Susanto
ABSTRAK
PRENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN
AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA FISIKA
(PTK di Kelas VII2 SMPN 1 Kedondong Tahun Pelajaran 2011/2012)
Oleh
Susanto
Rendahnya hasil belajar fisika siswa kelas VII2SMPN 1 Kedondong disebabkan
oleh kurangnya minat belajar siswa. Pembelajaran yang monoton atau yang hanya
menggunakan metode ceramah di kelas, siswa tidak dilibatkan secara aktif dalam
kegiatan pembelajaran membuat siswa kurang menyukai pelajaran fisika.
Dengan diterapkannya model pembelajaran berbasis masalah dapat memberikan
pengalaman bagi siswa agar dapat benar-benar memahami materi yang diberikan
karena siswa benar-benar mengalami proses belajar melalui tahapan pembelajaran
berbasis masalah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan cara
meningkatkan aktivitas belajar fisika siswa, dan mengetahui peningkatan hasil
belajar fisika siswa kelas VII2 SMPN 1 Kedondong Tahun Pelajaran 2011/2012.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diketahui bahwa aktivitas belajar
siswa dapat ditingkatkan menggunakan pembelajaran berbasis masalah
dengan cara memberi kesempatan kepada siswa melalui eksperimen dan
Susanto berkaitan dengan topik pembelajaran yang disampaikan untuk meningkatakan
hasil belajar. Guru menyampaikan langkah-langkah pembelajaran berbasis
masalah. Pada saat siswa mengerjakan LKK guru selalu membimbing siswa
dalam merumuskan masalah, menelaah masaalah, dan merumuskan hipotesis.
Kemudian guru meminta siswa untuk mengumpulkan dan mengelompokkan data.
Melalui data tersebut siswa dapat membuktikan hipotesis dan siswa menentukan
penyelesaian atas permasalahan yang diberikan.
Kemudian siswa menyimpulkan hasil pengamatannya dan mempresentasikannya
di depan kelas.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
(PROBLEM BASED LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN
AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA FISIKA
(PTK di Kelas VII2SMPN 1 Kedondong Tahun Pelajaran 2011/2012)
Oleh SUSANTO
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA PENDIDIKAN
pada
Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
(PROBLEM BASED LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN
AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA FISIKA
(PTK di Kelas VII2SMPN 1 Kedondong Tahun Pelajaran 2011/2012)
(Skripsi)
Oleh Susanto
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka Pemikiran ... 17
2. Alur Penelitian Tindakan Kelas... 20
3. Siklus Penelitian Tindakan Kelas dari Kemmis dan Taggart ... 20
4. Grafik Distribusi Aktivitas Siswa per Siklus... 48
5. Grafik Distribusi Hasil Belajar Siswa per Siklus ... 52
xii
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI... xii
DAFTAR TABEL... xvi
DAFTAR GAMBAR... xvii
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 2
B. Rumusan Masalah... 3
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 4
E. Ruang Lingkup Penelitian ... 5
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Dasar Teori ... 8
1. Pembelajaran Berbasis Masalah ... 8
2. Aktivitas Belajar ... 11
3. Hasil Belajar ... 13
B. Kerangka Pemikiran ... 15
C. Hipotesis Tindakan ... 18
III. METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian ... 20
B. Setting Penelitian ... 20
C. Faktor yang Diteliti... 21
D. Prosedur Penelitian ... 21
xiii
F. Data dan Metode Pengambilan Data ... 26
G. Tehnik Analisis Data ... 26
H. Indikator Kinerja... 29
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian... 31
1. Siklus I ... 31
a. Perencanaan ... 31
b. Tindakan ... 31
c. Observasi ... 32
d. Refleksi Siklus I... 34
e. Rekomendasi Perbaikan Siklus II... 35
2. Siklus II ... 35
a. Perencanaan ... 35
b. Tindakan ... 35
c. Observasi ... 37
d. Refleksi Siklus II ... 39
e. Rekomendasi Perbaikan Siklus III ... 39
3. Siklus III... 39
a. Perencanaan ... 39
b. Tindakan ... 40
c. Observasi ... 41
d. Refleksi Siklus III ... 43
B. Pembahasan ... 44
1. Deskripsi Aktivitas Siswa ... 44
2. Deskripsi Hasil Belajar Siswa... 50
3. Deskripsi Pengelolaan Pembelajaran ... 53
V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 59
B. Saran... 59
xiv
LAMPIRAN
1. Nilai Rata-Rata Hasil Belajar Siswa Sebelum Penelitian ... 60
2. Kelompok Fisika Kelas VII2... 61
3. Kisi-Kisi Soal... 62
4. Kisi-Kisi Instrumen Aktivitas Siswa Selama Mengikuti Pembelajaran. 69 5. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa selama Proses Pembelajaran 70 6. Analisis Aktivitas Siswa Siklus I ... 72
7. Analisis Aktivitas Siswa Siklus II... 73
8. Analisis Aktivitas Siswa Siklus III ... 74
9. Tabel Data Aktivitas Siswa Setiap Siklus... 75
10. Analisis Hasil Belajar Siswa Siklus I... 76
11. Analisis Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 77
12. Analisis Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 78
13. Tabel Data Hasil Belajar Siswa Setiap Siklus ... 79
14. Lembar Pengamatan Pengelolaan Pembelajaran Sklus I ... 80
15. Lembar Pengamatan Pengelolaan Pembelajaran Siklus II... 82
16. Lembar Pengamatan Pengelolaan Pembelajaran Siklus III ... 84
17. Data Pengamatan Pengelolaan Pembelajaran Setiap Siklus ... 86
18. Silabus... 87
19. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 90
20. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II... 97
21. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III ... 106
22. Lembar Kerja Kelompok I ... 114
23. Lembar Kerja Kelompok II... 121
24. Lembar Kerja Kelompok III ... 124
25. Soal Siklus I ... 126
26. Soal Siklus II... 127
27. Soal Siklus III ... 128
28. Kunci Jawaban Soal Siklus I... 129
29. Kunci Jawaban Soal Siklus II ... 131
30. Kunci Jawaban Soal Siklus III ... 134
xv
32. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian... 136
33. Daftar Hadir Seminar Proposal ... 137
34. Daftar Hadir Seminar Hasil... 138
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Contoh lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran ... 27
2. Contoh analisis aktivitas siswa ... 28
3. Data Ketrampilan Aktivitas siswa pada Siklus I ... 32
4. Distribusi Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 33
5. Hasil Pengelolaan Pembelajaran Siklus I... 33
6. Distribusi Aktivitas Siswa pada Siklus II... 37
7. Distribusi Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 38
8. Hasil Pengelolaan Pembelajaran Siklus II ... 38
9. Distribusi Aktivitas Siswa Siklus III ... 42
10. Distribusi Hasil Belajar Siswa Siklus III... 42
11. Hasil Pengelolaan Pembelajaran Siklus III ... 43
12. Rata-Rata Ativitas Siswa Setiap Siklus... 46
13. Distribusi Aktivitas Siswa Setiap Siklus ... 46
14. Rata-Rata Hasil Belajar Siswa Setiap Siklus ... 50
15. Distribusi Hasil Belajar Siswa dari Siklus ke Siklus... 50
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada:
