SKRIPSI
STUDI TENTANG KEPUTUSAN NASABAH DALAM MENABUNG DI BANK SUMUT CABANG USU MEDAN
METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)
OLEH
ADLI NAZRIAN
100523003
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI
2012
ABSTRAK
STUDI TENTANG KEPUTUSAN NASABAH DALAM MENABUNG
DI BANK SUMUT CABANG USU MEDAN
METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)
Bank Sumut yang dikenal masyarakat sumatera utara adalah bank
pembangunan daerah yang mana Bank Sumut hadir memberikan jenis-jenis
produk yang menimbulkan persaingan antar bank. Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi nasabah dalam mengambil keputusan menabung di bank sumut.
Analytical Hierarchy process (AHP)merupakan suatu metode pengambilan keputusan terhadap masalah penentuan prioritas pilihan dari berbagai alternatif .
Penggunaan AHP dimulai dengan membuat struktur hirarki dari permasalahan
yang ingin diteliti.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mendorong
keputusan nasabah menabung di Bank Sumut, Faktor produk, Lokasi, Jaminan
Keamanan, promosi dan Kredibilitas bank yang menjadi faktor yang dipilih untuk
mengetahui faktor apakah yang paling dominan menabung di Bank Sumut.
Hasil yang diperoleh Melalui pengolahan AHP bahwa nasabah dalam
memilih Bank Sumut berdasarkan pada produk dengan bobot nilai 246 , faktor
lokasi dengan bobot 241, faktor jaminan keamanan dengan bobot186, faktor
lokasi dengan bobot nilai 165,dan faktor kredibilitas dengan bobot 163. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa nasabah menganggap faktor produk bank
adalah faktor yang paling banyak menarik minat masyarakat untuk menabung di
Bank Sumut.
Faktor Jaminan Keamanan ,Faktor promosi, Faktor Kredibilitas
ABSTRACT
STUDY ON THE DECISION OF CUSTOMERS IN SAVING
BANK BRANCH SUMUT USU FIELD
METHODS Analytical Hierarchy Process (AHP)
Bank of North Sumatra is known for the North Sumatra is a regional
development bank where the bank is present North Sumatra provide the kinds of
products that give rise to competition between bank.adapun factor influencing
factor in decision-making customers save money in the bank of North Sumatra.
Analytical Hierarchy Process (AHP) is a method of decision making to the
problem of determining the priority of choice of many alternatives. The use of
AHP starts by creating a hierarchical structure of the problems that want to study.
This study aims to determine the factors that drive customer decisions to save
the Bank of North Sumatra, product Factors, Location, Security Guarantee,
promotion and the bank's credibility is a factor chosen to determine whether the
most dominant factor in Babk save Sumatra.
The results obtained through the AHP process that customers choose a bank
in North Sumatra is based on the weight of the product by 246, with a weighting
factor of 241 locations, with bobot186 security factor, the location of the
weighting factor 165 value, and credibility of the weighting factor of 163. It can
be concluded that the customer considers the product factor is the factor that most
banks attract many people to save money in the Bank of North Sumatra.
Keyword:Analytical Hierarchy Process (AHP), the product factors Location
KATA PENGATAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha
Esa, pemilik alam semesta ini, karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam kepada junjungan Nabi
Besar Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabat yang telah
memperjuangkan agama Allah di muka bumi ini.
Skripsi ini merupakan salah satu beban mata kuliah yang harus dilaksanakan
dan untuk memenuhipersyaratan akademis untuk mendapatkan gelar sarjana
ekonomi dari Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Adapun judul dari
skripsi ini adalah “STUDI TENTANG KEPUTUSAN NASABAH DALAM
MENABUNG DI BANK SUMUT CABANG USU MEDAN METODE
ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)”.
Penulis menyadari bahwa tanpa dukungan dari semua pihak, maka skripsi ini
tidak akan dapat diselesaikan. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu baik dari mulai penulisan proposal, saat penelitian hingga sampai
penyelesaian skripsi ini, yaitu:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi
2. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec, selaku Ketua Departemen
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Syahrir Hakim Nazution, M.Si selaku Sekretaris Departemen
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
4. Bapak Irsyad Lubis, Ph.D selaku Ketua Program Studi Ekonomi
Pembangunan dan juga sebagai dosen pembaca
5. Bapak Paidi Hidayat, SE, M.Si. Selaku Sekretaris Program Studi dan
juga sebagai dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya dan
memberikan banyak masukan dan dukungan kepada penulis
6. Seluruh staf pengajar Departemen Ekonomi Pembangunan yang telah
banyak memberikan ilmu pengetahuan yang sangat berguna dan tak
ternilai harganya selama masa perkuliahan yang dapat menjadi bekal untuk
meraih masa depan penulis.
7. Seluruh Staff Administrasi Departemen Ekonomi Pembangunan yang telah
mendukung penyelesaian dalam hal proses administrasi yang selama ini
dibutuhkan.
8. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada kedua
orang tua yang tercinta yang telah memberikan semangat dan dukungan
baik berupa semangat, dan juga berupa dorongan moral selama masa
kuliah dan pada saat menyusu skripsi, dan tak lupa buat kakak ku yang
9. Teman-teman stambuk 10 Ekonomi Pembangunan Ekstensi yang
sama-sama saling memberikan semangat, doa, dan penghiburan pada saat
pengerjaan skripsi ini.
Penulis menyadari skripsi ini masih sangat jauh dari sempurna, karena
sesungguhnya kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Tetapi penulis senantiasa
berusaha untuk melakukan yang terbaik. Untuk itu penulis mengharapkan kritik
dan saran yang sifatnya membangun demi memperbaiki skripsi ini. Semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Medan, Juli 2012
Hormat saya,
DAFTAR ISI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Bank ... 7
2.5 Proses Pengambilan Keputusan Menabung ... 18
2.6 Promosi Bank……….. 20
2.7 Perilaku Masyarakat Serta Pendorong Keputusan Menabung…… 22
2.8 Kerangka Konseptual……….. 25
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian ... 26
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian... 26
3.3 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ... 26
3.4 Metode Analisis Data... 27
3.4.1 Analisa Deskriptif ... 27
3.4.2 Analytical Hierarchy Process (AHP) ... 27
4.1 Gambaran Umum Bank Sumut ... 36
4.2 Profil Responden ... 42
4.2.1 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 42
4.2.2 Data Responden Berdasarkan Usia ... 43
4.2.3 Data Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 44
4.3 Uji Validitas dan Realibilitas ... 44
4.4 Hasil Pembobotan Memilih Bank Sumut ... 47
4.4.1 Kriteria produk ... 47
4.4.2 Kriteria Lokasi ... 48
4.4.3 kriteria Jaminan Keamanan ... 49
4.4.4 Kriteria Promosi ... 49
4.4.5 Kriteria Kredibilitas ... 50
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 51
5.2 Saran ... 52
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
3.1 Matriks Perbandingan Berpasangan .. ... 32
3.2 Skala Penilaian Perbandingan ... 32
3.3 Pembangkit Random (Ri)... 35
4.1 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 43
4.2 Data Responden Berdasarkan Usia ... 43
4.3 Data Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 44
4.4 Uji Validitas I ... 45
4.5 Uji Validitas II……….. 46
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
2.1 Financial Intermediation ... 9
2.2 Proses Pengambilan Keputusan ... 18
2.3 Faktor-Faktor Keputusan Menabung ... 25
3.1 Struktur Hierarki ... 31
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman
1 Kusioner Penelitian .. ... 53
2012
ABSTRAK
STUDI TENTANG KEPUTUSAN NASABAH DALAM MENABUNG
DI BANK SUMUT CABANG USU MEDAN
METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)
Bank Sumut yang dikenal masyarakat sumatera utara adalah bank
pembangunan daerah yang mana Bank Sumut hadir memberikan jenis-jenis
produk yang menimbulkan persaingan antar bank. Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi nasabah dalam mengambil keputusan menabung di bank sumut.
Analytical Hierarchy process (AHP)merupakan suatu metode pengambilan keputusan terhadap masalah penentuan prioritas pilihan dari berbagai alternatif .
Penggunaan AHP dimulai dengan membuat struktur hirarki dari permasalahan
yang ingin diteliti.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mendorong
keputusan nasabah menabung di Bank Sumut, Faktor produk, Lokasi, Jaminan
Keamanan, promosi dan Kredibilitas bank yang menjadi faktor yang dipilih untuk
mengetahui faktor apakah yang paling dominan menabung di Bank Sumut.
