• Tidak ada hasil yang ditemukan

Program Pertamina Way Pasti Pas dan Citra Perusahaan (Studi Korelasional antara Pengaruh Program Pertamina Way Pasti Pas di SPBU COCO Pertamina Retail Jalan Yos Sudarso Medan Terhadap Citra Perusahaan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Program Pertamina Way Pasti Pas dan Citra Perusahaan (Studi Korelasional antara Pengaruh Program Pertamina Way Pasti Pas di SPBU COCO Pertamina Retail Jalan Yos Sudarso Medan Terhadap Citra Perusahaan)"

Copied!
126
0
0

Teks penuh

(1)

PROGRAM PERTAMINA WAY PASTI PAS

DAN CITRA PERUSAHAAN

(Studi Korelasional Tentang Pengaruh Program Pertamina Way Pasti Pas

di SPBU COCO Pertamina Retail Jalan Yos Sudarso Medan Terhadap

Citra Perusahaan)

D I S U S U N

ZULKARNAIN RITO 0809220009

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

A B S T R A K S I

Penelitian ini berjudul Program Pertamina Way Pasti Pas dan Citra Perusahaan dengan sub-judul yakni Studi Korelasional tentang Pengaruh Program Pertamina Way Pasti Pas di SPBU COCO Pertamina Retail Jalan Yos Sudarso Medan Terhadap Citra Perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan antara program Pertamina Way Pasti Pas terhadap Citra Perusahaan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan, berapa erat hubungan dan berarti tidaknya hubungan antara pengaruh program Pertamina Way Pasti Pas terhadap Citra Perusahaan.

Populasi dalam penelitian ini adalah pelanggan SPBU COCO Pertamina Retail Jalan Yos Sudarso Medan, yang berjumlah 6239 orang. Untuk menentukan jumlah sampel digunakan rumus Taro Yamane, maka berdasarkan data populasi yang ada, maka untuk menghitung sampel digunakan presisi 10% dengan tingkat kepercayaan 90%, sehingga jumlah sample dalam penelitian ini adalah 99 orang. Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

purposive sampling dan accidential sampling.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini ada dua cara yaitu penelitian kepustakaan (library research), yakni penelitian yang dilakukan dengan mengimpun data-data dari buku-buku serta bacaan yang relevan dan mendukung penelitian atau berkaitan dengan masalah yang akan dibahas. Melalui penelitian lapangan (field research), yaitu kegiatan dimana peneliti mengumpulkan data-data dari lapangan yang meliputi kegiatan survei di lokasi penelitian, melalui: observasi yakni pengamatan dan pencatatan statistik terhadap segala yang tampak pada objek penelitian dan kuesioner yakni alat (instrumen) pengumpul data dalam bentuk sejumlah pertanyaan yang ditulis yang harus dijawab secara tertulis pula oleh responden.

(3)

KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan hati, peneliti mengucapkan puji dan syukur

kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya

kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Program Pertamina Way Pasti Pas dan Citra Perusahaan (Studi Korelasional

antara Pengaruh Program Pertamina Way Pasti Pas di SPBU COCO Pertamina

Retail Jalan Yos Sudarso Medan Terhadap Citra Perusahaan). Skripsi ini disusun

guna memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Sarjana (S-1)

pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Ilmu Komunikasi.

Peneliti menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat dalam

penulisan skripsi ini mengingat terbatasnya waktu, pengetahuan, dan kemampuan

peneliti. Oleh karena itu, dengan hati yang tulus dan ikhlas peneliti menerima

kritik dan saran yang membangun dari pembaca yang nantinya berguna di hari

yang akan datang.

Dalam menyelesaikan skripsi ini peneliti banyak mendapat bimbingan dan

bantuan dari berbagai pihak. Ucapan terimakasih dari dasar hati yang terdalam,

penulis persembahkan kepada Ayahanda H. A. Hakim Rito dan Almarhumah

Ibunda Hj. Fatimah Syam Hasibuan, yang selalu memberikan dukungan moril dan

materil, serta kasih sayang yang selalu dicurahkan kepada peneliti. Kepada sang

pendamping setia seiring waktu, Adinda Fauria Marlina yang telah memberikan

semangat, dukungan, dan pengertian kepada peneliti.

(4)

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Amir Purba, M.A selaku Ketua Departemen Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Syafruddin Pohan, MSi, Ph.D, selaku dosen pembimbing yang

banyak memberikan masukan, bimbingan dan dorongan kepada penulis.

Terima kasih atas pengetahuan dan wawasan baru yang diberikan kepada

penulis, semua itu sangat berarti bagi penulis.

4. Seluruh dosen/ staf pengajar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara, khususnya para dosen Departemen Ilmu

Komunikasi. Terimakasih yang tulus penulis sampaikan atas jasa-jasa yang

telah diberikan selama perkuliahan.

5. Bapak A. Taisir Jafariz selaku Manager SPBU COCO Yos Sudarso Medan,

yang telah banyak membantu dan memberikan kesempatan bagi penulis

hingga dapat melaksanakan kegiatan penelitian.

6. Kak Icut, Kak Ros, Rotua, dan Maya yang selalu ada di departemen yang

setia membantu penulis dalam menyelesaikan urusan administrasi.

7. Teman-teman selama masa kuliah : Ibel, Andre, Danny, Nanda, Fanny,

Wardah, dan lainnya yang selalu memberikan dukungan, semangat, dan

perhatian dalam melakukan aktivitas perkuliahan.

8. Teman-teman kantor : Aldiano Rosi, Khairil dan lainnya yang senantiasa

(5)

9. Semua pihak yang secara sadar atau tidak, telah ikut serta membantu penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mengucapkan rasa terimakasih

yang tulus.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih atas bantuan yang telah

diberikan oleh semua pihak, semoga Allah SWT akan membalasnya dengan

limpahan rahmat kepada kita semua. Harapan penulis semoga skripsi ini kelak

dapat berguna dan jika terdapat kesalahan penulis memohon maaf serta menerima

kritik dan saran yang bersifat membangun.

Medan, Desember 2010

Peneliti,

(6)

DAFTAR ISI ABSTRAKSI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR TABEL ... vii

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang ... 1

I.2 Perumusan Masalah ... 7

I.3 Pembatasan Masalah ... 7

I.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8

I.4.1 Tujuan Penelitian ... 8

I.4.2 Manfaat Penelitian ... 8

I.5 Kerangka Teori ... 9

I.5.1 Komunikasi dan Komunikasi Pemasaran ... 9

I.5.2 Hubungan Masyarakat (Humas) ... 11

I.5.3 Citra Perusahaan ... 12

I.5.4 Teori S-O-R ... 13

I.6 Kerangka Konsep ... 14

I.7 Model Teoritis ... 15

I.8 Operasional Variabel ... 16

I.9 Definisi Operasional Variabel ... 16

I.10 Hipotesis ... 19

BAB II URAIAN TEORITIS II.1 Komunikasi ... 20

II.1.1 Definisi Komunikasi ... 20

II.1.2 Fungsi Komunikasi ... 23

II.1.3 Tujuan Komunikasi ... 24

II.1.4 Unsur-unsur Komunikasi ... 24

II.1.5 Proses Komunikasi ... 27

II.1.6 Hambatan Komunikasi ... 33

II.2 Komunikasi Pemasaran ... 34

II.2.1 Periklanan ... 34

II.3 Teori S-O-R ... 36

II.4 Hubungan Masyarakat (Humas) ... 39

II.5 Citra Perusahaan ... 40

(7)

III.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 43

III.1.1 Sejarah Singkat PT. Pertamina Retail ... 43

III.1.2 Visi Misi dan Tata Nilai PT. Pertamina Retail ... 45

III.1.3 Produk Usaha PT. Pertamina Retail ... 46

III.2 Metode Penelitian ... 50

III.3 Populasi dan Sampel ... 50

III.3.1 Populasi ... 50

III.3.2 Sampel ... 51

III.4 Teknik Penarikan Sampel ... 52

III.5 Teknik Pengumpulan Data ... 52

III.6 Teknik Analisis Data ... 53

III.6.1 Analisis Tabel Tunggal ... 53

III.6.2 Analisis Tabel Silang ... 54

III.5.3 Uji Hipotesis... 54

III.6 Pelaksanaan Pengumpulan Data ... 56

III.6.1 Tahap Awal ... 56

III.6.2 Pengumpulan Data... 56

III.7 Proses Pengolahan Data ... 57

BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Tabel Tunggal …… ... 59

IV.1.1 Karakteristik Responden……….. ... 59

IV.1.2 Program Pertamina Way Pasti Pas ... 61

IV.1.3 Citra PT. Pertamina (Persero) ... 69

(8)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

Tabel 1 : Operasional Variabel ... 16

Tabel 2 : Tujuan Komunikasi ... ... 25

Tabel 3 : Usia Responden ... 59

Tabel 4 : Jenis Kelamin ... 60

Tabel 5 : Tingkat Pendidikan Terakhir Responden ... 60

Tabel 6 : Tingkat Penghasilan Responden ... 61

Tabel 7 : Mengenal PT. Pertamina (Persero) ... 61

Tabel 8 : Informasi PT. Pertamina (Persero) di Surat Kabar ... 62

Tabel 9 : Informasi PT. Pertamina (Persero) di Televisi ... 63

Tabel 10 : Informasi PT. Pertamina (Persero) di Internet ... 63

Tabel 11 : Informasi PT. Pertamina (Persero) di Majalah ... 64

Tabel 12 : Informasi di Media Massa Membantu Menambah Pengetahuan ... 64

Tabel 13 : Tampilan Informasi di Surat Kabar ... 65

Tabel 14 : Tampilan Informasi di Televisi ... 65

(9)

