• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat loyalitas pelanggan restoran de’ Leuit “Sensasi Nasi Jambal” Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat loyalitas pelanggan restoran de’ Leuit “Sensasi Nasi Jambal” Bogor"

Copied!
140
0
0

Teks penuh

(1)

de’ Leuit “SENSASI NASI JAMBAL” BOGOR

Oleh

WIDISYA

H24070047

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

bimbingan MA’MUN SARMA.

Tingkat persaingan bisnis restoran di Kota Bogor saat ini semakin tinggi. Penelitian ini menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat loyalitas pelanggan agar membuat pelanggan tetap loyal terhadap restoran tersebut. Penelitian ini dilakukan di Restoran de’ Leuit, Bogor. Tujuan dari penelitian ini yaitu: (1) Mengidentifikasi karakteristik pelanggan, (2) Menganalisis tingkat persepsi pelanggan, nilai pelanggan, daya saing, kualitas pelayanan jasa, perilaku pelanggan, dan loyalitas pelanggan, (3) Menganalisis pengaruh persepsi pelanggan, nilai pelanggan, daya saing, kualitas pelayanan jasa, dan perilaku pelanggan terhadap loyalitas pelanggan, dan (4) Mengidentifikasi variabel yang memberikan pengaruh paling besar terhadap loyalitas pelanggan.Sampel dalam penelitian ini sebanyak 100 responden dengan menggunakan metode judgement sampling. Pengolahan data dilakukan dengan uji validitas dan reliabilitas, analisis deskriptif, pengukuran sikap, dan analisis regresi linier berganda.

Berdasarkan hasil penelitian dapat diperoleh data karakteristik pelanggan yaitu mayoritas pelanggan berjenis kelamin perempuan, asal kedatangan sebagian besar dari Bogor, didominasi oleh usia 41-45 tahun, yang status pernikahannya telah menikah, dengan pekerjaan sebagian besar adalah pegawai swasta, pendidikan terakhir pelanggan sebagian besar Sarjana/S1, pendapatan per bulan pelanggan mayoritas di atas Rp 5.000.000,- dan rata-rata jumlah yang dikeluarkan pelanggan untuk makan diluar rumah per bulan yaitu antara Rp 500.001 – Rp 1.000.000. Hasil data pengukuran sikap terhadap tingkat persepsi pelanggan, nilai pelanggan, daya saing, kualitas pelayanan jasa, perilaku pelanggan, dan loyalitas pelanggan menunjukkan bahwa penilaian responden adalah setuju/baik. Hasil analisis regresi linier berganda menunjukan bahwa secara keseluruhan persepsi pelanggan, nilai pelanggan, daya saing, kualitas pelayanan jasa, dan perilaku pelanggan berpengaruh secara signifikan terhadap loyalitas pelanggan.

(3)

de’ Leuit “SENSASI NASI JAMBAL” BOGOR

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

WIDISYA

H24070047

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(4)

Nama : Widisya NIM : H24070047

Menyetujui, Pembimbing

(Dr. Ir. Ma’mun Sarma, MS, M.Ec) NIP : 19581122 198503 1 002

Mengetahui, Ketua Departemen

(Dr. Ir. Jono M. Munandar, MSc) NIP : 19610123 198601 1 002

(5)

Penulis bernama Widisya dilahirkan di Tangerang pada tanggal 08 Desember 1989 dari pasangan Soetarno dan K. Hariyati. Penulis merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara. Penulis menempuh pendidikan Sekolah Dasar Negeri Poris Plawad 5, kemudian melanjutkan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Negeri 16 Tangerang, dan kemudian lulus dari Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 7 Tangerang pada tahun 2007.

(6)

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis dalam menyusun penelitian ini. Shalawat serta salam tercurah kepada Rasulullah SAW beserta para keluarga, sahabat serta para pengikutnya yang senantiasa istiqomah hingga akhir zaman.

Puji syukur juga penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala kesempatan, kemudahan, dan kelancaran yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Loyalitas Pelanggan Restoran de’ Leuit Sensasi Nasi Jambal Bogor” disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itulah penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari berbagai pihak. Penulis juga memohon maaf atas segala kekurangan yang terdapat pada skripsi ini. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat menjadi bahan referensi dan berguna bagi banyak pihak.

Bogor, Juni 2011

(7)

Dalam penyusunan skripsi ini penulis telah banyak mendapatkan dukungan dan bantuan berupa do’a, bimbingan, semangat, saran dan kritik dari berbagai pihak sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Ir. Mamun Sarma, MS, M.Ec sebagai dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, saran, motivasi dan pengarahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi.

2. Dr. Ir. Muhamad Syamsun, M.Sc dan Drs. Edward .H. Siregar, SE, MM sebagai dosen penguji sidang yang bersedia meluangkan waktunya menjadi penguji sidang dan memberikan banyak masukan terhadap skripsi ini.

3. Dr. Ir. Jono Munandar, MSc selaku Ketua Departemen Manajemen, FEM IPB.

4. Dedy Cahyadi Sutarman, S.TP, MM yang bersedia memberikan masukan terhadap penelitian penulisan.

5. Kedua Orang Tua penulis yaitu Soetarno dan K. Hariyati serta kedua kakak penulis yaitu Depril Ariyanto dan D. Henrika yang senantiasa tiada hentinya memberi dukungan dan do’a kepada penulis.

6. Seluruh staf pengajar, staf tata usaha, staf perpustakaan, dan karyawan/i Departemen Manajemen FEM IPB yang telah banyak membantu selama masa perkuliahan yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

7. Pak Asrul, Mbak Laya, Pak Anto, Pak Edward, Romi, Arman, Mbak Nia, Cecep serta seluruh karyawan Restoran de’ Leuit Bogor yang telah banyak membantu dalam kelancaran penelitian.

8. Kak Adit yang senantiasa telah membantu dan memberikan masukan terhadap penelitian penulisan.

(8)

syifa) dan sahabat-sahabat lainnya di Manajemen 44 yang telah memberikan banyak kenangan indah dan kebersamaan selama masa perkuliahan.

11.Teman-teman satu bimbingan (Echa, Meida, Ochidah, Febi, Wida, Ira, dan Didi) atas kerjasama dan dukungan serta do’anya selama bimbingan dan penyusunan skripsi.

12.Teman-teman yang telah membantu dalam kegiatan penelitian (Rio, Randi, Rosi Arca, Mae, Meida, Syifa dan Tsem).

13.Sahabat-sahabat IWA BERGER Corp. (Kak Adit, Kak Jihan, Aki dan Nanda) hingga PIMNAS XXIII di Denpasar Bali yang senantiasa memberi motivasi dan berjuang bersama, mengembangkan usaha secara bersama. Serta sahabat-sahabat BEM FEM IPB, Club ENTER IPB, Asrama A1 maupun Kelas TPB yang telah banyak memberikan dukungan berupa motivasi dan doa serta memberikan kenangan indah kepada penulis

14.Rekan-rekan seperjuangan Manajemen 44 dan Angkatan 44 IPB yang telah memberikan banyak kenangan indah dan kebersamaan selama masa perkuliahan.

15.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

(9)

Halaman

2.10. Penelitian Terdahulu ... 22

III. METODE PENELITIAN ... 27

3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ... 27

3.5.5 Analisis Regresi Linier Berganda ... 34

(10)

4.1. Gambaran Umum Perusahaan ... 39

4.1.1 Sejarah Perusahaan ... 39

4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan ... 40

4.1.3 Struktur Organisasi ... 41

4.1.4 Fasilitas Restoran de’ Leuit ... 42

4.2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner ... 43

4.3. Karakteristik Responden ... 44

4.3.8 Rata-Rata Jumlah Pengeluaran Makan di Luar Rumah per Bulan . 49 4.4. Analisis Pengukuran Penilaian Responden Mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Loyalitas Pelanggan ... 50

4.4.1 Tingkat Persepsi Pelanggan ... 50

(11)

No Halaman

1. Jumlah penduduk kota Bogor Tahun 2005-2010 ... 2

2. Perkembangan jumlah restoran dan rumah makan di kota Bogor Tahun 2005-2010 ... 3

3. Daftar restoran dan rumah makan di Jalan Pakuan dan Sekitarnya kota Bogor ... 3

4. Kriteria skor rataan akhir ... 33

5. Penilaian responden mengenai persepsi pelanggan ... 51

6. Penilaian responden mengenai nilai pelanggan ... 53

7. Penilaian responden mengenai daya saing ... 57

8. Penilaian responden mengenai kualitas pelayanan jasa ... 60

9. Penilaian responden mengenai perilaku pelanggan ... 65

10. Penilaian responden mengenai loyalitas pelanggan ... 69

11. Uji Kolmogorov-Smirnov ... 72

12. Uji Multikolineritas ... 73

13. Hasil perhitungan regresi linier berganda ... 77

(12)