1. Orang tua saya yang selalu memberi semangat.
2. Istri tercinta yang selalu memotivasi dan memberi dukungan moral.
3. Kedua putra-putriku, Yuli Artika, Joko Sulistyo yang selalu memberi
dukungan moral.
PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Susanto
NPM : 1013101002
Program Studi : Pendidikan Fisika Jurusan : Pendidikan MIPA
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang telah
diajukan memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan
sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis
atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan
disebutkan dalam daftar pustaka.
Kedondong, 17 Desember 2011 Yang menyatakan,
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Pati Jawa Tengah pada tanggal 29 Oktober 1957,
merupakan anak kedua dari sembilan bersaudara dari pasangan Bapak Sukahar
dan Ibu Sunarti.
Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SDN 1 Teladan Kecamatan Juwana
Kabupaten Pati selesai pada tahun 1972, kemudian melanjutkan Sekolah
Menengah Pertama (SMP) di STN II Juwana, Kabupaten Pati selesai pada tahun
1975, kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas di STM Pemda Pati
selesai pada tahun 1978. Kemudian pada tahun 1979 melanjutkan D 1 IKIP
Semarang selesai tahun 1980. Kemudian pada tahun 1981 mendapat tugas sebagai
guru di SMPN 2 Dayamurni Kabupaten Lampung Utara. Pada tahun 1982 mutasi
di SMPN 1 Kedondong Kabupaten Lampung Selatan, dengan adanya pemekaran
wilayah Kabupaten berada di Kabupaten Pesawaran sampai sekarang. Kemudian
pada tahun 1996 mendaftar sebagai mahasiswa Diploma 3 pada Program Studi
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
(FKIP) Universitas Terbuka selesai pada tahun 2002. Pada tahun 2010 terdaftar
sebagai mahasiswa S1 Guru dalam Jabatan melalui Portopolio Pengakuan
Pengalaman Kerja dan Hasil Belajar (PPKHB) Program Studi Pendidikan Fisika
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (PMIPA) Fakultas
SANWACANA
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas ridho dan karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk mencapai gelar
sarjana pendidikan pada program studi pendidikan fisika.
Penulis menyadari bahwa selesainya skripsi ini karena adanya bantuan dari
banyak pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila beserta para
pembantu Dekan FKIP Unila yang telah memberikan izin penelitian.
2. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.
3. Bapak Dr. Hi. Undang Rosidin, M.Pd., selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Fisika, Pembahas, sekaligus Pembimbing Akademik atas
bimbingan, arahan, dukungan, dan motivasi kepada penulis selama
menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Drs.I. Dewa Putu Nyeneng, M.Sc., selaku Pembimbing I yang selalu
memberikan bimbingan, arahan, dukungan, dan motivasi kepada penulis.
5. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si., selaku Pembimbing II, yang tak pernah bosan
memberi bimbingan, arahan, dukungan, dan motivasi kepada penulis.
6. Bapak/Ibu Dosen di Program Studi Pendidikan Fisika, terima kasih atas ilmu
yang telah diberikan selama ini.
7. Bapak Drs.Harun Al Rasyid, M.Pd, selaku Kepala SMPN 1 Kedondong yang
8. Ibu Siti Samsiyah, A.Md. selaku guru mitra yang telah membantu dalam
melaksanakan penelitian di SMPN 1 Kedondong.
9. Siswa-siswi SMPN 1 Kedondong khususnya kelas VII2selaku objek
penelitian.
10. Kedua orang tua, istri, dan anak-anak, serta saudara-saudara tercinta yang
telah memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis.
11. Teman-teman seperjuangan Guru dalam Jabatan Program Studi Pendidikan
Fisika.
12. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis meminta maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan skripsi ini.
Akhir kata, semoga karya ini bermanfaat bagi para pembaca.
Kedondong, Desember 2011 Penulis,
Judul Skripsi : PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA FISIKA
(PTK di KelasVII2 SMPN 1 Kedondong)
Nama Mahasiswa : Susanto
Nomor Pokok Mahasiswa : 1013101002
Program Studi : Pendidikan Fisika
Jurusan : Pendidikan MIPA
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI
1. Komisi Pembimbing
Drs. I. Dewa Putu Nyeneng, M.Sc. Dr. Abdurrahman, M.Si. NIP. 19580603 198303 1002 NIP.19681210 199303 1002
2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Drs. I. Dewa Putu Nyeneng, M.Sc. ……….
Sekretaris : Dr. Abdurrahman, M.Si. ………...
Penguji
Bukan Pembimbing : Dr. Undang Rosidin, M.Pd. ...
Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Hi Bujang Rahman, M.Si. NIP. 19600315 198503 1 003
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran Sains merupakan pembelajaran yang wajib diperoleh untuk
siswa tingkat SMP. Untuk itu dalam membelajarkan mata pelajaran tersebut,
diperlukan penyajian materi yang menarik dan melibatkan pengalaman siswa.
Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat lebih termotivasi dan dapat berpikir
kreatif. Pada kenyataannya, berdasarkan pengalaman peneliti selama
mengajar di SMPN 1 Kedondong, pada umumnya siswa menganggap sains
merupakan pelajaran yang sulit dipahami dan tidak menarik. Hal ini
disampaikan siswa karena banyaknya konsep-konsep dan prinsip-prinsip
sains yang perlu dipelajari siswa, sedangkan pembelajaran yang dilaksanakan
monoton dan kurang melibatkan pengalaman belajar siswa. Hal ini
menyebabkan siswa jenuh dan berakibat pada motivasi dan hasil belajar siswa
pada mata pelajaran ini tergolong rendah.
