PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK SISTEM
PENGENDALIAN SURAT-SURAT PADA
PT.(PERSERO) ANGKASA PURA II
BANDAR UDARAPOLONIA
MEDAN
TUGAS AKHIR
REINY IRIANTI POETRI
072406161
DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK SISTEM PENGENDALIAN SURAT-SURAT PADA PT.(PERSERO) ANGKASA PURA II
BANDAR UDARA POLONIA MEDAN
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai sebutan Ahli Madya Komputer
REINY IRIANTI POETRI 072406161
DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERSETUJUAN
Judul : PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK SISTEM PENGENDALIAN SURAT – SURAT PADA PT. (PERSERO) ANGKASA PURA II BANDAR UDARA POLONIA MEDAN
Kategori : TUGAS AKHIR
Nama : REINY IRIANTI POETRI
Nomor Induk Mahasiswa : 072406161
Program Studi : D3 ILMU KOMPUTER Departemen : MATEMATIKA
Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Diluluskan di Medan,
Komisi Pembimbing :
Diketahui/Disetujui oleh
Departemen Matematika FMIPA USU Pembimbing, Ketua,
PERNYATAAN
PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK SISTEM PENGENDALIAN SURAT-SURAT PADA PT.(PERSERO) ANGKASA PURA II BANDAR UDARA
POLONIA MEDAN
TUGAS AKHIR
Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Medan, 26 Mei 2010
PENGHARGAAN
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya hingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik dan dalam waktu yang telah ditetapkan. Tugas Akhir ini disusun guna memenuhi satu syarat kelulusan pada Program Studi D-3 Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. Sehubungan dengan hal tersebut, penulis telah memilih judul yaitu: “PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK SISTEM PENGENDALIAN SURAT-SURAT PADA PT.(PERSERO) ANGKASA PURA II BANDAR UDARA POLONIA MEDAN”.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang telah banyak membimbing, mengarahkan, membantu, dan memberikan dukungan semangat, dan kasih sayang dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Eddy Marlianto, M.Sc, selaku Dekan FMIPA USU. 2. Bapak Dr. Sutarman, M.Sc, selaku pembantu dekan 1 FMIPA USU.
3. Bapak Dr. Saib Suwilo, M.Sc, selaku Ketua Departemen Matematika di USU. 4. Bapak Syahril Efendi, S.Si., MIT selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir
yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama ini kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir.
5. Bapak Firdaus, S.E yang mengurus segala keperluan selama melakukan riset untuk keperluan Tugas Akhir.
6. Bapak Maslizar Piliang, S.E, selaku Manager Administrasi dan Komersial PT. (Persero) Angkasa Pura II Bandar Udara Polonia Medan yang telah bersedia memberikan izin kepada penulis untuk mengadakan kegiatan riset ini.
7. Seluruh Staf/Pegawai PT. ( Persero ) Angkasa Pura II Bandar Udara Polonia Medan yang telah turut membantu dan membimbing penulis selama riset berlangsung untuk kepentingan Tugas Akhir.
8. Seluruh Staf/Pegawai Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara khususnya Program Studi D3 Ilmu Komputer.
9. Papa dan mama tercinta yang telah memberikan bantuan dan dorongan berupa semangat dan material serta dengan setia mencurahkan kasih sayang yang sangat membantu dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini, yang menjadi guru terbaik disepanjang usia.
10.Sahabat-sahabat penulis yang selalu setia dan mau mencurahkan waktunya untuk bertukar pikiran dengan penulis.
11.Kepada semua teman penulis seluruh anak komputer stambuk 2007, khususnya anak KOM C yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu. Terimakasih atas semua dukungannya.
membalas semua kebaikan berbagai pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Medan, 26 Mei 2010 Penulis
Reiny Irianti Poetri
ABSTRAK
DAFTAR ISI
Halaman
Persetujuan ii
Pernyataan iii
Penghargaan iv
Abstrak vi
1.5.3 Metodologi Penelitian 5
1.6 Sistematika Penulisan 6
Bab 2 Tinjauan Teoritis 9
2.1 Komputer 9
2.1.1 Pengertian Komputer 9
2.1.2 Aspek-Aspek Dasar Komputer 10
2.2 Sistem dan Data 12
2.2.1 Pengertian Sistem 12
2.2.2 Pengertian Data 13
2.3 Pengolahan Data 14
2.3.1 Pengertian Pengolahan Data 14
2.3.2 Tahapan Pengolahan Data 14
2.5.1 Bahasa Pemrograman Visual Basic 19 2.5.2 Integreted Development Environment (IDE) 20
2.5.3 Menjalankan IDE 21
2.5.4 Memilih Tipe Project 21
Bab 3 Sejarah Singkat Perusahaan 28 3.1 Sejarah Berdirinya PT. (Persero) Angkasa Pura II Bandar 28
Udara Polonia Medan
3.1.1 Pada Masa Penjajahan 29
3.1.2 Pada Masa Kemerdekaan 34
3.1.3 Pada Masa Pembangunan 37
3.2 Struktur Organisasi PT. (Persero) Angkasa Pura II Bandar 43 Udara Polonia Medan
3.3 Job Description PT. (Persero) Angkasa Pura II Bandar 44 Udara Polonia Medan
3.4 Visi dan Misi 50
Bab 4 Perancangan Sistem 52
4.1 Perancangan Sistem 52
4.2 Data Flow Diagram (DFD) 54
4.3 Perancangan Database 56
4.4 Desain Antar Muka 58
4.4.1 Desain Menu 58
4.4.2 Pendesainan Form 60
4.5 Algoritma 77
Bab 5 Implementasi Sistem 85
5.1 Pengertian dan Tujuan Implementasi Sistem 85 5.2 Komponen-Komponen Kebutuhan Sistem 86 5.2.1 Hardware (Perangkat Keras) 86 5.2.2 Software (Perangkat Lunak) 86 5.2.3 Brainware (Unsur Manusia) 87
Bab 6 Simpulan dan Saran 88
6.1 Simpulan 88
6.1 Saran 88
Daftar Pustaka 90
Lampiran A : Struktur Organisasi PT. (Persero) Angkasa Pura II Bandar Udara Polonia Medan
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Form Aplikasi Visual Basic 20
Gambar 2.2 Kotak Dialog New Project 21
Gambar 2.3 Menu 22
Gambar 2.4 Toolbar Standar 22
Gambar 2.5 Toolbar Debug 23
Gambar 2.6 Toolbar Edit 23
Gambar 2.7 Toolbar Form Editor 23
Gambar 2.8 Jendela Property 24
Gambar 2.9 Project Explorer 25
Gambar 2.10 Form Layout 25
Gambar 2.11 Form 26
Gambar 4.1 Diagram Konteks Sistem Surat Masuk dan Surat Keluar 54 Gambar 4.2 DFD Level 0 Sistem Surat Masuk dan Surat Keluar 55
Gambar 3.0 Properties Toolbar 62
Gambar 3.1 Property Pages 62
Gambar 3.2 Buttons 63
Gambar 3.3 Hasil Desain Form Halaman 63
Gambar 3.4 Hasil Desain Form Surat Masuk 64
Gambar 3.5 Desain Form Edit Data Surat Masuk 65 Gambar 3.6 Desain Daftar Data Surat Masuk 66
Gambar 3.7 Hasil Desain Data Surat Keluar 68
Gambar 3.8 Hasil Desain Data Agenda 69
Gambar 3.9 Hasil Desain Tambah dan Edit Data Agenda 70
Gambar 3.10 Hasil Desain Data Terusan 71
Gambar 3.11 Hasil Desain Tambah dan Edit Data Terusan 72
Gambar 3.12 Hasil Desain Data Masalah 73
Gambar 3.13 Hasil Desain Tambah dan Edit Data Masalah 74
Gambar 3.14 Hasil Desain Data Disposisi 75
Gambar 3.15 Hasil Desain Tambah dan Edit Data Disposisi 76
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Simbol-Simbol DFD 53
Tabel 4.2 Data Agenda 56
Tabel 4.3 Disposisi 57
Tabel 4.4 Masalah 57
Tabel 4.5 Surat Keluar 57
Tabel 4.6 Surat Masuk 57
Tabel 4.7 Terusan 58
Tabel 3.0 Properties Tampilan Form Halaman 61
Tabel 3.1 Edit Tampilan Form Surat Masuk 64
Tabel 3.2 Desain Form Tambah dan Edit 65
Tabel 3.3 Desain Form Surat Masuk 66
Tabel 3.4 Properties Data Tambah dan Edit Surat Keluar 67
Tabel 3.5 Properties Data Agenda 68
Tabel 3.6 Properti Data Tambah dan Edit Agenda 69
Tabel 3.7 Properti Data Terusan 70
Tabel 3.8 Properti Tambah dan Edit Data Terusan 71
Tabel 3.9 Properti Data Masalah 72
Tabel 3.10 Properti Data Tambah dan Edit Data Masalah 73
Tabel 3.11 Properti Data Disposisi 74
Tabel 3.12 Properti Data Tambah dan Edit Data Diposisi 75
ABSTRAK
Bab 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam banyak hal surat menjadi alat komunikasi yang sangat penting, khususnya
dalam kehidupan perusahaan atau organisasi yang sebagian dari arus informasi dan
komunikasi dilakukan dengan surat. Ini menunjukkan betapa perlunya pengelolaan
surat.
