• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Perangkat Lunak Sistem Pengendalian Surat-Surat Pada PT. (Persero) Angkasa Pura II Bandar Udara Polonia Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Perancangan Perangkat Lunak Sistem Pengendalian Surat-Surat Pada PT. (Persero) Angkasa Pura II Bandar Udara Polonia Medan"

Copied!
140
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK SISTEM

PENGENDALIAN SURAT-SURAT PADA

PT.(PERSERO) ANGKASA PURA II

BANDAR UDARAPOLONIA

MEDAN

TUGAS AKHIR

REINY IRIANTI POETRI

072406161

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK SISTEM PENGENDALIAN SURAT-SURAT PADA PT.(PERSERO) ANGKASA PURA II

BANDAR UDARA POLONIA MEDAN

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai sebutan Ahli Madya Komputer

REINY IRIANTI POETRI 072406161

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

PERSETUJUAN

Judul : PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK SISTEM PENGENDALIAN SURAT – SURAT PADA PT. (PERSERO) ANGKASA PURA II BANDAR UDARA POLONIA MEDAN

Kategori : TUGAS AKHIR

Nama : REINY IRIANTI POETRI

Nomor Induk Mahasiswa : 072406161

Program Studi : D3 ILMU KOMPUTER Departemen : MATEMATIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Diluluskan di Medan,

Komisi Pembimbing :

Diketahui/Disetujui oleh

Departemen Matematika FMIPA USU Pembimbing, Ketua,

(4)

PERNYATAAN

PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK SISTEM PENGENDALIAN SURAT-SURAT PADA PT.(PERSERO) ANGKASA PURA II BANDAR UDARA

POLONIA MEDAN

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, 26 Mei 2010

(5)

PENGHARGAAN

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya hingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik dan dalam waktu yang telah ditetapkan. Tugas Akhir ini disusun guna memenuhi satu syarat kelulusan pada Program Studi D-3 Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. Sehubungan dengan hal tersebut, penulis telah memilih judul yaitu: “PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK SISTEM PENGENDALIAN SURAT-SURAT PADA PT.(PERSERO) ANGKASA PURA II BANDAR UDARA POLONIA MEDAN”.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang telah banyak membimbing, mengarahkan, membantu, dan memberikan dukungan semangat, dan kasih sayang dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Eddy Marlianto, M.Sc, selaku Dekan FMIPA USU. 2. Bapak Dr. Sutarman, M.Sc, selaku pembantu dekan 1 FMIPA USU.

3. Bapak Dr. Saib Suwilo, M.Sc, selaku Ketua Departemen Matematika di USU. 4. Bapak Syahril Efendi, S.Si., MIT selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir

yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama ini kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir.

5. Bapak Firdaus, S.E yang mengurus segala keperluan selama melakukan riset untuk keperluan Tugas Akhir.

6. Bapak Maslizar Piliang, S.E, selaku Manager Administrasi dan Komersial PT. (Persero) Angkasa Pura II Bandar Udara Polonia Medan yang telah bersedia memberikan izin kepada penulis untuk mengadakan kegiatan riset ini.

7. Seluruh Staf/Pegawai PT. ( Persero ) Angkasa Pura II Bandar Udara Polonia Medan yang telah turut membantu dan membimbing penulis selama riset berlangsung untuk kepentingan Tugas Akhir.

8. Seluruh Staf/Pegawai Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara khususnya Program Studi D3 Ilmu Komputer.

9. Papa dan mama tercinta yang telah memberikan bantuan dan dorongan berupa semangat dan material serta dengan setia mencurahkan kasih sayang yang sangat membantu dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini, yang menjadi guru terbaik disepanjang usia.

10.Sahabat-sahabat penulis yang selalu setia dan mau mencurahkan waktunya untuk bertukar pikiran dengan penulis.

11.Kepada semua teman penulis seluruh anak komputer stambuk 2007, khususnya anak KOM C yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu. Terimakasih atas semua dukungannya.

(6)

membalas semua kebaikan berbagai pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Medan, 26 Mei 2010 Penulis

Reiny Irianti Poetri

(7)

ABSTRAK

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

Persetujuan ii

Pernyataan iii

Penghargaan iv

Abstrak vi

1.5.3 Metodologi Penelitian 5

1.6 Sistematika Penulisan 6

Bab 2 Tinjauan Teoritis 9

2.1 Komputer 9

2.1.1 Pengertian Komputer 9

2.1.2 Aspek-Aspek Dasar Komputer 10

2.2 Sistem dan Data 12

2.2.1 Pengertian Sistem 12

2.2.2 Pengertian Data 13

2.3 Pengolahan Data 14

2.3.1 Pengertian Pengolahan Data 14

2.3.2 Tahapan Pengolahan Data 14

2.5.1 Bahasa Pemrograman Visual Basic 19 2.5.2 Integreted Development Environment (IDE) 20

2.5.3 Menjalankan IDE 21

2.5.4 Memilih Tipe Project 21

(9)

Bab 3 Sejarah Singkat Perusahaan 28 3.1 Sejarah Berdirinya PT. (Persero) Angkasa Pura II Bandar 28

Udara Polonia Medan

3.1.1 Pada Masa Penjajahan 29

3.1.2 Pada Masa Kemerdekaan 34

3.1.3 Pada Masa Pembangunan 37

3.2 Struktur Organisasi PT. (Persero) Angkasa Pura II Bandar 43 Udara Polonia Medan

3.3 Job Description PT. (Persero) Angkasa Pura II Bandar 44 Udara Polonia Medan

3.4 Visi dan Misi 50

Bab 4 Perancangan Sistem 52

4.1 Perancangan Sistem 52

4.2 Data Flow Diagram (DFD) 54

4.3 Perancangan Database 56

4.4 Desain Antar Muka 58

4.4.1 Desain Menu 58

4.4.2 Pendesainan Form 60

4.5 Algoritma 77

Bab 5 Implementasi Sistem 85

5.1 Pengertian dan Tujuan Implementasi Sistem 85 5.2 Komponen-Komponen Kebutuhan Sistem 86 5.2.1 Hardware (Perangkat Keras) 86 5.2.2 Software (Perangkat Lunak) 86 5.2.3 Brainware (Unsur Manusia) 87

Bab 6 Simpulan dan Saran 88

6.1 Simpulan 88

6.1 Saran 88

Daftar Pustaka 90

Lampiran A : Struktur Organisasi PT. (Persero) Angkasa Pura II Bandar Udara Polonia Medan

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Form Aplikasi Visual Basic 20

Gambar 2.2 Kotak Dialog New Project 21

Gambar 2.3 Menu 22

Gambar 2.4 Toolbar Standar 22

Gambar 2.5 Toolbar Debug 23

Gambar 2.6 Toolbar Edit 23

Gambar 2.7 Toolbar Form Editor 23

Gambar 2.8 Jendela Property 24

Gambar 2.9 Project Explorer 25

Gambar 2.10 Form Layout 25

Gambar 2.11 Form 26

Gambar 4.1 Diagram Konteks Sistem Surat Masuk dan Surat Keluar 54 Gambar 4.2 DFD Level 0 Sistem Surat Masuk dan Surat Keluar 55

Gambar 3.0 Properties Toolbar 62

Gambar 3.1 Property Pages 62

Gambar 3.2 Buttons 63

Gambar 3.3 Hasil Desain Form Halaman 63

Gambar 3.4 Hasil Desain Form Surat Masuk 64

Gambar 3.5 Desain Form Edit Data Surat Masuk 65 Gambar 3.6 Desain Daftar Data Surat Masuk 66

Gambar 3.7 Hasil Desain Data Surat Keluar 68

Gambar 3.8 Hasil Desain Data Agenda 69

Gambar 3.9 Hasil Desain Tambah dan Edit Data Agenda 70

Gambar 3.10 Hasil Desain Data Terusan 71

Gambar 3.11 Hasil Desain Tambah dan Edit Data Terusan 72

Gambar 3.12 Hasil Desain Data Masalah 73

Gambar 3.13 Hasil Desain Tambah dan Edit Data Masalah 74

Gambar 3.14 Hasil Desain Data Disposisi 75

Gambar 3.15 Hasil Desain Tambah dan Edit Data Disposisi 76

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Simbol-Simbol DFD 53

Tabel 4.2 Data Agenda 56

Tabel 4.3 Disposisi 57

Tabel 4.4 Masalah 57

Tabel 4.5 Surat Keluar 57

Tabel 4.6 Surat Masuk 57

Tabel 4.7 Terusan 58

Tabel 3.0 Properties Tampilan Form Halaman 61

Tabel 3.1 Edit Tampilan Form Surat Masuk 64

Tabel 3.2 Desain Form Tambah dan Edit 65

Tabel 3.3 Desain Form Surat Masuk 66

Tabel 3.4 Properties Data Tambah dan Edit Surat Keluar 67

Tabel 3.5 Properties Data Agenda 68

Tabel 3.6 Properti Data Tambah dan Edit Agenda 69

Tabel 3.7 Properti Data Terusan 70

Tabel 3.8 Properti Tambah dan Edit Data Terusan 71

Tabel 3.9 Properti Data Masalah 72

Tabel 3.10 Properti Data Tambah dan Edit Data Masalah 73

Tabel 3.11 Properti Data Disposisi 74

Tabel 3.12 Properti Data Tambah dan Edit Data Diposisi 75

(12)

ABSTRAK

(13)

Bab 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam banyak hal surat menjadi alat komunikasi yang sangat penting, khususnya

dalam kehidupan perusahaan atau organisasi yang sebagian dari arus informasi dan

komunikasi dilakukan dengan surat. Ini menunjukkan betapa perlunya pengelolaan

surat.

