• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis strategi promosi PT. Televisi Transformasi Indonesia (Trans TV)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis strategi promosi PT. Televisi Transformasi Indonesia (Trans TV)"

Copied!
116
0
0

Teks penuh

(1)

(TRANS TV)

Oleh

FIRSTA YUNIDA

H24102088

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

Indonesia (Trans TV). Di bawah bimbingan Jono M. Munandar.

Karakteristik televisi yang selalu memberikan kemudahan bagi khalayaknya menyebabkan penentrasi media ini sangat cepat. Bertambahnya stasiun televisi swasta nasional maupun lokal, akan berdampak pada peningkatan persaingan di antara stasiun televisi di Indonesia saat ini. Selain kualitas sumber daya manusia dan tayangan program, strategi promosi yang dijalankan oleh stasiun televisi berperan penting dalam mendorong keberhasilan stasiun televisi untuk memenangkan persaingan yang semakin kompetitif dalam industri televisi siaran. Tujuan dari kegiatan penelitian adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas promosi perusahaan dan merumuskan alternatif strategi promosi yang tepat bagi perusahaan.

Penelitian dilakukan pada PT Televisi Transformasi Indonesia (Trans TV) Jakarta selama tiga bulan (Maret-Mei 2006). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer merupakan sumber data penelitian yang didapat dari sumber pertama seperti hasil wawancara dan pengisian kuesioner. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari data perusahaan dan studi literatur yang terkait dengan topik penelitian. Analisis terhadap faktor-faktor yang paling berpengaruh terhadap penyusunan strategi promosi perusahaan dilakukan dengan metode perbandingan eksponensial (MPE), sedangkan untuk perumusan strategi promosi dilakukan dengan teknik Analytical Hierarchy Process (AHP) yang mengandalkan pembobotan dan pendapat para pakar.

Analisis terhadap faktor penyusun strategi promosi Trans TV mengidentifikasikan enam faktor yaitu: anggaran promosi, pesaing, sumber daya manusia, karakteristik pasar, karakteristik produk dan STP perusahaan. Orang-orang yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan strategi promosi Trans TV adalah Promotions Department Head, Marketing and Sales Director dan Top Management. Tujuan yang ingin dicapai Trans TV dalam promosi yang dilakukan adalah meningkatkan rating dan audience share serta membangun image dan awareness yang sangat kuat. Alternatif strategi yang dapat dijalankan Trans TV adalah: (1) melakukan kegiatan promosi off air lini atas (above the line), (2) melakukan kegiatan promosi off air lini bawah (bellow the line), (3) aktif melakukan kerjasama (barter) dengan media cetak maupun elektronik, (4) melakukan on air promo yang ditekankan pada perusahaan dan (5) menempatkan on air promo yang disesuaikan dengan skala prioritas.

Hasil penelitian ini menyatakan, sesuai dengan tujuan-tujuan promosi yang ingin dicapai perusahaan, maka prioritas alternatif-alternatif yang dapat dipilih adalah Trans TV perlu melakukan on air promo yang ditekankan pada perusahaan sebagai alternatif strategi pilihan pertama dengan bobot 0,262. Selanjutnya adalah melakukan kegiatan promosi off air lini atas (0,239), menempatkan on air promo yang disesuaikan dengan skala prioritas (0,223), melakukan kegiatan promosi off air lini bawah (0,185) dan aktif melakukan kerjasama (barter) dengan media cetak maupun elektronik adalah sebagai alternatif strategi pilihan terakhir dengan bobot 0,091.

(3)

Transformasi Indonesia (Trans TV). Di bawah bimbingan Jono M. Munandar.

Television’s characteristic which always give amenity for their audience cause penetration of this media is very quickly. Increasing of it station of television of private sector of national and also local, will affect [at] improvement of emulation [of] among station of television in Indonesia in this time. Besides quality of human resource and display program, strategy of promotion run by station of television of playing important role in pushing efficacy of station of television to win emulation which progressively kompetitif in industry of broadcast television. Intention of activity of research is to identify factors influencing activity of promotion of company and formulate alternative strategy of correct promotion for company

Research [done/conducted] [at] PT Television of Transformasi Indonesia ( Trans TV) Jakarta [of] during three months ( Maret-Mei 2006). Data used in this research [is] data of primary and data sekunder. data of Primary represent source of data of research which got from first source like result interview and admission filling kuesioner. data of Sekunder in this research [is] obtained from data of company and study of related/relevant literature by the this topic of research. Analyse to most factors have an effect on to compilation of strategy of promotion of company [done/conducted] with method of comparison eksponensial ( MPE), while for formulation of strategy of promotion [done/conducted] with technique of Analytical Hierarchy Process ( AHP) reliing on wight and opinion [of] all expert Data used in this research [is] data of primary and data sekunder. data of Primary represent source of data of research which got from first source like result interview and admission filling kuesioner. data of Sekunder in this research [is] obtained from data of company and study of related/relevant literature by the this topic of research. Analyse to most factors have an effect on to compilation of strategy of promotion of company [done/conducted] with method of comparison eksponensial ( MPE), while for formulation of strategy of promotion [done/conducted] with technique of Analytical Hierarchy Process ( AHP) reliing on wight and opinion [of] all expert. alternative of Strategy which can be run [by] Trans TV [is]: ( 1) [doing/conducting] activity of promotion of off irrigate lini for ( above the lino), ( 2) [doing/conducting] activity of promotion of off irrigate lini [of] under ( bellow the lino), ( 3) active [do/conduct] cooperation ( barter) with media print and also electronic, ( 4) [doing/conducting] on irrigate promo which [is] [is] emphasized at [by] a company and ( 5) placing on irrigate promo which [is] [is] adapted for [by] priority scale .

(4)

(TRANS TV)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

FIRSTA YUNIDA

H24102088

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(5)

DEPARTEMEN MANAJEMEN

ANALISIS STRATEGI PROMOSI PT TELEVISI TRANSFORMASI INDONESIA

(TRANS TV)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh FIRSTA YUNIDA

H24102088

Menyetujui, Juni 2006

Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc Dosen Pembimbing

Mengetahui,

Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc Ketua Departemen

(6)

iii

Penulis dilahirkan pada tanggal 21 Juni 1984 di Boyolali, Jawa Tengah

dan merupakan anak pertama dari tiga bersaudara dengan ayah bernama D.

Suroso dan ibu Sri Heniyati.

Pendidikan penulis diawali di Taman Kanak-Kanak Bentara Indonesia II

Jakarta tahun 1989. Kemudian melanjutkan pendidikan dasar di SDN Kompleks

IKIP Jakarta, tahun 1990 sampai tahun 1996. Pada tahun yang sama melanjutkan

sekolah lanjutan pertama di SMP Labschool Jakarta sampai tahun 1999. Penulis

melanjutkan studi di SMU Labschool Jakarta sampai tahun 2002. Pada tahun

2002, melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI), penulis diterima di

Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian

Bogor.

Selama belajar di IPB, penulis aktif di berbagai organisasi kemahasiswaan,

seperti Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FEM IPB sebagai staff departemen

Pemberdayaan Ekonomi dan Kewirausahaan, Himpunan Profesi Centre of

Manajemen (Com@) sebagai staff direktorat Humas dan Pemasaran. Selain itu

penulis juga banyak terlibat sebagai panitia dalam berbagai kegiatan

(7)

iv

Segala puji dan syukur hendaknya kita panjatkan kehadirat Allah SWT

atas limpahan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan

skripsi sebagai tugas akhir dari hasil penelitian dengan judul “Analisis Strategi

Promosi PT Televisi Transformasi Indonesia (Trans TV)”. Skripsi ini disusun

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian

Bogor.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis sadar begitu banyaknya pihak yang

telah memberikan bimbingan, saran, bantuan dan dukungan baik secara langsung

maupun secara tidak langsung sejak awal penulisan sampai skripsi ini

terselesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan

rasa terima kasih kepada :

1. Allah SWT, karena dengan kuasa-Nya segala sesuatu dapat terwujud.

2. Dr. Jono M. Munandar, MSc selaku dosen pembimbing yang selalu

memberikan pengarahan, bimbingan, saran dan kritik kepada penulis, yang

sangat membantu penulis dalam melaksanakan penelitian dan menyelesaikan

penulisan skripsi ini.

3. Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS. Dipl. Ing, DEA dan Bea Trice Mantoroadi,

SE. AK, MM atas kesediaannya menjadi dosen penguji.

4. Seluruh dosen dan staff FEM IPB atas semua bimbingan dan bantuannya

selama perkuliahan.

5. Mama, Ayah, adik-adikku (Adit dan Gojim), yang selalu memberikan

dukungan kepada penulis, terima kasih untuk cinta dan kasih sayang,

kesabaran serta doa kalian.

6. Pihak Trans TV : Mas Rama, Pak Firdaus, Mas Ipung, Mbak Fitri, Mas Hadi,

Mas Teja, Mbak Diny, Mas Dirga, Mbak Arie, Mas Onnie dan staff

(8)

v kalian hadirkan.

8. Teman-teman seperjuangan satu bimbingan : Desi, Manal, Rahma Dini, Evi

dan Ferdie, satu-satunya yang paling ganteng diantara kita semua. Tetap

semangat!