Sudah tidak dapat dipungkiri lagi bahwa kemajuan dan perkembangan
teknologi informasi yang semakin luas sangat diperlukan oleh para pemakai jasa
informasi. Dalam kehidupan sehari-hari teknologi informasi telah banyak diterapkan
atau digunakan oleh lembaga-lembaga pemerintah maupun swasta. Informasi
dianggap sebagai salah satu faktor produksi dalam organisasi atau perusahaan, karena
bentuk ketidakpastian dan ketidaktahuan yang seringkali menjadi kendala dalam
proses pengambilan keputusan. Kenyataan bahwa manusia memiliki keterbatasan
waktu, ketelitian, dan ingatan untuk mengolah informasi yang cukup besar, maka
tidak dapat disangkal lagi bahwa penggunaan komputer akan lebih mempercepat
proses kerja dengan hasil yang baik jika dibandingkan cara manual.
Salah satu keuntungan pemakai komputer adalah dalam hal manajemen
komputer dalam pengolahan data sudah banyak membantu berbagai perusahaan.
Sehingga sekarang ini sudah sedikit sekali perusahaan yang dalam pengolahan
datanya dilakukan secara manual. Agar perangkat keras komputer bisa digunakan
untuk keperluan yang kita inginkan dalam mengolah data, maka terlebih dahulu
dipersiapkan perangkat lunaknya. Peranngkat lunak komputer terdiri dari sistem
informasi yang biasanya menggunakan Microsoft Windows serta bahasa
pemrogramannya seperti Visual Basic, Delphi PHP, Cobol dan lain sebagainya.
Perangkat lunak yang dibuat oleh programmer nantinya akan dipakai untuk
pengolahan data secara cepat dan akurat. Selain itu juga dapat digunakan dalam hal
pembuatan laporan yang dibutuhkan oleh pihak manajemen seperti laporan tahunan,
bulanan, mingguan, serta harian dapat dicetak dengan cepat.
Dengan pertimbangan tersebut penulis tertarik untuk membuat suatu program
pengendalian surat dengan memilih judul:
“ PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK SISTEM PENGENDALIAN
SURAT-SURAT PADA PT.(PERSERO) ANGKASA PURA II BANDAR UDARA
POLONIA MEDAN ” .
1.2 Permasalahan
Pada bagian Sekretariatan Umum kantor PT.(Persero) Angkasa Pura II Bandar Udara
Polonia Medan terdapat pintu masuk surat menyurat yang diolah karyawan yang
bertugas, dimana dalam pengagendaan surat masuk dan surat keluar guna pengawasan
dan pengendalian agar surat tersebut bias sampai tujuan dengan tepat dan segera
Masalah yang dihadapi disini yaitu bagaimana surat-surat tersebut dapat
terkendali dengan baik. Ada kalanya surat yang masuk setelah diagendakan tidak
diketahui keberadaannya karena sistem kearsipan secara manual memerlukan
dokumen-dokumen yang banyak. Ada kalanya surat yang masuk diagendakan dua kali
dimana surat sebelumnya pernah diagendakan, dan dalam hal ini sistem yang
digunakan masih menggunakan MS Excel, yang mana tidak dapat mendeteksi surat
tersebut sehingga surat yang sama dan dari instansi yang sama dapat diagendakan dua
kali.
1.3 Batasan Masalah
Agar pembahasan masalah dalam perancangan tugas akhir ini menjadi terarah serta
permasalahan yang dihadapi tidak terlalu luas maka batasan masalah yang akan
dibahas adalah:
a. Sistem agenda surat masuk dan surat keluar dimulai dari proses
pengendalian sampai ke pengolahan surat.
b. Proses pencarian surat masuk berdasarkan nomor surat dan asal surat.
c. Penyajian laporan surat masuk dan surat keluar.
1.4 Maksud dan tujuan
Maksud penulis mengadakan penelitian ini adalah untuk merancang perangkat lunak
sistem pengendalian surat masuk dan surat keluar yang dapat mengusahakan agar
kekurangan dan kelemahan pengendalian surat yang selama ini digunakan perusahaan
efektif. Serta dapat menyajikan informasi surat seperti keberadaan maupun status
surat.
Adapun tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk membantu kinerja
perusahaan khususnya bagian Sekertariat Umum agar mempermudah dalam mengolah
data surat masuk dan surat keluar dengan menggunakan sistem yang baru serta dapat
cepat diproses dan dibuat laporannya. Selain itu penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui sejauh mana kelemahan-kelemahan yang ada pada sistem yang sedang
berjalan selama ini.
1.5 Metode Penelitian
1.5.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di PT. (Persero) Angkasa Pura II Bandar Udara Polonia
Medan pada bagian personalia khususnya di Divisi Kepegawaian dan Umum yang
mengurus surat masuk dan surat keluar pada perusahaan tersebut.
1.5.2 Objek Penelitian
Adapun yang menjadi objek penelitian adalah sistem pengendalian surat masuk dan
surat keluar yang dipergunakan di PT. (Persero) Angkasa Pura II Bandar Udara
1.5.3 Metodologi Penelitian
Adapun metode penelitian yang akan penulis lakukan dalam penyusunan tugas akhir
ini dengan cara :
a. Penelitian lapangan
Yaitu suatu penelitian yang akan dilakukan secara langsung oleh penulis
ke lapangan. Penelitian ini akan dilaksanakan penulis pada PT. (Persero)
Angkasa Pura II Bandar Udara Polonia Medan untuk pengambilan data.
b. Penelitian Pustaka
Merupakan suatu penelitian yang dilakukan pada perpustakaan untuk
mendapatkan data yang bersifat teori. Dalam hal ini penulis akan
berusaha mengumpulkan buku ataupun bentuk tulisan lainya yang
mendukung dalam pembuatan laporan ini baik dari PT. (Persero)
Angkasa Pura II maupun dari tempat yang lainya. Teori-teori yang telah
diperoleh tersebut akan dihubungkan dengan kenyataan di lapangan
sehingga diharapkan akan tercipta keseimbangan antara praktek dan teori
yang telah dilakukan selama riset tersebut.
Dalam penyimpulan data ada dua cara yang akan penulis pergunakan yaitu dengan
cara:
a. Wawancara
Digunakan untuk meyakinkan bahwa data yang dihasilkan benar-benar
sudah akurat. Dalam pengumpulan data penulis akan melakukan
proses pengolahan data dan pembuatan laporan pada bagian Sekretariatan
Umum dan juga bentuk laporan lainya.
b. Observasi
Merupakan kegiatan untuk mengumpulkan, mengolah, menyajikan data
dan melihat langsung keadan yang sebenarnya. Dalam hal ini penulis
meninjau dan mengamati secara langsung kegiatan-kegiatan yang
dilakukan pada perusahaan tersebut.
Dari uraian dan penjelasan diatas, maka penulis akan melakukan analisa. Dari
analisa ini nantinya akan ditarik beberapa kesimpulan dan seterusnya, sehingga nanti
dapat memberikan saran-saran yang berguna bagi perusahaan tersebut.
1.6 Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah penulisan tugas akhir ini, penulis membuat surat sistematika
penulisan yang terdiri dari:
Bab 1 PENDAHULUAN
Bab ini merupakan bab pendahuluan dalam tugas akhir ini, penulis
akan membuat latar belakang masalah, identifikasi masalah,
pembatasan masalah, maksud dan tujuan dan metode penelitian serta
Bab 2 TINJAUAN TEORITIS
Pada Bab ini penulis akan menjelaskan teori-teori singkat tentang
hal-hal yang berhubungan dengan judul dan bahasa Pemrograman Visual
Basic 6.0 yang digunakan oleh penulis.
Bab 3 SEJARAH SINGKAT PERUSAHAAN
Bab ini berisi tentang sejarah berdirinya perusahaan, struktur organisasi
perusahaan, job description, dan visi dan misi perusahaan.
Bab 4 PERANCANGAN SISTEM
Pada Bab ini akan dijelaskan dan diuraikan tentang pembuatan serta
perancangan sistem.
