SKRIPSI
PENGARUH BRAND ENDORSER TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR HONDA SCOOPY
PADA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS
SUMATERA UTARA
OLEH
ELISA SABRINA SIREGAR 100502210
PROGRAM STUDI STRATA-1 MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
DEPARTEMEN MANAJEMEN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRACT
The objective of this research is to analyze the influence of brand endorser, namely visibility, credibility and attraction this reasearch uses multiple linear regression analysis. This research used primary data obtained from those respondents who rides Honda Scoopy that are given numbers of questions. This research used Accedental Sampling method. The number of samples are 81 samples. The results of this research show that visibility, credibility, and attraction simultaneously have positive and sicnificant effect to purchasing decision. This results of this research also show that visibility, credibility and attraction partially have positive and significant effect to the purchasing decision. The results of multiple linier regression show that visibility, credibility and attraction have positive and significant effect to the purchasing decision and 59,8% affecting the dependent variables. Other variables 40,2% affecting dependent variables in this research.
ABSTRAK
Penelititian ini memiliki tujuan untuk menganalisis brand endorser yang terdiri dari Visibility, Credibility dan Attraction. Penelitian ini menggnakan analisis linier berganda. Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dari jawaban dari responden yang menggunakan Honda Scoopy yang diberikan beberapa pertanyaan. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Accidental Sampling jumlah sampel 81 orang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh secara simultan pada variabel visibility, credibility dan attraction berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Hasil penelitian ini juga menunjukan secara parsial variabel visibility,credibility dan attraction berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Hasil penelitian regresi linier berganda menunjukkan bahwa variabel brand endorser yang terdiri dari visibility, credibility dan attraction berpengaruh secara postif dan signifikan terhadap keputusan pembelian sebesar 59,8% mempengaruhi variabel dependen sisanya 40,2 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam metode penelitian ini.
Kata Kunci: Brand Endorser dan Keputusan Pembelian
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis sampaikan kehadirat kepada Allah SWT, orang
tua dan sahabat yang telah memberikan ilmu, pertolongan, petunjuk serta
rizky-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul
“Pengaruh Brand Endorser Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda
Scoopy Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera”.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari akan masih banyaknya
kekurangan yang disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan yang dimiliki, oleh
sebab itu dengan segala kerendahan hati penulis membuka diri atas kritik dan
saran yang dapat menyempurnakan skripsi ini.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan,
bimbingan serta saran-saran dari berbagai pihak, sehingga penyusun skripsi ini
dapat diselesaikan. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada
yang terhormat :
1. Ali Gusti Siregar dan Sabariah, S.Sos selaku orang tua saya yang telah
sabar dalam mendidik dan membesarkan saya dengan penuh kasih sayang
hingga saat ini.
2. Bapak Prof. Dr. Azhar, SE, MSc, Ak , selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara
3. Ibu Fivi Rahmatus Sofiyah, SE, MSi , selaku Dosen Pembimbing saya
yang telah banyak sekali membantu dalam memberikan arahan dan
4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, MSi , selaku Dosen Pembanding I saya
yang telah membantu dan memberikan arahan dalam menyelesaikan
skripsi ini.
5. Ibu Dra. Friska Sipayung, MSi , selaku Dosen Pembanding II saya yang
telah membantu dan memberikan arahan dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Para sahabat seperjuangan saya Jurusan Manajemen angkatan 2010 atas
bantuan, dukungan dan doa nya yang kalian berikan selama ini.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca serta dapat
memberikan sumbangan pemikiran bagi pihak pihak lain.
Medan, 27 Oktober 2014
ELISA SABRINA SIREGAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Perumusan Masalah . ... 9
1.3. Tujuan Penelitian ... 9
1.4. Manfaat Penelitian... 10
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori... 11
2.1.2. Pengertian Promosi ... 11
2.1.2.1 Tujuan Promosi ... 12
2.1.3. Bauran Promosi (Promotional Mix) ... 14
2.1.4. Pengertian Iklan ... 17
2.1.4.1 Tujuan Iklan ... 18
2.1.5. Celebrity Endorser ... 21
2.1.5.1 Karakteristik Bintang Idola ... 21
2.1.5.2 Peran Celebrity Endorser ... 23
2.1.6. Visibility ... 25
2.1.7. Credibility ... 26
2.1.8. Attraction ... 29
2.1.9. Keputusan Pembelian ... 31
2.1.9.1. Proses Keputusan Pembelian ... 32
2.1.9.2. Teknik Pendekatan Konsumen ... 35
2.2. Penelitian Terdahulu... 36
2.3. Kerangka Pemikiran... 37
2.3. Hipotesis Penelitian ... 38
BAB III : METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian...……… 39
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian... 39
3.3. Batasan Operasional... 39
3.4. Definisi Operasional Variabel... 39
3.5. Skala Pengukuran Variabel ... 42
3.6. Populasi dan Sampel Penelitian. ... 42
3.7. Jenis Data Penelitian ... 44
3.8. Metode Pengumpulan Data ………. 44
3.9. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 45
3.10.TeknikAnalisis Data ... 47
3.10.1. Deskriptif ... 47
3.10.2. Analisis Regresi Linier Berganda ... 47
3.10.3. Uji Asumsi Klasik... 48
BAB IV : PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan ... 51
4.1.1. Sejarah PT. Astra Honda Motor (AHM) ... 51
4.1.2 Visi dan Misi ... 53
4.1.3 Honda Scoopy dan Vierra ... 53
4.2. Hasil Penelitian ... 56
4.2.1 Analisis Deskriptif ... 56
4.2.1.1 Analisis Deskriptif Responden ... 56
4.2.1.2 Analisis Deskriptif Variabel ... 58
4.2.2 Uji Asumsi Klasik ... 58
4.2.2.1 Uji Normalitas ... 58
4.2.2.1.1 Pendekatan Histogram ... 59
4.2.2.1.2 Pendekatan Grafik ... 60
4.2.2.1.3 Pendekatan Kolmogrov-Smirnov ... 60
4.2.2.2 Uji Heteroskedastisitas ... 61
4.2.2.3 Uji Multikolinearitas ... 63
4.2.3 Metode Analisis Regresi Linear Berganda ... 63
4.2.4 Pengujian Hipotesis ... 65
4.2.4.1 Uji Serempak/Simultan (Uji-F) ... 65
4.2.4.2 Uji Parsial (Uji-t) ... 66
4.2.5 Pengujian Koefisien Determinasi (R2) ... 69
4.3 Pembahasan ... 71
BAB V : KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan ... 77
5.2 Saran ... 78
DAFTAR PUSTAKA ... 80
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul
Tabel 1.1 Penjualan Sepeda Motor Honda Scoopy ... 8
Tabel 2.1 Daftar Penelitian Terdahulu ... 37
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ... 41
Tabel 3.2 Instrumental Skala Likert ... 42
Tabel 3.3 Validitas Tiap pertanyaan ... 45
Tabel 3.4 Uji Reliabilitas ... 46
Tabel 3.5 Reliability Statistics ... 47
Tabel 4.1 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Usia ... 57
Tabel 4.2 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.. 57
Tabel 4.3 Kolmogrov-Smirnov ... 61
Tabel 4.4 Uji Multikolinearitas ... 63
Tabel 4.5 Analisis Regresi Linear Berganda ... 63
Tabel 4.6 Uji Serempak/Simultan (Uji F) ... 66
Tabel 4.7 Uji Parsial (Uji T) ... 68
Tabel 4.8 Koefisien Determinasi (R2) ... 70
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul
2.1 Proses Keputusan Pembelian ... 32
2.2 Kerangka Konseptual ... 38
4.1 Scoopy dan Vierra ... 54
4.2 Launching Honda Scoopy bersama Band Vierra ... 55
4.3 Histogram ... 59
4.4 Scatterplot ... 60
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran
1. Kuesioner Penelitian ... 82
2. Summary Validitas ... 86
3. Uji Validitas dan Reabilitas ... 88
4. Summary Penelitian ... 89
ABSTRACT
The objective of this research is to analyze the influence of brand endorser, namely visibility, credibility and attraction this reasearch uses multiple linear regression analysis. This research used primary data obtained from those respondents who rides Honda Scoopy that are given numbers of questions. This research used Accedental Sampling method. The number of samples are 81 samples. The results of this research show that visibility, credibility, and attraction simultaneously have positive and sicnificant effect to purchasing decision. This results of this research also show that visibility, credibility and attraction partially have positive and significant effect to the purchasing decision. The results of multiple linier regression show that visibility, credibility and attraction have positive and significant effect to the purchasing decision and 59,8% affecting the dependent variables. Other variables 40,2% affecting dependent variables in this research.