9. Manajemen 39 : Nanien, Poppy, Nurul, Rihza, Viena, Okti, Mala, Via, Dian,

Novi, Lia, Apri, Bima, Mpu, Ihwan, Demmy, Iqra, Fezzi, Angga, Budi, Rusli,

Arya, Nanto, Denden dan semuanya yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Terima kasih atas kebersamaannya dan pesta kecil setelah ujian kombis.

Friendship should not be forgotten..

10. Yayah, Cano, Pepen, Yogi, Estu, Fahmi, Rara, Myma, Dinar dan Rama, yang

selalu setia mendengarkan keluhan penulis ditengah kesibukan kalian.

11. Dani, thanx for always giving me support.

12. Nisma. Yes, you’re right. Keep pumpin our head with creative ideas! Shall we

dance now.

13. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini. Semoga Allah

SWT senantiasa memberikan pahala atas kebaikannya.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang

membutuhkan.

Bogor, Juni 2006

(9)

vi

2.5. Metode Perbandingan Eksponensial ... 18

(10)

vii

4.5. Analisis Identifikasi Faktor-Faktor Penyusun Strategi Promosi ... 47

4.6. Analisis Pemilihan Strategi ... 50

4.6.1. Aktor yang Berpengaruh dalam Pemilihan Strategi ... 50

4.6.2. Tujuan Strategi Promosi ... 50

4.6.3. Alternatif Strategi Promosi Trans TV ... 51

4.7. Analisis Pemilhan Alternatif Strategi Promosi dengan AHP ... 51

(11)

viii

No. Halaman

1. Nilai random index ... 22

2. Nilai skala banding berpasangan ... 26

3. Matriks pendapat individu ... 27

4. Matriks pendapat gabungan ... 27

5. Hasil identifikasi faktor penyusun strategi promosi ... 47

6. Susunan bobot hasil pengolahan horizontal antar elemen tingkat 3 ... 54

7. Susunan bobot hasil pengolahan horizontal antar elemen tingkat 4 ... 56

8. Susunan bobot hasil pengolahan horizontal antar elemen tingkat 5 ... 57

9. Bobot dan prioritas faktor-faktor penyusun strategi promosi Trans TV ... 58

10. Bobot dan prioritas aktor ... 59

11. Bobot dan prioritas tujuan strategi promosi Trans TV ... 60

12. Bobot dan prioritas alternatif strategi promosi Trans TV ... 61

(12)

ix

No. Teks Halaman

1. Average rating trends ... 2

2. Pendapatan spot iklan tahun 2005 ... 3

3. Contoh struktur hierarki dalam AHP ... 24

4. Kerangka pemikiran penelitian ... 30

(13)

x

No. Halaman

1. Logo Trans TV ... 69

2. Struktur organisasi Trans TV ... 70

3. Validitas kuisioner identifikasi faktor ... 71

4. Hasil uji reliabilitas kuisioner identifikasi faktor ... 72

5. Struktur departemen promosi Trans TV ... 73

6. Kuisioner identifikasi faktor penyusun strategi promosi ... 74

7. Hierarki pemilihan strategi promosi Trans TV ... 75

8. Kuisioner pemilihan alternatif strategi promosi Trans TV ... 77

9. Contoh perhitungan ... 83

10. Contoh perhitungan matriks pendapat gabungan ... 85

(14)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Televisi merupakan media massa yang paling banyak dikonsumsi oleh

masyarakat, termasuk masyarakat Indonesia. Hal ini tidak terlepas dari

karakteristiknya yang memberi banyak kemudahan bagi khalayaknya.

Gerbner dan Conolly dalam Andrias (2005) mengatakan bahwa untuk

menonton televisi, tidak dibutuhkan mobilitas dimana hampir semua rumah

tangga memiliki televisi dan tersedia kapan saja. Karenanya, tidak

mengherankan jika televisi menyita waktu yang lebih banyak dan perhatian

dari lebih banyak orang dibandingkan dengan media lainnya.

Berbeda dengan media lainnya, televisi memiliki kelebihan karena

bersifat audio visual. Kelebihan lainnya adalah televisi dapat menjangkau

audiens yang heterogen, dari semua kelompok umur, dan berbagai latar

belakang dan golongan.

Lingkungan dunia usaha yang dinamis dan perkembangan yang pesat

di bidang teknologi elektronik menuntut peran yang besar dari industri

pertelevisian di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan

informasi. Peranan televisi menjadi semakin penting, karena mampu

memberikan informasi visual tentang suatu kejadian atau peristiwa, baik

berupa program informasi/berita, hiburan maupun pendidikan.

Perkembangan dunia pertelevisian Indonesia kini semakin marak,

terbukti dengan kehadiran 12 stasiun televisi di tanah air kita. Kedua belas

stasiun televisi itu terdiri dari satu stasiun televisi milik pemerintah yaitu

TVRI dan lainnya merupakan stasiun televisi swasta, mulai dari RCTI,

SCTV, TPI, ANTV, Indosiar, Global TV, Metro TV, Lativi, TV7 dan Trans

TV. Keberadaan ke-12 stasiun televisi itu tentu menimbulkan persaingan

untuk memperoleh pangsa pasar sebanyak-banyaknya. Masing-masing

stasiun televisi berupaya dengan berbagai cara untuk dapat meraih jumlah

(15)

siaran televisi tersebut adalah konsumen utama para stasiun televisi sebagai

produsen.

Persaingan menuntut setiap pengelola stasiun televisi untuk

merumuskan strategi jitu untuk menghadapi pesaingnya. Salah satu stasiun

televisi swasta yang turut meramaikan kancah pertelevisian Indonesia

adalah PT. Televisi Transformasi Indonesia, atau lebih dikenal sebagai

Trans TV.

Ketatnya persaingan antara stasiun televisi yang ada di Indonesia dapat

dilihat pada Gambar 1. Gambar 1 memperlihatkan grafik Average Rating

Trends di sembilan kota, yaitu Jakarta, Bandung, Medan, Semarang,

Makasar, Yogyakarta, Palembang dan Denpasar untuk periode waktu dari

minggu pertama tahun 2005 sampai dengan minggu ketiga tahun 2006.

Pada gambar terlihat dengan jelas RCTI, TPI dan SCTV saling

memperebutkan posisi teratas dalam hal rating.

Gambar 1. Average rating trends week 0501 – 0603 (AC Nielsen, 2006)

Trans TV harus berfikir untuk mencari berbagai alternatif penyelesaian

(16)

dihadapi dan merebut peluang untuk mendapatkan konsumen baru. Selain

kualitas sumber daya manusia dan tayangan program, strategi promosi yang

dijalankan oleh stasiun televisi berperan penting dalam mendorong

keberhasilan stasiun televisi dalam memenangkan persaingan yang semakin

kompetitif dalam industri televisi siaran (Cakram, 2004).

1.2. Perumusan Masalah

Karakteristik televisi yang selalu memberikan kemudahan bagi

khalayaknya, sehingga menyebabkan penetrasi media ini sangat cepat,

mengakibatkan tingginya minat swasta dalam industri pertelevisian.

Bertambahnya stasiun televisi lokal dan meningkatnya perkembangan

teknologi yang dapat memudahkan masyarakat selaku pemirsa televisi

untuk dapat menyaksikan tayangan dari stasiun televisi luar negeri, akan

berdampak pada peningkatan persaingan di antara stasiun televisi di

Indonesia saat ini.

Trans TV adalah stasiun televisi swasta ke-8 yang memperoleh ijin

mengudara secara nasional di Indonesia. Usahanya berada di bawah

kepemilikan Para Group (PT Para Inti Investindo). Dengan usia yang

relatif muda dibandingkan stasiun televisi swasta nasional lainnya, Trans

TV sudah memperlihatkan eksistensinya dan mampu menjadi salah satu

stasiun televisi yang patut diperhitungkan stasiun-stasiun televisi nasional

maupun lokal saat ini yang kian bertambah. Hal ini dapat dilihat pada

Gambar 2.

Gambar 2. Pendapatan spot iklan tahun 2005 ( Majalah Mix,2006) Pendapatan Spot Iklan Tahun 2005

291,507

RCTI SCTV Trans IVM TV7 TPI Lativi ANTV GTV Metro

(17)

Pada Gambar 2 terlihat bahwa Trans TV yang termasuk pemain baru

dalam dunia pertelevisian di tanah air sukses mengungguli SCTV, TPI dan

Indosiar dengan meraih 281,143 spot iklan. Untuk meningkatkan posisi

dalam industri pertelevisian, Trans TV harus mampu mengkomunikasikan

produk, layanan, dan perusahaan dengan baik kepada masyarakat banyak.

Merumuskan strategi promosi penting bagi Trans TV, karena strategi

berkaitan dengan arah tujuan dan kegiatan jangka panjang suatu organisasi.

Pelaksanaan dari strategi promosi yang tepat diharapkan dapat menciptakan

nilai tambah bagi kepuasan penonton dan perusahaan pemasang iklan

sehingga pendapatan Trans TV akan bertambah.

Berdasarkan uraian di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut :

1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keputusan strategi promosi

perusahaan ?