Berdasarkan observasi peneliti selama mengajar di SMPN 1 Kedondong,
diketahui nilai rata-rata ujian siswa kelas VII–2 Tahun Pelajaran 2011/2012,
yaitu 59. Nilai ini menunjukkan hasil belajar siswa rendah dan belum
mencapai ketuntasan belajar karena Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
2 Faktor yang diduga menjadi penyebab rendahnya hasil belajar siswa tersebut,
diantaranya adalah kurangnya keterlibatan siswa selama proses belajar dan
rendahnya pemahaman siswa terhadap fisika. Hal ini tampak ketika guru
menjelaskan materi, siswa kurang memperhatikan. Untuk meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar siswa yang masih kurang, diperlukan suatu model
pembelajaran yang tepat yang dapat mengoptimalkan proses pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan selama ini masih terpusat pada guru.
Siswa belum terbiasa menyelesaikan suatu permasalahan. Model
pembelajaran yang diharapkan adalah model pembelajaran yang lebih
melibatkan siswa dan mengedepankan aktivitas siswa. Hal ini senada dengan
tuntutan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), yaitu selama proses
pembelajaran siswa seharusnya ikut dilibatkan secara langsung (aktif)
sehingga masing-masing siswa memperoleh pengetahuan dari pengalaman
belajarnya dan menuntut siswa untuk memiliki kompetensi khusus. Dengan
demikian diharapkan pencapaian kompetensi siswa juga meningkat sehingga
sesuai dengan standar isi dan standar kelulusan pada KTSP.
Berdasarkan asumsi di atas, maka salah satu pembelajaran yang diduga dapat
mengatasi permasalahan ini adalah pembelajaran menggunakan model
pembelajaranProblem Based Learning(PBL). Pada pembelajaran PBL, siswa lebih banyak terlibat secara langsung selama proses pembelajaran baik
secara mental maupun fisik untuk memecahkan permasalahan yang diberikan
guru. Peranan guru melalui pembelajaran menggunakan pembelajaran PBL
adalah sebagai pembimbing dan fasilitator. Tugas utama guru adalah
3 siswa sendiri, sehingga siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran serta
dituntut memperoleh pengalaman secara langsung dalam menemukan sendiri
ilmu pengetahuan yang terjadi. Dengan demikian, siswa akan terbiasa
bersikap seperti ilmuwan sains atau mekanik yang teliti, tekun, ulet, dan
kreatif. Berbeda dengan model pembelajaran lain pada umumnya, kelas lebih
cenderung dikuasai guru sehingga keterlibatan siswa selama proses
pembelajaran hanya terbatas pada mendengar penjelasan guru, mencatat, dan
mengerjakan soal tanpa melibatkan siswa secara langsung dan diharapkan
dengan meningkatnya aktivitas siswa dapat meningkatkan motivasi siswa,
siswa akan senang belajar serta mudah memahami materi yang disampaikan
guru, sehingga hasil belajar siswa pun meningkat.
Untuk itu peneliti akanmelakukan penelitian dengan judul ”Meningkatkan
motivasi dan hasil belajar IPA Fisika Kelas VII–2 siswa SMPN 1
Kedondong melalui model pembelajaran PBL”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka rumusan
masalah penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah meningkatkan aktivitas belajar fisika siswa menggunakan
pembelajaran PBL pada materi pokok kalor?
2. Bagaimanakah meningkatkan hasil belajar siswa menggunakan model
4 C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan:
1. Peningkatan minat belajar fisika siswa menggunakan pembelajaran PBL
pada materi pokok kalor.
2. Peningkatan hasil belajar siswa menggunakan pembelajaran PBL pada
materi pokok kalor.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat:
1. Bagi siswa
Penerapan pembelajaran PBL pada materi pokok kalor, dapat
meningkatkan motivasi dan hasil belajar fisika dengan cara yang menarik
karena siswa terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran sehingga
motivasi dan hasil belajar siswa akan meningkat.
2. Bagi guru
Penerapan pembelajaran PBL pada materi pokok kalor, dapat menjadi
salah satu model pembelajaran alternatif bagi guru dalam menyajikan
materi fisika untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa di SMP
5 E. Ruang Lingkup Penelitian
Agar penelitian ini lebih terarah dan memberikan gambaran yang jelas
mengenai masalah yang akan diteliti, maka ruang lingkup penelitian ini
adalah:
1. Problem Based Learning (PBL) adalah lingkungan belajar yang di
dalamnya menggunakan masalah untuk belajar. Yaitu, sebelum pebelajar
mempelajari suatu hal, mereka diharuskan mengidentifikasi suatu masalah,
baik yang dihadapi secara nyata maupun telaah kasus. Masalah diajukan
sedemikian rupa sehingga para pebelajar menemukan kebutuhan belajar
yang diperlukan agar mereka dapat memecahkan masalah tersebut.
2. Aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental.
Aktivitas yang diamati:
a. Interaksi siswa dalam kelompok
b. Keberanian siswa dalam bertanya dan mengemukakan pendapat
c. Partisipasi siswa dalam merangkai alat, menggunakan, dan presentasi
serta menarik kesimpulan
d. Motivasi dan kegairahan siswa
e. Interaksi dalam menghargai pendapat teman dan member tanggapan
positif terhadap pendapat teman
f. Hubungan siswa dengan guru selama kegiatan belajar mengajar
3. Hasil belajar adalah nilai yang diperoleh siswa setelah mengikuti
pembelajaran menggunakan pembelajaran inkuiri terbimbing yang
dicerminkan pada hasil tes pada setiap akhir siklus yang dibatasi pada
6 4. Materi pembelajaran yang diberikan pada penelitian tindakan kelas ini
7
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Dasar Teori
1. Problem Based Learning(PBL)
Rendahnya aktivitas aktivitas belajar siswa seperti keberanian bertanya,
menjawab pertanyaan, menanggapi pendapat, membuat kesimpulan dan
lain-lain disebabkan oleh beberapa faktor . Salah satu faktor tersebut
misalnya strategi pembelajaran yang diterapkan guru dalam mengajar.
