• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis persepsi konsumen tentang kepribadian merek induk dan merek-merek perluasan pepsodent; studi kasus pada merek pasta gigi, sikat gigi dan cairan pembersih mulut pepsodent di lingkungan mahasiswa UIN Jakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis persepsi konsumen tentang kepribadian merek induk dan merek-merek perluasan pepsodent; studi kasus pada merek pasta gigi, sikat gigi dan cairan pembersih mulut pepsodent di lingkungan mahasiswa UIN Jakarta"

Copied!
211
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PERSEPSI KONSUMEN TENTANG

KEPRIBADIAN MEREK INDUK DAN MEREK- MEREK

PERLUASAN PEPSODENT

(Studi Kasus Pada Merek Pasta Gigi, Sikat Gigi,

dan Cairan Pembersih Mulut Pepsodent)

Di Lingkungan Mahasiswa UIN Jakarta

Disusun Oleh:

MEGA RODIAWATI

106081002340

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

ANALISIS PERSEPSI KONSUMEN TENTANG KEPRIBADIAN MEREK

INDUK DAN MEREK- MEREK PERLUASAN PEPSODENT

(Studi Kasus Pada Pasta Gigi, Sikat Gigi, dan Cairan Pembersih Mulut

Pepsodent)

Di Lingkungan Mahasiswa UIN Jakarta

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh

MEGA RODIAWATI

NIM : 106081002340

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Heryanto, SE., MSi

NIP 19570617 198503 1 002 NIP 195902231986011002

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(3)

Hari ini Tanggal 26 Bulan Oktober Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilaksanakan

Ujian Komprehensif atas nama Mega Rodiawati NIM : 106081002340 dengan

judul skripsi “ANALISIS PERSEPSI KONSUMEN TENTANG

KEPRIBADIAN MEREK INDUK DAN MEREK- MEREK PERLUASAN

PEPSODENT” (Studi Kasus Pasta Gigi, sikat Gigi, dan cairan Pembersih Mulut). Di Lingkungan Mahasiswa UIN Jakarta. Memperhatikan penampilan

Mahasiswa tersebut selama masa ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat

diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 26 Oktober 2010

Tim Penguji Ujian Komprehensif

Suhendra. S.Ag., MM Indoyama Nasaruddin, SE., MAB

Ketua Sekretaris

(4)

Hari ini Tanggal 15 Bulan Maret Tahun Dua Ribu Sebelas telah dilaksanakan

Ujian Skripsi atas nama Mega Rodiawati NIM : 106081002340 dengan judul

skripsi “ANALISIS PERSEPSI KONSUMEN TENTANG KEPRIBADIAN

MEREK INDUK DAN MEREK- MERK PERLUASAN PEPSODENT”

(Studi Kasus Pada Pasta Gigi, Sikat Gigi, dan Cairan Pembersih Mulut

Pepsodent). Di Lingkungan Mahasiswa UIN Jakarta. Memperhatikan

penampilan Mahasiswa tersebut selama masa ujian berlangsung, maka skripsi ini

sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas

Islam Negeri Syarif hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 15 Maret 2011

Tim Penguji Skripsi

Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Heryanto,SE.,M.Si

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Indoyama Nasaruddin, SE., MAB Leis Suzanawaty, SE., MSi

Ketua Sekretaris

Suhendra. S.Ag., MM

(5)

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Mega Rodiawati

NIM : 106081002340

Jurusan : Manajemen

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri

yang merupakan hasil penelitian, pengolahan dan analisis saya sendiri serta bukan

merupakan replikasi maupun saduran dari hasil karya atau hasil penelitian orang

lain.

Apabila terbukti skripsi ini plagiat atau replikasi, maka skripsi dianggap

gugur dan harus melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi baru dan

kelulusan serta gelarnya dibatalkan.

Demikian pernyataan dibuat dengan segala akibat yang timbul di

kemudian hari menjadi tanggung jawab saya.

Jakarta, 20 Desember 2010

(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. Identitas Pribadi

1. Nama : Mega Rodiawati

2. Tempat & Tgl. Lahir : Sukabumi, 03 November 1989

3. Alamat : Kp. Cipanengah

Rt 01/01 Sukabumi

Kec: Bojong Genteng- Sukabumi

4. Telepon : 0856-92727446- (021)-92452488.

5. Anak ke dari : 1 dari 1 bersaudara

II. Pendidikan

1. SD : MI Cipanengah tahun 2000

2. SMP : SMP PLUS Madaniah tahun 2003

3. SMA : MAN Cibadak tahun 2006

4. SI : UIN Syarif Hadayatullah Jakarta tahun 2006- 2011

III. Latar Belakang keluarga

1. Ayah : Endang

2. Alamat : Kp. Cipanengah Rt/Rw 01/01 Kec: Bojong Genteng

Sukabumi

3. Telepon : 087885668318

4. Ibu : Hj.Edah Suaedah

5. Alamat : Kp. Cipanengah Rt/Rw 01/01 Kec: Bojong Genteng

(7)

ABSTRACT

ANALYSIS OF CONSUMER PERCEPTION ON THE PARENT AND EXTENSION BRANDS PERSONALITY OF PEPSODENT (Case Study on the Pepsodent Tooth Paste, Toothbrush, and Mouth Wash)

In the environment of Student UIN Jakarta By: Mega Rodiawati

106081002340

This Research was aimed to know how the consumer perception about the parent and extension brand personality of Pepsodent (case study on the Pepsodent tooth paste, toothbrush and mouth wash). In the environment of student UIN Jakarta. This research used questionnaire containing 42 items with three categories: Pepsodent tooth paste, toothbrush, and mouth wash personality that were observed from consumer perception and were disseminated to 120 respondents. The research uses non probability sampling, that is, a technique of sampling that gives different opportunity for respondents to be chosen as sample. Non probability sampling used for this research is incidental sampling technique. Respondents are chosen based on their incidental experience of using Pepsondent’s tooth paste, tooth brush and mouthwash and their knowledge about Pepsodent categorization of tooth paste, toothbrush and mouthwash. Secondary data are acquired from Pepsodent company to support this research. This research uses descriptive and quantitative analysis technique. The analysis result shown that consumer connected and transferred their perception about the parent brand personality of Pepsodent to the extension brands personality of Pepsodent. It can be seen from the high similarity between consumer perceptions on tooth paste brand personality and toothbrush and mouth wash personality of the Pepsodent. The personality traits were family oriented, wholesome, reliable, secure, honest, up- to- date, cheerfull, and unique.

(8)

ABSTRAK

ANALISIS PERSEPSI KONSUMEN TENTANG KEPRIBADIAN MEREK INDUK DAN MEREK- MEREK PERLUASAN PEPSODENT (Studi Kasus

Pada Pasta Gigi, Sikat Gigi dan Cairan Pembersih Mulut Pepsodent) Di Lingkungan Mahasiswa UIN Jakarta

Oleh: Mega Rodiawati 106081002340

Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana persepsi konsumen tentang kepribadian merek induk dan merek- merek perluasan Pepsodent (studi kasus pada pasta gigi, sikat gigi dan cairan pembersih mulut Pepsodent). Di lingkungan mahasiswa UIN Jakarta. Penelitian ini menggunakan kuesioner yang berisi 42 pertanyaan dengan tiga kategori yaitu; kepribadian pasta gigi, sikat gigi dan cairan pembersih mulut Pepsodent ditinjau dari persepsi konsumen yang disebarkan kepada 120 responden. Dalam penelitian ini digunakan teknik (non probability sampling) yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi calon responden atau sampel. Metode Non probability sampling yang digunakan adalahteknik sampel berdasarkan kebetulan (incidental sampling), yaitu responden yang pernah menggunakan pasta gigi, sikat gigi, dan cairan pembersih mulut Pepsodent serta mengetahui bahwa Pepsodent memiliki kategori produk sikat gigi, dan cairan pembersih mulut, dengan mengambil data sekunder dari perusahaan untuk mendukung penelitian ini. Pada penelitian digunakan analisis deskriptif dan kuantitatif. Dari analisis yang dilakukan penulis, dapat ditarik kesimpulan bahwa konsumen menghubungkan dan mentransfer persepsi mereka atas kepribadian merek induk Pepsodent ke merek-merek perluasan Pepsodent, yang terlihat dari besarnya keserupaan (similiarity) antara persepsi konsumen terhadap kepribadian merek Pasta Gigi Pepsodent dengan kepribadian Sikat Gigi dan Cairan Pembersih Mulut Pepsodent. Ciri-ciri kepribadian tersebut adalah family oriented (berorientasi keluarga), wholesome

(menyehatkan), reliable (dapat dipercaya), dan secure (aman/terjamin), honest

(jujur), up-to-date (menjaman), cheerfull (menyenangkan), unique (unik).

(9)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillaahirobbil ‘alamiin, puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat, taufik, dan hidayahNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat

dan salam selalu terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.

