• Tidak ada hasil yang ditemukan

Internet Dan Kompetensi Belajar Siswa (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Penggunaan Internet Terhadap Peningkatan Kompetensi Belajar Di Kalangan Siswa Sma Negeri 3 Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Internet Dan Kompetensi Belajar Siswa (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Penggunaan Internet Terhadap Peningkatan Kompetensi Belajar Di Kalangan Siswa Sma Negeri 3 Medan)"

Copied!
161
0
0

Teks penuh

(1)

INTERNET DAN KOMPETENSI BELAJAR SISWA

(Studi Korelasional Tentang Pengaruh Penggunaan Internet Terhadap Peningkatan

Kompetensi Belajar di Kalangan Siswa SMA Negeri 3 Medan)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan pendidikan Sarjana (S-1)

pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Ilmu Komunikasi

Disusun oleh:

RIZKI PRATIWI NINGRUM 070904041

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul Internet Dan Kompetensi Belajar Siswa (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Penggunaan Internet Terhadap Peningkatan Kompetensi Belajar Siswa). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan internet terhadap peningkatan kompetensi belajar pada siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Medan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan, seberapa erat hubungan dan berarti tidaknya hubungan antara penggunaan internet terhadap peningkatan kompetensi belajar siswa pada siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Medan.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 3 Medan tahun ajaran 2010/2011 kelas X, XI, dan XII yang berjumlah 1.537 siswa. Untuk menentukan jumlah sampel digunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10% dan tingkat kepercayaan 90% sehingga diperoleh sampel sebanyak 93 siswa. Sementara teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Proportional

Stratified Random Sampling.

Adapaun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini melalui dua cara, yaitu Penelitian Kepustakaan (Library Research) dan Penelitian Lapangan (Field Research).

Teknik analisis data yang digunakan dalam penlitian ini adalah analisis tabel tunggal, analisis tabel silang dan uji hipotesis melalui rumus Koefisien Korelasi Tata Jenjang (Rank Order) oleh Spearman, dengan menggunakan piranti lunak Statistical Product and System Solution (SPSS) versi 18.0 dan skala

Guilford. Untuk menguji tingkat signifikansi pengaruh variabel X terhadap

variabel Y serta mengetahui besar kekuatan pengaruh variabel X terhadap variabel Y masih menggunakan piranti lunak SPSS versi 18.0.

Dari hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa: “terdapat hubungan yang

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan pemilik

semesta alam dan sumber segala pengetahuan. Sujud sukur kepada-Mu karena izin

dan ridha-Mu penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sampai dengan selesai.

Shalawat beriring salam kemuliaan ditujukan kepada kekasih-Nya, Rasulullah

SAW, pembimbing bagi siapa yang mencari-Nya.

Peneliti menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat dalam

penulisan skripsi ini mengingat terbatasnya waktu, pengetahuan, dan kemampuan

peneliti. Oleh karena itu, dengan hati yang tulus dan ihklas peneliti menerima

kritik dan saran yang membangun dari pembaca yang nantinya berguna dihari

yang akan datang

Dalam menyelesaikan skripsi peneliti banyak mendapat bimbingan dan

bantuan dari berbagai pihak. Pertama sekali peneliti mengucapkan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada kedua sumber kehidupan penulis Ibunda Hj.

Syafningsih Lisma dan Almarhum Ayahanda Drs. Marwin Nurain yang tak

habis-habisnya memberikan dukungan moril dan materil, serta curahan kasih sayang

tiada tara dan tak berbatas kepada peneliti. Buat kakak-kakak penulis yang luar

biasa: Mbak Windianingrum, Mbak Ella Lestari Ningrum yang selalu memberi

dukungan dan cinta kepada adiknya baik secara moril dan materi. Buat

abang-abang penulis, Bang Heru, Bang Muhammad Syah Marpaung dan Mas Muhyin,

terima kasih atas kebaikan hati dan perhatian buat penulis. Untuk

keponakan-keponakanku tersayang, 3 jagoan masa depan, Harya, Rafif dan Danish, aunty

(4)

Dengan segala kerendahan hati, tidak lupa pula penulis mengucapkan

terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Drs. Badaruddin, M.Siselaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dra. Fatma Wardy Lubis, M.A selaku Ketua Departemen Ilmu

Komunikasi FISIP USU Terima kasih atas segala keramahan dan

kerendahan hati yang telah ibu berikan.

3. Ibu Dra. Dayana, M.Si selaku Sekretaris Departemen Ilmu Komunikasi

FISIP USU beserta Kak Cut, Kak Maya dan Kak Ros.

4. Bapak Haris Wijaya, S.Sos, M. Comm, selaku dosen pembimbing skripsi

penulis yang telah banyak membantu, membimbing, memberikan masukan

serta meluangkan waktu diantara kesibukan yang begitu padat. Peace !

5. Bapak Drs. Safrin, M.Si selaku dosen wali penulis. Terima kasih atas

bimbingan dan arahan bapak selama penulis menempuh pendidikan di

Ilmu Komunikasi FISIP USU.

6. Seluruh dosen dan staf pengajar Departemen Ilmu Komunikasi pada

khususnya dan FISIP USU pada umumnya, yang telah mendidik,

membimbing, dan membantu penulis selama masa perkuliahan.

7. Kepala Sekolah SMA Negeri 3 Medan, Bapak Drs. Sahlan Daulay, beserta

staff humasnya Bapak Rais dan Mam Zulfah, atas bantuan selama peneliti

meneliti di SMA Negeri 3 Medan.

8. Ketua Laboraturium Departemen Ilmu Komunikasi, Ibu Yovita Sabarina

(5)

beserta staffnya yang penulis sayangi, Kak Emilia Ramadhani, Kakanda

Farida Hanim dan Kakanda Munzaimah Masril, terima kasih atas

kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk belajar dan menjadi

bagian dari laboraturium Ilmu Komunikasi. Tak lupa kepada teman

magang seangkatan penulis, Natasia, Firman, Mulya dan Ara. Semoga

kedepannya laboraturium kita lebih baik dan baik lagi.

9. Kepada sahabat penulis, Rika Citra Utami, sehabat sedari masa kecil yang

tak habis-habisnya memberikan peneliti motivasi, spirit, bantuan, serta

kesetiaannya untuk mendengarkan segala keluh kesah penulis.

10.Sahabat Penulis lainnya, Ayu Sartika Nasution, atas 4 tahun

menyenangkan melewati masa suka dan duka perkuliahan bersama,

berbagi canda, tawa, senang, sedih bersama. Terima kasih atas segala

nasihat-nasihat religiusnya untuk penulis.

11.Sahabat-sahabat penulis yang luar biasa, Surya Hermanto (sahabat yang

paling menginspirasi penulis, terima kasih atas semua bantuan yang tak

terhitung banyaknya, god bless you), Grace (atas bimbingan dan

nasihatnya tentang kehidupan), Fazario (atas waktu yang diluangkan untuk

membantu penulis), Tetty (keluguannya yang kerap membuat penulis

tertawa), Andre (atas kesediaan waktu dan kendaraan yang siap mengantar

penulis kemana saja) Nenez (keikhlasannya membagi teman-temannya

dengan penulis), Agnesi (yang belakangan sudah jarang bertemu). Tanpa

kalian semua, penulis tidak akan menjadi seperti sekarang. Terima kasih

(6)

12.Kakanda Ilma Tsakina Tamsil, yang kerap membuat peneliti kagum akan

kepintaran dan keramahannya.

13.Kepada seluruh teman-teman seperjuangan peneliti menuntut ilmu di

Departemen Ilmu Komunikasi angkatan 2007. Semoga di akhir perjalanan

kita menuntut ilmu di kampus tercinta, kekompakan dan kekeluargaan

semakin terjalin. Very proud of being part of comm ‘07

14.Teman-teman penulis yang lain, Rizta, Boim, Siti, Wanda, Kak Dania,

Kak Adis, Dema, Jibo, Uti, Ginda, Kak Nana, Kak Emi, Uti, Ai.

15.Kakanda Ismawati Suud dan keluarga, terimakasih atas banyak sekali

kebaikan hatinya, dan selalu ada ketika penulis dilanda bosan dan stress.

16.Dan kepada semuanya yang telah mendukung penulis dalam penyelesaian

pendidikan dan skripsi ini, yang tidak dapat disebutkan satupersatu.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan yang

telah diberikan oleh semua pihak.. Tidak akan cukup rasanya rasa terima kasih

penulis kalau hanya sebatas kata-kata. Harapan penulis semoga skripsi ini

kelak dapat memberi seluas-luasnya manfaat dan jika terdapat kesalahan

penulis memohon maaf serta menerima kritik dan saran yang bersifat

membangun.

