• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kepuasan Perawat Dalam Pelaksanaan Kolaborasi Perawat-Dokter Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Kepuasan Perawat Dalam Pelaksanaan Kolaborasi Perawat-Dokter Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KEPUASAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN

KOLABORASI PERAWAT-DOKTER

DI RSUD Dr. PIRNGADI MEDAN

SKRIPSI

Oleh:

Eva Finesia Sihite 131121010

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)
(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul “Analisis Kepuasan Perawat Dalam Pelaksanaan Kolaborasi Perawat-Dokter Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan

Skripsi ini, saya persembahkan khususnya kepada kedua orangtua saya Ayahanda (E. Sihite) dan Ibunda (E.Simatupang) yang paling penulis cintai dan sebagai motivator terbesar yang telah banyak memberi dukungan baik spiritual, maupun material, serta abang dan adik (Junri Sihite, Rinaldo Sihite, Elsa Roslia Sihite dan Gusnel Sihite) yang banyak mendukung, dan memberi perhatian dalam menyelesaikan pendidikan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Pada penyusunan skripsi ini juga penulis telah banyak mendapat bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak, maka kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada: 1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatera Utara.

2. Ibu Erniyati S.Kp, MNS, Pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

(5)

4. Ibu Siti Zahara Nasution, S.Kp, MNS selaku penguji I yang telah meluangkan waktu dalam memberikan masukan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Ibu Nurbaiti, S.Kep, Ns., M.Biomed selaku penguji II yang telah meluangkan waktu dalam memberikan masukan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Bapak Ikhsanuddin P Harahap S.Kp, MNS, dosen pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan kepada penulis di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

7. Dosen beserta staff Fakultas Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan bekal ilmu dan bimbingan selama penulis dalam pendidikan. 8. Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Dr Pirnagdi Medan yang telah

memberikan izin penelitian.

9. Kepada teman- teman mahasiswa S1 Keperawatan Ekstensi 2013 yang telah memberikan semangat dan masukan serta berbagi pengalaman selama menjalani pendidikan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. 10. Semua pihak yang turut mendukung penulis dalam penyusunan karya tulis

ini yang belum penulis sebutkan satu persatu.

(6)

Medan, Februari 2015 Penulis

Eva Finesia Sihite DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Lembar Pengesahan ... ii

Halaman Pernyataan ... iii

Kata Pengantar ... iv

Daftar isi ... vi

Daftar Tabel ... viii

Daftar Skema ... ix

Daftar Lampiran ... x

Abstrak ... xi

Bab 1. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.3.1 Tujuan Umum ... 5

1.3.2 Tujuan Khusus ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

Bab 2. TINJAUAN PUSTAKA ... 7

(7)

2.1.1 Defenisi Kolaborasi ... 7

2.1.2 Manfaat Kolaborasi ... 8

2.1.3 Elemen-elemen Kolaborasi Dalam Praktek Keperawatan ... 9

2.1.4 Komponen Kompetensi Sebagai Dasar Kolaborasi ... 10

2.1.4.1 Keterampilan Komunikasi Efektif ... 10

2.1.4.2 Saling Mengahargai dan Rasa Percaya... 11

2.1.4.3 Memberi dan Menerima Umpan Balik ... 12

2.1.4.4 Pengambilan Keputusan ... 12

2.1.4.5 Manajemen Konflik ... 13

2.1.5 Proses Kolaboratif ... 14

2.2 Kepuasan Perawat ... 15

2.2.1 Defenisi Kepuasan Perawat ... 15

2.2.2 Faktor-faktor Kepuasan Perawat ... 16

2.2.3 Perangkat Pengukuran Kepuasan Perawat ... 17

Bab 3. KERANGKA KONSEPTUAL ... 20

3.1 Kerangka Konsep ... 20

3.2 Defenisi Operasional ... 21

Bab 4. METODOLOGI PENELITIAN ... 24

4.1 Desain Penelitian ... 24

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 24

4.3 Populasi dan Sampel ... 24

4.3.1 Populasi ... 24

4.3.2 Sampel... 25

4.3.3 Teknik Sampling ... 25

(8)

4.5 Instrumen Penelitian ... 26

4.6 Pengukuran Validitas dan Reliabilitas ... 27

4.6.1 Uji Validasi ... 27

4.6.2 Uji Reliabilitas ... 27

4.7 Prosedur Pengambilan danPengumpulan Data ... 28

4.8 Pengolahan Data dan Analisis Data ... 29

4.8.1 Pengolahan Data ... 29

4.8.2 Analisis Data ... 29

Bab 5. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 30

5.1 Hasil Penelitian ... 30

5.1.1 Karakteristik Responden ... 31

5.1.2 Kepuasan Perawat Dalam Pelaksanaan Kolaborasi ... 32

5.2 Pembahasan ... 34

Bab 6. KESIMPULAN DAN SARAN ... 39

6.1 Kesimpulan ... 39

6.2 Saran ... 40

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.2 Defenisi Operasional ... 21 Tabel 5.1.1 Distribusi Frekuensi Data Demografi Perawat RSUD

Dr.Pirngadi Medan ... 30 Tabel 5.1.2 Distribusi Frekuensi Kepuasan Perawat Dalam Pelaksanaan

Kolaborasi Setiap Komponen ... 31 Tabel 5.1.3 Distribusi Frekuensi Kepuasan Perawat Dalam Pelaksanaan

(10)

DAFTAR SKEMA

Skema 1. Kerangka Konsep Penelitian Analisis Kepuasan Perawat Dalam Pelaksanaan Kolaborasi Perawat Dokter Di RSUD Dr Pirngadi

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Inform Consent ... 44

Lampiran 2. Instrument Penelitian ... 45

Lampiran 3. Surat Pengantar Survey Awal ... 46

Lampiran 4. Surat Komite Etik ... 48

Lampiran 5. Surat Pengantar Uji Reliabilitas ... 49

Lampiran 6 Surat Izin Uji Reliabilitas ... 51

Lampiran 7 Hasil Uji Instrumen ... 52

a. Hasil Uji Valididas ... 52

b. Hasil Uji Reliabilitas ... 55

Lampiran 8. Surat Pengantar Pengambilan Data ... 58

Lampiran 9. Surat Izin Penelitian ... 60

Lampiran 10. Surat Selesai Penelitian ... 61

Lampiran 11 Hasil Olah Data SPSS Univariat ... 62

Lampiran 12. Distribusi Frekuensi Tiap Pernyataan ... 82

Lampiran 13. Surat Pernyataan Keaslian Terjemahan ... 86

Lampiran 14. Jadwal Penelitian ... 87

Lampiran 15 Taksasi Dana ... 88

(12)

Judul : Analisis Kepuasan Perawat Dalam Pelaksanaan Kolaborasi Perawat- Dokter di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2014

Nama Mahasiswa : Eva Finesia Sihite

NIM : 131121010

Program : Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Tahun : 2015

Abstrak

Pelaksanaan kolaborasi merupakan menjalin hubungan kerjasama antara perawat dan dokter dalam pemberian pelayanan kesehatan kepada klien yang memiliki tanggung jawab masing-masing. Hubungan kerjasama dapat mengarahkan kepada kepuasan perawat yang merupakan keadaan perasaan yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan pandangan seseorang kepada pekerjaannya.Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kepuasan perawat dalam pelaksanaan kolaborasi perawat-dokter di ruang rawat inap RSUD Dr. Pirngadi Medan. Desain penelitian dengan deskriftif pendekatan analisis. Populasi adalah seluruh perawat di ruang rawat inap RSUD Dr. Pirngadi Medan dengan sampel 63 orang yang menggunakan teknik purposive sampling. Hasil didapat bahwa kepuasan perawat dalam pelaksanaan kolaborasi paling banyak pada kategori puas sebesar 74,6%. Kolaborasi ini terdiri dari beberapa komponen kolaborasi. Hasil penelitian dari beberapa komponen kolaborasi yaitu mayoritas perawat puas pada keterampilan komunikasi efektif sebesar 84,1%, lebih dari setengahnya perawat puas pada saling menghargai dan rasa percaya sebesar 57,1%, paling banyak puas pada memberi dan menerima umpan balik sebesar 63,5%, pada pengambilan keputusan paling banyak puas sebesar 74,6%, dan paling banyak puas juga pada manajemen konflik sebesar 63,5%. Dimana kepuasan perawat mayoritas pada keterampilan komunikasi yang efektif. Hasil penelitian ini disarankan agar perawat lebih memahami tentang komponen kolaborasi pada saling menghargai dan rasa percaya untuk lebih meningkatkan kerjasama dengan dokter dalam pengelolaan pasien dengan memiliki tujuan memberikan pelayanan kesehatan yang baik.

(13)

Title : Analysis of Nurse Satisfaction to the Application of Nurse-Doctor Collaboration in RSUD Dr. Pirngadi Medan Name : Eva Finesia Sihite

NIM : 131121010

Program : Bachelor of Nursing (S. Kep)

Year : 2015

Abstract

Application of collaboration is establishing cooperation relationships between nurses and doctors in giving health service to clients with their own responsibilities. Cooperation could lead to nurse satisfaction which is a state of pleasant or unpleasant feeling to the view of someone to his/her job. This research is aimed to identify nurse satisfaction to the application of nurse-doctor in patient room of RSUD Dr. Pirngadi Medan. The research uses descriptive design with analysis approach. The populations are all nurses in patient rooms of RSUD Dr. Pirngadi Medan with 63 persons as samples using purposive sampling technique. Result shows nurse satisfaction in collaboration application most in satisfactory category is 74,6%. The collaboration consists of several components. The results of the research to several components show 84,1% of nurses are satisfied with effective communication skills, 57,1% or more than half of nurses to the application of showing respect and believe each other, 63,5% to giving and receiving feedback, 74,6% to attitude of making decision, 63,5% to management conflict, but most of nurse satisfaction rely on effective communication skills. It is suggested to nurses to have more understanding to collaboration component namely to respect and believe each other to improve the collaboration with doctors in patients management with a purpose to give a good health service.

