• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Pelayanan Pengguna Pada Perpustakaan Universitas Muslim Nusantara (UMN)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sistem Pelayanan Pengguna Pada Perpustakaan Universitas Muslim Nusantara (UMN)"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Darmawan. 2009.Peraturan Perpustakaan.url :

http://akatiga.org/index.php/perpustakaan/peraturan (akses pada 5 september 2012,pukul 16:00 WIB).

Erisupriadi. 2010.Analisis kualitas waktu pelayanan perpustakaan.url:

http://erisupriadi.blong.unej.ac.id/2010/02/20/analisis-kualitas-pelayanan-upt-perpustakaan-universitas-jember/ (akses pada 29 agustus 2009,pukul 19:23)

Indonesia, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.2004.Perpustakaaan Perguruan

Tinggi: Buku Pedoman.Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Kahar, Ade.2003. Teknik Menyusun Kebijakan Pengembangan Koleksi

Perpustakaan. Jakarta: PDII LIPI-Pustakawan Madya.

N.S.,Sutarno. 2003.Perpustakaan dan masyarakat.Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia.

---. 2010. Manajemen Perpustakaan:Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta:

Sagung seto.

Panju. 2008. Sistem Pelayanan Perpustakaan.Url:

http://blog.its.ac.id/panju/2008/12/23/Sostem-Pelayanan-Perpustakaan (akses pada 02 agustus 2012,pukul 15:23 WIB)

Siregar, A., Ridwan. 2004.Perpustakaan: Energi Pembagunan Bangsa.Medan:

(2)

Zulfiani.2008. Pelayanan Perpustakaan Bagian I. Url:

(3)
(4)
(5)
(6)

BAB III

PELAYANAN PENGGUNA PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS MUSLIM NUSANTARA (UMN) MEDAN

3.1 Gambaran Umum Universitas dan Perpustakaan UMN Medan

Universitas Muslim Nusantara berdiri pada tanggal 08 Agustus 1996

bersamaan dengan berdirinya perpustakaan UMN Medan. Pada awalnya UMN

merupakan salah satu fakultas yang berada pada naungan Universitas

Al-Washliyah (UNIVA) yaitu FKIP UNIVA. Setelah berjalan beberapa lama

kemudian berubah lagi, hingga akhirnya pada tahun 1996 berubah lagi namanya

menjadi Universitas Muslim Nusantara (UMN). Pendiri dari UMN dan sekaligus

Rektor pertama yaitu Drs. H Effendy Daulay, MM.

Kampus UMN berlokasi di dua tempat yaitu kampus A berlokasi di jalan

Garu II no.93 Medan dan kampus B berlokasi di jalan garu II no.02 Medan. UMN

memiliki enam fakultas ; Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP),

Fakultas Matematika dan Ilmua Pengetahuan Alam (FMIPA), Fakultas Ekonomi

(FE), Fakultas Pertanian (FP), Fakultas Hukum (FH) dan Fakultas Sastra (FS).

Sejalan dengan perubahan nama lembaga induknya, perpustakaan juga mengalami

perubahan nama yang saat ini dinamakan perpustakaan UMN dan berada pada

lokasi kampus B yang beralamat di Jalan Garu II No.02 Medan.

Perpustakaan UMN didirikan bertujuan untuk menunjang tri dharma

perguruan tinggi (pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat) bagi

sivitas akademik. Perpustakaan UMN memiliki ruangan yang berukuran 24 X 9 m

dan semua kegiatan perpustakaan dilakukan dalam ruangan. Lokasi perpustakaan

ini sangat mudah dijangkau oleh sivitas akademika. Pengguna yang ada pada

perpustakaaan UMN sebanyak 621 orang dengan jumlah koleksi 1428 judul (3845

eksemplar).

3.2 Struktur Organisasi dan Staf

Struktur organisasi sangat penting untuk memudahkan proses kegiatan

kerja dalam suatu unit organisasi atau instansi. Dengan adanya struktur organisasi

yang baik dapat diketahui dengan mudah dan juga mempunyai gambaran yang

(7)

Perpustakaan UMN dalam menjalankan kegiatan yang dikelolah oleh tiga

orang petugas. Ketiga orang inilah yang melakukan seluruh rangkaian kegiatan di

perpustakaan UMN tersebut. Ketiga orang tersebut adalah:

1. Drs. H. Syafi’i Zaini pendidikan Sarjana, menjabat sebagai kepala perpustakaan

2. Yati Sari Siregar, S.Pd pendidikan Sarjana, menjabat sebagai kepala tata usaha 3. Titik Alaina Sumin pendidikan SMK, menjabat sebagai staf perpustakaa

Ketiganya merupakan petugas/pustakawan yang bukan dari ilmu

perpustakaan. Sebagai tenaga pustakawan, ketiganya belum pernah mengikuti

pelatihan, seminar atau pendidikan non formal lainnya dalam bidang

perpustakaan.

Struktur organisasi perpustakaan UMN secara mikro memiliki dua bagian

yang merupakan bawahan yaitu; pelayanan teknis dan pelayanan pengguna.

Dimana masing-masing bagian memiliki sub-sub bagian antara lain pelayanan

teknis menjadi tiga bagian yaitu; pengadaan, pengelolaan dan pemeliharaan.

Sedangkan pelayanan pengguna dibagi dalam dua bagian yaitu; pelayanan

sirkulasi dan referensi.Perpustakaan UMN secara makro berada pada lingkungan

kerja bagian tata usaha, dimana perpustakaan merupakan lembaga/badan bawahan

dan tanggung jawab kepada bagian tata usaha tersebut.

Struktur organisasi perpustakaan UMN secara mikro :

Kepala Perpustakaan

Kepala Tata Usaha

Pelayanan Teknis Pelayanan Pengguna

Pegadaan

Pengolahan

Pemeliharaan

Sirkulasi

(8)

Gambar 1.1 : Struktur Organisasi Perpustakaan UMN secara mikro.

Sumber : Perpustakaan Universitas Muslim Nusantara, 2009

3.3 Sarana

3.3.1 Gedung/Ruangan

Perpustakaan UMN berada pada lingkungan universitas yang menempati

salah satu ruangan perkuliahan sehingga mudah dicapai oleh sivitas akademik

UMN. Ruangan perpustakaan UMN berukuran 24 x 9 meter yang dibagi menjadi

lima bagian ruang yaitu:

1. ruangan koleksi : 9 X 4 meter

2. ruangan baca : 5 X 4 meter

3 ruangan sirkulasi : 3 X 4 meter

4. ruangan kepala perpustakaan dan : 4 X 4 meter

5. ruangan layanan internet : 5 X 5 meter

3.3.2 Perabotan

Dalam melaksanakan kegiatan yang ada di perpustakaan dapat berjalan

dengan baik dan lancar, perpustakan juga harus memiliki perabotan dan peralatan

yang sesuai dengan aktifitas perpustakaan.

Perabotan yang dimiliki perpustakaan UMN berupa:

Tabel 3.2

Perabotan dan Peralatan

No Barang Jumlah

1. Lemari arsip 1

2. Rak buku 4

3. Meja sirkulasi 1

4. Meja kerja perpustakaan 2

5. Meja baca/pengguna 4

6. Kursi baca dan kursi petugas 10

7. Komputer dan sambungan internet 4/1

(9)

3.3.3 Anggaran

Anggaran adalah unsur utama untuk menjalankan perpustakaan, tanpa

anggaran perpustakaan tidak mungkin dapat berjalan dengan baik meskipun

sistemnya bagus dan memiliki pustakawan bermutu. Maka perpustakaan harus

mau dan mampu ikut ambil bagian dalam perencanaan biaya yang diperlukan

untuk mengoperasikan suatu perpustakaan, paling tidak untuk keperluan satu

tahun. Setiap perpustakaan harus membuat rencana anggaran dan mengajukan

kepada lembaga induknya, atau lembaga lain yang berkewajiban untuk memberi

anggaran kepada perpustakaan.

Anggaran perpustakaan Universitas Muslim Nusantara (UMN) berasal

dari lembaga induk Universitas Muslim Nusantara (UMN) atau biro Rektor

Universitas Muslim Nusantara (UMN) dan mahasiswa yaitu berupa uang denda

buku setiap bulannya dan uang administrasi setiap pendaftaran anggota

perpustakaan. Biasanya seluruh dana yang diperoleh oleh Perpustakaan

Universitas Muslim Nusantara (UMN) diserahkan kepada Biro Rektor Universitas

Muslim Nusantara (UMN).

Apa bila Perpustakaan Universitas Muslim Nusantara (UMN) ingin

menambah koleksi perpustakaan, maka pihak Perpustakaan Universitas Muslim

Nusantara (UMN) dapat menyerahkan proposal pengajuhan penambahan koleksi

berdasarkan judul, pengarang, dan penerbit yang dibutuhkan Biro Rektor

Universitas Muslim Nusaantara (UMN). Selanjutnya pihak biro akan

mengirimkan bahan-bahan perpustakaan yang sesuai dengan keiginan

Perpustakaan Universitas Muslim Nusantara (UMN).

3.4 Koleksi

Koleksi perpustakaan harus lengkap dapat memadai jumlah serta

subjeknya, agar dapat menunjang program Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu

pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Jumlah koleksi

ditentukan oleh berbagai faktor seperti jumlah program studi, jumlah mata kuliah

dan jumlah pemakai perpustakaan.

