• Tidak ada hasil yang ditemukan

TAMBAR INCUK SEBAGAI ETNOMEDISIN DI DESA SUKA SIPILIHEN KECAMATAN TIGAPANAH KABUPATEN KARO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TAMBAR INCUK SEBAGAI ETNOMEDISIN DI DESA SUKA SIPILIHEN KECAMATAN TIGAPANAH KABUPATEN KARO."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

TAMBAR INCUK SEBAGAI ETNOMEDISIN

DI DESA SUKA SIPILIHEN KECAMATAN TIGAPANAH

KABUPATEN KARO

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH :

ROHMANIA BR PERANGIN-ANGIN

3121122007

PRODI PENDIDIKAN ANTROPOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

(2)
(3)
(4)
(5)

i

ABSTRAK

Rohmania Br Perangin-Angin NIM 3121122007. Tambar Incuk Sebagai Etnomedisin di Desa Suka Sipilihen Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo. Jurusan Pendidikan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan. 2016

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam mengenai Tambar Incuk Sebagai Etnomedisin di Desa Suka Sipilihen Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo.

Penelitian ini dilaksanakan menggunakan metode kualitatif bersifat deskriptif dan langsung melakukan penelitian lapangan yang bertujuan untuk memahami dan menggali informasi tentang sakit incuk, proses pembuatan, proses pengobatan, pantangan, faktor tambar incuk masih digunakan dan pandangan masyarakat tentang tambar incuk sebagai pengobatan tradisional. Penelitian ini memakai subjek dan objek penelitian sebagai pengganti dari sampel dan populasi. Teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara dan studi literatur.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis memperoleh hasil penelitian sebagai berikut: (1) incuk dikategorikan oleh masyarakat sebagai penyakit (2). Proses pembuatan dengan cara diiris tipis dan proses pengobatan dengan cara disemburkan. (3). Faktor yang menyebabkan masyarakat masih memakai tambar incuk sebagai salah satu alternatif untuk pengobatan yaitu faktor ekonomi, faktor sosial , faktor dampak dan keberhasilan serta faktor lingkungan (4) Masyarakat memandang pengobatan tradisional seperti tambar incuk ini sebagai alternatif mereka karena selain tidak membutuhkan banyak tenaga, waktu dan juga uang mereka tidak terlalu takut dengan efek samping yang dapat disebabkan karena ramuan yang digunakan berasal dari bahan-bahan alami.

Kesimpulan menunjukkan bahwa tambar incuk merupakan salah satu pengobatan tradisional yang masih digunakan oleh masyarakat dan digunakan sebagai alternatif bagi masyarakat untuk pengobatan.

(6)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas cinta, izin, berkat,

kasih, dan petunjuk, memberikan kemudahan dan kelancaran yang tak terhingga

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Tambar Incuk

Sebagai Etnomedisin di Desa Suka Sipilihen Kecamatan Tigapanah

Kabupaten Karo. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan

Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan.

Penulis menyadari skirpsi ini kurang sempurna, masih terdapat

kekurangan dan kesalahan. Dalam proses penyelesaian skripsi ini, penulis

memiliki kemampuan terbatas namun karena berbagai bantuan dari banyak pihak

baik moril, doa dan materil penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Oleh

Karenanya, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih

kepada:

1. Bapak Prof Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri

Medan,

2. Ibu. Dra. Nurmala Berutu, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial (FIS)

Universitas Negeri Medan,

3. Ibu Dra. Puspitawati, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan

(7)

iii

4. Ibu Dr. Nurjannah, M.Pd, sebagai Dosen Pembimbing Skripsi yang telah

memberikan perhatian dan waktu dalam proses penulisan skripsi hingga

selesai.

5. Bapak Drs, Waston Malau, M.SP, Ibu Dra. Puspitawati, M.Si, Ibu Dr.

Rosramadhana, M.Si sebagai dosen penguji yang memberikan saran dan

masukan kepada penulis untuk penyempurnaan skripsi ini.

