UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM S1 EKSTENSI MEDAN
SKRIPSI
FUNGSI ANGGARAN SEBAGAI ALAT PEMOTIVASI KINERJA MANAJER PADA PT (PERSERO) PELABUHAN
INDONESIA I MEDAN
OLEH :
NAMA : EVA MAIRANI LUBIS
NIM : 040522187
DEPARTEMEN : AKUNTANSI
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul : “Fungsi Anggaran Sebagai Alat Pemotivasi Kinerja Manajer Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan. Adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi level S1 Ekstensi Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.
Semua sumber data dan Informasi yang didperoleh telah dinyatakan dengan jelas benar apa adanya. Dan apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas.
Medan, 02 April 2008 Yang Membuat Pernyataan
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmaanirrohim,
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufik dan hidayahNya, sehingga penulis memperoleh bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini, yang penulis beri judul “FUNGSI ANGGARAN SEBAGAI ALAT PEMOTIVASI KINERJA MANAJER PADA PT.(PERSERO) PELABUHAN INDONESIA I MEDAN”.
Penulisan skripsi ini adalah dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat dalam rangka menyelesaikan pendidikan Program Studi S1 pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara penulis sangat menyadari bahwa isi maupun pembahasan dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan akibat keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang ada pada penulis.
Dan penulis menyadari sepenuhnya bahwa segala upaya yang penulis lakukan dalam penyusunan skripisi ini tidak akan terlaksana dengan baik tanpa adanya bantuan dan bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak, untuk itu dengan segala kerendahan haati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Yang tercinta ayahanda dan ibunda yang tiada hentinya memberi dorongan dan semangat, serta bimbingan doa hingga saat ini.
2. Bapak Drs. John Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Drs. M. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak, selaku pembimbing yang telah begitu banyak meluangkan waktu dan mencurahkan pikirannya dalam mmberikan bimbingan kepada penulis.
5. Para dosen /staf pengajar, serta pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
6. Bapak Direksi PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
7. Karyawan dan karyawati PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan yang telah banyak memberikan masukan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 8. Seluruh keluarga tercinta, atas dorongan serta doanya sehingga penulis selalu
bersemangat untuk menuntut ilmu.
Akhir kata penulis menyerahkan sepenuhnya kepada Allah SWT, untuk membalas bantuan yang telah diberikan, dengan iringan doa semoga kita senantiasa dilimpahi rahmat-Nya. Amin….
Medan, 02 April 2008
Penulis
ABSTRAK
Perusahaan yang bertujuan memperoleh laba maupun yang tidak memperoleh laba selalu membutuhkan anggaran. Tercapainya tujuan ini bukan terjadi secara kebetulan, melainkan tujuan perusahaan dapat dicapai jika perusahaan dapat beroperasi dengan baik. Hal ini dapat terwujud jika seorang manajer dapat melaksanakan fungsi-fungsinya dengan baik. Salah satu alat bantu yang dapat digunakan manajer dalam melaksanakan fungsi-fungsinya adalah anggaran. Jadi penelitian bertujuan untuk memberikan bukti dan menganalisis bagaimana fungsi anggaran dapat digunakan sebagai alat pemotivasi kinerja manajer pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan.
Dalam penelitian ini harus menggunakan suatu metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, dimana penulis mengumpulkan data, disusun, dikelompokkan, dianalisis dan diinterpretasikan sehingga diperoleh gambaran yang jelas terhadap masalah yang diteliti.
Setelah dilakukan penelitian dengan menggunakan metode deskriptif maka peneliti akan mendapatkan hasil dari penelitian tersebut, dimana dari hasil penelitian tersebut dapat menjelaskan bagaimana tujuan dari penelitian tersebut. Hasil penelitian adalah bahwa anggaran tidak berfungsi untuk memotivasi kinerja manajer karena anggaran yang ditetapkan tidak dapat menjadi pedoman kerja yang baik bagi para pelaksana anggaran terutama manajer.
ABSTRACT
The company to provide get profit or no profit always used budget. Get this provide not actual for expectly but company provide can be get if the company can be good operation. That is can actual if a manager can let this functions company with well. Ones tools which can be used manager in lets this functions is budget. So This Study aim to provide any proof and analysia on budget functions as performance motivation for manager at PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan.
In this study aim must be used a method. The used method in this study aim is descriptive methode, in which the writer collect data, arranged and classified, analyzed and interpreted to get a clear description on a researched subject.
Usually if finish used the study aims with descriptive method, so the aims will get something from the study aims.Result from this study aims is the budget cannot functions to manager work motivation because the budget not planning with will so cannot used for work manager in PT (Persero ) Pelabuhan Indonesia I Medan.
DAFTAR ISI
PERNYATAAN………i
KATA PENGANTAR……….ii
ABSTRAK……….. iv
DAFTAR ISI………...vi
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 2
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 3
D. Kerangka Konseptual ... 3
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Anggaran ... 5
B. Fungsi dan Tujuan Anggaran ... 9
1. Fungsi Anggaran ... 9
2. Tujuan Anggaran ... 10
C. Prosedur Penyusunan Anggaran ... 14
D. Pengertian dan Tujuan Motivasi ... 22
E. Jenis-Jenis Motivasi ... 24
F. Pengertian Kinerja Manajer ... 25
G. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja manajer ... 26
BAB III: METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian………..28
B. Jenis Data………..28
C. Teknik Pengumpulan Data………29
D. Metode Analisis Data………29
E. Tempat dan Waktu penelitian………...30
BAB IV: HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian ... 31
1. Sejarah Perkembangan Perusahaan ... 31
1.1. Visi dan Misi………..34
1.2. Tujuan perusahaan……….36
1.3. Sasaran Perusahaan………36
2. Struktur Organisasi Perusahaan ... 37
B. Fungsi dan Tujuan Anggaran ... 41
1. Fungsi Anggaran ... 41
2. Tujuan Anggaran ... 42
C.Prosedur Penyusunan Anggaran ... 42
D. Jenis-Jenis Motivasi ... 51
E. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja manajer ... 51
F.Analisa Hasil Penelitian ... 52
1. Prosedur Penyusunan Anggaran ... 52
2. Keterlibatan Manajemen Puncak ... 53
4. Pola Negoisasi ... 55 BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
ABSTRAK
Perusahaan yang bertujuan memperoleh laba maupun yang tidak memperoleh laba selalu membutuhkan anggaran. Tercapainya tujuan ini bukan terjadi secara kebetulan, melainkan tujuan perusahaan dapat dicapai jika perusahaan dapat beroperasi dengan baik. Hal ini dapat terwujud jika seorang manajer dapat melaksanakan fungsi-fungsinya dengan baik. Salah satu alat bantu yang dapat digunakan manajer dalam melaksanakan fungsi-fungsinya adalah anggaran. Jadi penelitian bertujuan untuk memberikan bukti dan menganalisis bagaimana fungsi anggaran dapat digunakan sebagai alat pemotivasi kinerja manajer pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan.
Dalam penelitian ini harus menggunakan suatu metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, dimana penulis mengumpulkan data, disusun, dikelompokkan, dianalisis dan diinterpretasikan sehingga diperoleh gambaran yang jelas terhadap masalah yang diteliti.
Setelah dilakukan penelitian dengan menggunakan metode deskriptif maka peneliti akan mendapatkan hasil dari penelitian tersebut, dimana dari hasil penelitian tersebut dapat menjelaskan bagaimana tujuan dari penelitian tersebut. Hasil penelitian adalah bahwa anggaran tidak berfungsi untuk memotivasi kinerja manajer karena anggaran yang ditetapkan tidak dapat menjadi pedoman kerja yang baik bagi para pelaksana anggaran terutama manajer.
ABSTRACT
The company to provide get profit or no profit always used budget. Get this provide not actual for expectly but company provide can be get if the company can be good operation. That is can actual if a manager can let this functions company with well. Ones tools which can be used manager in lets this functions is budget. So This Study aim to provide any proof and analysia on budget functions as performance motivation for manager at PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan.
In this study aim must be used a method. The used method in this study aim is descriptive methode, in which the writer collect data, arranged and classified, analyzed and interpreted to get a clear description on a researched subject.
Usually if finish used the study aims with descriptive method, so the aims will get something from the study aims.Result from this study aims is the budget cannot functions to manager work motivation because the budget not planning with will so cannot used for work manager in PT (Persero ) Pelabuhan Indonesia I Medan.
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Perusahaan yang bertujuan memperoleh laba maupun yang tidak bertujuan
memperoleh laba selalu membutuhkan anggaran. Anggaran merupakan suatu
rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif, yang diukur dalam satuan
moneter yang mencakup jangka waktu satu tahun. Penyusunan anggaran
merupakan proses pembuatan rencana kerja untuk jangka waktu satu tahun, yang
dinyatakan dalam satuan moneter dan satuan kuantitatif. Penyusunan anggaran
(budgeting) seringkali diartikan sama dengan perencanaan laba (profit planning).
