• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keberatan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Keberatan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI TENTANG

TINGKAT PENYELESAIAN KEBERATAN PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN BELAWAN

O L E H

NAMA : JUBEN PANDAPOTAN SARAGIH NIM : 072600114

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Studi Pada Program Studi Diploma III

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

PROGRAM STUDI DIPLOMA III ADMINISTRASI PERPAJAKAN

LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN PKLM INI DISETUJUI UNTUK DI PRESENTASIKAN OLEH:

Nama : JUBEN PANDAPOTAN SARAGIH

Nim : 072600114

Program Studi : Administrasi Perpajakan

Judul : KEBERATAN PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK MEDAN BELAWAN

Ketua Prodip III Dosen Pembimbing Supervisor Lapangan Administrasi Perpajakan Kasi Pelayanan

FISIP – USU KPP Pratama Belawan

Drs.H.M. HUSNI THAMRIN ,M.Si Drs.BASTARI, MM,BKP

NIP. 19640108199102001 NIP.060093204 AGUS PURNOMO SE

DEKAN FISIP-USU

NIP. 196805251992031002

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena rahmat dan

karuniaNya Penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Dalam penulisan Laporan ini Penulis mengambil Judul ”Keberatan Pajak Pada

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan”. Penyusunan Laporan ini

merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan Program Studi Diploma III

Administrasi Perpajakan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universita Sumatera

Utara.

Dalam Penulisan ini juga Penulis telah banyak mendapat pengarahan dan

bimbingan serta bantuan sehingga Laporan ini dapat disusun dengan baik. Penulis

mengucapkan banyak terimakasihyang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof.Dr.BADARUDDIN RANGKUTI,M.Si, selaku Dekan Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. H.M.Husni Thamrin Nasution , Msi, selaku Kepala Program Studi

Diploma III Administrasi Perpajakan

3. Bapak Drs. Bastari M,MM,BKP, Sebagai Dosen Pembimbing yang telah

bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan petunjuk dan pengarahan

kepada Penulis dalam menyelesaiakan Laporan ini.

4. Bapak Agus Purnomo SE, sebagai Supervisor Lapangan di Seksi Pelayanan di

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan yang telah membantu

(4)

5. Seluruh Dosen, Asisten Dosen dan semua Staf Pengajar, dan serta Pegawai

yang telah mengajar dan membantu Penulis selama ini.

6. Terkhusus buat kedua Orang Tua Penulis yang selama ini selalu membimbing

dan berkat Do’a Restunya Tugas ini dapat Terselesaikan.

7. Buat seseorang yang spesial buat Penulis yang selama ini selalu membantu

dan memotivasi Penulis.Makasih ya atas perhatiannya,Nasehat, dan

Pengalaman Hidup yang telah kita jalani selama ini.

8. Buat Teman-Teman kozt Sempurna 58, makasih selama ini dah mau bantuin

penulis sehingga Tugas Akhir ini dapat diselesaikan walaupun mungkin

selama ini Penulis banyak melakukan kesalahan kepada Teman-Teman kozt

sempurna 58.

Penulis berharap hasil karya yang sederhana ini dapat memperbanyak,

memperdalam, dan memperluas Pengetahuan dan Keilmuan Kita.Amin

Medan,21 Desember 2010

Penulis

(5)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar...i

Daftar Isi...iii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri...1

B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri...4

C. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri...7

D. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri...7

E. Metode Pengumpulan Data...8

F. Sistematika Penulisan Laporan...9

BAB II. GAMABARAN UMUM LOKASI PKLM A. Sejarah Singkat KPP Pratama Medan Belawan...11

B. Struktur Oraganisasi KPP Medan Belawan...14

C. Deskripsi dan Aktifitas Kerja KPP Pratama Medan Belawan...18

BAB III. GAMBARAN MENGENAI KEBERATAN PAJAK A. Definisi Pajak Dan Fungsi Peranan Pajak...27

B. Dasar Hukum Dan Pengertian Keberatan...29

C. Upaya Hukum Keberatan Dalam Penyelesaian Sengketa Pajak...31

D. Proses Penyelesaian Keberatan dan Keputusan Keberatan...32

BAB IV.ANALISIS DAN EVALUASI DATA

(6)

1. Penerimaan surat Keberatan...39

2. Alasan Wajib Pajak Mengajukan Keberatan dan Kendala yang Dihadapi

Dalam Pengajuan Surat Keberatan...40

B. Penyelesaian Keberatan dan Keputusan Keberatan………...42

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan...44

B. Saran...45

(7)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI

Konsep Negara hukum atau negara rule of law atau government by law atau

rechstaat, merupakan konsep yang paling ideal saat ini. Secara sederhana negara

hukum dapat diartikan sebagai negara yang meletakkan hukum sebagai panglima

dalam penyelenggaran negara, mengalahkan segala bentuk kekuasaan lainya. Dalam

negara hukum, hukum adalah suatu kekuasaan dimana setiap orang dan setiap jabatan

dalam negara harus tunduk pada hukum.

Negara hukum adalah negara berdasarkan pada hukum dan menjamin

keadilan bagi seluruh rakyatnya. Segala tindakan alat-alat perlengkapan negara atau

penguasa semata-mata bedasarkan hukum atau dengan kata lain diatur oleh hukum,

karena selalu ada pihak-pihak, baik penyelenggara negara maupun rakyat, yang

melanggar ketentuan hukum, maka eksistensi lembaga-lembaga penegak hukum

menjadi sangat penting dalam negara hukum.

Salah satu lembaga-lembaga penegak hukum tersebut adalah lembaga

peradilan pajak. Peradilan bertujuan untuk penyelesaian sengketa administrasi pajak,

misalnya karena ketidakcocokan tentang besar utang pajak. Peradilan di bidang

perpajakan, lebih tertuju kepada mekanisme pemberian keadilan dalam kaitannya

dengan penyelesaian sengketa pajak (tax dispute) yang dilakukan melalui lembaga

(8)

Menurut Soemitro, keberatan merupakan peradilan administrasi tidak murni

atau peradilan doleansi. Dalam arti yang lebih luas, keberatan merupakan upaya

hukum yang diajukan wajib pajak (WP) sebagai akibat dari adanya perbedaan

penafsiran dan pendirian mengenai ketentuan hukum di bidang perpajakan terhadap

suatu kasus tertentu antara wajib pajak dengan fiskus (Direktorat Jendral Pajak).

Penyelesaian sengketa pajak melalui Direktorat Jenderal Pajak dikenal sebagai

keberatan. Apabila wajib pajak berpendapat bahwa jumlah pajak, jumlah rugi, jumlah

pemotongan atau pemungutan pajak tidak sebagai mana mestinya, dapat mengajukan

keberatan kepada Dirjen Pajak.

Untuk dapat menyusun keberatan dalam alasan yang kuat, wajib pajak dapat

meminta keterangan tertulis kepada Dirjen Pajak tentang yang menjadi Dasar

Pengenaan Pajak, perhitungan rugi, pemotongan atau pemungutan pajak yang

ditetapkan (Pasal 25 UU KUP). Menurut ketentuan pasal 25 ayat 1 UU KUP wajib

pajak dapat mengajukan keberatan hanya kepada Direktorat Jendral Pajak atas suatu :

SKPKB, SKPKBT, SKPLB, SKPN, dan pemotongan atau pemungutan pajak.

Keberatan diajukan Wajib Pajak dengan menyampaikan surat keberatan ke Kantor

Pelayanan Pajak dimana Wajib Pajak terdaftar atau dikukuhkan. Dalam keberatan,

Wajib Pajak harus mengemukakan jumlah pajak yang terutang, atau jumlah pajak

dipotong atau dipungut, atau jumlah rugi menurut perhitungannya dengan disertai

alasan-alasan yang menjadi dasar perhitungan.

