TAMBAR INCUK SEBAGAI ETNOMEDISIN
DI DESA SUKA SIPILIHEN KECAMATAN TIGAPANAH
KABUPATEN KARO
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
OLEH :
ROHMANIA BR PERANGIN-ANGIN
3121122007
PRODI PENDIDIKAN ANTROPOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
i
ABSTRAK
Rohmania Br Perangin-Angin NIM 3121122007. Tambar Incuk Sebagai Etnomedisin di Desa Suka Sipilihen Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo. Jurusan Pendidikan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan. 2016
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam mengenai Tambar Incuk Sebagai Etnomedisin di Desa Suka Sipilihen Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo.
Penelitian ini dilaksanakan menggunakan metode kualitatif bersifat deskriptif dan langsung melakukan penelitian lapangan yang bertujuan untuk memahami dan menggali informasi tentang sakit incuk, proses pembuatan, proses pengobatan, pantangan, faktor tambar incuk masih digunakan dan pandangan masyarakat tentang tambar incuk sebagai pengobatan tradisional. Penelitian ini memakai subjek dan objek penelitian sebagai pengganti dari sampel dan populasi. Teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara dan studi literatur.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis memperoleh hasil penelitian sebagai berikut: (1) incuk dikategorikan oleh masyarakat sebagai penyakit (2). Proses pembuatan dengan cara diiris tipis dan proses pengobatan dengan cara disemburkan. (3). Faktor yang menyebabkan masyarakat masih memakai tambar incuk sebagai salah satu alternatif untuk pengobatan yaitu faktor ekonomi, faktor sosial , faktor dampak dan keberhasilan serta faktor lingkungan (4) Masyarakat memandang pengobatan tradisional seperti tambar incuk ini sebagai alternatif mereka karena selain tidak membutuhkan banyak tenaga, waktu dan juga uang mereka tidak terlalu takut dengan efek samping yang dapat disebabkan karena ramuan yang digunakan berasal dari bahan-bahan alami.
Kesimpulan menunjukkan bahwa tambar incuk merupakan salah satu pengobatan tradisional yang masih digunakan oleh masyarakat dan digunakan sebagai alternatif bagi masyarakat untuk pengobatan.
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas cinta, izin, berkat,
kasih, dan petunjuk, memberikan kemudahan dan kelancaran yang tak terhingga
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Tambar Incuk
Sebagai Etnomedisin di Desa Suka Sipilihen Kecamatan Tigapanah
Kabupaten Karo. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan
Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan.
Penulis menyadari skirpsi ini kurang sempurna, masih terdapat
kekurangan dan kesalahan. Dalam proses penyelesaian skripsi ini, penulis
memiliki kemampuan terbatas namun karena berbagai bantuan dari banyak pihak
baik moril, doa dan materil penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Oleh
Karenanya, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada:
1. Bapak Prof Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri
Medan,
2. Ibu. Dra. Nurmala Berutu, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial (FIS)
Universitas Negeri Medan,
3. Ibu Dra. Puspitawati, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan
iii
4. Ibu Dr. Nurjannah, M.Pd, sebagai Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
memberikan perhatian dan waktu dalam proses penulisan skripsi hingga
selesai.
5. Bapak Drs, Waston Malau, M.SP, Ibu Dra. Puspitawati, M.Si, Ibu Dr.
Rosramadhana, M.Si sebagai dosen penguji yang memberikan saran dan
masukan kepada penulis untuk penyempurnaan skripsi ini.
6. Bapak Drs. Waston Malau, M.SP sebagai Dosen Pembimbing Akademik
yang memberikan bimbingan dan motivasi selama penulis menjalankan
perkuliahan.
7. Seluruh dosen pengajar di Program Studi Pendidikan Antropologi yang
memberikan bimbingan dan pengajaran kepada penulis dalam perkuliahan.
8. Kakanda Ayu Febriani, Spd. M.Sos yang telah membantu mempersiapkan
berkas-berkas dan penyelesaian skripsi ini
9. Kedua orang tua tecinta penulis, Ayahanda tersayanng Rekket
Perangin-Angin dan Ibunda tersayang Suriani Br Sembiring yang telah memberikan
kasih, doa, motivasi, tenaga, semangat dan materi kepada penulis selama
menjalankan perkuliahan hingga menyelesaikan skripsi ini.
