• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Komunikasi dan Lingkungan Kerja Fisik terhadap Semangat Kerja Karyawan PT Artha Angkasa Tebing Tinggi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Komunikasi dan Lingkungan Kerja Fisik terhadap Semangat Kerja Karyawan PT Artha Angkasa Tebing Tinggi"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN 1 Kuesioner Penelitian

KUESIONER PENELITIAN Bapak/Ibu yang terhormat,

Pernyataan yang ada dalam rangka penyusunan skripsi ini hanya untuk

data penelitian dengan judul “Pengaruh Komunikasi dan Lingkungan Kerja Fisik

terhadap Semangat Kerja Karyawan PT Artha Angkasa Tebing Tinggi”. Petunjuk Pengisian Kuesioner

1. Berilah tanda checklist (√) pada jawaban yang Bapak/Ibu anggap sesuai. 2. Setiap pertanyaan hanya membutuhkan satu jawaban saja.

3. Berikanlah jawaban singkat pada bagian pertanyaan identitas responden yang membutuhkan jawaban tertulis Bapak/Ibu.

I. Identitas Responden

1. Umur Responden :

2. Jenis Kelamin : a. Pria b. Wanita (silang salah satu)

3. Lama bekerja :

II. Petunjuk Pengisian

Isi Jawaban berikut sesuai dengan pendapat Bapak/Ibu dengan cara memberikan checklist (√) pada kolom yang tersedia. Adapun makna dari tanda tersebut adalah sebagai berikut:

No. Item Instrumen Skor

1 2 3 4 5

Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju

Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

(2)

Variabel Komunikasi ( )

No. Pernyataan SS S KS TS STS

1

Perintah atau instruksi yang diberikan pimpinan kepada Bapak/Ibu dapat di mengerti dengan baik.

2

Pimpinan menjelaskan prosedur untuk setiap pekerjaan yang dilaksanakan oleh Bapak/Ibu.

3 Pimpinan memberi teguran atas kesalahan Bapak/Ibu.

4 Pimpinan memberi pujian bila Bapak/Ibu menjalankan tugas dengan memuaskan. 5 Saran yang diberikan Bapak/Ibu terhadap

perusahaan dapat diterima dengan baik. 6

Laporan hasil pekerjaan yang Bapak/Ibu berikan kepada pimpinan mendapat respon yang baik.

7

Bapak/Ibu selalu memberikan informasi terbaru tentang pekerjaan kepada karyawan lain untuk pencapaian tujuan perusahaan. 8 Pimpinan atau karyawan mendistribusikan

koordinasi tugas.

9 Pimpinan atau karyawan rapat untuk mendiskusikan konflik.

10

Komunikasi yang baik dengan karyawan bagian lain mempermudah Bapak/Ibu untuk memperoleh informasi secara cepat tentang pekerjaan.

11 Adanya ketergantungan diantara bagian yang satu dengan bagian yang lain. 12 Bapak/Ibu selalu berkoordinasi dengan

karyawan bagian lain.

Variabel Lingkungan Kerja Fisik ( )

No. Pernyataan SS S KS TS STS

1 Bapak/Ibu senang dengan penataan warna di tempat kerja.

2 Kualitas penerangan yang tersedia ditempat kerja Bapak/Ibu sudah memadai.

3 Kualitas udara diruangan kerja Bapak/Ibu baik.

(3)

5 Ruang kerja Bapak/Ibu memungkinkan untuk bergerak leluasa.

6 Kebersihan di tempat kerja Bapak/Ibu terjaga dengan baik.

Variabel Semangat Kerja (Y)

No. Pernyataan SS S KS TS STS

1 Produktivitas yang Bapak/Ibu berikan sesuai dengan beban kerja.

2 Bapak/Ibu selalu hadir setiap hari kerja. 3 Bapak/Ibu betah bekerja di perusahaan ini. 4 Bapak/Ibu tidak pernah merusak peralatan

kantor pada saat bekerja.

5 Bapak/Ibu senang dengan pekerjaan yang diberikan.

6

Hubungan Bapak/Ibu dengan atasan tidak baik sehingga ingin melakukan pemogokan kerja.

Terimakasih atas partisipasi Bapak/Ibu Hormat Saya,

(4)

LAMPIRAN 2

Distribusi Jawaban Uji Validitas dan Reliabilitas Nomor

Responden

Komunikasi Lingkungan

Kerja Fisik Semangat Kerja 1 3 2 4 1 1 4 4 5 4 4 2 4 4 4 3 3 3 3 2 4 1 1 4 3 3 2 1 1 3 3 1 3 1 3 2 3 1 3 1 5 4 4 1 1 1 3 3 1 3 1 1 3 4 3 3 2 4 5 5 3 3 3 2 3 2 4 3 4 2 4 3 3 2 4 5 2 4 4 4 2 4 3 3 3 2 3 4 2 5 3 4 5 4 4 2 4 2 4 3 3 3 2 4 5 5 4 4 3 2 4 4 4 4 4 2 4 5 4 5 5 5 5 4 4 3 2 4 5 5 6 4 3 2 2 2 4 3 2 3 2 2 3 3 4 2 4 2 4 3 2 2 2 4 2 4 7 5 5 5 5 5 4 4 3 4 2 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 8 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 9 4 4 4 5 2 5 3 5 2 4 1 1 4 5 4 5 4 4 4 4 5 2 5 4 4 10 5 5 4 3 4 4 5 3 5 2 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 3 4 4 5 5 11 5 4 4 5 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 5 4 4 5 4 4 5 3 3 4 5 12 3 3 3 3 4 4 2 4 3 3 2 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 13 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 3 3 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 14 4 4 4 4 3 4 5 4 2 4 1 2 4 3 3 3 5 4 4 4 4 3 4 5 4 15 2 2 3 3 2 3 4 1 3 3 3 4 4 4 3 3 1 2 2 3 3 2 3 1 2 16 3 2 3 3 2 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 17 4 4 4 3 2 4 4 2 3 4 1 4 5 4 4 3 4 4 4 4 3 2 4 4 4 18 5 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 2 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 19 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 20 1 2 1 1 2 1 2 1 4 1 2 2 1 1 1 1 4 1 2 1 1 2 1 4 1 21 4 4 5 4 4 4 5 4 5 5 4 4 5 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 22 1 1 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 1 2 3 3 2 2 1 23 3 2 3 2 1 3 2 3 1 3 1 2 2 4 3 2 1 3 2 3 2 1 3 1 3 24 2 2 4 1 1 3 1 3 4 4 1 3 2 5 2 4 1 2 2 4 1 1 3 1 2 25 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 4 3 4 3 5 2 2 2 2 2 2 3 2 2 26 4 5 4 4 3 4 5 4 4 4 3 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 3 4 4 4 27 3 2 3 4 2 3 4 3 4 3 4 4 5 5 4 4 2 3 2 3 4 2 3 2 3 28 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 5 5 5 3 4 1 4 3 3 4 3 4 1 4 29 4 3 4 4 2 4 5 4 4 4 3 4 5 5 4 3 2 4 3 4 4 2 4 2 4 30 3 4 2 4 2 3 3 3 4 2 4 4 5 4 3 3 3 3 4 2 4 2 3 3 3 Keterangan skor:

Sangat Setuju : 5

Setuju : 4

Netral : 3

Tidak Setuju : 2

(5)

LAMPIRAN 3

Uji Validitas dan Reliabilitas

Item-Total Statistics Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

VAR00001 76.07 306.138 .857 .948

VAR00002 76.41 306.894 .867 .948

VAR00003 76.10 317.239 .767 .950

VAR00004 76.28 314.993 .675 .950

VAR00005 76.79 317.170 .634 .951

VAR00006 75.97 322.963 .683 .951

VAR00007 76.03 311.034 .716 .950

VAR00008 76.28 325.421 .493 .952

VAR00009 76.14 328.552 .426 .953

VAR00010 76.41 328.394 .413 .953

VAR00011 76.86 322.552 .476 .953

VAR00012 76.14 329.123 .375 .954

VAR00013 75.79 305.741 .782 .949

VAR00014 75.31 322.507 .541 .952

VAR00015 75.97 314.106 .720 .950

VAR00016 75.76 319.618 .637 .951

VAR00017 76.48 309.759 .654 .951

VAR00018 76.07 306.138 .857 .948

VAR00019 76.41 306.894 .867 .948

VAR00020 76.10 317.239 .767 .950

VAR00021 76.28 314.993 .675 .950

VAR00022 76.79 317.170 .634 .951

VAR00023 75.97 322.963 .683 .951

VAR00024 76.48 309.759 .654 .951

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

(6)

LAMPIRAN 4

Distribusi Jawaban Kuesioner Penelitian Nomor

Responden

Komunikasi Lingkungan

(7)
(8)