Perpustakaan UMN memiliki koleksi yang terdiri dari bahan pustaka yang berupa

(10)

 Bahan pustaka berupa buku, misalnya: - buku-buku teks

- buku-buku referensi

 Bahan pustaka non buku, misalnya: - majalah

- jurnal

- bulletin

- surat kabar

- karya ilmiah

Tabel 3.3

Jumlah koleksi Perpustakaan UMN

No Jenis Koleksi Jumlah Judul Jumlah Eksemplar

1. Buku teks 877 3010

2. Referensi 25 34

3. Majalah 6 238

4. Jurnal 4 40

5. Bulletin 1 4

6. Karya ilmiah 515 515

Jumlah 1428 3845

Sumber: Perpustakaan Muslim Nusantara,2009

Selain koleksi-koleksi yang diatas, perpustakaan UMN juga memiliki

koleksi yang diterbitkannya sendiri yaitu koleksi terbitan yang dihasilkan oleh

lembaga induknya.koleksi terbitan tersebut yaitu:

- Karya ilmiah yang dihasilkan oleh staf pengajar/dosen seperti

,makalah dan laporan hasil penelitian

- Diktat-diktat : karya dosen

(11)

3.5 Sistem Pelayanan

Perpustakaan UMN sama seperti perpustakaan perguruan tinggi lainnya

dalam memberikan pelayanan kepada pengguna menetapkan sistem dan kegiatan

pelayanan. Sistem yang diterapkan pada perpustakaan UMN adalah sistem

pelayanan terbuka, pengguna dapat secara langsung menuju dan mencari koleksi

yang diinginkan sesuai kebutuhan.

Adapun jam buka pada Perpustakaan UMN adalah:

Senin s/d Kamis : Pukul 09.00-17.00 WIB

Jumat : Pukul 09.00-16.30 WIB

Sabtu : Pukul 09.00-12.00 WIB

3.6 Pelayanan Pengguna Perpustakaan UMN

Pengguna perpustakaan adalah seluruh anggota sivitas akademik UMN

dengan terlebih dahulu memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan untuk setiap

calon pengguna perpustakaan, yaitu dengan mengisi formulir pendaftaran calon

anggota.

Pada umumnya pengguna perpustakaan UMN adalah mahasiswa, dosen,

pegawai dan mahasiswa luar. Bagi mahasiswa luar yang berkunjung ke

perpustakaan UMN hanya diperkenankan untuk melihat-lihat koleksi yang terjadi

di perpustakaan.

3.6.1 Pelayanan Sirkulasi

Pada perpustakaan UMN kegiatan pelayanan sirkulasi dilakukan didekat pintu

masuk dan pintu keluar. Hal ini di maksudkan agar pengguna yang keluar dari

ruangan koleksi perpustakaan tersebut dapat diperhatikan oleh

petugas/pustakawan. Adapun kegiatan dari pelayanan sirkulasi yang dilaksanakan

perpustakaan UMN meliputi: keanggotaan, peminjaman, pengembalian,

perpanjangan masa pinjam, penagihan dan pemberian sanksi.

Adapun jumlah koleksi yang dimiliki oleh Perpustakaan UMN adalah sebagai

berikut:

Jumlah pengguna perpustakaan UMN adalah sebanyak 621 pengguna

(12)

yang dimiliki perpustakaan belum mempunyai kartu katalog sehingga tidak dapat

membantu pengguna dalam penelusuran informasi. Setiap buku dibuat call

number dan nomor kelasnya ditentukan dengan menggunakan DDC edisi

ke-18.penyusunan bahan pustaka ke dalam rak dilakukan berdasarkan nomor kelas.

Dalam kegiatan pengadaan bahan pustaka, perpustakaan UMN melakukan

kegiatan pemilihan bahan pustaka dengan melibatkan staf perpustakaan dan staf

pengajar/dosen. Sedangkan alat Bantu yang digunakan dalam pemilihan bahan

pustaka tersebut adalah brosur dan katalog penerbit.

Bahan pustaka yang ada di perpustakaan UMN berasal dari:

1. Pembelian

2. Hadiah dan sumbagan

3. Penerbitan sendiri

3.6.1.1 Keanggotaan

Syarat utama untuk menjadi anggota perpustakaan UMN adalah berstatus

sebagai mahasiswa, dosen dan pegawai perpustakaan UMN.Sedangkan pengguna

dari luar perpustakaan tidak diperkenankan menjadi anggota jika pengguna

pengguna dari perguruan tinggi lain ingin menggunakan fasilitas yang ada di

perpustakaan maka yang bersangkutan harus membawa surat pengantar dari

universitas masing-masing dan menunjukan KTM.

Persyaratan untuk menjadi anggota perpustakaan UMN adalah

a. Persyaratan untuk mahasiswa;

1. Calon anggota harus mengisi formulir keanggotaan yang telah

disediakan

2. Mahasiswa yang akan menjadi aggota perputakaan

menunjukkan foto kopi kwitansi tanda pembayaran ssp/uang

kuliah.

3. Melampirkan pas foto berwarna dan terbaru ukuran 3x4

sebanyak 2 lembar dan 2x3 sebanyak 1 lembar

4. Melampirkan foto kopi KTM yang masi berlaku.

5. Membayar uang keanggotaan atau biaya administrasi sebesar

(13)

b. Persyaratan untuk dosen dan pegawai;

1. Mengisi formulir yang telah disediakan

2. Melampirkan pas foto 3x4 sebanyak 2 lembar dan ukuran 2x3

sebanyak 1 lebar.

3. Tidak dipungut biaya keanggotaan atau biaya administrasi.

Sistem kartu anggota di perpustakaan UMN masi bersifat manual. Kartu

anggota ini sebagai kartu pegangan bagi pengguna/anggota saat masuk ke

perpustakaan UMN dan pada saat akan meminjamkan bahan pustaka, kartu ini

dibawa pulang oleh masing-masing anggota, adapun bentuk kartu anggota pada

perpustakaan UMN dapat dilihat sebagai berikut:

3.6.1.2Peminjaman

Peminjaman bahan pustaka pada perpustakaan UMN menggunakan kartu

buku.Untuk setiap buku diberi kartu buku dan kartu ini disimpan dalam kantong

buku. Peminjaman bahan pustaka dapat dilakukan oleh setiap anggota

perpustakaan yang telah memiliki kartu anggota perpustakaan.

Untuk setiap anggota perpustakaan jumlah bahan pustaka yang boleh di

pinjam berbeda-beda, untuk mahasiswa hanya boleh meminjam sebanyak 3 buah Gambar 1.2: Contoh kartu anggota Perpustakaan UMN

Perpustakaan Universitas Muslim Nusantara (UMN) Medan Tahun akademik :

Nomor : Kartu Anggota

Foto pemegang kartu Nama : ………..

No.Stb : ……….

Nim : ……….

Fak/Jurusan : ……….

Progra /S t : ……….

Tanda tangan Alamat : ……….

(14)

buku dengan memiliki jangka waktu hanya 1 minggu saja, sedangkan untuk

dosen/pegawai dapat meminjam sebanyak 4 buah buku dalam jangka waktu

peminjaman selama 2 minggu.

Prosedur peminjaman bahan pustaka yang dilakukan di perpustakaan UMN

adalah :

1. Peminjaman menunjukkan kartu anggota kepada petugas

2. Peminjam menyerahkan buku yang akan dipinjam kepada petugas untuk

dicek

3. Peminjam menuliskan nama dan tanggal peminjaman pada kartu buku

kemudian menyerahkan kepada petugas

4. Petugas mengecek ulang kartu dan kemudian mencatat pada kartu anggota

kode bahan pustaka dan tanggal pengembalian

5. Slip pengembalian ditempelkan di halaman pertama buku, hal ini

dilakukan agar pengguna bahan pustaka tidak lupa tanggal

penggemnbalian dan mengembalikan bahan pustaka tersebut tepat pada

waktunya. Slip pengembalian berisi tentang judul buku, pengarang, kode

buku dan tanggal pengembalian.

6. Buku tersebut diberikan kepada pengguna yang meminjam bahan

pustaka.Kartu anggota ditahan sebagai jaminan dan juga kartu buku

disusun menurut tanggal pengembalian

Penggunaan sistem kartu buku sangat penting diterapkan pada

perpustakaan UMN, hal ini disesuaikan karena pengunjung yang begitu ramai dan

petugas yang tidak memadai. Keuntugan sistem kartu buku adalah proses

peminjaman dapat berlangsung dengan cepat sehingga pengguna tidak perlu

menunggu lama.

3.6.1.3 Pengembalian

Dalam pelayanan pengembalian bahan pustaka di perpustakaan,

merupakan kelanjutan dari pelayanan peminjaman suatu bahan pustaka. Pada

perpustakaan UMN lamannya waktu peminjaman bahan pustaka hanya satu

(15)

bahan pustaka yang dipinjam, jika tidak maka dapat diberikan ketentuan dengan

dikenakan denda.

Prosedur pengembalian bahan pustaka pada perpustakaan UMN adalah :

1. Peminjam menyerahkan bahan pustaka yang telah dipinjam kepada

petugas.

2. Petugas menerima dan memeriksa bahan pustaka yang dipinjam,

apakah bahan pustaka yang dikembalikan dalam keadan baik atau

tidak

3. Jika tidak terjadi kerusakan maka petugas memeriksa apakah bahan

pustaka tersebut terlambat atau tidak.

4. Petugas mengambil kartu buku dan kartu anggota dari kotak kartu

buku yang sedang dipinjam

5. Petugas mencantumkan tanggal kembali pada kartu buku kemudian

memberi paraf pada kartu buku dan kartu anggota.

