• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem pengawasan internal gaji dan upah pegawai pada Badan Ketahanan Pangan Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Sistem pengawasan internal gaji dan upah pegawai pada Badan Ketahanan Pangan Medan"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

SISTEM PENGAWASAN INTERNAL GAJI DAN UPAH PEGAWAI PADA BADAN KETAHANAN PANGAN

MEDAN

Oleh :

DINI NOVITA TANJUNG 112102097

PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN

NAMA : DINI NOVITA TANJUNG

PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK

NIM : 112102097

JURUSAN : DIPLOMA III AKUNTANSI

JUDUL : SISTEM PENGAWASAN INTERNAL GAJI

DAN UPAH PEGAWAI PADA BADAN KETAHANAN PANGAN MEDAN

Tanggal : 2014 Dosen Pembimbing Tugas Akhir

NIP. 19511114 198203 1 002 Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA

Tanggal : 2014 Ketua Program Studi Diploma III Akuntansi

NIP . 19511114 198203 1 002 Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA

Tanggal : 2014 Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU

NIP. 19560407 198002 1 001

(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN

NAMA : DINI NOVITA TANJUNG

PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR

NIM : 112102097

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI

JUDUL : SISTEM PENGAWASAN INTERNAL GAJI DAN UPAH PEGAWAI PADA BADAN KETAHANAN PANGAN MEDAN

Medan, 2014

112102097

(4)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadiran Allah

SWT berkat rahmad dan hidayat Nya penulis diberikan kemudahan, kelancaran

dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini yang berjudul “Sistem pengawasan internal gaji dan upah pegawai pada Badan Ketahanan Pangan Medan“

tepat pada waktunya dan ini merupakan titik akhir penulis dalam

menyelesaikan pendidikannya di Universitas Sumatera Utara Program Studi

Diploma Tiga akuntansi.

Dalam penyelesaian tugas akhir ini, penulis mendapatkan berbagai banyak

bantuan, dukungan dan bimbingan. Dengan ketulusan hati izinkan penulis

mengucapkan terimakasih sebesar - besarnya kepada :

1. Allah SWT yang telah mencurahkan rahmad, hidayat, karunia dan

perlindungannya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini

dengan baik dan tepat pada waktunya.

2. Kedua orang tua yang sangat penulis sayangi dan cintai, bapak Eddy

Sofian Tanjung S.Sos dan ibu Zuhartini, S.pd terimakasih buat curahan

kasih sayang, perhatian, pengorbanan yang selama ini kalian korbankan,

bimbingan serta Do’a yang selalu kalian panjatkan kepada Allah

sehingga penulis diberikan kemudahan dalam penyelesaian tugas akhir

ini. Maafin penulis sampai saat ini belum bisa dan tidak akan pernah bisa

untuk membalas semua yang telah kalian korbankan selama ini, hanya

do’a yang bisa penulis panjatkan selalu untuk kalian kedua orang tua

(5)

- sungguh untuk sukses dan berhasil dimasa depan yang penulis

tanamkan agar bisa membahagiakan kalian kedua orang tua, akan penulis

tunjukkan kalau penulis itu bisa berhasil dan menjadi seperti yang kalian

inginkan, penulis persembahkan keberhasilan itu kelak, Amin Yarabbal

Alamin. Dan buat adik – adik penulis Adha Afrinanda Tanjung dan

Chairuni Mauliqa Tanjung yang sangat penulis sayangi, kalian sangat

berharga buat penulis.

3. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac. Ak, CA selaku dekan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA selaku Ketua Program Studi Diploma

III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara sekaligus

Dosen Pembimbing penulis, terimakasih karena telah banyak membantu,

membimbing penulis dan meluangkan waktu nya dalam menyelesaikan

Tugas Akhir ini.

5. Bapak Drs. Chairul Nazwar, M.Si, Ak selaku Sekretaris Program Studi

Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

6. Semua dosen yang telah mengajar dan mendidik penulis selama

menjalankan pendidikan di Universitas Sumatera Utara diploma III

akuntansi ini hingga akhirnya penulis bisa menyelesaikan pendidikannya.

7. Ibu Dra. Jasinta BE Pujiyanti yang telah meluangkan waktunya untuk

memberikan informasi dan membantu penulis selama melakukan riset di

Badan Ketahanan Pangan.

(6)

dalam memberikan masukan dan pendapat tentang tugas akhir ini,

walaupun kita sama – sama harus menyelesaikan tugas akhir ini tapi

kamu tetap meluangkan waktu untuk membantu penulis. Maafin penulis

tidak bisa memberikan bantuan yang banyak, semoga semua yang kita

cita – citakan dapat terwujud. Amin yarabbal alamin.

9. Semua teman – teman grup B penulis stambuk 2011 terutama buat Desy,

Syarifah, Tina, Fauziyah, Poppy, Nurul Sakinah, Pani dan Lina

terimakasih karena telah menjadi teman sekaligus sahabat yang baik buat

penulis, walaupun kedekatan kita mulai terjalin semester empat tapi

semua yang telah terjadi dan telah kita jalani tidak akan penulis lupakan.

Penulis berharap semua ini tidak akan pernah berakhir walaupun

pendidikan Diploma Tiga akuntansi kita telah selesai.

Penulis menyadari bahwa tidak ada yang sempurna didunia ini terutama

dalam penyusunan tugas akhir ini untuk itu penulis menerima kritik dan saran

untuk penyempurnaan tugas akhir ini dimasa yang akan datang. Semoga Allah

SWT membalas semua yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan

tugas akhir ini dan semoga penulisan tugas akhir ini dapat memberikan

manfaat untuk calon peneliti – peneliti lainnya, Terimakasih.

Medan, 2014

Penulis

(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Rumusan Masalah ... 3

C.Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 3

D.Rencana Penulisan ... 4

1. Jadwal Penelitian ... 4

2. Rencana Isi ... 5

BAB II : BADAN KETAHANAN PANGAN MEDAN ... 7

A.Sejarah Ringkas ... 7

B.Struktur Organisasi ... 9

C.Job Description ... 10

D.Jaringan Usaha/Kegiatan ... 16

E. Kinerja Terkini ... 17

(8)

BAB III : SISTEM PENGAWASAN INTERNAL GAJI DAN UPAH PEGAWAI PADA BADAN KETAHANAN PANGAN

MEDAN ... 20

A.Pengertian gaji dan upah ... 20

B.Unsur –unsur gaji dan upah ... 22

C.Prosedur pencatatan dan perhitungan gaji dan upah ... 26

D.Sumber penghasilan tambahan di luar gaji pada Badan Ketahanan Pangan ... 31

E. Sistem pengawasan internal gaji dan upah ... 32

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN... 38

A.Kesimpulan ... 38

B.Saran ... 39

(9)

DAFTAR TABEL

NOMOR JUDUL HALAMAN

1.1 Jadwal penelitian dan penyusunan Tugas Akhir ... 4

(10)

DAFTAR GAMBAR

NOMOR JUDUL HALAMAN

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

NOMOR JUDUL

1. Surat permohonan izin riset

2. Surat izin riset dari Badan Ketahanan Pangan Medan

3. Daftar gaji pokok Pegawai Negeri Sipil

4. Surat keterangan untuk mendapatkan pembayaran tunjangan

(12)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pada umumnya setiap perusahaan, baik itu perusahaan jasa maupun

perusahaan industri dan instansi pemerintahan berusaha untuk menciptakan

iklim usaha yang sehat dan bertujuan memaksimumkan laba, mengembangkan

usahanya dan menjalankan kewajibannya sebagai pegawai sesuai dengan visi

dan misi instansi tersebut. Hal tersebut merupakan tuntutan setiap perusahaan

dan instansi pemerintahan, terutama di era globalisasi seperti saat ini.