Hasil yang diperoleh Melalui pengolahan AHP bahwa nasabah dalam
memilih Bank Sumut berdasarkan pada produk dengan bobot nilai 246 , faktor
lokasi dengan bobot 241, faktor jaminan keamanan dengan bobot186, faktor
lokasi dengan bobot nilai 165,dan faktor kredibilitas dengan bobot 163. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa nasabah menganggap faktor produk bank
adalah faktor yang paling banyak menarik minat masyarakat untuk menabung di
Bank Sumut.
Faktor Jaminan Keamanan ,Faktor promosi, Faktor Kredibilitas
ABSTRACT
STUDY ON THE DECISION OF CUSTOMERS IN SAVING
BANK BRANCH SUMUT USU FIELD
METHODS Analytical Hierarchy Process (AHP)
Bank of North Sumatra is known for the North Sumatra is a regional
development bank where the bank is present North Sumatra provide the kinds of
products that give rise to competition between bank.adapun factor influencing
factor in decision-making customers save money in the bank of North Sumatra.
Analytical Hierarchy Process (AHP) is a method of decision making to the
problem of determining the priority of choice of many alternatives. The use of
AHP starts by creating a hierarchical structure of the problems that want to study.
This study aims to determine the factors that drive customer decisions to save
the Bank of North Sumatra, product Factors, Location, Security Guarantee,
promotion and the bank's credibility is a factor chosen to determine whether the
most dominant factor in Babk save Sumatra.
The results obtained through the AHP process that customers choose a bank
in North Sumatra is based on the weight of the product by 246, with a weighting
factor of 241 locations, with bobot186 security factor, the location of the
weighting factor 165 value, and credibility of the weighting factor of 163. It can
be concluded that the customer considers the product factor is the factor that most
banks attract many people to save money in the Bank of North Sumatra.
Keyword:Analytical Hierarchy Process (AHP), the product factors Location
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul
Bank sebagai lembaga keuangan merupakan badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan kemudian
menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk
pinjaman untuk jangka waktu tertentu. Kegiatan untuk menghimpun dana
sangat menentukan jumlah dana yang dapat dikembangkan oleh bank
penanaman dana yang menghasilkan pendapatan bagi bank tersebut.
Bank sebagai sebuah lembaga keuangan tentu memiliki fungsi seperti
halnya lembaga- lembaga lain. Fungsi bank dalam perekonomian suatu
Negara diklasifikasikan sebagai berikut (Irsyad Lubis, 2010:10)
1. Fungsi Bank sebagai Agent of Trust
Artinya bahwa aktivitas sebagai financial intermediary menjalankan
fungsinya atas dasar kepercayaan yang diterima oleh bank dari
masyarakat. Kepercayaan masyarakat yang diberikan berupa amanat agar
bank mengelola dan mengamankan dana yang disimpan masyarakat di
bank tersebut. Fungsi bank sebagai Agent of trust ini tentu tidak terlepas
dari prinsip saling menguntungkan bagi kedua belah pihak
Guna mewujudkan pembagunan dan kesejahteraan dalam perekonomian
bank dianggap sebagai lembaga yang cukup berperan signifikan. Hal ini
dikarenakan aktivitas bank sebagai financial intermediary dapat
mempertemukan sektor rill dan sektor moneter untuk berinteraksi.
Sebagian besar peredaran uang dalam perekonomian terjadi melalui
institusi perbankan sehingga interaksi sektor rill dan sektor moneter
diharapkan berjalan dengan baik demi mendukung proses pembangunan.
3. Fungsi Bank sebagai Agent of Service
Bank diketahui juga sebagai lembaga yang bergerak di bidang jasa yang
lebih beragam, dengan kata lain aktivitas perbankan tidak hanya terbatas
dalam hal menghimpun dana dan menyalurkan dana ditengah masyarakat.
Bank Sumut yang dikenal oleh masyarakat Sumatera Utara adalah Bank
pembangunan daerah yang mana bank sumut hadir memberikan
produk-produk dan jasa- jasa di bidang perbankan yang menimbulkan persaingan
antar bank di dalam mempromosikan produk-produk yang mereka andalkan,
ketika seorang nasabah memilih suatu produk perbankan banyak faktor yang
mempengaruhi sehingga akhirnya berhasil memberikan keputusan. Fakta
bahwa adanya perbedaan perilaku individu di masyarakat dalam membuat
keputusan menabung sangat dipengaruhi oleh faktor internal maupun faktor
eksternal. Faktor eksternal biasanya dipengaruhi oleh lingkungan, sedangkan
faktor internal muncul dari dorongan sendiri.
Agar masyarakat mau menyimpan uangnya di bank, maka pihak bank
si nasabah/ penyimpan. Balas jasa tersebut dapat berupa bunga, bagi hasil,
hadiah, pelayanan atau balas jasa lainnya. Semakin tinggi balas jasa yang
diberikan akan menambah minat masyarakat untuk menyimpan uangnya. Oleh
karena itu, pihak perbankan harus memberikan berbagai rangsangan dan
kepercayaan sehingga masyarakat berminat menanamkan dananya
(kasmir,2008:26).
Penghimpun dana masyarakat dengan sistem konvensional menjadi salah
satu keinginan usaha yang dijalankan oleh Bank Sumut. Produk yang
ditawarkan dalam bentuk simpanan yaitu berupa giro, tabungan dan deposito
berjangka seperti umumnya bank lain dengan system yang sama , yang
membedakannya adalah produk tabungan yang ditawarkan Bank Sumut lebih
beragam seperti Tabungan Simpeda, tabungan martabe, tabungan haji makbul
dan tabunganku. Untuk tingkat bunga simpanan yang ditawarkan bank sumut
berkisar antara 3 s.d 7,5 % dimana tabungan secara progresif diberikan 5 %
s.d 7 % bunga giro sebesar 3 % dan bunga deposito sebesar 7,5 %.
Bank Sumut memperhatikan nasabahnya dengan menerapkan motto
pelayanan ‘TERBAIK’ guna menjaga loyalitas nasabah citra pelayanan
terbaik yang diusung juga dapat menjadi promosi tersendiri guna membangun
pola pikir dalam mendorong masyarakat agar tertarik menjadi calon nasabah
baru di Bank Sumut. Memberikan pelayanan terbaik merupakan statement
budaya perusahaan yang telah diwujudkan dengan menerapkan standar
Dalam membuat keputusan menabung biasanya masyarakat
memperhatikan tingkat bunga. Tabungan dalam pandangan ekonom neoklasik
diartikan sebagai fungsi dari tingkat bunga. Tingkat bunga tabungan yang
lebih tinggi bisa menarik masyarakat untuk menabung lebih banyak uangnya
dengan mengorbankan konsumsi. Pengorbanan konsumsi ini dilakukan
dengan harapan bahwa menabung akan menguntungkan mereka untuk
konsumsi masa depan (Mankiw dalam Delta Khairunnisa, 2003:146). Akan
tetapi ada hal menarik dari perilaku masyarakat dewasa ini mengenai minat
untuk menyimpan dananya di bank terutama tabungan yaitu bahwa para
nasabah /penabung tidak lagi menganggap bunga sebagi faktor terpenting
dalam membuat keputusan menabung, tetapi lebih memilih kepada
kemudahan dan kenyamanan dalam bertransaksi (Dinie Suryani,2009). Untuk
mendapatkan pelayanan yang sesuai yang diharapkan oleh masyarakat maka
tidak mengherankan kalau masyarakat berusaha memilih bank yang mereka
anggap terbaik. Disisi lain perbankan juga terus melakukan perbaikan demi
untuk mewujudkan harapan masyarakat tersebut layak untuk dipilih dan
menjadi nasabah bank tersebut.
PT. Bank Pembangunan Daerah Sumatera utara yang lebih dikenal di
masyarakat sebagai Bank Sumut ini adalah salah satu bank yang berstatus
sebagai Bank Pembangunan Daerah (BPD) dalam bentuk Perseroan Terbatas
(PT). Meskipun statusnya Bank pembangunan daerah untuk Sumatera utara
bukan berarti Bank Sumut tidak bias menjalankan kegiatannya di daerah
PT. Bank Sumut memiliki kantor pusat yang beralamat di Jl. Imam Bonjol
No. 18 Medan dan unit cabangnya tersebar diseluruh wilayah Sumatera dan
Jakarta. Tersebarnya Unit pelayanan Bank Sumut ini mengindikasikan bahwa
keberadaannya sudah menjadi sebuah kebutuhan masyarakat terhadap
lembaga perbankan. Peranan Bank Sumut juga diharapkan benar- benar
mengemban dan mewujudkan visi misi pembangunan daerah Sumatera Utara
dimana Bank Sumut mempunyai tujuan untuk mendorong roda perekonomian
dan pembangunan sebagai salah satu sumber pendapatan daerah dalam
meningkatkan taraf hidup rakyat. Jaringan pelayanan Bank Sumut yang luas
diharapkan dapat dimanfaatkan semua kelompok masyarakat seperti PNS,
TNI/POLRI, Pensiunan, Mahasiswa, dsb. Masing-masing kelompok INi
mempuyai Karakteristik sendiri- sendiri.
