• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Pimpinan Dalam Meningkatkan Disiplin Kerja Pegawai S1 Akuntansi Pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Peranan Pimpinan Dalam Meningkatkan Disiplin Kerja Pegawai S1 Akuntansi Pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM DIPLOMA III

MEDAN

PERANAN PIMPINAN DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN

KERJA PEGAWAI S1 AKUNTANSI PADA FAKULTAS

EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

TUGAS AKHIR

Diajukan Oleh

Weri Kristiani Daeli

082102011

Akuntansi

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III

Fakultas Ekonomi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI DIPLOMA III MEDAN

LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR

NAMA : WERI KRISTIANI DAELI

NIM : 082102011

JURUSAN : AKUNTANSI

JUDUL : PERANAN PIMPINAN DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN KERJA PEGAWAI S1 AKUNTANSI PADA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Tanggal :...2011 Dosen Pembimbing

(Dr. Beby Karina Fawzeea Sembiring, SE, MM) NIP : 19741012 200003 2 003 Tanggal : ...2011Ketua Program Studi Diploma III Akuntansi

(Drs. Rustam, M.Si, Ak) NIP. 19511114 198203 1 002 Tanggal :... 2011 Dekan,

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunia-Nya hingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini, sebagai salah satu syarat untuk memenuhi syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Diploma III Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.

Dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini penulis banyak menerima bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak, oleh karena itu izinkanlah penulis mengucapkan terimakasih:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Rustam, Msi, Ak selaku Ketua Jurusan Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Chairul Nazwar, Ak, selaku Sekretaris Jurusan Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Beby Karina Fawzeea Sembiring, SE, MM selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dalam penulisan tugas akhir ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen dan Staf pegawainya yang banyak membantu Penulis selama menjalankan pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

(4)

sayangnya, dorongan, semangat dan pengorbanannya yang begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan studi.

7. Sahabat-sahabatku semasa SMP di Katholik Mariana Medan stambuk 2002 yang sampai sekarang masih memberikan dukungan dan semangat bagi penulis untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini.

8. Sahabatku Razini, Nurul, Dahlia, Windy, Nina yang selama ini bersama-sama berjuang dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini. Terima kasih ya my best friend...

9. Teman-teman kuliahku khususnya Group A stambuk 08 Fidya, Yuli, Novi, Dhita, yang telah memberikan semangat dan mendoakan penulis dalam penyelesaian tugas akhir ini dan teman teman yang tidak bisa disebutkan satu persatu namanya yang telah banyak membantu penulis.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa yang dapat membalas semua kebaikan yang penulis dapatkan baik pada waktu mengalami kesulitan maupun rintangan berupa amal dan pahala. Penulis menyadari bahwa dalam penyajian tugas akhir ini masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi perbaikan-perbaikan dimasa yang akan datang.

Medan, Maret 2011 Penulis

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR... vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II PROFIL ORGANISASI A. Sejarah Ringkas ... ...7

B. Jenis Usaha/Kegiatan ... .. 10

C. Struktur Organisasi ... .. 10

D. Job Description ... ..13

E. Kinerja Usaha Terkini ... ..14

(6)

BAB III PEMBAHASAN

A. Kepemimpinan ... 16

1. Defenisi Kepemimpinan ... 16

2. Teori dan Tipe-Tipe Kepemimpinan ... 18

3. Keterbatasan Kepemimpinan ... 25

4. Hak-Hak Asasi Manusia Dalam Kepemimpinan ... 28

5. Jenis Pemimpin ... 29

6. Peran serta Fungsi Pemimpin ... 30

7. Kepribadian Pimpinan ... 34

8. Syarat-Syarat Pimpinan yang Ideal ... 37

9. Tugas dan Tanggung Jawab Pimpinan ... 40

B. Kedisiplinan ... 48

1. Defenisi Kedisiplinan ... 48

2. Pentingnya Kedisiplinan ... 49

3. Indikator - indikator Kedisiplinan ... 49

4. Cara/Teknik Dalam Meningkatkan Disiplin Kerja Pegawai... 53

C. Peranan Pimpinan Dalam Meningkatkan Disiplin Kerja Pegawai Pada Fakultas Ekonomi USU Medan... 55

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 60

B. Saran ... 61

(7)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

(8)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pimpinan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu organisasi. Keberadaan pimpinan sangat besar pengaruhnya pada kemajuan dan perkembangan organisasi yang dipimpinnya. Pimpinan merupakan seseorang yang mengarahkan suatu aktivitas yang ada di organisasi atau perusahaan dan mempunyai tanggung jawab yang besar atas bawahan dan sumber daya organisasi lainnya untuk mencapai tujuan bersama. Selain itu, seorang pimpinan juga merupakan orang yang harus mampu dan memiliki keberanian dalam mengambil keputusan terhadap masalah-masalah yang dihadapi oleh organisasi atau perusahaan. Pimpinan suatu organisasi di dalam menjalankan tugas dan fungsinya, haruslah memahami arti dan sasaran yang hendak dicapai agar dapat memajukan organisasi atau perusahaan yang dipimpinnya dan juga seorang pimpinan dituntut agar selalu dapat menjalankan tugas ataupun kewajibannya dengan baik.

(9)

bahkan dapat menyebabkan stress dan frustasi pegawai, sehingga akan membuat tujuan dari organisasi atau perusahaan tersebut dapat terhambat.

Seorang pimpinan harus mampu mempengaruhi perilaku pegawainya. Seorang pimpinan harus mengenal sifat-sifat individual para pegawainya dan ia harus memiliki kemampuan untuk membangkitkan kekuatan-kekuatan emosional maupun rasional para pegawainya. Selain itu, seorang pimpinan juga harus memberikan inspirasi dan memiliki wawasan yang luas serta memiliki bakat kepemimpinan misalnya dalam memberikan bimbingan, pengarahan dan pengawasan, memperoleh saran, memudahkan pegawai baru untuk beradaptasi atau menyesuaikan diri dan menanamkan rasa disiplin kepada para pegawainya. Bakat ataupun kemampuan yang dimiliki pimpinan tersebut tidak saja berguna dalam melaksanakan pekerjaan di bidangnya, tetapi juga akan meningkatkan efisiensi tugas kepemimpinannya.

Seorang pimpinan juga harus dapat menjalankan fungsi manajemen. Fungsi manajemen terdiri dari Planning (Perencanaan), Organizing

(Pengorganisasian), Actuating (Menggerakkan/Memimpin) dan Controlling

(Pengawasan). Dimana fungsi Planning (Perencanaan) adalah fungsi manajemen yang berkaitan dengan penentuan tujuan untuk kinerja organisasi dimasa depan serta menentukan tugas dan penggunaan sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Fungsi Organizing

(10)

adalah fungsi manajemen yang menggunakan pengaruh untuk memberikan motivasi kepada karyawan sehingga mencapai tujuan organisasi. Fungsi

Controlling (Pengawasan) adalah fungsi manajemen yang berkaitan dengan pengawasan aktivitas karyawan mempertahankan organisasi pada jalur pencapaian tujuan dan pengkoreksian apabila dikumpulkan. Dalam fungsi-fungsi manajemen ini, jelas terlihat bahwa pimpinan berkewajiban mempengaruhi orang-orang yang dibawahinya (pegawai) agar mereka senantiasa tetap melaksanakan tugas dengan baik dan memiliki rasa dedikasi/pengabdian yang tinggi terhadap perusahaan. Apabila fungsi manajemen ini dijalankan dengan baik, maka tujuan perusahaan dapat tercapai.

(11)

kinerja organisasi. Dampak lain dari rendahnya kedisiplinan yaitu: visi dan misi perusahaan kurang tercapai, mutu atau kualitas pegawai menjadi rendah, program kerja menjadi tidak realistis, korupsi dan manipulasi waktu karena tidak mampu menyelesaikan pekerjaan dengan tepat waktu dan pada akhirnya akan menyebabkan tujuan dari organisasi tersebut tidak akan tercapai sesuai dengan apa yang direncanakan.

Untuk meningkatkan semangat kerja, membina kerja sama yang baik, mengarahkan dan mendorong bawahan, maka para pimpinan perlu memahami faktor-faktor perilaku manusia. Cara pimpinan dalam mempengaruhi bawahannya salah satu caranya dengan mewujudkan serta menegakkan disiplin kerja dengan baik. Dalam mewujudkan disiplin kerja para pegawai, diperlukan adanya pengenaan sanksi atau hukuman. Namun, tidak cukup dengan itu saja, melainkan juga pimpinan harus memperhatikan tingkat kesejahteraan para pegawainya seperti yang berkaitan dengan hubungan kerja ataupun fasilitas yang diberikan.

