• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Pengetahuan Perawat Tentang Pencegahan Infeksi Nosokomial Di Rumah Sakit Umum Daerah Djoelham Binjai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Gambaran Pengetahuan Perawat Tentang Pencegahan Infeksi Nosokomial Di Rumah Sakit Umum Daerah Djoelham Binjai"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Oleh

Siska Lamtiur 131121037

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)
(3)
(4)

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat waktu pada waktunya dengan judul “Gambaran Pengetahuan Perawat Tentang Pencegahan Infeksi Nosokomial di Rumah Sakit Umum Daerah Djoelham Binjai”.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan bimbingan, dorongan serta do’a dari berbagai pihak. Penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada ibu Salbiah, S.Kep, Ns, M.Kep selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu, memberikan masukan dan arahan, selama penyusunan skripsi ini. Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. dr. Dedi Ardinata M.Kep selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Erniyati, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan I dan Ketua Program Studi S-1 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Evi Karota Bukit, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan II Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Ikhsanuddin Ahmad Harahap, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan III Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Sri Eka Wahyuni S.Kep, Ns, M.Kep selaku dosen Pembimbing Akademik dan juga selaku penguji I.

(5)

memperoleh data yang saya butuhkan dalam penyusunan skripsi ini.

9. Seluruh dosen dan staf administrasi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

10.Orang tua serta seluruh keluarga penulis yang telah banyak memberikan motivasi dan dukungan kepada penulis baik moril maupun material sehingga penulis menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

11.Rekan-rekan Program S-1 Keperawatan Ekstensi 2013 atas kekompakan, bantuan, dan kerjasama selama mengikuti pendidikan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak dari kekurangan dan kesalahan, untuk itu penulis sangat mengharapkan masukan, saran dan kritik yang membangun demi perbaikan skripsi ini. Mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Medan, Februari 2015

(6)

Halaman Pengesahan ... ii

2.1.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan ... 6

2.1.3. Tingkatan Pengetahuan ... 8

2.1.4. Cara Memperoleh Pengetahuan ... 9

2.2. Infeksi Nasokomial 2.2.1. Definisi Infeksi Nosokomial ... 10

2.2.2. Cara Penyebaran Penyakit Infeksi ... 12

2.2.3. Tanda dan Gejala Infeksi ... 12

2.2.4. Tempat Terjadinya Infeksi Nosokomial ... 13

2.2.5. Pencegahan Infeksi Nosokomial ... 13

(7)

4.8. Pengolahan Data dan Analisa Data ... 29

4.8.1. Pengolahan Data ... 29

4.8.2. Analisa Data ... 30

Bab 5. Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 31

5.1. Hasil Penelitian ... 31

5.1.1. Karakteristik Perawat ... 31

5.1.2. Pengetahuan Perawat Tentang Pencegahan Infeksi Nosokomial ... 33

5.2. Pembahasan ... 35

5.2.1. Pengetahuan Perawat ... 35

Bab 6. Kesimpulan dan Saran ... 40

6.1. Kesimpulan ... 40

6.2. Saran ... 41

(8)

Tabel 1. Defenisi Operasional ... 22 Tabel 2. Distribusi Frekuensi dan Persentase Data Demografi ... 32 Tabel 3. Distribusi Frekuensi dan Persentase Tingkat Pengetahuan

Perawat ... 33 Tabel 4. Distribusi Frekuensi dan Persentase Pengetahuan Perawat

(9)
(10)

Lampiran 2 Kuesioner Penelitian ... 45

Lampiran 3 Surat Pengantar Validasi ... 52

Lampiran 4 Surat Pernyataan Content Validity Indeks (CVI) ... 53

Lamipran 5 Surat Komisi Etik ... 54

Lampiran 6 Surat Survey Awal ... 55

Lampiran 7 Surat Izin Riset/Penelitian ... 56

Lampiran 8 Surat Uji Reliabilitas Kuesioner ... 57

Lampiran 9 Balasan uji Reliabilitas ... 58

Lampiran 10 Surat Pengambilan Data ... 59

Lampiran 11 Surat Ijin Penelitian dari RSUD Djoelham Binjai ... 60

Lampiran 12 Surat Selesai Penelitian dari RSUD Djoelham Binjai ... 61

Lampiran 13 Master Tabel Uji Reliabilitas ... 62

Lampiran 14 Master Tabel Penelitian ... 64

Lampiran 15 Hasil Pengolaha Data ... 66

Lampiran 16 Taksasi Dana ... 70

Lampiran 17 Jadwal Kegiatan Penelitian ... 71

(11)

Tahun : 2015

ABSTRAK

Upaya pencegahan infeksi nosokomial diperlukan pengetahuan yang mendukung, khususnya bagi perawat. Perawat harus menyadari bahwa perawat adalah media perantara penularan sekaligus sebagai sumber penularan. Pengetahuan perawat dalam pencegahan infeksi nosokomial terdiri dari tindakan perawat, teknik mencuci tangan, teknik hiegienitas tangan dengan alkohol, antiseptik, desinfektan, sterillisasi, perlindungan bagi penjamu, peralatan perlindungan diri, penggunaan benda tajam (spuit sekali pakai), kontrol terhadap portal masuk, pengendalian penularan, vaksinasi, peranan tim profesional pengendali infeksi. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan perawat tentang pencegahan infeksi nosokomial di RSUD Djoelham Binjai. Desain dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan jumlah perawat 61 orang, teknik pengambilan sampel accidental sampling. Hasil penelitian bahwa perawat yang memiliki tingkat pengetahuan yang baik 24,6%, pengetahuan cukup 70,5% dan pengetahuan kurang 4,9%. Dengan adanya penelitian ini, peneliti mengharapkan kepada pihak rumah sakit untuk melakukan pelatihan tentang infeksi nosokomial kepada perawat agar dapat menambah pengetahuan dalam melaksanakan asuhan keperawatan, menyediakan fasilitas seperti peralatan untuk perawatan luka, fasilitas untuk hiegienitas tangan dengan alkohol (handsrub), fasilitas peralatan perlindungan diri seperti sarung tangan steril, dan melakukan sosialisasi pencegahan infeksi nosokomial kepada perawat.

(12)

Year : 2015

ABSTRACT

Prevention of nosocomial infections required underpinning knowledge, especially for nurses.Nurses should be aware that the nurse is its medium of transmission. Knowledge of nurses in the prevention of nosocomial infections consists of actions nurse, hand washing technique, technique hygienists hands with alcohol, antiseptic, disinfectant, sterilities, for host protection, personal protection equipment, the use of sharps (syringes disposable), control of the portal of entry, control infection, vaccination, infection control professional team role. This study was conducted to determine the level of knowledge of nurses about the prevention of nosocomial infections in hospitals Djoelham Binjai. Design in this research is descriptive with 61 nurses, taken sample accidental sampling technique. The results of research that nurses that have a good knowledge level of 24,6%, 70,5% sufficient knowledge and knowledge about 4,9%. Given this research, the study expects that the hospital to conduct training on nosocomial infection to the nurse in order to increase knowledge in implementing nursing care, providing facilities such as equipment for wound care, facilities for hygienists hand with alcohol (hands rub), personal protection equipment facilities such as sterile gloves, and to disseminate prevention of nosocomial infection to the nurse.

