• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Waktu pada Proses Produksi Nanas Kaleng di PT Great Giant Pineapple Lampung Tengah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Waktu pada Proses Produksi Nanas Kaleng di PT Great Giant Pineapple Lampung Tengah"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI WAKTU PADA PROSES PRODUKSI NANAS KALENG

DI PT GREAT GIANT PINEAPPLE LAMPUNG TENGAH

ARNAL NOVISTIARA

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Studi Waktu pada Proses Produksi Nanas Kaleng di PT Great Giant Pineapple Lampung Tengah adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing Dr Ir M. Faiz Syuaib, MAgr dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(4)

ABSTRAK

ARNAL NOVISTIARA. Studi Waktu pada Proses Produksi Nanas Kaleng di PT Great Giant Pineapple Lampung Tengah. Dibimbing oleh M. FAIZ SYUAIB.

PT. Great Giant Pineapple merupakan perusahaan pertama di Indonesia yang mengembangkan riset secara intensif dalam membudidayakan tanaman nanas jenis smooth cayenne yang cocok untuk dikalengkan. Nanas kaleng merupakan sebuah produk yang dibuat dengan bahan buah nanas segar dan dicampur dengan larutan sirup sehingga menghasilkan rasa manis asam. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan elemen kerja dan alur proses dalam produksi nanas kaleng, waktu baku, kapasitas kerja ideal setiap elemen kerja, kemudian mendesain kebutuhan tenaga kerja dan distribusinya pada masing-masing elemen kerja berdasarkan target produksi perusahaan. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini bahwa terdapat 22 elemen kerja dalam proses produksi nanas kaleng. Elemen kerja yang dikerjakan oleh pekerja manual secara langsung memiliki waktu baku yang cenderung lebih besar dibandingkan dengan operator yang mengendalikan mesin. Waktu baku terbesar terdapat pada elemen kerja Pocking sedangkan waktu baku terendah terdapat pada elemen kerja Preparation. Total waktu baku untuk memproduksi satu buah kaleng nanas ukuran A2 sebesar 27.608 detik. Berdasarkan kapasitas kerja ideal per orang setiap elemen kerja yang dihasilkan jumlah tenaga kerja yang dapat dialokasikan pada kegiatan produksi nanas kaleng berjumlah 332 orang.

Kata kunci: kapasitas kerja, nanas kaleng, studi waktu, tenaga kerja

ABSTRACT

ARNAL NOVISTIARA. Time Study on Production Process of Canned Pineapple in PT. Great Giant Pineapple Center Lampung. Supervised by M. FAIZ SYUAIB.

PT. Great Giant Pineapple is the first company in Indonesia that develops researches intensively about cultivating smooth cayenne pineapple which is suitable for canned pineapple. Canned pineapple is a product that made from fresh pineapple and mixed with syrup solution so can produce sweet-soursop taste. The purpose of this research is to determine work elements and process steps on canned pineapple production process, standard time, ideal work capacity each work elements and then to design value of worker and distribution in each work elements based on target production of company. The results from this research showed that there are 22 work elements in canned pineapple production. Work elements that were done by worker directly have higher standard time than that owned by operators who control the machine. Work element that has the higest standard time is pocking whereas the shortes standard time is preparation. The total standard time to produce one canned pineapple size A2 is 27.608 seconds. Based on the ideal work capacity in each work element, the total workers that can be distributed on canned pineapple production process is 332 peoples.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik

pada

Departemen Teknik Mesin dan Biosistem

STUDI WAKTU PADA PROSES PRODUKSI NANAS KALENG

DI PT GREAT GIANT PINEAPPLE LAMPUNG TENGAH

ARNAL NOVISTIARA

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(6)
(7)

Judul Skripsi : Studi Waktu pada Proses Produksi Nanas Kaleng di PT Great Giant Pineapple Lampung Tengah

Nama : Arnal Novistiara NIM : F14100034

Disetujui oleh

Dr Ir M. Faiz Syuaib, MAgr Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Desrial, MEng Ketua Departemen

(8)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian ini ialah ergonomika dengan judul Studi Waktu pada Proses Produksi Nanas Kaleng di PT. Great Giant Pineapple Lampung Tengah.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir M. Faiz Syuaib, MAgr selaku dosen pembimbing, serta Dr Nanik Purwanti, STP, MSc dan Bapak Dr Liyantono, STP, MAgr sebagai dosen penguji yang telah banyak memberi saran. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Ir Puguh Budi Wirajaya dan Bapak Jarkasih STP dari PT. Great Giant Pineapple, rekan-rekan penelitian (Agustian, Rizki dan Rifan) yang telah membantu selama pengumpulan data serta teman-teman (Imam Sholikhin, Asep S, Asep Fahrul, Bono) yang selalu memberikan semangat. Ungkapan terima kasih juga disampaikan pada orang tua yang selalu memberikan doa, semangat dan kasih sayangnya hingga skripsi ini dapat terselesaikan. Kedua kakakku Adriyan dan Andesta, serta seluruh keluarga yang selalu memberikan motivasi dan dukungan selama proses penyelesaian skripsi ini.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Juli 2014

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL x

DAFTAR GAMBAR x

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 2

Tujuan Penelitian 2

Manfaat Penelitian 3

Ruang Lingkup Penelitian 3

TINJAUAN PUSTAKA 3

Pengalengan Buah Nanas 3

Ergonomika 5

Studi Waktu 6

METODE 9

Tempat dan Waktu Penelitian 9

Peralatan dan Subjek Penelitian 9

Metode Penelitian 9

HASIL DAN PEMBAHASAN 11

Elemen Kerja Produksi Nanas Kaleng 11

Penentuan Waktu Normal 19

Penentuan Waktu Baku 24

Analisis Kapasitas Produksi Berdasarkan Waktu Baku 26

Perencanaan Tenaga Kerja Setiap Elemen Kerja 27

SIMPULAN DAN SARAN 31

Simpulan 31

Saran 32

(10)

DAFTAR TABEL

1 Pembagian elemen kerja pada proses produksi nanas kaleng 16 2 Waktu normal rata-rata tiap subjek setiap elemen kerja 20 3 Waktu baku dan total waktu baku tiap elemen kerja 25 4 Kapasitas produksi setiap elemen kerja berdasarkan waktu baku 27 5 Alokasi tenaga kerja berdasarkan target dan kapasitas produksi 28 6 Alokasi tenaga kerja berdasarkan target dan kapasitas produksi 30

DAFTAR GAMBAR

1 Skema latar belakang 2

2 Tahapan penelitian 10

3 Proses produksi nanas kaleng 12

4 Proses produksi nanas kaleng (lanjutan) 13

5 Proses produksi nanas kaleng (lanjutan) 14

6 Skema proses produksi nanas kaleng 15

DAFTAR LAMPIRAN

(11)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Saat ini peluang pada pasar dunia untuk semua komoditas buah telah terbuka lebar, tidak terkecuali untuk buah nanas baik dalam bentuk produk segar maupun dalam produk olahan seperti nanas kaleng. PT. Great Giant Pineapple merupakan perusahaan pertama di Indonesia yang mengembangkan riset secara intensif dalam membudidayakan tanaman nanas jenis smooth cayenne yang cocok untuk dikalengkan. PT. Great Giant Pineapple telah mengekspor nanas ke lebih dari 50 negara dan menyuplai 15-20% total kebutuhan nanas dunia, 40% diantaranya ke Eropa, 35% ke Amerika Utara, dan 25% lainnya ke Asia Pasifik (Didin 2009).

Proses produksi nanas merupakan sebuah proses dimana buah nanas segar diolah menjadi suatu produk berupa nanas kaleng. Nanas kaleng merupakan produk yang dibuat dengan bahan utama nanas dan dicampur dengan larutan sirup sehingga menghasilkan rasa manis keasaman. Sebagian besar produk nanas kaleng ini diekspor ke luar negeri oleh karena itu kualitas dari nanas kaleng penting untuk diperhatikan. Dalam proses produksi nanas kaleng terdapat karakteristik proses kerja yang perlu untuk diperhatikan seperti ketepatan, kecepatan serta keselamatan (safety) yang hasil akhirnya berupa suatu produk yang optimal dan berkualitas. Di sisi lain, sebagian besar kegiatan pada proses produksi nanas kaleng di PT. Great Giant Pineapple masih dilakukan secara manual oleh pekerja dibantu dengan mesin yang dikendalikan oleh operator. Manusia sebagai individu yang melakukan proses pengolahan juga memiliki karakteristik tersendiri yang harus diperhatikan seperti karakteristik fisik, fisiologis dan psikologis yang berbeda pada setiap individu dan akan berpengaruh terhadap proses kerja. Agar tercapai produktivitas yang optimal kajian atau penelitian mengenai kesesuaian antara karakteristik proses produksi (kerja) dengan karakteristik manusia perlu dilakukan. Selain itu, perusahaan tentu memiliki tuntutan kapasitas produksi yang harus tercapai sehingga kapasitas produksi ini harus disesuaikan dengan kapasitas pekerja. Ergonomika sebagai salah satu bidang ilmu yang mempelajari interaksi antara manusia dengan pekerjaan serta lingkungan kerja dapat diterapkan pada aktivitas produksi nanas kaleng untuk menyesuaikan karakteristik proses produksi (kerja) dengan karakteristik manusia.

(12)

2

Gambar 1 Skema latar belakang

Perumusan Masalah

Waktu kerja yang tidak sesuai dengan kapasitas manusia akan menyebabkan terjadinya berbagai hambatan dalam proses produksi nanas kaleng yang masih banyak dilakukan secara manual. Selain itu perlu disesuaikan antara karakteristik tenaga kerja (manusia) dengan karakterisrik kerja pada proses produksi nanas kaleng sehingga produktivitas tercapai secara optimal. Saat ini masih jarang kalangan yang melakukan kajian penerapan ergonomika pada proses produksi nanas kaleng untuk mencari besarnya waktu baku, kapasitas kerja ideal pekerja dan pendistribusiannya pada elemen kerja sehingga data dan penelitian terkait produksi nanas kaleng dengan pendekatan ergonomika sangat terbatas.

