA

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Klasifikasi Formula Jamu Berdasarkan Khasiat Menggunakan Oblique Decision Tree Dioptimasi Algoritme Genetika adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Juli 2014

Delly Fahlevi Meidika

(4)

ABSTRAK

DELLY FAHLEVI MEIDIKA. Klasifikasi Formula Jamu Berdasarkan Khasiat Menggunakan Oblique Decision Tree dengan Optimasi Menggunakan Algoritme Genetika. Dibimbing oleh WISNU ANANTA KUSUMA dan RUDI HERYANTO.

Indonesia kaya akan keragaman hayati termasuk berbagai macam tanaman obat yang dapat digunakan sebagai jamu. Penggunaan tanaman sebagai bahan pengobatan atau jamu masih terbatas. Hal ini disebabkan masih sulitnya akses terhadap informasi tanaman obat yang umumnya didapat dari buku/dokumen teks dan pengetahuan yang didapat secara turun temurun. Salah satu informasi penting yang dibutuhkan adalah khasiat yang dimiliki oleh jamu berdasarkan tanaman obat yang menyusunnya. Penelitian ini bertujuan melakukan klasifikasi khasiat jamu berdasarkan komposisi tanaman menggunakan oblique decision tree dengan optimasi menggunakan Algoritme Genetika. Hasil dari metode ini berupa sebuah pohon keputusan yang merepresentasikan penciri jenis tanaman terhadap suatu khasiat. Pendekatan menggunakan data 231 tanaman mampu memberikan akurasi sebesar 94.47%.

Kata kunci: algoritme genetika, jamu, khasiat, klasifikasi, oblique decision tree

ABSTRACT

DELLY FAHLEVI MEIDIKA. Classification of Jamu Formulas Based on Efficacy Using Oblique Decision Tree Optimized by Genetic Algorithm. Supervised by WISNU ANANTA KUSUMA and RUDI HERYANTO.

Indonesia is rich in biodiversity, consisting of a wide variety of medicinal plants. However, the use of plants as a medicinal or herbal medicine is still limited. It is difficult to find the information of medicinal plants which are generally obtained from a rare book/text document or inherited knowledge from generation to generation. One of the most important information is to determine the efficacy of an herbal formula based on medicinal plants that composing it. This research aims to develop a classification system based on the composition of medicinal efficacy of plants using oblique decision tree optimized by Genetic Algorithm. The result of decision tree determine plant identifier for each efficacy. The proposed method with data set of 231 plants is able to obtain 94.47% accuracy.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer

pada

Departemen Ilmu Komputer

KLASIFIKASI FORMULA JAMU BERDASARKAN KHASIAT

MENGGUNAKAN

OBLIQUE DECISION TREE

DENGAN

OPTIMASI MENGGUNAKAN ALGORITME GENETIKA

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(6)

Penguji:

(7)

Judul Skripsi : Klasifikasi Formula Jamu Berdasarkan Khasiat Menggunakan

Oblique Decision Tree dengan Optimasi Menggunakan Algoritme Genetika

Nama : Delly Fahlevi Meidika NIM : G64100041

Disetujui oleh

Dr Wisnu Ananta Kusuma, MT Pembimbing I

Rudi Heryanto, MSi Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Ir Agus Buono, MSi MKom Ketua Departemen

(8)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah yang berjudul “Klasifikasi Formula Jamu Berdasarkan Khasiat Menggunakan Oblique Decision Tree dengan Optimasi Menggunakan Algoritme Genetika” ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian ini merupakan pengembangan dari proyek Praktik Kerja Lapangan (PKL) Departemen Ilmu Komputer yang penulis lakukan di Pusat Studi Biofarmaka LPPM IPB.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Wisnu Ananta Kusuma, MT dan Bapak Rudi Haryanto, MSi selaku pembimbing, Bapak Dr Heru Sukoco, SSi MT selaku penguji, serta seluruh dosen dan staf di Departemen Ilmu Komputer. Di samping itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada teman-teman terdekat penulis, rekan-rekan Ilkomerz khususnya Pixels 47, teman-teman satu bimbingan (Alfat, Yuda, Gerry, Huda dan Bang Dan) yang telah saling memberi semangat dan bantuannya untuk menyelesaikan penelitian. Ungkapan terima kasih yang terutama penulis sampaikan kepada kedua orang tua penulis, Nanang Kusmana dan Sri Suprihatin, kakak dan adik penulis serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Juli 2014

Delly Fahlevi Meidika

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 1

Tujuan Penelitian 2

Manfaat Penelitian 2

Ruang Lingkup Penelitian 2

METODE 2

Data Penelitian 2

Tahapan Penelitian 3

Akuisisi Data 3

Praproses Data 3

Proses Booleanize 5

Pembagian data 5

Oblique Decision Tree – Genetic Algorithm 5

Evaluasi 7

Lingkungan Pengembangan 7

HASIL DAN PEMBAHASAN 7

Hasil 7

Pembahasan 11

SIMPULAN DAN SARAN 13

Simpulan 13

Saran 13

DAFTAR PUSTAKA 13

LAMPIRAN 15

(10)