Alhamdulillah penulis telah menyelesaikan skripsi sebagai tugas akhir

pendidikan strata satu (S1) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari

tanpa bantuan dan bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak, penulisan

skripsi ini tidak akan selesai, untuk itu pada kesempatan kali ini penulis ingin

menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Kedua Orang Tuaku tercinta yang memiliki peran yang sangat penting dan tak terkira, yang telah memberikan do’a tulus ikhlas, motivasi, dan kasih sayang serta dukungan moril dan materil kepada penulis untuk tetap semangat. Serta

terima kasih pula kepada om dan Tanteku tersayang yang selalu membantu dan

selalu memberi semangat untukKu

2. Terima kasih untuk Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan

sekaligus dosen pembimbing I yang telah meluangkan waktu, kesabaran, dan

yang telah memberikan pengarahan serta bimbingannya dalam penyelesaian

skripsi ini.

3. Terima kasih untuk Bapak Suhendra.S.Ag.,MM, selaku Ketua Jurusan

Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri syarif

Hidayatullah Jakarta.

4. Terima kasih untuk Ibu Leis Suzanawaty, SE., M.SI, selaku Sekretaris Jurusan

(10)

5. Terima kasih untuk Bapak Heryanto,SE., M.Si, selaku pembimbing II yang

telah meluangkan waktu, kesabaran, dan yang telah memberikan pengarahan

serta bimbingannya dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Terima kasih untuk Segenap Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis,

yang telah memberikan ilmu yang tak ternilai, sehingga penulis dapat

menyelesaikan studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Segenap staf akademik dan staf perpustakaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

8. Terima kasih untuk Sahabat-sahabat terbaikKu: Ukhti Eny, Zahra, Mas Hery,

Ijang, A class Manajamen 06, Keluarga besar KKS Sukabumi 06. Terima kasih atas motivasi, Do’a, bantuan dan semangat yang kalian berikan untuk Mega. Dan terima kasih kepada teman-temanku di kelas pemaran A yang tidak bisa

penulis sebutkan satu persatu, jazakallah atas dukungannya.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah

diharapkan untuk menyempurnakan skripsi ini.

Akhir kata penulis mengharapkan semoga penelitian ini dapat berguna dan

bermanfaat bagi semua pihak

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Jakarta, Januari 2011

(11)

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan Skripsi ... i

Lembar Pengesahan Uji Komprehensif ... ii

Lembar Pengesahan Uji Sidang ... iii

Lembar Pengesahan Bukan Plagiat ... iv

Lembar Daftar Riwayat Hidup ... v

Abstract ... vi

Abstrak ... vii

Kata Pengantar ... viii

Daftar Isi... x

Daftar Tabel ... xiv

Daftar Gambar ... xx

Bab I Pendahuluan ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Perumusan Masalah ... 8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8

Bab II Tinjauan Pustaka ... 10

A. Penertian Manajemen Pemasaran ... 10

1. Definisi Pemasaran ... 10

(12)

B. Persepsi Konsumen ... 11

1. Definisi Persepsi Konsumen ... 11

2. Ciri- Ciri Khusus Persepsi ... 12

3. Faktor- faktor Yang Mempengaruhi Persepsi Konsumen ... 12

C. Citra Merek (Brand Image) ... .. 27

1. Pengertian Citra Merek ... 27

D. Kepribadian Merek ( Brand Personality) ... 32

1. Definisi Kepribadian Merek ... 32

2. Macam- Macam Brand Personality ... 36

3. Pengukuran Kepribadian Merek ... 37

E. Merek ... 43

1. Definisi Merek ... 43

2. Manfaat Merek ... 43

3. Strategi Merek ... 44

F. Perluasan Merek (Brand Extension) ... 46

1. Definisi Perluasan Merek ... 46

2. Faktor- faktor Yang Mempengaruhi Perluasan Merek ... 47

G. Penelitian Terdahulu ... 53

H. Kerangka Pemikiran ... 55

Bab III Metodologi Penelitian ... 57

A. Ruang Lingkup Penelitian ... 57

B. Metode Penentuan Sampel ... 57

(13)

2. Sampel ... 57

C. Metode Pengumpulan Data ... 59

1. Data Primer ... 59

2. Data Sekunder ... 61

3. Tahap pengolahan Data ... 62

1. Editing ... 62

2. Coding & Scoring ... 62

3. Tabulating ... 63

D. Metode Analisis Data ... 63

1. Analisis Kuantitatif ... 64

a. Uji Validitas ... 64

b. Uji Reliabilitas ... 65

2. Analisis Deskriptif ... 65

E. Operasional Variabel Penelitian ... 67

a. Definisi Operasional ... 67

b. Variabel Penelitian ... 69

Bab IV Hasil dan Pembahasan ... 72

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ... 72

1. Sejarah Singkat PT Unilever Indonesia Tbk ... 72

2. Merek Pepsodent ... 73

3. Program dan Kampanye Pepsodent ... 79

4. Visi- Misi PT Unilever Tbk ... 81

(14)

C. Penemuan Dan Pembahasan ... 83

1. Deskriptif Data Responden ... 83

2. Hasil Penemuan Dan Pembahasan ... 85

1. Analisis Deskriptif ... 85

a. Kepribadian Pasta Gigi Pepsodent ... 85

b. Kepribadian Sikat Gigi Pepsodent ... 108

c. Kepribadian Cairan Pembersih Mulut ... 129

2. Hasil Perolehan Rata- rata (Mean Score) ... 150

a. Rata- rata (Mean Score) Pasta Gigi Pepsodent ... 150

b. Rata- rata (Mean Score) Sikat Gigi Pepsodent ... 152

c. Rata- rata (Mean Score) Cairan Pembersih Mulut ... 154

3. Hasil Perolehan transfer merek induk ke merek perluasan 156 D. Interpretasi ... 157

Bab V Kesimpulan dan Implikasi ... 159

A. Kesimpulan ... 159

B. Implikasi ... 159

C. Keterbatasan ... 160

D. Saran ... 160

Daftar Pustaka ... 162

(15)

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Halaman

2.1 Skala Kepribadian Merek ... 40

3.1 Operasional Variabel Penelitian ... 70

4.1 Hasil try out Uji Validitas Dan Reliabilitas ... . 82

4.2 Karakteristik Jenis Kelamin Responden ... 83

4.3 Karakteristik Usia Responden ... 84

4.4 Karakteristik Fakultas/ Jurusan Responden ... 84

4.5 Pasta Gigi Pepsodent Rendah hati (Down- To Earth) ... 86

4.6 Pasta Gigi Pepsodent Berorientasi keluarga (Family- oriented) ... 86

4.7 Pasta Gigi Pepsodent Sederhana (Smal- town) ... 87

4.8 Pasta Gigi Pepsodent Jujur (Honest) ... 87

4.9 Pasta Gigi Pepsodent Tulus (Sincere) ... 88

4.10 Pasta Gigi Pepsodent Apa adanya (Real) ... 88

4.11 Pasta Gigi Pepsodent Menyehatkan (Wholesome) ... 89

4.12 Pasta Gigi Pepsodent orisinil (Orisinil) ... 89

4.13 Pasta Gigi Pepsodent menyenangkan (Cheerfull) ... 90

4.14 Pasta Gigi Pepsodent Sentimentil (Sentimental) ... 90

4.15 Pasta Gigi Pepsodent Ramah (friendly) ... 91

4.16 Pasta Gigi Pepsodent Berani (Daring) ... 91

(16)

4.18 Pasta Gigi Pepsodent Mengasyikan (Exciting) ... 92

4.19 Pasta Gigi Pepsodent bersemangat (Spirited) ... 93

4.20 Pasta Gigi Pepsodent Mengagumkan (Cool) ... 93

4.21 Pasta Gigi Pepsodent Muda (Young) ... 94

4.22 Pasta Gigi Pepsodent Imaginasi (Imaginativ) ... 94

4.23 Pasta Gigi Pepsodent Unik (Unique) ... 95

4.24 Pasta Gigi Pepsodent Menjaman (Up-to-date) ... 95

4.25 Pasta Gigi Pepsodent Mandiri (Independent) ... 96

4.26 Pasta Gigi Pepsodent Modern (Contemporary) ... 96

4.27 Pasta Gigi Pepsodent Dapat di percaya (Reliable) ... 97

4.28 Pasta Gigi Pepsodent Bekerja keras (Hard working) ... 97

4.29 Pasta Gigi Pepsodent Aman/ terjamin (secure) ... 98

4.30 Pasta Gigi Pepsodent Pandai (Intelligent) ... 98

4.31 Pasta Gigi Pepsodent Terampil (Technical) ... 99

4.32 Pasta Gigi Pepsodent Bekerja Sama (Corporate) ... 100

4.33 Pasta Gigi Pepsodent Sukses (Successful) ... 100

4.34 Pasta Gigi Pepsodent Pemimpin (leader) ... 101

4.35 Pasta Gigi Pepsodent Percaya Diri (confident) ... 101

4.36 Pasta Gigi Pepsodent Kelas Atas (Upper Class)... 102

4.37 Pasta Gigi Pepsodent Glamor (Glamorous) ... 102

4.38 Pasta Gigi Pepsodent Berpenampilan Menarik (Good Looking) ... 103

4.39 Pasta Gigi Pepsodent Mempesona (Charming) ... 103

(17)