Persaingan usaha yang semakin tajam menyebabkan perusahaan terus-menerus

meningkatkan kualitasnya, terutama dalam membina sumber daya manusia

(SDM) sebagai tenaga kerja.

Sumber daya manusia atau tenaga kerja merupakan salah satu faktor

penting dalam kegiatan perusahaan dan dalam menjalankan visi misi instansi

pemerintahan karena selain memberikan sumbangan tenaga, tenaga kerja juga

memberikan pemikiran dan keahliannya dalam operasional perusahaan. Tenaga

kerja memiliki keterlibatan yang signifikan dalam suatu perusahaan dan

instansi pemerintahan, yaitu mulai dari menyusun, merencanakan dan

menjalankan tujuan perusahaan yang akan dicapai baik jangka panjang maupun

jangka pendek, melakukan kegiatan operasional perusahaan dan

pengendaliannya serta pencapaian tujuan perusahaan.

Kompensasi yang diterima tenaga kerja dari perusahaan dan instansi

(13)

kepada tenaga kerja sebagai balas jasa. Perusahaan dan instansi

pemerintahanakan mengalami kesulitan dalam proses perekrutan tenaga kerja

yang sesuai dengan jenjang karir serta posisi dalam perusahaan itu, jika tidak

ditunjang dengan adanya perhatian pada kesejahteraan tenaga kerja tersebut

melalui gaji dan upah yang kompetitif.

Sistem penggajian yang baik dapat merangsang timbulnya motivasi kerja

sehingga karyawan maupun pegawai bisa bekerja lebih produktif. Karena

besarnya gaji akan berpengaruh baik pada kinerja karyawan dan pegawaiserta

perkembangan perusahaan. Dalam keadaan tersebut perlu diadakan suatu

penanganan yang dapat dijadikan kontrol bagi seluruh operasional perusahaan

maupun instansi pemerintahan.Salah satunya yaitu dengan dilakukannya suatu

pengawasan internal gaji dan upah yang baik untuk menunjang kelancaran

aktifitas perusahaan itu sendiri.Namun selain itu, pengawasan internal juga

dilakukan untuk menjaga perusahaan maupun instansi pemerintahan dari

kemungkinan-kemungkinan buruk yang bisa terjadi, seperti kerugian,

pemborosan,dan kecurangan-kecurangan seperti korupsi, kolusi dan nepotisme.

Oleh sebab itu dengan diterapkannya pengawasan internal gaji dan upah

yang baik dan efektif sesuai dengan prosedur yang ditetapkan, kepala pimpinan

tidak perlu terus menerus mengawasi aktivitas pegawai secara langsung tetapi

cukup dengan pendelegasian wewenang terhadap bawahannya atau yang sering

disebut dengan auditor intern, yakni auditor yang bertugas menentukan apakah

kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan telah dipatuhi, menentukan

(14)

Berdasarkan uraian ini terlihat jelas begitu besar peran sistem pengawasan

internal atas gaji dan upah pada Instansi Pemerintahan, maka penulis tertarik

untuk mengambil judul dalam tugas akhir yang berjudul ”Sistem Pengawasan Internal Gaji dan Upah Pegawai Pada Badan Ketahanan Pangan Medan”.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka permasalahan yang akan

dibahas dealam tugas akhir sebagai berikut:

1. Bagaimana Sistem Pengawasan Internal Gaji dan Upah Pada Badan

Ketahanan Pangan Medan.

2. Bagaimana pemberian gaji dan upah pegawai pada Badan Ketahanan

Pangan Medan.

3. Apakah sistem pengawasan internal gaji dan upah pegawai pada Badan

Ketahanan Pangan Medan telah berjalan sesuai dengan ketentuan yang

telah ditetapkan.

C.Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penulisan yang dilakukan oleh penulis

adalah sebagai berikut :

a. Untuk melengkapi syarat menyelesaikan pendidikan pada program

studi Diploma III Fakultas Ekonomi USU.

b. Untuk mengetahui usaha apa saja yang dilakukan Badan Ketahanan

Pangan agar tidak terjadi penyelewengan dalam pembagian gaji.

(15)

pada Badan Ketahanan Pangan telah berjalan efektif.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

a. Bagi peneliti, untuk menambah wawasan mengenai usaha apa saja

yangtelah dilakukan Badan Ketahanan Pangan Medan.

b. Bagi Badan Ketahanan Pangan yaitu sebagai bahan masukan untuk

memperbaiki pengawasan internal gaji dan upah pada BadanKetahanan

Pangan.

c. Bagi calon peneliti dapat digunakan sebagai bahan perbandingan untuk

melakukan penelitian dilain waktu.

D.Rencana Penulisan

Rencana penulisan terdiri dari jadwal penelitian dan sistematika penulisan.

1. Jadwal Penelitian

Penelitian dilakukan di Badan Ketahanan Pangan Medan di jalan

Jenderal Besar Dr. Abd.Haris Nasution No. 24 Medan. Untuk lebih

[image:15.595.120.507.616.753.2]

jelasnya jadwal survei ini dapat dilihat pada tabel 1.1 dibawah ini :

Tabel 1.1

Jadwal Penelitian dan Penyusunan Tugas Akhir NO

Kegiatan

Juni 2014 I II III IV 1 Pengesahan Tugas Akhir

(16)
[image:16.595.120.505.159.413.2]

Tabel 1.1

Jadwal Penelitian dan Penyusunan Tugas Akhir NO

Kegiatan

Juni 2014 I II III IV 3 Permohonan Izin Riset

4 Pengajuan Dosen Pembimbing 5 Pengumpulan Data

6 Penyusunan Tugas Akhir

7 Bimbingan dan Penyempurnaan Tugas akhir 8 Penyelesaian Tugas Akhir

2. Rencana Isi

Untuk mempermudah penulisan tugas akhir ini, Penulis membuat

sistematika pembahasan dalam 4 (empat) bab, dimana setiap bab saling

bersangkutan ke bab selanjutnya. Adapun rencana isi dari penulisan ini

adalah :

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab I ini, penulis akan menguraikan tentang latar

belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, rencana penulisan yang terdiri dari jadwal

(17)

BAB II : BADAN KETAHANAN PANGAN MEDAN

Pada bab II ini, penulis akan menguraikan tentang sejarah

ringkas Badan Ketahanan Pangan, struktur organisasi, job

description, jaringan usaha/kegiatan, kinerja terkini, dan

rencana usaha/kegiatan Badan Ketahanan Pangan.

BABIII : SISTEM PENGAWASAN INTERNAL GAJI DAN UPAH

PEGAWAI PADA BADAN KETAHANAN

PANGAN MEDAN

Pada bab III ini, penulis akan menguraikan tentang pengertian

gaji dan upah, unsur – unsur gaji dan upah, prosedur

pencatatan dan perhitungan gaji dan upah, sumber penghasilan

tambahan diluar gaji pada Badan Pangan dan sistem

pengawasan internal gaji.

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab IV ini merupakan bab terakhir dari penulisan Tugas

Akhir ini, dimana bab IV ini berisi kesimpulan dari penelitian

yang dilakukan di Badan Ketahanan Pangan dan saran yang

saling berhubungan dengan kesimpulan penelitian danmungkin

(18)

BAB II

BADAN KETAHANAN PANGAN MEDAN

A.Sejarah Ringkas Badan Ketahanan Pangan

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara yang awal mulanya

sebelum dilaksanakannya undang – undang otonomi daerah merupakan

peleburan dari 2 (dua) unit kerja yakni satuan Pengendali Dinas Departemen

Pertanian dan Kantor Wilayah Departemen Pertanian yang terbentuk pada

tahun 2001 dibawah naungan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.