DAFTAR TABEL

1 Data I khasiat formula jamu 4

2 Data II khasiat formula jamu 4

3 Ilustrasi proses booleanize 5

4 Nilai parameter percobaan 7

5 Nilai akurasi set data 8

6 Confusion matrix Data I 8 7 Confusion matrix Data II 9

DAFTAR GAMBAR

1 Skema tahapan penelitian 3

2 Skema optimasi algoritme genetika 6

3 Ilustrasi proses crossover 6

4 Grafik akurasi tiap khasiat pada Data I dan Data II 9 5 Perbandingan akurasi metode PLS-DA, SVM dan ODT-GA 10 6 Tree keluaran hasil proses ODT-GA 11 7 Contoh potongan tree setelah divisualkan dalam bentuk asli 11

8 Contoh potongan tree hasil pruning 12

DAFTAR LAMPIRAN

1 Screenshot aplikasi 15

2 Pengkodean tanaman 17

3 Contoh sebagian data formula jamu 19

4 Decision tree hasil ODT-GA 20

(11)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pengetahuan tentang obat herbal tradisional yang diolah menjadi jamu menjadi warisan budaya yang telah turun temurun diwariskan antar generasi. Bahan alami penyusun jamu dapat berupa akar, daun, kayu dan buah-buahan. Menurut Mahady (2001), penggunaan jamu sebagai pengobatan alternatif mengalami peningkatan. Orang-orang mulai mempertimbangkan jamu sebagai obat yang aman dan manjur yang telah terbukti secara empiris selama ratusan tahun.

Upaya sistematis dengan menggunakan pendekatan statistik untuk menemukan hubungan antara komposisi dan khasiat jamu telah dilakukan oleh Afendi et al. (2012). Penelitian ini menunjukan bahwa formula jamu dengan khasiatnya memiliki aktivitas farmakologi tertentu. Dikembangkan pula hipotesis dalam penelitian ini bahwa suatu formula jamu terdiri atas tanaman utama dengan khasiat utamanya dan tanaman pendukung dengan sekurangnya harus memiliki karakteristik analgesik, antimikroba, dan anti-peradangan. Dalam penelitian tersebut digunakan metode Partial Least Squares Discriminant Analysis (PLS-DA) untuk mengembangkan model klasifikasi formula jamu.

Dalam penelitian lain yang dilakukan oleh Fitriawan (2013), dikembangkan sistem klasifikasi formula jamu dengan khasiatnya menggunakan teknik Support Vector Machine (SVM). SVM adalah salah satu teknik machine learning yang mampu mengklasifikasikan masalah di dunia nyata dengan hasil akurasi yang tinggi (Byun dan Lee 2003). Penelitian ini memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan metode PLS-DA pada data yang melalui data cleaning.

Pada penerapan kedua metode diatas dalam melakukan klasifikasi formula jamu, masih sering terdapat perbedaan dalam hasil klasifikasinya, sehingga dibutuhkan satu cara klasifikasi formula jamu dengan metode lain untuk menghasilkan pendekatan sistem yang lebih akurat. Salah satu metode yang dapat diterapkan adalah Oblique Decision Tree optimized by Genetic Algorithm (ODT-GA). Metode ini menghasilkan aturan-aturan atau rules yang terangkum menjadi sebuah pohon keputusan. Metode ini juga memiliki beberapa kelebihan, seperti fleksibel dalam skala hingga dimensi besar dan dapat diimplementasikan secara paralel (Cantú-Paz dan Kamath 2003).

Hasil dari penelitian ini akan dibandingkan dengan penelitian sebelumnya yang menggunakan PLS-DA (Afendi et al. 2012) dan SVM (Fitriawan 2013). Juga akan dilakukan perbandingan antara daftar tanaman yang berpengaruh terhadap suatu khasiat tertentu hasil keluaran dari metode VFI5. Diharapkan dengan adanya metode ini dapat menjadi dasar untuk mengembangkan sistem klasifikasi khasiat formula jamu baru yang lebih akurat.

Perumusan Masalah

Adapun masalah yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah pencarian

(12)

2

metode ODT-GA dapat menjadi sebuah metode yang baik untuk memprediksi khasiat formula jamu baru.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah membuat model klasifikasi tanaman berdasarkan khasiat jamu dengan menggunakan metode ODT-GA. Nilai akurasi model yang diperoleh akan dibandingkan dengan nilai akurasi dari metode PLS-DA dan SVM. Selanjutnya menganalisis model tersebut dan membandingkan dengan hasil dari keluaran metode VFI5.

Manfaat Penelitian

Hasil dari dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat menjadi sebuah teknik baru dalam pengembangan sistem untuk menentukan formula jamu berdasarkan khasiat. Pada akhirnya, hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai model penentuan formula jamu beserta khasiatnya.

Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah:

1 Menggunakan data yang sama dengan penelitian sebelumnya (Fitriawan 2013) yaitu data reduksi yang terdiri atas 2748 formula jamu dari 231 jenis tanaman. 2 Implementasi metode menggunakan metode ODT-GA menggunakan perangkat

lunak Keel Tool 2.0.