Melihat begitu pentingnya peran dan fungsi pimpinan dalam mengawasi untuk meningkatkan disiplin kerja para pegawainya, maka penulis tertarik untuk meneliti pada

(12)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, dan mengingat begitu luasnya cakupan mengenai kepemimpinan, maka penulis membatasi masalah yang diteliti sebagai berikut :

Bagaimana peranan pimpinan dalam meningkatkan disiplin kerja pegawai S1 akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan?

C. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah untuk mengetahui peranan pimpinan dalam meningkatkan disiplin kerja pegawai S1 akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Organisasi

Sebagai bahan pertimbangan bagi pimpinan untuk dapat lebih meningkatkan pengawasan dalam disiplin kerja pegawai pada masa yang akan datang. 2. Bagi Penulis

(13)

3. Bagi Pihak Yang Berkepentingan

(14)

BAB II

PROFIL ORGANISASI

A. Sejarah Ringkas Fakultas Ekonomi USU

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara lahir di luar kota Medan atau di luar Provinsi Sumatera Utara. Jelasnya Fakultas Ekonomi lahir dan didirikan tahun 1959 di Darussalam (Universitas Syiah Kuala) kota Kuraja (Banda Aceh), dan sebagai Dekan pada waktu itu adalah Dr. Teuku Iskandar.

Yayasan Universitas Sumatera Utara sendiri pada waktu itu berada di kota Medan. Namun Fakultas Ekonomi yang berada di Kutaraja (Banda Aceh) tetap memakai nama dibawah panji Universitas Sumatera Utara. Ini menunjukkan bahwa pada waktu itu tehnik operasional pendidikan berada di Kutaraja, sedangkan penyelesaian administrasinya tetap berada dibawah Presiden Universitas Sumatera Utara (istilah untuk nama pimpinan pada waktu itu).

(15)

lingkungan Universitas Sumatera Utara tanggal 24 November 1961 yang berlaku surat terhitung mulai 01 Oktober 1961.

Sesuai dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 0535/0/1983, tanggal 08 Desember 1983, Keputusan Dirjen Pendidikan Tinggi No. 131/DIKTI/Kep/1987, No. 25/DIKTI/Kep/1987, dan No. 26/DIKTI/Kep/1987 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara mengasuh dua jenjang Program Pendidikan, yaitu Program Pendidikan Strata -1 dan Program Pendidikan Diploma III. Program Pendidikan Strata -1 meliputi 3 (tiga) departemen, yaitu :

a. Departemen Ekonomi Pembangunan b. Departemen Manajemen

c. Departemen Akuntansi

Sedangkan Program Diploma III terdiri dari : a. Jurusan Kesekretariatan

b. Jurusan Keuangan c. Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara di Medan mulai menerima mahasiswa/i pada bulan Agustus 1961.

Visi Fakultas Ekonomi Universitas Sumtera Utara

(16)

Misi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

Misi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara adalah sebagai berikut :

a. Menghasilkan lulusan yang mempunyai karakter dan kompetensi dalam bidang ilmu ekonomi, Manajemen dan Akuntansi yang berorientasi pasar. b. Meningkatkan kualitas proses belajar mengajar dengan pemberdayaaan

peningkatan kualifikasi dan kualitas dosen.

c. Mengembangkan dan meningkatkan pelaksanaan dharma penelitian dan pengabdian sebagai upaya meningkatkan mutu keilmuan dan sumber pendanaan fakultas dalam status PT. BHMN.

d. Senantiasa berusaha meningkatkan pelayanan kepada Mahasiswa selaku pelanggan (customer) dan Stakeholders lainnya.

e. Meningkatkan jaringan dan kerjasama dengan institusi swasta dan pemerintahan serta organisasi profesional dan lembaga lain terkait yang bertaraf nasional dan internasional.

Tujuan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

Tujuan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara :

a. Menghasilkan lulusan yang berkualitas dan mampu bersaing serta menyesuaikan diri terhadap perkembangan nasional dan internasional.

(17)

B. Jenis Usaha/Kegiatan

S1 Akuntansi yang merupakan salah satu departemen di fakultas ekonomi Universitas Sumatera Utara adalah salah satu unsur pelaksana akademik yang melaksanakan dan mengembangkan pendidikan, penelitian, pengabdian/ pelayanan masyarakat dan pembinaan civitas akademik. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara merupakan sebuah instansi yang menghasilkan jasa pendidikan non-profit (tidak berorientasi pada perolehan laba), seperti perusahaan penghasil jasa pada umumnya yang bertujuan menghasilkan laba bagi perusahaan.

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara lebih berorientasi pada pelayanan pendidikan yang bermutu dan berkualitas, melakukan penelitian-penelitian yang bermanfaat bagi ilmu pengetahuan serta melakukan kegiatan social berupa pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi : Penyelenggaraan Pendidikan, Pengabdian Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat.

Dengan demikian, diharapkan lulusan-lulusan dari Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara adalah lulusan yang mempunyai kualitas yang baik dan mampu bersaing di lapangan pekerjaan nantinya.

C. Struktur Organisasi

(18)

hubungan/ keterkaitan antara setiap bagian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Demi tercapainya tujuan umum suatu instansi diperlukan suatu wadah untuk mengatur seluruh aktivitas maupun kegiatan instansi tersebut. Pengaturan ini dihubungkan dengan pencapaian instansi yang telah ditetapkan sebelumnya. Wadah tersebut disusun dalam suatu struktur organisasi dalam instansi.

Melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan dapat diterapkan, sehingga efisiensi dan efektivitas kerja dapat diwujudkan melalui kerja sama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai.

(19)

Gambar 1.1 Bagan Struktur Organisasi Departemen S1 Akuntansi Sumber: Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara (2011)

KETUA DEPARTEMEN S1 AKUNTANSI

Drs. Syafruddin Ginting, S. SE.AK,MAFIS, CPA

SEKRETARIS DEPARTEMEN

Drs. Hotmal Djafar, MM, AK

KETUA PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

Drs. Firman Syarif, Msi, AK

SEKRETARIS PROGRAM STUDI

Dra. Mutia Ismail, MM, AK

STAF

(20)

D. Job Description

Berikut ini adalah uraian tugas dari setiap unit pada bagian departemen S1 akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang terdiri dari :

Ketua Departemen

1. Membuka sidang ujian komprehensif

2. Menandatangani DP3 dosen yang akan naik golongan atau pangkat 3. Menandatangani proposal yang telah ada pembimbing dan pembanding 4. Menandatangani KRS dan KHS mahasiswa

5. Menandatangani persetujuan mahasiswa yang akan seminar proposal 6. Menandatangani skripsi yang telah di perbanyak mahasiswa

7. Menghadiri pertemuan rapat fakultas / rapat dosen yang berhubungan dengan Departemen Akuntansi

8. Kegiatan akademik yang berhubungan dengan Departemen Akuntansi dan lain-lain yang berhubungan dengan Departemen Akuntansi.

Sekretaris Departemen

1. Mengoreksi judul Outline mahasiswa

2. Mengoreksi skripsi yang akan di uji/ diperbanyak

(21)

Staf

1. Mengetik surat masuk / keluar 2. Mengarsip surat masuk / keluar

3. Memberikan KRS / KHS kepada mahasiswa

4. Menstempel skripsi mahasiswa yang telah di tandatangani oleh Ketua Departemen Akuntansi

5. Menstempel persetujuan seminar proposal mahasiswa

6. Menstempel skripsi mahasiswa yang akan di uji / di perbanyak

7. Memasukkan nilai ujian semester mahasiswa ke kartu evaluasi belajar 8. Mengetik daftar alumni Departemen Akuntansi

9. Menstempel KRS / KHS mahasiswa

10. Mengerjakan Dikti untuk Departemen Akuntansi

11. Membuat transkip sementara mahasiswa yang akan ujian komprehensif 12. Mengetik transkip asli dan SKTL mahasiswa yang telah selesai / tamat.

E. Kinerja Usaha Terkini

(22)

Pastinya untuk mendorong mencapai hasil yang maksimal diperlukan kinerja yang bermutu dan tepat. Jadi kinerja usaha terkini yang dijalankan perusahaan adalah menyelenggarakan program pendidikan dan pengajaran terhadap mahasiswa, melakukan berbagai macam penelitian-penelitian ilmiah khususnya bidang ilmiah yang bermanfaat bagi universitas, mahasiswa dan masyarakat, serta melakukan pengabdian kepada masyarakat berupa seminar-seminar kepada masyarakat, memotivasi masyarakat agar dapat hidup lebih layak dan mandiri, kegiatan bakti sosial kepada masyarakat, dan lain sebagainya. Fakultas juga terus melakukan pembinaan terhadap civitas akademika agar dapat menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang benar-benar memiliki kualitas yang baik.