Undang–undang Nomor 7 tahun 1996 tentang pangan telah

mengamanatkan bahwa pemerintah beserta masyarakat bertanggung jawab

mewujudkan ketahanan pangan. Oleh karena itu Pemerintah Daerah Provinsi

Sumatera Utara telah menetapkan pembentukan Badan Ketahanan Pangan yang

mempunyai tugas untuk membantu kepala daerah dalam pemeliharaan

ketahanan pangan. Disamping sebagai salah satu Lembaga Teknis Daerah

Provinsi Sumatera Utara, Badan Ketahanan Pangan juga berperan sebagai

ex-officen sebagai Sekretariat dari Dewan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera

Utara yang diketahui oleh Gubernur Sumatera Utara Nomor:

188.44/250/K/T/2002. Hal ini sesuai dan mengacu kepada keputusan Presiden

Republik Indonesia Nomor 132 tahun 2001 tentang Dewan Ketahanan Pangan

yang ketuanya adalah Presiden Republik Indonesia.

Ketahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga

yang baik dan mencukupi.Ketahanan pangan merupakan tantangan yang harus

(19)

Berdasarkan hal tersebut, dengan adanya Peraturan Pemerintah Nomor 25

tahun 2000 tentang kepegawaian pemerintah dan kewenangan provinsi sebagai

daerah otonom, pemerintah Provinsi Sumatera Utaradan turut mengambil

bagian dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan di daerah dengan

dikeluarkannya peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 4 tahun

2001 tentang Lembaga Teknis Daerah Provinsi Sumatera Utara.

Dengan dikeluarkannya peraturan daerah tersebut dibentuknya Badan

Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara yang berkoordinator di Jl. Jendral

Besar DR. Abdul Haris Nasution No. 24 Gedung Johor Medan yang dahulunya

merupakan Wilayah Departemen Pertanian Provinsi Sumatera Utara.

Sebagai dasar pendukung dari pelaksanaan kegiatan ketahanan pangan

berpedoman pada pasal 50 UU Nomor 7 tahun 1996 tentang pangan

mengamanatkan bahwa pemerintah bersama masyarakat mewujudkan

ketahanan pangan diseluruh Indonesia, maka keluarlah peraturan pemerintah

Nomor 68 tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan.

Dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan, maka seluruh sektor harus

berperan secara aktif dan berkoordinasi secara rapi dengan Pemerintah Pusat,

Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, Pemerintah Desa dan

Masyarakat untuk meningkatkan strategi demi mewujudkan ketahanan pangan

nasional. Badan Ketahanan Pangan merupakan unsur panjang pemerintah

provinsi yang dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang berkedudukan

dibawah dan bertanggung jawab kepada kepala daerah melalui Sekretaris

Daerah.Badan Ketahanan Pangan mempunyai tugas membantu kepala daerah

(20)

B.Struktur Organisasi

Dalam operasional Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara,

Kepala Badan dibantu oleh Sekretaris Badan dan 3 (tiga) Bidang Teknis yaitu

Kepala Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan, Kepala Bidang Distribusi

dan Akses Pangan dan Kepala Bidang Konsumsi, Mutu dan Keamanan Pangan.

Secara umum organisasi Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera

Utara terdiri dari :

1. Badan

2. Sekretariat, terdiri dari :

a. Sub Bagian Umum

b. Sub Bagian Keuangan

c. Sub Bagian Program

3. Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan, terdiri dari :

a. Sub Bidang Ketersediaan Pangan

b. Sub Bidang Kerawanan Pangan

4. Bidang Distribusi dan Akses Pangan, terdiri dari :

a. Sub Bidang Distribusi Pangan

b. Sub Bidang Akses Pangan

5. Bidang Konsumsi, Mutu dan Keamanan Pangan, terdiri dari :

a. Sub Bidang Konsumsi Pangan

(21)
[image:21.595.123.507.185.507.2]

Bagan Struktur Organisasi Badan Ketahanan Pangan Medan

Gambar 1.1 : Struktur Organisasi Badan Ketahanan Pangan Medan Sumber : Kantor Badan Ketahanan Pangan Medan

C.Job Description

Dibawah ini penulis akan mendeskripsikan jabatan yang ada pada Badan

Ketahanan Pangan provinsi Sumatera Utara sebagai berikut :

1. Kepala Badan

Kepala Badan merupakan penyelenggara pembinaan pegawai di

(22)

kepada pejabat struktural, menyelenggarakan intruksi pelaksanaan tugas

dan penyusunan program Badan Ketahanan Pangan, menyelenggarakan

kerjasama, koordinasi, monitoring, evaluasi dan pengendalian pelaksanaan

kebijakan dan penyiapan konsep kebijakan daerah dan standar pelaksanaan

kewenangan daerah kabupaten/ kota serta standar pelaksanaan

ketersediaan dan kerawanan pangan, distribusi dan akses pangan serta

konsumsi, mutu dan keamanan pangan sesuai ketentuan dan standar yang

ditetapkan. Selain itu kepala badan juga menyelenggarakan peleporan dan

pertanggung jawaban atas pelaksanaan tugas dan funginya kepada

Gubernur melalui Sekretaris Daerah.

2. Sekretaris Badan

Sekretaris Badan mempunyai tugas membantu Kepala Badan dibidang

urusan umum, keuangan dan program. Sekretaris memiliki uraian tugas

menyelenggarakan penyusunan koordinasi perencanaan dan program kerja

sekretariat dan bidang-bidang. Selain itu sekrataris badan juga

menyelenggarakan pengelolaan, pembinaan, pengkajian program

kesekretariatan, anggaran belanja dan pengendalian administrasi anggaran

belanja, penyusunan RPJM, Grand Design, Rencana Starategis, LAKIP,

LKPJ, LPPD serta penatausahaan, kelembagaan dan ketatalaksanaan

fasilitas pelayanan masyarakat umum dan pelayanan minimal. Dalam

melaksanakan tugasnya Sekretaris dibantu oleh :

a. Kepala Sub Bagian Umum

(23)

pengumpulan data/ bahan dan referensi untuk kebutuhan pelaksanaan

tugas dan fungsi Sekretariat, melaksanakan arahan dan bimbingan

kepada pegawai di lingkungan Sub Bagian Umum, penyusunan dan

pengelolahan data kepegawaian.

b. Kepala Sub Bagian Keuangan

Melaksanakan arahan dan bimbingan kepada pegawai di lingkungan

Sub Bagian Keuangan, melaksanakan penyusunan bahan dan penyiapan

anggaran Badan, pengadministrasian dan pembukuan keuangan,

penyiapan bahan dan pengelolaan teknis administrasi keuangan,

pembayaran gaji pegawai dan verifikasi keuangan.

c. Kepala Sub Bagian Program

Melaksanakan arahan dan bimbingan kepada pegawai di lingkungan

Sub Bagian Program, pengumpulan data/bahan dan referensi untuk

kebutuhan pelaksanaan tugas dan fungsi Sekretariat, penyusunan

perencanaan program kerja Badan yang meliputi Sekretariat, dan

bidang – bidang lainnya. Kepala Sub Bagian Program juga

melaksanakan pengumpulan dan analisis informasi ketahanan pangan,

pengkoordinasian, monitoring, evaluasi dan pelaporan.

3. Kepala Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan

Kepala Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan memiliki uraian tugas sebagai berikut :

1. Menyelenggarakan identifikasi ketersediaan dan keragaman produk

pangan

(24)

pangan

3. Pembinaan cadangan pangan masyarakat

4. Menyelenggarakan koordinasi dan pengendalian cadangan pangan

pemerintah daerah, pemerintah desa dan masyarakat

5. Menyelenggarakan pengendalian kerawanan pangan wilayah provinsi

6. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh kepala badan.