6. Kartu buku dimaksutkan pada kantong buku dan kartu anggota

dikembalikan kepada pengguna perpustakaan

Pengembalian bahan pustaka di perpustakaan UMN sudah dapat

dikatakan baik karena menggunakan kartu buku dan pada bahan pustaka memiliki

slip pengembalian. Walapun saat sekarang ini sistem kartu sudah tidak efektif

dan efisien lagi digunakan dibandingkan dengan sistem peminjaman yang

terautomasi.

Berikut adalah kartu peminjaman dan pengembalian buku perpustakaan UMN

Kartu peminjaman dan pengembalian ini sebagai kartu untuk mencatat identitas

buku yang dipinjam seperti : kode buku dan tanggal kembali bahan pustaka

(16)

Tabel 3.5

Sumber : Perpustakaan Universitas Muslim Nusantara,2009

3.6.1.4 Perpanjangan masa pinjam

Apabila bahan pustaka yang dipinjam telah habis masa pinjamnya maka

pengguna yang meminjam bahan pustaka dapat berkewajiban untuk

mengembalikan bahan pustaka tersebut ke perpustakan. Jika peminjam masih

ingin tetap menggunakaan bahan pustaka tersebut maka pengguna yang

meminjam bahan pustaka harus melakukan perpanjangan dengan melapor kepada

petugas/pustakawan, dan perpanjagan masa pinjam bahan pustaka hanya dapat

dilakukan satu kali saja baik untuk para mahasiswa maupun dosen/pegawai.

Prosedur perpanjangan masa pinjam bahan pustaka pada perpustakaan

UMN sebagai berikut:

1. Peminjam membawa bahan pustaka yang akan diperpanjang

2. Peminjam menyerahkan bahan pustaka yang akan diperpanjang kepada

petugas.

3. Petugas mengambil kartu buku dan kartu anggota dari kotak penyimpanan

4. Petugas menuliskan tanggal kembali pada kartu buku dan kartu anggota

serta memberi paraf.

5. Petugas memberikan kembali kode bahan pustaka dan tanggal

pengembalian pada kartu anggota sedangkan pada kartu buku dituliskan

tanggal peminjaman

(17)

3.6.1.5 Penagihan

Penagihan bahan pustaka yang telah dilakukan oleh perpustakaan UMN

kepada anggota yang terlambat mengembalikan buku/tidak sesuai pengembalian

tanggal yang tertera pada kartu peminjaman maka petugas akan memanggil

langsung pengguna tersebut untuk mengingatkan agar segera mengembalikan

bahan pustaka dipinjamnya. Dengan cara tersebut biasanya sipeminjam akan

mengembalikan bahan pustaka tersebut dan petugas tidak perlu lagi mengirimkan

surat penagihan kepada peminjam bahan pustaka. Dalam hal penagihan bahan

pustaka yang dilakukan perpustakaan UMN sudah cukup baik dan berjalan

dengan lancar.

3.6.1.6 Pemberian Sanksi

Pemberian sanksi biasanya diberikan kepada pengguna yang melanggar

peraturan yang telah ditetapkan, misalnya keterlambatan dalam pengembalian

bahan pustaka, mengembalikan bahan pustaka dalam keadaan rusak dan hilang.

Pemberian sanksi yang sering terjadi di perpustakaan UMN adalah keterlambatan

pengembalian bahan pustaka yang di pinjam oleh pengguna dank karena

menghilagkan bahan pustaka.

Sanksi yang diberikan oleh perpustakaan UMN adalah :

1. Bila terlambat mengembalikan bahan pustaka diberikan sanksi berupa

denda sebesar Rp. 300,-per hari

2. Jika pengguna yang meminjam bahan pustaka belum mengembalikan

bahan pustaka dalam jangka waktu enam puluh hari maka hak sebagai

keanggotaan dapat dicabut dan keanggotaan tersebut dapat diberikan

setelah pengguna perpustakaan yang meminjam bahan pustaka

mengembalikan bahan pustaka dengan utuh dan membayar dendanya.

3. Jika bahan pustaka yang dipinjam hilang atau rusak karena kelalaian

peminjam maka pengguna bahan pustaka wajib mengganti denda buku

yang baru dan sesuai dengan judul buku yang hilang dan rusak. Dapatjuga

menggantinya dengan sejumlah uang sebesar harga buku yang telah

(18)

Pemberian sanksi yang dilaksanakan oleh perpustakaan UMN merupakan

kegiatan yang cukup baik, hal ini dilakukan agar perpustakaan dapat berkembang

dengan baik.

3.6.1.7 Surat Keterangan Bebas Pinjam

Surat keterangan bebas pinjam ini diwajibkan bagi mahasiswa yang akan

menyelesaikan studinya dan surat keteragan ini merupakan bukti bahwa

mahasiswa yang tidak ada lagi pinjaman buku di perpustakaan tersebut.

Pada perpustakaan UMN, mahasiswa yang ingin mengurus surat

keterangan bebas pinjam harus melapor kepada petugas, kemudian petugas

memeriksa ada tidaknya pinjaman yang belum dikembalikan pada perpustakaan

UMN. Jika tidak ada lagi pinjaman maka kartu anggota diberi stempel “bebas pinjam”. Anggota yang telah mendapat surat keterangan bebas pinjam tidak boleh

meminjam bahan pustaka hanya boleh melihat dan membaca saja di tempat dan

tidak boleh dibawa pulang. Selain itu anggota tersebut tidak boleh melihat skripsi

yang ada di perpustakaan UMN.

3.6.2 Pelayanan Referensi

Pelayanan referensi merupakan suatu kegiatan untuk membantu pengguna

dalam menemukan berbagai informasi, maka pelayanan referensi sangat penting

artinya pada sebuah perpustakaan. Kegiatan pelayanan fererensi biasanya berdiri

sendiri walaupun masih merupakan satu kesatuan dari pelayanan perpustakaan

secara keseluruan. Pelayanan referensi pada perpustakaan UMN digabungkan

dengan pelayanan sirkulas.

Pelayanan referensi di perpustakaan UMN belum dapat berjalan dengan

baik dan lancar karena perpustakaan UMN masih memiliki koleksi yang sendiri

atau belum lengkap jenis koleksinya dan tidak ada petugas yang khusus untuk

pelayanan koleksi referensi.

Koleksi referensi merupakan kumpulan dari bahan pustaka yang berupa

karya-karya yang disusun sebagai alat komunikasi ataupun petunjuk mengenai

informasi dalam ilmu bidang-bidang tertentu dan merupakan informasi yang

(19)

petunjuk-petunjuk lainnya. Jenis koleksi ini tidak perlu dipelajari secara keseluruhan

sebagai mana buku teks maupun buku fiksi.

3.6.3 Pelayanan Internet

Perpustakaan UMN memberikan pelayanan internet. Pelayanan ini banyak

membantu pengguna perpustakaan dalam mencari informasi yang lebih luas dan

juga terkini. Perpustakaan UMN menyediakan layanan internet dengan jumlah

computer 4 PC dan terletak pada ruanggan tersendiri. Bagi pengguna yang ingin

memakai diwajibkan untuk melapor dan mendaftar kepada petugas. Waktu untuk

menggunakan layanan internet ini dibatasi untuk setiap orang maksimal waktu

yang diberikan selama satu jam, layanan ini juga diberikan kepada setiap anggota

tanpa dipungut biaya.

(20)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian-uraian pada bab sebelumnya, maka penulis membuat

beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Ruang untuk koleksi dan tempat baca pengguna agar mendapatkan

penerangan yang baik dari cahaya matahari maupun cahaya lampu.

2. Perabotan maupun perlengkapan yang ada di perpustakaan UMN masih

bersifat sederhana dan belum diperhatikan tingkat kualitasnya, kuantitas

dan jangkauan kedepan dari petugas/pustakawan.

3. Perpustakaan UMN memperoleh dana langsung dari biro rektor berupa

buku dengan megajukan proposal, dan sumbangan mahasiswa yang akan

menyelesaikan pendidikannya sebesar Rp. 30.000,- per mahasiswa.

4. Koleksi yang ada sampai dengan tahun 2009 berjumlah 1428 dengan 3845

eksemplar. Dari jumlah koleksi tersebut pengguna yang dilayani di

perpustakaan UMN adalah sebanyak 621 orang, berarti perbandingan

rata-rata antara pengguna dengan jumlah koleksi adalah 1 : 3.

5. Sumber pengadaan bahan pustaka berasal dari pembelian, hadiah atau

sumbagan serta wajib penyimpana terbitan perguruan tinggi.

6. Perpustakaan UMN belum memiliki kartu katalog yang memudahkan

pengguna dalam proses kegiatan temu balik informasi.

7. Pengklasifikasian bahan pustaka yang dilakukan oleh perpustakaan UMN

yaitu dengan menggunakan sistem Dewey Decimal Clacification (DDC)

edisi 18.

8. Pelayanan yang ada di perpustakaan UMN adalah pelayanan sirkulasi dan

pelayanan referensi dimana keduanya masih digabungkan menjadi satu

dan dikelolah oleh petugas yang sama karena masih sedikitnya koleksi

referensi yang dimiliki perpustakaan UMN. Sedangkan pelayanan

audio-visual, jasa kesiagan informasi dan pendidikan pengguna balum ada

(21)

4.2 Saran

Setelah dilakukan pembahasan dan ditarik beberapa kesimpulan mengenai

perpustakaan UMN, maka penulis mengajukan beberapa saran untuk

pengembagan perpustakaan UMN pada masa yang akan datang,saran tersebut

antara lain :

1. Untuk efektifitas dan efisien para pengguna dalam menggunakan

perpustakaan dan juga petugas/pustakawan didalam melakukan tugasnya

maka perlu dipikirkan suatu perencanaan menuju kedepan mengenai tat

ruang yang lebih baik dengan aturan-aturan yang berlaku untuk sebuah

perpustakaan perguruan tinggi.