88 2 4 3 4 5 5 3 5 3 5 5 4 4 5 5 4 3 5 5 4 4 5 5 4 89 2 3 4 4 5 4 3 3 4 5 4 4 3 5 4 4 3 5 4 4 3 5 4 4 90 2 3 4 4 2 5 3 2 4 2 4 5 3 4 3 3 3 2 4 5 3 4 3 3 91 2 3 3 4 3 2 2 3 4 5 3 3 3 4 3 4 5 5 3 3 3 4 3 4 92 4 5 4 4 5 4 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 2 93 2 3 3 3 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 94 1 2 5 5 3 3 4 5 5 3 5 5 4 5 4 5 4 3 5 5 4 5 4 2

LAMPIRAN 5

Regresi Linier Berganda

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .763a .583 .574 2.05737

a. Predictors: (Constant), LINGKUNGAN KERJA FISIK, KOMUNIKASI b. Dependent Variable: SEMANGAT KERJA

ANOVAa Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 537.936 2 268.968 63.544 .000b Residual 385.181 91 4.233

Total 923.117 93

a. Dependent Variable: SEMANGAT KERJA

b. Predictors: (Constant), LINGKUNGAN KERJA FISIK, KOMUNIKASI

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 2.014 2.050 .982 .329

KOMUNIKASI .226 .052 .340 4.347 .000

LINGKUNGAN

KERJA FISIK .498 .073 .534 6.820 .000

(9)
(10)
(11)

DAFTAR PUSTAKA Buku

Nitisemito, Alex, S, 2002, Manajemen Personalia, Edivisi Revisi, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta.

Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Keempat. CV. Alfabeta, Bandung.

Siagian, Sondang P, 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan Kelima, Bumi Aksara, Jakarta.

Tohardi, Ahmad, 2002. Pemahaman Praktis Manajemen Sumber Daya Manusia, Mandar Maju, Bandung.

Purwanto, Djoko. 2006. Komunikasi Bisnis. Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara Effendy, Onong Uchjana, 2006. Ilmu Komunikasi (Teori dan Praktek), Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Situmorang, Syafrizal Helmi, dan Muslich Lutfi. 2012. Analisis Data Untuk Riset Manajemen dan Bisnis, USU Press: Medan.

Robbins dan Judge, 2008. Perilaku Organisasi, Salemba Empat. Jakarta.

Sedarmayanti. 2001. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung:Mandar Maju.

Sarwono, Sarlito Wirawan, 2005. Psikologi Lingkungan. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Grasindo.

Robbins, Stephen. P. 2002. Perilaku Organisasi. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia.

Nitisemito, Alex. S (2001). Manajemen Personalia: Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta:Ghalia Indonesia.

Buchari Alma. 2003. Kewirausahaan. CV Alfabeta. Bandung. Skripsi

(12)

Hasdianti. 2013. Pengaruh Motivasi Dan Komunikasi Efektif Terhadap Semangat Kerja Pegawai Pada Bagian Kepegawaian. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Ginting. 2012. Pengaruh Pemberian Insentif dan Lingkungan Kerja terhadap Semangat Kerja Karyawan pada Balai Latihan Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera Utara. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Jurnal

Prayudi dan Ardana. 2014. Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Komunikasi dan Lingkungan Kerja terhadap Semangat Kerja Karyawan pada PT BPR Tish Sukawati Gianyar. E-journal Universitas Udayana. Bali.

Dharmawan dan Sudharma. 2013. Pengaruh Kepemimpinan, Kompensasi Finansial dan Lingkungan Kerja Fisik terhadap Semangat Kerja pada CV Leo Silver Batuyang Gianyar. E-journal Universitas Udayana. Bali. Kinjerski dan Skrypnek. 2009. Creating organizational conditions that foster

employee spirit at work. Leadership & Organization Development Journal. Volume 27, Issue 4.

Neely, Greg H. 2009. The Relationship Between Employee Morale And Employee Productivity. Internasional Journal Research of Oklahoma. 1(5): h: 23-42.

Richard Aborisade and Emeka E. Osbioha. 2009. The Role of Motivation in Enhancing Job Commitment in Nigeria Industries: A Case Study of Energy Foods Company Limited Ibadan. International Journal University of Ibadan, 19(2), pp: 149.

Ololube, Nwachukwu. 2010. Teachers Job Satisfaction and Motivation for School Effectiveness: An Assessment. International Journal of Helsinki Finlandia University.

Devina Upadhyay, Anu Gupta. 2012. Morale, Welfare measures, Job Satisfaction: The Key Mantras for Gaining Competitive Edge. International Journal of Physical and Social Sciences, 2(7), pp: 92.

Bhattacharya, Swaha. 2012. Work Environment and Adjustment Pattern. Social Science International, 28(2), pp: 319-331.

(13)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Berdasarkan metode penelitian yang dilakukan, penelitian ini merupakan penelitian asosiatif kausal. Menurut Sugiyono (2005:6), penelitian asosiatif kausal adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengungkapkan permasalahan yang bersifat hubungan sebab akibat antara dua variabel atau lebih. Dalam penelitian ini terdapat variabel independen yaitu komunikasi (X1) dan lingkugan kerja fisik (X2) serta variabel dependen yaitu semangat kerja (Y).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT Artha Angkasa Tebing Tinggi yang berlokasi di jl. Amd no. 52 kelurahan Bulian kecamatan Bajenis kota Tebing Tinggi. Waktu penelitian dilaksanakan dari Oktober 2015 hingga Desember 2015. 3.3 Batasan Operasional

Batasan operasional dilakukan untuk menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis permasalahan dalam penelitian yang dilakukan. Penelitian ini dilaksanakan di PT Artha Angkasa Tebing Tinggi dan adapun variabel dalam penelitian ini adalah:

a. Variabel independent (variabel bebas), yaitu komunikasi (X1) dan lingkungan kerja fisik (X2).

b. Variabel dependent (variabel terikat), yaitu semangat kerja karyawan (Y). 3.4 Definisi Operasional

(14)

terhadap faktor lainnya. Definisi variabel memberikan arahan pada peneliti tentang tata cara mengukur suatu variabel. Dalam penelitian ini ada dua variabel penelitian yaitu:

1. Variabel independent (variabel bebas) adalah variabel yang nilainya tidak terikat pada variabel lain. Adapun yang menjadi variabel independent dari penelitian ini adalah:

a. Komunikasi (X1)

b. Lingkungan Kerja Fisik (X2)

2. Variabel dependent (variabel terikat) adalah variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel lain. Adapun yang menjadi variabel dependent dari penelitian ini adalah:

a. Semangat Kerja Karyawan (Y)

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Definisi Dimensi Indikator Skala Komunikasi (X1) Suatu proses komunikasi PT Atha Angkasa yang menggunakan media yaitu bahasa atau simbol-simbol yang biasa digunakan untuk mentransfer pesan-pesan dari pemberi pesan ke penerima pesan melalui proses komunikasi agar diperoleh suatu hasil yang berarti bagi PT Artha Angkasa.

(15)

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel b. Horizontal 1. Informasi 2. Koordinasi tugas dengan bagian yang sama 3. Rapat c. Diagonal 1. Informasi diterima dengan cepat 2. Hubungan antar divisi 3. Koordinasi dengan bagian lain Lingkungan Kerja Fisik (X2) Semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat di PT Artha Angkasa yang dapat mempengaruhi karyawan baik secara langsung maupun tidak langsung.

Penglihatan 1. Pewarnaan 2. Penerangan

Likert Penciuman Udara

Pendengaran Suara bising

Motorik 1. Ruang gerak 2. Kebersihan Semangat Kerja (Y) Keinginan dan kesungguhan karyawan PT Artha Angkasa dalam mengerjakan pekerjaan dengan baik serta untuk mencapai prestasi kerja yang maksimal. 1. Produktivitas kerja 2. Absensi karyawan 3. Tingkat turnover 4. Tingkat kerusakan 5. Kegelisahan dalam bekerja 6. Pemogokan Likert

Sumber: Purwanto (2003), Sedarmayanti (2001), Neely (2009), diolah (2015) 3.5 Skala Pengukuran Variabel

(16)

pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan (Sugiyono, 2005:104).

Penentuan skor/nilai disusun berdasarkan Skala Likert pendapat responden merupakan hasil penjumlahan dari nilai skala yang diberikan pada tiap jawaban pada kuesioner. Seperti yang disajikan pada Tabel 3.2 pada tahap ini masing-masing jawaban responden dalam kuesioner diberikan kode sekaligus skor guna menentukan dan mengetahui frekuensi kecenderungan responden terhadap masing-masing pertanyaan yang diukur dengan angka.