Bab 5 IMPLEMENTASI SISTEM
Bab ini akan menguraikan tentang defenisi, tujuan, dan
langkah-langkah dalam implementasi sistem juga disertai dengan
komponen-komponen kebutuhan sistem.
Bab 6 SIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini penulis akan membuat suatu kesimpulan dari yang telah
dibahas pada bab-bab sebelumnya, serta saran yang baik yang akan ditujukan pada
pihak perusahaan untuk pengoptimalan dan penyempurnaan kerja, sehingga mencapai
Bab 2
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Komputer
2.1.1 Pengertian Komputer
Kata komputer berasal dari bahasa Inggris, yaitu to compute yang berarti menghitung.
Istilah bahasa Inggris computer diambil dari bahasa latin, yaitu computare. Kata com
berarti menggabungkan dalam pikiran atau mental, sedangkan kata putare adalah
memikirkan perhitungan atau penggabungan. Itulah pada mulanya arti dan fungsi
komputer, alat untuk menghitung. (Darwin Sitompul,1994).
Perkembangan teknologi dan ilmu komputer selanjutnya telah memberikan
kemampuan lain pada komputer, sehingga defenisi komputer pun mengalami
perubahan. Sekarang ini proses menghitung hanyalah merupakan sebagian saja dari
kerja yang dapat dilakukan komputer. Banyak fungsi lain yang dapat dilakukan
komputer, seperti pengolahan data, permainan, pengontrol mesin, membuat grafik,
melakukan analisis statistik, merancang gambar teknik dan sebagainya.
Darwin Sitompul (1994, hal:7) menyatakan bahwa defenisi komputer ialah alat
tinggi dan mampu mengerjakan berbagai proses dengan keterlibatan manusia yang
minimum.
2.1.2 Aspek-Aspek Dasar Komputer
Aspek-aspek dasar sistem komputerisasi adalah fasilitas-fasilitas yang harus ada
apabila suatu usaha sudah memiliki langkah maju dengan menggunakan peralatan
komputer sebagai alat bantu dalam pengolahan data. Aspek-aspek dalam komputer
terdiri dari :
a. Aspek Teknis
1. Hardware (Perangkat Keras)
Yaitu komponen-komponen peralatan yang membentuk suatu
sistem komputer yang berhubungan dengan peralatan lainya
sehingga memungkinkan komputer dapat melaksanakan tugasnya.
Contoh hardware antara lain : Monitor, keyboard, Hardisk, dan
lain-lain.
2. Software (Perangkat Lunak)
Yaitu seluruh fasilitas dari pada sistem pengolahan data yang bukan
merupakan peralatan komputer secara fisik tetapi merupakan
instruksi yang harus diberikan pada alat pengolahan agar komputer
dapat menjalankan pekerjaan sesuai yang dikehendaki. Fasilitas
software ini terdiri dari sistem desain, program-program dan
prosedur-prosedur.
3. Brainware (Tenaga Pelaksana)
Yaitu aspek manusia yang menangani pengolahan komputer
maupun pengembangannya dengan menggunakan akal pikirannya,
dan dapat digolongkan menjadi:
a. Sistem analis, yaitu orang yang akan membentuk dan
membangun fasilitas sistem desain.
b. Programmer, yaitu orang yang akan menyusun instruksi bagi
komputer.
c. Operator, yaitu orang yang akan menangani secara langsung
pengolahan data dalam ruangan komputer.
b. Aspek Non Teknis
1. Dukungan Manajemen
Pada dasarnya suatu sistem komputerisasi dilaksanakan dalam
suatu organisasi/instansi untuk membantu pengolahan informasi
bagi kepentingan Manajemen dalam rangka pengambilan
keputusan. Dan apabila hal ini tidak disadari oleh manajemen,
berarti kurangnya support dari pada pimpinan sehingga tujuan
pengadaan peralatan komputer dalam perusahaan tersebut akan
2. Displin ilmu
Setelah Manajemen menyadari akan berartinya tujuan pengadaan
peralatan komputer dalam suatu perusahaan/instansi, maka
Manajemen harus juga menyediakan sumber daya manusia yang
memiliki disiplin ilmu khususnya komputer agar tujuan yang akan
tercapai dapat terlaksana dengan baik.
2.2 Sistem dan Data
2.2.1 Pengertian Sistem
Sistem dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai metoda, cara atau teknik yang
mempunyai defenisi satu kumpulan terpadu yang komponen-komponennya saling
bergantung/berkaitan satu sama lain untuk mencapai tujuan tertentu.
Suatu sistem juga dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari
unsur, komponen atau variabel yang terorganisasi, saling berinteraksi, saling
bergantung satu sama lain (Lucas, 1987). Unsur yang mewakili suatu sistem secara
umum yaitu:
a. Masukan (input) adalah data/informasi yang telah dialihkan dari suatu
media penyimpanan (extern) kedalam penyimpanan (intern computer).
b. Pengolahan (proses) adalah bagian dari suatu sistem yang berfungsi
c. Keluaran (output) adalah informasi yang dihasilkan oleh manipulasi
penanganan komputer yang akan diserahkan kepada pihak yang berhak
dan membutuhkannya.
Disamping itu sistem ini tidak terlepas dari lingkungan sekitarnya sehingga
lingkungan sistem tersebut ikut mempengaruhi kondisi dan sifat-sifat sistem. Batasan
yang ada dalam sistem disebut Boundary yang merupakan daerah yang membatasi
antara suatu sistem dengan sistem lainnya.
2.2.2 Pengertian Data
J. Longkutoy menyatakan bahwa istilah data adalah majemuk dari kata “datum”, yang
berarti fakta atau bagian dari fakta yang mengandung arti, yang dihubungkan dengan
kenyataan, simbol-simbol, yang menyatakan suatu ide, objek, kondisi suatu situasi dan
lain-lain.
Jelasnya data dapat berupa apa saja dan dapat ditemui dimana saja. Kegunaan
data adalah sebagai bahan dasar yang objektif di dalam proses penyusunan
kebijaksanaan dan keputusan oleh pimpinan organisasi. Jadi data dapat merupakan
bahan mentah yang diproses untuk menyajikan informasi. Data yang telah atau belum
diolah akan disimpan dalam media penyimpanan yang berguna untuk menyajikan
2.3 Pengolahan Data
2.3.1 Pengertian Pengolahan Data
Gerge R. Terry,Ph.D, menyatakan bahwa pengolahan data adalah serangkaian operasi
atas informasi yang direncanakan guna mencapai tujuan atau hasil yang diinginkan.
Pengertian lain menyatakan , pengolahan data adalah segala kegiatan dengan
tujuan untuk mengolah data menjadi informasi, baik dengan menggunakan peralatan
elektronik maupun manual.
2.3.2 Tahapan Pengolahan Data
Dalam mengolah data, baik yang dilakukan secara sederhana maupun menggunakan
komputer, kegiatannya mencakup antara lain:
1. Originating Recording (Perekaman)
Yaitu data yang akan diolah ditulis dalam suatu formulir untuk dijadikan
dasar dalam pengolahan selanjutnya.
2. Classfiying (Penyusunan) Yaitu pemberian suatu identifikasi masalah
kedalam data yang akan diolah.
3. Sorting (Pengelompokan) Yaitu pengaturan/pengelompokan data yang
telah diolah berdasrkan sesuatu. Misalnya diurutkan menurut kode
klasifikasinya.
4. Calculating (Penghitungan) Yaitu memanipulir data seperti pelaksanaan
5. Summarizing (Penyusunan Laporan) Yaitu pembuatan laporan yang
sesuai dengan keinginan pemakai informasi.
6. Storing (Penyimpanan) Yaitu Penyimpanan data yang sejenis kedalam
suatu file untuk referensi yang akan datang. Namun perlu diinngatkan
bahwa periode penyimpanan data berlainan antara data yang satu dengan
jenis data yang lainnya, dan juga media dari pada tempat penyimpanan
data ada bermacam-macam disesuaikan dengan metode dan peralatan
yang digunakan.
7. Retrieving (Pencarian) Yaitu pengolahan data yang dilakukan untuk
pencarian data kedalam file yang disimpan.
8. Reproducing (Penggandaan) Yaitu pengolahan data yang sudah ada dan
ingin diperbanyak lagi.
9. Communicating (Pembagian) Yaitu transfer data dari suatu kegiatan ke
kegiatan yang lainnya untuk diselesaikan atau untuk pengolahan
selanjutnya.
