• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektifitas Pelatihan Mind Mapping Terhadap Kemampuan Mengingat Materi pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara Angkatan 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Efektifitas Pelatihan Mind Mapping Terhadap Kemampuan Mengingat Materi pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara Angkatan 2013"

Copied!
163
0
0

Teks penuh

(1)

Efektifitas Pelatihan Mind Mapping Terhadap Kemampuan Mengingat Materi pada Mahasiswa Fakultss Psikologi Universitas Sumatera Utara Angkatan 2013

Westley1 dan Ika Sari Dewi2

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pelatihan Mind Mapping terhadap kemampuan mengingat pada mahasiswa. Jumlah partisipan dalam penelitian ini sebanyak 37 orang yang merupakan Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara angkatan 2013, menggunakan teknik pengambilan sampel acak sederhana. Mereka terbagai ke dalam dua kelompok melalui metode random assignment. Kelompok Eksperimen berjumlah 19 orang dan kelompok kontrol berjumlah 18 orang. Kelompok ekperimen mendapatkan pelatihan Mind Mapping selama tiga hari, masing-masing 120 menit, sedangkan kelompok kontrol tanpa perlakuan apapun.

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan mengingat materi psikologi umum topik Stress and health. Data penelitian dianalisis menggunakan uji t sampel independen. Berdasarkan hasil analisa data, maka diperoleh perbedaan peningkatan skor yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, atau dengan kata lain terdapat pengaruh yang signifikan dari Mind Mapping yang diberikan terhadap peningkatan kemampuan mengingat materi pada mahasiswa.

Kata Kunci : Kemampuan Mengingat, Mahasiswa, Psikologi Umum, Mind

Mapping

1

Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara 2

(2)

Effectiveness of Mind Mapping Training Towards Memory Ability of Material for Undergraduate Students of Facuty of Psychology Universitas Sumatera Utara,

Academic Year 2013

Westley1 dan Ika Sari Dewi2 ABSTRACT

This study evaluated the effect of Mind Mappping training towards memory ability of undergraduate students. The number of participants in this study were 37 people student of Faculty of Psychology Universitas Sumatera Utara,academic year of 2013, which was collected using simple random sampling technique. They were divided into two groups by random assignment method. Experimental groups of 19 people and control groups of 18 people. Experimental group was given the preferential treatment in form of Mind Mapping training as treatment for three days, each day in one hundred and twenty minutes, while the control group was not given any treatment.

Measuring instruments used in this study is a test of memory ability of General Psychology topics Stress and health. The research data were analyzed using independent samples t test. Based on the results of the data analysis suggests that there is a significant differences in gain scores between the experimental group and the control group, or in other words, there is a significant effect of Mind Mapping training towards the improvement of memory ability of material for undergraduate student.

Keywords : Memory ability, Undergraduate Student, General Psychology, Mind

Mapping

1

Student of Faculty of Psychology, University of North Sumatera

2

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Individu tidak akan terlepas dari proses belajar dimulai dari awal kehidupannya. Belajar (learning) merupakan proses yang sedeharna yang dialami oleh individu namun akan menjadi sulit ketika menghadapi proses yang rumit. Belajar menjadi dasar untuk individu yang lebih maju. Tanpa belajar individu tidak akan mengenal bahasa, nilai dan perkembangan yang diwariskan. Tanpa belajar individu akan kesulitan dalam mengembangkan teknologi dan ilmu pengetahuan yang dapat dirasakan saat ini. Proses belajar merupakan hal yang penting bagi individu. Individu juga tidak boleh membiarkan proses belajar terjadi begitu saja. Pengetahuan dan informasi tersebar begitu luas sehingga sulit untuk mempelajari semuanya. Untuk mendalami proses ini, individu membutuhkan waktu yang cukup lama dalam mempelajari pengetahuan yang dibutuhkan seperti ilmu sosial untuk studi psikologi dan sistem kerangka untuk studi terapi fisik. (Gredler, 2011).

(4)

menyelesaikan masalah atau mengembangkan kepribadian dalam kurun waktu kehidupan seseorang. ( Lahey, 2007).

Proses belajar keseluruhan seseorang juga akan membentuk “personal library” seperti perpustakaan pada umumnya yang menyimpan berbagai macam informasi. Informasi yang telah disimpan tersebut disebut memori. Menurut Foster (2009) dalam bukunya berjudul Psikologi Memori bahwa tanpa memori individu akan sulit untuk melakukan fungsi kehidupan seperti berbicara, membaca, mengidentifikasi objek, ataupun berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Memori menjadi sarana bagi individu untuk mengingat peristiwa penting yang telah terjadi pada detik, hari , bulan ataupun tahun yang telah lalu. Memori memberikan individu sebuah rekaman peristiwa yang dapat diputar kembali sehingga dapat mempengaruhi kehidupan seseorang di masa yang akan datang.

(5)

Perguruan tinggi merupakan jenjang pendidikan yang paling tinggi. Mahasiswa sangat membutuhkan informasi yang diproses oleh otak untuk menjadi memori agar dapat dipanggil kembali ketika sedang ujian ataupun ketika menghadapi pertanyaan dari dosen. Memori memiliki mekanisme yang harus dilalui sehingga informasi dapat disimpan dan kemudian dipanggil kembali. Mahasiswa akan lebih mudah mengingat pelajaran yang telah dipelajarinya sebelumnya jika memorinya bekerja dengan baik. Mahasiswa yang sedang berpikir akan berusaha untuk memanggil informasi yang telah dipelajari sebelumnya. Ketika mahasiswa hanya menggunakan memori jangka pendek (ingatan sadar) yang hanya terbatas sebanyak 7±2 huruf atau angka, maka informasi kurang optimal untuk dipanggil. Adapun individu harus menggunakan memori jangka panjang (ingatan bawah sadar) agar proses mengingat lebih optimal. (Putra, 2010).

(6)

Menurut pengalaman peneliti, selama kegiatan perkuliahan, mahasiswa yang mencatat termasuk dalam kategori sedikit. Kebanyakan mahasiswa hanya membaca makalah , mendengarkan ceramah ataupun membaca slide presentasi yang disampaikan padahal untuk dapat mengingat suatu informasi secara efektif untuk jangka waktu yang panjang tidak cukup hanya dengan membaca dan mendengar saja. Adapun mahasiswa yang mencatat masih menggunakan metode linear yang hanya terpaku pada tulisan yang panjang dan belum sistematis. Mahasiswa hanya menggunakan proses otak bagian kiri ketika belajar. mahasiswa hanya terpaku pada proses belajar yang menggunakan angka, linearlitas, analisis dan daftar yang semuanya merupakan kerja otak kiri daripada irama, kesadaran ruang, imajinasi , kreatifitas yang merupakan kerja otak kanan. Sistem pendidikan modern memang lebih cenderung untuk menggunakan otak kiri seperti hitungan, bahasa, dan ilmu pengetahuan lainnya daripada menggunakan otak kanan seperti keterampilan berpikir secara kreatif. (Buzan, 2006).

(7)

(Tuksinvarajarn, 2009). Bentuk daftar, tabel, ataupun grapfik tidak seperti bentuk linear yang penuh dengan tulisan panjang dan tidak sistematis. Bentuk grafik yang sering dibicarakan yaitu Mind Map. Menurut Michalko dalam Buzan (2006) bahwa Mind Map adalah alternatif pemikiran keseluruhan otak terhadap pemikiran linear. Dengan menggunakan Mind Map, otak akan dibuat untuk saling berhubungan. Sama seperti prinsip pengoraganisasian memori dalam Long term memory yang dikarateristikan dengan sebuah assosiative network. Memori diasosiakan atau dihubungkan melalui berbagai pengalaman. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa Mind Map akan membantu memetakan pikiran dalam otak sehingga memudahkan untuk melakukan penggulangan karena struktur yang mirip dengan pola pikir kita. Olah karena itu, dengan menggunakan bentuk Mind Map, materi dapat lebih cepat dipahami daripada tulisan biasa.

(8)

terhadap kemampuan mengingat jangka panjang mahasiswa psikologi USU angakatan 2013. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan peneliti didapatkan bahwa 53.75 % partisipan menjawab bahwa mereka kesulitan mengingat materi yang diberikan sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa banyak mahasiswa yang mendapatkan nilai rendah pada kartu hasil studi per semester. Hal tersebut diperkuat data yang didapatkan peneliti mengenai nilai mata kuliah psikologi umum II bahwa banyak mahasiswa yang mendapatkan nilai C. Tahun 2010/2011 Genap sebanyak 41% dari 83 orang mahasiswa mendapatkan nilai C, 8% dari 83 mahasiswa mendapatkan nilai D dan 2 % dari 83 orang mahasiswa mendapatkan nilai E. Tahun 2011/2012 genap sebanyak 53% dari 60 orang mahasiswa mendapatkan nilai C, 8% dari 83 orang mahasiswa mendapatkan nilai D dan 2 % persen dari 60 orang mahasiswa mendapatkan nilai E. Dan pada tahun 2012/2013 terdapat penurunan nilai yaitu sebanyak 62% dari 53 orang mendapatkan nilai C, 6 % persen dari 53 orang mendapatkan nilai D dan 2% persen dari 53 orang mahasiswa mendapatkan nilai E.

