• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penentuan Kadar Besi (Fe),Mangan (Mn), dan Tembaga (Cu) Pada Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana L) Dikabupaten Stabat dan Kecamatan Namorambe

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Penentuan Kadar Besi (Fe),Mangan (Mn), dan Tembaga (Cu) Pada Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana L) Dikabupaten Stabat dan Kecamatan Namorambe"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENENTUAN KADAR BESI(Fe), MANGAN (Mn) DANTEMBAGA(Cu) PADA KULIT BUAH MANGGIS(Garciniamangostana L)

DIKECAMATAN NAMORAMBE DAN KABUPATEN STABAT

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar sarjana sains

FANNY DIAH NISYA 120822019

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PERSETUJUAN

Judul : Penentuan Kadar Besi(Fe),Mangan(Mn),

danTembaga (Cu) Pada Kulit Buah Manggis (GarciniaMangostana L) Dikabupaten Stabat dan Kecamatan Namorambe,

Kategori :Skripsi

Nama :Fanny Diah Nisya

Nim :120822019

Program studi :Sarjana (S1) Kimia Ekstensi

Departemen :Kimia

Fakultas : Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas SumateraUtara

Disetujui di Medan, Juni2014

Komisi Pembimbing :

Pembimbing 2 Pembimbing 1

Prof.Dr.Harry Agusnar M.Sc.,M.Phill

NIP.195308171983031002 NIP.195504051983031002 Prof.Dr.Zul Alfian, M.Sc

Diketahui/Disetujui oleh

Departemen Kimia FMIPA USU Ketua,

(3)

iii

PERNYATAAN

PENENTUAN KADAR BESI(Fe), MANGAN (Mn) DANTEMBAGA(Cu) PADA KULIT BUAH MANGGIS(Garciniamangostana L)

DIKECAMATAN NAMORAMBE DAN KABUPATEN STABAT

SKRIPSI

Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juni2014

(4)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang dengan segala curahan rahmat, kasih dan sayang-Nya penelitian dan skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu persyaratan untuk meraih gelar Sarjana Sains pada jurusan Kimia di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. Serta shalawat dan salam kepada Rasulullah Muhammad SAW, yang membuka jalan kebenaran kepada seluruh pengikutnya.

Penulis menyampaikan penghargaan dan cinta kasih yang tulus dan terdalam kepada Ayahanda tersayang H.Nursyam Shula dan Ibunda tercinta Hj. Risnawaty atas segala doa, bimbingan, semangat, waktu, dukungan dan pengorbanan yang telah diberikan sehingga penulis bisa menyelesaikan studi sampai sekarang ini.

Ucapan terima kasih penulis kepada BapakProf. Dr. Zul Alfian, M.Scselaku dosen pembimbing 1 dan Bapak Prof. Dr. Harry Agusnar, M.Sc, M.Phill selaku dosen pembimbing 2 yang telah banyak memberikan arahan, bimbingan, masukan dan saran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Ibu Dr. Rumondang Bulan Nst, MS dan Bapak Drs.Albert Pasaribu, M.Sc selaku ketua dan sekretaris departemen Kimia FMIPA USU. Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan ilmunya selama masa studi penulis di FMIPA USU. Semoga Allah SWT membalas kebaikan berlipat ganda. Amin.

(5)

v

PENENTUAN KADAR BESI(Fe), MANGAN (Mn) DANTEMBAGA(Cu) PADA KULIT BUAH MANGGIS(Garciniamangostana L)

DIKECAMATAN NAMORAMBE DAN KABUPATEN STABAT

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian mengenai penentuan kadar Fe,Mn dan Cu pada kulit buah manggis (Garcinia mangostana L) diKecamatan Namorambe dan Kabupaten Stabat Sumatera Utara. Pada penelitian ini, didahului dengan pengambilan sampel buah manggis didaerah Kabupaten Stabat dan di Kecamatan Namorambe. Sampel didestruksi kering diikuti dengan pelarutan abunya dengan HNO3(p) dan H2SO4(p).

(6)

DETERMINATION OF IRON(Fe), MANGANESE(Mn) and COOPER(Cu)SKIN FRUIT MANGOSTEEN (Garcinia magostana L) IN

THE SUB DISTRICT NAMORAMBE AND DISTRICT STABAT

ABSTRACT

Hasconductedresearch on thedetermination ofFe, MnandCuin the skinof the

mangosteenfruit(Garcinia mangostanaL)in the sub

districtNamorambeandStabatdistrictof North Sumatra. Inthis study, preceded by amangosteenfruitsamplingareasin thedistrictandsub-districtStabatNamorambe. Samples weredriedthe destructionfollowedbydissolvingthe asheswithHNO3(p)

andH2SO4(p). QualitativetestusingInductivelyCoupled Plasma-tools

OpticalEmission(ICP-OES) and thedetermination ofthe metalcontent ofFe, MnandCudonebyAtomic Absorption Spectrophotometer(AAS) at a wavelength of248.33nmforFe, 279.5nmforMnand325.75nmforCu. The results were obtainedin theFe contentof themangosteenrindStabatdistrictandsubdistrictNamorambeeach -amounting to35, 249mg/kgand32.527mg/kgandMncontent ofeach at0.265mg/kgand0.064mg/kg, while the content ofCu4,883mg/kgand2,222mg/Kg. From thedata obtainedindicatethe content ofFe, MnandCuin themangosteen rindis greatestfrom thehighestaltitudeis1000mabove sea level, the finalresultsshowedthe content ofFe, MnandCuin themangosteen rindstill fulfill thequality requirements ofthe Decree ofDGPOM03725/B/SK/VII/89number.

(7)

vii

Halaman

Persetujuan ii

Pernyataan iii

Penghargaan iv

Abstrak v

Abstract vi

Daftar Isi vii

Daftar Tabel ix

Daftar Gambar x

Daftar Lampiran xi

Bab 1 Pendahuluan 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Permasalahan 2

1.3 Pembatasan Masalah 3

1.4 Tujuan Penelitian 3

1.5 Manfaat Penelitian 3

1.6 Lokasi Penelitian 3

1.7 Metodologi Penelitian 4

Bab 2 Tinjauan Pustaka 5 2.1 Karakteristik buah – buahan di Indonesia 5

2.2 Manggis (Garcinia Mangostana L ) 5

2.2.1 Asal Usul 5

2.2.2 Klasifikasi Morfologi 6

2.2.3. Kulit Buah Manggis 7

2.2.4. Habitat 8

2.2.5. Syarat Mutu Manggis 9

2.3 Metode Dekstruksi 9

2.3.1. Dekstruksi Kering 10

2.4 Logam Berat 11

2.4.1 Logam Besi (Fe) 11

2.4.2. Logam Tembaga ( Cu ) 11

2.4.3. Logam Mangan (Mn) 12

2.5 Inductively Coupled Plasma-Optical emission ( ICP-OES) 12 2.5.1. Prinsip Kerja dan Komponen ICP- OES 13

2.5.2. Langkah Kerja ICP – OES 14

2.6 Spektrofotometri Serapan Atom ( SSA) 15 2.6.2 Prinsip Kerja Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) 15

Bab 3 Metodologi Penelitian 18

3.1 Alat dan Bahan 18

3.1.1 Alat-alat 18

3.1.2 Bahan-bahan 18

3.2 Prosedur Penelitian 19

3.2.1 Pembuatan Larutan Standart Fe2+ 3.2.1.1. Pembuatan Larutan Standart Fe

19

2+

(8)

3.2.1.2. Pembuatan Larutan Standart Fe2+ 3.2.1.3. Pembuatan Larutan Standart Fe

100mg/L 19

2+

3.2.1.4. Pembuatan Larutan Seri Standart Fe

10mg/L 19

3+

0,6; 0,8 ; 1,0 mg/ L 19

0,2; 0,4; 3.2.2 PembuatanLarutan Standart Mn2+

3.2.2.1. Pembuatan Larutan Standart Mn

19

2+

3.2.2.2. Pembuatan Larutan Standart Mn

1000mg/L 20

2+

3.2.2.3. Pembuatan Larutan Standart Mn

100mg/L 20

2+

3.2.2.4. Pembuatan Larutan Seri Standart Mn

10mg/L 20

2+

0,2; 0,3 ; 0,4 20

0,1 ; 3.2.3 Pembuatan Larutan Standart Cu2+

3.2.3.1 Pembuatan Larutan Standart Cu

20

2+

3.2.3.2. Pembuatan Larutan Standart Cu

1000mg/L 20

2+

3.2.3.3. Pembuatan Larutan Standart Cu

100mg/L 20

2+

3.2.3.4. Pembuatan Larutan Seri Standart Cu

10mg/L 20

2+

1,0 ; 2,0 ; 3,0 21

0,2 ; 0,5 ;

