• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Mutu Layanan terhadap Loyalitas Pelanggan Service Sepeda Motor Yamaha pada PT Jayamandiri Gemasejati Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Mutu Layanan terhadap Loyalitas Pelanggan Service Sepeda Motor Yamaha pada PT Jayamandiri Gemasejati Bogor"

Copied!
187
0
0

Teks penuh

(1)

1.1. Latar Belakang

Pasar otomotif di Indonesia merupakan pasar yang sangat menjanjikan untuk melakukan sebuah bisnis. Perubahan pola konsumsi dan kebutuhan masyarakat akan sebuah kendaraan telah membuat para produsen kendaraan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri mengeluarkan produk-produk yang mempunyai mutu, spesifikasi, desain dan fitur yang membuat produk tersebut berbeda dengan produk lainnya. Persaingan tersebut membuat perusahaan-perusahaan otomotif berusaha merebut pangsa pasar dan membuat produknya paling unggul demi meningkatkan volume penjualan. Bagi masyarakat Indonesia yang memiliki tingkat mobilitas tinggi, maka sepeda motor merupakan salah satu solusi untuk mempercepat waktu perjalanan dan bentuk kendaraan yang kecil dan ramping dianggap mampu menghindari kemacetan yang mengganggu aktivitas.

Sebagai contoh, di Jakarta jumlah kendaraan bermotor pada tahun 2011 sudah mencapai angka sembilan (9) juta lebih unit yang digunakan masyarakat setiap harinya per 30 Juni 2011. Peningkatan jumlah kendaraan bermotor di Jakarta dari tahun 2007-2011 dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Jumlah Kendaraan Bermotor di Jakarta per 30 Juni 2011 (Kepolisian Republik Indonesia dalam www.edorusyanto. wordpress.com, 2011)

(2)

untuk 2011 penju penin Gam bersai tingka sampa pertam keselu unit (T Tabe No. 1. 2. 3. 4. 5. Sumber k mendapatk Asosiasi I ualan sepeda ngkatan sela

mbar 2. Jum AISI Berbagai m ing dalam at penjualan ai Desemb ma, kemudi uruhan jum Tabel 1)  l 1. Penjua

Merek Honda Yamaha Suzuki Kawasak TVS Kanzen Total

r : www. proud 0 1000000 2000000 3000000 4000000 5000000 6000000 7000000 8000000 9000000 Ju m lah (u n it) kan keuntu Industri Se a motor di t ama lima (5)

mlah penjua I (www. pro merek seped industri ot n yang tingg ber 2011, j

ian disusul o mlah seluruh alan sepeda Penjua 4 3 ki 8 d2rideblog.com, 2007 4.713.895 6.2 ungan sebes epeda Moto tahun terseb ) tahun terak

alan sepeda oud2rideblo da motor be tomotif unt gi. Berdasar jumlah pen oleh Yamah h unit moto

a motor tah alan (unit) 4.276.136 3.147.873 494.481 100.673 23.990 382 8.043.535 , 2012 2008 20 280.801 5.881. Tah sar-besarny or Indonesi but 8.043.53 khir (Gamb motor tahu og.com, 201 serta produ tuk menjad rkan data d njualan Ho ha, Suzuki, or yang terj

hun 2011 Perse 009 2010 777 7.398.644 8 hun a. Hingga ia (AISI) m

35 juta unit bar 2)

un 2007-201 2)

uk-produk an di pemimpi

ari AISI pa onda mendu Kawasaki d jual diatas entase (%) 53,16 39,14 6,15 1,25 0,03 0,005 100 2011 8.043.535 akhir Dese mencatat ju t dan meng

11 Berdasar

ndalannya s in pasar de ada bulan Ja

uduki perin dan TVS de

(3)

Untuk memenuhi kebutuhan konsumen atas sepeda motor, saat ini telah banyak dealer yang merupakan penyalur dari berbagai produk motor yang ada di Indonesia. Dengan semakin meningkatnya persaingan dalam bisnis penjualan sepeda motor, telah menuntut pihak produsen dan dealer sebagai penyalurnya untuk selalu berusaha memperhatikan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Dengan melihat posisi penjualan motor yang Yamaha masih berada di urutan kedua di Indonesia dan masih tertinggal dibandingkan pesaing utamanya (Honda), maka produsen dan dealer Yamaha harus bersama-sama berusaha memenuhi apa yang dibutuhkan, diinginkan dan diharapkan oleh pelanggan atas produk dan layanannya. Hal ini didasari oleh penjelasan dari Armistead dan Clark (1996), bahwa banyaknya pelanggan yang memilih produk berdasarkan kemampuan perusahaan dalam menyediakan layanan atas sebuah produk.

Dalam mendukung proses penjualan dan layanannya, Yamaha Motor Kencana Indonesia mempunyai dealer-dealer resmi yang tersebar di seluruh Indonesia. Salah satunya adalah PT Jayamandiri Gemasejati Bogor (JG Bogor) yang melayani sales, service dan spare parts. Peningkatan penjualan sepeda motor Yamaha pada tahun 2010 sampai dengan 2011 di JG Bogor dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Jumlah penjualan sepeda motor Yamaha di JG Bogor 2010 -2011

Penjualan Sepeda Motor Yamaha JG Bogor (unit)

Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Total 2010 266 251 235 219 233 191 183 192 185 177 194 205 2531 2011 245 231 261 216 211 251 231 205 181 175 169 188 2564 Sumber : PT Jayamandiri Gemasejati Bogor, 2011

(4)

Peningkatan jumlah pelanggan service di JG Bogor pada tahun 2010 sampai dengan 2011 dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Jumlah pelanggan service JG Bogor tahun 2010-2011 (PT Jayamandiri Gemasejati, 2011)

Peningkatan jumlah pelanggan di JG Bogor untuk layanan service merupakan prestasi bagi JG Bogor karena memiliki teknisi handal yang dibuktikan dengan beberapa penghargaan yang diterima dari kontes mekanik Yamaha, yaitu The Best Mechanic Contest 2008-DDS 1 dan The Best Mechanic Contest 2009-DDS 1. Dengan jumlah pelanggan yang meningkat, maka JG Bogor dituntut untuk melakukan survei pelanggan secara kontinu untuk melihat kebutuhan, keinginan dan harapan pelanggan yang berbeda-beda dan berubah setiap saat atas layanan yang diberikan sebagai pedoman bagi perusahaan untuk memperbaiki kelemahan perusahaan dan meningkatkan keunggulan bersaing dari dealer resmi Yamaha lainnya.

Citra mutu layanan yang baik dinilai dari sudut pandang atau persepsi pelanggan. Dengan semakin banyaknya dealer-dealer Yamaha yang melayani service motor sebagai layanan dari produk Yamaha, maka untuk mempertahankan kelangsungan hidup JG Bogor hal yang harus dilakukan adalah menjaga dan mempertahankan loyalitas pelanggan. Untuk mempertahankan pelanggan lama dapat dilakukan dengan menjaga, mempertahankan atau meningkatkan mutu layanan kepada pelanggan (Foster dalam Darmawan, 2008). Tingkat kepuasan pelanggan atas kinerja layanan belum tentu menghasilkan penjualan dan laba yang lebih tinggi karena kepuasan belum tentu berlanjut menjadi pembelian ulang dan peningkatan

13.079

14.160

12400 12600 12800 13000 13200 13400 13600 13800 14000 14200 14400

2010 2011

Jum

lah pel

anggan

(

service

(5)

penjualan (Griffin, 2005). Pelanggan yang loyal memiliki komitmen dan kepercayaan untuk melakukan pembelian ulang atas produk atau jasa, dengan mempertahankannya maka akan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan tersebut.

Dimensions of service quality merupakan ukuran baik, atau buruknya kinerja dari penyedia jasa. Harapan pelanggan dalam mendapatkan layanan yang terbaik mutlak harus dipenuhi oleh JG Bogor agar bisnis dalam menyediakan service motor dapat terus bertahan. Menciptakan pelanggan yang puas atas dimensi mutu tersebut saja belum cukup, maka diperlukan upaya mempertahankan pelanggan agar melakukan pemakaian jasa tersebut terus-menerus yang akhirnya akan mewujudkan loyalitas pelanggan.

1.2. Perumusan Masalah

PT Jayamandiri Gemasejati Bogor menjadi percontohan dealer Asia Tenggara pada tahun 2008 yang merupakan prestasi besar bagi perusahaan tersebut untuk membuktikan keunggulan ditengah semakin banyaknya dealer Yamaha yang menawarkan jasa penjualan dan service motor. Untuk layanan bengkel resmi Yamaha, JG Bogor harus selalu memperhatikan hal-hal yang dianggap penting dan memiliki kinerja yang masih rendah bagi para pelanggannya, agar perbaikan layanan dapat difokuskan pada atribut tersebut tanpa melupakan atribut lainnya. Penilaian pelanggan atas sebuah layanan dinilai dari kinerja para karyawan bengkel yang mempunyai kontak langsung dengan pelanggan. Salah satu faktor yang mempengaruhi loyalitas pelanggan menurut Rangkuti (2002) adalah mutu pelayanan. Hal ini berarti mempertahankan pelanggan dapat melalui pemberian layanan terbaik, sehingga akan tumbuh sikap yang mencerminkan loyalitas pelanggan.

Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan pada penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana tingkat kinerja mutu layanan, kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan service sepeda motor Yamaha pada PT Jayamandiri Gemasejati Bogor ?