2. Perlu adanya penambahan perabotan dan perlengkapan perpustakaan yang

sangat diperlukan bagi perpustakaan.

3. Perpustakaan UMN perlu lebih memperhatikan relevensi koleksi terhadap

pengguna, agar koleksi yang tersedia dapat dimanfaatkan oleh pengguna

dengan sebaik-baiknya.

4. Agar pengguna dapat dengan lebih mudah melakukan penelusuran bahan

pustaka, maka perpustakaan UMN sudah saatnya untuk mengkatalong

seluruh koleksi yang ada dan membuat kartu katalog dalam kegiatan

perpustakaan agar berjalan lancar dan sempurna.

5. Hendaknya pihak perpustakaan UMN melakukan pemisahan antara

koleksi referensi dengan koleksi standart dan disusun pada rak yang

terpisah. Hal ini dilakukan untuk memudahkan para pengguna maupun

petugas/pustakawan itu sendiri. Hal ini juga dilakukan agar pelayanan

pengguna pada perpustakaan UMN dapat lebih maksimal.

6. Dalam memajukan dan mengembangkan perpustakaan UMN secara

menyeluruh, maka dapat dihimbau kepada petugas/pustakawan

perpustakaan UMN agar lebih mengikuti pendidikan yang khusus tentang

ilmu perpustakaan baik secara formal maupun non formal sehingga dapat

(22)

7. Perpustakaan UMN hendaknya membuat statistik pengunjung dan

peminjaman agar dapat mengetahui perkembagan dan kegiatan pelayanan

(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian perpustakaan perguruan tinggi

Perpustakaan merupakaan suatu lembaga yang mempunyai kegiatan

dibidang informasi, pendidikan, ilmu pengetahuan, penelitian dan pelestarian

khasanah budaya bangsa yang menciptakaan masyarakat yang cerdas lahir batin.

Menurut Surtarno dalam bukunya perpustakaan dan masyarakat (2003:35): ”Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang diselenggarakan oleh lembaga dalam melaksanakan tujuannya dan memiliki peran yang sangat penting

dalam mencapai Tri Dharma Perguruan Tinggi Perpustakaan tersebut berada di lingkungan kampus.”

Proses pendidikan di perguruan tinggi tidak terlepas dari kegiatan

penelitian dan pegembagan inovasi serta rekayasa ilmu pengetahuan. Oleh karna

itu perpustakaan perguruan tinggi sering dikatakan sebagai jantungnya

universitas. Perpustakaan perguruan tinggi merupakaan unsur penunjang

perguruan tinggi yang bersama-sama dengan unsur penunjang lainnya, berperan

serta dalam melaksanakan tercapainya visi dan misi perguruan tinggi.

2.2 Tujuan dan Fungsi pelayanan Pengguna Perpustakaan UMN

Fungsi perpustakaan perguruan tinggi adalah mendukung pelaksanaan Tri

Darma Perguruan Tinggi yang diantaranya menyediakan informasi ilmiah untuk

para mahasiswa, dosen, dan karyawan maupun pemakai dari luar perpustakaan.

Baik koleksi buku, majalah, surat kabar, dan jenis koleksi lainnya. Keberhasilan

perpustakaan menjalankan peran dan fungsinya, diukur dari banyaknya pengguna

yang memanfaatkan layanan yang diberikannya. Sebagai unsur penunjang

perguruan tinggi dalam mencapai visi dan misinya, Menurut Buku Pedoman

Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004:3) perpustakaan memiliki berbagai fungsi

sebagai berikut:

1. Fungsi Edukasi

(24)

studi, koleksi tentang strategi belajar mengajar dan materi yang mendukung pelaksanaan evaluasi pembelajaran.

2. Fungsi Informasi

Perpustakaan merupakan sumber informasi yang mudah diakses oleh pencari dan pengguna informasi.

3. Fungsi Riset

Perpustakaan mempersiapkan bahan-bahan primer dan sekunder yang paling mutakhir sebagai bahan untuk melakukan penelitian dan pengkajian ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Koleksi pendukung penelitian di perpustakaan perguruan tinggi mutlak dimiliki, karena tugas perguruan tinggi adalah menghasilkan untuk kepentingan pembagunan masyarakat dalam berbagai bidang.

4. Fungsi Rekreasi

Perpustakaan harus menyediakan koleksi rekreatif yang bermakna untuk membangun dan mengembangkan kreatifitas, minat dan inovasi pengguna perpustakaan.

5. Fungsi Publikasi

Perpustakaan selayaknya juga membantu melakukan publikasi karya yang dihasilkan oleh seluruh perguruan tinggi yakni sivitas akademik dan staf non akademik.

6. Fungsi Deposit

Perpustakaan menjadi pusat deposit untuk seluruh karya dan pengetahuan yang dihasilkan oleh perguruan tinggi.

7. Fungsi Interpretasi

Perpustakaan sudah seharusnya melakukan kajian dan memberikan nilai tambah terhadap sumber-sumber informasi yang dimilikinya untuk membantu pengguna dalam melakukan dharmanya.

Dari fungsi diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan perpustakaan

perguruan tinggi adalah memenuhi informasi sivitas akademika dan menyediakan

sarana belajar bagi pengguna perpustakaan perguruan tinggi tersebut serta

menyediakan bahan rujukan dan jasa informasi aktif yang tidak saja terbatas pada

lingkungan perguruan tinggi tetapi pada lingkungan perguruan tinggi tetapi

sampai pada lingkungan industri.

2.3 Pengertian pelayanan pengguna

Layanan perpustakaan merupakan salah satu kegiatan utama disetiap

perpustakaan. Layanan tersebut merupakan kegiatan yang langsung berhubungan

dengan masyarakat dan sekaligus merupakan barometer keberasilan

penyelenggaraan perpustakaan. Layanan yang baik adalah yang dapat

(25)

Pada perpustakaan perguruan tinggi hendaknya harus memberikan pelayanan

kepada penggunannya secara baik, benar dan tepat agar para pengguna merasakan

kepuasan. Pada umumnya perpustakaan yang baik akan selalu berusaha

memberikan layanan yang memuaskan bagi pengguna perpustakaan.

Menurut direktorat jendral perguruan tinggi (2004:53) menyatakan bahwa : “Pelayanan pengguna adalah merupakan layanan yang diberikan oleh suatu perpustakaan sehubungan dengan pemanfaatan koleksi tersebut. Pelayanan pengguna ini bertujuan agar pengguna perpustakaan dapat menggunakan bahan pustaka dengan mudah, cepat dan tepat serta jelas dimengerti oleh pengguna.”

Melalui layanan perpustakaan, pengguna dapat memproleh hal berikut :

a. Informasi yang dibutuhkan secara optimal dari berbagai media.

b. Manfaat dari berbagai alat bantu penelusuran yang tersedia.

Dalam pelayanan perpustakaan ada empat kegiatan yang mencakup ;

1) kegiatan proses peminjaman,

2) kegiatan membantu pengunjung mencari informasi (pelayanan referensi),

3) kegiatan mendidik pengunjung menggunakan alat perpustakaan dan bahan

pustaka,

4) kegiatan menyebarluaskan informasi.

Perkembangan dari layanan perpustakaan dipengaruhi oleh kemampuan

perpustakaan tersebut dalam memberikan pelayanan sesuai dengan koleksi yang

dimiliki, semakin lengkap koleksi yang dimiliki semakin besar pula kemungkinan

untuk dapat meningkatkan penggunaan koleksi.

Pada pelayanan perpustakaan yang paling utama ialah pelayanan sirkulasi,

yang bergantung kepada besar dan kecilnya perpustakaan tersebut, jenis

pelayanan yang berupa: pelayanan referensi, pelayanan audio-visual, pendidikan

pengguna, layanan digital dan jasa kesiagaan informasi pada perpustakaan.

Pelayanan perpustakaan ini bertujuan mempertemukan pembaca dengan

bahan pustaka yang mereka minati. Kegiatan ini dilaksanakan disetiap

perpustakaan yang memiliki tujuan tertentu, sama halnya dengan perpustakaan

perguruan tinggi adalah untuk membantu perguruan tinggi agar dapat mencapai

tujuan melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

(26)

peneliti dan sivitas akademika perguruan tinggi, yang bertujuan untuk

mendukung dan memperkaya program Tri Dharma Perguruan Tinggi, pengajaran,

penelitian dan pengabdian kepada masyarakat diperguruan tinggi tersebut.

2.4 Peraturan pelayanan perpustakaan

Peraturan perpustakaan merupakan pedoman bagi pengguna dalam

memanfaatkan fasilitas dan layanan perpustakaan. Peraturan perpustakaan

dimaksudkan untuk memeliharaan ketertiban diperpustakaan dan dituangkan

secara tertulis dalam bentuk surat keputusan pimpinan perguruan tinggi. Peraturan

yang tertulis biasanya dikomunikasikan dalam bentuk rambu-rambu,brosur, dan

poster. Menurut Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004: 7)

Peraturan perpustakaan sekurang-kurangnya berisi informasi sebagai berikut :

1. Peraturan mengenai keanggotaan, yang meliputi persyaratan, hak, dan

kewajiban anggota perpustakaan.