Berdasarkan uraian diatas penulis mencoba meneliti apa saja yang menjadi
keputusan menabung di Bank Sumut, oleh karena itu penelitian ini penulis
beri judul ‘Studi Tentang Keputusan Nasabah Dalam Menabung di Bank Sumut Cabang USU Medan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)’ 1.2 Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah yang ingin diteliti penulis adalah faktor- faktor
apakah yang menjadi pendorong nasabah untuk menabung di Bank Sumut.
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang diharapkan penelitian ini adalah untuk mengetauhi
faktor-faktor apa saja yang menjadi pendorong nasabah untuk memutuskan
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun harapan penulis terhadap manfaat dari penelitian adalah
1. Bagi pihak perbankan diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi salah
satu alternative rujukan untuk dapat mengenal dan memahami keinginan
dan memahami keinginan dan kebutuhan masyarakat gunaperbaikan
kinerja perusahaan khususnya dan untuk pembangunan serta
kesejahteraan masyarakat umumnya.
2. Bagi lingkungan akedemisi diharapkan hasil penelitian ini dapat
memperkaya khazanah ilmu pengetahuan guna menambah wawasan dan
untuk kemajuan pendidikan
3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan
perbandingan dan referensi guna penyempurnaan hasil penelitian yang
sudah ada.
4. Bagi penulis sendiri penelitian ini menjadi sebuah awal pembelajaran
untuk melakukan penelitian-penelitian selanjutnya disamping sebagai
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Bank
Bagi masyarakat awam mungkin masih banyak beranggapan bahwa bank
hanya sebagai tempat untuk menabung dan meminjam uang. Kenyataan bank
banyak menawarkan jasa-jasa lainnya disamping sekedar menawarkan jasa
penyimpanan uang/tabungan dan meminjamkan uang/kredit. Berbeda halnya
dengan orang orang yang memang mengerti perbankan dalam menafsirkan
pengertian bank itu sendiri.
Undang- Undang RI Nomor 10 tahun 1998 dalam kasmir (2008:25). Tentang
perbankan yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup
rakyat banyak. Undang-Undang ini menegaskan bahwa selain menyediakan jasa
simpanan dan kredit yang menjadi pokok kegiatan bank maka bank juga
diperbolehkan melakukan kegiatan dalam bentuk lainnya bentuk lain yang
dimaksud bisa berupa jasa yang lebih beragam atau turunan produk (derivatif) dari
produk bank yang lebih dikembangkan dengan catatan kegiatan lain tersebut tidak
Menurut F.E Perry dalam Veitzhal Rivai, Andria Permata Veitzhal dan Ferry N.Idroes (2007:321) bank adalah suatu badan usaha yang transaksinya berkaitan
dengan uang, menerima simpanan (deposit) dari nasabah, menyediakan dana atas
setiap penarikan, melakukan penagihan cek- cek atas perintah nasabah
Memberikan kredit dan atau menanamkan kelebihan simpanan tersebut sampai
dibutuhkan untuk pembayaran kembali. Pendapat F.E Perry disini lebih
memberikan spesifikasi atau detai jenis kegiatan yang umumnya dilakukan oleh
bank sesuai statusnya sebagai badan usaha yang berkaitan dengan transaksi
keuangan.
Menurut Howard D. Crosse dan george J. Hemple dalam vietzhal Rivai Andria Permata Veitzhal dan Ferry N. Idroes (2007:321) mengartikan bank
sebagai suatu organisasi yang menggabungkan usaha manusia dan sumber sumber
keuangan untuk melaksanakan fungsi bank dalam rangka melayanin kebutuhan
masyarakat dan untuk memperoleh keuntungan bagi pemilik. Berbeda dari dua
pendapatan di atas sebelumnya, pendapat Howard dan george lebih menekankan
pengertian bank pada fungsi dan motif bank. Fungsi bank dimaksud adalah untuk
melayani kebutuhan masyarakat sedangkan motif bank adalah untuk memperoleh
keuntungan khususnya bagi pemilik bank. Bank juga digambarkan sebagai
organisasi yang menggabungkan usaha manusia dalam mengelola sumber
keuangan demi tujuan tersebut.
Dari berbagai pengertian bank di atas maka dapat disimpulkan bahwa bank
berkaitan erat dengan transaksi keuangan dimana masyarakat yang menjadi objek/
dapat menjadi alternatif pilihan demi memenuhi keinginan dan kebutuhan
masyarakat. Hal yang juga penting dari interaksi ini adalah bahwa kedua belah
pihak dapat saling diuntungkan.
2.2 Peranan dan Fungsi Bank 2.2.1 Peranan Bank
Perekonomian suatu negara akan berjalan seirama antar pelaku aktivitas ekonomi apabila terdapat hubungan kerjasama yang baik. Hubungan kerjasama ini
dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Kerjasama dimasyarakat
yang berkaitan dengan aliran dana menggambarkan adanya masyarakat yang
membutuhkan dana sebagai unit defisit juga masyarakat yang kelebihan dana
sebagai unit surplus.
Institusi yang berperan dalam p-roses mempertemuka n unit defisit dan unit
surplus dimasyarakat dirasakan perlu agar kerjasama bisa terwujud antar pelaku
ekonomi. Bank merupakan satu alternatif yang membantu mewujudkan kerjasama
tersebut, karena eksistensi bank yang secara profesional memang bertindak
menghimpun (funding) dan menyalurkan (landing) dana dari dan untuk
masyarakat. Rantaian fungsi dan peranan institusi bank ini dikenal dengan istilah
financial intermediary dan hal ini dilaksanakan untuk kepentingan semua pihak
sehingga aktivitas perekonomian berjalan normal (irsyad lubis, 2010 :9)
Gambar 2.1 Financial Intermediation
2.2.2 Fungsi Bank
Bank sebagai sebuah lembaga keuangan tentu memiliki fungsi seperti halnya
lembaga lembaga lain. Fungsi bank dalam perekonomian suatu negara di
klasifikasikan sebagai berikut (Irsyad Lubis 2010:10) :
1. Fungsi bank sebagai Agent of Trust
Artinya bahwa aktivitas bank sebagai financial intermediary menjalankan fungsinya atas dasar kepercayaan yang diterima oleh bank dari masyarakat kepercayaan masyarakat yang diberikan berupa amanat agar bank mengelola dan mengamankan dana yang disimpan masyarakat di bank tersebut. Fungsi bank sebagai Agent of Trust ini tentu tidak terlepas dari prinsip saling menguntungkan bagi kedua belah pihak
2. Fungsi Bank sebagai Agent of Development
Guna mewujudkan pembangunan dan kesejahteraan dalam perekonomian,
bank dianggap sebagai lembaga yang cukup berperan signifikan. Hal ini
dikarenakan aktivitas bank sebagai financial intermediary dapat
mempertemukan sektor riil dan sektor moneter untuk berinteraksi. Sebagian
besar peredaran uang dalam perekonomian terjadi melalui institusi perbankan
sehingga interaksi sektor riil dan sektor moneter diharapkan berjalan dengan
3. Fungsi Bank sebagai Agent of Service
Bank diketahui juga sebagai lembaga yang bergerak dibidang jasa yang lebih
beragam, dengan kata lain aktivitas perbankan tidak hanya terbatas dalam hal
menghimpun dana dan menyalurkan dana ditengah masyarakat
2. 3 Jenis Bank
Terdapat pendapatan pengklasifikasi jenis bank sebelum diberlakukannya Undang-Undang perbankan Nomor 10 Tahun 1998 terhadap Undang-Undang
nomor 14 tahun 1967, beberapa perbedaan yang ada yaitu seperti fungsi bank,
kepemilikan bank dan nasabah yang dilayanin bank. Namun, kegiatan utama atau
pokok bank sebagai lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat
dan menyalurkan dana tidak berbeda satu sama lainnya. Dewasa ini jenis bank
dapat di tinjau dari berbagai segi antara lain (Kasmir,2008:34-42):
1. Dilihat dari Segi fungsinya
Mengikuti Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 maka bank dari
segi fungsinya dibedakan menjadi :
a. Bank Umum
Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan atau berdasarkan prinsip syari’ah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan
usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syari’ah yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
2. Dilihat dari Segi Kepemilikannya
Dari segi kepemilikan sebuah bank maka jenis bank dapat dibedakan menjadi :
a. Bank Milik Pemerintah
Di mana baik akte pendirian maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah
sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki pemerintah pula. Bank milik
pemerintah ini bisa pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
b. Bank Milik Swasta Nasional
Jenis bank ini menggambarkan bahwa seluruh atau sebagian besarnya modal
dimiliki oleh swasta serta akte pendiriannya pun didirikan oleh swasta, begitu
pula pembagian keuntungannya adalah untuk swasta pula
c. Bank Milik koperasi
Kepemilikan saham-saham bank ini dimiliki oleh perusahaan yang berbadan
koperasi
d. Bank Milik Asing
Bank Jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada diluar negeri baik milik
swasta asing atau pemerintah asing artinya bahwa kepemilikan bank ini jelas
dimiliki oleh pihak luar negeri
Kepemilikan saham bank campuran dimiliki oleh pihak asing dan pihak
swasta nasional kepemilikan sahamnya secara mayoritas dipegang oleh warga
negara Indonesia
3. Dilihat dari Segi status
Dari segi statusnya bank dihubungkan dengan kemampuannya dalam melayani
masyarakat Status bank yang dimaksud adalah :
a. Bank Devisa
Merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi keluar negeri atau yang
berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan, misalnya transfer
keluar negeri, inkaso keluar negeri,traveller cheque. Pembukuan dan
pembayaran letter of credit dan transaksi lainnya
b. Bank Non Devisa
Merupakan Bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan transaksi
sebagai bank devisa sehingga tidak melaksanakan transaksi seperti halnya
bank devisa. Jadi bank non devisa kebalikan daripada bank devisa dimana
transaksi yang dilakukan masih dalam batas-batas negara.