ABSTRAK
Penelititian ini memiliki tujuan untuk menganalisis brand endorser yang terdiri dari Visibility, Credibility dan Attraction. Penelitian ini menggnakan analisis linier berganda. Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dari jawaban dari responden yang menggunakan Honda Scoopy yang diberikan beberapa pertanyaan. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Accidental Sampling jumlah sampel 81 orang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh secara simultan pada variabel visibility, credibility dan attraction berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Hasil penelitian ini juga menunjukan secara parsial variabel visibility,credibility dan attraction berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Hasil penelitian regresi linier berganda menunjukkan bahwa variabel brand endorser yang terdiri dari visibility, credibility dan attraction berpengaruh secara postif dan signifikan terhadap keputusan pembelian sebesar 59,8% mempengaruhi variabel dependen sisanya 40,2 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam metode penelitian ini.
Kata Kunci: Brand Endorser dan Keputusan Pembelian
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Industri otomotif khususnya sepeda motor sedang mengalami peningkatan
yang sangat pesat, ini ditandai dengan terus bertambahnya kuantitas kendaraan
yang dimiliki masyarakat dan terlihat pada mobilitas kendaraan yang berada di
jalan-jalan kota besar. Serta diikuti dengan lahir dan tumbuhnya
perusahaan-perusahaan baru yang senantiasa berupaya semaksimal mungkin untuk
mendapatkan dan mempertahankan pangsa pasar yang ada. Dalam meningkatkan
daya saing, suatu perusahaan dapat memenangkan persaingan dengan cara
menampilkan produk terbaik yang dapat memenuhi selera konsumen. Pada
dasarnya semakin tinggi tingkat persaingan yang terjadi, maka semakin akan
banyak pula pilihan bagi konsumen untuk dapat memilih produk yang sesuai
dengan harapannya, dan sebagai konsekuensi dari perubahan tersebut pelanggan
menjadi lebih cermat dan pintar menghadapi setiap produk yang ditawarkan.
Sebuah perusahaan harus mampu mengenal dan mengetahui apa yang
menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen. Perusahaan juga harus selalu
mencari informasi mengenai apa yang diharapkan konsumen dari suatu produk.
Dengan tujuan agar perusahaan dapat selalu menciptakan produk yang sesuai
dengan keinginan calon konsumen.
Honda Scoopy merupakan motor retro-modern karena terdahulu sudah ada
modern. Oleh karena itu, Honda Scoopy ini diberi julukan motor matik
retro-modern untuk lebih menegaskan inilah varian terbaru Honda. Jika hanya
menggunakan kata retro, akan bersifat ambigu karena masyarakat yang belum
mengenal motor ini akan beranggapan bahwa ini motor retro zaman dahulu.
Adanya inovasi dari berbagai produsen kendaraan, maka saat ini
diluncurkan produk kendaraan jenis skuter matic, sehingga pertumbuhan pasar
sepeda motor matic terus meningkat sejalan dengan tuntutan masyarakat yang
menginginkan sepeda motor yang praktis dan mudah dioperasikan. Berbagai
pabrikan sudah meluncurkan tipe matic dengan tawaran kelebihan teknologi
masing-masing sesuai tuntutan konsumen. Untuk memuaskan konsumennya, saat
ini Honda mengeluarkan produknya dengan segmen perempuan, yaitu Honda
Scoopy dengan alasan karena populasi penduduk Indonesia umumnya sebagian
besar adalah perempuan. Sedangkan jenis kendaraan untuk segmen perempuan
belum dibuat secara maksimal oleh produsen. Oleh sebab itu, Honda Scoopy
dirancang khusus bagi postur rata-rata wanita Indonesia, baik desain maupun
bobot secara keseluruhannya.
Honda Scoopy mempunyai beberapa keunggulan berupa built-in
liquid-cooled engine (radiator yang menyatu dengan mesin), mesinnya responsif
diputaran bawah, sudah memakai parking lock brake, side stand switch, memakai
ban yang cukup lebar untuk skutik, selain design yang penuh gaya dan berkesan
sporty untuk memenuhi keinginan konsumen Indonesia. Konsep utama dalam
pengembangan New Honda Scoopy ini adalah gabungan antara kenyamanan dan
kesenangan dalam berkendara, yang bertujuan untuk menciptakan sebuah kesan
konsumen. Honda Scoopy diciptakan untuk selera gaya generasi muda yang
mengutamakan kepribadian, sehingga banyak generasi muda yang menggunakan
Honda Scoopy untuk kegiatan sehari-hari. Dengan banyaknya peminat sepeda
motor matic, maka Honda meluncurkan New Honda Scoopy yang memberikan
keseimbangan dalam bermanuver dan kenyamanan, walaupun dikendarai dengan
berboncengan.
Dengan banyaknya tipe (yaitu velg racing / cast wheel dan tipe jari-jari
/spoke) serta fitur baru yang ditawarkan plus nama besar Honda, pesona
produk matic keluaran Honda ini membuatnya terkenal bahkan sebelum motor ini
nampak sangat familiar di jalanan di seluruh Tanah Air.
Promosi berkaitan dengan upaya untuk mengarahkan seseorang agar dapat
mengenal produk perusahaan, lalu memahaminya, berubah sikap, menyukai,
yakin, kemudian akhirnya membeli dan selalu ingat akan produk tersebut.
Promosi merupakan arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk
mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan
pertukaran dalam pemasaran. Sedangkan bentuk-bentuk promosi secara umum
ada empat macam, meliputi : periklanan, personal selling, publisitas, dan promosi
penjualan. Dari keempat bentuk promosi tersebut, yang paling efektif adalah
melalui iklan. Sedangkan iklan yang efektif adalah iklan yang mampu
untuk berkomunikasi, dalam arti dapat mempengaruhi daya tarik membaca, daya
tarik sikap, mudah diingat kembali, dilihat, diperhatikan, paling banyak dibaca
dan pengaruh penjualannya terhadap apa yang telah diiklannya tersebut (Tjiptono,
Iklan adalah sumber informasi utama dalam pengambilan keputusan.
Kegiatan periklanan adalah salah satu alat promosi utama yang sering digunakan
untuk mengarahkan komunikasi yang bersifat membujuk kepada yang ditujunya,
yang mana kegiatan periklanan merupakan salah satu faktor yang penting dan erat
hubungannya dengan selera dan kepentingan konsumen. Iklan dapat
menggunakan banyak media, salah satunya adalah media televisi. Televisi telah
menjadi media yang sangat banyak menciptakan budaya populer. Media iklan
televisi banyak digunakan oleh para produsen, karena jangkauannya yang luas
dan kemampuan audio visualnya dalam menyampaikan iklan. Di samping itu
televisi adalah media untuk menyampaikan banyak hal kepada masyarakat dan
merupakan yang terbaik dalam citra dan simbol komunikasi, karena mampu
memperagakan penggunaan produk dan reaksi konsumen.
Televisi sebagai media periklanan memiliki kemampuan untuk
menggambarkan emosi secara keseluruhan dibandingkan dengan media lain.
Media televisi mampu menyediakan kombinasi dari pesansuara, musik, gambar
serta kata-kata atau sesuatu yang didengar, kata-kata yang terlihat, efek suara dan
lainnya karena televisi menawarkan suatu informasi yang membantu seseorang
untuk bertindak atau bereaksi pada iklan. Akhir-akhir ini banyak perusahaan yang
mempromosikan produknya melalui iklan terutama di televisi, karena televisi
mempunyai keunggulan yang lebih dari pada mengiklankan melalui surat kabar,
majalah, atau media lain. Hal itu dilakukan karena di televisi produk yang
diiklankan bisa langsung dilihat oleh penonton seluruh permirsa sasaran dan audio
visualnya dalam menyampaikan pesan atas produknya yang seakan-akan
beralih terhadap produk yang diiklankannya dan waktu penayangannya pun bisa
berulang-ulang kali dalam sehari.
Banyak perusahaan yang berlomba-lomba mengiklankan produknya
melalui televisi, sehingga kemungkinan menarik perhatian konsumen lebih besar
dari pada mempromosikan melalui media lain. Tetapi biaya promosi yang
dikeluarkan untuk mengiklankan di televisi tersebut sangat besar, karena
jangkauan pemirsa sasarannya lebih luas. Saat ini, persaingan bisnis semakin
kompetitif, dinamis dan kompleks, oleh karena itu setiap perusahaan dituntut
untuk bisa mendapatkan cara terbaik guna merebut atau mempertahankan pangsa
pasar. Namun demikian iklan masih dianggap paling efektif. Banyak perusahaan
yang memanfaatkan media ini sebagai sarana mempengaruhi konsumen untuk
melakukan pembelian terhadap produk yang diiklankan. Iklan berperan penting
sebagai salah satu sumber informasi yang diperlukan konsumen untuk mengetahui
kelebihan dan kekurangan suatu produk. Bintang televisi, aktor dan atlet terkenal
banyak digunakan dalam iklan majalah, maupun TV komersial untuk mendukung
produk.