3.2.7 Preparasi Sampel 21

3.2.7.1. Penyediaan Sampel 21

3.2.7.2 Pengabuan Sampel 21

3.2.7.3. Penyediaan Larutan Sampel 21 3.2.8. Penentuan Kandungan Besi (Fe),Mangan (Mn),

Dan Tembaga (Cu) 22

3.3 Bagan penelitian 23

3.3.1 Pembuatan Kurva Kalibrasi 23

3.3.2 Penyediaan dan Pengabuan sampel 24

3.3.3 Penyediaan Larutan Sampel 25

Bab 4 Hasil dan Pembahasan 26

4.1 Hasil Penelitian 26

4.1.1 Uji Kualitatif Sampel 26

4.1.2. Logam Besi (Fe) 26

4.1.2.1. Penuruan Persamaan Garis Regresi dengan metode Kurva Kalibrasi untuk Larutan Standart Fe 3+

4.1.2.2. Penentuan Koefisien Kolerasi 29 27 4.1.2.3. Penentuan Kandungan Besi dalam Sampel 29

4.1.2.3.1. Penentuan Kandungan Besi yang

Terkandung dalam Kulit Buah Manggis

Dalam mg/L 29

4.1.2.3.2. Penentuan Kandungan Besi yang Terkandung dalam Kulit Buah Manggis

Dalam mg/Kg 31

4.1.3. Logam Besi (Mn) 31

4.1.3.1. Penuruan Persamaan Garis Regresi dengan metode Kurva Kalibrasi untuk Larutan Standart Mn 2+

4.1.3.2. Penentuan Koefisien Kolerasi 34 32 4.1.3.3. Penentuan Kandungan Mangan dalam Sampel 34

(9)

ix

Terkandung dalam Kulit Buah Manggis

Dalam mg/L 34

4.1.3.3.2. Penentuan Kandungan Mangan yang Terkandung dalam Kulit Buah Manggis

Dalam mg/Kg 36

4.1.4. Logam Tembaga (Cu) 36

4.1.4.1. Penuruan Persamaan Garis Regresi dengan metode Kurva Kalibrasi untuk Larutan Standart Cu 2+

4.1.4.2. Penentuan Koefisien Kolerasi 39 37 4.1.4.3. Penentuan Kandungan Tembaga dalam Sampel 39

4.1.4.3.1. Penentuan Kandungan Tembaga yang Terkandung dalam Kulit Buah Manggis

Dalam mg/L 39

4.1.4.3.2. Penentuan Kandungan Tembaga yang Terkandung dalam Kulit Buah Manggis

Dalam mg/Kg 41

4.2 Pembahasan 42

Bab 5 Kesimpulan dan Saran 45

5.1 kesimpulan 45

5.2 Saran 45

Daftar Pustaka 46

Lampiran 48

(10)

Nomor Judul Halaman Tabel

2.1. Kandungan Gizi Kulit Buah Manggis 7

2.2. Standart Mutu Buah Manggis Menurut SNI 2011 9 4.1. Kandungan Logam yang terdapat dalam sampel

untuk Uji Kualitatif dengan ICP-OES 26

4.2. Data Hasil Pengukuran Absorbansi Fe pada Kulit Buah Manggis dengan metode SSA pada λspesifik

4.3. Data hasil penurunan Persamaan Garis Regresi Untuk

= 248,33 nm 27

Larutan seri standar Fe 3+

4.4. Data Hasil Pengukuran Absorbansi Mn pada Kulit Buah

28 Manggis dengan metode SSA pada λspesifik

4.5. Data hasil penurunan Persamaan Garis Regresi Untuk

= 279,5 nm 32

Larutan seri standar Mn 2+

4.6. Data Hasil Pengukuran Absorbansi Cu pada Kulit Buah

33 Manggis dengan metode SSA pada λspesifik

4.7. Data hasil penurunan Persamaan Garis Regresi Untuk

= 324,75 nm 37

(11)

xi

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar

2.1. Kulit Buah Manggis ( Garcinia mangostana L ) 8

2.5. Skematis alat ICP - OES 14

2.6. Skematis alat Spektrofotometri Serapan Atom 16 4.1. Kurva Kalibrasi Larutan Seri Standar Fe2+

4.2. Kurva Kalibrasi Larutan Seri Standar Mn

27

2+

4.3. Kurva Kalibrasi Larutan Seri Standar Cu

32

2+

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

Lam

1. Kandungan Logam Fe dalam Kulit Buah Manggis 49 2. Kandungan Logam Mn dalam Kulit Buah Manggis 49 3. Kandungan Logam Cu dalam Kulit Buah Manggis 49 4. Kandungan Logam Berat dalam Tanah Secara Alamiah

Dalam mg/ Kg 49

5. Kondisi Alat SSA merek Parkin Elmer pada Pengukuran

Absorbansi Fe, Mn dan CU 50

6. Gambar Alat SSA merek Parkin Elmer 50

7. Lampiran Surat Keputusan Direktur Jenderal Pengawasan Obat Makanan Nomor 03725/B/SK/VII/89 Tentang Batas Maksimum Cemaran Logam dalam Buah dan

Hasil Olahannya 51

(13)

v

PENENTUAN KADAR BESI(Fe), MANGAN (Mn) DANTEMBAGA(Cu) PADA KULIT BUAH MANGGIS(Garciniamangostana L)

DIKECAMATAN NAMORAMBE DAN KABUPATEN STABAT

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian mengenai penentuan kadar Fe,Mn dan Cu pada kulit buah manggis (Garcinia mangostana L) diKecamatan Namorambe dan Kabupaten Stabat Sumatera Utara. Pada penelitian ini, didahului dengan pengambilan sampel buah manggis didaerah Kabupaten Stabat dan di Kecamatan Namorambe. Sampel didestruksi kering diikuti dengan pelarutan abunya dengan HNO3(p) dan H2SO4(p).

(14)

DETERMINATION OF IRON(Fe), MANGANESE(Mn) and COOPER(Cu)SKIN FRUIT MANGOSTEEN (Garcinia magostana L) IN

THE SUB DISTRICT NAMORAMBE AND DISTRICT STABAT

ABSTRACT

Hasconductedresearch on thedetermination ofFe, MnandCuin the skinof the

mangosteenfruit(Garcinia mangostanaL)in the sub

districtNamorambeandStabatdistrictof North Sumatra. Inthis study, preceded by amangosteenfruitsamplingareasin thedistrictandsub-districtStabatNamorambe. Samples weredriedthe destructionfollowedbydissolvingthe asheswithHNO3(p)

andH2SO4(p). QualitativetestusingInductivelyCoupled Plasma-tools

OpticalEmission(ICP-OES) and thedetermination ofthe metalcontent ofFe, MnandCudonebyAtomic Absorption Spectrophotometer(AAS) at a wavelength of248.33nmforFe, 279.5nmforMnand325.75nmforCu. The results were obtainedin theFe contentof themangosteenrindStabatdistrictandsubdistrictNamorambeeach -amounting to35, 249mg/kgand32.527mg/kgandMncontent ofeach at0.265mg/kgand0.064mg/kg, while the content ofCu4,883mg/kgand2,222mg/Kg. From thedata obtainedindicatethe content ofFe, MnandCuin themangosteen rindis greatestfrom thehighestaltitudeis1000mabove sea level, the finalresultsshowedthe content ofFe, MnandCuin themangosteen rindstill fulfill thequality requirements ofthe Decree ofDGPOM03725/B/SK/VII/89number.

(15)

xiii

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Manggis merupakan tanaman tahunan dari hutan tropis teduh dikawasan Asia Tenggara, seperti Malaysia dan Indonesia.Tanaman ini menyebar ke Amerika Tengah dan daerah tropis lainnya seperti Srilanka, Malagasi, Karibia.Hawai, Brazil, Honduras, Panama, dan Australia Utara. Manggis merupakan salah satu buah asli Indonesia yang mendapat julukan Queen of The Fruit karena keistimewaan dan kelezatan yang dimilikinya (Satuhu, 2010)

Buah manggis umumnya dimakan segar, karena daging buahnya cepat rusak sesudah dibuka dari kulitnya sehingga kemungkinan akan mengalami kesulitan karena proses pengolahan memerlukan waktu yang cukup lama. Produksi buah manggis didunia yang tertinggi adalah Thailand. Pada tahun 1987, luas lahan 15.000 hektar menghasilkan 67.500 ton; Malaysia degan luas lahan 2200 hektar dapat menghasilkan 27.000 ton; sementara itu Filiphina dengan luas 1.130 hektar menghasilkan 2.270 ton.( Sumeru,2004)

Khasiat dari kulit buah manggis itu sendiri dapat menyembuhkan antidiare, antidisentri, penurun panas,pereda nyeri, infeksi kulit,gangguan berkemih, perawatan kulit, kanker, diabetes, artistis, tubercolosis, jantung koroner, Alzheimer dan penurun kolesterol (Sumeru,2004)

(16)

zat warnanya (Erika Putri Leni,2010) .Namun penelitian mengenai penentuan kadar logam pada kulit buah manggis belum pernah dilakukan sebelumnya.

Besi (Fe), tembaga (Cu), dan mangan (Mn) merupakan mineral mikro essensial,yaitu logam dalam satuan milligram atau microgram perkilogram berat badan yang peranannya sangat dibutuhkan dalam proses metabolisme. Namun dalam jumlah berlebih kadar logam besi (Fe),tembaga (Cu), dan mangan (Mn) dapat menjadi toksik bagi tubuh.

Metode yang sangat umum digunakan untuk penentuan kadar logam berat dengan meggunakkan spektrofotometri serapan atom (SSA), karena metode ini dapat menganalisa lebih dari 80 jenis unsur dalam kadar mikro dengan kecepatan analisis dan ketelitian yang akurat sehingga tidak diperlukan pemisahan. Seiring dengan perkembangan teknologi, metode spektrofotometri terbaru yang banyak digunakan akhir-akhir ini adalah metode indictively coupled plasma- optical emission spectrometry (ICP - OES ). Metode ini dapat digunakan untuk uji kulaitatif dan kuantitatif, namun hasil yang didapat kurang selektif.

1.2Permasalahan

1. Menurut Pernyataan situs detikfinance (Sabtu,1 Juni 2013 ; 11.21 WIB) bahwa ekspor komoditi manggis di Indonesia mengandung logam berat yang disampaikan oleh Negara Cina,Apakah logam berat tersebut merusak kesehatan bagi tubuh?

(17)

xv

1.3Pembatasan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada penentuan kadar Fe, Mn, dan Cu pada kulit buah manggis yang diambiil di dua tempat yang berbeda di Kabupaten Stabat dan Kelurahan Namorambe dengan menggunakan metode SSA

1.4Tujuan Penelitian

Untuk penentuan kadar Fe, Mn, dan Cu yang terkandung dalam kulit buah manggis di Kecamatan Namorambe dan Kabupaten Stabat tidak melampaui baku mutut yang ditetapkan sehingga layak dikonsumsi menurut Surat Ditjen POM.