Medan, Mei 2011 Penulis,

(7)

DAFTAR ISI

I.4. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ... 7

I.4.1. Tujuan Penelitian ... 7

I.4.2 Manfaat Penelitian. ... 8

I. 5. Kerangka Teori ... 8

I.5.1 Komunikasi dan Komunikasi Massa ... 9

I.5.1.1. Komunikasi ... 9

I.5.1.2 Komunikasi Massa ... 10

1.5.2 Teknologi Komunikasi ... 11

1.5.3. Internet ... 11

I.5.4. Media Pembelajaran ... 13

I.5.5. Kompetensi Belajar ... 14

I.5.6. Sikap ... 17

I.6. Kerangka Konsep ... 18

I.7. Model Teoritis ... 19

I.8. Variabel Operasional ... 19

I.9. Definisi Operasional ... 20

I.10. Hipotesis ... 22

BAB II URAIAN TEORITIS II.1.Komunikasi Dan Komunikasi Massa ... 23

II.1.1. Pengertian Komunikasi ... 23

II.1.2. Unsur-unsur Komunikasi ... 25

II.1.3. Hambatan Komunikasi ... 26

II.1.4. Ruang Lingkup Komunikasi ... 27

II.1.5. Komunikasi Massa ... 30

II.1.6. Karakteristik, Fungsi dan Efek Komunikasi Massa ... 31

II.2.Teknologi Komunikasi ... 33

II.2.1. Pengertian Teknologi Komunikasi ... 33

II.2.2. Karakteristik Teknologi Komunikasi ... 35

II.3. Internet ... 36

II.3.1. Sejarah Internet ... 36

II.3.2.Manfaat Internet ... 38

II.3.3. Internet sebagai media komunikasi ... 39

II.4. Media Pembelajaran ... 40

II.4.1. Pengertian Media Pembelajaran ... 40

II.4.2. Fungsi media pembelajaran ... 42

(8)

II.4.4. Prosedur pemilihan media belajar ... 44

II.5. Kompetensi Belajar ... 45

II.6. Sikap ... 50

II.6.1. Faktor Pembentukan Sikap ... 51

II.6.2. Komponen Sikap ... 52

II.6.3. Ciri-ciri sikap ... 53

II.6.4. Subjek dan Objek Sikap ... 54

II.6.5. Fungsi Sikap ... 55

II.6.6. Tiga Keadaan Umum yang Mewarnai Sikap ... 55

BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 57

III.1.1. Sejarah SMAN 3 Medan ... 57

III.1.2. Motto, Visi, dan Misi, SMAN 3 Medan ... 58

III.1.3. Tujuan dan Unggulan SMAN 3 Medan ... 61

III.1.4. Keadaan sarana dan prasarana sekolah ... 63

III.1.5. Personil Sekolah ... 64

III.2. Metodologi Penelitian ... 64

III.2.1. Metodologi Penelitian ... 64

III.2.2. Lokasi Penelitian ... 65

III.2.3. Populasi dan Sampel ... 65

III.2.4. Teknik Penarikan Sampel ... 67

III.2.5. Teknik Pengumpulan Data ... 68

III.2.6. Teknik Analisis Data ... 68

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Pelaksanaan Pengumpulan Data ... 71

IV.2. Proses Pengolahan Data ... 72

IV.3. Analisis Tabel Tunggal ... 73

IV.3.1. Karateristik Responden ... 74

IV.3.2. Variabel Bebas (X): Penggunaan Internet ... 78

IV.3.3. Variabel Terikat (Y): Kompetensi Belajar ... 99

IV.4. Analisis Silang ... 119

IV.5.Uji Hipotesis ... 122

IV.6.PEMBAHASAN ... 125

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1. Kesimpulan ... 131

V.2. Saran ... 132

(9)

DAFTAR TABEL

9. Tuntutan Menggunakan Internet Dalam Kegiatan Belajar Mengajar ... 78

10. Tempat Biasa Mengakses Internet ... 79

11. Waktu Yang Digunakan Dalam Mengakses Internet Dalam Sehari ... 80

12. Media Yang Paling Sering Digunakan Untuk Mengakses Internet ... 81

13. Perlunya Bantuan Dari Orang Lain Saat Mengkses Internet ... 82

14. Topik Informasi Yang Sering Diakses (Politik) ... 83

15. Topik Informasi Yang Sering Diakses (Sosial) ... 84

16. Topik Informasi Yang Sering Diakses (Ekonomi) ... 85

17. Topik Informasi Yang Sering Diakses (Budaya) ... 86

18. Topik Informasi Yang Sering Diakses (Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi) ... 87

19. Topik Informasi Yang Sering Diakses (Hiburan) ... 88

20. Jenis Informasi Yang Ditelusuri ... 89

21. Kemampuan Internet Dalam Menyajikan Topik Secara Lebih Mendalam ... 90

22. Desain Dan Tampilan Internet Yang Menarik ... 91

23. Keakuratan Informasi Yang Diperoleh Dari Internet ... 92

24. Kemudahan Dalam Menemukan Informasi Yang Dibutuhkan... 93

25. Kemampuan Internet Dalam Menyajikan Informasi Yang Beragam ... 94

26. Kelengkapan Informasi Dari Internet ... 94

27. Kecepatan Informasi Yang Didapat Dari Internet ... 95

(10)

29. Kelebihan Internet Dibanding Media Lain ... 97 30. Kemampuan Internet Dalam Meningkatkan Wawasan Dan

Pengetahuan ... 98 31. Kemampuan Internet Dalam Menyajikan Hal Baru Tentang Mata

Pelajaran Di Sekolah ... 99 32. Internet Sebagai Media Untuk Bertukar Informasi Dengan Komunitas

Dunia Maya ... 100 33. Internet Sebagai Solusi Untuk Memecahkan Masalah Dalam

Memahami Pelajaran Di Sekolah ... 101 34. Kemampuan Internet Dalam Mengurangi Kesalahan Ketika

Mengerjakan Tugas Sekolah ... 102 35. Pemanfaatan Fasilitas Wi-Fi Sekolah ... 103 36. Kemampuan Internet Dalam Meningkatkan Keterampilan ... 104 37. Efisiensi Waktu Dalam Mengerjakan Tugas Sekolah Dengan Bantuan

Internet ... 105 38. Kemampuan Internet Dalam Penambahan Wawasan Tentang

Perkembangan Teknologi ... 106 39. Internet Sebagai Sarana Pengembangan Kreativitas Siswa ... 107 40. Penggunaan Internet Untuk Membantu Menyelesaikan Tugas

Sekolah ... 108 41. Partisipasi Guru Dalam Mengarahkan Siswa Untuk Menggunakan

Internet ... 109 42. Intensitas Siswa Dalam Membekali Dirinya Dengan Informasi Yang

Diperoleh Dari Internet ... 110 43. Intensitas Siswa Mendiskusikan Hasil Temuannya Di Internet

Kepada Guru ... 111 44. Internet Sebagai Media Yang Memberikan Kemudahan Dalam Proses

Komunikasi Dan Interaksi ... 112 45. Kemampuan Internet Dalam Meningkatkan Motivasi Siswa Untuk

Meraih Prestasi Yang Lebih Baik ... 113 46. Keterbukaan Siswa Tentang Sumber Informasi Kepada Guru Dan

(11)

47. Kemampuan Internet Dalam Meningkatkan Rasa Percaya Diri Siswa... 114 48. Kemampuan Internet Dalam Membantu Menyalurkan Hobi Dan

Minat Siswa ... 115 49. Kemampuan Internet Menjadi Media Untuk Bertukar Informasi

Dengan Komunitas Yang Memiliki Minat Sama ... 116 50. Hubungan Antara Kemampuan Internet Dalam Menyajikan Informasi

Apapun Yang Dibutuhkan Terhadap Kemampuan Internet Sebagai

Sarana Pengembangan Kreativitas Siswa ... 117 51. Hubungan Antara Kemampuan Internet Dalam Menyajikan Sebuah

Topik Secara Lebih Mendalam Terhadap Kemampuan Internet Dalam Meningkatkan Keterampilan Siswa Dalam Menyelesaikan

Tugas Di Sekolah ... 118 52. Hubungan Antara Kemudahan Dalam Menemukan Informasi Dari

Internet Terhadap Kemampuan Internet Dalam Membantu Siswa

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian

Lampiran 2 Tabel Fortran Cobol

Lampiran 3 Surat Permohonan Penelitian dari FISIP

Lampiran 4 Surat Permohonan Penelitian dari Diknas

Lampiran 5 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

Lampiran 6 Lembaran Catatan Bimbingan Skripsi

(13)

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul Internet Dan Kompetensi Belajar Siswa (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Penggunaan Internet Terhadap Peningkatan Kompetensi Belajar Siswa). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan internet terhadap peningkatan kompetensi belajar pada siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Medan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan, seberapa erat hubungan dan berarti tidaknya hubungan antara penggunaan internet terhadap peningkatan kompetensi belajar siswa pada siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Medan.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 3 Medan tahun ajaran 2010/2011 kelas X, XI, dan XII yang berjumlah 1.537 siswa. Untuk menentukan jumlah sampel digunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10% dan tingkat kepercayaan 90% sehingga diperoleh sampel sebanyak 93 siswa. Sementara teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Proportional

Stratified Random Sampling.

Adapaun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini melalui dua cara, yaitu Penelitian Kepustakaan (Library Research) dan Penelitian Lapangan (Field Research).

Teknik analisis data yang digunakan dalam penlitian ini adalah analisis tabel tunggal, analisis tabel silang dan uji hipotesis melalui rumus Koefisien Korelasi Tata Jenjang (Rank Order) oleh Spearman, dengan menggunakan piranti lunak Statistical Product and System Solution (SPSS) versi 18.0 dan skala

Guilford. Untuk menguji tingkat signifikansi pengaruh variabel X terhadap

variabel Y serta mengetahui besar kekuatan pengaruh variabel X terhadap variabel Y masih menggunakan piranti lunak SPSS versi 18.0.