(9)

Hasil Penelitian oleh Wicramasinghe (2007) mengenai “Effectiveness of Mind Maps as a learning tool for medical students” didapatkan bahwa grup yang menggunakan Mind Map merasa bahwa dengan menggunakan Mind Map akan lebih mudah merangkum informasi. Selain itu, Mind Map juga berguna untuk mengingat informasi yang terorganisasi. Hasil penelitian tersebut juga memberikan informasi bahwa Mind Map mungkin tidak efektif untuk meningkatkan ingatan terhadap informasi dalam waktu yang lebih pendek sehingga disarankan untuk mengevaluasi efektifitas dalam mengingat informasi dalam waktu yang lebih lama.

(10)

Selain itu, banyak penelitian mengenai Mind Mapping hanya terbatas pada jenjang yang lebih rendah seperti sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah atas. Peneliti memberikan pelatihan Mind Map diharapkan dapat meningkatkan kemampuan mengingat mahasiswa terhadap materi kuliah yang dipelajarinya sehingga dapat mengurangi jumlah mahasiswa yang mengulang mata kuliah di Fakultas Psikologi USU.

(11)

B. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektifitas pelatihan Mind Mapping terhadap kemampuan mengingat mahasiswa psikologi USU.

C. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat membantu mahasiswa menggunakan metode yang dapat meningkatkan kemampuan mengingat sehingga prestasi belajar meningkat.

2. Manfaat Teoritis

(12)

D. Sistematika Penelitian

Sistematika penulisan dalam penelitian ini berisikan intisari dari :

Bab I : Pendahuluan

Bab ini berisi uraian singkat tentang latar belakang permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II : Tinjauan Pustaka

Bab ini berisi teori-teori kepustakaan yang digunakan sebagai landasan di dalam penelitian ini, diantaranya teori tentang memori dan Mind Mapping. Bab ini juga mengemukakan hipotesis penelitian sebagai dugaan sementara terhadap masalah penelitian.

Bab III : Metode Penelitian

Bab ini menjelaskan mengenai identifikasi variabel, metode pengumpulan data, subjek/partisipan penelitian, desain penelitian, tehnik pengambilan sampel, prosedur penelitian eksperimen, dan teknik analisa data.

BAB IV : Pembahasan dan Hasil Penelitian

(13)

BAB V : Kesimpulan dan Saran

(14)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kemampuan Mengingat

1. Defenisi Ingatan

Menurut Matlin (2005), ingatan adalah proses untuk mempertahankan informasi dalam kurun waktu tertentu. Menurut Oxford University Press (2014), ingatan adalah kemampuan pikiran dalam menyimpan dan memanggil informasi. Nairne (2006) mengartikan ingatan adalah kapasitas untuk mempertahankan dan mengembalikan informasi. Oleh karena itu dapat ditarik kesimpulan bahwa ingatan adalah kemampuan kita untuk menyimpan, dan mempertahankan informasi untuk kemudian dipanggil dan dikembalikan dalam waktu yang kita inginkan.

2. Model Pengelolahan Informasi

(15)

a. Ingatan sensori

Ingatan sensori akan merekam informasi yang diterima oleh indera manusia. Proses masuknya informasi menuju otak terjadi dengan cepat. Manusia tidak akan sadar dengan semua yang informasi yang masuk melalui indera manusia. Indera penghilatan akan direkam pada iconic memory dan indera pendengaran akan direkam pada echoic memory. Namun, informasi hanyak bisa disimpan selama ±2 detik dan jika melebihi , informasi akan dilupakan.

b. Ingatan Jangka Pendek

Ingatan Jangka Pendek merupakan komponen dasar kedua yang dikemukakan oleh atkinson dan shriffrin. Informasi dari ingatan sensori akan menuju Ingatan Jangka Pendek. Dalam ingatan jangka pendek , ingatan juga termaasuk mudah hilang. Namun tidak seperti sensory ingatan, ingatan jangka pendek dapat menyimpan informasi selama ±30 detik. Manusia juga hanya dapat menahan informasi yang terbatas. Manusia hanya akan mengingat tujuh item (±2) yang berarti diantara 5 item sampai 9 item.

c. Ingatan Jangka Panjang

(16)

kehidupan manusia. Informasi dari Ingatan jangka pendek akan dilanjutkan menuju Ingatan jangka panjang. Infromasi yang penting akan ditempatkan dalam ingatan jangka panjang.

3. Jenis-jenis Ingatan jangka panjang

Banyak konsep mengenai jenis-jenis ingatan. Terdapat ingatan jangka pendek dan ingatan jangka panjang. Dalam ingatan jangka panjang terdapat ingatan eksplisit dan ingatan implisit. Ingatan eksplisit termasuk didalamnya ingatan episodic dan ingatan semantic. Dalam ingatan implisit terdapat ingatan prosedural, priming, dan classical conditioning.

a. Ingatan Eksplisit dan Ingatan Implisit

(17)

b. Ingatan Episodik, Ingatan Semantik dan Ingatan Prosedural

Ingatan episodik dan ingatan semantik merupakan subtipe dari ingatan eksplisit. Nairne (2005) menjelaskan bahwa ingatan episodik merupakan ingatan untuk peristiwa tertentu yang terjadi kepada kita secara pribadi. Sedangkan Ingatan semantik merupakan pengetahuan mengenai dunia. Ingatan semantik berisi makna dari kata-kata dan kalimat. Berbeda dengan ingatan prosedural yang merupakan pengetahuan mengenai cara kita mengerjakan sesuatu. Jadi karena tidak perlu secara sadar mengingat informasi tersebut, ingatan prosedural dimasukan dalam ingatan implisit.

4. Proses Penyimpanan Ingatan

(18)

5. Tingkat Pemrosesan Informasi

Craik dan Lochart dalam Matlin (2005) mengemukakan sebuah alternatif lain dari stage memory model Atkinson dan Shiffrin yaitu level of processing. Craik dan Lockhart mengemukakan bahwa proses masuknya informasi bergerak dari shallow (dangkal) menuju deep (dalam). Lama informasi bertahan bergantung pada bagaimana informasi tersebut melalui proses encoding. Informasi akan lebih cepat terlupakan jika diproses pada tingkat yang dangkal, tapi akan lebih lama diingat jika diproses pada tingkat yang lebih dalam.

a. Tingkat Pemrosesan Informasi Dangkal

Dalam pemrosesan informasi tingkat dangkal, informasi yang diterima didasarkan pada kualitas tampilan fisik sesuatu hal. Infromasi hanya disimpan pada ingatan jangka pendek.

b. Tingkat pemrosesan Informasi Mendalam

(19)

1. Distinctiveness

Stimulus yang berbeda akan membantu untuk mengingat suatu informasi sehingga ketika informasi di panggil kembali , secara otomatis otak akan mencari sesuatu yang berbeda.

2. Elaboration

Proses encoding dengan mengartikan sebuah kata dan menghubungkannya dengan kata-kata dengan arti yang sama. Elaboration juga berarti mengasosiasikan ingatan yang baru dengan ingatan yang sudah ada.

6. Faktor yang mempengaruhi Ingatan

Menurut matlin (2005) bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi ingatan :

a. Mood dan emosi

Ada tiga hal dimana mood dan emosi dapat mempengaruhi ingatan, antara lain :

1. Manusia akan mengingat stimulus yang menyenangkan lebi akurat dari stimulus lain.

2. Proses recall akan lebih akurat jika mood seseorang cocok dengan mood alamiah sesuatu hal.

(20)

b. Atensi

Atensi merupakan sebuah konsentrasi dari aktifitas mental. Ketika indera menerima stimulus, tidak semua akan dipertahankan. Stimulus yang dipilih akan diproses lebih detil. Stimulus yang tidak mendapat perhatian akan dibuang dan tidak akan di proses.

c. Kesamaan Semantik

Arti dari kata-kata akan mempengaruhi jumlah kata yang akan tersimpan pada short term memory. Selain itu ada juga proactive interference bahwa orang akan kesulitan belajar hal yang baru karena hal yang lama akan mengganggu hal yang baru dipelajari.

d. Prinsip pengkodean spesifik

Bahwa recall akan lebih baik jika konten dalam retrieval sama dengan konten encoding.

e. Umur

(21)

f. Metamemory

(22)

B. Mind Mapping

1. Pengertian Mind Mapping

Mind Map adalah “alternatif pemikiran keseluruhan otak terhadap pemikiran liner.” Michael Michalko, Crakcing creativity. Mind Mapping atau pemetaan pikiran merupakan cara mencatat yang kreatif, efektif dan secara harfiah akan “memetakan” pikiran-pikitan kita. (Buzan, 2006).

2. Kegunaan Mind Map

Menurut LearningGuide , The University of Adelaide (2009) bahwa kegunaan dari Mind Mapping :

a. Memberikan pandangan secara luas mengenai topik dan membuat kita untuk menghadirkannya kedalam bentuk yang lebih singkat.

b. Mendorong kita untuk melihat gambaran yang lebih besar dan alur yang lebih kreatif

c. Mempermudah kita untuk merencanakan atau membuat pilihan dari sumber materi yang kita harapkan untuk suatu tugas dan dimana kita kan meletakannya.

d. Membuat kita mendapatkan sebuah format yang lebih menarik dan menyenangkan bagi mata dan otak, pemikiran dan ingatan.

