EFEKTIFITAS ORGANISASI BADAN LAYANAN UMUM
RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI SUMATERA
UTARA DALAM PENYELENGGARAAN
PELAYANAN KESEHATAN
TESIS
Oleh
NOVITA SARI SIREGAR
097024050/SP
PROGRAM STUDI MAGISTER STUDI PEMBANGUNAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
EFEKTIFITAS ORGANISASI BADAN LAYANAN UMUM
RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI SUMATERA
UTARA DALAM PENYELENGGARAAN
PELAYANAN KESEHATAN
TESIS
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat
untuk Memperoleh Gelar Magister Studi Pembangunan (MSP)
dalam Program Studi Pembangunan pada
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara
Oleh
NOVITA SARI SIREGAR
097024050/SP
PROGRAM STUDI MAGISTER STUDI PEMBANGUNAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
Judul Tesis
: EFEKTIFITAS ORGANISASI BADAN LAYANAN
UMUM RUMAH SAKIT JIWA DAERAH
PROVINSI SUMATERA UTARA DALAM
PENYELENGGARAAN PELAYANAN
KESEHATAN
Nama Mahasiswa
: Novita Sari Siregar
Nomor Pokok
: 097024050
Program Studi
: Studi Pembangunan
Menyetujui
Komisi Pembimbing
(Prof. Dr. M. Arif Nasution, MA) (Drs. Agus Suriadi, M.Si)
Ketua Anggota
Ketua Program Studi
Dekan
(Prof. Dr. M. Arif Nasution, M.A)
(Prof. Dr. Badaruddin, M.Si)
Telah diuji pada
Tanggal 26 Mei 2011
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua
:
Prof. Dr. M. Arif Nasution, MA
Anggota
:
1. Drs. Agus Suriadi, M.Si
2. Dr. R. Hamdani Harahap, M.Si
3. Drs. Kariono, M.Si
PERNYATAAN
EFEKTIFITAS ORGANISASI BADAN LAYANAN UMUM RUMAH SAKIT
JIWA DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA DALAM
PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN
TESIS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan
sepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Medan, Mei 2011
Penulis,
ABSTRAK
Baik buruknya suatu pelayanan publik tidak terlepas dari efektifitas organisasi
penyedia pelayanan tersebut. Tinggi rendahnya mutu pelayanan publik mencerminkan
tinggi rendahnya penghormatan pemerintah kepada masyarakat sebagai sumber
kedaulatan negara. Berdasarkan hal tersebut organisasi penyelenggara pelayanan harus
mampu melaksanakan peningkatan kualitas pelayanan publik yang berorientasi kepada
kemudahan masyarakat mengakses produk pelayanan dan berujung pada kepuasan publik.
Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara sebagai badan publik yang memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat dihadapkan kepada tuntutan yang serupa yaitu
perlunya peningkatan kualitas layanan yang berorientasi kepada kepuasan masyarakat.
Berdasarkan fenomena di atas, maka penulis sangat tertarik untuk mencoba meneliti dan
mendeskripsikan tentang fenomena tersebut di atas melalui sebuah penelitian yang
berjudul “Efektifitas Organisasi Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Dalam
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskripif dengan sampel penelitian terdiri dari petugas RSJ dan keluarga pasien
dengan mengkaji efektifitas organisasi Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera
Utara dari 2 hal penting yaitu faktor internal yang meliputi menetapkan prioritas
masalah, kenyamanan rumah sakit jiwa, ketertiban dan kedisiplinan pegawai,
kemampuan pegawai menangani klien, pengenalan masalah klien dan keluarganya,
kepuasan kerja. Sementara dari faktor eksternal dapat dilihat dari tanggapan
masyarakat (keluarga pasien) yang berada di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi
Sumatera Utara mengenai pelayanan yang diberikan.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa penetapan prioritas
masalah di rumah sakit jiwa daerah provinsi Sumatera Utara sudah cukup baik,
sarana dan prasarana kurang baik, ketertiban dan kedisiplinan pegawai sudah cukup
baik, kemampuan teknis, skill pengenalan dan penanganan masalah para pegawai
rumah sakit jiwa terhadap pasien sudah cukup memadai baik ditinjau dari segi latar
belakang pendidikan, dan juga dari intensitas pendidikan dan pelatihan yang mereka
ikuti, kepuasan kerja para pegawai rumah sakit jiwa daerah Provinsi Sumatera Utara
sudah cukup memadai dan secara umum berdasarkan pandangan dan pendapat
masyarakat (keluarga pasien) yang berada di rumah sakit jiwa daerah Provinsi
Sumatera Utara sudah cukup berhasil mengoptimalkan penyelenggaraan pelayanan
publik yang baik dan berorientasi kepada kepuasan masyarakat/pelanggan.
Kata Kunci: Efektifitas, RSJ, Pelayanan, Kesehatan jiwa
ABSTRACT
The pros and cons of a public service can not be separated from the service provider's organizational effectiveness. High quality public services reflects the low level of respect for the government to the community as a source of national sovereignty. Based on the service provider organization must be able to implement improved quality of public services oriented to ease public access to products and services led to public satisfaction. Regional Mental Hospital of North Sumatra province as a public entity that provides health services to communities faced with similar demands is the need to increase the quality of services oriented to the satisfaction of the public. Based on the above phenomenon, the authors are very interested in trying to examine and describe the phenomena mentioned above through a study titled "Effectiveness Organization Regional Mental Hospital of North Sumatra Province, the Organization of Health Services.
The research method used in this research is method deskripif with research sample consisted of hospital staff and families of patients with reviewing the effectiveness of the Regional Mental Hospital organization in North Sumatra Province from 2 important internal factor problems that includes setting priorities, comfort mental hospital, order and employee discipline, the ability of employees to handle clients, the introduction of client and family problems, job satisfaction. While the external factors can be seen from the response of society (families of patients) in the Mental Hospital of North Sumatra Province of services provided.
Based on the results of this research is that the prioritization of issues in mental hospitals of the province of North Sumatra is quite good, facilities and infrastructure is not good, order and discipline of employees is quite good, technical ability, skill recognition and handling of the mental hospital staff towards patients is sufficient both in terms of educational background, and also from the intensity of education and training that they follow, work satisfaction of psychiatric hospital employees in North Sumatra Province area is sufficient and generally based on the views and opinions of society (families of patients) who are at the local mental hospital in North Sumatra Province are quite successful in optimizing the implementation of good public services and oriented to the satisfaction of the public / customers.
Keywords: Effectiveness, Mental Hospital, Service, mental health
KATA PENGANTAR
Segala kemuliaan bagi Allah SWT yang telah mengaruniakan nikmat dan hidayah kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini sebagai salah satu persyaratan guna menyelesaikan pendidikan pada Sekolah Pascasarjana.
Penulisan tesis ini terselesaikan pada waktunya berkat adanya bimbingan, dorongan
dan dukungan baik moral maupun material dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan penuh rasa hormat penulis menghaturkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi‐ tingginya kepada :
1. Rektor Universitas Sumatera Utara, Bapak Prof. DR. dr. Syahril Pasaribu, DTM &H, M.Sc (CTM), Sp.A(K).
2. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, MSi, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Prof. Dr. M. Arif Nasution, MA, selaku Pembimbing I dan Ketua Program Studi Magister Studi Pembangunan Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Dr. R. Hamdani Harahap, M.Si selaku Penguji dan sekretaris Program Studi Magister Studi Pembangunan Universitas Sumatera Utara.
5. Bapak Drs. Agus Suriadi. M.Si, selaku Pembimbing II yang telah meluangkan waktu
dalam memberikan sumbangan pemikiran, gagasan serta koreksi dalam
penyususunan tesisi ini.
6. Bapak Drs. Kariono, M.Si, selaku dosen dan penguji II, yang telah memberikan sumbangan pemikiran, gagasan, serta koreksi dalam penyusunan tesis ini.