2. Alternatif strategi promosi apakah yang paling tepat untuk diterapkan di

perusahaan ?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan strategi

promosi.

2. Merumuskan dan memilih alternatif strategi promosi yang tepat untuk

diterapkan pada perusahaan.

1.4. Kegunaan Penelitian

Hasil penulisan penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi

perusahaan sebagai salah satu alternatif rekomendasi untuk dapat

merumuskan strategi yang tepat dan terfokus dalam upaya menyelesaikan

masalah-masalah yang dihadapi serta menghasilkan keputusan dalam

penentuan strategi promosi perusahaan. Selain itu, hasil penelitian ini dapat

digunakan sebagai bahan pustaka, informasi dan referensi bagi pihak-pihak

(18)

1.5. Batasan Penelitian

Alternatif strategi promosi yang dirumuskan dalam penelitian ini

ditujukan untuk audien televisi. Bisnis pertelevisian menangani dua tipe

konsumen yaitu audien dan pengiklan. Jumlah audien yang cukup besar

akan memudahkan pihak stasiun televisi untuk menjual waktu tayang (air

time) kepada pengiklan, oleh karena itu promosi kepada audien lebih

(19)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pemasaran Jasa

Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dengan mana

individu-individu dan kelompok-kelompok mendapat apa yang mereka

butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, penawaran dan pertukaran

produk-produk yang bernilai (Kotler, 2000). The American Marketing

Association mengartikan pemasaran adalah proses perencanaan dan

pelaksanaan rencana, penerapan harga, promosi dan distribusi dari ide,

barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan

individu dan tujuan organisasi.

Kotler (2000) mendefinisikan jasa sebagai setiap kegiatan yang

ditawarkan, yang benar-benar tidak berwujud dan tidak menghasilkan

kepemilikan sesuatu secara tepat. Produksi jasa bisa atau bisa tidak terikat

dengan fisik produk. Jasa adalah tindakan atau kinerja yang menciptakan

manfaat bagi pelanggan dengan mewujudkan perubahan yang diinginkan

dalam diri-atau atas nama-penerima (Lovelock dan Wright, 2005). Adapun

karakteristik jasa menurut Tjiptono (1993) dibagi menjadi empat, yaitu :

1. Tidak berwujud

Jasa merupakan sesuatu yang tidak berwujud, tidak dapat dilihat,

dirasa atau didengar sebelum dibeli. Oleh karena itu, tugas pihak yang

menyediakan jasa itulah untuk mengelola jasa agar terwujud. Bila

pemasaran industri dituntut untuk menambah ide abstrak, pemasaran

jasa dituntut untuk menempatkan bukti fisik dan perumpamaan pada

penawaran abstraknya.

2. Tidak dapat dipisahkan

Pada umumnya jasa dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan.

Tidak seperti produk yang dapat diproduksi kemudian disimpan

menjadi persediaan dan didistribusikan lewat berbagai penjual

kemudian baru dikonsumsi, jasa biasanya dijual terlebih dahulu, baru

(20)

3. Variabilitas

Jenis jasa sangat bervariasi karena tergantung kepada siapa, yang

menyediakan, kapan dan di mana jasa tersebut dilakukan. Ada tiga

faktor yang menyebabkan variabilitas kualitas jasa yaitu kerja sama

atau partisipasi pelanggan selama penyampaian jasa, moral dan

motivasi karyawan dalam melayani pelanggan dan beban kerja

perusahaan.

4. Tidak tahan lama

Jasa tidak dapat disimpan karena jasa didapat ketika interaksi antara

klien dan pemberi jasa sedang terjadi. Jika proses tersebut berhenti

maka jasa itu juga selesai dan tidak dapat dilanjutkan.

Menurut Tjiptono (1993) pemasaran jasa merupakan bisnis yang

sangat kompleks disebabkan oleh banyaknya elemen yang

mempengaruhinya. Pemasaran jasa membutuhkan pemasaran eksternal

(persiapan jasa, penetapan harga, distribusi, promosi), pemasaran internal

(melatih dan memotivasi karyawan), dan pemasaran interaktif (interaksi

antar konsumen dengan karyawan perusahaan). Pemasaran jasa berbeda

dengan pemasaran barang. Pemasaran atau penyaluran jasa kepada

konsumen lebih banyak bersifat langsung dari produsen ke konsumen.

Produk jasa harus disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan, ditentukan

harga yang realistis, didistribusikan melalui saluran yang nyaman, dan

secara aktif dipromosikan ke pelanggan.

2.1.1. Bauran Pemasaran Jasa

Bauran pemasaran jasa atau disebut juga manajemen jasa

terpadu, menggunakan model 8P. Kedelapan P menurut Lovelock

dan Wright (2005) adalah:

a. Product (elemen produk)

Manajer harus memilih fitur-fitur produk inti (baik barang

ataupun jasa) dan beberapa elemen jasa pelengkap yang

mengelilinginya, dengan merujuk manfaat yang diinginkan

(21)

Semua komponen kinerja jasa yang menciptakan nilai bagi

pelanggan.

b. Place and time (tempat dan waktu)

Pengiriman elemen produk ke pelanggan melibatkan keputusan

tentang tempat dan waktu pengiriman dan mungkin melibatkan

saluran distribusi fisik atau elektronik (atau keduanya),

bergantung pada sifat jasa yang diberikan.

c. Process (proses)

Metode pengoperasian atau serangkaian tindakan tertentu, yang

umumnya berupa langkah-langkah yang diperlukan dalam

suatu urutan yang telah ditetapkan. Untuk menciptakan dan

menyampaikan elemen produk kepada pelanggan diperlukan

desain dan implementasi dari proses yang efektif.

d. Productivity and quality (produktivitas dan kualitas)

Produktivitas dapat diartikan sebagai seberapa efisien

pengubahan input jasa menjadi output yang menambah nilai

bagi pelanggan. Kualitas diartikan sebagai sejauh mana suatu

jasa memuaskan pelanggan dengan memenuhi kebutuhan,

keinginan, dan harapannya.

e. People (orang)

Karyawan (dan kadang-kadang pelanggan lain) yang terlibat

dalam proses produksi. Banyak jasa bergantung pada interaksi

langsung dan pribadi antara pelanggan dan karyawan

perusahaan. Sifat dari interaksi ini sangat mempengaruhi

persepsi pelanggan terhadap kualitas jasa.

f. Promotion (promosi)

Semua aktivitas dan alat yang menggugah komunikasi yang

dirancang untuk membangun preferensi pelanggan terhadap

jasa dan penyedia jasa tertentu. Tidak ada satu pun program

pemasaran dapat berhasil tanpa adanya program komunikasi

(22)

g. Physical evidence (bukti fisik)

Petunjuk visual atau berwujud lainnya yang memberi bukti atas

kualitas jasa. Perusahaan jasa perlu mengelola bukti fisik secara

hati-hati karena dapat mempengaruhi kesan pelanggan.

h. Price (harga)

Pengeluaran uang, waktu, dan usaha oleh pelanggan untuk

membeli dan mengkonsumsi jasa. Harga memperlihatkan

berbagai biaya yang ditimbulkan pelanggan dalam memperoleh

manfaat suatu produk jasa.

2.1.2. Segmentation, Targeting dan Positioning

Segmentasi pasar merupakan suatu usaha untuk

meningkatkan ketepatan pemasaran perusahaan. Menurut Kotler

(2002a), dasar segmentasi konsumen dibagi menjadi empat, yaitu :

segmentasi geografis, demografis, psikografis dan perilaku.

Menurut Rangkuti (2004a), unsur strategi persaingan, terdiri

dari (a) segmentasi pasar, (b) targeting dan (c) positioning.

a. Segmentasi pasar, yaitu tindakan mengidentifikasi dan

membentuk kelompok pembeli atau konsumen secara terpisah.

Masing-masing segmen konsumen ini memiliki karakteristik,

kebutuhan produk dan bauran pemasaran tersendiri.

b. Targeting, yaitu tindakan memilih satu atau lebih segmen pasar

yang akan dimasuki.

c. Positioning, yaitu penetapan posisi pasar yang bertujuan untuk membangun citra produk atau jasa ke dalam benak konsumen.

2.2. Bauran Promosi

Promosi merupakan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan

untuk menonjolkan keistimewaan-keistimewaan produknya dan membujuk

konsumen sasaran agar membelinya (Kotler, 2000). Promosi merupakan

kegiatan yang ditujukan untuk mempengaruhi konsumen agar mereka dapat

menjadi kenal akan produk yang ditawarkan oleh perusahaan mereka dan

(23)

Bauran promosi menggambarkan cara-cara kreatif yang mempengaruhi

konsumen dalam melakukan pembelian produk atau jasa. Perusahaan dapat

melakukan kampanye promosi yang berbeda-beda dengan menggunakan

kombinasi bauran promosi (promotion mix). Menurut Kotler (2000), pada

unsur promosi terdapat cara komunikasi utama dalam bauran promosi

yaitu:

a. Periklanan

Merupakan semua bentuk penyajian dan promosi non personal atas

ide, barang atau jasa yang dilakukan oleh perusahaan sponsor tertentu

(Kotler, 2000). Saluran komunikasi nonpersonal mencakup media,

atmosfer atau ruang dan acara-acara khusus. Periklanan memiliki

karakteristik khusus, yaitu sifatnya yang umum, tersebar luas, dan

mampu menimbulkan ekspresi yang lebih kuat dari konsumen.