Menurut Buzan (2006) Mind Mapping dapat membantu kita dalam banyak hal, antara lain:

(23)

e. Menyelesaian masalah f. Memusatkan perahtian

g. Menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran h. Menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran i. Mengingat dengan lebih baik

j. Belajar lebih cepat dan efisien

3. Keunggulan Mind Mapping

Menurut Buzan (2006) keunggulan Mind Mapping yaitu :

a. Memberi pandangan menyeluruh pokok masalah atau area yang luas.

b. Mengumpulkan sejumlah besar data di suatu tempat.

c. Mendorong pemecahan masalah dengan membiarkan kita melihat jalan-jalan pemecahan kreatif baru.

d. Menyenangkan untuk dilihat, dibaca, dan diingat.

Menurut Micahael Michalko dalam buzan (2006), dengan menggunakan Mind Map maka :

a. Mengakitfkan seluruh sel otak

b. Membereskan akal dari kekusutan mental

c. Memungkinkan kita berfokus pada pokok bahsan

d. Membantu menunjukkan hubngan antara bagian-bagian informasi yang saling terpisah

e. Memberi gambaran yang jelas pada keseluruhan dan perincian f. Memungkinkan kita mengelompokkan konsep, membantu kita

(24)

g. Mensyaratkan kita untuk memusatkan perhatian pada bahasan yang membantu mengalihkan informasi tentangnya dari ingatan jangka pendek ke ingatan jangka panjang

Banyak orang yang sering mengucapkan bahwa Mind Map tidak cocok dengan mereka. Menurut Raphaela (2013) bahwa adapun alasan orang utk tidak meggunakan Mind Map :

a. Saya tidak dapat menggambar

Mungkin orang punya banyak talenta, katakan bahwa seseorang tidak dapat menggambar. Jika seseorang dapat menggunakan pen dan menggunakannya untk menulis, berarti seseorang tersebut dapat menggunakannya untuk menggambar. Mungkin gambar yang terlihat tidak sebaik individu yang memilik talenta menggambar. Tujuan membuat bentuk grapik pada Mind Map bukan utk membuat suatu karya seni melainkan untuk membuat peta dengan gambar dan simbol yang mudah dipahami sehingga membuat peta tersebut lebih muda untuk diingat kembali oleh otak.

b. Mind Map hanyalah untuk anak-anak/ Mind Maps tidak dapat digunakan secara profesional.

(25)

prasekolah. Namun kenyataanya, banyak pekerja yang menggunakannya dalam presentasi bisnis.

c. Mind Map hanya dapat dibentuk dengan informasi yang terbatas

Mungkin Mind Map akan dibatasi oleh ukuran kertas. Dengan sistem yang benar, Mind Map dengan kertas juga dapat dibentuk dengan informasi yang besar dan lebih jelas daripada catatan linear.

d. Mind Mapping akan memakan waktu yang lebih lama dari catatan linear

Mungkin karena ada bentuk gambar dalam Mind Map sehingga banyak orang yang berpiki bahwa Mind Map \ akan menghabiskan banyak waktu daripada catatan linear. Hal tersebut akan terjadi jika seseorang menghabiskan waktu hanya untuk mengubah Mind Map menjadi karya seni. Pada umumnya, Mind Map akan membantu untuk menghemat waktu. Dengan Mind Map akan dipaksa untuk memutuskan informasi mana yang penting dan tidak penting.

e. Saya adalah pemikir linear

(26)

bukankah dengan menggunakan banyak tekni akan memberikan keuntungan yang lebih banyak? Pemikiran linear, radian, visual , lateral atau pararel. Kenapa tidak mengkombinasikannya untuk mencapai potensi otak yang lebi baik?

C. Pengaruh Mind Mapping terhadap kemampuan mengingat mahasiswa Mahasiswa diharapkan untuk dapat menyerap begitu banyak materi pelajaran. Mahasiswa dituntut sebagai individu yang aktif. Hasil dari kemampuan individu dapat dilihat dari nilai ujian tes dan ujian akhir semester. Tidak semua mahasiswa mendapatkan nilai yang baik saat ujian.

Mahasiswa diharapkan untuk dapat mengoptimalkan kedua belahan otak. Kebiasaan mahasiswa yang hanya menggunakan otak kiri seperti menghafal, mencatat yang kurang tersistem, membaca dengan sistem kebut semalam hanya membuat rugi mahasiswa. Informasi yang masuk ke dalam otak tanpa proses yang tersistematis akan mudah untuk dilupakan. Selain itu informasi tersebut kelak akan digunakan ketika mahasiswa akan dihadapkan pada tes/ujian yang membutuhkan proses retrieval (pengambilan kembali informasi yang telah disimpan).

(27)

informasi yang telah disimpan sebelumnya. Menurut Decay theory, proses lupa terjadi karena sebuah informasi yang tidak digunakan dalam ingatan akan sulit untuk dipanggil kembali. Selain itu, menurut Interference theory bahwa informasi yang disimpan di Ingatan jangka panjang akan sulit dipanggil kembali karena terganggu oleh informasi-informasi lain. Dengan kata lain, adanya gangguan dalam proses masuknya informasi dapat membuat terjadinya lupa. proses masuknya informasi yang tidak sistematis. Maka dari itu perlu suatu metode belajar yang sistematis yaitu dengan metode pecatatan Mind Mapping.

Mind Map akan membantu memetakakan pikiran dalam otak sehingga memudahkan untuk melakukan penggulangan karena struktur yang mirip dengan pola pikir kita. Dengan menggunakan bentuk Mind Map, materi dapat lebih cepat dipahami daripada dengan metode mencatat biasa. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian oleh Penelitian yang dilakukan oleh Putri dan Sudianto (2013) yang menunjukkan bahwa dengan menerapkan metode Mind Map siswa lebih termotivasi, lebih kreatif dan kemampuan mengingat mereka meningkat sehingga memudahkan dalam menangkap dan memahami pelajaran.

(28)

bahasan yang membantu mengalihkan informasi dari ingatan jangka pendek ke ingatan jangka panjang.

D. Hipotesis

(29)

BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah pemberian perlakuan akan mengubah kemampuan mengingat seseorang; skor yang didapatkan dari prestest dan posttest akan dibandingkan. Penelitian ini menggunakan pre-test-posttest between subject design dimana menggunakan dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

A. Identifikasi Variabel Penelitian

Terdapat tiga jenis variabel yang diidentifikasi untuk dapat menguji hipotesa dalam penelitian ini. Jenis-jenis variabel tersebut antara lain variabel bebas, variabel tergantung, dan variabel kontrol:

1. Variabel Tergantung (DV) : Kemampuan Mengingat 2. Variabel Bebas (IV) : Mind Mapping

3. Variabel Ekstraneous :

a. Karakteristik Individu yang terdiri dari :

1. Pengetahuan tentang materi Psikologi Umum : Stress and health. 2. Pengetahuan mengenai Mind Mapping.

b. Faktor Lingkungan yang terdiri dari :

1. Materi Psikologi Umum : Stress and health. 2. Kondisi Ruangan.

(30)

B. Defenisi Operasional Variabel Penelitian

1. Kemampuan mengingat adalah kemampuan individu untuk menerima informasi, menyimpan informasi, sampai kemudian memanggil kembali informasi yang telah diterima tadi. Tes untuk mengukur kemampuan mengingat terhadap materi Stress and health dibentuk menggunakan salah satu dimensi dalam proses kognitif yaitu “remember” atau mengingat. Penggunaan materi Psikologi umum dengan topik Stress and health disebabkan karena survey kepada mahasiswa yang menyatakan bahwa Stress and health merupakan topik yang sangat sulit, sehingga peneliti memutuskan menggunakan materi tersebut. Tes yang akan digunakan untuk mengukur kemampuan mengingat adalah soal materi yang terdiri butir soal tes yang mengukur makna dari kata-kata dan kalimat (berupa defenisi/istilah penting) mengenai materi Stress and health. Setiap jawaban yang benar diberi skor satu (1), sedangkan jawaban yang salah atau kosong diberi skor nol (0).

(31)

C. Teknik Pengontrolan Variabel Ekstraneous

Variabel ekstraenous yang dikontrol dalam penelitian ini adalah a. Variabel personal yaiitu

1. Pengetahuan tentang materi psikologi umum topik stress and health 2. Pengetahuan mengenai Mind Mapping

Teknik kontrol yang digunakan untuk mengontrol variabel personal dalam penelitian ini adalah eliminasi. Mahasiswa yang menjadi partisipan dalam penelitian ini telah di wawancara untuk mendapatkan mahasiswa yang pernah mengambil mata kuliah psikologi umum stress and health dan tidak sedang mengulang mata kuliah psikologi umum. Survey diberikan untuk mengetahui mahasiswa yang belum pernah meneggunakan Mind Mapping.

b. Variabel lingkungan yaitu

1. Materi Psikologi Umum : Stress and health. 2. Kondisi ruangan

3. Aturan pengerjaan tes.

(32)

D. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

Menurut Azwar (2010), Populasi adalah kelompok subjek yang akan mendapatkan generalisasi dari hasil penelitian. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara. Karateristik dari populasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

a. Merupakan mahasiswa/i angkatan 2013 Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara yang masih aktif pada tahun ajaran 2014/2015

b. Telah lulus mata kuliah Psikologi Umum I dan II.

