• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik dan Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap terhadap Layanan Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Karakteristik dan Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap terhadap Layanan Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin Medan"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

K

Lembar Penjelasan

Assalamualaikum Wr. Wb,

Selamat pagi/siang/sore Bapak/Ibu yang saya hormati,

Saya Ersanda Saragih mahasiswi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

yang sedang melakukan penelitian dalam rangka penyusunan skripsi dengan judul

“Karakteristik dan Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap terhadap Layanan Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin Medan” memohon kesediaan

Bapak/Ibu untuk berpartisipasi di dalam penelitian ini.

Bapak/Ibu diminta untuk mengisi pernyataan yang tersedia, sesuai dengan petunjuk

pengerjaan yang akan dijelaskan selanjutnya. Bapak/Ibu hanya perlu menjawab dengan jujur,

sesuai dengan keadaan diri masing-masing. Hasil dari kuesioner dan data pribadi Bapak/Ibu

bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Bapak/Ibu diharapkan

untuk menjawab dengan teliti dan jangan sampai ada pernyataan yang terlewatkan agar

memudahkan pengolahan data.

Partisipasi dan bantuan Bapak/Ibu dalam penelitian ini amatlah penting dan berharga

bagi saya. Saya mengucapkan terima kasih atas partisipasi yang Bapak/Ibu berikan.

Hormat Saya,

Ersanda Saragih

NIM: 121101116

Lampiran 2

(3)

Informed consent

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Jenis Kelamin : ( L / P )*

Usia : ………

Pendidikan : ………

Pekerjaan : ………

Setelah mendapatkan penjelasan mengenai penelitian tentang “Karakteristik dan

Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap terhadap Layanan Asuhan Keperawatan di Rumah

Sakit Umum Bunda Thamrin Medan” dengan ini menyatakan BERSEDIA/TIDAK

BERSEDIA* untuk ikut serta berpartisipasi dengan menjadi objek penelitian.

Medan, ………

Peneliti, Yang membuat pernyataan,

(Ersanda Saragih) ………

(4)

Pendidikan * : SD Diploma

Data Demografi Responden

Kode (diisi oleh peneliti) :

Usia :

Jenis Kelamin : ( L / P )

SMP S1

SMA

* Beri tanda pada salah satu jawaban

Pekerjaan : ………

(5)

Lampiran 3 Instrumen Penelitian

PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER

1. Berilah tanda check list (√) pada kolom yang disediakan dengan keterangan sebagai

berikut:

STP : Sangat Tidak Puas P : Puas

TP : Tidak Puas SP : Sangat Puas

2. Tidak ada yang benar dan salah, pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan yang anda

rasakan. Semua jawaban yang Anda berikan adalah benar jika sesuai dengan diri Anda.

3. Teliti ulang setiap jawaban, agar tidak ada jawaban yang terlewatkan.

KUESIONER KEPUASAN PASIEN

NO Pernyataan STP TP P SP

1 Perawat memperkenalkan diri kepada saya

2 Perawat menanyakan kondisi kesehatan saya

3 Perawat melakukan pemeriksaan kepada saya

4 Perawat memberitahu kepada saya hasil pemeriksaannya

5 Semua tindakan yang dilakukan perawat diberitahu kepada saya

6 Perawat memberitahu saya masalah keperawatan yang sedang saya jalani

(6)

8 Perawat mampu memprioritaskan masalah keperawatan yang sedang saya jalani

9 Perawat menjelaskan kepada saya rencana tindakan selanjutnya

10 Perawat menyampaikan informasi mengenai rencana tindakan dengan bahasa yang mudah saya mengerti

11 Perawat mendampingi saya pada saat dokter melakukan pemeriksaan

12 Perawat sangat berhati-hati dalam melakukan tindakan

13 Perawat tanggap akan permintaan yang saya butuhkan

14 Perawat cekatan dalam melakukan tindakan

15 Perawat memberikan tindakan atas persetujuan/izin/ sepengetahuan saya

16 Perawat menjelaskan kepada saya cara minum obat yang benar

17 Perawat menjaga kenyamanan saya saat dirawat

18 Perawat bersikap sopan kepada saya saat melakukan pemeriksan

19 Perawat menjaga kerahasian (privacy) saya saat melakukan pemeriksaan

20 Perawat merapikan saya kembali setelah melakukan pemeriksaan

21 Perawat memberitahu perkembangan kesehatan saya setiap pergantian shift atau jaga

22 Perawat memberitahu kepada saya peraturan/ tata tertib yang berlaku di Rumah Sakit

23 Perawat memberikan pendidikan kesehatan yang terkait dengan masalah kesehatan selama saya dirawat

(7)

tindakannya

(8)

Lampiran 4 Riwayat Hidup Peneliti

Nama : Ersanda Saragih

Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 01 April 1994

Pekerjaan : Mahasiswi

Agama : Islam

Alamat : Jalan Medan-Binjai KM 12 Kompos jln Sentosa No 6B

Desa Pujimulio, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang,

Sumatera Utara

Orangtua

Ayah : H. Erwansyah Saragih

Ibu : Paidah Damanik S.Pd

Riwayat Pendidikan :

1. SD Negeri 107825, tahun 2000-2006;

2. SMP Negeri 1 Sunggal, tahun 2006-2009; dan

(9)

Lampiran 5 Taksasi Dana

1. Proposal

a. Transportasi survei awal Rp. 15.000,00

b. Biaya survei awal Rp. 150.000,00

c. Tinta print Rp. 25.000,00

d. Kertas Rp. 61.000,00

e. Biaya internet Rp. 40.000,00

f. Fotokopi buku dan surat Rp. 100.000,00

g. Penjilidan proposal Rp. 15.000,00

h. Konsumsi seminar proposal Rp. 300.000,00

2. Pengumpulan Data

a. Transportasi penelitian Rp. 100.000,00

b. Biaya penelitian Rp. 150.000,00

c. Penggandaan kuesioner Rp. 70.000,00

d. Souvenir Rp. 350.000,00

3. Analisa Data dan Penyusunan Laporan Perbaikan

a. Kertas Rp. 61.000,00

b. Tinta print Rp. 50.000,00

d. Penjilidan skripsi Rp. 60.000,00

e. CD Rp. 10.000,00

(10)
(11)
(12)
(13)

Lampiran 7 Lembar Hasil Uji Validitas

Pernyataan Nilai Koofisien Keterangan

P1 1 Valid

P2 1 Valid

P3 1 Valid

P4 1 Valid

P5 1 Valid

P6 1 Valid

P7 1 Valid

P8 1 Valid

P9 1 Valid

P10 1 Valid

P11 1 Valid

P12 1 Valid

P13 1 Valid

P14 1 Valid

P15 1 Valid

P16 1 Valid

P17 1 Valid

P18 1 Valid

P19 1 Valid

P20 1 Valid

P21 1 Valid

P22 1 Valid

P23 1 Valid

P24 1 Valid

(14)

Lampiran 8 Lembar Hasil Uji Reliabilitas

(15)

pernyataan 18 77.97 81.137 .735 .959

pernyataan 19 77.73 82.064 .797 .959

pernyataan 20 77.80 82.924 .720 .960

pernyataan 21 77.87 82.395 .712 .960

pernyataan 22 77.93 81.099 .798 .959

pernyataan 23 78.20 81.338 .647 .961

pernyataan 24 78.00 83.448 .605 .961

(16)

Lampiran 9 Lembar Hasil Penelitian

(17)

N Valid 97

Missing 0

Pekerjaan

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Non PNS 92 94.8 94.8 94.8

PNS 5 5.2 5.2 100.0

Total 97 100.0 100.0

Statistics

Pendidikan

N Valid 97

Missing 0

Pendidikan

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid SD 4 4.1 4.1 4.1

SMP 3 3.1 3.1 7.2

SMA 44 45.4 45.4 52.6

Diploma 18 18.6 18.6 71.1

S1 28 28.9 28.9 100.0

(18)

Tingkat Kepuasan responden

Statistics

Tingkat Kepuasan

N Valid 97

Missing 0

Mean 3.4433

Median 3.0000

Std. Deviation .49936

Minimum 3.00

Maximum 4.00

Tingkat Kepuasan

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid P 54 55.7 55.7 55.7

SP 43 44.3 44.3 100.0

(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. (2013). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Arwani. (2002). Komunikasi Dalam Keperawatan. Jakarta: EGC

Ariani. (2011). Repository.usu.ac.id

Desimawati, Dian Wahyuni. (2013). Hubungan Layanan Keperawatan Dengan Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap di Puskesmas Sumbersari Kabupaten Jember. diakses pada 01 Oktober 2015.