(13)

Tahun : 2015

ABSTRAK

Upaya pencegahan infeksi nosokomial diperlukan pengetahuan yang mendukung, khususnya bagi perawat. Perawat harus menyadari bahwa perawat adalah media perantara penularan sekaligus sebagai sumber penularan. Pengetahuan perawat dalam pencegahan infeksi nosokomial terdiri dari tindakan perawat, teknik mencuci tangan, teknik hiegienitas tangan dengan alkohol, antiseptik, desinfektan, sterillisasi, perlindungan bagi penjamu, peralatan perlindungan diri, penggunaan benda tajam (spuit sekali pakai), kontrol terhadap portal masuk, pengendalian penularan, vaksinasi, peranan tim profesional pengendali infeksi. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan perawat tentang pencegahan infeksi nosokomial di RSUD Djoelham Binjai. Desain dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan jumlah perawat 61 orang, teknik pengambilan sampel accidental sampling. Hasil penelitian bahwa perawat yang memiliki tingkat pengetahuan yang baik 24,6%, pengetahuan cukup 70,5% dan pengetahuan kurang 4,9%. Dengan adanya penelitian ini, peneliti mengharapkan kepada pihak rumah sakit untuk melakukan pelatihan tentang infeksi nosokomial kepada perawat agar dapat menambah pengetahuan dalam melaksanakan asuhan keperawatan, menyediakan fasilitas seperti peralatan untuk perawatan luka, fasilitas untuk hiegienitas tangan dengan alkohol (handsrub), fasilitas peralatan perlindungan diri seperti sarung tangan steril, dan melakukan sosialisasi pencegahan infeksi nosokomial kepada perawat.

(14)

Year : 2015

ABSTRACT

Prevention of nosocomial infections required underpinning knowledge, especially for nurses.Nurses should be aware that the nurse is its medium of transmission. Knowledge of nurses in the prevention of nosocomial infections consists of actions nurse, hand washing technique, technique hygienists hands with alcohol, antiseptic, disinfectant, sterilities, for host protection, personal protection equipment, the use of sharps (syringes disposable), control of the portal of entry, control infection, vaccination, infection control professional team role. This study was conducted to determine the level of knowledge of nurses about the prevention of nosocomial infections in hospitals Djoelham Binjai. Design in this research is descriptive with 61 nurses, taken sample accidental sampling technique. The results of research that nurses that have a good knowledge level of 24,6%, 70,5% sufficient knowledge and knowledge about 4,9%. Given this research, the study expects that the hospital to conduct training on nosocomial infection to the nurse in order to increase knowledge in implementing nursing care, providing facilities such as equipment for wound care, facilities for hygienists hand with alcohol (hands rub), personal protection equipment facilities such as sterile gloves, and to disseminate prevention of nosocomial infection to the nurse.

(15)

1.1. Latar Belakang

(16)

Infeksi nosokomial saat ini merupakan salah satu penyebab meningkatnya angka kesakitan (morbidity) dan angka kematian (mortality) di rumah sakit, sehingga dapat menjadi masalah kesehatan baik di negara berkembang maupun di negara maju. Angka kejadian infeksi nosokomial juga telah dijadikan salah satu tolak ukur mutu pelayanan di rumah sakit (Darmadi, 2008). Angka kejadian infeksi nosokomial bervariasi tergantung pada jenis rumah sakit, jenis pasien serta tingkat resikonya. Hasil penelitian menunjukkan perubahan urutan lokasi infeksi, dimana infeksi saluran kemih menempati urutan pertama (42%), infeksi luka operasi (24%), dan infeksi saluran nafas (11%). Di Indonesia yaitu di 10 rumah sakit umum pendidikan, infeksi nosokomial cukup tinggi yaitu 6-16% dengan rata-rata 9,8%. Infeksi nosokomial yang paling umum terjadi adalah infeksi luka operasi (ILO).

(17)

Sedangkan jenis bakteri yang banyak ditemukan adalah Staphylococcus Aureus sebesar 33,3%.

Pencegahan artinya jangan sampai timbul, sedangkan pengendalian artinya meminimalisasi timbulnya resiko infeksi. Infeksi nosokomial yang bersumber pada rumah sakit dan lingkungannya, dapat dicegah dan dikendalikan dengan memperhatikan tiga sikap pokok berikut ini: (1) Kesadaran dan rasa tanggung jawab para petugas bahwa dirinya dapat menjadi sumber penularan atau media perantara dalam setiap prosedur dan tindakan medis (diagnosis dan terapi), sehingga dapat menimbulkan terjadinya infeksi nosokomial, (2) selalu ingat metode mengeliminasi mikroba patogen melalui tindakan aseptik, desinfeksi dan sterilisasi, (3) di setiap unit pelayanan perawatan dan unit tindakan medis, khususnya kamar operasi dan kamar bersalin, harus terjaga mutu sanitasinya (Darmadi, 2008).

(18)

adanya pembagian tugas dan pelatihan bagi tenaga-tenaga keperawatan yang khusus membidangi upaya pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial (Darmadi, 2008).

Untuk meningkatkan upaya pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial diperlukan pengetahuan yang mendukung, khususnya bagi seorang perawat. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis melakukan suatu penelitian untuk mengetahui bagaimana gambaran pengetahuan perawat tentang pencegahan infeksi nosokomial di Rumah Sakit Umum Daerah Djoelham Binjai.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan permasalahan

penelitian ini adalah:

Bagaimana gambaran pengetahuan perawat tentang pencegahan infeksi nosokomial di Rumah Sakit Umum Daerah Djoelham Binjai.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan perawat tentang pencegahan infeksi nosokomial di Rumah Sakit Umum Daerah Djoelham Binjai.

1.4. Manfaat Penelitian

(19)

1.4.1.Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan tambahan informasi yang berguna mengenai infeksi nosokomial dan pencegahan infeksi nosokomial, khususnya bagi perawat yang akan bekerja dalam praktek keperawatan dan dapat menerapkan kewaspadaan universal dengan melakukan praktek kaperawatan sesuai dengan standar prosedur asuhan keperawatan yang telah ditentukan.

1.4.2.Bagi Praktik Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi tentang infeksi nosokomial dan pencegahan infeksi nosokomial, sehingga dapat dipergunakan oleh perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang profesional.

1.4.3.Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan menjadi bahan kajian atau data dasar untuk melakukan penelitian berikutnya yang berkaitan dengan pengetahuan perawat tentang pencegahan infeksi nosokomial.

(20)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Pengetahuan

2.1.1.Definisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek/benda tertentu (Notoadmojo, 2007). Pengindraan terjadi melalui indra penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa dan peraba. Pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan sangat penting untuk membentuk tindakan atau perilaku seseorang.

Menurut Mubarak (2007), pengetahuan adalah kesan yang ada dalam pikiran seseorang sebagai hasil dari penggunaan panca inderanya serta segala sesuatu yang diketahui berdasarkan pengalaman yang di dapat sebelumnya. Menurut Wahid dkk (dalam Mubarak, 2007) pengetahuan merupakan hasil mengingat suatu hal, termasuk mengingat kembali kejadian yang pernah dialami baik secara sengaja maupun tidak disengaja, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan kontak atau pengamatan terhadap suatu objek tertentu.

2.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Mubarak (2007), terdapat beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang diantaranya adalah:

1. Pendidikan

(21)

akan menghambat perkembangan sikap tehadap penerimaan, informasi, dan nilai-nilai baru yang diperkenalkan.

2. Pekerjaan

Dengan pekerjaan seseorang dapat memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung ataupun tidak langsung.

3. Umur

Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan fisik dan psikologis (mental) dimana pada aspek psikologis (mental) cara berpikir seseorang semakin matang dan dewasa.

4. Minat

Suatu keinginan atau kecenderungan yang tinggi terhadap sesuatu, menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal.

5. Pengalaman

Suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

6. Kebudayaan Lingkungan Sekitar

Kebudayaan dimana seseorang hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap orang tersebut.

7. Informasi

(22)

2.1.3. Tingkatan Pengetahuan

Menurut Notoadmojo (2007), pengetahuan yang dicakup secara kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu:

1. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari atau didapat sebelumnya.

2. Memahami (comprehension)

Diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang suatu materi yang telah diketahui.

3. Aplikasi (application)

Suatu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari tersebut dalam situasi atau kondisi yang sebenarnya.

4. Analisis (analysis)

Suatu kemampuan untuk menjabarkan materi ke dalam komponen-komponen. 5. Sintesis (synthesis)

Suatu kemampuan untuk menghubungkan bagian-bagian ke dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

6. Evaluasi (evaluation)

(23)

2.1.4. Cara Memperoleh Pengetahuan

Notoadmojo (2012), mengatakan bahwa ada dua cara untuk memperoleh pengetahuan antara lain:

1. Cara tradisional atau nonilmiah, yakni tanpa penelitian ilmiah dengan cara: a. Cara coba salah, cara ini telah dipakai orang sebelum adanya kebudayaan.