Tabel 16 : Tampilan Informasi di Majalah ... 66

Tabel 17 : Pengetahuan Program Pertamina Way Pasti Pas ... 67

Tabel 18 : Pendapat Tentang Program Pertamina Way Pasti Pas ... 68

Tabel 19 : Pelaksanaan Program Pertamina Way Pasti Pas ... 69

Tabel 20 : Perkembangan PT. Pertamina (Persero) ... 69

Tabel 21 : Reputasi PT. Pertamina (Persero)... ... 70

Tabel 22 : Pendapat Responden Tentang Reputasi PT. Pertamina (Persero)... ... 70

Tabel 23 : Peningkatan Reputasi PT. Pertamina (Persero) dengan adanya Program Pertamina Way Pasti Pas... ... 71

Tabel 24 : Kepercayaan Publik Terhadap PT. Pertamina (Persero)... 71

Tabel 25 : Kemampuan Bersaing Terhadap PT. Pertamina (Persero) ... 72

Tabel 26 : PT. Pertamina (Persero) Berprestasi di bidangnya ... 72

Tabel 27 : Keterlibatan PT. Pertamina (Persero) dalam Kegiatan Sosial ... 73

Tabel 28 : Rasa Simpati Terhadap PT. Pertamina (Persero) ... 73

Tabel 29 : Ketertarikan Untuk Terus Menggunakan BBM Produksi PT. Pertamina (Persero) ... 74

(10)

Tabel 31 : Citra PT. Pertamina (Persero) ... 75

Tabel 32 : Hubungan Antara Program Pertamina Way Pasti Pas Terhadap Citra

Perusahaan ... 76

Tabel 33 : Hasil Uji Korelasi Spearman Menggunakan Piranti Lunak

(11)

A B S T R A K S I

Penelitian ini berjudul Program Pertamina Way Pasti Pas dan Citra Perusahaan dengan sub-judul yakni Studi Korelasional tentang Pengaruh Program Pertamina Way Pasti Pas di SPBU COCO Pertamina Retail Jalan Yos Sudarso Medan Terhadap Citra Perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan antara program Pertamina Way Pasti Pas terhadap Citra Perusahaan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan, berapa erat hubungan dan berarti tidaknya hubungan antara pengaruh program Pertamina Way Pasti Pas terhadap Citra Perusahaan.

Populasi dalam penelitian ini adalah pelanggan SPBU COCO Pertamina Retail Jalan Yos Sudarso Medan, yang berjumlah 6239 orang. Untuk menentukan jumlah sampel digunakan rumus Taro Yamane, maka berdasarkan data populasi yang ada, maka untuk menghitung sampel digunakan presisi 10% dengan tingkat kepercayaan 90%, sehingga jumlah sample dalam penelitian ini adalah 99 orang. Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

purposive sampling dan accidential sampling.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini ada dua cara yaitu penelitian kepustakaan (library research), yakni penelitian yang dilakukan dengan mengimpun data-data dari buku-buku serta bacaan yang relevan dan mendukung penelitian atau berkaitan dengan masalah yang akan dibahas. Melalui penelitian lapangan (field research), yaitu kegiatan dimana peneliti mengumpulkan data-data dari lapangan yang meliputi kegiatan survei di lokasi penelitian, melalui: observasi yakni pengamatan dan pencatatan statistik terhadap segala yang tampak pada objek penelitian dan kuesioner yakni alat (instrumen) pengumpul data dalam bentuk sejumlah pertanyaan yang ditulis yang harus dijawab secara tertulis pula oleh responden.

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah

Situasi bisnis saat ini semakin mengalami kompetisi yang ketat, hingga

bagi para pebisnis hal ini menjadi sebuah tantangan yang tidak mudah. Namun,

dengan memiliki strategi pemasaran yang tepat, maka bisnis yang sedang berjalan

diharapkan mampu tetap bertahan dan berkembang di tengah persaingan global di

Indonesia.

Seluruh masyarakat Indonesia secara umum pasti mengenal Pertamina,

badan usaha milik negara (BUMN) yang hingga kini tetap menjadi salah satu

andalan penghasil devisa negara. BUMN yang dulu sempat menjadi “raja

minyak” di Indonesia karena sistem monopoli yang pernah dilakukannya ini,

seiring tuntutan dan perubahan jaman, terus mengalami perubahan dan berusaha

menjadi lebih baik. Dan salah satu hasil dari proses tersebut, yang dapat terlihat

secara langsung adalah dengan hadirnya Pertamina dalam dunia bisnis

internasional untuk bersaing bersama perusahaan minyak asing lainnya.

Namun demikian, seperti pepatah yang mengatakan sedikit demi sedikit,

lama-lama menjadi bukit, berkat hasil perjuangan da

dengan niat perubahan menjadi lebih baik, Pertamina yang kini genap berusia 53

(13)

dan tata nilai yang terukur untuk diraih. Setidaknya hal ini dapat diukur secara

nyata pada pertumbuhan aset triwulan pertama Pertamina di tahun 2009 yang

diperkirakan sebesar Rp. 24,4 triliun dengan laba sebesar Rp. 3,6 triliun (sumber:

Melihat catatan tersebut, wajar rasanya jika Pertamina begitu bersemangat

melakukan ekspansi ke kancah bisnis internasional. Pertamina kini yang sedang

menguji coba dirinya untuk tidak lagi hanya mengandalkan hasil olah hasil dari

dalam bumi nusantara dengan cara melebarkan sayap usaha ke manca negara.

Dengan harapan untuk meningkatkan produksi dan menambah aset yang dimiliki,

ekspansi Pertamina tidak hanya sebatas Asia Tenggara dan Australia saja, tetapi

juga ke seluruh dunia khususnya Timur Tengah yang memiliki potensi cadangan

minyak bumi yang besar. Jika hal ini terwujud, tentunya satu hal yang amat perlu

diperhatikan adalah pertimbangan matang agar jangan sampai justru bisnis yang

dilakukan malah merugi.

Untuk mendongkrak kemajuan pemasaran di tanah air, khususnya untuk

mengembalikan kepercayaan publik terhadap perusahaan BUMN ini, serta

memberikan pelayanan yang berbeda dari biasanya, maka Pertamina

menghadirkan sebuah program Pertamina Way Pasti Pas bagi pelanggannya di

seluruh Indonesia.

Kemunculan program Pertamina Way Pasti Pas ini juga dilakukan untuk

membuat para pengelola dan manajemen mampu menjalankan bisnis karena

(14)

sederhana. Seperti yang diketahui bahwa dalam menjalankan bisnis, segi

pemasaran merupakan barisan terdepan, dan dapat juga disebut sebagai ujung

tombak dalam suatu bisnis. Karena menurut Kotler (Prinsip-prinsip Pemasaran,

1985), pemasaran berhubungan langsung dengan kegiatan manusia yang

diarahkan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran.

Strategi komunikasi bisnis merupakan salah satu faktor utama yang

digunakan oleh Pertamina agar dapat sukses. Khususnya kepuasan konsumen,

Charles dalam ”Pemasaran Marketing” (2001) menyatakan, bahwa kepuasan

konsumen merupakan sesuatu yang penting seperti menarik orang baru dan

berusaha memenuhi kebutuhan konsumen.

Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa komunikasi

memiliki peranan penting di dalam bisnis. Seperti yang diketahui, banyak

perusahaan-perusahaan bisnis yang berusaha untuk dapat merebut dan

memusatkan konsumen sebanyak-banyaknya agar mau mengkonsumsi sesuatu

produk dan jasa yang disuguhkannya, tidak terkecuali hal ini juga dilakukan di

dalam Program Pertamina Way Pasti Pas.

”Pertamina Way Pasti Pas” adalah program Pertamina (Persero) yang telah

tersertifikasi dapat memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen yang

mengharapkan kualitas dan kuantitas bahan bakar minyak (BBM) yang terjamin,

perlayanan yang ramah serta fasilitas yang nyaman. Program sertifikasi Stasiun

Pengisian Bahan Bakar (SPBU) ”Pasti Pas” merupakan bagian dari program

(15)

semakin kompetitif dengan adanya liberalisasi di sektor ini, dengan tujuan untuk

menjadi perusahaan yang kompetitif tingkat dunia dengan berorientasi pasar dan

menerapkan Good Corporate Governance (GCG).

