• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Efektivitas Promosi Terhadap Banyaknya Pengunjung Taman Bunga Nusantara Cianjur, Jawa Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Efektivitas Promosi Terhadap Banyaknya Pengunjung Taman Bunga Nusantara Cianjur, Jawa Barat"

Copied!
240
0
0

Teks penuh

(1)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pariwisata adalah salah satu sektor penting yang bisa menunjang pembangunan daerah, penciptaan lapangan kerja, mendorong pemerataan pembangunan nasional dan mempercepat pertumbuhan ekonomi. Selain itu, industri pariwisata dapat dijadikan sebagai sumber pajak dan pendapatan untuk perusahaan yang menyediakan jasa bagi wisatawan di banyak Negara. Sektor pariwisata memiliki peluang yang cukup prospektif, karena industri pariwisata sering dianggap sebagai jawaban untuk menghadapi masalah ekonomi daerah dan nasional. Industri pariwisata juga bisa mendorong pertumbuhan sektor pembangunan lain seperti sektor pertanian, perkebunan, perindustrian dan lain-lain.

Pada beberapa tahun terakhir ini, perkembangan pariwisata menunjukkan kecenderungan yang terus meningkat di Indonesia. Peningkatan pendapatan serta motivasi dari wisatawan yang selalu berkembang, menjadikan kegiatan wisata yang merupakan konsumsi jasa sebagai suatu kebutuhan untuk masyarakat di Negara maju maupun berkembang. Hal tersebut dapat terlihat pada peningkatan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) yang disajikan pada Tabel 1 berikut.

Tabel 1. Perkembangan wisatawan mancanegara tahun 2007-2011

(2)

Pertumbuhan kunjungan wisatawan akan berpengaruh terhadap pertumbuhan perekonomian pada suatu daerah. Namun, dengan adanya peningkatan jumlah wisatawan dalam suatu industri pariwisata, memicu terciptanya objek wisata yang baru dengan berbagai macam format yang berbeda-beda agar menarik perhatian wisatawan. Kondisi tersebut, mengharuskan para perusahaan atau pengelola tempat wisata agar menciptakan sesuatu yang berbeda, melakukan inovasi, dan melakukan promosi yang tepat untuk menghadapi persaingan industri yang semakin ketat. Keindahan objek wisata alam menjadi salah satu daya tarik pariwisata. Provinsi Jawa Barat terkenal dengan berbagai keindahan alamnya yang dapat menjadi daya tarik pariwisata Jawa Barat. Adapun objek wisata yang dijadikan tempat rekresi di Provinsi Jawa Barat dapat dilihat pada Tabel 2 berikut.

Tabel 2. Tabel data tempat rekreasi di Provinsi Jawa Barat tahun 2010

NO KABUPATEN/

(3)

-2007 2008 2009 2010 2011

475,455 464,285 Keterangan : (*) Data Tahun 2010

Pada Tabel 2 diatas, terlihat bahwa Kabupaten Cianjur menjadi salah satu alternatif pilihan kawasan wisata untuk wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara. Salah satu objek wisata dari 10 tempat rekreasi yang berlokasi di Kabupaten Cianjur adalah Taman Bunga Nusantara (TBN). TBN merupakan kawasan agrowisata yang berskala internasional dan terletak di sekitar kawasan Puncak, dimana banyak alternatif pilihan tempat wisata, baik itu objek wisata yang baru maupun yang sebelumnya sudah ada dan melakukan pengembangan. Oleh karena itu,untuk melakukan perkembangan yang terus-menerus dan unggul dalam persaingan, TBN perlu menonjolkan keunikan, meningkatkan sarana dan prasarana, meningkatkan pelayanan, serta merancang strategi pemasaran yang efektif agar menarik perhatian pengunjung. Ketatnya persaingan yang terjadi dan bertambahnya kompetitor, dapat berdampak pada kenaikan dan penurunan jumlah kunjungan wisatawan TBN. Perubahan jumlah kunjungan yang terjadi pada TBN selama tahun 2007 sampai 2011 dapat terlihat pada Gambar 1 berikut.

Gambar 1. Jumlah pengunjung TBN tahun 2007-2011 (Sumber : Divisi Pemasaran TBN, 2012)

(4)

penurunan jumlah pengunjung TBN. Pada tahun 2007 sampai 2008 terjadi penurunan sebesar 2,35%, tahun 2008 sampai 2009 sebesar 19,18% dan pada tahun 2009 sampai 2010 menurun sebesar 6,98%. Hal tersebut terjadi karena semakin banyaknya pilihan tempat wisata yang menonjolkan keunikan dan keunggulannya. Namun, pada tahun 2010 sampai 2011 jumlah pengunjung kembali meningkat sebesar 21,45% karena pada tahun 2010 pihak TBN mengadakan suatu event yang membuat wisatawan tertarik berkunjung ke TBN.

Walaupun tempat wisata yang terletak di Kabupaten Cianjur temasuk kawasan Puncak memiliki beragam karakteristik dan juga objek wisata yang berbeda-beda, namun peningkatan dan pengembangan tempat wisata tetap menjadi ancaman bagi TBN karena dapat dijadikan alternatif pilihan bagi pengunjung untuk mengisi waktu liburannya terutama pengunjung dari daerah Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi (Jabotabek).

1.2. Perumusan Masalah

Ketatnya persaingan objek wisata berpengaruh pada perubahan jumlah kunjungan wisatawan ke TBN. Hal tersebut terlihat dari penurunan jumlah pengunjung dari tahun 2007 sampai tahun 2010. Peningkatan kembali jumlah pengunjurng tahun 2011 terjadi karena adanya peningkatan biaya promosi ketika melakukan event. Anggaran biaya promosi yang ditetapkan TBN menyesuaikan dengan biaya promosi yang dikeluarkan pada tahun-tahun sebelumnya, adapun anggaran promosi yang ditetapkan adalah sebesar 3% dari pendapatan TBN. Anggaran promosi tersebut cenderung menurun dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnnya. Penurunan biaya yang dianggarkan untuk promosi tersebut dikhawatirkan akan berpengaruh pada jumlah pengunjung yang datang, karena dengan berkurangnya alokasi biaya yang dikeluarkan untuk melakukan promosi, maka kegiatan promosi yang dilakukan pun juga akan berkurang. Hal tersebut membuat promosi menjadi kurang dikenal oleh para wisatawan.

(5)

promosi agar dapat menarik perhatian pengunjung ditengah ketatnya persaingan yang ada termasuk TBN. Selain itu, pengelola tempat wisata juga perlu melakukan koordinasi promosi dengan semua pihak yang terkait di bidang pemasaran dan promosi tempat wisata, baik itu instansi pemerintah maupun biro-biro perjalanan untuk mendukung kegiatan promosi. Oleh karena itu, dibutuhkan strategi dan kegiatan promosi yang efektif agar wisatawan tertarik untuk berkunjung ke TBN.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana dan apa saja kegiatan promosi yang dilakukan oleh TBN ? 2. Bagaimana efektivitas promosi TBN ?

3. Bagaimanakah hubungan antara biaya promosi yang dikeluarkan dengan banyaknya pengunjung TBN ?

4. Bentuk promosi yang mendapat perhatian paling besar dari konsumen ?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang diperoleh, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi kegiatan promosi yang dilakukan oleh TBN 2. Menganalisis efektivitas promosi TBN

3. Mengetahui hubungan antara promosi yang dilakukan dengan banyaknya pengunjung TBN

4. Menganalisis bentuk promosi yang mendapat perhatian paling besar dari konsumen.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pihak-pihak yang terkait, seperti:

1. Perusahaan

(6)

sebagai rujukan untuk menerapkan strategi promosi serta proses perbaikan layanan jasa konsumen untuk kedepannya.

2. Penulis

Manfaat penelitian bagi penulis yaitu untuk menambah ilmu pengetahuan dan pemahaman materi perkuliahan yang berkaitan dengan tentang Manajemen Pemasaran serta penerapanya pada perusahaan. 3. Akademis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan pengetahuan di bidang pemasaran khususnya yang berhubungan dengan promosi sehingga dapat dijadikan referensi ataupun literatur untuk melakukan penelitian lanjutan.

4. Masyarakat

Manfaat dari hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi media untuk menambah wawasan masyarakat secara umum.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

(7)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pemasaran

2.1.1 Definisi Pemasaran

Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain (Kotler, 2009). Menurut Morissan (2007), pemasaran bukanlah semata-mata kegiatan seperti menjual dan mempromosikan sesuatu. Sebagaimana yang dikatakan oleh Rhenald Khasali dalam Morissan (2007), pemasaran adalah suatu konsep yang menyangkut suatu sikap mental, suatu cara berfikir yang membimbing dalam melalukan sesuatu yang tidak selalu menjual benda tetapi juga menjual gagasan-gagasan, karir, tempat (pariwisata, rumah, lokasi industri), undang-undang, jasa (pengangkutan, penerbangan, pemotongan rambut, kesehatan), hiburan (pertunjukan, pertandingan-pertandingan) dan kegiatan-kegiatan nirlaba seperti yayasan sosial dan keagamaan.

2.1.2 Bauran Pemasaran

Menurut Kotler (2008), bauran pemasaran adalah kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkannya di pasar sasaran. Jerome McCarthy dalam Philip Kotler (2009) mengklasifikasikan bauran pemasaran menjadi empat kelompok besar, yang disebut empat P (Product, Price, Promotion dan Place).

(8)

pembelinya (Kotler, 2008). Bauran promosi meliputi berbagai metode, yaitu iklan, promosi penjualan, penjualan tatap muka, pemasaran langsung dan hubungan masyarakat (humas).