4.41 Pasta Gigi Pepsodent Halus (Smooth) ... 105

4.42 Pasta Gigi Pepsodent Kokoh (Outdoorsy) ... 105

4.43 Pasta Gigi Pepsodent Maskulin (Masculine) ... 106

4.44 Pasta Gigi Pepsodent Kebaratan (Western) ... 106

4.45 Pasta Gigi Pepsodent Tangguh (Tough) ... 107

4.46 Pasta Gigi Pepsodent Kasar (Rugged) ... 107

4.47 Sikat Gigi Pepsodent Rendah hati (Down- To Earth) ... 108

4.48 Sikat Gigi Pepsodent Berorientasi keluarga (Family- oriented) ... 108

4.49 Sikat Gigi Pepsodent Sederhana (Smal- town) ... 109

4.50 Sikat Gigi Pepsodent Jujur (Honest) ... 109

4.51 Sikat Gigi Pepsodent Tulus (Sincere) ... 110

4.52 Sikat Gigi Pepsodent Apa adanya (Real) ... 110

4.53 Sikat Gigi Pepsodent Menyehatkan (Wholesome) ... 111

4.54 Sikat Gigi Pepsodent orisinil (Orisinil) ... 111

4.55 Sikat Gigi Pepsodent menyenangkan (Cheerfull) ... 112

4.56 Sikat Gigi Pepsodent Sentimentil (Sentimental) ... 112

4.57 Sikat Gigi Pepsodent Ramah (friendly) ... 113

4.58 Sikat Gigi Pepsodent Berani (Daring) ... 113

4.59 Sikat Gigi Pepsodent Trend (Trendi) ... 114

4.60 Sikat Gigi Pepsodent Mengasyikan (Exciting) ... 114

4.61 Pasta Gigi Pepsodent Bersemangat (Spirited)... 115

4.62 Sikat Gigi Pepsodent Mengagumkan (Cool) ... 115

(18)

4.64 Sikat Gigi Pepsodent Imaginasi (Imaginativ) ... 116

4.65 Sikat Gigi Pepsodent Unik (Unique) ... 117

4.66 Sikat Gigi Pepsodent Menjaman (Up-to-date) ... 117

4.67 Sikat Gigi Pepsodent Mandiri (Independent) ... 118

4.68 Sikat Gigi Pepsodent Modern (Contemporary) ... 118

4.69 Sikat Gigi Pepsodent Dapat di percaya (Reliable) ... 119

4.70 Sikat Gigi Pepsodent Bekerja keras (Hard working) ... 119

4.71 Sikat Gigi Pepsodent Aman/ terjamin (secure) ... 120

4.72 Sikat Gigi Pepsodent Pandai (Intelligent) ... 120

4.73 Sikat Gigi Pepsodent Terampil (Technical) ... 121

4.74 Sikat Gigi Pepsodent Bekerja Sama (Corporate) ... 121

4.75 Sikat Gigi Pepsodent Sukses (Successful)... 122

4.76 Sikat Gigi Pepsodent Pemimpin (leader) ... 122

4.77 Sikat Gigi Pepsodent Percaya Diri (confident) ... 123

4.78 Sikat Gigi Pepsodent Kelas Atas (Upper Class) ... 123

4.79 Sikat Gigi Pepsodent Glamor (Glamorous) ... 124

4.80 Sikat Gigi Pepsodent Berpenampilan Menarik (Good Looking) ... 124

4.81 Sikat Gigi Pepsodent Mempesona (Charming) ... 125

4.82 Sikat Gigi Pepsodent Feminim (Feminine) ... 125

4.83 Sikat Gigi Pepsodent Halus (Smooth) ... 126

4.84 Sikat Gigi Pepsodent Kokoh (Outdoorsy) ... 126

4.85 Sikat Gigi Pepsodent Maskulin (Masculine) ... 127

(19)

4.87 Sikat Gigi Pepsodent Tangguh (Tough) ... 128

4.88 Sikat Gigi Pepsodent Kasar (Rugged) ... 128

4.89 Cairan Pembersih Mulut Pepsodent Rendah hati (Down- To Earth) .... 129

4.90 Cairan Pembersih Mulut Pepsodent (Family- oriented) ... 129

4.91 Cairan Pembersih Mulut Pepsodent Sederhana (Smal- town)... 130

4.92 Cairan Pembersih Mulut Pepsodent Jujur (Honest) ... 130

4.93 Cairan Pembersih Mulut Pepsodent Tulus (Sincere) ... 131

4.94 Cairan Pembersih Mulut Pepsodent Apa adanya (Real) ... 131

4.95 Cairan Pembersih Mulut Pepsodent Menyehatkan (Wholesome) ... 132

4.96 Cairan Pembersih Mulut Pepsodent orisinil (Orisinil)... 132

4.97 Cairan Pembersih Mulut Pepsodent menyenangkan (Cheerfull) ... 133

4.98 Cairan Pembersih Mulut Pepsodent Sentimentil (Sentimental) ... 133

4.99 Cairan Pembersih Mulut Pepsodent Ramah (friendly)... 134

4.100 Cairan Pembersih Mulut Pepsodent Berani (Daring) ... 134

4.101 Cairan Pembersih Mulut Pepsodent Trend (Trendi) ... 135

4.102 Cairan Pembersih Mulut Pepsodent Mengasyikan (Exciting) ... 135

4.103 Cairan Pembersih Mulut Pepsodent Bersemangat (Spirited) ... 136

4.104 Cairan Pembersih Mulut Pepsodent Mengagumkan (Cool)... 136

4.105 Cairan Pembersih Mulut Pepsodent Muda (Young) ... 137

4.106 Cairan Pembersih Mulut Pepsodent Imaginasi (Imaginativ) ... 137

4.107 Cairan Pembersih Mulut Pepsodent Unik (Unique)... 138

4.108 Cairan Pembersih Mulut Pepsodent Menjaman (Up-to-date) ... 138

(20)

4.110 Cairan Pembersih Mulut Pepsodent Modern (Contemporary) ... 139

4.111 Cairan Pembersih Mulut Pepsodent Dapat di percaya (Reliable) ... 140

4.112 Cairan Pembersih Mulut Pepsodent Bekerja keras (Hard working) ... 140

4.113 Cairan Pembersih Mulut Pepsodent Aman/ terjamin (secure) ... 141

4.114 Cairan Pembersih Mulut Pepsodent Pandai (Intelligent) ... 141

4.115 Cairan Pembersih Mulut Pepsodent Terampil (Technical) ... 142

4.116 Cairan Pembersih Mulut Pepsodent Bekerja Sama (Corporate) ... 142

4.117 Cairan Pembersih Mulut Pepsodent Sukses (Successful)... 143

4.118 Cairan Pembersih Mulut Pepsodent Pemimpin (leader) ... 143

4.119 Cairan Pembersih Mulut Pepsodent Percaya Diri (confident) ... 144

4.120 Cairan Pembersih Mulut Pepsodent Kelas Atas (Upper Class) ... 144

4.121 Cairan Pembersih Mulut Pepsodent Glamor (Glamorous) ... 145

4.122 Cairan Pembersih Mulut Pepsodent Berpenampilan Menarik ... 145

4.123 Cairan Pembersih Mulut Pepsodent Mempesona (Charming)... 146

4.124 Cairan Pembersih Mulut Pepsodent Feminim (Feminine) ... 146

4.125 Cairan Pembersih Mulut Pepsodent Halus (Smooth) ... 147

4.126 Cairan Pembersih Mulut Pepsodent Kokoh (Outdoorsy) ... 147

4.127 Cairan Pembersih Mulut Pepsodent Maskulin (Masculine) ... 148

4.128 Cairan Pembersih Mulut Pepsodent Kebaratan (Western) ... 148

4.129 Cairan Pembersih Mulut Pepsodent Tangguh (Tough) ... 149

4.130 Cairan Pembersih Mulut Pepsodent Kasar (Rugged) ... 149

4.131 Hasil Rata- rata Mean Score) Pasta Gigi Pepsodent ... 150

(21)

4.133 Hasil Rata- rata (Mean Score) Cairan Pembersih mulut Pepsodent ... 154

4.132 Hasil Perolehan Transfer dari merek induk ke merek Perluasan ... 156

DAFTAR GAMBAR No. Keterangan Halaman 2.1 Proses Perseptual ... 21

2.2 Citra Merek ... 32

2.3 Dimensi Kepribadian Merek ... 39

2.4 Strategi Merek ... 46

2.5 Kerangka Pemikiran ... 55

(22)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Terbentuknya pasar global memungkinkan para pemain dari seluruh dunia

bebas memasuki pasar domestik, sehingga tersedia banyak pilihan bagi

konsumen untuk membeli produk dalam rangka pemenuhan kebutuhan dan

keinginannya. Di tengah maraknya persaingan dan membanjirnya penawaran

produk dari berbagai merek di pasar, baik dari dalam dan luar negeri, maka

bertambah pula tantangan bagi perusahaan untuk dapat bertahan dan berhasil

di pasar. Tantangan tersebut dapat diatasi dengan cara membentuk dan

mengelola merek yang kuat.