Anggaran merupakan suatu rencana kerja jangka pendek yang disusun
berdasarkan rencana kegiatan jangka panjang yang ditetapkan dalam proses
penyusunan program (programming). Tanpa didasarkan pada rencana kegiatan
jangka panjang yang disusun sebelumnya, anggaran sebenarnya tidak membawa
kearah mana pun.
Anggaran dalam fungsi perencanaan merupakan pedoman kerja dari
seluruh kegiatan yang dilaksanakan, fungsi pengkoordinasian, anggaran
merupakan alat koordinasi dari seluruh kegiatan dan fungsi pengawasan, anggaran
akan menjadi standar dan tolok ukur yang akan dibandingkan dengan realisasinya,
dari perbandingan ini akan diketahui apakah perusahan telah bekerja dengan
Tujuan suatu perusahaan umumnya adalah untuk memperoleh laba
semaksimal mungkin, yang akan mengarah pada pertumbuhan dan kelanjutan
usaha. Tercapainya tujuan ini bukan terjadi secara kebetulan, karena tujuan
perusahaan dapat dicapai jika semua kegiatan dilakukan secara cermat oleh
eksekutif perusahaan yang bertanggung jawab.
Aspek terpenting ialah anggaran yang fungsi pokoknya merupakan
pedoman kerja, alat pengkoordinasian dan alat pengawasan. Anggaran merupakan
rencana aktivitas yang menjadi pedoman untuk melaksanakan serangkaian
aktivitas tertentu dimasa yang akan datang. Sekali anggaran ditetapkan,
pencapaian sasaran anggaran hanya dapat dilakukan melalui serangkaian aktivitas
yang telah ditetapkan sebelumnya dalam anggaran.
Berdasarkan uraian tersebut diatas maka penulis merasa tertarik untuk menyusun
skripsi yang berjudul : “FUNGSI ANGGARAN SEBAGAI ALAT
PEMOTIVASI KINERJA MANAJER PADA PT (PERSERO) PELABUHAN INDONESIA I MEDAN”.
B.Perumusan Masalah
Agar penelitian ini tidak menjadi kabur maka penulis membuat
permasalahan yang dirumuskan sebagai berikut: “ Apakah anggaran berfungsi
C.Tujuan Dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian
Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk menambah pengetahuan penulis yang selama ini hanya terbatas
pada hal-hal yang bersifat teoritis saja.
2. Untuk mengetahui apakah anggaran yang ditetapkan sudah
dilaksanakan dengan baik dalam pencapaian laba.
3. Untuk membandingkan teori yang telah dipelajari dengan praktek
dilapangan.
4. Untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana
ekonomi jurusan akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara
D. Kerangka Konseptual
Untuk memudahkan pemahaman terhadap penelitian dapat dibuat suatu
PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan
Tujuan dan Strategi
Perencanaan
Anggaran
Realisasi (Tercapai/ tidak)
Alat motivasi
Penghargaan/ Sanksi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.Pengertian Anggaran
Pengelolaan perusahaan, manajemen membuat rencana kegiatan untuk
mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Rencana yang disusun secara
kuantitatif umumnya dituangkan dalam bentuk anggaran. Penyusunan anggaran
(budgeting) seringkali diartikan sama dengan perencanaan laba (profit planning).
Perencanaan laba, manajemen menyusun rencana operasional yang implikasi
keuangannya dinyatakan dalam laporan laba-rugi. Dampak keuangan yang
diperkirakan akan terjadi sebagai akibat rencana kerja tersebut kemudian disusun
dan dievaluasi melalui proses penyusunan anggaran. Proses penyusunan anggaran
merupakan proses penyusunan rencana kerja jangka pendek, yang dalam
perusahaan berorientasi laba, pemilihan rencana kerja didasarkan atas dampak
rencana kerja tersebut terhadap laba.
Beberapa ahli telah memberikan defenisi tentang pengertian anggaran
(budget). Menurut M. Munandar : “Anggaran (budget) ialah suatu rencana yang
disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang
dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu
(periode) tertentu yang akan datang”
Dari pengertian tersebut nampaklah bahwa suatu anggaran mempunyai
1. Rencana, ialah suatu penentuan terlebih dahulu tentang aktivitas atau kegiatan
yang akan dilakukan diwaktu yang akan datang. Budget juga merupakan
suatu rencana, karena anggaran merupakan penentuan terlebih dahulu
tentang kegiatan-kegiatan perusahaan diwaktu yang akan datang. Hanya saja
anggaran merupakan suatu rencana yang mempunyai spesifikasi-spesifikasi
khusus, seperti disusun secara sistematis, mencakup seluruh kegiatan
perusahaan, dinyatakan dalam unit moneter.
Beberapa alasan yang mendorong perusahaan untuk menyusun rencana
untuk menghadapi waktu yang akan datang, antara lain :
a. Waktu yang akan datang penuh dengan berbagai ketidakpastian, sehingga
perusahaan harus mempersiapkan diri sejak awal tentang apa yang dilakukan
nantinya.
b. Waktu yang akan datang penuh dengan berbagai alternatif pilihan, sehingga
perusahaan harus mempersiapkan diri lebih awal altrnatif mana yang akan
dipilih.
c. Rencana sangat diperlukan oleh perusahaan sebagai pedoman kerja diwaktu
yang akan datang. Dengan adanya rencana pekerjaan yang akan dilaksanakan
akan lebih terarah.
d. Rencana diperlukan oleh perusahaan sebagai alat pengkoordinasian
kegiatan-kegiatan dari seluruh bagian-bagian yang ada diperusahaan dalam melakukan
kegiatannya.
e. Rencana diperlukan oleh perusahaan sebagai alat pengawasan terhadap
2. Meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yaitu mencakup semua kegiatan yang
akan dilakukan oleh semua bagian-bagian yang ada dalam perusahaan. Secara
garis besar kegiatan-kegiatan (fungsi) perusahaan dapat dikelompokkan
menjadi lima kelompok, yaitu :
1. Kegiatan pemasaran (marketing)
2. Kegiatan produksi (producing)
3. Kegiatan pembelanjaan (financing)
4. Kegiatan administrasi (administrating)
5. Kegiatan personalia (personnel)
3. Dinyatakan dalam unit moneter, yaitu unit (kesatuan) yang dapat diterapkan
pada berbagai kegiatan perusahaan yang beraneka ragam. Adapun unit moneter
yang berlaku di Indonesia ialah rupiah.
4. Jangka waktu tertentu yang akan datang, yang menunjukkan bahwa budget
berlakunya untuk masa yang akan datang. Ini berarti bahwa apa yang dimuat
didalam budget adalah taksiran-taksiran (forecast) tentang apa yang akan
terjadi serta apa yang akan dilakukan diwaktu yang akan datang.
Dalam kaitannya dengan masalah jangka waktu (periode) anggaran, dikenal
dua macam anggaran, yaitu :
a. Anggaran Strategis (strategic budget), ialah anggaran yang berlaku
untuk jangka panjang yaitu jangka waktu yang melebihi satu periode
b. Anggaran Taktis (tactical budget), ialah anggaran yang berlaku untuk
jangka pendek, yaitu satu periode akuntansi atau kurang.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan yang mempengaruhi
pemilihan jangka waktu berlakunya anggaran secara lebih tepat, antara lain :
- Luas pasar penjualan produk yang dihasilkan perusahaan
- Posisi perusahaan dalam persaingan
- Jenis produk yang dihasilkan perusahaan
- Tersedianya data dan informasi untuk melakukan
penaksiran-penaksiran
- Keadaan perekonomian pada umumnya.
Anggaran yang disusun mempunyai beberapa karakteristik sebagai
berikut:
1. Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan dan satuan selain
keuangan.
2. Anggaran umumnya mencakup jangka waktu satu tahun
3. Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajemen, yang
berarti bahwa para manajer setuju untuk menerima tanggungjawab
untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam anggaran.
4. Usulan anggaran di-review dan disetujui oleh pihak yang
berwenang lebih tinggi dari penyusun anggaran.
5. Sekali disetujui, anggaran hanya dapat diubah dibawah kondisi
6. Secara berkala, kinerja keuangan sesungguhnya dibandingkan
dengan anggaran dan selisihnya dianalisis dan dijelaskan.
B. Fungsi dan Tujuan Anggaran 1. Fungsi Anggaran
Sesuai dengan fungsi manajemen yang terdiri dari fungsi perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan, fungsi anggaran juga demikian. Hal ini disebabkan
anggaran sebagai alat manajemen dalam melaksanakan fungsinya :
Fungsi Perencanaan
Anggaran merupakan alat perencanaan tertulis menuntut pemikiran
yang teliti dan akan memberikan gambaran yang lebih nyata/jelas
dalam unit dan uang. Para manajer harus mempertimbangkan
kemungkinan perubahan kondisi dimasa yang akan datang, dan juga
menentukan langkah yang diperlukan untuk menghadapi perubahan
kondisi tersebut dalam merencanakan kegiatan-kegiatan yang akan
dilaksanakan.