Dalam pelaksanaan tugasnya, Kepala Bidang Ketersediaan dan

Kerawanan Pangan dibantu oleh :

a. Kepala Sub Bidang Ketersedian Pangan

Melaksaanakan arahan dan bimbingan kepada pegawai di

lingkungan Sub Bidang Ketersediaan Pangan, melakukan pengolahan,

penyiapan, penyajian data untuk penyusunan dan penyempurnaan

pedoman identifikasi kebutuhan produksi bahan pangan, melaksanakan

pembinaan dan pemantauan cadangan pangan pemerintah daerah

provinsi dan masyarakat, penyusunan rencana kerja sub bidang lima

tahun dan tahunan serta kajian kebijakan ketersediaan pangan.

b. Kepala Sub Bidang Kerawanan Pangan

Melaksanakan arahan dan bimbingan kepada pegawai di lingkungan

Sub Bidang Kerawanan Pangan, melakukan pengolahan, penyiapan,

penyajian data untuk penyusunan dan penyempurnaan pedoman

identifikasi kebutuhan produksi bahan pangan, melaksanakan

pembinaan dan pemantauan daerah rawan pangan, melaksanakan

koordinasi dan penanggulangan daerah rawan pangan, penyusunan

(25)

penanggulangan daerah rawan pangan, melaksanakan pengumpulan,

pengelolaan, penyajian FIA.

4. Kepala Bidang Distribusi dan Akses Pangan

Kepala Bidang Distribusi dan Akses Pangan memiliki uraian tugas

sebagai berikut :

1. Menyelenggarakan identifikasi infrastruktur distribusi pangan

2. Menyelenggarakan koordinasi dan pengembangan infrstruktur distribusi

pangan provinsi

3. Menyelenggarakan koordinasi pencegahan penuruna akses pangan

masyarakat dan peningkatan akses pangan masyarakat

4. Menyelenggarakan pendataan dan penyampaian informasi harga pangan

dan pengembangan jaringan pasar di wilayah provinsi

Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Bidang Distribusi dan Akses

Pangan dibantu oleh :

a. Kepala Sub Bidang Distribusi Pangan

Melaksanakan arahan dan bimbingan kepada pegawai di lingkungan

Sub Bidang Distribusi Pangan, Menyelenggarakan identifikasi

infrastruktur distribusi pangan, koordinasi dan pengembangan

infrstruktur distribusi pangan dan pengembangan jaringan pasar di

wilayah provinsi, melaksanakan pendataan dan penyampaian informasi

harga pangan pokok dan strategis harian maupun pada saat hari Besar

(26)

harga pangan di tingkat produsen.

b. Kepala Sub Bidang Akses Pangan

Melaksanakan arahan dan bimbingan kepada pegawai di lingkungan

Sub Bidang Akses Pangan, melaksanakan identifikasi masalah akses

pangan, melaksanakan koordinasi dan kerjasama lintas sektor

peningkatan akses pangan masyarakat pedesaan dan perkotaan,

pengolahan dan pengumpulan data untuk penyusunan peta akses

pangan.

5. Kepala Bidang Konsumsi, Mutu dan Keamanan Pangan

Kepala Bidang Konsumsi, Mutu dan Keamanan Pangan memiliki uraian

tugas sebagai berikut :

1. Menyelenggarakan identifikasi pangan pokok masyarakat.

2. Menyelenggarakan koordinasi pencegahan dan penanggulangan

menurunnya mutu, gizi dan keamanan pangan.

3. Menyelenggarakan pengembangan system informasi dalam aspek

konsumsi mutu dan keamanan pangan, sosialisasi penganekaragaman

konsumsi pangan.

4. Menyelenggarakan pembinaan, pengembangan konsumsi masyarakat,

advokasi, promosi, kampanye konsumsi pangan yang beragam, bergizi,

berimbang, bermutu dan aman kepada masyarakat berbasis pangan

lokal.

Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Bidang Konsumsi, Mutu dan

(27)

a. Kepala Sub Bidang Konsumsi Pangan

Melaksanakan arahan dan bimbingan kepada pegawai di lingkungan

Sub Bidang Konsumsi Pangan, melaksanakan identifikasi pangan

pokok dan pangan local, melaksanakan survey dan analisis pola

konsumsi pangan masyarakat berbasis PPH, Melaksanakan P2KPG

berbasis konsumsi pangan 3B pada masyarakat, melaksanakan

pengembangan pangan lokal dan pembinaan pada industri rumah

tangga, melakukan sosialisaasi pemanfaatan pekarangan, advokasi,

promosi dan kampanye pangan 3B pada masyarakat.

b. Kepala Sub Bidang Mutu dan Keamanan Pangan

Melaksanakan arahan dan bimbingan kepada pegawai di lingkungan

Sub Bidang Konsumsi Pangan, melaksanakan identifikasi mutu dan

keamanan pangan, melaksanakan survey dan analisis mutu dan

keamanan pangan, pemberian fasilitas pengembangan mutu dan

keamanan pangan segar, melaksanakan advokasi, promosi, kampanye

dan sosialisasi standar mutu dan keamanan pangan.

D.Jaringan Usaha/Kegiatan

Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik

yang diolah maupun tidak, diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi

konsumsi manusia termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan dan

bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan atau

(28)

terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya

pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata dan

terjangkau.

Badan Ketahanan Pangan provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu

Lembaga Teknis Daerah Provinsi Sumatera Utara, dan merupakan unsur

penunjang yang berkedudukan dan bertanggung jawab kepada Kepala Daerah

melalui Sekretaris Daerah.Dalam menjalankan tugas dan fungsi, Badan

Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara senantiasa berupaya

menyelenggarakan pemerintahan yang besih dan berwibawa sesuai dengan cita

– cita dan harapan seluruh lapisan masyarakat sehingga terwujud Ketahanan

Pangan.

Badan Ketahanan Pangan provinsi Sumatera Utara menyusun pertanggung

jawaban yang tepat, jelas dan terukur dengan mengacu kepada Rencana

Strategis (RENSTRA) dan Rencana Tahunan (RENJA) Badan Ketahanan

Pangan provinsi Sumatera Utara.

E.Kinerja Terkini

Setiap perusahaan memiliki visi dan misi yang harus dijalankan sesuai

dengan tujuan instansi, butuh waktu untuk mencapai itu semua, begitu juga

pada Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara, Badan Ketahanan

Pangan berupaya agar tujuan yang telah ditetapkan pemerintah Sumatera Utara

(29)

membutuhkan kerja keras yang tinggi, disiplin, dan loyalitas dalam bekerja.

Adapun Indikator Kinerja Utama (IKU) Badan Ketahanan Pangan Provinsi

Sumatera Utara yaitu :

1. Meningkatnya ketersedian pangan, beras secara berkelanjutan serta

mempertahankan swasembada pangan.

2. Meningkatnya penganekaragaman dan kualitas konsumsi pangan

masyarakat dan berkurangnya jumlah keluarga rawan pangan dan gizi.

3. Meningkatnya kuantitas dan kualitas pangan yang dipasarkan.

4. Berkembangnya industri bisnis dan pangan di Sumatera Utara.

F. Rencana Usaha/Kegiatan

Rencana kegiatan Badan Ketahanan Pangan adalah program Peningkatan

Ketahanan Pangan dan Diversifikasi Pangan ini bertujuan untuk :

1. Meningkatkan keanekaragaman produksi, ketersediaan dan konsumsi

pangan bersumber dari ternak tanaman pangan, holtikultura dan kebun

serta produk olahan.

