• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Beban Kerja Dengan Menggunakan Metode NASA-TLX Untuk Menentukan Jumlah Karyawan Yang Optimal Pada Bank BNI Cabang USU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Beban Kerja Dengan Menggunakan Metode NASA-TLX Untuk Menentukan Jumlah Karyawan Yang Optimal Pada Bank BNI Cabang USU"

Copied!
128
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS BEBAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE NASA-TLX UNTUK MENENTUKAN JUMLAH KARYAWAN YANG

OPTIMAL PADA BANK BNI CABANG USU

TUGAS SARJANA

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Oleh

SRI WAHYUNI SITORUS 080403180

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

(2)
(3)
(4)
(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala kasih karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini. Tugas Akhir merupakan salah satu syarat akademis yang harus dipenuhi oleh mahasiswa Teknik Industri untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik.

Kegiatan penelitian ini dilakukan di PT. Bank Negara Indonesia (BNI) Cabang USU. Adapun judul Tugas Sarjana ini adalah “Analisis Beban Kerja

Dengan Menggunakan Metode NASA-TLX Untuk Menentukan Jumlah

Karyawan Yang Optimal Pada Bank BNI Cabang USU”. Diharapkan Laporan

Tugas Akhir dapat menambah wawasan bagi pembaca dan sebagai masukan untuk penelitian yang berkaitan dengan beban kerja.

Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan pada Tugas Sarjana ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran dari pembaca untuk dapat menyempurnakan Tugas Sarjana ini.

Universitas Sumatera Utara Medan, November 2014

(6)

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam melaksanakan Tugas Sarjana sampai dengan selesainya laporan ini, banyak pihak yang telah membantu, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT selaku Ketua Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Ir. Ukurta Tarigan, MT selaku Sekretaris Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Ir. Dini Wahyuni, MT selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu Khalida Syahputri, ST, MT selaku Dosen Pembimbing II atas kesediaannya meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan arahan kepada penulis dalam penulisan laporan.

4. Bapak Ir. Mangara M. Tambunan, M.Sc dan Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT selaku Koodinator Tugas Sarjana yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam pengajuan judul Tugas Sarjana.

5. Seluruh Staf Pengajar dan Pegawai Administrasi Departemen Teknik Industri bang Tumijo, Bang Nurmansyah, Kak Dina, Bang Ridho, Buk Ani, Bang Kumis, Kak Rahma, Kak Mia yang telah membantu dalam mengurus keperluan administrasi.

(7)

7. Kedua Orang Tuaku, ayahanda S. Aladin Sitorus dan Bunda Nur’aini Br. Marpaung terima kasih atas dukungan moril dan materil serta doa dan kasih sayang kepada ananda selama ini terlebih selama ananda menyelesaikan tugas sarjana ini.

8. Keluarga M. Idris Sitorus (abang) dan Sisu (kakak ipar) serta keponakan (Ananda, Angel, dan Ulfa) tercinta yang selalu mendoakan, memberikan kasih sayang, perhatian, dukungan dan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas Sarjana ini.

9. Keluarga Dedy Suhariadi, SP (abang ipar) dan Nilawati Sitorus, Skep (kakak) serta keponakan (Aurel dan Qonita) tercinta yang selalu mendoakan, memberikan kasih sayang, perhatian, dukungan dan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas Sarjana ini.

10.Adik-adikku, Abdullah Sani Sitorus dan Rio Fit Andhika Sitorus tercinta yang selalu mendoakan, memberikan kasih sayang, perhatian, dukungan dan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas Sarjana ini. 11.Untuk Keluarga Sitorus dan Marpaung tersayang yang senantiasa mendoakan,

memberikan semangat dan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas Sarjana ini.

(8)
(9)

ABSTRAK

PT. Bank Negara Indonesia (BNI) adalah lembaga keuangan yang mempunyai peranan yang penting dalam perekonomian indonesia. Peranan ini dapat dilihat dengan meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap PT. BNI. Penelitian ini dilakukan di PT. BNI Cabang USU Medan. Dari pengamatan yang diperoleh pada PT. BNI Cabang USU Medan, diketahui sering terjadi keterlambatan dalam pelayanan nasabah dari nasabah mengambil nomor antrian hingga mendapatkan pelayanan teller. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan jumlah karyawan teller dan menentukan persentase waktu produktif yang digunakan karyawan pada Bank Negara Indonesia (BNI) Cabang USU Medan berdasarkan beban kerja karyawan teller dengan menggunakan metode National

Aeronautics and Space Administration Task Load Index (NASA-TLX) dan Work Sampling. Metode NASA-TLX digunakan untuk mengetahui beban kerja mental

dari masing-masing teller dan metode work sampling dilakukan untuk mengetahui persentase waktu produktif. Hasil pengukuran dengan metode NASA-TLX menunjukkan bahwa beban kerja mental tertinggi pada teller 3 adalah 83% dan

teller 6 adalah 81,67% dan indikator mental demand merupakan indikator yang

dominan mempengaruhi beban kerja mental teller. Hasil work sampling menunjukkan bahwa waktu produktif tertinggi teller 2 adalah 90,7%. Secara umum beban kerja mental dari masing-masing teller tergolong tinggi. Beban kerja mental yang tinggi jika dibiarkan secara terus menerus tanpa adanya perbaikan akan menyebabkan stress kerja yang akhirnya akan menurunkan produktivitas kerja teller.

(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN

LEMBAR JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

SERTIFIKAT EVALUASI TUGAS SARJANA ... iii

ABSTRAK ... iv 1.6 Sistematika Penulisan Tugas Sarjana ... I-6

(11)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

3.4 Pengukuran Kerja dengan Metode Work Sampling ... III-7 3.4.1 Pelaksanaan Sampling Kerja ... III-8 3.4.2 Penentuan Jadwal Waktu Pengamatan Secara Acak

(Random) ... III-10 3.4.3 Allowance ... III-10

3.4.4 Perhitungan Persentase Waktu Produktif dan Uji

Keseragaman Data ... III-12 3.4.5 Penentuan Jumlah Pengamatan yang Diperlukan .... III-13 3.4.6 Penentuan Tingkat Ketelitian Hasil Pengamatan ... III-15 3.5 Metode NASA-TLX (National Aeronautics and Space

Administration Task Load Index) ... III-15

3.6 Penentuan Jumlah Tenaga Kerja ... III-21

(12)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

HALAMAN 4.6 Instrumen Penelitian ... IV-2 4.7 Prosedur Penelitian ... IV-4

BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ... V-1 5.1 Pengumpulan Data ... V-1 5.1.1 Pengumpulan Data dengan Metode NASA-TLX ... V-1 5.1.2 Penentuan Jadwal Pengamatan Work Sampling ... V-7 5.1.3 Pengamatan Work Sampling ... V-13 5.1.4 Penentuan Allowance (Kelonggaran) ... V-19 5.2. Pengolahan Data ... V-20 5.2.1 Pengolahan Data NASA-TLX ... V-20 5.2.2 Pengolahan Data Work Sampling ... V-24 5.2.2.1 Perhitungan Waktu Produktif Karyawan ... V-24 5.2.2.2 Uji Keseragaman Data ... V-27 5.2.2.3 Uji Kecukupan Data ... V-29 5.2.2.4 Perhitungan Tingkat Ketelitian Hasil Penga-

matan ... V-30 5.2.3 Penentuan Jumlah Karyawan ... V-31

BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH ... VI-1 6.1 Analisis NASA-TLX ... VI-1 6.2 Analisis Work Sampling ... VI-3 6.3 Analisis Hubungan Beban Kerja NASA-TLX dan Work

Sampling ... VI-6

(13)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

HALAMAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... VII-1 7.1. Kesimpulan ... VII-1 7.2. Saran ... VII-2

(14)

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

(15)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

(16)

ABSTRAK

PT. Bank Negara Indonesia (BNI) adalah lembaga keuangan yang mempunyai peranan yang penting dalam perekonomian indonesia. Peranan ini dapat dilihat dengan meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap PT. BNI. Penelitian ini dilakukan di PT. BNI Cabang USU Medan. Dari pengamatan yang diperoleh pada PT. BNI Cabang USU Medan, diketahui sering terjadi keterlambatan dalam pelayanan nasabah dari nasabah mengambil nomor antrian hingga mendapatkan pelayanan teller. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan jumlah karyawan teller dan menentukan persentase waktu produktif yang digunakan karyawan pada Bank Negara Indonesia (BNI) Cabang USU Medan berdasarkan beban kerja karyawan teller dengan menggunakan metode National

Aeronautics and Space Administration Task Load Index (NASA-TLX) dan Work Sampling. Metode NASA-TLX digunakan untuk mengetahui beban kerja mental

dari masing-masing teller dan metode work sampling dilakukan untuk mengetahui persentase waktu produktif. Hasil pengukuran dengan metode NASA-TLX menunjukkan bahwa beban kerja mental tertinggi pada teller 3 adalah 83% dan

teller 6 adalah 81,67% dan indikator mental demand merupakan indikator yang

dominan mempengaruhi beban kerja mental teller. Hasil work sampling menunjukkan bahwa waktu produktif tertinggi teller 2 adalah 90,7%. Secara umum beban kerja mental dari masing-masing teller tergolong tinggi. Beban kerja mental yang tinggi jika dibiarkan secara terus menerus tanpa adanya perbaikan akan menyebabkan stress kerja yang akhirnya akan menurunkan produktivitas kerja teller.