2. Waktu pelayanan, yang meliputi hari dan jam buka perpustakaan.

3. Peraturan peminjaman, yang meliputi :

a. Syarat peminjaman

b. Macam bahan pustaka yang dipinjamkan

c. Batas waktu peminjaman dan jumlah eksemplas bahan pustaka yang

boleh dipinjam

4. Peraturan pengembalian bahan pustaka, yang berisi syarat pengembalian.

5. Perpanjangan waktu peminjaman, yang meliputi persaratan dan jangka

waktunya.

6. Macam kesalahan pengguna dan sanksinya.

7. Tata, tertib, yang meliputi ketentuan mengenai :

a. Penitipan barang

b. Sopan santun di perpustakaan

c. Ketenagan

d. Keamanan

(27)

2.5 Sistem Pelayanan

Pada dasarnya perpustakaan memiliki sistem pelayanan agar pengguna

perpustakaan dapat memanfaatkan koleksi dengan baik, serta dapat mengetahui

peraturan tata tertib perpustakaan. Sistem layanan yang lazim digunakan ada dua

jenis yaitu :

1. sistem layanan terbuka (open access)

2. sistem layanan tertutup (close access).

2.5.1 Sistem Pelayanan Terbuka (Opac Access)

Menurut sumardji (1992:70) yang dimaksud dengan sistem pelayanan

terbuka adalah, ”Setiap anggota perpustakaan yang akan meminjam buku yang dikehendakinya langsung dapat memilih atau mencari buku pada rak buku”.

Pada penjelasan diatas maka sistem pelayanan terbuka, para pengguna

secara langsung mencari dan mengambil sendiri bahan pustaka yang

dibutuhkannya dari rak/lemari buku atau koleksi yang tersedia dapat dibaca

ditempat atau dipinjam untuk dibawa pulang.

Keuntungan menggunakan sistem layanan terbuka adalah :

1. Kartu-kartu katalog tidak segera rusak, karena sedikit yang menggunakannya. Pada umumnya mereka langsung menuju ke rak buku untuk memilih sendiri.

2. Menghemat tenaga pustakawan. Sebab dalam sistem ini petugas tidak perlu mencari ke rak karena pengguna perpustakaan itu sendiri dapat mencari koleksi buku yang diinginkan oleh pengguna.

3. Judul-judul buku yang diketahui dan dibaca lebih banyak.

4. Akan segera diketahui judul buku yang dipinjam, nama dan alamat peminjam. 5. Apabila calon peminjam tidak menemukan buku tertentu yang dicari, maka

saat itu pula dia dapat memilih judul lain yang relevan.

6. Kecil sekali kemungkinan terjadi salah paham antara petugas dan peminjam (Hs, Lasa 1994:5).

Selain keuntungan yang diperoleh dari sistem ini, ada juga kerugiannya.

Kerugian menggunakan sistem layanan terbuka adalah :

1. Frekuensi kerusakan lebih besar.

2. Memerlukan ruangan yang lebih luas, sebab letak rak satu dengan rak yang lainnya memerlukan jarak yang longgar.

3. Susunan buku menjadi tidak teratur. Oleh karena itu pustakawan harus sering megadakan reshelving.

(28)

2.5.2 Sistem Pelayanan Tertutup (Close Access)

Menurut sumarji (1992:70) berpendapat bahwa yang dimaksud sistem

pelayanan tertutup adalah, ”Setiap anggota perpustakaan akan meminjam buku yang dikehendaki dapat memilih atau mencari lewat kartu katalog dan kemudian bukunya dicarikan atau diambil oleh petugas pada rak buku”. Pada sistem pelayanan tertutup, pengguna tidak dapat secara langsung masuk kelokasi ruang

koleksi perpustakaan. Pengguna perpustakaan memiliki bahan pustaka yang ingin

dipinjamnya melalui katalog perpustakaan dan setelah ditemukan sandi bukunya

dapat meminta kepada petugas untuk mencarinya ke rak koleksi.

Keuntugan menggunakan sistem pelayanan tertutup ini adalah :

1. Daya tampung koleksi lebih banyak, karena jajaran rak yang satu dengan yang lain lebih dekat.

2. Susunan buku akan lebih teratur dan tidak muda rusak.

3. Kerusakan dan kehilangan koleksi lebih sedikit dibandingkan dengan sistem pelayanan terbuka.

4. Tidak memerlukan meja baca diruang koleksi (Hs.,Lasa 1994:5).

Menurut Saleh (2001: 4) Kelemahan menggunakan sistem pelayanan

tertutup ini adalah

 Kebebasan melihat buku tidak ada, harus dicari melalui katalog. Artinya pemakai perpustakana tidak dapat melakukan browsing atau pemilihan sendiri koleksi yang dibutuhkannya di rak. Karena untuk mencari koleksi pemakai tergantung kepada katalog perpustakaan, maka katalog perpustakaan harus betul-betul baik dan dapat diandalkan (reliable). Karena itu pula perpustakaan harus secara teratur melakukan stock opname, sehingga katalog betul-betul mencerminkan keadaan koleksi yang sebenarnya.

 Melihat dari katalog kadang kadang mengesalkan, karena dalam katalog ada, tetapi bukunya sering tidak ada, dan harus memilih lagi sampai berulang ulang. Mungkin penggunaan katalog komputer (OPAC atau Online Public

Access Catalogue) akan menghindari hal ini, karena melalui OPAC dapat

diketahui apakah buku yang ada di katalog sedang tersedia di rak atau atau sedang dipinjam oleh pemakai lain (availability).

(29)

 Katalog harus lengkap. Seperti sudah dijelaskan, karena pemakai perpustakaan sepenuhnya tergantung kepada katalog perpustakaan untuk mencari kebutuhan informasinya, maka katalog tersebut harus lengkap dan dapat diandalkan. Buku yang sudah dikeluarkan dari koleksi misalnya, harus diikuti dengan pencabutan katalog (pada katalog kartu) atau penghapusan data (pada katalog OPAC). Jadi katalog perpustakaan harus betul-betul mencerminkan kondisi koleksi perpustakaan.

2.6 Jenis-jenis pelayanan perpustakaan

Pelayanan pengguna yang diberikan oleh perpustakaan ditentukan oleh

keadaan ataupun kondisi dari perpustakaan perguruan tinggi itu berada. Serta

keadaan masyarakat yang dilayani. Dalam memberikan pelayanan terhadap

masyarakat pengguna, berbeda pada besar kecilnya perpustakaan itu sendiri serta

koleksi bahan pustaka yang dimilikinya.

Menurut syahrial-pamuntjak, Rusina dalam Buku pedoman

penyelengaraan perpustakaan (2000:97) dinyatakan bahwa: Pekerjaan pelayanan

dapat mencakup empat kegiatan yaitu :

1. Kegiatan pekerjaan peminjaman (pelayanan sirkulasi)

2. Kegiatan membantu pengunjung mencari informasi (pelayanan referensi) 3. Kegiatan mendidik pengunjung menggunakan alat perpustakaan dan bahan

pustaka

4. Kegiatan menyebar luaskan informasi.

2.6.1 Pelayanan Sirkulasi

Menurut Hs.,Lasa (1994:1) menyatakan bahwa,“ pelayanan sirkulasi adalah pelayanan yang mencakup semua bentuk kegiatan pencatatan yang

berkaitan dengan pemanfaatan, penggunaan koleksi perpustakaan dengan tepat

waktu untuk kepentinggan penggunaan jasa perpustakaan “.

Kegiatan pelayanan sirkulasi merupakan suatu kegiatan peminjaman/

pengembalian koleksi perpustakaan kepada pengguna. Pelayanan ini

berhubungan secara langsung dengan pengguna perpustakaan. Kegiatan sirkulasi

ini merupakan kegiatan dalam usaha memberikan jasa layanan perpustakaan

dalam kegiatan peminjaman dan pengembalian bahan pustaka. Jenis bahan yang

dapat dipinjamkan dapat berupa buku, jurnal, kaset, CD, atau bahan pustaka

(30)

Kelancaran proses layanan ini tergantung kepada hal-hal berikut :

1. Sistem peminjaman yang dipilih

2. Petugas yang terampil

3. Peraturan peminjaman yang jelas

Layanan peminjaman mengikuti asas sebagai berikut :

1. Layanan dilakukan dengan cepat dan tepat

2. Prosedur yang ditempuh mudah dan sederhana

3. Kepuasan pengguna atas pelayanan harus diperhatikan

4. Pencatatan peminjaman dengan tertip dan teratur

Bahan pustaka yang boleh dipinjam dikelompokkan menurut fungsi dan

pemanfaatannya. Menurut fungsinya, bahan pustaka dapat dibedakan atas

beberapa bagian yaitu :

1. Buku ajar, berupa buku yang digunakan secara langsung dalam perkuliahan.

2. Buku pengayaan, yaitu buku pelengkap yang digunakan untuk menambah dan

meningkatkan pengetahuan pengguna.

Proses layanan sirkulasi meliputi kegiatan sebagai berikut:

1. keanggotaan

2. Peminjaman

3. Pengembalian

4. Perpanjagan masa pinjam

5. Penagihan

6. Pemberian sanksi

7. Memberikan keteragan bebas/bersih pinjaman bahan pustaka.

Semua kegiatan tersebut harus tercakup dalam peraturan perpustakaan

untuk diketahui dan dipatuhi oleh pengguna dan staf perpustakaan.