1.5Manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang kadar Fe, Mn dan Cu yang terdapat dalam kulit buah manggis yang beredar di pasaran khususnya Kecamatan Namorambe dan Kabupaten Stabat Sumatera Utara

1.6Lokasi penelitian

1. Pengambilan Sampel dilakukan didaerah Kabupaten Stabat dan Kecamatan Namorambe.

2. Preparasi sampel dan Dekstruski dilakukan di LIDA Kimia Dasar Universitas Sumatera Utara..

3. Analisa Kualitatif dengan ICP –OES di Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit ( BTKLPP).

4. Analisa Kuantitatif dengan SSA di laboratorium Kimia Analitik FMIPA Universitas Sumatera Utara.

(18)

1. Sampel Kulit buah mangis diambil di dua daerah Kecamatan Namorambe dan Kabupaten Stabat Sumatera Utara

2. Sampel kulit buah manggus kemudian dihilangkan kadar airnya dengan pemanasan dalam oven pada suhu 105 – 1100

3. Dekstruksi sampel kulit buah manggis dilakukan dengan dekstruksi kering denngan pemanasan dalam tanur pada suhu 550- 600

C kemudian dihaluskan

0

C selama ± 3 jam dan dilanjutkan dengan pelarutan sampel menggunakan HNO3(p) dan

H2SO4(p)

4. Uji kualitatif dilakukan dengan metode ICP – OES. .

5. Uji kuantitatif untuk penentuan kadar Fe, Mn dan Cu pada kulit buah manggis dilakukan metode SSA dengan λspesifik = 248,33 nm untuk

(19)

xvii

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Karakteristik Buah-buahan di Indonesia

Manggis ( Garcinia Mangostana L. ) adalah sejenis pohon hijau abadi di daerah tropika yang diyakini berasal dari Kepulauan Nusantara. Tumbuh hingga mencapai 7 sampai 25 meter. Buahnya juga disebut manggis, bewarna merah keunguan. Buah manggis dalam oerdagangannya dikenal sebagai “ratu buah”, sebagai pasangan durian si “raja buah”. Buah manggis ini mengandunng xanthone. Xanthone mempunyai aktifitas antiinflamasi dan atntioksidan. Sehingga diluar negeri buah manggis dikenal sebagai buah yang memiliki kadar antioksidan tertinggi didunia.

Namun buah-buahan tahunan bergantung pada musim / kondisi iklim. Biasanya musim panen jatuh pada musim hujan sesudah kemarau panjang. Sementara pada musim kemarau tanaman ini sulit untuk ditemukan. Hal ini menyebabkan adanya musim panen raya, musim buah kecil, atau susulan dan musim tanpa panen buah (paceklik).

2.2. Manggis ( Garcenia Mangostana L.)

2.2.1. Asal usul

(20)

2.2.2. Klasifikasi dan Morfologi

Menurut Rukmana (2003) dan beberapa literature kedudukan tanaman manggis dalam sistematika (taksonomi) timbihan diklasifikasi sebagai berikut :

Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan) Divisi : Spermathophyta

Sub Divisi : Angeospermae (berbiji tertutup) Kelas : Dicotyledonae (biji berkeping dua) Ordo : Guttifernales (biji berkeping dua) Family : Guttiferae

Genus : Garcinia

Spesies : Garcinia mangostana, garcinia Morella,Garcenia hamburgi dan sebagainya

Manggis termasuk tanaman tahunan yang masa hidupnya dapat mencapai puluhan tahun. Susunan tubuh tanaman manggis terdiri dari atas organ vegetative dan generative. Organ vegetative tanaman manggis meliputi akar, batang, dan daun yang berfungsi sebagai alat pengambil, pengangkut, pengolah, pengedar, dan penyimpanan makanan. Batang tanaman manggis berbetuk pohon berkayu, tumbuh tegak keatas hingga mencapai 25 meter atau lebih. Kulit batangnya tidak rata dan bewarna kecoklat-coklatan. Percabangan tanaman umumnya simetris membentuk tajuk yang rimbun dan rindang. Daun manggis berbentuk bulat tellur sa,pai bulat panjang, tumbuhnya tunggal dan bertangkai pendek sekali tanpa daun penumpu. Struktur helai daun tebal dengan permukaan sebelah atas bewarna hijau- mengkilap, sedangkan permukaan bawah warnanya kekuningkuningan.

(21)

xix

2.2.3 Kulit buah Manggis

Kulit buah manggis memiliki banyak manfaat terutama sebagai bahan baku produk pangan. Secara turun menurun kulit buah manggis dimanfaatkan untuk mencegah atau mengobati diare, disentri dan sariawan.Kulit buah manggis bermanfaat bagi kesehatan karena mengandung antosianin, tanin, senyawa fenol dan polifenol.

Tabel 2.1 Kandungan Gizi Kulit Buah Manggis

No Kandungan Jumlah (g) Total (%)

1 Lipid 0,5 1,1

2 Karbohidrat 15,30 51

3 Protein 0,20 10,8

4 Diet Serat 2,7 0,4

5 Vitamin C 10

6 Vitamin B1 Thiamin 1,3

7 Vitamin B2 Riboflavin 0,6

8 Vitamin B3 Niasin 0,5

9 Vitamin B5 Asam Pentotenat acid 0,6

10 Vitamin B6 2,5

11 Kalsium ( Ca) 0,7

12 Besi ( Fe) 1,1

13 Fosfor (F) 3,3

14 Magnesium ( Mg) 0,7

15 Tembaga ( Cu) 1,3

16 Mangan ( Mn) 2

17 C Sistein 2,5

18 F Fenilaalanin 0,6

19 I Isoleusin 0,6

20 K Lisin 0,6

21 L Leusin 0,4

22 M Metionin 0,4

23 T Treonin 0,7

24 Tirosin 0,5

25 V Valin 0,5

26 W Triptofan 0,7

(22)

Gambar 2.

2.2.4 Habitat

Tanaman manggis mempunyai daya adaptasi yang luas terhadap lingkungan tropis sehingga dikenal sebagai tanaman buah tropis basah. Di Indonesia, tanaman manggis tumbuh didaerah dataran rendah sampai ketinggian 600m dari permukaan laut(dpl), dengan keadaan suhu 250C-350C, kelembapan udara lebih dari 80% dan curah hujan 1.500 mm- 2500 mm per tahun (minimum 1.250 mm/tahun)

Keadaan iklim yang ideal bagi penanaman manggis adalah tipe iklim A sampai dengan tipe iklim C. daerah yang beriklim basah (tipe iklim A, tanpa bulan kering) harus diimbangi dengan kedalaman air tanah yang lebih dari 200cm dibawah permukaan tanah. Daerah yang memiliki tipe C (dengan 4-6 bulan kering)harus diimbangi dengan kedalaman air tanah yang kurang dari 150 cm (Rukmana,2003)

(23)

xxi

suhu harian rata-rata berkisar antara 20-300C. Tanaman yang banyak mengeluarkan getah ini merupakan tanaman yang dapat tumbuh di dataran rendah hingga sedang, yaitu antara 0-800m dpl. Jenis tanah yang dsiukai ialah tanah yang unsure hara banyak dan drainasenya baik. Sistem drainasenya ini penting untuk menghindarkan kelebihan air saat hujan turun (Nazaruddin,1994

2.2.5 Syarat Mutu Manggis

Menurut SNI tahun 2011 standart Mutu Manggis adalah seperti table dibawah ini :

Tabel 2.2 Standart Mutu Buah Manggis Menurut SNI 2011

Jenis Uji Persyaratan Buah Manggis Segar

Mutu Super Mutu I Mutu II

Keseragaman Seragam Seragam Seragam

Diameter >65 mm 55- 65 mm < 55 mm

Tingkat Kesegaran Segar Segar Segar

Warna Kulit Buah Hijau kemerahan

sampai muda mengkilat

Hijau kemerahan sampai merah muda megkilat

Hijau Kemerahan

Buah yang cacat atau busuk 0 0 0

Tangkai atau Kelopak Utuh Utuh Utuh

Kadar Kotoran (b/b) 0 0 0

Serangga yang hidup atau mati Tidak ada Tidak ada Tidak ada Warna Daging buah segar Putih bersih khas

manggis

Putih bersih khas manggis

Putih bersih khas manggis

2.3Metode Destruksi

Destruksi merupakan suatu perlakuan pemecahan senyawa menjadi unsur-unsurnya sehingga dapat dianalisis.Istilah destruksi ini disebut juga perombakan, yaitu dari bentuk organik logam menjadi bentuk logam-logam anorganik. Pada dasarnya ada dua jenis destruksi yang dikenal dalam ilmu kimia yaitu destruksi basah (oksida basah) dan destruksi kering (oksida kering). Kedua destruksi ini memiliki teknik pengerjaan dan lama pemanasan atau pendestruksian yang berbeda.

(24)

Destruksi kering merupakan perombakan organic logam di dalam sampel menjadi logam-logam anorganik dengan jalan pengabuan sampel dalam muffle furnace dan memerlukan suhu pemanasan tertentu. Pada umumnya dalam destruksi kering ini dibutuhkan suhu pemanasan antara 400-800oC, tetapi suhu ini sangat tergantung pada jenis sampel yang akan dianalisis. Untuk menentukan suhu pengabuan dengan system ini terlebih dahulu ditinjau jenis logam yang akan dianalisis. Bila oksida-oksida logam yang terbentuk bersifat kurang stabil, maka perlakuan ini tidak memberikan hasil yang baik.Untuk logam Fe, Cu, dan Zn oksidanya yang terbentuk adalah Fe2O3

Menurut Raimon (1993) ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam hal menggunakan metode destruksi terhadap sampel, apakah dengan destruksi basah ataukah kering, antara lain:

, FeO, CuO, dan ZnO.Semua oksida logam ini cukup stabil pada suhu pengabuan yang digunakan.Oksida-oksida ini kemudian dilarutkan ke dalam pelarut asam encer baik tunggal maupun campuran, setelah itu dianalisis menurut metode yang digunakan.Contoh yang telah didestruksi, baik destruksi basah maupun kering dianalisis kandungan logamnya.Metode yang digunakaan untuk penentuan logam-logam tersebut yaitu metode Spektrofotometer Serapan Atom (Raimon, 1993). Metode ini digunakan secara luas untuk penentuan kadar unsur logam dalam jumlah kecil atau trace level( Kealey, D. dan Haines, P.J. 2002).

a. Sifat matriks dan konstituen yang terkandung di dalamnya. b. Jenis logam yang akan dianalisis.

c. Metode yang akan digunakan untuk penentuan kadarnya

Selain hal-hal di atas, untuk memilih prosedur yang tepat perlu diperhatikan beberapa faktor antara lain: waktu yang diperlukan untuk analisis, biaya yang diperlukan, ketersediaan bahan kimia, dan sensitivitas metode yang digunakan.

