TUGAS AKHIR
SISTEM PENGAWASAN INTERNAL GAJI DAN UPAH PEGAWAI PADA BADAN KETAHANAN PANGAN
MEDAN
Oleh :
DINI NOVITA TANJUNG 112102097
PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN
NAMA : DINI NOVITA TANJUNG
PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK
NIM : 112102097
JURUSAN : DIPLOMA III AKUNTANSI
JUDUL : SISTEM PENGAWASAN INTERNAL GAJI
DAN UPAH PEGAWAI PADA BADAN KETAHANAN PANGAN MEDAN
Tanggal : 2014 Dosen Pembimbing Tugas Akhir
NIP. 19511114 198203 1 002 Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA
Tanggal : 2014 Ketua Program Studi Diploma III Akuntansi
NIP . 19511114 198203 1 002 Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA
Tanggal : 2014 Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU
NIP. 19560407 198002 1 001
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN
NAMA : DINI NOVITA TANJUNG
PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR
NIM : 112102097
PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI
JUDUL : SISTEM PENGAWASAN INTERNAL GAJI DAN UPAH PEGAWAI PADA BADAN KETAHANAN PANGAN MEDAN
Medan, 2014
112102097
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadiran Allah
SWT berkat rahmad dan hidayat Nya penulis diberikan kemudahan, kelancaran
dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini yang berjudul “Sistem pengawasan internal gaji dan upah pegawai pada Badan Ketahanan Pangan Medan“
tepat pada waktunya dan ini merupakan titik akhir penulis dalam
menyelesaikan pendidikannya di Universitas Sumatera Utara Program Studi
Diploma Tiga akuntansi.
Dalam penyelesaian tugas akhir ini, penulis mendapatkan berbagai banyak
bantuan, dukungan dan bimbingan. Dengan ketulusan hati izinkan penulis
mengucapkan terimakasih sebesar - besarnya kepada :
1. Allah SWT yang telah mencurahkan rahmad, hidayat, karunia dan
perlindungannya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini
dengan baik dan tepat pada waktunya.
2. Kedua orang tua yang sangat penulis sayangi dan cintai, bapak Eddy
Sofian Tanjung S.Sos dan ibu Zuhartini, S.pd terimakasih buat curahan
kasih sayang, perhatian, pengorbanan yang selama ini kalian korbankan,
bimbingan serta Do’a yang selalu kalian panjatkan kepada Allah
sehingga penulis diberikan kemudahan dalam penyelesaian tugas akhir
ini. Maafin penulis sampai saat ini belum bisa dan tidak akan pernah bisa
untuk membalas semua yang telah kalian korbankan selama ini, hanya
do’a yang bisa penulis panjatkan selalu untuk kalian kedua orang tua
- sungguh untuk sukses dan berhasil dimasa depan yang penulis
tanamkan agar bisa membahagiakan kalian kedua orang tua, akan penulis
tunjukkan kalau penulis itu bisa berhasil dan menjadi seperti yang kalian
inginkan, penulis persembahkan keberhasilan itu kelak, Amin Yarabbal
Alamin. Dan buat adik – adik penulis Adha Afrinanda Tanjung dan
Chairuni Mauliqa Tanjung yang sangat penulis sayangi, kalian sangat
berharga buat penulis.
3. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac. Ak, CA selaku dekan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA selaku Ketua Program Studi Diploma
III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara sekaligus
Dosen Pembimbing penulis, terimakasih karena telah banyak membantu,
membimbing penulis dan meluangkan waktu nya dalam menyelesaikan
Tugas Akhir ini.
5. Bapak Drs. Chairul Nazwar, M.Si, Ak selaku Sekretaris Program Studi
Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
6. Semua dosen yang telah mengajar dan mendidik penulis selama
menjalankan pendidikan di Universitas Sumatera Utara diploma III
akuntansi ini hingga akhirnya penulis bisa menyelesaikan pendidikannya.
7. Ibu Dra. Jasinta BE Pujiyanti yang telah meluangkan waktunya untuk
memberikan informasi dan membantu penulis selama melakukan riset di
Badan Ketahanan Pangan.
dalam memberikan masukan dan pendapat tentang tugas akhir ini,
walaupun kita sama – sama harus menyelesaikan tugas akhir ini tapi
kamu tetap meluangkan waktu untuk membantu penulis. Maafin penulis
tidak bisa memberikan bantuan yang banyak, semoga semua yang kita
cita – citakan dapat terwujud. Amin yarabbal alamin.
9. Semua teman – teman grup B penulis stambuk 2011 terutama buat Desy,
Syarifah, Tina, Fauziyah, Poppy, Nurul Sakinah, Pani dan Lina
terimakasih karena telah menjadi teman sekaligus sahabat yang baik buat
penulis, walaupun kedekatan kita mulai terjalin semester empat tapi
semua yang telah terjadi dan telah kita jalani tidak akan penulis lupakan.
Penulis berharap semua ini tidak akan pernah berakhir walaupun
pendidikan Diploma Tiga akuntansi kita telah selesai.
Penulis menyadari bahwa tidak ada yang sempurna didunia ini terutama
dalam penyusunan tugas akhir ini untuk itu penulis menerima kritik dan saran
untuk penyempurnaan tugas akhir ini dimasa yang akan datang. Semoga Allah
SWT membalas semua yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
tugas akhir ini dan semoga penulisan tugas akhir ini dapat memberikan
manfaat untuk calon peneliti – peneliti lainnya, Terimakasih.
Medan, 2014
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
BAB I : PENDAHULUAN ... 1
A.Latar Belakang Masalah ... 1
B.Rumusan Masalah ... 3
C.Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 3
D.Rencana Penulisan ... 4
1. Jadwal Penelitian ... 4
2. Rencana Isi ... 5
BAB II : BADAN KETAHANAN PANGAN MEDAN ... 7
A.Sejarah Ringkas ... 7
B.Struktur Organisasi ... 9
C.Job Description ... 10
D.Jaringan Usaha/Kegiatan ... 16
E. Kinerja Terkini ... 17
BAB III : SISTEM PENGAWASAN INTERNAL GAJI DAN UPAH PEGAWAI PADA BADAN KETAHANAN PANGAN
MEDAN ... 20
A.Pengertian gaji dan upah ... 20
B.Unsur –unsur gaji dan upah ... 22
C.Prosedur pencatatan dan perhitungan gaji dan upah ... 26
D.Sumber penghasilan tambahan di luar gaji pada Badan Ketahanan Pangan ... 31
E. Sistem pengawasan internal gaji dan upah ... 32
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN... 38
A.Kesimpulan ... 38
B.Saran ... 39
DAFTAR TABEL
NOMOR JUDUL HALAMAN
1.1 Jadwal penelitian dan penyusunan Tugas Akhir ... 4
DAFTAR GAMBAR
NOMOR JUDUL HALAMAN
DAFTAR LAMPIRAN
NOMOR JUDUL
1. Surat permohonan izin riset
2. Surat izin riset dari Badan Ketahanan Pangan Medan
3. Daftar gaji pokok Pegawai Negeri Sipil
4. Surat keterangan untuk mendapatkan pembayaran tunjangan
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Pada umumnya setiap perusahaan, baik itu perusahaan jasa maupun
perusahaan industri dan instansi pemerintahan berusaha untuk menciptakan
iklim usaha yang sehat dan bertujuan memaksimumkan laba, mengembangkan
usahanya dan menjalankan kewajibannya sebagai pegawai sesuai dengan visi
dan misi instansi tersebut. Hal tersebut merupakan tuntutan setiap perusahaan
dan instansi pemerintahan, terutama di era globalisasi seperti saat ini.