10. Saudari tersayang penulis kakak Sri Rahayu Br Perangin-Angin (Uwa), Adik
Marlisa Br Perangin-Angin (Licha), Sakinah Br Perangin-Angin (Kinah)
yang telah menjadi inspirasi dan semangat penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
11. Terima Kasih kepada keluarga besar Perangin-Angin, Bapak (Elpio Bangun),
iv
Kila Morgan, yang sudah memberikan dukungan selama menyelesaikan
skripsi ini.
12. Terima kasih kepada adik – adik penulis Nanda (Elmali Nanda Bangun), Izal
(Efrizal Theo D. Bangun), dan Impalku yang paling baik Bg Benno (Beno
Safinus Ginting) yang sudah sangat membantu penulis dalam meyelesaikan
skipsi ini.
13. Teman-teman teristimewa yang selalu mendukung setiap perjuangan penulis
Na (Erika Andayani Bangun), K2 Na (Isnaini), Kyungsoo yang udah
berpaling ke Jimin ( Leli Pitria), Beb ( Rini Hesti Nasution), Eyang (Herdy
Perangin-Angin), Opung (Aries Sihotang), Jan The Best Komting (Jan
Wilson Sitanggang), Bg Adon (Adonia Marbun), Papi (Hiasintus Manalu),
Mak Tri (Tri Hardianti), Bg Tono (Hartono Situmorang), Mbak Nadis (Gadis
Anastasya), Aulia Hidayah, Nur Hamidah, Noni Alfanita, Risqa Mulya Sari
14. Kepada Seluruh Teman Pendidikan Antropologi Stambuk 2012
15. Teman- teman PPL SMP GBKP Kabanjahe Unjuk Kita Remenda, Ika
Veronika, Darmina Pratiwi, Leny Astria, Dedy Apriyandi, Mustika Sari T,
Irma Sari, dan Ayakimo Tindaon yang selalu memberikan dukungan dan
semangat kepada penulis.
16. Adik-adik kost Cici Amalia, Suri dan juga Zulika yang selalu mendukung
penulis.
17. Bapak kepala Desa Suka Sipilihen, Kec. Tigapanah, Kab. Karo Alexander
Barus, Sekretaris Desa Sartika Bonasa Perangin-Angin dan semua masyarakat
v
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam skripsi ini oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang membangun
untuk kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat
untuk menambah wawasan serta pengetahuan pembaca.
Medan, September 2016
Penulis,
Rohmania Br Perangin-Angin
vi
1.1Latar Belakang Masalah ... 1
1.2Identifikasi Masalah ... 4
1.3Perumusan Masalah ... 4
1.4Tujuan Penelitian ... 5
1.5Manfaat Penelitian ... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI ... 7
2.1 Kajian Pustaka ... 7
2.2 Kerangka Konsep ... 10
2.2.1 Tambar Incuk ... 10
2.2.2 Etnomedisin ... 13
2.3 Kerangka Teori... 15
2.3.1 Teori Religi ... 15
2.3.2 Etiologi Penyakit ... 16
2.4 Kerangka Berpikir ... 18
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 20
3.1Jenis Penelitian ... 20
3.2Lokasi Penelitian ... 20
3.3Subjek Dan Objek Penelitian ... 21
3.3.1Subjek Penelitian ... 21
3.3.2 Objek Penelitian ... 22
3.4Teknik Pengumpulan Data ... 22
3.4.1Data Primer ... 22
3.4.1.1 Observasi ... 23
vii
3.4.1.3 Dokumentasi ... 24
3.4.2. Data Sekunder ... 24
3.5Teknik Analisis Data ... 25
3.5.1 Mengelompokkan Hasil Data ... 25
3.5.2 Menginterpretasikan Data ... 25
3.5.3 Menganalisis Data ... 26
3.5.4 Penarikan Kesimpulan ... 26
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN ... 27
4.1 Gambaran Umum Wilayah Penelitian ... 27
4.2 Keadaan Demografis Desa ... 30
4.2.1 Agama Dan Pendidikan... 33
4.2.2 Adat Istiadat ... 39
4.3 Pandangan Masyarakat Karo Tentang Incuk Sebagai Penyakit .. 44
4.4 Proses Pembuatan dan Pengobatant Tambar Incuk ... 49
4.4.1 Pulungen (Ramuan) Pertama ... 49
4.4.2 Pulungen (Ramuan) Kedua ... 53
4.4.3 Pantangan Dan Larangan ... 59
4.4.4 Peralatan Untuk Membuat Tambar Incuk ... 60
4.5 Faktor Tambar Incuk Masih Digunakan Masyarakat sebagai Pengobatan Tradisional ... 61
4.5.1 Faktor Sosial ... 61
4.5.2 Faktor Ekonomi ... 62
4.5.3 Faktor Lingkungan ... 64
4.5.4 Faktor Dampak Dan Keberhasilan ... 66
viii
DAFTAR TABEL
1. Penggunaan Tanah ... 29
2. Prasarana Pemerintahan ... 30
3. Jumlah Penduduk ... 31
4. Tingkatan Umur ... 32
5. Mata Pencaharian ... 33
6. Agama ... 34
7. Penganut Agama ... 35
8. Tempat Pembelajaran ... 37
9. Jumlah Siswa ... 38
10.Fasilita-Fasilitas ... 39
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Manusia melakukan berbagai cara untuk mendapatkan tubuh yang sehat,
baik secara modern maupun tradisional. Kesehatan merupakan kebutuhan
mendasar bagi kehidupan manusia dan pemenuhannya tidak dapat ditunda.