Metode ini telah digunakan dalam waktu yang cukup lama untuk memecahkan masalah.

b. Secara kebetulan, penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak disengaja oleh seseorang.

c. Cara kekuasaan atau otoritas, para pemegang otoritas baik pemimpin pemerintahan, tokoh agama, maupun ahli ilmu pengetahuan pada prinsipnya mempunyai mekanisme yang sama dalam penemuan pengetahuan. Dengan prinsip ini orang lain menerima pendapat yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa menguji atau membuktikan terlebih dahulu kebenarannya.

d. Berdasarkan pengalaman pribadi, pengalaman adalah guru yang baik demikian bunyi pepatah. Pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan, hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi. e. Cara akal sehat, akal sehat kadang-kadang dapat menemukan teori atau

(24)

f. Kebenaran melalui wahyu, ajaran agama adalah suatu kebenaran yang diwahyukan dari Tuhan melalui para Nabi.

g. Kebenaran secara intuitif, kebenaran yang diperoleh manusia secara cepat melalui proses diluar kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran atau berpikir.

h. Melalui jalan pikiran, dalam memperoleh pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikirannya baik melalui induksi maupun deduksi.

i. Induksi, adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari pernyataan-pernyataan khusus ke pernyataan-pernyataan yang bersifat umum.

j. Deduksi, adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan umum ke khusus.

2. Cara ilmiah dalam memperoleh pengetahuan

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih populer disebut metodologi penelitian (research methodology).

2.2. Infeksi Nosokomial

2.2.1.Defenisi Infeksi Nosokomial

(25)

Menurut pernyataan dari United States National Nosocomial Infection Surveillance (NNIS) system, Infeksi Nosokomial (IN) atau Hospital Acquired Infection adalah infeksi, baik lokal maupun sistemik yang terjadi sebagai reaksi tidak wajar dari adanya infections agents atau toksin dan infeksi tersebut tidak ada atau tidak dalam masa inkubasi pada saat penderita masuk rumah sakit (Nasronudin dkk, 2007). Pada umumnya infeksi nosokomial terjadi karena bakteri yang berlangsung dalam waku 48 jam atau lebih setelah penderita masuk rumah sakit, apabila infeksi terjadi kurang dari 48 jam masuk rumah sakit disebut dengan

community aquired infection, sedangkan apabila setelah 48 jam disebut dengan infeksi nosokomial.

Infeksi adalah invasi tubuh yang disebabkan oleh mikroorganisme yang mampu menyebabkan sakit (Potter & Perry, 2005).

Menurut Chang Esther (2009), infeksi merupakan proses penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme patogen dan terjadi ketika interaksi antara organisme patogen dan penjamu yang mengakibatkan proses patologis dan kerusakan pada jaringan yang terdapat di dalam tubuh penjamu.

(26)

2.2.2.Cara Penyebaran Penyakit Infeksi

Menurut Darmadi (2008), cara penularan mikroba patogen ke penjamu yang rentan melalui dua cara yaitu:

1. Langsung

2. Tidak langsung: (a) barang atau bahan, penyebaran atau penularan mikroba patogen melalui benda-benda mati seperti peralatan medis (instrument) dan peralatan makan/minum untuk penderita, (b) melalui vektor, (c) melalui makanan, (d) Air dan, (e) Udara.

2.2.3.Tanda Dan Gejala Infeksi

Darmadi (2008), menyatakan bahwa suatu infeksi dikatakan didapat dari rumah sakit apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut: (1) pada waktu penderita mulai dirawat di rumah sakit tidak didapatkan tanda-tanda klinik dari infeksi tersebut, (2) pada waktu penderita mulai dirawat di rumah sakit, tidak sedang dalam masa inkubasi dari infeksi tersebut, (3) tanda-tanda klinik infeksi tersebut timbul sekurang-kurangnya setelah 3 x 24 jam sejak mulai perawatan, (4) infeksi tersebut bukan merupakan sisa (residual) dari infeksi sebelumnya, (5) bila saat mulai dirawat di rumah sakit sudah ada tanda-tanda infeksi, dan terbukti infeksi tersebut didapat penderita ketika dirawat di rumah sakit yang sama pada waktu yang lalu, serta belum pernah dilaporkan sebagai infeksi nosokomial.

(27)

kemerahan dan nyeri pada lokasi infeksi, (3) ruam, merupakan bukti adanya efek berbahaya yang ditimbulkan oleh interaksi antara organisme patogen dengan sistem imun penjamu, (4) plasmodium protozoa, meyebabkan kerusakan eritrosit.

2.2.4.Tempat Terjadinya Infeksi Nosokomial

Menurut Potter & Perry (2005), tempat-tempat terjadinya infeksi nosokomial antara lain sebagai berikut:

(1) Traktus Urinarius (infeksi pada saluran kemih), (2) Luka Bedah atau Traumatik (infeksi luka operasi), (3) Traktus Respiratorius (infeksi saluran nafas) dan (4) aliran darah.

2.2.5. Pencegahan Infeksi Nosokomial

1. Pencegahan infeksi menurut Saputra (2011):

Staf perawat: (a) jangan melakukan perawatan ketika sakit, (b) periksalah status kesehatan, (c) lakukan cuci tangan, tujuannya adalah untuk membuang kotoran dan organisme yang menempel dari tangan dan untuk mengurangi jumlah mikroba total pada saat itu (d) gunakan sarung tangan ketika memegang zat-zat lainnya, (e) jangan melipat atau meletakkan alas tidur di lantai, (f) buanglah sampah secara benar, (g) bersihkan dan sterilisasi barang-barang yang terkontaminasi, (h) ventilasi yaitu dengan memberikan tekanan negatif pada ruangan tunggal untuk mencegah udara keluar, (i) secara efektif mengepel dan membersihkan debu.

(28)
(29)

salah yang sering dilakukan adalah mengangkat linen yang kotor langsung dengan tangan mengenai seragam, linen yang kotor harus diangkat dengan posisi tangan jauh dari tubuh, untuk penggunaan termometer gelas, sekalipun digunakan secara individu, memerlukan perawatan yang khusus. Karena mukus pasien sendiri dapat menjadi pertumbuhan mikroorganisme, setelah setiap kali digunakan termometer dicuci dalam air sabun dan dikeringkan, (e) kontrol terhadap portal masuk antara lain: teknik membersihkan luka, untuk mencegah masuknya mikroorganisme kedalam luka, perawat harus membersihkan bagian luar luka. Pada saat menggunakan desinfektan perawat menyeka bagian dalam luka dulu kemudian bagian luarnya, kasa bersih harus digunakan untuk setiap putaran sekitar keliling bagian luka, (f) perlindungan bagi penjamu yang rentan beberapa diantaranya: mandi secara teratur, hiegiene oral yang teratur membersihkan protein dalam saliva yang menarik mikroorganisme, (g) perlindungan bagi pekerja yaitu dengan menggunakan peralatan perlindungan diri.

(30)

tangan dengan menggunakan satu handuk. Gunakan handuk untuk menutup keran air.

3. Teknik higienitas tangan dengan cairan berbasis alkohol (Saputra, 2011): (a) gunakan alkohol pada telapak tangan dan ratakan keseluruh permukaan tangan, (b) gosoklah telapak tangan, (c) gosokkan telapak tangan dengan punggung telapak tangan dan sela-sela jemari secara bergantian, (d) gosoklah telapak tangan dengan telapak tangan dan sela-sela jemari kedua tangan, (e) gosoklah bagian punggung jemari dengan bagian telapak jari dengan posisi saling mengunci, (f) gosoklah sekeliling ibu jari dengan genggaman tangan, secara bergantian, (g) gosoklah sekeliling jemari tangan, maju dan mundur, kiri dan kanan secara bergantian. Jika sudah kering, tangan sudah aman.

