• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PBL DAN MOTIVASI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI STRUKTUR ATOM.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PBL DAN MOTIVASI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI STRUKTUR ATOM."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN MOTIVASI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI STRUKTUR ATOM

Oleh:

Johannes Sormin NIM 4123131048

Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

ii

RIWAYAT HIDUP

(4)

i

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya : interaksi antara model PBL (Problem Based Learning) dan motivasi terhadap hasil belajar kimia siswa, interaksi antara model DI (Direct Instruction) dan motivasi terhadap hasil belajar kimia siswa, korelasi yang signifikan antara motivasi dan hasil belajar kimia siswa. Motivasi dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu motivasi belajar siswa yang tinggi dan motivasi belajar siswa yang rendah.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X MIPA I dan X MIPA IV. Teknik pengambilan data siswa dilakukan secara Random. Dalam penelitian ini digunakan rancangan ANAVA (faktorial) 2x2, yang berarti ada dua faktor yang diteliti yaitu faktor model pembelajaran dan faktor motivasi belajar. Data yang diamati adalah hasil belajar kimia yang diperoleh dengan pemberian pretest dan postest dengan menggunakan soal pilihan berganda sebanyak 23 item yang sudah memenuhi syarat validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda. Data yang diperoleh diuji normalitas dan homogenitasnya, selanjutnya uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis ragam.

Hasil hipotesis menunjukkan Fhitung < Ftabel dimana Fhitung (AB) = 0,346 sedangkan Ftabel = 1,69; maka Ho diterima berarti tidak ada interaksi antara model PBL (Problem Based Learning) ataupun DI (Direct Instruction) dan motivasi terhadap hasil belajar kimia siswa. Disisi lain hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara motivasi dan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen I yang dibuktikan dengan rhit > rtabel dimana 0,534 > 0,312 yang berarti Ho ditolak. Begitu pula dengan kelas eksperimen II menunjukkan adanya korelasi yang signifikan antara motivasi dengan hasil belajar siswa yakni rhit > rtabel dimana 0,721 > 0,312.

Kata kunci : hasil belajar kimia, model problem based learning, model direct

(5)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas

segala rahmat dan berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

dan Motivasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Struktur Atom”. Adapun

penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan pada Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Ibu

Dra. Gulmah Sugiharti, M.Pd sebagai dosen Pembimbing Skripsi yang telah

banyak memberikan bimbingan dan saran kepada penulis sejak awal penyusunan

proposal, seminar proposal, pelaksanaan penelitian sampai dengan pengolahan

data hingga penyusunan skripsi ini dapat selesai. Ucapan terima kasih juga

disampaikan kepada ibu Dra. Ani Sutiani, M.Si, ibu Dr. Iis Siti Jahro, M.Si, dan

bapak Agus Kembaren,S.Si,M.Si yang telah memberikan masukan dan

saran-saran demi kesempurnaan penyusunan skripsi ini.

Ucapan terima kasih kepada bapak dan ibu dosen jurusan kimia terkhusus

kepada bapak Saronom Silaban, S.Pd, M.Pd yang telah memberikan banyak ilmu

pengetahuan dan membantu penulis selama proses perkuliahan. Ucapan

terimakasih juga disampaikan kepada ibu Drs. Ramli Siregar, M.Si selaku Kepala

Sekolah SMA Negeri 21 Medan dan Ibu Fitri Budiana Lubis, S.Pd selaku guru

kimia serta siswa siswi yang telah banyak membantu penulis selama penelitian.

Secara khusus penulis juga mengucapkan terima kasih kepada orangtua

saya kepada ibu Nurita Pakpahan, kakak saya Maduma Yanti Siregar dan bapak

Hendri Sormin, yang selalu memberikan doa, kasih, waktu, biaya hidup dan

dukungan setiap saat kepada penulis. Terima kasih juga kepada Handayani

Situmeang, bang Hermanto Pakpahan, Daniel Simanjuntak, Ibrani Anthony serta

seluruh keluarga atas segala doa, dukungan, motivasi, perhatian dan semangat

(6)

v

yang juga memberikan semangat kebersamaan, kenangan yang indah untuk

penulis,

Penulis menyadari masih banyak kelemahan dalam penyusunan skripsi ini

baik dari segi isi, susunan maupun tata bahasa. Namun, penulis telah berupaya

dengan semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh sebab itu,

penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan

skripsi ini. Semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu

pengetahuan terlebih kepada para peneliti berikutnya dalam melakukan

pengembangan penelitian.