METODE

Penelitian ini menggunakan metode ODT-GA sebagai pembuat model untuk klasifikasi. Tahapan pada penelitian ini terdiri atas akuisisi data, booleanize, praproses data, pembagian data, ODT-GA dan evaluasi.

Data Penelitian

(13)

3

Tahapan Penelitian

Tahapan-tahapan yang dilakukan pada penelitian ini terdiri atas akuisisi data,

booleanize, praproses data, pembagian data, pembuatan model dengan metode ODT-GA dan evaluasi. Alur penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.

Akuisisi Data

Data terdiri atas 2748 formula jamu yang terdaftar di Badan Pengawasan Obat dan Makanan (Badan POM) dengan disertai komposisi masing-masing jamu dari 231 jenis tanaman. Keseluruhan data jamu masuk kedalam tepat satu kelas khasiat dari total 9 kelas khasiat. Keseluruhan kelas khasiat dapat dilihat pada Tabel 1. Data ini kemudian disebut sebagai Data I atau data asli.

Praproses Data

Pada data penelitian ini ditemukan masalah imbalance data, yaitu tidak seimbangnya persebaran jumlah data pada masing-masing kelas. Ini dapat mempengaruhi ketepatan dalam proses klasifikasi (Chawla et al. 2002). Untuk itu akan dilakukan praproses data untuk over-sampling dengan metode Synthetic Minority Over-sampling Technique (SMOTE). Digunakannya metode ini untuk

(14)

4

over-sampling karena dengan metode ini dapat menambah akurasi proses klasifikasi untuk kelas yang memiliki jumlah data sedikit (kelas minor). Penggunaan metode SMOTE dikombinasikan dengan random under-sampling

akan menghasilkan hasil klasifikasi yang lebih baik dibandingkan hanya under-sampling biasa (Chawla et al. 2002).

Tahapan pertama dari proses ini adalah dengan membangkitkan data buatan pada kelas minor. Data dibangkitkan dengan memilih beberapa tetangga terdekat secara acak dari kelas minor, selanjutnya dilakukan proses perhitungan terhadap beberapa data pilihan tersebut hingga didapatkan data buatan baru. Proses tersebut dilakukan sampai seluruh kelas minor mencapai jumlah kelas minimal yang ditentukan. Setelah proses pembangkitan data buatan, dilakukan proses penghapusan secara acak terhadap kelas yang memiliki data melebihi jumlah yang telah ditentukan. Proses ini disebut random under-sampling.

Pada penerapan SMOTE dan under-sampling digunakan bantuan perangkat lunakWeka 3.6. Data yang telah dilakukan praproses ini kemudian disebut Data II dan ditunjukan seperti pada Tabel 2.

Tabel 2 Data II khasiat formula jamu

Nama Khasiat Kode

Khasiat

Jumlah formula jamu

Urinary related problems Disorder of apetite

Disorder of mood and behavior Gastrointestinal disorders

Female reproductive organ problems

Muskuloskeletal and connective tissue disorders Pain and inflammation

Espiratory disease

Wounds and skin infections

E1

Tabel 1 Data I khasiat formula jamu

Nama Khasiat Kode

Khasiat

Jumlah formula jamu

Urinary related problems Disorder of apetite Disorder of mood and behavior

Gastrointestinal disorders Female reproductive organ problems Muskuloskeletal and connective tissue disorders

Pain and inflammation Espiratory disease Wounds and skin infections

(15)

5

Proses Booleanize

Dalam proses booleanize dikodekan atribut jenis tanaman yang terdiri 231 tanaman dari P001 sampai P465 dengan biner 0 dan 1 pada setiap formula jamu. Pengkodean ini mengikuti pengkodean penelitian sebelumnya (Fitriawan 2013). Angka 0 menunjukan di dalam formula jamu tidak terdapat tanaman tersebut sebaliknya angka 1 menunjukan adanya tanaman tersebut dalam formula jamu seperti ditunjukan pada Tabel 3.

Pembagian data

Data dibagi menjadi data latih dan data uji pada setiap set data. Pembagian data menggunakan k-fold cross validation dengan nilai k=5 dan k=10. Untuk nilai

k=5, data dibagi menjadi 5 subset, yaitu fold 1, fold 2, fold 3, fold 4 dan fold 5.

Pelatihan data dilakukan dengan 4 subset fold dan diuji dengan 1 subset fold.

Dilakukan pengulangan sebanyak 5 kali sampai setiap subset telah menjadi fold

pelatih dan fold penguji. Begitu pula dengan nilai k=10 data akan dibagi menjadi 10 subset dan diproses mirip seperti k=5.

Oblique Decision Tree Genetic Algorithm

Decision tree atau pohon keputusan merupakan salah satu metode machine learning yang cukup popular untuk melakukan klasifikasi. Kebanyakan algoritme pohon keputusan dalam proses pemisahan node menggunakan hyperplane yang paralel dengan salah satu sumbu, sehingga sering disebut axis-parallel. Berbeda dengan oblique decision tree, hyperplane yang dibentuk tidak selalu paralel dengan sumbu. Dalam beberapa kasus hal ini membuat tree yang dihasilkan lebih akurat.