Tabel 3.2

Instrumen Skala Likert

No. Item Instrumen Skor 1

2 3 4 5

Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju

Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

5 4 3 2 1 Sumber: Sugiyono (2005:105)

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian a. Populasi

(17)

Tabel 3.3

Jumlah Karyawan PT Artha Angkasa Tebing Tinggi

Sumber: PT Artha Angkasa Tebing Tinggi b. Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus Slovin. Dimana rumus Slovin adalah sebagai berikut:

=

Dimana:

n = ukuran sampel N = ukuran populasi

e = persen kelonggaran karena kesalahan pengambilan sampel Dari jumlah populasi yang telah disebutkan dengan tingkat kelonggaran ketidaktelitian sebesar 10% maka dengan menggunakan rumus di atas diperoleh sampel sebesar:

=

=

= Sampel dibulatkan menjadi 94 orang.

No. Unit Kerja (Bagian) Jumlah Karyawan

1 Keuangan 12

2 Akuntansi 9

3 Administrasi 10

4 Transportasi 40

5 Operasional 20

(18)

Untuk menarik sampel dari populasi digunakan teknik random sampling. Rumus yang dipakai adalah sebagai berikut:

= x n Keterangan:

= Angka sampel pada proporsi ke 1 = Populasi ke 1

n = Sampel yang diambil dalam penelitian N = Populasi total

Contoh sampel di bagian keuangan PT Artha Angkasa Tebing Tinggi: =

x 94 = 9.3

= 9 Tabel 3.4

Distribusi Sampel PT Artha Angkasa Tebing Tinggi

Sumber: PT Artha Angkasa Tebing Tinggi 3.7 Jenis Data

Data adalah hasil pencatatan penulis, baik yang berupa fakta ataupun angka. Data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun informasi, sedangkan informasi adalah hasil pengolahan data yang dipakai untuk suatu keperluan (Marzuki, 2005:55).

Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data, yakni:

No. Unit Kerja (Bagian) Jumlah Karyawan Jumlah Sampel

1 Keuangan 12 9

2 Akuntansi 9 7

3 Administrasi 10 8

4 Transportasi 40 31

5 Operasional 20 16

6 Umum 30 23

(19)

a. Data primer

Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden terpilih pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan memberikan daftar pertanyaan/kuesioner dan observasi kepada karyawan yang bekerja di PT Artha Angkasa Tebing Tinggi.

b. Data Sekunder

Data Sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi dokumentasi dengan mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal, dan majalah dan situs internet untuk mendukung penelitian. Melalui tinjauan pustaka dapat dibangun landasan teori yang sesuai dengan permasalahan atau kerangka konseptual penelitian misalnya buku referensi (baik buku-buku wajib perkuliahan maupun buku-buku-buku-buku umum), jurnal-jurnal penelitian, yang berkaitan dengan pembahasan penelitian untuk mencari teori-teori dan prinsip-prinsip yang dapat diterapkan dalam penelitian ini. 3.8 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Kuesioner

(20)

b. Wawancara

Wawancara dengan para karyawan dilakukan untuk memperoleh informasi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan variabel penelitian yaitu komunikasi, lingkungan kerja fisik dan semangat kerja karyawan.

c. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi dilakukan dengan cara mengumpulkan dan mempelajari data-data yang diperoleh yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan realibilitas dilakukan terhadap alat penelitian yaitu kuesioner. Penyebaran kuesioner khusus uji validitas dan reliabilitas diberikan kepada 30 orang pegawai diluar sampel.

Pengukuran dikatakan valid jika mengukur tujuannya dengan nyata atau benar. Reliabilitas menunjukkan akurasi dan konsistensi dari pengukurannya. Dikatakan konsisten jika beberapa pengukuran terhadap subjek yang sama diperoleh hasil yang tidak berbeda. Pada tahap prasurvei, kuesioner diberikan 30 kepada 30 orang pegawai di luar sampel dan dilakukan di PT Nusira Medan. Validitas dan realibilitas kuesioner dalam penelitian ini menggunakan bantuan software SPSS for Windows.

3.9.1 Uji Validitas

(21)

dengan membandingkan nilai correlated item total correlation atau disebut dengan pada setiap butir pertanyaan terhadap nilai .

Uji validitas dilakukan terlebih dahulu dengan memberikan kuesioner kepada 30 orang responden yang diambil dari luar sampel dan dilakukan di PT Nusira Medan. Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan software SPSS for Windows dengan kriteria sebagai berikut:

Jika > , maka pertanyaan dinyatakan valid Jika < , maka pertanyaan dinyatakan tidak valid Hasil pengolahan dari uji validitas dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.5 Uji Validitas Item-Total Statistics Scale Mean if

Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item

Deleted

VAR00001 76.07 306.138 .857 .948 Valid

VAR00002 76.41 306.894 .867 .948 Valid

VAR00003 76.10 317.239 .767 .950 Valid

VAR00004 76.28 314.993 .675 .950 Valid

VAR00005 76.79 317.170 .634 .951 Valid

VAR00006 75.97 322.963 .683 .951 Valid

VAR00007 76.03 311.034 .716 .950 Valid

VAR00008 76.28 325.421 .493 .952 Valid

VAR00009 76.14 328.552 .426 .953 Valid

VAR00010 76.41 328.394 .413 .953 Valid

VAR00011 76.86 322.552 .476 .953 Valid

VAR00012 76.14 329.123 .375 .954 Valid

VAR00013 75.79 305.741 .782 .949 Valid

VAR00014 75.31 322.507 .541 .952 Valid

VAR00015 75.97 314.106 .720 .950 Valid

VAR00016 75.76 319.618 .637 .951 Valid

VAR00017 76.48 309.759 .654 .951 Valid

VAR00018 76.07 306.138 .857 .948 Valid

VAR00019 76.41 306.894 .867 .948 Valid

VAR00020 76.10 317.239 .767 .950 Valid

VAR00021 76.28 314.993 .675 .950 Valid

VAR00022 76.79 317.170 .634 .951 Valid

VAR00023 75.97 322.963 .683 .951 Valid

(22)

Pada tabel 3.5 di atas dapat dilihat seluruh pernyataan memiliki nilai Corrected Item-Total Correlation lebih besar dari r tabel, yaitu 0,361, sehingga semua butir pertanyaan dinyatakan valid. Interpretasi Item-Total Statistics, yaitu:

1. Scale Mean if Item Deleted menerangkan nilai rata-rata total jika variabel (pernyataan) tersebut dihapus. Misalnya jika pernyataan 1 dihapus maka rata-rata variabel sebesar 76.07. Jika pernyataan 2 dihapus maka rata-rata variabel sebesar 76.41 dan seterusnya.

2. Scale Variance if Item Deleted menerangkan besarnya variance total jika variable (pernyataan) tersebut dihapus. Misalnya jika pernyataan 1 dihapus maka besarnya variance adalah sebesar 306.138. Jika pertanyaan (butir) item 2 dihapus maka besarnya variance adalah sebesar 306.894 dan seterusnya.

3. Corrected Item-Total Correlation merupakan korelasi antar skor item dengan skor total item yang dapat digunakan untuk menguji validitas instrumen. Nilai pada kolom Corrected Item-Total Correlation merupakan nilai rhitung yang akan dibandingkan dengan nilai rtabel untuk

mengetahui validitas pada setiap butir pertanyaan. Nilai rtabel pada uji

validitas ini adalah sebesar 0,361. 3.9.2 Uji Reliabilitas

(23)

pengukurannya. Dikatakan hasil tidak berbeda. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa butir pertanyaan disebut reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan bersifat konsisten dari waktu ke waktu.

Penelitian ini menggunakan one shot dimana kuisioner diberikan hanya sekali saja kepada responen dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain untuk mengikuti korelasi antar jawaban pertanyaan.

Suatu konstruk atau variabel dikatakan realiabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,8 reabilitas sangat baik / sangat meyakinkan, 0,7 < Cronbach Alpha < 0,8 reabilitas baik dan Cronbach Alpha < 0,7 reabilitas kurang meyakinkan Situmorang dan Lufti (2014:92).

Hasil pengolahan uji reliabilitas menggunakan SPSS dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.6 Uji Reliabilitas Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.953 24

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (Januari 2016)

Berdasarkan tabel 3.6 dapat dilihat Cronbach’s Alpha > 0,8 maka dinyatakan reliabilitas sangat baik.

3.10 Teknik Analisis Data 3.10.1 Analisis Deskriptif

(24)

dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diteliti.

