• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Pengembangan Usaha Pada Death By Chocolate (DBC) & Spageti Restaurant Kota Bogor Jawa Barat.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Strategi Pengembangan Usaha Pada Death By Chocolate (DBC) & Spageti Restaurant Kota Bogor Jawa Barat."

Copied!
129
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PADA

DEATH BY

CHOCOLATE (DBC) & SPAGETI RESTAURANT

KOTA BOGOR JAWA BARAT

SKRIPSI

NURMALA MAULINA H34066097

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

RINGKASAN

NURMALA MAULINA. Strategi Pengembangan Usaha Pada Death By Chocolate & Spageti Restaurant Kota Bogor Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di Bawah Bimbingan JUNIAR ATMAKUSUMA)

Makanan merupakan kebutuhan dasar manusia selain kebutuhan sandang dan papan. Salah satu tempat untuk orang dapat memperoleh makanan adalah restoran. Seiring dengan berubahnya gaya hidup masyarakat perkotaan yang semakin dinamis dan meningkatnya aktivitas yang dilakukan diluar rumah, menuntut sebuah restoran untuk menyediakan fasilitas yang lebih baik. Secara geografis kota Bogor memiliki potensi yang cukup baik untuk perkembangan bisnis restoran. Saat ini jumlah usaha restoran yang didirikan di kota Bogor semakin meningkat setiap tahunnya. Melihat kondisi tersebut para pengusaha mulai berfikir untuk membuka usaha restoran dikota Bogor. Death By Chocolate & Spageti (DBC & Spageti) Restaurant adalah sebuah restoran yang menyajikan berbagai menu unik berbahan dasar coklat dan spageti. Restoran ini merupakan restoran khusus produk olahan coklat, baik itu sebagai makanan pembuka

(appetizer), ataupun makanan penutup (dessert) saja. Alasan berdirinya restoran ini yaitu karena produk olahan coklat sangat digemari oleh masyarakat kita sejak dahulu hingga sekarang.

Permasalahan yang di hadapi saat ini yaitu tingkat penjualan di Death By Chocolate & Spageti Restaurant di rasa masih kurang optimal itu bisa di lihat dari hanya hari-hari tertentu saja restoran tersebut ramai oleh pembeli. Letak Death By Chocolate & Spageti Restaurant termasuk ke dalam lokasi usaha yang kurang strategis. Promosi yang masih kurang gencar dan masih bersifat spontanitas serta kurang terencana juga menjadi salah satu permasalahan yang ada di Death By Chocolate & Spageti Restaurant. Kurangnya papan penujuk lokasi mengakibatkan konsumen kurang mengetahui ataupun mengenal Death By Chocolate & Spageti Restaurant.

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mengkaji strategi pemasaran yang sudah dijalankan di Death By Chocolate & Spageti Restaurant. (2) Mengidentifikasi faktor internal dan eksternal Death By Chocolate & Spageti Restaurant sehingga menjadi parameter dalam menetapkan strategi pengembangan usaha yang tepat. (3) Menyusun dan memberikan alternatif-alternatif strategi pengembangan usaha yang dapat di terapkan di Death By Chocolate & Spageti Restaurant.

Death By Chocolate & Spageti Restaurant merupakan restoran yang menyajikan berbagai menu utama yang berbahan dasar coklat dan spageti dengan menu andalan yaitu Death By Chocolate (DBC). Death By Chocolate & Spageti Restaurant berdiri pada tanggal 18 Agustus 2006 oleh Baby Ahnan, Tintin Kuraesin, dan Susi Gunadi. Mereka bertiga merupakan pendiri sekaligus owner

dari restoran tersebut yang tergabung dalam Apple Pie Group (APG). Mereka juga sekaligus pendiri dari Pia Apple Pie, Macaroni Panggang, Lasagna Gulung dan yang terbaru adalah Pastel & Pizza Rijsttafel.

(3)

primer dan data sekunder yang bersifat kualitatif dan kuantitaif. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah Matriks IFE dan Matriks EFE, Matriks IE, matriks SWOT dan Matriks QSPM dengan bantuan pengolahan data menggunakan software EXCEL. Hasil pengolahan matrik ini untuk mengetahui kondisi perusahaan dari lingkungan internal dan eksternalnya sehingga kita bisa mengetahui posisi perusahaan saat ini berada pada posisi mana. Setelah menganalisis faktor eksternal dan internal perusahaan maka dapat di rumuskan strategi-strategi yang cocok untuk pengembangan usahanya.

Hasil analisis lingkungan perusahaan kemudian di identifikasi faktor-faktor lingkungan internal yang merupakan identifikasi aspek-aspek yang mempengaruhi Death By Chocolate & Spageti Restaurant meliputi aspek sumber daya manusia, produksi atau operasi, penelitian dan pengembangan, keuangan dan pemasaran. Faktor-faktor eksternal pada umumnya berdiri sendiri dan berada diluar jangkauan perusahaan, akan tetapi dapat mempengaruhi perusahaan dan kemampuan strategi perusahaan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi Death By Chocolate & Spageti Restaurant

terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan mikro.

Berdasarkan hasil analisis faktor internal yang telah dilakukan pada Death By Chocolate & Spageti Restaurant dapat diketahui kekuatan yang dimilikinya meliputi modal usaha sepenuhnya modal sendiri, situasi yang nyaman, rasa dan kualitas produk yang baik, pelayanan konsumen yang memuaskan, dan pelanggan yang loyal. Sedangkan kelemahan yang dimiliki meliputi pencapaiaan target penjualan yang belum stabil, masih kurangnya kegiatan promosi, kurang efektifnya kegiatan pemasaran, belum adanya pemasok bahan baku, dan pangsa pasar yang masih rendah. Berdasarkan hasil analisis lingkungan eksternal Death By Chocolate & Spageti Restaurant, peluang yang dimilikinya meliputi perubahan pola dan gaya hidup masyarakat, pasar yang masih terbuka untuk usaha restoran, banyaknya masyarakat yang menggemari coklat, semakin banyak wanita yang bekerja sehingga menambah permintaan akan makanan jadi, dan belum ada restoran sejenis Death By Chocolate & Spageti Restaurant dikota Bogor. Sedangkan ancaman dari luar Death By Chocolate & Spageti Restaurant meliputi tingkat persaingan diantara pengusaha restoran, ancaman masuknya pendatang baru, hambatan untuk masuk industri makanan relatif rendah, kenaikan harga bahan baku, dan ancaman produk subtitusi atau pengganti.

Berdasarkan hasil analisis matriks IFE didapat total skor sebesar 3,093 dan hasil analisis matriks EFE didapatkan total skor sebesar 2,359. Hasil analisis dari IFE dan EFE pada matrik IE menunjukan bahwa posisi Death By Chocolate & Spageti Restaurant saat ini berada pada sel IV, yaitu strategi growth ang build

(4)

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PADA

DEATH BY

CHOCOLATE (DBC) & SPAGETI RESTAURANT

KOTA BOGOR JAWA BARAT

NURMALA MAULINA H 34066097

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

(5)

Judul : Strategi Pengembangan Usaha Pada Death By Chocolate (DBC) & Spageti Restaurant Kota Bogor Jawa Barat.

Nama Mahasiswa : Nurmala Maulina

NIM : H34066097

Disetujui, Pembimbing

Ir. Juniar Atmakusuma, MS. NIP. 130 804 891

Mengetahui :

Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS. NIP. 131 415 082

(6)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Strategi Pengembangan Usaha Pada Death By Chocolate (DBC) & Spageti Restaurant

Kota Bogor Jawa Barat” adalah hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Februari 2009

Nurmala Maulina

(7)

RIWAYAT HIDUP

Nurmala Maulina, dilahirkan di Kota Bogor, pada Tanggal 25 November 1985. Penulis adalah anak kedua dari tiga bersaudara yang lahir dari pasangan Bapak Nunu Sudiana dan Ibu Harida Isniani.

Pada tahun 1991 penulis menyelesaikan pendidikan formal di Taman kanak-kanak Aisyiyah Bustanul Athfal III Bogor, Sekolah Dasar Negeri Pengadilan I Bogor pada Tahun 1997, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 12 Bogor pada Tahun 2000, dan Sekolah Menengah Umum PGRI I Bogor pada tahun 2003.