(25)

xxiii

Logam berat adalah komponen alamiah lingkungan yang mendapatkan perhatian berlebih akibat ditambahkan ke dalam tanah dalam jumlah yang semakin meningkat dan bahaya yang mungkin ditimbulkan. Logam berat menunjuk pada logam yang mempunyai berat jenis lebih tinggi dari 5 atau 6 g/cm3

2.4.1. Logam Besi ( Fe)

. Namun pada kenyataannya dalam pengertian logam berat ini, dimasukkan pula unsur-unsur metaloid yang mempunyai sifat berbahaya seperti logam berat sehingga jumlah seluruhnya mencapai lebih kurang 40 jenis. Beberapa logam berat yang beracun tersebut adalah As, Cd. Cr, Cu, Pb, Hg, Ni, dan Zn(Palar,1994).

Besi memiliki simbol (Fe) dan merupakan logam berwarna putih keperakan, liat dan dapat dibentuk. Fe di dalam susunan unsur berkala termasuk logam golongan VIII, dengan berat atom 55,85g.mol-1, nomor atom 26, berat jenis 7.86g.cm-3 dan umumnya mempunyai valensi 2 dan 3 (selain 1, 4, 6). Besi (Fe) adalah logam yang dihasilkan dari bijih besi, dan jarang dijumpai dalam keadaan bebas, untuk mendapatkan unsur besi, campuran lain harus dipisahkan melalui penguraian kimia. Besi digunakan dalam proses produksi besi baja, yang bukan hanya unsur besi saja tetapi dalam bentuk alloy (campuran beberapa logam dan bukan logam, terutama karbon)(Eaton. 2005).

2.4.2. Logam Tembaga ( Cu)

Tembaga (Cu) adalah logam merah muda yang lunak, dapat ditempa, dan liat yang melebur pada 1038°C. Potensial elektoda standarnya positif (+0,34 V), logam ini tidak larut dalam asam klorida dan asam sulfat encer (Vogel, 1994). Logam ini banyak digunakan pada pabrik yang memproduksi alat-alat listrik, gelas dan zat warna yang biasanya bercampur dengan logam lain seperti alloi dengan perak, kadmium, timah putih, dan seng (Merian, 1994).

(26)

logam ini akan meracuni manusia tersebut. Pengaruh racun yang ditimbulkan dapat berupa muntah-muntah,rasa terbakar di daerah eksofagus dan lambung, kolik, diare, yang kemudian disusul dengan hipotensi, nekrosi hati dan koma (Supriharyono, 2000).

2.4.3. Logam Mangan (Mn)

Logam Mangan adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memilki lambang Mn dan nomor atom 25, berwarna silvermetalik, keras dan sangat rapuh. Logam mangan memiliki energi ionisasi 7,21 g/cm3, titik leburnya sekitar 1) 1246 717, 3KJ/mol, 2)1509 KJ/mol, 3) 3248 KJ/mol. Logam mangan memiliki jari-jari atom 1,35 Ao,logam ini bersifat paramagnetik(Vogel,1994).

2.5Inductively Coupled Plasma – Optical Emmision Spectrometry (ICP –

OES)

Inductively Coupled Plasma (ICP) adalah sebuah teknik analisis yang digunakan untuk deteksi dari trace metals dalam sampel lingkungan pada umumnya. Prinsip utama ICP dalam penentuan elemen adalah pengatomisasian elemen sehingga memancarkan cahaya panjang gelombang tertentu yang kemudian dapat diukur. Teknologi dengan metode ICP yang digunakan pertama kali pada awal tahun 1960 dengan tujuan meningkatkan pekembangan teknik analisis ( Liu. H, 1996).

2.5.1.Prinsip Kerja dan Komponen Inductively Coupled Plasma – Optical

Emmision Spectrometry (ICP – OES)

(27)

xxv

kumparanmenghasilkan energi konduktif.Pembentukan induksi plasma sangat bergantung pada kekuatan daerah magnetik dan pola yang mengikuti aliran gas. Perawatan plasma biasanya dengan pemanasan induktif dari gas yang mengalir. Induksi dari daerah magnetik yang yang menghasilkan frekuensi tinggi annular arus listrik di dalam konduktor. Yang mengakibatkan pemanasan dari konduktor akibat dari jarak ohmic .Untuk mencegah kemungkinan short-circuiting serta meltdown, plasma harus diisolasi dari lingkungan instrumen. Isolasi dapat dilakukan dengan aliran gas-gas melalui sistem. Tiga aliran gas melalui sistem luar gas, pertengahan gas, dan dalam gas. Luar gas biasanya gas Argon atau Nitrogen. Luar gas berfungsi untuk mempertahankan plasma, menjaga posisi plasma, dan osilasi panas plasma dari luar torch. Argon umumnya digunakan untuk pertengahan gas dan dalam gas. Fungsi dalam gas adalah untuk membawa sampel ke plasma.

Gambar 2.5. Skema alat ICP OES Plasma 40.

2.5.2. Langkah Kerja Inductively Coupled Plasma – Optical Emmision

(28)

1. Preparasi Sampel

Beberapa sampel membutuhkan tahapan preparasi khusus termasuk perlakuan dengan asam, pemanasan, dan penyerapan microwave.

2. Nebulization

Nebulization adalah proses konversi liquid menjadi aerosol. Aerosol yang dihasilkandalam ruang semprot dipisahkan dengan ukuran, tetes yang lebih kecil dibawakeplasma dan tetes yang lebih besar yang dikeringkan.

3. Desolvation/Volatization

Air dikurangi dan bagian solid dan liquid yang tersisa diubah bentuk menjadi fase gas.

4. Atomisasi

Pada tahapan ini ikatan pada fase gas dirusak dan hanya atom yang ada.Temperatur plasma dan lingkungan kimia yang inert sangat penting pada tahapan ini.

6. Eksitasi/Emision

Atom Atom mendapatkan energi dari tabrakan dan memancarkan cahaya dari karakteristik suatu panjang gelombang.

7. Pemisahan / Deteksi

Pada tahap ini dilakukan pengukuran secara kuantitatif kisi – kisi pendispersi cahaya.

( Manning, T. 1997)

2.6 Spektrofotometri Serapan Atom

(29)

xxvii

atau molekul analit . Salah satu bagian dari spektrometri ialah Spektrometri Serapan Atom ( SSA ), merupakan metode analisis unsur secara kuantitaif yang pengukuran berdasarkan penyerapancahaya dengan panjang gelombang tertentu oleh atom logam dalam keadaan bebas.

2.6.1. Prinsip kerja Spektrofotometri Serapan Atom

Prinsip dasar Spektrofotometri serapan atom adalah interaksi antara radiasi elektromagnetik dengan sampel. Spektrofotometri serapan atom merupakan metode yang sangat tepat untuk analisis zat pada konsetrasi rendah ( Khopkar, 1990). Cara kerja Spektroskopi Serapan Atom ini adalah berdasarkan atas pengupan larutan sampel, kemudian logam yang terkandung didalamnya diubah menjadi atom bebas . Atom tersebut mengabsorbsi radiasi dari sumber cahaya yang dipancarkan dari lampu katoda yang mengandung unsur yang akan ditentukan. Banyaknya penyerapan radiasi kemudian diukur pada panjang gelombang tertentu menurut jenis logamnya ( Darmono,1995)

Secara Skematis alat SSA dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.6 Skematis alat SSA (Hendayana,1994).

Keterangan

(30)

1000 jam. Lampu katoda pada setiap unsur yang akan diuji berbeda-beda tergantung unsur yang akan diuji.

B. Flame atau Tabung gas pada AAS yang digunakan merupakan tabung gas yang berisi gas asetilen. Gas asetilen pada AAS memiliki kisaran suhu ± 20.000K, dan ada juga tabung gas yang berisi gas N2

C. Nebulizer sebagai tempat pancampuran gas asetilen, dan aquabides, agar tercampur merata, dan dapat terbakar pada pemantik api secara baik dan merata.

O yang lebih panas dari gas asetilen, dengan kisaran suhu ± 30.000K. Regulator pada tabung gas asetilen berfungsi untuk pengaturan banyaknya gas yang akan dikeluarkan, dan gas yang berada di dalam tabung.

D. Monokromator berfungsi mengisolasi salah satu garis resonansi atau radiasi dari sekian banyak spectrum yang dihasilkan oleh lampu katoda atau untuk merubah sinar polikromatis menjadi sinar monokromatis sesuai yang dibutuhkan oleh pengukuran.

E. Detektor berfungsi untuk mengukur intensitas radiasi yang diteruskan dan telah diubah menjadi energy listrik oleh fotomultiplier. Hasil pengukuran detector dilakukan penguatan dan dicatat oleh alat pencatat yang berupa printer dan pengamat angka.

F. Data Processor merupakan Sistem pembacaan yang menampilkan suatu angka atau gambar yang dapat dibaca pada monitor yang seterusnya dicetak dengan printer ( pencetak data ).

2.6.2 Gangguan-gangguan dalam metode AAS

1. Ganguan kimia

(31)

xxix

2. Gangguan Ionisasi

(32)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat-Alat

- SSA ParkinElimer

AA-6300

- ICP – OES Varian

APHA3030B,22nded2012

- Neraca Analitik Mettler PM 400

- Peralatan Gelas Pyrex

- Hot Plate Fisher

- Bola Karet - Pipet tetes - Cawan krusibel

- Oven Fisher

- Tanur Fisher

- Spatula

- Botol aquadest - Alu dan Lumpang

-3.1.2 Bahan

- HNO3 (p) p.a (E. Merck)

- H

2SO4 (P) p.a (E. Merck)

- H

2O230% p.a (E. Merck)

- NH

4OH p.a (E. Merck)

- Aquadest p.a (E. Merck)

(33)

xxxi

3.2 Prosedur Penelitian

3.2.1. Pembuatan Larutan Standart Fe2+

3.2.1.1.Larutan Standart Fe 1000mg/ L

Dimasukkam 4,9784g FeSO4.7H2O kedalam labu takar yang telah berisi

aquadest, diaduk himgga seluruh kristal larut sempurna, dimasukkan kedalam labu takar 1000 mL, dimasukkan aquadest hingga garis tanda dan dihomogenkan.