Quelch dan Harding, 1996 merek adalah aset yang paling penting untuk

kebanyakan perusahaan consumer goods oleh karena itu, sangat penting untuk mengelola dan memanfaatkan merek agar dapat menjangkau pikiran

dan memperoleh posisi yang kuat di benak konsumen. Ada beberapa

alternatif pilihan dalam menentukan strategi merek yang dapat dipilih oleh

perusahaan.

Fox, 2001 salah satu cara yang paling umum dan dianggap paling banyak

mendatangkan kesuksesan, sekaligus dapat mengurangi biaya-biaya

peluncuran dan resiko-resiko kegagalan produk adalah konsep perluasan

merek sebagai proses menyediakan suatu produk baru, yang diciptakan di

(23)

Quelch dan Harding, 1996 perluasan merek dapat dilihat sebagai suatu

cara yang lebih murah dan berisiko lebih kecil untuk memenuhi permintaan

dan kebutuhan konsumen di beberapa segmen, yaitu dengan menyediakan

beberapa produk dalam kategori yang berbeda dibawah merek yang sama,

dibandingkan menciptakan suatu nama baru untuk setiap produk baru.

Helen Wing, Director of the Marketing Science Centre at Research International mengatakan bahwa produk baru dengan merek yang benar-benar baru membutuhkan usaha pemasaran dari segi waktu dan biaya yang

lebih banyak untuk memperkenalkan merek dan membangun kesadaran

konsumen. Pertimbangan lain adalah bahwa perusahaan merasa bisa

mendapatkan keuntungan dari adanya ikatan emosional yang telah terbentuk

antara merek induk dengan merek-merek perluasannya, sehingga inventasi

yang dibutuhkan untuk perluasan merek lebih rendah dibandingkan dengan

menggunakan merek yang baru.

Fenomena tentang perluasan merek telah menjadi sesuatu yang tidak

asing bagi kita para konsumen. Kita telah melihat berbagai merek melakukan

strategi ini untuk memasarkan produknya. Contohnya Merek Sony yang

produk awalnya adalah tape recorder kemudian memperluas penggunaan mereknya ke berbagai produk seperti televisi, radio, VCD, DVD bahkan

laptop dan handphone yang memiliki kategori berbeda dari merek induknya. Merek Adidas yang semula kita kenal sebagai merek sepatu olah raga, saat ini

telah memperluas penggunaan mereknya pada produk pakaian, jam tangan

(24)

multinasional, tapi juga oleh merek nasional seperti merek ABC yang semula

dikenal sebagai merek kecap, kini telah memperluas mereknya untuk kategori

produk lain seperti; sirup, mie instan, saus tomat, dan sambal. Demikian pula

dengan merek Pepsodent yang semula hanya digunakan sebagai merek pasta

gigi, saat ini telaah meluas pada produk sikat gigi, cairan pembersih mulut,

dan permen.

Aaker D. dan Keller, 1990 tingkat kegagalan perluasan merek lebih

tinggi dibanding kesuksesannya. Telah banyak kasus kegagalan perluasan

merek yang telah merugikan dan menghasilkan kerusakan pada nama merek.

Meskipun strategi perluasan merek dapat mereduksi biaya peluncuran serta

meningkatkan peluang kesuksesan produk baru, namun terdapat juga

resiko-resiko yang besar, yang mampu melemahkan atau menghancurkan citra

merek. Pilihan yang tidak tepat atas perluasan merek dapat melemahkan dan

merusak merek inti dan menghancurkan ekuitas merek. Asosiasi negatif dan

strategi komunikasi yang salah akan sungguh merugikan merek induk bahkan

brand family. Kegagalan perluasan dapat terjadi karena kesulitan menghubungkan merek- merek perluasan dengan merek induk, kurangnya

keserupaan dan pengenalan serta komunikasi pemasaran terpadu yang tidak

konsisten. Meskipun terdapat banyak kasus tentang kegagalan perluasan

merek, namun strategi tersebut tetap memiliki banyak keunggulan.

Merek-merek perluasan masuk ke pasar dengan suatu hubungan yang dekat secara

emosional dengan pelanggan. Itulah sebabnya mengapa perusahaan ingin

(25)

tersebut dapat menjadi faktor kesuksesan yang besar. Akan tetapi perluasan

merek bukan strategi yang beresiko rendah seperti yang orang-orang

percayai.

Bhat, 2001 merek adalah suatu alat bagi konsumen untuk

mengembangkan gambar-gambar dan emosi di dalam pikiran mereka.

Merek-merek yang berbeda menciptakan citra-citra yang berbeda pula di dalam

pikiran konsumen, sehingga memungkinkan konsumen untuk membedakan

merek-merek yang bersaing. Ketika konsumen berhubungan dengan suatu

merek, mereka akan membentuk persepsi dan asosiasi yang dihubungkan

dengan merek tersebut. Sebagai konsekuensinya jika merek tersebut

diperluas, persepsi atas merek induk akan ditransfer ke merek-merek

perluasan. Dengan kata lain, perluasan merek dapat dilihat sebagai suatu

bagian dari kategori mental merek induk di dalam pikiran konsumen. Persepsi

adalah suatu proses psikologis yang diperlukan dan relevan dalam penelitian

ini untuk memahami bagaimana pandangan konsumen terhadap perluasan

merek.

Bhat, 2001 konsumen akan membentuk persepsi tertentu terhadap suatu

produk dan memutuskan di kategori mana ia perlu memposisikan produk

tersebut dengan memperhatikan karakteristik- karakteristik dan kepribadian-

kepribadiannya. Semakin besar persepsi positif terhadap merek induk akan

menghasilkan penerimaan yang lebih tinggi terhadap perluasan oleh

konsumen. Persepsi-persepsi atas merek induk akan memasuki pikiran

(26)

terjadilah transfer persepsi-persepsi. Proses-proses ini akan dipertimbangkan

di dalam evaluasi perluasan merek oleh konsumen.

Wernerfelt, 1988 ketika suatu merek beroperasi di dalam perluasan

dengan kategori produk yang berbeda, evaluasi terhadap perluasan merek dari

perspektif konsumen menjadi sangat kompleks. Ketika diperkenalkan dengan

produk-produk baru yang tidak familiar, persepsi terhadap merek induk

adalah suatu petunjuk evaluatif yang sangat menolong bagi konsumen dan ini

penting untuk diperhatikan karena akan mempengaruhi persepsi konsumen

terhadap merek-merek perluasan.

Aaker, D. 1996 perluasan merek akan berpengaruh terhadap citra merek

induk, dan karena kepribadian merek adalah salah satu komponen kunci dari

citra merek. Maka dapat dikatakan bahwa kesesuaian tersebut juga akan

berdampak pada kepribadian merek.

Aaker, J., 1997 persepsi dan asosiasi yang dimiliki konsumen tentang

merek melampaui atribut- atribut dan manfaat- manfaat merek secara

fungsional. Tidak mengejutkan, pemasar berusaha untuk membedakan dan

membangun preferensi untuk merek-merek mereka tidak hanya atas dasar

bagaimana konsumen merasakan merek secara fungsional, tapi juga atas dasar

persepsi-persepsi konsumen tentang kepribadian merek atau yang disebut

brand personality profile, yaitu istilah yang menggambarkan persepsi-persepsi konsumen terhadap kepribadian merek.

Plummer, 2000 dalam mengelola merek di industri consumer products

(27)

yang sangat penting, dan perusahaan membutuhkan usaha yang besar untuk

mengkomunikasikan merek kepada target konsumen mereka. Semakin besar

kisaran merek diperluas, semakin tinggi kesadaran yang dibutuhkan

perusahaan mengenai bagaimana konsumen-konsumen mereka menerima

perluasan merek.

J. Aaker,1997 telah menggambarkan secara detil bagaimana kepribadian

merek dapat menciptakan diferensiasi di pasar. Pertama, suatu kepribadian

dapat membuat merek menjadi mengesankan dan menarik. Ia menambahkan

bahwa suatu merek tanpa kepribadian akan memiliki masalah dalam

meningkatkan kesadaran dan mengembangkan hubungan dengan pelanggan.

Kedua, kepribadian merek dapat merangsang pertimbangan dalam

membangun energi dan kesegaran, yang dapat berguna bagi banyak merek.