Fungsi Pelaksanaan
Anggaran merupakan pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan, sehingga
pekerjaan dapat dilaksanakan secara selaras dalam mencapai tujuan
(laba). Jadi anggaran penting untuk menyelaraskan, saling bekerja
sama dengan baik di setiap bagian kegiatan, seperti ; Bagian
Pemasaran, Bagian Umum, Bagian Produksi, dan Bagian Keuangan
Fungsi Pengawasan
Anggaran merupakan alat pengawasan (controlling) terhadap
kegiatan-kegiatan dan pengeluaran-pengeluaran. Pengawasan juga
berarti mengevaluasi (menilai) terhadap pelaksanaan pekerjaan dengan
cara :
- Memperbandingkan realisasi dengan rencana (anggaran).
- Melakukan tindakan perbaikan atau pun koreksi apabila
dipandang perlu, apabila terdapat penyimpangan atau selisih
anggaran yang merugikan.
2. Tujuan Anggaran
Anggaran mempunyai tujuan sebagai berikut :
1. Sebagai alat untuk memperjelas perencanaan strategi perusahaan :
Menurut Anthony : “Perencanaan strategi adalah proses untuk menentukan
tujuan-tujuan organisasi dan merumuskan strategi umum yang akan
dipakai untuk mencapai tujuan tersebut”. Perencanaan strategi memiliki
beberapa karakteristik : disusun pada awal tahun, dibuat dengan dasar
informasi yang terbaik yang tersedia pada tahun tersebut, seluruh manajer
terlibat dalam penyusunan strategi perusahaan, dan ditetapkan
seadil-adilnya.
2. Sebagai alat koordinasi :
Anggaran membantu mengkoordinasikan dan menghubungkan setiap
membantu mendeteksi ketidakkonsistenan pelaksanaan tindakan antara
satu bagian dengan bagian lainnya. Contoh yang sering terjadi misalnya
perencanaan produksi tidak konsisten dengan perencanaan volume
penjualan, dalam total atau lini produksi tertentu.
3. Sebagai alat pertanggungjawaban :
Anggaran yang telah disusun harus dengan jelas menegaskan siapa
manajer yang bertanggung jawab. Anggaran juga dapat digunakan untuk
memberikan wewenang dan kekuasaan kepada manajer pusat
pertanggungjawaban untuk mengalokasikan atau mengeluarkan sejumlah
dana untuk tujuan tertentu tanpa meminta persetujuan dari pejabat yang
lebih tinggi tingkatannya.
4. Sebagai dasar untuk mengevaluasi kinerja :
Anggaran dapat digunakan sebagai acuan atau tolok ukur untuk menilai
kinerja aktual yang dihasilkan. Jika terjadi penyimpangan maka dapat
digunakan sebagai indikator adanya situasi krisis yang memerlukan
perhatian manajemen perusahaan.
Penggunaan anggaran memberikan beberapa keunggulan pada organisasi
pemakainya, antara lain :
Membantu manajemen dalam membuat study awal terhadap
masalah-masalah yang dihadapi oleh suatu organisasi dan membiasakan
manajemen untuk mempelajari dengan seksama suatu masalah sebelum
Menyediakan cara-cara untuk memformulasikan usaha perencanaan.
Menutup kemacetan potensial sebelum kemacetan tersebut terjadi.
Mengembangkan iklim sadar laba dalam perusahaan, mendorong
terhadap kesadaran pentingnya biaya dan memaksimalkan pemanfaatan
sumber-sumber perusahaan.
Membantu mengkoordinasikan dan mengintegrasikan penyusunan
rencana operasi berbagai bagian yang ada pada organisasi sehingga
keputusan akhir dan rencana-rencana tersebut dapat terintegrasi dan
komprehensif.
Memberikan kesempatan pada organisasi untuk meninjau kembali
secara sistematik terhadap kebijakan dan pedoman dasar yang sudah
ditentukan.
Mengkoordinasikan, menghubungkan dan membantu mengarahkan
investasi dan semua usaha-usaha organisasi kesaluran yang paling
menguntungkan.
Mendorong suatu standar prestasi yang tinggi dengan membangkitkan
semangat bersaing yang sehat, menimbulkan perasaan berguna dan
menyediakan perangsang (insentif) untuk pelaksanaan yang efektif.
Anggaran disamping memiliki keunggulan-keunggulan tersebut juga
memiliki keterbatasn-keterbatasan yang perlu diperhatikan antara lain :
1. Karena anggaran disusun berdasarkan estimasi, maka untuk
terlaksananya kegiatan-kegiatan dengan baik tergantung pada ketepatan
2. Anggaran hanya merupakan rencana, dan rencana tersebut berhasil
apabila dilaksanakan dengan sungguh-sungguh.
3. Anggaran hanya merupakan suatu alat yang dipergunakan untuk
membantu manajer dalam melaksanakan tugasnya, bukan
menggantikannya
4. Kondisi yang terjadi tidak selalu seratus persen sama dengan yang
diramalkan sebelumnya, karena itu anggaran perlu memiliki sifat yang
luwes.
Agar anggaran dapat memanfaatkan keunggulannya sebaik mungkin dan
menekan keterbatasan sekecil mungkin maka anggaran yang baik memerlukan
syarat-syarat yang harus dipenuhi sebagai berikut :
1. Adanya organisasi perusahaan yang sehat.
Organisasi yang sehat adalah organisasi yang membagi tugas
fungsional dengan jelas dan menentukan garis wewenang dan
tanggung jawab yang tegas.
2. Adanya sistem akuntansi yang memadai.
Sistem akuntansi yang memadai meliputi :
- Penggolongan rekening yang sama antara anggaran dengan
realisasinya sehingga dapat diperbandingkan dan dihitung
penyimpangan yang terjadi.
- Pencatatan akuntansi memberikan informasi mengenai realisasi,
anggaran dan selisih.
3. Adanya penelitian dan analisis.
Penelitian dan analisis diperlukan untuk menetapkan alat pengukur
prestasi sehingga anggaran dapat dipakai untuk menganalisa prestasi.
4. Adanya dukungan para pelaksana.
Anggaran dapat dipakai sebagai alat yang baik bagi manajemen jika
ada dukungan aktif dari para pelaksana dari tingkat bawah maupun
atas.
C. Prosedur Penyusunan Anggaran
Proses penyusunan anggaran pada intinya menggambarkan interaksi
antara manajemen puncak selaku pemberi otorisasi, departemen anggaran selaku
bagian yang melaksanakan review dan verifikasi atas usulan anggaran, dan para
manajer divisi/manajer pusat-pusat pertanggungjawaban selaku penyusun usulan
anggaran dibidang tugasnya masing-masing. Sebagaimana telah diuraikan
sebelumnya, anggaran merupakan rencana kegiatan yang akan menjadi pedoman
pelaksanaan kegiatan dalam tahun anggaran untuk mencapai sasaran.
Anggaran memerlukan proses penyusunan untuk penetapan peran tiap
manajer dalam melaksanakan program atau bagian program.
Secara rinci proses penyusunan anggaran adalah sebagai berikut :
1. Organisasi Penyusunan Anggaran, terdiri atas : Departemen Anggaran
Departemen anggaran merupakan departemen yang bertugas untuk
pertanggungjawaban dalam proses penyusunanan anggaran. Departemen
anggaran mempunyai tugas sebagai berikut :
1) Menerbitkan prosedur dan formulir penyusunan anggaran.
2) Mengkoordinasikan dan menerbitkan asumsi-asumsi yang dipakai sebagai
dasar penyusunan rancana anggaran perusahaan.
3) Membantu setiap manajer pusat pertanggungjawaban dalam menyusun
rancangan anggaran pusat pertanggungjawaban.
4) Mengolah rancangan anggaran pusat pertanggungjawaban menjadi
rancangan anggaran induk.
5) Menganalisis realisasi anggaran, menafsirkan hasil-hasilnya dan
membuat laporan ringkas mengenai hasil analisisnya tersebut kepada
Direksi.
6) Mengadministrasikan proses perubahan dan penyesuaian anggaran
perusahaan.
Komite Anggaran
Komite anggaran merupakan organisasi ad hoc atau lembaga fungsional
yang dipimpin oleh manajer puncak dan terdiri dari para anggota Direksi lainnya,
yang mempunyai fungsi sebagai berikut :
1) Menerbitkan pedoman/kebijakan penyusunan anggaran.
2) Mereview proposal anggaran yang telah dibahas dengan departemen
anggaran.