Tujuan Penelitian

Analisis waktu dan kapasitas kerja yang dilakukan pada proses produksi nanas di PT. Great Giant Pineapple ini bertujuan untuk:

1. Menentukan alur dan elemen kerja yang terdapat pada proses produksi nanas kaleng.

Sistem dan Lingkungan

kerja Manusia

• Kecepatan

• Ketepatan

Safety

Proses Produksi Nanas Kaleng

• Fisik

• Fisiologis

• Psikologis

Kesesuaian / Ergonomis STUDI

WAKTU (Time Study)

Karakteristik Kerja Karakteristik Manusia

(13)

3 2. Menentukan waktu baku (baik untuk masing-masing elemen kerja maupun

total proses produksi) dengan satuan ukur waktu per produk nanas kaleng. 3. Menentukan kapasitas kerja ideal untuk setiap elemen kerja.

4. Mendesain jumlah optimal tenaga kerja dan distribusinya pada setiap elemen kerja berdasarkan target produksi perusahaan.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan referensi berupa waktu baku pada proses produksi nanas kaleng, yang selanjutnya dapat dijadikan dasar untuk merencanakan target dan proses produksi serta ketenagakerjaan dengan pendekatan ergonomika (studi waktu).

Ruang Lingkup Penelitian

Agar perhatian dalam pemecahan masalah dapat terpusat maka perlu dilakukan pembatasan masalah. Beberapa batasan-batasan terhadap masalah yang akan dibahas yaitu:

1. Proses pengolahan yang dimaksud adalah proses produksi nanas kaleng yang di mulai dari proses penumpahan buah-buah dari bin dumper hingga proses penyimpanan nanas kaleng di warehouse.

2. Pada penelitian ini, observasi hanya dilakukan pada line produksi nanas kaleng berukuran A2 yaitu nanas kaleng yang memiliki berat 420 gram. 3. Shift kerja di PT. Great Giant Pineapple terdiri dari 2 shift yaitu shift pagi

dan malam. Penelitian ini hanya mengobservasi shift kerja pagi.

4. Studi waktu yang dimaksud adalah analisa waktu pada aktivitas proses produksi nanas kaleng dimulai dari penumpahan nanas dari bin dumper hingga penyimpanan.

TINJAUAN PUSTAKA

Pengalengan Buah Nanas

Pujimulyani (2009) menjelaskan bahwa nanas (Ananas comosus) merupakan salah satu jenis tanaman hortikultura yang dikonsumsi dalam bentuk segar atau dikalengkan. Buah nanas mudah mengalami kerusakan yaitu rusak setelah 48 jam jika dalam keadaan telah terkupas, oleh karena itu buah nanas perlu dikalengkan. Tujuan dilakukannya pengalengan yaitu mengawetkan bahan makanan, sehingga perubahan warna tekstur, perubahan kimia dan perubahan mikrobiologis dapat dihindari. Tahap-tahap proses pengalengan nanas adalah sebagai berikut:

1. Pemanenan

(14)

4

memenuhi syarat antara lain sudah masak, ukuran volume maksimal dan tekstur masih keras (Pujimulyani 2009).

2. Pencucian

Pencucian bertujuan untuk menghilangkan kotoran dan tanah yang melekat pada kulit karena merupakan sumber kontaminan dan bertujuan untuk menghilangkan sisa-sisa insektisida. Cara pencucian dengan penyemprotan akan lebih efektif dengan tekanan. Cara pencucian lain dengan agitating atau dengan penggoncangan/gerakan (Pujimulyani 2009). Kegiatan pencucian yang dilakukan pada PT. Great Giant Pineapple menggunakan sistem pencucian dengan cara penyemprotan bertekanan.

3. Pemilihan (sortasi)

Tujuan dilakukannya sortasi yaitu memisahkan buah yang rusak, ranting, kerikil, buah yang terserang hama dan untuk menyeragamkan warna, ukuran serta tingkat kemasakan buah nanas (Pujimulyani 2009).

4. Pengupasan

Tahap pengupasan dalam pengalengan bertujuan untuk menghilangkan bagian yang tidak dapat dimakan, misal kulit dan hati nanas (Pujimulyani 2009). Pengupasan pada proses produksi nanas kaleng dalam penelitian ini bertujuan untuk mengupas bagian kulit dan mata nanas. Penghilangan hati nanas dilakukan secara terpisah menggunakan cane loader machine yang kemudian nanas akan langsung dimasukkan ke dalam kaleng.

5. Preparasi

Secara umum yang dimaksud preparasi adalah persiapan nanas sebelum dimasukkan ke dalam kaleng yang terdiri dari berbagai aktivitas seperti penyiangan, pengirisan, sortasi 1, penyiangan 2, sortasi 2. Alat yang digunakan bisa menggunakan mesin atau juga menggunakan pisau (Pujimulyani 2009). Kegiatan preparasi yang ada pada PT. Great Giant Pineapple hanya mencakup aktivitas washing, grading dan sorting yang dilakukan menggunakan mesin dan dikendalikan oleh operator.

6. Blanching

Blanching adalah perlakuan panas pada bahan yang dapat dilakukan dengan merendam bahan dalam air panas atau pemberian uap air panas pada bahan. Tujuan dilakukan blancing adalah mengurangi kontaminasi bakteri serta menginaktivasi enzim. Suhu yang digunakan untuk proses blanching 70-80°C dengan waktu 2-4 menit (Pujimulyani 2009).

7. Pengisian

(15)

5 dimasukan ke dalam kaleng. Larutan pengisi yang dipakai dalam pengalengan nanas adalah larutan gula 60-65%. Tujuan dilakukan penambahan larutan pengisi adalah menambah flavor, mengisi sela-sela kaleng dan mempercepat penetrasi panas (Pujimulyani 2009).

8. Exhausting

Exhausting merupakan suatu perlakuan pada kaleng dan isinya yang bertujuan untuk menghilangkan oksigen pada bahan maupun dalam kaleng, menghasilkan ruang vakum pada kaleng serta menaikkan suhu bahan dalam kaleng yang merupakan suhu awal processing (Pujimulyani 2009).

9. Penutupan kaleng

Penutupan kaleng dilakukan segera setelah proses exhausting. Kaleng ditutup rapat untuk mencegah kerusakan isi kaleng (mencegah kebocoran yang dapat menyebabkan pengkaratan kaleng yang lain) (Pujimulyani 2009).

10.Processing (sterilisasi)

Sterilisasi bertujuan untuk membunuh semua mikroorganisme dalam kaleng dan memperbaiki tekstur, flavor, dan kenampakan. Faktor-faktor yang mempengaruhi sterilisasi menurut Pujimulyani (2009) yaitu:

a) Jenis mikroorganisme yang akan dimatikan/dirusak.

b) Kecepatan penetrasi panas pada titik terdingin dalam isi kaleng. c) Suhu awal bahan makanan.

d) Ukuran dan macam kaleng yang digunakan. e) Suhu sterilisasi yang digunakan.

f) Tekanan uap air yang digunakan saat sterilisasi. g) Keasaman bahan makanan yang dikalengkan.

Ergonomika

(16)

6

sistem kerangka dan otot manusia, serta desain status kerja untuk alat peraga visual. Hal tersebut dilakukan untuk mengurangi ketidaknyamanan visual dan postur kerja.

Studi Waktu

Pengukuran waktu (Time Study) pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk menentukan lamanya waktu kerja yang dibutuhkan oleh seorang operator/pekerja yang terlatih untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang spesifik, pada tingkat kecepatan kerja yang normal, dan dalam lingkungan kerja yang terbaik pada saat itu. Pengukuran waktu tersebut merupakan suatu upaya untuk mendapatkan suatu kriteria objektif. Peranan penentuan waktu bagi suatu pekerjaan sangat besar di dalam sistem produksi seperti untuk sistem upah perangsang, penjadwalan kerja dan mesin, pengaturan tata letak pabrik, penganggaran dan sebagainya (Sulistyadi 2003).

Studi terhadap waktu dapat menunjukkan ukuran kerja yang melibatkan teknik dalam penetapan waktu baku yang diijinkan untuk melakukan tugas yang telah diberikan berdasarkan suatu metode kerja dengan memperhatikan faktor kelelahan, pekerja dan kelambatan yang tidak dapat dihindarkan. Analisa studi waktu dapat menggunakan beberapa teknik untuk menetapkan sebuah standar yaitu dengan cara studi waktu menggunakan stopwatch, pengolahan data dengan menggunakan komputerisasi, data standar, dasar mengenai data gerakan, pengambilan contoh kerja, dan perhitungan berdasarkan masa lalu. Setiap teknik mempunyai penerapan tersendiri pada setiap kondisi. Studi analisis waktu harus dapat diketahui kapan sebaiknya digunakan dan kemudian menggunakan teknik analisis waktu secara benar. Standar waktu digunakan untuk menentukan harga kerja dan peralatan yang dibutuhkan untuk membantu dalam pengembangan metode kerja yang efektif, mengatur pekerja dalam melakukan pekerjaannya, membantu dalam membandingkan performansi kerja dari suatu rencana yang sudah ditetapkan dengan beban kerja dan sumber daya yang digunakan serta untuk melaksanakan pengukuran produktivitas secara total.

Pengukuran kerja sendiri adalah sebuah ketentuan umum yang digunakan oleh banyak teknik sistematik dalam pengembangan koefisien numerik untuk mengubah pernyataan kuantitatif dari beban kerja menjadi sebuah pernyataan kualitatif dari waktu yang dibutuhkan dalam penggunaan sumber daya seperti mesin, manusia atau robot. Aspek studi waktu terdiri dari bermacam-macam prosedur untuk menentukan jumlah waktu yang diperlukan dan kondisi standar yang dapat diukur yang meliputi tugas manusia, mesin atau kombinasi keduanya. Pengukuran waktu juga ditujukan untuk mendapatkan waktu baku penyelesaian pekerjaan (Mandel dan Daner 1950).