(8)

DAFTAR ISI

3.1.3 Analisis Lingkungan Internal ... 25

3.1.4 Analasis Lingkungan Eksternal ... 27

5.1 Sejarah dan Perkembangan Death By Chocolate & Spageti Restaurant ... 47

5.2 Lokasi Death By Chocolate & Spageti Restaurant ... 50

(9)

5.4 Struktur Organisasi Death By Chocolate & Spageti

Restaurant... 52

5.5 Strategi Pemasaran ... 54

5.6 Sumber Daya Fisik ... 56

5.7 Proses Produksi Death By Chocolate ... 57

5.8 Proses Produksi Frittata dan Spageti ... 58

VI. ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN ... 60

6.1 Analisis Lingkungan Internal ... 60

6.1.1 Sumber Daya Manusia ... 60

6.1.2 Produksi atau Operasi Death By Chocolate & Spageti Restaurant ... 62

6.1.3 Penelitian dan Pengembangan ... 63

6.1.4 Keuangan ... 64

6.1.5 Pemasaran ... 64

6.1.6 Segmentasi Pasar ... 65

6.2 Analisis Lingkungan Eksternal ... 66

6.2.1 Lingkungan Makro ... 65

6.2.2 Lingkungan Mikro ... 67

VII. FORMULASI STRATEGI ... 70

7.1 Matriks Internal Factor Evaluation ... 70

7.2 Matriks Eksternal Factor Evaluation ... 72

7.3 Matriks Internal-Eksternal ... 74

7.4 Analisis Matriks SWOT ... 76

7.5 Matiks QSPM ... 80

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN ... 81

8.1 Kesimpulan ... 81

8.2 Saran ... 82

DAFTAR PUSTAKA ... 83

(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman 1. Perkembangan Jumlah Restoran dan Rumah Makan Di Kota

Bogor Tahun 2004-2008 ... 2

2. Data Konsumsi Industri Coklat Olahan Di Indonesia Dari Tahun 2001-2005 . ... 3

3. Kandungan Gizi Coklat Per 100 Gram ... 3

4. Perbandingan Antara Rata-Rata Penjualan Perhari Death By Chocolate & Spageti Restaurant Dengan Kapasitas Produksi Per Hari ... 5

5. Jumlah Produksi Death By Chocolate & Spageti Restaurant dari Tahun 2006- Juli 2008 ... 7

6. Ringkasan Hasil Penelitian Terdahulu ... 15

7. Contoh Matriks EFE (External Factor Evaluation) ... 37

8. Contoh Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) ... 38

9. Penelitian Bobot Tingkat Kepentingan Faktor Penentu Internal dan Eksternal Menurut Metode “Paired Comparison” 39 10. Matriks SWOT ... 44

11. Matriks QSPM ... 46

12. Divisi dan Jumlah Karyawan Death By Chocolate & Spageti Restaurant ... 53

13. Karakteristik Karyawan Death By Chocolate & Spageti Restaurant Berdasarkan umur dan Pendidikan Terakhir Tahun 2008 ... 61

14. Matriks IFE Death By Chocolate & Spageti Restaurant ... 71

15. Matriks EFE Death By Chocolate & Spageti Restaurant ... 73

(11)

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PADA

DEATH BY

CHOCOLATE (DBC) & SPAGETI RESTAURANT

KOTA BOGOR JAWA BARAT

SKRIPSI

NURMALA MAULINA H34066097

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(12)

RINGKASAN

NURMALA MAULINA. Strategi Pengembangan Usaha Pada Death By Chocolate & Spageti Restaurant Kota Bogor Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di Bawah Bimbingan JUNIAR ATMAKUSUMA)

Makanan merupakan kebutuhan dasar manusia selain kebutuhan sandang dan papan. Salah satu tempat untuk orang dapat memperoleh makanan adalah restoran. Seiring dengan berubahnya gaya hidup masyarakat perkotaan yang semakin dinamis dan meningkatnya aktivitas yang dilakukan diluar rumah, menuntut sebuah restoran untuk menyediakan fasilitas yang lebih baik. Secara geografis kota Bogor memiliki potensi yang cukup baik untuk perkembangan bisnis restoran. Saat ini jumlah usaha restoran yang didirikan di kota Bogor semakin meningkat setiap tahunnya. Melihat kondisi tersebut para pengusaha mulai berfikir untuk membuka usaha restoran dikota Bogor. Death By Chocolate & Spageti (DBC & Spageti) Restaurant adalah sebuah restoran yang menyajikan berbagai menu unik berbahan dasar coklat dan spageti. Restoran ini merupakan restoran khusus produk olahan coklat, baik itu sebagai makanan pembuka

(appetizer), ataupun makanan penutup (dessert) saja. Alasan berdirinya restoran ini yaitu karena produk olahan coklat sangat digemari oleh masyarakat kita sejak dahulu hingga sekarang.

Permasalahan yang di hadapi saat ini yaitu tingkat penjualan di Death By Chocolate & Spageti Restaurant di rasa masih kurang optimal itu bisa di lihat dari hanya hari-hari tertentu saja restoran tersebut ramai oleh pembeli. Letak Death By Chocolate & Spageti Restaurant termasuk ke dalam lokasi usaha yang kurang strategis. Promosi yang masih kurang gencar dan masih bersifat spontanitas serta kurang terencana juga menjadi salah satu permasalahan yang ada di Death By Chocolate & Spageti Restaurant. Kurangnya papan penujuk lokasi mengakibatkan konsumen kurang mengetahui ataupun mengenal Death By Chocolate & Spageti Restaurant.

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mengkaji strategi pemasaran yang sudah dijalankan di Death By Chocolate & Spageti Restaurant. (2) Mengidentifikasi faktor internal dan eksternal Death By Chocolate & Spageti Restaurant sehingga menjadi parameter dalam menetapkan strategi pengembangan usaha yang tepat. (3) Menyusun dan memberikan alternatif-alternatif strategi pengembangan usaha yang dapat di terapkan di Death By Chocolate & Spageti Restaurant.

Death By Chocolate & Spageti Restaurant merupakan restoran yang menyajikan berbagai menu utama yang berbahan dasar coklat dan spageti dengan menu andalan yaitu Death By Chocolate (DBC). Death By Chocolate & Spageti Restaurant berdiri pada tanggal 18 Agustus 2006 oleh Baby Ahnan, Tintin Kuraesin, dan Susi Gunadi. Mereka bertiga merupakan pendiri sekaligus owner

dari restoran tersebut yang tergabung dalam Apple Pie Group (APG). Mereka juga sekaligus pendiri dari Pia Apple Pie, Macaroni Panggang, Lasagna Gulung dan yang terbaru adalah Pastel & Pizza Rijsttafel.

(13)

primer dan data sekunder yang bersifat kualitatif dan kuantitaif. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah Matriks IFE dan Matriks EFE, Matriks IE, matriks SWOT dan Matriks QSPM dengan bantuan pengolahan data menggunakan software EXCEL. Hasil pengolahan matrik ini untuk mengetahui kondisi perusahaan dari lingkungan internal dan eksternalnya sehingga kita bisa mengetahui posisi perusahaan saat ini berada pada posisi mana. Setelah menganalisis faktor eksternal dan internal perusahaan maka dapat di rumuskan strategi-strategi yang cocok untuk pengembangan usahanya.

Hasil analisis lingkungan perusahaan kemudian di identifikasi faktor-faktor lingkungan internal yang merupakan identifikasi aspek-aspek yang mempengaruhi Death By Chocolate & Spageti Restaurant meliputi aspek sumber daya manusia, produksi atau operasi, penelitian dan pengembangan, keuangan dan pemasaran. Faktor-faktor eksternal pada umumnya berdiri sendiri dan berada diluar jangkauan perusahaan, akan tetapi dapat mempengaruhi perusahaan dan kemampuan strategi perusahaan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi Death By Chocolate & Spageti Restaurant

terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan mikro.

Berdasarkan hasil analisis faktor internal yang telah dilakukan pada Death By Chocolate & Spageti Restaurant dapat diketahui kekuatan yang dimilikinya meliputi modal usaha sepenuhnya modal sendiri, situasi yang nyaman, rasa dan kualitas produk yang baik, pelayanan konsumen yang memuaskan, dan pelanggan yang loyal. Sedangkan kelemahan yang dimiliki meliputi pencapaiaan target penjualan yang belum stabil, masih kurangnya kegiatan promosi, kurang efektifnya kegiatan pemasaran, belum adanya pemasok bahan baku, dan pangsa pasar yang masih rendah. Berdasarkan hasil analisis lingkungan eksternal Death By Chocolate & Spageti Restaurant, peluang yang dimilikinya meliputi perubahan pola dan gaya hidup masyarakat, pasar yang masih terbuka untuk usaha restoran, banyaknya masyarakat yang menggemari coklat, semakin banyak wanita yang bekerja sehingga menambah permintaan akan makanan jadi, dan belum ada restoran sejenis Death By Chocolate & Spageti Restaurant dikota Bogor. Sedangkan ancaman dari luar Death By Chocolate & Spageti Restaurant meliputi tingkat persaingan diantara pengusaha restoran, ancaman masuknya pendatang baru, hambatan untuk masuk industri makanan relatif rendah, kenaikan harga bahan baku, dan ancaman produk subtitusi atau pengganti.

Berdasarkan hasil analisis matriks IFE didapat total skor sebesar 3,093 dan hasil analisis matriks EFE didapatkan total skor sebesar 2,359. Hasil analisis dari IFE dan EFE pada matrik IE menunjukan bahwa posisi Death By Chocolate & Spageti Restaurant saat ini berada pada sel IV, yaitu strategi growth ang build

(14)

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PADA

DEATH BY

CHOCOLATE (DBC) & SPAGETI RESTAURANT

KOTA BOGOR JAWA BARAT

NURMALA MAULINA H 34066097

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

(15)

Judul : Strategi Pengembangan Usaha Pada Death By Chocolate (DBC) & Spageti Restaurant Kota Bogor Jawa Barat.

Nama Mahasiswa : Nurmala Maulina

NIM : H34066097

Disetujui, Pembimbing

Ir. Juniar Atmakusuma, MS. NIP. 130 804 891

Mengetahui :

Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS. NIP. 131 415 082

(16)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Strategi Pengembangan Usaha Pada Death By Chocolate (DBC) & Spageti Restaurant

Kota Bogor Jawa Barat” adalah hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Februari 2009

Nurmala Maulina

(17)

RIWAYAT HIDUP

Nurmala Maulina, dilahirkan di Kota Bogor, pada Tanggal 25 November 1985. Penulis adalah anak kedua dari tiga bersaudara yang lahir dari pasangan Bapak Nunu Sudiana dan Ibu Harida Isniani.