No Halaman

1. Empat jenis loyalitas ... 11 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pelanggan ... 18 3. Kerangka pemikiran penelitian ... 28 4. Karakteristik pelanggan restoran de’ Leuit berdasarkan jenis kelamin ... 45 5. Karakteristik pelanggan restoran de’ Leuit berdasarkan asal

kedatangan ... 46 6. Karakteristik pelanggan restoran de’ Leuit berdasarkan usia ... 46 7. Karakteristik pelanggan restoran de’ Leuit berdasarkan status

pernikahan ... 47 8. Karakteristik pelanggan restoran de’ Leuit berdasarkan pekerjaan ... 47 9. Karakteristik pelanggan restoran de’ Leuit berdasarkan tingkat

pendidikan ... 48 10. Karakteristik pelanggan restoran de’ Leuit berdasarkan tingkat

pendapatan per bulan ... 49 11. Karakteristik pelanggan restoran de’ Leuit berdasarkan rata-Rata

(13)

No Halaman

1. Kuesioner penelitian ... 95

2. Daftar menu restoran de’ Leuit Bogor Tanggal 25 Maret 2011 ... 99

3. Dokumentasi ... 101

4. Struktur organisasi restoran de’ Leuit ... 102

5. Uji validititas dan reliabilitas ... 103

6. Perhitungan pengukuran sikap ... 105

7. Output SPSS 16.0 untuk uji regresi linier berganda ... 110

(14)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perekonomian Indonesia pernah dihadapkan kepada dampak krisis

ekonomi global. Apabila dilihat dari segi bisnis restoran di Indonesia, bisnis

restoran hingga saat ini masih diyakini sebagai salah satu bentuk usaha ekonomi

yang memiliki prospek cukup bagus, bahkan dalam kondisi krisis sekalipun. Saat

ini perkembangan usaha di bidang restoran tumbuh dengan pesat terutama dengan

semakin banyaknya dibangun restoran yang dibuka ditempat yang banyak dilewati

dan dikunjungi oleh orang seperti di jalan raya maupun dipusat pembelanjaan.

Alasan mendirikan restoran atau jasa penyedia makanan yaitu sederhana

dikarenakan kebutuhan konsumen yang paling mendasar dan tidak pernah hilang

dari kebutuhannya yakni kebutuhan akan makanan. Tumbuhnya bisnis restoran

juga disebabkan semakin meningkatnya jumlah penduduk, kesibukan yang

menumpuk maupun perubahan gaya hidup masyarakat perkotaan yang cenderung

mengkonsumsi makanan diluar rumah serta perubahan pendapatan yang

menyebabkan kekayaaan sehingga membawa perubahan pola makan seseorang

untuk mengkonsumsi makanan yang berorientasi pada kesenangan.

Masyarakat di perkotaan saat ini menganggap restoran tidak hanya sebagai

tempat untuk makan saja, akan tetapi sebagai tempat untuk berkumpul bersama

keluarga, tempat istirahat yang menyenangkan, tempat mengadakan rapat dengan

rekan bisnis, dan juga menghilangkan stress. Sehingga banyak restoran

menawarkan berbagai macam konsep atau ide-ide untuk mempertahankan

pelanggan maupun memikat pelanggan baik dari kalangan muda maupun

kalangan orang tua, dari segi ekonomi yang menengah hingga menengah ke atas.

Salah satu konsep maupun ide untuk mempertahankan pelanggan maupun

memikat pelanggan tersebut seperti menyediakan fasilitas tambahan ruang VIP

yang dilengkapi dengan peralatan presentasi dan sound system, kemudian konsumen juga bisa bersantai di restoran dengan nyaman karena dilengkapi

perlengkapan karaoke dan tempat bermain anak-anak, dan lain sebagainya. Hal ini

dilakukan oleh pihak restoran agar mendapatkan loyalitas serta kesan positif dari

(15)

Kota Bogor merupakan salah satu kota dengan jumlah penduduk yang

bertambah setiap tahunnya (Tabel 1). Dari Tabel 1 tersebut menunjukkan bahwa

pada tahun 2006 hingga 2008 persentase pertumbuhan jumlah penduduk di Kota

Bogor cukup pesat. Persentase pertumbuhan penduduk Kota Bogor mengalami

penurunan yang tajam terjadi pada tahun 2009 dan 2010. Dampak dari

peningkatan jumlah penduduk tiap tahunnya adalah semakin meningkatnya

jumlah konsumsi masyarakat terhadap kebutuhan pangan. Hal ini menyebabkan

Kota Bogor menjadi pasar yang sangat potensial bagi bisnis yang bergerak

dibidang pangan yakni bisnis restoran.

Tabel 1. Jumlah Penduduk Kota Bogor Tahun 2005-2010

Tahun Jumlah Penduduk (Jiwa) Pertumbuhan (%)

2005 855.085 -

2006 879.138 2,813

2007 905.132 2,956

2008 942.204 4,095

2009 947.204 0,53

2010 949.066 0,196

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Bogor, 2011

Kondisi ini juga diikuti dengan perkembangan jumlah restoran dan rumah

makan yang jumlahnya fluktuatif tiap tahunnya di Kota Bogor (Tabel 2). Pada

tahun 2008, pertumbuhan restoran dan rumah makan mengalami penurunan yang

cukup tajam diakibatkan banyak restoran dan rumah makan yang mengalami

kebangkrutan. Hal ini mengindikasikan bahwa persaingan pada bisnis restoran di

Kota Bogor semakin ketat yang membuat setiap restoran berusaha tetap menjaga

kualitas produk dan juga mempertahankan atau meningkatkan kualitas pelayanan

yang terbaik kepada pelanggan agar dapat bersaing dengan restoran lainnya.

Salah satu restoran yang berada pada persaingan restoran di Kota Bogor

yaitu Restoran de’ Leuit. Restoran ini merupakan salah satu restoran sunda yang

menyediakan menu makanan khas sunda yang terletak di Jalan Raya Pakuan Kota

Bogor dengan rasa makanannya yang khas menggunakan nasi jambal yang gurih,

selain itu restoran ini juga menyediakan menu makanan oriental. Restoran tersebut

berkembang pesat ditengah persaingan yang tinggi diantara restoran yang ada di

(16)

ramai sebagai tempat makanan kuliner seperti dapat dilihat pada Tabel 3, tercatat

10 (sepuluh) restoran yang terdapat di Jalan Raya Pakuan dan sekitarnya.

Tabel 2. Perkembangan Jumlah Restoran dan Rumah Makan di Kota Bogor Tahun 2005-2010

Tahun Jumlah Restoran dan Rumah Makan

(Unit) Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bogor, 2011

Tabel 3. Daftar Restoran dan Rumah Makan di Jalan Pakuan dan Sekitarnya Kota Bogor

No. Nama Restoran

1. RM. Saung Hejo

2. Restoran Bakul-Bakul

3. Cafe Mangiare

4. Restoran Gili-Gili

5. RM. Kintamani

6. Restoran Kabayan

7. RM. Aditra

8. RM. Taman Palem

9. Cafe Terasutra

10. Restoran Sariwangi

Sumber : Data Primer hasil pengamatan peneliti, 2011

Semakin ketatnya tingkat persaingan bisnis restoran dan semakin

banyaknya restoran di kawasan kota Bogor ini memungkinkan pelanggan semakin

banyak mempunyai alternatif dalam memilih tempat pembelian jika sebuah

restoran dirasakan tidak mampu memberikan kepuasaan. Pelanggan akan

membandingkan layanan yang diberikan restoran dengan layanan yang mereka

harapkan. Jika pelanggan merasa puas, maka pelanggan akan kembali

menggunakan jasa restoran dan menjadi pelanggannya yang setia serta akan

menceritakan pengalamannya tersebut kepada orang lain, sehingga restoran

tersebut akan mendapatkan keuntungan dari kondisi tersebut, yaitu mendapatkan

pelanggan yang loyal.

Loyalitas pelanggan merupakan suatu komitmen yang kuat dari pelanggan,

(17)

jasa yang disukai secara konsisten dan dalam jangka panjang, tanpa terpengaruh

oleh situasi dan usaha-usaha pemasaran dari produk lain yang berusaha membuat

mereka beralih untuk membeli produk lain tersebut (Griffin, 2005). Sebaliknya

jika pelanggan merasa tidak puas, maka pelanggan tersebut akan menceritakan

pengalamannya yang mengecewakan kepada orang lain, sehingga akan

memperburuk citra restoran tersebut yang akan berakibat pada menurunnya

jumlah pelanggan bahkan kehilangan pelanggannya.

Suatu perusahaan harus dapat merumuskan strategi yang tepat agar dapat

mempertahankan loyalitas pelanggan, sehingga pelanggan tidak akan berpindah

kepada pesaing lain. Upaya untuk mempertahankan pelanggan harus mendapat

prioritas yang lebih besar dibandingkan dengan upaya mendapatkan pelanggan

baru. Hal ini dilakukan oleh perusahaan karena biaya untuk meraih pelanggan

yang baru ternyata lebih tinggi dibandingkan dengan biaya untuk

mempertahankan pelanggan yang telah ada (Foster, 2008). Untuk

mempertahankan pelanggan lama dapat dilakukan dengan cara tetap menjaga

kualitas produk dan juga mempertahankan atau meningkatkan kualitas pelayanan

kepada pelanggan, sedangkan untuk menarik pelanggan baru dibutuhkan biaya

yang lebih besar untuk melakukan promosi dalam meyakinkan pelanggan untuk

membeli produk.