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam era globalisasi sekarang ini, pihak penyedia jasa dituntut untuk menyediakan dan memberikan pelayanan yang terbaik kepada nasabahnya. Seperti pelayanan yang praktis, pelayanan yang bermutu, sarana dan prasarana yang lengkap, tenaga kerja yang berkualitas dan profesional untuk tercapainya efektivitas, efisiensi dan produktivitas. Dalam memberikan pelayanan yang terbaik, dibutuhkan berbagai sumber daya seperti tenaga kerja. Peran tenaga kerja sangatlah penting karena tanpa adanya tenaga kerja maka sumber daya yang lain tidak mempunyai arti apa-apa.

Perbankan dalam suatu negara mempunyai manfaat utama sebagai penunjang sektor ekonomi. Oleh karena itu, dengan semakin meluasnya jaringan operasi bank diharapkan menjadi pendukung pembangunan nasional di suatu negara.

(18)

dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

PT. Bank Negara Indonesia (BNI) adalah lembaga keuangan yang mempunyai peranan yang penting dalam perekonomian indonesia. Peranan ini dapat dilihat dengan meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap PT. BNI, termasuk pada BNI Cabang USU Medan. Dari pengamatan yang diperoleh pada PT. BNI Cabang USU Medan, diketahui sering terjadi keterlambatan dalam pelayanan nasabah yang cukup panjang pada bagian teller terutama pada jam-jam dan hari-hari tertentu.

Aktivitas operasi suatu bank meliputi seluruh transaksi yang terjadi di bank tersebut seperti pembukaan rekening, penyetoran, dan penarikan tabungan, transaksi giro, penarikan cek dan wesel, transfer dana, dan sebagainya. Setiap nasabah yang melakukan transaksi atau kegiatan yang berhubungan dengan uang tunai akan dilayani oleh teller.

(19)

melakukan penyetoran, penarikan tabungan, transaksi giro, penarikan cek, wesel, transfer dana, dan sebagainya. Nasabah sering menilai kinerja karyawan berdasarkan waktu menunggu atau kecepatan karyawan dalam memberikan pelayanan terhadap nasabah kurang optimal.

Fokus dari Penelitian ini untuk menentukan jumlah karyawan teller di bank BNI Cabang USU. Penentuan jumlah karyawan teller berkaitan dengan aktivitas kerja dan waktu yang dibutuhkan karyawan teller bank. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu National Aeronautics and Space

Administration Task Load Index (NASA-TLX) dan work sampling . Metode work

sampling merupakan metode pengukuran beban kerja yang bertujuan untuk

mengetahui persentase waktu produktif seorang pekerja selama jam kerja dalam keadaan normal dengan memperhitungkan allowance yang dibutuhkan. Pengukuran work sampling ini akan memberikan gambaran bagi Bank BNI Cabang USU untuk mengetahui persentase waktu yang benar-benar digunakan oleh karyawan untuk bekerja selama jam kerja berlangsung.

(20)

Simanjuntak (2010) pernah melakukan penelitian tentang analisis beban kerja dengan menggunakan metode NASA-TLX pada karyawan bagian manufaktur pembuatan tas. Penelitian tersebut dilakukan karena adanya indikasi timbulnya beban kerja pada karyawan yang diakibatkan waktu penyelesaian produk yang harus sesuai dengan permintaan pelanggan dengan model, jumlah dan bahan yang berbeda-beda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beban kerja mental yang diterima oleh karyawan sudah dalam kondisi yang tinggi (skor 50-79 berjumlah 13 karyawan dan skor 80-100 berjumlah 3 karyawan).1 Penelitian yang hampir sama juga pernah dilakukan oleh Arsi, dkk. (2012) yang mengukur beban kerja guna menentukan jumlah optimal karyawan di Jurusan Teknik Industri ITS. Penelitian tersebut dilakukan karena telah terjadi empat kali perubahan statuta dan penyesuaian mengenai organisasi tata kelola yang berdampak pada banyaknya perubahan job description yang dilakukan oleh jurusan teknik industri ITS, sehingga beban kerja yang ditanggung oleh setiap karyawan tidak sesuai dengan jumlah karyawan yang ada. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa ada beberapa bidang kerja yang jumlah karyawannya tidak mencukupi.2

1

Adelina, Risma. 2010. Analisis Beban Kerja Mental dengan Metoda NASA-Task Load Index. Institut Sains & Teknologi AKPRIND : Yogyakarta

2

Arsi,R.M.,dkk. 2012. Analisis Beban Kerja untuk Menentukan Jumlah Optimal Karyawan dan

Pemetaan Kompetensi Karyawan Berdasar Job Description (Studi Kasus: Jurusan Teknik

(21)

1.2 Rumusan Masalah

Masalah pada penelitian ini adalah nasabah harus menunggu lama mulai dari pengambilan nomor antrian hingga mendapatkan pelayanan dari karyawan Bank, sehingga perlu dilakukan suatu analisis terhadap beban kerja karyawan agar dapat mengoptimalkan pelayanan terhadap nasabah Bank Negara Indonesia (BNI) Cabang USU Medan dengan menggunakan metode National Aeronautics and

Space Administration Task Load Index (NASA-TLX).

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan yaitu untuk menentukan jumlah karyawan

teller dan menentukan persentase waktu produktif yang digunakan karyawan

pada Bank Negara Indonesia (BNI) Cabang USU Medan berdasarkan beban kerja karyawan teller dengan menggunakan metode National Aeronautics and Space

Administration Task Load Index (NASA-TLX).

1.4 Batasan Masalah dan Asumsi

Batasan masalah yang digunakan yaitu:

1. Penelitian dilakukan pada bagian karyawan teller Bank Negara Indonesia (BNI) Cabang USU.

2. Pemanfaatan waktu kerja menggunakan metode work sampling. Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

(22)

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Mahasiswa dapat menerapkan kemampuan dalam menerapkan teori-teori dan

metode ilmiah yang diperoleh selama dibangku perkuliahan dengan mengaplikasikannya di lapangan.

2. Perusahaan mendapatkan masukan yang dapat digunakan sebagai rekomendasi bagi pihak bank untuk mengetahui seberapa besar beban kerja pada bagian karyawan teller.

3. Mempererat kerjasama universitas dengan perusahaan atau bank dengan Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik USU dan untuk menambah literatur perpustakaan.

1.6 Sistematika Penulisan Tugas Akhir

Sistematika penelitian yang digunakan dalam penulisan laporan penelitian ini adalah sebagai berikut:.

Bab I Pendahuluan menguraikan mengenai latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan masalah, batasan masalah dan asumsi, manfaat penelitian serta sistematika laporan.

(23)

Bab III Landasan Teori diuraikan teori-teori ergonomi, manusia dan pekerjaannya, beban kerja, beban kerja fisik, beban kerja mental, pengukuran kerja dengan metode work sampling, pelaksanaan sampling kerja, penentuan jadwal waktu pengamatan secara acak, allowance, perhitungan persentase waktu produktif dan uji keseragaman data, penentuan jumlah pengamatan yang diperlukan, penentuan tingkat ketelitian hasil pengamatan dan metode NASA-TLX (National Aeronautics and Space Administration Task Load Index).

Bab IV Metodologi penelitian memaparkan tentang pelaksanaan penelitian yang meliputi tempat dan waktu pelaksanaan penelitian, rancangan penelitian, objek penelitian yang digunakan, variabel penelitian, instrumen penelitian, tahapan penelitian meliputi studi pendahuluan, pengumpulan data dengan penyebaran kuesioner NASA-TLX dan pengamatan work sampling, cara pengolahan data dengan metode NASA-TLX dan work sampling serta analisis data.

Bab V Pengumpulan dan pengolahan data berisi data primer dan sekunder yang diperoleh dari penelitian serta pengolahan data yang membantu dalam pemecahan masalah. Data primer terdiri dari data hasil penyebaran kuisioner Nasa, hasil penyebaran kuisioner beban kerja dan hasil pengamatan work

sampling. Sedangkan data sekunder didapat dari hasil wawancara dan

dokumentasi perusahaan. Pengolahan data NASA terdiri dari tahap penjelasan indikator beban kerja, pemberian rating, pemberian bobot, menghitung weighted

(24)

Sedangkan untuk work sampling dilakukan persentasi waktu produktif, uji keseragaman data, uji kecukupan data dan perhitungan tingkat ketelitian.

Bab VI Analisis dan Pembahasan menguraikan hasil dari pengolahan data metode NASA dan work sampling dan memberikan usulan pada perusahaan dalam pembagian beban kerja karyawan sehingga waktu kerja dapat digunakan secara optimal.

(25)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah PT. Bank Negara Indonesia

Pada masa awal kemerdekaan, Belanda masih bertahan untuk tidak mengakui Kemerdekaan Republik Indonesia. Sebagai tindakan ofensif terhadap masalah tersebut, maka pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan mata uang nasional Oeang Republik Indonesia (ORI) sebagai ganti uang pada masa penjajahan Jepang. Keperluan untuk mempunyai mata uang yang syah inilah mendorong pemerintah indonesia mendirikan Bank Negara Indonesia (BNI) yang berhak mengeluarkan dan mengedarkan Oeang Republik Indonesia (ORI). Pendirian bank negara indonesia (BNI) ini diresmikan oleh mantan menteri keuangan A.A. Maramis pada 30 Oktober 1946.