Dari hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa: “terdapat hubungan yang

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

I. 1. Latar Belakang

Perkembangan terakhir teknologi komunikasi dewasa ini adalah fenomena

perkawinan antara teknologi komputer dan teknologi internet. Internet mampu

menampilkan tekhnologi media yang sebelumnya ada, berkumpul bersama dalam

dunia maya dan dapat diakses dari segala belahan dunia secara real time. Bukan

hanya media cetak saja yang sudah dapat diakses melalui internet, tetapi radio

bahkan televisi juga. Kehadiran internet tidak disangkal lagi telah membawa

revolusi pada cara manusia melakukan komunikasi.

Asal-usul internet berasal dari jaringan komputer yang dibentuk pada

tahun 1970-an. Ketika itu Departemen Pertahanan Amerika, U.S. Defense

Advanced Research Projects Agency (DARPA) memutuskan untuk mengadakan

riset tentang bagaimana cara menghubungkan sejumlah komputer sehingga

membentuk jaringan organik. Program riset ini dikenal dengan nama ARPANET.

Pada 1970, sudah lebih dari 10 komputer yang berhasil dihubungkan satu sama

lain sehingga mereka bisa saling berkomunikasi dan membentuk sebuah jaringan.

Selanjutnya, jaringan komputer tersebut diperbaharui dan dikembangkan hingga

kini. Penerusnya menjadi tulang punggung global untuk sumber daya informasi

yang disebut dengan internet.

Dengan internet, kendala ruang jarak dalam berkomunikasi telah banyak

(15)

Internet sudah menjadi kebutuhan utama bagi masyarakat untuk memenuhi

kepuasan akan hiburan dan pemenuhan kebutuhan informasi saat ini.

Proses belajar mengajar hakikatnya adalah proses komunikasi, guru

berperan sebagai pengantar pesan dan siswa sebagai penerima pesan. Pesan yang

dikirimkan oleh guru berupa isi/ajaran yang dituangkan ke dalam simbol-simbol

komunikasi baik verbal (kata-kata dan tulisan) maupun nonverbal. Proses ini

dinamakan encoding. Penafsiran simbol-simbol komunikasi tersebut oleh siswa

dinamakan decoding. Namun bagaimanakah bentuk dan wujud dari media atau

perantara ini, hal tersebut harus disesuaikan dengan jenis dan karakteristik materi

yang akan disampaikan serta kemampuan guru tentang pengetahuannya mengenai

media. Sebagai contoh dalam proses pembelajaran maka hal yang harus

diperhatikan ketika penyampaian materi/informasi berlangsung adalah keluasan,

kedalaman dari materi pelajaran, selain itu juga waktu yang diperlukan untuk

mengajarkan materi tersebut, dan kondisi yang tersedia di sekolah, sehingga

media menjadi efektif digunakan dalam proses pembelajaran (Diknas, 2008: 16).

Di bidang pendidikan, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi

membuat pendidikan menjadi lebih fleksibel, baik dalam sistem yang hendak

dikembangkan, materi yang dapat diakses, maupun proses pembelajaran yang

akan diterapkan. Hal ini didukung oleh hasil penelitian mengenai teknologi

informasi dan komunikasi yang diketahui memberikan dampak positif untuk

keperluan pendidikan. Salah satu penelitian tersebut adalah penelitian di Amerika

Serikat tentang efektivitas pemanfaatan teknologi informasi dalam pendidikan.

Penelitian ini menunjukan bahwa pemanfaatan teknologi informasi lebih

(16)

tersebut 30% menghemat waktu, 30-40% menghemat biaya dan lebih

meningkatkan prestasi siswa (Pavlik, 1996: 107). Penerapan media pembelajaran berbasis teknologi dan informasi, memfasilitasi siswa agar lebih mudah memahami pelajaran dan akhirnya dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan kemampuan kognitifnya.

Menurut Kamarga (2002: 93), internet merupakan jaringan yang terdiri

dari ribuan bahkan jutaan komputer, termasuk di dalamnya jaringan lokal yang

terhubung melalui saluran (satelit, telepon, kabel) dan jangkauannya mencakup

seluruh dunia. Hal ini menjadikan jaringan internet memenuhi kapasitas untuk

dijadikan sebagai salah satu sumber dan media pembelajaran dalam dunia

pendidikan.

Internet sebagai suatu sumber dan media pembelajaran dimana internet

mempunyai potensi yang besar dalam pembelajaran, baik sebagai sumber belajar,

pendukung pengelolaan proses belajar mengajar maupun sebagai media. Sebagai

media, menurut Oetomo (2004: 52) media adalah sarana penyajian ide, gagasan

dan materi pendidikan kepada peserta didik itu sendiri. Media pembelajaran

menurut Departemen Pendidikan Nasional (2008: 5) adalah suatu alat yang dapat

membantu siswa supaya terjadi proses belajar. Dengan menggunakan media

pembelajaran diharapkan siswa akan dapat memperoleh berbagai pengalaman

nyata, sehingga materi pelajaran yang disampaikan dapat diserap dengan mudah

dan lebih baik.

Menurut Diknas (2008: 12), pemanfaatan internet sebagai media

pembelajaran mengkondisikan siswa untuk belajar secara mandiri. “Through

(17)

sejalan dengan paradigma konsep belajar yang akhir-akhir ini berkembang.

Paradigma konsep belajar tersebut adalah paradigma konstruktivisme. Menurut

paradigma konstruktivisme, pengetahuan ditemukan, dibentuk dan dikembangkan

oleh siswa, sedangkan guru hanya berperan sebagai fasilitator untuk membentuk

dan mengembangkan pengetahuan itu sendiri, bukan untuk memindahkan

pengetahuan (Suparno, 1997: 43). Pembentukan itu sendiri harus dilakukan oleh

siswa. Ia harus aktif melakukan kegiatan, aktif berpikir, menyusun konsep dan

memberi makna tentang hal- hal yang sedang dipelajari (Budiningsih, 2005: 65).

Adapun fasilitas-fasilitas yang dimiliki internet seperti: e-mail, Telnet,

Internet Relay Chat, News groups, Mailing List (Milis), File Transfer Protocol (FTP), dan World Wide Web (WWW).Haughey ( dalam Prawiradilaga, 2004: 113) mengemukakan sistem pembelajaran melalui internet dapat diterapkan melalui 3

hal yaitu web course, web centric course dan web enhanced course. Web Course,

ialah penggunaan internet untuk keperluan pembelajaran, di mana seluruh bahan

belajar, diskusi, konsultasi, penugasan, latihan dan ujian sepenuhnya disampaikan

melalui internet. Web Centric Course adalah proses belajar dengan menggunakan

internet dimana sebagian bahan belajar, diskusi, konsultasi, penugasan dan latihan

disampaikan melalui internet, sedangkan ujian dan sebagian konsultasi, diskusi

dan latihan dilakukan secara tatap muka. Sedangkan web enhanced course, adalah

pemanfaatan internet untuk pendidikan, untuk menunjang peningkatan kualitas

kegiatan belajar mengajar di kelas. Bentuk ini juga dikenal dengan nama web lite

course, karena kegiatan pembelajaran utama adalah tatap muka di kelas. Peranan

internet dalam web enhanced course adalah untuk menyediakan content (sumber

(18)

berbagai sumber belajar. Juga tak kalah pentingnya ialah pemberian fasilitas

komunikasi antara pengajar dengan peserta didik dan antar peserta didik secara

timbal balik. Dialog dan komunikasi tersebut untuk keperluan berdialog,

berkonsultasi, maupun untuk bekerja secara kelompok (kolaborasi)

(Prawiradilaga, 2004: 116).

Hal inilah yang membuat beberapa SMA di Kota Medan menyadari betul

akan pentingnya internet dalam menunjang proses pembelajaran. Sebagian dari

SMA di Kota Medan bahkan telah melengkapi sekolah mereka dengan fasilitas

jaringan wi-fi yang merupakan penghubung jaringan internet. Sehingga dalam

proses belajar, internet digunakan untuk mengakses informasi mengenai pelajaran

dan sebagai alat bantu guru untuk membuat siswa lebih mudah memahami

pelajaran yang sedang diajarkan guru. Siswa juga sering ditugaskan untuk mencari

bahan-bahan yang berkaitan dengan pelajaran melalui internet. Siswa juga

mencari pelajaran yang tidak dimengerti melalui internet. SMA Negeri 3 Medan

dalam hal ini adalah salah satu dari banyak SMA di Kota Medan yang

memanfaatkan teknologi internet sebagai penunjang kegiatan belajar mengajar

untuk meningkatkan kompetensi siswanya.