4) Menyetujui dan mengesahkan anggaran masing-masing pusat
pertanggungjawaban.
Revisi Anggaran
Salah satu pertimbangan utama dalam administrasi anggaran adalah
prosedur untuk merevisi anggaran setelah anggaran tersebut disahkan. Perlu
diketahui bahwa bila suatu anggaran bisa dirubah dengan sekehendak hati oleh
penyusun anggaran maka tidak ada masalah dalam penilaian dan pengesahan
anggaran. Dilain pihak jika asumsi-asumsi anggaran yang digunakan ternyata
tidak benar maka laporan anggaran menjadi tidak ada artinya, sehingga diperlukan
revisi anggaran. Menurut Supriono Ada dua tipe prosedur untuk merevisi
anggaran sebagai berikut:
Prosedur yang memungkinkan dilakukan perubahan anggaran secara
sistematis (misalnya setiap kuartal).
Prosedur yang memungkinkan dilakukannya revisi dalam
keadaan-keadaan khusus.
Perumusan Asumsi Dasar dan Kebijakan Perusahaan
Penerbitan pedoman atau kebijakan penyusunan anggaran beserta asumsi
dasar, merupakan langkah awal penyusunan anggaran. Pedoman dan asumsi dasar
sekaligus berlaku sebagai perintah bagi seluruh manajer pusat
pertanggungjawaban untuk menyusun proposal anggaran dengan berdasarkan
pada pedoman tersebut. Pedoman penyusunan anggaran menyebutkan tujuan
perusahaan, strategi induk yang dipakai dan target-target perusahaan yang akan
2. Proposal Anggaran
Berdasarkan pedoman/kebijakan dan asumsi dasar penyusunan anggaran
manajer pusat pertanggungjawaban dengan dibantu staf masing-masing menyusun
proposal anggaran. Penyusunan proposal anggaran dimulai dengan perhitungan
fasilitas, sumber daya manusia dan sumber daya perusahaan lainnya yang dimiliki
pada saat itu. Anggaran disusun pertama kali berdasarkan tingkat kegiatan yang
terjadi saat itu kemudian dimodifikasi sesuai dengan pedoman dan asumsi dasar
penyusunan anggaran. Perubahan tingkat kegiatan perusahaan dapat diklasifikasi
menjadi dua kelompok, yaitu :
Perubahan karena pengaruh eksternal, meliputi :
1) Perubahan tingkat perkembangan ekonomi yang berpengaruh terhadap
volume penjualan.
2) Perkiraan perubahan harga bahan baku dan jasa yang dibutuhkan
perusahaan.
3) Perubahan tingkat upah tenaga kerja.
4) Perubahan pada biaya kebijakan seperti biaya pemasaran, biaya
penelitian dan pengembangan dan biaya administrasi.
5) Perubahan harga jual, sebagaimana strategi kebijakan harga yang akan
dilaksanakan perusahaan karena harga jual pesaing.
Perubahan karena pengaruh internal, meliputi :
1) Perubahan biaya produksi sebagai akibat pemakaian peralatan baru
atau sistem layanan baru.
3) Perubahan pangsa pasar dan bauran produk.
3. Proses Negosiasi
Manajer pusat pertanggungjawaban melakukan pembahasan bersama
departemen anggaran untuk melakukan review atas proposal anggaran, meliputi
kesesuaian dengan pedoman dan asumsi dasar serta upaya peningkatan kinerja
dibanding tahun berjalan. Tahap negosiasi merupakan inti dari proses penyusunan
anggaran. Pada tahap ini seringkali terjadi upaya manajer pusat
pertanggungjawaban untuk menyajikan anggaran pendapatan yang lebih rendah
dari seharusnya dan anggaran biaya yang lebih tinggi dari sewajarnya sehingga
tingkat laba yang akan dicapai dibawah kemampuan yang ada, dengan tujuan agar
didalam melaksanakan target-target anggaran dapat lebih mudah dicapai.
4. Evaluasi dan Persetujuan Anggaran
Proposal anggaran yang telah dibahas dengan departemen anggaran
bersama dengan manajer pusat pertanggungjawaban yang bersangkutan, diajukan
kepada manajer puncak setelah terlebih dahulu disusun kedalam bentuk anggaran
induk perusahaan oleh departemen anggaran. Manajer puncak melakukan evaluasi
menyeluruh terutama yang menyangkut konsistensi perhitungan anggaran
masing-masing pusat pertanggungjawaban, misalnya konsistensi volume penjualan
dengan volume produksi, serta keterpaduan antara tujuan perusahaan dengan
masing-masing target anggaran. Anggaran yang telah direview oleh manajer
5. Aspek Perilaku Manusia
Penyusunan anggaran harus diperhatikan implikasi atau keterlibatan
aspek perilaku manusia. Kesuksesan anggaran hanya dapat dicapai jika semua
pelaksana secara simpatik mau membantu, bekerja sama dan bersungguh-sungguh
dalam melaksanakan anggaran. Agar dapat memotivasi para pelaksana. Didalam
penyusunan anggaran perlu diperhatikan :
1. Partisipasi dalam proses penyusunan anggaran. Pendekatan dari atas kebawah (top down approach)
Pimpinan puncak dalam menetapkan target-target anggaran tanpa melalui
negosiasi dengan masing-masing pelaksanaan anggaran. Para manajer
dibawahnya hanya diberikan kewenangan untuk menjabarkan sampai level yang
paling bawah. Pendekatan dari atas kebawah ini memiliki kelebihan yaitu
pekerjaan menyusun anggaran menjadi lebih singkat, disamping itu keterpaduan
masing-masing anggaran diviis atau unit usaha dengan tujuan perusahaan dapat
lebih terjaga. Disamping memiliki kelebihan juga memiliki kelemahan yaitu tidak
mendorong rasa memiliki anggaran dari masing-masing pelaksana anggaran,
sehingga tidak memotivasi untuk mencapai target anggaran yang telah ditetapkan
oleh manajemen puncak.
Pendekatan dari bawah keatas (bottom up approach)
Para pelaksana anggaran yang menyusun usulan anggaran dan
manajemen diatasnya yang melakukan pemeriksaan dengan program formal dan
kelebihan yaitu menumbuhkan komitmen bagi para pelaksana anggaran untuk
mencapai target-target anggaran karena rasa keadilannya diperhatikan, disamping
itu juga target-target yang ditetapkan akan lebih realistis karena disusun oleh
masing-masing pelaksana yang memahami kondisi pekerjaannya. Disamping
memiliki kelebihan juga memiliki kelemahan yaitu dengan adanya partisipasi
yang luas sering menimbulkan konflik dan memakan waktu yang cukup panjang
dalam proses penyusunan anggaran.
Pendekatan campuran (top down and bottom up approach)
Pendekatan yang efektif dalam penyusunan anggaran adalah pendekatan
campuran, yang merupakan partisipasi aktif semua level manajemen dan
karyawan sesuai dengan peran masing-masing didalam proses penyusunan
anggaran. Manajemen puncak berkewajiban menerbitkan pedoman atau kebijakan
penyusunan anggaran yang konsisten dengan program formal dan mampu
menyakinkan bawahannya bahwa pencapaian tujuan perusahaan pada tahun
anggaran bersangkutan akan memberi manfaat baik bagi organisasi maupun bagi
seluruh anggota organisasi.
2. Tingkat kesulitan target anggaran
Target suatu anggaran sebaiknya target yang menantang tetapi dapat
dicapai. Anggaran yang terlalu ideal atau sangat sulit dicapai cenderung
menimbulkan rasa frustasi bagi para pelaksananya, sehingga dalam
menimbulkan kerugian perusahaan didalam jangka panjang. Sebaliknya target
anggaran yang terlalu rendah juga kurang memberikan motivasi bagi para
pelaksana anggaran, serta akan memperlambat pencapaian tujuan perusahaan.
Anggaran yang baik adalah anggaran dengan tingkat kesulitan yang menantang
namun masih mungkin untuk dicapai, sehingga mampu memotivasi para
pelaksana anggaran untuk berprestasi. Target anggaran yang tepat akan
mendorong kompetisi internal yang sehat dan kepastian target laba perusahaan,
sehingga anggaran yang disusun dapat dijadikan pedoman kerja bagi seluruh
anggota organisasi.