Kebanyakan upaya periklanan diarahkan untuk mempengaruhi

permintaan merek produk tertentu (Shimp, 2003).

b. Penjualan tatap muka

Penjualan tatap muka dilakukan sebagai pelengkap periklanan karena

hal itu dilakukan secara individual dan dilakukan oleh staf pemasaran

secara langsung, bukan melalui media massa. Penjualan tatap muka

adalah satu elemen bauran promosi yang mensyaratkan pemasar untuk

melakukan kontak langsung dengan konsumen. Dalam bentuk seperti

ini, pemasar dapat mengakses secara langsung informasi kebutuhan

konsumen dan kemudian memprosesnya melalui promosi penjualan

untuk kepentingan perusahaan. Usaha penjualan langsung dalam

praktik akan bervariasi tergantung apakah produk yang dijual itu

merupakan barang konsumsi, barang industrial atau barang jasa.

c. Promosi penjualan

Tujuan utama promosi penjualan adalah untuk menarik sebanyak

mungkin pelanggan dalam waktu relatif singkat. Bentuk aktivitas

promosi penjualan yang umum dilakukan perusahaan dapat

dikelompokkan ke dalam dua tipe: 1) promosi penjualan yang

(24)

pemasar yang mampu mencapai target penjualan dan kontes

penjualan, dan 2) promosi dagang biasanya diarahkan untuk para

penyalur. Bentuk promosi penjualan yang lain adalah: kupon

potongan, kupon undian, dan pembagian sampel produk secara

cuma-cuma.

d. Publisitas dan hubungan masyarakat

Publisitas merupakan salah satu alat yang cukup potensial dalam

mengkomunikasikan produk perusahaan. Cara yang ditempuh

biasanya adalah dengan mengadakan press release, liputan khusus

pada media televisi, atau tampil dalam tayangan film. Publisitas kini

lebih banyak dikaitkan dengan fungsi public relations yang berfungsi

sebagai mediator antara perusahaan dengan masyarakat luas. Tujuan

utama yang dikembangkan dalam publisitas adalah untuk membangun

image produk dan sekaligus image perusahaan di dalam benak

masyarakat. Publisitas akan menjadi alat efektif apabila dirancang

untuk memberikan kebenaran tentang berbagai isu yang menjadi

perhatian masyarakat.

e. Pemasaran langsung

Pemasaran langsung merupakan sistem pemasaran yang

mengintegrasikan unsur-unsur bauran pemasaran yang biasanya

terpisah untuk menjual langsung baik kepada konsumen dan bisnis

lain, dengan menghindari toko pengecer dan penjualan personal

(Keegan, 2003). Pemasaran langsung berkembang cukup pesat akibat

meningkatnya penggunaan database komputer, kartu kredit dan

nomor-nomor bebas pulsa, di samping perubahan gaya hidup.

2.2.1. Penentuan Anggaran Promosi

Beberapa teknik yang dapat dipergunakan untuk menentukan

anggaran promosi menurut Kotler (2002b) adalah sebagai berikut:

a. Objective-task method

Penggunaan metode ini memerlukan serangkaian langkah, yaitu

penentuan tujuan promosi, menentukan strategi, menentukan

(25)

strategi. Untuk melakukan justifikasi atas anggaran yang

ditetapkan, manajer pemasaran harus menggunakan asumsi

tertentu yang mampu menjelaskan tentang tujuan dan mengapa

hal itu dilakukan.

b. Metode persentase penjualan

Metode ini sangat sederhana dan mudah dilakukan, dengan

menggunakan metode ini maka pengeluaran untuk promosi

dapat diperkirakan sebelumnya.

c. Competitive parity

Metode ini dilakukan dengan cara menentukan anggaran

promosi dari persentase penjualan dua atau tiga pesaing.

d. Metode Arbitrary

Dasar yang digunakan untuk menentukan anggaran promosi

adalah pada kemampuan perusahaan untuk menyediakan dana.

Ketepatan dalam justifikasi yang dilakukan manajer akan

sangat menentukan keberhasilan promosi produk perusahaan.

2.2.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Bauran Promosi

Menurut Stanton (1993) dan Kotler (2002b) beberapa faktor

yang mempengaruhi strategi bauran promosi yang akan dilakukan

oleh perusahaan yaitu:

1. Dana yang tersedia

Besarnya dana atau anggaran yang tersedia untuk keperluan

promosi merupakan faktor penentu dalam penyusunan strategi

promosi. Semakin besar dana yang tersedia, semakin mudah

pihak manajemen dalam memutuskan bentuk promosi yang

tepat.

2. Karakteristik produk

Strategi promosi yang dilakukan akan berbeda untuk jenis

barang yang berbeda. Promosi untuk barang konsumsi akan

lebih banyak menggunakan dana promosinya untuk periklanan

kemudian promosi penjualan, penjualan pribadi dan kemudian

(26)

dananya untuk penjualan pribadi kemudian promosi penjualan,

periklanan dan publisitas.

3. Karakteristik pasar

Sifat pasar akan mempengaruhi bauran promosi. Karakteristik

pasar dapat dilihat dalam 3 hal yaitu (1) luas geografis pasaran,

periklanan menjadi pilihan dalam pasar yang luas; (2)

konsentrasi pasaran, semakin sedikit calon pembeli maka

penjualan pribadi lebih efektif; (3) jumlah jenis pembeli

potensial, strategi promosi akan dilakukan berbeda untuk pasar

dengan sedikit jenis pembeli dengan pasar yang memiliki

banyak jenis pembeli.

4. Pelanggan

Faktor pelanggan meliputi:

a. Strategi yang digunakan, yaitu strategi dorong atau strategi

tarik. Strategi dorong mengarahkan aktivitas pemasarannya

(terutama penjualan perorangan dan promosi dagang)

kepada anggota saluran distribusi, sedangkan strategi tarik

mengarahkan aktivitas pemasaran (terutama periklanan dan

promosi konsumen) kepada konsumen akhir.

b. Tahap kesiapan pembeli, periklanan dan publisitas

memegang peranan penting pada tahap kesadaran. Pada

tahap berikutnya, penjualan pribadi dan promosi penjualan

menjadi lebih penting daripada periklanan dan publisitas.

5. Pesaing

Mengkaji persaingan adalah bagian mendasar dari tugas

promosi, meskipun demikian banyak orang tidak memikirkan

secara serius mengenai sifat persaingan. Lima bentuk

persaingan yang mungkin muncul adalah penyedia lain atas

produk yang sama, cara-cara lain melakukan hal yang sama,

para penyedia produk alternatif, para pesaing lain bagi

anggaran pelanggan dan pelanggan (Sowter, 2003). Perusahaan

(27)

dijalankan berdasarkan aktivitas promosi yang dijalankan

pesaing, atau dapat pula menyesuaikan dengan tingkat

persaingan yang ada dalam industri.

6. Tahap daur hidup produk

Strategi promosi berbeda menurut tahap daur hidup produk.

Pada tahap perkenalan, periklanan dan publisitas digunakan

untuk menghasilkan kesadaran yang tinggi. Promosi penjualan

sangat bermanfaat untuk mendorong percobaan secara dini.

Pada tahap pertumbuhan, periklanan dan publisitas masih tetap

berpengaruh kuat, sedangkan promosi penjualan dapat

dikurangi karena hanya sedikit insentif diperlukan pada tahap

ini. Pada tahap kematangan, promosi penjualan kembali

menjadi penting dan periklanan diperlukan sebagai reminder.

Pada tahap kemunduran, penjualan dan laba mengalami

kemunduran, bahkan menderita kerugian. Usaha promosi harus

dikurangi banyak kecuali jika perusahaan hendak

menghidupkan kembali produk itu dan perusahaan harus sudah

memasarkan barang baru untuk menggantikan barang lama.

7. Bauran pemasaran

Produk dengan harga tinggi biasanya diidentikan dengan mutu

baik, dengan demikian periklanan merupakan kegiatan promosi

yang tepat. Perusahaan yang memiliki saluran distribusi

langsung, lebih efektif apabila menggunakan penjualan pribadi.

2.3. Brand Image dan Awareness

Branding merupakan suatu cara untuk membedakan suatu produk dari

produsen yang berlainan (Ishadi, 2006). Menurut Kotler (2002b), brand

image adalah sejumlah keyakinan akan merek atau bisa juga dikatakan

sebagai bagaimana merek dipersepsikan oleh konsumen.

Brand awareness dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang

pembeli untuk mengenal atau mengingat bahwa suatu brand merupakan

bagian dari kategori produk tertentu. Aaker dalam Rangkuti (2004b)

(28)

pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek

merupakan bagian dari kategori produk tertentu. Brand awareness terdiri

dari lima tingkatan yaitu:

a. Unaware of brand adalah dimana konsumen tidak menyadari akan

adanya suatu merek.

b. Brand recognition adalah tingkat minimal dari kesadaran merek. Hal

ini penting pada saat seseorang pembeli memilih suatu merek pada saat

melakukan pembelian.

c. Brand recall diistilahkan dengan pengingatan kembali tanpa bantuan.

d. Top of mind diartikan merek tersebut merupakan merek utama dari

berbagai merek yang ada di dalam benak konsumen.

