Informasi Dokumen
- Penulis:
- Meirita Rahma Felayani
- Pengajar:
- Prof. Dr. Wiyanto, M.Si.
- Drs. Arief Agoestanto, M.Si.
- Prof. YL Sukestiyarno, M.S, Ph.D.
- Drs. Wuryanto, M.Si.
- Sekolah: Universitas Negeri Semarang
- Mata Pelajaran: Pendidikan Matematika
- Topik: Pembentukan Karakter dan Pemecahan Masalah melalui Model Probing Prompting Berbantuan Scaffolding Materi Barisan
- Tipe: skripsi
- Tahun: 2013
- Kota: Semarang
Ringkasan Dokumen
I. PENDAHULUAN
Bagian ini menjelaskan latar belakang pentingnya pendidikan karakter dalam konteks pendidikan di Indonesia. Pendidikan karakter diharapkan dapat membentuk sumber daya manusia yang berkualitas, yang tidak hanya cerdas secara akademis tetapi juga memiliki nilai-nilai moral yang baik. Latar belakang ini merujuk pada Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional yang menekankan pentingnya membentuk watak dan peradaban bangsa. Dalam konteks ini, pembelajaran matematika menjadi salah satu sarana untuk mengintegrasikan pendidikan karakter, khususnya kemandirian, dalam proses belajar mengajar.
1.1 Latar Belakang
Latar belakang menyampaikan bahwa pendidikan karakter sangat penting dalam membangun kualitas sumber daya manusia. Dengan mengintegrasikan pendidikan karakter dalam pembelajaran, diharapkan peserta didik tidak hanya mampu memahami materi akademis tetapi juga dapat menginternalisasi nilai-nilai moral. Hal ini penting untuk menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas tetapi juga beretika dan bertanggung jawab.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini berfokus pada tiga pertanyaan utama: 1) Apakah model pembelajaran Probing Prompting dapat meningkatkan karakter mandiri peserta didik? 2) Apakah model ini dapat meningkatkan keterampilan pemecahan masalah? 3) Apakah kemampuan pemecahan masalah peserta didik mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)? Rumusan ini penting untuk mengarahkan penelitian dan fokus pada hasil yang diharapkan.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran Probing Prompting dalam meningkatkan karakter mandiri dan keterampilan pemecahan masalah peserta didik. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengevaluasi apakah kemampuan pemecahan masalah peserta didik dapat memenuhi KKM. Dengan tujuan ini, diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi pengembangan pendidikan karakter di sekolah.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini diharapkan dapat dirasakan oleh berbagai pihak, termasuk peserta didik yang akan mendapatkan pembelajaran yang lebih menarik dan efektif, guru yang dapat menggunakan model pembelajaran yang inovatif, serta sekolah yang dapat menerapkan model ini sebagai pedoman dalam pembelajaran. Dengan demikian, penelitian ini diharapkan dapat memberikan dampak positif dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
1.5 Penegasan Istilah
Bagian ini menjelaskan istilah-istilah kunci yang digunakan dalam penelitian, seperti pendidikan karakter, pemecahan masalah, Probing Prompting, dan scaffolding. Penegasan istilah ini penting untuk memastikan pemahaman yang sama antara peneliti dan pembaca mengenai konsep-konsep yang dibahas.
1.6 Sistematika Penulisan Skripsi
Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab yang mencakup pendahuluan, tinjauan pustaka, metode penelitian, hasil penelitian dan pembahasan, serta penutup. Setiap bab memiliki fungsi dan tujuan yang jelas untuk mendukung keseluruhan penelitian dan memberikan informasi yang terstruktur kepada pembaca.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini mengulas teori-teori yang mendasari penelitian, termasuk pembelajaran matematika, pembentukan karakter, dan pemecahan masalah. Tinjauan pustaka ini penting untuk memberikan landasan teoritis bagi penelitian dan menunjukkan relevansi model pembelajaran yang diterapkan. Selain itu, bab ini juga membahas model pembelajaran Probing Prompting dan scaffolding serta kajian mengenai materi barisan dan deret.
2.1 Pembelajaran Matematika
Pembelajaran matematika didefinisikan sebagai proses yang diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan peserta didik. Dalam konteks ini, pembelajaran harus mampu menciptakan iklim yang mendukung kemampuan, potensi, dan kebutuhan peserta didik dalam menyelesaikan masalah. Pembelajaran yang aktif dan melibatkan peserta didik menjadi kunci untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.
2.2 Pembentukan Karakter
Pembentukan karakter merupakan proses yang bertujuan untuk membentuk pribadi peserta didik agar menjadi individu yang baik. Pendidikan karakter harus dilakukan secara sistematis dan melibatkan seluruh aspek kehidupan peserta didik. Karakter mandiri menjadi salah satu fokus utama dalam pendidikan, karena penting untuk menghadapi tantangan di dunia kerja dan kehidupan sehari-hari.