Waktu Baku (WB)

(17)

7 pekerjaan secara wajar pada kondisi kerja tertentu. Persamaan mengitung waktu baku (Syuaib 2012):

Waktu Baku (WB) = [1+ Faktor Kesulitan (FK)] x Waktu Normal (WN) (1) Dalam konteks penelitian yang dilakukan pada PT. Great Giant Pineapple, penentuan nilai waktu baku yang dilakukan tidak menggunakan persamaan (1) secara langsung. Persamaan (1) menjadi acuan dengan menggunakan pendekatan analogi yang sama. Penelitian pada proses produksi nanas kaleng ini, nilai faktor kesulitan yang terjadi bukan berasal dari faktor kondisi lingkungan pabrik karena kondisi lingkungan pabrik telah disesuaikan sehingga dalam kondisi yang seragam. Faktor kesulitan yang termasuk dalam proses produksi nanas kaleng ini adalah waktu delay yang terjadi pada setiap elemen kerja. Oleh karena itu dari persamaan (1) dapat dimodifikasi menjadi persamaan (2) dan persamaan (3).

Waktu Baku (WB) = WN + (FK x WN) (2)

Waktu Baku (WB) = Waktu Normal (WN) + Waktu Delay (WD) (3) Sehingga nilai faktor kesulitan tersebut merupakan nilai waktu delay yang akan dijumlahkan dengan waktu normal untuk mendapatkan nilai waktu baku. Waktu delay yang terdapat pada proses produksi nanas kaleng ini merupakan waktu delay yang disebabkan oleh sistem kerja yang terjadi (unavoidable delay), bukan delay yang terjadi akibat pengaruh pekerja. Pada penelitian ini penentuan waktu baku akan menggunakan persamaan (3).

Berikut beberapa hal mengenai pentingnya waktu baku:

1. Digunakan untuk menghilangkan pemborosan sekaligus meningkatkan produktivitas kerja

2. Digunakan sebagai dasar penentuan upah dan jumlah buruh atau pekerja 3. Digunakan sebagai dasar penentuan jumlah bahan/material yang dibeli 4. Digunakan sebagai dasar penjadwalan produksi

5. Digunakan sebagai parameter mengenai baik buruknya kualitas operasi maupun pelayanan (dalam jasa)

Teknik pengukuran waktu kerja dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu: a. Pengukuran secara langsung

Pengukurannya dilakukan secara langsung di tempat dimana pekerjaan yang diukur sedang berlangsung. Cara tersebut termasuk dalam pengukuran kerja dengan menggunakan jam henti (stopwatch time-study) dan sampling kerja (work sampling). Langkah pengukuran metode stopwatch time study menurut (Sutalaksana 2004) dan (Niebel 1988) adalah:

1. Penetapan tujuan pengukuran 2. Memilih operator

3. Melatih operator (kondisi atau cara kerja yang tidak biasa) 4. Mengurai pekerjaan atas elemen pekerjaan

5. Menyiapkan alat-alat pengukuran

(18)

8

6. Mengamati waktu kerja operator

7. Menentukan siklus kerja yang akan diamati dengan penentuan tingkat ketelitian dan keyakinan

8. Menentukan penyesuaian dan kelonggaran operator 9. Menghitung waktu baku

b. Pengukuran secara tidak langsung

Pengukuran dilakukan secara tidak langsung dimana pengamat tidak harus melakukan perhitungan waktu kerja di tempat pekerjaan yang diukur. Pengukuran ini hanya dilakukan melalui perhitungan waktu kerja dengan membaca tabel waktu yang tersedia dengan mengetahui jalannya pekerjaan melalui elemen-elemen pekerjaan atau elemen gerakan. Cara ini dapat dilakukan dalam aktivitas data waktu baku dan data waktu gerakan (predetermined time system).

Selain cara tersebut juga terdapat terdapat 2 tahapan dalam menentukan waktu baku, yaitu:

1. Menambahkan penyesuaian pada waktu siklus, sehingga menjadi waktu normal.

2. Menambahkan kelonggaran pada waktu normal, sehingga menjadi waktu baku.

Waktu Normal

Syuaib (2012) menyatakan bahwa waktu normal merupakan waktu yang digunakan oleh seorang pekerja untuk bekerja secara wajar tanpa usaha-usaha yang berlebihan sepanjang hari kerja, pada sistem dan kondisi lingkungan kerja yang wajar dan secara alami relatif termudah untuk dikerjakan, dengan prosedur yang umum dan si pekerja menunjukkan kesungguhan dalam menjalankan pekerjaannya. Setelah didapatkan waktu normal, yaitu waktu penyelesaian suatu pekerjaan yang dianggap wajar, langkah selanjutnya adalah menentukan waktu baku. Tiga unsur yang belum ditambahkan sebelum mendapatkan waktu baku adalah dengan menambahkan unsur kebutuhan pribadi pekerja, menghilangkan rasa lelah dan hambatan-hambatan yang tidak dapat dihindarkan. Ketiga faktor ini disebut dengan faktor kesulitan.

Faktor Kesulitan

(19)

9 nanas kaleng ini adalah waktu delay yang terjadi sebagai hambatan pada setiap elemen kerja. Waktu delay ini yang kemudian menjadi nilai untuk dimasukan ke dalam persamaan (3).

METODE

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari hingga Juni 2014. Pengambilan data dilakukan di PT Great Giant Pineapple, Lampung Tengah selama 5 minggu dan dilanjutkan dengan pengolahan data yang dilakukan di Laboratorium Ergonomika, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB.

Peralatan dan Subjek Penelitian

Peralatan

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi handycam (video recorder) yang digunakan untuk merekam aktivitas produksi nanas kaleng, seperangkat komputer untuk pengolahan data, serta beberapa alat pendukung seperti meteran, stopwatch, dan alat tulis lapangan.

Subjek Penelitian

Subjek yang digunakan berjumlah 37 pekerja yang dipilih secara acak untuk merepresentasikan sekitar 1200 pekerja diseluruh elemen kerja yang ada pada proses produksi nanas kaleng. Subjek merupakan pekerja baik laki-laki maupun wanita yang terlibat dalam setiap elemen kerja pada proses produksi nanas kaleng. Pembedaan pekerja laki-laki ataupun wanita ini menyesuaikan dengan elemen kerja yang memang ditentukan oleh perusahaan. Jumlah subjek setiap elemen kerja yang digunakan minimal 4 orang namun disesuaikan dengan kondisi pabrik. Hal ini disebabkan adanya beberapa elemen kerja yang tidak mencapai 4 orang.

Metode Penelitian

(20)

10

Gambar 2 Tahapan penelitian Mulai

Penelitian Pendahuluan

(observasi alur kerja, menentukan subjek dan jadwal serta mekanisme pengambilan data)

Selesai

Data Sekunder

 Aliran buah

 Aliran Kaleng

 Produksi perusahaan

Waktu Normal

Pengambilan Data

Rekaman Video dan Waktu per elemen kerja produksi nanas kaleng

Pendefinisian Elemen Kerja

Waktu Delay (Unavoidable Delay)

Waktu Baku

Analisis Jumlah Tenaga Kerja

Desain Ketenagakerjaan (Kecukupan dan Sebaran) Kapasitas Setiap Elemen Kerja

(21)

11

Penelitian Pendahuluan

Penelitian pendahuluan ini mempunyai tujuan untuk mengobservasi alur kerja proses produksi nanas kaleng dari awal hingga akhir, menentukan subjek yang akan digunakan untuk penelitian, menyesuaikan mekanisme dan metode pengambilan data dengan kondisi di lapangan, serta merancang jadwal untuk pengambilan data. Selain itu juga melakukan wawancara pada beberapa subjek yang berisi mengenai pengalaman bekerja yang dapat mendukung penelitian.

Pengambilan Data

Pengambilan data yang dilakukan adalah berupa data rekaman video dan waktu untuk setiap elemen kerja pada proses produksi nanas kaleng. Kemudian juga dilakukan pengambilan beberapa data sekunder seperti data aliran buah, aliran kaleng, dan data produksi perusahaan.

Pengolahan Data

Video yang berisi aktivitas pekerja dalam melakukan aktivitas proses produksi dianalisis dan dibagi menjadi beberapa elemen kerja berdasarkan pola keseragaman kerja. Selanjutnya adalah dilakukan pendefinisian tugas pada elemen kerja tersebut. Data waktu yang telah diperoleh dari video dicatat dan dilakukan pengolahan data menggunakan spread-sheet. Waktu yang didapat setelah melakukan pengolahan data merupakan waktu normal pada setiap elemen pekerjaan. Kemudian juga dilakukan penentuan waktu delay untuk setiap elemen kerja. Waktu baku didapat dari waktu normal dijumlahkan dengan waktu delay, karena kondisi lingkungan pabrik produksi nanas kaleng relatif seragam serta mendapatkan pencahayaan yang cukup maka dianggap tidak terdapat faktor kesulitan untuk kondisi lingkungan pabrik. Dalam hal ini yang menjadi faktor kesulitan adalah waktu delay.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Elemen Kerja Produksi Nanas Kaleng

(22)

12

3.

Peeling

1.

Feeding Conveyor

2

. Preparation

4

.

Cutting Crush

8.

Seleksi

Standard

7.

Seleksi

Choice

6. Seleksi

Tidbit

5

.

Seleksi

Chunk

(23)

13

9.

Pocking

10. Susun Warna

11

. Feeding Slice

12. Susun Nampan

16. Sortir 1

15

. Feeding Seamer

14.

Transporting

Seamer

13.

Transporting

(24)

14

17

. Seaming

18.

Cooking

19. Sortir 2

20. Palleting

Atas

21. Palleting

Bawah

22. Transporting

Pallet

(25)

15 Selanjutnya pada elemen-elemen kerja yang ada pada proses produksi tersebut akan dilakukan pendefinisian kerja. Secara skematis alur proses produksi dan pembagian elemen-elemen kerja pada proses produksi nanas kaleng disajikan pada Gambar 3 dan Tabel 1.