Persaingan usaha yang semakin tajam menyebabkan perusahaan terus-menerus
meningkatkan kualitasnya, terutama dalam membina sumber daya manusia
(SDM) sebagai tenaga kerja.
Sumber daya manusia atau tenaga kerja merupakan salah satu faktor
penting dalam kegiatan perusahaan dan dalam menjalankan visi misi instansi
pemerintahan karena selain memberikan sumbangan tenaga, tenaga kerja juga
memberikan pemikiran dan keahliannya dalam operasional perusahaan. Tenaga
kerja memiliki keterlibatan yang signifikan dalam suatu perusahaan dan
instansi pemerintahan, yaitu mulai dari menyusun, merencanakan dan
menjalankan tujuan perusahaan yang akan dicapai baik jangka panjang maupun
jangka pendek, melakukan kegiatan operasional perusahaan dan
pengendaliannya serta pencapaian tujuan perusahaan.
Kompensasi yang diterima tenaga kerja dari perusahaan dan instansi
kepada tenaga kerja sebagai balas jasa. Perusahaan dan instansi
pemerintahanakan mengalami kesulitan dalam proses perekrutan tenaga kerja
yang sesuai dengan jenjang karir serta posisi dalam perusahaan itu, jika tidak
ditunjang dengan adanya perhatian pada kesejahteraan tenaga kerja tersebut
melalui gaji dan upah yang kompetitif.
Sistem penggajian yang baik dapat merangsang timbulnya motivasi kerja
sehingga karyawan maupun pegawai bisa bekerja lebih produktif. Karena
besarnya gaji akan berpengaruh baik pada kinerja karyawan dan pegawaiserta
perkembangan perusahaan. Dalam keadaan tersebut perlu diadakan suatu
penanganan yang dapat dijadikan kontrol bagi seluruh operasional perusahaan
maupun instansi pemerintahan.Salah satunya yaitu dengan dilakukannya suatu
pengawasan internal gaji dan upah yang baik untuk menunjang kelancaran
aktifitas perusahaan itu sendiri.Namun selain itu, pengawasan internal juga
dilakukan untuk menjaga perusahaan maupun instansi pemerintahan dari
kemungkinan-kemungkinan buruk yang bisa terjadi, seperti kerugian,
pemborosan,dan kecurangan-kecurangan seperti korupsi, kolusi dan nepotisme.
Oleh sebab itu dengan diterapkannya pengawasan internal gaji dan upah
yang baik dan efektif sesuai dengan prosedur yang ditetapkan, kepala pimpinan
tidak perlu terus menerus mengawasi aktivitas pegawai secara langsung tetapi
cukup dengan pendelegasian wewenang terhadap bawahannya atau yang sering
disebut dengan auditor intern, yakni auditor yang bertugas menentukan apakah
kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan telah dipatuhi, menentukan
Berdasarkan uraian ini terlihat jelas begitu besar peran sistem pengawasan
internal atas gaji dan upah pada Instansi Pemerintahan, maka penulis tertarik
untuk mengambil judul dalam tugas akhir yang berjudul ”Sistem Pengawasan Internal Gaji dan Upah Pegawai Pada Badan Ketahanan Pangan Medan”.
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka permasalahan yang akan
dibahas dealam tugas akhir sebagai berikut:
1. Bagaimana Sistem Pengawasan Internal Gaji dan Upah Pada Badan
Ketahanan Pangan Medan.
2. Bagaimana pemberian gaji dan upah pegawai pada Badan Ketahanan
Pangan Medan.
3. Apakah sistem pengawasan internal gaji dan upah pegawai pada Badan
Ketahanan Pangan Medan telah berjalan sesuai dengan ketentuan yang
telah ditetapkan.
C.Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penulisan yang dilakukan oleh penulis
adalah sebagai berikut :
a. Untuk melengkapi syarat menyelesaikan pendidikan pada program
studi Diploma III Fakultas Ekonomi USU.
b. Untuk mengetahui usaha apa saja yang dilakukan Badan Ketahanan
Pangan agar tidak terjadi penyelewengan dalam pembagian gaji.
pada Badan Ketahanan Pangan telah berjalan efektif.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
a. Bagi peneliti, untuk menambah wawasan mengenai usaha apa saja
yangtelah dilakukan Badan Ketahanan Pangan Medan.
b. Bagi Badan Ketahanan Pangan yaitu sebagai bahan masukan untuk
memperbaiki pengawasan internal gaji dan upah pada BadanKetahanan
Pangan.
c. Bagi calon peneliti dapat digunakan sebagai bahan perbandingan untuk
melakukan penelitian dilain waktu.
D.Rencana Penulisan
Rencana penulisan terdiri dari jadwal penelitian dan sistematika penulisan.
1. Jadwal Penelitian
Penelitian dilakukan di Badan Ketahanan Pangan Medan di jalan
Jenderal Besar Dr. Abd.Haris Nasution No. 24 Medan. Untuk lebih
[image:15.595.120.507.616.753.2]jelasnya jadwal survei ini dapat dilihat pada tabel 1.1 dibawah ini :
Tabel 1.1
Jadwal Penelitian dan Penyusunan Tugas Akhir NO
Kegiatan
Juni 2014 I II III IV 1 Pengesahan Tugas Akhir
Tabel 1.1
Jadwal Penelitian dan Penyusunan Tugas Akhir NO
Kegiatan
Juni 2014 I II III IV 3 Permohonan Izin Riset
4 Pengajuan Dosen Pembimbing 5 Pengumpulan Data
6 Penyusunan Tugas Akhir
7 Bimbingan dan Penyempurnaan Tugas akhir 8 Penyelesaian Tugas Akhir
2. Rencana Isi
Untuk mempermudah penulisan tugas akhir ini, Penulis membuat
sistematika pembahasan dalam 4 (empat) bab, dimana setiap bab saling
bersangkutan ke bab selanjutnya. Adapun rencana isi dari penulisan ini
adalah :
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab I ini, penulis akan menguraikan tentang latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, rencana penulisan yang terdiri dari jadwal
BAB II : BADAN KETAHANAN PANGAN MEDAN
Pada bab II ini, penulis akan menguraikan tentang sejarah
ringkas Badan Ketahanan Pangan, struktur organisasi, job
description, jaringan usaha/kegiatan, kinerja terkini, dan
rencana usaha/kegiatan Badan Ketahanan Pangan.
BABIII : SISTEM PENGAWASAN INTERNAL GAJI DAN UPAH
PEGAWAI PADA BADAN KETAHANAN
PANGAN MEDAN
Pada bab III ini, penulis akan menguraikan tentang pengertian
gaji dan upah, unsur – unsur gaji dan upah, prosedur
pencatatan dan perhitungan gaji dan upah, sumber penghasilan
tambahan diluar gaji pada Badan Pangan dan sistem
pengawasan internal gaji.