(6)

1.3. Tujuan Penelitian

1. Mengkaji tingkat kinerja mutu layanan, kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan service sepeda motor Yamaha pada PT Jayamandiri Gemasejati Bogor.

2. Menganalisis pengaruh mutu layanan terhadap loyalitas pelanggan service sepeda motor Yamaha pada PT Jayamandiri Gemasejati Bogor.

1.4. Ruang Lingkup

(7)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pemasaran

Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang dibutuhkan dan diinginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk serta nilai satu sama lain (Kotler dalam Tjiptono, 2007). Fokus aktivitas pemasaran adalah berusaha memuaskan pelanggan melalui pemahaman perilaku konsumen secara menyeluruh yang dijabarkan dalam kegiatan pemasaran dengan mengintegrasikan kegiatan fungsional lainnya secara lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan pesaingnya (Tjiptono, 2007).

Pengertian pemasaran tersebut dapat dipahami sebagai semua kegiatan yang terkait dengan aktivitas pemenuhan kebutuhan dan diakhiri dengan kepuasan konsumen melalui produk, atau jasa yang dipilih. Nilai dan manfaat yang diterima oleh konsumen atas penyampaian jasa merupakan hal kompleks, karena terjadi interaksi antara konsumen dan karyawan jasa sebagai solusi atas masalah konsumen.

2.2. Jasa

Menurut Kotler (2005) jasa adalah setiap tindakan atau kinerja yang dapat ditawarkan satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan sesuatu. Lovelock dalam Umar (2003) menjelaskan bahwa terdapat delapan (8) aspek mendasar yang membedakan jasa dengan barang fisik, yaitu :

1. Produk jasa yang dikonsumsi tidak dapat dimiliki konsumen. 2. Produk jasa merupakan suatu kinerja intangibles.

3. Dalam proses produksi jasa, konsumen memiliki peran lebih besar untuk turut serta di dalam pengolahannya, dibandingkan dengan produk barang fisik.

(8)

5. Dalam hal operasionalisasi masukkan dan keluaran, produk jasa lebih bervariasi.

6. Produk jasa tertentu sulit dievaluasi oleh konsumen. 7. Jasa tidak dapat disimpan.

8. Faktor waktu dalam proses jasa dan konsumsi jasa relatif lebih diperhatikan

Kotler (2005) menjelaskan bahwa jasa memiliki empat (4) karakteristik utama yang sangat mempengaruhi desain program pemasaran, yaitu :

1. Tidak Berwujud

Berbeda dari produk fisik, jasa tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar, atau dicium sebelum dibeli.

2. Tidak Terpisahkan

Biasanya jasa dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan. Hal ini tidak berlaku bagi barang-barang fisik, yang diproduksi, disimpan sebagai persediaan, didistribusikan melalui banyak penjual dan dikonsumsi kemudian. Jika seseorang memberikan jasa tersebut, maka mutu penyedianya adalah bagian dari jasa itu.

3. Bervariasi

Hal ini bergantung pada siapa memberikannya, kapan dan dimana diberikan, maka jasa sangat bervariasi.

4. Tidak Tahan Lama

Jasa tidak dapat disimpan. Sifat jasa yang mudah rusak tersebut tidak akan menjadi masalah apabila permintaan tetap berjalan lancar.

2.3. Mutu Jasa

2.3.1 Definisi Mutu Jasa

Menurut Rangkuti (2002) mutu jasa definisikan sebagai penyampaian jasa yang akan melebihi tingkat kepentingan pelanggan. Jenis mutu yang digunakan untuk menilai mutu jasa adalah :

a. Mutu teknik (outcome), yaitu mutu hasil kerja penyampaian jasa itu sendiri.

(9)

2.3.2 Dimensi Mutu Jasa

Mutu jasa suatu perusahaan diuji dalam setiap pertemuan jasa dan akan dinilai oleh konsumen. Dimensi mutu jasa menurut Zeithaml, et al. dalam Umar (2003) dapat dibagi ke dalam lima (5) dimensi mutu jasa, yaitu :

a. Reliability, yaitu kemampuan memberikan pelayanan yang sesuai dengan janji yang ditawarkan.

b. Responsiveness, yaitu respon atau kesigapan karyawan dalam membantu pelanggan dan memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap.

c. Assurance, meliputi kompetensi, kesopanan dan kredibilitas dalam menyampaikan kepercayaan dan keyakinan.

d. Empathy, yaitu perhatian secara individual yang diberikan perusahaan kepada pelanggan.

e. Tangibles, meliputi penampilan fisik, kelengkapan peralatan komunikasi dan penampilan karyawan.

2.4. Layanan

2.4.1 Konsep Layanan

Menurut Tjiptono (2008), layanan adalah segala sesuatu yang dilakukan pihak tertentu (individu atau kelompok) kepada pihak lain. Contohnya layanan pelanggan, servis sepeda motor, servis peralatan elektronik dan lain-lain. Menurut Armistead dan Clark (1996) layanan kepada pelanggan yang baik dapat meyakinkan pelanggan bahwa pelanggan akan mendapat nilai maksimum dari pembeliannya. Perusahaan yang baik bukan karena prestasinya, tetapi karena pencarian terus-menerus untuk memperbaiki layanan dan dukungan kepada pelanggan.

(10)

2.4.2 Unsur-unsur Produk, Layanan dan Dukungan

Menurut Armistead dan Clark (1996), unsur-unsur nyata dan tak nyata yang melekat pada produk, serta layanan dan dukungan adalah : a. Produk

1) Harga pemasangan 2) Pemasangan yang mudah 3) Dapat diandalkan

4) Mudah diperbaiki

5) Mempunyai waktu pengoperasian yang memadai b. Layanan

1)Harga layanan

2)Waktu yang diperlukan 3)Suku cadang tersedia 4)Kontrak perawatan 5)Respon fleksibel c. Dukungan

1) Pelatihan kepada pelanggan 2) Pengurusan dokumen 3) Konsultasi

4) Petunjuk/penyelesaian masalah d. Proses

1) Mudah menghubungi petugas layanan/dukungan 2) Pengendalian proses oleh pelanggan

3) Sikap petugas layanan

4) Prestasi petugas dan peralatan layanan

5) Keamanan/kepercayaan/kepastian dalam organisasi layanan dan dukungan

2.4.3 Ukuran Mutu Layanan

(11)

2008). Schonberger dalam Armistead dan Clark (1996) mengusulkan empat (4) ukuran dalam mengukur mutu layanan :

a. Respon yang cepat

Organisasi dan karyawannya harus melayani pelanggannya dengan cepat dan melaksanakan tugasnya dengan cepat pula.

b. Perubahan yang cepat

Kelenturan menghasilkan produk yang berbeda dari sistem yang sama pada waktu yang ditentukan.

c. Kemanusiaan

Memperlihatkan apakah organisasi dan karyawannya tanggap dan memahami kebuthan pelanggan.

d. Nilai

Memperlihatkan apakah produk melambangkan nilai uang di mata pelanggan.

2.5. Loyalitas

2.5.1 Definisi Loyalitas

Oliver dalam Hurriyati (2008) menjelaskan bahwa loyalitas adalah komitmen pelanggan bertahan secara mandalam untuk berlangganan kembali atau melakukan pembelian produk/jasa terpilih secara konsisten dimasa yang akan datang, meskipun pengaruh situasi dan usaha-usaha pemasaran mempunyai potensi untuk menyebabkan perubahan perilaku. Menurut Hasan (2009) loyalitas pelanggan didefinisikan sebagai orang yang membeli secara teratur dan berulang-ulang. Pelanggan merupakan seseorang yang terus-menerus dan berulang kali datang ke suatu tempat yang sama untuk memuaskan keinginannya dengan memiliki suatu produk atau mendapatkan suatu jasa dan membayar produk atau jasa tersebut.

(12)

Griffin (2005) juga mengemukakan keuntungan yang akan diperoleh perusahaan apabila memiliki pelanggan loyal, antara lain : a. Biaya pemasaran menjadi berkurang (biaya pengambilalihan

pelanggan lebih tinggi daripada biaya mempertahankan pelanggan) b. Biaya transaksi menjadi lebih rendah, seperti negosiasi kontrak dan

pemrosesan order

c. Biaya perputaran pelanggan menjadi berkurang (lebih sedikit pelanggan hilang yang harus digantikan)

d. Keberhasilan cross selling menjadi meningkat, menyebabkan pangsa pelanggan yang lebih besar

e. Pemberitaan dari mulut ke mulut menjadi lebih positif dengan asumsi para pelanggan yang loyal juga merasa puas

f. Biaya kegagalan menjadi menurun (pengurangan pengerjaan ulang, klaim garansi dan sebagainya)

2.5.2 Karakteristik Loyalitas

Griffin (2005) menjelaskan bahwa pelanggan yang loyal memiliki karakteristik berikut :

a. Melakukan pembelian secara teratur b. Membeli antarlini produk dan jasa c. Mereferensikan kepada orang lain

d. Menunjukkan kekebalan terhadap tarikan dari pesaing

Roberts et. al. dalam Syafiq (2010) mengemukakan terdapat enam (6) indikator yang mendukung loyalitas pelanggan, yaitu :

a. Kesediaan berbagi informasi (share information)

b. Menyampaikan hal positif penyedia jasa ke orang lain (say positive things)

c. Merekomendasikan penyedia jasa kepada orang lain (recommended friends)

(13)

Griffin (2005), menjelaskan bahwa tahapan loyalitas pelanggan terbagi atas tujuh (7) tahap, yaitu :

a. Suspects

Hal ini meliputi semua orang yang mungkin akan membeli barang atau jasa perusahaan, disebut suspects, karena yakin akan membeli, tetapi belum mengetahui apapun mengenai perusahaan dan barang atau jasa yang ditawarkan.

