• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Brand Endorser Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda Scoopy Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Brand Endorser Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda Scoopy Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH BRAND ENDORSER TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR HONDA SCOOPY

PADA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS

SUMATERA UTARA

OLEH

ELISA SABRINA SIREGAR 100502210

PROGRAM STUDI STRATA-1 MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

DEPARTEMEN MANAJEMEN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ABSTRACT

The objective of this research is to analyze the influence of brand endorser, namely visibility, credibility and attraction this reasearch uses multiple linear regression analysis. This research used primary data obtained from those respondents who rides Honda Scoopy that are given numbers of questions. This research used Accedental Sampling method. The number of samples are 81 samples. The results of this research show that visibility, credibility, and attraction simultaneously have positive and sicnificant effect to purchasing decision. This results of this research also show that visibility, credibility and attraction partially have positive and significant effect to the purchasing decision. The results of multiple linier regression show that visibility, credibility and attraction have positive and significant effect to the purchasing decision and 59,8% affecting the dependent variables. Other variables 40,2% affecting dependent variables in this research.

(3)

ABSTRAK

Penelititian ini memiliki tujuan untuk menganalisis brand endorser yang terdiri dari Visibility, Credibility dan Attraction. Penelitian ini menggnakan analisis linier berganda. Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dari jawaban dari responden yang menggunakan Honda Scoopy yang diberikan beberapa pertanyaan. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Accidental Sampling jumlah sampel 81 orang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh secara simultan pada variabel visibility, credibility dan attraction berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Hasil penelitian ini juga menunjukan secara parsial variabel visibility,credibility dan attraction berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Hasil penelitian regresi linier berganda menunjukkan bahwa variabel brand endorser yang terdiri dari visibility, credibility dan attraction berpengaruh secara postif dan signifikan terhadap keputusan pembelian sebesar 59,8% mempengaruhi variabel dependen sisanya 40,2 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam metode penelitian ini.

Kata Kunci: Brand Endorser dan Keputusan Pembelian

(4)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis sampaikan kehadirat kepada Allah SWT, orang

tua dan sahabat yang telah memberikan ilmu, pertolongan, petunjuk serta

rizky-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul

“Pengaruh Brand Endorser Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda

Scoopy Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera”.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari akan masih banyaknya

kekurangan yang disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan yang dimiliki, oleh

sebab itu dengan segala kerendahan hati penulis membuka diri atas kritik dan

saran yang dapat menyempurnakan skripsi ini.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan,

bimbingan serta saran-saran dari berbagai pihak, sehingga penyusun skripsi ini

dapat diselesaikan. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada

yang terhormat :

1. Ali Gusti Siregar dan Sabariah, S.Sos selaku orang tua saya yang telah

sabar dalam mendidik dan membesarkan saya dengan penuh kasih sayang

hingga saat ini.

2. Bapak Prof. Dr. Azhar, SE, MSc, Ak , selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara

3. Ibu Fivi Rahmatus Sofiyah, SE, MSi , selaku Dosen Pembimbing saya

yang telah banyak sekali membantu dalam memberikan arahan dan

(5)

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, MSi , selaku Dosen Pembanding I saya

yang telah membantu dan memberikan arahan dalam menyelesaikan

skripsi ini.

5. Ibu Dra. Friska Sipayung, MSi , selaku Dosen Pembanding II saya yang

telah membantu dan memberikan arahan dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Para sahabat seperjuangan saya Jurusan Manajemen angkatan 2010 atas

bantuan, dukungan dan doa nya yang kalian berikan selama ini.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca serta dapat

memberikan sumbangan pemikiran bagi pihak pihak lain.

Medan, 27 Oktober 2014

ELISA SABRINA SIREGAR

   

(6)

DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Perumusan Masalah . ... 9

1.3. Tujuan Penelitian ... 9

1.4. Manfaat Penelitian... 10

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori... 11

2.1.2. Pengertian Promosi ... 11

2.1.2.1 Tujuan Promosi ... 12

2.1.3. Bauran Promosi (Promotional Mix) ... 14

2.1.4. Pengertian Iklan ... 17

2.1.4.1 Tujuan Iklan ... 18

2.1.5. Celebrity Endorser ... 21

2.1.5.1 Karakteristik Bintang Idola ... 21

2.1.5.2 Peran Celebrity Endorser ... 23

2.1.6. Visibility ... 25

2.1.7. Credibility ... 26

2.1.8. Attraction ... 29

2.1.9. Keputusan Pembelian ... 31

2.1.9.1. Proses Keputusan Pembelian ... 32

2.1.9.2. Teknik Pendekatan Konsumen ... 35

2.2. Penelitian Terdahulu... 36

2.3. Kerangka Pemikiran... 37

2.3. Hipotesis Penelitian ... 38

BAB III : METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian...……… 39

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian... 39

3.3. Batasan Operasional... 39

3.4. Definisi Operasional Variabel... 39

3.5. Skala Pengukuran Variabel ... 42

3.6. Populasi dan Sampel Penelitian. ... 42

3.7. Jenis Data Penelitian ... 44

3.8. Metode Pengumpulan Data ………. 44

3.9. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 45

3.10.TeknikAnalisis Data ... 47

3.10.1. Deskriptif ... 47

3.10.2. Analisis Regresi Linier Berganda ... 47

3.10.3. Uji Asumsi Klasik... 48

(7)

BAB IV : PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan ... 51

4.1.1. Sejarah PT. Astra Honda Motor (AHM) ... 51

4.1.2 Visi dan Misi ... 53

4.1.3 Honda Scoopy dan Vierra ... 53

4.2. Hasil Penelitian ... 56

4.2.1 Analisis Deskriptif ... 56

4.2.1.1 Analisis Deskriptif Responden ... 56

4.2.1.2 Analisis Deskriptif Variabel ... 58

4.2.2 Uji Asumsi Klasik ... 58

4.2.2.1 Uji Normalitas ... 58

4.2.2.1.1 Pendekatan Histogram ... 59

4.2.2.1.2 Pendekatan Grafik ... 60

4.2.2.1.3 Pendekatan Kolmogrov-Smirnov ... 60

4.2.2.2 Uji Heteroskedastisitas ... 61

4.2.2.3 Uji Multikolinearitas ... 63

4.2.3 Metode Analisis Regresi Linear Berganda ... 63

4.2.4 Pengujian Hipotesis ... 65

4.2.4.1 Uji Serempak/Simultan (Uji-F) ... 65

4.2.4.2 Uji Parsial (Uji-t) ... 66

4.2.5 Pengujian Koefisien Determinasi (R2) ... 69

4.3 Pembahasan ... 71

BAB V : KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan ... 77

5.2 Saran ... 78

DAFTAR PUSTAKA ... 80

(8)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul

Tabel 1.1 Penjualan Sepeda Motor Honda Scoopy ... 8

Tabel 2.1 Daftar Penelitian Terdahulu ... 37

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ... 41

Tabel 3.2 Instrumental Skala Likert ... 42

Tabel 3.3 Validitas Tiap pertanyaan ... 45

Tabel 3.4 Uji Reliabilitas ... 46

Tabel 3.5 Reliability Statistics ... 47

Tabel 4.1 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Usia ... 57

Tabel 4.2 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.. 57

Tabel 4.3 Kolmogrov-Smirnov ... 61

Tabel 4.4 Uji Multikolinearitas ... 63

Tabel 4.5 Analisis Regresi Linear Berganda ... 63

Tabel 4.6 Uji Serempak/Simultan (Uji F) ... 66

Tabel 4.7 Uji Parsial (Uji T) ... 68

Tabel 4.8 Koefisien Determinasi (R2) ... 70

(9)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul

2.1 Proses Keputusan Pembelian ... 32

2.2 Kerangka Konseptual ... 38

4.1 Scoopy dan Vierra ... 54

4.2 Launching Honda Scoopy bersama Band Vierra ... 55

4.3 Histogram ... 59

4.4 Scatterplot ... 60

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran

1. Kuesioner Penelitian ... 82

2. Summary Validitas ... 86

3. Uji Validitas dan Reabilitas ... 88

4. Summary Penelitian ... 89

(11)

ABSTRACT

The objective of this research is to analyze the influence of brand endorser, namely visibility, credibility and attraction this reasearch uses multiple linear regression analysis. This research used primary data obtained from those respondents who rides Honda Scoopy that are given numbers of questions. This research used Accedental Sampling method. The number of samples are 81 samples. The results of this research show that visibility, credibility, and attraction simultaneously have positive and sicnificant effect to purchasing decision. This results of this research also show that visibility, credibility and attraction partially have positive and significant effect to the purchasing decision. The results of multiple linier regression show that visibility, credibility and attraction have positive and significant effect to the purchasing decision and 59,8% affecting the dependent variables. Other variables 40,2% affecting dependent variables in this research.