Sudah tidak dapat dipungkiri lagi bahwa kemajuan dan perkembangan

teknologi informasi yang semakin luas sangat diperlukan oleh para pemakai jasa

informasi. Dalam kehidupan sehari-hari teknologi informasi telah banyak diterapkan

atau digunakan oleh lembaga-lembaga pemerintah maupun swasta. Informasi

dianggap sebagai salah satu faktor produksi dalam organisasi atau perusahaan, karena

bentuk ketidakpastian dan ketidaktahuan yang seringkali menjadi kendala dalam

proses pengambilan keputusan. Kenyataan bahwa manusia memiliki keterbatasan

waktu, ketelitian, dan ingatan untuk mengolah informasi yang cukup besar, maka

tidak dapat disangkal lagi bahwa penggunaan komputer akan lebih mempercepat

proses kerja dengan hasil yang baik jika dibandingkan cara manual.

Salah satu keuntungan pemakai komputer adalah dalam hal manajemen

(14)

komputer dalam pengolahan data sudah banyak membantu berbagai perusahaan.

Sehingga sekarang ini sudah sedikit sekali perusahaan yang dalam pengolahan

datanya dilakukan secara manual. Agar perangkat keras komputer bisa digunakan

untuk keperluan yang kita inginkan dalam mengolah data, maka terlebih dahulu

dipersiapkan perangkat lunaknya. Peranngkat lunak komputer terdiri dari sistem

informasi yang biasanya menggunakan Microsoft Windows serta bahasa

pemrogramannya seperti Visual Basic, Delphi PHP, Cobol dan lain sebagainya.

Perangkat lunak yang dibuat oleh programmer nantinya akan dipakai untuk

pengolahan data secara cepat dan akurat. Selain itu juga dapat digunakan dalam hal

pembuatan laporan yang dibutuhkan oleh pihak manajemen seperti laporan tahunan,

bulanan, mingguan, serta harian dapat dicetak dengan cepat.

Dengan pertimbangan tersebut penulis tertarik untuk membuat suatu program

pengendalian surat dengan memilih judul:

“ PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK SISTEM PENGENDALIAN

SURAT-SURAT PADA PT.(PERSERO) ANGKASA PURA II BANDAR UDARA

POLONIA MEDAN ” .

1.2 Permasalahan

Pada bagian Sekretariatan Umum kantor PT.(Persero) Angkasa Pura II Bandar Udara

Polonia Medan terdapat pintu masuk surat menyurat yang diolah karyawan yang

bertugas, dimana dalam pengagendaan surat masuk dan surat keluar guna pengawasan

dan pengendalian agar surat tersebut bias sampai tujuan dengan tepat dan segera

(15)

Masalah yang dihadapi disini yaitu bagaimana surat-surat tersebut dapat

terkendali dengan baik. Ada kalanya surat yang masuk setelah diagendakan tidak

diketahui keberadaannya karena sistem kearsipan secara manual memerlukan

dokumen-dokumen yang banyak. Ada kalanya surat yang masuk diagendakan dua kali

dimana surat sebelumnya pernah diagendakan, dan dalam hal ini sistem yang

digunakan masih menggunakan MS Excel, yang mana tidak dapat mendeteksi surat

tersebut sehingga surat yang sama dan dari instansi yang sama dapat diagendakan dua

kali.

1.3 Batasan Masalah

Agar pembahasan masalah dalam perancangan tugas akhir ini menjadi terarah serta

permasalahan yang dihadapi tidak terlalu luas maka batasan masalah yang akan

dibahas adalah:

a. Sistem agenda surat masuk dan surat keluar dimulai dari proses

pengendalian sampai ke pengolahan surat.

b. Proses pencarian surat masuk berdasarkan nomor surat dan asal surat.

c. Penyajian laporan surat masuk dan surat keluar.

1.4 Maksud dan tujuan

Maksud penulis mengadakan penelitian ini adalah untuk merancang perangkat lunak

sistem pengendalian surat masuk dan surat keluar yang dapat mengusahakan agar

kekurangan dan kelemahan pengendalian surat yang selama ini digunakan perusahaan

(16)

efektif. Serta dapat menyajikan informasi surat seperti keberadaan maupun status

surat.

Adapun tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk membantu kinerja

perusahaan khususnya bagian Sekertariat Umum agar mempermudah dalam mengolah

data surat masuk dan surat keluar dengan menggunakan sistem yang baru serta dapat

cepat diproses dan dibuat laporannya. Selain itu penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui sejauh mana kelemahan-kelemahan yang ada pada sistem yang sedang

berjalan selama ini.

1.5 Metode Penelitian

1.5.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di PT. (Persero) Angkasa Pura II Bandar Udara Polonia

Medan pada bagian personalia khususnya di Divisi Kepegawaian dan Umum yang

mengurus surat masuk dan surat keluar pada perusahaan tersebut.

1.5.2 Objek Penelitian

Adapun yang menjadi objek penelitian adalah sistem pengendalian surat masuk dan

surat keluar yang dipergunakan di PT. (Persero) Angkasa Pura II Bandar Udara

(17)

1.5.3 Metodologi Penelitian

Adapun metode penelitian yang akan penulis lakukan dalam penyusunan tugas akhir

ini dengan cara :

a. Penelitian lapangan

Yaitu suatu penelitian yang akan dilakukan secara langsung oleh penulis

ke lapangan. Penelitian ini akan dilaksanakan penulis pada PT. (Persero)

Angkasa Pura II Bandar Udara Polonia Medan untuk pengambilan data.

b. Penelitian Pustaka

Merupakan suatu penelitian yang dilakukan pada perpustakaan untuk

mendapatkan data yang bersifat teori. Dalam hal ini penulis akan

berusaha mengumpulkan buku ataupun bentuk tulisan lainya yang

mendukung dalam pembuatan laporan ini baik dari PT. (Persero)

Angkasa Pura II maupun dari tempat yang lainya. Teori-teori yang telah

diperoleh tersebut akan dihubungkan dengan kenyataan di lapangan

sehingga diharapkan akan tercipta keseimbangan antara praktek dan teori

yang telah dilakukan selama riset tersebut.

Dalam penyimpulan data ada dua cara yang akan penulis pergunakan yaitu dengan

cara:

a. Wawancara

Digunakan untuk meyakinkan bahwa data yang dihasilkan benar-benar

sudah akurat. Dalam pengumpulan data penulis akan melakukan

(18)

proses pengolahan data dan pembuatan laporan pada bagian Sekretariatan

Umum dan juga bentuk laporan lainya.

b. Observasi

Merupakan kegiatan untuk mengumpulkan, mengolah, menyajikan data

dan melihat langsung keadan yang sebenarnya. Dalam hal ini penulis

meninjau dan mengamati secara langsung kegiatan-kegiatan yang

dilakukan pada perusahaan tersebut.

Dari uraian dan penjelasan diatas, maka penulis akan melakukan analisa. Dari

analisa ini nantinya akan ditarik beberapa kesimpulan dan seterusnya, sehingga nanti

dapat memberikan saran-saran yang berguna bagi perusahaan tersebut.

1.6 Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah penulisan tugas akhir ini, penulis membuat surat sistematika

penulisan yang terdiri dari:

Bab 1 PENDAHULUAN

Bab ini merupakan bab pendahuluan dalam tugas akhir ini, penulis

akan membuat latar belakang masalah, identifikasi masalah,

pembatasan masalah, maksud dan tujuan dan metode penelitian serta

(19)

Bab 2 TINJAUAN TEORITIS

Pada Bab ini penulis akan menjelaskan teori-teori singkat tentang

hal-hal yang berhubungan dengan judul dan bahasa Pemrograman Visual

Basic 6.0 yang digunakan oleh penulis.

Bab 3 SEJARAH SINGKAT PERUSAHAAN

Bab ini berisi tentang sejarah berdirinya perusahaan, struktur organisasi

perusahaan, job description, dan visi dan misi perusahaan.

Bab 4 PERANCANGAN SISTEM

Pada Bab ini akan dijelaskan dan diuraikan tentang pembuatan serta

perancangan sistem.

Bab 5 IMPLEMENTASI SISTEM

Bab ini akan menguraikan tentang defenisi, tujuan, dan

langkah-langkah dalam implementasi sistem juga disertai dengan

komponen-komponen kebutuhan sistem.