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab IV ini merupakan bab terakhir dari penulisan Tugas
Akhir ini, dimana bab IV ini berisi kesimpulan dari penelitian
yang dilakukan di Badan Ketahanan Pangan dan saran yang
saling berhubungan dengan kesimpulan penelitian danmungkin
BAB II
BADAN KETAHANAN PANGAN MEDAN
A.Sejarah Ringkas Badan Ketahanan Pangan
Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara yang awal mulanya
sebelum dilaksanakannya undang – undang otonomi daerah merupakan
peleburan dari 2 (dua) unit kerja yakni satuan Pengendali Dinas Departemen
Pertanian dan Kantor Wilayah Departemen Pertanian yang terbentuk pada
tahun 2001 dibawah naungan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.
Undang–undang Nomor 7 tahun 1996 tentang pangan telah
mengamanatkan bahwa pemerintah beserta masyarakat bertanggung jawab
mewujudkan ketahanan pangan. Oleh karena itu Pemerintah Daerah Provinsi
Sumatera Utara telah menetapkan pembentukan Badan Ketahanan Pangan yang
mempunyai tugas untuk membantu kepala daerah dalam pemeliharaan
ketahanan pangan. Disamping sebagai salah satu Lembaga Teknis Daerah
Provinsi Sumatera Utara, Badan Ketahanan Pangan juga berperan sebagai
ex-officen sebagai Sekretariat dari Dewan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera
Utara yang diketahui oleh Gubernur Sumatera Utara Nomor:
188.44/250/K/T/2002. Hal ini sesuai dan mengacu kepada keputusan Presiden
Republik Indonesia Nomor 132 tahun 2001 tentang Dewan Ketahanan Pangan
yang ketuanya adalah Presiden Republik Indonesia.
Ketahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga
yang baik dan mencukupi.Ketahanan pangan merupakan tantangan yang harus
Berdasarkan hal tersebut, dengan adanya Peraturan Pemerintah Nomor 25
tahun 2000 tentang kepegawaian pemerintah dan kewenangan provinsi sebagai
daerah otonom, pemerintah Provinsi Sumatera Utaradan turut mengambil
bagian dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan di daerah dengan
dikeluarkannya peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 4 tahun
2001 tentang Lembaga Teknis Daerah Provinsi Sumatera Utara.
Dengan dikeluarkannya peraturan daerah tersebut dibentuknya Badan
Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara yang berkoordinator di Jl. Jendral
Besar DR. Abdul Haris Nasution No. 24 Gedung Johor Medan yang dahulunya
merupakan Wilayah Departemen Pertanian Provinsi Sumatera Utara.
Sebagai dasar pendukung dari pelaksanaan kegiatan ketahanan pangan
berpedoman pada pasal 50 UU Nomor 7 tahun 1996 tentang pangan
mengamanatkan bahwa pemerintah bersama masyarakat mewujudkan
ketahanan pangan diseluruh Indonesia, maka keluarlah peraturan pemerintah
Nomor 68 tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan.
Dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan, maka seluruh sektor harus
berperan secara aktif dan berkoordinasi secara rapi dengan Pemerintah Pusat,
Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, Pemerintah Desa dan
Masyarakat untuk meningkatkan strategi demi mewujudkan ketahanan pangan
nasional. Badan Ketahanan Pangan merupakan unsur panjang pemerintah
provinsi yang dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang berkedudukan
dibawah dan bertanggung jawab kepada kepala daerah melalui Sekretaris
Daerah.Badan Ketahanan Pangan mempunyai tugas membantu kepala daerah
B.Struktur Organisasi
Dalam operasional Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara,
Kepala Badan dibantu oleh Sekretaris Badan dan 3 (tiga) Bidang Teknis yaitu
Kepala Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan, Kepala Bidang Distribusi
dan Akses Pangan dan Kepala Bidang Konsumsi, Mutu dan Keamanan Pangan.
Secara umum organisasi Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera
Utara terdiri dari :
1. Badan
2. Sekretariat, terdiri dari :
a. Sub Bagian Umum
b. Sub Bagian Keuangan
c. Sub Bagian Program
3. Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan, terdiri dari :
a. Sub Bidang Ketersediaan Pangan
b. Sub Bidang Kerawanan Pangan
4. Bidang Distribusi dan Akses Pangan, terdiri dari :
a. Sub Bidang Distribusi Pangan
b. Sub Bidang Akses Pangan
5. Bidang Konsumsi, Mutu dan Keamanan Pangan, terdiri dari :
a. Sub Bidang Konsumsi Pangan
Bagan Struktur Organisasi Badan Ketahanan Pangan Medan
Gambar 1.1 : Struktur Organisasi Badan Ketahanan Pangan Medan Sumber : Kantor Badan Ketahanan Pangan Medan
C.Job Description
Dibawah ini penulis akan mendeskripsikan jabatan yang ada pada Badan
Ketahanan Pangan provinsi Sumatera Utara sebagai berikut :
1. Kepala Badan
Kepala Badan merupakan penyelenggara pembinaan pegawai di
kepada pejabat struktural, menyelenggarakan intruksi pelaksanaan tugas
dan penyusunan program Badan Ketahanan Pangan, menyelenggarakan
kerjasama, koordinasi, monitoring, evaluasi dan pengendalian pelaksanaan
kebijakan dan penyiapan konsep kebijakan daerah dan standar pelaksanaan
kewenangan daerah kabupaten/ kota serta standar pelaksanaan
ketersediaan dan kerawanan pangan, distribusi dan akses pangan serta
konsumsi, mutu dan keamanan pangan sesuai ketentuan dan standar yang
ditetapkan. Selain itu kepala badan juga menyelenggarakan peleporan dan
pertanggung jawaban atas pelaksanaan tugas dan funginya kepada
Gubernur melalui Sekretaris Daerah.
2. Sekretaris Badan
Sekretaris Badan mempunyai tugas membantu Kepala Badan dibidang
urusan umum, keuangan dan program. Sekretaris memiliki uraian tugas
menyelenggarakan penyusunan koordinasi perencanaan dan program kerja
sekretariat dan bidang-bidang. Selain itu sekrataris badan juga
menyelenggarakan pengelolaan, pembinaan, pengkajian program
kesekretariatan, anggaran belanja dan pengendalian administrasi anggaran
belanja, penyusunan RPJM, Grand Design, Rencana Starategis, LAKIP,
LKPJ, LPPD serta penatausahaan, kelembagaan dan ketatalaksanaan
fasilitas pelayanan masyarakat umum dan pelayanan minimal. Dalam
melaksanakan tugasnya Sekretaris dibantu oleh :
a. Kepala Sub Bagian Umum
pengumpulan data/ bahan dan referensi untuk kebutuhan pelaksanaan
tugas dan fungsi Sekretariat, melaksanakan arahan dan bimbingan
kepada pegawai di lingkungan Sub Bagian Umum, penyusunan dan
pengelolahan data kepegawaian.
b. Kepala Sub Bagian Keuangan
Melaksanakan arahan dan bimbingan kepada pegawai di lingkungan
Sub Bagian Keuangan, melaksanakan penyusunan bahan dan penyiapan
anggaran Badan, pengadministrasian dan pembukuan keuangan,
penyiapan bahan dan pengelolaan teknis administrasi keuangan,
pembayaran gaji pegawai dan verifikasi keuangan.
c. Kepala Sub Bagian Program
Melaksanakan arahan dan bimbingan kepada pegawai di lingkungan
Sub Bagian Program, pengumpulan data/bahan dan referensi untuk
kebutuhan pelaksanaan tugas dan fungsi Sekretariat, penyusunan
perencanaan program kerja Badan yang meliputi Sekretariat, dan
bidang – bidang lainnya. Kepala Sub Bagian Program juga
melaksanakan pengumpulan dan analisis informasi ketahanan pangan,
pengkoordinasian, monitoring, evaluasi dan pelaporan.