Medan, Agustus 2016

Penulis,

Johannes Sormin

(7)

vi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9

2.1. Belajar dan Hasil Belajar 9

2.1.1. Hakikat Pembelajaran Kimia 9

2.1.2. Hasil Belajar Kimia 10

2.2. Model Pembelajaran 12

2.2.1. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) 13

2.2.1.1. Karakteristik Pembelajaran Berbasis Masalah 16

2.2.1.2. Tujuan Pembelajaran Berbasis Masalah 17

2.2.1.3. Manfaat Pembelajaran Berbasis Masalah 17

2.2.1.4. Kelebihan dan Kekurangan (PBL) 18

2.2.1.5. Sintaks Pembelajaran Berbasis Masalah 18

2.2.2. Model Pembelajaran Direct Interaction (DI) 20

2.2.2.1. Karakteristik Pembelajaran Direct Interaction (DI) 21

(8)

vii

2.3.4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Motivasi Intrinsik dan 28

Motivasi Ekstrinsik

BAB III METODE PENELITIAN 43

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 43

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 57

(9)

viii

4.1.1. Analisis Instrumen Tes 57

4.1.1.1. Validitas Tes 57

4.1.1.2. Reabilitas Tes 57

4.1.1.3. Tingkat Kesukaran Tes 58

4.1.1.4. Daya Beda Tes 58

4.1.2. Analisis Instrumen Non Tes (Angket) 58

4.1.2.1. Validitas Angket 58

4.1.2.2. Reabilitas Angket 59

4.1.2. Data Hasil Penelitian 59

4.1.3. Hasil Observasi Aktivitas Siswa 60

4.2. Analisis Data Hasil Penelitian 61

4.2.1. Uji Normalitas 62

4.2.2. Uji Homogenitas 63

4.3. Analisa Peningkatan Hasil Belajar 64

4.4. Pengujian Hipotesis dan Korelasi 65

4.5. Pembahasan 67

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 70

5.1. Kesimpulan 70

5.2. Saran 70

(10)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Model Dasar mengajar 12

Gambar 2.2. Model Atom Dalton 32

Gambar 2.3. Percobaan Thomson Sinar Katoda 32

Gambar 2.4. Model Atom Thomson 33

Gambar 2.5. Percobaan Rutherford Hamburan Sinar α 34

Gambar 2.6. Model Atom Rutherford 35

Gambar 2.7. Percobaan Bohr Spektra Atom Hidrogen 36

Gambar 2.8. Model Niels Bohr 36

Gambar 2.9. Percobaan Schrodinger Mekanika Kuantum 37

Gambar 2.10. Model Atom Mekanika Kuantum 38

Gambar 3.1. Skema Alur Penelitian 56

Gambar 4.1. Peningkatan Aktivitas Siswa 60

Gambar 4.2. Diagram Hasil Belajar 61

Gambar 4.3. Diagram Peningkatan Hasil Balajar 65

Gambar 4.4. Grafik Interaksi Model Pembelajaran dan 68

(11)

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Sintaks Pengajaran Berdasarkan Masalah 19