Menurut Munsyi, kompetensi mengacu pada kemampuan melaksanakan

sesuatu yang diperoleh melalui pendidikan. Kompetensi menunjuk kepada

performance dan perbuatan rasional untuk memenuhi spesifikasi tertentu dalam

melaksanakan tugas-tugas kependidikan. Dikatakan rasional karena mempunyai

arah dan tujuan. Performance merupakan perilaku nyata dalam arti tidak hanya

diamati, tetapi juga meliputi perihal yang tidak tampak. Dalam terminologi yang

(19)

dengan being competent dan competent sama dengan having ability, power,

authority ,skill, knowledge, attitude, etc. Pengertian dasar kompetensi adalah

kemampuan dan kecakapan. Seseorang yang dinyatakan kompeten di bidang

tertentu adalah seseorang yang menguasai kecakapan atau keahlian selaras dengan

tuntutan bidang yang bersangkutan.

Peneliti akan meneliti hubungan antara penggunaan internet terhadap

peningkatan kompetensi belajar siswa SMA Negeri 3 Medan dimana proses

belajar mengajar dilaksanakan dengan menerapkan metode konvensional dan

metode berbasis teknologi. Saat ini SMA Negeri 3 Medan tengah giat melakukan

pengembangan metode pembelajaran berbasis teknologi internet. Salah satunya

dengan upaya melengkapi sarana dan prasarana yang mendukung, seperti

laboratorium Teknologi Informasi Komputer, Hot Spot Area dan pengembangan

Website e-learning yang bisa diakses melalui

ini menunjukkan keseriusan SMA Negeri 3 Medan dalam menerapkan pendidikan

berbasis teknologi yaitu internet dalam proses belajar mengajar yang dilakukan.

Oleh sebab itu, dalam hal lokasi penelitian, peneliti mengambil lokasi di SMA

Negeri 3 Medan. Selain itu adanya unsur kedekatan antara peneliti dengan

responden juga dianggap dapat memudahkan peneliti dalam meneliti dan

mendapatkan data yang valid.

Dari uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut

tentang pengaruh penggunaan internet terhadap peningkatan kompetensi di

(20)

I. 2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka

dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: “Bagaimanakah pengaruh

penggunaan internet terhadap peningkatan kompetensi belajar di kalangan siswa

SMA Negeri 3 Medan?”

I. 3. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas dan

mengambang, maka peneliti merasa perlu untuk membuat pembatasan masalah

yang lebih spesifik dan jelas. Adapun yang menjadi pembatasan masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Penelitian bersifat korelasional, yaitu menganalisis pengaruh penggunaan

internet terhadap peningkatan kompetensi belajar di kalangan siswa SMA

Negeri 3 Medan.

2. Penggunaan internet yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

penggunaan internet untuk menunjang peningkatan kualitas kegiatan

belajar mengajar di kelas.

3. Objek penelitian yang diteliti adalah Siswa SMA Negeri 3 Medan.

4. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2011 sampai dengan selesai.

I. 4. Tujuan dan Manfaat Penelitian I.4.1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan arah pelaksanaan penelitian yang akan

(21)

lain yang berhubungan dengan penelitian. Adapun tujuan penelitian ini adalah,

terdiri dari:

1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendapat siswa SMA Negeri 3

Medan tentang internet.

2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis informasi yang

diakses siswa melalui internet.

3. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan internet

terhadap peningkatan kompetensi belajar siswa SMA Negeri 3 Medan.

I.4.2 Manfaat Penelitian.

Penelitian ini dilakukan agar dapat memberikan beberapa manfaat, baik

dari segi akademis, teoritis dan praktis, di antaranya yaitu :

1. Secara Akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya

referensi, bahan penelitian serta sumber bacaan di lingkungan Ilmu

Komunikasi FISIP USU.

2. Secara Teoritis, penelitian ini ditujukan untuk memperkaya khasanah

penelitian terutama tentang komunikasi massa.

3. Secara Praktis, hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan

sumbangan pikiran terhadap pihak-pihak yang berkepentingan.

I. 5. Kerangka Teori

Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berpikir

dalam memecahkan atau menyoroti permasalahannya. Untuk itu perlu disusun

kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari

(22)

Teori merupakan himpunan konstruk (konsep), definisi dan preposisi yang

mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi di

antara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut (Rakhmat,

2004: 6). Teori berfungsi untuk mejelaskan, meramalkan, dan memberikan

pandangan terhadap sebuah permasalahan.

Dalam penelitian ini, teori-teori yang dianggap relevan antara lain:

I.5.1 Komunikasi dan Komunikasi Massa I.5.1.1. Komunikasi

Komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu Communis yang artinya sama,

communico, communication atau communicare yang berarti membuat sama (to make common). Istilah pertama (communis) adalah istilah yang paling sering

disebut sebagai asal usul kata komunikasi. Menurut Carl I. Hovland dalam

karyanya yang berjudul “Social Communication”, mendefinisikan komunikasi

adalah upaya sistematis untuk merumuskan secara tegar asas-asas pentransmisian

informasi serta pembentukan opini dan sikap (Mulyana, 2005: 4)

Sebuah definisi singkat, dikemukakan oleh Harold D Lasswell bahwa cara

yang tepat untuk menerangkan suatu tindakan komunikasi ialah menjawab

pertanyaan “Who says what to whom in which channel with what effect?”, yang

bila diartikan ke dalam bahasa Indonesia ialah “siapa yang menyampaikan, apa

yang disampaikan, melalui saluran apa, kepada siapa dan apa pengaruhnya?”.

Paradigma Laswell menunjukan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai

jawaban atas pertanyaan yang diajukan tersebut, yakni:

a) Komunikator

(23)

c) Media

d) Komunikan

e) Efek

Jadi, berdasarkan paradigma Laswell, komunikasi adalah proses

penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media atau

saluran dan menimbulkan efek.

I.5.1.2 Komunikasi Massa

Para ahli komunikasi berpendapat bahwa yang dimaksud dengan

komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi melalui media

massa, jelasnya merupakan siklus dari komunikasi media masssa (Mass

Communication). Mereka membatasi pengertian komunikasi massa pada

komunikasi dengan menggunakan media massa seperti surat kabar, majalah,

radio, televisi, atau film.

Komunikasi massa adalah studi ilmiah tentang massa beserta pesan yang

dihasilkan, pembaca/pendengar/penonton yang akan dicoba diraih dan efeknya

terhadap mereka. Komunikasi massa dapat juga didefinisikan sebagai proses

komunikasi yang berlangsung dimana pesannya dikirim dari sumber yang

melembaga kepada khalayak yang sifatnya masal melalui alat-alat yang tergolong

mekanis, seperti radio, televisi, surat kabar dan film.

Komunikasi massa bersumber dari komunikasi yang menyampaikan

pesannya dengan menggunakan media massa yang ditujukan untuk masyarakat

luas. Jadi salah satu ciri dari komunikasi massa adalah pesan yang disampaikan

(24)

Komunikasi Massa, memiliki ciri – ciri :

a) Komunikator dalam komunikasi massa melembaga b) Komunikan dalam komunikasi massa bersifat heterogen c) Pesannya bersifat umum

d) Komunikasinya berlangsung satu arah

e) Komunikasi massa menimbulkan keserempakkan f) Komunikasi massa mengandalkan peralatan teknis

g) Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper (Nurudin, 2003: 63).

1.5.2 Teknologi Komunikasi

Teknologi komunikasi adalah suatu penerapan ilmu pengetahuan untuk

memecahkan maslalah-masalah yang berkaitan dengan komunikasi. Rogers, 1986

dalam Lubis (2005: 42), mendefinisikan teknologi komunikasi sebagai ”alat

perangkat keras, struktur organisasi dan nilai-nilai sosial yang digunakan untuk

mengumpulkan, memproses dan mempertukaran informasi dengan orang lain”.

Perkembangan teknologi komunikasi dewasa ini berlangsung demikian pesatnya

sehingga para ahli menyebut gejala ini sebagai suatu revolusi. Sekalipun

kemajuan tersebut masih dalam perjalanannya, sejak sekarang sudah dapat

diperkirakan terjadinya berbagai perubahan di bidang komunikasi maupun

bidang-bidang kehidupan lain yang berhubungan, sebagai implikasi dari

perkembangan keadaan yang dimaksud. Perubahan-perubahan yang kelak terjadi,

terutama disebabkan berbagai kemampuan dan potensi teknologi komunikasi

tersebut, yang memungkinkan manusia untuk saling berhubungan dan memenuhi

kebutuhan komunikasi mereka secara hampir tanpa batas.

1.5.3. Internet

Menurut Kamarga (2002: 93), internet merupakan jaringan yang terdiri

dari ribuan bahkan jutaan komputer, termasuk di dalamnya jaringan lokal yang

(25)

seluruh dunia. Dan hal ini menjadikan jaringan internet memenuhi kapasitas untuk

dijadikan sebagai salah satu sumber dan media pembelajaran dalam dunia

pendidikan.

Menurut Sidharta (1996: 59), internet adalah lebih dari sekedar jaringan

komputer atau pelayan informasi. Internet adalah gambaran dinamis bahwa

manusia yang mampu berkomunikasi secara bebas akan memilih untuk bersikap

sosial dan tidak mementingkan diri sendiri.

Tharom (2002: 61), mengatakan bahwa pada awalnya, internet memiliki

empat aplikasi utama, yaitu e-mail, news, remote login, dan file transfer. Salah

satu aplikasi baru yang muncul yaitu world wide web (WWW), yang merupakan

arsitektur kerja dalam mengakses dokumen-dokumen yang tersebar pada ribuan

mesin di internet. Web mulai dimunculkan pada tahun 1989 oleh CERN, Pusat

Penelitian Nuklir Eropa. WWW diusulkan oleh tim Berners-Lee pada bulan Maret

1989 dan 18 bukan kemudian berhasil dibuat prototype pertama berbasis teks.