2.6.1.1Keanggotaan

Setiap perpustakaan memiliki persyaratan untuk menjadi anggota

perpustakaan dan perpustakaan boleh menentukan siapa saja yang boleh menjadi

pihak atau pengguna perpustakaan, serta persyaratan apa saja yang perlu dipenuhi,

perpustakaan perlu melakukan percatatan dalam keanggotaan untuk memudahkan

(31)

Untuk menjalankan peminjaman dengan lancar dan teratur, perlu diadakan

administrasi pendaftaran anggota perpustakaan. Setiap pengunjung/pengguna

perpustakaan dapat meminjam bahan pustaka untuk dibaca diruang baca atau juga

dapat membawa pulang bahan pustaka tersebut, maka mereka harus mendaftar

untuk menjadi anggota terlebih dahulu. Calon anggota harus terlebih dahulu

mengisi blanko pendaftaran menjadi anggota dan sebelum mengisi calon anggota

harus membaca tata tertip yang berlaku dan memenuhi persyaratan yang diminta

oleh petugas. Kemudian mengisi kartu permintaan menjadi anggota dengan nama,

alamat, fakultas atau jurusan dan nomor mahasiswa, serta tanggal pemintaan

diajukan.

Setelah mengisi data dengan lengkap dan telah memenuhi syarat maka

petugas perpustakaan mencetak kartu perpustakaan dan mengaktifkan pemintaan

anggota diperpustakaan tersebut.

2.6.1.2 Peminjaman

Peminjaman bahan pustaka adalah proses yang dilaksanakan pada

pelayanan sirkulasi. Menurut syahrial-pamuntjak dalam buku pedoman

penyelenggaraan perpustakaan (2000:97) dinyatakan bahwa: “peminjaman buku atau sirkulasi adalah kegiatan pengedara koleksi perpustakaan, baik untuk dibaca didalam perpustakaan maupun dibawa keluar perpustakaan.”

Menurut jangka waktu, cara meminjamkan bahan pustaka dibedakan

menjadi tiga macam :

1. Peminjaman biasa, misalnya 1 minggu sampai dengan 2 minggu

2. Peminjaman jangka pendek, misalnya 1 hari sampai 3 hari

3. Peminjaman jangka panjang, misalnya 1 bulan sampai 1 semester

Dalam buku pedoman perpustakaan perguruan tinggi (2004:74) prosedur

meminjamkan bahan pustaka adalah sebagai berikut :

1. Pengguna menunjukan tanda pengenal sebagai anggota perpustakaan 2. Petugas memeriksa tanda pegenal pengguna

a. Pada perpustakaan yang menganut sistem tertutup, langka ketiga berlangsung sebagai berikut:

- Pengguna menyerahkan formulir permintaan peminjaman yang telah diisi - Petugas mencari bahan sesuai dengan data yang tertulis dalam formulir b. Pada perpustakaan yang meganut sistem terbuka, langkah ketiga

(32)

- pengguna menyerahkan bahan pustaka yang telah dipilihnya

- Petugas mencatat nomor anggota dan tanggal kembali pada kartu buku yang tersimpan pada kantong buku.

- Petugas mencatat nomor anggota dan tanggal bahan pustaka itu harus dikembalikan pada lenbar tanggal kembali.

- Petugas mencatat kode bahan pustaka dan tanggal kembali. 3. Pengguna membutuhkan tanda tangan pada kartu bahan pustaka 4. Petugas menyerahkan bahan pustaka tersebut pada pengguna 5. Petugas menyusun kartu buku dalam kotak sebagai berikut:

- Menurut tanggal kembali bahan pustaka

- Setiap kumpulan kartu dengan tanggal kembali yang sama, disusun menurut urutan kode bahan perpustakaan

6. Petugas menyusun kartu pinjam dalam kotak pinjam menurut nama pengguna, kemudian menurut urutan nomor tanda pengenal.

Selain formulir dan kartu, diperlukan juga peralatan sebagai berikut:

1. Katalog perpustakaan minimal memuat kode bahan pustaka, nama pengarang,

judul buku, dan deskripsi fisik; bagi perpustakaan yang menganut sistem

tertutup ; katalog ini mutlak diperlukan oleh pengguna untuk memilih bahan

yang dipinjamnya

2. Stempel tanggal kembali menurut tanggal, bulan dan tahun

3. Kotak kartu buku tempat menyimpan kartu buku

4. Kotak kartu pinjam tempat menyimpan kartu pinjam

Untuk mendapatkan hasil sebaik mungkin, petugas perpustakaan harus

didukung oleh administrasi peminjaman yang telah diatur secara efisien agar

mudah dijalankan.

Dalam buku pedoman penyelenggaraan perpustakaan oleh syahrial

pemuntjak, rusina (2000:97) dinyatakan bahwa : Administrasi dari peminjam

harus diatur sedemikian rupa sehingga:

1. Dapat memberi kesempatan bagi pengunjung untuk memperoleh buku yang diperlukan dengan cepat dan tepat.

2. Dapat diketahui bahan pustaka mana yang sedang dipinjam.

3. Dapat megetahui siapa saja yang meminjam bahan pustaka tertentu. 4. Dapat menjamin bahan pustaka yang dipinjam akan dikembalikan. 5. Dapat mengetahui volume kegiatan peminjaman.

Setiap bahan pustaka yang masuk dan keluar harus dicatat agar dapat

(33)

2.6.1.3 Pengembalian

Pengembalian bahan pustaka merupakan kelanjutan dari kegiatan

peminjaman. Apa bila batas waktu dari peminjam bahan perpustakaan telah habis

maka pengguna wajib mengembalikan bahan pustaka yang dipinjamnya. Petuga

pengembalian perlu mencatat sebagai bukti bahwa pengguna telah

mengembalikan bahan pustaka yang dipinjamnya.

Pada perpustakaan kecil, bagian ini sering dijadikan salah satu bagian dari

sistem peminjaman. Akan tetapi bagi perpustakaan yang besar bagian ini akan

dapat berdiri sendiri apabila adanya dukungan dari beberapa kegiatan lainnya.

Ada dua cara pengembalian yang biasa dilakukan diperpustakaan. Cara

pertama pengguna membawa langsung bahan pustaka yang akan dikembalikan ke

meja layanan, cara yang kedua bila memungkinkan diluar jam buka perpustakaan,

pengguna dapat mengembalikan buku dengan memasukkan buku tersebut ke

dalam kotak pengembalian.

Dalam Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004:81), langkah

kerja yang dilakukan oleh petugas perpustakaan dalam prosedur pengembalian

bahan pustaka adalah:

1. Memeriksa keutuhan koleksi atau buku dan tanggal kembali, setelah pengguna menyerahkan bahan pustaka yang akan dikembalikan.

2. Mengambil kartu buku berdasarkan tanggal kembali.

3. Mengambil kartu pinjam dari kotak kartu pinjam berdasarkan nomor anggota yang tertera pada kartu buku.

4. Membubuhkan cap/stempel tanda kembali pada kartu buku, lembar tanggal kembali dan kartu pinjam.

5. Mengembalikan kartu buku pada kantong buku.

6. Mengembalikan kartu pinjam ke dalam kotak kartu pinjam.

7. Mengelompokkan buku menurut kode bukunya untuk dikembalikan ke dalam rak.

8. Memilah beberapa buku yang mengalami:

a. Koleksi buku yang rusak tetapi masih dapat diperbaiki diletakkan pada satu tempat untuk dikirim ke unit perawatan.

b. Koleksi buku yang rusak dan tidak dapat diperbaiki diletakan pada tempat lain untuk disiangi.

2.6.1.4 Perpanjangan

Perpanjangan bahan pustaka dilakukan dengan membawa bahan

perpustakaan yang akan dilakukan perpanjangan ke meja sirkulasi. Dan

(34)

habis masa pinjamnya dengan ketentuan dan tidak ada pengguna lain yang ingin

melakukan peminjaman bahan pustaka tersebut. Biasanya perpanjanggan dapat

dilakukan hanya satu kali saja, pada umumnya setiap perpustakaan dalam

memperpanjang bahan pustaka dapat dilakukan dengan mencatat pada kartu buku

dan slip pengembalian yaitu dengan memberikan cap/stempel tanggal kembali

kemudian menyerahkan buku tersebut kepada peminjam.

Prosedur perpanjanggan bahan pustaka adalah sebagai berikut:

1. Pengguna membawa bahan pustaka yang dipinjam ke meja layanan sirkulasi. 2. Petugas perpustakaan wajib memeriksa formulir pemesanan.

3. Jika tidak ada yang memesan, petugas membuat tanggal kembali yang baru pada lembar tanggal kembali (Untuk melakukan perpanjangan koleksi dengan sistem manual, tanggal kembali baru perlu juga dibutuhkan pada kartu peminjaman dan kartu buku).

4. Jika ada pengguna melakukan pemesanan koleksi dengan jangka waktu yang belum habis, maka petugas perpustakaan tidak wajib memberikan perpanjangan buku yang telah sesuai dengan prosedur perpustakaan (Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi, 2004: 59 ).