Tabel 2.2. Peran Guru, Siswa dan Masalah dalam Pembelajaran 20

Berbasis Masalah

Tabel 2.3. Sintaks Pengajaran Direct Interaction (DI) 24

Tabel 3.1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian 43

Tabel 3.2. Rancangan Penelitian faktorial 2 x 2 44

Tabel 3.3. Kriteria Penilaian Motivasi Siswa 45

Tabel 3.4. Data Nilai siswa SMA yang diberi Perlakuan 51

Model Pembelajaran dan Motivasi Belajar

Tabel 3.5. Data Penyusunan Nilai Hasil siswa SMA yang diberi 53

Perlakuan Model Pembelajaran dan Motivasi Belajar

Tabel 4.1. Data Aktivitas Siswa 60

Tabel 4.2. Hasil Perolehan Rata-Rata Pretes dan Postest 61

Tabel 4.3. Uji Normalitas 62

Tabel 4.4. Data Hasil Analisis Normalitas 63

Tabel 4.5. Uji Homogenitas 63

Tabel 4.6. Perhitungan Uji Homogenitas 64

Tabel 4.7. Persentase Peningkatan Hasil Belajar 64

(12)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Silabus 74

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 78

Lampiran 3. Kisi-Kisi Instrumen Tes 99

Lampiran 4. Instrumen Test Hasil Belajar Kimia 106

Lampiran 5. Kunci Jawaban Instrumen Penelitian 115

Lampiran 6. Lembar Kerja Siswa 116

Lampiran 7. Soal Individu 119

Lampiran 8. Jawaban LKS 122

Lampiran 9. Jawaban Soal Individu 128

Lampiran 10. Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar Kimia 131

Lampiran 11. Angket Motivasi Belajar Kimia 132

Lampiran 12 . Lembar Data Siswa 138

Lampiran 13 . Uji Validasi Soal Tes 139

Lampiran 14 . Perhitugan Validasi Tes 140

Lampiran 15. Uji Reabilitas Tes 143

Lampiran 16 . Perhitungan Reabilitas Tes 144

Lampiran 17. Uji Daya Beda 145

Lampiran 18. Pertitungan Daya Beda Tes 146

Lampiran 19 . Uji Tingkat Kesukaran 148

Lampiran 20 . Perhitungan Tingkat Kesukaran 149

Lampiran 21. Rakapitulasi Analisi Instrumen 151

Lampiran 22 . Hasil Belajar 152

Lampiran 23 . Uji Normalitas 154

Lampiran 24 . Uji Homogenitas 164

Lampiran 25. Perhitungan Uji Homogenitas 172

Lampiran 26 . Perhitungan Varians dan Standar Deviasi 176

Lampiran 27. Uji Hipotesis 178

Lampiran 28. Uji Validasi Angket 187

(13)

xii

Lampiran 30. Uji Reabilitas Angket 191

Lampiran 31. Perhitungan Reabilitas Angket 192

Lampiran 32 . Data Angket Kelas Eksperimen 193

Lampiran 33. Tabulasi Data Korelasi Kelas Eksperimen 195

Lampiran 34. Tabulasi Data Hasil Belajar 197

Lampiran 35. Rekapitulasi Data Siswa 199

Lampiran 36 . Tabulasi Nilai Angket Kelas Eksperimen 202

Lampiran 37 . Penilaian Sikap 203

Lampiran 38 . Penilaian Aktivitas Siswa 211

Lampiran 39. Data Hasil Pendataan Siswa 219

Lampiran 40 . Nilai r Product Momen 212

Lampiran 41. Nilai Chi Kuadrat 213

Lampiran 42 . Nilai Distribusi F 224

Lampiran 43. Nilai Distribusi t 225

(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Undang-undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, menyebutkan, bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan bertujuan untuk

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri dan bertanggung jawab (Trianto, 2011 : 1). Kemajuan bangsa Indonesia

dapat dicapai melalui upaya peningkatan mutu pendidikan, yang diharapkan dapat

menaikkan harkat dan martabat bangsa Indonesia, untuk mencapai hal tersebut,

pembaharuan pendidikan diindonesia perlu terus dilakukan untuk menciptakan

dunia pendidikan yang adaptif terhadap perubahan zaman (Hartono, 2014 : 1).

Pada kenyataannya mutu pendidikan Indonesia saat ini masih

memprihatinkan, berdasarkan Human Development Indeks (HDI) yang dilaporkan

oleh UNDP menunjukkan bahwa diantara 174 negara, rangking Indonesia tahun

1998 masih sangat rendah, yaitu 105, bahkan pada tahun 1999 merosot lagi

menjadi 109 (Andriani, 2009 : 56). Selain itu berdasarkan data dari Education For

All (FFA) bahwa perkembangan pendidikan di Indonesia pada tahun 2010

menempati posisi ke-65, tahun 2011 menurun menempati posisi ke-69 keadaan ini

sangatlah memprihatinkan padahal pemerintah sudah meningkatkan anggaran

pendidikan dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia (Purba,

dkk, 2012). Tahun 2015 berdasarkan data dari Education For All (FFA) bahwa

perkembangan pendidikan di Indonesia masih tetap menempati posisi ke-69

(Addict, 2015). Secara empiris berdasarkan analisis penelitian Daryanto (2010:

27), rendahnya mutu pendidikan berpengaruh kepada rendahnya hasil belajar

siswa, hal ini disebabkan oleh proses pembelajaran yang didominasi oleh

pembelajaran tradisional, yaitu pembelajaran cenderung teacher centered yang

menyebabkan siswa menjadi pasif. Upaya meningkatkan keberhasilan belajar,

(15)

2

pada intinya tertumpu pada suatu persoalan yaitu bagaimana guru memberikan

pembelajaran yang memungkinkan bagi siswa terjadi proses pembelajaran yang

efektif atau dapat mencapai hasil sesuai dengan tujuan. (Sumiati, dkk. 2013 : 1).