Keywords : Satisfaction, Nurses, Collaboration Application

(14)

Judul : Analisis Kepuasan Perawat Dalam Pelaksanaan Kolaborasi Perawat- Dokter di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2014

Nama Mahasiswa : Eva Finesia Sihite

NIM : 131121010

Program : Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Tahun : 2015

Abstrak

Pelaksanaan kolaborasi merupakan menjalin hubungan kerjasama antara perawat dan dokter dalam pemberian pelayanan kesehatan kepada klien yang memiliki tanggung jawab masing-masing. Hubungan kerjasama dapat mengarahkan kepada kepuasan perawat yang merupakan keadaan perasaan yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan pandangan seseorang kepada pekerjaannya.Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kepuasan perawat dalam pelaksanaan kolaborasi perawat-dokter di ruang rawat inap RSUD Dr. Pirngadi Medan. Desain penelitian dengan deskriftif pendekatan analisis. Populasi adalah seluruh perawat di ruang rawat inap RSUD Dr. Pirngadi Medan dengan sampel 63 orang yang menggunakan teknik purposive sampling. Hasil didapat bahwa kepuasan perawat dalam pelaksanaan kolaborasi paling banyak pada kategori puas sebesar 74,6%. Kolaborasi ini terdiri dari beberapa komponen kolaborasi. Hasil penelitian dari beberapa komponen kolaborasi yaitu mayoritas perawat puas pada keterampilan komunikasi efektif sebesar 84,1%, lebih dari setengahnya perawat puas pada saling menghargai dan rasa percaya sebesar 57,1%, paling banyak puas pada memberi dan menerima umpan balik sebesar 63,5%, pada pengambilan keputusan paling banyak puas sebesar 74,6%, dan paling banyak puas juga pada manajemen konflik sebesar 63,5%. Dimana kepuasan perawat mayoritas pada keterampilan komunikasi yang efektif. Hasil penelitian ini disarankan agar perawat lebih memahami tentang komponen kolaborasi pada saling menghargai dan rasa percaya untuk lebih meningkatkan kerjasama dengan dokter dalam pengelolaan pasien dengan memiliki tujuan memberikan pelayanan kesehatan yang baik.

(15)

Title : Analysis of Nurse Satisfaction to the Application of Nurse-Doctor Collaboration in RSUD Dr. Pirngadi Medan Name : Eva Finesia Sihite

NIM : 131121010

Program : Bachelor of Nursing (S. Kep)

Year : 2015

Abstract

Application of collaboration is establishing cooperation relationships between nurses and doctors in giving health service to clients with their own responsibilities. Cooperation could lead to nurse satisfaction which is a state of pleasant or unpleasant feeling to the view of someone to his/her job. This research is aimed to identify nurse satisfaction to the application of nurse-doctor in patient room of RSUD Dr. Pirngadi Medan. The research uses descriptive design with analysis approach. The populations are all nurses in patient rooms of RSUD Dr. Pirngadi Medan with 63 persons as samples using purposive sampling technique. Result shows nurse satisfaction in collaboration application most in satisfactory category is 74,6%. The collaboration consists of several components. The results of the research to several components show 84,1% of nurses are satisfied with effective communication skills, 57,1% or more than half of nurses to the application of showing respect and believe each other, 63,5% to giving and receiving feedback, 74,6% to attitude of making decision, 63,5% to management conflict, but most of nurse satisfaction rely on effective communication skills. It is suggested to nurses to have more understanding to collaboration component namely to respect and believe each other to improve the collaboration with doctors in patients management with a purpose to give a good health service.

Keywords : Satisfaction, Nurses, Collaboration Application

(16)

 

 

 

 

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Rumah sakit adalah suatu organisasi yang kompleks, menggunakan gabungan alat ilmiah khusus, yang difungsikan oleh berbagai kesatuan personil terlatih dan terdidik dalam menghadapi dan menangani masalah medik, yang semuanya terikat dalam maksud yang sama, untuk pemulihan dan pemeliharaan kesehatan yang baik. Rumah sakit sebagai salah satu sub sistem pelayanan kesehatan memberikan pelayanan yang digolongkan atas dua yaitu pelayanan utama dan pelayanan pendukung. Pelayanan utama terdiri atas pelayanan medik, pelayanan penunjang medik, pelayanan kefarmasian rehabilitas medik, dan pelayanan keperawatan (Siregar, 2003).

(17)

pada individu, keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia (Sumijatun, 2010).

Dalam melaksanakan praktik keperawatan, perawat melakukan peran, salah satunya adalah sebagai kolaborator. Tindakan keperawatan kolaboratif (interdependen) adalah aktivitas yang dilaksanakan bekerjasama dengan tim kesehatan lain dalam menentukan rencana maupun pelaksanaan asuhan keperawatan kepada klien. Untuk melaksanakan praktek keperawatan kolaborasi, diperlukan kemampuan kolaborasi yang baik dari semua anggota tim dan diperlukan kesepakatan tentang cara melakukan hubunga kolaborasi (Kusnanto, 2004).

Shortridge, (1992) menyebutkan kolaborasi sebagai hubungan timbal balik dimana pemberi pelayanan memegang tanggung jawab paling besar untuk perawatan pasien dalam kerangka kerja sama mereka. Praktik kolaborasi menekankan tanggung jawab bersama dalam manajemen perawatan pasien dan proses pembuatan keputusan bilateral didasarkan pada masing-masing pendidikan dan kemampuan praktisi. Pendekatan interdisiplin diperlukan untuk mengembangkan kerja sama tim kolaboratif dalam pengaturan praktek. Oleh karena itu, kekompakan di antara para profesional perawatan kesehatan dalam hal ini perawat dan dokter adalah suatu keharusan (Siegler, 2000).

(18)

(1988), menyimpulkan bahwa kepuasan kerja perawat merupakan faktor penting penentu hasil akhir praktik kolaborasi. Instrumen untuk mengukur persepsi perawat atas empat aspek yang mempengaruhi kepuasan perawat antara lain pengambilan keputusan, variasi kerja, relasi, dan otonomi (Blais, 2006).

Berkaitan dengan isu kolaborasi dan hubungan menjalin kerjasama kemitraan dengan dokter, perawat perlu mengantisipasi konsekuensi perubahan dari vokasional menjadi professional. Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan belum dapat melaksanakan fungsi kolaborasi khususnya dokter. Perawat bekerja memberikan pelayanan kepada pasien hanya berdasarkan instruksi medis. Disamping itu banyak kendala yang dihadapi dalam melaksanakan kolaborasi, diantaranya pandangan dokter yang selalu manganggap bahwa perawat merupakan tenaga vokasional, dan perawat sebagai asistennya (Waluya, 2001)

Rumanti, (2009) dalam penelitiannya di salah satu rumah sakit Semarang dengan judul Analisis Pengaruh Pengetahuan Perawat Tentang Kolaborasi Terhadap Praktek Kolaborasi Perawat Dokter di salah satu rumah sakit di Semarang, menunjukkan hasil 55% praktek kolaborasi perawat dokter dikategorikan kurang baik yang berdasarkan indikator kolaborasi kepentingan bersama dan tujuan bersama. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kolaborasi perawat dokter perlu ditingkatkan bersama-sama antara kepentingan bersama dan tujuan bersama perawat dokter.

(19)

Ratulangi Tandono, menunjukkan bahwa kolaborasi dokter dan perawat menurut informan sudah dilaksanakan, meskipun masih banyak kendala, tetapi sebagian besar proses kolaborasi belum diaplikasikan dalam pelayanan kesehatan. Hal ini ditandai dengan: jarang terjadi berbagi pendapat atau usul, perawat tidak melaksanakan tugas otonominya secara lengkap, dokter dan perawat jarang memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien, diskusi jarang dilaksanakan, perawat belum memiliki sifat asertif bertanya kepada dokter dan hanya menunggu instruksi dokter, asuhan keperawatan tidak lengkap, dokter terlambat visite.

Dari beberapa informasi diatas dapat disimpulkan bahwa kolaborasi perawat dokter belum terlaksana dengan baik di rumah sakit. Rumah sakit Dr. Pirngadi Medan adalah salah satu rumah sakit umum daerah yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang tidak terlepas dari adanya hubungan kolaborasi perawat dengan dokter. Rumah sakit ini memiliki tenaga keperawatan yang berjumlah 174 orang di unit rawat inap pada tahun 2013 (Kabid Keperawatan,2014) .

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang kepuasan perawat dalam pelaksanaan kolaborasi dengan dokter, mengingat bahwa kerjasama antara dokter dengan perawat merupakan salah satu faktor sangat penting untuk mencapai keberhasilan dan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien.