Way sendiri berasal dari bahasa asing yang artinya ”cara atau melalui”,

yang berarti bahwa hal ini merupakan suatu cara kerja berdasarkan ketetapan

takaran dan melakukan test ketetapan volume secara rutin dengan batas toleransi

akurasi lebih ketat dari SPBU biasa. Konsumen juga dapat mengenali SPBU

”Pasti Pas” melalui beberapa cara. Pertama; dengan melihat logo dan sertifikat

”way pasti pas”, logo pada kantung kiri operator sedangkan sertifikat dapat dilihat

di kantor SPBU. Kedua; Rasakan pelayanan operator yang akan mengucapkan

”selamat pagi/siang/sore/malam”, menunjukkan angka nol sebelum memulai

pengisian BBM, dan mengucapkan terima kasih dengan ramah. Ketiga; Fungsi

lokasi SPBU menyediakan daftar SPBU Pasti Pas lengkap dengan lokasi, foto dan

deskripsi.

Hingga awal Juli 2010 ini telah terdapat 294 SPBU Pertamina di wilayah

Region I yang telah berkategori Pasti Pas. Semua SPBU tersebut tersebar di 5

(lima) propinsi yaitu; 47 SPBU di Nanggroe Aceh Darussalam, 131 di Sumatera

Utara, 36 SPBU di Sumatera Barat, 59 SPBU di Riau dan 21 SPBU di Kepulauan

Riau (sumber: http://web.bisnis.com). Jumlah ini akan terus bertambah seiring

dengan peningkatan pelayanan semua SPBU untuk memperoleh sertifikasi ”Pasti

(16)

Program Pertamina Way Pasti Pas, menekankan pada pelayanan yang

terbaik kepada konsumen dan masyarakat, dimana perusahaan dapat diuntungkan,

baik dalam jangka pendek maupun panjang. Oleh sebab itu, program bersertifikasi

ini menerapkan 3 (tiga) “S” yang menjadi kewajiban bagi operator SPBU, yakni

“Salam – Senyum – Sapa”. Selain dapat menciptakan peluang-peluang sosial –

ekonomi masyarakat, menyerap tenaga kerja dengan kualifikasi yang diinginkan,

mereka juga dapat membangun citra perusahaan sebagai perusahaan yang ramah.

Kompetisi bisnis para era globalisasi ini dapat dikategorikan sebagai

pertarungan pembentukan image di mata konsumen. Di sinilah perusahaan dapat

unggul dengan pembentukan corporate image yang ramah lingkungan dan

memiliki kepekaan sosial. Keuntungan lain, dengan situasi dan kondisi usaha

yang aman dan harmonis dengan masyarakat, membuat perusahaan dapat

menjalankan bisnisnya secara nyaman pula.

Pertamina (Persero) secara resmi meluncurkan Pertamina Way Pasti Pas

untuk memberikan program sertifikasi standar kualitas pelayanan SPBU yang

memenuhi standar kualitas pelayanan unggulan Pertamina, dimana program ini

adalah usaha Pertamina dalam melakukan pembenahan pelayanan SPBU untuk

menjamin kepuasan pelanggan dengan fokus pada ketetapan takaran, kualitas,

serta pelayanan dari operator. Dengan SPBU “Pasti Pas”, Pertamina

merealisasikan komitmennya untuk memberikan pelayanan terbaik kepada

konsumen, SPBU “Pasti Pas” menggunakan alat dengan akurasi lebih baik,

menetapkan prosedur monitoring lebih akurat serta memberikan pelayanan yang

(17)

Pada umumnya, kegiatan eksternal Humas-lah yang mengadakan analisis

serta perbaikan-perbaikan menciptakan citra perusahaan yang positif, atas dasar

saling pengertian dan hubungan yang harmonis diantara beberapa pihak, yang

terlibat secara langsung maupun tidak langsung, dalam suatu komunikasi timbal

balik yang efektif. Oleh sebab itulah, kegiatan eksternal humas merupakan faktor

dominan yang turut menentukan berhasil tidaknya usaha-usaha untuk mencapai

tujuan dari perusahaan, yang dalam hal ini, yakni membangun hubungan yang

harmonis antara Pertamina (Persero) dengan pelanggan SPBU melalui pelayanan

operator yang ramah, serta takaran dan kualitas minyak yang pasti pas.

Citra positif perusahaan menjadi perhatian besar bagi suatu perusahaan.

Perusahaan yang memiliki citra positif dengan sendirinya akan menikmati

keuntungan-keuntungan dari citra positif tersebut. Perusahaan yang komit

membangun citra perusahaannya akan sangat mungkin memiliki kesempatan

dalam meningkatkan keinginan masyarakat untuk menjadi bagian dalam

perusahaan tersebut.

Citra perusahaan merupakan salah satu alasan pelanggan minyak dalam

memilih Pertamina dengan pelayanan operator SPBU yang ramah. Mereka hanya

akan memilih perusahaan yang memiliki citra positif setidaknya dimata mereka

sendiri. Karenanya, perusahaan akan mampu bersaing di pasar dosmestik dan

global nantinya adalah perusahaan yang mampu mengimplementasikan citra

(18)

Dalam masalah ini, eksternal humas tidak bertindak sebagai ujung tombak

keberhasilan program Pertamina Way Pasti Pas ini, melainkan operator SPBU-lah

yang memiliki peran sangat penting untuk menciptakan pelayanan sesuai dengan

ketentuan sertifikasi “Pasti Pas” tersebut.

Operator yang melaksanakan program ini sesuai dengan ketentuan, maka

secara nyata tujuan dari strategi pemasaran model ini dapat tercapai, terutama

adalah menyoal pada pencitraan perusahaan yang lebih baik di mata pelanggan

SPBU sebagai perusahaan yang melayani dengan baik dan benar-benar ramah.

Oleh sebab itu, berdasarkan uraian di atas peneliti memiliki ketertarikan

untuk meneliti lebih dalam mengenai bagaimana Pengaruh Program Pertamina

Way Pasti Pas. Hal ini juga untuk melihat keberhasilan program tersesbut setelah

hampir tiga tahun diluncurkan kepada pelanggan. Juga menelaah bagaimana

selama ini tanggapan publik berkaitan dengan program tersebut, yang dimiliki

oleh SPBU COCO Pertamina Retail Jalan Yos Sudarso Medan Terhadap Citra

Perusahaan.

I.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah penelitian yang telah dikemukakan

sebelumnya, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut: “Pengaruh Program Pertamina Way Pasti Pas di SPBU COCO

(19)

I.3. Pembatasan Masalah

Agar ruang lingkup penelitian ini tidak terlalu luas sehingga dapat

mengaburkan penelitian, maka peneliti membatasi permasalahan yang akan

diteliti adalah sebagai berikut :

1. Penelitian ini bersifat korelasional, yang menganalisis hubungan antar

variabel, yakni pengaruh program Pertamina Way Pasti Pas dan citra

perusahaan.

2. Penelitian terbatas pada implemantasi program Pertamina Way Pasti Pas

yang dilakukan oleh operator Pertamina (Persero) dalam memberikan

pelayanan kepada pelanggan.

3. Objek penelitian ini hanya dibatasi kepada pelanggan SPBU di Lokasi

penelitian adalah di SPBU COCO Pertamina Retail Jalan Yos Sudarso

Medan.

4. Waktu penelitian adalah bulan Oktober - Desember 2010.

I.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian

I.4.1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui bagaimana penerapan program Pertamina Way Pasti Pas yang

dilakukan oleh operator Pertamina (Persero) Medan dalam menciptakan

(20)

2. Mengetahui bagaimana pengaruh program Pertamina Way Pasti Pas SPBU

COCO Pertamina (Persero)Retail Medan terhadap citra perusahaan. I.4.2 Manfaat Penelitiaan

a. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan

bacaan di lingkungan FISIP USU khususnya di bidang ilmu

komunikasi.

b. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memperluas

pengetahuan peneliti mengenai komunikasi bisnis dan komunikasi

pemasaran sebagai bagian dari bidang ilmu komunikasi.

c. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi

peneliti lain jika mengadakan penelitian sejenis.

I.5. Kerangka Teori

Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan untuk

memecahkan atau menyoroti masalahnya. Untuk itu perlu disusun kerangka teori

yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana

masalah penelitian akan disoroti (Nawawi, 1991:39).

Dengan adanya kerangka teori, maka akan mempunyai landasan untuk

menentukan tujuan dan arah penelitian. Adapun teori-teori yang dianggap relevan

dalam penelitian ini adalah Teori Komunikasi dan Komunikasi Pemasaran, Public

(21)

I.5.1. Komunikasi dan Komunikasi Pemasaran

Istilah komunikasi sebenarnya berasal dari bahasa latin ’communication’

dan bersumber pada kata communis yang berarti sama. Yang dimaksud sama

disini adalah sama makna. (Effendi, 1992:9)

Jadi komunikasi adalah persamaan makna antara komunikator dan

komunikan, dengan tujuan mengubah sikap, opini, perilaku orang lain tentang

pesan yang disampaikan. Walaupun demikian tidak semua komunikasi yang

dilakukan itu sesuai dengan apa yang diharapkan dan bahkan ada kesalahan

maksud dalam penerimaan pesan, untuk itu diperlukan suatu komunikasi yang

efektif.