Oleh sebab itu, strategi pembelajaran yang diterapkan harus mampu
mengaktifkan siswa dan guru, merupakan pembelajaran yang kreatif,
inovatif dan menyenangkan.
Padiya (2008) mengungkapkan pengertian PBL merupakan pendekatan
yang efektif untuk pengajaran proses berpikir tingkat tinggi.
Pembelajaran ini membantu siswa untuk memproses informasi yang
sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri
tentang dunia sosial dan sekitarnya. Pembelajaran ini cocok untuk
mengembangkan pengetahuan dasar maupun kompleks.
Seperti dijelaskan oleh Stepien (1997) dikutip oleh Suchaini (2008)
8 PBL juga dapat mengubah pola proses belajar-mengajar
tradisional di mana sebuah proses yang memberikan topik demi topik kepada siswa sehingga mereka terjadi proses asimilasi dan akomodasi bagian demi bagian pengetahuan untuk membantu siswa sampai ia menjadi profesional dalam bidang tertentu.
Menurut Trianto (2009:91)
Belajar berdasarkan masalah adalah interaksi antara stimulus dan respon, merupakan hubungan antara dua arah belajar dan
lingkungan. Lingkungan memberikan masukan kepada siswa berupa bantuan dan masalah, sedangkan sistem saraf otak berfungsi menafsirkan bantuan itu secara efektif sehingga masalah yang dihadapi dapat diselidiki, dinilai, dianalisis, serta dicari pemecahannya dengan baik
Dalam PBL, fokus pembelajaran ada pada masalah yang dipilih sehingga
pebelajar tidak saja mempelajari konsep-konsep yang berhubungan
dengan masalah tetapi juga metode ilmiah untuk memecahkan masalah
tersebut. Oleh sebab itu, pebelajar tidak saja harus memahami konsep
yang relevan dengan masalah yang menjadi pusat perhatian tetapi juga
memperoleh pengalaman belajar yang berhubungan dengan ketrampilan
menerapkan metode ilmiah dalam pemecahan masalah dan
menumbuhkan pola berpikir kritis.
Ismail (2000) mengungkapkan ciri utama PBL meliputi pengajuan
pertanyaan atau masalah, memusatkan pada keterkaitan antar
disiplin,penyelidikan autentik, kerjasama dan menghasilkan karya atau
hasil peragaan.
Pembelajaran berbasis masalah tidak dirancang untuk membantu guru
9 berbasis masalah antara lain bertujuan untuk membantu siswa
mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan pemecahan
masalah
Dikutip dari Sulatra (2005), Ibrahim mengungkapkan ciri-ciri
pembelajaran yang berbasis masalah, yaitu:
1. mengorientasikan siswa pada masalah-masalah autentik 2. suatu pemusatan antar disiplin pengetahuan
3. penyelidikan autentik 4. kerja sama
5. menghasilkan karya (publikasi hasil)
Ada beberapa cara menerapkan PBL dalam pembelajaran. Secara umum
penerapannya dimulai dengan adanya masalah yang harus dipecahkan
oleh peserta didik. Masalah tersebut dapat berasal dari peserta didik atau
pendidik. Peserta didik akan memusatkan pembelajaran di sekitar
masalah tersebut, dengan arti lain, peserta didik belajar teori dan metode
ilmiah agar dapat memecahkan masalah yang menjadi pusat
perhatiannya. Pemecahan masalah dalam PBL harus sesuai dengan
langkah-langkah metode ilmiah. Dengan demikian peserta didik belajar
memecahkan masalah secara sistematis dan terencana.
David Johnson and Johnson dalam edukasiana (2010) mengemukakan 5
langkah strategi PBL melalui kegiatan kelompok:
1. Mendefinisikan masalah, yaitu merumuskan masalah dari peristiwa tertentu yang mengandung isu konflik, hingga siswa menjadi jelas masalah apa yang akan dikaji. Dalam kegiatan ini guru bisa meminta pendapat dan penjelasan siswa tentang isu-isu hangat yang menarik untuk dipecahkan.
10 bisa menghambat maupun faktor yang dapat mendukung dalam penyelesaian masalah. Kegiatan ini bisa dilakukan dalam diskusi kelompok kecil, hingga akhirnya peserta didik dapat mengurutkan tindakan-tindakan prioritas yang dapat dilakukan sesuai dengan jenis penghambat yang diperkirakan. 3. Merumuskan alternatif strategi, yaitu menguji setiap tindakan
yang telah dirumuskan melalui diskusi kelas. Pada tahapan ini setiap siswa didorong untuk berpikir mengemukakan pendapat dan argumentasi tentang kemungkinan setiap tindakan yang dilakukan.
4. Menentukan dan menerapkan strategi pilihan, yaitu pengambilan keputusan tentang strategi mana yang dapat dilakukan.
5. Melakukan evaluasi, baik evaluasi proses maupun evaluasi hasil. Evaluasi proses adalah evaluasi terhadap seluruh proses pelaksanaan kegiatan, evaluasi hasil adalah evaluasi terhadap akibat dari penerapan strategi yang diterapkan.
Ibrahim dalam Sulatra (2005) menyusun langkah-langkah (sintaks)
pembelajaran berdasarkan masalah, yaitu:
Tabel 1. Sintaks Pembelajaran Berbasis Masalah Menurut Ibrahim
TAHAP TINGKAH LAKU GURU
Tahap 1. Orientasi siswa terhadap masalah
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran,
menjelaskan logistik yang dibutuhkan, mengajukan fenomena atau demostrasi (cerita) untuk
memunculkan masalah, memotivasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan masalah
Tahap 2.
Mengorganisasikan siswa untuk belajar
Guru membantu siswa untuk mengidentifikasikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah tersebut.
Tahap 3. Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok.
Guru memotivasi siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah
Tahap 4.
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.
11
Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.