2.6.1.5 Penagihan

Apabila pengguna tidak mengembalikan bahan pustaka dengan tepat

waktu yang telah ditentukan, pihak perpustakaan akan melakukan penagihan

bahan pustaka tersebut agar dikembalikan. Penagihan dapat dilakukan dengan

surat maupun lisan ataupun dengan denda sebab sering terjadi, beberapa pengguna

melakukan kecenderungan untuk memonopoli pemanfaatan koleksi. Penagihan

dengan surat diperlukan nama lengkap dan alamat peminjam. Dalam surat

penagihan dicantumkan identitas bahan pustaka yang akan ditagih sesuai dengan

tanggal batas pengembalian dan jumlah denda yang harus dibayar.

Penagihan dilakukan dalam beberapa tahapan yaitu:

1. Penagihan pertama

2. Penagihan kedua, jika penagihan pertama tidak diindahkan

3. Penagihan ketiga, jika penagihan ke dua tidak diindahkan

Jika sudah beberapa kali dikirim surat peneguran dan tidak juga berhasil

maka bahan pustaka yang dipinjam wajib diperoleh kembali, dan pihak

(35)

1. Izin untuk meminjam ditarik dari anggota untuk waktu yang tertentu

2. Diberikan sanksi berupa tindakan akademis, misalnya tidak diberitahu nilai

kuliah, tidak diserahkan ijazah mahasiswa yang belum mengembalikan semua

bahan pustaka yg dipinjam. Cara ini hanya dapat dilakukan dengan izin Dekan

atau Rektor dan dalam kerjasama dengan administrasi pendidikan.

Prosedur penagihan berlangsung sebagai berikut :

1. Petugas memeriksa keterlambatan pengembalian berdasarkan tanggal kembali

bahan pustaka ; pekerjaan ini harus dilakukan setiap hari

2. Petugas membuat surat penagihan rangkap dua ; lembar pertama dikirimkan

kepada peminjam, sedang lembar kedua disimpan sebagai petinggal

3. Bila bahan dikembalikan setelah ditagih, petugas memprosesnya berdasarkan

proses pengembalian. (Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi,

2004:21)

2.6.1.6 Pemberian sanksi

Pemberian sanksi dilakukan kepada anggota perpustakaan yang telah

melanggar peraturan perpustakaan. Oleh karena itu sanksi dapat berupa denda,

peringatan penggantian dan sanksi administrasi. Sanksi yang diberikan kepada

pelanggar peminjaman hendaknya bersifat mendidik agar mereka menyadari

bahwa bahan pustaka tersebut juga diperlukan oleh orang lain. Dalam Buku

Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2000:83) dinyatakan bahwa:

Sanksi diberikan kepada pengguna yang melakukan pelanggaran sebagai

berikut:

1. Terlambat mengembalikan bahan pustaka

2. Mengembalikan bahan pustaka dalam keadaan rusak

3. Membawa bahan pustaka tanpa melalui prosedur yang benar 4. Menghilangkan bahan pustaka

5. Melanggar tata tertib pustaka

2.6.1.7 Surat Keteragan Bebas Pinjam

Surat keterangan bebas pinjam diberikan kepada pengguna sebagai bukti

bahwa ia tidak mempunyai pinjaman atau kewajiban lain kepada perpustakaan,

(36)

pengguna mematuhi peraturan perpustakaan. Keterangan bebas pinjam diperlukan

untuk:

1. Ujian akhir

2. Yudisium

3. Penerimaan ijazah

4. Pindah studi ke perguruan tinggi lain.

Sebelum para mahasiswa meninggalkan perguruan tingginya, mahasiswa

diharuskan untuk mengambil surat keteranggan bebas pinjam dari tagihan

perpustakaan. Surat keterangan tersebut merupakan salah satu syarat yang harus

dipenuhi oleh mahasiswa yang akan menyelesaikan studinya.

Pemberian surat keteragan bebas pinjam perpustakaan dilaksanakan

dengan cara sebagai berikut:

1. Pengguna yang membutuhkan keteragan “bebas pinjam“ menyerahkan tanda pengenal.

2. Petugas mengambil kartu pinjam berdasarkan nomor anggota yang tertera pada tanda pengenal.

3. Petugas memeriksa ada tidaknya pinjaman yang belum dikembalikan pada kartu pinjam.

4. Kartu pinjam yang menunjukan bahwa pengguna tidak mempunyai pinjaman distempel “bebas pinjam“.

5. Petugas mengisi tanda bukti “bebas pinjam“ dengan identitas pengguna (Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi, 2004:27).

Setelah persyaratan bebas pinjam perpustakaan terpenuhi, maka petugas

merubah status data anggota dari anggota aktif menjadi non aktif.

2.6.1.8 Statistik Pengunjung

Untuk memperoleh gambaran mengenai aktivitas-aktivitas bagian

pelayanan perpustakaan kepada pengunjung perpustakaan, perlu dikumpulkan

data tentang berapa jumlah pengunjung yang datang diperpustakaan, yang

melakukan kegiatan membaca dan juga melakukan peminjaman koleksi, setiap

perpustakaan perguruan tinggi harus menyediakan beberapa fasilitas yang dapat

mendukung daya tarik minat pengunjung juga jumlah pengunjung yang berada

diruang baca, dan jumlah bahan pustaka yang dipinjam serta jumlah anggota baru

dicatat pada tabel statistik harian. Sebaiknya pencatatan dilakukan pada akhir hari.

(37)

bukanya dilakukan pada pagi sampai sore hari atau sampai malam hari. Dari

catatan ini dapat ditentukan jam buka yang paling efektif dimulai pukul 08.00

sampai 17.00 WIB. Setiap akhir bulan data statistik harian dikumpulkan dan diisi

pada tabel statistik bulanan. Pada akhir tahun bagian peminjaman ini membuat

laporan aktivitas tahunan yang mencakup informasi:

- Jumlah anggota baru yang terdaftar dalam setiap tahunnya

- Jumlah anggota keseluruhannya

- Jumlah buku yang dipinjam, terperinci menurut perihal

- Jumlah pengunjung diruang baca.

Berdasarkan dengan statistik tahunan dari bagian lain, semua data

dikumpulkan untuk menjadi inti pembahasan dalam laporan kepala perpustakaan

mengenai aktivitas selama setahun.

2.6.2 Pelayanan Referensi

Dalam Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi oleh Dirtjen

pendidikan tinggi (2004:86) dinyatakan bahwa: “Pelayanan referensi adalah kegiatan untuk membantu pengguna menelusur informasi dalam berbagai subjek.

Dengan pelayanan ini, pengguna dibantu untuk menemukan informasi dengan

cepat, melakukan penelusuran informasi dengan lebih spesifik dan dengan pilihan

subjek yang lebih luas serta memanfaatkan sarana penelusuran yang tersedia secara optimal“.

Pelayanan referensi merupakan pelayanan langsung karena adanya

komunikasi antar petugas dengan penggunanya. Oleh karena itu petugas referensi

dituntut memiliki kecakapan dan keterampilan menganalisis

pertanyaan-pertanyaan oleh pengguna perpustakaan. Petugas referensi diharapkan mampu

menjawab pertanyaan dengan tepat dan cepat, petugas perlu berhati-hati

memberikan jawaban informasi yang tidak sesuai dengan kebutuhan informasi

yang dibutuhkan oleh pengguna.

Dalam Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004: 87) agar

berjalan dengan baik, pelayanan referensi perlu memperhatikan asas sebagai

berikut:

(38)

3. Pengenalan secara menyeluruh mengenai koleksi dan fasilitas perpustakaan 4. Pemanfaatan sumber informasi, baik yang ada diperpustakaan maupun diluar

perpustakaan

5. Pengetahuan mengenai kapasitas dan keterbatasan setiap sumber informasi.

Pelayanan referensi menyediakan koleksi yang memberi informasi berupa

fakta dan data yang disajikan dalam bentuk uraian singkat, tetapi ada yang

disajikan dalam uraian yang panjang menyerupai essai. Susunan buku referensi

umumnya berdasarkan urutan abjad nama pengarang, nomor kelas dan urutan dari

subjek, meskipun ada buku referensi yang disusun menurut satu pembagian

sistematik, karena sifatnya ini yaitu memberi informasi singkat mengenai berbagai

perihal yang disusun menurut urutan-urutannya, buku referensi tidak

dimaksudkan untuk dibaca dari halaman pertama sampai akhir, melainkan khusus

digunakan untuk mencari keterangan tertentu. Karena tiap halaman dalam satu

buku referensi tidak berkesinambungan halaman yang satu dengan halaman yang

lain.

Memiliki koleksi referensi sangat penting, akan tetapi bukan titik akhir.

Pustakawan harus siap untuk memperkenalkan buku referensi yang diperlukan.

Maka itu dapat dikatakan bahwa dalam pekerjaan referensi ada tiga unsur yang

perlu diperhatikan, yaitu:

1. Pertanyaan yang diajuhkan

2. Bantuan dalam penelusuran

3. Bahan pustaka sebagai sumber informasi penting.

Setiap pustakawan perlu melatih dirinya dalam mempergunakan koleksi

referensi, mempelajari bagaimana susunannya, bagaimana isinya dan bagaimana

ciri-ciri khasnya dalam setiap koleksi. Karena semakin dalam pengetahuan yang

dimiliki pustakawan tersebut maka semakin baik pula bantuan yang akan

diberikan kepada penggunanya.

Dalam pelayanan referensi ada beberapa kegiatan yang dilakukan yaitu :

1. Memberikan informasi yang bersifat umum, baik mengenai perpustakaan umum maupun khususnya mengenai unit pelayanan referensi.

2. Memberikan informasi yang bersifat spesifik/khusus atau konsultasi kepada para pustakawan diperpustakaan tersebut mengenai suatu sujek.