(31)

bersentuhan dengan cairan yang menetes atau benda yang jatuh. (f) Gaun bedah (operasi): dipakai untuk mengganti baju harian petugas (Darmadi, 2008).

Benda tajam sekali pakai (spuit sekali pakai), berikut petunjuk yang harus di ingat, antara lain: (a) buanglah jarum dan spuit sebagai satu kesatuan, bilamana perlu, (b) buanglah benda-benda tajam kedalam tempat sampah, segera setelah menggunakan, (c) pastikan kotak sampah untuk benda tajam terletak dekat dimana digunakan, (d) pastikan bahwa semua tempat sampah untuk benda tajam mudah didapat, (e) jangan pindahkan benda tajam yang sudah digunakan dari seorang ke orang lain dengan tangan, gunakan suatu penampungan, (f) kotak sampah harus benar-benar tertutup dan ditutup erat-erat, (g) kotak sampah berisi benda-benda tajam harus diberi tanda dari departemen/unit mana, (h) jangan menggunakan ulang jarum setelah digunakan (Saputra, 2011).

5. Antiseptik, desinfektan dan sterilisasi

Antiseptik adalah desinfektan yang digunakan untuk desinfeksi benda mati. Penggunaan antiseptik: (a) pengobatan lokal misalnya pada kulit, mulut, atau tenggorokan, (b) untuk irigasi daerah-daerah tubuh yang terinfeksi, (c) mencuci luka, terutama pada luka kotor, (d) mencegah infeksi pada perawatan luka, (e) menyucihamakan kulit sebelum operasi untuk mencegah infeksi, (f) mencuci tangan sebelum operasi untuk mencegah infeksi silang. Beberapa antiseptik yang digunakan antara lain: alkohol, sebagai antiseptik adalah 70%, iodium, Povidon iodine (betadine), klorheksidin (savlon).

(32)

endospora bakteri seperti yang terlihat pada spektrumnya. Beberapa desinfektan yang banyak digunakan antara lain: alkohol dalam hal ini yang digunakan dengan konsentrasi 60-90%, klorin, formaldehid (formalin), glutaraldehid (cidex), dan fenol (lysol, kreolin). Dalam perkembangan selanjutnya, upaya disinfeksi berkembang dengan memanfaatkan energi panas (termis) yaitu melalui panasnya air (merebus) dan melalui panasnya uap air (mengukus). Dengan memperhatikan spektrum mikroba patogen yang akan terbunuh oleh adanya proses desinfeksi, maka ada 3 tingkat kategori proses disinfeksi, yaitu: (a) disinfeksi tingkat rendah, (b) disinfeksi tingkat menengah, (c) disinfeksi tingkat tinggi (Darmadi, 2008).

Sterilisasi adalah penghancuran atau pemusnahan seluruh mikroorganisme, termasuk spora (Potter & Perry, 2005). Beberapa metode sterilisasi menurut Darmadi, (2008): (a) metode bertekanan tinggi, (b) metode panas kering, dan (c) metode gas kimia

6. Central Sterile Supply Departement (CSSD) atau Instalasi Sterillisasi Sentral(ISS) dalam rumah sakit.

(33)

sesuai metode yang dipilih, (e) penyimpanan, setelah selesai sterillisasi, peralatan medis disimpan dan harus dijaga kualitas sterillitasnya, (f) pendistribusian, selanjutnya didistribusikan ke unit-unit yang memerlukannya (Patricia & Anne, 2005).

7. Vaksinasi

Menurut Occupational Safety and Health Act of 1991, Federal Register, (1991, dalam Potter & Perry, 2005) vaksinasi hepatitis B dan tindak lanjut setelah paparan: (a) pegawai pelayanan kesehatan harus mendapatkan vaksinasi hepatitis B dan seri vaksinasi untuk semua pegawai yang terpapar dalam pekerjaannya. Perawatan evaluasi dan tindak lanjut akan diberikan bagi semua pegawai yang telah terpapar, (b) seluruh prosedur dan evaluasi medis, termasuk seri vaksin dan vaksinasi serta evaluasi setelah terpapar (profilaksis) diberikan tanpa biaya bagi pegawai yang beresiko, (c) evaluasi medis tertulis yang rahasia akan diberikan bagi pegawai yang terpapar, (d) vaksinasi hepatitis B akan diberikan pada pegawai yang bertugas dalam 10 hari kerja.

8. Peranan Tim Profesional Pengendali Infeksi (Potter & Perry, 2005)

(34)

(f) kumpulkan statistik mengenai epidemiologi infeksi nosokomial, (g) beri tahu departemen kesehatan masyarakat tentang insiden penyakit menular, (h) rundingkan dengan semua departemen di rumah sakit untuk menyelidiki kejadian atau kelompok infeksi yang tidak lazim, (i) beri pendidikan pada klien dan keluarga, (j) identifikasi masalah kontrol infeksi pada peralatan, (k) pantau organisme yang tahan antibiotik dalam institusi.

(35)

BAB 3

KERANGKA KONSEP

3.1. Kerangka Konseptual

Kerangka konsep dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan perawat tentang pencegahan infeksi nosokomial. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Mubarak (2007), adalah pendidikan, pekerjaan, umur, minat pengalaman, kebudayaan lingkungan sekitar dan informasi.

Skema 3.1. Kerangka Konsep Gambaran Pengetahuan Perawat Tentang Pencegahan Infeksi Nosokomial di Rumah Sakit Umum Daerah Djoelham Binjai

Pengetahuan Perawat Tentang Pencegahan Infeksi Nosokomial

a. Tindakan perawat

- Penggunaan sarung tangan(handscoon) - Tidak melipat dan meletakkan linen

pasien di lantai

- Membersihkan lantai ruangan rumah sakit - Mengatur suhu ruangan, ventilasi udara

yang baik

b. Teknik mencuci tangan

c. Teknik hiegienitas tangan dengan alkohol d. Antiseptik

- Pencegahan infeksi pada perawatan luka - Sebelum melakukan tindakan menyuntik

atau pemasangan cairan infus e. Desinfektan

f. Sterillisasi

g. Perlindungan bagi penjamu h. Peralatan perlindungan diri

i. Penggunaan benda tajam (spuit sekali pakai)

j. Kontrol terhadap portal masuk k. Pengendalian penularan

l. Vaksinasi

m.Peranan Tim profesional pengendali infeksi

Baik

Cukup

(36)

1.1. Definisi Operasional

(37)

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, yang bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan perawat tentang pencegahan infeksi nosokomial di Rumah Sakit Umum Daerah Djoelham Binjai.

4.2 Populasi dan Sampel

4.2.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah perawat ruang rawat inap yang bekerja di Rumah Sakit Umum Daerah Djoelham yang berjumlah 156 orang.

4.2.2 Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek penelitian dan dianggap mewakili populasi tersebut (Suyanto, 2011).

Penentuan sampel pada penelitian ini menggunakan besar sampel yang diambil dengan menggunakan rumus Slovin (Nursalam, 2013), yaitu sebagai berikut :

� = N

1 + N (d2)

Keterangan n : jumlah sampel N : jumlah populasi

d : tingkat signifikansi (d= 10%) Maka:

� = 156

(38)

� = 156 1 + 1,56

� = 156

2,56

n= 60,93= 61

Berdasarkan perhitungan diatas, maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 61 orang perawat dari 10 ruangan rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Djoelham Binjai.

4.2.3. Tehnik Pengambilan Sampling

Tehnik pengambilan sampel dengan cara accidental sampling, yaitu cara pengambilan sampel dengan kebetulan bertemu (Hidayat, 2007). Peneliti melakukan teknik pengambilan sampel dengan cara menentukan sampel secara kebetulan bertemu, perawat yang sedang dinas pada saat itu peneliti jadikan sampel penelitian, peneliti menjelaskan tujuan dan manfaat dari penelitian tersebut, dan peneliti meminta kesediaan dari para responden apabila responden bersedia untuk menjadi sampel penelitian maka responden diminta untuk menandatangani lembar persetujuan menjadi responden.