Bab 6 SIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini penulis akan membuat suatu kesimpulan dari yang telah

dibahas pada bab-bab sebelumnya, serta saran yang baik yang akan ditujukan pada

pihak perusahaan untuk pengoptimalan dan penyempurnaan kerja, sehingga mencapai

(20)

Bab 2

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Komputer

2.1.1 Pengertian Komputer

Kata komputer berasal dari bahasa Inggris, yaitu to compute yang berarti menghitung.

Istilah bahasa Inggris computer diambil dari bahasa latin, yaitu computare. Kata com

berarti menggabungkan dalam pikiran atau mental, sedangkan kata putare adalah

memikirkan perhitungan atau penggabungan. Itulah pada mulanya arti dan fungsi

komputer, alat untuk menghitung. (Darwin Sitompul,1994).

Perkembangan teknologi dan ilmu komputer selanjutnya telah memberikan

kemampuan lain pada komputer, sehingga defenisi komputer pun mengalami

perubahan. Sekarang ini proses menghitung hanyalah merupakan sebagian saja dari

kerja yang dapat dilakukan komputer. Banyak fungsi lain yang dapat dilakukan

komputer, seperti pengolahan data, permainan, pengontrol mesin, membuat grafik,

melakukan analisis statistik, merancang gambar teknik dan sebagainya.

Darwin Sitompul (1994, hal:7) menyatakan bahwa defenisi komputer ialah alat

(21)

tinggi dan mampu mengerjakan berbagai proses dengan keterlibatan manusia yang

minimum.

2.1.2 Aspek-Aspek Dasar Komputer

Aspek-aspek dasar sistem komputerisasi adalah fasilitas-fasilitas yang harus ada

apabila suatu usaha sudah memiliki langkah maju dengan menggunakan peralatan

komputer sebagai alat bantu dalam pengolahan data. Aspek-aspek dalam komputer

terdiri dari :

a. Aspek Teknis

1. Hardware (Perangkat Keras)

Yaitu komponen-komponen peralatan yang membentuk suatu

sistem komputer yang berhubungan dengan peralatan lainya

sehingga memungkinkan komputer dapat melaksanakan tugasnya.

Contoh hardware antara lain : Monitor, keyboard, Hardisk, dan

lain-lain.

2. Software (Perangkat Lunak)

Yaitu seluruh fasilitas dari pada sistem pengolahan data yang bukan

merupakan peralatan komputer secara fisik tetapi merupakan

instruksi yang harus diberikan pada alat pengolahan agar komputer

dapat menjalankan pekerjaan sesuai yang dikehendaki. Fasilitas

software ini terdiri dari sistem desain, program-program dan

prosedur-prosedur.

(22)

3. Brainware (Tenaga Pelaksana)

Yaitu aspek manusia yang menangani pengolahan komputer

maupun pengembangannya dengan menggunakan akal pikirannya,

dan dapat digolongkan menjadi:

a. Sistem analis, yaitu orang yang akan membentuk dan

membangun fasilitas sistem desain.

b. Programmer, yaitu orang yang akan menyusun instruksi bagi

komputer.

c. Operator, yaitu orang yang akan menangani secara langsung

pengolahan data dalam ruangan komputer.

b. Aspek Non Teknis

1. Dukungan Manajemen

Pada dasarnya suatu sistem komputerisasi dilaksanakan dalam

suatu organisasi/instansi untuk membantu pengolahan informasi

bagi kepentingan Manajemen dalam rangka pengambilan

keputusan. Dan apabila hal ini tidak disadari oleh manajemen,

berarti kurangnya support dari pada pimpinan sehingga tujuan

pengadaan peralatan komputer dalam perusahaan tersebut akan

(23)

2. Displin ilmu

Setelah Manajemen menyadari akan berartinya tujuan pengadaan

peralatan komputer dalam suatu perusahaan/instansi, maka

Manajemen harus juga menyediakan sumber daya manusia yang

memiliki disiplin ilmu khususnya komputer agar tujuan yang akan

tercapai dapat terlaksana dengan baik.

2.2 Sistem dan Data

2.2.1 Pengertian Sistem

Sistem dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai metoda, cara atau teknik yang

mempunyai defenisi satu kumpulan terpadu yang komponen-komponennya saling

bergantung/berkaitan satu sama lain untuk mencapai tujuan tertentu.

Suatu sistem juga dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari

unsur, komponen atau variabel yang terorganisasi, saling berinteraksi, saling

bergantung satu sama lain (Lucas, 1987). Unsur yang mewakili suatu sistem secara

umum yaitu:

a. Masukan (input) adalah data/informasi yang telah dialihkan dari suatu

media penyimpanan (extern) kedalam penyimpanan (intern computer).

b. Pengolahan (proses) adalah bagian dari suatu sistem yang berfungsi

(24)

c. Keluaran (output) adalah informasi yang dihasilkan oleh manipulasi

penanganan komputer yang akan diserahkan kepada pihak yang berhak

dan membutuhkannya.

Disamping itu sistem ini tidak terlepas dari lingkungan sekitarnya sehingga

lingkungan sistem tersebut ikut mempengaruhi kondisi dan sifat-sifat sistem. Batasan

yang ada dalam sistem disebut Boundary yang merupakan daerah yang membatasi

antara suatu sistem dengan sistem lainnya.

2.2.2 Pengertian Data

J. Longkutoy menyatakan bahwa istilah data adalah majemuk dari kata “datum”, yang

berarti fakta atau bagian dari fakta yang mengandung arti, yang dihubungkan dengan

kenyataan, simbol-simbol, yang menyatakan suatu ide, objek, kondisi suatu situasi dan

lain-lain.

Jelasnya data dapat berupa apa saja dan dapat ditemui dimana saja. Kegunaan

data adalah sebagai bahan dasar yang objektif di dalam proses penyusunan

kebijaksanaan dan keputusan oleh pimpinan organisasi. Jadi data dapat merupakan

bahan mentah yang diproses untuk menyajikan informasi. Data yang telah atau belum

diolah akan disimpan dalam media penyimpanan yang berguna untuk menyajikan

(25)

2.3 Pengolahan Data

2.3.1 Pengertian Pengolahan Data

Gerge R. Terry,Ph.D, menyatakan bahwa pengolahan data adalah serangkaian operasi

atas informasi yang direncanakan guna mencapai tujuan atau hasil yang diinginkan.

Pengertian lain menyatakan , pengolahan data adalah segala kegiatan dengan

tujuan untuk mengolah data menjadi informasi, baik dengan menggunakan peralatan

elektronik maupun manual.

2.3.2 Tahapan Pengolahan Data

Dalam mengolah data, baik yang dilakukan secara sederhana maupun menggunakan

komputer, kegiatannya mencakup antara lain:

1. Originating Recording (Perekaman)

Yaitu data yang akan diolah ditulis dalam suatu formulir untuk dijadikan

dasar dalam pengolahan selanjutnya.

2. Classfiying (Penyusunan) Yaitu pemberian suatu identifikasi masalah

kedalam data yang akan diolah.

3. Sorting (Pengelompokan) Yaitu pengaturan/pengelompokan data yang

telah diolah berdasrkan sesuatu. Misalnya diurutkan menurut kode

klasifikasinya.

4. Calculating (Penghitungan) Yaitu memanipulir data seperti pelaksanaan

(26)

5. Summarizing (Penyusunan Laporan) Yaitu pembuatan laporan yang

sesuai dengan keinginan pemakai informasi.

6. Storing (Penyimpanan) Yaitu Penyimpanan data yang sejenis kedalam

suatu file untuk referensi yang akan datang. Namun perlu diinngatkan

bahwa periode penyimpanan data berlainan antara data yang satu dengan

jenis data yang lainnya, dan juga media dari pada tempat penyimpanan

data ada bermacam-macam disesuaikan dengan metode dan peralatan

yang digunakan.

7. Retrieving (Pencarian) Yaitu pengolahan data yang dilakukan untuk

pencarian data kedalam file yang disimpan.

8. Reproducing (Penggandaan) Yaitu pengolahan data yang sudah ada dan

ingin diperbanyak lagi.

9. Communicating (Pembagian) Yaitu transfer data dari suatu kegiatan ke

kegiatan yang lainnya untuk diselesaikan atau untuk pengolahan

selanjutnya.

2.3.3 Tujuan Pengolahan Data

Adapun tujuan dari pengolahan data adalah untuk menghasilkan output yang segera

dapat dipergunakan. Hasil dari pengolahan data atau output tadi biasanya disebut

(27)

2.3.4 Metode Pengolahan Data

Sistem informasi dalam kebanyakan organisasi biasanya terdiri atas berbagai metode

teknologis dan manual. Menurut Burch dan Strater, ada 4 (empat) macam metode

pengolahan data yang terpenting untuk diketahui yaitu:

1. Manual

Yaitu semua operasi data dilakukan dengan tangan dan bantuan alat-alat

penting seperti pensil, kertas, mistar hitung, dan sebagainya.