Pengembangan terus dilakukan sampai didapatkan interface grafis pada bulan

1993.

Turkle dalam Severin dan Tankard (2005: 446), menyebutkan istilah

komprehensif untuk world wide web, internet, milis elektronik,

kelompok-kelompok dan forum diskusi, ruang obrol (chatting), permainan interaktif

multi-player dan bahkan e-mail adalah dunia maya. Sebagai bagian dari media massa,

internet tidak terlepas dari aspek-apek yang harus diperhatikan dalam penggunaan

media massa. Adapun beberapa aspek yang diperhatikan dalam penggunaan

media massa termasuk internet adalah:

(26)

3. Intensitas 4. Efektivitas 5. Fleksibilitas

I.5.4. Media Pembelajaran

Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk

menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian,

minat, pikiran dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan

belajar dan merupakan suatu alat yang dapat membantu siswa supaya terjadi

proses belajar. Dengan menggunakan media pembelajaran diharapkan siswa akan

dapat memperoleh berbagai pengalaman nyata, sehingga materi pelajaran yang

disampaikan dapat diserap dengan mudah dan lebih baik.

Kedudukan media dalam pembelajaran sangat penting bahkan sejajar

dengan metode pembelajaran, karena metode yang digunakan dalam proses

pembelajaran biasanya akan menuntut media apa yang dapat diintegrasikan dan

diadaptasikan dengan kondisi yang dihadapi (Diknas, 2008: 27). Jika kembali

kepada paradigma pembelajaran sebagai suatu proses transaksional dalam

menyampaikan pengetahuan.

Menurut Diknas, (2008: 30) Dalam proses pembelajaran terdapat tingkat

proses aktivitas yang melibatkan keberadaan media pembelajaran, yaitu:

a. Tingkat pengolahan Informasi b. Tingkat penyampaian informasi c. Tingkat penerimaan informasi d. Tingkat pengolahan informasi e. Tingkat respon dari peserta didik f. Tingkat diagnosis dari pengajar g. Tingkat penilaian

(27)

Terjadinya pengalaman belajar yang bermakna tidak terlepas dari peran

media. Adapun peranan media menurut Diknas (2008: 31) sebagai berikut:

a. Alat untuk memperjelas bahan pengajaran pada saat guru menyampaikan pelajaran. Dalam hal ini media digunakan guru sebagai variasi penjelasan verbal mengenai bahan pengajaran.

b. Alat untuk mengangkat atau menimbulkan persoalan untuk dikaji lebih lanjut oleh para siswa dalam proses belajarnya. Paling tidak guru dapat menempatkan media sebagai sumber pertanyaan atau stimulasi belajar siswa.

c. Sumber belajar bagi siswa, artinya media tersebut berisikan bahan-bahan yang harus dipelajari para siswa baik secara individual maupun kelompok. Dengan demikian akan banyak membantu tugas guru dalam kegiatan mengajarnya.

I.5.5. Kompetensi Belajar

Kata kompetensi biasanya diartikan sebagai ”kecakapan yang memadai

untuk melakukan suatu tugas” atau sebagai ”memiliki keterampilan dan

kecakapan yang disyaratkan”. Johnson menyatakan bahwa pengajaran

berdasarkan kompetensi merupakan suatu sistem dimana siswa baru dianggap

telah menyelesaikan pelajaran apabila ia telah melaksanakan tugas yang

dipelajarinya untuk dilakukannya. Johnson memandang kompetensi sebagai

perbuatan (performance) yang rasional, karena orang yang melakukannya harus

mempunyai tujuan atau arah dan ia tahu apa dan mengapa ia berbuat demikian

(Suparno, 2001: 27).

Kompetensi itu adalah suatu pengetahuan keterampilan dan kemampuan

atau kapabilitas yang dimiliki seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya

sehingga mewarnai prilaku kognitif, afektif dan psikomotoriknya (Sanjaya, 2005:

83). Dari pendapat tersebut maka jelas bahwa kompetensi harus didukung oleh

pengetahuan, sikap dan apresiasi. Artinya, tanpa pengetahuan dan sikap tidak

(28)

Sejalan dengan pendapat tersebut, Gordon (1988) menjelaskan beberapa

aspek yang harus terkandung dalam kompetensi sebagai berikut:

1. Pengetahuan (knowledge), yaitu pengetahuan seseorang untuk melakukan sesuatu, misalnya akan dapat melakukan proses berfikir ilmiah untuk memecahkan suatu persoalan manakala ia memiliki pengetahuan yang memadai tentang langkah-langkah berfikir ilmiah. 2. Pemahaman (understanding), yaitu kedalaman kognitif dan afektif

yang dimiliki oleh individu.

3. Keterampilan (Skill), adalah sesuatu yang dimiliki oleh individu untuk melaksanakan tugas yang dibebankan.

4. Nilai (value), adalah suatu standar perilaku yang diyakini dan secara psikologis telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga akan mewarnai dalam segala tindakannya.

5. Sikap (attitude), yaitu perasaan atau reaksi terhadap suatu rangsangan yang datang dari luar, misalnya perasaan senang atau tidak senang dengan munculnya peraturan baru.

6. Minat (interest), yaitu kecendrungan seseorang untuk melakukan suatu tindakan atau perbuatan (Sanjaya, 2005: 6).

Kompetensi yang satu berbeda dengan kompetensi yang lain dalam hal

jumlah pembagiannya. Ada kompetensi yang tergantung pada pengetahuan dan

ada yang bergantung terhadap proses. Semakin kompleks, kreatif atau profesional

suatu kompetensi, semakin besar kemungkinannya diterapkan dengan cara

berbeda (different fashion) pada setiap kali dilakukan bahkan oleh orang yang

sama. Hal ini berbeda dengan kompetensi teknis yang diterapkan dengan

menggunakan cara yang sama, pada kompetensi profesional dituntut kreativitas

serta kecakapan dalam menyesuaikan pada keadaan yang berbeda-beda.

Belajar juga dikaitkan dengan konsep kompetensi yang berarti

kemampuan seseorang untuk melakukan sesuatu. Untuk berbagai pekerjaan dan

profesi, diperlukan kemampuan kompetensi yang generik dan melintas batas

disiplin ilmu, namun ada juga kompetensi khusus sesuai dengan sifat khusus

(29)

Tidak mudah dalam menetapkan standar kompetensi, terlebih untuk

kegiatan yang hasilnya tidak dapat langsung dilihat dan bersifat kompleks.

Kompetensi merupakan suatu gabungan dari berbagai energi dan potensi yang ada

pada seseorang. Belajar juga seringkali dihubungkan dengan tuas perkembangan

yakni, kecakapan yang diharapkan oleh lingkungan sosial untuk dapat dikuasai

(ditunjukkan) oleh individu pada tahap perkembangan tertentu.

Dalam meningkatkan kompetensi belajar, terdapat beberapa

masalah-masalah-masalah yang ditemukan dilapangan yang dikategorisasikan ke dalam

dua faktor yaitu berasal dari dalam diri pelajar itu sendiri dan faktor-faktor yang

berasal dari luar subjek yang belajar.

A. Faktor yang berasal dari dalam (Internal)

Yang meliputi:

a) Mereka sukar mencerna karena materi dianggap sulit

b) Kehilangan gairah belajar disebabkan memperoleh nilai yang

rendah

c) Kesulitan mendisiplinkan diri dalam belajar

d) Tidak bisa berkonsentrasi

e) Tidak tekun dalam belajar

f) Konsep diri yang rendah

g) Gangguan emosi

B. Faktor-faktor Eksternal

a) Kemampuan sosial ekonomi

(30)

c) Kurang memperoleh dukungan dari orang sekitar

d) Lingkungan fisik

e) Kesulitan belajar dari lembaga pendidikan

I.5.6. Sikap

Menurut Sherif (dalam Dayaksini, 2003: 95), sikap merupakan suatu

keadaan yang memungkinkan timbulnya suatu perbuatan atau tingkah laku.

Menurut Allport (dalam Dayakinsi, 2003: 96), pada hakekatnya sikap adalah

merupakan suatu interelasi dari berbagai komponen, dimana komponen komponen

tersebut ada tiga, yaitu:

a. Komponen kognitif

Komponen kognitif berisi persepsi, kepercayaan dan stereotipe yang

dimiliki individu mengenai sesuatu. Seringkali komponen kognitif ini dapat

disamakan dengan pandangan terutama apabila menyangkut masalah isu atau

problem yang kontroversial. Komponen kognitif menyatakan kepercayaan

terhadap sesuatu datang dari apa yang telah dilihat atau dari yang telah diketahui.

Berdasarkan hal ini kemudian terbentuk ide atau gagasan mengenai sifat atau

karakteristik umum suatu objek. Sekali kepercayaan terbentuk akan menjadi dasar

pengetahuan seseorang mengenai apa yang diharapkan dari objek tertentu.

b. Komponen afektif

Komponen afektif merupakan perasaan individu terhadap objek sikap dan

menyangkut masalah emosi. Aspek emosional inilah yang biasanya berakar paling

dalam sebagai komponen sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan

(31)

umum, komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki terhadap sesuatu.