Pada tahun 1991 penulis menyelesaikan pendidikan formal di Taman kanak-kanak Aisyiyah Bustanul Athfal III Bogor, Sekolah Dasar Negeri Pengadilan I Bogor pada Tahun 1997, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 12 Bogor pada Tahun 2000, dan Sekolah Menengah Umum PGRI I Bogor pada tahun 2003.

(18)

DAFTAR ISI

3.1.3 Analisis Lingkungan Internal ... 25

3.1.4 Analasis Lingkungan Eksternal ... 27

5.1 Sejarah dan Perkembangan Death By Chocolate & Spageti Restaurant ... 47

5.2 Lokasi Death By Chocolate & Spageti Restaurant ... 50

(19)

5.4 Struktur Organisasi Death By Chocolate & Spageti

Restaurant... 52

5.5 Strategi Pemasaran ... 54

5.6 Sumber Daya Fisik ... 56

5.7 Proses Produksi Death By Chocolate ... 57

5.8 Proses Produksi Frittata dan Spageti ... 58

VI. ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN ... 60

6.1 Analisis Lingkungan Internal ... 60

6.1.1 Sumber Daya Manusia ... 60

6.1.2 Produksi atau Operasi Death By Chocolate & Spageti Restaurant ... 62

6.1.3 Penelitian dan Pengembangan ... 63

6.1.4 Keuangan ... 64

6.1.5 Pemasaran ... 64

6.1.6 Segmentasi Pasar ... 65

6.2 Analisis Lingkungan Eksternal ... 66

6.2.1 Lingkungan Makro ... 65

6.2.2 Lingkungan Mikro ... 67

VII. FORMULASI STRATEGI ... 70

7.1 Matriks Internal Factor Evaluation ... 70

7.2 Matriks Eksternal Factor Evaluation ... 72

7.3 Matriks Internal-Eksternal ... 74

7.4 Analisis Matriks SWOT ... 76

7.5 Matiks QSPM ... 80

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN ... 81

8.1 Kesimpulan ... 81

8.2 Saran ... 82

DAFTAR PUSTAKA ... 83

(20)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman 1. Perkembangan Jumlah Restoran dan Rumah Makan Di Kota

Bogor Tahun 2004-2008 ... 2

2. Data Konsumsi Industri Coklat Olahan Di Indonesia Dari Tahun 2001-2005 . ... 3

3. Kandungan Gizi Coklat Per 100 Gram ... 3

4. Perbandingan Antara Rata-Rata Penjualan Perhari Death By Chocolate & Spageti Restaurant Dengan Kapasitas Produksi Per Hari ... 5

5. Jumlah Produksi Death By Chocolate & Spageti Restaurant dari Tahun 2006- Juli 2008 ... 7

6. Ringkasan Hasil Penelitian Terdahulu ... 15

7. Contoh Matriks EFE (External Factor Evaluation) ... 37

8. Contoh Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) ... 38

9. Penelitian Bobot Tingkat Kepentingan Faktor Penentu Internal dan Eksternal Menurut Metode “Paired Comparison” 39 10. Matriks SWOT ... 44

11. Matriks QSPM ... 46

12. Divisi dan Jumlah Karyawan Death By Chocolate & Spageti Restaurant ... 53

13. Karakteristik Karyawan Death By Chocolate & Spageti Restaurant Berdasarkan umur dan Pendidikan Terakhir Tahun 2008 ... 61

14. Matriks IFE Death By Chocolate & Spageti Restaurant ... 71

15. Matriks EFE Death By Chocolate & Spageti Restaurant ... 73

(21)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Alur Konsep Inti Pemasaran ... 19

2. Unsur-Unsur dalam Bauran Pemasaran ... 21

3. Kekuatan-Kekuatan Yang Memicu Persaingan Industri ... 29

4. Kerangka Pemikiran Penelitian ... 34

5. Matriks Internal Eksternal (IE) ... 41

6. Struktur Organisasi Death By Chocolate & Spageti Restaurant 52 7. Saluran Distribusi di Death By Chocolate & Spageti Restaurant ... 55

8. Proses Produksi Death By Chocolate ... 58

9. Proses Produksi Frittata Dan Spageti ... 59

(22)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman 1. Kuisioner Penelitian ... 85 2. Hasil Kuisioner Penelitian ... 91 3. Hasil Rata-Rata Proses Pembobotan IFE ... 101 4. Hasil Rata-Rata Proses Pembobotan EFE ... 102 5. Hasil Matriks QSPM ... 103 6. Gambar Produk-Produk Death By Chocolate & Spageti

Restaurant ... 104 7. Daftar Menu dan Harga Death By Chocolate & Spageti

(23)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Makanan merupakan kebutuhan dasar manusia selain kebutuhan sandang dan papan. Salah satu tempat untuk orang dapat memperoleh makanan adalah restoran. Seiring dengan berubahnya gaya hidup masyarakat perkotaan yang semakin dinamis dan meningkatnya aktivitas yang dilakukan diluar rumah, menuntut sebuah restoran untuk menyediakan fasilitas yang lebih baik. Makanan yang enak, kenyamanan tempat makan dan suasana restoran itu sendiri menjadi salah satu bagian yang menjadi pertimbangan konsumen. Pada saat sekarang ini restoran tidak hanya sebagai tempat makan saja, akan tetapi juga sebagai tempat berkumpul bersama keluarga dan teman-teman, tempat pertemuan dengan rekan bisnis, tempat beristirahat hingga tempat berwisata. Usaha restoran ini merupakan bisnis yang memiliki prospek yang bagus. Peluang dan kesempatan untuk berkembang di bisnis ini masih terbuka lebar sejalan dengan perkembangan pasar.

(24)

Tabel 1. Perkembangan Jumlah Restoran dan Rumah Makan Di Kota

Sumber : Buku Pariwisata & Kebudayaan Kota Bogor, Dinas Informasi Pariwisata & Kebudayaan Kota Bogor, 2008.

2008

Pada Tabel 1. dapat dilihat bahwa jumlah restoran di kota Bogor setiap tahunnya mengalami peningkatan. Namun pada tahun 2008 jumlah restoran dan rumah makan di kota Bogor mengalami penurunan, karena ada sebagian restoran dan rumah makan yang mengalami kebangkrutan. Menurut Krisnamurthi (2005), Ide bisnis datang dari pemahaman atas kebutuhan diri sendiri, dari rekan-rekan dan keluarga, dan dapat dicari dengan melihat berbagai usaha yang telah dilakukan orang lain atau dari pengamatan terhadap pasar dan toko. Perkembangan yang terjadi beberapa tahun terakhir mengindikasikan bahwa usaha restoran dan rumah makan dikota Bogor masih memiliki prospek usaha yang menjanjikan.

(25)

Tabel 2. Data Konsumsi Industri Coklat Olahan Di Indonesia Dari Tahun 2001-2005.

Tahun Jumlah Konsumsi Coklat (dalam 000 ton) 2001

Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa data konsumsi industri coklat olahan di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan. Itu berarti bahwa coklat sangat di gemari oleh masyarakat, namun pada tahun 2005 jumlah konsumsi coklat olahan menurun. Itu disebabkan oleh industri pengolahan coklat dalam negeri kesulitan mendapatkan bahan baku, sehingga kapasitas produksi tidak dapat terpenuhi. Akibat dari tidak terpenuhinya kebutuhan bahan baku, menyebabkan produksi industri coklat olahan menjadi berkurang sehingga otomatis mempengaruhi tingkat konsusmsi coklat di masing-masing industri.

Ada berbagai alasan orang memakan coklat yaitu, selain rasanya yang enak akan membuat orang yang memakan coklat selalu mengginginkan untuk mengkonsumsinya kembali. Coklat juga termasuk makanan yang bergizi dan baik untuk kesehatan. Kandungan flavonoid yang terkandung dalam coklat tersebut dapat memberikan khasiat yang baik bagi yang mengkonsumsi coklat. Kandungan gizi dalam coklat pada setiap 100 gram dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Kandungan Gizi Coklat Per 100 Gram.

Zat Gizi Coklat Susu Coklat Pahit

Energi (Kal)

Sumber : Http://www.Kolompacific.Net.Id. 5 Agustus 2008.

(26)

di Death By Chocolate & Spageti Restaurant dan restoran-restoran yang meyajikan menu spageti. Berkembangnya beragam jenis restoran di kota Bogor baik itu restoran tradisional maupun restoran moderen, merupakan reaksi atas beragamnya permintaan konsumen. Fenomena ini menunjukan persaingan yang semakin ketat diantara restoran-restoran yang ada. Persaingan untuk menarik perhatian konsumen sangat diperlukan guna mempertahankan dan merebut target pasar. Konsekuensinya adalah masing-masing restoran harus memiliki strategi-strategi khusus guna pengembangan usahanya dengan melihat faktor-faktor eksternal maupun internal yang ada di sekitar maupun diluar perusahaan. Sebagai contohnya yaitu memberikan produk yang unik, promosi yang menarik, kemudahan untuk mendapatkan produk yang ditawarkan dan masih banyak lagi yang bisa dilakukan untuk menarik perhatian pelanggan.

1.2 Perumusan Masalah

Death By Chocolate & Spageti Restaurant merupakan restoran yang menawarkan berbagai menu olahan coklat dan spageti. Restoran ini terletak di jalan Ceremai No. 22 kota Bogor. Restoran ini masih terbilang baru didirikan, yaitu pada tanggal 18 agustus 2006. restoran ini merupakan salah satu unit usaha yang dimiliki oleh Appel Pie Group (APG) yang diprakarsai oleh ibu Baby Ahnan, ibu Tintin Kuraesin, dan ibu Susi Gunadi. Unit usaha lainnya yang dimiliki APG adalah Pia Appel Pie (PAP), Macaroni Panggang (MP) yang sudah lebih dahulu dikenal, Lasagna Gulung (LG) dan yang terbaru Pastel & Pizza Rijsttafel.