Apabila terserang penyakit dan tidak langsung ditangani maka akan dapat
mengganggu kegiatan sehari-hari. Kesehatan telah menjadi suatu kajian ilmu
tersendiri dari ilmu antropologi yaitu antropologi kesehatan. Masalah yang
menjadi kajian dalam antropologi kesehatan adalah aktivitas manusia yang
berkaitan dengan kesehatan dan penyakit.
Salah satu bagian yang dibahas dalam antropologi kesehatan adalah
etnomedisin. Etnomedisin merupakan kepercayaan dan praktek–praktek yang
berkenaan dengan penyakit. Untuk menghadapi dan mengatasi penyakitnya,
manusia mempunyai sistem medis yang menerangkan sebab terjadinya penyakit,
metode pencegahan dan penyembuhan penyakit disesuaikan dengan konsep
masyarakat terhadap penyembuh yang menangani penyakitnya.
Sampai sekarang pengobatan tradisional masih digunakan oleh
masyarakat, baik masyarakat yang berada di perkotaan maupun yang berada di
pedesaan. Pengobatan tradisional dapat dikatakan sebagai bagian dari budaya.
Budaya merupakan salah satu bentuk interaksi manusia yang sudah menjadi
kebiasaan dan sulit untuk diubah. Budaya, norma dan adat istiadat dapat
mempengaruhi perilaku manusia dalam hubungan sosial.
2
Kebudayaan terjadi turun-temurun akibat proses internalisasi dari
penanaman suatu nilai-nilai yang mempengaruhi pembentukan karakter, pola
pikir, pola perilaku dan interaksi manusia. Hubungan antara kebudayaan dengan
pengetahuan tentang penyakit dan sakit sangatlah erat sebagai kebiasaan dan
keyakinan budaya yang dianggap sebagai pengetahuan kesehatan bagi masyarakat
di daerahnya masing-masing. Masyarakat Karo memiliki beragam pengobatan
tradisional, salah satunya adalah tambar incuk.
Tambar incuk terdiri dari dua kata yaitu tambar dan incuk. Tambar berarti
obat sedangkan incuk digunakan untuk menamakan penyakit yang diderita akibat
terkena guna – guna atau makhluk halus. Jadi, tambar incuk dapat diartikan
sebagai obat untuk incuk.
Sakit incuk tidak mempunyai ciri yang khas karena jika dilihat secara kasat
mata sakit incuk sama seperti sakit yang biasa dialami masyarakat seperti sakit
gigi, kaki bengkak, tangan bengkak dan ada juga yang menyerupai jerawat atau
bisul. Perbedaan antara incuk dengan sakit yang biasa dialami masyarakat seperti
sakit gigi, kaki bengkak, tangan bengkak dan ada juga yang menyerupai jerawat
atau bisul adalah penyebabnya.
Penyebab sakit yang biasa dialami masyarakat adalah gangguan kesehatan
sebagai pengaruh dari keseimbangan unsur-unsur dalam tubuh seperti panas,
dingin dan cairan tubuh sedangkan sakit incuk disebabkan oleh makhluk yang
tidak kasat mata/makhluk halus yang sengaja ataupun tidak disengaja dikirim oleh
3
Tambar incuk ini dapat digunakan oleh semua usia dari bayi, anak-anak
sampai orang dewasa. Tambar incuk dilakukan dengan cara-cara tertentu
(spesifik), bahan-bahan tertentu dan tujuan tertentu pula. Tambar incuk sebagai
pengobatan merupakan alternatif pengobatan dalam konsep tradisional untuk
mengobati sakit yang mungkin saja tidak sesuai dengan pandangan rasional
(irrasional). Konsep sakit irrasional berarti sesuatu yang mempengaruhi semua hal
yang melampaui kekuasaan manusia, dan berada di luar jalur normal dan wajar.