4. Dilihat dari segi cara menentukan Harga
Jenis bank berdasarkan caranya menentukan harga baik harga jual maupun
a. Bank yang Berdasarkan prinsip Konvensional
Dalam mencari keuntungan dan menentukan harga kepada nasabahnya bank
yang berdasarkan prinsip konvensional menggunakan dua metode yaitu :
1. Menetapkan bunga sebagai harga, untuk produk simpanan seperti
giro,tabungan maupun deposito. Demikian pula harga untuk
produkpinjaman (kredit) juga di tentukan berdasarkan tingkat harga
tertentu.
2. Untuk jasa-jasa bank lainnya pihak perbankan menggunakan atau
menetapkan berbagai biaya dalam nominal atau persentase tertentu.
b. Bank yang berdasarkan Prinsip Syariah
Dalam menentukan harga atau mencari keuntungan bagi bank yang
berdasarkan prinsip syariah sebagai berikut:
1. Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah)
2. Pembiayaan berdasarkan prinsip peryertaan modal (musharabah)
3. Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah)
4. Pembiayaan Barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan (ijarah)
5. Atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang
2.4 Produk Dan Jasa Bank
Dalam aktivitas perbankan produk yang umumnya dikenal masyarakat terbatas
pada produk pinjaman(kredit) sesuai dengan peranan bank meskipun ada juga
bank yang tidak boleh menawarkan produknya seperti bank perkreditan. Jasa-jasa
bank lain yang diberikan kepada masyarakat dianggap sebagai kegiatan perbankan
yang ketiga disamping kegiatan menghimpun<menyalurkan dana. Tujauan
pemberian ini dimaksudkan untuk mendukung dalam mempermudah dua kegiatan
bank tersebut. Adapun jenis jasa yang ditawarkan oleh bank yaitu
(kasmir:2008:148)
1. Kiriman uang
Bank menyediakan jasa pengiriman uang yang bisa dilakukan antar kota baik
dalam maupun luar kota juga antar negara.lama dan biaya pengiriman tentunya
disebutkan dengan sarana yang digunakan untuk mengirim.
2. Kliring (clearing)
Kliring merupakan jasa penyelesaian utang piutang antar bank dengan cara
saling menyerahkan warkat-warkat yang akan dikliringkan di lembaga kliring
3. Inkaso (Collection)
Inkaso merupakan jasa bank untuk menagihkan warkat-warkat yang berasal
dari luar kota atau luar negeri
4. Safe Deposit Box
Safe Deposit Box merupakan jasa yang disediakan oleh bank untuk
menyimpan dokumen-dokumen atau benda-benda beharga milik nasabah
yang berbentuk kotak dengan ukuran tertentu.
5. Bank card
Bank Card merupakan kartu plastik yang dikeluarkan oleh bank yang
dibeikan kepada nasabah untuk dapat dipergunakan sebgagai alat pembayaran
di tempat tempat tertentu.
6. Bank Notes
Merupakan uang kartal asing yang dikeluarkan dan diterbitkan oleh bank
diluar negeri. Bank notes dikenal juga dengan ‘’devisa tunai’’ yang
mempunyai sifat-sifat seperti uang tunai tapi tidak semua bank notes dapat
diperjual belikan tergantung peraturan devisa di negara asal bank notes
diterbitkan.
Traveller Cheque dikenal dengan cek wisata atau cek perjalanan yang
biasanya digunakan oleh mereka yang hendak berpergian atau sering dibawa
turis
8. Letter of Credit (L/C)
Leter of Credit diberikan Kepada masyarakat mempelancar arus barang
(ekspor-impor) termasuk barang dalam negeri (antar pulau kegunaannya
adalah untuk mengatasi masalah yang terjadi antara importir dan eksportir
9. Bank garansi dan Referensi Bank
Bank garansi yaitu jaminan pembayaran yang diberikan suatu pihak baik
perorangan, perusahaan atau badan dalam bentuk surat jaminan
10.Memberikan Jasa jasa di pasar modal
a) Penjamin emisi
b) Penjamin ( guarantor)
c) Wali amanat (trustee)
d) Perantara perdagangan efek/pialang(broker)
e) Pedagang efek
f) Perusahaan pengelola dana
11.Menerima setoran setoran
a) Pembayaran Listrik
b) Pembayaran telephone
c) Pembayaran pajak
e) Pembayaran rekening air
2.5 Proses Pengambilan Keputusan Menabung
Perilaku tiap orang dalam membuat satu keputusan akan berbeda satu
sama lainnya. Bukan tidak mungkin seorang membuat keputusan tanpa
perlu melakukan proses dan melewati tahap tahap yang mendukung
keputusan akan tetapi umumnya manusia dalam membuat sebuah
keputusan terlebih dahulu ingin tahu apa dan kenapa dan bagaimana
sebuah keputusan itu diambil karena itu adanya proses dan tahap tahap
sebelum keputusan tersebut diambil. Sebenarnya proses keputusan
menabung itu sebenarnya tidak banyak berbeda dalam membuat
keputusan membeli dan berinvestasi.
Dari gambar diatas dapat kita jelaskan bagaimana tahap pengambilan keputusan
menabung masyarakat :
1. Mengenali kebutuhan
Diartikan sebagai tahap awal individu mengenali jenis kebutuhannya apakah
menabung perlu dilakukan atau tidak menurutnya.ketika menyadari bahwa
menabung itu dirasa perlu maka masyarakat akan dihadapkan dalam pemilihan
bank,jenis produk dan jasa yang ditawarkan bank dan lebih lanjut lagi
berkaitan dengan tabungan, masyarakat akan diharuskan memilih jenis
tabungan apa yang akan diambil.
2. Pencarian Informasi
Pada tahap ini individu yang mulai tergugah minatnya untuk menabung
selanjutnya akan mencari informasi yang sebanyak-banyaknya mengenai
bank, jenis produk dan jasa jasa yang ditawarkan ke bank dan reputasi bank
itu sendiri
3. Penilaian alternatif
Individu akan memproses informasi yang telah diperoleh mengenai semua
yang berhubungan dengan bank tersebut terutama tujuanuntuk menabung
biasanya penilaian alternatif dihubungkan dengan atribut dan produk yang
ditawarkan bank misalnya jaminan keamanan, tingkat bunga dan kemudahan
akses pelayanan
4. Keputusan Menabung
Tahap penilaian keputusan menabung menyangkut bagaimana
tabungan yang ditawarkan dan menjatuhkan pilihan kepada tabungan yang ia
suka.
5. Perilaku setelah menabung
Setelah menabung tentunya individu atau masyarakat merasakan kepuasan dan
ketidakpuasan yang berbeda-beda perasaan ini nantinya akan mempengaruhi
perilaku seseorang dalam memiliki keputusannya sendiri.