Salah satu keunggulan yang dimiliki oleh Death By Chocolate & Spageti Restaurant adalah produknya yang bernama Death By Chocolate (DBC). Death by Chocolate ini sebenarnya adalah cake coklat mirip brownies tetapi dengan campuran coklat yang lebih banyak. Berbentuk seperti kuburan (oval) ditambah dengan hiasan batu nisan diatasnya yang dibuat dari coklat dan terdiri dari tiga lapis dengan lelehan coklat pada lapisan ke dua.

(27)

produk DBC yaitu Rp. 35.000, Frittata Rp.19.000 – Rp.28.000, dan spageti Rp.33.000 - Rp.37.000. Selain produk-produk olahan tersebut, yang dijual di

Death By Chocolate & Spageti Restaurant yaitu seperti flower by chocolate,

chocolate stick dan coklat berbentuk telur khusus untuk hari raya paskah.

Meskipun produk olahan coklat tergolong ke dalam makanan yang cukup mahal. Namun orang tetap mengkonsumsi produk olahan coklat karena rasanya yang lezat dan bergizi. Mengkonsumsi produk olahan coklat juga sudah menjadi gaya hidup yang akan menunjukan prestise seseorang. Hal tersebut menunjukan prospek usaha yang bagus disektor produk olahan coklat.

Tingkat penjualan di Death By Chocolate & Spageti Restaurant di rasa masih kurang optimal itu bisa di lihat dari hanya hari-hari tertentu saja restoran tersebut ramai oleh pembeli. Hal tersebut menyebabkan tingkat penjualan ini belum sesuai dengan kapasitas produksinya. Perbandingan antar rata-rata penjualan per hari DBC & Spageti Restaurant dengan kapasitas produksi per hari dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Perbandingan Antara Rata-Rata Penjualan Per Hari Death By Chocolate & Spageti Restaurant dengan Kapasitas Produksi Per Hari.

No Produk Kapasitas produksi

Sumber : Laporan Death By Chocolate & Spageti Restaurant, 2008.

3.

Tabel 4. menunjukan bahwa penjualan rata-rata per hari DBC & Spageti

Restaurant untuk produk DBC pada saat regular hanya 22,22 persen dari penjualan yang sesuai dengan kapasitas produksinya dan pada saat weekend hanya 44,44 persen dari penjualan yang sesuai dengan kapasitas produksinya. Produk

frittata pada saat regular hanya 33,33 persen dari penjualan yang sesuai dengan kapasitas produksinya dan pada saat weekend hanya 58,33 persen dari penjualan yang sesuai dengan kapasitas produksinya. Produk spageti pada saat regular

(28)

pada saat weekend hanya 44,44 persen dari penjualan yang sesuai dengan kapasitas produksinya.

Kapasitas produksi perhari untuk produk DBC di dasarkan pada kemampuan Death By Chocolate & Spageti Restaurant setiap harinya mampu membuat tiga kali adonan kue DBC. Satu kali adonannya bisa menghasilkan kurang lebih 30 loyang kue DBC, sehingga jika tiga adonan dapat menghasilkan kira-kira 90 loyang kue DBC. Kapasitas produksi untuk Produk Frittata didasarkan pada jumlah adonan spageti yang mampu di buat setiap harinya yaitu sebanyak empat adonan. Satu kali adonan itu mampu menghasilkan 15 piring spageti sehingga jika tiga adonan dapat menghasilkan 60 piring spageti. Kapasitas produksi untuk produk spageti didasarkan pada jumlah adonan spageti yang mampu di buat setiap harinya yaitu sebanyak tiga adonan. Satu kali adonan itu mampu menghasilkan 15 piring spageti, sehingga jika tiga adonan dapat menghasilkan 45 piring spageti.

Tingkat penjualan yang lebih kecil yang tidak sesuai dengan kapasitas produksi merupakan hal yang sangat di sayangkan, karena menyebabkan tingkat keuntungan yang di dapat oleh Death By Chocolate & Spageti Restaurant menjadi belum optimal. Hal ini menjelaskan bahwa jumlah penawaran masih lebih besar dari pada jumlah permintaan. Itu berarti di Death By Chocolate & Spageti Restaurant masih belum memenuhi target penjualanya dan harus terus di tingkatkan agar sesuai dengan kapasitas produksi. Oleh karena itu dibutuhkan strategi yang tepat untuk meningkatkan penjualan di Death By Chocolate & Spageti Restaurant.

(29)

Tabel 5. Jumlah Produksi Death By Chocolate & Spageti Restaurant Dari Tahun 2006- Juli 2008.

Produk

Sumber : Laporan Death By Chocolate & Spageti Restaurant, 2008.

2.

Dapat dilihat bahwa dari awal berdiri restoran tersebut selain dilihat dari tingkat penjualanya yang masih belum optimal, tingkat persaingan dalam dunia bisnis restoran memperlihatkan gejala yang semakin ketat. Itu bisa dilihat pada Tabel 1 yaitu data perkembangan restoran dan rumah makan di kota Bogor yang terus meningkat. Baru atau lamanya suatu restoran berdiri, belum menjamin kestabilan usahanya dalam aktivitas bisnisnya. Banyaknya pendatang baru yang mencoba merebut hati konsumen dengan strategi-strategi yang beraneka ragam guna menarik konsumen, harus menjadi perhatian khusus bagi Death By Chocolate & Spageti Restaurant

Letak Death By Chocolate & Spageti Restaurant termasuk ke dalam lokasi usaha yang kurang strategis. Hal ini dapat ditunjukan oleh posisinya yang tidak terletak di jalan yang sering dilalui oleh banyak kendaraan dan banyak orang dan kurangnya papan penujuk lokasi. Hal tersebut menyebabkan masih banyaknya sebagian masyarakat yang tidak mengetahui keberadaan ataupun letak dari Death By Cocolate & Spageti Restaurant di kota Bogor. Selain itu dikota Bogor banyak terdapat restoran yang menyajikan menu spageti dan toko-toko kue serta roti yang menghasilkan produk subtitusi dari produk-produk yang ada di Death By Chocolate & Spageti Restaurant. Promosi yang masih kurang gencar dan masih bersifat spontanitas serta kurang terencana juga menjadi salah satu permasalahan yang ada di Death By Chocolate & Spageti Restaurant..

Berdasarkan kondisi-kondisi tersebut maka permasalahan yang bisa diangkat dan dirumuskan dalam penelitian ini adalah :

(30)

2. Faktor-faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi Death By Chocolate & Spageti Restaurant dalam pengembangan usahanya.

3. Bagaimana alternatif strategi yang tepat bagi pengembangan usaha Death By Chocolate & Spageti Restaurant untuk meningkatkan penjualannya.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan maka penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengkaji strategi pemasaran yang sudah dijalankan di Death By Chocolate & Spageti Restaurant.

2. Mengidentifikasi faktor internal dan eksternal Death By Chocolate & Spageti Restaurant sehingga menjadi parameter dalam menetapkan strategi pengembangan usaha yang tepat.

3. Menyusun dan memberikan alternatif-alternatif strategi pengembangan usaha yang dapat di terapkan di Death By Chocolate & Spageti Restaurant.

1.4 Manfaat Penelitian

Dengan dilaksanakannya penelitian ini, diharapkan memberikan informasi tentang strategi-strategi pengembangan usaha bagi restoran dan manfaat yang akan didapat sebagai berikut :

1. Bagi pihak manajemen Death By Chocolate & Spageti Restaurant, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menyusun strategi pengembangan usaha sehingga skala usahanya dapat mengalami perkembangan kearah yang lebih baik.

2. Bagi pihak lain yang membutuhkan bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya kegiatan lain yang bersangkutan.

(31)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Restoran

Restoran adalah suatu tempat atau bagian yang diorganisasikan secara komersial untuk menyelenggarakan pelayanan dengan baik kepada semua tamunya dan produk berupa makanan atau minuman (Soekresno,2001). Restoran berasal dari kata dalam bahasa Perancis restaurer yang berarti tempat menyediakan makanan. Makna aslinya berarti restoran menyajikan beragam makanan lengkap mulai dari pembuka, makanan utama, hingga pencuci mulut. Jenis pelayanan yang diberikan oleh sebuah restoran biasanya mempunyai jenis makanan yang dihidangkan agak banyak sehingga pelanggan dapat dengan leluasa memilih dan menikmati makanan yang dikehendakinya (Moehyi,1992).

Menurut Torsina (2000) usaha restoran meliputi usaha yang terus menerus melibatkan semua bidang pengadaan peralatan dan bahan mentah, quality control untuk bahan dan produksi standarisasi resep dan proses, berurusan dengan segi-segi hukum, reklame, promosi dan publisitas, mengenai pegawai, keluhan langganan, dekorasi, identitas dan ciri restoran, merendahkan kebocoran uang dan barang, menetapkan menu yang seimbang, kalkulasi harga-harga pokok dan tingkat waste (kerusakan makanan), strategi harga, sampai kepada penanganan sampah, air, listrik, dan lain-lain.