(9)

Gambar 2. Delapan Komponen Manajemen Jasa Terpadu (Lovelock & Wright, 2005)

2.2. Promosi

2.2.1Definisi Promosi

Michael Ray dalam Morissan (2007) mendefinisikan promosi sebagai koordinasi dari seluruh upaya yang dimulai pihak penjual untuk membangun berbagai saluran informasi dan persuasi untuk menjual barang dan jasa atau memperkenalkan suatau gagasan. Menurut Hurriyati (2008) terdapat 3 tujuan utama dari promosi yaitu pertama menginformasikan (informing). Menginformasikan dapat berupa menginformasikan pasar mengenai keberadaan suatu produk baru, memperkenalkan cara pemakaian yang baru dari suatu produk, menyampaikan perubahan harga kepada pasar, menjelaskan cara kerja suatu produk, menginformasikan jasa-jasa yang disediakan oleh perusahaan, meluruskan kesan yang keliru, mengurangi ketakutan atau kekhawatiran pembeli, dan membangun citra perusahaan. Tujuan kedua adalah membujuk pelanggan sasaran untuk membentuk pilihan merek, mengalihkan pilihan ke merek tertentu, mengubah persepsi pelanggan terhadap atribut produk, mendorong pembeli untuk belanja saat itu juga, dan mendorong pembeli untuk menerima kunjungan

Proses

Bukti fisik

Produktivitas dan Kualitas

Orang Promosi

(10)

wiraniaga. Tujuan yang terakhir adalah mengingatkan (reminding), dapat terdiri atas mengingatkan pembeli bahwa produk yang bersangkutan dibutuhkan dalam waktu dekat, mengingatkan pembeli akan tempat-tempat yang menjual produk perusahaan, membuat pembeli tetap ingat walaupun tidak ada kampanye iklan, dan menjaga agar ingatan pertama pembeli jatuh pada produk perusahaan. Promosi diketegorikan menjadi dua yaitu above the line promotion (ATL) dan

below the line promotion (BTL).

1. Media Lini Atas (Above The Line, (ATL)) adalah kegiatan promosi yang menggunakan media sebagai perantaranya, seperti: TV, radio, media massa, internet, billboard, flyer, atau lewat media-media lainnya. Produsen/perusahaan yang beriklan menggunakan agensi iklan untuk menempatkan promosi dan iklannya sesuai media yang dipesan. Kegiatan ATL menjangkau kelompok sasaran yang luas (Supriyanto, 2008). Menurut Freddy Rangkuti (2009), ATL terdiri atas iklan-iklan yang dimuat dalam media cetak (surat kabar, majalah, brosur, dan sebagainya), media elektronik (radio, TV, dan bioskop), serta media luar ruang (papan reklame dan angkutan). 2. Media Lini Bawah (Below The Line, (BTL)) adalah segala bentuk

kegiatan promosi yang dilakukan untuk mendekatkan produk/jasa yang ditawarkan kepada konsumennya. Kegiatan BTL tidak menggunakan media perantara sehingga konsumen yang disasar tidak menyadari bahwa kegiatan tersebut adalah bagian dari promosi. Contohnya trade promotion, consumer promotion, events, sponsorship, penjualan langsung (direct selling), testimonial, atau

(11)

pemasaran langsung. Perbedaan dari promosi ATL dan BTL dapat dilihat pada Tabel 3 berikut.

Tabel 3. Perbedaan Promosi ATL dan BTL

Above the line (ATL) Below the line (BTL)

Sasaran konsumen luas Sasaran konsumen terbatas Menggunakan media sebagai yang disasar tidak menyadari bahwa kegiatan tersebut adalah bagian dari promosi TV, Radio, billboard, brosur,

flyer, atau lewat media-media lainnya

events, sponsorship, penjualan langsung (direct selling), souvenir

2.2.2 Bauran Promosi

Promosi adalah sejenis komunikasi yang memberi penjelasan yang meyakinkan calon konsumen tentang barang dan jasa (Alma, 2005). Promosi mencakup seluruh unsur dari promotional mix

(Morissan, 2007). Promotional mix atau bauran promosi merupakan instrumen dasar yang digunakan untuk mencapai tujuan komunikasi perusahaan. Bauran promosi meliputi iklan (advertising), promosi penjualan (sales promotion), pemasaran langsung (direct marketing), publikasi/humas, penjualan perseorangan (personal selling) dan

Interactive/internet marketing.

Gambar 3. Promotional mix

a. Periklanan (advertising) merupakan salah satu bentuk dari komunikasi impersonal yang digunakan oleh perusahaan barang atau jasa. Dalam pemasaran jasa, periklanan berperan untuk membangun kesadaran terhadap keberadaan jasa yang ditawarkan, menambah pengetahuan konsumen tentang jasa yang ditawarkan,

(12)

membujuk calon konsumen, dan membedakan diri dari perusahaan satu dengan perusahaan yang lain yang mendukung positioning jasa (Lupiyoadi dan Hamdani, 2006). Menurut Morissan (2007), iklan merupakan salah satu bentuk promosi yang paling dikenal karena daya jangkauannya luas. Iklan juga menjadi instrumen promosi yang sangat penting, khususnya bagi perusahaan yang memproduksi barang atau jasa yang ditujukan kepada masyarakat luas.

Adapun alasan pemasang iklan memilih iklan di media massa untuk mempromosikan barang atau jasanya adalah :

1. Iklan di media massa dinilai efisien dari segi biaya untuk mencapai audien dalam jumlah besar

2. Iklan di media massa dapat digunakan untuk menciptakan citra merek dan daya tarik simbolis bagi suatu perusahaan atau merek.

Keuntungan lain dari iklan melalui media massa adalah kemampuannya menarik perhatian konsumen terutama produk yang iklannya popular atau sangat dikenal masyarakat. Sifat dan tujuan iklan setiap perusahaan berbeda-beda. Suatu perusahaan bisa saja beriklan untuk mendapatkan respon atau aksi segera melalui iklan media massa, sedangkan perusahaan lain mungkin bertujuan untuk lebih mengembangkan kesadaran atau ingin membentuk suatu citra positif dalam jangka panjang bagi barang atau jasa yang dihasilkan.

Menurut Alma (2005), pemilihan media advertising yang digunakan akan tergantung kepada:

1. Daerah yang akan dituju 2. Konsumen yang diharapkan

3. Appeal (daya tarik) yang digunakan oleh media-media tersebut 4. Fasilitas yang diberikan oleh media-media tersebut dalam hal

(13)

b. Promosi penjualan (sales promotion) yaitu insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan mencoba atau pembelian produk dan jasa. Promosi penjualan terdiri dari semua kegiatan pemasaran yang mencoba merangsang terjadinya aksi pembelian suatu produk yang cepat atau terjadinya pembelian dalam waktu yang singkat. Promosi penjualan diarahkan baik untuk perdagangan (kepada pedagang besar atau pengecer) maupun kepada konsumen. Promosi penjualan yang berorientasi perdagangan memberikan berbagai jenis bonus untuk meningkatkan respon dari pedagang besar dan pengecer. Promosi penjualan yang berorientasai konsumen menggunakan kupon, premium, contoh gratis, kontes/undian, potongan harga setelah pembelian, dan lain-lain (Shimp, 2003).

Tujuan digunakan sales promotion menurut Alma (2005) : 1. Menarik para pembeli baru

2. Memberi hadiah/penghargaan kepada konsumen/pelanggan lama.

3. Meningkatkan daya pembelian ulang dari konsumen lama. 4. Menghindarkan konsumen berpindah ke merek lain. 5. Mempopulerkan merek/meningkatkan loyalitas.

6. Meningkatkan volume penjualan jangka pendek dalam rangka memperluas “market share” jangka panjang.

Menurut Morissan (2007), perusahaan memilih menggunakan promosi penjualan adalah :

1. Jika konsumen tidak memiliki loyalitas pada suatu produk tertentu dan konsumen lebih peka kepada insentif yang ditawarkan suatu merek.

(14)

c. Publikasi/humas, yaitu berbagai program yang dirancang untuk mempromosikan dan/atau melindungi citra perusahaan atau produk individual yang dihasilkan. Menurut William Schoell dalam Alma (2005), Public relation adalah kegiatan komunikasi yang dimaksudkan untuk membangun citra (image) yang baik terhadap perusahaan, menjaga kepercayaan dari para pemegang saham. Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh humas adalah publisitas. Publisitas merupakan kegiatan menempatkan berita mengenai seseorang, organisasi atau perusahaan di media massa (Morissan, 2007).

Publisitas menggambarkan komunikasi massa namun tidak juga seperti iklan, perusahaan sponsor tidak mengeluarkan biaya untuk waktu dan ruang beriklan. Publisitas biasanya dilakukan dalam bentuk berita atau komentar editorial mengenai produk atau jasa dari perusahaan. Bentuk-bentuk ini dimuat dalam media cetak atau televisi secara gratis karena perwakilan media menganggap informasi tersebut penting dan layak disampaikan kepada khalayak mereka. Dengan demikian publisitas tidak dibiayai oleh perusahaan yang mendapatkan manfaatnya. (Shimp, 2003)

d. Penjualan perseorangan (personal selling) adalah komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mereka kemudian akan mencoba dan membelinya (Hurriyati, 2008). Adapun pengertian penjualan perseorangan menurut Shimp (2003) adalah bentuk komunikasi antar individu dimana tenaga penjual/wiraniaga menginformasikan, mendidik, dan melakukan persuasi kepada calon pembeli untuk membeli produk atau jasa perusahaan.