b. Prospects

Orang-orang yang memiliki kebutuhan akan barang, atau jasa tertentu, dan mempunyai kemampuan untuk membelinya. Walaupun belum melakukan pembelian, telah mengetahui keberadaan perusahaan dan barang atau jasa yang ditawarkan, karena seseorang telah merekomendasikan barang atau jasa tersebut kepadanya. c. Disqualified Prospects

Prospects yang telah mengetahui keberadaan barang, atau jasa tertentu, tetapi tidak mempunyai kemampuan untuk membeli barang, atau jasa tersebut, atau tidak mempunyai kebutuhan akan barang atau jasa tersebut.

d. First Time Customers

Pelanggan yang membeli untuk pertama kalinya, dianggap masih pelanggan baru perusahaan.

e. Repeat Customers

Pelanggan yang telah melakukan pembelian suatu produk sebanyak dua kali atau lebih. Dalam hal ini melakukan pembelian atas produk atau jasa yang sama sebanyak dua kali atau lebih, atau membeli dua macam produk, atau jasa yang berbeda dalam dua kesempatan yang berbeda pula.

f. Clients

(14)

lama yang membuat mereka tidak terpengaruh oleh daya tarik produk perusahaan pesaing.

g. Advocates

Seperti layaknya clients, advocates membeli seluruh barang, atau jasa yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhannya serta melakukan pembelian secara teratur. Disamping itu, juga memberikan rekomendasi tentang barang atau jasa dan mendorong orang lain untuk melakukan pembelian terhadap barang, atau jasa perusahaan. Advocates membicarakan barang, atau jasa tersebut dan melakukan usaha pemasaran serta membawa pelanggan baru untuk perusahaan. 2.6. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Darmawan (2009) melakukan penelitian berjudul Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Loyalitas Pelanggan Hypermarket Giant Taman Yasmin Bogor, dengan analisis Structural Equation Modelling (SEM) untuk mengukur faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas pelanggan. Persepsi pelanggan, nilai pelanggan, daya saing dan mutu pelayanan jasa merupakan peubah laten eksogen dalam penelitian ini. Kemudian peubah laten eksogen tersebut dihubungkan dengan peubah laten endogen, yaitu loyalitas. Terdapat empat (4) hipotesis yang diuji dalam penelitian ini, yaitu H1: Persepsi pelanggan berpengaruh positif dan nyata terhadap loyalitas pelanggan, H2: Nilai pelanggan berpengaruh positif dan nyata terhadap loyalitas pelanggan. H3: Daya saing berpengaruh positif dan nyata terhadap loyalitas pelanggan. H4: Mutu pelayanan jasa berpengaruh positif dan nyata terhadap loyalitas pelanggan. Berdasarkan hasil analisis SEM, semua peubah tersebut berpengaruh positif dan nyata terhadap loyalitas pelanggan. Peubah mutu pelayanan jasa memiliki pengaruh paling besar terhadap loyalitas pelanggan Giant Taman Yasmin Bogor.

(15)

Quality) berpengaruh nyata terhadap Kesetiaan (Customer Loyalty), H2: Mutu Layanan (Service Quality) berpengaruh nyata terhadap Kepuasan (Customer Satisfaction), H3: Kepuasan Pelanggan (Customer Satisfaction) berpengaruh nyata terhadap Kesetiaan (Customer Loyalty), H4: Kepercayaan (Trust) berpengaruh nyata terhadap Kesetiaan (Customer Loyalty). Berdasarkan hasil analisis, terdapat tiga (3) hipotesis yang dapat dibuktikan, yaitu H2, H3 dan H4, terdapat hubungan kausalitas antara kepuasan pelanggan dan trust terhadap loyalitas pelanggan, sehingga kepuasan dan trust mempunyai pengaruhlangsung terhadap kesetiaan pelanggan dan mutu layanan (service quality) tidak mempunyai pengaruh langsung terhadap loyalitas pelanggan (customer loyalty) tetapi mempunyai pengaruh secara tidak langsung melalui kepuasan pelanggan (customer satisfaction) dan kepercayaan (trust).

Rahmawati (2010) melakukan penelitian yang berjudul Hubungan Mutu Pelayanan Dengan Loyalitas Pelanggan Jasa Pengiriman Paket Pada Kantor Pos Kota Depok. Dengan menggunakan Importance Performance Analyse (IPA) untuk mengukur tingkat mutu pelayanan dan kepuasan pelanggan. Untuk mengukur hubungan mutu pelayanan dengan loyalitas pelanggan digunakan uji korelasi Rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan mutu pelayanan dengan loyalitas pelanggan jasa pengiriman paket Kantor Pos Kota Depok adalah sedang (r = 0,483) untuk pelanggan individu dan hubungan sangat lemah (r = 0,155) untuk pelanggan karyawan.

(16)

pelayanan JG Bogor selama ini berada pada tingkat satisfied (cukup memuaskan).

(17)

3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian

Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI) merupakan salah satu

produsen motor yang memiliki pangsa pasar cukup luas. Dengan

meningkatnya permintaan masyarakat akan sepeda motor, maka dibutuhkan

dealer resmi sebagai penyalur penjualan produk secara langsung ke konsumen dan memberikan layanan atas pembelian produknya. Dalam

menjaga hubungan dengan pelanggan dan mutu produknya, Yamaha melalui

dealer resmi membuat layanan service dan spare parts. PT Jayamandiri Gemasejati atau JG Motor adalah salah satu dealer resmi Yamaha yang memiliki beberapa cabang di Indonesia salah satunya berada di Bogor yang

melayani penjualan, layanan service dan suku cadang khusus untuk motor Yamaha. Fokus pada penelitian ini adalah pada layanan service motor. Perubahan kebutuhan, keingingan dan harapan pelanggan yang selalu terjadi

setiap saat, menuntut JG Bogor untuk selalu meningkatkan mutu layanan

dengan melakukan survei secara kontinu atas layanan yang diberikan.

Menjunjung tinggi loyalitas pelanggan adalah salah satu bagian dari misi JG

Bogor melalui pemberian layanan yang bermutu, sehingga diharapkan

pelanggan enggan berpindah-pindah dealer untuk melakukan service motor. Penentu mutu layanan mempunyai lima (5) dimensi yang diteliti, yaitu

reliabilityresponsivenessassuranceempathy dan tangibles. Melalui dimensi-dimensi tersebut, pelanggan menilai tingkat kepentingan dan kinerja

dari JG Bogor sebagai penyedia layanan service motor. Dengan

menggunakan metode IPA, dapat dilihat tingkat kepentingan dan tingkat

kinerja dari layanan. Setelah mengetahui tingkat kepentingan dan kinerja,

selanjutnya peneliti akan melihat pengaruh tingkat kesetujuan mutu layanan

terhadap tingkat kesetujuan loyalitas pelanggan. Dengan melihat nilai dari

peubah-peubah tersebut, maka dapat memberikan masukkan kepada JG

Bogor untuk memperbaiki kinerja layanan melalui prioritas yang dihasilkan

dari metode IPA dan upaya untuk mempertahankan pelanggan melalui

(18)

Gambar 4. Kerangka pemikiran penelitian 3.2. Metode Penelitian

3.2.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di PT Jayamandiri Gemasejati Bogor yang

beralamat di Jalan Siliwangi No. 42, Bogor, dengan waktu penelitian

dari bulan November 2011 hingga Februari 2012.

3.2.2 Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini terdiri dari dua (2)

macam, yaitu :

a. Data primer merupakan data yang didapatkan dari sumber pertama,

misalnya dari individu atau perorangan, seperti hasil wawancara, Tingkat Kepentingan

PT. Jayamandiri Gemasejati Bogor

Layanan untuk Motor Yamaha

Dimensi Mutu Layanan :

1. Reliability 

2. Responsiveness 

3. Assurance 

4. Empathy 

5. Tangibles 

Tingkat Kinerja

Pengaruh mutu layanan terhadap loyalitas pelanggan Penilaian Pelanggan

(19)

atau pengisian kuesioner. Pada penelitian ini, data primer diperoleh

dari wawancara dengan pihak JG Bogor dan pengisian kuesioner

(Lampiran 1) oleh para pelanggan di JG Bogor yang berperan

sebagai responden dalam penelitian.

b. Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut,

misalnya dalam bentuk tabel, grafik, diagram, gambar, dan

sebagainya, sehingga lebih informatif jika digunakan oleh pihak lain.

Data sekunder didapatkan dari berbagai buku, literatur, internet dan hasil-hasil penelitian terdahulu.

Penentuan pengambilan contoh pada penelitian ini menggunakan

metode purposive sampling dimana dalam teknik ini adanya kriteria yang ditetapkan sebelum mengambil contoh tersebut. Kriteria

responden yang dijadikan contoh adalah pelanggan JG Bogor yang

telah menggunakan jasa layanan service motor dengan frekuensi lebih dari satu (1) kali.

Ukuran contoh untuk analsis SEM menurut Firdaus dan Farid

(2008) disarankan untuk menggunakan ukuran contoh antara 100-200.

Ukuran contoh yang harus dipenuhi adalah minimum berjumlah 100

dan selanjutnya menggunakan perbandingan lima observasi atau contoh

untuk setiap estimated parameter (Kusnendi, 2008). Penelitian ini

terdapat 28 estimated parameter. Oleh karena itu, peneliti

menggunakan sebanyak 140 responden (5 x 28) dimana jumlah tersebut

merupakan jumlah yang sudah memenuhi untuk dilakukannya analisis

SEM.