Menurut Onong U. Effendy (1992: 5), komunikasi adalah proses

penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain, untuk memberitahukan

atau mengubah sikap, pendapat dan perilaku baik langsung maupun tidak

langsung melalui media. Sementara itu Hovland mendefinisikan proses

komunikasi sebagai suatu proses mengubah perilaku orang lain yang disampaikan

melalui perangsang-perangsang (biasanya lambang-lambang dalam kata-kata).

Dari definisi di atas, menunjukkan bahwa komunikasi merupakan suatu

proses penyampaian pesan melalui penggunaan simbol atau lambang-lambang

yang dapat menimbulkan efek seperti mengubah tingkah laku orang lain, yang

dapat dilakukan dengan menggunakan media tertentu.

Salah satu bentuk komunikasi adalah komunikasi pemasaran. Komunikasi

(22)

yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan kedua belah pihak

melalui media yang menimbulkan efek. Pemasaran bukan hanya sekedar

mendistribusikan barang/jasa dari produsen ke konsumen, tetapi merupakan

tahapan kegiatan-kegiatan mulai dari perencanaan, penciptaan, penamaan,

pengematan, penetapan harga sampai pada pendistribusian produk/jasa.

Menurut E. Jerome Mc.Carthy yang kemudian dikembangkan oleh Philip

Kotler, pemasaran mengandung empat unsur, yaitu: produk (product), tempat

(place), harga (price), dan promosi (promotion).

Segmentasi pasar dilakukan apabila produsen ingin memilah dan memilih

dengan tepat target pasar mana yang efektif dan efisien. Pasar dikelompokkan

dalam segmen-segmen tertentu berdasarkan kebutuhan, sumber daya yang

dimiliki, sikap dalam membeli, atau variabel lain yang relevan dengan tujuan

pemilihan. Studi segmentasi pemasaran dapat dimanfaatkan untuk (1) menyusun

suatu ruang produk, (2) mencari tahu bentuk penyebaran titik-titik ideal konsumen

pada ruang yang bersangkutan, (3) mengetahui peluang-peluang yang layak untuk

produk yang baru atau yang diubah (Kotler,84:146).

I.5.2. Hubungan Masyarakat (Humas)

Hubungan Masyarakat (Humas) atau Public Relations umumnya diartikan

sebagai segala kegiatan penyampaian informasi yang diselenggarakan dalam

rangka pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi atau lembaga terhadap publiknya.

The British of Public Relations mendefinisikan Humas sebagai berikut:

(23)

untuk menciptakan dan membina saling pengertian antara organisasi dengan

publiknya. (Rachmadi, 1993:13)

Menurut International Public Relations Association (IPRA) Humas atau

Public Relations adalah fungsi manajemen dari sikap budi yang direncanakan dan

dijalankan secara berkesinambungan oleh organisasi-organisasi, lembaga-lembaga

umum dan pribadi yang dipergunakan untuk memperoleh dan membina saling

pengertian, simpati dan dukungan dari mereka yang ada hubungan dengan cara

menilai opini publik mereka, dengan tujuan sedapat mungkin menghubungkan

kebijaksanaan dan ketatalaksanaan, guna mencapai kerja sama yang lebih

produktif dan untuk memenuhi kepentingan bersama yang lebih efesien, dengan

kegiatan penerangan yang terencana dan tersebar luas. (Rumanti, 2002: 11).

JC. Seidel, Public Relations Director, Division of Housing, State of New

York mengatakan bahwa “ Humas atau Public Relations adalah proses yang

kontinu dari usaha-usaha manajemen untuk memperoleh goodwill dan Pengertian

dari para pelanggan, pegawai dan publik umumnya, ke dalam dengan mengadakan

analisa dan perbaikan-perbaikan terhadap diri sendiri dan keluar dengan

mengadakan penyataan-pernyataan”. (Abdurrahman, 1993:25)

Dari beberapa definisi di atas, walaupun berbeda namun banyak kesamaan

pokok pikiran yaitu Humas merupakan kegiatan yang bertujuan merubah

(24)

I.5.3. Citra Perusahaan

Citra adalah gambaran yang dimiliki orang banyak mengenai pribadi,

perusahaan, organisasi atau produk (KBBI, 1995:192). Sedangkan perusahaan

adalah kegiatan yang diselenggarakan dengan peralatan atau dengan cara teratur

dengan tujuan mencari keuntungan dengan menghasilkan sesuatu, mengolah atau

membuat barang-barang, berdagang, memberikan jasa dan sebagainya, atau

organisasi berbadan hukum yang mengadakan transaksi atau usaha (KBBI,

1995:1112).

Citra merupakan tujuan utama dan sekaligus merupakan reputasi yang

hendak dicapai bagi dunia kehumasan atau PR. Pengertian citra itu sendiri abstrak

(intangible) dan tidak dapat diukur secara matematis. Berdasarkan uraian di atas,

maka yang dimaksud dengan citra perusahaan adalah citra dari suatu organisasi

secara keseluruhan, jadi bukan hanya citra atas produk dan pelayanannya.

Untuk dapat meningkatkan citra positif perusahaan, tentunya terdapat

beberapa indikator-indikator yang mendukung, sehingga para calon tenaga kerja

dapat tertarik untuk menjadi bagian di perusahaan tersebut. Adapun indikatornya,

yaitu adanya reputasi yang baik yang harus dimiliki oleh suatu perusahaan,

kemudian adanya kepercayaan dari masyarakat terhadap perusahaan tersebut,

adanya tanggung jawab sosial yang diperlihatkan perusahaan dan adanya simpati

(25)

I.5.4. Teori S-O-R

Teori S-O-R (Stimulus-Organisme-Respon) beranggapan bahwa

organisme menghasilkan perilaku tertentu jika ada stimulus tertentu pula. Jadi

efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga

seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan

reaksi komunikasi.

Artinya, dalam model ini terdapat tiga unsur penting yaitu:

1. Pesan (Stimulus), pesan yang dimaksud disini adalah program Pertamina

Way Pasti Pas.

2. Komunikan (Organisme), yang menjadi sasaran dalam penelitian ini

adalah pelanggan SPBU Pertamina Jalan Yos Sudarso Medan.

3. Efek (Respon), respon yang dimaksud adalah citra perusahaan, yang

dalam hal ini adalah perhatian pelanggan SPBU terhadap PT. Pertamina

(Persero).

Dalam proses perubahan sikap yang akan dialami oleh komunikan,

sikapnya akan berubah jika stimulus yang menerpanya benar-benar melebihi

semula atau melebihi apa yang pernah ia alami. Dalam memperlajari sikap yang

baru tersebut ada tiga variabel yang harus diperhatikan, yaitu perhatian,

(26)

Gambar 1. Model S – O – R

Dari gambar di atas, dapat dilihat bahwa stimulus yang disampaikan

kepada komunikan dapat berdampak diterima atau ditolak. Komunikasi terjadi

jika komunikan memberikan perhatian kepada stimulus yang disampaikan

kepadanya sampai kepada proses komunikan memikirkannya dan timbul

pengertian dan penerimaan atau mungkin sebaliknya.

I.6. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis

dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai. Dengan

adanya kerangka konsep ini merupakan bahan yang akan menuntun dan

merumuskan hipotesa penelitian. Adapun kerangka konsep yang dikemukakan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Stimulus

Organisme:

Perhatian

Pengertian

(27)

1. Variabel Bebas (X)

Variabel bebas adalah sejumlah gejala atau faktor yang mempengaruhi

unsur lain (variabel terikat). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah

Program Pertamina Way Pasti Pas Medan.

2. Variabel Terikat (Y)

Variabel Terikat adalah sejumlah gejala atau faktor yang muncul karena

dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adala

Citra Perusahaan.

3. Variabel Antara (Z)

Variabel antara adalah variabel yang berada diantara variabel bebas (X)

dan varibel terikat (Y), yang berfungsi sebagai penguat atau pelemah

hubungan antara variabel X dan Y. Variabel antara dalam penelitian ini

adalah karakteristik responden.

I.7. Model Teoritis

Berdasarkan variabel-variabel yang telah dikelompokkan dalam kerangka

konsep, maka dibentuk menjadi suatu model teoritis, yaitu:

Gambar 2. Model Teoritis

Variabel Bebas (X)

(28)

I.8. Operasional Variabel

Operasional Variabel berfungsi untuk memudahkan kerangka konsep

dalam penelitian. Maka berdasarkan gambar teoritis diatas peneliti menjabarkan

variabel-variabel tersebut kedalam operasionalisasi agar jelas penggunaannya.

Tabel 1.