Bahasa iklan menggunakan target usia dalam memasarkan produk. Jika
ingin memasarkan produk pada kalangan dewasa, digunakan ragam bahasa
dewasa. Jika kalangan remaja yang menjadi target iklan, sebaiknya menggunakan
ragam bahasa remaja dan jika ingin memasarkan produk pada kalangan
anak-anak, iklan menggunakan ragam bahasa anak-anak. Hal ini bertujuan untuk
menyampaikan informasi tepat sasaran dan dapat dimengerti oleh sasaran iklan.
Bintang iklan (celebrity endorser) bergerak sebagai orang yang berbicara
menunjuk pada produk yang didukungnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penjualan produk meningkat akibat dari penggunaan bintang idola iklan (celebrity
endorser). Sikap dan persepsi konsumen bertambah ketika bintang idola iklan
mendukung produk tersebut, PT. Astra Honda Motor (AHM) mencoba melakukan
promosi melalui iklan dengan menggunakan grup vokal terkenal yaitu Vierra.
Vierra adalah grup vokal remaja yang sudah dikenal di mana-mana, agar mudah
diterima oleh masyarakat khususnya remaja, image Vierra yang gaul dan trendy
yang sesuai dengan Sepeda Motor Honda Scoopy dengan desain retro modern
untuk memenuhi kebutuhan gaya hidup anak muda yang tampil gaul dan trendy,
tampil beda dan mengedepankan gaya hidup serta kebebasan berekspresi sehinga
Vierra inilah yang sangat cocok sekali bila dijadikan celebrity endorser untuk
iklan Sepeda Motor Honda Scoopy yang dijadikan sebagai icon para remaja masa
kini yang berani tampil beda sehingga dalam pandangan produsen, produk yang
diiklankan bisa sukses di pasar.
Manfaat menggunakan selebriti (Vierra), konsumen akan bangga
menggunakan produk yang juga digunakan oleh Vierra. Familiaritas Vierra yang
dipilih adalah mereka yang dinilai memiliki kedekatan emosional dengan
konsumen. Dengan adanya bantuan iklan dari Vierra, maka konsumen semakin
percaya bahwa produk yang diiklankan itu benar-benar berkualitas. Vierra
berperan besar dalam mempengaruhi audience didalam iklan Sepeda Motor
Honda Scoopy.
Bintang iklan memiliki karakteristik antara lain Visibility, Credibility,
Attraction (Royan, 2004:15). Dengan karakteristik Visibility, Credibility,
keputusan pembeliannya pada produk tersebut. Tingkat visibility iklan Scoopy
jika semangkin populer bintang iklan yang digunakan dapat mempengaruhi
ketertarikan konsumen untuk memperhatikan iklan tersebut dan juga dapat
mempengaruhi konsumen untuk membeli produk Sepeda Motor Honda Scoopy.
Selebriti yang digunakan sebagai model iklan mempunyai keterpercayaan
sehingga konsumen sebagai penerima pesan iklan mempunyai keterpercayaan dan
meyakini bahwa mereka mempunyai pengetahuan dan pengalaman, sehingga
pesan yang mereka sampaikan tidak bias. Keterpercayaan selebriti dapat
dipercaya dan dianggap memiliki wawasan tentang isu tertentu, seperti
kehandalan merek, akan menjadi orang yang paling mampu meyakinkan orang
lain untuk mengambil suatu tindakan keputusan pembelian. Sebagai komunikator
yang mempromosikan produk attraction selebriti merupakan hal yang sangat
penting. Sebab konsumen akan cenderung membentuk kesan positif dan lebih
percaya pada yang disampaikan oleh selebriti dengan penampilan fisik yang
menarik. Dengan digunakannya selebriti sebagai bintang iklan suatu produk, daya
tarik yang dimiliki oleh selebritis Vierra dalam iklan Honda Scoopy tersebut telah
menjadi suatu dimensi penting terhadap image suatu produk yang diwakili dan
iklan yang disajikan mempunyai tema yang menarik gambar yang bagus sehingga
dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.
Jumlah konsumen pengguna Sepeda Motor Honda Scoopy setiap tahunnya
Tabel 1.1
Penjualan Sepeda Motor Honda Scoopy Tahun 2011, 2012, 2013
Merek Tahun 2011 2012 2013 Honda Scoopy 228.728 unit 155.512 unit 200.421 unit
Sumber : Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI)
Dilihat diatas pada tabel 2.1 penjualan Sepeda Motor Honda Scoopy pada tahun 2011
berjumlah 228.728 unit, sedangkan tahun 2012 berjumlah 155.512 unit, penjualan Sepeda
motor Honda Scoopy menurun, dan pada tahun 2013 berjumlah 200.421 unit, meningkat
dari tahun sebelumnya. Hal tersebut mengindikasikan terjadi permasalahan pada
proses keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen. Meskipun Honda
menjadi Market Leader untuk kendaraan bermotor di Indonesia, namun ternyata
tidak diikuti oleh produk jenis Scoopy. Permasalahan yang melandasi keputusan
pembelian produk jenis Scoopy adalah adanya produk motor matic dari
perusahaan pesaing yang lebih dulu muncul di pasaran motor matic di Indonesia.
Produk pesaing tersebut menawarkan motor matic dengan kualitas yang baik.
Meskipun produk Scoopy sebenarnya juga memiliki kualitas yang sebanding,
namun persepsi masyarakat di Kota Medan umumnya, mahasiswa Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara telah lebih dahulu tertuju pada
produk pesaing karena telah lebih dulu muncul.
Scoopy merupakan produk baru dari Honda sehingga produk tersebut
belum begitu populer di pasaran. Citra merek dari Scoopy sebagai produk baru
belum begitu terbentuk di benak konsumen. Telah melekatnya citra merek untuk
motor matic dari pesaing juga yang menjadikan citra merek Scoopy mengalami
kendala untuk berkembang. Adapun salah satu penyebabnya adalah Honda
Scoopy bodinya kurang ramping, ongkos perawatannya mahal, harga sparepart
yang gemuk. Scoopy juga terdapat indikasi cacat produksi pada komponen anchor
pin atau nut, sehingga mempengaruhi fungsi roda belakang saat beroperasi serta
memiliki suara stater yang kasar dengan kapasitas tanki bensin yang kecil (3,5 L).
Hal ini membuat PT. Astra Honda Motor (AHM), selaku distributor pusat motor
Honda melakukan penarikan motor Scoopy yang terlanjur diserap pasar. Honda
Scoopy yang bermasalah tersebut adalah produksi September 2010 sampai Maret
2011.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
sehingga memilih judul “Pengaruh Brand Endorser Terhadap Keputusan Pembelian Honda Scoopy Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalah
dalam penelitian ini adalah : Apakah terdapat pengaruh positif dan signifikan
brand endorser terhadap keputusan pembelian Honda Scoopy pada mahasiswa
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis
pengaruh, brand endorser secara simultan dan signifikan terhadap keputusan
pembelian Honda Scoopy pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini dilakukan, yaitu :
1. Bagi perusahaan
Hasil penelian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan berkaitan dengan masalah pengaruh brand endorser
terhadap keputusan pembelian Honda Scoopy
2. Bagi Penulis
Penelitian ini dapat memberikan pengalaman belajar dan sekaligus sebagai
bahan perbandingan antara hal hal teoritis dan praktis guna menambah
wawasan ilmu pengetahuan
3. Bagi Pembaca
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi ataupun
memberikan inspirasi untuk melakukan penelitian sejenis dengan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Pengertian Promosi
Menurut Swastha & Sukotjo (2007:222), Promosi adalah arus informasi
atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi
kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran”.
Kotler dan Keller (2012:519), menjelaskan bahwa promosi penjualan
merupakan unsur utama dalam kampanye pemasaran. Promosi penjualan adalah
berbagai kumpulan alat-alat insentif yang sebagaian besar berjangka pendek, yang
dirancang untuk merangsang pembelian produk atau jasa tertentu dengan lebih
cepat dan lebih besar oleh konsumen, promosi pedagang, promosi bisnis dan
tenaga penjualan. Dengan promosi yang baik maka penyampaian informasi
tentang keunggulan-keunggulan suatu produk akan dapat diterima dan dipahami
oleh konsumen dengan baik pula.
Ada berbagai pengertian tentang promosi yang diberikan masyarakat umum
maupun kalangan pengusaha. Namun secara garis besarnya mereka menganggap
bahwa promosi merupakan alat untuk memperkenalkan produk kepada
masyarakat dan sekaligus untuk meningkatkan volume penjualan atas barang dan
jasa yang ditawarkan. Menurut Swasta dan Irawan (2001:349) yang menyatakan
bahwa istilah promosi dapat diartikan sebagai berikut : “Promosi adalah semua
jenis kegiatan pemasaran yang ditujukan untuk mendorong permintaan”.
dan tingkah laku dalam rangka menciptakan pertukaran, sehingga tujuan untuk
meningkatkan kuantitas penjualan diharapkan dapat teralisasi.
2.1.2.1 Tujuan Promosi
Tujuan utama dari promosi yang akan dilakukan oleh perusahaan secara
mendasar terdiri dari beberapa alternatif antara lain dapat berupa:
menginformasikan, mempengaruhi, membujuk dan mengingatkan sasaran
konsumen tentang perusahaan dan bauran pemasarannya. Oleh karena itu, secara
mendalam tujuan promosi tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Menginformasikan
Sebagai tujuan utama dari kegiatan promosi yang akan dilakukan adalah
menginformasikan seluruh aspek-aspek dan kepentingan perusahaan yang
berhubungan dengan konsumen dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya
untuk dapat diketahui secara jelas. Kegiatan untuk menginformasikan atas
berbagai hal yang berkaitan antara perusahaan dengan konsumen dapat
berupa:
a. Menginformasikan pasar mengenai produk baru
b. Memperkenalkan cara pemakaian yang baru dari suatu produk
c. Menyampaikan perubahan harga kepada pasar
d. Menjelaskan cara kerja produk
e. Menginformasikan jasa-jasa yang disediakan
f. Meluruskan kesan yang salah
g. .Mengurangi ketakutan atau kekhawatiran pembeli
2. Mempengaruhi dan Membujuk Pelanggan Sasaran
Sebagai alternatif kedua dari tujuan promosi yang akan dilakukan oleh
perusahaan adalah mempengaruhi dan membujuk pelanggan atau konsumen
sasaran agar mau membeli atau mengalihkan pembelian terhadap
produk-produk yang dihasilkan perusahaan. Kegiatan yang dilakukan untuk
mempengaruhi dan membujuk pelanggan sasaran dengan tujuan utama :
a. Membentuk pilihan merek.
b. Mengalihkan pilihan ke merek lain.
c. Mengubah persepsi pelanggan terhadap atribut produk.
d. Mendorong pembeli untuk belanja saat itu juga.
e. Mendorong pembeli untuk menerima kunjungan salesman.
3. Mengingatkan.
Sebagai alternatif terakhir dari tujuan promosi yang akan dilakukan
perusahaan adalah mengingatkan kembali konsumen sasaran yang selama ini
dimiliki atas keberadaan perusahaan dan merek-merek produk yang
dihasilkan yang tetap setia dan konsisten untuk melayani konsumennya
dimana pun mereka berada. Kegiatan promosi yang bersifat mengingat terdiri
atas :
a. Mengingatkan pembeli bahwa produk yang bersangkutan dibutuhkan
dalam waktu dekat.
b. Mengingatkan pembeli akan tempat-tempat yang menjual produk
perusahaan.
c. Membuat pembeli tetap ingat walaupun tidak ada kegiatan kampanye
d. Menjaga agar ingatan pertama pembeli jatuh pada produk perusahaan.
(Angipora, 2002:339).
2.1.3 Bauran Promosi (Promotional Mix)
Bauran promosi merupakan kombinasi strategi yang paling baik dari
variabel-variabel periklanan, personal selling, dan alat promosi lain yang
kesemuanya direncanakan untuk mencapai tujuan program penjualan (Angipora,
2002:338). Untuk melaksanakan tujuan dan sasaran promosi yang telah ditetapkan
perusahaan dapat memilih dan menetapkan elemen-elemen promosi yang dapat
digunakan sebagai alat untuk mencapai sasaran-sasaran yang dituju. Meskipun
secara umum elemen-elemen promosi tersebut memiliki fungsi yang sama, tetapi
elemen-elemen tersebut dapat dibedakan berdasarkan tugas-tugas khusus yang
akan dilakukan (Angipora, 2002:343). Elemen-elemen promosi tersebut sering
disebut dengan bauran promosi yang didalamnya terdiri dari: periklanan,
penjualan perseorangan, promosi penjualan dan publisitas.
1. Periklanan
Periklanan merupakan setiap bentuk penyajian non-personal dan promosi
ide-ide, barang-barang dan jasa dengan pembayaran oleh sponsor tertentu
(Angipora, 2002:338). Definisi lain iklan komunikasi non individu, dengan
sejumlah biaya, melalui berbagai media yang dilakukan oleh perusahaan
lembaga, non lembaga, non laba, serta individu (Angipora, 2002:344).
Sedangkan menurut Alma (2004:182), periklanan adalah menyampaikan
pesan-pesan penjualan yang diarahkan kepada masyarakat melalui cara-cara
persuasive yang bertujuan menjual barang, jasa atau ide. Periklanan memang
memiliki dampak terhadap perilaku pembelian pelanggan. Karena
alasan-alasan inilah, banyak perusahaan berpikir untuk mengurangi
pengeluaran-pengeluaran iklan atau mengurangi iklan secara keseluruhan. Banyak
perusahaan menganggap cukup menggoda untuk menarik dana-dana
periklanan selama lesunya perekonomian. Setiap rupiah yang tidak
dikeluarkan untuk periklanan adalah rupiah tambahan bagi keuntungan
perusahaan. Dan terkadang, perusahaan mempertimbangkan agar tidak perlu
beriklan ketika produk atau merek-merek mereka telah menikmati sukses
besar tanpa beriklan (Shimp, 2003:355).
2. Personal Selling
Personal selling merupakan penyajian lisan dalam pembicaraan
dengan satu beberapa pembeli dengan tujuan melaksanakan pembelian
(Angipora, 2002:339). Definisi lain personal selling adalah suatu penyajian
secara lisan dan tatap muka di hadapan satu calon pembeli atau lebih dengan
tujuan untuk menjual suatu barang (Angipora, 2002:366). Menurut Alma
(2004:185), presentasi secara lisan dalam menyampaikan satu atau lebih
pelanggan potensial untuk tujuan membuat penjualan (Alma, 2004:185).
Personal selling ini merupakan kegiatan promosi yang berbeda dengan
periklanan karena menggunakan orang/individu di dalam pelaksanaannya.
Individu-individu yang melaksanakan kegiatan personal selling ini disebut
tenaga penjualan (salesmen). Dalam personal selling terjadi interaksi
langsung, saling bertemu muka antara pembeli dengan penjual. Komunikasi
yang dilakukan kedua belah pihak bersifat invidual dan dua arah sehingga
keinginan dan kesukaan pembeli. Penyampaian berita atau percakapan yang
mereka lakukan sangat fleksibel.
3. Promosi Penjualan
Promosi penjualan merupakan rangsangan jangka pendek untuk
merangsang pembelian atau penjualan suatu produk atau jasa (Angipora,
2002:338). Definisi lain promosi penjualan adalah kegiatan-kegiatan di luar
penjualan perseorangan, periklanan dan publisitas yang menstimulasi
pembelian oleh konsumen dan keefektifan dealer, seperti pameran,
pertunjukan, demonstrasi serta berbagai kegiatan penjualan luar biasa yang
bukan kerja rutin biasa (Angipora, 2002:369). Menurut Alma (2004:188),
promosi penjualan adalah keinginan menawarkan insentif dalam periode
tertentu untuk mendorong keinginan calon konsumen, para penjual atau
perantara. Biasanya kegiatan yang dilakukan pada promosi penjualan
bersama-sama dengan kegiatan promosi lain, dan biayanya relatif lebih murah
dibandingkan periklanan dan personal selling. Selain promosi, penjualan juga
lebih fleksibel karena dapat dilakukan setiap saat dengan biaya yang tersedia
dan di mana saja.
4. Publisitas
Publisitas merupakan suatu stimulasi non personil terhadap permintaan suatu
produk, jasa atau unit dagang dengan menyebarkan berita-berita komersial
yang penting mengenai kebutuhan akan produk tertentu di suatu media yang
disebar-luaskan di radio, televisi atau panggung yang tidak dibayar oleh pihak
sponsor (Angipora, 2002:338). Definisi lain publisitas adalah sejumlah
masyarakat melalui media tanpa dipungut biaya, atau tanpa pengawas dari
sponsor (Angipora, 2002:372). Menurut Alma (204:182), periklanan adalah
menyampaikan pesan-pesan penjualan yang diarahkan kepada masyarakat
melalui cara-cara yang persuasif yang bertujuan menjual barang, jasa atau
ide. Informasi yang tercantum dalam publisitas tidak berupa iklan, tetapi
berupa berita. Hal ini dapat dijumpai pada media-media seperti : surat kabar,
majalah, televisi dan sebagainya. Biasanya, individu atau lembaga yang
dipublikasikan tidak mengeluarkan sejumlah biaya, dan tidak dapat
mengawasi pengungkapan beritanya. Ada kemungkinan bahwa seseorang
atau lembaga tidak mengetahui kalau mereka dipublikasikan. Sering
publisitas tidak obyektif, ada yang sifatnya menjelek-jelekkan dan ada pula
yang menyanjung-nyanjung.
2.1.4 Pengertian Iklan
Iklan adalah bentuk komunikasi yang dibayar oleh sponsor dan bersifat
membujuk dan mempengaruhi, memerlukan media masa sebagai penyampai
pesan, bersifat non personal dan ditujukan kepada konsumen (Sutisna, 2003 :275).
Iklan merupakan komunikasi non-individu, dengan sejumlah biaya, melalui
berbagai media yang dilakukan oleh perusahaan, lembaga non-laba, serta
individu-individu (Swastha dan Sukotjo, 2007:222). Iklan yang dipasang pada
media-media tersebut dapat memberikan umpan balik kepada sponsornya
(tanggapan) meskipun dalam tenggang waktu tertentu atau tidak secepat personal
Dalam kegiatan periklanan ini terdapat 2 keputusan penting yang harus
diambil, yaitu :
a. Menentukan iklan yang harus disampaikan kepada pasar yang dituju.
b. Memilih media yang paling sesuai.
Di sini, pihak sponsor berusaha menyebar luaskan berita kepada
masyarakat. Berita inilah yang disebut iklan atau advertensi. Jadi periklanan
berbeda dengan iklan. Periklanan adalah prosesnya, sedangkan iklan adalah
beritanya.
2.1.4.1 Tujuan Iklan
Pada umumnya tujuan utama perusahaan adalah mencari laba.
Konsekuensinya, manajer harus memilih alternatif periklanan yang dapat
menciptakan nilai sekarang (present value) tertinggi untuk laba jangka
panjangnya. Sedangkan organisasi non laba lebih mementingkan manfaat dari
pada laba. Keuntungan dari komunikasi iklan adalah untuk mengukur proporsi
pelanggan potensial (Boyd,et all, 2000:76). Ini berarti bahwa tujuan iklan dapat
ditetapkan dalam bentuk angka, dinyatakan dalam periode waktu dan
mempertahankan definisi grup audience. Tujuan periklanan bagi suatu barang
akan tergantung pada tahap yang adadi dalam siklus kehidupan produk (product
life cycle) tersebut.
Tujuan periklanan yang terutama adalah menjual atau meningkatkan
penjualan barang atau jasa. Adanya kegiatan periklanan sering mengakibatkan
terjadinya penjualan dengan segera, meskipun banyak juga penjualan yang
baru terjadi pada waktu mendatang. Adapun tujuan-tujuan lain dari periklanan
a. Mendukung program personal selling dan kegiatan promosi yang lain.
b. Mencapai orang-orang yang tidak dapat dicapai oleh salesman dalam jangka
waktu tertentu.
c. Mengadakan hubungan dengan para penyalur, misalnya nama dan alamatnya.
d. Memasuki daerah pemasaran baru atau menarik langganan baru (Swastha dan
Sukotjo, 2007: 223).
Tugas periklanan juga merupakan suatu fungsi dari kategori produk. Untuk
barang-barang yang berharga lebih mahal seperti mobil, proses keputusannya
(oleh pembeli) dilakukan dengan lebih hati-hati dan waktunya lama. Dalam hal
ini, pembeli mudah sekali membedakan merek-merek yang ada. Tetapi untuk
barang-barang yang secara fisik hampir sama, seperti sabun mandi, kurang begitu
diperhatikan oleh pembeli. Pembeli baru, mungkin berasal dari pembeli merek
saingan. Sedangkan tingkat penggunaan yang semakin besar dapat terjadi
bilamana perusahaan selalu mengingatkan pembeli untuk menggunakan
mereknya, atau dapat pula mengatakan pada pembeli tentang penggunaan baru
dari produknya. Menurut Boyd et. all (2000:76) tujuan dari iklan adalah :
a. Mempengaruhi sikap dari pemirsa sasaran terhadap merek berhadapan
dengan merek-merek pesaing atau merek substitusi. Tujuan itu didasarkan
pada model perilaku pembeli. Berdasarkan pengetahuan pemasar tentang
bagaimana merek dibandingkan dengan merek-merek yang lain, berdasarkan
kriteria pilihan pemirsa sasaran, iklan dapat diarahkan pada usaha untuk
membangun, mengubah, dan memperkuat kembali sikap konsumen terhadap
memperkuat kembali, bukan mengubah sikap tertentu, misalnya ketika profil
dari satu merek hampir identik dengan apa yang konsumen anggap ideal.
b. Model hirarki tiga tahap :
1) Hirarki Pembelajaran
Hirarki ini cenderung terjadi apabila pemirsa dalam subjek kampanye,
terdapat diferensiasi produk, penekanan ada pada media massa, dan
produk berada dalam tahap perkenalan atau pada tahap pertumbuhan dari
daur hidup produk. Tujuan di sini akan berpusat pada satu atau lebih
tingkat dalam hirarki pembelajaran (kesadaran, pemahaman, keyakinan,
atau tindakan) atau perubahan-perubahan dalam sikap terhadap
karakteristik produk yang menonjol.
2) Hirarki Pencirian Disonansi
Hirarki ini diterapkan pada situasi-situasi di mana orang didorong
untuk membuat pilihan antara dua produk alternatif yang hampir sama
dalam hal mutu dan harga. Dalam upaya untuk merasionalisasi keputusan
pembelian, atau mengurangi gangguan, orang mencari informasi yang
menyenangkan tentang pilihan mereka dan menghindari informasi yang
tidak menyenangkan. Mobil dan barang-barang konsumen tahan lama
lainnya adalah produk-produk yang cocok dengan hirarki ini. Tujuan
iklan untuk situasi seperti itu berkaitan dengan konsumen yang telah
membeli produk dan membutuhkan penguatan kembali berkaitan dengan
pembelian saat itu atau yang akan datang.
3) Hirarki Keterlibatan Rendah
Iklan TV bisa dengan mudah mendukung pembelajaran konsumen tentang
konsumen mengingat kembali nama merek dan membelinya. Perubahan
sikap kemudian terjadi karena pengalaman produk. Situasi ini
menggambarkan keterlibatan konsumen rendah, diferensiasi rendah di
antara produk, penggunaan media masa, dan produk-produk dalam tahap
kedewasaan dari daur hidup produk. Kesadaran dan mengingat kembali
adalah tujuan iklan yang cocok untuk situasi ini.
2.1.5Celebrity Endorser
Keberhasilan sebuah iklan tidak terlepas dari pesan bintang iklan dalam
mempromosikan sebuah merek produk, terutama bila iklan tersebut ditayangkan
melalui media televisi. Penggunaan bintang iklan dalam cebuah iklan ditelevisi
merupakan alternatif strategi yang tepat untuk memperkenalkan produk kepada
konsumen.
Selebriti yaitu pribadi (bintang film, penghibur, atau atlet) yang dikenal
oleh masyarakat karena kemampuannya dalam bidang tertentu yang dapat
mendukung produk yang diiklankan. Selebriti memiliki kekuatan untuk
menghentinkan (stopping power). Mereka dapat menarik perhatian atas pesan
iklan ditengah banyaknya iklan lain (Belch & Belch, 2004:12). Selebriti dapat
digunakan sebagai alat yang cepat untuk mewakili segmen pasar yang dibidik
(Royang,2005:12). Endorser sering juga disebut sebagai direct source (sumber
langsung) yaitu seorang pembicara yang mengantarkan sebuah pesan dan atau
memperagakan sebuah produk atau jasa (Blech, 2004:168). Endorser sering juga
diartikan sebagai orang yang dipilih mewakili imej sebuah produk (product
image). Biasanya dari kalangan tokoh masyarakat memiliki karakter menonjol dan
dengan merek produk yang diiklankan haruslah relevan (Jewler & Drewiniany,
2005:10).
Selebriti diasumsikan lebih kredibel daripada non selebriti. Tampilan fisik
dan karakter non fisik selebriti membuat sebuah iklan lebih menarik dan disukai
oleh konsumen. Performa, citra dan kepopuleran selebriti dapat lebih menarik
perhatian target audience untuk menyaksikan iklan yang dapat mempengaruhi
persepsi mereka untuk membuat keputusan dalam melakukan pembelian.
Sedangkan dengan menampilkan pendukung non selebriti atau “orang biasa”
dapat membuat konsumen merasa lebih dekat dan merasa familiar, akan
menghasilkan keterlibatan pesan yang cukup tinggi, dam akhirnya akan
mempengaruhi persepsi konsumen, sehingga tercipta persepsi yang positif
terhadap produk yang diiklankan.
Tugas utama para endorser ini adalah untuk menciptakan asosiasi yang
baik antara endorser dengan produk yang diiklankan sehingga timbul sikap positif
dalam diri konsumen, sehingga iklan dapat menciptakan citra yang baik pula di
mata konsumen, seiring dengan ciri fisik dan kualitas produk yang mengikuti
suatu brand tertentu (Temporal & Loe, 2001).
2.1.5.1 Karakteristik Bintang Idola (Selebrities)
Dunia entertainment makin hari makin gemerlap, sehingga membuat lahan
para selebriti di Indonesia semakin subur. Bukan saja tawaran order main sinetron,
manggung bahkan membintangi iklan merupakan rezeki nomplok, terutama bagi
selebriti yang semakin terkenal (Royan, 2005:5). Banyak sederetan perusahaan
berusaha untuk bekerja sama dalam pembuatan iklan produknya. Akan tetapi,
selain memiliki karakteristik yang cocok dengan produk, juga adanya tuntutan
artis untuk memenuhi segala aturan yang diajukan oleh produsen, seperti selalu
menjaga citra pribadi selama kontrak kerja sama, tidak melakukan pemotongan
rambut selama mengiklankan produk yang berhubungan dengan rambut, dan
paling radikal pula, tidak boleh menikah sebelum kontrak kerja sama selesai
(Royan, 2005:5).
Alasan yang menyebabkan produsen memberikan syarat-syarat tertentu
antara lain personality artis mempengaruhi personality merek, pilihan bintang
yang tepat dapat mempengaruhi tumbuhnya market share, diharapkan personality
artis akan melekat pada merek dan diharapkan artis dapat menjadi penyampai
iklan (endorser) yang handal, sehingga menarik minat konsumen untuk membeli
(Royan, 2005:5). Dalam beriklan tentu saja sang selebriti diharapkan menjadi
endorser. Mereka digunakan sebagai juru bicara merek agar cepat melekat di
benak konsumen (awareness), sehingga konsumen mau membeli merek tersebut.
Selain itu, selebriti dapat juga digunakan sebagai alat yang cepat untuk mewakili
segmen pasar yang dibidik. Oleh sebab itu, tidak heran ketika produk yang
diiklankan menggunakan banyak selebriti, masing-masing akan mewakili segmen
pasar yang dibidik (Royan, 2005:12).
2.1.5.2Peran Celebrity Endorser
Berikut ini adalah beberapa peran celebrity sebagai model iklan yang bisa
digunakan perusahaan dalam sebuah iklan (Schiffman dan Kanuk dalam Mahestu
a. Testimonial, jika secara personal selebriti menggunakan produk tersebut
maka pihak dia bisa memberikan kesaksian tentang kualitas maupun
benefit dari produk atau merek yang diiklankan tersebut.
b. Endorsement, ada kalanya selebriti diminta untuk membintangi iklan
produk dimana dia secara pribadi tidak ahli dalam bidang tersebut.
c. Actor, selebriti diminta untuk mempromosikan suatu produk atau merek
tertentu terkait dengan peran yang sedang ia bintangi dalam suatu program
tayangan tertentu.
d. Spokeperson, selebriti yang mempromosikan produk, merek atau suatu
perusahaan dalam kurun waktu tertentu masuk dalam kelompok peran
spokeperson. Penampilan mereka akan diasosiasikan dengan merek atau
produk yang mereka wakili.
Penggunaan selebriti sebagai bintang iklan diyakini memiliki daya tarik
tersendiri. Selain memiliki keuntungan publisitas dan kekuatan memproleh
perhatian dari konsumen, selebriti juga mempunyai kekuatan untuk dijadikan
sebagai alat untuk membujuk, merayu, serta mempengaruhi konsumen sasaran,
yaitu dengan ketenaran yang dimilikinya. Dengan memanfaatkan ketenaran
tersebut diharapkan dapat menarik minat konsumen untuk melakukan pembelian
terhadap produk yang diiklankannya.
Penggunaan selebriti sebagai bintang iklan juga memiliki peranan yang
penting dalam membentuk perosnaliti merek pada sebuah produk. Bagi
perusahaan, personaliti merek ini sangatlah penting untuk membedakannya
dengan merek lain. Perosnaliti yang demikian oleh selebriti harus disesuaikan
kedalam merek produk yang diiklan sehingga konsumen sadar akan keberadaan
dari merek tersebut. Selain itu, diharapkan pula dengan dibentuknya personaliti
merek pada sebuah produk dapat membantu perusahaan dalam meningkatkan
kinerja merek produk tersebut dipasarkan.
2.1.6 Visibility
Di dalam aktivitas pemasaran, penggunaan selebriti dalam iklan sebaiknya
dievaluasi, sebab seperti halnya produk, selebriti akan tiba saatnya masuk fase
decreasing return. Banyak faktor yang dipertimbangkan oleh produsen
untuk memilih artis sebagai bintang iklan, seperti Visibility, Credibility dan
Attraction (Royan, 2005: 14).
Visibility adalah tingkat kepopuleran seseorang, yaitu sejauh mana seorang
model iklan dikenal oleh publik sebagai calon konsumen untuk memperhatikan
iklan tersebut (Sukmawati dan Suyono, 2005:23). Apabila dihubungan dengan
popularitas, maka ditemukan bahwa visibility banyak berguna apabila obyek yang
disampaikan adalah kesadaran merek (Royan, 2005:16). Tingkat kepopuleran
seorang bintang idola akan sangat mudah diingat dalam benak konsumen untuk
mengingat merek tertentu sehingga dapat menumbuhkan apa yang disebut
kesadaran merek (brand awareness) (Sukmawati dan Suyono, 2005:23).
Kesadaran merek adalah kesanggupan seorang calon pembeli
untuk mengenali, mengingat kembali suatu merek sebagai bagian dari suatu
kategori produk tertentu (Durianto, dkk, 2001:54). Bagian dari suatu kategori
produk perlu ditekankan karena terdapat suatu hubungan yang kuat antara
kategori produk dengan merek yang dilibatkan. Kesadaran merek membutuhkan
merek tertentu telah dikenal sebelumnya, sehingga konsumen yakin bahwa
produk tersebut merupakan satu-satunya merek dalam suatu kelompok produk.
Peran kesadaran merek tergantung pada tingkatan akan pencapaian kesadaran di
benak konsumen. Berikut tingkatan dalam kesadaran merek :
1. Tingkatan kesadaran merek yang paling rendah adalah pengenalan merek atau
disebut juga sebagai tingkatan pengingatan kembali dengan bantuan.
2. Tingkatan berikutnya adalah tingkatan pengingatan kembali merek yaitu
tingkatan pengingatan kembali merek tanpa bantuan karena konsumen tidak
perlu dibantu untuk mengingat merek. Pengukuran pengenalan merek tanpa
bantuan lebih sulit dibandingkan pengenalan merek dengan bantuan.
3. Tingkatan berikutnya adalah merek disebut pertama kali pada saat pengenalan
merek tanpa bantuan yaitu kesadaran puncak pikiran. Puncak pikiran adalah
kesadaran merek yang tertinggi yang merupakan pimpinan dari berbagai
merek yang ada dalam pikiran konsumen.
2.1.7 Credibility
Credibility adalah figur atau objek yang mempresentasikan sebuah merek
yang dapat dipercaya kebenarannya dalam menyampaikan pesan iklan ( Hasson,
2008:150 ). Credibility adalah sebuah sifat yang dimiliki seseorang yang dapat
menimbulkan kepercayaan orang lain terhadap dirinya atas kebenaran yang
disampaikan melalui iklan (Sukmawati dan Suyono, 2005:23). Sementara itu yang
menyangkut Credibility selebriti lebih banyak berhubungan dengan dua hal, yaitu
keahlian dan objektivitas (Royan, 2005:17). Keahlian ini akan bersangkutan pada
pengetahuan selebriti tentang produk yang diiklankan dan objektivitas lebih
pada konsumen suatu produk. Sebaliknya, selebriti yang memiliki kemampuan
yang sudah dipercaya kredibilitasnya akan mewakili merek yang diiklankan.
Produk yang diiklankan akan menjadi pas dengan persepsi yang diinginkan oleh
audience.
Hal ini karena pengiklanan produk menggunakan selebriti tergantung pada
informasi yang harus diberikan pada konsumen, jika informasinya bersifat
keterlibatan rendah, tentunya menggunakan selebriti yang setara tidak menjadi
masalah. Sementara itu, untuk produk yang membutuhkan informasi yang bersifat
keterlibatan tinggi paling tidak selebriti harus memiliki kemampuan yang dapat
dipercaya apabila obyek yang menyampaikan adalah menciptakan sikap terhadap
merek, di mana sikap terhadap merek itu sendiri berarti kemampuan merek dalam
menciptakan motivasi dan emosi yang sesuai dengan keuntungan mereka (Royan,
2005:17).
Faktor penting variabel ini adalah keahlian bintang idola dan sebagai
sumber yang dapat dipercaya dalam penyampaian pesan iklan. Keahlian merujuk
pada pengetahuan, pengalaman, dan keahlian tertentu dari sosok bintang idola
iklan yang berhubungan dan sesuai dengan tema komunikasi dalam iklan.
Kepercayaan merujuk pada reputasi obyek bintang idola sebagai “sumber
terpercaya” dalam penyampaian pesan iklan (Sukmawati dan Suyono, 2005:23).
Kepercayaan konsumen adalah pengetahuan konsumen mengenai suatu obyek,
atribut dan manfaatnya. Kepercayaan konsumen atau pengetahuan konsumen
menyangkut kepercayaan bahwa suatu produk memiliki berbagai atribut, dan
manfaat dari berbagai atribut tersebut. Para pemasar perlu memahami atribut dari
mengevaluasi suatu produk. Pengetahuan tersebut berguna dalam
mengkomunikasikan atribut suatu produk kepada konsumen.
Kepercayaan konsumen terhadap suatu produk, atribut, dan manfaat produk
menggambarkan persepsi konsumen. Karena itu kepercayaan akan berbeda di
antara konsumen. Konsumen akan mengungkapkan kepercayaan terhadap
berbagai atribut yang dimiliki suatu merek dan produk yang dievaluasikannya.
Konsumen harus memperhatikan merek dari suatu produk ketika mengevaluasi
atribut yang dimiliki oleh masing-masing merek. Kepercayaan tersebut sering
disebut object attribute linkages, yaitu kepercayaan konsumen tentang
kemungkinan adanya hubungan antara sebuah obyek dengan atributnya yang
relevan.
Credibility merupakan suatu nilai kepercayaan dalam meyakinkan
konsumen mengenai produk yang sedang dipromosikan. Credibility mengacu
pada kecenderungan untuk percaya kepada seseorang mengenai sumber informasi
seperti pendukung iklan, dianggap dapat dipercaya oleh para konsumen. Persepsi
terhadap kredibilitas pendukung iklan (endorser) ditentukan secara subjektif lewat
penilaian secara individual. Bagaimana persepsi konsumen terhadap pendukung
iklan dirasa lebih penting dari pada fakta kualitas yang dimiliki oleh pendukung
iklan dalam membawakan pesan yang dibawa olehnya secara meyakinkan. Hal ini
berakibat terhadap persepsi endoser terhadap kredibitas, apakah endoser tersebut
selebritis atau bukan, mereka diharapkan dapat memberi pengaruh positif terhadap
respons konsumen pada iklan. Beberapa literatur terdahulu yang bersumber pada
pengaruh dan mengusulkan tiga komponen yang mempengaruhi kredibilitas
(trustworthiness), dan ketertarikan (attractiveness). Keahlian secara luas dapat
diartikan sebagai persepsi seseorang tentang pengetahuan yang dimilikinya,
kemampuan atau pengalaman dan sehingga dengan demikian dianggap dapat
menyediakan informasi yang akurat.
2.1.7 Attraction
Menurut Rita & Saliman, (2001:8), Attraction adalah kemampuan iklan
untuk menarik perhatian pasar sasaran. Attraction adalah elemen-elemen yang
terdapat dalam diri si selebriti yang meliputi karakteristik selebriti dan dapat
dilihat khalayak dalam diri selebriti, seperti daya tarik fisik, kecerdasan, sifat
kepribadian dan gaya hidup selebriti tersebut. Attraction merupakan sifat yang
dimiliki oleh seseorang yang dapat menimbulkan rasa ketertarikan terhadap
dirinya (Noviandra, 2006:68). Attraction adalah sifat yang dimiliki seseorang
yang dapat menimbulkan rasa ketertarikan dirinya (Sukmawati dan Suyono,
2005:23). Attraction ini dapat dikategorikan dalam dua komponen, yaitu
ketertarikan fisik bintang idola iklan dan daya tarik kesesuaian produk yang
diiklankannya. Faktor penting variabel ini adalah Likebility dan Similarity.
Likebility adalah tingkat disukai audience (Royan, 2005:18), meliputi sifat-sifat
kepribadian yang menarik (keahlian intelektual, karakteristik gaya hidup, dan
kecakapan tertentu), dan dapat dipercaya dari bintang idola iklan. Sedangkan
similarity yaitu tingkat kesamaan dengan seseorang yang diingkan pengguna
produk (Royan, 2005:18) yang lebih berfokus pada target pasar yaitu bagaimana
konsumen berpersepsi bahwa bintang idola mereka menggunakan produk yang
Salah satu jalan agar memili kesamaan dengan seseorang yang diinginkan
oleh target pengguna merek, setidaknya selebriti harus mencerminkan pribadi
seseorang dari merek yang ingin dibangunnya melalui iklan. Hanya masalahnya,
bagaimana mencari informasi yang berkenaan dengan pribadi seseorang selebriti
di mata konsumen terhadap seorang selebriti, sehingga nantinya dapat membuat
pemilihan selebriti menjadi kurang tepat (Royan, 2005:18). Iklan harus menarik
perhatian khalayak sasarannya, baik pembaca, pendengar, atau pemirsa. Untuk itu
iklan memerlukan bantuan antara lain, berupa ukuran (size untuk media cetak, atau
air time untuk media penyiaran), penggunaan warna (spot atau full color ), tata
letak (lay out), jenis-jenis huruf (tipografi) yang disampaikan, serta berbagai suara
yang khusus untuk iklan pada radio dan televisi.
Daya tarik adalah elemen-elemen yang terdapat dalam diri si selebriti yang
meliputi sejumlah karakteristik selebriti dan dapat dilihat khalayak dalam diri
selebriti, seperti daya tarik fisik, kecerdasan, sifat kepribadian dan gaya hidup
selebriti tersebut. Daya tarik merupakan sifat yang dimiliki oleh seseorang yang
dapat menimbulkan rasa ketertarikan terhadap dirinya (Noviandra, 2006:68).
Di samping itu, ada hal lain yang sama pentingnya dengan alat-alat bantu
tersebut untuk memberikan kontribusi yang salingmenunjang dalam overall effect
(Kasali, 2007:83). Beberapa penulis naskah iklan mempergunakan trik-trik khusus
untuk menimbulkan perhatian calon pembeli, seperti : menggunakan headline
yang mengarahkan, menggunakan slogan yang mudah diingat, menonjolkan atau
menebalkan huruf-huruf tentang harga (bila harga merupakan unsur penting dalam
mempengaruhi orang untuk membeli), menonjolkan selling point suatu produk,
pendek, menggunakan huruf tebal (bold) untuk menonjolkan kata-kata yang
menjual. Hal yang pokok dan perlu diperhatikan adalah bahwa perhatian calon
pembeli harus diklaim.
Sebab sedikit sekali, kalau tidak mau dikatakan tidak ada, orang yang
membeli suatu publikasi baik di surat kabar, majalah, televisi, radio atau bioskop
semata-mata hanya untuk membeli atau melihat iklannya saja, kecuali jika
mempunyai kebutuhan mendesak atas produk-produk tertentu, seperti ingin
membeli atau menjual kendaraan bekas atau rumah. Oleh karena itu, hanya iklan
yang mampu menarik perhatian sajalah yang akan dibaca oleh calon pembeli.
Dengan demikian iklan yang tidak menarik pada prinsipnya merupakan
pemborosan.
2.1.9 Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan
pembelian dimana konsumen benar-benar membeli (Kotler & Amstrong, 2011).
Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung
terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan.
Dalam memahami perilaku konsumen, terdapat banyak pengaruh yang
mendasari seseorang dalam mengambil keputusan pembelian suatu produk atau
merek. Pada kebanyakan orang, perilaku pembelian konsumen seringkali diawali
dan dipengaruhi oleh banyaknya stimuli dari luar dirinya, baik berupa pemasaran
maupun dari lingkungan yang lain kemudian diproses (diolah) dalam diri, sesuai
dengan karakteristik pribadinya, sebelum akhirnya diambil keputusan pembelian.
Karakteristik pribadi konsumen yang dipergunakan untuk memproses
untuk membeli. Menurut Albari (2008:66) menyatakan bahwa motivasi sebagai
kekuatan dorongan dari dalam diri individu yang memaksa mereka untuk
melakukan tindakan. Jika seseorang mempunyai motivasi yang tinggi terhadap
obyek tertentu, maka dia akan terdorong untuk berperilaku menguasai produk
tersebut. Sebaliknya jika motivasinya rendah, maka dia akan mencoba untuk
menghindari obyek yang bersangkutan.
Implikasinya dalam pemasaran adalah untuk kemungkinan orang tersebut
berminat untuk membeli produk atau merek yang ditawarkan pemasaran atau
tidak. Sejalan dengan hal tersebut keputusan pembelian dalam penelitian ini
secara kontektual dapat dipengaruhi oleh karakteristik pribadi yaitu motivasi
konsumen untuk membeli.
2.1.9.1 Proses Keputusan Pembelian
Menurut Kotler dan Amstrong (2008:179) ada lima tahap dalam proses
pembelian yang dilakukan oleh konsumen yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian,
informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian.
Keseluruhan dapat dilihat pada gambar berikut :
[image:44.595.123.555.529.578.2]Sumber : Kotler dan Amstrong (2008:179)
Gambar 2.1 Proses Keputusan Pembelian
Secara rinci tahap-tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
Pengenalan masalah
Pencarian informasi
Evaluasi Alternatif
Keputusan pembelian
1. Pengenalan Masalah
Proses pembelian dimulai ketika pembeli menyadari suatu masalah atau
kebutuhan yang dipucu oleh rangsangan internal atau eksternal. Dengan
rangsangan internal, salah satu dari kebutuhan normal seseorang yaitu rasa
lapar, haus yang timbul pada tingkat yang cukup tinggi sehingga menjadi
dorongan. Kebutuhan juga dapat dipicu oleh rangsangan eksternal, seperti
iklan, para pemasar perlu mengenal berbagai hal yang dapat menggerakkan
kebutuhan atau minat konsumen.