3. Keterlibatan manajer senior
Manajer senior harus terlibat secara aktif dalam memotivasi pelaksana
anggaran dan dalam mereview serta persetujuan anggaran. Hal ini dilakukan
untuk menghindari adanya praktek-praktek manipulasi atau penggembungan
anggaran, juga dalam upaya meningkatkan pemahaman bagi para bawahannya
terhadap tujuan perusahaan, sekaligus juga Manajer Senior yang bersangkutan
dapat meningkatkan penyerapan informasi lapangan dari masing-masing
pelaksana anggaran. Interaksi yang positif antara Manajer Senior dengan para
bawahannya dalam proses penyusunan anggaran tersebut akan meningkatkan
motivasi didalam pencapaian target anggaran dan meningkatkan akurasi data
4. Departemen anggaran yang efektif
Departemen anggaran juga harus memiliki reputasi yang memperhatikan
keseluruhan tujuan organisasi, tidak memihak, dan berlaku jujur atau adil. Hal
tersebut disyaratkan karena peran departemen anggaran mengharuskan untuk
menganalisis anggaran secara rinci guna memastikan bahwa anggaran tersebut
sudah disiapkan dengan baik. Oleh karenanya, dalam melaksanakan peran tersebut
seringkali departemen anggaran berbeda pandangan dengan masing-masing
manajer divisi yang cenderung lebih berorientasi pada kepentingan divisinya
masing-masing.
D. Pengertian dan Tujuan Motivasi
Menurut Sunarto (2005:133) “ Motivasi adalah sesuatu yang membuat orang untuk bertindak atau berperilaku dalam cara-cara tertentu didasarkan
dari motif.”
Dengan demikian motivasi merupakan daya dorong untuk bergerak dan
motivasi yang berasala dari kata motif berarti penggerak. Sehingga
pengertian motivasi dapat dikatakan suatu keadaan yang menggerakkan
atau mengarahkan seseorang untuk melaksanakan suatu tindakan tersebut.
Keberhasilan dari motivasi seseorang sangat diperlukan oleh suatu sumber
yang dimiliki.
Kekuatan motivasi yang ada dalam diri manusia bias ditimbulkan oleh
dorongan yang ada dalam diri dan lingkunagannya. Sedangkan aspek
dalam organisasi yang dapat mendorong prestasi kerja yang tinggi.
Pencapaian tujuan organisasi yang dapat mendorong prestasi kerja yang
tinggi. Pencapaian motivasi kerja sebagaimana diharapkan menghasilkan
efektivitas, produktivitas, dan hasil kerja bagi diri individu yang
bersangkutan maupun bagi organisasi.
Tujuan Motivasi
Ada beberapa tujuan motivasi
Mendorong gairah dan semangat kerja karyawan
Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan
Meningkatkan produktivitas kerja karyawan
Mem[ertahankan Produktivitas kerja karyawan
Mempertahankan loyalitas dan kestabilan karyawan pwrusahaan
Meningkatkan kedisplinana dan meningkatkan tingkat absensi
karyawan
Mengefektifkan pengadaan karyawan
Meningkatkan kreatifitas dan kreasi karyawan
Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan
Amempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap
tugas-tugasnya
Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat, bahan baku dan
E. Jenis-Jenis Motivasi
Dalam melakukan suatu pekerjaan diperlukan kegairahan kerja yang
merupakan kemauan dan kesenangan yang mendalam terhadap pekerjaan
yang dilakukan. Dengan mengikuti perilaku manusia akan lebih mudah
memotivasinya.
Secara garis besar motivasi dapat dibagi atas dua jenis yaitu:
Motivasi Positif, merupakan proses untuk mencoba mempenharuhi
orang lain agar melakukan sesuatu yang diinginkan dengan cara
memberikan kemungkinan untuk mendapatkan penghargaan,
kompensasi yang layak dan promosi.
Contoh : pemberian penghargaan, bonus, insentif, karir
Motivasi Negative, merupakan proses untuk mempengaruhi
seseorang agar mau melakukan sesuatu yang kita inginkan, tetapi
teknik dasar yang digunakan adalah lewat kekuatan-kekuatan
ataupun berbagai ancaman
Motivasi negative dilakukan agar karyawan berusaha untuk
menghindarinya. Dengan demikian menimbulkan dorongan didalam
dirinya untuk bekerja dengan sebaik-baiknya, agar terhindar dari
ancaman hukuman. Tetapi hendaknya pemberian motivasi negative ini
wajar dan benar.
Ada bermacam-macam tindakan hukuman antara lain:
Dihilangkan sebagai haknya
Skorsing
Demosi
Dipecat
Penggunaan masing-masing motivasi ini dengan segala bentuknya
harus mempertimbangkan situasi dan orangnya. Sebab pada
hakekatnya setiap individu berbeda dengan yang lain. Suatu dorongan
yang mungkin bagi seseorang, mungkin tidak efektif bagi orang lain.
Dalam bernagai hal penelitian baik penggunaan motivasi negative
sering kali memberikan hasil yang lebih berupa peningkatan kinerja
dalam jangka pendek. Tetapi penggunaan motivasi positif
meningkatkan semangat dan kinerja dalam jangka panjang.
F. Pengertian Kinerja Manajer
Menurut Mangkunegara (2000:67) “ kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam
melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya.”
Menurut Tika (2006:121) “Kinerja adalah sebagai hasil fungsi-fungsi pekerjaan atau kegiatan seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi
yang dipengaruji oleh berbbagai factor untuk mencapai tujuan organisasi
Dalam pencapaian sasaran atas peningkatan kinerja maka diperlukan suatu
pertimbangan atas factor-faktor yang dapat mempengaruhi masalah
tersebut. Hal ini penting sebagai titik tolak dari pelaksanan konsep dalam
usaha meningkatkan kinerja.
Menurut Mangkunegara (2000:69) “ Eaktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja adalah factor kemampuan (ability) dan Faktormotivasi
(motivation).”
Menurut Kalbers dan Fagharty dalam Faisal (2001) “ Kinerja Manajerial adalah evaluasi terhadap pekerjaan yang dilakukan lewat
atasan langsung, teman, dirinya dan bawahan.”
G. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Manajer a. Upah
Upah merupakan salah satu factor yang mendukung motivasi kerja para
manajer, upah merupakan suatu penerimaan yang merupakan imbalan dari
pemberi kerja kepada penerima kerja untuk saat yang telah dan akan
dilakukan . Upah berfungsi sebagai suatu jaminan kelangsungan hidup
yang layak bagipara karyawan.
b. Bonus
Bonus akan diberikan kepada para pelaksana perusahaan pada akhir tahun
laba , yang nantinya akan diberikan kepada seluruh karyawan perusahaan
terutama yang memiliki prestasi kerja yang baik.
c. Insentif
Insentif juga dapat dilakukan perusahaan jika perusahaan mendapat laba,
hal ini dilakukan perusahaan untuk mendorong semangat para pelaksana
perusahaan dalam bekerja untuk emnacpai target perusahaan.
d. THR
THR merupakan tunjangan yang diberikan kepada karyawan pada hari
besar keagamaan. Ini diberikan kepada setiap karyawan yang akan
merayakan hari besar keagamaan masing-masing.
e. Asuransi
Asuransi diberikan kepada setiap karyawan yang bekerja pada perusahaan
tersebut, asuransi ini diberikan agar para pelaksana perusahaan merasa
nyaman dalam melakukan pekerjaan karena mereka akan mendapatka
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
1. Penelitian Kepustakaan (library research)
Penelitian Kepustakaan merupakan suatu cara mengumpulkan data
melalui perpustakaan dengan jalan membaca buku-buku, majalah
ilmiah atau tulisan lain yang ada hubungannya dengan masalah ini.
Data yang diperoleh dari riset ini bersifat teoritis yang berguna untuk
menganalisa data yang diperoleh dari lapangan.
2. Penelitian Lapangan (field research)
Penelitian Lapangan merupakan suatu cara pengumpulan data yang
dilakukan dengan jalan langsung kepada objek penelitian yang dalam
hal ini pada PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan.
B. Jenis Data
1. Data Primer
Data yang diperoleh langsung dari objek penelitian yaitu dari
PT.(Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan secara langsung melalui
wawancara.
2. Data Sekunder
Data yang telah diolah dan diperoleh langsung dari perusahaan seperti
: struktur organisasi dan lain- lain.
C. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah :
1. Pengamatan (observation)
Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara mengadakan penilaian atau pengamatan langsung terhadap
masalah-masalah yang diteliti serta terhadap masalah-masalah yang
ada hubungannya dengan hal tersebut.
2. Wawancara (interview)
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara wawancara langsung dengan pimpinan perusahaan dan
karyawan yang terlibat langsung dan berwenang memberikan
keterangan yang dibutuhkan penulis.
3. Pertanyaan (questionaire)
Pertanyaan merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan mengajukan pertanyaan kepada pimpinan perusahaan dan
karyawan yang ada hubungan dengan permasalahan.
H. Metode Analisis Data
Untuk membuktikan hipotesis yang telah dirumuskan dapat digunakan
1. Analisis Deskriptif
Analisis Deskriptif yaitu data yang ada dikumpulkan disusun
dikelompokkan dianalisis dan diinprestasikan sehingga diperoleh
gambaran yang jelas terhadap masalah yang diteliti.
2. Analisis Komparatif
Analisis Komparatif yaitu penganalisaan dilakukan dengan cara
membandingkan antara praktek dengan teori sehingga diperoleh
gambaran yang jelas tentang persesuaian atau perbedaan diantara
keduanya.
I. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada PT.(Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan yang
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Data Penelitian
1. Sejarah Perkembangan Perusahaan
PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I lahir melalui berbagai
perubahan bentuk usaha dan status hukum pengusahaan jasa pelabuhan
yang dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Periode 1945 – 1951
Pengelolaan perusahaan berada di dalam wewenang suatu Badan
Peninggalan Pemerintah Hindia Belanda bernama Van Scheepvart
yang berfungsi untuk memberikan layanan jasa pelabuhan yang
dilakukan oleh Haven Bedrijf.
b. Periode 1952 – 1959
Pengelolaan pelabuhan dilaksanakan oleh Jawatan Pelabuhan.
c. Periode 1960 – 1963
Pengelolaan pelabuhan dilakukan oleh Perusahaan Negara (PN)
Pelabuhan I sampai dengan VIII berdasarkan Undang-Undang Nomor
19 Prp Tahun 1960.
d. Periode 1964 – 1969
Aspek komersial dari pengelolaan pelabuhan dilakukan oleh PN
Pelabuhan, tetapi kegiatan operasional pelabuhan dikoordinasikan oleh
e. Periode 1970 – April 1983
Pengelolaan pelabuhan umum dilakukan oleh Badan Pengusahaan
Pelabuhan (BPP) berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun
1969. PN Pelabuhan dibubarkan dan lembaga pemerintah Port
Authority diganti menjadi Badan Pengusahaan Pelabuhan (BPP).
f. Periode Mei 1983 – Nopember 1992
Pengelolaan pelabuhan dibedakan menjadi pelabuhan umum yang
diusahakan dan pelabuhan umum yang tidak diusahakan. Pengelolaan
pelabuhan umum yang diusahakan dilakukan oleh Perusahaan Umum
(PERUM) Pelabuhan, sedangkan pengelolaan pelabuhan umum yang
tidak diusahakan dilakukan oleh Unit Pelaksana Tehnis dibawah
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut sebagaimana Peraturan
Pemerintah Nomor 11 Tahun 1983.
Perusahaan Umum (PERUM) Pelabuhan I merupakan salah satu dari
empat PERUM yang mengelola pelabuhan-pelabuhan yang diusahakan
dan dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun
1983.
g. Periode Desember 1992 sampai dengan Sekarang
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 56 tanggal 19 Oktober 1992
tentang pengalihan status Perusahaan Umum (PERUM) Pelabuhan I menjadi
perusahaan perseroan (Persero), maka bentuk perusahaan menjadi PT
(Persero) Pelabuhan Indonesia I, sesuai Akte Pendirian/Anggaran Dasar yang
B. Lapangan Usaha dan Wilayah Pengusahaan
Perusahaan sebagai penyedia jasa kepelabuhanan mempunyai
lapangan usaha sebagai berikut :
1) Pelayanan jasa kapal
2) Pelayanan jasa barang dan peti kemas
3) Pelayanan jasa bongkar muat
4) Penyediaan kolam-kolam pelabuhan untuk lalu lintas kapal dan
tempat berlabuh kapal.
5) Tanah dan berbagai bangunan untuk kebutuhan lahan industri dan
perkantoran yang terkait dengan bisnis kepelabuhanan.
6) Penyediaan listrik, bahan bakar minyak, air minum untuk kapal
dan instalasi pembuangan limbah.
7) Pelayanan jasa terminal penumpang.
8) Jasa pelayanan kesehatan.
9) Pelayanan jasa galangan kapal.
10)Pelayanan jasa-jasa lain yang terkait dengan usaha jasa
kepelabuhanan.
Wilayah kerja usaha perusahaan tersebar di tiga Daerah
Propinsi yaitu, Istiwewa Aceh; Sumatera Utara; dan Riau.
Wilayah kerja usaha tersebut terdiri dari : 15 pelabuhan cabang, 10
pelabuhan perwakilan / kawasan, 1 Unit Usaha Terminal Petikemas, 2
rumah sakit pelabuhan, 1 unit galangan kapal dan 1 unit balai
1.1. Visi dan Misi
a. Visi Perusahaan
Visi perusahaan adalah : “ dikenal secara luas sebagai
perusahaan penyedia jasa kepelabuhanan berkualitas dunia”. Visi
tersebut mengandung arti :
1) Bisnis pelabuhan bersifat global, oleh karena itu untuk mampu
bertahan dan tumbuh, maka perusahaan dituntut menjadi
penyedia jasa kepelabuhanan berkelas dunia;
2) Untuk dapat dikenal secara luas sebagai penyedia jasa
kepelabuhanan berkelas dunia, maka harus menghasilkan
value kepada pelanggan atau customer melalui proses yang
diperbaiki secara berkesinambungan.
Guna mewujudkan visi dimaksud, diwujudkan melalui
beberapa hal sebagai berikut :
a) Pelayanan operasional kepada pelanggan dengan menggunakan
pola kerja 24 jam;
b) Kualitas output semua unit pelayanan yang cepat dan tepat
untuk setiap kapal hingga terciptanya port time yang minimal
dan waiting time paling pendek;
c) Profesionalisme semua lini, dengan tingkat kecelakaan dan
kerusakan muatan rendah. ;
d) Keunggulan dalam persaingan dengan pelayanan melalui
e) Pengembangan sistem telah memperoleh sertifikat ISO 2000
untuk komponen kegiatan perusahaan, Bea Cukai, Imigrasi,
Karantina, Keselamatan Keamanan;
f) Produktivitas, dengan peningkatan peran pelabuhan bagi
transportasi dan perdagangan melalui pembentukan masyarakat
kepelabuhanan, pembentukan Forum Komunikasi Masyarakat
Kepelabuhanan, Pemerintah Daerah, Kamar Dagang dan
Industri, dan asosiasi lainnya, kerja sama dengan kawasan
industri, pembentukan Maritime Business Centre (MBC),
menerapkan EDI System serta membentuk jaringan informasi
dengan para pengguna jasa, instansi terkait dan asosiasi
lainnya;
g) Pertumbuhan, dengan semakin meningkatnya kualitas
pelayanan dan pertumbuhan usaha yang semakin baik,
sehingga pemenuhan kewajiban kepada negara meningkat.
b. Misi Perusahaan
Misi perusahaan adalah “ Menyediakan jasa kepelabuhanan
berkualitas, yang berperan sebagai pusat logistik untuk memuaskan
kebutuhan pelanggan serta mendorong pertumbuhan ekonomi
melalui pemberdayaan sumber daya manusia “.
Misi perusahaan tersebut, mengandung empat hal yang
merupakan pondasi dalam mengelola perusahaan, yaitu :
2) Tujuan utama yang hendak dicapai adalah memuaskan
pelanggan dan mendorong pertumbuhan ekonomi;
3) Kepuasan pelanggan dicapai melalui produk berkualitas;
4) Produk berkualitas dicapai melalui pemberdayaan Sumber
Daya Manusia dan Keandalan Alat Produksi.
1.2. Tujuan perusahaan
Tujuan perusahaan sebagaimana yang dinyatakan dalam
Anggaran Dasar Perusahaan adalah untuk turut serta melaksanakan
dan menunjang kebijakan sasaran dan program pemerintah dibidang
ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, serta
pembangunan dibidang usaha jasa kepelabuhanan pada khususnya
dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.
Dengan berpedoman pada tujuan perusahaan pada Anggaran
Dasar Perusahaan tersebut, maka tujuan perusahaan dirumuskan
berupa “ Perusahaan yang mandiri dan mampu berkembang didalam
situasi persaingan global “.
1.3. Sasaran Perusahaan
Dengan mempedomani tujuan usaha perusahaan diatas, maka
sasaran umum perusahaan dalam Rencana Jangka Panjang Perusahaan
skripsi ini hanya sasaran kualitatif yang akan diuraikan, Sasaran
kualitatif perusahaan sebagai berikut :
1) Perusahaan memasuki era go public. perusahaan harus melakukan
upaya untuk meningkatkan nilai tambah perusahaan dengan
melalui restrukturisasi, profitisasi dan komersialisasi;
2) Perusahaan memasuki kondisi pelabuhan Generasi III, kondisi
pelabuhan yang sudah commercial oriented, transportasi terpadu,
sebagai pusat distribusi dan logistic platform untuk perdagangan
internasional, serta mampu mengendalikan operasional kelancaran
arus kapal, barang, penumpang untuk meningkatkan efisiensi dan
nilai tambah pelabuhan.
2. Struktur Organisasi Perusahaan
Untuk menunjang kegiatan operasional perusahaan agar dapat
berjalan dengan lancar dan teratur, dan dapat mencerminkan hubungan
kerja sama diantara orang-orang yang ada dalam perusahaan yang
diaplikasikan pada pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab
tentunya diperlukan suatu struktur organisasi yang jelas.