Direktorat Bina Upaya Kesehatan Kemenkes RI (2012): Publishing

Dharma, K. L. (2010).Metodologi Penelitian Keperawatan, Jakarta: EGC

Gersom, R. F. (2004). Mengukur Kepuasan Pelanggan Jakarta: PPM

Irawan, H. (2009). 10 Prinsip Kepuasan Pelanggan. Jakarta:PT Elex Media Komputindo.

Kotler, Philip. (2004). Manajemen Pemasaran. Jakarta: Prehallindo

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2010). Peraturan Menteri KesehatanNomor 340/MENKES/PER/III/2010 tentang Izin Penyelenggaraan Praktik Perawat. Jakarta: Menteri Kesehatan

Menkes RI Nomor 129/MENKES/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit. Jakarta: Menteri Kesehatan

Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta

Peraturan Presiden RI NO. 38 (2015). Tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit

Permenkes No 147 tahun (2010) tentang Rumah Sakit

Pohan, I. S. (2006). Jaminan Mutu Layanan Kesehatan: Dasar-Dasar Pengertian dan Penerapan. Jakarta: EGC

Pohan, Imbalo S, (2007). Jaminan Kualitas Layanan Kesehatan. Penerbit buku kedokteran EGC: Jakarta.

(26)

Rumah Sakit Bunda Thamrin, (2015). Profil Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin, Medan

Saragih, Liharris Frida. (2010). Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin Medan diakses pada 01 Oktober 2015.

Simamora, B. (2003). Membongkar Kotak Hitam Konsumen. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Uama

Sitorus, R., Panjaitan, R. (2011). Manajemen keperawatan: manajemen keperawatan di ruang rawat. Jakarta: CV. Sagung Seto.

Supriyanto, S. (2010). Pemasaran Industri Jasa Kesehatan. Yogyakarta: ANDI

Supratman, T. (2010). Pelayanan keperawatan. Malang. Bayumedia

Sunaryo. 2004. Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta: EGC.

Swansburg, Russel C. (2000). Pengantar Kepemimipinan dan Manajemen Keperawatan. Jakarta: EGC

Tjiptono, F. (2005). Pemasaran Jasa. Malang: Bayumedia

Trisnantoro, Laksono. (2006). Memahami Penggunaan Ilmu Ekonomi dalam Manajemen Rumah Sakit. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Triwibowo, K. (2013). Pelayanan kesehatan di rumah sakit. Jakarta: EGC

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44. (2009). Tentang Rumah Sakit

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan.

Utama, S, (2003). Memahami Fenomena Kepuasan Pasien Rumah Sakit. Skripsi. Medan: USU

Videbeck, Sheila L. (2008). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC

Yani, Achir. (2007). Menjaga Mutu Pelayanan Rumah Sakit. Jakarta: PT.Citra Wisnu Satria

(27)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

= diteliti

Skema 3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Layanan asuhan keperawatan

Kepuasan pasien rawat

i Karakteristik

(28)

31

3.2. Definisi Operasional

Definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1.Definisi Operasional Penelitian No Variabel Definisi

operasional

Alat ukur Hasil ukur Skala

1 Karakteristik pasien:

A Umur Jumlah tahun

B Jenis kelamin Identitas diri

(29)

32

2 Kepuasan layanan

(30)
(31)

34

Puas)

3=P(Puas)

4=SP(Sangat

(32)

35

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif yang

bertujuan untuk mengetahui karakteristik dan tingkat kepuasan pasien rawat inap

terhadap layanan asuhan keperawatan di Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin Medan.

4.2. Populasi dan Sampel

4.2.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum

Bunda Thamrin Medan dari bulan Oktober-Desember 2015 yang berjumlah 2.926

pasien dengan rata-rata perbulan 975 pasien (Medical Record Rumah Sakit Umum

Bunda Thamrin Medan).

4.2.2 Sampel

Teknik sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Adapun kriteria

inklusi sampel yang telah ditetapkan peneliti sebagai berikut:

a. pasien rawat inap yang bersedia menjadi responden;

b. pasien rawat inap dalam keadaan sadar dan mampu berkomunikasi;

(33)

36

d. pasien rawat inap yang berada di ruang perawatan.

Pada penelitian ini ditentukan dengan menggunakan rumus (Syahdrajat, 2015):

N

n =

1 + N (d2)

Keterangan:

N = jumlah populasi

n = jumlah sampel

d = presisi

Pada penelitian ini ditetapkan presisi sebesar 10% (0,1), sehingga berdasarkan

rumus diatas besar sampel penelitian ini adalah:

N

n =

1 + N (d2)

2.926 n =

1 + 2.926 (0.1)2

2.926 n =

1 + 29,26

(34)

37

1 + 29,26

n = 96.69

Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah pasien rawat inap di Rumah

Sakit Umum Bunda Thamrin Medan sebanyak 97 orang.

4.3. Lokasi dan Waktu Penelitian

4.3.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin Medan di

Jalan Sei Batang Hari No 28-30. Adapun alasan pemilihan lokasi tersebut karena:

1) sudah pernah ada penelitian sebelumnya pada tahun 2010 dan saya sebagai peneliti

ingin melakukan penelitian kembali untuk mengetahui perkembangannya; 2) rumah

sakit umum swasta tipe C wilayah Sumatera Utara; 3) rumah sakit umum non

pendidikan dan non penelitian; dan 4) Rumah Sakit ini mencukupi jumlah sampel

untuk bisa dilakukan penelitian.

4.3.2. Waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2015 sampai Juni 2016,

terhitung sejak pengajuan judul penelitian sampai pengumpulan skripsi.

(35)

38

4.4. Pertimbangan Etik

Penelitian ini dilaksanakan setelah peneliti mendapatkan izin dari institusi

pendidikan Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara,

mendapatkan izin dari Komisi Etik Kesehatan Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatera Utara, dan juga mendapatkan izin dari Direktur Rumah Sakit Umum Bunda

Thamrin Medan untuk melakukan penelitian di rumah sakit ini.

Setelah peneliti mendapatkan izin untuk mengumpulkan data, peneliti

melakukan pendekatan kepada responden, peneliti menjelaskan tujuan dan prosedur

penelitian kepada responden. Peneliti mengakui hak-hak responden dalam

menyatakan kesediaan atau ketidaksediaannya untuk menjadi subjek penelitian.

Setelah itu peneliti meminta responden menandatangani lembar persetujuan

(informed consent), menjelaskan tujuan, dan manfaat penelitian kepada responden.

Peneliti menjamin kerahasiaan informasi tentang responden dengan memberi kode

tertentu pada lembar kuesioner, hanya peneliti yang mempunyai akses terhadap

informasi tersebut.

4. 5. Instrument Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini dalam bentuk kuesioner yang

berisi 25 item pernyataan yang dibuat berdasarkan asuhan keperawatan. Instrumen

penelitian ini terdiri dari dua bagian yaitu data demografi responden dan kuesioner

(36)

39

pertanyaan yang dijawab tidak puas mendapat skor 2, pertanyaan yang dijawab puas

mendapat skor 3 dan pertanyaan yang dijawab sangat puas skor 4. Nilai terendah

semua pertanyaan 25 dan nilai tertinggi dari semua petanyaan 100. Kuesioner

tersebut langsung diberikan kepada responden.

4.5.1. Data Demografi Responden

Data demografi responden dalam penelitian ini terdiri dari jenis kelamin,

usia, pendidikan, dan pekerjaan, dimana data demografi responden ini tidak

dianalisis, hanya untuk mengetahui karakteristik responden.

4.5.2. Kuesioner Kepuasan Pasien

Kuesioner kepuasan pasien yang digunakan dalam penelitian ini berupa

pernyataan-pernyataan yang diambil dari 5 tahap asuhan keperawatan kemudian,

dijabarkan menjadi 25 pernyataan yang dapat memberikan gambaran kepuasan

pasien.

4.6. Validitas dan reliabilitas 4.6.1. Validitas

Uji validitas isi telah dilakukan dalam penelitian ini dengan dua orang dosen

validator dari Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yaitu: Ibu Liberta

Lumbantoruan, S.Kp, M.Kep dan ibu Zahranur, S.Kep, Ns, M.Kep. Peneliti

(37)

40

didapatkan nilai 1 pada 25 item pernyataan, Uji validitas dilakukan pada tanggal

10-15 Maret 2016.