2. Electromechanical

Yaitu suatu gabungan dari manusia dan mesin.

3. Punched Equipment

Penggunaan semua peralatan yang dipergunakan dalam apa yang

kadang-kadang disebut sebagai suatu sistem warkat unit (unit record system).

4. Electronic Computer

Yaitu susunan dari alat–alat masukan, suatu unit pengolahan pusat

(Central Proccesing Unit) dan alat-alat keluaran seperti komputer.

2.4 Data base

2.4.1 Data base

Data base (basis data) adalah kumpulan file-file yang mempunyai kaitan antara satu

file yang lain sehingga membentuk suatu bangunan data untuk menginformasikan

(28)

dipadukan atau dihubungkan dengan file yang lainya berarti file tersebut bukanlah

kelompok dari suatu data base, dan itu akan dapat membentuk data base sendiri.

Data base juga merupakan landasan bagi pembuatan dan pengembangan

program aplikasi. Oleh sebab itu, data base harus dibuat sedemikian rupa sehingga

pembuatan program lebih mudah, murah, dan cepat.

2.4.2 Ciri-ciri Data base

Adapun ciri-ciri data base adalah :

a. Sistem yang dapat menyimpanan data kedalam media disk.

b. Sistem yang dapat mengeluarkan data dari media disk ke media kertas.

c. Sistem mempunyai alternatif untuk mencetak output ke file atau kertas.

d. Dapat terpisah dari program.

e. Sistem yang menganut pengolahan data untuk ditambah, diubah atau

dihapus dengan mudah terkontrol.

2.4.3 Tujuan Data base

Setiap manajemen yang merancang dan menyusun data base harus mempunyai tujuan

antara lain:

a. Menyediakan tempat penyimpanan misalnya untuk data yang relevan.

b. Membuat agar user mudah mendapat data.

c. Memungkinkan jawaban yang segera atas permintaan data dari user.

(29)

e. Menghapus data yang berlebihan.

f. Memungkinkan penggunaan secara serentak oleh beberapa user.

g. Memungkinkan perkembangan lebih lanjut didalam sistem data base.

h. Melindungi data dari kerusakan fisik.

2.5 Visual Basic

Visual Basic adalah sebuah pemrograman tingkat tinggi yang merupakan

pengembangan dari versi DOS, sebelumya yaitu BASIC kependekan dari Beginners

Allpure Symbolic Instruction Code.

Banyak keunggulan dimiliki oleh MS-Visual Basic 6.0 dan yang menonjol

adalah kemudahan dalam pemakaian. Dengan bahasa yang mudah ini kini dapat

membuat apapun yang dibutuhkan. Keunggulan Visual Basic 6.0 dalam bidang data

base, sekarang lebih ditingkatkan dengan adanya ODBC (Open Data Base

Connectivity), DAO (Data Acces object), ADO (Activex Data Object) maupun RDO

(Remote Data Object). Dengan demikian disusun aplikasi data base secara mudah dan

menyenangkan. Mulai dari desktop, client server sampai database yang mampu

menjangkau antara negara lewat internet.

2.5.1 Bahasa Pemrograman Visual Basic

Visual Basic pada dasarnya adalah sebuah bahasa pemrograman komputer. Bahasa

pemrograman adalah perintah-perintah atau instruksi yang dimengerti oleh komputer

(30)

pemrograman yang sering juga disebut sarana untuk menghasilkan program-program

aplikasi berbasis windows.

Beberapa kemampuan atau manfaat dari Visual Basic diantaranya sebagai

berikut :

a. Untuk membuat program aplikasi berbasis windows.

b. Untuk membuat semua objek-objek pembantu seperti control activeX,

file help, aplikasi internet dan sebagainya.

c. Menguji program (debugging) dan mengahasilkan program akhir

berakhiran EXE yang bersifat executable atau dapat langsung dijalankan.

Bahasa Visual Basic cukup sederhana dan menggunakan bahasa inggris yang

umum digunakan. Didalam Visual Basic sintaks maupun format sudah disediakan

dalam pilihan yang tinggal diambil sesuai kebutuhan. Selain itu, sarana

pengembangan yang bersifat visual memudahkan untuk mengembangkan program

aplikasi berbasis windows, bersifat mouse-driven (digerakkan dengan mouse), dan

berdaya guna tinggi. Visual Basic juga merupakan aplikasi windows oleh karena itu,

untuk menjalankanya harus dari dalam windows.

2.5.2 Integreted Development Environment (IDE)

Kepopuleran Visual Basic sebenarnya datang dari lingkunngan yang sering disebut

Integreted Development Environment (IDE). IDE membantu membangun sebuah

aplikasi besar, menulis sebuah program, menjalankan program, dan menghasilkan

(31)

independent. Dan karena itu file tersebut dapat dijalankan pada komputer tanpa harus

mengintal Visual Basic.

Gambar 2.1 Form Aplikasi Visual Basic

2.5.3 Menjalankan IDE

Beberapa cara untuk memulai IDE Visual Basic:

a. IDE Visual Basic dapat dimulai melalui start menu, peletakan path-nya

tergantung pada saat menginstall Visual Basic sebagai bagian dari Visual

(32)

b. IDE Visual Basic dapat dimulai dengan membuat short-cut pada jendela

desktop untuk memulainya cukup melakukan double-click pada short-cut

tersebut.

c. Ketika Visual Basic diinstall, file-file Visual Basic (*.frm, *.bas, *.vpb)

didaftarkan pada sistem operasi windows, karena itu untuk memulai

Visual Basic anda dapat menukar double-click nya pada file-file tersebut.

2.5.4 Memilih Type Project

Pada saat IDE Visual Basic pertama kali dijalankan, anda akan diminta untuk memilih

tipe project yang akan dibangun. Misalnya Standard EXE, ActiveX EXE, ActiveX

DLL, dan lain sebagainya.

(33)

Komponen-komponen dari lingkungan Visual Basic antara lain:

1. Menu

Bagian menu dari Visual Basic 6.0 terlihat seperti Gambar 2.3

Gambar 2.3. Menu

Pada bagian menu terdapat tiga belas menu utama, yaitu menu file, Edit,

View, Project, Format, Debug, Run, Query, Diagram, Tools, Add-Ins,

Windows, dan Help. Untuk menggunakan menu utama hanya tinggal

mengklik pada menu utama kemudian memilih pada submenu.

2. Toolbar

Visual Basic memiliki sejumlah toolbar. Toolbar-toolbar tersebut dapat

diletakkan pada sebelah atas IDE Visual Basic atau menjadi windows

didalam IDE Visual Basic. Toolbar-Toolbar tersebut antara lain:

a. Toollbar standart, yang berisi tool yang digunakan untuk

perintah-perintah seperti membuka atau menyimpan sebuah project.

(34)

b. Toolbar debug, berisi perintah seperti yang terdapat pada menu

debug. Jika toolbar tersebut tidak terdapat pada IDE, anda dapat

memilih menu view toolbar untuk menampilkan toolbar tersebut.

Gambar 2.5. Toolbar Debug

c. Toolbar edit, berfungsi pada saat kita mengedit sebuah kode,

menambahkan break point, pada bookmars.

Gambar 2.6. Toolbar edit

d. Toolbar form editor, digunakan untuk mengatur posisi control yang

ada pada form.

(35)

3. Jendela Property

Windows ini berfungsi menyiapkan segala properties dari objek yang

diperlukan dalam perancangan user interface maupun pemrograman.

Pada windows ini terdapat semua property yang dimiliki oleh objek

terpilih. Pada windows ini terdapat dua tab yang menampilkan

properties dalam dua cara sesuai nama tab yaitu alphabet dan categories.

Gambar 2.8 Jendela Property

4. Project Explorer

Project eksplorer berfungsi sebagai sarana mengakses bagian-bagian

pembentuk project. Pada bagian window ini terdapat tiga tombol

pengaktif untuk windows code, windows object dan toogle folder. Juga

terdapat diagram yang menampilkan susunan folder penyimpanan file

(36)

Gambar 2.9 Project Explore

5. Windows Form Layout

Digunakan untuk mengatur tata letak form pada layer monitor.

Seringkali kita salah menempatkan form sehingga sulit untuk

mendapatkan posisi yang diinginkan. Dengan adanya windows form

layout ini pekerjaan yang berulang-ulang biasanya terhindari.

(37)

6. Form

Form adalah tempat membuat tampilan (user interface) untuk program

aplikasi. Pada form kita dapat meletakkan atau menambah objek kontrol.

Gambar 2.11 Form

2.5.5 Kemampuan dan Manfaat Visual Basic

1. Dapat membuat program-program aplikasi yang berbasis windows.

2. Dapat membuat objek-objek program bantu seperti ActiveX, Aplikasi

Internet, dan File Help.