Ketiga, suatu kepribadian merek dapat membentuk hubungan merek dengan

pelanggan seperti teman, rekan, atau penasehat. Ia menyimpulkan bahwa

dengan metafora kepribadian yang sesuai, perkembangan hubungan akan

menjadi lebih jelas dan lebih dapat memotivasi.

Aaker. D, 1996 suatu kepribadian merek yang kuat sangat penting agar

pelanggan mempunyai ikatan yang kuat secara emosional terhadap suatu

merek, dan mereka cenderung untuk merasakan kepercayaan dan kesetiaan

yang lebih besar terhadap merek. Ketika konsumen mempunyai ikatan secara

emosional yang kuat terhadap merek, menjadi lebih sulit bagi merek yang

lain untuk menirunya, dan perusahaan dapat membedakan dirinya dari para

(28)

tidak langsung, yaitu melalui asosiasi-asosiasi kategori produk, nama merek,

simbol atau logo, gaya iklan, harga dan saluran distribusi. Jika ciri

kepribadian merek ini dimodifikasi, kepribadian merek dapat berubah.

Penulis tertarik untuk memilih PT Unilever Indonesia, Tbk. sebagai

perusahaan yang dijadikan studi kasus didasarkan pada pertimbangan bahwa

Unilever telah banyak menggunakan strategi perluasan merek dalam

meluncurkan produk baru dan memperoleh kesuksesan yang besar. Dan juga

pada pertimbangan bahwa tidak banyak perusahaan serupa di Indonesia yang

berhasil menguasai hampir seluruh pangsa pasarnya dengan strategi-strategi

yang dijalankannya. Salah satu perluasan merek dalam kategori berbeda yang

dilakukan oleh PT Unilever Indonesia, Tbk. Adalah pada merek Pepsodent.

Produk awal Pepsodent adalah pasta gigi, dan kini telah diperluas pada

kategori-kategori lainnya yaitu sikat gigi dan cairan pembersih mulut. Dalam

hal ini, merek Pasta Gigi Pepsodent adalah merek induk, sedangkan merek

Sikat Gigi Pepsodent serta merek Ciran Pembersih Mulut Pepsodent adalah

merek- merek perluasannya.

Telah banyak penelitian tentang bagaimana caranya melakukan sesuatu

perluasan- perluasan merek yang sukses. Sebaliknya, hanya sedikit yang

meneliti perluasan merek dari perspektif konsumen. Perluasan-perluasan

merek secara luas digunakan dan dipertimbangkan sebagai suatu bagian yang

penting dari merek, sehingga penulis tertarik untuk mendapatkan pengertian

yang lebih mendalam tentang bagaimana konsumen mempersepsikan

(29)

induk maupun merek-merek perluasannya. Kekuatan merek berada di dalam

pikiran konsumen. Persepsi-persepsi konsumen yang terhubung dengan

merek menjadi penting untuk diteliti lebih jauh. Hal ini lebih lanjut

mendorong penulis untuk meneliti bagaimana sebenarnya persepsi konsumen

terhadap kepribadian merek induk dan kepribadian merek-merek

perluasannya di dalam kategori produk yang berbeda, ditinjau dari persepsi

konsumen. Oleh karen itu untuk penelitian ini, penulis memilih judul:

ANALISIS PERSEPSI KONSUMEN TENTANG KEPRIBADIAN

MEREK INDUK DAN MEREK- MEREK PERLUASAN PEPSODENT

” (Studi Kasus Pasta Gigi, Sikat Gigi, dan Cairan Pembersih Mulut

Pepsodent). Di Lingkungan Mahasiswa UIN.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka perumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana persepsi konsumen terhadap kepribadian merek induk

dan merek- merek perluasan Pepsodent?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Secara dasar rumusan masalah diatas yaitu:

1. Tujuan Penelitian

a. Memahami persepsi konsumen tehadap kepribadian merek

(30)

2. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian diatas, diharapkan penelitian ini dapat

bermanfaat:

a. Bagi Penulis

Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan

penulis mengenai fenomena perluasan merek dan menjawab

keingintahuan penulis tentang bagaimana konsumen mempersepsikan

kepribadian merek atas merek-merek yang diperluas.

b. Bagi Perusahaan

Dari penelitian ini, diharapkan perusahaan yang menjadi studi kasus

dapat lebih memahami kepribadian merek merek induk dan

merek-merek perluasannya dari persepsi konsumen dan juga menjadi masukan

bagi perusahaan sebagai bahan pertimbangan dalam membuat strategi

perluasan merek di masa yang akan datang.

c. Bagi Akademik

Sebagai bahan referensi bagi mahasiswa Fakultas Ekonomi yang ingin

(31)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Manajemen Pemasaran

1. Definisi Pemasaran

Kotler, 2007:6 pemasaran adalah satu fungsi organisasi dan

seperangkat proses untuk menciptakan, mengomunikasikan, dan

menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan

dengan cara yang menguntungkan organisasi dan para pemilik sahamnya.

Saat berhadapan dengan proses pertukaran, harus ada sejumlah besar

pekerjaan dan keterampilan.

Kotler, 2000:9 dalam Fajar, 2008:4 definisi pemasaran adalah proses

sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang

mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan

secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.

Laksana, 2008:4 pemasaran adalah segala kegiatan yang menawarkan

suatu produk untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.

2. Definisi Manajemen Pemasaran

Kotler, 2007:6 manajemen pemasaran adalah sebagai seni dan ilmu

memilih pasar sasaran dan mendapatkan, menjaga, dan menumbuhkan

pelanggan dengan menciptakan, menyerahkan dan mengkomunikasikan

(32)

Laksana, 2008:5 manajemen pemasaran adalah pertukaran produk

yang dilakukan melalui aktifitas dari bauran pemasaran, yaitu produc,

price, promotion, dan place.

Kotler, 2000:9 manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan

pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi serta penyaluran

gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi

sasaran- sasaran individu dan organisasi.

B. Persepsi Konsumen

1. Definisi Persepsi Konsumen

Supranto, 2007:165 pada dasarnya persepsi merupakan proses

bagaimana rangsangan atau stimuli- stimuli di seleksi diorganisasikan dan

diinterpretasikan atau diberi nama atau arti.

Tjiptono, 2009:95 persepsi adalah proses bagaimana seseorang

menyeleksi, mengatur, dan menginterpretasikan masukan- masukan

informal untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti.

Schiffman dan Kanuk 2004:97 persepsi adalah proses dimana

seseorang individu menyeleksi, mengorganisir, dan menginterpretasikan

rangsangan menjadi sebuah gambaran pengertian yang brarti tentang dunia

sekitarnya. Dua orang mungkin mendapatkan rangsangan yang sama,

kondisi yang sama, tapi bagaimana mereka mengenal, menyeleksi,

mengkordinasikan dan menafsirkan adalah merupakan proses individual,

(33)

sosial, ekonomi dan budaya setiap orang.

2. Ciri- Ciri Khusus Persepsi menurut Tatik, Suryani 2008:106

a. Subyektif: Setiap konsumen memiliki persepsi masing- masing

terhadap suatu proyek sehingga hanya berlaku bagi dirinya sendiri dan

tidak berlaku bagi orang lain atau pihak lain.

b. Selektif: Manusia tidak mungkin secara terus- menerus menerima

semua rangsangan yang ada, maka persepsi mempunyai sikap yang

selektif dan dilandasi oleh seleksi stimulus.

c. Bersifat sementara: Hasil yang dipelajari dan interpretasi tidak akan

bertahan seumur hidup, ia dapat berubah sesuai dengan perkembangan,

pengalaman, perubahan kebutuhan, serta pembentukan motif dan sikap.

3. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Persepsi Konsumen menurut

Schiffman dan Kanuk, 2004:116

a. Penglihatan

Schffman dan Kanuk, 2004:116 tanggapan yang timbul atas

rangsangan akan sangat dipengaruhi oleh sifat- sifat individu yang

melihatnya. Sifat- sifat yang dapat mempengaruhi persepsi adalah:

 Sikap: dapat mempengaruhi positif atau negatifnya tanggapan yang

akan diberikan seseorang.

 Motivasi: Merupakan hal yang mendorong dan mendasari setiap

(34)

 Minat: merupakan faktor lain yang membedakan penilaian seseorang

terhadap suatu hal atau obyek tertentu yang akan mendasari

kesukaan ataupun ketidaksukaan terhadap obyek tertentu.

 Pengalaman masa lalu: mempengaruhi persepsi seseorang karena

biasanya kita akan menarik kesimpulan yang sama dengan apa yang

pernah dilihat, didengar ataupun yang dialami.