2. Mengembangkan kelembagaan produksi pangan yang mendukung

peningkatan, ketersediaan dan distribusi, serta konsumsi pangan.

3. Mengembangkan usaha bisnis pangan yang kompetitif dan menghindarkan

monopoli usaha bisnis pangan serta menjamin ketersediaan pangan dan

gizi yang baik bagi masyarakat.

Sasaran program ini adalah :

(30)

berkelanjutan serta mempertahankan swasembada pangan.

2. Meningkatnya keanekaragaman pangan masyarakat dan skor mutu pola

pangan harapan serta berkurangnya konsumsi pangan beras per kapita.

3. Meningkatnya pemanfaatan tekhnologi produksi pertanian dan pengolahan

bahan pangan.

4. Meningkatnya kuantitas dan kualitas pangan yang dipasarkan.

Berkembangnya industri dan bisnis pangan dan penyebarannya meliputi

seluruh kabupaten / kota di Sumatera Utara.

5. Meningkatnya partisipasi masyarakat dan investasi swasta dalam

(31)

BAB III

SISTEM PENGAWASAN INTERNAL GAJI DAN UPAH PEGAWAI PADA BADAN KETAHANAN PANGAN MEDAN

Setiap perusahaan maupun instansi pemerintahanmemiliki tenaga kerja

(pegawai) agar perusahaan maupun instansi pemerintahan tersebut dapat

menjalankan usaha dan menjalankan tujuan dari instansi pemerintahan

tersebut. Tenaga kerja (pegawai) diberikan gaji sebagai ucapan balas jasa atas

apa yang telah ia lakukan.

Badan Ketahanan Pangan juga memilki pegawai agar bisa menjalankan

visi dan misi serta tugas yang telah ditetapkan oleh pemerintah sesuai dengan

peraturan Gubernur Sumatera Utara. Salah satu cara untuk meningkatkan

rangsangan kerja para pegawai yaitu dengan memberi imbalan dalam bentuk

uang (natura). Balas jasa yang diterima dalam bentuk uang disebut sebagai

gaji. Pembayaran gaji dan upah merupakan masalah yang dapat mempengaruhi

hubungan antara tenaga kerja dengan pimpinan.

A.Pengertian gaji dan upah

Dalam lingkup pegawai negeri, gaji memiliki defenisi sendiri, yakni

pengeluaran untuk kompensasi yang harus dibayarkan kepada pegawai

pemerintah berupa gaji pokok ditambah dengan tunjangan – tunjangan yang

sah yang berhak diterima oleh penerima gaji berdasarkan peraturan perundang

(32)

Adapun pengertian gaji dan upah menurut para ahli, yaitu :

Menurut Mardi (2011:107) :

“Gaji adalah sebuah bentuk pembayaran atau sebuah hak yang diberikan

oleh sebuah perusahaan atau instansi kepada pegawai tetap, sedangkan upah

merupakan sejumlah hak yang diberikan oleh suatu perusahaan atau instansi

kepada peagawainya sebagai bentuk pembayaran di luar jam kerja”

Menurut Mulyadi (2001:373) :

“Gaji umumnya merupakan pembayaran jasa yang dilakukan oleh karyawan yang mempunyai jenjang jabatan dan dibayarkan secara bulanan, sedangkan upah merupakan pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh karyawan pelaksana (buruh) umumnya dibayarkan berdasarkan hari kerja, jam kerja, atau jumlah satuan produk yang dihasilkan oleh karyawan”

Menurut Anastasia dan Lilis (2011 : 174) :

“Upah diberikan atas dasar kinerja harian, dan terkadang berdasarkan pada

unit produk yang dihasilkan sedangkan gaji diberikan atas dasar kinerja

bulanan”

Sedangkan menurut Niswonger, warren, reeve dan fess (1999:446) :

“Istilah gaji biasanya digunakan untuk pembayaran atas jasa atas jasa

manejerial, jasa administrasi dan jasa – jasa yang sama, sedangkan istilah upah

biasanya digunakan untuk pembayaran kepada karyawan lapangan baik yang

terdidik maupun tidak terdidik”

Perbedaan antara gaji dan upah :

A.Gaji

(33)

b. Dikeluarkan oleh pemerintah pusat

c. Biasanya ditinjau 5 tahun sekali

d. Ada sistem kenaikan dengan jumlah perincian dari pusat pemerintahan

e. Dasar pemberian adalah golongan / tingkat pekerjaan diikuti dengan

sistem tunjangan

B. Upah

a. Dapat berlaku secara lokal

b. Dikeluarkan pemerintahan daerah

c. Ditinjau setiap 1 tahun sekali

d. Dasar pemberian adalah hasil dan waktu

e. Tidak ada sistem kenaikan

f. Tidak ada sistem tunjangan

Dari pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa gaji dan upah

merupakan ungkapan balas jasa yang telah dilakukan pegawai selama bekerja

berdasarkan ketentuan yang berlaku di masing – masing perusahaan dengan

berbagai tunjangan dan fasilitas lainnya dan bertujuan untuk mempertahankan

pegawai.

B.Unsur – unsur gaji dan upah

Karyawan memilki pengaruh penting pada sebuah perusahaan maka dari

itu karyawan tersebut harus diberikan gaji, dalam suatu perusahaan terdapat

berbagai unsur dari biaya dan upah yang keseluruhannya disebut dengan biaya

tenaga kerja. Menurut Sugiyarso dan Winarni (2005 : 97) unsur-unsur gaji dan

(34)

1. Gaji pokok

Gaji pokok merupakan gaji yang telah ditetapkan perusahaan berdasarkan

kontrak kerjanya.

2. Premi

Premi adalah upah tambahan yang diberikan kepada karyawan

dikarenakan karyawan tersebut telah bekerja dengan baik melebihi standar

yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Maka bagi karyawan tersebut akan

diberikan upah tambahan sebesar jumlah kelebihan standar.

3. Lembur

Lembur merupakan upah yang dibayar kepada karyawan yang melebihi

jam kerja yang telah ditetapkan sebelumnya. Biasanya karyawan yang

telah melakukan pekerjaan melebihi jam kerjanya maka akan memperoleh

tariff yang lebih tinggi dibanding tarif sebelumnya.

4. Bonus

Bonus merupakan upah yang diberikan perusahaan pada suatu tahun fiskal

memperoleh keuntungan yang ditetapkan setelah berkonsultasi dengan

pemerintah dan sarikat kerjanya.

5. Catu

Catu merupakan upah yang diberikan perusahaan kepada karyawan dalam

bentuk barang, misalnya minyak, gula, beras dan sebagainya.

6. Perlengkapan dan sarana lain

Merupakan upah yang diterima karyawan secara tidak langsung, upah ini

(35)

diterima tidak dalam bentuk uang.

Begitu juga pada Badan Ketahanan Pangan memilki unsur – unsur gaji dan

upah pada Badan Ketahanan Pangan adalah sebagai berikut :

1. Gaji pokok adalah gaji yang diberikan kepada PNS/ CPNS yang diangkat

dalam satu pangkat/golongan ruang atau masa kerja sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.

2. Tunjangan istri/suami adalah tunjangan yang diberikan kepada PNS/

CPNS yang beristri/bersuami yang sah sesuai dengan ketentuan yang

berlaku, besarnya tunjangan istri/suami adalah 10% dari gaji pokok.

3. Tunjangan anak adalah tunjangan yang diberikan kepada PNS/CPNS yang

mempunyai anak (anak kandung), paling banyak anak yang ditanggung

adalah 2 orang dan belum berusia 21 tahun, tidak atau belum pernah

menikah, tidak mempunyai penghasilan sendiri, dan berusia maksimum 25

tahun jika masih menjalani pendidikan dengan melampirkan surat

keterangan aktif kuliah. Besarnya tunjangan anak adalah 2% dari gaji

pokok untuk satu anak.