Untuk menentukan skor penilaian responden, digunakan skala

Likert. Menurut Likert dalam Supranto (2001), format tipe Likert dapat

dipergunakan dalam mengembangkan prosedur skala yang mewakili

suatu kontinuum bipolar. Dimana pada ujung sebelah kiri (dengan angka rendah) menggambarkan suatu jawaban negatif, sedangkan ujung

kanan (angka besar) menggambarkan jawaban positif. Dalam penelitian

(20)

Tabel 3. Tingkat Kepentingan

Jawaban Nilai

Sangat Tidak Penting 1

Tidak Penting 2

Cukup Penting 3

Penting 4

Sangat Penting 5

Tabel 4. Tingkat Kinerja

Jawaban Nilai

Sangat Tidak Baik 1

Tidak Baik 2

Cukup Baik 3

Baik 4

Sangat Baik 5

Tabel 5. Tingkat Kesetujuan

Jawaban Nilai

Sangat Tidak Setuju 1

Tidak Setuju 2

Cukup Setuju 3

Setuju 4

Sangat Setuju 5

Tahap berikutnya nilai skor rataan akhir yang diperoleh akan

dibandingkan dengan kriteria yang akan menentukan tingkat kinerja

layanan dan loyalitas pelanggan. Kriteria yang digunakan adalah

dengan rentang skala (RS) dengan menggunakan rumus :

RS = ………... (1)

Keterangan:

m = Skor tertinggi yang digunakan (skor 5)

n = Skor terendah yang digunakan (skor 1)

(21)

Berdasarkan perhitungan menggunakan rumus di atas, didapatkan

panjang Rentang Skala (RS) dengan jumlah kelas sebanyak lima (5)

adalah 0,8. Selanjutnya kriteria yang diperoleh untuk mengukur tingkat

kinerja mutu layanan dan loyalitas pelanggan dapat dilihat pada Tabel

6.

Tabel 6. Kriteria Skor Rataan Akhir

No. Skor Rataan Keterangan

1. 1,00-1,80 Sangat tidak setuju/sangat rendah/sangat buruk

2. 1,81-2,60 Tidak setuju/rendah/buruk

3. 2,61-3,40 Ragu-ragu/cukup tinggi/cukup baik

4. 3,41-4,20 Setuju/tinggi/baik

5. 4,21-5,00 Sangat setuju/sangat tinggi/sangat baik

Berdasarkan landasan teori yang telah dijelaskan dan hasil

penelitian terdahulu, maka hipotesis yang dikemukakan dalam

penelitian ini adalah :

H1 : Terdapat pengaruh positif dan nyata mutu layanan terhadap

loyalitas pelanggan.

Uji hipotesis dalam SEM langsung dapat dilihat dari fit indeks model hasil estimasi. Hipotesis yang diuji adalah: Ho : Σ = Σ( ) lawan H1 : Σ ≠ Σ( ), dengan Σ adalah matrik kovarian populasi dari peubah-peubah teramati dan Σ( ) adalah matrik kovarian dari model yang dispesifikasi (dihipotesiskan). Hipotesis Ho menyatakan bahwa matriks

matriks kovarian populasi dari peubah-peubah teramati tidak berbeda

dari matriks kovarian model yang dispesifikasi (dihipotesiskan).

3.3. Pengolahan dan Analisis Data 3.3.1 Uji Validitas

Validitas dimaksudkan untuk menyatakan sejauhmana data yang

ditampung pada suatu kuesioner akan mengukur apa yang ingin diukur.

Untuk menghitung nilai korelasi antara data pada masing-masing

(22)

korelasi product moment dan alat bantu softwareStatistical Package for Social Science (SPSS) versi 16, dengan rumus berikut :

r =

………..………….…….. (2)

Dimana :

r = Koefisien validitas yang dicari

N = Jumlah responden

X = Skor masing-masing pertanyaan X

Y = Skor masing-masing pertanyaan Y

3.3.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi

suatu alat pengukur didalam mengukur gejala yang sama. Teknik

pengukuran reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan teknik

Cronbach dan alat bantu software (SPSS) versi 16, dengan rumus :

)

……….. (3)

dimana

= reliabilitas instrumen

K = banyak butir pertanyaan

= varian total

= jumlah varian butir

3.3.3 IPA

Importance Performance Analysis (IPA) tingkat kepentingan pelanggan diukur dalam kaitannya dengan apa yang seharusnya

dikerjakan oleh perusahaan agar menghasilkan produk atau jasa yang

bermutu tinggi (Rangkuti, 2002). IPA dibuat dari hasil tabulasi

kuesioner dan menggunakan dua peubah, yaitu X dan Y. Dalam

penelitian ini peubah X mewakili tingkat kinerja dan peubah Y yang

mewakili tingkat kepentingan.

Selanjutnya, Sumbu mendatar (X) menunjukkan skor tingkat

kinerja yang telah dilaksanakan, sedangkan untuk sumbu vertikal (Y)

(23)

Dalam penyederhanaan rumus, maka untuk setiap faktor akan

mempengaruhi kepuasan konsumen dengan rumus :

X = ∑

dan Y = ∑ ……….. (4)

Keterangan :

Xi = Skor rataan setiap peubah i pada tingkat kinerja

Yi = Skor rataan setiap peubah i pada tingkat kepentingan

ΣXi = Total skor setiap peubah i pada tingkat pelaksanaan kinerja

ΣYi = Total skor setiap peubah i pada tingkat kepentingan seluruh responden

n = Total responden

Diagram Kartesius merupakan suatu bangun yang dibagi atas

emat (4) bagian yang dibatasi oleh dua (2) buah garis yang berpotongan

tegak lurus pada titik-titik X , Y ).

X = ∑

dan

Y = ∑ ………...…… (5)

Keterangan :

X = skor rataan dari tingkat pelaksanaan kinerja seluruh atribut komponen mutu layanan

Y = skor rataan dari tingkat kepentingan seluruh atribut komponen mutu layanan

K = banyaknya atribut dari komponen mutu layanan

Strategi yang dapat dilakukan berdasarkan posisi masing-masing

atribut pada keempat (4) kuadran :

a. Kuadran I merupakan wilayah yang memuat faktor-faktor yang

dianggap penting oleh pelanggan, tetapi pada kenyataannya

faktor-faktor ini belum sesuai seperti yang diharapkan (tingkat kepuasan

yang diperoleh masih sangat rendah). Peubah-peubah yang masuk

dalam kuadran ini harus ditingkatkan.

b. Kuadran II merupakan wilayah yang memuat faktor-faktor yang

dianggap penting oleh pelanggan dan faktor-faktor yang dianggap

(24)

sehingga tingkat kepuasannya relatif lebih tinggi. Peubah-peubah

yang termasuk dalam kuadran ini harus tetap dipertahankan.

c. Kuadran III merupakan wilayah yang memuat faktor-faktor yang

dianggap kurang penting oleh pelanggan dan pada kenyataannya

kinerjanya tidak terlalu istimewa. Peningkatan peubah-peubah yang

masuk dalam kuadran ini dapat dipertimbangkan kembali, karena

pengaruhnya terhadap manfaat yang dirasakan oleh pelanggan

sangat kecil.

d. Kuadran IV merupakan wilayah yang memuat faktor-faktor yang

dianggap kurang penting oleh pelanggan dan dirasakan terlalu

berlebihan. Peubah-peubah yang termasuk dalam kuadran ini dapat

dikurangi agar perusahaan dapat menghemat biaya.

Y Kepentingan

Y

X Kinerja

Gambar 5. Diagram Kartesius 3.3.4 CSI

Customer Satisfaction Index (CSI) digunakan untuk menentukan tingkat kepuasan pelanggan secara menyeluruh dengan pendekatan

mempertimbangkan tingkat kepentingan dari atribut-atribut mutu jasa

yang diukur. Setelah melakukan pengujian dengan scatter plot diagram IPA untuk mengetahui atribut yang dianggap penting bagi pelanggan,

kemudian langkah selanjutnya mengukur tingkat kepuasan pelanggan

dengan menggunakan perhitungan dengan MS.Excel untuk memperoleh bobot index kepuasan.