Operasionalisasi Variabel Variabel Teoritis Variabel Operasional

Variabel Bebas (X)

Program Pertamina Way Pasti

Pas

Kualitas Pelayanan:

1. Keandalan (Reliability)

• Kuantitas dan kualitas BBM yang

terjamin

• Takaran pasti pas

2. Cepat Tanggap (Responsiveness)

3. Kepastian (assurance)

• Kesopanan operator (penerapan

Salam – Sapa – Senyum (3S)

dengan penuh santun dan hormat)

Variabel Terikat (Y)

Citra Perusahaan

1. Reputasi

2. Kepercayaan

3. Tanggung jawab sosial

4. Membangkitkan simpati dan perhatian

Karakteristik Responden 1. Jenis kelamin

2. Usia

(29)

I.9. Defenisi Operasional Variabel

Defenisi operasional menurut Singarimbun (1995:46), merupakan

semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya mngukur suatu variabel.

Definisi operasional bertujuan memberikan dan menjelaskan pengertian

variabel-variabel operasional. Dalam penelitian ini defenisi operasional yang diuraikan

adalah:

A. Program Pertamina Way Pasti Pas

Menurut Charles (2001) bahwa konsumen menilai kualitas pelayanan

melalui 3 komponen sebagai berikut:

1. Keandalan (reliability) merupakan kemampuan menyelenggarakan

Pelayanan dengan dapat diandalkan, akurat, dan konsisten. Keterandalan

memberikan pelayanan yang tepat pada saat pertama kali. Komponen ini

dianggap sebagai salah satu yang terpenting bagi kepuasan komsumen.

2. Cepat tanggap (responsiveness) kemampuan untuk memberikan pelayanan

yang segera.

3. Kepastian (assurance) merupakan kemampuan dan kesopanan karyawan

serta kemampuan untuk menjaga kepercayaan. Karyawan yang

berkeahlian yang memperlakukan konsumen dengan hormat serta

membuat mereka merasa bahwa mereka dapat mempercayai kepastian

seperti ditunjukan perusahaan.

Keramahan dalam berkomunikasi, didefinisikan sebagai bentuk

(30)

akan mengucapkan ”selamat pagi/siang/sore/malam”, menunjukkan angka nol

sebelum memulai pengisian BBM, dan mengucapkan terima kasih setelah

pengisian dan pembayaran dilakukan. Indikatornya adalah :

1. Senyum: menunjukkan gestur wajar menyenangkan/senyum kepada

pelanggan.

2. Salam: mengucapkan ”selamat pagi/siang/sore/malam”, menunjukkan

angka nol sebelum memulai pengisian BBM.

3. Sapa: menyapa dengan ramah dan menanyakan berapa liter atau rupiah

yang diinginkan pelanggan untuk pengisian BBM yang kendaraannya.

B. Citra Perusahaan

Adapun indikatornya adalah sebagai berikut:

1. Reputasi, yakni nama baik yang dimiliki oleh perusahaan baik di intern

perusahaan, investor, rekanan maupun ekstern (masyarakat umum).

2. Kepercayaan merupakan salah satu nilai tambah positif bagi perusahaan

untuk menjalankan kegiatan perusahaannya baik di bidang bisnis maupun

sosial, artinya masyarakat dapat mengandalkan sebuah perusahaan dalam

kegiatan bisnis maupun sosial.

3. Tanggungjawab sosial merupakan bagian dari kewajiban sebuah

perusahaan untuk mengabdikan perusahaannya kepada masyarakat umum,

(31)

4. Membangkitkan simpati dan perhatian adalah salah satu strategi

perusahaan sebagai usaha agar masyarakat menjadi tertarik dan muncul

keinginan untuk mengenal perusahaan lebih jauh.

C. Karakteristik Responden, indikatornya:

1. Jenis kelamin yaitu pria dan wanita

2. Usia yaitu tingkat kedewasaan seseorang.

3. Pendidikan yaitu tingkat pendidikan responden

I.10. Hipotesis

Hipotesis dapat diartikan sebagai jawaban yang bersifat sementara

terhadap permasalahan penelitian sampai terdapat pemecahan masalah melalui

data yang terkumpul (Singarimbun, 1995:36).

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah:

Ha: Terdapat hubungan antara Program “way pasti pas” Pertamina (Persero)

Medan terhadap citra perusahaan.

Ho: Tidak terdapat hubungan antara Program “way pasti pas” Pertamina

(32)

BAB II

URAIAN TEORITIS

II.1. Komunikasi

II.1.1. Definisi Komunikasi

Hakikat komunikasi adalah proses pernyataan antarmanusia. Yang

dinyatakan itu adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan

menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya.

Dalam “bahasa” komunikasi, pernyataan dinamakan pesan (message),

orang yang menyampaikan pesan disebut komunikator (communicator),

sedangkan orang yang menerima pesan diberi nama komunikan (communicatee).

Maka lebih jelasnya, komunikasi berarti proses penyampaian pesan dari

komunikator kepada komunikan (Effendi, 1993: 28).

Istilah komunikasi atau dalam Bahasa Inggris Communication berasal dari

kata Latin Communicatio dan berasal dari kata communis yang berarti sama. Sama

di sini maksudnya adalah sama makna. Effendi (2000: 5) mendefenisikan

komunikasi sebagai proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain

untuk memberi tahu atau merubah sikap dan pendapat baik secara langsung dan

(33)

Pemahaman pengertian komunikasi sehingga dapat dilancarkan secara

efektif, para peminat komunikasi sering mengutip paradigma yang dikemukakan

oleh Harold Laswell dalam karyanya The Structure and Function of

Communication in Society, yang menjelaskan teori komunikasi dengan menjawab

pertanyaan: “who says what in which channel to whom with what effect?”.

Paradigma ini menunjukkan unsur komunikasi (Effendi, 2000: 10), dengan kata

lain dalam setiap peristiwa komunikasi terdapat komponen-komponen sebagai

berikut:

a. Komunikator (communicator, source, sender)

b. Pesan (message)

c. Media (channel, media)

d. Komunikan (communicant, communicatee, receiver, recipient)

e. Efek (effect, impact, influence)

Komponen komunikasi meliputi lima unsur pokok, yaitu :

a. Komunikator

Komunikator adalah seseorang atau sekelompok orang yang

menyampaikan pikirannya/perasaannya kepada orang lain. Komunikator dapat

bertindak secara individual atau secara kolektif yang melembaga. Sekelompok

orang secara kolektif yang melembaga adalah para kerabat kerja (crew) media

massa. Berita yang dimuat dalam surat kabar adalah hasil kerja kolektif antara

reporter, penyunting berita (desk editor), redaktur, korektor, lay-outer dan

(34)

Sama halnya dengan film, komunikatornya adalah kolektif yang terdiri

dari penulis cerita, penulis skenario, sutradara, aktor/aktris, juru kamera dan juga

produser serta lainnya. Komunikasi dalam manajemen umumnya individual.

b. Pesan

Pesan yaitu apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima.

Pesan merupakan seperangkat simbol dan/atau non verbal yang mewakili

perasaan, nilai, gagasan atau maksud dari komunikator. Pesan mempunyai tiga

komponen, yaitu makna, simbol yang digunakan untuk menyampaikan makna dan

bentuk atau organisasi pesan.

c. Media

Media merupakan alat atau wahana yang digunakan komunikator untuk

menyampaikan pesannya kepada penerima. Media digunakan dalam komunikasi

apabila komunikan berada di tempat yang jauh dari komunikator dan/atau

jumlahnya banyak.

Apabila komunikannya hanya seorang, maka digunakan media seperti

surat, telepon, telegram dan sebagainya. Jika jumlahnya banyak, digunakan papan

pengumuman, pengeras suara dan lain-lain. Bilamana komunikan jauh dan banyak

jumlahnya, maka digunakan surat kabar, televisi, radio dan sejenisnya. Oleh

karena itu, penggunaan media bergantung kepada banyak tidaknya dan jauh

(35)

d. Komunikan

Yakni seseorang atau sejumlah orang yang menerima pesan dari

komunikator. Sejumlah orang yang dijadikan sasaran itu dapat merupakan

kelompok kecil/besar yang bersifat homogen atau heterogen.

e. Efek

Efek adalah apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima pesan dari

komunikator. Jadi efek merupakan akibat dari proses komunikasi. Jika efek

disadari komunikator atau dalam arti kata terjadi tanggapan dari komunikan dan

disampaikan olehnya kepada komunikator, maka hal itu dinamakan umpan balik

atau feed back.

II.1.2. Fungsi Komunikasi

Fungsi komunikasi ditinjau dari arti yang lebih luas tidak hanya diartikan

sebagai pertukaran berita dan pesan tetapi sebagai kegiatan individu dan

kelompok mengenai tukar menukar data, fakta dan ide. Maka fungsinya dalam

setiap sistem sosial adalah sebagai berikut:

1. Informasi

Pengumpulan, penyimpanan dan penyebaran berita, gambar, fakta, dan pesan

yang dibutuhkan agar dapat mengenai secara jelas terhadap kondisi

(36)

2. Sosialisasi

Menginginkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang

efektif sehingga sadar akan fungsi sosialnya sehingga ia dapat berpikir di

dalam masyarakat.