(20)

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah yang telah di uraikan tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan bagaimana kepuasan perawat dalam pelaksaan kolaborasi dengan dokter di RSUD Dr. Pirngadi Medan.

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah: 1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui kepuasan perawat dalam pelaksanaan kolaborasi dengan dokter di RSUD Dr. Pirngadi Medan

1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1 Mengidentifikasi kepuasan perawat dalam pelaksanaan kolaborasi perawat dengan dokter tentang keterampilan komunikasi yang efektif di RSUD Dr. Pirngadi Medan.

1.3.2.2 Mengidentfikasi kepuasan perawat dalam pelaksanaan kolaborasi perawat dengan dokter tentang saling menghargai dan rasa percaya di RSUD Dr. Pirngadi Medan.

1.3.2.3 Mengidentifikasi kepuasan perawat dalam pelaksanaan kolaborasi perawat dengan dokter tentang memberi dan menerima umpan balik di RSUD Dr. Pirngadi Medan.

(21)

1.3.2.5 Mengidentifikasi kepuasan perawat dalam pelaksanaan kolaborasi perawat dengan dokter tentang manajemen konflik di RSUD Dr. Pirngadi Medan.

1.4Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Pelayanan di Rumah Sakit

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak manajemen RSUD Dr. Pirngadi Medan membuat strategi untuk meningkatkan hubungan kolaborasi perawat dengan dokter. Dan dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi tentang pelaksanaan kolaborasi perawat dengan dokter di RSUD Dr. Pirngadi Medan.

1.4.2 Bagi Perkembangan Praktek dan Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi perawat mengenai kepuasan perawat dalam pelaksanaan kolaborasi dalam meningkatkan pelayanan, bagi perawat pendidik agar mendapatkan informasi tambahan dan dapat mengintegrasikannya dalam pembelajaran terkait dengan pelaksanaan kolaborasi perawat.

1.4.3 Bagi Peneliti Selanjutnya

(22)
(23)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kolaborasi

2.1.1 Defenisi Kolaborasi

Kolaborasi adalah hubungan timbal balik dimana pemberi pelayanan memegang tanggung jawab paling besar untuk perawatan pasien dalam kerangka kerja bidang respektif mereka. Praktik keperawatan kolaboratif menekankan tanggung jawab bersama dalam manajemen perawatan pasien, dengan proses pembuatan keputusan bilateral didasarkan pada masing-masing pendidikan dan kemampuan praktisi (Siegler & Whitney, 2000).

Baily & Synder, (1995) menyatakan kolaborasi sebagai hubungan kemitraan yang bergantung satu sama lain dan memerlukan perawat, dokter dengan profesi lain untuk melengkapi satu sama lain ahli-ahli berperan secara hirarki (Kemenkes RI, 2012).

Kolaborasi adalah suatu hubungan yang kolegial dengan pemberi perawatan kesehatan lain dalam pemberian perawatan pasien. Praktik kolaboratif membutuhkan atau dapat mencakup diskusi diagnosis pasien dan kerjasama dalam penatalaksanaan dan pemberian perawatan (Blais, 2006).

(24)

dalam asuhan kesehatan saling berkonsultasi atau komunikasi serta masing-masing bertanggung jawab pada kepercayaannya (Sumijatun, 2010).

Defenisi kolaborasi dapat disimpulkan yaitu hubungan kerja sama antara perawat dan dokter dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada klien yang didasarkan pada pendidikan dan kemampuan praktisi yang memiliki tanggung jawab dalam pelayanan kesehatan khususnya pelayanan keperawatan.

2.1.2Manfaat Kolaborasi

Kolaborasi dilakukan dengan beberapa alasan sebagai manfaat dari kolaborasi yaitu antara lain:

1. Sebagai pendekatan dalam pemberian asuhan keperawatan klien, dengan tujuan memberikan kualitas pelayanan yang terbaik bagi klien.

2. Sebagai penyelesaian konflik untuk menemukan penyelesaian masalah atau isu.

3. Memberikan model yang baik riset kesehatan.

(25)

untuk kesalahan dalam penyediaan pelayanan. Fenomena tersebut menarik minat peneliti sehingga penelitian ini dilakukan yang menunjukkan hasil bahwa kolaborasi di rumah sakit di Yunani sebagai tempat penelitian sangat tidak efektif dimana dokter melihat kolaborasi sebagai kegiatan yang melibatkan antar profesi bukan interprofesional.

2.1.3 Elemen-elemen kolaborasi dalam praktik keperawatan

Praktik kolaborasi memerlukan waktu dan energi. Profesi kesehatan tidak selalu bergerak cepat dalam satu tim yang baik. Untuk mengerti praktik kolaborasi, berikut elemen kolaborasi:

1. Multi

ple provider : kerja sama yang meliputi satu atau lebih pemberi pelayanan kesehatan dan dapat lebih dari satu jenis grup profesi.

2. Servi

ce Koordinasi: pendekatan umum yang digunakan untuk menjamin asuhan dan pelayanan dalam disiplin ilmu yang sama dan beberapa disiplin ilmu dalam bidang kesehatan.

3. Communication: berkomitmen untuk saling memberikan informasi pada grup pemberi pelayanan kesehatan.

(26)

memiliki penegtahuan yang berkaitan dengan masalah pasien, mampu berpikir kristis, dan mampu mengambil keputusan.

2.1.4 Komponen Kompetensi Sebagai Dasar Kolaborasi

Gambaran penting untuk kolaborasi mencakup, keterampilan komunikasi yang efektif, saling menghargai, rasa percaya, memberi dan menerima umpan balik, pengambilan keputusan, dan manajemen konflik (Blais, 2006).

2.1.4.1 Keterampilan Komunikasi Yang Efektif

Komunikasi sangat penting dalam meningkatkan kolaborasi karena memfasilitasi berbagai pengertian individu (Kemenkes, 2012). Chittiy, 2001 dalam Marquis (2010) mendefenisikan komunikasi adalah sebagai pertukaran kompleks antara pikiran, gagasan, atau informasi, pada dua level verbal dan nonverbal.

Komunikasi yang efektif adalah kemampuan dalam menyampaikan pesan dan informasi dengan baik, menjadi pendengar yang baik dan keterampilan menggunakan berbagai media. Thomas Leech, menyatakan bahwa untuk membangun komunikasi yang efektif, harus menguasai empat keterampilan dasar dalam komunikasi, yaitu: membaca, menulis, mendengar dan berbicara (Nurhasanah, 2010).

(27)

Teori Norton mengenai gaya komunikator mendefinisikan gaya sebagai cara seseorang berkomuniksai dan mencakup cara seseorang berinteraksi. Tiga dari gaya komunikator ini (dominan, suka berdebat, dan penuh perhatian) telah digunakan dalam studi keperawatan mengenai gaya kolaborasi kerena gaya komunikator berhubungan dengan tingkat kolaborasi dan peningkatan kualitas keperawatan. Menggunakan gaya komunikasi penuh perhatian dan menghindari gaya suka berdebat dan gaya dominan membuat perbedaan yang signifikan dalam kolaborasi perawat-dokter, hasil akhir pasien positif dan kepuasan perawat (Blais, 2006).

2.1.4.2 Saling Menghargai dan Rasa Percaya

Saling menghargai terjadi saat dua orang atau lebih menunjukkan atau merasa terhormat atau berharga terhadap satu sama lain. Dan rasa percaya terjadi saat seseorang percaya terhadap tindakan orang lain. Saling menghargai maupun rasa percaya menyiratkan suatu proses dan hasil yang dilakukan bersama. Sistem perawatan kesehatan itu sendiri tidak selalu menciptakan lingkungan yang meningkatkan rasa hormat atau rasa percaya dari pemberi perawatan kesehatan yang bervariasi (Blais, 2006).

Tanpa adanya saling menghargai maka kerja sama tidak akan terjadi. Yang dimaksud dengan pentingnya menghargai satu sama lain yaitu:

1. Dapat mengurangi perbedaan status professional. 2. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja.

(28)

5. Sebagai advokasi evaluasi kritis kritis penampilan kerja diantara anggota tim.

6. Mempermudah pengambilan keputusan bersama.

7. Meningkatkan tanggung jawab dan tanggung gugat dalam bekerja. 2.1.4.3 Memberi dan Menerima Umpan Balik

Salah satu yang dihadapi para professional adalah memberi dan menerima umpan balik pada saat yang tepat, relevan, dan membantu untuk dan dari satu sama lain, dan klien mereka. Umpan balik dapat dipengaruhi oleh persepsi, ruang personal, peran, hubungan, harga diri, percaya diri, keyakinan, emosi, lingkungan, dan waktu dari masing-masing orang.

Umpan balik yang positif dicirikan dengan gaya komunikasi yang hangat, perhatian, dan penuh penghargaan. Tinjauan mengenai keterampilan komunikasi dasar, dan kesempatan untuk praktik mendengarkan serta memberi dan menerima umpan balik dapat meningkatkan kemampuan professional, agar dapat melakukan komunikasi dengan efektif. Memberi dan menerima umpan balik, membantu individu mendapatkan kesadaran sendiri, membantu tim kolaboratif untuk membangun pemahaman dan hubungan kerja yang efektif.