Dalam pengajuan keberatan yang dituangkan dalam surat keberatan, ada

(9)

a. Diajukan Wajib Pajak secara tertulis dalam bahasa Indonesia.

b. Mengemukakan jumlah pajak yang terutang atau pajak yang dipotong atau

dipungut atau jumlah rugi menurut perhitungan Wajib Pajak dengan

disertai alasan-alasan yang menjadi dasar perhitungan.

c. Satu surat keberatan diajukan hanya untuk satu SKP, atau satu

Pemotongan pajak, atau satu pemunggutan pajak.

d. Wajib pajak telah melunasi pajak yang masih harus dibayar paling sedikit

sejumlah yang telah disetujuinya pada pembahasan akhir hasil

pemeriksaan.

e. Diajukan dalam jangka waktu tiga bulan sejak tanggal dikirimkannya SKP

atau sejak tanggal pemotongan atau pemungguatan pajak oleh pihak

ketiga, kecuali wajib pajak dapat menunjukan bahwa jangka waktu

tersebut tidak dapat dipenuhi karena force majeure.

f. Surat keberatan ditanda tangani oleh wajib pajak, bila tidak harus

dilampiri dengan surat kuasa khusus.

Menurut ketentuan pasal 25 ayat 4 UU KUP surat keberatan yang tidak

memenuhi persyaratan bukan merupakan surat keberatan sehingga tidak

dipertimbangkan dan tidak diterbitkan SK Keberatan, harus diberitahukan secara

tertulis kepada wajib pajak. Surat keberatan yang memenuhi persyaratan yang di

proses dan diperlakukan sebagai surat keberatan.

(10)

pajak (pasal 26 ayat 1 UU KUP). Menurut ketentuan pasal 26 ayat 3 UU KUP,

kemungkinan keputusan dirjen pajak atas keberatan dapat berupa : mengabulkan

seluruhnya, mengabulkan sebagian, menolak, atau menambah besar jumlah pajak

yang masih harus dibayar.

Berdasarkan uraian diatas dalam rangka melaksanakan PKLM (Praktek Kerja

Lapangan Mandiri) yang merupakan salah satu persyaratn untuk menyelesaikan

perkuliahan pada program studi D-III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial

dan Politik Universitas Sumatera Utara, penulis tertarik untuk mengetahui untuk

tentang keberatan sengketa pajak dengan mengambil judul “Keberatan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan ”.

B.TUJUAN DAN MANFAAT PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM)

1. Tujuan PKLM

PKLM ini bertujuan antara lain:

1. Untuk mengetahui kedudukan upaya hukum keberatan dalam

penyelesaian sengketa pajak.

2. Untuk mengetahui proses penyelesaian keberatan pajak yang diajukan

oleh Wajib Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan.

3. Untuk mengetahui tingkat penyelesaian keberatan di Kantor Pelayanan

(11)

4. Untuk mengetahui keputusan-keputusan keberatan yang dihasilkan

dalam penyelesaian keberatan pajak di Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Medan Belawan.

2.Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini tentunya sangat bermanfaat bagi semua

pihak, diantaranya adalah :

a. Bagi Mahasiswa

1. Menambah ilmu pengetahuan dibidang perpajakan, khususnya

mengenai keberatan pajak.

2. Mengaplikasikan disiplin ilmu yang telah dipelajari kedalam

permasalahan yang timbul selama melaksanakan PKLM.

3. Meningkatkan profesionalisme, memperluas wawasan dan

menetapkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam

menerapkan ilmu khususnya dibidang perpajakan.

4. Meningkatkan kempuan berkomunikasi dan mendapatkan

pengalaman kerja.

5. Menciptakan dan mengembangkan rasa tanggung jawab serta

kedisiplinan.

b. Bagi Universitas Sumatera Utara

1. Mempererat hubungan Universitas Sumatera Utara dengan Kantor

(12)

2. Mempromosikan sumber daya manusia Universitas Sumatera

Utara.

3. Memberikan gambaran secara nyata mengenai penyelesaian

Keberatan Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan

Belawan.

4. Mengimplementasikan aplikasi yang nyata pada kurikulum

pendidikan.

5. Dapat digunakan sebagai referensi mengenai keberatan pajak dan

juga digunakan sebagai bahan masukan yang berguna bagi para

pembaca, khususnya Mahasiswa/mahasiswi Universits Sumatera

Utara.

c. Bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan

1. Dapat digunakan sebagai referensi, saran dan masukan sehingga

fiskus dapat memberikan pelayanan terbaik pada Wajib Pajak di

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan.

2. Peningkatan kerjasama yang lebih baik dengan Universitas

Sumatera Utara khususnya Program Studi Diploma III

Administrasi Perpajakan.

3. Membantu pihak Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan

dalam hal sosialisasi perpajakan kepada masyarakat wajib pajak

melalui mahasiswa peserta PKLM yang akan mengabdikan ilmu

(13)

4. Mempromosikan image Kantor Pelayan Pajak Pratama Medan

Belawan.

Bagi Masyarakat

- Dapat menambah ilmu pengetahuan, khususnya mengenai

keberatan pajak. Sehingga masyarakat dapat mengetahui cara

mengajukan keberatan pajak dan proses penyelesaiannya.

C. RUANG LINGKUP PKLM

Dalam laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini, yang menjadi ruang

lingkup penulisan adalah: Keberatan Pajak sebagai upaya hukum yang dapat

dilakukan oleh Wajib Pajak dalam rangka mendapat perlindungan hukum dibidang

perpajakan.

D. METODE PKLM 1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini, penulis melakukan pengajuan judul, penentuan judul dan penulis

melakukan berbagai persiapan yang dimulai dari penentuan tempat Praktik

Kerja Lapangan Mandiri, mencari bahan pembuatan proposal, hingga pada

tahap konsultasi dengan pihak dosen.

2. Studi Literatur

Dalam tahap ini yang dilakukan oleh penulis adalah mencari dan

(14)

undang-undang, modul keberatan umum dan tata cara perpajakan dan literatur yang ada

kaitannya dengan penulisan laporan.

3. Obervasi Lapangan

Dalam tahap ini, penulis melakukan peninjauan atau pengamatan secara

langsung terhadap masalah yang dibahas sesuai dengan data yang ada pada

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan khususnya mengenai

keberatan pajak.

4. Pengumpuan Data

Kegiatan yang dilakukan untuk mencari dan mengumpulkan data yaitu :

- Data Skunder : Data diambil dari dokumentasi, surat keputusan

dan peraturan-peraturan perpajakan.

- Data Wawancara : Data yang diperoleh dari wawancara dengan petugas

pajak di kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan

Belawan.

5. Analisis dan Evaluasi Data

Setelah penulis memperoleh data yang diperlukan, penulis akan menganalisa

dan mengevaluasi data dan kemudian akan dipresentasikan secara objektif, jelas dan

sistematis.

E. METODE PENGUMPULAN DATA

Adapun cara pengumpulan data diatas melalui wawancara, observasi dan studi

literatur :

(15)

Wawancara merupakan pedoman pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan

kepada pegawai yang mampu memberikan masukan data primer dan

informasi tentang pelaksanaan penagihan pajak.

b. Observasi (Observation)

Melakukan pengamatan langsung atas proses kerja dan kegiatan yang

dilakukan dalam pencatatan terhadap fenomena yang menjadi objek

pengamatan.

c. Studi Dokumentasi (Optional Study)

Dalam metode ini penulis mengumpulkan dokumen-dokumen yang

berhubungan dengan proses penyelesaian keberatan pajak pada Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan.

d. Teknis Analisis Data

Semua data yang dikumpulkan pada penelitian ini akan dianalisa secara

kualitatif dan kuantitatif yang kemudian akan diinterprestasikan secara

objektif, sistematis dengan menggunakan tabel.

F.SISTEMATIKA PENULISAN

Dalam penulisan, penulis membagi tugas akhir ini kedalam 5 (lima) bab dan

masing-masing Bab terdiri dari Sub Bab. Adapun sistematika dari penulisan Tugas

Akhir ini masing- masing Bab tersebut adalah sebagai berikut :

(16)

Di dalam bab ini penulis menguraikan tentang latar belakang Praktik

Kerja Lapangan Mandiri (PKLM), tujuan dan manfaat PKLM, ruang

lingkup PKLM, dan sistematika penulisan laporan.