Pendekatan algoritme genetika digunakan pada pembuatan pohon keputusan untuk menemukan pemisah node atau hyperplane yang cocok. Pada kebanyakan algoritme, proses penentuan pemisah ditentukan melalui proses heuristik Greedy Search. Pada kasus ini dilakukan optimasi dengan algoritme genetika untuk mengganti proses greedy search. Tree direpresentasikan dalam bentuk gen yang memiliki nilai berupa node untuk selanjutnya dilakukan proses sesuai dengan algoritme genetika. Alur optimasi menggunakan algoritme genetika ditunjukan oleh Gambar 2.

Tabel 3 Ilustrasi proses booleanize

(16)

6

Pada penelitian ini digunakan algoritme genetika dengan prinsip pairwise tournament selection tanpa adanya replacement atau penggantian. Digunakan juga

uniform crossover dengan nilai 1 tanpa adanya proses mutasi. Ilustrasi proses

crossover ditunjukan oleh Gambar 3. Sedangkan nilai parameter yang akan diujikan adalah nilai k pada fold validation dan nilai jumlah generasi seperti ditunjukan pada Tabel 4. Nilai yang berbeda untuk mengetahui nilai parameter mana yang paling optimal dengan diperoleh nilai akurasi yang paling tinggi. Implementasi Oblique Decision Tree dioptimasi algoritme genetika ini menggunakan perangkat lunak Keel Tool 2.0 (Alcalá-Fdez et al. 2009).

Gambar 2 Skema optimasi algoritme genetika

Sebelum crossover

Individu 1 P371 P300 E7 E3 P386 E7 E7 Individu 2 P304 P001 E2 E4 P210 E2 E5

Setelah crossover

Individu 1 P371 P300 E7 E3 P210 E2 E5 Individu 2 P304 P001 E2 E4 P386 E7 E7

(17)

7

Evaluasi

Evaluasi dilakukan untuk menentukan nilai akurasi atau kinerja dari model klasifikasi yang dihasilkan. Nilai akurasi didapat dari jumlah benar hasil prediksi dibandingkan dengan jumlah data uji. Proses evaluasi ini menggunakan confusion matrix.

akurasi =∑data uji benar

∑data uji ×100%

Selain dihitung nilai akurasinya, dari model klasifikasi berupa decision tree

yang dihasilkan juga akan diperiksa nilai kedekatannya dengan data tanaman yang paling berpengaruh terhadap suatu khasiat tertentu dari metode VFI5. Decision tree

yang akan digunakan, sebelumnya telah dilakukan proses pruning, untuk menghilangkan atau mengurangi noise yang kemungkinan ada saat training data

(Han dan Kamber 2006).

Lingkungan Pengembangan

Proses analisis dilakukan menggunakan perangkat lunak Weka 3.6 dan library komputasi Keel Tool 2.0(Alcalá-Fdez et al. 2009). Implementasi Sistem klasifikasi Formula Jamu Berdasarkan Khasiat Menggunakan Oblique Decision Tree

Dioptimasi Algoritme Genetika pada penelitian ini berbasis web dengan menggunakan PHP sebagai bahasa pemrograman dan menggunakan MySQL sebagai database management system.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Setiap set data yang telah dilakukan percobaan dengan penggantian nilai parameter memberikan hasil berupa akurasi yang ditunjukan pada Tabel 5. Nilai akurasi tertinggi untuk Data I (data tanpa praproses data) adalah 94.47% dengan nilai parameter k=10 dan jumlah generasi=50; nilai akurasi tertinggi untuk Data II (data dengan praproses data) adalah 95.19% dengan nilai parameter k=10 dan jumlah generasi=50. Masing-masing parameter dengan nilai akurasi tertinggi pada

Tabel 4 Nilai parameter percobaan

Parameter Nilai parameter

k-fold validation Jumlah generasi

(18)

8

tiap set data akan digunakan untuk analisis selanjutnya.

Nilai akurasi dari Data I dengan nilai parameter yang telah ditentukan dapat dihitung dari confusion matrix yang disajikan pada Tabel 6.

akurasi =5 +217+8+719+346+763+281+82+1242748 ×100%=94.47%

Nilai akurasi yang didapatkan pada Data I adalah sebesar 94.47%, nilai yang sudah cukup baik untuk membuat model klasifikasi. Confusion matrix untuk Data II disajikan pada Tabel 7.