Gambar 6 Skema proses produksi nanas kaleng Feeding Conveyor

Preparation

Peeling

Cutting Crush

Seleksi Chunk Seleksi Tidbit Seleksi Choice Seleksi Standard

Pocking

Susun Warna Feeding Slice

Susun Nampan

Transporting

Transporting Seamer

Feeding Seamer

Sortir 1 Seaming

Cooking

Sortir 2 Palleting atas

Palleting bawah

Tranporting pallet

L

(26)

16

Tabel 1 Pembagian elemen kerja pada proses produksi nanas kaleng

No Elemen Kerja Simbol

1 Feeding Conveyor FC

2 Preparation Pr

3 Peeling Pe

4 Cutting Crush Cc

5 Seleksi Chunk SC

6 Seleksi Tidbit STb 7 Seleksi Choice SCh 8 Seleksi Standard SSt

9 Pocking Po

10 Susun Warna SW

11 Feeding Slice FS

12 Susun Nampan SN

13 Transporting Tr

14 Transporting Seamer TrS 15 Feeding Seamer FeS

16 Sortir 1 S1

17 Seaming OS

18 Cooking OC

19 Sortir 2 S2

20 Palleting Atas PA 21 Palleting Bawah PB 22 Tranporting Pallet Tp

Definisi Setiap Elemen Kerja Proses Produksi Nanas Kalenng

1. Feeding : Fe (Menumpahkan Nanas ke Konveyor)

Elemen kerja ini dimulai dari tangan pekerja memegang kran hidrolik, meletakkan pengait ke dumper, lalu mengoperasikan mesin hingga semua buah yang berada dalam bin dumper masuk ke konveyor.

2. Preparation : Pr (Washing, Sortasi dan Grading)

Elemen kerja ini dimulai dengan mengamati nanas yang berada di konveyor lalu mengoperasikan mesin dengan menekan tombol yang terletak pada panel kontrol.

3. Peeling : Pe (Mengupas Kulit Nanas)

(27)

17

4. Cutting Crush : Cc (Memotong Bagian Nanas yang Memar)

Elemen kerja ini dimulai dengan mengamati buah nanas yang keluar dari mesin pengupas kulit lalu memotong kedua bagian buah yang masih terdapat kulit dan memotong bagian buah yang memar.

5. Seleksi Chunk : SC (Mengambil Irisan Nanas Produk Chunk)

Elemen kerja ini dimulai dengan mengamati nanas yang mengalir di konveyor lalu mengambil irisan nanas yang berada di bagian tepi.

6. Seleksi Tidbit : ST (Mengambil Irisan Nanas Produk Tidbit)

Elemen kerja ini dimulai dengan mengamati nanas yang mengalir di konveyor lalu mengambil irisan nanas yang memiliki mata nanas besar atau biasa disebut “mata gareng”.

7. Seleksi Choice : SCh (Mengambil Irisan Nanas Produk Choice)

Elemen kerja ini dimulai dengan mengamati nanas yang mengalir di konveyor lalu mengambil irisan nanas yang berwarna kuning.

8. Seleksi Standar : SSt (Mengambil Irisan Nanas Produk Standard)

Elemen kerja ini dimulai dengan mengamati nanas yang mengalir di konveyor lalu mengambil irisan nanas yang berwarna putih.

9. Pocking : Po (Membuang Mata Nanas)

Elemen kerja ini dimulai dengan mengambil susunan nanas yang terdiri dari 25-30 irisan lalu dengan menggunakan pinset mencabut mata nanas yang terdapat di irisan nanas.

10.Susun Warna : SW (Menyusun Irisan Nanas Berdasarkan Keseragaman Warna)

Elemen kerja ini dimulai dengan mengambil irisan nanas yang berada di konveyor lalu menyusun irisan nanas berdasarkan warna yang sama.

11.Feeding Slice : Fs (Mengumpankan Irisan Nanas Ke Kaleng)

Elemen kerja ini dimulai dengan mengambil irisan nanas yang sudah sudah seragam lalu mengumpankannya ke mesin Can Loader Machine (CLM).

12.Susun Nampan : SN (Menyusun Nanas Kaleng di Nampan)

Elemen kerja dimulai dengan mengecek isi kaleng, menyusun kaleng di nampan yang berjumlah 12 kaleng per nampan lalu menyusun nampan ke troli sampai berisi 9 tumpukan nampan per troli.

13. Transporting : Tr (Memindahkan Nanas Kaleng Dari Stasiun Line Nanas ke Antrian Stasiun Seamer)

(28)

18

14.Transporting Seamer : TrS (Memindahkan Nanas Kaleng Dari Antrian Stasiun Seamer ke Seamer)

Elemen kerja ini dimulai dengan mengambil tumpukkan nanas yang berada di antrian seamer menggunakan troli lalu diangkut menuju stasiun seamer.

15. Feeding Seamer : FeS (Mengumpankan Nanas Kaleng Kedalam Mesin

Seamer)

Elemen kerja dimulai dengan menekan tombol hidrolik lalu mendorong nampan yang berisi nanas kaleng satu per satu kedalam seamer sampai 9 tumpukan nampan (1 troli).

16.Sortir 1 : S1 (Menyortir Kaleng Rusak Sebelum Pemasakan)

Elemen kerja ini dimulai dengan menahan laju kaleng di seamer lalu menyortir kaleng satu per satu.

17.Seaming : OS (Operator Mesin Seamer)

Elemen kerja ini dimulai dengan mengoperasikan instalasi mesin seamer sampai menyegel atau menutup kaleng nanas.

18.Cooking : OC (Operator Mesin Cooker)

Elemen kerja dimulai dengan mengoperasikan instalasi mesin cooker dan mengumpankan kaleng ke mesin cooker.

19.Sortir 2 : S2 (Menyortir Kaleng Rusak Sesudah Pemasakan)

Elemen kerja ini dimulai dengan menahan laju kaleng di bagian palleting lalu menyortir kaleng satu persatu.

20.Palleting Atas : PA (Menyusun Nanas Kaleng di Karton)

Elemen kerja ini dimulai dengan menyusun nanas di atas pallet dengan mengoperasikan mesin palleting dan memastikan tidak ada ruang yang kosong.

21.Palleting Bawah : PB (Menyusun Karton di Tumpukan Nanas)

Elemen kerja ini dimulai dengan menekan tombol hidrolik lalu menyusun karton diatas tumpukkan kaleng nanas.

22.Transporting Pallet : Tp (Memindahkan Nanas ke Tempat Penyimpanan)

(29)

19

Penentuan Waktu Normal

Waktu normal adalah waktu yang dibutuhkan pekerja untuk menyelesaikan serangkaian kegiatan yang ada pada elemen kerjanya tanpa memperhitungkan faktor lain dalam kondisi senormal mungkin. Sedangkan, waktu baku adalah waktu normal dijumlahkan dengan waktu delay yang terdapat saat melakukan pekerjaan. Waktu normal rata-rata didapatkan dengan menghitung waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu siklus pekerjaan pada setiap elemen kerja. Penghitungan diulangi sebanyak 3-8 kali untuk setiap subjek yang digunakan. Pengulangan yang digunakan tidak seluruhnya seragam karena proses pengambilan ulangan adalah menggunakan rekaman video dan terbatas pada waktu tertentu. Siklus pekerjaan yang dimaksud adalah siklus pekerjaan yang telah didefinisikan untuk masing-masing elemen kerja sebelumnya. Pada penelitian ini terdapat beberapa elemen kerja dimana satu siklus pekerjaannya adalah berdasarkan bin dumper, aliran buah dan aliran kaleng. Oleh karena itu, perlu dicari faktor konversi untuk merubah dari satuan detik per buah menjadi detik per kaleng, sehingga untuk semua elemen kerja yang menggunakan aliran buah akan dikonversi menjadi satuan detik per kaleng. Contoh mencari faktor konversi tersebut sebagai berikut:

Diketahui : Berat rata-rata satu buah nanas = 1.15 kg 46% menjadi produk slice (data sekunder)

Berat kaleng isi = 0.42 kg/kaleng (data sekunder) sehingga, Berat buah yang menjadi produk slice = 46% x 1.15 kg = 0.53kg/buah Jumlah buah dalam kaleng =

= 0.8 buah/kaleng

Setelah dilakukan perhitungan persentase buah nanas yang menjadi nanas kaleng didapatkan faktor konversi yaitu 0.8 buah/kaleng. Waktu normal setiap elemen kerja yang didapat dengan menggunakan aliran buah akan menghasilkan satuan ukur detik/buah oleh karena itu perlu dikalikan dengan faktor konversi 0.8 buah/kaleng sehingga didapatkan satuan ukur yaitu detik/kaleng.