BAB II : GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM

Pada bab ini dibahas mengenai sejarah singkat berdirinya Kantor

Pelayanan pajak Pratama Medan Belawan, letak geografis, Visi dan

Misi, serta struktur organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Medan Belawan.

BAB III : GAMBARAN MENGENAI KEBERATAN PAJAK

Pada bab ini penulis membahas mengenai keberatan pajak, tata cara

pengajuan banding terhadap surat keputusan pajak dan proses

penyelesaian keberatan pajak.

BAB IV : ANALISIS DAN EVALUASI DATA

Pada bab ini berisi analisa penulis dan pembahasan-pembahasan

mengenai mekanisme tingkat penyelesaian keberatan pajak di

Kantor Pelayanan Pajak Pratma Medan Belawan.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan

inti sari yang mencakup seluruh objek pembahasan yang dibahas

dalam PKLM. Sedangkan saran merupakan ide-ide atau gagasan

yang harus dilakukan dalam melaksanakan solusi/masalah yang

(17)

BAB II

GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA

A. Sejarah Singkat KPP Pratama Medan Belawan

Sebagai gambaran umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan

semula bernama Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara. Kantor Pelayanan Pajak

Medan Utara didirikan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor :

94/KMK.01/1994 tanggal 29 Maret 1994 yang kemudian di ubah namanya menjadi

Kantor Pelayanan Pajak Medan Belawan dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan

Nomor : 443/KMK.01/2001 tanggal 23 Juli 2001 dan dengan adanya Modernisasi di

Lingkungan DJP, maka sejak tanggal 27 Mei 2008 berubah nama menjadi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan yang merupakan gabungan dari Kantor Pelayanan Pajak, Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan serta Kantor

Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak, yang akan melayani PPh, PPN, PBB, BPHTB,

serta melakukan Pemeriksaan tetapi bukan sebagai Lembaga yang memutuskan

keberatan.

KPP Pratama adalah Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak yang berada di

bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Kantor Wilayah.

KPP Pratama mempunyai tugas melaksanakan penyuluhan, pelayanan, dan

pengawasan wajib pajak di bidang Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai,

(18)

Bangunan serta Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan dalam wilayah

wewenangnya berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku.

Adapun jumlah wajib pajak terdaftar s.d Bulan Juli 2010 berjumlah 141.026

wajib pajak (termasuk WP PBB), yang terdiri dari :

NO Jenis Wajib Pajak Jumlah

1 Orang Pribadi 47.976

2 Badan / PPH 21 2.514

3 Bendaharawan 139

4 PBB 90.397

Adapun jenis pajak dan rencana penerimaan pajak KPP Pratama Medan

Belawan yang tercapai sampai Mei 2010 adalah :

NO Jenis Pajak Jumlah Tercapai(%)

1 PPh Non Migas 29,05

2 PPN dan PPN BM 36,09

3 PBB 2,78

4 BPHTB 6,62

Sedangkan Wilayah Kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan terdiri

dari 4 Kecamatan, yaitu :

(19)

2. Kecamatan Medan Labuhan

3. Kecamatan Medan Marelan

4. Kecamatan Medan Deli

Visi dan Misi KPP Pratama Medan Belawan

Keberhasilan Program Modernisasi di lingkungan DJP, tidak hanya dapat

membawa perubahan paradigma dan perubahan perilaku pegawai DJP, tetapi lebih

jauh juga dapat memberikan dampak positif terhadap percepatan penerapan

praktek-praktek good governance pada institusi pemerintah secara keseluruhan.

Untuk mencapai tujuan tersebut, Direktorat Jendrral Pajak telah mencanangkan

visi dan misi sebagai pedoman dalam melakukan setiap kegiatan.

Adapun Visi dan Misi tersebut adalah sebagai berikut

VISI

Menjadi institusi pemerintah yang menyelenggarakan system administrasi

perpajakan modern yang efektif, efesien, dan dipercaya masyarakat dengan

integritas dan profesionalisme yang tinggi.

Dalam rangka merealisasikan sasaran pencapaian penerimaan pajak dalam

tahun 2010, diperlukan sarana pendukung yang harus dipersiapkan kantor pelayanan

pajak pratama medan belawan secara lebih handal. Beberapa sarana pendukung

tersebut antara lain adalah peningkatan etika dan moral aparat, penyempurnaan bank

(20)

MISI

FISKAL

Menghimpun penerimaan dalam negeri dari sector pajak yang mampu menunjang

kemandirian pembiayaan pemerintah berdasarkan undang-undang perpajakan

dengan tingkat efektivitas dan efesiensi yang tinggi.

EKONOMI

Mendukung kebijaksanan pemerintah dalam mengatasi permasalahan ekonomi

bangsa dengan kebijakan perpajakan yang meminimalkan distorsi.

POLITIK

Mendukung proses demokratisasi bangsa

KELEMBAGAAN

Senantiasa memperbaharui diri, selaras dengan aspirasi masyarakat dan

teknokrasi perpajakan serta administrasi perpajakan mutakhir.

B.Struktur Organisasi KPP Pratama Medan Belawan

Di setiap perusahaan mempunyai struktur organisasi untuk menggambarkan

secara jelas unsur-unsur yang membantu pimpinan dalam menjalankan perusahaan.

Dengan adanya struktur organisasi yang jelas dapat diketahui posisi, tugas, dan

(21)

pencapaian kerja dalam organisasi yang berdasarkan pada pola hubungan kerja serta

lalu lintas wewenang dan tanggung jawab.

Jenis struktur organisasi yang digunakan oleh KPP Pratama Medan Belawan

adalah menggunakn jenis struktur line and staff organization atau gabungan dari jenis

struktur organisasi garis dan organisasi fungsional. Struktur organisasi KPP Pratama

Medan Belawan berdasarkan fungsi pajak bukan jenis pajak.

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan membawahi 10 (sepuluh)

Seksi / Sub Bagian Umum dan Kelompok Fungsional Pemeriksa Pajak dan Penilai

PBB yang mana setiap Seksi Waskon terdiri dari beberapa orang Account

Representative (AR) dibantu pelaksana. KPP Pratama dipimpin oleh Seorang Kepala

Kantor sedangkan setiap seksi dipimpin oleh Kepala Seksi/Kepala Sub Bagian Umum

dan dibantu oleh Account Representative (AR) dan Pelaksana. Adapun seksi / sub

bagian umum dan kelompok fungsional tersebut adalah sebagai berikut :

1. Sub Bagian Umum

2. Seksi Pengolahan Data dan Informasi Perpajakan

3. Seksi Pelayanan

4. Seksi Pemeriksaan

5. Seksi Penagihan

6. Seksi Ekstensifikasi

7. Seksi Pengawasan dan Konsultasi 1

(22)

10.Seksi Pengawasan dan Konsultasi 4

11.Kelompok Fungsional Pemeriksa Pajak dan Penilai PBB

Jumlah sumber daya manusia di lingkungan KPP Pratama Medan Belawan

berjumlah 88 orang yang terdiri dari pegawai sebanyak 77 orang dan 3 pegawai

honorer (petugas security yang dibiayai dari dana DIPA) sebanyak 8 orang.