6. Bapak Drs. Waston Malau, M.SP sebagai Dosen Pembimbing Akademik

yang memberikan bimbingan dan motivasi selama penulis menjalankan

perkuliahan.

7. Seluruh dosen pengajar di Program Studi Pendidikan Antropologi yang

memberikan bimbingan dan pengajaran kepada penulis dalam perkuliahan.

8. Kakanda Ayu Febriani, Spd. M.Sos yang telah membantu mempersiapkan

berkas-berkas dan penyelesaian skripsi ini

9. Kedua orang tua tecinta penulis, Ayahanda tersayanng Rekket

Perangin-Angin dan Ibunda tersayang Suriani Br Sembiring yang telah memberikan

kasih, doa, motivasi, tenaga, semangat dan materi kepada penulis selama

menjalankan perkuliahan hingga menyelesaikan skripsi ini.

10. Saudari tersayang penulis kakak Sri Rahayu Br Perangin-Angin (Uwa), Adik

Marlisa Br Perangin-Angin (Licha), Sakinah Br Perangin-Angin (Kinah)

yang telah menjadi inspirasi dan semangat penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini.

11. Terima Kasih kepada keluarga besar Perangin-Angin, Bapak (Elpio Bangun),

(8)

iv

Kila Morgan, yang sudah memberikan dukungan selama menyelesaikan

skripsi ini.

12. Terima kasih kepada adik – adik penulis Nanda (Elmali Nanda Bangun), Izal

(Efrizal Theo D. Bangun), dan Impalku yang paling baik Bg Benno (Beno

Safinus Ginting) yang sudah sangat membantu penulis dalam meyelesaikan

skipsi ini.

13. Teman-teman teristimewa yang selalu mendukung setiap perjuangan penulis

Na (Erika Andayani Bangun), K2 Na (Isnaini), Kyungsoo yang udah

berpaling ke Jimin ( Leli Pitria), Beb ( Rini Hesti Nasution), Eyang (Herdy

Perangin-Angin), Opung (Aries Sihotang), Jan The Best Komting (Jan

Wilson Sitanggang), Bg Adon (Adonia Marbun), Papi (Hiasintus Manalu),

Mak Tri (Tri Hardianti), Bg Tono (Hartono Situmorang), Mbak Nadis (Gadis

Anastasya), Aulia Hidayah, Nur Hamidah, Noni Alfanita, Risqa Mulya Sari

14. Kepada Seluruh Teman Pendidikan Antropologi Stambuk 2012

15. Teman- teman PPL SMP GBKP Kabanjahe Unjuk Kita Remenda, Ika

Veronika, Darmina Pratiwi, Leny Astria, Dedy Apriyandi, Mustika Sari T,

Irma Sari, dan Ayakimo Tindaon yang selalu memberikan dukungan dan

semangat kepada penulis.

16. Adik-adik kost Cici Amalia, Suri dan juga Zulika yang selalu mendukung

penulis.

17. Bapak kepala Desa Suka Sipilihen, Kec. Tigapanah, Kab. Karo Alexander

Barus, Sekretaris Desa Sartika Bonasa Perangin-Angin dan semua masyarakat

(9)

v

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam skripsi ini oleh

karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang membangun

untuk kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat

untuk menambah wawasan serta pengetahuan pembaca.

Medan, September 2016

Penulis,

Rohmania Br Perangin-Angin

(10)

vi

1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Identifikasi Masalah ... 4

1.3Perumusan Masalah ... 4

1.4Tujuan Penelitian ... 5

1.5Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI ... 7

2.1 Kajian Pustaka ... 7

2.2 Kerangka Konsep ... 10

2.2.1 Tambar Incuk ... 10

2.2.2 Etnomedisin ... 13

2.3 Kerangka Teori... 15

2.3.1 Teori Religi ... 15

2.3.2 Etiologi Penyakit ... 16

2.4 Kerangka Berpikir ... 18

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 20

3.1Jenis Penelitian ... 20

3.2Lokasi Penelitian ... 20

3.3Subjek Dan Objek Penelitian ... 21

3.3.1Subjek Penelitian ... 21

3.3.2 Objek Penelitian ... 22

3.4Teknik Pengumpulan Data ... 22

3.4.1Data Primer ... 22

3.4.1.1 Observasi ... 23

(11)