Khusus untuk elemen kerja feeding conveyor, satuan ukur yang didapatkan dari analisis video adalah detik/bin dumper sehingga perlu dikonversikan berdasarkan jumlah buah yang terdapat dalam satu bin dumper agar menjadi satuan detik/buah, baru selanjutnya dikalikan dengan faktor konversi 0.8 buah/kaleng sehingga menghasilkan satuan ukur detik/kaleng. Adapun cara pengkonversian nilai satuan pada elemen kerja feeding conveyor sebagai berikut : Berat buah dalam bin dumper = 2500 kg

Berat rata-rata buah = 1.15 kg

Maka jumlah buah dalam 1 bin =

= 2174 buah

Contoh Subjek A1, Feeding Conveyor :

Ulangan 1 diperoleh : 94 detik/bin (analisis video)

(30)

20

[image:30.595.84.485.145.758.2]

Waktu normal rata-rata subjek untuk setiap elemen kerja produksi nanas kaleng dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Waktu normal rata-rata tiap subjek setiap elemen kerja Elemen

kerja Subjek

Waktu normal (det) ; ulangan ke

Rata-rata SD CV(%) min max

1 2 3 4 5 6 7 8

FCa

A1 .035 .033 .035 .034 .032 .033 - - .034 0.001 3.770 0.032 0.035 B1 .030 .032 .032 .032 .033 .032 - - .032 0.001 3.358 0.030 0.033 0.033 0.001 3.430 0.032 0.034 Prb A2 .037 .038 .036 - - - 0.037 0.001 2.376 0.036 0.038

Pe

A3 .632 .632 .632 .632 .632 .658 .632 .623 0.634 0.010 1.580 0.623 0.658 B2 .667 .649 .640 .667 .649 .632 .658 .667 0.653 0.013 2.042 0.632 0.667 C1 .658 .615 .632 .600 .615 .623 .632 .640 0.627 0.018 2.799 0.600 0.658 D1 .658 .615 .667 .623 .649 .632 .615 .658 0.640 0.021 3.214 0.615 0.667 0.638 0.011 2.825 0.627 0.640

Cc

A4 .600 .585 .649 .649 .615 .615 .571 .585 0.609 0.538 0.029 0.571 0.649 B3 .600 .490 .632 .615 .632 .600 .600 .571 0.592 0.551 0.046 0.490 0.632 0.601 0.544 0.012 0.592 0.609

SC

A5 .615 .686 .667 .774 .615 .632 .667 .632 0.661 0.053 7.962 0.615 0.774 B4 .774 .706 .632 .615 .750 .615 .667 .649 0.676 0.061 9.045 0.615 0.774 0.668 0.011 1.594 0.661 0.676

STb

A6 .667 .686 .649 .686 .632 .649 .667 .615 0.656 0.025 3.798 0.615 0.686 B5 .632 .667 .667 .686 .706 .667 .706 .632 0.670 0.029 4.299 0.632 0.706 0.685 0.010 1.488 0.656 0.670

SCh

A7 .640 .655 .711 .727 .756 .727 .670 .659 0.693 0.042 6.112 0.640 0.756 B6 .706 .741 .655 .674 .649 .663 .615 .700 0.675 0.039 5.790 0.615 0.741 0.691 0.013 1.842 0.675 0.693

SSt

A8 .677 .622 .640 .667 .640 .667 .667 .677 0.657 0.020 3.077 0.622 0.677 B7 .700 .655 .659 .677 .700 .640 .667 .693 0.673 0.028 3.343 0.800 0.875 0.655 0.012 1.783 0.657 0.674

Po

A9 4.878 4.724 4.461 4.598 4.688 4.669 4.478 4.651 4.643 0.135 2.903 4.461 4.878 B8 4.545 4.918 4.800 4.478 4.706 4.598 4.839 4.724 4.701 0.152 3.228 4.478 4.918 B1 5.333 5.128 4.858 5.172 5.195 4.959 4.819 5.150 5.123 0.179 3.499 4.458 5.333 D2 5.150 4.819 4.938 5.195 5.128 4.898 5.195 5.150 5.026 0.149 2.973 4.819 5.195 4.873 0.237 4.858 4.651 5.026

SW

A10 .727 .667 .667 .615 .615 .667 .667 .727 0.664 0.024 3.631 0.615 0.667 B9 .727 .667 .571 .571 .615 .727 .667 .615 0.645 0.036 5.706 0.571 0.667 0.654 0.013 2.009 0.636 0.654

Fs

A7 1.250 1.429 1.250 1.250 1.429 1.250 1.250 1.429 1.317 0.092 7.018 1.250 1.429 A9 1.250 1.250 1.429 1.250 1.250 1.250 1.250 1.250 1.272 0.063 4.962 1.250 1.429 B1 1.429 1.250 1.250 1.250 1.250 1.429 1.250 1.250 1.295 0.083 6.385 1.250 1.429 1.295 0.079 6.133 1.272 1.317

SNc

A9 1.176 1.278 1.269 1.204 - - - - 1.231 0.050 4.026 1.176 1.278 B10 1.083 1.120 1.120 1.037 - - - - 1.090 0.040 3.628 1.037 1.120 1.161 0.100 8.601 1.090 1.231 Trc A11 .444 .407 .463 .481 - - - - 0.449 0.032 7.043 0.407 0.481

TrSc

(31)

21

FeSc

A13 .583 .639 .565 .574 - - - - 0.590 0.033 5.638 0.565 0.639 B12 .463 .537 .528 .491 - - - - 0.505 0.034 6.783 0.463 0.537 0.547 0.061 11.06 0.505 0.590 S1 A14 .625 .588 .526 .526 .556 .588 .588 .526 0.566 0.037 6.615 0.526 0.625 OSc A15 .625 .667 .526 .588 - - - - 0.602 0.060 9.894 0.526 0.625 OCc A16 .556 .588 .556 .526 - - - - 0.556 0.025 4.547 0.526 0.667

S2

A17 .500 .556 .526 .500 .556 .556 .526 .500 0.527 0.026 4.878 0.500 0.556 B13 .500 .526 .500 .500 .526 .556 .500 .556 0.507 0.025 4.839 0.500 0.526 0.517 0.025 2.849 0.507 0.527

PA

A17 .481 .496 .489 .474 .444 .511 .511 .511 0.490 0.023 4.744 0.444 0.511 B13 .452 .444 .496 .467 .459 .504 .489 .474 0.473 0.021 4.540 0.444 0.504 0.481 0.022 2.448 0.473 0.490

PB

A18 .378 .370 .393 .378 .400 .385 .363 .385 0.490 0.012 3.144 0.363 0.400 B14 .385 .363 .370 .378 .393 .407 .370 .378 0.381 0.014 3.741 0.363 0.407 0.473 0.013 0.172 0.381 0.381 Tpc A19 .049 .048 .046 .051 - - - - 0.049 0.002 4.376 0.046 0.051

a

dari hasil analisis video hanya mendapatkan 6 pengulangan.; bpengulangan menggunakan data sekunder berupa jumlah buah yang di proses dalam satu hari.; cdari hasil analisis video hanya mendapatkan 4 pengulangan.

Berdasarkan Tabel 2 terlihat waktu normal rata-rata pekerja di masing-masing elemen kerja. Satuan ukur pada Tabel 2 diatas merupakan satuan detik yang setara untuk menghasilkan satu buah kaleng ukuran A2. Elemen kerja menumpahkan nanas ke konveyor (FC) memiliki waktu rata-rata 0.033 detik. Elemen kerja menumpahkan nanas ke konveyor memiliki waktu minimum sebesar 0.032 detik dan waktu maksimum sebesar 0.034 detik. Nilai CV pekerja A1 sebesar 3.770%, sedangkan nilai CV pekerja B1 3.358%. Nilai ini menunjukkan pekerjaan pada pekerja B1 lebih seragam daripada data pekerja A1. Hal ini bisa disebabkan pekerja B1 bekerja pada sistem kerja yang lebih baik daripada pekerja A1. Nilai koefisien keragaman kerja antar pekerja sebesar 3.430%

Elemen kerja washing, sortasi dan grading (Pr) memiliki waktu rata-rata 0.037 detik dengan nilai koefisien keragaman kerja sebesar 2.376%. Elemen kerja washing, sortasi dan grading memiliki waktu minimum sebesar 0.036 detik dan waktu maksimum sebesar 0.038 detik.

Elemen kerja kupas kulit (Pe) memiliki waktu rata-rata 0.638 detik. Waktu minimum pada elemen kerja ini diperoleh dari waktu rata-rata pekerja C1 sebesar 0.627 detik sementara waktu maksimum diperoleh dari waktu rata-rata pekerja D1 sebesar 0.640 detik. Nilai koefisisen keragaman kerja sebesar 1.1%. Nilai CV pekerja A3 sebesar 1.580%, pekerja B2 sebesar 2.042%, pekerja C1 sebesar 2.799% dan pekerja D1 sebesar 3.214%. Nilai CV ini menunjukkan data pekerja A3 lebih seragam dibandingkan pekerja B2, C1 dan D1. Dapat dikatakan pekerja A memiliki keterampilan lebih baik.

(32)

22

Elemen kerja mengambil irisan nanas untuk produk chunk (SC) memiliki waktu rata-rata 0.668 detik. Waktu minimum pada elemen kerja ini diperoleh dari waktu rata-rata pekerja A5 sebesar 0.661 detik sementara waktu maksimum diperoleh dari waktu rata-rata pekerja B4 sebesar 0.676 detik. Nilai koefisien keragaman kerja 1.594%. Nilai CV pekerja A5 sebesar 7.962%, sedangkan nilai CV pekerja B4 9.045%. Nilai ini menunjukkan data pada pekerja A5 lebih seragam daripada data pekerja B4. Hal ini disebabkan adanya faktor persepsi dan waktu eksekusi yang berbeda dari pekerja untuk membedakan irisan nanas yang harus diambil untuk produk chunk.

Elemen kerja mengambil irisan nanas untuk produk tidbit (STb) memiliki waktu rata-rata 0.865 detik. Waktu minimum pada elemen kerja ini diperoleh dari waktu rata-rata pekerja A6 sebesar 0.656 detik sementara waktu maksimum diperoleh dari waktu rata-rata pekerja B5 sebesar 0.670 detik. Nilai koefisien keragaman 1.488%. Nilai CV pekerja A sebesar 3.798%, sedangkan nilai CV pekerja B5 4.299%. Nilai ini menunjukkan data pada pekerja A6 lebih seragam daripada data pekerja B5 dengan nilai koefisien keragaman 1.488%.

Elemen kerja mengambil irisan nanas kriteria choice (SCh) memiliki waktu rata-rata 0.691 detik. Waktu minimum pada elemen kerja ini diperoleh dari waktu rata-rata pekerja B6 sebesar 0.675 detik sementara waktu maksimum diperoleh dari waktu rata-rata pekerja A7 sebesar 0.693 detik. Nilai koefisien keragaman 1.842%. Nilai CV pekerja A7 sebesar 6.112%, sedangkan nilai CV pekerja B6 5.790%. Nilai ini menunjukkan data pada pekerja B6 lebih seragam daripada data pekerja A7.