4.3. Lokasi dan Waktu Penelitian

(39)

penduduk yang berdomisili di wilayah kota Binjai. Adapun pertimbangan pemilihan rumah sakit tersebut adalah karena, belum pernah dilakukan penelitian tentang pencegahan infeksi nosokomial dan peneliti ingin melihat sejauh mana pengetahuan perawat tentang pencegahan infeksi nosokomial di rumah sakit tersebut. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan September sampai dengan Desember 2014.

4.4. Pertimbangan Etik Penelitian

Penelitian ini dilakukan setelah peneliti mendapat persetujuan dari fakultas keperawatan USU, selanjutnya melakukan proses ethical clearence kepada Komisi Etik Kesehatan Fakultas Keperawatan USU di ruangan Departemen Keperawatan Medikal Bedah dan Keperawatan Dasar, selanjutnya izin penelitian disampaikan kepada direktur Rumah Sakit Umum Daerah Djoelham Binjai agar penelitian dapat dilaksanakan.

(40)

Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti, hanya kelompok tertentu saja yang akan disajikan dan dilaporkan sebagai hasil riset. Setelah selesai maka lembar kuesioner tersebut dimusnahkan.

4.5. Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh informasi dari responden, penelitian menggunakan alat pengumpulan data berupa kuesioner yang disusun sendiri oleh peneliti dengan berpedoman kepada konsep dan tinjauan pustaka. Instrumen terdiri dari 2 bagian: yang pertama kuesioner data demografi yang meliputi: usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, lama bekerja. Kuesioner kedua berupa kuesioner yang mengandung 22 pertanyaan untuk pengetahuan perawat tentang pencegahan infeksi nosokomial. Alat ukur untuk pengetahuan adalah kuesioner, yang dinilai dengan menggunakan jumlah skor. Responden yang menjawab dengan:

1.Jawaban benar diberi skor 1 2.Jawaban salah diberi 0

(41)

i = 7,3 keterangan: i = Interval kelas

Rentang = skor tertinggi-skor terendah BK = banyak kelas

Kategori pengetahuan:

Baik, apabila jawaban responden dari nilai tertinggi yaitu apabila responden mendapat skor 15-22

Cukup, apabila skor jawaban responden dari nilai tertinggi yaitu apabila responden mendapat skor 8-14

Kurang, apabila skor jawaban responden kurang dari dari nilai tertinggi yaitu apabila responden mendapat skor 0-7

4.6. Uji Validitas dan Reabilitas

4.6.1. Uji Validitas

Uji validitas meupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalitan suatu instrumen dan bertujuan untuk menggambarkan sejauh mana instrumen mampu mengukur apa yang akan diukur (Danim S, 2003). Jenis validitas yang digunakan adalah validitas isi yaitu suatu keputusan tentang bagaimana instrumen dengan baik mewakili karakteristik yang dikaji. Validitas ini diuji oleh ahli dari Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

4.6.2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen

(42)

instrumen tersebut baik. Instrument yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kali pun diambil, tetap akan sama. Untuk mengetahui reliabilitas atau tidaknya suatu instrumen peneliti menggunakan uji KR-21 (Kuder & Richardson 21), (Arikunto, 2010). Dimana menurut Saryono (2010), jika hasil reliabilitasnya > 0,70 maka butir-butir pernyataan dikatakan reliabilitas. Uji reliabilitas ini dibantu dengan menggunakan teknik komputerisasi. Besar sampel untuk uji reliabilitas ini berjumlah 30 orang perawat dari Rumah Sakit Umum Haji Medan. Uji reliabilitas ini dilakukan setelah sidang proposal disetujui oleh dosen penguji. Hasil uji reliabilitas instrumen Gambaran Pengetahuan Perawat Tentang Pencegahan Infeksi Nosokomial yang dilakukan di RSU Haji Medan adalah 0,94. Dari hasil tersebut diketahui bahwa data tersebut menunjukkan hasil yang reliabel karena lebih dari nilai normal.

4.7. Pengumpulan Data

(43)

dan manfaat penelitian, dan menjelaskan bahwa peneliti menjaga kerahasiaan jawaban perawat, bila perawat bersedia menjadi sampel penelitian maka perawat tersebut diminta untuk menandatangani lembar persetujuan setelah itu perawat diminta mengisi instrumen data demografi dan instrumen gambaran pengetahuan perawat tentang pencegahan infeksi nosokomial, responden dipersilahkan bertanya jika ada yang kurang jelas setelah diberi penjelasan sebelumnya. Setiap responden diberikan waktu lebih kurang 15-20 menit untuk menjawab semua pertanyaan yang diberikan dan dalam hal ini peneliti menunggu para perawat menjawab kuesioner hingga selesai menjawab semua pertanyaan. Setelah perawat selesai menjawab semua pertanyaan, peneliti memeriksa kembali kelengkapan jawaban responden dan setelah semua data terkumpul maka dilakukan analisa data.

4.8. Pengolahan Data dan Analisa Data

4.8.1. Pengolahan Data

(44)

4.8.2. Analisa Data

Analisis data yang akan diterapkan peneliti adalah analisis deskriptif yaitu suatu prosedur pengolahan data yang menggambarkan atau meringkas data dengan cara ilmiah dalam bentuk tabel atau grafik.

(45)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengetahuan pengetahuan perawat tentang pencegahan infeksi nosokomial di Rumah Sakit Umum Daerah Djoelham Binjai dengan jumlah responden 61 orang perawat. Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 30 Desember 2014 sampai dengan 7 Januari 2015, dan dilakukan pada 10 ruangan perawat (nurse station)

Rumah Sakit Umum Daerah Djoelham Binjai. Hasil penelitian ini akan diuraikan dalam dua bagian yaitu: karakteristik perawat dan pengetahuan perawat tentang pencegahan infeksi nosokomial di RSUD Djoelham Binjai.

5.1.1. Karakteristik Perawat

(46)

nosokomial. Untuk lebih jelasnya tentang karakteristik perawat dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 5.1 Distribusi perawat di RSUD Djoelham Binjai berdasarkan usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, lama bekerja, dan mengikuti pelatihan resmi infeksi nosokomial.

Data demografi perawat Frekuensi Persentase

(47)

5.1.2 Pengetahuan perawat tentang pencegahan infeksi nosokomial

Dari 61 orang perawat diketahui bahwa pengetahuan perawat tentang pencegahan infeksi nosokomial di Rumah Sakit Umum Daerah Djoelham Binjai yang dalam kategori baik hanya 24,6%, pengetahuan perawat dalam kategori cukup 70,5%, dan pengetahuan perawat dalam kategori kurang 4,9%. Untuk lebih jelasnya tingkat pengetahuan perawat tentang pencegahan infeksi nosokomial dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi dan persentasi pengetahuan perawat tentang pencegahan infeksi nosokomial di RSUD Djoelham Binjai

Pengetahuan Frekuensi Persentasi

Baik

(48)

Tabel 5.4 Distribusi frekuensi dan persentase pengetahuan perawat tentang

pencegahan infeksi nosokomial di RSUD Djoelham Binjai.

No Pertanyaan Jawaban Responden Membersihkan lantai ruangan Desinfektan untuk membunuh mikroba patogen

Antiseptik sebelum melakukan tindakan menyuntik

Kegiatan sterillisasi

Teknik membersihkan luka Antiseptik untuk pengobatan lokal, dan untuk mencuci luka yang kotor

Tindakan hiegiene rutin yang harus dilakukan perawat

Kondisi pada ruangan kamar di rumah sakit

Mengurangi reservoar infeksi pada luka operasi

Perawatan luka operasi yang menggunakan kantung drainase Peralatan perlindungan diri Cara mengangkat sprei pasien yang kotor

(49)

5.2 Pembahasan

5.2.1. Pengetahuan Perawat Tentang Pencegahan Infeksi Nosokomial

(50)

mempengaruhi pengetahuan seseorang, diantaranya: pendidikan, pekerjaan, umur, minat, pengalaman, dan informasi. Djojodibroto (dalam Nasution Decy, 2008) mengatakan bahwa peningkatan motivasi personal di rumah sakit harus dilakukan untuk menjaga semangat kerja sehingga tidak terjadi penurunan akibat dari kegiatan rutin. Pengamatan pada motivasi personal harus dilakukan terus menerus, dan merupakan tanggung jawab atasan. Hal ini digunakan untuk mengidentifikasi pribadi yang memiliki potensi dan motivasi tinggi.