3. Kepala Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan
Kepala Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan memiliki uraian tugas sebagai berikut :
1. Menyelenggarakan identifikasi ketersediaan dan keragaman produk
pangan
pangan
3. Pembinaan cadangan pangan masyarakat
4. Menyelenggarakan koordinasi dan pengendalian cadangan pangan
pemerintah daerah, pemerintah desa dan masyarakat
5. Menyelenggarakan pengendalian kerawanan pangan wilayah provinsi
6. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh kepala badan.
Dalam pelaksanaan tugasnya, Kepala Bidang Ketersediaan dan
Kerawanan Pangan dibantu oleh :
a. Kepala Sub Bidang Ketersedian Pangan
Melaksaanakan arahan dan bimbingan kepada pegawai di
lingkungan Sub Bidang Ketersediaan Pangan, melakukan pengolahan,
penyiapan, penyajian data untuk penyusunan dan penyempurnaan
pedoman identifikasi kebutuhan produksi bahan pangan, melaksanakan
pembinaan dan pemantauan cadangan pangan pemerintah daerah
provinsi dan masyarakat, penyusunan rencana kerja sub bidang lima
tahun dan tahunan serta kajian kebijakan ketersediaan pangan.
b. Kepala Sub Bidang Kerawanan Pangan
Melaksanakan arahan dan bimbingan kepada pegawai di lingkungan
Sub Bidang Kerawanan Pangan, melakukan pengolahan, penyiapan,
penyajian data untuk penyusunan dan penyempurnaan pedoman
identifikasi kebutuhan produksi bahan pangan, melaksanakan
pembinaan dan pemantauan daerah rawan pangan, melaksanakan
koordinasi dan penanggulangan daerah rawan pangan, penyusunan
penanggulangan daerah rawan pangan, melaksanakan pengumpulan,
pengelolaan, penyajian FIA.
4. Kepala Bidang Distribusi dan Akses Pangan
Kepala Bidang Distribusi dan Akses Pangan memiliki uraian tugas
sebagai berikut :
1. Menyelenggarakan identifikasi infrastruktur distribusi pangan
2. Menyelenggarakan koordinasi dan pengembangan infrstruktur distribusi
pangan provinsi
3. Menyelenggarakan koordinasi pencegahan penuruna akses pangan
masyarakat dan peningkatan akses pangan masyarakat
4. Menyelenggarakan pendataan dan penyampaian informasi harga pangan
dan pengembangan jaringan pasar di wilayah provinsi
Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Bidang Distribusi dan Akses
Pangan dibantu oleh :
a. Kepala Sub Bidang Distribusi Pangan
Melaksanakan arahan dan bimbingan kepada pegawai di lingkungan
Sub Bidang Distribusi Pangan, Menyelenggarakan identifikasi
infrastruktur distribusi pangan, koordinasi dan pengembangan
infrstruktur distribusi pangan dan pengembangan jaringan pasar di
wilayah provinsi, melaksanakan pendataan dan penyampaian informasi
harga pangan pokok dan strategis harian maupun pada saat hari Besar
harga pangan di tingkat produsen.
b. Kepala Sub Bidang Akses Pangan
Melaksanakan arahan dan bimbingan kepada pegawai di lingkungan
Sub Bidang Akses Pangan, melaksanakan identifikasi masalah akses
pangan, melaksanakan koordinasi dan kerjasama lintas sektor
peningkatan akses pangan masyarakat pedesaan dan perkotaan,
pengolahan dan pengumpulan data untuk penyusunan peta akses
pangan.
5. Kepala Bidang Konsumsi, Mutu dan Keamanan Pangan
Kepala Bidang Konsumsi, Mutu dan Keamanan Pangan memiliki uraian
tugas sebagai berikut :
1. Menyelenggarakan identifikasi pangan pokok masyarakat.
2. Menyelenggarakan koordinasi pencegahan dan penanggulangan
menurunnya mutu, gizi dan keamanan pangan.
3. Menyelenggarakan pengembangan system informasi dalam aspek
konsumsi mutu dan keamanan pangan, sosialisasi penganekaragaman
konsumsi pangan.
4. Menyelenggarakan pembinaan, pengembangan konsumsi masyarakat,
advokasi, promosi, kampanye konsumsi pangan yang beragam, bergizi,
berimbang, bermutu dan aman kepada masyarakat berbasis pangan
lokal.
Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Bidang Konsumsi, Mutu dan
a. Kepala Sub Bidang Konsumsi Pangan
Melaksanakan arahan dan bimbingan kepada pegawai di lingkungan
Sub Bidang Konsumsi Pangan, melaksanakan identifikasi pangan
pokok dan pangan local, melaksanakan survey dan analisis pola
konsumsi pangan masyarakat berbasis PPH, Melaksanakan P2KPG
berbasis konsumsi pangan 3B pada masyarakat, melaksanakan
pengembangan pangan lokal dan pembinaan pada industri rumah
tangga, melakukan sosialisaasi pemanfaatan pekarangan, advokasi,
promosi dan kampanye pangan 3B pada masyarakat.
b. Kepala Sub Bidang Mutu dan Keamanan Pangan
Melaksanakan arahan dan bimbingan kepada pegawai di lingkungan
Sub Bidang Konsumsi Pangan, melaksanakan identifikasi mutu dan
keamanan pangan, melaksanakan survey dan analisis mutu dan
keamanan pangan, pemberian fasilitas pengembangan mutu dan
keamanan pangan segar, melaksanakan advokasi, promosi, kampanye
dan sosialisasi standar mutu dan keamanan pangan.
D.Jaringan Usaha/Kegiatan
Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik
yang diolah maupun tidak, diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi
konsumsi manusia termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan dan
bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan atau
terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya
pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata dan
terjangkau.
Badan Ketahanan Pangan provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu
Lembaga Teknis Daerah Provinsi Sumatera Utara, dan merupakan unsur
penunjang yang berkedudukan dan bertanggung jawab kepada Kepala Daerah
melalui Sekretaris Daerah.Dalam menjalankan tugas dan fungsi, Badan
Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara senantiasa berupaya
menyelenggarakan pemerintahan yang besih dan berwibawa sesuai dengan cita
– cita dan harapan seluruh lapisan masyarakat sehingga terwujud Ketahanan
Pangan.
Badan Ketahanan Pangan provinsi Sumatera Utara menyusun pertanggung
jawaban yang tepat, jelas dan terukur dengan mengacu kepada Rencana
Strategis (RENSTRA) dan Rencana Tahunan (RENJA) Badan Ketahanan
Pangan provinsi Sumatera Utara.
E.Kinerja Terkini
Setiap perusahaan memiliki visi dan misi yang harus dijalankan sesuai
dengan tujuan instansi, butuh waktu untuk mencapai itu semua, begitu juga
pada Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara, Badan Ketahanan
Pangan berupaya agar tujuan yang telah ditetapkan pemerintah Sumatera Utara
membutuhkan kerja keras yang tinggi, disiplin, dan loyalitas dalam bekerja.