3.2.1.2.Larutan Standart Fe2+

Sebanyak 10mL larutan induk Fe 1000 mg/L dipipet dan dimasukkan kedalam labu takar 100mL,dimasukkan aquadest hingga garis tanda dan dihomogenkan.

100mg/L

3.2.1.3.Larutan Standart Fe 2+

Sebanyak 10mL larutan induk Fe 100 mg/L dipipet dan dimasukkan kedalam labu takar 100mL,dimasukkan aquadest hingga garis tanda dan dihomogenkan.

10 mg/L

3.2.1.4.Larutan Seri Standart Fe2+

Sebanyak 1,0 ; 2,0 ; 3,0 ; 4,0 dan 5,0 mL larutan standart Fe 10 mg/L dipipet dan dimasukkam kedalam labu takar 50 mL, dimasukkan aquadest sampai garis tanda dan dihomogenkan.

0,2 ; 0,4 ; 0,6 ; 0,8 ; dan 1,0 mg/L

3.2.2. Pembuatan Larutan Standart Mn

3.2.2.1.Larutan Standart Mn

2+

2+

Dimasukkam 3,9291 g MnSO

1000 mg/L

4.5H2O kedalam labu takar yang telah berisi

aquadest, diaduk himgga seluruh kristal larut sempurna, dimasukkan kedalam labu takar 1000 mL, dimasukkan aquadest hingga garis tanda dan dihomogenkan.

(34)

Sebanyak 10 mL larutan induk Mn 1000 mg/L dipipet dan dimasukkan kedalam labu takar 100 mL, dimasukkan aquadest hingga garis tanda dan dihomogenkan.

3.2.2.3.Larutan Standart Mn2+

Sebanyak 10 mL larutan induk Mn 100 mg/L dipipet dan dimasukkan kedalam labu takar 50 mL, dimasukkan aquadest hingga garis tanda dan dihomogenkan.

10 mg/L

3.2.2.4.Larutan Seri Standart Mn2+

Sebanyak 1,0; 2,0 ; 3,0; 4,0 dan 5,0 mL dipipet larutan standart Mn 10 mg/L dan dimasukkan labu takar 50 mL, dimasukkan aquadest hingga garis tanda dan dihomogenkan.

0,2 ; 0,4 ; 0,6, 0,8 dan 1,0 mg/L

3.2.3. Pembuatan Larutan Standart Cu

3.2.3.1.Larutan Standart Cu

2+

2+

Dimasukkam 3,9291 g CuSO

1000 mg/L

4.5H2

3.2.3.2.Larutan Standart Cu

O kedalam labu takar yang telah berisi aquadest, diaduk himgga seluruh kristal larut sempurna, dimasukkan kedalam labu takar 1000 mL, dimasukkan aquadest hingga garis tanda dan dihomogenkan.

2+

Sebanyak 10 mL larutan induk Cu 1000 mg/L dipipet dan dimasukkan kedalam labu takar 100 ml, dimasukkan aquadest hingga garis tanda dan dihomogenkan.

100 mg/L

(35)

xxxiii

Sebanyak 10 mL larutan induk Cu 100 mg/L dipipet dan dimasukkan kedalam labu takar 100 mL, dimasukkan aquadest hingga garis tanda dan dihomogenkan.

3.2.3.4.Larutan Seri Standart Cu2+

Sebanyak 1,0; 2,0 ; 3,0 ; 4,0 ; dan 5,0 mL dipipet larutan standart Cu 10 mg/L dan dimasukkan labu takar 50 mL, dimasukkan aquadest hingga garis tanda dan dihomogenkan.

0,2 ; 0,4 ; 0,6 ; 0,8 ; dan 1,0 mg/L

3.2.4. Preparasi Sampel

3.2.4.1. Penyediaan Sampel

Kulit buah manggis segar dikeringkan dengan dijemur dikeringkan pada suhu kamar selama ± 3 hari untuk menghilangkan kadar air kemudian dihaluskan dengan alu dan lumpang.

3.2.4.2. Pengabuan Sampel

Kulit buah manggis kering sebanyak 10 gram dimasukkan kedalam cawan kresibel kemudian diabukan pada suhu ± 550-600 oC dengan waktu selama 3 jam dalam tanur listrik lalu didinginkan dalam desikator.

3.2.4.3. Penyediaan Larutan Sampel (SNI 01-3551-2000)

Abu sampel yang dihasilkan dari destruksi kering dimasukkan kedalam beaker gelas 250 mL dan ditambahkan 10 mL HNO3 pekat dan 2 mL H2SO4 pekat

dicampur ratakan sehingga dihasilkan larutan sampel dan selama 30 menit dipanaskan lalu didinginkan. Ditambahkan 5 mL HNO3 dan 3 mL H2O2

3.2.5. Penetuan Kadar Besi (Fe), Mangan (Mn), dan Tembaga (Cu) pada

Sampel Dengan Menggunakan SSA

(36)

Larutan sampel yang telah didestruksi diuji secara kualitatif dengan ICP-OES kemudian dianalisa secara kuantitatif dengan mengukur absorbansinya untuk Fe pada λ= 248,33nm, Mn pada λ= 279,5 nm, dan Cu pada λ= 324,754 nm dengan menggunakan alat SSA

3.3 Bagan Penelitian

3.3.1. Pembuatan Kurva Kalibrasi

Dibuat pada pH = 3

Diukur intesitasnya pada panjang gelombang = 248,33 nm dengan menggunakan alat SSA

Larutan seri standart Fe 0,2; 0,4; 0,6; 0,8 dan 1,0 mg/L

(37)

xxxv

NB: dilakukan prosedur yang sama untuk larutan seri standart Mangan ( Mn) pada λ= 279,5nm, dan Tembaga ( Cu) pada λ= 324,745 nm

3.3.2 Penyediaan dan Pengabuan Sampel

3.3.3. Penyediaan Larutan Sampel Uji Kualitatif

Dikeringkan pada suhu kamar selama ± 3 hari Dihaluskan dengan alu dan lumpang

Ditimbang sebanyak 10 gram

Dimasukkan kedalam cawan krusibel Diabukan pada suhu ±600oC selama ±3 jam Didinginkan didalam desikator

Kulit Manggis

Serbuk Kulit Manggis

Abu Kulit Manggis

Dimasukkan kedalam beaker gelas 250 mL Ditambahkan 10 mL HNO3 pekat

Dipanaskan diatas hot plate selama Didiamkan hingga dingin

(38)

3.3.4. Penyediaan Larutan Sampel Kuantitatif

Didiamkan hingga dingin

Diatur pH 3

Dimasukkan kedalam beaker gelas 250 mL Ditambahkan 10 mL HNO3 pekat

Dipanaskan diatas hot plate selama Didiamkan hingga dingin

(39)

xxxvii

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.Hasil Penelitian

4.1.1. Uji Kualitatif Sampel

(40)
[image:40.595.108.546.209.315.2]

Uji kualitatif sampel dilakukan dengan menggunakan alat ICP-OES sehingga diperoleh kandungan logam yang terdapat dalam sampel adalah seperti yang ditunjukkan pada table 4.1 berikut ini :

Tabel 4.1 Kandungan Logam yang terdapat dalam sampel untuk Uji Kualitatif dengan ICP-OES

No Logam λ (nm) Kulit Buah Manggis (mg/ L)

Kabupaten Stabat Kecamatan Namorambe

1 Fe 259,940 7,75904 10,0850

2 Mn 257,610 0,89977 1,26592

3 Cu 324,754 1,49592 0,98925

4.1.2. Logam Besi (Fe)

[image:40.595.111.513.503.611.2]

Dari hasil pengukuran absorbansi besi pada kulit buah manggis dari Kecamatan Namorambe dan Kabupaten Stabat dengan metofe SSA adalah seperti pada table 4.2 berikut :

Tabel 4.2. Data Hasil Pengukuran Absorbansi Fe pada Kulit Buah Manggis dengan metode SSA pada λspesifik

Absorbansi = 248,33 nm

No Kode Sampel A1 A2 A3 Ā

1 KBM 1 0,2801 0,2793 0,2822 0,2805

2 KBM 2 0,2597 0,2608 0,2637 0,2614

Keterangan

KBM 1 = Kulit Buah Manggis dari Kecamatan Namorambe KBM 2 = Kulit Buah Manggis dari Kabupaten Stabat

4.1.2.1. Penurunan Persamaan Garis Regresi dengan Metode Kurva

(41)

xxxix

[image:41.595.113.517.167.390.2]

Data absorbansi yang diperoleh untuk suatu seri larutan standart Fe3+ diplotkan terhadap konsentrasi larutan standart sehingga diperoleh kurva kalibrasi berupa garis linear seperti pada gambar 4.1 berikut ini :

Gambar 4.1. Kurva Kalibrasi Larutan Seri Standart Fe

Persamaan garis regresi ini diturunkan dengan metode Least Square, dimana konsentrasi dari larutan standart dinyatakan Xi dan absorbansi dinyatakan sebagai Yi seperti pada tabel 4.3 berikut :

No Xi Yi (Xi-X) (Yi-Y) (XiX)2 (Yi-Y)2 (XiX)(YiY) 1 0,0 0,0006 -0,5 -0,0386 0,25 1,48999x10-3 0,0193 2 0,2 0,0140 -0,3 -0,0252 009 6,3504 x10-4 0,00756 3 0,4 0,0307 -0,1 -0,0085 0,01 7,2250 x10-5 0,00085 4 0,6 0,0456 0,1 0,0064 0,01 4,0960 x10-5 0,00064 5 0,8 0,0635 0,3 0,0243 0,09 5,9049 x10-4 0,00729 6 1,0 0,0810 0,5 0,0418 0,25 1,7472 x10-3 0,0209 ∑ 3,0 0,2354 0,00 0,0002 0,7 45,7575x10-3 0,05654