Menghadapi persoalan tersebut maka diperlukan suatu survei kepada

pelanggan mengenai karakteristik pelanggan, faktor-faktor yang berpengaruh

terhadap loyalitas pelanggan serta variabel yang memberikan pengaruh paling

besar terhadap loyalitas pelanggan Restoran de’ Leuit. Menurut Rangkuti (2008),

loyalitas pelanggan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu persepsi pelanggan,

nilai pelanggan, daya saing, dan kualitas pelayanan jasa. Menurut Sutisna dalam

Wardani (2010), loyalitas pelanggan juga dipengaruhi oleh salah satu faktornya

yaitu perilaku pelanggan. Dengan memperhatikan kelima faktor loyalitas

pelanggan, maka Restoran de’ Leuit akan mendapatkan loyalitas dari

pelanggannya serta dapat terus berinovasi dalam menghadapi persaingan dan

mengembangkan strategi-strategi pemasarannya yang tepat dimasa mendatang

(18)

1.2. Perumusan Masalah

1. Bagaimanakah karakteristik dari pelanggan Restoran de’ Leuit?

2. Bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat loyalitas pelanggan

Restoran de’ Leuit?

3. Bagaimana pengaruh persepsi pelanggan, nilai pelanggan, daya saing, dan

kualitas pelayanan jasa, dan perilaku pelanggan terhadap loyalitas pelanggan

Restoran de’ Leuit?

4. Variabel apakah yang memberikan pengaruh paling besar terhadap loyalitas

pelanggan Restoran de’ Leuit?

1.3. Tujuan Penelitian

1. Mengindentifikasi karakteristik dari pelanggan Restoran de’ Leuit.

2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat loyalitas pelanggan

Restoran de’ Leuit.

3. Menganalisis pengaruh persepsi pelanggan, nilai pelanggan, daya saing,

kualitas pelayanan jasa, dan perilaku pelanggan terhadap loyalitas pelanggan

Restoran de’ Leuit.

4. Mengidentifikasi variabel yang memberikan pengaruh paling besar terhadap

loyalitas pelanggan Restoran de’ Leuit.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari diadakannya penelitian ini adalah :

1. Bagi Restoran de’ Leuit

Untuk dapat memberikan informasi tambahan bagi pihak Restoran de’ Leuit

Kota Bogor mengenai karakteristik pelanggan, pengukuran sikap responden,

faktor-faktor yang berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan, dan variabel

yang memberikan pengaruh paling besar terhadap loyalitas pelanggan

Restoran de’ Leuit sehingga dapat menyusun pengembangan strategi yang

tepat untuk pemasarannya agar mampu memenuhi harapan konsumen.

2. Bagi Akademik

Mendukung berkembangnya dunia ilmu pengetahuan di era persaingan bisnis

sekarang ini terutama untuk khusus pokok pembahasan mengenai karakteristik

(19)

terhadap loyalitas pelanggan, dan variabel yang memberikan pengaruh paling

besar terhadap loyalitas pelanggan. Yang diharapkan dapat dijadikan acuan

bagi para peneliti lain yang ingin mengembangkan hasil penelitian ini diwaktu

yang akan datang.

3. Bagi Penulis

Sebagai sarana pemahaman, penerapan, dan pengembangan ilmu pengetahuan

yang telah didapatkan penulis selama mengikuti kegiatan perkuliahan.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh penulis terbatas pada beberapa hal, yaitu:

1. Lokasi yang dijadikan tempat penelitian adalah Restoran de’ Leuit Kota

Bogor.

2. Responden yang dipilih ialah pelanggan yang sedang berkunjung yang pernah

makan di Restoran de’ Leuit lebih dari sekali, yang memenuhi kriteria

populasi dan yang bersangkutan bersedia meluangkan waktunya untuk

mengisi kuesioner yang dipandu oleh peneliti.

(20)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Pemasaran

Boyd, Walker, Larreche (2000), pemasaran adalah suatu proses yang

melibatkan kegiatan-kegiatan penting yang memungkinkan individu dan

perusahaan mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui

pertukaran dengan pihak lain dan untuk mengembangkan hubungan pertukaran.

Menurut Kotler dan Armstrong (2008), pemasaran adalah proses dimana

perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang

kuat dengan pelanggan dengan tujuan untuk menangkap nilai dari pelanggan

sebagai imbalannya.

Berdasarkan kedua definisi di atas, dapat dikatakan bahwa pemasaran

adalah suatu proses kegiatan terpadu dalam memahami kebutuhan dan keinginan

konsumen dengan merancang segala rencana strategis demi memberikan nilai

yang unggul dalam membangun hubungan yang menguntungkan serta

menciptakan kepuasaan pelanggan.

2.2. Jasa

Menurut Kotler dan Armstrong (2008) bahwa jasa adalah semua kegiatan

atau manfaat yang dapat ditawarkan suatu pihak kepada pihak lain, yang pada

dasarnya tak berwujud (intangible) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. Definisi lain mengenai jasa adalah tindakan atau kinerja yang menciptakan

manfaat bagi pelanggan dengan mewujudkan perubahan yang diinginkan dalam

diri atau atas nama penerima (Lovelock dan Wright, 2007). Menurut Rangkuti

(2008) bahwa jasa merupakan pemberian suatu kinerja atau tindakan tak kasat

mata dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya jasa diproduksi dan

dikonsumsi secara bersamaan, dimana interaksi antara pemberi jasa dan penerima

jasa mempengaruhi hasil jasa tersebut.

Menurut Rangkuti (2008), kesuksesan suatu industri jasa tergantung pada

sejauh mana perusahaan mampu mengelola ketiga aspek berikut:

(21)

2. Kemampuan perusahaan untuk membuat karyawan mampu memenuhi janji

tersebut.

3. Kemampuan karyawan untuk menyampaikan janji tersebut kepada pelanggan.

Kualitas jasa didefinisikan sebagai penyampaian jasa yang akan melebihi

tingkat kepentingan pelanggan. Menurut Rangkuti (2008) bahwa jenis kualitas

yang digunakan untuk melihat kualitas jasa adalah sebagai berikut :

1. Kualitas teknik (outcome), yaitu kualitas hasil kerja penyampaian jasa itu sendiri.

2. Kualitas pelayanan (proses), yaitu kualitas cara penyampaian jasa tersebut.

Salah satu cara agar penjualan jasa suatu perusahaan lebih unggul

dibandingkan para pesaingnya adalah dengan memberikan pelayanan yang

berkualitas dan bermutu, yang memenuhi tingkat kepentingan konsumen. Tingkat

kepentingan konsumen terhadap jasa yang akan mereka terima dapat dibentuk

berdasarkan pengalaman dan saran yang mereka peroleh. Konsumen memilih

pemberi jasa berdasarkan peringkat kepentingan. Dan setelah menikmati jasa

tersebut mereka cenderung akan membandingkannya dengan yang mereka

harapkan.

Menurut Kotler dan Armstrong (2008), bahwa karakteristik jasa memiliki

empat ciri utama yang sangat mempengaruhi rancangan program pemasaran,

yaitu:

1. Jasa Tak Berwujud (service intangibility)

Berarti bahwa jasa tidak dapat dilihat, dirasakan, diraba, didengar, atau dibaui

sebelum jasa itu dibeli. Untuk mengurangi ketidakpastian, biasanya pembeli

konsumen akan mencari informasi tentang kualitas jasa kemudian para

pembeli menarik kesimpulan tentang kualitas jasa dari tempat, orang, harga,

perlengkapan, dan komunikasi yang dapat mereka lihat.

2. Jasa Tak Terpisahkan (service inseparability)

Berarti bahwa jasa dibuat dan dikonsumsi pada saat yang sama dan tidak dapat

dipisahkan dari penyedianya. Karena pelanggan juga hadir pada saat jasa itu

diproduksi, maka interaksi penyedia jasa maupun penyedia pelanggan menjadi

fitur khusus pemasaran jasa. Baik penyedia jasa maupun penyedia pelanggan

(22)

3. Variabilitas Jasa (service variability)

Berarti bahwa kualitas jasa bisa sangat beragam, tergantung pada siapa yang

menyediakannya dan kapan, dimana dan bagaimana jasa itu disediakan.

4. Jasa Dapat Musnah (service perishability)

Berarti bahwa jasa tidak dapat disimpan untuk dijual atau digunakan beberapa

saat kemudian. Kemampuan jasa untuk musnah tidak menjadi masalah jika

permintaan stabil. Namun, ketika permintaan berfluktuasi, perusahaan jasa

sering mendapat masalah sulit. Oleh karena itu, perusahaan jasa sering

merancang strategi untuk memproduksi kesesuaian yang lebih baik antara

permintaan dan persediaan.

2.3. Loyalitas Pelanggan

Menurut Lovelock dan Wright (2007), loyalitas pelanggan merupakan

keputusan pelanggan untuk secara sukarela terus berlangganan pada perusahaan

tertentu dalam jangka waktu yang lama, dengan membeli dan menggunakan

barang dan jasanya secara berulang-ulang dan secara eksklusif merekomendasikan

produk perusahaan tersebut kepada teman maupun rekan kerjanya. Loyalitas dapat

didefinisikan berdasarkan perilaku membeli. Menurut Griffin (2005), loyalitas

pelanggan merupakan suatu komitmen yang kuat dari pelanggan, sehingga

pelanggan bersedia melakukan pembelian ulang terhadap produk atau jasa yang

disukai secara konsisten dan dalam jangka panjang, tanpa terpengaruh oleh situasi

dan usaha-usaha pemasaran dari produk lain yang berusaha membuat mereka

beralih untuk membeli produk lain tersebut.