Adapun Perincian Jumlah Pegawai adalah sebagai berikut :

1. Berdasarkan Pegawai per seksi/bagian/ kelompok

NO Seksi / Bagian Jumlah Pegawai

1 Sub Bagian Umum 6

2 Pengolahan data dan informasi 7

3 Pelayanan 11

4 Penagihan 5

5 Pemeriksaan 2

6 Ekstensifikasi 4

7 Pengawasan dan konsultasi 1 8

8 Pengawasan dan konsultasi 2 7

9 Pengawasan dan konsultasi 3 7

10 Pengawasan dan konsultasi 4 7

11 Fungsional pemeriksa/ penilai 15

(23)

2. Berdasarkan Jabatan

NO Jabatan Jumlah Pegawai

1 Eselon III 1

2 Eselon IV 8

3 Account Representative 20

4 Fungsional Pemeriksa Pajak 15

5 Pelaksana 36

Jumlah 80

3. Berdasarkan Tingkat Pendidikan

NO Tingkat Pendidikan Jumlah Pegawai

1 Strata 2 (S2) 4

2 Strata 1 (S1) 26

3 Diploma III/Sederajat (D3) 15

4 Diploma I / Sederajat (D1) 20

5 Sekolah Menengah Atas (SMA) 13

6 Sekolah Menengah Pertama (SMP) 2

7 Sekolah Dasar (SD) 0

(24)

4. Berdasarkan Agama

NO Agama Jumlah Pegawai

1 Islam 49

2 Kristen Protestan 29

3 Kristen Katolik 2

Jumlah 80

5. Berdasarkan Jenis Kelamin

NO Jenis Kelamin Jumlah Pegawai

1 Laki – Laki 60

2 Perempuan 20

Jumlah 80

C. Deskripsi dan Aktivitas Kerja KPP Pratama Medan Belawan

Sebagaimana KPP Pratama lainnya, deskripsi dan aktivitas kerja KPP Pratama

Medan Belawan (wawancara dengan kepala seksi pelayanan KPP Pratama Medan

Belawan pada tanggal 09 Oktober 2010) adalah sebagai berikut :

I. Kepala KPP (Kepala Kantor ) I.1 Tugas Kepala KPP :

a. Mengkoordinasikan penyusunan rencana kerja kantor pelayanan pajak

(25)

b. Mengkoordinasikan penyusunan rencana pengamanan penerimaan

pajak berdasarkan potensi pajak, perkembangan kegiatan ekonomi

keuangan dan realisasi penerimaan tahun lalu.

c. Mengkooordinasikan pelaksanaan tindak lanjut nota kesepahaman

(MOU) sesuai arahan kepala kantor wilayah.

d. Mengkoordinasikan rencana pencarian data strategis dan potensial

dalam rangka intensifikasi/ekstensifikasi perpajakan.

e. Mengkoordinasikan pelaksanaan pencarian data yang strategis dan

potensial dalam rangka intensifikasi/ekstensifikasi perpajakan.

f. Mengkoordinasikan pengolahan data yang sumber datanya strategis

dan potensial dalam rangka intensifikasi / ekstensifikasi perpajakan

g. Mengkoordinasikan pembuatan risalah perincian dasar pengenaan

pemotongan atau pemungutan pajak atas permintaan wajib pajak

berdasarkan hasil penghitungan ketetapan pajak.

h. Mengkooordinasikan pengolahan data guna menyajikan informasi

perpajakan

i. Mengkoordinasikan penyusunan monografi perpajakan

j. Mengkoordinasikan pemantauan pelaporan dan pembayaran masa dan

tahunan PPh dan pembayaran masa PPN/PPn BM serta pembyaran

BPHTB dan PBB untuk megetahui tingkat kepatuhan wajib pajak serta

(26)

II. Sub Bagian Umum

Sub Bagian Umum mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian,

keuangan, tata usaha yang meliputi :

a. Pelaksanaan tugas di bidang administrasi penerimaan dan pengiriman

surat-surat serta pelaksanaan tugas bendaharawan.

b. Mendistribusikan surat-surat masuk kepada seksi yang bersangkutan dan

pengiriman surat-surat keluar kepada instansi terkait.

c. Mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan tugas bendaharawan rutin.

d. Memberi nasehat dan menegakkan disiplin pegawai bawahan

e. Memberi penilaian atas pelaksanaan pekerjaan pegawai bawahan

III. Seksi – Seksi

III. 1 Seksi Pengolahan Data dan Informasi Perpajakan (PDI) Tugas Seksi PDI :

a. Melakukan pengumpulan, pencarian, dan pengolahan data perpajakan

b. Penyajian informasi perpajakan

c. Perekaman dokumen perpajakan

d. Urusan tata usaha penerimaan perpajakan.

e. Pengalokasian pajak bumi dan bangunan (PBB) dan Bea perolehan

hak atas tanah dan bangunan (BPHTB)

f. Pelayanan dukungan teknis komputer

g. Pemantauan aplikasi e-SPT dan e-Filling

(27)

III.2 Seksi Pelayanan Tugas Seksi Pelayanan :

a. Menetapkan penerbitan produk hukum perpajakan

b. Mengadministrasikan dokumen dan berkas perpajakan

c. Menerima dan mengolah surat pemberitahuan serta penerimaan surat

lainnya

d. Memberikan penyuluhan perpajakan

e. Melaksanakan registrasi wajib pajak

f. Melakukan kerja sama perpajakan

III.3 Seksi Penagihan Tugas seksi penagihan :

a. Melakukan urusan penatausahaan piutang pajak & memproses

permohonan pengangsuran pajak

b. Pengangsuran atau penundaan pembayaran pajak

c. Penagihan aktif

d. Mengusulkan penghapusan piutang pajak

e. Penyimpanan dokumen - dokumen penagihan

Pada seksi penagihan terdapat juru sita pajak

Jurusita pajak adalah pelaksana pada KPP yang telah mendapat pendidikan

khusus berkaitan dengan penagihan dan penyitaan pajak.Tugas juru sita pajak antara

(28)

b. Memberitahukan surat paksa (SP)

c. Melaksanakan penyitaan barang penanggung pajak berdasarkan surat

perintah melaksanakan penyitaan (SPMP)

d. Melaksanakan penyanderaan berdasarkan surat perintah penyanderaan.

Jurusita pajak dalam melaksanakan tugasnya harus dilengkapi dengan kartu tanda

pengenal dan memperlihatkan kepada penanggung pajak.

III.4 Seksi Pemeriksaan Tugas Seksi pemeriksaan :

a. Melakukan penyusunan rencana pemeriksaan

b. Pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan

c. Penerbitan dan penyaluran surat perintah pemeriksaan pajak serta

administrasi perpajakan lainnya.

III.5 Seksi Ekstensifikasi Tugas Seksi Ekstensifikasi :

a. Melakukan pengamatan dan penggalian potensi perpajakan

b. Pendataan objek dan subjek pajak

c. Penilaian objek pajak dalam rangka ekstensifikasi.

III.6 Seksi pengawasan dan Konsultasi ( Waskon )

Seksi Waskon di KPP Pratama Medan Belawan, yaitu Waskon 1, Waskon 2,

Waskon 3,dan Waskon 4 yang berada dalam satu naungan tugas yang sama.

(29)

a. Melakukan pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan dari wajib pajak

terdaftar

b. Memberikan bimbingan / himbauan kepada wajib pajak dan konsultasi

tekhnis perpajakan

c. Penyusunan profil wajib pajak

d. Menganalisis kinerja wajib pajak

e. Melakukan rekonsiliasi data wajib pajak dalam rangka melakukan

intensifikasi dan melakukan evaluasi hasil keputusan banding.

Pada pelaksanaannya, wilayah kerja keempat seksi pengawasan dan konsultasi

dibagi berdasarkan domisili/tempat tinggal/wilayah tempat wajib pajak terdaftar.

1. Seksi Pengawasan dan Konsultasi 1 (Waskon 1) mengawasi seluruh wajib

pajak yang berada di wilayah kelurahan Kampung Besar, Kelurahan

Martubung, Kelurahan Sei Mati, Kelurahan Pekan Labuhan, Kelurahan

Tangkahan, dan Kelurahan Nelayan Indah.

2. Seksi Pengawasan dan Konsultasi 2 (Waskon 2) mengawasi seluruh wajib

pajak yang berada di wilayah Kelurahan Labuhan Deli, Kelurahan Rengas

Pulau, Kelurahan Terjun, Kelurahan Tanah 600, Kelurahan Paya Pasir dan

Kelurahan Mabar.