2. Sampel Penelitian

Hadi (2000) menyatakan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi yang dikenakan dalam penelitian. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian kecil dari mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utaraa angkatan 2013. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 37 orang dengan 19 orang di kelompok eksperimen dan 18 orang di kelompok kontrol.

3. Lokasi Penelitian

(33)

E. Teknik Pengambilan Sampel

Metode maupun teknik pengambilan sampel adalah cara yang digunakan untuk mengambil sampel dari populasi dengan menggunakan prosedur tertentu, dalam jumlah yang sesuai, dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang benar-benar dapat mewakili populasi (Hadi, 2000). Bentuk pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling, dimana peneliti mendapatkan sampel penelitian dengan memilih secara acak. Peneliti mendata partisipan yang dapat mengikuti penelelitian dengan menulis nama secara acak kemudian peneliti mengambil nama-nama yg termasuk dalam nomer ganjil dan genap. Kemudian didapatkan kelompok eksperimen dan kelompok kontol.

F. Desain Penelitian

Penelitian ini akan menggunakan desain dengan bentuk prestes-posttest between subject design. Peneliti menggunakan desain ini karena menggunakan satu variabel bebas. Peneliti akan dapat mendeteksi efek dari variabel bebas dengan membandingkan nilai tes dengan perlakuan berbeda.(Myers & hansen, 2006 )

Tabel 1. Desain Pre-Test Post-Test Between Subject Design R (KE) O1 X O2

(34)

Catatan:

R = Random Assignment KE = Kelompok Eksperimen KK = Kelompok Kontrol O1 = Pre-Test

O2 = Post-Test

X = Pemberian pelatihan Mind Mapping

G. Instrumen Penelitian dan Alat Ukur Penelitian 1. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunkan dalam penelitian ini antara lain : a. Survei pendahuluan kepada mahasiswa untuk mencari gambaran

umum proses belajar mahasiswa, metode pencatatan dan pengetahuan tentang Mind Mapping.

b. Informed consent. Lembar ini memberikan penjelasan tentang tujuan, tata cara, dan manfaat dari penelitian yang harus disepakati oleh partisipan penelitian

c. Lembar soal dan lembar jawaban tes kemampuan mengingat materi psikologi umum topik Stress and health.

2. Alat Ukur Penelitian

(35)

ingatan jangka panjang. Bentuk soal dirancang melalui buku Psychology: An Introduction Ninth Edition oleh Lahey tahun 2007 dengan jumlah 17 buah pertanyaan pilihan berganda dengan empat pilihan jawaban mulai dari A, B, C dan D. Skor untuk jawaban benar memiliki skor satu (1) dan skor untuk jawaban yang salah akan diberikan skor (0). Berikut disajikan tabel blueprint aitem tes kemampuan mengingat materi psikologi umum topik Stress and health.

Tabel 2. Blueprint Aitem Tes Kemampuan Mengingat Materi psikologi umum topik Stress and health

No .

Pokok

bahasan Sub bahasan

Banyak

1. Defenisi Stress 2. Sumber stress :

a. Life event b. Frustation c. Konflik d. Pressure

e. Kondisi Lingkungan

13 38,23 %

2

aspek umum dari reaksi terhadap stress

a. reaksi psikologi terhadap stress

b. Reaksi fisik terhadap stress dan kesehatan

1. Pengalaman terdahulu 2. Faktor perkembangan 3. Dukungan sosial 4. Variabel personal :

a. Kognisi b. Kepribadian, c. Gender, d. Etnis.

(36)

4 Coping with

1. Belajar untuk rileks

2. Perilaku makan dan latihan yang benar

3. Safety management

3 8,82%

Total 34 100%

H. Validitas, Reliabilitas, Analisis dan Seleksi Aitem 1. Validitas Score Alat Ukur Penelitian

Validitas alat ukur digunakan untuk melihat apakah suatu instrumen menghasilkan data yang akurat sesuai dengan tujuan ukurnnya (Azwar, 2010). Dalam penelitian ini, validitas yang dikaji berdasarkan isi yang akan diukur, yang disebut sebagai validitas isi (content validity).

Azwar (2004) menyebutkan bahwa validitas isi adalah validitas yang diestimasi dengan menguji isi tes melalui metode professional judgment. Penelitian ini melibatkan dosen departemen psikologi umum dan eksperimen dan Dosen pelatihan di Fakultas Psikologi USU sebagai professional judgment.

2. Reliabilitas Score Alat Ukur Penelitian

Reliabilitas alat ukur merujuk pada sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya (Azwar, 2004). Reliabilitas dinyatakan dalam koefisien reliabilitas (rxx) yang angkanya berada dalam rentang dari 0

(37)

sebaliknya koefisien yang mendekati angka 0 berarti semakin rendah reliabilitasnya. Berdasarkan estimasi reliabilitas menggunakan teknik koefisien alpha Cronbach dengan bantuan program SPSS 17.0 diperoleh reliabilitas dalam penelitian ini bernilai 0,652.

3. Analisis dan seleksi aitem

Analisis butir aitem dilakukan untuk mendapatkan sejumlah butir aitem yang memiliki taraf kesukaran dan daya diskriminasi aitem yang baik sehingga dapat digunakan sebagai alat ukur penelitian. Taraf kesukaran aitem dinyatakan dalam indeks kesukaran aitem dengan simbol p. Indeks kesukaran aitem merupakan rasio antara penjawab aitem dengan benar dan banyaknya penjawab aitem (Azwar, 2004). Berikut rumus untuk indeks kesukaran aitem adalah:

p=n1/N Keterangan:

p : indeks kesukaran aitem

n1 : banyaknya responden yang menjawab aitem dengan benar N : banyaknya responden yang menjawab aitem

(38)

mendekati 1. Besar p yang ideal sekitar 0,5 dan dianggap yang paling baik. (Azwar,2009).

Tabel 3. Indeks Kesukaran Aitem Mean Keterangan

0-0,3 Sulit 0,31-0,7 Sedang

0,71-1 Mudah

Indeks diskriminasi aitem yang ideal adalah mendekati 1. Semakin kecil indeks diskriminasi (mendekati 0) makan semakin tidak berfungsi aitem yang bersangkutan untuk membedakan subjek mana yang menguasi materi ataupun tidak menguasai materi. Kriteria pemilihan aitem dapat didasarkan pada korelasi biserial, biasanya digunakan batasan rbis ≥ 0,30. Semua aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 dianggap memuaskan. Indeks diskriminasi aitem dihitung dengan menggunakan korelasi biserial.

Tabel 4. Indeks Diskriminasi Menurut Ebel Dalam Azwar (2007)

Indeks Diskriminasi Evaluasi 0,40 atau lebih Bagus sekali 0,30 -0,39 Lumayan bagus

(39)

I. Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Mengingat Materi Psikologi Umum

Stress and health

Uji coba alat ukur penelitian in dilakukan terhadap 68 orang mahasiswa Fakultas Psikologi USU yang tidak termasuk partisipan penelitian. Berikut adalah tabel blueprint hasil uji coba aitem :

Tabel 5. Hasil Uji Coba Blueprint Aitem Tes Kemampuan Mengingat Materi psikologi umum topik Stress and health.

No. Pokok

bahasan Sub bahasan

Banyak

1. Defenisi Stress 2. Sumber stress :

a. Life event b. Frustation c. Konflik d. Pressure

e. Kondisi Lingkungan

7 41,23%

2

aspek umum dari reaksi terhadap stress

a. reaksi psikologi terhadap stress b. Reaksi fisik terhadap

stress dan kesehatan

2 11,76%

1. Pengalaman terdahulu 2. Faktor perkembangan 3. Dukungan sosial 4. Variabel personal :

(40)

5

Changging health related behavior pattern

1. Belajar untuk rileks

2. Perilaku makan dan latihan yang benar

3. Safety management

2 11,76%

Total 17 100%

Berdasarkan hasil analisa terhadap alat ukur, maka didapatkan hasil mengenai indeks kesukaran aitem dan indeks diskriminasi aitem . Berikut tabel hasil analisa aitem tersebut:

Tabel 6. Indeks Kesukaran dan Indeks Diskriminasi Tes Kemampuan Mengingat Materi Psikologi Umum Topik Stress and health Nomor

aitem

Indeks

kesukaran Keterangan

Korelasi

Biserial keterangan

Aitem terpakai 1 0,63 Sedang 0,35891 Lumayan

bagus Terpakai 2 0,47 Sedang 0,57266 Bagus

sekali Terpakai

3 0,97 Mudah 0,27154 Belum

memuaskan

Tidak Terpakai

4 0,97 Mudah 0,71117 Bagus

sekali Terpakai 5 0,44 Sedang 0,53023 Bagus

sekali Terpakai

6 0,66 Sedang 0,0384 Jelek Tidak

Terpakai 7 0,61 Sedang 0,30118 Lumayan

bagus Terpakai

8 0,98 Mudah 0,44167 Bagus

sekali Terpakai 9 0,89 Mudah 0,37541 Lumayan

(41)