�= ∑��

� =

3,0 6 = 0,5

� = ∑��

� =

0,2354

6 = 0,0392

y = 0.0807x - 0.0011 r = 0,9991

-0.01 0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09

0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 1.2

A b so rb a n si L o g a m B e si ( F e )

(42)

Persamaan garis regresi untuk kurva kalibrasi dapat diturunkan dari persamaan garis :

�=��+�

Dimana : a = slope b = intersept

Harga slope dan intersept dapat ditentukan dengan menggunakan metode least square sebagai berikut :

� =∑(�� − �)(�� − �)

∑(�� − �)2

=0,05654 0,7

= 0,0807

� = � − ��

� = 0,0392−[(0,0807)(0,5)] =−0,0011

Makapersamaangaris yang diperolehadalah:

� = 0,0807� −0,0011)

4.1.2.2. Penentuan Koefisien Korelasi

Koefisienkorelasidapatditentukandenganmenggunakanpersamaansebagaiberikut:

�= ∑(�� − �)(�� − �)

�[∑(�� − �)2∑(�� − �)2]

Koefisienkorelasiuntuklogam besi (Fe) adalah:

�= 0,05654

(43)

xli

�= 0,05654 0,05659

�= 0,9991

4.1.2.3. Penentuan Kandungan Besi dalam Sampel

Kandunngan besi dapat ditentukkan dengan menggunakan metode kurva kalibrasi dengan mensubstitusi nilai absorbansi yang diperoleh dari hasil pengukuran terhadap persamaan garis regresi dari kurva kalibrasi.

4.1.2.3.1. Penentuan Kandungan besi yang Terkandung dalam Kulit Buah

Manggis dalam mg/L

Dari data pengukuran absorbansi besi untuk sampel kulit buah manggis dari Kecamatan Namorambe diperoleh absorbansi sebagai berikut :

A1 = 0,2801 A2 = 0,2793 A3 = 0,2822

Dengan mensubstitusi nilai Y (absorbansi) kepersamaan garis regresi Y = 0,0807x – 0,0011 maka diperoleh :

X1 = 3,4845 X2 = 3,4660 X3 = 3,6242

Dengan demikian kandungan besi pada kulit buah manggis dari Kecamatan Namorambe dengan Metode SSA adalah :

X

=

∑��

(44)

(X1 – X )2 = (3,4845 – 3,5249 )2 = 0,016 x 10 (X2 – X )

-2 2

= (3,4660 – 3,5249 )2 = 0,034 x 10 ( X3 – X )

-2 2

= (3,6242 – 3,5249 )2 = 0,098 x 10

+

-2

(Xi – X )2 = 0,148 x 10-2

Maka S =�∑(xi−x)2

�−1 = �

0,148� 10−2

2 = 0,074

Didapat harga Sx = � √� =

0,074

√3 = 0,0427

Dari data hasil distribusi t student untuk n = 3 ; dengan derajat kebebasan (dk) = n -1 = 2 untuk derajat kepercayaan 95% (p- 0,05), t = 4,30 maka :

d = t ( 0,05 x (n – 1 )) Sx d = 4,30 (0,05 x 2 ) 0,0427 = 0,0183

Sehingga diperoleh hasil pengukuran kandungan besi dalam kulit buah manggis dari Kecamatan Namorambe sebesar :

3,5249 ± 0,0183 mg/ L

Hasil Perhitungan untuk kandungan besi pada kulit buah manggis dari Kabupaten Stabat terlampir pada lampiran 4.

4.1.2.3.2. Penentuan Kandungan Besi yang Terkandung dalam Kulit Buah

Manggis dalam mg/Kg

Untuk memperoleh kandungan besi dalam 1 Kg kulit buah manggis dari

(45)

xliii

�����

����

=

�����

(

��

)

��������������������

(

)

�����������

(

��

)

� 10

6�� ��

=

3,5249�� �⁄ � 0,1 �

10 �103 �� � 10

6�� ��

= 35,249 �� ��⁄

4.1.3. Logam Mangan (Mn)

[image:45.595.111.513.455.563.2]

Dari hasil pengukuran absorbansi mangan pada kulit buah manggis dari Kecamatan Namorambe dan Kabupaten Stabat dengan metofe SSA adalah seperti pada table 4.4 berikut :

Tabel 4.4. Data Hasil Pengukuran Absorbansi Mn pada Kulit Buah Manggis dengan metode SSA pada λspesifik

Absorbansi = 279,5 nm

No Kode Sampel A1 A2 A3 Ā

1 KBM 1 0,1182 0,1111 0,1170 0,1154

2 KBM 2 0,0966 0,1005 0,0984 0,0985

Keterangan

KBM 1 = Kulit Buah Manggis dari Kecamatan Namorambe KBM 2 = Kulit Buah Manggis dari Kabupaten Stabat

4.1.2.1. Penurunan Persamaan Garis Regresi dengan Metode Kurva

(46)
[image:46.595.110.571.146.366.2]

Data absorbansi yang diperoleh untuk suatu seri larutan standart Mn2+ diplotkan terhadap konsentrasi larutan standart sehingga diperoleh kurva kalibrasi berupa garis liner seperti pada gambar4.1 berikut

Gambar 4.2. Kurva Kalibrasi Larutan Seri Standart Mn

Persamaan garis regresi ini diturunkan dengan metode Least Square, dimana konsentrasi dari larutan standart dinyatakan Xi dan absorbansi dinyatakan sebagai Yi seperti pada tabel 4.5 berikut :

No Xi Yi (Xi-X) (Yi-Y) (XiX)2 (Yi-Y)2 (XiX)(YiY) 1 0,0 0,0228 -0,5 -0,41 0,25 0,1681 0,20500 2 0,2 0,1695 -0,3 -0,2633 0,09 0,06932 0,07899 3 0,4 0,3517 -0,1 -0,0811 0,01 0,00657 0,00811 4 0,6 0,5169 0,1 0,0841 0,01 0,00707 0,00841 5 6 0,8 1,0 0,6732 0,8632 0,3 0,5 0,2404 0,4304 0,09 0,25 0,05779 0,8524 0,07212 0,21520 ∑ 1,0 2,5973 0,0 0,0005 0,7 0,27188 0,58783

�= ∑��

� =

3,0 6 = 0,5

� = ∑��

� =

2,5973

6 = 0,4328

Persamaan garis regresi untuk kurva kalibrasi dapat diturunkan dari persamaan garis :

y = 0,8397x + 0,0931 r= 0,9995 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8

0.0 0.1 0.1 0.2 0.2 0.3 0.3 0.4 0.4 0.5

A b so rba ns i L o g a m M a ng a n( M n)

(47)

xlv

�=��+�

Dimana : a = slope b = intersept

Harga slope dan intersept dapat ditentukan dengan menggunakan metode least square sebagai berikut :

� =∑(�� − �)(�� − �)

∑(�� − �)2

=0,58783 0,7

= 0,8397

� = � − ��

� = 0,4328−[(0,8397)(0,2)] = 0,0931

Makapersamaangaris yang diperolehadalah:

� = 0,8397�+ 0,0931

4.1.2.2. Penentuan Koefisien Korelasi

Koefisienkorelasidapatditentukandenganmenggunakanpersamaansebagaiberikut:

�= ∑(�� − �)(�� − �) [∑(�� − �)2∑(�� − �)2]1/2

Koefisienkorelasiuntuklogam mangan (Mn) adalah:

�= ∑(�� − �)(�� − �)

�[∑(�� − �)2∑(�� − �)2]

�= 0,58783

�[0,0345863]

(48)

4.1.2.3.Penentuan Kandungan Mangan dalam Sampel

Kandunngan mangan dapat ditentukkan dengan menggunakan metode kurva kalibrasi dengan mensubstitusi nilai absorbansi yang diperoleh dari hasil pengukuran terhadap persamaan garis regresi dari kurva kalibrasi.

4.1.2.3.1. Penentuan Kandungan mangan yang Terkandung dalam Kulit

Buah

Manggis dalam mg/L

Dari data pengukuran absorbansi mangan untuk sampel kulit buah manggis dari Kecamatan Namorambe diperoleh absorbansi sebagai berikut :

A1 = 0,1182 A2 = 0,1111 A3 = 0,1170

Dengan mensubstitusi nilai Y (absorbansi) kepersamaan garis regresi Y = 0,8397 x + 0,0931 maka diperoleh :

X1 = 0,0298 X2 = 0,0214 X3 =0,0284

Dengan demikian kandungan mangan pada kulit buah manggis dari Kecamatan Namorambe dengan Metode SSA adalah :

X

=

∑��

= 0,0265

(X1 – X )2 = (0,0298 – 0,0265 )2 (X2 – X )

= 0,00001089

2

= (0,0214 – 0,0265 )2 ( X3 – X )

= 0,00002601

2

= (0,0284 – 0,0265)2

+ = 0,00000361

(49)

xlvii

Maka S =

∑(xi−x)

2

�−1 =

0,00004051

2 = 0,0045

Didapat harga Sx = �

√� =

0,0045

√3 = 0,0025

Dari data hasil distribusi t student untuk n = 3 ; dengan derajat kebebasan (dk) = n -1 = 2 untuk derajat kepercayaan 95% (p- 0,05), t = 4,30 maka :

d = t ( 0,05 x (n – 1 )) Sx d = 4,30 (0,05 x 2 ) 0,0025 = 0,0010

Sehingga diperoleh hasil pengukuran kandungan mangan dalam kulit buah manggis dari Kecamatan Namorambe sebesar :

0,0265 ± 0,0010 mg/ L

Hasil Perhitungan untuk kandungan mangan pada kulit buah manggis dari Kabupaten Stabat terlampir pada lampiran 4.