Brand equity seperangkat aset dan liabilitas merek yang terkait dengan

suatu merek, nama, dan simbol yang mampu menambah atau mengurangi

nilai yang diberikan oleh sebuah produk atau jasa, baik pada perusahaan

maupun pada pelanggan. Brand equity terdiri dari lima elemen yaitu :

a. Brand Awareness (kesadaran akan merek)

b. Brand Assosiations (asosiasi merek)

Asosiasi merek diartikan dengan segala hal yang berkaitan dengan

ingatan mengenai merek. Berbagai asosiasi yang diingat konsumen

dapat dirangkai sehingga membentuk citra tentang merek atau brand

image di dalam benak konsumen.

c. Perceived Quality (kesan kualitas)

Pengertian kesan kualitas menurut Aaker dalam Rangkuti (2004b)

adalah persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau

keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkaitan dengan maksud

yang diharapkan.

d. Brand Loyalty (loyalitas merek)

Pengertian loyalitas merek adalah ukuran dari kesetiaan konsumen

terhadap suatu merek. Loyalitas merek merupakan inti dari brand

equity yang menjadi gagasan sentral dalam pemasaran, karena hal ini

merupakan satu ukuran keterkaitan seorang pelanggan pada sebuah

(29)

2.4. Televisi

2.4.1. Perkembangan Televisi

Televisi secara harfiah artinya “melihat dari jauh”. Namun

demikian, dalam pengertian sederhana ini sebenarnya meliputi dua

bagian utama, yaitu pemancar televisi yang berfungsi mengubah

dan memancarkan sinyal-sinyal gambar (view) bersama-sama

dengan sinyal suara sehingga sinyal-sinyal tersebut dapat diterima

oleh pesawat televisi penerima pada jarak yang cukup jauh. Bagian

kedua televisi penerima yaitu bagian yang menangkap sinyal-sinyal

tersebut dan mengubahnya kembali sehingga apa yang dipancarkan

oleh transmisi televisi tadi dapat dilihat dan didengar seperti

keadaan aslinya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pesawat

televisi adalah alat yang dapat digunakan untuk melihat dan

mendengarkan dari tempat jauh.

Perkembangan pesat pertelevisian dunia terjadi antara tahun

1951 dan 1954 di mana saluran (channel) Ultra High Frequency

(UHF) mulai dibuka serta diketemukannya televisi berwarna.

Daratan Eropa merupakan cikal bakal siaran televisi pertama

di dunia, yakni di Negara Jerman (1928), kemudian di Perancis

(1935), selanjutnya di Inggris Raya (1936), sedangkan di negara

Amerika siaran televisi baru populer tahun 1939. Sementara itu di

negara Indonesia siaran televisi secara resmi dimulai pada tahun

1962 saat TVRI menayangkan siaran langsung Hari Ulang Tahun

Kemerdekaan Indonesia ke-17, tepatnya pada tanggal 17 Agustus

1962, meskipun siaran tersebut dikategorikan sebagai siaran

percobaan.

2.4.2. Kepemilikan

Berdasarkan aspek kepemilikan, perusahaan televisi yang ada

di Indonesia ini dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu televisi

pemerintah dan televisi swasta. Televisi pemerintah adalah televisi

yang didanai oleh pemerintah di mana fokus kegiatannya dilakukan

(30)

Tugas utama televisi pemerintah adalah pelayanan masyarakat

(public service), dan karena statusnya sebagai televisi pemerintah

maka perusahaan ini didukung oleh regulasi atau undang-undang

khusus. Sementara pada TV-TV swasta yang ada, status

kepemilikannya dimiliki oleh kelompok-kelompok tertentu dan

sebagian masyarakat.

2.4.3. Kegiatan Promosi Stasiun Televisi

Promosi On Air adalah kegiatan promosi yang dilakukan

perusahaan untuk menginformasikan tentang acara-acara atau

program yang dimiliki oleh stasiun televisi tersebut. Menurut

Morissan (2005) tempat terbaik untuk menjalankan promosi on air

adalah tentu saja di stasiun sendiri. Promosi di stasiun sendiri

merupakan cara yang paling cepat dan paling mudah dilakukan

karena audien sedikit banyak sudah tersedia.

Promosi Off Air adalah kegiatan promosi yang dilakukan

dengan mengadakan acara-acara di luar studio. Kegiatan promosi

off air ditujukan untuk para audien dengan tingkat loyalitas yang

tinggi juga sebagai salah satu bentuk pendekatan kepada

masyarakat.

2.4.4. Rating dan Share

Rating digunakan untuk mengukur efektivitas penggunaan

pesawat televisi atau radio sebagai media penyampaian pesan

iklan. Rating adalah suatu ukuran yang menunjukkan bagian dari

sejumlah individu atau rumah tangga yang melihat atau

mendengarkan suatu program pada suatu waktu tertentu, yang

biasanya dinyatakan dalam persentase. Menurut Morissan (2005)

rating merupakan hal yang penting karena pemasang iklan selalu

mencari stasiun televisi atau program siaran yang paling banyak

ditonton orang.

Share merupakan persentase sederhana dari HUT (Home

(31)

persentase dari jumlah rumah yang menghidupkan pesawat televisi

pada suatu kurun waktu tertentu.

2.4.5. Segmentation, Targeting, Positioning Audien

Segmentasi audien dapat didefinisikan sebagai suatu proses

untuk membagi-bagi atau mengelompok-kelompokkan audien ke

dalam kotak-kotak yang lebih homogen. Dengan memahami siapa

audiennya, maka pengelola media penyiaran dapat menentukan

bagaimana cara menjangkaunya, program apa yang dibutuhkan dan

bagaimana mempertahankan audien dari media pesaing.

Target audien adalah memilih satu atau beberapa segmen

audien yang akan menjadi fokus kegiatan-kegiatan pemasaran

program dan iklan. Menurut Morissan (2005), targeting

mempunyai dua fungsi sekaligus yaitu menyeleksi audien sasaran

sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu dan menjangkau audien

sasaran tersebut (reaching).

Positioning adalah strategi komunikasi yang berhubungan

dengan bagaimana khalayak menempatkan media penyiaran di

dalam otaknya, di dalam alam khayalnya, sehingga khalayak

memiliki penilaian tertentu.

2.5. Metode Perbandingan Eksponensial

Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) merupakan salah satu

metode untuk menentukan urutan prioritas alternatif keputusan dengan

kriteria jamak. (Marimin, 2004) MPE akan menghasilkan nilai alternatif

yang perbedaannya lebih kontras.

2.5.1. Prosedur MPE

Dalam menggunakan MPE ada beberapa tahapan yang harus

dilakukan yaitu :

1. Menyusun alternatif-alternatif keputusan yang akan dipilih.

2. Menentukan kriteria atau perbandingan kriteria keputusan yang

penting untuk dievaluasi.

3. Menentukan tingkat kepentingan dari setiap kriteria keputusan

(32)

4. Melakukan penilaian terhadap semua alternatif pada setiap

kriteria.

5. Menghitung skor atau nilai total setiap alternatif.

6. Menentukan urutan prioritas keputusan didasarkan pada skor

atau nilai total masing-masing alternatif.

Formulasi perhitungan skor untuk setiap alternatif dalam

MPE adalah :

... (1)

di mana:

TNiij = Total nilai alternatif ke-i

RKij = Derajat kepentingan relatif kriteria ke-j pada pilihan keputusan i

TKKj = Derajat kepentingan kriteria keputusan ke-j; TKKj >0; bulat

n = jumlah pilihan keputusan m = jumlah kriteria keputusan

Semakin besar nilai alternatif, semakin besar pula skor

alternatif tersebut. Total skor masing-masing alternatif keputusan

akan relatif berbeda secara nyata karena adanya fungsi

eksponensial.

2.5.2. Keuntungan MPE

Metode perbandingan eksponensial mempunyai keuntungan

dalam mengurangi bias yang mungkin terjadi dalam analisis. Nilai

skor yang menggambarkan urutan prioritas menjadi besar (fungsi

eksponensial) ini mengakibatkan urutan prioritas alternatif

keputusan lebih nyata.

2.6. Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)

Analytical Hierarchy Process (AHP) merupakan suatu metode yang

pertama kali dikembangkan oleh Thomas L. Saaty, ahli matematika dari

University of Pitsburgh, Amerika Serikat pada awal tahun 1970-an. Metode

ini ditujukan untuk memodelkan masalah-masalah tak terstruktur dan

pendapat-pendapat sedemikian rupa, di mana permasalahan yang ada telah

(33)

benar-benar dinyatakan secara jelas, dievaluasi, dibahas atau dianalisis, dan

diprioritaskan untuk dikaji (Fewidarto, 1996). Pada penerapan metode AHP

yang diutamakan adalah kualitas data dari responden, dan tidak tergantung

pada kuantitasnya (Saaty, 1993).

