53
PENGGUNAAN BIOMASA TANDAN KOSONG DAN SABUT KELAPA SAWIT
YANG MENGANDUNG MISELIUM
Ganoderma lucidum
SEBAGAI PAKAN
D. Evvyernie1, D. Taniwiryono2 and T. T. Irawadi3
1 Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, Bogor 2Unit Penelitian Bioteknologi Perkebunan Bogor, Bogor
3Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor, Bogor
ABSTRAK
Di masa mendatang, pakan konvensional yang berupa rumput akan menjadi terbatas karena adanya peralihan fungsi tanah nienjadi perumahan, dan lain-lain serta adanya perubahan-perubahan cuaca. Limbah serai asal kelapa sawit (LSKS) yang berupa tandan kosong (TKKS) dan sabut kelapa sawit (SKS) terdapat melimpah, sehingga mempunyai potensi sebagai hijauan pakan alternatif. Namun, karena LSKS mengandung lignin yang tinggi dan ikatan lignoselulosa yang kuat, mengakibatkan kecemaannya menjadi rendah. Dalam penelitian ini, fermentasi LSKS (dua bagian TKKS dan satu bagian SKS) dengan jamur Ganoderma luciduniselama 90 hari ditujukan untuk meningkatkan ketersediaan zat-zat pakannya.
Evaluasi in vitrodiperoleh hasil bahwa koefisien cerna b i omasa meningkat 65-70% dari LSKS asli (tanpa fermentasi). Dalam bentuk ransum, koefisien cerna bahan kering (KcBK) dan bahan organik (KcBO) ransum yang mengandung biomasa lebih tinggi dibandingkan dengan KcBK dan KcBO ransum yang mengandung rumput gajah.
Ketika 18 ekor domba jantan lokal digunakan dalam evaluasi in vivo, konsumsi dan kecernaan ransum yang mengandung 30% biomasa LSKS tidak menunjukkan perbedaan dengan ransum yang mengandung 30% rumput gajah. Satu hal yang menarik dari penelitian ini adalah adanya peningkatan kekebalan tubuh ternak yang digambarkan oleh peningkatan kadar limfosit di dalam darah sebesar 24% pada ternak yang mengkonsumsi ransum biomasa dibandingkan dengan ternak yang mengkonsumsi ransum rumput gajah.
Kata kunci: tandan kosong kelapa sawit, sabut kelapa sawit, miselium, Ganoderma incidum, kecernaan. domba, kekebalan tubuh
Seminar Nasional IV Nutrisi dan Makanan Ternak
60
PENINGKATAN NUTRISI KULIT BUAH KAKAO SEBAGAI PAKAN
MELALUI KAJIAN KOMPETENSI
ISOLAT KAPANG PENDEGRADASI TANNIN
D. Evvyernie
1, D. Sanloso
2dan A. Tjakrsdidjaja
1 1Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, Bogor
2Unit Penelitian Bioteknologi Perkebunan Bogor, Bogor
ABSTRAK
Kecernaan limbah agroindustri sebagai pakan ternak, sangat dipengaruhi oleh struktur kimia
limbah yang mengandung beberapa senyawa-senyawa kompleks. Diantaranya adalah senyawa fenol
termasuk tannin yang bersifat sebagal anti nutrisi karena mengakibatkan protein pakan terikat
olehnya. Diantara limbah, kulit buah kakao (KBK) berpotensi sebagai pakan dan ketersediaannya
melimpah, oleh karena itu diperlukan kajian-kajian mengenai nilai nutrisinya. Kecemaan KBK masih
lebih rendah dari rumput sebagai pakan konvensional, kemungkinan hal ini disebabkan oleh adanya
tannin. Untuk mengatasi hal tersebut, dalam penelitian ini dicoba mengisolasi kapang yang
berkemampuan mendegradasi tannin. Lebih lanjut dievaluasi kemampuan isolat-isolat kapang
tersebut dalam menurunkan kadar tannin KBK agar protein yang terikat oleh tannin dapat
dimanfaatkan oleh temak.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 10 spesies kapang, yang diisolasi dan diidentifikasi,
hanya 4 spesies isolat kapang yang dapat digunakan secara aman pada pengujian berikutnya, yaitu
Asergillus niger, Mucor circinelloides, Pestalotiopsis guepinii,
dan
Rhizopus oligoporus.
Ketika
keempat spesies tersebut ditumbuhkan pada substrat KBK, lamtoro (Leucaena leucocephala) dan
akasia
(Acacia vilosa),
A. niger tumbuh sangat baik di semua substrat, diikuti oleh P. guepinii.
Namun M. circinelloides dan R. oligophorus tidak tumbuh pada lamtoro dan akasia. Kadar tannin
KBK, lamtoro dan akasia menurun masing-masing sebesar 75, 76 dan 63%, ketika semua substrat di
fermentasi dengan
A. niger
dan
P. guepinii.
Sebagai konsekuensinya, kadar protein meningkat sekitar
35% untuk masing-masing substansi..
Kata kunci: Kulit huah kakao, lamtoro, akasia, isolasi, A. niger, tannin, protein
Seminar Nasional IV Nutrisi dan Makanan Ternak