3. Sangat mendukung sebagai pengelola data base server dan pembuatan

(38)

2.5.6 Keunggulan Visual Basic

1. Memiliki compiler handal yang dapat menghasilkan file executable yang

lebih cepat dan efisien.

2. Memiliki sarana handal untuk mengakses data base yang berkemampuan

tinggi.

3. Tambahkan kontrol-kontrol baru yang lebih canggih dan selalu

disesuaikan dengan kebutuhan serta peningkatan kaidah struktur bahasa

Visual Basic.

4. Memiliki fasilitas wizard yang baru untuk melakukan otomatisasi

(39)

Bab 3

SEJARAH SINGKAT PERUSAHAAN

3.1 Sejarah berdirinya PT. (Persero) Angkasa Pura II Bandar Udara Polonia Medan

Bandar Udara merupakan titik awal dan titik akhir suatu kegiatan penerbangan, karena

Bandar Udara adalah suatu tempat untuk tinggal landas dan mendaratnya pesawat

udara, naik turunnya penumpang, membongkar dan memuat pos, barang, hewan dan

tanaman, termasuk segala fasilitas penunjang penyelenggara kegiatannya, fasilitas

keselamatan penerbangan dan usaha penunjang penerbangan lainya.

Bandar Udara Polonia Medan sebagai pintu gerbang utama bagi angkutan udara

di Sumatera Utara umumnya dan kota Medan khususnya, mempunyai perananan

strategis terutama dalam pelayanan jasa angkkutan penerbangan, baik dalam negeri

(Domestic) maupun mancanegara (Internasional).

Bandar Udara Polonia Medan yang merupakan satu Bandar Udara Internasional

yang ada di Nusantara ini, Pada saat ini dikelola secara profesional oleh PT. (Persero)

Angkasa Pura II terhitung mulai 1 januari 1994.

Perkembangan Bandar Udara Polonia Medan, setiap tahun semakin meningkat

(40)

keselamatan penerbangan yang didukung dengan peralatan modern dan canggih.

Seluruh perkembangan dan kemajuan yang dialami sekarang ini tidak terlepas dari

dukungan seluruh pelaku sejarah dan para perintis yang telah banyak berjasa untuk

membangun Bandar Udara Polonia Medan sejak zaman penjajahan sampai zaman

pembangunan.

3.3.1 Pada Masa Penjajahan

a. Tahun 1872, BARON MISCHALASKY, seorang bangsa Polandia

mendapatkan konsesi dari pemerintah Hindia Belanda untuk membuka

perkebunan tembakau di Sumatera Timur di daerah Medan. Kemudian

dia menamakan daerah / wilayah konsesinya itu dengan nama

“POLONIA” yaitu nama negeri kelahirannya.

b. Tahun 1879, karena suatu dan lain hal, konsesi atas tanah perkebunan itu

berpindah tangan kepada DELI MAATSCHAPPIJ (DELI MIJ). Pada

tahun itu terdengar kabar bahwa pioneer penerbang bangsa Belanda

yakni Mr. Van Der Hoop akan menerbangkan pesawat kecilnya

“FOKER”dari Eropa ke wilayah Hindia Belanda dalam jangka waktu 20

jam terbang, maka DELI MIJ yang memegang konsesi atas tanah itu

menyediakan sebidang tanah untuk diserahkan sebagai lapangan terbang

pertama di Kota Medan.

c. Tahun 1924, setelah berita pertama (tahun 1879) tentang keadaan

(41)

kedatangan pesawat udara kembali terdengar. Mengingat bahwa waktu

semakin pendek akhirnya persiapan untuk lapangan terbang tidak dapat

dikejar. Akhirnya pesawat kecil yang diawaki oleh MR. Van Der Hoop,

VN Poelman, dan Van Der Broeke, mendarat di lapangan pacuan kuda

yakni “DELI RENVEREENIGING”. Pesawat FOKER itu mendarat

darurat di Medan dan disambut oleh SULTAN SULAIMAN SARIFUL

ALAMSYAH seorang Sultan dari Kesultanan Serdang beserta seluruh

rakyatnya yang menyambut dengan gembira. Kemudian SULTAN

SULAIMAN SARIFUL ALAMSYAH dijamu sebagai orang pertama

menaiki pesawat itu untuk melihat kota Medan dari udara.

Setelah pesawat yang pertama kali datang ke kota Medan tersebut

mendarat, maka Asisten Residen Sumatera Timur yakni Mr. C.S. VAN

KEMPEN pada waktu itu mendesak pemerintah Hindia Belanda di

Batavia (Jakarta) agar mempercepat dropping uang untuk menyelesaikan

pembangunan lapangan terbang Polonia. Tetapi pemerintah pusat Hindia

Belanda selalu menunda-nunda saja, apalagi setelah adanya nasehat dari

pujuk pimpinan bala Tentara Hindia Belanda (KNIL) bahwa untuk

membangun suatu lapangan terbang guna keperluan sipil dan militer

diperlikan biaya sedikit FL. 70.000 (gulden). Oleh karena tidak ada kabar

persetujuan dan juga tidak ada jalan keluarnya, maka tanah yang

diperuntukkan bagi pembangunan lapangan akhirnya dikembalikan

(42)

d. Tahun 1927, Persatuan Perkebunan-perkebunan Sumatra Timur

(ALGEMEENE Verening Rubber Planters Oostkust Van Sumatera –

AVROS) dan organisasi Perkebunan Deli (Deli Planters Vereeniginng –

DPV), yang merupakan golongan-golongan kuat kavitalisasi asing,

secara kolektif terus mendesak pemerintah pusat agar membuka lapangan

terbang hingga dalam waktu yang singkat perhubungan udara yang

teratur dapat terlaksana. Dalam musyawarah antara pemerintah pusat

dengan panglima Angkatan Udara KNIL di Bandung, terjadi kesepakatan

dan dukungan untuk membangun lapangan terbang yang bersifat darurat

di beberapa daerah. Hal ini dapat dilihat dengan adanya surat Afd- VII –

A dari kepala Staf Bala Tentara Diraja Hindia Belanda dari markas

besarnya di Bandung.

Tanggal 19 januari 1927, Markas Besar Hindia Belanda

mengeluarkan surat No. 178 yang isinya berupa pembentukan panitia /

komisi yang mengadakan penyelidikan-penyelidikan. Komisi ini

dinamakan sebagai KUPPER WALRAVEN, tugas dari komisi ini antara

lain adalah untuk mempersiapkan pembukaan suatu jaringan

perhubungan udara untuk Medan-Batavia-Singapura dengan cabang di

kota Raja (Banda Aceh). Jaringan udara ini disiapkan guna keperluan

Sipil maupun Militer.

Tanggal 12 April 1927, Direktur perusahaan-perusahaan Negara

melalui telegram No. 33705/TA/S, mengabarkan kepada Gementee (Kota

(43)

perusahaan penerbangan KLM Belanda, akan menerbangkan 4 (empat)

pesawat terbang untuk hubungan dengan Hindia Belanda melalui kota

Medan, rencana kedatangan adalah pada akhir bulan Juni.

Tanggal 28 April 1927, panitia / Komisi KUPPER WALRAVEN

melaporkan hasil kegiatannya berupa “FEASIBILITY STUDY” melalui

suratnya No.173/VII.A.

Tanggal 6 Juni 1927, Direktur Departemen Perusahaan-perusahaan

Negara meminta kesediaan pihak “DELI RENVEREENIGING”

(Perkumpulan Pacuan Kuda) untuk menyerahkan tanah mereka yang di

Polonia untuk dijadikan / digunakan sebagai Lapangan Terbang Medan.

Tanggal 27 Juni 1927, Direktur Perusahaan-perusahaan mengirimkan

telegram, yang mengatakan bahwa karena kesulitan teknis, pesawat

terbang yang pertama baru akan datang di Medan pada bulan September

1927. Untuk persiapan akhir dan pemeriksaan lapangan terbang maka

akan ditulis untuk datang ke Medan adalah Kepala Biro Penerbangan

yaitu Mr. WL. GROENEVELED MEYER dan Mr. H.NIEUWEN HUIS

dari KNILM. Guna persiapan lapangan terbang maka AVROS bersedia

tanah konseesinya dipergunakan oleh pemerintah (dalam hal ini Militer

Belanda) dimana statusnya akan ditentukan pada tahun 1930.

Pihak Gemeente Medan akhirnya bersedia memasukkan tanah itu

kedalam lingkungan Gemeente Medan dan mengeluarkan nilainya untuk

(44)

ongkos pemeliharaan menjadi murah. Setelah segala sesutunya

dipersiapkan dan dari pihak pekerjaan Umum sudah mengadakan

inspeksi tentang rumput dan status pengeringan air, maka dibuatlah

lapanngan terbang darurat.

Tanggal 31 Juni 1927, DR. WL. GROENVELD MEYER kepala

Biro Penerbangan dari Departemen Perusahaan Negara dan Mr. H.