7. Bapak Prof. Subhilhar, Ph.D selaku Penguji Tamu atas koreksinya terima kasih. 8. H. Bustaman Siregar, Papa tercinta yang senantiasa memberi dukungan, semangat
9. Hj. Rosliani Harahap, Mama tercinta yang telah memberikan cinta, kasih sayang dan perhatiannya yang besar, doa nasehat, serta dorongan yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan studi pada Program Studi Pembangunan.
10. Rekan‐rekan satu angkatan yang telah memberi dorongan dan dukungan untuk
pengertian perhatian selama masa studi hingga selesai.
11. Khairul Zen Rambe, SE suaami tercinta yang telah begitu banyak membantu
memberikan semangat dan dorongan kepada penulis untuk segera menyelesaikan
tesisnya. Dengan keiklasan doa dan kasih sayang inilah penulis dapat segera menyelesaikan tesis ini.
12. Segenap civitas akademika, terutama dosen dan staff sekretariat Sekolah
Pascasarjana Studi Pembangunan Universitas Sumatera Utara yang telah
memberikan pelayanan akademik dan administratif guna kelancaran studi ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tesis ini masih terdapat kekurangan dan
ketidaksempurnaan mengingat keterbatasan penulis, oleh karena itu penulis terbuka
menerima kritik dan saran yang membangun guna penyempurnaan selanjutnya. Akhirnya
penulis berharap semoga tesis ini dapat memberikan manfaat bagi penulis secara khusus dan bagi pembaca secara umum.
Medan, Mei 2011
Penulis
RIWAYAT HIDUP
Nama : Novita Sari Siregar
NIM : 097024050
Temapat/Tanggal Lahir : Medan, 15 November 1974 Alamat : Taman Harjosari Indah Jl. Garu 3 SM. Raja Status Perkawinan : Kawin Nama Suami : Khairul Zen Rambe, SE Anak : 1. M. Rofi B. Zenita Rambe 2. M. Rojih Zenita Rambe 3. Khairindu Raudhah Zenita Rambe Nama Orang Tua : H. Bustaman Siregar Pekerjaan/Instansi : PNS Pendidikan : 1. SD Negeri Medan (1987)
2. SMP Negeri Medan (1990)
3. SMA Negeri Medan (1993)
4. Univ. Panca Budi Medan (2000)
FISIP Universitas Sumatera Utara (2011)
Riwayat Pekerjaan : 1994‐1998 Staf Dinas Pendapatan Kota P. Siantar
1998‐2006 Staf pada Biro Perlengkapan Setdaprovsu
2006‐sekarang Auditor Ahli Pertama pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara
DAFTAR ISI
Hal
ABSTRAK………. i
ABSTRACT………... ii
KATA PENGANTAR……….. iii
RIWAYAT HIDUP……….. v
DAFTAR ISI………. vi
DAFTAR TABEL………. ix
DAFTAR LAMPIRAN……… xiii
BAB I
PENDAHULUAN
………
1 1.1. Latar Belakang ……… 11.2. Perumusan Masalah ………. 5
1.3. Tujuan Penelitian ………. 5
1.4. Manfaat Penelitian ……… 6
2.1. Efektifitas Organisasi...………
7
2.2. Pandangan Faktor‐faktor Penyumbang Efektifitas ... 9
2.3. Pengertian Efektifitas Kerja……… 18
2.4. Nilai‐nilai dalam Efektifitas Kerja... 22
2.5. Faktor‐ faktor yang Mempengaruhi Efektifitas Kerja... 27
2.6. Hambatan‐hambatan Terhadap Efektifitas Kerja... 31
2.7. Perspektif Pelayanan Publik………... 35
2.8. Kualitas Pelayanan……….. 41
2.9. Pengertian Pegawai Negeri Sipil………. 43
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ……… 44
3.1 Jenis Penelitian ... 44
3.2. Definisi Konsep ... 45
3.3. Lokasi Penelitian ... 46
3.4. Populasi dan Sampel ……….. 46
3.5. Teknik Pengumpulan Data ……… 47
3.6. Teknik Analisis Data ... 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……….... 50
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian………... 50
4.1.1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Jiwa Darah Provinsi Sumatera
Utara...
52
4.1.2. Arah Pengembangan Rumah Sakit... 53
4.1.3. Visi, Misi, Motto, Tujuan, Kedudukan, Tugas Pokok dan
Fungsi RSJ...
4.1.4. Profil... 58
4.1.5. Manajemen dan Kepegawaian Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Sumatera Utara...
59
4.2. Hasil Penelitian Melalui Instrumen Kuesioner Penelitian……… 108
4.2.1. Hasil Penelitian Melalui Instrumen Kuesioner
Penelitian……….
108
4.3. Hasil Penelitian Persepsi Keluarga Pasien Tentang Efektifitas RSJ
dalam Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan ...
133
4.4. Tabel Silang Pegawai Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera
Utara (Penyilangan antara Jenis Kelamin dengan Tingkat
Pendidikan)………...
166
4.5. Tabel Silang Keluarga Responden (Penyilangan antara Jenis Kelamin
dengan Tingkat Pendidikan)………
167
4.6. Analisis Efektifitas Pelayanan Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi
Sumatera Utara……….
169
BAB V
PENUTUP
………
171
5.1.
Kesimpulan……….
171
5.2.
Saran………...
172
DAFTAR PUSTAKA………. 173
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
1. Faktor‐faktor Penyumbang Efektifitas Organisasi………. 11
2. Status Kepegawaian dan Jenis Pendidikan………. 93
3. Jumlah Pasien Rawat Inap RS. Jiwa Daerah Provsu Tahun 2010………. 94
4. Pelayanan Resep RS. Jiwa Daerah Provsu. Tahun 2010………... 95
5. Indikator Pasien RS. Jiwa Daerah Provsu. Tahun 2004‐2010…………. 96
6.
Berdasarkan Daerah/Suku………
97
7.
Kinerja Pelayanan Instalasi Farmasi………..
99
8.
Kinerja Pelayanan Instalasi Laboratorium……….
100
9.
Kinerja Pelayanan Instalasi Gizi………
10010.
Kinerja Pelayanan Instalasi Radiologi………...
101
11.
Kinerja Pelayanan Instalasi Pengolahan Air Limbah……….
101
12.
Jumlah Pemakaian Listrik……….
101
13.
Kinerja Pelayanan Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit Laporan
Pelayanan Instalasi IPSRS RSJD Propinsi Sumatera Utara
102
14.
Realisasi Pendapatan Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera
Utara terhitung mulai bulan Januari s/d Desember 2009...
103
15.
Sarana, Prasarana dan Peralatan……….
104
16.
Jenis Kelamin Responden Pegawai RSJ………
109
17.
Pendidikan Responden Pegawai RSJ……….
110
18.
Usia Responden Pegawai RSJ Provsu………
111
19.
Pesepsi Responden Tentang Perubahan Statuta Rumah sakit Menjadi
Badan Hukum Layanan Umum……….
112
21. Tanggapan Tentang Kemampuan Teknis Petugas RSJ dalam Memberikan
Pelayanan……….
114
22. Tanggapan Tentang Sumber Daya yang ada untuk Kelancaran Tugas
RSJ……….
115
23. Tanggapan Tentang Kegiatan yang Dilakukan RSJ dalam Meningkatkan Mutu
Sumber Daya Petugas………..
116
24. Tanggapan Tentang Kemampuan para Petugas RSJ dalam Pengenalan
Masalah………
117
25. Tanggapan Tentang Kemampuan para petugas RSJ dalam Menangani
Masalah………
118
26. Tanggapan Tentang Kemampuan para Petugas RSJ dalam Menetapkan
Prioritas Penanganan Masalah……….