vii

3.4.1.3 Dokumentasi ... 24

3.4.2. Data Sekunder ... 24

3.5Teknik Analisis Data ... 25

3.5.1 Mengelompokkan Hasil Data ... 25

3.5.2 Menginterpretasikan Data ... 25

3.5.3 Menganalisis Data ... 26

3.5.4 Penarikan Kesimpulan ... 26

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN ... 27

4.1 Gambaran Umum Wilayah Penelitian ... 27

4.2 Keadaan Demografis Desa ... 30

4.2.1 Agama Dan Pendidikan... 33

4.2.2 Adat Istiadat ... 39

4.3 Pandangan Masyarakat Karo Tentang Incuk Sebagai Penyakit .. 44

4.4 Proses Pembuatan dan Pengobatant Tambar Incuk ... 49

4.4.1 Pulungen (Ramuan) Pertama ... 49

4.4.2 Pulungen (Ramuan) Kedua ... 53

4.4.3 Pantangan Dan Larangan ... 59

4.4.4 Peralatan Untuk Membuat Tambar Incuk ... 60

4.5 Faktor Tambar Incuk Masih Digunakan Masyarakat sebagai Pengobatan Tradisional ... 61

4.5.1 Faktor Sosial ... 61

4.5.2 Faktor Ekonomi ... 62

4.5.3 Faktor Lingkungan ... 64

4.5.4 Faktor Dampak Dan Keberhasilan ... 66

(12)

viii

DAFTAR TABEL

1. Penggunaan Tanah ... 29

2. Prasarana Pemerintahan ... 30

3. Jumlah Penduduk ... 31

4. Tingkatan Umur ... 32

5. Mata Pencaharian ... 33

6. Agama ... 34

7. Penganut Agama ... 35

8. Tempat Pembelajaran ... 37

9. Jumlah Siswa ... 38

10.Fasilita-Fasilitas ... 39

(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Manusia melakukan berbagai cara untuk mendapatkan tubuh yang sehat,

baik secara modern maupun tradisional. Kesehatan merupakan kebutuhan

mendasar bagi kehidupan manusia dan pemenuhannya tidak dapat ditunda.

Apabila terserang penyakit dan tidak langsung ditangani maka akan dapat

mengganggu kegiatan sehari-hari. Kesehatan telah menjadi suatu kajian ilmu

tersendiri dari ilmu antropologi yaitu antropologi kesehatan. Masalah yang

menjadi kajian dalam antropologi kesehatan adalah aktivitas manusia yang

berkaitan dengan kesehatan dan penyakit.

Salah satu bagian yang dibahas dalam antropologi kesehatan adalah

etnomedisin. Etnomedisin merupakan kepercayaan dan praktek–praktek yang

berkenaan dengan penyakit. Untuk menghadapi dan mengatasi penyakitnya,

manusia mempunyai sistem medis yang menerangkan sebab terjadinya penyakit,

metode pencegahan dan penyembuhan penyakit disesuaikan dengan konsep

masyarakat terhadap penyembuh yang menangani penyakitnya.

Sampai sekarang pengobatan tradisional masih digunakan oleh

masyarakat, baik masyarakat yang berada di perkotaan maupun yang berada di

pedesaan. Pengobatan tradisional dapat dikatakan sebagai bagian dari budaya.

Budaya merupakan salah satu bentuk interaksi manusia yang sudah menjadi

kebiasaan dan sulit untuk diubah. Budaya, norma dan adat istiadat dapat

mempengaruhi perilaku manusia dalam hubungan sosial.

(14)

2

Kebudayaan terjadi turun-temurun akibat proses internalisasi dari

penanaman suatu nilai-nilai yang mempengaruhi pembentukan karakter, pola

pikir, pola perilaku dan interaksi manusia. Hubungan antara kebudayaan dengan

pengetahuan tentang penyakit dan sakit sangatlah erat sebagai kebiasaan dan

keyakinan budaya yang dianggap sebagai pengetahuan kesehatan bagi masyarakat

di daerahnya masing-masing. Masyarakat Karo memiliki beragam pengobatan

tradisional, salah satunya adalah tambar incuk.