4. Tunjangan jabatan adalah tunjangan yang diberikan kepada pegawai negeri

sipil yang menjabat dengan jabatan tertentu menurut ketentuan yang

berlaku. Tunjangan jabatan pada Badan Ketahanan Pangan dibagi menjadi

dua, yaitu :

a. Tunjangan jabatan struktural adalah tunjangan yang berdasarkan pada

(36)

struktural terbagi tiga, yaitu : eselon 2, eselon 3 dan eselon 4.

b. Tunjangan jabatan fungsional umum adalah tunjanganyang diberikan

kepada pegawai negeri sipil yang tidak menjabat jabatan struktural

sebagaimana diatur dalam keputusan menteri yang membidangi

pendayagunaan aparatur negara. Tunjangan jabatan fungsional umum

terbagi atas tiga golongan, yaitu : golongan 4, golongan 3 dan golongan

2.

5.Tunjangan pajak penghasilan adalah tunjangan ini biasanya disubsidi oleh

pemerintah, tapi dimasukkan juga kedalam potongan. Tunjangan pajak

penghasilan ini menggunakan pph21.

6. Tunjangan beras adalah tunjangan pangan yang diberikan kepada

PegawaiNegeri Sipil dalam bentuk natura ( beras ) sebesar 10 kg per jiwa

dalam bentuk natura ( uang ).

7. Subsidi askes ini merupakan subsidi dari pemerintah agar diketahui besar

biaya pengeluaran untuk askes.Tunjangan ini juga dimasukkan kedalam

potongan.

8. Pembulatan bertujuan untuk memudahkan pembayaran gaji karena tidak

ada nilai uang nominal kecil.

Potongan-potongan yang ada pada daftar gaji pegawai Badan Ketahanan

Pangan Medan yaitu :

a. Iuran Wajib Pajak Pegawai (IWP) merupakan potongan untuk disalurkan

ke tabungan pensiun pegawai dan akan dikembalikan saat pegawai

(37)

b. Tunjangan pajak penghasilan adalah tunjangan ini biasanya disubsidi oleh

pemerintah, tapi dimasukkan juga kedalam penghasilan. Tunjangan pajak

penghasilan ini menggunakan pph 21.

c. Iuran askes/subsidi askesmerupakan subsidi dari pemerintah agar diketahui

besar biaya pengeluaran untuk askes. Tunjangan ini juga dimasukkan

kedalam penghasilan.

d. Tabungan perumahan untuk Bapetarum dan dipulangkan pada saat masa

kerja pegawai tersebut telah habis.

C.Prosedur pencatatan dan perhitungan gaji dan upah

Sebelum membahas tentang prosedur pencatatan dan perhitungan gaji dan

upah perlu kita pahami dulu arti dari prosedur itu sendiri. Prosedur adalah

rangkaian kegiatan administrasi yang biasanya melibatkan beberapa orang,

untuk mencapai keseragaman tindak dalam melakukan transaksi- transaksi

yang sering terjadi. Hal – hal yang diperhatikan dalam memilih prosedur pencatatan gaji dan upah menurut Mulyadi (2001:385) adalah sebagai berikut :

1. Prosedur pencatatan waktu hadir Prosedur ini bertujuan untuk mencatat

waktu hadir karyawan yang diselenggarakan oleh fungsi pencatat waktu

dengan menggunakan daftar hadir pada pintu masuk kantor administrasi

atau pabrik.

2. Prosedur pencatat waktu kerja Pencatatan waktu kerja diperlukan bagi

karyawan difungsi produksi untuk keperluan distribusi biaya gaji

(38)

tersebut. Prosedur pembuatan daftar gaji dalam prosedur ini fungsi

pembuatan daftar gaji membuat daftar gaji karyawan.

3. Prosedur distribusi biaya gaji Dalam prosedur ini biaya tenaga kerja

didistribusikan kepada departemen-departemen yang menikmati menfaat

tenaga kerja.

4. Prosedur pembayaran gaji Prosedur ini melibatkan fungsi akuntansi dan

fungsi keuangan. Fungsi akuntansi membuat perintah pengeluaran kas

kepada fungsi keuangan untuk menulis ck guna pembayaran gaji.

Adapun prosedur pencatatan gaji dan upah tercantum hal-hal yang

berkaitan dengan dokumen-dokumen yang digunakan sebagai pendukung

pelaksanaan tugas yang harus dilaksanakan. Menurut Mulyadi (2001 : 389)

dalam buku sistem akuntansi, dokumen ini terdiri dari :

1. Dokumen pendukung perubahan gaji dan upah

Dokumen ini umumnya dikeluarkan oleh fungsi kepegawaian berupa

surat-surat keputusan yang bersangkutan dengan karyawan,

misalnya surat keputusan pengangkatan karyawan baru, kenaikan pangkat

dan lain- lain.

2. Kartu jam hadir

Dokumen ini umumnya digunakan oleh fungsi pencatat waktu untuk

mencatat jam hadir setiap karyawan diperusahaan. Catatan jam hadir

karyawan ini dapat berupa daftar hadir biasa dan dapat pula berbentuk

(39)

3. Kartu jam kerja

Dokumen ini digunakan untuk pencatat waktu yang dikonsumsi oleh

tenaga kerja langsung pabrik guna mengerjakan pesanan tertentu.

4. Daftar gaji dan upah

Dokumen ini berisi jumlah gaji dan upah bruto setiap karyawan dikurangi

potongan-potongan berupa PPh pasal 21 utang karyawan, iuran untuk

organisasi karyawan dan lain-lain.

5. Rekap daftar gaji dan rekap daftar upah

Dokumen ini merupakan ringkasan gaji dan upah per depertemen, yang

dibuat berdasarkan daftar gaji dan upah.

6. Surat pertanyaan gaji dan upah

Dokumen ini dibuat oleh fungsi pembuatan daftar gaji dan upah

bersamaan dengan pembuatan daftar gaji dan upah.

7. Amplop gaji dan upah

Utang gaji dan upah karyawan diserahkan kapada setiap karyawan dalam

amplop gaji dan upah.

8. Bukti kas keluar

Dokumen ini merupakan perintah pengeluaran uang yang dibuat oleh

fungsi akuntansi kepada fungsi keuangan, berdasarkan informasi dalam

daftar gaji dan upah yang diterima dari fungsi pembuat daftar gaji dan

upah.

Setiap instansi pemerintahan di Indonesia memiliki tingkat kepangkatan,

(40)

ditetapkan pemerintah. Adapun tingkat kepangkatan tersebut adalah :

Golongan I :

Golongan Ia Juru Muda

Golongan Ib Juru Muda TK 1

Golongan Ic Juru

Golongan Id Juru TK 1

Golongan II :

Golongan IIa Pengatur Muda

Golongan IIb Pengatur Muda TK 1

Golongan IIc Pengatur

Golongan IId Pengatur TK 1

Golongan III :

Golongan IIIa Penata Muda

Golongan IIIb Penata Muda TK 1

Golongan IIIc Penata

Golongan IIId Penata TK 1

Golongan IV :

Golongan IVa Pembina

Golongan IVb Pembina TK 1

Golongan IVc Pembina Utama Mada

Golongan IVd Pembina Utama Madya

Golongan IVe Pembina Utama

(41)

Perusahaan jasa, perusahaan barang maupun instansi pemerintahan

mempunyai dasar perhitungan gaji dan upah sesuai dengan peraturan yang

telah ditetapkan oleh masing – masing perusahaan maupun instansi

pemerintahan. Total pendapatan karyawan dalam satu periode penggajian

termasuk bonus dan uang lembur dinamakan dengan pembayaran kotor (gross

pay). Jumlah ini akan dikurangi dengan satu atau lebih potongan (deductinos)

sehingga menghasilkan pembayaran bersih (net pay). Pembayaran bersih

adalah jumlah yang diterima oleh karyawan dari majikan.