2.1.4.4 Pengambilan Keputusan

(29)

Aspek penting dalam pengambilan keputusan adalah tim, antardisiplin yang berfokus pada kebutuhan prioritas klien yang mengorganisasi intervensi berdasarkan kebutuhan tersebut. Disiplin yang paling baik memenuhi kebutuhan klien diberikan prioritas dalam perencanaan dan bertanggung jawab memberikan intervensinya pada waktu yang tepat.

2.1.4.5 Manajemen Konflik

Konflik peran dapat terjadi, dalam situasi apapun di tempat individu bekerjasama. Konflik peran muncul saat seseorang diharapkan melaksanakan peran yang bertentangan atau tidak sesuai dengan harapan. Dalam konflik interpersonal, orang yang berbeda memiliki harapan yang berbeda terhadap peran tertentu. Konflik antarperan muncul saat harapan seseorang atau kelompok berbeda dari harapan orang atau kelompok lain. Tipe manapun dari konflik ini dapat mempengaruhi kolaborasi antardisiplin.

Untuk mengurangi konflik peran, anggota tim dapat juga melaksanakan konferensi antardisiplin, mengambil bagian dalam pendidikan antardisiplin pada program dasar, dan yang paling penting menerima tanggung jawab personal untuk kerja tim. Kegagalan professional untuk berkolaborasi bukanlah disengaja, tetapi lebih pada kurangnya keterampilan yang diperlukan.

(30)

diberi kesempatan untuk menambah pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan komunikasi, melaksanakan hubungan saling pengertian antar profesi serta mengembangkan pemahaman persepsi kolaborasi.

2.1.5 Proses Kolaboratif

Proses kolaboratif dengan sifat interaksi antara perawat dengan dokter menentukan kualitas praktik kolaborasi. ANA, 1998 dalam Siegler & Whitney (2000) menjabarkan kolaborasi sebagai hubungan rekan yang sejati, dimana masing-masing pihak menghargai kekuasaan pihak lain dengan mengenal dan menerima lingkup kegiatan dan tanggung jawab masing-masing dan adanya tujuan bersama. Sifat kolaborasi tersebut terdapat beberapa indikator yaitu kontrol kekuasaan, lingkup praktik, kepentingan bersama dan tujuan bersama.

1. Kontrol Kekuasaan

Kontrol kekuasaan dapat terbina apabila dokter dan perawat mendapat kesempatan yang sama mendiskusikan pasien tertentu. Kemitraan terbentuk apabila interaksi yang diawali sama banyaknya dengan yang diterima dimana terdapat beberapa kategori antara lain: menanyakan informasi, memberikan informasi, menanyakan dan memberi pendapat, memberi pengarahan atau perintah, pengambilan keputusan, memberi pendidikan, memberi dukungan/persetujuan, menyatakan tidak setuju, orientasi dan humor.

2. Lingkungan Praktik

(31)

3. Kepentingan Bersama

Kepentingan bersama merupakan tingkat ketegasan masing-masing (usaha untuk memuaskan kepentingan sendiri) dan faktor kerjasama (usaha untuk memuaskan pihak lain).

4. Tujuan Bersama

Tujuan bersama pada proses ini bersifat lebih terorientasi pada pasien dan dapat membantu menentukan bidang tanggung jawab yang berkaitan dengan prognosis pasien.

2.2Kepuasan Perawat

2.2.1 Defenisi Kepuasan

Kepuasan kerja adalah sikap, yang dikaitkan dengan perasaan pribadi terhadap pekerjaan yang baik yang merupakan hasil dari sebuah evaluasi karakteristiknya (Mullins, 2005).

Howell dan Dipboye (1986) memandang kepuasan kerja sebagai hasil keseluruhan dari derajat rasa suka atau tidak sukanya tenaga kerja terhadap berbagai aspek dari pekerjaannya (Munandar, 2008).

(32)

bentuk profesi dengan pemberian pelayanan keperawatan serta menjadi tolok ukur dalam kinerja seseorang perawat (Nursalam, 2007). Kepuasan perawat memang sangat penting, tetapi kepuasan itu sering terabaikan atau dilupakan. Perawat yang frustasi dan kecewa atau tidak puas akan menjadi kurang produktif dan kurang efisien. Kepuasan perawat memberi arah terhadap harapan, sedang audit akan mengarah kepada petunjuk pelaksana kerja. Dengan demikian, pengukuran kepuasan perawat selalu harus dilihat dalam hubungannya dengan harapan-harapan.

2.2.2 Faktor Kepuasan Perawat

1.Organisasi dan Manajemen

Semua profesi layanan kesehatan harus terlibat dan mempunyai peran dalam menyusun rencana organisasi. Rencana tersebut harus fleksibel sehingga dapat mengikuti perubahan kebutuhan dan pertumbuhan kebutuhan dari penyelenggara. Saluran komunikasi harus dibangun antara menejer dengan teknisi dan hal yang demikian harus dilakukan pada setiap tingkat organisasi dengan tujuan tersedianya suatu lingkungan pembelajaran melalui organisasi, membantu menbangun suatu keyakinan bahwa tujuan organisasi pasti akan dapat diwujudkan, dan untuk mengenalkan bahwa dalam menciptakan keberhasilan berarti harus berani mengambil resiko dan kemudian kelompok mampu menangani konflik dengan berhasil apabila tangan terbuka.

2.Kebutuhan Pendidikan

(33)

pelayanan kesehatan. Pendidikan dan jaminan mutu pelayanan kesehatan merupakan suatu hubungan simbiosis, dengan masukan sebagai suatu unsur keharusan di dalam program jaminan layanan kesehatan.

Pengukuran mutu layanan kesehatan dapat menjadi suatu proses pendidikan atau menjadi identifikasi masukan kebutuhan pendidikan lebih lanjut. Pendekatan melalui kerjasama kelompok harus terus dikembangkan dan ditingkatkan sehingga organisasi tidak hanya mencakup tugas-tugas yang akan dikerjakan tetapi juga akan mencakup pengembangan manusia.

3. Penghargaan, Insentif, dan Promosi

Penghargaan, insentif dan promosi sangat berhubungan dengan kinerja. Dalam pelaksanaan pendekatan jaminan mutu layanan kesehatan para manajer harus dapat menciptakan berbagai insentif. Misalnya, kegiatan peningkatan mutu layanan kesehatan harus menjadi kondisi-kondisi yang kondusif untuk promosi jabatan dan insentif financial yang akan didapat dari penghematan yang timbul akibat keberhasilan penerapan jaminan mutu layanan kesehatan.

2.2.3 Perangkat Pengukuran Kepuasan Perawat

Ada beberapa pakar yang menganggap kepuasan perawat sebagai aspek psikososial dari keefektifan layanan kesehatan. Kepuasan perawat akan diukur terhadap sikap dan persepsi penyelenggara terhadap factor-faktor sebagai berikut: 2.2.3.1 Otonomi dan Pengendalian Organisasi

(34)

1. Kepuasan terhadap cara kerja dan pengendalian cara kerja.

2. Sejauh mana personil dapat menentukan teknik kerja apa yang diperlukan tanpa pengaruh organisasi dan sejauh mana personil dibolehkan menggunakan pengetahuan dan keterampilan khusus yang dimilikinya.

3. Kepuasan terhadap kecukupan sumber daya dalam melayani pasien 4. Kepuasan terhadap pengendalian pada lingkup dan konten kerja 5. Kepuasan terhadap jenis supervisi.

2.2.3.2 Interaksi Pasien dengan Perawat dan Hubungan Antar Perawat

Interaksi pasien dengan perawat dan hubungan antar perawat merupakan salah satu bagian penting dari kepuasan kerja. Bagian ini menjelaskan bahwa kepuasan perawat dalam bekerja akan menghasilkan perilaku yang positif, dan sebaliknya ketidakpuasan akan mempengaruhi fungsi dan kegiatan organisasi. Ini dapat diukur dengan indikator:

1. Kemudahan atau kesulitan hubungan pasien dengan perawat dan seberapa jauh oraganisasi memengaruhi hubungan tersebut.

2. Seberapa jauh profesi kesehatan merasa perlu menggunakan waktu dengan pasien artinya melakukan layanan kesehatan yang bermutu.

(35)

Kepuasan perawat dapat berfungsi sebagai indikator dari kegiatan organisasi. Indikator prestise atau status antara lain:

1. Kepuasan terhadap kesempatan peningkatan keterampilan dan pengetahuan dalam organisasi layanan kesehatan atau organisasi profesi.

2. Kepuasan terhadap gaji , tunjangan dan kondisi kerja

3. Pendapat umum dan evaluasi sebagai tempat kerja yang diinginkan dibandingkan dengan tempat kerja bidang kesehatan lain.

4. Evaluasi kemampuan organisasi bertahan terhadap lingkungan, kesempatan berkembang dan berhasil dimasa depan sama prestise dan status dalam masyakat kesehatan lainnya.

2.2.3.4 Kepuasan dan Ketidakpuasan Terhadap Sistem Layanan Kesehatan

Kepuasan dan ketidakpuasan terhadap sistem layanan kesehatan dapat diukur dengan indikator:

1. Angka berhenti kerja 2. Angka mangkir

3. Penggunaan cuti sakit yang berlebihan 4. Mutu hasil kerja

(36)
(37)

BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL

3.1 Kerangka Konsep

(38)

Skema 1. Kerangka Konsep Penelitian Analisis Kepuasan Perawat Dalam Pelaksanaan Kolaborasi Perawat-Dokter Di RSUD Dr. Pirngadi Medan.