Menurut Arikunto (2013 : 2), dalam proses belajar mengajar, guru harus

mampu membantu sianak didik agar dapat meningkatkan pemahaman sehingga

memperoleh hasil yang lebih baik. Dalam hal ini guru diharapkan mampu

memberikan motivasi (baik berupa dukungan ataupun pengalaman orang-orang

sukses) kepada siswa pada saat pembelajaran. Menurut Wena (2011 : 24), tanpa

adanya motivasi belajar siswa yang tinggi akan sulit bagi guru untuk mencapai

hasil pembelajaran yang optimal.

Menurut Sardiman (2012 : 73), motivasi adalah perubahan energi dalam

diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan

tanggapan terhadap adanya tujuan. Motivasi juga dapat dikatakan serangkaian

usaha untuk menciptakan kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin

melakukan sesuatu, dan apabila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk

meniadakan dan mengelakkan perasaan tidak suka itu. Dalam kegiatan belajar,

motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa

yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan

belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang

dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.

Motivasi belajar merupakan salah satu kemampuan dasar yang sangat

penting untuk dimiliki siswa dan guru dalam kegiatan belajar mengajar,

khususnya dalam kimia. Menurut Lestari (2015 : 2), bahwa motivasi merupakan

daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar untuk

memberikan kesiapan agar tujuan yang telah ditetapkan tercapai, jika di dalam

diri siwa tertanam motivasi belajar yang tinggi, maka tujuan pembelajaran akan

tercapai, tentunya akan mempengaruhi hasil belajar.

Berdasarkan pengalaman peneliti ketika PPL di SMA Negeri 1 Lubuk

Pakam pada penerapan kurikulum 2013 menunjukkan bahwa motivasi belajar

siswa masih sangat rendah. Hal ini dapat dilihat dari kurangnya antusisas siswa

(16)

3

maksimalnya proses pembelajaran kimia sehingga berimbas pada rendahnya hasil

belajar siswa. Oleh karena itu, masih banyak siswa yang belum mencapai nilai

kriteria ketuntasan maksimum (KKM) pada mata pelajaran kimia. Berdasarkan

arsip guru SMA N 1 Lubuk Pakam pada tahun ajaran 2013/2014 siswa yang

mencapai KKM hanya berjumlah 45%, persentase siswa yang mencapai nilai

KKM belum ada mengalami perkembangan hingga tahun ajaran 2014/2015 yakni

masih 45% siswa yang mencapai nilai KKM, meskipun pada tahun ajaran

2015/2016 siswa yang memenuhi nilai KKM mengalami peningkatan menjadi

50%, namun hasil ini masih sangat rendah, mengingat pentinganya peneningkatan

mutu dan kualitas pendidikan Indonesia.

Berdasarkan data arsip guru kimia tersebut, masih banyak siswa yang

belum mencapai nilai KKM. Hal ini dikarenakan proses pembelajaran yang

masih berorientasi pada guru (teacher centered) sehingga berimbas pada

rendahnya hasil belajar siswa yang kerap kali berujung pada penolakan siswa

untuk mengikuti pelajaran. Oleh karena itu guru dituntut untuk lebih aktif dalam

memahami kompetensi yang telah ditetapkan

Dalam kegiatan pembelajaran peran guru sangat penting untuk

menciptakan kondisi atau suatu proses yang mengarahkan siswa itu dalam

melakukan aktivitas belajar, oleh karena itu guru perlu memberikan dorongan agar

anak didiknya mampu melakukan aktivitas belajar dengan baik, dorongan yang

dimaksud berupa motivasi belajar siswa. Menurut Sardiman (2012 : 77) motivasi

sebagai pendorong dalam pencapaian suatu prestasi seseorang. Hal ini berarti,

dengan adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang

baik sehingga dapat menghasilkan pretasi yang baik.