Adapun Indikator Kinerja Utama (IKU) Badan Ketahanan Pangan Provinsi
Sumatera Utara yaitu :
1. Meningkatnya ketersedian pangan, beras secara berkelanjutan serta
mempertahankan swasembada pangan.
2. Meningkatnya penganekaragaman dan kualitas konsumsi pangan
masyarakat dan berkurangnya jumlah keluarga rawan pangan dan gizi.
3. Meningkatnya kuantitas dan kualitas pangan yang dipasarkan.
4. Berkembangnya industri bisnis dan pangan di Sumatera Utara.
F. Rencana Usaha/Kegiatan
Rencana kegiatan Badan Ketahanan Pangan adalah program Peningkatan
Ketahanan Pangan dan Diversifikasi Pangan ini bertujuan untuk :
1. Meningkatkan keanekaragaman produksi, ketersediaan dan konsumsi
pangan bersumber dari ternak tanaman pangan, holtikultura dan kebun
serta produk olahan.
2. Mengembangkan kelembagaan produksi pangan yang mendukung
peningkatan, ketersediaan dan distribusi, serta konsumsi pangan.
3. Mengembangkan usaha bisnis pangan yang kompetitif dan menghindarkan
monopoli usaha bisnis pangan serta menjamin ketersediaan pangan dan
gizi yang baik bagi masyarakat.
Sasaran program ini adalah :
berkelanjutan serta mempertahankan swasembada pangan.
2. Meningkatnya keanekaragaman pangan masyarakat dan skor mutu pola
pangan harapan serta berkurangnya konsumsi pangan beras per kapita.
3. Meningkatnya pemanfaatan tekhnologi produksi pertanian dan pengolahan
bahan pangan.
4. Meningkatnya kuantitas dan kualitas pangan yang dipasarkan.
Berkembangnya industri dan bisnis pangan dan penyebarannya meliputi
seluruh kabupaten / kota di Sumatera Utara.
5. Meningkatnya partisipasi masyarakat dan investasi swasta dalam
BAB III
SISTEM PENGAWASAN INTERNAL GAJI DAN UPAH PEGAWAI PADA BADAN KETAHANAN PANGAN MEDAN
Setiap perusahaan maupun instansi pemerintahanmemiliki tenaga kerja
(pegawai) agar perusahaan maupun instansi pemerintahan tersebut dapat
menjalankan usaha dan menjalankan tujuan dari instansi pemerintahan
tersebut. Tenaga kerja (pegawai) diberikan gaji sebagai ucapan balas jasa atas
apa yang telah ia lakukan.
Badan Ketahanan Pangan juga memilki pegawai agar bisa menjalankan
visi dan misi serta tugas yang telah ditetapkan oleh pemerintah sesuai dengan
peraturan Gubernur Sumatera Utara. Salah satu cara untuk meningkatkan
rangsangan kerja para pegawai yaitu dengan memberi imbalan dalam bentuk
uang (natura). Balas jasa yang diterima dalam bentuk uang disebut sebagai
gaji. Pembayaran gaji dan upah merupakan masalah yang dapat mempengaruhi
hubungan antara tenaga kerja dengan pimpinan.
A.Pengertian gaji dan upah
Dalam lingkup pegawai negeri, gaji memiliki defenisi sendiri, yakni
pengeluaran untuk kompensasi yang harus dibayarkan kepada pegawai
pemerintah berupa gaji pokok ditambah dengan tunjangan – tunjangan yang
sah yang berhak diterima oleh penerima gaji berdasarkan peraturan perundang
Adapun pengertian gaji dan upah menurut para ahli, yaitu :
Menurut Mardi (2011:107) :
“Gaji adalah sebuah bentuk pembayaran atau sebuah hak yang diberikan
oleh sebuah perusahaan atau instansi kepada pegawai tetap, sedangkan upah
merupakan sejumlah hak yang diberikan oleh suatu perusahaan atau instansi
kepada peagawainya sebagai bentuk pembayaran di luar jam kerja”
Menurut Mulyadi (2001:373) :
“Gaji umumnya merupakan pembayaran jasa yang dilakukan oleh karyawan yang mempunyai jenjang jabatan dan dibayarkan secara bulanan, sedangkan upah merupakan pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh karyawan pelaksana (buruh) umumnya dibayarkan berdasarkan hari kerja, jam kerja, atau jumlah satuan produk yang dihasilkan oleh karyawan”
Menurut Anastasia dan Lilis (2011 : 174) :
“Upah diberikan atas dasar kinerja harian, dan terkadang berdasarkan pada
unit produk yang dihasilkan sedangkan gaji diberikan atas dasar kinerja
bulanan”
Sedangkan menurut Niswonger, warren, reeve dan fess (1999:446) :
“Istilah gaji biasanya digunakan untuk pembayaran atas jasa atas jasa
manejerial, jasa administrasi dan jasa – jasa yang sama, sedangkan istilah upah
biasanya digunakan untuk pembayaran kepada karyawan lapangan baik yang
terdidik maupun tidak terdidik”
Perbedaan antara gaji dan upah :
A.Gaji
b. Dikeluarkan oleh pemerintah pusat
c. Biasanya ditinjau 5 tahun sekali
d. Ada sistem kenaikan dengan jumlah perincian dari pusat pemerintahan
e. Dasar pemberian adalah golongan / tingkat pekerjaan diikuti dengan
sistem tunjangan
B. Upah
a. Dapat berlaku secara lokal
b. Dikeluarkan pemerintahan daerah
c. Ditinjau setiap 1 tahun sekali
d. Dasar pemberian adalah hasil dan waktu
e. Tidak ada sistem kenaikan
f. Tidak ada sistem tunjangan
Dari pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa gaji dan upah
merupakan ungkapan balas jasa yang telah dilakukan pegawai selama bekerja
berdasarkan ketentuan yang berlaku di masing – masing perusahaan dengan
berbagai tunjangan dan fasilitas lainnya dan bertujuan untuk mempertahankan
pegawai.
B.Unsur – unsur gaji dan upah
Karyawan memilki pengaruh penting pada sebuah perusahaan maka dari
itu karyawan tersebut harus diberikan gaji, dalam suatu perusahaan terdapat
berbagai unsur dari biaya dan upah yang keseluruhannya disebut dengan biaya
tenaga kerja. Menurut Sugiyarso dan Winarni (2005 : 97) unsur-unsur gaji dan
1. Gaji pokok
Gaji pokok merupakan gaji yang telah ditetapkan perusahaan berdasarkan
kontrak kerjanya.
2. Premi
Premi adalah upah tambahan yang diberikan kepada karyawan
dikarenakan karyawan tersebut telah bekerja dengan baik melebihi standar
yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Maka bagi karyawan tersebut akan
diberikan upah tambahan sebesar jumlah kelebihan standar.
3. Lembur
Lembur merupakan upah yang dibayar kepada karyawan yang melebihi
jam kerja yang telah ditetapkan sebelumnya. Biasanya karyawan yang
telah melakukan pekerjaan melebihi jam kerjanya maka akan memperoleh
tariff yang lebih tinggi dibanding tarif sebelumnya.
4. Bonus
Bonus merupakan upah yang diberikan perusahaan pada suatu tahun fiskal
memperoleh keuntungan yang ditetapkan setelah berkonsultasi dengan
pemerintah dan sarikat kerjanya.
5. Catu
Catu merupakan upah yang diberikan perusahaan kepada karyawan dalam
bentuk barang, misalnya minyak, gula, beras dan sebagainya.