(15)

calon pembeli. Penjualan pribadi memungkinkan terjadinya umpan balik secara langsung dan lebih tepat karena dampak dari presentasi penjualan yang dilakukan dapat dinilai dari reaksi calon pembeli atau pelanggan.

e. Pemasaran Langsung (direct marketing) yaitu melakukan komunikasi pemasaran secara langsung untuk mendapatkan respon dari pelanggan dan calon tertentu. Pemasaran langsung yang dapat dilakukan dengan menggunakan surat, telepon, dan alat penghubung nonpersonal lain. Menurut Shimp (2003), pemasaran langsung adalah suatu sistem interaktif yang menggunakan satu atau lebih media periklanan untuk menghasilkan suatu respon yang dapat diukur atau transaksi di segala lokasi. Pertama, interaktif yang dimaksud adalah pemasaran meliputi komunikasi yang dipersonalisasi antara pemasar dan calon pembeli. Kedua, pemasaran langsung tidak terbatas hanya pada surat langsung tetapi meliputi satu atau lebih media (misalnya pengiriman surat langsung dengan tindak lanjut melalui telepon). Ketiga, dibandingkan dengan media tidak langsung melalui iklan televisi, pemasaran melalui media seperti surat langsung lebih memungkinkan untuk dapat mengukur respon dari khalayaknya.

(16)

pembeli untuk membeli secara langsung dari pemasang iklan. Surat langsung merupakan media periklanan langsung yang paling penting tetapi jelas bukan satu-satunya media periklanan langsung. Periklanan respon langsung juga menggunakan televisi, majalah, dan media lain dengan maksud menciptakan tindakan langsung dari para pelanggan.

f. Pemasaran Interaktif, Menurut Morissan (2007) seiring dengan perubahan dan revolusioner sejarah pemasaran yang mencakup periklanan dan promosi, maka perubahan tersebut didukung oleh kemajuan teknologi komunikasi yang memungkinkan dilakukannya komunikasi secara interaktif melalui media massa. Dalam hal ini, yang utama adalah internet, khususnya melalui fasilitas yang dikenal dengan World Wide Web (www). Media interaktif memungkinkan terjadinya arus informasi timbal balik yang memungkinkan pengguna dapat berpartisipasi dan memodifikasi bentuk dan isi informasi pada saat itu juga (real time).

(17)

Karena sifatnya yang interaktif, internet menjadi cara yang efektif untuk berkomunikasi dengan konsumen.

g. Adapun bentuk lain dari bauran promosi yaitu informasi dari mulut ke mulut (word of mouth) yang merupakan salah satu ciri khusus bisnis jasa. Pelanggan sangat dekat dengan penyampaian jasa, pelanggan seringkali memperhatikan dengan teliti penyerahan jasa dan kemudian mem,knceritakan pengalamannya pada pelanggan potensial lainnya, sehingga informasi dari mulut ke mulut ini sangat besar pengaruhnya dan dampaknya terhadap pemasaran jasa dibandingkan dengan aktivitas komunikasi lainnya (Lupiyoadi dan Hamdani, 2006).

2.2.3 Metode Penganggaran promosi

Menurut Durianto (2003), anggaran promosi yang besar tidak selalu menjadi jaminan keberhasilan kegiatan promosi. Penetapan anggaran promosi diperlukan agar tujuan promosi dapat dicapai. Secara umum, terdapat lima faktor yang perlu dipertimbangkan pada penetapan anggaran promosi, yaitu tahapan siklus hidup produk, pangsa pasar dan bisnis konsumen, persaingan dan gangguan, frekuensi periklanan, dan kemungkinan substitusi produk.

Adapun metode penganggaran promosi (iklan) menurut Shimp (2003) adalah:

1. Anggaran persentase-penjualan (persentage of sales method)

Dalam metode ini, penyusunan anggaran promosi secara sederhana yaitu sebagai persentage tetap dari volume penjualan masa lalu (contohnya, persentase tahun lalu) atau antisipasi (contoh, persentase tahun depan).

2. Metode tujuan dan tugas (objective and task method)

(18)

anggaran promosi yang hampir paling sering digunakan, baik oleh perusahaan barang konsumsi maupun industri. Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam aplikasi metode tujuan dan tugas adalah sebagai berikut:

a. Menetapkan tujuan pemasaran yang spesifik yang perlu dicapai, seperti volume penjualan, pangsa pasar, kontribusi laba.

b. Mengukur/menilai fungsi komunikasi yang harus ditampilkan agar mencapai seluruh tujuan pemasaran

c. Menentukan peran promosi dalam bauran komunikasi total di dalam menjalankan fungsi yang ditetapkan dalam langkah b. d. Menyusun tujuan promosi yang yang spesifik dalam bentuk

tingkat respon komunikasi yang bisa diukur yang diperlukan untuk mewujudkan tujuan perusahaan.

e. Menetapkan anggaran berdasarkan estimasi pengeluaran yang diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan promosi.

3. Metode penyamaan dengan pesaing (the competitive parity method)

Metode ini dilakukan dengan cara menyusun anggaran promosi dengan mengikuti apa yang dilakukan oleh para pesaing. Suatu perusahaan bisa belajar bahwa kompetitor utamanya mengalokasikan 10 % dari penjualan terhadap promosi, lalu kemudian memutuskan tahun depan untuk membelanjakan persentase yang sama untuk mengiklankan mereknya sendiri.

4. Metode sesuai kemampuan (affordability method)

(19)

2.3. Jasa

Menurut Phillip Kotler (2008), jasa adalah bentuk produk yang terdiri dari aktivitas, manfaat, atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual dan pada dasarnya tak berwujud serta tidak menghasilkan kepemilikan akan sesuatu. Selain itu, jasa merupakan tindakan atau kinerja yang menciptakan manfaat bagi pelanggan dengan mewujudkan perubahan yang diinginkan dalam diri atau atas nama penerima. Manfaat tersebut berupa keuntungan atau laba yang diperoleh pelanggan dari kinerja jasa atau penggunaan barang fisik (Lovelock & Wright, 2005).

2.3.1 Karakteristik Jasa

Menurut Kotler (2009), jasa memiliki karakteristik unik yang membedakan dengan barang. Empat karakteristik menonjol yang sangat mempengaruhi desain program pemasaran adalah :

1. Tidak berwujud (intangibility)

Berbeda dengan produk fisik, jasa tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar, atau dicium sebelum dibeli. Jasa bersifat abstrak dan tidak berwujud.

2. Tidak terpisahkan (inseparability)

Biasanya jasa dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan. Hal ini tidak berlaku bagi barang-barang fisik yang diproduksi, disimpan sebagai persediaan, didistribusikan melalui banyak penjual dan dikonsumsi kemudian. Jika seseorang memberikan jasa tersebut, penyedianya adalah bagian dari jasa itu. Karena klien tersebut juga hadir pada saat jasa itu dihasilkan, interaksi penyedia klien merupakan ciri khusus pemasaran jasa.

3. Bervariasai (variability)

(20)

4. Tidak tahan lama (perishability)

Jasa tidak dapat disimpan. Sifat jasa yang mudah rusak (perishability) tersebut tidak akan menjadi masalah apabila permintaan tetap berjalan lancar. Jika permintaan berfluktuasi, perusahaan jasa menghadapi masalah yang rumit.

2.3.2 Sifat-Sifat Khusus Pemasaran Jasa

Dalam pelaksanaan pemasaran jasa, terdapat beberapa sifat khusus yang membedakan pemasaran jasa dengan pemasaran barang. Sifat khusus tersebut menurut Alma (2005) adalah sebagai berikut : a. Menyesuaikan dengan selera konsumen

Dalam pemasaran jasa, ditandai dengan pasar pembeli yang lebih dominan Kualitas jasa yang ditawarkan tidak dapat dipisahkan dari mutu yang menyediakan jasa. Dalam industri dengan tingkat hubungan yang tinggi, pengusaha harus memperhatikan hal-hal yang bersifat internal dengan cara memelihara tenaga kerja dan mempekerjakan tenaga sebaik mungkin. Inilah yang sering disebut dengan internal marketing, yaitu penerapan prinsip marketing terhadap pegawai dalam perusahaan.

b. Keberhasilan pemasaran jasa dipengaruhi oleh jumlah pendapatan penduduk

Dalam kenyataan, makin maju suatu negara akan semakin banyak permintaan akan jasa. Ini ada hubungannya dengan hirarki kebutuhan manusia. Masyarakat yang belum banyak menggunakan jasa dapat dikatakan bahwa pendapatan masyarakat tersebut belum merata.

c. Pada pemasaran jasa tidak ada pelaksanaan fungsi penyimpanan Jasa diproduksi bersamaan waktunya dengan mengkonsumsi jasa tersebut, jadi tidak ada jasa yang dapat disimpan.

(21)

e. Saluran distribusi dalam pemasaran jasa tidak terlalu penting

Dalam pemasaran jasa perantara tidak digunakan, sehingga saluran distribusi bukan merupakan hal yang penting. Namun, ada tipe jasa tertentu yang menggunakan agen sebagai perantara.

2.4. Definisi Pariwisata

Menurut Gelgel (2006), pariwisata adalah suatu kegiatan yang menyediakan jasa akomodasi, transportasi, rekreasi serta jasa-jasa lainnya yang terkait. Perdagangan jasa pariwisata melibatkan berbagai aspek. Aspek-aspek tersebut antara lain aspek ekonomi, budaya, sosial, agama, lingkungan, keamanan, dan aspek lainnya. Aspek yang mendapat perhatian paling besar dalam pembangunan pariwisata adalah aspek ekonomi. Terkait dengan aspek ekonomi inilah pariwisata dikatakan sebagai suatu industri. Bahkan kegiatan pariwisata dikatakan sebagai suatu kegiatan bisnis yang berorientasi dalam penyediaan jasa yang dibutuhkan wisatawan. Istilah pariwisata berhubungan erat dengan pengertian perjalanan wisata, yaitu sebagai suatu perubahan tempat tinggal sementara seseorang di luar tempat tinggalnya karena suatu alasan dan dan bukan untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan upah (Suwantoro, 2004).