Berdasarkan permasalahan rendahnya hasil belajar siswa tersebut, maka

diperlukan upaya untuk memperbaiki pembelajaran kimia menjadi menarik dan

menghasilkan hasil belajar siswa yang maksimal. Salah satu diantaranya adalah

keterlibatan aktif siswa dalam proses pembelajaran, sehingga siswa mampu untuk

menyelesaikan masalah konsep nyata melalui penerapan konsep-konsep dan

fakta-fakta yang mereka pelajari. Upaya yang dapat dilakukan guru dalam rangka

(17)

4

yang tepat. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan dalam

penelitian ini adalah model pembelajaran Problem based Learning (PBL).

Dengan menggunakan penerapan model pembelajaran Problem based

Learning (PBL) siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan

masalah dan mengembangkan keterampilan intelektualnya dalam pengalaman

yang nyata. Selain pengaruh model pembelajaran, tingginya motivasi dalam

belajar siswa akan menghasilkan pembelajaran yang lebih optimal .(Wena, 2011 :

24). Penerapan model pembelajaran Problem based Learning (PBL) dengan

motivasi yang tinggi diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar dan

membantu meningkatkan penguasaan konsep belajar siswa, sekaligus siswa dapat

lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran pada materi struktur atom.

Berdasakan penelitian yang dilakukan oleh Monalisa Pakpahan (2014 : 62)

terhadap penerapan pembelajaran Problem Based learning dengan menggunakan

media Isis Draw dapat meningkatkan hasil belajar siswa sebesar 62,5%. Penelitian

lain oleh Sivia Budianti (2012 : 49) dalam penelitiannya juga menyatakan bahwa

model pembelajaran PBL yang diintegrasikan dengan media komputer dapat

meningkatkan hasil belajar kimia siswa sebesar 66,1%. Hal yang sama juga

dilakukan oleh Hasni (2010 : 58) menyatakan hasil belajar siswa dengan model

pembelajaran Problem Based Learning pada materi laju reaksi menunjukkan

peningkatan yang signifikan dimana nilai rata-rata pretest yang dihasilkan 22,5

dan nilai rata-rata postest 61,25.

Dalam meningkatkan mutu pembelajaran, guru juga dapat menggunakan

model DI (Direct Instruction), berdasarkan penelitian yang dilakukan Asiyah

Nur Hidayati (2012 : 61) terjadi peningkatkan nilai rata-rata siswa yang

dihasilkan 77,774 sebagai peningkatan hasil belajar siswa yang signifikan dari

model pembelajaran DI. Hal yang sama juga dilakukan oleh Ayu, dkk (2013 : 4)

yang menyatakan bahwa penggunaan model DI dapat meningkatkan hasil

belajar siswa yang dapat dilihat melalui nilai postes yakni 77,65.

Selain penerapan model pembelajaran, faktor lain yang mempengaruhi

keberhasilan belajar salah satunya adalah motivasi. Menurut Sumadi Suryabrata

(18)

5

seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna

pencapaian suatu tujuan”. Motivasi merupakan dorongan yang bisa datang dari

luar maupun dari dalam diri individu. Berdasarkan penelitian yang dilakukan

oleh Setyowati (2007 : 54), mengemukakan bahwa motivasi belajar

mempengaruhi hasil belajar siswa sebesar 29,766% sedangkan 71,344%

dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Model pembelajaran yang monoton dapat

mengurangi motivasi siswa untuk belajar karena siswa merasa jenuh. Siswa

dengan motivasi belajar tinggi, prestasinya akan lebih baik dibandingkan dengan

siswa dengan motivasi rendah. Sering dijumpai siswa yang memiliki intelegensi

yang tinggi tetapi prestasi belajar yang dicapainya rendah, akibat kemampuan

yang dimilikinya kurang berfungsi secara optimal. Salah satu faktor pendukung

agar kemampuan yang dimiliki siswa dapat berfungsi optimal adalah adanya

motivasi untuk berprestasi tinggi dalam dirinya (Pulungan, dkk 2008 : 14).