Usaha restoran terbagi kedalam beberapa jenis yang disesuaikan dengan target pasar sasaran, tujuan utamanya, lokasi, dekorasi tempat serta jenis menu dan makanan yang disediakan. Menurut Torsina (2000), membagi jenis restoran kedalam sepuluh jenis restoran yang ada sekarang yaitu :

1. Family Conventional

Restoran yang ditujukan pada tradisi keluarga. Prioritas utama menyediakan menu makanan dan minuman yang enak, suasana yang nyaman dan harga yang bersahabat. Restoran ini menawarkan pelayanan dan dekorasi yang sederhana.

2. Fast Food

(32)

Jenis menu relatif terbatas dan harga yang ditawarkan relatif tidak mahal. Lebih mengutamakan banyak pelanggan. Dekorasi tempat dengan warna-warna utama dan terang. Restoran jenis ini erat kaitanya dengan eat-in (makan direstoran) dan

take-out (dibawa keluar). Restoran jenis ini lebih mengutamakan turnover yang tinggi dari pengunjung.

3. Speciality Restaurants

Restoran ini menyajikan menu yang khas, berkualitas dan menarik perhatian, harga yang relatif mahal, tempat dan lokasi biasanya jauh dari pusat keramaian yang ditujuan utamanya untuk wisatawan atau orang-orang yang ingin menteraktir teman bisnis, keluarga dalam suasana yang khas dan unik. Death By Chocolate & Spageti Restaurant termasuk ke dalam restoran jenis Speciality Restaurants. Karena memiliki ciri-ciri seperti produk yang unik dengan cara penyajian yang unik seperti produk Death By Chocolate (DBC). Lokasinya cukup jauh dari keramaian, harga yang cukup mahal karena produknya berkualitas, unik dan bergizi.

4. Kafetaria

Restoran jenis ini dapat dilihat dengan jelas dari tempatnya berada. Biasanya terletak diperkantoran, pusat perbelanjaan, sekolah dan pabrik-pabrik. Target konsumen utama sesuai dengan lingkunganya berada. Menu terbatas, harga murah dan berganti-ganti setiap hari seperti menu makanan yang berada di rumah. 5. Coffee Shop

Ciri khas dari jenis restoran ini adalah tempat duduk yang berganti-ganti dengan cepat untuk menandakan suasana tidak formal.pelayanan pesanan makanan yang cepat, lokasi dan tempat utama berada di sekitar gedung perkantoran, pabrik-pabrik dan puast perbelanjaan dengan traffic pejalan yang tinggi. Menu utama ditujukan untuk coffee break.

6. Gourmet

(33)

Restoran ini dicirikan dengan menyajikan menu makanan yang berasal dari daerah tertentu yang spesifik. Pakaian seragam dari pelayannya di sesuaikan dengan asal daerah makanan dan minuman. Dekorasi tempat dan ruangan menggambarkan suasana etnik tertentu.

8. Snack Bar

Restoran ini ditunjukan untuk orang-orang yang ingin jajan dan makanan kecil. Banyak menawarkan pesanan take-out. Dekorasi tempat sederhana serta berukuran kecil hanya untuk beberapa orang.

9. Buffet

Ciri utama buffet yaitu berlakunya satu harga untuk makanan sepuasnya apa yang disajikan pada buffet. Produk minuman berupa wine, linquor dan bir

yang dapat dipesan dengan khusus. Display makanan cukup memegang peranan penting dalam promosi.

10.Drive In Drive Thru or Parking

Restoran jenis ini melayani pembelian dengan diantar hingga ke mobil pelayan untuk eat-in (sementar parkir) atau take away dengan kemasan makanan yang dibungkus dengan praktis.

Dalam melakukan usahanya, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan oleh sebuah restoran agar usahanya dapat berhasil. Menurut Mukhtar (2004), keberhasilan operasional restoran dapat dilihat dari lima hal yang disebut

G-factors, yaitu :

1. Good Food (G-1)

Makanan yang disajikan kepada tamu dalam keadaan segar dan sistem pengelolaan yang baik, penyimpanan bahan baik, peralatan dan perlengkapan berkualitas tinggi dan higienis, cita rasa makanan baik dan sesuai dengan selera konsumen.

2. Good Location & Parking Facilities (G-2)

(34)

3. Good Atmsphere (G-3)

Suasana yang nyaman dan menyenangkan perlu diciptakan melalui penampilan interior yang seimbang, dekorasi yang digunakan, pemilihan warna dan fasilitas lengkap seperti toilet, kursi dan meja yang berkulitas baik dan table set up yang lengkap.

4. Good Reputation (G-4)

Restoran harus memiliki reputasi yang baik yang meliputi pelayanan, pengelolaan dan prestasi yang mempengaruhi pendapat masyarakat.

5. Good Pleasant & Courteous Service (G-5)

Tata saji dilakukan dengan begitu mengesankan, menyenangkan dan memuaskan. Pramusaji harus mampu memberikan masukan bagi tamu mereka yang kurang memahami keinginannya dan menyajikan makanan dengan tata saji yang berkualitas, sopan dan ramah.

2.2 Coklat

Kata coklat berasal dari xocoatl (bahasa suku Aztec) yang berarti minuman pahit. Suku Aztec dan Maya di Mexico percaya bahwa Dewa Pertanian telah mengirimkan coklat yang berasal dari surga kepada mereka. Cortes kemudian membawanya ke Spanyol antara tahun 1502-1528, dan oleh orang-orang Spanyol minuman pahit tersebut dicampur gula sehingga rasanya lebih enak. Coklat kemudian menyebar ke Perancis, Belanda dan Inggris. Pada tahun 1765 didirikan pabrik coklat di Massachusetts, Amerika Serikat.

(35)

triptofan, fenilalanin, dan tyrosin. Meski coklat mengandung lemak tinggi namun relatif tidak mudah tengik karena coklat juga mengandung polifenol (6%) yang berfungsi sebagai antioksidan pencegah ketengikan.

Lemak coklat adalah lemak nabati yang sama sekali tidak mengandung kolesterol. Untuk tetap menekan lemak jenuh agar tidak terlalu tinggi, ada baiknya membatasi memakan cokelat hanya satu batang saja per hari. Sepertiga lemak yang terdapat dalam coklat adalah asam oleat yaitu asam lemak tak jenuh1.

Makan coklat tidak akan menimbulkan ketergantungan, tetapi bagi sebagian orang rasa coklat yang enak mungkin menyebabkan perasaan ingin terus untuk mengkonsumsinya kembali. Ini yang disebut chocolate craving. Dampak coklat terhadap perilaku dan suasana hati (mood) terkait erat dengan chocolate craving. Perasaan ingin terus untuk mengkonsumsi coklat bisa karena aromanya, teksturnya, rasa manis dan pahitnya, dsb. Hal ini juga sering dikaitkan dengan kandungan phenylethylamine yaitu suatu substansi mirip amphetanine yang dapat meningkatkan serapan triptofan ke dalam otak yang kemudian pada gilirannya menghasilkan dopamine. Dampak dopamine adalah muncul perasaan senang dan perbaikan suasana hati.

Coklat juga mengandung theobromine dan kafein. Kedua substansi ini telah dikenal memberikan efek terjaga bagi yang mengkonsumsinya. Oleh karena itu ketika kita terkantuk-kantuk di bandara atau menunggu antrian panjang, makan coklat cukup manjur untuk membuat kita kembali bersemangat. Produk coklat cukup beraneka ragam. Misalnya, ada coklat susu yang merupakan adonan coklat manis, cocoa butter gula dan susu. Selain itu ada pula coklat pahit yang merupakan coklat alami dan mengandung 43% padatan coklat

2.3 Spageti

Spageti adalah mie ala Italia yang berbentuk panjang seperti lidi. Pada umumnya spageti dimasak selama 9-12 menit didalam air mendidih hingga al dente. Al dente artinya tidak lengket di gigi, tidak terlalu mentah atau terlalu matang. Cara memakannya bervariasi tetapi yang sangat dikenal adalah spaghetti

1

(36)

alla bolognese yaitu dengan saus daging cincang lalu di taburi keju parmesan parut.

Hampir semua orang mengira bahwa spageti adalah bakmie yang dibawa pulang Marco Polo dalam perjalannya dari Tiongkok pada tahun 1292. Tetapi setelah di selidiki oleh banyak pihak, sejak zaman dahulu bangsa Romawi yang menang dari medan perang selalu menyantap spageti. Spageti merupakan salah satu jenis pasta yang dikenal oleh bangsa Italia sejak zaman manusia bercocok tanam kira-kira 10.000 tahun yang lalu. Spageti terbuat dari tepung yang dihasilkan oleh mereka pada saat itu lalu di olah dengan sedikit air dan telur menjadi sebuah adonan yang disebut pasta. Setelah itu, pasta di giling tipis menjadi lembaran-lembaran, yang merupakan induk pasta yang dikenal sebagai

Lasagna. Saat ini telah berkembang jenis-jenis pasta lainnya seperti Fusili, Penne, Tagliatelle.

Frittata yaitu menu lain dari spageti, merupakan salah satu menu yang di sajikan atau di tawarkan di Death By Chocolate & Spageti Restaurant. Berbahan dasar spageti di campur dengan daging, sayuran, keju dan susu yang kemudian di bakar. Menu frittata ini lebih di kenal dengan sebutan spageti bakar. Itu yang membedakan antara frittata dengan spageti pada umumnya.

2.4 Penelitian Terdahulu

(37)

Tabel 6. Ringkasan Hasil Penelitian Terdahulu.