NIEWENHUIS mengadakan Inspeksi di lapangan seluas 800 x 400 M

tersebut. Mereka berkesimpulan bahwa lapangan tersebut sangat baik

digunakan sebagai lapangan udara, namun tempat dimana landasan akan

dibuat harus di perkeras lagi. Biaya yang diperlukan (biaya ekstra)

adalah sebesar FL. 13.500 (Gulden), dan pihak Gemeente Mdan

menanggung biaya sebesar FL. 3.500 (Gulden).

e. Tahun 1928, lapangan terbang Polonia di buka dengan resmi, ditandai

dengan mendaratnya 6 (enam) pesawat udara milik KNILM (anak

perusahaan KLM), pada Landasan yang masih darurat, lapangan terbang

pada saat itu masih merupakan tanah yang keras.

f. Tahun 1930, Perusahaan Penerbangan Belanda KLM serta anak

perusahaan KNILM mulai membuka jaringan penerbangan secara

(45)

g. Tahun 1936, Lapangan terbang Polonia untuk pertama kalinya

mengadakan perbaikan, adalah para penguasa yakni Pemerintah Hindia

Belanda, nomor / arah landasan pada saat itu adalah 10-28, panjangnya

600 M

h. Tahun 1937, Pemerintah Hindia Belanda mengadakan pemetaan kota

Medan.Pemetaan (Pemetaan dari udara) dilaksanakan dengan pesawat

udara milik KNILM.

i. Tahun 1940, Lapangan Terbang Polonia serta Pelabuhan Belawan

mengalami kerusakan yang berat akibat dibom oleh tentara Jepang,

seluruh kegiatan ekspor dari pelabuhan belawan terhenti, karena

seringnya pesawat pembom jepanng menyerang ke pelabuhan tersebut.

3.1.2 Pada Masa Kemerdekaan

a. Tahun 1945, sehubungan dengan Proklamasi Kemerdekaan Republik

Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, maka secara otomatis seluruh

tanah air kembali milik Pemerintah Republik Indonesia,dan dikuasai

sepenuhnya oleh Pemerintah Republik Indonesia.

b. Tahun 1946, Tentara sekutu Jepang membangun kembali Lapangan

Terbang Polonia yang rusak berat akibat terjadinya perang. Letak posisi

(46)

yang akan disusun menggunakan lempengan besi-besi PSP (Peirces Stell

Plank).

c. Tahun 1948, pemerintah Hindia Belanda kembali menguasai lapangan

terbang Polonia, kemudian diadakan pembangunan berupa perpanjangan

landasan menjadi 1000 M. Pada tahun ini tenaga-tenaga Indonesia juga

sudah aktif membangun, pada waktu itu dinamakan “Penerbangan Sipil”

, yang selanjutnya berubah menjadi jawatan penerbangan sipil, dan

kemudian landasan menjadi 1.200 M.

d. Tahun 1950, pengelola Lapangan terbnag Polonia saat itu adalah

Angakatan Udara Republik Indonesia (AURI), dalam hal ini Dinas

Teknik dan Dinas Pekerjaan umum bagian lapangan terbang, perusahaan

penerbangan yang masuk ke Polonia saat itu adalah KLM dan Garuda.

Pada tahun ini AURI melaksanakan landasan menjadi 1800 M panjang

dan lebarnya 45 M

e. Tahun 1951, KASAP-RI (Kepala Staff - Republik Indonesia), melalui

Surat Keputusan No :1 / 1951, menyatakan bahwa seluruh pangkalan

udara bekas Pemerintahan Belanda maupun Jepang diserahkan kepada

Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI). Dengan demikian

Pangkalan Udara Polonia Meda sejak saat itu berada dalam hal aset

(47)

f. Tahun 1959, berdasarkan ketentuan pemerintah Republik Indonesia

keputusan 3 (tiga) menteri yakni Menteri dalam Negeri, Menteri

Perhubungan, Menteri Hankam / Panglima Angkatan Bersenjata. Maka

pengelolaan lapangan terbang Polonia dikelola oleh 2 (dua) instansi

(sebagai “Enclave Militer”) yakni:

1. Militer / Angkatan Udara Republik Indonesia

2. Sipil / Jawatan Penerbangan Sipil

Pada tahun ini pengelolaan Lapangan terbang (di pihak sipil) mulai

dilaksanakan oleh para petugas yang professional. Manajemen Lapangan

Terbang Polonia saat itu adalah para petugas lulusan Akademi

Penerbangan Indonesia curug, sedangkan Kegiatan Militer dilaksanakan

oleh AURI beserta jajarannya.

g. Tahun 1963, Jawatan Penerbangan Sipil diubah menjadi Direktorat

Penerbangan sipil yang berada dalam naungan Departemen Perhubungan

Pekerjaan umum dan Tenaga Listrik, selanjutnya status Pelabuhan udara

dimana menjadi tempat Pangkalan Udara Militer, menjadi pelabuhan

Udara bersama. Maka berdasarkan keputusan bersama antara Menteri /

Panglima Angkatan Udara dengan Menteri Perhubungan No: 23 / Thn

1963 dan C 22 / 1 /22 – U (P-II-U) tanggal 15 Juli 1963, status

Pelabuhan Udara Polonia menjadi Pelabuhan Udara bersama, sedangkan

(48)

3.1.3 Pada Masa Pembangunan

a. Tahun 1964, pada tahun ini terjadi perubahan Departemen yakni

Departemen Perhubungan Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik, di pecah

menjadi 2 (dua) Departemen yakni:

1. Departemen Perhubungan

2. Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik

Sebagai akibat dari pemisahan, maka Direktorat Pekerjaan Sipil menjadi

Direktorat Jendral Perhubungan Udara dan menjadi unsur dari

Departemen Perhubungan. Pelabuhan Udara Polonia Medan selanjutnya

berada dalam naungan Departemen Perhubungan kantor wilayah-1

Direktoral Jendral Perhubungan Udara.

b. Tahun 1975, berdasarkan keputusan bersama antara Departemen

Perhubungan, Departemen Hankam dan Departemen Keuangan melalui

SKB No. Kep / 30 /IX /75, No. KM.393 /S / Phb-75 dan Kep.927.J /MK

/VI/ 8/75 tanggal 21 Agustus 1975, maka pengelolaan pelabuhan Bandar

Udara Polonia menjadi hak pengelolaan bersama antara Pangkalan Udara

AURI dan Pelabuhan Udara Sipil.

c. Tahun 1977, Pemabangunan Gedung Cargo seluas 1500 M2, untuk

mendukung kegiatan Ekspor Impor serta pembangunan gedung operasi

(49)

d. Tahun 1980, berdasarkan KM. 50/OT/Phb- 1978 tanggal 8 Maret 1978,

Pelabuhan Udara Polonia Medan dibagi menjadi dua instansi, yakni:

1. Pelabuhan Polonia Medan

Mengelola kegiatan yang bersifat komersial, terutama kegiatan

pelayanan jasa penumpang dan cargo serta kegiatan latihan lalu

lintas pesawat udara selama di darat.

2. Sentra Operasi Keselamatan (SENOPEN) Medan. Mengelola

kegiatan operasi keselamatan penerbangan dan lalu lintas udara.

Pada tahun ini juga oleh direktorat Jendral Perhubungan Udara

dalam hal ini Proyek Pengembangan fasilitas Pelabuhan Udara dan

Keselamatan Penerbangan. Penerbangan Udara Polonia mendapat proyek

perpanjangan landasan dengan sistem “cakar ayam” sepanjang 445 M.

Dengan demikian panjang Landasan Pelabuhan Udara Polonia Medan

menjadi 2900 M, dengan panjang landasan sedemikian itu, maka

Pelabuhan Udara Polonia Medan dapat menampung pesawat berbadan

lebar setingkat dengan DC-10 atau B- 474. Pada tahun ini juga dibangun

fasilitas gedung pemancar seluas 437,50 Meter untuk mendukung

kegiatan keselamatan penerbangan.

e. Tahun 1981, Pemabangunan gedung terminal dalam negeri (Domestik)

seluas 1526 M2 yang diresmikan oleh menteri perhubungan Republik

Indonesia pada saat itu yakni Bapak Rusmin Nurjadin.

f. Tahun 1982, Pengelolaan Pelabuhan Udara Polonia dipisah menjadi 2

(50)

1. Daerah Kekuasaan

Pangkalan Udara TNI-AU.

2. Daerah Pengelolaan

Pelabuhan Udara dikelola oleh direktorat jendral Perhubungan

Udara. Dengan batasan penguasaan dan pengelolaan adalah

landasan pacu / Run Way. Pada tahun ini juga dibangun fasilitas

gedung terminal keberangkatan untuk Internasional seluas 3000

M2.

g. Tahun 1985, Pada tanggal 3 februari 1985, berdasarkan PP No.30 tahun

1984 Pelabuhan Udara Polonia Medan diserahkan Pengelolaanya dari

Direktorat jendral Perhubungan Udara kepada Perusahan Umum (Perum)

Angkasa Pura untuk dijadikan tambahan penyertaan modal Negara serta

pengembalian sebagian kekayaa Perum Angkasa Pura kepada Negara.