(26)

1946 : Pada tahun ini Bank BNI didirikan dengan nama “Bank Negara Indonesia” sebagai bank pertama yang dimiliki pemerintah indonesia dan dipercayai untuk mengatur pengeluaran dan peredaran mata uang rupiah. 1955 : Bank BNI diubah statusnya sebagai bank umum.

1968 : Sebagai bank umum denagan nama”Bank Negara Indonesia 1946”, bank BNI diberi tugas untuk memperbaiki ekonomi rakyat serta pembangunan ekonomi nasional dengan mengutamakan sektor industri di indonesia. 1986 : Bank BNI menyusun performance improvement program (PIP) sebagai

upaya restrukturisasi operasional dan pembenahan korporasi, termasuk visi dan misi perseroan.

1992 : Bentuk hukum bank BNI diubah menjadi PT (Persero) dalam rangka menyesuaikan dengan undang-undang perbankan.

2.2 Visi, Misi, BudayaPerusahaan dan Filosofi Logo Baru

Di bawah ini diuraikan tentang visi, misi serta budaya berikut keterangan mengenai logo baru PT. BNI.

a. Visi BNI

Visi BNI adalah untuk menjadi bank kebanggaan nasional yang unggul dalam layanan dan kinerja yang menawarkan layanan terbaik dengan harga kompetitif kepada segmen pasar korporasi, komersial dan konsumer.

b. Misi BNI

(27)

2008

Gambar 2.1 Misi Bank BNI

Sumber: PT.BNI Cabang USU Medan

c. Budaya Perusahaan

Adapun budaya Bank BNI adalah sebagai berikut: 1. BNI adalah bank umum berstatus perusahaan publik. 2. BNI berorientasi kepada pasar dan pembangunan nasional.

3. BNI secara terus-menerus membina hubungan yang saling menguntungkan dengan nasabah dan mitra usaha.

4. BNI mengakui peranan dan menghargai kepentingan pegawai.

5. BNI mengupayakan terciptanya semangat kebersamaan agar pegawai melaksanakan tugas dan kewajiban secara profesional.

d. Filosofi Logo Baru - Huruf BNI

(28)

- Simbol “46”

Angka 46 merupakan simbolisasi tahun kelahiran BNI, sekaligus mencerminkan warisan sebagai bank pertama di indonesia. Dalam logo ini, angka “46” diletakkan secara diagonal menembus kotak berwarna jingga untuk menggambarkan BNI baru yang modern.

- Palet Warna

Palet warna korporat telah dirancang ulang, namun tetap mempertahankan warna korporat yang lama, yakni turquoise dan jingga. Warna turquoise yang digunakan pada logo baru ini lebih gelap dan kuat yang mencerminkan citra yang lebih stabil dan kokoh. Warna jingga yang baru lebih cerah dan kuat, mencerminkan citra lebih percaya diri dan segar.

2.3 Struktur Organisasi

Organisasi merupakan sekelompok orang yang bekerja untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Struktur organisasi merupakan gambaran skematis tentang hubungan kerjasama diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian, maupun individu-individu yang menggerakkan organisasi untuk mencapai tujuan. Dengan adanya struktur organisasi maka setiap tugas dan kegiatan dapat didistribusikan secara efisien, teratur dan efektif sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai.

(29)
(30)

Pemimpin Cabang

Bidang Pembinaan Kantor Layanan Bidang Pelayanan Nasabah

(31)

2.4 Uraian Tugas dan Tanggung Jawab 1. Pimpinan Cabang

Adapun tugas dan tanggung jawab pimpinan cabang antara lain:

a. Sebagai pimpinan tertinggi di perusahaan khususnya kantor cabang PT. BNI Cabang USU Medan.

b. Mengkoordinir seluruh pegawai didalam melaksanakan tugas-tugasnya. c. Melakukan pengawasan terhadap seluruh aktivitas karyawan.

d. Melaksanakan ketentuan/instruksi perusahaa terhadap perkantoran cabang.

2. Bagian Bidang Pembina Kantor Layanan

Bagian ini juga disingkat dengan bagian PBY (Pimpinan Bidang Pembina Kantor Layanan). Adapun tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:

a. Menyediakan informasi dan pelayanan kepada nasabah.

b. Memberi penjelasan kepada calon nasabah tentang keunggulan produk yang tersedia.

c. Memberi informasi tentang layanan transfer, setoran dan pemindahan.

3. Bagian Bidang Pelayanan Nasabah

Bagian ini juga disingkat dengan bagian PBN (Pimpinan Bidang Pelayanan Nasabah). Adapun tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:

a. Mengupayakan pelayanan yang optimal.

(32)

c. Meyediakan pelayanan khusus bagi nasabah.

d. Memberikan penjelasan kepada nasabah mengenai keunggulan produk jasa perbankan yang ditawarkan.

4. Bagian Pelayanan Uang Tunai I dan II

Bagian ini dibagi atas dua macam yakni PUT I dan PUT II yang tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:

a. Mengendalikan dan mengawasi setiap transaksi-transaksi harian nasabah. b. Menangani penyelesaian transaksi nasabah.

5. Bagian Layanan Prima Cabang (LPC)

Adapun tugas dan tanggung jawab bagian LPC adalah sebagi berikut:

a. Membantu pimpinan bidang pelayanan nasabah atas segala aktivitas usaha dan prestasi usaha cabang.

b. Memberikan informasi dan melayani nasabah atas produk unggul yang ditawarkan.

6. Bagian Nasabah Cabang I dan II

Bagian ini juga disebut dengan PNC (Pimpinan Nasabah Cabang) yang terdiri atas dua macam yakni PNC I dan PNC II yang tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:

a. Menjalankan perintah pimpinan layanan nasabah.

(33)

c. Membuat laporan layanan nasabah.

7. Bagian Penjualan Cabang I dan II

Bagian ini juga disebut dengan JUC (Penjualan Cabang) yang terdiri atas dua macam yakni JUC I dan JUC II. Adapun tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:

a. Memberikan pelayanan yang baik dan optimal kepada nasabah tentang produk yang ditawarkan.

b. Mengelola transaksi kas nasabah.

8. Bagian Administrasi (ADM)

Bagian ini terdiri atas ADM I dan ADM II yang tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:

a. Mengelola semua laporan atas kegiatan jasa-jasa luar negri. b. Menangani penjelasan transfer luar negri.

c. Membuat lapora pembukaan akhir bulan atas segala aktivitas perbankan kantor cabang.

d. Membuat laporan keuangan perkantoran.

e. Melaporkan hasil laporan keuagan kepada pimpinan cabang.

9. Bagian Layanan Nasabah/ Kantor Kas

(34)

a. Meningkatkan mutu pelayanan.

b. Mengupayakan lebih terjaminnya pelayanan bank. c. Menyimpan semua arsip keuangan perbankan.

10. Teller

Adapun tugas dan tanggung jawab teller adalah:

a. Melayani transaksi yang berhubungan denagn uang tunai (peyetoran dan pengambila uang tunai).

b. Melayani pencairan cek. c. Kliring.

d. Pencetakan buku tabungan.

11. Customer Service

Tugas dari Customer Service adalah:

a. Melayani pembukaan dan peutupan rekening.

b. Memberikan informasi mengenai bank, dan menanggapi keluhan nasabah. c. Memperkenalkan produk-produk BNI.

2.5 Fasilitas yang dimanfaatkan Karyawan

(35)

a. Seperangkat komputer termasuk printer, scanner. b. Fasilitas telepon.

c. Fasilitas internet.

d. Alat-alat tulis, buku dan kertas. e. Mesin fotocopy

f. Mesin fax

2.6 Karyawan dan Jam Kerja 2.6.1 Karyawan

Hingga saat ini jumlah karyawan PT. BNI Cabang USU Medan berjumlah 68 orang. Untuk lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Jumlah Karyawan PT BNI Cabang USU Medan

NO Jabatan Jumlah (Orang)

1 Pemimpin Cabang 1

2 Pemimpin Bidang Pelayanan Nasabah 1

3 Pemimpin Bidang Pembinaan Kantor Layanan 1

4 Layanan Prima Cabang 7

5 Teller 6

6 Penjualan Cabang 15

7 Petugas DPT ATM 3

8 Petugas Non Administrasi 2

9 Administrasi 5

10 Customer service 8

11 Satpam dan Jaga Malam 10

12 Supir 9

Jumlah 68

(36)

2.6.2 Jam Kerja

Berdasarkan surat perjanjian bersama BNI- SP BNI No. DIR/063 dan No. PKB-035/DPP-SP Bank BNI/2004 tanggal 10 agustus 2004, maka jam kerja karyawan PT. BNI adalah seperti pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2 Jam Kerja Karyawan PT. BNI Medan

Karyawan Ketentuan Jam Kerja

Jenjang Administrasi ke atas Hari Senin-Kamis Pukul 08.00 -17.00 Istirahat:

Pukul 12.00-13.00 Hari Jumat:

Pukul 07.00 -17.00 Istirahat:

Pukul 11.30-13.00

Pegawai Non Administrasi dan Supir PNA dan Supir Selain Antar Jemput Pemimpin

Hari Senin-Kamis: pukul 07.00-16.00 Hari Jumat: pukul 06.30-15.30

Supir Antar Jemput Pemimpin

Hari Senin- Jumat: pukul 06.30-15.30 Istirahat mengikuti jenjang asisten

(37)

2.7 Produk

PT. BNI memiliki berbagai jenis produk keuangan yang dapat dibedakan atas beberapa jenis, diantaranya produk-produk tersebut adalah:

1. BNI Giro

BNI Giro adalah produk simpanan yang dapat ditarik kapan saja. Penarikan dapat menggunakan cek dan bilyet giro, surat perintah pembayaran atau pemindah bukuan. Jenisnya dapat berupa rupiah dan valuta asing. Adapun manfaat BNI Giro ini adalah:

a. Meningkatkan citra perusahaan maupun perorangan. b. Pembayaran dilaksanakan dengan cepat dan tepat. c. Mendapat jasa GIRO.