No Peneliti/tahun Tahun Topik Metode

1. Deden Dani 2006 Analisis Strategi

Pemasaran

Perusahaan Roti Merek “Sari Roti & Boti Di Bogor

AHP

2. Yoshida 2006 Analisis Hierarki

Startegi Pemasaran

3. Yulia 2006 Analisis Strategi

Pengembangan

4 Jeffri Kurniawan 2008 Formulasi Strategi Pengembangan

5 Sri Wahyu Lestari 2008 Analisis Strategi Promosi Death By Chocolate & Spageti Restaurant,

Bogor

AHP

6. Alam Lazuardi 2008 Formulasi Strategi Pengembangan

Usaha Restorant Macaroni Panggang (MP) Bogor

QSPM

(38)

pengambilan keputusan proses herarki analisis (PHA) terhadap strategi bauran pemasaran yang dijalankan untuk sari roti dan boto, diketahui bahwa tujuan yang diprioritaskan adalah untuk meningkatkan penjualan. Dari hasil analisis pengambilan keputusan maka dapat diambil kesimpulan bahwa strategi bauran pemasaran yang tepat untuk dijalankan perusahaan adalah dengan tetap mempertahankan rasa dengan harga yang sama dengan pesaing yang sama serta kualitas yang sama pula dan mendistribusikan ke took-toko pengecer.

Menurut Yoshida (2006), kegiatan strategi bauran pemasaran yang diterapkan pada rumah makan Eco Raos adalah menggunakan strategi bauran pemasaran (Marketing Mix) yang terdiri dari strategi produk, harga, tempat dan promosi. Berdasarkan hasil analisis metode Proses Hierarki Analisis (PHA) terhadap strategi bauran pemasaran yang dijalankan untuk produk ayam gepuk, diketahui bahwa tujuan yang diprioritaskan adalah pertumbuhan penjualan dengan tujuan mendapatkan keuntungan pada jangka pendek. Untuk mencapai tujuan ini maka strategi bauran pemasaran yang diprioritaskan adalah strategi produk. Dengan kebijakan yang menjadi prioritas utama yaitu kualitas produk dan kuantitas produk menempati posisi prioritas kedua.

Menurut Yulia (2006), perumusan strategi manajemen yang tepat bagi perusahaan dapat dilakukan melalui identifikasi terhadap factor-faktor internal dan eksternal yang berpengaruh bagi perusahaan. Berdasarkan hasil analisis evaluasi faktor internal dan eksternal menempatkan perusahaan pada kuadran II itu berarti perusahaan memiliki cukup kekuatan untuk mengatasi kelemahan yang dimiliki dan keadaan yang kuat dalam merespon peluang yang ada sehingga dapat menghindari ancaman dimana perusahaan tersebut beroperasi. Posisi pada kuadran II itu berarti berada pada posisi tumbuh dan bina dimana strategi yang dikembangkan adalah strategi penetrasi pasar, pengembangan pemasarn dan pengembangan produk. Strategi yang di prioritaskan berdasarkan hasil matriks QSPM yaitu strategi mempertahankan kualitas dan meningkatkan kuantitas produk untuk mempertahankan pelanggan yang telah ada dan menarik pelanggan potensial

(39)

Maintain yaitu pertahankan dan pelihara dengan strategi yang tepat adalah strategi penetrasi pasan dan pengembangan produk. Berdasarkan hasil analisis SWOT dihasilkan 11 alternatif strategi, kemudian di petakan menggunakan asitektur strategi (Road Map). Urutan kegiatanya dibagi menjadi tiga yaitu persiapan menuju tahap pengembangan usaha, melakukan pengembangan usaha dan mempertahankan usaha. Startegi yang dilakukan meliputi perencanaan produksi, optimalisasi produksi, melakukan kemitraan, alternatif memperoleh modal usaha, melakukan kerja sama dengan pemasok dan sebagainya. Strategi ini dilakukan untuk mencapai tujuan atau sasaran loka farm yaitu meningkatkan produksi dan kualitas bunga krisan.

Menurut Sri Wahyu Lestari (2008), DBC & Spageti Restaurant telah menjalankan berbagai kegiatan promosi, yaitu periklanan, promosi penjualan, humas dan publisitas. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan metode AHP pada hierarki pertama dapat diketahui bahwa tujuan utama yang ingin dicapai oleh pihak restoran dalam menjalankan kegiatan promosinya adalah memperkenalkan produk dan lokasi. Faktor konsumen merupakan faktor utama yang mempengaruhi DBC & Spageti Restaurant dalam menyusun strategi promosinya. Karena itu dalam menyusun strategi promosinya, pihak manajemen berusaha untuk mendesain kegiatan promosi yang sedemikian rupa sehingga loyalitas konsumen yang diharapkan pun dapat terbentuk pada setiap konsumennya.

Menurut Alam Lazuardi (2008), berdasarkan hasil analisis faktor internal maupun ekstrenal menempatkan perusahaan berada dalam kuadran V, kondisi ini menunjukan bakwa perusahaan pada saat ini berada dalam posisi pertahankan dan pelihara. Strategi yang bisa diterapkan pada kuadran ini adalah strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Proses pengambilan keputusan dalam penentuan alternatif strategi terbaik dilakukan melalui analisis QSPM, strategi yang diprioritaskan berdasarkan hasil analisis tersebut yaitu strategi memperluas pasar dengan membuka cabang baru di daerah Bogor.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya, maka dalam penelitian ini mengambil topik mengenai analisis strategi pengembangan usaha

(40)
(41)

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

3.1.1 Pemasaran

Kegiatan pemasaran merupakan bagian dari tahap yang akan menentukan keberhasilan suatu perusahaan. Pemasaran sangat penting artinya dalam dunia perekonomian global, karena menyangkut segala aktivitas ekonomi, tidak hanya menjual atau menawarkan barang dan jasa. Perusahaan harus mempertahankan posisinya di pasar apabila ingin meningkatkan penjualannya. Menurut Rangkuti (2005), mendefinikan pemasaran sebagai suatu proses kegiatan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial, budaya, politik, ekonomi dan manajerial. Akibat dari berbagai faktor tersebut maka masing-masing individu maupun kelompok untuk mendapatkan kebutuhan dan keinginan dengan menciptakan, menawarkan dan menukar produk yang memiliki nilai komoditas.

Pemahaman mengenai kebutuhan, keinginan dan permintaan konsumen akan produk dimana konsumen mengharapkan sebuah nilai dari produk tersebut bermanfaat serta sesuai dengan biaya atau pengorbanan yang telah dikeluarkan merupakan suatu awal dari pemasaran. Produk tersebut mudah di temui di pasar dalam sebuah transaksi dengan produsen atau pemasarannya. Berikut ini merupakan alur konsep pemasaran tersebut dapat dilihar pada Gambar 1.

Pemasaran

Gambar 1. Alur Konsep Inti Pemasaran. Sumber : Kotler (1997)

Rangkuti (2005) mengklasifikasikan unsur-unsur utama dalam pemasaran sebagai berikut :

(42)

Segmentasi pasar adalah tindakan mengidentifikasikan dan membentuk kelompok atau konsumen secara terpisah. Masing-masing segmen konsumen ini memiliki karakteristik, kebutuhan produk dan bauran pemasaran tersendiri.

b. Targeting

Targeting adalah suatu tindakan memilih satu atau lebih segmen pasar yang akan dimasuki dan ditunjukan untuk pembeli.

c. Positioning

Positioning adalah penetapan posisi pasar yaitu suatu tindakan yang membangun dan mengkomunikasikan manfaat pokok istimewa dari produk di dalam pasar. Arti pengertian ini mengandung makna tempat suatu produk atau merek sekelompok produk didalam benak konsumen relatif terhadap penawaran pesaingnya.

2. Unsur taktik perusahaan

a. Differensiasi, yang berkaitan dengan cara membangun strategi pemasarn dalam berbagai aspek di perusahaan. Kegiatan membangun strategi pemasaran inilah yang membedakan diferensiasi yang dilakukan suatu perusahaan dengan perusahaan lain.

b. Selling, mengacu pada usaha membuat konsumen membeli tawaran sesuai dengan strategi pemasaran.

(43)

Bauran Pemasaran

Gambar 2. Unsur-Unsur Dalam Bauran Pemasaran. Gambar 2. Unsur-Unsur Dalam Bauran Pemasaran.

Sumber : Kotler (1997) Sumber : Kotler (1997)

1) Produk 1) Produk

Kotler (1997) mendefinisikan produk sebagai segala sesuatu yang dapat ditawarkan untuk memuaskan suatu kebutuhan dan keinginan. Istilah lain produk adalah penawaran (offering), dan pemecahan (solution). Produk dibedakan menjadi 3 jenis yaitu barang fisik, jasa dan gagasan. Produk yang bermutu jelas merupakan kepentingan produsen atau perusahaan terutama untuk memperluas wilayah pemasarannya untuk konsumen yang ingin dipuaskan keinginan dan kebutuhannya. Penetapan mutu produk yang diinginkan pasar sebagai salah satu sasaran atau strategi perusahaan bisa menjadi salah satu persyarat utama perusahaan bersaing. Mutu produk dapat memberi kontribusi sebagai salah satu keunggulan “differensial” bagi perusahaan untuk menguasai pasar.

Kotler (1997) mendefinisikan produk sebagai segala sesuatu yang dapat ditawarkan untuk memuaskan suatu kebutuhan dan keinginan. Istilah lain produk adalah penawaran (offering), dan pemecahan (solution). Produk dibedakan menjadi 3 jenis yaitu barang fisik, jasa dan gagasan. Produk yang bermutu jelas merupakan kepentingan produsen atau perusahaan terutama untuk memperluas wilayah pemasarannya untuk konsumen yang ingin dipuaskan keinginan dan kebutuhannya. Penetapan mutu produk yang diinginkan pasar sebagai salah satu sasaran atau strategi perusahaan bisa menjadi salah satu persyarat utama perusahaan bersaing. Mutu produk dapat memberi kontribusi sebagai salah satu keunggulan “differensial” bagi perusahaan untuk menguasai pasar.