4.6.2. Reliabilitas

Uji reliabilitas dalam penelitian ini telah dilakukan oleh peneliti terhadap 30

orang responden di Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin Medan. Uji reliabilitas

dilakukan pada tanggal 18-25 April 2016. Responden yang telah digunakan untuk uji

reliabilitas tidak digunakan lagi oleh peneliti sebagai responden penelitian. Uji

reliabilitas kuesioner penelitian ini menggunakan program komputer untuk analisa

statistik Cronbach Alfa. Suatu instrumen dinyatakan reliabel jika nilai reliabilitasnya

besar dari 0,80. Hasil uji reliabilitas dalam penelitian ini sebesar 0,91, maka

kuesioner penelitian ini telah dinyatakan reliabel.

4.7. Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dalam bentuk kuesioner.

Peneliti mulai mengumpulkan data setelah mendapatkan izin dari institusi Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan mendapatkan izin dari Direktur Rumah

Sakit Umum Bunda Thamrin Medan. Setelah itu peneliti melakukan pengambilan

data terhadap 97 orang pasien di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Bunda

Thamrin Medan.

Sebelum membagikan kuesioner kepada pasien terlebih dahulu peneliti

(38)

41

kuesioner atau tidak, jika diberi izin maka peneliti akan memasuki ruangan yang di

izinkan dan membagikan kuesioner kepada pasien secara langsung, untuk

membagikan kuesioner peneliti menanyakan terlebih dahulu kepada responden

bersedia atau tidak menjadi responden. Peneliti menjelaskan pada calon responden

tentang tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan cara pengisian setiap lembar

kuesioner. Kemudian peneliti meminta responden untuk menandatangani lembar

persetujuan (inform consent) dan meminta responden untuk mengisi kuesioner

kepuasan pasien. Peneliti memberikan kesempatan kepada responden untuk bertanya

mengenai pernyataan yang tidak dimengerti.

Setelah responden selesai mengisi kuesioner, peneliti mengumpulkan

kuesioner dan memeriksa kembali lembar kuesioner yang tidak lengkap atau

pernyataan yang tidak diisi seluruhnya oleh responden. Peneliti meminta responden

untuk melengkapi kembali seluruh pernyataan pada kuesioner. Setelah data

terkumpul dari semua responden, peneliti melakukan analisa atau pengolahan data.

Pada saat mengumpulkan data tidak semua responden diberikan izin oleh kepala

ruangan untuk peneliti membagikan kuesioner secara langsung.

4.8. Pengolahan Data dan Analisa Data

Setelah semua data pada kuesioner terkumpul, peneliti melakukan pengolahan

data melalui beberapa tahap, peneliti memeriksa kembali kesalahan atau kekurangan

(39)

42

data responden, peneliti melakukan pengecekan identitas responden dan mengecek

kelengkapan data pada kuesioner dengan memeriksa semua item pernyataan sudah

terisi oleh responden. Peneliti memberi kode tertentu secara berurutan pada kuesioner

penelitian yang telah diberikan kepada responden dalam kategori yang sama pada

masing-masing lembaran untuk di analisis.

Peneliti memasukan data ke dalam program komputer terhadap

jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang sudah diberi kode. Peneliti mengecek

kembali semua sumber data responden yang telah dimasukkan ke program komputer

dan melakukan koreksi terhadap kesalahan kode atau ketidak lengkapan data. Peneliti

menggunakan analisis univariat dalam penelitian ini dengan mendefinisikan variabel

(40)

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

Pada bab ini menguraikan data hasil penelitian yang telah dilakukan dan

pembahasan mengenai karakteristik dan tingkat kepuasan pasien rawat inap terhadap

layanan asuhan keperawatan di Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin Medan. Proses

pengambilan data dilaksanakan pada tanggal 1 Mei sampai dengan 1 Juni 2016.

Jumlah pasien rawat inap sebanyak 97 orang. Hasil penelitian ini diperoleh melalui

tindakan penyebaran kuesioner tingkat kepuasan pasien yang dilakukan oleh peneliti

kepada seluruh pasien rawat inap yang sesuai dengan kriteria inklusi.

Penyebaran lembar kuesioner dilakukan untuk memperoleh data demografi

pasien yaitu jenis kelamin, usia, pendidikan dan pekerjaan di ruang rawat inap Rumah

Sakit Umum Bunda Thamrin Medan. Selain itu, penyebaran lembar kuesioner

dilakukan untuk memperoleh data mengenai bagaimana tingkat kepuasan pasein

rawat inap terhadap layanan asuhan keperawatan di Rumah Sakit Umum Bunda

Thamrin Medan.

5.1.1 Karakteristik responden

Hasil penelitian tentang karakteristik demografi pasien di ruang rawat inap

(41)

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi dan Persentase Karakteristik Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin Medan (n=97)

Karakteristik Frekuensi Persentase

Jenis Kelamin

Laki-laki 29 29,9%

Perempuan 68 70,1%

Usia

16-26 tahun 29 29,9%

27-37 tahun 40 41,2%

38-48 tahun 10 10,3%

49-59 tahun 13 10,3%

60-70 tahun 5 5,2%

Pendidikan

SD 4 4,1%

SMP 3 3,1%

SMA 44 45,4%

Diploma 18 18,6%

S1 28 28,9%

Pekerjaan

Non PNS 92 94,8%

(42)

Hasil penelitian pada tabel 5.1 tentang karakteristik responden diperoleh data

bahwa mayoritas responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 68 orang (70,1%),

sebagian besar usia responden 27-37 tahun sebanyak 40 orang (41,2%), responden di

ruang rawat inap berpendidikan SMA sebanyak 44 orang (45,4%), dan mayoritas

pekerjaan responden sebagai non PNS sebanyak 92 orang (94,8%).

5.1.2. Tingkat kepuasan responden

Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi dan Persentase Tingkat Kepuasan Responden Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin Medan (n=97)

Kategori Tingkat Kepuasan Responden

Frekuensi Persentase (%)

Memuaskan

Sangat memuaskan

54

43`

55,7

44,3

Total 97 100

Hasil penelitian pada tabel 5.2 tentang tingkat kepuasan pasien diperoleh data

bahwa sebagian besar pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin

(43)

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi dan Persentase Indikator Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap terhadap Layanan Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin Medan (n=97)

No Pernyataan STP

A Pengkajian keperawatan

1 Perawat memperkenalkan diri kepada saya

2 Perawat menanyakan

kondisi kesehatan saya

3 Perawat melakukan

pemeriksaan kepada saya

4 Perawat memberitahu

kepada saya hasil

5 Semua tindakan yang

dilakukan perawat diberitahu kepada saya

(44)

B Diagnosa keperawatan

6 Perawat memberitahu

saya masalah

7 Perawat menjelaskan

prosedur kepada saya yang sedang saya jalani

0

C Rencana tindakan keperawatan

9 Perawat menjelaskan

kepada saya rencana

10 Perawat menyampaikan informasi mengenai rencana tindakan dengan bahasa yang mudah saya mengerti

(45)

D Tindakan keperawatan

12 Perawat sangat berhati-hati dalam melakukan

13 Perawat tanggap akan permintaan yang saya

14 Perawat cekatan dalam melakukan tindakan

15 Perawat memberikan

tindakan atas

16 Perawat menjelaskan

kepada saya cara minum obat yang benar

17 Perawat menjaga

kenyamanan saya saat

18 Perawat bersikap sopan kepada saya saat

19 Perawat menjaga

(46)

E Evaluasi keperawatan

20 Perawat merapikan saya

kembali setelah

21 Perawat memberitahu perkembangan kesehatan

22 Perawat memberitahu kepada saya peraturan/ tata tertib yang berlaku di Rumah Sakit

23 Perawat memberikan

pendidikan kesehatan yang terkait dengan

24 Perawat memantau atau mengobservasi kembali

25 Perawat memberikan

semangat untuk

Tabel 5.3 menggambarkan tingkat kepuasan pasien menurut masing-masing

indikator yang dipakai dalam penelitian ini yang merupakan uraian dari lima aspek

(47)

menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan puas saat perawat

memperkenalkan diri (77,3%), saat perawat menanyakan kondisi kesehatan (71,1%),

saat perawat melakukan pemeriksaan (69,1%), saat perawat memberitahukan hasil

pemeriksaan nya (66%), dan saat semua tindakan yang dilakukan perawat

diberitahukan (62,9%).

Pada aspek diagnoasa keperawatan hasil penelitian menunjukkan bahwa

mayoritas responden menyatakan puas saat perawat menjelaskan prosedur terkait

dengan masalah keperawatan (76,3%), saat perawat memberitahukan masalah

keperawatan (75,2%), dan saat perawat mampu memprioritaskan masalah

keperawatan (70,2%).