Dalam metode AHP ini, ada tiga prinsip dalam memecahkan persoalan

dengan analisa logis eksplisit, yaitu :

1. Prinsip menyusun hierarki. Dalam menyusun hierarki, perusahaan

berusaha untuk menggambarkan dan menguraikan permasalahan atau

realita secara hierarki. Untuk memperoleh pengetahuan terinci, realitas

yang kompleks disusun ke dalam bagian yang menjadi elemen

pokoknya, dan kemudian bagian ini dimasukkan ke dalam bagiannya

lagi, dan seterusnya secara hierarkis. Dengan kata lain, persoalan yang

kompleks dipecahkan menjadi unsur-unsur yang terpisah.

2. Prinsip menerapkan prioritas. Penerapan prioritas yang dimaksud

adalah menentukan peringkat elemen-elemen menurut relatif

pentingnya.

3. Prinsip konsistensi logis. Konsistensi logis adalah menjamin bahwa

semua elemen dikelompokkan secara logis dan diperingkatkan secara

konsisten sesuai dengan kriteria yang logis.

Sistem hierarki keputusan memiliki bentuk yang saling berkaitan, yang

tersusun dari fokus, turun ke tujuan-tujuan, kemudian ke pelaku-pelaku,

dan terakhir skenario. Menurut Saaty (1993), penentuan perangkat

komponen sistem hierarki keputusan dalam AHP tidak memiliki prosedur

yang pasti, sehingga sistem tidak harus terbentuk secara mutlak dari

komponen-komponen seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Fokus

pada tahap ini adalah komponen-komponen sistem yang dipilih dan

dipergunakan dalam membentuk sistem hierarki yang ada. Hal ini

diidentifikasi berdasarkan kemampuan analisis dalam menemukan

unsur-unsur yang dimaksud, sehingga penentuan unsur-unsur-unsur-unsur tersebut tergantung

dari penguasaan para analis terhadap persoalan atau masalah yang akan

(34)

Dalam menyusun strategi promosi yang tepat bagi perusahaan, metode

AHP digunakan untuk mendapatkan keputusan yang tepat dengan melihat

faktor-faktor yang relevan dan memang berpengaruh dalam penyusunan

strategi promosi tersebut.

Berdasarkan kerangka kerja proses AHP, penelitian ini diawali dengan

pengumpulan data dan informasi yang diperlukan untuk menyusun struktur

hierarki. Struktur hierarki yang telah disusun menjadi dasar untuk

pembuatan kuesioner yang diberikan kepada bagian pemasaran. Struktur

hierarki harus sesuai dengan data dan kondisi perusahaan. Kuesioner

diberikan untuk mengetahui pembobotan setiap elemen pada seluruh

tingkat struktur hierarki. Sebuah hierarki yang telah disusun dengan

elemen-elemennya menjadi tidak akan berarti apabila tanpa nilai atau bobot

yang menyertainya.

Oleh karena itu metode AHP diperlukan untuk penentuan bobot bagi

elemen di satu level yang akan berpengaruh terhadap bobot elemen pada

level di bawahnya, dan pada akhirnya metode AHP dapat digunakan untuk

menghitung bobot pada setiap level untuk penilaian tujuan seluruhnya.

Metode AHP ini memasukkan aspek kualitatif dan kuantitaif pikiran

manusia. Aspek kualitatif mendefinisikan persoalan dan hierarkinya, dan

aspek kuantitatif mengekspresikan penilaian dan preferensi secara ringkas

dan padat. Proses ini dengan jelas menunjukkan bahwa demi pengambilan

keputusan yang sehat dalam situasi kompleks diperlukan prioritas dan

melakukan perimbangan (trade offs).

2.6.1. Prosedur AHP

Pengolahan data menggunakan metode AHP dilakukan

dengan langkah-langkah sebagai berikut (Kusuma, 2004) :

1. Penentuan Vektor Prioritas

Vektor prioritas dapat dihitung dengan rumus :

(35)

1

Dengan terlebih dahulu mencari vektor eigennya :

VE =

2. Uji Konsistensi

Konsistensi penilaian responden diuji dengan tolok ukur berupa

nilai indeks konsistensi. (CI) dan rasio konsistensi (CR).

CI = λmax – n ... (4)

Nilai RI (Random Index) dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Nilai random index

N 1 2 3 4 5 6 7

RI 0,00 0,00 0,58 0,90 1,12 1,24 1,32 N 8 9 10 11 12 13 14 RI 1,41 1,45 1,49 1,51 1,48 1,56 1,57

Sumber: Fewidarto, 1996

Nilai RI ini dikeluarkan oleh Oak Ridge Laboratori dari matriks

berorde 1 sampai dengan 15 dengan menggunakan sampel

berukuran 100.

Batasan diterima tidaknya konsistensi suatu matriks sebenarnya

tidak ada yang baku. Namun berdasarkan eksperimen dan

pengalaman, tingkat inkonsistensi sebesar 10 persen ke bawah

adalah tingkat yang masih bisa diterima (Saaty, 1993).

(36)

sebesar 10 persen ke bawah tidak dicapai maka dapat

digunakan batas yang lebih besar atau bahkan rataan CR dari

penilaian pakar. Pada penelitian ini batas tingkat inkonsistensi

ditetapkan sebesar 15 persen.

3. Penyusunan Matriks Gabungan

Matriks penilaian gabungan merupakan matriks baru yang

elemen-elemen matriksnya (gij) berasal dari rataan geometrik

elemen matriks penilaian individu yang rasio konsistensinya

memenuhi syarat.

Rumus rataan geometrik adalah sebagai berikut :

gij = ( )

aij(k) = sel penilaian setiap pakar

4. Penentuan Vektor Prioritas Matriks Gabungan

2.6.2. Kerangka Kerja AHP

Kerangka kerja AHP terdiri dari delapan langkah utama

(Saaty, 1993), adapun penjelasan dari setiap langkah adalah sebagai

berikut:

1. Mendefinisikan persoalan dan merinci pemecahan persoalan

yang diinginkan. Hal yang perlu diperhatikan dalam langkah ini

adalah penguasaan masalah secara mendalam, karena yang

menjadi perhatian adalah pemilihan tujuan, kriteria dan

elemen-elemen yang menyusun struktur hierarki. Dalam AHP

tidak terdapat prosedur yang pasti untuk mengidentifikasi

komponen-komponen sistem, seperti tujuan, kriteria dan

aktivitas-aktivitas yang akan dilibatkan dalam suatu sistem

hierarki. Komponen-komponen sistem dapat diidentifikasikan

berdasarkan kemampuan pada analisa untuk menemukan

(37)

2. Membuat struktur hierarki dari sudut pandang manajemen

secara menyeluruh. Hierarki merupakan abstraksi struktur suatu

sistem yang mempelajari fungsi interaksi antar komponen dan

dampaknya terhadap sistem. Abstraksi ini mempunyai bentuk

yang saling berkaitan, tersusun dari sasaran utama, sub-sub

tujuan, faktor-faktor pendorong yang mempengaruhi sub-sub

sistem tujuan tersebut, pelaku-pelaku yang memberi dorongan,

tujuan-tujuan pelaku dan akhirnya ke alternatif strategis,

pilihan atau skenario. Penyusunan hierarki ini berdasarkan jenis

keputusan yang akan diambil. Pada tingkat puncak, hierarki

hanya terdiri dari satu elemen yang disebut dengan fokus, yaitu

sasaran keseluruhan yang bersifat luas. Tingkat berikut

dibawahnya dapat terdiri dari beberapa elemen yang dibagi

dalam kelompok homogen, agar dapat dibandingkan dengan

elemen-elemen yang berada pada tingkat sebelumnya.

Goal

Kriteria

Alternatif

Gambar 3. Contoh struktur hierarki dalam AHP (Marimin, 2004)

Keterangan:

a. Tingkat 1:

Goal adalah apa yang menjadi inti atau fokus permasalahan

yang ingin dipecahkan dengan AHP.

b. Tingkat 2 : Kriteria (K1, K2, K3, Kn)

Hal-hal yang menjadi faktor dari goal. Pada gambar diatas

(38)

c. Tingkat 3 : Alternatif (A1, A2, A3, A4, An)

Alternatif, yaitu hal-hal yang telah dirumuskan sebagai

pilihan yang akan direkomendasikan sebagai hasil untuk

mencapai tujuan penelitian

3. Menyusun matriks banding berpasangan. Matriks banding

berpasangan dimulai dari puncak hierarki, yang merupakan

dasar untuk melakukan pembandingan berpasangan

antarelemen yang terkait yang ada di bawahnya. Pembandingan

berpasangan pertama dilakukan pada elemen tingkat kedua

terhadap fokus yang ada di puncak hierarki. Menurut

perjanjian, suatu elemen yang ada di sebelah kiri diperiksa

perihal dominasi atas yang ada di sebelah kanan suatu elemen

di puncak matriks.

4. Mengumpulkan semua pertimbangan yang diperlukan dari hasil

melakukan perbandingan berpasangan antarelemen pada

langkah 3. Setelah matriks pembanding berpasangan

antarelemen dibuat, dilakukan pembandingan berpasangan

antar setiap elemen pada kolom ke-i dengan setiap elemen pada

baris ke-j. Pembandingan berpasangan antarelemen tersebut

dilakukan dengan pertanyaan “seberapa kuat elemen baris ke-i

didominasi atau dipengaruhi, dipenuhi, diuntungkan oleh fokus

di puncak hierarki, dibandingkan dengan kolom ke-j ?”.