3.2 Defenisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala Kepuasan yang dirasakan oleh perawat pelaksana saat berkolaborasi dengan

dokter dalam memberikan

pelayanan asuhan keperawatan kepada pasien yang dirawat di RSUD Dr. Pirngadi Medan, yang meliputi keterampilan

komunikasi efektif, saling menghargai dan rasa percaya, member dan menerima umpan balik, pengambilan Kepuasan perawat dalam

kolaborasi perawat-dokter : - Keterampilan komunikasi

yang efektif

- Saling menghargai dan rasa percaya

- Memberi dan menerima Umpan balik

- Pengambilan keputusan - Manajemen konflik

(39)

Keterampilan komunikasi yang efektif

Kemampuan perawat melakukan hubungan interaksi dengan

dokter untuk pelaksanaan pelayanan

kesehatan baik secara langsung atau lisan, melalui telepon, dan kenyamanan

berkomunikasi yang diberikan kepada pasien di RSUD Dr.Pirngadi Medan

Sikap dan keyakinan antara perawat dan

dokter dalam penerimaan yang baik, dan menghargai

Suatu informasi yang diberikan secara timbal balik antara perawat dengan dokter yang memunculkan suatu respon seperti pertimbangan

(40)

Pengambilan yang dilakukan oleh perawat dengan dokter dalam menghadapi suatu masalah pada pelayanan ke pasien di RSUD Dr. Pirngadi Medan. yang terjadi, arahan yang diberikan, dan bagaimana

penyelesaian masalah yang terjadi diruang rawat yang dihadapi oleh perawat dengan

dokter dalam pelayanan kesehatan

ke pasien di RSUD Dr. Pirngadi Medan.

(41)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian deskriptif dengan pendekatan analisis. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan kepuasan perawat dalam pelaksanaan kolaborasi perawat dokter di RSUD Dr. Pirngadi Medan.

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSUD Dr. Pirngadi Medan. Pemilihan RSUD Dr. Pirngadi ini sebagai tempat penelitian dikarenakan rumah sakit tersebut merupakan rumah sakit umum daerah di Medan yang tergolong salah satu rumah sakit pendidikan dan penelitian tersebut tidak pernah sebelumnya di lakukan di rumah sakit tersebut. Penelitian telah dilakukan pada bulan Oktober sampai November 2014.

4.3 Populasi dan Sampel

4.3.1 Populasi

(42)

4.3.2 Sampel

Sampel penelitian menurut Notoadmodjo, (2005) adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Sampel pada penelitian ini adalah perawat yang berpendidikan SPK, D3 dan S1.

Adapun besar sampel dalam penelitian ini menurut rumus Slovin dalam Notoadmodjo, (2005) adalah:

)

Keterangan: N= Besar Populasi n= Besar sampel

d= Taraf signifikansi (0,1) 4.3.3 Teknik Sampling

(43)

4.4Pertimbangan Etik

Penelitian ini dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan izin melakukan penelitian dari RSUD Dr. Pirngadi Medan. Peneliti juga telah meminta surat yang telah dilakukan ethical clearance ke Komite etik penelitian kesehatan fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Kemudian, memberikan surat permohonan izin untuk melakukan penelitian dari Rumah Sakit Daerah Dr. Pirngadi Medan. Setelah mendapatkan izin, selanjutnya peneliti mendatangi responden untuk menjelaskan tujuan dan manfaat penelitian. Kemudian peneliti meminta persetujuan untuk menjadi responden, apabila telah bersedia maka responden mengisi lembar persetujuan menjadi responden (Informed consent).

Informasi yang didapat dari responden dijamin kerahasiannya oleh peneliti

(Confidentiality) dengan tidak di cantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau penelitian yang disajikan (Anonimity).

4.5Instrumen Penelitian

(44)

manajemen konflik, yang dengan menggunakan skala likert dengan pilihan jawaban terdiri dari 4, yaitu Sangat Puas (SP) bernilai 4, Puas (P) bernilai 3, Tidak Puas(TP) bernilai 2, dan Sangat Tidak Puas (STP) bernilai 1. Berdasarkan skor yang dimiliki responden adalah minimal 35 dan maksimal 140 dan untuk setiap komponen-komponen kolaborasi skor yang dimiliki responden adalah minimal 7 dan maksimal 28.

4.6. Pengukuran validitas dan reliabilitas

4.6.1 Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrument. Suatu instrument yang valid atau yang sahih mempunyai validitas yang tinggi, sebaliknya instrument yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah (Arikunto, 2006). Pada penelitian ini menggunakan validitas isi. Validitas isi telah dikonsultasikan kepada dosen yang berkompeten. Hasil dari validitas tersebut adalah 0,893 (>0,70) yang berarti telah valid.

4.6.2 Pengukuran Reliabilitas

(45)

Saryono (2010) jika alpha  0,70 maka butir-butir pernyataan dikatakan

reliabel. Uji reliabel ini dibantu dengan menggunakan teknik komputerisasi.Besar sampel untuk uji reliabilitas penelitian ini berjumlah 10 orang perawat di RSUD Djoelham Binjai. Uji reliabel ini telah dilakukan pada Oktober 2014 dengan nilai yang didapatkan 0,954 (>0,70) dapat disimpulkan juga bahwa instrument ini telah reliabel.

4.7 Prosedur Pengambilan Dan Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan mulai bulan Oktober sampai November 2014. Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada responden. Prosedur pengumpulan data dimulai dengan mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian ke bagian pendidikan Fakultas Keperawatan USU. Setelah mendapatkan surat pengantar dari fakultas peneliti mengirim surat tersebut ke Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Pirngadi Medan. Pada tanggal 21 Oktober 2014 peneliti mulai penelitian dengan mendatangi responden dan menjelaskan kepada responden tentang tujuan, prosedur dan manfaat penelitian. Kemudian peneliti meminta kesediaan responden untuk mengikuti penelitian dengan menandatangani lembar persetujuan responden. Setelah responden bersedia, peneliti membagikan kuesioner dan menjelaskan cara pengisian kuesioner. Apabila ada kuesioner tidak di mengerti responden maka peneliti menjelaskannya kepada responden. Setelah responden selesai menjawab semua pernyataan, peneliti memeriksa kembali kelengkapan jawaban responden dan menyesuaikannya dengan jumlah kuesioner yang terkumpul. Setelah kuesioner terkumpul, peneliti menganalisis data.

(46)

4.8.1 Pengolahan data

Data yang diperoleh dari hasil pengisian kuesioner diolah menggunakan komputer dengan langkah-langkah sebagai berikut: Editing adalah merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian formulir atau kuesioner. Coding

atau pengkodean yakni mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan. Koding atau pemberian kode ini sangat berguna dalam memasukkan data (data entry). Tabulating yaitu jawaban yang telah diberi kode kategori jawaban kemudian dimasukkan kedalam tabel.

4.8.2 Analisis data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data univariat. Analisis univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian. Umumnya analisis ini menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap variabel (Notoadmodjo, 2010). Pada penelitian ini analisis data dengan metode statistika univariat digunakan untuk menganalisis data demografi, dan variabel penelitian pelaksanaan kolaborasi perawat dan dokter.

 

(47)

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

Bab ini menguraikan data hasil penelitian dan pembahasan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui kepuasan perawat dalam pelaksanaan kolaborasi perawat-dokter di RSUD Dr. Pirngadi Medan. Penelitian ini telah dilaksanakan tanggal 21 Oktober s/d 21 November 2014 dengan jumlah responden sebanyak 63 orang.

5.1.1 Karakteristik Perawat

Hasil penelitian tentang karakteristik perawat yang terdiri dari usia, jenis kelamin, pendidikan, dan lama bekerja dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5.1.1 Distribusi Frekuensi Data Demografi Perawat RSUD Dr.Pirngadi Medan (n=63)

Variabel Frekuensi (%)

1. Usia 20-39 40-59

(48)

Pada tabel 5.1.1 tentang data demografi perawat menunjukkan bahwa usia perawat paling banyak berada pada rentang 20-39 tahun sebesar 58,7%, dengan jenis kelamin perempuan paling banyak sebesar 79,4%, berdasarkan tingkat pendidikan lebih dari setengahnya D3 keperawatan sebesar 55,6%, dan dengan lama bekerja mayoritas >5 tahun sebesar 82,5%

5.1.2 Distribusi Frekuensi Kepuasan Perawat Dalam Pelaksaan Kolaborasi Perawat-Dokter.

Kepuasan perawat dalam pelaksanaan kolaborasi perawat-dokter terdiri dari 35 pernyataan yang dibagi dalam 5 komponen kompetensi kolaborasi, yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini

Tabel 5.1.2 Distribusi Frekuensi Kepuasan Perawat Dalam Pelaksanaan Kolaborasi.

Kepuasan Perawat Frekuensi %

1. Keterampilan Komunikasi Yang Efektif

Puas 53 84,1

Tidak Puas 10 15,9

2. Saling Menghargai dan Rasa Percaya

Puas 36 57,1

Tidak Puas 27 42,9

3. Memberi dan Menerima Umpan Balik

Puas 40 63,5

TidakPuas 23 36,5

4. Pengambilan Keputusan

Puas 47 74,6

TidakPuas 16 25,4

5. Manajemen Konflik

Puas 40 63,5

TidakPuas 23 36,5

(49)

Hasil penelitian tentang kepuasan perawat dalam pelaksanaan kolaborasi perawat-dokter menunjukkan bahwa perawat mayoritas puas pada keterampilan komunikasi efektif sebesar 84,1%, lebih dari setengahnya perawat puas pada saling menghargai dan rasa percaya sebesar 57,1%, perawat paling banyak puas pada memberi dan menerima umpan balik sebesar 63,5%, perawat paling banyak puas pada pengambilan keputusan sebesar 74,6%, dan perawat paling banyak puas pada manajemen konflik sebesar 63,5%.