Dengan demikian secara resmi Pelabuhan Udara Polonia Medan masuk

dalam jajaran Perusahaaan Umum (Perum) Angkasa Pura.

h. Tahun 1986, Ketentuan pemerintah mengatakan bahwa sebutan

“Pelabuhan Udara” diganti menjadi “BANDAR UDARA”, hal ini

berdasarkan PP. No 25 tahun 1986 tanggal 19 Mei 1986. Pada tahun ini

juga terjadi perubahan status dan nama Perum Angkasa Pura, menjadi

Perum Angkasa Pura -1, dengan demikian maka namanya menjadi

(51)

i. Tahun 1987, pada tanggal 19 November 1987 tanggung jawab terhadap

pengawasan pengendalian lalu lintas udara didalam FIR Indonesia diatas

sebagian Sumatera pada ketinggian tertentu, yang selama ini dilimpahkan

kepada Kuala Lumpur, telah diambil alih dan dilaksanakan oleh Dinas

ACC (Senopen Medan) didukung oleh FIC Jakarta, bahwa pendelegasian

yang selama ini diberikan kepada Kuala Lumpur maupun kemudian

pengambilalihan kembali oleh Medan adalah dengan tujuan menjamin

berlangsungnya arus lalu lintas udara secara aman, lancar, teratur, dan

efisien.

j. Tahun 1996, Komandan Pangkalan Udara Medan TNI-AU (Letnan

Kolonel Penerbangan SJEIFULLAH) beserta jajarannya mengadakan

pengukuran tanah disekitar Bandar Udara Polonia bekerja sama dengan

tingkat-I Sumatera Utara dalam hal ini Badan Pertahanan Nasional

(Agraria), dalam rangka pensertifikasian tanah sekitar Bandar Udara

Polonia Medan. Hal ini dilakukan dengan secara “de-facto” tanah

Bandar Udara Polonia saat ini dalam kepemilikan TNI-AU (Lanud

Medan), sedangkan secara “de-yure” sampai saat ini masih dalam proses

pensertifikasian.

k. Tahun 1988, berdasarkan PP No. 3 Tahun 1989, maka Sentra Operasi

Keselamatan Penerbangan (SENOPEN) Medan dialihkan menjadi

pernyataan modal near kedalam Perum Angkasa Pura – I Bandar Udara

Polonia Medan. Penyerahan SENOPEN ini ditujukkan agar dapat

(52)

daya guna yang lebih baik. Dengan penyerahan SENOPEN MEDAN

kepada Perum Angkasa Pura –I Bandar Udara Polonia, maka seluruh

kegiatan baik sisi darat telah dilaksanakan oleh Perum Angkasa Pura –I

Bandar Udara Polonia Medan.

l. Tahun 1993, pada tanggal 2 Februari 1993 terjadi pengalihan status dari

Perum Angkasa Pura- I menjadi PT. (Persero) Angkasa Pura –I

berdasarkan PP No. 5 Tahun 1992. Dengan demikian arah penguasaan

Bandar Udara Polonia mewujudkan tercapainya tugas pokok, yaitu

memupuk keuntungan melalui penyediaan dan penggunaan jasa Bandar

Udara dalam rangka memberikan perkembangan perekonomian Negara.

Pada tahun ini juga diadakan renovasi Gedung terminal Dalam Negeri

diantaranya adalah pemindahan ruang keberangkatan menjadi ruang

kedatangan dan sebaliknya serta perluasan ruangan Chek-In dari Lobby

untuk pengantar.

m. Tahun 1994, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik

Indonesia No. S-33/MK.016/1994 tanggal 22 Januari 1994 dengan PT.

(Persero) Angkasa Pura – I menyerahkan pengoperasian dan kepemilikan

Bandar Udara Polonia Medan kepada PT (Persero) Angkasa Pura II

terhitung mulai 1 Januari 1994 penyerahan, tersebut meliputi:

1. Pengusahaan Bandar Udara Polonia sesuai dengan tugas dan fungsi

(53)

2. Kepemilikan seluruh kekayaan PT. (Persero) Angkasa Pura-I yang

berupa aktiva tetap dan barang persediaan Bandar Udara Polonia

Medan.

3. Pembinaan para karyawan yang ditugaskan pada Bandar Udara

Polonia Medan.

4. Semua utang piutang dan pendaftaran yang diperoleh serta biaya

yang dikeluarkan untuk pengoperasian Bandar Udara Polonia

Medan, setelah tanggal 31 Desember 1993 menjadi tanggung jawab

PT. (Persero) Angkasa Pura- II. Pelaksanaan serah terima tersebut

adalah pada tanggal 24 Maret 1994 di Jakarta. Dengan demikian

terhitung mulai tanggal 01 Januari 1994, secara resmi Bandar

Udara Polonia Medan berada dibawah jajaran PT. (Persero)

Angkasa Pura – II.

n. Tahun 1995, Republik Indonesia, sedang merancang merancang

pemindahan Bandar Udara Polonia Medan ke lokasi baru. Daerah yang

dimaksud adalah daerah KUALA NAMU LUBUK PAKAM DELI

SERDANG SUMATERA UTARA. Selanjutnya sejarah bertahap

berdasarkan surat keputusan Menteri Keuangan No. 553/MK/1994

tanggal 24 Januari 1994, PT. (Persero) Angkasa Pura II mendapat

tambahan tugas untuk mengelola Bandar Udara Polonia Medan dan

dilanjutkan lagi berdasarkan keputusan Menteri Perhubungan No.

278/AU.001/SKJ/1994 tanggal 19 April 1994 di bentuk 4 (empat) cabang

(54)

Aceh. Mulai tahun 2000 dalam jajaranya yang masuk ke PT. (Persero)

Angkasa Pura berjumlah menjadi 12 Bandar Udara diantaranya:

1. Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta di Tangerang

2. Bandar Udara Halim Perdana Kusuma di Jakarta

3. Bandar Udara Sultan Mahmud Baharudin II di Palembang

4. Bandar Udara Polonia Medan

5. Bandar Udara Sultan Iskandar Muda di Banda Aceh

6. Bandar Udara Supario Pontianak

7. Bandar Udara Sultan Syarif Kasim di Pekan Baru

8. Bandar Udara Internasional Padang

9. Bandar Udara Depati Amir di Pangkal Pinang

10. Bandar Udara Sultan Thaha di Jambi

11. Bandar Udara Husein Sastranegara di Bandung

12. Bandar Udara Raja Haji Fisabillah di Tanjung Pinang.

3.2 Struktur Organisasi PT. (Persero) Angkasa Pura II Bandar Udara Polonia Medan

Dalam sebuah perusahaan struktur organisasi merupakan salah satu faktor pendukung

keberhasilan untuk mencapai sebuah tujuan yang telah ditetapkan perusahaan. Dimana

struktur organisasi menggambarkan wewenang, tanggung jawab dan hubungan tiap

bagian didalamnya.

Di dalam kantor cabang PT. (Persero) Angkasa Pura II Bandar Udara Polonia

(55)

Pura II yang masih memberlakukan struktur organnisasi PT.AP 1 No.

KEP.58/OM.00/AP/1994 tanggal 4 september 1998 tentang pemberlakuan organisasi,

peraturan, system dan prosedur pada cabang PT. (Persero) AngkasaPura II Medan.

3.3 Job Description PT. (Persero) Angkasa Pura II Bandar Udara Polonia Medan

a. General Manager

Didalam PT. (Persero) Angkasa Pura II Bandar Udara Polonia Medan

General Manager berperan sebagai manajemen puncak dalam pengaturan

kegiatan perusahaan. Adapun Fungsi General manager adalah sebagai

berikut:

1. Penyiapan, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan pelayanan

organisasi keselamatan lalu lintas udara.

2. Penyiapan, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan operasional

Bandar Udara.

3. Penyiapan, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan komersial.

4. Penyiapan, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan pemilihan

fasilitas dan Teknik Elektronika Listrik.

5. Penyiapan, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan administrasi.

6. Penyiapan, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan keuangan dan

(56)

b. Manager Pelayananan Operasi Lalu lintas (LLU)

Manager Pelayananan Operasi Lalu Lintas Udara memiliki tugas :

1. Menyiapkan dan melakukan pelayanan aerodome dan approach

Control / terminal control area.

2. Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan pelayanan area control.

3. Menyiapkan serta melaksanakan kegiatan pelayanan bantuan

Operasi penerbangan / aeronautika.

Sedangkan fungsi dari manager ini sesuai dengan tugas yang

ditetapkan oleh perusahaan. Untuk melaksanakan tugasnya dan fungsi

tersebut Manager Pelayanan Operasi Lalu Lintas Udara (LLU) dibantu

oleh beberapa Junior Manager yaitu:

1. Junior Manager Pelayanan Aerodome dan Approacch Control / Terminal Area (ADC-APP / TMA)

Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pengendalian dan pengawasan

Operasi Lalu Lintas Udara di Bandara Polonia Medan dan wilayah udara

sekitar wilayah udara terminal Control Area, di wilayah udara pendekatan

termasuk Control Zone.