3. Seksi Pengawasan dan Konsultasi 3 (Waskon 3) mengawasii seluruh wajib

pajak yang berada di wilayah Kelurahan Tanjung Mulia, Kelurahan Tanjung

(30)

4. Seksi Pengawasan dan Konsultasi 4 ( Waskon 4) mengawasi seluruh wajib

pajak yang terdaftar dan berada di wilayah Kelurahan Belawan Bahagia,

Kelurahan Belawan Bahari, Kelurahan Belawan 1, Kelurahan Belawan 2,

Kelurahan Sicanang, dan Kelurahan Bagan Deli.

IV. Account Representative (AR)

Account Representative (AR) merupakan Petugas di Kantor Pajak, yang memantau

keadaan wajib pajak sebagai penghubung dan tempat konsultasi antara Wajib Pajak

dengan Kantor Pelayanan Pajak.

Keberadaan Account representative (AR) merupakan bentuk peningkatan pelayanan

kepada wajib pajak. Wajib pajak akan dilayani oleh Account Representative (AR)

yang telah ditunjuk sehingga akan terjalin keterbukaan.

Pada KPP Pratama Medan Belawan, jumlah Account Representative (AR) sebanyak

16 orang dan setiap 1 (satu) orang Account Representative (AR) mengawasi sebanyak

7.204 wajib pajak.

Tugas Account Representative (AR) :

a. Melayani penyelesaian permohonan restitusi PPN

b. Melayani penerbitan suat perintah membayar kelebihan pajak (SPMKP)

c. Melayani penyelesaian permohonan legalisasi ijin prinsip pembebasan

PPh pasal 22 impor

d. Melayani penyelesaian surat keterangan bebas (SKB) pemungutan PPh

pasal 22 impor

(31)

Jangka waktu penyelesaian :

a. - 2 bulan sejak saat diterimanya permohonan secara lengkap

- 4 bulan sejak saat diterimanya permohonan secara lengkap

- 12 bulan sejak saat permohonan diterima secara lengkap

b. 3 minggu sejak SKPLB diterbitkan atau 3 minggu sejak permohonan

diterima secara lengkap

c. 3 minggu sejak surat permohonan diterima secara lengkap

d. 5 hari kerja sejak surat permohonan diterima secara lengkap

V. Fungsional Pemeriksa dan Penilai

Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai

dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

a. Kelompok jabatan fungsional terdiri dari sejumlah jabatan fungsional yang

terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya. Pejabat

fungsional pemeriksa berkoordinasi dengan seksi pemeriksaan sedangkan

Pejabat Fungsional Penilai berkoordinasi dengan Seksi Ekstensifikasi.

b. Setiap kelompok tersebut di koordinasikan oleh pejabat fungsional senior

yang ditunjuk oleh kepala kantor wilayah sebagai supervisor , atau kepala

KPP yang bersangkutan.

c. Jumlah jabatan fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.

(32)

BAB III

GAMBARAN DATA MENGENAI KEBERATAN PAJAK A.Defenisi Pajak Dan fungsi Peranan Pajak

1.Definisi Pajak

Pengertian pajak menurut Undang-Undang Nomor 28 tahun 2007 adalah

kontribusi Wajib kepada Negara yang terhutang oleh pribadi atau badan yang bersifat

memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara

langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran

rakyat.

Pengertian Pajak yang dikemukan oleh beberapa para ahi diantaranya adalah:

Menurut P.J.A Adriani (dalam Barata; 1998) Pajak adalah iuran kepada Negara (yang dapat dipaksakan) yang terhutang oleh yang wajib membayarnya

menurut peraturan, dengan tidak mendapatkan prestasi kembali, yang langsung dapat

ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum

berhubung dengan tugas Negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.

Menurut Rocmat Soemitro (dalam Mardiasmo; revisi 2008) Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan Undang-Undang (yang dapat

dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal ( kontraprestasi) yang langsung dapat

ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

(33)

hukum, guna menutup biaya produksi barang-barang dan jasa-jasa kolektif dalam

mencapai kesejahteraan umum.

2.Fungsi Peranan Pajak

Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara,

khususnya di dalam pelaksanaan pembangunan karena pajak merupakan sumber

pendapatan negara untuk membiayai semua pengeluaran termasuk pengeluaran

pembangunan. Berdasarkan hal diatas maka pajak mempunyai beberapa fungsi, yaitu:

1. Fungsi anggaran (budgetair) : Sebagai sumber pendapatan negara, pajak berfungsi untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran negara. Untuk

menjalankan tugas-tugas rutin negara dan melaksanakan pembangunan,

negara membutuhkan biaya. Biaya ini dapat diperoleh dari penerimaan pajak.

Dewasa ini pajak digunakan untuk pembiayaan rutin seperti belanja pegawai,

belanja barang, pemeliharaan, dan lain sebagainya. Untuk pembiayaan

pembangunan, uang dikeluarkan dari tabungan pemerintah, yakni penerimaan

dalam negeri dikurangi pengeluaran rutin. Tabungan pemerintah ini dari tahun

ke tahun harus ditingkatkan sesuai kebutuhan pembiayaan pembangunan yang

semakin meningkat dan ini terutama diharapkan dari sektor pajak.

2. Fungsi mengatur (regulerend) : Pemerintah bisa mengatur pertumbuhan ekonomi melalui kebijaksanaan pajak. Dengan fungsi mengatur, pajak bisa

digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan. Contohnya dalam rangka

(34)

diberikan berbagai macam fasilitas keringanan pajak. Dalam rangka

melindungi produksi dalam negeri, pemerintah menetapkan bea masuk yang

tinggi untuk produk luar negeri.

3. Fungsi stabilitas : Dengan adanya pajak, pemerintah memiliki dana untuk menjalankan kebijakan yang berhubungan dengan stabilitas harga sehingga

inflasi dapat dikendalikan, Hal ini bisa dilakukan antara lain dengan jalan

mengatur peredaran uang di masyarakat, pemungutan pajak, penggunaan

pajak yang efektif dan efisien.

B. Dasar Hukum Keberatan Dan Pengertian Keberatan Pajak 1.Dasar Hukum keberatan

Dasar Hukum Keberatan antara lain:

1) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan

Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007.

2) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1997 tentang Badan Penyelesaian

Sengketa Pajak..

3) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 194/PMK.03/2007 Tentang Tata

(35)

2.Pengertian Keberatan

Keberatan adalah Pernyataan ketidaksetujuaan/kekurangpuasan Wajib Pajak

atas suatu ketetapan pajak yang dikenakan kepadanya atas suatu

pemotongan/pemungutan oleh pihak ke tiga dalam pelaksanaan ketentuan peraturan

perundang-perundangan perpajakan.(www.Keberatan pajak.com)

Syarat-syarat Pengajuan Keberatan

Wajib Pajak dapat mengajuakan keberatan Kepada Direktur Jendral Pajak

atas :

1) Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB)

2) Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT)

3) Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB)

4) Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN)

5) Pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga berdasarkan ketentuan

peraturan perundang-undangan perpajakan.

Surat keberatan dapat diterima untuk dipertimbangkan apabila memenuhi persyaratan

sebagai berikut:

1) 1 (satu) surat keberatan diajukan hanya untuk 1 (satu) surat ketetapan pajak, untuk

1(satu) pemotongan pajak, atau untuk 1 (satu) pemungutan pajak.

2) Diajukan secara tertulis dalam bahasa indonesia.

3) Wajib menyebutkan jumlah pajak yang terutang atau jumlah pajak yang. dipotong

(36)

4) Diajukan paling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal surat ketetapan pajak atau

tanggal pemotongan atau pemungutan pajak oleh pihak ketiga, kecuali Wajib

Pajak dapat menunjukkan bahwa jangka waktu tersebut tidak dapat di penuhi

karena keadaan di luar kekuasaan Wajib Pajak ( force majeur).

5) Wajib Pajak telah melunasi pajak yang masih harus dibayar paling sedikit

sejumlah yang telah disetujui Wajib Pajak dalam pembahasan akhir hasil

pemeriksaan.

6) Surat keberatan ditandatangani oleh Wajib Pajak, dan dalam hal surat keberatan

ditandatangani oleh bukan Wajib Pajak, surat keberatan tersebut harus dilampiri

dengan surat kuasa khusus.