Prosedur perhitungan gaji pegawai pada Badan Ketahanan Pangan yang

telah ditetapkan adalah sebagai berikut :

Total gaji bersih = Gaji pokok + Tunjangan – Potongan-potongan

Dimana gaji pokok pegawai telah ditetapkan oleh pemerintah dengan

ditetapkannya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia NOMOR 34 tahun

2014 tentang perubahan keenam belas atas Peraturan Pemerintah Nomor 7

tahun 1977 tentang peraturan gaji Pegawai Negeri Sipil. Data tersebut dapat

dilihat pada bagian lampiran.Besarnya gaji pokok pada Pegawai Negeri Sipil

dilihat dari golongan dan jabatan yang pegawai tersebut miliki.

Berikut adalah daftar perhitungan gaji Badan Ketahanan Pangan Medan

(42)
[image:42.595.108.505.179.643.2]

Tabel 2.1

Daftar Perhitungan Gaji Pada Badan Ketahanan Pangan Medan

1. Gaji Pokok Rp xx

Penghasilan

2. Tunjangan Istri/Suami Rp xx

3. Tunjangan Anak Rp xx

4. Tunjangan Jabatan Struktural/fungsional umum Rp xx

Rp xx

5. Tunjangan Beras Rp xx

6. Tunjangan Pajak Penghasilan Rp xx

7. Subsidi askes Rp xx

8. Pembulatan

Jumlah pengahasilan Kotor Rp xx

Rp xx

1. IWP Rp xx

Potongan

2. Pph 21 Rp xx

3. Iuran askes Rp xx

4. Tabungan Perumahan

Jumlah potongan Rp xx

Jumlah Penghasilan Bersih

Rp xx

Rp xx

D.Sumber Penghasilan Tambahan Diluar Gaji Pada Badan Ketahanan Pangan

(43)

bersemangat dalam bekerja dan lebih sejahtera, misalnya dengan memberikan

bonus dalam bentuk uang, tabungan maupun jalan – jalan keluar negeri. Badan

Ketahanan Pangan juga memiliki sumber penghasilan tambahan diluar gaji,

yaitu :

1. Tunjangan Perbaikan Penghasilan (TPP) diberikan kepada seluruh

pegawai (staff dan kepala bidang), tetapi pembagiannya berdasarkan

golongan dan jabatan. TPP dapat diberikan apabila adanya surat peraturan

gubernur.

2. Gaji ke-13 ini diberikan untuk membantu biaya anak sekolah, biasanya

diberikan pada bulan Juni atau Juli. Pada gaji ke-13 ini diberikan

potongan, yaitu potongan tunjangan pajak (pph21) dan besarnya jumlah

gaji ke-13 tersebut dilihat dari golongan pegawai.

E.Sistem Pengawasan Internal Gaji

Pemberian gaji dan upah pada pegawai tidak akan pernah jauh dari yang

namanya permasalahan, mulai dari proses penetapan gaji pegawai, pembagian

gaji terhadap pegawai, kerugian, pemborosan, dan kecurangan-kecurangan

lainnya. Agar tidak terjadinya penyelewengan, perusahaan atau instansi

pemerintah menerapkan pengawasan internal gaji dan upah yang baik dan

efektif sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.

Pengawasan pada umumnya berhubungan dengan pengendalian, untuk

mengendalikan masalah penggajian maka instansi harus melakukan

(44)

merupakan pengawasan yang sangat membantu pemimpin dalam suatu

organisasi dalam melaksanakan tugasnya sehingga mempunyai peranan

penting bagi perusahaan, yang secara keseluruhan bertujuan untuk mencegah

dan menghindari dari terjadinya kesilapan, kecurangan, penyelewengan dan

manipulasi lainnya pada perusahaan.

Agar terlaksananya pengawasan intern gaji dan upah dengan baik maka

perlu diadakan pemisahan tugas dan fungsi dimana suatu kegiatan mulai dari

awal sampai dengan selesai tidak boleh dikerjakan oleh satu orang, hal ini

penting untuk menghindari tugas rangkap yang dapat memungkinkan

terjadinya penyelewengan. Penerimaan karyawan tidak boleh dilakukan oleh

bagian yang membutuhkan.

Unsur pengawasan intern gaji dan upah berdasarkan IAI (2002:341) Yaitu

pengawasan internal adalah kebijakan dan prosedur untuk memperoleh

keyakinan yang memadai bahwa tujuan satuan yang spesifik akan tercapai.

Dalam hal ini berarti dengan diadakannya pengawasan intern dapat mencegah

terjadinya kecurangan – kecurangan dan dengan diadakannya pengawasan

intern maka perusahaan atau instansi pemerintah dapat melaksanakan tugasnya

dengan baik.

Adapun bagian-bagian yang berhubungan dalam pengawasan gaji dan

upah tersebut yaitu:

1. Bagian personalia

(45)

baru harus mengajukan formulir permintaan tenaga kerja barukepada

bagian personalia.Dari formulir tersebut harus disetujui oleh kepala bagian

yang membutuhkan. Bagian personalia berdasarkan formulir permintaan

karyawan baru dengan cara mencari karyawan baru dengan melihat

surat-surat permohonan yang sudah ada.

Tetapi bila permohonan belum ada masuk, bagian personalia mencari

karyawan baru dengan menghubungi sumber tenaga kerja seperti:

a. Teman – teman pegawai perusahaan.

b. Badan –badan penempatan tenaga kerja.

c. Dan lain-lain

Berdasarkan surat permohonan yang masuk tersebut, kemudian bagian

personalia menyelenggarakan test untuk kemampuan calon-calon

karyawan dan berdasarkan hail test diumumkan beberapa karyawan yang

diterima. Kemudian mereka diminta untuk mengikuti test kesehatan, calon

karyawan yang dinyatakan lulus test kesehatan diserahkan kepada bagian –

bagian yang membutuhkan untuk selanjutnya diwawancarai. Berdasarkan

hasil ini, bagian yang membutuhkan karyawan yang diterima.

Bagi calon karyawan yang telah memenuhi persyaratan tersebut akan

diangkat sebagai karyawan dengan masa tarainning paling lama tiga bulan,

selama masa itu karyawan diberikann kedudukan yang sesuai dengan

ketentun penggajian yang berlaku.

2. Bagian pengawasan waktu

(46)

hadir dan diharuskan mengisi daftar hadir yang telah disediakan.Khusus

bagi karyawan yang bekerja di lapangan dan petugas jaga diatur dalam

sistem shiff dan mempunyai jam kerja 12 jam sehari dan 96 jam seminggu.

Untuk hal ini terlebih dahulu diperlukan waktu 1214 jam khusus tentang

penyimpangan waktu kerja dan istirahat yang dikeluarkan kantor Depnaker

setempat.

3. Bagian adminstrasi dan keuangan

Bagian ini bertugas untuk menandatangani daftar gaji dan upah, dan kartu

gaji dan upah yang diterima dari bagian pendistribusian biaya dan

dikrimkan kepada kasir di bagian pembukuan.

4. Kasir

Kasir membuat kwitansi pembayaran dan mengirimkan kepada bagian

pembukuan.