Namun, pengertian perasaan pribadi seringkali sangat berbeda perwujudannya bila

dikaitkan dengan sikap.

c. Komponen konatif

Komponen konatif berisi tendensi atau kecenderungan untuk bertindak

atau untuk bereaksi terhadap sesuatu dengan cara-cara tertentu. Komponen konatif

menunjukkan bagaimana cara berperilaku sesuai dengan objek sikap yang

dihadapi. Asumsinya adalah bahwa kepercayaan dan perasaan banyak

mempengaruhi perilaku. Kecenderungan berperilaku secara konsisten, selaras

dengan kepercayaan dan perasaan dalam membentuk sikap individual.

I. 6. Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan hasil pemikiran rasional yang kritis dan

bersifat memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai.

Kerangka konsep akan menuntun penelitian dalam menentukan hipotesis

(Nawawi, 1995: 40).

Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel bebas (X)

Variabel bebas adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang

menentukan atau mempengaruhi munculnya gejala, faktor atau unsur lainnya

(32)

2. Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang

dipengaruhi oleh variabel bebas (Nawawi, 1995: 57). Variabel terikat ini adalah

peningkatan kompetensi belajar siswa.

3. Karakteristik Responden

Karakteristik responden menjelaskan tentang usia, jenis kelamin, kelas

responden serta uang saku perbulan.

I. 7. Model Teoritis

Model Teoritis merupakan paradigma yang mentransformasikan

permasalahan-permasalahan terkait antara satu dengan lainnya. Variabel-variabel

yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep, dibentuk menjadi satu model

teoritis sebagai berikut:

Model Teoritis

I. 8. Variabel Operasional

Operasional adalah mengukur konsep yang abstrak menjadi konstruk yang

dapat diamati dan diukur (Rakhmat, 1993: 132). Berdasarkan kerangka teori dan Variabel Bebas (X)

Internet

(33)

konsep diatas, maka dibuat operasional variabel untuk melakukan kemudahan

dalam penelitian, yaitu sebagai berikut:

Tabel 1

Variabel Operasional

Variabel Teoritis Variabel Operasional

Variabel Bebas (X) Internet

1. Jenis dan isi (content) informasi 2. Kejelasan isi

Karakteristik Responden 1. Jenis kelamin

2. Umur 3. Kelas

4. Uang saku perbulan

I. 9. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan unsur penelitian yang menginformasikan

bagaimana caranya untuk mengukur suatu variabel. Dengan kata lain, definisi

variabel operasional adalah semacam petunjuk pelaksana bagaimana cara

mengukur variabel.

Dalam penelitian ini, variabel-variabel dapat didefinisikan sebagai berikut:

(34)

a) Jenis dan isi informasi: Untuk mengetahui isi dan jenis informasi apa saja

yang sering diakses siswa.

b) Kejelasan isi: untuk mengetahui apakah segala informasi yang mereka

akses dapat ditangkap dengan baik oleh seluruh responden.

c) Intensitas: frekuensi mahasiswa mengakses internet

d) Efektivitas: apakah proses pengaksesan internet efektif dalam

meningkatkan kompetensi siswa.

e) Fleksibilitas: kefleksibelan penggunaan internet dalam meningkatkan

kompetensi siswa.

2. Variabel Terikat (Y) Kompetensi Belajar

a) Pengetahuan: peningkatan pengetahuan yang didapat siswa melalui

teknologi internet.

b) Pemahaman: kemampuan siswa untuk memecahkan masalah setelah

melewati proses belajar dengan bantuan teknologi internet.

c) Keterampilan: adanya kemauan dalam diri siswa untuk mengolah

kemampuan yang dimilikinya dalam melakukan kegiatan belajar serta

menggunakan fasilitas belajar dengan bantuan teknologi internet.

d) Nilai: nilai diri dan perilaku siswa yang timbul dan menjadi bagian dirinya

setelah melewati proses pembelajaran dengan bantuan teknologi internet.

e) Sikap: bagaimana perasaan atau reaksi siswa siswa ketika didalam kelas,

bersosialisasi dengan teman dan lingkungan sekolah, dan saat berinteraksi

(35)

f) Minat: kecenderungan siswa untuk melakukan suatu perbuatan atau

tindakan, misalnya minat untuk mempelajari dan memperdalam materi

pelajaran melalui internet.

3. Variabel Z (Karakteristik Responden)

a) Jenis kelamin: Pria dan Wanita

b) Umur : Umur responden

c) Kelas: Kelas responden

d) Uang saku: Uang saku perbulan

I. 10. Hipotesis

Hipotesis adalah pernyataan yang bersifat dugaan mengenai hubungan

antara dua variabel atau lebih. Menurut Champion, hipotesis merupakan

penghubung antara teori dan dunia empiris (Rakhmat, 2004: 14).

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

Ho: tidak terdapat hubungan antara pengaruh penggunaan internet terhadap

peningkatan kompetensi belajar di kalangan Siswa SMA Negeri 3 Medan.

Ha: terdapat hubungan antara pengaruh penggunaan internet terhadap

(36)

BAB II

URAIAN TEORITIS

II.1. Komunikasi Dan Komunikasi Massa II.1.1. Pengertian Komunikasi

Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan dengan

manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin

mengetahui apa yang terjadi dalam dirinya. Rasa ingin tahu ini memaksa manusia

untuk berkomunikasi. Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Dengan

berkomunikasi manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik secara

individu maupun kelompok dalam kehidupan sehari-hari. Hakikat komunikasi

adalah proses pernyataan antar manusia (Effendy, 2003: 8). Komunikasi juga

dapat diartikan sebagai bentuk interaksi manusia yang saling berpengaruh

mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak sengaja. Tidak terbatas pada

bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga ekspresi muka,

lukisan, seni dan teknologi (Cangara, 2002: 20). Secara etimologi istilah

komunikasi dalam bahasa Inggris yaitu communication, berasal dari kata Latin

communication dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama yang

dimaksud adalah sama makna atau sama arti. Jadi komunikasi terjadi apabila

terdapat kesamaan makna mengenai suatu pesan yang disampaikan oleh

komunikator dan diterima oleh komunikan (Effendy, 2003: 30). Dari hal tersebut

dapat diartikan jika tidak terjadi kesamaan makna antara komunikator dan

komunikan maka komunikasi tidak akan terjadi.

Di antara sosiolog, ahli psikologi dan ahli politik di Amerika Serikat yang

(37)

yang memberi pengertian tentang komunikasi. Menurut Hovland, komunikasi

adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas azas-azas

penyampaian informasi serta pembentukan sikap dan pendapat (Effendy, 2003:

10). Hal ini menunjukkan bahwa komunikasi itu meliputi proses penyampaian

pesan, pembentukan kepercayaan, sikap, pendapat dan tingkah laku publik.

Sedangkan menurut Wilbur Schramm seorang ahli linguistik, mengatakan

communication berasal dari kata Latin “communis” yang artinya common atau

sama. Jadi menurut Schramm jika mengadakan komunikasi dengan suatu pihak,

maka kita menyatakan gagasan kita untuk memperoleh commones dengan pihak

lain mengenai suatu objek tertentu (Purba, 2006: 30).

Laswell menerangkan bahwa bahwa cara terbaik untuk menerangkan

komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan: Who Says What In Which

Channel To Whom With What Effect (Siapa Mengatakan Melalui Saluran Apa

Kepada Siapa Dengan Efek Apa). Jawaban dari pertanyaan paradigmatik Laswell

merupakan unsur-unsur proses komunikasi yang meliputi: komunikator, pesan,

media, komunikan dan efek (Effendy, 2003: 253). Paradigma tersebut dapat

dijelaskan sebagai berikut:

1. Who: Komunikator; orang yang menyampaikan pesan

2. Says What: Pernyataan yang didukung oleh lambang-lambang

3. In Which Channel: Media; sarana atau saluran yang mendukung pesan

yang disampaikan.

4. To Whom: Komunikan; orang yang menerima pesan.

5. With What Effect: Efek dampak sebagai pengaruh pesan atau dapat

(38)

II.1.2. Unsur-unsur Komunikasi

Untuk memahami pengertian komunikasi sehingga dapat dilaksanakan

secara efektif, maka diperlukan pemahaman tentang unsur komunikasi.

Adapun unsur ataupun elemen yang mendukung terjadinya suatu komunikasi.

(Cangara, 2006: 23-26) sebagai berikut:

1. Sumber

Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat atau pengirim informasi. Sumber sering disebut pengirim, komunikator (source,

sender).

2. Pesan

Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau propaganda.

3. Media

Media yang dimaksud di sini adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Dalam komunikasi massa, media adalah alat yang dapat menghubungkan antara sumber dan penerima yang sifatnya terbuka, dimana setiap orang dapat melihat, membaca dan mendengarnya. 4. Penerima

Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran yang dikirim oleh sumber. Penerima bisa terdiri dari satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok, partai atau negara. Penerima adalah elemen yang penting dalam proses komunikasi, karena dialah yang menjadi sasaran dari komunikasi. Jika suatu pesan tidak diterima oleh penerima, akan menimbulkan berbagai macam masalah yang seringkali menuntut perubahan, apakah pada sumber, pesan atau saluran.