2.3.3 Tujuan Pengolahan Data
Adapun tujuan dari pengolahan data adalah untuk menghasilkan output yang segera
dapat dipergunakan. Hasil dari pengolahan data atau output tadi biasanya disebut
2.3.4 Metode Pengolahan Data
Sistem informasi dalam kebanyakan organisasi biasanya terdiri atas berbagai metode
teknologis dan manual. Menurut Burch dan Strater, ada 4 (empat) macam metode
pengolahan data yang terpenting untuk diketahui yaitu:
1. Manual
Yaitu semua operasi data dilakukan dengan tangan dan bantuan alat-alat
penting seperti pensil, kertas, mistar hitung, dan sebagainya.
2. Electromechanical
Yaitu suatu gabungan dari manusia dan mesin.
3. Punched Equipment
Penggunaan semua peralatan yang dipergunakan dalam apa yang
kadang-kadang disebut sebagai suatu sistem warkat unit (unit record system).
4. Electronic Computer
Yaitu susunan dari alat–alat masukan, suatu unit pengolahan pusat
(Central Proccesing Unit) dan alat-alat keluaran seperti komputer.
2.4 Data base
2.4.1 Data base
Data base (basis data) adalah kumpulan file-file yang mempunyai kaitan antara satu
file yang lain sehingga membentuk suatu bangunan data untuk menginformasikan
dipadukan atau dihubungkan dengan file yang lainya berarti file tersebut bukanlah
kelompok dari suatu data base, dan itu akan dapat membentuk data base sendiri.
Data base juga merupakan landasan bagi pembuatan dan pengembangan
program aplikasi. Oleh sebab itu, data base harus dibuat sedemikian rupa sehingga
pembuatan program lebih mudah, murah, dan cepat.
2.4.2 Ciri-ciri Data base
Adapun ciri-ciri data base adalah :
a. Sistem yang dapat menyimpanan data kedalam media disk.
b. Sistem yang dapat mengeluarkan data dari media disk ke media kertas.
c. Sistem mempunyai alternatif untuk mencetak output ke file atau kertas.
d. Dapat terpisah dari program.
e. Sistem yang menganut pengolahan data untuk ditambah, diubah atau
dihapus dengan mudah terkontrol.
2.4.3 Tujuan Data base
Setiap manajemen yang merancang dan menyusun data base harus mempunyai tujuan
antara lain:
a. Menyediakan tempat penyimpanan misalnya untuk data yang relevan.
b. Membuat agar user mudah mendapat data.
c. Memungkinkan jawaban yang segera atas permintaan data dari user.
e. Menghapus data yang berlebihan.
f. Memungkinkan penggunaan secara serentak oleh beberapa user.
g. Memungkinkan perkembangan lebih lanjut didalam sistem data base.
h. Melindungi data dari kerusakan fisik.
2.5 Visual Basic
Visual Basic adalah sebuah pemrograman tingkat tinggi yang merupakan
pengembangan dari versi DOS, sebelumya yaitu BASIC kependekan dari Beginners
Allpure Symbolic Instruction Code.
Banyak keunggulan dimiliki oleh MS-Visual Basic 6.0 dan yang menonjol
adalah kemudahan dalam pemakaian. Dengan bahasa yang mudah ini kini dapat
membuat apapun yang dibutuhkan. Keunggulan Visual Basic 6.0 dalam bidang data
base, sekarang lebih ditingkatkan dengan adanya ODBC (Open Data Base
Connectivity), DAO (Data Acces object), ADO (Activex Data Object) maupun RDO
(Remote Data Object). Dengan demikian disusun aplikasi data base secara mudah dan
menyenangkan. Mulai dari desktop, client server sampai database yang mampu
menjangkau antara negara lewat internet.
2.5.1 Bahasa Pemrograman Visual Basic
Visual Basic pada dasarnya adalah sebuah bahasa pemrograman komputer. Bahasa
pemrograman adalah perintah-perintah atau instruksi yang dimengerti oleh komputer
pemrograman yang sering juga disebut sarana untuk menghasilkan program-program
aplikasi berbasis windows.
Beberapa kemampuan atau manfaat dari Visual Basic diantaranya sebagai
berikut :
a. Untuk membuat program aplikasi berbasis windows.
b. Untuk membuat semua objek-objek pembantu seperti control activeX,
file help, aplikasi internet dan sebagainya.
c. Menguji program (debugging) dan mengahasilkan program akhir
berakhiran EXE yang bersifat executable atau dapat langsung dijalankan.
Bahasa Visual Basic cukup sederhana dan menggunakan bahasa inggris yang
umum digunakan. Didalam Visual Basic sintaks maupun format sudah disediakan
dalam pilihan yang tinggal diambil sesuai kebutuhan. Selain itu, sarana
pengembangan yang bersifat visual memudahkan untuk mengembangkan program
aplikasi berbasis windows, bersifat mouse-driven (digerakkan dengan mouse), dan
berdaya guna tinggi. Visual Basic juga merupakan aplikasi windows oleh karena itu,
untuk menjalankanya harus dari dalam windows.
2.5.2 Integreted Development Environment (IDE)
Kepopuleran Visual Basic sebenarnya datang dari lingkunngan yang sering disebut
Integreted Development Environment (IDE). IDE membantu membangun sebuah
aplikasi besar, menulis sebuah program, menjalankan program, dan menghasilkan
independent. Dan karena itu file tersebut dapat dijalankan pada komputer tanpa harus
mengintal Visual Basic.
Gambar 2.1 Form Aplikasi Visual Basic
2.5.3 Menjalankan IDE
Beberapa cara untuk memulai IDE Visual Basic:
a. IDE Visual Basic dapat dimulai melalui start menu, peletakan path-nya
tergantung pada saat menginstall Visual Basic sebagai bagian dari Visual
b. IDE Visual Basic dapat dimulai dengan membuat short-cut pada jendela
desktop untuk memulainya cukup melakukan double-click pada short-cut
tersebut.
c. Ketika Visual Basic diinstall, file-file Visual Basic (*.frm, *.bas, *.vpb)
didaftarkan pada sistem operasi windows, karena itu untuk memulai
Visual Basic anda dapat menukar double-click nya pada file-file tersebut.
2.5.4 Memilih Type Project
Pada saat IDE Visual Basic pertama kali dijalankan, anda akan diminta untuk memilih
tipe project yang akan dibangun. Misalnya Standard EXE, ActiveX EXE, ActiveX
DLL, dan lain sebagainya.
Komponen-komponen dari lingkungan Visual Basic antara lain:
1. Menu
Bagian menu dari Visual Basic 6.0 terlihat seperti Gambar 2.3
Gambar 2.3. Menu
Pada bagian menu terdapat tiga belas menu utama, yaitu menu file, Edit,
View, Project, Format, Debug, Run, Query, Diagram, Tools, Add-Ins,
Windows, dan Help. Untuk menggunakan menu utama hanya tinggal
mengklik pada menu utama kemudian memilih pada submenu.
2. Toolbar
Visual Basic memiliki sejumlah toolbar. Toolbar-toolbar tersebut dapat
diletakkan pada sebelah atas IDE Visual Basic atau menjadi windows
didalam IDE Visual Basic. Toolbar-Toolbar tersebut antara lain:
a. Toollbar standart, yang berisi tool yang digunakan untuk
perintah-perintah seperti membuka atau menyimpan sebuah project.
b. Toolbar debug, berisi perintah seperti yang terdapat pada menu
debug. Jika toolbar tersebut tidak terdapat pada IDE, anda dapat
memilih menu view toolbar untuk menampilkan toolbar tersebut.
Gambar 2.5. Toolbar Debug
c. Toolbar edit, berfungsi pada saat kita mengedit sebuah kode,
menambahkan break point, pada bookmars.
Gambar 2.6. Toolbar edit
d. Toolbar form editor, digunakan untuk mengatur posisi control yang
ada pada form.
3. Jendela Property
Windows ini berfungsi menyiapkan segala properties dari objek yang
diperlukan dalam perancangan user interface maupun pemrograman.
Pada windows ini terdapat semua property yang dimiliki oleh objek
terpilih. Pada windows ini terdapat dua tab yang menampilkan
properties dalam dua cara sesuai nama tab yaitu alphabet dan categories.
Gambar 2.8 Jendela Property
4. Project Explorer
Project eksplorer berfungsi sebagai sarana mengakses bagian-bagian
pembentuk project. Pada bagian window ini terdapat tiga tombol
pengaktif untuk windows code, windows object dan toogle folder. Juga
terdapat diagram yang menampilkan susunan folder penyimpanan file
Gambar 2.9 Project Explore
5. Windows Form Layout
Digunakan untuk mengatur tata letak form pada layer monitor.
Seringkali kita salah menempatkan form sehingga sulit untuk
mendapatkan posisi yang diinginkan. Dengan adanya windows form
layout ini pekerjaan yang berulang-ulang biasanya terhindari.