Pada aspek rencana tindakan keperawatan hasil penelitian menunjukan bahwa

mayoritas responden menyatakan puas saat perawat menyampaikan informasi dengan

bahasa yang mudah dimengerti (70,1%), saat perawat menjelaskan rencana tindakan

selanjutnya (67%), dan saat perawat mendampingi ketika dokter melakukan

pemeriksaan (62,9%).

Pada aspek tindakan keperawatan hasil penelitian menunjukan bahwa

mayoritas responden menyatakan puas dengan perawat bersikap sopan saat

melakukan pemeriksaan (69,8%), saat perawat menjelaskan cara minum obat yang

benar (69,1%), saat perawat cekatan, perawat menjaga kenyamanan, perawat menjaga

(48)

izin/persetujuan (67%), dengan perawat yang sangat berhati-hati (63,9%), dan saat

perawat tanggap (54,6%)

Pada aspek evaluasi keperawatan hasil penelitian menunjukan bahwa

mayoritas responden menyatakan puas saat perawat memberikan pendidikan

kesehatan, perawat memantau/mengobservasi kembali (74,2%), saat perawat

memberitahu kembali peraturan/tata tertib di rumah sakit (69,1%), saat perawat

merapikan kembali setelah melakukan pemeriksaan (66%),

saat perawat memberitahu perkembangan kesehatan setiap pergantian jaga/shift

(62,9%) dan saat perawat memberikan semangat/support (61,9%).

Dari kelima aspek kepuasan pasien terhadap layanan asuhan keperawatan di

atas mayoritas tahap evaluasi keperawatan merupakan jawaban tertinggi dari

responden sebesar (79,3%), diikuti aspek tindakan keperawatan sebesar (74,7%), lalu

aspek diagnosa keperawatan sebesar (73,9%), setelah itu aspek pengkajian

keperawatan sebesar (69,3%) dan terakhir aspek rencana tindakan keparawatan

(49)

5.2 Pembahasan

5.2.1. Karakteristik responden

a. jenis kelamin

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas responden berjenis

kelamin perempuan sebanyak 68 orang (70,1%) lebih banyak diban daripada

responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 29 orang (29,1%). Menurut Peneliti

hal ini menunjukkan bahwa kecenderungan perempuan lebih sensitif dalam

merasakan sakit daripada laki-laki.

Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh (Saragih, 2010)

diketahui mayoritas responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 41 orang

(56,9%). Hasil yang diperoleh pada penelitian ini sesuai dengan pendapat Trisnantoro

(2006), tingginya angka kesakitan pada perempuan daripada angka kesakitan pada

laki-laki menyebabkan perempuan membutuhkan pelayanan kesehatan yang lebih

banyak, sehingga perempuan lebih sering memanfaatkan fasilitas kesehatan seperti

Rumah Sakit.

b. Usia

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa mayoritas responden berusia 27-37

tahun sebanyak 40 orang (41,2%), Rata-rata responden di ruang rawat inap Rumah

Sakit Umum Bunda Thamrin Medan berusia 35 tahun. Hal ini terjadi karena usia 35

(50)

aktifitas mobilitas pada usia tersebut tergolong tinggi. Hal ini didukung oleh

penelitian yang dilakukan oleh (Saragih, 2010). Hasil yang diperoleh dalam

penelitian ini tidak sesuai degan teori Trisnantoro (2006) memaparkan bahwa

kebutuhan seseorang terhadap suatu layanan kesehatan akan semakin meningkat

seiring bertambahnya usia karena kebutuhan terhadap pelayanan kuratif atau

pengobatan semakin meningkat seiring bertambahnya usia.

c. Pendidikan

Hasil penelitian ini paling banyak responden berpendidikan SMA sebanyak 44

orang (45,4%). Menurut peneliti hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat

pendidikan maka semakin tinggi pula kesadaran akan kesehatan. Hal ini didukung

oleh penelitian yang dilakukan oleh (Saragih, 2010). Hasil penelitian ini sesuai

dengan teori yang menyebutkan pendidikan yang lebih tinggi cenderung

meningkatkan kesadaran akan status kesehatan dan konsekuensinya untuk

menggunakan pelayanan kesehatan (Trisnantoro, 2006).

d. Pekerjaan

Hasil penelitian ini mayoritas pekerjaan responden sebagai non PNS sebanyak

92 orang (94,8%). Hal ini menunjukkan bahwa responden yang memiliki pekerjaan

dengan ritme kerja yang teratur jarang terkena penyakit daripada responden dengan

ritme kerja yang tidak teratur. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian

(51)

pekerjaan menetap cenderung ingin merasakan tingkat kepuasan pelayanan yang

lebih dari rumah sakit.

Asumsi peneliti bahwa seseorang yang memiliki pekerjaan yang mapan akan

lebih memilih pelayanan yang lebih baik sesuai dengan teori yang menyebutkan

bahwa seseorang yang berpenghasilan diatas rata-rata mempunyai minat yang lebih

tinggi dalam memilih pelayanan kesehatan, Status pekerjaan secara langsung akan

mempengaruhi status ekonomi seseorang. (Trisnantoro, 2006). Tetapi hasil penelitian

ini menunjukkan bahwa responden yang memiliki pekerjaan yang tidak menetap juga

ingin merasakan tingkat kepuasan yang lebih tidak hanya pekerjaan yang menetap

saja seperti PNS yang ingin merasakan tingkat kepuasan yang lebih baik.

5.2.2. Tingkat kepuasan responden

Hasil penelitian ini diperoleh data bahwa tingkat kepuasan pasien rawat inap

di Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin Medan berada pada kategori memuaskan

yaitu sebesar 55,7%. Hal ini menunjukkan bahwa sudah banyak pasien pada Rumah

Sakit Umum Bunda Thamrin Medan yang sudah merasa puas dengan pelayanan

keperawatan yang dilakukan para perawat.

Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Saragih

(2010) yang hasilnya menyatakan bahwa tingkat kepuasan pasien pada pelayanan

keperawatan berada pada kategori memuaskan sebesar 41,7%. Dan hasil ini

(52)

hasilnya menyatakan bahwa tingkat kepuasan pasien berada pada kategori rendah

sebesar 77,3%.

Pernyataan Simamora (2003), ada dua faktor yang mempengaruhi tingkat

kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan pada suatu rumah sakit yaitu faktor

internal dan eksternal. Faktor internal terbagi dalam beberapa point yang pertama

yaitu karakteristik individu berupa jenis kelamin, usia, pendidikan dan pekerjaan.

Yang kedua Sosial, yang ketiga factor emosional dan yang keempat kebudayaan.

Faktor eksternal yaitu karakteristik produk, harga, pelayanan, lokasi, fasilitas, image,

desain visual, suasana dan komunikasi.

Indikator tertinggi yang menyebabkan mayoritas responden merasa sangat

puas terdapat pada indikator nomor 18 (Perawat bersikap sopan kepada saya saat

melakukan pemeriksaan) sebanyak 39 orang (42,2%). Pada saat peneliti melakukan

wawancara terhadap pasien didapat hasil bahwa menurut pengakuan pasien tentang

pelayanan keperawatan yang diberikan oleh para perawat menunjukkan bahwa

perawat bersikap sopan kepada pasien saat melakukan pemeriksaan dengan

menjelaskan tindakan medis yang dilakukan dan kenapa itu dilakukan sehingga

terjalin komunikasi yang baik antar pasien dengan perawat.

Indikator tertinggi yang menyebabkan mayoritas responden merasa puas

terdapat pada indikator nomor 1 (Perawat memperkenalkan diri kepada saya) yaitu

(53)

Umum Bunda Thamrin Medan, peneliti melakukan wawancara kepada beberapa

pasien, mereka mengatakan bahwa perawat disana termasuk perawat yang ramah

ketika melayani pasien, ketika melakukan perawatan dan membuat nyaman pasien

ketika pertama kali hendak melakukan tindakan perawatan yang dimulai dengan

memperkenalkan diri kepada pasien.

Indikator tertinggi yang menyebabkan mayoritas responden merasa tidak puas

terdapat pada indikator no 13 (Perawat tanggap akan permintaan yang saya butuhkan)

sebanyak 6 orang (6,2%). Ketika peneliti melakukan wawancara kepada pasien di

Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin Medan didapat hasil bahwa perawat tidak

tanggap akan permintaan yang dibutuhkan pasien. Persentase ini relatif rendah tetapi

dari kategori tidak puas persentase ini merupakan yang tertinggi.