Berdasarkan Keputusan Direksi Nomor PR.01/1/14/PI-01 tanggal 07 Nopember
2001, struktur organisasi perusahaan, menunjukkan bahwa terdapat pemisahan
lingkup tugas, fungsi, wewenang dan tanggung jawab sesuai pembidangan pada
masing-masing Direktorat. Struktur organisasi yang demikian biasa dikenal
perintah atau komando berupa garis wewenang yang turun dari atas kepada
Gambar 1.
Struktur Organisasi Kantor Pusat PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan :
Kepala SPI Pengawas Wilayah I Pengawas Wilayah III Kepala Tata Usaha Corporate Secretary Kabag Humas & HI
Struktur organisasi perusahaan I terdiri dari tiga tingkatan yaitu :
a. Top Management, terdiri dari Direktur Utama yang dibantu Direktur
Usaha, Direktur Tehnik, Direktur Keuangan dan Direktur Personalia &
Administrasi Umum. Dewan Direksi sebagai penentu kebijakan yang
mengarahkan dan mengendalikan organisasi.
b. Middle Management, pimpinan menengah yang membantu tugas
Direksi yang terdiri dari para Senior Manager Bidang (SMB) yang
memimpin sesuai bidang masing-masing pada Direktorat. Dalam
tingkat ini termasuk didalamnya Kepala Satuan Pengawasan Intern,
Kepala Bagian Perencanaan, Informasi dan Pengembangan serta
Kepala Bagian Hubungan Masyarakat. Manager pada tingkat ini
sebagai pemikir, perencana dan pengendali bidang masing-masing.
c. Lower Management, yang merupakan unit pelaksana yang ditetapkan
sebagai Strategic Business Unit (SBU).Susunan dan Keanggotaan
Dewan Komisaris berdasarkan Keputusan Menteri Negara
Pendayagunaan BUMN Nomor KEP-80/M-MBU/2202 tanggal 15
April 2002 , susunan keanggotaan Dewan Komisaris
perusahaan sebagai berikut :
1) Komisaris Utama : Zulkarnain Oeyoeb, SH, MM, MH
2) Komisaris Suyitno Affandi, SE, M.Si
3) Komisaris : Drs. Mulabasa Hutabarat, MA
C. Susunan dan Keanggotaan Direksi berdasarkan Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan BUMN Nomor 018/M-P.BUMN/1998,
dan keanggotaan Direksi perusahaan sebagai berikut :
1) Direktur Utama : Prayitno
2) Direktur Usaha : Eko Wardaya, SH
3) Direktur Keuangan : Drs. I wayan Bajera
4) Direktur Tehnik : Ir. Djohar Hajat
5) Direktur Pers & Adm. Umum : Drs. MF. Purba, Ak ,MM
B. Fungsi dan Tujuan Anggaran 1. Fungsi Anggaran
Anggaran yang disusun oleh perusahaan berfungsi sebagai :
1. Fungsi Perencanaan
Sebagai alat perencanaan tertulis bagi para manajer pusat
pertanggungjawaban yang dinyatakan dalam satuan unit dan uang.
2. Fungsi Pelaksanaan
Sebagai pedoman bagi para manajer pusat pertanggungjawaban
didalam melaksanakan dan mengkoordinasikan pekerjaan/tugas bidang
masing-masing sehingga dapat selaras dengan pencapaian tujuan
3. Fungsi Pengawasan
Sebagai alat atau media bagi para manajer pusat pertanggungjawaban
untuk melakukan evaluasi dan penilaian terhadap pelaksanaan
pekerjaan/tugas.
2. Tujuan Anggaran
Anggaran yang disusun oleh perusahaan bertujuan untuk :
1. Memperjelas perencanaan strategi yang dikaitkan dengan rancana
jangka panjang perusahaan.
2. Membantu mengkoordinasikan dan menghubungkan setiap tindakan
sumber daya manusia dalam organisasi.
3. Penegasan siapa manajer yang bertanggungjawab untuk
mengalokasikan atau mengeluarkan sejumlah dana untuk tujuan
perusahaan.
4. Untuk mengevaluasi kinerja aktual yang dihasilkan.
C. Prosedur Penyusunan Anggaran
Penyusunan anggaran di perusahaan meliputi hal-hal sebagai
Organisasi
Organisasi penyusunan anggaran perusahaan disebut Komisi
Anggaran (Budget Committee) yang dibentuk berdasarkan Surat
Keputusan Direksi No. PP.211/10/PI-99 tanggal 1 September 1999.
Komisi Anggaran ini bersifat organisasi lintas fungsi yang
beranggotakan masing-masing penanggungjawab anggaran di Kantor
Pusat (Senior Manajer Bidang). Pada awalnya komisi anggaran ini
diketuai oleh Senior Menejer Bidang Akuntansi Manajemen dengan
wakil ketua Senior Manajer Bidang Pemasaran. Seiring dengan
ditetapkannya Surat Keputusan Direksi No. PR.01/1/14/P.I-01
tanggal 07 Nopember 2001, tentang Organisasi dan Tata kerja Kantor
Pusat PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I, maka jabatan ketua komisi
anggaran dialihkan kepada Senior Menejer Bidang Administrasi
Perencanaan dan Pengendalian Anggaran. Komisi anggaran
mempunyai tugas sebagai berikut :
a) Menyiapkan konsep usulan Rencana Kerja dan Anggaran
Perusahaan (RKAP) sesuai ketentuan yang berlaku.
b) Melakukan review terhadap usulan cabang-cabang pelabuhan dan
unit-unit usaha, terutama yang menyangkut arahan-arahan
Direksi.
c) Melakukan pembahasan bersama cabang pelabuhan dan unit-unit
usaha, serta menampung aspirasi masing-masing cabang
d) Melaporkan kepada Direksi konsep usulan Rencana Kerja dan
Anggaran Perusahaan sebagai hasil pembahasan bersama dengan
cabang pelabuhan dan unit-unit usaha.
e) Mendampingi Direksi dalam rapat-rapat pembahasan usulan
Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan dengan Dewan
Komisaris dan hasil rapat Pra RUPS.
f) Menyiapkan usulan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan
setelah diadakan penyesuaian sesuai dengan Dewan Komisaris
dan hasil rapat Pra RUPS.
g) Menyusun penjabaran Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan
yang telah disahkan RUPS ke dalam Rencana Kerja dan Anggaran
Perusahaan per triwulanan untuk masing-masing cabang
pelabuhan dan unit usaha.
h) Melakukan pengendalian anggaran dan membuat laporan evaluasi
pelaksanan anggaran setiap bulannya sesuai dengan bidang tugas
masing-masing untuk disampaikan kepada Direksi.
i) Menyusun laporan realisasi pelaksanaan anggaran secara periodik,
baik triwulanan maupun tahunan (Laporan manajemen
Perusahaan), untuk disampaikan Direksi kepada Pemegang Saham
dan Dewan Komisaris.
j) Menyelenggarakan administrasi dokumen-dokumen terkait
Penerbitan Arahan Direksi
Penerbitan arahan direksi untuk penyusunan Rencana kerja dan
Anggaran perusahaan merupakan awal proses penyusunan anggaran
perusahaan. Arahan Direksi tersebut disiapkan oleh Komisi Anggaran
dengan berpedoman pada hal-hal berikut :
a Rencana jangka panjang perusahaan serta strategi dan program kerja
yang terkait.
b Ketentuan pemegang saham yang mengatur tentang bentuk, isi dan
jadwal penyampaian usulan Rencana Kerja dan Anggaran
Perusahaan.
c Butir-butir kebijakan Direksi, yang meliputi :
- Asumsi dasar penyusunan anggaran, yang meliputi tingkat
pertumbuhan ekonomi, laju inflasi, tingkat suku bunga dan nilai
tukar kurs valas asing (US Dollars).
- Skala prioritas untuk jenis-jenis investasi di cabang pelabuhan,
unit usaha dan Kantor Pusat.
- Asumsi tingkat pertumbuhan arus barang dan kunjungan kapal.
- Sumber dana investasi.
- Target-target yang ingin dicapai, terutama target laba minimal
perusahaan.
- Peraturan-peraturan pemerintah pusat maupun Pemerintah
Daerah yang berpengaruh pada pengusahaan jasa
Penyusunan Anggaran
Penyusunan usulan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan di
perusahaan dilaksanakan secara bertingkat, sebagai berikut :
a Penyusunan anggaran di tingkat cabang atau unit usaha.