Elemen kerja mengambil irisan nanas kriteria standar (SSt) memiliki waktu rata-rata 0.665 detik. Waktu minimum pada elemen kerja ini diperoleh dari waktu rata-rata pekerja A8 sebesar 0.657 detik sementara waktu maksimum diperoleh dari waktu rata-rata pekerja B7sebesar 0.673 detik. Nilai koefisien keragaman 1.783%. Nilai CV pekerja A8 sebesar 3.077%, sedangkan nilai CV pekerja B7 3.343%. Nilai ini menunjukkan data pada pekerja A8 lebih seragam daripada data pekerja B7.

Elemen kerja membuang mata nanas (Po) memiliki waktu rata-rata 4.873 detik. Waktu minimum pada elemen kerja ini diperoleh dari waktu rata-rata pekerja A9 sebesar 4.643 detik sementara waktu maksimum diperoleh dari waktu rata-rata pekerja D2 sebesar 5.026 detik. Nilai koefisien keragaman kerja 4.858%. Nilai CV pekerja A9 sebesar 2.903%, pekerja B8 sebesar 3.228%, pekerja B1 sebesar 3.499% dan pekerja D2 sebesar 2.973%. Nilai ini menunjukkan data pada pekerja A9 lebih seragam daripada data pekerja B8, B1 dan D2. Hal ini disebabkan adanya faktor persepsi dan waktu eksekusi yang berbeda dari pekerja untuk mencabut mata nanas.

Elemen kerja menyusun irisan nanas berdasarkan warna (SW) memiliki waktu rata-rata 0.654 detik. Waktu minimum pada elemen kerja ini diperoleh dari waktu rata-rata pekerja B9 sebesar 0.645 detik sementara waktu maksimum diperoleh dari waktu rata-rata pekerja A10 sebesar 0.664 detik. Nilai koefisien keragaman kerja 2.009%. Nilai CV pekerja A10 sebesar 3.631%, sedangkan nilai CV pekerja B9 5.706%. Nilai ini menunjukkan data pada pekerja A10 lebih seragam daripada data pekerja B9.

(33)

23 waktu rata-rata pekerja A9 sebesar 1.272 detik sementara waktu maksimum diperoleh dari waktu rata-rata pekerja A7 sebesar 1.317 detik. Nilai koefisien keragaman 6.133%. Nilai CV pekerja A7 sebesar 7.018%, pekerja A9 sebesar 4.962% dan pekerja B1 sebesar 6.385%. Nilai ini menunjukkan data pekerja A9 lebih seragam daripada pekerja A7 dan B1.

Elemen kerja menyusun nanas kaleng ke nampan (SN) memiliki waktu rata 1.161 detik. Waktu minimum pada elemen kerja ini diperoleh dari waktu rata-rata pekerja A9 sebesar 1.231 detik sementara waktu maksimum diperoleh dari waktu rata-rata pekerja B10 sebesar 1.090 detik. Nilai koefisien keragaman kerja 8.601% detik. Nilai CV pekerja A9 sebesar 4.026%, sedangkan nilai CV pekerja B10 3.628%. Nilai ini menunjukkan data pada pekerja B10 lebih seragam daripada data pekerja A9.

Elemen kerja memindahkan nanas kaleng dari stasiun line ke antrian seamer (Tr) memiliki waktu rata-rata 0.449 detik, waktu maksimum sebesar 0.481 detik sementara waktu minimum sebesar 0.407 detik. Perbedaan waktu ini disebabkan adanya faktor jarak dari line menuju seamer yang berbeda-beda.

Elemen kerja memindahkan nanas kaleng dari antrian seamer ke stasiun seamer (TrS) memiliki waktu rata-rata 0.351 detik. Waktu minimum pada elemen kerja ini diperoleh dari waktu rata-rata pekerja B11 sebesar 0.306 detik sementara waktu maksimum diperoleh dari waktu rata-rata pekerja A12 sebesar 0.396 detik. Nilai koefisien keragaman 18.200%. Nilai CV pekerja A12 sebesar 2.240%, sedangkan nilai CV pekerja B11 2.474%. Nilai ini menunjukkan data pada pekerja A12 lebih seragam daripada data pekerja B11.

Elemen kerja mengumpankan nanas kaleng ke seamer (FeS) memiliki waktu rata-rata 0.50 detik. Waktu minimum pada elemen kerja ini diperoleh dari waktu rata-rata pekerja B12 sebesar 0.505 detik sementara waktu maksimum diperoleh dari waktu rata-rata pekerja A13 sebesar 0.590 detik. Nilai koefisien keragaman 11.060%. Nilai CV pekerja A13 sebesar 5.638%, sedangkan nilai CV pekerja B12 6.783%. Nilai ini menunjukkan data pada pekerja A13 lebih seragam daripada data pekerja B12.

Elemen kerja menyortir kaleng rusak sebelum pemasakan (S1) memiliki waktu rata-rata 0.556 detik dengan nilai koefisien keragaman 6.615%. Waktu minimum sebesar 0.526 detik sementara waktu maksimum sebesar 0.628 detik. Elemen kerja operator mesin seamer (OS) memiliki waktu rata-rata 0.602 detik dengan nilai koefisien keragaman 9.894%. Waktu minimum sebesar 0.526 detik sementara waktu maksimum sebesar 0.628 detik.

Elemen kerja operator mesin cooker (OC) memiliki waktu rata-rata 0.351 detik dengan nilai koefisien keragaman 4.547%. Waktu minimum sebesar 0.526 detik sementara waktu maksimum sebesar 0.588 detik.

Elemen kerja mensortir kaleng rusak sesudah pemasakan (S2) memiliki waktu rata-rata 0.517 detik. Waktu minimum pada elemen kerja ini diperoleh dari waktu rata-rata pekerja B13 sebesar 0.507 detik sementara waktu maksimum diperoleh dari waktu rata-rata pekerja A17 sebesar 0.527 detik. Nilai koefisien keragaman 2.849%. Nilai CV pekerja A17 sebesar 4.878%, sedangkan nilai CV pekerja B13 4.839%. Nilai ini menunjukkan data pada pekerja A17 dan pekerja B13 relatif seragam.

(34)

24

pekerja B13 sebesar 0.473 detik sementara waktu maksimum diperoleh dari waktu rata-rata pekerja A17 sebesar 0.490 detik. Nilai koefisien keragaman 2.44% Nilai CV pekerja A17 sebesar 4.744%, sedangkan nilai CV pekerja B13 4.540%. Nilai ini menunjukkan data pada pekerja A17 lebih seragam daripada data pekerja B13. Elemen kerja menyusun karton di atas nanas kaleng (PB) memiliki waktu rata-rata 0.381 detik. Waktu minimum pada elemen kerja ini diperoleh dari waktu rata-rata pekerja B14 sebesar 0.473 detik sementara waktu maksimum diperoleh dari waktu rata-rata pekerja A18 sebesar 0.490 detik. Nilai koefisien keragaman 1.720%. Nilai CV pekerja A18 sebesar 3.144 %, sedangkan nilai CV pekerja B14 3.741%. Nilai ini menunjukkan data pada pekerja A18 lebih seragam daripada data pekerja B14.

Elemen kerja memindahkan nanas kaleng dari stasiun palleting ke-warehouse (Tp) memiliki waktu rata-rata 0.049 detik dengan nilai koefisien keragaman 4.376%. waktu minimum sebesar 0.046 detik sementara waktu maksimum sebesar 0.051 detik.

Berdasarkan Tabel 3 juga dapat dilihat elemen kerja dengan koefisien keragaman yang rendah adalah elemen kerja yang karakteristik kerjanya banyak dikerjakan dengan bantuan mesin seperti elemen kerja Fc, Pr, Pe. TrS, S1, OS, OC, S2, PA, PB dan Tp sedangkan, elemen kerja Cc, SC, STb, SCh, SSt, Po, SW, FeS dan Tr memiliki nilai koefisien keragaman yang tinggi yang karakteristik kerjanya banyak dikerjakan oleh manusia. Sehingga, banyak faktor yang menyebabkan terjadinya keragaman.

Penentuan Waktu Baku

Waktu baku merupakan waktu yang telah ditetapkan berdasarkan waktu normal dan faktor kesulitan yang terdapat dalam aktivitas produksi nanas kaleng. Dalam konteks pada penelitian ini penentuan waktu baku adalah dengan menjumlahkan nilai waktu normal dengan nilai waktu waktu delay. Pada aktivitas produksi nanas kaleng kondisi pabrik telah didesain sedemikian rupa sehingga seragam baik kondisi lantai, pencahayaan maupun kondisi lingkungan. Sehingga untuk aktivitas di pabrik dapat dikatakan tidak ada faktor kesulitan yang menyebabkan kelambatan produksi. Adapun kelambatan produksi bisa terjadi karena pengaruh delay pada sistem (unavoidable delay) dan delay tersebut dapat dikatakan termasuk dalam faktor kesulitan.

(35)

25 sedangkan tangan lainnya bekerja sedangkan kelambatan yang dapat dihindarkan (avoidable delay) merupakan kelambatan yang disebabkan oleh hal yang ditimbulkan sepanjang waktu kerja oleh pekerjanya sendiri baik disengaja maupun tidak disengaja.