Untuk mencapai pelanggan yang loyal, perusahaan harus dapat menawarkan

produk atau jasa yang dapat memenuhi kepuasaan pelanggan dan menyenangkan

perasaannya, sehingga pelanggan ingin melakukan tindakan pembelian. Seseorang

pelanggan akan melalui beberapa tahapan untuk sampai menjadi loyal. Proses ini

berlangsung lama dengan penekanan dan perhatian yang berbeda untuk

masing-masing tahapan karena setiap tahap tersebut, maka perusahaan mempunyai

peluang yang lebih besar untuk membentuk calon pembeli menjadi pelanggan

loyal dan klien perusahaan. Tahap untuk menjadi pelanggan yang loyal terbagi ke

(23)

1. Suspect (tersangka)

Meliputi semua orang yang mungkin akan membeli barang atau jasa

perusahaan. Kita menyebutnya sebagai suspect karena yakin bahwa mereka akan membeli tapi belum mengetahui apapun mengenai perusahaan dan

barang atau jasa yang ditawarkan.

2. Prospect (yang diharapkan)

Orang yang memiliki kebutuhan akan barang atau jasa tertentu, dan

mempunyai kemampuan untuk membelinya. Walaupun belum melakukan

pembelian, mereka telah mengetahui keberadaan perusahaan dan barang atau

jasa yang ditawarkan, karena seseorang telah merekomendasikan barang atau

jasa tersebut kepadanya.

3. Disqualified prospect (yang tidak berkemampuan)

Prospect yang telah mengetahui keberadaan barang atau jasa tertentu tetapi tidak mempunyai kemampuan untuk membeli barang atau jasa tersebut, atau

tidak mempunyai kebutuhan akan barang atau jasa tersebut.

4. First time costumer (pembeli baru)

Pelanggan yang membeli untuk pertama kalinya, mereka masih merupakan

pelanggan baru perusahaan.

5. Repeat customer (pembeli berulang-ulang)

Pelanggan yang melakukan pembelian suatu produk sebanyak dua kali atau

lebih, atau membeli dua macam produk atau jasa yang berbeda dalam dua

kesempatan yang berbeda pula.

6. Clients (pelanggan tetap)

Pelanggan yang membeli semua barang atau jasa yang ditawarkan sesuai

dengan kebutuhan mereka. Pembelian dilakukan secara teratur. Hubungan

mereka dengan pelanggan sudah kuat dan berlangsung lama yang membuat

mereka tidak terpengaruh oleh daya tarik produk perusahaan pesaing.

7. Advocates (pelanggan tetap dan pendukung)

Seperti layaknya clients, advocates membeli seluruh barang atau jasa yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhannya serta melakukan pembelian secara

teratur. Disamping itu, mereka juga memberikan rekomendasi tentang barang

(24)

barang atau jasa perusahaan. Advocates membicarakan barang atau jasa tersebut dan melakukan usaha pemasaran serta membawa pelanggan baru

untuk perusahaan.

Menurut Griffin (2005), bahwa pelanggan yang loyal adalah orang yang

memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Repeat Purchase, yaitu melakukan pembelian berulang secara teratur.

2. Purchase Across Product Lines, yaitu membeli produk antar lini produk atau jasa.

3. Refer Others, yaitu mereferensikan atau mengajak orang lain.

4. Immunity, yaitu menunjukkan kekebalan terhadap tarikan dari pesaing.

Terdapat empat jenis loyalitas yang berbeda muncul bila keterikatan

rendah dan tinggi diklasifikasikan silang dengan pola pembelian ulang yang

rendah dan tinggi (Griffin, 2005), diantaranya sebagai berikut:

Pembelian Berulang

Tinggi Rendah

Tinggi Loyalitas premium Loyalitas Tersembunyi

Rendah Loyalitas yang lemah Tanpa loyalitas Keterikatan

Relatif

Gambar 1. Empat Jenis Loyalitas (Griffin, 2005)

1. Tanpa Loyalitas

Beberapa pelanggan tidak mengembangkan loyalitas terhadap produk atau

jasa tertentu. Keterikatan yang rendah terhadap tingkat pembelian berulang

yang rendah menunjukan tidak adanya loyalitas.

2. Loyalitas Lemah

Keterikatan yang rendah digabung dengan pembelian berulang yang tinggi

menghasilkan loyalitas yang lemah (inertia loyalty). Pelanggan ini membeli karena kebiasaan. Loyalitas jenis ini paling umum terjadi pada produk yang

sering dibeli sehingga faktor nonsikap dan faktor situasi merupakan alasan

utama membeli. Pembeli ini rentan beralih ke produk pesaing yang dapat

menunjukkan manfaat yang jelas. Memungkinkan bagi perusahaan untuk

(25)

secara aktif mendekati pelanggan dan meningkatkan diferensiasi positif di

benak pelanggan mengenai produk atau jasa disebanding dengan produk lain.

3. Loyalitas Tersembunyi

Tingkat preferensi yang relatif tinggi dengan tingkat pembelian berulang yang

rendah menunjukkan loyalitas tersembunyi (latent loyalty). Bila pelanggan memiliki loyalitas yang tersembunyi, pengaruh faktor situasi dan bukan

pengaruh sikap yang menentukan pembelian berulang.

4. Loyalitas Premium

Jenis loyalitas ini merupakan yang paling dapat ditingkatkan, terjadi bila ada

tingkat keterikatan yang tinggi dan tingkat pembelian berulang yang juga

tinggi. Pada tingkat preferensi paling tinggi tersebut, para pelanggan menjadi

pendukung vokal produk atau jasa tersebut dan selalu menyarankan orang lain

untuk membelinya.

2.4. Persepsi Pelanggan

Rangkuti (2008), menyatakan bahwa persepsi pelanggan merupakan

proses dimana individu memilih, mengorganisasikan dan mengartikan stimulus

yang diterima melalui alat inderanya menjadi suatu makna. Persepsi pelanggan

suatu jasa meliputi:

1. Harga

Harga rendah menimbulkan persepsi produk yang tidak berkualitas, sedangkan

harga tinggi menimbulkan persepsi produk yang berkualitas. Harga yang

terlalu rendah menimbulkan persepsi pembeli tidak percaya terhadap penjual,

sedangkan harga yang terlalu tinggi menimbulkan persepsi penjual tidak

percaya terhadap pembeli.

2. Citra

Citra yang buruk akan menimbulkan persepsi produk yang tidak berkualitas,

sehingga pelanggan akan mudah marah terhadap kesalahan kecil sekalipun.

Citra yang baik akan menimbulkan persepsi produk yang berkualitas, sehingga

pelanggan akan memaafkan suatu kesalahan yang dilakukan oleh perusahaan,

(26)

3. Tahap Pelayanan

Kepuasan pelanggan ditentukan oleh berbagai jenis pelayanan yang

didapatkan oleh pelanggan selama pelanggan menggunakan beberapa tahapan

pelayanan yang diberikan oleh perusahaan. Ketidakpuasan yang diperoleh

oleh pelanggan pada tahap awal pelayanan menimbulkan persepsi berupa

kualitas pelayanan yang buruk untuk tahap pelayanan selanjutnya, sehingga

pelanggan akan merasa tidak puas dengan pelayanan secara keseluruhan.

4. Momen Pelayanan (Situasi Pelayanan)

Situasi pelayanan terkait dengan kondisi internal didalam diri pelanggan,

sehingga mempengaruhi kinerja dari pelayanan yang diberikan. Kinerja

pelayanan ditentukan oleh pelayan, proses pelayanan, dan lingkungan fisik

dimana pelayanan diberikan. Oleh karena itu, persepsi pelanggan terhadap

suatu pelayanan ditentukan oleh ketiga hal tersebut.

2.5. Nilai Pelanggan

Menurut Rangkuti (2008), nilai pelanggan merupakan pengkajian secara

menyeluruh manfaat dari suatu produk baik barang maupun jasa, yang didasarkan

pada persepsi pelanggan atas apa yang telah diterima oleh pelanggan dan yang

telah diberikan oleh produk tersebut. Menurut Gross dalam Rangkuti (2008), pelanggan memilih membeli tidaknya suatu produk berdasarkan lima komponen

nilai, yaitu :

1. Nilai Fungsi

Manfaat suatu produk dikaitkan dengan kemampuan produk tersebut untuk

memenuhi fungsinya dari sudut pandang pertimbangan ekonomi.

2. Nilai Sosial

Manfaat suatu produk dikaitkan dengan kemampuan produk tersebut untuk

mengidentikkan pelanggan dengan suatu kelompok sosial tertentu.

3. Nilai Emosi

Manfaat suatu produk dikaitkan dengan kemampuan produk tersebut untuk

membangkitkan perasaan pemakainya.

4. Nilai Epistem

Manfaat suatu produk dikaitkan dengan kemampuan produk tersebut untuk

(27)

5. Nilai Kondisi

Manfaat suatu produk dikaitkan dengan kemampuan produk tersebut untuk

memenuhi keperluan pelanggan pada saat dan kondisi tertentu.