Tambar incuk terdiri dari dua kata yaitu tambar dan incuk. Tambar berarti

obat sedangkan incuk digunakan untuk menamakan penyakit yang diderita akibat

terkena guna – guna atau makhluk halus. Jadi, tambar incuk dapat diartikan

sebagai obat untuk incuk.

Sakit incuk tidak mempunyai ciri yang khas karena jika dilihat secara kasat

mata sakit incuk sama seperti sakit yang biasa dialami masyarakat seperti sakit

gigi, kaki bengkak, tangan bengkak dan ada juga yang menyerupai jerawat atau

bisul. Perbedaan antara incuk dengan sakit yang biasa dialami masyarakat seperti

sakit gigi, kaki bengkak, tangan bengkak dan ada juga yang menyerupai jerawat

atau bisul adalah penyebabnya.

Penyebab sakit yang biasa dialami masyarakat adalah gangguan kesehatan

sebagai pengaruh dari keseimbangan unsur-unsur dalam tubuh seperti panas,

dingin dan cairan tubuh sedangkan sakit incuk disebabkan oleh makhluk yang

tidak kasat mata/makhluk halus yang sengaja ataupun tidak disengaja dikirim oleh

(15)

3

Tambar incuk ini dapat digunakan oleh semua usia dari bayi, anak-anak

sampai orang dewasa. Tambar incuk dilakukan dengan cara-cara tertentu

(spesifik), bahan-bahan tertentu dan tujuan tertentu pula. Tambar incuk sebagai

pengobatan merupakan alternatif pengobatan dalam konsep tradisional untuk

mengobati sakit yang mungkin saja tidak sesuai dengan pandangan rasional

(irrasional). Konsep sakit irrasional berarti sesuatu yang mempengaruhi semua hal

yang melampaui kekuasaan manusia, dan berada di luar jalur normal dan wajar.

Tambar incuk digunakan dari dulu sampai sekarang ini. Orang yang

membuat tambar incuk tidak memiliki nama julukan atau nama panggilan seperti

dukun, tabib atau lainnya yang biasa digunakan untuk memanggil ahli pengobatan

tradisional. Pengetahuan tentang tambar incuk tersebut diwariskan dari generasi

ke generasi dan biasanya akan diwariskan kepada anak mereka atau orang yang

dipercayai cocok dan mampu untuk melakukan pengobatan tambar incuk tersebut.

Meskipun dunia pengobatan semakin berkembang dengan pesat tapi bukan

berarti penggunaan pengobatan tradisional tambar incuk ini menghilang atau tidak

digunakan lagi. Pengobatan tambar incuk ini banyak diminati masyarakat, bahkan

masyarakat selain suku Karo pun banyak yang berobat tambar incuk ini. Oleh

karena itu, berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “Tambar Incuk Sebagai Etnomedisin di Desa Suka Sipilihen

(16)

4

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasikan

beberapa permasalahan dalam upaya memudahkan penelitian ini, yaitu sebagai

berikut:

1. Incuk sebagai penyakit dan tambar incuk sebagai pengobatan

tradisional.

2. Bahan-bahan yang digunakan untuk tambar incuk pada masyarakat

Karo.

3. Manfaat dan makna tambar incuk sebagai salah satu pengobatan bagi

masyarakat sekitar.

4. Proses pembuatan tambar incuk yang ada di Desa Suka Sipilihen

Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo.

5. Proses pengobatan incuk dan pantangan saat penggunaan tambar

incuk.

6. Hal – hal yang melatarbelakangi masyarakat memilih pengobatan

tradisional tambar incuk.

1.3Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan

pembatasan masalah maka permasalahan penelitian ini dirumuskan sebagai

berikut:

1. Bagaimana pandangan masyarakat Karo tentang incuk sebagai

penyakit?