Tabel 5.1.3 Distribusi Frekuensi Kepuasan Perawat Dalam Pelaksanaan Kolaborasi.

Kepuasa Perawat Frekuensi %

Puas 47 74,6

Tidak Puas 16 25,4

Total 63 100

Berdasarkan Tabel 5.1.3 menunjukkan bahwa kepuasan perawat pada pelaksanaan kolaborasi perawat-dokter menunjukkan paling banyak puas sebesar 74,6% dan perawat tidak puas sebesar 25,4%.

5.2Pembahasan

(50)

pelayanan kepada klien. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan kolaborasi perawat-dokter paling banyak perawat menyatakan puas (74,6%). Sejalan dengan hasil penelitian Paryanto (2006), didapatkan bahwa lebih banyak kepuasan kerja yang baik dalam pelaksanaan kolaborasi dengan dokter. Dilihat dari salah satu manfaat kolaborasi bahwa salah satu tujuan kolaborasi memberikan kualitas pelayanan terbaik bagi klien (Kemenkes RI, 2012).

Hal ini mungkin terjadi karena karakteristik lama kerja perawat, mayoritas >5 tahun. Mustar (1995), dan Muchlas (1997) berpendapat bahwa karyawan baru cenderung kurang puas dibandingkan dengan karyawan yang lebih senior dan akan lebih produktif daripada karyawan yang belum lama bekerja. Pendapat ini sesuai dengan pernyataan Robbins & Judge (2008), bahwa kepuasan kerja berhubungan dengan produktivitas, bila karyawan puas maka karyawan akan produktif. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan lama kerja perawat memberikan pengaruh kepada kepuasan perawat dalam pelaksaan kolaborasi ini.

(51)

Menurut Basuki dan Endang (2008), kecenderungan terjadi hambatan dalam hubungan dokter dan perawat dapat mempengaruhi suatu proses kolaborasi, dipelayanan kesehatan. Menurut Sumijatun (2010), dalam pelayanan kesehatan terjalin interaksi, diataranya perawat dengan dokter yang merupakan salah satu tingkat kepuasan perawat. Hal ini mungkin terjadi, dilihat dari beberapa karakteristik responden antara lain usia perawat yang lebih dari setengahnya perawat berusia 20-39 tahun. Menurut Gibson (1997), perilaku individu berkaitan dengan usia individu tersebut dan hubungan usia dengan kepuasan kerja menunjukkan hubungan yang positif, dimana semakin tua usia karyawan semakin tinggi tingkat kepuasan kerjanya. Berbeda dengan hasil penelitian ini yang menunjukkan karakteristik responden dari segi usia mendapatkan lebih banyak yang berusia mudah daripada yang tua. Segi usia ini mungkin memberi pengaruh terhadap kepuasan perawat untuk pelaksanaan kolaborasi.

(52)

perawat dalam pelaksanaan kolaborasi berdasarkan dari beberapa komponen kolaborasi.

Berdasarkan komponen keterampilan komunikasi yang efektif didapatkan perawat mayoritas puas sebesar 84,1%. Menurut Potter & Perry (1993) komunikasi merupakan proses kompleks yang melibatkan perilaku dan memungkinkan individu untuk berhubungan dengan orang lain dan dunia sekitarnya. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan Zuraidah (2005), menyatakan bahwa salah satu faktor yang berhubungan dengan kolaborasi adalah komunikasi. Demikian juga dengan penelitian oleh Rahmawati & Purwanti (2008), menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara komunikasi perawat-dokter dengan stress kerja perawat. Hal ini berdasarkan hasil penelitian pada item kuesioner didapatkan bahwa lebih dari setengahnya perawat merasa puas dengan sikap penerimaan dokter pada setiap informasi yang diberikan perawat tentang kondisi dan pengobatan pasien sebesar (55,6%), dan sebagian komunikasi perawat menunjukkan adanya saling perhatian dalam berkolaborasi tentang pengobatan pasien sebesar (49,2%). Menurut Blais (2006) menggunakan komunikasi penuh perhatian dan menghindari suka berdebat memberikan hasil akhir yang positif pada pasien dan kepuasan perawat.

(53)

mempengaruhi proses pelayanan kesehatan pada pasien (Siegler, 2000). Penelitian ini menunjukkan perawat mayoritas puas, dimana pelaksanaan kolaborasi antara perawat dengan dokter dalam keterampilan komunikasi efektif perlu dipertahankan untuk mendapatkan kepuasan yang lebih baik lagi dalam pelaksanaan kolaborasi. Menurut Kemenkes (2012), komunikasi sangat penting dalam meningkatkan kolaborasi karena memfasilitasi berbagai pengertian individu.

Hasil penelitian berdasarkan komponen tentang saling menghargai dan rasa percaya menunjukkan bahwa lebih dari setengahnya perawat merasa puas (57,1%.) Sesuai dengan hasil penelitian Rahmawati & Purwati (2008), menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara tingkat kepercayaan perawat-dokter dengan hubungan interpersonal. Sejalan dengan penelitian Rumanti (2009), menunjukkan bahwa kepentingan bersama pada kategori baik dimana dokter dan perawat saling memberi informasi terkait dengan kegiatan yang akan dilakukan pada pasien. Hal ini sejalan dengan item kuesioner tentang kebebasan antara dokter dengan perawat dalam bertukar informasi dimana sebagian perawat merasa puas (38,1%). Demikian juga dengan item kuesioner tentang kepercayaan dokter, dan pelimpahan tugas kepada perawat menunjukkan sebagian merasa perawat merasa puas (44,4%). Demikian menurut Norsen (2005), dengan saling menghargai dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja.

(54)

kolaboratif untuk membangun pemahaman dan hubungan kerja yang efektif. Didukung dengan item kuesioner tentang pertimbangan pendapat antara dokter dengan perawat, dan dokter memberi tanggapan dengan positif sebagaian besar perawat dalam kategori puas (46%). Sebagian besar juga puas pada item kuesioner tentang respon yang diberikan dokter dan perawat menunjukkan kepedulian (42,9%).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepuasan perawat dalam pelaksanaan kolaborasi perawat-dokter dengan pengambilan keputusan menunjukkan paling banyak pada kategori puas (74,6%). Hal ini sesuai dengan penelitian Wahyuingsih (2013), menunjukkan bahwa pengambilan keputusan memiliki pengaruh positif terhadap kinerja perawat. Berkaitan dengan item kuesioner bahwa separuhnya dalam kategori puas tentang kebebasan memberikan pendapat antara dokter dengan perawat (50,8%). Selain itu item kuesioner tentang pemecahan masalah yang dilakukan dokter dan perawat paling banyak dalam kategori (58,7%). Sejalan dengan menurut Blais (2006), menyatakan bahwa proses pengambilan keputusan mencakup pembagian tanggung jawab,untuk menciptakan suatu solusi.

(55)

harapan, mengidentifikasi kompetensi, mengidentifikasi tumpang tindih peran serta melakukan negosiasi peran dan tanggung jawabnya. Sejalan dengan item kuesioner tentang sikap dokter dan perawat saat terjadi kesalahpahaman lebih dari setengahnya menyatakan puas (50,8%) dan keputusan yang terbaik diambil dokter dan perawat sebagian besar menunjukkan perawat merasa puas dengan (36,5%).

(56)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

Penelitian mengenai analisis kepuasan perawat dalam pelaksanaan kolaborasi perawat-dokter di RSUD Dr. Pirngadi Medan yang dilaksanakan pada tanggal 21 Oktober 2014 s/d 21 November 2014 menghasilkan kesimpulan dan saran sebagai berikut:

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

6.1.1 Hasil penelitian analisis kepuasan perawat dalam pelaksanaan kolaborasi perawat-dokter di RSUD Dr. Pirnagdi menunujukkan bahwa kepuasan perawat paling banyak puas sebesar (74,6%). Kepuasan perawat dalam pelaksanaan kolaborasi ini dipengaruhi dari karakteristik lama kerja perawat dimana lama kerja yang lebih lama cenderung lebih puas.Kepuasan perawat ini dapat meningkatkan pelayanan kepada klien.

(57)

antara dokter denagan perawat, pada pengambilan keputusan menunjukkan paling banyak perawat puas (74,6%), dilihat dari lebih bnyak puas bagaimana pemecahan masalah yang dilakukan dokter dengan perawat dan manajemen konflik menunjukkan perawat puas sebanyak 63,5%, dimana dipengaruhi dari bagaimana sikap dokter dan perawat saat terjadi kesalapahaman.

6.2Saran

6.2.1 Bagi Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Pirngadi Medan,

Diharapkan agar pihak manajemen di RSUD Dr.Pirngadi perawat maupun dokter lebih meningkatkan kerjasama dalam pelayanan kesehatan, khususnya pada saling menghargai dan saling percaya, untuk tujuan bersama meningkatkan mutu pelayanan kepada klien di rumah sakit.

6.2.2 Bagi Pendidikan

Disarankan untuk menerapkan pembelajaran berdasarkan interpfrofessi yang dikenal dengan IPE (Interprofessional Education) untuk meningkatkan kepercayaan terhadap kerjasama yang dilakukan dengan dokter.

6.2.3 Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan dapat meneruskan penelitian tentang analisis kepuasan perawat dalam pelaksanan kolaborasi perawat-dokter dengan metode kualitatif di tempat kerja di ruang rawat inap.

(58)

Daftar Pustaka

American Psychological Association. (n.d). APAStyle.org:Electonic references. Diambil 10 Mei 2014, dari http://www.apa.org/journals/webref.html Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik (Edisi Revisi).

Jakarta: Rineka Cipta

As’id. A, Sidin.I, Kapalawi. (2013). Kepuasan kerja dengan kinerja perawat di unit rawat inap rumah sakit universitas hasanuddin. Diambil 20 April 2014, dari http://www.unhas.ac.id

Basuki & Endang. (2008). Komunikasi antar petugas kesehatan. Majalah Kedokteran

Indonesia : Vol.58. No.9.

Berger, J, Karen & Williams. (1999). Fundametal of nursing: Collaborating for optimal health. second edditions. Apleton and Large Prentincehall. USA.

Blais, Janice, Barbara, Glenora. (2007). Praktik keperawatan profesional: Konsep dan perspektif. (Ed.4). (Terjemahan: Yuningsih,Y & Niko, B.S). Jakarta: EGC

Kementerian Kesehatan. (2012). Kolaborasi dalam penerapan asuhan keperawatan di unit ruang rawat. Modul II Manajemen & pemberian asuhan keperawatan di ruang rawat: Direktorat Bina pelayanan Medik.

Kusnanto. (2004). Pengantar profesi & praktik keperawatan profesional. Jakarta: EGC.

Luthan, F. (1997). Organization Behavior, McGraw-Hill International Editions, Management an Organization Series, Singapore

Marquis, B.L. & Carol J. H. (2010). Kepemimpinan dan manajemen keperawatan: Teori dan aplikasi. (Ed.4). Jakarta: EGC.

Muchlas, M. (1997). Perilaku Organisasi, Program Pendidikan Pasaca Sarjana Magister Manajemen Rumah sakit Universitas Gadjah Mada:

Yogyakarta. Diambil 5 Februari 2015, dari http://www.eprint.undip.ac.id.

Mullins, Laurier J. 2005. Management and organizational bahavior. Prentice Hall:

Edinburg Gate Harlow.

(59)

Notoadmodjo, Soekidjo. (2005). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nurhasanah. (2010). Komunikasi keperawatan. Jakarta : TIM

Nursalam. (2007). Manajemen keperawatan (Ed.2). Jakarta: Salemba Medika. Nursalam. (2009).Konsep dan penerapan metodologi penelitiani ilmu

keperawatan. pedoman skripsi, tesis dan instrumen penelitian keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Paryanto, H.M Agus Tri. (2006). Analisis pengaruh faktor kolaborasi perawat terhadap kepuasan kerja dokter spesialis di rawat inap paviliung garuda rs. Dr. Kariadi Semarang. Diambil 29 Mei 2014, dari http://www.eprint.undip.ac.id.

Pohan, I.S. (2006). Jaminan mutu layanan kesehatan: Dasar-dasar pengertian dan penerapan. Jakarta: EGC

Polohindang, Umboh, Rattu dan Tilaar. (2012). Analisis kolaborasi dokter-perawat di RSUD Dr. Sam Ratulangi Tondano.

Potter, P.A, Perry, A.G. (1993). Buku ajar fundamental keperawatan : Konsep, proses, dan praktik. Edisi 3.Volume 2.Alih Bahasa : Renata Komalasari,dkk.Jakarta:EGC.

Rahmawati, & Purwanti. (2008). Hubungan komunikasi perawat-dokter dengan stress kerja perawat di instalasi rawat inap (irna) penyakit dalam rumah sakit umum daerah sragen. Jurnal Keperawatan, Vol. 1 No.3. Diambil 10 Januari 2015, dari http://publikasiilmiah.ums.ac.id

Reni,Yudianto, & Somantri. (2010).Efektifitas pelaksanaan komunikasi dalam kolaborasi antara perawat dan dokter di ruang rawat inap rumah sakit umum sumedang. Jurnal Keperawatan, Vol.12 No.1. Diambil 13 Januari 2015, dari http://jurnal.unpad.ac.id

Robbins, Stephen P. dan Timothy A. J. 2008. Perilaku Organisasi . (Ed.12), (Terjemahan: Angelica, D. Ria, C. & Abdul, R. Jakarta: Salemba Empat.

Rumanti, E. (2009). Analisis pengaruh pengetahuan perawat tentang indikator kolaborasi terhadap praktek kolaborasi perawat dokter di unit rawat inap rumah sakit jiwa daerah Dr. Amino Gondohutomo Semarang.

Diambil 29 Mei 2014, dari http://www.eprint.undip.ac.id

(60)

Sitorus. Ratna. (2006). Model praktik keperawatan profesional di rumah sakit. Jakarta: EGC.

Sumijatun. (2010). Konsep dasar menuju keperawatan profesional. Jakarta: TIM Wahyuningsih, S. (2013). Kepercayaan dan pengambilan keputusan terhadap

kinerja perawat. International Seminar on Quality and Affordable Education. Diambil 9 Januari 2015, dari http://educ.utm

Waluya, N.A. (2001). Trend dan issue keperawatan pelaksanaan kolaborasi perawat-dokter. Poltekes Keperawatan Bandung. Diambil 21 April 2014, dari http://pkko.fik.ui.ac.id

Zuraidah. (2005). Analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kolaborasi perawat-dokter ditinjau dari perspektif perawat di RSUD Tarakan Jakarta. Diambil 15 Desember 2014, dari http://lib.ui.ac.id

 

(61)

Daftar Pustaka

American Psychological Association. (n.d). APAStyle.org:Electonic references. Diambil 10 Mei 2014, dari http://www.apa.org/journals/webref.html Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik (Edisi Revisi).

Jakarta: Rineka Cipta

As’id. A, Sidin.I, Kapalawi. (2013). Kepuasan kerja dengan kinerja perawat di unit rawat inap rumah sakit universitas hasanuddin. Diambil 20 April 2014, dari http://www.unhas.ac.id

Basuki & Endang. (2008). Komunikasi antar petugas kesehatan. Majalah Kedokteran

Indonesia : Vol.58. No.9.

Berger, J, Karen & Williams. (1999). Fundametal of nursing: Collaborating for optimal health. second edditions. Apleton and Large Prentincehall. USA.

Blais, Janice, Barbara, Glenora. (2007). Praktik keperawatan profesional: Konsep dan perspektif. (Ed.4). (Terjemahan: Yuningsih,Y & Niko, B.S). Jakarta: EGC

Kementerian Kesehatan. (2012). Kolaborasi dalam penerapan asuhan keperawatan di unit ruang rawat. Modul II Manajemen & pemberian asuhan keperawatan di ruang rawat: Direktorat Bina pelayanan Medik.

Kusnanto. (2004). Pengantar profesi & praktik keperawatan profesional. Jakarta: EGC.

Luthan, F. (1997). Organization Behavior, McGraw-Hill International Editions, Management an Organization Series, Singapore

Marquis, B.L. & Carol J. H. (2010). Kepemimpinan dan manajemen keperawatan: Teori dan aplikasi. (Ed.4). Jakarta: EGC.

Muchlas, M. (1997). Perilaku Organisasi, Program Pendidikan Pasaca Sarjana Magister Manajemen Rumah sakit Universitas Gadjah Mada:

Yogyakarta. Diambil 5 Februari 2015, dari http://www.eprint.undip.ac.id.

Mullins, Laurier J. 2005. Management and organizational bahavior. Prentice Hall:

Edinburg Gate Harlow.

(62)

Notoadmodjo, Soekidjo. (2005). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nurhasanah. (2010). Komunikasi keperawatan. Jakarta : TIM

Nursalam. (2007). Manajemen keperawatan (Ed.2). Jakarta: Salemba Medika. Nursalam. (2009).Konsep dan penerapan metodologi penelitiani ilmu

keperawatan. pedoman skripsi, tesis dan instrumen penelitian keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Paryanto, H.M Agus Tri. (2006). Analisis pengaruh faktor kolaborasi perawat terhadap kepuasan kerja dokter spesialis di rawat inap paviliung garuda rs. Dr. Kariadi Semarang. Diambil 29 Mei 2014, dari http://www.eprint.undip.ac.id.

Pohan, I.S. (2006). Jaminan mutu layanan kesehatan: Dasar-dasar pengertian dan penerapan. Jakarta: EGC

Polohindang, Umboh, Rattu dan Tilaar. (2012). Analisis kolaborasi dokter-perawat di RSUD Dr. Sam Ratulangi Tondano.

Potter, P.A, Perry, A.G. (1993). Buku ajar fundamental keperawatan : Konsep, proses, dan praktik. Edisi 3.Volume 2.Alih Bahasa : Renata Komalasari,dkk.Jakarta:EGC.