3. Motivasi

Menjelaskan setiap tujuan masyarakat dalam jangka pendek maupun jangka

panjang.

4. Perdebatan dan diskusi

Menyediakan dan saling tukar menukar fakta yang perlu untuk

memungkinkan persetujuan atau menyelesaikan perbedaan pendapat mengenai

masalah publik.

5. Pendidikan

Pengalihan ilmu pengetahuan sehingga mendorong perkembangan intelektual

yang diperlukan semua bidang kehidupan.

6. Memajukan kebudayaan

Penyebaran hasil kebudayaan dan seni dengan maksud melestarikan

kebudayaan.

7. Hiburan

Penyebaran simbol, suara, serta imej dari drama, tari kesenian, masalah dan

(37)

8. Integrasi

Kesempatan untuk memperoleh pesan agar kelompok maupun individu saling

Kenal dan menghargai kondisi, pandangan, Dan Keinginan orang lain

(Widjaja, 1988: 60).

II.1.3. Tujuan Komunikasi

Tujuan komunikasi yang dilakukan tentunya mempunyai tujuan tertentu.

Tujuan yang dimaksud di sini menunjukkan pada suatu hasil atau akibat yang

diinginkan oleh pelaku komunikasi. Secara umum menurut Schramm (Effendy,

1993 : 14), tujuan komunikasi dapat dilihat dari dua perspektif kepentingan yakni

kepentingan sumber/pengirim/komunikator dan kepentingan penerima/

komunikan. Dengan demikian maka tujuan komunikasi yang ingin dicapai dapat

digambarkan sebagai berikut:

Tabel 2. Tujuan Komunikasi Tujuan komunikasi dari sudut

kepentingan sumber

Tujuan komunikasi dari sudut kepentingan penerima

1. Menberikan informasi

2. Mendidik

3. Menyenangkan/menghibur

4. Mengajukan suatu tindakan persuasif

1. Memahami informasi

2. Mempelajari

3. Menikmati

(38)

Dalam konteks organisasi lingkungan kerja, tujuan utama komunikasi

dalam pekerjaan adalah untuk memudahkan, malaksanakan, dan melancarkan

jalannya organisasi. Tujuan komunikasi efektif yang penting lainnya adalah untuk

meningkatkan moril.

Menurut Moekijat (1989 : 15) dalam bukunya Teori Organisasi

menyatakan beberapa penyelidikan menunjukkan bahwa, komunikasi yang baik

dan tingkat moril yang tinggi ada hubungannya.

II.1.4. Unsur-unsur Komunikasi

1. Komunikator dan Komunikan

Di dalam proses komunikasi dikenal istilah komunikator dan komunikan.

Komunikator adalah individu atau kelompok yang mengambil prakarsa dalam

mengadakan komunikasi dengan individu atau kelompok lain yang menjadi

sasarannya. Sedangkan Komunikan adalah objek sasaran dari kegiatan

komunikasi, yaitu pesan-pesan yang disampaikan oleh komunikator akan diterima

sasarannya, yaitu komunikan.

2. Message

Selain unsur komunikator dan komunikan, terdapat pula unsur lainnya

dalam rangka proses komunikasi ini, yaitu message (pesan) di mana unsur ini

merupakan inti/perumusan tujuan dan maksud dari komunikator kepada

komunikan. Di dalam proses komunikasi, unsur ini sangat menentukan di dalam

(39)

Oleh karena itu manusia hidup dalam kelompok-kelompok yang

mempunyai nilai dan norma tersendiri, maka jika ada sesuatu komunikasi yang

datang dengan membawa perubahan-perubahan, disini yang pertama-tama harus

dilihat, apakah perubahan-perubahan itu sesuai dengan nilai-nilai atau

norma-norma yang sudah berlaku pada sesuatu kelompok, jika sesuai sudah barang tentu

akan menerima message itu. Jika tidak, sebaliknya akan menolak.

3. Feedback

Di dalam proses komunikasi ini sebagai unsur-unsurnya kita mengenal

pula istilah, feedback, yaitu arus umpan balik dalam rangka proses komunikasi. Di

mana arus yang umpan balik ini selalu diharapkan oleh seseorang atau kelompok

orang yang melakukan kegiatan komunikasi, dalam arti feedback yang

menyenangkan artinya penyampaian message dari komunikator mendapat

tanggapan yang menyenangkan dari komunikan, hingga seterusnya terjalin

hubungan yang intim dan, favourable dalam berkomunikasi.

Gambar 3. Model Proses Feedback

A : Komunikator

B : Komunikan

P : Pesan yang disampaikan A kepada B

D : Feedback atau umpan balik

(40)

(Sumber Meinanda, 1981: 6)

II.1.5. Proses Komunikasi

Proses komunikasi dibagi dua tahap yakni secara primer dan secara

sekunder. Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian dengan

upaya pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan

menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer

dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat, gambar, warna, dan lain

sebagainya yang secara langsung mampu ”menerjemahkan” pikiran dan atau

perasaan komunikator kepada komunikan (Effendy, 2004: 11).

Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampain pikiran

atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan).

Pikiran bisa berupa gagasan, informasi, opini, dan lain-lain yang muncul dari

benaknya. Dalam "bahasa" komunikasi pernyataan dinamakan pesan (message),

orang yang menyampaikan pesan disebut komunikator sedangkan orang yang

(41)

Gambar 4.

Model Proses Komunikasi

(Sumber : Effendy, 1994: 18)

Dalam suatu proses komunikasi, komponen utama yaitu komunikator,

pesan dan komunikan, namun komunikasi dapat berlangsung efektif bila dalam

proses tersebut meliputi komponen-komponen berikut:

1. Sender : komunikator yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau

sejumlah orang

2. Encoding : penyampaian, yakni proses pengalihan pikiran ke dalam bentuk

lambang

3. Message : pesan yang merupakan seperangkat larnbang bermakna yang

disampaikan oleh komunikator

4. Media : saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari

komunikator-komunikator kepada komunikan

Sender Encoding

Message Decoding Receiver

Media

Noise

(42)

5. Decoding : pengawasan, di mana komunikator menetapkan makna kepada

komunikan

6. Receiver : komunikan yang menerima pesan dari komunikator

7. Response : tanggapan, yakni seperangkat reaksi kepada komunikan setelah

diterpa pesan

8. Feedback : umpan balik, yakni tanggapan komunikannya apabila

tersampaikan atau disampaikan kepada komunikator

9. Noise : gangguan tidak terencana yang terjadi dalam proses

komunikasi sebagai akibat diterimanya pesan lain oleh

komunikan yang berbeda dengan pesan yang disampaikan oleh

komunikator lainnya.

Kemampuan bahasa maka kita dapat mempelajari ilmu pengetahuan sejak

ditampilkan oleh pendiri-pendirinya sehingga manusia dapat menjadi beradab,

berbudaya, dan dapat memperkirakan apa yang akan terjadi pada waktu lalu

bahkan yang akan datang.

Lambang yang paling banyak digunakan dalam proses komunikasi primer

adalah gambar. Akan tetapi gambar tidalah seefektif bahasa akan tetapi, tidak

semua orang pandai mencari kata-kata yang tepat dan lengkap yang dapat

mencerminkan pikiran dan perasaan yang sesungguhnya. Selain itu, sebuah

perkataan belum tentu mengandung makna yang sama bagi semua orang.

Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh

seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media

(43)

menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan

sebagai sasarannya berada di tempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak.

Surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, dan banyak lagi

media kedua yang sering digunakan dalam komunikan (Effendy, 2004:16).

Sejalan dengan perkembangan masyarakat serta peradaban dan

kebudayaanya, komunikasi bermedia mengalami kemajuan pula dengan

memadukan gambar dan warna. Maka televisi, film, dan video pun sebagai media

yang mengandung bahasa, gambar, dan warna melanda masyarakat hampir

diseluruh belahan dunia.

Pentingnya peranan media, yakni media sekunder, dalam proses

komunikasi, disebabkan oleh efisiensinya dalam mencapai komunikan. Jelas

efisien karena, dengan menyiarkan sebuah pesan satu kali saja, sudah dapat

tersebar luas kepada khalayak yang begitu banyak jumlahnya bukan saja jutaan,

bahkan ratusan juta.

Proses komunikasi sekunder ini merupakan sumbangan dari komunikasi

primer untuk menembus ruang dan waktu, maka dalam menata lambang-lambang

untuk memformulasikan isi pesan, komunikator harus memperhitungkan ciri-ciri

atau sifat-sifat yang digunakan.

Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat diketahui bahwa dalam proses

komunikasi secara sekunder ini paling dominan berperan adalah komunikator

(44)

komunikator disini adalah operator yang sangat berperan dalam melakukan

proses komunikasi tersebut.

Kategori-kategori proses komunikasi ditinjau dari dua perspektif, yaitu:

1. Proses Komunikasi dalam Perspektif Psikologis

Proses komunikasi perspektif ini terjadi pada diri komunikator dan

komunikan. Ketika seorang komunikator berniat akan menyampaikan suatu pesan

kepada komunikan, maka dalam dirinya terjadi suatu proses.