2.5. Efektivitas

Efektivitas sering dikaitkan dengan efisiensi meskipun sebenarnya memiliki pengertian yang berbeda. Menurut Rangkuti (1997), efektivitas merupakan upaya mengerjakan semua pekerjaan secara tepat (doing the right job), dengan mengunakan seluruh potensi sumber daya yang dimiliki dan sesuai dengan tujuan operasional. Efisiensi adalah upaya mengerjakan semua pekerjaan secara optimal (doing the job right) dan sebaik-baiknya dengan total biaya paling rendah dan menghasilkan tingkat kesalahan nol (zero defect).

2.6. Efektivitas Promosi

(22)

dengan sudut pandang yang benar. Terdapat tiga kriteria yang dapat digunakan untuk mengukur efektivitas promosi, yaitu : penjualan, pengingatan dan persuasi. Efektivitas promosi yang berkaitan dengan penjualan dapat diketahui melalui riset tentang dampak penjualan. Sedangkan, efektivitas promosi yang berkaitan dengan pengingatan dan persuasi dapat diketahui melalui riset tentang dampak komunikasi (Durianto, dkk 2003).

2.7. EPIC Model (Empathy, Persuasion, Impact and Communications Model)

Menurut Durianto, dkk (2003). EPIC model mencakup empat dimensi kritis yaitu empati, persuasi, dampak dan komunikasi (Empathy, Persuasion, Impact and Communication) dapat digunakan untuk mengukur efektivitas promosi. Berikut ini adalah dimensi-dimensi dalam EPIC model :

a. Dimensi Empati (Empathy)

Empati merupakan keadaan mental yang membuat seseorang mengidentifikasikan dirinya atau merasa dirinya pada keadaan perasaan atau fikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain. (Kamus besar bahasa Indonesia, 1988:228). Dimensi empati memberikan informasi yang berharga tentang daya tarik suatu merek. Empati melibatkan afeksi dan kognisi konsumen. Menurut J.P.Peter dan J.C.Olson 1996 dalam Durianto (2003), afeksi dan kognisi mengacu pada dua tipe tanggapan internal psikologis yang dimiliki konsumen terhadap rangsangan lingkungan dan kejadian yang berlangsung. Dalam bahasa yang lebih sederhana, afeksi melibatkan perasaan, sementara kognisi melibatkan pemikiran.

(23)

b. Dimensi Persuasi (Persuasion)

Dimensi persuasi menginformasikan apa yang dapat diberikan suatu promosi untuk peningkatan atau penguatan karakter suatu merek. Akibatnya, pemasang iklan memperoleh pemahaman tentang dampak promosi terhadap keinginan konsumen untuk membeli serta memperoleh kemampuan suatu iklan dalam mengembangkan daya tarik suatu merek. Persuasi adalah perubahan kepercayaan, sikap, dan keinginan berperilaku yang disebabkan satu komunikasi promosi. Komunikasi promosi, seperti periklanan, yang dapat mempengaruhi konsumen dapat menggunakan dua proses kognitif, yaitu : “jalur sentral” dan “Jalur periferal” menuju persuasi. Proses persuasi yang akan dipakai ditentukan dengan tingkat keterlibatan konsumen dalam pesan produk. (Peter dan Olson 1996 dalam Durianto (2003)).

Jalur sentral menuju persuasi (central route persuasion) cenderung muncul ketika tingkat keterlibatan konsumen meningkat. Pada jalur sentral, konsumen memfokuskan diri pada pesan produk dalam promosi Konsumen menerjemahkan pesan produk dalam promosi tersebut, lalu membentuk kepercayaan tentang ciri-ciri dan konsekuensi produk, serta mengintegrasikan makna tersebut untuk membentuk sikap dan keinginan. Jalur periferal menuju persuasi (peripheral route persuasion) cenderung muncul ketika tingkat keterlibatan konsumen lebih rendah. Dalam jalur periferal, konsumen tidak memfokuskan diri pada pesan produk dalam sebuah promosi tetapi pada perangsang “periferal”, seperti selebriti atau musik yang popular dan menarik.

c. Dimensi Dampak (Impact)

(24)

(levels of product knowledge) yang berbeda-beda, yang dapat digunakan untuk menerjemahkan informasi baru dan membuat pilihan pembelian.

Konsumen dapat memiliki empat tingkat pengetahuan produk, yaitu : kelas produk, bentuk produk, merek, dan model. Selain itu konsumen juga dapat memiliki tiga jenis pengetahuan produk, yaitu pengetahuan tentang ciri atau karakter produk, konsekuensi atau manfaat positif menggunakan produk, dan nilai yang akan dipuaskan atau dicapai suatu produk. Keterlibatan mengacu pada persepsi konsumen tentang pentingnya atau relevansi personal suatu objek, kejadian, atau aktifitas. Konsumen yang melihat bahwa suatu produk memiliki konsekuensi yang relevan secara pribadi, maka konsumen dikatakan terlibat dengan produk tersebut dan memiliki hubungan dengan produk tersebut. Konsekuensi dengan suatu produk atau suatu merek memiliki aspek kognitif maupun pengaruh. Secara kognitif, yang termasuk dalam keterlibatan adalah pengaruh, seperti evaluasi produk. Jika keterlibatan suatu produk tinggi, maka orang akan mengalami tanggapan pengaruh yang lebih kuat, seperti emosi dan perasaan yang kuat. Keterlibatan dapat berkisar dari tingkat yang rendah sedikit atau tidak ada relevansinya ketingkat yang moderat ada relevansi yang dirasakan hingga ke tingkat yang tinggi relevansinya sangat dirasakan. Keterlibatan adalah status motivasi yang menggerakkan serta mengarahkan proses kognitif dan perilaku konsumen pada saat mereka membuat keputusan.

d. Dimensi Komunikasi (Communication)

(25)

yang paling tepat (menggunakan kata, gambar, atau tindakan). Kemudian, pesan ditransmisikan ke sebuah penerima melalui berbagai media, seperti pertunjukan televisi, penawaran via pos, billboard, atau majalah. Penerima atau konsumen, jika digiring ke suatu promosi, harus men-dekoding atau menerjemahkan maknanya. Kemudian, konsumen dapat mengambil tindakan, seperti pergi ke toko atau melakukan pembelian.

Dua tahapan model komunikasi sangat dibutuhkan, khususnya demi keberhasilan penerapan strategi promosi. Tahapan pertama terjadi ketika pemasar menciptakan komunikasi promosi untuk mengenkoding suatu makna. Tahap kedua adalah pendekodingan, yaitu konsumen masuk dan memahami informasi dalam komunikasi promosi dan mengembangkan interpretasi pribadi mereka terhadap makna yang ditangkap.

2.8. Metode pemeringkatan langsung (Direct Rating Method)

Metode ini digunakan untuk mengevaluasi kekuatan sebuah promosi yang berkaitan dengan kemampuan promosi tersebut untuk mendapatkan perhatian. Berikut ini adalah 5 variabel yang digunakan dalam Metode Penentuan Peringkat Langsung :

a. Perhatian (Attention)

Perhatian didefinisikan sebagai alokasi kapasitas pemrosesan untuk stimulus yang baru masuk. Faktor-faktor yang menentukan perhatian adalah determinan pribadi dan determinan stimulus.

b. Pemahaman

Pemahaman berkaitan dengan penafsiran suatu stimulus. Makna suatu stimulus bergantung pada bagaimana suatu stimulus dikategorikan dan diuraikan dengan pengetahuan yang sudah ada.

c. Respon Kognitif

(26)

d. Respon Afektif

Respon afektif menggambarkan perasaan dan emosi yang dihasilkan suatu stimulus. Keragaman respon afektif dapat disederhanakan menjadi tiga dimensi utama yaitu : riang, negatif dan hangat.

e. Sikap Terhadap Promosi

Kemampuan promosi untuk menciptakan sikap yang mendukung terhadap suatu produk sering bergantung pada sikap konsumen terhadap promosi tersebut.

2.9. Uji Korelasi Pearson Product Moment

Korelasi Pearson Product Moment merupakan metode statistik yang sering digunakan pada statistik parametrik. Statistik parametrik merupakan bagian dari statistik inferensi. Penggunaan statistik parametrik ini harus disertai syarat-syarat yang harus dipenuhi, seperti distribusi data pada sampel harus normal, jumlah sampel terhitung harus sama atau lebih besar dari 30. Uji korelasi bertujuan untuk menguji hubungan antara dua variabel yang tidak menunjukkan hubungan fungsional (berhubungan bukan berarti disebabkan). Uji korelasi ini tidak membedakan jenis variabel (tidak ada variabel dependent maupun independent). Keeratan hubungan ini dinyatakan dalam bentuk koefisien korelasi (Nugroho, 2005).

2.10.Hasil Penelitian Terdahulu

Megawati (2009) dalam penelitiannya menganalisis Efektivitas Promosi Terhadap Banyaknya Pengunjung Taman Safari Indonesia, Cisarua. Efektivitas promosi Taman Safari Indonesia diukur melalui segi komunikasi dan penjualan. Dari segi komunikasi, promosi menggunakan EPIC Model

(27)

Jayanti (2009) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Efektivitas Promosi Terhadap Jumlah Penjualan Death By Chocolate & Spageti Restaurant, Bogor. Hasil pengukuran efektivitas promosi dengan EPIC model menunjukkan bahwa dimensi empati dan persuasi masuk ke dalam skala efektif. Sedangkan dimensi dampak dan komunikasi hanya masuk dalam skala cukup efektif. Namun, hasil pengukuran secara keseluruhan menunjukkan bahwa promosi DBC & spageti Restaurant masuk dalam kategori promosi efektif (EPIC rate sebesar 3,44). Pengukuran efektivitas promosi dengan Direct Rating Method (DRM) menunjukkan bahwa promosi DBC & Spageti Restaurant masuk dalam kategori promosi yang baik (total skor direct rating sebesar 70,32). Biaya promosi secara ATL yang dikeluarkan oleh DBC & Spageti Restaurant memiliki korelasi negatif yang signifikan terhadap jumlah penjualan. Sedangkan, biaya promosi secara BTL tidak memiliki korelasi yang signifikan terhadap jumlah penjualan. Nilai koefisien korelasi biaya promosi ATL, terhadap jumlah penjualan sebesar -0,999 dan nilai koefisien korelasi biaya promosi BTL terhadap jumlah penjualan sebesar 0,410.