Sebelum mengajukan keberatan Wajib Pajak dapat meminta keterangan

secara tertulis hal-hal yang menjadi dasar pengenaaan pajak, perhitungan laba/rugi

pemotongan atau pemungutan pajak kepada Kepala KPP Pratama.

C.Upaya Hukum Keberatan Dalam Penyelesaian Sengketa Pajak

Defenisi sengketa pajak terdapat dalam Undang-Undang Nomor 14 tahun

2002 tentang Pengadilan Pajak, yang saat ini digunakan sebagai dasar hukum

penyelesaian sengketa pajak pada tingkat banding dan gugatan. Dalam Hukum Pajak

Indonesia penyelesaian sengketa pajak diselesaikan melalui beberapa saluran/

lembaga, yaitu keberatan, banding, gugatan dan peninjauan kembali dilakukan oleh

institusi tertentu yang ditentukan oleh Undang-Undang Pajak.

Proses penyelesaian sengketa pajak meliputi dua tahapan atau tingkatan

(37)

peradilan sengketa pajak yang ditujukan kepada dan diselesaikan oleh Direktur

Jenderal Pajak untuk pajak pusat dan kepala daerah untuk pajak daerah. Dalam sistem

administrasi negara, peradilan ini disebut peradilan semu. Yang termasuk dalam jenis

ini adalah lembaga keberatan, baik pajak pusat maupun pajak daerah. Dalam tahapan

ini, apabila Wajib Pajak merasa tidak sesuai dengan Surat Ketetapan Pajak, Wajib

Pajak dapat langsung mengajukan keberatannya kepada pihak yang menerbitkan

Surat Ketetapan Pajak tersebut.

Tahap kedua adalah Peradilan administrasi tingkat lanjutan. Pada tahap ini,

sengketa yang muncul antara Wajib Pajak dan fiskus diselesaikan oleh lembaga

Independen. Pihak yang memeriksa dan memutus perkara adalah hakim yang

ditunjuk untuk menyidangkan sengketa pajak tersebut. Yang dapat diselesaikan

melalui peradilan ini adalah banding, gugatan dan peninjauan kembali.

D. Proses Penyelesaian Keberatan dan Keputusan Keberatan

Tatacara proses penyelesaian keberatan pajak yang diajukan oleh Wajib Pajak

adalah dengan cara seperti berikut ini :

1) Permintaan keterangan oleh Wajib Pajak kepada KPP Pratama

Dalam menyusun surat keberatan dengan alasan yang kuat dan benar, Wajib

Pajak dapat meminta keterangan tertulis kepada Dirjen Pajak tentang yang menjadi

dasar pengenaan pajak, penghitungan rugi, pemotongan atau pemungutan pajak yang

telah ditetapkan. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan wajib memenuhi

(38)

2) Pengajuan Surat Keberatan

Dalam pengajuan keberatan, Wajib Pajak harus mengemukakan jumlah pajak

yang terutang, atau jumlah pajak dipotong atau dipungut, atau jumlah rugi menurut

perhitungan Wajib Pajak dengan disertai alasan yang menjadi dasar perhitungan.

Surat keberatan dapat diajukan kepada Direktur Jenderal Pajak, secara

langsung pada KPP tempat wajib pajak terdaftar maupun KP2KP, atau melalui Pos

atau Perusahaan Jasa Pengiriman Tercatat lainnya. Batas waktu pengajuan surat

keberatan adalah 3 bulan sejak diterbitkan SKP,dengan maksud agar supaya Wajib

Pajak mempunyai waktu yang cukup memadai untuk mempersiapkan surat keberatan

beserta alasan pengajuan surat keberatan. Apabila bahwa batas waktu 3 bulan tidak

dipenuhi oleh Wajib Pajak karena keadaan di luar kekuasaan Wajib Pajak (force

Majeur), tenggang waktu selama 3 bulan tersebut masih dapat dipertimbangkan untuk

diperpanjang. Surat keberatan yang tidak memenuhi persyaratan formal, seperti

tulisan keberatan, alasan, dan batas waktu penyampaian keberatan, dianggap sebagai

surat biasa dan tidak dapat diproses keberatannya sehingga tidak dipertimbangkan

dan tidak diterbitkan Surat Keputusan Keberatan.

3) Pemeriksaan dan Penerimaan surat keberatan

Surat keberatan yang tidak memenuhi persyaratan, bukan merupakan surat

keberatan sehingga tidak dipertimbangkan dan tidak proses selanjutnya.Untuk

pengajuan keberatan yang tidak memenuhi persyaratan dan tidak diterbitkan SK

(39)

Dalam penerimaan surat keberatan dilakukan pemeriksaan terhadap surat

keberatan yang diterima oleh KPP Pratama yaitu:

1) Penelitian Persyaratan formal terhadap surat keberatan

a). Kantor Pelayanan Pajak Pratama melakukan penelitian persyaratan formal

terhadap surat keberatan yang diterima dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Membuat pemberitahuan tertulis bahwa surat keberatan memenuhi/tidak

memenuhi persyaratan formal.

2. Mencatat surat keberatan yang memenuhi persyaratan formal dalam

register surat keberatan memenuhi persyaratan formal.

3. Mencatat surat keberatan yang tidak memenuhi persyaratan formal dalam

register surat keberatan tidak memenuhi persyaratan formal.

b). Surat pemberitahuan disampaikan kepada Wajib Pajak paling lama 5 (lima) hari

kerja sejak surat keberatan diterima KPP.

c). Dalam hal surat keberatan disampaikan melalui pos tercatat, KPP Pratama tetap

melakukan prosedur keberatan diterima KPP.

d). Tanggal penerimaan surat yang dijadikan dasar untuk memproses surat keberatan

adalah :

a) Tanggal diterimanya surat keberatan Wajib Pajak oleh petugas pada kantor

KPP Pratama tempat Wajib Pajak terdaftar.

b) Tanggal stempel pos tercatat, dalam hal surat keberatan disampaikan melalui

(40)

2) Tindak lanjut terhadap surat keberatan yang memenuhi persyaratan formal (www.keberatan pajak.com)

Penelitian di Kantor pelayanan Pajak terhadap surat keberatan yaitu :

a) Petugas pada kantor KPP melakukan penelitian terhadap surat keberatan yang

diterima

b) Dalam hal keberatan merupakan wewenang Direktorat atau Kanwil

ditindaklanjuti sebagai berikut :

1. Dalam hal unit pemeriksaan pajak adalah Direktorat atau Kanwil, maka

KPP yang bersangkutan mengirimkan berkas keberatan beserta copy

Laporan kepada Direktorat atau Kanwil sesuai dengan kewenangaannya.

2. Dalam Hal unit pemeriksaan pajak oleh Direktorat atau Kanwil,

KPP yang bersangkutan mengirim berkas keberatan kepada Direktorat

atau Kanwil sesuai wewenangnya dan mengirimkan surat permintaan

Laporan Penerimaan Pajak/atau Kertas Kerja Pemeriksaan Pajak yang

bersangkutan, paling lama 5 (lima) hari kerja sejak surat keberatan

diterima.

3. Petugas pada KPP melakukan penelitian kelengkapan berkas yang akan

dikirim ke Direktorat atau Kanwil dengan menggunakan formulir dan

hasil penelitian tersebut dilampirkan dalam berkas keberatan.

(41)

Direktorat atau Kanwil melakukan tindak lanjut terhadap berkas keberatan

yang diterima dari KPP, sebagai berikut :

a. Direktorat atau Kanwil selaku unit yang menerima berkas keberatan membuat

pemberitahuan tertulis kepada KPP yang mengirimkan berkas keberatan

tersebut paling lama 5 (hari) kerja sejak berkas diterima dengan menggunakan

formulir.

b. Dalam hal KPP terlambat atau tidak mengirimkan secara lengkap berkas

keberatan, Direktorat atau Kanwil diminta mencantumkan hal tersebut pada

formulir sebagaimana dimaksud pada huruf a tersebut.

c. Direktorat atau Kanwil yang menerima berkas keberatan dari KPP, melakukan

penelitian terhadap kewenangan memproses surat keberatan tersebut.

d. Direktorat atau Kanwil menerima berkas yang bukan merupakan

kewenangannya harus mengirimkan berkas tersebut ke unit kantor yang

berwenang paling lama 5 (lima) hari sejak tanggal terima berkas tersebut,

dengan tembusan kepada KPP yang mengirimkan berkas dengan

menggunakan formulir.