2.6. Daya Saing

Suatu produk baik berupa barang atau jasa harus memiliki daya saing agar

dapat menarik pelanggan, sebab suatu bisnis tidak dapat berlangsung tanpa adanya

pelanggan. Menurut Rangkuti (2008), daya saing adalah kemampuan suatu produk

barang maupun jasa agar dapat menarik pelanggan. Suatu produk memiliki daya

saing bila keunggulan yang dimiliki produk tersebut dibutuhkan oleh pelanggan.

Keunggulan suatu produk terletak pada keunikan dan kualitas dari produk

tersebut. Suatu produk akan memiliki daya saing bila keunikan dan kualitas yang

dimiliki produk tersebut disesuaikan dengan manfaat, serta pelayanan yang

dibutuhkan oleh pelanggan. Manfaat dari suatu produk tergantung dari seberapa

jauh produk tersebut memenuhi nilai-nilai yang dibutuhkan oleh pelanggan.

Dalam penelitian ini daya saing dilihat dari segi keunikan dan kualitas pelayanan

maupun kualitas produk pada suatu perusahaan yang diteliti.

2.7. Kualitas Pelayanan Jasa

Menurut Wyckof dalam Lovelock dan Wright (2007), kualitas pelayanan jasa adalah tingkat keuntungan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat

keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan. Kualitas pelayanan

jasa menurut Tjiptono (2005), adalah upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan

pelanggan, serta ketepatan penyampaiannya untuk mengimbangi harapan

pelanggan.

Jika pelayanan jasa yang diterima oleh pelanggan melampaui harapan

pelanggan, maka kualitas pelayanan jasa akan dipersepsikan sebagai kualitas yang

ideal. Bila pelayanan jasa yang diberikan lebih rendah dari yang diharapkan, maka

kualitas pelayanan jasa dipersepsikan buruk. Ideal tidaknya kualitas pelayanan

jasa tergantung pada kemampuan penyedia jasa dalam memenuhi harapan dari

pelanggannya secara konsisten (Tjiptono, 2005).

(28)

1. Reliability (realibilitas atau keandalan), yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan yang sesuai dengan janji yang ditawarkan.

2. Responsiveness (daya tanggap), yaitu respon atau kesigapan karyawan dalam membantu pelanggan dan memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap

sesuai yang diinginkan oleh konsumen.

3. Assurance (jaminan), meliputi kemampuan karyawan atas pengetahuan terhadap produk secara tepat, kualitas keramahan, perhatian, dan kesopanan

dalam pelayanan, keterampilan dalam memberikan informasi, dan kemampuan

dalam keamanan serta dalam menanamkan kepercayaan pelanggan terhadap

perusahaan.

4. Emphaty (empati), yaitu perhatian secara individual yang diberikan perusahaan kepada pelanggan atau konsumen.

5. Tangibles (berwujud), yaitu penampilan fasilitas fisik, kelengkapan peralatan komunikasi dan penampilan karyawan.

2.8. Perilaku Pelanggan

Perilaku pelanggan menurut Schiffman dan Kanuk dalam Sumarwan (2002), diartikan sebagai perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam mencari,

membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan produk dan jasa yang

mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka. Engel, Blackwell dan

Miniard dalam Sumarwan (2002) menyatakan bahwa perilaku pelanggan sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan

menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan

mengikuti tindakan ini.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pelanggan, menurut Kotler

dan Amstrong (2008), yaitu :

1. Faktor Budaya

Faktor budaya mempunyai pengaruh yang luas dan mendalam pada

perilaku pelanggan. Faktor dari budaya terdiri dari budaya, sub-budaya, dan

kelas sosial. Budaya adalah kumpulan nilai dasar, persepsi, keinginan, dan

perilaku yang dipelajari oleh anggota masyarakat dari keluarga dan institusi

penting lainnya. Nilai-nilai kebudayaan dan kepercayaan biasanya relatif stabil

(29)

sehubungan dengan perubahan-perubahan yang terjadi dimasyarakat.

Sub-budaya adalah kelompok masyarakat yang berbagi sistem nilai berdasarkan

pengalaman hidup dan situasi yang umum. Sub-budaya meliputi kebangsaan,

agama, kelompok ras, dan daerah geografis. Kelas sosial adalah pembagian

masyarakat yang relatif permanen dan berjenjang dimana anggotanya berbagai

nilai, minat, dan perilaku yang sama. Kelas sosial tidak hanya ditentukan oleh

satu faktor, seperti pendapatan, tetapi diukur sebagai kombinasi dari

pekerjaan, pendapatan, pendidikan, kekayaan, dan variabel lainnya.

2. Faktor Sosial

Perilaku pelanggan juga dipengaruhi oleh beberapa faktor sosial, antara

lain kelompok referensi, keluarga, peran dan status. Perilaku seseorang

dipengaruhi oleh banyak kelompok kecil. Kelompok adalah dua atau lebih

orang yang berinteraksi untuk mencapai tujuan pribadi atau tujuan bersama.

Kelompok yang mempunyai pengaruh langsung dan tempat dimana seseorang

menjadi anggotanya disebut kelompok keanggotaan. Sebaliknya, kelompok

referensi bertindak sebagai titik perbandingan atau titik referensi langsung

(berhadapan) atau tidak langsung dalam membentuk sikap atau perilaku

seseorang. Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling

penting dalam masyarakat, dan telah diteliti secara ekstensif. Menurut Boyd,

Walker, Larreche (2000) bahwa keluarga adalah sumber pengaruh sosial

terpenting bagi sebagian besar konsumen, khususnya bila keluarga luas

terlibat. Pertama, keluarga bertindak sebagai agen sosialisasi utama,

membantu anggota-anggotanya mendapatkan keahlian, pengetahuan, dan

sikap untuk bertindak sebagai konsumen di pasar. Sehingga keluarga memiliki

pengaruh besar pada sikap anggota-anggota yang lebih muda terhadap

berbagai produk, merek, dan toko. Peran dan status seorang individu dalam

kelompok tertentu sangat mempengaruhi individu tersebut dalam perilaku

pembelian. Peran terdiri dari kegiatan yang diharapkan dilakukan seseorang

sesuai dengan orang-orang disekitarnya. Masing-masing peran membawa

status yang mencerminkan nilai umum yang diberikan kepadanya oleh

masyarakat. Orang biasanya memilih produk yang sesuai dengan peran dan

(30)

3. Faktor Pribadi

Dalam perilaku pelanggan, faktor karakteristik pribadi juga

mempengaruhi seorang individu dalam melakukan pembelian. Karakteristik

tersebut terdiri dari usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan, situasi ekonomi,

gaya hidup, kepribadian dan konsep diri. Orang akan mengubah barang dan

jasa yang dibeli sepanjang kehidupan mereka. Kebutuhan dan selera seseorang

akan berubah sesuai dengan usia. Pembelian juga dibentuk oleh tahap siklus

hidup keluarga, maka pemasar hendaknya memperhatikan perubahan minat

pembelian yang terjadi yang berhubungan dengan daur hidup manusia.

Perusahaan harus dapat mengkhususkan diri membuat produk yang diperlukan

oleh kelompok pekerjaan tertentu. Situasi ekonomi seseorang akan

mempengaruhi pilihan produk. Pemasar yang produknya peka terhadap

pendapatan dapat dengan seksama memperhatikan kecenderungan dalam

pendapatan pribadi, tabungan dan tingkat bunga. Jadi jika indikator-indikator

ekonomi tersebut menunjukkan adanya resesi, pemasar dapat mencari jalan

untuk menetapkan posisi produknya. Gaya hidup adalah pola hidup seseorang

yang diekspresikan dalam kegiatan, minat, dan pendapatnya. Orang yang

berasal dari sub-budaya, kelas sosial, dan pekerjaan yang sama mungkin

mempunyai gaya hidup yang cukup berbeda. Kepribadian setiap orang yang

berbeda-beda mempengaruhi perilaku pembeliannya. Kepribadian

(personality) mengacu pada karakteristik psikologi unik yang menyebabkan respons yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungan orang

itu sendiri. Kepribadian biasanya dijelaskan dengan menggunakan ciri-ciri

seperti kepercayaan diri, dominasi, kemampuan bersosialisasi, otonomi, cara

mempertahankan diri, kemampuan beradaptasi dan sifat agresif.

4. Faktor Psikologis

Pilihan-pilihan seseorang dalam melakukan pembelian dipengaruhi juga

oleh empat faktor psikologis yang terdiri dari motivasi, persepsi,

pembelajaran, keyakinan dan sikap. Motivasi atau dorongan adalah kebutuhan

dengan tekanan kuat yang mendorong seseorang untuk mencari kepuasaan

atas kebutuhan tersebut. Menurut Maslow bahwa kebutuhan manusia diatur

(31)

kebutuhan sosial, kebutuhan akan penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri.