(44)

konsumen terhadap merek produknya (brand loyality). Pelayanan merupakan penunjang pemasaran produk dan dapat dilihat sebagai salah satu keseluruhan paket produksi untuk memenuhi kebutuhan selera langganannya. Pelayanan tersebut bisa berbentuk perhatian perorang, pengiriman jaminan uang kembali, pelayanan purna jual dan sebagianya. Pengemasan adalah segala kegiatan merancang dan mengahasilkan atau bungkus suatu produk. Kemasan diperlukan oleh produk fisik untuk memberikan manfaat-manfaat seperti perlindungan, manfaat ekonomi, kemudahan dan promosi.

2) Harga

Kotler (1997) mendefinisikan harga sebagai sejumlah nilai uang yang bersedia dibayarkan konsumen atau pembeli untuk mendapatkan produk. Harga perlu disesuaikan dengan spesifikasi atau citra produk di pasaran. Konsumen tidak lagi sekedar membeli secara fisik atas dasar kebutuhan, tetapi lebih dari pada itu membeli fungsi, citra maupun status. Salah satu sarana efektif untuk menentukan citra atau status produk adalah harga. Penentuan harga dapat dilakukan dengan melihat daya beli konsumen dan jumlah yang cukup dalam menutupi ongkos produksi. Selain itu, produsen juga memperhatikan harga yang ditawarkan pesaing. Strategi harga seperti diskon, rabat, sistem kredit dan sebagianya merupakan promosi dalam bentuk harga. Strategi promosi harga tersebut bisa memperbesar volume penjualan, walaupun tingkat keuntungan jangka panjang akan berkurang.

Banyak perusahaan yang tidak menangani penetapan harga dengan baik. Secara umum kesalahan yang terjadi adalah penetapan harga yang selalu berorientasi pada biaya, harga yang kurang direvisi untuk mengambil keuntungan dari perubahan pasar, harga ditentukan secara independent dari bauran pemasaran lainnya dan bukan sebagai unsur intrinsik dari posisi pasar, serta kurang cukup bervariasi untuk berbagai macam produk, segmen pasar dan saat pembelian (Kotler,1997)

3) Distribusi

(45)

produsen atau perusahaan menjual langsung ke konsumen. Kotler (2005) hubungan kerja yang baik antar saluran pemasaran sangat diperlukan untuk membentuk rantai pemasaran yang kohesif dan kuat dalam melayani konsumen. Produsen harus berusaha menarik distributor atau penyalur yang berada dalam posisi independent dan seringkali menguntungkan karena dekat dengan pasar atau konsumen, perlu menjalin kerjasama antara lain dengan memberi informasi pasar dan memahami kesulitan dan kepentingan produsen. 4) Promosi

Kotler (2005) mendefinisikan promosi sebagai unsur dalam pemasaran yang didayagunakan untuk memberitahukan, membujuk dan mengingatkan tentang produk perusahaan. Promosi adalah usaha yang dilakukan untuk memperkenalkan atau memberikan informasi produk kepada konsumen. Promosi pada dasarnya suatu usaha dalam bidang informasi, himbauan (bujukan) dan komunikasi dengan tujuan untuk mengubah sikap ataupun mendorong orang dalam bertindak. Menurut Kotler (2005) ada beberapa faktor yang menyebabkan perlunya pelaksanaan promosi yaitu sebagai berikut:

a) Jumlah konsumen yang potensial semakin meningkat. b) Persaingan antar perusahaan meningkat.

c) Adanya kelesuan-kelesuan ekonomi.

d) Adanya perkembangan-perkembangan ekonomi yang pesat dimana kegiatan pemasaran tidak hanya berhenti setelah produk dikembangkan, ditentukan harganya dan didistribusikan pada konsumen tetapi lebih jauh lagi produk terseebut harus dikomunikasikan kepada calon konsumen dengan promosi.

Menurut Kotler (2005), metode promosi dibagi menjadi lima jenis yaitu : Periklanan (Advertising), Promosi Penjualan (Sales Promotion), Hubungan Masyarakat (Public Relation), Penjualan Pribadi (Personal Selling),

(46)

3.1.2 Strategi Pemasaran

Menurut David (2002), perumusan startegi pemasaran adalah pengembangan rencana jangka panjang untuk manajemen efektif dari peluang dan ancaman lingkungan, dilihat dari kekuatan dan kelemahan perusahaan. Menurut Pearce dan Robinson (1997) startegi pemasaran mengartikulasikan sebuah rencana dalam penggunaan terbaik sumberdaya dan keunggulan perusahaan untuk mencapai tujuannya.

Menurut Kotler (1997), startegi pemasaran terdiri dari prinsip-prinsip dasar yang mendasari manajemen pemasaran untuk mencapai tujuan bisnis dan pemasarannya dalam sebuah pasar sasaran. Strategi adalah tujuan jangka panjang dari suatu perusahan, serta rumusan pada pendayagunaan dan semua alokasi sumberdaya yang penting untuk mencapai tujuan tersebut (Rangkuti,2005). Pemahaman yang baik mengenai konsep strategi dan konsep-konsep lain yang berkaitan, sangat menentukan suksesnya strategi yang disususn. Konsep-konsep strategi tesebut meliputi :

1. Distinctive Strategy

Distinctive Strategy yaitu tindakan yang dilakukan oleh perusahaan agar dapat melakukan kegiatan lebih baik dibandingkan dengan pesaingnya. Suatu perusahaan yang memiliki kekuatan yang tidak mudah ditiru oleh perusahaan pesaing dipandang sebagian perusahaan yang Distinctive Strategy. Terdapat dua faktor yang dapat menyebabkan suatu perusahaan dapat unggul dibandingkan dengan pesaingnya adalah keahlian tenaga kerja serta kemampuan sumberdaya yang dimiliki. Keahlian sumberdaya manusia yang tinggi muncul dari kemampuan membentuk fungsi khusus yang lebih efektif dibandingkan pesaingnya.

2. Keunggulan Bersaing (Competitive Advantage)

(47)

perusahaan dengan memanfaatkan skala ekonomis, efisiensi produk, penggunaan teknologi, kemudahan akses dengan bahan baku, dan sebagainya.

3.1.3 Analisis Lingkungan Internal

David (2003) mengemukakan bahwa lingkungan internal adalah lingkungan yang terjadi didalam aktifitas perusahaan, hal ini berkaitan dengan adanya kekuatan dan kelemahan. Mengidentifikasi faktor-faktor strategis internal yaitu kekuatan dan kelemahan juga akan menentukan apakah perusahaan mampu mengambil keuntungan dari peluang-peluang yang ada sambil menghindari ancaman-ancaman. Aspek-aspek internal perusahaan yang dapat dianalisis pada umumnya dibagi dalam aspek sumber daya manusia, produksi atau operasi, penelitian dan pengembangan, keuangan, pemasaran, dan segmentasi pasar.

1. Sumber Daya Manusia

Menganalisis kemampunan sumber daya manusia yang ada, baik ditingkat manajemen dan tenaga kerja. Setiap faktor sumberdaya dan karyawan dapat menambah kemampuan perusahaan dalam mencapai tujuan dan berhubungan dengan proses seleksi, penerimaan, penilaian motivasi, pelatihan dan pengembangan karyawan, keterampilan karyawan dan jumlah karyawan yang dibutuhkan. Sumber daya manusia atau karyawan merupakan aset yang sangat berharga bagi suatu bentuk usaha.

2. Produksi atau Operasi

Menganalisis kekuatan dan kelemahan dari kegiatan pabrikasi dan produksi serta teknologi yang digunakan, diperlukan evaluasi biaya dan ketersediaan bahan baku serta hubungan dengan pemasok. Sistem pengendalian persediaan serta perputaran persediaan, lokasi, fasilitas, tata letak dan kegunaan fasilitas. Dalam mengoperasikan sebuah sistem produksi akan menghasilkan jumlah produk atau jasa yang dibutuhkan dengan kualitas tertentu, pada harga yang sudah ditentukan dan dalam waktu yang sudah ditetapkan.

3. Penelitian dan Pengembangan

(48)

mendapatkan keunggulan biaya melalui efisiensi. Penelitian dan pengembangan memulai pengembangan produk baru sebelum dilakukan pesaing, memperbaiki mutu produk atau memperbaiki proses pengolahan untuk mengurangi biaya.

4. Keuangan

Menganalisis kekuatan dan kelemahan dari sistem yang telah dijalankan melalui kinerja keuangan perusahaan. Beberapa hal yang dapat dianalisis adalah mengenai bagaimana kemampuan perusahaan mendapatkan modal, bagaimana sistem akuntansi perusahaan dan bagaimana biaya modal relatif terhadap biaya modal industri atau pesaing. Cara yang dapat dilakukan misalnya dengan menganalisis rasio keuangan perusahaan dan bisa juga dengan menganalisis tingkat nilai tambah individual perusahaan dibanding pesaing.

5. Pemasaran

Faktor-faktor kunci internal yang termasuk dalam aspek ini adalah produk perusahaan, keleluasaan lini produk, kemampuan perusahaan mengumpulkan informasi pasar, konsenterasi penjualan pada sedikit produk atau kepada sedikit pelanggan, kemampuan mengumpulkan informasi yang dibutuhkan tentang pasar, saluran distribusi, strategi pendapatan harga dan fleksibilistas penetapan harga, layanan purna jual dan tindak lanjut, loyalitas merek dan promosi.