Prioritas Utama

A

Prioritas Prestasi

B

Prioritas Rendah

C

Berlebihan

D

(25)

Pengukuran CSI memiliki tahap-tahap berikut (Stratford dalam

Desnawati, 2008) :

a. Menghitung weighting factors (WF), yaitu mengubah nilai rata-rata

tingkat kepentingan menjadi angka persentase, sehingga didapatkan

total weighting factors 100%. Weighting Factors (WF) adalah fungsi

dari Mean Importance Score (MIS-i) masing-masing atribut dalam

bentuk % dari total Mean Importance Score (MIS-t) untuk seluruh

atribut yang diuji.

b. Menghitung weighting score, yaitu nilai perkalian antar rata-rata

tingkat kinerja/kepuasan dengan weighting factors. Weighted Score

(WS) adalah fungsi dari Mean Satisfaction Score (MSS) x Weighting

Factors (WF).

c. Menghitung weighted average, yaitu menjumlahkan weighting score

(WS) dari semua atribut mutu layanan. Weighted Average Total

(WAT)adalah fungsi dari total Weighted Score (WS)semua atribut.

d. Menghitung satisfaction index, yaitu weighting average (WA) dibagi

skala maksimal yang digunakan (dalam penelitian ini skala maksimal

adalah 5) kemudian dikali 100%.

e. Interpretasikan hasil total indeks, dengan acuan berikut :

Tabel 7. Kriteria tingkat kepuasan pelanggan

Kriteria tingkat

kepuasan (%) Tingkat Kepuasan

90,01-100,00 Sangat puas

70,01-90,00 Puas

50,01-70,00 Cukup puas

25,01-50,00 Tidak puas

0-25,00 Sangat tidak puas

Sumber: Ariestonandri, 2006

3.3.5 SEM

a. Definisi SEM

Structural Equation Modelling (SEM) merupakan suatu teknik statistik yang mampu menganalisis peubah laten, peubah indikator

dan kesalahan pengukuran secara langsung. SEM dapat menganalisis

hubungan antara peubah laten dengan peubah indikatornya,

(26)

lain, juga mengetahui besarnya kesalahan pengukuran. Disamping

hubungan kausal searah, SEM juga memungkinkan untuk

menganalisis hubungan dua arah. SEM termasuk keluarga statistik

multivariat dependensi yang memungkinkan dilakukannya analisis

satu atau lebih peubah independen dengan satu atau lebih peubah

dependen (Sitinjak, 2006).

b. Model SEM

Didalam SEM terdapat dua model yang diuji, yaitu model

pengukuran dan model struktural. Model pengukuran menjelaskan

keterkaitan hubungan peubah laten dengan peubah indikatornya

sedangkan model struktural menjelaskan keterkaitan hubungan antar

peubah laten (Sitinjak, 2006)

Gambar 6. Model teoritis diagram lintas SEM

Keterangan :

ξ = peubah laten eksogen = peubah laten endogen

γ = Koefisien jalur peubah laten eksogen terhadap peubah laten endogen

λ = Loading factor

= kekeliruan pengukuran peubah manifes eksogen

= kekeliruan pengukuran peubah manifes endogen

= Error variance dalam persamaan model struktural Model persamaan struktural :

= λξ + +

Model persamaan pengukuran :

Y = λ(x) +

   

X1

X2

Y1

Y2

λ1

λ2

ξ γ

λ1 

λ2 

1

(27)

X = λ(Y)ξ +

Pada pengukuran ini dapat dilihat besar pengaruh, atau

kontribusi dan bagaimana nyatanya masing-masing peubah laten

eksogen terhadap peubah laten endogen dan peubah manifes

terhadap peubah laten. Batas untuk menolak atau menerima suatu

hubungan dengan taraf nyata 5% adalah 1,96 (nilai mutlak), dimana

apabila nilai terletak diantara -1,96 dan 1,96, maka hipotesis yang

menyatakan adanya pengaruh harus ditolak dan apabila nilai t lebih

besar daripada 1.96 atau lebih kecil daripada -1,96 harus diterima

dengan taraf nyata 5%.

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan software

Lisrel (Linier Structural Relationship). Lisrel merupakan salah satu program komputer yang dapat mempermudah analisis untuk

menyelesaikan masalah-masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh

alat analisis yang konvensional (Sitinjak, 2006). Langkah-langkah

SEM dalam penelitian ini adalah :

a. Pengembangan model berbasis konsep dan teori

Pada tahap ini dilakukan telaah teori tentang pengaruh mutu

layanan dengan lima dimensi mutu jasa terhadap loyalitas

pelanggan.

b. Mengkonstruksi diagram path

Pada tahap ini peubah laten dan peubah manifes dibentuk dalam

diagram path, agar lebih memahami bentuk hubungan antar peubah.

c. Konversi diagram path ke model struktural

Pada tahap ini model struktural dan model pengukuran

digambarkan lebih jelas.

d. Memilih matriks input

(28)

e. Evaluasi goodness of fit index

Tahapan evaluasi kesesuaian model ditujukan untuk

mengevaluasi derajat kesesuaian, atau Goodness of Fit (GOF) antara data dan model. Menurut Hair et. al. dalam Sitinjak (2006), evaluasi terhadap GOF model dilakukan melalui uji

kecocokan keseluruhan model (overall model fit). Dalam

penelitian ini, ukuran derajat kesesuaian model yang digunakan

adalah :

1) Statistic Chi-Square (χ2), atau CMIN

Nilai chi-square, atau khi kuadrat menunjukkan adanya penyimpangan antara sample covariance matrix dan model

(fitted) covariance matrix. Nilai chi-square yang diperoleh relatif besar terhadap derajat bebas, mengindikasikan bahwa

matriks hasil dugaan model tidak sesuai dengan matriks data.

Sebaliknya nilai chi-square yang relatif kecil terhadap derajat bebas, mengindikasikan bahwa matriks hasil dugaan model

sesuai dengan matriks data. Nilai chi-square yang semakin kecil, maka model akan semakin baik. Nilai chi-square nol

menunjukkan bahwa model memiliki fit yang sempurna

(Sitinjak, 2006).

2) Probabilitas Chi-Square (p-value)

p-value adalah peluang untuk memperoleh penyimpangan (deviasi) besar sebagaimana ditunjukkan oleh nilai chi-square, sehingga nilai chi-square nyata (< 0,05) menunjukkan bahwa data empiris yang diperoleh memiliki

perbedaan dengan teori yang telah dibangun berdasarkan

SEM, p-value yang tidak nyata (> 0,05) adalah yang diharapkan, yang menunjukkan bahwa data empiris sesuai

dengan model (Sitinjak, 2006)

3) CMIN/df ( Normed Chi-Square )

(29)

dengan df, sehingga disebut chi-square relatif. Nilai chi-square relatif ≤ 2 adalah indikasi dari model yang fit dengan data. (Kusnendi, 2008)

4) Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA)

Nilai RMSEA merupakan ukuran ketidakcocokan model

berdasarkan derajat bebas model. Rataan perbedaan per

derajat bebas yang diharapkan terjadi dalam populasi dan

bukan dalam contoh. Model dengan nilai RMSEA lebih kecil,

atau sama dengan 0,08 (RMSEA ≤ 0,08) mengindikasikan bahwa model tersebut baik dalam hal kecocokan antara

matriks hasil dugaan model struktural dengan matriks data

asal (Sitinjak, 2006).

5) Goodness of Fit Index (GFI)

Nilai GFI mempresentasikan persen keragaman data yang

dapat diterangkan oleh model. Nilai berkisar antara 0-1,

dengan nilai lebih tinggi adalah lebih baik. Model dengan

nilai GFI lebih besar, atau sama dengan 0,90 (GFI ≥ 0,90) mengindikasikan bahwa model tersebut baik dalam hal

kecocokan antara matriks hasil dugaan model struktural

dengan matriks data asal (Sitinjak, 2006).

6) Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI)

Nilai AGFI merupakan modifikasi dari GFI dengan

mengakomodasi derajat bebas model dengan model lain yang

dibandingkan. Nilai berkisar antara 0-1, dengan nilai lebih

tinggi adalah lebih baik. Model dengan nilai AGFI lebih

besar, atau sama dengan 0,90 (AGFI ≥ 0,90)

mengindikasikan bahwa model tersebut baik dalam hal

kecocokan antara matriks hasil dugaan model struktural

dengan matriks data asal. (Sitinjak, 2006)

7) Comparative Fit Index (CFI)

CFI merupakan ukuran komparatif yang sangat dianjurkan

(30)

CFI berkisar antara 0 – 1. CFI 0,90 model fit dengan data (Kusnendi, 2008)

f. Interpretasi Model

Langkah terakhir adalah mengintepretasikan model dengan

melihat besarnya pengaruh atau kontribusi peubah manifes

terhadap peubah laten dan besarnya pengaruh antar peubah laten.

Peubah laten eksogen dalam penelitian ini adalah Mutu

Layanan (ξ) dengan indikatornya : X1 : reliability

X2 :responsiveness X3 :assurance X4 : empathy X5 : tangible

Peubah laten endogen pada penelitian ini adalah Loyalitas

Pelanggan ( dengan indikator :

Y1 : kesediaan berbagi informasi

Y2 : menyampaikan hal positif penyedia jasa ke orang lain

Y3 : merekomendasikan penyedia jasa kepada orang lain

Y4 : melakukan pembelian secara kontinu

Y5 : tidak berpindah-pindah ke penyedia jasa lain

Y6 : membeli jasa layanan tambahan

Y7 : menguji jasa layanan baru

Proses analisa masing-masing peubah dengan menggunakan

(31)
[image:31.595.111.506.79.312.2]

Gambar 7. Diagram struktural pengaruh mutu layanan terhadap loyalitas pelanggan

Mutu

Layanan (ξ)

Loyalitas ( )

X1

X2

X3

X4

X5

Y2

Y3

Y4

Y5 Y1

Y6

Y7

λ2  λ1 

λ3 

λ4  λ5 

λ1 

λ2  λ3  λ4 

(32)

4.1. Gambaran Umum PT Jayamandiri Gemasejati Bogor 4.1.1 Profil PT Jayamandiri Gemasejati Bogor

PT Jayamandiri Gemasejati resmi didirikan pada tanggal 29

Oktober 1994 yang berkantor pusat di Jln. BKR No.5 Bandung. Dahulu

dealer ini bernama PT Lautan Teduh. Namun karena perubahan sistem manajemen, kebijakan dan alasan untuk mempermudah pelanggan

dalam mengingat nama dealer, akhirnya PT Lautan Teduh diubah

menjadi PT Jayamandiri Gemasejati atau lebih dikenal dengan nama JG

Motor. Saat ini, JG Motor telah memiliki 30 cabang seperti yang

[image:32.595.162.512.365.595.2]

tercantum dalam Tabel 8.