10 0,92 Mudah 0,40502 Bagus

sekali Terpakai 11 0,86 Mudah 0,43338 Bagus

sekali Terpakai 12 0,64 Sedang 0,43854 Bagus

sekali Terpakai

13 0,86 Mudah 0,4849 Bagus

sekali Terpakai 14 0,66 Sedang 0,3704 Lumayan

bagus Terpakai 15 0,44 Sedang 0,52091 Bagus

sekali Terpakai

16 0,8 Mudah 0,42019 Bagus

sekali Terpakai 17 0,89 Mudah 0,43698 Bagus

sekali Terpakai 18 0,69 Sedang 0,32252 Lumayan

bagus Terpakai `19 0,75 Sedang 0,21992 Belum

memuaskan

Tidak Terpakai 20 0,95 Mudah 0,37264 Lumayan

bagus Terpakai 21 0,51 Sedang 0,73376 Bagus

sekali Terpakai 22 0,6 Sedang 0,56956 Bagus

sekali Terpakai 23 0,51 Sedang 0,62305 Bagus

sekali Terpakai 24 0,72 Sedang 0,5572 Bagus

sekali Terpakai 25 0,79 Sedang 0,33042 Lumayan

bagus Terpakai 26 0,58 Sedang 0,59716 Bagus

sekali Terpakai 27 0,64 Sedang 0,58704 Bagus

sekali Terpakai 28 0,79 Sedang 0,53703 Bagus

(42)

29 0,51 Sedang -0,4125 Jelek Tidak Terpakai

30 0,89 Mudah 0,4575 Bagus

sekali Terpakai 31 0,82 Mudah 0,25048 Belum

sekali Terpakai

(43)

banyak akan melelahkan peserta penelitian. Pemilihan aitem dilakukan dengan bantuan professional judgement.

J. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilaksanakan sesuai dengan tiga tahapan penelitian. Adapun ketiga tahapan terdiri dari :

a. Persiapan Penelitian

Sebelum penelitian ini dimulai, peneliti melakukan berbagi persiapan yang dibutuhkan dalam penelitian ini, antara lain

1. Pemilihan partisipan penelitian dengan menggunakan teknik simple random sampling dengan jumlah partisipan sebanyak 37 orang dan meminta partisipan untuk mengisi lembar informed consent.

2. Peneliti mempersiapkan modul pelatihan Mind Mapping yang terdiri dari langkah-langkah pemberian perlakuan kepada kelompok eksperimen serta pembuatan soal materi Psikologi umum topik stress and healh kemudian meminta Professional Judgment dari beberapa dosen Fakultas Psikologi USU.

(44)

4. Persiapan peralatan yang mendukung penelitian seperti proyektor, laptop, microphone, spidol berwarna, handout materi, kertas A4 dan A3 , dan reward.

5. Pembentukan fasilitator yang akan membantu proses penelitian. Peneliti meminta bantuan kepada empat (4) orang fasilitator untuk masing-masinag dua (2) orang disetiap kelompok. Setiap orang memiliki tugas masing-masing yang telah dibagi oleh peneliti. Fasilitator juga telah mendapatkan arahan dari peneliti mengenai pelatihan yang akan dilakukan agar masing-masing fasilitator memahami tugasnya masing-masing.

b. Pelaksanan Penelitian 1. Pelaksanaan Pre-test

Pre-test yang diberikan berbentuk tes kemampuang mengingat mengenai materi Stress and health. Pre-test berisikan 17 buah soal pilihan berganda dengan pilihan A,B,C dan D. Pre-test dilaksanakan pada tanggal 16 oktober 2014 pukul 10.00-12.00.

2. Pemberian perlakuan

Pemberian Perlakuan berbentuk pelatihan Mind Mapping dengan waktu 120 menit setiap peretemuan. Pelatihan akan memakan waktu 3 kali pertemuan yang akan disusun dalam bentuk modul.

(45)

yang membahas mengenai Mind Map yang membahas mengenai konsep dan hal yang berhubungan dengan Mind Map. Partisipan juga diberi latihan untuk membuat Mind Map mengenai mata kuliah di Fakultas Psikologi USU berdasarkan departeman Fak.Psikologi USU. Di akhir pertemuan partisipan diberi reward serta mengingatkan kembali untuk hadir di pertemuan selanjutnya.

ii. Pertemuan kedua berlangsung pada tanggal 20 oktober 2014 pukul 14.00-16.0 diruang kuliah B.2.5 Fakultas Psikologi USU dengan memberikan video praktik pembuatan Mind Mapping serta meminta partisipan untuk membuat Mind Map mengenai masa depan ideal. Di akhir pertemuan partisipan diberi reward serta mengingatkan kembali untuk hadir di pertemuan selanjutnya.

(46)

3. Pelaksanaan post-test

Post-test yang diberikan berbentuk soal materi belajar mengenai materi Stress and health yang telah diberikan. Post-test dilakukan dengan pemberian kepada kelompok kontrol dan eksperimen dengan soal materi yang sama. Soal materi post-test telah diacak oleh peneliti. Sebelum post-test dilaksanakan, kelompok eksperimen diberi waktu 15 menit untuk mengingat kembali materi Stress and health dari Mind Map yang mereka telah buat di pelatihan hari ketiga dan kelompok kontrol diberi waktu 15 menit juga untuk meningat materi dengan memberikan hand out materi di Stress and health.

c. Tahap Pengolahan Data

Data yang didapatkan dari hasil pre-test dan post-test yang telah diperoleh dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen diolah untuk mencari gain-score. Skor post-test akan dikurangin dengan skor pre-test dari kelompok ekperimen dan kelompok kontrol. Gain score dari masing-masing kelompok tersebut lalu diolah dengan menggunakan metode statistik. Pengolahan data-data ini menggunakan bantuan program aplikasi komputer SPSS 17.0 for Windows Evaluation Version.

K. Metode Analisis Data

(47)
(48)

BAB IV

ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian akan dibahas pada bab ini. Analisa data dilakukan dengan menguraikan gambaran umum subjek dalam penelitian, hasil penelitian dan pembahasan mengenai hasil-hasil analisa data penelitian.

A. Analisa Data

1. Gambaran Subjek Penelitian

Keseluruhan jumlah partisipan dalam penelitian ini adalah sebanyak 37 orang mahasiswa Fakultas Psikologi Sumatera Utara angkatan 2013 yang kemudian dibagi menjadi dua kelompok, yakni kelompok eksperimen sebanyak 19 orang dan kelompok kontrol sebanyak 18 orang. Berikut adalah tabel distribusi kedua kelompok pada awal dan akhir eksperimen.

Tabel 7. Proporsi awal dan Akhir Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Nama

kelompok Variabel

Eksperimen

Kelompok Variabel

(49)

Berdasarkan tabel 7. dapat diketahui bahwa mayoritas subjek penelitian ini adalah perempuan dan sisanya laki-laki. Kelompok eksperimen yang terpakai perempuan dengan jumlah 16 orang atau 84,2 persen dan laki-laki dengan jumlah 3 orang atau 14,8 persen sedangakan kelompok kontrol perempuan dengan jumlah 17 orang atau 94,4 persen dan laki-laki dengan jumlah 5,6 persen. Berdasarkan usia, semua subjek teridentifikasi berada pada usia 18 sampai 19 tahun.

a. Gambaran Kelompok Eksperimen Berdasarkan Tingkat Kemampuan Mengingat.

(50)

Tabel 8. Perbandingan Mean Hipotetik dan Empirik Pre-test kelompok Eksperimen

Berdasarkan tabel di atas, diperoleh mean hipotetik sebesar 8,5 dengan standar deviasi 2,83, sedangkan dai hasil penelitian kelompok eksperimen diperoleh mean empirik sebesar 8,789 dan standar deviasi 2,67. Perbandingan antara kedua mean antara hipotetik dan empirik menunjukan nilai mean empirik lebih tinggi daripada mean hipotetik (8,78 > 8,5). Hal tersebut menunjukan bahwa secara umum kemampuan mengingat materi psikologi umum topik stress and health kelompok eksperimen pada pre-test lebih tinggi (0,28 poin) daripada kemampuan mengingat populasi pada umumnya. Masing-masing subjek penelitian dimasukan kedalam tiga kategori, yaitu tingkat kemampuan mengingat rendah, sedang dan tinggi. Tujuan dari kategorisasi ini adalah menempatkan individu kedalam kelompok yang terpisah berdasarkan variabel kemampuan mengingat.