Dari perhitungan akurasi pada Tabel 7, didapat nilai akurasi sebesar 95.19%. Nilai akurasi ini lebih tinggi dari Data I karena pada Data II telah dilakukan telah dilakukan praproses balancing data dari data asli. Data yang persebarannya belum merata diseimbangkan dengan metode SMOTE dan under-sampling. Praproses ini berhasil meningkatkan nilai akurasi dibandingkan dengan Data I.

akurasi =303+289+304+291+273+283+284+2952748 ×100%=9 .19% Tabel 6 Confusion matrix Data I Tabel 5 Nilai akurasi set data

Data Nilai k Jumlah generasi

(19)

9

Pada Gambar 4 terlihat kedua penyebaran akurasi masing-masing khasiat dari Data I dan Data II. Data I memiliki akurasi lebih baik pada 5 dari 9 khasiat dibanding Data II. Tapi ketika akurasi khasiat Data II yang lebih baik, selisih akurasinya cukup jauh. Bisa dilihat seperti pada khasiat Disorder of mood and behavior Data I hanya memberikan nilai akurasi kurang dari setengah dari nilai akurasi yang diberikan Data II. Ini dikarenakan pada khasiat Disorder of mood and behavior termasuk kelas minor, atau kelas yang memiliki jumlah formula jamu sedikit dengan hanya 19 formula jamu. Pada Data II yang telah dilakukan proses

balancing SMOTE, berhasil menaikan nilai akurasi dari kelas Disorder of mood and behavior yang merupakan kelas minor.

Tabel 7 Confusion matrix Data II Khasiat

(20)

10

Ketika dilakukan perbandingan akurasi antar metode seperti pada Gambar 5, nilai akurasi metode SVM masih yang tertinggi dengan 95.34%, selanjutnya tertinggi kedua adalah metode ODT-GA dengan akurasi 95.19% dan terakhir metode PLS-DA dengan akurasi 94.21%. Akurasi dari ketiga metode tidak begitu terlampau jauh, selisih terbesar hanya 1.13% ini membuat akurasi ketiga metode tidak berbeda nyata. Meskipun nilai akurasi metode ODT-GA masih kalah ketika dibandingkan akurasi metode SVM, tapi dalam hal ini metode ODT-GA memiliki kelebihan yaitu dapat memberikan daftar tanaman yang berpengaruh terhadap suatu khasiat tertentu yang tidak dapat diberikan oleh SVM. Hal ini dapat membantu dalam pengambilan pilihan tanaman awal apa saja untuk suatu khasiat tertentu.

Model klasifikasi yang dihasilkan dari metode ODT-GA adalah pohon keputusan dalam bentuk teks. Tree yang dihasilkan berbentuk binary tree sehingga setiap node selain leaf pasti memiliki tepat 2 node anak. Tree ini dibentuk dari aturan IF-Else yang bersarang. Contoh potongan tree yang dihasilkan dapat dilihat pada Gambar 6.

Tree yang berbentuk teks kemudian diolah menjadi bentuk visual tree asli secara manual sehingga akan didapatkan bentuk tree seperti pada Gambar 6. Tree

yang dihasilkan memiliki kedalaman=38 dan jumlah leaf=141. Pada tree yang dihasilkan masih perlu dilakukan proses pruning atau pemangkasan, karena masih didapat node-node yang tidak efektif. Seperti pada Gambar 4, karena anak-kiri dari

node P386 berupa leaf (E7), kedua anak P001 berupa leaf (E7 dan E7), dan kesemua

leaf dalam satu keturunan tertentu memiliki nilai yang sama, maka satu keturunan tersebut dapat dihilangkan dan diganti dengan nilai pada leaf-nya. Contoh, setelah dilakukan pruning, maka potongan tree pada Gambar 6 akan menjadi seperti potongan tree pada Gambar 7. Tree hasil pruning memiliki kedalaman=30 dan jumlah leaf = 94.

(21)

11

Pembahasan

Dari model klasifikasi yang dihasilkan (tree) dapat diperoleh tanaman apa saja yang berpengaruh dalam suatu khasiat tertentu. Hal itu dapat diketahui dengan

Gambar 6 Tree keluaran hasil proses ODT-GA

(22)

12

melihat tanaman apa yang merupakan induk dari leaf-kiri suatu khasiat. Contoh sederhana bisa dilihat dari Gambar 5, induk dari leaf-kiri E7 adalah P300, ini berarti salah satu tanaman yang berpengaruh di khasiat Pain and inflammation (E7) adalah

Panax pseudoginseng (P300).

Daftar tanaman yang berpengaruh pada suatu khasiat tertentu yang dihasilkan lalu dibandingkan dengan daftar tanaman yang berpengaruh pada suatu khasiat tertentu yang dihasilkan oleh metode Voting Feature Interval 5 (VFI5) yang telah ditemukan sebelumnya. Dari hasil perbandingan, kesemua tanaman yang berpengaruh hasil dari metode ODT-GA terdapat di tanaman yang berpengaruh hasil dari metode VFI5.

Evaluasi menggunakan data tanaman yang berpengaruh di suatu khasiat hasil dari metode VFI5 juga dilakukan pada tree hasil pemodelan ODT-GA. Dari 94

leaves yang ada dalam tree terdapat 11 perbedaan dalam penentuan tanaman yang berpengaruh atau tidak terhadap suatu khasiat, atau dapat dikatakan metode ODT-GA memiliki kesamaan dalam klasifikasi dengan metode VFI5 sebesar 86.17%.