5. Pengaruh

Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh ini bisa terjadi pada pengetahuan, sikap, dan tingkah laku seseorang. Karena itu, pengaruh bisa juga diartikan perubahan atau penguatan keyakinan pada pengetahuan, sikap dan tindakan seseorang sebagai akibat penerimaan pesan. 6. Tanggapan balik

Ada yang beranggapan bahwa umpan balik sebenarnya adalah salah satu bentuk daripada pengaruh yang berasal dari penerima. Tetapi, sebenarnya umpan balik bisa juga berasal dari unsur lain seperti pesan dan media, meski pesan belum sampai pada penerima.

7. Lingkungan

(39)

II.1.3. Hambatan Komunikasi

Tidaklah mudah untuk melakukan komunikasi secara efektif. Bahkan

beberapa ahli komunikasi menyatakan bahwa tidak mungkinlah seseorang

melakukan komunikasi yang sebenar-benarnya efektif. Ada banyak hambatan

yang dapat merusak komunikasi. Berikut ini adalah beberapa hal yang merupakan

hambatan komunikasi yang harus menjadi perhatian bagi komunikator kalau ingin

komunikasinya sukses (Effendy, 2003: 45):

a) Gangguan

Ada dua jenis gangguan terhadap jalannya komunikasi yang menurut sifatnya dapat diklasifikasikan sebagai gangguan mekanik dan gangguan semantik. Gangguan mekanik adalah gangguan yang disebabkan saluran komunikasi atau kegaduhan yang bersifat fisik. Sebagai contoh ialah gangguan suara ganda (interfensi) pada pesawat radio, gambar meliuk-liuk atau berubah-ubah pada layer televisi, huruf yang tidak jelas, jalur huruf yang hilang atau terbalik atau halaman yang sobek pada surat kabar. Sedangkan gangguan semantik adalah jenis gangguan yang bersangkutan dengan pesan komunikasi yang pengertiannya menjadi rusak. Gangguan semantik ini tersaring ke dalam pesan istilah atau konsep yang terdapat pada komunikator, maka akan lebih banyak gangguan semantik dalam pesannya. Gangguan semantik terjadi dalam sebuah pengertian.

b) Kepentingan

Interest atau kepentingan akan membuat seseorang selektif dalam

menanggapi atau menghayati pesan. Orang akan hanya memperhatikan perangsang yang ada hubungannya dengan kepentingannya. Kepentingan bukan hanya mempengaruhi perhatian kita saja tetapi juga menentukan daya tanggap. Perasaan, pikiran dan tingkah laku kita merupakan sikap reaktif terhadap segala perangsang yang tidak bersesuaian atau bertentangan dengan suatu kepentingan (Effendy, 2003: 47).

c) Motivasi Terpendam

Motivation atau motivasi akan mendorong seseorang berbuat sesuatu yang sesuai benar dengan keinginan, kebutuhan dan kekurangannya. Keinginan, kebutuhan dan kekurangan seseorang berbeda berbeda dengan orang lain, dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat, sehingga karena motivasinya itu berbeda intensitasnya. Semakin sesuai komunikasi dengan motivasi seseorang semakin besar kemungkinan komunikasi itu dapat diterima dengan baik oleh pihak yang bersangkutan. Sebaliknya, komunikan akan mengabaikan suatu komunikasi yang tidak sesuai dengan motivasinya.

d) Prasangka

Prejudice atau prasangka merupakan salah satu rintangan atau hambatan

(40)

mempunyai prasangka belum apa-apa sudah bersikap curiga dan menentang komunikator yang hendak melancarkan komunikasi. Dalam prasangka, emosi memaksa kita untuk menarik kesimpulan atas dasar

syakwasangka tanpa menggunakan pikiran yang rasional. Prasangka bukan

saja dapat terjadi terhadap suatu ras, seperti sering kita dengar, melainkan juga terhadap agama, pendirian politik, pendek kata suatu perangsang yang dalam pengalaman pernah memberi kesan yang tidak enak.

II.1.4. Ruang Lingkup Komunikasi

Ilmu komunikasi merupakan ilmu yang mempelajari, menelaah dan

meneliti kegiatan-kegiatan komuikasi manusia yang luas ruang lingkup dan

banyak dimensinya. Berikut ini adalah penjelasan komunikasi berdasarkan

konteksnya:

1. Bidang Komunikasi

a) Komunikasi Sosial (social communication) b) Komunikasi Organisasi/Manajemen

(organization/management communication)

c) Komunikasi Bisnis (business communication) d) Komunikasi Politik (political communication)

e) Komunikasi Internasional (international communication) f) Komunikasi Antar budaya (intercultural communication) g) Komunikasi Pembangunan (development communication) h) Komunikasi Tradisional (traditional communication)

2. Sifat Komunikasi

a). Komunikasi Verbal (verbal communication)

1. Komunikasi Lisan (oral communication)

2. Komunikasi Tulisan (written communication) b). Komunikasi Nirverbal (nonverbal communication)

1. Komunikasi Kial (gestural/body communication) 2. Komunikasi gambar (pictorial communication) 3. Lain-lain

c). Komunikasi Tatap Muka (face-to-face-communication) d). Komunikasi Bermedia (mediated communication)

3. Tatanan Komunikasi

a) Komunikasi Pribadi (personal Communication)

1. Komunikasi Intrapribadi (intrapersonal communication) 2. Komunikasi Antarpribadi (interpersonal communication) b) Komunikasi Kelompok (group communication)

1. Komunikasi Kelompok Kecil (small group communication) a) Ceramah

(41)

c) Simposium (symposium)

d) Diskusi panel (panel discussion) e) Seminar

f) Curahsaran (brainstorming) g) Lain-lain

2. Komunikasi Kelompok Besar (Large group

communication/public speaking)

c) Komunikasi Massa (mass communication)

1. Komunikasi Media Massa Cetak (printed mass media

communication)

a) Surat kabar (daily) b) Majalah (magazine)

2. Komunikasi Media Massa Elektronik (electronic mass media

communication)

a) Radio b) Televisi c) Film d) Lain-lain

d) Komunikasi Media (media communication) 1. Surat

2. Telepon 3. Pamflet 4. Poster 5. Spanduk

6. Lain-lain media yang tidak termasuk media massa

4. Tujuan Komunikasi

a) Mengubah sikap (to change the attitude)

b) Mengubah opini/pandangan/pendapat (to change the opinion) c) Mengubah Perilaku (to change the behaviour)

d) Mengubah masyarakat (to change the society)

5. Fungsi Komunikasi

a) Menginformasikan (to inform) b) Mendidik (to educate)

c) Menghibur (to entertain) d) Mempengaruhi (to influence)

Sean MacBride dan kawan-kawan dalam buku Aneka Suara, Satu Dunia

(Many Voices One World) menyatakan tentang fungsi komunikasi bila

komunikasi dipandang dari arti yang lebih luas, tidak hanya diartikan sebagai

(42)

mengenai tukar menukar data, fakta dan ide. Fungsi komunikasi dalam setiap

sistem, yaitu sebagai berikut: (Effendy, 1995: 27-28)

1. Informasi

Pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran berita, data, gambar, fakta dan pesan, opini dan komentar yang dibutuhkan agar orang dapat mengerti dan bereaksi secara jelas terhadap kondisi internasional, lingkungan, dan orang lain, dan agar dapat mengambil keputusan yang tepat.

2. Sosialisasi (Pemasyarakatan)

Penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif yang menyebabkan ia sadar akan fungsi sosialnya sehingga ia dapat aktif di dalam masyarakat.

3. Motivasi

Menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek maupun jangka panjang, mendorong orang menentukan pilihannya dan keinginannya, mendorong kegiatan individu dan kelompok berdasarkan tujuan bersama yang akan dikejar.

4. Perdebatan dan diskusi

Menyediakan dan saling menukar fakta yang diperlukan untuk memungkinkan persetujuan atau menyelesaikan perbedaan pendapat mengenai masalah publik, menyediakan bukti-bukti yang relevan yang diperlukan untuk kepentingan umum dan agar masyarakat lebih melibatkan diri dalam masalah yang menyangkut kegiatan bersama di tingkat internasional, nasional dan lokal.

5. Pendidikan

Pengalihan ilmu pengetahuan sehingga mendorong perkembangan intelektual, pembentukan watak dan pendidikan keterampilan serta kemahiran yang diperlukan pada semua bidang kehidupan.

6. Memajukan Kebudayaan

Penyebarluasan hasil kebudayaan dan seni dengan maksud melestarikan masa lalu

7. Hiburan Penyebarluasan simbol, suara dan citra (image) dari drama, tari, kesenian, kesusastraan, musik, komedi, olahraga, permainan dan sebagainya untuk rekreasi dan kesenangan kelompok dan individu. 8. Integrasi Menyediakan bagi bangsa, kelompok, dan individu kesempatan

memperoleh berbagai pesan yang diperlukan mereka agar mereka dapat saling kenal dan mengerti dan menghargai kondisi, pandangan dan keinginan orang lain.