3.10.2 Analisis Statistik

Analisis Regresi Linear Berganda

Metode analisis regresi linier berfungsi untuk mengetahui pengaruh/hubungan antara variabel independent dan variabel dependent apakah masing-masing variabel independent berhubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependent apabila nilai variabel independent mengalami kenaikan atau penurunan. Peneliti menggunakan bantuan program software SPSS for windows untuk memperoleh hasil yang lebih terarah. Rumus perhitungan persamaan regresi berganda adalah sebagai berikut:

Y = a + + + e Dimana:

Y = Semangat Kerja a = Konstanta

= Komunikasi

= Lingkungan Kerja Fisik = Koefisien Regresi Berganda e = Standar Eror

Model regresi linier berganda diatas harus memenuhi syarat asumsi klasik sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

(25)

terdapat nilai ekstrem data yang diambil. Ada dua cara yang dapat digunakan untuk uji normalitas, yaitu:

a. Analisis Grafik

Normalitas data dapat dilihat melalui penyebaran titik pada sumbu diagonal dari P-Plot atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusannya sebagai berikut: Apabila data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

Apabila data menyebar jauh dari diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

b. Analisis Statistik

Pengujian normalitas yang didasarkan pada uji statistik non parametrik Kolmogorof-Smirnov (K-S). Apabila pada hasil uji Kolmogorov Smirnov, nilai Asymp. Sig. (2-tailed) lebih besar dari 0,05 (α = 5%, tingkat signifikan) maka data berdistribusi normal.

2. Uji Multikolinieritas

(26)

Pengambilan Keputusannya:

Tolerance value < 0,1 atau VIF > 10 = terjadi multikolinearitas. Tolerance value > 0,1 atau VIF < 10 = tidak terjadi multikolinearitas. 3. Uji Heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari suatu residual pengamatan kepengamatan lain. Ada dua cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi gejala Heteroskedastisitas, yaitu:

a. Analisis Grafik

Gejala Heteroskedastisitas dapat dilihat dengan menggunakan grafik Scatterplot. Apabila data yang berbentuk titik-titik tidak membentuk suatu pola atau menyebar, maka model regresi tidak terkena heteroskedastisitas.

b. Analisis Statistik

Gejala heteroskedastisitas juga dapat dideteksi melalui uji glejser. 3.11 Uji Hipotesis

1. Uji Simultan (Uji F)

Uji simultan (uji F) adalah untuk melihat apakah variabel independent secara bersama-sama berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap variabel dependent. Melalui uji statistik dengan langkah-langkah sebagai berikut:

(27)

Artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independent terhadap variabel dependent.

Nilai akan dibandingkan dengan nilai . Kriteria pengambilan keputusan, yaitu:

< pada α = 5% > pada α = 5%

2. Uji Parsial (Uji t)

Uji parsial (uji t) dimaksudkan untuk melihat secara parsial apakah ada pengaruh yang signifikan dari variabel independent terhadap variabel dependent. Bentuk pengujiannya yaitu:

Variabel independent secara parsial tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependent.

Variabel independent secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependent.

Nilai akan dibandingkan dengan nilai . Kriteria pengambilan keputusan, yaitu:

(28)

3. Uji Koefisien Determinan ( )

(29)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan

Kota Tebing Tinggi yang memiliki posisi strategis karena berada di wilayah perlintasan darat antara kota Medan sebagai ibu kota kota provinsi dengan kota-kota lainnya di wilayah Sumatera Utara. Selain itu kota Tebing Tinggi juga dikelilingi oleh beberapa perkebunan milik Negara (BUMN) yaitu PTPN III dan PTPN IV yang berada di wilayah pemeritahan kabupaten Serdang Bedagai maupun perusahaan-perusahaan perkebunan swasta seperti PT Tanjung Kasau, Paya Pinang, dan PT Bridgestone Indonesia Dolok Melangir.

Bahkan kota Tebing Tinggi juga berdekatan dengan kawasan industri besar berskala nasional yaitu PT Indonesia Asahan Alumunium (PT INALUM) di Kuala Tanjung kabupaten Asahan yang sangat berpengaruh terhadap pendapatan daerah provinsi Sumatera Utara, sedangkan di wilayah kabupaten Simalungun yang bertetangga dengan kota Tebing Tinggi juga terdapat kawasan industri terbesar di Indonesia.

Dengan keuntungan geografis tersebut tetu saja menjadi modal penting bagi pemerintah kota Tebing Tinggi untuk membangun kota dan meninggikan kesejahteraan warganya dengan pembangunan di berbagai kehidupan masyarakat. Pembangunan disegala bidang yang dilakukan oleh pemerintah swasta di kota Tebing Tinggi dan sekitarnya tentu saja memberikan peluang usaha bagi pihak swasta untuk turut berpartisipasi dalam pembangunan.

(30)

wilayah kota Tebing Tinggi dan sekitarnya, seiring berjalannya waktu dalam kurun waktu 5 tahun tepatnya tahun 2015 usaha pembelian karet atau getah PT Artha Angkasa telah sampai ke provinsi Riau, Lampung, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi.

PT Artha Angkasa juga bergerak di bidang kontraktor menjadi rekanan pihak pemerintahan (PEMKO) kota Tebing Tinggi, dalam pengerjaan bangunan maupun infrastruktur lainnya seperti pembangunan gedung perkantoran, bangunan sekolah, pembangunan jalan, dan lainnya. Untuk mendukung kegiatan pembangunan tersebut PT Artha Angkasa di dukung oleh 10 unit alat berat beko, 12 unit dump truck, 40 unit truck tronton yang semuanya milik PT Artha Angkasa dan untuk menopang kinerja kendaraan dan alat-alat tersebut PT Artha Angkasa juga meiliki pusat perbengkelan mobil sendiri.

PT Rtha Angkasa juga bergerak di bidang bisnis perumahan, hal ini dibuktikan dengan pembangunan perumahan villa Pesona Indah yang terletak di jalan Letda Sujono kota Tebing Tinggi dengan membangun sebanyak 250 unit rumah pada tahun 2010. Disektor perkebunan PT Artha Angkasa juga memilki perkebunan kelapa sawit di daerah Balam kabupaten Rokan Hilir provinsi Riau dengan total areal 1000 ha yang telah dimiliki sejak tahun 2008.

(31)

4.2 Hasil Penelitian 4.2.1 Analisis Deskriptif

4.2.1.2 Analisis Deskriptif Responden

Analisis deskriptif dalam penelitian ini merupakan uraian atau penjelasan dari hasil pengumpulan data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh responden penelitian. Terdapat 24 butir pernyataan, 18 butir pernyataan untuk variabel X dan 6 butir pernyataan untuk variabel Y. Reponden dalam penelitian ini adalah karyawan PT Artha Angkasa Tebing Tinggi.

[image:31.595.148.518.389.505.2]

Berikut jumlah dan persentase gambaran umum responden : 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia Jumlah (Orang) Persentase

18-28 Tahun 29-39 Tahun 40-50 Tahun

>50

36 30 18 10

38,3% 31,9% 19,1% 10,6%

Total 94 100%

Sumber: Hasil pengolahan SPSS (Januari 2016)

(32)
[image:32.595.153.509.129.223.2]

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah (Orang) Persentase

Laki-Laki Perempuan

66 28

70.2% 29.8%

Total 94 100%

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (Januari 2016)

Pada Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa mayoritas responden adalah Laki-laki sebanyak 66 orang atau 70.2%, sedangkan responden perempuan sebanyak 28 orang atau 29.8%.

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja

Usia Jumlah (Orang) Persentase

1-2 Tahun 3-4 Tahun >4 Tahun

38 42 14

40.4% 44.7% 14.9%

Total 94 100%

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (Januari 2016)

Pada Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa mayoritas responden sudah bekerja antara 3 hingga 4 tahun yaitu sebanyak 42 orang atau 44.7%, sedangkan sisanya 38 orang (40.4%) sudah bekerja selama 1-2 tahun dan 14 orang (14.9%) sudah bekerja diatas 4 tahun.

4.2.1.2 Analisis Deskriptif Variabel

Terdapat 24 butir pernyataan yaitu 12 butir pernyataan untuk variabel komunikasi (X1), 6 butir pernyataan untuk variabel lingkungan kerja fisik (X2),

[image:32.595.147.514.392.500.2]
(33)

94 orang sampel. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini diukur menggunakan skala Likert untuk menanyakan pengaruh komunikasi dan lingkungan kerja fisik terhadap semangat kerja.