Struktur atom merupakan materi pokok yang dipelajari di kelas X SMA

semester I pada Kurikulum 2013. Struktur atom memuat banyak konsep - konsep

yang memerlukan kemampuan berpikir tingkat tinggi seperti perkembangan

model atom, partikel dasar, dan konfigurasi elektron yang tidak dapat di lihat dan

dirasakan secara langsung. Untuk mengatasi hal ini diperlukan upaya – upaya

untuk memperjelas konsep – konsep yang abstrak tersebut. Salah satunya yang

dapat dilakukan oleh guru dengan menerapkan model pembelajaran, sehingga

siswa semakin tertarik dalam aktivitas pembelajaran. Oleh karena itu diharapkan

model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) dapat menjadi sarana

pembelajaran yang mampu menciptakan suasana yang menyenangkan agar siswa

dapat lebih memahami pelajaran Struktur atom.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik melakukan suatu

penelitian untuk mengetahui pengaruh hasil belajar kimia dengan menggunakan

model PBL (Problem Based Learning) dan DI (Direct Instruction) dengan

(19)

6

1.2. Ruang Lingkup

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka yang menjadi

ruang lingkup masalah dalam penelitian ini adalah: (a) Rendahnya hasil belajar

kimia; (b) Pembelajaran masih berpusat pada guru sehingga siswa pasif; (c)

diperlukan model pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk lebih

meningkatkan dan mengaktifkan pemahaman siswa dalam belajar kimia

khususnya pada materi struktur atom; (d) perlunya motivasi dalam pembelajaran.

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan ruang lingkup di atas maka yang menjadi rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah ada interaksi antara model PBL (Problem Based Learning) dan

motivasi terhadap hasil belajar kimia siswa pada materi struktur atom?

2. Apakah ada interaksi antara model DI (Direct Instruction) dan motivasi

terhadap hasil belajar kimia siswa pada materi struktur atom?

3. Apakah ada korelasi yang signifikan antara motivasi belajar dan hasil

belajar kimia siswa pada materi struktur atom?

1.4. Batasan Masalah

Melihat luasnya permasalahan yang dapat muncul dari penelitian ini, serta

mengingat keterbatasan waktu dan sarana penunjang lainnya maka penelitian ini

dibatasi pada :

1. Objek penelitian adalah siswa kelas X semester ganjil SMA Negeri 1 Lubuk

Pakam T.P 2016/2017.

2. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model

Problem Based Learning dan model Direct Instruction.

3. Hasil belajar kimia siswa dalam penelitian ini merupakan ranah kognitif.

Ranah kognitif diukur berdasarkan taksonomi Bloom C1 (hapalan), C2

(pemahaman), C3 (aplikasi), C4 (analisis).

4. Motivasi siswa dibatasi pada motivasi tinggi dan rendah yang diperoleh

dengan pemberian angket motivasi sebelum proses belajar mengajar

(20)

7

5. Materi yang diberikan dibatasi pada sub materi struktur atom .

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui adanya interaksi antara model PBL (Problem Based

Learning) dan motivasi terhadap hasil belajar kimia siswa pada materi

struktur atom.

2. Untuk mengetahui adanya interaksi antara model DI (Direct Instruction)

dan motivasi terhadap hasil belajar kimia siswa pada materi struktur atom.

3. Untuk mengetahui adanya korelasi yang signifikan antara motivasi dan

hasil belajar kimia siswa pada materi struktur atom.

1.6. Manfaat Penelitian

1. Bagi Guru

Mendorong guru untuk menciptakan proses belajar mengajar yang bisa

menumbuhkan ketertarikan siswa terhadap kimia dengan menggunakan

model pembelajaran yang tepat dan efektif dalam penyampaian materinya.

2. Bagi Siswa

Diharapkan siswa dapat meningkatkan motivasi belajar kimia melalui

model pembelajaran yang tepat, sehingga hasil belajar mereka akan

meningkat.

3. Bagi Sekolah

Sekolah dapat lebih meningkatkan kualitas proses belajar mengajar untuk

keseluruhan mata pelajaran dan sebagai bahan pertimbangan dalam

mengambil kebijaksanaan dalam pembelajaran kimia.

4. Bagi Peneliti

Merupakan wahana latihan pengembangan ilmu pengetahuan melalui

kegiatan penelitian dan sebagai bahan masukan untuk dapat menerapkan

strategi pembelajaran yang tepat dalam kegiatan belajar mengajar di

(21)

8

1.7. Defenisi Operasional

Adapun definisi operasional dari penelitian adalah :

1. Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) adalah model

pembelajaran berbasis masalah. Peserta didik dibantu untuk mampu

mengembangkan kemampuan berfikir, memecahan masalah, dan

menghasilkan keterampilan intelektual dalam pengalaman nyata.