2. BNI Deposito

BNI Deposito merupakan simpanan yang aman, menguntungkan dan pencairannya bergantung kesepakatan. Jenisnya dapat berupa rupiah dan valuta asing. Adapun manfaat BNI Deposito ini adalah:

a. Memberikan kepastian untuk memupuk dana perusahaan/pribadi. b. Mendapat bunga secara berkala.

c. Sangat tepat untuk jaminan masa depan perusahaan/keluarga/ahli waris. d. Dapat digunakan sebagai agunan kredit.

(38)

3. Deposito On Call (DOC)

Deposito On Call (DOC) merupakan produk BNI dalam bentuk penempatan dana giro untuk jangka waktu tertentu (7 s/d 20 hari). Jenisnya juga dapat berupa rupiah dan valuta asing. Manfaat penggunaan DOC ini adalah memberikan peluang besar dalam jangka waktu tertentu dan mendayagunakan dana dengan memperoleh pendapatan jasa giro yang lebih besar.

4. SIMPONI (Simpanan Pensiun BNI)

SIMPONI merupakan layanan program pensiun yang diselenggarakan oleh Dana Pensiun Lembaga Keuangan BNI. Manfaat SIMPONI ini antara lain: a. Menerima pembayaran pensiun bulanan seumur hidup untuk peserta

Simponi BNI, janda/duda dari peserta sampai seumur hidup dan anak-anak peserta sampai usia maksimal 25 tahun atau sudah menikah/bekerja.

BNI SIMPONI terdiri atas beberapa jenis yakni sebagai berikut: a. Pensiun Normal

Pensiun diberikan kepada peserta saat mencapai usia yang ditetapkan pada awal masa kepesertaan.

b. Pensiun dipercepat

(39)

c. Pensiun ditunda

Pensiun diberikan kepada peserta yang behasil kepesertaannya sebelum usia pensiun dipercepat.

d. Pensiun Meninggal

Pensiun karena peserta meninggal sebelum usia pensiun normal, pensiun dibayarkan kepada janda/duda/anak/ahli waris.

e. Pensiun Cacat

Pensiun cacat dibayarkan kepada peserta yang mengalami cacat tetap dan tidak dapat melanjutkan iurannya.

5. BNI TAPENAS (Tabungan Pendidikan Anak Sekolah)

Yaitu simpanan berjangka untuk investasi dan pendidikan anak dengan manfaat asuransi yang diperuntukkan bagi nasabah perorangan. Manfaatnya adalah:

a. Kepastian dana untuk pendidikan anak sesuai dengan rencana, walaupun sesuatu yang tidak diinginkan terjadi pada orang tuanya.

b. Meningkatkan kedisiplinan dalam menabung. c. Mendapatkan manfaat asuransi secara cuma-cuma. d. Sarana investasi dengan mendapatkan bunga yang tinggi.

6. BNI Taplus Utama

(40)

dilakukan setiap saat melalui teller dan fasilitas auto teller machine (ATM) maupun phoneplus. Keunggulan taplus ini adalah:

a. Memperoleh manfaat ganda yaitu bunga yang lebih tinggi, nasabah mendapatkan jaminan asuransi kecelakaan diri sebesar saldo tabunganya. b. Mendapatkan kartuplus utama yang berfungsi sebagai penarikan uang

tunai di ATM BNI samapai dengan Rp. 2 Juta/hari, penarikan di ATM berlogo Cirrus di dalam/luar negeri dan belanja di merchant yang berlogo Maestro di seluruh dunia.

c. Penyetoran dan pengambilan dapat dilakukan di semua cabang BNI. d. Taplus uatama dapat digunakan untuk pembayaran telepon/handphone,

listrik, air, kartu kredit dan kewajiban lainnya melalui BNI. e. Secara otomatis mendapatkan fasilitas phoneplus BNI.

7. BNI Haji

Bagi anda calon jemaah haji, tabungan ini adalah sarana pas untuk mendapatkan kepastian porsi keberangkatan menunaikan ibadah haji sesuai keinginan anda dalam masa keberangkata tertentu. Keunggulan produk ini adalah:

a. Menjamin kepastian untuk mendapatkan porsi haji, dimana dengan menjadi nasabah anda secara langsung terdaftar menjadi calon haji di Departemen Agama.

(41)

c. Dibebaskan dari biaya pembukuan rekening, biaya pengelola rekening bulanan dan biaya penutupan rekening.

(42)

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Ergonomi

Istilah ergonomi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata yaitu “ergon” yang berarti kerja dan “nomos” yang berarti aturan atau hukum. Jadi secara ringkas ergonomi adalah suatu aturan atau norma dalam sistem kerja. Di Indonesia memakai istilah ergonomi, tetapi di beberapa negara seperti di Amerika menggunakan Human Engineering atau Human Factor Engineering. Namun demikian, kesemuanya membahas hal yang sama yaitu tentang optimalisasi fungsi manusia terhadap aktivitas yang dilakukan.

Ruang lingkup ergonomi sangat luas dan mencakup segala aspek. Sebagai contoh, seseorang mempunyai waktu 24 jam dengan distribusi waktu secara umum adalah 8 jam di tempat kerja, 2 jam di perjalanan, 2 jam di tempat lain (misal olahraga, bermain, dsb) dan selebihnya (12 jam) di rumah. Sehingga untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik, penerapan ergonomi tidak hanya berfokus pada 8 jam di tempat kerja saja.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa “Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau menyeimbangkan antara segala fasilitas yang digunakan baik dalam beraktivitas maupun istirahat dengan kemampuan dan keterbatasan manusia baik secara fisik maupun secara mental sehingga kualitas hidup secara keseluruhan menjadi lebih baik.

(43)

1. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan cedera dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental, mengupayakan promosi dan kepuasan kerja.

2. Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak sosial, mengelola dan mengkoordinir kerja secara tepat guna dan meningkatkan jaminan sosial baik selama kurun waktu usia produktif maupun setelah tidak poduktif.

3. Menciptakan keseimbangan rasional antara berbagai aspek yaitu aspek teknis, ekonomis, antropologis dan budaya dari setiap sistem kerja yang dilakukan sehingga tercipta kualitas kerja dan kualitas hidup yang tinggi.

Dengan demikian pencapaian kualitas hidup manusia secara optimal, baik di tempat kerja, di lingkungan sosial maupun di lingkungan keluarga, menjadi tujuan utama dari penerapan ergonomi.3

1. Ergonomi menitikberatkan manusia (human-centered). Maksudnya adalah bahwa fokus utama dari ergonomi ini adalah manusia, bukan mesin ataupun peralatan.

Terdapat tiga hal yang penting dalam mempelajari ilmu ergonomi:

2. Ergonomi menyesuaikan fasilitas kerja (dalam hal ini mesin dan peralatan) dengan kondisi si pekerja.

3. Ergonomi menitikberatkan pada perbaikan sistem kerja. Perbaikan disini harus disesuaikan dengan kemampuan dan kelemahan si pekerja.4

3

Tarwaka,dkk., 2004, Ergonomi, Untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan produkstivitas, Surakarta: UNIBA Press. Hal 1-8

4

(44)

3.2 Manusia dan Pekerjaannya

Menurut Sutalaksana (1979), secara garis besar faktor-faktor yang terlibat dan mempengaruhi keberhasilan kerja dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok faktor diri (individual) dan faktor-faktor situasional.

Kelompok faktor diri terdiri dari faktor-faktor yang berasal dari dalam diri pekerja sendiri dan seringkali sudah ada sebelum pekerja tersebut memasuki lingkungan kerja tersebut. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah attitude, sifat, karakteristik fisik, minat, motivasi, usia, jenis kelamin, pendidikan, pengalaman, dan lain-lain. Selain pendidikan dan pengalaman, semua faktor di atas tidak dapat diubah.