2. Junior Manager Pelayanan Area Control (ACC)

Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pelayanan pengendalian dan

pengawasan operasi keselamatan lalu lintas udara di wilayah yang menjadi

(57)

3. Junior Manager Pelayanan Bantuan Operasi Penerbangan / Penerbangan Aeronautika (BOP / RANGTIKA)

Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pengiriman berita-berita

penerbangan, melalui hubunngan antara stasiun komunikasi penerbangan

serta melakukan kegiatan pengelolaan, pengumpulan, penyampaian dan

penyebaran informasi Aeronautika.

c. Manager Pelayanan Operasi Bandar Udara

Manager Pelayanan Operasi Bandar Udara mempunyai tugas sebagai

berikut :

1. Menyiapkan dan melakukan kegiatan Pelayanan Bandara.

2. Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan pertolongan kecelakaan

penerbangan dan pemadam kebakaran.

3. Menyiapkan dan melaksanakan pengamanan bandara.

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Manager Pelayanan

Bandara mempunyai tugas penyiapan dan pelaksanaan operasi sesuai

dengan tugas yang dimiliki. Dalam pelaksanaan dan fungsi Manager

Pelayanan Bandara ini dibantu oleh beberapa Junior Manager yang

bertanggung jawab kepadanya yaitu :

1. Junior Manager Pelayanan Bandara

Mempunyai tugas melaksanakan peraturan pelayanan disisi udara

(58)

yang berhubungan dengan penerbangan dan pariwisata untuk pemakai

jasa bandara.

2. Junior Manager Pertolongan kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran ( PKP – PK )

Mempunyai tugas melaksanakan pemberian pertolongan kecelakaan

darurat medik di lingkungan kerja bandara dan sekitarnya.

3. Junior Manager Pengamanan Bandara

Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pengamanan di lingkungan

kerja bandara.

d. Manager Teknik Umum dan Peralatan

Manager Teknik Umum dan Peralatan mempunyai tugas sebagai berikut :

1. Menyiapkan dan melakukan kegiatan pengoperasian, pemeliharaan,

pelaporan fasilitas bangunan.

2. Menyiapkan dan melakukan kegiatan pengoperasian, pemeliharaan,

pelaporan fasilitas teknis, mekanikal dan peralatan.

3. Membantu pelaksanaan pembangunan fasilitas teknik umum dan

peralatan sesuai dengan pelimpahan kewenangan yang diberikan

direksi.

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut Manager Teknik Umum dan

Peralatan mempunyai tugas penyiapan dan pelaksanaan kegiatan sesuai

(59)

pelaksanaan tugas dan fungsinya Manager Teknik Umum dan Peralatan

dibantu oleh 3 (tiga) Junior Manager yaitu :

1. Junior Manager Teknik Bangunan

Mempunyai tugas menyiapkan dan melakukan kegiatan

pengoperasian, pemeliharaan, pelaporan fasilitas bangunan terminal,

bangunan operasional dan bangunan umum.

2. Junior Manager Teknik Landasan dan Tata Lingkungan

Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pengoperasian,

pemeliharaan, pelaporan fasilitas landasan dan lingkungan bandara.

3. Junior Manager Mekanikal Peralatan

Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pengoperasian,

pemeliharaan, pelaporan fasilitas mekanik dan peralatan.

e. Manager Teknik, Elektronika dan Listrik

Manager Elektonika dan Listrik mempunyai tugas sebagai berikut :

1. Menyiapkan dan melakukan kegiatan pengoperasian, pemeliharaan

dan pelaporan fasilitas teknik elektronika.

2. Menyiapkan dan melakukan kegiatan pengoperasian, pemeliharaan

dan pelaporan fasilitas Navigasi udara Radar.

3. Menyiapkan dan melakukan kegiatan pengoperasian, pemeliharaan

(60)

4. Membantu melaksanakan pembangunan fasilitas teknik elektro dan

listrik sesuai dengan pelimpahan kewenangan yang diberikan direksi.

Untuk melaksanakan fungsi dan tujuannya, Manager Teknik

Elektronika dan Listrik bandara dibantu oleh beberapa Junior Manager,

yaitu :

1. Junior Manager Telekomunikasi dan Teknik Elektronika Bandara

Mempunyai tugas untuk melaksanakan kegiatan pengoperasian,

pemeliharaan dan pelaporan fasilitas telekomunikasi penerbangan,

elektronika bandara dan komputer.

2. Junior Manager Teknik Navigasi dan Udara

Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pengoperasian,

pemeliharaan dan pelaporan fasilitas navigasi udara dan radar.

3. Junior Manager Teknik Listrik

Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pengoperasian,

(61)

f. Manager Administrasi dan Komersil

Manager Administrasi dan Komersil mempunyai tugas sebagai berikut :

1. Menyiapkan dan melakukan kegiatan pengelolahan usaha komersil.

2. Menyiapkan dan melakukan kegiatan pengelolahan keuangan.

3. Menyiapkan dan melakukan kegiatan akuntansi.

4. Menyiapkan dan melakukan kegiatan pengelolahan perlengkapan.

5. Menyiapkan dan melakukan kegiatan administrasi kepegawaian,

ketatausahaan dan umum.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Manager Administrasi dan

Komersil dibantu oleh beberapa Junior Manager, yaitu :

1. Junior Manager Komersial

Mempunyai tugas untuk mengembangkan dan melaksanakan

kegiatan komersil uang meliputi pengumpulan data produksi,

perhitungan dan pembuatan surat tagihan untuk jasa – jasa

aeronoutika dan jasa non aeronoutika maupun usaha – usaha lain

yang mempunyai hubungan dengan usaha kebandaraan.

2. Junior Manager Akuntansi

Mempunyai tugas melaksanakan tugas akuntansi.

3. Junior Manager Keuangan

Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan administrasi keuangan dan

(62)

4. Junior Manager Perlengkapan

Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pengadaan, pergudangan

dan administrasi perlengkapan.

5. Junior Manager Kepegawaian dan Umum

Mempunyai tugas untuk melaksanakan administrasi kepegawaian,

kesejahteraan dan pelayanan kesehatan pegawai, kegiatan

ketatausahaan, kerumahtanggaan, keprotokolan, penyelenggaraan

informatika, managerial dan pengelolahan data pelaporan serta

penyiapan ikatan kerja.

6. Airport Duty Manager

Airport Duty Manager yang terdiri sebanyak 5 (lima) orang, setingkat

dengan manager yang merupakan pelaksanaan struktural dalam

menanggulangi permasalahan operasional tingkat pertama di bandara,

bertugas bergantian mengkoordinir kegiatan tersebut dalam

melaksanakan tugas Airport Duty Manager yang bertanggung jawab

(63)

3.4 VISI DAN MISI

1. VISI

Visi PT (Persero) Angkasa Pura II Bandar Udara Polonia Medan adalah

menjadi perusahaan pengelolan jasa kebandaraan dan pelayanan lalu lintas

yang mengutamakan penerbangan dan kepuasan pelanggan, dalam upaya

memberikan manfaaat utama pemegang saham, mitra kerja, pegawai,

masyarakat dan lingkungan dengan memegang teguh etika bisnis.

2. MISI

Misi PT.(Persero) Angkasa Pura II Bandar Udara Polonia Medan adalah

menjadi Bandar udara bertaraf Internasional yang mampu bersaing di kawasan

Gambar

Gambar 2.1 Form Aplikasi Visual Basic
Gambar 2.2 Kotak Dialog New Project
Gambar 2.7 Toolbar form editor
Gambar 2.8 Jendela Property
+7

Referensi

Dokumen terkait

Karena karakter terkait dengan nilai-nilai kebaikan, pendidikan karakter adalah sebuah usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak

- dalam APT, return sekuritas dipengaruhi berbagai macam faktor yang bisa menjadi sumber risiko (tidak hanya beta saja).. ABRITAGE PRICING

Dalam artikel yang sama, Hedges mengambil pendapat sarjana lain berhubung isu etika global yang diasaskan oleh Kung itu dengan merujuk kepada kritikan Attfield iaitu beliau

dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Bupati Bantul tentang Pembentukan Tim Koordinasi Teknis Persiapan Pengalihan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan

Kesimpulan hasil penelitian dapat dikemukakan sebagai berikut: Pengaruh struktur kepemilikan, dalam hal ini kepemilikan institusional, ke- 1. pemilikan manajerial dan komposisi

Pada tahap kriptografi pesan yang telah berhasil diinput akan dienkripsi dengan kunci yang telah diberikan kemudian dilanjutkan dengan proses penyisipan pesan di tahap

sari jeruk nipis dan belimbing wuluh) dengan persentase sebesar 23,6% dan hasil uji organoleptiknya berwarna putih, rasa tidak asam, aroma sedap, tekstur lembut, dan disukai

[r]