 Harapan: mempengaruhi persepsi seseorang dalam membuat

keputusan. Orang akan cenderung menolak gagasan, ajakan, ataupun

tawaran yang tidak sesuai dengan apa yang ia harapkan sebelumnya.

b. Sasaran

Schiffman dan Kanuk, 2004:117 sasaran dapat mempengaruhi

penglihatan yang pada akhirnya mempengaruhi persepsi. Sasaran

biasanya tidak terlihat secara terpisah dari latar belakangnya melainkan

secara keseluruhan. Latar belakang akan mempengaruhi persepsi,

begitu pula dengan hal- hal yang mempunyai kecenderungan sama atau

serupa. Jadi apa yang seseorang lihat adalah bagaimana orang itu dapat

memisahkan sasaran dengan latar belakangnya. Faktor- faktor sasaran

antara lain: keanehan terhadap sesuatu yang baru, gerakan, suara,

ukuran, latar belakang, dan dekatnya jarak.

c. Situasi

Schiffman dan Kanuk, 2004:117 situasi atau keadaan disekitar

seseorang yang seseorang lihat akan turut mempengaruhi persepsi.

(35)

akan menghasilkan persepsi yang berbeda.

Suryani, 2008:103 tiga proses penting dalam persepsi yaitu

menseleksi (memilih) stimuliyang berbeda, hal ini disebabkan oleh tiga

hal, yaitu:

1. Perceptual Selection

Suryani, 2008:103 Proses persepsi diawali dengan adanay stimuli

yang mengenai panca indera yang disebut sebagai sensasi. Stimuli ini

beragam bentuknya dan akan selalu membombardir indera konsumen. Jika

diliaht dari asalnya, stimuli ada yang berasal dari luar individu

Beberapa faktor yang mempengaruhi proses pemilihan dan

penyeleksian stimuli menurut Suryani, 2008:104 adalah:

a. Faktor eksternal: adalah wujud obyektif seperti warna, bentuk, ukuran,

posisi, intensitas, gerak, dan sebagainya. Sehubungan dengan hal ini,

pemasar perlu untuk membuat promosi yang dapat menarik perhatian

konsumen.

b. Faktor internal: adalah factor yag berasal dari dalam individu sendiri.

Faktor utama yang sering kali mempengaruhi perhatian individu dalam

memilih stimuli adalah harapan dan motif.

Selain itu proses ini akan dipengaruhi oleh 4 prinsip Suryani,

2008:106 adalah:

a. Ebankosur selektif (selective exporsure): konsumen cenderung akan memilih tayangan atau apa saja yang dilihat dan dirasakan secara

(36)

informasi yang ada di ingatannya (psychological set) akan mempengaruhi pemilihannya.

b. Perhatian selektif (selective attention): konsumen dapat memperhatikan stimuli secara sengaja dan tidak sengaja. Perhatian secara sengaja akan

terjadi jika konsumen secara sadar dan aktif memperhatikan pada

stimuli.

c. Bertahan secara perceptual (perceptual defence): tayangan berbagai iklan juga tidak diperhatikan semuanya oleh konsumen, karena ada

perceptualdefence.

d. Menutup secaar perceptual (perceptual blocking): pada saat konsumen di tayangkan dengan banyak iklan, konsumen akan melindungi dirinya

dari serbuan stimuli yang mengenainya. konsumen akan menahan

berbagai stimuli sesuai dengan kesadarannya.

2. Perceptual Organization

Suryani, 2008:107 setelah konsumen memilih iklan stimuli mana yang

akan diperhatikan, konsumen akan mengoganisasikan stimuli yang ada.

Konsumen akan mengelompokkan, menghubung- hubungkan stimuli yang

dilihatnya agar dapat diinterpretasikan, sehingga mempunyai makna.

Prinsip dasar penting dalam pengorganisasian ini meliputi:

a. Gambar dan latar belakang (Figure and Ground): agar stimuli ayng diperhatikan dapat mudah untuk diberi makna, konsumen akan

(37)

mengkaitkan antara apa yang ada dengan konteksnya sehingga punya

makna.

b. Pengelompokkan (Grouping): obyek, situasi, kejadian yang cenderung sama akan dikelompokan menjadi satu bagian yang menyeluruh

sehingga mudah untuk diingat.

c. Kecenderungan untuk menutup atau menyelesaikan (Closure): setiap stimuli akan diorganisasikan menjadi suatu pola yang lengkap,

meskipun informasi yang tersedia tidak lengkap. Artinya, apabila pesan

yang disampaikan kepada konsumen dibuat secara bertahap dan

berkesinambungan, maka secara tidak sadar konsumen berusaha untuk

melengkapi pesan tersebut sesuai dengan keinginan, motivasi, dan

harapannya.

3. Perceptual Interpretation

Suryani, 2008:109 setelah konsumen mengoganisir yang ada dan

mengkaitkannya dengan informasi yang dimiliki, maka agar stimuli

tersebut mempunyai makna, konsumen menginterpretasikan atau memberi

arti stimuli tersebut. Pada tahap ini interpretasi ini konsumen secara sadar

atau tidak sadar akan mengait-ngaitkan dengan semua informasi yang

dimilikinya agar mampu memberikan makna yang tepat. Terdapat

beberapa factor yang menyebabkan terjadinya kesalahan atau distorsi

dalam menginterpretasikan peasn. Kesalahan ini dapat disebabkan oleh

(38)

a. Penampilan fisik: sering membuat konsumen keliru dalam

menginterpretasikan suatu objek pemasaran.

b. Kesan pertama: cenderung akan menetap dibenak konsumen.

c. Stereotip (prasangka): istilah ini mengacu pada kecenderungan dalam

meniali seseorang kedalam aktegori tunggal atau pada satu kelas .

Macam- macam persepsi menurut Foxall dan Ronald, 1994: 123 :

a. Persepsi terhadap merek (Brand Image)

Persepsi ini sangat penting karena berhubungan dengan citra

perusahaan. Citra perusahaan disini berkaitan dengan produk yang

ditawarkan. Persepsi positif maupun negatif tentang perusahaan akan

menentukan posisi perusahaan dalam diri konsumen.

b. Persepsi terhadap Resiko (Perceived Risk)

Maksudnya disini adalah resiko dari produk yang bersangkutan. Resiko

ini berkaitan dengan harga yang harus dibayar dan besarnya resiko

tergantung pada kemungkinan kerusakan produk.

c. Persepsi terhadap Harga (Price)

Persepsi ini terbentuk karena pada dasarnya konsumen mempunyai

persepsi terhadap harga yang disebut dengan rentang harga. Dalam

rentang harga terdapat batas atas dan batas bawah. Jika harga suatu

produk berada batas atas, maka persepsi yang akan muncul adalah

bahwa produk tersebut memiliki mutu dan kualitas yang baik.

Sedangkan jika harga suatu produk berada dalam batas bawah, maka

(39)

mutu dan kualitas yang kurang baik.

d. Persepsi terhadap Promosi (Promotion)

Persepsi berkaitan erat dengan komunikasi. Bila dalam berpromosi

terkandung pesan yang mencurigakan, maka akan dianggap

memperdaya konsumen dan akan dianggap negatif oleh konsumen.

e. Persepsi terhadap Produk

Persepsi ini sangat berkaitan dengan Brand Image, mutu, dan layanan dari suatu produk dan jasa. Pada dasarnya konsumen sulit untuk

mengetahui mutu suatu barang. Mutu dikaitkan dengan pengalaman,

tapi pengalaman juga sulit digunakan sebagai ukuran suatu produk.

Pada umumnya konsumen setuju bahwa mutu produk dapat dilihat dari

harga yang harus dibayar.

Winaryo, 2004: 10 persepsi merupakan kesadaran dan pemahaman

yang terbentuk (atau dibentuk) melalui pengindraan diri maupun

pengalaman diri.

Taufiq. Amir, 2005:60 persepsi adalah proses memberikan makna atas

rangsangan-rangsangan yang diterima alat sensor manusia (mata, kulit,

lidah, telinga hidung). Manusia bertindak dan bereaksi sejalan dengan

bagaimana indra kita merasakan dan mengintrepretasikan. Cara bagiamana

manusia merasakan dan mengintrepretasikan segala rangsangan yang

diterima disebut dengan persepsi. Oleh karena itu, pemahaman atas

persepsi konsumen sangat penting dalam memahami proses akuisisi,

(40)

yang akan diberikan, misalnya dalam bentuk, warna, kemasan, situasi

dalam berbagai bentuknya merupakan acuan dari persepsi. Konsep yang

terkait dengan persepsi diantaranya adalah:

1. Selective Attention

Artinya manusia hanya memberikan perhatian pada hal-hal yang

menarik perhatian.

2. Selective Distortion

Disamping individu itu selektif untuk hal-hal yang menarik, individu

juga cenderung lebih mudah menerima hal-hal yang sesuai dengan

keyakinannya saja.

3. Selective Retention

Konsep ini berhubungan dengan memori. Individu mengingat dalam

waktu yang lama jika sesuatu itu melekat di dalam memori jangka

panjang (long term memory), yang sebelumnya ingatan itu berada di memori jangka pendek (short term memory).