Indikator tertinggi yang menyebabkan mayoritas responden merasa sangat

tidak puas juga terdapat pada indikator no 1 (Perawat memperkenalkan diri kepada

saya) sebanyak 1 orang (1,1%). Hasil ini juga sama seperti hasil yang didapat pada

kategori puas. Hal ini bisa terjadi karena ternyata tidak semua perawat di Rumah

Sakit Umum Bunda Thamrin Medan memperkenalkan diri kepada pasien. Dari

beberapa pasien yang saya wawancara memang ada satu yang menyatakan bahwa

(54)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 08 Mei sampai

dengani 01 Juni 2016 di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin

Medan maka didapat kesimpulan dan saran sebagai berikut:

6.1. Kesimpulan

Penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik dan tingkat kepuasan pasien

rawat inap terhadap layanan asuhan keperawatan di Rumah Sakit Umum Bunda

Thamrin Medan, mayoritas responden berdasarkan karakteristik berjenis kelamin

perempuan, responden berusia 27-37 tahun, responden berpendidikan SMA, dan

pekerjaan responden sebagai non PNS. Kategori tingkat kepuasan pasien terhadap

layanan asuhan keperawatan di Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin Medan yaitu

kategori memuaskan.

Hasil penelitian tingkat kepuasan layanan asuhan keperawatan berdasarkan

teori standar asuhan keperawatan menurut PPNI menunjukkan bahwa aspek

keperawatan pada Rumah Sakit Bunda Thamrin Medan sudah memenuhi standar

(55)

6.2. Saran

Adapun saran dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk pelayanan keperawatan

Dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan masih ada beberapa aspek

yang perlu diperbaiki diantaranya respon perawat terhadap apa yang dibutuhkan oleh

pasien. Diharapkan kepada para perawat agar lebih responsive terhadap kebutuhan

pasien karena bagaimanapun juga dalam hal pelayanan perlu responsifitas tinggi

terhadap pengguna jasa dalam hal ini adalah pasien yang membutuhkan sesuatu. Dan

perawat harus lebih selektif dalam memilih kata-kata ketika menyampaikan sesuatu

kepada pasien terutama ketika menyampaikan pendidikan kesehatan tentang penyakit

pasien dan tindak lanjut yang akan dilakukan dalam rangka perawatan pasien.

2. Untuk pendidikan keperawatan

Melalui institusi pendidikan perlu diinformasikan kepada mahasiswa Fakultas

Keperawatan tentang aspek yang dapat meningkatkan kepuasan pasien di rumah sakit

sehingga mahasiswa dapat mengetahui apa yang menjadi haknya pasien pada saat

bekerja di rumah sakit nanti.

3. Untuk penelitian keperawatan

Penelitian ini dilakukan di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Bunda

Thamrin Medan dengan desain deskriptif. Disarankan bagi penelitian selanjutnya

untuk melakukan penelitian dengan menggunakan desain yang berbeda seperti desain

deskriptif korelasi dengan tujuan untuk menggambarkan hubungan antara kepuasan

pasien dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya, atau menggunakan desain

(56)

menggunakan metode yang lebih lengkap seperti observasi dan wawancara, serta

(57)

7

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Dasar Rumah Sakit

2.1.1. Pengertian Rumah Sakit

Menurut Permenkes No. 147 Tahun 2010 rumah sakit adalah institusi

pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara

paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan rawat darurat.

Rumah sakit menurut Anggaran Dasar Perhimpunan Rumah Sakit seluruh Indonesia

(PERSI) Bab I Pasal 1 adalah suatu lembaga dalam mata rantai Sistem Kesehatan

Nasional yang mengemban tugas pelayanan kesehatan untuk seluruh masyarakat

(Triwibowo, 2013). Rumah sakit adalah suatu sarana yang merupakan bagian dari

sistem pelayanan kesehatan yang menjalankan rawat inap, rawat jalan, dan

rehabilitasi berikut segala penunjangnya (Triwibowo, 2013).

Menurut American Hospital Association (Triwibowo, 2013), Rumah sakit

adalah suatu institusi yang fungsi utamanya adalah memberikan pelayanan kepada

pasien. Pelayanan tersebut merupakan diagnostik dan terapeutik untuk berbagai

penyakit dan masalah kesehatan baik yang bersifat bedah maupun non bedah.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Pasal 1 definisi

(58)

8

kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,

rawat jalan, dan gawat darurat.

Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan

karateristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan

kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus

tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh

masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

2.1.2. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit

Tugas rumah sakit adalah melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna

dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan pemeliharaan

yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan dan

pencegahan serta pelaksanaan upaya rujukan. Berdasarkan Undang-Undang RI No

44 tahun 2009 tentang rumah sakit disebutkan bahwa rumah sakit mempunyai fungsi

sebagai:

a. penyelanggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan

standar pelayanan rumah sakit;

b. pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan

yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis;

c. penyelanggaran pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka

(59)

9

d. penyelanggaran penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang

kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan

etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.

2.1.3. Tata Laksana Rumah Sakit

Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 77 Tahun 2015

tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit, diatur dalam pasal-pasal sebagai berikut:

a. pasal 2

Pengaturan pedoman organisasi Rumah Sakit bertujuan untuk mewujudkan

organisasi Rumah Sakit yang efektif, efisien dan akuntabel dalam rangka mencapai

visi dan misi Rumah Sakit sesuai tata kelola perusahaan yang baik (Good

Corporate Government) dan tata kelola klinis yang baik (Good Clinical

Government).

b. pasal 3

Pengaturan pedoman organisasi Rumah Sakit berlaku bagi seluruh Rumah Sakit di

Indonesia.

c. pasal 4

1. organisasi Rumah Sakit disesuaikan dengan besarnya kegiatan dan beban kerja

Rumah Sakit.

2. struktur organisasi Ruma Sakit harus membagi habis seluruh tugas dan fungsi

(60)

10

d. pasal 5

Setiap pimpinan organisasi di lingkungan Rumah Sakit wajib menerapkan prinsip

koordinasi, integrasi, simplifikasi, sinkronisasi dan mekanisasi di dalam

lingkungannya masing-masing serta dengan unit-unit lainnya.

e. pasal 6

1. organisasi Rumah Sakit paling sedikit terdiri atas:

a. kepala Rumah Sakit atau direktur Rumah Sakit;

b. unsur pelayanan medis;

c.unsur keperawatan;

d. unsur penunjang medis;

e.unsur administrasi umum dan keuangan;

f.komite medis; dan

g. satuan pemeriksaan internal.

2. unsur organisasi Rumah Sakit selain kepala Rumah Sakit atau direktur Rumah

Sakit dapat berupa direktorat, departemen, divisi, instalasi, unit kerja, komite

dan/atau satuan sesuai dengan kebutuhan dan beban kerja Rumah Sakit.

3. unsur organisasi Rumah Sakit dapat digabungkan sesuai kebutuhan, beban

kerja, dan/atau klasifikasi Rumah Sakit.

f. pasal 10

1. unsur keperawatan merupakan unsur organisasi di bidang pelayanan

keperawatan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala

Rumah Sakit atau direktur Rumah Sakit.

2. unsur keperawatan dipimpin oleh direktur, wakil direktur, kepala bidang atau

(61)

11

g. pasal 11

1. unsur keperawatan bertugas melaksanakan pelayanan keperawatan.

2. dalam melaksanakan tugas, unsur keperawatan menyelenggarakan fungsi:

a.penyusunan rencana pemberian pelayanan keperawatan;

b. koordinasi dan pelaksanaan pelayanan keperawatan;

c.pelaksanaan kendali mutu, kendali biaya dan keselamatan pasien di bidang

keperawatan; dan

d. pemantauan dan evaluasi pelayanan keperawatan.