(39)

4. Memberikan bantuan untuk menelusur bahan pustaka koleksi referensi yang diperlukan oleh para pemakai/pengunjung perpustakaan dengan menggunakan katalog, bibliografi dan alat penelusuran yang lainnya.

5. Memberikan bantuan pengarahan kepada para pengguna/pengunjung perpustakaan untuk menemukan pokok-pokok bahasan pengetahuan tertentu yang terdapat didalam bahan pustaka koleksi referensi.

6. Memberikan bimbingan kepada para pengguna/pengunjung perpustakaan untuk mengenai berbagai jenis bahan pustaka koleksi referensi, mengetahui bagaimana cara memilih yang tepat untuk menemukan/mencari informasi yang diperlukan. (Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi, 2004:113).

Dalam Buku Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan oleh Syahrial Pamuntjak, Rusina (2000:109) menyatakan bahwa “buku referensi adalah karya yang dimaksud sebagai alat konsultasi untuk mendapatkan informasi“.

Menurut Syahrial-Pamuntjak, Rusina, (2000:109-112) koleksi referensi

dapat dibedakan menurut cakupan dan jenis pertanyaan yang akan dijawab yaitu:

1. Ensiklopedi,

Cakupan isi: memberi informasi atau uraian tentang berbagai bidang ilmu pengetahuan, dan ada ensiklopedia umum dan ensiklopedi yang terbatas pada satu subjek saja dengan memberi informasi tentang segala aspek bidang tersebut. Susunanya menurut abjad dan dilengkapi indeks yang biasanya diberi ilustrasi. Beberapa ensiklopedi menerbitkan buku tahunan yang berisi peristiwa penting yang terjadi dalam tahun yang berlalu.

2. Kamus

Cakupan isi: Arti dan asal kata, defenisi, cara pengejaan, cara pengucapan, sinonim, antonim, dan contoh penggunaan. Ada kamus satu bahasa dan kamus duabahasa. Kamus dua bahasa ini memberi terjemahan dari satukata ke kata bahasa lainnya.Ada pula kamus yang khusus memuat istilah dengan uraian arti dalam bidang-bidang ilmu tertentu.

3. Sumber biografi

Cakupan isi: Sumber-sumber yang mengandung bermacam isi memuat riwayat hidup berbagai orang. Ada yang bersifat umum dan bersifat terbatas pada satu negara dan ada yang khusus memuat riwayat hidup dari sekelompok orang tertentu seperti pemimpin, pengarang, orang tekenal, atau orang-orang satu profesi. Susunannya biasa menurut nama orang-orang yang dibahas. 4. Direktori

Cakupan isi: Direktori memuat nama, alamat dan kegiatan organisasi, lembaga atau orang terkemuka dalam suatu profesi lembaga atau orang terkemuka dalam satu profesi. Susunanya memuat sesuai dengan urutan abjad nama atau menurut suatu bagan klasifikasi.

5. Buku tahunan dan almanak

Cakupan isi: Buku referensi jenis ini memuat informasi mengenai kejadian yang penting, kegiatan pengembangan selama tahun yang baru berlalu, baik yang bersifat umum maupun terbatas pada satu negara ataupun mengenai suatu badan usaha. Umumnya dilengkapi dengan statistik dan data lain.

(40)

Cakupan isi : Informasi dalam sumber ilmu bumi berupa keterangan mengenai nama tempat, letak geografis, deskripsi, identifikasi dan jarak. Sumber informasi jenis ini dapat berbentuk atlas yang memuat dipeta, kamus geografi yang memuat uraian dan buku wisatawan yang memuat informasi mengenai objek wisata, tempat rekreasi, hotel, restaurant dan hal-hal lain yang berguna bagi wisatawan.

7. Buku Pedoman

Cakupan isi : Buku pedoman memuat informasi yang praktis untuk mengerjakan sesuatu, untuk belajar mengenai sesuatu atau memberi informasi umum dalam bidang tertentu.

8. Bibliografi

Cakupan isi : bibliogarfi memberikan informasi mengenai penerbitan, baik yang berupa buku maupun majalah. Keterangan yang diberikan adalah nama pengarang, judul, editor, nama penerbit dan tahun terbit. Bibliogari tersebut ada yang bersifat umum atau nasional dan tidak terbatas pada satu bidang. Ada juga bibliografi pilihan yang isinya terbatas pada satu bidang.

9. Indeks dan Abstrak

Cakupan isi : Buku referensi semacam ini memuat informasi tentang karangan majalah, indeks hanya memberi keterangan lokasi yaitu nama pengarang, judul karangan, dan judul majalah, tahun, nomor serta halaman dimana karangan itu didapat. Abstrak disertai sari karangan. Kedua jenis ini biasanya terbit secara berkala. Susunannya menurut subjek.

10.Penerbitan Resmi

Cakupan isi : Data fakta resmi, undang-undang, peraturan, pengumuman dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

2.6.3 Pelayanan Audio-Visual

Menurut syahrial-pamuntjak, Rusina dalam Buku Pedoman

penyelengaraan perpustakaan (2004:17) dinyatakan bahwa. “ pelayanan audio visual adalah kegiatan meminjamkan bahan pustaka kepada

pengguna untuk ditayangkan dengan bantuan perlengkapan didalam perpustakaan ”.

Dalam menyelenggarakan pelayanan audio-visual, ada hal yang perlu

diperhatikan :

1. Pelayanan dapat dilakukan didalam dan diluar perpustakaan. 2. Pelayanan dapat diberikan kepada perorangan dan kelompok. 3. Pengguna adalah anggota perpustakaan.

4. Katalog koleksi audio-visual diberi sandi khusus sesuai dengan jenisnya. 5. Setiap unit perlengkapan audio-visual disertai petunjuk mengenai cara

menggunakan untuk memudahkan pengguna. Adapun tujuan pelayanan audio-visual adalah untuk :

(41)

b. Memotivasi pengguna agar lebih banyak memanfaatkan fasilitas pendidikan. c. Meningkatkan kualitas penyampaian informasi dan pesan pendidikan.

d. Meningkatkan daya ingat pengguna melalui bahan pustaka dan pandang dengar disamping lewat bacaan (Direktorat Jederal Pendidikan Tinggi, 2004:17)

2.6.4 Pelayanan Pendidikan Pengguna

Dalam buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004:75)

dinyatakan bahwa pendidikan pengguna adalah : “ Kegiatan membimbing atau memberikan petunjuk kepada pengguna dan calon pengguna agar mampu

memanfaatkan kemudahan dan pelayanan perpustakaan dengan efektif dan efesien. Peserta pendidikan pengguna adalah sivitas akademika.”

Adapun tujuan pendidikan pengguna adalah untuk :

1. Meningkatkan keterampilan pengguna agar mampu memanfaatkan kemudahan dan sumber daya perpustakaan secara mandiri.

2. Membekali pengguna dengan teknik yang memadai dan sesuatu untuk menemukan informasi dalam subjek tertentu.

3. Meningkatkan pemanfaatan sumber daya dan pelayanan perpustakaan. 4. Mempromosikan pelayanan perpustakaan.

5. Menyiapkan pengguna agar dapat mengantisipasi pertimbangan ilmu dan teknologi. (Buku Pedoaman Perpustakaan Perguruan Tinggi, 2004:75)

Petugas perpustakaan yang terlibat dalam kegiatan pendidikan pengguna

adalah :

1. Pustakawan

2. Staf lain terlatih sebagai ahli subjek tertentu atau dosen bidang ilmu tertentu

untuk membantu pengguna dari berbagai disiplin ilmu .

2.6.5 Silang Layan

Menurut syahrial-pamuntjak, Rusina dalam Buku Pedoman

penyelengaraan perpustakaan (2004: 79) Silang layan adalah kerjasama antara

sejumlah perpustakaan dalam bentuk saling memanfaatkan sumber daya dan

layanan informasi semua perpustakaan yang terlibat. Silang layan didasarkan

kepada kenyataan bahwa tidak ada perpustakaan yang mampu memenuhi semua

kebutuhan penggunanya.

Dengan silang layan diharapkan agar :

Gambar

Tabel 3.2  Perabotan dan Peralatan
Tabel 3.3 Jumlah koleksi Perpustakaan UMN
Gambar 1.2: Contoh kartu anggota Perpustakaan UMN   Tanda tangan
Tabel 3.5 Contoh kartu peminjaman dan pengembalian

Referensi

Dokumen terkait

Di dalam memperkenalkan huruf dan angka bagi batita usia 2 sampai dengan 3 tahun diperlukan perhatian yang lebih dari orang tua untuk membantu menumbuhkan minat dan rasa

142. Perihal : Laporan Data Keuangan Cabang Pembantu. Perihal : Surat Keputusan Direksi. Perihal : Surat-Surat Dekom Bulan Agustus 2016 yang Belum Ditanggapi. Perihal

[r]

[r]

Metode analisis untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas digunakan Fungsi Produksi model Coob-Douglas , untuk menganalisis faktor-faktor yang

sangat diperlukan efisiensi dalam penggunaan dana dan material, dengan dana yang tersedia, metoda yang baik serta peralatan yang efektif, pemecahan masalah yang tidak pilih

Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor internal yang mempengaruhi tingkat kesejahteraan menurut indikator BKKBN adalah umur KK/istri, pendidikan KK, pendapatan; sedangkan

Pagar MDT Tarbiyatu Nisin Sukasari pada Dinas Pendidikan Kabupaten Sarolangun Tahun Anggaran 2012, dengan ini diumumkan bahwa