6. Form
Form adalah tempat membuat tampilan (user interface) untuk program
aplikasi. Pada form kita dapat meletakkan atau menambah objek kontrol.
Gambar 2.11 Form
2.5.5 Kemampuan dan Manfaat Visual Basic
1. Dapat membuat program-program aplikasi yang berbasis windows.
2. Dapat membuat objek-objek program bantu seperti ActiveX, Aplikasi
Internet, dan File Help.
3. Sangat mendukung sebagai pengelola data base server dan pembuatan
2.5.6 Keunggulan Visual Basic
1. Memiliki compiler handal yang dapat menghasilkan file executable yang
lebih cepat dan efisien.
2. Memiliki sarana handal untuk mengakses data base yang berkemampuan
tinggi.
3. Tambahkan kontrol-kontrol baru yang lebih canggih dan selalu
disesuaikan dengan kebutuhan serta peningkatan kaidah struktur bahasa
Visual Basic.
4. Memiliki fasilitas wizard yang baru untuk melakukan otomatisasi
Bab 3
SEJARAH SINGKAT PERUSAHAAN
3.1 Sejarah berdirinya PT. (Persero) Angkasa Pura II Bandar Udara Polonia Medan
Bandar Udara merupakan titik awal dan titik akhir suatu kegiatan penerbangan, karena
Bandar Udara adalah suatu tempat untuk tinggal landas dan mendaratnya pesawat
udara, naik turunnya penumpang, membongkar dan memuat pos, barang, hewan dan
tanaman, termasuk segala fasilitas penunjang penyelenggara kegiatannya, fasilitas
keselamatan penerbangan dan usaha penunjang penerbangan lainya.
Bandar Udara Polonia Medan sebagai pintu gerbang utama bagi angkutan udara
di Sumatera Utara umumnya dan kota Medan khususnya, mempunyai perananan
strategis terutama dalam pelayanan jasa angkkutan penerbangan, baik dalam negeri
(Domestic) maupun mancanegara (Internasional).
Bandar Udara Polonia Medan yang merupakan satu Bandar Udara Internasional
yang ada di Nusantara ini, Pada saat ini dikelola secara profesional oleh PT. (Persero)
Angkasa Pura II terhitung mulai 1 januari 1994.
Perkembangan Bandar Udara Polonia Medan, setiap tahun semakin meningkat
keselamatan penerbangan yang didukung dengan peralatan modern dan canggih.
Seluruh perkembangan dan kemajuan yang dialami sekarang ini tidak terlepas dari
dukungan seluruh pelaku sejarah dan para perintis yang telah banyak berjasa untuk
membangun Bandar Udara Polonia Medan sejak zaman penjajahan sampai zaman
pembangunan.
3.3.1 Pada Masa Penjajahan
a. Tahun 1872, BARON MISCHALASKY, seorang bangsa Polandia
mendapatkan konsesi dari pemerintah Hindia Belanda untuk membuka
perkebunan tembakau di Sumatera Timur di daerah Medan. Kemudian
dia menamakan daerah / wilayah konsesinya itu dengan nama
“POLONIA” yaitu nama negeri kelahirannya.
b. Tahun 1879, karena suatu dan lain hal, konsesi atas tanah perkebunan itu
berpindah tangan kepada DELI MAATSCHAPPIJ (DELI MIJ). Pada
tahun itu terdengar kabar bahwa pioneer penerbang bangsa Belanda
yakni Mr. Van Der Hoop akan menerbangkan pesawat kecilnya
“FOKER”dari Eropa ke wilayah Hindia Belanda dalam jangka waktu 20
jam terbang, maka DELI MIJ yang memegang konsesi atas tanah itu
menyediakan sebidang tanah untuk diserahkan sebagai lapangan terbang
pertama di Kota Medan.
c. Tahun 1924, setelah berita pertama (tahun 1879) tentang keadaan
kedatangan pesawat udara kembali terdengar. Mengingat bahwa waktu
semakin pendek akhirnya persiapan untuk lapangan terbang tidak dapat
dikejar. Akhirnya pesawat kecil yang diawaki oleh MR. Van Der Hoop,
VN Poelman, dan Van Der Broeke, mendarat di lapangan pacuan kuda
yakni “DELI RENVEREENIGING”. Pesawat FOKER itu mendarat
darurat di Medan dan disambut oleh SULTAN SULAIMAN SARIFUL
ALAMSYAH seorang Sultan dari Kesultanan Serdang beserta seluruh
rakyatnya yang menyambut dengan gembira. Kemudian SULTAN
SULAIMAN SARIFUL ALAMSYAH dijamu sebagai orang pertama
menaiki pesawat itu untuk melihat kota Medan dari udara.
Setelah pesawat yang pertama kali datang ke kota Medan tersebut
mendarat, maka Asisten Residen Sumatera Timur yakni Mr. C.S. VAN
KEMPEN pada waktu itu mendesak pemerintah Hindia Belanda di
Batavia (Jakarta) agar mempercepat dropping uang untuk menyelesaikan
pembangunan lapangan terbang Polonia. Tetapi pemerintah pusat Hindia
Belanda selalu menunda-nunda saja, apalagi setelah adanya nasehat dari
pujuk pimpinan bala Tentara Hindia Belanda (KNIL) bahwa untuk
membangun suatu lapangan terbang guna keperluan sipil dan militer
diperlikan biaya sedikit FL. 70.000 (gulden). Oleh karena tidak ada kabar
persetujuan dan juga tidak ada jalan keluarnya, maka tanah yang
diperuntukkan bagi pembangunan lapangan akhirnya dikembalikan
d. Tahun 1927, Persatuan Perkebunan-perkebunan Sumatra Timur
(ALGEMEENE Verening Rubber Planters Oostkust Van Sumatera –
AVROS) dan organisasi Perkebunan Deli (Deli Planters Vereeniginng –
DPV), yang merupakan golongan-golongan kuat kavitalisasi asing,
secara kolektif terus mendesak pemerintah pusat agar membuka lapangan
terbang hingga dalam waktu yang singkat perhubungan udara yang
teratur dapat terlaksana. Dalam musyawarah antara pemerintah pusat
dengan panglima Angkatan Udara KNIL di Bandung, terjadi kesepakatan
dan dukungan untuk membangun lapangan terbang yang bersifat darurat
di beberapa daerah. Hal ini dapat dilihat dengan adanya surat Afd- VII –
A dari kepala Staf Bala Tentara Diraja Hindia Belanda dari markas
besarnya di Bandung.
Tanggal 19 januari 1927, Markas Besar Hindia Belanda
mengeluarkan surat No. 178 yang isinya berupa pembentukan panitia /
komisi yang mengadakan penyelidikan-penyelidikan. Komisi ini
dinamakan sebagai KUPPER WALRAVEN, tugas dari komisi ini antara
lain adalah untuk mempersiapkan pembukaan suatu jaringan
perhubungan udara untuk Medan-Batavia-Singapura dengan cabang di
kota Raja (Banda Aceh). Jaringan udara ini disiapkan guna keperluan
Sipil maupun Militer.
Tanggal 12 April 1927, Direktur perusahaan-perusahaan Negara
melalui telegram No. 33705/TA/S, mengabarkan kepada Gementee (Kota
perusahaan penerbangan KLM Belanda, akan menerbangkan 4 (empat)
pesawat terbang untuk hubungan dengan Hindia Belanda melalui kota
Medan, rencana kedatangan adalah pada akhir bulan Juni.
Tanggal 28 April 1927, panitia / Komisi KUPPER WALRAVEN
melaporkan hasil kegiatannya berupa “FEASIBILITY STUDY” melalui
suratnya No.173/VII.A.
Tanggal 6 Juni 1927, Direktur Departemen Perusahaan-perusahaan
Negara meminta kesediaan pihak “DELI RENVEREENIGING”
(Perkumpulan Pacuan Kuda) untuk menyerahkan tanah mereka yang di
Polonia untuk dijadikan / digunakan sebagai Lapangan Terbang Medan.
Tanggal 27 Juni 1927, Direktur Perusahaan-perusahaan mengirimkan
telegram, yang mengatakan bahwa karena kesulitan teknis, pesawat
terbang yang pertama baru akan datang di Medan pada bulan September
1927. Untuk persiapan akhir dan pemeriksaan lapangan terbang maka
akan ditulis untuk datang ke Medan adalah Kepala Biro Penerbangan
yaitu Mr. WL. GROENEVELED MEYER dan Mr. H.NIEUWEN HUIS
dari KNILM. Guna persiapan lapangan terbang maka AVROS bersedia
tanah konseesinya dipergunakan oleh pemerintah (dalam hal ini Militer
Belanda) dimana statusnya akan ditentukan pada tahun 1930.