Orang yang termotivasi biasanya telah siap untuk beraksi. Cara orang tersebut

beraksi dipengaruhi oleh persepsi dirinya sendiri tentang sebuah situasi. Kita

semua mempelajari aliran informasi melalui lima indera yaitu penglihatan,

pendengaran, penciuman, peraba, dan rasa. Meskipun demikian,

masing-masing diri kita menerima, mengatur, dan menginterpretasikan informasi

sensorik dalam caranya sendiri. Persepsi adalah proses dimana orang memilih,

mengatur, dan menginterpretasikan informasi untuk membentuk gambaran

dunia yang berarti. Pembelajaran menggambarkan perubahan dalam perilaku

seseorang yang timbul dari pengalaman. Pembelajaran terjadi melalui interaksi

dorongan, rangsangan, pertanda, respons, dan penguatan. Keyakinan (belief) adalah pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang tentang sesuatu.

Sedangkan sikap (attitude) menggambarkan evaluasi, perasaan, dan tendensi yang relatif konsisten dari seseorang terhadap suatu objek atau ide.

Menurut Kotler dan Armstrong (2008), perilaku pelanggan dipengaruhi

oleh faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi dan faktor psikologis seperti

terlihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 2 . Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pelanggan

Budaya

Menurut Departemen Kesehatan dalam Nurhayati (2002), bahwa restoran

merupakan salah satu jenis usaha jasa pangan yang bertempat di sebagian atau

(32)

untuk proses pembuatan, penyimpanan, penyajian, dan penjualan makanan dan

minuman bagi umum di tempat usahanya.

Menurut Marsum dalam Setyawati (2010), ada beberapa tipe klasifikasi restoran, diantaranya yaitu:

1. A ’la Carte Restaurant

Restoran yang telah mendapat izin penuh untuk menjual makanan lengkap

dengan banyak variasi dimana tamu dapat bebas memilih sendiri makanan

yang mereka inginkan. Tiap makanan di restoran jenis ini mempunyai harga

sendiri-sendiri.

2. Table D’hote Restaurant

Merupakan suatu restoran yang khusus menjual menu yang lengkap (dari

hidangan pembuka sampai hidangan penutup), dan tertentu, dengan harga

yang telah ditentukan pula.

3. Coffee Shop atau Brasserie

Merupakan suatu restoran yang pada umumnya berhubungan dengan hotel,

suatu tempat dimana tamu biasa mendapatkan makan pagi, makan siang dan

makan malam secara cepat dengan harga yang relatif murah. Pada umumnya

sistem pelayanannya adalah American Service dimana yang diutamakan adalah kecepatannya. Ready on plate service, artinya makanan sudah diatur dan disiapkan diatas piring. Kadang-kadang penyajiannya dilakukan dengan

cara Buffet atau prasmanan. 4. Cafetaria atau Cafe

Merupakan restoran kecil yang mengutamakan penjualan kue, roti isi, kopi

dan teh. Pilihan makanan terbatas dan tidak menjual minuman beralkohol.

5. Canteen

Merupakan restoran yang berhubungan dengan kantor, pabrik atau sekolah

tempat dimana para pekerja dan para pelajar bisa mendapatkan makan siang

(33)

6. Continental Restaurant

Restoran yang menitikberatkan hidangan continental pilihan dengan pelayanan elaborate atau megah. Suasananya santai, susunannya agak rumit, disediakan bagi tamu yang ingin makan secara santai dan rileks.

7. Carvery

Restoran yang sering berhubungan dengan tamu dimana para tamu dapat

mengiris sendiri hidangan panggang sebanyak yang mereka inginkan dengan

harga hidangan yang sudah ditetapkan.

8. Dining Room

Terdapat di hotel kecil (motel), merupakan tempat yang tidak lebih ekonomis

dari pada tempat makan biasa. Dining Room pada dasarnya disediakan untuk para tamu yang tinggal di hotel itu, namun juga terbuka bagi para tamu dari

luar.

9. Dischoteque

Restoran yang pada prinsipnya juga berarti tempat dansa sambil menikmati

irama musik. Kadang-kadang juga menampilkan live-brand. Bar adalah salah satu fasilitas utama untuk sebuah diskotik, hidangan yang tersedia umumnya

berupa snack.

10.Fish and Chip Shop

Restoran yang banyak terdapat di Inggris, dimana kita dapat membeli

macam-macam kripik (chips) dan ikan goreng, biasanya berupa ikan Cod, dibungkus dalam kertas dan dibawa pergi. Jadi, makanannya tidak dinikmati di tempat

itu.

11.Griil Room

Restoran yang menyediakan bermacam-macam daging panggang. Pada

umumnya restoran dengan dapur dibatasi oleh sekat dinding kaca sehingga

para tamu dapat memilih sendiri potongan daging yang dikehendaki dan

melihat sendiri bagaimana memasaknya. Grill Room kadang-kadang disebut

(34)

12.Inn Tavern

Merupakan restoran dengan harga yang relatif cukup terjangkau, yang dikelola

oleh perorangan di tepi kota. Suasana dibuat sangat dekat dan ramah dengan

konsumennya serta menyediakan hidangan yang lezat.

13.Night Club/Super Club

Restoran yang pada umumnya mulai dibuka menjelang larut malam,

menyediakan makan malam bagi tamu-tamu yang ingin santai. Dekorasinya

mewah, pelayanannya megah. Band merupakan kelengkapan yang diperlukan.

Para tamu dituntut berpakaian resmi dan rapi sehingga menaikkan gengsi.

14.Pizzeria

Merupakan suatu restoran yang khusus menjual pizza, kadang-kadang juga berupa spaghetti serta makanan khas Italia yang lain.

15.Pan Cake House/Creperie

Restoran yang menjual Pan Cake serta Crepe yang diisi dengan berbagai manisan didalamnya.

16.Pub

Pub pada mulanya tempat hiburan umum yang mendapat izin untuk menjual bir serta minuman berakohol lainnya. Para tamu mendapatkan minuman dari

counter (meja panjang yang membatasi dua ruangan). Pengunjung dapat menikmatinya sambil berdiri atau sambil duduk di meja makan. Hidangan

yang tersedia berupa snack sperti pies dan sandwich. Sekarang kita bias mendapatkan banyak hidangan pengganti di Pub.

17.Snack Bar/Cafe/Milk bar

Restoran cakupan yang sifatnya tidak resmi dengan pelayanan cepat dimana

para tamu mengumpulkan makanan mereka di atas baki yang diambil dari atas

counter dan kemudian membawanya ke meja makan. Para tamu bebas memilih makanan yang disukainya. Makanan yang disediakan pada umumnya

adalah hamburger, sausage, dan sandwich. 18.Speciality Restaurant

Merupakan restoran yang suasana dan dekorasi seluruhnya disesuaikan

dengan tipe khas makanan yang disajikan atau temanya. Restoran semacam ini

(35)

Pelayanannya sedikit banyak berdasarkan tata cara negara tempat asal

makanan spesial tersebut.

19.Terrace Restaurant

Restoran yang terletak di luar bangunan, namun umumnya masih berhubungan

dengan hotel maupun restoran induk. Di negara-negara barat pada umumnya

restoran tersebut hanya buka pada waktu musim panas saja.

20.Gourmet Restaurant

Restoran yang menyelenggarakan makan dan minum untuk orang-orang yang

berpengalaman luas dalam bidang rasa makanan dan minuman. Keistimewaan

restoran ini adalah makanan dan minumannya yang lezat-lezat, pelayanannya

yang megah dan harganya cukup mahal.

21.Family Type Restaurant

Merupakan restoran sederhana yang menghidangkan makanan dan minuman

dengan harga yang relatif murah dan terjangkau. Terutama disediakan untuk

tamu-tamu, keluarga maupun rombongan.

22.Main Dining Room

Restoran atau ruang makan utama yang pada umumnya terdapat di hotel-hotel

besar, dimana penyajian makanannya secara resmi, pelan tapi pasti terikat oleh

suatu peraturan yang ketat. Servisnya bisa mempergunakan pelayanan a’la

Prancis atau Rusia. Tentu yang hadir pun pada umumnya berpakaian resmi

atau formal.

2.10. Penelitian Terdahulu

Wardani (2010) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Faktor-Faktor

yang Mempengaruhi Loyalitas Konsumen pada Indosat School Community SMA Negeri 2 Kota Bogor. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Menganalisis tingkat

perilaku konsumen, switching cost, kepuasaan konsumen, kesukaan pada merek dan komitmen anggota komunitas Indosat (2) Menganalisis pengaruh perilaku

konsumen, switching cost, kepuasaan konsumen, kesukaan pada merek dan komitmen terhadap loyalitas konsumen. (3) Menganalisis variabel yang

memberikan pengaruh paling besar terhadap loyalitas konsumen pada komunitas

(36)

menunjukan bahwa perilaku konsumen memiliki hubungan positif terhadap

loyalitas konsumen dengan nilai koefisien konstruk (γ) sebesar 0,25 namun

pengaruh yang terbentuk bersifat tidak nyata. Switching cost memiliki hubungan positif terhadap loyalitas konsumen dengan nilai koefisien konstruk (γ) sebesar

0,44 namun pengaruh yang terbentuk bersifat tidak nyata. Kepuasaan konsumen

memiliki hubungan positif terhadap loyalitas konsumen dengan nilai koefisien

konstruk (γ) sebesar 0, 77 dan besar pengaruh. Preferensi konsumen memiliki

hubungan negative terhadap loyalitas konsumen dengan nilai koefisien konstruk

(γ) sebesar -0,58 dan pengaruh yang tidak nyata. Komitmen memiliki hubungan

positif terhadap loyalitas konsumen dengan nilai koefisien konstruk (γ) sebesar

0,095 serta besar pengaruh yang tidak nyata. Persamaan yang terbentuk adalah

lYTS = 0,25PRLK + 0,44SCST + 0.77KPSN* - 0.58PRFN + 0.095KMTN,

Errorvar.= 0.14, R2 = 0.86. Kepuasaan konsumen memiliki pengaruh paling besar terhadap loyalitas, sehingga kegiatan yang ditunjukan bagi komunitas Indosat

dapat diprioritaskan untuk membentuk kepuasaan konsumen.