Menurut John Dewey dalam edukasiana (2010), penyelesaian masalah
dilakukan melalui 6 tahap:
Tabel 2. Sintaks Pembelajaran Berbasis Masalah Menurut John Dewey
Tahap-Tahap Kemampuan yang diperlukan
Merumuskan masalah Mengetahui dan merumuskan masalah secara jelas
Menelaah masalah Menggunakan pengetahuan untuk memperinci, menganalisis masalah dari beberapa sudut
Merumuskan hipotesis Berimajinasi dan menghayati ruang lingkup, sebab akibat, dan alternative penyelesaian
Mengumpulkan dan mengelompokkan data sebagai bahan pembuktian hipotesis
Kecakapan mencari dan menyusun data, menyajikan data dalam bentuk diagram, gambar dan tabel.
Pembuktian hipotesis Kecakapan menelaah dan membahas data. Kecakapan menghubung-hubungkan dan menghitung, ketrampilan mengambil keputusan dan kesimpulan.
Menentukan pilihan penyelesaian
Kecakapan membuat alternative penyelesaian. Kecakapan menilai pilihan dengan
memperhitungkan akibat yang akan terjadi pada setiap pilihan.
Berdasarkan pendapat dari ketiga tokoh tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa sintaks strategi pembelajaran berbasis masalah terdiri
12 mendiagnosis masalah, pendidik membimbing proses pengumpulan data
individu maupun kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil
karya, menganalisis dan mengevaluasi proses dan hasil.
2. Aktivitas Belajar
Menurut Sardiman (2005: 98) bahwa :
Belajar adalah berbuat dan sekaligus proses yang membuat anak didik harus aktif. Aktivitas belajar merupakan prinsip atau azas yang sangat penting di dalam interaksi belajar mengajar.
Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menyediakan
kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Aktivitas
belajar tidak hanya mencatat dan mendengar seperti lazimnya terdapat
dalam pada pengajaran tradisional. Pengajaran modern tidak menolak
seluruhnya pendapat tersebut namun lebih menitikberatkan pada aktivitas
atau keikutsertaan siswa dalam proses pembelajaran. Keikutsertaan siswa
dalam proses pembelajaran akan menumbuhkan kegiatan dalam belajar
sendiri. Aktivitas belajar diartikan sebagai pengembangan diri melalui
pengalaman bertumpu pada kemampuan diri belajar di bawah bimbingan
tenaga pengajar.
Menurut Sardiman (2005: 99)
Aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Pada kegiatan belajar kedua aktivitas itu harus selalu berkait, contohnya seorang sedang membaca, secara fisik
13 Berdasarkan definisi di atas, aktivitas belajar dapat diartikan sebagai
rangkaian kegiatan fisik maupun mental yang dilakukan secara sadar oleh
seseorang dan mengakibatkan adanya perubahan dalam dirinya banyak
yang tampak maupun yang tidak tampak diamati.
Aktivitas siswa sangat penting dalam proses belajar supaya prestasi belajar
siswa dapat optimal, karena aktivitas siswa sangat menentukan prestasi
belajar siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Soemanto (1990: 85)
Prestasi belajar anak sangat ditentukan oleh aktivitas belajar yang dilakukan oleh anak itu sendiri, jadi tidak mungkin prestasi belajar itu baik jika anak tidak melakukan belajar karena tidak akan tahu banyak tentang materi pelajaran.
Menurut Memes (2001: 38), terdapat indikator terhadap aktivitas yang
relevan dalam pembelajaran yang meliputi
(1) Interaksi siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar (PBM) dalam kelompok meliputi kegiatan berdiskusi dan
bekerjasama dalam menyelesaikan masalah. (2) Keberanian siswa dalam bertanya/mengemukakan pendapat. (3) Partisipasi siswa dalam PBM (melihat dan ikut aktif dalam diskusi). (4) Motivasi dan kegairahan siswa dalam mengikuti PBM (menyelesaikan tugas dan aktif memecahkan masalah). (5) Hubungan siswa dengan anak selama PBM. (6) Hubungan siswa dengan guru selama PBM.
Berdasarkan pendapat Memes, jika berbagai aktivitas-aktivitas tersebut
dapat diciptakan di sekolah, tentu pembelajaran di sekolah akan lebih
dinamis, tidak membosankan dan menjadi pusat aktivitas belajar yang
optimal.
Untuk mengetahui tingkat keaktifan siswa, digunakan pedoman Memes
14 Bila nilai siswa≥ 75,6 maka dikategorikan aktif. Bila 59,4 ≤ nilai siswa < 75,6 maka dikategorikan cukup aktif. Bila nilai siswa < 59,4 maka dikategorikan kurang aktif.
3. Hasil Belajar
Proses pembelajaran yang telah dilaksanakan tentunya akan memperoleh
suatu hasil yang dikatakan sebagai hasil belajar. Siswa yang mempunyai
daya serap dan kemampuan kognitif tinggi akan memperoleh hasil yang
berbeda dengan seorang siswa yang mempunyai kemampuan kognitif
rendah. Hal tersebut didukung oleh pendapat Abdurrahman (1999 : 3)
Hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi dari tindak belajar dan tindak mengajar yang dilakukan oleh penyaji pembelajaran dan pembelajar.
Keberhasilan proses belajar yang dilakukan dapat diukur dengan tolak
ukur hasil belajar yang diperoleh oleh siswa. Hal tersebut didukung oleh
pendapat Djamarah dan Zain (2006 : 121)
Setiap proses belajar mengajar selalu menghasilkan hasil belajar, dapat dikatakan bahwa hasil belajar merupakan akhir atau puncak dari proses belajar. Akhir dari kegiatan inilah yang menjadi tolak ukur tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar.
Siswa yang memiliki kemampuan analisis, maka ia akan memecahkan
suatu permasalahan teori tertentu dengan menganalisis pengetahuan yang
dilambangkan dengan kata-kata menjadi buah pikiran. Hal tersebut
didukung oleh pendapat Hamalik (2002 : 19)
kata-15 kata menjadi suatu buah pikiran dalam memecahkan suatu
permasalahan tertentu.
Hasil belajar yang dicapai siswa dalam suatu mata pelajaran dapat
diperoleh dengan berusaha mengamati, melakukan percobaan, memahami
konsep-konsep, prinsip-prinsip, serta mampu untuk mengaplikasikan
dalam kehidupan sehari-hari setelah siswa mempelajari pokok bahasan
yang diajarkan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sardiman (2005 : 21)
Hasil belajar dapat diperoleh dari berbagai usaha, misalnya aktif dalam kegiatan pembelajaran, memahami eksperimen yang
dilakukan, dan menganalisis hasil eksperimen dan menganalisis isi suatu buku. Seseorang yang mampu menguasai suatu materi keilmuan dapat dikatakan bahwa seseorang tersebut memiliki prestasi.