Tambar incuk digunakan dari dulu sampai sekarang ini. Orang yang
membuat tambar incuk tidak memiliki nama julukan atau nama panggilan seperti
dukun, tabib atau lainnya yang biasa digunakan untuk memanggil ahli pengobatan
tradisional. Pengetahuan tentang tambar incuk tersebut diwariskan dari generasi
ke generasi dan biasanya akan diwariskan kepada anak mereka atau orang yang
dipercayai cocok dan mampu untuk melakukan pengobatan tambar incuk tersebut.
Meskipun dunia pengobatan semakin berkembang dengan pesat tapi bukan
berarti penggunaan pengobatan tradisional tambar incuk ini menghilang atau tidak
digunakan lagi. Pengobatan tambar incuk ini banyak diminati masyarakat, bahkan
masyarakat selain suku Karo pun banyak yang berobat tambar incuk ini. Oleh
karena itu, berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Tambar Incuk Sebagai Etnomedisin di Desa Suka Sipilihen
4
1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasikan
beberapa permasalahan dalam upaya memudahkan penelitian ini, yaitu sebagai
berikut:
1. Incuk sebagai penyakit dan tambar incuk sebagai pengobatan
tradisional.
2. Bahan-bahan yang digunakan untuk tambar incuk pada masyarakat
Karo.
3. Manfaat dan makna tambar incuk sebagai salah satu pengobatan bagi
masyarakat sekitar.
4. Proses pembuatan tambar incuk yang ada di Desa Suka Sipilihen
Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo.
5. Proses pengobatan incuk dan pantangan saat penggunaan tambar
incuk.
6. Hal – hal yang melatarbelakangi masyarakat memilih pengobatan
tradisional tambar incuk.
1.3Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan
pembatasan masalah maka permasalahan penelitian ini dirumuskan sebagai
berikut:
1. Bagaimana pandangan masyarakat Karo tentang incuk sebagai
penyakit?
5
3. Mengapa tambar incuk masih digunakan sebagai pengobatan
tradisional?
4. Bagaimana pandangan masyarakat tentang tambar incuk sebagai
pengobatan tradisional?
1.4Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:
1. Mengetahui pandangan masyarakat Karo tentang incuk sebagai
penyakit.
2. Mengetahui proses pembuatan dan pengobatan tambar incuk.
3. Mengetahui faktor-faktor tambar incuk masih digunakan sebagai
pengobatan tradisional.
4. Mengetahui pandangan masyarakat tentang tambar incuk sebagai
pengobatan tradisional.
1.5Manfaat Penelitian
a. Manfaat teoritis
1. Memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang tambar incuk
sebagai etnomedisin kepada masyarakat luas.
2. Sebagai referensi tambahan di perpustakaan khususnya yang
6
b. Manfaat praktis
1. Sebagai bahan informasi untuk mengembangkan ilmu dan
pengetahuan tentang pengobatan tradisional persepsi masyarakat
tentang pengobatan tradisional tambar incuk.
2. Menambah pengetahuan pembaca tentang pengobatan tradisional
tambar incuk.
3. Sebagai bahan referensi bagi penulis lain yang ingin melanjutkan
penelitian sejenis.
4. Sebagai syarat bagi penulis untuk memperoleh gelar Sarjana
73
BAB V
KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
Kesehatan merupakan aspek penting yang harus diperhatikan dalam
kehidupan. Oleh sebab itu manusia berusaha untuk menjaga kesehatannya baik itu
dengan cara modern maupun dengan cara tradisional. Didalam perawatan
kesehatan ada kalanya cara modern dan tradisional dilakukan secara
berdampingan. Pengobatan tradisional dianggap memiliki efek samping lebih
kecil yang merugikan kesehatan kerena dibuat dari bahan-bahan alami sehingga
ada beberapa pengobatan tradisional bisa dilakukan berdampingan dengan
pengobatan modern.
1. Sakit incuk disebabkan makhluk halus. Masyarakat menganggap incuk ini
sebagai penyakit karena menggangu masyarakat yang terkena incuk untuk
melakukan kegiatan sehari –hari. Sehingga incuk dikategorikan masyarakat
sebagai penyakit.