2. Model pembelajaran Direct Instruction (DI) adalah model pembelajaran

langsung (sering disebut pembelajaran konvensional ceramah) yang

berpusat pada guru artinya guru berperan penting dan dominan dalam

proses pembelajaran.

3. Motivasi adalah suatu bentuk upaya yang dilakukan untuk menggerakkan

diri seseorang dalam mencapai tujuan tertentu. Motivasi siswa diukur

dengan menggunakan tes angket. Motivasi dibagi mejadi dua bagian yaitu

motivasi tinggi dan motivasi rendah.

4. Hasil belajar kimia adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa

setelah ia menerima pengalaman belajar kimia baik dari segi kognitif,

afektif, dan psikomotorik. Dalam penelitian ini aspek hasil belajar kimia

(22)

67

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari analisis data yang sudah didapatkan, maka dapat disimpulkan :

1. Tidak terdapat interaksi antara model PBL (Problem Based Learning) dan

motivasi terhadap hasil belajar kimia siswa.

2. Tidak terdapat interaksi antara model DI (Direct Instruction) dan motivasi

terhadap hasil belajar kimia siswa.

3. Terdapat korelasi yang signifikan antara motivasi dan hasil belajar kimia

siswa.

5.2. Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan hasil penelitian diatas, maka

penulis memberikan beberapa saran untuk memperbaiki kualitas hasil belajar

siswa antara lain :

1. Model pembelajaran tipe PBL dan DI sebagai salah satu upaya meningkatkan

hasil belajar siswa agar lebih mendapatkan perhatian dari guru supaya

penyampain materi pembelajaran menarik perhatian siswa, karena semakin

menarik bahan ajar dan cara penyampaiannya, semakin tinggi motivasi

belajar siswa, maka akan berakibat semakin tinggi pula hasil belajarnya.

2. Dalam menerapkan model pembelajaran perlu mempertimbangkan

karakterisik siswa. Kepada siswa yang berkecenderungan memiliki motivasi

belajar yang lebih tinggi menerapkan model DI sedangkan untuk motivasi

belajar siswa yang lebih rendah menerapakan model PBL.

3. Bagi guru-guru kimia yang ingin melaksanakan proses belajar mengajar perlu

menerapkan model pembelajaran pada materi kimia yang cocok

menggunakan model tersebut.

(23)

71

DAFTAR PUSTAKA

Ardhana, W., (2003), Atribusi Terhadap Sebab – sebab Keberhasilan dan Kegagalan Serta Kaitannya Untuk Motivasi Berprestasi, Bumi Aksara,

Jakarta.

Jurnal Menagement Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta v(01) :

50 - 60

Amnah, S., (2014), Profil Kesadaran Dan Strategi Metakognisi Mahasiswa Baru Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Riau Pekanbaru Jurnal Pendidikan, FMIPA, UNNES, Semarang

Arikunto, S., (2013), Prosedur Penelitian, Cet ke-15, Rineka Cipta, Jakarta.

Budianti, Sivia., (2011), Penerapan Problem Based Learning (PBL) Diintegrasikan dengan Media Berbasis Komputer Pada Pembelajaran Pokok Bahasan Laju Reaksi, Skripsi, FMIPA, UNIMED, Medan.

Daryanto, (2010), Belajar dan Mengajar, Yrama Widya, Bandung.

Dageng, N.S., (1989), Ilmu pembelajaran: Taksonomi Variabel, Dirjen dikti, Jakarta.

Depdiknas., (2003), Pedoman Khusus Pengembangan Silabus Mata Pelajaran

Kimia, Jakarta, Depdiknas.

Djamarah, S.B., (2013), Strategi Belajar Mengajar, Cet ke-5, Rineka Cipta, Jakarta.

Edward, Yusnadi., (2014), Filsafat Pendidikan, Cet ke-2, UNIMED Press, Medan.

Hartono, B., (2014), Lima Konsepsi Kurikulum dan Implementasinya dalam Rancangan Kurikulum,Jurnal Pendidikan, Surabaya 1 : 1

(24)

72

Hasni, D. R., (2010) Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Konsep Laju Reaksi,

Skripsi, FMIPA, UIN Syarif Hidayatulah.

Hidayati, A.N., (2012), Efektivitas Model Pembelajaran Direct Interaction Terhadap Hasil Belajar Matematika, skripsi, FMIPA, IAIN Walisongo, Semarang.