Tabel 9. Norma kategorisasi tes kemampuan mengingat materi psikologi umum II topik stress and health

Rentang Nilai Kategori Kemampuan mengingat

� ≥ (����+ 1 ��) Tinggi

(���� −1��)≤ X < (����+ 1��) Sedang

� < (���� −1 ��) Rendah

Kelompok Nilai Mean SD Min Max

Eksperimen Empirik 8,78 2,67 4 15

(51)

Keterangan :

SD : Standar Deviasi Mean : Rata- rata

Berikut adalah tabel kategorisasi kelompok eksperimen berdasarkan tingkat kemampuan mengingat materi psikologi umum topik stress and health pada saat pre-test :

Tabel 10. Kategorisasi Kelompok Eksperimen saaat Pre-test Kelompok Kategori Kemampuan

mengingat Jumlah

Persentase (%)

Eksperimen

Tinggi � ≥11,33 3 15,8

Sedang 5,67 ≤ �< 11,33 15 78,94

Rendah � < 5,67 1 5,26

Total 19 100

Mean empirik kelompok eksperimen mengalami peningkatan pada saat post-test dilakukan. Berikut adalah tabel perbandingan mean empirik dan hipotetik kemampuan mengingat materi psikologi umum topik stress and health kelompok eksperimen pada saat post-test :

Tabel 11. Perbandingan Mean Hipotetik dan Empirik Post-test Kelompok Eksperimen

Kelompok Nilai Mean SD Min Max

Eksperimen Empirik 15,52 1,46 12 17

(52)

Perbandingan antara mean empirik pre-test dan post-test menunjukan bahwa nilai mean empirik pada saat post-test lebih tinggi, dimana nilai mean empirik ketika pre-test kelompok eksperimen sebesar 8,78 dan nilai mean empirik ketika post-test menjadi sebesar 15,52. Perbedaan nilai mean empirik pre-test dan post-test kelompok eksperimen menunjukan bahwa ada peningkatan sebesar 6,74 poin. Berikut ini adalah tabel kategorisasi kelompok eksperimen berdasarkan tingkat kemampuan mengingat materi psikologi umum topik stress and health pada saat post-test :

Tabel 12. Kategorisasi Kelompok Eksperimen saaat Post-test\ Kelompok Kategori Kemampuan

mengingat Jumlah

Persentase (%)

Eksperimen

Tinggi � ≥11,33 19 100

Sedang 5,67 ≤ �< 11,33 0 0

Rendah � < 5,67 0 0

Total 19 100

b. Gambaran Kelompok Kontrol Berdasarkan Tingkat Kemampuan Mengingat

(53)

Tabel 13. Perbandingan Mean Hipotetik dan Empirik Pre-test Kelompok kontrol

Berdasarkan tabel di atas, Mean empirik kelompok kontrol sebesar 8,61 dan standar deviasi 2,27. Perbandingan antara kedua mean antara hipotetik dan empirik menunjukan nilai mean empirik lebih tinggi daripada mean hipotetik (8,61 > 8,5). Hal tersebut menunjukan bahwa secara umum kemampuan mengingat materi psikologi umum topik stress and health kelompok kontrol pada pre-test lebih tinggi (0,11 poin) daripada kemampuan mengingat populasi pada umumnya. Masing-masing subjek penelitian dalam kelompok kontrol juga dapat digolongkan ke dalam tiga kategori, yaitu tingkat kemampuan mengingat rendah, sedang, dan tinggi. Berikut adalah tabel kategorisasi kelompok kontrol berdasarkan tingkat kemampuan mengingat materi psikologi umum topik stress and health pada saat pre-test.

Tabel 14.Kategorisasi Kelompok Kontrol saaat Pre-Test Kelompok Kategori Kemampuan

mengingat Jumlah

(54)

Mean empirik kelompok kontrol juga mengalami peningkatan pada saat post-test, namun peningkatan tidak terjadi sebesar peningkatan pada kelompok eksperimen. Berikut adalah tabel kategorisasi kelompok eksperimen berdasarkan tingkat kemampuan mengingat materi psikologi umum topik stress and health pada saat post-test :

Tabel 15. Perbandingan Mean Hipotetik dan Empirik Post-test Kelompok Kontrol

Kelompok Nilai Mean SD Min Max

Kontrol Empirik 13,77 1,47 11 16

Hipotetik 8,5 2,833 0 17

Kemampuan mengingat kelompok kontrol juga menjadi lebi baik ketika post-test. Hal ini dapat dilihat dari mean empirik kelompok kontrol yang naik sebesar 5,09 dari 8,61 menjadi 13,7. Peningkatan ini masi lebih rendah dari pengingkatan yg terjadi pada kelompok eksperimen (5,09< 6,74). Berikut tabel kategorisasi kelompok kontrol pada saat post-test berdasarkan tingkat kemampuan mengingat materi psikologi umum topik stress and health :\

Tabel 16. Tabel Kategorisasi Kelompok kontrol saaat Post-test. Kelompok Kategori Kemampuan

mengingat Jumlah

(55)

2. Hasil Penelitian

a. Gambaran Uji Asumsi Data Penelitian

Hasil penelitian diaanalisis dengan menggunakan uji statitika parametrik untuk melihat jenis tes yang akan digunakan melalui uji asumsi penelitian. Pengujian asumsi ini dilakukan untuk melihat apakah data yang digunakan dapat memenuhi syarat untuk data parametrik. Uji asumsi tes parametrik yang mencakup uji normalitas dan uji homogenitas varians untuk melihat apakah distribusi data penelitian telah menyebar secara normal dan variasi nilai pada kedua kelompok homogen.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data penelitian terdistribusi secara normal. Uji normalitas pada penelitian ini dilakukan dengan bantuan SPSS menggunakan ujia Kolmogorov-Smirnov (K-S). Data dikatakan terdistribusi secara normal apabila nilai signifikansinya , berdasarkan Liliefors Significance Correction, lebih besar daripada 0,05. Hasil Uji kolmogorov Smirrnov untuk Uji Normalitas dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 17. Hasil Uji Normalitas

Kelompok Signifikansi Status

(56)

2. Uji Homogenitas

Uji Homogenitas dilakukan untuk melihat apakah kedua kelompok berasal dari ppopulasi yang memiliki varians yang sama (Field, 2009), atau untuk melihat apakah data dalam penelitian ini adalah homogen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan uji Levene’s test. Data dikatakan homogen apabila nilai signifikansinya lebih besar daripada 0,05. Hasil uji homogenitas dilihat dari tabel berikut :

Tabel 18. Hasil Uji Homogenitas Levene Statistic df1 df2 Signifikansi Status

0.278 1 35 0,601 Homogen

Hasil uji normalitas dan uji homogenitas dalam penelitian ini menunjukkan bahwa sebaran data penelitian terdistribusi secara normal, dan varians subjek penelitian antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol bersifat homogen. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa kedua asumsi dalam asumsi parametrik telah terpenuhi, sehingga metode analisa data penelitian ini dapat menggunakan analisa parametrik khususnya independent sample t-test.

b. Hasil Uji Hipotesa Penelitian

Hal pertama untuk melakukan pengujian statistik yaitu melakukan perumusan hipotesa statistik, yaitu:

1. H0: μ1 ≤ μ2, artinya kemampuan mengingat mahasiswa yang

(57)

kemampuan mengingat mahasiswa yang tidak menerima pelatihan Mind Mapping. Kriteria H0 ditolak jika p < 0,05.

2. Ha: μ1 > μ2, artinya kemampuan mengingat mahasiswa yang

menerima pelatihan Mind Mapping akan lebih baik daripada kemampuan mengingat mahasiswa yang tidak menerima pelatihan Mind Mapping.

Uji hipotesa pen\elitian dilakukan dengan menggunakan independent samples t-test, yakni dengan membandingkan gain score kelompok ekperimen dengan gain score kelompok kontrol. Berikut adalah gambaran statistik umum masing-masing kelompok :

Tabel 19. Statistik Kelompok

Jenis Kelompok N Mean Std. Errror Mean Eksperimen 19 6,7895 0,60976

Kontrol 18 5,1667 0,54981

H0 akan ditolak apabila nilai signifikansi (1-tailed) lebih kecil daripada 0,05. Hasil uji t independen sampel dengan taraf kepercayaan 95 % dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 20. Hasil Uji t Sampel Independen

t Df Sig.(2-tailed) Sig.(1-tailed)

-1,969 35 0,057 0,0285

(58)

kelompok kontrol (.Mean = 5,1667). Jadi kesimpulannya bahwa Ha diterima yaitu kemampuan mengingat terhadap materi stress and health mahasiswa yang menerima pelatihan Mind Mapping lebih baik daripada kemampuan mengingat mahasiswa yang tidak menerima pelatihan Mind Mapping.

c.Effect Size

Perhitungan mengenai Effet Size untuk melihat berapa besar pengaruh pelatihan yang diberikan dalam penelitian ini terhadap peningkatan kemampuan mengingat materi Stress and health. Perhitungan dilakukan dengan rumus :

�=� �

2

�2 + ��

Keterangan :

r : besarnya pengaruh

t : Nilai t hitung yang didapat dari uji t sampel independen df : derajat kebebasan

Hasil perhitungan effect size adalah sebagai berikut :

�=� −1,969

2

−1,9692 + 35

�=�3,876961

38,876961

(59)

Menurut Cohen dalam Field (2008) mengkategorisasikan nilai r dari kecil, sedang, dan besar. Berikut tabel kategori nilai r menurut cohen :