5. Bagian pembukuan

Daftar gaji dan upah yang diterima dari bagian pendistribusian biaya

dibukukan dalam buku besar dengan jurnal:

Beban Gaji dan upah xxx

Hutang gaji danupah xxx

Ketika kwitansi diterima dari kasir sebagai bukti bahwa gaji dan upah

telah dibayarkan maka bagian pembukuan akan menjurnal:

Hutang gaji dan upah xxx

Kas xxx

(47)

pengawasan internal gaji dan upah untuk mengawasi jumlah gaji dan upah

yang diterima karyawan.

Untuk melaksanakan sistem pengawasan intern gaji dan upah ada lima

komponen yang saling berkaitan yaitu lingkungan pengawasan, penilaian

resiko, kegiatan pengawasan, informasi dan komunikasi, dan monitoring.

Pada Badan Ketahanan Pangan, sistem pengawasan intern gaji dan upah

dilakukan dengan cara, membuat daftar gaji yang dilakukan oleh pembuat

daftar gaji berdasarkan golongan masing-masing pegawai kemudian

diperiksa dan ditandatangani oleh Bendahara Pengeluaran serta Kepala

Badan, lalu diajukan ke Biro Keuangan dansetelahpejabat pembuat

komitmen menandatanganidikeluarkan Surat Perintah Membayar

(SPM).Setelah itu diajukan ke Kantor Pelayanan Perbendaharaan (KPPN)

Medan maka dana/anggaran masuk ke rekening Kantor. Dengan

menggunakan cek yang ditandangani oleh dua orang (Kepala Badan

danBendahara Pengeluaran) maka dana/anggaran dicairkan di Bank

Pemerintah Daerah, dalam hal ini pada Bank Sumut.

Adapun pengawasan internal gaji yang dilakukan Badan Ketahanan

Pangan adalah dengan adanya surat keterangan untuk mendapatkan

pembayaran tunjangan keluarga (KP4), dimana KP4 itu dilakukan setiap

tahun dengan cara mengisi formulir KP4 yang diberikan kepada pegawai,

pegawai mengisi formulir tersebut dan dikembalikan ke bagian keuangan

Badan Ketahanan Pangan.

(48)

pegawai tersebut dan tidak akan pernah terjadi penyelewengan gaji karena

jika ingin menambah tanggungan harus menyertai dokumen pendukung,

misalnya seorang laki – laki baru menikah dan ia ingin menambahkan istri

nya sebagai tanggungannya, maka ia harus mengisi formulir KP4 dengan

melampirkan foto kopi buku nikah (Islam) dan akte perkawinan

(non-Islam). Jikaseorang perempuan Pegawai Negeri Sipil baru melahirkan dan

ingin menambahkan anaknya tersebut sebagai tanggungannya (maksimal

dua anak) maka ia harus mengisi formulir KP4 dan melampirkan akte

(49)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti, peneliti mencoba

memberikan kesimpulan dan memberikan sedikit saran yang berhubungan

dengan sistem pengawasan internal gaji dan upah pada Badan Ketahanan

Pangan. Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah :

A.Kesimpulan

1. Sistem pengawasan internal gaji pada Badan Ketahanan Pangan sudah

berjalan dengan baik dan efektif sesuai dengan peraturan yang telah

ditetapkan, seperti berjalannya pengisian formulir KP4 setiap tahun.

2. Setiap ingin mencairkan uang Badan Ketahanan Pangan harus mengisi

formulir sebagai dasar dokumen pendukung.

3. Setiap pembayaran gaji pegawai Badan Ketahanan Pangan dilakukan

secara tunai melalui Bendahara kantor.

4. Unsur – unsur gaji pada Badan Ketahanan Pangan telah dipenuhi dengan

baik dengan adanya pemberian tunjangan – tunjangan untuk

mensejahterakan pegawainya.

5. Di Badan Ketahanan Pangan memiliki pengahasilan di luar gaji, dimana

penghasilan tambahan diluar gaji pegawai tidak bisa dicairkan secara

sembarangan harus ada surat Peraturan Gubernur untuk TPP dan Peraturan

Menteri Dalam Negeri untuk gaji ke-13.

6. Catatan – catatan dan dokumen – dokumen penting tentang kepegawaian

(50)

B. Saran

1. Pengawasan internal gaji pegawai di Badan Ketahanan Pangan sudah

berjalan dengan efektif sebaiknya dipertahankan dan ditingkatkan.

2. Sebaiknya pemberian unsur – unsur gaji dan upah harus tetap

dipertahankan, karena dengan dipenuhinya unsur – unsur gaji dan upah

maka pegawai lebih termotivasi untuk bekerja dan untuk mencapai

rencana kegiatan.

3. Sistem pelaksanaan pengawasan gaji mengenai pembayaran, walaupun

dalam perubahan golongan dan jabatan pada Badan Ketahanan Pangan

Provinsi Sumatera Utara telah efektif. Mengingat tidak adanya

keterlambatan dalam pembayaran penggajian. Hal ini tentunya dapat

dipertahankan dan ditingkatkan sehingga kesejahteraan pegawai dan dapat

bertahan lama, sehingga menigkatkan produktivitas pegawai.

4. Instansi harus memelihara hubungan komunikasi dan koordinasi yang baik

diantara bagian yang lain agar tidak terjadi kesalah pahaman diantara

(51)

DAFTAR PUSTAKA

Dalman, 2001, Menulis Karya Ilmiah, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Diana, Lilis, 2001,Sistem Informasi Akuntansi,Penerbit Andi Yogyakarta, Yogyakarta.

Hermanto,2001, Sistem Pengendalian Intern, Edisi Kelima, Penerbit FE USU, Medan.

IAI,2002,Ikatan Akuntan Indonesia,Penerbit Salemba 4 Harahap, Sofyan Safri.

Mulyadi,Auditing, Edisi Keenam, Cetakan Kesatu, Penerbit Salemba Empat, 2002 : Jakarta.

Mulyadi, 2001,Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Cetakan Ketiga, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 1.1
Gambar 1.1 : Struktur Organisasi Badan Ketahanan Pangan Medan Sumber : Kantor Badan Ketahanan Pangan Medan
Tabel 2.1

Referensi

Dokumen terkait

Disini Penulis menyusun Tugas Akhir ini dengan judul “ Sistem Pengawasan Internal Gaji dan Upah Pegawai Pada PTP.. Nusantara II (Persero) Tanjung

BAB III SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL GAJI DAN UPAH PEGAWAI PADA PT PERMODALAN NASIONAL MADANI (PERSERO) MEDAN .... Pengertian Gaji dan

JUDUL TUGAS AKHIR : SISTEM PENGAWASAN INTERNAL GAJI DAN UPAH PADA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA..

Candro Situmorang: Pengawasan Internal Gaji dan Upah pada Perusahaan Daerah(PD) Pasar Kota Medan, 2005... Candro Situmorang: Pengawasan Internal Gaji dan Upah pada Perusahaan

Erwin: Sistem pengawasan gaji dan upah pada Kantor Bank Indonesia Medan, 2007... Erwin: Sistem pengawasan gaji dan upah pada Kantor Bank Indonesia

JUDUL TUGAS AKHIR : PENGENDALIAN INTERNAL GAJI DAN UPAH PADA BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KOTA MEDAN.. Medan,

Melihat begitu pentingnya suatu sistem pengendalian gaji, maka penulis tertarik membuat tugas akhir ini dengan judul “ Sistem Pengawasan Internal Gaji dan Upah Pegawai Pada

Pendapatan bersih xxx Sebagaiman telah diuraikan diatas bahwa kegunaan pokok dari pengawasan intern gaji dan upah adalah untuk mengawasi jumlah gaji dan upah yang diterima pegawai,