Ali. Hasan, 2009:142 persepsi merupakan proses individu (konsumen)

memilih, mengorganisasi, dan menginterpretasi (memaknai)

masukan-masukan informasi yang dapat menciptakan gambaran objek yang

memiliki kebenaran subjektif (bersifat personal), memiliki arti tertentu,

dapat dirasakan melalui perhatian, baik secara selektif, distorsi maupun

retensi.

Nugroho J. Setiadi, 2008: 160 pengertian persepsi adalah proses

(41)

dinterpretasikan.

Persepsi manusia dibentuk oleh tiga pasang pengaruh, diantaranya

yaitu:

a. Karakteristik dari stimuli.

b. Hubungan stimuli dengan sekelilingnya.

c. Kondisi-kondisi di dalam manusia itu sendiri.

Nugroho, J. Setiadi, 2008: 160 Stimuli atau stimulus adalah setiap

bentuk fisik, visual, atau komunikasi verbal yang dapat mempengaruhi

tanggapan individu.

Nugroho J. Setiadi, 2008:160 Persepsi setiap orang terhadap suatu

objek akan berbeda-beda. Oleh karena itu persepsi memiliki sifat subjektif.

Persepsi yang dibentuk oleh seseorang dipengaruhi oleh pikiran dan

lingkungan sekitarnya. Selain itu, satu hal yang perlu diperhatikan dari

persepsi adalah bahwa persepsi secara subtansial bisa sangat berbeda

dengan realitas. Gambar berikut ini menjelaskan mengenai bagaimana

stimuli ditangkap melalui indera (sensasi) dan kemudian diproses oleh

(42)

Gambar 2.1

Proses Perseptual

Sumber: Nugroho. J Setiadi. 2008. Perilaku

Konsumen. Pranada Media Group. Bandung.

a. Karakteristik Stimulus yang Mempengaruhi Persepsi

Nugroho J. Setiadi, 2008: 163 beberapa karakteristik iklan dan

stimuli pemasaran lainnya akan membuat pesan lebih dirasakan

konsumen seperti yang diharapkan oleh pemasar.

Karakteristik-karakteristik itu dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu:

1. Elemen Inderawi (Sensory Element)

Nugroho J. Setiadi, 2008:163 faktor-faktor sensory

mempengaruhi bagaimana suatu produk dirasakan dan hal itu

sangat penting dalam desain produk. Adapun faktor-faktor

sensory, yaitu: a. Warna

Tanggapan yang berbeda atas penggunaan warna kemasan

memungkinkan pemasar memperhatikan warna kemasan

produk sedemikian rupa agar konsumen mempunyai persepsi

yang baik terhadap produk itu. STIMULI

 Penglihatan

 Suara

 Bau

 Rasa

Sensasi

Indera Penerima

Pemberian Arti

Perhatian Interpretasi

(43)

b. Bau

Bau suatu produk turut menentukan persepsi konsumen

terhadap produk tersebut.

c. Rasa

Rasa akan mempengaruhi persepsi terhadap suatu objek.

2. Elemen Struktural (Structural Element)

Nugroho J. Setiadi:163 sejumlah hasil penelitian

menunjukkan faktor-faktor struktural dari iklan cetak,

mempengaruhi persepsi konsumen. Beberapa hasil menunjukkan

hal itu adalah sebagai berikut:

a. Ukuran

Ukuran iklan cetak yang lebih besar, lebih memungkinkan

untuk diperhatikan.

b. Posisi

Akan ada perhatian yang lebih besar pada iklan dalam 10%

pertama halaman majalah. Melewati batas 10% posisi

mempunyai pengaruh yang kecil. Hasil penelitian lain

selanjutnya menemukan bahwa untuk memaksimumkan

pemahaman terhadap iklan, sebaiknya stimuli yang berupa

gambar diletakkan pada sebelah kanan halaman majalah dan

iklan yang berupa kata-kata verbal diletakkan pada posisi

(44)

c. Warna

Warna dalam iklan cetak telah diteliti sebagai faktor struktural.

Secara umum, iklan berwarna menghasilkan perhatian lebih

daripada iklan cetak hitam putih.

d. Kontras

Kontras memungkinkan untuk mendapatkan perhatian.

Gambar sebuah produk di atas latar belakang yang putih

mungkin akan dapat perhatian, tetapi tidak menjamin

pemahaman dan ingatan.

b. Karakteristik konsumen yang Mempengaruhi Persepsi

Nugroho J. Setiadi, 2008:164 beberapa karakteristik konsumen

yang mempengaruhi persepsi adalah sebagai berikut:

1. Membedakan Stimulus

Nugroho J. Setiadi, 2008:164 satu hal yang sangat penting

bagi pemasar adalah mengetahui bagaimana konsumen bisa

membedakan antara dua stimuli atau lebih. Misalnya, apakah

konsumen merasakan perbedaan merek berdasarkan rasa,

perabaan, harga dan bentuk kemasan produk.

Pada kenyataannya, terdapat banyak konsumen yang bisa

membedakan merek produk berdasarkan rasa. Tetapi terdapat juga

konsumen yang agak sulit membedakan merek berdasarkan rasa

atau bau. Oleh karena itu, pemasar sering menggunakan iklan

(45)

berusaha menciptakan citra merek yang satu lebih baik dari yang

lain.

Terdapat hasil penelitian klasik yang masih layak untuk

dijadikan contoh bagaimana sebenarnya konsumen mempersepsi

terhadap merek produk.

2. Tingkat Ambang Batas (Threshold Level)

Nugroho J. Setiadi, 2008:165 kemampuan konsumen untuk

mendeteksi perbedaan dalam suara, cahaya, bau, atau stimuli yang

lainnya, ditentukan oleh tingkat ambang batasnya (threshold level). Ada dua jenis tingkat ambang batas (threshold level) , yaitu:

a. Absolute threshold

Merupakan jumlah rangsangan minimum yang dapat dideteksi

oleh chanel inderawi

b. Differential threshold

Merupakan kemampuan sistem iderawi untuk mendeteksi atau

membedakan antara dua stimuli

3. Subliminal Perception (persepsi bawah sadar)

Nughroho J. Setiadi, 2008:168 usaha-usaha para pemasar

sampai saat ini selalu menekankan pada penciptaan iklan atau

pesan yang bisa dideteksi atau bisa disadari oleh konsumen.

Artinya, pemasar selalu berusaha menciptakan iklan atau pesan

(46)

berspekulasi dengan biaya yang dikeluarkan. Namun demikian,

para peneliti menemukan bahwa konsumen sebenarnya mampu

memberikan respon atas informasi atau pesan yang akan datang

pada bawah sadarnya. Artinya, ketika konsumen dirangsang oleh

iklan atau pesan, sebenarnya konsumen tidak menyadari akan

keberadaan iklan atau pesan itu, namun alam bawah sadarnya

mampu menangkap iklan atau pesan tersebut. Dengan demikian

stimulus tersebut di bawah tingkat ambang batas kesadaran

konsumen. Jadi perception subliminal kemampuan konsumen memberikan tanggapan terhadap stimulus yang berada di bawah

kesadaran atau berada di bawah ambang batas kesadarannya.

4. Tingkat Adaptasi

Nugroho J. Setiadi, 2008:168 tingkat adaptasi ini merupakan

salah satu konsep yang berkaitan erat dengan ambang batas

absolut (Absolut threshold). Dimana konsumen sudah merasa terbiasa dan tidak lagi mampu memperhatikan stimulus, maka

ketika itu pula absolute thresholdny berubah. Tingkat adaptasi

(Adaptation Level) terjadi ketika konsumen tidak lagi memperhatikan stimulus yang berulang-ulang.

Tingkat adaptasi (adaptation level) terjadi ketika konsumen tidak lagi memperhatikan stimulus yang berulang-ulang. Misalnya,

ketika konsumen melihat iklan produk dengan potongan harga

(47)

ketika iklan itu ditayangkan terus menerus dan tidak ada

perubahan tingkat potongan harga, konsumen sudah merasa dan

tidak memperhatikan iklan tersebut. Pada saat itu sebenarnya

tingkat ambang batas absolute konsumen telah berubah. 5. Generalisasi Stimulus

Nugroho J. Setiadi, 2008:169 proses persepsi yang terjadi

pada konsumen sebenarnya tidak hanya membedakan satu

stimulus dengan stimulus yang lainnya, tetapi konsumen juga

berusaha mengeneralisasi stimulus. Konsumen yang berusaha

melihat kesamaan-kesamaan dari stimulus yang diterima berarti

konsumen sedang melakukan generalisasi. Jadi generalisasi terjadi

ketika konsumen melihat dua stimulus atau lebih mempunyai

kesamaan (mempunyai hubungan dekat atau contiguity), dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya, oleh karena itu

dapat disubtitusikan.