119
27. Tanggapan Tentang Kemampuan para Petugas RSJ dalam Hal Tanggung Jawab
atas Tindakan yang Dilakukan………
120
Teknis Penanganan Pasien……… 121
29. Tanggapan Tentang Kemampuan Petugas RSJ Menumbuhkan Inovasi dan
Motivasi untuk Mengoptimalkan Kinerja……….
122
30. Tanggapan Tentang Sarana dan Prasarana di RSJ……….. 123
31. Tanggapan Tentang Sikap Petugas dalam Melayani Pasien………..
124
32. Tanggapan Tentang Tingkat Ketertiban para Petugas RSJ………. 125
33. Tanggapan Tentang tingkat kedisiplinan para petugas RSJ……… 126
34. Tanggapan Tentang Kemampuan Menyelesaikan Waktu Pelayanan yang
Diberikan………..
127
35. Ketanggapan terhadap Permasalahan yang Dihadapi Klien dan
Keluarganya………..
128
36. Tanggapan Tentang Kemampuan Menjalankan Pekerjaannya secara
Profesional………
129
37.
130
38. Tanggapan Tentang Tingkat Kenyamanan di dalam RSJ……… 131
39. Tingkat Kepuasan terhadap Layanan Kesehatan yang Diberikan RSJ…… 132
40. Jenis Kelamin Responden Keluarga Pasien………. 133
41. Pendidikan Keluarga Pasien……… 134
42. Usia Responden Keluarga Pasien……… 135
43. Pandangan Responden Tentang Perubahan Statuta Rumah Sakit Menjadi
Badan Hukum Layanan Umum………
136
44. Tanggapan Keluarga Pasien Tentang Kemampuan para Petugas RSJ…… 137
45. Tanggapan Keluarga Pasien Tentang Kemampuan Teknis Petugas RSJ dalam
Memberikan Pelayanan……….
139
46. Tanggapan Keluarga Pasien Tentang Sumber Daya yang ada untuk Kelancaran
Tugas RSJ……….
140
47. Tanggapan Keluarga Pasien Tentang Kegiatan RSJ dalam Meningkatkan Mutu
Sumber Daya Petugas……….
142
48. Tanggapan Keluarga Pasien Tentang Kemampuan para Petugas RSJ dalam
Pengenalan Masalah………..
143
49. Tanggapan Keluarga Pasien Tentang Kemampuan para Petugas RSJ dalam
Menangani Masalah………..
145
50. Tanggapan Keluarga Pasien Tentang Kemampuan para petugas RSJ dalam
Menetapkan Prioritas Penanganan Masalah………..
146
51. Tanggapan Keluarga Pasien Tentang Kemampuan para Petugas RSJ dalam Hal
Tanggung Jawab atas Tindakan yang Dilakukan………...
148
52. Tanggapan Responden Tentang Kemampuan para petugas RSJ dalam
Kemampuan Teknis Penanganan Pasien………..
149
53. Tanggapan Keluarga Pasien Tentang Kemampuan petugas RSJ Menumbuhkan
Inovasi dan Motivasi untuk Mengoptimalkan Kinerja…...
151
54. Tanggapan Keluarga Pasien Tentang Sarana dan Prasarana di RSJ……… 152
55. Tanggapan Keluarga Pasien Tentang Sikap petugas dalam Melayani
Pasien………
153
56. Tanggapan Keluarga Pasien Tentang Tingkat ketertiban para Petugas RSJ 155
57. Tanggapan Keluarga Pasien Tentang Tingkat Kedisiplinan para Petugas
RSJ………..
156
58. Tanggapan Keluarga Pasien Tentang Kemampuan Menyelesaikan Waktu
Pelayanan yang Diberikan………
158
59. Tanggapan Keluarga Pasien Tentang Ketanggapan terhadap Permasalahan
yang Dihadapi Klien dan Keluarganya……….
159
60. Tanggapan Keluarga Pasien Tentang Kemampuan menjalankan Pekerjaannya
secara Profesional………..
160
61. Tanggapan Keluarga Pasien Tentang Prosedur Pelayanan yang Diberikan oleh
RSJ………
162
62. Tanggapan Keluarga Pasien Tentang Tingkat Kenyamanan di dalam RSJ.
163
Kesehatan yang Diberikan RSJ………. 165
64. Tabel silang antara Jenis Kelamin dengan Tingkat Pendidikan pada Pegawai
RSJ Provinsi Sumatera Utara………
166
65. Tabel Silang antara Jenis Kelamin dengan Tingkat Pendidikan Keluarga Pasien
RSJ Provinsi Sumatera Utara………..
167
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
1.
Dokumentasi
Penelitian………..
... 175
ABSTRAK
Baik buruknya suatu pelayanan publik tidak terlepas dari efektifitas organisasi
penyedia pelayanan tersebut. Tinggi rendahnya mutu pelayanan publik mencerminkan
tinggi rendahnya penghormatan pemerintah kepada masyarakat sebagai sumber
kedaulatan negara. Berdasarkan hal tersebut organisasi penyelenggara pelayanan harus
mampu melaksanakan peningkatan kualitas pelayanan publik yang berorientasi kepada
kemudahan masyarakat mengakses produk pelayanan dan berujung pada kepuasan publik.
Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara sebagai badan publik yang memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat dihadapkan kepada tuntutan yang serupa yaitu
perlunya peningkatan kualitas layanan yang berorientasi kepada kepuasan masyarakat.
Berdasarkan fenomena di atas, maka penulis sangat tertarik untuk mencoba meneliti dan
mendeskripsikan tentang fenomena tersebut di atas melalui sebuah penelitian yang
berjudul “Efektifitas Organisasi Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Dalam
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskripif dengan sampel penelitian terdiri dari petugas RSJ dan keluarga pasien
dengan mengkaji efektifitas organisasi Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera
Utara dari 2 hal penting yaitu faktor internal yang meliputi menetapkan prioritas
masalah, kenyamanan rumah sakit jiwa, ketertiban dan kedisiplinan pegawai,
kemampuan pegawai menangani klien, pengenalan masalah klien dan keluarganya,
kepuasan kerja. Sementara dari faktor eksternal dapat dilihat dari tanggapan
masyarakat (keluarga pasien) yang berada di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi
Sumatera Utara mengenai pelayanan yang diberikan.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa penetapan prioritas
masalah di rumah sakit jiwa daerah provinsi Sumatera Utara sudah cukup baik,
sarana dan prasarana kurang baik, ketertiban dan kedisiplinan pegawai sudah cukup
baik, kemampuan teknis, skill pengenalan dan penanganan masalah para pegawai
rumah sakit jiwa terhadap pasien sudah cukup memadai baik ditinjau dari segi latar
belakang pendidikan, dan juga dari intensitas pendidikan dan pelatihan yang mereka
ikuti, kepuasan kerja para pegawai rumah sakit jiwa daerah Provinsi Sumatera Utara
sudah cukup memadai dan secara umum berdasarkan pandangan dan pendapat
masyarakat (keluarga pasien) yang berada di rumah sakit jiwa daerah Provinsi
Sumatera Utara sudah cukup berhasil mengoptimalkan penyelenggaraan pelayanan
publik yang baik dan berorientasi kepada kepuasan masyarakat/pelanggan.
Kata Kunci: Efektifitas, RSJ, Pelayanan, Kesehatan jiwa
ABSTRACT
The pros and cons of a public service can not be separated from the service provider's organizational effectiveness. High quality public services reflects the low level of respect for the government to the community as a source of national sovereignty. Based on the service provider organization must be able to implement improved quality of public services oriented to ease public access to products and services led to public satisfaction. Regional Mental Hospital of North Sumatra province as a public entity that provides health services to communities faced with similar demands is the need to increase the quality of services oriented to the satisfaction of the public. Based on the above phenomenon, the authors are very interested in trying to examine and describe the phenomena mentioned above through a study titled "Effectiveness Organization Regional Mental Hospital of North Sumatra Province, the Organization of Health Services.