Selain menghasilkan daftar tanaman yang berpengaruh terhadap suatu khasiat, model tree ini juga dapat menghasilkan beberapa tanaman yang tidak berpengaruh signifikan atau tidak direkomendasikan terhadap suatu khasiat. Ini dimungkinkan karena pada data formula jamu, tanaman tersebut tidak pernah dipakai atau sangat sedikit sekali dipakai untuk tujuan khasiat tertentu. Terdapat 14 tanaman yang diindikasikan tersebut. Itu ditunjukan dengan suatu tanaman menjadi induk dari

leaf-kanan suatu khasiat. Ketika dibandingkan dengan hasil dari metode VFI5, hanya ada 5 tanaman yang beririsan atau diindikasikan sama. Kelima tanaman itu adalah tanaman Areca catechu dan Ficus deltoidea pada khasiat Disorder of apetite, Panax pseudoginseng pada khasiat Disorder of mood and behavior, Trigonella foenum-graecum pada khasiat Muskuloskeletal and connective tissue disorders, dan

Imperata cylindrical pada khasiat Espiratory disease.

(23)

13

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Penelitian ini berhasil membuat model klasifikasi formula jamu berdasarkan khasiat dengan metode oblique decision tree dengan optimasi menggunakan algoritme genetika. Akurasi yang didapat dari metode ini sebesar 94.47% dan dengan data yang telah dilakukan proses penyeimbangan data, nilai akurasi menjadi bertambah menjadi 95.19 %. Dari hasil model klasifikasi yang berupa tree, didapat sejumlah tanaman yang berpengaruh dan yang tidak berpengaruh signifikan terhadap suatu khasiat tertentu. Ini dapat menjadi salah satu rujukan dalam formulasi jamu berdasarkan komposisi tanaman untuk mencapai suatu khasiat.

Saran

Saran untuk penelitian selanjutnya adalah menambah jumlah data latih untuk setiap kelas sampai pada batas yang cukup atau memadai untuk membuat suatu model, sehingga dapat meningkatkan nilai akurasi keseluruhan sistem. Selanjutnya dengan melakukan perbaikan pada saat melakukan praproses data, seperti menggunakan metode SMOTEBoost.

Penelitian selanjutnya tentang metode ODT-GA bisa juga dilakukan dengan memakai set data yang variabel penciri tiap kelasnya merupakan mayoritas atau dominan dibanding variabel yang bukan penciri. Sehingga ODT-GA dapat lebih baik dalam membuat model, tree yang dihasilkan pun akan lebih sederhana.

DAFTAR PUSTAKA

Afendi FM, Darusman LK, Morita AH, Altaf-Ul-Amin M, Takahashi H, Nakamura K, anaka K, Kanaya S. 2012. Efficacy prediction of jamu formulations by PLS Modeling. Curr Comput Aided Drug Des. 9(1):46-59. PubMed PMID: 23106776.

Alcalá-Fdez J, Sánchez L, García S, del Jesus MJ, Ventura S, Garrell JM, Otero J, Romero C, Bacardit J, Rivas VM, Fernández JC, Herrera F. KEEL: A Software Tool to Assess Evolutionary Algorithms to Data Mining Problems. Soft Computing 13:3 (2009) 307-318

Byun H, Lee SW. 2003. A survey on pattern recognition application of support vector machines. Int J Patt Recogn Artif Intell. 17(3):459-486.

(24)

14

Chawla NV, Bowyer KW, Hall LO, Kegelmeyer PW. 2002. SMOTE: Synthetic Minority Over-sampling Technique. Journal of Artificial Intelligence Research 16: 321-357.

Fitriawan A. 2013. Sistem Klasifikasi Khasiat Formula Jamu dengan Metode Support Vector Machine [Skripsi]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor.

Han J, Kamber M. 2006. Data Mining Concepts and Techniques 2nd Ed. San

Francisco (US) : Morgan Kaufmann Pub.

(25)

15 Lampiran 1 Screenshot aplikasi

Tampilan memilih efikasi/khasiat

(26)

16

Tampilan hasil yang formula yang diharapkan sesuai dengan khasiat

(27)

17 Lampiran 2 Pengkodean tanaman

P001 Foeniculum vulgare P176 Amomum compactum P321 Prunus persica

P002 Clausena anisum-olens P180 Sauropus androgynus P322 Stachytarpheta jamaicensis

P003 Litsea chinensis P181 Usnea misaminensis P323 Hydrocotyle asiatica

P004 Glycyrrhiza uralensis P182 Aquilaria sinensis P324 Illicium verum

P006 Imperata cylindrica P183 Cinnamomum camphora P325 Carica papaya

P007 Phellodendron chinense P185 Cinnamomum cullilawan P328 Areca catechu

P008 Zanthoxylum acanthopodium P187 Cinnamomum cassia P329 Pinus merkusii

P013 Elaeocarpus grandiflora P188 Melaleuca leucadendra P332 Pygeum africanum

P020 Garcinia atroviridis P189 Parameria laevigata P333 Prunus armeniaca

P021 Tamarindus indica P190 Caesalpinia sappan P334 Mentha arvensis

P026 Atractylodis Macrocephala P191 Grewia salutaris P336 Euchresta horsfieldii

P029 Zingiber purpureum P193 Psophocarpus tetragonolobus P339 Lepiniopsis ternatensis