Sedangkan kelompok faktor-faktor situasional merupakan kelompok faktor luar yang terdiri atas faktor-faktor yang hampir sepenuhnya berada di luar diri pekerja dan umumnya dalam penguasaan pimpinan perusahaan untuk mengubahnya. Hampir semua faktor dalam kelompok ini dapat diubah dan diatur. Secara garis besar faktor-faktor situasional terbagi kedalam dua subkelompok yaitu faktor-faktor sosial dan keorganisasian dan faktor-faktor fisik pekerjaan. Dimana faktor-faktor sosial dan keorganisasian ini merupakan suatu kebutuhan non materi yang dibutuhkan oleh pekerja, seperti: rasa aman, rasa terjamin, ingin prestasinya diketahui dan dihargai orang lain, dan sebagainya. Sedangkan faktor-faktor fisik pekerjaan terdiri dari mesin, peralatan kerja, bahan dan sebagainya.5

(45)

3.3 Beban Kerja

Pada dasarnya, aktivitas manusia dapat digolongkan menjadi kerja fisik (otot) dan kerja mental (otak). Meskipun tidak dapat dipisahkan, namun masih dapat dibedakan pekerjaan dengan dominasi fisik dan pekerjaan dengan dominasi mental. Aktivitas fisik dan mental ini menimbulkan konsekuensi, yaitu munculnya beban kerja. Menurut Meshkati dalam jurnal Widyanti, dkk (2010), beban kerja dapat didefenisikan sebagai perbedaan antara kemampuan pekerja dengan tuntutan pekerjaan. Jika kemampuan pekerja lebih tinggi daripada tuntutan pekerjaan, akan muncul perasaan bosan. Sebaliknya, jika kemampuan pekerja lebih rendah daripada tuntutan pekerjaan, maka akan muncul kelelahan yang berlebihan.6

Menurut Risma Adelina, beban kerja merupakan konsekuensi dari pelaksanaan aktivitas yang diberikan kepada seseorang atau pekerja. Aktivitas ini terdiri dari aktivitas fisik dan mental, dimana beban kerja yang dijumpai selama ini merupakan gabungan (kombinasi) dari keduanya dengan salah satu aktivitas yang lebih dominan.7

Dalam jurnal Hoonaker, dkk (2011) juga dijelaskan bahwa beban kerja adalah sebuah konsep yang digunakan untuk menjelaskan sejauh mana seorang operator telah menggunakan kemampuan fisik dan mentalnya untuk menyelesaikan sebuah tugas. Beban kerja itu sendiri dipengaruhi oleh tuntutan

6

Widyanti, A.dkk., 2010. Pengukuran beban kerja mental dalam searching task dengan metode

rating scale mental effort (RSME), Bandung: Teknik Industri ITB. 7

(46)

eksternal sebuah pekerjaan, lingkungan, faktor organisasi dan psikologis, dan sebagainya. Beban kerja terdiri dari beberapa komponen:

1. Ada seorang operator, menggunakan sumber dayanya untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan.

2. Ada tuntutan fisik atau mental untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan. 3. Tugas yang harus diselesaikan.8

3.3.1 Beban Kerja Fisia

Astrand & Rodahl (1977) dan Rodahl (1989) dalam buku Tarwaka dkk (2004) menyatakan bahwa penilaian beban kerja fisik dapat dilakukan dengan dua metode secara objektif, yaitu metode penilaian langsung dan metode tidak langsung. Metode pengukuran langsung yaitu dengan mengukur energi yang dikeluarkan (energy expenditure) melalui asupan oksigen selama bekerja. Semakin berat beban kerja akan semakin banyak energi yang diperlukan untuk konsumsi. Sedangkan metode pengukuran tidak langsung adalah dengan menghitung denyut nadi selama bekerja. Denyut nadi akan segera berubah seirama dengan perubahan pembebanan, baik yang berasal dari pembebanan mekanik, fisika dan kimiawi.9

3.3.2 Beban Kerja Mental

Dalam penelitian Wignjosoebroto, dkk. beban kerja mental didefinisikan sebagai kondisi yang dialami oleh pekerja dalam pelaksanaan tugasnya dimana

8

Hoonaker, P., et al., 2011, Measuring workload of ICU nurses with questionnaire survey: the

(47)

hanya terdapat sumber daya mental dalam kondisi yang terbatas. Karena kemampuan orang untuk memproses informasi sangat terbatas, hal ini akan mempengaruhi tingkat kinerja yang dapat dicapai.

(48)

Bandara udara sangat berhubungan dengan pekerjaan mental yang memerlukan konsentrasi tinggi. Semakin lama orang berkonsentrasi maka akan semakin berkurang tingkat kesiapsiagaannya. Maka uji yang lebih tepat untuk menilai kesiapsiagaan tinggi adalah tes “waktu reaksi’ . Dimana waktu reaksi sering dapat digunakan sebagai cara untuk menilai kemampuan melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan mental.10

3.4 Pengukuran Kerja dengan Metode Work Sampling

Sampling kerja atau work sampling adalah suatu teknik untuk mengadakan sejumlah besar pengamatan terhadap aktifitas kerja dari mesin, proses atau pekerja/operator. Pengukuran kerja dengan metode sampling kerja dapat diklasifikasikan sebagai pengukuran kerja secara langsung karena pelaksanaan kegiatan pengukuran harus secara langsung di tempat kerja yang diteliti. Bedanya dengan cara jam henti adalah bahwa pada cara sampling pekerjaan pengamat tidak terus menerus berada ditempat pekerjaan melainkan mengamati hanya pada waktu-waktu yang telah ditentukan secara acak.11

Teknik sampling kerja ini pertama kali digunakan oleh seorang sarjana Inggris bernama L.H.C Tippet dalam aktifitas penelitiannya di industri tekstil. Selanjutnya cara atau metode sampling kerja ini telah terbukti sangat efektif dan efisien untuk digunakan dalam mengumpulkan informasi mengenai kerja dari mesin atau operator. Dikatakan efetktif karena dengan cepat dan mudah cara ini

10

Pratiwi, I. dkk., 2011, Analisis beban kerja fisik dan mental pada pengemudi bus damri di

perusahaan umum damri UBK Surakarta dengan metode subjecticve workload assessment technique (SWAT), Surakarta: Universitas Muhammadiyah.

11

(49)

dapat dipakai untuk mengetahui tingkat pendayagunaan waktu tenaga kerja, mesin, proses, penentuan waktu longgar (allowance time) yang tersedia untuk satu pekerjaan. Dibandingkan dengan metode kerja yang lain, metode sampling kerja lebih efisien karena informasi yang dikehendaki akan didapatkan dalam waktu relatif lebih singkat dan dengan biaya yang tidak terlalu besar. Secara garis besar metode sampling kerja akan dapat digunakan untuk:

1. Mengukur ratio delay dari tenaga kerja, operator, mesin atau fasilitas kerja lainnya. Sebagai contoh ialah untuk menentukan persentase dari jam atau hari dimana tenaga kerja benar-benar terlibat dalam aktifitas kerja dan persentase dimana sama sekali tidak ada aktifitas kerja yang dilakukan (menganggur atau idle).

2. Menetapkan performance level dari tenaga kerja selama waktu kerjanya berdasarkan waktu-waktu dimana orang ini bekerja atau tidak bekerja.

3. Menentukan persentase produktif tenaga kerja seperti halnya yang dapat dilaksanakan oleh pengukuran kerja lainnya.

3.4.1 Pelaksanaan Sampling Kerja

(50)

Untuk mendapatkan hasil pengukuran yang dapat dipertanggungjawabkan secara statistik, langkah-langkah yang dijalankan sebelum sampling dilakukan, yaitu:

1. Penetapan tujuan pengukuran, yaitu untuk apa sampling dilakukan. Hal ini akan menentukan besarnya tingkat ketelitian dan tingkat keyakinan yang diinginkan.

2. Jika sampling dilakukan untuk mendapatkan waktu baku, dilakukan penelitian untuk mengetahui ada tidaknya suatu sistem kerja yang baik, jika belum ada maka dilakukan perbaikan atas kondisi dan cara kerja terlebih dahulu.

3. Dipilih operator yang dapat bekerja normal dan dapat diajak bekerja sama. 4. Dilakukan latihan bagi operator yang dipilih agar bisa dan terbiasa dengan

sistem kerja yang dilakukan.

5. Dilakukan pemisahan kegiatan sesuai yang ingin didapatkan sekaligus mendefinisikan kegiatan kerja yang dimaksud.

6. Persiapan peralatan yang diperlukan berupa papan atau lembaran-lembaran pengamatan.

Cara melakukan sampling pengamatan dengan cara sampling pekerjaan terdiri dari tiga langkah yaitu:

1. Dilakukan sampling pendahuluan 2. Uji keseragaman data

(51)

3.4.2 Penentuan Jadwal Waktu Pengamatan Secara Acak (Random)

Pada langkah ini dilakukan sejumlah pengamatan terhadap aktifitas kerja untuk selang waktu yang diambil secara acak. Untuk ini biasanya satu hari kerja dibagi kedalam satuan-satuan waktu yang besarnya ditentukan oleh pengukur. Biasanya panjang satu satuan waktu tidak terlalu panjang. Berdasarkan satu satuan waktu inilah saat-saat kunjungan ditentukan.

Misalnya satu satuan waktu panjangnya 5 menit, jadi satu hari kerja (7 jam) mempunyai 84 satuan waktu. Ini berarti jumlah kunjungan perhari tidak lebih dari 84 kali. Jika dalam satu hari dilakukan 36 kali kunjungan maka dengan bantuan tabel bilangan acak ditentukan saat-saat kunjungan tersebut.