4.1.2.3.2. Penentuan Kandungan Mangan yang Terkandung dalam Kulit

Buah Manggis dalam mg/Kg

Untuk memperoleh kandungan mangan dalam 1 Kg kulit buah manggis dari

Kecamatan Namorambe dalam satuan mg/ Kg dapat ditentukan melalui persamaan berikut

�����

������

=

�����

(

��

)

���������������������

(

)

�����������

(

��

)

� 10

6�� ��

=

0,0265 �� �⁄ � 0,1 �

10 �103 �� � 10

6 ��

��

(50)

= 0,265 �����

4.1.4. Logam Tembaga (Cu)

Dari hasil pengukuran absorbansi tembaga pada kulit buah manggis dari Kecamatan Namorambe dan Kabupaten Stabat dengan metofe SSA adalah seperti pada table 4.4 berikut :

Tabel 4.4. Data Hasil Pengukuran Absorbansi Cu pada Kulit Buah Manggis dengan metode SSA pada λspesifik = 324,8 nm

Absorbansi

No Kode Sampel A1 A2 A3 Ā

1 KBM 1 0,1979 0,1950 0,1972 0,1967

2 KBM 2 0,0909 0,0914 0,0917 0,0913

Keterangan

KBM 1 = Kulit Buah Manggis dari Kecamatan Namorambe KBM 2 = Kulit Buah Manggis dari Kabupaten Stabat

4.1.2.1. Penurunan Persamaan Garis Regresi dengan Metode Kurva

Kalibrasi untuk Larutan Standart Cu2+

(51)
[image:51.595.113.551.85.345.2]

xlix

Gambar 4.3. Kurva Kalibrasi Larutan Seri Standart Cu

Persamaan garis regresi ini diturunkan dengan metode Least Square, dimana konsentrasi dari larutan standart dinyatakan Xi dan absorbansi dinyatakan sebagai Yi seperti pada tabel 4.7 berikut :

No Xi Yi (Xi-X) (Yi-Y) (XiX)2 (Yi-Y)2 (XiX)(YiY) 1 0,0 0,0001 -0,5 -0,183 0,25 0,0233489 0,0915 2 0,2 0,0084 -0,3 -0,098 0,09 0,009604 0,0294 3 0,4 0,1395 -0,1 -0,043 0,01 0,001849 0,0043 4 0,6 0,2178 0,1 -0.0347 0,01 0,001204 0,00347 5 0,8 0,2970 0,3 0,1139 0,09 0,012973 0,03417 6 1,0 0,3597 0,5 0,1766 0,25 0,031187 0,0883 ∑ 3,0 1,0988 0,00 0,0012 0,7 0,090306 0,25144

�= ∑��

� =

3,0 6 = 0,5

� = ∑��

� =

1,0988

6 = 0,1831

y = 0,3592x +0,0035 r= 0,9983 0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4

0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 1.2

A b so rba ns i Lo g a m T e m ba g a ( C u) )

(52)

Persamaan garis regresi untuk kurva kalibrasi dapat diturunkan dari persamaan garis :

�=��+�

Dimana : a = slope b = intersept

Harga slope dan intersept dapat ditentukan dengan menggunakan metode least square sebagai berikut :

� =∑(�� − �)(�� − �)

∑(�� − �)2

=0,25144 0,7

= 0,3592

� = � − ��

� = 0,1831−[(0,3952)(0,5)] = 0,0035

Makapersamaangaris yang diperolehadalah:

� = 0,3592�+ 0,0035

4.1.2.2. Penentuan Koefisien Korelasi

Koefisienkorelasidapatditentukandenganmenggunakanpersamaansebagaiberikut:

�= ∑(�� − �)(�� − �)

�[∑(�� − �)2∑(�� − �)2]

Koefisienkorelasiuntuklogam tembaga ( Cu ) adalah:

�= 0,25144

�[0,0632142]

�= 0,251 0,25142

(53)

li

4.1.2.3. Penentuan Kandungan Tembaga dalam Sampel

Kandunngan tembaga dapat ditentukkan dengan menggunakan metode kurva kalibrasi dengan mensubstitusi nilai absorbansi yang diperoleh dari hasil pengukuran terhadap persamaan garis regresi dari kurva kalibrasi.

4.1.2.3.1. Penentuan Kandungan tembaga yang Terkandung dalam Kulit

Buah Manggis dalam mg/L

Dari data pengukuran absorbansi tembaga untuk sampel kulit buah manggis dari Kecamatan Namorambe diperoleh absorbansi sebagai berikut :

A1 = 0,1979 A2 = 0,1950 A3 = 0,1972

Dengan mensubstitusi nilai Y (absorbansi) kepersamaan garis regresi Y = 0,4732x – 0,064 maka diperoleh :

X1 = 0,4919 X2 = 0,4845 X3 =0,4901

Dengan demikian kandungan besi pada kulit buah manggis dari Kecamatan Namorambe dengan Metode SSA adalah :

X

=

∑��

= 0,4883

(X1 – X )2 = (0,4919 – 0,4883 )2 (X2 – X )

= 0,00001296

2

= (0,4845 – 0,4883 )2 ( X3 – X )

= 0,00001444

2

= (0,4901 – 0,4883)2

+ = 0,00000324

(54)

Maka S =

∑(xi−x)

2

�−1 =

0,00003064

2 = 0,0039

Didapat harga Sx = �

√� =

0,0039

√3 = 0,0022

Dari data hasil distribusi t student untuk n = 3 ; dengan derajat kebebasan (dk) = n -1 = 2 untuk derajat kepercayaan 95% (p- 0,05), t = 4,30 maka :

d = t ( 0,05 x (n – 1 )) Sx d = 4,30 (0,05 x 2 ) 0,0022 = 0,0009

Sehingga diperoleh hasil pengukuran kandungan tembaga dalam kulit buah manggis dari Kecamatan Namorambe sebesar :

0,4883 ± 0,0009 mg/L

Hasil Perhitungan untuk kandungan tembaga pada kulit buah manggis dari Kabupaten Stabat terlampir pada lampiran 4.

4.1.2.3.2. Penentuan Kandungan Tembaga yang Terkandung dalam Kulit

Buah Manggis dalam mg/Kg

Untuk memperoleh kandungan tembaga dalam 1 Kg kulit buah manggis dari

Kecamatan Namorambe dalam satuan mg/ Kg dapat ditentukan melalui persamaan berikut

�����

����

=

�����

(

��

)

���������������������

(

)

�����������

(

��

)

� 10

6�� ��

=

0,4883 �� �⁄ � 0,1 �

10 �103 �� � 10

6

(55)

liii

= 4,883�����

4.2 Pembahasan

Besi (Fe), mangan (Mn) dan tembaga ( Cu) merupakan mineral mikro essensial, yaitu logam dalam satuan milligram atau mikrogram per kilogram berat badan yang berperan penting bagi tubuh dalam proses metabolisme. Kebutuhan tubuh akan logam- logam ini besi (Fe), mangan (Mn) dan tembaga ( Cu) dapat terpenuhi pada asupan makanan sehari- hari. Namun asupan yang berlebih pada logam besi (Fe), mangan (Mn) dan tembaga (Cu) justru akan bersifat toksik terhadap tubuh.

Penentuan kandungan logam Fe, Mn dan Cu dalam kulit buah manggis ( Garcinia mangostana L) dari Kabupaten Stabat dan Kecamatan Namorambe dilakukan dengan pengambilan sampel secara acak dari dua tempat yang berbeda memiliki ketinggian Kecamatan Namorambe (diatas 1000m dpl) sedangkan Kabupaten stabat ( 350- 500 m dpl). Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah perbedaan kandungan logam yang sama dalam buah manggis yang tumbuh ditempat ketinggian yang berbeda. Sampel terlebih dahulu kulit buah manggis didekstruksi dengan metode dekstruksi kering. Sampel terlebih dahulu dikeringkan dalam suhu ruangaan selama ± 3hari untuk meghilangkan kadar air pada kulit buah manggis kemudian dihaluskan dengan alu dan lumpang dan dimasukkam kedalam cawan krusibel untuk diabukan pada suhu 550 – 600oC dalam tanur listrik selama 3 jam. Abu yang tertinggal setelah proses pengabuan kemudian dilarutkan dengan HNO3(p) dan H2SO4 (p) secara perlahan- lahan hingga

(56)

pada lampiran pada panjang gelombang besi (Fe) = 248,33nm ; mangan (Mn) 279,5 nm dan tembaga (Cu) = 324,75.

Kurva larutan seri standart logam besi (Fe) diperoleh dengan terlebih dahulu membuat larutan induk 1000 ppm, kemudian dilakukan pengenceran hingga diperoleh variasi konsentrasi larutan seri standar untuk Fe, Mn, dan Cu 0,2 ; 0,4 ; 0,6 ; 0,8 ; dan 1,0 lalu diukur absorbansinya dengan alat SSA. Nilai absorbansinya yang diperoleh kemudian dihitung dengan menggunakan Metode Least Square sehingga diperoleh persamaam garis regresi untuk logam besi (Fe) Y= 0,0807 x – 0,0011 ; mangan (Mn) Y= 0,8371 x + 0,0143;dan tembaga (Cu) Y= 0,3592x + 0,0035

Dalam penelitian ini diperoleh koefisien korelasi untuk logam besi (Fe)= 0,9991, mangan (Mn) = 0,9995 dan tembaga (Cu) = 0,9983. Hal ini menunjukkan adanya hubungan atau korelasi positif antara konsentrasi dengan absorbansi. Pada penelitian analitik grafik kurva standar yang baik ditunjukkan dengan harga koefisien korelasi (r) ≥ 0,99.

(57)

lv

Dari hasil penelitian yang dilakukan , diperoleh data yang menunjukkan bahwa kandungan logam besi (Fe) mangan (Mn) dan tembaga (Cu) yang paling besar terdapat dalam kulit buah manggis ( Garcinia mangostana L ) dari Kecamatan Namorambe, sedangkan kandungan logam dalam kulit buah manggis ( Garcinia mangostana L ) Kabupaten Stabat lebih rendah .