6. Perlengkapan dan sarana lain
Merupakan upah yang diterima karyawan secara tidak langsung, upah ini
diterima tidak dalam bentuk uang.
Begitu juga pada Badan Ketahanan Pangan memilki unsur – unsur gaji dan
upah pada Badan Ketahanan Pangan adalah sebagai berikut :
1. Gaji pokok adalah gaji yang diberikan kepada PNS/ CPNS yang diangkat
dalam satu pangkat/golongan ruang atau masa kerja sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
2. Tunjangan istri/suami adalah tunjangan yang diberikan kepada PNS/
CPNS yang beristri/bersuami yang sah sesuai dengan ketentuan yang
berlaku, besarnya tunjangan istri/suami adalah 10% dari gaji pokok.
3. Tunjangan anak adalah tunjangan yang diberikan kepada PNS/CPNS yang
mempunyai anak (anak kandung), paling banyak anak yang ditanggung
adalah 2 orang dan belum berusia 21 tahun, tidak atau belum pernah
menikah, tidak mempunyai penghasilan sendiri, dan berusia maksimum 25
tahun jika masih menjalani pendidikan dengan melampirkan surat
keterangan aktif kuliah. Besarnya tunjangan anak adalah 2% dari gaji
pokok untuk satu anak.
4. Tunjangan jabatan adalah tunjangan yang diberikan kepada pegawai negeri
sipil yang menjabat dengan jabatan tertentu menurut ketentuan yang
berlaku. Tunjangan jabatan pada Badan Ketahanan Pangan dibagi menjadi
dua, yaitu :
a. Tunjangan jabatan struktural adalah tunjangan yang berdasarkan pada
struktural terbagi tiga, yaitu : eselon 2, eselon 3 dan eselon 4.
b. Tunjangan jabatan fungsional umum adalah tunjanganyang diberikan
kepada pegawai negeri sipil yang tidak menjabat jabatan struktural
sebagaimana diatur dalam keputusan menteri yang membidangi
pendayagunaan aparatur negara. Tunjangan jabatan fungsional umum
terbagi atas tiga golongan, yaitu : golongan 4, golongan 3 dan golongan
2.
5.Tunjangan pajak penghasilan adalah tunjangan ini biasanya disubsidi oleh
pemerintah, tapi dimasukkan juga kedalam potongan. Tunjangan pajak
penghasilan ini menggunakan pph21.
6. Tunjangan beras adalah tunjangan pangan yang diberikan kepada
PegawaiNegeri Sipil dalam bentuk natura ( beras ) sebesar 10 kg per jiwa
dalam bentuk natura ( uang ).
7. Subsidi askes ini merupakan subsidi dari pemerintah agar diketahui besar
biaya pengeluaran untuk askes.Tunjangan ini juga dimasukkan kedalam
potongan.
8. Pembulatan bertujuan untuk memudahkan pembayaran gaji karena tidak
ada nilai uang nominal kecil.
Potongan-potongan yang ada pada daftar gaji pegawai Badan Ketahanan
Pangan Medan yaitu :
a. Iuran Wajib Pajak Pegawai (IWP) merupakan potongan untuk disalurkan
ke tabungan pensiun pegawai dan akan dikembalikan saat pegawai
b. Tunjangan pajak penghasilan adalah tunjangan ini biasanya disubsidi oleh
pemerintah, tapi dimasukkan juga kedalam penghasilan. Tunjangan pajak
penghasilan ini menggunakan pph 21.
c. Iuran askes/subsidi askesmerupakan subsidi dari pemerintah agar diketahui
besar biaya pengeluaran untuk askes. Tunjangan ini juga dimasukkan
kedalam penghasilan.
d. Tabungan perumahan untuk Bapetarum dan dipulangkan pada saat masa
kerja pegawai tersebut telah habis.
C.Prosedur pencatatan dan perhitungan gaji dan upah
Sebelum membahas tentang prosedur pencatatan dan perhitungan gaji dan
upah perlu kita pahami dulu arti dari prosedur itu sendiri. Prosedur adalah
rangkaian kegiatan administrasi yang biasanya melibatkan beberapa orang,
untuk mencapai keseragaman tindak dalam melakukan transaksi- transaksi
yang sering terjadi. Hal – hal yang diperhatikan dalam memilih prosedur pencatatan gaji dan upah menurut Mulyadi (2001:385) adalah sebagai berikut :
1. Prosedur pencatatan waktu hadir Prosedur ini bertujuan untuk mencatat
waktu hadir karyawan yang diselenggarakan oleh fungsi pencatat waktu
dengan menggunakan daftar hadir pada pintu masuk kantor administrasi
atau pabrik.
2. Prosedur pencatat waktu kerja Pencatatan waktu kerja diperlukan bagi
karyawan difungsi produksi untuk keperluan distribusi biaya gaji
tersebut. Prosedur pembuatan daftar gaji dalam prosedur ini fungsi
pembuatan daftar gaji membuat daftar gaji karyawan.
3. Prosedur distribusi biaya gaji Dalam prosedur ini biaya tenaga kerja
didistribusikan kepada departemen-departemen yang menikmati menfaat
tenaga kerja.
4. Prosedur pembayaran gaji Prosedur ini melibatkan fungsi akuntansi dan
fungsi keuangan. Fungsi akuntansi membuat perintah pengeluaran kas
kepada fungsi keuangan untuk menulis ck guna pembayaran gaji.
Adapun prosedur pencatatan gaji dan upah tercantum hal-hal yang
berkaitan dengan dokumen-dokumen yang digunakan sebagai pendukung
pelaksanaan tugas yang harus dilaksanakan. Menurut Mulyadi (2001 : 389)
dalam buku sistem akuntansi, dokumen ini terdiri dari :
1. Dokumen pendukung perubahan gaji dan upah
Dokumen ini umumnya dikeluarkan oleh fungsi kepegawaian berupa
surat-surat keputusan yang bersangkutan dengan karyawan,
misalnya surat keputusan pengangkatan karyawan baru, kenaikan pangkat
dan lain- lain.
2. Kartu jam hadir
Dokumen ini umumnya digunakan oleh fungsi pencatat waktu untuk
mencatat jam hadir setiap karyawan diperusahaan. Catatan jam hadir
karyawan ini dapat berupa daftar hadir biasa dan dapat pula berbentuk
3. Kartu jam kerja
Dokumen ini digunakan untuk pencatat waktu yang dikonsumsi oleh
tenaga kerja langsung pabrik guna mengerjakan pesanan tertentu.
4. Daftar gaji dan upah
Dokumen ini berisi jumlah gaji dan upah bruto setiap karyawan dikurangi
potongan-potongan berupa PPh pasal 21 utang karyawan, iuran untuk
organisasi karyawan dan lain-lain.
5. Rekap daftar gaji dan rekap daftar upah
Dokumen ini merupakan ringkasan gaji dan upah per depertemen, yang
dibuat berdasarkan daftar gaji dan upah.
6. Surat pertanyaan gaji dan upah
Dokumen ini dibuat oleh fungsi pembuatan daftar gaji dan upah
bersamaan dengan pembuatan daftar gaji dan upah.
7. Amplop gaji dan upah
Utang gaji dan upah karyawan diserahkan kapada setiap karyawan dalam
amplop gaji dan upah.