Pihak Gemeente Medan akhirnya bersedia memasukkan tanah itu
kedalam lingkungan Gemeente Medan dan mengeluarkan nilainya untuk
ongkos pemeliharaan menjadi murah. Setelah segala sesutunya
dipersiapkan dan dari pihak pekerjaan Umum sudah mengadakan
inspeksi tentang rumput dan status pengeringan air, maka dibuatlah
lapanngan terbang darurat.
Tanggal 31 Juni 1927, DR. WL. GROENVELD MEYER kepala
Biro Penerbangan dari Departemen Perusahaan Negara dan Mr. H.
NIEWENHUIS mengadakan Inspeksi di lapangan seluas 800 x 400 M
tersebut. Mereka berkesimpulan bahwa lapangan tersebut sangat baik
digunakan sebagai lapangan udara, namun tempat dimana landasan akan
dibuat harus di perkeras lagi. Biaya yang diperlukan (biaya ekstra)
adalah sebesar FL. 13.500 (Gulden), dan pihak Gemeente Mdan
menanggung biaya sebesar FL. 3.500 (Gulden).
e. Tahun 1928, lapangan terbang Polonia di buka dengan resmi, ditandai
dengan mendaratnya 6 (enam) pesawat udara milik KNILM (anak
perusahaan KLM), pada Landasan yang masih darurat, lapangan terbang
pada saat itu masih merupakan tanah yang keras.
f. Tahun 1930, Perusahaan Penerbangan Belanda KLM serta anak
perusahaan KNILM mulai membuka jaringan penerbangan secara
g. Tahun 1936, Lapangan terbang Polonia untuk pertama kalinya
mengadakan perbaikan, adalah para penguasa yakni Pemerintah Hindia
Belanda, nomor / arah landasan pada saat itu adalah 10-28, panjangnya
600 M
h. Tahun 1937, Pemerintah Hindia Belanda mengadakan pemetaan kota
Medan.Pemetaan (Pemetaan dari udara) dilaksanakan dengan pesawat
udara milik KNILM.
i. Tahun 1940, Lapangan Terbang Polonia serta Pelabuhan Belawan
mengalami kerusakan yang berat akibat dibom oleh tentara Jepang,
seluruh kegiatan ekspor dari pelabuhan belawan terhenti, karena
seringnya pesawat pembom jepanng menyerang ke pelabuhan tersebut.
3.1.2 Pada Masa Kemerdekaan
a. Tahun 1945, sehubungan dengan Proklamasi Kemerdekaan Republik
Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, maka secara otomatis seluruh
tanah air kembali milik Pemerintah Republik Indonesia,dan dikuasai
sepenuhnya oleh Pemerintah Republik Indonesia.
b. Tahun 1946, Tentara sekutu Jepang membangun kembali Lapangan
Terbang Polonia yang rusak berat akibat terjadinya perang. Letak posisi
yang akan disusun menggunakan lempengan besi-besi PSP (Peirces Stell
Plank).
c. Tahun 1948, pemerintah Hindia Belanda kembali menguasai lapangan
terbang Polonia, kemudian diadakan pembangunan berupa perpanjangan
landasan menjadi 1000 M. Pada tahun ini tenaga-tenaga Indonesia juga
sudah aktif membangun, pada waktu itu dinamakan “Penerbangan Sipil”
, yang selanjutnya berubah menjadi jawatan penerbangan sipil, dan
kemudian landasan menjadi 1.200 M.
d. Tahun 1950, pengelola Lapangan terbnag Polonia saat itu adalah
Angakatan Udara Republik Indonesia (AURI), dalam hal ini Dinas
Teknik dan Dinas Pekerjaan umum bagian lapangan terbang, perusahaan
penerbangan yang masuk ke Polonia saat itu adalah KLM dan Garuda.
Pada tahun ini AURI melaksanakan landasan menjadi 1800 M panjang
dan lebarnya 45 M
e. Tahun 1951, KASAP-RI (Kepala Staff - Republik Indonesia), melalui
Surat Keputusan No :1 / 1951, menyatakan bahwa seluruh pangkalan
udara bekas Pemerintahan Belanda maupun Jepang diserahkan kepada
Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI). Dengan demikian
Pangkalan Udara Polonia Meda sejak saat itu berada dalam hal aset
f. Tahun 1959, berdasarkan ketentuan pemerintah Republik Indonesia
keputusan 3 (tiga) menteri yakni Menteri dalam Negeri, Menteri
Perhubungan, Menteri Hankam / Panglima Angkatan Bersenjata. Maka
pengelolaan lapangan terbang Polonia dikelola oleh 2 (dua) instansi
(sebagai “Enclave Militer”) yakni:
1. Militer / Angkatan Udara Republik Indonesia
2. Sipil / Jawatan Penerbangan Sipil
Pada tahun ini pengelolaan Lapangan terbang (di pihak sipil) mulai
dilaksanakan oleh para petugas yang professional. Manajemen Lapangan
Terbang Polonia saat itu adalah para petugas lulusan Akademi
Penerbangan Indonesia curug, sedangkan Kegiatan Militer dilaksanakan
oleh AURI beserta jajarannya.
g. Tahun 1963, Jawatan Penerbangan Sipil diubah menjadi Direktorat
Penerbangan sipil yang berada dalam naungan Departemen Perhubungan
Pekerjaan umum dan Tenaga Listrik, selanjutnya status Pelabuhan udara
dimana menjadi tempat Pangkalan Udara Militer, menjadi pelabuhan
Udara bersama. Maka berdasarkan keputusan bersama antara Menteri /
Panglima Angkatan Udara dengan Menteri Perhubungan No: 23 / Thn
1963 dan C 22 / 1 /22 – U (P-II-U) tanggal 15 Juli 1963, status
Pelabuhan Udara Polonia menjadi Pelabuhan Udara bersama, sedangkan
3.1.3 Pada Masa Pembangunan
a. Tahun 1964, pada tahun ini terjadi perubahan Departemen yakni
Departemen Perhubungan Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik, di pecah
menjadi 2 (dua) Departemen yakni:
1. Departemen Perhubungan
2. Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik
Sebagai akibat dari pemisahan, maka Direktorat Pekerjaan Sipil menjadi
Direktorat Jendral Perhubungan Udara dan menjadi unsur dari
Departemen Perhubungan. Pelabuhan Udara Polonia Medan selanjutnya
berada dalam naungan Departemen Perhubungan kantor wilayah-1
Direktoral Jendral Perhubungan Udara.
b. Tahun 1975, berdasarkan keputusan bersama antara Departemen
Perhubungan, Departemen Hankam dan Departemen Keuangan melalui
SKB No. Kep / 30 /IX /75, No. KM.393 /S / Phb-75 dan Kep.927.J /MK
/VI/ 8/75 tanggal 21 Agustus 1975, maka pengelolaan pelabuhan Bandar
Udara Polonia menjadi hak pengelolaan bersama antara Pangkalan Udara
AURI dan Pelabuhan Udara Sipil.
c. Tahun 1977, Pemabangunan Gedung Cargo seluas 1500 M2, untuk
mendukung kegiatan Ekspor Impor serta pembangunan gedung operasi
d. Tahun 1980, berdasarkan KM. 50/OT/Phb- 1978 tanggal 8 Maret 1978,
Pelabuhan Udara Polonia Medan dibagi menjadi dua instansi, yakni:
1. Pelabuhan Polonia Medan
Mengelola kegiatan yang bersifat komersial, terutama kegiatan
pelayanan jasa penumpang dan cargo serta kegiatan latihan lalu
lintas pesawat udara selama di darat.
2. Sentra Operasi Keselamatan (SENOPEN) Medan. Mengelola
kegiatan operasi keselamatan penerbangan dan lalu lintas udara.
Pada tahun ini juga oleh direktorat Jendral Perhubungan Udara
dalam hal ini Proyek Pengembangan fasilitas Pelabuhan Udara dan
Keselamatan Penerbangan. Penerbangan Udara Polonia mendapat proyek
perpanjangan landasan dengan sistem “cakar ayam” sepanjang 445 M.
Dengan demikian panjang Landasan Pelabuhan Udara Polonia Medan
menjadi 2900 M, dengan panjang landasan sedemikian itu, maka
Pelabuhan Udara Polonia Medan dapat menampung pesawat berbadan
lebar setingkat dengan DC-10 atau B- 474. Pada tahun ini juga dibangun
fasilitas gedung pemancar seluas 437,50 Meter untuk mendukung
kegiatan keselamatan penerbangan.
e. Tahun 1981, Pemabangunan gedung terminal dalam negeri (Domestik)
seluas 1526 M2 yang diresmikan oleh menteri perhubungan Republik
Indonesia pada saat itu yakni Bapak Rusmin Nurjadin.
f. Tahun 1982, Pengelolaan Pelabuhan Udara Polonia dipisah menjadi 2
1. Daerah Kekuasaan
Pangkalan Udara TNI-AU.