Rahmawati, & Purwanti. (2008). Hubungan komunikasi perawat-dokter dengan stress kerja perawat di instalasi rawat inap (irna) penyakit dalam rumah sakit umum daerah sragen. Jurnal Keperawatan, Vol. 1 No.3. Diambil 10 Januari 2015, dari http://publikasiilmiah.ums.ac.id

Reni,Yudianto, & Somantri. (2010).Efektifitas pelaksanaan komunikasi dalam kolaborasi antara perawat dan dokter di ruang rawat inap rumah sakit umum sumedang. Jurnal Keperawatan, Vol.12 No.1. Diambil 13 Januari 2015, dari http://jurnal.unpad.ac.id

Robbins, Stephen P. dan Timothy A. J. 2008. Perilaku Organisasi . (Ed.12), (Terjemahan: Angelica, D. Ria, C. & Abdul, R. Jakarta: Salemba Empat.

Rumanti, E. (2009). Analisis pengaruh pengetahuan perawat tentang indikator kolaborasi terhadap praktek kolaborasi perawat dokter di unit rawat inap rumah sakit jiwa daerah Dr. Amino Gondohutomo Semarang.

Diambil 29 Mei 2014, dari http://www.eprint.undip.ac.id

(63)

Sitorus. Ratna. (2006). Model praktik keperawatan profesional di rumah sakit. Jakarta: EGC.

Sumijatun. (2010). Konsep dasar menuju keperawatan profesional. Jakarta: TIM Wahyuningsih, S. (2013). Kepercayaan dan pengambilan keputusan terhadap

kinerja perawat. International Seminar on Quality and Affordable Education. Diambil 9 Januari 2015, dari http://educ.utm

Waluya, N.A. (2001). Trend dan issue keperawatan pelaksanaan kolaborasi perawat-dokter. Poltekes Keperawatan Bandung. Diambil 21 April 2014, dari http://pkko.fik.ui.ac.id

Zuraidah. (2005). Analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kolaborasi perawat-dokter ditinjau dari perspektif perawat di RSUD Tarakan Jakarta. Diambil 15 Desember 2014, dari http://lib.ui.ac.id

 

(64)

FORMULIR PERSETUJUAN (INFORMED CONSENT)

Judul : Analisis Kepuasan Perawat Dalam Pelaksanaan Kolaborasi Perawat-Dokter Di RSUD Dr. Pirngadi Medan

Nama Peneliti : Eva Finesia Sihite NIM : 131121010

Saya adalah mahasiswa program ekstensi Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang melakukan penelitian. Penelitian ini bertujuan menganalisis kepuasan perawat dalam pelaksanaan kolaborasi. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di program S1 Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Saya mengharapkan pasrtisipasi bapak/ibu dalam memberikan jawaban atas kuesioner ini sesuai dengan fakta bapak/ibu tanpa dipengaruhi oleh orang lain. Saya akan menjamin kerahasiaan identitas dan jawaban bapak/ibu, informasi yang bapak/ibu berikan hanya akan digunakan untuk proses penelitian.

Partisipasi bapak/ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela, bapak/ibu bebas menerima menjadi responden penelitian atau menolak tanpa ada sanksi apapun. Apabila bapak/ibu bersedia menjadi responden, silahkan menandatagani surat persetujuan ini pada tempat yang telah disediakan di bawah ini sebagai bukti bapak/ibu bersedia menjadi responden pada penelitian ini. Terimakasih atas perhatian bapak/ibu untuk penelitian ini.

Peneliti Medan, Juli 2014

Responden

(Eva Finesia Sihite)

(65)

KUESIONER PENELITIAN

Kepuasan Perawat Dalam Pelaksanaan Kolaborasi Perawat-Dokter Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan

Tanggal :

No. Responden:

Petunjuk Umum Pengisian:

a. Kuesioner ini terdiri dari 35 pernyataan mengenai kepuasan perawat dalam pelaksanaan kolaborasi dengan dokter.

b. Perawat diharapkan bersedia menjawab, semua pertanyaan yang diajarkan peneliti berdasarkan uraian yang tertulis dilembar kuisioner ini.

c. Gunakan tanda checklist (√) pada kolom untuk jawaban yang dianggap sesuai dengan kondisi perawat.

I. Data Demografi

1. Usia :

2. Lamanya Bekerja : 3. Pendidikan :

SPK D3 Keperawatan S1 Keperawatan 4. Jenis Kelamin :

(66)

II. Kuesioner Kepuasan Perawat Dalam Pelaksanaan Kolaborasi Perawat Dengan Dokter.

Pernyataan dibawah ini menggambarkan kepuasan perawat terhadap pelaksaan kolaborasi dengan dokter. Berilah tanda “√” pada satu kolom berikut ini yang menurut saudara paling menggambarkan perasaan puas atau tidak puas terhadap pelaksaan kolaborasi dengan dokter diruangan kerja saudara.

1 Komunikasi saya dengan dokter melalui telepon tentang pengobatan pasien secara kolaborasi. 2. Komunikasi saya dengan dokter secara langsung

atau lisan tentang kondisi dan pengobatan pasien.

3. Sikap penerimaan dokter pada setiap informasi yang saya berikan tentang kondisi dan rencana pengobatan pasien.

4. Penyampaian informasi tentang kondisi dan pengobatan pasien secara tulisan dari dokter ringkas dan jelas.

5. Kenyamanan berkomunikasi antara saya dengan dokter dalam menyampaikan kondisi dan masalah pengobatan pasien.

6. Dokter melakukan komunikasi secara terbuka berkaitan dengan kondisi dan pengobatan pada pasien.

7. Komunikasi antara dokter dengan perawat menunjukkan adanya saling perhatian dalam berkolaborasi tentang pengobatan pasien.

8 Pengertian dokter kepada saya saat adanya perubahan rencana pengobatan pasien dalam berkolaborasi.

9 Pelimpahan tugas dari dokter kepada saya terkait dengan tindakan kolaborasi kepada pasien.

(67)

11 Kebebasan antara dokter dengan perawat dalam bertukar informasi berhubungan dengan pengobatan pasien dalam berkolaborasi.

12 Dokter menerima dengan baik setiap informasi yang saya berikan tentang kondisi dan rencana pengobatan pasien dengan tindakan kolaborasi. 13 Dokter menghargai pendapat yang saya berikan

tentang masalah pengobatan pasien dalam tindakan kolaborasi.

14 Hubungan saling percaya antara dokter dengan perawat dalam pengelolaan pasien.

15 Pertimbangan pendapat antara dokter dengan perawat untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pengobatan pasien.

16 Dukungan yang diberikan dokter kepada saya saat adanya kesulitan dalam pengelolaan pasien. 17 Respon yang diberikan dokter dan perawat

menunjukkan kepedulian terhadap satu sama lain dalam pengelolaan pasien.

18 Adanya respon positif yang diberikan dokter saat saya memberikan pendapat tentang pengelolaan pasien.

19 Suasana lingkungan kerja yang nyaman antara perawat dengan dokter.

20 Dokter memberikan tanggapan dengan positif apabila ada kekurangan dalam pelaksanaan intervensi pada pasien.

21 Perawat mendapat pujian dari dokter saat melakukan pekerjaan tentang perawatan pasien dengan baik.

22 Penyelesaian masalah dengan melakukan diskusi saat adanya perbedaan pendapat antara dokter dengan saya tentang rencana pengobatan pasien. 23 Kebebasan memberikan pendapat antara perawat

dengan dokter untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan perawatan tentang pasien.

24 Sikap keterbukaan antara perawat dengan dokter saat memberikan solusi pada masalah perawatan pasien.

25 Pemecahan masalah yang dilakukan dokter dengan perawat dalam pengelolaan pasien.

26 Keterlibatan keluarga pasien dalam pengambilan keputusan tindakan pada pasien.

Gambar

Tabel 5.1.1 Distribusi Frekuensi Data Demografi Perawat RSUD Dr.Pirngadi Medan (n=63)
Tabel 5.1.3 Distribusi Frekuensi Kepuasan Perawat Dalam Pelaksanaan

Referensi

Dokumen terkait

4.6 Hubungan Budaya Organisasi Klan, Adhokrasi, Market, dan Hierarki dengan Kepuasan Kerja Perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Dr Pirngadi Kota Medan

Kompetensi social skill perawat rawat inap Rumah Sakit Umum Dr. Mean

petugas farmasi IGD mengkonfirmasikan ke dokter untuk mengganti obat sesuai dengan DPHO. c) Petugas farmasi memberikan perbekalan farmasi tersebut kepada perawat/keluarga pasien.

Bahwa pihak rumah sakit umum permata bunda mengatakan apabila ada terjadi kesalahan, atas pengalihan pekerjaan dokter kepada perawat sepenuhnya adalah tanggung jawab

Biar berkolaborasi sama kita.karena coas-coass ini sama PPDS sebagian menganggap kita ini, ah hanya perawatnya kau, kami dokter , gitu kadang mikirnya mereka.. Ada juga kadang

4.6 Hubungan Budaya Organisasi Klan, Adhokrasi, Market, dan Hierarki dengan Kepuasan Kerja Perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Dr Pirngadi Kota Medan

11 Perawat mampu melakukan pemberian obat yang ditentukan dokter kepada pasien dengan benar. 12 Perawat mampu mengelola sampai tuntas pemeriksaan

Adam Malik Medan, juga mengetahui hubungan sikap dokter spesialis tentang. kolaborasi perawat-dokter dan kepuasan kerja