2. Proses pembuatan tambar incuk adalah dengan mengiris-iris tipis bahan-bahan
dan proses pengobatannya adalah dengan cara disemburkan
3. Faktor yang menyebabkan masyarakat masih memakai tambar incuk sebagai
salah satu alternatif untuk pengobatan yaitu faktor ekonomi, faktor sosial ,
faktor dampak dan keberhasilan serta faktor lingkungan.
4. Masyarakat memandang pengobatan tradisional seperti tambar incuk ini
sebagai alternatif mereka karena selain tidak membutuhkan banyak tenaga,
waktu dan juga uang mereka tidak terlalu takut dengan efek samping yang
74
dapat disebabkan karena ramuan yang digunakan berasal dari bahan-bahan
alami. Tambar incuk ini juga bisa digunakan berdampingan dengan
obat-obatan modern karena digunakan untuk pengobat-obatan luar tubuh. Tambar incuk
merupakan pengobatan tradisional Karo yang memiliki fungsi dalam
penyembuhan penyakit.
5.2. Saran
Banyaknya pengobatan tradisional yang masih digunakan oleh masyarakat
Karo maka penulis mengemukakan beberapa saran yaitu:
1. Masyarakat Karo pada umunya agar lebih memanfaatkan pengobatan
tradisional Karo sebagai alternatif pengobatan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Melakukan kerjasama antara penyembuh tradisional dan kedokteran modern
agar masyarakat dapat mengetahui yang mana obatan tradisional dan obatan
75
DAFTAR PUSTAKA
Agoes-azwar-jacob T. 1992. Antropologi Kesehatan Indonesia. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran.
Anderson, Foster. 2009. Antropologi Kesehatan.Jakarta. UI Press.
Baal, J.Van. 1987. Sejarah dan Pertumbuhan Teori Antropologi Budaya.
Jakarta. Penerbit PT Gramedia.
Bungin, Burhan. 2001. Metode Penelitian Sosial: Format – Format kuantitatif dan Kualitatif. Surabaya: Airlangga University Press.
Ginting. 1999. Religi Karo. Kabanjahe. Abdi Karya.
Ginting. 2014. Ranan Adat. Medan: Penerbit Yayasan Merga Silima.
Ihromi.1990. Pokok-Pokok Antropologi Budaya. Jakarta : Penerbit PT Gramedia
Iskandar. 2009. Metodologi penelitian kualitatif. Jakarta: Gaung Persada.
Keesing, Roger M. 1992. ANTROPOLOGI BUDAYA. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Koentjaraningrat. 1997. Pengantar Antropologi II. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta.
Koentjaraningrat. 2007. Sejarah Teori Antropologi I. Jakarta : UI-Press
Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : Rineka Cipta
Koentjaraningrat.1990. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan.Jakarta : Penerbit PT. Gramedia.
Moleong, Lexy, J. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. Rosdakarya
Soekanto, Soerjono. 2002. Sosiologi Suatu Pengantar.Jakarta : PT RajaGrafindo Persada
Soemardjan, Selo. 1987. Sejarah dan Pertumbuhan Teori Antropologi Budaya. Jakarta : Penerbit PT Gramedia
Spradley, James. 2006. Metode Etnografi. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Sudarma, Momon. 2008. Sosiologi untuk Kesehatan. Jagakarsa: Salemba Medika.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: ALFABETA.
Sugiyono. 2012. Memahami penelitian kualitatif. Bandung: ALFABETA.
Tarigan, surjani. 2008. Dinamika Orang Karo, Budaya danMakanan. Medan. Balai Adat Budaya Karo Indonesia.
76
Sumber skripsi :
Bangun, Roseva Sari. 2009.“Kuning” pada Masyarakat Karo Studi Antropologi Kesehatan di Desa Bunuraya Kecamatan Tiga Panah Kabupaten Karo. Departemen Antropologi Sosial Universitas Sumatera Utara. Skripsi. Medan.
Purba, Job. 1989. Ramuan Obat-Obatan Tradisional, Sifat, dan Cara Pembuatannya. Medan. Jurusan Antropologi Fisip USU. Skripsi S-1.
Sari, Indah Permata. 2015. Pilis Sebagai Tradisi dan Etnomedisin di Kelambir Lima Kelurahan Cinta Damai Kecamatan Medan Helvetia. Skripsi. UNIMED. Medan.
Bangun, Linda Lestari. 2013. Fungsi Sembur Sebagai Pengobatan Tradisional Pada Masyarakat Karo di Desa Sei Musan Kendit Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat. Skripsi. UNIMED. Medan.