The research method used in this research is method deskripif with research sample consisted of hospital staff and families of patients with reviewing the effectiveness of the Regional Mental Hospital organization in North Sumatra Province from 2 important internal factor problems that includes setting priorities, comfort mental hospital, order and employee discipline, the ability of employees to handle clients, the introduction of client and family problems, job satisfaction. While the external factors can be seen from the response of society (families of patients) in the Mental Hospital of North Sumatra Province of services provided.
Based on the results of this research is that the prioritization of issues in mental hospitals of the province of North Sumatra is quite good, facilities and infrastructure is not good, order and discipline of employees is quite good, technical ability, skill recognition and handling of the mental hospital staff towards patients is sufficient both in terms of educational background, and also from the intensity of education and training that they follow, work satisfaction of psychiatric hospital employees in North Sumatra Province area is sufficient and generally based on the views and opinions of society (families of patients) who are at the local mental hospital in North Sumatra Province are quite successful in optimizing the implementation of good public services and oriented to the satisfaction of the public / customers.
Keywords: Effectiveness, Mental Hospital, Service, mental health
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang berdaulat dan miliki sumber daya alam yang
sangat kaya. Sumber daya alam Indonesia meliputi hasil tambang, hutan perikanan,
perkebunan, pertanian dan lain sebagainya. Kekayaan alam Indonesia sangat berpotensi
untuk mensejahterakan masyarakat Indonesia. Sejalan dengan tujuan Negara untuk
mensejahterakan masyarakat maka sudah seharusnya cita‐cita tersebut dapat diwujudkan
oleh Pemerintah Indonesia. Tetapi untuk mensejahterakan masyarakat seutuhnya tidaklah
hanya dipengaruhi oleh kekayaan alam yang dimiliki suatu negara, sumber daya manusia
yang menjalankan roda pemerintahan juga merupakan faktor yang sangat mempengahui
peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Di dalam Undang‐Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional, Program pembangunan Negara Indonesia disusun dalam 2 (dua )
bagian yaitu pembangunan jangka panjang (RPJP) dan jangka menengah (RPJM) dn jangka
pendek (RKP). Program Pembangunan jangka panjang dibutuhkan untuk menetapkan arah
pembangunan Negara Indonesia pada masa yang akan datang sehingga tahapan yang dibuat
memiliki landasan pembangunan kuat. Program pembangunan jangka pendek merupakan
pembangunan jangka pendek harus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat yang
mendesak
Hakekat pemerintah adalah pelayanan kepada rakyat. Pemerintah ada bukan untuk melayani dirinya sendiri, tetapi untuk melayani rakyat, dengan kata lain pemerintah adalah pelayan publik. Pelayanan publik (public services) oleh birokrasi merupakan salah satu perwujudan dari fungsi aparatur negara sebagai abdi masyarakat disamping sebagai abdi negara. Arti pelayanan sendiri adalah suatu proses bantuan kepada orang lain dengan cara ‐ cara tertentu yang memerlukan kepekaaan dan hubungan interpersonal agar tercipta kepuasan dan keberhasilan. Setiap pelayanan menghasilkan (produk), baik berupa barang maupun jasa. Menurut AG. Subarno pelayanan publik dapat didefenisikan sebagai serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh birokrasi publik untuk memenuhi kebutuhan warga pengguna jasa ( Dwiyanto, Agus. 2005. ). Jadi dapat dikatakan pelayanan Publik merupakan suatu pelayanan yang dilakukan oleh birokrasi dan lembaga lain yang tidak termasuk badan usaha swasta, yang tidak berorientasi pada laba (profit). Pelayanan ini menurut Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No. 81 tahun 1993 disebutkan dengan Pelayanan Umum.
Sebuah realitas yang ironis sering ditemukan dalam penyelenggaraan pelayanan
dan kesehatan, yang merupakan fenomena yang sering kali mewarnai proses hubungan pelayanan dan dilayani( Thoha 2002).
Sejak era reformasi, masyarakat menuntut pemerintah untuk mempercepat
pembangunan dengan menerapkan sistem pemerintahan otonomi daerah. Dengan Otonomi
Daerah diharapkan pelayanan masyarakat semakin cepat dan pembangunan infrastruktur
lebih menyentuh kebutuhan masyarakat di daerah. Pemerintah daerah (kabupaten/kota)
diberi wewenang yang luas untuk mengurus daerahnya sendiri untuk mensejahterakan
masyarakat di daerahnya masing‐masing.
Dalam mewujudkan cita‐cita Otonomi Daerah tersebut tidak terlepas dari sistem
manajemen yang baik. Untuk memaksimalkan pembangunan daerah harus menerapkan
sistem manajemen yang berorientasi pada efektifitas kerja para aparatur pemerintah
hingga ke tingkat Desa dan Kelurahan. Keberhasilan Otonomi Daerah juga tidak terlepas dari
sumber daya aparatur pemerintahan dalam menerapkan sistem manajemen pemerintahan
daerah. Penggunaan anggaran harus berorientasi pada pencapaian tujuan dan dapat
dipertanggungjawabkan. Masalah keuangan merupakan suatu sisi dalam proses
pembangunan di samping sisi lainnya yang juga membutuhkan perhatian. Kesulitan‐
kesulitan ekonomi yang juga ikut menyertai jalannya pembangunan mengharuskan untuk
melakukan penghematan dengan cara memanfaatkan anggaran yang tersedia secara
optimal.
Lembaga eksekutif dalam menjalankan roda pemerintah harus mampu
masyarakat. Pelayanan pemerintah kepada masyarakat dapat berupa pelayanan kesehatan seperti pelayanan perobatan gratis, penyuluhan kesehatan, pelayanan administrasi seperti izin usaha, pembuatan kartu identitas.
Baik buruknya suatu pelayanan publik tidak terlepas dari efektifitas organisasi
penyedia pelayanan tersebut. Tinggi rendahnya mutu pelayanan publik mencerminkan
tinggi rendahnya penghormatan pemerintah kepada masyarakat sebagai sumber
kedaulatan negara. Berdasarkan hal tersebut organisasi penyelenggara pelayanan harus
mampu melaksanakan peningkatan kualitas pelayanan publik yang berorientasi kepada
kemudahan masyarakat mengakses produk pelayanan dan berujung pada kepuasan publik.
Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara sebagai badan publik yang
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dihadapkan kepada tuntutan yang
serupa yaitu perlunya peningkatan kualitas layanan yang berorientasi kepada kepuasan masyarakat. Meski sudah diterapkan berbagai model pelayanan kesehatan yang maksimal, namun realitasnya masih sering terjadi masalah dan tanggung jawab untuk melayani masyarakat masih sebatas slogan.
Sehubungan dengan realitas rendahnya kualitas layanan yang diberikan, maka
sebaiknya perlu dikaji mengenai Efektifitas Organisasi Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi
Sumatera Utara dalam penyelenggaraan pelayanan publik, khususnya pelayanan dibidang
kesehatan jiwa. Dalam kondisi seperti ini, maka efektifitas organisasi dan kondisi lingkungan
serta kebijakan manajemen akan sangat menentukan kemampuan organisasi dalam
Berdasarkan fenomena di atas, maka penulis sangat tertarik untuk mencoba meneliti dan mendeskripsikan tentang fenomena tersebut di atas melalui sebuah penelitian yang berjudul “Efektifitas Organisasi Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Dalam Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan .”
1.2. Perumusan Masalah
Menurut Winarno Surakhmad (1989 : 33), masalah adalah Setiap kesulitan yang
menggerakkan manusia untuk memecahkannya. Masalah harus dirasakan sebagai suatu
rintangan yang mesti dilalui (dengan jalan mengatasinya) apabila kita hendak berjalan terus, masalah menampakkan diri sebagai tantangan.