[image:33.595.147.511.235.501.2]

Berikut distribusi jawaban responden terhadap variabel X dan variabel Y: 1. Komunikasi sebagai X1

Tabel 4.4

Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Variabel Komunikasi (X1)

No Item

STS TS N S SS

F % F % F % F % F %

1 12 12,8 57 60,6 18 19.1 6 6.4 1 1.1

2 0 0 9 9.6 65 69.1 17 18.1 3 3.2

3 1 1.1 2 2.1 21 22.3 55 58.5 15 16 4 0 0 2 2.1 19 20.2 55 58.5 18 19.1 5 0 0 17 18.1 23 24.5 43 45.7 11 11.7 6 4 4.3 14 14.9 27 28.7 38 40.4 11 11.7 7 3 3.2 8 8.5 37 39.4 38 40.4 8 8.5 8 4 4.3 5 5.3 25 26.6 38 40.4 22 23.4 9 4 4.3 1 1.1 18 19.1 52 55.3 19 20.2 10 3 3.2 3 3.2 48 51.1 20 21.3 20 21.3 11 2 2.1 3 3.2 8 8.5 27 28.7 54 57.4 12 1 1.1 2 2.1 7 7.4 37 39.4 47 50 Sumber: Hasil Pengolahan Kuesioner (Januari 2016)

Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa:

1. Pada pernyataan “Perintah atau instruksi yang diberikan pimpinan kepada Bapak/Ibu dapat di mengerti dengan baik”, (1.1%) responden yang

(34)

2. Pada pernyataan “Pimpinan menjelaskan prosedur untuk setiap pekerjaan yang dilaksanakan oleh Bapak/Ibu”, (3.2%) responden yang menyatakan

sangat setuju, (18.1%) responden menyatakan setuju, (69.1%) responden menyatakan netral, (9.6%) responden menyatakan tidak setuju, dan tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan netral tidak tahu apakah pimpinan sudah menjelaskan prosedur pekerjaan atau tidak.

3. Pada pernyataan “Pimpinan memberi teguran atas kesalahan Bapak/Ibu”, (16%) responden yang menyatakan sangat setuju, (58.5%) responden menyatakan setuju, (22.3%) responden menyatakan netral, (2.1%) responden menyatakan tidak setuju, dan (1.1%) responden menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa pimpinan sudah memberikan teguran jika karyawan melakukan kesalahan dalam pekerjaan. 4. Pada pernyataan “Pimpinan memberi pujian bila Bapak/Ibu menjalankan tugas dengan memuaskan”, (19.1%) responden yang menyatakan sangat setuju, (58.5%) responden menyatakan setuju, (20.2%) responden menyatakan netral, (2.1%) responden menyatakan tidak setuju, dan tidak ada responden menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa pimpinan akan memberikan pujian jika karyawan menjalankan tugas dengan memuaskan.

(35)

ada responden menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan mau mendengarkan setiap masukan dari para karyawan. 6. Pada pernyataan “Laporan hasil pekerjaan yang Bapak/Ibu berikan kepada pimpinan mendapat respon yang baik”, (11.7%) responden yang

menyatakan sangat setuju, (40.4%) responden menyatakan setuju, (28.7%) responden menyatakan netral, (14.9%) responden menyatakan tidak setuju, dan (4.3%) responden menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa pimpinan memberikan respon positif dengan laporan hasil pekerjaan yang diberikan pegawai.

7. Pada pernyataan “Bapak/Ibu selalu memberikan informasi terbaru tentang pekerjaan kepada karyawan lain untuk pencapaian tujuan perusahaan”, (8.5%) responden yang menyatakan sangat setuju, (40.4%) responden menyatakan setuju, (39.4%) responden menyatakan netral, (8,5%) responden menyatakan tidak setuju, dan (3.2%) responden menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan peduli dengan rekannyaagar tidak ketinggalan informasi tentang pekerjaan yang diberikan.

8. Pada pernyataan “Pimpinan atau karyawan mendistribusikan koordinasi tugas”, (23.4%) responden yang menyatakan sangat setuju, (40.4%)

(36)

9. Pada pernyataan “Pimpinan atau karyawan rapat untuk mendiskusikan konflik”, (20.2%) responden yang menyatakan sangat setuju, (55.3%) responden menyatakan setuju, (19.1%) responden menyatakan netral, (1.1%) responden menyatakan tidak setuju, dan (4.3%) responden menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa pimpinan dan selalu berdiskusi jika terjadi konflik didalam perusahaan.

10. Pada pernyataan “Komunikasi yang baik dengan karyawan bagian lain mempermudah Bapak/Ibu untuk memperoleh informasi secara cepat tentang pekerjaan”, (21.3%) responden yang menyatakan sangat setuju,

(21.3%) responden menyatakan setuju, (51.1%) responden menyatakan netral, (3.2%) responden menyatakan tidak setuju, dan (3.2%) responden menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan kurang mengetahui apakah bekomunikasi dengan karyawan dibagian pekerjaan lain akan memudahkan memperoleh informasi secara cepat. 11. Pada pernyataan “Adanya ketergantungan diantara bagian yang satu

dengan bagian yang lain”, (57.4%) responden yang menyatakan sangat setuju, (28.7%) responden menyatakan setuju, (8.5%) responden menyatakan netral, (3.2%) responden menyatakan tidak setuju, dan (2.1%) responden menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa antar bagian pekerjaan saling bergantung satu sama lain.

(37)

menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa para karyawan selalu berkoordinasi dengan baik antar bagian pekerjaan.

[image:37.595.145.511.168.344.2]

2. Variabel Lingkungan Kerja Fisik sebagai X2

Tabel 4.5

Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Variabel Lingkungan Kerja Fisik (X2) No

Item

STS TS N S SS

F % F % F % F % F %

1 1 1.1 3 3.2 21 22.3 48 51.1 21 22.3

2 0 0 2 2.1 2 2.1 36 38.3 54 57.4

3 0 0 7 7.4 34 36.2 34 36.2 19 20.2

4 0 0 6 6.4 18 19.1 32 34 38 40.4

5 1 1.1 8 8.5 28 29.8 29 30.9 28 29.8 6 1 1.1 3 3.2 49 52.1 21 22.3 20 21.3 Sumber: Hasil Pengolahan Kuesioner (Januari 2016)

1. Pada pernyataan “Bapak/Ibu senang dengan penataan warna di tempat kerja”, (22.3%) responden yang menyatakan sangat setuju, (51.1%)

responden menyatakan setuju, (22.3%) responden menyatakan netral, (3.2%) responden menyatakan tidak setuju, dan (1.1%) responden menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa para karyawan senang dengan penataan warna ditempat kerja mereka.

2. Pada pernyataan “Kualitas penerangan yang tersedia ditempat kerja Bapak/Ibu sudah memadai”, (57.4%) responden yang menyatakan sangat setuju, (38.3%) responden menyatakan setuju, (2.1%) responden menyatakan netral, (2.1%) responden menyatakan tidak setuju, dan tidak ada responden menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas penerangan ditempat kerja sudah memadai.

(38)

responden menyatakan tidak setuju, dan tidak ada responden menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas udara diruangan kerja sudah baik.

4. Pada pernyataan “Bapak/Ibu terganggu dengan suara bising yang ada di tempat kerja”, (40.4%) responden yang menyatakan sangat setuju, (34%) responden menyatakan setuju, (19.1%) responden menyatakan netral, (6.4%) responden menyatakan tidak setuju, dan tidak ada responden menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa para karyawan sangat terganggu dengan suara bising yang ada ditempat kerja. 5. Pada pernyataan “Ruang kerja Bapak/Ibu memungkinkan untuk bergerak

leluasa”, (29.8%) responden yang menyatakan sangat setuju, (30.9%) responden menyatakan setuju, (29.8%) responden menyatakan netral, (8.5%) responden menyatakan tidak setuju, dan (1.1%) responden menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa ruang kerja sudah cukup luas untuk bergerak dengan leluasa.

(39)
[image:39.595.152.512.113.288.2]

3. Variabel Semangat Kerja sebagai Y

Tabel 4.6

Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Variabel Semangat Kerja (Y)

No Item

STS TS N S SS

F % F % F % F % F %

1 0 0 3 3.2 8 8.5 27 28.7 56 59.6

2 0 0 2 2.1 7 7.4 37 39.4 48 51.1

3 1 1.1 3 3.2 21 22.3 48 51.1 21 22.3

4 0 0 2 2.1 2 2.1 36 38.3 54 57.4

5 0 0 7 7.4 34 36.2 34 36.2 19 20.2 6 28 29.8 19 20.2 17 18.1 21 22.3 9 9.6 Sumber: Hasil Pengolahan Kuesioner (Januari 2016)

1. Pada pernyataan “Produktivitas yang Bapak/Ibu berikan sesuai dengan beban kerja”, (59.6%) responden yang menyatakan sangat setuju, (28.7%)

responden menyatakan setuju, (8.5%) responden menyatakan netral, (3.2%) responden menyatakan tidak setuju, dan tidak ada responden menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa produktivitas karyawan sesuai dengan beban kerja yang diberikan.

2. Pada pernyataan “Bapak/Ibu selalu hadir setiap hari kerja”, (51.1%) responden yang menyatakan sangat setuju, (39.4%) responden menyatakan setuju, (7.4%) responden menyatakan netral, (2.1%) responden menyatakan tidak setuju, dan tidak ada responden menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan selalu hadir setiap hari kerja.