2. Daerah Pengelolaan
Pelabuhan Udara dikelola oleh direktorat jendral Perhubungan
Udara. Dengan batasan penguasaan dan pengelolaan adalah
landasan pacu / Run Way. Pada tahun ini juga dibangun fasilitas
gedung terminal keberangkatan untuk Internasional seluas 3000
M2.
g. Tahun 1985, Pada tanggal 3 februari 1985, berdasarkan PP No.30 tahun
1984 Pelabuhan Udara Polonia Medan diserahkan Pengelolaanya dari
Direktorat jendral Perhubungan Udara kepada Perusahan Umum (Perum)
Angkasa Pura untuk dijadikan tambahan penyertaan modal Negara serta
pengembalian sebagian kekayaa Perum Angkasa Pura kepada Negara.
Dengan demikian secara resmi Pelabuhan Udara Polonia Medan masuk
dalam jajaran Perusahaaan Umum (Perum) Angkasa Pura.
h. Tahun 1986, Ketentuan pemerintah mengatakan bahwa sebutan
“Pelabuhan Udara” diganti menjadi “BANDAR UDARA”, hal ini
berdasarkan PP. No 25 tahun 1986 tanggal 19 Mei 1986. Pada tahun ini
juga terjadi perubahan status dan nama Perum Angkasa Pura, menjadi
Perum Angkasa Pura -1, dengan demikian maka namanya menjadi
i. Tahun 1987, pada tanggal 19 November 1987 tanggung jawab terhadap
pengawasan pengendalian lalu lintas udara didalam FIR Indonesia diatas
sebagian Sumatera pada ketinggian tertentu, yang selama ini dilimpahkan
kepada Kuala Lumpur, telah diambil alih dan dilaksanakan oleh Dinas
ACC (Senopen Medan) didukung oleh FIC Jakarta, bahwa pendelegasian
yang selama ini diberikan kepada Kuala Lumpur maupun kemudian
pengambilalihan kembali oleh Medan adalah dengan tujuan menjamin
berlangsungnya arus lalu lintas udara secara aman, lancar, teratur, dan
efisien.
j. Tahun 1996, Komandan Pangkalan Udara Medan TNI-AU (Letnan
Kolonel Penerbangan SJEIFULLAH) beserta jajarannya mengadakan
pengukuran tanah disekitar Bandar Udara Polonia bekerja sama dengan
tingkat-I Sumatera Utara dalam hal ini Badan Pertahanan Nasional
(Agraria), dalam rangka pensertifikasian tanah sekitar Bandar Udara
Polonia Medan. Hal ini dilakukan dengan secara “de-facto” tanah
Bandar Udara Polonia saat ini dalam kepemilikan TNI-AU (Lanud
Medan), sedangkan secara “de-yure” sampai saat ini masih dalam proses
pensertifikasian.
k. Tahun 1988, berdasarkan PP No. 3 Tahun 1989, maka Sentra Operasi
Keselamatan Penerbangan (SENOPEN) Medan dialihkan menjadi
pernyataan modal near kedalam Perum Angkasa Pura – I Bandar Udara
Polonia Medan. Penyerahan SENOPEN ini ditujukkan agar dapat
daya guna yang lebih baik. Dengan penyerahan SENOPEN MEDAN
kepada Perum Angkasa Pura –I Bandar Udara Polonia, maka seluruh
kegiatan baik sisi darat telah dilaksanakan oleh Perum Angkasa Pura –I
Bandar Udara Polonia Medan.
l. Tahun 1993, pada tanggal 2 Februari 1993 terjadi pengalihan status dari
Perum Angkasa Pura- I menjadi PT. (Persero) Angkasa Pura –I
berdasarkan PP No. 5 Tahun 1992. Dengan demikian arah penguasaan
Bandar Udara Polonia mewujudkan tercapainya tugas pokok, yaitu
memupuk keuntungan melalui penyediaan dan penggunaan jasa Bandar
Udara dalam rangka memberikan perkembangan perekonomian Negara.
Pada tahun ini juga diadakan renovasi Gedung terminal Dalam Negeri
diantaranya adalah pemindahan ruang keberangkatan menjadi ruang
kedatangan dan sebaliknya serta perluasan ruangan Chek-In dari Lobby
untuk pengantar.
m. Tahun 1994, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik
Indonesia No. S-33/MK.016/1994 tanggal 22 Januari 1994 dengan PT.
(Persero) Angkasa Pura – I menyerahkan pengoperasian dan kepemilikan
Bandar Udara Polonia Medan kepada PT (Persero) Angkasa Pura II
terhitung mulai 1 Januari 1994 penyerahan, tersebut meliputi:
1. Pengusahaan Bandar Udara Polonia sesuai dengan tugas dan fungsi
2. Kepemilikan seluruh kekayaan PT. (Persero) Angkasa Pura-I yang
berupa aktiva tetap dan barang persediaan Bandar Udara Polonia
Medan.
3. Pembinaan para karyawan yang ditugaskan pada Bandar Udara
Polonia Medan.
4. Semua utang piutang dan pendaftaran yang diperoleh serta biaya
yang dikeluarkan untuk pengoperasian Bandar Udara Polonia
Medan, setelah tanggal 31 Desember 1993 menjadi tanggung jawab
PT. (Persero) Angkasa Pura- II. Pelaksanaan serah terima tersebut
adalah pada tanggal 24 Maret 1994 di Jakarta. Dengan demikian
terhitung mulai tanggal 01 Januari 1994, secara resmi Bandar
Udara Polonia Medan berada dibawah jajaran PT. (Persero)
Angkasa Pura – II.
n. Tahun 1995, Republik Indonesia, sedang merancang merancang
pemindahan Bandar Udara Polonia Medan ke lokasi baru. Daerah yang
dimaksud adalah daerah KUALA NAMU LUBUK PAKAM DELI
SERDANG SUMATERA UTARA. Selanjutnya sejarah bertahap
berdasarkan surat keputusan Menteri Keuangan No. 553/MK/1994
tanggal 24 Januari 1994, PT. (Persero) Angkasa Pura II mendapat
tambahan tugas untuk mengelola Bandar Udara Polonia Medan dan
dilanjutkan lagi berdasarkan keputusan Menteri Perhubungan No.
278/AU.001/SKJ/1994 tanggal 19 April 1994 di bentuk 4 (empat) cabang
Aceh. Mulai tahun 2000 dalam jajaranya yang masuk ke PT. (Persero)
Angkasa Pura berjumlah menjadi 12 Bandar Udara diantaranya:
1. Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta di Tangerang
2. Bandar Udara Halim Perdana Kusuma di Jakarta
3. Bandar Udara Sultan Mahmud Baharudin II di Palembang
4. Bandar Udara Polonia Medan
5. Bandar Udara Sultan Iskandar Muda di Banda Aceh
6. Bandar Udara Supario Pontianak
7. Bandar Udara Sultan Syarif Kasim di Pekan Baru
8. Bandar Udara Internasional Padang
9. Bandar Udara Depati Amir di Pangkal Pinang
10. Bandar Udara Sultan Thaha di Jambi
11. Bandar Udara Husein Sastranegara di Bandung
12. Bandar Udara Raja Haji Fisabillah di Tanjung Pinang.
3.2 Struktur Organisasi PT. (Persero) Angkasa Pura II Bandar Udara Polonia Medan
Dalam sebuah perusahaan struktur organisasi merupakan salah satu faktor pendukung
keberhasilan untuk mencapai sebuah tujuan yang telah ditetapkan perusahaan. Dimana
struktur organisasi menggambarkan wewenang, tanggung jawab dan hubungan tiap
bagian didalamnya.
Di dalam kantor cabang PT. (Persero) Angkasa Pura II Bandar Udara Polonia
Pura II yang masih memberlakukan struktur organnisasi PT.AP 1 No.
KEP.58/OM.00/AP/1994 tanggal 4 september 1998 tentang pemberlakuan organisasi,
peraturan, system dan prosedur pada cabang PT. (Persero) AngkasaPura II Medan.
3.3 Job Description PT. (Persero) Angkasa Pura II Bandar Udara Polonia Medan
a. General Manager
Didalam PT. (Persero) Angkasa Pura II Bandar Udara Polonia Medan
General Manager berperan sebagai manajemen puncak dalam pengaturan
kegiatan perusahaan. Adapun Fungsi General manager adalah sebagai
berikut:
1. Penyiapan, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan pelayanan
organisasi keselamatan lalu lintas udara.