Berdasarkan dasar uraian pada latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi masalah utama dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Efektifitas Organisasi Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan ?”.
1.3. Tujuan Peneliltian
Berdasarkan latar belakang yang telah uraikan sebelumnya, maka tujuan penelitian
a. Untuk mengetahui efektifitas Organisasi Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara dalam penyelenggaraan pelayanan publik, khususnya pelayanan di bidang kesehatan jiwa dan umum.
b. Sebagai sumbangan pemikiran sehingga dapat memecahkan masalah yang
berhubungan dengan efektifitas kerja Organisasi di Badan layanan Umum Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara.
1.4. Manfaat Penelitian
Dengan mengetahui fakta tentang efektifitas kerja Organisasi RSJ Daerah Provinsi
Sumatera Utara diharapkan dapat memperkaya pengetahuan tentang teori Efektifitas
dalam ilmu manajemen yang selanjutnya memberikan sumbangan terhadap pengembangan
teori pelayanan publik, khususnya pelayanan yang disesuaikan dengan Tupoksi RSJ sebagai
bagian dari perangkat daerah yang aplikasinya pada organisasi pemerintahan yang
selanjutnya memberikan masukan‐masukan terhadap peningkatan efektifitas pelayanan.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pimpinan bagi peningkatan efektifitas kerja RSJ dalam memberikan pelayanan bagi masyarakat.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1
Efektifitas Organisasi
Suatu organisasi yang berhasil dapat diukur dengan melihat pada sejauhmana
organisasi tersebut dapat mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Konsep Efektifitas
yang dikemukakan para ahli organisasi dan manajemen memiliki makna yang
berbeda, tergantung pada kerangka acuan yang dipergunakan.
Dalam penelitian ini perspektif efektifitas organisasi yang digunakan adalah
perpektif tujuan, dimana tolok ukur yang digunakan adalah bagaimana organisasi
mencapai tujuan, termasuk merealisir visi dan misi organisasi sesuai dengan mandat
yang diembannya (disesuaikan dengan tujuan RSJ Daerah Provinsi Sumatera Utara
yakni Meningkatkan efisiensi dan efektifivitas pelaksanaan pelayanan kesehatan jiwa
dan kesehatan umum). Jadi tolok ukur efektifitas Organisasi RSJ Daerah Provinsi
Sumatera Utara meliputi efektifitas organisasi dalam menyelenggarakan pelayanan
publik, dalam hal ini pelaksanaan pelayanan kesehatan jiwa dan kesehatan umum.
Steers mengemukakan lima kriteria dalam pengukuran efektifitas organisasi
yaitu:
a. Produktivitas
b. Kemampuan adaptasi atau fleksibilitas
c. Kepuasan kerja
d. Kemampuan berlaba
Sementara menurut Gibson mengatakan pula bahwa efektifitas organisasi
dapat pula diukur sebagai berikut:
a. Kejelasan tujuan yang hendak dicapai b. Kejelasan strategi pencapaian tujuan
c. Proses analisis dan perumusan kebijaksanaan yang mantap
d. Perencanaan yang matang
e. Penyusunan program yang tepat
f. Tersedianya sarana dan prasarana
g. Sistem pengawasan dan pengendalian yang bersifat mendidik (Dalam Siagian, Sondang. P , 1998).
Definisi-definisi
tersebut
melihat
efektifitas organisasi dengan menggunakan
tujuan akhir atau tujuan yang diinginkan. Namun organisasi dengan efektifitas
organisasi dari sudut pencapaian tujuan dalam pengertian sebagai misi akhir adalah
pekerjaan yang sulit, karena sering tujuan yang dikejar oleh suatu organisasi tidak
dapat ditentukan secara pasti. Dari sudut ini maka organisasi tidak pernah mencapai
tujuannya dalam pengertian yang akhir atau selalu ditandai dengan tingkat
keberhasilan yang rendah. Karenanya kemudian berkembang dari pemikiran lain
mengenai penilaian kebutuhan organisasi dengan perspektif dari berbagai multi
disiplin pengetahuan.
Kenyataan dalam upaya mencapai tujuan akhir, organisasi harus mengenali
kondisi-kondisi yang dapat menghalangi tercapainya tujuan. Jadi dapat diterima
pandangan yang menilai efektifitas organisasi sebagai ukuran seberapa jauh sebuah
organisasi berhasil mencapai tujuan yang layak dicapai.
Dalam pengertian ini, pemusatan perhatian pada tujuan yang layak dicapai
dan optimal, akan tampak lebih realistik untuk tujuan evaluasi daripada menggunakan
tujuan akhir atau tujuan yang diinginkan sebagai dasar ukuran. Sehingga keberhasilan
dapat dilihat dari berbagai kriteria yang dikembangkan oleh para ahli namun karena
masing-masing organisasi adalah unik, maka tidak ada rangkaian teratur yang dapat
diterima secara umum.
Memperhatikan pendapat ahli diatas dapat dipahami bahwa konsep efektifitas
organisasi merupakan suatu konsep yang bersifat multidimensional.
tujuan. Berdasarkan uraian diatas disimpulkan bahwa dalam pengertian efektifitas
organisasi tercakup pengertian kemampuan melaksanakan tugas, fungsi (operasi
kegiatan, program atau misi) suatu organisasi.
2.2. Pandangan Faktor‐faktor Penyumbang Efektifitas
Banyak pendapat yang mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi
efektifitas organisasi, namun pada dasarnya pendapat-pendapat tersebut telah
terangkum dalam hasil penelitian Richard M. Steers, seperti teori mengenai
pembinaan organisasi yang menekankan adanya perubahan yang berencana dalam
organisasi yang bertujuan untuk meningkatkan efektifitas organisasi. Jadi
keberhasilan pembinaan organisasi akan mengakibatkan keberhasilan organisasi.
(Steers, 1985)
Lain halnya yang dikemukanan oleh Dydiet Hardjito yang mengemukakan
bahwa keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya dipengaruhi oleh
komponen-komponen organisasi yang meliputi (1) struktur, (2) tujuan; (3) manusia,
(4) hukum (5) prosedur pengoperasian yang berlaku; (6) teknologi, (7) lingkungan,
(8) kompleksitas (9) spesialisasi; (10) kewenangan; (11) pembagian tugas (Hardjito,
2001).
Dalam mencapai efektifitas suatu organisasi sangat dipengaruhi oleh berbagai
faktor yang berbeda-beda tergantung pada sifat dan bidang kegiatan atau usaha suatu
organisasi. Sejalan dengan hal tersebut maka Komberly dan Rottman berpendapat
bahwa efektifitas organisasi ditentukan oleh lingkungan, teknologi, pilihan strategi,
proses dan kultur. (Dalam Gibson, 1995).
Suatu pendekatan didalam arti bagaimana pendekatan atau teori terhadap
pencapaian suatu tujuan. Persepektif efektifitas menekankan tentang peran sentral
dari pencapaian tujuan organisasi, dimana dalam menilai organisasi apakah dapat
bertahan hidup maka dilakukan evaluasi yang relevan bagi suatu tujuan tertentu.