Sari (2010) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Efektivitas Bauran Promosi pada Taman Rekreasi Dunia Fantasi Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta. Kegiatan promosi yang dilakukan oleh Taman Rekreasi Dunia Fantasi Taman Impian Jaya Ancol Jakarta meliputi empat bauran promosi yaitu periklanan, promosi penjualan, penjualan personal, dan hubungan masyarakat. Hasil pengukuran efektivitas promosi dengan EPIC Model menunjukan EPIC Rate yang diperoleh sebesar 3,725, yang artinya bahwa promosi Dunia Fantasi masuk dalam kategori promosi yang efektif.

(28)

promosi above the line dapat dikatakan berimbang yaitu berkisar 20-30 persen meskipun persentase tertinggi pada media brosur (29%). Pada media promosi below the line, media promosi yang paling mendapat perhatian adalah marketing by phone (42%) dan turnamen bulanan (41%).

Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan EPIC Model, tingkat keefektifan promosi above the line dan below the line berada pada rentang skala cukup efektif yaitu sebesar 2,6-3,4. Nilai EPIC Rate promosi above the line sebesar 3,047 dan nilai EPIC Rate promosi below the line sebesar 3,147. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan Direct Rating Method, tingkat keefektifan promosi above the line dan below the line

berada pada rentang skala yang cukup baik yaitu sebesar 40-60. Nilai direct rating promosi above the line sebesar 56,5 dan nilai direct rating promosi

(29)

III. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran

Perkembangan industri pariwisata di Indonesia menunjukkan kecenderungan yang terus meningkat. Hal tersebut dapat terlihat dengan semakin banyaknya alternatif pilihan objek wisata dan perkembangan kunjungan wisatawan baik itu wisatawan nusantara atupun wisatawan mancanegara. Dengan adanya peningkatan jumlah jumlah objek wisata dan jumlah wisatawan, setiap pengelola tempat wisata harus berkompetisi untuk menawarkan serta menginformasikan keunikan dan keunggulannya seperti keindahan objek wisata, fasilitas hiburan, harga, hingga pelayanan untuk menarik perhatian pengunjung

Taman Bunga Nusantara adalah salah satu tempat wisata agro yang terletak di Kabupaten Cianjur dan termasuk kawasan Puncak, dimana Puncak merupakan tempat yang sering dikunjungi wisatawan khususnya yang berasal dari Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek). Hal tersebut membuat pihak TBN perlu merumusan strategi pemasaran yang tepat untuk menghadapi kondisi persaingan tersebut.

Kegiatan promosi merupakan salah satu kunci untuk mendorong kegiatan pemasaran, sehingga strategi promosi dapat dijadikan salah satu alternatif strategi yang dapat dilakukan.

Dalam penelitian ini yang termasuk dalam permasalahan penelitian adalah menganalisis efektivitas kegiatan promosi yang dilakukan oleh TBN berdasarkan tujuan promosinya. Kegiatan promosi yang dilakukan yaitu

(30)

dari sisi komunikasi, digunakan metode analisis data EPIC Model dan DRM. Kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 4 berikut.

Gambar 4. Kerangka pemikiran penelitian

Persaingan Industri Pariwisata

Bauran pemasaran jasa TBN

Produk Harga Tempat Orang Bukti

Fisik

Proses produktivitas dan kualitas Promosi

Gambaran Umum Taman Bunga Nusantara

Direct

Mengukur Efektivitas Promosi

Promosi Above The line Promosi BelowThe line

Sisi penjualan Sisi komunikasi

(31)

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Taman Bunga Nusantara yang terletak di daerah Puncak. TBN berlokasi di Jl. Mariwati KM 7, Desa Kawungluwuk, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja dengan mempertimbangkan bahwa TBN merupakan salah satu objek agrowisata yang telah berkembang dan merupakan taman display bunga pertama di Indonesia. Kegiatan pengumpulan data dan penelitian dilakukan pada bulan Desember-Maret 2012.

3.3. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama, misalnya dari individu atau perseorangan (Umar, 2003). Data primer juga dapat diartikan sebagai data yang diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan. Data ini berupa data hasil wawancara dan hasil pengisian kuisioner yang dilakukan oleh responden yang berkunjung ke TBN.

Data sekunder merupakan data yang digunakan untuk melengkapi data primer, yaitu data-data yang didapat dari studi literatur. Selain itu data sekunder juga didapatkan dari data yang dimiliki oleh perusahaan, penelitian terdahulu, dan internet.

3.4. Metode Pengambilan Sampel

(32)

bersedia untuk mengisi kuesioner. Rata-rata pengunjung per tahun TBN adalah 417.579 orang. Data tersebut didapatkan dari hasil wawancara dengan pihak TBN. Jumlah pengunjung rata-rata per tahun dari TBN tersebut bisa dijadikan sebagai ukuran populasi sehingga untuk menentukan jumlah sampel dari populasi yang diketahui, digunakan rumus Slovin yaitu :

=

+� 2 ...(1)

dimana:

n = ukuran sampel N = ukuran populasi

e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir, yaitu 10 %

Dengan menggunakan rumus Slovin, maka nilai n yang dihasilkan adalah:

= �

+� 2 = 99,98 = 100 (pembulatan)

Dari perhitungan dengan menggunakan rumus tersebut, didapatkan jumlah responden sebanyak 100 orang dari populasi pengunjung TBN sebanyak 417.579 orang.

3.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Dalam mengolah, menghitung dan menganalisis data yang telah diperoleh, maka digunakan bantuan teknologi komputer untuk mempermudah pengolahan data. Adapun program pengolah data yang digunakan untuk menganalisis data secara statistik yaitu MS. Excel dan

software SPSS version 15 for window. Uji validitas dan reliabilitas digunakan untuk menguji kinerja kuesioner agar menghasilkan data yang valid dan meyakinkan bahwa kuesioner yang disusun benar-benar konsisten serta menggambarkan fenomena yang sebenarnya terjadi. EPIC Model dan DRM digunakan untuk mengukur efktivitas promosi TBN dari sisi komunikasi menurut pendapat responden. Korelasi pearson product moment

(33)

3.5.1 Uji Validitas

Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mampu mengukur apa yang ingin diukur (Umar, 2003). Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar (konstruk) pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel. Suatu butir pertanyaan dikatakan valid jika nilai r-hitung > r-tabel (Nugroho, 2005). Langkah-langkah untuk menguji validitas adalah : 1. Mendefinisikan secara operasional konsep yang akan diukur.

2. Melakukan uji coba pengukur tersebut pada sejumlah responden. Uji coba minimal dilakukan terhadap 30 orang responden.

3. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban.

4. Menghitung nilai korelasi antara data pada masing-masing pernyataan dengan skor total memakai rumus teknik korelasi

product moment, yang rumusnya seperti berikut :

=

(Σ )− (Σ Σ )

�( Σ 2− (Σ )2)( Σ 2− (∑ )2) ...(2)

dimana :

r = koefisien yang dicari n = jumlah responden

X = skor masing-masing pertanyaan Y = skor total

3.5.2 Uji Reliabilitas

(34)

11 = � �

�− � �1− ∑��2

2� ……….………..……….(3)

dimana :

11 = reliabilitas instrumen

K = banyak butir pertanyaan ∑� = jumlah varians butir � = varians total

Rumus varian yang digunakan :

=

∑ X

2 (∑X)2

………..………(4)

dimana:

n = Jumlah responden X = Nilai skor yang dipilih

Reliabilitas suatu konstruk variabel dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbach’s Alpha > 0,6 (Nugroho, 2005).

3.5.3 EPIC Model

EPIC Model dilakukan untuk mengukur dan mengevaluasi efektivitas promosi dari sisi komunikasi. EPIC Model terdiri dari empat dimensi yaitu: empati, persuasi, dampak, dan komunikasi. Dari hasil jawaban pertanyaan kuesioner yang mencakup ke empat dimensi tersebut, maka digunakan analisis tabulasi sederhana sebagai berikut :

1. Analisis Tabulasi Sederhana

Dalam analisis tabulasi sederhana, data yang diperoleh diolah ke bentuk persentase dengan rumus:

P = �

∑ � x 100%...(5)

di mana:

P = persentase responden yang memilih kategori tertentu

fi = jumlah responden yang memilih kategori tertentu ∑ fi = banyaknya jumlah responden

2. Skor rata-rata

(35)

adalah menjumlahkan seluruh hasil kali nilai masing-masing bobotnya dibagi dengan jumlah total frekuensi. Untuk menghitung skor rata-rata menggunakan rumus sebagai berikut :

. =�( �. �)

� � ……….. ………(6)

di mana :

x = rata-rata berbobot

fi = frekuensi

wi = bobot

Tabel 4. Bobot nilai EPIC Model

Kriteria Jawaban Bobot Nilai

Sangat Tidak Setuju 1

Tidak Setuju 2

Cukup 3

Setuju 4

Sangat Setuju 5

Setelah menghitung skor rata-rata, langkah selanjutnya adalah menggunakan rentang skala penilaian untuk menentukan posisi tanggapan responden dengan menggunakan nilai skor setiap variabel. Selanjutnya rentang skala dihitung dengan rumus, sebagai berikut :

Rs =�( ) ..….….….…….………..………(7)

di mana :

R (bobot) = bobot terbesar – bobot terkecil M = banyaknya kategori bobot

Pada penelitian ini rentang skala Likert yang digunakan adalah 1 sampai 5, sehingga rentang skala penilaian yang didapat adalah :

� = �( )

� =

5−1

5 =

4

(36)

Sehingga posisi keputusannya dapat dilihat pada tabel 5 berikut:

Tabel 5. Rentang skala keputusan EPIC Model

Rentang Skala Kriteria Keputusan

1,00 < X ≤1,80 Sangat Tidak Efektif 1,80 < X ≤2,60 Tidak Efektif

2,60 < X ≤ 3,40 Cukup Efektif 3,40 < X ≤ 4,20 Efektif

4,20 < X ≤ 5,00 Sangat Efektif

3. Menentukan EPIC Rate

Langkah terakhir adalah menentukan nilai EPIC Rate. Nilai EPIC Rate didapatkan dengan mengunakan rumus :

����� = �+ �+ �+ � �� �….…....(8)

Hasil EPIC Rate akan menggambarkan posisi promosi suatu produk atau jasa dalam persepsi responden sesuai dengan rentang skala yang telah ditentukan.