Apabila elemen-elemen yang diperbandingkan merupakan

suatu peluang atau waktu, maka pertanyaannya adalah:

“seberapa lebih mungkin suatu elemen baris ke-i dibandingkan

dengan elemen kolom ke-j sehubungan dengan elemen di

puncak hierarki ?”. Untuk mengisi matriks banding

berpasangan, digunakan skala banding yang tertera pada Tabel

2. Angka-angka yang tertera menggambarkan relatif

pentingnya suatu elemen dibandingkan dengan elemen lainnya

(39)

matriks hanya dilakukan untuk bagian di atas garis diagonal

dari kiri ke kanan bawah.

Tabel 2. Nilai skala banding berpasangan

Intensitas Pentingnya Definisi Penjelasan

1 Kedua elemen sama

pentingnya

Dua elemen menyumbang sama besar pada sifat itu

3 Elemen yang satu

5 Elemen yang satu sangat

penting daripada elemen yang lainnya

Pengalaman dan pertimbangan dengan kuat

menyokong satu elemen atas elemen yang lainnya

7 Satu elemen jelas lebih

penting daripada elemen yang lainnya

Satu elemen dengan kuat disokong dan dominannya elemen yang satu atas yang lainnya memiliki tingkat penegasan yang tertinggi yang mungkin menguatkan

2,4,6,8 Nilai-nilai di antara dua

pertimbangan yang berdekatan

Kompromi diperhatikan di antara dua pertimbangan

Kebalikan Jika untuk aktivitas i mendapat satu angka bila

dibandingkan dengan aktivitas j, maka j memiliki nilai kebalikannya bila dibandingkan dengan i

Sumber: Saaty, 1993

5. Memasukkan nilai-nilai kebalikannya beserta bilangan 1

sepanjang diagonal utama. Angka 1 sampai 9 digunakan bila Fi

lebih mendominasi atau mempengaruhi sifat fokus puncak

hierarki (x) dibandingkan dengan Fj, namun bila Fi kurang

mendominasi atau kurang mempengaruhi sifat X dibandingkan

Fj, maka digunakan angka kebalikannya. Matriks di bawah

garis diagonal utama diisi dengan nilai-nilai kebalikannya.

Contoh, bila elemen F24 memiliki nilai 7, maka nilai elemen F24

adalah 1/7.

6. Melaksanakan langkah 3, 4 dan 5 untuk semua tingkat dan

gugusan dalam hierarki tersebut. Pembandingan dilanjutkan

untuk semua elemen pada setiap tingkat keputusan yang

(40)

atasnya. Matriks pembandingan dalam metode AHP dibedakan

menjadi: (1) Matriks Pendapat Individu (MPI) dan (2) Matriks

Pendapat Gabungan (MPG). MPI adalah matriks hasil

pembandingan yang dilakukan individu. MPI memiliki elemen

yang disimbolkan dengan aij, yaitu elemen matriks pada baris

ke-i dan kolom ke-j. MPI dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Matriks pendapat individu

X A1 A2 A3 ... An

MPG adalah susunan matriks baru yang elemen (g ij) berasal

dari rata-rata geometrik pendapat-pendapat individu yang rasio

inkonsistensinya lebih kecil atau sama dengan 10%, dan setiap

elemen pada baris dan kolom yang sama dari MPI yang satu

dengan MPI yang lain tidak terjadi konflik. MPG dapat dilihat

pada Tabel 4.

Tabel 4. Matriks pendapat gabungan

X G1 G2 G3 ... Gn

7. Mensintesis prioritas untuk melakukan pembobotan

vektor-vektor prioritas. Menggunakan komposisi secara hierarki untuk

membobotkan vektor-vektor prioritas itu dengan bobot

kriteria-kriteria dan menjumlahkan semua nilai prioritas terbobot yang

bersangkutan dengan nilai prioritas dari tingkat bawah

berikutnya dan seterusnya.

8. Mengevaluasi inkonsistensi untuk seluruh hierarki. Langkah ini

dilakukan dengan mengalikan setiap indeks konsistensi dengan

(41)

menjumlahkan hasil kalinya. Hasil ini dibagi dengan

pernyataan sejenis yang menggunakan indeks konsistensi acak,

yang sesuai dengan dimensi masing-masing matriks. Untuk

memperoleh hasil yang baik, rasio inkonsistensi hierarki harus

bernilai kurang dari atau sama dengan 10%. Rasio inkonsistensi

diperoleh setelah matriks diolah secara horizontal dengan

menggunakan program komputer Expert Choice 2000. Jika

rasio inkonsistensi mempunyai nilai lebih dari 10%, maka mutu

informasi harus ditinjau kembali dan diperbaiki, antara lain

dengan memperbaiki cara menggunakan pertanyaan ketika

melakukan pengisian ulang kuesioner dan dengan lebih

mengarahkan responden yang mengisi kuesioner.

2.7. Hasil Penelitian Terdahulu

Mayangsari (2000) dalam studi mengenai strategi promosi pada

minuman juice serbuk mengatakan bahwa pada perusahaan minuman juice

serbuk kelima alat bauran promosi dilaksanakan secara bersama-sama

namun promosi penjualan dan periklanan merupakan kegiatan promosi

yang paling banyak digunakan. Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam

menyusun strategi promosi secara berturut-turut adalah bauran pemasaran,

karakteristik produk, karakteristik pasar, anggaran, konsumen, pesaing dan

daur hidup produk.

Yanti (2004) dalam studi mengenai strategi promosi pada PT. Andalas

Cakrawala Televisi (ANTV) menyimpulkan bahwa untuk dapat mencapai

tujuan promosi yang diinginkan, ANTV perlu melakukan peningkatan

frekuensi dan intensitas kegiatan promosi. Dalam kaitannya dengan citra

merek prusahaan, peningkatan frekuensi dan intensitas kegiatan promosi

dapat menjadi media untuk lebih mengundang perhatian dan

membangkitkan awareness masyarakat terhadap citra merek ANTV sebagai

stasiun televisi untuk anak dan wanita. Namun hendaknya, peningkatan

frekuensi dan intensitas kegiatan promosi ini, perlu diimbangi dengan

peningkatan kualitas program-program atau tayangan-tayangan ANTV agar

(42)

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian

Sebelum tahun 1989, siaran televisi di Indonesia dimonopoli oleh

stasiun televisi pemerintah, yaitu TVRI. Permintaan masyarakat yang

semakin besar akan acara siaran televisi yang bermutu tinggi,

mengakibatkan pemerintah Indonesia tidak dapat bertahan hanya dengan

satu stasiun televisi milik pemerintah saja.

Sejak dikeluarkannya Surat Keputusan mengenai ijin siaran swasta,

stasiun televisi swasta nasional dan lokal di Indonesia banyak bermunculan.

Besarnya minat swasta memasuki bisnis ini menunjukkan bahwa peluang

bisnis ini memiliki prospek baik dalam jangka panjang. Persaingan yang

semakin ketat dalam industri pertelevisian menuntut stasiun televisi swasta

untuk memperluas pangsa pasar. Perluasan pangsa pasar membuat stasiun

televisi swasta harus berusaha agar produk yang dihasilkan dapat dikenal

masyarakat luas.

Perusahaan dituntut untuk menerapkan suatu strategi yang tepat agar

mencapai tujuan yang diinginkan. Salah satu strategi yang harus dilakukan

dengan tepat adalah strategi pemasaran umumnya dan strategi promosi

khususnya guna mengkomunikasikan produk dan perusahaan serta layanan

yang diberikan kepada konsumen. Promosi memegang peranan penting

dalam meningkatkan daya saing dan mempopulerkan merek suatu produk

yang pada akhirnya dapat menciptakan loyalitas pelanggan.

Ketepatan menganalisis masalah dan kemudian menetapkan prioritas

adalah suatu hal yang sangat mutlak. Dalam sistem perusahaan yang

kompleks, pemimpin dihadapkan pada banyak hal, mulai dari pengadaan

produk atau bahan baku hingga pemasaran. Sedangkan kemampuan yang

dimiliki sangat terbatas. Guna menangani persoalan-persoalan tersebut,

diperlukan penyusunan peringkat (prioritas) bagi setiap perusahaan,

sehingga dalam jangka pendek, permasalahan yang utama (prioritas)

(43)

Penelitian ini ditujukan untuk mengkaji strategi promosi yang

dijalankan oleh perusahaan, mengidentifikasi faktor-faktor dan menyusun

alternatif strategi untuk meningkatkan kinerja promosi perusahaan. Bagan

kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Kerangka pemikiran penelitian

Menurut Mulyono (1996), pertimbangan atas penggunaan PHA dalam

mencari alternatif strategi promosi adalah agar dapat menentukan secara

pasti apakah satu alternatif lebih baik dibandingkan beberapa alternatif

lainnya. Kesulitan untuk menentukan kebaikan/keuntungan satu alternatif

terhadap alternatif lainnya adalah (1) pengaruh-pengaruh itu terkadang

tidak dapat dibandingkan akibat ukuran atau bidangnya berbeda, (2)

pengaruh-pengaruh itu kadang-kadang saling bentrok, artinya perbaikan

pengaruh yang satu hanya dapat dicapai dengan pemburukan pengaruh

lainnya. Berdasarkan hal itu, diperlukan suatu skala fleksibel yang disebut

prioritas, yaitu suatu ukuran abstrak yang berlaku untuk semua skala.