Tabel 21. Nilai r menurut Cohen (1992) Nilai r Effect Explanation

0,10 Small 1% dari total varians 0,30 Medium 9% dari total varians 0,50 Large 25% daru total varians

Hasil yang didapatkan nilai r sebesar 0,3157. Hal ini berarti bahwa besaranya pengaruh pelatihan Mind Mapping terhadap kemampuan mengingat materi stress and health adalah sebesar 0,3157 x 100 % = 31,57 % dengan penjelasan bahwa efek yang dihasilkan berada pada kateogri medium (sedang) terhadap populasi.

d. Hasil data tambahan

Data tambahan ini merupakan hasil observasi dan temuan lain dari penelitian ini :

1. Hasil observasi hari pertama penelitian kelompok eksperimen

(60)
(61)

sendiri. Setelah 5 menit berlalu, ternyata fasilitator melihat sebanyaj 6 orang partsipan salah dalam mengerjakan Mind Map-nya. Kesalahan mereka semua sama yaitu memberikan warna yg sama di setiap cabang Mind Map padahal jika sesuai dengan petunjuk pembuatan Mind Map, cabang yang berbeda harus menggunakan warna yg berbeda. Fasilitator memberikan kertas yg baru bagi mereka yang salah membuatnya. Kemudian setelah partisipan selesai membuat Mind Map, fasilitator meminta partisipan untuk menuliskan di halaman belakang dari lembar pengerjaan Mind Map tersebut mengenai apa yang partisipan rasakan ketika mengikuti pertemuan kali ini dan hal baru apa yang didapatkan dalam pertemuan kali ini?. kesimpulan yang didapatkan dari komentar partisipan adalah partisipan senang dalam mengikuti pertemuan hari pertama pelatihan ini. adapun beberapa komentar yang partisipan tuliskan yaitu :

• Saya merasa senang, i feel freee....lalu merasa mendapat ilmu baru, pengetahuan tentang pembuatan Mind Map. –A.S

• Saya rasa cukup menyenangkan, asik, seru, dapat hal-hal baru, ya walaupun agak binggung buat yang pertama karena telat-N.S.L

(62)

Berikut komentar partisipan mengenai hal yang didapatkan dalam pertemuan hari pertama :

Konsentrasi, Fokus, kreatif, imaginasi keluar dan belajar bersabar untuk memilih konsep dan hati-hati

Tahu cara membuat Mind Map tuh gimana, ternyata selama ini Mind Map yang dibuat salah.

Setelah selesai menuliskan komentar tersebut, fasilitator mengumpul kembali lembar kertas pengerjaan Mind Map , mengakhiri pertemuan hari pertama serta membagikan reward kepada partisipan.

2. Hasil observasi hari kedua penelitian kelompok eksperimen

(63)

tetap dilangsungkan. Hari kedua ini sama seperti hari pertama, dimana fasilitator tetap membagikan kertas A4 dan pena berwarna. Tugas partisipan di hari kedua adalah membuat Mind Map dengan tema” Masa depan Ideal” . Fasilitator membuka contoh slide tentang tema “ Masa depan Ideal” dan kemudian meminta paratisipan membuat Mind Map sendiri. Hari kedua, tidak ada yang salah lagi dalam membuat Mind Map. Namun yang menjadi masalah adalah partisipan terlihat kesulitan dalam mengeluarkan ide-ide tentang masa depan ideal-nya. Fasilitator yang sadar akan hal tersebut membantu partisipan dengan memberikan contoh deskripsi masa depan ideal. Setelah selesai membuat Mind Map, sama seperti hari pertama, partisipan diminta untuk memberikan pendapat mereka tentang apa yang mereka rasakan dan apa yang mereka dapatkan di pertemuan kedua. Banyak komentar yang muncul. Hal yang sedikit berbeda karena partisipan berkomentar terhadap ruangan yang panas sehingga membuat mereka ngantuk. Berikut komentar dari beberapa partisipan :

• Pusing, suhu panas, buat ngantuk. Zzzzz!- D.A

• Sedikit bosan dan melelahkan, namun sudah mulai terbuiasa dengan pemakaian warna pada Mind Map. T.A.S

(64)

mereka dapatkan di hari kedua adalah lebih paham, belajar merancang, pengetahuan yang lebih mendalam tentang Mind Map. Adapun beberapa komentar dari partisipan yaitu :

• Ilmu dalam membuat Mind Map yang lebih baik telah saya dapat dan berguna untuk membuat Mind Map di mata kuliah tertentu. -P.W

• Lebih paham membuat Mind Map karena diperlihatkan video, semakin terstruktur dlm membuat Mind Map. Hal sebanyak apapun dapat dirangkum dalam satu kertas dgn Mind Map yang indah. –N.S.L

Dari komentar diatas menunjukan bahwa pelatihan hari kedua memberikan pengaruh positif dalam pembuatan Mind Map.

Setelah itu, fasilitator menutup kegiatan hari kedua , kemudian melanjutkan dengan pemberian reward dan mengingatkan kembali partisipan untuk tetap hadir di hari ketiga.

3. Hasil observasi hari ketiga penelitian kelompok eksperimen

(65)
(66)

partisipan ketika mengikuti kegiatan hari ketiga dan apa yang partisipan dapat di hari ketiga. Adapun beberapa dari partisipankomentar tentang perasaan yang mereka rasakan ketika mengikuti kegiatan hari ketiga :

• Awalnya agak bosan karena presentasi gitu, belajar gitu. Tapi semua berubah ketika disuruh buat Mind Map. Jadi bahagia, senang gitu. -S.B

• Senang karena saya bisa mengaplikasikan dari apa yang telah saya dapat setelah 2 hari mengikuti penelitian. - P.W

Dari komentar tentang perasaan partisipan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa partisipan merasa senang dalam mengikuti kegiatan di hari ketiga. Selain itu, komentar mengenai hal yang mereka dapatkan di hari ketiga yaitu :

• Hari ini Mind Map nya lebih kompleks. Semoga bisa membantu buat menghadapi kuliah sebenarnya.-S.B

• Lebih bisa paham mengenai suatu marei dengan membuat Mind Map, mempermudah belajar, seru juga karena tadi banyak materinya jadi banyak juga yang dibuat di Mind Map

(67)

B. Pembahasan

Hasil penelitian ekperimen yang dilakukan selama 3 hari (± 120 menit) ditambah 2 hari(pre-test dan post-test) dengan partisipan sebanyak 37 orang menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan ditinnjau dari gain score kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan p=0,0285 <0,05. Pengaruh pelatihan Mind Mapping dilihat dari effect size sebesar 31,5%. Hal ini dapat berarti bahwa perlakuan yang diberikan tergolong efektif dalam meningkatkan kemampuan mengingat materi psikologi umum II topik stress and health secara signifikan. Penelitian ini memberikan hasil yang sesuai dengan hipotesa peneliti yaitu “ Kemampuan mengingat mahasiswa yang menerima pelatihan Mind Mapping akan lebih baik daripada kemampuan mengingat mahasiswa yang tidak menerima pelatihan Mind Mapping.”

(68)

1 orang dengan persentase 5,26%. Namun setelah post-test , seluruh partisipan kelompok eksperimen masuk ke dalam kategori tinggi yaitu 19 orang.

Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian terdahulu oleh farrand, Hussain dan Hennessey (2002) dimana Mind Mapping dapat meningkatkan ingatan jangka panjang terhadap informasi faktual pada mahasiswa medis sebesar 10%. Mind Map sebagai metode pencatatan yang efektif untuk diterapkan dalam materi yang berbentuk teks dan akan membantu untuk mendorong manusia mengingat lebih dalam sehingga didapatkan ingatan yang lebih baik. Toi (2009) juga memberikan hasil penelitia yang sama dimana Mind Mapping dapat membantu anak-anak me-recall kata-kata lebih efektif daripada menggunakan catatan, dengan peningkatan ingatan sebesar 32%.

(69)

Berdasarkan hasil observasi yang didaptkan oleh peneliti selama 3 hari pelatihan Mind Mapping didapatkan bahwa mayoritas partisipan merasa senang ketika mereka mengikuti pelatihan Mind Mapping tersebut. Perasaan senang merupakan bagian dari mood. Menurut Matlin (2005) bahwa manusia akan mengingat kembali dengan cepat stimulus yang menyenangkan. Ketika pelatihan berlangsung, kondisi menyenangkan dalam membuat Mind Map akan membuat partisipan mengingat kembali stimulus berupa materi yang telah dibentuk dalam Mind Map sehingga proses mengingat kembali menjadi lebih baik dan hasil pada saat post-test menjadi lebi baik.

(70)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan diuraikan kesimpulan jawaban dari permasalahan penelitian , serta akan dikemukakan beberapa saran untuk peneliti lain yang ingin menguji tema yang hampir sama dengan penelitian ini.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa dan interpretasi diuraikan beberapa kesimpulan yang diperoleh yaitu :

(71)

B. Saran

a. Saran Praktis

Saran praktis ini mengajak mahasiswa untuk mempertimbangkan agar menggunakan metode Mind Mapping sebagai metode pencatatan yang dapat digunakan untuk membantu meningkatkan kemampuan mengingat materi dan meningkatkan prestasi belajar.

b. Saran Metodologis

Penelitian ini sangat rawan akan kekurangan. Oleh karena itu, peneliti ingin menyampaikan saran metodologis yang diharapakan dapat membantu penelitian selanjutnya dengan mempertimbangkan beberapa saran metodologi berikut :

1. Penelitian selanjutnya hendaklah memperhatikan variabel ektraneous yang dapat mempengaruhi penelitian seperti suhu, mood, dan atensi. 2. Penelitian berikutnya hendaklah memperluas materi yang

disampaikan dan tidak hanya bertumpu pada satu materi psikologi umum stress and health.