2.1.4. Jenis Pelayanan di Rumah Sakit

Dalam Undang-undang RI No.44 Tahun 2009, bajwa rumah sakit adalah

institusi pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan

pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.komponen pelayanan di rumah

sakit mencangkup 20 pelayanan sebagai berikut: 1) administrasi dan manajemen, 2)

pelayanan medis, 3) pelayanan gawat darurat, 4) pelayanan kamar operasi, 5)

pelayanan intensif, 6) pelayanan perinatal resiko tinggi, 7) pelayanan keperawatan, 8)

pelayanan anastesi, 9) pelayanan radiologi, 10) pelayanan farmasi, 11) pelayanan

laboratorium, 12) pelayanan rehabilitasi medis, 13) pelayanan gizi, 14) pelayanan

rekam medis, 15) pengendalian infeksi di Rumah Sakit, 16) pelayanan sterilisasi

sentral, 17) keselamatan kerja, 18) pemeliharaan sarana, 19) pelayanan lain, dan 20)

(62)

12

2.2. Ruang Rawat Inap

2.2.1. Pengertian Ruang Rawat Inap

Supriyanto (2010), pasien ialah makhluk biologis, psikologis, sosial, ekonomi

dan budaya yang memerlukan pemenuhan kebutuhan serta harapan dari aspek bio

(kesehatan), aspek psiko (kepuasan), aspek sosio-ekonomi (sandang, pangan, papan

dan afiliasi sosial), serta aspek budaya. Pasien rawat inap adalah penderita di suatu

fasilitas pelayanan kesehatan yang harus menginap di fasilitas pelayanan kesehatan

tersebut lebih dari 24 jam karena penyakitnya. Penderita adalah orang yang sedang

menderita suatu penyakit.

Menurut Direktorat Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia (2012), pengertian ruang pasien rawat inap adalah ruang untuk pasien yang

memerlukan asuhan dan pelayanan keperawatan dan pengobatan secara

berkesinambungan lebih dari 24 jam. Untuk tiap rumah sakit akan mempunyai ruang

perawatan dengan nama sendiri-sendiri sesuai dengan tingkat pelayanan dan fasilitas

yang dberikan oleh pihak rumah sakit kepada pasiennya.

2.2.2. Standar Pelayanan Minimal (SPM) Ruang Rawat Inap

Berdasarkan Menteri Kesehatan Republik Inonesia Nomor

129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit, pengertian

(63)

13

minimal, juga merupakan spesifikasi teknis tentang tolak ukur pelayanan minimum

yang diberikan oleh Badan Layanan Umum kepada masyarakat.

Tabel 2.1 Indikator dan standar pelayanan rawat inap

Jenis pelayanan

Indikator Standar

Rawat inap 1. pemberi pelayanan 1. Dr. Spesialis, Perawat

minimal D3

2. dokter penanggung jawab

pasien

2. 100%

3. ketersediaan pelayanan 3. Anak, Penyakit dalam,

Kebidanan, Bedah

4. jam visite dokter spesialis 4. 08.00 s/d 14.00 setiap

hari kerja

5. kejadian infeksi pasca

operasi

5. < 1,5 %

6. kejadian infeksi nosokomial 6. < 1,5 %

7. tidak adanya kejadian pasien

jatuh yang berakibat

kecacatan/kematian

7. 100 %

8. kematian pasien > 48 jam 8. < 0,24 %

9. kejadian pulang paksa 9. < 5 %

(64)

14

Jenis pelayanan

Indikator Standar

Rawat inap 11.rawat inap TB

e. penegakan diagnosis TB

melalui pemeriksaan

rawat inap yang memberikan

pelayanan jiwa

13.NAPZA, Gangguan

Psikotik, Gangguan

Neurotik dan Gangguan

Mental Organik

14.tidak adanya kejadian

kematian pasien gangguan

jiwa karena bunuh diri

14.100 %

15.kejadian re-admission pasien

gangguan jiwa dalam waktu

< 1 bulan

15.100 %

16.lama hari perawatan pasien

gangguan jiwa

16.< 6 minggu

(65)

15

2.3. Konsep Dasar Keperawatan

2.3.1. Pengertian perawat

Pengertian perawat menurut pasal 1 Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 38 Tahun 2014 adalah seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi

keperawatan, baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh pemerintah sesuai

dengan peraturan perundang-undangan (UU RI No. 38, 2014). Perawat sebagai suatu

profesi merupakan bagian dari tim kesehatan yang bertanggung jawab membantu

klien, baik dalam kondisi sehat maupun sakit, pemberian bantuan ditujukan untuk

pemenuhan kebutuhan dasar klien guna tercapainya kondisi sehat yang optimal

(Haryanto, 2007).

Perawat adalah tenaga kesehatan yang secara langsung berhubungan dengan

manusia, klien yang di rawat menyerahkan kesehatan dan keselamatan hidupnya

kepada petugas kesehatan, termasuk perawat (Asmadi, 2008). Jenis perawat menurut

pasal 4 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2014 terdiri atas

perawat profesi (Ners dan Ners Spesialis) dan perawat vokasi (Diploma Tiga

Keperawatan) (UU RI No 38, 2014).

2.3.2. Tugas Perawat

Menurut undang-undang No 38 tahun 2014 dalam menyelenggarakan praktik

(66)

16

a. pemberi asuhan keperawatan;

b. penyuluh dan konselor bagi klien;

c. pengelola pelayanan keperawatan;

d. peneliti keperawatan;

e. pelaksana tugas berdasarkan pelimpahan wewenang; dan/atau

f. pelaksana tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu.

Dalam menjalankan tugasnya sebagai pengelola pelayanan keperawatan,

perawat berwenang:

a. melakukan pengkajian dan menetapkan permasalahan;

b. merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi Pelayanan Keperawatan; dan

c. mengelola kasus.

2.3.3. Layanan Keperawatan

Keperawatan adalah kegiatan pemberian asuhan kepada individu, keluarga,

kelompok, atau masyarakat, baik dalam keadaan sakit maupun sehat

(Undang-Undang No.38 Tahun 2014). pelayanan keperawatan diberikan yakni disebabkan oleh

kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan serta kemauan yang kurang

dalam melaksanakan kehidupan sehari-hari secara mandiri. Pada dasarnya

keperawatan itu melayani atau membantu. Perawat berusaha membantu manusia

(67)

17

klien yang menjadi sasaran keperawatan yaitu: individu, keluarga, kelompok dan

komunitas.

Undang–Undang No 38 Tahun 2014 tentang keperawatan mendefinisikan

pelayanan keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan

bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat

keperawatan ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat, baik

sehat maupun sakit. Keperawatan adalah kegiatan pemberian asuhan kepada individu,

keluarga, kelompok, atau masyarakat, baik dalam keadaan sakit maupun sehat.

Apabila perawat melakukan tindakan keperawatan sesuai standar maka perawat dapat

melindungi diri sendiri pada bahaya tindakan legal dan yeng lebih penting adalah

melindungi klien/pasien pada risiko bahaya dan cedera.

Layanan keperawatan dapat diamati dari praktik keperawatan yang dilakukan

oleh perawat saat memberikan asuhan keperawatan pada pasien. Asuhan keperawatan

yang diberikan kepada pasien harus memenuhi standar dan kriteria profesi

keperawatan, serta mampu memberikan pelayanan keperawatan yang berkualitas

sesuai harapan instansi pelayanan kesehatan untuk mencapai tingkat kepuasan dan

(68)

18

2.4. Asuhan Keperawatan

2.4.1. Pengertian Asuhan Keperawatan

Asuhan Keperawatan adalah rangkaian interaksi Perawat dengan Klien dan

lingkungannya untuk mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan dan kemandirian Klien

dalam merawat dirinya. Tujuan dan manfaat standar asuhan keperawatan pada

dasarnya mengukur kualitas asuhan kinerja perawat dan efektifitas manajemen

organisasi. Standar asuhan keperawatan berfokus pada hasil pasien, standar praktik

berorientasi pada kinerja perawat professional untuk memberdayakan proses

keperawatan (Undang–undang No 38 tahun 2014).

Berikut penilaian kinerja perawat menggunakan standar praktik keperawatan

yang telah dijabarkan oleh PPNI (2000) dengan mengacu kepada pendekatan proses

keperawatan yang meliputi:

1. Standar I : Pengkajian Keperawatan

Perawat mengumpulkan data tentang status kesehatan klien secara sistematis,

menyeluruh, akurat, singkat dan berkesinambungan.

Kriteria prosesnya meliputi:

(1) Pengumpulan data dilakukan dengan cara anamnesa, observasi, pemeriksaan

(69)

19

(2) Sumber data adalah klien, keluarga, atau orang yang terkait, tim kesehatan,

rekam medis, dan catatan lain; dan

(3) Data yang dikumpulkan, difokuskan untuk mengidentifikasi:

a. Status kesehatan klien di masa lalu;

b. Status kesehatan klien saat ini;

c. Status biologis-psikologis-sosial-spritual;

d. Respon terhadap terapi;

e. Harapan terhadap tingkat kesehatan yang optimal; dan

f. Resiko-resiko tinggi masalah.