4) Peminjaman Buku Dokumen Oleh Dirjen Pajak

Dalam proses penelitian atas permohonan keberatan, Dirjen Pajak dapat

melakukan peminjaman buku atau dokumen dari Wajib Pajak untuk penelitian

terhadap surat keberatan yang diajukan untuk menentukan benar-tidaknya koreksi

(42)

Sebelum Dirjen Pajak menyampaikan SPUH, hal-hal lain yang dapat

dilakukan dalam proses penyelesaian keberatan adalah :

1.Dirjen Pajak meminta keterangan, data, dan informasi tambahan dari Wajib pajak

2. Wajib Pajak dapat menyampaikan alasan tambahan atau penjelasan tertulis untuk

melengkapi dan/atau lebih memperjelas surat keberatan yang telah

disampaikan,baik kehendak Wajib Pajak yang bersangkutan maupun dalam

rangka memenuhi permintaan Dirjen Pajak.

3.Dirjen Pajak melakukan pemeriksaan pajak untuk tujuan laindalam rangka

keberatan untuk mendapatkan data dan informasi yang objektif yang dapat

dijadikan dasar dalam mempertimbangkan keputusan keberatan.

6) Penyampaian Surat Pemberitahuan Untuk Hadir (SPUH)

Sebelum penerbitan SK Keberatan, Dirjen Pajak harus menyampaikan Surat

Pemberitahuan Untuk Hadir (SPUH) kepada Wajib Pajak agar Wajib Pajak dapat

hadir guna memberikan keterangan tambahan atau memperoleh penjelasan mengenai

keberatannya. Dalam hal Wajib Pajak tidak hadir pada waktu yang ditentukan dalam

SPUH, proses keberatan tetap diselesaikan tanpa menungu kehadiran Wajib Pajak.

7) Penerbitan Surat Keputusan Keberatan

Direktorat jendral pajak atau Kanwil dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan

sejak tanggal Surat Keberatan diterima, harus memberi keputusan.Hasil keputusan

keberatan dapat berupa :

(43)

• Menerima sebagian keberatan Wajib Pajak.

• Menolak keberatan Wajib Pajak.

• Menambah besarnya jumlah pajak yang masih harus dibayar.

Apabila dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan telah terlampui dan

Direktorat Jenderal Pajak tidak menerbitkan Surat Keputusan Keberatan, keberatan

yang diajukan Wajib Pajak dianggap dikabulkan dan Direktorat Jenderal Pajak wajib

menerbitkan Surat Keputusan Keberatan sesuai dengan keberatan Wajib Pajak.

Apabila pengajuan keberatan dikabulkan sebagian atau seluruhnya, kelebihan

pembayaran pajak dikembalikan dengan ditambah imbalan bunga sebesar 2% (dua

persen) per bulan untuk paling lama 24 (dua puluh empat) bulan dengan ketentuan :

1. untuk Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar dan Surat Ketetapan Pajak

Kurang Bayar Tambahan dihitung sejak tanggal pembayaran yang

menyebabkan kelebihan pembayaran pajak sampai dengan

diterbitkannnya Surat Keputusan Keberatan.

2. untuk Surat Ketetapan Pajak Nihil dan Surat Ketetapan Pajak Lebih

Bayar dihitung sejak tanggal penerbitan surat ketetapan pajak sampai

dengan diterbitkannya Surat Keputusan Keberatan.

Dalam hal keberatan Wajib Pajak ditolak atau dikabulkan sebagian, Wajib

Pajak dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar 50% (lima puluh persen) dari

jumlah pajak berdasarkan keputusan keberatan dikurangi dengan pajak yang telah

(44)

BAB IV

ANALISIS DAN EVALUASI DATA

A. Analisis Data Surat Keberatan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan

Penyelesaian keberatan merupakan salah satu unsur pelayanan kepada Wajib

Pajak. Dalam proses penyelesaian keberatan terkadang dijumpai hal-hal yang

menghambat proses penyelesaian keberatan yaitu yang timbul dari KPP diantaranya:

keputusan atas keberatan yang diajukan oleh Wajib Pajak tidak selesai tepat pada

waktunya dan juga semua surat yang diajukan ke KPP pratama belum bisa

diselesaikan semuanya.

1.Prosedur Penyelesaian Keberatan a) Penerbitan Surat Tugas

Direktur jenderal pajak,Kakanwil atau kepala KPP sesuai dengan kewenangannya

menerbitkan Surat Tugas untuk melakukan penelitian keberatan paling lama 5

(lima) hari kerja sejak bekas diterima.

b) Pembuatan analisa dan permintaan penjelasan dan atau pembuktian.

1) Peneliti yang ditugaskan melakukan penelitian wajib pajak melakukan

analisis terhadap berkas terhadap berkas keberatan.

2) Peneliti dapat meminta penjelasan da atau pembuktian tentang dasar

perhitungan yang disertai dengan dokumen/bukti dan buku-buku

pendukung kepada Wajib Pajak mengenai surat keberatan yang

(45)

3) Wajib Pajak diberi kesempatan memberikan penjelasan dan atau

pembuktian tentang dasar perhitungan yang disertai dengan

dokumen/bukti dan buku-buku pendukung.

4) Peneliti dapat meminta penjelasan dan atau pembuktian tambahan

apabila masih diperlukan, yang dapat ditanggapi oleh Wajib Pajak

paling lama 10 (sepuluh) hari kerja sejak tanggal surat.

5) Peneliti membuat Berita Acara Tidak Memberikan Penjelasan dan atau

Pembuktian apabila Wajib Pajak tidak memberikan keterangan atau

penjelasan atau pembuktian.

c) Pembuatan Kertas Kerja Penelitian dan Laporan Penelitian Keberatan

1) Peneliti membuat Kertas Kerja Penelitian Keberatan yang memeuat

hasil penelitian.

2) Kertas Kerja Penelitian Keberatan akan menjadi dasar pembuatan

Laporan Penelitian Keberatan.

3) Kertas Kerja Penelitian Keberatan dan/atau Laporan Penelitian

Keberatan harus mencatumkan analisis keberatan,dasar hukum, dasar

perhitungan serta buku/catatan/dokumen yang digunakan dalam proses

penelitian keberatan, alasan dan kesimpulan peniliti

4) Buku/catatan/dokumen pendukung yang tercantum dalam bukti

peminjaman buku-buku/dokumen yang digunakan dalam proses

(46)

5) Buku/catatan/dokumen pendukung yang dijadikan dasar dalam

penelitian keberatan,juga merupakan dasar bagi pembuktian dalam

sidang banding bila nantinya.

d) Pembuatan dan pengiriman Surat Keputusan

1) Surat keputusan keberatan dibuat dengan menggunakan formulir.

2) Surat keputusan tersebut dibuat rangkap 3 (tiga) yang peruntukannya

sebagai berikut :

1. Lembar ke-1 untuk Wajib Pajak.

2. Lembar ke-2 untuk KPP penerbit surat ketetapan pajak

3. Lembar ke-3 untuk Kantor Pusat pembuat Surat Keputusan.

e) Pencatatan tahapan pelaksanaan kegiatan.

Dalam melakukan penelitian, peneliti harus melanjutkan pencatatan tahapan

pelaksanaan kegiatan dan mengisi Lembar Pengawasan Penelitian Berkas

Keberatan dengan menggunakan formulir.