2.6 Promosi Bank
Perilaku menabung seseorang tidak terlepas dari pengaruh yang mereka terima dari lingkungan mereka dan satu hal bentuk pengaruh itu adalah informasi
yang diterima secara disegaja ataupun tidak disengaja. Promosi merupakan salah
satu bentuk informasi yang mudah dijumpai oleh seorang calon penabung baik
melalui media seperti melalui 31amphlet, radio,31amph, 31amphlet dll maupun
dalam bentuk komunikasi langsung yang diberikan oleh sales promotion dari
rekan keluarga ,sahabat dll.
Menurut E.Stanley dalam Winardi (1992:102) mengartikan promosi sebagai
kegiatan komunikatif yang tujuannya adalah untuk kemajuan sebuah produk
pelayanan, atau ide dalam suatu saluran distribusi.
“Promotion is any commnicate activity whose purpose is to move forwad a
Menurut Basu Swashta dan Irawan (1997 :349) promosi adalah arus informasi
atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi
kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran. Promosi
mempunyai peranan sebagai alat berkomunikasi dengan individu-individu,
kelompok-kelompok atau organisasi-organisasi yang secara langsung atau tidak
langsung mempengaruhi salah satu diantara penerima informasi tersebut (atau
lebih) untuk membeli produk dan jasa yang ditawarkan perusahaan.
Tujuan dari promosi sendiri dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis yaitu :
1. Modifikasi Tingkah laku
Promosi berusaha merubah tingkah laku atau pendapat serta memperkenalkan
tingkah laku yang ada sehingga melalui promosi penjual selalu berusaha
menciptakan kesan baik tentang produk dan jasa yang ditawarkannya.
2. Memberitahu
Promosi dirasa penting sebagai informasi bagi calon nasabah dalam
pengambilan keputusan untuk menabung oleh karena itu promosi seperti ini
bersifat informatif dalam rangka untuk memberitahu pasar yang dituju tentang
penawaran perusahaan.
3. Membujuk
Promosi yang bersifat membujuk (persuasif) umumnya kurang disenangi oleh
promosi cenderung lebih banyak bersifat persuasif dan masyarakat juga
mudah berpengaruh dengan jenis promosi seperti ini.
4. Mengingatkan
Promosi yang bersifat mengingatkan dilakukan terutama untuk mempertayakan
pelanggan yang sudah ada dengan mempertahankan citra baik seperti produk,
pelayanan, kelembagaan dihati masyarakat.
Metode promosi yang umum sering dijumpain oleh masyarakat adalah periklanan,
pemberian hadiah, penarikan undian, perlombaan, pameran ,jaminan dan
pelayanan ,personal selling dll. Metode ini tidak berbeda jauh dengan metode
promosi yang dilakukan bank satu sama lainnya. Satu hal yang penting bahwa
strategi promosi ini cukup efektif untuk mendorong masyarakat dalam membuat
setiap keputusan tergantung bagaimana mereka menanggapi informasi tersebut.
2.7 Perilaku Masyarakat serta pendorong keputusan menabung
Penawaran lembaga perbankan akan produk-produk dan jenis jasa terbaru terus berkembang dan berinovasi, membuat setiap konsumen harus bijak
menetukan sikap dalam memilih dan menentukan keputusan untik menggunakan
produk dan jasa yang benar-benar sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya.
Perilaku masyarakat dalam membuat keputusan menabung seperti halnya
keputusan-keputusan ekonomi maupun non ekonomi tentu terdapat beberapa
faktor yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan tersebut. Besarnya
pengaruh tersebut mendominasi dirinya, misalnya pengalaman dalam memakai
menggunakan produk atau jasa yang sama , pengalaman disini dijadikan faktor
yang mungkin bisa mempengaruhi konsumsi seseorang.
Perilaku masyarakat sebagai konsumen dalam memutuskan sesuatu diberikan
efek berkelanjutan dalam mengambil keputusan yang sama di kemudian hari
tujuan seseorang dalam mengambil keputusan biasanya untuk mendapatkan yang
terbaik. Keputusan seperti menabung diharapkan dapat memuaskan masyarakat
dalam memenuhi kebutuhan mereka disamping motif lainnya dan dengan
terpenuhinya harapan terebut masyarakat tidak akan merasa menyesal atas
keputusannya atau bahkan akan melakukan keputusan yang sama nantinya.
Di dalam membuat keputusan menabung, keputusan seorang konsumen
merupakan manifestasi mereka dalam berpilaku dan perilaku ini dipengaruhi
beberapa faktor diantaranya :
1. Pengaruh Lingkungan
Pengaruh lingkungan bisa didapat melalui faktor kebudayaan dan faktor
sosial.
a. Kebudayaan
Kebudayaan merupakan faktor penentu yang paling dasar dari keingininan
dan perilaku seseorang. Bila makhluk lainnya bertindak berdasarkan naluri
maka perilaku manusia umunya dipelajari. Budaya yang diterima dari satu
lingkungan yang berbeda maka perilaku seseorang akan berbeda.
b. Sosial
Faktor sosial dalam mempengaruhi perilaku seseorang dapat diterima dari
karena adanya dorongan dari orang-prang terdekat seperti keluarga, teman
,tetangga , teman sejawat atau melalui informasi yang diterima dari media
dan sejenisnya.
2 . Faktor Pribadi
Kepribadian seseorang mencakup hal-hal yang berhubungan dengan keadaan
yang tampak maupun tak nampak dari diri seseorang misalnya usia dan tahapan
dalam siklus hidup, pekerjaan dan keadaan ekonomi, gaya hidup dan konsep diri.
Seseorang memutuskan untuk menabung bisa terjadi karena dorongan dirinya
sendiri, misalnay karena usia sudah pantas untuk menabung demi masa depan
yang tidak stabil mengharuskan seorang bijak dalam menggunakan
pendapatannya.
3. Faktor psikologi
Termasuk didalamnya sebagai faktor psikologis yaitu motivasi, persepsi, kepercayaan dan sikap :
a. Motivasi diartikan sebagai kebutuhan yang timbul akibat keadaan
fisiologis misalnya rasa lapar dan haus sama halnya dengan keputusan
menabung yang dapat termotivasi karena ingin uang yang dimiliki
tersimpan lebih aman atau adanya motif untuk memperoleh keuntungan
b. Persepsi menyangkut bagaimana seseorang menggambarkan objek dari
masukan informasi yang diterima dengan terlebih dahulu menyeleksi dan
mengorganisir informasi tersebut.
Kepercayaan dan sikap merupakan dua hal yang dapat saling berkaitan
seseorang mengambil sikap untuk membuat keputusan menabung karena
kepercayaan yang ia miliki atas keputusan yang diambil.
2.8 Kerangka konseptual
Adapun kerangka konseptual yang menjadi penelitian keputusan menabung di bank sumut ialah :
Gambar 2.3
Faktor-Faktor Keputusan Menabung
keputusan menabung
produk
Lokasi
Keamanan
Promosi
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Ruang lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah untuk menganalisa hal apa saja yang
dijadikan keputusan menabung di bank sumut, objek penelitian ini ditujukan
pada nasabah Bank Sumut Cabang USU Medan.
3.2 Lokasi dan waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Bank Sumut Cabang USU Medan dengan kurun
waktu penelitian selama 3 bulan yang berlangsung dari bulan Mei sampai
dengan Juli 2012
Untuk memdapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini maka jenis
data yang digunakan adalah :
1. Data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari pihak pertama
yang menjadi objek penelitian. Data primer dalam penelitian ini diperoleh
dari wawancara dan juga pengisian kuisioner kepada nasabah Bank
Sumut.
2. Data Sekunder adalah data primer yang telah dilakukan pengolahan lebih
lanjut. Data ini dapat berbentuk tulisan atau dalam bentuk angka-angka
yang mendukung penelitian ini.
Sedangkan teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah :
1. Kuisioner
Kuisioner adalah metode pengumpulan data dengan memberikan daftar
pertayaan yang akan diisi oleh responden, dalam hal ini adalah
masyarakat yang menjadi nasabah di Bank Sumut Cabang USU
2. Wawancara
Teknik wawancara yang dilakukan ialah masyarakat yang menjadi
nasabah di Bank Sumut yang menjadi sampel penelitian untuk menggali
informasi lebih lanjut terhadap faktor-faktor keputusan menabung di
Bank Sumut.