(17)

5

3. Mengapa tambar incuk masih digunakan sebagai pengobatan

tradisional?

4. Bagaimana pandangan masyarakat tentang tambar incuk sebagai

pengobatan tradisional?

1.4Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengetahui pandangan masyarakat Karo tentang incuk sebagai

penyakit.

2. Mengetahui proses pembuatan dan pengobatan tambar incuk.

3. Mengetahui faktor-faktor tambar incuk masih digunakan sebagai

pengobatan tradisional.

4. Mengetahui pandangan masyarakat tentang tambar incuk sebagai

pengobatan tradisional.

1.5Manfaat Penelitian

a. Manfaat teoritis

1. Memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang tambar incuk

sebagai etnomedisin kepada masyarakat luas.

2. Sebagai referensi tambahan di perpustakaan khususnya yang

(18)

6

b. Manfaat praktis

1. Sebagai bahan informasi untuk mengembangkan ilmu dan

pengetahuan tentang pengobatan tradisional persepsi masyarakat

tentang pengobatan tradisional tambar incuk.

2. Menambah pengetahuan pembaca tentang pengobatan tradisional

tambar incuk.

3. Sebagai bahan referensi bagi penulis lain yang ingin melanjutkan

penelitian sejenis.

4. Sebagai syarat bagi penulis untuk memperoleh gelar Sarjana

(19)

73

BAB V

KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan

Kesehatan merupakan aspek penting yang harus diperhatikan dalam

kehidupan. Oleh sebab itu manusia berusaha untuk menjaga kesehatannya baik itu

dengan cara modern maupun dengan cara tradisional. Didalam perawatan

kesehatan ada kalanya cara modern dan tradisional dilakukan secara

berdampingan. Pengobatan tradisional dianggap memiliki efek samping lebih

kecil yang merugikan kesehatan kerena dibuat dari bahan-bahan alami sehingga

ada beberapa pengobatan tradisional bisa dilakukan berdampingan dengan

pengobatan modern.

1. Sakit incuk disebabkan makhluk halus. Masyarakat menganggap incuk ini

sebagai penyakit karena menggangu masyarakat yang terkena incuk untuk

melakukan kegiatan sehari –hari. Sehingga incuk dikategorikan masyarakat

sebagai penyakit.

2. Proses pembuatan tambar incuk adalah dengan mengiris-iris tipis bahan-bahan

dan proses pengobatannya adalah dengan cara disemburkan

3. Faktor yang menyebabkan masyarakat masih memakai tambar incuk sebagai

salah satu alternatif untuk pengobatan yaitu faktor ekonomi, faktor sosial ,

faktor dampak dan keberhasilan serta faktor lingkungan.

4. Masyarakat memandang pengobatan tradisional seperti tambar incuk ini

sebagai alternatif mereka karena selain tidak membutuhkan banyak tenaga,

waktu dan juga uang mereka tidak terlalu takut dengan efek samping yang

(20)

74

dapat disebabkan karena ramuan yang digunakan berasal dari bahan-bahan

alami. Tambar incuk ini juga bisa digunakan berdampingan dengan

obat-obatan modern karena digunakan untuk pengobat-obatan luar tubuh. Tambar incuk

merupakan pengobatan tradisional Karo yang memiliki fungsi dalam

penyembuhan penyakit.

5.2. Saran

Banyaknya pengobatan tradisional yang masih digunakan oleh masyarakat

Karo maka penulis mengemukakan beberapa saran yaitu:

1. Masyarakat Karo pada umunya agar lebih memanfaatkan pengobatan

tradisional Karo sebagai alternatif pengobatan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Melakukan kerjasama antara penyembuh tradisional dan kedokteran modern

agar masyarakat dapat mengetahui yang mana obatan tradisional dan obatan

(21)

75

DAFTAR PUSTAKA

Agoes-azwar-jacob T. 1992. Antropologi Kesehatan Indonesia. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran.

Anderson, Foster. 2009. Antropologi Kesehatan.Jakarta. UI Press.

Baal, J.Van. 1987. Sejarah dan Pertumbuhan Teori Antropologi Budaya.