Penentuan prioritas inilah yang akan dilakukan dengan menggunakan PHA.

Advertising Personal Selling Sales Publicity

Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan strategi promosi perusahaan

Pemilihan strategi promosi perusahaan

berdasarkan alternatif yang ada Metode AHP

Rekomendasi strategi promosi bagi perusahaan MPE Direct Marketing

Analisis strategi promosi

Perkembangan dunia pertelevisian di Indonesia

Persaingan memperoleh audien

(44)

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada PT. Televisi Transformasi Indonesia

(Trans TV) yang berlokasi di Jl. Kapten P. Tendean Kavling 12-14A

Jakarta, pada bulan Maret-Mei 2006. Pemilihan objek penelitian ditentukan

secara purposive (sengaja), dengan mempertimbangkan peminatan terhadap

industri media yang ingin digeluti oleh penulis yaitu stasiun televisi swasta.

Trans TV adalah salah satu perusahaan jasa media yang memiliki

perkembangan cukup pesat bila dibandingkan dengan pesaingnya, hal

inilah yang membuat Trans TV menjadi salah satu pilihan objek penelitian

yang potensial.

3.3. Metode Penelitian

3.3.1. Pengumpulan Data

Sumber data pada penelitian ini terdiri dari data primer dan

sekunder. Data primer merupakan sumber data penelitian yang

didapat dari sumber pertama baik individu atau kelompok, seperti

hasil wawancara atau penyebaran kuesioner. Wawancara akan

dilakukan secara mendalam dengan pihak-pihak terkait seperti

bagian promosi. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari

data perusahaan dan studi literatur (buku, koran, majalah dan

skripsi) yang terkait dengan topik penelitian.

3.3.2. Metode Pengambilan Sampel

Identifikasi faktor dilakukan dengan menyebarkan kuesioner

kepada 30 responden. Mengacu pada konsep teorema batas sentral

yang menyatakan bahwa jumlah sampel yang besar (n>=30) akan

menyebar secara normal dan pertimbangan bahwa uji rata-rata

sampel berjumlah 30 orang (Singarimbun, 1989). Pemilihan

responden untuk mengidentifikasi faktor dilakukan dengan metode

purposive sampling (secara sengaja). Responden terdiri dari staff

bagian promosi dan audien. Pertimbangan menggunakan audien

sebagai responden adalah untuk

Metode AHP tidak memiliki perumusan tertentu untuk

(45)

yaitu dua orang responden. Pemilihan responden untuk pemilihan

alternatif strategi promosi dilakukan secara sengaja (purposive)

dengan mempertimbangkan faktor pemahaman mengenai strategi

promosi. Jumlah responden terdiri dari enam orang dengan

pertimbangan bahwa mereka cukup kompeten dalam mewakili

keseluruhan populasi. Enam orang terdiri dari tiga orang praktisi

dan tiga orang akademisi. Keputusan tersebut didasarkan pada

keinginan peneliti untuk menggabungkan pendapat dari segi teori

dan praktek serta ditujukan agar hasil yang diperoleh lebih

seimbang dan netral.

Pakar yang memberikan pembobotan untuk pemilihan

alternatif strategi promosi Trans TV terdiri dari praktisi dan

akademisi. Praktisi berasal dari Trans TV (Promotions Department

Head dan Off Air Promo Coordinator) dan stasiun televisi swasta

selain Trans TV (Head of Promo), sedangkan akademisi berasal dari

instansi pendidikan yaitu dosen pemasaran dan dosen komunikasi

Institut Pertanian Bogor.

3.3.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Sebelum penyebaran kuesioner, dilakukan uji coba untuk

mengukur validitas dan reliabilitas kuesioner. Secara umum,

validitas dapat diartikan sebagai suatu alat ukur yang dapat

mengukur apa yang hendak diukur (Singarimbun, 1989). Dalam

penelitian ini dilakukan pengujian validitas terhadap item

pertanyaan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan

strategi promosi perusahaan.

Data yang digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi keputusan strategi promosi perusahaan merupakan

data ordinal, maka digunakan skala yang mempunyai urutan tingkat

kepentingan 1-9. 1 mewakili sangat tidak penting dan 9 mewakili

sangat penting. Oleh karena data tersebut interval, maka untuk

menguji validitas data ini menggunakan metode korelasi Product

(46)

Uji validitas dilanjutkan dengan uji reliabilitas, setelah alat

ukur tersebut dinyatakan sahih. Metode yang digunakan untuk

menguji reliabilitas pada penelitian ini adalah teknik Cronbach α

(Alpha), yaitu teknik mencari reliabilitas yang berbentuk skala. Uji

reliabilitas dilakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS

11.5.

Analisis terhadap faktor-faktor yang paling berpengaruh

terhadap penyusunan strategi promosi perusahaan dilakukan dengan

MPE. Penilaian terhadap faktor didapatkan dari kuesioner yang

disebarkan kepada responden. Setelah data terkumpul, data akan

dihitung dengan bantuan program Microsoft Excel.

Setelah diperoleh prioritas faktor-faktor penyusun strategi

promosi maka tahap selanjutnya adalah pembuatan hierarki yang

juga disusun berdasarkan wawancara dengan beberapa personil

perusahaan yang terkait dengan kegiatan promosi. Struktur hierarki

yang telah disusun menjadi dasar untuk pembuatan kuesioner yang

diberikan kepada responden.

Validitas kuesioner untuk pemilihan strategi promosi dilihat

melalui konsistensi setiap matriks baik itu individu maupun

gabungan dan juga konfirmasi yang dilakukan dengan pakar. Latar

belakang penggunaan AHP sebagai alat analisis strategi promosi

yang tepat karena dalam batas-batas tertentu analisis kualitatif yang

dilakukan perusahaan untuk mengkaji pemilihan strategi promosi

belum dapat memberikan informasi secara terperinci dalam

menggambarkan suatu kondisi.

Kuesioner diberikan untuk mengetahui pembobotan setiap

elemen pada seluruh tingkat pada struktur hierarki. Hasil

pengolahan data primer ini dimulai dengan memeriksa terlebih dulu

kekonsistenan pembobotan yang diberikan responden. Kemudian

setelah masing-masing pembobotan per individu terbukti konsisten,

keseluruhan pembobotan oleh masing-masing individu akan

(47)

gabungan inilah yang akan diukur kembali pembobotannya lewat

mekanisme perhitungan AHP dalam Expert Choice yang akan

melahirkan pengolahan data vertikal dan pengolahan data

horizontal. Hasil pengolahan vertikallah yang menjadi dasar

pemilihan alternatif strategi promosi, sedangkan hasil pengolahan

data horizontal memperlihatkan keterkaitan dan tingkat pengaruh

antara satu faktor dalam satu tingkat hirarki dengan elemen lain

dalam tingkat hirarki dibawahnya. Data yang terkumpul akan

diproses dengan teknik AHP menggunakan software Expert Choice

Gambar

Gambar 1. Average rating trends week 0501 – 0603 (AC Nielsen, 2006)
Gambar 2.  Pendapatan Spot Iklan Tahun 2005
Tabel 1. Nilai random index
Gambar 3. Contoh struktur hierarki dalam AHP (Marimin, 2004)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk kegiatan eksternal adalah kegiatan yang dilakukan oleh Transmania untuk TRANS TV maupun komunitas lainnya, seperti menjadi Backstage Crew di produksi program TRANS TV

Dalam melaksanakan proses KKM penulis telah melaksanakan berbagai macam kegiatan. Dari berbagai macam kegiatan yang bersifat rutin hingga insidentil. Adapun kegiatan yang

Penelitian dengan judul “ Analisis Produksi Siaran Berita Televisi (Proses Produksi Siaran Program Berita Reportase Minggu di Trans Tv) ” ini terinspirasi dari beberapa

Pelaksanaan press conference bulan Maret 2013 sudah seharusnya dipantau oleh praktisi public relations Divisi Media Relations TRANS TV agar berjalan dengan efektif. Proses

Oleh karena kesempatan yang diberikan TRANS TV untuk melaksanakan Kuliah Kerja Media (KKM) kepada penulis, dalam program acara Jika Aku Menjadi maka penulis

Kepada mahasiswa/i yang akan melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di stasiun televisi terutama di Trans TV diharapkan disiplin dan tidak malu – malu untuk bertanya, sehingga

P3SPS tersebut yang berlaku sebagai etika penyiaran dan digunakan sebagai acuan untuk melakukan analisis isi terhadap praktik sensor pada program Bioskop Trans TV

P3SPS tersebut yang berlaku sebagai etika penyiaran dan digunakan sebagai acuan untuk melakukan analisis isi terhadap praktik sensor pada program Bioskop Trans TV