Menurut Pearce dan Robinson (1997), Perusahaan tidak mungkin mengevaluasi semua faktor kunci internal untuk mengembangkan atau merevisi suatu strategi, manajer akan memilih beberapa faktor yang paling mungkin menjadi landasan keberhasilan. Faktor strategik tiap perusahaan akan berbeda menurut industri, segmen pasar, siklus hidup produk dan posisi perusahaan pada saat tertentu.

6. Segmentasi Pasar

(49)

posisi mana yang akan dikejar, jenis produk baru apa untuk dikembangkan, dan bagaimana memastikan bahwa produk-produk perusahaan tidak bersaing secara langsung satu sama lain. Penggunaan pemasaran segmentasi untuk mengidentifikasikan pelanggan potensial untuk meningkatkan kinerja finansial perusahaan.

3.1.4 Analisis Lingkungan Eksternal

Menurut David (2003), mengemukakan bahwa analisis eksternal adalah pengungkapan peluang dan ancaman utama yang dihadapi perusahaan, sehingga dengan adanya peluang maka akan didapatkan keuntungan, sebaliknya dengan adanya ancaman maka perusahaan akan berusaha untuk menghindarinya. Lingkungan eksternal dapat dibedakan menjadi dua yaitu lingkungan mikro dan lingkungan makro.

1 Lingkungan Makro

Lingkungan makro merupakan situasi dan kondisi yang berada diluar perusahaan yang secara langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi perusahaan. Lingkungan makro terdiri dari faktor politik, ekonomi, sosial dan teknologi.

a. Faktor Politik

Politik dibentuk oleh hukum, badan pemerintah dan kelompok tertentu yang berwenng untuk mempengaruhi dan membatasi aktivitas tertentu dari suatu perusahaan. Beberapa contoh adalah undang-undang perdagangan, kebijakan moneter, kebijakan fiskal, kebijakan politik dalam dan luar negeri dapat mempengaruhi perusahaan bisa menjadi ancaman ataupun peluang.

b. Faktor Ekonomi

(50)

inflasi, pola konsumsi, kurs mata uang, dan sebagainya mungkin merupakan faktor-faktor ekonomi yang mempengaruhi daya beli konsumen.

c. Faktor Sosial

Faktor sosial yang dapat mempengaruhi adalah kepercayaan, nilai-nilai, norma, keyakinan, opini, gaya hidup, dan sebagainya. Kesemuanya itu secara sadar atau tidak telah terbentuk berdasarkan lingkungan tempat tinggal mereka. Misalnya saja masuknya tenaga kerja wanita kedalam pasar tenaga kerja hal ini tidak hanya mempengaruhi kebijakan tetapi juga dapat merubah permintaan terhadap produk yang dibutuhkan karena ketiadaan wanita di rumah.

d. Faktor Teknologi

Perusahaan harus waspada terhadap perubahan teknologi yang mungkin dapat mempengaruhi industrinya. Adaptasi teknologi yang kreatif dapat membuka kemungkinan terciptanya produk baru, penyempurnaan produk yang sudah ada, atau penyempurnaan dalam hal tekhnik produksi dan pemasaran. Perkembangan teknologi atau penemuan-penemuan baru terhadap teknologi dapat mempengaruhi pola konsumsi pasar yang dapat mempengaruhi juga terhadap perusahaan.

2 Lingkungan Mikro

(51)

Pendatang Baru

Pembeli Pemasok

Pesaing Industri

Persaingan Diantara Perusahaan Yang Sudah Ada

Produk Subtitusi

Gambar 3. Kekuatan-Kekuatan Yang Memicu Persaingan Industri. Sumber : David (2003)

a. Ancaman Pendatang Baru

Pendatang baru ke suatu industri membawa masuk kapasitas baru, keinginan untuk merebut bagian pasar (Market share) dan sering kali sumber daya yang cukup besar. Besarnya ancaman masuk tergantung pada hambatan masuk yang ada dan pada reaksi dari peserta persaingan yang sudah ada menurut perkiraan calon pendatang baru. Ancaman pendatang baru didalam industri ditentukan oleh beberapa parameter yang disebut hambatan masuk (barrier to entry) antara lain yaitu skala ekonomi, diferensiasi produk, banyaknya modal yang dibutuhkan, akses ke pemasok dan pengaruh kebijakan pemerintah.

b. Ancaman Produk Pengganti

(52)

c. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli

Pembeli atau pelanggan yang kuat dapat juga menekan harga menurut kualitas lebih tinggi atau layanan lebih banyak dan mengadu domba antar sesama anggota industri. Semua hal ini dapat menurunkan harga industri. Kekuatan tawar menawar pembeli ditentukan oleh beberapa faktor yaitu besarnya jumlah pembelian, ciri produk, kemudahaan pembelian beralih ke produk pesaing, kesempatan integrasi kebelakang, keuntungan yang diperoleh pembeli dan informasi yang dimiliki oleh pembeli.

d. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok

Pemasok dapat memanfaatkan kekuatan tawar menawarnya atas para anggota industri dengan menaikan harga atau menurunkan kualitas barang dan jasa yang dijualnya.pemasok yang kuat karenanya dapat menekan kemampuan laba suatu industri yang tidak dapat mengimbangi kenaikan biaya dengan menaikan harganya sendiri. Pemasok yang kuat dapat dilihat dari sejauh mana kemampuan pemasok dalam mempengaruhi industri melalui kenaikan harga, pengurangan kualitas produk yang dipasok, peran produk yang dipasok bagi pelanggan, ancaman produk pengganti dan ancaman integrasi kedepan oleh pemasok.

e. Persaingan Antar Perusahaan Industri

Persaingan dikalangan anggota industri terjadi karena mereka berebut posisi dengan menggunakan taktik seperti persaingan harga, introduksi produk, dan persaingan iklan. Tingkat persaingan antar perusahaan dalam suatu industri dipengaruhi beberapa faktor yaitu jumlah pesaing, karakteristik pesaing, biaya tetap yang dibutuhkan peningkatan kapasitas oleh pesaing, pertumbuhan industri dan hambatan keluar industri.

3.1.5 Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats)

(53)

Perencanaan strategis harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan dalam kondisi yang ada saat ini. Hal ini disebut dengan analisis situasi dan yang paling populer untuk analisis situasi adalah analisis SWOT. Analisis SWOT merupakan cara yang sistematik dapat dilakukan untuk semua aspek situasi pemasaran.

3.1.6 Analisis QSPM (Quantitative Strategic Planning Matriks)

Disamping membuat peringkat strategi untuk menghasilkan daftar prioritas, hanya ada satu teknik analisis yang didesain untuk menentukan daya tarik relatif dan alternatif tindakan yang layak. Matiks perencanaan strategi kuantitatif (QSPM) yang termasuk dalam tahap akhir dari kerangka kerja analisis perumusan strategi, teknik ini secara objektif mengindikasikan alternatif strategi mana yang terbaik.

Tahap terakhir dalam perumusan strategi adalah tahap keputusan QSPM adalah alat yang memungkinkan penyusunan strategi untuk mengevaluasi alternatif strategi secara objektif dan dengan penilaian intuitif yang baik berdasarkan faktor keberhasilan kunci internal dan eksternal yang telah diidentifikasi sebelumnya. Setelah melewati tahap input dan pencocokan, perusahaan harus dapat mengambil keputusan tentang strategi terbaik dan yang paling cocok diterapkan dengan kondisi lingkungan internal dan eksternalnya.

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional

Gambar

Tabel 1. Perkembangan Jumlah Restoran dan Rumah Makan Di Kota
Tabel 3. Kandungan Gizi  Coklat Per 100 Gram.
Tabel 4. Perbandingan    Antara   Rata-Rata  Penjualan   Per  Hari  Death
Tabel 5. Jumlah Produksi Death By Chocolate & Spageti Restaurant Dari
+7

Referensi

Dokumen terkait

Potensi dan peluang perkembangan pertanian organik pada subsektor hortikultura terutama pada tanaman sayuran memiliki prospek yang baik dan telah berkembang dalam beberapa

Lazuardi (2008) mengenai Formulasi Strategi Pengembangan Usaha Restoran Macaroni Panggang (MP) Bogor. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor eksternal yang

Perubahan pola hidup dan gaya hidup masyarakat perlu mendapat perhatian yang serius dalam melihat pengaruhnya terhadap potensi pasar bagi industri perbankan, khususnya untuk

Strategi ini menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang-peluang eksternal agar memperoleh keuntungan bagi perusahaan. Alternatif yang dapat

Dengan adanya kekuatan di KPS Bogor, yaitu struktur organisasi sudah berjalan dengan efektif, hubungan yang baik antara pengurus, dengan peluang adanya impor yang banyak di dalam

No.. 103 Strategi kedua yang diterapkan oleh Restoran Pondok Sekararum adalah “melakukan penetrasi pasar” dengan nilai TAS sebesar 6,673. Strategi ini bertujuan

Faktor Eksternal meliputi: peluang perkembangan teknologi, peningkatan jumlah penduduk, sedangkan pada ancaman yaitu produk sejenis, dan perubahan selera.2 Berdasarkan Hasil Analisis

Alternatif strategi berdasarkan matriks SWOT Gambar 4 yang dihasilkan, yaitu: Strategi 1 : Pengembangan pasar baru secara intensif Strategi 2 : Menjalin kerjasama dengan para