Jakarta. Penerbit PT Gramedia.

Bungin, Burhan. 2001. Metode Penelitian Sosial: Format Format kuantitatif dan Kualitatif. Surabaya: Airlangga University Press.

Ginting. 1999. Religi Karo. Kabanjahe. Abdi Karya.

Ginting. 2014. Ranan Adat. Medan: Penerbit Yayasan Merga Silima.

Ihromi.1990. Pokok-Pokok Antropologi Budaya. Jakarta : Penerbit PT Gramedia

Iskandar. 2009. Metodologi penelitian kualitatif. Jakarta: Gaung Persada.

Keesing, Roger M. 1992. ANTROPOLOGI BUDAYA. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Koentjaraningrat. 1997. Pengantar Antropologi II. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta.

Koentjaraningrat. 2007. Sejarah Teori Antropologi I. Jakarta : UI-Press

Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : Rineka Cipta

Koentjaraningrat.1990. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan.Jakarta : Penerbit PT. Gramedia.

Moleong, Lexy, J. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. Rosdakarya

Soekanto, Soerjono. 2002. Sosiologi Suatu Pengantar.Jakarta : PT RajaGrafindo Persada

Soemardjan, Selo. 1987. Sejarah dan Pertumbuhan Teori Antropologi Budaya. Jakarta : Penerbit PT Gramedia

Spradley, James. 2006. Metode Etnografi. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Sudarma, Momon. 2008. Sosiologi untuk Kesehatan. Jagakarsa: Salemba Medika.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: ALFABETA.

Sugiyono. 2012. Memahami penelitian kualitatif. Bandung: ALFABETA.

Tarigan, surjani. 2008. Dinamika Orang Karo, Budaya danMakanan. Medan. Balai Adat Budaya Karo Indonesia.

(22)

76

Sumber skripsi :

Bangun, Roseva Sari. 2009.“Kuning” pada Masyarakat Karo Studi Antropologi Kesehatan di Desa Bunuraya Kecamatan Tiga Panah Kabupaten Karo. Departemen Antropologi Sosial Universitas Sumatera Utara. Skripsi. Medan.

Purba, Job. 1989. Ramuan Obat-Obatan Tradisional, Sifat, dan Cara Pembuatannya. Medan. Jurusan Antropologi Fisip USU. Skripsi S-1.

Sari, Indah Permata. 2015. Pilis Sebagai Tradisi dan Etnomedisin di Kelambir Lima Kelurahan Cinta Damai Kecamatan Medan Helvetia. Skripsi. UNIMED. Medan.

Bangun, Linda Lestari. 2013. Fungsi Sembur Sebagai Pengobatan Tradisional Pada Masyarakat Karo di Desa Sei Musan Kendit Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat. Skripsi. UNIMED. Medan.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1)Faktor-faktor yang membuat etnis Nias berganti marga menjadi marga Karo di desa Ajibuhara disebabkan oleh pernikahan dengan Etnis

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lembaga pemasaran, bentuk saluran, fungsi pemasaran, struktur pasar, perilaku pasar, keragaan pasar, biaya pemasaran, margin

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lembaga pemasaran, bentuk saluran, fungsi pemasaran, struktur pasar, perilaku pasar, keragaan pasar, biaya pemasaran, margin

Bagaimana bentuk saluran dan fungsi pemasaran dari masing-masing lembaga pemasaran sapi potong di pasar hewan Desa Suka Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo.. Bagaimana

pengaruh struktur dan tingkah laku pasar dalam proses pemasaran suatu

Sebagai lembaga pemasaran apa anda pada saluran pemasaran sapi potong di Pasar hewan Desa Suka Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karoa. Darimana anda mendapatkan sapi potong yang anda

menyelesaikan skripi ini yang berjudul “ Tinjauan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) di Desa Jaranguda Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo ”. Skripsi ini disusun sebagai salah

Secara turun temurun dapat dipastikan masyarakat Karo telah mampu mengidentifikasi jenis-jenis tumbuhan yang dikenal dan dimanfaatkan untuk bahan obat dan pada