6. Teknik Komunikasi

(43)

f) Komunikasi manusiawi (human relations)

7. Metode Komunikasi

a) Jurnalisme/jurnalistik (journalism) b) Hubungan masyarakat (public relations) c) Periklanan (advertising)

d) Propaganda

e) Perang urat syaraf (phsicological warfare) f) Perpustakaan (library)

g) Lain-lain (Effendy, 2003: 52-56)

II.1.5. Komunikasi Massa

Komunikasi massa merupakan suatu tipe komunikasi manusia (human

communication) yang lahir bersamaan dengan mulai digunakan alat-alat mekanik

yang mampu melipatgandakan pesan-pesan komunikasi. Komunikasi massa

diadopsi dari istilah bahasa Inggris, mass communication, kependekan dari mass

media communication (komunikasi media massa). Artinya, komunikasi yang

menggunakan media massa atau komunikasi yang “mass mediated” (Wiryanto,

2000: 1-2)

Menurut Bungin (2006: 71) komunikasi massa adalah proses komunikasi

yang dilakukan melalui media massa dengan berbagai tujuan komunikasi dan

untuk menyampaikan informasi kepada khalayak luas. Dengan demikian, maka

unsur-unsur penting dalam komunikasi massa adalah: komunikator, media massa,

informasi (pesan) massa, gatekeeper, khalayak (publik) dan umpan balik.

Dalam Wiryanto (2000: 3), Pool (1973) mendefinisikan komunikasi massa

sebagai, “Komunikasi yang berlangsung dalam situasi interposed ketika antara

sumber dan penerima tidak terjadi kontak secara langsung, pesan-pesan

komunikasi mengalir kepada penerima melalui saluran-saluran media massa,

(44)

II.1.6. Karakteristik, Fungsi dan Efek Komunikasi Massa

Dalam Rakhmat dikutip oleh Ardianto (2004: 7-12). Seseorang yang

menggunakan media massa sebagai alat untuk melakukan kegiatan

komunikasinya perlu memahami karakteristik komunikasi alat, yakni sebagai

berikut:

1. Komunikator terlembagakan, artinya komunikasi massa melibatkan lembaga dan komunikatornya bergerak dalam organisasi yang kompleks. Pesan akan disampaikan melalui media cetak maupun media elektronik dari pengumpulan sampai pada penyajian informasi.

2. Pesan bersifat umum, artinya komunikasi massa ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok orang tertentu. Pesan komunikasi massa bisa berupa fakta, peristiwa atau opini yang penting dan menarik bagi sebagian besar komunikan.

3. Komunikannya anomin dan heterogen, artinya dalam komunikasi massa komunikator tidak mengenal komunikan, karena komunikasinya menggunakan media dan tidak tatap muka. Di samping anonim, komunikan komunikasi massa adalah heterogen, karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda, yang dapat dikelompokkan berdasarkan faktor usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, latar belakang budaya, agama dan tingkat ekonomi.

4. Media massa menimbulkan keserempakan, artinya dalam komunikasi massa jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang dicapainya relatif banyak dan tidak terbatas. Bahkan lebih dari itu, komunikan yang banyak tersebut secara serempak pada waktu yang bersamaan memperoleh pesan yang sama pula. Inilah kelebihan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya.

5. Komunikasi menggunakan isi ketimbang hubungan, artinya dalam komunikasi massa yang penting adalah unsur isi dan menekankan pada “apanya” sehingga pesan harus disusun sedemikian rupa berdasarkan sistem tertentu dan disesuaikan dengan karakteristik media massa yang akan digunakan.

6. Komunikasi massa bersifat satu arah, artinya dalam komunikasi massa, komunikator dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung. Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikan pun aktif menerima pesan, namun di antara keduanya tidak dapat melakukan dialog sebagaimana halnya terjadi dalam komunikasi antarpesona.

7. Stimulasi alat indera “terbatas”, artinya dalam komunikasi massa stimulasi alat indra bergantung pada jenis media massa. Pada surat kabar dan majalah, pembaca hanya melihat, pada radio siaran dan rekaman auditif khalayak hanya mendengar, sedangkan pada media televisi dan film, khalayak menggunakan indra penglihatan dan pendengaran.

(45)

bentuk komunikasi apapun. Efektivitas komunikasi seringkali dapat dilihat dari feedback yang disampaikan oleh komunikan. Umpan balik ini bersifat langsung (direct feedback) atau umpan balik yang bersifat segera

(immediate feedback).

Wilbur Schramm dalam Wiryanto (2000: 10) menyatakan, komunikasi

massa berfungsi sebagai decoder, interpreter dan encoder. Komunikasi massa

men-decode lingkungan sekitar kita, mengawasi kemungkinan timbulnya bahaya,

mengawasi terjadinya persetujuan dan juga efek-efek dari hiburan. Komunikasi

massa menginterpretasikan hal-hal yang di-decode sehingga dapat mengambil

kebijakan terhadap efek, menjaga berlangsungnya interaksi serta membantu

anggota-anggota masyarakat menikmati kehidupan. Komunikasi massa juga

men-encode pesan-pesan yang memelihara hubungan kita dengan masyarakat lain serta

menyampaikan kebudayaan baru kepada anggota-anggota masyarakat. Peluang ini

dimungkinkan karena komunikasi massa menyampaikan kemampuan memperluas

pandangan, pendengaran dan jarak yang hampir tidak terbatas dan dapat

melipatgandakan suara dan kata-kata secara luas.

Efek dari pesan yang disebarkan oleh komunikator melalui media massa

timbul pada komunikan sebagai sasaran komunikasi. Oleh karena itu efek melekat

pada khalayak sebagai akibat dari perubahan psikologis. Mengenai efek

komunikasi ini dapat diklasifikasikan sebagai efek kognitif, efek efektif dan efek

behavioral.

Efek kognitif berhubungan dengan pikiran atau penalaran, sehingga

khalayak semula tidak tahu, yang tadinya tidak mengerti, yang tadinya tidak

mengerti, yang tadinya bingung menjadi merasa jelas.

Efek afektif berkaitan dengan perasaan. Perasaan akibat terpaan media

(46)

sehingga mencucurkan air mata, takut sampai merinding dan lain-lain peraasan

yang hanya bergejolak dalam hati.

Efek behavioral bersangkutan dengan niat, tekat, usaha yang cenderung

menjadi suatu kegiatan atau tindakan. Efek ini tidak langsung timbul sebagai

akibat terpaan media massa, melainkan didahului oleh efek kognitif dan/atau efek

afektif. Dengan perkataan lain, timbulnya efek behavioral setelah munculnya efek

kognitif dan afektif.

II.2. Teknologi Komunikasi

II.2.1. Pengertian Teknologi Komunikasi

Dalam beberapa dekade terakhir ini, teknologi informasi telah mengalami

perkembangan sedemikian pesatnya yang memungkinkan penggunaan untuk

memperoleh segala bentuk informasi dengan cepat dan akurat. Penemuan

teknologi komunikasi telah memberikan banyak kemudahan bagi manusia.

Misalnya dalam melakukan informasi transaksi maupun transportasi.

Perkembangan teknologi ini juga meningkatkan standard hidup manusia.

“Teknologi” antara lain dapat diartikan sebagai penerapan ilmu pengetahuan dalam suatu bidang. “Teknologi Komunikasi” adalah suatu penerapan ilmu pengetahuan untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan komunikasi. “Komunikasi” adalah upaya untuk menciptakan “Kebersamaan dalam Makna” (commonness in meaning). Dengan demikian, teknologi komunikasi merupakan penerapan ilmu pengetahuan guna melancarkan upaya untuk mencapai kebersamaan dalam makna antar orang dalam masyarakat (Lubis 1997: 42).

Dalam kenyataanya teknologi merupakan proses atau hasil dari proses,

yang selain kompleks juga meliputi banyak komponen; dan “mesin” atau

“perkakas” atau lazim disebut sebagai perangkat keras hanya merupakan salah

satu saja dari komponen-komponen itu. Teknologi memang selalu meliputi atau

Gambar

Tabel 1 Variabel Operasional
Tabel 2
Tabel 4 Sampling
Tabel 5 Jenis Kelamin
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk bisa memberikan layanan yang sesuai dengan kebutuhan user maka perpustakaan sebagai salah satu lembaga penyedia informasi harm memiliki visi yang jelas clan dapat

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC AUDITORY VISUALIZATION INTELLECTUALY (SAVI) BERBANTU MEDIA PHOTO STORY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII DI

The unattenuated gamma intensity was determined by making a linear fit function of the attenuated gamma intensity data.. From the calculation, It was found that the value

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketersediaan input dari proses pengadaan obat berdasarkan E-Catalogue dari segi pendanaan mencukupi, telah dilengkapi juknis pelaksanaan,

Setiap perusahaan tentu mempunyai visi dan misi yang harus dijalankan sesuai dengan tujuan instansi, butuh waktu untuk mencapai itu semua, begitu juga pada Madrasah Tsanawiyah

Secara parsial, faktor yang mempengaruhi produktivitas usahatani padi sawah petani penyewa lahan adalah bibit, sedangkan umur, lama berusahatani, pupuk tidak

Dari 190 individu pohon sebanyak 101 jenis pohon, dimana terdapat 52 pohon pakan orangutan berdasarkan daftar tanaman pohon pakan orangutan Pusat Pengamatan Orangutan Bukit

[r]