Iqbal (2010) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Faktor-Faktor

Yang Mempengaruhi Tingkat Loyalitas Pelanggan Restoran Saung Kuring Bogor.

Tujuan dari penelitian tersebut adalah (1) Menganalisis karakteristik pelanggan

Restoran Saung Kuring Bogor, (2) Menganalisis tingkat persepsi pelanggan, nilai

pelanggan, daya saing, kualitas pelayanan jasa, dan loyalitas pelanggan Restoran

Saung Kuring, (3) Menganalisis pengaruh persepsi pelanggan, nilai pelanggan,

daya saing, dan kualitas pelayanan jasa terhadap loyalitas pelangggan Restoran

Saung Kuring. Pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan metode non probability sampling dengan teknik judgement sampling, dengan kriteria pernah makan di Restoran Saung Kuring lebih dari dua kali. Pengolahan data dilakukan

dengan uji validitas dan reliabilitas, analisis deskriptif, pengukuran sikap, dan

analisis regresi linier berganda. Penelitian ini menggunakan bantuan Microsoft

Excel 2007 dan Software SPSS versi 16.0 for Windows. Berdasarkan pengukuran

sikap responden terhadap seluruh variabel penelitian menunjukkan penilaian yang

baik. Dimana nilai rataan untuk tingkat persepsi pelanggan sebesar 4,07, tingkat

nilai pelanggan dan daya saing sebesar 4,05, tingkat kualitas pelayanan jasa

(37)

regresi linier berganda menunjukkan bahwa variabel yang dipilih pada variabel

independent (persepsi pelanggan, nilai pelanggan, daya saing, dan kualitas pelayanan jasa) dapat menerangkan keragaman variabel dependent (loyalitas pelanggan) dengan kontribusi sebesar 47,9%. Persamaan regresi yang didapat dari

hasil hasil pengolahan data adalah Y = -0,399 + 0,370 X1 + 0,076 X2 + 0,1 X3 +

0,492 X4. Secara keseluruhan persepsi pelanggan, nilai pelanggan, daya saing,

dan kualitas pelayanan jasa berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan.

Secara parsial hanya persepsi pelanggan dan kualitas pelayanan jasa yang

berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan.

Rifai (2010) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Perilaku

Konsumen dalam Proses Keputusan Pembelian Makanan di Restoran de’ Leuit

“Sensasi Nasi Jambal” Bogor. Tujuan penelitian ini: (1) Mengindentifikasi

karakteristik konsumen Restoran de’ Leuit Bogor, (2) Menganalisis proses

keputusan pembelian yang dilakukan oleh Restoran de’ Leuit Bogor, dan (3)

Mengidentifikasi sikap konsumen terhadap atribut-atribut yang dimiliki oleh

Restoran de’ Leuit Bogor. Penarikan sampel dilakukan dengan uji validitas dan

reliabilitas, analisis deksriptif, crosstab dan model analisis fishbein dibantu

dengan Microsoft Excel 2007 dan software SPSS for windows versi 16.0. Pada proses pengambilan keputusan pembelian produk, manfaat utama yang dicari

konsumen adalah mendapatkan suasana santai, menghilangkan rasa lapar. Sumber

informasi utama yang diperoleh konsumen berasal dari papan nama restoran

dengan fokus utama perhatian tentang suasana restoran dan rasa produk. Hal yang

menjadi pertimbangan konsumen ketika akan mengunjungi restoran untuk

melakukan pembelian adalah faktor suasana restoran lalu baru rasa produk. Pihak

yang paling berpengaruh dalam memutuskan pembelian adalah anggota keluarga.

Mayoritas cara memutuskan pembelian dari konsumen tergantung situasi dengan

pihak keluarga yang paling banyak menemani. Adapun sikap konsumen setelah

berkunjung ke restoran mayoritas merasa puas dan bersedia untuk melakukan

pembelian selanjutnya. Faktor-faktor yang paling dominan mempengaruhi

kepuasaan konsumen adalah kenyamanan suasana dan rasa produk yang khas.

Sedangkan faktor yang dinilai masih kurang memuaskan adalah kecepatan

(38)

atribut yang dianggap paling penting adalah atribut kebersihan dari restoran dan

kedua adalah atribut kenyamanan suasana restoran. Sedangkan atribut yang

memiliki skor tertinggi pada tingkat kepercayaan adalah atribut kenyamanan

suasana restoran dan atribut kedua adalah atribut kebersihan restoran. Sikap

konsumen terhadap produk dari Restoran de’ Leuit Bogor dikatakan dalam

kategori baik.

Adapun penelitian yang berjudul Analisis Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Tingkat Loyalitas Pelanggan Restoran de’ Leuit Bogor ini

memiliki beberapa keunikan atau kekhasan dengan penelitian yang telah

dilakukan sebelumnya, yaitu:

1. Tempat penelitian yang dilakukan oleh Rifai (2010) berada di restoran

de’Leuit dengan penelitian mengenai Analisis Perilaku Konsumen dalam

Proses Keputusan Pembelian Makanan di Restoran de’ Leuit Bogor. Tempat

Penelitian yang dilakukan oleh penulis berada di restoran de’ Leuit namun

berbeda topik penelitiannya yakni mengenai Analisis Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Tingkat Loyalitas Pelanggan Restoran de’ Leuit Bogor.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Rifai mengenai proses keputusan pembelian

diantaranya pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif,

keputusan pembelian, dan evaluasi hasil pembelian. Sedangkan penelitian

yang dilakukan oleh penulis mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi

loyalitas pelanggan diantaranya persepsi pelanggan (harga, citra, tahap

pelayanan, situasi pelayanan), nilai pelanggan (nilai fungsi, nilai sosial, nilai

emosi, nilai epistem, nilai kondisi), daya saing (keunikan dan kualitas jasa),

kualitas pelayanan jasa (Reliability, Responsiveness, Assurance, Emphaty, Tangible), dan perilaku pelanggan (budaya, sosial, pribadi, psikologis).

3. Tempat penelitian oleh Wardani (2010) mengenai loyalitas konsumen pada

Indosat School Community SMA Negeri 2 Kota Bogor dengan analisis

Structural Equation Modelling (SEM) dengan variabel laten yang digunakan variabel perilaku konsumen, switching cost, kepuasan konsumen, kesukaan pada merek dan komitmen. Iqbal (2010) mengenai loyalitas pelanggan

Restoran Saung Kuring Bogor dengan analisis regresi linier berganda. Penulis

(39)

Bogor. Analisis data yang digunakan oleh penulis yakni regresi linier

berganda untuk menganalisis pengaruh persepsi pelanggan, nilai pelanggan,

daya saing, kualitas pelayanan jasa, dan perilaku pelanggan terhadap loyalitas

pelanggan.

4. Penulis menambahkan satu faktor yang mempengaruhi loyalitas pelanggan

dalam penelitiannya yaitu perilaku pelanggan. Sehingga faktor-faktor yang

mempengaruhi loyalitas pelanggan menjadi lima faktor diantaranya, yaitu

persepsi pelanggan, nilai pelanggan, daya saing, kualitas pelayanan jasa, dan

perilaku pelanggan terhadap loyalitas pelanggan. Penulis juga menambahkan

(40)

III. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian

Saat ini perkembangan usaha di bidang restoran mengalami pertumbuhan

pesat sehingga menimbulkan persaingan yang ketat di bisnis yang sejenis ini.

Salah satu restoran yang muncul dalam persaingan ketat di Kota Bogor adalah

Restoran de’ Leuit, sehingga membuat pelaku usaha ini berusaha untuk

mempertahankan pelanggannya dengan cara mempelajari pengetahuan tentang

karakteristik pelanggan, dan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat loyalitas

pelanggan. Karakteristik pelanggan dari Restoran de’ Leuit Bogor sangatlah

beragam, oleh karena itu sangat penting bagi pihak restoran untuk mengetahui

bagaimana karakteristik dari pelanggannya tersebut agar restoran mendapatkan

informasi yang tepat tentang pelanggannya, dilakukan analisis deskriptif melalui

tabulasi sederhana, dimana data yang diperoleh dari hasil pengisian kuesioner oleh

responden ditransformasikan ke dalam suatu bentuk yang mudah dipahami.