2.Data penerimaan Surat keberatan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan

Data yang diberikan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan

terhadap surat keberatan yang masuk pada tahun 2009 yang memenuhi persyaratan

formal untuk diproses adalah :

(47)

No Urut

Tanggal surat Keberatan masuk

Tanggal surat Keberatan dikirim

Keterangan Keputusan keberatan

1. 19 januari 2009 21 januari 2009 Pph OP Kanwil

2. 21 januari 2009 27 januari 2009 PPN Kantor pusat

3. 28 April 2009 30 April 2009 Pph pasal 23 Kantor pusat

4. 5 Juli 2009 9 Juli 2009 Pph pasal 22 Kantor pusat

5. 9 November 2009 12 nopember2009 Pph pasal 22 Kantor pusat

Dari tabel diatas diketahui bahwa surat keberatan yang masuk pada Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan pada tahun 2009 sebanyak 5 (lima) surat

permohonan keberatan yang memenuhi persyaratan untuk diterbitkan surat keputusan

keberatan nya. Sebelum surat keberatan dikirim ke Kanwil atau Kantor Pusat untuk

pengambilan keputusan surat keberatan,pihak Kantor Pelayanan Pajak Pratama

melakukan pemeriksaan dan pendataan terhadap surat keberatan yang masuk pada

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan.

Dari tabel diatas juga dapat kita ketahui bahwa untuk mengetahui keputusan

surat keberatan yang masuk tidak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan

Belawan,melainkan di Kanwil dan Kantor Pusat.Sebab surat keberatan yang masuk

tidak lagi ditangani oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan,

melainkan dikirim ke Kanwil dan Kantor Pusat, sehingga keputusan keberatan

(48)

 1 (satu) surat keberatan penyelesaian keputusan keberatannya berada pada

Kantor Wilayah.

 4 (empat) surat keberatan penyelesaian keputusan keberatannya berada pada

Kantor Pusat.

Dari data diatas juga dapat dihitung rata-rata surat permohonan surat

keberatan yang masuk sehubungan dengan keberatan yang diajuakan, yaitu:

Pengenaan terhadap pajak penghasilan sebesar :

 Surat keberatan terhadap Pajak Penghasilan (Pph) :

4/5 x 100% = 80%

 Surat keberatan Terhadap Pajak Pertambahan Nilai (PPN) :

1/5 x 100% = 20%

3.Alasan Wajib Pajak mengajukan keberatan dan kendala yang dihadapi dalam pengajuan surat Keberatan

Alasan Wajib Pajak mengajukan keberatan pajak disebabkan atas

ketidaksetujuan/kekurangpuasan Wajib Pajak atas suatu ketetapan pajak yang

dikenanakan kepadanya atas suatu pemotongan/pemungutan oleh pihak ketiga dalam

pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

Proses pengajuan keberatan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan

Belawan memiliki beberapa kendala, diantaranya adalah :

1.Adanya kekurangpahaman Wajib Pajak Mengenai prosedur pengajuan surat

(49)

2.Adanya keterlambatan pengajuan permohonan keberatan, misalnya WajibPajak

akan mengajukan permohonan keberatan SPPT tahun 2008 tetapi diajukan pada

tahun 2009, dan SPPT tahun 2008 belum dilunasi maka untuk pengajuannya harus

dilunasi terlebih dahulu, dan untuk hal tersebut terkadang wajib pajak tidak mau

untuk melunasi.

3.Wajib Pajak tidak mengetahui syarat-syarat kelengkapan apa saja perlu dilampirkan

dalam proses pengajuan surat keberatan, sehingga surat keberatan yang diajukan

terkadang tidak dikirim ke Kanwil atau Kantor Pusat dikarenakan tidak memenuhi

persyaratan formal.

Dalam mengatasi kendala dalam pengajuan surat keberatan yang diajukan

oleh Wajib Pajak, pihak Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan melakukan

penyuluhan tentang bagaimana cara dan prosedur apa saja yang dilakukan Wajib, dan

persyaratan apa saja yang harus dilengkapi oleh Wajib Pajak dalam pengajuan surat

keberatan.Sehingga Wajib Pajak dapat mengetahui prosedur dalam pengajuan surat

keberatan dan tidak terjadi lagi kesalahan dalam pengajuan surat keberatan.

Dalam rangka peningkatan penerimaan pajak,optimalisasi pelayananan

kepada Wajib Pajak adalah salah satu hal penting yang harus dilakukan oleh Kantor

Pelayanan Pajak. Salah bentuk pelayanan kepada Wajib Pajak adalah memenuhi

hak-hak Wajib Pajak, diantara nya memberikan penjelasan mengenai prosedur pengajuan

surat keberatan dan menerima atas pengajuan keberatan Wajib Pajak sebagai upaya

(50)

BAB V PENUTUP A.KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan yang telah ditulis pada uraian bab-bab sebelumnya,

dapat diambil beberapa kesimpulan, yang antara lain adalah :

1) Kalau Wajib Pajak masih merasa tidak puas dengan keputusan keberatan,

dapat menempuh upaya hukum lanjutan dalam mencari keadilan melalui

Banding melalui Pengadilan Pajak dan Peninjauan Kembali melalui

Mahkamah Agung.

2) KPP Pratama Medan Belawan dalam proses penyelesaian keberatan hanya

menerima Surat Keberatan secara formal, sedangkan penelitian dab keputusan

keberatan dilaksanakan diKanwil atau Kantor Pusat.

3) Data penyelesaian keberatan dan keputusan keberatan Wajib Pajak KPP

Pratama Medan Belawan tidak dapat diperoleh, karena alasan kerahasian

(51)

B. SARAN

Pada bagian ini penulis mencoba untuk memberikan beberapa saran yang

mungkin akan dapat dipertimbangkan :

1. Keberatan harus dipahami lebih awal oleh Wajib Pajak sebab Keberatan

merupakan langkah awal dalam proses penyelesaian Sengketa Pajak.

2. KPP Pratama Medan Belawan harus memberikan sosialisasi tentang tatacara

pengajuan keberatan dan proses penyelesaian keberatan kepada Wajib Pajak

3. KKP Pratama Medan Belawan hendaknya lebih terbuka dalam memberikan

data tentang kinerjanya dibidang keberatan yang tidak bersifat kerahasian

Wajib Pajak agar pihak luar dapat menilai dan memberikan kritik demi

(52)

DAFTAR PUSTAKA

Bastari, 2009, Hand out kuliah Penagihan Pajak dan Lelang, Medan

Mardiasmo, 2008, Perpajakan, Andi, Yogyakarta.

Muljono, Djoko, 2008,Ketentuan Umum Perpajakan, Andi, Yogyakarta.

Soemitro, Rochmat, 2000, Asas dan Dasar Perpajakan 2, PT.Eresco, Bandung.

Pahala, Marihot Siahaan, 2010, Hukum Pajak Formal, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum

dan Tata Cara Perpajakan Sebagaimana diubah terakhir dengan

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007.

Referensi

Dokumen terkait

Sistematika Pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Orang Pribadi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan”.. Tujuan dan

Klasifikasi Pajak Penghasilan Atas Wajib Pajak Orang Pribadi Tahun 2012 dan 2013 Pada KPP Pratama Medan

PROSES PERMOHONAN KEBERATAN ATAS SURAT KETETAPAN PAJAK KURANG BAYAR (SKPKB) PAJAK PENGHASILAN (PPh) WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI SAMPAI KELUARNYA SURAT KEPUTUSAN DI.. KPP PRATAMA

berpengaruh terhadap penerimaan pajak di KPP Pratama Medan Kota secara parsial jumlah wajib pajak jumlah penerimaan pajak dan jumlah penagihan pajak dengan surat paksa

yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan dalam.. meningkatkan kepatuhan

Sebagai gambaran umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan semula bernama Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara didirikan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor

yang berjudul “ Tata Cara Penyitaan Terhadap Wajib Pajak Untuk Mengurangi Tunggakan Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Timur ”.. Penulis mengalami

Mengingat KPP Pratama merupakan gabungan dari KPP,KPPBB, dan Karikpa maka kepala Kantor KPP Pratama mempunyai tugas mengkoordinasi pelaksanaan penyuluhan,pelayanan dan