Nugroho J. Setiadi, 2008:170 proses generalisasi stimulus

yang dilakukan oleh konsumen, oleh sebagian pemasar sangat

dihindari. Hal ini terjadi karena pemasar berusaha

mendiferensiasikan mereknya dengan merek yang lain. Pemasar

ingin merek produknya lain dari yang lainnya. Diferensiasi merek

produk seperti ini terjadi ketika adanya persaingan. Namun

dipihak lain, generalisasi sebenarnya sangat diharapkan oleh

(48)

mempunyai merek yang terkenal, kemudian ingin

memperkenalkan kategori produk baru. Produsen menginginkan

agar konsumen melakukan generalisasi terhadap produk yang baru

dengan merek produk yang lama yang sudah terkenal.

C. Citra Merek (Brand Image)

Suryani, 2008: 113 citra merek umumnya didefinisikan segala hal yang

terkait dengan merek yang ada dibenak ingatan konsumen. Citra merek

merepresentasikan keseluruhan persepsi konsumen terhadap merek yang

terbentuk karena informasi dan pengalaman konsumen terhadap suatu merek.

Nugroho J. Setiadi, 2008:180 citra merek adalah merepresentasikan

keseluruhan persepsi terhadap merek dan dibentuk dari informasi dan

pengalaman masa lalu terhadap merek itu. Citra terhadap merek

menghubungkan dengan sikap yang berupa keyakinan dan preferensi

terhadap suatu merek. Konsumen dengan citra yang positif terhadap suatu

merek, lebih memungkinkan untuk melakukan pembelian, oleh karena itu

kegunaan utama dari iklan diantaranya adalah untuk membangun citra positif

terhadap merek.

Mowen, 1995:140 pada dasarnya proses terbentuknya citra merek hampir

sama dengan proses persepsi, karena citra terbentuk dari persepsi yang telah

terbentuk lama. Setelah melalui tahap seperti yang terjadi dalam proses

(49)

Supranto, 2007:132 citra merek ialah apa yang konsumen pikir atau

rasakan ketika mereka mendengar atau melihat nama suatu merek atau pada

intinya apa yang konsumen telah pelajari tentang merek, misalnay sewaktu

johny sakit gatal karena jamur, dia menggunakan obat gatal bernama

DAKTARIN. Begitu juga ia meliaht iklan DAKTARIN, Johny langsung

membayangkan obat yang mujarab karena jamur. Citra perusahaan atau citra

took, sama, kecuali berlaku untuk perusahaan dan took bukan terhadap

barang. Citra merek disebut juga memori merek yang skematik, berisi

interpretasi pasar sasaran tenatng atribut atau akrakteristik produk, manfaat

produk, situasi penggunaan dan karakteristik manufaktur atau pemasar.

Schiffman dan Kanuk, 2000:152 menyebutkan faktor- faktor pembentuk

citra merek adalah sebagai berikut:

1. Kualitas atau mutu: berkaitan dengan kualitas produk barang yang

ditawarkan oleh produsen dengan merek tertentu.

2. Dapat dipercaya atau diandalkan: berkaitan dengan pendapatan atau

kesepakatan yang dibentuk oleh masyarakat tentang suatu produk yang

dikonsumsi.

3. Kegunaan atau manfaat: yang terkait dengan fungsi dari suatu produk

barang yang bisa dimanfaatkan oleh konsumen.

4. Pelayanan: Berkaitan dengan tugas produsen dalam melayani

konsumennya.

5. Resiko: berkaitan dengan besar kecilnya akibat atau untung dan rugi yang

(50)

6. Harga: yang dalam hal ini berkaitan dengan tinggi rendahnya atau banyak

sedikitnya jumlah uang yang dikeluarkan konsumen untuk mempengaruhi

suatu produk, dan juga dapat mempengaruhi citra jangka panjang.

7. Citra yang dimiliki oleh merek itu sendiri: yaitu berupa pandangan,

kesepakatan dan informasi yang berkaitan dengan suatu merek dari produk

tertentu.

Keller, 1998 ada tiga komponen yang membentuk citra merek, yaitu:

1. Concent

Concent dari sebuah image menunjukan asosiasi- asosiasi yang mungkin timbul ketika menilai sebuah merek. Asosiasi- asosiasi tersebut

bisa dihubungkan baik dengan pengetahuan dan perasaan, tetapi bisa juga

melalui indera penciuman atau pendengaran. Ada dua macam asosiasi

merek yang dapat dibedakan, yaitu:

a. Aspek material

Aspek material dari sebuah merek adalah asosiasi yang berkenaan

dengan sifat dari aspek material tertentu (seperti kehandalan, daya

tahan, kemudahan dalam penggunaan atau perolehan, desain produk

dan lainnya).

b. Aspek immaterial

Asosiasi- asosiasi immaterial suatu merek dimaksudkan sebagai aspek-

aspek yang tidak berhubungan dengan produk secara fisik (seperti

(51)

2. Favourability

Komponen favourability menunjukkan perasaan yang dimiliki konsumen pada setiap hubungan asosiasi yang terdapat pada suatu merek.

3. Strength

Komponen strength dapat digunakan untuk mengukur sejauh mana kekuatan asosiasi yang dihubungkan dengan merek, menggambarkan

sebesar apa suatu merek dapat menimbulkan asosiasi kuat dan positif serta

dapat digunakan untuk mengukur kesan keseluruhan suatu merek.

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi dalam

mengkomunikasikan dan mengendalikan brand image yang tepat kepada konsumen, yaitu:

1. Produk itu sendiri

Apabila calon konsumen telah mengetahui produk perusahaan, berarti

kesan tertentu telah diasampaikan (baik kesan positif maupun kesan

negatif), dan dengan demikian produk itu merupakan simbol komunikasi.

Produk itu mempunyai suatu kepribadian atau citra dalam pikiran calon

pembeli sebagai hasil dari desain, penampilan, dan siapa yang

menggunakan produk itu disamping pengaruh- pengaruh lainnya. Dari

produk tersebut dapat dibentuk suatu brand image yang sesuai untuk dikomunikasikan kepada konsumen, sehingga dengan hanya mendengar

atau melihat merek produk tersebut konsumen akan tetap mengingat

(52)

2. Kemasan dari produk itu sendiri

Kemasan dapat mengekspresikan kualitas dan citra merek yang ingin

ditampilkan oleh perusahaan dan kemasan juga dapat mengkomunikasikan

ide yang dapat meningkatkan atau menurunkan citra merek produk

tersebut.

3. Nama merek produk itu sendiri

Nama merek yaitu bagian dari sebuah merek yang dapat diucapkan,

termasuk huruf- huruf dan bilangan- bilangan. Nama merek ini dapat

diambil dari nama orang, perusahaan dan nama- nama lainnya. Dengan

adanya nama merek, perusahaan dapat mengidentifikasikan produknya

dari produk saingannya. Dengan nama merek diharapkan konsumen dapat

mengetahui jenis produk yang ditawarkan sehingga tertanam kesan atau

citra merek yang ingin ditampilkan oleh perusahaan.

4. Harga produk itu sendiri

Maksudnya adalah harga produk tersebut dapat mencerminkan kualitas

dan keeksklusifan merek produk tersebut. Jika perusahaan ingin

meningkatkan citra merek produk, maka harga yang ditetapkan tidak boleh

terlalu rendah.

Aaker, D., 1996:123 citra merek berkaitan dengan berbagai aspek

asosiasi merek yang tertanam dalam benak konsumen. Asosiasi merek adalah

segala hal yang berkaitan dengan ingatan mengenai merek, asosiasi itu tidak

selalu nyata dan memiliki berbagai tingkatan kekuatan. Keterkaitan

Gambar

Gambar 2.1 Proses Perseptual
gambar diletakkan pada sebelah kanan halaman majalah dan
Gambar sebuah produk di atas latar belakang yang putih
Tabel 4.11
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kepercayaan suatu bank memiliki hubungan yang sangat erat dengan faktor –faktor intern yang ada di dalam pelayanan bank, hal ini seperti dikemukanan oleh Neeru Sharama

Pembentukan eksiton pada sel surya organik (PSC) terjadi dimana ketika sinar yang dipancarkan (foton) ke bahan organik sehingga energi foton diserap oleh bahan

Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya adalah pengertian Sikap, Masyarakat Sebagai Khalayak Pembaca, Pengaruh Media, Surat Kabar Sebagai Media Massa,

The second stage was the discharge planning assessment phase which focused on 4 areas, namely physical and psychosocial assessment, functional status, health education needs and

(E) Mereka menganggap pekerjaan sebagai sesuatu yang harus dilakukan untuk dapat bertahan hidup, akan tetapi pekerjaan dipandang sebagai cara untuk mencapai tujuan dan

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya merupakan dokumen perencanaan dan pemrograman pembangunan infrastruktur

Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menguji secara empiris apakah rasio

Prioritas masalah pada tahun 2014 yang berkaitan dengan infrastruktur adalah ketersediaan dan keterjangkauan air bersih yang ditemukan di kabupaten Garut, Sukabumi, Bangkalan,