Hotnaria, T., (2011), Penggaruh Penggunaan Peta Konsep Berbasis Komputer Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Kimia Mahasiswa Prodi Matematika FKIP UHN Pematangsiantar Pada Pembelajaran Larutan,

Tesis, FMIPA, UNIMED, Medan.

Huda , M., (2014), Model-model Pengajaran dan Pembelajaran, Cet ke-5, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Ibrahim, M., Nur, M., (2000), Pengajaran Berdasarkan Masalah, Universitas Press, Surabaya

Kardi, S., Nur, M., (2000), Pengajaran Langsung, University Press, Surabaya.

Listriani, A., Fatchan, A., Budijanto., (2013), Pengaruh Model Pembelajaran Langsung (Direct Interaction) Berbantu LKS bergambar Disertai Teks Terhadap Hasil Belajar Geografi Siswa SMP/MTs, Jurnal Pendidikan : 1-9.

Nasution, Nurhamidah., (2014), Pengaruh Penerapan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Menggunakan Macromedia Flash Player Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Struktur Atom, Jurnal Pendidikan Kimia, UNIMED, Medan.

Ningsih,dkk., (2013), Kimia SMA/MA Kelas X, Bailmu,Jakarta.

Pakpahan, M., (2014), Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Berbasis Kolaborasi Dengan Media Isis Draw Untu k Meni ngk a tk a n H a sil Bela ja r Kimia Siswa Pada Pokok Bahasan Hidrokarbon, Skripsi, FMIPA, UNIMED, Medan.

Pulungan, intan., (2008), Teori Motivasi Tinggi dan Hasil Belajar Tinggi terhadap Teori Motivasi Belajar Rendah dan Hasil Belajar Rendah, Jurnal Pusdiklatteknis, Http//Pusdiklatteknis.depag.go.id. diakses 06 Februari 2016.

(25)

73

Ratumanan., (2002), Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengjar

yang Kreatif dan Efektif, Bumi Aksara, Jakarta.

Rusman., (2014), Model-model Pembelajaran, Cet ke-5, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Sardiman., (2012), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Cet ke-21, Rajawali Pers, Jakarta.

Savery, J.R., (2006), Overview of Problem Based Learning: Definitions and Distinctions, Journal of Problem Based Learning 1 : 9 – 20.

Silitonga, P.M., (2013), Metodologi Penelitian Pendidikan, Cet ke-2, Unimed Press, Medan.

Sudjana, N., Ahmad R., (2003), Teknologi Pengajaran, Sinar Baru Algensindo, Bandung.

Sugiharti, G., (2014), Evaluasi dan Penilaian Hasil Belajar Kimia, Cet ke-1, Unimed Press, Medan.

Sumiati, Asra., (2013), Metode Pembelajaran, Wacana Prima , Bandung.

Trianto., (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Cet ke-4, Prenada Media Group, Jakarta.

Utami, Y. D., (20113), Pengaruh Penerapan Modell Problem Based Learning dan MotivasiBelajar Terhadap Prestasi Belajar Sosiologi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Sukuharjo, Skripsi, FIP, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Wena, M., (2011), Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Ed 1, Cet ke-6, Bumi Aksara, Jakarta.

Winter., (2001), Speaking of Teaching Problem Based Learning, Journal of

Problem Based Learning 11 : 1 – 8.

Wiratmaja, dkk., (2014 : 2), Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Self-Efficacy dan Emotional Intelligence Siswa SMA, Jurnal

Pascasarjana 4 : 1 - 11

Wulandari, B., Surjono, H.D. Pengaruh Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Ditinjau dari Motivasi Belajar PLC di SMK, Jurnal Pendidikan Vokasi 3(2) : 178 – 191.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui apakah peningkatan hasil belajar kimia siswa yang menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) lebih tinggi dari pada peningkatan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) kelas eksperimen I

Ini terbukti dari adanya perbedaan yang signifikan antara hasil belajar fisika siswa menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan hasil

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Tekanan Di Kelas VIII

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh model Problem Based Learning (PBL) terhadap hasil belajar biologi ditinjau dari kemampuan berpikir kritis.. Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa pada pembelajaran kimia antara kelas yang menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk mengetahui penggunanaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk meningkatkan hasil

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan motivasi dan hasil belajar antara siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran Learning Cycle dengan siswa