Untuk mengetahui pengukuran faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat

loyalitas pelanggan dilakukan pengukuran sikap dengan analisis deskriptif. Untuk

mengetahui loyalitas pelanggan diperlukan pemahaman tentang pengaruh faktor

persepsi pelanggan, nilai pelanggan, daya saing, kualitas pelayanan jasa, dan

perilaku pelanggan terhadap loyalitas pelanggan Restoran de’ Leuit digunakan

metode analisis regresi linier berganda. Berdasarkan hasil tersebut, maka akan

menghasilkan suatu rekomendasi bagi Restoran de’ Leuit Bogor. Rekomendasi

tersebut dapat digunakan sebagai alat evaluasi strategi khususnya strategi

pemasaran dimasa mendatang dari Restoran de’ Leuit Bogor, agar dapat

mempertahankan loyalitas pelanggannya. Lebih jelasnya terdapat kerangka

(41)

Perkembangan serta persaingan bisnis restoran yang semakin meningkat dan ketat

Karakteristik

Pelanggan

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Loyalitas Pelanggan

Analisis Deskriptif

Nilai Pelanggan

Kondisi Karakteristik

Pelanggan

Daya Saing

Perilaku Pelanggan Kualitas

Pelayanan Jasa

Analisis Regresi Linier Berganda

Rekomendasi Bagi Pihak Restoran de’ Leuit Persepsi

Pelanggan

Mempertahankan pelanggan

Pengukuran Sikap

Analisis Deskriptif

Pengaruh Faktor-Faktor terhadap Loyalitas

Pelanggan Restoran de’ Leuit

(42)

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Restoran de’ Leuit yang bertempat di Jalan

Pakuan No.3 Ciheuleut, Bogor. Pemilihan tempat dilakukan dengan pertimbangan

bahwa lokasi tersebut strategis. Selain itu, alasan pemilihan tempat Restoran de’

Leuit Bogor jugadikarenakan restoran tersebut mempunyai pelanggan yang relatif

banyak walaupun banyak restoran pesaing yang berada di sekitarnya. Penelitian

ini dilaksanakan selama dua bulan yakni dari bulan Maret hingga April 2011.

3.3. Jenis dan Sumber Data

Sumber data pada penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder.

Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu

maupun perseorangan, seperti hasil wawancara atau hasil pengisian kuesioner.

Data Sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan

baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain (Umar, 2005).

Dalam penelitian ini, data primer diperoleh langsung dari sumber asli,

yaitu melalui wawancara langsung dengan pihak manajemen de’ Leuit mengenai

gambaran umum perusahaan dan perkembangannya serta diperoleh dari observasi

langsung dengan menyebar kuesioner kepada sejumlah responden yakni

pelanggan yang sedang berkunjung yang pernah makan di Restoran de’ Leuit

lebih dari sekali yang memenuhi kriteria populasi dan bersedia menjadi

responden. Hal tersebut dilakukan agar responden yang digunakan mencerminkan

pelanggan Restoran de’ Leuit yang sesungguhnya, sehingga dapat

merepresentasikan hasil yang akan diperoleh pada penelitian ini. Kuesioner

selengkapnya disajikan pada Lampiran 1.

Sumber data sekunder penelitian diperoleh secara tidak langsung atau

melalui media perantara. Data sekunder dalam penelitian ini berupa penelitian

terdahulu mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan,

buku-buku, internet, Badan Pusat Statistik Kota Bogor, Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Kota Bogor, serta data-data dari perusahaan. Data yang terdapat dalam

(43)

saing, dan kualitas pelayanan jasa, dan perilaku pelanggan terhadap loyalitas

pelanggan.

3.4 Metode Pengambilan Sampel

Metode sampling adalah cara pengumpulan data yang hanya mengambil

sebagian elemen populasi atau karakteristik yang ada dalam populasi dan

kesimpulan yang diperoleh dapat digeneralisasi pada populasi (Hasan, 2003).

Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

non probabilitas berupa teknik Judgement Sampling, dimana pengambilan sampel tersebut berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu oleh peneliti (Umar,

2005). Pertimbangan-pertimbangan responden tersebut diantaranya pelanggan

yang sedang berkunjung yang pernah makan di Restoran de’ Leuit lebih dari

sekali. Hal tersebut dilakukan agar responden yang digunakan mencerminkan

pelanggan Restoran de’ Leuit yang sesungguhnya, sehingga dapat

merepresentasikan hasil yang akan diperoleh pada penelitian ini. Untuk

menentukan ukuran sampel dari suatu populasi dalam penelitian ini dengan rumus

Slovin (Umar, 2005), yaitu :

Keterangan :

= ukuran sampel

= ukuran populasi

= persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel

yang masih dapat ditolerir atau diinginkan sebesar 10% atau 0,1.

Pada penelitian ini, populasi yang digunakan adalah jumlah rata-rata

pelanggan yang berkunjung ke Restoran de’ Leuit setiap bulannya. Berdasarkan

hasil wawancara, kunjungan per bulan sekitar 8000 orang. Maka berdasarkan

rumus Slovin dengan tingkat kesalahan 10 % diperoleh jumlah sampel sebanyak

100 responden dengan perhitungan sebagai berikut :

 

(44)

3.5 Metode Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan bantuan program Software Microsoft Excel 2007 dan Statistical Package For Social Science (SPSS) versi 16.

SPSS merupakan perangkat lunak yang digunakan untuk mengolah data hasil statistik yang penggunaannya cukup mudah. Dalam penelitian ini Microsoft Office Excel digunakan untuk input data, mengukur sikap responden dan juga digunakan untuk olah data awal yang selanjutnya akan digunakan untuk uji regresi linier

berganda. Software SPSS digunakan untuk mengolah data dari analisis regresi linier berganda dan juga untuk menguji validitas instrument yang digunakan

dalam penelitian dan menghitung besarnya nilai Alpha Cronbach guna melihat reliabilitas masing-masing instrument yang digunakan dalam penelitian.

3.5.1 Uji Validitas

Menurut Umar (2005), validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur itu mampu mengukur apa yang ingin diukur. Untuk uji validitas

diketahui dengan cara menghitung korelasi (r) antara data pada masing-masing

pernyataan dengan skor total memakai rumus teknik korelasi Product Moment Pearson. Kuesioner dikatakan valid jika korelasi r lebih dari nilai r tabel dengan tingkat signifikansi sebesar 5 persen (α=5%), rumus dari korelasinya adalah

sebagai berikut :

Keterangan :

= skor pernyataan  = jumlah responden

= skor total pernyataan = koefisien validitas yang dicari

Pengujian validitas diolah dengan menggunakan Software Statistical Package For Social Science (SPSS) versi 16. Uji validitas dilakukan terhadap 30 responden dimana bila diperoleh r hitung lebih besar dari r tabel yang ditentukan

yaitu sebesar 0,361 maka kuesioner dinyatakan valid dan dapat digunakan.

3.5.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan suatu angka indeks yang menunjukkan konsistensi

(45)

konsisten (Umar, 2005). Uji reliabilitas data kuesioner dilakukan dengan

menggunakan perhitungan metode Cronbach’s Alpha dengan rumus :

 

Keterangan :

= reliabilitas instrument = varians total

= banyak butir pertanyaan = jumlah varians butir

Jumlah varians butir dicari dulu dengan cara mencari nilai varians tiap

butir, kemudian dijumlahkan. Rumus varians menurut Umar (2005) yang

digunakan adalah :

Keterangan :

= varians  = nilai skor yang dipilih

= jumlah sampel

Pengujian reliabilitas diolah dengan menggunakan Software SPSS versi 16. Uji reliabilitas dilakukan terhadap 30 responden dimana reliabilitas variabel

dikatakan baik apabila memiliki nilai Cronbach’s Alpha lebih dari 0,60. 3.5.3 Pengukuran Sikap

Menurut Kinnear dalam Umar (2005), skala likert berhubungan dengan pertanyaan tentang sikap seseorang terhadap sesuatu misalnya setuju-tidak

setuju, senang-tidak senang, dan baik-tidak baik. Skala likert’s digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang tentang fenomena sosial

(Suliyanto, 2005). Cara penilaian terhadap hasil jawaban kuesioner dengan skala

likert dilakukan dengan rumus :

 ……… (5) 

Setelah memperoleh rataan skor dari masing-masing pernyataan,

kemudian dihitung skor rataan akhir dengan rumus :

Gambar

Tabel 2. Perkembangan Jumlah Restoran dan Rumah Makan  di Kota Bogor Tahun 2005-2010
Gambar 2 . Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pelanggan
Gambar 3. Kerangka Pemikiran Penelitian
Gambar 6. Karakteristik pelanggan berdasarkan usia
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kota Medan. Untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan. Untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang- undangan perpajakan. Keberatan

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah menghasilkan model log linier dan regresi logistik biner bivariat terkait hubungan antara Indikator Kesehatan

Qk = Baku kebutuhan air karyawan ( l/kap/hari) Up = Kebutuhan air untuk proses industri (m 3 /th)..  Up tergantung dari jenis industri, ada indutri yang banyak menggunakan air

Dukungan  top management yang  perlu  ditingkatkan  untuk  SPI  PT  INKA  antara  lain:  (a)  penyediaan  waktu  yang  cUkup  dari  lop management untuk 

The objective of the research was to find out, whether or not the use of STAD (Student Team Achievement Divisions) method can increase the students’ vocabulary

Simbol yang digunakan untuk merepresentasikan filesystem dengan format

Dari seluruh area pengamatan didapatkan data bahwa pohon jati (Tectona grandis) merupakan jenis yang paling banyak ditemukan.. Total jenis ini mencapai 1234 pohon

Penelitian ini mendeskripsikan seperti apa penggunaan media sosial oleh mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana dalam