Tabel 8. Nama-nama Cabang JG Motor

No. Nama Cabang No. Nama Cabang

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. JG Bogor JG Cibinong JG Leuwiliang JG Bojong Gede JG Cibeureum JG Gunung Sindur JG Jakarta

JG Cikarang JG Cianjur

JG Warung Kondang JG Cikalong Kulon JG Sukabumi JG Asia Afrika JG Kopo JG Karangsinom 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. JG Bandung JG Cibeureum JG Ujung Berung JG Ciwastra JG Garut JG Tasikmalaya JG Pangandaran JG Dawuan JG Cikalongsari JG Cirebon JG Siliwangi JG Palimanan JG Ciledug JG Jatibarang JG Kuningan

Salah satu cabang dari JG Motor adalah JG Bogor. Pada tahun 2000

JG Bogor didirikan masih dengan nama PT Lautan Teduh, namun tahun

2004 resmi berubah menjadi JG Bogor. Sejak awal berdiri, dealer ini

sudah bergerak dalam bidang 3S, yaitu Sales, Service dan Spareparts.

Sebagai dealer resmi Yamaha, semua produk produk dan suku cadang

merupakan hasil produksi PT Yamaha yang didistribusikan secara

(33)

4.1.2 Visi dan Misi PT Jayamandiri Gemasejati Bogor

Setiap perusahaan harus mempunyai visi dan misi yang jelas

dalam menjalankan bisnisnya termasuk JG Bogor. Visi dan misi

tersebut harus dikomunikasikan dan dipahami oleh seluruh karyawan,

sehingga arah dan tujuan perusahaan jelas dan karyawan dapat

mengerjakan tugas dan kewajiban sesuai dengan kewenangannya.

a. Visi

“Menjadi perusahaan terkemuka dalam jaringan retail otomotif”

b. Misi

“Memiliki jaringan retail yang kuat dan menguntungkan, serta operasional handal.”

Dari visi tersebut dapat dilihat bahwa tujuan JG Bogor adalah

menjadi perusahaan terkemuka dalam jaringan retail otomotif. Untuk mencapai tujuan tersebut maka pihak JG Bogor menetapkan beberapa

usaha, yaitu :

a. Menyediakan produk motor berikut suku cadang yang memberikan

solusi atas kebutuhan alat transportasi dengan menjunjung tinggi

nilai loyalitas pelanggan.

Program-program yang dilakukan adalah :

1)Menghitung persediaan barang melalui sistem komputerisasi

setiap satu minggu sekali.

2)Menyediakan motor Yamaha dengan berbagai tipe, model dan

warna.

3)Memeriksa kembali motor yang baru dikirim, untuk menghindari

produk motor cacat.

b. Menyediakan jasa service motor dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran dan loyalitas pelanggan dengan melaksanakan

program berikut :

1)Memberikan penjelasan secara langsung kepada pelanggan ketika

proses perbaikan.

2)Memberikan informasi mengenai bagian kerusakan yang harus

(34)

c. Memberikan pelayanan dengan mempertahankan standar mutu yang

tinggi.

1)Menyambut kedatangan pelanggan dengan gembira, tersenyum

dan sikap yang ramah.

2)Melaksanakan program QYSS (Quality Service Satisfaction), yaitu dengan memberikan kewenangan bagi pelanggan untuk

mengisi angket penilaian kinerja pelayanan di JG Bogor.

d. Khusus untuk layanan service motor, setiap teknisi dibekali training

yang disebut dengan YTA (Yamaha Training Academy) terdiri atas beberapa tahap, yaitu :

1)BTT (Basic Training Teknisi)

Training ini wajib dilakukan oleh seluruh teknisi selama lima (5) hari yang bertempat di Cempaka Putih, Jakarta. Pelatihan ini

merupakan pengenalan dasar bagi mekanik atas produk motor

Yamaha beserta komponennya dan prosedur dari service motor. 2)YTA Bronze

Training ini merupakan level yang paling sulit untuk teknisi, karena materi training berisi tentang pemahaman yang lebih mendalam tentang pemahaman mesin. Masing-masing teknisi

harus mencapai nilai rata-rata 7, apabila tidak mencapai angka

tersebut maka teknisi harus mengulang training tersebut.

3)YTA Silver

Materi dari training ini adalah pemecahan masalah dan

pengambilan keputusan yang wajib dilakukan oleh Service

Advisor. Berbeda dari sebelumnya, training ini terdiri dari 50% tentang teknis dan 50% tentang manajemen.

4)YTA Gold

YTA Gold merupakan training tingkat paling atas dan

diperuntukkan bagi kepala teknisi Yamaha pusat.

Setelah melaksanakan training, setiap karyawan mendapatkan

sertifikat untuk mengukur kinerja masing-masing teknisi. Sedangkan untuk

(35)

bertempat di Jakarta. Selain training dari pusat, pihak JG Bogor juga membuat training internal untuk menambah wawasan para teknisi tentang masalah teknis dan karakteristik pelanggan di JG Bogor, agar

tidak hanya handal didalam masalah teknis, tetapi juga terampil dalam

berkomunikasi dengan pelanggan agar mengurangi kemungkinan

kesalahpahaman/ketidakpuasan pelanggan.

4.1.3 Struktur Organisasi PT Jayamandiri Gemasejati Bogor

Setiap perusahaan atau organisasi mempunyai struktur organisasi

untuk memperjelas pembagian tugas, spesialisasi pekerjaan dan

wewenang masing-masing jabatan. Pembagian kerja di JG Bogor dibagi

[image:35.595.96.564.322.815.2]

menjadi dua (2) bidang pekerjaan, yaitu service dan penjualan. Struktur Organisasi di JG Bogor dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8. Struktur organisasi JG Bogor

Kepala Cabang

Administrasi Keuangan 

Service Advisor

Service Counter Spare Part

Teknisi 1

Teknisi 2

Teknisi 3

Teknisi 4

Teknsi 5

Teknisi 6

Helper

Sales Counter

Kurir

Sales Sales Koordinator

(36)

JG Bogor dipimpin oleh seorang Kepala Cabang atau disebut

Branch Manager. Bagian administrasi keuangan berhubungan dengan segala keperluan tata usaha dan pengelolaan keuangan, baik dalam sales

maupun service. Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, layanan

service motor dikepalai oleh seorang Service Advisor (SA) yang mempunyai tugas dan tanggungjawab atas semua yang berhubungan

dengan service dan spareparts. SA dibantu oleh Service Counter

sebagai frontliner yang langsung berhubungan dengan konsumen, yang selanjutnya pengerjaan masalah teknis akan dilakukan oleh teknisi dan

helper. SA juga dibantu oleh Sparepart Counter yang bertanggungjawab atas pemesanan sparepart dan komponen lainnya. Untuk penjualan motor, Sales Koordinator mempunyai tanggungjawab atas semua yang berhubungan dengan penjualan motor Yamaha,

dibantu oleh Sales Counter, Sales, Kurir dan Supir.

4.1.4 Prosedur Layanan Service

JG Bogor mempunyai standar pelayanan yang telah ditetapkan

[image:36.595.132.544.481.741.2]

oleh Yamaha sebagai prosedur dalam melaksanakan layanan service

(Tabel 9).

Tabel 9. Standar pelayanan di Bengkel Yamaha

1. Penerimaan

a. Berikan salam

b. Tanyakan keluhan

c. Periksa sepeda motor

d. Lakukan SP7 (7

Standar Pemeriksaan)

e. Administrasi

(estimasi biaya)

f. Persilahkan

konsumen ke ruang tunggu

2. Pengerjaan

a. Lakukan perbaikan

sesuai SOP (Tabel 4)

b. Periksa ketuntasan,

ketepatan, ketelitian dan kebersihan pekerjaan

3. Konfirmasi ke

Konsumen (jika ada) :

Penambahan pekerjaan, komponen dan biaya

4. Final Check

a. Periksa kembali

ketuntasan, ketepatan dan ketelitian

pekerjaan

b. Uji Coba

5. Administrasi

a. Tagihan

b. Pembayaran

6. Penyerahan

a. Jelaskan singkat hasil

pekerjaan

b. Berikan tips dan saran

c. Persilahkan konsumen

mencoba

(37)
[image:37.595.129.516.130.534.2]

Tabel 10. Standar pemeriksaan, service berkala dan perawatan sepeda motor

Standar Pemeriksaan sepeda motor (SP7)

SOP Service Berkala Standar perawatan

sepeda motor

1. Kelayakan ban

2. Fungsi rem

3. Kelayakan sproker

dan rantai

4. Kondisi

kelonggaran

5. Kondisi oli mesin

dan samping

6. Fungsi dan

kelayakan battery

7. Fungsi kelistrikan

lampu

1. Periksa battery

2. Ganti oli mesin

3. Bersihkan karburator

4. Stel handel gas

5. Bersihkan saringan

udara

6. Periksa busi dan

kompresi

7. Stel rantai

8. Perikas peredam

kejut

9. Periksa kelayakan

ban

10. Periksa roda dan

jari-jari

11. Periksa rem

depan/belakang

12. Stel tuas kopling

13. Stel klep jika perlu

14. Periksa lampu

15. Periksa baut pengikat

16. Periksa tekanan ban

17. Stel putaran mesin

Tambahan untuk matic :