Pada tabel bilangan acak, syaratnya adalah tidak boleh terjadi pengulangan pada bilangan yang sama. Berdasarkan waktu yang telah di random tersebut maka pengamatan dilakukan dimana pengamat mengelompokkan kegiatan bekerja dan kegiatan menganggur (idle). Tentu dalam hal ini ditentukan terlebih dahulu defenisi work dan idle itu sendiri.12

12

Ibid: Hal 173-179

3.4.3 Allowance

Allowance atau kelonggaran diberikan untuk tiga hal yaitu untuk

(52)

1. Kelonggaran waktu untuk kebutuhan pribadi (Personal Allowance)

Pada dasarnya setiap pekerja haruslah diberikan kelonggaran waktu untuk keperluan yang bersifat kebutuhan pribadi. Jumlah waktu longgar untuk kebutuhan personil dapat ditentukan dengan melaksanakan aktivitas time

study sehari kerja penuh atau dengan metode sampling kerja. Besarnya waktu

untuk kelonggaran pribadi untuk pekerja pria berbeda dengan pekerja wanita. Misalnya untuk pekerjaan ringan pada kondisi kerja normal pria memerlukan 2-2,5% dan wanita 5% (persentase ini dari waktu normal), atau sepuluh sampai 24 menit setiap hari akan dipergunakan untuk kebutuhan yang bersifat personil apabila operator bekerja selama 8 jam per hari tanpa jam istirahat resmi. Meskipun jumlah waktu longgar untuk kebutuhan personil yang dipergunakan ini akan bervariasi tergantung pada individu pekerjanya dibandingkan dengan jenis pekerjaan yang dilaksanakannya.

2. Kelonggaran waktu untuk melepaskan lelah (Fatique Allowance)

(53)

3. Kelonggaran waktu karena keterlambatan-keterlambatan (Delay Allowance) Dalam melaksanakan pekerjaan, pekerja tidak akan lepas dari berbagai hambatan-hambatan. Keterlambatan atau delay, bisa disebabkan faktor-faktor yang sulit untuk dihindari karena berada diluar kemampuan pekerja untuk mengendalikannya. Namun juga bisa disebabkan beberapa faktor yang sebenarnya masih dapat dihindari, misalnya mengobrol yang berlebihan dan menganggur dengan sengaja.13

13

Ibid: Hal 149 – 150

3.4.4 Perhitungan Persentase Waktu Produktif dan Uji Keseragaman Data

Perhitungan persentase waktu produktif bertujuan untuk mengetahui persentase waktu yang digunakan masing-masing karyawan untuk bekerja selama jam kerja berlangsung. Persentase waktu produktif dapat diketahui dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Sutalaksana, 1979):

Persentase Waktu Produktif = Jumlah Pengamatan−Aktivitas ����

Jumlah Pengamatan X 100%

(54)

Peta kontrol adalah suatu alat yang tepat guna menguji keseragaman data yang diperoleh dari hasil pengamatan (Sutalaksana, 1979). Data yang dikatakan seragam yaitu berasal dari sistem yang sama (berada diantara kedua batas kontrol), dan tidak seragam yaitu berasal dari sistem yang berbeda (berada diluar batas kontrol).

���= p�+ k��̅ (1− �̅) ��

��� = p� −k��̅ (1− �̅) ��

Dimana:

p� = persentase waktu produktif rata-rata operator �� = jumlah pengamatan rata-rata tiap hari kerja k = nilai z pada tabel distribusi normal

3.4.5 Penentuan Jumlah Pengamatan yang Diperlukan

Untuk mengetahui jumlah pengamatan yang dilakukan telah mencukupi atau belum maka dilakukan uji kecukupan data. Banyaknya pengamatan yang harus dilakukan dalam sampling kerja akan dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu:

1. Tingkat ketelitian dari hasil pengamatan 2. Tingkat keyakinan dari hasil pengamatan

(55)

pengamatan yang harus dilakukan dapat dicari dengan rumus (Wignjosoebroto, 2006):

�′=���� 2

(1− �̅) �̅

Dimana: �′ = Jumlah pengamatan yang harus dilakukan untuk sampling kerja s = Tingkat ketelitian yang dikehendaki (bentuk desimal)

k = Harga indeks yang besarnya tergantung pada tingkat kepercayaan yang diambil (diperoleh dari tabel distribusi normal).

�̅ = Produktivitas karyawan rata-rata (bentuk desimal)

Untuk menetapkan berapa jumlah pengamatan yang seharusnya dilakukan (�′) maka harus diputuskan terlebih dahulu berapa tingkat kepercayaan (convidende level) dan derajat ketelitian (degree of accuracy) untuk pengukuran kerja tersebut. Didalam aktifitas pengukuran kerja biasanya akan diambil 95%

convidence level dan 5% degree of accuracy. Hal ini berarti bahwa

(56)

3.4.6 Penentuan Tingkat Ketelitian Hasil Pengamatan

Setelah studi secara lengkap telah dilakukan, dilakukan perhitungan untuk menentukan apakah hasil pengamatan yang didapatkan bisa dikategorikan cukup teliti. Untuk itu cara yang dipakai adalah dengan menghitung harga s pada rumus yang sama yaitu (Wignjosoebroto, 2006):

� =���̅

(1− �̅) � �̅

Dimana: s = tingkat ketelitian yang dikehendaki

�̅ = persentase waktu produktif yang diamati (bentuk desimal) N = jumlah pengamatan yang telah dilakukan untuk sampling kerja k = harga indeks yang besarnya tergantung pada tingkat kepercayaan

(diperoleh dari tabel distribusi normal)14

3.5 Metode NASA-TLX (National Aeronautics and Space Administration

Task Load Index)

Metode NASA-TLX dikembangkan oleh Sandra G. dari NASA-Ames

Research Center dan Lowell E. Staveland dari San Jose State University pada

tahun 1981. Metode ini dikembangkan karena munculnya kebutuhan pengukuran subjektif yang terdiri dari sembilan skala faktor (kesulitan tugas, tekanan waktu, jenis aktivitas, usaha fisik, usaha mental, performansi, frustasi, stress dan kelelahan). Dari sembilan faktor ini disederhanakan lagi menjadi 6 yaitu Mental

Demand (MD), Physical Demand (PD), Temporal Demand (TD), performance

(57)

(OP), Effort (EF) dan Frustration Level (FR). Hart dan Staveland (1991), merumuskan masalah pembuatan skala peringkat beban kerja sebagai berikut: 1. Memilih kumpulan sub skala masalah yang paling tepat.

2. Menentukan bagaimana menghubungkan sub skala tersebut untuk memperoleh nilai beban kerja yang berbeda, baik diantara tugas maupun diantara pemberi peringkat.

3. Menentukan prosedur terbaik untuk memperoleh nilai numerik untuk sub skala tersebut.

Ada tiga katagori pemilihan sub skala yaitu:

1. Skala yang berhubungan dengan tugas (kesulitan tugas, tekanan waktu dan jenis aktivitas).

(58)

2. Skala yang berhubungan dengan tingkah laku (usaha fisik, usaha mental dan performansi)

Faktor usaha fisik mencerminkan manipulasi eksperimen dengan faktor kebutuhan fisik sebagai komponen beban kerja utama. Hasil eksperimen menunjukan bahwa faktor usaha fisik tidak memiliki korelasi yang tinggi dan tidak memberi konstribusi yang signifikan terhadap beban kerja secara keseluruhan. Namun faktor ini ternyata berhubungan kuat dengan faktor tekanan waktu (tugas dengan tekanan waktu yang tinggi memerlukan tingkat respon yang tinggi pula) dan faktor stress (untuk tugas yang lebih kompleks). Faktor usaha mental merupakan kontribusi penting pada beban kerja pada saat jumlah tugas operasional meningkat karena tanggung jawab operator berpindah dari pengendalian fisik langsung menjadi pengawasan. Peringkat usaha mental berkorelasi dengan peringkat beban keseluruhan dalam setiap katagori eksperimen dan merupakan faktor kedua yang paling tinggi korelasinya dengan beban kerja keseluruhan. Peringkat performansi berkorelasi secara signifikan dengan peringkat beban kerja keseluruhan.

3. Skala yang berhubungan dengan subjek (frustasi, stress dan kelelahan)

(59)

manipulasi yang mempengaruhi peringkat beban kerja keseluruhan. Sementara faktor kelelahan tidak berhubungan dengan beban kerja.15

1. Pembobotan

Dalam pengukuran beban kerja mental dengan menggunakan metode NASA TLX, langkah-langkah yang harus dilakukan adalah:

Pada bagian kedua responden diminta untuk melingkari salah satu dari dua indikator yang dirasakan lebih dominan menimbulkan beban kerja mental terhadap pekerjaan tersebut. Kuesioner yang diberikan berbentuk perbandingan berpasangan yang terdiri dari 15 perbandingan berpasangan. Dari kuesioner ini dihitung jumlah tally dari setiap indikator yang dirasakan paling berpengaruh. Jumlah tally ini kemudian akan menjadi bobot untuk tiap indikator beban kerja mental.

2. Pemberian rating

Pada bagian ini, responden diminta memberi rating (nilai) terhadap keenam indikator beban mental dengan rentang 0-100. Indikator tersebut terlihat pada Tabel 3.1.

Untuk mendapatkan skor beban kerja mental NASA TLX, bobot dan rating untuk setiap indikator dikalikan kemudian dijumlahkan dan dibagi 15 (jumlah perbandingan berpasangan).