(12)

ABSTRAK

Penelititian ini memiliki tujuan untuk menganalisis brand endorser yang terdiri dari Visibility, Credibility dan Attraction. Penelitian ini menggnakan analisis linier berganda. Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dari jawaban dari responden yang menggunakan Honda Scoopy yang diberikan beberapa pertanyaan. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Accidental Sampling jumlah sampel 81 orang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh secara simultan pada variabel visibility, credibility dan attraction berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Hasil penelitian ini juga menunjukan secara parsial variabel visibility,credibility dan attraction berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Hasil penelitian regresi linier berganda menunjukkan bahwa variabel brand endorser yang terdiri dari visibility, credibility dan attraction berpengaruh secara postif dan signifikan terhadap keputusan pembelian sebesar 59,8% mempengaruhi variabel dependen sisanya 40,2 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam metode penelitian ini.

Kata Kunci: Brand Endorser dan Keputusan Pembelian

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Industri otomotif khususnya sepeda motor sedang mengalami peningkatan

yang sangat pesat, ini ditandai dengan terus bertambahnya kuantitas kendaraan

yang dimiliki masyarakat dan terlihat pada mobilitas kendaraan yang berada di

jalan-jalan kota besar. Serta diikuti dengan lahir dan tumbuhnya

perusahaan-perusahaan baru yang senantiasa berupaya semaksimal mungkin untuk

mendapatkan dan mempertahankan pangsa pasar yang ada. Dalam meningkatkan

daya saing, suatu perusahaan dapat memenangkan persaingan dengan cara

menampilkan produk terbaik yang dapat memenuhi selera konsumen. Pada

dasarnya semakin tinggi tingkat persaingan yang terjadi, maka semakin akan

banyak pula pilihan bagi konsumen untuk dapat memilih produk yang sesuai

dengan harapannya, dan sebagai konsekuensi dari perubahan tersebut pelanggan

menjadi lebih cermat dan pintar menghadapi setiap produk yang ditawarkan.

Sebuah perusahaan harus mampu mengenal dan mengetahui apa yang

menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen. Perusahaan juga harus selalu

mencari informasi mengenai apa yang diharapkan konsumen dari suatu produk.

Dengan tujuan agar perusahaan dapat selalu menciptakan produk yang sesuai

dengan keinginan calon konsumen.

Honda Scoopy merupakan motor retro-modern karena terdahulu sudah ada

(14)

modern. Oleh karena itu, Honda Scoopy ini diberi julukan motor matik

retro-modern untuk lebih menegaskan inilah varian terbaru Honda. Jika hanya

menggunakan kata retro, akan bersifat ambigu karena masyarakat yang belum

mengenal motor ini akan beranggapan bahwa ini motor retro zaman dahulu.

Adanya inovasi dari berbagai produsen kendaraan, maka saat ini

diluncurkan produk kendaraan jenis skuter matic, sehingga pertumbuhan pasar

sepeda motor matic terus meningkat sejalan dengan tuntutan masyarakat yang

menginginkan sepeda motor yang praktis dan mudah dioperasikan. Berbagai

pabrikan sudah meluncurkan tipe matic dengan tawaran kelebihan teknologi

masing-masing sesuai tuntutan konsumen. Untuk memuaskan konsumennya, saat

ini Honda mengeluarkan produknya dengan segmen perempuan, yaitu Honda

Scoopy dengan alasan karena populasi penduduk Indonesia umumnya sebagian

besar adalah perempuan. Sedangkan jenis kendaraan untuk segmen perempuan

belum dibuat secara maksimal oleh produsen. Oleh sebab itu, Honda Scoopy

dirancang khusus bagi postur rata-rata wanita Indonesia, baik desain maupun

bobot secara keseluruhannya.

Honda Scoopy mempunyai beberapa keunggulan berupa built-in

liquid-cooled engine (radiator yang menyatu dengan mesin), mesinnya responsif

diputaran bawah, sudah memakai parking lock brake, side stand switch, memakai

ban yang cukup lebar untuk skutik, selain design yang penuh gaya dan berkesan

sporty untuk memenuhi keinginan konsumen Indonesia. Konsep utama dalam

pengembangan New Honda Scoopy ini adalah gabungan antara kenyamanan dan

kesenangan dalam berkendara, yang bertujuan untuk menciptakan sebuah kesan

(15)

konsumen. Honda Scoopy diciptakan untuk selera gaya generasi muda yang

mengutamakan kepribadian, sehingga banyak generasi muda yang menggunakan

Honda Scoopy untuk kegiatan sehari-hari. Dengan banyaknya peminat sepeda

motor matic, maka Honda meluncurkan New Honda Scoopy yang memberikan

keseimbangan dalam bermanuver dan kenyamanan, walaupun dikendarai dengan

berboncengan.

Dengan banyaknya tipe (yaitu velg racing / cast wheel dan tipe jari-jari

/spoke) serta fitur baru yang ditawarkan plus nama besar Honda, pesona

produk matic keluaran Honda ini membuatnya terkenal bahkan sebelum motor ini

nampak sangat familiar di jalanan di seluruh Tanah Air.

Promosi berkaitan dengan upaya untuk mengarahkan seseorang agar dapat

mengenal produk perusahaan, lalu memahaminya, berubah sikap, menyukai,

yakin, kemudian akhirnya membeli dan selalu ingat akan produk tersebut.

Promosi merupakan arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk

mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan

pertukaran dalam pemasaran. Sedangkan bentuk-bentuk promosi secara umum

ada empat macam, meliputi : periklanan, personal selling, publisitas, dan promosi

penjualan. Dari keempat bentuk promosi tersebut, yang paling efektif adalah

melalui iklan. Sedangkan iklan yang efektif adalah iklan yang mampu

untuk berkomunikasi, dalam arti dapat mempengaruhi daya tarik membaca, daya

tarik sikap, mudah diingat kembali, dilihat, diperhatikan, paling banyak dibaca

dan pengaruh penjualannya terhadap apa yang telah diiklannya tersebut (Tjiptono,

(16)

Iklan adalah sumber informasi utama dalam pengambilan keputusan.

Kegiatan periklanan adalah salah satu alat promosi utama yang sering digunakan

untuk mengarahkan komunikasi yang bersifat membujuk kepada yang ditujunya,

yang mana kegiatan periklanan merupakan salah satu faktor yang penting dan erat

hubungannya dengan selera dan kepentingan konsumen. Iklan dapat

menggunakan banyak media, salah satunya adalah media televisi. Televisi telah

menjadi media yang sangat banyak menciptakan budaya populer. Media iklan

televisi banyak digunakan oleh para produsen, karena jangkauannya yang luas

dan kemampuan audio visualnya dalam menyampaikan iklan. Di samping itu

televisi adalah media untuk menyampaikan banyak hal kepada masyarakat dan

merupakan yang terbaik dalam citra dan simbol komunikasi, karena mampu

memperagakan penggunaan produk dan reaksi konsumen.

Televisi sebagai media periklanan memiliki kemampuan untuk

menggambarkan emosi secara keseluruhan dibandingkan dengan media lain.

Media televisi mampu menyediakan kombinasi dari pesansuara, musik, gambar

serta kata-kata atau sesuatu yang didengar, kata-kata yang terlihat, efek suara dan

lainnya karena televisi menawarkan suatu informasi yang membantu seseorang

untuk bertindak atau bereaksi pada iklan. Akhir-akhir ini banyak perusahaan yang

mempromosikan produknya melalui iklan terutama di televisi, karena televisi

mempunyai keunggulan yang lebih dari pada mengiklankan melalui surat kabar,

majalah, atau media lain. Hal itu dilakukan karena di televisi produk yang

diiklankan bisa langsung dilihat oleh penonton seluruh permirsa sasaran dan audio

visualnya dalam menyampaikan pesan atas produknya yang seakan-akan

(17)

beralih terhadap produk yang diiklankannya dan waktu penayangannya pun bisa

berulang-ulang kali dalam sehari.

Banyak perusahaan yang berlomba-lomba mengiklankan produknya

melalui televisi, sehingga kemungkinan menarik perhatian konsumen lebih besar

dari pada mempromosikan melalui media lain. Tetapi biaya promosi yang

dikeluarkan untuk mengiklankan di televisi tersebut sangat besar, karena

jangkauan pemirsa sasarannya lebih luas. Saat ini, persaingan bisnis semakin

kompetitif, dinamis dan kompleks, oleh karena itu setiap perusahaan dituntut

untuk bisa mendapatkan cara terbaik guna merebut atau mempertahankan pangsa

pasar. Namun demikian iklan masih dianggap paling efektif. Banyak perusahaan

yang memanfaatkan media ini sebagai sarana mempengaruhi konsumen untuk

melakukan pembelian terhadap produk yang diiklankan. Iklan berperan penting

sebagai salah satu sumber informasi yang diperlukan konsumen untuk mengetahui

kelebihan dan kekurangan suatu produk. Bintang televisi, aktor dan atlet terkenal

banyak digunakan dalam iklan majalah, maupun TV komersial untuk mendukung

produk.

Bahasa iklan menggunakan target usia dalam memasarkan produk. Jika

ingin memasarkan produk pada kalangan dewasa, digunakan ragam bahasa

dewasa. Jika kalangan remaja yang menjadi target iklan, sebaiknya menggunakan

ragam bahasa remaja dan jika ingin memasarkan produk pada kalangan

anak-anak, iklan menggunakan ragam bahasa anak-anak. Hal ini bertujuan untuk

menyampaikan informasi tepat sasaran dan dapat dimengerti oleh sasaran iklan.

Bintang iklan (celebrity endorser) bergerak sebagai orang yang berbicara

(18)

menunjuk pada produk yang didukungnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

penjualan produk meningkat akibat dari penggunaan bintang idola iklan (celebrity

endorser). Sikap dan persepsi konsumen bertambah ketika bintang idola iklan

mendukung produk tersebut, PT. Astra Honda Motor (AHM) mencoba melakukan

promosi melalui iklan dengan menggunakan grup vokal terkenal yaitu Vierra.

Vierra adalah grup vokal remaja yang sudah dikenal di mana-mana, agar mudah

diterima oleh masyarakat khususnya remaja, image Vierra yang gaul dan trendy

yang sesuai dengan Sepeda Motor Honda Scoopy dengan desain retro modern

untuk memenuhi kebutuhan gaya hidup anak muda yang tampil gaul dan trendy,

tampil beda dan mengedepankan gaya hidup serta kebebasan berekspresi sehinga

Vierra inilah yang sangat cocok sekali bila dijadikan celebrity endorser untuk

iklan Sepeda Motor Honda Scoopy yang dijadikan sebagai icon para remaja masa

kini yang berani tampil beda sehingga dalam pandangan produsen, produk yang

diiklankan bisa sukses di pasar.

Manfaat menggunakan selebriti (Vierra), konsumen akan bangga

menggunakan produk yang juga digunakan oleh Vierra. Familiaritas Vierra yang

dipilih adalah mereka yang dinilai memiliki kedekatan emosional dengan

konsumen. Dengan adanya bantuan iklan dari Vierra, maka konsumen semakin

percaya bahwa produk yang diiklankan itu benar-benar berkualitas. Vierra

berperan besar dalam mempengaruhi audience didalam iklan Sepeda Motor

Honda Scoopy.

Bintang iklan memiliki karakteristik antara lain Visibility, Credibility,

Attraction (Royan, 2004:15). Dengan karakteristik Visibility, Credibility,

(19)

keputusan pembeliannya pada produk tersebut. Tingkat visibility iklan Scoopy

jika semangkin populer bintang iklan yang digunakan dapat mempengaruhi

ketertarikan konsumen untuk memperhatikan iklan tersebut dan juga dapat

mempengaruhi konsumen untuk membeli produk Sepeda Motor Honda Scoopy.

Selebriti yang digunakan sebagai model iklan mempunyai keterpercayaan

sehingga konsumen sebagai penerima pesan iklan mempunyai keterpercayaan dan

meyakini bahwa mereka mempunyai pengetahuan dan pengalaman, sehingga

pesan yang mereka sampaikan tidak bias. Keterpercayaan selebriti dapat

dipercaya dan dianggap memiliki wawasan tentang isu tertentu, seperti

kehandalan merek, akan menjadi orang yang paling mampu meyakinkan orang

lain untuk mengambil suatu tindakan keputusan pembelian. Sebagai komunikator

yang mempromosikan produk attraction selebriti merupakan hal yang sangat

penting. Sebab konsumen akan cenderung membentuk kesan positif dan lebih

percaya pada yang disampaikan oleh selebriti dengan penampilan fisik yang

menarik. Dengan digunakannya selebriti sebagai bintang iklan suatu produk, daya

tarik yang dimiliki oleh selebritis Vierra dalam iklan Honda Scoopy tersebut telah

menjadi suatu dimensi penting terhadap image suatu produk yang diwakili dan

iklan yang disajikan mempunyai tema yang menarik gambar yang bagus sehingga

dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.

Jumlah konsumen pengguna Sepeda Motor Honda Scoopy setiap tahunnya

(20)

Tabel 1.1

Penjualan Sepeda Motor Honda Scoopy Tahun 2011, 2012, 2013

Merek Tahun 2011 2012 2013 Honda Scoopy 228.728 unit 155.512 unit 200.421 unit

Sumber : Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI)

Dilihat diatas pada tabel 2.1 penjualan Sepeda Motor Honda Scoopy pada tahun 2011

berjumlah 228.728 unit, sedangkan tahun 2012 berjumlah 155.512 unit, penjualan Sepeda

motor Honda Scoopy menurun, dan pada tahun 2013 berjumlah 200.421 unit, meningkat

dari tahun sebelumnya. Hal tersebut mengindikasikan terjadi permasalahan pada

proses keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen. Meskipun Honda

menjadi Market Leader untuk kendaraan bermotor di Indonesia, namun ternyata

tidak diikuti oleh produk jenis Scoopy. Permasalahan yang melandasi keputusan

pembelian produk jenis Scoopy adalah adanya produk motor matic dari

perusahaan pesaing yang lebih dulu muncul di pasaran motor matic di Indonesia.

Produk pesaing tersebut menawarkan motor matic dengan kualitas yang baik.

Meskipun produk Scoopy sebenarnya juga memiliki kualitas yang sebanding,

namun persepsi masyarakat di Kota Medan umumnya, mahasiswa Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara telah lebih dahulu tertuju pada

produk pesaing karena telah lebih dulu muncul.

Scoopy merupakan produk baru dari Honda sehingga produk tersebut

belum begitu populer di pasaran. Citra merek dari Scoopy sebagai produk baru

belum begitu terbentuk di benak konsumen. Telah melekatnya citra merek untuk

motor matic dari pesaing juga yang menjadikan citra merek Scoopy mengalami

kendala untuk berkembang. Adapun salah satu penyebabnya adalah Honda

Scoopy bodinya kurang ramping, ongkos perawatannya mahal, harga sparepart

(21)

yang gemuk. Scoopy juga terdapat indikasi cacat produksi pada komponen anchor

pin atau nut, sehingga mempengaruhi fungsi roda belakang saat beroperasi serta

memiliki suara stater yang kasar dengan kapasitas tanki bensin yang kecil (3,5 L).

Hal ini membuat PT. Astra Honda Motor (AHM), selaku distributor pusat motor

Honda melakukan penarikan motor Scoopy yang terlanjur diserap pasar. Honda

Scoopy yang bermasalah tersebut adalah produksi September 2010 sampai Maret

2011.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

sehingga memilih judul “Pengaruh Brand Endorser Terhadap Keputusan Pembelian Honda Scoopy Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalah

dalam penelitian ini adalah : Apakah terdapat pengaruh positif dan signifikan

brand endorser terhadap keputusan pembelian Honda Scoopy pada mahasiswa

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis

pengaruh, brand endorser secara simultan dan signifikan terhadap keputusan

pembelian Honda Scoopy pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis

(22)

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini dilakukan, yaitu :

1. Bagi perusahaan

Hasil penelian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam

pengambilan keputusan berkaitan dengan masalah pengaruh brand endorser

terhadap keputusan pembelian Honda Scoopy

2. Bagi Penulis

Penelitian ini dapat memberikan pengalaman belajar dan sekaligus sebagai

bahan perbandingan antara hal hal teoritis dan praktis guna menambah

wawasan ilmu pengetahuan

3. Bagi Pembaca

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi ataupun

memberikan inspirasi untuk melakukan penelitian sejenis dengan

(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Promosi

Menurut Swastha & Sukotjo (2007:222), Promosi adalah arus informasi

atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi

kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran”.

Kotler dan Keller (2012:519), menjelaskan bahwa promosi penjualan

merupakan unsur utama dalam kampanye pemasaran. Promosi penjualan adalah

berbagai kumpulan alat-alat insentif yang sebagaian besar berjangka pendek, yang

dirancang untuk merangsang pembelian produk atau jasa tertentu dengan lebih

cepat dan lebih besar oleh konsumen, promosi pedagang, promosi bisnis dan

tenaga penjualan. Dengan promosi yang baik maka penyampaian informasi

tentang keunggulan-keunggulan suatu produk akan dapat diterima dan dipahami

oleh konsumen dengan baik pula.

Ada berbagai pengertian tentang promosi yang diberikan masyarakat umum

maupun kalangan pengusaha. Namun secara garis besarnya mereka menganggap

bahwa promosi merupakan alat untuk memperkenalkan produk kepada

masyarakat dan sekaligus untuk meningkatkan volume penjualan atas barang dan

jasa yang ditawarkan. Menurut Swasta dan Irawan (2001:349) yang menyatakan

bahwa istilah promosi dapat diartikan sebagai berikut : “Promosi adalah semua

jenis kegiatan pemasaran yang ditujukan untuk mendorong permintaan”.

(24)

dan tingkah laku dalam rangka menciptakan pertukaran, sehingga tujuan untuk

meningkatkan kuantitas penjualan diharapkan dapat teralisasi.

2.1.2.1 Tujuan Promosi

Tujuan utama dari promosi yang akan dilakukan oleh perusahaan secara

mendasar terdiri dari beberapa alternatif antara lain dapat berupa:

menginformasikan, mempengaruhi, membujuk dan mengingatkan sasaran

konsumen tentang perusahaan dan bauran pemasarannya. Oleh karena itu, secara

mendalam tujuan promosi tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Menginformasikan

Sebagai tujuan utama dari kegiatan promosi yang akan dilakukan adalah

menginformasikan seluruh aspek-aspek dan kepentingan perusahaan yang

berhubungan dengan konsumen dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya

untuk dapat diketahui secara jelas. Kegiatan untuk menginformasikan atas

berbagai hal yang berkaitan antara perusahaan dengan konsumen dapat

berupa:

a. Menginformasikan pasar mengenai produk baru

b. Memperkenalkan cara pemakaian yang baru dari suatu produk

c. Menyampaikan perubahan harga kepada pasar

d. Menjelaskan cara kerja produk

e. Menginformasikan jasa-jasa yang disediakan

f. Meluruskan kesan yang salah

g. .Mengurangi ketakutan atau kekhawatiran pembeli

(25)

2. Mempengaruhi dan Membujuk Pelanggan Sasaran

Sebagai alternatif kedua dari tujuan promosi yang akan dilakukan oleh

perusahaan adalah mempengaruhi dan membujuk pelanggan atau konsumen

sasaran agar mau membeli atau mengalihkan pembelian terhadap

produk-produk yang dihasilkan perusahaan. Kegiatan yang dilakukan untuk

mempengaruhi dan membujuk pelanggan sasaran dengan tujuan utama :

a. Membentuk pilihan merek.

b. Mengalihkan pilihan ke merek lain.

c. Mengubah persepsi pelanggan terhadap atribut produk.

d. Mendorong pembeli untuk belanja saat itu juga.

e. Mendorong pembeli untuk menerima kunjungan salesman.

3. Mengingatkan.

Sebagai alternatif terakhir dari tujuan promosi yang akan dilakukan

perusahaan adalah mengingatkan kembali konsumen sasaran yang selama ini

dimiliki atas keberadaan perusahaan dan merek-merek produk yang

dihasilkan yang tetap setia dan konsisten untuk melayani konsumennya

dimana pun mereka berada. Kegiatan promosi yang bersifat mengingat terdiri

atas :

a. Mengingatkan pembeli bahwa produk yang bersangkutan dibutuhkan

dalam waktu dekat.

b. Mengingatkan pembeli akan tempat-tempat yang menjual produk

perusahaan.

c. Membuat pembeli tetap ingat walaupun tidak ada kegiatan kampanye

(26)

d. Menjaga agar ingatan pertama pembeli jatuh pada produk perusahaan.

(Angipora, 2002:339).

2.1.3 Bauran Promosi (Promotional Mix)

Bauran promosi merupakan kombinasi strategi yang paling baik dari

variabel-variabel periklanan, personal selling, dan alat promosi lain yang

kesemuanya direncanakan untuk mencapai tujuan program penjualan (Angipora,

2002:338). Untuk melaksanakan tujuan dan sasaran promosi yang telah ditetapkan

perusahaan dapat memilih dan menetapkan elemen-elemen promosi yang dapat

digunakan sebagai alat untuk mencapai sasaran-sasaran yang dituju. Meskipun

secara umum elemen-elemen promosi tersebut memiliki fungsi yang sama, tetapi

elemen-elemen tersebut dapat dibedakan berdasarkan tugas-tugas khusus yang

akan dilakukan (Angipora, 2002:343). Elemen-elemen promosi tersebut sering

disebut dengan bauran promosi yang didalamnya terdiri dari: periklanan,

penjualan perseorangan, promosi penjualan dan publisitas.

1. Periklanan

Periklanan merupakan setiap bentuk penyajian non-personal dan promosi

ide-ide, barang-barang dan jasa dengan pembayaran oleh sponsor tertentu

(Angipora, 2002:338). Definisi lain iklan komunikasi non individu, dengan

sejumlah biaya, melalui berbagai media yang dilakukan oleh perusahaan

lembaga, non lembaga, non laba, serta individu (Angipora, 2002:344).

Sedangkan menurut Alma (2004:182), periklanan adalah menyampaikan

pesan-pesan penjualan yang diarahkan kepada masyarakat melalui cara-cara

persuasive yang bertujuan menjual barang, jasa atau ide. Periklanan memang

(27)

memiliki dampak terhadap perilaku pembelian pelanggan. Karena

alasan-alasan inilah, banyak perusahaan berpikir untuk mengurangi

pengeluaran-pengeluaran iklan atau mengurangi iklan secara keseluruhan. Banyak

perusahaan menganggap cukup menggoda untuk menarik dana-dana

periklanan selama lesunya perekonomian. Setiap rupiah yang tidak

dikeluarkan untuk periklanan adalah rupiah tambahan bagi keuntungan

perusahaan. Dan terkadang, perusahaan mempertimbangkan agar tidak perlu

beriklan ketika produk atau merek-merek mereka telah menikmati sukses

besar tanpa beriklan (Shimp, 2003:355).

2. Personal Selling

Personal selling merupakan penyajian lisan dalam pembicaraan

dengan satu beberapa pembeli dengan tujuan melaksanakan pembelian

(Angipora, 2002:339). Definisi lain personal selling adalah suatu penyajian

secara lisan dan tatap muka di hadapan satu calon pembeli atau lebih dengan

tujuan untuk menjual suatu barang (Angipora, 2002:366). Menurut Alma

(2004:185), presentasi secara lisan dalam menyampaikan satu atau lebih

pelanggan potensial untuk tujuan membuat penjualan (Alma, 2004:185).

Personal selling ini merupakan kegiatan promosi yang berbeda dengan

periklanan karena menggunakan orang/individu di dalam pelaksanaannya.

Individu-individu yang melaksanakan kegiatan personal selling ini disebut

tenaga penjualan (salesmen). Dalam personal selling terjadi interaksi

langsung, saling bertemu muka antara pembeli dengan penjual. Komunikasi

yang dilakukan kedua belah pihak bersifat invidual dan dua arah sehingga

(28)

keinginan dan kesukaan pembeli. Penyampaian berita atau percakapan yang

mereka lakukan sangat fleksibel.

3. Promosi Penjualan

Promosi penjualan merupakan rangsangan jangka pendek untuk

merangsang pembelian atau penjualan suatu produk atau jasa (Angipora,

2002:338). Definisi lain promosi penjualan adalah kegiatan-kegiatan di luar

penjualan perseorangan, periklanan dan publisitas yang menstimulasi

pembelian oleh konsumen dan keefektifan dealer, seperti pameran,

pertunjukan, demonstrasi serta berbagai kegiatan penjualan luar biasa yang

bukan kerja rutin biasa (Angipora, 2002:369). Menurut Alma (2004:188),

promosi penjualan adalah keinginan menawarkan insentif dalam periode

tertentu untuk mendorong keinginan calon konsumen, para penjual atau

perantara. Biasanya kegiatan yang dilakukan pada promosi penjualan

bersama-sama dengan kegiatan promosi lain, dan biayanya relatif lebih murah

dibandingkan periklanan dan personal selling. Selain promosi, penjualan juga

lebih fleksibel karena dapat dilakukan setiap saat dengan biaya yang tersedia

dan di mana saja.

4. Publisitas

Publisitas merupakan suatu stimulasi non personil terhadap permintaan suatu

produk, jasa atau unit dagang dengan menyebarkan berita-berita komersial

yang penting mengenai kebutuhan akan produk tertentu di suatu media yang

disebar-luaskan di radio, televisi atau panggung yang tidak dibayar oleh pihak

sponsor (Angipora, 2002:338). Definisi lain publisitas adalah sejumlah

(29)

masyarakat melalui media tanpa dipungut biaya, atau tanpa pengawas dari

sponsor (Angipora, 2002:372). Menurut Alma (204:182), periklanan adalah

menyampaikan pesan-pesan penjualan yang diarahkan kepada masyarakat

melalui cara-cara yang persuasif yang bertujuan menjual barang, jasa atau

ide. Informasi yang tercantum dalam publisitas tidak berupa iklan, tetapi

berupa berita. Hal ini dapat dijumpai pada media-media seperti : surat kabar,

majalah, televisi dan sebagainya. Biasanya, individu atau lembaga yang

dipublikasikan tidak mengeluarkan sejumlah biaya, dan tidak dapat

mengawasi pengungkapan beritanya. Ada kemungkinan bahwa seseorang

atau lembaga tidak mengetahui kalau mereka dipublikasikan. Sering

publisitas tidak obyektif, ada yang sifatnya menjelek-jelekkan dan ada pula

yang menyanjung-nyanjung.

2.1.4 Pengertian Iklan

Iklan adalah bentuk komunikasi yang dibayar oleh sponsor dan bersifat

membujuk dan mempengaruhi, memerlukan media masa sebagai penyampai

pesan, bersifat non personal dan ditujukan kepada konsumen (Sutisna, 2003 :275).

Iklan merupakan komunikasi non-individu, dengan sejumlah biaya, melalui

berbagai media yang dilakukan oleh perusahaan, lembaga non-laba, serta

individu-individu (Swastha dan Sukotjo, 2007:222). Iklan yang dipasang pada

media-media tersebut dapat memberikan umpan balik kepada sponsornya

(tanggapan) meskipun dalam tenggang waktu tertentu atau tidak secepat personal

(30)

Dalam kegiatan periklanan ini terdapat 2 keputusan penting yang harus

diambil, yaitu :

a. Menentukan iklan yang harus disampaikan kepada pasar yang dituju.

b. Memilih media yang paling sesuai.

Di sini, pihak sponsor berusaha menyebar luaskan berita kepada

masyarakat. Berita inilah yang disebut iklan atau advertensi. Jadi periklanan

berbeda dengan iklan. Periklanan adalah prosesnya, sedangkan iklan adalah

beritanya.

2.1.4.1 Tujuan Iklan

Pada umumnya tujuan utama perusahaan adalah mencari laba.

Konsekuensinya, manajer harus memilih alternatif periklanan yang dapat

menciptakan nilai sekarang (present value) tertinggi untuk laba jangka

panjangnya. Sedangkan organisasi non laba lebih mementingkan manfaat dari

pada laba. Keuntungan dari komunikasi iklan adalah untuk mengukur proporsi

pelanggan potensial (Boyd,et all, 2000:76). Ini berarti bahwa tujuan iklan dapat

ditetapkan dalam bentuk angka, dinyatakan dalam periode waktu dan

mempertahankan definisi grup audience. Tujuan periklanan bagi suatu barang

akan tergantung pada tahap yang adadi dalam siklus kehidupan produk (product

life cycle) tersebut.

Tujuan periklanan yang terutama adalah menjual atau meningkatkan

penjualan barang atau jasa. Adanya kegiatan periklanan sering mengakibatkan

terjadinya penjualan dengan segera, meskipun banyak juga penjualan yang

baru terjadi pada waktu mendatang. Adapun tujuan-tujuan lain dari periklanan

(31)

a. Mendukung program personal selling dan kegiatan promosi yang lain.

b. Mencapai orang-orang yang tidak dapat dicapai oleh salesman dalam jangka

waktu tertentu.

c. Mengadakan hubungan dengan para penyalur, misalnya nama dan alamatnya.

d. Memasuki daerah pemasaran baru atau menarik langganan baru (Swastha dan

Sukotjo, 2007: 223).

Tugas periklanan juga merupakan suatu fungsi dari kategori produk. Untuk

barang-barang yang berharga lebih mahal seperti mobil, proses keputusannya

(oleh pembeli) dilakukan dengan lebih hati-hati dan waktunya lama. Dalam hal

ini, pembeli mudah sekali membedakan merek-merek yang ada. Tetapi untuk

barang-barang yang secara fisik hampir sama, seperti sabun mandi, kurang begitu

diperhatikan oleh pembeli. Pembeli baru, mungkin berasal dari pembeli merek

saingan. Sedangkan tingkat penggunaan yang semakin besar dapat terjadi

bilamana perusahaan selalu mengingatkan pembeli untuk menggunakan

mereknya, atau dapat pula mengatakan pada pembeli tentang penggunaan baru

dari produknya. Menurut Boyd et. all (2000:76) tujuan dari iklan adalah :

a. Mempengaruhi sikap dari pemirsa sasaran terhadap merek berhadapan

dengan merek-merek pesaing atau merek substitusi. Tujuan itu didasarkan

pada model perilaku pembeli. Berdasarkan pengetahuan pemasar tentang

bagaimana merek dibandingkan dengan merek-merek yang lain, berdasarkan

kriteria pilihan pemirsa sasaran, iklan dapat diarahkan pada usaha untuk

membangun, mengubah, dan memperkuat kembali sikap konsumen terhadap

(32)

memperkuat kembali, bukan mengubah sikap tertentu, misalnya ketika profil

dari satu merek hampir identik dengan apa yang konsumen anggap ideal.

b. Model hirarki tiga tahap :

1) Hirarki Pembelajaran

Hirarki ini cenderung terjadi apabila pemirsa dalam subjek kampanye,

terdapat diferensiasi produk, penekanan ada pada media massa, dan

produk berada dalam tahap perkenalan atau pada tahap pertumbuhan dari

daur hidup produk. Tujuan di sini akan berpusat pada satu atau lebih

tingkat dalam hirarki pembelajaran (kesadaran, pemahaman, keyakinan,

atau tindakan) atau perubahan-perubahan dalam sikap terhadap

karakteristik produk yang menonjol.

2) Hirarki Pencirian Disonansi

Hirarki ini diterapkan pada situasi-situasi di mana orang didorong

untuk membuat pilihan antara dua produk alternatif yang hampir sama

dalam hal mutu dan harga. Dalam upaya untuk merasionalisasi keputusan

pembelian, atau mengurangi gangguan, orang mencari informasi yang

menyenangkan tentang pilihan mereka dan menghindari informasi yang

tidak menyenangkan. Mobil dan barang-barang konsumen tahan lama

lainnya adalah produk-produk yang cocok dengan hirarki ini. Tujuan

iklan untuk situasi seperti itu berkaitan dengan konsumen yang telah

membeli produk dan membutuhkan penguatan kembali berkaitan dengan

pembelian saat itu atau yang akan datang.

3) Hirarki Keterlibatan Rendah

Iklan TV bisa dengan mudah mendukung pembelajaran konsumen tentang

(33)

konsumen mengingat kembali nama merek dan membelinya. Perubahan

sikap kemudian terjadi karena pengalaman produk. Situasi ini

menggambarkan keterlibatan konsumen rendah, diferensiasi rendah di

antara produk, penggunaan media masa, dan produk-produk dalam tahap

kedewasaan dari daur hidup produk. Kesadaran dan mengingat kembali

adalah tujuan iklan yang cocok untuk situasi ini.

2.1.5Celebrity Endorser

Keberhasilan sebuah iklan tidak terlepas dari pesan bintang iklan dalam

mempromosikan sebuah merek produk, terutama bila iklan tersebut ditayangkan

melalui media televisi. Penggunaan bintang iklan dalam cebuah iklan ditelevisi

merupakan alternatif strategi yang tepat untuk memperkenalkan produk kepada

konsumen.

Selebriti yaitu pribadi (bintang film, penghibur, atau atlet) yang dikenal

oleh masyarakat karena kemampuannya dalam bidang tertentu yang dapat

mendukung produk yang diiklankan. Selebriti memiliki kekuatan untuk

menghentinkan (stopping power). Mereka dapat menarik perhatian atas pesan

iklan ditengah banyaknya iklan lain (Belch & Belch, 2004:12). Selebriti dapat

digunakan sebagai alat yang cepat untuk mewakili segmen pasar yang dibidik

(Royang,2005:12). Endorser sering juga disebut sebagai direct source (sumber

langsung) yaitu seorang pembicara yang mengantarkan sebuah pesan dan atau

memperagakan sebuah produk atau jasa (Blech, 2004:168). Endorser sering juga

diartikan sebagai orang yang dipilih mewakili imej sebuah produk (product

image). Biasanya dari kalangan tokoh masyarakat memiliki karakter menonjol dan

(34)

dengan merek produk yang diiklankan haruslah relevan (Jewler & Drewiniany,

2005:10).

Selebriti diasumsikan lebih kredibel daripada non selebriti. Tampilan fisik

dan karakter non fisik selebriti membuat sebuah iklan lebih menarik dan disukai

oleh konsumen. Performa, citra dan kepopuleran selebriti dapat lebih menarik

perhatian target audience untuk menyaksikan iklan yang dapat mempengaruhi

persepsi mereka untuk membuat keputusan dalam melakukan pembelian.

Sedangkan dengan menampilkan pendukung non selebriti atau “orang biasa”

dapat membuat konsumen merasa lebih dekat dan merasa familiar, akan

menghasilkan keterlibatan pesan yang cukup tinggi, dam akhirnya akan

mempengaruhi persepsi konsumen, sehingga tercipta persepsi yang positif

terhadap produk yang diiklankan.

Tugas utama para endorser ini adalah untuk menciptakan asosiasi yang

baik antara endorser dengan produk yang diiklankan sehingga timbul sikap positif

dalam diri konsumen, sehingga iklan dapat menciptakan citra yang baik pula di

mata konsumen, seiring dengan ciri fisik dan kualitas produk yang mengikuti

suatu brand tertentu (Temporal & Loe, 2001).

2.1.5.1 Karakteristik Bintang Idola (Selebrities)

Dunia entertainment makin hari makin gemerlap, sehingga membuat lahan

para selebriti di Indonesia semakin subur. Bukan saja tawaran order main sinetron,

manggung bahkan membintangi iklan merupakan rezeki nomplok, terutama bagi

selebriti yang semakin terkenal (Royan, 2005:5). Banyak sederetan perusahaan

berusaha untuk bekerja sama dalam pembuatan iklan produknya. Akan tetapi,

(35)

selain memiliki karakteristik yang cocok dengan produk, juga adanya tuntutan

artis untuk memenuhi segala aturan yang diajukan oleh produsen, seperti selalu

menjaga citra pribadi selama kontrak kerja sama, tidak melakukan pemotongan

rambut selama mengiklankan produk yang berhubungan dengan rambut, dan

paling radikal pula, tidak boleh menikah sebelum kontrak kerja sama selesai

(Royan, 2005:5).

Alasan yang menyebabkan produsen memberikan syarat-syarat tertentu

antara lain personality artis mempengaruhi personality merek, pilihan bintang

yang tepat dapat mempengaruhi tumbuhnya market share, diharapkan personality

artis akan melekat pada merek dan diharapkan artis dapat menjadi penyampai

iklan (endorser) yang handal, sehingga menarik minat konsumen untuk membeli

(Royan, 2005:5). Dalam beriklan tentu saja sang selebriti diharapkan menjadi

endorser. Mereka digunakan sebagai juru bicara merek agar cepat melekat di

benak konsumen (awareness), sehingga konsumen mau membeli merek tersebut.

Selain itu, selebriti dapat juga digunakan sebagai alat yang cepat untuk mewakili

segmen pasar yang dibidik. Oleh sebab itu, tidak heran ketika produk yang

diiklankan menggunakan banyak selebriti, masing-masing akan mewakili segmen

pasar yang dibidik (Royan, 2005:12).

2.1.5.2Peran Celebrity Endorser

Berikut ini adalah beberapa peran celebrity sebagai model iklan yang bisa

digunakan perusahaan dalam sebuah iklan (Schiffman dan Kanuk dalam Mahestu

(36)

a. Testimonial, jika secara personal selebriti menggunakan produk tersebut

maka pihak dia bisa memberikan kesaksian tentang kualitas maupun

benefit dari produk atau merek yang diiklankan tersebut.

b. Endorsement, ada kalanya selebriti diminta untuk membintangi iklan

produk dimana dia secara pribadi tidak ahli dalam bidang tersebut.

c. Actor, selebriti diminta untuk mempromosikan suatu produk atau merek

tertentu terkait dengan peran yang sedang ia bintangi dalam suatu program

tayangan tertentu.

d. Spokeperson, selebriti yang mempromosikan produk, merek atau suatu

perusahaan dalam kurun waktu tertentu masuk dalam kelompok peran

spokeperson. Penampilan mereka akan diasosiasikan dengan merek atau

produk yang mereka wakili.

Penggunaan selebriti sebagai bintang iklan diyakini memiliki daya tarik

tersendiri. Selain memiliki keuntungan publisitas dan kekuatan memproleh

perhatian dari konsumen, selebriti juga mempunyai kekuatan untuk dijadikan

sebagai alat untuk membujuk, merayu, serta mempengaruhi konsumen sasaran,

yaitu dengan ketenaran yang dimilikinya. Dengan memanfaatkan ketenaran

tersebut diharapkan dapat menarik minat konsumen untuk melakukan pembelian

terhadap produk yang diiklankannya.

Penggunaan selebriti sebagai bintang iklan juga memiliki peranan yang

penting dalam membentuk perosnaliti merek pada sebuah produk. Bagi

perusahaan, personaliti merek ini sangatlah penting untuk membedakannya

dengan merek lain. Perosnaliti yang demikian oleh selebriti harus disesuaikan

(37)

kedalam merek produk yang diiklan sehingga konsumen sadar akan keberadaan

dari merek tersebut. Selain itu, diharapkan pula dengan dibentuknya personaliti

merek pada sebuah produk dapat membantu perusahaan dalam meningkatkan

kinerja merek produk tersebut dipasarkan.

2.1.6 Visibility

Di dalam aktivitas pemasaran, penggunaan selebriti dalam iklan sebaiknya

dievaluasi, sebab seperti halnya produk, selebriti akan tiba saatnya masuk fase

decreasing return. Banyak faktor yang dipertimbangkan oleh produsen

untuk memilih artis sebagai bintang iklan, seperti Visibility, Credibility dan

Attraction (Royan, 2005: 14).

Visibility adalah tingkat kepopuleran seseorang, yaitu sejauh mana seorang

model iklan dikenal oleh publik sebagai calon konsumen untuk memperhatikan

iklan tersebut (Sukmawati dan Suyono, 2005:23). Apabila dihubungan dengan

popularitas, maka ditemukan bahwa visibility banyak berguna apabila obyek yang

disampaikan adalah kesadaran merek (Royan, 2005:16). Tingkat kepopuleran

seorang bintang idola akan sangat mudah diingat dalam benak konsumen untuk

mengingat merek tertentu sehingga dapat menumbuhkan apa yang disebut

kesadaran merek (brand awareness) (Sukmawati dan Suyono, 2005:23).

Kesadaran merek adalah kesanggupan seorang calon pembeli

untuk mengenali, mengingat kembali suatu merek sebagai bagian dari suatu

kategori produk tertentu (Durianto, dkk, 2001:54). Bagian dari suatu kategori

produk perlu ditekankan karena terdapat suatu hubungan yang kuat antara

kategori produk dengan merek yang dilibatkan. Kesadaran merek membutuhkan

(38)

merek tertentu telah dikenal sebelumnya, sehingga konsumen yakin bahwa

produk tersebut merupakan satu-satunya merek dalam suatu kelompok produk.

Peran kesadaran merek tergantung pada tingkatan akan pencapaian kesadaran di

benak konsumen. Berikut tingkatan dalam kesadaran merek :

1. Tingkatan kesadaran merek yang paling rendah adalah pengenalan merek atau

disebut juga sebagai tingkatan pengingatan kembali dengan bantuan.

2. Tingkatan berikutnya adalah tingkatan pengingatan kembali merek yaitu

tingkatan pengingatan kembali merek tanpa bantuan karena konsumen tidak

perlu dibantu untuk mengingat merek. Pengukuran pengenalan merek tanpa

bantuan lebih sulit dibandingkan pengenalan merek dengan bantuan.

3. Tingkatan berikutnya adalah merek disebut pertama kali pada saat pengenalan

merek tanpa bantuan yaitu kesadaran puncak pikiran. Puncak pikiran adalah

kesadaran merek yang tertinggi yang merupakan pimpinan dari berbagai

merek yang ada dalam pikiran konsumen.

2.1.7 Credibility

Credibility adalah figur atau objek yang mempresentasikan sebuah merek

yang dapat dipercaya kebenarannya dalam menyampaikan pesan iklan ( Hasson,

2008:150 ). Credibility adalah sebuah sifat yang dimiliki seseorang yang dapat

menimbulkan kepercayaan orang lain terhadap dirinya atas kebenaran yang

disampaikan melalui iklan (Sukmawati dan Suyono, 2005:23). Sementara itu yang

menyangkut Credibility selebriti lebih banyak berhubungan dengan dua hal, yaitu

keahlian dan objektivitas (Royan, 2005:17). Keahlian ini akan bersangkutan pada

pengetahuan selebriti tentang produk yang diiklankan dan objektivitas lebih

(39)

pada konsumen suatu produk. Sebaliknya, selebriti yang memiliki kemampuan

yang sudah dipercaya kredibilitasnya akan mewakili merek yang diiklankan.

Produk yang diiklankan akan menjadi pas dengan persepsi yang diinginkan oleh

audience.

Hal ini karena pengiklanan produk menggunakan selebriti tergantung pada

informasi yang harus diberikan pada konsumen, jika informasinya bersifat

keterlibatan rendah, tentunya menggunakan selebriti yang setara tidak menjadi

masalah. Sementara itu, untuk produk yang membutuhkan informasi yang bersifat

keterlibatan tinggi paling tidak selebriti harus memiliki kemampuan yang dapat

dipercaya apabila obyek yang menyampaikan adalah menciptakan sikap terhadap

merek, di mana sikap terhadap merek itu sendiri berarti kemampuan merek dalam

menciptakan motivasi dan emosi yang sesuai dengan keuntungan mereka (Royan,

2005:17).

Faktor penting variabel ini adalah keahlian bintang idola dan sebagai

sumber yang dapat dipercaya dalam penyampaian pesan iklan. Keahlian merujuk

pada pengetahuan, pengalaman, dan keahlian tertentu dari sosok bintang idola

iklan yang berhubungan dan sesuai dengan tema komunikasi dalam iklan.

Kepercayaan merujuk pada reputasi obyek bintang idola sebagai “sumber

terpercaya” dalam penyampaian pesan iklan (Sukmawati dan Suyono, 2005:23).

Kepercayaan konsumen adalah pengetahuan konsumen mengenai suatu obyek,

atribut dan manfaatnya. Kepercayaan konsumen atau pengetahuan konsumen

menyangkut kepercayaan bahwa suatu produk memiliki berbagai atribut, dan

manfaat dari berbagai atribut tersebut. Para pemasar perlu memahami atribut dari

(40)

mengevaluasi suatu produk. Pengetahuan tersebut berguna dalam

mengkomunikasikan atribut suatu produk kepada konsumen.

Kepercayaan konsumen terhadap suatu produk, atribut, dan manfaat produk

menggambarkan persepsi konsumen. Karena itu kepercayaan akan berbeda di

antara konsumen. Konsumen akan mengungkapkan kepercayaan terhadap

berbagai atribut yang dimiliki suatu merek dan produk yang dievaluasikannya.

Konsumen harus memperhatikan merek dari suatu produk ketika mengevaluasi

atribut yang dimiliki oleh masing-masing merek. Kepercayaan tersebut sering

disebut object attribute linkages, yaitu kepercayaan konsumen tentang

kemungkinan adanya hubungan antara sebuah obyek dengan atributnya yang

relevan.

Credibility merupakan suatu nilai kepercayaan dalam meyakinkan

konsumen mengenai produk yang sedang dipromosikan. Credibility mengacu

pada kecenderungan untuk percaya kepada seseorang mengenai sumber informasi

seperti pendukung iklan, dianggap dapat dipercaya oleh para konsumen. Persepsi

terhadap kredibilitas pendukung iklan (endorser) ditentukan secara subjektif lewat

penilaian secara individual. Bagaimana persepsi konsumen terhadap pendukung

iklan dirasa lebih penting dari pada fakta kualitas yang dimiliki oleh pendukung

iklan dalam membawakan pesan yang dibawa olehnya secara meyakinkan. Hal ini

berakibat terhadap persepsi endoser terhadap kredibitas, apakah endoser tersebut

selebritis atau bukan, mereka diharapkan dapat memberi pengaruh positif terhadap

respons konsumen pada iklan. Beberapa literatur terdahulu yang bersumber pada

pengaruh dan mengusulkan tiga komponen yang mempengaruhi kredibilitas

(41)

(trustworthiness), dan ketertarikan (attractiveness). Keahlian secara luas dapat

diartikan sebagai persepsi seseorang tentang pengetahuan yang dimilikinya,

kemampuan atau pengalaman dan sehingga dengan demikian dianggap dapat

menyediakan informasi yang akurat.

2.1.7 Attraction

Menurut Rita & Saliman, (2001:8), Attraction adalah kemampuan iklan

untuk menarik perhatian pasar sasaran. Attraction adalah elemen-elemen yang

terdapat dalam diri si selebriti yang meliputi karakteristik selebriti dan dapat

dilihat khalayak dalam diri selebriti, seperti daya tarik fisik, kecerdasan, sifat

kepribadian dan gaya hidup selebriti tersebut. Attraction merupakan sifat yang

dimiliki oleh seseorang yang dapat menimbulkan rasa ketertarikan terhadap

dirinya (Noviandra, 2006:68). Attraction adalah sifat yang dimiliki seseorang

yang dapat menimbulkan rasa ketertarikan dirinya (Sukmawati dan Suyono,

2005:23). Attraction ini dapat dikategorikan dalam dua komponen, yaitu

ketertarikan fisik bintang idola iklan dan daya tarik kesesuaian produk yang

diiklankannya. Faktor penting variabel ini adalah Likebility dan Similarity.

Likebility adalah tingkat disukai audience (Royan, 2005:18), meliputi sifat-sifat

kepribadian yang menarik (keahlian intelektual, karakteristik gaya hidup, dan

kecakapan tertentu), dan dapat dipercaya dari bintang idola iklan. Sedangkan

similarity yaitu tingkat kesamaan dengan seseorang yang diingkan pengguna

produk (Royan, 2005:18) yang lebih berfokus pada target pasar yaitu bagaimana

konsumen berpersepsi bahwa bintang idola mereka menggunakan produk yang

(42)

Salah satu jalan agar memili kesamaan dengan seseorang yang diinginkan

oleh target pengguna merek, setidaknya selebriti harus mencerminkan pribadi

seseorang dari merek yang ingin dibangunnya melalui iklan. Hanya masalahnya,

bagaimana mencari informasi yang berkenaan dengan pribadi seseorang selebriti

di mata konsumen terhadap seorang selebriti, sehingga nantinya dapat membuat

pemilihan selebriti menjadi kurang tepat (Royan, 2005:18). Iklan harus menarik

perhatian khalayak sasarannya, baik pembaca, pendengar, atau pemirsa. Untuk itu

iklan memerlukan bantuan antara lain, berupa ukuran (size untuk media cetak, atau

air time untuk media penyiaran), penggunaan warna (spot atau full color ), tata

letak (lay out), jenis-jenis huruf (tipografi) yang disampaikan, serta berbagai suara

yang khusus untuk iklan pada radio dan televisi.

Daya tarik adalah elemen-elemen yang terdapat dalam diri si selebriti yang

meliputi sejumlah karakteristik selebriti dan dapat dilihat khalayak dalam diri

selebriti, seperti daya tarik fisik, kecerdasan, sifat kepribadian dan gaya hidup

selebriti tersebut. Daya tarik merupakan sifat yang dimiliki oleh seseorang yang

dapat menimbulkan rasa ketertarikan terhadap dirinya (Noviandra, 2006:68).

Di samping itu, ada hal lain yang sama pentingnya dengan alat-alat bantu

tersebut untuk memberikan kontribusi yang salingmenunjang dalam overall effect

(Kasali, 2007:83). Beberapa penulis naskah iklan mempergunakan trik-trik khusus

untuk menimbulkan perhatian calon pembeli, seperti : menggunakan headline

yang mengarahkan, menggunakan slogan yang mudah diingat, menonjolkan atau

menebalkan huruf-huruf tentang harga (bila harga merupakan unsur penting dalam

mempengaruhi orang untuk membeli), menonjolkan selling point suatu produk,

(43)

pendek, menggunakan huruf tebal (bold) untuk menonjolkan kata-kata yang

menjual. Hal yang pokok dan perlu diperhatikan adalah bahwa perhatian calon

pembeli harus diklaim.

Sebab sedikit sekali, kalau tidak mau dikatakan tidak ada, orang yang

membeli suatu publikasi baik di surat kabar, majalah, televisi, radio atau bioskop

semata-mata hanya untuk membeli atau melihat iklannya saja, kecuali jika

mempunyai kebutuhan mendesak atas produk-produk tertentu, seperti ingin

membeli atau menjual kendaraan bekas atau rumah. Oleh karena itu, hanya iklan

yang mampu menarik perhatian sajalah yang akan dibaca oleh calon pembeli.

Dengan demikian iklan yang tidak menarik pada prinsipnya merupakan

pemborosan.

2.1.9 Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan

pembelian dimana konsumen benar-benar membeli (Kotler & Amstrong, 2011).

Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung

terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan.

Dalam memahami perilaku konsumen, terdapat banyak pengaruh yang

mendasari seseorang dalam mengambil keputusan pembelian suatu produk atau

merek. Pada kebanyakan orang, perilaku pembelian konsumen seringkali diawali

dan dipengaruhi oleh banyaknya stimuli dari luar dirinya, baik berupa pemasaran

maupun dari lingkungan yang lain kemudian diproses (diolah) dalam diri, sesuai

dengan karakteristik pribadinya, sebelum akhirnya diambil keputusan pembelian.

Karakteristik pribadi konsumen yang dipergunakan untuk memproses

(44)

untuk membeli. Menurut Albari (2008:66) menyatakan bahwa motivasi sebagai

kekuatan dorongan dari dalam diri individu yang memaksa mereka untuk

melakukan tindakan. Jika seseorang mempunyai motivasi yang tinggi terhadap

obyek tertentu, maka dia akan terdorong untuk berperilaku menguasai produk

tersebut. Sebaliknya jika motivasinya rendah, maka dia akan mencoba untuk

menghindari obyek yang bersangkutan.

Implikasinya dalam pemasaran adalah untuk kemungkinan orang tersebut

berminat untuk membeli produk atau merek yang ditawarkan pemasaran atau

tidak. Sejalan dengan hal tersebut keputusan pembelian dalam penelitian ini

secara kontektual dapat dipengaruhi oleh karakteristik pribadi yaitu motivasi

konsumen untuk membeli.

2.1.9.1 Proses Keputusan Pembelian

Menurut Kotler dan Amstrong (2008:179) ada lima tahap dalam proses

pembelian yang dilakukan oleh konsumen yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian,

informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian.

Keseluruhan dapat dilihat pada gambar berikut :

[image:44.595.123.555.529.578.2]

Sumber : Kotler dan Amstrong (2008:179)

Gambar 2.1 Proses Keputusan Pembelian

Secara rinci tahap-tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

Pengenalan masalah

Pencarian informasi

Evaluasi Alternatif

Keputusan pembelian

(45)

1. Pengenalan Masalah

Proses pembelian dimulai ketika pembeli menyadari suatu masalah atau

kebutuhan yang dipucu oleh rangsangan internal atau eksternal. Dengan

rangsangan internal, salah satu dari kebutuhan normal seseorang yaitu rasa

lapar, haus yang timbul pada tingkat yang cukup tinggi sehingga menjadi

dorongan. Kebutuhan juga dapat dipicu oleh rangsangan eksternal, seperti

iklan, para pemasar perlu mengenal berbagai hal yang dapat menggerakkan

kebutuhan atau minat konsumen.

2. Pencarian Informasi

Konsumen yang tertarik pada suatu produk akan mencari lebih banyak

informasi atau mungkin tidak. Jika dorongan konsumen itu kuat dan produk yang

memuaskan ada di dekat konsumen itu, konsumen mungkin akan membelinya

kemudian. Jika tidak konsumen dapat menyimpan kebutuhan itu dalam

ingatannya atau melakukan pencarian informasi yang berhubungan dengan

kebutuhan.

Konsumen dapat memperoleh informasi dari beberapa sumber.

Sumber-sumber informasi ini meliputi Sumber-sumber pribadi (keluarga, teman, tenaga, rekan),

sumber komersial (iklan, wiraniaga, situs web, penyalur, kemasan, tampilan),

sumber publik (media massa, organisasi pemeringkat konsumen, pencarian

internet), dan sumber pengalaman (penanganan, pemeriksaan produk).

Setiap sumber informasi melaksanakan fungsi yang berbeda dalam

mempengaruhi keputusan pembelian. Sumber komersial biasanya melaksanakan

fungsi informasi, sementara sumber pribadi melaksanakan fungsi legitimasi atau

(46)

dan pengetahuan akan merek dan fitur yang tersedia meningkat. Sebuah

perusahaan harus mendesain bauran pemasarannya untuk membuat konsumen

menyadari dan mengetahui merek suatu produk. Perusahaan harus

mengedintifikasi sumber informasi konsumen dan arti penting masing-masing

sumber tersebut seksama.

3. Evaluasi Alternatif

Pemasar harus tahu tentang evaluasi alternatif (alternative evaluative)

yaitu bagaimana konsumen memproses informasi untuk sampai pada pilihan

merek. Beberapa konsep dasar yang akan membantu kita memahami proses

evaluasi: pertama, konsumen berusaha memuaskan sebuah kebutuhan. Kedua,

konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk. Ketiga, konsumen melihat

masing-masing produk sebagai sekelompok atribut dengan berbagai kemampuan

untuk menghantarkan manfaat yang diperlukan dalam memuaskan kebutuhan.

Konsumen akan memberikan perhatian terbesar pada atribut yang menghantarkan

manfaat yang memenuhi kebutuhan.

4. Keputusan Membeli

Dalam tahap evaluasi, konsumen menentukan peringkat merek dan

membentuk niat pembelian. Pada umumnya, keputusan pembelian (purchase

decision) konsumen adalah membeli merek yang paling disukai, tetapi dua faktor

bisa berada diantara niat pembelian dan keputusan pembelian. Faktor pertama

adalah sikap orang lain. Seberapa jauh sikap pihak lain akan mengurangi alternatif

yang disukai seseorang tergantung pada intesitas sikap negatif pihak lain terhadap

pilihan alternatif konsumen dan motivasi konsumen tunduk pada keinginan orang

(47)

mengubah maksud pembelian. Keputusan seseorang konsumen untuk mengubah,

menangguhkan, atau membatalkan keputusan membeli banyak dipengaruhi oleh

persepsi terhadap resiko.

5. Perilaku Pasca Pembelian

Setelah membeli suatu produk, konsumen akan mengalami beberapa

tingkat kepuasan dan ketidakpuasan. Kepuasan dan ketidakpuasan pembeli

terhadap suatu pembelian terletak pada hubungan antara eskspektasi konsumen

dan kinerja anggapan produk. Jika produk tidak memenuhi ekspektasi, konsumen

kecewa; jika produk memenuhi ekspektasi, konsumen puas; jika produk melebihi

ekspektasi, konsumen sangat puas.

Semakin besar kesenjangan antara ekspektasi dan kinerja, semakin besar

pula ketidakpuasan konsumen. Hal ini menunjukkan bahwa penjual hanya boleh

menjanjikan apa yang dapat diberikan mereknya sehingga pembeli terpuaskan.

2.1.9.2 Teknik Pendekatan Konsumen

Teknik pendekatan untuk memengaruhi keputusan konsumen menurut

nugroho (2003):

1. Teknik pendekatan stimulus respon

Teknik ini merupakan penyampaian ide-ide atau pengetahuan tentang

suatu produk dan merek kepada konsumen agar konsumen tertarik atau

termotivasi untuk mengetahui keputusan membeli produk-produk yang

(48)

2. Teknik pendekatan humanistic

Teknik ini merupakan teknik pendekatan yang bersifat manusiawi. Dalam

teknik ini keputusan membeli diserahkan sepenuhnya kepada konsumen

yang bersangkutan.

3. Teknik pendekatan kombinasi antara stimulus-respon dan humanistic

Teknik ini merupakan teknik pendekatan dari hasil kombinasi antara

teknik stimulus-respon dan teknik humanistic

4. Teknik pendekatan dengan komunikasi persuasive

Teknik ini merupakan teknik pendekatan dengan menggunakan

komunikasi persuasive melalui rumus AIDDAS, A= Attention, I= Interest,

D= Desire, D= Decition, A= Action, S= Statisfaction

2.2 Penelitian Terdahulu

Sehubungan dengan pengaruh brand endorser terhadap keputusan

pembelian, berikut akan disajikan beberapa penelitian terdahulu yang dapat dilihat

(49)
[image:49.595.115.517.85.702.2]

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Penulis Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian 1 Rizky

Amalina Bachriansyah (2011)

Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Daya Tarik Iklan, dan Persepsi Harga Terhadap Minat beli Konsumen Pada Produk Ponsel Nokia (Studi kasus Pada Masyarakat di Kota Semarang)

Variabel Bebas : a.Kualitas Produk b.Daya Tarik Iklan c.Persepsi Harga Variabel Terikat : a. Minat Beli

Kualitas produk, daya tarik iklan, dan persepsi harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli pada produk ponsel

nokia pada masyarakat di kota

Semarang. 2 Etni

Heruwati (2010)

Analisis Pengaruh Daya Tarik, Kredibilitas, dan Keahlian Celebrity

Endorser Terhadap

Keputusan Pembelian

Sepeda Motor Yamaha Mio Studi pada konsumen PT Haprindo Jaya

Variabel Bebas :

a.Daya Tarik b.Kredibilitas

c.Keahlian

Celebrity Endorser

Variabel Terikat : d.Keputusan Pembelian Daya tarik, kredibilitas, dan keahlian celebrity endorser berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian sepeda motor yamaha mio studi pada konsumen PT Haprindo Jaya 3 Topik

Hidayat (2011)

Analisis Pengaruh Daya Tarik, Kredibilitas, dan Keahlian Celebrity Endorser Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor

Yamaha Mio Studi Pada Pengguna Motor Yamaha Mio di Daerah Ciledug Tangerang Variabel Bebas: a.Daya Tarik b.Kredibilitas c.Keahlian Celebrity Endorser

Variabel Terikat : a.Keputusan Pembelian

Daya tarik, kredibilitas, dan keahlian celebrity endorser berpengaruh positif dan signifikan terhadapkeputusan pembelian pada pengguna motor yamaha mio di daerah ciledug tangerang

4 Dr. Puja Khatri (2006) Celebrity Endorsement a Strategic Promotion Perspective Variabel Bebas: a.Celebrity Endorsement Variabel Terikat: b.Strategic Promotion Perspective Celebrity endorsement

influence positif and significant toward a stategic promotion perspective

(50)

2.3. Kerangka Pemikiran

Persaingan yang ketat dalam bisnis kendaraan bermotor roda dua

menjadikan konsumen mempunyai banyak alternatif pilihan untuk memilih jenis

dan tipe yang sesuai dengan seleranya. Setiap kendaraan yang dikeluarkan

mempunyai kelebihan dan kekurangan, kemudian bagaimana konsumen

menentukan pilihan tersebut. Banyaknya persaingan dalam produk yang sama,

berdampak pada keinginan masing-masing produsen untuk bisa memenangkan

persaingan. Oleh karena itu banyak perusahaan yang mengiklankan produknya

melalui televisi dengan brand endorser yang sudah dikenal oleh pemirsa.

Dengan adanya brand endorser tersebut, diharapkan dapat mempengaruhi

minat pemirsa untuk melakukan pembelian. Berdasarkan pemikiran di atas, maka

dapat digambarkan sebuah kerangka pemikiran seperti pada gambar berikut.

Sumber : Sukmawati dan Suyono (2005)

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual

2.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka konseptual yang diuraikan sebelumnya, maka dapat

dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut : Brand endorser berpengaruh

positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian Honda Scoopy pada

mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

(51)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian penjelasan atau

(explanatory). Explanatory merupakan penelitian yang bertujuan untuk

mengetahui hubungan hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau

bagaiman

Gambar

Tabel 1.1 Penjualan Sepeda Motor Honda Scoopy Tahun 2011, 2012, 2013
Gambar 2.1 Proses Keputusan Pembelian
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis hierarki proses diperoleh alternatif strategi yakni bantuan modal kerja dan berbagi pengetahuan untuk meningkatkan minat petani terhadap

Viola atau biola alto memiliki ukuran yang lebih besar dari pada biola, dan memiliki karakter suara yang lebih rendah dan gelap. Nada-nada tinggi

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana Koordinasi Lintas Sektor Satuan Tugas Penanganan Bencana

Dalam percobaan ini juga digunakan metode descending, dimana pelarut maupun komponen akan teradsopsi dan bergerak ke bawah dengan gaya kapiler pada kertas kromatografi, searah

Dimana sistem pakar bila dikaitkan dengan kemampuan dokter dalam mendiagnosa secara dini kondisi kesehatan pasien, dapat diciptakan suatu sistem komputer yang bertugas untuk

Nilai Income Over Feed Cost (IOFC) didapat dari membandingkan pendapatan yang diperoleh dari penjualan ayam dengan biaya ransum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) perbedaan kompetensi kepribadian guru sebelum dan sesudah mengikuti program sertifikasi, (2) perbedaan kompetensi pedagogik guru

[r]