P031 Allium fistulosum P194 Elettaria speciosa P340 Alstonia scholaris

P033 Allium cepae P198 Parkia roxburghii P342 Pimpinella pruatjan

P034 Allium sativum P199 P345 Helicteres isora

P040 Pluchea indica P200 Strobilanthes crispus P347 Notopterygium incisum

P042 Pachyrrhizus erosus P201 Typhonium flagelliforme P349 Ceiba pentandra

P044 Strychnos ligustrina P202 Cocos nucifera P351 Rubia cordifolia

P045 Merremia mammosa P203 Rheum tanguticum P352 Trifolium pratense

P048 Cimicifuga racemosa P206 Carthamus tinctorius P355 Hibiscus sabdariffa

P053 Tinospora tuberculata P207 Aleurites moluccana P360 Laminaria japonica

P055 Pandanus conoideus P209 Phyllanthus emblica P362 Hedyotis corymbosa

P059 Clerodendron squamatum P210 Piper cubeba P363 Abrus precatorius

P061 Piper retrofractum P211 Murraya paniculata P364 Syzygium polyanthum

P066 Santalum album P212 Canangium odoratum P366 Salvia coccinea

P067 Cordyceps sinensis P214 Kaempferia galanga P367 Cistanches salsa

P068 Syzygium aromaticum P215 Tagetes erecta P369 Hemigraphis colorata

P072 Prunus cerasus P218 Terminalia catappa P370 Andrographis paniculata

P073 Phyllanthus acidus P220 Cassia alata P371 Moschosma polystachium

P075 Clematis chinensis P221 Coriandrum sativum P374 Symplocos odoratissima

P080 Cibotium barometz P223 Cinchona succirubra P375 Serenoa repens

P081 Theobroma cacao P224 Trigonella foenum-graecum P377 Brassica nigrae

P082 P226 Cola acuminata P378 Nasturtium indicum

P091 Gynura segetum P231 Portulaca oleracea P379 Schisandra chinensis

P095 Achillea santolina P233 Orthosiphon stamineus P382 Apium graveolens

P096 Graptophyllum pictum P234 Kaempferia angustifolia P386 Blumea balsamifera

P097 Plantago major P236 Curcuma longa P389 Cassia angustifolia

P098 Punica granatum P239 Cucurbita pepo P390 Cymbopogon nardus

P099 Glochidion rubrum P241 Piper nigrum P392 Crataegus pinnatifida

P101 Harpagophytum procumbens P243 Ocimum sanctum P397 Sida rhombifolia

P106 Syzygium cumini P244 Alpinia galanga P400 Silybum marianum

P107 Echinacea purpurea P245 Vetiveria zizanioides P403 Cinnamomum sintok

P110 Forsythia suspensa P247 Lavandula angustifolia P404 Piper betle Cola nitida

(28)