3.5.4 Direct Rating Metode (DRM)

Terdapat 5 variabel yang digunakan dalam Metode Penentuan Peringkat Langsung (DRM) yaitu perhatian, pemahaman, respon kognitif, respon afektif dan sikap terhadap promosi. Untuk mengevaluasi efektivitas promosi dengan DRM digunakan analisis tabulasi sederhana dan penghitungan rata-rata terbobot, sebagai berikut:

1. Analisis Tabulasi Sederhana

Data yang diperoleh diolah ke bentuk persentase dengan menggunakan rumus :

P = �

∑ � x 100% ……..…...(9)

di mana:

P = persentase responden yang memilih kategori tertentu

fi = jumlah responden yang memilih kategori tertentu ∑ fi = banyaknya jumlah responden

2. Skor rata-rata

(37)

menghitung skor adalah menjumlahkan seluruh hasil kali nilai masing-masing bobotnya dibagi dengan jumlah total frekuensi. Untuk menghitung skor rata-rata menggunakan rumus:

Rumus:

Tabel 6. Bobot nilai DRM

Kriteria Jawaban Bobot Nilai

Sangat Tidak Setuju 1

Tidak Setuju 2

Cukup 3

Setuju 4

Sangat Setuju 5

Setelah menghitung skor rata-rata, langkah selanjutnya adalah menggunakan rentang skala penilaian untuk menentukan posisi tanggapan responden dengan menggunakan nilai skor setiap variabel. Bobot alternatif jawaban yang termasuk dari teknik skala peringkat terdiri dari kisaran antara 1 sampai 5 yang menggambarkan posisi yang sangat negatif ke posisi yang positif. Selanjutnya rentang skala dihitung dengan rumus, sebagai berikut:

Rs =�( )

� ……… (11)

di mana :

R (bobot) = bobot terbesar – bobot terkecil M = banyaknya kategori bobot

(38)

Sehingga posisi keputusannya dapat dilihat pada Tabel 7 berikut:

Tabel 7. Rentang skala Keputusan DRM

Rentang Skala Kriteria Keputusan

1,00 < X ≤1,80 Sangat Tidak Efektif 1,80 < X ≤2,60 Tidak Efektif

2,60 < X ≤ 3,40 Cukup Efektif 3,40 < X ≤ 4,20 Efektif

4,20 < X ≤ 5,00 Sangat Efektif

Setelah skor rata-rata diperoleh, hasil tersebut kemudian dikonversikan pada Tabel Direct Rating dengan rumus:

ğ = X� � ……….……….………..(12) Langkah yang terakhir adalah menjumlahkan seluruh nilai ğ

Direct Rating untuk mendapatkan nilai total Direct Rating. Dari nilai yang dihasilkan, maka kategori promosi dapat ditentukan dengan cara memasukan nilai tersebut ke dalam tabel nilai Direct Rating. Adapun rentang keputusan pada Direct Rating dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Nilai Direct Rating, ğ :

3.5.5 Analisis Korelasi Pearson Product Moment

Analisis korelasi berguna untuk menentukan suatu besaran yang menyatakan bagaimana kuat hubungan suatu variabel dengan variabel lain. Simbol dari besaran korelasi adalah r yang disebut koefisien korelasi. Nilai koefisien korelasi r berkisar antara -1 sampai +1 (Umar, 2005). Kriteria pemanfaatannya dapat dilihat dalam Tabel 9 berikut:

Rentang Skala Kategori Promosi

0 < ğ ≤ 20 Buruk

20 < ğ ≤ 40 Kurang Baik 40 < ğ ≤ 60 Rata-rata

60 < ğ ≤ 80 Baik

(39)

Tabel 9. Nilai koefisien korelasi r

Nilai r Keterangan

r > 0 terjadi hubungan yang linear positf r < 0 terjadi hubungan yang linear negative

r = 0 tidak ada hubungan sama sekali antara variabel X (independen) dengan variabel Y (dependen)

r = 1 terjadi hubungan linear sempurna r = -1 terjadi hubungan linear sempurna

Cara menghitung koefisien korelasi r akan dijelaskan langsung dengan menggunakan data hipotesis. Selanjutnya akan dihitung kuat hubungan dari variabel X dan Y dengan menggunakan rumus :

=

(Σ )− (Σ Σ )

�( Σ 2− (Σ )2)( Σ 2− (∑ )2) …………...(13)

(40)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah dan perkembangan perusahaan

Taman Bunga Nusantara (TBN) adalah objek wisata agro yang dikelola oleh PT. Usaha Bunga Nusantara. TBN merupakan taman

display bunga pertama di Indonesia yang dilengkapi dengan berbagai koleksi tanaman berbunga yang terkenal dan unik dari seluruh belahan dunia serta terdapat beratus varietas tanaman berbunga, sehingga TBN menjadi tempat tumbuhnya bunga-bunga dari seluruh belahan dunia. TBN memiliki areal yang sangat luas bagi pertumbuhan bunga-bunga yang berasal dari Amerika Selatan, Australia, Afrika serta Asia serta memiliki lahan display bedding plant seluas 50.000 m2.

Secara topografis keseluruhan luas taman adalah 35 hektar, 23 hektar diisi bunga dan berbagai pohon berbunga, 7 hektar untuk taman bermain anak Alam Imajinasi, 2 hektar untuk lahan pembibitan, 3 hektar untuk vila Saung Nini dan Saung Aki, sebuah restoran serta ruang pertemuan.

Pembangunan TBN dimulai pada tahun 1992 dan diprakarsai oleh Ibu Dani Bustamil Arifin yang merupakan Ketua Umum Yayasan Bunga Nusantara dan dibantu anggota lainnya untuk merintis pembangunan taman ini. Adapun pelaksanaan pembangunan tahap awal taman ini secara intensif dimulai sejak tahun 1993. Pengembangan Yayasan Bunga Nusantara di bidang bunga telah dikenal dunia sejak keikutsertaannya dalam parade kendaraan hias

(41)

timbul keinginan untuk membuat taman bergaya internasional yang keberadaannya nanti akan diakui oleh masyarakat internasional.

Dalam rangka merayakan pembukaan akbar dan memperingati 50 tahun kemerdekaan Indonesia, pada tanggal 10 September 1995 Presiden Soeharto memimpin upacara pembukaan Taman Bunga Nusantara dan menandatangani sebuah batu peringatan di Taman Bunga Nusantara, sementara Ibu Tien Soeharto meresmikan penggunaan Menara Pandang setinggi 28 meter.

Taman Bunga Nusantara memperingati hari ulang tahunnya yang pertama pada tanggal 10 September 1996 dan sekaligus membuka lahan baru berupa taman bermain, Alam Imajinasi. Pada saat itu, Ibu Try Sutrisno berkenan hadir dalam pembukaan dan peresmian pengoperasian areal bermain anak Alam Imajinasi. Taman bermain ini memiliki luas tujuh hektar dan terletak tepat dibelakang areal taman bunga. Pada areal bermain anak Alam Imajinasi ini terdapat permainan seperti Super Go-Karts, ATV race, bom bom boat, kereta mini, bom bom kart, kolam pancing dan permainan unik lainnya. Sehingga taman ini dapat memberikan keceriaan bagi anak-anak maupun orang dewasa.

(42)

Tanaman yang terdapat di TBN tumbuh mulai dari kondisi bertunas, berakar, sampai berbunga dan kemudian diganti. Sirkulasi normal dari perkembangan tanaman bunga semusim di dalam TBN berkisar antara dua hingga lima bulan. TBN memiliki lahan pembibitan seluas dua hektar yang digunakan untuk menanam tumbuh-tumbuhan sejak masih berbentuk tunas yang kemudian dipindahkan ke lahan taman jika sudah berbunga untuk menggantikan tanaman yang sudah layu. Saat berkunjung ke Taman Bunga Nusantara, setiap pengunjung akan melihat pemandangan yang selalu tampak berbeda karena sistem penggantian bunga dilakukan secara periodik. Selain sebagai sarana rekreasi, TBN juga dipakai sebagai kebun percobaan berbagai jenis bunga dan tanaman tertentu yang berasal dari daerah subtropis dan juga negara-negara beriklim dingin di Eropa, Amerika dan Australia.

Sampai saat ini, wisatawan yang berkunjung didominasi oleh wisatawan domestik yaitu sebesar 96%, wisatawan Timur Tengah sebanyak 2 %, wisatawan Eropa dan Amerika 1% dan wisatawan dari kawasan Asia sebesar 1%.

4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan Visi :

Visi Yayasan Bunga Nusantara adalah menciptakan Taman Bunga Nusantara sebagai salah satu aset wisata berbasis wisata agro nasional dengan skala internasional.