2. Pencarian Informasi
Konsumen yang tertarik pada suatu produk akan mencari lebih banyak
informasi atau mungkin tidak. Jika dorongan konsumen itu kuat dan produk yang
memuaskan ada di dekat konsumen itu, konsumen mungkin akan membelinya
kemudian. Jika tidak konsumen dapat menyimpan kebutuhan itu dalam
ingatannya atau melakukan pencarian informasi yang berhubungan dengan
kebutuhan.
Konsumen dapat memperoleh informasi dari beberapa sumber.
Sumber-sumber informasi ini meliputi Sumber-sumber pribadi (keluarga, teman, tenaga, rekan),
sumber komersial (iklan, wiraniaga, situs web, penyalur, kemasan, tampilan),
sumber publik (media massa, organisasi pemeringkat konsumen, pencarian
internet), dan sumber pengalaman (penanganan, pemeriksaan produk).
Setiap sumber informasi melaksanakan fungsi yang berbeda dalam
mempengaruhi keputusan pembelian. Sumber komersial biasanya melaksanakan
fungsi informasi, sementara sumber pribadi melaksanakan fungsi legitimasi atau
dan pengetahuan akan merek dan fitur yang tersedia meningkat. Sebuah
perusahaan harus mendesain bauran pemasarannya untuk membuat konsumen
menyadari dan mengetahui merek suatu produk. Perusahaan harus
mengedintifikasi sumber informasi konsumen dan arti penting masing-masing
sumber tersebut seksama.
3. Evaluasi Alternatif
Pemasar harus tahu tentang evaluasi alternatif (alternative evaluative)
yaitu bagaimana konsumen memproses informasi untuk sampai pada pilihan
merek. Beberapa konsep dasar yang akan membantu kita memahami proses
evaluasi: pertama, konsumen berusaha memuaskan sebuah kebutuhan. Kedua,
konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk. Ketiga, konsumen melihat
masing-masing produk sebagai sekelompok atribut dengan berbagai kemampuan
untuk menghantarkan manfaat yang diperlukan dalam memuaskan kebutuhan.
Konsumen akan memberikan perhatian terbesar pada atribut yang menghantarkan
manfaat yang memenuhi kebutuhan.
4. Keputusan Membeli
Dalam tahap evaluasi, konsumen menentukan peringkat merek dan
membentuk niat pembelian. Pada umumnya, keputusan pembelian (purchase
decision) konsumen adalah membeli merek yang paling disukai, tetapi dua faktor
bisa berada diantara niat pembelian dan keputusan pembelian. Faktor pertama
adalah sikap orang lain. Seberapa jauh sikap pihak lain akan mengurangi alternatif
yang disukai seseorang tergantung pada intesitas sikap negatif pihak lain terhadap
pilihan alternatif konsumen dan motivasi konsumen tunduk pada keinginan orang
mengubah maksud pembelian. Keputusan seseorang konsumen untuk mengubah,
menangguhkan, atau membatalkan keputusan membeli banyak dipengaruhi oleh
persepsi terhadap resiko.
5. Perilaku Pasca Pembelian
Setelah membeli suatu produk, konsumen akan mengalami beberapa
tingkat kepuasan dan ketidakpuasan. Kepuasan dan ketidakpuasan pembeli
terhadap suatu pembelian terletak pada hubungan antara eskspektasi konsumen
dan kinerja anggapan produk. Jika produk tidak memenuhi ekspektasi, konsumen
kecewa; jika produk memenuhi ekspektasi, konsumen puas; jika produk melebihi
ekspektasi, konsumen sangat puas.
Semakin besar kesenjangan antara ekspektasi dan kinerja, semakin besar
pula ketidakpuasan konsumen. Hal ini menunjukkan bahwa penjual hanya boleh
menjanjikan apa yang dapat diberikan mereknya sehingga pembeli terpuaskan.
2.1.9.2 Teknik Pendekatan Konsumen
Teknik pendekatan untuk memengaruhi keputusan konsumen menurut
nugroho (2003):
1. Teknik pendekatan stimulus respon
Teknik ini merupakan penyampaian ide-ide atau pengetahuan tentang
suatu produk dan merek kepada konsumen agar konsumen tertarik atau
termotivasi untuk mengetahui keputusan membeli produk-produk yang
2. Teknik pendekatan humanistic
Teknik ini merupakan teknik pendekatan yang bersifat manusiawi. Dalam
teknik ini keputusan membeli diserahkan sepenuhnya kepada konsumen
yang bersangkutan.
3. Teknik pendekatan kombinasi antara stimulus-respon dan humanistic
Teknik ini merupakan teknik pendekatan dari hasil kombinasi antara
teknik stimulus-respon dan teknik humanistic
4. Teknik pendekatan dengan komunikasi persuasive
Teknik ini merupakan teknik pendekatan dengan menggunakan
komunikasi persuasive melalui rumus AIDDAS, A= Attention, I= Interest,
D= Desire, D= Decition, A= Action, S= Statisfaction
2.2 Penelitian Terdahulu
Sehubungan dengan pengaruh brand endorser terhadap keputusan
pembelian, berikut akan disajikan beberapa penelitian terdahulu yang dapat dilihat
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Penulis Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian 1 Rizky
Amalina Bachriansyah (2011)
Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Daya Tarik Iklan, dan Persepsi Harga Terhadap Minat beli Konsumen Pada Produk Ponsel Nokia (Studi kasus Pada Masyarakat di Kota Semarang)
Variabel Bebas : a.Kualitas Produk b.Daya Tarik Iklan c.Persepsi Harga Variabel Terikat : a. Minat Beli
Kualitas produk, daya tarik iklan, dan persepsi harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli pada produk ponsel
nokia pada masyarakat di kota
Semarang. 2 Etni
Heruwati (2010)
Analisis Pengaruh Daya Tarik, Kredibilitas, dan Keahlian Celebrity
Endorser Terhadap
Keputusan Pembelian
Sepeda Motor Yamaha Mio Studi pada konsumen PT Haprindo Jaya
Variabel Bebas :
a.Daya Tarik b.Kredibilitas
c.Keahlian
Celebrity Endorser
Variabel Terikat : d.Keputusan Pembelian Daya tarik, kredibilitas, dan keahlian celebrity endorser berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian sepeda motor yamaha mio studi pada konsumen PT Haprindo Jaya 3 Topik
Hidayat (2011)
Analisis Pengaruh Daya Tarik, Kredibilitas, dan Keahlian Celebrity Endorser Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor
Yamaha Mio Studi Pada Pengguna Motor Yamaha Mio di Daerah Ciledug Tangerang Variabel Bebas: a.Daya Tarik b.Kredibilitas c.Keahlian Celebrity Endorser
Variabel Terikat : a.Keputusan Pembelian
Daya tarik, kredibilitas, dan keahlian celebrity endorser berpengaruh positif dan signifikan terhadapkeputusan pembelian pada pengguna motor yamaha mio di daerah ciledug tangerang
4 Dr. Puja Khatri (2006) Celebrity Endorsement a Strategic Promotion Perspective Variabel Bebas: a.Celebrity Endorsement Variabel Terikat: b.Strategic Promotion Perspective Celebrity endorsement
influence positif and significant toward a stategic promotion perspective
2.3. Kerangka Pemikiran
Persaingan yang ketat dalam bisnis kendaraan bermotor roda dua
menjadikan konsumen mempunyai banyak alternatif pilihan untuk memilih jenis
dan tipe yang sesuai dengan seleranya. Setiap kendaraan yang dikeluarkan
mempunyai kelebihan dan kekurangan, kemudian bagaimana konsumen
menentukan pilihan tersebut. Banyaknya persaingan dalam produk yang sama,
berdampak pada keinginan masing-masing produsen untuk bisa memenangkan
persaingan. Oleh karena itu banyak perusahaan yang mengiklankan produknya
melalui televisi dengan brand endorser yang sudah dikenal oleh pemirsa.
Dengan adanya brand endorser tersebut, diharapkan dapat mempengaruhi
minat pemirsa untuk melakukan pembelian. Berdasarkan pemikiran di atas, maka
dapat digambarkan sebuah kerangka pemikiran seperti pada gambar berikut.
Sumber : Sukmawati dan Suyono (2005)
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual
2.4 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka konseptual yang diuraikan sebelumnya, maka dapat
dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut : Brand endorser berpengaruh
positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian Honda Scoopy pada
mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian penjelasan atau
(explanatory). Explanatory merupakan penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui hubungan hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau
bagaiman