Hasil belajar merupakan prestasi aktual siswa yang dapat didukung dengan
berbagai aktivitas pembelajaran. Hasil belajar yang baik akan diperoleh
dengan usaha yang dilakukan oleh siswa. Hal tersebut didukung oleh
pendapat Keller dalam Mulyono (2002 : 45)
Hasil belajar adalah prestasi aktual yang ditampilkan oleh anak, sedangkan usaha adalah perbuatan yang terarah pada penyelesaian tugas-tugas belajar. Ini berarti bahwa besarnya usaha adalah indikator dari adanya aktivitas, sedangkan hasil belajar dipengaruhi oleh besarnya usaha yang dilakukan oleh anak.
Hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh dari interaksi kegiatan
belajar mengajar. Hasil belajar itu dapat berupa tingkah laku, ranah
berfikir, dan perasaaan. Hal tersebut dikemukakan oleh Anderson dalam
16 Karakteristik manusia meliputi cara yang tipikal dari berpikir, berbuat, dan perasaan. Tipikal berpikir berkaitan dengan ranah kognitif, tipikal berbuat berkaitan dengan ranah psikomotor, dan tipikal perasaan berkaitan dengan ranah afektif. Ketiga ranah tersebut merupakan karakteristik manusia dalam bidang pendidikan. Ketiga ranah tersebut merupakan hasil belajar.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar merupakan hasil yang telah diperoleh setelah siswa menerima
pengetahuan, dimana hasil belajar mencakup tiga ranah, yaitu kognitif,
afektif, dan psikomotor.
B. Kerangka Pemikiran
Pembelajaran akan lebih bermakna ketika pembelajaran itu mudah
dipahami dan diingat oleh peserta didik. Salah satu alternatif
pembelajaran yang diduga dapat diterapkan dengan tujuan mudah
dipahami dan diingat oleh peserta didik adalah model pembelajaran PBL.
Sintak pembelajaran PBL diawali dengan guru menjelaskan tujuan
pembelajaran, mengajukan fenomena atau demostrasi (cerita) untuk
memunculkan masalah, memotivasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan
masalah. Guru membantu siswa untuk mengidentifikasikan dan
mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah
tersebut. Setelah siswa mengidentifikasi dan mengorganisasikan tugas
belajar, guru terus memotivasi siswa untuk mengumpulkan informasi yang
sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan
pemecahan masalah. Kemudian guru membimbing siswa untuk
17 mereka dalam belajar fisika. Semua kelompok menyajikan suatu
presentasi yang menarik dari berbagai topik yang telah dipelajari agar
semua siswa dalam kelas saling terlibat dan mencapai suatu perspektif
yang luas mengenai topik tersebut. Hal ini membantu mereka untuk lebih
memahami materi kalor karena siswa langsung mempresentasikan apa
yang mereka buat dan proses ini diduga dapat meningkatkan hasil belajar
siswa. Pada tahap akhir, guru membantu siswa untuk melakukan refleksi
atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang
mereka gunakan.
Alur kerangka pemikiran penulis dari penelitian yang akan dilakukan
18
Keterangan:
: Alur tindakan
: Pengaruh tindakan
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka teoretis yang telah diungkapkan di atas, maka hipotesis
tindakan dalam penelitian ini adalah dengan menerapkan model pembelajaran
PBL pada materi pokok kalor dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
fisika siswa pada kelas VII–2 SMPN 1 Kedondong.
Orientasi siswa terhadap permasalahan Model Pembelajaran PBL
Siswa mengorganisasikan diri untuk belajar
Siswa dibimbing penyelidikan individual maupun kelompok
Siswa dibantu oleh guru mengembangkan dan menyajikan hasil karya.
HASIL BELAJAR
19
III. METODE PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII–2 SMPN 1 Kedondong Tahun
Pelajaran 2011/2012. Jumlah siswa adalah 35 siswa yang terdiri dari 16 siswa
laki-laki dan 18 siswa perempuan.
B. Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas VII–2 SMPN 1 Kedondong semester
ganjil tahun pelajaran 2011/2012 menggunakan prosedur penelitian tidakan
kelas(Classroom Action Research)dengan proses kajian berdaur ulang yang terdiri dari empat tahapan, yaitu:
Gambar 2. Alur penelitian tindakan kelas (Aqib, 2007: 30)
Setelah permasalahan diformulasikan, kemudian diterapkan penelitian
tindakan kelas dalam tiga siklus yang langkah-langkahnya diadaptasi dari
rancangan penelitian tindakan kelas(classroom action research)oleh seperti pada gambar berikut:
Refleksi Observasi
20
Gambar 3. Siklus Penelitian Tidakan dari Kemmis dan Taggart dalam Arikunto (2008: 48)
Dari gambar di atas, penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus dengan
tahapan-tahapan sebagai berikut :
1. Orientasi lapangan atau kajian teoritis (pencarian dan analisis fakta)
2. Rencana Pembelajaran
3. Pelaksanaan tindakan.
4. Evaluasi kegiatan atau monotoring pelaksanaan dan pengaruhnya
5. Refleksi atau merinci kendala dan pengaruh dari implementasi
6. Tindak lanjut (kembali ketahap 1 dan seterusnya). ORIENTASI LAPANGAN
atau KAJIAN TEORITIS
SIKLUS 1 SIKLUS 2 SIKLUS 3
21
C. Faktor yang Diteliti
Untuk memecahkan masalah yang telah dirumuskan di atas, ada beberapa
faktor yang akan diteliti pada penelitian ini, yaitu:
(1) Aktivitas siswa dalam pelajaran fisika.
(2) Hasil belajar siswa pada materi cahaya.
D. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini terdiri dari 3 (tiga) siklus belajar dan setiap siklus
dilaksanakan dengan beracuan pada peningkatan yang ingin dicapai.