Demikian banyak rangkaian kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi
efektifitas organisasi seperti apa yang dikemukakan diatas, akan tetapi untuk
menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi kriteria adalah sangat sulit sekali,
karena harus melihat pada hasil-hasil penelitian terdahulu. Dengan dikemukakannya
empat faktor yang berpengaruh terhadap efektifitas organisasi oleh Steers, dapat
digambarkan sebagai berikut :
Tabel 1. Faktor‐faktor Penyumbang Efektifitas Organisasi
ORGANISASI LINGKUNGAN PEKERJA PRAKTEK
MANAJEMEN
1. Struktur : Desentralisasi Spesialisasi Formalisasi
Rentang
Kendali 2. Teknologi :
Operasi
Bahan
Pengetahuan
1. Ekstern :
Kekomplekan
Kestabilan
Ketidaktentuan
2. Intern :
Orientasi pada
karya
Pekerja sentris
Orientasi pada
imbalan
Hukuman
Keamanan vs
resiko
Keterbukaan vs
pertahanan
1. Keterikatan pada
organisasi : Ketertarikan
Kemantapan kerja
Keikatan
(komitmen)
2. Prestasi kerja : Motivasi Tujuan
Kebutuhan
Kemampuan
Kejelasan peran
1. Penyusunan
tujuan strategis
2. Pencarian
pemanfaatan
dan sumber daya
3. Menciptakan
lingkungan
prestasi
4. Kepemimpinan
dan pengambilan
5. Inovasi dan
adaptasi organisasi
Sumber: Steers (1985: 8)
Adapun pengaruh 4 faktor tersebut terhadap efektifitas organisasi sebagai
berikut:
1) Karakteristik Organisasi
Karakteristik organisasi terdiri dari struktur dan teknologi. Struktur diartikan
sebagai hubungan yang relatif tetap sifatnya, merupakan cara suatu organisasi
menyusun orang-orangnya untuk menciptakan sebuah organisasi yang meliputi
faktor-faktor seperti deentralisasi pengendalian, jumlah spesialisasi pekerjaan,
cakupan perumusan interaksi antar pribadi dan seterusnya. Secara singkat struktur
diartikan sebagai cara bagaimana orang-orang akan dikelompokkan untuk
Teknologi menyangkut mekanisme suatu organisasi untuk mengubah
masukan mentah menjadi keluaran jadi. Teknologi dapat memiliki berbagai
bentuk, termasuk variasi-variasi dalam proses mekanisme yang digunakan dalam
produksi, variasi dalam pengetahuan teknis yang dipakai untuk menunjang
kegiatan menuju sasaran. Ciri organisasi yang berupa struktur organisasi meliputi
faktor luasnya desentralisasi. Faktor ini akan mengatur atau menentukan sampai
sejauh mana para anggota organisasi dapat mengambil keputusan. Faktor lainnya
yaitu spesialisasi pekerjaan yang membuka peluang bagi para pekerja untuk
mengembangkan diri dalam bidang keahliannya sehingga tidak mengekang daya
inovasi mereka.
Faktor formalisasi berhubungan dengan tingkat adaptasi organisasi
terhadap lingkungan yang selalu berubah, semakin formal suatu organisasi
semakin sulit organisasi tersebut untuk beradaptasi terhadap lingkungan. Hal
tersebut berpengaruh terhadap efektifitas organisasi karena faktor tersebut
menyangkut para pekerja yang cendenrung lebih terikat pada organisasi dan
merasa lebih puas jika mereka mempunyai kesempatan mendapat tanggung jawab
yang lebih besar dan mengandung lebih banyak variasi jika peraturan dan
ketentuan yang ada dibatasi seminimal mungkin.
Harvey (dalam Steers, 1985) menemukan bahwa semakin mantap teknologi
sebuah organisasi, makin tinggi pula tingkat penstrukturannya yaitu tingkat
spesialisasi, sentralisasi, spesifikasi tugas dan lain-lain. Efektifitas organisasi
sebagian besar merupakan hasil bagaimana tingkat Indonesia dapat sukses
memadukan teknologi dengan struktur yang tepat. Keselarasan antara struktur dan
teknologi yang digunakan sangat mendukung terhadap pencapaian tujuan
organisasi.
2) Karakteristik Lingkungan
Karakteristik lingkungan ini mencakup dua aspek yaitu internal dan
eksternal. Lingkungan internal dikenal sebagai iklim organisasi. Yang meliputi
macam-macam atribut lingkungan yang mempunyai hubungan dengan segi-segi
dan efektifitas khususnya atribut lingkungan yang mempunyai hubungan dengan
segi-segi tertentu dari efektifitas khususnya atribut diukur pada tingkat individual.
Lingkungan eksternal adalah kekuatan yang timbul dari luar batas
organisasi yang memperngaruhi keputusan serta tindakan di dalam organisasi
seperti kondisi ekonomi, pasar dan peraturan pemerintah. Hal ini mempengaruhi:
derajat kestabilan yang relatif dari lingkungan, derajat kompleksitas lingkungan
dan derajat kestabilan lingkungan.
dimana tingkat keterdugaan dari keadaam lingkungan disaring oleh para
pengambil keputusan dalam organisasi melalui ketetapan persepsi yang tepat
mengenai lingkungan dan pengambilan keputusan yang sangat rasional akan
dapat memberikan sumbangan terhadap efektifitas organisasi. (Steers, 1985)
3) Karakteristik PekerjaKarakteristik pekerja berhubungan dengan peranan perbedaan individu para
pekerja dalam hubungan dengan efektifitas. Para individu pekerja mempunyai
pandangan yang berlainan, tujuan dan kemampuan yang berbeda-beda pula.
Variasi sifat pekerja ini yang sedang menyebabkan perilaku orang yang berbeda
satu sama lain. Perbedaan tersebut mempunyai pengaruh langsung terhadap
efektifitas organisasi. Dua hal tersebut adalah rasa keterikatan terhadap organisasi
dan prestasi kerja individu.
Menurut Katz dan Kahn (Dalam Steers, 1985), peranan tingkah laku dalam
efektifitas organisasi harus memenuhi tiga persyaratan sebagai berikut:
a. Setiap organisasi harus mampu membawa dan mempertahankan suatu armada kerja
yang mantap yang terjadi dari pekerja pria dan wanita yang terampil. Berarti di samping
mengadakan penerimaan dari penempatan pegawai, organisasi juga harus mampu
memelihara para pekerja dengan imbalan yang pantas dan memadai sesuai dengan
kontribusi individu dan yang relevan bagi pemuasan kebutuhan individu.
b. Organisasi harus dapat menikmati prestasi peranan yang dapat diandalkan dari para pekerjanya. Sering terjadi manajer puncak yang seharusnya memikul tanggung jawab
utama dalam merumuskan kebijakan perusahaan, membuang terlalu banyak waktu
Di samping prestasi peranan yang dapat diandalkan organisasi yang efektif
menuntut agar para pekerja mengusahakan bentuk tingkah laku yang spontan dan
inovatif, job description tidak akan dapat secara mendetail merumuskan apa yang
mereka kerjakan setiap saat, karena bila terjadi keadaan darurat atau luar biasa
individu harus mampu bertindak atas inisiatif sendiri dan atau luar biasa individu
harus mampu bertindak atas inisiatif sendiri dan atau mengambil keputusan dan
mengadakan tanggapan terhadap yang paling baik bagi organisasinya.
4) Kebijakan dan praktek manajemen
Karena manajer memainkan peranan sentral dalam keberhasilan suatu
organisasi melalui perencanaan, koordinasi dan memperlancar kegiatan yang
ditujuan ke arah sasaran. Kebijakan yang baik adalah kebijakan tersebut secara
jelas membawa kita ke arah tujuan yang diinginkan. Pada intinya manajemen
adalah tentang memutuskan apa yang harus dilakukan kemudian
melaksanakannya melalui sumber daya manusia yang ada.
Dari faktor kebijakan dan praktek manajemen ini, sedikitnya
diindentifikasikan menjadi enam variabel yang menyumbang efektifitas yaitu: 1)
penyusunan tujuan strategis, 2) pencarian dan pemanfaatan sumber daya, 3)
menciptakan lingkungan prestasi, 4) proses komunikasi, 5) kepemimpinan dan
pengambilan keputusan dan 6) inovasi dan adaptasi.