(40)

setuju. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan betah untuk bekerja didalam perusahaan.

4. Pada pernyataan “Bapak/Ibu tidak pernah merusak peralatan kantor pada saat bekerja”, (57.4%) responden yang menyatakan sangat setuju, (38.3%)

responden menyatakan setuju, (2.1%) responden menyatakan netral, (2.1%) responden menyatakan tidak setuju, dan tidak ada responden menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan tidak merusak peralatan kantor pada saat sedang bekerja.

5. Pada pernyataan “Bapak/Ibu senang dengan pekerjaan yang diberikan”, (20.2%) responden yang menyatakan sangat setuju, (36.2%) responden menyatakan setuju, (36.2%) responden menyatakan netral, (7.4%) responden menyatakan tidak setuju, dan tidak ada responden menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan senang dengan pekerjaan yang sudah diberikan.

(41)

4.2.2 Uji Asumsi Klasik 4.2.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah model regresi berdistribusi normal atau tidak, Uji normalitas dapat dilakukan dengan analisis grafik yaitu pada Normal P-P Plot of Regression Standarizied Residual. Jika titik menyebar di sekitar garis diagonal maka data telah berdistribusi normal. Berikut ini grafik pada uji normalitas adalah sebagai berikut:

[image:41.595.206.428.293.527.2]

Sumber: Pengolahan SPSS (Januari 2016)

(42)

Sumber: Pengolahan SPSS (Januari 2016)

Gambar 4.2 Hasil Histogram Uji Normalitas

[image:42.595.173.460.107.317.2]

Dari Gambar 4.1 dapat dilihat bahwa titik titik menyebar mengikuti data di sepanjang garis diagonal, hal ini berarti data berdistribusi normal. Pada Gambar 4.2 dapat dilihat bahwa variabel berdistribusi normal, hal ini ditunjukkan oleh distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan.

Tabel 4.7

Uji Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 94

Normal Parametersa,b Mean .0000000 Std. Deviation 2.00525060 Most Extreme

Differences

Absolute .072

Positive .051

Negative -.072

Test Statistic .072

Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

(43)

Menurut Umar (2008:181) bahwa, apabila pada hasil uji Kolmogorov Smirnov, nilai Asymp. Sig (2-tailed) lebih besar dari 0.05 (α = 5%, tingkat signifikan) maka data berdistribusi normal. Pada Tabel 4.7 dapat dilihat, probabilitas hasil uji Kolmogorov Smirnov yaitu 0.072 lebih besar dari 0.05. Sehingga model regresi yang didapat adalah berdistribusi normal.

4.2.2.2 Uji Multikolinieritas

[image:43.595.118.509.457.591.2]

Gejala Multikolinieritas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance adalah mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan variabel independen lainnya. Nilai yang dipakai untuk Tolerance > 0.1 dan VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinieritas.

Tabel 4.8 Uji Multikolinieritas Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 (Constant)

KOMUNIKASI .642 1.558

LINGKUNGAN KERJA

FISIK .642 1.558

a. Dependent Variable: SEMANGAT KERJA Sumber: Pengolahan SPSS (Januari 2016)

Berdasarkan Tabel 4.8 memperlihatkan semua nilai variabel independen untuk Tolerance >0.1 dan VIF < 5, hal ini berarti tidak terjadi multikolinieritas. 4.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas

(44)
[image:44.595.112.514.174.355.2]

sebaliknya jika variansnya tidak sama atau berbeda dikatakan terjadi heteroskedastisitas. Persamaan yang baik adalah dikatakan jika tidak terjadi heteroskedastisitas.

Tabel 4.9 Uji Glejser Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 2.859 1.109 2.579 .012

KOMUNIKASI -.096 .053 -.202 -1.810 .074

LINGKUNGAN

KERJA FISIK -.054 .046 -.137 -1.167 .247

a. Dependent Variable: ABS_RES

Sumber: Pengolahan SPSS (Januari 2016)

(45)
[image:45.595.169.461.100.319.2]

Sumber: Pengolahan SPSS (Januari 2016)

Gambar 4.3 Hasil Scatterplot Uji Heteroskedastisitas

Melalui analisis grafik, suatu model regresi dianggap tidak terjadi heteroskedastisitas jika titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas serta tersebar di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y. Maka pada gambar 4.3 menunjukkan bahwa titik-titik menyebar secara acak, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

4.2.3 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Untuk mengidentifikasi semangat kerja karyawan PT. Artha Angkasa Tebing Tinggi, dilakukan melalui pendekatan regresi linear berganda dengan variabel yang mempengaruhi, yaitu komunikasi dan lingkungan kerja fisik. Dengan model persamaan yang digunakan sebagai berikut:

Y = a + + + e

(46)
[image:46.595.114.509.125.274.2]

Tabel 4.10

Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 2.014 2.050 .982 .329

KOMUNIKASI .226 .052 .340 4.347 .000

LINGKUNGAN

KERJA FISIK .498 .073 .534 6.820 .000

a. Dependent Variable: SEMANGAT KERJA Sumber: Pengolahan SPSS (Januari 2016)

Dari hasil penggunaan metode analisis regresi linier berganda pada penelitian ini, maka diperoleh suatu bentuk persamaan, yaitu:

Y= 2,014 + 0,226X1 + 0,498X2+ e Hal ini mengandung arti bahwa:

1. Konstanta (a) = 2,014. Ini menunjukkan nilai konstan, dimana jika variabel komunikasi (X1), dan lingkungan kerja fisik (X2) = 0, maka

semangat kerja karyawan PT Artha Angkasa Tebing Tinggi sebesar 2,014. 2. Koefisien X1 = 0,226. Ini menunjukkan bahwa apabila variabel

komunikasi ditingkatkan satu satuan, maka semangat kerja karyawan PT Artha Angkasa Tebing Tinggi akan meningkat sebesar 0,226 satuan. 3. X2 = 0,498. Ini menunjukkan bahwa apabila variabel lingkungan kerja

(47)

4.2.4 Pengujian Hipotesis 4.2.4.1 Uji Simultan (Uji F)

Uji F dilakukan untuk melihat apakah variabel bebas yang terdiri dari komunikasi dan lingkungan kerja fisik yang dimasukkan dalam model yang mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat yakni semangat kerja.

Kriteria Pegambilan Keputusan yaitu:

H0 diterima apabila Fhitung < Ftabel pada α = 5%

[image:47.595.109.517.384.483.2]

H1 diterima apabila Fhitung > Ftabel pada α = 5%

Tabel 4.11 Uji Simultan (Uji F) ANOVAa

Model

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 537.936 2 268.968 63.544 .000b Residual 385.181 91 4.233

Total 923.117 93

a. Dependent Variable: SEMANGAT KERJA

b. Predictors: (Constant), LINGKUNGAN KERJA FISIK, KOMUNIKASI Sumber: Pengolahan SPSS (Januari 2016)

Berdasarkan Tabel 4.11 diperoleh nilai Fhitung adalah 63,544 dengan

tingkat signifikansi 0,000. Sedangkan Ftabel pada tingkat kepercayaan 95%

(α=0,05) adalah 3.096. Sehingga pada perhitungan Fhitung (25,526) > Ftabel (3.096)

H1 diterima, hal ini menunjukkan bahwa pengaruh komunikasi dan lingkungan

(48)

4.2.4.2 Uji Parsial (Uji t)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh suatu variabel independent secara parsial masing-masing terhadap variabel dependent dan mengetahui variabel independent mana yang berpengaruh paling dominan.

Kriteria Pengambilan Keputusan yaitu: H0 diterima apabila thitung < ttabelpada α = 5%

[image:48.595.115.508.326.479.2]

H1 diterima apabila thitung > ttabel pada α = 5%

Tabel 4.12 Uji Parsial (Uji t)

Sumber: Pengolahan SPSS (Januari 2016) Dari Tabel 4.12 dapat dilihat bahwa:

1. Nilai dari thitung variabel komunikasi adalah 4,347 dan ttabel bernilai 1.986

sehingga thitung > ttabel (4,347 > 1.986) sehingga dapat dikatakan bahwa

variabel komunikasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap semangat kerja karyawan PT Artha Angkasa Tebing Tinggi.

2. Nilai dari thitung variabel lingkungan kerja fisik adalah 6,820 dan ttabel

bernilai 1.986 sehingga thitung > ttabel (6,820 > 1.986) sehingga dapat

dikatakan bahwa variabel lingkungan kerja fisik berpengaruh positif dan signifikan terhadap semangat kerja karyawan PT Artha Angkasa Tebing Tinggi.