Kegiatan-kegiatan kerohanian juga tetap dilaksanakan fakultas, seperti perayaan hari-hari besar keagamaan (misalnya : Natal, Idul Fitri, Isr aMi raj, Natal, dll) sehingga para civitas akademika selalu memiliki nilai-nilai dan norma-norma keagamaan dalam menjalankan hidup, serta selalu bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

F. Rencana Kegiatan

Rencana Kegiatan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan antara lain adalah sebagai berikut :

a. Persiapan kuliah mahasiswa semester genap / ganjil b. Perkuliahan semester genap / ganjil

(23)

BAB III PEMBAHASAN

A. Kepemimpinan

1. Defenisi Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan individu dan kelompok dalam usaha untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu.

Beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli tentang kepemimpinan sebagai berikut :

1.Koontz & O donnel (http://id.shvoong.com/humanities/theory-criticism/2025065 pengertian-kepemimpinan/), mendefinisikan kepemimpinan sebagai proses mempengaruhi sekelompok orang sehingga mau bekerja dengan sungguh-sungguh untuk meraih tujuan kelompoknya.

2.Wexley & Yuki (1977), kepemimpinan mengandung arti mempengaruhi orang lain untuk lebih berusaha mengarahkan tenaga, dalam tugasnya atau merubah tingkah laku mereka.

3.Terry(http://id.shvoong.com/humanities/theory-criticism/2025065 pengertian-kepemimpinan/) , kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang-orang untuk bersedia berusaha mencapai tujuan bersama.

(24)

Defenisi kepemimpinan secara luas adalah meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi prilaku pengikut dalam rangka mencapai tujuan, pengorganisasian dan aktivitas-aktivitas untuk mencapai sasaran serta mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya.

Pemimpin adalah seseorang yang mempunyai keahlian memimpin, mempunyai kemampuan mempengaruhi pendirian/pendapat orang atau sekelompok orang tanpa menanyakan alasan-alasannya. Pemimpin adalah seseorang yang aktif membuat rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama-sama (Anoraga:23).

Dari defenisi tersebut dapat diambil implikasi sebagai berikut:

a. Kepemimpinan menyangkut orang lain dan memiliki hubungan yang erat yang tidak dapat dipisahkan dengan orang lain yaitu bawahan atau pengikut, artinya adalah tanpa adanya bawahan, semua kualitas kepemimpinan menjadi tidak relevan.

b. Kepemimpinan menyangkut suatu pembagian kekuasaan yang tidak seimbang diantara pemimpin dan para anggota kelompok. Sehingga dapat diartikan, seorang pimpinan memiliki posisi yang lebih tinggi serta mempunyai wewenang dalam mengarahkan pekerjaan dan tercapainya tujuan.

(25)

d. Keberhasilan seorang pimpinan dalam mewujudkan tujuan tidak hanya tergantung pada keterampilan teknis (Technical Skill), tetapi lebih banyak ditentukan oleh keahliannya dalam menggerakkan orang lain agar bekerja dengan baik (Managerial Skill).

2. Teori dan Tipe-Tipe Kepemimpinan

Teori kepemimpinan ada 8 (delapan) macam yaitu sebagai berikut : 1. Teori Kepemimpinan Sifat( Trait Theory )

Analisis ilmiah tentang kepemimpinan berangkat dari pemusatan perhatian pemimpin itu sendiri. Teori sifat berkembang pertama kali di Yunani Kuno dan Romawi yang beranggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan diciptakan yang kemudian teori ini dikenal dengan The Greatma Theory . Dalam perkembanganya, teori ini mendapat pengaruh dari aliran perilaku pemikir psikologi yang berpandangan bahwa sifat sifat kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan akan tetapi juga dapat dicapai melalui pendidikan dan pengalaman. Sifat sifat itu antara lain : sifat fisik, mental, dan kepribadian. Sifat-sifat yang dianggap harus dimiliki oleh seorang pemimpin adalah:

a. Kecerdasan

(26)

memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pengikutnya.

b. Kedewasaan dan Keluasan Hubungan Sosial

Umumnya di dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan internal maupun eksternal, seorang pemimpin yang berhasil mempunyai emosi yang matang dan stabil. Hal ini membuat pemimpin tidak mudah panik dan goyah dalam mempertahankan pendirian yang diyakini kebenarannya.

c. Motivasi Diri dan Dorongan Berprestasi

Seorang pemimpin yang berhasil umumnya memiliki motivasi diri yang tinggi serta dorongan untuk berprestasi. Dorongan yang kuat ini kemudian tercermin pada kinerja yang optimal, efektif dan efisien.

d. Sikap Hubungan Kemanusiaan

Adanya pengakuan terhadap harga diri dan kehormatan sehingga para pengikutnya mampu berpihak kepadanya.

e. Kemampuan Berkomunikasi

(27)

f. Perseptif

Sifat ini berhubungan dengan kemampuan untuk mendalami ciri-ciri dan kelakuan orang lain, dan terutama pihak bawahannya. Hal tersebut juga mencakup kemampuan untuk memproyeksi diri sendiri secara mental dan emosional ke dalam posisi orang lain.

g. Kreativitas

Sifat ini sangat didambakan pada seorang pemimpin, guna memecahkan suatu masalah dan untuk memikirkan cara ataupun ide baru.

h. Partisipasi Sosial

Seorang pemimpin mengerti manusia dan ia mengetahui pula kekuatan serta kelemahan mereka. Ia menyesuaikan diri dengan berbagai kelompok dan ia memiliki kemampuan untuk berhadapan dengan orang-orang dari kalangan manapun juga.

i. Persuasif

Tidak terdapat adanya kepemimpinan tanpa persetujuan pihak yang akan dipimpin. Untuk memperoleh persetujuan tersebut, seorang pemimpin biasanya harus menggunakan persuasi.

j. Energi atau Rangsangan

(28)

2. Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi

Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan teori ini memiliki kecendrungan kearah 2 (dua) hal :

a) Pertama yang disebut dengan Konsiderasi yaitu kecendrungan seorang pemimpin yang menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan. Contoh gejala yang ada dalam hal ini seperti : membela bawahan, memberi masukan kepada bawahan dan bersedia berkonsultasi dengan bawahan.

b) Kedua disebut Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan seorang pemimpin yang memberikan batasan kepada bawahan. Contoh yang dapat dilihat, bawahan mendapat instruksi dalam pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana pekerjaan dilakukan, dan hasil yang akan dicapai.

Jadi, berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana seorang pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan dan terhadap hasil yang tinggi pula.

3. Teori Kepemimpinan Situasi

(29)

4. TeoriOtokratis

Kepemimpinan menurut teori ini didasarkan atas perintah-perintah, pemaksaan dalam hubungan antara pemimpin dengan bawahan. Pimpinan disini cenderung mencurahkan perhatian sepenuhnya pada pekerjaan. Ia melaksanakan pengawasan seketat mungkin dengan maksud agar pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan rencana. Pemimpin otokratis menggunakan perintah yang biasanya diperkuat oleh adanya sanksi-sanksi.

5. TeoriPsikologis

Pendekatan ini terhadap kepemimpinan menyatakan bahwa fungsi seorang pemimpin adalah mengembangkan sistem motivasi terbaik. Pemimpin merangsang bawahannya untuk bekerja ke arah pencapaian sasaran-sasaran organisatoris maupun untuk memenuhi tujuan-tujuan pribadi mereka.

Tipe kepemimpinan ini sangat memperhatikan hal-hal misalnya pengakuan, kepastian emosional dan kesempatan untuk memperhatikan keinginan dan kebutuhannya.

6. Teori Sosiologis

(30)

7. TeoriSuportif

Dalam teori ini, pihak pemimpin beranggapan bahwa para pengikutnya ingin berusaha sebaik-baiknya dan bahwa ia dapat memimpin dengan baik melalui tindakan membantu usaha-usaha mereka. Dapat diartikan, pada teori ini pemimpin menciptakan suatu lingkungan kerja yang membantu mempertebal keinginan setiap pengikut untuk melaksanakan pekerjaan sebaik mungkin, bekerjasama dengan pihak lain, serta mengembangkan skillnya dan keinginannya sendiri.

8. Teori Laissez Faire

Berdasarkan teori ini, seorang pemmpin memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada para pengikutnya dalam hal menentukan aktivitas mereka. Ia tidak berpartisipasi, atau apabila hal itu dilakukannya maka partisipasi tersebut hampir tidak berarti. Pendekatan ini merupakan kebalikan langsung dari teori otokratis. Kelompok-kelompok LAISSEZ-FAIRE cenderung membentuk pemimpin-pemimpin informal.

Tipe kepemimpinan ada 6 (enam) macam menurut (Hersey dan Blanchard, 1992) yaitu sebagai berikut:

1. Kepemimpinan Pribadi

(31)

detail. Dalam hal ini mudah timbul kepemimpinan yang sentralistis yang kurang memperhatikan hirarki atau pendelegasian wewenang dan tanggung jawab. Akibatnya jika ada pekerjaan yang gagal, banyak pihak tidak mau ikut bertanggung jawab.

2. Kepemimpinan Non-Pribadi

Tipe kepemimpinan di mana pimpinan tidak mengadakan kontak langsung dengan bawahan, melainkan melalui saluran jenjang hirarki yang sudah ada. Dengan demikian masing-masing bagian lebih merasa bertanggung jawab. Kelemahannya ada kemungkinan pekerjaan dan keputusan berjalan lambat, karena segala sesuatu harus diputuskan melalui tingkatan-tingkatan hirarki yang panjang.

3. Kepemimpinan Otoriter

(32)

4. Kepemimpinan Demokratis

Tipe kepemimpinan di mana pemimpin selalu bersedia menerima dan menghargai saran-saran, pendapat, dan nasehat dari staf dan bawahan, melalui forum musyawarah untuk mencapai kata sepakat.

5. Kepemimpinan Kebapakan

Tipe kepemimpinan di mana pemimpin bertindak sebagai ayah kepada anak-anaknya: mendidik, mengasuh, mengajar, membimbing, dan menasehati. Pada dasarnya kepemimpinan semacam ini baik, tetapi kelemahannya tidak memberikan kesempatan kepada bawahan untuk tumbuh menjadi dewasa dan lebih bertanggung jawab.

6. Kepemimpinan KarismatiB

Tipe kepemimpinan di mana pemimpin memiliki daya tarik yang amat kuat. Seolah-olah dalam diri pemimpin tersebut terdapat kekuatan yang luar biasa, sehingga dalam waktu singkat dapat menggerakkan banyak pengikut. Termasuk pemimpin semacam ini misalnya: Gandhi, J.F.Kennedy dan Khomeini. Kepemimpinan tipe ini adalah baik selama pemimpin berpegang teguh kepada moral yang tinggi dan hukum-hukum yang berlaku.

3. Keterbatasan Kepemimpinan

(33)

dipimpinnya, adalah manusia. Setiap manusia memiliki kelemahan dan kekurangan yang melekat dalam hakikat penciptaannya. Kelemahan -kelemahan itu mengakibatkan keterbatasan dalam merealisasikan kepemimpinannya. Keterbatasan - keterbatasan itu antara lain:

1) Keterbatasan Manusiawi

Manusia lahir ke muka bumi sebagai makhluk yang tidak sempurna. Setiap manusia memiliki kelemahan dan kekurangan yang melekat di dalam hakekat penciptaannya. Tidak ada seorang pun manusia yang berkesempatan menjadi pemimpin dapat melepaskan diri dari kelemahan yang bersifat universal dan kodrati. Kelemahan-kelemahan tersebut mengakibatkan keterbatasan dalam merealisasikan kepemimpinannya. Keterbatasan-keterbatasan itu terdiri dari:

A. Keterbatasan Normatif/Spiritual

(34)

B. Keterbatasan Fisik (Jasmaniah)

Keterbatasan ini dikarenakan kondisi fisik setiap orang berbeda-beda. Energi fisik itu mengalami kondisi stabil dalam jangka waktu tertentu. Fisik seorang pemimpin yang masih muda dan yang sudah tua jelas berbeda. Selain itu, fisik manusia dapat letih, sakit, memerlukan istirahat dan tidur yang cukup. Kondisi fisik yang seperti itu adalah gejala wajar dan bersifat manusiawi. Dengan kata lain, secara manusiawi kondisi tubuh manusia sejak diciptakan telah dibekali dengan berbagai kelemahan, yang membatasi kegiatan kepemimpinan. Kondisi diri dan anggota kelompoknya sebagai manusia yang memiliki berbagai kelemahan, harus mendapat perhatian dan diperhitungkan oleh setiap pemimpin dan kesadaran bahwa keterbatasan fisik itu pasti datang, seharusnya memberikan dorongan yang besar untuk berkarya semasa organ tubuh berada dalam kondisi normal.

2) Keterbatasan Administratif

(35)

pengendalian proses kerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Oleh karena kegiatan pengendalian itu disebut administrasi, maka keterbatasan ini disebut juga keterbatasan administratif.

4. Hak-hak asasi manusia dalam kepemimpinan

Hak-hak asasi adalah kehendak untuk dilindungi dan dan diperlakukan sesuai dengan harkat manusia, baik berdasarkan norma-norma yang dibuat oleh manusia itu sendiri maupun sesuai dengan norma-norma dari Tuhan Yang Maha Esa. Harkat manusia itu menyangkut tiga aspek antara lain:

a) Harkat individu sebagai suatu pribadi

Setiap individu sebagai pribadi memiliki hak asasi untuk hidup bebas, merdeka, bukan sebagai individu yang terjajah, tertindas, diperbudak dan sejenisnya. Dalam hal berorganisasi, setiap individu memiliki hak-hak yang harus dihormati dan dilindungi. Sebagai seorang pemimpin, hendaknya harus senantiasa dapat memahami dan mengerti akan hak -hak bawahannya sehingga kepemimpinan dapat berjalan efektif.

b) Harkat Individu Sebagai Makhluk Sosial

(36)

c) Harkat Sebagai Makhluk Tuhan Yang Maha Esa

Dalam hubungan ini, yang penting bagi perwujudan hak asasi berupa harkat hidup sebagai makhluk yang mulia.

5. Jenis Pemimpin

Menurut Kartono (2008:9) ada 2 jenis pemimpin yaitu Pemimpin Formal dan Pemimpin Informal. Pemimpin formal adalah orang yang oleh organisasi/lembaga tertentu ditunjuk sebagai pemimpin, berdasarkan keputusan pengangkatan resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur organisasi, dengan segala hak dan kewajiban yang berkaitan dengannya, untuk mencapai sasaran organisasi. Sedangan pemimpin informal adalah orang yang tidak mendapatkan pangkatan formal sebagai pemimpin, namun karena iamemiliki sejumlah kualitas yang unggul, dia mencapai kedudukan sebagai orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan perilaku suatu kelompok dan masyarakat.

(37)

6. Peran serta Fungsi Pimpinan

Peran pimpinan terdiri dari : a. Peran Antarpersonal

Semua pimpinan diharuskan melakukan tugas-tugas terkait seremonial dan bersifat simbolis. Peran ini mencakup perekrutan, pelatihan, pemberian motivasi, dan pendisiplinan pegawai. Pada Fakultas Ekonomi S1 Akuntansi, peran antarpersonal terlihat dari pimpinan yang melaksanakan kegiatan seremonial seperti mengikuti seminar-seminar yang dihadiri oleh gubernur dan pejabat-pejabat Negara ataupun dosen-dosen dari dalam maupun luar negeri. Pimpinan juga mempunyai tanggung jawab atas penggajian pegawai dan latihan kerja seperti memberikan kesempatan kepada pegawai untuk mengikuti seminar-seminar yang dapat meningkatkan keterampilan kerja. Selain itu, pimpinan juga harus memotivasi dan meningkatkan semangat kerja pegawai. b. Peran Informasional

(38)

penerus informasi kepada bawahannya dalam rangka perbaikan kinerja fakultas. Informasi tersebut diperoleh pimpinan dari seminar-seminar ataupun pertemuan-pertemuan yang diadakan baik secara nasional maupun internasional.

c. Peran Pengambilan Keputusan

Dalam peran ini, pimpinan melakukan tindakan korektif untuk menyelesaikan masalah yang ada. Pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, pimpinan melakukan peran ini dengan cara mengawasi dan memantau seluruh unit kerja fakultas dan menyelesaikan masalah yang terjadi pada unit (Bagian) kerja pada Fakultas. Pimpinan Fakultas Ekonomi mengambil berbagai keputusan yang menyangkut aktivitas-aktivitas yang terjadi di lingkungan fakultas. Dalam pengambilan keputusan, seorang pimpinan harus mempertimbangkan keputusan yang akan diambil secara tepat.

Fungsi Pimpinan(Siagian,2003)terdiri dari: a. Pimpinan sebagai penentu arah

Arah yang dimaksud terdapat dalam strategi dan taktik yang disusun serta dijalankan oleh organisasi. Pada fungsi ini, pimpinan berperan sebagai perumus dan penentu strategi yang akan digunakan untuk mencapai tujuan organisasi.

b. Pimpinan sebagai Wakil dan Juru Bicara Organisasi

(39)

dijelaskan kepada pihak luar dengan maksud agar pihak tersebut mempunyai pengertian yang tepat tentang kehidupan organisasional. Pengertian yang tepat diharapkan bermuara pada pemahaman dan pemberian dukungan yang diperlukan serta memberikan kepercayaan kepada organisasi.

c. Pimpinan sebagai Komunikator yang Efektif

Pemeliharaan hubungan baik ke luar maupun ke dalam organisasi dilakukan melalui proses komunikasi, baik secara lisan maupun secara tulisan. Interaksi yang terjadi antara pimpinan dengan bawahan, antara sesama pejabat pimpinan, dan antara sesama pegawai dapat terjalin dengan baik karena adanya komunikasi yang efektif. Pada fungsi ini, pimpinan harus dapat berperan sebagai komunikator yang efektif. Hal ini diperlukan agar tidak timbul perselisihan, perbedaan paham bahkan konflik antara pihak-pihak yang saling berhubungan. Untuk menciptakan komunikasi yang efektif, maka sebagai seorang pimpinan harus dapat menggunakan saluran komunikasi yang tepat apakah saluran yang bersifat formal atau yang bersifat informal.

d. Pimpinan sebagai mediator

(40)

prestasi kerja dan tidak mendukung tercapainya tujuan. Empat faktor penyebab timbulnya situasi konflik dalam kehidupan organisasi, yaitu:

1. Komunikasi yang berlangsung dalam organisasi tidak efektif 2. Ketidakterbukaan terhadap satu sama lain

3. Ketidaksalingpercayaan antara satu orang dengan orang lain dalam organisasi

4. Kelompok pimpinan tidak responsif terhadap kebutuhan dan aspirasi para bawahannya

Pada fungsi ini, pimpinan harus dapat mengatasi konflik yang ada dalam organisasi baik konflik fungsional maupun disfungsional. Cara yang dilakukan pimpinan dalam mengatasi konflik adalah :

a. Kompetisi

Kompetisi diartikan sebagai usaha berlomba-lomba untuk memberikan yang terbaik bagi organisasi. Cara ini digunakan untuk mengatasi konflik fungsional. Dengan adanya kompetisi ini, maka diharapkan timbulnya persaingan yang sehat antara individu dalam satu kelompok kerja dan dapat mendorong pegawai untuk meningkatkan prestasi kerja, produktivitas, dan inovasi.

b. Kompromi

(41)

c. Pimpinan sebagai penggerak dan motivator

Sebagai penggerak dan motivator, maka pemimpin harus menjadikan semua orang yang dipimpinnya memiliki semangat yang tinggi. Jiwa, pikiran, dan semangat dari semua orang yang dipimpin menjadi hidup dan berkembang. Para pegawai yang sebelumnya berputus asa, tidak percaya diri, dan bahkan juga apatis terhadap nasib dan masa depannya, berubah menjadi percaya diri, optimis, memiliki harapan dan percaya bahwa nasib mereka dapat berubah menjadi lebih baik. Dalam menggerakkan dan memotivasi pegawai, seorang pemimpin membutuhkan kemampuan berkomunikasi untuk menyampaikan ide atau gagasannya. Selain itu, untuk menggerakkan dan memotivasi pegawai, pemimpin juga harus memiliki visi dan misi yang jelas.

7. Kepribadian pimpinan

Sebagai seorang pimpinan, harus senantiasa memiliki kepribadian yang baik, karena seorang pimpinan akan menjadi panutan bagi para bawahannya.

Aspek aspek dari kepribadian pimpinan adalah :

a. Mencintai kebenaran dan beriman pada Tuhan Yang Maha Esa

(42)

b. Dapat dipercaya dan mampu mempercayai orang lain

Sifat adil dan jujur akan menumbuhkan kepercayaan orang orang yang dipimpin pada pimpinannya. Saling mempercayai sangat penting dalam hubungan manusiawi yang efektif, sehingga penting pula dalam proses kepemimpinan. Pemimpin yang dipercaya dan mampu memimpin yang dipercaya dan yang mampu mempercayai orang lain, akan berkembang menjadi percaya diri. Setiap pemimpin harus memiliki perasaan percaya diri yang besar. Pemimpin tersebut harus yakin bahwa dirinya memiliki kemampuan dalam mempengaruhi, mengarahkan, mengendalikan dan membimbing orang yang dipimpinnya.

c. Mampu bekerja sama dengan orang lain

Pemimpin yang dipercaya, mempercayai orang lain dan percaya diri selalu bersedia dan mampu memelihara kebersamaan. Dalam kebersamaan itu selalu mampu menjalin kerja sama dengan setiap anggota kelompok / organisasinya. Pemimpin harus berusaha menjadi orang yang dekat dengan anggota lainnya. Kemampuan bekerja sama dan membina kerja sama antar anggota organisasi sangat penting dalam mewujudkan kepemimpinan yang efektif.

d. Ahli di bidangnya dan berpandangan luas didasari oleh kecerdasan (intelegensi) yang memadai

(43)

dan bahkan keahlian di bidang yang dikelola organisasinya. Dengan pengetahuan, pengalaman dan intelegensi yang memadai, seorang pemimpin akan memiliki wawasan yang cukup luas dalam menghadapi berbagai masalah. e. Senang bergaul, ramah tamah, suka menolong, dan memberikan petunjuk serta

terbuka pada kritik orang lain

Pemimpin merupakan tokoh utama di dalam organisasinya. Pemimpin menjadi tempat tumpuan harapan bagi semua anggotanya, baik dalam menghadapi masalah masalah organisasi maupun masalah masalah pribadi. Untuk itu, setiap pemimpin harus menampilkan kepribadian senang bergaul, ramah tamah dan suka menolong, sebagai prasyarat untuk dapat mewujudkan hubungan manusiawi yang efektif.

f. Memiliki semangat untuk maju, pengabdian dan kesetiaan yang tinggi,kreatif, dan penuh inisiatif

Seorang pemimpin menempati posisi utama di lingkungan organisasi, yang sangat besar pengaruhnya pada kemajuan dan perkembangannya sebagai satu kesatuan. Pemimpin merupakan tumpuan harapan dalam menciptakan kegiatan - kegiatan yang bermanfaat, baik bagi perseorangan

(44)

sikap dan pengabdian serta kesetiaan mendorong pemimpin selalu kreatif dan penuh inisiatif semata mata untuk kemajuan dan perkembangan kelompok/organisasi, atas dasar kepentingan bersama.

g. Bertanggung jawab dalam mengambil keputusan, konsekuen, berdisiplin dan bijaksana

Pemimpin harus bertanggung jawab pada keputusan yang ditetapkan dan diperintahkan pelaksanaannya pada anggota kelompok/organisasi. Tanggung jawab itu tidak saja terhadap pengambilan keputusan yang dilakukan dalam waktu yang relatif cukup lama, tetapi juga mengenai keputusan keputusan yang mendesak. Selain itu, seorang pemimpin harus disiplin dan disiplin yang terbaik adalah yang didasari oleh kesadaran dari diri sendiri atau tidak dipaksakan.

8. Syarat syarat Pimpinan yang Ideal

Aspek aspek kepribadian yang disebutkan di atas, apabila sudah terpenuhi dengan baik maka layaklah pimpinan tersebut dikatakan pimpinan yang ideal.

Terry(http://wawanjunaidi.blogspot.com/2010/11/pengertiankepemimpi nan.html) menyebutkan adanya 3 (tiga) buah syarat yang harus dipenuhi oleh seorang pemimpin yang baik, yaitu memiliki:

(45)

Seorang pemimpin harus memiliki kekuatan lahiriah dan rokhaniah sehingga mampu bekerja keras dan banyak berfikir untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi.

b. Penguasaan emosional

Seorang pemimpin harus dapat menguasai perasaannya dan tidak mudah marah dan putus asa.

c. Pengetahuan mengenai hubungan kemanusiaan

Seorang pemimpin harus dapat mengadakan hubungan yang manusiawi dengan bawahannya dan orang-orang lain, sehingga mudah mendapatkan bantuan dalam setiap kesulitan yang dihadapinya. Dan seorang pemimpin harus memiliki pengetahuan-pengetahuan seperti:

1) Motivasi dan dorongan pribadi, yang akan mampu menimbulkan semangat, gairah, dan ketekunan dalam bekerja.

2) Kecakapan berkomunikasi: kemampuan menyampaikan ide, dapat dengan mudah mengambil intisari pembicaraan.

3) Kecakapan mengajar pemimpin yang baik adalah guru yang mampu mengajar dan memberikan teladan dan petunjuk-petunjuk, menerangkan yang belum dengan gambaran jelas serta pendapat serta keinginan dengan baik kepada orang lain, serta memperbaiki yang salah.

(46)

kepercayaan. Sebaiknya bawahan juga bersedia bekerja dengan senang hati dan sukarela untuk mencapai tujuan.

5) Kemampuan teknis kepemimpinan: mengetahui azas dan tujuan organisasi. Mampu merencanakan, mengorganisasi, mendelegasikan wewenang, mengambil keputusan, mengawasi, dan lain-lain untuk tercapainya tujuan. Seorang pemimpin harus menguasai baik kemampuan managerial maupun kemampuan teknis dalam bidang usaha yang dipimpinnya.

Selain itu, menurut Siagian (2003:74), seorang pimpinan dapat dikatakan ideal apabila telah memenuhi syarat syarat berikut ini :

a. Memiliki pendidikan umum yang luas. b. Kemampuan berkembang secara mental. c. Memiliki sifat ingin tahu.

d. Memiliki kemampuan analistis. e. Memiliki daya ingat yang kuat. f. Percaya diri.

g. Memiliki keterampilan berkomunikasai. h. Mempunyai naluri untuk prioritas.

i. Memiliki stamina atau daya kerja dan antuasiasisme yang besar. j. Berani mengambil keputusan.

(47)

Sebagai seorang pimpinan, sangatlah penting untuk menganalisa diri sendiri. Hal ini dilakukan untuk mengetahui syarat syarat kepemimpinan yang dimilkinya dan syarat syarat apa yang masih perlu dikembangkan melalui pendidikan, baik formal maupun informal, sehingga ia dapat menjadi seorang pemimpin yang ideal.

9. Tugas dan tanggung jawab pimpinan

Menurut Pancasila, seorang pimpinan haruslah bersikap sebagai pengasuh yang mendorong, menuntun dan membimbing.

Beberapa asas utama dari kepemimpinan adalah sebagai berikut:

a) Ingarso Sungtulodo yaitu dimuka harus memberi tauladan, bahwa seorang pimpinan haruslah melalui sikap dan perbuatannya menjadikan dirinya pola anutan dan ikutan bagi orang yang dipimpinnya.

b) Ingmadyo mangunkarso yaitu bergiat dan menggugah semangat di tengah-tengah masyarakat, bahwa seorang pimpinan harus mampu membangkitkan semangat berswakarsa dan berkreasi pada orang orang yang dibimbingnya. c) Tutwuri Handayani yaitu memberi pengaruh baik dan mendorong dari

(48)

Menurut James Stoner, tugas utama seorang pemimpin adalah:

1. Pemimpin bekerja dengan orang lain

Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk bekerja dengan orang lain, salah satu dengan atasannya, staf, teman sekerja atau atasan lain dalam organisasi sebaik orang diluar organisasi.

2. Pemimpin adalah tanggung jawab dan mempertanggungjawabkan (akuntabilitas)

Seorang pemimpin bertanggungjawab untuk menyusun tugas menjalankan tugas, mengadakan evaluasi, untuk mencapai outcome yang terbaik. Pemimpin bertanggung jawab untuk kesuksesan stafnya tanpa kegagalan.

3. Pemimpin menyeimbangkan pencapaian tujuan dan prioritas

Proses kepemimpinan dibatasi sumber, jadi pemimpin harus dapat menyusun tugas dengan mendahulukan prioritas. Dalam upaya pencapaian tujuan pemimpin harus dapat mendelegasikan tugas-tugasnya kepada staf. Kemudian pemimpin harus dapat mengatur waktu secara efektif,dan menyelesaikan masalah secara efektif.

4. Pemimpin harus berpikir secara analitis dan konseptual

(49)

5. Manajer adalah seorang mediator

Konflik selalu terjadi pada setiap tim dan organisasi. Oleh karena itu, pemimpin harus dapat menjadi seorang mediator (penengah).

6. Pemimpin adalah politisi dan diplomat

Seorang pemimpin harus mampu mengajak dan melakukan kompromi. Sebagai seorang diplomat, seorang pemimpin harus dapat mewakili tim atau organisasinya.

7. Pemimpin membuat keputusan yang sulit

Seorang pemimpin harus dapat memecahkan masalah.

Tugas Tugas Kepemimpinan (Malayu,2000) : 1. Memulai(Iniating)

Usaha agar kelompok memulai kegiatan atau gerakan tertentu. Misalnya, mengajukan masalah kepada kelompok dan mengajak para anggota kelompok mulai memikirkan dan mencari jalan pemecahannya.

2. Mengatur(Regulating)

Tindakan untuk mengatur arah dan langkah kegiatan kelompok agar tidak menyimpang dari tujuan yang ditetapkan.

3. Memberitahu(Informating)

(50)

4. Mendukung(Supporting)

Usaha untuk menerima gagasan, pendapat, usul, dan menyempurnakannya dengan menambah atau menguranginya untuk digunakan dalam rangka penyelesaian tugas bersama.

5. Menilai(Valuating)

Tindakan untuk menguji gagasan yang muncul atau cara kerja yang diambil dengan menunjukkan konsekuensi dan untung ruginya.

6. Mengumpulkan(Summarizing)

Kegiatan untuk mengumpulkan dan merumuskan gagasan, pendapat dan usul yang muncul.

7. Mendorong(Encouraging)

Bersikap hangat, bersahabat dapat memberikan dorongan kepada bawahan sebagai motivasi kerja dan dapat menerima orang orang.

8. Mengungkapkan perasaan(Expression Feeling)

Tindakan yang menyatakan perasaan terhadap kerja dan kekompakan kelompok.

9. Mendamaikan(Harmonizing)

Tindakan mempertemukan dan mendamaikan pendapat pendapat yang berbeda di dalam organisasi tersebut.

10. Mengalah(Comproming)

(51)

11. Memperlancar(Gate Keeping)

Kesediaan membantu, mempermudah, keikutsertaan para anggota dalam kelompok.

Tanggung Jawab Pimpinan

1. Menunjukkan tujuan pelaksanaan kerja yang realitas, dalam arti kuantitas, kualitas, keamanan.

2. Melengkapi para karyawan dengan sumber sumber dana yang diperlukan untuk menjalankan tugasnya.

3. Memberikan kompensasi yang sepadan untuk mendorong prestasi.

4. Mendelegasikan wewenang apabila diperlukan dan mengundang partisipasi apabila memungkinkan.

5. Menghilangkan hambatan untuk pelaksanaan pekerjaan yang efektif. 6. Menilai pelaksanaan pekerjaan dan mengkomunikasikan hasilnya. 7. Menunjukkan perhatian kepada karyawan.

Uraian diatas menunjukkan betapa pentingnya perhatian seorang pimpinan kepada para pegawai.

Tugas dan Wewenang Dekan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan antara lain:

1. Memimpin Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan.

2. Mengkoordinir dan membawahi Pembantu Dekan dalam masalah kegiatan dan kinerja pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

(52)

4. Menjadi pimpinan rapat, baik itu rapat pegawai maupun rapat dosen pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan.

5. Mengatasnamakan fakultas dalam kegiatan seminar, baik itu seminar yang berhubungan universitas maupun diluar universitas.

6. Mengadakan kerjasama dengan pihak luar, baik itu pemerintah, perusahaan lain, maupun dengan instansi pendidikan lainnya.

7. Menandatangani transkrip nilai dan ijasah mahasiswa 8. Menandatangani surat masuk dan surat keluar.

9. Menandatangani surat yang berhubungan dengan fakultas ekonomi baik dari bagian pendidikan, kepegawaian dan kemahasiswaan.

Tugas/tanggung jawab Pembantu Dekan I pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan antara lain:

1. Memimpin/ menjadi pimpinan Fakultas Ekonomi bagian Akademik. 2. Mengkoordinir dan mengawasi pegawai bidang akademik dalam

pelaksanaan kinerja masing-masing.

3. Mempertanggungjawabkan kinerja bagian akademik pada Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan.

4. Mengeluarkan SK mengajar dosen serta menandatanganinya. 5. Menandatangani surat pemberitahuan ujian mahasiswa (UTS/UAS) 6. Menandatangani surat-surat yang berhubungan dengan pendidikan.

7. Menandatangani legalisasi mahasiswa/alumni baik ijasah maupun transkrip nilai.

(53)

Tugas/tanggung jawab Pembantu Dekan II pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan antara lain:

1. Memimpin/ menjadi pimpinan Fakultas Ekonomi bagian Kepegawaian. 2. Mengkoordinir dan mengawasi pegawai bidang kepegawaian dalam

pelaksanaan kinerja masing-masing.

3. Mempertanggungjawabkan kinerja bagian kepegawaian pada Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan.

4. Menandatangani surat-surat yang berhubungan dengan kepegawaian, misalnya cuti pegawai, mutasi pegawai, pengadaan dan pengangkatan pegawai dll.

5. Menandatangani surat-surat yang berhubungan keuangan misalnya gaji, lembur dan honor pegawai maupun dosen.

6. Memproses SK jabatan structural dan fungsional. 7. Memproses pelanggaran disiplin pegawai.

Tugas/tanggung jawab Pembantu Dekan III pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan antara lain:

1. Memimpin/ menjadi pimpinan Fakultas Ekonomi bagian Kemahasiswaan. 2. Mengkoordinir dan mengawasi pegawai bidang Kemahasiswaan dalam

pelaksanaan kinerja masing-masing.

3. Mempertanggungjawabkan kinerja bagian Kemahasiswaan pada Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan

(54)

5. Menandatangani surat keterangan mahasiswa. 6. Menandatangani surat keterangan beasiswa.

7. Menandatangani proposal atau persetujuan kegiatan keagamaan seperti Natal, Idul Adha, dan kegiatan lainnya.

8. Menandatangani proposal atau persetujuan kegiatan kemahasiswaan seperti OSPEK, HMJ, dan lain-lain.

Dalam menjalankan / melaksanakan tugas dan wewenangnya, pimpinan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara telah melaksanakan tugasnya dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari peran dan fungsi sebagai seorang pemimpin yang telah dilaksanakan seperti pemberian motivasi pada pegawai, pelatihan, memberikan informasi dan mengarahkan pegawai untuk mencapai tujuan organisasi, serta mengambil keputusan-keputusan baik keputusan jangka pendek maupun jangka panjang dan dalam pengambilan keputusan, pimpinan memberikan kebebasan kepada para bawahannya untuk mendiskusikan segala sesuatu yang menyangkut pekerjaan kepadanya. Dengan adanya keterlibatan pegawai dalam pengambilan keputusan, diharapkan terwujud keharmonisan dan komunikasi yang baik antara pimpinan dengan pegawai dan tentunya akan berpengaruh terhadap disiplin kerja pegawai.

(55)

bagi pegawai sehingga pegawai senantiasa tetap memiliki motivasi yang tinggi. Selain itu, pimpinan juga berhasil menjadi mediator bagi para pegawai, keberhasilan pimpinan sebagai mediator ini terbukti dari kemampuan pimpinan dalam menyelesaikan konflik yang ada dalam organisasi sehingga tujuan organisasi dapat tercapai.

B. Kedisiplinan

1. Defenisi Kedisiplinan

Disiplin berasal dari bahasa latindiscere yang berarti belajar. Dari kata ini timbul kata disciplinayang berarti pengajaran atau pelatihan. Dan sekarang kata disiplin mengalami perkembangan makna dalam beberapa pengertian. Pertama, disiplin diartikan sebagai kepatuhan terhadap peraturan atau tunduk pada pengawasan, dan pengendalian. Kedua, disiplin sebagai latihan yang bertujuan mengembangkan diri agar dapat berperilaku tertib.

(56)

2. Pentingnya kedisiplinan

Kedisiplinan adalah fungsi operatif keenam dari management sumber daya manusia. Kedisiplinan merupakan fungsi operati dari management

sumber daya manusia (MSDM) yang terpenting karena semakin baik disiplin karyawan, semakin tinggi pula prestasi kerja yang dapat dicapainya. Tanpa disiplin karyawan yang baik, sulit bagi organisasi perusahaan mencapai hasil yang optimal. Kurangnya kedisiplinan didalam manajemen suatu perusahaan juga dapat mengakibatkan kerugian bahkan jatuhnya perusahaan itu sendiri.

Disiplin yang baik mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Hal ini mendorong gairah kerja, semangat kerja, dan terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, serta masyarakat pada umunya. Melalui disiplin akan mencerminkan kekuatan, karena biasanya seseorang yang berhasil dalam karyanya dan pekerjaannya adalah mereka yang memiliki disiplin yang tinggi. Jadi, kedisiplinan adalah kunci keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuan.

3. Indikator indikator Kedisiplinan

Pada dasarnya banyak indikator indikator yang mempengaruhi tingkat kedisiplinan pegawai suatu organisasi(Hasibuan,1997), diantaranya adalah: a. Tujuan dan kemampuan

(57)

kemampuan karyawan yang bersangkutan. Tetapi jika pekerjaan itu diluar kemampuannya atau pekerjaan itu jauh di bawah kemampuannya, maka kesungguhan dan kedisiplinan akan rendah. Disini letak pentingnya asas the right man in the right place and the right man in the right job.

b. Teladan pimpinan

Dalam menentukan disiplin kerja karyawan maka pimpinan dijadikan teladan dan panutan oleh para bawahannya. Pimpinan harus memberikan contoh yang baik, berdisiplin baik, jujur, adil, serta sesuai kata dengan perbuatan. Pimpinan jangan mengharapkan kedisiplinan bawahannya baik, jika dia sendiri kurang berdisiplin. Pimpinan harus menyadari bahwa perilakunya akan dicontoh dan diteladani oleh para bawahanya. Hal inilah yang mengharuskan agar pimpinan mempunyai kedisiplinan yang baik, supaya para bawahan pun berdisiplin baik.

c. Balas jasa

(58)

d. Keadilan

Keadilan mendorong terwujudnya kedisiplinan karyawan, karena ego dan sifat manusia yang selalu merasa dirinya penting dan minta diperlakukan sama manusia lainnya. Apabila keadilan yang dijadikan dasar kebijaksanaan dalam pemberian balas jasa (pengakuan) atau hukuman, akan merangsang terciptanya kedisiplinan karyawan yang baik. Pimpinan atau manajer yang cakap dalam kepemimpinannya selalu bersikap adil terhadap semua bawahannya, karena dia menyadari bahwa dengan keadilan yang baik akan menciptakan kedisiplinan yang baik pula.

e. Waskat (Pengawasan melekat)

Waskat harus dijadikan suatu tindakan yang nyata dalam mewujudkan kedisiplinan karyawan perusahaan, karena dengan waskat ini, berarti atasan harus aktif dan langsung mengawasi perilaku, moral, sikap, gairah kerja, dan prestasi ini atasi bawahan. Hal ini berarti atasan harus selalu ada/hadir di tempat pekerjaannya, supaya dia dapat mengawasi dan memberikan petunjuk, jika ada bawahannya yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan pekerjaannya. Dengan waskat ini atasan secara langsung dapat mengetahui kemampuan dan kedisiplinan setiap individu bawahannya.

f. Sanksi Hukuman

(59)

sanksi hukuman yang diterapkan ikut mempengaruhi baik buruknya kedisiplinan karyawan. Sanksi hukuman harus ditetapkan berdasarkan pertimbangan logis, masuk akal dan diinformasikan secara jelas kepada semua karyawan. Sanksi hukuman jangan terlalu ringan ataupun terlalu berat, supaya hukuman itu tetap mendidik karyawan untuk mengubah perilakunya. Sanksi hukuman hendaknya cukup wajar untuk setiap tingkatan indisipliner, bersifat mendidik dan menjadi alat motivasi untuk memelihara kedisiplinan.

g. Ketegasan

Pimpinan harus berani tegas bertindak untuk menghukum setiap karyawan yang indisipliner sesuai dengan sanksi hukuman yang telah ditetapkan. Pimpinan yang berani bertindak tegas menerapkan hukuman bagi karyawan indisipliner akan disegani dan diakui kepemimpinannya. Tetapi bila seorang pimpinan kurang tegas atau tidak menghukum karyawan yang

indisipliner, maka dia sulit untuk memelihara kedisiplinan bawahannya, bahkan sikapindisiplinerkaryawan tersebut akan semakin banyak.

h. Hubungan kemanusiaan

(60)

suasana yang nyaman. Hal ini akan memotivasi kedisiplinan yang baik pada perusahaan.

4. Cara/ Teknik Pimpinan Dalam Meningkatkan Disiplin Kerja Pegawai

Untuk memotivasi bawahan agar bekerja sesuai dengan harapan, pimpinan harus mempunyai kemauan dalam memotivasi bawahannya yang disebut dengan motivasi bawahan.

Usaha usaha yang mungkin dilakukan pimpinan dalam memotivasi bawahan agar kedisiplinannya meningkat, dapat dilakukan seperti berikut ini:

a. Teknik Pengayaan Pekerjaan

Pimpinan dapat merangsang kepuasan pekerjaan bawahan dengan cara mengubah karakteristik pekerjaan menjadi tugas tugas yang lebih menarik dengan cara menyediakan tugas tugas dalam pekerjaan yang lebih bervariasi, lebih menuntut tanggung jawab dan memungkinkan memberikan umpan balik secara jelas dari prestasi yang telah diperoleh bawahan. Teknik ini digunakan untuk mengatasi faktor penyebab lemahnya produktivitas kerja yang disebabkan kebosanan pegawai karena selalu mengerjakan tugas tertentu secara rutin.

b. Spesialisasi Pekerjaan

Menciptakan produktivitas kerja juga dapat dilkukan dengan cara menetapkan spesialis-spesialis pekerjaan, dengan ini spesialisasi akan meningkatkan produktivitas kerja serta menetapkan disiplin kerja.

(61)

Penambahan pekerjaan merupakan teknik untuk meningkatkan disiplin kerja, dimana dengan menambah tugas yang sama juga menyediakn kemungkinan diperluasnya tanggung jawab bagi bawahan tertentu terhadap tugas yang sama.

d. Rotasi pekerjaan

Melalui rotasi pekerjaan memungkinkan pemberian kesempatan sejumlah pegawai untuk mengalami berbagai macam variasi tanggung jawab dan menentukan kualifikasi pekerjaan.

e. Keluwesan Waktu

Keluwesan waktu merupakan penjadwalan waktu personil yang mana masing masing pegawai diberi kebebasan dan tanggung jawab untuk menetapkan waktu kerja mereka.