Metode Analisis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini yaitu
dengan , pengumpulan data melalui program Analytical Hierarchy Process
(AHP) dan analisis deskriptif. Secara jelasnya , metode yang digunakan
antara lain sebagai berikut :
3.4.1 Analisis Deskriptif
Analisis ini memberikan gambaran tentang karakteristik tertentu dari data
yang telah dikumpulkan. Data tersebut akan dianalisis sehingga menghasilkan
gambaran mengenai apa saja yang menjadi faktor-faktor untuk menjadi nasabah di
Bank Sumut. Analisis data disajikan dalam bentuk tabulasi, gambar(chart) dan
diagram.
3.4.2 Analytical Hierarchy Process
Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) merupakan suatu model
pendukung keputusan yang dikembangkan oleh Prof. Thomas L. Saaty . Model
pendukung keputusan ini akan menguraikan masalah multi faktor dan multi
kriteria yang kompleks menjadi suatu hirarki, menurut Saaty (1993), hirarki
didefinisikan sebagai suatu representasi dari sebuah permasalahan yang kompleks
dalam suatu struktur multi level dimana level pertama adalah tujuan, yang diikuti
level faktor, criteria, sub criteria dan seterusnya kebawah hingga level terakhir
dari alternative. Dengan hirarki sehingga permasalahan akan tampak lebih
Analytical Hierarchy Process (AHP) sering digunakan sebagai metode
pemecahan masalah disbanding dengan metode yang lain karena alasan-alasan
sebagai berikut :
1. Struktur yang berhirarki
2. Memperhitungkan Validitas sampai dengan batas toleransi inkonsistensi
berbagai kriteria dan alternative yang dipilih oleh pengambil keputusan
3. Memperhitungkan Daya tahan output analisis sensivitas pengambilan
keputusan
Analytical Hierarchy Process (AHP) mempunyai landasan aksiomatik yang
terdiri dari :
1. Resiprocal Comparison yang mengandung arti bahwa matriks perbandingan
berpasangan yang terbentuk harus bersifat kebalikan. Misalnya , jika A
adalah k kali lebih penting dari pada B maka B adalah 1/k kali lebih penting
dari A.
2. Homogenity , yaitu mengandung arti kesamaan dalam melaksanakan
perbandingan , misalnya , tidak dimungkinkan membandingkan jeruk dengan
bola tenis dalam hal rasa, akan tetapi lebih relevan jika membandingkan
dengan hal berat.
3. Dependence yang berarti setiap level mempunyai kaitan (complete hierarchy)
walaupun mungkin saja terjadi hubungan yang tidak sempurna (incomplete
4. Expectation yang berarti menonjolkan penilaian yang bersifat ekspektasi dan
preferensi dari pengambilan keputusan. Penilaian dapat merupakan data
kuantitatif maupun yang bersifat kualitatif.
Secara umum pengambilan keputusan dengan metode AHP di dasarkan pada
langkah langkah berikut :
1. Mendefinisikan masalah dan menetukan solusi yang diinginkan
2. Membuat struktur hierarki yang diawali dengan tujuan utama dilanjutkan
dengan kriteria- kriteria dan alternative pilihan yang ingin di rangking.
3. Membentuk matriks perbandingan berpasangan yang menggambarkan
kontribusi relative atau pengaruh setiap elemen terhadap masing masing
tujuan atau kriteria yang setingkat di atasnya.
4. Menormalkan data yaitu dengan membagi nilai dari setiap elemen di dalam
matriks yang berpasangan dengan nilai total dari setiap kolom.
5. Menghitung nilai eigen vector dan menguji konsistensinya
6. Mengulangi langkah 3, 4 dan % untuk seluruh tingkat hirarki
7. Menghitung eigen vector dari setiap matriks perbandingan berpasangan nilai
eigen vector merupakan bobot setiap elemen. Langkah ini untuk mensintesis
pilihan dalam penentuan prioritas elemen – elemen pada tingkat hirarki
terendah sampai pencapaian tujuan
8. Menguji Konsistensi hirarki, jika tidak memenuhi CR <0,5 maka penilaian
Prioritas alternative terbaik dari total rangking yang diperoleh merupakan
rangking yang dicari dalam Analytical Hierarchy Process (AHP) ada
beberapa prinsip dasar yang harus dipahami antara lain :
a. Decomposition
Dengan prinsip ini struktur masalah yang kompleks dibagi menjadi
bagian bagian –bagian secara hirarki. Tujuan didefenisikan dari yang umum
sampai khusus. Dalam bentuk yang palingsederhana struktur akan
dibandingkan tujuan, kriteria dan level alternative. Tiap himpunan alternative
mungkin akan dibagi lebih jauh menjadi tingkatan yang lebih detail,
mencakup lebih banyak kriteria yang lain, level paling atas dari hirarki
merupakan tujuan yang terdiri atas elemen ,di mana elemen-elemen tersebut
bisa dibandingkan , memiliki kepentingan yang hamper sama dan tidak
memiliki perbedaan yang terlalu mencolok jika perbedaan terlalu besar harus
dibuatkan level yang baru.
b. Comparative judgment
Prinsip ini berarti membuat penilaian tentang kepentingan relative dua
elemen pada suatu tingkat tertentu dalam kaitannya dengan kriteria
diatasnya penilaian ini merupakan inti dari AHP, karena ia akan
berpengaruh dalam menentukan prioritas dari elemen-elemen yang ada
sebaai dasar pengambilan keputusan. Hasil dari penilaian ini disajikan
dalam bentuk matriks yang dinamakan matriks pairwise comparison.
Misalkan terdapat suatu sub system hirarki dengan kriteria C dan
sejumlah n alternative dibawahnya A1 sampai An. perbandingan antar
alternative untuk sub sitem hirarki dapat dibuat dalam bentuk matriks n x
n seperti pada table 3.1
Tabel 3.1
Matriks perbandingan berpasangan
C A1 A2 A3 ….. AN
A1 A11 A12 A13 …. A1N
A2 A21 A22 A23 …. A2N
A3 A31 A32 A33 ….. A3N
….. ….. ….. ….. ….. ….
Nilai numeric yang dikenakan untuk seluruh perbandingan diperoleh dari
skala perbandingan yang disebut saaty pada table 3.2 apabila bobot kriteria
A1 dan Wi dan bobot Wjmaka skla dasar 1-9 yang disusun Saaty mewakili
perbandingan (Wi/Wj)/1. Angka- angka absolute pada skala tersebut
merupakan pendekatan yang amat baik terhadap perbandingan bobot
elemen Ai terhadap An.
Table 3.2
Skala Penilaian Perbandingan
Skala tingkat kepentingan defenisi keterangan
1 Sama pentingnya Kedua elemen mempunyai pengaruh yang sama 3 Sedikit lebih penting Pengalaman dan penilaian
sedikit memihak satu elemen dibandingkan dengan
pasangannya
5 Lebih penting Pengalaman dan penilaian sangat memihak satu elemen dibandingkan dengan
pasangannya
7 Sangat penting Satu elemen sangat disukai dan secara praktis
Satu elemen terbukti mutlak lebih disukai dibandingkan dengan pasangannya, pada tingkat keyakinan tertinggi 2, 4,6,8 Nilai tengah Diberikan bila terdapat
keraguan penilaian antara dua penilaian yang berdekatan
kebalikan Aij= 1/Aji Bila aktivitas I memperoleh suatu angka bila
dibandingkan i
c. Synthesis of priority
Synthesis of priority dilakukan dengan menggunakan eigen vector method
untuk mendapatkan bobot relative bagi unsure-unsur pengambilan
keputusan
d. Logical consistency
Logical Consistency merupakan karakteristik penting AHP. Hal ini dicapai
dengan mengagresikan sebuah eigen vector yang diperoleh suatu vector
composite tertimbang yang menghasilkan urutan pengambilan keputusan
pengukuran konsistensi dari suatu matriks itu sendiri didasarkan atas eigen
value maksimum dengan eigenvalue maksimum , inkonsistensi yang biasa
dihasilkan dari indeks konsistensi adalah :
Rumus dari indeks konsistensi adalah :
CI =(λmaks- n)(n-1)
Dengan :
CI = Indeks konsistensi
(λmaks= eigenvalue maksimum)
n = orde matriks
dengan λ merupakan eigenvalue dan n ukuran matriks. Eigen value
maksimum suatu matriks tidak akan lebih kecil dari nilai n sehingga tidak
dengan besarnya matriks makin konsisten matriks tersebut dan apabila
sama besarnya maka matriks tersebut konsisten 100% atau konsistensi 0
%. Dalam pemakaian sehari hari CI tersebut biasa disebut indeks
konsistensi karena rumus di atas memang lebih cocok untuk mengukur
inkonsistensi suatu matriks.