Misi :

1. Membantu Pemerintah di bidang pembangunan agrowisata.

2. Menyediakan fasilitas dan sarana untuk penelitian, pendidikan dan meningkatkan kreatifitas masyarakat.

(43)

6. Meningkatkan cinta masyarakat akan bunga sebagai sumber pendapatan dan kesejahteraan.

7. Menyediakan tempat rekreasi yang sehat bagi wisatawan domestik dan mancanegara.

8. Mencari sumber pertumbuhan baru disektor pertanian.

4.1.3 Logo, Tagline dan Maskot Taman Bunga Nusantara

Logo dari perusahaan berbentuk bunga. Logo tersebut mencerminkan bahwa perusahaan fokus pada agrowisata yang berkaitan dengan bunga dan tanaman. Logo tersebut menjadi identitas perusahaan agar konsumen mengenali merek dari perusahaan. Adapun maskot dari Taman Bunga Nusantara adalah Angsa hitam atau Cygnus attratus, maskot ini dipilih karena unggas yang berasal dari Australia ini, memiliki daya tahan tubuhnya yang sangat kuat, mudah beradaptasi dengan lingkungan dan berkembang biak sangat pesat meskipun berada di luar habitat aslinya. Dengan ciri khas seperti itu diharapkan TBN untuk selalu dapat berinteraksi secara harmonis dengan masyarakat luas serta dengan lingkungannya baik flora maupun fauna. Slogan/ Tagline TBN yaitu “where the flowers of the world grow” dimana TBN dijadikan sebagai tempat tumbuhnya tanaman dari berbagai belahan dunia dan menyajikan tampilan (display) bunga yang indah.

4.2. Bauran Pemasaran Jasa

Bauran pemasaran jasa dapat digunakan untuk menentukan strategi pemasaran suatu perusahaan jasa dengan melihat faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi dalam penentuan strategi tersebut. Adapun bauran pemasaran jasa terdiri dari 8 P yaitu:

1. Produk Taman Bunga Nusantara

(44)

macam kepentingan dapat menikmati berbagai jenis taman dan fasilitas lainnya di TBN. Adapun produk TBN antara lain :

a. Rumah Kaca Gaya Belanda

Rumah kaca ini memiliki luas 2.200 m2 dan memiliki lebih dari 3000 panel kaca pada struktur bangunannya. Perusahaan yang membuat rumah kaca ini adalah Bosch Adeco dari Belanda, sehingga pelaksana pembangunannya pun berkebangsaan Belanda.Pada bulan Desember 1994, para pelaksana pembangunan tersebut mengerjakan konstruksi rumah kaca dibantu oleh para pekerja setempat. Adapun manfaat dari rumah kaca yaitu sebagai tempat bagi tanaman yang memerlukan perawatan khusus. Pada musim kemarau, rumah kaca berfungsi sebagai tempat berteduh untuk melindungi tanaman yang tidak tahan terhadap terik sinar matahari tropis. Sedangkan pada musim hujan, rumah kaca berfungsi sebagai tempat bernaung untuk tanaman yang tidak tahan terhadap hujan deras tropis.Saat ini rumah kaca telah dijadikan taman dalam ruangan (indor) tropis dengan ragam tanaman yang berasal dari daerah tropis termasuk anggrek. b. Taman Khusus

1. Taman Air

Selain menjadi kebutuhan pokok dari mahluk hidup, air juga dijadikan sebagai sumber inspirasi bagi manusia. Selain itu, air merupakan suatu komponen pokok atau penunjang bagi terbentuknya suatu tatanan taman yang indah. Di taman air ini terdapat beragam tanaman air dengan bentuk yang menarik. Seperti lotus, teratai air, dan tanaman khas dari Amerika Selatan seperti teratai raksasa Victoria amazonica, dan tanaman air seperti pisang, giant, arum.

2. Taman Mawar

(45)

karena di daerah tropis bunga Mawar tidak memiliki masa dormant atau masa istirahat.

Ide pembuatan taman mawar ini karena bunga mawar dianggap sebagai bunga yang paling terkenal diseluruh penjuru dunia. Selain itu di negara asalnya yaitu China, mawar telah terkondisikan untuk beradaptasi dengan 4 iklim termasuk musim dingin atau musim salju. Pada saat musim salju secara alamiah mawar ini meluruhkan seluruh dedaunannya dan menuju periode penghentian pertumbungan atau beristirahat (dormant period) serta kembali berkembang pada saat musim panas. Oleh karena itu TBN terinspirasi untuk membuat taman mawar pada salah satu lokasi taman.

3. Taman Prancis

Desain taman Perancis merupakan desain masa Renaissance dengan bentuk-bentuk geometrisnya. Perdu Taiwan Beauty yang dipangkas rapi membingkai bunga warna-warni ini disebut

parterre yang berasal dari frase bahasa Perancis, yaitu broderie de par terre atau sulaman diatas tanah. Gaya taman seperti ini mencapai puncak ketenarannya pada masa kekuasaan Kaisar Louis XIV di abad ke-17. Jenis tanaman hanyalah merupakan unsur kedua setelah penentuan bentuk/desain taman. Taman ini diciptakan untuk melambangkan penguasaan manusia terhadap alam.

4. Taman Rahasia (Labirynth)

(46)

pola atau symbol dari Coin Cretan. Koin tersebut memperlihatkan legenda Theseus sedang mencari Putri Adreane yang diculik oleh Monster Minotaur disuatu tempat dengan jalan tak berujung. Konsep ini pula yang membentuk suatu citra yang sangat tinggi akan pengaruh Taman Maze di benua Eropa. Pada abad ke 16, tanaman yang membingkai Maze Garden cenderung pendek, namun setelah kaum rohaniawan dari Gereja Roma mengambil alih fungsi dari Maze Garden tersebut sebagai alat simulasi ketaatan manusia terhadap Tuhan maka tanamannya berubah menjadi tinggi.

Taman Rahasia yang terdapat di TBN ini berbentuk pola Renaissance dengan tetap mengedepankan makna awal keberhasilan Theseus merebut Adriane dijalan tak berujung. Oleh karena itu, setelah selesai mengitari luasnya jalan tak berujung, pihak TBN menyediakan tatanan taman dan tanaman yang indah ditengahnya sebagai suatu bentuk apresiasi atas keberhasilan memecahkan pola tersebut. Taman labyrinth ini memilik luas sekitar 1 ha.

5. Taman Bali

(47)

6. Taman Mediterania

Taman ini dibuat untuk mengenalkan lokasi yang berada didaerah gurun seperti kawasan Mediterania kepada masyarakat. Adapun rumah khas Mediterania merupakan bentuk bangunan khas yang berfungsi untuk melindungi kaktus yang terdapat di dalamnya. Pada bagian atas taman ini, menggunakan atap kaca sehingga beragam kaktus seperti Notocactus magnificus, Cephalocereus senilis, Opuntia rufida serta Cereus hexagonus

bisa tumbuh seperti di daerah asalnya. Selain itu, unsur lain yang terdapat di taman ini adalah hamparan batu dan pasir putih yang menggambarkan pantai Mediterania yang memiliki hamparan pasir putih yang luas.

7. Taman Palem

Koleksi palem yang terdapat di TBN lebih dari seratus varietas yang berasal dari berbagai tempat di dunia. Adapun beberapa palem yang memiliki keunikan khusus diantaranya Washingtonia robusta (wosingtonia robusta) atau Palem Kipas Meksiko yang berasal dari Meksiko. Selain itu adalah Screw Pine atau

Pandanus utilis dari Madagascar. Tanaman tersebut dengan mudah dapat dikenali melalui batang dan daunnya yang melingkar. Di Afrika, daun tanaman ini dibuat topi dan keranjang. Jenis palem lain yang tak kalah indah adalah Palem Alexandra atau Archontophoenix alexandrae dari Queensland -Australia.

Pada jalur menuju rumah kaca, terdapat palem raksasa Cuban Royal Palm atau Roystonea regia berasal dari Kuba. Koleksi palem lainnya yang tak kalah menarik adalah Palem Botol atau Hyphorbe leganicaulis, Palem Jelly atau Butia capitata, Palem Phoenix atau Phoenix roebelinii.

8. Taman Gaya Jepang

(48)

Jepang sering terjadi perpecahan antara satu suku dengan suku lainnya dan untuk menghindari hal tersebut pimpinan dari masing-masing suku membuat suatu tempat berlindung yang dapat melindungi keluarganya dari serangan musuh.Oleh karena itu, agar lebih merasa nyaman pada lokasi tersebut maka dibuatlah suatu taman sederhana dengan konsep yang memperlihatkan unsur-unsur alam.

Seiring dengan berkembangnya jaman, dimana bangsa Jepang dikenal dengan keuletannya dalam mencapai tujuan. Mereka membutuhkan rileksasi dan karena alasan itulah mereka memiliki sebuah taman yang dijadikan sebuah tradisi. Pada zaman modern sekarang ini, penduduk Jepang tidak lagi berperang dengan sesamanya, tetapi mereka selalu bekerja keras dan berlomba untuk memperoleh yang terbaik dalam hidupnya. Karena mereka selalu berada dalam tekanan, mereka memerlukan tempat untuk beristirahat dan taman inilah tujuan mereka. Pada taman gaya jepang pengunjung akan menemukan unsur-unsur utama taman Jepang, yaitu: batu-batuan, kayu, kesederhanaan desain, kolam, gerakan air dan kesunyian. Suasana tenang dan damai merupakan ciri khas taman Jepang. Ciri khas lainnya yang paling menonjol adalah tembok tinggi bercat putih (benteng putih), pagoda atau gazeboserta tanaman yang dipola dan dipangkas rapi.

c. Bangunan Pintu Masuk Utama/Plaza Utama

(49)

d. Jam Taman Raksasa

Jam taman ini disebut raksasa karena ukurannya yang besar dan memiliki diameter 10 meter. Jam taman raksasa ini mempunyai banyak keunikan. Adapun keunikannya yaitu berdentang dengan lagu-lagu yang sudah dikenal masyarakat setiap setengah jam sekali mulai pukul 09.30 pagi sampai dengan 17.00 WIB. Jam Taman ini didesain oleh Hamana Yosuke, seorang perancang dari Jepang yang juga merancang Taman gaya Jepang .

e. Candi Bentar, Bale Kul Kul dan Patung Dewa Umat Hindu.

Candi Bentar atau gapura pintu masuk merupakan hiasan khas dari Taman Bali. Selain itu, juga terdapat Bale Kul-Kul, Bale Bengong yang merupakan tempat-tempat yang digunakan oleh masyarakat Bali untuk kegiatan kemasyarakatan. Di lokasi belakang Taman Bali terdapat patung-patung umat Hindu seperti patung Dewa Shiwa dan Wishnu. Sementara di bagian depan pintu masuk terdapat patung Dewi Sri yang berfungsi sebagai penyambut datangnya para pengunjung.

f. Nursery/Lokasi Pembibitan

Nursery berfungsi sebagai tempat pembesaran tanaman dari mulai bibit sampai siap tanam dilokasi display. Nursery/lokasi pembibitan memiliki luas 2 ha. Selain tempat merawat tanaman, nursery juga dipergunakan sebagai lahan percobaan bagi tanaman-tanaman baru. g. Air Mancur Musikal

Air mancur musikal merupakan salah satu fasilitas yang terdapat di TBN dimana ritme air yang keluar akan disesuaikan dengan ritme musik pengiringnya. Air Mancur musikal ini diresmikan oleh Ibu Ani Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 6 September 2005 bertepatan dengan HUT Taman Bunga Nusantara ke 11.

h. Aneka Topiari dan Display Karpet Bunga

(50)

TBN. Topiari merak ini terdapat di lokasi depan TBN. Dibutuhkan ± 25.000 tanaman berbunga untuk mengisi topiari tersebut yang memiliki luas areal ±300 m2. Display karpet bunga merupakan display bunga terbesar di Taman Bunga Nusantara. Selain itu untuk display karpet dibutuhkan ±60.000 tanaman berbunga. Bentuk dan warna bunga yang membentuk pola topiari dan display karpet ini selalu berubah setiap 2 atau 3 bulan sekali.

i. Fasilitas-fasilitas

Selain menyediakan keindahan taman, TBN juga menyediakan fasilitas-fasilitas tambahan demi kenyamanan dan kepuasan konsumen. Adapun berbagai fasilitas yang terdapat di TBN antara lain:

1. Fasilitas Penunjang a. Rafflesia Mini Theater

Rafflesia mini theater merupakan fasilitas audiovisual yang menggambarkan ringkasan dari TBN, sehingga dalam waktu 15 menit para pengunjung dapat melihat lokasi taman dan tanaman serta fasilitas yang siapkan untuk kenyamanan pengunjung TBN.

b. Kereta Dotto/Dotto Trains

Kereta dotto Merupakan fasilitas ekslusif berupa paket yang disiapkan TBN untuk para pengunjung dimana dengan membali tiket Dotto, pengunjung sudah bisa memasuki kawasan TBN, berkeliling lokasi taman dengan mempergunakan Dotto Trains, menggunaan lift menara pandang serta masuk ke rumah kaca. Dotto trains beroperasi setiap hari sabtu, minggu, dan hari libur nasional dengan keberangkatan 1 jam sekali dari mulai pikul 09.00-17.00 WIB.

c. Mobil Wira –Wiri

(51)

lokasi taman. Dalam kendaraan ini, TBN melengkapi fasilitas panduan dalam bentuk kaset yang akan memberikan informasi yang ringkas mengenai fasilitas yang ada.

d. Menara Pandang

Menara Pandang memiliki ketinggian 28 meter dan terbagi atas empat tingkat. Pada menara pandang terdapat lift dan tangga bagi pengunjung yang ingin menikmati keindahan panorama taman dari ketinggian. Para pengunjung dapat menikmati keindahan bunga yang beraneka warna di taman, bahkan mengambil gambar yang sangat indah dari ketinggian tersebut.

e. Poliklinik

Poliklinik adalah ruangan P3K yang berada di plaza utama TBN yang memiliki fungsinya untuk memberikan pertolongan pertama pada pengunjung yang mengalami kecelakaan ataupun sakit.

f. Nany’s Galeria

Nany’s Galeria merupakan ruang cenderamata yang menyediakan berbagai macam souvenir khas TBN. Galeria ini juga terletak di plaza utama TBN.

g. Cafe Marigold

Cafe marigold adalah fasilitas restorasi food & beverages

dimana pengunjung dapat melihat keindahan areal display bunga dan sekaligus menikmati hidangan self service.

h. Bursa bunga dan tanaman

(52)

2. Fasilitas Pelengkap a. Tenda Elegan

Tenda elegan adalah fasilitas pendukung untuk acara rombongan di lokasi piknik yang disiapkan TBN. Tenda elegan yang disiapkanTBN merupakan tenda import dari Eropa yang memiliki bentuk dan bahan yang eksklusif serta dapat menampung 40 orang. Adapun tenda yang disiapkan TBN untuk kenyamanan rombongan adalah sebanyak 16 unit. b. Tenda Biasa

Pada dasarnya tenda biasa sama seperti tenda elegan karena dapat menampung 40 orang. Namun perbedaannya adalah tenda ini adalah buatan lokal. Akan tetapi meskipun buatan lokal, kualitas dan bentuknya hampir mirip dengan tenda elegan. TBN menyiapkan tenda ini sebanyak 10 unit untuk kelancaran dan kenyamanan rombongan.

c. Kursi dan Meja

Kursi dan meja merupakan fasilitas penunjang yang disiapkan TBN untuk menambah kenyamanan pengunjung sehingga jumlah yang disediakannya pun cukup banyak. d. Lokasi Piknik

Lokasi piknik adalah fasilitas yang menunjang kegiatan acara yang akan dilaksanakan oleh rombongan yang berkunjung ke TBN. Lokasi piknik yang dimiliki TBN adalah sebanyak 8 lokasi yang tersebar diberbagai tempat. Adapun kapasitas dari masing-masing lokasi mulai dari 50 orang sampai dengan 3.500 orang.

e. Gazebo (Saung/Pendopo)

(53)

f. Amphitheater (Panggung Terapung)

Amphitheater merupakan fasilitas berupa panggung terapung yang berada di areal danau. Lokasi ini dapat dimanfaatkan oleh pengunjung untuk mengadakan acara atau event.

g. Danau Angsa

Danau angsa terletak di tengah-tengah taman, mengelilingi sebuah amphiteater dan panggung yang dihiasi dengan bunga-bunga dalam pot gantung di atas air. Danau ini memiliki luas 8.000 m2 dan terdapat bermacam-macam angsa seperti angsa putih (Cygnus olor), angsa hitam (Cygnus atratus), angsa leher hitam (Cygnus melanocoriphus) serta burung air lainnya, sehingga menambah keindahan danau ini. Selain itu, pada danau ini juga terdapat ribuan ikan dari berbagai jenis.

2. Lokasi Taman Bunga Nusantara

Taman Bunga Nusantara terletak di Jl. Mariwati Km. 7 Desa Kawungluwuk Kecamatan Sukaresmi. Secara geografis TBN terletak di ketinggian 750 meter diatas permukaan laut, dengan suhu rata-rata harian 200C - 260C dan curah hujan mencapai 2475,7 mm. Dengan jarak tempuh sekitar 9 km dari Jalan Raya Jakarta–Bandung taman ini dapat dicapai dari segala arah. TBN terletak pada koordinat 6 43' 38" S (LS), 107 4' 42" E (BT) atau setelah dikonversi menjadi -6.7249 S-107.0769 E yang dapat dilihat pada Gambar 5 berikut:

Gambar

Gambar 4. Kerangka pemikiran penelitian
Tabel 4. Bobot nilai EPIC Model
Gambar 5. Gambar koordinat TBN
Tabel 11. Divisi dan jumlah karyawan Taman Bunga Nusantara.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Perbandingan yang akan dilakukan ini adalah dengan melihat tingkat biaya rata-rata yang dikeluarkan untuk menghasilkan satu Kg paprika dengan tingkat harga jual per Kg kepada

Penentuan harga pokok produksi perusahaan hanya didasarkan pada biaya aktual yang dikeluarkan perusahaan dalam periode berjalan (satu bulan), mulai dari kegiatan pembuatan media ½

Dari perbandingan antara biaya promosi yang dikeluarkan toko dengan volume penjualan yang memberikan sumbangan terbesar adalah periklanan dengan prosentase 0,138

Mengingat pentingnya promosi bagi suatu perusahaan maka untuk membantu perusahaan dalam mengambil kebijaksanaan yang baik terhadap biaya promosi yang telah dikeluarkan

Hasil analisis koefisien determinasi berganda didapatkan nilai R 2 sebesar 0,894 yang berarti bahwa variabel biaya periklanan, biaya personal selling dan biaya

Yaitu biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membayar biaya promosi yang terdiri dari biaya iklan, biaya publisitas dalam pemasaran produk jasa perbankan dan biaya

Penentuan harga pokok produksi perusahaan hanya didasarkan pada biaya aktual yang dikeluarkan perusahaan dalam periode berjalan (satu bulan), mulai dari kegiatan pembuatan media ½

• Untuk mengetahui pengaruh biaya promosi yang dikeluarkan perusahaan dan seberapa besar pengaruhnya terhadap tingkat penjualan.. • Untuk mengetahui pengaruh biaya