Pelaksanaan penelitian ini menggunakan prosedur sebagai berikut:
(1) Perencanaan(plan)
(2) Pelaksanaan tindakan(action) (3) Evaluasi(observe)
(4) Refleksi(reflect)
Secara rinci prosedur penelitian tindakan kelas ini untuk setiap siklus akan
dijabarkan sebagai berikut:
1. Siklus Pertama
a. Tahap Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan ini adalah:
(1) Melakukan observasi awal di SMPN 1 Kedondong.
(2) Menentukan model pembelajaran yang tepat untuk diterapkan
22
(3) Menentukan peringkat akademik siswa berdasarkan data hasil
observasi awal yang nantinya digunakan sebagai pedoman
pembagian kelompok.
(4) Menyesuaikan silabus dengan sintak pembelajaran PBL.
(5) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
(6) Membuat Lembar Kerja Kelompok (LKK).
(7) Membuat lembar penilaian aktivitas untuk mengetahui aktivitas
siswa.
(8) Membuat lembar soalpost-test.
b. Tahap Pelaksanaan
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah ditentukan, yaitu
sesuai dengan sintak model pembelajaran PBL. Langkah yang
dilakukan pada pembelajaran PBL adalah sebagai berikut:
(1) Kegiatan Awal
Pada kegiatan awal ini guru membagi siswa ke dalam beberapa
kelompok berdasarkan hasil belajarnya, dalam satu kelompok
memiliki hasil belajar yang heterogen. Selanjutnya guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberi
kontribusi permasalahan apa yang akan mereka selidiki dan
meminta mereka untuk menyelesaikannya. Di akhir pertemuan
guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil
23
(2) Kegiatan Inti
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan merupakan adaptasi
dari model pembelajaran PBL menurut Ibrahim dalam Sulatra
(2005). Tahapan pembelajarannya dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 3. Tahap Pembelajaran PBL Menurut Ibrahim
TAHAP TINGKAH LAKU GURU
Tahap 1. Orientasi siswa terhadap masalah
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, mengajukan fenomena atau demostrasi (cerita) untuk memunculkan masalah, memotivasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan masalah
Tahap 2.
Mengorganisasikan siswa untuk belajar
Guru membantu siswa untuk mengidentifikasikan dan
mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut. Tahap 3.
Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok.
Guru memotivasi siswa untuk
mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk
mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah
Tahap 4.
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.
Guru membantu siswa dalam
merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video dan model dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya
Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap
penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.
(3) Kegiatan Akhir
Setelah dilakukan presentasi, guru memberikan pertanyaan
yang berhubungan dengan materi yang dipresentasikan kepada
24
(4) Tahap Evaluasi
Pada tahap ini dilaksanakan proses evaluasi terhadap
pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran
PBL, yaitu aktivitas dan hasil belajar selama proses
pembelajaran. Data aktivitas siswa diperoleh berdasarkan
lembar observasi aktivitas belajar. Data hasil belajar siswa
dilihat dari hasil evaluasi tiap akhir siklus yang berupa tes hasil
belajar tiap siklus.
(5) Tahap Refleksi
Hasil yang didapat pada tiap tahap evaluasi pada setiap siklus
dikumpulkan, dianalisis, dan dibuat kesimpulan sementara.
Hasil analisis dari tiap siklus digunakan untuk merefleksikan
diri, apakah dengan tindakan yang telah dilakukan dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hasil analisis
data yang dilaksanakan pada tahap ini akan digunakan sebagai
acuan untuk merencanakan siklus berikutnya.
2. Siklus Kedua
Pada dasarnya tahap demi tahap pembelajaran pada siklus kedua sama
dengan siklus pertama. Pelaksanaan siklus II ini diawali dengan perbaikan
dan pelaksanaan dari rekomendasi yang dihasilkan pada kegiatan refleksi
25
3. Siklus Ketiga
Tahap demi tahap yang dilaksanakan pada siklus ketiga tidak jauh berbeda
dengan siklus-siklus sebelumnya hanya mengadakan pembaharuan pada
kegiatan yang dirasakan kurang pada siklus sebelumnya dan dilakukan
penekanan pada aspek yang masih rendah ketercapaiannya pada
siklus-siklus sebelumnya untuk ditingkatkan lagi.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan adalah:
(1) Lembar Kerja Kelompok (LKK) yang digunakan untuk membantu guru
dalam proses pembelajaran.
(2) Lembar observasi aktivitas belajar untuk mengetahui aktivitas belajar
siswa.
(3) Lembar tes hasil belajar untuk mendapatkan nilai hasil belajar siswa.
(4) Lembar observasi guru mengajar untuk evaluasi guru dari siklus I ke
siklus berikutnya.
F. Data dan Metode Pengumpulan Data 1. Data
Data yang diperoleh setelah dilakukannya penelitian ini adalah data berupa
data kuantitatif, yaitu data aktivitas dan hasil tes belajar siswa untuk
mengetahui data aktivitas dan hasil belajar yang diperoleh dari pemberian
26
2. Metode Pengumpulan Data a. Data Aktivitas Belajar
Data aktivitas siswa diambil melalui lembar observasi aktivitas siswa
selama proses pembelajaran berlangsung
b. Data Hasil Belajar
Data pemahaman hasil belajar awal siswa, dilakukan dengan
memberikan 5 soal uraian mengenai kalor. Pada penelitian,
pengambilan data hasil belajar siswa dilakukan dengan memberikan
tes di akhir siklus. Materi yang diujikan berdasarkan presentasi yang
telah dilakukan pada setiap siklus.
G. Teknik Analisis Data
Setelah data penelitian diperoleh, selanjutnya dilakukan analisis data sebagai
sebagai berikut:
1. Aktivitas Siswa
Data aktivitas siswa diambil pada setiap pertemuan dengan menggunakan
lembar observasi terhadap aktivitas siswa. Pengumpulan data aktivitas
siswa dilakukan dengan memberi chek list (√)pada setiap aspek aktivitas
27
Tabel 4. Contoh lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran
Keterangan : - tidak melakukan indikator sama sekali diberi skala 1 - melakukan 1 indikator diberi skala 2
- melakukan 2 indikator diberi skala 3 - melakukan 3 indikator diberi skala 4
Aktivitas yang diamati Memes (2001: 38)
(1) Interaksi siswa dalam kelompok selama proses belajar mengajar yang
meliputi bekerja sama mengerjakan LKK, berdiskusi memecahkan
masalah, bertanggung jawab terhadap kelompoknya.