Cara yang dilakukan pimpinan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara adalah spesialisasi pekerjaan dan rotasi pekerjaan. Pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, spesialisasi pekerjaan dilakukan dengan cara mengelompokkan pegawai ke dalam bagian atau sub bagiannya masing-masing (Job Description) dan disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki oleh pegawai.Job descriptionpada Fakultas Ekonomi USU terdiri dari:

1. Bagian Tata Usaha 2. Sub Bagian Akademik

3. Sub Bagian Umum dan Keuangan 4. Sub Bagian Kepegawaian

(62)

6. Sub Bagian Perlengkapan

Setiap pegawai pada bagian ataupun sub bagian tersebut mempunyai tugasnya masing-masing, dan diharapkan dengan adanya spesialisasi pekerjaan, pegawai dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik dan cepat sehingga kedisiplinan pegawai dapat meningkat dan tujuan organisasi tercapai.

Pada Fakultas Ekonomi USU, rotasi pekerjaan dilakukan dengan memberikan kesempatan sejumlah pegawai untuk mengalami berbagai macam variasi tanggung jawab dan menentukan kualifikasi pekerjaan. Misalnya, pegawai pada bagian parkir dirotasi ke bagian piket, pegawai pada bagian pendidikan dirotasi ke bagian perlengkapan dan lain sebagainya. Rotasi pekerjaan ini diharapkan dapat memotivasi para pegawai, sehingga dengan adanya motivasi maka semangat kerja pegawai menjadi tinggi dan disiplin kerja pegawai juga dapat meningkat.

C. Peranan Pimpinan dalam Meningkatkan Disiplin Kerja Pegawai S1 Akuntansi Pada Fakultas Ekonomi USU Medan

(63)

Pimpinan bersikap sebagai pengasuh yang mendorong, menuntun dan membimbing. Dengan adanya dorongan dan bimbingan dari pemimpin, maka diharapkan pegawai menjadi termotivasi, dan dengan motivasi tersebut maka semangat kerja pegawai meningkat dan akan membuat disiplin kerja pegawai juga semakin tinggi.

Setiap pimpinan pasti ingin agar segala kehendaknya dipatuhi oleh para pegawai dan agar para pegawai dapat bekerja secara disiplin. Namun, bukan berarti pimpinan tersebut bersikap otoriter terhadap pegawainya. Pimpinan harus dapat mengarahkan dan membimbing pegawainya dengan cara yang lembut, dan mencoba memahami berbagai tingkah laku para pegawainya. Namun, bukan berarti pimpinan tersebut bersifat lemah terhadap bawahannya. Pimpinan yang lemah bukan hanya akan melemahkan jalannya organisasi, tetapi juga akan kehilangan rasa hormat dari bawahannya.

Dalam hal meningkatkan disiplin kerja,sudah banyak usaha yang dilakukan pimpinan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, salah satunya yaitu dengan cara mengeluarkan tata tertib dan peraturan-peraturan yang akan menjadi rambu-rambu yang harus dipatuhi pegawai pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

(64)

1. Jam kerja pegawai

a Pada hari Senin s/d Kamis, pegawai masuk kerja pada pukul 08.00 WIB, istirahat 12.00-13.00 WIB dan pulang pukul 14.00 WIB. Untuk jadwal Ekstensi , pegawai masuk pukul 17.00 WIB- 19.30 WIB.

b Pada hari Jumat, pegawai masuk kerja pada pukul 08.00 WIB, dan pulang pada pukul 11.00 WIB. Untuk jadwal Ekstensi, pegawai masuk pukul 17.00 WIB- 19.00 WIB.

c Pada hari Sabtu, pegawai masuk kerja pada pukul 08.00 WIB dan pulang pada pukul 13.00 WIB.

2. Setiap hari kerja pegawai harus hadir tepat waktu dan mengisi daftar absen pegawai pada bagian kepegawaian.

3. Apabila pegawai yang bersangkutan sakit dan tidak dapat masuk kerja maka harus ada surat keterangan sakit/ surat dokter.

(65)

Tindakan ini dapat dikatakan cukup baik, karena dengan adanya sanksi tersebut, maka setiap pegawai akan berpikir kembali untuk mangkir dari pekerjaan. Apabila kebiasaan ini dapat berlangsung dalam waktu yang lama, maka hal ini akan menjadi kebiasaan yang baik, dimana disiplin akan dapat ditegakkan.

Selain dari tingkat kehadiran pegawai, disiplin kerja pegawai pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dikatakan sudah cukup baik dilihat dari pegawai yang datang dan pulang tepat waktu, pegawai yang berpakaian rapi dan bertingkah laku dengan sopan, ketepatan pegawai dalam menyelesaikan tugas-tugasnya dengan baik, serta mematuhi semua peraturan yang ditetapkan oleh Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Pada Fakultas Ekonomi USU juga diberikan balas jasa ataupun kompensasi bagi para pegawainya. Kompensasi ini seperti uang lembur dan bonus yang diterima oleh para pegawai. Dengan adanya kompensasi tersebut, diharapkan semangat kerja para pegawai menjadi tinggi dan para pegawai semakin disiplin dalam bekerja.

(66)

ini kesejahteraan yang dimaksud adalah upah/gaji yang layak, sebab dengan gaji yang layak maka akan memotivasi para pegawai untuk bekerja dengan lebih giat.

(67)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada bab bab terdahulu yang bersumber pada Fakultas Ekonomi USU, maupun dari teori teori yang didapat oleh penulis, penulis dapat mengambil kesimpulan, yaitu:

1. Fakultas Ekonomi USU menjalankan struktur organisasi yang dipimpin langsung oleh Dekan, dan dibantu oleh Pembantu Dekan I, Pembantu Dekan II, Pembantu Dekan III, Ketua dan Sekretaris Departemen (Akuntansi, Manajemen, Ekonomi Pembangunan), Ketua dan Sekretaris Program Studi Diploma III (Akuntansi, Keuangan, Sekretaris) serta terdapat beberapa bagian ataupun divisi di dalamnya beserta uraian tugas, wewenang dan fungsinya. 2. Pimpinan pada Fakultas Ekonomi USU adalah pimpinan yang tidak bersifat

otoriter, hal ini terlihat dari kemampuan pimpinan dalam melaksanakan fungsi-fungsi serta tugasnya dengan baik dan selalu diiringi dengan sikap menghargai bawahannya.

3. Pimpinan Fakultas Ekonomi USU memegang peranan penting dalam menentukan kemajuan organisasi serta di dalam meningkatkan efektivitas dan disiplin kerja pegawai.

(68)

5. Dalam meningkatkan disiplin kerja pegawai, diberikan sanksi terhadap para pegawai yang melanggar peraturan ataupun tata tertib yang ada.

B. Saran

Pada akhir penulisan Tugas Akhir ini, Penulis ingin memberikan beberapa saran yang mungkin dapat menjadi bahan pertimbangan bagi Fakultas Ekonomi USU Medan. Adapun saran saran penulis antara lain:

1. Agar keharmonisan ataupun kebersamaan tetap terjalin, pimpinan harus tetap mengadakan komunikasi yang baik dengan para pegawainya.

2. Pimpinan harus tetap menjaga citra yang baik didepan bawahannya agar dapat menjadi contoh atau panutan bagi bawahannya.

3. Disiplin kerja yang telah ada hendaknya dapat lebih ditingkatkan lagi dan diharapkan lebih memotivasi bagian bagian yang tingkat disiplinnya perlu ditingkatkan.

Gambar

Gambar 1.1 Bagan  Struktur Organisasi Departemen S1 Akuntansi

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Pebedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu pengaruh pendidikan kesehatan tentang kanker payudara terhadap tingkat pengetahuan dan sikap pada wanita

yaitu mengambil seluruh atlet putra Spectrum Semarang tahun 2010 yang berjumlah 18 atlet sebagai sampel. Variabel penelitian ini meliputi latihan Pull Buoy atau tarik pelampung

Regression analysis indicated that policies which improved marketing of grains, provision of credit (largely in form of farm inputs) and extension services, encouraged expansion of

▫Protected, hanya dapat dipanggil oleh class yang bersangkutan dan anak-anak yang mewarisinya ▫Public, dapat dipanggil oleh siapa saja.. • Menggambarkan hubungan antar class

Universitas Sumatera Utara... Universitas

Iluminansi merupakan jumlah cahaya yang datang pada bidang kerja dan diperoleh dari pengukuran dengan menggunakan lux meter pada gudang bahan baku, bagian

STRATEGI PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DALAM PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH ( Studi tentang Perusahaan Daerah Pasar untuk Meningkatkan Pendapatan.. Asli Daerah di

Rahimi_gh@modares.ac.ir Abstract- In this paper a two dimensional elasticity for free vibrations and the effect of elastic foundantion on a two- direction functionally graded beams