8. Bukti kas keluar
Dokumen ini merupakan perintah pengeluaran uang yang dibuat oleh
fungsi akuntansi kepada fungsi keuangan, berdasarkan informasi dalam
daftar gaji dan upah yang diterima dari fungsi pembuat daftar gaji dan
upah.
Setiap instansi pemerintahan di Indonesia memiliki tingkat kepangkatan,
ditetapkan pemerintah. Adapun tingkat kepangkatan tersebut adalah :
Golongan I :
Golongan Ia Juru Muda
Golongan Ib Juru Muda TK 1
Golongan Ic Juru
Golongan Id Juru TK 1
Golongan II :
Golongan IIa Pengatur Muda
Golongan IIb Pengatur Muda TK 1
Golongan IIc Pengatur
Golongan IId Pengatur TK 1
Golongan III :
Golongan IIIa Penata Muda
Golongan IIIb Penata Muda TK 1
Golongan IIIc Penata
Golongan IIId Penata TK 1
Golongan IV :
Golongan IVa Pembina
Golongan IVb Pembina TK 1
Golongan IVc Pembina Utama Mada
Golongan IVd Pembina Utama Madya
Golongan IVe Pembina Utama
Perusahaan jasa, perusahaan barang maupun instansi pemerintahan
mempunyai dasar perhitungan gaji dan upah sesuai dengan peraturan yang
telah ditetapkan oleh masing – masing perusahaan maupun instansi
pemerintahan. Total pendapatan karyawan dalam satu periode penggajian
termasuk bonus dan uang lembur dinamakan dengan pembayaran kotor (gross
pay). Jumlah ini akan dikurangi dengan satu atau lebih potongan (deductinos)
sehingga menghasilkan pembayaran bersih (net pay). Pembayaran bersih
adalah jumlah yang diterima oleh karyawan dari majikan.
Prosedur perhitungan gaji pegawai pada Badan Ketahanan Pangan yang
telah ditetapkan adalah sebagai berikut :
Total gaji bersih = Gaji pokok + Tunjangan – Potongan-potongan
Dimana gaji pokok pegawai telah ditetapkan oleh pemerintah dengan
ditetapkannya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia NOMOR 34 tahun
2014 tentang perubahan keenam belas atas Peraturan Pemerintah Nomor 7
tahun 1977 tentang peraturan gaji Pegawai Negeri Sipil. Data tersebut dapat
dilihat pada bagian lampiran.Besarnya gaji pokok pada Pegawai Negeri Sipil
dilihat dari golongan dan jabatan yang pegawai tersebut miliki.
Berikut adalah daftar perhitungan gaji Badan Ketahanan Pangan Medan
Tabel 2.1
Daftar Perhitungan Gaji Pada Badan Ketahanan Pangan Medan
1. Gaji Pokok Rp xx
Penghasilan
2. Tunjangan Istri/Suami Rp xx
3. Tunjangan Anak Rp xx
4. Tunjangan Jabatan Struktural/fungsional umum Rp xx
Rp xx
5. Tunjangan Beras Rp xx
6. Tunjangan Pajak Penghasilan Rp xx
7. Subsidi askes Rp xx
8. Pembulatan
Jumlah pengahasilan Kotor Rp xx
Rp xx
1. IWP Rp xx
Potongan
2. Pph 21 Rp xx
3. Iuran askes Rp xx
4. Tabungan Perumahan
Jumlah potongan Rp xx
Jumlah Penghasilan Bersih
Rp xx
Rp xx
D.Sumber Penghasilan Tambahan Diluar Gaji Pada Badan Ketahanan Pangan
bersemangat dalam bekerja dan lebih sejahtera, misalnya dengan memberikan
bonus dalam bentuk uang, tabungan maupun jalan – jalan keluar negeri. Badan
Ketahanan Pangan juga memiliki sumber penghasilan tambahan diluar gaji,
yaitu :
1. Tunjangan Perbaikan Penghasilan (TPP) diberikan kepada seluruh
pegawai (staff dan kepala bidang), tetapi pembagiannya berdasarkan
golongan dan jabatan. TPP dapat diberikan apabila adanya surat peraturan
gubernur.
2. Gaji ke-13 ini diberikan untuk membantu biaya anak sekolah, biasanya
diberikan pada bulan Juni atau Juli. Pada gaji ke-13 ini diberikan
potongan, yaitu potongan tunjangan pajak (pph21) dan besarnya jumlah
gaji ke-13 tersebut dilihat dari golongan pegawai.
E.Sistem Pengawasan Internal Gaji
Pemberian gaji dan upah pada pegawai tidak akan pernah jauh dari yang
namanya permasalahan, mulai dari proses penetapan gaji pegawai, pembagian
gaji terhadap pegawai, kerugian, pemborosan, dan kecurangan-kecurangan
lainnya. Agar tidak terjadinya penyelewengan, perusahaan atau instansi
pemerintah menerapkan pengawasan internal gaji dan upah yang baik dan
efektif sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.
Pengawasan pada umumnya berhubungan dengan pengendalian, untuk
mengendalikan masalah penggajian maka instansi harus melakukan
merupakan pengawasan yang sangat membantu pemimpin dalam suatu
organisasi dalam melaksanakan tugasnya sehingga mempunyai peranan
penting bagi perusahaan, yang secara keseluruhan bertujuan untuk mencegah
dan menghindari dari terjadinya kesilapan, kecurangan, penyelewengan dan
manipulasi lainnya pada perusahaan.
Agar terlaksananya pengawasan intern gaji dan upah dengan baik maka
perlu diadakan pemisahan tugas dan fungsi dimana suatu kegiatan mulai dari
awal sampai dengan selesai tidak boleh dikerjakan oleh satu orang, hal ini
penting untuk menghindari tugas rangkap yang dapat memungkinkan
terjadinya penyelewengan. Penerimaan karyawan tidak boleh dilakukan oleh
bagian yang membutuhkan.
Unsur pengawasan intern gaji dan upah berdasarkan IAI (2002:341) Yaitu
pengawasan internal adalah kebijakan dan prosedur untuk memperoleh
keyakinan yang memadai bahwa tujuan satuan yang spesifik akan tercapai.
Dalam hal ini berarti dengan diadakannya pengawasan intern dapat mencegah
terjadinya kecurangan – kecurangan dan dengan diadakannya pengawasan
intern maka perusahaan atau instansi pemerintah dapat melaksanakan tugasnya
dengan baik.
Adapun bagian-bagian yang berhubungan dalam pengawasan gaji dan
upah tersebut yaitu:
1. Bagian personalia
baru harus mengajukan formulir permintaan tenaga kerja barukepada
bagian personalia.Dari formulir tersebut harus disetujui oleh kepala bagian
yang membutuhkan. Bagian personalia berdasarkan formulir permintaan
karyawan baru dengan cara mencari karyawan baru dengan melihat
surat-surat permohonan yang sudah ada.
Tetapi bila permohonan belum ada masuk, bagian personalia mencari
karyawan baru dengan menghubungi sumber tenaga kerja seperti:
a. Teman – teman pegawai perusahaan.
b. Badan –badan penempatan tenaga kerja.
c. Dan lain-lain
Berdasarkan surat permohonan yang masuk tersebut, kemudian bagian
personalia menyelenggarakan test untuk kemampuan calon-calon
karyawan dan berdasarkan hail test diumumkan beberapa karyawan yang
diterima. Kemudian mereka diminta untuk mengikuti test kesehatan, calon
karyawan yang dinyatakan lulus test kesehatan diserahkan kepada bagian –
bagian yang membutuhkan untuk selanjutnya diwawancarai. Berdasarkan
hasil ini, bagian yang membutuhkan karyawan yang diterima.