Indeks inkonsistensi di atas kemudian diubah dalam bentuk rasio
inkonsistensi dengan cara membaginya dengan suatu indeks random.
Indeks random menyatakan rata-rata konsistensi dari matriks perbandingan
berukuran 1 sampai 10 yang didapatkan dari suatu eksperimen oleh Qok
Ridge National Laboratory
Tabel 3.3
Pembangkit Random (Ri)
N 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
RI 0 0 0,58 0,9 1,12 1,24 1,32 1,41 1,45 1,49
CR = CI/RI
CR= Rasio Konsistensi
RI = Indeks Random
Selanjutnya konsistensi responden dalam mengisi kuesioner diukur
konsistenssinan respon yang diberikan responden. Sato dalam Chow and
Luk (2005) telah menyusun nilai CR (Consistency Ration) yang diizinkan
adalah CR ≤ 0,15.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Bank Sumut 4.1.1 Sejarah Singkat Bank Sumut
Bank Sumut yang dikenal khususnya oleh masyarakat Sumatera Utara
merupakan Bank pembangunan Daerah yang didirikan pada tanggal 4 November
1961. Pada saat itu berdasarkan akte Notaris Rusli Nomor 22 bank ini diberi nama
Bank pembangunan Daerah Sumatera Utara (BPDSU) dalam bentuk Perseroan
pembangunan daerah dan sesuai dengan peraturan daerah Tingkat 1 Sumatera
Utara No. 5 tahun 1965 bentuk usaha diubah menjadi Badan Usaha Milik Daerah
(BUMD). Pada tanggal 16 April 1999, akta Notaris Alina Hanum Nasution. S.H.
menyatakan bahwa bentuk usaha kembali menjadi Perseroan Terbatas. Akta
pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan
Surat Keputusan No.C-8224 HT.01.01 TH.99 tanggal 5 Mei 1999 serta
diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.54 tanggal 6 Juli 1999
Tambahan No.4042.
Anggaran dasar pada saat didirikannya Bank Pembangunan Daerah Sumatera
Utara yaitu sebesar Rp 100.000.000,-, Hingga saat ini anggaran dasar telah
beberapa kali berub terakhir dengan akta No 39 tanggal 10 juni 2008 dan akta
penegasan No 5 tanggal 10 September 2008 Notaris H Marwansyah S.H,
Mengenai penambahan Modal dari Rp 500.000.000.000,- menjadi Rp
1.000.000.000.000,- perubahan anggaran dasar ini telah disetujui oleh Menteri
Kehakiman dan Hak asasi Manusia Republik Indonesia dengan keputusannya
No.AHU-87927.A.H.01.02 tanggal 20 November 2008 serta diumumkan dalam
berita Negara Republik Indonesia No.10 tanggal 3 Febuari 2009 Tambahan No.
3023.
4.1.2 Profil Bank Sumut
PT. Bank Sumut Berstatus Sebagai Bank Non Devisa Yang Berkantor Pusat
di Jl. Imam Bonjol No 18. Melalui situs resminya d
344 unit pelayanan guna melayani masyarakat diseluruh Sumatera Utara dan
Jakarta dengan rincian :
1. 1 unit Kantor Pusat
2. 1 unit Cabang Utama Medan
3. 29 unit Kantor Cabang Konvensional
4. 17 unit kantor Cabang Pembantu Syariah
5. 12 unit Kantor kas
6. 35 Payment Point
7. 21 unit Kas Mobil
8. 227 unit ATM
9. 1 Unit sentra UMK
Jaringan pelayanan Bank Sumut juga mencakup seluruh wilayah Indonesia
melalui Kerja sama dengan seluruh Bank Pembangunan Daerah dengan layanan
net online dan untuk transaksi kiriman uang dari dan ke luar negeri dilakukan
dengan layanan Western Union
4.1.3 Visi dan Misi Bank Sumut 4.1.3.1 Visi Bank Sumut
Bank Sumut memiliki Visi untuk menjadi bank andalan yang membantu
dan mendorong perkembangan perekonomian dan pembangunan daerah disegala
bidang serta sebagai salah satu sumber pendapatan dalam rangka peningkatan
taraf hidup rakyat
Bank sumut juga memiliki misi sebagai pengelola dana pemerintah dan
dana masyarakat secara profesional didasarkan pada prinsip prinsip compliance.
4.1.4 Fungsi Bank Sumut
Bank Sumut juga berfungsi sebagai alat kelengkapan otonomi daerah
dalam bidang perbankan, penggerak dan pendorong laju pembangunan daerah ,
serta bertindak sebagai pemegang kas daerah yang melaksanakan penyimpanan
uang daerah. Selain itu Bank Sumut juga diperkenankan melakukan kegiatan
usaha seperti yang dilakukan Bank Umum sesuai dengan UU No 7 Tahun 1992
yang saat ini telah dirubah menjadi UU No 10 Tahun 1998 tentang perbankan
dengan demikian Bank Sumut dapat menjadi salah satu sumber pendapatan asli
daerah.
4.1.5 Jenis Kegiatan dan Usaha Bank Sumut 4.1.5.1 Produk Penghimpunan Dana
1 . Giro, yang terdiri dari Giro Pemerintah dan Swasta
2. Tabungan Simpeda (Simpanan Daerah)
3. Tabungan Martabe (Mari Tingkatkan Kegiatan Menabung ),fasilitas
assuransi jiwa secara otomatis diberikan kepada nasabah yang membuka
tabungan martabe serta pengundian hadiah dilakukan dua kali
setahun
4. Tabungan Haji Makbul , yaitu tabungan haji yang mewujudkan niat anda
untuk melaksanakan ibadah haji ke tanah suci
5. Tabunganku adalah tabungan untuk perorangan dengan persyaratan
Indonesia guna menumbuhkan budaya menabung serta meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
6. Deposito Berjangka Dengan tingkat suku bunga bersaing dan dapat
dijadikan sebagai agunan kredit, Gunakan deposito Bank Sumut sebagai
alternatif menyimpan uang anda
Pada produk tabungan yang dimiliki Bank Sumut ada beberapa
perbedaan terutama antara produk tabungan Martabe , tabungan simpeda dan
tabunganku, adapun perbedaan tersebut yaitu :
1. Produk tabungan Martabe merupakan produk asli yang resmi dikeluarkan
oleh Bank Sumut sendiri sebagai bank daerah, tabungan Simpeda
merupakan produk gabungan antar sesame bank daerah yang ada di
Indonesia, sedangkan produk tabunganku merupakan produk yang
dikeluarkan oleh Bank Indonesia yang dipasarkan oleh bank umum yang
ada di Indonesia
2. Tabungan Martabe biaya administrasinya Rp 2.000 sedangkan tabungan
simpeda dan tabunganku tanpa biaya administrasi
3. Tabungan Martabe mendapatkan asuransi jiwa, besar asuransinya
berdasarkan besar tabungannya nasabah yang mendapatkan
pertanggungan 100 % apabila nasabah tersebut sudah menjadi nasabah
lebih dari 3 bulan sedangkan kurang dari 3 bulan hanya mendapatkan
pertanggungan 50 % dari haknya. Asuransi yang bekerjasama dengan
Bank Sumut adalah Asuransi Askrida sedangkan untuk nasabah simpeda
4. Tabungan Martabe dan tabungan simpeda dapat melakukan transaksi
dikantor mana saja yang menjadi kantor bank sumut sedangkan untuk
tabunganku hanya bisa melakukan transaksi di kantor dimana nasabah
pertama kali membuka rekening Tabunganku.