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 2.014 2.050 .982 .329

KOMUNIKASI .226 .052 .340 4.347 .000

LINGKUNGAN

KERJA FISIK .498 .073 .534 6.820 .000

(49)

4.2.4.3 Koefisien Determinan (R2)

Koefisien determinan bertujuan untuk mengetahui signifikansi variabel. Koefisien determinasi melihat seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Koefisien determinan berkisar antara 0 (nol) sampai dengan 1 (satu), 0 < R2 < 1.

[image:49.595.114.510.288.455.2]

Nilai koefisien determinasi dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.13 berikut ini:

Tabel 4.13

Uji Koefisien Determinan (R2) Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

1 .763a .583 .574 2.05737

a. Predictors: (Constant), LINGKUNGAN KERJA FISIK, KOMUNIKASI b. Dependent Variable: SEMANGAT KERJA

Sumber: Pengolahan SPSS (Januari 2016) Interpretasi dari Model Summary yaitu:

1. Nilai R Square adalah angka 0,583, hal ini menunjukkan bahwa sebesar 58,3% variabel semangat kerja dapat dipengaruhi oleh variabel komunikasi dan lingkungan kerja fisik. Sedangkan sisanya (41,7%) dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian ini.

(50)

4.3 Pembahasan

4.3.1 Pengaruh Komunikasi Terhadap Semangat Kerja

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel komunikasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap semangat kerja karyawan, yang artinya jika variabel komunikasi meningkat, maka semangat kerja karyawan akan meningkat. Berdasarkan dengan deskripsi jawaban responden pada kuesioner yang disebar, butir pernyataan 5 dari komunikasi, menunjukkan 43 orang (45.7%) responden menyatakan setuju bahwa saran yang diberikan mereka terhadap perusahaan dapat diterima dengan baik. Hasil ini menunjukkan bahwa komunikasi yang terjadi antara karyawan dengan perusahaan berjalan dengan baik sehingga dapat meningkatkan semangat kerja karyawan.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Prayogi (2010) yang menyatakan komunikasi berpengauh positif dan signifikan terhadap semangat kerja karyawan PT Telkom Regional I Bidang Customer Care. Hasdianti (2013) juga menyatakan bahwa komunikasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap semangat kerja karyawan pada bagian kepegawaian. Demikian pula dengan penelitian yang dilakukan oleh Prayudi dan Gianyar (2014) komunikasi berpengaruh signifikan terhadap semangat kerja karyawan pada PT BPR Tish Sukawati Gianyar.

(51)

bekerja dengan baik, hal ini dibuktikan dari mayoritas responden (58.5%) memilih sangat setuju pada butir pernyataan 3 variabel komunikasi.

4.3.2 Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Semangat Kerja

Hasil penelitian menunjukkan bahwa lingkungan kerja fisik berpengaruh positif dan signifikan terhadap semangat kerja karyawan, yang artinya jika variabel lingkungan kerja fisik meningkat, maka semangat kerja karyawan akan meningkat. Berdasarkan deskripsi jawaban responden pada butir pernyataan 5 variabel lingkungan kerja fisik, diketahui 29 orang (30.9%) responden menyatakan setuju bahwa ruang kerja mereka memungkinkan untuk bergerak leluasa. Hasil ini menunjukkan bahwa karyawan sudah merasa nyaman sehingga semangat kerja karyawan akan meningkat.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Ginting (2012) yang menyatakan bahwa variabel lingkungan kerja mempunyai pengaruh dominan terhadap semangat kerja karyawan pada Balai Latihan Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera Utara.

Penelitian ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Prayudi dan Gianyar (2014) yang menyatakan bahwa variabel berpengaruhpositif dan signifikan terhadap semangat kerja karyawan pada PT BPR Tish Sukawati Gianyar. Demikian pula dengan penelitian yang dilakukan oleh Dharmawan dan Sudharma (2013) yang menyatakan bahwa variabel lingkungan kerja fisik berpengaruh positif dan signifikan terhadap semangat kerja karyawan.

(52)
(53)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Penelitian ini mengenai pengaruh komunikasi dan lingkungan kerja fisik terhadap semangat kerja karyawan PT. Artha Angkasa Tebing Tinggi, menghasilkan kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil pengujian simultan (Uji F) diketahui bahwa komunikasi dan lingkungan kerja fisik berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap semangat kerja karyawan PT Artha Angkasa Tebing Tinggi. Hasil ini menunjukkan bahwa komunikasi dan lingkungan kerja fisik yang baik akan meningkatkan semangat kerja karyawan.

2. Berdasarkan uji parsial (uji t) diketahui bahwa komunikasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap semangat kerja karyawan PT Artha Angkasa tebing Tinggi.

3. Berdasarkan uji parsial (uji t) diketahui bahwa lingkungan kerja fisik berpengaruh positif dan signifikan terhadap semangat kerja karyawan PT Artha Angkasa Tebing Tinggi dan merupakan variabel yang paling dominan terhadap semangat kerja.

(54)

5.2 Saran

1. Pimpinan harus dapat menjelaskan perintah atau tugas yang akan diberikan kepada karyawan dengan jelas, hal ini agar tidak terjadi kesalahpahaman antara pimpinan dan karyawan dikarenakan kurang jelasnya perintah yang diberikan.

2. Perusahaan harus lebih memperhatikan kebersihan didalam lingkungan kerja agar para karyawan merasa nyaman pada saat menjalankan pekerjaannya.

(55)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis

2.1.1 Komunikasi

2.1.1.1 Pengertian Komunikasi

“Komunikasi merupakan suatu proses pertukaran informasi antar individu

melalui suatu sistem yang (lazim), baik dengan simbol-simbol, sinyal-sinyal maupun perilaku atau tindakan (Purwanto, 2006:3). Jadi dalam komunikasi itu terdapat di dalamnya suatu proses, terdapat simbol-simbol dan simbol-simbol itu mengandung arti. Arti atau makna simbol disini tentu saja tergantung pada pemahaman dan persepsi komunikan sehingga ada umpan balik (feedback) bagi komunikan setelah mendapatkan pesan. Oleh karena itu, komunikasi akan efektif dan tujuan komunikasi akan tercapai, apabila masing-masing pelaku yang terlibat di dalamnya mempunyai persepsi yang sama terhadap simbol.

“Komunikasi organisasi adalah suatu proses komunikasi yang

menggunakan media yaitu bahasa atau simbol-simbol yang biasa digunakan untuk mentransfer pesan-pesan dari pemberi pesan ke penerima pesan melalui proses komunikasi agar diperoleh suatu hasil yang sangat berarti bagi suatu organisasi.”

(Purwanto, 2003:20).

(56)

2.1.1.2 Tujuan Komunikasi

Tujuan komunikasi adalah sebagai saluran untuk melakukan dan menerima pengaruh mekanisme perubahan, alat untuk mendorong atau mempertinggi motivasi perantara dan sebagai sarana yang memungkinkan suatu organisasi mencapai tujuannya.

Menurut Effendy (2006:27) ada tiga tujuan komunikasi yaitu:

1. Mengubah sikap (to change the attitude), yaitu sikap individu atau kelompok terhadap sesuatu menjadi berubah atas informasi yang mereka terima.

2. Mengubah pendapat atau opini (to change the behavior), yaitu perilaku individu atau sekelompok terhadap sesuatu menjadi berubah atas informasi yang diterima.

3. Mengubah masyarakat (to change the society), yaitu tingkat sosial individu atau sekelompok terhadap sesuatu menjadi berubah atas informasi yang diterima.

2.1.1.3 Proses Komunikasi

(57)

1. Pengirim 2. Penyandian 3. Pesan 4. Saluran

5. Penerjemahan sandi 6. Penerima

7. Gangguan 8. Umpan balik

[image:57.595.124.518.94.577.2]

Sumber: Purwanto (2006)

Gambar 2.1 Proses Komunikasi

Menurut (Purwanto, 2006:11) Pada prinsipnya dalam proses komunikasi memiliki 6 (enam) tahapan yaitu:

1. Pengiriman mempunyai satu ide atau gagasan

Sebelum proses penyampaian pesan dilakukan, maka pengirim pesan harus menyiapkan ide atau gagasan apa yang ingin di sampaikan pada pihak lain.

Tahap 1

Pengirim mempunyai gagasan

Tahap 2

Pengirim mengubah ide menjadi pesan

Tahap 3

Pengirim mengirim pesan

SALURAN

DAN

MEDIA

Tahap 6

Penerima memberi tanggapan dan feedback

Tahap 5

Penerima menafsirkan pesan

Tahap 4

(58)

Ide dapat diperoleh dari berbagai sumber, ide yang diolah dalam bentuk pengirim di saring dan disusun kedalam suatu memori daam pikiran orang yang memiliki mental yang berbeda. Hal ini disebabkan karena penyerapan berbagai informasi dan pengalaman berbeda-beda pada setiap individu.