Berdasarkan Arahan direksi yang didistribusikan oleh Komisi
Anggaran Kantor Pusat, maka masing-masing cabang pelabuhan dan
unit-unit usaha menyusun dan menyampaikan usulan anggaran
kepada Komisi Anggaran di Kantor Pusat. Proses penyusunan
usulan anggaran cabang pelabuhan atau unit usaha dilakukan oleh
Komisi Anggaran cabang pelabuhan atau unit usaha, yang
keanggotaannya disesuaikan dengan Struktur Organisasi
masing-masing cabang pelabuhan atau unit usaha yang bersangkutan.
b Penyusunan anggaran di tingkat Kantor Pusat.
Komisi Anggaran Kantor Pusat melakukan evaluasi atas setiap
usulan anggaran cabang pelabuhan dan unit usaha, untuk memastikan
apakah arahan-arahan Direksi telah dijabarkan dengan benar pada
usulan anggaran cabang pelabuhan atau unit usaha. Hasil evaluasi
tersebut disiapkan sebagai bahan untuk pembahasan bersama cabang
pelabuhan atau unit usaha bersangkutan. Hasil pembahasan ini
kemudian digunakan untuk penyusunan usulan Rencana Kerja dan
Anggaran Perusahaan konsolidasi untuk kemudian disampaikan
kepada Direksi. Direksi kemudian melakukan pembahasan dengan
kepada Dewan Komisaris dan pemegang saham untuk disahkan
dalam RUPS. Biasanya dilakukan rapat-rapat pembahasan yang
bersifat teknis sebelum RUPS pengesahan usulan anggaran tersebut
dilaksanakan, baik di tingkat Dewan Komisaris maupun ditingkat Pra
RUPS.
Proses Pembahasan Anggaran
Proses pembahasan anggaran dalam hal ini dimaksudkan adalah
tahapan pembahasan di luar organisasi perusahaan yaitu proses
pembahasan usulan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP)
di Tingkat Dewan Komisaris dan di tingkat pemegang saham.
Sedangkan proses pembahasan di tingkat cabang pelabuhan dan unit
usaha, maupun proses pembahasan anggaran di tingkat kantor pusat,
telah dilakukan pada tahap penyusunan anggaran baik ditingkat cabang
pelabuhan dan unit usaha maupun di tingkat kantor pusat.
a Proses Pembahasan Anggaran di Tingkat Dewan Komisaris.
Berdasarkan usulan anggaran yang diterima dari Direksi,
maka Dewan Komisaris melakukan rapat pembahasan usulan
anggaran dengan Direksi dan Komisi Anggaran Kantor Pusat.
Komisi anggaran kantor pusat melakukan perbaikan usulan
anggaran berdasar hasil rapat pembahasan anggaran antara Dewan
Usulan Anggaran setelah pembahasan dengan Dewan Komisaris
tersebut disampaikan kembali kepada Dewan Komisaris dan
pemegang saham. Sesuai hasil rapat pembahasan usulan anggaran
tersebut Dewan Komisaris menyampaikan laporan hasil
pembahasan usulan anggaran kepada pemegang saham.
b Proses Pembahasan usulan Anggaran di Tingkat Pra-Rapat Umum
Pemegang Saham (Pra RUPS).
Sesuai usulan anggaran yang telah dibahas dengan Dewan
Komisaris dan laporan hasil pembahasan usulan anggaran dari
Dewan Komisaris, maka diadakan Rapat Pra RUPS rapat
pembahasan usulan anggaran di tingkat Pra RUPS ini dimaksudkan
untuk melakukan persiapan teknis Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS), sehingga pelaksanaan RUPS diharapkan berjalan lancar.
Pada rapat pembahasan usulan anggaran di tingkat Pra RUPS ini,
juga disiapkan konsep keputusan RUPS beserta Risalah RUPS.
Persetujuan/Pengesahan Anggaran pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Berdasarkan hasil rapat pembahasan usulan anggaran di tingkat
Pra RUPS, diadakan Rapat Umum Pemegang Saham untuk menetapkan
persetujuan atas Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan. Rapat
Umum Pemegang Saham tersebut biasanya dipimpin oleh Menteri
Keuangan atau yang mewakili (Dirjend. Pembinaan BUMN) berdasar
5 Peraturan Pemerintah No. 12 Tahun 1998 dengan dihadiri Dewan
Komisaris dan Direksi. Keputusan RUPS untuk pengesahan RKAP ini
meliputi hal-hal sebagai berikut ;
a Pengesahan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan
b Persetujuan penghapusan aktiva tetap yang tidak mempunyai nilai
ekonomis.
c Persetujuan penghapusan piutang ragu-ragu
d Izin prinsip pendirian/penutupan anak perusahaan
e Persetujuan pengalihan dana dari bagian laba untuk pengusaha
kecil dan menengah beserta koperasi
f Persetujuan tentang penetapan besaran penghasilan Dewan
Komisaris dan Direksi.
g Masalah-masalah yang perlu mendapat perhatian Direksi untuk
ditindak lanjuti.
Beberapa aspek prilaku yang menonjol dalam proses
penyusunan usulan anggaran dan sangat berpengaruh terhadap kualitas
anggaran yang disusun, antara lain :
1) Kurangnya pemahaman proses bisnis perusahaan
Pemahaman yang kurang terhadap bisnis jasa kepelabuhanan sering
kali menyebabkan kesalahan di dalam mempersiapkan sumber daya
perusahaan untuk memberikan pelayanan, baik dalam bentuk
sistem dan prosedur pelayanan, sehingga merugikan perusahaan
maupun pengguna jasa. Kerugian tersebut dapat berupa kelambatan
pelayanan akibat kekeliruan penanganan atau kekeliruan penangan
atau keliru mengalokasikan sumber daya, kekurangan kapasitas
layanan, sehingga menimbulkan biaya tetap yang tinggi dan pada
akhirnya akan membebani pengguna jasa.
2) Kemampuan membuat peramalan (forecasting).
Lemahnya penguasaan data operasional dan rendahnya kemampuan
membuat peramalan menyebabkan data kuantitatif yang disajikan
dalam usulan anggaran tidak dapat diyakini kebenarannya dan
menjadi tidak konsisten.
3) Egoisme Sektoral
Proses penyusunan anggaran seringkali diwarnai benturan
kepentingan antar masing-masing penanggung jawab anggaran,
karena menganggap anggaran adalah alokasi sumber daya
perusahaan, sehingga masing-masing bidang dalam perusahaan
berusaha semaksimal mungkin menguasai sumber daya perusahaan
melebihi kebutuhan yang seharusnya.
4) Budget Slack
Proses penyusunan dan pembahasan anggaran seringkali tidak
berdasarkan pedoman yang secara ilmiah dapat diyakini
kebenarannya, sehingga pola pembahasan usulan anggaran selalu
ini mendorong masing-masing penyaji usulan, baik di tingkat
cabang pelabuhan dan unit usaha maupun di Kantor Pusat,
seringkali menyajikan target-target jauh di bawah dan atau jauh di
atas potensi sewajarnya.
D. Jenis-Jenis Motivasi
Motivasi Positif adalah merupakan proses untuk mempengaruhi
seseorang agar mau melakukan apa yang baik.
Motivasi Negative adalah merupakan proses untuk mempengaruhi
seseorang agar mau melakukan yang kita inginkan, tetapi teknik
dasar yang digunakan adalah lewat kwkuatan ataupun berbagai
ancaman.
E. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Manajer
Upah
Upah suatu penerimaan yang merupakan imbalan dari pemberi kerja
kepada penerima kerja untuk saat yang telah dan akan dilakukan. Upah
berfungsi sebagai suatu jaminan kelangsungan hidup yang layak
bagikaryawan.
Bonus
Bonus diberikan setiap akhir tahun jika perusahaan mengalami laba maka
bonus akan diberikan kepada seluruh karyawan sesuai dengan tingkatan
Insentif
Insentif hamper sama dengan bonus diberikan kepada seluruh karyawan
yang memiliki prestasi dalam pekerjaannya misalnya mencapai target
penjualan.
Jenjang karir
Dalam suatu perusahaan harus ada jenjang karir yang jelas sehingga dapat
memotivasi para pelaksana agar lebih serius dan bersemangat lagi dalam
mencapai target perusahaan.
F. ANALISA HASIL PENELITIAN 1. Prosedur Penyusunan Anggaran
Jika dilihat dari prosesnya, maka pendekatan yang digunakan di dalam
penyusunan anggaran pada perusahaan adalah pendekatan campuran (top
down approach dan bottom-up approach). Hal ini tercermin pada proses
penyusunan anggaran yang dimulai dengan penyampaian arahan Direksi
kepada masing-masing cabang dan unit usaha, kemudian ditindaklanjuti oleh
cabang dan unit usaha dengan penyampaian usulan anggaran masing-masing
cabang dan unit usaha bersangkutan.
Pada dasarnya pendekatan yang digunakan dalam proses penyusunan
anggaran tersebut telah cukup baik, hanya saja yang terdapat kelemahan di
dalam praktiknya yaitu kurang terintegrasinya anggaran cabang pelabuhan