18. Periksa oli gear

19. Periksa v-belt dan

pully

1. Service ringan 2.000 km

2. Service CVT 8.000 km

3. Service besar 24.000 km

4. Pergantian busi

6.000 km

5. Pergantian oli mesin

2.000 km

6. Pergantian oli gear

box 3.000 km

7. Pergantian v-belt

20.000 km

8. Pergantian air

radiator 9.000 km

9. Pergantian saringan

udara 12.000 km

4.2. Uji Validitas dan Reliabilitas

Sebelum kuesioner diberikan kepada 140 responden, terlebih dahulu

dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas kuesioner kepada 30 responden

yang telah menggunakan layanan service motor di JG Bogor lebih dari satu kali. Pengujian validitas dan reliabilitas menggunakan software SPSS versi

16.0 for windows. 4.2.1 Uji Validitas

Dari hasil uji validitas, atribut tingkat kepentingan,

atribut-atribut tingkat kinerja dan atribut-atribut-atribut-atribut tingkat kesetujuan memiliki

(38)

4.2.2

4.3. Kara 4.3.1 4.3.2 semua pert kinerja dan Uji Reliab Dari kepentingan kuesioner d akteristik R Jenis Kela Hasil

service mo Pelanggan karena sep dimiliki da motor sec dibandingk tanpa mem Usia Berda tahun 41% Dari 21-30 tahu motor meru motornya. 31 tanyaan ten

n tingkat kes

ilitas

hasil uji

n, tingkat k

dapat dianda Responden amin l penelitian otor menjad JG Bogor peda motor

an pria cen

ara rutin

kan wanita y

mperdulikan

asarkan kel

dan yang p

data di ata

un (41%) y

upakan hob

Hal ini d 41-1-40 tahun 21% ntang atribu setujuan din reliabilita kinerja dan alkan (Lamp menunjukk di responde

memang d

r bagi pria

[image:38.595.185.478.503.652.2]

nderung leb agar kinerj yang hanya perawatann lompok usi paling sedik Gambar 9. as, mayorita yang merup

i dan masih

dapat menj > 50 tahun 15% ut-atribut ti nyatakan sah

as, nilai A

tingkat ke

iran 3).

kan bahwa

en adalah P

didominasi

a merupak

bih peduli a

ja dari sep

a mengerti m

nya.

a, responde

kit berusia >

.Usia respo

as responde

pakan usia

h memiliki c

adi strateg > 50 tahun

0% ingkat kepe h (Lampiran Alpha Cro esetujuan di responden

Pria 79% da

oleh pria d

kan kebutuh

atas perawa

peda moto

menggunak

en mayorita

> 50 tahun 0

onden

n adalah pa

produktif d

cukup waktu

gi bagi JG 21-30 tah 41% < 20 tahun

23%

entingan, tin

n 2).

nbach’s ti

i atas 0,6,

yang melak

an Wanita

daripada w

han yang

atan dan se

or tetap ter

kan sepeda m

as berusia 2

% (Gambar

ada rentang

dimana mer

u untuk mer

(39)

menambah fasilitas-fasilitas yang membuat pelanggan tidak bosan

untuk menunggu motor yang sedang di service. Umumnya rentang usia 21-30 tahun menyukai hal yang bersifat hiburan, maka fasilitas seperti

internet corner harus diperbaiki dan ditambah perangkatnya. Di JG Bogor hanya terdapat satu (1) komputer yang dapat diakses oleh

pelanggan dan membuat pelanggan lainnya menunggu giliran, agar

dapat mengoperasikannya. Fasilitas wi-fi sebenarnya telah ada di JG Bogor, namun karena kurangnya informasi banyak pelanggan yang

tidak mengetahui bahwa disana dapat mengakses internet secara free. Apabila kedua hal tersebut diperbaiki dan dibuat pengumuman yang

lebih informatif bahwa terdapat internet corner dan wi-fi, maka dapat menjadi strategi promosi bagi JG Bogor untuk menarik lebih banyak

pelanggan dalam merawat motornya di JG Bogor.

4.3.3 Status

Berdasarkan data yang diperoleh, status responden yang dilihat

dari status pernikahan hampir seimbang, yaitu menikah 51% dan belum

menikah 49%. Pada saat weekend, banyak pelanggan yang membawa serta anak-anaknya untuk service motor. Hal ini harus menjadi pertimbangan bagi pihak JG Bogor untuk selalu memperhatikan

fasilitas ruang tunggu yang nyaman dan penempatan peralatan service

yang aman, agar tidak membahayakan para pelanggan beserta

anak-anaknya.

4.3.4 Tempat Tinggal

Lokasi JG Bogor berada di Sukasari yang merupakan wilayah

Bogor Timur. Berdasarkan data, lebih dari setengah responden berasal

(40)

4.3.5

Wilay

Bogor, kar

menawarka

Hal ini me

mempertah selama be diseluruh membuktik menjadi ma para teknis

terdapat de Pendidika

Mayo

yang paling

yah Bogor

rena di wila

an jasa serv

erupakan se

hankan dan

elum ada p

wilayah B

kan bahwa

asalah bagi

si yang han

ealer-dealer n Terakhir

oritas pendi

g sedikit ad

[image:40.595.208.464.82.256.2]

Gam Bogor Selatan 5 Bog Teng Diploma/ Sedejarat 14% Gambar 10 Selatan me ayah terseb

vice dan su ebuah pelu meningkatk pesaing sej Bogor term wilayah y pelanggan ndal walaup

r resmi Yam

r

idikan terak

alah S2/S3

mbar 11. Pe

52% Lainn 3% gor gah 9% S1 16%

0. Tempat ti

erupakan m

ut belum te

uku cadang

uang besar

kan jumlah

jenis. Pelan

masuk Ka

ang jauh d

, karena tel

pun disekita maha lainnya khir respon (1%) (Gam endidikan te Bogor Ut 5% nya S 8 S2/S3 1% nggal mayoritas as

erdapat dea

lengkap se

bagi JG B

pelanggan d

nggan JG

abupaten B

dari lokasi

ah percaya

ar tempat t

a. den adalah mbar 11). erakhir B T 16 Bogor B 15% ara SMA 61% SMP 8% al pelangga

aler sejenis eperti JG B

ogor agar

di Bogor Se

Bogor ter

Bogor. Hal

JG Bogor

atas kinerja

inggalnya s

(41)

4.3.6

4.3.7

Impli

berpendidik

memberika

dipahami d

tidak rumit antar pelan dapat dihin Pekerjaan Pelan berdasarka paling palin Keba berprofesi akan seped

service mo sehingga pekerjaann karena sem Bogor. Tingkat Pe Berda melakukan

42% dan y

ikasi dari k

kan sampa

an infomasi

dengan pen

t di dalam p

nggan denga

ndari.

n

nggan JG

n pekerjaan

ng sedikit a

anyakan pel

sebagai peg

da motor dal

otor secara

memperm

nya. Hal in

makin bany

endapatan

asarkan da

n service mo yang paling Wiraswast 23% kebanyakan ai SMA i mengenai nggunaan b proses perba

an pihak JG

[image:41.595.189.469.309.468.2]

Bogor ya n mayoritas adalah TNI Gambar langgan JG gawai swast lam menunj

berkala, a

mudah peg

ni dapat me

yaknya peru

dan Penge

ta yang di

otor mayori sedikit ada Lai TNI 1% ta n pelanggan membuat

i service m ahasa tidak

aikan motor

G Bogor dal

ang melaku

adalah Peg

1% (Gamba

12. Pekerja

Bogor yan

ta. Hal ini b

jang pekerj akan memin gawai sw enjadi pelu usahaan sw eluaran iperoleh, re itas tingkat

alah > Rp 5 Pegawai Sw 43% nnya 7%

n service J pihak JG

motor menja

k terlalu su

r, sehingga lam membe ukan jasa gawai Swast ar 12). aan ng melakuka berkaitan de aannya. De nimalisir k wasta dala ang besar wasta yang

esponden J

t pendapatan

juta 3%. M wasta

PNS Pelajar/Maha 19%

JG Bogor h

G Bogor

adi lebih m

ulit dan pro

kesalahpah

erikan pelay

service m ta 43% dan

an service m engan kebut

engan melak

erusakan m

am melak

bagi JG B

berkemban

JG Bogor

n Rp 1-2,5

(42)

pengeluara

juta 1% (G

Mayo

Rp 1-2,5 ju

kebanyakan

pendidikan

tersebut m

aktivitas se

kecil darip

perawatan

awet dan b

yang harus

harga servi

sering men

an Rp 500-1

Gambar 13 d

Gambar

Gambar

oritas penda

uta. Tingka

n pelangga

n SMA. Um

memang leb ehari-hari. pada penda motor, seh berdampak s dilakukan

ice yang wa nggunakan j 1-2 42% 2,5-5 24% 1-2,5 juta 31% 2 1 1-2,5 juta 31% 2 1

1 juta 39%

dan 14).

r 13. Tingka

r 14. Tingka

apatan pelan

at pendapata

an berprofe

mumnya p

bih memilih

Tingkat pe

apatannya

hingga rela

pada kinerj

n oleh JG

ajar dan ses

asa tersebut 2,5 juta

% 5 juta

> 5 ju

2,5-5 juta 14% 2,5-5 juta 14%

dan yang p

at pendapat

at pengeluar

nggan JG B

an tersebut

fesi sebagai

pelanggan d

h menggun

engeluaran

tetapi untu

mengeluark

ja motor ya

Bogor ada

suai standar

t tidak berp <500 uta 3%

> 5 juta 1%

paling sedik

tan per Bula

ran per Bul

Bogor adala tidak terlal i pegawai dengan ting nakan seped responden uk urusan

kan uang a

ang lebih ir

alah selalu

r agar pelan

indah ke de

500-1 24% ribu 7%

500-1 juta 39 < 500 ribu 15%

500-1 juta 39

kit adalah >

an

lan

ah antara ren

lu tinggi, k

swasta de

gkat penda

da motor u

mayoritas perbaikan agar motor it. Pertimba memperha nggan yang

(43)

4.4. Penca 4.4.1 4.4.2 arian Infor Pengenala Hasil Bogor untu yang paling Penge

dominan y

merupakan karena keb yang serin temannya. memberika banyak ora

menjadi m

pelanggann

area sekitar

situs terseb

Bogor.