Hasil penelitian menunjukkan 57,4% perawat melakukan tindakan hiegiene rutin terhadap pasien dengan cara memandikan pasien dan merawat luka, dan ada juga perawat yang menjawab dengan membersihkan rongga oral dan menjaga integritas kulit. Menurut analisa peneliti hal ini terjadi karena sudah menjadi budaya lingkungan sekitar ruangan bahwa tindakan hiegiene rutin yang harus dilakukan perawat terhadap pasien adalah membersihkan rongga oral dan memandikan pasien. Menurut Potter & Perry (2005), tindakan hiegiene rutin yang harus dilakukan perawat tehadap pasien seperti membersihkan rongga oral dan mandi dapat melindungi kulit dan membran mukosa terhadap penyebaran organisme.

(51)

yang padat harus membuat perawat bekerja dengan cepat dan tidak mengingat prinsip steril dalam perawatan pasien dengan luka operasi yang menggunakan kantung atau botol drainase, perawat juga tidak memahami tentang prosedur yang tepat perawatan pasien dengan luka operasi yang menggunakan botol dan kantung drainase. Menurut Potter & Perry (2005), tindakan perawat dalam perawatan pasien dengan luka operasi yang menggunakan botol atau kantung drainase, antara lain: (1) kosongkan dan buang botol drainase sesuai dengan kebijakan fasilitas, (2) kosongkan sistem drainase pada setiap pergantian jaga kecuali jika ada permintaan lain dari dokter, (3) jangan pernah mengangkat botol drainase lebih tinggi dari tempat yang di drainase kecuali jika telah di klem terlebih dahulu.

(52)

apa yang disukai, diharapkan dan diinginkan, dan apa yang harus dihindari. Menurut Saputra (2011), untuk benda tajam misalnya spuit sekali pakai yang harus di ingat, antara lain: (1) buanglah jarum dan spuit sebagai satu kesatuan, bilamana perlu, (2) buanglah benda-benda tajam ke dalam tempat sampah, segera setelah menggunakan, (3) jangan pindahkan benda tajam yang sudah digunakan dari seorang ke orang lain dengan tangan, gunakan suatu penampungan.

Tugas dari tim profesional pengendali infeksi, 70,5% perawat mengetahui bahwa tugas dari tim profesional pengendali infeksi adalah meminimalkan jumlah dan jenis mikroba patogen dan mengumpulkan statistik mengenai epidemiologi infeksi nosokomial, dan ada beberapa juga yang menjawab menganjurkan kepada perawat, pasien, dan keluarga pasien untuk memakai peralatan perlindungan diri. Menurut analisa peneliti hal ini karena perawat kurang mengetahui tugas-tugas dari tim profesional pengendali infeksi. Menurut Potter & Perry (2005), adapun tugas-tugas dari tim profesional pengendali infeksi beberapa diantaranya adalah: (1) memberi pendidikan mengenai pencegahan dan pengendalian infeksi kepada staf/perawat, klien dan keluarga, (2) membuat dan meninjau ulang kebijakan dan prosedur pencegahan dan pengendalian infeksi.

(53)
(54)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil penelitian yang dilakukan mengenai pengetahuan perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Djoelham Binjai tentang pencegahan infeksi nosokomial maka dapat disimpulkan dan saran sebagai berikut:

6.1. Kesimpulan

(55)

6.2. Saran

6.2.1. Bagi Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi baru bagi pendidikan keperawatan dan menambah pengetahuan dalam pengembangan keperawatan lebih lanjut.

6.2.2. Penelitian keperawatan

Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih memiliki keterbatasan-keterbatasan, sehingga untuk meneliti yang akan datang peneliti mengharapkan perlunya dilakukan penelitian lebih lanjut tentang deskriptif korelasi.

6.2.3. Bagi rumah sakit

Dari penelitian ini diharapkan kepada pihak rumah sakit untuk melakukan pelatihan tentang infeksi nosokomial kepada perawat agar dapat meningkatkan kinerja perawat dengan memberikan pengetahuan kepada perawat dalam pencegahan infeksi nosokomial melalui pendidikan dan pelatihan tentang infeksi nosokomial kepada perawat secara berkelanjutan, menyediakan fasilitas seperti peralatan untuk perawatan luka, fasilitas untuk hiegienitas tangan dengan alkohol

(56)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Chang, Esther. (2009). PatofisiologiAplikasi padaPraktikKeperawatan, Jakarta : EGC.

Danim, S. (2003). Riset Keperawatan Sejarah & Metodologi, Jakarta: EGC. Darmadi, (2008). Infeksi Nasokomial Problematika dan Pengendaliannya, Jakarta

: Penerbit Salemba Medika.

Ginting, M. (2008). Infeksi Nosokomial Melalui Pemasangan Infus dan Manfaat Pelatihan Keterampilan Perawat Terhadap Pengendaliannya di Ruang

Rawat Inap Penyakit RSUPH Adam Malik Medan.

USU.ac.id/handle/123456789/7027, diakses 11 November 2014.

Habni, Yulia, (2009). Perilaku Perawat Dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Ruang Rindu A,B, Ruang ICU, IGD, Rawat Jalan di RSUPH. Adam Malik.

diakses 17 Februari 2015.

Jeyamohan dan Dharshini, (2010). Angka Prevalensi Infeksi Nasokomial pada Pasien Luka Operasi di Bagian Bedah di RSUPH Adam Malik Medan.

31 Mei 2014.

Kamaruzaman dan Najatul, (2011). Tingkat Pengetahuan dan Sikap Perawat RSU

Siti Hajar Medan Dalam Mencegah Infeksi Nosokomial

USU.ac.id/handle/123456789/31331 diakses 02 Febuari 2015.

Long, Barbara, (1996). Perawatan Medikal Bedah Suatu Pendekatan Proses Keperawatan. Ed 1. Bandung: Yayasan IAPK Pajajaran.

Mubarak dkk, (2007). Promosi Kesehatan Sebuah Pengantar Proses Belajar Mengajar Dalam Pendidikan, Ed 1. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Nasution, Decy, (2008). Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah di Ruang Rawat Inap RSU. Dr.

Pirngadi Kota Medan. Tesis.

123456789/6702/1/09E00173.pdf, diakses 17 Februari 2015.

(57)

Notoadmojo, (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Ed. Rev. Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam, (2013). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis. Ed 3.Jakarta: Salemba Medika.

Nusronudin dkk, (2007). Penyakit Infeksi di Indonesia Solusi Kini dan Mendatang. Cet. 1. Surabaya: Airlangga University Press.

Pieter dan Namora (2010), Pengantar Psikologi Untuk Kebidanan. Ed 1 cet.1 Jakarta: Kencana 2010.

Potter dan Perry. Ahli Bahasa, Yasmin Asih. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep Proses dan Praktik. Jakarta: EGC.

Saputra, L. (2011). Ketrampilan Dasar Untuk Perawat dan Paramedis. Pamulang: KA Risma Publishing Group.

(58)

Lampiran 1

No. Responden:...

Formulir Persetujuan Menjadi Responden

GAMBARAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

DJOELHAM BINJAI

Oleh Siska Lamtiur

Saya adalah mahasiswa S-1 Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan. Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan Tugas Akhir.

Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat gambaran pengetahuan perawat tentang pencegahan infeksi nosokomial di Rumah Sakit Umum Daerah Djoelham Binjai. Saya mengharapkan jawaban yang Bapak/Ibu berikan sesuai dengan pendapat Bapak/Ibu sendiri. Saya menjamin kerahasiaan identitas dan pendapat Bapak/Ibu. Informasi yang Bapak/Ibu, berikan hanya akan digunakan untuk mengembangkan pelayanan kesehatan khususnya ilmu keperawatan dan tidak akan dipergunakan untuk maksud-maksud lain selain penelitian ini.

Partisipasi Bapak/Ibu dalam penelitian ini bersifat bebas, Bapak/Ibu bebas untuk ikut atau menolak tanpa adanya sanksi apapun. Jika Bapak/Ibu bersedia menjadi responden penelitian, silahkan menandatangi formulir ini.

Medan, November 2014

(59)

Lampiran 2

INSTRUMEN PENELITIAN

Petunjuk pengisian Bapak/Ibu diharapkan :

1. Menjawab setiap pertanyaan yang tersedia dengan memberikan tanda silang (x) pada tempat yang disediakan.

2. Semua pertanyaan harus dijawab.

3. Setiap pertanyaan diisi dengan satu jawaban.

4. Bila ada yang kurang mengerti silakan bertanya kepada peneliti.

A. DATA DEMOGRAFI

Kode (diisi oleh peneliti)

Usia : Tahun

Jenis Kelamin : 1. ( ) Laki-laki 2. ( ) Perempuan Tingkat Pendidikan : 1. ( ) AKPER 2. ( ) Sarjana 3. ( ) SPK

Lama Bekerja : 1. ( ) < 1 tahun 2. ( ) 1-3 tahun 3. ( ) > 3 tahun

Sudah pernah mendapat pelatihan resmi infeksi nosokomial : 1. ( ) ya

(60)

B. Kuesioner

Kuesioner 1 : Pengetahuan perawat tentang pencegahan infeksi nosokomial. Berikanlah tanda silang (x)pada kotak jawaban yang benar menurut anda. 1. Linen yang digunakan pasien sebaiknya…

a. Dilipat dan diletakkan di lantai b. Tidak dilipat dan diletakkan di lantai c. Dilipat dan diletakkan di tempat tidur

2. Tindakan perawat untuk mencegah resiko pencemaran dari darah atau cairan tubuh lainnya, digunakan...

a. Sarung tangan dan alas kaki b. Alas kaki dan masker c. Sarung tangan dan masker

3. Pemakaian sarung tangan sebaiknya...

a. Diganti setelah kontak dengan pasien, tidak digunakan untuk lebih dari satu pasien dan dibuang sebagai sampah klinik

b. Diganti setelah kontak dengan pasien, tidak digunakan untuk lebih dari satu pasien dan dibuang dimana saja

c. Digunakan untuk lebih dari satu pasien dan dibuang sebagai sampah klinik setelah melakukan tindakan

4. Teknik mencuci tangan yang tepat adalah sabagai berikut…

a. Basahi tangan dengan air dan sabun, gosok telapak dengan telapak, punggung telapak tangan kiri dan kanan, telapak dengan telapak dan sela-sela jari, punggung jari dengan telapak jari, dan sekeliling jari-jari, maju dan mundur kiri dan kanan kemudian bilas dengan air mengalir

(61)

c. Basahi tangan dengan air dan sabun, kemudian gosok telapak dengan telapak, telapak dengan sela-sela jari, punggung jari dengan telapak jari dan sekeliling jari-jari, maju dan mundur kiri dan kanan secara bergantian, kemudian bilas dengan air mengalir

5. Teknik hiegienitas tangan dengan cairan alkohol yang tepat adalah..

a. Gunakan alkohol pada telapak tangan dan ratakan ke seluruh permukaan tangan, gosok sela-sela jemari dan sekeliling jemari tangan kiri dan kanan secara bergantian, telapak tangan, punggung telapak tangan maju dan mundur kiri dan kanan secara bergantian

b. Gunakan alkohol pada telapak tangan dan ratakan ke seluruh permukaan tangan, gosok telapak tangan, punggung telapak tangan, sela-sela jemari secara bergantian, dan sekeliling jemari tangan maju dan mundur, kiri dan kanan secara bergantian

c. Gunakan alkohol secukupnya pada permukaan tangan, gosok telapak tangan, sela-sela jemari dan sekeliling jemari tangan maju dan mundur, kiri dan kanan secara bergantian, kemudian gosok punggung telapak tangan kiri dan kanan secara bergantian

6. Antiseptik yang digunakan untuk mencegah infeksi pada perawatan luka adalah..

a. Alkohol 70%, betadine, dan iodium b. Alkohol 70%, lysol dan savlon c. Alkohol 90%, betadine dan klorin

7. Membersihkan lantai ruangan di rumah sakit sebaiknya dilakukan... a. 4-5 kali dalam seminggu

b. 1 kali dalam sehari c. 2-3 kali dalam sehari

8. Desinfektan yang digunakan untuk membunuh mikroba patogen adalah... a. Alkohol 90%, klorin, dan lysol

(62)

9. Antiseptik yang digunakan sebelum melakukan tindakan menyuntik atau pemasangan cairan infus pada pasien, adalah…

a. Alkohol 90% b. Povidone iodine c. Alkohol 70%

10. Kegiatan sterillisasi pada peralatan medis, dapat dilakukan dengan cara... a. Desinfeksi dan pembersihan

b. Pembersihan dan pengeringan c. Pembersihan dan pengemasan

11. Teknik membersihkan luka untuk mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam luka, adalah...

a. Membersihkan bagian luar dan dalam luka bersamaan dengan desinfektan kemudian luka ditutup dengan kasa steril

b. Membersihkan bagian dalam luka dengan desinfektan kemudian bagian luarnya, selanjutnya luka ditutup dengan kasa steril

c. Membersihkan bagian luar dengan desinfektan, kemudian bagian dalamnya, kemudian luka ditutup dengan kasa yang steril

12. Antiseptik untuk pengobatan lokal misalnya pada kulit, mulut, dan tenggorokan, dan untuk mencuci luka yang kotor adalah...

a. Alkohol 90% b. Klorin

c. Povidone iodine

13. Tindakan hiegiene rutin yang harus dilakukan perawat terhadap pasien adalah...

a. Membersihkan rongga oral dan memandikan pasien b. Memandikan pasien dan merawat luka

(63)

14. Kondisi pada ruangan kamar di rumah sakit agar pasien merasa aman dan nyaman sebaiknya...

a. Udara dalam ruangan pengap, berbau dan membuat ventilasi dengan tekanan negatif agar udara tidak keluar

b. Udara dalam ruangan tidak pengap, tidak berbau, dan membuat ventilasi dengan tekanan negatif agar udara tidak keluar

c. Tidak berbau dan ventilasi dengan tekanan negatif agar udara tidak keluar, dan pencahayaan yang gelap

15. Yang harus di perhatikan untuk mengurangi reservoar infeksi pada pasien dengan luka operasi adalah...

a. Memakai sarung tangan dan mengganti balutan yang basah dan kotor b. Mencuci tangan terlebih dahulu kemudian mengganti balutan yang basah

dan kotor

c. Mengganti balutan yang basah dan kotor dengan memakai sarung tangan dan mencuci tangan

16. Tindakan perawat dalam perawatan pasien dengan luka operasi yang menggunakan botol atau kantung drainase adalah...

a. Mengosongkan kantung drainase setiap pergantian jaga sesuai dengan prosedur dan tidak mengangkat drainase lebih tinggi dari tempat yang di drainase

b. Mengosongkan kantung drainase setiap pergantian jaga sesuai prosedur dengan mengangkat kantung drainase lebih tinggi dari tempat yang di drainase

(64)

17. Peralatan untuk perlindungan diri diantaranya, adalah...

a. Sarung tangan, jarum suntik, masker wajah, dan kacamata pelindung b. Sarung tangan, masker wajah, alas kaki, dan handuk

c. Sarung tangan, masker wajah, kacamata pelindung, dan alas kaki 18. Cara mengangkat linen pasien yang kotor secara tepat, adalah...