(2) Keberanian siswa dalam bertanya dan mengemukakan pendapat,
meli-puti bertanya sesuai dengan materi pembelajaran, menjawab
pertanya-an/mengemukakan pendapat dengan baik, dan berani maju ke depan.
(3) Partisipasi siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung
(melakukan percobaan baik merangkai maupun menggunakan alat,
melakukan presentasi, dan mengambil kesimpulan).
(4) Motivasi dan kegairahan siswa dalam mengikuti pembelajaran
(Menyelesaikan tugas mandiri atau kelompok, semangat dalam
mengikuti pelajaran, dan menggunakan referensi/literatur).
(5) Interaksi antar siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung
(berinteraksi dengan baik, menghargai pendapat teman, dan memberi
tanggapan positif terhadap pendapat teman). No Nama Siswa
Aspek Aktivitas yang Diamati
28
(6) Hubungan siswa dengan guru selama kegiatan belajar mengajar
berlangsung (menjawab pertanyaan yang diberikan guru, melakukan
perintah guru, mendengarkan penjelasan guru).
Tabel 5. Contoh analisis aktivitas siswa
%
Untuk menentukan kategori aktivitas siswa digunakan pedoman menurut
Memes (2001: 36):
Bila nilai aktivitas siswa75,6, maka dikategorikan aktif. Bila 59,4
nilai aktivitas < 75,6, maka dikategorikan cukup aktif. Bila nilai aktivitas < 59,4, maka diketegorikan kurang aktif.
2. Data Hasil Belajar
Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah data hasil belajar siswa. Data
hasil belajar siswa berupa soal tes tertulis berbentuk uraian. Proses
analisis untuk data hasil belajar siswa adalah sebagai berikut:
(a) Skor yang diperoleh dari masing-masing siswa adalah jumlah skor dari
setiap soal.
No Nama Siswa Aspek Aktivitas Skor Aktivitas
29
(b) Persentase pencapaian hasil belajar siswa diperoleh dengan rumus:
% = 100%
Nilai hasil belajar siswa adalah:
Nilai hasil belajar siswa per tes = % pencapaian pemahaman konsep
(c) Nilai rata-rata hasil belajar siswa diperoleh dengan rumus:
=
Untuk menentukan ketuntasan hasil belajar siswa disesuaikan dengan
KKM yang berlaku di sekolah yaitu 68. Apabila nilai siswa≥ 68,
maka dikategorikan tuntas.
H. Indikator Kinerja
Indikator kinerja pada penelitian ini adalah:
1) Meningkatnya aktivitas belajar siswa terhadap pelajaran fisika setelah
diterapkannya model pembelajaran PBL.
2) Meningkatnya hasil belajar fisika siswa dengan skor akhir 68 setelah
57
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, disimpulkan bahwa penerapan
model pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut:
1. Aktivitas siswa ditingkatkan dengan cara memberi kesempatan kepada
siswa melakukan eksperimen dan mempresentasikan hasil eksperimen.
Terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa pada setiap siklusnya. Pada
siklus I aktivitas belajar siswa sebesar 62,38 dengan kategori cukup aktif,
pada siklus II meningkat sebesar 11,19 menjadi 73,57 dengan kategori
cukup aktif, dan pada siklus III aktivitas siswa kembali meningkat sebesar
7,50 menjadi 81,07 dengan kategori aktif.
2. Hasil belajar fisika siswa pada setiap siklusnya. Pada siklus I rata-rata
hasil belajar siswa adalah 56,86 dengan kategori tidak tuntas, kemudian
pada siklus II meningkat sebesar 4,14 menjadi 61,00 dengan kategori
“Tuntas”, dan pada siklus III rata-rata hasil belajar kembali meningkat
58
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka disarankan bagi guru atau
guru peneliti yang akan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah
harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Guru harus lebih memahami sintak-sintak pada model pembelajaran yang
digunakan agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar.
2. Guru harus mampu menyesuaikan pengelolaan waktu dengan RPP, agar
pembelajaran berlangsung dengan baik.
3. Guru harus mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan yang spesifik dan
relevan dengan materi pembelajaran.
4. Guru harus lebih memotivasi siswa untuk menyelesaikan tugas dengan
baik sehingga siswa dapat memanfaatkan kehadiran guru sebagai
fasilitator.
5. Guru dapat menerapkan model pembelajaran berdasarkan masalah karena
pembelajaran ini untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar fisika
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman. 1999.Metode Pembelajaran Tindakan Kelas. Jakarta: Grafindo Aqib, Zainal. 2006.Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru. Bandung: Yrama
Widya
Arikunto, Suharsimi. 2008.Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara Depdiknas. 2004.Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Depdiknas RI Djamarah dan Zain. 2006.Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara Edukasiana. 2010. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah.Artikel Pendidikan.
Edukasiana. Diakses 30 November 2010 dari http://edukasiana.com/?p= 266
Hamalik, Oemar. 2001.Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara Ismail. 2000. Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Instruction).
Makalah. Depdiknas. Jakarta.
Johnson, Elaine B. 2009.Contextual Teaching Learning (CTL). Kaifa. Bandung. Memes, Wayan. 2001.“Perbaikan Pembelajaran Topik Kalor di SLTP”. (Jurnal).
Pendidikan dan Pengajaran KIP Negeri Singaraja. Departemen Pendidikan Nasional RI.
Mulyono. 2002.Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Pustaka
Padiya. 2008.Model-Model Pembelajaran.Diakses 6 Desember 2010 dari http://model-pembelajaran.blogspot.com/2008/08/model-pembelajaran-kooperatif.html
Sardiman, A.M. 2005.Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Suchaini. 2008.Pembelajaran Berbasis Masalah. Diakses 4 Desember 2010 dari http://suchaini.wordpress.com/2008/12/15/pembelajaran-berbasis-masalah/
Sulatra, I Made. 2005.Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah (PBI) dalam Pembelajaran Matematika.Skripsi. Universitas Lampung. Diakses 20 November 2010 dari http://blog.unila.ac.id/imadesulatra/files/2009/09 /makalah_ar-pbl-2005.pdf