2. Pengirim mengubah ide menjadi suatu pesan

Pada proses komunikasi, tidak semua ide dapat diterima atau dimengerti dengan sempurna. Agar ide dapat diterima dan dimengerti dengan sempurna pengirim pesan harus memperhatikan subjek apa yang ingin disampaikan, maksud (tujuan), penerima pesan, gaya persona dan latar belakang budaya.

3. Pengirim menyampaikan pesan

Pada saat menyampaikan pesan dapat digunakan berbagai saluran. Biasanya rangkai komunikasi yang dilakukan relatif pendek, namun ada juga yang cukup panjang. Hal ini akan berpengaruh terhadap efektifitas penyampaian pesan. Ketika penyampaian pesan dapat digunakan berbagai media komunikasi baik media tulis maupun lisan.

4. Penerima menerima Pesan

Komunikasi antara seseorang dengan orang lain akan terjadi bila pengirimmengirimkan suatu pesan dan penerima menerima pesan tersebut. 5. Penerima menafsirkan pesan

(59)

baru bisa di tafsirkan secara benar bila penerima pesan telah memahami isi pesan sebagaimana yang dimaksud oleh pengirim.

6. Penerima memberi tanggapan dan memberi umpan balik ke pengirim Setelah menerima pesan, penerima akan memberikan tanggapan dengan cara tertentu dan akan memberi sinyal terhadap pengirim pesan. Sinyal yang diberikan oleh penerima pesan beraneka ragam, hal ini tergantung pesan yang diterimanya. Umpan balik memegang peranan penting dalam proses komunikasi karena ia memberi kemungkinan bagi pengirim untuk menilai efektifitas suatu pesan. Disamping itu, adanya umpan balik dapat menunjukan adanya faktor-faktor penghambat komunikasi, misalnya perbedaan latar belakang, perbedaan penafsiran kata-kata dan perbedaan reaksi secara emosional.

2.1.1.4 Saluran Komunikasi dalam Organisasi

Pemahaman yang lebih baik tentang komunikasi dapat diperoleh dengan mempeajari arah-arah dasar gerakannya yang tampak dengan terbentuknya salurasaluran komunikasi. Adapun saluran-saluran komunikasi formal yang biasa terdapat dalam organisasi adalah:

Berdasarkan Arah Komunikasi: 1. Komunikasi Vertikal

(60)

pengarahan, informasi, instruksi, nasehat/sasaran dan penilaian kepada bawahan serta memberikan informasi kepada para anggota organisasi tentang tujuan dan kebijaksanaan organisasi.

Berita-berita kebawah dapat berbentuk tulisan maupun lisan, dan biasanya disampaikan melalui memo, laporan atau dokumen lain, pertemuan atau rapat dan percakapan serta melalui interaksi. Dan manajemen seharusnya tidak memusatkan perhatiannya pada usaha komunikasi ke bawah, tetapi juga komunikasi ke atas. Komunikasi ke atas (Upward Communication) alur pesan yang disampaikan berasal dari bawah (karyawan) menuju ke atas (manajer).

Pesan yang ingin disampaikan mula-mula berasal dari karyawan yang selanjutnya disampaikan ke jalur yang lebih tinggi, yaitu bagian pabrik, ke manajer produksi, dan akhirnya ke manajer umum. Tipe komunikasi ini mencakup laporan-laporan periodik, penjelasan, gagasan dan permintaan untuk diberikan keputusan. Hal ini dapat dipandang sebagai data atau informasi umpan balik bagi manajemen atas.

2. Komunikasi Horizontal

Komunikasi horizontal meliputi hal-hal berikut ini:

1. Komunikasi di antara bagian-bagian yang memiliki posisi sejajar dalam suatu organisasi.

(61)

dirancang untuk mempermudah koordinasi dan penanganan masalah. Komunikasi horizontal, selain membantu koordinasi kegiatan-kegiatan horizontal, komunikasi tipe ini juga menghindarkan prosedur pemecahan yang lambat.

3. Komunikasi Diagonal

Komunikasi diagonal merupakan komunikasi yang memotong secara menyilang diagonal rantai perintah organisasi. Hal ini sering terjadi sebagai hasil hubungan-hubungan departemen lini dan staf. Hubungan-hubungan yang ada antara personalia ini dan staf dapat berbeda-beda, yang akan membentuk beberapa komunikasi diagonal yang berbeda-beda pula. Berdasarkan cara penyampaiannya:

1. Komunikasi Verbal

Komunikasi verbal adalah komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan dalam bentuk kata-kata baik lisan maupun tulisan. Komunikasi lisan adalah komunikasi melalui ucapan kata-kata atau kalimat meliputi apa yang dikatakan dan bagaimana mengatakannya yang bersifat tatap muka (face to face communication) atau tidak tatap muka. Komunikasi tertulis adalah komunikasi dengan mempergunakan rangkaian kata-kata atau kalimat, kode-kode (yang mengandung arti) tertulis yang dapat dimengerti pihak lain.

2. Komunikasi Non-Verbal

(62)

bahasa badan (language body) yang menyatakan sikap dan perasaan seseorang.

2.1.1.5 Fungsi Komunikasi

Dalam mengkoordinir kegiatan diperusahaan, pimpinan perusahaan harus benar-benar dapat memanfaatkan proses komunikasi yang dilakukannya dengan para karyawan yang sesuai menurut fungsi komunikasi yaitu Menghubungkan semua unsur yang melakukan interrelasi pada semua lapisan, sehingga menimbulkan rasa kesetia-kawanan dan loyalitas antar sesama, seperti:

1. Pimpinan dapat menegtahui langsung keadaan bidang-bidang sehingga berlangsung operasional yang efisien.

2. Meningkatkan rasa tanggung jawab semua anggota, dan melibatkan mereka pada kepentingan organisasi. Munculah kemudian rasa keterlibatan dan rasa ikut memiliki.

3. Memunculkan saling pengertian dan saling menghargai tugas masing-masing, sehingga meningkatkan rasa kesatuan penetapan espirit de corps (semangat korps).

2.1.1.6 Unsur-unsur Komunikasi

Menurut Effendy (2006:10) komunikasi meliputi lima unsur sehingga dapat dilancarkan secara efektif, diantaranya:

1. Komunikator

(63)

komunikator (source attractivenss) dan kredilitas sumber atau kepercayaan komunikan kepada komunikator.

2. Pesan Komunikasi

Pesan komunikasi merupakan suatu informasi isi pernyataan dalam bentuk bahasa, kode, maupun lambang. Pesan komunikasi terdiri atas isi pesan dan lambang/simbol. Isi pesan adalah materi atau bahan yang dipilih oleh sumber (komunikator) untuk menyampaikan maksudnya. Lambang pesan adalah simbol yang dipergunakan untuk menyampaikan isi komunikasi, diantaranya bahasa, gambar, dan warna.

3. Media Komunikasi

Media adalah alat untuk sarana yang dipergunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada komunikan beruapa surat, papan pengumuman, teepon, surat kabar, majalah, film, fax, radio, email dan sebagainya. Dalam berkomunikasi antar hubungan manusia di suatu organisasi, terdapat dua pembagian media yang dapat dipergunakan, yaitu media pribadi dan media antar kelompok.

a. Media antar pribadi

(64)

b. Media Kelom

Gambar

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert
Tabel 3.3 Jumlah Karyawan PT Artha Angkasa Tebing Tinggi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan menggunakan mesin las SMAW, peserta didik diharapkan mampu Melalui analisis fungsi dan jenis peralatan utama dan bantu dari proses SMAW maka peserta didik

Jarak antara batas area potensial dengan dinding makam Jarak minimum 500 meter Penggunaan lahan eksisting Penggunaan lahan untuk kegiatan tertentu berdasarkan

Kebiasaan memberikan makanan selain AS1 yang terlalu awal (dua minggu), selain merupakan pemborosan sumber daya, karena kebutuhan zat gizi bayi masih bisa dipenuhi hanya dari

Toko buku berkah memberikan kemudahan bagi Konsumen, karena dapat memilih buku melalui Website yang buka 24 jam setiap hari, karena situs ini dapat di akses dimana saja dan kapan

Jum’at 10 Januari 2014 Bribtu Nurul Avandi anggota seseksep criminal sector kelapa nunggang, tewas setelah ditembak seseorang yang akan merampok motor miliknya yang terparkir di

PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN

Untuk Investor Dana Investasi Tidak Terikat 70,720 52,966 F... Penggunaan Dana Zis 3.1 Disalurkan Ke Lembaga

(7) Pelaksanaan penyerahan arsip sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f dilakukan dengan menyerahkan arsip statis ke Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah