• Tidak ada hasil yang ditemukan

Papilitis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Papilitis"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PAPI LI TI S

D r . N URCH ALI ZA H . SI REGAR

Ba gia n I lm u Pe n ya k it M a t a Fa k u lt a s Ke dok t e r a n Un ive r sit a s Su m a t e r a Ut a r a

I . PEN D AH ULUAN ( 1 ,2 ,3 )

Nervus Opt ikus adalah saraf yang m em baw a rangsang dari ret ina m enuj u ot ak , saraf opt ik us ini sepert i sebuah w ay ar list rik dim ana set iap w ay ar m em baw a inform asi penglihat an m enuj u ot ak .

Nervus Opt ik us bercabang m enj adi 3 bagian y ait u : 1. Bagian Int raok ular

Merupak an k epala dari nervus opt ik us. 2. Bagian Rongga Mat a ( orbit a)

Yang m eluas dari bola m at a m enuj u foram en opt ikus. 3. Bagian Int rak ranial

Yang t erlet ak ant ara foram en opt ik us dengan chiasm a opt ik us

Jik a sat u at aupun sem ua serabut saraf m engalam i peradangan dan t ak berfungsi sebagaim ana m est iny a m ak a penglihat an ak an m enj adi k abur. Jik a t erj adi inflam asi at aupun dem ielisasi nervus opt ik us, k eadaan ini disebut dengan neurit is opt ik us.

Pada neurit is opt ik us, serabut saraf m enj adi bengk ak dan t ak berfungsi sebagaim ana m est iny a. Penglihat an dapat saj a norm al at au berkurang, t ergant ung pada j um lah saraf yang m engalam i peradangan.

I I . D EFEN I SI (1 ,2 ,3 ,4 ,5 ,6 )

Papilis adalah suat u ist ilah yang digunakan unt uk m enj elaskan t ent ang pem bengkakan diskus, yang berhubungan dengan hilangnya penglihat an yang disebabk an oleh inflam asi, infilt rasi, at au k erusak an v ascular dari bagian k epala nervus opt ikus.

Ada 2 t ype Papilit is, yait u :

a . Opt ik N e u r it is

Merupakan at au berasal dari inflam asi dari dem ielinisasi nervus opt ikus.

- Ret robulbar neurit is : m enunj uk kepada lesi saraf yang akut dan t idak

dit em uk an adany a gam baranfundus y ang abnorm al.

- papilit is : m engarah kepada lesi ant erior diam ana diskus m enj adi

m em bengk ak dan hiperem is.

- Neurorenit init is : m em iliki konot asi yang sam a dengan papilit is t et api

dit uj uk an k epada suat u proses y ang lebih lanj ut m enuj u daerah dek at ret ina dan uvea.

b. I skem ik Opt ik Neuropat ik

Ak ibat infrak prelam iar nervus opt ik us ant erior.

I I I . PATOGEN ESI S ( 4 )

a. Opt ik Neurit is

(2)

Karak t erist ik , idiopat ik neurit is m engenai w anit a m uda ( rat a- rat a usia 31 t ahun) lebih sering dari pada pria dan biasanya unilat eral.

MRI ot ak adalah posit if, j ik a didapat i adany a lesi m ult ifokal dengan m assa put ih

dij um pai pada ± 80 % kasus idiopat ik opt ik neurit is.

Secara bersam aan opt ik neurit is bilat eral pada orang dew asa adalah hal

yang j arang (± 23 % k asus) , berbeda dengan anak - anak , k et erlibat an bilat eral

adalah hal y ang lazim .

b. I skem ik Opt ik Neuropat ik

I nfrak berasal dari oklusi 2 art eri ut am a siliar post erior yang m ensuplai nervus dan choroids.

Tiga penyebab yang lain yait u : Art erit is sel raksasa ( art eri t em poral) , Art eriosklerosis yang nonart erit is, dan Em boli dari sirkulasi siliar.

I V . ETI OLOGI ( 8 )

An a k - a n a k : Post viral

Herpes sim pleks at au zost er

Sarcoid

Leukim ia

Usia Pe r t e n ga h a n : Proses granulam at ous

Mult iple sclerosis

Usia Tu a : Giant cell art eri

I skhem ik yang berhubungan dengan

art eriosclerosis at au diabet es.

V . GEJALA D AN TAN D A ( 4 )

1. Opt ik Neurit is a. Sakit

Biasany a dij um pai pada 63 % k asus. Dapat ringan bahk an sam pai berat . Dari pengalam an, rasa sak it ini diny at ak an dengan sak it y ang t um pul pada ret ro bulbar at au rasa sak it y ang t aj am pada m at a j ik a m at a digerak k an at au di raba. Pada 19 % pasien, sak it dapat didahului hilangnya visus, dalam 7 hari. Biasanya berlangsung 24- 28 j am sebelum bersam aan dengan hilangny a v isus. Sak it y ang m enet ap lebih dari 10-14 hari j arang dit em uk an. Jik a didapat i, diagnosa haruslah dipert im bangkan kem bali. Tak ada hubungan yang nyat a ant ara rasa sakit dengan keparahan hilangnya visus at au gam baran fundusnya ( papilit is vs ret robulbar opt ik neurit is) .

b. Kaburny a penglihat an dalam beberapa m enit at au beberapa j am y ang lalu j uga didapat i pada opt ik neurit is.

Fak t or- fak t or y ang dapat m eny ebabk an hal ini t erm asuk :

- Gangguan afekt if

- Lat ihan

- Unt hoff’s syndrom ( 29% )

- Menst ruasi ( 8 % )

- Meningkat nya penerangan / cahaya ( 3 % )

- Makanan ( 2 % )

- Merokok ( 0,8 % )

(3)

Pat ofisiologi dari Unt hoff’s syndrom e belum dik et ahui, w alaupun adany a ham bat an hant aran hingga peningkat an pada suhu t ubuh at au perubahan pada k adar elekt rolit darah dapat dipercay a m em egang peranan.

c. Hilangnya visus dapat : - ringan (≥ 20 / 30)

- sedang (≥ 20 / 60)

- berat (≤ 20 / 70)

Visus dapat m engurangi persepsi sinar. Pasien m engeluh adanya pandangan berkabut at au v isus y ang k abur, k esulit an m em baca, adany a bint ik but a, perbedaan subj ekt if pada t erangny a cahay a, persepsi w arna yang t erganggu, hilangnya persepsi dalam at au kaburnya visus unt uk sem ent ara.

d. Gangguan lapangan pandang

Depresi secara k eseluruhan dari lapangan pandang adalah t ipe defek visual yang sering dit em ukan. Banyak t ipe kehilangan lapangan pandang dilaporkan, t erm asuk skot om a cent rocecal, kerusakan gelendong saraf parasent ral, kerusakan gelendong saraf yang m eluas ke perifer, ker usakan gelendong sar af yang m elibat kan fiksasi dan per ifer saj a. Set elah 7 bulan, 51 % kasus m em iliki lapangan pandang yang norm al. e. Uk uran pupil

Ukyran pupil sam a dengan opt ik neurit is yang unilat eral w alaupun m at a t ersebut but a. Um um ny a, bagaim anapun defek / k erusak an afferent pupil di karakt erist ikan dengan susahnya at au hilangnya konst riksi pada penyinaran langsung, hal ini didapat i pada m at a yang ipsilat eral.

Tes dengan lam pu sent er yang berayun adalah m et ode sederhana unt uk m endet eksi hal ini.

OPTH ALM OSKOPI

a. Perubahan aw al

Papilit is dapat dit em ukan dalam 38 % kasus. Diskus opt ikus norm al dalam 44 % kasus. Pucat nya bagian t em poral m enunj ukkan adanya lesi opt ik neurit is y ang berat pada m at a y ang sam a, hal ini dij um pai pada 18 % dari pasien yang m enj alani pem eriksaan. Papilit is t ahap aw al di k arak t erist ik k an dengan adany a bat as diskus y ang m engabur dan sedik it hiperem is.

b. Papilit is yang m encapai perkem bangan yang lengkap

Adany a papiledem a pada opt halm oskopi t idak m em ungk ink an unt uk m eny at ak an hal ini, dit andai dengan adany a pem bengk ak an, hilangny a fisiologis cup, hiperem is dan perdarahan y ang t erpisah. Pem bungk us v ena biasany a j arang t erlihat . Pem erik saan dengan split lam p unt uk m elihat adany a sel pada v it reous adalah hal y ang sangat pent ing.

c. Perubahan lanj ut

Pada ret robulbar opt ik neurit is, diskus y ang norm al dapat dij um pai selam a 4- 6 m inggu, saat dim ana pucat dij um pai. Papilit is yang berlanj ut k adang- k adangdidapat i gam baran opt ik at ropi sek under. Pada k eadaan ini bat as diskus dapat m engabur, m ungk in t erdapat j aringan glial pada diskus, dan pucat ny a diskus bagian st adium ak hir opt ik neurit is. Pada st adium ini, serabut saraf at ropi dapat diam at i pada ret ina dengan perangkat lam pu hij au m erah.

2. I skem ik Opt ik Neuropat hy

(4)

b. Hilangny a t aj am penglihat an 1 m at a secara sem ent ara, am aurosis fugax adalah gej ala nonj ol pada art erit is giant cell. Karak t erist ik am aurosis fugax t erj adi secara t iba- t iba baik m ulai m aupun lam anya serangan. Serangan y ang t ipik al bert ahan selam a 2- 3 m enit dan sangat j arang yang berlangsung > 5- 30 m enit . Pasien m enggam bark an episode ini sebagai k aburny a pandangan sek ej ap at au k et idak j elasan pandangan dengan adany a k abut k eabu- abuan. Pada sebagian, pasien m enggam bark an suat u penglihat an sepert i t irai j endela y ang dit arik t urun at au m elint asi pandangan pada m at a y ang t erlihat . Lebih k has pada am aurosis fugax pada peny ak it oklusi art eri k arot id ekst rak ranial.

Am aurosis fugax pada 1 m at a m erupak an alt ernat if ant ara 2 m at a y ang harus dipert im bangk an berasal dari art erit is giant cell sam pai t erj adi sebalikny a. Am aurosis fugax t erj adi k arena isk em ik ret ina yang sem ent ara. I ni m erupakan gej ala peringat an dari k ebut uhan y ang t ert unda. Jik a diagnosa t idak dit egak k an, 40- 50 % dari sem ua k asus y ang t idak dit angani ak an berkem bang m enj adi k ebut aan at au hilangny a v isus y ang berat .

c. Hilangnya t aj am penglihat an

Penurunan visus adalah hal yang sering dikeluhkan. Lazim nya, hilangny a v isus pada art erit is giant cell sangat besar. Pada art eriosclerosis iskem ik opt ik neurit is 42 % dari kasus m em iliki t aj am

penglihat an ≤20/ 100,35 % dengan v isus y ang norm al

d. Gangguan Lapang Pandang

Apapun t ipe gangguan lapang pandang y ang k arak t erist ik pada lesi opt ik neurit is dij um pai. Pada art erit is giant cell, biasany a seluruh lapangan t ert ekan pandang. Pada art eriosclerosis isk em ik y ang berat dari m at a at au gangguan ganglion siliar. Gerakan t onik pupil dapat dij um pai.

e. Pupil

Adanya defek afferent pada 1 m at a t erj adi pada iskem ik papilit is at au okulasi art eri ret ina cent ral. Dilat asi dan paralysis dari sphinet er pupil m erupak an pet unt uk adany a isk em ik y ang berat dari m at a at au gangguan ganglion siliar. Gerakan t onik pupil dapat dij um pai.

f. Diplopia

Kadang- k adang diplopia m uncul sebagai gej ala dari art erit is giangcell ( 12 % k asus) .Pada pasien dengan diplopia, 50 % diak ibat k an lum puhnya N VI dan 50% karena lum puhnya N I I I . Suat u dari st udi pat ologi pada pasien y ang m eninggal k arena art erit is giang cell dengan opt halm oplegi bilat eral, m enunj ukkan bahw a iskem ik M.ekst raokular adalah m ek anism e y ang berperan pent ing pada opt halm oplegia.

Opt h a lm osk opi

a. Perubahan aw al

Papilit is iskem ik m erupakan bent uk t ersering dari ket erlibat an ocular pada

art erit is sel raksasa ± 60 % k asus y ang dik arak t erist ik k an dengan pucat dan

bengk ak ny a k epala saraf dengan sedik it perdarahan dari lapisan serabut saraf di area peripapilar. Sering k ali didapat i adany a infrak y ang segm ent al dan pem bengk ak an diskus.

(5)

bersam aan dengan pot ongan cot t on w ool y ang m erupak an ak ibat dari isk em ik local dari lapisan serabur saraf.

b. Perubahan lanj ut

Cp diskus sam a sepert i y ang t erlihat pada glaucom a, cup dapat berkem bang pada m at a dengan isk em ik opt ik neurit is sek under, art erit is sel rak sasa at au art erisklerosis, pucat dan at ropi opt ik biasany a lebih berat pada k asus ini dibandingk an pada pasien glaucom a.

Gam baran Opt halm oskopi dari Pseudo Fost er Kennedy syndrom e dapat dit em ukan pada kondisi ini, yait u iskem ik papilit is pada sat u m at a dan opt ik at ropi di lain pihak. Keadaan klinis yait u hilangnya visus secara akut pada m at a kedua dapat m enolong unt uk m em bedakan kasus dari Fost er Kennedy syndrom e.

V I . TERAPI ( 1 ,3 ,6 )

Pengobat an kausal neurit is t ergant ung et iologinya. Unt uk m em bant u m encari peny ebab neurit is opt ik us biasany a dilak uk an pem erik saan fot o sinar X k anal opt ik , sela t ursika at au dilak uk an pem erik saan CT orbit a dan k epala.

Pada sifilis m aka diindikasikan unt uk pem berian ant i sifilis.

Pem bersihan fokal infeksi adalah hal yang pent ing. Pengobat an neurit is, papilit is m aupun neurit is ret robulbar, adalah sam a yait u kart ikost eroid at au ACTH.

Bersm a- sam a kort ikost eroid diberikan ant ibiot ik unt uk m enahan infeksi sebagaipeny ebab. Selain dari pada it u diberik an v asodilat ansia dan v it am in.

V I I . KOM PLI KASI

Penyulit pailit is yang dapat t erj adi yait u ikut m eradangnya ret ina at au t erj adinya neurorenit is. Bila t erj adi at ropi papil pascapapilit is akan m em perlihat k an papil y ang puscat dengan bat as y ang k abur ak ibat t erdapat ny a j aringan fibrosis at au glia disert ai dengan art eri y ang m enciut berat dengan selubung perivaskular.

Pada proses peny em buhan k adang- k adang t aj am penglihat an sedik it lebih baik at au sam a sek ali t idak ada perbaik an dengan sk ot om a sent ral y ang m enet ap.

V I I I . PROGN OSA ( 1 ,7 )

(6)

I X . D I AGN OSA BAN D I N G ( 6 )

N e u r it is Opt ik N e u r opa t i Opt ik Ge j a la V isu s Visus sent ral hilang cepat ,

progresif, j arang ket aj am an dipelihara

Defek akut lapangan pandang, biasany a alt it udal, ket aj am an bervariasi- t urun ak ut

La in Bola m at a pegal, sak it bila

digerak k an, sak it alis at au orbit a

Biasany a nihil, art erit is cranial perlu disingkirkan.

Sa k it Be r ge r a k Ada Tidak ada

Bila t e r a l Jarang pada orang dew asa, dapat gant ian, sering pada anak- anak t erut am a papilit is.

Khas unilat eral pada st adium ak ut ; m at a k edua t erlibat

subsequent ly dengan gam baran sy ndrom e Fost er

Kennedy.

Ge j a la Pu pil Tidak ada isokoria, reaksi sinar m enurun pada sisi neurit is

Tidak ada isokoria, reaksi sinar m enurun pada sisi infrak.

Pe n glih a t a n W a r n a Ke t a j a m a n visu s

Biasanya m enurun Ket aj am an berpariasi hilang

hebat , lazim pada art hrit is.

Se l ba da k a ca Ada Tidak ada

Fu n du s Ret robulbar : norm al papilit is ; deraj at pem bengk ak an disk bervariasi

Biasany a edem a disk segm ent al pallid, dengan sedik it hem oragi lidah api.

Pr ogn osis V isu s

Visus biasany a k em bali norm al at au t ingk at fungsional

Prognosis buruk unt uk kem bali, m at a kedua lam a-lam a t erlihat daa-lam 1/ 3 kasus idiopat ik

D AFTAR PUSTAKA

1. Allen, Jam es H : “ The Opt ic Nerve” in May’s Manual of Diseases of The Eye, The

William ’s and Wilkins com pany, 14 t h edit ion, 1968, page : 182 – 185

2. ht t p: / / w w w .grolaser.com / laserv isioncorrect ion/ pat ient educat ion/ opt icneurit is.ht m l

3. Khurana, A.K : “ Diseas of The Opt ic Nerve” in Opt halm ology , New Age

I nt ernat ional lim it ed ( p) publisher, page 291- 292

4. Pavan Deborah : “ Visual Field, Opt ic Nerve, And Pupil “ in Manual of

OcularDiagnosis and Therapy , Bost on, 4 t h Eddit in, 1996, page 354 – 361

5. Addler, Francis Heed : “ Opt ic Neurit is “ in Opt halm ology W.B. Saunders

Com pany , 6 t h edit ion, page : 362 - 367

6. I ly as Sidart a : “ Penglihat an Turun Mendadak Tanpa Mat a Merah “ dalam I lm u

Peny ak it Mat a, FKI U, edidi 2, 1998, hal 186 – 188

7. Perhim punan Dokt er Ahli Mat a I ndonesia : “ Neurit is Opt ik” dalam I lm u

Referensi

Dokumen terkait

Denat ur asi dapat diar t ik an suat u pr oses t er pecahny a ik at an hidr ogen, ik at an gar am at au bila susunan r uang at au r ant ai polipet ida suat u m olek ul prot ein

Art eri koroner kanan m engandung serabut –serabut elast ik dari koroner kiri dan serabut –serabut ini m engalam i degenerasi dengan bert am bahny a usia, sehingga cabang dari

Diare y ang t erj adi pada I BD peny ebabny a adalah k erusak an absorbsi perm uk aan epit el dan pelepasan k edalam sirkulasi oleh sek ret agogue sepert i leukot riens,

Pendapat an nant inya akan diperoleh dari ret ribusi sam pah sert a dari hasil olahan sam pah yang bernilai ekonom is sepert i kom pos, pupuk cair, plast ik, dan kert as..

Berkait an hukum pembukt ian, dokumen elekt ronik dalam e-commer ce dan e-banking mempunyai kekuat an pembukt ian sempurna sepert i halnya akt a ot ent ik, sepanj

 Mahasiswa diingat kan kembali kembali dengan apa yang dimaksud Graf ik Komput er dan apa saj a yang komponen-komponen dasar di dalamnya, sepert i t elah dij elaskan pada mat a

achieved art bachelor in 2013 at Photography Study Program, Universitas Pasundan and master of art in 2016 at Fine Art Study Program, Institut Teknologi Bandung; a lecturer at

Art for Same-Sex Couples and Single Women Usually, single women wishing to conceive alone without a male spouse will opt for IUI or also known as artificial insemination using donor