Pesan komunikasi terdiri dari dua aspek yaitu isi pesan dan lambang. Isi

pesan umumnya adalah pikiran, sedangkan lambang umumnya adalah bahasa.

Lipmann menyebut isi pesan itu "picture in our head", sedangkan Hagemann

menamakannya "das bewustseininhalte". Proses "mengemas" atau "membungkus"

pikiran dengan bahasa yang dilakukan komunikator itu dalam bahasa komunikasi

dinamakan encoding. Hasil encoding berupa pesan yang kemudian la transmisikan

atau operkan atau kirimkan kepada komunikan. Kemudian proses dalam diri

komunikan disebut decoding seolah-olah membuka kemasan atau bungkus pesan

yang la terima dari komunikator tadi. Isi bungkusan tadi adalah pikiran

komunikator, maka komunikasi terjadi. Sebaliknya bilamana komunikan tidak

mengerti maka komunikasi pun tidak terjadi (Effendy 1993: 32).

2. Proses Komunikasi dalam Perspektif Mekanistis

Proses ini berlangsung ketika komunikator mengoperkan atau

"melemparkan" dengan bibir kalau lisan atau tangan jika pesannya sampai

(45)

komunikan itu dapat dilakukan dengan indera telinga atau mata, atau indera indera

lainnya.

Proses komunikasi dalam perspektif ini kompleks atau rumit, sebab

bersifat situasional, bergantung pada situasi ketika komunikasi itu berlangsung.

Ada kalanya komunikasinya seorang, maka komunikasi dalam situasi ini

dinamakan komunikasi interpersonal atau komunikasi antar pribadi,

kadang-kadang komunikannya sekelompok orang, komunikasi dalam situasi ini disebut

komunikasi kelompok, acapkali pula komunikannya tersebar dalam jumlah yang

relative amat banyak sehingga untuk menjangkaunya diperlukan suatu media atau

sarana, maka komunikasi dalam situasi seperti ini dinamakan komunikasi massa

(Effendy, 1993: 30).

Satu hal yang perlu diketahui bahwa komunikasi itu penting arti bagi

manusia, sebab tanpa komunikasi tidak akan terjadi interaksi dan saling

pengertian serta tukar pikiran atau pengalaman. Lebih jelasnya, komunikasi harus

mengandung minimal 3 (tiga) unsur pokok, yaitu komunikator, pesan dan

komunikan.

Komunikator sebagai pihak penyampaian informasi/pesan dapat bertindak

sebagai individual atau kelompok. Pesan sebagai komponen komunikasi adalah

lambing bermakna atau lambing yang membawa pikiran/perasaan komuniktor

berupa lisan atau tertulis. Komunikan sebagai pihak penerima adalah seseorang

atau sejumlah orang yang menjadi sasaran komunikasi, dapat berupa kelompok

(46)

II.1.6. Hambatan Komunikasi

Hambatan komunikasi menurut Gamble (1986) dalam bukunya

Komunikasi Massa adalah sesuatu yang mempengaruhi lajunya suatu pesan, atau

terhalangnya kemampuan pengiriman atau penerimaan pesan. Pada umumnya

hambatan komunikasi dapat berbentuk statis atau yang tetap dan selalu ada, dan

ada pula gangguan yang bersifat dinamis atau yang selalu berubah-ubah.

Yang dimaksudkan hambatan statis adalah hambatan yang sifatnya selalu

tetap ada atau tidak dapat ditolak. Sebagai contoh, gangguan iklim dan cuaca

seperti, angin, hujan, serta hambatan lingkungan fisik sekitarnya. Sedangkan

hambatan yang bersifat dinamis adalah hambatan yang keberadaannya bisa diatasi

meskipun selalu berubah-ubah seperti gangguan fisik (sakit kepala), gangguan

psikologis (minder, kecemasan, ketakutan), gangguan semantik dalam berbahasa,

gangguan kerusakan mesin pada pesawat penyalur pesan (telepon, percetakan,

teleks dan lain-lain).

Hal penting yang harus diperhatikan adalah setiap proses komunikasi

selalu ada hambatan dan tidak dapat dihindari. Adanya gangguan menyebabkan

berkurangnya kecepatan atau kemampuan lajunya pesan yang bersumber dari

seorang pengirim menuju penerimanya. Semakin besar gangguan maka semakin

besar pula ketidak-lengkapan atau cacatnya suatu pesan mencapai penerima, dan

sebaliknya semakin kecilnya gangguan maka semakin cepat dan jelas sebuah

(47)

II.2. Komunikasi Pemasaran

Salah satu teknik komunikasi adalah komunikasi pemasaran. Komunikasi

pemasaran adalah proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan

yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan kedua belah pihak

melalui media yang menimbulkan efek. Pemasaran bukan hanya sekedar

mendistribusikan barang/jasa dari produsen ke konsumen, tetapi merupakan

tahapan kegiatan-kegiatan mulai dari perencanaan, penciptaan, penamaan,

pengematan, penetapan harga sampai pada pendistribusian produk/jasa.

Menurut E. Jerome Mc.Carthy yang kemudian dikembangkan oleh Philip

Kotler, pemasaran mengandung empat unsur, yaitu: produk (product), tempat

(place), harga (price), dan promosi (promotion).

Segmentasi pasar dilakukan apabila produsen ingin memilah dan memilih

dengan tepat target pasar mana yang efektif dan efisien. Pasar dikelompokkan

dalam segmen-segmen tertentu berdasarkan kebutuhan, sumber daya yang

dimiliki, sikap dalam membeli, atau variabel lain yang relevan dengan tujuan

pemilihan. Studi segmentasi pemasaran dapat dimanfaatkan untuk; (1) menyusun

suatu ruang produk, (2) mencari tahu bentuk penyebaran titik-titik ideal konsumen

pada ruang yang bersangkutan, (3) mengetahui peluang-peluang yang layak untuk

produk yang baru atau yang diubah (Kotler, 84: 146).

II.2.1. Periklanan

Salah satu teknik komunikasi yang erat kaitannya dengan komunikasi pemasaran

(48)

Pengertian iklan menurut Institut Praktisi Inggris (Jefkins, 1994: 153)

adalah pesan-pesan penjualan yang paling persuasif yang diarahkan kepada calon

pembeli yang paling potensial atas produk barang atau jasa tertentu dengan biaya

yang semurah-murahnya.

Periklanan sebagai sarana komunikasi pemasaran banyak digunakan.

Untuk Indonesia sendiri misalnya industri periklanan telah mencapai pertumbuhan

yang sangat pesat. Dengan banyaknya industri periklanan membuat

perusahaan-perusahaan yang membutuhkan iklan untuk menginformasikan produknya kepada

khalayak tidak akan kesulitan lagi untuk mendapatkan industri periklanan yang

baik. Adapun peranan periklanan adalah sebagai berikut :

a. Peranan Pemasaran

Secara definisi yang dimaksud dengan pemasaran adalah “suatu proses

sosial manajerial yang membuat individu dan kelompok yang memperoleh

apa yang mereka butuhkan serta inginkan lewat penciptaan dan pertukaran

timbal balik produk dan nilai dengan orang lain.”

b. Peranan Komunikasi

Periklanan adalah kegiatan komunikasi yang bertujuan untuk

menyampaikan informasi tentang suatu produk kepada konsumen. Dalam

proses ini kegiatan periklanan menggunakan media massa baik itu cetak

maupun media elektronik.

(49)

Dalam kaitan dengan ekonomi, kegiatan periklanan memegang peranan

yang sangat pentin. Melalui kegiatan periklanan, konsumen dirangsang

untuk mengkonsumsi suatu produk. Pertumbuhan tingkat konsumsi akan

mendorong pertumbuhan ekonomi.

d. Peranan Sosial

Dalam konteks sosial iklan berperan dalam membatu masyarakat

menginformasikan inovasi suatu produk. Pada sisi lain, iklan mendorong

solidaritas sosial masyarakat melalui pesan-pesan sosial (Kotler, 1996:

53-54).

II.3. Teori S-O-R

Teori S-O-R (Stimulus-Organisme-Respon) beranggapan bahwa

organisme menghasilkan perilaku tertentu jika ada stimulus tertentu pula. Jadi

efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga

seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan

reaksi komunikasi.

Artinya, dalam model ini terdapat tiga unsur penting yaitu:

1. Pesan (Stimulus), pesan yang dimaksud disini adalah program “way

pasti pas”.

2. Komunikan (Organisme), yang menjadi sasaran dalam penelitian ini

(50)

3. Efek (Respon), respon yang dimaksud adalah citra perusahaan, yang

dalam hal ini adalah perhatian pelanggan SPBU terhadap PT.

Pertamina (Persero).