2. Standar II : Diagnosa Keperawatan

Perawat menganalisa data pengkajian untuk merumuskan diagnosa keperawatan

Kriteria prosesnya meliputi:

(1) Proses diagnosa terdiri dari analisis, interprestasi data, identifikasi masalah

klien dan perumusan diagnose keperawatan;

(2) Diagnosa keperawatan terdiri dari: masalah (P), penyebab (E), dan tanda atau

gejala (S) atau terdiri dari masalah dan penyebab (PE);

(3) Bekerjasama dengan klien, dan petugas kesehatan lain untuk memvalidasi

diagnosa keperawatan; dan

(70)

20

3. Standar III : Perencanaan Keperawatan

Perawat membuat rencana tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah dan

meningkatkan kesehatan klien

Kriteria prosesnya meliputi:

(1) Perencanaan terdiri dari penetapan prioritas masalah, tujusn dan rencana

tindakan keperawatan;

(2) Bekerjasama dengan klien dalam menyusun rencana tindakan keperawatan;

(3) Perencanaan bersifat individual sesuai dengan kondisi atau kebutuhan klien;

dan

(4) Mendokumentasikan rencana keperawatan.

4. Standar IV : Implementasi Keperawatan

Perawat mengimplementasikan tindakan yang telah diidentifikasi dalam rencana

asuhan keperawatan

Kriteria prosesnya meliputi:

a. Bekerjasama dengan klien dalam pelaksanaan tindakan keperawatan;

b. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain;

c. Melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi kesehatan klien;

d. Memberikan pendidikan kesehatan kepada klien dan keluarganya mengenai

konsep keterampilan asuhan diri serta membantu klien memodifikasi

(71)

21

e. Mengkaji ulang dan merevisi pelaksanaan tindakan keperawatan berdasarkan

respon klien.

5. Standar V : Evaluasi Keperawatan

Perawat mengevaluasi kemajuan klien terhadap tindakan keperawatan dalam

pencapaian tujuan dan merevisi data dasar dan perencanaan.

Kriteria prosesnya meliputi:

(1) Menyusun perencanaan evaluasi hasil dan intervensi secara komprehensif,

tepat waktu dan terus-menerus;

(2) Menggunakan data dasar dan respon klien dalam mengukur perkembangan ke

arah pencapaian tujuan;

(3) Memvalidasi data dasar dan respon klien dalam mengukur perkembangan ke

arah pencapaian tujuan;

(4) Bekerjasama dengan klien dan keluarga untuk memodifikasi rencana asuhan

keperawatan; dan

(5) Mendokumentasikan hasil evaluasi dan memodifikasi perencanaan.

2.5. Kepuasan

2.5.1. Pengertian Kepuasan

Nursalam (2012) mendefinisikan kepuasan adalah perasaan senang seseorang

yang berasal dari perbandingan antara kesenangan terhadap aktivitas dan suatu

produk dengan harapannya. Koentjoro (2007) mendefinisikan kepuasan merupakan

(72)

22

merupakan penilaian seseorang terhadap pelayanan pemenuhan kebutuhan dan

harapan, baik pemenuhan yang kurang ataupun pemenuhan yang melebihi kebutuhan

dan harapan.

2.5.2. Pengertian Kepuasan Pasien

Pasien akan merasa puas apabila kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya

sama atau melebihi harapanya dan sebaliknya, ketidakpuasan atau perasan kecewa

pasien akan muncul apabila kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya itu tidak

sesuai dengan harapanya. Berdasarkan apa yang disebutkan diatas, pengertian

kepuasan pasien dapat dijabarkan sebagai berikut. Kepuasan pasien adalah suatu

tingkat perasaan yang timbul sebagai akibat dari kinerja layanan kesehatan yang

diperolehnya setelah pasien membandingkanya dengan apa yang dharapkanya

(Pohan, 2007).

2.5.3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Pasien

Faktor-faktor yang berpengaruh tehadap kepuasan pelanggan/pasien menurut

Simamora (2003) terbagi menjadi faktor internal dan faktor eksternal:

a. faktor internal

(73)

23

1) karakteristik individu:

a) usia

Kebutuhan seseorang terhadap suatu barang atau jasa akan semakin meningkat

seiring bertambahnya usia. Faktanya kebutuhan terhadap pelayanan kuratif atau

pengobatan semakin meningkat saat usia mulai meningkat dibandingkan dengan

kebutuhan terhadap pelayanan preventif (Trisnantoro, 2006);

b) jenis kelamin

Menurut Trisnantoro (2006), tingginya angka kesakitan pada perempuan daripada

angka kesakitan pada laki-laki menyebabkan perempuan membutuhkan pelayanan

kesehatan yang lebih banyak;

c) tingkat pendidikan

Pendidikan yang lebih tinggi cenderung meningkatkan kesadaran akan status

kesehatan dan konsekuensinya untuk menggunakan pelayanan kesehatan

(Trisnantoro, 2006). Perbedaan tingkat pendidikan akan memiliki kecenderungan

yang berbeda dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan;

d) pekerjaan

Secara langsung pekerjaan akan mempengaruhi status ekonomi seseorang.

seseorang yang berpenghasilan di atas rata-rata mempunyai minat yang lebih tinggi

(74)

24

2) sosial

Interaksi seseorang dengan orang lain akan mempengaruhi seseorang dalam

memilih pelayanan kesehatan, seperti mendapatkan saran dari keluarga atau teman

dalam memilih pelayanan kesehatan yang berkualitas;

3) faktor emosional

Seseorang yang telah yakin bahwa orang lain puas pada pelayanan yang ia pilih

maka orang tersebut cenderung memiliki keyakinan yang sama. Pengalaman dari

orang lain terhadap pelayanan kesehatan akan berpengaruh pada pendapatnya dalam

hal yang sama;

4) kebudayaan

Perilaku pasien sangat dipengaruhi oleh keyakinan dan kebudayaan yang mereka

miliki, sehingga pemberi pelayanan kesehatan harus memahami peran pasien

tersebut.

b. faktor eksternal:

1) karakteristik produk

Karakteristik produk yang dimaksud adalah karakteristik dari pelayanan kesehatan

secara fisik, seperti kebersihan ruang perawatan beserta perlengkapannya. Pasien

(75)

25

2) harga

Faktor harga memiliki peran penting dalam menentukan kepuasan pasien, karena

pasien cenderung memiliki harapan bahwa semakin mahal biaya pelayanan kesehatan

maka semakin tinggi kualitas pelayanan yang ia terima;

3) pelayanan

Pelayanan merupakan hal terpenting dari faktor-faktor yang mempengaruhi

kepuasan pasien. Pelayanan kesehatan khususnya pelayanan keperawatan harus

kompeten dan memperhatikan kebutuhan pasien dan menghargai pasien. Pelayanan

yang memberikan kesan baik akan meningkatkan kepuasan pasien;

4) lokasi

Lokasi pelayanan kesehatan misalnya jarak ke pelayanan kesehatan, letak kamar,

dan lingkungan. Pasien akan mempertimbangkan jarak dari tempat tinggal pasien ke

pelayanan kesehatan, transportasi yang dapat menjangkau pelayanan kesehatan dan

lingkungan pelayanan kesehatan yang baik;

5) fasilitas

Suatu pelayanan kesehatan harus memperhatikan sarana prasarana dalam

memberikan fasilitas yang baik pada pasien. Hal tersebut dilakukan untuk menarik

(76)

26

6) image

Reputasi suatu pelayanan kesehatan merupakan hasil interpretasi dan penilaian

dari pasien. Pasien akan menerima dan memberikan informasi tentang pelayanan

yang pernah ia terima. Informasi yang bersifat positif akan memberikan citra positif

bagi pelayanan kesehatan tersebut;

7) desain visual

Pasien yang menjalani perawatan membutuhkan rasa nyaman saat dalam ruang

perawatan. Ruangan yang memberikan rasa nyaman harus memperhatikan tata ruang

dekorasi yang indah. Pasien merasa puas apabila mendapat kenyamanan saat

menjalani perawatan;

8) suasana

Suasana pelayanan kesehtan yang nyaman dan aman akan memberikan kesan

positif bagi pasien dan pengunjung. Tidak hanya kenyamanan suasana secara fisik,

namun suasana keakraban antara pasien dan pemberi pelayanan kesehatan akan

mempengaruhi kepuasan pasien; dan

9) komunikasi

Interaksi antara pasien dan pemberi pelayanan kesehatan dapat terjalin baik dari

komunikasi yang baik pula. Setiap keluhan pasien harus cepat diterima oleh pemberi

(77)

27

pemberi pelayanan kesehatan akan memunculkan kesan positif bagi pelayanan

kesehtan tersebut.