���� = ∑( ������������ ) 15

15

Hart,S.G. dan Staveland,L.E., 1988, Development of NASA Task Load Index (TLX): Resultsn of

(60)

Tabel 3.1 Indikator dalam Metode NASA-TLX

SKALA RATING KETERANGAN

MENTAL DEMAND (MD)

Rendah,Tinggi Seberapa besar aktivitas mental dan perceptual yang dibutuhkan untuk melihat, mengingat dan mencari. Apakah pekerjaan tsb mudah atau sulit, sederhana atau kompleks, longgar atau ketat .

PHYSICAL DEMAND (PD)

Rendah, Tinggi Jumlah aktivitas fisik yang dibutuhkan (mis.mendorong, menarik, mengontrol putaran, dll) TEMPORAL

DEMAND (TD)

Rendah, tinggi Jumlah tekanan yang berkaitan dengan waktu yang dirasakan selama elemen pekerjaan berlangsung. Apakah pekerjaan perlahan atau santai atau cepat dan melelahkan

PERFORMANCE (OP)

Tidak tepat, Sempurna

Seberapa besar keberhasilan seseorang di dalam pekerjaannya dan seberapa puas dengan hasil kerjanya

FRUSTATION LEVEL (FR)

Rendah,tinggi Seberapa tidak aman, putus asa, tersinggung, terganggu, dibandingkan dengan perasaan aman, puas, nyaman, dan kepuasan diri yang dirasakan. EFFORT (EF) Rendah, tinggi Seberapa keras kerja mental dan fisik yang

dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan

Berdasarkan penjelasan Hart dan Staveland (1988) dalam teori NASA-TLX, skor beban kerja yang diperoleh terbagi dalam tiga bagian yaitu pekerjaan menurut para responden tergolong agak berat jika nilai >80, nilai 50-80 menyatakan beban pekerjaan sedang, sedangkan nilai <50 menyatakan beban pekerjaan agak ringan.

Output yang dihasilkan dari pengukuran dengan NASA-TLX ini berupa

(61)

atas 80, kemudian mengalokasikannya pada pekerjaan yang memiliki beban kerja dibawah 50 atau langkah-langkah yang lainnya.16

1. Mental Demand, merupakan kemampuan tiap-tiap orang dalam memproses

informasi terbatas, hal ini mempengaruhi tingkat kinerja perorang yang dapat dicapai. Kinerja manusia pada tingkat rendah tidak juga baik jika tidak banyak hal yang bisa dikerjakan, dimana orang akan mudah bosan dan cenderung kehilangan ketertarikan terhadap pekerjaan yang dilaksanakannya. Kondisi ini dapat dikatakan underload dan peningkatan beban kerja setelah titik ini akan menyebabkan degradasi dalam kinerja. Pada tingkat beban kerja yang sangat tinggi atau overload, informasi penting akan hilang akibat dari pendangkalan atau pemfokusan perhatian hanya satu aspek dari pekerjaan.

Keterangan 6 indikator NASA-TLX yaitu sebagai berikut:

2. Physical Demand, merupakan dimensi mengenai kebutuhan fisik yang

memiliki deskripsi yaitu tentang seberapa banyak aktivitas fisik yang dibutuhkan seperti mendorong, menarik, memutar, mengontrol, mengoperasikan dan sebagainya. Selanjutnya mengenai tugas fisik yang dilakukan tersebut apakah termasuk dalam katagori mudah atau sulit untuk dikerjakan, gerakan yang dilakukan selama aktivitas cepat atau lambat, serta melelahkan atau tidak.

3. Temporal Demand, merupakan dimensi kebutuhan waktu. Hal ini tergantung

dari ketersediaan waktu dan kemampuan menggunakan waktu dalam menjalankan suatu aktivitas. Hal ini berkaitan erat dengan analisis batas

16

Human Performance Research Group, 1988, NASA Task Load Index (TLX) Paper and Pencil

(62)

waktu yang merupakan metode primer untuk mengetahui apakah subjek dapat menyelesaikan tugas dalam batas waktu yang diberikan.

4. Performance, merupakan dimensi yang memiliki pengertian tentang seberapa

berhasil atau sukseskah pekerja dalam menyelesaikan pekerjaannya yang telah ditetapkan oleh atasannya. Serta apakah pekerja puas dengan performansi dirinya sendiri dalam menyelesaikan pekerjaannya.

5. Effort, merupakan dimensi usaha dimana seberapa besar usaha yang

dilakukan oleh pekerja untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Dalam hal ini usaha yang dilakukan meliputi usaha mental dan fisik.

6. Frustration Demand, merupakan dimensi yang berkaitan dengan kondisi yang

dapat menyebabkan terjadinya kebingungan, frustasi dan ketakutan selama melaksanakan suatu pekerjaan yang menyebabkan pekerjaan lebih sulit dilakukan dari yang sebenarnya. Pada keadaan stress rendah, orang akan cenderung santai. Sejalan dengan meningkatnya stress, maka terjadi pengacauan konsentrasi terhadap pekerjaan yang membutuhkan konsentrasi lebih, hal ini disebabkan adanya faktor individual subjek. Faktor-faktor ini antara lain motivasi, kelelahan, ketakutan, tingkat keahlian, suhu, kebisingan, getaran, dan kenyamanan.17

3.6 Penentuan Jumlah Tenaga Kerja

Penentuan jumlah tenaga kerja dimaksudkan untuk memperoleh jumlah dan jenis tenaga kerja yang tepat untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang

17

(63)

dibutuhkan guna mencapai tujuan organisasi. Penentuan jumlah tenaga kerja menyangkut tentang jumlah maupun mutu tenaga kerja yang diinginkan sesuai persyaratan jabatan yang ada.

Jumlah tenaga kerja dibutuhkan = ����� �����

����� ������ �x jumlah tenaga kerja tersedia

Setelah dilakukan penentuan jumlah tenaga kerja, hal selanjutnya yang perlu dilakukan adalah menetapkan kompetensi yang harus dipenuhi oleh tenaga kerja tersebut berdasarkan job description untuk jabatan yang akan didudukinya yang ada pada suatu perusahaan. Komptensi ini berkaitan dengan knowledge, skill dan attitude.18

18

(64)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. Bank Negara Indonesia (BNI) Cabang USU Medan yang berlokasi di jalan Dr. Mansyur No. 12 Medan. Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan.

4.2 Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif (descriptive research) yang bertujuan untuk membuat gambaran atau menguraikan aspek-aspek dalam pengukuran beban kerja dengan metode National Aeronautics and Space Administration Task

Load Index NASA-TLX dan work sampling.

4.3 Objek Penelitian

Objek yang diteliti adalah pada karyawan Teller PT. Bank Negara Indonesia (BNI) Cabang USU Medan. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan teller bank BNI Cabang USU Medan.

4.4 Variabel Penelitian

Adapun variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Beban Kerja

(65)

4.5Kerangka Berpikir Penelitian

Berdasarkan hasil pengamatan pada Bank Negara Indonesia (BNI) terjadi keterlambatan dalam pelayanan nasabah dari mulai nasabah mengambil nomor antrian sampai mendapatkan pelayanan dari karyawan bank, sehingga nasabah harus menunggu lama untuk dapat dilayani oleh karyawan. Nasabah sering mengeluhkan pelayanan karyawan yang kurang optimal dalam melakukan suatu transaksi, nasabah sering menilai kinerja pelayanan karyawan berdasarkan waktu menunggu atau kecepatan karyawan dalam memberikan pelayanan terhadap nasabah kurang optimal menyelesaikan tugasnya. Penelitian ini untuk menentukan jumlah karyawan teller di dalam satu bank. Penentuan jumlah karyawan teller berkaitan dengan aktivitas kerja dan waktu yang dibutuhkan karyawan teller bank. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu National Aeronautics and

Space Administration Task Load Index (NASA-TLX).

4.6 Instrumen Penelitian

Adapun instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner, penunjuk waktu, kertas pengamatan work sampling dan alat tulis. Kuesioner yang disebarkan ke karyawan Bank BNI adalah kuesioner pengukuran beban kerja, dimana indikator yang diukur pada penenlitian ini adalah sebagai berikut:

a. Mental demand

(66)

informasi), menganalisa, memutuskan, menghitung, melihat, mengingat dan mencari dan sebagai berikut. Apakah pekerjaan tersebut mudah atau sulit, sederhana atau kompleks.

b. Physical demand

Tujuan dari indikator physical demand adalah untuk mengetahui seberapa besar usaha fisik untuk menyelesaikan pekerjaannya. Seberapa besar jumlah aktivitas fisik yang dibutuhkan (seperti: mendorong, menarik, memutar, dsb). c. Temporal demand

Tujuan dari indikator temporal demand adalah untuk mengetahui seberapa besar tuntutan waktu yang dirasakan dalam menyelesaikan pekerjaannya. Seberapa besar jumlah tekanan waktu yang dirasakan selama elemen pekerjaan berlangsung. Apakah pekerjaan santai dan banyak waktu luang atau cepat dan melelahkan.

d. Performance

Tujuan dari indikator performance adalah untuk mengetahui seberapa besar keberhasilan dalam menyelesaikan pekerjaannya. Bagaimana penguasaan terhadap pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan. Seberapa tingkat keberhasilan anda dalam mencapai tujuan pekerjaan dan seberapa puas dengan hasil kerjanya.

e. Frustation level

(67)

dengan perasaan aman, puas, nyaman, dan kepuasan diri yang dirasakan saat menyelesaikan pekerjaan.

f. Effort.