Dari keempat faktor yang mempengaruhi efektifitas organisasi yang
dinyatakan oleh Steers tersebut dapat dijelaskan secara ringkas bahwa: 1) struktur
yang dibangun dan teknologi yang digunakan dalam organisasi akan sangat
berpengaruh terhadap proses dan pencapaian tujuan, 2) organisasi sebagai
organisasi yang terbuka, kelangsungan hidupnya akan sangat tergantung kepada
lingkungan sekitarnya baik yang berada di dalam organisasi maupun diluar
organisasi, 3) bahwa manusia sebagai unsur penting dari organisasi memiliki
kemampuan, pandangan motivasi dan budaya yang berbeda, dan 4) kebijakan dan
praktek manajemen yang ditetapkan oleh pimpinan dalam mengatur dan
mengendalikan organisasi sangat berpengaruh bagi organisasi maupun bagi
pencapaian tujuan.
Berdasarkan penjelasan atas faktor-faktor di atas beserta variabelnya dapat
dipahami demikian banyak faktor yang berpengaruh pada efektifitas suatu organisasi
dapat dilihat atau ditinjau dari;
penelitian ini adalah bagaimana kesesuaian penempatan individu pada struktur
yang ada dengan kualifikasi pendidikan yang dimilikinya, dan bagaimana
pemanfaatan teknologi dalam organisasi tersebut.
2.
Adanya kerjasama, merupakan unsur yang terpenting dalam organisasi, karena
dengan adanya hubungan yang baik/kerjasama yang baik maka keberhasilan
pencapaian tujuan organisasi akan lebih cepat. Kerjasama ini bukan hanya terjadi
antara individu atau antara unit/bagian saja melainkan adanya kerjasama dengan
dinas instansi terkait lainnya. Adanya kerjasama dengan dinas, instansi terkait
lainnya akan dapat diketahui berbagai masukan tentang informasi dalam hal
peningkatan pendapatan daerah. Elemen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah kerjasama rutin yang dilakukan Inspektorat dengan instansi teknis lainnya.
3.
Kemampuan administratif pegawai, sebagai bentuk dari kemampuan sumber daya
manusia merupakan unsur penentu dalam keberhasilan organisasi dalam
produktivitas kerja. Sumber daya manusia dalam hal ini adalah pegawai, perlu
terus dikembangkan baik dari segi pendidikan formalnya maupun pendidikan
jenjang kariernya. Dengan kualitas pegawai yang semakin meningkat diharapkan
adanya perubahan kerja, etos kerja pegawai meningkat sehingga timbul rasa
memiliki organisasi dan tercipta rasa kepuasan baik individu sendiri maupun
keseluruhan organisasi. Elemen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kondisi pegawai menurut jenjang pendidikan formal, dan keadaan pegawai
4.
Perencanaan Program Kerja memegang peranan dalam memulai sesuatu kegiatan
atau melakukan suatu pekerjaan. Perencanaan yang baik merupakan perencanaan
yang melibatkan baik unsur-unsur pimpinan maupun bawahan dalam menentukan
kebijakan manajemen organisasi. Bukan hanya keterlibatan bawahan saja
melainkan dalam menyusun suatu rencana program kerja memperhatikan
faktor-faktor baik internal maupun eksternal dalam membahas suatu perencanaan yang
sifatnya strategik. Elemen yang dianalisis adalah deskripsi program kerja
masing-masing bagian, dan pertemuan rutin yang membahas mengenai pelaksanaan
tugas.
5.
Kepuasan kerja merupakan suatu kondisi yang dirasakan oleh seluruh anggota
organisasi yang mampu memberikan kenyamanan dan motivasi bagi peningkatan
kinerja organisasi secara keseluruhan untuk mencapai efektifitas organisasi.
Elemen yang menjadi fokus penelitian ini adalah lamanya penyelesaian pekerjaan
yang dilakukan karyawan dan sistem insentif yang diberlakuan bagi anggota
organisasi yang berprestasi atau melakukan pekerjaan yang melebihi beban kerja
yang ada.
2.3. Pengertian Efektifitas Kerja
“Bagi seorang ahli ekonomi atau analis keuangan efektifitas semakna dengan keuntungan, atau laba investasi. Bagi seorang manajer produksi, efektifitas seringkali berarti kuantitas keluaran (output) barang atau jasa. Bagi seorang ilmuwan bidang riset, efektifitas dijabarkan dengan jumlah paten, penamaan atau produk baru suatu organisasi. Dan bagi sejumlah sarjana ilmu sosial efektifitas seringkali ditinjau dari sudut kualitas kehidupan bekerja, singkatnya, pengertian efektifitas mempunyai arti yang berbeda bagi setiap orang, tergantung kepada kerangka acuan yang dipakai”.
Berbicara mengenai efektifitas, menurut Kumorotomo adalah menyangkut apakah
tujuan dari didirikannya organisasi pelayanan publik tersebut tercapai. Hal tersebut erat
kaitannya dengan rasional teknis, nilai, misi tujuan organisasi serta fungsi agen
pembangungan (Kumorotomo, 1996).
Dengan demikian, dapatlah dikatakan bahwa tindakan yang efektif adalah tindakan pencapaian tujuan tanpa
memperhitungkan bagaimana atau seberapa pengorbanan yang diberikan/ditimbulkan asalkan tujuan dapat tercapai.
Dengan demikian dapat terjadi penghamburan usaha (tenaga, waktu, fikiran, ruang benda dan uang) dari yang
melaksanakan pekerjaan.
Menurut pengertian di atas berarti efektifitas adalah kemampuan untuk memilih
sasaran yan tepat. Seseorang yang efektif adalah pegawai yang memilih pekerjaan yang benar untuk dijalankan, tanggung jawab pegawai membutuhkan semangat yang efektif.
Efektifitas adalah merupakan kunci keberhasilan dalam suatu organisasi atau
dapat dikatakan bahwa efektifitas, apabila sasaran ataupun tujuan yang ingin dicapai telah dapat direalisasikan tepat pada waktunya.
Dan kalau tujuan atau sasaran itu tidak selesai sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, maka pekerjaan tersebut tidaklah efektif lagi. Oleh karena itu disini pengertian yang dikandung efektifitas berkaitan dengan masalah waktu. Dengan kata lain, seseorang atau pegawai yang bekerja pada suatu kantor menyelesaikan pekerjaannya sesuai dengan
waktu yang telah ditetapkan sebelumnya. Pentingnya unsur waktu dalam kehidupan
organisasi atau perusahaan lebih terlihat lagi apa yang dikemukakan oleh SP.Siagian (1982 : 151) bahwa :
“Secara sederhana dapat dikaitkan bahwa efektifitas kerja berarti penyelesaian pekerjaan tepat pada waktu yang telah ditetapkan artinya apakah pelaksanaan suatu tugas dinilai baik atau tidak sangat tergantung pada bilamana tugas itu diselesaikan dan tidak terutama menjawab pertanyaan bagaimana cara melaksanakannya dan beberapa biaya yang dikeluarkan untuk itu”.
Pada dasarnya pekerjaan yang ada di instansi pemerintah lebih menekankan kepada
faktor efektifitas daripada faktor efisien. Sekalipun diusahakan secara efisien.
Efektifitas dalam pekerjaan pemerintah menurut pendapat Soewarno
Handayaningrat (1996 :16) bahwa :
Suatu tujuan atau sasaran yang telah tercapai sesuai dengan rencana adalah efektif tetapi belum tentu efisien suatu pekerjaan pemerintah sekalipun tidak efektif, dalam arti input dan output tetapi tercapainya efek atau pengaruh besar terhadap kepentingan masyarakat banyak, baik politik, ekonomi, sosial dan sebagainya
Sedangkan menurut Gibson, et.al,. (1993: 27) yang dialihbahasakan oleh Djoerban Wahid, mengemukakan pengertian efektifitas adalah
“Pencapaian sasaran yang telah disepakati atas usaha bersama. Tingkat pencapaian sasaran itu menunjukan tingkat efektifitas”.