Dalam proses perubahan sikap yang akan dialami oleh komunikan,

sikapnya akan berubah jika stimulus yang menerpanya benar-benar melebihi

semula atau melebihi apa yang pernah ia alami. Dalam memperlajari sikap yang

baru tersebut ada tiga variabel yang harus diperhatikan, yaitu perhatian,

pengertian, dan penerimaan, proses tersebut dapat dilihat sebagai berikut:

Model S – O – R

Dari gambar di atas, dapat dilihat bahwa stimulus yang disampaikan

kepada komunikan dapat berdampak diterima atau ditolak. Komunikasi terjadi

jika komunikan memberikan perhatian kepada stimulus yang disampaikan

kepadanya sampai kepada proses komunikan memikirkannya dan timbul

pengertian dan penerimaan atau mungkin sebaliknya.

Adapun tahap yang ditimbulkan stimulus berupa perubahan sikap melalui

tahap-tahap berikut ini: Stimulus

Organisme:

Perhatian

Pengertian

(51)

1. Tahap kognitif, yaitu meliputi ingatan terhadap pesan,

kesadaran/pengenalan terhadap pesan, dan pengetahuan terhadap pesan

tersebut.

2. Tahap afektif, meliputi kesediaan untuk mencari lebih banyak lagi

informasi, evaluasi terhadap pesan, dan minat untuk mencoba.

3. Tahap behavioral, yaitu perubahan sikap terhadap pesan.

Seorang komunikator akan dapat melakukan perubahan sikap dan tingkah

laku komunikan apabila antara mereka merasa adanya persamaan. Oleh karena

itu, seorang komunikator harus dapat membangkitkan perhatian komunikan

sehingga diantara mereka timbul persamaan makna akan suatu hal yang akan

menjadi langkah awal suksesnya komunikasi. Apabila perhatian telah

dibangkitkan, maka selanjutnya diikuti dengan upaya menumbuhkan rasa suka.

Menurut Hafied Cangara (2002 : 65) perhatian berarti rasa suka/senang,

rasa tertarik atau hasrat terhadap sesuatu. Menurut Effendy (2000 : 103) perhatian

adalah kelanjutan dari rasa suka yang merupakan titik tolak timbulnya hasrat

untuk melakukan tindakan yang diharapkan.

Sedangkan menurut Harlock (1978 : 115), perhatian merupakan sumber

motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan.

Menurut Ryono Praktikno (1987 : 54) perhatian atau sikap yang membuat

seseorang senang dan suka terhadap objek situasi dan ide tertentu. Istilah

perhatian dalam kamus besar bahasa Indonesia (1998 : 583) diartikan sebagai

(52)

individu secara mendalam untuk mendapat sesuatu yang diinginkan dengan cara

membayar atau pengorbanan lainnya.

Perhatian adalah keadaan dalam diri individu yang mampu mengarahkan

rasa sukanya untuk objek tertentu yang dianggap penting yang mampu mendorong

mereka untuk cendrung mencari objek yang disenangi tersebut. Adapun ciri-ciri

perhatian dari uraian tersebut yaitu :

a. Perhatian timbul dari kesan suka terhadap suatu objek.

b. Setiap orang memiliki kesukaan terhadap objek yang diminati.

c. Perhatian memunculkan kecendrungan hati untuk mencari objek

yang disenangi.

d. Perhatian ditunjukan dalam bentuk hasrat melakukan sesuatu

kegiatan.

Jika disederhanakan lagi maka dapat disebutkan bahwa model S-O-R

merupakan stimulus yang akan ditangkap oleh organisme khalayak. Komunikasi

akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya

komunikan mengerti dan menerima.

II.4. Hubungan Masyarakat (Humas)

Hubungan Masyarakat (Humas) atau Public Relations umumnya diartikan

sebagai segala kegiatan penyampaian informasi yang diselenggarakan dalam

rangka pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi atau lembaga terhadap publiknya.

The British of Public Relations mendefinisikan Humas sebagai berikut:

(53)

untuk menciptakan dan membina saling pengertian antara organisasi dengan

publiknya. (Rachmadi, 1993:13)

Menurut International Public Relations Association (IPRA) Humas atau

Public Relations adalah fungsi manajemen dari sikap budi yang direncanakan dan

dijalankan secara berkesinambungan oleh organisasi-organisasi, lembaga-lembaga

umum dan pribadi yang dipergunakan untuk memperoleh dan membina saling

pengertian, simpati dan dukungan dari mereka yang ada hubungan dengan cara

menilai opini publik mereka, dengan tujuan sedapat mungkin menghubungkan

kebijaksanaan dan ketatalaksanaan, guna mencapai kerja sama yang lebih

produktif dan untuk memenuhi kepentingan bersama yang lebih efesien, dengan

kegiatan penerangan yang terencana dan tersebar luas (Rumanti, 2002: 11).

JC. Seidel, Public Relations Director, Division of Housing, State of New

York mengatakan bahwa “ Humas atau Public Relations adalah proses yang

kontinu dari usaha-usaha manajemen untuk memperoleh goodwill dan Pengertian

dari para pelanggan, pegawai dan publik umumnya, ke dalam dengan mengadakan

analisa dan perbaikan-perbaikan terhadap diri sendiri dan keluar dengan

mengadakan penyataan-pernyataan”. (Abdurrahman, 1993: 25).

Dari beberapa definisi di atas, walaupun berbeda namun banyak kesamaan

pokok pikiran yaitu Humas merupakan kegiatan yang bertujuan merubah

(54)

II.5. Citra Perusahaan

Citra adalah gambaran yang dimiliki orang banyak mengenai pribadi,

perusahaan, organisasi atau produk (KBBI, 1995: 192). Sedangkan perusahaan

adalah kegiatan yang diselenggarakan dengan peralatan atau dengan cara teratur

dengan tujuan mencari keuntungan dengan menghasilkan sesuatu, mengolah atau

membuat barang-barang, berdagang, memberikan jasa dan sebagainya, atau

organisasi berbdan hukum yang mengadakan transaksi atau usaha (KBBI, 1995:

1112).

Citra perusahaan penting bagi setiap perusahaan karena merupakan

keseluruhan kesan yang terbentuk dibenak masyarakat tentang perusahaan. Citra

dapat berhubungan dengan nama bisnis, arsitektur, variasi dari produk, tradisi,

ideologi dan kesan pada kualitas komunikasi yang dilakukan oleh setiap karyawan

yang berinteraksi dengan klien perusahaan.

Dengan demikian, citra perusahaan dapat dipersepsikan sebagai gambaran

mental secara selektif. Karena keseluruhan kesan tentang karakteristik suatu

perusahaan-lah yang nantinya akan membentuk citra perusahaan dibenak

masyarakat.

Setiap perusahaan dapat memiliki lebih dari satu citra tergantung dari

kondisi interaksi yang dilakukan perusahaan dengan kelompok-kelompok yang

berbeda, seperti: nasabah, karyawan, pemegang saham, supplier dimana setiap

(55)

perusahaan. Karena itu, citra yang dimiliki perusahaan dapat berperingkat positif

atau negatif.

Untuk itu, perusahaan perlu mengkomunikasikan secara jelas tentang

perusahaan yang diharapkan, sehingga dapat mengarahkan masyarakat dalam

mencitrakan perusahaan secara positif. Lebih lanjut, citra merupakan hasil dari

penilaian atas sejumlah atribut, tetapi citra bukanlah penilaian itu sendiri, karena

citra adalah kesan konsumen yang paling menonjol dari perusahaan, yang

dievaluasi dan dipertimbangkan oleh konsumen dalam mengambil keputusan

pembelian.

Citra merupakan tujuan utama dan sekaligus merupakan reputasi yang

hendak dicapai bagi dunia kehumasan atau PR. Pengertian citra itu sendiri abstrak

(intangible) dan tidak dapat diukur secara matematis. Berdasarkan uraian di atas,

maka yang dimaksud dengan citra perusahaan adalah citra dari suatu organisasi

secara keseluruhan, jadi bukan hanya citra atas produk dan pelayanannya.

Untuk dapat meningkatkan citra positif perusahaan, tentunya terdapat

beberapa indikator-indikator yang mendukung, sehingga para calon tenaga kerja

dapat tertarik untuk menjadi bagian di perusahaan tersebut. Adapun indikatornya,

yaitu adanya reputasi yang baik yang harus dimiliki oleh suatu perusahaan,

kemudian adanya kepercayaan dari masyarakat terhadap perusahaan tersebut,

adanya tanggung jawab sosial yang diperlihatkan perusahaan dan adanya simpati

Gambar

Tabel 2.
Gambar 4.
Tabel 4
Tabel 5
+7

Referensi

Dokumen terkait

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional, yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan, seberapa besar hubungan tersebut dan berarti

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional, yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan, seberapa besar hubungan tersebut dan berarti

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional, yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan, seberapa besar hubungan tersebut dan berarti

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan, berapa erat hubungan dan berarti

Metode yang digunakan adalah metode korelasional yakni untuk mengetahui ada tidaknya hubungan, seberapa erat hubungan dan berarti tidaknya hubungan antara komunikasi kelompok kecil

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya pengaruh, seberapa erat pengaruh dan berarti tidaknya hubungan iklim

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan, berapa erat hubungan dan berarti tidaknya

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan, berapa erat hubungan dan berarti