Tujuan dari indikator effort adalah untuk mengetahui seberapa besar usaha yang dikeluarkan untuk menyelesaikan pekerjaan secara mental maupun fisik.

4.7 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian adalah tahap-tahap yang dilakukan dalam melaksanakan suatu penelitian dan pengumpulan data yang dilakukan dengan urutan kegiatan sebagai berikut:

1. Studi pendahuluan pada Bank BNI Cabang USU Medan untuk mengetahui kondisi perusahaan dan informasi pendukung yang diperlukan serta studi literatur yang mendukung penelitian yang dilakukan.

2. Tahap selanjutnya adalah pengumpulan data dengan peninjauan secara langsung pada Bank BNI Cabang USU Medan pada karyawan teller. Data yang dikumpulkan ada dua jenis yaitu:

a. Data primer

Data-data primer dikumpulkan dengan cara pengamatan secara langsung antara lain:

1. Data penyebaran kuesioner NASA-TLX

(68)

pemilihan indikator, pekerja diminta untuk memilih salah satu dari dua indikator yang dianggap paling berpengaruh terhadap pekerjaannya. Sedangkan untuk pemberian rating, pekerja diminta untuk memberi nilai terhadap keenam indikator dengan rentang 0-100 sesuai dengan besarnya pengaruh indikator yang dirasakan pekerja terhadap pekerjaannya.

2. Data pengamatan work sampling

Pengumpulan data work sampling ini dimulai dengan menentukan kegiatan yang termasuk work dan idle. Penelitian ini dilakukan selama 8 hari kerja yang dimulai pada pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 17.00 WIB. Kemudian dilakukan allowance karyawan teller Bank.

b. Data sekunder

Data sekunder diperoleh berdasarkan hasil wawancara dan data dokumentasi perusahaan, antara lain:

1. Gambaran umum perusahaan 2. Struktur organisasi perusahaan 3. Visi dan misi

4. Sejarah perusahaan

3. Setelah data dikumpulkan, lalu dilakukan pengolahan data untuk digunakan sebagai sumber informasi dalam melaksanakan analisa terhadap masalah. 1. Metode National Aeronautics and Space Administration Task Load Index

(NASA-TLX)

(69)

a. Penjelasan indikator beban kerja mental

Penjelasan indikator beban kerja mental bertujuan untuk memperjelas indikator apa saja yang akan mempengaruhi beban kerja mental dari para

teller dalam memberikan pelayanan kepada para nasabah.

b. Pemberian Rating

Pemberian rating adalah nilai yang diberikan oleh para teller berdasarkan indikator beban kerja mental. Nilai rating didapat dari pengisian kuesioner. c. Pemberian bobot

Pemberian bobot ini bertujuan untuk membandingkan antar indikator beban kerja mental, pemberian bobot ini didapat dari penyebaran kuesioner kepada para karyawan teller.

d. Menghitung weighted workload (WWL)

Menghitung weighted workload (WWL) bertujuan untuk mendapatkan nilai dari beban kerja mental tiap indikator. Menghitung nilai weighted workload (WWL) dapat dilakukan dengan menggunakan rumus berikut.

WWL = Rating x Bobot Faktor

e. Menghitung rata-rata weighted workload (WWL)

(70)

2. Metode work sampling

Langkah-langkah untuk perhitungan beban kerja fisik dengan metode work

sampling, yaitu sebagai berikut:

a. Penentuan waktu produktif teller

Perhitungan produktif teller dilakukan untuk mengetahui presentase produktivitas teller. Persentase produktif dapat dicari dengan menggunakan rumus berikut.

b. Uji keseragaman data

Uji keseragaman data dilakukan untuk mengetahui apakah data yang telah dikumpulkan telah seragam atau belum yang ditandai dengan tidak adanya data yang out of control. Uji keseragaman data dilakukan dengan tingkat kepercayaan 95% dan tingkat ketelitian 4%. Untuk uji keseragaman data digunakan rumus berikut.

���= p + 2 �� (1− �)

���= p− 2 �� (1− �)

(71)

Uji kecukupan data dilakukan untuk setiap hari pengamatan, tujuannya untuk mengetahui apakah pengamatan yang dilakukan telah mencukupi atau tidak. Dimana jika nilai N’ ≤ N maka data telah mencukupi dan pengamatan dihentikan. Namun jika N’ ≥ N maka data belum mencukupi dan pengamata n harus dilanjutkan hingga data mencukupi. Uji kecukupan data dilakukan dengan menggunakan rumus berikut.

�′=�

2(1− �)

�2�

Dimana : N’ = Jumlah pengamatan yang harus dilakukan untuk sampling kerja S = Tingkat ketelitian yang dikehendaki (bentuk desimal)

P = persentase waktu produktif karyawan rata-rata (bentuk desimal) k = Harga indeks yang besarnya tergantung pada tingkat kepercayaan

yang diambil.

d. Penentuan tingkat ketelitian hasil pengamatan

Setelah studi secara lengkap telah dilakukan, dilakukan perhitungan untuk menentukan apakah hasil pengamatan yang didapatkan bisa dikategorikan cukup teliti. Untuk itu cara yang dipakai adalah dengan menghitung harga S pada rumus yang sama yaitu :

Dimana : S = Tingkat ketelitian yang dikehendaki p = persentase waktu produktif yang diamati

(72)

k = harga indeks yang besarnya tergantung pada tingkat kepercayaan yang diambil

Tingkat kepercayaam 68% memiliki harga k = 1 Tingkat kepercayaan 95% memiliki harga k = 2 Tingkat kepercayaan 99% memiliki harga k = 3

4. Analisis NASA-TLX dilakukan terhadap tingkat beban kerja karyawan sehingga dapat diusulkan jumlah karyawan pada Bank BNI Cabang USU Medan. Analisis work sampling dilakukan terhadap persentasi waktu produktif, waktu menganggur (idle) dan penentuan allowance pada masing-masing karyawan teller Bank BNI. Jika seseorang memiliki persentase waktu non produktif yang cukup besar maka dilakukan analisis terhadap pemberian

allowance dan aktivitas yang dilakukan karyawan pada jam kerja ketika

pengamatan work sampling berlangsung. Hal ini dilakukan guna membantu kelancaran perusahaan dalam menyelesaikan pekerjaannya serta memberikan usulan-usulan yang dapat dilakukan untuk menangani masalah tersebut.

(73)

Perumusan Masalah

I. Perhitungan beban kerja Fisik (work sampling) - Pengukuran Produktivitas

- uji keseragaman data - uji kecukupan data

- Perhitungan Derajat Ketelitian

II. Perhitungan beban kerja mental (NASA-TLX) - perhitungan nilai WWL

III. Perhitungan beban kerja keseluruhan

Analisis Pemecahan Masalah

1. Data penyebaran kuesioner beban kerja Mental 2. Data Pengamatan Work Sampling

Pengumpulan Data

(74)

BAB V

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan langsung dengan metode work sampling terhadap karyawan Teller Bank BNI Cabang USU Medan dan penyebaran kuesioner beban kerja dengan metode NASA-TLX.

5.1.1 Pengumpulan Data dengan Metode NASA-TLX

Pengumpulan data dengan menggunakan metode NASA-TLX terdiri dari dua langkah, yaitu:

1. Pembobotan

Pembobotan ini dilakukan oleh karyawan Teller yang bersangkutan dengan mengisi kuesioner sebagai berikut:

a. Pilihlah salah satu dari pasangan kategori ini yang menurut anda lebih signifikan atau dominan menjadi dari sumber beban kerja mental.

PD / (MD) (TD) / PD TD / (FR)

TD / (MD) OP / (PD) (TD) / EF

OP / (MD) (FR) / PD (OP) / FR

(FR) / MD EF / (PD) OP / (EF)

EF / (MD) (TD) / OP (EF) / FR

Gambar

Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT. BNI Kantor Cabang USU Medan
Tabel 2.1 Jumlah Karyawan PT BNI Cabang USU Medan
Tabel 2.2 Jam Kerja Karyawan PT. BNI Medan
Tabel 3.1 Indikator dalam Metode NASA-TLX
+7

Referensi

Dokumen terkait

terhadap Pengembangan Karier Karyawan PT Bank BNI Syariah Cabang Kediri ” ini merupakan hasil penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk menjawab pertanyaan tentang

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh dari variabel profesionalisme, konflik peran ganda, kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan di Bank BNI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh dari variabel profesionalisme, konflik peran ganda, kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan di Bank BNI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh dari variabel profesionalisme, konflik peran ganda, kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan di Bank BNI

Berdasarkan perbandingan perhitungan antara teller 1 dan 2 yang di terapkan pada Bank BNI Syariah Cabang Kota Palu kinerja pelayanan teller tersibuk berada pada teller

Hasil analisa menunjukan gaya kepemimpinan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan Bank BNI Cabang Manado, Salah satu faktor yang mendukung

Katharina Melati Siagian: Upaya Bank Dalam Menjaga Keamanan Rahasia Bank Sebagai Wujud Perlindungan Terhadap Nasabah (Studi Pada Bank BNI 46 Cabang USU Medan), 2004... Katharina

Jumlah karyawan optimal pada Jurusan Teknik Industri sesuai dengan perhitungan yang menggabungkan beban kerja fisik dan beban kerja mental adalah untuk pengelola