[image:35.595.108.518.283.631.2]

Oleh karena itu, nilai waktu baku akan sama dengan waktu normal pekerja dijumlahkan dengan waktu delay dari masing-masing elemen kerja. Waktu baku digunakan untuk merencanakan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan pada bagian atau proses tertentu agar dapat meningkatkan produktivitas perusahaan. Hal ini diharapkan dapat memberikan keuntungan lebih kepada perusahaan karena pengalokasian sumber daya manusia diletakkan ke tempat atau bagian yang memang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan kerja agar lebih efektif. Waktu baku setiap elemen kerja dan total waktu baku dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Waktu baku dan total waktu baku tiap elemen kerja

No Elemen Kerja Waktu (detik)

a

Normal Delay Baku

1 FC 0.033 0.059 0.092

2 Pr 0.037 0.003 0.040

3 Pe 0.638 0.514 1.152

4 Cc 0.601 0.544 1.145

5 SC 0.668 0.490 1.158

6 STb 0.685 0.476 1.162

7 SCh 0.691 0.472 1.163

8 SSt 0.665 0.459 1.124

9 Po 4.873 2.816 7.689

10 SW 0.654 0.502 1.156

11 FS 1.295 0.472 1.767

12 SN 1.161 0.743 1.904

13 Tr 0.449 1.314 1.763

14 TrS 0.351 0.558 0.909

15 FeS 0.501 0.102 0.603

16 S1 0.556 0.185 0.757

17 OS 0.602 0.122 0.724

18 OC 0.556 0.075 0.631

19 S2 0.517 0.107 0.624

20 PA 0.481 0.150 0.631

21 PB 0.381 0.250 0.631

22 Tp 0.049 0.582 0.631

Total 16.589 11.022 27.608

a

Setara untuk menghasilkan nanas kaleng ukuran A2

(36)

26

berfungsi untuk mencabut mata nanas. Pada Po nilai didapatkan nilai waktu baku sebesar 7.689 detik. Ini menunjukan bahwa pada elemen kerja Po memiliki kontribusi sebesar 7.689 detik untuk menghasilkan satu produk nanas kaleng, cukup lama dibandingkan dengan elemen kerja lainnya. Sedangkan waktu baku terendah ada pada elemen kerja Pr sebesar 0.04 detik untuk menghasilkan satu produk nanas kaleng. Jika dilihat lebih lanjut lagi dapat diketahui perbedaan antara elemen kerja yang dikerjakan oleh tenaga manusia langsung dengan elemen kerja yang dikerjakan oleh operator sebagai pengendali mesin. Pada elemen kerja yang dikerjakan langsung menggunakan tenaga manusia terlihat membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan pekerja operator yang mengendalikan mesin. Hal ini menjelaskan bahwa faktor dari karakteristik manusia memiliki pengaruh terhadap aktivitas kerja.

Analisis Kapasitas Produksi Berdasarkan Waktu Baku

Kapasitas merupakan jumlah kaleng maksimum yang dapat dihasilkan oleh pekerja untuk setiap elemen kerja dalam aktivitas produksi nanas kaleng selama waktu kerja. Kapasitas kerja produksi nanas kaleng dinyatakan dalam jumlah kaleng per satuan waktu. Perencanaan kapasitas ditujukan untuk mengetahui jumlah sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk memproduksi jumlah kaleng yang diinginkan.

Kapasitas produksi yang akan digunakan berdasarkan waktu baku yang diperoleh dari studi pada pabrik produksi nanas kaleng tersebut. Kegiatan produksi nanas kaleng dalam satu hari diasumsikan memiliki waktu efektif sebesar 60% dari waktu kerja. Asumsi ini dilihat berdasarkan kegiatan langsung yang ada di pabrik dimana pekerja tidak bekerja secara terus menerus namun ada saat pekerja berhenti sebentar untuk izin minum dan pergi ke toilet sehingga asumsi sebesar 60% cukup masuk akal. Kroemer (1997) menjelaskan bahwa secara umum perbedaan tipe istirahat dalam suatu aktivitas bisa menggunakan 20-30% waktu kerja sehingga waktu kerja efektif yang bisa digunakan hanya 70% dari waktu kerja total. Penggunaan asumsi 60% untuk penelitian ini adalah karena pekerja Indonesia memiliki waktu istirahat atau jeda waktu yang lebih banyak dibandingkan di negara luar, sebagai contoh untuk melakukan ibadah. Total waktu total kerja adalah 11 jam/hari dan waktu istirahat adalah 1 jam, maka dalam satu hari memiliki waktu kerja bersih 10 jam/hari kemudian dari faktor 60% tersebut didapatkan waktu kerja bersih efektif 6 jam/hari. Dengan membagi waktu kerja bersih efektif dengan waktu baku maka akan ditentukan nilai kapasitas untuk setiap elemen kerja dengan satuan ukur kaleng per hari. Pada kegiatan produksi nanas kaleng ini terdapat beberapa elemen kerja dimana tiap elemen kerja memiliki karakteristik kerja yang berbeda-beda. Oleh karena itu, perlu diketahui kapasitas dari tiap elemen kerja berdasarkan waktu baku dari masing-masing elemen kerja.

(37)
[image:37.595.116.517.119.468.2]

27

Tabel 4 Kapasitas produksi setiap elemen kerja berdasarkan waktu baku No Elemen

kerja

Waktu baku (detik/kaleng)

Kapasitas (Kaleng/jam)

Waktu kerja bersih efektif (jam/hari)

Kapasitas (kaleng/hari)

1 FC 0.092 39130 6 234783

2 Pr 0.040 90000 6 540000

3 Pe 1.152 3125 6 18750

4 Cc 1.145 3144 6 18865

5 SC 1.158 3109 6 18653

6 STb 1.162 3098 6 18589

7 SCh 1.163 3095 6 18573

8 SSt 1.124 3203 6 19217

9 Po 7.689 468 6 2809

10 SW 1.156 3114 6 18685

11 FS 1.767 2037 6 12224

12 SN 1.904 1891 6 11345

13 Tr 1.763 2042 6 12252

14 TrS 0.909 3960 6 23762

15 FeS 0.603 5970 6 35821

16 S1 0.757 4756 6 28534

17 OS 0.724 4756 6 28534

18 OC 0.631 5705 6 34231

19 S2 0.624 5769 6 34615

20 PA 0.631 5705 6 34231

21 PB 0.631 5705 6 34231

22 Tp 0.631 5705 6 34231

Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat tiap elemen kerja memiliki kapasitas yang berbeda. Hal ini karena karakteristik pekerjaan dari tiap elemen berbeda. Elemen kerja yang mempunyai kapasitas yang paling besar adalah elemen kerja Pr sedangkan elemen kerja yang mempunyai kapasitas paling kecil adalah elemen kerja membuang mata nanas (PO). Secara umum dari Tabel 4 terlihat bahwa elemen kerja dimana karakteristik pekerjaannya lebih banyak dilakukan oleh mesin dengan bantuan operator memiliki kapasitas yang lebih besar daripada elemen kerja yang dikerjakan langsung oleh pekerja secara manual.

Perencanaan Tenaga Kerja Setiap Elemen Kerja

(38)

28

[image:38.595.83.489.186.538.2]

Total tenaga kerja yang dibutuhkan untuk masing-masing elemen kerja dapat diketahui dengan membagi target produksi perusahaan per hari dengan kapasitas produksi per hari per orang untuk setiap elemen kerja. Target produksi perusahaan adalah 250000 kaleng/hari. Alokasi tenaga kerja tiap elemen kerja dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Alokasi tenaga kerja berdasarkan target dan kapasitas produksi No Elemen Kerja Kapasitas

(kaleng/hari)

Target produksi (kaleng)

Alokasi tenaga kerja (orang)

1 FC 234783 250000

250000 250000 250000 250000 250000 250000 250000 250000 250000 250000 250000 250000 250000 250000 250000 250000 250000 250000 250000 250000 250000 2

2 Pr 540000 1

3 Pe 18750 14

4 Cc 18865 14

5 SC 18653 14

6 STb 18589 14

7 SCh 18573 14

8 SSt 19217 14

9 Po 2809 90

10 SW 18685 14

11 FS 12224 21

12 SN 11345 23

13 Tr 12252 21

14 TrS 23762 11

15 FeS 35821 7

16 S1 28534 9

17 OS 28534 9

18 OC 34231 8

19 S2 34615 8

20 PA 34231 8

21 PB 34231 8

22 Tp 34231 8

Total tenaga kerja 332

Berdasarkan Tabel 5, elemen kerja yang membutuhkan tenaga kerja yang sedikit adalah elemen kerja FC dan elemen kerja Pr yang membutuhkan alokasi tenaga kerja yang banyak adalah elemen kerja Po. Elemen kerja FC dan Pr membutuhkan tenaga kerja masing-masing berjumlah satu orang. Hal ini disebabkan waktu pengerjaan yang sangat cepat pada elemen kerja tersebut. Selain itu, pada elemen kerja sebagian besar proses pekerjaan menggunakan mesin.

(39)

29 jumlah tenaga kerja 90 pekerja. Elemen kerja Po membutuhkan waktu 7 kali lebih lambat dari elemen kerja sebelumnya. Oleh sebab itu, dibutuhkan 90 orang pekerja Po untuk mengimbangi pekerjaan dari elemen pekerja SSt.

Elemen kerja SW membutuhkan jumlah tenaga kerja sebanyak 14 orang. Waktu yang dibutuhkan pada elemen kerja Sw ini hampir 7 kali lebih cepat dibandingkan elemen kerja sebelumnya yaitu elemen kerja Po. Satu tenaga kerja pada elemen kerja SW setara dengan 7 tenaga kerja pada elemen kerja Po sedangkan, pada elemen kerja FS membutuhkan tenaga kerja satu setengah kali lipat dari jumlah tenaga kerja elemen kerja Sw yaitu 21 orang. Hal ini disebabkan pada elemen kerja FS terdapat dua pekerjaan yaitu menyusun susunan irisan nanas lalu mengumpankan ke Can Loader Machine (CLM).

Elemen kerja SN membutuhkan jumlah tenaga kerja sebanyak 23 orang. Waktu yang dibutuhkan untuk elemen kerja SN hampir sama dengan elemen kerja FS sehingga untuk alokasi tenaga kerja relatif sama. Begitu juga untuk Tr yang relatif sama dengan elemen kerja SN.

Elemen kerja TrS membutuhkan jumlah tenaga kerja sebanyak 11 orang. Elemen kerja TS karakteristik pekerjaan mirip dengan elemen kerja Tr. Namun, jarak yang ditempuh untuk memindahkan troli pada elemen kerja TrS lebih dekat dibandingkan dengan elemen kerja Tr. Sehingga, waktu yang dibutuhkan lebih sedikit dan berdampak pada jumlah tenaga kerja yang dialokasikan pada elemen kerja tersebut lebih sedikit yaitu 11 orang.