18

P111 Dioscorea opposite P250 Vitex trifolia P407 Talinum paniculatum

P112 Smilax zeylanica P252 Zingiber zerumbet P409 Sparganium stoloniferum

P113 Polygonum multiflorum P254 Zingiber aromaticum P410

P115 Gaultheria punctata P255 Languas galanga P411 Nyctanthes arbor-tritis

P116 Justicia gendarussa P256 Leucas lavandulifolia P415 Spatholobus suberectus

P118 Ligusticum acutilobum P258 Polygala glomerata P418 Ficus deltoidea

P119 Garcinia cambogia P259 P421 Elephantopus scaber

P120 Sanguisorba officinalis P263 Eriobotrya japonica P424 Theae sinensis

P122 Borreria hispida P266 Phaleria papuana P426 Melaleuca alternifolia

P123 Commiphora myrrha P269 Galla lusitania P427 Cyperus rotundus

P126 Panax ginseng P270 Quercus lusitanica P428 Thymus vulgaris

P128 Angelica sinensis P276 Massoia aromatica P429 Lantana camara

P129 Eleutherococcus senticosus P277 Pistacia lentiscus P431 Sonchus arvensis

P132 Equisetum debile P278 Rosa chinensis P432 Curcuma heyneana

P136 Asarum sieboldii P279 Jasminum sambac P434 Curcuma aeruginosa

P138 Magnolia officinalis P280 Morinda citrifolia P435 Kaempferia pandurata

P139 Coleus scutellarioides P281 Phyllanthus urinaria P436 Curcuma xanthorrhiza

P140 Ruta angustifolia P282 Mentha piperita P438 Curcuma zedoaria

P142 P283 Cucumis sativus P439 Fritillaria cirrhosa

P144 Zingiber officinale P292 Artemisia cina P440 Solanum verbacifolium

P145 Zingiber officinale P295 Messua ferrea P443 Solanum lycopersicum

P147 Psidium guajava P299 Pogostemon cablin P444 Tetranthera brawas

P149 Anacardium occidentale P300 Panax pseudoginseng P445 Paeonia suffruticosa

P155 Guazuma ulmifolia P303 Eclipta prostrata P446 Cassia fistula

P159 Citrus amblycarpa P307 Costus speciosus P447 Tribulus terrestris

P160 Citrus sinensis P308 Oryza sativa P449 Wolfiporia extensa

P161 Citrus aurantium P309 Sophora japonica P450 Sesbania grandiflora

P162 Citrus hystrix P311 Myristica fragrans P452 Valeriana javanica

P166 Nigella sativa P314 Pandanus amaryllifolius P456 Salix alba

P167 Cassia siamea P315 Vanilla planifolia P459 Daucus carota

P168 Terminalia bellirica P316 Momordica charantia P462 Epimedium brevicornum

P171 Baeckea frutescens P318 Eurycoma longifolia P463 Pausinystalia yohimbe

P173 Phaseolus radiatus P319 Euphorbia thymifolia P464 Olea europaea

P175 Ipomoea reptana P320 Euphorbia hirta P465 Alisma orientalis

Zea mays

Spirulina

(29)

19 Lampiran 3 Contoh sebagian data formula jamu

P444 P445 P446 P447 P449 P450 P452 P456 P459 P462 P463 P464 P465 Efficacy

(30)

20

(31)

21

Khasiat Tanaman yang berpengaruh

Urinary related problems

Disorder of apetite Disorder of mood and behavior

Wounds and skin infections

Imperata cylindrica, Plantago major, Smilax zeylanica, Zea mays, Strobilanthes crispus, Serenoa repens, Sonchus arvensis, Solanum lycopersicum, Paeonia suffruticosa

Guazuma ulmifolia, Laminaria japonica, Curcuma heyneana, Curcuma aeruginosa

Baeckea frutescens, Ipomoea reptana, Leucas lavandulifolia, Carica papaya, Valeriana javanica Pluchea indica, Punica granatum, Ligusticum

acutilobum, Baeckea frutescens, Parameria laevigata, Kaempferia angustifolia, Ocimum sanctum, Quercus lusitanica, Artemisia cina, Trifolium pratense, Piper betle, Nyctanthes arbor-tritis, Ficus deltoidea Justicia gendarussa, Zingiber officinale, Massoia aromatica, Myristica fragrans, Euchresta horsfieldii, Cyperus rotundus, Epimedium brevicornum

Foeniculum vulgare, Syzygium aromaticum, Graptophyllum pictum, Zingiber officinale, Parkia roxburghii, Typhonium flagelliforme, Cinchona succirubra, Panax pseudoginseng, Helicteres isora Clausena anisum-olens, Glycyrrhiza uralensis, Echinacea purpurea, Amomum compactum, Piper cubeba, Kaempferia galanga, Eriobotrya japonica, Euphorbia hirta, Illicium verum, Abrus precatorius, Nasturtium indicum, Thymus vulgaris, Salix alba Tinospora tuberculata, Santalum album, Aleurites moluccana, Trigonella foenum-graecum, Aloe vera, Mentha piperita, Curcuma heyneana

(32)

22

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Kota Bandung pad 30 Mei 1992. Penulis merupakan putra kedua dari tiga bersaudara pasangan Nanang Kusmana dan Sri Suprihatin. Penulis menamatkan sekolah menengah di Kabupaten Indramayu yaitu SMAN 1 Sindang pada tahun 2010 dan kemudian melanjutkan pendidikan di Institut Pertanian Bogor pada tahun yang sama melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI).

Gambar

Gambar 1 Skema tahapan penelitian
Tabel 2 Data II khasiat formula jamu
Gambar 2 Skema optimasi algoritme genetika
Gambar 4 Grafik akurasi tiap khasiat pada Data I dan Data II 0102030405060708090100E1E2E3E4E5E6E7E8E9Akurasi (%)Khasiat Data I Data II
+4

Referensi

Dokumen terkait

Selanjuttnya pada tahun 1993, Marc Andreessen melakukan sebuah inovasi perangkat lunak browser dengan merilis Mosaic, kemudian Netscape, ini adalah browser populer

Nama dan logo perusahaan akan dicetak pada barang tersebut, dan banner kecil yang ditempatkan di area simposium. 4 Lanyard (s) 5,000 USD Company name and logo will be

Pasal 404 “Serah terima personel, pendanaan, sarana dan prasarana, serta dokumen sebagai akibat pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah Pusat, Daerah provinsi dan Daerah

Simulasi menggunakan model persamaan panas dapat digunakan untuk mengetahui kombinasi yang tepat antara suhu medium dan waktu celup sehingga proses

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh senam fantasi berpengaruh terhadap kemampuan motorik kasar anak khususnya gerak lokomotor (berjalan jinjit, meloncat,

(2) Untuk mengetahui Manakah yang lebih baik hasil belajar matematika antara yang menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe Learning Strart with a Question dan

Peradilan Agama bertugas untuk menyelesaikan perkara di tingkat pertama orang-orang beragama Islam di bidang perkawinan, kewarisan, wasiat dan hibah yang dilakukan

Gambaran bahwa perusahaan yang menerapkan prinsip-prinsip GCG akan lebih meningkatkan peranan audit internal ,melaksanakan etika bisnis, menjalankan pedoman perilaku yang