2.3 Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah dalam pembelajaran matematika melibatkan kemampuan peserta didik untuk menemukan solusi dari berbagai masalah yang dihadapi. Proses ini tidak hanya melibatkan aspek kognitif tetapi juga keterampilan dan sikap yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah secara efektif. Model pembelajaran yang diterapkan harus mampu mendukung pengembangan keterampilan ini.
2.4 Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan indikator pencapaian peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran. Penilaian hasil belajar mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dalam penelitian ini, hasil belajar akan diukur melalui kemampuan pemecahan masalah, perkembangan karakter mandiri, dan keterampilan yang diperoleh peserta didik selama pembelajaran.
III. METODE PENELITIAN
Metode penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan subjek penelitian adalah siswa kelas XI SMK. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penerapan model pembelajaran Probing Prompting berbantuan scaffolding dan dampaknya terhadap karakter mandiri dan keterampilan pemecahan masalah peserta didik. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan tes.
3.1 Jenis dan Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif deskriptif. Dengan pendekatan ini, peneliti dapat menggali informasi yang mendalam tentang penerapan model pembelajaran dan dampaknya terhadap peserta didik. Desain ini juga memungkinkan peneliti untuk melakukan analisis terhadap perubahan perilaku peserta didik selama proses pembelajaran.
3.2 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini terbatas pada siswa kelas XI SMK Cut Nya Dien Semarang, yang menjadi subjek penelitian. Fokus penelitian adalah pada penerapan model pembelajaran Probing Prompting dan scaffolding dalam materi barisan dan deret, serta pengukuran hasil belajar dan karakter mandiri peserta didik.
3.3 Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari karakter mandiri, keterampilan pemecahan masalah, dan kemampuan pemecahan masalah. Karakter mandiri diukur melalui observasi dan wawancara, sedangkan keterampilan pemecahan masalah diukur melalui tes yang diberikan kepada peserta didik.
3.4 Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, pengumpulan data, dan analisis data. Peneliti melakukan observasi selama proses pembelajaran dan mengumpulkan data melalui wawancara dengan peserta didik. Data yang diperoleh kemudian dianalisis untuk melihat perkembangan karakter mandiri dan keterampilan pemecahan masalah.
3.5 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan antara lain lembar observasi, pedoman wawancara, dan tes kemampuan pemecahan masalah. Instrumen ini dirancang untuk mengukur variabel yang diteliti secara akurat dan objektif, sehingga hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan.
3.6 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan tes. Observasi dilakukan untuk melihat langsung proses pembelajaran dan perkembangan peserta didik. Wawancara digunakan untuk menggali informasi lebih dalam mengenai pengalaman peserta didik, sedangkan tes digunakan untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah.
3.7 Metode Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis kualitatif, yang meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Data yang diperoleh dari observasi, wawancara, dan tes akan dibandingkan dan dianalisis untuk melihat keterkaitan antara model pembelajaran yang diterapkan dengan perkembangan karakter dan keterampilan peserta didik.
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model Probing Prompting berbantuan scaffolding dapat meningkatkan karakter mandiri dan keterampilan pemecahan masalah peserta didik. Data yang diperoleh dari observasi dan tes menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan dalam kedua aspek tersebut, serta pencapaian KKM oleh peserta didik.
4.1 Hasil Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan karakter mandiri dan keterampilan pemecahan masalah pada peserta didik setelah diterapkan model pembelajaran Probing Prompting. Data ini diperoleh dari hasil observasi dan tes yang dilakukan selama penelitian. Rata-rata gain pada karakter mandiri dan keterampilan pemecahan masalah menunjukkan hasil yang positif.
4.2 Pembahasan
Pembahasan hasil penelitian mengaitkan antara teori yang ada dengan temuan di lapangan. Penerapan model Probing Prompting terbukti efektif dalam meningkatkan keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran dan membantu mereka dalam mengembangkan keterampilan pemecahan masalah. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran yang interaktif dan partisipatif sangat penting dalam pendidikan.
V. PENUTUP
Bagian penutup menyimpulkan hasil penelitian dan memberikan rekomendasi untuk praktik pendidikan ke depan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan model pembelajaran yang lebih baik dan peningkatan pendidikan karakter di sekolah.
5.1 Simpulan
Simpulan dari penelitian ini adalah bahwa penerapan model Probing Prompting berbantuan scaffolding dapat meningkatkan karakter mandiri dan keterampilan pemecahan masalah peserta didik. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran yang tepat dapat memberikan dampak positif terhadap hasil belajar.
5.2 Saran
Saran yang diberikan adalah agar guru dapat menerapkan model pembelajaran Probing Prompting secara konsisten dan terus melakukan inovasi dalam metode pengajaran untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Selain itu, penelitian lebih lanjut juga diperlukan untuk mengeksplorasi model pembelajaran lainnya yang dapat mendukung pendidikan karakter.