a. Mengangkat linen yang kotor memakai sarung tangan dengan mengenai seragam petugas

b. Mengangkat linen yang kotor dengan sarung tangan dengan tidak mengenai seragam petugas

c. Mengangkat linen dengan tangan dan tidak mengenai seragam petugas 19. Yang perlu diperhatikan dalam menggunakan benda tajam misalnya spuit

sekali pakai, adalah...

a. Membuang jarum dan spuit secara keseluruhan ke dalam tempat sampah yang telah ditentukan, segera setelah menggunakan

b. Membuang jarum dan spuit yang sudah di patahkan terlebih dahulu ke dalam tempat sampah yang telah ditentukan, segera setelah menggunakan c. Membuang jarum dan spuit sebagai satu kesatuan ke dalam tempat sampah

setelah digunakan dari seorang ke orang lain 20. Pemakaian termometer pada pasien sebaiknya...

a. Dicuci dalam air sabun atau betadine terlebih dahulu kemudian di keringkan b. Dicuci dalam air sabun atau alkohol terlebih dahulu kemudian di keringkan c. Dicuci di air mengalir terlebih dahulu kemudian di rendam ke dalam

alkohol

21. Vaksinasi yang dapat digunakan oleh perawat untuk mencegah terpapar infeksi di rumah sakit, adalah...

(65)

22. Tugas dari tim profesional pengendali infeksi, adalah...

a. Meminimalkan jumlah dan jenis mikroba patogen dan mengumpulkan statistik mengenai epidemiologi infeksi nosokomial

b. Membuat dan meninjau ulang kebijakan dan prosedur pencegahan dan pengendalian infeksi

(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)
(77)

Dik : K = 22

k = banyaknya butir soal atau butir pertanyaan M = rerata skor seluruh butir (pertanyaan) Vt = varians total (Arikunto, 2009)

(78)

Lampiran 14

MASTER TABEL GAMBARAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL DI RSUD DJOELHAM BINJAI TAHUN 2014

(79)
(80)

Lampiran 15 Umur

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid kelompok umur 21-26 tahun 24 39.3 39.3 39.3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid < 1 tahun 16 26.2 26.2 26.2

1-3 tahun 19 31.1 31.1 57.4 > 3 tahun 26 42.6 42.6 100.0 Total 61 100.0 100.0

JK

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid laki laki 10 16.4 16.4 16.4

perempuan 51 83.6 83.6 100.0 Total 61 100.0 100.0

Tingkat pendidkan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid D-3 28 45.9 45.9 45.9

S.Kep 33 54.1 54.1 100.0 Total 61 100.0 100.0

Sudah pelatihan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid ya 14 23.0 23.0 23.0

tidak 47 77.0 77.0 100.0 Total 61 100.0 100.0

P1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid salah 55 90.2 90.2 90.2

benar 6 9.8 9.8 100.0 Total 61 100.0 100.0

P2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid salah 27 44.3 44.3 44.3

(81)

P3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid salah 18 29.5 29.5 29.5

benar 43 70.5 70.5 100.0 Total 61 100.0 100.0

P4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid salah 24 39.3 39.3 39.3

benar 37 60.7 60.7 100.0 Total 61 100.0 100.0

P5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid salah 38 62.3 62.3 62.3

benar 23 37.7 37.7 100.0 Total 61 100.0 100.0

P6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid salah 15 24.6 24.6 24.6

benar 46 75.4 75.4 100.0 Total 61 100.0 100.0

P7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid salah 7 11.5 11.5 11.5

benar 54 88.5 88.5 100.0 Total 61 100.0 100.0

P8

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid salah 13 21.3 21.3 21.3

benar 48 78.7 78.7 100.0 Total 61 100.0 100.0

P9

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid salah 18 29.5 29.5 29.5

(82)

P10

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid salah 22 36.1 36.1 36.1

Benar 39 63.9 63.9 100.0 Total 61 100.0 100.0

P11

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Salah 27 44.3 44.3 44.3

Benar 34 55.7 55.7 100.0 Total 61 100.0 100.0

P12

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Salah 29 47.5 47.5 47.5

Benar 32 52.5 52.5 100.0 Total 61 100.0 100.0

P13

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Salah 35 57.4 57.4 57.4

Benar 26 42.6 42.6 100.0 Total 61 100.0 100.0

P14

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Salah 17 27.9 27.9 27.9

Benar 44 72.1 72.1 100.0 Total 61 100.0 100.0

P15

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Salah 35 57.4 57.4 57.4

Benar 26 42.6 42.6 100.0 Total 61 100.0 100.0

P16

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Salah 31 50.8 50.8 50.8

(83)

P17

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Salah 16 26.2 26.2 26.2

Benar 45 73.8 73.8 100.0 Total 61 100.0 100.0

P18

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Salah 18 29.5 29.5 29.5

Benar 43 70.5 70.5 100.0 Total 61 100.0 100.0

P19

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Salah 32 52.5 52.5 52.5

Benar 29 47.5 47.5 100.0 Total 61 100.0 100.0

P20

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Salah 33 54.1 54.1 54.1

Benar 28 45.9 45.9 100.0 Total 61 100.0 100.0

P21

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Salah 12 19.7 19.7 19.7

Benar 49 80.3 80.3 100.0 Total 61 100.0 100.0

P22

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Salah 43 70.5 70.5 70.5

Benar 18 29.5 29.5 100.0 Total 61 100.0 100.0

Gambaran pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid baik (15-22) 15 24.6 24.6 24.6

(84)

Lampiran 16

3. Biaya pada saat penelitian

(85)
(86)

Lampiran 18 DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Siska Lamtiur

Tempat Tanggal Lahir : Belawan, 27 Juli 1983 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Kristen Protestan

Alamat : Jl. Danau Laut Tawar No.60 Binjai Riwayat Pendidikan

1. SD Negeri No 028226 Binjai Tahun 1991-1996 2. SMP Negeri 3 Binjai Tahun 1996-1999

3. SMA Methodist Binjai Tahun 1999-2002

4. DIII Keperawatan RSU Herna Medan Tahun 2002-2005 5. Mengikuti S-1 Keperawatan Ekstensi

Fakultas Keperawatan Universitas

Gambar

Tabel 3.1. Definisi Operasional
Tabel 5.1 Distribusi perawat di RSUD Djoelham Binjai berdasarkan usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, lama bekerja, dan mengikuti pelatihan resmi infeksi nosokomial
Tabel 5.3 Distribusi frekuensi dan persentasi pengetahuan perawat tentang
Tabel 5.4 Distribusi frekuensi dan persentase pengetahuan perawat tentang
+3

Referensi

Dokumen terkait

Kita harus bersatu melawan penjajah Belanda!” begitu pidato Kepala Kampung Katiagan yang baru dengan lantang di tengah penduduk Kampung Katiagan.. Penduduk Kampung Katiagan

Demam berdarah dengue adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue (arbovirus) yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes

Hasil titer antibodi pada perlakuan C yaitu vaksin dengan penambahan gliserol 0,25% dan perlakuan E yaitu vaksin dengan penambahan gliserol 0,75% meningkat tinggi

Oleh karena itu, bioplastik berbahan dasar pati perlu dicampurkan dengan kitosan (biopolimer) yang dapat menurunkan tingkat penyerapan air karena bersifat

Tujuan Penelitian: Mengetahui hubungan pola asuh orang tua dengan perkembangan anak usia prasekolah di TK-IT Al-Muhajirin Sawangan Magelang.. Metode Penelitian: Metode

Hal ini juga sama dengan nilai efficiency of conversion of feed ingested (ECI), bahwa tanpa kejut panas berbeda nyata dengan yang diberi kejut panas. Analisis indeks

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menguji pengaruh implementasi anggaran berbasis kinerja pada Kecamatan Lelea Kabupaten Indramayu, kinerja organisasi

Berdasarkan hasil diatas analisa Bivariat antara perilaku merokok dengan harga diri pada remaja memiliki P value = 0,480 (P value &gt; 0,05) menyatakan bahwa perilaku