Bagi calon karyawan yang telah memenuhi persyaratan tersebut akan
diangkat sebagai karyawan dengan masa tarainning paling lama tiga bulan,
selama masa itu karyawan diberikann kedudukan yang sesuai dengan
ketentun penggajian yang berlaku.
2. Bagian pengawasan waktu
hadir dan diharuskan mengisi daftar hadir yang telah disediakan.Khusus
bagi karyawan yang bekerja di lapangan dan petugas jaga diatur dalam
sistem shiff dan mempunyai jam kerja 12 jam sehari dan 96 jam seminggu.
Untuk hal ini terlebih dahulu diperlukan waktu 1214 jam khusus tentang
penyimpangan waktu kerja dan istirahat yang dikeluarkan kantor Depnaker
setempat.
3. Bagian adminstrasi dan keuangan
Bagian ini bertugas untuk menandatangani daftar gaji dan upah, dan kartu
gaji dan upah yang diterima dari bagian pendistribusian biaya dan
dikrimkan kepada kasir di bagian pembukuan.
4. Kasir
Kasir membuat kwitansi pembayaran dan mengirimkan kepada bagian
pembukuan.
5. Bagian pembukuan
Daftar gaji dan upah yang diterima dari bagian pendistribusian biaya
dibukukan dalam buku besar dengan jurnal:
Beban Gaji dan upah xxx
Hutang gaji danupah xxx
Ketika kwitansi diterima dari kasir sebagai bukti bahwa gaji dan upah
telah dibayarkan maka bagian pembukuan akan menjurnal:
Hutang gaji dan upah xxx
Kas xxx
pengawasan internal gaji dan upah untuk mengawasi jumlah gaji dan upah
yang diterima karyawan.
Untuk melaksanakan sistem pengawasan intern gaji dan upah ada lima
komponen yang saling berkaitan yaitu lingkungan pengawasan, penilaian
resiko, kegiatan pengawasan, informasi dan komunikasi, dan monitoring.
Pada Badan Ketahanan Pangan, sistem pengawasan intern gaji dan upah
dilakukan dengan cara, membuat daftar gaji yang dilakukan oleh pembuat
daftar gaji berdasarkan golongan masing-masing pegawai kemudian
diperiksa dan ditandatangani oleh Bendahara Pengeluaran serta Kepala
Badan, lalu diajukan ke Biro Keuangan dansetelahpejabat pembuat
komitmen menandatanganidikeluarkan Surat Perintah Membayar
(SPM).Setelah itu diajukan ke Kantor Pelayanan Perbendaharaan (KPPN)
Medan maka dana/anggaran masuk ke rekening Kantor. Dengan
menggunakan cek yang ditandangani oleh dua orang (Kepala Badan
danBendahara Pengeluaran) maka dana/anggaran dicairkan di Bank
Pemerintah Daerah, dalam hal ini pada Bank Sumut.
Adapun pengawasan internal gaji yang dilakukan Badan Ketahanan
Pangan adalah dengan adanya surat keterangan untuk mendapatkan
pembayaran tunjangan keluarga (KP4), dimana KP4 itu dilakukan setiap
tahun dengan cara mengisi formulir KP4 yang diberikan kepada pegawai,
pegawai mengisi formulir tersebut dan dikembalikan ke bagian keuangan
Badan Ketahanan Pangan.
pegawai tersebut dan tidak akan pernah terjadi penyelewengan gaji karena
jika ingin menambah tanggungan harus menyertai dokumen pendukung,
misalnya seorang laki – laki baru menikah dan ia ingin menambahkan istri
nya sebagai tanggungannya, maka ia harus mengisi formulir KP4 dengan
melampirkan foto kopi buku nikah (Islam) dan akte perkawinan
(non-Islam). Jikaseorang perempuan Pegawai Negeri Sipil baru melahirkan dan
ingin menambahkan anaknya tersebut sebagai tanggungannya (maksimal
dua anak) maka ia harus mengisi formulir KP4 dan melampirkan akte
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti, peneliti mencoba
memberikan kesimpulan dan memberikan sedikit saran yang berhubungan
dengan sistem pengawasan internal gaji dan upah pada Badan Ketahanan
Pangan. Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah :
A.Kesimpulan
1. Sistem pengawasan internal gaji pada Badan Ketahanan Pangan sudah
berjalan dengan baik dan efektif sesuai dengan peraturan yang telah
ditetapkan, seperti berjalannya pengisian formulir KP4 setiap tahun.
2. Setiap ingin mencairkan uang Badan Ketahanan Pangan harus mengisi
formulir sebagai dasar dokumen pendukung.
3. Setiap pembayaran gaji pegawai Badan Ketahanan Pangan dilakukan
secara tunai melalui Bendahara kantor.
4. Unsur – unsur gaji pada Badan Ketahanan Pangan telah dipenuhi dengan
baik dengan adanya pemberian tunjangan – tunjangan untuk
mensejahterakan pegawainya.
5. Di Badan Ketahanan Pangan memiliki pengahasilan di luar gaji, dimana
penghasilan tambahan diluar gaji pegawai tidak bisa dicairkan secara
sembarangan harus ada surat Peraturan Gubernur untuk TPP dan Peraturan
Menteri Dalam Negeri untuk gaji ke-13.
6. Catatan – catatan dan dokumen – dokumen penting tentang kepegawaian
B. Saran
1. Pengawasan internal gaji pegawai di Badan Ketahanan Pangan sudah
berjalan dengan efektif sebaiknya dipertahankan dan ditingkatkan.
2. Sebaiknya pemberian unsur – unsur gaji dan upah harus tetap
dipertahankan, karena dengan dipenuhinya unsur – unsur gaji dan upah
maka pegawai lebih termotivasi untuk bekerja dan untuk mencapai
rencana kegiatan.
3. Sistem pelaksanaan pengawasan gaji mengenai pembayaran, walaupun
dalam perubahan golongan dan jabatan pada Badan Ketahanan Pangan
Provinsi Sumatera Utara telah efektif. Mengingat tidak adanya
keterlambatan dalam pembayaran penggajian. Hal ini tentunya dapat
dipertahankan dan ditingkatkan sehingga kesejahteraan pegawai dan dapat
bertahan lama, sehingga menigkatkan produktivitas pegawai.
4. Instansi harus memelihara hubungan komunikasi dan koordinasi yang baik
diantara bagian yang lain agar tidak terjadi kesalah pahaman diantara
DAFTAR PUSTAKA
Dalman, 2001, Menulis Karya Ilmiah, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Diana, Lilis, 2001,Sistem Informasi Akuntansi,Penerbit Andi Yogyakarta, Yogyakarta.
Hermanto,2001, Sistem Pengendalian Intern, Edisi Kelima, Penerbit FE USU, Medan.
IAI,2002,Ikatan Akuntan Indonesia,Penerbit Salemba 4 Harahap, Sofyan Safri.
Mulyadi,Auditing, Edisi Keenam, Cetakan Kesatu, Penerbit Salemba Empat, 2002 : Jakarta.
Mulyadi, 2001,Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Cetakan Ketiga, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.