2.5.4. Pengukuran Kepuasan Pelanggan/Pasien

Tjiptono (2005), menyatakan pengukuran terhadap kepuasan pelanggan/pasien

telah menjadi kebutuhan mendasar bagi setiap penyedia jasa. Hal ini dikarenakan

langkah tersebut dapat memberikan umpan balik dan masukan bagi keperluan

pengembangan dan implementasi strategi peningkatan kepuasan pelanggan.

Perkembangan jasa konsultasi dalam hal penelitian dan pengukuran kepuasan

pelanggan telah banyak ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan riset pasar dan jasa

konsultan. Salah satu pengukuran kepuasan pelanggan yang sering digunakan adalah

indeks kepuasan pelanggan (customer satisfaction index).

Tjiptono (2005), menyatakan bahwa kepuasan konsumen dapat diukur dengan

berbagai macam metode dan teknik. Ada 4 metode dalam mengukur kepuasan

konsumen, sebagai berikut:

1. sistem keluhan dan saran

Setiap organisasi yang berorientasi pada konsumen (customer oriented) perlu

memberikan kesempatan yang luas kepada para konsumen untuk menyampaikan

saran, pendapat dan keluhan mereka terhadap pelayanan yang disediakan. Media

yang bisa digunakan meliputi kotak saran yang diletakkan di tempat-tempat strategis,

(78)

28

2. ghost shopping

Salah satu cara untuk memperoleh gambaran mengenai kepuasan konsumen

adalah dengan memperkerjakan beberapa orang (ghost shopping) untuk berperan atau

bersikap sebagai konsumen kepada pesaing. Dengan cara ini dapat diketahui kekuatan

dan kelemahan dari pesaing;

3. lost customer analysis

Metode ini sedikit unik, perusahaan berusaha menghubungi para pelanggannya

yang telah berhenti membeli atau yang telah beralih ke perusahaan lain. Yang

diharapakan adalah diperolehnya informasi penyebab terjadinya hal

tersebut.Informasi ini sangat bermanfaat bagi perusahaan untuk mengambil kebijakan

selanjutnya dalam rangka meningkatkan kepuasan pelanggan; dan

4. survei kepuasan konsumen

Banyak penelitian mengenai kepuasan pelanggan dilakukan dengan menggunakan

metode survei, baik melalui pos, telepon, maupun wawancara pribadi. Melalui survei,

perusahaan akan memperoleh tanggapan dan umpan balik secara langsung dari

pelanggan dan sekaligus juga memberikan tanda (signal) positif bahwa perusahaan

menaruh perhatian terhadap para pelanggannya. Pengukuran kepuasan pelanggan

(79)

29

a. directly reported satisfaction, pengukuran dilakukan secara langsung melalui

pertanyaan.

b. derived dissatisfaction, pertanyaan yang diajukan menyangkut dua hal utama,

yakni besarnya harapan pelanggan terhadap atribut tertentu dan besarnya kinerja yang

mereka rasakan.

c. problem analysis, pelanggan yang dijadikan responden diminta untuk

mengungkapkan dua hal pokok. Pertama, masalah-masalah yang mereka hadapi

berkaitan dengan penawaran dari perusahaan. Kedua, saran-saran untuk melakukan

perbaikan.

d. importance performance analysis, responden diminta untuk merangking berbagai

elemen (atribut) dari penawaran berdasarkan derajat pentingnya setiap atribut

tersebut. Selain itu responden juga diminta untuk merangking seberapa baik kinerja

perusahaan dalam masing-masing atribut tersebut.

2.5.5. Klasifikasi kepuasan

Gerson (2004) menyatakan bahwa kepuasan konsumen/pasien dibangun atas

adanya perbandingan dua faktor utama yaitu persepsi konsumen atas layanan yang

nyata mereka terima (perceived service) dengan layanan yang diharapkan (expected

service). Jika kenyataan lebih dari yang diharapkan, maka layanan dapat dikatakan bermutu sedangkan jika kenyataan kurang dari yang diharapkan, maka layanan

(80)

30

disebut memuaskan, untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan dapat

diklasifikasikan dalam beberapa tingkatan sebagai berikut:

1. Sangat memuaskan

Diartikan sebagai ukuran subjektif hasil penilaian perasaan pasien yang

menggambarkan pelayanan kesehatan sepenuhnya atau sebagian besar sesuai

kebutuhan atau keinginan pasien, seperti sangat bersih (untuk prasarana), sangat

ramah (untuk hubungan dengan dokter atau perawat), atau sangat cepat (untuk proses

administrasi), yang seluruhnya menggambarkan tingkat kualitas pelayanan yang

paling tinggi.

2. Memuaskan

Diartikan sebagai ukuran subjektif hasil penilaian perasaan pasien, yang

menggambarkan pelayanan kesehatan tidak sepenuhnya atau sebagian sesuai

kebutuhan atau keinginan seperti tidak terlalu bersih (untuk sarana), atau kurang

ramah, yang seluruhnya ini menggambarkan tingkat kualitas yang kategori sedang.

3. Tidak memuaskan

Diartikan sebagai ukuran subjektif hasil penilaian perasaan pasien rendah, yang

menggambarkan pelayanan kesehatan tidak sesuai kebutuhan atau keinginan seperti

tidak terlalu bersih (untuk sarana), agak lambat untuk proses administrasi atau tidak

(81)

31

4. Sangat tidak memuaskan

Diartikan sebagai ukuran subjektif hasil penilaian perasaan pasien yang rendah,

menggambarkan pelayanan kesehatan tidak sesuai kebutuhan atau keinginan seperti

tidak bersih (untuk sarana), lambat (untuk proses administrasi) dan tidak ramah.

(82)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelayanan keperawatan merupakan bagian penting dalam pelayanan kesehatan

yang bersifat komprehensif meliputi bio-psiko-sosio-kultural dan spiritual yang

ditunjukkan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, baik dalam

keadaan sehat maupun sakit dengan proses keperawatan. Pelayanan keperawatan

yang berkualitas didukung oleh pengembangan teori dan konseptual keperawatan.

Penerapan suatu teori keperawatan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan akan

berdampak pada peningkatan kualitas asuhan keperawatan.

Asuhan keperawatan merupakan pendekatan ilmiah dan rasional dalam

menyelesaikan masalah keperawatan yang ada, dengan pendekatan yang dilakukan

tersebut bentuk penyelesaian dalam masalah keperawatan terdapat beberapa tahap

yaitu pengkajian, penegakan diagnosa, perencanaan, implementasi tindakan, dan

evaluasi (Ariani, 2011). Pemberian pelayanan keperawatan menurut Undang-Undang

Republik Indonesia nomor 38 tahun 2014 merupakan tugas seorang perawat, dimana

tugas utama perawat dalam pelayanan keperawatan adalah memberikan asuhan

Gambar

Tabel 3.1.Definisi Operasional Penelitian
Tabel 5.1.
Tabel 5.3.  Distribusi Frekuensi dan Persentase Indikator Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap terhadap Layanan Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin Medan (n=97)
Tabel 5.3 menggambarkan tingkat kepuasan pasien menurut masing-masing
+2

Referensi

Dokumen terkait

Didasari oleh pengamatan sementara yang dilakukan kepada 30 orang responden secara acak pada pasien RSU BUNDA THAMRIN MEDAN, 21 diantaranya menyatakan menggunakan jasa di RSU BUNDA

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan dalam latar belakang maka dapat dirumuskan permasalahan : bagaimana kepuasan pasien pada kualitas pelayanan keperawatan di ruang rawat

penelitian dengan judul “ Pengaruh Kualitas Layanan dan Kepuasan Terhadap Loyalitas Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Semen Gresik” B. Bagaimana tanggapan pasien tentang

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa hasil skripsi yang berjudul: KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP TERHADAP PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT GOTONG ROYONG SEMAMPIR

Analisis Hubungan Asuhan Keperawatan dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap Peserta PT ASKES Indonesia di Rumah Sakit Pelaksana Pelayanan Kesehatan Di Kota Medan Tahun 2002, Tesis Pasca

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan dalam latar belakang maka dapat dirumuskan permasalahan : bagaimana kepuasan pasien pada kualitas pelayanan keperawatan di ruang rawat

Kepuasan Pasien Terhadap Kualitas Pelayanan Keperawatan di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam Malahayati Medan. Universitas

Populasi dalam penelitian ini adalah perawat yang melakukan asuhan keperawatan di ruang rawat inap dan pasien ruang rawat inap di Rumah Sakit Panti Waluya