Untuk Bunga tabungan di Bank Sumut perhitungan nya adalah
1. Saldo ≤ Rp 10.000.000 :5,00 %
2. Saldo Rp 10.000.000 s/d 50.000.000 :5,25 %
3. Saldo Rp 50.000.000 s/d Rp 100.000.000 :5,50 %
4. Saldo ≥ Rp 100.000.000 :5,75 %
4.1.5.2 Produk Penyaluran Dana
1. Kredit Umum untuk kebutuhan modal kerja
2. Kredit modal kerja kepada kontraktor (SPK)
3. Kredit angsuran lainnya (KAL) kepada Peseorangan atau Pengusaha
4. Kredit Pengsiunan Pegawai Bank Sumut
5. Kredit Pengsiunan pegawai instansi lain
6. Kredit Multi guna (KMG) diberikan kepada para pegawai Negeri Sipil
maupun Pegawai Swasta
7. Kredit Peduli Usaha Mikro Sumut Sejahterah
8. Kredit Kepemilikan Rumah (KPR)
9. Kredit Tirta Sejahterah
10.Kredit Program Pemerintah
11.Kredit peduli usaha mikro plus
1. Kiriman Uang dan Inkaso
2. Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia
3. Safe Deposit Box
4. Layanan Modul Penerimaan Negara (MPN) prima untuk penerimaan
setoran pembayaran pajak
5. Layanan Pembayaran Air
6. Layanan Pembayaran telephone
7. Layanan uang kuliah untuk penerimaan setoran pembayaran uang kuliah
bagi Mahasiswa USU
8. Layanan ATM Bank Sumut yang berkerjasama dengan ATM bersama di
seluruh Indonesia juga bekerjasama dengan Malaysia Elektonik System
(MEPS) untuk transaksi ATM di Malaysia
9. Layanan ATM bersama untuk transaksi informasi saldo dan transfer
menggunakan telephone genggam
10.Layanan Western Union untuk pengiriman uang ke luar negeri secara
real-time online
11.Sebagai bank persepsi Pajak bumi dan Bangunan (PBB) dan bea perolehan
Hak atas tanah dan bangunan (BPHTB) serta sebagai Bank operasional III
PBB dan BPHTP
12.Sebagai Bank Penerimaan Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji
(BPH)
Profil responden yang dimaksudkan di sini adalah data yang menjadi
keterangan pribadi seorang responden. Responden penelitian ini keseluruhannya
adalah yang menjadi nasabah di Bank Sumut Cabang USU.
Nasabah yang dijadikan sampel dalam penelitian ini juga harus memiliki
rekening tabungan di Bank Sumut agar hasil penelitian yang didapat sesuai
dengan tujuan yang telah ditentukan yaitu untuk menentukan faktor apa saja yang
menjadi keputusan menabung di Bank Sumut. Berikut ini diperlihatkan
karakteristik responden yang dilihat dari beberapa segi yaitu:
4.2.1 Data responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Perbandingan jenis kelamin dapat digunakan untuk mengetahui seberapa
tinggi minat menabung antara laki-laki dan perempuan. Melalui tabel 4.1 akan
diperlihatkan perbandingan dalam jumlah dan persentase antara laki-laki dan
perempuan yang menabung di Bank Sumut. Dari jumlah Responden sebagai
sampel untuk penelitian 100 Responden maka hasilnya dapat dilihat sebagai
berikut :
Tabel 4.1
Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Responden Persentase (%)
Laki-Laki 53 53 %
Perempuan 47 47 %
Jumlah 100 100
Sumber : Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel di atas maka dapat dijelaskan hasil yang diperoleh dari
Hasil yang diperoleh memperlihatkan bahwa mayoritas responden adalah laki-laki
yaitu sebanyak 53 orang (53 %) sedangkan wanita 47 orang (47 %)
4.2.2 Data Responden Berdasarkan Usia
Setelah kita mengetauhi jumlah responden berdasarkan jenis kelamin maka
selanjutnya kita melihat usia berapa saja yang paling banyak menabung di Bank
Sumut melalui tabel 4.2 akan diperlihatkan perbandingan dalam jumlah dan
persentase, maka hasilnya dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 4.2
Data Responden Berdasarkan Usia
Sumber : Data primer yang diolah
Tabel 4.2 menunjukan bahwa mayoritas responden berumur 20-30 tahun
sebanyak 60 orang (60%) ,umur 31-40 tahun sebanyak 22 orang (22 %) ,umur
41- 50 tahun sebanyak 11 orang (11%) , sedangkan usia lebih dari 50 tahun
sebanyak 3 orang (3%) , dan kurang dari 20 tahun sebanyak 4 orang (4%)
4.2.3 Data Responden Berdasarkan Pekerjaan
Dari 100 reponden penelitian dapat pula di sajikan indentitas responden
berdasarkan pekerjaan nasabah Bank Sumut, melalui tabel 4.3 akan diperlihatkan
dalam jumlah dan persentase maka hasilnya dapat dilihat sebagai berikut :
usia Jumlah Respnden persentase
Tabel 4.3
Data responden berdasarkan Pekerjaan
Sumber : Data primer yang diolah
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah pegawai negeri
sipil- BUMN sebanyak 33 orang (33%), wiraswasta sebanyak 13 orang (13 %) ,
mahasiswa / pelajar sebanyak 32 orang (32 %) Ibu rumah tangga sebanyak 11
orang (11 %) serta lain-lain sebanyak 11 orang (11 %)
4.3 Uji Validitas dan Reliabilitas
Pada pengujian validitas dan relibilitas ini penulis membagikan kuesioner kepada 100 nasabah Bank Sumut Cabang USU Medan, dimana kuesioner
berisikan 15 butir pertanyaan yang menyangkut variabel faktor-faktor yang
mempengaruhi keputusan nasabah dalam menabung di Bank sumut.
Kriteria dalam menentukan validitas adalah sebagai berikut :
Jika rhitung > r table maka butir pertanyaan tersebut valid.
Jika rhitung<rtabel maka butir pertanyaan tersebut tidak valid
Butir- butir pertayaan yang tidak valid akan gugur, sedangkan butir butir
pertayaan yang valid layak untuk dijadikan kuesioner.
Table 4.4
Pekerjaan Jumlah Responden persentase
PNS- BUMN 33 33%
wiraswasta 13 13%
mahasiswa/pelajar 32 32%
ibu Rumah tangga 11 11%
lain lain 11 11%
2 produk 2 0,361 0,523 valid
Sumber : data primer berdasarkan kuesioner
Berdasarkan table 4.4 terlihat bahwa data variabel 3,4, 7 dan 9 tidak valid karena
rtabel sebesar 0,361, sedangkan nilai corrected item-total correlation variabel 3, 4,7
dan 9 di bawah 0,361. Berarti data variabel 5 dan 12 harus dibuang dan dilakukan
14 jaminan K 2 0,361 0,528 valid
15 jaminan K 3 0,361 0,562 valid
Sumber : data primer yang diolah
Setelah dilakukan pengujian validitas kembali maka pada tabel 4.5 terlihat
bahwa nilai corrected item-total correlation lebih besar dari rtabel 0,361 sehingga
dapat dikatakan seluruh butir pertanyaan dinyatakan valid, selanjutnya dilakukan
uji reliabilitas.
Tabel 4.6 Uji Reliabilitas
Reliability statistics
cronbach's alpha N of items
.854 11
Menurut Kuncoro (Situmorang,2010:66), suatu variabel dikatakan reliabel
jika memberikan nilai Cronbach’s alpha > 0,80. Berdasarkan Tabel 4.6 dapat
diketauhi bahwa semua butir pertanyaan reliabel karena nilai Cronbach’s alpha
sebesar 0,854 lebih besar dari 0,80.
4.4 Hasil Pembobotan Memilih Bank Sumut
Keputusan menabung di Bank tentu dipengaruhi oleh faktor-faktor pendorong sebelum keputusan itu benar-benar dilakukan. Masing- masing orang
dengan status dan profesi yang berbeda tentu memiliki faktor pendorong yang
berbeda pula. Ada 5 faktor yang mempengaruhi konsumen dalam memilih bank
Sumut sebagai tempat menabung yaitu, produk dengan bobot paling tinggi
Promosi dengan bobot 165 , serta Kredibilitas yang memiliki bobot terendah
sebesar 163.
Hasil Olahan dengan AHP
Gambar 4.1 Hasil Olahan AHP
4.4.1 Kriteria Produk
Produk satu Bank memiliki daya tarik sendiri dalam menarik calon
nasabah untuk menabung di Bank Sumut, Keanekaragaman produk jenis tabungan
di suatu Bank sebagai pendorong keputusan menabung, Berdasarkan perhitungan
pengolahan AHP (Analytical Hierarchy Process) faktor produk mendapatkan
bobot sebesar 246 kondisi ini didukung dengan adanya 51 % responden yang
menyatakan setuju, dan sangat setuju sebanyak 13 % , sedangkan yang kurang
setuju sebanyak 20 % responden, dan tidak setuju 15% responden ,serta 1% yang
menyatakan sangat tidak setuju. Bahwa produk tabungan Bank Sumut menurut
pengakuan mayoritas masyarakat termasuk produk tabungan yang sudah mampu
memenuhi kebutuhan mereka sebagai penabung. Oleh karena itu Bank Sumut
harus lebih mempertahankan kualitas serta terus melakukan penyempurnaan
produknya agar masyarakat tetap setia menjadi nasabah.