Hal lain juga menyebutkan bahwa efektifitas kerja pegawai yaitu suatu
keadaan tercapainya tujuan yang diharapkan atau dikehendaki melalui penyelesaian
pekerjaan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan. Adapun pengertian efektifitas
menurut para ahli diantaranya sebagai berikut :
Sondang P. Siagian (2001 : 24) memberikan definisi sebagai berikut :
“Efektifitas adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu
yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang atas jasa
kegiatan yang dijalankannya. Efektifitas menunjukan keberhasilan dari segi tercapai
tidaknya sasaran yang telah ditetapkan. Jika hasil kegiatan semakin mendekati sasaran,
berarti makin tinggi efektifitasnya.
Sementara itu Abdurahmat (2003:92)
Efektifitas adalah pemanpaatan sumber daya, sarana dan prasaranadalam jumlah
tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah
pekerjaan tepat pada waktunya.
Dari beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa suatu
pekerjaan dapat dilaksanakan secara tepat, efektif, efisien apabila pekerjaan tersebut
dilaksanakan dengan tepat sesuai dengan yang telah direncanakan.
Pengertian efektifitas tersebut lebih menekankan pada tercapainya sasaran dan
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dengan tidak begitu menghiraukan masalah
penggunaan biaya dan bahan‐bahan atau material yang digunakan, yang penting sasaran dan tujuan bias dicapai dan pekerjaan tergolong itu dikatakan efektif.
Demikianlah begitu pentingnya efektifitas dalam suatu instansi, terlebih‐lebih dalam instansi atau organisasi
efektif adalah perbuatan yang menimbulkan akibat sebagaimana yang dikehendakinya yaitu mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
2.4. Nilai‐nilai dalam Efektifitas Kerja
1. Etos Kerja
Setiap organisasi yang selalu ingin maju, akan melibatkan anggota untuk
meningkatkan mutu kinerjanya, diantaranya setiap organisasi harus memiliki etos
kerja.
Etos menurut Geertz, (wahyudi, 2005) diartikan sebagai sikap yang mendasar
terhadap diri dan dunia yang dipancarkan hidup”. Etos adalah aspek evaluatif, yang bersifat menilai. Dengan demikian, yang dipersoalkan dalam pengertian etos adalah kemungkinan‐
kemungkinan sumber motivasi seseorang dalam berbuat, apakah pekerjaan dianggap
sebagai keharusan demi hidup, apakah pekerjaan terikat pada identitas diri, atau (dalam lingkup empiris) apakah yang menjadi sumber pendorong partisipasi dalam pembangunan. Etos juga merupakan landasan ide, cita, atau pikiran yang akan menentukan sistem tindakan (system of action). Karena etos menentukan penilaian manusia atas suatu pekerjaan, ia akan menentukan pula hasil‐hasilnya. Semakin progresif etos kerja suatu masyarakat, semakin baik hasil‐hasil yang akan dicapai baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
David C. Mac Clelland mengartikan etos kerja dengan Need of Achierement
yang lebih baik dari keadaan sebelumnya, atau dengan kata lain: sebuah semangat
dan sikap mental yang selalu berpandangan bahwa kehidupan hari ini harus lebih baik
dari kehidupan kemarin, dan hari esok harus lebih baik dari hari ini.
Berpijak pada pengertian bahwa etos kerja menggambarkan suatu sikap,
maka dapat ditegaskan bahwa etos kerja mengandung makna sebagai aspek evaluatif
yang dimiliki oleh individu (kelompok) dalam memberikan penilaian terhadap
kegiatan kerja. Mengingat kandungan yang ada dalam pengertian etos kerja, adalah
unsur penilaian, maka secara garis besar dalam penilaian itu, dapat digolongkan
menjadi dua, yaitu penilaian positif dan negatif.
Berpangkal tolak dari uraian itu, maka menurut bahwa suatu individu atau
kelompok masyarakat dapat dikatakan memiliki etos kerja yang tinggi, apabila
menunjukkan tanda-tanda sebagai berikut :
a.
Mempunyai penilaian yang sangat positif terhadap hasil kerja manusia.
b.
Menempatkan pandangan tentang kerja, sebagai suatu hal yang amat luhur
bagi eksistensi manusia.
c.
Kerja yang dirasakan sebagai aktivitas yang bermakna bagi kehidupan
manusia.
d.
Kerja dihayati sebagai suatu proses yang membutuhkan ketekunan dan
sekaligus sarana yang penting dalam mewujudkan cita-cita,
Sedangkan bagi individu atau kelompok masyarakat, yang dimiliki etos kerja
yang rendah, maka akan menunjukkan ciri-ciri yang sebaliknya, yaitu;
a.
Kerja dirasakan sebagai suatu hal yang membebani diri,
b.
Kurang dan bahkan tidak menghargai hasil kerja manusia,
c.
Kerja dipandang sebagai suatu penghambat dalam memperoleh kesenangan,
d.
Kerja dilakukan sebagai bentuk keterpaksaan,
e.
Kerja dihayati hanya sebagai bentuk rutinitas hidup.
Etos kerja yang dimiliki oleh seseorang atau kelompok masyarakat, akan
menjadi sumber motivasi bagi perbuatannya. Apabila dikaitkan dengan situasi
kehidupan manusia yang sedang “membangun”, maka etos kerja yang tinggi akan
dijadikan sebagai prasyaraat yang mutlak, yang harus ditumbuhkan dalam kehidupan
itu. Karena hal itu akan membuka pandangan dan sikap kepada manusianya untuk
menilai tinggi terhadap kerja keras dan sungguh-sungguh, sehingga dapat mengikis
sikap kerja yang asal-asalan, tidak berorientasi terhadap mutu atau kualitas yang
semestinya.
Nitisemito (1996) mengatakan bahwa indikasi turun/ rendahnya semangat
dan kegairahan kerja antara lain :
1.
Turun/ rendahnya produktivitas
2.
Tingkat absensi yang naik/ rendah
3.
Labour turnover
(tingkat perputaran buruh) yang tinggi
5.
Kegelisahan dimana-mana
6.
Tuntutan yang sering terjadi
7.
Pemogokan
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan etos kerja
adalah sikap yang mendasar baik yang sebelum, proses dan hasil yang bisa mewarnai
manfaat suatu pekerjaan. Jadi etos kerja dalam penelitian ini mengacu kepada apa
yang dikemukakan Pandji Anoraga dan Sri Suryanti seperti di atas.
Daya pendorong bagi pendisiplinan jajaran kerja diberikan oleh Herzberg.
Dasar bagi gagasannya adalah bahwa faktor-faktor yang memenuhi kebutuhan orang
akan pertumbuhan psikologis, khususnya tanggung jawab dan etos kerja untuk
mencapai tujuan yang efektif.
Herzberg yang dikutip oleh James I. Gibson (1989) menunjukkan bahwa
untuk mencapai tujuan organisasi yang baik diperlukan orang yang memiliki
kemampuan yang tepat, termasuk etos kerja.
Beberapa penelitian riset mendukung asumsi bahwa etos kerja merupakan
faktor penting yang menentukan pelaksanaan pekerjaan yang lebih baik dan
bertambahnya kepuasan. Ford menyatakan bahwa 17-18 percobaan di sebuah
2. Disiplin Kerja
Disiplin adalah kegiatan manajemen untuk menjalankan standar-standar
organisasional. Secara etiomologis, kata “disiplin” berasal dari kata Latin “diciplina”
yang berarti latihan atau pendidikan kesopanan dan kerohanian serta pengembangan
tabiat (Moekijat, 2003).
Menurut Nitisemito (1996) menyatakan masalah kedisiplinan kerja,
merupakan masalah yang perlu diperhatikan, sebab dengan adanya kedisiplinan,
dapat mempengaruhi efektifitas dan efisiensi pencapaian tujuan organisasi.
Sedangkan menurut Nasution (2005) memandang disiplin melalui adanya
hukuman. Disiplin kerja,