Jarak ke L

Berda

mayoritas b

pada jarak

rmasi an JG Bogo

l penelitian

uk pertama

g sedikit me

Gam

enalan JG

yang diaku

n keuntunga

banyakan p

ng mereko

Promosi

an kontribus

ang yang s

masukkan b

nya dengan

r ruang tun

but dapat b

Lokasi JG B

asarkan jar

berada pada

1-2,0 km 17 Tem 56% Melih langsu or n menunjuk kalinya pa elalui koran

mbar 15. Pen

Bogor m

ui oleh res

an bagi JG B

pelanggan J

omendasika

dengan m

si bagi pen

adar akan

bagi JG Bo

membuat p

ggu untuk m

berguna ba

Bogor

rak rumah

a jarak > 3 k

7% (Gamba man % hat secara ung 13% kkan bahwa aling banya

n dan lainny

ngenalan JG

melalui tem

sponden. P

Bogor sebag

JG Bogor m

an layanan menggunaka genalan lay keberadaan ogor untuk pengumum mengunjung agi promos

h ke loka

km 39% dan

ar 16). Intern 6% Koran 1% a responde

ak melalui T

ya (1%) (Ga

G Bogor

man adalah

Pengenalan

gai strategi

merupakan

n service

an media

yanan servic

n website JG k mulai me

an yang leb

gi situs JG

i yang dila

asi JG Bo

n yang palin Ke 23 Lainnya 1% net en mengena Teman 56% ambar 15).

h sarana p

melalui t

promosi ef

pelanggan

kepada te

internet ku

ce di JG. B G, hal ini

engenalkan

bih informa

agar kebera

akukan ole

ogor, respo

(44)

4.4.3 Keba Bogor mem Seperti yan Bogor tida juga terseb Frekuensi Menu

frekuensi 2

(Gambar 17 Berda menjawab pelanggan, dilakukan. dilakukan, bertahan de Gamb anyakan res miliki jarak

ng telah dije

ak hanya be

ar diseluruh

Service di

urut respond

2 bulan sek

7). Gambar asarkan da melakukan dengan Untuk itu, agar dala engan pelan > 3 k 39%

2

3 Bulan sekal 26%

bar 16. Jara

sponden ya

k rumah yan

elaskan dari

erasal dari w

h wilayah k

JG Bogor

den, mayor

kali (35%)

17. Frekue

ata pada ga

n service d melakukan peningkata am menyed nggan loyal km 2,1-3,0 km 19%

> 3 Bulan sekali 4% li

ak ke lokasi

ang melaku

ng cukup j

i wilayah te

wilayah Suk

ota Bogor s

ritas melaku

dan paling

ensi service

ambar 17,

dua (2) bu

service m an mutu lay

diakan lay yang dimili 1 Bu 34% Tidak Tentu 1% n % JG Bogor

ukan servic

auh yaitu l

empat tingga

kasari dan

sampai Kabu

ukan servic

g sedikit ti

di JG Bogo

paling ba

ulan sekali

motor seca

yanan oleh

yanan servi

iki.

1-2,0 km 17% < 1 km 25%

ulan sekali 2 Bulan 35%

ce motor k lebih dari 3

al, pelangga

sekitarnya t

upaten Bog

ce motor de idak tentu (

or

anyak respo

. Menurut

ara rutin

JG Bogor

(45)

4.4.4

4.5. IPA

mutu Skor pada Tabe Reliab 1. M m 2. p Alasan Me Pertim mayoritas m menjawab G Alasa karena has kinerja dar

beberapa p

frontline di Mempertah

kunci yang

Untuk me

layanan ya

penilaian k

Tabel 11.

el 11. Skor p

bility Memberika mengenai diperbaiki Selalu mem pelanggan

elakukan S

mbangan re menjawab h harga terja Gambar 18. an terbanya sil perbaika

ri teknisi di

penghargaan

i tingkat na

hankan kine

g harus selal

engukur pe

ang telah d

kepentingan penilaian k hasil perbaikan bagus 52% La 3% Atribut an inform kerusakan mbantu men

Service di JG

esponden u

hasil perbaik

angkau (1%)

. Alasan me

ak dalam m

an bagus.

i JG Bogor

n yang dip

asional yang

erja para te

lu diperhatik

enilaian pel

dilakukan ol

n dan kinerj

kepentingan n % ainnya % Semuany dimiliki 4 t masi yan motor ya nyelesaikan G Bogor untuk melak

kan bagus 5

) (Gambar 1

elakukan ser

melakukan s

Hal ini m

r memang s

eroleh dala

g diselengg

eknisi dan k

kan oleh pih

langgan ata

leh JG Bog

ja masing-m

n dan kiner Harga Terjangkau 1% ya 4 % ng tepat ang harus n masalah

kukan servi

52% dan ya

18).

rvice di JG service di J menjadi pem

sangat hand

am perlomb

garakan oleh

karyawan a

hak JG Bog

as kepentin gor digunak masing atrib rja respond Lok Mu Dij 29% Kenyamanan 11% u Skor rataa Tingkat Kepenting (Y) 4,657a 4,357

ice di JG B ng paling se

Bogor

JG Bogor a

mbuktian b

dal, terbukt

baan teknis

h Yamaha p

adalah salah

gor.

ngan dan ki

kan analisis

but dapat d

(46)

Lanjutan Tabel 11.

Atribut

Skor rataan Tingkat Kepentingan

(Y)

Skor rataan Tingkat

kinerja (X)

3. Mutu hasil service motor 4,643 4,221

4. Harga service motor yang ditawarkan 4,114 3,793

5. Sistem antrian service motor 4,357 3,95

Responsiveness

6. Kesigapan dalam merespon keluhan

pelanggan 4,107 4,121

7. Kecepatan karyawan dalam menangani

transaksi pembayaran 4,071 3,843

Assurance

8. Karyawan menguasai pengetahuan atas

produk 4,521 4,1

9. Keamanan ketika motor ditinggal untuk

diperbaiki 4,700 4,129

10. Keramahan dan kesopanan dalam

memberikan pelayanan 4,364 4,179

11. Mampu menjawab setiap pertanyaan

pelanggan 4,279 3,986

12. Transparansi proses perbaikan 4,614 4,136

Empathy

13. Kemudahan menghubungi dealer (saluran

telepon/email jelas) 4,293 3,957

14. Memiliki jam operasi yang nyaman bagi

semua pelanggan 4,286 4,1

15. Adanya kotak saran untuk keluhan

pelanggan 4,093 3,457

16. Memahami kebutuhan pelanggan 4,257 3,936

Tangible

17. Kebersihan, kerapian dan kenyamanan

ruang pelayanan 4,407 3,979

18. Fasilitas ruang tunggu, wi-fi, AC, toilet,

kantin, musholla dan tempat parkir 4,443 3,443

19. Jumlah staff mekanik 4,400 3,793

20. Kelengkapan peralatan komunikasi

pelayanan seperti telepon dan komputer 4,150 3,864

21. Tersedianya suku cadang dan komponen

motor lainnya dengan mutu baik 4,421 3,829

Total 91,536 83,123

(47)

Keterangan : aSkor Total Tingkat Kepent

Gambar

Gambar 7. Diagram struktural pengaruh mutu layanan terhadap loyalitas
Tabel 8. Nama-nama Cabang JG Motor
Gambar 8. Struktur organisasi JG Bogor
Tabel 9. Standar pelayanan di Bengkel Yamaha
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini, objek yang dijadikan responden adalah pengguna sepeda motor matic merek Yamaha di Kelurahan Citeureup Kecamatan Cimahi Utara, maka hal-hal

sepeda motor Yamaha. Populasi dalam penelitian yaitu pelanggan motor Yamaha di deler Sumber Baru Rejeki. Jumlah sampel yang digunakan adalah 100 responden. Metode

Pengaruh Perceived Value terhadap keputusan membeli sepeda motor Yamaha Matik dapat dilihat dari kepercayaan konsumen terhadap perusahaan produsen sepeda motor Yamaha Matik

Mengacu pada hasil penelitian variabel Biaya Perikanan dan variabel Frekuensi Periklanan berpengaruh signifikan terhadap variabel Volume Penjualan sepeda motor

Penayangan Moto-GP yang dinikmati oleh konsumen sepeda motor merek Yamaha dengan Valentino Rossi sebagai ikon Yamaha, berpengaruh signifikan terhadap minat beli sepeda motor

Pengaruh positif terbesar terhadap keputusan pembelian sepeda motor Yamaha pada mahasiswa Universitas Diponegoro adalah pada variabel layanan purna jual dengan koefisien

Dari fenomena tersebut menunjukan bahwa selama tahun 2009, penjualan untuk sepeda motor Yamaha “SCORPIO”, tidak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh pihak manajemen

Oleh karena itu, untuk dapat meningkatkan keputusan pembelian konsumen terhadap sepeda motor Yamaha Jupiter Series, hal yang perlu dilakukan oleh ATPM Yamaha dan