Perbedaan kandungan logam besi ( Fe), mangan (Mn ) dan tembaga ( Cu) dalam kulit buah manggis ( Garcinia mangostana L) yang berasal dari Kecamatan Namorambe dan Kabupaten Stabat dapat disebabkan karena adanya perbedaan ketinggian tempat tumbuh dari pohon manggis tersebut dapat diukur dari permukaan laut. Berdasarkan letak geografisnya Kecamatan Namorambe terletak ketinggian lebih dari 1000m dpl dan Kabupaten Stabat 350- 500 m dpl. Semakin tinggi letak suatu daerah maka semakin tinggi pula kelembapannya. Banyak sedikitnya unsure hara yang diserap oleh tanaman dipengaruhi oleh kelembapan tempat tumbuhnya. Semakin lembab tempat tumbuhnya maka penguapan pun berkurang, akibatnya pengambilan unsur hara tanah juga berkurang. Adanya proses alam seperti erosi, sedimentasi batuan dan aktivitas mikroorganisme juga mempengaruhi perbedaan konsentrasi logam dalam tanah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi letak suatu tanaman tumbuh maja kandungan logam yang terdapat pada tanaman tersebut akan lebih sedikit dibandingkan tanaman yang tumbuh di tempat dengan ketinggian yang lebih rendah.

Pemeliharaan pohon manggis oleh petani setempat yang berasal dari dua tempat yang disebutkan diatas menggunakan pupuk anorganik dan pestisida sehingga adanya kandungan logam besi (Fe) , mangan (Mn) dan tembaga ( Cu) dalam kulit buah manggis ( Garcinia mangostana L ) berasal dari tanah tempat tumbuh pohon manggis tersebut.

(58)

anorganik dan asap kendaraan bermotor) menyebabkan kadar mineral tersebut di lingkungan menjadi lebih tinggi.

BAB 5

(59)

lvii

5.1. Kesimpulan

Dari hasi penelitian yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Kandungan Fe dalam kulit buah manggis dari Namorambe dan Stabat

masing – masing adalah 35,249 mg/Kg dan 32,527 mg/Kg. Kandungan Mn dalam kulit buah manggis dari Kecamatan Namorambe dan Kabupaten Stabat masing- masing adalah 0,265mg/Kg dan 0,064 mg/Kg . Dan Kandungan Cu dalam kulit buah manggis dari Kecamatan Namorambe dan Kabupaten Stabat masing- masing adalah 4,883 mg/Kg dan 2,222 mg/Kg .

Kandungan Fe, Mn dan Cu yang terkandung dalam kulit buah manggis dari Kecamatan Namorambe dan Kabupaten Stabat tersebut masih sesuai dengan syarat mutu Surat Keputusan Ditjen POM Nomor 03725/B/SK/VII/89

5.2. Saran

(60)

DAFTAR PUSTAKA

Boumans, P.W.J.M. 1996.Inductively coupled plasma-emission spectroscopy-Part 1. John Wiley& Sons. New York.

Darmono. 1995. Logam dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Eaton. Ahmad bin Jusoh. 2005. Study on the Removal of Iron and Manganese in Groundwater by Granular Activated Carbon. Santa Margherita – Italia: Elsevier.

Hendayana,S. 1994. Kimia Analitik Instrument. Semarang. IKIP Press.

Diakses Tanggal 24 Februari 2014.

Kealey, D. dan Haines, P.J. 2002.Analytical Chemistry. London: BIOS Scientific Publishers Ltd.

Khopkar, S.M.2008. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI Press. Jakarta.

Liu, H. and Montaser, 1996.A. Evaluation of a low sampel consumption, high efficiency nebulizer for elemental analysis of biological sampels using ICP- MS. Journal of Analytical Spectrometry.

Manning, Thomas J. Dan Grow, William R. 1997.Inductively Coupled Plasma -Atomic Emission Spectrocopy.Departemen Kimia, Universitas Negeri Valdosta.

Merian, E. 1994. Toxic Metal In The Environment. VCH Verlagsgeselischatt mbH. Weinheim.

Nazaruddin. 1994. Buah Komersial. Jakarta : Penebar swadayaRaimon. 1993. Perbandingan Metoda Destruksi Basah dan Kering Secara Spektrofotometri Serapan Atom.Lokakarya Nasional.Jaringan Kerjasama Kimia Analitik

Indonesia.Yogyakarta.

Palar, H. 1994. Pencemaran Dan Toksikologi Logam Berat. Jakarta: Rineka Cipta

(61)

lix

Rukmana, R. 1999. Salak Prospek Agribisnis dan Teknik Usaha Tani. Yogyakarta Kanasius

Satuhu, S. 2010. Panduan Mengolah 20 jenis Buah.Jakarta : Penebar swadaya. Sumeru, A.2006.Meningkatkan Keunggulan Berbuahan Tropis Indonesia.

Yogyakarta: Penerbit Andi.

Sudarjono, H.2008. Berkebun 21 Jenis Tanaman Buah.Jakarta : Penebar Swadaya. Supriharyono. 2000. Pelestarian dan Pengelolaan Sumber Daya Alam di Wilayah

Pesisir Tropis. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

(62)
(63)

lxi

[image:63.595.107.516.251.310.2]

Lampiran 1

Tabel 1. Kandungan Logam Fe dalam Kulit Buah Manggis

Kandungan Logam Fe

No. Kode Sampel mg/ L mg/ Kg

1 KBM 1 3,5249 ± 0,0183 35,249± 0,0181

2 KBM 2 3,2527 ± 0,6772 32,527±0,6669

Lampiran 2

Tabel 2. Kandungan Logam Mn dalam Kulit Buah Manggis

Kandungan Logam Mn

No. Kode Sampel mg/ L mg/ Kg

1 KBM 1 0,0265 ± 0,0010 0,265±0,0007

2 KBM 2 0,0064 ± 0,0005 0,064±0,0002

[image:63.595.111.516.490.548.2]

Lampiran 3

Tabel 3. Kandungan Logam Cu dalam Kulit Buah Manggis

Kandungan Logam Mn

No. Kode Sampel mg/ L mg/ Kg

1 KBM 1 0,4883 ± 0,0009 4,883±0,0005

2 KBM 2 0,2222 ± 0,0002 2,222±0,0001

Keterangan

KBM 1 = Kulit Buah Manggis dari Kecamatan Namorambe KBM 2 = Kulit Buah Manggis dari Kabupaten Stabat Lampiran 4

Tabel 4. Kandungan Logam Berat dalam Tanah secara Alamiah dalam mg/ Kg Logam Kandungan ( rata- rata) Kisaran Non polusi

As 100 5-3000

Co 8 1-40

(64)

Pb 10 2-200

Zn 50 10-300

Cd 0,006 0,05-0,7

Hg 0,003 0,001-0,3

Sumber : Darmono (1995)

[image:64.595.107.518.83.144.2]

Lampiran 5

Tabel 5. Kondisi alat SSA merek Parkin Elmer pada Pengukuran Absorbansi Fe, Mn dan Cu

No. Parameter Logam Fe Logam Mn Logam Cu

1 Panjang gelombang 9nm) 248,3 279,5 324,75 2 Tipe Nyala Udara- C2H2 Udara- C2H2 Udara- C2H

3

2

Kecepatan Aliran Gas pembakar ( L/min)

2,20 1,80 1,80

4 Kecepatan aliran udara ( L/min)

15,0 15,0 15,0

5 Lebar celah (nm) 0,2 0,7 0,7

6 Ketinggian Tungku (mm) 9 7 7

[image:64.595.112.518.395.717.2]

Lampiran 6

(65)

lxiii

[image:65.595.170.515.361.488.2]

Lampiran 7

Tabel 7. Lampiran Surat Keputusan Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Nomor 03725/B/SK/VII/89 Tentang Batas Maksimum Cemaran Logam dalam Buah dan hasil Olahannya

No Logam Batas Kadar Maksimum (mg/Kg)

1 As 1,00

2 Pb 10,00

3 Cu 30,00

4 Zn 40,00

5 Sn 40,00

6 7 8

Hg Fe Mn

0,03 50,00

Gambar

Tabel 2.1 Kandungan Gizi Kulit Buah Manggis
Gambar 2.1 http://obatjuskulitmanggis.com/obat-gondok/
Tabel 2.2 Standart Mutu Buah Manggis Menurut SNI 2011
Gambar 2.5. Skema alat ICP OES Plasma 40.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Telah dilakukan penelitian tentang studi perbandingan kandungan logam besi (Fe), mangan (Mn), dan zink (Zn) pada air minum dari air sumur bor sebelum dan sesudah diolah di

Telah dilakukan penelitian analisis logam berat Besi (Fe), Tembaga (Cu), dan Zinkum (Zn) didalam obat tradisional param yang digunakan sebagai obat luar dan yang dikonsumsi.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, removal Fe dan Mn paling tinggi pada cascade aerator 39,4% untuk Fe dan 40,1% untuk Mn pada 3 mg/L sampel buatan menggunakan

Pemeriksaan dengan menggunakan spektrofotometer serapan atom menunjukkan bahwa kandungan kalsium, besi, seng, tembaga, dan mangan pada buah pepino menunjukkan hasil yang

Telah dilakukan penelitian analisis logam berat Besi (Fe), Tembaga (Cu), dan Zinkum (Zn) didalam obat tradisional param yang digunakan sebagai obat luar dan yang dikonsumsi4.

Efisiensi penurunan kandungan logam berat Fe, Cu dan Pb dengan metode elektrokoagulasi menggunakan elektroda Fe (besi) diperoleh hasil yang paling tinggi

STUDI PERBANDINGAN KANDUNGAN LOGAM TEMBAGA (Cu), BESI (Fe) DAN SENG (Zn) DIDALAM DAGING KERANG BULU (Anadara Antiquata)YANG BERASAL DARI PERAIRAN BELAWAN.. DAN

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis kandungan logam Besi (Fe) Timbal (Pb) Mangan (Mn) dan Seng (Zn) pada air bersih yang terdapat di Laboratorium Kesehatan Daerah