(72)

DAFTAR PUSTAKA

Ariasianie, E. (2010). Efektivitas Mind Mapping dalam meningkatkan ingatan terhadap materi pelajaran IPA. [Skripsi]. Semarang: Fakulas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata.

Azwar,S.(2004). Dasar-dasar psikometri. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Azwar, S.(2000). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, S. (2004). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Azwar,S. (2007). Tes Prestasi: Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar. Cetakan kesepuluh. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar,S.(2010). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Buzan,T.(2004). (Eds). Kuasai Memori Anda. (Millenium Ed.). Batam Center:

Interaksara.

Buzan,T. (2006). (Eds). Gunakan Memori Anda. (Millenium Ed.). Batam Center: Interaksara.

Buzan,T. (2011). What is Mind Map. [Online]. (Diakses melalui http://www.tony buzan.com/about/mind-mapping/ pada tanggal 17 november 2013).

Buzan,T. (2006). (Eds). Buku Pintar Mind Map. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Field, A. (2013). Discovering statistics using IBM SPSS statistics. London: Sage Publications.

Field, A (2008). How to Design and Report an Experiments.London: Sage Publications.

Foster, J.K. (2009). (Eds). Psikologi Memori: Menyingkap Rahasia Memori. Surabaya: PORTICO Publishing.

Hadi, S. (2000). Metodologi research (Jilid I). Yogyakarta: Andi Offset.

Hall, H.R. (1998). Explicit and Implisit Memory. [Online]. (Diakses melalui

(73)

Lahey, B.B. (2007). Psychology : An Introduction (9th Ed.). New York: McGraw-Hill Companies, Inc.

Mastin, L. (2010). Part Of Brain. [Online].(Diakses melalui pada tanggal 17 november 2013).

Matlin, M.W. (2005). Cognition (6th ed.). United States of America: John Wiley & Sons, Inc.

Myers, A. & Hansen, C. (2005). Experimental psychology. (6th ed.). Canada: Wadsworth Thomson Learning.

Nairne, J.S.(2006). Psychology : The Adaptive Mind (4th ed.). United States of America: Wadsworth, Thomson Learning, Inc.

Raphaela (2013). Meister.[Online](Diakses melalui komunikasi via media www.facebook.com pada tanggal

Reed, S.K. (2007). Cognition: Theory and Application (7th ed.). United States of America: Wadsworth, Thomson Learning, Inc.

Sarfino, E.P. (2011). Health Psychology(7th ed) USA :John Wiley

Oxford University Press. (2014). Oxford Dictionary: Language Matters. [Online]. (Diakses melalui oxforddictionaries.com. (Diakses pada tanggal 26 november 2013).

Putra, P.Y., Issetyadi. B. (2010). Lejitkan Memory 100%. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. [Online]. (Diakses melalui http://books.google.co.id /books?id=7tDHrSqZVWoC&pg=PA9&dq=belajar+dan+memori&hl=id &sa=X&ei=0g7cUoWaN4LVrQe9kYDYDA&ved=0CC0Q6AEwAA#v=on epage&q=belajar%20dan%20memori&f=false pada tanggal 14 desember 2013).

Putri. E.W.S., Sudianto. M., (2013). Penerapan metode Mind Map untuk meningkatkan kemampuan mengingat di sekolah dasar. JPGSD Volume 01 Nomor 02 Tahun 2013, 0-216.

Toi, H. (2009). Research on how Mind Map improves Memory. Paper presented at the International Conference on Thinking, Kuala Lumpur, 22nd to 26th June 2009.[Online]. (Diakses melalui

Tuksinvarajarn, A. (2009). Note Taking From Reading: LNG 102 Fundamental English 2. [Online]. http://eu.lib.kmutt.ac.th . (Diakses pada tanggal 3 Januari 2014)

(74)

____. (___). Kumpulan Aktifitas Ice Breaker. LPTUI.

____.(___). Mind Mapping :Scientific Research and Studies; Mind Mapping Evidence Report. Thinkz Buzan, Ltd

(75)
(76)

LAMPIRAN 1

Modul Eksperimen Modul Umum Pelatihan

Modul I Pengantar Mind Mapping

Modul Ii Masa Depan Ideal” Modul Iii “Materi Stress and health

(77)

MODUL EKSPERIMEN

PELATIHAN MIND MAPPING PADA MAHASISWA FAKULTAS

PSIKOLOGI USU

Disusun oleh : WESTLEY

091301084

DEPARTEMEN PSIKOLOGI UMUM DAN EKSPERIMEN FAKULTAS PSIKOLOGI

(78)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan ijinNya kepada penulis, sehingga pembuatan modul untuk penelitian akhir di Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara dengan judul “ Efektifitas Mind Mapping terhadap kemampuan mengingat materi pada Mahasiswa ” ini dapat terselesaikan dengan baik.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Ika Sari dosen pembimbing yang telah banyak memberikan pengetahuan seputar pengerjaan dan membimbing dalam pembuatan modul ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang turut berkontribusi dan membantu dalam penyelesaian modul ini.

Penulis menyadari bahwa modul ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan ke depannya. Penulis berharap modul ini dapat bermanfaat dan membawa perubahan yang baik bagi siapa saja yang menggunakannya.

Medan, 14 September 2014 Hormat Saya,

(79)

MODUL UMUM I. Pelaksanaan : Fakultas Psikologi USU

Waktu : 120 menit

Peserta : 19 Orang mahasiswa Fakultas Psikologi USU Lokasi : Kampus Fakultas Psikologi USU

II. Tujuan pelatihan : a. Tujuan Umum

Peserta dapat memahami penggunaan Mind Map, langkah membuatnya dan manfaatnya dalam perkuliahan.

b. Tujuan Khusus

Peserta dapat mengaplikasikan dan menggunakan Mind Map sebagai teknik pencatatan materi yang dipelajari untuk meningkatkan kemampuan mengingat.

III. Materi Pelatihan

a. Materi Psikologi Umum dengan Topik : Stress and health b. Mind Mapping

IV. Metode Pelatihan a. Ceramah

Bertujuan untuk memberikan informasi dan konsep dasar materi kepada peserta.

b. Games/Icerbreaking/Energizer

Bertujuan untuk menciptakan suasana yang lebih bersemangat dan menyenangkan sehingga peserta lebih tertarik dan fokus dalam mengikuti kegiatan

c. Diskusi

Bertujuan untuk memberikan kesempatan pada peserta menyampaikan pendapat dan pandangan masing-masing terhadap materi yang disampaikan.

(80)

Bertujuan untuk mengasah dan melatih peserta membuat Mind Map dengan baik dan benar

V. Jadwal Pelatihan

Hari Pertama : Pengenalan Mind Mapping

Hari Kedua : Kelas Materi Psikologi Umum Topik Stress and health + Kata Kunci

No. Waktu Kegiatan Metode Peralatan

1 10

menit

Pembukaan dan Ice breaking “ Gosip Hangat”

Ice breaking

Microphone; Media audiovisual

No Waktu Kegiatan Metode Peralatan

1 15 menit

Pembukaan dan Perkenalan Ceramah Microphone ; Media

Materi : Introduction to Mind Mapping, berisi :

• Defenisi Mind Mapping

• Kelebihan dan keunggulan Mind

Membuat Mind Map mengenai departemen Fakultas Psikologi USU

Praktik Handout ;Kertas A4 ; Pena berwarna 5 10

menit

Catatan harian peserta Diskusi Kertas ; Pena 6 5 menit Penutupan hari I

dannReward

(81)

(komputer &

Latihan membuat Mind Map “ Masa Depan Ideal”

Praktik Laptop; Media audiovisual (komputer &

Infocus)

4 10

menit

Catatan Harian Peserta Diskusi Kertas ; Pena

5 10

Menit

Penutupan hari II dan Reward

Microphone, reward

Hari Ketiga :Praktik membuat Mind Map materi Stress and health

No. Waktu Kegiatan Metode Peralatan

1 10menit Pembukaan dan Games “ Door...! Game”

Games Microphone; Media

Materi Stress and health Ceramah Laptop; Media audiovisual (komputer &

Infocus)

4 15

Menit

Gambar

Tabel 2. Blueprint Aitem Tes Kemampuan Mengingat Materi psikologi umum topik Stress and health
Tabel 3. Indeks Kesukaran Aitem
Tabel 5. Hasil Uji Coba Blueprint Aitem Tes Kemampuan Mengingat Materi psikologi umum topik Stress and health
Tabel 6. Indeks Kesukaran dan Indeks Diskriminasi Tes Kemampuan Mengingat Materi Psikologi Umum Topik Stress and health
+7

Referensi

Dokumen terkait