Pada stasiun seamer terdapat tiga elemen kerja yaitu elemen kerja FeS, S1 dan Os. Elemen kerja FeS membutuhkan jumlah tenaga kerja sebanyak 7 orang, elemen kerja S1 9 orang dan elemen kerja OS 9 orang. Elemen kerja OS membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan elemen kerja FS dan S1. Ketiga elemen kerja tersebut relatif sama.

Elemen kerja Oc membutuhkan tenaga kerja sebanyak 8 orang. Waktu yang dibutuhkan untuk elemen kerja ini lebih kecil dibandingkan elemen kerja sebelumnya.

Elemen kerja S2, PA dan PB berada pada stasiun yaitu stasiun palleting. Alokasi untuk ketiga elemen kerja ini pun relatif sama yaitu berjumlah 8 orang. Begitu juga dengan elemen kerja Tp membutuhkan jumlah tenaga kerja sebanyak 8 orang. Karakteristik kerja pada elemen kerja ini yaitu memindahkan tumpukkan kaleng.

(40)

30

[image:40.595.103.474.166.585.2]

menyesuaikan kapasitas masing-masing elemen kerja yang tersedia. Adapun desain sistem sebaran tenaga kerja untuk dapat menghasilkan target 290000 kaleng/ hari ditunjukan pada Tabel 6.

Tabel 6 Alokasi tenaga kerja berdasarkan target dan kapasitas produksi No Elemen Kerja Kapasitas Target Produksi Alokasi tenaga kerja

(kaleng/hari) (kaleng/hari) (orang)

1 FC 234783 290000 2

2 Pr 540000 290000 2

3 Pe 18750 290000 16

4 Cc 18865 290000 16

5 SC 18653 290000 16

6 STb 18589 290000 16

7 SCh 18573 290000 16

8 SSt 19217 290000 16

9 Po 2809 290000 105

10 SW 18685 290000 16

11 FS 12224 290000 24

12 SN 11345 290000 26

13 Tr 12252 290000 24

14 TrS 23762 290000 13

15 FeS 35821 290000 9

16 S1 28534 290000 11

17 OS 28534 290000 11

18 OC 34231 290000 9

19 S2 34615 290000 9

20 PA 34231 290000 9

21 PB 34231 290000 9

22 Tp 34231 290000 9

Total Tenaga Kerja 384

Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat sebaran tenaga kerja pada setiap elemen kerja. Jika dibandingkan dengan dengan sebaran tenaga kerja yang menggunakan target produsksi 250000 kaleng/hari, terlihat bahwa peningkatan terbesar adalah pada elemen kerja pocking. Terjadi penambahan tenaga kerja sebesar 15 orang dari 90 menjadi 105 pekerja. Secara keseluruhan, sebaran tenaga kerja untuk semua elemen kerja mengalami peningkatan yang relatif sedikit terkecuali untuk elemen kerja pocking yang mengalami peningkatan terbesar serta pada elemen kerja feeding conveyor yang cukup hanya menggunakan 2 orang pekerja.

(41)

31 mengalokasikan jumlah tenaga kerja pada elemen kerja yang benar-benar membutuhkan tenaga kerja paling banyak dan mengurangi tenaga kerja yang dianggap bisa dikerjakan dengan hanya menggunakan tenaga kerja yang sedikit.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

1. Elemen kerja yang terdapat pada proses produksi nanas kaleng berjumlah 22 elemen kerja dengan alur kerja sebagai berikut:

Feeding Conveyor (Fc)  Preparation (Pr) Peeling (Pe)  Cutting Crush (Cc)  Seleksi Crush (Sc)  Seleksi Tidbit (STb)  Seleksi Choice (SCh)  Seleksi Standard (SSt)  Pocking (Po)  Susun Warna (Sw)  Feeding Slice (Fs)  Susun Nampan (SN)  Transporting (Tr)  Transporting Seamer (TrS)  Feeding Seamer (FeS)  Sorting 1 (S1)  Seaming (Os)  Cooking (Oc)  Sortir 2 (S2)  Palleting Atas (PA)  Palleting Bawah (PB)  Transporting Pallet (Tp)

2. Waktu baku (setara untuk menghasilkan satu kaleng nanas A2) pada setiap elemen kerja diperoleh sebagai berikut : untuk elemen kerja Fc sebesar 0.092 detik, elemen kerja Pr sebesar 0.040 detik, elemen kerja Pe sebesar 1.152 detik, elemen kerja Cc sebesar 1.145 detik, elemen kerja Sc sebesar 1.158 detik, elemen kerja STb sebesar 1.162 detik, elemen kerja SCh sebesar 1.163 detik, elemen kerja SSt sebesar 1.124 detik, elemen kerja Po sebesar 7.689 detik, elemen kerja Sw sebesar 1.156 detik, elemen kerja Fs sebesar 1.767 detik, elemen kerja SN sebesar 1.904 detik, elemen kerja Tr sebesar 1.763 detik, elemen kerja TrS sebesar 0.909 detik, elemen kerja FeS sebesar 0.603 detik, elemen kerja S1 sebesar 0.757 detik, elemen kerja Os sebesar 0.757 detik, elemen kerja Oc sebesar 0.631 detik, elemen kerja S2 sebesar 0.624 detik, elemen kerja PA sebesar 0.631 detik, elemen kerja PB sebesar 0.631 detik, elemen kerja Tp sebesar 0.631 detik.

3. Elemen kerja yang memiliki kontribusi waktu terbesar adalah elemen kerja Po (7.689 detik/kaleng) sedangkan yang memiliki kontribusi waktu terendah adalah elemen kerja Pr (0.04 detik/kaleng). Total waktu baku yang setara untuk memproduksi satu nanas kaleng ukuran A2 (420 gram) adalah 27.608 detik.

(42)

32

5. Dengan jumlah tenaga kerja untuk memproduksi nanas kaleng ukuran A2 yang ada saat ini yaitu 384 orang maka perusahaan dapat meningkatkan target produksi menjadi 290000 kaleng/hari, atau setara dengan peningkatan 16 % dari target produksi saat ini.

Saran

Berdasarkan hasil yang didapatkan dari penelitian ini maka perusahaan sebaiknya mengoptimalkan jumlah tenaga kerja dengan melihat pola pendistribusian tenaga kerja yang lebih tepat sesuai dengan kebutuhan dan kapasitas. Pada bagian Line khususnya elemen kerja Pocking perlu dilakukan penempatan tenaga kerja yang lebih tertata karena menggunakan tenaga kerja yang lebih banyak dibandingkan elemen kerja lainnya.

Penelitian ini hanya memfokuskan pada penelitian studi waktu pada satu shift kerja yaitu shift kerja pagi. Sebaiknya perlu dilakukannya penelitian lanjutan mengenai pengaruh perbedaan shift pagi dan shift malam terhadap waktu baku dalam proses produksi nanas kaleng.

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Muammar Tawaruddin. 2011. Studi Gerak dan Waktu pada Proses Penggilingan Padi Skala Besar dan Kecil [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor

Didin. 2009. Identifikasi Faktor-Faktor yang Memengaruhi Ketidakseragaman Ukuran Buah Nanas (Ananas comosus L.) di PT Great Giant Pineapple, Terbanggi Besar, Lampung Tengah [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

[IEA] International Ergonomic Association. 2000. What is Ergonomic.[Internet].[diunduh 2014 Juni 12]. Tersedia pada: http// www.iea.cc /what is ergonomic.

Kroemer KHE, Grandjean E. 1798. Fitting the Task to the Human. 5th ed. Padstow (UK): Taylor&Francis.

Mundel ME, David LD. 1950. Motion and Time Study Improving Productivity. 7th ed. New Jersey: Precentice Hall. Inc.

Niebel BW. 1988. Motion and Time Study. Irwin. Homewood. Illinois.

Pujimulyani D. 2009. Teknologi Pengolahan Sayur-Sayuran dan Buah-Buahan. Yogyakarta (ID): Graha Ilmu.

Sanders SM, Mc Cormick. 1993.Human Factor Engineering and Design. 7th ed. New Delhi (IN): McGraw Hill.

Sulistyadi K, Susanti SL. 2003. Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi. Fakultas Teknik. Jakarta (ID): Universitas Sahid.

(43)

Gambar

Gambar 1 Skema latar belakang
Gambar 2  Tahapan penelitian
Gambar 3 Proses produksi nanas kaleng
Gambar 4 Proses produksi nanas kaleng (lanjutan)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari irigasi curah adalah agar air dapat diberikan secara merata dan efisien pada areal pertanaman dengan jumlah dan kecepatan yang sama atau kurang dari laju infiltrasi air

Bambang Prarnudya, MEng... BUDIDAYA TANAMAN

Metode yang digunakan meliputi penentuan calon lokasi industri, penyebaran kuesioner, penentuan kapasitas produksi, perhitungan total beban transportasi ( load

Kompaksi tanah adalah bentuk degradasi sifat fisik tanah sebagai akibat dari pemadatan tanah yang berdampak pada menurunnya aktivitas biologi, porositas dan kapasitas infiltrasi

Akan tetapi jika dilihat dari hasil perhitungan waktu baku tiap elemen kerja yang ada pada tabel 11 diatas tampak jelas bahwa waktu baku untuk elemen kerja pada proses

Uji BNT pada hari ke-18 pengamatan kadar air tanah setelah diaplikasikan mulsa kulit singkong, menunjukan bahwa perlakuan M4 dan M3 tidak berpengaruh nyata, yaitu pada

Selama kerja praktek dilakukan diskusi dengan pembimbing KP perusahaan mengenai proses produksi, praktek dalam proses produksi, dan memahami setiap materi yang diberikan

Selanjutnya metode fuzzy tsukamoto untuk menentukan jumlah produksi diterapkan dalam Sistem Pendukung Keputusan (SPK), kemudian SPK akan mengolah data-data