2. Penyiapan, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan operasional
Bandar Udara.
3. Penyiapan, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan komersial.
4. Penyiapan, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan pemilihan
fasilitas dan Teknik Elektronika Listrik.
5. Penyiapan, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan administrasi.
6. Penyiapan, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan keuangan dan
b. Manager Pelayananan Operasi Lalu lintas (LLU)
Manager Pelayananan Operasi Lalu Lintas Udara memiliki tugas :
1. Menyiapkan dan melakukan pelayanan aerodome dan approach
Control / terminal control area.
2. Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan pelayanan area control.
3. Menyiapkan serta melaksanakan kegiatan pelayanan bantuan
Operasi penerbangan / aeronautika.
Sedangkan fungsi dari manager ini sesuai dengan tugas yang
ditetapkan oleh perusahaan. Untuk melaksanakan tugasnya dan fungsi
tersebut Manager Pelayanan Operasi Lalu Lintas Udara (LLU) dibantu
oleh beberapa Junior Manager yaitu:
1. Junior Manager Pelayanan Aerodome dan Approacch Control / Terminal Area (ADC-APP / TMA)
Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pengendalian dan pengawasan
Operasi Lalu Lintas Udara di Bandara Polonia Medan dan wilayah udara
sekitar wilayah udara terminal Control Area, di wilayah udara pendekatan
termasuk Control Zone.
2. Junior Manager Pelayanan Area Control (ACC)
Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pelayanan pengendalian dan
pengawasan operasi keselamatan lalu lintas udara di wilayah yang menjadi
3. Junior Manager Pelayanan Bantuan Operasi Penerbangan / Penerbangan Aeronautika (BOP / RANGTIKA)
Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pengiriman berita-berita
penerbangan, melalui hubunngan antara stasiun komunikasi penerbangan
serta melakukan kegiatan pengelolaan, pengumpulan, penyampaian dan
penyebaran informasi Aeronautika.
c. Manager Pelayanan Operasi Bandar Udara
Manager Pelayanan Operasi Bandar Udara mempunyai tugas sebagai
berikut :
1. Menyiapkan dan melakukan kegiatan Pelayanan Bandara.
2. Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan pertolongan kecelakaan
penerbangan dan pemadam kebakaran.
3. Menyiapkan dan melaksanakan pengamanan bandara.
Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Manager Pelayanan
Bandara mempunyai tugas penyiapan dan pelaksanaan operasi sesuai
dengan tugas yang dimiliki. Dalam pelaksanaan dan fungsi Manager
Pelayanan Bandara ini dibantu oleh beberapa Junior Manager yang
bertanggung jawab kepadanya yaitu :
1. Junior Manager Pelayanan Bandara
Mempunyai tugas melaksanakan peraturan pelayanan disisi udara
yang berhubungan dengan penerbangan dan pariwisata untuk pemakai
jasa bandara.
2. Junior Manager Pertolongan kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran ( PKP – PK )
Mempunyai tugas melaksanakan pemberian pertolongan kecelakaan
darurat medik di lingkungan kerja bandara dan sekitarnya.
3. Junior Manager Pengamanan Bandara
Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pengamanan di lingkungan
kerja bandara.
d. Manager Teknik Umum dan Peralatan
Manager Teknik Umum dan Peralatan mempunyai tugas sebagai berikut :
1. Menyiapkan dan melakukan kegiatan pengoperasian, pemeliharaan,
pelaporan fasilitas bangunan.
2. Menyiapkan dan melakukan kegiatan pengoperasian, pemeliharaan,
pelaporan fasilitas teknis, mekanikal dan peralatan.
3. Membantu pelaksanaan pembangunan fasilitas teknik umum dan
peralatan sesuai dengan pelimpahan kewenangan yang diberikan
direksi.
Untuk menyelenggarakan tugas tersebut Manager Teknik Umum dan
Peralatan mempunyai tugas penyiapan dan pelaksanaan kegiatan sesuai
pelaksanaan tugas dan fungsinya Manager Teknik Umum dan Peralatan
dibantu oleh 3 (tiga) Junior Manager yaitu :
1. Junior Manager Teknik Bangunan
Mempunyai tugas menyiapkan dan melakukan kegiatan
pengoperasian, pemeliharaan, pelaporan fasilitas bangunan terminal,
bangunan operasional dan bangunan umum.
2. Junior Manager Teknik Landasan dan Tata Lingkungan
Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pengoperasian,
pemeliharaan, pelaporan fasilitas landasan dan lingkungan bandara.
3. Junior Manager Mekanikal Peralatan
Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pengoperasian,
pemeliharaan, pelaporan fasilitas mekanik dan peralatan.
e. Manager Teknik, Elektronika dan Listrik
Manager Elektonika dan Listrik mempunyai tugas sebagai berikut :
1. Menyiapkan dan melakukan kegiatan pengoperasian, pemeliharaan
dan pelaporan fasilitas teknik elektronika.
2. Menyiapkan dan melakukan kegiatan pengoperasian, pemeliharaan
dan pelaporan fasilitas Navigasi udara Radar.
3. Menyiapkan dan melakukan kegiatan pengoperasian, pemeliharaan
4. Membantu melaksanakan pembangunan fasilitas teknik elektro dan
listrik sesuai dengan pelimpahan kewenangan yang diberikan direksi.
Untuk melaksanakan fungsi dan tujuannya, Manager Teknik
Elektronika dan Listrik bandara dibantu oleh beberapa Junior Manager,
yaitu :
1. Junior Manager Telekomunikasi dan Teknik Elektronika Bandara
Mempunyai tugas untuk melaksanakan kegiatan pengoperasian,
pemeliharaan dan pelaporan fasilitas telekomunikasi penerbangan,
elektronika bandara dan komputer.
2. Junior Manager Teknik Navigasi dan Udara
Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pengoperasian,
pemeliharaan dan pelaporan fasilitas navigasi udara dan radar.
3. Junior Manager Teknik Listrik
Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pengoperasian,
f. Manager Administrasi dan Komersil
Manager Administrasi dan Komersil mempunyai tugas sebagai berikut :
1. Menyiapkan dan melakukan kegiatan pengelolahan usaha komersil.
2. Menyiapkan dan melakukan kegiatan pengelolahan keuangan.
3. Menyiapkan dan melakukan kegiatan akuntansi.
4. Menyiapkan dan melakukan kegiatan pengelolahan perlengkapan.
5. Menyiapkan dan melakukan kegiatan administrasi kepegawaian,
ketatausahaan dan umum.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Manager Administrasi dan
Komersil dibantu oleh beberapa Junior Manager, yaitu :
1. Junior Manager Komersial
Mempunyai tugas untuk mengembangkan dan melaksanakan
kegiatan komersil uang meliputi pengumpulan data produksi,
perhitungan dan pembuatan surat tagihan untuk jasa – jasa
aeronoutika dan jasa non aeronoutika maupun usaha – usaha lain
yang mempunyai hubungan dengan usaha kebandaraan.
2. Junior Manager Akuntansi
Mempunyai tugas melaksanakan tugas akuntansi.
3. Junior Manager Keuangan
Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan administrasi keuangan dan
4. Junior Manager Perlengkapan
Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pengadaan, pergudangan
dan administrasi perlengkapan.
5. Junior Manager Kepegawaian dan Umum
Mempunyai tugas untuk melaksanakan administrasi kepegawaian,
kesejahteraan dan pelayanan kesehatan pegawai, kegiatan
ketatausahaan, kerumahtanggaan, keprotokolan, penyelenggaraan
informatika, managerial dan pengelolahan data pelaporan serta
penyiapan ikatan kerja.
6. Airport Duty Manager
Airport Duty Manager yang terdiri sebanyak 5 (lima) orang, setingkat
dengan manager yang merupakan pelaksanaan struktural dalam
menanggulangi permasalahan operasional tingkat pertama di bandara,
bertugas bergantian mengkoordinir kegiatan tersebut dalam
melaksanakan tugas Airport Duty Manager yang bertanggung jawab
3.4 VISI DAN MISI
1. VISI
Visi PT (Persero) Angkasa Pura II Bandar Udara Polonia Medan adalah
menjadi perusahaan pengelolan jasa kebandaraan dan pelayanan lalu lintas
yang mengutamakan penerbangan dan kepuasan pelanggan, dalam upaya
memberikan manfaaat utama pemegang saham, mitra kerja, pegawai,
masyarakat dan lingkungan dengan memegang teguh etika bisnis.
2. MISI
Misi PT.(Persero) Angkasa Pura II Bandar Udara Polonia Medan adalah
menjadi Bandar udara bertaraf Internasional yang mampu bersaing di kawasan